Strategi Orang Tua dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I Joko Susanta dan Sumaryati Prodi PPKn FKIP Universitas Ahmad Dahlan Jl. Pramuka No. 42 Sidikan Umbulharjo Yogyakarta 55161 E-mail:
[email protected]
ABSTRAK Orang tua bertanggungjawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak serta bertanggungjawab atas terwujudnya kesejahteraan anak, maka diperlukan strategi menanamkan sikap tanggung jawab. Permasalahannya adalah bagaimana strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak. Tujuan penelitian untuk mengetahui strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak. Penelitian dilakukan menggunakan metode kualitatif. Lokasi penelitian di Dusun Seropan I Desa Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan angket. Populasi berjumlah 182 orang tua, dan sampel penelitian di ambil sebanyak 56 orang (15%). Hasil penelitian mengenai strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak diketahui strategi yang paling sering digunakan adalah strategi memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama kepada anak, menanamkan tanggung jawab terhadap Tuhan, sebanyak 90,47%. Sedangkan strategi menghargai potensi yang dimiliki anak dan memberi materi pendidikan karakter, menanamkan tanggung jawab terhadap Negara, merupakan strategi yang jarang digunakan, dengan data sebanyak 77,97%. Kata kunci : Strategi, Orang Tua, Tanggung Jawab Anak
PENDAHULUAN Keluarga adalah institusi pendidikan primer bagi seorang anak sebelum ia mendapatkan pendidikan di lembaga lain. Dalam lingkungan keluarga seorang anak mengalami pengasuhan dan perawatan. Keberhasilan seorang anak dalam hubungan sosialnya tergantung dari pola pengasuhan dan perawatan yang diterapkan orang tua dalam keluarga. Pada umumnya pengasuhan diwujudkan dalam bentuk merawat, memelihara, mengajar, dan membimbing anak. Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh orang tua. Pasal 26 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak. Hak tersebut terkait dengan hak anak yaitu hak untuk dilindungi; tidak saja terhadap orang lain tetapi juga terhadap dirinya sendiri, terhadap dorongan-dorongan pribadinya yang belum terkendalikan. Mereka berhak meminta perlindungan pada orang tua sampai mereka siap mengadakan pilihan berdasarkan penilaian sendiri. Karena itu mereka berhak diberi aturan-aturan sampai
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
49
Joko Susanta dan Sumaryati
mereka mengerti apa artinya “tanggung jawab“ penuh dan memikul sendiri akibat suatu perbuatan atau kesalahan. Masing-masing keluarga memiliki perlakuan yang berbeda-beda dalam mengasuh dan membimbing anak. Dalam keluarga sering kita jumpai orang tua yang berlaku keras terhadap anaknya. Semua aturan yang telah ditentukan oleh orang tua harus dituruti sebab jika anak melanggar peraturan, orang tua akan marah, akibatnya anak diancam atau dihukum. Di lain pihak, ada juga orang tua yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan tersebut tidak bersifat mutlak. Orang tua senantiasa memberi bimbingan yang penuh pengertian. Keinginan dan pendapat anak; sepanjang tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam keluarga dan tidak berdampak buruk bagi anak, orang tua akan selalu memperhatikan dan disetujui untuk dilaksanakan. Sebaliknya terhadap keinginan dan pendapat yang bertentangan dengan norma-norma dalam keluarga dan masyarakat, orang tua akan memberi pengertian secara rasional dan objektif sehingga anak mengerti apa yang menjadi keinginan dan pendapatnya tersebut tidak disetujui orang tuanya. Berbagai cara pengasuhan tersebut berpengaruh terhadap anak. Sebagai contoh anak yang selalu diawasi, diatur dan disertai ancaman akan menjadikan anak patuh di hadapan orang tuanya tetapi kepatuhan bukan atas dasar kesadaran dari hati, namun atas dasar paksaan, sehingga dibelakang orang tua, anak akan memperlihatkan reaksireaksi melawan atau menentang orang tua. Begitupun halnya dengan sikap tanggung jawab yang ditampilkan anak dalam kehidupannya. Sikap tanggung jawab anak baik dalam melaksanakan hubungan dengan Tuhan yang menciptakannya, diri sendiri, sesama manusia dan lingkungan alam dan makhluk hidup lainnya dipengaruhi oleh pola asuh dan bimbingan orangtua, karena keluarga merupakan “Pusat Pendidikan“ yang pertama dan utama bagi seorang anak. Bentuk, isi dan cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya budi pekerti dan kepribadian. Fenomena yang ada menunjukkan banyak anak di dusun Seropan yang kurang tanggung jawab dalam melakukan akti!tas sehari-hari baik di rumah, di masyarakat maupun di sekolah. Dari penelitian awal yang peneliti lakukan terlihat bahwa anakanak lebih sering membuang sampah sembarangan, anak-anak jarang membersihkan kamarnya sendiri, anak-anak jarang membantu pekerjaan rumah, anak-anak kurang bertanggungjawab terhadap lingkungan dan diri sendiri, anak-anak tidak mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat (misalnya kerjabakti), dan anak-anak banyak yang tidak menjalankan shalat lima waktu secara teratur dan tepat waktu. Dari fenomena tersebut maka peneliti akan meneliti: bagaimana strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak didusun Seropan?.
50
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
KAJIAN PUSTAKA 1. Pengertian Strategi Orang Tua a.
b.
c.
Pengertian Strategi Strategi menurut pendapat yang dikemukan oleh Syafarudin (2005:157) adalah seni melaksanakan suatu rencana secara terampil dan baik serta mempunyai suatu pedoman untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Strategi menurut Made Sidarta (2005:64) adalah pertimbangan-pertimbangan, perbandingan-perbandingan dengan kegiatan lain, kebijakan yang perlu dilakukan, dan pendekatan yang terbaik agar tujuan yang diinginkan tepat dan bisa tercapai. Dapat disimpulkan, strategi adalah suatu cara yang direncanakan dengan suatu pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengertian Orang Tua Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1979 Bab 1 Pasal 1 ayat (3a) tentang Kesejahteraan Anak, orang tua adalah Ayah Ibu kandung. Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2002 pasal ayat (1) tentang Perlindungan Anak, Orang tua adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. Jadi mereka inilah yang bertanggung jawab dalam mengawasi pertumbuhan, perkembangan dan pendidikan anaknya dari mulai anak berada dalam kandungan, dilahirkan hingga anak tersebut dianggap dewasa dan mandiri . Strategi Implementasi Pendidikan Karakter dalam Keluarga Pengertian karakter menurut Thomas Lickona dalam bukunya Agus Wibowo (2012: 32), menyebutkan: Karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggungjawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya (Thomas Lickona, 1992:22).”
Sedangkan menurut Kemendiknas (2010), karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, bersikap dan dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Dalam pendidikan karakter ada delapan belas macam nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa dan didalamnya terdapat nilai tanggung jawab. Adapun strategi implementasi pendidikan karakter dalam keluarga menurut Edi Waluyo dalam bukunya Agus Wibowo (2012:126): 1) Ciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih sayang, mau menerima anak sebagaimana adanya, dan menghargai potensi yang dimiliki mereka. Anda juga harus memberikan rangsangan-rangsangan yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif, sosioemosi-onal, moral, agama, dan psikomotorik.
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
51
Joko Susanta dan Sumaryati
d.
2) Berikan pengertian betapa pentingnya “cinta” dalam melakukan sesuatu, dan tanamkan pula bahwa melakukan sesuatu tidak semata-mata karena prinsip timbal balik. Tekankan nilai-nilai agama yang menjunjung tinggi cinta dan pengorbanan. 3) Ajarkan anak kita merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Bantu anak kita sesuai dengan harapan-harapan kita, tidak semata-mata karena ingin mendapat pujian atau menghindari hukuman. Ciptakan hubungan yang mesra, agar anak peduli terhadap keinginan dan harapan kita. 4) Ingatkan pentingnya rasa sayang antar anggota keluarga dan perluas rasa sayang ini keluar keluarga, yakni terhadap sesama. Berikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain. 5) Gunakan metode pembiasaan yaitu mengajak anak melakukan kegiatan seharihari sesuai dengan yang kita programkan sehingga kegiatan tersebut melekat pada diri anak menjadi kebiasaan hidup mereka sehari-hari. 6) Membangun karakter terhadap anak hendaknya menjadikan anak terbiasa berperilaku baik, sehingga ia menjadi terbiasa dan akan merasa bersalah kalau tidak melakukannya. 7) Kurangi jumlah mata pelajaran berbasis kognitif dalam kurikulum-kurikulum pendidikan anak usia dini. 8) Setelah di kurangi beberapa pelajaran kognitif, lantas tambahkan materi pendidikan karakter. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa (Kemendiknas, 2010:7) diidenti!kasi dari sumber-sumber berikut ini: 1) Agama 2) Pancasila 3) Budaya 4) Tujuan Pendidikan Nasional
2.
Sikap Tanggung Jawab Anak
a.
Pengertian Sikap Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (Faforable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (Unfavorable) pada obyek tersebut (Sukirin, 1998:61). Dapat disimpulkan, sikap adalah kesiapan untuk bereaksi yang menyangkut aspek kognitif, afeksi dan konasi (kecenderungan), apabila dihadapkan pada suatu obyek atau situasi tertentu. Pengertian Tanggung Jawab Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2007:325) merupakan suatu perasaan yang tidak secara otomatis muncul pada setiap anak yang tumbuh
b.
52
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
c.
d.
e.
f.
dan langsung memiliki rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab harus dipupuk dan dibina semasa pertumbuhan karena setiap masa kehidupan memiliki tugas perkembangan tersendiri. Jika tugas tersebut tidak terselesaikan, maka tugas perkembangan tahap selanjutnya akan terhambat. Keluarga terutama orang tua, memiliki peran penting untuk menumbuhkan rasa bertanggung jawab kepada anak. Macam-Macam Tanggung Jawab Tanggung jawab dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya (). Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab yaitu: 1. Tanggung jawab kepada diri sendiri 2. Tanggung jawab kepada keluarga 3. Tanggung jawab kepada masyarakat 4. Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara 5. Tanggung jawab kepada Tuhan Pengertian Anak Anak adalah seorang manusia yang hendak menjadi remaja dan dewasa. Dengan demikian anak tersebut masih dalam suatu pertumbuhan dan perkembangan dimana ia sangat memerlukan pemenuhan kebutuhan sesuai dengan apa yang diperlukan untuk menjadi dewasa (Hurlock, 1997:9). UU No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pasal 1 ayat 2 menyebutkan, anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin. Dalam UU No 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak pasal 1, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sikap Tanggung Jawab Anak Sikap dapat diartikan sebagai suatu kecendrungan seseorang untuk memberikan reaksi positif atau negatif terhadap suatu obyek. Sikap adalah kesiapan untuk bereaksi yang menyangkut aspek kognitif, afeksi dan konasi (kecenderungan), apabila dihadapkan pada suatu obyek atau situasi tertentu. Ketentuan-ketentuan dalam lingkungan keluarga biasa diwujudkan dalam kewajiban dan tugas yang dimiliki oleh seorang anak. Tugas seorang anak adalah menjalankan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan sehari-hari, sedangkan tanggung jawab adalah otoritas anak untuk memenuhi kewajiban tersebut. Tanggung Jawab Anak Sesuai dengan Usia Tanggung jawab sesuai usia menurut Sal Serve (2002:227): 1) 3 – 4 tahun: a) Menggosok gigi b) Mencocokkan kaos kaki c) Menaruh pakaian kotor di cucian d) Membantu membereskan ruangan dan mainan 2) 4 – 5 tahun: a) Menyiram tanaman
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
53
Joko Susanta dan Sumaryati
b) Memberi makan binatang piaraan c) Mencuci dan mengeringkan piring-piring plastik d) Mengambil surat-surat atau koran dengan pengawasan orang tua e) Menolong mempersiapkan meja makan atau membersihkan perabotan 3) 6 - 8 tahun: a) Menyapu lantai b) Menaruh belanjaan c) Membuang sampah d) Membereskan tempat tidur e) Membersihkan sendiri kamarnya f) Menyiapkan dan membereskan meja g) Membantu melipat dan memilah-milah cucian h) Mengerjakan sendiri perawatan kebersihan dirinya i) Mencuci dan mengeringkan piring (bukan benda-benda tajam) 4) 9 – 12 tahun: a) Mengepel lantai b) Membersihkan garasi c) Menggosok perabotan d) Menyiapkan hidangkan e) Memasak makanan kecil f) Mencuci motor atau mobil g) Semua kebersihan pribadi h) Mencuci motor atau mobil i) Mengerjakan semua cucian j) Membersihkan karpet atau tikar k) Membantu membersihkan kolam l) Membantu membersihkan halaman m) Membeli pakaian dengan bantuan orangtua n) Membantu belanja barang-barang kelontong 5) 13 -15 tahun: a) Merawat bayi b) Memotong rumput c) Membersihkan jendela d) Belanja pakaian sendiri e) Mencuci pakaian sendiri f) Menganggarkan uang sendiri g) Menyetrika sejumlah pakaian h) Membantu mengerjakan cucian berat i) Memasak hidangan-hidangan tertentu j) Melakukan perbaikan-perbaikan kecil
54
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
g.
k) Ikut dalam kerja bakti dilingkungan tempat tinggal 6) 16 tahun dan seterusnya: a) Bepergian dengan pengawasan b) Mengurus segala kebutuhan pakaian c) Merencanakan dan memasak makanan d) Membantu merawat sepeda, motor atau mobil e) Merencanakan sasaran-sasaran pendidikan tinggi f) Melakukan pekerjaan-pekerjaan luar untuk mencari uang Strategi Orang Tua dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak Keluarga bertanggung jawab untuk mendidik anaknya, keluarga juga merupakan pendidikan yang pertama bagi anak, sehingga keluarga merupakan hal yang pertama dalam penanaman nilai moral dan karakter terutama tentang tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan salah satu hal yang pokok karena merupakan salah satu nilai karakter bangsa, sehingga dengan memiliki sikap tanggung jawab diharapkan akan terwujud suatu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Orang tua dalam mendidik anak pasti ada suatu strategi yang digunakan agar apa yang disampaikan dapat berjalan efektif. Strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab adalah suatu cara yang direncanakan dengan suatu pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yang dilakukan oleh orang tua yaitu ayah dan/ atau ibu kandung, atau ayah dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat mengenai tanggung jawab anak melalui suatu pedoman dalam mendidik anak agar anak bisa bertanggungjawab, bersikap dan berperilaku melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Kemendiknas, 2010:9).
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif dengan Subjek penelitian adalah orang tua, sedangkan objek penelitian adalah strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak. Populasi penelitian sebanyak 182 responden (orang tua) sedangkan sampel penelitian 56 orang tua. Instrumen penelitian ini menggunakan angket, wawancara kemudian triangulasi. Data diperoleh melalui metode angket, wawancara dan triangulasi untuk mengungkap informasi tentang strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak. Dari angket dan wawancara, selanjutnya dilakukan triangulasi yaitu membandingkan dan mengecek data hasil angket dengan data hasil wawancara. Setelah membandingkan dan mengecek data hasil angket dengan data hasil wawancara maka selanjutnya ditarik kesimpulan.
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
55
Joko Susanta dan Sumaryati
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif, secara terinci sistematis dan terus menerus yang meliputi langkah-langkah reduksi data, klasi!kasi data, penafsiran data, display data, dan menarik kesimpulan dengan merujuk kepada Arikunto (2010: 387) yaitu sebagai berikut : a. Jika lebih dari 76% berarti digunakan, b. Jika berada diantara 60% -75% berarti kadang, dan c. Jika kurang dari 60% berarti tidak digunakan. Adapun instrumen penelitiannya adalah sebagai berikut:
Variabel
Sub Variabel Strategi orang Tanggung tua dalam jawab menanamkan terhadap sikap diri sendiri tanggung Tanggung jawab anak jawab terhadap keluarga
Tabel 1 Pengembangan Variabel Indikator
Item Soal
• Membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik. • Mau menerima anak sebagaimana adanya.
1,2,3
• Menggunakan metode pembiasaan sesuai dengan yang telah diprogramkan. • Menciptakan hubungan yang mesra, agar anak peduli terhadap keinginan dan harapan kita. • Menciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih sayang. • Memberikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain.
7,8,9
Tanggung jawab terhadap masyarakat Tanggung • Menghargai potensi yang dimiliki mereka. jawab • Memberi materi pendidikan karakter yaitu dengan terhadap pengasahan kemampuan afektif. negara Tanggung • Memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama. jawab terhadap Tuhan
4,5,6
10,11,12 13,14,15 16,17,18
19,20,21 22,23,24 25,26,27
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.
Penyajian Data
a.
Penyajian Data dan Pembahasan berdasarkan Sub Variabel dan Indikator Berikut ini adalah penyajian data berdasarkan variabel strategi orang tua dalam menanamkan tanggung jawab anak yang terdiri dari sub variabel antara lain sebagai berikut: 1) Strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak terhadap diri sendiri
56
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
a) Membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik Tabel 2. Membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik No. Item Ya 52 49 54 155
1 2 3 Total Persentase
Jawaban Tidak 4 7 2 13
Persentase Ya Tidak 92,85% 7,14% 87,5% 12,5% 96,42% 3,57%
Total 56 56 56 168
92,26% 7,73% Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi 60
52
54
49
50 40 30 20
7
4
10 0
Item Soal Ya
Tidak
2
No. 1 52
No. 2 49
No. 3 54
4
7
2
Kurva 1 Membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik
Dari indikator tentang membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 155 (92,26%), jawaban “Tidak” 13 (7,73%). b) Mau menerima anak sebagaimana adanya Dari hasil angket diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3. Mau menerima anak sebagaimana adanya No. Item 4 5 6 Total
Jawaban Ya Tidak 46 10 50 6 33 23 129 39
Persentase 76,78%
Total 56 56 56 168
Persentase Ya Tidak 82,14% 17,8% 89,28% 10,71% 58,92% 41,07%
23,21%
Sumber : Angket Orang Tua
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
57
Joko Susanta dan Sumaryati
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi 60
50
46
50
33
40 30 20 10 0
10
6
23 No. 6
No. 4
No. 5
Ya
46
50
33
Tidak
10
6
23
Item Soal
Kurva 2
Mau menerima anak sebagaimana adanya
Dari indikator tentang mau menerima anak sebagaimana adanya, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 129 (76,78%), jawaban “Tidak” 39 (23,21%). 2) Strategi orang tua dalam menanamkan tanggung jawab anak terhadap keluarga a) Menggunakan metode pembiasaan sesuai dengan yang telah diprogramkan Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 4. Menggunakan metode pembiasaan sesuai yang telah diprogramkan Jawaban Ya Tidak 37 19 42 14 43 13 122 46
No. Item 7 8 9 Total Persentase
72,61%
Total 56 56 56 168
Persentase Ya Tidak 66,07% 33,92% 75% 25% 76,78% 23,21%
27,38%
Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi
50 40 30
37 19
20
42
43
14
13
No. 9
10 0
No. 7
No. 8
Ya
37
42
43
Tidak
19
14
13
Item Soal
Kurva 3 Menggunakan metode pembiasaan sesuai dengan yang telah diprogramkan
58
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
Dari indikator menggunakan metode pembiasaan sesuai dengan yang telah diprogramkan, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 122 (72,61%), jawaban “Tidak” 46 (27,38%). b) Menciptakan hubungan yang mesra, agar anak peduli terhadap keinginan dan harapan kita Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 5.
Menciptakan hubungan mesra, agar anak peduli keinginan dan harapan
10 11 12 Total
Jawaban Ya Tidak 44 12 47 9 50 6 141 27
Persentase
83,93% 16,07%
No. Item
Persentase Ya Tidak 78,57% 21,42% 83,92% 16,07% 89,28% 10,71%
Total 56 56 56 168
Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi 60 50
50
47
44
40 30 20
12
9
6
10 0
Item Soal Ya
Tidak
No. 10 44
No. 11 47
No. 12 50
12
9
6
Kurva 4 Menciptakan hubungan mesra, agar anak peduli keinginan dan harapan
Dari indikator tentang menciptakan hubungan yang mesra, agar anak peduli terhadap keinginan dan harapan kita, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 141 (83,93%), jawaban “Tidak” 27 (16,07%). c) Menciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih sayang Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 6. Menciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih sayang
13 14 15 Total
Jawaban Ya Tidak 49 7 37 19 45 11 131 37
Persentase
77,97% 22,02%
No. Item
Total 56 56 56 168
Persentase Ya Tidak 87,5% 12,5% 66,07% 33,92% 80,35% 19,64%
Sumber : Angket Orang Tua
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
59
Joko Susanta dan Sumaryati
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi
60 50 40 30 20 10 0
49
45 37 19 11
7 No. 13
No. 14
Ya
49
37
45
Tidak
7
19
11
Item Soal
No. 15
Kurva 5 Menciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih saying
Dari indikator tentang menciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih sayang, diperoleh jawaban 168, jawaban “Ya” 131 (77,97%), jawaban “Tidak” 37 (22,02%). 3) Strategi orang tua dalam menanamkan tanggung jawab anak terhadap masyarakat Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 7. Memberikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain Jawaban Total Ya Tidak 45 11 56 43 13 56 46 10 56 134 34 168
No. Item 16 17 18 Total Persentase
79,76%
Persentase Ya Tidak 80,35% 19,64% 76,78% 23,21% 82,14% 17,85%
20,23%
Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi
50
45
43
11
13
46
40 30 20
10
10 0
No. 16
No. 17
No. 18
Ya
45
43
46
Tidak
11
13
10
Item Soal
Kurva 6 Memberikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain
Dari indikator tentang memberikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 134 (79,76%), jawaban “Tidak” 34 (20,23%).
60
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
4) Strategi orang tua dalam menanamkan tanggung jawab anak terhadap negara a) Menghargai potensi yang dimiliki mereka (anak) Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 8. Menghargai potensi yang dimiliki mereka (anak) Jawaban Ya Tidak 46 10 46 10 47 9 122 46
No. Item 19 20 21 Total Persentase
72,61%
Total 56 56 56 168
Persentase Ya Tidak 82,14% 17,85% 82,14% 82,14% 83,92% 16,07%
27,38%
Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi
50
46
46
47
10
10
9
No. 19 46
No. 20 46
No. 21 47
10
10
9
40 30 20 10 0
Item Soal Ya
Tidak
Kurva 7 Menghargai potensi yang dimiliki mereka (anak)
Dari indikator tentang menghargai potensi yang dimiliki mereka (anak), diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 122 (72,61%), jawaban “Tidak” 46 (27,38%). b) Memberi materi pendidikan karakter yaitu dengan pengasahan kemampuan afektif Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 9. Memberi materi pendidikan karakter yaitu dengan pengasahan kemampuan afektif No. Item 22 23 24 Total
Jawaban Ya Tidak 45 11 46 10 40 16 131 37
Persentase 77,97%
Total 56 56 56 168
Persentase Ya Tidak 80,35% 19,64% 82,14% 17,85% 73,21% 28,57%
22,02% Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut:
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
61
Joko Susanta dan Sumaryati
Frekuensi 50
45
46
11
10
40
40 30 20
16
10 0
No. 22
No. 23
Ya
45
46
40
Tidak
11
10
16
Item Soal
No. 24
Kurva 8 Memberi materi pendidikan karakter yaitu dengan pengasahan kemampuan afektif
Dari indikator tentang memberi materi pendidikan karakter yaitu dengan pengasahan kemampuan afektif, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 131 (77,97%), jawaban “Tidak” 37 (22,02%). 5) Strategi orang tua dalam menanamkan tanggung jawab anak terhadap Tuhan Dari hasil angket di peroleh data sebagai berikut : Tabel 10 Memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama (Sub Variabel) Jawaban Persentase Total Ya Tidak Ya Tidak 49 7 56 87, 5 % 12,5% 50 6 56 89,28% 10,71% 53 3 56 94,64% 5,35% 152 16 168
No. Item 25 26 27 Total
Persentase 90,47%
9,52%
Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi
60
49
50
53
7
6
3
50 40 30 20 10 0
No. 25
No. 26
No. 27
Ya
49
50
53
Tidak
7
6
3
Item Soal
Kurva 9 Memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama
Dari indikator tentang memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama, diperoleh hasil jawaban 168, jawaban “Ya” 152 (90,47%), jawaban “Tidak” 16 (9,52%).
62
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
2.
Pembahasan
Hasil penelitian strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak sebagai berikut: Tabel 11 Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak Sub Variabel 1 2 3 4 5 Total Persentase
Jawaban Total Ya Tidak 284 52 336 394 110 504 134 34 168 262 74 336 152 16 168 1.226 286 1.512 81,08% 18,91%
Persentase Ya Tidak 84,52% 15,47% 78,17% 21,82% 79,76% 20,23% 77,97% 22,02% 90,47% 9,52%
Sumber : Angket Orang Tua
Gambaran dalam bentuk kurva adalah sebagai berikut: Frekuensi 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
84.52%
15.47%
90.47% 78.17%
79.76%
77.97%
21.82%
20.23%
22.02% 9.52%
1
2
3
4
5
Ya
84.52%
78.17%
79.76%
77.97%
90.47%
Tidak
15.47%
21.82%
20.23%
22.02%
9.52%
Sub Variabel
Kurva 10 Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak
Strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak terhadap Tuhan paling sering digunakan, dengan menanamkan tanggung jawab terhadap Tuhan diharapkan anak akan menjadi anak yang taat terhadap Tuhan dan agama. Strategi orang tua dalam dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak terhadap diri sendiri menjadi urutan kedua, orang tua dalam mendidik anaknya menggunakan cara membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik sehingga anak akan terbiasa berperilaku baik dan orang tua juga mau menerima anak sebagaimana adanya sesuai dengan keadaan anaknya tanpa menuntut anaknya agar sesuai dengan kehendak orang tua. Strategi orang tua dalam dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak terhadap masyarakat menjadi urutan ketiga, orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab kepada anaknya dengan memberikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain menggunakan cara sesuai dengan perkembangan anak dan tidak membebankan pula Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
63
Joko Susanta dan Sumaryati
kepada anak untuk melakukan apa yang belum bisa dilakukan oleh anak. Strategi orang tua dalam dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak terhadap keluarga menjadi urutan keempat, orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab kepada anaknya menggunakan cara-cara penuh kasih sayang yaitu salah satunya dengan cara memberikan perhatian serta kasih sayang kepada anaknya serta penanaman tanggung jawab dalam keluarga juga merupakan hal yang penting. Sedangkan strategi orang tua dalam dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak terhadap negara jarang digunakan, orang tua menganggap dengan memberikan kebebasan kepada anaknya untuk mengembangkan potensi yang anak miliki dan sekaligus memberikan pendidikan karakter kepada anak tidak menjadi prioritas utama orang tua dalam menggunakan strategi tersebut serta dapat disebabkan oleh faktor pendidikan orang tua yang mayoritas hanya sekolah dasar. Dari wawancara yang dilakukan, berdasarkan jawaban anak dari orang tua yang diberikan angket 80,13% anak menjawab “Ya”. Sehingga dapat dikatakan bahwa berdasarkan dari jawaban anak, orang tuanya menggunakan sembilan strategi tersebut. Sedangkan dari angket yang diberikan kepada orang tua 81,08% menggunakan strategi tersebut dan dari hasil wawancara dengan anak 80,13% anak membenarkan orang tuanya menggunakan strategi tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak menggunakan sembilan strategi tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai strategi orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak di Dusun Seropan I Kelurahan Muntuk Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul dapat disimpulkan bahwa orang tua dalam menanamkan sikap tanggung jawab anak menggunakan sembilan strategi tersebut antara lain membiasakan anak agar anak terbiasa berperilaku baik, mau menerima anak sebagaimana adanya, menggunakan metode pembiasaan sesuai dengan yang telah diprogramkan, menciptakan hubungan yang mesra dengan anak, menciptakan suasana penuh kasih sayang dengan kasih sayang, memberikan contoh perilaku dalam hal menolong dan peduli pada orang lain, menghargai potensi yang dimiliki mereka, memberi materi pendidikan karakter, dan memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama. Adapun strategi yang paling sering digunakan yaitu memberikan pengertian mengenai nilai-nilai agama kepada anak, strategi orang tua dalam menanamkan tanggung jawab terhadap Tuhan. Sedangkan strategi orang tua dengan menghargai potensi yang dimiliki anak dan memberi materi pendidikan karakter, jarang digunakan oleh orang tua. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Daradjat. Zakiah. (1982). Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental. Jakarta:Bulan Bintang.
64
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
Strategi Orang Tua Dalam Menanamkan Sikap Tanggung Jawab Anak di Dusun Seropan I
Depdikbud, R.I. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Direktorat Pemasyarakatan. (1967). Sistem Pemasyarakatan Dalam Rangka Nation And Character Building. Jakarta, D. Soedjono.(1976). Penanggulangan Kejahatan. Bandung: Penerbit Alumni. Gunakaya, A.Widiada. (1988). Sejarah Dan Konsepsi Pemasyarakatan. Bandung: Armico. Jabrohim, Suwardi Dan Bustami Subhan. (2003). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: FKIP UAD Mangunharjana. (1986). Pembinaan: Arti Dan Metodenya. Yogyakarta: Kanisius. Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Moeljatno. (1993). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, Lexy. J. (2006). Metode Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhadjir, Noeng. (1995). Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasih. Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1999 Tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Kemasyarakatan. Poernomo,Bambang.(1986).Pelaksanaanpidanapenjaradengansistem pemasyarakatan. Yogyakarta: Liberty. Sahardjo. (1963). Pohon Beringin Pengayoman. Pidato Pengukuhan Doctor H.C., Jakarta Saroso. (1977). Sistem Pemasyarakatan. Kertas Kerja Loka Karya Evaluasi Sistem Pemasyarakatan. BPHN Shadily, Hasan. (1963). Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia, Pembangunan. Soerjobroto, Bahroedin. (1966). Fungsi Pemasyarakatan Dalam Negara Pancasila, Bandung: Suka Miskin. Soeroso. (1993). Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Bogor: Politeia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.
Jurnal Citizenship, Vol. 2 No. 1, Juli 2013
65