PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
KINERJA DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH DALAM PEMBINAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KOTA PONTIANAK Oleh: ROPINUS NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email:
[email protected]
Abstrak Dekrnasda belum optimal memberikan pembinaan UMKM sehingga Dekranasda hanya menjadi tempat penitipan produk bukan pelaku pembinaan, sedangkan pembinaan UMKM dilakukan Disperindagkop & UKM. Belum optimal kinerja ini disebabkan pengurus Dekranasda memiliki tugas pokok baik sebagai PNS dan pelaku UMKM mengakibatkan belum optimalnya dalam melaksankan fungsinya sebagai pengurus Dekranasda Kota Pontinak. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kinerja Dekranasda dalam pembinaan UMKM di Kota Pontianak dengan mengunakan penilaian kinerja organisasi dengan mengunakan 3 (tiga) indikator menurut Dwiyanto (Pasolong, 2010:178) yaitu: Produktivitas, Responsivitas dan Akuntabilitas. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisis data secara kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Produktivitas Dekranasda Kota Pontianak dalam pembinaan belum optimal. Hal ini terlihat dari target-target yang telah ditetapkan oleh Dekranasda Kota Pontianak belum tercapai secara optimal. Responsivitas Dekranasda Kota Pontianak dalam pembinaan UMKM disumpulkan belum baik, rendahnya pemahaman untuk dan bagaimana cara menyampaikan aspirasi kepada Dekranasda. Akuntabilitas Dekranasda Kota Pontianak cukup baik, walaupun belum adanya anggaran dana tetap dari pemerintah namun setiap bantuan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan saran untuk penelitian adalah meningkatkan produktivitas, pengurus mengoptimalkan SDM yang dimiliki untuk mendata UMKM dan memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM sehingga terwujud tujuan dan tercapainya produktivitas.Untuk mendapatkan kepercayaan dari pelaku UMKM maka sikap responsivitas perlu ditingkatkan terutama pelaku yang mempunyai kendala, Dekranasda memberikan penyuluhan kepada pelaku UMKM cara menyampaikan permasalahan kepada Dekranasda. Untuk meningkatkan kinerja Dekranasda dalam pembinaan UMKM di Kota Pontianak perlu anggaran dana dari pemerintah. Kata-Kata Kunci: Kinerja, Pembinaan dan UMKM
Abstrack Dekranasda (Regional National Craft Council) has not been optimal in fostering small and middle micro enterprises. It is becoming a place where the enterprises put their product to be sold. In it industry, trade and coorperative and small and middle enterprises that foster the small and middle enterprises. Non optimal performance is due to dual main duties that the administrators of that council both as civil servant and as the enterpreneur. This study investigates Regional National Craft Council performance in giving guidance to small and middle micro enterprises in Pontianak. This performance was rated using organizition performance indicators that is productivity, responsivity, and accountability (Pasolong, 2010:178). It is a descriptive study using qualitative data analysis. The result shows that Regional National Craft Council productivity has not been optimal yet. It can be seen from non-optimal achievement of the target determined by Regional National Craft Council of Pontianak City. The responsiveness of Regional National Craft Council of Pontianak City to cultivate the enterprises is not good as well. Low understanding to and how to expres their aspirations to the council is one of the couse. Nevertheless the council has good accountability. Any financial assistance is accountable although there is not static budget from the government. It is suggested that to in order to increase the productivity, the council administrators should empowerits human resources maximally tp data and guide the small and middle micro business, the council needs to be more responsive,especially to those who had problems. Also, it is necessary to have routine budget. They need to teach to the entrepreneurs on how to express complain
1 ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
to the council. Moreover, government should grant some budget to the coucil so that they can improve their performance. Keywards : Performance , Development and UMKM
perusahaan-perusahaan skala sedang dan
A. PENDAHULUAN
besar terdampak pengurangan pendapatan, Kota Pontianak memiliki potensi Usaha
Mikro
(UMKM)
Kecil
cukup
dan
Menengah
banyak,
pengurangan karyawan, dan pengurangan sift kerja akan tetapi pelaku sektor UMKM
perlu
mampu bertahan dan bahkan menjadi
dioptimalkandengan pembinaan yang baik
sumber peluang untuk bisa memperoleh
ditengah
melemahnya
perekonomian.
devisa negara sebagai bahan ekspor dari
Dampak
pelemahan
perekonomian
Non migas.
berimbas kesemua sektor kehidupan, disaat
Dasar hukum Dewan Kerajinan
kondisi perekonomi nasional dan daerah
Nasional adalah Keputusan Menteri Dalam
yang tidak stabil, UMKM mampu memberi
Negari Nomor : 537/5038/Sospol, tanggal
jawaban
terjaga
15 Desember 1981, pada tingkat daerah
eksistensinya.Karena produk UMKM tidak
berdiri Dewan Kerajinan Nasional Daerah
tergantung pada luar negeri, kebutuhan
dibentuknya Dekranasda dalam upaya
akan bahan pokok UMKM hampir bisa
menggali potensi kerajinan dari setiap
dipenuhi dari dalam negeri sendiri.
daerah di seluruh wilayah Indonesia, maka
riil
dengan
tetap
Besarnya kontribusi UMKM bagi
Dekranasda dibentuk disetiap Provinsi,
perekonomian nasional dan daerah, sektor
Kabupaten/Kota
UMKM perlu mendapat dukungan semua
Kepengurusan Dekranasda tingkat Provinsi
pihak
dilantik oleh Ketua Dewan Kerajinaan
dalam
memiliki
pembinaan.
peranan
Dekranasda
pembinaan
sektor
Nasional
di
seluruh
(Dekranas),
Indonesia.
Pengurusan
UMKM perlu dioptimalkan kinerjanya,
Dekranasda Kabupaten/Kota dikukuhkan
sehingga produk mempunyai daya saing
Ketua Dekranasda Provinsi atas usulan
harga dan kualitas di pasaran. UMKM
daerah.
Kepengurusan
sebagai
langsung
dipimpin
roda
pengerak
ekonomi
istri
Dekranasda Gubernur,
masyarakat perlu terus digerakkan untuk
Walikota/Bupati. Kepengurus Dekranasda
menjadi pilar perekonomi masyarakat Kota
terdiri dari PNS di lingkuangan SKPD
Pontianak.Melambatnya
serta pelaku UMKM kerajinan di Kota
nasional
perekonomian
mengakibatkan
banyak
Pontianak,
kepengurusan
Dekranasda 2
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
dibentuk sesuai kebutuhan dan tujuan
3. Pembinaan merupakan suatu pernyataan
organisasi. Dekranasda Kota Pontianak
yang
bagian dari mitra pendukung Pemerintahan
bagaimana perubahan dan pembaharuan
Kota Pontianak, terkhusus memperhatikan
yang berencana serta pelaksanaannya.
potensi kerajinan yang ada di daerah.
normatif,
yakni
menjelaskan
4. Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, perubahan
efisiensi dan
dalam
suatu
pembaharuan
yang
dilakukan tanpa mengenal berhenti.
B. KAJIAN TEORI
Menurut Pasal 16-20, Undang – Pembinaan kegiatan
merupakan
yang
pengaturan
meliputi
dan
totalitas
perencanaan,
penggunaan
SDM
Undang
Nomor
Pembinaan ruang
20
UMKM
lingkup
Tahun adalah
2008,
mengenai
pembinaan
dan
sehingga menjadi SDM yang mampu
pengembangan meliputi Bidang Produksi,
mengemban tugas menurut bidangnya
Pengolahan, Pemasaran, Sumber Daya
masing-masing, supaya dapat mencapai
Manusia dan Teknologi.
prestasi kerja yang efektif dan efisien.
Pertama, bidang produksi adalah
Pembinaan juga dapat diartikan sebagai
identifikasi potensi dan masalah yang
suatu
dihadapi oleh usaha kecil, penyiapan
tindakan,
proses,
hasil
atau
pernyataan lebih baik. `Usaha
pembinaan
persoalan
yang
menjelaskan perubahan
program pembinaan dan pengembangan normatif
mengenai dan
merupakan yakni
bagaimana
pembaharuan
dalam
sesuai potensi dan masalah yang dihadapi oleh usaha kecil, pelaksanaan program pembinaan melaksanakan
dan
pengembangan
pemantauan
dan
pembinaan. Miftah Thoha (1997:16-17).
pengendalian
dalam bukunya yang berjudul “Pembinaan
pembinaan dan pengembangan bagi usaha
Organisasi” mendefinisikan, pengertian
kecil.
pembinaan bahwa : 1. Pembinaan
pelaksanaan
program
Kedua, bidang pengolahan adalah
adalah
suatu
tindakan,
meningkatkan
kemampuan
manajemen
proses, atau pernyataan menjadi lebih
serta teknis produksi dan pengolahan,
baik.
meningkatkan kemampuan rancang bangun
2. Pembinaan merupakan suatu strategi yang
unik
dari
suatu
sistem
pambaharuan dan perubahan (change).
dan
perekayasaan,
memberikan
kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong dan kemasan, 3
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
menyediakan tenaga konsultan profesional
lingkungan
di bidang produksi dan pengolahan.
kerjasama dan alih teknologi.
Ketiga, bidang pemasaran adalah
hidup,
Kriteria disetiap
meningkatkan
negara berbeda
melaksanakan penelitian dan pengkajian
tentang
pemasaran,
kemampuan
Indonesia sesuai dengan Pasal 6, Undang –
pemasaran,
Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
dukungan
UMKM, kriteria UMKM didefinisikan
meningkatkan
manajemen
dan
menyediakan promosi
teknik
sarana
dan
serta
uji
coba
pasar,
kriteria UMKM, Namun di
sebagai berikut:
mengembangkan lembaga pemasaran dan
1. Usaha mikro adalah usaha produktif
jaringan distribusi, memasarkan produk
milik orang/perorangan dan/atau badan
usaha kecil, menyediakan tenaga konsultan
usaha
profesional
kriteria
di
bidang
pemasaran,
menyediakan rumah dagang dan promosi usaha kecil, memberikan peluang pasar. Keempat,
sumber
Usaha
yang
mikro
memenuhi sebagaimana
diatur dalam undang-undang ini. 2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi
daya
produktif yang berdiri sendiri, yang
manusia adalah memasyarakatkan dan
dilakukan oleh orang/perorangan atau
membudayakankewirausahaan,
badan usaha yang bukan merupakan
meningkatkan
bidang
perorangan
ketrampilan
teknis
dan
anak
dan
perusahaan yang dimiliki,dikuasai,atau
pendidikan,
menjadi bagian baik langsung maupun
pelatihan dan konsultasi usaha kecil,
tidak langsung dari usaha menengah
menyediakan
atau
manajerial,
membentuk
mengembangkan
lembaga
tenaga
penyuluh
dan
perusahaan/bukan
usaha
besar
kriteria
manajemen usaha kecil, menyediakan
dimaksud dalam undang-undang ini.
magang,
studi
banding,
dan
konsultasi untuk usaha kecil. Kelima,bidang meningkatkan
sebagiamana
3. Usaha menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
teknologi
kemampuan
kecil
memenuhi
konsultan usaha kecil, menyediakan modul
tempat
usaha
yang
cabang
di
adalah
dilakukan oleh orang perorangan atau
bidang
badan usaha yang bukan merupakan
teknologi produksi dan pengendalian mutu,
anak
meningkatkan
bidang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
penelitian untuk mengembangkan desain
menjadi bagian baik lansung maupun
dan teknologi baru, memberikan insentif
tidak lansung dengan usaha kecil atau
kepada usaha kecil yang menerapkan
usaha besar dengan jumlah kekayaan
teknologi
bersih atau hasil penjualan tahunan
kemampuan
baru
dan
di
melestarikan
perusahaaan
atau
cabang
4 ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
sebagaimana
diatur
dalam
undang-
undang ini.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
Berdasarkan kekayaan dan hasil
lima ratus juta rupiah) sampai dengan
penjualan, Menurut Undang – Undang
paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
Nomor 20 Tahun 2008 pasal 6, kriteria
puluh milyar rupiah).
usaha mikro yaitu: 1. Memiliki
Menurut pendapat Hill;Sandee &
kekayaan
bersih
paling
Wengel, (dalam Margono & Kusumasari,
banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh
2015:2-3).Kebijakan
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
mengembangkan
bangunan tempat usaha; atau
dikelompokkan
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling
kebijakan
untuk UKM
kedalam
finasial,
dapat tiga
kebijakan
jenis: bantuan
banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
teknis dan regulasi (Hill, 2001.p250).
juta rupiah).
Pertama,
Kriteria usaha kecil adalah sebagai
kebijakan bantuan finasial
menyangkut pemberian subsidi, kredit,
berikut:
persyaratan
bahwa
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
mengalokasikan
Bank
sejumlah
wajib
persentase
50.000.000,00 (lima puluh juta) sampai
tertentu dari portofolio mereka untuk
paling banyak
membantu usaha kecil. Kedua, bantuan
Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
teknis
yang
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
pemberian
berhubungan
training,
dengan
penyuluhan,
dan
2. Memiliki hasil penjualan tahunan labih
advokasi pemasaran. Ketiga, regulasi yang
dari Rp. 300.000.000,00 ( tiga ratus juta
bersangkutan dengan berbagai kebijakan
rupiah) sampai paling banyak Rp,2.
dengan tujuan. usaha kecil yang mandiri
500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
adalah
juta rupiah).
kemampuan memecahkan masalah dengan
usaha
bertumpu Sedangkan kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
kecil
pada
yang
memiliki
kepercayaan
dan
kemampuan sendiri tanpa tergantung pada pihak lain.
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari
Bagi
setiap
organisasi
penilaian
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
terhadap kinerja merupakan suatu hal yang
rupiah) sampai paling banyak Rp.
sangat penting untuk mengetahui sejauh
10.000.000.000,00
mana tujuan dari
rupiah)
tidak
(sepuluh
termasuk
milyar
tanah
bangunan tempat usaha; atau
dan
organisasi
berhasil
diwujudkan dalam jangka waktu atau periode tertentu. Secara umum kinerja 5
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
adalah
perpadaan
“performence”.
dengan Konsep
kata kinerja
Responsibilitas
dan
5.
Akuntabilitas
sebagai berikut penjelasannya:
didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau
Pertama, Produktifitas konsep tidak
the degree of accomplisment dalam rangka
hanya mengukur efesiensi, tetapi juga
pencapaian tujuan organisasi atau instansi
efektivitas pelayanan, produktifitas pada
(Keban 2005:1). Dengan kata lain, kinerja
lainnya difahami sebagai rasio antara input
merupakan
dan output.
tingkat
pencapaian
tujuan
organisasi.
Kedua,
Berdasarkan dijelaskan dengan
pendapat
bahwa kinerja berhubungan bagaimana
melakukan
pekerjaan
dan
pekerjaan
berdasarkan
namun
diatas
harus
kualitas
lebih
pelayanan
penting
dalam
menjelaskan ukuran kinerja organisasi
suatu
publik.
hasil
terhadap kualitas pelayanan publik lebih
tanggungjawab
mudah diperoleh dari media massa dan
menyempurnakan
tetap
cenderung
isu
mentaati
segala
peraturan – peraturan moral maupun etika. Lebih jauh lagi terlihat nilai kinerja tidak
Informasi
mengenai
kepuasan
diskusi publik yang sifatnya mudah dan murah. Ketiga,
Responsivitas
adalah
hanya terbatas pada organisasi tetapi
kemampuan organisasi untuk mengenali
budaya organisasi dan kualitas sumber
kebutuhan masyarakat, menyusun agenda
daya manusia yang dimiliki organisasi dan
prioritas pembinaan dan mengembangkan
kepemimpinan yang efektif. Kesediaan dan
program- program pembinaan
keterampilan seseorang tidaklah cukup
kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
Keempat,
pemahaman yang jelas tentang apa yang
pelaksanaan
akan
dikerjakan
mengerjakannya.
kerja
Dekranasda
untuk
Menurut
organisasi
itu
dilakukan harus sesuai dengan kebijakan
Kinerja
merupakan
organisasi, baik yang eksplisit maupun
pencapaian
tujuan
mengekplorasi
kerajinan di Kota Pontianak.
publik,
kegiatan
bagaimana
dalam
Pengukuran
Responsibilitas
dan
perilaku nyata yang ditampilkan melalui pola
sesuai
kinerja
inplisit. Kelima,
Akuntabilitas
akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan
organisasi
Dwiyanto
(dalam
konsep
dan
kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak kebutuhan masyarakat.
Pasolong, 2010:178) ada lima indikator
Manajemen berbasis kinerja juga
yaitu: 1. Produktifitas 2. Isu Kualitas
memerlukan alat yang di sebut dengan
Pelayanan,
pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja
3.
Responsivitas
4.
6 ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
digunakan sebagai dasar untuk melakukan
dan tanggungjawab atau sebagai gambaran
penilaian kinerja, yaitu untuk menilai
mengenai tentang besar kecilnya hasil yang
sukses atau tidaknya suatu organisasi,
dicapai dari suatu kegiatan baik dillihat
program, atau kegiatan yang dilakukan.
secara kualitas maupun kuantitas sesuai
Menurut
juga
dengan visi dan misi organisasi tersebut.
menyebutkan pengukuran kinerja paling
Dengan demikian perlu kiranya menilai
tidak mencakup 3 (tiga) variabel penting
kinerja dari Dekranasda Kota Pontianak
yang
sebagai
Mahmudi
harus
(2007:6)
dipertimbangkan,
yaitu:
suatu
organisasi
publik
perilaku (proses), output ( produk langsung
mempunyai
suatu aktivitas/program), dan outcome
pembinaan UMKM yang ada di Kota
(dampak aktivitas/ program).
Pontianak. Dengan ini harapan mampu
Pengukuran kinerja sangat penting dalam
rangka
pencapaian
kinerja
wewenang
terhadap
menjawab apa yang menjadi tujuan apakah Dekranasda melakukan pembinaan secara
organisasi yang telah ditetapkan sesuai
optimal
dengan misi organisasi. Kinerja organisasi
Pontianak.
yang dikemukakan oleh Bastian ( dalam
terhadap
UMKM
Kinerja dalam
Kota
organisasi
publik
sebuah
kinerja
tidak
optimal.
Tangkilisan, 2005:175) adalah berbagai
dapat
gambaran mengenai tingkat organisasi,
tersebut
dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan,
Kinerja Dekranasda sebagai organisasi
misi
publik dapat dilihat dari kuantitas dan
dan
misi
organisasi
tersebut.
diukur
di
apakah
optimal
atau
Sedangkan menurut Mahmudi (2007:21)
kualitas yang dikerjakan
bahwa kinerja organisasi pada dasarnya
waktu yang telah disepakati oleh organisasi
menjadi tanggungjawab setiap pegawai
sesuai dengan visi dan misi dari organisasi.
yang ada didalam organisasi tersebut. Jika
Berdasarkan riview literatur ditemukan
dalam organisasi tiap-tiap pegawai kerja
adanya beberapa indikator penyusunan
yang baik, prestasi, bersemangat, dan dapat
kinerja. Indikator – indikator ini sangat
memberikan kontribusi terbaik terhadap
bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks
organisasi
kinerja
penelitiaan yang dilakukan dalam proses
dapat
penemukan dan penggunaan indikator
organisasi
tersebut, secara
maka
keseluruhan
dikatakan baik.
dan ketepatan
tersebut.
Berangkat dari beberapa pendapat pakar di atas,dapat ditegaskan bahwa kinerja adalah hasil karya yang dicapai oleh organisasi, sesuai dengan wewenang 7 ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Kecil
Gambar Alur Pikir Penelitian Berikut
adalah
kerangka
pikir
penelitian dalam penelitian ini :
dan
Menengah.
bagaimana
Kemudian
keberadaannyayang
ada
kaitannya dengan kinerja Dekranasda.
Dasar Hukum Dekranasda Keputusan Menteri Dalam Negari Nomor : 537/5038/Sospol, tanggal 15 Desember 1981
Sehingga penelitian lebih berorientasi pada keadaan yang benar–benar nyata terjadi dilapangan secara menyeluruh, luas dan mendalam. Kemudian, data yang diperoleh
Fokus: Kinerja Dewan Kerajinan Nasional Daerah dalam Pembinaan Usaha Mikro Kecil Dan Menegah di Kota Pontianak.
akan
mendreskipsikan
Penelitian
jenis
dianggap
Masalah: 1. Pembinaan dan pengembangan 2. Penyaluran Aspirasi dan saran komunikasi 3. Menghimpun segala pontensi daerah.
Teori: Dwiyanto (dalam Pasolong: 2010:178) Indikator ukuran kinerja organisasi. 1. Produktifitas, 2. Responsifitas, 3. Akuntabilitas.
Kualitatif
yang
penelitiaan
ini
melalui
paling karena
kata.
deskriptif
tepat
untuk
untuk
melihat
fenomena apa saja yang telah dialami oleh subjek
penelitian
misalnya
perilaku,
persepsi, motivasi tindakan dan lainlainnya secara menyeluruh. Teknik
yang
digunakan
peneliti
dalam pengumpulan data ada tiga. Adapun teknik tersebut: 1. Wawancara Teknik wawancara yang digunakan
Output: Kinerja Dekranasda lebih baik.
dalam
penelitian
wawancara
tidak
ini
adalah
terstruktur.
teknik Adapun
wawancara menurut Moleong (2013:191) wawancara
tidak
terstruktur
adalah
wawancara yang bersifat jauh lebih bebas
C. METODE PENELITIAN
iramanya yaitu pertanyaan biasanya tidak Jenis penelitian ini adalah penelitian
disusun
terlebih
dahulu,
melainkan
deskriptif dengan analisis data secara
disesuaikan
kualitatif.
pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti
Artinya
menggambarkan
penulis
fakta
mencoba
yang
terjadi
dengan
keadaan
dan
percakapan sehari-hari.
sekarang sebagai realistis natural tanpa
Pada saat melakukan wawancara
adanya fenomena yang dibuat-buat yaitu
dengan teknik wawancara tidak terstruktur,
mendeskripsikan kegiatan atau kinerja
ada hal yang harus diperhatikan oleh
Dekranasda dalam pembinaanUnit Mikro
peneliti. Adapun hal itu adalah peneliti 8
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
harus memperhatikan arah pembicaraan
untuk merekam Kinerja Dekransda dalam
sehingga harus memiliki arah pembicaraan
pembinaan UMKM di Kota Pontianak.
yang jelas dengan tujuan awal dari
Teknik ini digunakan agar mempermudah
wawancara.
agar
peneliti dalam pentranskripsian kinerja
penelititi tidak terbawa arus pembicaraan
karena dalam hal ini peneliti bisa saja lupa.
yang tidak relevan dengan tujuan awal
Jika
wawancara. Oleh karena itu, peneliti perlu
menanggulangi
membuat pertanyaan dasar yang menjadi
memutar ulang hasil rekaman tersebut.
acuan dalam proses wawancara.
Proses perekaman dilakukan peneliti ketika
2. Catatan Lapangan
peneliti melakukan wawancara dengan
Hal
ini
dilakukan
Langkah-langkah penulisan catatan lapangan dalam penelitian ini ada tiga langkah.
Adapun
demikian,
maka hal
peneliti
tersebut
bisa
dengan
narasumber dan ketika peneliti melakukan observasi.
langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut. a. Pencatatan awal yaitu pencatatan yang
D. PEMBAHASAN
dilakukan sewaktu berada di latar penelitian dengan jalan menuliskan
Pengukuran kinerja merupakan suatu
hanya kata-kata kunci saja pada buku
kegiatan yang sangat penting karena dapat
nota.
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
b. Pembuatan catatan lapangan lengkap
suatu
organisasi
dalam
mencapai
setelah kembali ke tempat tinggal.
tujuannya. Organisasi pelayanan publik
Tahapan ini dilakukan dalam suasana
dalam mengukur kinerja sangat berguna
tenang, tidak ada gangguan. Hasilnya
untuk menilai seberapa jauh kinerja yang
sudah berupa catatan lapangan lengkap.
diberikan organisasi tersebut, sehingga
c. Sewaktu
ke
lapangan
penelitian,
sesuai
dengan
harapan
dan
kemudian teringat bahwa masih ada
memuaskan
yang belum dicatat dan dimasukkan
melakukan
dalam catatan lapangan, dan hal tersebut
upaya untuk memperbaiki kinerja bisa
harus dimasukkan.
dilakukan
peneliti
pengukuran
secara
Dengan
kinerja,
lebih
terarah
maka
dan
sistematis.
3. Perekaman Teknik
masyarakat.
dapat
lain
dalam
yang
digunakan
pengumpulan
data
Kinerja Dekranasda Kota Pontianak perlu
diukur
dalam
memberikan
penelitian ini adalah teknik perekaman.
pembinaan UMKM di Kota Pontianak.
Teknik
Pada
perekaman
digunakan
peneliti
Penelitian
Kinerja
Dekranasda, 9
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
diperlukan alat pengukur kinerja, peneliti
Produktivitas menunjuk pada kegiatan
mengunakan pengukuran kinerja menurut
membandingkan
pendapat
Pasolong:
sebenarnya diperoleh di lapangan dengan
2010:178) ada lima indikator sebagai alat
target yang telah ditetapkan. Sasaran yang
ukuran
1.
ingin dicapai organisasi diteliti. Demikian
Produktifitas, 2. Isu Kualitas Pelayanan, 3.
pula produktivitas di Dekranasda dapat
Responsivitas
dilihat dengan cara membandingkan antara
Dwiyanto
kinerja
organisasi
yaitu:
4. Responsibilitas dan 5.
Akuntabilitas. mengunakan
(dalam
Namun 3
peneliti
indikator
yaitu;
1.
antara
hasil
yang
hasil yang diperoleh dilapangan dengan target
yang
telah
ditetapkan
oleh
Produktifitas, 2. Resposivitas, dan 3.
Dekranasda dalam pembinaan UMKM di
Akuntabilitas.
Kota Pontianak.
Lebih
lanjut
dijelaskan
sebagai berikut:
Perbandingan target yang ingin dicapai dalam pembinaan UMKM dan realisasi adalah ukuran kinerja Dekranasda Kota
1. Indikator Produktivitas Konsep
produktivitas
pada
Pontianak, jumlah UMKM yang dibina
umumnya dipahami sebagai rasio antara
Dekranasda berjumlah 18 dari Target 66
input dan output, artinya sejauh mana
UMKM.
upaya yang dilakukan dengan hasil yang diperolehnya
dalam
periode
tertentu.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian target yang
Namun konsep produktivitas diperluas
telah
dengan seberapa besar pelayanan publik itu
optimal, target berjumlah 66 UMKM
memiliki hasil yang diharapkan sebagai
namun, pada realisasi hanya berjumlah 18
salah satu indikator kinerja penting. Pada
UMKM. Berdasarkan
penelitian
produktivitas
target dapat dilihat masih rendahnya
ditekankan pada sejauh mana upaya yang
kinerja Dekranasda dalam upaya mencapai
dilakukan Dekranasda dalam pembinaan
tujuan organisasi.
ini,
konsep
ditetapkan
Dekranasda
belum
jumlah pencapian
UMKM di Kota Pontianak dan apakah hasilnya sesuai dengan target yang telah
2. Indikator Responsivitas
ditetapkan sebelumnya. Kesesuaian antara
Responsivitas
merupakan
hasil yang diperoleh dengan target yang
kemampuan organisasi untuk mengenali
telah
kebutuhan pelaku
ditetapkan
sebelumnya
melalui
UMKM, menyusun
berbagai kegiatan atau program yang
agenda dan prioritas
pembinaan dan
dilakukan oleh Dekranasda. Penjelasan
mengembangkan program-program sesuai
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
dengan kebutuhan dan aspirasi UMKM. 10
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang
rendah
pula.
Berdasarkan apa yang diungkapkan
Responsivitas
diatas, kinerja Dekransda dalam merespon
dimasukkan sebagai salah satu indikator
dan memberikan solusi kepada pelaku
kinerja
responsivitas
UMKM belum optimal, disebabkan faktor
menggambarkan kemampuan organisasi
internal belum siap melaksanakan tugas
Dekranasda Kota Pontianak memberikan
dari Dekranasda secara optimal karena
solusi terhadap aspirasi. Responsivitas
organisasi belum berjalan sebagaimana
Dekranasda
tingkat
tugas dan fungsinya. Pengurus belum
penanganan atas keluhan dan tuntutan
fokus mengelola Dekranasda dengan baik,
masyarakat
sehingga
karena
diukur
dari
pelaku
usaha
terhadap
pembinaan UMKM.
aspirasi
ditindaklanjuti
Kemampuan pengurus
Dekransda
dalam merespon dan memberikan solusi
Disperindag
yang
dengan &
diterima
program
UKM
karena
dari belum
terealisasinya program dari Dekranasda.
kepada pelaku UMKM belum optimal, disebabkan faktor internal belum siap melaksanakan
tugas
dari
Dekranasda
3. Indiktor Akuntabilitas Akuntabilitas dalam penelitian ini
secara optimal karena organisasi belum
menekankan
berjalan sebagaimana tugas dan fungsinya.
kebijakan dan kegiatan organisasi publik
Pengurus
mengelola
tunduk pada pejabat politik yang dipilih
Dekranasda dengan baik, sehingga aspirasi
oleh rakyat. Asumsinya adalah bahwa para
yang
pejabat politikyang telah dipilih oleh
belum
diterima
fokus
ditindaklanjuti
dengan
pada
rakyat
belum
kepentingan rakyat. Dengan demikian,
program
dari
Dekranasda.
konsep
selalu
besar
program dari Disperindag & UKM karena terealisasinya
akan
seberapa
akuntabilitas
mengedepankan
publik
dapat
Aspirasi yang diterima berkaitan
digunakanuntuk mengetahui seberapa jauh
dengan kebutuhan UMKM dalam upaya
kebijakan dan kegiatan organisasi publik
meningkatkan
tersebut
pembinaan
kualitas yang
produknya,
dimaksud
adalah
masyarakat
sejalan
dengan
kehendak
publik. Kinerja organisasi
pembinaan dalam pengolahan produk baik
publik tidak hanya dapat dilihat dari
dan benar, sertifikasi SNI, sertifikasi halal
ukuran internal yang dikembangkan oleh
dan kemasan produk, bantuan modal dan
organisasi publik itu sendiri maupun
promosi melalui kegiatan baik ditingkat
pemerintah
daerah maupun nasional.
Kinerja juga harus dinilai dari ukuran
seperti
pencapaian
target. 11
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
eksternal seperti nilai dan norma yang
kendala Dekrnasda dalam melaksanakan
berlaku
Adapun
kegiatan pembinaan. Namun akuntabilitas
indikator akuntabilitas dalam penelitian ini
cukup baik, karena setiap bantuan dana
diukur dari kesesuaian antara prinsip
hibah
pelayanan
diberikan
dalam
masyarakat.
yang
dilaksanakan
oleh
Dekranasda Kota Pontianak, terhadap nilai
transparansi
pelayanan
dan
bantuan
sosial
Pemerintah
yang selalu
dipertanggungjawabkan.
dan norma yang ada dalam masyarakat meliputi
maupun
Berdasarkan penjelasan diatas maka akuntabilitas Dekranasda Kota Pontianak
orientasi pelayanan dikembangkan guna
dikatakan
memenuhi kebutuhan pelaku UMKM. Pola
mengindikasikan bahwa Dekranasda Kota
pelayanan yang akuntabel adalah yang
Pontianak
mengacu pada kepuasan publik sebagai
kepuasan masyarakat sebagai pengguna
pengguna jasa.
jasa. Hal ini terbukti dengan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
cukup
sudah
baik.
berorientasi
pertanggungjawaban
keuangan
Hal
pada
adanya yang
diketahui bahwa pada dasarnya Pemerintah
digunakan pada pembinaan ini menjadi
Kota Pontianak belum mengalokasikan
contoh yang baik dalam tranparansi publik
dana untuk melakukan pengawasan dan
di Dekranasda.
pembinaan. Belum adanya alokasi dana dari pemerintah untuk pembinaan tentu berdampak pada pencapian produktivitas
E. KESIMPULAN
organisasi, karena program yang telah direncanakan memerlukan Kendala
dan dana
yang
target
organisasi
1.
Kesimpulan Produktivitas Dekranasda
dalam
realisasinya.
belum
optimal,
dialami
Dekranasda
tercapainya
karena
target
yang
belum telah
berpengaruh kepada pembinaan secara
ditetapkan dan SDM yang menjadi
mandiri, dengan alasan minimnya dana dan
pengurus
digabungkan
di
menjalankan tugasnya dengan optimal
Disperindag & UKM mengingat untuk
karena terikat tugas utama sebaagi
efektivitas dan efisiensi tetap berdampak
PNS, sehingga Dekranasda belum
pada kurang optimal kinerja Dekranasda.
memiliki
dalam
pembinaan
belum
pola
pembinaan
belum
secara
mandiri.
Dari pendapat yang disampaikan di atas, adanya dukungan namun
Dekranasda
2.
Kesimpulan Responsivitas Dekranasda
optimal. Bantuan yang diberikan bersifat
masih rendah, pemahaman masyarakat
sementara dan tidak rutin ini menjadi
masih rendah tentang menyampaikan 12
ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kendala kepada UMKM dan pelaku
G. REFERENSI
UMKM mengalami kendala belum menggerti
bagimana
cara
menyampaikan permasalahnya. 3.
Kesumpulan
bahwa
akuntabilitas
Dekranasda cukup baik karena setiap bantuan dana dipertanggungjawabkan kepada
pelaku
UMKM
dan
Pemerintah yang memberikan bantuan kepada Dekranasda Kota Pontianak
Buku-Buku:
Dharma, Agus. 1991. Manajemen prestasi kerja, pedoman praktis bagi para penyedia untuk meningkatkan prestasi kerja. Cetakan kedua. Jakarta: Cv. Rajawali. Dwiyanto, Agus. 2006, Penilaian Kinerja Organisasi pelayanan Publik, makalah seminar kinerja organisasi sektor publik kebijakan dan persiapannya. Yogyakarta: Jurusan IAN Fisipol UGM Keban, T. Yeremias,2005. Kinerja Organisasi Publik, Yogyakarta: Fisipol UGM
F. SARAN
1. Untuk
1.
meningkatkan
produktivitas,
Mahmudi. 2007. Manajemen kerja sektor publik. Cetakan kedua (revisi) Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Pengurus Dekranasda Kota Pontianak mengoptimalkan SDM yang dimiliki untuk
mendata
UMKM
dan
memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM sehingga terwujud tujuan dan tercapainya produktivitas. 2. Untuk mendapatkan kepercayaan dari pelaku
UMKM
responsivitas terutama
maka
perlu
pelaku
yang
sikap
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran kerja sektor publik. Yogjakarta :BPFEYogyakarta Mangkunegara,A. A. Anwar Prabu.2005. Evaluasi kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Aditama Margono,S. Agus & Kusumasari, B. 2015. Manajemen Publik Kontemporer. Yogyakarta: Gava Media.
ditingkatkan mempunyai
Miftah Thoha, 1997, Pembinaan Organsiasi. Jakarta : Mutiara Ilmu
kendala. Dekranasda mengoptimalkan dalam memberikan penyuluhan kepada pelaku UMKM dan cara menyampaikan permasalahan kepada Dekranasda. 3. Untuk
meningkatkan
kinerja
Dekranasda dalam pembinaan UMKM di Kota Pontianak perlu anggaran dana
Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Pasolong, Harbani.2010. Teori Administrisi Publik. Jakarta. Alfabeta Payaman, Andi. 2005. Manajemen personalia: Bandung: Remaja Rosdakarya
dari pemerintah. 13 ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2013. Manajemen Pelayanan. Yogjakarta: Pustaka Pelajar Ruky, Achmad S. 2001. SistemManajemen Kerja. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Karya. Subando A.M & Kusumasari.B. 2015.Manajemen Publik Kontemporer. Yogjakarta. Penerbit Gava Media. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Tangkilisan, Russel S. Nogi 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grasindo http://kamusbahasaindonesia.org/pembinaa nKamusBahasaIndonesia.org di akses pada Kamis 3 September 2015 Pukul 20:32 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/ar ticle/view/478 di akses pada Kamis 3 September 2015 Pukul 21: 05 http://jurmafis.untan.ac.id/index.php/publi ka/article/view/610 di akses pada Rabu 20 Januari 2016 pukul 20:28 UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah di akses pada Senin 12 Oktober 2015 Pukul 21:09 Perwali No. 270 Tahun 2012 Tentang Produk unggulan Kota Pontianak
14 ROPINUS, NIM. E01110012 Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Untan
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
I
PENGELOLA
TINGGI
JURNAL MAHASISWA
Jalan Prof. Dr. D. Dadari Nawawi, Pontianak !'f)tak Pos 78124 Homerage: http://urmans.untan.ac.id LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap NIM I Periode lulus Tanggal Lulus Fakultasl Jurusan Program Studi E-mail addresl HP
: ~.~~~~.~~ : ~J?'~l~.9..~1..l..~L : M~.~t.~~'?. : .~~~t .. ~~t:!: : ..\~~~ : .. ~~.~~~.~~~~:.9.?~
.;?
.
.. . .
l..
~.~.~~r.~~ t:'.'7~~~x:l;~~.~
~':\!
.
:
..
demi pengembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (SI), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa .p~~u\-...A *) pada Program Studi ~~.l~~~~ ~~~Ml' Fakultas Ilmu sosial dan IImu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul**) : .
\\.m~
\LiV\etltA
Qw>titN'
~('~\V\Il\"'"
~c:t~OYlCll\
'Dctef'~
(A\#(WI-
~e..wt'oI"tOl.GlL-\
::v.~:~~::::::ryii;;ii.:::::~~\:::&~:::::~~~~~;;:::::'ii.:::::~;::::~~~~~~~~::::::::::: beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-medial format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan nienampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c:::J
uzf
Secara fulltex . content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Dibuat di
:
:~~.~
?o"l<\\(;1V1.AU-
...::
...~b
NIM. t;·oUIOO\'2. Catatan : *tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing
(Publika/Govemance/. 'Aspirasi/Sociodev/Sosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini harus di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)