Strategi Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai (Tourism Management Strategy of Cemara Kembar Beach in Serdang Bedagai District) 1
Akmila, 2Pindi Patana, 2Yoes Soemaryono
1
Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 Email :
[email protected] 2 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 2 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 ABSTRACT The tourism area is dependent on its management to give huge benefit for development, so it needs strategies dan local comunnities participation. This research aimed to determine the tourism suitability and the proper tourism management strategies of Cemara Kembar Beach. This study was conducted in april-may 2016 in Cemara Kembar Beach, Sei Nagalawan Village, Serdang Bedagai District. Tourism suitability was measurred in situ while the management strategy was analyzed by SWOT analysis. Suitability index value of Cemara Kembar Beach tourism area is 87,1% which is in the very appropriete category. Based on SWOT analysis, Cemara kembar beach is in Quardan 1 which is the S-O (Growth Strategy) strategy. This strategy allows to utilize the strength and opportunity to gain benefits. Keyword: Cemara Kembar Beach , SWOT, Tourism Management Strategy
PENDAHULUAN Latar Belakang Wisata merupakan kebutuhan sekunder bagi beberapa kalangan masyarakat. Wisata bahari adalah kegiatan untuk menikmat keindahan dan keunikan daya tarik wisataalam di wilayah pesisir dan laut dekat pantai serta kegiatan rekreasi lainnya yang menunjang. Wisata bahari terkadang juga dikenal dengan wisata laut. Kawasan pantai yang dibangun menjadi tempat wisata akan mengalami perubahan lingkungan baik secara nyata maupun tidak nyata,
terlebih apabila pembangunan kawasan pantai diikuti dengan beberapa aktivitas lain, seperti tempat pemukiman, pelelangan ikan, warung, restaurant yang sekaligus menjadikan tempat rekreasi bagi wisatawan. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kawasan yang tepat sehingga tercipta wisata pantai yang melibatkan masyarakat sekitar sehingga dapat berjalan dengan baik serta kelestariannya terjaga. Kelestarian lingkungan yang terjaga, pengelolaan yang baik serta partisipasi masyarakat setempat yang ramah merupakan daya tarik wisata
2
tersendiri. Untuk itu agar pengembangan pariwisata, termasuk wisata bahari dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pembangunan, maka dalam pengelolaannya harus dibutuhkan strategi dan partisipasi masyarakat setempat. Keterlibatan masyarakat setempat menjadi penting dalam upaya menjaga keberlanjutan pariwisata yang berdampak pada peningkatan taraf hidup kesejahteraan masyarakat setempat serta kelestariannya dapat terjaga. Wilayah pesisir merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang sangat penting bagi masyarakat dan pembangunan daerah maka haruslah dikelola secara terpadu dan berkelanjutan serta optimal. Wilayah pesisir merupakan region dari kawasan pesisir yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kriteria tertentu seperti karakter fisik, biologi, sosial dan ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya (Dalimunthe, 2007). Kabupaten Serdang Bedagai menjadikan periwisata sebagai salah satu sektor andalan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kabupaten Serdang Bedagai memiliki potensi wisata yang beragam. Salah satunya adalah Pantai Cemara Kembar. Pantai Cemara Kembar merupakan objek wisata di Serdang Bedagai dengan luas 4 hektar yang menonjolkan alam penuh keasrian dengan pohon-pohon cemara dan pinus berjejer disepanjang pantai Cemara Kembar (Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, 2015) Suatu kawasan wisata harus memiliki daya ekologis, daya dukung sosial dan daya dukung ekonomi. Ketiga komponen ini harus seimbang dan saling memiliki keterkaitan. Keberadaan wisata akan berpengaruh
bagi masyarakat sekitar, terutama dalam hal peningkatan kelestarian lingkungan desa maupun kesejahteraan hidup masyarakat. Agar suatu kawasan wisata tetap lestari dan berkelanjutan, diperlukan pengelolaan yang tepat dan peran masyarakat serta pemerintah setempat dalam pengelolaannya. Untuk itu dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang Strategi Pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai. Pengelolaan wisata harus sadar lingkungan sehingga pengelolaannya mencerminkan ciri khas budaya dan lingkungan alam di daerahnya, serta tidak merusak lingkungan alam dan budaya yang khas di kawasan tersebut.. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui kesesuaian wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai. 2. Mengkaji strategi yang tepat untuk pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar Kabupaten Serdang Bedagai. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 di Pantai Cemara Kembar Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Secara geografis lokasi ini terletak pada 03°35'29,52" 03°35'24,46" LU dan 99°5'28,59" 99°5'39,09" BT. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital, alat tulis, Global Positioning System (GPS) recorder, plastik, papan jalan, secchi disc, bola duga dan laptop.
3
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi pustaka, kuesioner untuk mendapatkan data primer dan data sekunder dari instansi pemerintah setempat. Metode Pengumpulan Data Data Primer Jenis data primer yang diambil adalah data sosial ekonomi. Pengambilan data sosial ekonomi dilakukan dengan metode purposive sampling melalui wawancara dengan masyarakat sekitar, pengunjung, dan pihak pengelola / instansi terkait untuk mengetahui permasalahan pengelolaan sumberdaya alam, kependudukan, dan persepsi masyarakat di Pantai Cemara Kembar. Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan berasal dari studi pustaka, buku-buku laporan hasil penelitian sebelumnya serta bukubuku yang terkait dengan penelitian ini. Data yang dikumpulkan meliputi sumberdaya alam, keadaan umum kawasan Pantai Cemara Kembar, isuisu yang berkembang, kebijakan pengelolaan di wilayah tersebut. Metode Penarikan Sampel Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu mengandalkan logika atas kaidahkaidah yang berlaku didasari sematamata dari judgement peneliti yakni sampel yang diambil diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, digunakan untuk situasi dimana persepsi orang pada sesuatu sudah terbentuk (Fauzi, 2001 dalam Nancy, 2007).
Metode Analisis Data Analisis Partisipasi Masyarakat Data yang telah diperoleh dalam penelitian diolah dan ditabulasikan, kemudian dimasukkan ke dalam tabel dan dihitung frekuensi dan persentasenya sesuai dengan kriterianya. Tindakan terakhir penganalisisan dan dijabarkan hasilnya. Penilaian rentang besaran tingkat partisipasi serta karakteristik yang diamati dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2012), Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Analisis Kesesuaian Lahan Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan wisata bahari adalah (Yulianda, 2007): IKW = (Σ Ni / Nmaks) x 100 % Keterangan: IKW = Indeks Kesesuaian Wisata Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor) Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata Analisis Daya Dukung Analisa daya dukung kawasan ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulaupulau kecil secara lestari. Mengingat
4
pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass tourism, mudah rusak dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka perlu penentuan daya dukung kawasan. Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007): Lp Wt DDK = K × × Lt Wp Keterangan : DDK = Daya Dukung Kawasan K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area untuk kategori tertentu Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pengelolaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). SWOT adalah singkatan dari
Strengths dan Weakness serta Opportunities dan Threats. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal dan internal (Rangkuti, 2003). Penentuan berbagai faktor, bobot setiap faktor dan tingkat kepentingan setiap faktor didapatkan dari hasil wawancara dengan orangorang yang berkompeten dibidangnya dan disesuaikan dengan kondisi di lapang. Hal ini dilakukan agar sifat obyektif dari analisis ini dapat diminimalkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Area Pantai Cemara Kembar terletak di Jalan Pantai ATP No. 15 Desa Sei Nagalawan Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai. Desa ini merupakan desa yang letaknya paling jauh dari ibukota kecamatan. Jarak dari ibukota kecamatan menuju Sei Nagalawan berkisar 15 (lima belas) kilometer dan dibutuhkan waktu tempuh hampir 30 (tiga puluh) menit. Desa Sei Nagalawan berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Desa Sei Nagalawan memiliki wilayah yang cukup luas yakni 871 (delapan ratus tujuh puluh satu) hektar. Karena luasnya wilayah maka Desa Sei Nagalawan kemudian dibagi menjadi tiga dusun. Wisata Pantai Cemara Kembar terletak di Dusun III. Pantai Kembar ini berjarak 5 (lima) Km dari jalan raya (Desa Sei Buluh). Pantai Cemara Kembar memiliki luas area 4 (empat) hektar. Kependudukan Penduduk yang menetap di daerah Pantai Cemara Kembar memiliki mata pencaharian sebagai nelayan tangkap, nelayan tambak dan
5
pengelola wisata pantai. Jumlah masyarakat yang menetap di daerah ini hanya terdapat 11 kepala keluarga yang berjumlah 56 jiwa yang pada umumnya beragama Islam dan bersuku Jawa dan Melayu. Sarana dan Prasarana Sarana yang terdapat di Pantai Cemara Kembar terdiri dari fasilitas hiburan, kenyamanan, keagamaan dan ekonomi. Untuk sarana hiburan terdapat sebuah sebuah permainan flying fox, untuk sarana kenyamanan terdapat beberapa pondok, rumah pohon dan replika rumah adat (Gazebo), untuk sarana keagamaan terdapat sebuah mushola dan untuk sarana ekonomi berupa kantin yang berjumlah 1 unit. Akses dari jalan raya memasuki Desa Sei Nagalawan merupakan jalan aspal yang sudah rusak, tetapi memasuki jalan menuju Wisata Pantai Cemara Kembar merupakan tanah liat berbatu. Karakteristik Responden Jumlah responden di Pantai Cemara Kembar sebesar 35 orang dengan jumlah laki-laki sebesar 24 orang (68.5%) dan perempuan sebesar 11 orang (31.5%). Karakteristik responden tertinggi untuk kelompok umur adalah 41-55 Tahun sebesar 14 orang (40%) dengan pendidikan terakhir SMP sebesar 18 orang (51.4%). Rata-rata responden bekerja sebagai pengelola pantai ATP (Anugerah Tambak Perkasindo) sebesar 13 orang (37.1%) dan ibu rumah tangga sebesar 4 orang (11.4%). Partisipasi Masyarakat terhadap Pengelolaan Wisata Pantai Cemara Kembar Sebesar 89% masyarakat Pantai Cemara Kembar merupakan
pengguna manfaat Pantai Cemara Kembar baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari 35 responden 21 diantaranya atau sebesar 83% menyatakan setuju bahwa adanya wisata Pantai Cemara Kembar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya yaitu melalui usaha-usaha yang didirikan masyarakat baik secara berkelompok maupun pribadi. Hanya 17% responden yang peduli akan kelangsungan wisata Pantai Cemara kembar. Sebesar 29% responden mengetahui potensi dan faktor pendukung yang ada di Pantai Cemara Kembar namun tidak tahu tindakan yang harus dilakukan untuk ikut serta mengelola Pantai Cemara Kembar. Ketidaktahuna ini diduga disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan minimnya dana yang dimiliki masyarakat. Perhitungan skala likert rentang skor yang diperoleh untuk tingkat partisipasi masyarakat sebesar 41,3%. Rentang skor yang diperoleh digolongkan kedalam tingkat partisipasi masyarakat yang sedang untuk keikutsertaan dalam mengelola wisata Pantai Cemara Kembar. Sedangkan 58,7% lainnya tidak berpendapat harus ikut serta dalam mengelola Pantai Cemara Kembar. Karakteristik Pengunjung Responden pengunjung yang diwawancarai sebanyak 10 orang. Pengunjung terdiri atas 5 laki-laki dan 5 perempuan. Pengunjung yang diwancarai adalah pengunjung yang datang ke Pantai Cemara Kembar untuk berwisata dengan asal daerah, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan yang berbeda. Tingkat pendidikan pengunjung sangat bervariasi, mulai dari tamat SMA yang mendominasi (50%). tingkat S1 (40%) dan tingkat
6
S2 (10%). Rata-rata pendapatan pengunjung yang paling banyak diperoleh dari hasil wawancara adalah Rp. 3.000.000 sebanyak 50% dan pengunjung dengan penghasilan Rp. 3.500.000, Rp. 2.000.000, Rp. 900.000 serta lebih dari Rp. 5.000.000 masing-masing sebesar 10%. Sebagian besar pengunjung berasal dari Kota Medan (50 %), ada juga pengunjung yang berasal dari Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 10%. Dan pengunjung lainnya datang dari luar Kabupaten Serdang Bedagai tetapi masih berada di dalam Provinsi Sumatera utara sebanyak 40%. Presepsi Pengunjung Pengunjung Pantai Cemara Kembar sebagian besar mengatakan kondisi listrik dan air bersih di Pantai Cemara Kembar dalam keadaan sedang, beberapa mengatakan baik dan ada juga yang mengatakan buruk. Sedangkan untuk kondisi transportasi dan aksesibilitas menuju Pantai Cemara Kembar tergolong buruk disebabkan kondisi jalan yang rusak dan tidak ada tersedianya transportasi umum menuju tempat wisata ini. Sebesar 70% pengunjung mengatakan fasilitas dan pelayanan di Pantai Cemara Kembar tergolong baik dan memuaskan. Pengunjung sangat tertarik dengan ciri khas Pantai Cemara Kembar yaitu adanya beberapa rumah adat dan rumah pohon yang dibangun. Namun beberapa pengunjung juga menyarankan untuk menambahkan sarana dan prasarana di Pantai Cemara Kembar seperti aula, volley pantai, musholla dan lahan parkir. Pernyataan ini sesuai dengan Muttaqqin, dkk (2011) yang menyatakan bahwa Sarana, prasarana, serta fasilitas aksesbilitas yang
tersedia sangat menunjang untuk pengembangan ekowisata. Sebesar 80% pengunjung mengatakan baru pertama kali mengunjungi Pantai Cemara kembar, pengunjung merasa tertarik dengan fasilitas yang ditawarkan oleh Pantai Cemara Kembar yaitu permainan flying fox dan fasilitas WiFi. Menurut pengunjung, kedua fasilitas ini merupakan keunggulan Pantai Cemara Kembar yang belum ada di obyek wisata lain. Oleh karena itu sebagian besar pengunjung mengatakan berkeinginan untuk berkunjung kembali ke tempat wisata ini.
Kesesuaian Wisata untuk Kategori Rekreasi Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata dilakukan dengan perhitungan parameter-parameter secara insitu. Indeks Kesesuaian Wisata Pantai Cemara Kembar termasuk kedalam kategori sangat sesuai yaitu sebesar 87,17%. Tabel pengukuran parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata dapat dilihat pada Lampiran 6. IKW = (Σ Ni / Nmaks) x 100 % IKW = 136/156 x 100% IKW = 87,17% Indeks Kesesuaian Wisata untuk Cemara Kembar diperoleh nilai 87,1%. Nilai ini tergolong dalam kategori sangat sesuai (SS) untuk dilakukan kegiatan wisata. Namun demikian tetap diperlukan upaya perlindungan dan perawatan dengan tetap membatasi setiap kegiatan wisata disana agar potensi Pantai Cemara Kembar tidak menurun dan
7
bisa dimanfaatkan berkelanjutan.
secara
Daya Dukung Kawasan untuk Kegiatan Wisata Daya Dukung Kawasan merupakan hal yang penting diperhatikan untuk membatasi jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di setiap tempat wisata. Daya Dukung Kawasan untuk wisata Pantai Cemara Kembar untuk kegiatan olahraga Flying Fox sebesar 60 orang per hari dan rekreasi pantai sebesar 90 orang per hari. Nilai ini menunjukan bahwa, dalam satu harinya maksimal
wisatawan yang dapat melakukan rekreasi pantai sebanyak 90 orang perhari dan wisatawan yang dapat melakukan flying fox sebanyak 60 orang perhari. Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata pantai ini adalah 9 jam dalam satu hari, sesuai dengan rata-rata lama jam kerja. Strategi Pengelolaan Wisata Faktor-faktor Internal (IFAS) Matriks faktor strategi internal (IFAS) dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 1. Matriks faktor strategi Internal.
Tabel 1. Matriks faktor strategi Internal Kekuatan No
Parameter
Bobot
Rating
Skor
1.
Sarana dan prasarana yang sangat memadai
0,10
3,75
0,37
2.
Potensi sumberdaya alam dan lingkungan yang cukup baik Kegiataan wisata dan kegiatan perikanan penduduk yang tergabung sesekali
0,07
3,25
0,23
0,10
3,25
0,32
0,13
3,00
0,39
5.
Kondisi fasilitas penunjang atraksi wisata yang terawat Keberadaan masyarakat sebagai pengelola wisata tergolong tinggi
0,09
2,75
0,25
6.
Dukungan pemerintah desa setempat yang cukup tinggi
0,10
2,75
0,27
3. 4.
Total
1,83 Kelemahan
1.
Aksesibilitas yang kurang mudah
0,11
-2,25
0,25
2.
0,08
-2,25
0,18
3.
Kualitas sumberdaya manusia tergolong rendah Kebijakan pemerintah yang kurang sesuai dengan pengelola pantai
0,12
-2,00
0,24
4.
Promosi wisata Pantai Cemara Kembar yang sangat Kurang
0,11
-1,00
0,11
Total
1,00
-0,78
S + W = 1, 83 + (-0,78) = 1,05
Total dari nilai kekuatan sebesar 1,83 dan total kelemahan sebesar -0,78 dapat dilihat pada Tabel 11. Hasil penjumlahan total kekuatan dan total kelemahan diperoleh nilai sebesar 1,05. Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa wisata Pantai Cemara Kembar berada pada
sumbu x positif. Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa faktor kekuatan dapat menutupi faktor kelemahan yang ada pada wisata Pantai cemara kembar. Strategi growth atau strategi agresif merupakan strategi yang membuat suatu pengelolaan menjadi
8
serangan penuh inisiatif dan terencana. Berdasarkan hasil kuadran analisis SWOT, strategi yang dapat digunakan dalam pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar adalah strategi S-O (Stength – Opportunitie) Penjelasan mengenai strategi
pengelolaan dapat Matriks SWOT.
dilihat
pada
Faktor-faktor Eksternal (EFAS) Matriks faktor strategi eksternal (EFAS) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Matriks Faktor Strategi Eksternal Peluang No
Parameter
Bobot
Rating
Skor
+3,40
0,40
1.
Kebersihan pantai yang cukup baik
0,12
2.
Kegiatan wisata yang ditawarkan cukup menarik
0,13
+3.20
0,41
3.
Lokasi tempat wisata yang cukup strategis
0,14
+2,80
0,40 1,21
Total
1. 2. 3.
4.
Ancaman Minat wisatawan untuk melakukan wisata di pantai masih rendah Air laut yang pasang sedikit mengganggu aktivitas pengunjung Peningkatan kenyamanan akses transportasi dan komunikasi tergolong rendah
0,13
-2,50
-0,32
0,11
-2,00
-0,22
0,09
-1,60
-0,14
Konflik kepentingan masyarakat mungkin terjadi
0,14
-1,50
-0,21
Persaingan dengan objek wisata lain sangan tinggi
0,14
-1,40
-0,20
1,00
Total
-1,09
O + T = 1,21 + (-1,09) = 0,12
Total dari nilai peluang sebesar 1,21 dan total ancaman sebesar -1,09 dapat dilihat pada Tabel 12. Hasil penjumlahan total peluang dan total ancaman diperoleh nilai sebesar 0,12. Dari hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa wisata Pantai Cemara Kembar berada pada sumbu y positif. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor peluang dapat menutupi faktor ancaman yang ada pada wisata Pantai Cemara Kembar. Kuadran Analisa SWOT Faktor internal (hasil penjumlahan dari nilai total kekuatan dan nilai total kelemahan) diperoleh hasil sebesar 1,05 yang berada di sumbu x positif dan faktor internal
(hasil penjumlahan dari nilai total peluang dan ancaman) diperoleh hasil sebesar 0,12 yang berada di sumbu y positif. 4. Strategi around
Turn-
1. Strategi Growth
0,12 1,05
3. Strategi Defensif
2. Diversifikasi
Strategi
Gambar 1. Kordinat Cartesius Pantai Cemara Kembar
9
Gambar 1 menunjukkan nilai X yaitu 1,05 dan nilai Y yaitu 0,12. Hal ini berarti posisi strategi pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar berada pada kuadran 1 dengan rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi growth, artinya wisata Pantai Cemara Kembar berada dalam situasi yang baik karena memiliki kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Matriks SWOT Alternatif strategi untuk pengelolaan pantai Cemara Kembar yang diperoleh berdasarkan analisis yang mempertimbangkan kepentingan faktor-faktor eksternal dan internal serta keterkaitan antar faktor-faktornya (analisis SWOT) adalah sebagai berikut: Strategi S-O 1. Menjaga kenyamanan pengunjung dan keamanan lokasi wisata. 2. Menambah kegiatan wisata di lokasi sebagai daya tarik pengunjung. 3. Membimbing masyarakat untuk bekerja sama mengelola Pantai Cemara Kembar dengan cara bertahap dan melakukan kegiatan rutin demi kesejahteraan bersama. Strategi W-O 1. Membangun kerja sama dengan Pemerintah Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Perguruan Tinggi dalam pelatihan Sumber Daya Manusia. 2. Mendorong masyarakat untuk aktif dalam kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa .
Strategi S-T 1. Menciptakan suasana wisata yang baru dan berbeda untuk membuat wisatawan tertarik datang kembali. 2. Memperbaiki sarana dan prasarana agar lebih baik digunakan. Seperti memperbaiki musholla, membuat lahan parkir dan menambah aktivitas olah raga pantai. 3. Meningkatkan peran masyarakat untuk saling menjaga lingkungan setempat serta ikut bekerja sama dalam mengelola wisata Pantai Cemara Kembar. Strategi W-T 1. Membangun kelembagaan dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk memperbaiki strategi pengelolaan. 2. Mendorong pengelola bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk membuat pendidikan lingkungan. Strategi prioritas utama untuk pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar berdasarkan kuadran anlisis SWOT yaitu strategi S-O. Strategistrategi tersebut adalah: Pertama, menjaga kenyamanan pengunjung dan keamanan lokasi wisata. Seperti memperbaiki musholla, membuat lahan parkir dan menambah aktivitas olah raga pantai sehingga tercipta suasana wisata yang baru dan berbeda yang dapat membuat pengunjung merasa lebih nyaman dan tertarik untuk berkunjung kembali ke tempat wisata. Kedua membimbing masyarakat untuk bekerja sama mengelola Pantai Cemara Kembar dengan cara bertahap dan melakukan kegiatan rutin demi kesejahteraan bersama. Keberlangsungan sebuah tempat wisata yang berbasis
10
masyarakat sangat tergantung terhadap partisipasi masyarakat sekitarnya. Hal ini sesuai dengan Yulianda (2007) yang menyatakan bahwa konsep ekowisata merupakan salah satu alternatif untuk pengelolaan kawasan wisata dalam suatu wilayah yang tetap memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggunakan potensi sumberdaya dan mengikut sertakan masyarakat lokal. Ketiga menambah kegiatan wisata di lokasi sebagai daya tarik pengunjung untuk membuat pengunjung datang kembali. Hal ini sesuai dengan Mangindaan dkk (2012) yang menyatakan bahwa suatu strategi yang tempuh pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata adalah dengan mencari, membangun dan mengembangkan ODTW (Objek dan Daya Tarik Wisata) baru. Setiap tempat, lokasi atau kawasan yang dianggap berpotensi akan dikembangkan menjadi ODTW, sehingga diharapkan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Nilai Indeks Kesesuaian Wisata untuk Pantai Cemara Kembar tergolong kedalam kategori sangat sesuai dengan angka 87,17%. Kategori ini menyatakan bahwa Pantai Cemara Kembar sangat sesuai untuk dijadikan daerah tujuan wisata pantai, namun tetap harus dijaga dengan memperhatikan Daya Dukung Kawasannya. Nilai Daya Dukung Kawasan untuk aktivitas olah raga flying fox adalah 60 orang per hari dan
untuk rekreasi pantai adalah 90 orang per hari. 2. Strategi alternatif untuk pengelolaan wisata Pantai Cemara Kembar yang diprioritaskan adalah strategi S-O, yaitu: a. Menjaga kenyamanan pengunjung dan keamanan lokasi wisata serta menciptakan suasana wisata yang baru dan berbeda untuk membuat wisatawan tertarik datang kembali. b. Membimbing masyarakat untuk bekerja sama mengelola Pantai Cemara Kembar dengan cara bertahap dan melakukan kegiatan rutin demi kesejahteraan bersama. c. Menambah kegiatan wisata di lokasi sebagai daya tarik pengunjung. Saran 1. Perlu diberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat sekitar untuk mengetahui tentang pentingnya menjaga sekaligus mengelola lingkungan pesisir sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan berselisih dengan masyarakat lainnya. 2. Pemerintah setempat kiranya dapat menyediakan dana untuk perbaikan jalan menuju tempat wisata agar mempermudah aksesibilitas wisatawan yang datang. DAFTAR PUSTAKA Dalimunthe, R. 2007. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Potensi
11
Wisata Bahari Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara. Medan Mangindaan, P., Wantesan, A., Stephanus V. dan Mandagi. 2012. Analisis potensi sumberdaya mangrove di Desa Sarawet, Sulawesi Utara, sebagai kawasan ekowisata. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis VIII (2) : 44-51. Muttaqin, T., Purwanto, R.H., dan Siti N.R., 2011. Kajian potensi dan strategi pengembangan ekowisata di cagar alam pulau sempu Kabupaten Malang provinsi Jawa timur. GAMMA Nancy, E. 2007. Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Yang Berkelanjutan Pada Danau Lido Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor. Bogor Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. 2015. http://serdangbedagaikab.go .id. Diakses pada tanggal 10 April 2016 Rangkuti, F. 2014. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka. Jakarta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor