1 2 STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN DHARMASRAYA: ldentit;kasi Potensi WUayah dan Kota sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan TESlS Oleh...
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN DHARMASRAYA: ldentit;kasi Potensi WUayah dan Kota sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan
TESlS
Oleh: BURHANUDDIH
BP.05206011
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSl'TAS ANDALAS PADANG
2007
Sl'RATEGI PENGEMDANGAN
WILAYAII· KABUPA'fEN
DBARMASRAYA:
ldentifikas! l'otcnsi W ilayah dan Kota Sebagai Pu sat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan Oleh : Burhanuddin (Di bawah bimbingan : Syafrizal dan Fashbir M. Noor Sidin)
Ringkasan lsu regional development (pengembangan
wilayah) dengon segala
implikasinya, merupakan salah safu persoatan )'ang cukup mengemuka di tanafl air dcwasa inl, Tcma perenconaon pembangunan wilayah menjadi kian penting
seiring dengan men ingkatnya perhatian terhadap ko nd is 1 dan situas. internal
sebagai landasan perencanaan pengembangan wilayah
yang bersifat
kornprchcnsif serta perkembangandan tuntutan kcbutuhan mssyarakat akan
pelayanan yang bcrsi fat mendesak dan rnesti segera (' iupayakan pernenuhannya. Kabupaten Dharmasraya, sebagai daerah yang pada awal pcmckaran telah diproyeksikan menjadi 'daerah harspan' bai;1 masyarakatnya or.cnuju cfcktrvitas
penyelenggaraan pemerintahan dan pcmbangunan, perlu Jib~ugu11 rerencaua sejak awal. l'engembangannya perlu diwuj udkan da lam benmk pemerataan hasi l-hasil pembangunan dan keseim bangan perk cm bangan wi I ayah sesuai karakteristik
dan
sektor basis ekonom i daerah. Hal in i relevan dcngan maksud kehijakan pemekaran wilayah sebagai salan satu bentuk iruervcnsi pcrncrtnrehan daerah!publik untuk mengarahkan perkembangan wi layah itu agar lebih bark pada masa depan. renelitian ini benujuan untuk : I) mengidentifikasi sektor-sektor basis ekonomi pada sub-subwilayah di Kabupaten Dharmasraya yang memiliki potensi sincrgi satu sama lam; 2) rnenganal isis ~11h\\dl11y11h mana di kabupaten
IJharmaSrl!ya yang paling optimal untuk ditetapkan schagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mamsu .ncnggcrakkan kawasan sckitarnya dan sebagai pu~al pelayanan masyarakat: dan 3) merumuskan ~11alc;:gi peugembangan
wilayah
K.abupaten Dharmasraya kc dcpan yang memadukan pertumbuhan dan
pemerataan pembangunan bercasarkan potensi siocrgi yang dim i I iki subsubwi layah yan(! bersangkutan sebagai implikasi kcbijakan
Meiode yang digunakan dalam penelitian ini edalah metode ana!isis
kuantitanf dan kualiiacif scsuai dene&i tvju1111 penelitian. Umuk mendapatkan sektor-sektor basis ekonomi pada seb-subwilayah di Kabcpaten Dharmasraya yang mcmpunyai potcnsi sincrgi saru sama lain digunaktn metode analisis
kuosien lokasi (LQ} terhadap data Produk Dornestik Regional. Bruto (PDR.B) dan untuk mengetahui bagairnana imegrasi aatara potensi subwilayah oengan pote11si
wilayah kabupaten secara keselurutlan). dicunakan pcrbandingan antara sektoe basis pads masing-masing subwilayah dengan sektor basis witayah. Selanjutnya.
untuk mengan.ilisis subwil3y.ih m!llll di kabeparen Dh4rmastaya :yang paling optimal untuk ditetapkan sebagai posat pertumbuhan ekonoml yang mampu menggerakkan kawasan sekiiamya., digunaluln metooe nnalisis model gravitas!
terhadap datt jurnlah penduduk St sumberday11 manvsia (fungsi admlnisrresi), potensl sumberdaye buaian (fasilitu publik/. dan sumberd8)8 alam/fisik o~rak
antaribukota kecamatanl, Kabupaten
Unluk. merumuskan stl-dtcgi pengernbangan
Dharmasraya
kc depan
)'3ftg
mcinadukan
wilayah
(>er1\lmbuhan
dar.
pcmcrs.taan pembangunan berda.sarkan potensi sincrg] yang dimiliki sub. subwila}ahnya
digunakan pcndckallln .1n~hsis kuali1a1ir se~uai hasil nnalisis
lUjuan siitu dan dus. Hasil
penelilian
menunjukkan
bshwa
subwilayah
Kabupaten
Dharmasrsya yMlg memiliki polensi sangat besar pada jangka waktu 1999-2003 odo.lalt Kec11rnatan Sili11ng yang mcmiliki cuiuh sckror basis ekonomi dengan sckror
andalannya pa<.la sekior hstrik, glls. Jan air bersih dan sektor industri
pengolahan. Kernuoian sccara bcrurutan diikuti oleh Kecarnatan Pulau Punjung
dan Kecarnatan Sungal Rumbai. 1111:mili~i lima sekior basis dengan sektor and~far. rnasiug-masing,
sektor pertambanga» dan penggalian dan sektcr pcrdagangan.
hotel. dan restoran (Pulau Punjung] dan sckror pcrdagengan, hotel. dan restora«
dan sektor pertanian (Sungai Rurnbal). dan ynng terakhlr adalah Kecamatan Keto Baru memiliki cm pat sektor basis dengan sektor andalannya sector pengangkutan komunikasi dan sektor jasa-jasa,
tntegrasi potenst di masing-masmg' kecamatan dalam wilayah Kabupatcn Dharmasraya
adalah bcrvariasi, Yang paling tinegi integra~inya ialah Kecamatan ciga dari empat sektor basis (3/4 ~ 0,75 %) yane
Sitiung yang mcrnitiki
terintcgmsi dengan sektor basis wilayah kabupaten, yaitu; sektor 2 [pertambangan
dan penggalian), sektor 4 (listrik, gas, oan air bersih), dan sekror 5 (bangunan), diikuti oleh Kecamatan Pulau Punjung dan Kecamatan Sungai Rurnbai yang memiliki dun dari empat sektor basis (214 "' 0,50 %), yaitu; scktor I (pertanian] dart sektor 2 (pertsmbangan dan penggalian) di Pulau Punjung, serta sektor t
[pcrtanian] dan scktor S (bangunan) di Sungai Rumbai, sedangkan 1<eca1na1an Kolo B~ru rnerupakan satu-setunye kecamaran yang tidak memiliki satujuga pun (0 %) sekror basis yang terintegrss! dengan sektor basis wilayah kabupaten.
Berkaitan dengan 1ujuan mernbenruk sinergitas pengembangan potens] amsesubwilayah, maka secara sektoral, poten~i sinergi di Kabupaten Oharmasraya dapnt dilnksanakan terbadup kescluruhan sekc:>r dan secers spasial, melingkupi keempat subwilayahikecamlltan yang ada saat ini di Kabupaten Dharmasreye sebagal arena sinergi kebljakan pernbangunan ancarsubwllayah dengan pclunng yang paling menguntungkan pada empat sektor yang terintegras! dengen potensi ekonomi Kabupaten OhaTmasrnya. yakni, scktor rertanian, pertambangan dan penggattan, listrik dan 8 ir bersih. dan sekto» lxmgunan yang kemudian dinnci lagi hi11gga tingka1 subsektor. Peneliuan
menemukan bahwa kcta )'~ni: paling opiirnal
pusar pertumt>uhan
sebagai
ekonomi ternyata 1idak sekatigus rnerupakan pusat
pelayanan yang paling optimal. Dari perbandingan larik wilayah dcngan analisis grnvitasi
hasil penetitiim daya
menggunakan
variabel jumlah
penduduk dan var iabcl ni1ai taonbah produks i dengan anaiisis skakigram ternadap variabel poiensl perekonomtan menunjukkan
bahwa Kecamatan
Koto Baru, dengan tctalitas daya tarik wilayah paling 1inggi sebesar 0,9836 (.12.79 persen) dan juga memiliki ibukota kecamatan yang pahng mampu rnemerankan
merupakan
fengsi
pcrekonomiau
atcu
rermasuk
kategori
hirark i I,
kecamatan yang berporeusi unluk dikembar.gkan mL~1j1uli pus111
pcrtumbuhan ekonomi paling optimal di wilayah Kabupaten Dharmasraya.
Sedangkaa, manusia.
fasi/itas
menunjukkan
hasil analisis pelayanan
skalogram
terhadap
masyarakal,
variabel
dan tingkat/daya
sumberdaya aksesibilitas
bahwa kecamatan yang berpotensi untuk dikembangkan mcnjadi
pusar pelayanan p&ling optimal di Kab11pote11 Dharmasraya adalah Pulau Punjung dengan ibukora keca111a11111 di Sun!!ai Dareh, Meskipun secara parslal, Koto Batu lebih unggul dalam kapasuas sumberdaya ma1msia. da11 Sitiung lebih unggul dalam tingkat aksesibilitas, Kecamatan Pulau Punjung secara agregar mem ilik i bobot nilai yang relatif lehih 1inggi darip8da kecemaran lain11ya. Di sini, untuk rneminimalisir kekurangan daya aksesibilitas Kecamatan Pulau Punjung, maka disarankan agar yang dijadikan /ok.tsi pusal pcmcrinlahan/perkantoran
adalah
Kora Tablang Tinggi yang akan menjadi pusat pelayanan sekaligus merepresentasl wifayah Kecamacs.n Pu lau Punj ung sebagai ibukota Kabupaten Uharmasraya. Dari pcnelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa pengembangan wilayah berbasis potensi ekonom i anrarsubwilayah yang bersinergi melal11i integrasi kebi.iakan pemanfaatan dimensi ruang [spasial) berupa pembentukan pusat-pusat pengern bangan baru di tiap-tiap kecarnatan delarn suatu ke.o;:at11an sistcm wilayah pcngembangan sentra-sentra produksi dan pembangunan pusarpusat pelayaaan secara hirarkis dengan
kebij~kan sektoral berupa sinergi
pcngembengan sektor-scktor ekonomi basis mcnurut prioritas yang didukung
den gall peningkalan daya zk~esihilir~s wilayah, bdurr. scpenuhnya diakomoda~i dslam arah kebijakan dan strategi pembanganan Kabupaten Dhannasraya saat ini Salah satu upaya yang kiranye dipcrluka11 untuk mewujudkan peni11gka11m penumbuhan ekonomi sekatigus pemerataan dan kesetrnbangan pembangunan r.laerah adalalt me laJui s1rateg1 pengembangan wilayeh yang mengkomoinasikan sejumlah
pendekatan
pembangunan.
yang
d 1w4j udkan
dalam.
stra1egi
pcngembangan ibukota sebagai pusat pelayanan masyarakat, pengembaagan kola strategis
pusat perrumbuhan dan
kawasan sentra produksl, sinergitas
pengembangan sektor basis wilayah dan pcngembangan aksesibilitas
'Ill iiayah.
yang pcrlu ditua11gkan ke clalam perencanaan pembanguna» wilayah Kabupaten Dharmasraya ke dcpan (dalam bentuk Peraturan Daerah). terutama 10 program yang /:l~lum terakomodasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Mcncngah Oaerah (RPIMD) Kabupaten Dhannasraya 2005·:?.0IO.
,.._ -- -------No A!urt:nil'ni>emias
,....
--·.-.--
------------
-·--·-
---·- ---·- --
/ BLIRHANl:lllll"
'
J No Alumni ~a~Jltas
--·--·-- '
- ---·- -- -·· --·-
RlOl),\"fA TempauTgl Lahir· Pada.1,w"28J7!1\l68, b) Nam• Onns Toa Za\nuddm
I
---j''
St Batu•h dan
Nurd•y•r (,\lcnhJ, c)Program Srudi Perencanaan l'emb1•ns Tinsgo. Kee Pulau PunJuni. t
~)
P::A~- -1
Stratet?i J>eq::~mbaui:an WiU.yab l<;obupateo Dbarmaoraya: ldtntifikasi Wilay2h daa Kola Seb-agai Pusat Pertumbuhan dun PuSJ>r l'elByauno
I
Tesi< S::! oleh BlJRHANlJJ)OIN. l'embimbing: l. Prof. Dr. Syafri
I I r¥K•o~CJl (p~n1'.,;1u~U11~tn wib,yuJ1) mt:rupttbn $1.lah sato ~rtD.t.l:m utam(l bcl81 ~at>upa~~r. I DharrnOS'3}Qdewasa "" ~ytlc.ltnycler.~~aan pemc.,.1nt.shan di!f1 pembtJ.r.gvnd.l'L \\'1111~8'1 fnr pen~ drhMlgun dtw} rlit:tt:J ~~t.k &'-"ttl P;n$tlTlll\ln~an \v1lsyah p.:rlu d1'-''UJUd.lw\ daJam bcntok h=l"1l-ha'4ll ('t:m~neun:in d.:tl\ r<:rl:r.·mti:i.nenr. I AOSTRAK
.atas ~6aran. Ian penoor6anantfi1ufa 6triri11f1 lo'a
fl.ya/ian44 z.aituuftfinSt. ~dim
J&Ja 1fardiyar(>(liaamianah)
1\JU<sit/an !park.Ji semua, teritna ~ifi u.ntu{lo 'a restu d4n "10tiwsi yano di6eri~ti J{na~~meria~n~,
semona ~n
temwtiwsi untutmenfa<{i (e6i6 6ait
PERNVATAAN
KF.ASUAl'i TESIS
Dengan mi saya saya mcnyatalcan bahwa test« yang saya tu!is dengan
j11dul : Slrutegi Per1ge111banga11 Wilayah Kabupaten Dharmasraya: /dentifika.yi Potenst Wilayah don Kula Sebago/ Pusa: Penumbuhan don Pusat Peluyuflun. adalah hasi! kerja!*arya .1aya sendtndan hulum merupokan 11plalcan dati ha~il
karya orang lam, kecualt kuftpa'I dan sumber yang dicantumkan Jika di kemudian hart, pern.va1.wn ini temyata tulaA: benar. mak« status kelulu.~an dan gelar yang saya peroleh menjad: batul dcngun sendirinya
Padang,
14
Februari 2007
Y!lng membuat Pemyotaon.
Burhanuddin fJ5WtiO! I
RIWAYAT HIDUP
~nulis dilahirkan pada tanggaJ 28 Juli 1968 di Padang, sebagai putera
bungsu dari enam bersaudara
dari pasangan
ayah
Zainuddin St. Batuah dan ibu Nurdiyar. Penulis menamatkan pendidikan SD pada tahun 1981 dan SMP tahun 1984 di Batang
------
Kapas, Pesisir Selatan, SMA Jurusan A-1 (Fisika) tahun 1987 di
Padang, dan pada tahun yang sama, melanjutkan pendidikan S-1 pada Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu SosiaJ dan Ilmu Politik Universitas Riau Pekanbaru
tahun 1993 dengan penghargaan
sebagai pemuncak (nilai IPK tertinggi= 3,61)
dengan yudisium cumlaude. 9ejak bulan Mei 1997, penulis mernulai karir sebagai pegawai negeri sipil dipekerjakan
pada
Kantor
Markas
Wilayah
Pertahanan
Sipil
Sawahlunto/Sijunjung (Departemen DaJam Negeri) dan ditempatkan
Kabupaten sebagai staf
Kantor Camat Sumpur Kudus pada Pemerintah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. Setahun kemudian, penulis dipromosikan sebagai Kasubbag. Rapat dan RisaJah Sekretariat DPRD Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung. 9e1anjutnya, setelah menikah dengan isteri tercinta Febri Yezm.i, S.Pt. pada 15 September 2000, pada tahun 2002 penulis dimutasikan sebagai Kasubbag. Bantuan Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung, Tahun 2004, penulis dialihtugaskan ke kabupaten baru basil pemekaran sebagai Kasi. Pelayanan Catatan Sipil pada Kantor KKBCS Kabupaten Dharmasraya. Pada tahun 2005, penulis memperoleh kesempatan untuk meJanjutkan studi pada Program Studi Perencanaan Pembangunan, Program Pascasarjana Universitas Andalas di Padang melalui beasiswa dari Pusbindiklatren Bappenas
dan Alhamdulillah
berhasil
menyelesaikannya pada 14 Februari 2007 dengan yudisium cumlaude dan lnsya Allah rnenjadi pemuncak untuk Program Studi Perencanaan Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Andalas pada wisuda tanggal 7 April 2007 dengan nilai lPK = 3,78.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillahirohhil a'lamin, penulis puj\kan ke hadirat Allah Subhanallahu wa Ta'ala, karena atas berlcah dan rahmat-Nyajualah penyusunan tesis: "Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Oharmasraya : Iden1ifikasi Potensi Wilayah dan Kola sebagai Pusar Pcrtumbuhan dan Pusat Pelayanan'' dapat disclcsaikan
dengan baik. Tesis ini rnerupakan sauh satu syarat dalam
rangka meraksenakar, seminar hasil penelitian pada Program Studi Percncanaan Pembangunan Program Pascesaijana Un1versi1as An;lalas Padang, Dalam penyelesaian resis im, penulis tel•h dibAntu oleh berbagai pihak, baik secera lang511ng maupun tidak. lani:sung. Untuk itu. penulis rnengucapkan terima ka~ih don pcnahari:aan yani: tulus kepada · I.
Bapek H. Marlun ~. S .. S.E. Dt. Rangkayo Mulic dan Bapak Jr. 1"ugimin, Bupari uan \Vakil Bupati Dharmasraya. Bapak Sekda, Oapak Asisten I dan II
Sekda, Bapak Kepala 13KO dan lbu Kcpala Kantor KKBCS K$bupaten Dhsrmasraye <elaku atasan yan!l relah mernperkenankan pcnulis untuk
mengikuti tu~a~ l>eiajar; 2. 13npak Dr. lr. O.:dy S p,,.,m,,, M.SC selaku Kepala Pusbindiklatren lhppenas di Jakarta yang atas izin AIU.h Swt .• tdah rue-nberikan kesempatan kcpada Penulis untuk
dapat melanjutkan pendidikan ke Program l'ascasarjan11
Umversrtas Andalas Padang,
3. Bapak Prof. Dr. Hazli Nurdin. .\i.S.:. selaku Oirektur Program l'ascasarjana llniversitas Andalas: Bapak Dr. t-.asri Bachtiar, s.1:;., M.S. setaku Kelua Program Studi
Pereni:anaan l'embangunan dan Bapak Dr. I! Werry Darla
Tailur, ~E. MA
selaku Koordmatnr Pelaksana Program Percncanaan
Pembangunan
(PPn) Tailor \fade Program Pascasarjana sekaligus Pembantu
Kektor JI Universitas Andales Padang. 4. Bapak Prof. Dr. Syatrizat,
s.1:::••
M.A. selaku Ketua Komisi Pembimbing dan
Bapak Prof. Dr. Fashbir M. Noor Sidin. S.E .. M.SP. selaku Anggola Komisi Pembimblng yang telah mencurahkan perhatian dan me\uangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan arahan imensif kepada penulis; 5. Dapak Dr. Nasri Dachtiar. S.E., M.S .. Bapak Dr. H. Firwan Tan. S.E .. M.Ec. DEA. lng., Ors. Yusriz:al Yulius. dan Prof.Dr. Elfinori, S.E .. M.A .. selaku
Tim Penguji Kolokium dan atau Tim l'enguji Seminar Hasil Penelitian dan atau Tim Penguji Ujian Tesis Mag1ster yang telah mernberikan masukan dan arahan untuk penyempurnan penentlan yang penulis lakukan; 6. Dapak Prof. Dr. Syofiardi, S.E., M.A. dim scluruh Pci>&•J•r pada Program
Studt Perencanaan Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Antlalas Padang
yang lelah mcmbenkan ilmu kepada penu lis.
7. Aynhanda, Bapak-Jbu rncrtua, Kakanda Mariati, S.Pd. beserta Saudarasaudara penul is lainnya, adik ipar sena terutama dan teristimewa untuk isteri tercinta, Adinda Fcbri Yeznu, S.Pt.
yang senantiasa mendo'akan,
membcrikan semangat dan motivasi serta meogulcrkan bantuannya kepada penulls untuk rncnyelesaikan stul.li ini; 8. Rekan-rekan senasib dar. seperjuangan, Mahasiswa Program Tailor Made Angkatan II Tahun Akadernik 200512006 Program Studi Perencanaan l'cmbangunan Program Pascasarjana Universitas Ancatas, khususnya Saudara Cipta, Hendra, Gusven, serta adik-adik Mahasiswa Program Tailor Made Angkatan lH Tahun Akademik 200612007 dan para Staf Sekretariat Akadcmik
l'r:>gram Pascasariana Un iversitas Andalas yang lurut membantu pcnul is dalam penye lesaian studi: 9. Sdr. Ir. Danang W. Jan, M.Sc .. Sdr Dedi Rinaldi, S.T., M.Si.
dan Sdr.
lrman, S. T. ( maslng-masing dari Bappeda. Dmas Prasarana Jalan dan Dinas
v
Tata Ruang dan Permukiman
Provinsi Sumatera Barat), Sdr. Frinaldi, S.T.
(Bappcda Kab. Dharmasraya)
serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan
satu-persatu yang telah memberikan andil dalam pelaksanaan studi pcnulis.
Besar harapan penul is agar tesis ini dapat d ilanj utkan dan diaj ukan untuk dipertahankan dalam ujian komprehensif bagi penulis sebagai salah satu pcrsyaratsn untuk menyetesaikan studi pad a j urusan l'cn:ncanaan Pembangunan Program l'asca~arjana Univeristas Andalas (Program Tailor Made Angkatan II Tahun Akac!emis 2005/2006). Penulis menyadari rnasi h banyak kekurangan dan kclemahan dalam tesis ini. Umuk itu. kritik dan saran penuli$ harapl
Padang. Februari 2007 Penulis,
6.S. Program Pengembangan Wilayab Kabupaten Dharmasraya...........
221
BAB VI! . !' EN UT U P 7. I. l<esimpulan
.. .
7 .2 Saran-Saran
Di\FTAR PCSTAKA LAMPIRAN
227
233
.
235
ix
DAFTAR TAHEL Hal. Tabel 2.1.
Hirarl:i Sumatera
Pusat-pusat
Permukiman
Perkotaan
di Provinsi
Baral Tahun 2005 - 2019
31
Tabel 4.1. Luas dan lbukota Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya
78
Tabel 4.2. Nagari-nagari dalam Wilayah Kabupaten Dharmasraya.............
79
Tabel 4.3. Jarak antar lbukota Kecamatan dalam Kabupatcn Dharmasraya
80
Tabel 4.4. Luas Penggunaan L.ahan di Kabupatcn Dhanmasraya..................
81
Tabel 4.5. Komposlsi Penggunaan Lahan di Kabupaten Dharmasraya Tabel 4.6. Jumlah dan Kcpadatan Penduduk Kabupaten Dharmasraya
82 85
Tabel 4.7. Jumlah dan Laiu Pertumbuhan Per.duduk Kabupaten Dharmasraya Menurut Kecamatan Tahun 1993 - 2003 Tabel 4.8. Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kabupaten Dharmasraya
86 IP
Tabel 4.9. Jumlah Sekolah, Murid da:i Guru di Kabupaten Dharmasraya Men unit .lenj~ne Pcndldikan .. ..
88
Tabel 4.10. Jumlah Fasilkss Kesehatan di Kabupaten Dharmasraya .. Tabel 4.11. Jumlah Fasrlitas Perjbadatan dalarn Kabupaten Dharmasraya.....
89 90
Tabel 4.12. Laju Pertumbuhan Ekonom i Kabupaten Dhannasraya, Sumatera Barat dan Nasional Tahun 1999 - 2003
..
92
Tabel 4.1.J. Pertumbuhan rDRO Kabupatcn D:1armasraya alas Dasar Harga
Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999 - 2003 (dalam persen) . . Konstan 2000
93
Tabel 4.14. Produksi Padi dan Palawija Kabupateu D~.armasraya
Tahun 2000 -2004 (Ton) ..
..
.
97
Tabcl 4.15. Struktur l'l>KU Kabupaten Dharrnasraya atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1999- 2003 [dalam persen)
'N
Tabel 4.16. Perkembangan Nilai PDRR Kabupaten Dharmasraya atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut I .apangan Usaha Tahun 1999 - 2003 (Ju.a Rupiah)
..
..
10°)
Tabel ~.I. Anahsrs ldentifikasi Sektcr Basis/Unggulan di Kabupaten Dharmnsraya Menurut Lapangan L:saha Tahun
1999 2003 alas
Oasar Harga Kunstan Tahun WOO (Mctodc Kuosicn Lokasi/LQ)
11 S
Tabet 5.2. Sebaran Potensi Bahan Galian di Kabupatcn Dharmasraya ........
117
Tabel 5.3.
Perbandingan Potensi Antarsubwilayah
dan Wilayah di
Kahupaten Dharmasraya Berdasarkan Kontribusi terhadap PDRB Tahon 1999 • 2003
. .
. ..
.. .
119
Tabel 5.4. Perbandingan lntegrasl Potensi Antarsubwilayah dsn Wilayah
di Kabupaten Dharmasraya Berdasarkan Kontribusi teehadap PDRB Tahun 1999 · 2003
137
Tabel S.5. Perbandingan Sektor Basis/No" Basis Anl3rSubwila)'llh di
Kabuparcn Dharmasraya Tahun 199? - 2003
139
Tabel 5.6. ldeuhfikasi SubSektor Basrs/Unggulan alas Daser I larga
Tahun 2000 Mc::nurul L
144
label S.7. Daya Tarik Ke-camatan 1erhada;> Kecama1an Lainnya dengan Menggunakan Variabel Jumtah Penduduk (Pi) dan k= ·6,632....
I 5Q
Tabel 5.8. Daya Tarik Kecamatan tcrhadap K.ecamatan Lainnya dengan
Menggunakan Variabel Jum lah Nilai Tam bah Produks] (Ni) dank= -3,908.........
I 57
Tahel :'i.9. Total Daya Tarik Kecamatan terhadap Kecamatan Lainnya
dcngan Menggunakan Variabel Jumlah Penduduk dan Variabel Nilai Tambah Produksi di Kabupaten Dharmasraya.................... Tabel 5.11). Faktor Perekonomian dalam Wilayah Kabupaten Dharmasraya Menurut Kccamaran ..
.
.. .. .
..
162 165
Tabel 5.11. ldentifikasi Faktor Perekonomian di Kabupaten Dharmasraya ..
Tabet 5. I 2. l-li.-a1·ki Faktor Perekonomian di Kabupaten Dharmasraya .... ...
166 166
Tabel 5.13. Perbandingan Kernarnpuan Subwilayah/Kecamatan Bcnfasarkan Analisis Daya Tarik Wilayah dan Analisis Fungsi Perekonomian di Kabupaten Dharmasraya
.. .
Tabet 5.14. Fungsi Kcra-kcca dr Sumarera Barar
I 68 1·10
Tabel S.15 Kapasitas Sumberdaya Manusia di Wilayah Kabupaten
Dharmasraya
.. .
.....
.. .
..
173
Tabel .S 16. ldentifikasi Kapasitas Sumberdaya Manusia d; Wilayah 173
Kabupaten Dharmasraya .. .
Tabet 5.17. Hirnrki Potenst Sumberdaya Manusia
ci Wilayah
Ka bupaten Dhermasraya
.
..
..
.
Tabcl 5.18. Faslhtas Pclayanan Masyarakat d1 l
I 74 I 76 XI
Tabel 5.19.
Identiflkasl
Fasilitas Pelayanan
Vlasyaraka1di Kabupaten
Dharmasraya
177
Tabel 5.20. Hirarki Fasiljtas Pelayanan Masyara~at di Kabupaten Dharmasroya ····························~··································............. Tabel 5.21. Jarak Pelayanan Terjuuh Anbribukoia Kecarnatan di Kabupaten Dharmasraya Tabet
178 180
5.22. Hirarki Akscsil>i!i1as antar !bu Kota Kecamatan di
Kabupaten Dnarmasraya Tabet 5.23. Hirarki (Urutan) KC(amacan yang 13erpotensi Menjadi
180
Pusat Pelayanan Wilayah Kabuplten Dharmasraya 183 Tabel 5.24. Janik Sungai Darell, IV Koto Pulau Punjung dan Tabiang Tinggi dengan lhukota Kecamatan
Lain di Kabupaten Dharmasraya
184
Tabel 5.25. Kondisi Ruas Jalan di Kabupaten Dharmasraya Tabel 5.26. Lalu Lintas Harian RatHata(LHR) Kabu.paten Dharmasraya
187 188
Tabel 5.27. Kondisi Ruas Jalar. Allernatif di Kabupaten Dbarrnasray» .
19•)
Tabcl 6.1.
Pereandmgan
Substansial antara Program lmpl ikasl I lasil
Penclitian dengan Program Pembangunan RPJMD Kabupaten Oharmasraya 2005-20 I 0 ..
. .
223
XII
DAFTAR GAMBAR Hal. Garnbar 2. l.
Altematif Hirarki Tempat Pemusatan........................
Garn bar 2.2.
Jarak Oaerah Pengaruh
4I
Garn bar 2.3.
Bagan Alir Kerangka Pikir Peaelitian
59
Garn bar S. I.
Rata-rata Persentase Kontribusi per Scktor pada PDRB
..
Kabupaten Dharmasraya, Tahua 1999 - 2003 Gambar 5.2.
Sungai Rumbai. Tahun 1999 - 2003
Rata-raia
Pcrsentase
Rata-rata
Perscntase Kootribusi
129
per Sektor pada PDRB
Kecamatan Pulau Punjung, Tahun I 999 - 2003
Gernbar 5.6.
rz6
Kontribusi per Sek tor pad a PDR H
Kccamalan Sitiung, Tahun 1999 - 2003 .. . Gambar 5.S.
122
Rata-rara Persentase Kontribusi per Sektor pada PORB Kecamatan Kolo Baru. Tahun 1999 - 2003
Gambar 5.4.
11 G
Reta-rata Persenrase Ko1nribusi per Sektor paila PDRB Kecamatan
Gambar 5.3.
10
132
Perseetasc Kontribusi per Sekror
Perbandingao Rota-rata
pada PORB J\ntarsubwilayah di Kabupatcn
Dharrnasraya, Gambar 5.7.
Tahun 1999 - 2003
134
Gri1m. O .. ya Tarik Kecamaran lainnya terhadap Kecamatan Sungai Rumbai di Kabupaten Dharmasraya, Tatlun 2UUJ .. .
Gambar 5.8.
I5 I
. .. .
Grafik Daya Tarik Kecamatan Lainnya terhadap Kecarnatan Ko10 Raru 1h Kabupatcn J)hMmasrnya.
Tahun 2003 Gambar 5.9.
.
..
153
Orafik Daya Tarik Kecarnatan Lainnya terhadap Kecametan Sitiung di Kabupaten Dharmasruya, Tahun 2003.. ..
Gambar 5.10.
..
.. .
154
Grafik Daya Tank Kecarnatan Lainnya tcrhadap Kecamatan l'ulau Punjung di Kabupatcn Dharmasraya, Tahun 2003.
Gambar 5.11.
. .
..
154
Grafik Daya Tarik Total Kecamatan terhadap Kccamatan
Lainnya di Kabupaten Dharrnasraya.
Tahun 2003 dengan Variabel Jumlah Penduduk...............
155
Gambar S.12. Grafik Daya Tarik Kecamatan Lainnya terhadap Kecamaran Sungai Rumbai di Kabupaten Dharmasraya,
Tahun 2003
158
Garnbar 5.13. Graflk Daya Tarik Kecamatan Lainnya terhadap Kecamatan Koto Baru terhadap di Kabupaten Dharmasraya, Tahun 2003
I S9
Gamber S.14. Grnfik Daya Tarik Kecamatan Lainnya terhadap Kccamatan Sitiung di Kabupaten Dharmasraya,
Tahun 2003
160
Gambar 5.15. Grafik Daya Tarik Kecamatan Lainnya tcrhadap Kecamatan Pulau Punjung t.li Kabupaten Dhannasraya, Tahun 2003
160
Gambar 5.16. Gralik Daya Tarik Tola! Kecamaran rerhadap Kccamalan Lainnya di Kabupaten Dharmasraya, Tahun 2003 dengan Variabel Nilai Tambah Produksi .....
161
Gambar 5.17. Peta lbukota Kecamatan dalam Kabupaten
Oharmasraya. Tahun 2003
13:.?
Gambar 5.18. Posisi Kola Tablang Tinggi di Kabupaten Dharmasraye dalam Konsrelasl Regional Jalur Lintas Surnatera. Gambar 6.1.
Peta Rencana PenGembangan Hirarki Pusat-pusat
l'etayai1an di Kabupaterr Dhanmisraya Tahu11 200.5-2025 ....... Gambur 6.1.
197
Peta Rencana Pengembangan Kawasan Sentra Produksi
(!<SP) di Kabupatcn Dharmasraya Tahun 2005-2025 Gambar 6.3.
185
206
Posisi Strategis Kabupaten Dharmasraya dalam Wacana Siriergi Pengernbangan E11an1 Kabupaten Limas l'rn•·in~i
Sumatera Baral, R1aJ dan lambi di Masa Depan
220
XIV
DAITAR ISTILAH I.
Strategi pengernbangan wilayah adalah snategi dalam rangka percepatan
~ekaligus penyebaran dan pemeraraan pembangunan ke seluruh bagian· bagi~n wilayah mdalui proses penemuan
lokasi pusat penumbuhan
ekonomi Jau pusat pelayanan yang paling optimal di antara sejumlah lokaoi
altema1if lainnya di Kal>upate1l Dlu1nnas1ayh sehiolgga aknn dnpat mcmaksimumkan pclayanan publik dan mernpertinggi tingkat kesejahteraa» masyarakatnya secara konsistcn di mnSJJ )'ling akan datang berdasarkan skala prioritas pcngembangan sektor basis ekonorni rnasing-masjng subwilayah secara bersincrgi satu ssma lain. 2.
SubwilA)'ah adalah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Oharmasraya.
3.
Porcnsl
wilayah
dan
kota
adalah
potensl
rnasmg-masing
~ubwilaya!l/kecarr.atan dilihat dari kontrihusi sektor terhadap PDRB pada masing-rnasing subwi;ayah kabupaten/kota.
4.
J>rodulc Domestic Regional Flf'IJtO (l'ORJ:I) adalah
1'1)1\H Kabupaten
Dbarmasraya dan PL)R B per kecarnatannya berdasarkan harga bertaku dan harga konstan tahun 2000.
5.
Pusat pertumbuhan adalan subwllayah/kota yang mampu berkembang cepat scbagai
pusat
pengembangan
111\lustri
dan
perdagangan
(pusat
bisnislpelnyanan ckonomi] pada suaru wilayah pcrencanaan (admuustrasi). 6
Pusat
pusot
pclayanan edalah subwrlayab/kota yang dapat dikcmbangkan sebagei pelayanan
pemerintahan
[puser
pcmcrintubarvpelayanan non-
ckonomi) peda suatu wiloyoh perencanaan (admmistrasir,
7.
Agribisnis adalah pertanian yang orgaaisasi dan manajemennya
dirancang
secara rasional untuk meningkatkan nilai tambah komersial yang maksimal dengan menghasilkan barsng dan iasa sesuai dengan pennintaan pasar (lebih
terkait dengan aspek pemasarsn). 8.
AgroinduMri adalah bagtan mdusuialtsest yang lebih l>erhubungan dengan teknolog] produk dengan kc:1.crkait11A kuat pada seksor lainnya dan berdampak luas terhadap peningkatan nilai tambah. pcnycdiaan kesem~auui
kerja serta pemanfaatao, pengo.ahan
melalui
produsen dengan
pengernbangan dan penguasaan \elrnologi
keterkaitan industri
salinli rr.cnguntungkan antara petani
pengolahan sertn pembangunan
ckonomi
pedesaan.
9.
Sektor basis ekonomi daerah adalah sekter ckonomi relatifterspcslallsa~i di s11al11
wila)lllh yftne dikembargkan dan dijadikan basis/unggutan unlulc
meningkmkan pertumbuhan ekonom l daerah
10.
Daya tarik lokasi adalah daya tarik yang dimiliki masing-rnasing subwilayah setelah mernperhalikan daya tarik seluruh subwilayah untuk ditentukan
sebagai lokasi pusa: pertumbuhan ekonomi yang optimal tagi Kabupaten Dharrnasraya berdasarkan wllayah administrasi pemerintaban I l.
f'ungsi pengeml>angan kuwasan seki1arnya, selanjutnya disebut fur!gsi perekouomiau. adalah potensi sumberdaya alam yang rnencakup luas wilayah
administrasi,
lahau
poteusiat.
jurnlah
produks1
komodttas
(pertanlan, perkebunan, temak, ikan) dan poteus) sumbcnlaya
bustan
(industri, pasar, bank/Iembage jasa keuangan) pada sub-subwilayah di Kabupalen Dharmasraya.
XVI
12.
Lahan potensial adalah jum lah luas lahan pertanian tanarnan pangan dan luas lahan perkebunan
yang belumftidak produktif dengan lahan tanall
kering, tanah terbuke, semak, dan tainnya menurut rincian penggunan lahan. 13.
Jumlah produksi pertanian tanaman pangan adalah jumlah produksi tanaman padi dan palawija yang tersedta datanya di BPS
14.
Jum!llh produksi perkcbumm adalah jumlah produksi tanaman perkebunan yang tersedia datenya di DPS.
15.
Jumlah populssi tcrnak adalah jumlah populasi sapi, kerbaaau. kudaa, karnbing/domba, ayam buras, ayarn ras. itik yang tersedia datanya di OPS.
16.
Jumlah produksi perikanan
adalah jumlah produksi ikan rangkapan dari
perairaan umum
Jumlah in11ustri adalnh jumlah inclu~tri baik skala sedang, kecll dan rumah
tangga lainnya yang tersedia datanya di aPS.
18.
Fungsi admlnisuasi pemerintahan adalah potensi sumberdaya manusia yang mcncakup jumlah pcnduduk usia produklif, jumlah murid, jumlah guru. jumlah medis/paramedis, jurnlah PNS, dan jurnlah lnstruklur latihan kerja ..
19.
Fungsi pelayanan masyarakat adalah potensi sumberdaya buatan yang
mencakup jumlah fasilhas sosiat dan fasllitas lainnya. 20.
f'asil1ras .~osial di Ksbupaten Dharmasraya acalah; l)mlitas pendidikan {TK. SD, SLTP, clan SLTA sederajed), fasihtas kesehatan (rumah sukit, l'uskesmas.
Pustu,
balai
pengobatan/klinik, posyandu). dan
fasilitas
pcri badatan.
XVII
21.
Fasilitas lainnya adalah fasilitas prasarana transportasi,
pelayanan air bersih,
a lat penerangan/listrik, pos dan iclckomunikasi. fasi litas wisata (rekreasi), fasililas pengisian bahan bakar (SPBU)
22.
Fasilitas prasaram1 lransponasi adi1lah mencakup jumlah jaringan jalan yang terdapat di dalam masing-masing
ke~11111l1;t11 J1111
kondisi jalan yang
diklasifikasikan sedang dan baik, yang teediri dari jalan negara, jalan pro~insi, jalan kabupaten, jalan kecamatan, dan jalan desa, 23.
lalan arteri primer, adalah ruas jalan yang menghubungksn kora jenjang kesatu dengan kota kesaru lainnya yang berdampingan atau ruas jalan yang menghubungkan kola jenjang kesatu dengan kola jenjang kedua.
24.
Jalan kolektor primer. adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjanc kedua dengan kola kedua lainnya arau yang menghubungkan kota jen.iang ked,uadengan kota jenjang ketlga yang herada di bawah pengaruhnya
25.
Jalan lokal pruner, adalah ruas jalan yang rnenghubungkan kola jenjang kedua dcngan pcrsil serta mas jalan yang rnenghubungkan kota jec~iaog di bawahoya sampai persil.
26.
Fungsi aksesibiluas adalah ring'cat atau daya hubung suatu subwtlayah
dengan subwilayah lamya yang digamhsrkan oleh jarak (panjang jalen) y11ne menghubungkan antar ibukota kecarnatan di Kabupaten Ohannasraya
satu sarna lain.
)(VIII
DAFTAR
I.
PDRB Kecamatan
Sungai
LAMPIRAN
Rumbai atas Dasar Harga Berlaku
Dasar Konstan 2000 Menurut Lapangan
2.
dan aras
Usaha (Juta Rupiah).
PDRB Kecamatan Koto Baru Rumbai atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah).
3. PDRB Kecamatan Sitiung atas Dasar Harga Berlaku dan atas
Dasar Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah). 4.
PDRB Kecamatan Pulau Punjung atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah).
5. PDRB Kabupaten Dhannasraya atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah). 6.
PDRB Provinsi Sumatera Barat atas Dasar Harga BerJaku dan atas Dasar Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah).
7. Stmktur PDRB Kecamatan Sungai Rumbai atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1999-2003. 8. Struktur PDRB Kecamatan Koto Barn Rumbai atas Dasar Harga Berlaku Tahun 1999-2003. 9. Struktur PDRB Keca.matan Sitiung atas Dasar Harga Ber]aku dan atas
Tahun 1999-2003. 10. Struktur PDRB Kecamatan Pulau Punjung atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 1999-2003. 11. PDRB Kabupaten Dhannasraya atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 1999-2003. 12. Pertumbuhan PDRB Kecamatan Sungai Rumbai atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999-2003. 13. Pertumbuhan PDRB Kecamatan Koto Barn Rumbai atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999-2003. 14. Pertumbuhan PDRB Kecamatan Sitiung atas Dasar Harga Konstan Konstan 2000 menurut Japangan usaha tahun 1999-2003. 15. Pertu.mbuhan PDRB Kecamatan Pulau Punjung atas Dasar Harga Konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun 1999-2003.
16 Pei tumbuhan PDR B Kabupaicn Dhar masraya mas Dasar I larg;1 Konstan .!000 Menurut Lapangan Usaha Tahun l
18 Anahsrs Idenufikasr Scktcr Basis/Unggulan di Kecamatan Siuung dan Kccamatan Pulau Punjung Tahun 1999-2003
l<J Perhitungan Daya Tank Wolayah dengan menggunakan dua Vuriubel (Pcnduduk dim N1la1 TambahiT'ORD). 20 Pruduksi dan Luas Areal Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan
d1 Kabupaten Dbarmasraya . 2 l. Populasi dan Banyak Pernotongan Ternak, Produksi Ikan dan
Luas Areal PcrniTI111/ Budidays Penkarum di Kabupaten Dharmasraya 22. Jarak dan Nagao ke IV Koto Pulau PuoJnng dan Tahiang Tmggi
sebagai Caton Lokasi Pusat Perkantoran Pemenmab Kabupaten Dharmasraya
23. Ketersedian Lahan di Kabupaten Dharmasraya . 24 Peta Rencana Pcngembangan Hrrarki Pusat-pusat Pelayanan di Kabupatcn Dharmasraya Tahun 2005-2025. 25. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Sentra Produksi (K.SP) di Kabupatcn Oharmasraya Tahun 2005-202:5.
xx
BADI
PENDARULUAN
I. I
Latar Belakang
lsu regional developmem (pengembangan wilayah) dengan segata implikasinya, merupakan selah satu persoalan yang cukup mengernuka di tanah air dcwasa ini. Terna pcrcncansan pcmbangunan wilayah sclalu saja mcnjadi wacana yang menarik untuk dibicarakan. Hal ini wajar mengingat keberadaan
suatu wilayah arau kora, san@at diharapkan unruk dapat mmbun, berkembang, dan maju sehingga pada gilirannya mampu mernberikan pelayanan publik dan mcmpcr1ineei tinekAr kc.(t'Jahi.raan mftsyarakarnyR. Setiap wilayah atau kota akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perl<emb-'nean pcnduduk
dan ak1ivi1as ckonomi yan2 mcnyertainya,
~crtumbuhan <Jan pcrkcrnbangan aknvuas perkotaan, rnenyebabkan tirnnulnya kebutuhan akan :uang untuk mcnampung segala kt:giatan yang ada di dalamnya. Pcrtumbuhan can pcrkcrnbangan ini dapat bergcras kc arah posilif maupun ke arah negatif. Pertumbvhan dan perkembangan ke arah positif berarn kola atau daerah tersebut sernakin
perkembengan
berkcmbang cJ~n maju, sedangkan pcrtumbuhsn dan
kc arah negarif
berarti kola Jiau dacrah lcrscbut tidak
bcrkembang. 5un;t. atau bahkan akhimya rnati. Suatu kota maupun wilayah berkembang karena bekerjanya semua faktor
perkembang.an yang ada di dalamnya serta adanya pcngaruh faktor pcrkcmbongan deri iuar. Apabi la semea faktoe ini dibiarkan bekcrja dcngan cirinya mesing-
2
rnasing,
rnaka
mungkin
sekali
perkembangan
kota
atau
wilayah depar
diperkirakan dengan care menaksir pengaruh sernua faktor perkernbangan. Bila salah satu atau beberapa faktor perkembangan diubah, atau ke da\am faktor perkembangan yang ada ditimbulkan faktor perkembangan baru, maka arah pcrkernbangan tentu akan berubah. Hal yang sama juga terja
publik yang lcbih baik di maso depan ini pun tengah berubah d3n berkembang cukup pc sat. Perubahan ini antara lain terliha1 di sepanjang kawasan jalur Lintas
Suma1era,
termasuk
di
Kota
Pulau
Punjung. Dalarn
perkernbangannya,
pcmbentukan kahup~ten baru Dha1masraya berdasarkan pereturan perundangundangan
pembcntukannya, yakni Undang-Undang Nnmnr 38 Tahun 2003
tentang Pcmbcntukan Knbupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
Pasaman Clara! di Provinsi Suma.tera
Baral. rclah rnenyebabkan
1crjadinya penurnbohan penduduk dan kawasan terbangun yang relatif tinggi di wilayah ini jika dibanding~an dengan sebelumnya,
Mencermaf data kcpendodukan tahun 2002 dan 2004. rcrnyata dalam sclang waktu dua tahun saja, jumlah pcnduduk Dharmasraya bertarnbah dari 146.872 jiwa (2002) menjadi 169.871 jiwa (2004) atau rnen.ngkat IS.66 persen. Sedangkan,
perubahan
ru1111~i l•h•n
~"tirini;
Jeuga.n pcrubahan/pcrpindahan
pemukiman penduduk baik dari luar daerah kc Kabupatcn Dharrnasraya maupun dalam lingku:igan d:icrHh itu sendiri, b•nyok tli1m1ui.•n pada beberapa xawasan di
3
sepanjang sisi kanan dan kiri jalur lintas Sumarera dengan bermunculannya kawesan-kawasan perumahan baru,
baik yang dibangun melalui pengembang
berupa komplek perumahan maupun berupa deretan bangunan rumah tinggal atau rurnah lok.o (ruko) baru milik penduduk yang J1l>angun seeara perorangan. Perkembangan flslk kawasan dan pertambahan pcnduduk ini berdampak terhadap
kebutuhan ruang dan aktlvuas kegialan lainnya di daerah yang bcrsangkutan. Hal tcrsebut reloh menunjukkan cukup pe~tnya pertumbuhan dan perkembangon wilayah Kabupaten Dharmasraya. l'erkembangan pemukiman pendoduk baru mcnimbulkan kebutuhAn akan kerersediaan fa~ilitas pelayanan schingga menyebabkan adanya pergerakan di dalam maupun ke luar wilayah kabupaten tersebut. Pembenrukan kabuoaten baru hasil pemekaran akan mendorong pcrlua.san pengadaan sarana dan prasarana pelayanan yang dibutuhkan oleh pcnduduk Ui sini, muncul bcrbagai keRiatan· kc~iatan dan aktivltas ckonoml masyaraka1 yang mulai beralih dari pemanfoa1an kawasan buil\daya
m~njatli
pemanfaatan kawasan nonbudidaya. sepeni
pernvkiman, perdagangan dan jasa (Zuria1i. 2004.4).
Di masa yang
akan datang. wila}'-ah ini berpcluang unluk rerus
berkembang dan maju bila scmua potensi yang dimiliki dapat dirnanfaatkan secara oplimal, autara lain sepcrti potcnsi sumbcrdayn alam yang scbcnarnya cukup
prospcktif. Di antara potcnsi yang mcnonjol di samping sejumlah lahnn kebun kelapa sowit ndalah keberadaan indw,t:i pengotahan minyak sawit dan adanya deposit bahan galian industri, seperti ; andesn, granit, batu gamping, kuarsit, grafit, di beoerapa lokasi di daerah ini (Wisnu. 2000 S 9).
4
Potensi sumberdaya alan tersebut didukunl!, pula
oleh posisi lelak
geograflsnya yang cukup strategis puta daiarn kerangka sistern transportasl
regional, karena dilalui jelur utama jalaa darat yang rnenghebungkan Provinsi Sumatera Bann dengan provinsi l11innya di Pulau Surnatera (jalan raya lintas Sumatera) sepanjang 62,SO Km, di samping juga berbatasan langsung dengan provirrsl teteogga seperti Provizsi Jambi
turul
mendorong meningkatuya kebutuhan akan
transportasi dan merangsang perkembang;m hubungan serta interaksi aotarclaeral\ karena dapar rnempercepat pergerakan orang, barsng, dan jasa, juga akan dapat meningkatkan aktivitas sosiel clan ekonomi antardaerah tcrsebut maupun daerah yang dilalui. Perkembangan yang demikian itu diharapkan dapat terwujud sehingga Kabupacen Dbermasraya dapat u1111bah dan berkcmbang secars seimbang, terarah dan terpadu yang pada grlirannya nanti akan diharapkan mampu memberikan darnpak posit.fpada daerah sekuarnya (hinterland], dan bukan sebaliknya. Hal ini semua dapat dicapai bila semua potensi dan posisi yang dimiliki dapat djmanfaatkan
secara optimal dalarn suatu perencanaan pembangunan wilayah
yang sinergis sesuai dengan karakteristi], daerah
.5
dan d ikembangkan secara terpadu, sehingga pada gi I irannya mampu mendorong
pengembangan kawasan sekitamya, pemerataan pembangunan serta akan dapat pula memakslmumkan pelayanan publii<. dan me111pe1tinggi tingkar kesejahteraen masyarakatnya secara konsistcn di masa yang akan detang berdasarkan ska la prioriras pengembangan sektor basis ekonorni masing-mesing subwilayah secara bersinerg] satu same ls.in. Dalam konteks ini pencnruan pusat pelayanan dan pusat pertumbuhan ekonoml
)'ling paling optimal di antara sejumlah lokasi alternatif lainnya di
wilayah Kabupaten Dharmasraya d lharapkan menjad i salah satu strategi kebijakan yang kondusif ke arah tercapainya percepatan dan pemerataan pembangunan di
Kabupaten Dharmasraya, Di sinilah letak pcralngnya melakuxan pcrencanaan dan strategi pengembaugan wi layah yang bersinerg: bagi K~bupalen Dh«rmasray.. mclal ui optirnalisasi pengembangan pusat pelayanan dan pusaL perturnbuhan ekonorni yang sekallgus menjad i pem icu pengembangan kawasan sekitarnya, yang dikornbinasikan dengar melakukan pengcmbangan sektor-sekror ekonomi potensial yang dimiliki oleh daerah tersebut
Untuk 1tu da lam rengka
pengembangan wilayah, perlu adanya perencanaan yani memberi 2.rah>m yang jelas mengenai penggunaan lahan secara keseluruban yang mcniadi panduan bagi eerencanaan lainnya yang bersitat parsiel (Tangan, 2005:8·10).
l'emikiran di atas, secara substansial sejalan dengan pendapar bahwa perencanaan pembangur.an perencanaan wllayah,
w1 layah
rnerupakan
bag.an yang
integral dari
Menurut Tarigan (2005·1, perencanaan wilayah adalah
perencanaar. penggunaan ruang wilayah can perencanaan aknvitas pada ruang
6
wilayah. Perencanaan
rusng w] layah biasanya rertuang dalam perencanaan tata
ruang wilayah sedangkan perencanaan aktivitas biasanya tertuang dalam rencana pembangumm wilayah.
Dalam kondlsl ideal, perencanaan wilayah sebaiknya dimulai setelah tersusunnya
rcncana tata ruang wi layah karcna tata ruang wilayah mcrupakan
landasan sekaligus sasaran dari perencanaan pcmbangunan wilayah. Seandainya tata ruang itu sudah ada dan masih berlaku, penyusunan rencana pembangunan daerah (haca : wilayah) haruslah mengacu pada reucana tata ruang tersebut
(farigan. 2005:34-35). Rencana pembangunan adalah rencana kegiatan yang akan mengisi ruang tersebur schingga, pada akhimya akan tercapai bentuk ruang yang dituju. Tata ruang sekaligus memberi rambu-rambu tentang aoa yang boleh dan apa yang tidak boleh plldll li11p sisi ruang wilayah. Dalarn hal ini. '.allt rul:lngjugit merupakan panduan utama dalam merencanakan berbagai kegiatan di wilayah tersebut, Jadr, suatu kebijakan ynr.g dinmbil
ticak depat rnengabaikan
kond is i dan si tu asi i nternal sebagai landasan perencanaan penge mbangan wilayah yang bersifat komprehensif (Sutomo, dkk, 200 I :427). Namun dr sinilah salah satu permasalahannya di Kabupaten Dharmasraya.
Di satu srsr, sebagai daerah yang pada awal pemekaran. telah diproyeksikan menjadi 'daerah harapan ·. bahkan scmpat mcnjadi contoh bagi bebcrapa daerah hasil pemekaran
lainnya iHarian Srnggalang. 22 Fcbruari 2006). maka
pembenunan strukter pengernbangan wi layah. terurama yang menyangkut perwujudan perkem bangan antardaerah dan pcndukung akses perekonorman daerah, perlu dibangun secara terencana SCJak awal. Pcngcmbangan daerah perlu
7
diwujudkan
dalarn
bentuk
pemeretaan
basil-basil
pembangunan
dan
perkembangan daerah yang seimbang sesuai karakteristik dan sektor-sektor
ekonorni porensiat daerah. Hal ini relevan dengan maksud kebijakan pernekaran wilayah sebagai salan satu bentuk imervensi pernerintahan daerahfpublik unruk mengarahkan dan mengatur perkembangan wilayah itu ~g11r leblh balk pada rnasa depan, di sampi11g
merupakan
salah
satu upaya
peningkaran kcmampuan
pemcrintah kabunaten (capacity bu1/dmg for local govtrnance.) yang ben.ujuan meningkatkan
efektivitas
pembcngunnn
(Sarib],
penyelcnggarae»
pcmcrintahan
dkk, 20().1:660). Semua
dan
pengelolaan
ini memerlukan
tersedianye
dokumen pereocanaan rata ruang wiloyah yang penyusunan dsn pernbahasannya memcrlukan jangl..a waktu yang memadai. dan hiniiga tahun ketlgR pemerintahan Kabupaten Oharmasraya hal cersebut masih belum linal dsn ma~ih mcnj~ni
agencfa pcmb3hasan dalam ~idang-sidang di DPRD Kabupaten Dharrnasraya. ni lain s1si, perkcmbangan dan tuntutan kebutunan masyarakat akan pelayanan adalah bersifat ~ndcsak dan mesti segera diupayakan pemenubsnnya, antara
(RKPO) seuap tahunnya dan jangka mcneugah (RPJM) untuk periode lima tahun kc depan. Olch sebab uu, RKPD dan RPJM yang telah dlsusun dan dilaksanakan
saat ini di Kabupatcn Dharmasaraya sebag11i suatu perencanaan aktivitas ekonorni pada ruang wilaya:1nya belurnteh sesual dengan rang diharapkan, kareua belum
mengacu
pada Re1ica11a Tata Ruang Wilayah Kal>upatcn Dharma~ra)·a yang
ddinitif.
Hal ini mendorong
pcrlunya diiakukan perencanaan
pengcrnbangan
g
wllsyah yang terpadu dan akomodatif terhadap perkembangan pereneanaan tats ruang wilayah Kaoupaten baru Dhanmasraya.
Disamping itu, pentingnya perencanaan wilayah bagi pembangunan suatu daerah, didasarkan pula aras ketidaksempurnaan pasar (marke1 fatlures] sehingga mekanisrne harga tidak dapat bekerja sebagat "invisible hand" bagi kegiatan ekonomt
dan adanya ke1idakpas1ian "''"" dataug sehingga resiko melakukao
kegiatan ekonomi sangat besar, dalam Mti banyak di anlara potensi wilayah selail\
terbatas, juga tidak mungkin lngi d1perbnnynk atau diperbaharui. Kalaupun adn yang masih mungkin untuk diperbaharui, prosesnya akan rnemerhrkan waktu yang eukup lama dsn biayan)'11 cukup bessr Justru nu, pctensl wilayah
scbagai
anus~n1h a\au \..arunia Tuhan Yang Maha Kuasa, baik berup• sumberdaya alain yang telah tcrscdia maupun yang diolah sebsgai hasil karya manusia do masa lalu
adalah aset yang harus dirnanfaakan untuk scbesar-besar kemakmuran rakyet dalam jangka panjang dan bersifat langgcng Untuk rncncapai itu, maka pcmanfaatan asct haruslah direncanakan secara mcnyeluruh dan cermat
Selanjutnya,
berdasarkan penetusuran aras scjum lah hasil pcnclitian
terdahulu, ternyala kajian mcngcnai pengembangan wilayah di daeruh pemekaran di Sumatera Barat masih belum banyak dilakukan dan belum satu pun dari penelltian-penclirian
tcrsebut.
yang memadukan sekallgus pendeketan model
gravitasi dan anallsis skalogram untuk menerruxan wilayah dan kola mana yang paling optimal sebagai pusat pelayauau dau pusat pertumbuhan ekonomi dan rnerumuskan
si111pul~11 implikasinya
bagi stratcgi kcbijekan pengcmbangan
wilayah i(e depan dengan memperhuungkan potensi eko110111i
.
.
masmg-rnasmg
9
wilayah yang bersangkutan.
Dengan kajian ini, diharapkan
arahan strategi pembangunan
wilayah yang lebih akomodatif dan bersinergi sesuai
dengan karakteristik
dan sektor-sektor
ekonom i potensial
dapat memberikan
yang dim i I iki daerah
yang bersangkutan karena adanya informasi yang saling melengkapi mengisi
satu
sarna
pengembangan diharapkan
lain.
Sinergitas
sektor-sektor
ekonomi
pula menjadi pendorong
belakangnya
atau
pengembangan potensial
dan saling
wilayah
berdasarkan
masing-rnasing
subwilayah
interaksi pusat pertumbuhan dengan daerah
menjadi penggerak bagi kawasan di sekitarnya
untuk tumbuh
bersinergi sesuai dengan karakteristik daerah dan sektor-sektor ekonomi potensial yang dirniliki oleh daerah tersebut. Berangkat bagi Kabupaten untuk mernilih
dari pern ikiran atas pentingnya Dharmasraya topik kajian
strategi pembangunan
wi layah
seperti telah diuraikan di muka, penulis
tertarik
ini dan rnenganalisisnya
penelitian
yang diangkat ke dalam tesis berjudul:
" Strategi
Pengembangan
Wilayah
Kabupaten
suatu
Dharrnasraya : ldentifikasi
Potensi Wilayah dan Kota sebagai Pusat Perturnbuhan 1.2
lebih jauh dalarn
dan Pusat Pelayanan".
Perumusan Masalah Sebagai
berkernbang Surnatera, pembangunan antarwilayah
suatu
wilayah
kota atau
rnenjadi pusar pertumbuhan Kabupaten wilayah
Dharrnasraya
daerah ekonomi
be I um
tuntutan
kebutuhan
baru sepanjang
mem i I iki
yang dapat mengakomodasi
sesuai dengan
yang sedang
suatu
tumbuh
jalur lintas perencanaan
perkembangan
masyarakat
dan
ke depan.
intra dan Padahal,
10
kegiatan pembangunan dan perekonomian harus tetap dilaksanakan
dalam rangka
pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyrakat. Akibatnya, pembangunan
yang dilaksanakan
saat ini hanya didasarkan
atas perencanaan pembangunan yang tidak mengacu pada perencanan tata ruang wilayah yang jelas, sehingga bertendensi
menciptakan
seirnbang antar dan intrawilayah
kabupaten.
pada perkembangan
sekitar jalan
Surnatera
kawasan
di Kabupaten
Dharrnasraya
perturnbuhan
Secara faktual, fenomena ini tarnpak arteri
yang relatif
primer, yakni jalur rnenunjukkan
pengembangan wilayah yang tidak merata antarsubwilayah.
disikapi
ketimpangan
pembangunan
sumberdaya
yang
sejak sekarang, antar subwilayah.
dimiliki
oleh
dikembangkan secara bersinergi
maka cenderung Untuk
masing-rnasing
lintas
terjadinya
Ada subwilayah
tumbuh makin pesat, tetapi ada pula yang mengalami perkembangan Jika hal ini tidak
yang tidak
yang
yang lam bat.
akan melahirkan
itu perlu subwilayah
dikaji
potensi
agar
dapat
satu sama lain dalam suatu keterkaitan
input-
output, termasuk dengan wilayah lain dalam skala yang lebih luas. Berdasarkan
uraian permasalahan
di atas, dapatlah dirumuskan
rnasalah
pokok penelitian ini, yakni : I.
sektor-sektor ekonomi manakah yang menjadi basis ekonomi sub-subwilayah di Kabupaten Dharmasraya?
2.
subwilayah
rnana yang paling
optimal sebagai lokasi pusat pelayanan
pusat pertumbuhan ekonomi yang rnampu menggerakkan di Kabupaten Dharrnasraya?
dan
kawasan sekitarnya
11
3.
bagaimana
perumusan
Dharmasraya
ke
pembangunan
berdasarkan
agar bersinergi
1.3
menganalisis
Ka bu paten
pertumbuhan
yang dimiliki
dan
pemeratan
masing-masing
ditetapkan
strategi
berdasarkan bersinergi
sebagai
kawasan
yang
di atas, penelitian
sektor-sektor
sub-subwilayah
merumuskan depan
subwilayah
ekonomi
yang paling
sekitarnya
potensi
untuk:
sektor
optimal
di Kabupaten
bagi
ekonomi
Dharmasraya yang
dan sebagai pusat pelayanan wilayah
dimiliki
basis
Dharrnasraya.
pertumbuhan
yang
merupakan
pertumbuhan
pengembangan
memadukan
yang
di Kabupaten
pusat
ini bertujuan
Kabupaten dan
rnasyarakat. Dharmasraya
pemeratan
masing-masing
mampu
ke
pembangunan
sub-subwilayah
secara
.
Manfaat Penelitian Hasil
1.
potensi
sub-subwilayah
menggerakkan
1.4
memadukan
permasalahan
mengidentifikasi
untuk
3.
yang
wilayah
Tujuan Penelitian
perekonomian 2.
depan
pengembangan
satu sama lain?
Berdasarkan I.
strategi
dari penelitian
sumbangan
pemikiran,
Kabupaten
Dharmasraya
strategi
bagi
ini diharapkan
dapat bermanfaat
rnasukan
bahan
pelaksanaan
berkesinambungan
dan
sebagai:
pertirnbangan
bagi
beserta stakeholders dalam rnerancang
dan perencanaan
secara bersinergi
pembangunan
antarsub-subwilayahnya;
Pemerintah
kebijakan wilayah
dan yang
12
2. referensi
bagi
perencanaan
penelitian
pembangunan
berikutnya
yang
berkenaan
dengan
bidang
wilayah.
l.5 Ruang Lingkup penelitian Kajian berbagai
tentang
interpretasi
metodologinya.
yang
wilayah
ketersediaan/dukungan
lokasi
dan
berbeda
melalui
dari
potensi
meningkatkan
wilayahnya
wilayah baik
Untuk itu, ruang lingkup
pengembangan
untuk
pengembangan
penelitian
sisi
identifikasi strategi
di
sektor basis/nonbasis pen gem bangan
pertumbuhan sesuai dengan data yang tersedia.
menimbulkan
substansi
maupun
ini dibatasi hanya mengkaji
penawaran
daerah
dapat
aspek
dari berbagai sumberdaya
perekonornian
perum usan
dari
relatif
berupa
(supply).
yang dapat digunakan
sekaligus
pengembangan
yang bersinergi, pemilihan pusat
pelayanan
dan
pusat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Perencanaan pengambilan
adalah
keputusan
suatu
proses
Wilayah yang
cukup
karena melibatkan berbagai aktivitas,
ruang di tingkat pelaksana.
Dalam arti seluas-luasnya,
adalah suatu proses mempersiapkan
kompleks
meliputi berbagai
perencanaan tidak lain
secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu (Tjokroamidjojo, Berkenaan
dalam
dengan definisi
perencanaan,
1981:
12).
Conyers dan Hills
( 1994:3),
mengemukakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan yang
mencakup
keputusan-keputusan
atau
pilihan-pilihan
penggunaan
sumberdaya yang ada dengan sasaran untuk mencapai tujuan-tujuan masa yang akan datang. Menurut Todaro (2000:652-653), merupakan
usaha
keputusan-keputusan rnernengaruhi,
pemerintah ekonomi
mengarahkan
serta variabel-variabel investasi,
tabungan,
pembangunan seperti
yang dibuat
ekspor,
Jhingan
imper, dll)
ditetapkan (2000:518)
yang terpisah-pisah
perencanaa~ ekonomi
untuk
untuk
hingga mengawasi
jangka
panjang
dan untuk
untuk mencapai
perekonomian
ekonomi
konsumsi, tenaga kerja,
sebelumnya. Sernentara
dianggap
mengkoordinasikan
tingkat pertumbuhan
berpendapat
adalah suatu rencana pengorganisasian dan industri
disengaja
utama perekonomian (pendapatan,
yang telah
dikutip
yang
tertentu di
serangkaian
tujuan
itu, Lewis Lordwin
bahwa perencanaan
ekonomi
di mana pabrik, perusahaan,
sebagai unit-unit
terpadu dari suatu
14
sistem tunggal dalam rangka memanfaatkan sumber yang tersedia untuk mencapai kepuasan
maksimum
Beberapa pendapat
kebutuhan
rakyat dalam
waktu yang telah
tadi cenderung mendefinisikan
ditentukan.
perencanaan dalam konteks
perencanaan ekonomi. Selanjutnya,
dapat dikatakan bahwa makna perencanaan
sangat tergantung
pada paradigma yang dianut. Menurut Davidoff & Rainer, Robinson, Faludi, dari perspektif suatu
paradigma
proses
rasional
untuk
mernberikan batasan tentang perencanaan sebagai
menentukan
masa depan
Sedangkan Friedman menyimpulkan untuk
pengambilan
keputusan
keputusan dan implementasi.
melalui
suatu
urutan
pilihan.
bahwa perencanaan merupakan suatu strategi
sebelumnya
sebagai
suatu
aktivitas
tentang
Dari definisi tersebut nampak bahwa perencanaan
dapat dilihat sebagai bentuk strategi yang bisa diterapkan
untuk organisasi publik
maupun privat (Hadi, 200 I: l 9). Berdasarkan
sejumlah
bahwa perencanaan keputusan-keputusan, sumberdaya
Adapun perbaikan
dapat didefinisikan strategi
yang ada dalam
mencapai tujuan-tujuan
pendapat
di atas, penulis sendiri sebagai
irnplernentasi
suatu proses yang mencakup
atau
skala prioritas
rnenyimpulkan
pil ihan-pil ihan
penggunaan
secara berkesinambungan
untuk
tertenru di masa yang akan datang.
pernbangunan
sering diartikan
sebagai
taraf kehidupan rnasyarakat secara menyeluruh
suatu
dan bersifat
(Todaro dalarn Munir, 2002:25). Menurut Munir, pembangunan rnerupakan
sesuatu
yang
sernestinya
proses menuju dinamis
adalah juga suatu
perubahan
dan
terjadi
dalam
suatu
masyarakat,
baik rnasyarakat maju maupun masyarakat yang sedang berkernbang.
15
Dalam perkembangannya
kemudian,
sama antara pembangunan
ada beberapa pendapat yang memandang
dengan pertumbuhan.
Pembangunan
di sini, dilihat
sebagai upaya untuk rnelakukan perubahan guna mewujudkan kondisi yang lebih baik, baik secara material maupun spritual. Lebih
jauh
Munir
pembangunan
pada dasarnya
pembangunan.
Perencanaan
diimplementasikan
(2002:25) adalah akan
menyimpulkan
merupakan
perencanaan
suatu tahapan dalam proses
menghasilkan
dalam pelaksanaan
bahwa
rencana
pembangunan.
yang
selanjutnya
Perencanaan
yang baik
akan sangat mernengaruhi terhadap keberhasilan suatu pembangunan, oleh karena itu dalam menyusun perencanaan faktor yang kemungkinan
pembangunan
hendaknya diperhatikan berbagai
memiliki pengaruh bagi berhasil tidaknya pelaksanaan
pembangunan. Dalarn pembangunan,
hubungannya
dengan
maka terbentuklah
suatu
daerah
konsep perencanaan
daerah. Menurut Riyadi dan Bratakusumah
(2005:7),
sebagai
untuk melakukan
lebih baik bagi suatu komunitas dalam berbagai
wilayah/daerah
tertentu,
sumberdaya
(wi layah)
pembangunan wilayah atau perencanaan
wilayah atau daerah diartikan sebagai suatu proses perencanaan yang dimaksudkan
area
pembangunan pembangunan
perubahan menuju arah perkembangan rnasyarakat,
dengan
pernerintah,
memanfaatkan
yang ada, dan harus memiliki
yang
dan lingkungannya
atau mendayagunakan orientasi
yang bersifat
menyeluruh, lengkap, tapi tetap berpegang pada asas prioritas. Selanjutnya,
Mubyarto
tantangan pernbangunan
dalam
Suhandojo
yang rnakin menonjol
(200I:15),
melihat
adanya
di masa depan yaitu mewujudkan
16
masyarakat
yang
makin
antardaerah.
Kebijakan
berkeadilan,
termasuk
dan program-program
dengan nama pembangunan
wilayah
keadilan
dan
pemerataan
dengan ciri demikian
dikenal
(regional development). Sedangkan Arsyad
( 1999: I 08) melihat bahwa masalah pokok dalarn pembangunan suatu daerah atau wilayah
adalah
pembangunan
terletak
yang
pada
didasarkan
penekanan pada
terhadap
kekhasan
(endegenous development) dengan menggunakan
kebijakan-kebijakan
daerah
yang
bersangkutan
potensi sumberdaya manusia,
kelernbagaan, dan sumberdaya fisik lokal. Pendekatan pernbangunan wilayah diasumsikan tidak bertentangan dengan tujuan
pembangunan,
Pendekatan
yaitu
wi layah
bahkan
kesenjangan-kesenjangan
yang ada. Dalam kaitan ini, kemudian
berkernbang
wilayah berdasarkan pertimbangan tertentu dengan atau disebut strategi perwilayahan
sejalan dengan semakin meningkatnya (regional)
pada
dianggap
sebagai
pembangunan
awal tahun
kian
peralatan membesar
dengan
hasil-hasilnya. mengurangi
pembangunan
erat hubungannya
dan usaha
kebijaksanaan pengelompokan tujuan efektivitas
pembangunan
pernerataan
tujuh
perhatian puluhan.
pembangunan walaupun
terhadap pembangunan Rencana
yang laju
pembangunan,
pembangunan
penring
pertumbuhan
karena
daerah daerah
disparitas
meningkat cepat
(Sidin, 1992). Menurut Sid in ( 1992), pendekatan wujud dari konsep regionalisasi dan planologi,
perwilayahan
yang dikembangkan
pembangunan sebagai
para ahli ekonomi regional
memandang persoalan pembangunan berdasarkan lokasi di mana
tiap-tiap lokasi merniliki
karakteristik
rnasalah, potensi dan prospek yang berbeda
17
dengan lokasi lainnya.
Karena itu, dipandang perlu untuk membagi-bagi
berdasarkan
kesamaan
menentukan
arah
karakteristik
kebijaksanaan
tersebut
supaya
pembangunan.
lebih
Setelah
wilayah
mudah
dalam
karakteristik
setiap
wilayah diketahui rnelalui proses identifikasi dan diagnosis, maka dapat dibuat suatu perencanaan untuk menentukan
arah kebijaksanaan pembangunan
intra dan
antar wilayah yang bersifat integratif (yaitu mengaitkan antar berbagai program pembangunan.
Dengan demikian,
untuk mengoptimalkan
pemanfaatan
supaya sasaran pembangunan berarti bahwa strategi wilayah
dan
kemakmuran
memberi
pembangunan
dapat memahami
Menurut
dalarn menganalisis Pe1ta111a,
adalah
atau faktor-faktor ekonorni
intra dan antarwilayah dapat tercapai bersamaan. lni
perwilayahan
keserasian
sumberdaya
pembangunan
perhatian
antarwilayah
kepada
pertumbuhan
guna
mewujudkan
seluruh wilayah.
Untuk wilayah,
strategi perwilayahan
wilayah
Blair
pendekatan
seperti dikutip
wilayah fungsional,
wilayah
ini perlu dipahami
tipe
oleh Nugroho dan Dahuri ( 1999: 10),
secara umum dikenal
tiga tipe wilayah perencanaan.
yang salah satu wujudnya
paling
umurn adalah
wilayah nodal. Wilayah nodal didasarkan
pada susunan (sistem) yang berhirarki
dari suatu hubungan antara simpul-simpul
perdagangan.
perdagangan kecil diikat (tergantung) Konsep wilayah nodal berimplikasi lebih besar; atau kota-kota menengah pinggiran
Suatu pusat atau simpul
oleh pusat perdagangan yang lebih besar. bahwa ada wilayah di dalam wilayah yang rnerniliki
kota-kota
kecil sebagai wilayah
dari suatu kota besar sebagai inti (core). Dengan dernikian,
wilayah
18
nodal lebih dibatasi dari aspek kekuatan interaksi dan hubungan ekonomi, bukan dari aspek wilayah dalam arti fisik geografis. Kedua, konsep wilayah homogen (hornogenous region) didasarkan pada pendapat bahwa daerah-daerah geografis dapat dikaitkan bersama-sama menjadi satu daerah tunggal apabila seragam. Ciri-ciri
daerah-daerah
ini, dapat bersifat
serupa, atau pola konsumsinya
tersebut mempunyai
ekonomi (misalnya,
ciri-ciri
struktur
produksinya
bersifat geografis misalnya
hornogen),
yang
topografi
atau iklimnya serupa), bahkan dapat juga bersifat sosial atau politik (misalnya; suatu kepribadian regional atau suatu kesetiaan yang bersifat tradisional partai), Akan tetapi daerah-daerah yang mempunyai tertentu, mungkin juga berlainan dalam hal-hal ilmu burni untuk rnenentukan
kepentingan
wilayah
pengelolaan
lain. Batas wilayahnya
karena
Pembagian
lebih
wilayah
lainnya, dan usaha-usaha
para ahli
200 I :5).
administratif, atau organisasi
yaitu
wilayah
oleh pernerintah
yang
sering dianggap
sering digunakan berdasarkan
kota,
untuk
pihak-pihak
keputusan politik
lebih penting dari dua tipe
sebagai dasar
provinsi,
dibentuk
maupun
secara geografis sangat jelas dilandasi
dan hukurn. Wilayah administratif lainnya
keseragaman dalam hal-hal
batas-batas daerah homogen semuanya tenggelam
dalam kesukaran ini (Richardson, Ketiga,
kepada
perumusan
kabupaten,
kebijakan.
kecarnatan
dan
perdesaan adalah untuk maksud tersebut (Nugroho dan Dahuri, 1999: 11 ). Wilayah seperti ini juga dapat disebut wilayah perencanaan atau wilayah menjadi
ajang
200 I: I 05).
bagi
penerapan
Manfaat dari konsep
keputusan-keputusan ini adalah
program, karena
ekonomi
para perencana
(Richardson,
dan anal is dapat
19
bekerja
dengan
rnenjadikan
data yang tersedia
suatu evaluasi
Dari
tersebut,
atau perencanaan antara
altematif
pengembangan
akan
pada
optimalisasi
antarsubwilayah informasi
pusat
dengan satu
pembangunan
ialah
tipe-tipe
wilayah wilayah
proses dan upaya pemilihan pemanfaatan publik
realistis,
pelayanan
lain
pembangunan
perencanaan
dan
dan
pusat
skala
di
sumberdaya
mempertinggi
tingkat
di masa yang
tertentu
pengembangan
berdasarkan
seluruh
dan konsisten
pengembangan
sinergitas
sama
suatu program
melalui
strategi
perturnbuhan
ekonomi
sektor
ekonorni
basis
prioritas
sesuai
dengan
yang tersedia. Dalam
wilayah
wilayah
dan lebih mudah
dan
dan
terpadu,
tersebut
perencanaan
pelayanan
yang
pengembangan
dikombinasikan
bahwa
pengalokasian
suatu
terhadap
wilayah
memaksimumkan
masyarakat
administrasi
definisi
dapat diartikan
kesejahteraan datang
beberapa
kegiatan
yang ada untuk
yang
dan monitoring
pembeberan
perencanaan
di tingkat
atau
konteks daerah
ini tidak
perlu
dipahami
bahwa
dapat
menggunakan
perencanaan
satu
konsep
pembangunan atau
pendekatan
sernata, sebab sifatnya sangatlah kompleks dan mencakup banyak aspek. Menurut Sid in ( 1992),
kebijaksanaan
satu
sebab
konsep
kelemahan
masing-masing
dan keterbatasan.
mengisi kelemahan
pembangunan daerah tidak bisa digantungkan
produksi
memiliki
berbagai
Karena itu dapat digunakan
keunggulan,
kombinasi
untuk
dan keterbatasan konsep utama.
2.1.2 Analisis Potensi Ekonomi Pemahaman
konsep
pada
Wilayah
umurn tentang potensi daerah/wilayah,
yang dimiliki
oleh daerah/wilayah
adalah faktor-faktor
tertentu yang dapat digunakan
dan
20
bermanfaat guna pernbangunan daerah. Dalarn kajian pembangunan wilayah, yang dimaksud potensi wilayah berkaitan langsung dengan sumber daya yang dimiliki daerah, terdiri dari sumber daya alam dan sumber daya manusia (Alkadri dalam Kornita, 2002). Secara umum setiap wilayah rnemiliki keadaan geografis dan sumberdaya yang berbeda satu sarna lain, sehingga memiliki
keuntungan
selanjutnya
lokasi
memengaruhi
rnasing-masing
(keuntungan dan
wilayah atau subwilayah
komparatit)
mernbentuk
struktur
berbeda
pula, dan
perekonomian
ini
tiap-tiap
wilayah. Suatu wilayah dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi apabila merniliki
komposisi
perekonomian
Menurut Arsyad (1999),
dan keuntungan
perbedaan kondisi
pernbangunan yang diterapkan berbeda kebijakan yang diambil potensi)
wilayah
Kartasasmita yang memiliki manusia,
yang
bersangkutan.
seperti dikutip
pula.
harus
Hal
ini
(rnasalah, senada
yang sarna, baik rnasyarakatnya, besifat
luwes
potensi
tflexiblei,
sesuai dengan kondisi masing-masing
wilayah.
perturnbuhan diarahkan
ekonorninya.
atau berspesialisasi
kebutuhan, dengan
dan
pendapat
mampu
meningkatkan
maka strategi
ekonomi,
surnber
daya
untuk itu maka kebijaksanaan
dan mernodifikasi
wilayah
corak
Jika akan mernbangun wilayah,
dibawahnya dapat mengernbangkan
Agar suatu
baik.
Kornita (2004: 18), bahwa tak ada satu pun daerah
karakterisitik
nasional
yang lebih
wilayah mernbawa implikasi
harus sesuai dengan kondisi
rnaupun kelembagaan
yang bersifat
lokasi
agar aparat pemerintah kebijaksanaan
atau
pernbangunan
tersebut
mempercepat wilayahnya
laju harus
pada kegiatan peningkatan produksi dari sektor-
21
sektor
yang
merupakan
memperhatikan
keuntungan
lokasi
wilayah
tersebut
perencanaan penggunaan ruang wilayahnya.
Di sini, Douglas, C.
North seperti disitir oleh Kornita (2004: 19) mengemukakan alasan
bagi setiap
daerah untuk
memacu pertumbuhan
mendorong
ekonomi wilayahnya,
dengan
bahwa tidak ada
proses industrialisasinya
guna
sebab dengan berspesialisasi
pada
sektor lain, m isal nya sektor pertanian, suatu daerah dapat j uga tumbuh dengan cepat asalkan
daerah tersebut memiliki
bersangkutan
yang dapat
diungkapkan
juga
dijadikan
basis
oleh Surnodiningrat
wilayah selalu memperhatikan
keuntungan
lokasi dalam sektor yang
ekspornya.
(2000)
ialah
Yang penting bahwa
seperti
pengembangan
potensi dan kondisi sumberdaya lokal dalarn kaitan
sebagai aset ekonomi suatu kawasan. Keadaan potensi yang berbeda-beda sama lain dapat diidentifikasi
Glasson, seperti dikutip basis
ekonomi
yang pada
dari wilayah yang bersangkutan,
Kornita (2004: 18), mengungkapkan
mulanya
dikembangkan
untuk mengetahui
dalam
wilayah
kemajuan
dan
perekonomian a.
aktivitas
kemunduran
oleh
sektor
bahwa teori
North dan kemudian
potensi atau peranan sesuatu sektor di
serta efek yang ditimbulkannya
wilayah digolongkan
tersebut.
Dalam
atas dua rnacam aktivitas,
basis (basic activities), merupakan
eksogenous,
di mana
basis ekonorni wilayah.
Tiebout, dipergunakan perekonomian
atau sub wilayah satu
dari salah satu faktor dasar yang berbeda antar
wilayah, yaitu struktur perekonomian dari hal tersebut dapat diketahui
dari wilayah
sebagai akibat
teori
ini
aktivitas
yaitu:
kegiatan ekonomi
yang bersifat
yaitu berorientasi ekspor atau memasarkan barang dan jasa keluar
22
atau kepada orang-orang
yang datang dari
luar batas perekonomian
wilayah
yang bersangkutan. b.
aktivitas
(non-basic activities), merupakan kegiatan ekonomi yang
non-basis
bersifat endogenous, yaitu melayani atau menyediakan
barang dan jasa bagi
orang-orang yang bertempat tinggal di dalam batas perekonomian masyarakat yang bersangkutan. Menurut teori basis ekonomi, faktor penentu utama pertumbuhan ekonorni sutu daerah adalah yang berhubungan dan jasa dari
luar daerah.
langsung dengan permintaan akan barang
Pertumbuhan
industri-industri
yang rnenggunakan
sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, menghasilkan
kekayaan
daerah
dan
penciptaan
lapangan
kerja
akan
(Arsyad,
1999: 116). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sektor basis dari
fungsi
permintaannya
kekuatan intern/permintaan untuk rnemenuhi lokal,
kebutuhan
perm i ntaan
sektor
yang bersifat exogenous (tidak tergantung lokal),
sedangkan sektor nonbasis
in i
sangat
d ipengaruh i
tidak bisa berkembang
oleh
pada
(service) adalah
lokal. Karena sifatnya yang memenuhi
masyarakatnya. Oleh sebab itu kenaikannya masyarakat setempat.
biasanya dicirikan
ti ngkat
kebutuhan pendapatan
sejalan dengan kenaikan pendapatan
Sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi seternpat dan melebihi
anggapan ini, maka satu-satunya
pertumbuhan
ekonomi wilayah.
sektor yang bisa meningkatkan
wilayah melebihi pertumbuhan alarniah adalah sektor basis. Di sini,
Atas dasar perekonomian analisis
basis
dan non-basis pada urnurnnya didasarkan atas nilai tambah dan ataupun lapangan kerja
(Tarigan,
2005:27).
Salah satu
metode yang
sering
dipakai
untuk
menentukan sektor basis atsu non-basis, sdalah merodc kuosien lokasi (location
quotients). Dalam metode ini dijelaskan bahwa aktivitas dengan kuosicn lebih hesar dari satu menunjukkan aktivitas basis sedangkan kuosien yang sama atau lebih kecil dari satu menunjukkan aktivitas non-basis (Glasson, 1977:66-67). Berdasarklln uraian 1ersebut, dapal dipahami bahwa pengembangan sektor
ekonomi yang bcrpotcnsi atau menjadi basis bagi suetu daerah atau wilayah daplll menjooi tumpuan dalem mening)catkan
pendapallm regional, menunjang serta
memacu sektor lainnya (luid111g •et:lhr). Hal im dapat dijadikan sebagai bahan pertimbar.gan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan
SUllU
kebijaksanaan
pembangunan daerah pada mass yang akan datang.
2.1.3 Tcori Tempat Scnrul Terhsdap
Christaller rempar
struktur
tata
ruaog
dalam
den Losch dalam Nasution ( llJ~2)
pernusatan
berhubungan
dengan
hirarki
suatu tetah
sistern
mengimrecuslr
tempat pernukiman,
dcngsn ukuran-ukuran
ekonomi, teori
yaitu teori yang
koia seeara fungsicnat.
Tcori ini
bertujuau untuk mernberikan penjelasen tcntang hubungan antara tempar1e111pa1 pemuseten scntrnl
sebagui
dengan
suatu
datn.h be lakang dan mendefilllsikan
tempat
pemukiman
yang mcnyediakan
vempat jasa-jasa
bagi penduduk daerah-belakangnya. Teoti
rentang
tcmpat
struktur
perencanaan
dan
fasilitas pclavanan
sentral
tata
ruang
pelaksanaan
(central place lheury) adalah yang
mcrupakan
pcmbangunan
Menurul teori
mi, limgsi
suatu
dalam
suatu
kerangka
teori bagi
rangka penyebaran
pckok suatu
pusat
kola
24
sdalah
sebagai
komplementer),
pusat
pelaya'lan
bagi
daerah
belak angnya
menyuplainya dengan barang-barang
seperti jasa ecersn,
perdagangan,
perbankan
(daerah
dan jasa sentral
dan profesional,
fasilitas
pendidikan, nibursn, kebudayaan, dan jasa-jasa pemermtah kora. Jasa-jasa ini dapat disusun
menurut urutar, menaik dan menurun. tergantung
ambang permintaan
pada
(tingkat perrmntaan minimum yang diperlukan untuk
mendukung pelaysnan jasa) dan lingkup permintaan (batas-batas luar dari daerah pasar untuk masrng-masing
jasa), Kedua faktor ini rneneurukaa
banyaknya <Jim besarnya tempat-ternpat sentral yang mcnyuploi rnasingmasing jasa, dan dcngan demikian timbulla" suatu hirarki 1empat sentral, Ternpat-tempat central kec il dan daerah komptementernya akan rercakup di
dalam
dacrah-dacrah
pasar
dari
pusat-pusat
yang
Iebih
besar
(Richardson. 200 I :83-84). Terbentuknya
hirarld
dalam
central
place
theory merupakan
konsekuensi spasial d;iri mekanismc agjomerasi. Kora-kota kccil dengan wilayah
pasar lcbih kccil umcmnya menyediakan kegiatan ekonomi dan produk yanfl. terbatas, misalnya makanan dan kebutuhan pokok, tcmpat ibadah. atau warungwarung eceran.
yang ingin dilayani dalam wilayah pasar umumnya hanya
pendnduk pedesaan d1 sckitarnya. Kou kecil dan wilayah pinggiran menyusun apa yang disebut tempat pusat tatanan pertama {firstorder central ptoces. Sedangken ternpat pusai taianan kedua (.,~cond order central p!uce) adatah kCJta denga» ukuran wilayah pasar yang lcbih besar unruL mclayani keburuhan-kebutuhan sendiri. beberapa kola kccil dan witayah pinggtran. dan yang mencakup kegiatan
ekooomi dr dalam tempat pusat derajat yang pertarna. Dalam h.rarki rrungkin
25
ditemukan ragam
kota dengan
dan jumlah
tatanan
produk
yang
dan
lebih tinggi
kegiatan
wilayah pasar yang makin luas (Nugroho Dalam hirarki
teori tempat
fungsional
sentral
hirarki
fungsional
pengelompokan
kegiatan
sosial
memiliki
berfungsi jenis
akan terdapat
serta suatu
hirarki
ini
terdapat
suatu
a.
memiliki
b.
keuangan.
tersebar
hubungan
mengelompok sumberdaya
serta
hirarki,
yaitu
tertentu
pada
Karena
prioritas
ruang).
akibat
adanya
tempat
tertentu
pusat-pusat
pelayanan dari
(tata
tersebut
tertentu,
maka
pusat tersebut.
tata
ruang,
Apabi la
maka
akan
teoretis
cenderung
atau
menjadi seperti
tersier, eceran
ruang
termasuk
dan
mengelornpok seragam
rnudah dengan
memencar
struktur
wilayah
:
jasa
pertambangan
sungai dan pantai:
sebagai
secara
secara
yang
yang
fisik
adalah
perdagangan
yang
manufakturing,
horizontal
fungsional
yaitu
industri
lainnya,
lokasi-lokasi
dua macam
unsur-unsur
( 1977), pokok,
lokasi
yang
lengkap
tata ruang.
unsur
administrasi,
skala
hirarki
makin
hirarki
pelayanan.
berdasarkan
Glasson
kelompok
sentral
dan
hirarki
3 (tiga)
jasa-jasa
jurnlah
ditelaah
Menurut rnemiliki
pusat
susunan
adanya
dan ekonorni
sebagai
yang
kumulatif
dan Dahuri, 2003:31-32).
dan
Terbentuknya
yang akan
ekonomi
dikenal
(vertikal)
yang menyediakan
dengan dan
pada
menuju hamparan
pasar-pasar spesial isasi
rekreasi.
"cluster .. atau
besar,
yang
aglomerasi
pelayanan
dan pelayanan sistem
tempat
daerah
yang
terbesar; industri
seperti
cenderung menurut
batubara, dan s ifat-si fat fisik seperti
untuk
lokalisasi lembah
26
c.
pola jaringan
pengangkutan
yang sejajar dengan jalan Garner
dalam
yang menyusun
yang dapat menimbulkan utama.
Glasson
(1977)
suatu struktur
distribusi
spasial
yang berurut b.
semua
d.
e.
wi I ayah yang menjadi
manusia
mengenai
sampai
tingkat
lebih mudah
kegiatan-kegiatan
dicapai
manusia
konsentrasi
adanya
kegiatan
untuk
manusia
pada
dengan
kemudahan
hubungan;
Ukuran
manusia
fungsi pada
jaringan
pelayanan
dilayani. sudah
lebih banyak ditentukan yang
rnernpunyai
umumnya
di
beraglomerasi
guna oleh
mernpunyai
hubungan
yang
antara aglomerasi
dilakukan pada jumlah
oleh
atau
daerah
berkernbang,
maka
fungsi
transportasinya
penduduk, belum
pusat-pusat
penduduk
wilayah
oleh jumlah
watak
watak memfokus.
tergantung Pada
lebih
tetapi beberapa lainnya;
hakekatnya
karena adanya sal ing
pekerjaan
diambil
pada lokasi bersama;
yang timbul
transportasinya
penyesuaian
skala, yang dimungkinkan
hirarki
yang
umumnya
lokasi-lokasi
cenderung
karena
wilayah
pada
dapat dicapai,
daripada
keuntungan-keuntungan
pemukiman
pada
efek fiksional dari jarak;
tertentu
memanfaatkan
f. jenis
landasan
yaitu :
bertumpu
lokasi
rupa untuk meminimumkan
organisasi
premis
dengan faktor jarak;
lokasi
antaranya
6 (enam)
tata ruang wilayah,
kegiatan
keputusan-keputusan sedemikian
c.
dari
mengemukakan
tata ruang
dari hampir semua model struktur a.
pola pernukiman
sedangkan
berkembang,
yang
dan luas jaringan
pelayanan
akan
pada wilayah rnaka
fungsi
27
pelayanannya
lebih
Secara
relatif
pentingnya
fungsi
pelayanan
turut
ban yak ditentukan
yang
mernengaruhi
pusat-pusat
kedua satu
oleh
faktor
ke fungsi
ukuran
fungsi
luas wilayah
ini mungkin pelayanan
pelayanan
yang di layaninya.
saja bervariasi yang
yang
lain.
harus
Hal
antara ini akan
dilakukan
oleh
tertentu.
Menurut
Dusseldorp
yang diemban
oleh
pemukiman; sejurnlah
dan
seperti dikutip Karseno
pusat-pusat c) fungsi
fasilitas
tertentu
yang rnembutuhkan,
tersebut,
ekonomi.
yaitu
ada 3 (tiga) fungsi
: a) fungsi pelayanan;
lni berarti
yang mampu
di samping
( 1990;26),
bahwa
memberi
suatu
pelayanan
pusat kepada
itu, pusat tersebut juga berfungsi
b) fungsi merniliki penduduk
sebagai tempat
pemukiman. Selanjutnya pendekatan,
dalam
teori tempat
dari yang
berordo
tinggi
b.
dari
yang
berordo
rendah
pada
dasarnya
kedua
sama
(Wanrnali
dan
dasar yang dicakup fungsi
Khan oleh
ke yang berordo ke yang
adanya
dalam
2 (dua) macam
Karakter
pemukiman
lebih
berbagai luas
fasilitas
dar i wilayah
dikembangkan
dengan
bagi berbagai
jenis
jalan barang
(dianut
lebih
tinggi
rersebut
Nasution,
teori tempat
b) batas arnbang;
rendah
berordo
pendekatan
pemusatan;
menyediakan yang
dikenal
yaitu :
a.
Tetapi
pemusatan
(dianut
berpijak
1982).
pemusatan,
Christalle)r;
pada
Ada
yaitu
Losch). hal
3 (tiga)
yang
konsep
: a) sentralisasi
dan
dan c) hirarki. sebagai
tempat
pelayanan
barang
pemukiman menguraikan dan jasa
pemusatan dan
itu sendiri. tentang
jasa
wilayah
Model Christaller
bagaimana
yang berbeda
bagi
adalah
daerah pasar
terbentuk.
Biasanya
2&
transportasi sangat menentukan terbentuknya daerah pasar. Secara tata ruang, jumlah harang yang
bertambahnya
jarak
membutuhkan,
dan
menggunakan
dimlnta
antara ini
semak in berkurang
lokasi
diukur
yang
dengan
asuousi : a) keseragaman
seiring dengan
menyediakan biaya
dan
transportasi.
yang dengan
fisik dan budnya dari ruang
wilayah; b) satuan daerah yang tidak terikat;
cl
aksesibititas yang sama ke
seluruh arah: dan d) kelakuan perjatanan kousumen yanB raslonal, maka daerah pasar akan berbentuk sebuah lingkaran. Namun. daerah pasar yang demikian tidaklah stabll dalam kondls] yang kompetltif sehingga pada akhlrnya akan terbentuk daerah p11s11r yang heksagone! yang merupakan daerah pasar ideal (Wanmali dan Khan dalarn Nasution,
l 982).
mempunyni
Ide pendekatan
Losch adalah
bshwa
setiap
produk
daerah pasar yang ukurannya tergantung etas permintaun,
blayll tnm~porta$l dan bi"ya produks]. Karen1\ i1u 1111111k produks! yang
berbeda, ketiga faktor terse but juga berbeda. l>engan demikian tuas daerah pasar juga tidak akan sama.
Dalam sistcrn hirarki rempat
yang berordo
yaltu:
a)
te:dapat
3 itiga) hubungan
11nggi dengan lempat-tempat
beruasarkan
prinsip
pemasaren:
antara tcmpat-
yang berordo
b)
berdasarkan
rendah,
prinsip
transportesi: dan c) bcrdasarkan prinsip administrasi. [lesamy" daerah pelaytman atau daerah yang ditayani oteh suatu tempal pcmusatan ofch Christ
discbut juga dengan ni lai K Nilai K ini
adalah tetap (konstan), scdang pada model
dirempatkan
sebagai
pcuhah.
Akibatnya
adalah
l.nsch, nilai K tersebut
terdapatnya
perbedaan
29
antara
kedua
model
tersebut.
Secara
menghasi lkan ruang yang seragarn sedangkan luas.
bagi pusat-pusat
bagi pusat yang berordo
Pada
model
Losch,
horizontal,
tinggi,
konsentrasi
dan Khan dalam Nasution,
Asumsi (fungsional)
nilai
K yang
berart i bahwa
ruang pelayanan yang
pemikiman
akan
tinggi
yang lebih rendah
tetap
dari
Christaller
dengan
semua barang
secara
tempat
vertikal
pemusatan
dan jasa berordo
menganggap
bahwa :
seluruh
tempat
banyaknya, b.
c.
K sebagai peubah menunjukkan
pemusatan
tidak
se luruh ternpat
harus menjalankan pernusaran
fungsi-fungsi
yang sarna;
untuk tempat
yang lebih
fungsi
yang
rendah,
dijalankan
karena tinggi
oleh kelengkapan Organisasi model
model
pemusatan
dari
dengan
dianut
dengan
tinggi ordonya oleh
tempat
tidak harus pemusatan
ordo tersebut
Losch ini lebih
distribusi
tersebut
oleh
Losch
Losch
yang sama
fungsi yang identik;
dari ordo yang sama ticlak
rendahnya
vertikal
pada uraian
yang
fungsi-fungsi
tempat
di atas. dapat tidaklah
K = 7. Hal tersebut
harus
memiliki
merniliki
yang
fungsi-
berordo
lebih
lebih banyak ditentukan
fasilitas serta sarana dan prasarana
Christaller
Berdasarkan
yang mempunyai
yang
lebih rendah
Sedangkan
a.
lebih
lebih
ditambah dengan barang atau jasa berordo lebih rendah. bahwa nilai
sama,
1982).
hirarkhi
berordo tinggi, menyediakan
Christaller
yang berordo
pemukiman
dipisahkan dari sesamanya oleh konsentrasi (Wanmali
model
bersifat
yang tersedia. kontinu
pernusatan disimpulkan mustahil
dapat dijumpai
yang
daripada diskrit.
bahwa
terdapat bertepatan
pada ternpat
dengan
30
tempat
pemusatan
yang
mempunyai
ternpat-tempat
alternatif gambar 2.1.
berikut
jaringan
pemusatan
K
=
3 dan K
=
dapat
dilihat
selengkapnya
4. Adapun dalam
ini.
Gambar 2.1. Alternatif Hirarki Tempat Pemusatan
\
I
1-·~
_J.
I Keterangan : Prinsip pernasaran
·~
\
sistem
dan alokasi seringkali
dikutip dari Rinaldi,
hirarki merupakan sumber-sumber
merupakan
K=7
2004.
bagi perencanaan
sarana yang efisien
kepada daerah-daerah.
titik pertumbuhan
teori
pengembangan
tempat
sistem
sentral
urban.
( 1991 :82-83 ), menerangkan
bahwa
kampung-kampung
diikuti
metropolitan,
top-down,
kecil
administrasi sentral
besar
daerah (Richardson.
at al,
dikutip
untuk dari
2001 :85). menganalisis
John
P.Blair
urban hierarchy bisa dihubungkan dari oleh
kota-kota
dan
akhirnya
area
sebagai dasar dari lower-oran places. Dalam pengembangan
perkampungan
dan administrasi.
untuk
Tempat
telah digunakan
Berry
kota dan regional
inti di daerahnya dan menentukan
tingkat perkembangan ekonomi keseluruhan Konsep
administrasi
K=4
Teori tempat sentral ini relevan karena
prinsip
prinsip pengangkutan
K=3 Sumber : Blair
1-
pertama cenderung
Perkampungan
berikut
menjadi
bergantung
pusat perdagangan pada perkampungan
31
asal,
untuk pelayanan
dan penawaran
sesuai dengan region-region Selanjutnya berdasarkan tahun
dalam
pusat-pusat
Provinsi
kaitan
Sumatera
kegiatan
atau
dalam
top-down inl
baru seperti di Indonesia.
Review RTR W (Rencana
2002,
barang. Pengembangan
dengan
teori
Tata Ruang Wilayah)
Barat
te lah
permukiman
Sumatera
Barat
suatu
Sumatera
Baral 2005 - 2019.
Peraturan
Daerah Provinsi Sumatera
perkotaan
Rencana
menetapkan perkotaan
Tata
Meskipun
Ruang
belum
di
atas,
Nasional
pada
arahan tingkat
Provinsi
Wilayah
Provinsi
disahkan
dalam
sistem
perkotaan
di tingkat kabupaten/kota.
diperlihatkan
pusat-pusat
oleh tabel 2.1.
bentuk
Barat, grand design perencanaan
ruang tersebut secara substantif telah final, dan dapat dijadikan penetapan
hirarki
pertumbuhan
kegiatan
Pusat-pusat
atau
tata
acuan bagi permukiman
pertumbuhan
tersebut
berikut.
Tabel 2.1. Hirarki Pusat-pusat Permukiman Perkotaao di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005 - 2019
Dalarn Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Baral 2005 - 2019 tersebut dije laskan bahwa y•ng dirnaksud dengan pusat kegiatan nasional
(PKN) adalah
kota-kota
provinsi,
gerbang nasional dan memiliki akses cepa: dengan kota-kota
intemaslonal yang diindikasil::an
dengan kriteria; merupakan
ibukota
dengan bandara primer dan pelabuhan
taut primer, herfungsi sebazai simpul utama jaringan transportasi nasional dan lintas ncgara, berfungsl sebagai pusar komoditi
unggulan
mernanfaatkan
nasional
jariugen
jalan
~ang
hntas
pengumpul dan remasaran
beroricntasi negara
ekspor
atau jalur
dengan
pcncrbangan
internasionat dan nasional scbaga• jalur distnbusi, merupakcn pusat lokasi ekonoml
nasional
nasicnel
yang memiliki
potensi
mendorong
pengcmbangan
dan bcberapa provinsi, dan memiliki fungsi pelayanan jasa-jasa
pemerintaha»
dnn
jnsa
publiklkemosy3rakau"
untuk
naslonal
atau
beberapn provinsi.
Pusat k"Giatan wilayah (PKW) adalah kota-kcta dengan krire ria; berfungsi sebagai pusat pengolshan. pengumput dan pemasaran komnditi unggulan wilayah berorientasi pasar yane melayani beherapa kabupaten, berfungs] sebagai simpul jaringan transportasi wilayah unluk beberapa kabupaten. pusst
pengh11hunc
antara pusal kegjatun
nasional (PKN) dengan
kegiaran lokal (PKL). umumnya mcrupakan kola sirnpul utema di
kewasan peior itas (sentra produksi dan kawasan andalan}, memiliki bandar udara sckunder
acau iersier atau pelabuhan pengumpan, dan memiliki
33
fungsi
pelayanan
jasa-jasa
pemerintahan
dan
kemasyarakatan
beberapa
kabupaten. Sedangkan kriter ia;
pusat
berfungsi
kegiatan
sebagai
lokal (PKL)
pusat
merupakan
pengolahan,
pengumpul
komoditi
unggulan
lokal
berorientasi
pasar
berfungsi
sebagai
simpul
jaringan
transportasi
pelayanan
jasa-jasa
pemerintahan
kecarnatan,
dan bersifat
khusus
atau kegiatan tersebut,
khusus
dapat
Kabupaten (PKW)
dilihat
di wilayah
kota-kota
mendukung Hubungan
hirarkis,
sangat
ke pusat
efisisen
baik dalam
dari pusat-pusat
terkeci
pola jaringan
dapat
dalam
sebagai beberapa
sektor
strategis tabel 2.1.
sebagai
bagian
wilayah
kriteria
pusat
kegiatan
wilayah
Provinsi
Sumbar,
diarahkan
tingkatan
membantu yang lebih
kecamatan,
Berdasarkan
pada
dan pengembangan
I. Pola pengernbangan
suatu
hirarki
sektor-sektor yang
sama
penyebaran besar
sistem
2005:Vl-2).
tersebut
ekonomi
maupun
secara
pertumbuhan
I ingkup
yang
pelayanan
cenderung
dan sarnpai
rnengikuti
jalan.
Se lanjutnya, pula pola konsentrasi ditetapkan
relatif
kota,
Punjung
dalarn
pemasaran
kemasyarakatan
kabupaten.
Pulau
dengan
berfungsi
perkembangan
Baral (Pemda
pertumbuhan
dominan.
perkernbangan
di wilayah
dan
beberapa
lokal,
dan
termasuk
Sumatera
wilayah
mendorong
bahwa
Dharmasraya
Sistern dapat
lainnya
kota-kota
melalui
pembangunan
pada
berkenaan
dengan
pembangunan, terpusatnya daerah-daerah
teori ternpat yaitu suatu
berbagai
jenis
sentral
ini,
dikenal
cara atau strategi fasilitas
atau wilayah-wilayah
dan tertentu.
yang
aktivitas Dalam
34
hal ini, walaupun pemusatan itu merupakan kebalikan dari penyebaran dan pemerataan, yang tehih mcnjadi fokus perbarien adalah segi eftsiensl petaksanaan pernbangunan dan pernanfaatan
hasilnya.
Pembangunan
secara lengkap berbagai jenis fasilitas pelayanan publik pada tingkat kecamatan di Kabupaten Dharmasraya, di samping tidak memungkinkan dari segi dana. waktu dan tenaga, juga dipandang udak efektif dan efisien. Jadi yang tcrpenung adalah penyebaran clan pemeretaan pc layanannya yang didasarkan atas pertimbangan lokasi yang lebih cocok dan scsuat dcngan tingkat kebutuhan masyerska: di rempat pembangunan rersebur dllaksanakan. Tcrjadinya
suatu pemusstan
pada lokasi
atau daerah tertentu,
merupakan kcnsekucnsi dari adanya daya tartk menarik di antara daerahdaerah tersebut. Kenyataan ini sulit untuk dihindari k arena dengan nd"nya konsentrasi 111au pcmusatan pembangunan pada suatu daerah atau wilayah
tcrtentu itu, akan menirnbulkan belakangnya.
Dalam
hal
imbas bagi daerah hinterland atau daerah ini,
sctiap
konsentrasi
atau
pemusatan
pembangunan akan mcngakihetk an tirnbulnya pcngaruh atau dampak baik dampak posotif maupun dampak negalif. Konsentrasl yang terjadi secara herlebihan
pada lokasl alau daerah rcneruu
rnenimbulkan rnasalaah menyebabkan
di samping akan dapat
sosial dan lingkungan hidup, juga akan capat
tcrpusatuya
perhatian
pada
lokasi
(daerah)
Akibarnya. segala daya dan upaya serta dana pembangunan lainnya
akan
terabaikan.
Pada
daerah-daerah
rersebui.
untuk daerah
pemusatan
tideklah
sepenuhnya
mcngandung
hal-hal
merugikan.
Pada
(daerah)
mungkln
\okasi
terdapat
kemungkinan
ha\-hal
timbulnya
yanc menguntungkan pemusatan
atau
tldak
diingillkan
yang
hiaya
arau hal-hal konsentrasi
yang
tersebut
karena
adanya
isoctal cosr) yang lebih besar dan
sosial
tidak berimhang dengan manfaat sosial yang diperoleh oleh masyarakat rcmpat pernbangunan iersebut dilaksanakan. 2.1.4 Teort Kutub dan Pusat Pertumbuhan
Dalam istilah nama
teknis, pusat pengembangan lar.im dlkenal dengan
''growth pole" atau "growth centre"; Konsep yang muta-mula
dikemukakan
oleh
Francois Perroux dan dlperbahzrui
oleh para ahli
kemudian schingga berkcrnbang sebagai salah satu alat yang ampuh dan dalam
bermanfaat
perumusan
perencanaan
bcrangkat dari fakta dasar bahwa pertumbuhan
pembangunan
tiduk rcrjadt di sembarang
tempat dan juga tidak terjadi secara serentak: pertumbuhan rlnk-tltik
atau
berubah-ubah;
perkernbangan,
kutub-kutub perkernbangan
itu
mcnyebar
regional,
terjadi r•da
i111ensitas
dengan
sepanjang
yang
saturen-saluran
yang beraneka ragarn dan dengan efek ya11g beraneka ragam tcrnadap keseluruhan pcrekonom ia~
(Glasson. 1977. I S3i.
secara esensial. konsep pusat pc11gcmbangan mcrupakan salah satu cara untuk menggalakkan
teueruu
metalu.
aglornerasi]
keg1atan
pernanfaatan
"ngiomerauo»
sebagai faktor pendorong
terdiri dar i tiga elcmen
pernbangunan
utama, yaitu;
dari
economies?
suatu
dacrah
(keuntungan
utama. Keuntungan aglomerasi ini "scale economies", 'Locaheauon
36
economies',
dan
keuntungan besar,
kedua,
ekonomi
terkonsentrasi biaya
adalah
dalam
perusahaan
dan
elemen
lokasi
pelayanan
sosial
menyediakannya Seperti
diuraikan
di
yang
muk a, bahwa
dan pedesaan.
banyak
Pendekatan
waktu belakangan
yang oleh
beberapa
pedesaan
berkembang.
perturnbuhan
ekonom i (Myrdal
tentang
pembangunan
pusat-pusat Perroux
masih
pertumbuhan
ekonomi
serta ukuran-ukuran lokasi,
mana
bila
terdapat
tidak
perlu
kesenjangan
Berbagai teori tentang
hal ini belum
yang berlangsung
berorientasi
kepada
sebagai
tentang
dalam
atau 1986)
bias pembangunan
cara menelaah
Nasution,
dalam
perkotaan
atau "rural based" (Hanafiah,
Teori-teori
ekonomi
di
timbul
terdapat
pakar diidentifikasikan
negara-negara
hulu'
meminimumkan
sehingga
pembangunan
ini masih
"urban based" daripada
cukup,
'industri
yang
perkotaan
beberapa
1983).
antara sektor perkotaan
kurun
keuntungan
daerah
bila
hilir' dan
adalah
dalam skala
timbul
tertentu sehingga
k etiga,
pada
pertama,
dilakukan
yang
'industri
sendiri (Syafr izal,
dikembangkan.
ekonomi
lokasi/tempat
memilih
Elemen
keuntungan
kelompok
pada suatu
transportasi,
fas ii itas
economies'.
yang timbul bila kegiatan
elemen
kegiatan
'urbanization
1981)
di
penyebaran
dan
menelaah
dalam
pertumbuhan
kutub-kutub
dan
dalarn
ruang lingkup
pembangunan
oleh
distribusi
dan batasan kegiatan
dalarn
tata ruang oleh Christal ler, dapat dikernbangkan
lebih lanjut lagi terhadap
pengkaj ian rnengenai
dan
dalam
pelaksanaan
pusat-pusat
pembangunan
pertumbuhan wilayah.
kutub
pertumbuhan
37
Dalarn Ital ini sudah barang tentu, teori-reori tersebut tidaklah secara langsung dspat sesuai dengan kondisi suatu wilayah. Apalagi teori-
teori tersebut herasal dari negara-negara industri. Namun teori-teori ini sangat dibutuhkan dalam penyusunan percncanaaa berbagai kegiatan dari berbagai sektor baik sektor
pemerintah, swasta maupun masyarakar. Teuri
kutub perturnbuhan dan pusat pertumbuhan menyatakan bahwa kemajuan yang dlhasilkan
adanya perkembangan dan pcrtumbuhan di dalam
oleh
pcmusatan akan menyebar kc daerah belakang dan hal ini ak an tcrjadi bila kedua dacrah tersebut berinteraksi yang terccrmin oleh arus baik dalam bentuk orang maupun dalarn bcntuk barong don jasa. S'"kaitan
dengon
hal tcrsebut di atas, maka pusat pertumbuhan
(growth pole) dapM diartikan
Sccata fungsional,
secara fungsional
dan secara geografls.
puset pertumbuhan adalah suatu lokasi kcnsenrtasi
kclompok
usahu atau cabang industri yang karcna sifat hubungannya
mernihkr
unsur-unsur
kedinamisan
sehine!).3
mampu
mcnstimulast
kehidupan ekonomi baik kt dalam maupun kc Iuar {dacrah betakangnya). Secara gcografis, pusat penumbuhan adalah suatu lokasi yang banyak merniliki fasititas dan kemudahan schingga menjadi pusat daya tarik (pole of 011rm:tinn). yang mcnyebabkan bcrbagai macarn usaha tertarik untuk
berlokas] di situ dan masyaraket senang datang memanfaatkan fas11i1as yan~ ada di kota tersebur, walaupun kemungkinan tidak ada interaksi antara usaha-usaha harus memilikr
ernpat
tersebut, ciri.
Disamping
yaitu adanya
ltu, suatu pusat pertumbunan hubungan intern antara berbagai
38
macam kegiatan
yang memiliki
(unsur pengganda).
nllai ekonomi, adanya multlplier effect
adanya konsentrasi geografis, dan bersifat mendorong
pertumbuban daerah belakangnys (Tarigan. 2005: 128-12'1).
Dalam konteks
pertumbuhan daerah bclakangnya, Jan bukau scbaliknya.
Mt1nurut Tarlgen (2005), dapat dibcdakan tlga klasifikasi hubungan antara suatu kota arau pusat wi I ayah deugan daerah bclakangnya, yaitu;
generatif,
kola parasitif', dan enclave, Kela gcncrarir adalah kola yang
menjalankan sendiri
kola
'oermac111n-macam
maupun
untuk daerah
fungsl, bnlk untuk belakengnya,
pusat wilayah itu
sehingga
bersifat
sating
menguntungkan/ mengembangkan. Di sini, terdapat hubu:'ISRn timbal balik dan saling
mcnunjang
satu sama lain.
Perkembangan
perkoraan
akan
meningkatkan daya serapnya terhadAJi prnduk pedalaman sehlnega kedua belah plhak akan berkembang sejajar. Setain itu, perkotaan merupakan sumber
inovasi
pedalaman.
dan
modernisasi
yanc dapar
berguna
bagi daerah
Kora parasitif adalah kota yang ridak banyak berfungsi untuk
menolonc daerah belakangnya dan bahkan hisa mematikan berbagai usaba yang mulai turnbuh di desa. Kota parasitif im umumnya adalah kola yang
belum ban yak bcrkcrnbang induslrinya dan rnasth merni liki sifat dacrah pertanian, tctapl juga perkotaan sekatigus. Enclave adalah suatu kota yang bersitat tertutup ienclaves, yang ndak menguntungkan dalam aru apablla kota itu berkembang
wilayah pedalaman,
tctapi tidak mengharapkan
input
39
dari daerah sekitarnya sekali dari daerah
2.1.S Penentuan
melainkan
belakangnva
dari luar
masalah
pembangunan
kepada
dasar
terpisah soma
(pedalaman).
Lukasi Pusat Penumbul1an
Suatu
Jadi seakan-akan
dan
rnasyarakat
dan Pusat Pclayanan
urgcn di
dnlam
menyampaikan
wilayah
kabupaten
baru
prioruas adalah
masalah tata ruang yang menyangkut : a. di rnana fasilitas yang mendukung pelayanan rcrsebut akan dibangun; b. herapa banyak fasillras yang akan dibangun; c. bagaimana
menentukan
urutan priorltas
berbagai kebutuhan
dari
masyarakat, Sejalan dengan ~11l1:1h satu rujuau pengernbangan yakni mcwujudkan
perencanaan
kese imbangan
wilayah
pertumbuhan an1ardoerah. maka rujuan
pada suatu kabupaten
mans lingkup yang lebih kecil,
wtlayah nasiona].
sebagal
pcnjabaran
dalam
adalah kcselmbangan pertumbunan anrara
kecamatan. desa (nae11ri) dan setcrusnya. Keseimbangan ini tak lain adalah kemerataan yang dlharapkan penduduk. bai], datam bentuk pcndapatan maupun kcmudahan dalam pernenuhan keburuhan
Bcrkcnaan dikelompukkan memerlukan
dengan
menghubungi
yang
langsung
rnaka
kebutuhan
manusia
dua. yakni barang dan jase. Sctiap kelompok
rnenjadi lokasi
kebutuhan.
(Rinaldi, 2004: 16).
bcrbcdu. Jnsa dapat
pcmbust jasa.
Olch
dipcnuhi
sebab itu,
dengan
cara
pembuat jllSl\
seharusnya tidak berjauhan dari masyarakat yang dilayani. Misalnya saja, jasa pelayanan
pendidikan
arau jasa pelayanan
kesehatan, harus berada
40
sedekat mungkin dengan masyarakat atau paling tidak berada di lokasi yang mudah dijangkau dengan sarana rransportasi
yang ada, Sebaliknya
pernbuat barang tidaklah mesti berada di dekat mesyarakat
pemakainya,
karena bisa saja lokasinya berjauhan (sangat jauh), seperri pabrik biskuit
di Palemt>ang dengan konsumennya di Pulau Punjung atau Koto Daru. Pernillhan suatu lokasi pelayanan masyarakat atau lokasi industri selalu llil>a11gu11
ates
asumsi
yaog dikenendeki
masyarakar
dan
perencanaan
pembangunan janglrn panjang. Lokasi akan berbentuk suatu kawasan yang akan dikcmbangknn dan/atau diperkiraksn akan berkembang. Pencnruan lokasi didasarknn pada sejumlah kri1cria. seperti akscsibititas yang mudah dan murah. terutama dalam komponen transportA~i. :irhitra~·.. ketcrsediaan fasilitas publlk, penimbansan tingkat kemajuan sosial, budaya. potensi ekonomi, dan potensi bencana a lam. Menurut Noor. secara ideal lo~asi pusat pemerinlahan atau lbukcta
kabupatcn yang fungsi utamanya adalan sebagai penghasll pcmberi
layanan.
haruslah
berada di rengah-teugaf
•
jasa atau
masyarakat yang
dilayan! dan dikenal dengan istilah lokasi sentral. Penentuan lokasi sentral sebaikuya dllakukan m:lalui pcndckatan berdasarkan jumlah dan lckasi penyeberan penduduk. Pcndapnt ini didasarkan pada anggapan bahwa pada
se1iap amatan, lokesi penduduk berpusa: di ibukota kecamatan. Tarikan dari suatu kola akan meningkat sejalan dengan ukuran
kola tersebut dan
akan berkurang j ika jarak nya jauh (Rinaldi. 2004: I 7). Teon yang sangat mendukung penentuan lokasi scntral oleh Noor ini hlsa dijcleskan oleh
Retllv's law seperti dilukiskan dalam gambar 2.2. pada halaman bcrikut.
41
Gtombu 2.2. Juak Dserah Pengaruh
Central place B
Central place II l'opula:.i" 50.00() jiwa
Populasi = 30.000 jiwa
Sumber : Blair dalarn Rinatdi, 2004 h~l.l 7.
Mengacu pada landasan teori tersebur, dapat disimpulkan bahwa , kola yang dipilih
selnin mempu nyai kernampuan untuk scbagai ibukota kabupaten juga :
a. masih dapat dikembangkan lagi sehingga nantinya dapat menahan arus
migrasi penduduk di sckitarnya. kc ko111 yang lebih besar: b. kota dan witayeh
sekitarnya memiliki hubungan kornplernenter, dalarn
arti kola yang dipilih pcrnbangunan Mcuurut
daerah.
Dias.
~Ohl
utama dari sebuah ibukota, pusai
yaog terpilih harus blsa mcnjalankan fungsi yauu . a) pusat administrasi pemerintahan; b)
masya.akat:
pclayanan
sekitarnya
horus punya kekuaten yang dapat mcningkatkan
(Rinaldi,
2004: 18).
dan
c)
pusat
Fungsi tcrscbut
pcngemban gan
dapat dllihat
wilayah
sebagai
bcr-i kut ·
a. Pusat adrn1r.i~tras1 pemerintaban Kernampuan
suaru daerah da!am mengembangkan fungsi sebagsi pusat
adrnirustrast pcmcrintahan s.Jngac didukung
oleh k emanpuan daerah
42
tersebut dalam
mengelola suatu sistem kelembagaan pernerintah yang
ada. Faktor yang dapat menggambarkan kemampuan menjadi pusat administrasi yang dimiliki
porensi
adalah kualitas sumberdaya manusia (Sl)M)
daerah yang bersangkutan, dengan variabel : I) jumlah
produktif.
penduduk
suatu daerah
suaeu
daerah
variabel ini diharapkan dapat menggarnbarkan dalam mensumplai
tenaga
kerj~ y~ng dibutuhkan
dalam pengelolaan
pemenmahaa daerah rersebut; 2) junlah murid dan
guru,
mc:rupakan
k.eduanya
rnempengaruhi
kualiras
elemcn
pendidikan
yang
sangat
SOM; 3) jumlah pegawal negeri, variabet ini
akan menggambarkan kcsiapon suatu daerah untuk mengcmbanfungsi sebngai pusat pemerintahan.
peningkatan pelayanan masyarakot secara kescluruhan.
c. Pusat pcngemhangan wilayah sckirar Kerrarnpuan
suatu
dapat dilakukan
pcrtumbuhan mencapai
daerah dalam mengembangkan daerah sekitarnya jika daerah tersebut dapat melewati arnbang batas
yang mampu rncnyangga kebutuhan sendiri. Unluk dapat pertumbuhan
perekonomian
tcrsebur
perlu
didukung
oleh
kondisi
yang mcmadai. Guna mengetahui kondisi perekonomian
calon ibukota kabupaten. maka variabel-variabe
l yang dapat digunakan
43
ialah jumlah prndukai tanaman pangan, produksi perikanan, populasi ternak, dan prod uk s i perkebu nan yang l>ergerak di bi dang ind u stri. 2.1.6 Kousep Perogemb:rngan Koll• Strategis Perkataan konsentrasi
"kota"
orang-orang
menunjang dirinya
menyatakan
secara
ridak
lane~une, suatu
di dalam seluruh daerah geografi yang dapat
sendiri
dari
kegtatan-kcglaran ekonomi.
Kola
merupakan basis permanen, yang dapat berupa sebuah pusat industri, pendidikan. pemerintahan. atau gsbungan semua kegiatan di aras, sehingga kola dengan basis ckouomi kual akaa cenderung rnenjadi besar, sernentara kota-kota yang lebih kecil sangat bergantung pada kora-kora yang lebih
besar gune menunjang kchidupan ckonominya (Rinaldi, 2004:8). Kora
wilayahnya
mcmi lik i dan
sistem
menyediakan
sirkulnsi prasarana
untuk
menyatukan
perhubungan
dasar
jaringan [atan-jatan guna menclukung kelancaran pengangkuan
wllayahberupa komodiri
dari daerah pertanian ke pusat-pusat distribusi kota. Dalam konreks ini Kota-kota mernbutuhkan adanya suatu sistem transportasi yang rnemadai. Secara umum ttpe-tipe kornunuas perkotaan menuru: Gallion dan
l:::isner sepcrti dikutip Rinaldi (2004:40-48) dibagr ams: I) kola komersial, di sinilah kegiatan-kegiatnn bertempat:
pernlagaan,
pcrtukaran,
2} kota industri. tempat bahan-bahan
dan perdagangan
mentah atau sebagian
belum did11h rncnjadi barang-baraug slap pakai untuk dibawa kc tempattempat
pernesaran:
transportasi,
3)kota transportasi,
ternpat Jalu lintas
ia tcr lctak di pusut joringan
barang-barang:
4) kola rckrcasi, adalah
44
kota-kota yang menarik minal indahnya:
5)
kota
orang karena iklim
pendidikan,
kota-kota
di
atau pemandangan
rnana
suatu
lembaga
pendidikan atau kelompok Iembaga-Iembaga pendidikan yang merupakan fungsi utama kota tersebut; kegiatan pcmerlntahan
6) kota pusar pernerintanan,
di kota inilah
dijalankan; dan 7) kota gabungan, yaitu kota yang
menyelenggarakau gabungan fungai-fungsi kota di alas. Kota-kota dalam suatu wilayah ierintcgrasi
ke arah suatu sistem
kota dan merupakan pusat pusat pelayanan yang hirarkis bcrdasarkan
karakteristik fungsi perkotaae. fungsi dan peran perkotaan ditetapkan berdasarkan kegiatan
pelay3r.an
terhadap wilayah pengaruhnya
Empat
anggapan dasar dalam teori pusat pelayanan adalah : a. keseragaman dalam bentuk fisik dan budaya; b. unit area pelayanan rerbatas; c. jarak :engah yang se imbang kc pusat pe layanan; d. silo:ap rasional konsumen tcrhadap cfck jarak minirr.um. Unsur-unsur
a.
pokok yang harus ada dalam pusat pelayanan, yaitu:
hirarki, yaitu tingkaten pe iayanarr
>·;ine
scmakin meningkat dari lingkal
rendah sarnpai tingkat linggi;
b. batas
umbang.
yaitu
jumlab
mcndukung kegiatan petayanan
c, lingkup
minimum
penduduk
yang
dapat
secara efekti f;
pelayanan, yauu jarak maksimum peugaruh pelayanan, dan di
luar lingkup itu orang akan mencari pusat lain; d. fungsi, yaitu kegiatan pelayaoan dan kelengkapan fasilitas (Sidia, 1991:15-16).
45
Dalam biasanya
perkembangan
dikaitkan
terakhir,
dengan
pusat yang monosentrik.
sistem
teori-teori
perkotaan
yang
jaringan kota dan bukan sistem
Menurut
Batten,
model
jaringan
baru, tempat
kota berangkat
dari prem is bahwa dua kota atau lebih yang berdekatan,
meskipun
merupakan
dapat memperoleh
manfaat
kota-kota
berupa
resprositas,
yang terpisah
sinergi
pertukaran
Didorong
dari pertumbuhan pengetahuan
oleh jaringan
diandalkan, jaringan
Kemudian mengemukakan menengah berkembang.
pu la bahwa
besar dalam
yang cepat
yang
kota-kota
memiliki
dalam
potensi
prioritas
kota utarna. Kota kota strategis
demikianlah
(Syafrizal,
Lebih jauh rnengungkapkan
pelayanan
sekaligus
yang menurut
sebagaimana kota-kota
rnemperbesar akses untuk pertumbuhan dan menjalarkan
dan dapat
besar
kota untuk
semua kota
Artinya, tidak
karena
membutuhkan
kota yang berpotensi
menahan Rondinelli
arus m igrasi
ke
disebut sebagai
dkk, 1992: I I).
Rondinelli bahwa
lebih
untuk dikembangkan.
kota-kota
Soegijoko
kelompok
tidaklah
yang amat besar. Karena itu perlu dipilih kemampuan
dan dapat
(economics of
kota-kota,
Karena keterbatasan dalam surnberdaya,
mengembangkan
sumberdaya
yang tidak disangka.
pengembangan
di antara
kota-kota
melalui
2002:34).
rangka
ukuran menengah mendapat e fisien
dan kreativitas
interaktif
dapat mencapai penghernatan
(Kuncoro,
dalam
terdapat
kota yang
transpor dan komunikasi
antarkota
scope) yang substansial
dan independen,
tadinya
dikutip
Syafrizal,
strategis
dipilih
ekonomi,
mendorong
dkk ( 1992) karena
bisa
produktivitas
kernajuan kota kepada desa. Dalam konteks pembangunan
46
daerah. kota strategis dapst meringanican beban kora utama, dekonsentrasi, urbanisasi,
mengurangi
rnembalikkan potarlsasi,
ketimpangBn
wilayah
dan
kemiskinan
kota,
merangsang perekonomian desa, meningkntkan
kapasitas admlnistrasi, dan berbagai peran lainnya. Pemikiran di atas sejalan dcngan pendapat Richardson (1981 :279) bahwa kora strategis memiliki
peran penting karena berada antara kota
mama dan daerah
Kota semacarn
hubungan
pedesaan.
kota-desa
mclafui
ini mampu mernperkuat
avoindu~rri
rlan
agribisnis
sertA
kemampuannya memanfaatlcan potcnsi lokal khususnya industri skala keel! dan sekror in formal. Dcngan
dernikian.
dikcrnbangkan
dalam
berkcmbang.
Salah
pengaruhnya
adalah
kola stratcgh Stratcgi
satu
fungsi
sebagai
mcrnijiki arti penriug
pcmbengunaan
ekonornl
kola
untuk
perkotaan
negara
terhadap
wllayah
pus<1.t jaringan perdagangan.
Sasarannya
adalnh sistcm tata ruang ekonnmi yang lerintegra~i. Fungs] yang dilakukan kota-kots strategis adalah sebagai pusat tlcrbagai kegiaran ekonomi berupa pengolahan
bcntuk
bahan baku dun perdagangen,
intcraksi
ekonoml
Untuk. rnerangsang berbagai
aruarruang dibutuhkan jaringan
pasar yang
mak in luas dan terorganisir terutama dengau kota kecit scllugai kola 1>1>Sar dan pusat pedesaan.
Pola demikian
manufaktur
dan
ditirnbulkan
bisa mendukung
akan mendorong pertumbuhan sektor
perdagangan d1 kola tersebut.
ha~if-h•~il pertanisn
Efek berganda yang
perkembangsn sektor industri peogolahan
yang dilwmpttlkan melaloi kola pasar. Sektor jass
pun turut terdorong perkembangannya
sejalan dengan makin beraneka-
47
ragamnya
kebutuhan.
Dengan
demikian,
kola menengah
berperan
ganda
sebagai pusat industri pengolahan dan pusat drstr ibusi barang dan jasa (SyafrizaJ, dkk, 1992; 12-IJ). Dalam kontcks di atas, sepcrti dikcmukakan betapapun juga dipahami bahwa perkembangan
oleh Zahnd ( 1999:28)
kola tidak terjadi secara
otomatis. A rt inya. setiap perke m bangan kota mem butu hkan manusia yang bertindak. Keter libatan orang tersebut dapat d iamati di dalam dua ska la atau perspcktif, yauu "darl atas" serta "dari bawah", Skala "dari atas"
mernperhatikan
aktivitas
ekonorru politis (sistern keuangan,
lain-lain) yang bersifat agak abstrak, scdangkan berfokus
secara
pembuatannya,
konkret
pada
pcrilaku
dan lain-lain). Untuk penelitian
kuasa, dan
skala "dari bawah"
manusia
(cara
kegiatan,
ini, suatu kebijakan atau
strategi percncanaan yang perlu dirumuskan kemudian adalah berkaitan dengan perspektif "dari atas" yang mengatur dan rnengarahkan aktiviras ckonom i po Ii tis ( sistem keuangan, kua sa, dan lain-lain) yang bersifat agak
abstrak tersebut. Z.l.8 Stratcgi Perencaaaan Pengembangan Wilayall .\-tisi umum can tujuan dari perencanaan pembangunan daerah adalah men ingkatkan
kesejahteraan rnasyarakat
dalam jangka pcndek rnuupun jangka
can pernereraannya
balk
panjang. Sidin (2005) memaknai
wju11n pembangunan daerah untuk mcningka!kan kese,jah!eraan Iokal melalui pengclotaan sumberdsya lokal. Kemampuan sumberdaya
lokal amat menenrukan
keberlaniutan
dalam pengelolaan pembangunan
antar
4&
generasi. Untuk mewujudkan misi dan tujuan tersebut diperlukan strateg] perencanaan yang
pembangunan
tersedia
Menurur
dengan melihat berbaeai potensi sumberdaya
di daerah
itu secara
Sidin (2005),
berdasarkan
ana1isis
smuegi terhadap
komprehensif (Munir,
2002:77).
adalaf
cara umuk
mencapai
[aktor
internal
srrareg],
kebijaksanaan dan perencanan
dan
tujuan
eksrernal,
dan
disesuaikar. dengan tujuan akhir. Untuk dapat merumuskan
pcmbangunan
wilayah sesuai dengan knndisi
sosial ekonomi seternpat,
maka pcncrapan konsep wilaynh pembangunan (development region atau
planning rcg11Jn) merupakan alat perencanaan yang sangat bermanfaal. Di sini, salah satu karukterlsuk adalah
mempcrtirnbangkan
ekonomi
pentins
dari konsep perencanaan
scbanyak
mungkin
daerah ke dalam pcrencanaao.
~11riasi
wilayah sosial
kondisi
Hal ini sengat penting
aninya
karena variasi dnlam kondi>i sosial e/conomi anrardacrah adoloh eukup besar. Selanjutnya
untuk setiap wilayah remoangunan ditetark~n pula sa111
atau lebih pusat pengernbangan
(growth poles) yang akan berfungsi
sebagai
wilayah
pcnggcrak
pernnangunan
yang bcrsangkutan,
dan pusat pengembangan
Melalui
penctapan
wilayah pcrnbangunan
da11n1 pula
ih
tersebut
akan
terarah sesuai dengan kondisi sosial ckonom l dacrah sctcrnpat [Syafrizal, 2003).
Dari pembangunan,
berbagai
Menurur
sudut
dan
kelnmpok
Munir (?.002:77)
straregi
ada beberapa
mcrancang pernbangunen. salah satunya adalah
percncanaan
pilihan dalarn
srr9tegi dari upck
sumberdaya. Sumberdaya daerah adalah semua potensi surnberdaya berupa sumberdaya alam, sumberdaya buautn, dan semberdaya manusia yang terdapat di daerah. Dengan kondisi sumberdeya daerah yang bervarlasl dan tcrbatas,
maka
diperlukan
straregi
untuk
pengelolaan
dan
Strategi pembangunan merupakan pi lihan aras: (al
pembangunannya.
perencanaan yang mengedepankan kekuatan sumberdaya yang dimiliki, a1a1.1 (b) mcningkatkan
sumberdaya
yang lemah dan masih kurang pada
daerah terseb ut Strategi
pertarna mengupayakan
agar sumberdaya yang melimpah
dialokasikan sedemikian rupa agar dapat memberikan produktlvltas yang ma ksima I denga n a lokas i dan d istri busi berdasarkan pr insi p kead Han bcrsama, Strategi ini hampir sama dengan straregi pandangan ke luar (outward fonkinK) yang dlperkenatkan oleh Hirschman.
bersifat allematif, )alrni perencsnaan
Strategi kedua
yang mcneka11kan sumberdaya yang
langka dan terbatas pada suatu daerah, perlu ditambah dan dimasukkan ke dalam perekonomian surnbcrdaya
yang
daerah agar
tersedia,
menjadi
Gabungan
partner dan pendamping
sumbcrdaya
tcrsebut
dapat
meniagkatkan produktivuas sccara total. Strategi ini juga mirip dengan stra!cgi pandangan kc da!am imward Iookmg) dan Hirschman (Munir. 2002:77) Kedua straregi inl mcnjadi dasar pertimbangan dalarn mcmilih
dan merancang
1•11.>gram dim k.e~iiuan
umuk mencapai target yi1ng
dicanangkan. Selanjutnya, berkaitan dengan pengcrncangan suatu wilayah yang berbasis penanian atau unlul rnengoptimalkan
perkembangan daerah baru,
50
maka perlu dikemukakan strategi yang memperhatikan kebutuhan dasar daerah tersenut, yakni strateg! keburuhan dasor (basic need strategy} yang diirnplementasikan
dalam
bentuk
pendekatan
kota
pertanian
atau
pcndekatan kawasan agropolitan (ihc agropo/11anapproach). Dalarn
pendekatan
pengembangan
kawasanikota
agropolitan,
terdapat empat elemen urama yang terdiri dari : a. kondisi dasar yang ingin diwujudkan (1he basic conduions for us
realization), tlalam bentuk .perwilayahan yang jelas, kebersamaan dalarn
memanfaatkan
kekay11an sumberdaya
yang dimifiki,
dan
kesaman akses kekuatan sosial yang ada;
b
kerangka kewilayahan (the terruorsol jromeworl<.), di sini kawasan
(d1str1ct) agropolitan rnerupakan bagian wilayah yang terimegrasi dari 3 ruang yang saling berhimpitan, yakni ruang yang berslfer ekonomi (eco11on11c space),
ruang yang bersifac poli1ik tpotruca! .rpace), dan
ruang yang bcrsifat budaya icultura! spau); c. pengembangan produksi
diversifikasi benebihan
(lhc expansion of producnoni,
perwilayahan harus dibatasi,
penanaman modal
ekonomi,
pengernbangan
melalui
lisik
yang
pertuasan pasar wilayah dan aruar wilayah,
dengan biaya
sendiri.
dan
mengembangkan
pengetahuan rnasyarakat; dan d. peraturan
pemermtah (rh
pcraturan pcrncrintah untuk mcndukung pcngcmbangan agropotitan Pada
dasarnya
konsep
agropuluan
berrujuan
mengikutsertacan bagian terbesar dari penduduk dalam
umuk
pembangunan,
51
yakni penduduk
di perdesaan. Pengikurscnaan
ini berlaku
balk bagl
penduduk sebagai konsumen. maupun penduduk sebagai produsen. Uafam diambil
penglkursertaan tersebut
kebijakan untuk menjadikan
'desa;
sebagai 'kota'. Penge rtian kola da(am konsep ini adalah desa yang tadinya bersifac tertutup,
baik
dalam
komunikasi
maupun
perdagangan, dibuat
lebih
terbuka.
Produksi desa yang radinya hanya cukup untuk mernenuhi
kebutuhan ~endiri yang paling primer (pangan), sekarang harus dapar mencukupi
dcmikian.
dasar
kebutuhan
(sandang dan papan),
lainnya
pembangunan 1idak berortentasi
Dcngan
pada pengembangan sektor
industri besar, tetapi lebih ditekankan peda sektor pertanian dan industri kecll ci perdesaan yang dapat mcmcnuhi kebutuhnn dosnr (baste needs) penduduk
Menurut agrcpoliran
Adisasmlta
itu
dikembnngkan
kutub pertumbuhan Perroux dalarn
(yaitu
(20-05:SO),
untuk
menerapkan
ngropoliton
yang senng dsterjemahkan
ogropolitan
yaitu
berpenduduk
ladangisawah
yang
pengaruhnya scjauh sckitar
oleh Francoir
dampak pertumbuhan ke daerah sek itarnya
dikemukakan
oleh
perencana
urendoroug
tersehut
hamparan
pertnn ian atau
oleh Friedmann k arena kegagalan reori
down effect yang
rncrnpcrtimbangkan
kola
(grQwth pole). yang diintroduksiken
mcnyebarkau
tricklmg
konsep
konsep
Hirschman]. pernbangunan
kola
pertanian
alau
sebagai kola 'di ladang". Ciri-ciri
sekitar 20.000 jiwa, berada di rcngah
m~mpunyai
radius
terhadap
wilayah
10 km (atau saiu jam perjafanan dengan
52
sepeda). Di agropolitan terdapat kegiatan pelayanan pernasaran kornoditas hasil pertartian (agrobisnis] dan terdapat pula kegiatan pengo!ahan pasca panen untuk meningkatkan nilai 1amba'i (agroindustri), Kora pertanian d.kenal
scbagai
pusat
ekonotninya berdasarkan
pcngumpul
hasil
pertanian
yang
kegi~tan
perdsgangan hasil pertanian.
Dengnn menerapkan sistem per:anian yang relatif luas, maka produksi dan produktivirasnya
akan meni11gkat,
kegiatan
pasca psncn
(pemasaran ke luar daerah dan upaya pemngkatan nitai rambah) dilakukan di (me lalui)
scluruh
Jumlab
agropoliian.
daerah
pcrtanian.
Sistem
agropoutan banyak kota-kota
dan tersebar di
pertanian
(agropoliran)
merupakan subordinasi dari kola-kola sedang yang cir] utarna kegiatannya
adalah pada sektor manufaktur dan jasa pada skala sedang dan sistem kota-kota
sedang tersebut
yang skala kei;:iatannya
disubordinasikan
oleh kota-kota yang besar
lebih besar dalam sektor jasa dan manufaktur
(Ad isasrn ira, 2005:80-81)
Menu rut Tan {20G I), dalam konscp agropclitan juga diperkenalkan adanya agropolitan district, suatu daerah perdesaan dengan radius pelayanan 5 10 km dan dengan jumlah pendoduk 50- 1 ~O rjbu jiwa sena kepadatan minimal ?.00 jiwa/km2. Pusat-posat pelayanan tersebut dicirikan dengan sdanya pasarpasar untuk pelayanan masyarakat perdesaan. Jasa-jasa dan pelayanan yang disediakan disesuaikan dengan cingkat perkembangan ekonorni dan sosial budaya ~~\<::mpat. Dengan ..ian. petan. atau rnasyarakat dcsa udak perlu harus pcrgi ke kola untuk mendapatkan
pelayanan, boik dalam pelayanan yang i>erhubungao
dengan rnasalah produksi dan pemasaran maupun masalah yang berhubungan
53
dene11n kehutuhan sosial bu.:laya dan kehidupan setiap hari. Pusat pelayanan
diberikan pada setingkat desa, sehingga sangat dekat dengan pernuklman petani, baik pelayanan mengenai teknik ocrbudidaya pertanian rnaupun kredit modal k.clja dan informasi pasar. Besarnya biaya produksi dan biaya pernasaran dapat diperkccil dcngan meningkatkan faktor-faktor kemudahsn pada k~e;iatan produksi dan pemasaran. Faktor-taktor tersebot mcnjadi optimal dengan adanya kegiatan pusat sgropoli1an. Jadi peran agropofuan adatah untuk melayani kawasan produksl penanian di sekjtarnya di maua bcrlangsung kcgiatan agribisnis oleh para petani sctempat. Fasilitas pelayanan yang diperlukan untuk membcrikan kernudahan produksi dan pernasaran anrara lain berupa input sarans produks• (pupuk, bibit, obat-obatan, peralatan, dan lain-lain), sarana penunjang produksi (lembaga perbankan, koperasi, listnk, dan lain-lain), serta sarana pemasaran (pasar, terminal angkutan,
saran a transportast. dan lai n-Iam ). Program pemcrintah dengan menempatkan kantor Koperasi \Jn~l Dcsa dlpandang
scbagai
(KUD) Jan Badan Usaha Unit Desa (BUUD)
pcningkatan
pcloyQna1 kepada kawasan
pcrdesaan
dalam
rnenyalurkan sarana produksi (Saprodi] maupun dalam mcna:npung basil panen.
Pelayanan kesehatan j uga mulai dilingkatkan di pusar desa maupun pusar kecamatan melalui pcmbangunan Pusat Kesehatan Mas)'arakat (Puskesmas) di setiap kecamatan dan ruskesmas Pembantu pada desa-desa tertentu, Kensep
pengembangan agropofitan
di>trik sebenarnya jug« sudah diimple1nentasi~a11
dengan cara pengembangan kawasan pemukiman baru me lalu i Pcngcm bangan Unit
Pemekiman
Transmigrasi.
Pengembangan
Kawasan
Andalan,
54
Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET), dan KSP/Pengemhangan Kawasan Sentra Produksi (Tan. 200 I).
2.2 Studi Terdahulu 2.2.1 Ha$il-h1Uil Penelitian Terdah11l11 Hasi\ penelitian Alkadri dengan menggunakan metode
(Kornlta, 2004;24) di Kola Pontianak
locauon quouent (LQ) mengongkapkan
baliwa terdapat potensi yang berbeda di antara 4 (empat) kecamatan yang menjadi objek pcnctitiannya, Dcngan rncnggunakan
vanebel pcrsentasc
dislribusi sektor ekonomi dalam Produk Domestic Regional Brun» (PDRB) berdasark an harga konsran
199:? selama 5 (lima) tanun (periode 1994-
1999) terhadap empat kecarnatan yang diamati dan Kola Pontianak sebagai wilayah
refcrensinya,
Kecamatau
didapatkan
bahwa
Pontianak. Selatan dan Kecamatan
struktur
perekonomian
Pontianak U111ra dikuasai
olch sckior Jasa-jasa, Kecametan
Pontianak Tirnur dikuasai oleh sektor
bangunan. sedangkan Kccamatae
Pontianak
Baral andal dan didominasi
olch sekror pengangkutan dan komunlkasi, Pcnelitian Syafriza! ( 1984) tcnrang aktivitas-aktivitas basis pada cmpat wilayah pembangunan
utarna yang ada di Indonesia dalam rangka
menyusun pola kebijakan pembangunan lokasi
(LQ)
rnenyirnpulkan
wilayah dengan rnetode kuusien
hahwa
scyogyanya
aktivitas
yang
dikembangkan adalah pertanian terutama tanaman pangan dan perkebunan, serta penambangan pembangunan
clan galian
A. industri
sebagai
sektor basis
pada wilayah
dan jasa pada wilayah pembangunan
B.
55
perdagangan dan industri pada wilayah pembangunan
C. dan pertanian
pada wi la yah pembangunan IJ. Potensi yang berbeda antardaerah akan turut menentukan dan
pemerintah
kebijakan
pembangunan
dalam
di daerahnya.
peren,anaa11
Di sini, pemerintah
dan
stratcgi
pelaksanaan
berupaya
agar setiap
masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan dapat hidup dalam
tingkat
kesejahteraan
~ani; setara melalui optimalisasi
pengernbangan
pctensi yang berbeda-beda rerscbur. Namur. kenyataan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan
ungkat kesejahteraan antara rnasyarakat desa
masyarakat kora. Hal ini mcndoreng
dengan
kebijakan
pembangunan
pcrh1nyo mclaksannkan
wilayah yang saling menunjang
antara daerah
pedesaan dan perkotaan, Dalam konteks di atas, pcnelitian Kasri ( 1990) yang menganalisis peranan perwilayahan pembangunan dan pusat pengembangan di Provinsi Sumatera
Barar,
pembangunan
memperhhatkan
bahwa
kebijakan
perwllayahan
dapat dicatakan bcrhasit jika ditunjang oleh kebijakan-
kcbijakan dan program-program
yang saling menunjang di antara daerah-
daerah )'ang berada dalam wilayah tersebur.
Setanjutnya. pada
knnsep
Korruta (2004) dengan lehih memfnkuskan
'smergi
antar
daerah'
dalam
pernbangunan
penelitian wilayah,
mengemukakan bahwa mcskiaun lnreraksi aruarkabupeten/kora di Provinsi
Riau sudah ada, namun sinergi pembangunan antardaerahnya wacana
baru sebatas
dan /...onscp pada lc•d pcmcrinrahan kabvparcn/kola. Dengan
rnengidentifikasi
potensi
Kabupaten
Kampar dengan
Kata Pekanbaru,
56
ditemukan bahwa sektor basis ekonomi yang menjadi arena sinergi kebijakan pembangunan
daerah antara kedua daerah ini ialah sinergi
sekror pertanian di l
pembangunan
dalarn
rangka perrumbuhan
dan
pemeralan
pembangunan dengan upaya dan kebijakan pengernbangan tata ruang dan ekonomi wi layah. Karseno ( 1990} dalam penehtiannya 1entang pengkajlan pusat-pusat pelayanan di wllayah Pasamon Barat Provinsi Surnatera Barat, rncngungkapksn
bahwa strukrur dan
organisasi
pedcsaan telah
berperan besar terhsdap penyebaran
lala
ruang wilayah dan
pengadaan
faslli11.1s pt.la ya nan pedesaan. P~neli1ian Zul Azhar { 1997) di Kola Paclane yang mcnganalisis ukuran
kota optimal
sebagai strategi perencanaan
pengembangan kota rnemperlihatkan banwa ukuran Kota Padang saat ini belum optlmal schingga perlu dilcmpuh kebijakan tentang pengembangan
rata ruang dan ekonomi.
Sedangkan
Sid in
( 1991)
yang
mcneliti
kebijaksnnaan kota-kota kedua dan wilayah pengaruhnya di Prnvinsi
Sumatera Baral, menemukan bahwa Kora Bukittinggi dan Solak diteiapkan sebagai kota kedua
karena
memiliki
berbagai
keunggulan
komparatif
dibandlngkan kota lainnya di Sumatera Barat. Hasil peneuuan Rinaldi (2004) rentang penentuan tokasl
pusat
pernerin.ahan, pusat pelayanan, dan pengembaugan kawasan sekitaruya yang optimal bagi Kabupaten
Solak Sclatan sebagat scbuah kabupatcn
baru hnsil pemekaran. terungkap bahwa Kecamatan Sangjr dengan ibukota
57
Lubuk Gadang merupakan lokasi yang paling tepat menjadi ibukota
Kabupaten Solok Selatan, karena merniliki tingkat perkernbangan tingkat
pelayanan
dan
aksesibititas
yang
lebih
tinggi
wilayah, potensinya
dioandi11g~1111 dengan kecamaten laiunya. Dari hasil·hasiJ dipahami sejumlah
penelitian yan@ rclah dilaksanakan
di aras,
dapat
pokok pikiran yang menurul penulis relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Beberapa pokok plkiran itu ialah: I.
potensi
setiap wilayah/subwdayah
berbeda dan helum dim~nfaatka~
optimal;
2. ada disparitas pcmbangunan antarwttayah/subwtlayah; 3. sinergl
enterwilayah/subwilayah
perlu diupayakau
melalu1
kebijakan
program pernbangunnn yang nyattt;
dan
4. strategi
perwilayahan
pertumbuhan mendukung
dan pusat pelayanan
seua
pengembangan
pusat
pada lokasi yang optimal
pengemhJ1ngan
keberhasitan
witayah/subwilayah pembangunan
pemcangunan
menuju pertumbuhan
turut
ekonomi
ckonomi
sena
pcrneraraan
dan pelayanan.
2.2.2 Posisi ter'hadap Penehtian Tcrdahulu Mcskq>un ada kcsarnaan dengan penehuan terdahulu.
penelitian
ini
bcrbeda karena tidak mengkaj i secara terpisah antara ldenufskas] potcnsi ekonomi
wllayah/subwilayah
berdasarkan perwilayahan
pendekaran
beserta upaya sinergi
teori basis
di satu sisi
pembangunan serta anallsis
pusat
pengernbangannya
dengan peran/fungsi pengernbangan dan
58
pelayanan berdasarkan pendekatan kurub/pusat pertumbuhan dan teori tempat sentral
di lain
sisi.
Penclitian
ini rnencoba
memanfaatkan
kombinasi kedua pendekatan rersebut untuk rnenemukan suatu rumusan strotegi pengembaagan wilayah yang paling optimal dan bersrnergi bagi Kabupaten Dharmasraya di masa yang akan datang, Secara siugkat, penelitian ini diharapkan rnenjadi salah saru kaj ian teorctik dalam mereucanakan
pembangunan
wilayah yang lebih al.om<Jdatif
dengan dukungan daya tari)( lok~i dan kerersediaan Iasillras layanan ibukota kabupaten scsuai dcngan karakteristik daerah dan sektor ekonomi basis yang dimiliki.