Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PERAN PENDIDIKAN IPS DALAM MENANAMKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB1 Isnaini Wulandari2 PGSD FKIP Universitas Kuningan ABSTRAK Globalisasi tidak dapat dihindari oleh setiap negara dan memiliki dampak signifikan. Dampak yang dirasakan setiap negara bukan hanya dari segi ekonomi namun juga segi jati diri yang mulai hilang, dengan kata lain hadirnya globalisasi membuat negara yang jati dirinya tidak kuat akan mengalami degradasi karakter secara masif. Untuk menahan arus globalisasi harus dimulai dengan pembiasaan salah satunya melalui pendidikan yang disampaikan sejak dini. Salah satu bidang ilmu dalam pendidikan adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS sebagai salah satu bidang ilmu yang mempelajari kultur sosial, interaksi sosial, dinamika sosial, dan konsep-konsep kehidupan masyarakat dan lingkungan serta nilai-nilai sosial-kemasyarakatan dapat digunakan untuk membentengi individu dari pengaruh globalisasi. IPS dikatakan menjadi benteng bagi individu karena dengan mempelajarinya individu akan mengenali karakter bangsanya. Salah satu karakter bangsa yang mulai luntur adalah sikap tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan salah satu pilar penting dalam karakter yang harus dimiliki dikarenakan dipandang sebagai kualitas individu dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Oleh karena itu individu dapat dikatakan bertanggung jawab apabila dalam menjalankan tugas atau kewajibannya dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan usaha sebaik mungkin sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Tanggung jawab tidak hanya dapat dinilai dari sudut hati nurani tetapi juga dari kemampuan manusia itu sendiri sebagai seorang individu yang memiliki moral yang baik. Pernyataan ini menekankan bahwa tanggung jawab tidak hanya berupa intuisi dalam diri seorang individu tapi dibangun oleh kemampuan manusia itu sendiri serta tujuan, dan menitikberatkan pada penilaian moral dalam diri individu yang bersangkutan. Penilaian moral inilah yang akan menjadi landasan dalam bersikap, mengatasi masalah atau menjalankan tugas yang diemban. Hal ini tentunya yang membuat karakter tanggung jawab sangat penting dalam diri manusia. Kata kunci : Globalisasi, Ilmu Pengetahuan Sosial, Tanggung Jawab
1
2
Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016. Koresponden mengenai isi makalah ini dapat dilakukan melalui:
[email protected]
375
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
PENDAHULUAN Globalisasi merupakan suatu proses sosial, sejarah, dan bersifat alamiah yang membuat seluruh bangsa dan negara di dunia berada dalam suatu ikatan dengan menyingkirkan batas geografi, budaya serta ekonomi. Globalisasi memiliki dua sisi tajam, pada satu sisi membuat seluruh negara berlomba memperbaiki kondisi agar mampu bersaing, sedang pada sisi yang lain globalisasi turut mengikis budaya apabila bangsa tersebut tidak siap. Pernyataan ini diperkuat dengan pendapat Susanto (1998:27) yang menyebutkan dalam era globalisasi yang terbuka, terpaan informasi sangat memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-nilai, pengetahuan, dan kebiasaan luar lingkungan sosialnya dan jauh dari jangkauannya secara fisik. Hal ini tentunya menjadi suatu peringatan tersendiri bagi suatu negara agar mampu mengantisipasi perubahan sosial yang tidak terkendali yang bertentangan dengan budaya dan norma yang berlaku. Begitu pula globalisasi bagi Indonesia, globalisasi di Indonesia menyebabkan pergeseran nilai sosial. Pergeseran sosial yang terjadi di Indonesia menjadi penyebab kemerosotan moral, hilangnya jati diri serta karakter bangsa. Pernyataan ini didukung dengan laporan pada tahun 2013 dari Australian Consortium For In Country Indonesian Studies menunjukan hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43 persen aborsi per 100 kelahiran hidup. Aborsi tersebut dilakukan oleh perempuan di perkotaan sebesar 78 % dan perempuan di pedesaan sebesar 40 % dan yang melakukan aborsi di daerah perkotaan besar di Indonesia umumnya berusia remaja dari 15 tahun hingga 19 tahun (CNN Indonesia, 29/10/2014). Belum cukup dengan data aborsi yang mencengangkan maka data berikut akan menjadi gambaran riil akan rusaknya moral yaitu jumlah pengguna narkoba di Indonesia hingga November 2015 mencapai 5,9 juta orang dan setiap harinya ada 30-40 orang yang mati karena narkoba, pernyataan disampaikan Komjen Pol Budi Waseso Kepala Badan Narkotika Nasional (Kompas, 15/12/2015). Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan bagi bangsa Indonesia yang merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai moral, budaya dan etika. Kemerosotan moral dalam penanganannya membutuhkan nilai karakter yang kuat sebagai perisai. Salah satu karakter yang dipandang mampu menjadi perisai kemerosotan moral adalah karakter tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan salah satu pilar penting dalam karakter yang harus dimiliki karena dipandang sebagai kualitas individu dalam menjalankan tugas dan kewajiban. Individu yang bertanggung jawab dalam menjalankan setiap tindakannya akan siap dengan setiap konsekuensi yang akan diterima dari setiap perbuatannya, sehingga dalam mengambil keputusan dalam bersikap individu tersebut akan memikirkan apa yang hendak diperbuat. Menanamkan karakter tanggung jawab harus dimulai pada setiap aspek dan pembiasaan disetiap bidang, salah satunya adalah melalui pendidikan.
376
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih sangat mengutamakan nilai kognitif. Kondisi ini disebabkan karena aspek afektif atau sikap dirasa sulit terukur perubahannya, berbeda dengan aspek kognitif yang dapat dilihat perubahannya. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan salah satu fungsi pendidikan yang menumbuhkan dan mengembangkan seluruh aspek dari setiap dari setiap individu yang merasakan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dalam proses pendidikan harus mengintegrasikan karakter didalamnya, karena karakter akan mengembangkan nilai sikap dan perilaku. Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan suatu mata pelajaran yang didalamnya dibahas mengenai berbagai kultur sosial, interaksi sosial, dinamika sosial, dan konsep-konsep kehidupan masyarakat dan lingkungan serta nilai-nilai sosialkemasyarakatan. Pengetahuan akan hal yang disebutkan berdampak pada karakter individu. Hal ini disebabkan semua permasalahan sosial tidak cukup jika hanya disikapi atau diatasi sebatas pengetahuan namun lebih tepat apabila pengetahuan dibarengi dengan nilai karakter yang mumpuni untuk mengatasi atau menyikapinya. Oleh karena itu tepat kiranya jika pembelajaran IPS dijadikan sebagai pembelajaran yang memiliki andil yang cukup besar dalam mempermudah pengintegrasian nilai karakter. Salah satunya adalah karakter tanggung jawab PEMBAHASAN Ilmu Pengetahuan Sosial Pengetahuan merupakan kebutuhan setiap individu dalam mempertahankan eksistensi keberadaanya dalam dunia global yang terus berkembang. Salah satu bidang ilmu pengetahuan adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Gunawan (2013: 170) menyatakan IPS merupakan telaah tentang manusia dan dunianya pendapat ini bersesuaian dengan Mukminan (2009: 1) yang menyatakan IPS merupakan terjemahan dari social studies yang artinya penelaah masyarakat. Kedua pendapat ini memandang manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi satu sama lain. Interaksi ini pastinya akan berdampak munculnya permasalahan yang datang pada masyarakat. Untuk mengatasai masalah yang muncul ini tidak mungkin jika hanya dihadapi secara asal-asalan namun harus didukung dengan teori yang mencukupi sehingga solusi yang didapat berupa “win-win solution” bukan berupa berdasarkan emosi. Sebagaimana kita pahami IPS merupakan suatu mata pelajaran yang didalamnya dibahas mengenai berbagai kultur sosial, interaksi sosial, dinamika sosial, dan konsep-konsep kehidupan masyarakat dan lingkungan serta nilai-nilai sosial-kemasyarakatan. Oleh karena itu tidak akan berlebihan kiranya jika IPS dijadikan salah satu disiplin ilmu yang penting dalam memberi bekal bagi setiap individu menyambut kehidupan masyarakatnya. Sebagaimana bidang ilmu pengetahuan yang lahir dengan tujuan yang di miliki masing-masing IPS memiliki tujuan yang tersimpan di dalamnya. Tujuan
377
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
IPS menurut Gunawan (2011: 48) adalah membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Pendapat ini menekankan bahwa tujuan utama dari IPS adalah membentuk individu yang kemampuan sosialnya tinggi sehingga mampu berkontribusi sebagai warga negara yang baik dalam menjalankan setiap tugasnya sebagai warga negara. Oleh karena itu dalam menjalankan tujuan tersebut materi IPS yang berisi aspek-aspek kehidupan masyarakat baik masa lalu dan masa yang akan datang selalu penting untuk terus disampaikan. Pendapat Gunawan bersesuaian dengan tujuan pelaksanaan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 417): a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Materi IPS bukan hanya dari ilmu-ilmu sosial, tetapi juga dari ilmu-ilmu budaya (humaniora), filsafat, agama, bahkan dari ilmu pengetahuan alam, dan matematika. Materi dari berbagai bidang ilmu tersebut kemudian diintegrasikan dan disajikan melalui pendekatan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni kompetensi berwarganegara (civic competence). Karakter Tanggung Jawab Tanggung jawab dalam bahasa Inggris disebut Responsibility berkaitan dengan response yang artinya jawab. Tanggung jawab merupakan salah satu dari enam karakter menurut Spears (2010: 25) “Those six particular character values are: trustworthiness, respect, responsibility, fairness, caring, and citizenship”. Pendapat ini menunjukkan bahwa tanggung jawab merupakan salah satu pilar penting dari enam karakter lain dalam diri setiap individu. Tanggung jawab seringkali dihubungkan dengan bagaimana individu bersikap akan tugas atau kepercayaan yang di berikan padanya. Pernyataan ini diperkuat dengan pendapat Dimerman (2009:115) “Responsibility is the quality of being able to trusted or depended upon when one has accepted tasks, duties or obligations”. Pendapat ini memandang tanggung jawab sebagai sebuah kualitas individu dalam menjalankan sebuah tugas dan kewajiban. Oleh karena itu individu dapat dikatakan bertanggung jawab apabila dalam menjalankan tugas atau kewajibannya dilaksanakan dengan penuh dedikasi dan usaha sebaik mungkin sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
378
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Pendapat di atas bersesuaian dengan pendapat Bertens (2005: 125) bahwa, tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak, bila diminta penjelasan tentang perbuatannya. Jawaban itu harus diberikan pada dirinya sendiri, kepada masyarakat luas, dan apabila dia orang beragama kepada tuhan. Oleh karenanya, tanggung jawab sebagai sebuah jawaban atas apa yang telah seseorang lakukan dalam melaksanakan tugas atau kewajibannya harus dilakukan dengan jujur terhadap hasil kinerja yang telah dilakukan. Dalam konteks hati nurani tanggung jawab dapat dibedakan menjadi tanggung jawab retrospektif dan tanggung jawab prospektif. Tanggung jawab retrospektif merupakan tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung dan segala konsekuensinya. Tanggung jawab prospektif adalah tanggung jawab atas perbuatan yang akan datang. Tanggung jawab tidak hanya dapat dinilai dari sudut hati nurani tetapi juga dari kemampuan manusia itu sendiri sebagai seorang individu yang memiliki moral yang baik. Pernyataan ini didukung dengan pendapat para Aristotelian yang dikutip oleh Hsieh (2007: 2)” The Aristotelian understanding of the conditions of moral responsibility is not only consistent with standard intuitions but also grounded in basic facts about human capacities and about the purposes and demands of moral judgment”. Pendapat ini menekankan bahwa tanggung jawab tidak hanya berupa intuisi dalam diri seorang individu tapi dibangun oleh kemampuan manusia itu sendiri serta tujuan, dan menitik beratkan pada penilaian moral dalam diri individu yang bersangkutan. Manusia merupakan makhluk yang menentukan diri sendiri karena sesungguhnya pada dasarnya manusia adalah makhluk bebas, maka dia harus bertanggung jawab atas pengarahan hidup dan penentuan nasibnya sendiri. Hal ini tentunya yang membuat karakter tanggung jawab sangat penting dalam diri manusia, dengan karakter tanggung jawab manusia mampu memecahkan masalahnya dan menunaikan tugas yang datang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Viktor Frankl yang dikutip oleh Corey (2007: 68) “hidup terutama berarti memikul tanggung jawab untuk menemukan jawaban yang tepat bagi masalah-masalahnya dan untuk menunaikan tugas-tugas yang terusmenerus diberikannya kepada masing-masing individu” Tanggung jawab merupakan suatu nilai moral untuk tidak menghindar dari perbuatan yang dilakukan. Oleh karena itu setiap individu wajib menjalankan tanggung jawabnya baik mampu maupun tidak. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Frankfurt (1969: 829) “a person may well be morally responsible for what he has done even though he could not have done otherwise”. Pendapat ini memperjelas bahwa setiap individu dapat bertanggung jawab meskipun dia tidak mampu menjalankannya, minimal dapat dengan menunjukkan sikap. Seseorang memiliki sikap tanggung jawab apabila dapat menunjukkan sikap tanggung jawab dalam perilaku kesehariannya. Individu yang dikatakan
379
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
bertanggung jawab haruslah menunjukkan komponen-komponen tanggung jawab sebagaimana yang diungkapkan oleh Williams (2004: 7) yaitu: a. The capacity to respond to others’ censure and encouragement, whether expressed emotionally (eg, as resentment), institutionally (eg, as punishment), or in the various forms of praise and blame. b. The capacity to exercise deliberate, sustained control of one’s conduct. c. A reasonable grasp of how actions impinge on others and how they are socially understood – that is, of our mutual moral expectations. Ketiga komponen di atas akan menjadi ciri bahwa seorang individu sudah menjalankan tanggung jawab atau belum. Apabila individu belum memiliki kemampuan untuk menanggapi sikap orang lain, kemampuan untuk mengontrol perilaku dan pemahaman yang baik akan akibat dari setiap perbuatannya maka individu tersebut belum dikatakan memiliki kemampuan bertanggung jawab. Peranan Ips Dalam Menanamkan Karakter Tangung Jawab IPS sebagai salah satu bidang ilmu memiliki peranan penting dalam menanamkan karakter tanggung jawab hal ini terlihat dari tujuan permendiknas No 22 tahun 2006 pada poin ke dua dan ketiga yang isinya adalah memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, serta memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Kedua poin tujuan IPS tersebut secara tidak langsung memberikan gambaran dengan mempelajari IPS peserta didik akan mendapatkan manfaat secara signifikan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari yaitu: a. memiliki gambaran bagaimana berpikir secara logis dan kritis dalam setiap permasalahan masyarakat yag dihadapinya b. memiliki kemampuan memecahkan setiap permasalahan masyarakat yang ada c. memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial yang meliputi bersosialisasi, bermasyarakat dan lain sebagainya d. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian. Manfaat yang didapat ini jelas memberikan gambaran yang utuh akan posisi IPS dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi setiap permasalahan, peka terhadap nilai-nilai norma sosial. Manfaat ini berdampak terhadap kemudahan dalam mengintegrasikan nilai karakter. Salah satu karakter yang sangat dibutuhkan bangsa indonesia adalah karakter tanggung jawab. Karakter tanggung jawab akan melandasi individu dalam mengambil setiap keputusannya. Sebagai suatu contoh seorang apoteker akan senantiasa berhati-hati dalam memberikan obat pada pembeli dikarenakan menyadari bahwa sesungguhnya obat merupakan racun yang apabila diberikan secara sembarangan akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh si pengguna misal memunculkan rasa
380
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
kecanduan, kerusakan jaringan atau lain sebagainya. Menyadari dari setiap akibat yang mampu ditimbulkan dari kesalahan pemberian obat, apoteker menjadi lebih hati-hati karena sdaar akan tanggung jawab yang ditanggung apabila beliau salah mengambil sikap dalam pemberian obat. Contoh sikap yang dilakukan oleh apoteker di atas menunjukkan sikap tanggung jawab yang menyadari betul setiap keputusannya akan menghasilkan akibat yang ditanggung dari setiap perbuatan. Sikap tersebut tidak mungkin hanya didapat dalam sekejap namun hanya bisa didapatkan dengan semua pembiasaan yang terus menerus ditanamkan. Salah satunya melalui pendidikan. Melihat manfaat IPS yang telah di sebutkan di atas maka bisa kita pahami bersama bahwa sesungguhnya dengan mempelajari IPS secara menyeluruh individu akan memiliki ketrampilan dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dengan itu individu yang bersangkutan akan menjadi lebih peka terhadap tanggung jawab dalam menjalankan setiap nilai sosial yang diemban. Sehingga tidak salah kiranya apabila IPS dipandang memiliki perasan penting karena didalamnya terdapat berbagai teori sosial yang akan menentukan baik benarnya suatu tindakan yang berimbas pada semakin kuatnya nilai tanggung jawab pada individu bila diasah dengan tepat. Hal inilah yang dipandang menjadi suatu kebutuhan yang tidak akan pernah dicukupi oleh bidang ilmu yang lain. PENUTUP Manfaat mempelajari IPS bagi peserta didik adalah : a. memiliki gambaran bagaimana berpikir secara logis dan kritis dalam setiap permasalahan masyarakat yag dihadapinya b. memiliki kemampuan memecahkan setiap permasalahan masyarakat yang ada c. memiliki keterampilan dalam kehidupan sosial yang meliputi bersosialisasi, bermasyarakat dan lain sebagainya d. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian. Manfaat IPS dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi setiap permasalahan, peka terhadap nilai-nilai norma sosial. Manfaat ini berdampak terhadap kemudahan dalam mengintegrasikan nilai karakter. Oleh karena itu IPS dipandang memiliki perasan penting karena didalamnya terdapat berbagai teori sosial yang akan menentukan baik benarnya suatu tindakan yang berimbas pada semakin kuatnya nilai tanggung jawab pada individu bila diasah dengan tepat. Sehingga menumbuhkan karakter tanggung jawab pada setiap individu dengan perlahan. DAFTAR PUSTAKA Bertens, K. (2005). Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Dimerman, Sara. (2009). Character is The Key : How to Unlock The Best in Our Children and Ourselves. Ontario: Wiley
381
Prosiding Seminar Nasional “Menjadi Guru Inspirator” Prodi PGSD FKIP-Univesitas Muhammadiyah Purwokerto ISBN : 978-602-14377-4-2
Frankfurt, H.J (1969). Alternate Possibilities and Moral Responsibility. The Journal of Philosophyl, 66, 829-839 Furkan, N. (2013). Pendidikan Karakter Melalui Budaya Sekolah. Yogyakarta: UNY Press Gunawan, R. (2011).Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta Hsieh, D.M (2007). Moral Responsibility and Moral Luck. Colorado: Departement Of Philosophy University of Colorado. Izquierdo, C. & Ochs, E. (2009). Responsibilty in Childhood: Three Developmental Trajectories. Journal of the Society for Psychological Anthropology, 37, 391-413 Jost, J.T., & Jost, L.J. (2009). Virtue ethics and the social psychology of haracter: Philosophical lessons from the person–situation debate. Journal of Research in Personality, 43, 253-254 Mukminan.(2009). Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Nadelson, S. (2006). The Role of the Environment in Student Ethical Behavior. Journal of College and Character, VII, 05 Sapriya. (2009). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Spears, L.C. (2010). Character and Servant Leadership: Ten Characteristics of Effective, Caring Leaders. The Journal of Virtues & Leadership, 1, 25-30
382