STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH
ASHRI INDRIATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2015 Ashri Indriati NIM F351124111
RINGKASAN ASHRI INDRIATI. Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah. Dibimbing oleh M SYAMSUL MAARIF dan AJI HERMAWAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian terpenting di dalam perekonomian suatu negara. Hal tersebut dikarenakan UKM mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Salah satu faktor penting di dalam suatu usaha yaitu sumber daya manusia (SDM). SDM memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena fasilitas yang canggih dan lengkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu usaha tanpa diimbangi oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Pengembangan SDM khususnya di UKM masih sangat kurang. SDM menjadi salah satu masalah yang mempengaruhi peningkatkan kinerja UKM. Tujuan dari penelitian yaitu: (1) mengaudit kinerja UKM; (2) menganalisis dan memformulasikan arah pengembangan UKM; (3) menganalisis dan memformulasikan strategi untuk meningkatkan kinerja UKM melalui peningkatan kualitas SDM. Penelitian dimulai dengan mengaudit kinerja UKM. Pemilihan UKM berdasarkan data keuangan dan manajemen yang telah diaplikasikan di UKM. Sampel pada penelitian ini berjumlah delapan UKM. Hasil audit kinerja UKM menghasilkan skor yang mengelompokan UKM menjadi empat kelompok berdasarkan kinerja. Selain itu data audit dianalisis untuk diperoleh kekuatan dan kelemahan UKM. Hasil analisis menjadi bahan pertimbangan pengumpulan asumsi untuk peningkatan kualitas SDM beserta tingkat kepentingan dan kepastiannya. Metode yang digunakan yaitu Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST). Pakar yang terlibat sebanyak tiga orang yang berasal dari lembaga yang terkait dengan peningkatan SDM UKM. Pakar paad tahap ini memberikan asumsi dan memperikan bobot asumsi berdasarkan tingkat kepentingan dan kepastiannya. Selanjutnya, asumsi yang memiliki tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi dipilih untuk dilakukan pemrioritasan asumsi. Penentuan prioritas asumsi dilakukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Pemilihan pakar dilakukan berdasarkan reputasi, kedudukan, dan pemahaman terhadap UKM sebagai objek penelitian. Pakar mengisi kuesioner yang dibuat berdasarkan asumsi strategi dan hal terkait pemilihan kebijakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Software Expert Choice 11. Hasil analisis menunjukan diklat berbasis kebutuhan menjadi prioritas alternatif. Diklat berbasis kebutuhan merupakan strategi prioritas untuk peningkatan kualitas SDM sehingga akan berdampak pada peningkatan kinerja di UKM Manisan Cianjur. Kata Kunci: AHP, audit, kinerja, SAST, SDM.
SUMMARY ASHRI INDRIATI. The Strategy of Human Resources Quality Enhancement to Improve Small and Medium Enterprises’ Performance. Supervised by M. SYAMSUL MAARIF and AJI HERMAWAN. Small and Medium Enterprise (SMEs) is one of the substantial part in a country’s economy. It can take up labor and alleviate unemployment. One of important factors of production is that human resources (HR). HR play an important role in achieving goals since sophisticated and complete facility cannot guarantee goals achievements without qualified HR that are going to utilize those. Capacity building particularly in SMEs is yet to meet requirements. HR is one of problems affecting SMEs’ performance improvement. The objective of the research is to (1) audit SMEs performances; (2) analyse and formulate SMEs development; (3) analyse and formulate the strategy of enhancing SMEs’ performance by HR quality improvement. The study began with a performance audit of SMEs. Selection of SMEs based on financial data and management that has been applied in SMEs. The sample in this study of eight SMEs. The results of a performance audit of SMEs generate scores that classify SMEs into four groups based on performance. In addition, the audit data obtained were analyzed for strengths and weaknesses of SMEs. The results of the analysis into consideration the collection of assumptions for improving the quality of human resources and their level of importance and certainty. The method used is Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST). Experts involved as many as three people from institutions related to human resource development of SMEs. Expert swampland this stage provide memperikan assumptions and assumptions based on the weight of the interest rate and certainty. Furthermore, assuming that has a level of interest and high certainty chosen to be prioritizing assumptions. Prioritization of assumptions made by the Analytic Hierarchy Process (AHP). Selection of experts conducted by reputation, position, and understanding of SMEs as an object of research. Expert fill out a questionnaire designed based on the assumption of strategy and policy matters relating to the election. Data were analyzed using Expert Choice Software 11. Analysis result shows requisitebased training is alternative priority. Requisite-based training is priority strategy to enhance HR’ quality improvement so that it can implicate on performance improvement of Manisan Cianjur SMEs. . Keywords: AHP, audit, human resources, performance, SAST.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH
ASHRI INDRIATI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Penguji pada Ujian Tesis: Dr. Ir. Titi Candra Sunarti, MS.
Judul Tesis Nama NIM
: Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah : Ashri Indriati : F351124111
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Prof Dr Ir M Syamsul Maarif, MEng Ketua
Dr Ir Aji Hermawan, MM Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof Dr Ir Machfud, MS
Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 4 Februari 2015
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilik dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 ini ialah Sumber Daya Manusia, dengan judul Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Syamsul Maarif, M.Eng dan Dr. Ir. Aji Hermawan, MM selaku pembimbing, yang telah banyak memberi saran. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Pelaku UKM Cianjur, Dinas Koperasi dan UMKM Cianjur, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Cianjur, Inkubator Bisnis Cianjur, Dosen-Dosen yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, ayah, kakak dan seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan mahasiswa pascasarjana S2 TIP IPB angkatan 2012 atas segala dukungan. Semoga karya ilmiah ini bermafaat.
Bogor,
Februari 2015
Ashri Indriati
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
1 1 2 3
TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil Menengah Sumber Daya Manusia Kinerja Kinerja dan Sumber Daya Manusia
3 3 4 4 7
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Berpikir Penelitian Terdahulu Waktu dan Tempat Penelitian Pengumpulan Data Metode
7 7 8 9 9 10
HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Asumsi Strategi Formulasi Strategi Strategi Operasional Implikasi Manajerial
17 17 21 21 26 28 30
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
30 30 30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN
35
RIWAYAT HIDUP
57
DAFTAR TABEL 1 Kualifikasi kinerja perusahaan menurut Malcolm Baldige Criteria 2 Kualifikasi usaha kecil 3 Pakar SAST 4 Skala nilai perbandingan berpasangan 5 Pakar AHP 6 Pengelompokan Kinerja UKM 7 Kelemahan dan Keunggulan UKM Manisan Cianjur 8 Asumsi Strategi Peningkatan Kualitas SDM 9 Pembobotan asumsi strategi peningkatan kualitas SDM
6 6 12 14 15 17 18 21 22
DAFTAR GAMBAR 1 Langkah penelitian 2 Peringkat grafik asumsi 3 Diagram alir Metoda AHP 4 Pemeringkatan asumsi strategis 5 Sebaran Asumsi pada Kuadran I 6 Sebaran Asumsi Kuadran Penting (rendah-tinggi)-Pasti (rendah) 7 Hierarki AHP
8 12 16 23 24 25 27
DAFTAR LAMPIRAN 1 Contoh kuesioner audit kinerja UKM 2 List pertanyaan wawancara 3 Contoh kuesioner SAST 4 Kuesioner AHP 5 Hasil audit UKM 6 Hasil analisis audit UKM
35 42 43 44 50 51
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan bagian terpenting di dalam perekonomian suatu negara. UKM mendapat perhatian khusus dari pemerintah karena UKM mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Hingga saat ini, UKM di Indonesia merupakan pelaku usaha terbesar dari sisi jumlah unit usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha nasional tahun 2012. Sebanyak 54.559 unit usaha atau 98.82% diantaranya merupakan usaha mikro dengan aset maksimal Rp50 juta dan omzet per tahun maksimal Rp300 juta. Kinerja yang merupakan real value bagi perusahaan akan berdampak pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Ketika kinerja UKM meningkat maka peningkatan akan terjadi pada PDB nasional. Kontribusi UKM terhadap penciptaan PDB nasional menurut harga berlaku, tercatat mencapai 54% (Suarja 2007). UKM merupakan sektor riil yang berpotensi menyerap banyak tenaga kerja. UKM harus memiliki daya saing agar terus berkembang. Kendala yang umumnya dihadapi UKM di Indonesia yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah, kelemahan dalam struktur permodalan, kelemahan dalam mengakses permodalan, termasuk dalam manajemen modal kerja (Jan 2008). Hal tersebut juga dijelaskan oleh Dharma (2010) mengenai masalah yang sering dihadapi UKM yaitu pemasaran produk, teknologi, pengelolaan keuangan, kualitas SDM, dan pemodalan. Survai yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan adanya beberapa kendala yang dihadapi UKM. Kendala berdasarkan prioritasnya yaitu kurangnya permodalan, kesulitan pemasaran, persaingan usaha yang ketat, kesulitan bahan baku, kurang teknis produksi dan keahlian, kurangnya keterampilan manajerial (SDM) dan kurangnya pengetahuan masalah manajemen keuangan dan akutansi (Hadiyati 2010). SDM memiliki peran penting dalam mencapai keberhasilan, karena fasilitas yang canggih dan lengkap belum merupakan jaminan akan berhasilnya suatu organisasi tanpa diimbangi oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. Oleh karena itu, individu-individu yang terlibat dalam suatu usaha dapat mempengaruhi keberhasilan dari usaha tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Ardiana et al (2010) menjelaskan bahwa kualitas SDM yang ada di UKM akan berpengaruh terhadap kinerja UKM. Manajemen SDM sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan dalam jangka waktu beberapa lama untuk menentukan baik tidaknya pekerjaan mereka. Cianjur, Jawa Barat berdasarkan data yang terdapat pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi banyak tenaga kerja yang terserap usaha koperasi dan UKM (Zulfa 2012). Dari 35.000 pencari kerja, sebanyak 31.000 diserap sektor informal yaitu usaha koperasi dan UKM. Berdasarkan data yang ada di Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Cianjur tercatat sebanyak 67.000 unit usaha.
2
Pengembangan sumber daya manusia merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh organisasi, agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability), dan keterampilan (skill) yang dimiliki sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang dilakukan (Saydam 2000). Pengembangan SDM harus dilakukan secara terus menerus dan disesuaikan dengan perkembangan lingkungan organisasi baik secara eksternal maupun lingkungan internal organisasi. Selain itu, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar setiap waktu mengalami perubahan. Manajemen SDM pada dasarnya merupakan perencanaan, pengembangan, perbaikan atau evaluasi kinerja karyawan dengan tujuan efektivitas dan bersifat langsung pada semua karyawan. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap dinas terkait menunjukan adanya beberapa kendala yang dihadapi UKM di Cianjur. Kendala yang dihadapi diantaranya modal, SDM, pemasaran, tingkat inovasi yang masih rendah, dll. Selain itu, dilakukan observasi ke UKM untuk melihat kondisi real di lapangan. Teknologi yang digunakan untuk memproduksi produk UKM masih sederhana, beberapa UKM masih menggunakan kemasan yang seadanya padahal produk yang ditawarkan cukup diminati pasar, pengetahuan yang dimiliki beberapa pelaku UKM masih sangat terbatas, kegiatan dari pengembangan UKM yang diadakan oleh dinas terkait serta swasta masih sedikit yang diaplikasikan secara nyata. Salah satu faktor yang berperan penting di dalam suatu usaha yaitu SDM. Pengembangan SDM khususnya di UKM terlihat masih sangat kurang. Sehingga berdampak pada kemajuan UKM yang masih sangat rendah. Mayoritas pelaku UKM di Indonesia masih didominasi oleh tamatan SMA/SMK (44.1%), S-1 (17.9%), D-3 (7.4%), dan sisanya di bawah SMA (Ardiana et al. 2010). Dilihat dari tingkat pendidikan pelaku UKM terbilang tidak rendah namun peningkatan kualitas SDM harus terus dilakukan, sehingga produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dari konsumen. Kesesuaian produk yang dihasilkan dengan kebutuhan konsumen akan berdampak pada daya beli produk tersebut. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja dari UKM. Tambunan (2003) menyebutkan bahwa salah satu karakteristik dari dinamika dan kinerja ekonomi yang baik dengan laju pertumbuhan yang tinggi di negara-negara Asia Timur dan Tenggara seperti Korea Selatan, Singapura dan Taiwan dikenal dengan Newly Industrial Countires (NIC’s). Kinerja UKM pada negara tersebut sangat efisien, produktif dan memiliki daya saing yang tinggi. Selain itu, UKM di negara tersebut responsif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh strategi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga meningkatkan kinerja UKM manisan Cianjur menggunakan metode Audit untuk memperoleh gambaran kelemahan dan kelebihan UKM, Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST) untuk memperoleh asumsi strategi dan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk pemrioritasan strategi.
3
Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada strategi untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Cianjur merupakan tempat pelaksanaan penelitian karena termasuk daerah yang memiliki jumlah UKM yang cukup banyak. UKM manisan Cianjur adalah objek penelitian UKM manisan merupakan salah satu UKM yang menggunakan bahan baku lokal yang harus ditingkatkan kinerjanya.
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Kecil Menengah Pengertian UKM dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UURI 2008) yaitu: 1. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria. Kriteria usaha kecil yaitu kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah). 2. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan memenuhi kriteria. Kriteria usaha menengah yaitu kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah). Badan Pusat Statistik memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja (Rahmana 2009). Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20-99 orang.
4
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi manusiawi yang merupakan aset non material/non financial. SDM berfungsi sebagai penggerak suatu organisasi untuk mewujudkan eksistensi organisasi tersebut. SDM merupakan modal yang memiliki kedudukan penting dalam suatu organisasi, bukan sekedar sumber daya organisasi yang dibutuhkan dan dipekerjakan karena memiliki kompetensi intelektual. Kualitas SDM berkenaan dengan keahlian, kemampuan dan keterampilan kerja seseorang. Menurut Matutina (2001) kualitas SDM (karyawan) mengacu pada : 1. Pengetahuan (knowledge) yaitu penguasaan ilmu dan teknologi yang diperoleh melalui proses pembelajaran serta pengalaman 2. Keterampilan (skill) untuk memanipulasi suatu objek secara fisik, 3. Kemampuan (abilities) yaitu sikap untuk mengerjakan tugas dalam berwirausaha juga mempengaruhi kualitas suatu SDM Indikator yang digunakan oleh Ardiana et al (2010) untuk mengetahui kualitas SDM yaitu: 1. Pengetahuan (Knowledge) yaitu pengetahuan manajemen bisnis, pengetahuan produk atau jasa, pengetahuan tentang konsumen, promosi dan strategi pemasaran. 2. Keterampilan (skill) yaitu keterampilan produksi, berkomunikasi, kerjasama dan organisasi, pengawasan, keuangan, administrasi dan akuntansi. 3. Kemampuan (ability) yaitu kemampuan mengelola bisnis, mengambil keputusan, memimpin, mengendalikan, berinovasi, situasi dan perubahan lingkungan bisnis. Peningkatan kualitas SDM menurut Ruhana (2012) dapat dilakukan melalui: 1. Jalur pendidikan formal yang bertujuan untuk membekali seseorang dengan dasar pengetahuan, teori dan logika,pengetahuan umum, kemampuan analisis, serta pengembangan watak dan kepribadian. 2. Jalur latihan kerja yaitu meningkatkan kemampuan profesional dan mengutamakan praktek daripada teori. 3. Jalur pengalaman kerja yaitu seseorang dapat meningkatkan pengetahuan tekhnis maupun keterampilan kerjanya dengan mengamati orang lain, menirukan dan melakukannya sendiri tugas-tugas pekerjaan yang ditekuninya sehingga seseorang akan mahir dalam melakukan pekerjaannya dan dapat menemukan cara-cara yang lebih praktis, efisien dan lebih baik dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kinerja Kinerja merupakan hasil interaksi antara motivasi, kemampuan dan peluang yang dapat berupa jumlah penjualan, jumlah produksi, tingkat kualitas, efisiensi biaya, profit dan sebagainya. Maarif dan Kartika (2012) mengemukakan bahwa kinerja adalah keluaran (result) yang merupakan real value bagi perusahaan.
5
Result yang dihasilkan dapat berupa jumlah penjualan, jumlah produksi, tingkat kualitas, efisiensi biaya, profit, dan sebagainya. Penilaian kinerja merupakan cara untuk mengetahui seberapa baik pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang dibandingkan dengan seperangkat standar yang hasilnya akan dikomunikasikan terhadap karyawan. Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan,pengendalian, dan proses transaksional (Tita dan Aulia 2007). Kriteria yang digunakan untuk melihat kinerja suatu perusahaan (Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2013) yaitu: 1. Kepemimpinan Pemimpin perusahaan yang mempunyai pandangan ke depan (visioner leadership) dan berjiwa salesmenship yaitu pemimpin yang mampu menuntun perusahaan menetapkan nilai-nilai, arah dan kinerja yang diharapkan. Pemimpin mampu berkomunikasi dan memahami karyawan, mampu mereview kinerja perusahaan, mampu menciptakan situasi yang kondusif untuk mendorong kearah kinerja unggul. 2. Perencanaan Strategis Pemimpin mempunyai visi, misi, nilai-nilai dan sasaran strategis yang didukung secara terpadu oleh semua. Mampu menterjemahkan strategi ke dalam rencana kegiatan (action plan) dan target serta pencapaian target tersebut. Memiliki strategi kunci agar kualitas hasil produk sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki pelanggan.
3. Fokus sumber daya manusia Memiliki sistem pengelolaan SDM, pengembangan keterampilan, karier, motivasi sehingga tercipta kinerja tempat kerja unggul dan karyawan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan. 4. Fokus pelanggan Selalu memuaskan pelanggan, mencari pemahaman terhadap harapan pelanggan dan pasar, mengelompokan pelanggan dan pasar, meningkatkan loyalitas pelanggan. Mengetahui siapa yang jadi pesaing utama, dimana, kapan dan bilamana, apa keunggulan dan kelemahan pesaing. Serta apa kunci keunggulan pesaing utama. 5. Dana, informasi, dan analisis Mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan memanfaatkan data untuk mengambil keputusan cepat dan tindakan perbaikan kinerja dan daya saing perusahaan tersedia dan mudah diakses data, informasi dan analisis sebagai bahan pengukuran. Kunci kemanfaatan penggunaan data dan informasi terletak pada ketersediaan data dan informasi yang akurat, memiliki pengukuran, analisis dan menejemen pengetahuan.
6
6. Manajemen proses Memiliki cara pengelolaan semua proses yang merupakan inti dari peningkatan efisiensi dan efektivitas. Memiliki konsep perbaikan secara terusmenerus. Memiliki agility (kemampuan menyesuaikan diri secara cepat, fleksibel dan efektif terhadap perusahaan). Perubahan produksi secara cepat kepada produksi lain, kecepatan menjawab perubahan permintaan, atau kemampuan memproduksi suatu jasa yang disesuaikan dengan lingkup yang luas. Memiliki fleksible manufacturing dengan inovasi, ECRD, R&D, QRS, dll. 7. Hasil usaha Mengevaluasi hasil usaha dan menindak lanjuti temuan. Memiliki data dan analisis tentang seberapa baik hasil usaha. Memiliki hasil evaluasi yang memuaskan dari pelanggan terhadap: a. kualitas dan kuantitas produk (barang/jasa), b. kinerja keuangan dan pemasaran, c. kinerja karyawan, d. struktur pengawasan dan pengendalian, e. tanggungjawab kepada pemerintah dan sosial, f. hasil semua proses dan kegiatan perbaikan proses untuk dibandingkan dengan data hasil usaha pesaing. Tabel 1 Kualifikasi kinerja perusahaan menurut Malcolm Baldige Criteria No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kualifikasi Perusahaan unggul (World Class Business) Perusahaan pemimpin teladan (Benchnarking leader) Pemimpin dalam industri (Industry leader) Pemimpin baru (Emerging leader) Berkinerja baik (Good Performance) Mulai berbenah (Beginning improvement) Mulai menghasilkan (Early results) Mulai bertumbuh (New business)
Nilai 850-1000 750-850 650-750 550-650 450-550 350-450 250-350 0-250
Sumber: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (2013).
Berdasarkan kesepakatan yang dilakukan Panitia Nasional Anugerah Produktivitas dan Kualitas tahun 2005, kualifitasi usaha kecil dan menengah yaitu: Tabel 2 Kualifikasi usaha kecil dan menengah No 1 2 3 4
Kualifikasi Berkinerja baik (Good Performance) Mulai berbenah (Beginning improvement) Mulai menghasilkan (Early results) Mulai bertumbuh (New business)
Sumber: Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (2013).
Nilai 450-550 350-450 250-350 0-250
7
Kinerja dan Sumber Daya Manusia Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil yang dicapai secara kualitas maupun kuantitas oleh seorang ataupun sekelompok karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Prawirosentono 1999). Penilaian kinerja (Riyadi 2012) dapat dilihat dari pelaksanaan kerja individu selama periode waktu tertentu. Kompetensi dalam diri seseorang dapat menunjukan tingkat kinerjanya. Kinerja dapat menunjukan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas. Keberhasilan tersebut setelah dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan. Proses kinerja organisasional dipengaruhi beberapa aspek diantaranya faktor pengetahuan, SDM, posisis strategis, struktur dan sumber daya bukan manusia, sehingga kinerja dan SDM dalam hal ini pelaku usaha memiliki keterkaitan dengan kinerja dari usaha tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Berpikir Peranan UKM dalam penciptaan lapangan pekerjaan sangat besar karena jumlah usahanya yang banyak, selain itu UKM juga berperan dalam perbaikan ekonomi nasional. Peranan UKM tersebut menuntut usaha ini tetap bertahan oleh karenanya perlu dilakukan suatu usaha pengembangan UKM agar tetap memberikan kontribusi bagi masyarakat. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi suatu UKM. Manajemen yang tepat pada SDM dapat meningkatkan kinerja pada UKM. Keberadaan SDM dalam organisasi merupakan salah satu aspek yang penting terutama dalam efektivitas organisasi. SDM yang berkualitas dinilai dapat memberikan dampak yang positif terhadap kemajuan suatu usaha. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas SDM di UKM sangat penting untuk dilakukan. Keberadaan SDM dalam organisasi merupakan salah satu aspek yang penting terutama dalam efektivitas organisasi. SDM yang berkualitas dinilai dapat memberikan dampak yang positif terhadap kemajuan suatu usaha. Oleh sebab itu peningkatan kualitas SDM di UKM sangat penting untuk dilakukan. Kualitas SDM (Matutina 2001) dapat dilihat dari aspek pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Rendahnya kualitas SDM masih menjadi masalah yang dihadapi UKM khususnya di Cianjur. Kinerja di dalam sebuah usaha merupakan hasil dari usaha yang dilakukan. SDM yang merupakan salah satu penggerak kemajuan UKM sangat mempengaruhi kinerja UKM. Sehingga diperlukan strategi untuk meningkatkan kualitas SDM yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kinerja di UKM tersebut.
8
Adapun gambaran dari tahapan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.
Mengaudit Kinerja UKM
Menganalisis kelemahan dan keunggulan UKM kategori berkinerja baik.
Menganalisis kelemahan dan keunggulan UKM kategori mulai berbenah.
Menganalisis kelemahan dan keunggulan UKM kategori mulai menghasilkan.
Menganalisis kelemahan dan keunggulan UKM kategori mulai bertumbuh.
Merumuskan hal yang berhubungan dengan kebijakan atau rencana untuk peningkatan kinerja
Memformulasikan strategi Gambar 1 Langkah penelitian
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Sriyana (2010) tentang strategi pengembangan UKM di Kabupaten Bantul menghasilkan strategi pengembangan UKM berupa kemudahan dalam akses permodalan, bantuan pendayagunaan prasarana, pengembangan skala usaha, pengembangan jaringan usaha, pemasaran, kemitraan usaha, pengembangan SDM, peningkatan akses teknologi, mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif. Ardiana (2010) di UKM Surabaya meneliti tentang kompetensi SDM UKM yang ada di Kota Surabaya, kompetensi tersebut berpengaruh terhadap kinerja. Selain itu, Samir dan Larso (2011) memperoleh hasil penelitian yaitu modal psikologis entrepreneur dan manajemen SDM dapat mempengaruhi kinerja UKM. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyo dan Adiatma (2011) menghasilkan bahwa kemitraan BUMN dan UKM memiliki korelasi positif. Kemitraan BUMN dan UKM dapat meningkatkan kapabilitas inovasi dan kinerja UKM di Semarang. Rismayadi et al. (2012) peneliti adanya pengaruh positif antara pengembangan SDM terhadap kinerja pegawai. Riyadi (2012) menemukan bahwa faktor yang paling besar mempengaruhi dalam peningkatan kinerja
9
perusahaan adalah penilaian kinerja yang dapat meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja dengan lebih baik. Munawwaroh (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengauhi kualitas SDM diantaranya variabel anggaran pendidikan, anggaran kesehatan, tingkat pendidikan dan perekonomian berpengaruh signifikan terhadap kualitas sumber daya manusia. Sehingga peningkatan pada semua variabel tersebut dapat meningkatkan kualitas dari SDM. Rizal et al. (2013) menemukan bahwa faktor kompetensi memiliki pengaruh positif untuk meningkatkan kinerja. Suprobo, et al (2013) menghasilkan penelitian rata-rata kinerja produktivitas aspek produksi dalam mendukung aspek pemasaran menunjukan level positif dan perlunya fokus pemasaran dengan menjaga tingkat produksi yang stabil. Sedangkan Dipang (2013) menemukan pengembangan SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan Penelitian yang akan dilakukan yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja di UKM Cianjur yang kemudian diformulasikan dengan strategi peningkatan kualitas SDM. Sehingga diharapkan akan diperoleh strategi peningkatan kualitas SDM yang akan mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja di UKM.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Juli sampai November 2014. Tempat penelitian dilakukan di UKM Manisan di Kabupaten Cianjur.
Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Data primer diperoleh melalui: a. Observasi Observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto 2007). Observasi dilakukan dengan datang langsung pada lokasi yang akan dijadikan lokasi penelitian. Observasi dilakukan pada tahap audit kepada pelaku UKM. b. Wawancara Wawancara (Arikunto 2007) adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanyajawab sepihak karena pertanyaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi. Wawancara dilakukan pada pelaku usaha dan konsumen. Wawancara dilakukan kepada pelaku UKM dan pakar. c. Survei Pakar Survei (Arikunto 2006) yaitu metode mengumpulkan data sebanyakbanyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung yang kemudian dilakukan analisis terhadap faktor-faktor tersebut. Sedangkan
10
menurut Masyhuri (2008) survei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual. 2. Data sekunder diperoleh dengan penelusuran pustaka dan dokumen-dokumen terkait dengan bahan penelitian. Metode Penelitian dilakukan dengan tiga tahap seperti yang terdapat pada Gambar 1 yaitu: 1. Audit kinerja UKM Audit adalah suatu kegiatan sistematis untuk mencari bukti-bukti kesesuaian dengan persyaratan atau standar, melakukan evaluasi, penilaian dan pengembangan perusahaan (Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2013). Fungsi dari audit yaitu: a. Mencari kesesuaian dengan persyaratan; b. Mencaribukti-bukti apakah telah memenuhi standar ideal. Tujuan Audit: a. Mengevaluasi kesesuaian perencanaan dengan realisasi produk, persyaratan standar sistem dan perusahaan; b. Menilai kekuatan dan kelemahan; c. Mengidentifikasi peluang penyempurnaan kinerja. Audit kinerja dilakukan terhadap delapan UKM manisan Cianjur. Audit kinerja dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang ada pada UKM disetiap kategori kinerja. Sehingga dapat terlihat masalah yang dihadapi UKM secara umum pada semua kategori. Pengambilan sampel pada penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (judgemental sampling). Data yang berupa omset dan pertimbangan aplikasi manajemen di UKM manisan Kabupaten Cianjur menjadi bahan pertimbangan pemilihan sampel penelitian. Data tersebut dperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir bias pada sampel. Sampel yang terpilih sebanyak delapan UKM manisan yaitu: 1) UKM manisan Jaya mandiri 2) UKM manisan pak Komar (Putra Sawargi) 3) UKM manisan Ibu Ai (Sweet Original Vegetable Indonesia “SOVI”) 4) UKM manisan Ibu Pipih 5) UKM manisan Ibu Kholisoh 6) UKM manisan Ibu Imin 7) UKM manisan Ibu Ade 8) UKM manisan Ibu Atik Rostika (Manisan Maya Sartika) Pelaku UKM mengisi kuesioner yang telah disediakan (Lampiran 1). Kemudian dilakukan verifikasi mengenai kebenaran data yang diisi. Verifikasi dilakukan dengan melihat bukti yang ada dan wawancara terhadap pelaku
11
UKM lainnya. Wawancara dilakukan dengan menggunakan interview protocol (Lampiran 2). Setelah diperoleh data, dilakukan perhitungan sehingga diperoleh skor setiap UKM. Skor yang diperoleh setiap UKM menentukan tingkat kinerja dari UKM tersebut. Adapun pengelompokan kinerja UKM terdiri dari: 1. Berkinerja baik (Good Performance) 2. Mulai berbenah (Beginning improvement) 3. Mulai menghasilkan (Early results) 4. Mulai tumbuh (New business) Analisis dilakukan terhadap UKM yang telah terbagi menjadi empat kelompok. Analisis dilakukan terhadap hasil audit untuk mendapatkan gambaran kelebihan dan kekuranga disetiap kategori kinerja UKM. Kategori kinerja yang terdiri dari beberapa UKM dilakukan sintesis hasil. Sehingga pada tiap kategori kinerja diperoleh kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan tiap kategori kinerja UKM digunakan sebagai bahan pertimbangan pemilihan asumsi pada tahap penelitian selanjutnya. 2. Perumusan asumsi strategi untuk peningkatan kualitas SDM Tahap ini dilakukan untuk memperoleh hal yang terkait kepentingan dan kepastian berbagai asumsi. Perumusan hal yang berupa asumsi strategi dilakukan dengan metode Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST). SAST adalah suatu metode yang digunakan dalam menyusun alternatif kebijakan berdasarkan asumsi-asumsi (Eriyatno dan Fadjar 2007). Tahapan dari metode SAST, yaitu: 1) Pembentukan kelompok Pembentukan kelompok yaitu mengumpulkan pihak-pihak yang terlibat dan dipengaruhi situasi, kemudian membaginya menjadi kelompokkelompok kecil. Setiap kelompok harus berbeda pengetahuan dan sudut pandang terhadap terhadap masalah yang dihadapi untuk memaksimalkan perbedaan. Setiap kelompok harus memiliki orientasi, perspektif atau kebijakan pilihan yang berbeda untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Kelompok yang dipilih pada penelitian yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam peningkatan kualitas SDM di UKM manisan Cianjur. Pihak-pihak tersebut terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Cianjur b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Cianjur c. Inkubator Bisnis Cianjur Setiap kelompok diwakili oleh satu orang pakar (Tabel 3). Penetapan pakar dilakukan dengan pertimbangan dan kriteria (Marimin 2004): a. Keberadaan responden, keterjangkauan dan kesediaan untuk diwawancarai, b. reputasi, kedudukan, dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar, dan c. pengalaman pribadi yang menunjukkan bahwa orang tersebut mampu memberikaan saran yang benar dan membantu memecahkan masalah.
12
Tabel 3 Pakar SAST No Nama 1 Dedi Sudjana, S.Ap
2
Euis Sukaeni, S.IP
3
Dr. Hj. Iis Ristiani, M.Pd
Keterangan - Kepala Seksi Promosi dan Akses Pasar Dinas KUMKM Cianjur - Kepala PLUT-KUMKM Kab. Cianjur Kepala Seksi Bina Perindustrian AgroDinas Perindustrian Cianjur Ketua Inkubator Bisnis Cianjur
2) Spesifikasi asumsi Hasil analisis audit berupa kelemahan dan kelebihan UKM di setiap kategori kinerja dijadikan bahan pertimbangan untuk mendapatkan asumsi strategi. Setiap kelompok mengidentifikasi asumsi yang melekat dalam masalah yang dihadapi kemudian mendaftar semua asumsi sesuai sudut pandang masing-masing kelompok. 3) Fase dialektika Fase dialektika dilakukan untuk menghilangkan asumsi yang tidak relevan. Pada tahap ini peneliti kesulitan melakukan pertemuan dengan semua pakar sehingga dilakukan sintesis asumsi yang diperoleh dari setiap pakar. Hasil sintesis asumsi dilist untuk diberi bobot tingkat kepentingan dan kepastian asumsi dari setiap pakar. Pembobotan dilakukan dengan mengisi kuesioner SAST (Lampiran 3). Seluruh asumsi yang telah memiliki bobot tingkat kepentingan dan kepastian dimasukan ke dalam matriks yang terdiri dari (penting/tidak penting dan relatif tertentu/pasti).
Most Certain
“Certain Planning Region”
Least Important
Most Important
“Problematic Planning Region” Least Certain
Gambar 2 Peringkat grafik asumsi
13
Setiap asumsi diterima sebagai premis strategi jika memenuhi dua kriteria yaitu: a. Asumsi memiliki dampak yang signifikan terhadap hasil dan strategi yang dipilih dan diterapkan. (pentingnya) b. Asumsi sebagai “bukti diri” dan mungkin “pasti benar” (kepastian). 4) Sintesis akhir Pada tahap sintesis akhir, asumsi dari setiap kelompok dikumpulkan. Kemudian mengintegrasikan setiap asumsi menurut sudut pandang setiap kelompok. 3. Formulasikan strategi Tahap ini dilakukan untuk memperoleh strategi peningkatan kinerja. Strategi dipilih berasal dari asumsi yang menjadi dasar dari sebuah kebijakan. Asumsi tersebut yaitu asumsi yang memiliki tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi yang diperoleh dari tahap penelitian sebelumnya. Asumsi-asumsi terpilih dilakukan pemrioritasan. Asumsi yang menjadi prioritas menjadi strategi untuk peningkatan kinerja di UKM manisan Cianjur. Pemrioritasan strategi dilakukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). AHP digunakan untuk memecahkan suatu persoalan dalam kerangka berfikir yang terorganisir sehingga dapat mengambil keputusan yang efektif dari persoalan tersebut. Prinsip kerja dari AHP (Marimin 2004) yaitu penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain dan dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Adapun yang mendasari prinsip kerja AHP yaitu: 1) Penyusunan hierarki Hierarki (Maarif dan Hendri 2003) merupakan alat mendasar dari pikiran manusia yang melibatkan pengidentifikasian elemen-elemen suatu persoalan, mengelompokkan elemen-elemen itu ke dalam beberapa kumpulan yang homogen, dan menata kumpulan-kumpulan ini pada tingkat yang berbeda. Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempunyai bentuk saling berkaitan antara puncak (tujuan akhir) ke bawah, ke sub tujuan, kemudian faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub tujuan tersebut, pelaku yang memberikan dorongan, lalu ke tujuan pelaku, kebijaksanaan-kebijaksanaan, akhirnya strategis dan hasil strategi yang dipilih. Persoalan-persoalan diuraikan menjadi unsur-unsurnya yaitu aktor, kriteria dan alternatif yang kemudian disusun menjadi struktur hierarki. Hal tersebut dilakukan dengan: a. Penentuan sasaran yang ingin dicapai yaitu peningkatan kualitas SDM yang merupakan langkah untuk peningkatan kinerja UKM manisan Cianjur;
14
b. Penentuan aktor dengan pertimbangan aktor tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas SDM di UKM manisan Cianjur; c. Penentuan kriteria pemilihan yaitu dasar yang menjadi pertimbangan pertimbangan pemilihan alternatif; d. Penentuan alternatif pilihan yang berasal dari asumsi dengan nilai kepentingan dan kepastian yang tinggi.
2) Penilaian Kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif yang telah dipilih ditentukan tingkat kepentingannya. a. Menentukan bobot secara sembarang, b. Membuat skala interval untuk menentukan ranking setiap kriteria, c. Menggunakan prinsip kerja AHP, yaitu perbandingan berpasangan, tingkat kepentingan suatu kriteria relatif terhadap kriteria lain sehingga dapat dinyatakan dengan jelas. Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1993), untuk berbagai persoalan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Tabel 4 Skala nilai perbandingan berpasangan Nilai 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8
Keterangan Alternatif A sama penting dengan alternatif B A sedikit lebih penting dari B A jelas lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B Mutlak lebih penting dati B Apabila ragu-ragu antara dua pilihan yang berdekatan Sumber: Saaty (1993)
Penilaian pada setiap aspek yang ada pada hierarki dilakukan oleh pakar dengan mengisi kuesioner yang disediakan (Lampiran 4). Pakar tersebut dipilih dengan kriteria tertentu. Pertimbangan dan kriteria pemilihan pakar menurut Marimin (2004) yaitu: a) keberadaan responden, keterjangkauan dan kesediaan untuk diwawancarai, b) reputasi, kedudukan, dan telah menunjukkan kredibilitasnya sebagai pakar, dan c) pengalaman pribadi yang menunjukkan bahwa orang tersebut mampu memberikaan saran yang benar dan membantu memecahkan masalah. Pakar yang terpilih pada tahap penelitian ini merupakan pakar yang berbeda dengan pakar pada tahap penelitian sebelumnya. Hal tersebut agar tidak terjadi penilaian terhadap instansi sendiri/diri sendiri. Sehingga penilaian yang dihasilkan merupakan penilaian yang obyektif. Pakar yang terpilih diuraikan pada Tabel 5.
15
Tabel 5 Pakar AHP No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Widya Sari, SP., MP Yuliani, SP., M.Si Drs. Ahmad Nur Rizal Deni Rustandi, SP Ir. Yoyo Suep Ir.Ramli, MP Eneng Yuliawati, SP Muhammad Kamaludin Y, SP
Keterangan Dosen Universitas Suryakancana Dosen Universitas Suryakancana Dosen Universitas Suryakancana Dosen Universitas Suryakancana Dosen Universitas Suryakancana Dosen Universitas Suryakancana Dosen Universitas Suryakancana Pelaku UKM
3) Penentuan prioritas Setiap kriteria dan alternatif dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kuantitatif dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. 4) Konsistensi logis Semua elemen dikelompokan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Konsekuen atau tidaknya perbandingan berpasangan dapat diperiksa dengan Consistency Ratio (CR). Nilai CR tidak akan lebih dari 0,10 jika penilaian kriteria telah dilakukan dengan konsisten. Jika nilai CR lebih dari 0,10 maka di dalam penilaian kriteria masih terdapat ketidakkonsistenan sehingga perlu dilakukan revisi. Pada dasarnya AHP dapat digunakan untuk mengolah data dari satu responden ahli. Namun dalam aplikasinya penilaian kriteria dan alternatif dilakukan oleh beberapa ahli multidisiplioner. Sehingga perlu dicek kembali konsistensinya satu per satu. Kemudian pendapat yang konsisten digabung dengan menggunakan rata-rata geometrik.
XG
𝑛
= 𝜋 𝑛 𝑥𝑖 i=1
Keterangan: XG = rata-rata geometrik n = jumlah responden xi = penilaian oleh responden ke-i
16
1. 2. 3. 4. 5.
Langkah-langkah penggunaan AHP (Maarif 2003) yaitu: Identifikasi sistem, Penyusunan Hirarki, Penyusunan matriks gabungan, Pengolahan vertikal, Perhitungan vektor prioritas.
MULAI
PENYUSUNAN HIRARKI
IDENTIFIKASI SISTEM
PENGISIAN MATRIKS PENDAPAT INDIVIDU
TIDAK
REVISI PENDAPAT
CR MEMENUHI YA
MENYUSUN MATRIKS GABUNGAN
PENGOLAHAN VERTIKAL
MENGHITUNG VEKTOR PRIORITAS
SELESAI
Gambar 3 Diagram alir Metoda AHP
17
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kinerja merupakan hasil yang dicapai secara kualitas maupun kuantitas oleh seorang ataupun sekelompok karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan (Mangkunegara 2007). Audit kinerja dilakukan pada delapan Usaha Kecil Menengah (UKM) manisan di Kabupaten Cianjur. Pelaku UKM yang terdiri dari pemilik dan pekerja memiliki riwayat pendidikan SD dan SMP. Hasil dari audit kinerja menunjukan adanya perbedaan skor pada tiap UKM (Lampiran 5). Skor yang diperoleh mengelompokan delapan UKM manisan menjadi empat kelompok berdasarkan kinerja. Pengelompokan UKM terdapat pada Tabel 6. Tabel 6 Pengelompokan Kinerja UKM No 1 2 3 4 5 6 7 8
UKM manisan Putra Sawargi Jaya mandiri Ibu Ai Ibu Pipih Ibu Kholisoh Ibu Imin Ibu Ade Manisan Maya Sartika
Kelompok kinerja Good performance Early results Beginning improvement Early results Early results New business New business Beginning improvement
Analsis hasil audit menunjukkan kelemahan dan keunggulan disetiap kategori kinerja UKM. Kelemahan dan keunggulan dilihat dari tujuh aspek kinerja yaitu kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus sumber daya manusia, fokus pelanggan, dana, informasi dan analisis, manajemen proses dan hasil usaha. Kelompok kinerja UKM yang terdiri dari beberapa UKM dilakukan sintesis data. Hasil audit dari setiap aspek terdapat pada Lampiran 6. Data dari setiap aspek kinerja dianalisis menjadi kelemahan dan keunggulan pada kelompok kinerja UKM. Kelemahan dan keunggulan dari setiap kategori UKM dipaparkan pada Tabel 7. UKM Putra Sawargi merupakan UKM dengan kinerja Good performance masih terdapat kekurangan. Namun berdasarkan skor yang diperoleh UKM Putra Sawargi masuk ke dalam rentang UKM dengan kinerja Good performance.
18
Tabel 7 Kelemahan dan keunggulan UKM manisan Cianjur Kategori Kinerja UKM Good performance
Aspek -
-
-
Kelemahan Tidak melakukan pengukuran kinerja dan standar kinerja baik karyawan atau perusahaan. Belum memiliki data pembantuan dan komplai dari masyarakat Belum memiliki data pelanggan
-
-
-
-
-
Beginning improvement
-
-
-
Belum memiliki target kinerja yang ingin dicapai Belum melakukan analisis usaha Tidak memiliki pengukuran kinerja dan standar kinerja Kualitas proses hanya dilihat produk akhirnya tidak ada pengujian-pengujian untuk produknya Belum ada transparansi keuangan kepada pekerja
-
-
Keunggulan Aspek kepemimpinan sudah diaplikasikan Melakukan SWOT analisis Memiliki rencana jangka panjang dan jangka pendek Rencana yang dimiliki fleksibel mengikuti keinginan pasar Keterampilan pegawai diperhatikan dengan menyalurkan untuk mengikuti pelatihanpelatihan Memperhatikan kepuasan pelanggan yang disampaikan langsung Setiap proses produksi diperhatikan Menejemen keuangan sudah dilakukan Memiliki visi dan memberikan motivasi kepada pekerja Memiliki rencana jangka panjang Mengikuti perkembangan pasar Keterampilan pegawai diperhatikan dengan menyalurkan untuk mengikuti pelatihan
19
Tabel 7.1 Kelemahan dan keunggulan UKM manisan Cianjur (Lanjutan)
Kategori Kinerja UKM Early result
Aspek -
New Business
-
Kelemahan Aspek kepemimpinan belum dilaksanakan Kinerja perusahaan tidak diperhatikan Tidak ada informasi tentang data pelanggan Pekerja kurang diperhatikan kinerjanya Kualitas pekerja kurang diperhatikan Kualitas produk dilihat dari komplain konsumen Tidak memiliki tempat khusus komplain Belum melakukan menejemen keuangan Aspek kepemimpinan belum dilaksanakan Kinerja perusahaan tidak diperhatikan Tidak ada informasi tentang data pelanggan Pekerja kurang diperhatikan kinerjanya Kualitas pekerja kurang diperhatikan Tidak ada pengendalikan proses Kualitas produk dilihat dari komplain konsumen Tidak memiliki tempat khusus komplain Belum melakukan menejemen keuangan
-
-
-
-
-
Keunggulan memiliki rencana jangaka panjang dan mencoba mengikuti keinginan pasar jika ada komplain pelanggan langsung ditindaklanjuti memperhatikan proses produksi pekerja mengetahui ketika pelanggan puas atau tidak
Melakukan sortasi untuk bahan baku sebagai pengendalian kualitas produk Menciptakan kondisi yang kondusif untuk bekerja
20
Kelemahan pada UKM akan menjadi penghambat peningkatan kinerja yang ada di UKM tersebut. Kelemahan yang dimiliki mengakibatkan lemahnya jaringan usaha, keterbatasan kemampuan penetrasi pasar dan diversifikasi pasar, skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya, margin keuntungan yang kecil, dan UKM tidak memiliki keunggulan kompetitif ( Rahmana 2012). Kelemahan UKM secara umum yaitu tidak ada standar kinerja bagi karyawan dan tidak pernah melakukan pengukuran kinerja karyawan, belum memiliki data pelanggan dan tidak ada sarana yang disediakan khusus untuk menampung saran dan kritik dari pelanggan. Selain itu kualitas dari pekerja tidak diperhatikan, tidak adanya rencana kerja beserta targetnya, kualitas produk masih banyak yang tidak memperhatikan, menejemen keuangan masih belum dilakukan. UKM dengan memiliki kinerja good performance memiliki kelemahan pada hal pengukuran kinerja dan standar kinerja baik karyawan atau perusahaan, data pembantuan dan komplai dari masyarakat, dan belum memiliki data pelanggan. Sedangkan beginning improvement memiliki kelemahan pada aspek target kinerja yang ingin dicapai, analisis usaha, pengukuran kinerja dan standar kinerja, kualitas proses yang hanya dilihat produk akhirnya tidak ada pengujian-pengujian untuk produknya, dan belum ada transparansi keuangan kepada pekerja. Kinerja early result dan new business memiliki kekurangan yang relatif sama yaitu aspek kepemimpinan belum dilaksanakan, kinerja perusahaan tidak diperhatikan, tidak ada informasi tentang data pelanggan, pekerja kurang diperhatikan kinerjanya, kualitas pekerja kurang diperhatikan, kualitas produk dilihat dari komplain produsen, tidak memiliki tempat khusus complain, belum melakukan menejemen keuangan. Namun pada UKM dengan kinerja new business ada kekurangan lainnya yaitu pada proses produksi tidak ada pengendalian. UKM tersebut melakukan pengolahan dengan bahan baku seadanya tidak dilakukan sortasi terlebih dahulu. Sedangkan pada UKM dengan tingkat kinerja early result sudah melakukan sortasi pada bahan baku yang akan diolah. Kelemahan-kelemahan pada UKM manisan Cianjur menjadi permasalahan di dalam peningkatan kinerja. Kelemahan yang ditemukan setelah dilakukan audit kinerja pada UKM berdasarkan tingkat kinerjanya, secara umum menjadi kelemahan yang sama dengan UKM yang lainnya. Hal tersebut sesuai dengan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data pada BPS 1993 (Sukidjo 2007) yang menjelaskan tentang masalah utama yang dihadapi UKM diantaranya masalah keuangan, sulitnya pemasaran, penyediaan bahan baku, keterampilan sumber daya manusia (pekerja dan manajer) masih rendah, teknologi yang terbatas, kesulitan dalam administrasi pembukuan. Selain itu, masalah yang dihadapi UKM menurut penelitian Winarni (2006) dan Situmorang (2008) diantaranya kurang permodalan, kesulitan dalam pemasaran, struktur organisasi sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku, kualitas manajemen rendah, SDM terbatas dan kualitasnya rendah, kebanyakan tidak memiliki laporan keuangan, aspek legalitas rendah, dan rendahnya kualitas teknologi. Kelemahan yang pada UKM juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Rahman, et al (2012) diantaranya UKM sektor pengolahan belim tersertifikasi ISO, terdapat kesenjangan kemampuan antara pemimpin dan karyawan dalam hal teknis operasional dan manajerial, setiap keputusan yang harus diambil masih bertumpu pada direktur dan Awareness terhadap kualitas
21
produk dan proses belum sepenuhnya dipahami oleh anggota organisasi UKM sektor pengolahan. Kristiyanti (2012) menjelaskan adanya faktor internal dan faktor internal yang penjadi permasalahan umum di UKM. Faktor internal diantaranya kurangnya permodalan dan terbatasnya akses pembiayaan, kualitas sumber daya manusia yang masih rendah yang berakibat pada rendahnya manajemen pengelolaan usaha, lemahnya jaringan usaha, mental (semangat entrepreneurship) pengusaha UKM yang rendah, kurang transparansi antara generasi. Faktor internal yang menjadi permasalahan pada penelitian Kristiyanti (2012) yaitu iklim usaha (misalnya kebijakan pemerintah) belum sepenuhnya kondusif, sarana dan prasarana yang terbatas, pungutan liar, adanya pasar bebas, sifat produk dengan ketahanan pendek, terbatasnya akses pasar, terbatasnya akses informasi. Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Asumsi Strategi Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja suatu UKM (Ardiana 2010). Selain itu SDM merupakan hal terpenting dalam suatu organisasi karena perannya sebagai subyek pelaksana kegiatan (Pakpahan,et al 2014). Sehingga peningkatan kualitas SDM di UKM harus terus dilakukan. Hasil audit berupa data kelemahan dan kelebihan di UKM Manisan Cianjur yang diperoleh dari tahap penelitian sebelumnya dijadikan bahan pertimbangan untuk menghasilkan asumsi-asumsi strategi. Asumsi strategi bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM. Asumsi tersebut diperoleh dengan metode SAST. Asumsi strategi diperoleh dari pendapat pakar, berdasarkan hasil audit yang dilakukan terhadap UKM manisan Cianjur. Asumsi strategi untuk peningkatan kualitas SDM dari setiap pakar terdapat pada Tabel 8. Tabel 8 Asumsi Strategi Peningkatan Kualitas SDM Pakar Dedi Sudjana, S.Ap (Dinas Koperasi dan UMKM)
Euis Sukaeni, S.IP (DISPERINDAG)
-
-
Asumsi Pengembangan diri (pelatihan) Diklat berbasis kebutuhan Pendampingan Forum UKM bergerak Pembelajaran langsung Penyuluhan (motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan) Pelatihan-pelatihan Pembentukan jiwa kewirausahaan Kelompok pelaku usaha Peningkatan wawasan
22
Tabel 8.1 Asumsi Strategi Peningkatan Kualitas SDM (Lanjutan) Pakar Dr. Hj. Iis Ristiani, M.Pd (Inkubator Bisnis Cianjur)
-
Asumsi Bimbingan teknis (BIMTEK) Pelatihan Pendampingan Forum komunikasi Pengembangan koperasi Pameran
Asumsi dari setiap pakar kemudian disintesis. Hasil dari sinetsis asumsi diperoleh dua belas asumsi strategi peningkatan kualitas SDM. Asumsi tersebut diberi pembobotan berdasarkan tingkat kepentingan dan kepastian asumsi. Pembobotan dilakukan oleh pakar. Pembobotan asumsi berdasarkan tingkat kepentingan dan kepastian terdapat pada Tabel 9. Tabel 9 Pembobotan asumsi strategi peningkatan kualitas SDM No A1 A2 A3 A4 A5 A6
Asumsi Pelatihan untuk pengembangan diri Diklat berbasis kebutuhan Pendampingan Forum UKM bergerak Pembelajaran langsung Penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan. A7 Pembentukan jiwa kewirausahaan A8 Pengelompokan pelaku usaha A9 Peningkatan wawasan A10 Bimbingan teknis (BIMTEK) A11 Pengembangan koperasi A12 Pelaksanaan pameran
Penting 7 7 5 6 6 6
Pasti 4 6 5 5 5 5
5 4 5 7 6 6
5 4 5 5 5 6
Hasil pemeringkatan kemudian digambarkan secara grafis pada kuadran kartesius. Hal tersebut dilakukan untuk melihat posisi tingkat kepentingan dan tingkat kepastian dengan mudah. Gambaran posisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.
23
Pasti
I
II
7
A2
6
Certain A12 Planning A4 Region A3 A5 A7 A6 A10 A9 A11
5
Tidak penting
4
A8 3
Sangat penting
A1 Problematic Planning Region
2
III
IV
1 1
2
3
4
5
6
7
Tidak Pasti Gambar 4 Pemeringkatan asumsi strategis Asumsi pada kuadran I dipandang penting dan pasti; asumsi pada kuadran II dipandang tidak penting dan pasti; asumsi pada kuadran III dipandang tidak penting dan tidak pasti; sedangkan pada kuadran IV dipandang sangat penting dan tidak pasti. Asumsi yang terdapat dalam diagram I dilakukan analisis dan sintesis. Hal tersebut dilakukan karena pada diagram tersebut merupakan tingkat kepentingan dan kepastian yang relatif tinggi. Identifikasi asumsi pada diagram I yaitu: a. Asumsi dengan nilai 7,6 (amat sangat penting-sangat pasti) adalah A2; b. Asumsi dengan nilai 7,5 (amat sangat penting-pasti) adalah A10; c. Asumsi dengan nilai 6,6 (sangat penting-sangat pasti) adalah A12; d. Asumsi dengan nilai 6,5 (sangat penting-pasti) adalah A4, A5, A6, A11; e. Asumsi dengan nilai 5,5 (penting-pasti) adalah A3, A7,A9. f. Asumsi dengan nilai 7,4 (amat sangat penting-pasti) adalah A1; g. Asumsi dengan nilai 4,4 (penting-pasti) adalah A8.
24 7
I A12
6
5
4
A4 A5 A6 A11
A3 A7 A9
A8
A2 A10 A1
3
2
IV
1 4
5
6
7
Gambar 5 Sebaran Asumsi pada Kuadran I
Asumsi-asumsi yang berada di dalam kuadran I dipandang memiliki tingkat kepentingan dan keyakinan yang tinggi. Hal tersebut menjelaskan bahwa asumsi yang memiliki nilai optimal dengan nilai tingkat kepentingan “sangat tinggi” dan tingkat kepastian “sangat pasti” sesuai dengan kebutuhan. Asumsi-asumsi yang tersebar pada diagram I diantaranya A2 (diklat berbasis kebutuhan), A3 (pendampingan), A4 (forum UKM bergerak), A5 (pembelajaran langsung), A6 (penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan), A7 (pembentukan jiwa kewirausahaan), A9 (peningkatan wawasan), A10 (bimbingan teknis), A11 (pengembangan koperasi), dan A12 (pelaksanaan pameran). Asumsi A2 memiliki nilai kepentingan dan kepastian yang paling tinggi dibandingkan dengan asumsi lainnya. Oleh sebab itu, pelaksanaan diklat berbasis kebutuhan dipandang sudah tepat dan optimal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kinerja di UKM manisan. Asumsi strategis dengan nilai amat sangat penting dan sangat pasti yaitu A2. Asumsi pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) berbasis kebutuhan dianggap amat sangat penting dan sangat pasti. Hal tersebut berdasarkan anggapan bahwa ketika seseorang membutuhkan, maka orang tersebut akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Peningkatan kualitas pada diri seseorang akan terjadi dengan sendirinya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pribadi et al (2013) yaitu pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kualitas dan kinerja karyawan. Pakpahan ES et al (2014) menerangkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia disuatu organisasi ialah melalui program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan terencana dan sistematik.
25
Asumsi yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan kepastian yang sedang yaitu A10. Bimbingan teknis (BIMTEK) dengan nilai 7,5 (amat sangat penting- pasti) adalah A10. Selain itu, A12 yang merupakan pelaksanaan pameran memiliki tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi dengan nilai 6,6. Asumsi yang memiliki tingkat kepentingan dan kepastian 6,5 (sangat penting-pasti) adalah A4 (forum UKM bergerak), A5 (pembelajaran langsung), A6 (penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan), dan A11 (pengembangan koperasi). Forum UMKM bergerak merupakan suatu kumpulan UMKM yang melakukan kegiatan diskusi antar pelaku usaha. Forum ini dibuat dengan tujuan agar pelaku usaha dapat lebih mandiri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, dimana usaha yang telah maju membagi pengalamannya. Pelaksanaan forum ini dibawah pantauan dinas-dinas terkait. Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran usaha yang dilakukan dengan melihat langsung pada proses usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha lain. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha memperoleh gambaran usaha atau pengalaman untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya. Penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan merupakan suatu penyuluhan yang difokuskan untuk meningkatkan semangat pelaku usaha untuk mengenal kewirausahaan. Sehingga nantinya kemampuan palaku usaha dapat meningkat. 7
I A12 A4 A5 A6 A11
6
A3 A7 A9
5 4
A8
A2 A10 A1
3 2
IV
1 4
5
6
7
Gambar 6 Sebaran asumsi kuadran penting (rendah-tinggi)-pasti (rendah) Pelaksanaan pelatihan untuk pengembangan diri (A1) merupakan asumsi dengan nilai 7,4 yang berarti memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat kepastian rendah. Selain itu, pengelompokan pelaku usaha (A8) memiliki tingkat kepentingan dan kepastian yang rendah. Pengelompokan pelaku industri memiliki nilai yang rendah pada Certain Planning Region karena di dalam peningkatan kualitas SDM yang ada pada UKM dinilai masih membutuhkan bimbingan dari
26
pihak-pihak terkait. Sehingga jika dilakukan dengan pengelompokkan dengan sistem diskusi antar UKM dianggap kurang efektif.
Formulasi Strategi Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Usaha Kecil dan Menengah (UKM) harus selalu dilakukan. Hal tersebut dikarenakan SDM termasuk salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu UKM. Audit yang dilaksanakan terhadap UKM berdasarkan empat tingkat kinerja, menghasilkan 12 asumsi strategi untuk mengingkatkan kualitas SDM yang ada di UKM. Asumsi tersebut diantaranya pelatihan untuk pengembangan diri, diklat berbasis kebutuhan, pendampingan, forum UKM bergerak, pembelajaran langsung, penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan, pembentukan jiwa kewirausahaan, pengelompokan pelaku usaha, peningkatan wawasan, bimbingan teknis (BIMTEK), pengembangan koperasi, dan pelaksanaan pameran. Asumsi tersebut dipertahankan untuk dilakukan analisis selanjutnya. Asumsi strategi yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan SAST sehingga diperoleh asumsi beserta tingkat kepentingan dan kepastiannya. Berdasarkan tingkat kepentingan dan kepastiannya, dari 12 asumsi strategi diambil 7 asumsi yang memiliki tingkat kepentingan yang tinggi (sangat penting dan amat sangat penting) dan tingkat kepastian yang tinggi (pasti dan sangat pasti). Hal tersebut dilakukan karena dengan tingkat kepastian yang tinggi dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan kualitas SDM di UKM manisan. Strategi yang menjadi prioritas merupakan startegi yang sesuai dengan kendala yang dihadapi oleh UKM. Sehingga diharapkan strategi yang diperoleh menjadi strategi yang tepat guna. Asumsi strategi yang memiliki tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi diantaranya diklat berbasis kebutuhan, bimbingan teknis (BIMTEK), pelaksanaan pameran, forum UKM bergerak, pembelajaran langsung, penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha dan teori kewirausahaan, serta pengembangan koperasi. Kemudian dilakukan pemrioritasan terhadap asumsi tersebut sebagai strategi. Pemrioritasan strategi dilakukan dengan Analytic Hierarchy Process (AHP). Metoda AHP melibatkan delapan pakar yang terdiri dari dosen yang sekaligus pengamat UKM dan pelaku UKM. Setiap pakar mengisi kuesioner. Hasil pengisian pakar kemudian dianalisis menggunakan software Expert Choice 11. Tingkat kepakaran dilihat dari Consistency Ratio (CR). Data yang digunakan yaitu data dengan nilai CR kurang dari 0.10. Hasil pengolahan dengan software Expert Choice 11 menghasilkan nilai analisis. Nilai analisis terbesar merupakan prioritas strategi. Selain prioritas pada strategi, pemrioritasan juga dilakukan pada aktor yang dianggap paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas SDM di UKM manisan Cianjur dan prioritas kriteria yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan strategi. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 7.
27
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
A2 (0.437)
A1 (0.284)
K1 (0.525)
S1 (0.285)
S2 (0.178)
A4 (0.086)
A3 (0.193)
K2 (0.281)
S3 (0.128)
TUJUAN
S4 (0.118)
K3 (0.193)
S5 (0.121)
S6 (0.106)
AKTOR
KRITERIA
S7 (0.066)
ALTERNATIF
Gambar 7 Hierarki AHP Keterangan: A1 : Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) A2 : Dinas Koperasi dan UMKM (KUMKM) A3 : Inkubator Bisnis Cianjur (INBIS) A4 : Pelaku UKM K1 : Dana K2 : Waktu K3 : Sumber Daya Manusia (SDM) S1 : Diklat berbasis kebutuhan S2 : Bimbingan teknis (BIMTEK) S3 : Pelaksanaan Pameran S4 : Forum UKM Bergerak S5 : Pembelajaran langsung S6 : Penyuluhan S7 : Pengembangan koperasi Hasil analisis menunjukan bahwa Dinas Koperasi dan UMKM (KUMKM) merupakan aktor yang memiliki peran paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas SDM di UKM Manisan Cianjur. Dinas KUMKM memperoleh nilai 0.437 dibandingkan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan 0.284, Inkubator Bisnis 0.193 dan pelaku UKM 0.086. Arah pengembangan Dinas KUMKM yang berfokus terhadap manajemen UKM bisa dikatakan sebagai alasan Dinas
28
KUMKM menjadi aktor yang berpengaruh terhadap peningkatan kualitas SDM yang merupakan pelaku UKM. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 7. Pengambilan suatu keputusan dilandasi dari beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut menjadi hal yang menentukan keputusan mana yang akan digunakan. Strategi untuk meningkatkan kualitas SDM di UKM manisan Cianjur didasari 3 kriteria utama. Kriteria tersebut diperoleh dari hasil wawancara ketika pengambilan alternatif. Kriteria tersebut diantaranya dana yang tersedia, waktu atau lamanya pelaksanaan sebuah kebijakan, dan SDM yang menunjang terlaksananya kebijakan. Tiga kriteria memiliki nilai analisis yang berbeda. Dana menjadi kriteria yang diprioritaskan. Hal tersebut terlihat dari nilai analisis dana sebesar 0.525 lebih besar dibandingkan waktu 0.281 dan SDM 0.193. Dana merupakan kriteria paling prioritas yang menjadi landasan pengambilan suatu kebijakan. Perbandingan nilai dari setiap kriteria dapat dilihat pada Gambar 7. Banyaknya alternatif untuk menjadi sebuah strategi sehingga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas SDM di UKM. Beberapa alternatif yang dipilih dari hasil analsis sebelumnya memiliki nilai prioritas yang berbeda. Diklat yang berbasis kebutuhan memiliki nilai paling besar dibandingkan dengan alternatif lainnya. Diklat berbasis kebutuhan memiliki nilai terbesar yaitu 0.285, sedangkan BIMTEK 0.178, pelaksanaan pameran 0.128, Forum UKM bergerak 0.118, Pembelajaran langsung 0.121, penyuluhan 0.106, koperasi 0.066. perbandingan nilai tersebut tergambar pada Gambar 7. Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) merupakan alternatif yang menjadi prioritas sebagai strategi peningkatan kualitas SDM dimana nantinya dapat meningkatkan kinerja dari usaha yang dilakukan. Hal tersebut sesuai dengan hal yang dinyataan Sutrisno (2011) Diklat merupakan kunci dalam manajemen yang memainkan peran penting dan strategis dalam meningkatkan prestasi kerja. Diklat berbasis kebutuhan merupakan strategi yang terpilih. Diklat ini dilakukan berdasarkan kebutuhan dari UKM. Manfaat yang akan dirasakan oleh pelaku usaha yaitu peningkatan kualitas untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga peningkatan kualitas SDM seiring dengan masalah yang ditemui. Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi maka kinerja dari usaha yang dilakukanpun akan meningkat.
Strategi Operasional Hasil penelitian menghasilkan beberapa strategi terpilih. Strategi yang menjadi prioritas yaitu diklat berbasis kebutuhan. Selain itu strategi lain yang memiliki tingkat kepentingan dan kepastian yang tinggi dan diasumsikan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas SDM di UKM manisan Cianjur yaitu bimbingan teknis, pelaksanaan pameran, forum UKM Bergerak, pembelajaran langsung, penyuluhan, pengembangan koperasi. Strategi operasional yang dapat dilakukan dari strategi terpilih yaitu 1. Diklat berbasis kebutuhan Diklat berbasis kebutuhan yaitu diklat yang dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan yang ada pada UKM. Sehingga diklat yang dilaksanakan dapat menyelesaikan masalah yang ada di UKM. Manfaat yang akan dihasilkan menjadi solusi yang tepat guna. Sebelum dilakukan diklat,
29
penyelenggara harus memastikan kebutuhan dari UKM. Khususnya UKM yang termasuk kelompok kinerja early result dan new business. Hal tersebut disebabkan karena banyak hal khususnya dari pengaplikasian manajemen (keuangan, dokumen, perijinan, dll) yang belum diketahui pelaku UKM. 2. Bimbingan teknis (BIMTEK) Kurangnya pengetahuan pelaku UKM secara teknis untuk mengembangkan UKMnya, menjadi salah satu alasan perlu dilakukannya bimbingan. Sebelum dilakukan bimbingan penyelenggara melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap UKM. Sehingga bimbingan secara teknis dapat diberikan kepada UKM yang menghadapi masalah dan memerlukan bimbingan teknis. 3. Pelaksanaan Pameran Penyelenggaraan pameran dilakukan dengan melibatkan pelaku UKM. Hal tersebut dilakukan agar dapat memberi gambaran konsumen yang dihadapi. Sehingga dapat merangsang daya pikir pelaku untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. 4. Forum UKM Bergerak Pengelompokan UKM dengan menjadikan UKM yang masuk kedalam kategori good performance sebagai leader. Ketika UKM lainnya memperoleh permasalahan dalam pelaksanaan usahanya dapat diadakan forum dari kelompok UKM tersebut. Forum tersebut dilakukan untuk saling berbagi pengalaman dalam menghadapi masalah. Sehingga antar UKM akan memperoleh pelajaran dari pengalaman UKM lainnya untuk diaplikasikan. 5. Pembelajaran langsung Pembelajaran langsung dilakukan dengan mengajak pelaku UKM mengunjungi UKM diluar Cianjur (studi banding). Hal tersebut bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung terhadap UKM. Pelaksanaan pembelajaran langsung pernah dilakukan terhadap beberapa UKM. Hasil yang terlihat yaitu membuat pelaku UKM termotivasi untuk berusaha membuat produknya menjadi lebih baik. 6. Penyuluhan Penyuluhan terhadap pelaku UKM dilakukan dengan materi penyuluhan yang sesuai dengan masalah utama yang dihadapi UKM. Selain itu narasumber yang pada penyuluhan yang dilaksanakan dipilih narasumber yang aktraktif dan komunikatif. Sehingga tujuan dari penyuluhan untuk membantu menanggulangi masalah UKM dapat tersampaikan dengan baik dan manfaatnya dapat langsung diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi UKM. 7. Pengembangan koperasi Pengembangan koperasi dilakukan dengan menyertakan pelaku UKM sebagai anggota koperasi. Ikut serta pelaku UKM menjadi anggota koperasi
30
selain keuntungan secara ekonomi yang diperoleh, keuntungan sosial yaitu adanya pendidikan kewirausahaan. Implikasi Manajerial Hasil audit yang dilakukan terhadap tingkat kinerja UKM manisan Cianjur menunjukan adanya kelemahan dan kelebihan dari setiap tingkat kinerja UKM. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai acuan atau referensi untuk evaluasi, penilaian atau pengembangan UKM manisan Cianjur. Diklat berbasis kebutuhan memiliki nilai kepentingan dan kepastian yang paling tinggi berdasarkan analisis SAST. Oleh sebab itu, pihak-pihak yang berhubungan dengan peningkatan kualitas SDM di UKM semestinya mengadakan diklat yang berbasis kebutuhan. Metoda AHP digunakan untuk menganalisis prioritas dari setiap aktor, kriteria dan alternatif. Hasil dari analisis menunjukan bahwa Dinas Koperasi dan UMKM menjadi prioritas aktor, dana sebagai prioritas kriteria dan diklat berbasis kebutuhan menjadi prioritas alternatif. Berdasarkan hal tersebut, Dinas Koperasi dan UMKM bisa memfokuskan untuk pelaksanaan diklat berbasis kebutuhan sebagai bahan pertimbangan dana yang tersedia.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil audit kinerja diperoleh kelemahan dan kelebihan UKM. Secara umum terdapat kelemahan yang ada pada semua tingkat kinerja yaitu tidak ada standar kinerja bagi karyawan dan tidak pernah melakukan pengukuran kinerja karyawan, belum memiliki data pelanggan dan tidak ada sarana yang disediakan khusus untuk menampung saran dan kritik dari pelanggan. Melalui teknik SAST, pelaksanaan diklat berbasis kebutuhan merupakan hal yang amat sangat penting dan sangat pasti memberikan pengaruh yang besar. Hal tersebut juga diperkuat dengan metode pengambilan keputusan AHP dimana diklat berbasis kebutuhan memiliki nilai analisis lebih tinggi dibanding alternatif yang lain. Diklat berbasis kebutuhan merupakan strategi prioritas untuk peningkatan kualitas SDM sehingga akan berdampak pada tumbuhnya kinerja di UKM Manisan Cianjur. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan perumusan strategi untuk peningkatan kinerja UKM yang berdasar faktor kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus pelanggan, manajemen proses sehingga akan mengoptimalkan kinerja di UKM.
31
DAFTAR PUSTAKA [UURI] Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian dan Perindustrian. 2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jakarta (ID): Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan Bidang Perekonomian dan Perindustrian Anatan L, Ellitan L. 2009. Manajemen Inovasi transformasi Menuju Organisasi Kelas Dunia. Bandung (ID): Alfabeta. Ardianan I, Brahmayanti I, Subaedi. 2010. Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 12(1):43-55. Arikunto S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Bappepam. 2011.Potensi Perusahaan UKM untuk Go Public. (ID): Bappepam. Breda, Kenny, Reedy E. 2006. The Impact of Organisational Culture Factors on Innovation Levels in SMEs: An Empirical Investigation. Irish Journa of Management. 27(2):119-142. Ciptono W. 2006. A Sequential Model Of Innovation Strategy-Company NonFinancial Performance Links. Gajah Mada International J Buss. 8(2):137-178. Dharma S. 2010. Manajemen Kinerja. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar. Dipang L. 2013. Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Kinerja Karyawan pada PT. Hasjra Tabadi Manado. J EMBA. 1(3):1080-1088. Drucker P. 1988. Inovasi dan Kewiraswastaan Praktek dan Dasar-dasar. Jakarta (ID): Erlangga. Eriyatno, Fadjar S. 2007. Riset Kebijakan Metoda Penelitian untuk Pascasarjana. Bogor (ID): IPB Press. Faraditha A. 2013. Pengaruh Program Training (Pelatihan) terhadap Kualitas Karyawan pada Bagian Administrasi PT Sucofindo cabang Samarinda. E-Journal Admin Bisnis. 1(1):1-7. Gitosudarmo I. 2001. Pengantar Bisnis. Yogyakarta (ID): BPFE. Hadiyati E. 2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. J Manajemen dan Kewirausahaan. 13(1):8-16. Hadyati E. 2010. Pemasaran untuk UMKM (Teori dan Aplikasi). Malang (ID): Bayumedia. Han J, Kim N, Srivastava R. 1998. Market Orientation and Organizational Performance: Is Innovation a Missing Link. J Marketing: 42-45 Hartini S. 2012. Peran Inovasi: Pengembangan Kualitas Produk dan Kinerja Bisnis. J Manajemen dan Kewirausahaan.14(1):82-88. Hasah MJ. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecin dan Menengah. Infokop. 25:40-44. Idsijoso B, Ubaidillah, Tambunan M. 2001. Prospects for Free Internal Trade and its Impact Upon Regional Growth. Jakarta: Domestic Trade, Decentralization and Globalization A One Day Conference Jackson M. 1991. System Methodology for the Management Sciences. New York (US): Plenum Press.
32
Jan H. 2008. Corporate Social Responsibilty & Sustainability Reporting. Bandung (ID): IAI. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2013. Pedoman Audit Kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM). Jakarta (ID): Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Kristianto D. 2007. Peningkatan Kinerja Berbasis pada Komitmen Organsasi dengan Strategi dan Inovasi. J Eko dan Kewirausahaan. 7(1):20-26. Kristiyanti M. 2012. Peran Strategis Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam Pembangunan Nasional. Majalah Ilmiah Informatika. 3(1). Kuncoro M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta (ID): Erlangga. Ma’arif MS, Kartika L. 2013. Manajemen Kinerja Sumber daya Manusia. Bogor (ID): IPB Press. Ma’arif MS, Tanjung H. 2003. Teknik-teknik Kuantitatif untuk Manajemen. Jakarta (ID): PT Gramedia. Management Technology Policy. [Tahun terbit tidak diketahui]. Strategic Assumptions Surfacing and Testing. [Internet]. [diunduh 2014 April 10]. Tersedia pada: http://www.ifm.eng.cam.ac.uk/research /dstools/strategic-assumptions-surfacing-and-testing/. University of Cambridge. Mangkunegara A. 2007. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung (ID): PT Refika Aditama. Mardiana C, Suprobo F, Hariastuti N, Prihatin R, Suparjo. 2013. Pengukuran Produktivitas Kinerja UKM Sandang-Kulit berdasarkan Aspek Produksi dan Pemasaran. E-Jurnal Eco-Teknologi UWIKA. 1(1):7-11 Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta (ID): PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Matutina. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Gramedia Widia Sarana Indonesia. Muafi. 2009. Pola Hubungan Inovasi Organisasi, People Equity dan Kinerja UKM. J Ekonomi dan Keuangan. (110):230-244 Muis M. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia pada Kinerja Industri. Bogor (ID): IPB Press. Munandar S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta (ID): UTP. Munawwaroh. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Sumber daya Manusia dan Perekonomian Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi. J Kajian Ekonomi. 2(03):136-155 Nawawi H, Hadari. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta (ID): UGM Press. Nawawi H, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta (ID): UGM Press. Pakaya A. 2011. Pengaruh Manajemen Sumberdaya Manusia Strategi dan Manajemen Transformasi Terhadap Keunggulan Bersaing. J Inovasi. 2011 Sep 3 8(3):102-124 Pakpahan ES, Siswidiyanto, Sukanto. 2014. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Malang). JAP. 2(1): 116-121.
33
Pierre L, Dominiquini J. (2006) "Overcoming the barriers to effective innovation", J Strategy & Leadership. 34(1):24 - 31 Prakosa B. 2005. Pengaruh orientasi pasar, inovasi dan orientasi pembelajaran terhadap kinerja perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing. J Studi Manajemen & Organisasi. 2(1):35-57 Prawirosentono S.1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta (ID): BPFE. Pribadi AT, Hamid D, Mukzam MD. 2013. Pengaruh Pendidikand dan Pelatihan terhadap Kemampuan dan Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan PDAM Kota Malang). Universitas Brawijaya (ID) : Fakultas Ilmu Administrasi. Rahman A, Litani Y, Oktarina R. 2012. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah. J Teknik Industri. 13(1):14-21. Rahmana A. 2009. Peran Teknologi Informasi dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Yogyakarta (ID): SNATI. Rahmanin E, Sulistyo H, Siyamtinah. 2011. Model Peningkatan Kinerja Melalui Kapabilitas Inovasi pada UKM di Semarang. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan. 251-262 Rismayadi B, Mariah E, Hersona, Sonny H. 2012. Analsis Pengaruh Pengembangan SDM Terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karawang. J Manajemen. 09(3):717729. Riyadi. 2012. Faktor Sumber Daya Manusis yang Meningkatkan Kinerja Karyawan dan Perusahaan di Kalbar. J EKSOS. 8(2):114-119. Rizal Y, Hubeis M, Mangkuprawira S, Maulana A. 2013. Pengaruh faktor Kompetensi terhadap Kinerja Individu di Perusahaan Agroindustri Go Publik. J Manajemen IKM. 2013 Feb 8(1):1-8. Ruhana I. 2012.Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia VS Daya Saing Global. J Profit. 6(1):50-56. Saaty T L. 1993. Pengambilan Keputusan bagi para Pemimpin (terjemahan Decision Making for Leaders the Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World). Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman. Samir A, Larso D. 2011. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja UKM Catering di Kota Bandung. J Manajemen Teknologi. 10(2):162185. Saydam G. 2000. Sumber Daya Manusia dan Kinerja (Human Resources Management). Jakarta (ID): PT. Gunung Agung. Sedarmayanti. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung (ID): PT Refika Aditama. Simamora M. 2006. Sistem Inovasi dan Daya Saing Industri: Tinjauan Konseptual dan Studi Kasus pada Industri Makanan. Jakarta: LIPI Press. Situmorang J. 2008. Strategi UMKM dalam Menghadapi Iklim Usaha yang tidak Kondusif. Infokop. Vol. 16:88-101. Soedorowerdi S. 2008. Pengaruh Kemampuan Wirausaha pada Kinerja Keuangan Usaha Kecil. Majalah Ekonomi. 18(2): 133-143. Sriyana J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM): Studi Kasus di Kabupaten Bantul. Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif. 79- 103.
34
Suarja W. 2007. Makalah disampaikan dalam acara bimbingan Teknis Pengembangan UMKM dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Percepatan Penanggulangan Kemisknan oleh LPPM. IPB-Bogor, November 2007. Suci R. 2009. Peningkatan Kinerja melalui Orientasi kewirausahaan, kemempuan manajemen, dan Strategi bisnis (Studi pada Industri Kecil Menengah Bordir Jawa Timur). J Manajemen dan Kewirausahaan. 11(1):46-58. Sukidjo. 2004.Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. J Ekonomi dan Pendidikan. 2(1):8-21 Sulistyo H, Adiatm A. 2011. Model Optimalisasi Kemitraan UKM (Usaha Kecil Menengah) dan BUMN (Badan Usaha Milik Pemerintahan) melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk Meningkatkan Kinerja UKM. Riptek. 5(II):25-40. Sutrisno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Prenada Group. Tambunan T. 2003. Perkembangan UKM dalam Era AFTA: Peluang, Tantangan, Permasalahan dan alternatif Solusinya. Paper Diskusi. (ID):Yayasan Indonesia Forum. Tambunan T. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor (ID): Penerbit Ghalia. Tita, Aulia. 2007. Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Media Riset Akuntansi. 1(2):158-175. Undang-undang dan Peraturan tentang Usaha Kecil dan Menengah. 2007. Jakarta (ID): Visimedia. Winarni ES. 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil melalui Peningkatan Aksesibilitas kredit Perbankkan. Infokop. 29:263-270 Wulantika L. 2013. Knowledge Management dalam Meningkatkan Kreasi dan Inovasi Perusahaan. Majalah Ilmiah UNIKOM. 10(2):92-98. Zulfa. 2012 Februari 22. Terserap Koperasi dan UKM 31 Ribu [Internet]. Sukabumi (ID): Radar Sukabumi. [diunduh 2014 April 10]. Tersedia: http://radarsukabumi.com/?p=4133
35
Lampiran 1 Contoh kuesioner audit kinerja UKM
AUDIT KINERJA A.
Daftar Pertanyaan.
Pilih salah satu jawaban dengan jujur, sesuai dengan fakta yang saudara alami sehari-hari di perusahaan dengan memberi tanda ( √ ) pada : Kolom a apabila anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan Kolom b apabila anda Tidak Setuju, Kolom c apabila Ragu-Ragu Kolom d apabila Setuju Kolom e apabila Sangat Setuju Setiap pilihan anda harus disertai bukti-bukti, dokumentasi, karena auditor akan memferifikasi bukti tersebut. Selanjutnya untuk lebih jelasnya baca pada bagian B (petunjuk pengisian). a 1
Kepemimpinan Perusahaan 1a) Saya mengetahui visi, misi, nilai-nilai dan sasaran perusahaan saya (itulah yang akan kami kerjakan) 1b) Pemimpin perusahaan menggunakan nilai-nilai perusahaan kami dalam membina kami 1c) Pemimpin perusahaan saya menciptakan kondisi kerja kondusif sehingga membantu saya dalam mengerjakan pekerjaan saya 1d) Pemimpin perusahaan berbagi (sharing) informasi tentang perusahaan 1e) Pemimpin perusahaan memberi dorongan belajar sehingga membantu dalam meningkatkan karier saya 1f) Perusahaan saya memberi peluang bagi saya untuk mengetahui hal-hal yang sangat penting buat perusahaan. 1g) Perusahaan saya menanyakan apa yang saya pikirkan.
b
c
d
e
36
2 Perencanaan Strategi 2a) Dalam menyusun perencanaan perusahaan saya, menanyakan apa ide dari saya 2b) Saya mengetahui bagian dari rencana perusahaan yang mempengaruhi saya dan pekerjaan saya. 2c) Saya mengetahui apa yang akan saya katakan jika kami maju dalam pekerjaan kelompok yang merupakan bagian dari perencanaan.
a
b
c
d
e
3 Fokus Sumber Daya Manusia 3a) Saya dapat melakukan perubahan untuk memperbaiki pekerjaan saya. 3b) Orang-orang di tempat saya bekerja melakukan kerjasama dan bekerja sebagai sebuah tim 3c) Pemimpin saya memberi semangat kepada saya untuk mengembangkan ketrampilan kerja saya, sehingga saya dapat meningkatkan karier saya. 3d) Saya diakui karena pekerjaan saya. 3e) Saya memiliki tempat kerja yang sehat dan aman. 3f) Bos saya dan perusahaan saya sangat memperhatikan saya.
a
b
c
d
e
4 Fokus Pelanggan dan Pasar 4a) Saya mengetahui siapa pelanggan utama saya 4b) Saya tetap berhubungan dengan pelanggan saya 4c) Pelanggan saya memberi tahu saya, apa yang mereka inginkan. 4d) Saya selalu menanyakan pelanggan saya apa kepuasan dan ketidak puasan mereka terhadap pekerjaan saya. 4e) Saya diijinkan membuat keputusan sendiri untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pelanggan
a
b
c
d
e
5 Informasi dan Analisis 5a) Saya mengetahui bagaimana mengukur kualitas kerja saya 5b) Saya mengetahui bagaimana menganalisis atau mengukur kualitas pekerjaan saya untuk melihat
a
b
c
d
e
37
5c) 5d)
5e) 5f)
apakah perlu ada perubahan Saya menggunakan hasil analisis ini untuk membuat keputusan memperbaiki pekerjaan saya Saya mengetahui bagaimana ukuran / cara yang saya terapkan di pekerjaan saya, disesuaikan dengan cara perbaikan perusahaan keseluruhan. Saya mendapatkan semua informasi yang saya butuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan saya. Saya mendapatkan semua informasi yang saya butuhkan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh perusahaan saya.
6 Manajemen Proses 6a) Saya mendapat apa yang saya butuhkan untuk pekerjaan saya. 6b) Saya mengumpulkan semua informasi (data) tentang pekerjaan saya. 6c) Kami memiliki proses yang baik dalam mengerjakan pekerjaan kami 6d) Saya mengendalikan semua proses pekerjaan saya
a
b
c
d
e
7 Hasil-hasil Usaha 7a) Pelanggan saya puas dengan hasil kerja saya 7b) Hasil pekerjaan saya memenuhi semua apa yang diharapkan pelanggan. 7c) Saya mengetahui apa yang dilakukan oleh perusahaan saya dalam hal keuangan. 7d) Perusahaan saya dapat memanfaatkan semua waktu dan talenta yang saya miliki dengan baik. 7e) Perusahaan saya menghilangkan semua hal yang menjadi hambatan pada kemajuan oraganisasi. 7f) Perusahaan saya mematuhi semua peraturan perundangan. 7g) Perusahaan saya memiliki etika dan standar yang tinggi. 7h) Perusahaan saya membantu saya membantu masyarakat. 7i) Saya puas dengan pekerjaan saya
a
b
c
d
e
38
PERBANDINGAN KUALIFIKASI MENURUT MALCOLM BALDRIGE CTRITERIA DAN INDONESIAN PRODUCTIVITY AND QUALITY MALCOLM BALDRIGE No Kelas Nilai 1 Perusahaan Unggul 850(World Class business) 1000 2 Perusahaan Pemimpin 750-850 teladan (Benchmarking leader) 3 Pemimpin dalam Industri 650-750 (Industry leader) 4 Pemimpin baru (Emerging 550-650 leader) 5 Berkinerja Baik (Good 450-550 performance) 6 Mulai berbenah 350-450 (Beginning improvement) 7 8
Berkinerja Baik (Good performance) Mulai berbenah (Beginning improvement) 250-350 Mulai menghasilkan (Early results) 0-250 Mulai bertumbuh (new business)
Mulai menghasilkan (Early results) Mulai bertumbuh (new business)
Konversi: 550:1000 X 100 1. 0.55 X 150 2. 0.55 X 80 3. 0.55 X 110 4. 0.55 X 100 5. 0.55 X 80 6. 0.55 X 80 7. 0.55 X 400 Jumlah =
= = = = = = = = 550
IPQA
55 % 82,5 44 60,5 55 44 44 220
450-550 350-450
250-350 0-250
39
Perhitungan Nilai
a
b
c
d
e
20% 40% 60% 80% 100% 1 Kepemimpinan Perusahaan 1a) Saya mengetahui visi, misi, nilai-nilai dan sasaran perusahaan saya (itulah yang akan kami kerjakan) 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 1b) Pemimpin perusahaan menggunakan nilainilai perusahaan kami dalam membina kami 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 1c) Pemimpin perusahaan saya menciptakan kondisi kerja kondusif sehingga membantu saya dalam mengerjakan pekerjaan saya 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 1d) Pemimpin perusahaan berbagi bagi informasi tentang perusahaan 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 1e) Pemimpin perusahaan memmberi dorongan belajar sehingga membantu dalam meningkatkan karier saya 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 1f) Perusahaan saya memberi peluang bagi saya untuk mengetahui hal-hal yang sangat penting buat perusahaan. 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 1g) Perusahaan saya menanyakan apa yang saya pikirkan. 2.4 4.7 7.1 9.4 11.8 82,6
Malcolm Baldrige: 150
20% 40% 60% 80% 100% 2 Perencanaan Strategi 2a) Dalam menyusun perencanaan perusahaan saya, menanyakan apa ide dari saya 2.9 5.9 8.8 11.7 14.7 2b) Saya mengetahui bagian dari rencana perusahaan yang mempengaruhi saya dan pekerjaan saya. 2.9 5.9 8.8 11.7 14.7 2c) Saya mengetahui apa yang akan saya katakan jika kami maju dalam pekerjaan kelompok yang merupakan bagian dari perencanaan. 2.9 5.9 8.8 11.7 14.7 44 80
3 Fokus Sumber Daya Manusia 3a) Saya dapat melakukan perubahan untuk memperbaiki pekerjaan saya.
20%
2.0
40%
4.0
60%
6.1
80%
8.1
100%
10.1
40
3b)
Orang-orang di tempat saya bekerja melakukan kerjasama dan bekerja sebagai sebuah tim 2.0 4.0 6.1 8.1 10.1 3c) Bos saya memberi semangat kepada saya untuk mengembangkan ketrampilan kerja saya sehingga saya sapat meningkatkan karier saya. 2.0 4.0 6.1 8.1 10.1 3d) Saya diakui karena pekerjaan saya. 2.0 4.0 6.1 8.1 10.1 3e) Saya memiliki tempat kerja yang sehat dan aman. 2.0 4.0 6.1 8.1 10.1 3f) Bos saya dan perusahaan saya sangat memperhatikan saya. 2.0 4.0 6.1 8.1 10.1 60,5 110 20% 40% 60% 80% 100% 4 Fokus Pelanggan dan Pasar 4a) Saya mengetahui siapa pelanggan utama saya 2.2 4.4 6.6 8.8 11.0 4b) Saya tetap berhubungan dengan pelanggan saya 2.2 4.4 6.6 8.8 11.0 4c) Pelanggan saya memberi tahu saya apa yang mereka inginkan. 2.2 4.4 6.6 8.8 11.0 4d) Saya selalu menanyakan pelanggan saya apa kepuasan dan ketidak puasan mereka terhadap pekerjaan saya. 2.2 4.4 6.6 8.8 11.0 4e) Saya diijinkan membuat keputusan sendiri untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pelanggan 2.2 4.4 6.6 8.8 11.0 55 100 20% 40% 60% 80% 100% 5 Informasi dan Analisis 5a) Saya mengetahui bagaimana mengukur kualitas kerja saya 1.5 2.9 4.4 5.9 7.3 5b) Saya mengetahui bagaimana menganalisis atau mengukur kualitas pekerjaan saya untuk melihat apakah perlu ada perubaan 1.5 2.9 4.4 5.9 7.3 5c) Saya menggunakan hasil analisis ini untuk membuat keputusan memperbaiki pekerjaan saya 1.5 2.9 4.4 5.9 7.3 5d) Saya mengetahui bagaimana ukuran / cara yang saya terapkan di pekerjaan saya, disesuaikan dengan cara perbaikan perusahaan keseluruhan. 1.5 2.9 4.4 5.9 7.3
41
5e)
5f)
Saya mendapatkan semua informasi yang saya butukan dalam menyelesaikan pekerjaan saya. Saya mendapatkan semua informasi yang saya butukan untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh perusahaan saya.
1.5
2.9
4.4
5.9
7.3
1.5
2.9
4.4
5.9
7.3
80 20%
6 Menejemen Proses 6a) 6b) 6c) 6d)
44
Saya dapatkan apa yang saya butuhkan untuk pekerjaan saya. Saya mengumpulkan semua informasi (data) tentang pekerjaa saya. Kami memiliki proses yang baik dalam mengerjakan pekerjaan kami Saya mengendalikan semua proses pekerjaan saya 80
40% 60%
80%
100 %
2.2
4.4
6.6
8.8
11.0
2.2
4.4
6.6
8.8
11.0
2.2
4.4
6.6
8.8
11.0
2.2
4.4
6.6
8.8
11.0 44
20% 40% 60% 80% 100% 7 Hasil-hasil Usaha 7a) Pelanggan saya puas dengan hasil kerja saya 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7b) Hasil pekerjaan saya memenuhi semua apa yang diharapkan. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7c) Saya tau apa yang dilakukan oleh perusahaan saya dalam hal keuangan. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7d) Perusahaan saya dapat memmanfaatkan semua waktu dan talenta yang saya miliki dengan baik. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7e) Perusahaan saya menghilangkan semua hal yang menjadi hambatan pada kemajuan oraganisasi. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7f) Perusahaan saya mematuhi semua peraturan perundangan. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7g) Perusahaan saya memiliki standar yang tinggi dan etika. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7h) Perusahaan saya membantu saya membantu masyarakat. 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 7i) Saya puas dengan pekerjaan saya 4.9 9.8 14.7 19.6 24.4 400 220 1.000 550
42
Lampiran 2 List pertanyaan wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Berapa lamakan UKM berdiri? Apa saja produk yang dihasilkan? Apakah UKM bapak/ibu memiliki visi dan misi? Jika memiliki visi dan misi, apakah pekerja mengetahui visi dan misi UKM? Apakah bapak/ibu memiliki rencana kegiatan untuk jangka pendek dan jangka panjang? Apakah ada pengorganisir/pengelolaan pekerja untuk meningkatkan kualitas SDM? Apakah ada standar khusus untuk pekerja? Apakah ada tambahan bonus untuk pekerja yang memiliki kinerja kerja yang bagus? Apakah ada pengembangan karir untuk pekerja? Dalam menentukan produk UKM apakah sesuai kebutuhan pelanggan? Pernah kah mendapatkan komplain dari konsumen? Adakah sarana untuk komplain atau saran dari pelanggan? Adakah pengukuran kinerja dan perbandingan hasil yang diperoleh dengan target awal? Apakah bapak/ibu memiliki data internal UKM? Apakah bapak/ibu memiliki data pelanggan atau pasar? Apakah bapak/ibu memiliki standar produk ketika pengolahan? Bagaimana bapak/ibu mengetahui kualitas dari produk yang dihasilkan? Bagai mana cara bapak/ibu memperbaiki produk? Adakah data kepuasan pelanggan? Apakah bapak/ibu memiliki data keuangan UKM? Apakah pekerja mengetahui data keuangan UKM? Apakah bapak/ibu selalu mengikuti pelatihan/diklat yang diadakan dinas atau lembaga terkait? Pelatihan/diklat yang dilakukan sudah efektif atau belum? Kesulitan apa yang bapak/ibu rasakan ketika mengembangkan UKM?
43
Lampiran 3 Contoh kuesioner SAST Cara Pengisisan: Hitamkan skala penilaian yang Anda pilih Asumsi Strategis Skala Penilaian A1
A2
A3
A4
Pelatihan untuk pengembangan diri
Diklat berbasis kebutuhan
Pendampingan
Forum UMKM bergerak
1=paling Tidak penting
7=Paling penting
1=paling Tidak yakin
7=Paling yakin/pasti
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
1=paling Tidak penting
7=Paling penting
1=paling Tidak yakin
7=Paling yakin/pasti
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
1=paling Tidak penting
7=Paling penting
1=paling Tidak yakin
7=Paling yakin/pasti
A5
Pembelajaran langsung
A6
Penyuluhan kewirausahaan.
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
A7
Pembentukan jiwa kewirausahaan
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
A8
Pengelompokan pelaku industry
A9
Peningkatan wawasan
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin 1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti 7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
A10 Bimbingan teknis
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
A11 Pengembangan koperasi
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
A12 Pelaksanaan pameran
1=paling Tidak penting 1=paling Tidak yakin
7=Paling penting 7=Paling yakin/pasti
44
Lampiran 4 Kuesioner AHP
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENUMBUHKAN KINERJA USAHA KECIL MENENGAH
Nama Responden Jabatan Instansi
: ...................................................................................... : ........................................................................................ : ........................................................................................
Latar Belakang : Salah satu kendala yang dihadapi UKM di Cianjur yaitu rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Sedangkan SDM merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu usaha. Oleh sebab itu, dengan diperolehnya strategi yang tepat dapat meningkatkan kualitas SDM pada pelaku UKM yang nantinya berdampak pada peningkatan kinerja UKM.
Petunjuk Pengisian Kuesione r : Isilah pada kotak perbandingan dengan skala nilai sebagai berikut: Nilai 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8
Keterangan Alternatif A sama penting dengan alternatif B A sedikit lebih penting dari B A jelas lebih penting dari B A sangat jelas lebih penting dari B Mutlak lebih penting dati B Apabila ragu-ragu antara dua pilihan yang berdekatan
45
1. Dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia ada empat aktor yang ikut serta di dalam yaitu: a. Dinas Koperasi dan UMKM (KUMKM) b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) c. Inkubator Bisnis (INBIS) d. Pelaku Usaha (UKM)
Bandingkan tingkat pengaruh setiap aktor yang berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di UKM:
KUMKM
DISPERINDAG
INBIS
UKM
KUMKM DISPERINDAG INBIS UMKM
2. Dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia yang ada di UKM ada 3 hal yang menjadi dasar pemikiran utama: a. Dana b. Waktu c. Sumber daya manusia (SDM)
A. Bandingkan tingkat pengaruh setiap faktor (dasar pemikiran) pada peningkatan kualitas sumber daya manusia:
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dana Waktu SDM
Dana
Waktu
SDM
46
B. Bandingkan tingkat pengaruh setiap faktor (dasar pemikiran) pada peningkatan kualitas sumber daya manusia:
Dinas Koperasi dan UMKM Dana Waktu SDM
Dana
Waktu
SDM
C. Bandingkan tingkat pengaruh setiap faktor (dasar pemikiran) pada peningkatan kualitas sumber daya manusia:
Inkubator Bisnis Dana Waktu SDM
Dana
Waktu
SDM
D. Bandingkan tingkat pengaruh setiap faktor (dasar pemikiran) pada peningkatan kualitas sumber daya manusia:
Pelaku UMKM Dana Waktu SDM
Dana
Waktu
SDM
47
3. Hal-hal yang mendukung dasar pemikiran untuk menumbuhkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kinerja di usaha kecil dan menengah manisan Cianjur adalah sebagai berikut: a. Diklat berbasis kebutuhan b. Bimbingan teknis (BIMTEK) c. Pelaksanaan pameran d. Forum UMKM bergerak e. Pembelajaran langsung f. Penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha, dan teori kewirausahaan g. Pengembangan koperasi
a. Dana Bandingkan hal yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia terhadap hal lainnya dengan pemikiran dasar dana.
DANA A B C D E F G
A
B
C
D
E
F
G
Keterangan: A. Diklat berbasis kebutuhan B. Bimbingan teknis (BIMTEK) C. Pelaksanaan pameran D. Forum UMKM bergerak E. Pembelajaran langsung F. Penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha, dan teori kewirausahaan G. Pengembangan koperasi
48
b. Waktu Pelaksanaan Bandingkan hal yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia terhadap hal lainnya dengan pemikiran dasar waktu pelaksanaan.
WAKTU A B C D E F G
A
B
C
D
E
F
G
Keterangan: A. Diklat berbasis kebutuhan B. Bimbingan teknis (BIMTEK) C. Pelaksanaan pameran D. Forum UMKM bergerak E. Pembelajaran langsung F. Penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha, dan teori kewirausahaan G. Pengembangan koperasi
49
c. Sumber Daya Manusia (SDM) Bandingkan hal yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia terhadap hal lainnya dengan pemikiran dasar dana.
SDM A B C D E F G
A
B
C
D
E
F
G
Keterangan: A. Diklat berbasis kebutuhan B. Bimbingan teknis (BIMTEK) C. Pelaksanaan pameran D. Forum UMKM bergerak E. Pembelajaran langsung F. Penyuluhan untuk meningkatkan motivasi usaha, manajemen usaha, dan teori kewirausahaan G. Pengembangan koperasi
50
Lampiran 5 Hasil audit UKM
Aspek Kinerja
UKM 1
2
3
4
5
6
7
8
Kepemimpinan perusahaan
75.4
58.8
51.9
33.2
33.1
23.8
16.8
63.5
Perencanaan strategi
32.2
14.6
35.1
14.6
14.6
14.6
20.6
29.3
Fokus sumber daya manusia
50.6
44.6
46.6
40.6
34.3
26.2
32.3
46.6
Fokus pelanggan dan pasar
44.0
28.6
33.0
30.8
19.8
17.6
19.8
39.6
informasi dan analisis
27.8
16.3
24.8
14.8
11.9
13.4
13.4
19.2
Manajemen proses
35.2
26.4
39.6
28.6
26.4
22.0
24.2
30.8
Hasil-hasil usaha
186.0
151.9
166.5
147.0
137.2
132.3
122.5
176.4
Jumlah skor
451.2
341.2
397.5
309.6
277.3
249.9
249.6
405.4
Good
Early
Beginning
Early
Early
New
New
Beginning
results
results
business
business
improvement
Kategori kinerja
performance
results improvement
51
Lampiran 6 Hasil analsisi audit UKM
UKM
Aspek Kinerja Kepemimpinan
-
-
Good performance
Beginning improvement
Memiliki visi, misi dan
-
-
-
Tidak memiliki
New Business -
Tidak memiliki
nilai kinerja yang
namun tidak memiliki
visi, misi, nilai-
visi, misi, nilai-
dicapai
target kinerja yang
nilai dan target
nilai dan target
Menciptakan kondisi
ingin dicapai
kinerja yang ingin
kinerja yang ingin
Memberi motivasi
dicapai.
dicapai.
kerja yang kondusif -
memiliki visi, misi
Early results
-
Melaksanaakan konsep
kepada pekerja untuk
keterbukaan terhadap
belajar dan
pekerja
meningkatkan
Selalu memberi
kompetensi dirinya
motivasi terhadap pekerja serta mendorong bekerja lebih daik dan dorongan untuk selalu belajar.
52
UKM
Aspek Kinerja Perencanaan
-
Strategis
Good performance
Beginning improvement
Memiliki rencana
-
jangka pendek dan jangka panjang usaha yang dilakukan -
-
Mengikuti perubahan
Memiliki rencana
Early results -
jangka panjang -
Mengikuti perubahan permintaan pasar
-
Memiliki rencana
New Business -
Tidak memiliki
jangka panjang
rencana jangka
Mengikuti
panjang maupun
perubahan
jangka pendek,
permintaan pasar
usaha berjalan
permintaan pasar,
begitu saja tidak
pesaing dan perubahan
terpaku target
peraturan pemerintah
rencana
Melakukan SWOT analisis
-
Tidak mengikuti perubahan permintaan pasar namun dari penyediaan produk, konsumen mengikuti produk yang disediakan produsen
53
UKM
Aspek Kinerja Fokus SDM
-
-
-
-
Good performance
Beginning improvement
Keterampilan pekerja
-
Memperhatikan
Early results -
Pekerja hanya
New Business -
Pekerja bekerja
diperhatikan
keterampilan yang
memperoleh
sesuai yang
Pegawai bekerja
dimiliki pegawai
keterampilan dari
dicontohkan
sebagai tim
dengan
pemilik usaha
pemilik usaha
Pemilik usaha
mengikutsertakan
memperhatikan
pegawai dalam
pengembangan
pengembangan karir
pelatihan yang
karir terhadap
dari pegawai
dilakukan oleh
pegawai
Pemilik usaha
lembaga yang
menyalurkan
menyediakan
pegawainya untuk
pelatihan
-
Tidak dilaksanakan
mengikuti pelatihan yang ada Fokus Pelanggan dan Pasar
-
Kepuasan atau
-
Kepuasan atau
-
Kepuasan atau
-
Kepuasan atau
ketidakpuasan
ketidakpuasan
ketidakpuasan
ketidakpuasan
pelanggan langsung
pelanggan langsung
pelanggan langsung
pelanggan langsung
disampaikan kepada
disampaikan kepada
disampaikan
disampaikan
produsen
produsen
kepada produsen
kepada produsen
54
-
-
Komplain pelanggan
-
Komplain pelanggan
selalu ditanggapi oleh
selalu ditanggapi oleh
produsen
produsen
Selalu melakukan perbaikan agar pelanggan selalu puas
Data, Informasi dan
-
Analisa
-
-
Tidak ada pengukuran
-
Tidak ada
-
Tidak ada
kinerja baik perusahaan,
kinerja baik perusahaan,
pengukuran kinerja
pengukuran kinerja
proses maupun individu
proses maupun individu
baik perusahaan,
baik perusahaan,
proses maupun
proses maupun
individu
individu
Perbaikan proses kerja
- Perbaikan proses kerja
disampaikan langsung
disampaikan langsung
oleh pemilik usaha
oleh pemilik usaha
terhadap keryawan
terhadap keryawan
Tidak ada standard
- Tidak ada standard
kinerja -
- Tidak ada pengukuran
Tidak tersedia data dan
kinerja - Tidak tersedia data dan
-
Tidak ada standard
-
kinerja -
Tidak tersedia data
Tidak ada standard kinerja
-
Tidak tersedia data
dan informasi
dan informasi
eksternal yang
eksternal yang
informasi eksternal
informasi eksternal yang
dibutuhkan untuk
dibutuhkan untuk
yang dibutuhkan untuk
dibutuhkan untuk
peningkatan kinerja
peningkatan kinerja
peningkatan kinerja
peningkatan kinerja
55
UKM
Aspek Kinerja Manajemen Proses
-
-
Good performance
Beginning improvement
Kualitas proses dilihat
-
-
Proses produksi
New Business -
Tidak ada
dari produk yang
dikendalikan dengan
dikendalikan
pengendalian
dihasilkan
memperhatikan setiap
dengan
proses produksi
Proses produksi
tahap proses
memperhatikan
Produk yang
setiap tahap proses
tidaknya proses
Berkualitas atau
dilihat dari
dikendalikan dengan
-
Proses produksi
Early results
-
-
-
Berkualitas atau
memperhatikan setiap
dihasilkan menjadi
tahap proses
patokan dari kualitas
tidaknya proses
komplain
Melakukan kreasi-
proses
dilihat dari
pelanggan
kreasi terhadap proses
komplain
produksi untuk
pelanggan
-
Belum dilakukan kreasi untuk
memperbaiki kualitas
peningkatan nilai
dari produk yang
tambah
dihasilkan
56
UKM
Aspek Kinerja Hasil Usaha
-
-
Good performance
Beginning improvement
Kepuasan pelanggan
-
-
Kepuasan
-
Kepuasan
disosialisasikan
pelanggan
pelanggan tidak
langsung kepada
langsung kepada
disosialisasikan
disosialisasikan
pekerja
pekerja
langsung kepada
kepada pekerja
Tidak memiliki
pekerja
Evaluasi kinerja hanya
Terdapat data keuangan
-
evaluasi kinerja -
-
Terdapat data
dan transparan terhadap
keuangan namun
pekerja
hanya pemilik usaha
Belum memiliki standar
yang mengetahui
Tidak memiliki evaluasi kinerja
-
Tidak memiliki evaluasi kinerja
-
Tidak memiliki data keuangan
Tidak memiliki data keuangan
-
Belum memiliki standar kerja dan
Belum memiliki
standar kerja dan
record kedisiplinan
kedisiplinan
standar kerja dan
record kedisiplinan
Belum memiliki data
record kedisiplinan
-
-
-
Belum memiliki
kerja dan record
-
-
New Business
disosialisasikan
diketahui pemilik usaha -
Kepuasan pelanggan
Early results
Belum memiliki
Belum memiliki
data pembantuan
Belum memiliki data
data pembantuan
dan komplai dari
komplai dari
pembantuan dan
dan komplai dari
masyarakat
masyarakat
komplai dari
masyarakat
pembantuan dan
-
masyarakat
-
-
57
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cianjur pada tanggal 28 September 1989 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari ayah bernama Indra Masrin dan ibu bernama Nunung Siti Nursila. Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia lulus pada tahun 2012. Kesempatan untuk melanjutkan studi S2 di Program Studi Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 2012. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian ini sedang dalam tahap review di Jurnal Aplikasi Manajemen dengan judul Strategi Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk Menumbuhkan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah.