ANALISIS POTENSI DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA PANTAI MUTIARA 88 KECAMATAN PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Analysis of Potensial and Carrying Capacity of Mutiara 88 Beach, Sub District of Pantai Cermin, Regency of Serdang Bedagai.
Eulis Safina1, Pindi Patana2, Ahmad Muhtadi2 1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, (Email :
[email protected]) 2 Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT Mutiara 88 beach is located in the Kota Pari village, Sub District of Pantai Cermin, Regency of Serdang Bedagai. Mutiara 88 beach is ± 43 km from the provincial capital city and ± 25 km from the district capital. This study aims to know potensial the Mutiara 88 beach, analyze the suitability index of Mutiara 88 Beach tourism and analyze the carrying capacity of the mutiara 88 beach for the beach tourism activities and to know the tourists and citizen’s perception about the ecological quality of the Mutiara 88 beach. This research used the Purposive Sampling and Accidental Sampling method. Mutiara 88 beach has the very suitable index (S1) for catagory swim, parasailling, expose, volleyball and recreation and for catagory banana boating and fishing has suitable index (S2). The beauty value of Mutiara 88 Beach is 62% (quite beautiful) and the comfort value of Mutaiara 88 beach is 64% (comfortable enough). The carrying capacity of the Mutiara 88 beach can accommodate 240 tourists every day. While the results of fisheries can be enjoyed by visitors. Keyword : Mutiara 88 Beach, analysis suitability of area, the carrying capacity
PENDAHULUAN Objek wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata, seperti hutan, sungai, danau, pantai, laut, museum atau budaya tradisional lainnya. Objek wisata tersebut belum tentu dapat menjadi daya tarik wisata jika wujud dan suasananya monoton tanpa ada variasi, karena wujud dan suasana yang variatif menjadi daya tarik bagi wisatawan (Mukhlison dan Fandeli, 2000). Contoh objek wisata adalah Pantai Mutiara 88 yang terletak di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Pantai Mutiara 88 memiliki daya tarik dan potensi dalam
peningkatan pendapatan daerah di Kabupaten Serdang Bedagai. Pada kawasan Pantai Mutiara 88, wisatawan dapat menikmati berbagai fasilitas seperti berenang, rekreasi pantai, berjemur dll. Aksesibilitas kawasan Mutiara 88 sangat didukung dengan lokasi yang mudah dijangkau. Pada kawasan Pantai Mutiara 88, wisatawan dapat menikmati berbagai fasilitas seperti berenang, berjemur, rekreasi pantai dan memancing. Selain itu kawasan objek wisata Pantai Mutiara 88 memberikan penawaran penyewaan berbagai pondok dengan variasi harga
yang berbeda sesuai penawaran yang diberikan dari pengelola. Adanya tempat parkir serta kamar mandi dan ketersediaan air tawar yang cukup memadai. Juga sebagai sarana pendukung wisata pantai. Adanya pemanfaatan kawasan Pantai Mutiara 88 memberikan dampak terhadap sumberdaya alam maupun bagi masyarakat. Kegiatan wisata di Pantai Mutiara 88 akan memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan pendapatan baik masyarakat maupun pemerintah daerah. Selain itu pemanfaatan pantai Mutiara 88 dapat merusak lingkungan. Apalagi jika tidak di kelola dengan baik. Penelitian ini dilakukan atas dasar belum adanya kriteria jumlah kunjungan di objek wisata tersebut, sehingga pengunjung dipaksa masuk dengan kapasitas yang melebihi dari daya dukung lingkungannya. Pengelola hanya memikirkan pengunjung yang banyak namun tidak menghiraukan masalah daya dukung yang sebenarnya menjadi acuan suatu kawasan wisata bahari khususnya, dapat terus dilindungi sehingga keberadaannya akan tetap terjaga. Selain itu nelayan Pantai Mutiara 88 umumnya melakukan operasi penangkapan ikan secara harian dengan daerah penangkapan ikan di sekitar wilayah pantai. Apabila lingkungan pantai telah tercemar, maka kerugiannya bukan saja pada sektor wisata tetapi juga pada sektor perikanan. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem pengelolaan kawasan pantai yang tepat dengan mengedepankan aspek kelestarian lingkungan demi terwujudnya kawasan wisata Pantai Mutiara 88 sebagai objek wisata andalan di Kabupaten Serdang Bedagai.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Juni 2014, bertempat di Pantai Mutiara 88 Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk pengukuran sampel TSS dan E.coli di lakukan di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL PP Medan). Bahan dan Alat Bahan yang digunakan meliputi reagen winkler, aquadest, aquabidest, copax, triptone water, laktosa broth, air sampel dan data sekunder dari berbagai instansi serta data hasil kuisioner yang dibagikan kepada responden yang meliputi kuisioner masyarakat, kuisioner pengunjung, kuisioner nelayan dan kuisioner pengelola. Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera, global positioning system (GPS), refraktometer, papan duga, spit, botol duga, secchi disc, tabung erlenmeyer, gelas ukur, pipet tetes, inkubator, tabung durham, spectroquant, meteran tanah, termometer, pH meter, botol sampel, cool box dan water pass.ember, gayung, bak fiber, tangguk, gelas ukur, kamera dan alat tulis. Metode Penelitian Penentuan Stasiun Penelitian ini, menggunakan teknik purpossive sampling untuk penentuan stasiun. Pertimbangan menggunakan metode purposive sampling karena purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan dengan metode accidental sampling. Pemilihan menggunakan metode accident sampling untuk responden wisatawan berdasarkan kemudahan pengambilan data yaitu dilakukan terhadap responden yang kebetulan berada di dalam kawasan Pantai Mutiara 88. Untuk menentukan besarnya jumlah responden atau sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin (Setiawan, 2007) yaitu sebagai berikut : n=
N 1 + N (e)2
Keterangan : N= Populasi n = Sampel e = Tingkat kesalahan penarikan sampel
Analisis Data Kondisi Kualitas Air Hasil pengukuran tiap parameter akan dibandingkan dengan Keputusan No. 51/MENLH/2004, dapat dilihat pada Tabel. 1 tentang baku mutu kualitas air untuk wisata bahari. Tabel. 1 Lampiran Keputusan No. 51 / MEN LH / 2004 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari No
Parameter
Satuan
Baku Mutu Air
A 1 2 3
FISIKA Suhu Kecerahan Bau
°C Meter -
4 5 B 1 2 3 4 C 1
TSS Sampah KIMIA Ph DO BOD5 Salinitas BIOLOGI E.Coli (fecal)
Mg/l -
Alami >6 Tidak berbau 20 Nihil
mg/l mg/l ‰
7 – 8,5 >5 10 Alami
Jml/100 ml
200
Analisis Indeks Kesesuaian Wisata IKW = Σ
Ni × 100% Nmaks
(Yulianda, 2010). Keterangan : IKW : Indeks Kesesuaian Wisata Ni : Bobot x skor Nmaks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata
Matriks kesesuaian wisata katagori Berenang dapat dilihat pada Tabel 2. Matriks kesesuaian wisata Berperahu dan Banana boat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel. 2 Matriks kesesuaian lahan untuk wisata pantai kategori Berenang No
Parameter
1
Tipe Pantai
2
Lebar Pantai (m)
3
Kedalaman Perairan (m)
4
Dasar Perairan
5
Kecepatan Arus (m/det)
Katagori Penilaian S1 : Pasir putih S2 : Pasir putih, sedikit karang S3 : Pasir hitam, berkarang, sedikit terjal N : Lumpur, berbatu, terjal S1 : > 15 S2 : 10 – 15 S3 : 3 – < 10 N : <3 S1 : 0 – 3 S2 : >3 – 6 S3 : > 6 – N : >10 S1 : Pasir S2 : Karang Berpasir S3 : Pasir Berlumpur N : Lumpur S1 : 0 – 0,17 S2 : >0,17 – 0,34 S3 : >0,34 – 0,51 N : >0,51
Bobot
Skor
5
3 2 1
0 5
5
3
3
3 2 1 0 3 2 1 0 3 2 1 0
3 2 1 0
6
Kemiringan Pantai (0)
S1 : < 10 S2 : 10 – 25 S3 : > 25 – 45 N : >45
3
7
Kecerahan Perairan (m)
S1 :80 – 100 S2: 50 – <80 S3: 20– < 50 N : <20
1
3 2 1 0 3 2 1 0
Tabel 2. Lanjutan No
Parameter
8
Penutupan Lahan pantai
9
10
Biota Berbahaya
Ketersediaan air tawar (km)
Katagori Penilaian S1 : Kelapa, lahan terbuka S2 : Semak, belukar rendah, savanna S3 : Belukar Tinggi N : Hutan bakau, pemukiman, pelabuhan S1 : Tidak ada S2: Bulu babi S3 : Bulu babi, ikan pari N : Bulu babi, ikan pari, lepu ikan Hiu S1 : < 0,5 S2 : >0,5 – 1 S3 : >1 – 2 N : >2
Bobot
Skor
1
3 2
1 0
Parameter Kedalaman (m) Kecepatan Arus (m/det)
Katagori Penilaian S1 : > 8 S2 : >4 – 8 S3 : < 4 S1: 0 – 0,15 S2 : > 0,15 – 0,40 S3 : > 0,40
Bobot
Skor
5
3 2 1 3 2 1
3
(Tambunan dkk., 2013). 1
3 2 1 0
1
3 2 1 0
Sumber : (Yulianda, 2007 dalam Nugraha., dkk 2013). Keterangan : Nmaks : 84 S1 : sangat sesuai (83 – 100 %) S2 : cukup sesuai (50 – <83 %) S3 : sesuai bersyarat (17 –<50%) N : tidak sesuai (<17 %)
Katagori Rekreasi, parameter yang diamati adalah tipe pantai, lebar pantai, kedalaman perairan, dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, penutupan lahan dan ketersediaan air tawar (Setyobudiandi., dkk 2013). Keterangan : Nmaks : 78 TS : Tidak sesuai (< 37,5%) SB : Sesuai bersyarat (37,5% – < 62,5%) S : Sesuai (62,5% – < 87,5 %) SS : Sangat sesuai (87,5– 100 %)
Katagori Berjemur, parameter yang diamati adalah tipe pantai, lebar pantai dan kemiringan pantai (Modifikasi Tambunan dkk., 2013). Keterangan : S1 (sangat sesuai) S2 (sesuai) S3 (tidak sesuai)
Tabel. 3 Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori Berperahu dan Banana Boat
: 26 – 39 : 13 – < 26 : < 13
Keterangan : S1 (sangat sesuai) S2 (sesuai) S 3 (tidak sesuai)
: 18,7 – 24 : 13,3 – 18,6 : < 13,3
Katagori Voli Pantai, parameter yang diamati tipe pantai, lebar pantai, kemiringan pantai dan penutupan lahan (Modifikasi Tambunan dkk., 2013 dan Yulianda, 2007 diacu dalam Nugraha dkk., 2013). Keterangan : S1 (sangat sesuai) S2 (sesuai) S3 (tidak sesuai)
: 31,5 – 42 : 21 – < 31,5 : < 21
Matriks kesesuaian wisata Berperahu dan Parasailling dapat dilihat pada Tabel 4. Matriks kesesuaian wisata Memancing dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 4. Kriteria Indeks Kesesuaian Wisata Parasailling Parameter Cuaca
Angin (Knot) Gelombang (m)
Katagori Penilaian S1 : Cerah S2 : Hujan S3 : Hujan lebat dan Petir S1 : 11,5 – <23,2 S2 : 23,2 – 34,7 S3 : > 34,7 SI : 0,6 – <1,4 S2 : 1,4 – 2 S3 : >2
Bobot 5
Skor 3 2 1
5
3 2 1 3 2 1
5
(Modifikasi : Tambunan dkk., 2013) Keterangan : S1 (sangat sesuai) S2 (sesuai) S3 (tidak sesuai)
: 30 – 45 : 15 – < 30 : < 15
Tabel 5. Kriteria Indeks Kesesuaian Wisata Memancing Parameter Kecerahan (m) Jenis Ikan
Katagori Penilaian S1 : >10 S2 : >5 – 10 S3 : 3 – 5 S1 : >4 S2 : 3 – 4 S3 : 2
Bobot 5
Skor 3 2 1 3 2 1
3
(Modifikasi Tambunan dkk., 2013) Keterangan : S1 (sangat sesuai) S2 (sesuai) S3 (tidak sesuai)
: 16 – 24 : 8 – <16 :<8
Keindahan Kawasan 𝐸𝑅𝑠 × 100% 𝐸𝑅𝑜
Ka =
(Yulianda, 2004 Rahmawati, 2009).
diacu
oleh
Keterangan : ERs : Jumlah responden yang mengatakan indah ERo : Jumlah seluruh responden Ka : Nilai keindahan alam (%)
Kriteria/nilai keindahan alam : Ka ≥ 75% Ka 40 – 75% Ka < 40%
Daya Dukung Kawasan DDK = K × (Yulianda, 2010) Keterangan : DDK = Daya dukung kawasan K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp = Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt = Unit area untuk kategori tertentu Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan tertentu
Potensi Ekologis Pengunjung dan Luas Area Kegiatan dapat dilihat pada Tabel 6. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 6. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan Jenis Kegiatan
: Indah : Cukup indah : Tidak indah
K (Σ Wisatawan)
Rekreasi pantai
1
Unit Area (Lt) 50 m2
Berenang
1
50 m2
Memancing
1
50 m2
Voli Pantai
1
50 m2
Berjemur
1
50 m2
Berperahu dan banana boat
1
500 m2
Kenyamanan Kawasan Na =
𝐸𝑅𝑠 × 100% 𝐸𝑅𝑜
(Yulianda, 2004 Rahmawati, 2009).
diacu
oleh
Keterangan : ERs : Jumlah responden yang mengatakan nyaman ERo : Jumlah seluruh responden Na : Nilai kenyamanan alam (%)
Kriteria/nilai kenyamanan alam : Na ≥ 75% Na 40% – ≤ 75% Na < 40%
Lp Wt × Lt Wp
: Nyaman : Cukup nyaman : Tidak nyaman
Modifikasi (Yulianda, 2010)
Keterangan
1 orang setiap 10 m × 5 m panjang pantai 1 orang setiap 10 m × 5 m panjang pantai 1 orang setiap 10 m × 5 m panjang pantai 1 orang setiap 10 m × 5 m panjang pantai 1 orang setiap 10 m × 5 m panjang pantai 1 orang setiap 100 m × 5 m panjang pantai
Tabel
7.
Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata
Jenis Kegiatan
Waktu yang dibutuhkan Wp-(jam)
Rekreasi pantai Berenang Memancing Voli Pantai Berjemur Berperahu dan Banana boat
3 2 3 2 2 1
Total waktu 1 hari Wt-(jam) 8 8 8 8 8 8
(Modifikasi Yulianda, 2010)
Untuk kegiatan wisata memancing memiliki nilai kesesuaian Sesuai (S2) dengan nilai 9, dimana nilai kecerahan 0,16 dan jenis ikan yang dapat diperoleh di Pantai Mutiara 88 berdasarkan data responden Nelayan terdapat 8 jenis ikan. Data hasil pengukuran stasiun 1 – 3 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Kesesuaian Wisata No 1 2 3
Hasil Kualitas Perairan Tabel 8. Kondisi Kualitas Perairan Pantai Mutiara 88 Parameter
Suhu (°C) Kecerahan (m) Bau TSS (mg/l) Sampah pH DO (mg/l) BOD5 (mg/l) Salinitas (‰) E. Coli (Jml/100 ml)
St1
St2
St3
32,6 0,16
32,6 0,21
32 0,21
Baku Mutu (* Alami >6
Tidak Berbau 52 Ada 6,8 4,1 0,8 20,6 173,3
Tidak berbau 28,3 Ada 6,9 4 0,8 23,3 494
Tidak berbau 12,3 Ada 6,8 4,1 0,9 25,3 843,3
Tidak berbau 20 Nihil 7 – 8,5 >5 10 Alami 200
Indeks Kesesuaian Wisata Keseuaian wisata katagori Parasailling pada bulan Juni memiliki nilai kesesuaian Sangat Sesuai (S1) dengan nilai kesesuaian 35. Dimana kondisi cuaca pada bulan Juni yaitu cerah, kecepatan angin 16,00 Knot (BMKG Sampali Medan, 2013). Sementara kondisi gelombang Perairan Selat Malaka pada bulan Juni 3 – 4 m (BMKG Maritim Belawan, 2013). Kegiatan wisata Banana Boat masuk kedalam katagori Sesuai (S2) dengan nilai 16. Dimana hasil pengukuran kedalam yaitu 5 m (Peta LNN, 1992) dan kecepatan arus 0,2.
4 5 6 7 8 9 10
Parameter Tipe Pantai Lebar Pantai (m) Kedalaman Perairan (m) Dasar Perairan Kecepatan Arus (m/det) Kemiringan Pantai (0) Kecerahan Perairan (m) Penutupan Lahan pantai Biota Berbahaya Ketersediaan air tawar (km)
St 1 Pasir Putih 15
St2 Pasir Putih 14
St3 Pasir Putih 15
1,05
1,22
1,11
Pasir Berlumpur 0,23 BD
Pasir Berlumpur 0,2 BD
Pasir Berlumpur 0,2 BL
6,27
6,84
6,27
0,16
0,2
0,21
Semak Belukar Tidak Ada
Lahan Terbuka Tidak Ada
Lahan Terbuka Tidak Ada
0,3
0,10
0,2
Kegiatan wisata berenang pada stasiun 1 memiliki nilai 84,52% yaitu Sangat Sesuai (S1) dan pada Stasiun 2 dan 3 memiliki nilai kesesuaian 85,71% Sangat Sesuai (S1). Kegiatan Rekreasi memiliki nilai kesesuaian 87,17% yaitu Sesuai (S) pada stasiun 1. Sementara untuk stasiun 2 dan 3 memiliki nilai kesesuaian 88,46% Sangat Sesuai (SS). Aktivitas wisata Berjemur pada stasiun 1, 2 dan 3 memiliki nilai kesesuaian 39 yaitu Sangat Sesuai (S1). Kegiatan wisata katagori Voli Pantai pada stasiun 1 memiliki nilai kesesuaian 41 yaitu Sangat Sesuai (S1) dan untuk stasiun 2 dan 3 memiliki nilai kesesuaian 42 yaitu Sangat Sesuai (S1). Daya Dukung Kawasan Pantai Mutiara 88 Pantai Mutiara 88 dapat menampung 240 pengunjung setiap
Rekreasi pantai Berenang Memancing Voli Pantai Berjemur Berperahu dan Banana boat Total
Luas atau Panjang area (LP) (m2) 2.500 900 400 324 169 900
DDK (Orang) 130/50 m2 72/50 m2 21/50 m2 26/50 m2 13/50 m2 14 /500 m2
35 30 25 20 15 10 5 0
Pembahasan Kualitas Perairan Nilai rata-rata suhu pada stasiun 1 – 3 berkisar antara 32 – 32,6, suhu Pantai Mutiara 88 masih normal. Menurut Juwana dan Romimohtarto (2001) suhu alami air laut berkisar antara suhu dibawah 0oC sampai 33oC. Perubahan suhu dapat memberi pengaruh besar kepada sifat-sifat air laut dan biota laut. Nilai rata-rata kecerahan pada stasiun 1–3 berkisar antara 0,16–0,21
18 1
0
Cukup indah Kurang indah (Panorama (Tidak ada cukup indah) panorama)
Keindahan alam / pantai
Gambar
240
Persepsi Terhadap Keindahan dan Kenyamanan Pantai Mutiara 88 Pantai Mutiara 88 memiliki nilai keindahan 62% (Cukup indah). Sebanyak 31 pengunjung mengatakan kawasan Pantai Mutiara 88 indah, 18 orang mengatakan indah dan 1 orang mengatakan kurang indah. Grafik keindahan dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai kenyamanan pantai mutiara 88 memiliki nilai 64% (cukup nyaman). Sebanyak 32 orang mengatakan nyaman, 16 orang mengatakan cukup nyaman dan 2 orang mengatakan sangat nyaman. Grafik persepsi pengunjung terhadap kenyamanan dapat dilihat pada Gambar 2.
31
Sangat indah Indah (Panorama (Panorama indah, laut indah, laut jernih, ombak jernih) besar)
Responden Pengunjung
Jenis Kegiatan
Jumlah Pengunjung
harinya. Perhitungan luas area dengan daya dukungnya dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Daya Dukung Kawasan Pantai Mutiara 88
1. Persepsi Wisatawan Terhadap Keindahan di Kawasan Pantai Mutiara 88. 32
35 30 25 20 15 10 5 0
16 2
0
Sangat nyaman
(Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah dan Kenangan)
Nyaman
Cukup nyaman
(Aman, Bersih, Indah dan Ramah)
(Bersih dan Ramah)
Kurang nyaman
(Ramah)
Kenyamanan Pantai
Gambar
2. Persepsi Wisatawan Terhadap Kenyamanan di Kawasan Pantai Mutiara 88. meter, dimana faktor kecerahan yang sangat sedikit ini dikarenakan faktor kualitas perairan air yang berwarna keruh, karna Pantai Mutiara 88 termasuk kedalam Pantai Timur Sumatera. Menurut (Zainuri., dkk 2013) mengemukakan bahwa, kecerahan suatu perairan rendah apabila nilai TSS sangat tinggi yang mengakibatkan kekeruhan tinggi dan mengakibatkan daya tembus cahaya matahari ke perairan sangat rendah. Pada setiap stasiun tidak terdapat perairan yang berbau. Hal ini menunjukkan bahwa di kawasan
Pantai Mutiara 88 belum ada bahan pencemar yang masuk ke perairan pantai yang dapat menimbulkan bau. Menurut Nugroho (2005) bau air dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton, tumbuhan air dan hewan air, baik yang masih hidup maupun yang mati. Dari hasil pengamatan lapangan diketahui nilai rata-rata TSS yang terdapat di kawasan Pantai Mutiara 88, yaitu 12,3–52 mg/l. Tingginya nilai TSS pada stasiun 1 dikarenakan lokasi stasiun yang berdekatan dengan muara sungai. Pada setiap stasiun terdapat sampah, hal ini diakibatkan karena kurangnya tempat sampah yang disediakan pengelola, sehingga pengunjung membuang sampah sembarangan. Menurut Nybakken (1992) bukti banyaknya pencemaran sampah terlihat pada potongan plastik-plastik kecil yang terdapat dilaut, memang belum dapat dibuktikan apakah potongan plastik dapat menyebabkan kematian biota namun diduga plastik dapat menyebabkan penyumbatan usus. Bahaya yang lebih besar adalah plastik tidak dapat dikomposisi dan meningkatnya penggunaan plastik oleh masyarakat modern mungkin pula berarti peningkatan jumlahnya dilaut. Hasil pengamatan dilapangan pH rata-rata di Pantai Mutiara 88 berkisar antara 6,8–6,9. Menurut (Romimohtarto, 1988 diacu oleh Edward dan Pulumahuny, 2004) menyatakan pH normal pada air permukaan adalah 6,0–8,5 hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang hanya melakukan pengamatan pH pada permukaan air saja. Nilai rata-rata oksigen terlarut (DO) di perairan Pantai Mutiara 88 termasuk rendah yaitu berkisar 4–4,1
mg/l, dimana pengaruh kegiatan sekitar (aktivitas manusia) sangat besar. Nilai oksigen terlarut tersebut tidak sesuai dengan baku mutu air laut KEP-51/MENKLH/2004 yaitu nilainya lebih besar dari 5 mg/l. Menurut Patty (2013) rendahnya kadar oksigen di daerah pantai dekat muara sungai, erat kaitannya dengan kekeruhan air laut dan juga diduga disebabkan semakin bertambahnya aktivitas mikro organisme untuk menguraikan zat organik menjadi zat anorganik yang menggunakan oksigen terlarut (bioproses) di perairan ini. Nybakken (1988) diacu oleh Patty (2013), menyatakan bahwa secara horizontal diketahui oksigen terlarut semakin ke arah laut maka kadar oksigen terlarut akan semakin menurun juga. Namun hal ini tidak menjadi suatu patokan (ketentuan), tergan-tung pada perairan itu sendiri kaitannya terhadap kandungan oksigen terlarut. Hasil pengukuran contoh air diperoleh nilai BOD5 sebesar 0,8– 0,9. Nilai tersebut lebih kecil dari baku mutu dimana nilai baku mutunya sebesar 10. Menurut Rahmawati (2009) sedikitnya nilai BOD5 tersebut menunjukkan kandungan bahan organik yang ada di Pantai Mutiara 88 sedikit. Nilai rata-rata salinitas di perairan Pantai Mutiara 88 berkisar antara 20,3–25,3 ‰. Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai (Nontji, 2002 diacu oleh Patty, 2013). Banjarnahor (2000) diacu oleh Patty (2013) mengatakan bahwa perbedaan nilai salinitas air laut dapat disebabkan terjadinya pengacauan (mixing) akibat gelombang laut ataupun gerakan massa air yang ditimbulkan
oleh tiupan angin. Pada umumnya nilai salinitas wilayah laut Indonesia berkisar antara 28–33 ‰ (Nontji, 2002 diacu oleh Patty, 2013). Dari hasil pengamatan diketahui nilai rata-rata E.coli menunjukan hasil yang beragam yaitu berkisar antara 173,3 – 848,3 Jml/100 ml. Pada stasiun 1 nilai ini masih memenuhi nilai dari Kepmen LH No. 51 tahun 2004 yaitu dengan standard 200 Jml/100ml namun pada stasiun 2 dan 3 tidak memenuhi standard dan dapat dikatakan pada stasiun ini disarankan kepada pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas berenang. Menurut Suriaman (2008) diacu oleh Khairunnisa (2013) E. coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E. coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa strain tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius. Tingginya nilai E.coli menjadi penghambat adanya aktivitas wisata, yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan pengunjung. Pada dasarnya ini terjadi karna aktivitas masyarakat yang membuang limbah rumah tangga dan juga adanya indikasi kotoran yang terbuang secara langsung ke perairan pantai sehingga menyebabkan tingginya nilai E.coli di Pantai Mutiara 88. Jika hal ini terus terjadi dan tidak ada perhatian dari masyarakat sekitar khususnya, maka potensi wisata pantai yang sebenarnya layak untuk
dikembangkan menjadi hilang nilainya karna buruknya kualitas perairan pantai ini sendiri. Indeks Kesesuaian Wilayah Kedalaman Pantai Mutiara 88 berkisar antara 1,05 meter sampai 1,22 meter. Kedalaman Pantai Mutiara 88 menurut peta LLN adalah sejauh 2,5 km adalah 5 meter. Halim (1998) dan Haris (2003) diacu oleh Nugraha., dkk (2013), mengemukakan Perairan yang relatif dangkal merupakan kondisi yang sangat menunjang diadakannya wisata pantai dimana para wisatawan dapat bermain air maupun berenang dengan aman. Kedalaman 0 – 5 meter merupakan syarat yang paling sesuai untuk wisata pantai. Tipe pantai Mutiara 88 masuk kedalam katagori pantai berpasir putih dengan warna pasir putih kecoklatan. Menurut Rahmawati (2009) mengemukakan, pantai berpasir merupakan lokasi yang paling ideal untuk wisata pantai. Wisatawan dapat berjemur, berolah raga, menikmati pemandangan, bermain dengan santai. Toleransi juga diberikan pada pantai berpasir dengan sedikit karang maupun pada daerah yang sedikit terjal, sementara pantai berlumpur, berkarang maupun terjal dianggap tidak sesuai untuk kegiatan ini. Lebar pantai disetiap stasiun yang dapat dimanfaatkan tidak terlalu lebar hanya berkisar 14 – 14,5 meter. Dasar pantai Mutiara 88 adalah pasir berlumpur. Menurut hasil pengamatan dilapangan nilai kecepatan arus di Pantai Mutiara 88 adalah berkisar antara 0,2 – 0,2 m/det atau masuk kedalam katagori berarus lambat. Harahap dalam Ihsan (2009) diacu oleh Sari., dkk (2012) mengatakankan bahwa penggolongan
kecepatan arus terdiri atas 4 kategori yaitu kategori arus lambat dengan kecepatan pada kisaran 0–0,25 m/s, kategori arus sedang dengan kecepatan pada kisaran 0,25–0,50 m/s, kategori arus cepat dengan kecepatan pada kisaran 0,5–1 m/s dan kategori arus sangat cepat dengan dengan kecepatan di atas 1 m/s. Nilai kemiringan pantai di kawasan wisata Pantai Mutiara 88 yaitu 6,27o–6,84o. Kemiringan pantai akan berpengaruh terhadap keamanan dan kenyamanan dalam wisata terutama berenang. Menurut Rahmawati (2009) mengemukakan, kemiringan pantai yang kurang dari 10o dianggap paling sesuai untuk wisata pantai, sementara kemiringan pantai yang lebih dari 45o dianggap tidak sesuai untuk wisata pantai karena dianggap curam. Penutupan lahan di Pantai Mutiara 88 adalah lahan terbuka dan dikelilingi oleh beberapa pohon cemara. Kawasan Pantai Mutiara 88 juga tidak terdapat biota berbahaya seperti bulu babi dan juga ikan pari dan untuk ketersediaan air tawar pada kawasan ini, yaitu berada pada kisaran 0,10 – 0,15 km dimana angka ini dianggap memberikan skor tertinggi. Kesesuaian untuk katagori berenang Pantai Mutiara 88 masuk kedalam katagori S1 (Sangat Sesuai), untuk katagori Rekreasi pada stasiun 1 masuk kedalam katagori S (Sesuai) dan untuk stasiun 2 dan 3 masuk kedalam katagori SS (Sangat Sesuai). Untuk katagori berperahu dan banana boat Pantai Mutiara masuk kedalam katagori S2 (Sesuai). Untuk katagori Parasaillling pada bulan Juni di Pantai Mutiara 88 masuk kedalam katagori S1 (Sangat Sesuai). Kesesuaian voli pantai pada stasiun 1
– 3 masuk kedalam katagori S1 (Sangat Sesuai) dan untuk kesesuaian memancing masuk kedalam katagori S2 (Sesuai). Daya Dukung Kawasan Pantai Mutiara 88 dapat menampung wisatawan yaitu sebanyak 240 orang per hari dengan berbagai aktivitas wisata seperti rekreasi pantai, berenang, memancing, voli pantai, berjemur serta berperahu dan banana boat. Dilihat dari sedikitnya kunjungan wisata di Pantai Mutiara 88 pada bulan Juni 2013, hal ini dikarenakan kurangnya promosi yang dilakukan oleh pengelola, hal tersebut diakui oleh pengelola sendiri. Pantai mutiara 88 sebenarnya dapat bersaing cukup baik dengan melihat kawasan pantai yang mendukung untuk diadakannya kegiatan wisata pantai,. Namun penempatan kawasan berwisata pantai tidak pernah ditetapkan oleh pengelola sehingga banyak wisatawan yang melakukan aktivitas wisata secara semberaut. Kondisi lapangan pada stasiun 1 dinyatakan layak untuk diadakannya aktivitas wisata seperti memancing dan juga berenang. Dikatakan layak untuk memancing, karna memang lokasi ini adalah lokasi dimana para wisatawan yang hobi memancing sering melakukan aktivitas memancing pada stasiun 1 penelitian ini. Untuk aktivitas renang sendiri, mengapa pada stasiun 1 dikatakan sesuai, hal ini sesuai dengan hasil analisis E.Coli yang saya amati, nilai dari E.Coli pada stasiun 1 relatif lebih kecil nilainya dibandingkan pada stasiun 2 dan 3. Alasan ini yang menjadikan dasar saya mengapa stasiun 1 jauh lebih layak untuk
dilakukan aktivitas berenang dibanding stasiun 2 dan 3. Namun stasiun 2 dan 3 dapat dilakukan aktivitas renang dengan catatan, setelah pengunjung berenang diharapkan pengunjung langsung segera membersihkan diri (mandi) menggunakan air tawar bersih, agar bakteri E.Coli tidak berlama-lama menempel ditubuh. Aktivitas berjemur pada rancangan kawasan terletak pada stasiun 2, berperahu dan banana boat terletak pada stasiun 2–3, voli pantai terletak pada stasiun 3 dan untuk rekreasi pantai dapat dilakukan pada stasiun 1–3, karena aktivitas rekreasi dapat dilakukan dengan sekedar berjalan di pantai, melihat pemandangan, duduk-duduk di pinggir pantai atau sebagainya. Persepsi wisatawan Pantai Mutiara 88 terhadap keindahan alam memiliki nilai 62% (cukup indah) atau sebanyak 31 orang dari 50 pengunjung yang mengatakan indah sementara 18 orang mengatakan cukup indah dan 1 orang mengatakan kurang indah. Sedangkan untuk persepsi kenyamanan Pantai Mutiara 88 memiliki nilai 64% (cukup nyaman) atau sebanyak 32 orang dari 50 pengunjung mengatakan Pantai Mutiara 88 memiliki kondisi yang cukup nyaman. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pantai Mutiara 88 memiliki potensi wisata pasir putih yang dapat dimanfaatkan para pengunjung untuk melakukan berbagai aktivitas wisata seperti melakukan rekreasi pantai, voli pantai dan berjemur. 2. Nilai kesesuaian kawasan Pantai Mutiara 88 katagori berenang, Parasailling dan voli pantai
masuk pada kriteria S1 (sangat sesuai), untuk stasiun 2 dan 3 masuk kedalam kriteria SS (Sangat sesuai) dan katagori rekreasi stasiun 1 masuk kedalam kriteria S (sesuai). Untuk katagori memancing dan banana boat masuk kedalam kriteria S2 (Sesuai). Sementara itu dilihat dari daya dukung ekologisnya, kawasan Pantai Mutiara 88 mampu menerima kunjungan wisatawan per hari sebesar 240 orang. 3. Persepsi terhadap kawasan Pantai Mutiara 88 yaitu memiliki panorama alam yang cukup indah (62%). Untuk nilai kenyamanan cukup memberikan kenyamanan bagi para wisatawan yaitu dengan nilai (64%). Saran Perlu sosialisasi dan peningkatan sumberdaya manusia kaitannya dengan pengembangan wisata bahari serta hendaknya dapat melibatkan masyarakat yang berada di kawasan wisata Pantai Mutiara 88 sehingga wisata bahari yang di kembangkan dapat berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kelas I Sampali Medan. Data Kecepatan Angin dan Kondidi Cuaca Pantai Mutiara 88 Tahun 2013. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Belawan. Data Tinggi Gelombang Maksimum di Perairan Selat Malaka Tahun 2013.
Badan Informasi Geospasial. Peta Lintang Laut Nasional (LNN) tahun 1992. Edward.
S. Pulumahuny. 2004. Kualitas Air Laut di Perairan Seram Timur, Maluku dalam Kaitannya untuk Kepentingan Budidaya Perikanan.ISBN : 979-9204-21-6. Seminar Nasional Penyakit Ikan dan Udang IV. Purwekerto.
Juwana, S dan K. Romimohtarto. 2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta. Khairunnisa, C. 2013. E.Coli. Diakses melalui http://www. repository.usu.ac.id (Pada tanggal 14 Oktober 2014). Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004. Tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Wisata Bahari. Ministry of ourism and Leisure USA. 2012. Ministry Tourism and Leisure Guidelines For Parasailing Activities. Diakses melalui http://www. tourismauthority.mu (Pada tanggal 24 Mei 2014). Mukhlison dan Fandeli, C. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Nugraha, P. Indaro, H. Helmi, A.M. 2013. Studi Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panang Kota Bengkulu.
Journal of Marine Research. Volume 2 Nomor 2 Tahun 2013 Halaman 130-139. Nugroho, A. 2005. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. H. M. Eidman, D. G. Bengen, Malikusworo H., dan Sukristijono S., Penerjemah. Terjemahan dari : Marine Biology : An Ecological Approach. PT Gramedia. Jakarta. Patty, I, S. 2013. Distribusi Suhu, Salinitas dan Oksigen Terlarut di Perairan Kema, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1: (3), Mei 2013 ISSN: 2302-3589. Rahmawati. A. 2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir Untuk Kegiatan Wisata Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria kabupaten Pacitan, Jawa T imur). Skripsi. IPB. Bogor. Sari, Y. E dan Usman. 2012. Studi Parameter Fisika dan Kimia Daerah Penangkapan Ikan Perairan Selat Asam Kabupaten Kepualauan Meranti Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan 17,1 (2012) : 88100. Setiawan, N. 2007. Penetuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Tabel Krecjie-Morgan: Telaah
Konsep dan Aplikasinya. Ilmiah Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Unpad. Bandung (Diakses 27 April 2014). Setyobudiandi, I. A. Fahruddin. A. N. Rajab. 2013. Daya Dukung Perairan Pulau Liukang Loe untuk aktivitas ekowisata bahari. Depik, 2(3): 114-125. ISSN 2089-7790. Tambunan, J.M. S. Anggoro, H.Purnaweni. 2013. Kajian Kualitas Lingkungan dan Kesesuaian Wisata Pantai Tanjung Pesona Kabupaten Bangka. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. ISBN 978602-17001-1-2.
Yulianda, F. A. Fahrudin, A. A. Hutabarat, S. Harteti, Kusharjani. Kang, S. H. 2010. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu. Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan RI. Jawa Barat. Zainuri, M, L. Sya’rani. Juliana. 2013. Kesesuaian dan daya dukung wisata bahari di perairan bandengan Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Vol. IX-1, April 2013.