perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010
SKRIPSI
Oleh : HARSI PUSPITA RINI K7406086
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI commit to user KECIL CARICA UNTUK
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010
Oleh : HARSI PUSPITA RINI K7406086
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user HALAMAN PERSETUJUAN
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Januari 2011
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sunarto, M.M NIP:1954 08 06 1980 03 1 002
Dra. Dewi Kusuma W, M.Si NIP:1970 03 26 1998 02.2.001
PENGESAHAN commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 5 Januari 2011
Tim Penguji Skripsi:
Tanda Tangan
Ketua
: Sudarno, S.Pd, M.Pd
1……
Sekertaris
: Dra. Mintasih, I, M.Pd
Anggota I
: Drs. Sunarto, MM
Anggota II
: Dra. Dewi Kusuma W, M.Si
2……. 3……..
Disahkan Oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 1960 07 27 1987 02 1 001 commit to user ABSTRACT
4
4…….
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harsi Puspitarini. STRATEGY OF DEVELOPING CARICA HOME INDUSTRY TO INCREASE INCOME IN WONOSOBO REGENCY 2010. Thesis Surakarta : Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, Januari 2011. The aim of this research is :(1) To know the application strategy of developing Carica home industry in Wonosobo regency in 2010. (2) To know the constraint that faced by Carica home industry to increase the development home industry in Wonosobo regency in 2010. (3) To know the influence of the development strategy of Carica home industry to the producens’ income in Wonosobo regency. The Research used qualitative descriptive method. The technique of getting the sample was purposive sampling with snowball sampling. The techniques of collecting the data were used interview, observation, and documentation technique. The technique of analyzing the data was analysis SWOT which is applicated by interactive method. The validity of the data that is used source triangulation technique and triangulation method. Based on the result of research can be concluded that : (1) By doing the strategy of developing in Carica home industry, can give the advantages the developing and increasing income Carica producen in Wonosobo regency. the factors that can be developed, such as: capital, technology, management, market, organization, business, miter business. (2) The contraints that’s faced by Carica home industry as same as with the other home industries in general, such as lack of capital, the use of
traditional technology, less regulafior of management
process, and material problem. (3) The efforts that can done by producen, such as using combination of strengths, weaknesses, opportunites and threats. That is combination of strengths and opportunites, strengths and threats, weaknesses and opportunites, weaknesses and threats. commit to user ABSTRAK
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Harsi Puspitarini. STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010 Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Januari 2011 Tujuan penelitian ini adalah untuk :. (1) Untuk mengetahui penerapan strategi pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010. (2) Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica dalam meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun 2010. (3) Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica terhadap pendapatan pelaku industri carica (pengrajin) di Kabupaten Wonosobo tahun 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan cara snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis SWOT yang diaplikasikan dalam metode interaktif. Validitas data yang digunakan adalah dengan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Dengan melakukan strategi pengembangan pada sentra industri kecil Carica, dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan pendapatan para pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo. Faktor-faktor dikembangkan
antara
lain
ialah
modal,
teknologi,
yang dapat
manajemen,
pasar,
kelembagaan, kewirausahaan dan kemitraan usaha. (2) Kendala-kendala yang dialami oleh sentra industri kecil Carica sama halnya dengan industri kecil pada umumnya, antara lain kekurangan modal, penggunaan teknologi sederhana, proses manajemen yang kurang teratur, dan masalah bahan baku.(3)Upaya-upaya yang commit to user dapat dilakukan oleh pengrajin antara lain yaitu dengan memanfaatkan kombinasi
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dari kekuatan (strength) kelemahan (Weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats), yaitu kombinasi kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang dan kelemahan dengan ancaman.
commit to user
MOTTO
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.” ( Q. S. Al Baqoroh : 286 ) “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( Q.S. Al Insyirah : 6 )
commit to user
PERSEMBAHAN 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya ini ku persembahkan teruntuk Bapak Ibu tercinta (Suharto dan Titik Wulandari) atas do’a, semangat dan kasih sayangnya Keluarga kecil Kakak ku yang selalu mendukung (mbak.sari, mas.andi, dedek faris) Adi ku yang selalu menyayangiku (Puput Adi Irawan)
Andre Bastian Ariyadi yang selalu membantuku dan menyemangatiku Sahabat-sahabat terhebat ku (, Deny, Eka, Restuti, Dian , Dyah, Kemi, Nia, Septi, Lya, Inung, Nita, Riris, Hery, Handoko, Gozali) terimakasih untuk persahabatan ini. Kos Putri Agung ( Teteh, Ani, Mpeb, Ari, Tika, Defi, Yaya, Kisna, Isna, afa, nela, ana, sita, ita, windi, nanda, anis, dan Tria,yanti) terimakasih untuk bantuan, semangat dan kecerian kalian Teman-teman seperjuangan nunggu dosen (Iwon, pak pik,,riky,ardi,ari s, mbak ratna, nida, parwa,yani) tetap semangat ya Teman-teman seperjuangan PTN”06, Kawan kita ukir kenangan terindah bersama Almamater KATA PENGANTAR commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Pendidikan Ekonomi bidang Keahlian Pendidikan Tata Niaga pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL CARICA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PENGRAJIN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2010 ini penulis mendapatkan bimbingan , petunjuk , dan dukungan yang berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik dan dari lubuk hati yang terdalam secara tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. DR. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketau Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Sutaryadi, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penytusunan skripsi ini. 4. Sudarno, S.Pd selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin penyusunan skripsi commitpembimbing to user 5. Drs. Sunarto, M.M selaku I yang telah memberikan
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si
selaku pembimbimg II yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 7. Tim penguji skripsi, yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan bangku kuliah. 8. Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesaikannya skripsi ini. 9. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan bantuan serta memperlancar penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun, yang sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka khasanah ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta,
Desember 2010
Penulis
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................
v
HALAMAN MOTTO.......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
ix
KATA PENGANTAR......................................................................................
x
DAFTAR ISI....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL............................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Perumusan Masalah.....................................................................
6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................
9
A. Tinjauan Pustaka..........................................................................
9
B. Kerangka Berpikir.......................................................................
27
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................
29
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... commit to user B. Bentuk dan Strategi Penelitian.....................................................
29
12
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Sumber Data................................................................................
31
D. Teknik Sampling..........................................................................
32
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
33
F. Validitas Data..............................................................................
36
G. Analisis Data................................................................................
38
H. Prosedur Penelitian......................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................
45
A. Deskripsi Lokasi Penelitian.........................................................
45
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian..............................................
48
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori.............
56
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.......................................
72
A. Simpulan......................................................................................
72
B. Implikasi .....................................................................................
73
C. Saran ...........................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
75
LAMPIRAN.....................................................................................................
78
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Pemikiran.....................................................................................
28
2. Model Analisis Interaktif..............................................................................
40
3. Prosedur Penelitian.......................................................................................
43
4. Gambar Matrik SWOT.................................................................................
67
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008 .......................
3
1.2 Data UKM Pengolah Carica .....................................................................
5
3
Matrik SWOT ...........................................................................................
42
4.1 Komposisi Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008.........................
46
4.2 Tingkat Pendidikan penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008...........
46
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi...................................................
78
2. Pedoman Wawancara....................................................................................
79
3. Daftar Nama Informan.................................................................................
85
4. Field Note...................................................................................................
87
5. Triangilasi Sumber....................................................................................... 152 6. Triangulasi Metode ..................................................................................... 163 7. Dokumentasi................................................................................................ 166 8. Peta Produksi Carica................................................................................... 173 9. Lembar Observasi......................................................................................... 174 10 . Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi................................................. 175 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian.............................................................. 176 12 : Surat Ijin Menyusun Skripsi...................................................................... 178 13: Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian…………........................ 179
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user 17
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk salah satu negara Agraris yang sebagian penduduknya bertempat tinggal di pedesaan, dan menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Namun akibat dari pertumbuhan penduduk yang pesat dan penyebarannya yang tidak merata menyebabkan lahan pertanian semakin menyempit. Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan kesempatan di luar sektor pertanian yang dapat menopang kelangsungan hidup mereka. Bekerja pada sektor industri kecil, merupakan salah satu alternatif dalam usaha mengembangkan kesempatan kerja dan menambah penghasilan bagi masyarakat sekitar. Melalui sektor industri kecil dan menengah diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat. Salah satu tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan pengembangan ekonomi yang sudah dilaksanakan adalah dengan melihat nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan adanya data tersebut dapat diketahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan juga tingkat kemakmuran penduduk. Berikut laju pertumbuhan tiap sektor di kabupaten Wonosobo dari tahun 2005 – 2008. Tabel : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Wonosobo 2005-2008 No 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Sektor / tahun Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Komunikasi Bank, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB / GRDP Sumber: BPS kabupaten Wonosobo tahun 2008
2005 3.14 3.14 1.89 3.97 3.38 3.62 2.39 3.14 3.22 3.19
2006 3.34 3.34 2.77 0.32 3.06 4.03 2.75 2.68 3.14 3.24
2007 3.31 3.31 2.70 2.59 4.34 4.56 5.89 3.98 2.89 3.58
2008 3.36 3.36 2.55 3.07 4.39 4.09 5.88 4.17 3.18 3.69
Berdasarkan data di atas PDRB kabupaten Wonosobo mengalami commit to user peningkatan. Tahun 2005 sebesar 3.19 kemudian meningkat menjadi 3.24 di tahun
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2006 ,dan 3.58 pada tahun 2007 serta 3.69 pada tahun 2008. Meskipun tidak semua sektor selalu mengalami kenaikan sebagai contoh sektor pertanian dari tahun 2005 yaitu 3.14 meningkat 3.34 dan turun menjadi 3.32 dan pada tahun 2008 meningkat lagi menjadi 3.36, namun secara garis besar hal tersebut tidak mempengaruhi tingkat pertumbuhan PDRB kabupaten Wonosobo. Dilihat dari komposisi PDRB kabupaten Wonosobo merupakan daerah Agraris, hampir setengah dari PDRB daerah ini disumbang oleh sektor pertanian. Selain sektor pertanian masih ada sektor lain antara lain peternakan dan perdagangan, dimana terdapat beberapa komoditi yang telah berhasil menembus pasar dunia antara lain kayu olahan, teh hitam, nata de coco dan makanan olahan seperti Carica, keripik jamur, purwaceng, dan lain-lain. Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB) hanya 56,7 persen dan dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99 persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen
dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas,
14/12/2001). Walaupun krisis ekonomi telah memporakporandakan kehidupan bidang usaha besar dan menengah, ternyata usaha kecil tetap tegar dan berjalan marak dikawasan kehidupan ekonomi tingkat bawah. Menurut tim bisnis UKM (2001) ada beberapa alasan kenapa usaha kecil masih bisa bertahan dan cenderung meningkat jumlahnya pada masa krisis antara lain: 1. Sebagian besar usaha kecil memproduksi barang konsumsi dan jasajasa dengan elastisitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka
tingkat
pendapatan
rata-rata
masyarakat
tidak
banyak
berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan. Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan. 2. Sebagian besar industri kecil tidak mendapatkan modal dari bank. Implikasinya keterpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhi sektor ini. commit user terbatas dan pasar yang bersaing. 3. Usaha kecil mempunyai modaltoyang
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
Dampaknya usaha kecil mempunyai spesialisasi produk yang ketat. Hal ini memungkinkan usaha kecil mudah untuk berpindah dari usaha yang satu ke usaha yang lain. 4. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan menyebabkan sektor formal banyak memberhentikan pekerjanya. Para penganggur tersebut memasuki sektor informal, melakukan kegiatan usaha yang umumnya berskala kecil, akibatnya jumlah usaha kecil meningkat. Pada masa krisis ekonomi yang berkepanjangan, usaha kecil dapat bertahan dan mempunyai potensi untuk berkembang. Dengan demikian, usaha kecil dapat dijadikan andalan untuk masa yang akan datang dan harus didukung dengan kebijakan-kebijakan yang kondusif, serta persoalan-persoalan yang menghambat usaha-usaha pemberdayaan usaha kecil yang harus dihilangkan. Dalam Aloysius Gunadi Brata (2003) Setidaknya terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang belakangan ini memandang penting keberadaan UKM. Alasan pertama adalah karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya UKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar (Berry, dkk, 2001). Kuncoro (2000) juga menyebutkan bahwa industri kecilt di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha dan mendukung pendapatan rumah tangga. Dihampir setiap daerah banyak tumbuh sentra-sentra industri rumah tangga yang menjadi andalannya masing-masing. Seperti di kabupaten Wonosobo yang mempunyai potensi alam yang tinggi mempunyai hasil bumi yang beranekaragam. Salah satunya adalah buah pepaya merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Sekarang ini ditemukan satu spesies buah pepaya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diperkirakan akan menjadi buah yang penting dalam perekonomian Indonesia. Buah tersebut dikenal dengan nama pepaya Gunung atau pepaya kecil dan biasa disebut Carica (Carica to user pubescens) (Hidayat, 2001). Namacommit latin buah Carica ini adalah Carica Pubescens
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau Carica Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau di antara penduduk setempat dikenal sebagai gandul Dieng. Bedanya, jika pepaya biasa lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan matahari, maka Carica termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat tinggi basah, 1.500-3.000 di atas permukaan laut, memerlukan temperatur yang cukup dingin, dan banyak hujan. Kondisi tersebut sangat cocok dengan iklim Dataran Tinggi Dieng di Wonosobo. Tinggi pohon Carica dapat mencapai 5 m dengan 4-7 cabang. Buahnya berbentuk seperti granat dengan panjang 6-15 cm dan lebar diameter 3-8 cm, dengan lima sudut memanjang dari pangkal ke ujung, sewaktu muda berwarna hijau dan menjadi kuning atau jingga di saat masak. Tanaman tersebut sebenarnya sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat di dataran tinggi Dieng dan sudah diolah menjadi produk manisan dalam sirup, akan tetapi keterbatasan pengetahuan dan keterbatasan dana membuat budidaya maupun usaha pengolahannya masih dalam skala kecil dan hanya dipasarkan di pasar lokal serta dengan pengolahan yang sederhana. Pengkajian lebih mendalam tentang prospek buah tersebut sangat diperlukan terutama usaha pengolahan dan budidaya buah tersebut. Sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo ini awalnya hanya membuat produk berupa manisan Carica, tetapi lambat laun produk yang dihasilkan semakin beragam. Contoh produk yang diproduksi antara lain adalah manisan Carica, sirup Carica , selai Carica,dan jus Carica. Strategi pengembangan industri berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat di sekitar sentra industri. Berkaitan dengan hal tersebut, berikut disajikan data UKM Pengolah Carica yang dapat dijadikan referensi.
Tabel 1.2 Data UKM Pengolah Carica NAMA PRODUSEN (UKM)
KAP.PRODUKSI / BULAN
TON
BOTOL
NILAI RUPIAH/ BLN
commit to CARTON
user
NILAI RUPIAH / THN
SDM LANGSUNG
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Yuasafood Podang Mas Selera Marina Tiara Dian rasa Telaga Mas Panorama Cendawan Mas Candi Dieng AA Golden Sun Rise Sukses Maju Makmur Dianeka Baried Adelweis Adib Putra Trisakti Amin Dieng Plateau Ciptoroso Mandiri Tiga Daun
BUAH 16 15 12 3 3 3 10 1 15
40.0000 37.500 30.000 7.500 7.500 7.500 25.000 2.500 37.500
3.333 3.125 2.500 625 625 625 2.083 208 3.125
283.333.333 265.625.000 212.500.000 537.500.000 537.500.000 537.500.000 177.083.333 17.708.333 265.625.000
3.400.000.000 3.187.500.000 2.550.000.000 637.500.000 637.500.000 637.500.000 2.125.000.000 212.500.000 3.187.500.000
25 25 12 4 4 4 16 3 26
5 8 3 5 3 3 5 5 5 5 5 130
12.500 20.000 7.500 12.500 7.500 7.500 12.500 12.500 12.500 12.500 12.500 325.000
1.042 1.667 625 1.042 625 625 1.042 1.042 1.042 1.042 1.042 27.083
88.541.667 141.666.667 537.500.000 88.541.667 537.500.000 537.500.000 88.541.667 88.541.667
1.062.500.000 1.700.000.000 637.500.000 1.062.500.000 637.500.000 637.500.000 1.062.500.000 1.062.500.000
6 6 4
88.541.667 88.541.667 88.541.667 2.802.083.33 3
1.062.500.000 1.062.500.000 1.062.500.000 27.625.000.00 0
6 6 6 179
4 4 4
6 6
Sumber: Data Asosiasi Pengrajin Carica Tahun 2009 Berdasarkan data UKM Pengolah Carica di atas dapat dilihat bahwa terdapat 25 UKM Carica di Wonosobo. Dimana setiap bulannya antara UKM yang satu dengan UKM yang lainnya memiliki kebutuhan buah Carica yang berbeda-beda, sebagai contoh Yuasafood tiap bulan membutuhkan 16 ton buah Carica untuk produksi, sedangkan sunrise tidak memberikan data yang pasti berapa ia membutuhkan buah Carica
tiap bulan karena produksinya tidak
menentu. Dilihat dari data diatas petani tiap bulan minimal harus menyetok 130 ton Carica untuk 25 UKM. Wilayah pemasaran Carica sendiri untuk lokal dan nasional baru digarap sebesar 35% selain itu berpeluang juga untuk pasar ekspor. Sampai saat ini permintaan dari konsumen belum dapat dipenuhi hal tersebut dikarenakan beberapa sebab selain masalah kekurangan pasokan bahan baku terdapat permasalahan faktor teknologi dan permodalan yang menjadi permasalahan para commit to user pengrajin Carica. Kekurangan pasokan bahan baku dikarenakan selama ini
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembudayaan Carica masih belum maksimal. Selain itu sebagian besar para pengrajin Carica masih banyak yang menggunakan teknologi sederhana dalam proses produksi. Melihat tingginya permintaan dan peluang pasar terhadap produk Carica, dapat di katakan bahwa sentra industri kecil Carica bisa bertahan dan dapat dijadikan sebagai mata pencaharian masyarakat sekitarnya dan hal itu tidak lepas dari faktor strategi pengembangan industri kecil Carica yang benar. Melihat begitu pentingnya strategi pengembangan bagi sentra industri
kecil Carica,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul STRATEGI PENGEMBANGAN
INDUSTRI
MENINGKATKAN
PENDAPATAN
KECIL PENGRAJIN
CARICA DI
UNTUK
KABUPATEN
WONOSOBO TAHUN 2010 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan strategi pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010? 2. Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica dalam meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun 2010? 3. Bagaimana pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica terhadap pendapatan pengrajin industri Carica? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk
mengetahui
penerapan
strategi
pengembangan industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010. 2. Untuk mengetahui Kendala-kendala apa yang dihadapi industri kecil Carica dalam meningkatkan pengembangan industri Kabupaten Wonosobo tahun commit to user 2010.
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pengembangan industri kecil Carica terhadap pendapatan pengrajin industri carica di Kabupaten Wonosobo tahun 2010. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk Penulis 1) Memperluas wawasan dan pengetahuan di bidang stategi usaha serta menerapkan teori-teori strategi pengembangan dalam kondisi rill di lapangan khususnya pada sentra industri Carica di kabupaten Wonosobo. 2) Mengetahui secara lebih jelas bagaimana implikasi teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah terhadap realita yang terjadi di lapangan khususnya sentra industri Carica di kabupaten Wonosobo. b. Untuk Pengrajin Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pemasaran mengenai strategi pengembangan industri kecil. 2. Manfaat Praktis a. Untuk Penulis 1) Penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan berupa teori-teori terutama berkaitan dengan strategi pengembangan industri kecil. 2) Penelitian
ini
diharapkan
dapat
digunakan
sarana
untuk
membandingkan antara teori dengan praktek dan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
b.
Untuk Pengrajin commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Untuk memberikan sumbangsih pemikiran bagi para pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo guna kelangsungan usahanya terkait dengan strategi pengembangan yang digunakan. 2) Dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi pengrajin dan calon pengrajin dalam mengembangkan dan melestarikan usaha kecil Carica. c.
Untuk Pembaca
Menambah referensi bagi para pembaca agar dapat mengetahui tentang strategi pengembangan sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
9
LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Industri Kecil a. Pengertian Industri Kecil Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegitan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Definisi industri kecil sebagaimana
dimaksud
menurut
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Industri kecil dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,00. Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa industri kecil skala usahanya tergolong begitu besar dan masih memerlukan bantuan serta pembinaan yang berkelanjutan Biro Pusat Statistik mendefinisikan industri kecil sebagai berikut: Usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan mengolah bahan dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang jadi, atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang menjadi lebih nilainya dengan maksud untuk dijual, dengan jumlah pekerja lebih sedikit 5 orang dan paling banyak 19 orang termasuk pengusaha.
commit to user
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Badan Pusat Statistik (1999:250) mengklasifikasikan industri menjadi empat lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha yaitu: 1) Industri rumah tangga dengan pekerja sebanyak 1-4 orang 2) Industri kecil dengan pekerja sebanyak 5-19 orang 3) Industri kecil menengah dengan pekerja sebanyak 20-99 orang 4) Industri besar dengan pekerja sebanyak 100 orang Menurut pembagian ini, yang dimaksud industri kecil adalah perusahaan atau industri yang dapat mempekerjakan antara 5 sampai 19 orang. b. Kategori Industri Kecil Berdasarkan eksistensi dinamikanya industri kecil dan kerajinan rumah tangga Indonesia dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu: 1) Industri Lokal Yaitu kelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidup kepada pasar setempat yang terbatas serta relatif terbesar dari segi lokasinya. Skala usaha kategori ini umumnya sangat kecil dan mencerminkan suatu pola pengusahaan yang bersifat subsistem dimana pemasaran produksinya ditangani sendiri, jasa pedagang perantara boleh dikata kurang menonjol. 2) Industri Sentral Yaitu kategori industri yang segi satuan usaha mempunyai skala kecil tetapi membentuk pengelompokan atau kawasan produksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis. Ditinjau dari target pemasarannya umumnya menjangkau pasar yang lebih luas dari pada yang pertama, sehingga jasa pedagang perantara menjadi lebih menonjol. 3) Industri Mandiri Yaitu kategori industri yang mempunyai sifat-sifat industri kecil namun telah berkemampuan beradaptasi teknologi yang cukup canggih. commit to user Pemasaran hasil produksi relatif tidak tergantung pada peranan pedagang
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perantara. c. Ciri-ciri Industri Kecil Sedangkan ciri-ciri industri kecil menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 ialah: 1) Jenis barang / komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti. 2) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat. 3) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. 4) Sumber daya manusianya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai. 5) Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah. 6) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses lembaga keuangan non bank 7) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Sedangkan Menurut Tulus TH. Tambunan (2009) ciri-ciri industri kecil ialah: 1) Biasanya beroperasi di sektor informal;usahanya tidak terdaftar 2) Dijalankan oleh pemilik; tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal, manajemen dan struktur organisasi formal, sistem pembukuan formal. 3) Kebanyakan menggunakan anggota-anggota keluarga tidak dibayar. 4) Derajat mekanisme sangat rendah / umumnya manual; tingkat teknologi sangat rendah 5) Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok commit to user berpendapatan rendah
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin;motivasi utama (survival) 7) Kebanyakan pakai bahan baku lokal dan uang sendiri 8) Kebanyakan tidak punya akses ke program-program pemerintah dan tidak punya hubungan-hubungan bisnis dengan Industri besar. 9) Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat tinggi. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri industri kecil yaitu: 1) Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah; 2) Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindahpindah; 3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha; 4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP; 5) Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha; 6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal; 7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. d. Peranan Industri Kecil Menurut Tulus TH. Tambunan (2009) Industri Kecil memiliki beberapa peranan penting antara lain membuka kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan commit to user kemiskinan, dan juga sebagai pembangunan ekonomi pedesaan. Sedangkan
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menurut (Tiktik Sartika Parmoto dan Abd Rochman Soejoedono 2002) industri kecil memiliki beberapa peranan yaitu: 1) Merupakan subjek diskusi dan menjadi perhatian pemerintah karena industri kecil tersebut menyebar dimana-mana, dan dapat memberi kesempatan kerja yang potensial. 2) Industri kecil menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angkatan kerja lagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan. Pentingnya peranan dan kedudukan sektor industri memang tidak bisa dibantah, tidak hanya oleh masyarakat pedesaan saja tetapi juga pemerintah. Industri kecil telah memegang peranan penting dalam mendukung programprogram pembangunan ekonomi, khususnya di dalam membantu menyerap kelebihan tenaga kerja dari sektor pertanian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Mudrajat Kuncoro, 2000: 311) sebagai berikut: Industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam industri manufaktur ditinjau dari sisi jumlah usaha dan daya serap tenaga kerja. Dari total unit usaha manufaktur di Indonesia sebanyak 1524 juta; ternyata 99,2 % merupakan unit usaha IKRT. IKRT dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20 orang mampu menyediakan kesempatan kerja sebesar 67,3 % dari kesempatan kerja total. Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada IKRT memperlihatkan betapa pentingnya peranan IKRT dalam membantu memecahkan masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut nampak bahwa industri kecil mempunyai kedudukan yang penting baik dalam perekonomian negara maupun manfaat (social benefits). Manfaat sosial industri kecil adalah bahwasanya industri kecil dapat menciptakan peluang berusaha yang luas dengan pembiayaan yang relatif murah. Hal ini sejalan dengan kenyataan bahwa tingkat keahlian dan daya dukung permodalan dari
pengusaha pada umumnya masih rendah.
Industri kecil turut mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi commit to user tabungan domestik. Hal ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa industri kecil
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
cenderung memperoleh modal dari tabungan pengusaha sendiri, atau tabungan keluarga dan kerabatnya. Industri kecil mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang, karena industri kecil menghasilkan produk yang relatif murah dan sederhana, yang biasanya tidak dihasilkan oleh industri besar dan sedang. Lokasi industri kecil yang tersebar pada gilirannya telah menyebabkan biaya transportasi menjadi minim, sehingga memungkinkan barang-barang hasil produksi dapat sampai ketangan konsumen secara cepat, mudah dan murah. Peningkatan kemampuan pengusaha kecil dan golongan ekonomi lemah merupakan jawaban terhadap ketidak selarasan dan berbagai kesenjangan dalam struktur perekonomian. Butir-butir trilogi pembangunan Indonesia yakni pemerataan, pertumbuhan dan stabilisasi yang secara tersirat telah memberikan penekanan tersendiri mengenai peranan pengusaha kecil dan golongan ekonomi lemah. Makna pemerataan tentu saja bukanlah sekedar memperluas kesempatan kerja, namun lebih jauh lagi menyangkut juga pemerataan kesempatan berusaha, distribusi pendapatan, serta keselarasan pembangunan antar wilayah dan lingkungan.
2. Strategi Pengembangan Industri Kecil Dengan memilih strategi pengembangan yang tepat dalam pengelolaan industri kecil akan memperkuat struktur ekonomi baik nasional maupun internasional. Atmadji dan Djoseno Ranupandoyo dalam Studi Perkembangan Usaha dan Investasi Pengaruhnya pada Pendapatan Usaha Kecil Menengah Indonesia menyatakan bahwa Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melakukan beberapa upaya dalam menghadapi persaingan pasar bebas yaitu dengan menggembangkan Usaha Kecil Menengah yang mengacu pada beberapa hal antara lain: a. Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menyediakan lingkungan yang commit mampu to user mendorong pengembangan
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
UKM secara sistematik, mandiri dan berkelanjutan. b. Mempermudah
perijinan
pajak,
dan
retribusi lainnya. c. Mempermudah akses pada bahan baku, teknologi, informasi. d. Menyediakan bantuan teknis (pelatihan penelitian)
dan
manajemen
melalui
BDSP (Business Development Service Program) e. Mendorong BDSP untuk masing-masing memiliki keahlian. f. Menciptakan sistem penjamin kredit (financial
guarantee
System)
yang
terutama disponsori oleh pemerintah pusat dan daerah. Menurut Ginanjar Kartasasmita (1996) ada beberapa aspek yang perlu di tingkatkan untuk mengembangkan strategi yaitu antara lain: a. Modal Pengertian modal kerja dimaksudkan sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar. Perbedaan fungsional antara modal kerja dan modal tetap menurut (Bambang Riyanto 1995) adalah: 1) Jumlah modal kerja adalah lebih fleksibel. Jumlah modal kerja dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhannya. Sedangkan modal tetap, sekali diberi tidak mudah dikurangi atau diperkecil. 2) Susunan modal kerja adalah relatif variabel. Elemen-elemen modal kerja akan berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, sedangkan modal tetap adalah relatif permanen dalam jangka commit to elemen-elemen user waktu tertentu, karena dari modal tetap tidak
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
segera mengalami perubahan. 3) Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek, sedangkan modal tetap mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang. Setiap perusahaan
selalu membutuhkan modal kerja untuk
membiayai operasinya sehari–hari, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Menurut (Bambang Riyanto, 1995: 57) “Beberapa konsep pengertian modal kerja dibedakan menjadi tiga, yaitu konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional”. Dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Konsep Kuantitatif Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). 2) Konsep Kualitatif Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar–benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar (net working capital). 3) Konsep Fungsional Dalam konsep ini berdasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. b. Teknologi Perkembangan
teknologi
sekarang
ini
memperlihatkan
perkembangan ke berbagai arah. Penggunaan teknologi dapat diterapkan di berbagai bidang. Selain itu, perkembangan tidak selalu teratur. Adakalanya user dan gagal. Apabila terdapat perkembangan menemui commit jalan to buntu
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perkembangan baru tidak jarang teknologi yang lama terhenti. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kegiatan pemasaran karena dapat memberikan suatu akibat pada kehidupan konsumen, terutama cara hidup dan pola konsumsinya. Misalnya, dengan diketemukannya alat hitung menghitung berawal dari abacus ( cipoa ), diperbaiki yang langsung dan tak langsung akan mempengaruhi kegiatan usaha yang ditekuninya. Perkembangan teknologi menyebabkan tambahan produksi dengan sumbersumber yang sama ataupun jumlah output yang sama tetapi dengan input yang lebih sedikit, atau mungkin pula berupa barang-barang yang baru yang punya kegunaan yang lebih banyak. Menurut Irawan dan M.Suparmoko (2002) teknologi dalam kehidupan sehari-hari ialah ” suatu perubahan dalam fungsi yang tampak dalam teknik produksi yang ada”. c. Manajeman Dalam
melaksanakan
kegiatan
produksi
diperlukan
manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya dalam proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi. Pengertian manajemen menurut James AF Stoner, yang dialihbahasakan oleh (T. Hani Handoko, 2003:8) sebagai berikut: “Manajemen
adalah
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Fungsi Manajemen antara lain: 1) Forecasting:
Kegiatan
meramalkan,
memproyeksikan
terhadap
kemungkinan yang akan terjadi apabila sesuatu dikerjakan. 2) Planning: Penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. 3) Organizing: Pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, termasuk user dalam hal ini penetapan commit susunantoorganisasi, tugas dan fungsinya.
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Staffing: Penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga kerja baru, latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi. 5) Directing:Usaha memberikan bimbingan saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 6) Leading: Pekerjaan manager untuk meminta orang lain agar bertindak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 7) Coordinating: Menyelaraskan tugas atau pekerjaan agar tidak terjadi kekacauan
dan
saling
lempar
tanggung
jawab
dengan
jalan
menghubungkan, menyatu-padukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan. 8) Motivating: Pemberian semangat, inspirasi dan dorongan kepada bawahan agar mengerjakan kegiatan yang telah ditetapkan secara sukarela. 9) Controling: Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan. 10) Reporting: Penyampaian hasil kegiatan baik secara tertulis maupun lisan. d. Pasar Pada saat sekarang peranan pasar masa kini sangatlah penting. Untuk menekan harga pokok, perusahaan industri menghasilkan barang secara massal karena dalam proses produksinya menggunakan mesin- mesin sehingga dapat menghasilkan barang dalam jumlah banyak yang mungkin lebih banyak dari yang dibutuhkan dengan waktu yang relatif singkat. Adanya pasar bagi barang-barang hasil produksinya sangatlah berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Pada pasar tersebut produsen dan konsumen bertemu dan berkomunikasi. Melalui mekanisme pasar produsen mengajukan penawaran (supply) atas produknya dan melalui mekanisme pasar pula konsumen mengajukan permintaan (demand). Adanya tindakan penawaran dan permintaan akan dapat menimbulkan harga dan kesesuaian commit user harga akan menimbulkan jual beli.toTransaksi jual beli akan menimbulkan
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuntungan yang akan dapat menutupi biaya produksi serta menambah modal perusahaan. Pasar adalah salah satu dari berbagai system, institusi, prosedur, hubungan social dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga
kerja
untuk
orang-orang
dengan
imbalan
uang.
(Suyadi
Prawirosentono 2002: 21) menyatakan bahwa “secara umum pasar merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dalam rangka pemindahan hak atas barang atau jasa yang dijadikan objek jual beli, pasar demikian disebut pasar dalam arti sempit. Pasar dalam arti yang luas, yakni merupakan tempat konsumen potensial berada”. Dalam dunia usaha tanpa adanya persaingan maka tidak akan mengalami perkembangan sampai sejauh yang kita terima saat ini. Persaingan merupakan gejala sosial yang terjadi masyarakat yang selalu menimbulkan segala kontroversi. Sehingga persaingan menjadi suatu hal yang wajib terjadi di dalam dunia usaha. Dalam berdagang atau menjalankan usaha, juga terjadi persaingan antara para pedagang di dalam pasar. Seperti Pasar persaingan sempurna yang merupakan pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli yang menjual barang yang sama, sehingga tidak ada pihak yang bisa mempengaruhi harga pasar. Akibatnya, penjual tidak bisa seenaknya menentukan harga. Karena ketidak mampuan menentukan harga pasar, kedua belah pihak disebut sebagai penerima harga (price taker). Pasar memiliki beberapa fungsi antara lain: 1) Fungsi Pokok Sebagai sarana pelayanan dan penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat, juga sebagi sumber pendapatan daerah yang diperoleh dari jasa pelayanan dan perpasaran serta merupakan sarana distribusi perekonomian yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja. 2) Fungsi pada skala kecil commit to user Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling memenuhi
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebutuhannya masing-masing baik kebutuhan yang bersifat konsumtif maupun untuk bidang jasa. e. Kewirausahaan Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Menurut Robert D. Hisrich, Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd (10: 2008) menyatakan bahwa Kewirausahaan adalah “Proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko social yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi”. Masih menurut Robert D. Hisrich, Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd tindakan kewirausahaan mengacu pada perilaku sebagai bentuk tanggapan atas keputusan yang didasarkan pada pertimbangan ketidakpastian mengenai peluang yang mungkin untuk mendapatkan keuntungan. Ciri-ciri wirausaha yang berhasil yaitu: 1) Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak kemana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut. 2) Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan. 3) Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu commit user dievaluasi dan harus lebih baikto dibanding sebelumnya.
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam
bentuk uang maupun waktu. 5) Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.
Benaknya
selalu memikirkan
kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. 6) Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak. 7) Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang
merupakan
kewajiban
untuk
segera
ditepati
dana
direalisasikan. 8) Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,
baik yang
berhubungan
langsung
dengan
usaha
yang
dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas. (Kasmir,2007) f. Kelembagaan Menurut Sudaryanto dalam Hermanto R (2010) kelembagaan adalah sebagai pranata dapat dikenali melalui unsure-unsurnya seperti aturan main, hak dan kewajiban, batas yuridiksi atau ikatan dan sangsi, dan juga terdapat struktur organisasi, tujuan yang jelas, mempunyai partisipan dan mempunyai teknologi serta sumber daya. Unsur-unsur kelembagaan 1) Institusi merupakan landasan untuk membangun tingkah laku sosial masyarakat. commit to user dalam masyarakat dan diterima 2) Norma tingkah laku yang mengakar
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara luas untuk melayani tujuan bersama yang mengandung nilai tertentu dan menghasilkan interaksi antar manusia yang terstruktur. 3) Peraturan dan penegakan aturan/hukum. 4) Aturan dalam masyarakat yang memfasilitasi koordinasi dan kerjasama dengan dukungan tingkah laku, hak dan kewajiban anggota. 5) Kode etik. 6) Kontrak. 7) Pasar. 8) Hak milik (property rights) 9) Organisasi. 10) Insentif untuk menghasilkan tingkah laku yang diinginkan. g. Kemitraan usaha Pola kemitraan di Indonesia hingga detik ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu: pola keterkaitan langsung dan keterkaitan tidak langsung. Pola keterkaitan langsung meliputi: Pertama, Pola PIR (Perkebunan Inti Rakyat), di mana Bapak Angkat (baca:usaha besar) sebagai inti sedang petani kecil sebagai plasma. Kedua, pola dagang, dimana bapak angkat bertindak sebagai pemasar produk yang dihasilkan oleh mitra usahanya. Ketiga, pola vendor, di mana produk yang dihasilkan oleh anak angkat tidak memiliki hubungan kaitan ke depan maupun ke belakang dengan produk yang dihasilkan oleh bapak angkatnya. Pola keterkaitan tidak langsung merupakan pola pembinaan murni. Dalam pola ini tidak ada hubungan bisnis langsung antara "Pak Bina" dengan mitra usaha. Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. Kemitraan menurut Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan ialah kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam commit to user hal ini antara UKM dan UB (Usaha Besar) yang memperhatikan prinsip
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan, Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, mulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri atas 5 (lima) pola, yaitu : 1) Inti Plasma, Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma inti. 2) Subkontrak, Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra; dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. 3) Dagang Umum, Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra memasok kebutuhan perusahaan mitra. 4) Keagenan, Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha pengusaha mitra. 5) Pola Kerjasama Operasional Agribisnis Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra,dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk mengusahakan atau budidaya pertanian. Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan commit to user kemitraan diantaranya adalah:
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) meningkatkatnya produktivitas, 2) efisiensi, 3) jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, 4) menurunkan resiko kerugian, 5) memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan 6) meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional.
3. Bahan Baku Menurut Freddy Rangkuti (1997) menyatakan bahwa Setiap industri pasti memerlukan persediaan tanpa adanya persedian, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaanya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Masih menurut Freddy Rangkuti persediaan adalah ”sejumlah bahan-bahan, bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap waktu”. Persediaan memiliki beberapa manfaat antara lain: 1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan. 2) Menghilangkan resiko barang yang rusak. 3) Untuk mengantisipasi bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran. 4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan. 5) Mencapai penggunaan mesin yang optimal. 6) Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaikbaiknya. Setiap pengusaha harus menjaga persediaan yang cukup agar commitdapat to user kegiatan operasi produksinya lancar dan efisien, yang perlu
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
diperhatikan adalah agar bahan baku yang dibutuhkan hendaknya cukup tersedia sehingga dapat menjamin kelancaran produksi. Hendaknya jumlah persediaan itu jangan terlalu besar, sehingga modal yang tertanam dan biaya-biaya yang ditimbulkan dengan adanya persediaan juga tidak besar. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:60) “persediaan dapat melayani beberapa fungsi yang akan menambah fleksibilitas operasi perusahaan”. Adapu empat fungsi persediaan adalah: 1) untuk Men-“decouple” atau memisahkan beragam bagian proses produksi. 2) untuk Men-decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan. 3) Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau pengiriman barang. 4) Untuk menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga. Masih menurut Jay Heizer dan Barry Render (2008:61) terdapat empat jenis persediaan yaitu: 1) Persediaan Bahan baku Persediaan yang hanya untuk dibeli namun tidak diproses. 2) Persediaan barang setengah jadi Ialah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai. 3) Persediaan pemeliharaan/perbaikan / operasi Ialah persediaan yang diperlukan untuk menjaga agar permesinan dan proses produkasi tetap produktif. 4) Persediaan barang jadi Ialah
proses
yang
sudah
selesai
dan
menunggu
pengiriman.
4. Pendapatan commit to user reward atau timbal balik dari Setiap pengusaha pasti mengharapkan
perpustakaan.uns.ac.id
26 digilib.uns.ac.id
kegiatan usaha yang telah dilakukannya berupa pendapatan. Timbal balik yang diperoleh berupa pendapatan atau penghasilan dalam bentuk uang maupun barang. Tingkat pendapatan seseorang akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas kebutuhan. Pendapatan adalah tingkat hidup seseorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka dari sumber-sumber pendapatan lainnya. Pendapatan menurut UU RI no.10 tahun 1994 pasal 14 ayat (1) adalah sebagai berikut: Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pendapatan atau penghasilan yang diterima dapat berupa uang dan dapat pula berupa barang atau jasa yang ditaksir atau dinilai dengan uang. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. Dalam buku Teori Akuntansi yang berjudul Accounting Principle Board yang dikutip oleh (Theodorus Tuanakotta,1984:153) pengertian pendapatan adalah” Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa”. Patton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas. Pendapatan tersebut dapat diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan yang diterima pada waktu tertentu, misalnya satu bulan sekali, to user penerimaan ini tergantung dari commit jenis dan macam sumber yang mendatangkan
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendapatan tersebut. Menurut Sadono Sukirno (2005:132) menyatakan bahwa ” dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi pendapatan daripada kesempatan kerja”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan para petani maupun pengolah akan meningkat. Keputusan
output
yang
relevan
bagi
perusahaan
yang
ingin
memaksimumkan labanya adalah penerimaan yang diperoleh dari penjualan 1 unit terakhir barang yang dihasilkan. Bila perusahaan dapat menjual semua barang yang dihasilkan sesuka hati tanpa menyebabkan terjadinya efek dalam harga pasar, maka harga dianggap sebagai pendapatan marginal. (Walter Nicholson, 2002). B. Kerangka Berfikir Secara garis besar masalah-masalah yang akan diteliti, dituangkan dalam bentuk suatu kerangka pemikiran untuk memperjelas dan mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Kerangka pemikiran ini menggambarkan bahwa suatu perusahaan dalam hal ini adalah industri Carica, harus mempunyai strategi pengembangan agar dalam pencapaian tujuan dapat tercapai secara maksimal. Strategi pengembangan usaha meliputi modal, teknologi, manajemen, pasar, kewirausahaan, kelembagaan, dan kemitraan usaha Sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo memulai usahanya karena ada kesempatan pasar yang baik. Bagi seorang pemasar, kesempatan pemasaran merupakan kebutuhan pasar yang masih ada dan pemasar bertugas mengubah sumber-sumber menjadi produk yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tidak lepas dari adanya kesempatan pasar yang baik masih ada kelemahan, ancaman maupun peluang yang muncul maka dari itu perlu dilakukan suatu analisis yaitu analisis SWOT dimana didalamnya dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dalam sentra industri Carica tersebut. Dengan melakukan analisis SWOT ditemukan beberapa kendala yang dihadapi oleh sentra industri kecil Carica sehingga diperlukan solusi untuk commit to user pemecahan masalah itu dapat memecahkan kendala yang dihadapi. Solusi
Strategi Pengembangan Usaha ndustriAnalisis kecil Carica Kabupaten Kendala Wonosobo yang Solusi dihadapi mengatasi industri kendala kecil Carica SWOT Peningkatan pendapatan pengrajin usaha Carica kabupaten Wonosobo 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan dengan menggunakan strategi pengembangan usaha yang telah ditemukan. Diharapkan dengan menerapkan strategi pengambangan usaha dapat menimbulkan keberhasilan pengrajin Carica di kabupaten Wonosobo dalam hal peningkatan pendapatan pengrajin.
commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa sentra industri kecil Carica yang berada di daerah Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi ini dikarenakan mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan selain itu pengarajin sentra industri kecil Carica hanya bisa ditemukan di kabupaten Wonosobo. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Penelitian ini di mulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan terselesaikannya laporan ini. B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Untuk mengkaji suatu permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk penelitian yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang disajikan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Adapun ciriciri penelitian kualitatif menurut (Moleong, 2006:9) adalah sebagai berikut: a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila dihadapkan pada kenyataan jamak. b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola yang dihadapi. Lebih lanjut Moleong (2004:34) mengemukakan bahwa ” Penelitian kualitatif itu cenderung untuk mencari, menemukan dan menyimpulkan hipotesis; hipotesis dilihat sebagai sesuatu yang tentatif, berkembang dan didasarkan pada commit to user sesuatu studi tertentu”.
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan ciri-ciri penelitian kualitatif di atas, maka bentuk kualitatif dipilih karena berasumsi bahwa dengan pendekatan penelitian ini maka permasalahan yang akan diteliti dapat diungkapkan secara detail dan mendalam, selain itu juga karena dalam penelitian ini tidak menguji hipotesis. Hadari Nawari (1996:73) mendefinisikan bahwa ”Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya”. Metode deskriptif memusatkan perhatiannya pada penemuan fakta-fakta (fact finding) sebagaimana keadaan sebenarnya. Data yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah berupa katakata tertulis atau lisan dari objek penelitian dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan sebagaimana mestinya. Penelitian kualitatif juga menghendaki ditetapkannya batasan dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan ganda yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus. Dengan kata lain, bagaimanapun penetapan fokus sebagai masalah penelitian penting artinya dalam usaha menemukan batas penelitian. 2. Strategi Penelitian Dalam metode deskriptif kualitatif ini, data yang diperoleh berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka, yang merupakan gambaran dari keadaan yang sebenarnya. Dalam penelitian ini kegiatan mengumpulkan data bersifat tunggal terpancang. Pengumpulan data tertarah pada tujuan yang ingin dicapai sehingga sering disebut studi kasus atau riset terpancang (embedded reseach). Hal ini sesuai dengan pendapat (H.B Sutopo, 2002:112) ”Bahwa pada penelitian terpancang, peneliti di dalam proposalnya sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan”. Tunggal dalam arti hanya satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu sentra industri kecil Carica. Sedangkan terpancang pada tujuan penelitian maksudnya bahwa apa yang commityang to user harus diteliti dibatasi pada aspek-aspek sudah dipilih sebelum melaksanakan
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian lapangan. Dalam penelitian ini terpancang pada tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pengembangan sentra industri kecil Carica dan pengaruhnya terhadap peningkatan pendapatan pelaku industri Carica di Kabupaten Wonosobo. C. Sumber Data Sumber data merupakan sumber dimana data dapat diperoleh. Data tidak akan dapat diperoleh tanpa adanya sumber data. Data memiliki sumber data, peneliti harus benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Menurut (H.B Sutopo, 2002:49) ”Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh”. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Informan Informan adalah seseorang yang dipandang mengetahui permasalahan yang sedang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memberikan informasi kepada peneliti yang berupa kata-kata yang nantinya dianalisis dan ditarik kesimpulan yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan. Agar mendapatkan data yang lebih valid dilakukan pengecekan antarinforman yang satu dengan informan yang lain. Berdasarkan sumber data di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih beberapa pengrajin Carica. 2. Tempat Penelitian Tempat dan lokasi penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang harus dimanfaatkan oleh peneliti. Tempat penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah beberapa sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo. 3. Arsip dan Dokumen Menurut HB. Sutopo (2002:54) menyatakan bahwa ”Dokumen adalah bahan tertulis dan benda yang bergayut dengan suatu peristiwa atau aktivitas commit to user tertentu, sedangkan arsip merupakan catatan rekaman yang sifatnya lebih formal
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terencana”. Dalam penelitian ini dokumen dan arsip yang digunakan adalah segala bentuk arsip dan dokumen yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Dokumen yang digunkan dalam penelitian ini adalah dokumen resmi internal dan dokumen lain yang mendukung seperti jurnal dan artikel. Dokumen resmi berupa berapa jumlah sentra industri kecil Carica yang ada di Kabupaten Wonosobo, data jumlah pekerja, data tingkat pendidikan serta data penjualan Carica. Serta dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini maupun buku-buku literatur. D. Teknik Sampling Penelitian kualitatif cenderung menggunakan teknik cuplikan atau sampling yang bersifat selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoritis yang digunakan. Dengan kata lain teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk menyeleksi atau menfokuskan permasalahan agar pemilihan sample lebih mengarah pada tujuan penelitian. Penelitian tidak menentukan jumlah sample, tetapi peneliti menentukan sejumlah informan untuk diwawancarai guna memperoleh informasi tentang permasalahan yang sedang di teliti. Peneliti berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:95) terdapat beberapa teknik pengambilan sample yaitu sebagai berikut: Pengambilan sample (sampling techniques) yang biasa dikenal antara lain adalah: sampling acak (random sampling), sampling kelompok (cluster sampling), sampling berstrata (stratified sampling), sampling bertujuan (purposive sampling), sampling daerah atau sampling wilayah (area sampling), sampling kembar (double sampling), dan sampling berimbang (proposional sampling). Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purposive Sampling (sampling bertujuan). Sample dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini populasi adalah jumlah keseluruhan industri Carica di Kabupaten Wonosobo adalah 25 sentra industri, commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebagai sample diambil perajin yang memiliki informasi lengkap sesuai dengan topik penelitian. Jumlah sample akan berkembang (Snow Ball) yaitu dari satu informan ke informan lain sampai informasi yang dibutuhkan mencukupi. Hal ini dikarenakan agar data yang diperoleh bisa mendalam, sehingga diperlukan informasi yang benar-benar mengetahui dan memahami permasalahan yang sedang diteliti. Pada dasarnya teknik bola salju tidak melakukan seleksi dalam menentukan sample, sehingga peneliti tidak membatasi jumlah informan. Peneliti memiliki informan kemudian informan tersebut dimintai menunjuk informan berikutnya yang dianggap lebih mengetahui dan memahami permasalahan yang diteliti. Dengan begitu data yang diperoleh akan mendalam dan benar-benar mendukung hasil penelitian. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk mendapat data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tiga macam teknik yaitu: metode observasi, metode interview, dan metode dokumentasi. 1. Metode Observasi Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2002 : 128) ” Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan penyerap”. Sehingga dapat dikatakan bahwa observasi merupakan hal yang dapat dilakukan secara langsung terhadap obyek penelitian, mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan dan pendengaran. Teknik observasi dalam penelitian ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung seperti ungkapan Spardley yang dikutip (H.B Sutopo, 2002:65) menjelaskan “Peran dalam observasi dapat dibagi menjadi (1) tidak berperan sama sekali (2) berperan yang terdiri dari berperan pasif dan berperan aktif dan (3) berperan penuh”. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penjelasan dari uraian diatas dapat dilihat sebagai berikut: a. Tidak berperan sama sekali, peneliti sama sekali kehadirannya untuk melakukan observasi tidak diketahui oleh subyek yang diamati b. Berperan pasif, peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif. c. Berperan aktif, merupakan cara khusus dan peneliti tidak berperan pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan peran dalam penelitian, tidak mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya dan bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data. d. Observasi berperan penuh, bahwa peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya. Dalam penelitian ini peneliti tergolong dalam kategori ketiga yaitu observasi dengan berperan aktif dalam pengamatan dilokasi penelitian. 2. Metode Interview Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk percakapan. Menurut (Moleong, 2006:186) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Adapun jenis wawancara menurut Plato, seperti yang dikutip oleh (Moleong, 2005 : 187) adalah sebagai berikut: a. Wawancara Pembicaraan Informal Pada jenis ini pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri, jadi tergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai. b. Pendekatan Menggunakan Petunjuk Umum Wawancara Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan to user garis besar pokok-pokok yangcommit ditanyakan dalam proses wawancara.
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c. Wawancara Baku Terbuka Adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya dan penyajianpun sama untuk semua informan. Jenis wawancara yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan wawancara diperlukan hal-hal sebagai berikut: 1) Perencanaan Wawancara Dalam perencanaan ini tahap pertama adalah menentukan orang yang akan diwawancarai. Langkah kedua mencari tahu bagaimana cara yang sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan mereka, langkah ketiga mengadakan persiapan yang matang seperti memperkenalkan diri dan memberikan ikhtisar singkat tentang penelitian. 2) Pelaksanaan Wawancara Pelaksanaan menyangkut pewawancara dengan yang diwawancarai yang meliputi mengatur strategi dan teknik berwawancara serta melakukan pencatatan data wawancara. 3) Kegiatan Sesudah Wawancara Sesudah kegiatan wawancara berakhir hendaknya menggunakan waktu untuk mengecek kualitas datanya dan membuat catatan lapangan serta mengorganisasikan kualitas datanya agar siap dijadikan bahan analisis. Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari sumbernya sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya. Data yang dikumpulkan dengan wawancara merupakan data penguat bagi penemuan data yang dikumpulkan untuk mendukung penjelasan tentang permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara pembicaraan informal karena peneliti ingin mendapatkan informasi yang rinci sejujurnya, dan lebih mendalam dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam commit to user kehidupan sehari-hari.
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Metode Dokumentasi Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai yang lebih lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya sebagai peninggalan masa lampau. Menurut Moleong (2004 :216) mendefinisikan “Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film yang digunakan sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramal” Teknik ini juga digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Dokumen merupakan sumber data yang sangat penting dalam penelitian data kualitatif, karena digunakan untuk menguji, menafsirkan, serta meramalkan. b. Dokumen digunakan sebagai sumber data sebab datanya stabil dan kaya akan informasi. c. Lebih murah dan mudah didapatkan. d. Lebih mudah dalam kajian ini karena tidak bersifat reaktif. e. Berguna sebagai bukti kebenaran dalam suatu pengujian. F. Validitas Data Validitas data atau kesahihan data merupakan kebenaran data dari kancah penelitian. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan maksud supaya hasil penelitiannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena validitas data menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. Data yang telah dikumpulkan, diolah dan diuji kesahihannya melalui pemeriksaan tertentu. commit “Membedakan to user Menurut H. B Sutopo (2002:78) empat macam triangulasi
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebagai teknik pemeriksaan data, yaitu trianggulasi data (trianggulasi sumber), trianggulasi metode, trianggulasi penelitian, trianggulasi teori”. Penjelasan macam trianggulasi tersebut sebagai berikut: 1. Trianggulasi Sumber (Triangulasi Data) Cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data peneliti wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari berbagai sumber data yang berbeda. Pada teknik ini tekanannya pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. 2. Trianggulasi Metode Jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda. Dalam teknik trianggulasi metode, ditekankan pada pengunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Dengan menggunakan metode yang berbeda untuk suatu informasi yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan atas data yang digali secara lebih mantap. 3. Trianggulasi Peneliti Melalui cara ini hasil peneliti baik data ataupun kesimpulan mengenai bagian tentang atau keseluruhannya bisa diuji validitas dari beberapa peneliti. Berdasarkan pandangan dan tafsir yang dilakukan oleh beberapa peneliti terhadap semua informasi yang berhasil digali dan dikumpulkan berupa catatan, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang pada akhirnya bisa lebih memantapkan hasil penelitian. 4. Trianggulasi Teori Trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji, dari beberapa perspektif teori tersebut akan diperoleh pandangan yang lebih lengkap tidak hanya sepihak, sehingga bisa dianalisis dan ditarik kesimpulan yang lebih utuh to user dan menyeluruh. Dalam hal commit ini peneliti bisa membahas dari teori-teori dari
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
disiplin yang berbeda, atau bisa juga dengan teori yang berbeda tetapi masih dalam satu disiplin. Jenis trianggulasi yang digunakan untuk mencapai validitas data dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber yang berupa informan yang terdiri dari pengrajin Carica dan masyarakat sekitar sedangkan triangulasi metode yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Alasan penggunaan triangulasi ini karena dengan menggali data dari sumber yang berbeda-beda dan juga teknik pengumpulan data yang berbeda itupun data sejenis bisa teruji kemantapan dan kebenarannya. G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses urut-urutan data dengan mengorganisir data kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Moleong (2004:280) mengatakan ”Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankan oleh data”. Proses analisis dalam proses penelitian kualitatif sering merupakan bagian yang paling sulit bagi para peneliti awal. Menurut
Bogdan dan Biklen yang dikutip (Moeleong, 2005: 248)
mendefinisikan “Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pola penelitian induktif. Seperti yang dikemukakan oleh (Moleong, 2004:`10) bahwa: Analisis induktif digunakan karena beberapa alasan: pertama, proses induksi lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak, sebagai yang terdapat dalam data; kedua, analisi induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel; ketiga, analisi demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya; keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama commit to user yang mempertajam hubunganhubungan; kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interactive. Model analisis interactive yaitu meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi sebagai suatu yang jalinmenjalin pada saat sebelum dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002 :91) menyatakan bahwa ”Tiga komponen untuk menganalisis data adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Untuk lebih jelasnya komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan selama data yang dibutuhkan belum memadai, dan akan dihentikan apabila data-data yang diperlukan telah memadai untuk mengambil keputusan. Data kualitatif terutama terdiri dari kata-kata, bukan angka-angka. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk diproses lebih lanjut. 2. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci. Laporan tersebut perlu direduksi, dirangkum, dan dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola atau temanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan yang disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi gambaran yang lebih tajam, juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan. 3. Penyajian Data Data yang tertumpuk, akan sukar untuk ditangani, sukar mencari hubungan antara data yang satu dengan data yang lain dan sukar pula melihat gambaran keseluruhan untuk melihat kesimpulan. Oleh karena itu, agar dapat commit to user melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari
Reduksi Penarikan Simpulan Pengumpulan Data Data (Verifikasi) perpustakaan.uns.ac.id
Sajian Data 40 digilib.uns.ac.id
penelitian perlu dibuat penyajian data. 4. Menarikan Kesimpulan
atau
Verifikasi Sejak semula peneliti berusaha mencari data yang dikumpulkan, kemudian mencari pola, tema hubungan, persamaan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh kemudian dibuat suatu kesimpulan. Kesimpulan ini mula-mula bersifat tentatif, kabur, diragukan, akan tetapi dengan bertambahnya data, kesimpulan itu akan lebih grounded. Jadi kesimpulan senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung. Untuk lebih jelasnya berikut ini peneliti sajikan skema model analisis interaktif:
Gambar 3.1: Model Analisis Interaktif Sumber: Sutopo (2002:96) Sedangkan untuk menganalisis faktor-faktor strategi dan mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi dalam penelitian ini peneliti menggunakan pola analisis SWOT (Strengths, commitDimana to user analisis SWOT menurut Freeddy Weaknesses,Oportunities,and Threats).
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Rangkuti (2001:18) didefinisikan sebagai berikut: Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Oportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses), dan ancaman (Threat). Dalam penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Sebagai langkah awal penulis akan mengumpulkan data di lapangan. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dilakukan analisis menggunakan tabulasi, diolah dan disusun secara sistematis sehingga mempermudah analisis. SWOT
adalah
akronim
“Weaknesses” (kelemahan),
untuk
kata-kata
“Strengths”
(kekuatan),
“Oportunities”(peluang) “Threats” (ancaman).
Analisis SWOT digunakan untuk menganalis kondisi internal pada sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo yang berupa kekuatan dan kelemahan (Strengths dan Weaknesses) para pekerja di sentra industri Carica tersebut, dan juga menentukan peluang yang dimiliki
serta ancaman yang dihadapi. Analisis
tersebut akan mengidentifikasi atribut-atribut dari SWOT yaitu atribut kekuatan, atribut kelemahan, atribut peluang, atribut ancaman. Atribut kekuatan (Strengths) berguna untuk melindungi bisnis dari kekuatan kompetitor dengan membangun penghalang mobilitas. Sedangkan atribut kelemahan (Weaknesses) merupakan atribut yang membuat bisnis terbuka terhadap kekuatan kompetitor usaha. Sedangkan peluang (Oportunities) merupakan situasi yang dapat dimanfaatkan bisnis untuk melindungi dan memperbaiki kedudukan kompetitor dalam suatu perusahaan. Ancaman (Threats) situasi yang dapat mengurangi kemampuan bisnis untuk melindungi dan memperbaiki kedudukan kompetitor dalam industrinya. Menurut peneliti, menggunakan analisis SWOT dengan model Matrik Tows atau matrik SWOT adalah keputusan yang tepat. Alasan kenapa peneliti lebih memilih menggunakan model matrik Tows atau Matrik SWOT adalah karena alat ini dapat dipakai untuk menyusun dan menggambarkan kondisi pada industri kecil Carica di kabupaten Wonosobo yang meliputi kekuatan dan to user kelemahan para pengolah Caricacommit di daerah tersebut, juga peluang dan ancaman
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dihadapi para pengolah di industri kecil Carica di kabupaten Wonosobo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat matrik SWOT seperti digambarkan Rangkuti (2001:31) di bawah ini:
IFAS
STRENGTS (S)
WEAKNESSES (W)
• Tentukan 5-10 faktor • Tentukan 5-10 faktor EFAS OPPORTUNITIES (O)
kekuatan internal STRATEGI SO
kelemahan internal STRATEGI WO
• Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan peluang eksternal menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan peluang peluang STRATEGI ST
TREATHS (T)
STRATEGI WT
• Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan ancaman eksternal
yang
kekuatan meminimalkan kelemahan
menggunakan untuk
strategi
mengatasi untuk
menghindari
ancaman ancaman Tabel 3 : Matriks SWOT Berdasarkan tabel matriks SWOT, yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis di dalamnya antara lain kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemili kan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Sebaliknya yang dimaksud dengan kelemahan atau Weaknesses adalah sebuah kekurangan yang berasal dari dalam suatu usaha. Oleh sebab itu kekuatan (Threats) atau kelemahan (weaknesess) sering disebut sebagai faktor internal. Peluang
(Oportunities)
adalah
berbagai
situasi
lingkungan
yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Sebaliknya ancaman (Threats) adalah kendala yang berasal dari luar (faktor eksternal) suatu usaha dan dapat berpengaruh terhadap kemajuan suatu usaha. Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan dan penerapan strategi commit to user pemasaran yang dilakukan kemudian akan dilakukan analisis data. Analisis ini
ersiapan penelitian Pengumpulan data perpustakaan.uns.ac.id
Analisis data awal
43 digilib.uns.ac.id
Analisis data akhir an proposal penelitian dan perijinan menggunakan metode analisis SWOT dengan menggunakan pendekatan matrik SWOT. Setelah dilakukan reduksi data dan pendekatan matrik SWOT maka akan Penarikan ditemukan suatu pendekatan strategi pemasarankesimpulan yang meliputi strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Dengan alat ini peneliti akan mendapatkan hasil reduksi data yang lebih efektif, teliti dan terstruktur. Pembuatan Laporan H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap dalam penelitian dari awal sampai akhir. Dalam kegiatan ini sejak pembuatan proposal, mengurus perijinan, pelaksanaan penelitian di lapangan, analisi data dan pembuatan. Kegiatan analisis data dimulai dengan analisis awal kemudian dilanjutkan analisis data akhir dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya prosedur penelitian ini dapat dibuat dalam sebuah bagan sebagai berikut:
Gambar 3.2: Prosedur Penelitian Sumber: H.B Sutopo 2002:1 Penjelasan mengenai tahapan penelitian tersebut adalah: 1. Tahap
Persiapan
Penelitian Tahap ini kegiatannya adalah merencanakan segala sesuatu yang berhubungan commit to user dengan pelaksanaan penelitian meliputi: pembuatan proposal penelitian dan
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perijinan. 2. Tahap
Pengumpulan
Data Dalam tahap ini peneliti menggunakan tiga teknik yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. 3. Tahap Analisis Data Awal Digunakan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan yang tidak diharapkan. 4. Tahap Analisis Data Akhir Data yang dianalisis dalam tahap ini adalah seluruh data yang diperoleh dalam pengumpulan data merupakan data yang sangat mendukung tujuan penelitian. 5. Tahap
Penarikan
Kesimpulan Setelah semua data dianalisis yang sesuai dengan penelitian kualitatif, tahap selanjutnya adalah menarik kesimpulan / verifikasi dari apa yang dihasilkan dalam analisis data tersebut. Penarikan kesimpulan didasarkan pada tujuan peneliti dengan didukung oleh data yang valid sehingga data penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. 6. Tahap
Pembuatan
Laporan Semua kegiatan yang berhubungan dengan penelitian dan hasil yang dicapai, ditulis dan dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan bentuk laporan harus sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Sentra industri kecil Carica terletak di Kabupaten Wonosobo 120 kilometer dari ibukota provinsi Jawa Tengah. Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, 45 Kabupaten Wonosobo terletak antara 109 o53 Bujur timur 7o21 Lintang selatan. Wilayah Kabupaten Wonosobo sebagian besar adalah daerah pegunungan. Bagian timur terdapat dua gunung berapi yaitu Gunung Sindoro (3.136 meter) dan Gunung Sumbing (3.371 meter). Daerah utara merupakan bagian dari dataran tinggi Dieng, dengan puncaknya Gunung Prahu (2.565 meter). Di sebelah selatan, terdapat Waduk Wadaslintang. Secara administratif, Kabupaten Wonosobo memiliki batas-batas sebagai berikut: 1) sebelah utara : Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang 2) sebelah timur : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Magelang 3) sebelah selatan
: Kabupaten Kebumen dan Kabupaten
Purworejo 4) sebelah barat : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Kebumen Kabupaten Wonosobo terdiri dari 15 kecamatan yang meliputi kecamatan Garung, Kalibawang, Kalikajar, Kaliwiro, Kejajar, Kepil, Kertek, Leksono, Mojotengah, Sapuran, Selomerto, Sukoharjo, Wadaslintang, Watumalang, Wonosobo. Selain itu, Kabupaten Wonosobo memiliki 265 desa / kelurahan. Pohon Carica hanya bisa tumbuh di kecamatan Kejajar dengan
luas lahan
5.761,919 ha tepatnya di sekitar dataran tinggi Dieng. Secara greografis dataran tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi di daerah Kabupaten Wonosobo dan dataran tertinggi kedua didunia setelah Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. dataran tinggi Dieng berada pada ketinggian 6.802 kaki atau 2.093 m dpl. Suhu udara rata-rata 15o C, pada bulan Juli-Agustus, suhu turun sampai commit to user dibawah 0o C. Secara administratif kawasan Dieng terbagi menjadi dua kawasan
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu, Kawasan Dieng Kulon (Dieng Barat) yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Kawasan Dieng Wetan (Dieng Timur) yang terletak di wilayah Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kejajar khususnya Dieng adalah satu-satunya daerah yang bisa menghasilkan buah Carica. 2. Keadaan Demografis Penduduk sangat penting artinya sebagai modal pembangunan, sebab penduduk mempunyai peran utama dan pelaksana serta sumber daya utama dalam pembangunan. Keadaan penduduk suatu daerah dapat dianalisis dengan mengetahui komposisi penduduk. Secara umum komposisi penduduk dibedakan menurut umur, mata pencaharian dan tingkat pendidikan. Jumlah penduduk Kabupaten Wonosobo sebanyak
773.967 dengan komposisi umur sebagai
berikut: Tabel 4.1: Komposisi Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008 Umur Jumlah Prosentase 7-12 98.963 12,79 13-15 47.036 6,08 16-18 45.174 5,84 >19 582.794 75.29 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo tahun 2008 Angkatan kerja penduduk kabupaten Wonosobo sebanyak 496.931 dengan kriteria sebanyak 467.160 orang bekerja dan sebanyak 29.771 mencari pekerjaan. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan penduduk dapat dirinci sebagai berikut: Tabel 4.2: Tingkat Pendidikan Penduduk Kabupaten Wonosobo tahun 2008 Keterangan tidak/belum pernah sekolah tidak/belum tamat SD tamat SD tamat SMP tamat SMA tamat SMK tamat Diploma I dan II tamat Diploma III/Sarmud tamat Sarjana tidak terjawab
Jumlah Prosentase 110.899 14,33 97.963 12,66 336.223 43,44 77.307 9.99 40.746 5,26 11.736 1,5 3.510 0,45 3.507 0,45 3.513 commit to user 0,45 88.563 11.47
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo tahun 2008 3. Sejarah Singkat Industri Carica di Kabupaten Wonosobo Cikal bakal berdirinya industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo bermula dari bangkrutnya PT.Dieng Jaya. PT. Dieng Jaya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri pengalengan buah-buahan agro (hortikultura) dan jamur merang (champignon), dengan jumlah pegawai antara 3200-3500 orang. Dengan produksi sekitar 1,5 juta ton jamur segar per tahun, PT. Dieng Jaya waktu itu merupakan produsen jamur terbesar di dunia. Akan tetapi karena terus menerus mengalami defisit sejak tahun 1995, akhirnya PT. Dieng Jaya berhenti beroperasi pada tahun 2003. Pengaruh penutupan PT. Dieng Jaya tidak hanya berpengaruh pada lebih dari 3200 keluarga karyawan yang mendadak kehilangan pekerjaan, tetapi juga pada sekitar 700 keluarga petani plasma yang bekerja sama dengan perusahaan ini menggunakan pola inti rakyat (PIR) Kesulitan pasokan Carica yang dialami oleh toko, agen maupun penjual akibat berhentinya produksi PT.Dieng Jaya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Kabupaten Wonosobo untuk membuat Carica guna memenuhi permintaan konsumen Carica. Saat ini diketahui ada sekitar 25 produsen buah Carica di Kabupaten Wonosobo. Sedangkan jumlah petani sulit diketahui secara pasti karena setiap petani di Pegunungan Dieng pasti memiliki pohon Carica. Ini disebabkan karena pohon Carica sangat mudah ditanam, berselang-seling dengan tanaman-tanaman lain seperti kentang, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.
4. Kesempatan Pasar Sentra Industri Kecil Carica di Kabupaten Wonosobo Kesempatan pasar sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo ini dilihat dari adanya kebutuhan pasar yang belum maksimal terpenuhi, bahan baku yang mudah dibudidayakan, mudah dalam memasuki pasar, sumber daya manusia to useryang sederhana. Kebutuhan pasar yang cukup terampil, serta prosescommit pengolahan
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang belum terpenuhi ini bisa dilihat dari jumlah permintaan yang lebih besar daripada jumlah penawarannya. Sedangkan untuk bahan baku sangat mudah di tanam dan dibudidayakan khususnya di daerah dataran tinggi Dieng. Sumber daya manusia yang cukup terampil merupakan kesempatan yang menarik bagi produsen untuk menciptakan produk yang berkualitas sehingga mampu merebut pasar, serta proses pengolahan yang mudah menyebabkan banyak pengrajin-pengrajin baru yang dengan mudah dapat ikut bersaing. B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Strategi Pengembangan Sentra Industri Kecil Carica di Kabupaten Wonosobo Strategi Pengembangan Sentra industri Carica di Kabupaten Wonosobo menganalisa faktor-faktor yang perlu ditingkatkan oleh sentra industri Carica antara lain modal, teknologi, manajemen, pasar, kewirausahaan, kelembagaan dan kemitraan usaha. a. Modal Dalam suatu usaha modal memegang peranan penting, dengan kelancaran modal usaha maka proses produksi bisa berjalan dengan benar, sebaliknya apabila faktor modal mengalami kendala maka kegiatan produksipun akan mengalami kendala. Para pengrajin sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo sebagian besar memulai usahanya dengan menggunakan modal sendiri (informan 1,2,4,7) adapula yang menggunakan modal sendiri di tambah modal pinjaman (informan 3,5,8) selain itu adapula informan yang modalnya berasal dari modal pinjaman (informan 6). Modal awal pengrajin Carica berkisar dari Rp 500.000,00 – Rp 50.000.000,00. Dalam perjalanan usaha selalu terjadi pasang surut permodalan dan sebagian besar pengrajin Carica menyatakan bahwa modal menjadi kendala utama dalam produksi (Informan 1,2,3,4,5,6.7.8), namun usaha mereka masih tetap bisa bertahan. Beberapa cara dilakukan pengrajin untuk tetap bisa berproduksi meskipun dengan keadaan modal yang pasang surut commit to user pinjaman baik dari lembaga antara lain dengan cara berusaha mencari
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuangan maupun nonkeuangan (informan 1,3,6), adapula yang menggunakan cara berproduksi semampunya saja, yaitu berproduksi sebesar modal yang ada (Informan 2,4,5,7,8). Peminjaman uang pada lembaga keuangan menurut pengrajin yang melakukan peminjaman sejauh ini tidak begitu sulit permasalahannya hanya pada agunan saja (informan 1,3,6). Bisa disimpulkan bahwa permasalahan modal bukan dikarenakan kesulitan dalam peminjaman di lembaga keuangan maupun bukan lembaga keuangan namun kesulitan ada pada agunan bank yang terlalu berat untuk para pengrajin, sehingga sebagian besar pengrajin tidak mau meminjam uang
mereka lebih memilih untuk
mensiasati modal yang ada agar dapat terus berputar. b. Teknologi Teknologi diciptakan bertujuan untuk mengefektifkan dan mengefisienkan faktor-faktor produksi. Sejauh ini proses pengolahan Carica sebagian besar pengrajin masih menggunakan cara sederhana
atau manual ( informan
2,3,4,6,7,8) dan hanya beberapa saja yang menggunakan cara semi mekanik ( informan 1 dan 5). Selain dikarenakan harga mesin yang mahal para pengrajin masih menganggap proses produksi dengan cara manual jauh lebih bagus daripada penggunaan mesin teknologi canggih. Pengolahan
Carica
sebagian besar masih menggunakan cara lama dari pendahulunya, dan bisa dikatakan bahwa proses pengolahan Carica sederhana mulai dari pengupasan buah, pemisahan biji dengan daging buah, pemotongan buah, pemasakan dan pengemasan
saja,
1,2,3,4,5,6,7,8).
tidak
Namun
ada apabila
proses
yang
dikaitkan
begitu dengan
rumit
(informan
kuantitas,
dengan
penggunaan teknologi dapat meningkatkan jumlah produksi Carica yang jauh lebih banyak. Menurut pengrajin yang menggunakan cara semi mekanik hal itu dikarenakan prosesnya yang belum bisa sepenuhnya dilakukan oleh mesin sebagai contoh untuk pemilihan dan pengupasan Carica harus dilakukan satupersatu dan juga proses pemisahan daging buah dan biji juga menggunakan tangan, baru proses selanjutnya sampai pada pengemasan bisa dilakukan dengan mesin. Dengan proses produksi menggunakan mesin produk Carica commitjauh to user dapat bertahan selama 2 tahun lebih lama dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
50 digilib.uns.ac.id
menggunakan cara sederhana yang dapat bertahan selama 1 tahun. c. Manajemen Dengan penerapan manajemen yang baik maka keputusan-keputusan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya dalam proses produksi dapat tercapai. Kegiatan produksipun akan berjalan secara efektif dan efisien, sehingga apabila terjadi resiko usaha maka dapat seminimal mungkin. Hampir semua pengrajin sudah menerapkan manajemen dalam usaha mereka (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) meskipun penerapan itu belum dilakukan secara maksimal. Jumlah tenaga kerja disesuaikan dengan banyaknya bahan baku produksi hal itu dilakukan untuk mengefisienkan pengeluaran gaji pegawai dan mengefektifkan tenaga kerja. Jumlah tenaga sentra usaha Carica Kabupaten Wonosobo berkisar antara 4-25 orang, di mana tiap orang memiliki tugasnya masing-masing, antara lain mengupas dan memisahan buah dan biji, pemotongan, pemasakan, pengemasan dan pengepakan/packing. Pembagian kerja pada sentra industri kecil Carica yang jumlah tenaga kerjanya kurang dari 10 untuk mempercepat proses produksi maka pertama-pertama semua tenaga kerja melakukan proses pengupasan dan pemisahan biji dan buah serta pemotongan baru nanti mulai dari proses pemasakan dan pengemasan hanya beberapa tenaga kerja saja (Informan 2, 3,6,7). Dalam berproduksi pemilihan bahan baku selalu dilakukan oleh pengrajin Carica hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil produk yang memuaskan (Informan 1,2,3,4,5,6,7,8) mulai dari aroma buah yang harum, warna buah yang kuning serta daging buah yang tebal. Pemilihan buah juga harus benarbenar tepat karena tidak boleh mentah dan tidak boleh terlalu matang. Buah yang terlalu matang akan sulit di proses karena daging buahnya yang sudah empuk dan buah yang terlalu muda rasa buahnya masih pahit. d. Pasar Suyadi Prawirosentono (2002: 21) menyatakan bahwa “secara umum pasar merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi commithak to user jual beli dalam rangka pemindahan atas barang atau jasa yang dijadikan
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
objek jual beli, pasar demikian disebut pasar dalam arti sempit. Pasar dalam arti yang luas, yakni merupakan tempat konsumen potensial berada”. Segmentasi produk Carica tidak terfokus pada segmen tertentu saja namun semua segmen (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) kecuali orang dengan penyakit gula (berdasarkan informan 1) karena kandungan gula produk Carica yang diolah menjadi manisan tinggi. Lokasi pemasaran sentra industri Carica mengincar tempat wisata dan toko oleh-oleh (informan 2,3,6,7,8) selain mengincar tempat-tempat tersebut adapula yang melakukan tes market dulu sebelum menentukan lokasi pemasaran produknya (informan 1,5) namun adapula yang sama sekali tidak menentukan lokasi pemasarannya karena produknya sudah habis terjual sebelum keluar dari pabrik (informan 4). Sejauh ini penerimaan pasar terhadap produk Carica bisa dikatakan positif, permintaan konsumen dari tahun ke tahun mengalami kenaikan bahkan pada saat-saat tertentu banyak sentra industri
yang
tidak
mampu
memenuhi
permintaan
konsumen
(informan1,2,3,4,5,6,7,8). Agar produksinya dapat dikenal oleh masyarakat maka para pengrajin melakukan beberapa upaya atau strategi untuk memperkenalkan produknya antara lain dengan jalan promosi baik melalui lisan maupun media ( informan 1,2,3,4,5,6,7,8) selain dengan promosi beberapa sentra melakukan cara lain antara lain dengan menyesuaikan kemasan Carica dengan tingkat daya beli masyarakat (informan 1, 5) adapula yang berani memberikan harga yang miring dibandingkan dengan pengrajin lainnya (informan 4 dan 7). Pemasaran produk Carica oleh pengrajin sebagian besar masih berkisar di lokal daerah Kabupaten Wonosobo saja (informan 2,3,4,6,7) dan adapula yang sudah keluar daerah antara lain Jawa, Bali ( informan 1,5,8) sedangkan untuk pasar luar negeri hal itu masih menjadi peluang namun belum adanya pasokan produk yang cukup untuk dikirim ke luar negeri. Pesaing dalam usaha sentra industri kecil Carica ini masih merupakan kompetitor daerah, secara tidak langsung antara sentra satu dengan yang lain commit memiliki to user mitra usahanya sendiri-sendiri. adalah pesaing namun tiap pengrajin
perpustakaan.uns.ac.id
52 digilib.uns.ac.id
(informan 1,2,3,4,5,6,7,8). Tingkat permintaan dan penawaran terjadi ketidakseimbangan, permintaan lebih banyak daripada penawaran produk yang ada apalagi pada waktu-waktu tertentu produk sama sekali tidak ada (informan 1,2,3,4,5,6,7,8). Hal ini dikarenakan stok produk yang kurang serta buah Carica yang sulit di dapat pada musim kemarau. Kendala-kendala pengrajin ketika memasuki pasar sangatlah beragam persaingan harga antara pengrajin yang satu dengan yang lain menjadi salah satu kendala (informan 1,2,7,8) selain itu ada pula yang menyebutkan bahwa kendala ada pada sistem pembayaran mitra usaha dengan cara pembayaran di belakang atau konsinyasi (informan 3,5,6) kurangnya stok produk Carica pun menjadi kendala tersendiri (informan 4). e. Kewirausahaan Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Para pengrajin Carica adalah para wirausahawan yang tangguh mereka terbukti sampai sekarang masih tetap bisa bertahan dalam kondisi yang naik turun. Sebagian besar sudah memulai usaha ini bertahun-tahun mulai dari 1-10 tahun, dan bahkan mereka berani menjadikan Carica sebagai mata pencaharian utama (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) bahkan adapula yang meninggalkan pekerjaannya yang lama dan berwirausaha pada produk Carica (informan 2,3,4,6). Selama berwirausaha tidak jarang melakukan inovasi-inovasi produk meskipun hanya pada kemasan produk dan hanya memproduksi Carica dalam satu produk yaitu manisan Carica (informan 2,3,4,5,6,7,8,9) adapula pengrajin yang berani melakukan inovasi pada Carica antara lain dengan membuat sirup, selai, cocktail dan dodol (informan 1). Kendala-kendala yang dihadapi pengrajin Carica ketika menjalankan usahanya sangat beragam sebagian besar ada pada kurangnya bahan baku, permodalan, harga bahan pendukungnya commit to 1,2, user3,4,6,8) adapula yang mengalami yang mengalami kenaikan ( informan
perpustakaan.uns.ac.id
53 digilib.uns.ac.id
kesulitan pada mahalnya harga teknologi tinggi yang seharusnya bisa dibeli(informan 5 dan 7). f. Kelembagaan Kelembagaan dibentuk dengan tujuan agar antaranggotanya dapat saling membantu dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerjasama atau berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo telah membentuk sebuah Asosiasi Pengrajin Carica atau lebih dikenal dengan sebutan APC. APC didirikan berdasarkan latar belakang belum adanya komunikasi yang baik antara pengrajin yang satu dan yang lain, serta belum terbentuknya informasi yang positif dari tiap-tiap pengrajin selain itu pengrajin Carica masih berjalan sendiri-sendiri. APC didirikan sejak tahun 2008 dan sampai sekarang sudah memiliki anggota sebanyak 25 sentra usaha kecil. Di mana sebagian besar sudah ikut tergabung selama 2 tahun (informan 1,2,4,5,6,7,8) adapula sentra usaha yang belum tergabung (informan 3). Setiap organisasi ataupun asosiasi pasti memiliki visi dan misi masingmasing. Visi dan misi Asosiasi Pengrajin Carica ini adalah membangun usaha yang solid antarsesama sentra industri Carica, dengan harapan pengrajin usaha besar bisa membantu pengrajin usaha yang kecil sehingga usaha Carica dapat besar bersama-sama. Dalam perjalanannya pertemuan-pertemuan antar pengrajin dilakukan ketika ada even-even tertentu, dan komunikasi dilakukan lewat media telepon. Dengan berdirinya APC memberikan beberapa manfaat bagi para anggotanya antara lain memperoleh informasi yang berkaitan dengan usaha Carica baik dari pemerintah pusat maupun daerah, kemudahan akses perijinan dari pemerintah daerah ketika berhubungan dengan kepentingan Carica (informan 2,4,6,) adapula yang menambah relasi bisnis, bantuan peralatan ( informan 1dan 8) selain itu adanya penyeragaman harga jual dan harga beli yang standar (informan 5 dan 7). Asosiasi Pengrajin Carica menjadi jembatan penghubung antara pengrajin user APC pemerintah daerah dapat dengan pemerintah pusat dancommit daerah.to Lewat
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan mudah melakukan pelatihan-pelatihan kepada pengrajin antara lain pelatihan tentang standarisasi pangan, pengemasan yang baik. Selain itu pemerintah juga memberikan dukungan dalam hal kemudahan peminjaman modal, menjadikan Carica sebagai ikon Kabupaten Wonosobo, serta menjaga stabilitas keamanan daerah. g. Kemitraan usaha. Kemitraan
Usaha
adalah
jalinan
kerjasama
usaha
yang
saling
menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. Kerjasama dengan mitra usaha dilakukan oleh hampir semua sentra industri kecil Carica (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) mitra usaha yang tergabung antara lain toko-toko ataupun agen-agen penjualan baik di daerah Kabupaten Wonosobo (informan 2,3,4,6,7) maupun luar kota (informan 1,5,8). Kerjasama juga dilakukan antar sesama sentra industri (informan 1,5,6,8). Bentuk kerjasama dengan sesama sentra usaha Carica sebagian besar kualitas yang diinginkan tidak sama dengan yang diharapkan (informan 1,5,6,8) namun hal itu tetap dilakukan karena permintaan konsumen yang banyak sedangkan sentra industri tidak memiliki stok yang cukup untuk memenuhi pesanan konsumen. Selama ini loyalitas mitra usaha terhadap sentra industri kecil Carica bisa dikatakan positif karena sampai sekarang mereka masih setia terhadap sentra industri kecil Carica (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) Permintaan dari mitra usahapun dari waktu ke waktu mengalami kenaikan dan bergerak naik ( informan 1,2,3,4,5,6,7,8). Dalam melakukan kerjasama dengan mitra usaha selama ini sebagian besar penjual dan agen langsung datang ke sentra usaha kecil Carica (informan 2,3,4,7,8) Selain itu ada pula sentra industri yang menawarkan produknya ke mitra usaha baru (informan 1,5,6). 2. Bahan Baku commit to user Bahan baku sangat diperlukan dalam satu proses produksi dan ditambah
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
dengan bahan pembantu atau penolongnya. Bahan baku Carica ialah papaya gunung yang dikenal dengan nama Carica. Bahan baku Carica dipasok langsung dari petani atau pengepul didataran tinggi Dieng (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) karena hanya di daerah Dieng saja pohon Carica dapat berbuah (informan 1,2,3,4,5,6,7).Berdasarkan keterangan dari kepada bagian perkebunan Disperindag Kabupaten Wonosobo, pembudidayaan Carica juga pernah diusahakan di tempat lain tepatnya di kecamatan Kalikajar namun tidak berhasil, pohon Carica tumbuh tapi tidak bisa berbuah. Setiap pengrajin memiliki pemasok tetap untuk Carica berkisar antara 122 pengepul maupun petani (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) di mana masing-masing petani maupun pengepul memiliki jadwal sendiri-sendiri sesuai kesepakatan dengan pengrajin. Beberapa pengrajin menghendaki pengepul itu datang seminggu sekali (informan 2,3,7), adapula yang 3 x seminggu (informan 5), 2x seminggu (informan 6 dan 8) bahkan adapula pengrajin yang menghendaki setiap hari petani datang (informan 1 dan 4). Kebutuhan bahan baku antara sentra industri kecil Carica yang satu dengan yang lain berbeda. Beberapa sentra industri kecil Carica membutuhkan kurang lebih 3 ton perbulanya (informan 2,3,4,6) adapula yang membutuhkan kurang lebih 5 ton perbulan (informan 7,8), bahkan adapula yang membutuhkan lebih dari 10 ton (informan 1 dan 5). Bahan baku Carica masih sulit didapat apalagi pada musim kemarau karena pohon Carica tidak berbuah sebanyak pada musim panen raya. Para pengrajin pun mengatakan kesulitan memperoleh buah Carica (informan 1,2,3,4,5,6,7,8) apalagi pada waktu pesanan semakin banyak. Untuk mengatasi hal itu maka pengrajin Carica melakukan persedian untuk memenuhi permintaan konsumen dengan cara persediaan stok (informan 1,2,3,4,5,6,7) jadi pada waktu panen raya produksi Carica meningkat dan dijadikan stok untuk mengantisipasi permintaan konsumen pada waktu bahan baku Carica sulit diproduksi (informan 1,2,3,4,5,6,7,8). commit to user Dengan Kajian Teori C. Temuan Strategi Yang Dihubungkan
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Fokus permasalahan pada laporan ini adalah tentang strategi pengembangan sentra indusrti kecil Carica di Kabupaten Wonosobo. Temuan studi yang merupakan hasil penelitian apabila dihubungkan dengan kajian teori yang telah disusun maka dapat diketahui bahwa apa yang telah ditemukan dalam penelitian memang ada kaitannya dengan kajian-kajian teori yang ada. Keterkaitan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Strategi Pengembangan Sentra Industri Kecil Carica di Kabupaten Wonosobo a. Modal Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari–hari, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Pada sentra usaha kecil Carica modal kerja yang telah dikeluarkan telah dapat kembali lagi dalam waktu kurang lebih 2 tahun, dan hasil keuntungan dari produksinya pun dapat digunakan untuk kebutuhan produksi maupun untuk kehidupan seharihari. Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu kurang lebih 2 tahun, sedangkan modal tetap mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang, sebagian besar para pengrajin sudah bertahan lebih dari 5 tahun. Para pengrajin menggunakan modal kerja untuk membiayai proses produksi dan biaya tenaga kerja, sedangkan sisa modal kerja digunakan untuk tambahan modal tetap. b. Teknologi Perkembangan teknologi sekarang ini memperlihatkan perkembangan ke berbagai arah. Penggunaan teknologi dapat diterapkan di berbagai bidang. Pada sentra industri kecil Carica yang proses produksinya sudah menggunakan teknologi tinggi maka proses produksi bisa lebih baik,hal ini bisa terlihat pada waktu kadaluwarsa produk yang bisa mencapai waktu 2 tahun, sedangkan dengan teknologi sederhana waktu kadaluwarsa produk commitJumlah to user produksipun jauh lebih banyak hanya mencapai waktu 1 tahun.
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibandingkan dengan proses produksi manual. Hanya saja sebagian besar pengrajin belum bisa menggunakan teknologi tinggi tersebut, hal ini dikarenakan harga mesin produksinya yang mahal yang belum bisa dijangkau oleh pengrajin Carica. c. Manajemen Manajemen
adalah
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan pada sentra industri kecil Carica proses perencanaan sudah dilakukan mulai dari banyaknya bahan baku yang mau diproses hingga jumlah tenaga kerja, pengorganisasian juga sudah dilakukan sebagai contoh setiap pekerja sudah memiliki tugas masing-masing. Pengarahan pun dilakukan pada saat sebelum mulai proses produksi agar pekerjaan yang dilakukan dapat tepat dan tidak terjadi kesalahan dalam proses produksi. Pengawasanpun dilakukan selama proses produksi dilakukan sampai pada proses akhir hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas produk agar tetap bagus dan tidak rusak, serta menjaga agar pekerja melakukan tugasnya dengan benar, dengan melakukan semua itu maka tujuan perusahaan yaitu menghasilkan produk yang berkualitas dapat tercapai dan nantinya mendatangkan keuntungan. Proses Pembukuan perusahaan di hampir semua sentra industri kecil belum dilakukan dengan baik. Pembukuan sebagian besar hanya dilakukan dengan sangat sederhana, belum terperinci sampai hal-hal kecil, hanya pada pendapatan perusahaan saja, yang terpenting bagi pengrajin adalah perusahaan masih bisa berproduksi dan bisa membayar gaji karyawan. d. Pasar Pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen) dengan penjual (produsen) sehingga berinteraksi untuk membentuk suatu kesepakatan harga jual. Adanya tindakan penawaran dan permintaan akan dapat menimbulkan harga dan kesesuaian harga akan menimbulkan jual beli. commit tokeuntungan user Transaksi jual beli akan menimbulkan yang akan dapat menutupi
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
biaya produksi serta menambah modal perusahaan. Produk Carica merambah pasar lokal, regional hingga ke pasar interlokal. Beberapa Pengrajin ada yang hanya melayani permintaan lokal Kabupaten Wonosobo,namun ada beberapa pengrajin Carica yang sudah melayani konsumen regional bahkan ke pasar interlokal antara lain di pulau Bali, Sumatera dan Kalimantan. Dalam dunia usaha tanpa adanya persaingan maka tidak akan mengalami perkembangan sampai sejauh yang kita terima saat ini. Persaingan merupakan gejala sosial yang terjadi
masyarakat yang selalu menimbulkan segala
kontroversi. Sehingga persaingan menjadi suatu hal yang wajib terjadi di dalam dunia usaha Persaingan pada sentra industri kecil Carica diikuti oleh para pengrajin lokal saja karena para pengrajin Carica hanya ada di sekitar Kabupaten Wonosobo. Persaingan biasanya ada pada harga produk Carica, beberapa pengrajin berani memberikan harga lebih murah dibandingkan dengan pengrajin yang lain. Pasar memiliki beberapa fungsi: 1) Fungsi Pokok Sarana pelayanan masyarakat juga sebagi sumber pendapatan daerah yang dapat menciptakan tambahan tempat usaha bidang jasa dan pencipta kesempatan kerja, dengan adanya sentra-sentra usaha kecil Carica maka dapat menyerap tenaga kerja yang nantinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. 2) Fungsi pada skala kecil Sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling memenuhi kebutuhannya masing-masing baik kebutuhan yang bersifat konsumtif maupun untuk bidang jasa. Penjual Carica membutuhkan pasar untuk memasarkan produknya sedangkan pembeli membutuhkannya untuk memenuhi kebutuhan konsumtifnya selain itu untuk memperoleh tambahan penghasilan dengan menjualnya lagi kepada konsumen commit to user berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id
59 digilib.uns.ac.id
e. Kewirausahaan Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Para pengrajin Carica adalah para wirausahawan yang tangguh mereka berani mengampil resiko dan mau terus bersemangat mengembangkan usaha mereka bekerja keras dan pantang putus asa selama menjalani usaha ini. Mereka juga bisa membaca peluang dimasa yang akan datang dengan memproduksi Carica, dimana Carica memiliki keunggulan tersendiri karena tidak ditemukannya buah ini di tempat lain dan merupakan buah spesifik dari Kabupaten Wonosobo , sehingga pesaingnyapun masih terbatas pada pengrajin lokal dan pasar pun masih sangat luas terbuka. Beberapa ciri-ciri wirausahawanpun bisa ditemukan pada pengrajin Carica yang ada di Kabupaten Wonosobo mulai dari visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada prestasi, berani mengambil risiko, kerja keras, bertanggungjawab, komitmen, mengembangkan
dan
memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak. f. Kelembagaan Lembaga adalah aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang menfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk membantu mereka dengan harapan di mana setiap orang dapat bekerjasama atau berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Sentra industri Kecil Carica telah membentuk kelembagaan yang diberi nama Asosiasi Pengrajin Carica (APC) pada tahun 2008 dan anggotanya adalah para sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo sebanyak 25 orang. Tujuan dibentuknya Asosiasi ini ialah agar para pengrajin Carica yang ada di Kabupaten Wonosobo setidaknya dapat berhubungan secara positif yang nantinya dapat mendatangkan keuntungan bersama. Dengan adanya lembaga APC ini para pengrajin sudah dapat mendapatkan commit akses to userdari pemerintah daerah ketika manfaat antara lain kemudahan
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
menyelesaikan kepentingan sehubungan dengan Carica. Tujuan didirikannya APC yaitu agar sentra industri kecil Carica dapat berkembang besar secara bersama-sama sehingga nantinya dapat menjadi komoditas unggulan Kabupaten Wonosobo. g. Kemitraan usaha. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Pola kemitraan antara UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan antara lain ialah keagenan adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha pengusaha mitra. Para pengrajin Carica biasanya memasok produk Carica ke beberapa agen yang nantinya para agen diberi kebebasan untuk memasarkan produk Carica. Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan kemitraan diantaranya adalah: 1) meningkatnya produktivitas, dengan adanya kemitraan maka produk Carica yang ia buat pasti akan habis karena nantinya akan diambil oleh mitra usaha yang membutuhkan, sehingga nantinya sentra industri kecil akan menambah jumlah produksinya. 2) efisiensi, dapat terlihat pada kemitraan antara sentra yang satu dengan yang lain, dengan adanya kemitraan sentra industri satu bisa mengambil produk dari sentra industri kecil mitranya ketika dia membutuhkan stok dalam jumlah besar yang tidak bisa ia penuhi. 3) jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, meskipun jaminan kualitas setiap sentra industri itu beda namun setiap sentra memiliki kualitas yang ia pertahankan. Dengan adanya mitra usaha maka sentra usaha dapat menyediakan pesanan dalam waktu yang kontinyu khususnya untuk pasokan luar daerah karena dia akan mengambil pasokan dari mitranya commit to user apabila stok yang ia butuhkan kurang.
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4) menurunkan resiko kerugian, dengan adanya kerjasama dengan mitra maka pelanggan setia akan tetap bertahan karena sentra usaha masih bisa tetap memenuhi pesanan mekipun tidak selalu maksimal. 5) memberikan social benefit yang cukup tinggi, keuntungan akan dapat bertambah ketika dia bisa menjual produk yang jauh lebih banyak, baik itu dengan cara dijual sendiri ataupun melalui mitra usaha 6) meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional, dengan kondisi ekonomi yang stabil dan sedikitnya tingkat pengangguran karena telah terserap pada sentra-sentra industri yang akan memberikan ketahanan ekonomi di daerah-daerah yang nantinya akan berdampak pada ketahanan nasional. 2. Bahan Baku Setiap industri pasti memerlukan persediaan tanpa adanya persedian, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaanya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan. Pengrajin Carica juga melakukan persediaan guna memenuhi permintaan pelanggan ketika produksi Carica mengalami penurunan karena sedikitnya bahan baku Carica pada musim kemarau. Persediaan Carica oleh para pengrajin dalam bentuk stok Carica, jadi pada waktu panen raya Carica diproduksi secara besar-besaran dan menyiapkan stok sebanyak mungkin karena jumlah Carica yang melimpah dan harga Carica yang cenderung murah. 3. Analisis SWOT Dalam analisis SWOT terdapat dua analisis yang digunakan yaitu analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Masing-masing strategi yang terdapat dalam matriks SWOT tersebut memiliki karakteristik tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi selanjutnya dilaksanakan secara bersamasama sehingga dapat saling mendukung satu sama lain. a. Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berada di dalam perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Faktor-faktor internal itu ialah commit to user Kekuatan yang dimaksud adalah faktor kekuatan dan kelemahan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
beberapa keunggulan yang dimiliki perusahaan sehingga memiliki posisi pasar yang kuat dan kinerja yang baik. Sedangkan kelemahan disini adalah segala kekurangan-kekurangan yang dimiliki perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memperlemah kinerja perusahaan dan dapat pula membuat perusahaan menjadi gulung tikar. 1) Kekuatan (strength) Kekuatan yang berpengaruh cukup besar bagi para pengrajin adalah kemampuan mencapai target dan segmen pasar. Kemampuan para pengrajin Carica dalam mengelompokkan konsumen merupakan usaha untuk meningkatkan pendapatan dan memperluas jaringan pasar. Dari hasil pengelompokan tersebut akan muncul sikap konsumen untuk setia terhadap produk Carica, sehingga perlahan-lahan akan menjadi pelanggan setia. Sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan faktor penting dalam kegiatan dan proses produksi terutama dalam pembuatan produk Carica. Jumlah tenaga kerja yang cukup banyak di Kabupaten Wonosobo dijadikan sebagai kekuatan di industri kecil Carica. Keahlian dan ketrampilan para karyawan harus tinggi sehingga produk yang dihasilkan mempunyai kualitas bagus. Proses produksi Carica yang sederhana menjadi kekuatan pengrajin Carica karena dapat dimasuki oleh calon pengrajin baru yang juga tertarik berproduksi Carica. Biaya produksi rendah merupakan faktor kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga mampu untuk mencapai keuntungan yang inginkan. Perajin Carica memilih bahan baku Carica yang didatangkan langsung dari dataran tinggi Dieng sebagai tempat tersedianya pohon Carica, sehingga produk yang dihasilkan juga berkualitas. Perajin Carica juga melakukan kerjasama dengan perusahaan Carica sejenis yang ada di Kabupaten Wonosobo dalam hal pemasaran produknya, sehingga mampu memenuhi permintaan konsumen, hal ini dijadikan kekuatan bagi pengrajin Carica Kabupaten Wonosobo. commitdapat to usermembaca peluang pasar Carica Para pengrajin Carica
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan baik, akibat bangkrutnya PT.Dieng Jaya sebagai pemasok utama Carica menyebabkan para penjual dan agen-agen kesulitan dalam memperoleh produk Carica oleh para pengrajin peluang ini dijadikan lahan dia untuk menproduksi Carica dan memasarkan ke penjual ataupun agen-agen tersebut. Persaingan usaha sentra industri kecil Carica masih terjadi pada kalangan pengrajin lokal saja sehingga menjadi faktor kekuatan pengrajin Carica Kabupaten Wonosobo karena jumlahnya yang masih sedikit dan tingkat persaingannya pun masih wajar pada faktor harga produk. 2) Kelemahan
(Weakness)
Kelemahan yang ada pada industri Carica Kabupaten Wonosobo adalah adanya keterbatasan bahan baku Carica yang ada. Keadaan ini karena pasokan buah Carica dari petani yang memang kurang karena jumlah pohon Carica yang masih sedikit dan cara penanaman pohon Carica yang hanya dijadikan tanaman simpang sedangkan Carica hanya bisa tumbuh di dataran tinggi Dieng saja. Teknologi menjadi salah satu kendala dalam sentra industri kecil Carica, hal ini dikarenakan sebagian besar para pengrajin masih menggunakan cara manual dalam memproses Carica. Hal ini dikarenakan mahalnya harga teknologi tinggi tersebut yang tidak mampu dibeli oleh para pengrajin Carica . Padahal apabila menggunakan teknologi yang tinggi maka proses produksi akan lebih cepat dan kuantitas yang dihasilkan akan jauh lebih banyak sehingga nantinya dapat untuk memenuhi permintaan konsumen. Dengan sifat buah Carica yang termasuk tumbuhan musiman maka pada musim-musim tertentu buah Carica akan sulit didapat dan pada musim panen raya yaitu pada saat musim penghujan pohon Carica akan menghasilkan buah yang sangat banyak, pada saat itulah para pengrajin melakukan proses produksi Carica secara besar-besaran yang nantinya produk Carica akan dijadikan stok produk ketika buah Carica tidak berbuah. Jadi konsumen dapat commit userjumlahnya terbatas. mendapatkannya sepanjang tahun to mesti
perpustakaan.uns.ac.id
64 digilib.uns.ac.id
Kekurangan modal menjadi salah satu kelemahan di sentra industri kecil Carica, hal ini dikarenakan sebagian besar sistem pembayaran dilakukan dengan cara bayar di belakang maupun adanya konsinyasi yang menyebabkan modal tidak cepat kembali, sehingga para pengrajin harus menyediakan modal dobel untuk dapat tetap berproduksi selain itu para pengrajin hanya dapat memproduksi semampunya. b. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang berada di luar perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut. Faktor-faktor eksternal tersebut faktor peluang dan faktor ancaman. Faktor peluang (opportunity), merupakan keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan terutama kesempatan-kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Sedangkan faktor ancaman (threats) adalah segala sesuatu yang berada di luar perusahaan yang sekiranya dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. 1) peluang (opportunity) Peluang-peluang yang terdapat pada sentra industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo adalah bahan baku Carica yang hanya tersedia di Kabupaten Wonosobo tepatnya di dataran tinggi Dieng dan tidak ditemukan di daerah lain, dengan demikian maka peluang pasar untuk produk Carica besar selain dekat dengan bahan baku pesaingpun hanya para pengrajin lokal saja. Belum tergarapnya Carica secara maksimal, masih sedikitnya bahan baku inovasi produnyanyapun masih jarang dilakukan sebagian besar masih memproduksi Carica dalam bentuk manisan Carica saja. Permintaan konsumen yang tinggi terhadap produk Carica menjadi salah satu peluang bagi para pengrajin Carica, sehingga dengan jumlah yang terbatas dan jumlah produk yang sedikit maka harga produk Carica commit to user di pasaran tinggi.
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dijadikannya Carica sebagai makanan khas Kabupaten Wonosobo oleh pemerintah daerah menjadi peluang tersendiri untuk para pengrajin selain perhatian pemerintah pada para pengrajin Carica dengan memberikan pelatihan-pelatihan sehubungan dengan Carica maupun kemudahan dalam mengurus kepentingan sehubungan dengan Carica. Resiko rendah dapat dijadikan peluang oleh para pengrajin karena dengan permintaan yang tinggi dan pasokan Carica yang masih terbatas maka resiko kerugian dari para pengrajin Carica rendah. 2) ancaman (threats) Ancaman sentra industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo dapat berasal dari faktor alam maupun pesaing. Untuk faktor alam, karakteristik dataran tinggi Dieng yang berupa pegunungan yang semuanya hampir dijadikan lahan kentang dapat memicu terjadinya longsor yang mengancam
matinya
pohon
Carica,
hal
ini
dapat
mengancam
keberlangsungan sentra industri karena pasokan bahan baku utama tidak bisa di dapatkan di tempat lain. Pesaing dapat dijadikan ancaman untuk para pengrajin sentra industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo ketika ada investor yang menanamkan modalnya dalam jumlah besar dan mendirikan Perusahaan Carica di Kabupaten Wonosobo. Dengan adanya perusahaan maka Carica dapat diproduksi dalam jumlah besar-besaran yang nantinya akan menurunkan harga jual Carica. Ancaman yang lain bisa datang pada pohon Carica itu sendiri, ditakutkan suatu saat pohon Carica terkena wabah penyakit yang nantinya dapat mematikan pohon-pohon Carica yang ada, selain itu perubahan selera konsumen juga menjadi ancaman tersendiri, konsumen akan jenuh atau bosan dengan produk Carica yang belum begitu berkembang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti serta wawancara dengan beberapa pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo maka dapat dianalisis faktor-faktor yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada commit to user sentra industri kecil Carica di Kabupaten Wonosobo sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
1) Kekuatan a) Proses Produksi mudah b) Mampu membaca peluang pasar c) Bekerjasama dengan sesama produsen atau pengrajin sejenis d) Jumlah tenaga kerja yang melimpah e) Mempunyai kualitas produk yang baik f) Persaingan dengan pengrajin lokal 2) Kelemahan a) Keterbatasan bahan baku yang tersedia b) Mahalnya harga teknologi tinggi c) Hambatan pada saat musim kemarau d) Adanya modal macet e) Adanya sistem pembayaran di belakang ataupun konsinyasi f) Kenaikan harga barang pembantu g) Pengiriman barang yang terhambat h) Pesaingan harga antar pengrajin i) Inovasi masih jarang dilakukan j) Manajemen belum dilakukan secara maksimal 3) Peluang a) Carica merupakan tanaman khas Kabupaten Wonosobo b) Permintaan konsumen yang tinggi c) Carica belum tergarap secara maksimal d) Harga jual Carica yang tinggi e) Resiko yang rendah f) Perhatian Pemerintah Daerah terhadap sentra industri kecil Carica 4) Ancaman a) Pohon Carica terkena wabah penyakit b) Bencana Longsor di dataran tinggi Dieng c) Berubahnya selera konsumen Berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sentra industri kecil to user yang ada, kemudian dilakukan Carica sekaligus adanya peluangcommit dan ancaman
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengkombinasian antara kekuatan dengan kelemahan, kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang, kelemahan dengan ancaman serta peluang dan ancaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan matriks SWOT berikut ini: Faktor Internal
Kekuatan (strength) • •
Proses Produksi Mampu membaca
tersedia Mahalnya harga teknologi tinggi •
Hambatan
pengrajin sejenis
saat
Jumlah tenaga kerja
kemarau •
pada musim
Adanya
modal
macet
Mempunyai kualitas produk yang baik
•
•
Bekerjasama dengan
yang melimpah •
Keterbatasan bahan baku yang
sesama produsen atau •
•
mudah peluang pasar •
Kelemahan (weakness)
•
Adanya
sistem
Persaingan dengan
pembayaran
di
pengrajin lokal
belakang ataupun konsinyasi •
Kenaikan
harga
barang pembantu •
Pengiriman barang
yang
terhambat •
Pesaingan harga antar pengrajin
•
Faktor Eksternal
Inovasi
masih
jarang dilakukan commit to user
•
Manajemen
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belum dilakukan
•
(Opportunity) •
merupakan
memproduksi
bentuk stok barang
tanaman
yang
khas
tanaman
Kabupaten •
Permintaan
merupakan khas
Kabupaten Wonosobo
kekurangan
bahan
Memanfaatkan
baku
proses • •
tinggi
langsung (membuka
Memanfaatkan
toko)
untuk
mengatasi
modal
memenuhi •
secara
produksi Carica dengan
pengrajin sejenis untuk
Carica yang
Melakukan penjualan
sesama produsen atau jual
Perbaikan manajemen produksi
memaksimalkan
kerjasama
maksimal
mengatasi ketika
dapat •
dalam
masalah
yang melimpah untuk
secara Harga
untuk
dan jumlah tenaga kerja
Carica tergarap
•
Carica
produksi yang mudah
belum
•
Melakukan persediaan
yang tinggi
•
•
pasar yang ada dengan
konsumen •
Memanfaatkan peluang
Carica
Wonosobo •
secara maksimal Strategi WO
Strategi SO
Peluang
yang macet. •
permintaan
Pada
saat
kemarau
musim produksi
konsumen yang tinggi
Carica dipindahkan
Memanfaatkan
ke
Resiko yang
perhatian
makanan
olahan
rendah
daerah
lainnya
seperti
Perhatian
menjadikan
Pemerintah
sebagai icon Kabupaten
dieng,
Daerah
Wonosobo untuk dapat
dll
terhadap
mengembangkan
serta
komoditas
sentra
meningkatkan
produk
Kabupaten
industri
Carica
kecil Carica
pemerintah yang Carica
commit to user
produksi
kacang dieng, jamur purwaceng,
yang
menjadi
Wonosobo lainnya. •
Memanfaatkan
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
media
teknologi
(internet)
untuk
mempromosikan Carica. •
Harga jual carica yang tinggi dapat menolong
harga
bahan
penolong
ketika
mengalami
kenaikan harga di pasaran.
Ancaman
Strategi ST •
(Threats) •
•
•
Riset
pemasaran
Pohon
alam khususnya tanah
terkait
Carica
longsor yaitu dengan
kondisi
terkena
melakukan
perekonomian
wabah
penyuluhan pada
Negara
penyakit
masyarakat sekitar
jasa
Bencana
dataran tinggi Dieng
pemasaran
yang
Longsor
agar lebih peduli
dilakukan
oleh
di
pada lingkungan.
lembaga APC dan
Melakukan inovasi
di
tinggi
produk yang dapat
Pemerintah
Dieng
meningkatkan selera
Daerah
Berubah
konsumen
Wonosobo
dataran
•
Antisipasi bencana
Melakukan inovasi produk pada carica untuk menaikan permintaan dari konsumen. Strategi WT
nya
•
•
Melakukan
•
dengan
melalui konsultan
Bantu
oleh
Ancaman
tanah dapat
selera
penelitian-penelitian
longsor
konsum
commitdengan to user berkaitan
ditanggulangi
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
en
pohon Carica untuk
dengan
dapat menemukan
memperbanyak
kemungkinan wabah
tanaman
penyakit yang dapat
setidaknya dapat
menyerang pohon
lebih
Carica
menyerap
Carica banyak air
dibandingkan tanaman kentang. •
Inovasi
perlu
dilakukan
untuk
menangulangi kebosanan konsumen terhadap produksi carica. Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009/2010 Keterangan: S= strength, W= weakness, O= Opportunity, T= Threats 5. Perumusan Strategi Pengembangan Berdasarkan hasil Matriks SWOT tersebut diperoleh berbagai macam strategi baru hasil kombinasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut ini. a. Hasil kombinasi kekuatan dan peluang menghasilkan strategi antara lain: 1) Memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan memproduksi Carica yang merupakan tanaman khas Kabupaten Wonosobo 2) Memanfaatkan proses produksi yang mudah dan jumlah tenaga kerja yang melimpah untuk dapat memaksimalkan produksi Carica 3) Memanfaatkan kerjasama dengan sesama produsen atau pengrajin sejenis untuk memenuhi permintaan konsumen yang tinggi 4) Memanfaatkan perhatian commit pemerintah daerah yang menjadikan Carica to user
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
sebagai icon Kabupaten Wonosobo untuk dapat mengembangkan serta meningkatkan produk Carica b. Hasil kombinasi kekuatan dengan ancaman menghasilkan strategi antara lain: 1) Antisipasi bencana alam khususnya tanah longsor yaitu dengan melakukan penyuluhan pada masyarakat sekitar dataran tinggi Dieng agar lebih peduli pada lingkungan. 2) Melakukan inovasi produk yang dapat meningkatkan selera konsumen 3) Melakukan penelitian-penelitian berkaitan dengan pohon Carica untuk dapat menemukan kemungkinan wabah penyakit yang dapat menyerang pohon Carica c. Hasil kombinasi kelemahan dengan peluang menghasilkan strategi antara lain: 1) Melakukan persediaan dalam bentuk stok barang untuk mengatasi masalah ketika kekurangan bahan baku 2) Perbaikan manajemen produksi 3) Melakukan penjualan secara langsung (membuka toko) untuk mengatasi modal yang macet. 4) Pada saat musim kemarau produksi Carica dipindahkan ke produksi makanan olahan lainnya seperti kacang dieng, jamur dieng, purwaceng, dll yang menjadi komoditas Kabupaten Wonosobo lainnya. 5) Memanfaatkan media teknologi (internet) untuk mempromosikan Carica. 6) Harga jual carica yang tinggi dapat menolong harga bahan penolong ketika mengalami kenaikan harga di pasaran. 7) Melakukan inovasi produk pada carica untuk menaikan permintaan dari konsumen. d. Hasil kombinasi kelemahan dengan ancaman menghasilkan strategi antara lain: 1) Riset pemasaran terkait dengan kondisi perekonomian Negara melalui jasa konsultan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga APC dan di Bantu oleh commit to user Pemerintah Daerah Wonosobo
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Ancaman tanah longsor dapat ditanggulangi dengan memperbanyak tanaman Carica setidaknya dapat lebih banyak menyerap air dibandingkan tanaman kentang. 3) Inovasi perlu dilakukan untuk menangulangi kebosanan konsumen terhadap produksi carica.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bab terakhir ini peneliti akan mengemukakan suatu simpulan, implikasi dan saran berdasarkan penelitian. A. Kesimpulan Dengan melakukan strategi pengembangan pada sentra industri kecil Carica, dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan dan pendapatan para pengrajin Carica di Kabupaten Wonosobo. Faktor-faktor yang dapat dikembangkan antara lain ialah modal, teknologi, manajemen, pasar, kelembagaan, kewirausahaan dan kemitraan usaha. Sama halnya dengan industri kecil pada umumnya, sentra industri kecil Carica juga mengalami beberapa kendala yang dialami oleh sebagian besar industri kecil antara lain kekurangan modal, penggunaan teknologi sederhana, proses manajemen yang kurang teratur, dan masalah bahan baku. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang) dalam penentuan strategi pengembangan pada industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo maka dapat dihasilkan strategi untuk meminimalkan kelemahan kekurangan bahan baku sehingga bisa dijadikan kekuatan serta meminimalkan ancaman datangnya investor asing sehingga dapat dijadikan peluang oleh industri kecil Carica Kabupaten Wonosobo. Beberapa strategi tersebut dapat digunakan oleh para pengrajin Carica untuk mengembangkan industri kecil mereka, sehingga pendapatan yang diperolehnya akan naik. Dengan
adanya
strategi
pengembangan
yang
ditemukan
dapat
menyelesaikan atau setidaknya meminimalkan kendala yang dialami oleh para pengrajin Carica Kabupaten Wonosobo.
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Implikasi 1. Implikasi Praktis Berdasarkan kesimpulan penelitian, implikasi yang dapat disimpulkan adalah terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan perajin Carica yaitu dengan memanfaatkan kombinasi dari kekuatan (strength) kelemahan (Weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threats), yaitu kombinasi kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang dan kelemahan dengan ancaman. 2. Implikasi Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian dalam hal pengembangan UKM. b. Hasil
penelitian
dijadikan
ini
bahan
diharapkan
masukan
dapat
bagi
para
pengrajin Carica dalam mengembangkan industri
kecil
Carica
sehingga
dapat
meningkatkan pendapatan. C. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian dan analisis data tersebut diatas maka saran dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Saran untuk Pengrajin Carica a. Memaksimalkan kekuatan untuk
memanfaatkan
yang ada
peluang
yang
sebesar-besarnya dengan memanfaatkan media internet sebagai sarana promosi yaitu membuat web bersama dari semua pengrajin
Carica
sehingga
produk
Carica dapat dikenal di seluruh penjuru di Indonesia. commit to user b. Meminimalkan kelemahan yang ada
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
untuk menghadapi ancaman dengan cara perbaikan mutu SDM melalui training bagi pekerja baru. c. Pembenahan
manajemen
diantaranya
dengan
kerja membuat
pembukuan sederhana dan secara teratur. d. Peningkatan kualitas SDM diantaranya, melakukan produk
pelatihan
dan
pelatihan
pengembangan penggunaan
jaringan internet.
2. Saran untuk Pemerintah Daerah a. Pemerintah Daerah diharapkan lebih sering mengadakan pendampingan dan pelatihan kepada Pengrajin Carica agar lebih maksimal dalam kegiatan produksi dan pemasaran produk Carica. b. Memaksimalkan
Web
kabupaten
Wonosobo dengan memasukkan produk Carica
serta
berkaitan
segala dengan
sesuatu
yang
Carica
di
wonosobokab.go.id c. Diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan bantuan berupa teknologi tinggi kepada para pengrajin Carica. d. Pemerintah melakukan
diharapkan
lebih
sering
penyuluhan-penyuluhan
kepada masyarakat Dieng agar mau membudidayakan Carica, commit memberikan to user penyuluhan
serta untuk
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengantisipasi bencana alam di dataran tinggi Dieng. e. Menyediakan Fasilitas dalam promosi, sebagai contoh adanya poster, baliho maupun gambar-gambar tentang Carica di
tempat-tempat
yang
strategis
sehingga banyak orang akan mengenal Carica. f. Pemerintah
diharapkan
dapat
memberikan bantuan bibit Carica yang unggul kepada para petani. g. Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan bantuan obat untuk petani carica yang dapat merangsang buah sehingga nantinya carica tidak hanya berbuah pada musim penghujan saja. 3. Saran untuk Peneliti selanjutnya a. Peneliti
sebaiknya
lebih
tajam
menyoroti
permasalahan yang ada sehingga nantinya dapat mendapatkan informasi yang lebih banyak. b. Menambah jumlah informan untuk mendapatkan informasi yang lengkap. c. Variabel yang diteliti sebaiknya ditambahkan lagi. d. Atas keberhasilan penelitian ini diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menemukan strategi yang lebih spesifik untuk kemajuan industri kecil Carica.
commit to user