ARAHAN PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN WILAYAH PENGEMBANGAN IV KABUPATEN BEKASI Yunan Maulana1 , Janthy T. Hidajat. 2 , Noordin Fadholie.3
ABSTRAK Wilayah pengembangan merupakan bagian-bagian wilayah yang diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan karakteristik dan potensi yang dimilikinya, sehingga tercipta pusat pertumbuhan yang diharapkan mampu memotivasi dan membangkitkan pertumbuhan wilayah sekitarnya (hinterland) atau menjadi pusat pelayanan yang memberikan pelayanan ekonomi, sosial dan budaya bagi wilayah sekitarnya. Wilayah Pengembangan IV merupakan bagian dari rencana sistem perwilayahan Kabupaten Bekasi yang mengalami kesenjangan. Kondisi tersebut diperlukan adanya pusat-pusat pertumbuhan yang diharapkan dapat memicu pertumbuhan Wilayah Pengembangan IV. Tujuan penelitian mengetahui sektor unggulan, penentuan hirarki pusat pelayanan, dan arahan pengembangan pusat pertumbuhan Wilayah Pengembangan IV. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif meliputi deskripsi mengenai perhitungan statistik sebagai dasar analisa laju pertumbuhan, kontribusi sektor, Location Quotient (LQ), dan analisa Skalogram Guttman. Berdasarkan Hasil analisa didapatkan sektor unggulan di Kecamatan Babelan adalah sektor pertambangan dan penggalian, Kecamatan Muaragembong adalah sektor pertanian, Kecamatan Tambun Utara adalah sektor bangunan/konstruksi dan sektor perdagangan, hotel & restoran, dan Kecamatan Tarumajaya adalah sektor perdagangan, hotel & restoran dan sektor bank & lembaga keuangan lainnya. Hirarki pusat pelayanan didapatkan sebagai berikut, Hierarki I di Desa Babelan Kota, Hierarki II di Desa Pantai Makmur, Hierarki III di Desa Sriamur, dan Hierarki IV di Desa Pantai Mekar. Arahan pengembangan pusat pertumbuhan Wilayah Pengembangan IV adalah adanya rencana penambahan Desa Babelan Kota Kecamatan Babelan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) guna mendukung kawasan strategis ekonomi, Kecamatan Tarumajaya adalah merealisasikan program pembangunan infrastruktur dan program pemerintah pusat guna mendukung sistem pusat pelayanan maupun pada skala nasional. Kecamatan Tambun Utara yang diarahkan sebagai pengembangan permukiman perkotaan dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang berbasis lingkungan hunian yang nyaman dan sehat, serta Kecamatan Muaragembong adalah pembentukan kota minapolitan. Kata kunci: Sektor Unggulan, Pusat Pelayanan WP IV dan Pengembangan Wilayah.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
1
Latar Belakang Wilayah pengembangan merupakan bagian – bagian wilayah yang diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan karakteristik dan potensi yang dimilikinya, sehingga diharapkan akan tercipta pusat – pusat pertumbuhan yang mampu memotivasi dan membangkitkan pertumbuhan wilayah itu sendiri dan wilayah sekitarnya (hinterland). Oleh karena itu dalam pengembangan wilayah yang terpenting adalah bahwa wilayah tersebut mampu mengidentifikasi setiap potensi sektor-sektor potensial yang dimiliki, kemudian menganalisis untuk membuat sektor-sektor tersebut memiliki nilai tambah bagi pembangunan ekonomi daerah. Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi merupakan kawasan yang termasuk sistem PKN Jabodetabek sehingga akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah tersebut. Berdasarkan sistem perwilayahan Kabupaten Bekasi bahwa Wilayah Pengembangan IV memiliki fungsi utama sebagai simpul transportasi laut dan udara, pertambangan, industri, perumahan dan permukiman, pertanian lahan basah dan pelestarian kawasan hutan lindung. Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi memiliki potensi ekonomi yang berasal dari pertumbuhan luar yang tertuang dari arahan pengembangan RTRW Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029 seperti pembangunan pelabuhan nasional maupun internasional, pengembangan pemanfaatan gas alam (SPPBE, LNG Terminal, PLTG, dan LPG Plant), Kawasan Industri Marunda Center – International Warehouse & Industrial Estate, Kawasan Pertambangan, dan Kawasan Perikanan. Potensi tersebut ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) dimana Kecamatan Babelan dan Tarumajaya untuk kepentingan Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) yang memiliki keunggulan pengembangan ekonomi kabupaten maupun kawasan stimulasi ketertinggalan wilayah, dan Kecamatan Babelan, Tarumajaya, dan Muaragembong sebagai Kawasan Strategis SDA dan Pendayagunaan Teknologi Tinggi yang memiliki sumber alam minyak dan gas bumi, pelabuhan, dan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI). Permasalahan kesenjangan bukan hanya dilihat dari kesenjangan pendapatan, ekonomi dan aksesbilitas saja. Kesenjangan dapat juga
dilihat dari keberadaan fasilitas sosial, umum dan fasilitas komunikasi. Kesenjangankesenjangan yang timbul tidak terlepas dari konsep pengembangan yang diterapkan dalam pembangunan, konsep tata ruang yang disusun, interaksi sosial ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Berdasarkan data statistik BPS, bahwa persebaran fasilitas sosial dan umum di Wilayah Pengembangan IV tidak tersebar secara merata bahkan Kecamatan Tarumajaya yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) belum mampu memberikan pelayanan pada seluruh kecamatan di Wilayah Pengembangan IV dikarenakan jumlah fasilitas umum dan sosial serta komunikasi lebih dominan di Kecamatan Babelan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Kawasan (PKK). Perencanaan pembangunan yang hanya berorientasi pada jumlah penduduk bukan berdasarkan potensi yang dimiliki, seharusnya ditinggalkan guna mengurangi kesenjangan (Hamid ed.2001 dalam Rusmansyah, 2006). Penduduk Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi pada Tahun 2012 dihuni sebanyak 527.580 jiwa dengan kepadatan penduduk 19 jiwa/ha. lebih jelasnya disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012
1.
No
Kecamatan
1 2 3 4
Tambun Utara Babelan Tarumajaya Muaragembong Total
Luas Wilayah 3.228 5.596 5.163 13.433 27.421
Jumlah Penduduk 150.004 225.234 116.606 35.736 527.580
Tahun 2012 Kepadatan Penduduk 46 40 23 3 19
% 28,43 42,69 22,10 6,77 100
Sumber: Evaluasi Perda tentang RDTR dan PZ WP IV, 2011 Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pusat pertumbuhan dengan menganalisa sektor unggulan yang merupakan sektor potensial dikembangkan dan persebaran fasilitas pelayanan sehingga dalam analisa dapat membantu penentuan orde kota. Hal tersebut akan tergambarkan pada arahan pengembangan wilayah yang bertujuan dapat meminimalisir kesenjangan yang terjadi di Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
2
tertinggi yang dapat ditetapkan menjadi pusat pertumbuhan. (Panuju & Rustiadi, 2013).
2.
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi sektor unggulan yang dapat diprioritaskan sebagai dasar stimulan perkembangan perekonomian WP IV Kabupaten Bekasi. 2. Menentukan hirarki pusat pelayanan di WP IV Kabupaten Bekasi. 3. Menentukan arahan pengembangan pusat pertumbuhan WP IV Kabupaten Bekasi. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Pengembangan (WP) IV (zona utara) Kabupaten Bekasi yang memiliki luas 27.421,05 Ha. Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi terdiri dari Kecamatan Babelan, Kecamatan Muaragembong, Kecamatan Tambun Utara, dan Kecamatan Tarumajaya. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.(Nazir, 2003 dalam Dita, 2007). Sedangkan penelitian kuantitatif adalah metode analisa yang didasarkan pada perhitungan statistik sebagai dasar analisa sehingga dapat terukur dan disajikan dalam bentuk tabel serta uraian (Moleong, 1993 dalam Dita, 2007). Data yang diperoleh setelah dilakukan beberapa pengolahan, kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan Analisis Ekonomi seperti Laju Pertumbuhan, Kontribusi Sektor, Location Quotient (LQ) digunakan untuk menunjukan lokasi pemusatan/basis aktifitas, dan Analisis Skalogram Guttman dilakukan untuk mengetahui pusat pelayanan berdasarkan jumlah dan jenis unit fasilitas pelayanan yang ada dalam setiap daerah. Asumsi yang digunakan adalah bahwa wilayah dengan ketersediaan sarana terlengkap berada pada urutan teratas atau memiliki ranking
4. Hasil Pembahasan 1. Sektor unggulan Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi a. Kecamatan Babelan Berdasarkan hasil analisa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2009 – 2012 bahwa sektor bangunan/konstruksi dan sektor bank & lembaga keuangan lainnya merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi, dan untuk sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan drastis, namun kondisi PDRB pada sektor tersebut merupakan kontribusi tertinggi. Sedangkan hasil perhitungan dalam pembahasan Location Quotient (LQ) dari tahun 2008 – 2012 bahwa sektor basis berada di sektor pertambangan dan penggalian. Dengan demikian, sektor unggulan di Kecamatan Babelan berada di Sektor Pertambangan dan Penggalian, hal ini mengingat sektor tersebut merupakan sektor potensial yang didukung dengan arahan kebijakan Kabupaten Bekasi.
3.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persentase)
100
0 2009
2010
2011
2012
-100 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 1 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Babelan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
3
PDRB tertinggi di Kecamatan Muaragembong adalah sektor pertanian. Sedangkan kontribusi terendah berada di sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor industri pengolahan.
Kontribusi PDRB (Persentasi) 200
100
Kontribusi PDRB (Persentase) 10
0 2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa - Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 2 Diagram Kontribusi PDRB Kecamatan Babelan
0 2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa - Jasa
b. Kecamatan Muaragembong Berdasarkan hasil analisa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2009 – 2012 bahwa sektor bangunan/konstruksi merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi. dan untuk sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang mengalami laju pertumbuhan ekonomi terendah dibandingkan dengan sektor lainnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persentase) 50
0 2009
2010
2011
2012
-50 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 3 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Muaragembong
Pembahasan kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 – 2012, bahwa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 4 Diagram Kontribusi PDRB Kecamatan Muaragembong
Sedangkan hasil perhitungan dalam pembahasan Location Quotient (LQ) dari tahun 2008 – 2012, bahwa sektor yang tergolong basis berada di sektor pertanian, sektor listrik, gas dan air minum, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Meningkatnya pendapatan daerah setiap tahunnya dari sektor pertanian menandakan bahwa sektor tersebut sangat berpotensial, mengingat sebagian besar penggunaan lahannya adalah berupa sawah dan tambak ikan, sehingga sektor tersebut merupakan mata pencaharian inti masyarakat Kecamatan Muaragembong. Dengan demikian, sektor unggulan di Kecamatan Muaragembong adalah sektor pertanian. c. Kecamatan Tambun Utara Berdasarkan hasil analisa laju pertumbuhan ekonomi dari tahun 2009 – 2012 bahwa sektor bangunan/konstruksi merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi, dan untuk sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang tidak memiliki laju pertumbuhan ekonomi karena Kecamatan Tambun Utara tidak memiliki sumber daya alam tersebut.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
4
Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persentase)
40
20
0 2009
2010
2011
2012
-20 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Minum
Bangunan/Kontruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa-Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 5 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Tambun Utara
Pembahasan kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 – 2011, bahwa kontribusi PDRB tertinggi didominasi di oleh sektor jasa – jasa, namun pada tahun 2012 sektor tersebut mengalami penurunan. Sehingga tahun 2012 sektor bangunan/konstruksi menjadi kontribusi tertinggi pada wilayah tersebut. Sedangkan untuk kontribusi dengan persentase terendah berada di sektor pertambangan dan penggalian karena wilayah tersebut tidak mendapatkan penghasilan daerah dari sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi PDRB (Persentase)
Sedangkan hasil perhitungan dalam pembahasan Location Quotient (LQ) dari tahun 2008 – 2012, bahwa sektor basis berada di sektor bangunan/konstruksi, sektor jasa – jasa, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor perdagangan, hotel & restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Jika dikaji pada struktur ekonomi, bahwa pendapatan tertinggi Kecamatan Tambun Utara berada di Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran. Selain itu, berdasarkan hasil analisa ekonomi bahwa sektor bangunan/konstruksi menjadi nilai tertinggi dan basis. Dengan demikian, sektor unggulan di Kecamatan Tambun Utara adalah Sektor Bangunan/Konstruksi dan Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran. Hal tersebut berdasarkan pertimbangan potensial dan distribusi PDRB tertinggi serta ditunjang dengan arahan kebijakan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi Tahun 2011, bahwa Kecamatan Tambun Utara diarahkan sebagai permukiman perkotaan. d. Kecamatan Tarumajaya Berdasarkan hasil analisa laju pertumbuhan ekonomi, bahwa pada tahun 2009 sektor perdagangan, hotel & restoran mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi, tetapi sektor tersebut tidak bertahan lama karena pada tahun 2011 – 2012 sektor bank & lembaga keuangan lainnya mengalami pertumbuhan ekonomi yang drastis. Laju Pertumbuhan Ekonomi (Persentase)
100
5
0 2009
2010
2011
2012
0 2008
2009
2010
2011
2012
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa - Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 6 Diagram Kontribusi PDRB Kecamatan Tambun Utara
-100 Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa - Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 7 Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Tarumajaya
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
5
Pembahasan kontribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2008 – 2012, bahwa kontribusi PDRB tertinggi terletak pada sektor pertanian. Namun kontribusi tersebut tidak setiap tahunnya mengalami peningkat, pada tahun 2008 – 2010 kontirbusi sektor pertanian mengalami penurunan, akan tetapi tahun 2011 – 2012 mengalami peningkatan. Sedangkan untuk kontribusi dengan persentase terendah berada di sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi PDRB (Persentase)
2. Hierarki Pusat Pengambangan IV
10
0 2008
2009
2010
hotel & restauran dimana sektor tersebut merupakan pendapatan tertinggi daerah, dan sektor bank & lembaga keuangan lainnya adalah hasil analisa yang menunjukan nilai tertinggi pada laju pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, sektor unggulan di Kecamatan Tarumajaya berada di Sektor Perdagangan, Hotel & Restauran, dan Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.
2011
2012
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan/Konstruksi
Perdagangan, Hotel & Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
Bank & Lembaga Keuangan Lainnya
Jasa - Jasa
Sumber: Hasil Analisa, 2015 Gambar 8 Diagram Kontribusi PDRB Kecamatan Tarumajaya
Hasil analisa dalam pembahasan Location Quotient (LQ) dari tahun 2008 – 2012, bahwa sektor basis berada di sektor pertanian, sektor bank & lembaga keuangan lainnya, sektor jasa – jasa, , sektor listrik, gas dan air minum, sektor perdagangan, hotel & restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Berdasarkan arahan kebijakan RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2011 – 2031, bahwa Kecamatan Tarumajaya diarahkan sebagai Kawasan Strategi Ekonomi yang memiliki keunggulan pengembangan ekonomi kabupaten maupun kawasan stimulasi ketertinggalan wilayah dan sebagai Kawasan Strategi Sumber Daya Alam (SDA) dan Pendayagunaan Teknologi Tinggi yang berfungsi sebagai sumber alam minyak dan gas bumi, pelabuhan, dan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI), dan Kecamatan Tarumajaya yang diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) sehingga penetapan sektor unggulan akan sesuai jika berada pada sektor perdagangan,
Pelayanan
Wilayah
Dalam hubungan dengan pertumbuhan kota, teori tempat sentral menyatakan bahwa fungsifungsi pokok pusat kota adalah sebagai pusat pelayanan bagi wilayah komplementernya (wilayah belakangnya). Dengan demikian, guna mendukung analisa Skalogram Guttman ruang lingkup persebaran fasilitas secara administratif berada di pusat kota (Ibu Kota Kecamatan). Adapun ruang lingkup analisa tersebut antara lain Desa Babelan Kota (Kecamatan Babelan), Desa Pantai Makmur (Kecamatan Tarumajaya), Desa Sriamur (Kecamatan Tambun Utara), dan Desa Pantai Mekar (Kecamatan Muaragembong). Hasil analisa menunjukan Hierarki I terletak pada Desa Babelan Kota, Hierarki II di Desa Pantai Makmur, Hierarki III di Desa Sriamur, dan Hierarki IV di Desa Pantai Mekar.
3. Arahan Pengembangan Wilayah Zona Utara Kabupaten Bekasi (Wilayah Pengembangan IV) Dalam mengembangkan suatu wilayah diperlukan keterpaduan dalam penggunaan
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
6
berbagai sumber daya, meningkatkan keserasian antar kawasan, keterpaduan antar sektor pengembangan melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pengembangan berkelanjutan. Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar perencanaan pembangunan daerah, dimana daerah memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan potensi daerah demi mempercepat pembangunan ekonomi daerah untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Kecamatan Muaragembong berupa Sektor Pertanian, Kecamatan Tambun Utara berupa Sektor Bangunan/Konstruksi dan Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, dan Kecamatan Tarumajaya berupa Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dan Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. 2. Hasil analisa Skalogram Guttman menunjukan pusat pelayanan atau Hierarki I berada di Desa Babelan Kota, Hierarki II berada Desa Pantai Makmur, Hierarki III berada di Desa Sriamur, dan Hierarki IV berada di Desa Pantai Mekar. 3. Arahan pengembangan pusat pertumbuhan Wilayah Pengembangan IV didasari atas persandingan antara kebijakan dengan sektor unggulan dan hierarki perkotaan. Kecamatan Babelan adalah peningkatan zona pada fungsi lahan agar tercipta pembangunan berkelanjutan dan mendukung Kecamatan Babelan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Kecamatan Tarumajaya adalah merealisasikan program pembangunan infrastruktur dan program pemerintah pusat guna mendukung sistem pusat pelayanan maupun pada skala nasional. Kecamatan Tambun Utara adalah pengembangan permukiman perkotaan dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang berbasis lingkungan hunian yang nyaman dan sehat. Kecamatan Muaragembong adalah pembentukan kota minapolitan. 6.
Gambar 9 Arahan Pengembangan Wilayah Zona Utara Kabupaten Bekasi
5.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang diperoleh dari wilayah studi dan analisis yang dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan tujuan studi, antara lain: 1. Analisa aktifitas ekonomi terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku menghasilkan sektor unggulan di Kecamatan Babelan berupa Sektor Pertambangan dan Penggalian,
Saran Adapun saran dalam mendukung pengembangan pusat pertumbuhan di Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi, yaitu: 1. Menciptakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai buffer di kawasan industri dan pertambangan. 2. Memonitoring dan mengendalikan perkembangan pembangunan yang cenderung linear atau mengikuti pola aliran sungai sehingga dapat menyelesaikan permasalahan bangunan berada di sempadan sungai yang mengakibatkan dampak pencemaran lingkungan. 3. Memperbaiki infrastruktur lingkungan di Wilayah Pengembangan IV sehingga tercipta lingkungan hunian yang nyaman, sehat, dan bersih. 4. Membangun dan meningkatkan sarana transportasi, seperti terminal dan sarana
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
7
angkutan umum. Karena di Wilayah Pengembangan IV tidak ada terminal dan angkutan umum yang masih kurang serta trayek angkutan umum tidak mencakup ke seluruh wilayah. 5. Peningkatan infrastruktur jalan, baik jalan kolektor primer maupun kolektor sekunder guna mendukung pusat pelayanan dengan wilayah sub pusat pelayanan sehingga dapat berjalan dengan baik. 6. Mendukung Kecamatan Babelan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) guna mendukung kawasan strategi ekonomi, sehingga terdapat dua pusat pelayanan kawasan pada Wilayah Pengembangan IV Kabupaten Bekasi
9)
10)
11) DAFTAR PUSTAKA 1) Adisasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah: Konsep dan Teori. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. 2) [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 – 2029. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2013. 3) [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Tahun 2011 – 2031. Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 12 Tahun 2011. 4) [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Evaluasi Pemanfaatan Ruang Kabupaten Bekasi Tahun 2011. Bekasi. 5) [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Studi Penyusunan Tatanan Transportasi Lokasl Kabupaten Bekasi Tahun 2008. Bekasi. 6) [BSN] Badan Standardisasi Nasional Nomor SNI 03 – 1733 – 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. 7) Dinas Tata Ruang dan Permukiman. 2014. Penyusunan Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Wilayah Pengembangan IV (Zona Utara) Tahun 2011. Bekasi. 8) Dinas Tata Ruang dan Permukiman. 2014. Rencana Teknik Ruang Kawasan Pesisir
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
Pantai Utara Tahap IV Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi Tahun 2011. Bekasi. Hestuadiputri, Dita. 2007. Peran Dan Fungsi Ibu Kota Kecamatan Lasem Sebagai Pusat Pertumbuhan Di Kabupaten Rembang. [Tesis]. Semarang: Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Panuju, Dyah R., Rustiadi, Ernan. 2013. Teknik Analisis Perencanaan Pengembangan Wilayah [Edisi Pertama]. Bogor: Penerbit Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. [Pemda] Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Kabupaten Bekasi Dalam Angka. BPS. [Pemda] Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Kecamatan Babelan Dalam Angka. BPS. [Pemda] Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Kecamatan Muaragembong Dalam Angka. BPS. [Pemda] Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Kecamatan Tambun Utara Dalam Angka. BPS. [Pemda] Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi. 2014. Kecamatan Tarumajaya Dalam Angka. BPS. Rusmansyah. 2006. Arahan Pengembangan Kawasan Barat Kabupaten Bangka. [Tesis]. Semarang: Program Studi Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah [Edisi Revisi]. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
PENULIS 1. Yunan Maulana, ST., Alumni (2015) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak 2. Dr. Ir. Janthy T. Hidajat, M.Si., Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak. 3. Ir. Noordin Fadholie, M.Si. Staf Dosen Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, FT-Unpak.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor
8