STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KLUSTER MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR
DEWI ROBIANA
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRISPI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kluster Minuman Herbal Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, 27 April 2015
Dewi Robiana NIM H24110050
ABSTRAK DEWI ROBIANA. Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kluster Minuman Herbal Kota Bogor. Dibimbing oleh ANGGRAINI SUKMAWATI. Usaha Kecil Menengah (UKM) kluster minuman herbal merupakan etintas usaha yang menghasilkan produk-produk yang sangat bergantung pada keahlian tenaga kerja yang tersedia. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pengembangan manajerial yang berfokus pada strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal menggunakan perspektif Balanced Scorecard. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis sasaran strategi peningkatan kinerja UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. (2) menganalisis alternatif strategi peningkatan kinerja di UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. (3) merumuskan Indikator Kinerja Utama pada UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. Alternatif yang dipilih sesuai hasil perhitungan dengan metode AHP adalah mengembangkan kompetensi SDM dan pengembangan manajemen UKM untuk meningkatkan kinerja dan inovasi UKM, alternatif untuk meningkatkan daya saing UKM adalah melakukan pengembangan produk dan pengembangan pasar. Kata Kunci: AHP, BSC, Indikator Kinerja Utama (IKU), Kompetensi SDM, UKM kluster minuman herbal.
ABSTRACT DEWI ROBIANA. Performance Improvement Strategy for Small and Medium Enterprises (SMEs) Cluster Herbal Drink in Bogor. Supervised by ANGGRAINI SUKMAWATI. Small and Medium Enterprises (SME) Cluster Herbal Drink is the businesses entity that resulting products that are highly depend on the expertise of the labor. Therefore the managerial development is required that focuses on performance improvement strategies of the SME cluster herbal drink using Balanced Scorecard perspectives. The sampling method used is purposive sampling technique. The objective for this research to: (1) analyze the performance improvement strategy targets SME cluster herbal drinks Bogor. (2) analyze alternative strategies for improving performance in SME clusters herbal drinks Bogor. (3) formulating Key Performance Indicators on SME cluster herbal drinks Bogor. Alternatives are selected according to the results of the calculation method of AHP is to develop the competence of human resources management and development of SMEs to improve the performance and innovation of SMEs, an alternative to improve the competitiveness of SMEs is doing product development and market development. Keywords: AHP, BSC, competence of human resources management, Key Performance Indicators (KPI), SME clusters herbal drink.
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) KLUSTER MINUMAN HERBAL KOTA BOGOR
DEWI ROBIANA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2014 ini ialah peningkatan kinerja, dengan judul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Kluster Minuman Herbal Kota Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr Ir Anggraini Sukmawati, MM selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan arahan. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ibu Retno Dwi Hastuti dari Dinas UMKM Kota Bogor, Bapak Dr Ir Apendi Arsyad, Msi dari penasehat Kamar Dagang Industri, Bapak Agung Haerul Amin dari Bank BJB cabang Bogor, Bapak Adi Jayadi Manajer UKM Tanaman dan pengobatan herbal, Bapak Adi Nasution Manajer UKM Sari kurma sahira, dan Bapak Jajang Quality Control UKM Sari Kurma dan propolis yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Almarhum ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, 27 April 2015 Dewi Robiana
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
3
Manfaat Penelitian
3
Ruang Lingkup Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Penelitian Terdahulu
5
METODE
6
Kerangka Pemikiran
6
Tahapan Penelitian
7
Lokasi dan Waktu Penelitian
9
Jenis dan Sumber Data
9
Metode Pengambilan Sample
9
Metode Pengolahan dan Analisi Data HASIL DAN PEMBAHASAN
10 10
Gambaran Umum
10
Pembahasan
11
Implikasi Manajerial
22
SIMPULAN DAN SARAN
23
Simpulan
23
Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
26
RIWAYAT HIDUP
46
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pertumbuhan UKM Kota Bogor dari tahun 2011-2014 Penelitian terdahulu Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty Sasaran strategi peningkatan kinerja UKM pada setiap perspektif Hasil prioritas dan bobot level faktor Hasil prioritas dan bobot level aktor Hasil prioritas dan bobot level tujuan Hasil prioritas dan bobot level alternatif strategi Indikator kinerja utama sasaran strategi BSC UKM kluster minuman herbal 10 Hasil prioritas dan bobot Indikator Kinerja Utama (IKU)
1 5 10 11 15 16 16 17 18 20
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4
Kerangka pemikiran Tahapan penelitian Peta strategik UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Struktur Hirarki AHP peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor 5 Hirarki tahap pertama peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor 6 Hirarki tahap kedua peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor
7 8 13 14 15 19
DAFTAR LAMPIRAN 1 Pengolahan AHP 2 Kuesioner
26 30
PENDAHULUAN Latar Belakang ASEAN Economic Community (AEC) merupakan bentuk integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2020 dipercepat menjadi tahun 2015. Dimana akan terjadi pasar tunggal berbasis produksi tunggal dan terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN (Departemen Perdagangan 2010). Untuk itu masyarakat Indonesia dituntut untuk lebih inovatif dalam melakukan pengembangan diberbagai sektor usaha. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan dalam peningkatan ekonomi Indonesia adalah sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Usaha Kecil dan Menengah merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat berkembang dan keberadaannya menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan serta memperkuat dasar perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya dalam usaha penciptaan calon pengusaha baru dalam bidang enterpreneur dan menguragi tingginya kesenjangan pendapatan. Pengembangan UKM merupakan salah satu strategi pembangunan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Propinsi Jawa Barat merupakan wilayah dengan beragam topografi yang berupa dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, berbukit dan pulau-pulau kecil, yang berada pada ketinggian antara 0-3.300 meter di atas permukaan Laut. Lahan di Propinsi Jawa Barat sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, permukiman, pertambangan, dan industri. Salah satu daerah yang memiliki potensi dalam bidang pertanian adalah wilayah Bogor. Untuk Usaha Kecil dan Menengah Bogor merupakan industri yang masih terus melakukan pengembangan hingga saat ini. Terlihat dari semakin bertambahnya antusias masyarakat Bogor dalam melakukan peningkatan usaha di berbagai sektor. Berdasarkan data Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor (2015) tercatat Jumlah UMKM pada tahun 2014 mencapai 34 353 usaha. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 33 907 usaha. Pada Tabel 1 dapat terlihat jumlah UMKM yang terdapat di Kota Bogor. Tabel 1 Pertumbuhan UMKM Kota Bogor dari tahun 2011-2014 No
Uraian
Usaha Mikro (Unit) 1. Usaha Kecil (Unit) 2. Usaha Menengah (Unit) 3 Jumlah UKM (Unit) 4. Pertumbuhan UKM (%) 5. Keterangan: - = data tidak tersedia
Tahun 2011 26 320 1 646 4 936 32 901 -
2012 27 383 1 710 5 139 33 572 0,02
2013 27 267 1 485 5 155 33 907 0,03
2014 27 676 1 501 5 176 34 353 0,01
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor (2015) Peningkatan ini tidak terlihat pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan UKM kluster minuman herbal pada tahun 2014 hanya mencapai 26 unit usaha yang masih aktif di pasar dan terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM kota Bogor. Jika dilihat dari
2 jumlah UKM minuman herbal pada tahun 2012 hingga tahun 2014 pertumbuhan UKM minuman herbal hanya mencapai 0.1 persen. Pada tahun 2012 UKM minuman herbal tercatat 22 unit usaha, tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 26 unit usaha, dan pada tahun 2014 tidak terlihat adanya peningkatan usaha. Usaha Kecil dan Menengah kluster minuman herbal merupakan salah satu produk pengembangan minuman tradisional masyarakat Indonesia yang berasal dari produk pertanian. Khasiat minuman herbal tersebut, selain menghangatkan tubuh juga terbukti dapat membantu dalam meningkatkan daya tahan tubuh yang membuat konsumen semakin tertarik untuk mengkonsumsi produk-produk herbal seperti jamu dan madu (Kunandewi 2011). Melihat semakin tingginya tingkat kesadaran konsumen akan gaya hidup sehat inilah yang menjadi salah satu peluang bisnis bagi masyarakat Bogor untuk melakukan pengembangan usaha dalam bidang minuman herbal. Namun jika dilihat dilapangan kinerja UKM minuman herbal masih sangat rendah, sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Pada produk jamu UKM hanya mampu memproduksi sebanyak 6 ton setiap bulannya sedangkan permintaan pasar mencapai 9 ton. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kompetensi tenaga kerja yang dimiliki, aspek permodalan, pengadaan bahan baku yang berkualitas, dan masih kurangnya pengetahuan dalam manajemen keuangan (Andina 2014). Permasalahan ini juga menjadi salah satu faktor penghambat UKM minuman herbal untuk berkembang dan bersaing dengan pelaku usaha lainnya. Hal ini menuntut pihak UKM untuk melakukan beberapa strategi dan perbaikan dalam pengembangan usahanya dengan melakukan peningkatan kinerja pada semua aspek yang terlibat dalam organisasi. Peningkatan produktivitas dikatakan berhasil apabila organisasi melakukan perbaikan secara terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, dan pemberdayaan sumber daya manusia (Siagian 2002). Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses peningkatan kinerja yaitu perumusan strategi yang mengacu pada empat perspektif Balanced scorecard yang terdiri dari perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Melalui empat perspektif Balanced scorecard ini, diharapkan UKM dapat mengatasi masalah financial dan non-finansial yang akan berdampak pada peningkatan kinerja untuk menciptakan sebuah UKM yang memiliki daya saing tinggi dan berkelanjutan khususnya dalam sektor minuman herbal. Meskipun pada penelitian sebelumnya sangat sedikit organisasi kecil yang mengetahui tentang keberadaan perspektif Balanced scorecard namun belakangan ini sudah semakin banyak organisasi kecil yang menggunakan perspektif Balanced scorecard untuk merumuskan indikator kinerja (Giannopoulos 2013). Perumusan Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu peluang bisnis yang sangat berkembang dan keberadaannya menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Indonesia. UKM kluster minuman herbal Kota Bogor merupakan salah satu UKM yang belum mampu melakukan pengembangan usaha dikarenakan masih rendahnya kompetensi
3 tenaga kerja yang dimiliki dan masih kurangnya pengelolaan dalam aspek permodalan. Untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin bebas sangat diperlukan adanya pembenahan dalam aspek manajerial dengan memperhatikan masalah finansial dan non-financial UKM melalui peningkatan kinerja yang mengacu pada perspektif Balanced scorecard. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sasaran strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor? 2. Bagaimana rancangan alternatif strategi peningkatan kinerja di UKM kluster minuman herbal Kota Bogor? 3. Apa saja Indikator Kinerja Utama pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis sasaran strategi peningkatan kinerja UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. 2. Menganalisis alternatif strategi peningkatan kinerja di UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. 3. Merumuskan Indikator Kinerja Utama pada UKM klaster minuman herbal Kota Bogor.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pengusaha UKM Bahan evaluasi dan pertimbangan dalam upaya pengembangan UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. 2. Bagi akademisi Bahan informasi dan rujukan untuk penelitian bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas tentang Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Kluster Minuman Herbal Kota Bogor. Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada analisis sasaran strategi yang mengacu pada pendekatan Balanced Scorecard berdasarkan teori Kaplan dan Norton (1996) berdasarkan pada empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Menganalisis alternatif strategi peningkatan kinerja berdasarkan faktor, aktor, dan tujuan yang ingin dicapai dalam peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor yang disusun dalam struktur hirarki lengkap pada AHP. Merumuskan ukuran kinerja yang dibatasi pada penetuan indikator kinerja utama yang dikemukakan oleh Moheriono (2012), dan untuk mengetahui bobot kepentingan di analisis menggunakan AHP.
4
TINJAUAN PUSTAKA Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria UMKM Berdasarkan Undang-Undang RI Nomer 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : 1. Usaha Mikro : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 2. Usaha kecil : a. Memilik kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahuan lebih dari Rp300.000.000,00 sampai Rp2.500.000.000,00 3. Usaha menengah : a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 sampai Rp10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 sampai Rp50.000.000.000,00 Kinerja Kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan organisasi (Moeheriono 2009). Strategi Strategi adalah pengerahan dan pengarahan seluruh sumber daya perusahaan untuk perwujudan visi melalui misi perusahaan. Strategi membentuk pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi perusahaan dengan strategi yang tepat seluruh sumberdaya perusahaan dikerahkan menjadi kekuatan yang luar biasa besarnya untuk diarahkan ke pencapaian visi perusahaan, sehingga akan menjajikan pencapaian visi perusahaan (Mulyadi 2007). Balanced Scorecard (Kaplan dan Norton 1996) mengatakan bahwa Balanced Scorecard menerjemahkan misi dan strategi ke dalam berbagai tujuan dan ukuran yang tersusun ke dalam empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif
5 pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif keuangan Scorecard memungkinkan para eksekutif senior setiap unit bisnis untuk tidak hanya menetapkan ukuran yang mengevaluasi keberhasilan jangka panjang perusahaan, tetapi juga berbagai variabel yang dianggap paling penting untuk menciptakan dan mendorong tercapainya tujuan jangka panjang. Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan Balanced Scorecard, perusahaan melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan. Perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan dengan segmen pasar sasaran. Perspektif proses bisnis internal Dalam perspektif proses bisnis internal, para manajer mengidentifikasi berbagai proses penting yang harus dikuasai oleh perusahaan dengan baik agar mampu memenuhi tujuan para pemegang saham dan segmen pelanggan sasaran. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keempat pada Balanced Scorecard yaitu mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pembelajaran dan pertumbuhan perusahaan. Tujuan di dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur yang memungkinkan pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan. Penelitian Terdahulu Tabel 2 Penelitian terdahulu Nama
Judul Skripsi
Sitompul (2010)
Evaluasi Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta
Chamdan (2010)
Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja pada Lembaga Keuangan Syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondangrejo
Alat Analisis AHP
Kesimpulan Diperoleh skor kinerja RS Pelabuhan Jakarta, yaitu perspektif keuangan 20,09% perspektif pelanggan 14,22%, perspektif proses bisnis internal 12,52%, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 26,17%. Penilaian kinerja RS Pelabuhan Jakarta secara keseluruhan mencapai skor sebesar 73%. Skor tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kinerja RS Pelabuhan Jakarta dalam kondisi baik. Hasil pengukuran kinerja BMT Bina Insan Mandiri menunjukkan kinerja yang cukup ditinjau dari perspektif keuangan dan perspektif pelanggan. Pada perspektif bisnis internal dan perspketif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan kinerja yang baik. Berdasarkan penilaian kinerja BMT Bina Insan Mandiri tahun 2009 diperoleh hasil kinerja keseluruhan baik dengan nilai.
6 Lanjutan Tabel 2 Nama Andina (2014)
Judul Skripsi Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Peningkatan Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor
Alat Analisis Structural Equation Modelling (SEM)
Kesimpulan Modal insani memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UKM dengan modal sosial sebagai variabel perantara. Pada implikasi manajerial akan dibentuk model peningkatan kinerja UKM dengan The House Model dan analisis kuadran untuk memetakan variabel yang diplotkan berdasarkan tingkat kepentingan dan kinerja
Berdasarkan studi literatur penelitian terdahulu, perspektif pada Balanced Scorecard sangat berperan dalam proses penilaian kinerja pada organisasi profit dan nonprofit. Pada penelitian sebelumnya juga terlihat bahwa kondisi UKM kluster minuman herbal Kota Bogor belum mampu bersaing dan belum berkembang. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan analisis strategi peningkatan kinerja pada usaha kecil dan menengah menggunakan empat perspektif Balanced Scorecard dalam upaya peningkatan daya saing UKM kluster minuman herbal Kota Bogor yang berkelanjutan.
METODE Kerangka Pemikiran Keberadaan UKM menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat perekonomian masyarakat Bogor, khususnya penciptaan calon pengusaha baru dalam bidang enterpreneur dan mengurangi tingginya kesenjangan pendapatan. Produk minuman dan obat-obatan herbal yang sudah banyak beredar dimasyarakat sangat berpotensi untuk dikembangkan. Namun jika dilihat dari peluang yang ada, UKM kluster minuman herbal Kota Bogor belum bisa memenuhi permintaan pasar. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian pihak UKM terhadap pengelolaan SDM dan pengelolaan aspek permodalan. Kualitas SDM merupakan salah satu faktor penentu tinggi atau rendahnya peluang suatu UKM untuk bersaing dengan UKM lain. Sehingga sangat dibutuhkan adanya peningkatan kinerja menggunakan perspektif Balanced Scorecard untuk membantu UKM mengatasi masalah financial dan non-finansial yang bertujuan untuk melakukan peningkatan kinerja dan inovasi usaha pada UKM kluster minuman herbal. Penelitian ini dilakukan dengan empat tahapan, yaitu mengidentifikasi posisi bersaing pada UKM melalui wawancara dan FGD dengan pihak terkait. Hasil identifikasi posisi bersaing UKM di jadikan landasan dalam merumuskan sasaran strategi peningkatan kinerja melalui pendekatan empat perspektif Balanced Scorecard. Selanjutnya menganalisis alternatif strategi peningktan kinerja UKM berdasarkan struktur hirarki pada AHP, perumusan indikator kinerja utama di peroleh dari hasil identifikasi sasaran strategi perspektif Balanced Scorecard. Tahap terakhir adalah memberikan implikasi dan rekomendasi terhadap peningkatan kinerja UKM minuman herbal yang berkelanjutan. Kerangka pemikiran ini ditunjukkan oleh Gambar 1.
7
UKM kluster minuman herbal Bogor potensial untuk dikembangkan
Sasaran strategis peningkatan kinerja
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan
Analisis AHP Alternatif Strategi Peningkatan Kinerja
Indikator Kinerja Utama
Implikasi Manajerial dan Rekomendasi Strategi Peningkatan Kinerja
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup tiga tahapan, yaitu tahap pra penelitian, pengumpulan data dan analisis data hingga menghasilkan implikasi manajerial. Tahapan penelitian ini secara lebih rinci dapat dilihat pada Gambar 2 :
8
Identifikasi minat penelitian dan pemilihan topik penelitian
Studi Pustaka dan diskusi
Pra Penelitian Penentuan topik penelitian
Penentuan rumusan masalah 1. 2. 3.
Menganalisis sasaran strategi peningkatan kinerja UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. Menganalisis alternatif strategi peningkatan kinerja di UKM klaster minuman herbal Kota Bogor. Merumuskan Indikator Kinerja Utama pada UKM klaster minuman herbal Kota Bogor
Rancangan Pengumpulan data Identifikasi kebutuhan data, metode pengumpulan data dan pemilihan analisis data
Studi Pendahuluan dan Studi Pustaka
Pengumpulan data lapangan
Data Primer : 1. Observasi Lapang 2. Wawancara 3. Kuisioner
1. 2. 3. 4.
Pengumpulan Data
Data Sekunder : 1. Studi Literatur 2. Internet 3. Dokumen Instansi Terkait
Pengolahan Data Tabulasi data dan informasi Menganalisis sasaran strategi Menganalisis alternatif strategi Merumuskan Indikator Kinerja Utama
Analisis Data 1. Analisis Sasaran Strategi – perspektif BSC 2. Analisis alternatif strategi – AHP 3. Perumusan IKU Prioritas – AHP
Implikasi Manajerial
Gambar 2 Tahapan Penelitian Gambar 2 menunjukkan penelitian diawali dengan tahap pra penelitian dengan mengidentifikasi minat penelitian dan pemilihan topik penelitian serta melakukan studi pustaka dan diskusi. Kemudian menentukan topik penelitian, merumuskan masalah, dan menyusun rancangan pengumpulan data. Setelah itu, dilanjutkan dengan tahap pengumpulan data dengan melakukan studi pendahuluan dan studi pustaka untuk mendukung proses pengumpulan data. Data yang
9 dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Selanjutnya pada tahap analisis data, dilakukan dengan mengidentifikasi posisi bersaing dan potensi UKM untuk menganalisis sasaran strategi peningkatan kinerja pada UKM Kluster minuman herbal Kota Bogor berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard. Selanjutnya menganalisis faktor, aktor, dan tujuan yang ingin dicapai untuk merumuskan alternatif strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor menggunakan AHP. Dan perumusan indikator kinerja utama diperoleh dari hasil identifikasi sasaran strategi untuk membantu pelaku UKM kluster minuman herbal dalam upaya peningkatan kinerja. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di unit usaha kecil dan menengah kluster minuman herbal yang berada di Kota Bogor, Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2014. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa Kota Bogor merupakan daerah yang miliki potensi tinggi dalam produksi dan pemasaran produk herbal. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan FGD dengan pihak terkait, dan kuesioner yang diisi oleh Kepala Dinas UMKM Kota Bogor, 3 UKM kluster minuman herbal Kota Bogor, penasehat Kamar Dagang Industri (Kadin), dan Lembaga Keuangan (Bank BJB cabang Bogor). Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur, baik berupa buku, jurnal, skripsi yang relevan dengan penelitian ini, internet serta data-data yang disediakan oleh instansiinstansi yang terkait. Metode Pengambilan Sampel Metode penentuan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling atau penetapan sample dengan pertimbangan tertentu dalam penentuan pakar (Sugiono 2013). Penelitian ini menggunakan penilaian pakar atau ahli yang benar-benar menguasai dan memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja UKM. Sampel yang dipilih adalah Kepala Dinas UMKM Kota Bogor, pelaku UKM kluster minuman herbal Kota Bogor, penasehat Kamar Dagang Industri (Kadin), dan Lembaga Keuangan (Bank BJB). Untuk penentuan sampel pada UKM minuman herbal menggunakan teori Gay yang menyatakan bahwa untuk riset deskriptif besarnya sampel adalah 10% dari populasi (Suharsaputra 2012). Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 26 unit usaha yang masih aktif di pasar dan terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 3 UKM yaitu UKM sari kurma sahira, UKM sari kurma dan propolis jadid, UKM tanaman dan pengobatan herbal. Hal ini dilakukan karena mempertimbangkan ketersediaan responden sehingga dapat memudahkan peneliti dalam pengambilan sampel.
10
Metode Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengolahan data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process ( Saaty 1983)
Analytical Hierarchy Process (AHP) Proses AHP dikembangkan oleh Saaty dari Wharton untuk mengorganisir informasi dan pendapat ahli dalam memilih alternatif yang paling disukai. Prinsip Kerja AHP, terdapat tiga prinsip kerja AHP yaitu penyusunan hierarkhi, penetapan prioritas, dan konsentrasi logis. Penyusunan hierarkhi dilakukan dengan cara mengidentifikasi pengetahuan atau informasi yang sedang diamati. Penyusunan tersebut dimulai dari permasalahan yang kompleks yang diuraikan menjadi elemen pokoknya, elemen pokok ini diuraikan lagi ke dalam bagianbagiannya lagi, dan seterusnya secara hierarkhis. Susunan hierarkhinya terdiri dari goal, kriteria dan alternatif. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3 Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty Nilai 1 3 5 7 9 2,4,6,8 1/(2-9)
Keterangan Faktor vertikal sama penting dengan faktor horizontal Faktor vertikal lebih penting dengan faktor horizontal Faktor vertikal jelas lebih penting dengan faktor horizontal Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dengan faktor horizontal Faktor vertikal mutlak lebih penting dengan faktor horizontal Apalagi ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan Kebalikan dari keterangan nilai 2-9
Perbandingan berpasangan ini dilakukan dalam sebuah matriks. Matriks merupakan tabel untuk membandingkan elemen satu dengan elemen lainnya terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Matriks memberi kerangka untuk menguji konsistensi, membuat segala perbandingan yang mungkin, dan menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbangan (Marimin 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum UKM kluster herbal merupakan usaha yang berasal dari produk pertanian yang kemudian diolah menjadi berbagai macam olahan herbal seperti madu, jamu tradisional, minyak aroma terapi, kapsul, dan minuman herbal. UKM herbal di Bogor sebagian besar tersebar di Kota Bogor, menurut data dari Dinas UMKM dan Dinas Perdagangan di tambah dengan penelitian lapang panda Tahun 2014 terdapat 28 UKM kluster herbal yang masih aktif di pasar Kota Bogor. Dari 28
11 unit usaha tersebut terdapat 26 usaha yang berfokus pada minuman dan jamu tradisional, sedangkan untuk dua unit lainnya memproduksi minyak aroma terapi dan salon kecantikan herbal. Untuk kluster minuman herbal sendiri, rata-rata memiliki jumlah karyawan 5 sampai 20 orang dengan kisaran omset tiga ratus juta rupiah sampai dua milyar empat ratus juta rupiah pertahunnya. Dalam menjalankan usahanya, pelaku UKM menyadari bahwa salah satu faktor penghambat dalam pengembangan UKM adalah kurangnya pemahaman dalam bidang manajemen keuangan. Sebagian besar UKM kluster minuman herbal Kota Bogor belum memiliki laporan keuangan yang terstruktur dan belum memisahkan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi. Selain itu berdasarkan wawancara dan FGD dengan pihak terkait, terdapat masalah-masalah umum yang biasa dihadapi oleh UKM seperti masih rendahnya kompetensi tenaga kerja yang dimiliki, aspek permodalan, pengadaan bahan baku yang berkualitas juga menjadi faktor penghambat UKM untuk berkembang. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya strategi peningkatan kinerja pada usaha kecil dan menengah menggunakan empat perspektif Balanced Scorecard dalam upaya peningkatan daya saing UKM kluster minuman herbal Kota Bogor yang berkelanjutan. Kelebihan sistem manajemen strategis berbasis Balanced Scorecard dibandingkan konsep manajemen yang lain adalah bahwa ia menunjukkan indikator outcome dan output yang jelas, indikator internal dan eksternal, indikator keuangan dan non-keuangan, dan indikator sebab dan akibat (Safirin 2010).
Sasaran Strategi Peningkatan Kinerja UKM Kluster Minuman Herbal Kota
Bogor Dalam menganalisis sasaran strategi peningkatan kinerja UKM kluster herbal Kota Bogor, digunakan konsep pendekatan Balanced Scorecard yang melihat pada posisi bersaing dan potensi yang dimiliki oleh UKM kluster minuman herbal Kota Bogor melalui wawancara dan FGD dengan pihak terkait yang kemudian dikelompokkan berdasarkan empat perspektif yaitu: Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Sasaran strategi empat perspektif pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Sasaran strategi peningkatan kinerja UKM pada setiap perspektif Perspektif Keuangan Pelanggan Bisnis Internal Pertumbuhan dan Pembelajaran
Sasaran Strategik Peningkatan profit Efisiensi Biaya Operasional Peningkatan kepuasan pelanggan Mengembangkan pasar baru Meningkatkan inovasi proses produksi Peningkatan kinerja karyawan Peningkatan kualitas karyawan Peningkatan kepuasan karyawan
12 1. Perspektif keuangan UKM kluster minuman herbal Kota Bogor memiliki strategi tujuan jangka panjang yaitu memperluas pemasaran produk hingga pasar ekspor. Oleh karena itu, sasaran strategi yang terbaik untuk diterapkan pada perspektif keuangan adalah peningkatan profit dan efisiensi biaya operasional. Peningkatan profit dapat menjamin kelangsungan hidup UKM dan dapat meningkatakn daya saing UKM. Sedangkan efisiensi biaya operasional yang baik akan memberikan dampak pada laba hasil usaha yang positif sehingga dapat memudahkan UKM dalam mengalokasikan dana untuk kepentingan modal usaha. 2. Perspektif Pelanggan Saat ini tingkat kesadaran konsumen terhadap gaya hidup sehat semakin tinggi. UKM minuman herbal sangat memperhatikan kualitas produk. Pelaku bisnis harus memperhatikan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap produknya. Oleh karena itu, sasaran strategi pada perspektif pelanggan adalah peningkatan kepuasan pelanggan dan pengembangan pasar baru. Semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan, maka diharapkan pelanggan akan semakin loyal dan akan meningkatkan penjualan UKM minuman herbal. Sedangkan perluasan pasar baru akan memudahkan UKM untuk meningkatkan volume penjualan dan peningkatan profit. 3. Perspektif Bisnis Internal Pada proses bisnis internal sasaran strategi yang tepat adalah peningkatan inovasi proses produksi. Peningkatan inovasi proses produksi bertujuan untuk menciptakan penghematan waktu produksi sehingga order produksi dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal yang akan berdampak pada penciptaan kepuasan konsumen. 4. Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran Sasaran strategi pada pertumbuhan dan pembelajaran adalah peningkatan kinerja karyawan, peningkatan kualitas karyawan dan kepuasan karyawan. Kepuasan kerja akan berdampak pada produktivitas karyawan dan tingkat keluar masuknya karyawan pada UKM. Sehingga dengan adanya peningkatan kepuasan karyawan akan menciptakan loyalitas karyawan terhadap UKM. Untuk meningkatkan kinerja sebuah usaha maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas karyawan yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat pemahaman karyawan, maka akan semakin mudah UKM untuk melakukan inovasi proses produksi. Perancangan Peta Strategik Peta strategi menggambarkan proses pengubahan intangible asset menjadi tangible asset melalui hubungan sebab akibat antara sasaran strategi pada perspketif keuangan, pelanggan, bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Mulyadi 2007). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Solihin (2012) bahwa untuk mencapai keterkaitan antara berbagai perspektif terhadap pencapaian tujuan, berbagai strategi lainnya melalui hubungan sebab akibat. Berdasarkan sasaran strategi yang telah dirumuskan pada setiap perspektif
13 maka akan tercipta hubungan sebab akibat yang akan dinyatakan dalam peta strategi seperti pada Gambar 3.
Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor yang meningkat dan berkelanjutan
Perspektif Keuangan
Perspektif Pelanggan
Efisiensi Biaya Operasional
Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Pengembangan Pasar Baru
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Pertumbuhan Dan Pembelajaran
Peningkatan Profit
Meningkatkan Inovasi proses produksi
Peningkatan Kinerja Karyawan
Peningkatan Kualitas Karyawan
Peningkatan Kepuasan Karyawan
Gambar 3 Peta Strategik UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Penyusunan Struktur AHP Pada proses penyusunan AHP, ditentukan elemen-elemen yang terkait dalam peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Seluruh elemen yang telah diidentifikasi disusun menjadi struktur AHP yang dinilai oleh pakar. Pakar yang terlibat dalam penilaian struktur ini antara lain Pemerintah Daerah (Dinas UMKM Kota Bogor), 3 pelaku UKM kluster minuman herbal Kota Bogor, penasehat Kamar Dagang Industri (Kadin), dan Lembaga Keuangan (Bank BJB). Pakar yang menilai struktur dalam penelitian ini mempunyai pandangan dan penilaian yang berbeda sehingga penggabungan penilaian dari pakar akan menghasilkan penilaian yang objektif. Struktur hirarki disusun ke dalam lima level hirarki dan penyusunan tersebut berdasarkan hal-hal yang saling terkait dan sangat penting dalam rangka mencapai tujuan atau fokus. Tingkatan hirarki tersebut meliputi: 1. Level pertama ditetapkan sebagai Goal/Fokus yang ingin dituju yaitu Strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor
14 2. Level kedua adalah faktor yang terdiri dari empat perspektif Balanced Scorecard 3. Level ketiga adalah Aktor yaitu Lembaga keuangan, pemerintah pusat, pelaku UKM, pemerintah daerah, dan KADIN 4. Level keempat adalah Tujuan yang ingin dicapai yang terdiri dari Meningkatkan daya saing, meningkatkan kinerja, dan inovasi 5. Level kelima ditetapkan sebagai Alternatif Strategi yaitu pengembangan manajemen UKM, pengembangan pasar, pengembangan produk, dan pengembangan kompetensi SDM. Elemen faktor pada level dua dilengkapi dengan pembobotan Indikator Kinerja Utama (IKU) pada setiap perspektif, yang mana IKU tersebut tidak saling terkait dengan aktor. Tujuan perumusan dan pembobotan IKU pada setiap perspektif adalah untuk membantu pelaku UKM khususnya kluster minuman herbal dalam upaya peningkatan kinerja. Penggunaan perspektif Balanced Scorecard adalah untuk mengkonstruksi IKU pada perusahaan dengan mengaplikasikan AHP dua tahap untuk menganalisis hubungan antara ekspert yang relevan dalam penelitian yang lebih dalam (Chuan Wang 2012). Penggabungan elemen-elemen penyusunnya tergabung dalam sebuah hirarki lengkap, seperti Gambar 4. Strategi Peningkatan Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan KPI Perspektif Keuangan
Lembaga Keuangan
Perspektif Pelanggan
Pelaku UKM
Pemerintah Pusat
KPI Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pemerintah Daerah
Meningkatkan Kinerja
Pengembangan Pasar
Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran
KPI Bisnis Internal
KPI Perspektif Pelanggan
Meningkatkan Daya Saing
Pengembangan Manajemen UKM
Perspektif Bisnis Internal
Pengembangan Produk
Kadin Daerah
Inovasi
Pengembangan Kompetensi SDM
Gambar 4 Struktur Hirarki AHP Peningkatan Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor
15 Alternatif Strategi Peningkatan Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Dalam penentuan alternatif strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor diperlukan adanya identifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi, siapa saja aktor yang terlibat, dan tujuan yang ingin dicapai. Seluruh elemen yang telah diidentifikasi disusun menjadi struktur AHP yang dinilai oleh pakar. Penyusunan hirarki tahap pertama dapat dilihat pada Gambar 5. Strategi Peningkatan Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan (0,241)
Perspektif Pelanggan (0,278)
Lembaga Keuangan (0,117)
Pemerintah Pusat (0,105)
Meningkatkan Daya Saing (0,255)
Pengembangan Manajemen UKM (0,225)
Perspektif Bisnis Internal (0,182)
Pemerintah Daerah (0,179)
Pelaku UKM (0,457)
Meningkatkan Kinerja (0,325)
Pengembangan Pasar (0,179)
Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran (0,298)
Kadin Daerah (0,088)
Inovasi (0,365)
Pengembangan Produk (0,216)
Pengembangan SDM (0,324)
Gambar 5 Hirarki tahap pertama peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Prioritas dan Pembobotan Pada Level Faktor Berdasarkan pengolahan dengan menggunakan AHP yang dilakukan pada tingkat dua, maka diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing perspektif pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Prioritas dan bobot level faktor Elemen Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Perspektif pelanggan Perspektif keuangan Perspektif Bisnis internal
Bobot 0,298 0,278 0,241 0,182
Prioritas 1 2 3 4
16
Hasil dan bobot variabel faktor pada Tabel 5 menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan bobot sebesar 0,489. Masih lemahnya UKM dalam peningkatan produktivitas karyawan menyebabkan UKM minuman herbal belum bisa memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Oleh karena itu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menjadi prioritas utama dalam peningkatan kinerja UKM kluster herbal. Perspektif proses bisnis internal menjadi prioritas terakhir dengan bobot sebesar 0,182. Salah satu kendala pada UKM kluster minuman herbal adalah kurangnya perhatian pemilik UKM terhadap penciptaan inovasi produk dan pencapaian tujuan keuangan perusahaan. Prioritas dan Pembobotan pada Level Aktor Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing aktor pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Prioritas dan bobot level aktor Elemen Pelaku UKM Pemerintah Daerah Lembaga Keuangan Pemerintah Pusat Kadin Daerah
Bobot 0,457 0,179 0,117 0,105 0,088
Prioritas 1 2 3 4 5
. Hasil dan bobot variabel aktor pada Tabel 6 menunjukkan bahwa aktor yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor adalah Pelaku UKM dengan bobot sebesar 0,457. Hal ini dikarenakan pemilik UKM merupakan pihak yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan terkait upaya peningkatan kinerja pada semua karyawan. Kadin Daerah menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,088. Hal ini dikarenakan Kadin Daerah dinilai tidak terlalu berkontribusi dalam proses pengembangan UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Selama ini pemilik UKM mendistribusikan produknya melalui reseller atau mitra bisnis tanpa perantara Kadin Daerah Kota Bogor. Prioritas dan pembobotan pada Level Tujuan Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing tujuan pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Prioritas dan bobot level tujuan Elemen Inovasi Meningkatkan kinerja Meningkatkan daya saing
Bobot 0,365 0,325 0,255
Prioritas 1 2 3
17
Hasil dan bobot variabel tujuan Tabel 7 menunjukkan bahwa tujuan yang paling ingin dicapai dari peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor adalah inovasi dengan bobot sebesar 0,365. Untuk menjadi UKM yang mampu bertahan diperlukan adanya pengembangan dan penciptaan inovasi pada UKM kluster herbal. Melalui peningkatan inovasi diharapkan UKM herbal menjadi unit usaha yang miliki daya saing tinggi yang berkelanjutan. Tujuan meningkatakan daya saing menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,255. Selama ini para pelaku UKM belum meliliki kesadaran tentang pentingnya sebuah peningkatan daya saing UKM untuk melakukan pengembangan usaha. Untuk dapat bertahan sebuah usaha harus meningkatkan inovasi agar mampu meningkatkan daya saing yang berkelanjutan. Prioritas dan pembobotan pada Level Alternatif Strategi Berdasarkan hasil pengolahan kuesioner AHP, diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masing-masing alternatif strategi pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Prioritas dan bobot level alternatif Elemen Pengembangan SDM Pengembangan Manajemen UKM Pengembangan Produk Pengembangan Pasar
Bobot 0,324 0,225 0,216 0,179
Prioritas 1 2 3 4
Hasil dan bobot variabel alternatif pada Tabel 8 menunjukkan bahwa alternatif strategi yang pertama kali diterapkan dan menjadi prioritas dalam peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor adalah pengembangan SDM dengan bobot sebesar 0,324. Pengembangan SDM menjadi penting bagi sebuah organisasi dikarenakan pengelolaan SDM yang baik akan menjadi alat dalam peningkatan efisiensi dan efektivitas kerja seluruh organisasi (Siagian 2008). Kegagalan mengelola sumber daya manusia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan dalam pencapaian tujuan organisasi, baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup organisasi itu sendiri (Rayadi 2012). Melalui pengembangan SDM maka UKM akan lebih mudah untuk melakukan pengembangan produk dan pasar dalam upaya peningkatan daya saing UKM kluster minuman herbal. Sedangkan pengembangan pasar menjadi prioritas terakhir dengan bobot sebesar 0,179. UKM kluster minuman herbal belum mampu melakukan pengembangan pasar karena hingga saat ini sebagian besar UKM masih terus memfokuskan pada perbaikan manajemen internal UKM. Perumusan Indikator Kinerja Utama UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Indikator kinerja merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk menjelaskan dan memahamkan mengenai hasil suatu aktifitas kegiatan (Moeheriono 2012). Penentuan indikator kinerja berdasarkan penjabaran dari
18 sasaran startegis dan strategi yang telah ditentukan dan diterjemahkan kedalam empat perspektif Balanced Scorecard yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Indikator kinerja utama diperoleh dari hasil wawancara dan FGD dengan pihak terkait. Tabel 9 menyajikan sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama berdasarkan empat perspektif dalam Balanced Scorecard dalam peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Tabel 9 Indikator Kinerja Utama sasaran strategi UKM kluster minuman herbal Perspektif Keuangan
Pelanggan
Sasaran Strategis Peningkatan Profit
efisiensi biaya operasional Mengembangkan pasar baru
Peningkatan kepuasan pelanggan Bisnis Internal
Meningkatkan inovasi proses produksi
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Peningkatan kinerja
Peningkatan kualitas karyawan
Peningkatan kepuasan karyawan
Indikator Kinerja Utama Persentase pertumbuhan profit Penyusunan laporan keuangan Presentase tagihan yang tidak dibayar sesuai skedul Rasio antara biaya total dan nilai output biaya pengembangan pegawai keberhasilan program promosi Presentase pembelian oleh pelanggan baru Tingkat kepuasan pelanggan
Presentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama Jumlah inovasi yang dihasilkan Presentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibanding total order produksi dalam kurun waktu tertentu Waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru; sejak dari pemunculan ide/gagasan produk hingga produk akhir yang siap dipasarkan Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan Presentase penyelesaian program pengembangan manajemen Penerapan merit system Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan UKM tersebut Peningkatan kinerja karyawan Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pimpinan dengan staf dalam kurun waktu tertentu Presentase keikutsertaan karyawan dalam program pengembangan manajemen Indeks kepuasan karyawan Persentase turn-over
Tingkat prioritas Indikator Kinerja Utama peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal didukung oleh beberapa faktor yang dirumuskan berdasarkan perspektif pada Balanced Scorecard yaitu Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pada masing-masing faktor terdapat
19 indikator kinerja utama yang dirumuskan berdasarkan wawancara dan FGD dengan pihak terkait. Indikator kinerja utama yang telah dirumuskan kemudian disusun dalam struktur hirarki AHP untuk mengetahui tingkat prioritas dan bobot dalam upaya peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Perumusan hirarki tahap dua dapat dilihat pada Gambar 6. Strategi Peningkatan Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan (0,241)
Perspektif Pelanggan (0,278)
Perspektif Bisnis Internal (0,182)
KPI 1 (0,267
KPI 1 (0,443)
KPI 1 (0,347)
KPI 2 (0,220)
KPI 2 (0,217)
KPI 2 (0,230
KPI 3 (0,217)
KPI 3 (0,197)
KPI 3 (0,162)
KPI 4 (0,168)
KPI 4 (0,144)
KPI 4 (0,157)
Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran (0,298) KPI 1 (0,220) KPI 2 (0,202) KPI 3 (0,171) KPI 4 (0,141)
KPI 5 (0,120)
KPI 5 (0,104) KPI 5 (0,114) KPI 6 (0,086) KPI 7 (0,066)
Gambar 6 Hirarki tahap dua peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor KPI perspektif keuangan 1. KPI 1; Rasio antara biaya total dan nilai output 2. KPI 2; persentase pertumbuhan profit 3. KPI 3; biaya pengembangan pegawai (%) 4. KPI 4; Persentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul (%) 5. KPI5; Penyusunan Laporan keuangan KPI perspektif pelanggan 1. KPI 1; Tingkat kepuasan pelanggan utama (Indeks) 2. KPI 2; Persentase pembelian oleh pelanggan baru (%) 3. KPI 3; Persentase keberhasilan program promosi (%) 4. KPI 4; Persentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama (%) KPI perspektif bisnis internal 1. KPI 1; Persentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal disbanding total order produksi dalam kurun waktu tertentu (%) 2. KPI 2; Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan (jam)
20 3. KPI 3; Waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru; sejak dari pemunculan ide/gagasan produk hingga produk akhir siap dipasarkan (bulan) 4. KPI 4; Jumlah inovasi yang dihasilkan (angka) 5. KPI 5; persentase penyelesaian program pengembangan manajemen (%) KPI perspektif pertumbuhan dan pembelajaran 1. KPI 1; Persentase keikutsertaan karyawan dalam program-program pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) 2. KPI 2; peningkatan kinerja karyawan (%) 3. KPI 3; Indeks kepuasan karyawan 4. KPI 4; Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) 5. KPI 5; Jumlah pertemuan/diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (Angka) 6. KPI 6; Penerapan merit system 7. KPI 5; Persentase turn-over (tingkat keluar masuknya karyawan pertahun) Berdasarkan pengolahan dengan menggunakan AHP yang dilakukan pada indikator kinerja utama, maka diperoleh hasil prioritas dan bobot dari masingmasing perspektif pada UKM kluster minuman herbal Kota Bogor. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Prioritas dan bobot Indikator Kinerja Utama (IKU) Perspektif Keuangan
Pelanggan
Bisnis internal
Pertumbuhan dan pembelajaran
Indikator Kinerja Utama Rasio biaya total dan nilai output Presentase pertumbuhan profit biaya pengembangan pegawai Presentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat kepuasan pelanggan utama Presentase pembelian oleh pelanggan baru Presentase keberhasilan program promosi Presentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama Presentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai jadwal dibanding total produksi dalam kurun waktu tertentu Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan Waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru Jumlah inovasi yang dihasilkan Presentase penyelesaian program pengembangan manajemen Presentase keikutsertaan karyawan dalam program pengembangan karyawan Peningkatan kinerja karyawan Indeks kepuasan karyawan Presentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pimpinan dengan staf dalam kurun waktu satu bulan. Penerapan merit system Presentase turn- over
Bobot 0,276 0,220 0,217 0,168 0,120 0,443 0,217 0,197 0,144 0,347 0,230 0,162 0,157 0,104 0,220 0,202 0,171 0,141 0,114 0,086 0,066
21
1. Perspektif Keuangan Indikator Kinerja Utama UKM kluster minuman herbal Kota Bogor berdasarkan perspektif keuangan memiliki lima IKU dalam upaya peningkatan kinerja UKM. Rasio antara biaya total dan nilai output menjadi prioritas utama dengan bobot 0,276. Total biaya dan nilai output menjadi prioritas utama karena setiap usaha harus memiliki anggaran terkait pengeluaran dan pemasukan terlebih pada UKM. Seringkali pelaku UKM belum melakukan pemisahan antara keuangan bisnis dengan keuangan pribadi. Adanya pencampuran keuangan bisnis dengan keuangan pribadi ini menjadi salah satu faktor UKM kurang stabil. Seharusnya semua kegiatan usaha tidak boleh keluar dari koridor anggaran yang sudah ditetapkan agar keuntungan dapat terprediksi. Penyusunan Laporan Keuangan menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,120. Sebuah unit usaha harus menetapkan standar penyelasaian laporan keuangan sehingga apabila UKM membutuhkan keputusan terkait kebendaharaan laporan keuangan sudah tersedia. Namun pada kenyataannya, UKM kluster minuman herbal belum memiliki laporan keuangan yang terstruktur dan belum memiliki pencatatan kegiatan harian yang terperinci. Para pemilik UKM hanya melakukan pencatatan sederhana terkait pengeluaran dan pemintaan. 2. Perspektif Pelanggan Indikator Kinerja Utama UKM kluster herbal Kabupaten Bogor berdasarkan perspektif pelanggan memiliki empat IKU dalam upaya peningkatan kinerja UKM. Tingkat kepuasan pelanggan utama menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,443. Pelanggan merupakan aset yang sangat penting bagi UKM kluster herbal karena tanpa pelanggan, UKM tidak akan pernah berdiri. Oleh karena itu, pemilik UKM sangat memperhatikan tingkat kepuasan pelanggan khususnya pelanggan utama. Dengan adanya kepuasan dari pelanggan utama maka diharapkan terciptanya loyalitas yang akan membantu UKM dalam menambah jumlah pelanggan baru. Persentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,144. Selama ini pemilik UKM kurang perhatian terhadap persentase penambahan pembelian oleh pelanggan lama. Mereka hanya memfokuskan pada usaha peningkatan pembelian tanpa melihat darimana sumbernya, apakah dari pelanggan lama atau pelanggan baru. 3. Perspektif Bisnis Internal Indikator Kinerja Utama UKM kluster herbal Kabupaten Bogor berdasarkan perspektif bisnis internal memiliki lima IKU dalam upaya peningkatan kinerja UKM. Presentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai jadwal dibanding total produksi dalam kurun waktu tertentu menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,347. Sebuah UKM dituntut untuk bekerja sama dalam menciptakan dan menghantarkan suatu produk pada konsumen sesuai dengan jadwal order untuk menciptakan kepuasan loyalitas konsumen. Persentase penyelesaian program pengembangan manajemen menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,104. Belum adanya program pengembangan manajemen pada UKM minuman herbal menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses pengembangan usaha. Pemilik UKM selama ini hanya fokus pada peningkatan profit tanpa melihat pentingnya sebuah pengembangan manajemen untuk pertumbuhan jangka panjang UKM.
22
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Indikator Kinerja Utama UKM kluster herbal Kabupaten Bogor berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran memiliki tujuh IKU dalam upaya peningkatan kinerja UKM. Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) menjadi prioritas pertama dengan bobot 0,220. Dalam proses peningkatan kinerja sangat diperlukan adanya program pengembangan kayawan, baik itu pelatihan ataupun pembinaan karyawan. Melalui pelatihan dan pembinaan tersebut akan membantu UKM dalam merealisasikan strategi peningkatan kompetensi SDM. Presentase Turn-Over (Tingkat Keluar Masuknya Karyawan Per Tahun) menjadi prioritas terakhir dengan bobot 0,066. Persentase turn-over karyawan pada UKM kluster herbal tidak ada. Hal ini menunjukkan tingginya komitmen para karyawan terhadap pekerjaan mereka.
Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor, didapat beberapa informasi bagi UKM terutama sebegai rekomendasi untuk metode peningkatan kinerja dan perbaikan mendasar bagi UKM kluster minuman herbal. Selama ini sebagian besar UKM kluster minuman herbal Kota Bogor belum sepenuhnya memperhatikan peningkatan kinerja yang efektif pada usahanya. Sehingga dibutuhkan adanya strategi peningkatan kinerja menggunakan perspektif Balanced Scorecard untuk menciptakan UKM yang memiliki daya saing berkelanjutan. a. Rendahnya kompetensi tenaga kerja yang dimiliki dan masih kurangnya pengetahuan dalam manajemen keuangan menjadi salah satu penghambat UKM kluster minuman herbal untuk melakukan pengembangan usaha. Pelaku UKM perlu melakukan pengembangan SDM, karena pengelolaan yang tepat hanya mungkin dilakukan oleh SDM yang memiliki keterampilan dan memenuhi berbagai persyaratan non teknikal lainnya, seperti loyalitas dan sikap disiplin pribadi ataupun organisasi (Siagian 2008). Tata kelola keuangan sederhana juga belum dilaksanakan, dalam arti masih adanya penggabungan keuangan bisnis dengan keuangan keluarga juga menjadi faktor penghambat UKM kluster herbal untuk berkembang. Strategi yang dapat dilakukan pemilik UKM adalah melakukan peningkatan kualitas karyawan melalui pelatihan tentang penyusunan pembukuan akuntansi sederhana yang akan membantu pelaku UKM dalam peningkatan profit. Berikut ini beberapa tahapan yang dapat dilakukan dalam pencatatan keuangan secara sederhana (Sudaryanti dan Heriningsih 2014): 1. Pemisahan rekening pribadi dan keuangan usaha 2. Menyiapkan dokumen pencatatan yang terdiri dari nota penjualan tercetak dan buku pencatatan 3. Membuat estimasi uang kas masuk dan keluar b. Terdapat empat alternatif strategi yang harus dilakukan pemilik UKM untuk dapat melakukan peningkatan kinerja. Alternatif pertama adalah mengembangkan kompetensi SDM untuk meningkatkan inovasi. Alternatif
23 kedua melakukan pengembangan manajemen UKM untuk mencapai peningkatan kinerja dan inovasi. Alternatif ketiga dan keempat adalah melakukan pengembangan produk dan pengembangan pasar untuk meningkatkan daya saing UKM yang berkelanjutan. c. Pemilik UKM merupakan pihak yang perlu berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan kegiatan pengembangan SDM, mulai dari perencanaan ketenagakerjaan hingga perencanaan pengembangan usaha. Oleh karena itu pemilik UKM perlu melakukan strategi peningkatan kinerja karyawan melalui penerapan indikator kinerja utama yang sesuai dengan kondisi UKM saat ini.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Hasil analisis sasaran strategi berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard yang digambarkan melalui hubungan sebab akibat pada peta strategi yang sesuai dengan posisi bersaing UKM kluster minuman herbal Kota Bogor memiliki delapan sasaran stetegi yang dimulai pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sebagai titik awal dalam pencapaian ketiga perspektif lainnya. Peningkatan kepuasan karyawan, peningkatan kualitas dan peningkatan kinerja karyawan dapat meningkatkan inovasi proses produksi pada perspektif proses bisnis internal. Peningkatan dari proses bisnis internal baik peningkatan inovasi proses produksi akan mempengaruhi pencapaian perspektif pelanggan mencakup peningkatan kepuasan pelanggan dan pengembangan pasar baru. Pencapaian sasaran strategis pada perspektif pelanggan akan mempengaruhi pencapaian perspektif keuangan mencakup efisiensi biaya operasional dan peningkatan profit. Hasil identifikasi alternatif strategis peningkatan kinerja terdiri dari empat komponen strategi yang harus dilakukan UKM kluster minuman herbal. Langkah strategis pertama adalah mengembangkan kompetensi SDM. Kedua, melakukan pengembangan manajemen UKM. Ketiga, melakukan pengembangan produk. Dan terakhir adalah melakukan pengembangan pasar. Hasil perumusan indikator kinerja utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan startegi peningkatan kinerja UKM melalui perhitungan AHP adalah, pada perspektif keuangan rasio antara biaya total dan nilai output menjadi prioritas pertama. Perspektif pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan menjadi prioritas pertama. Presentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibandingkan total order produksi dalam kurun waktu tertentu pada perspektif bisnis internal menjadi prioritas pertama. Presentase keikutsertaan karyawan dalam program pengembangan manajemen menjadi prioritas utama pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diharapkan UKM dapat menerapkan implikasi manajerial dalam kaitannya dengan usaha peningkatan
24 kinerja, yaitu melakukan pengembangan kompetensi SDM melalui peningkatan kepuasan karyawan dan meningkatkan kualitas karyawan seperti adanya pelatihan, pembinaan dan pemberdayaan pada karyawan yang akan membantu UKM dalam peningkatan inovasi. Penelitian ini hanya terbatas pada strategi peningkatan kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor, untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pengukuran kinerja melalui pendekatan Balanced Scorecard pada UKM kluster minuman herbal dengan mengimplementasikan indikator kinerja utama yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, melihat masih sedikitnya UKM yang menggunakan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja karyawan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah mayoritas pelaku usaha belum terlalu paham mengenai teori pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard untuk diaplikasikan pada usahanya (Machado 2013).
DAFTAR PUSTAKA Andina M. 2014. Pengaruh Modal Insani dan Modal Sosial terhadap Peningkatan Kinerja pada UKM Cluster Minuman Herbal di Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Chamdhan N. 2010. Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Pada Lembaga Keuangan Syariah (BMT) Bina Insan Mandiri Gondang Rejo [skripsi]. Solo (ID): Universitas Sebelas Maret. Chuan W. 2012. A Study of HR Consulting Firms’ Performance Measurement Indicators by Using Balanced Scorecard-Analysis of Fuzzy AHP. Journal of Accounting, Finance & Management Strategy. 7(2):93-114. [DPRI] Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2010. Menuju Asean Economic Community 2015. Jakarta (ID): DPRI. Giannopulos G, Holt A, Khansalar E, Cleanthous S. 2013. The Use of the Balanced Scorecard in Small Companies. International Jurnal of Business and Management. 8(14):1-22. Kaplan, Norton. 1996. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard. Jakarta (ID): Erlangga. Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor. 2015. Perkembangan UMKM di Kota Bogor. Bogor (ID): Kantor Koperasi dan UMKM Kota Bogor. Kementerian keuangan Republik Indonesia. 2012. Tinjauan ekonomi dan keuangan daerah [internet].[diunduh 2014 September 28]. Tersedia pada http://www.djpk.kemenkeu.go.id/attachments/article/257/10.%20JAWA%20B ARAT.pdf. Kunandewi T. 2011. Perencanaan Usaha Produk Minuman Celup Daun Kepel [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta. Machado M. 2013. Balanced Scorecard: an empirical study of small and medium size enterprises. Rev. bus. manag. Sao Paulo. 15(46):129-148. Marimin, Maghfiroh N. 2010. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID) : IPB Press.
25 Mulyadi. 2007. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personal Berbasis Balanced Scorecard. Yograkarta (ID): Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Moeheriono. 2012. Indikator Kinerja Utama. Cetakan Pertama. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Moeheriono. 2009. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. [PKB] Pemerintah Kabupaten Bogor. 2013. Pertanian. Bogor (ID): PKB. Rayadi. 2012. Faktor Sumber Daya Manusia Yang Meningkatkan Kinerja Karyawan dan Perusahaan Di Kalbar. Eksos. 8(2):114-119. Safirin. 2010. Kajian Kinerja Industri Kecil Dengan Metode Balance Score Card dan Analytical Hierarchy Process. Jurnal Teknik Industri. 11(1):15-20. Sitompul H. 2010. Evaluasi Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard pada Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Siagan S. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta (ID): Rineka Cipta. Siagian S. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Sudaryanti D, Heriningsih S. 2014. Pengembangan Usaha Kecil Melalui Iptek Sistem Pemasaran Online [Pengabdian Masyarakat]. Yogyakarta (ID): Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Kombinasi (Mixed Methode). Bandung (ID): Alfabeta. Suharsaputra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Tindakan. Bandung (ID): PT Refika Aditama. Solihin I. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta (ID): Erlangga. [UURI] Undang-Undang Republik Indonesia. 2008. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UURI.
26 Lampiran 1 Pengolahan AHP Pengolahan vertikal terhadap aktor keuangan
Pelanggan
bisnis internal
pertumbhan dan pembelajaran
0.241
0.278
0.128
0.298
0.156
0.116
0.103
0.113
0.117
pemerintah pusat
0.130
0.092
0.074
0.129
0.105
pelaku UKM
0.420
0.505
0.508
0.504
0.457
pemerintah daerah
0.218
0.172
0.202
0.178
0.179
Kadin
0.077
0.115
0.113
0.077
0.088
Faktor VP faktor lembaga keuangan
Bobot aktor
Pengolahan vertikal terhadap tujuan lembaga keuangan
pemerintah pusat
pelaku UKM
pemerintah daerah
Kadin
VP Aktor meningkatkan daya saing meningkatkan kinerja
0.117
0.105
0.457
0.179
0.088
0.350
0.301
0.236
0.242
0.360
0.255
0.383
0.368
0.367
0.295
0.241
0.325
Inovasi
0.267
0.331
0.396
0.463
0.399
0.365
Aktor
Pengolahan vertikal terhadap alternatif Bobot alternative
Tujuan
T1
T2
T3
VP Tujuan Pengembangan manajemen UKM
0.255
0.325
0.365
0.223
0.336
0.162
0.225
Pengembangan pasar
0.215
0.094
0.257
0.179
pengembangan produk mengembangkan kompetensi SDM
0.335
0.105
0.263
0.216
0.227
0.464
0.317
0.324
Bobot Tujuan
27 Lanjutan Lampiran 1
28 Lanjutan Lampiran 1
29 Lanjutan Lampiran 1
30 Lampiran 2 Kuesioner
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KUESIONER Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian yang berjudul Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Minuman Herbal Kota Bogor. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjadi salah satu responden dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaan data dari Bapak/Ibu/Saudara. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden
: ……………………………………………………...
Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu)
Alamat
: ……………………………………………………...
Pekerjaan
: ……………………………………………………...
Telp/HP
: ………………… / ….……………………………..
e-mail
: ……………………………………………………...
31 Lanjutan Lampiran 2
Strategi Peningkatan Kinerja UKM kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard
Perspektif Keuangan KPI Perspektif Keuangan
Lembaga Keuangan
Perspektif Pelanggan
Pelaku UKM
Pemerintah Pusat
Perspektif Pertumbuhan & Pembelajaran
KPI 1 Bisnis Internal
KPI Perspektif Pelanggan
Meningkatkan Daya Saing
Pengembangan Manajemen UKM
Perspektif Bisnis Internal
Pemerintah Daerah
Meningkatkan Kinerja
Pengembangan Pasar
KPI Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pengembangan Produk
Kadin Daerah
Inovasi
Pengembangan Kompetensi SDM
PETUNJUK PENGISIAN 1. Untuk menghindari inkonsistensi, dimohon agar Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini pada satu waktu 2. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis dengan menjawab semua pertanyaan tertulis. Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi dengan orang lain. 3. Pada pengisian kuesioner ini, Bapak/Ibu diminta untuk membandingkan antara dua elemen yaitu elemen A (kolom kiri) dengan elemen B (kolom kanan). Nilai perbandingan antara dua elemen tersebut ditandai dengan tanda “√” (checklist). 4. Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1 sampai 9. Berikut ini definisi dari skala banding yang digunakan.
32 Lanjutan Lampiran 2 SkalaPenilaian Definisi 9 Mutlak lebih penting
7
Sangat jelas penting
lebih
5
Jelas lebih penting
3
Sedikit lebih penting
1
Sama penting
2,4,6,8
Penjelasan Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihatdalam praktik Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya Kedua elemen menyumbang sama besar Pada sifat itu
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan (Diperlukan kompromi diantara dua pertimbangan)
CONTOH CARA MENJAWAB Instruksi: Bandingkanlah besarnya peran antar faktor-faktor dibawah ini berkaitan dengan focus “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. KolomKiri
LebihPenting 9
7
5
3
LebihPenting 1
FaktorX FaktorX FaktorY
3
5
Kolom kanan 7
9 FaktorY FaktorZ FaktorZ
Pengertiannya: • Faktor X jelas lebih penting daripada faktor Y atau sebaliknya faktor Y jelas kurang penting daripada faktor X Lanjutan Lampiran 1. • Faktor X mutlak kurang penting daripada faktor Z atau sebaliknya faktor Z mutlak lebih penting daripada faktor • Ragu-ragu (diperlukan kompromi) untuk mengatakan bahwa faktor Z jelas lebih penting daripada faktor Y BAGIAN I Dalam kaitannya dengan fokus hirarki yaitu Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard melalui, Faktor yang teridentifikasi adalah: a) Perspektif Keuangan (financial perspective), pengukuran kinerja keuangan perusahaan akan memberikan gambaran apakah implementasi strategi maupun pencapaian tujuan memberikan kontribusi terhadap perbaikan kondisi keuangan perusahaan dibandingkan kondisi keuangan perusahaan sebelumnya (bottom- line/laba).
33 Lanjutan Lampiran 2 b) Perspektif pelanggan (customerperspective), mengukur secara spesifik proposisi nilai (value proposition) yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pelanggan. c) Perspektif bisnis internal (internal bussinesprocessperspective), pengukuran proses bisnis internal terutama di fokuskan pada proses internal perusahaan yang akan memiliki dampak paling besar terhadap kepuasan pelanggan dan pencapaian tujuan keuangan perusahaan. d) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growthperspective), para manajer perusahaan harus mengidentifikasi berbagai infrastruktur yang harus dibangun perusahaan untuk menciptakan pertumbuhan dan perbaikan kinerja secara terus menerus dalam jangka panjang. Instruksi 1 Bandingkanlah besarnya peran masing-masing faktor dibawah ini berkaitan dengan fokus “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
P.Keuangan
P. Pelanggan
P.Keuangan
P. Proses Bisnis Internal
P.Keuangan
P.Pembelajaran &Pertumbuhan
P.Pelanggan
P. Proses Bisnis Internal
P. Pelanggan
P.Pembelajaran &Pertumbuhan P.Pembelajaran &Pertumbuhan
P. Proses Bisnis Internal
BAGIAN II Dalam kaitannya dengan faktor-faktor pada bagian I, aktor-aktor utama yang paling berperan dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard adalah: a. Lembaga Keuangan semua orang yang menuntut organisasi untuk memenuhi standar kualitas tertentu, dan karena itu memberikan pengaruh pada kinerja organisasi b. Pemerintah pusat, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Dahulu Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, disingkat Kemenegkop dan UKM) adalah kementerian dalam
34 Lanjutan Lampiran 2 Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan koperasi dan usaha kecil dan menengah. Kementerian Koperasi dan UKM dipimpin oleh seorang Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop dan UKM). c. Pelaku UKM, orang melakasanakan produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen d. Pemerintah Daerah, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM yaitu merupakan suatu badan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM lingkup kabupaten dan kota. e. KADIN Daerah (Kamar dagang Indonesia), adalah organisasi pengusaha Indonesia yang bergerak di bidang perekonomian Instruksi 2.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan actor lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Keuangan” dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. Kolom Kiri
Lebih penting 9
Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pelaku UKM Pelaku UKM Pemerintah daerah
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Pemerintah pusat Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pemerintah daerah Kadin Daerah Kadin Daerah
Instruksi 2.2 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Pelanggan” dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”
35 Lanjutan Lampiran 2 Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pelaku UKM Pelaku UKM Pemerintah daerah
Pemerintah pusat Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pemerintah daerah Kadin Daerah Kadin Daerah
Instruksi 2.3 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Proses Bisnis Internal” dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard” Kolom Kiri
Lebih penting 9
Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pelaku UKM Pelaku UKM Pemerintah daerah
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Pemerintah pusat Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pemerintah daerah Kadin Daerah Kadin Daerah
36 Lanjutan Lampiran 2 Instruksi 2.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan” dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. Kolom Kiri
Lebih penting 9
Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pemerintah pusat Pelaku UKM Pelaku UKM Pemerintah daerah
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Pemerintah pusat Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pelaku UKM Pemerintah daerah Kadin Daerah Pemerintah daerah Kadin Daerah Kadin Daerah
BAGIAN II (KEY PERFORMANCE INDICATOR) Dalam kaitannya dengan faktor-faktor pada bagian I, KPI yang paling berperan dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard adalah: 1. KPI Perspektif Keuangan 2. KPI Perspektif Pelanggan 3. KPI Perspektif Bisnis Internal 4. KPI Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Instruksi 2.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu KPI dengan KPI lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Keuangan” dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. KPI Perspektif Keuangan, yang meliputi: 1. Persentase pertumbuhan profit (%) 2. Penyusunan Laporan Keuangan 3. Persentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul (%)
37 Lanjutan Lampiran 2 4. Rasio antara biaya total dan nilai output 5. Biaya pengembangan pegawai (%) Kolom Kiri
Lebih penting 9
Persentase pertumbuhan (%) Persentase pertumbuhan (%)
profit profit
Persentase pertumbuhan profit (%) Persentase pertumbuhan profit (%) Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Persentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul (%) Persentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul (%) Rasio antara biaya total dan nilai output
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Penyusunan Keuangan
Laporan
Persentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul (%) Rasio antara biaya total dan nilai output Biaya pengembangan pegawai (%) Persentase tagihan piutang yang tidak dibayar sesuai skedul (%) Rasio antara biaya total dan nilai output Biaya pengembangan pegawai (%) Rasio antara biaya total dan nilai output Biaya pengembangan pegawai (%) Biaya pengembangan pegawai (%)
Instruksi 2.2 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu KPI dengan KPI lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Pelanggan” dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. KPI Perspektif Pelanggan, yang meliputi: 1. Persentasi pembelianoleh pelanggan baru (%) 2. Tingkat kepuasan pelanggan utama (Indeks) 3. Persentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama (%) 4. Persentasi keberhasilan program promosi (%)
38 Lanjutan Lampiran 2 Kolom Kiri
Lebih penting 9
Persentase pembeliaan oleh pelanggan baru (%) Persentase pembeliaan oleh pelanggan baru (%)
Persentase pembeliaan oleh pelanggan baru (%) Tingkat kepuasan pelanggan utama (Indeks)
Tingkat kepuasan pelanggan utama (Indeks) Presentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama (%)
7
5
Lebih Penting 3
1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Tingkat kepuasan pelanggan utama (Indeks) Presentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama (%) Presentasi keberhasilan program promosi (%) Presentase peningkatan volume pembelian oleh pelanggan lama (%) Presentasi keberhasilan program promosi (%) Presentasi keberhasilan program promosi (%)
Instruksi 2.3 Bandingkanlah tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antar satu KPI dengan KPI lainnya berkaitan dengan faktor “Perspektif Bisnis Internal” dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard.
1. 2. 3.
4. 5.
KPI Perspektif Bisnis Internal, yang meliputi: Jumlah inovasi yang dihasilkan (angka) Persentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibanding total order produksi dalam kurun waktu tertentu (%) Waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan produk baru ; Sejak dari pemunculan ide/gagasan produk hingga produk akhir siap dipasarkan (Bulan) Penghematan waktu produksi karena adanya Inovasi proses yang dihasilkan (Jam) Persentase penyelesaian program pengembangan manajemen (%)
39 Lanjutan Lampiran 2 Kolom Kiri
Lebih penting 9
Jumlah inovasi yang dihasilkan (angka)
Jumlah inovasi yang dihasilkan (angka)
Jumlah inovasi yang dihasilkan (angka) Jumlah inovasi yang dihasilkan (angka) Persentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibanding total order produksi dalam kurun waktu (%) Persentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibanding total order produksi dalam kurun waktu (%) Persentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibanding total order produksi dalam kurun waktu (%) Waktu yang dibutuhkan untuk melancurkan produk baru ; Sejak dari pemunculan ide/ gagasan produk hingga produk akhir yang dipasarkan (Bulan) Waktu yang dibutuhkan untuk melancurkan produk baru ; Sejak dari pemunculan ide/ gagasan produk hingga produk akhir yang dipasarkan (Bulan) Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan(jam)
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Persentase order produksi yang dapat dipenuhi sesuai dengan jadwal dibanding total order produksi dalam kurun waktu (%) Waktu yang dibutuhkan untuk melancurkan produk baru ; Sejak dari pemunculan ide/ gagasan produk hingga produk akhir yang dipasarkan (Bulan) Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan( jam) Presentase penyelesaian program pengembangan manajemen (%) Waktu yang dibutuhkan untuk melancurkan produk baru ; Sejak dari pemunculan ide/ gagasan produk hingga produk akhir yang dipasarkan (Bulan) Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan(jam) Presentase penyelesaian program pengembangan manajemen (%)
Penghematan waktu produksi karena adanya inovasi proses yang dihasilkan(jam)
Presentase penyelesaian program pengembangan manajemen (%)
Presentase penyelesaian program pengembangan manajemen (%)
40 Lanjutan Lampiran 2 Instruksi 2.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antar satu KPI dengan KPI lainnya berkaitan dengan factor “Pertumbuhan dan Pembelajaran” dalamStrategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. KPI Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, yang meliputi: 1. Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) 2. Penerapan merit system (%) 3. Indeks kepuasan karyawan 4. Peningkatan kinerja karyawan (%) 5. Jumlah pertemuan/diskusi yang dilakukan oleh pimpinan dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (Angka) 6. Persentase turn-over (tingkat keluar masuknya karyawan per tahun) 7. Persentase keikutsertaan karyawan dalam program-program pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) Kolom Kiri
Lebih penting 9
Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) Persentase kinerja karyawan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh UKM tersebut (%) Penerapan merit system (%)
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Penerapan merit system (%)
Indeks kepuasan karyawan
Peningkatan karyawan (%)
kinerja
Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (angka) Persentase turnover (tingkat keluar masuknya karywan per tahun)
Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) Indeks kepuasan karyawan
Lanjutan Lampiran 2 Penerapan system (%) Penerapan system (%)
merit
Penerapan system (%)
merit
Penerapan system (%)
merit
merit
Indeks karyawan Indeks karyawan
kepuasan
Indeks karyawan
kepuasan
Indeks karyawan
kepuasan
kepuasan
Peningkatan kinerja karyawan (%)
Peningkatan kinerja karyawan (%) Peningkatan kinerja karyawan (%)
Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (angka) Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (angka) Persentase turn- over (tingkat keluar masuknya karywan per tahun)
41 Peningkatan kinerja karyawan (%) Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (angka) Persentase turnover (tingkat keluar masuknya karywan per tahun) Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) Peningkatan kinerja karyawan (%) Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (angka) Persentase turnover (tingkat keluar masuknya karywan per tahun) Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) Jumlah pertemuan/ diskusi yang dilakukan oleh pemimpin dengan staf dalam kurun waktu satu bulan (angka) Persentase turnover (tingkat keluar masuknya karywan per tahun) Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) Persentase turnover (tingkat keluar masuknya karyawan per tahun)
Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan) Persentase keikutsertaan karyawan dalam programprogram pengembangan karyawan (termasuk pelatihan)
42 Lanjutan Lampiran 2 BAGIAN III Dalam Kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh/bertanggung jawab dalam “Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard”. Tujuan yang ingin dicapai adalah: a. Meningkatkan daya saing, yaitu suatu kemampuan UKM untuk menghasilkan produk yang unik, sehingga produk lebih unggul dan memiliki daya saing tinggi. b. Meningkatkan kinerja, merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. c. Inovasi, adalah proses kreatif dalammelakukan penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau suatu kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang Instruksi 3.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Lembaga Keuangan” dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
Meningkatkan daya saing Meningkatkan daya saing Meningkatkan Kinerja
Meningkatkan Kinerja Inovasi Inovasi
Intruksi 3.2 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pemerintah pusat” dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. Kolom Kiri
Lebih penting 9
Meningkatkan daya saing Meningkatkan daya saing Meningkatkan Kinerja
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9 Meningkatkan Kinerja Inovasi Inovasi
43 Lanjutan Lampiran 2 Instruksi 3.3 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pelaku UKM” dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
Meningkatkan daya saing Meningkatkan daya saing Meningkatkan Kinerja
Meningkatkan Kinerja Inovasi Inovasi
Instruksi 3.4 Bandingkanlah tingkat kepentingan/pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya bagi “Pemerintah Daerah” Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
Meningkatkan daya saing Meningkatkan daya saing Meningkatkan Kinerja
3
5
7
Kolom Kanan 9 Meningkatkan Kinerja Inovasi Inovasi
BAGIAN IV Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai, maka alternatif strategi yang dapat dikembangkan yaitu melalui: a. Pengembangan manajemen UKM, merupakan pengembangan manajemen fungsional yang meliputi keuangan, pemasaran, SDM, dan produksi. b. Pengembangan Pasar, merupakan strategi pengembangan pasar ke new market (pasar baru) yang dijalankan dengan memperluas area geografi baru,menambah segmen baru, mengubah dari bukan pemakai menjadipem akai, menarik pelanggannya pesaing. c. Pengembangan produk, merupakan suatu cara organisasi dalam menghasilkan produk yang lebih unggul dari pesaingnya. d. Mengembangkan kompetensi SDM, merupakan pengembangan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, dll. Instruksi 4.1 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar alternatif strategi berikut ini berkaitan dengan tujuan “Meningkatkan Daya Saing” dalamStrategi
44 Lanjutan Lampiran 2 Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
Pengembangan manajemen UKM
Pengembangan pasar
Pengembangan manajemen UKM
Pengembangan produk
Pengembangan manajemen UKM
Mengembangkan kompetensi SDM Pengembangan produk
Pengembangan pasar Pengembangan pasar
Mengembangkan kompetensi SDM Mengembangkan kompetensi SDM
Pengembangan produk
Instruksi 4.2 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar alternatif strategi berikut ini berkaitan dengan tujuan “Meningkatkan Kinerja” dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster minuman herbal Kota Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
Pengembangan manajemen UKM
Pengembangan pasar
Pengembangan manajemen UKM
Pengembangan produk
Pengembangan manajemen UKM
Mengembangkan kompetensi SDM Pengembangan produk
Pengembangan pasar Pengembangan pasar Pengembangan produk
Mengembangkan kompetensi SDM Mengembangkan kompetensi SDM
45 Lanjutan Lampiran 2 Instruksi 4.3 Bandingkanlah tingkat kepentingan antar alternatif strategi berikut ini berkaitan dengan tujuan “Inovasi” dalam Strategi Peningkatan Kinerja Usaha Kecil dan Menengah Kluster Kerajinan Tangan Bogor Menggunakan Perspektif Balanced Scorecard. Kolom Kiri
Lebih penting 9
7
5
3
Lebih Penting 1
3
5
7
Kolom Kanan 9
Pengembangan manajemen UKM
Pengembangan pasar
Pengembangan manajemen UKM
Pengembangan produk
Pengembangan manajemen UKM
Mengembangkan kompetensi SDM Pengembangan produk
Pengembangan pasar Pengembangan pasar
Mengembangkan kompetensi SDM Mengembangkan kompetensi SDM
Pengembangan produk
SARAN DAN KOMENTAR ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... ........................................................................................................................... Terima Kasih Atas Perhatian Bapak/Ibu
46
RIWAYAT HIDUP Dewi Robiana dilahirkan di Pamekasan pada tanggal 28 Februari 1992. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Mohammad Yasin (almarhum) dan Asnami. Pada tahun 1999 penulis memulai pendidikan dasar di SDN Blumbungan 2, Pamekasan Madura hingga tahun 2005. Kemudian melanjutkan ke tingkat menengah di SMPN 2 Pamekasan, Madura dan lulus pada tahun 2008. Jenjang selanjutnya ditempuh oleh penulis di SMAN 1 Pamekasan, Madura hingga tahun 2011. Setelah lulus SMA, penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor melalui jalur SNMPTN Undangan. Semasa perkuliahan penulis aktif di salah satu organisasi kampus dan kepanitiaan, diantaranya sebagai sekertaris divisi kaderisasi rohis saat Tingkat Persiapan Bersama, bendahara divisi Syi’ar Forum Mahasiswa Muslim (FORMASI) Fakultas Ekonomi dan Manajemen periode 2013-2014 dan beberapa kepanitiaan lainnya.