BAB II LANDASAN TEORI
A. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak 1. Tanggung jawaborang tua terhadap anak Orang tua adalah orang yang pertama kali bertanggung jawab kepada anak-anaknya, yaitu bertanggungjawab secara material, spiritual dan psikologis. Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak.Anak merupakan amanat Allah SWT bagi kedua orang tuanya. Ia mempunyai jiwa yang sucidan cemerlang. Bila ia sejak kecil dibiasakan baik, dilatih dan dididik dengan baik, ia akan tumbuh dan berkembang menjadi baik pula. Sebaliknya apabilaia dibiasakan berbuat buruk maka anak akan berbuat buruk pula.1 Secara umum, kewajiban orang tua pada anak-anaknya adalah sebagai berikut : a. Mendoakan anak-anaknya dengan doa yang baik dan jangan sekalikali mengutuknya. b. Mendidik anak agar berbakti pada ibu dan bapak. c. Memelihara anak dari api neraka. d. Menyerukan sholat pada anaknya. e. Menciptakan kedamaian dalam rumah tangga. f. Mencintai dan menyayangi anak-anaknya. 1
Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam (Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya), (Bandung: Trigenda Karya,1993), hlm. 290
18
19
g. Bersikap hati-hati pada anaknya. h. Memberi nafkah yang halal.2 Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya tampil dalam aneka macam bentuk. Menurut Thalib dalam bukunya Empat Puluh Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, tanggung jawab orang tua itu diantaranya, bergembira menyambut kelahiran anak, memberi nama yang baik, memperlakukan anak dengan lemah lembut dan kasih sayang, menanamkan rasa cinta sesama anak, memberikan pendidikan akhlak, menanamkan akidah tauhid, membimbing dan melatih anakmengerjakan sholat, berlaku adil, memperhatikan teman anak, menghormati anak, memberi hiburan, mencegah dari perbuatan dan pergaulan bebas, menjauhkan anak dari hal-hal porno (pornoaksi, pornografi, pornowicara), menempatkan dalam lingkungan yang baik, memperkenalkan kerabat kepada anak, mendidik bertetangga dan bermasyarakat.3 Pembentukan budi pekerti yang baik adalah tujuan utama dalam pendidikan islam. Karena dengan budi pekerti itulah tercermin pribadi yang mulia. Sedangkan pribadi yang mulia itu adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik anak dalam keluarga. Namun tidak semua orang dapat melakukannya, banyak faktor
yang menjadi penyebabnya
misalnya orang tua yang sibuk dan bekerja keras siang dan malam dalam hidupnya untuk memenuhi kebutuhan materi anak-anaknya, waktunya dihabiskan di luar rumah,jauh dari keluarga, tidak sempat mengawasi 2
Ibid, hlm. 291 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:Rineka Cipta, 2014), hlm. 45. 3
20
perkembangan anaknya, dan bahkan tidakpunya waktu untuk memberikan bimbingan, sehingga pendidikan akhlak bagi anak-ananknya terabaikan.4 Menurut Sayid Sabiq dalam bukunya “pendidikan agama islam dalam keluarga” mengemukakan bahwa kewajiban mengasuh dan memelihara anak yang masih kecil atau belum dewasa, dibebankan kepada ibu dan bapaknya, baik ketika ibu bapaknya terikat perkawinan maupun setelah mengalami perceraian, karena pemeliharaan dan pengasuhan anak adalah hak anak yang masih kecil. Sesuai dengan firman Allah Qs. Al-Baqarah : 233
Artinya: “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya, dan seorang ayah karena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa keduanya. Dan jika kamuingin anakmu disusukan orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut, bertakqalah kamu kepada Allah dan 4
Ibid, hlm. 48
21
ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah: 233).5 Menurut John Locke dalam bukunya “Pendidikan agama islam dalam keluarga” mengemukakan bahwa posisi pertama di dalam mendidik seorang individu terletak pada keluarga. Melalui konsep “Tabula rasa”, John Locke menjelaskan, bahwa individu adalah ibarat sebuah kertas yang bentuk dan coraknya tergantung kepada orang tua (keluarga) bagaimana mengisi kertas kosong tersebut sejak bayi. Melalui pengasuhan, dan pengawasan yang terus menerus, diri serta kepribadian anak dibentuk. Dengan nalurinya, bukan dengan teori, orang tua mendidik dan membina keluarga.6 Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya dalam hal pengasuhan, pemeliharaan dan pendidikan, ajaran islam menggariskannya sebagai berikut: a. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akidah. Tanggung jawab ini mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan dan keislaman, sejak anak mulaimengerti dan dapat memahami sesuatu. Penanaman akidah ini telah dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul-Nya, sebagaimana diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah: 132
5
Alqur’an Terjemah, QS. Al-Baqarah: 233, hlm. 38 Mahmud, dkk., Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata, 2013), hlm. 134-135. 6
22
Artinya: “Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anakanaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku ! sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama islam.” (QS. Al-Baqarah: 132)7 b. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan akhlak. Tanggung jawab ini maksudnya adalah pendidikan dan pembinaan mengenai dasar-dasar moral dan keutamaan perangai atau tabiat yang harus dimiliki anak sejakia masih kecilhingga ia dewasa. Pendidikan dan pembinaan akhlak anak dalam keluarga dilaksanakan dengan contoh dan teladan dari orang tua. c. Tanggung jawab pemeliharaan kesehatan anak Tanggung jawab ini berkaitan dengan pengembangan pembinaan fisik anak agar anak menjadi anak yang sehat, cerdas, tangguh dan pemberani. Oleh karena itu, orang tua berkewajiban untuk memberi makan dengan makanan yang halal dan baik, menjaga kesehatan fisik, membiasakan anak makan dan minum dengan makanan dan minuman yang dibolehkan danbergizi. d. Tanggung jawab pendidikan dan pembinaan intelektual Tanggung jawab ini maksudnya adalah pembentukan dan pembinaan berpikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat serta kesadaran berpikir dan berbudaya. Tanggung jawab intelektual ini
7
Alqur’an Terjemah, QS. Al-Baqarah:132, hlm. 21
23
berpusat pada tiga hal yaitu: kewajiban mengajar, penyadaran berpikir, dan kesehatan berpikir. e. Tanggung jawab kepribadian dan sosialanak Tanggung jawab ini maksudnya adalah kewajiban orang tua untuk menanamkan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial dan pergaulan sesamanya. Pembentukan kepribadian terjadi dalam masa yang panjang, sejak dalam kandungan sampai umur 21 tahun. Pembentukan kepribadian berkaitan erat dengan pembinaan iman dan akhlak.8 Demikian pula Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai kepala dan pemimipin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarganya dari api neraka,9 sebagaimana firman Allah SWT dalam surat At- Tharim: 6
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”. (QS. At-Tahrim:6)10
Hal-halyang perlu diperhatikan orang tua. 8
Ibid, hlm.136-138. Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 37
9
10
Alqur’an Terjemah, QS. At-Tahriim:6, hlm 561.
24
Ada beberapa aspek yang wajib diperhatikan orang tua dalam mendidik anak yaitu: a. Memberikan kasih sayang b. Membiasakan anak berdisiplin sejak usia dini c. Hendaklah kedua orang tua menjadi teladan yang baik d. Anak dibiasakan dengan berbagai kebiasaan yang umum dilakukan dalam pergaulannya. Orang tua harus menghindarkan anak-anaknya dari sifat-sifat: a. Rasa minder (kurang percaya diri) b. Rasa takut c. Rasa rendah diri d. Rasa hasud atau iri e. Rasa marah.11 2. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak Dalam kehidupan sekarang ini tanggung jawab orang tua semakin berat, anatara lain orang tua harus berhasil mencari rizki yang halal dan dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Selain itu orang tua juga harus dapat mendidik anak-anaknya. Pendidikan anak harus dilakukan melalui tigalingkungan, yaitu keluarga, sekolah, organisasi. Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting sejak timbulnya peradaban manusia sampai sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak manusia. Pendidikan adalah tanggung jawab
11
Mahmud,dkk., Op.Cit., hlm. 193.
25
bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Sekolah sebagai pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak ialah dalam keluarga.12 Karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat. Karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam keluarga terhadap pendidikan anak-anaknya lebih bersifat pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan pendidikan kesosialan,seperti tolong menolong, dan menjaga kesehatan. Peran keluarga sebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup, pengembangan bakat, minat, serta kepribadian.13 Nasih Ulwan dalam bukunya Tarbiyah al-Aulad fi al-Islam telah banyak mendeskripsikan tentang tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak. Ada 6 (enam) tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak-anaknya yaitu:
1. Tanggung jawab pendidikan iman Pendidikan iman bagi anak merupakan hal yang sangat mendasar dan sangat utama. Pendidikan iman yang dimaksud adalah memberikan pemahaman kepada anak dengan dasar-dasar keimanan,
12
Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm. 18 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidiksn,(Jakarta: PT. RinekaCipta, 2001), hlm. 58.
13
26
rukun islam, dan dasar-dasar syariat sejak anak mulai mengerti dan memahami sesuatu. 2. Tanggung jawab pendidikan akhlak Tanggung jawab orang tua di dalam memberikan pendidikan akhlak pada anak mencakup keseluruhan akhlak, sikap, dan perilaku yang mampu memperbaiki dirinya sendiri, dan ketika ada kesalahan maupun dosa yang diperbuatnya, ia mampu menanganinya dengan baik. 3. Tanggung jawab pendidikan jasmani Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu melalui aktivitas jasmani. Pendidikan ini diberikan kepada mereka sejak kecil yang tentunya disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan mereka. 4. Tanggung jawab pendidikan psikis Pendidikan psikis menjadi hal yang sangat penting, karena tujuan utama dari pendidikan ini adalah pembinaan mental dan kepribadian anak, sehingga jika anak sudah menginjak usia dewasa ia dapat mengoptimalkan peranannya sebagai makhluk Allah dan mengelola bumiini dengan baik.. 5. Tanggung jawab pendidikan sosial Pendidikan sosial ini menjaditanggung jawab yang sangat penting bagi pendidik dan orang tua dalam mempersiapkan anak.
27
Pendidikan sosial ini merupakan manifestasi dari pendidikan sebelumnya, yaitu pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, dan pendidikan psikis. Sebab pendidikan sosial ini adalah manifestasi perilaku dan watak untuk menjalankan hak-hak, tata krama, kritik sosial dan pergaulan yang baik bersama orang lain. 6. Tanggung jawab pendidikan seksual Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Pendidikan seks adalah membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan tujuan seks sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar, dantidak ilegal.14 Menurut An-Nahlawi kewajiban orang tua dalam pendidikan adalah: a. Menegakkan hukum-hukum Allah SWT pada anaknya. b. Merealisasikan ketentraman dan kesejahteraan jiwa keluarga. c. Melaksanakan perintah agama dan perintah Rasulullah. d. Mewujudkan rasa cinta kepada anak-anaknya melalui pendidikan.15 Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak,anatara lain:
14
Mahmud, Op. Cit, hlm. 179-205 Muhaimin, Op. Cit, hlm. 292
15
28
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan dorongan alami yang harus dilaksanakan. b. Melindungi dan menjamin kesehatannya baik secara jasmani ataupun rohani. c. Mendidik dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan. d. Membahagiakan kehidupan anak, kebahagiaan anak menjadi bagian dari kebahagiaan orang tua.16 Kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setiap orang tua, mereka juga perlu dibekali teori-teori pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian tingkat dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan anak untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.17 B. Pendidikan Anak 1. Pengertian Pendidikan Anak Pendidikan adalah proses dari serangkaian kegiatan belajar mengajar yang terencana yang konsisten dan berkesinambungan menuju ke arah tujuannya yang telah ditetapkan. Pendidikan merupakan rangkaian-rangkaian perubahan yang berlangsung secara bertahap menuju ke arah titik optimal dariproses tersebut.18
16
Abdul Kadir,dkk., Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 78. Fuad Ihsan, Op.Cit., hlm.64 18 M. Aifin dan Aminudin Rosyad, dasar-dasar pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 141 17
29
Ada beberapa pendapat tentang definisi pendidikan
yang
dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan yang dikutip oleh dr. Kartini Kartono yaitu: a. Menurut M.J. Langeveld, pendidikan merupakan upaya manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. b. Menurut Stella van Patten Handerson, pendidikan merupakan kombinasi dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. c. John Dewey, mengemukakan bahwa pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak hanya tujuan akhir dibalik dirinya. Dari beberapa definisi diatas, Kartini Kartono menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental dalam kehidupan manusia untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban.19 Anak adalah amanat bagiorang tuanya, artinya bersih, suci dan polos. Kosong dari segala ukiran dan gambaran, anak akan selalu menerima segala yang
diukirnya
dan
akan
cenderung
oleh
apa
saja
yang
mempengaruhinya,maka apabila ia dibiasakan dan diajarkan untuk melakukan kebaikan, niscaya seperti itulah anak terbentuk sehingga kedua orang tua akan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat sang anak akan menjadi orang yang terdidik. Namun apaila si anak dibiasakan untuk melakukan kejahatan dan ditelantarkan bagaikan binatang, sengsara, 19
Kartini Kartono, Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1977), hlm. 12
30
maka celakalah dia dosanya akan ditanggung langsung oleh orangtuanya sebagai penanggung jawab amanat Allah.20 Pendidikan anak merupakanupaya melahirkan generasi berkualitas tinggi. Untuk itu,metode yang diterapkanharus mampu memotivasi anak punya pemahaman hakikat hablun min Allah wa hablun minannas melalui metode seperti itu anak akan terpelihara dalam fitrahnya, tanpa kehilangan keberadaannya sebagai manusia kecil yang butuh pemahaman.21 Pendidikan anakdalam kandungan atau prenatal merupakan awal mula pendidikan, dari situlah perilaku ibuberpengaruh terhadap pembentukan ciri-ciri khas anak yang ditunggu-tunggu kelahirannya, pembentukan iniberlangsung dari diri sang ibu. Seorang ibulah yang dapat menentukan bagaimana keberhasilan kelak anaknya, karena potensi-potensi yang akan dibawa kelak dewasa adalah berasal dari proses bertemunya ovum dan sperma hingga ia dilahirkan.22 Pendidikan anak merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke berapa arah berikut ini: a. Pertumbuhan dan perkembangan fisik atau koordinasi motorik halus dan kasar.
20
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Semarang: As-Syifa,1981),
hlm. 44 21
Jaudah Muhammad Awwad, Mendidik Anak Secara Islam, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2005), hlm. 25 22 Mansur, Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan, ( Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004), hlm. 19
31
b. Kecerdasan atau daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,kecerdasan spiritual. c. Sosio emosional atau sikap dan perilaku serta agama, bahasa dan komunikasi,
yang
disesuaikandengan
keunikan
tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak. Dengan demikian, pendidikan anak adalah usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak melalui proses bimbingan dan penanamannya untuk merubah sikap dan tata perilaku yang meliputi jasmani dan rohani. Pendidikan atau pengajaran adalah usaha yang bertujuan lebih baik dari itukegiatan pendidikan dan pengajaran terikat dan diarahkan untuk mencapai tujuan.23 Jadi, pendidikan merupakan hak mutlak yang harus diperoleh anak dari orang tuanya. Hak-hak anak adalah suatu kenyataan bahwa anak pun memiliki hakhak yang perlu dihormati oleh siapa saja. Sementara itu masih banyak orang yang masih memperlakukan anak demi kepentingan pribadi. Pada tahun 1979 sebagai Tahun Internasional anak, perserikatan bangsa-bangsa mengarahkan perhatian kepada hak-hak anak. Deklarasi PBB terhadap hak anak meliputi: a. Hak untuk memperoleh kasih sayang, cinta dan pengertian. b. Hak untuk mendapatkan gizi dan perawatan kesehatan. c. Hak untuk mendapat kesempatan bermain dan berekreasi. 23
Maimunah Hasan, Op. Cit.,hlm.16
32
d. Hak untuk mempunyai nama dan kebangsaan. e. Hak untukmendapatkan perawatan khusus bila cacat. f. Hak untuk belajar agar menjadi warga negara yang berharga. g. Hak untuk hidup dalam kedamaian dan persaudaraan. h. Semua anak mempunyai hak yang sama, tidak dibedakan dan didiskriminasikan. Walaupun orang tua, masyarakat dan para pengambil kebijaksanaan menyadari bahwa kualitas anak adalah kualitas bangsa dimasa depan, tetapi dilain pihak seringkali pembiayaan untuk anak terkalahkan oleh masalah politik dan pendidikan anak kurang mendapat perhatian.24 2. Tujuan dan fungsi pendidikan anak. Menurut Hasbullah dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Ilmu Pendidikan” mengatakan bahwa pendidikan berlangsung dalam suatu proses panjang yang pada akhirnya mencapai tujuan umum atau akhir, yaitu kedewasaan atau pribadi dewasa susila. Tujuan yang bersifat umum ini akan dicapai melalui pencapaian tujuan-tujuan dekat.25 Dalam bukunya Wiji Suwarno yang berjudul “Dasar-dasar ilmu pendidikan” Sutari Imam Barnadib merangkum pendapat Langeveld ada enam tujuan pendidikan yaitu: 1. Tujuan umum 24
Soemiarti Patmonodewo,Pendidikan Anak Prasekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2000), hlm. 51-52 25 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 13
33
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani danrokhani anak didik. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus adalah pengkhususan tujuan umum atas dasar usia, jenis kelamin, sifat, bakat, intelegensi, lingkungan sosial-budaya, tahaptahap perkembangan, tuntutan syarat pekerjaan, dsb. 3. Tujuan tidak lengkap Tujuan tidak lengkap adalah tujuan yang menyangkut sebagian aspek manusia, misalnya aspek psikologis, biologis, atau sosiologis saja. 4. Tujuan sementara Tujuan sementara adalah tujuan yang sifatnya sementara. Ketika tujuan sementara berhasil dicapai, tujuan itu akan ditinggalkan dan diganti dengan tujuan lain.
5. Tujuan intermediet Tujuan intermediet adalah tujuan perantara bagi tujuan lainnya yang pokok.
34
6. Tujuan insidental Tujuan insendental adalah tujuan yangdicapai pada saat-saat tertentu, yang sifatnya seketika dan spontan.26 Fungsi pendidikan yaitu, pendidikan sebagai sebuah aktivitas tidak lepas dari fungsi dan tujuan. Fungsi utama pendidikan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermaartabat
dalam
hidup
dan
kehidupanatau
dengan
kata
lain
pendidikanberfungsi memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya.27 3. Jenis-jenis pendidikan anak Jenis pendidikan adalah suatu pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan tujuannya. Jenis pendidikan dalam sistem pendidikan nasional terdiri dari pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. a. Pendidikan sekolah Jenis pendidikan sekolah adalah jenis pendidikan yang berjenjang, berstruktur, dan berkesinambungan sampai dengan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan sekolah mencakup pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan. b. Pendidikan luar sekolah
26
Wiji suwarno, Dasar-dasar IlmuPendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 34-
35. 27
Abdul kadir, dkk.,Op. Cit., hlm. 81.
35
Pendidikan luar sekolah adalah jenis pendidikan yang tidak selalu terikat
oleh
jenjang
dan
struktur
persekolahan,
tetapidapat
berkesinambungan. Pendidikan luar sekolah menyediakan program pendidikan yang memungkinkan terjadinya perkembangan peserta didik dalam bidang sosial, keagamaan, budaya, ketrampilan, dan keahlian. Dari kedua jenis pendidikan diatasdapat diketahui mengenaitingkat pendidikan yang termasuk dalampendidikan formal.Perlu diketahui bahwa tingkat pendidikan seseorang adalah batas waktu pendidikan yang pernah ditempuh seseorang sampai tahap akhir. Tingkat pendidikan juga dapat diartikan sebagai tinggi rendahnya taraf kelas pendidikan yang pernah ditempuh seseorang dengan batasan operasional: SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan sederajat. Berbicara tentang tingkat pendidikan, sepintas dapat dipahamibahwa yang dimaksud adanya lembaga pendidikan dengan sistem tingkatan mulai dari tingkat rendah sampai ditingkat yang tinggi. Yang dimaksud lembaga pendidikan disini adalah pendidikan di sekolah yang dilaksanakan secara teratur, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.28 Jenjang pendidikan atau tingkat pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan
berkelanjutan
yang
ditetapkan
berdasarkan
tingkat
perkembangan para peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran.
28
St. Vabrianto, Pendidikan Sosial, (yogyakarta: paramita, 1984), hlm. 23
36
Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan yang terstruktur terdiri atas : pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.29 Dalam pembahasan ini yang dimaksud dengan tanggung jawab pendidikan anak adalah mengertinya orang tua terhadap pentingnya pendidikan yang dapat dilihat dari pendidikan yang pernah dilalui atau ditempuh oleh seseorang dalam rangka mendapatkan ilmu pengetahuan baik bersifat umum atau agama. 4. Dasar-dasar Pendidikan Anak Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak didik dari orang tuanya adalah: a. Dasar pendidikan budi pekerti: memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak didik. b. Dasar pendidikan sosial: melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitarnya. c. Dasar pendidikan intelek, anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, bertutur bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam bentuk permainan. d. Dasar pembentukan kebiasaan, pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih, tertib, disiplin, rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa unsur paksaan.
29
Fuad Ihsan, Op. Cit, hlm. 22
37
e. Dasar pendidikan kewarganegaraan, memberikan norma nasionalisme dan patriorisme, cinta tanah air dan berkeperimanusiaan yang tinggi.30 Dengan demikian pendidikan dan sekolahsangat erat kaitannya karena untuk dapat berpendidikan dan menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan baik ilmu alam,ilmu bahasa dan ilmu penting lainnya, sekolah adalah sarana yang paling utama. Dengan bersekolah, derajat seseorang dapat naik, menghindari dari kebodohan dan buta huruf. Melalui sekolah juga kita dapat mempelajari ilmu sosial, dimana ilmu sosialitu akan sangat berguna didalam lingkungan masyarakat. dengan sekolah juga seseorang bisa menjadi warga negara yang baik, taat pada hukum dan peraturan pemerintahan, mampu menjunjung nama baik negara dikalangan dunia dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
30
Muhaimin, Op. Cit, hlm. 292.