Strategi Marketing Public Relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team). SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH : Nama NIM Bidang Studi
: : :
Dahlia Ardhana Reswari 04203 - 119 Humas
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Dahlia Ardhana Reswari
NIM
: 04203 -119
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul
: Strategi Marketing Public Relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus
Marlboro The Ride Oleh Marlboro
Promotions Team)
Mengetahui,
Pembimbing I,
Pembimbing II,
(A.Judhie Setiawan, SE, M.si)
(Dra. Ispawati Astrie, M.si)
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI Nama
: Dahlia Ardhana Reswari
NIM
: 04203 -119
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul
: Strategi Marketing Public Relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team).
Jakarta,September Ketua Sidang Nama: Ida Anggraeni.A. SS, M.Si
(………………………………)
Penguji Ahli Nama : Juwono Tri Atmojo, S.Sos,MSi
(………………………………)
Pembimbing I Nama : A. Judhie Setiawan, S.Sos, M.si
(………………………………)
Pembimbing II Nama : Dra. Ispawati astrie, M.si
(………………………………) ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama
: Dahlia Ardhana Reswari
NIM
: 04203 -119
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul
: Strategi Marketing Public Relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team).
Jakarta,September Ketua Sidang Nama: Ida Anggraeni.A. SS,M.Si
(………………………………)
Penguji Ahli Nama : Juwono Tri Atmojo,S.Sos,MSi
(………………………………)
Pembimbing I Nama : A. Judhie Setiawan, S.Sos, M.si
(………………………………)
Pembimbing II Nama : Dra. Ispawati astrie, M.si
(………………………………) iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama
: Dahlia Ardhana Reswari
NIM
: 04203 -119
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul
: Strategi Marketing Public Relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team).
Jakarta, September Disetujui dan Diterima Oleh : Pembimbing I
Pembimbing II
(A. Judhie Setiawan, SE, M.si)
(Dra. Ispawati Astrie, M.si)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi Humas
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
(Marhaeni. F.Kurniawati, S.Sos M.Si) iv
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRAKSI
Dahlia Ardhana Reswari (04203-119) Strategi Marketing Public Relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team). Xiii + 79 halaman; 13 lampiran Biografi-Daftar Pustaka (1973-2004) Kata Kunci : Strategi Marketing Public Relations Marketing Public Relations sebagai pengembang sinergi dari fungsi perpaduan pemasaran dan Public Relations, cukup efektif dalam mempertahankan suatu merek perusahaan dan menciptakan loyalitas konsumen terhadap perusahaan.Dengan demikian Marketing Public Relations akan menghasilkan dampak positif yaitu daya yang kuat dalam meyakinkan suatu merek terhadap masyarakat. Dalam menerapkan Marketing Public Relations itu sendiri, pihak perusahaan harus memiliki strategi agar tujuan dari Marketing Public Relations dapat tercapai dengan baik. Strategi Marketing Public Relations merupakan suatu upaya untuk memadukan strategi pemasaran dan praktek Public Relations. Salah satu perusahaan yang menggunakan strategi Marketing Public Relations adalah PT. Phillip Morris Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods, merek rokok putih Marlboro, yang cukup besar di Dunia dan Indonesia Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi Marketing Public Relations (MPR) Marlboro dalam sosialisasi program (studi kasus marlboro the rid e oleh marlboro promotions team).Konsep Penelitian yang digunakan mengacu pada konsep strategi Marketing Public Relations yang dikemukakan oleh Yosal Irianta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode studi kasus. Penelitian tidak mencari atau menjelaskan hubungan, atau membuat prediksi, melainkan mengungkapkan fakta, dari hasil pengumpulan data yang ada.Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan data yang diperoleh hasil dari wawancara dengan key informan Dari hasil wawancara penelitian, Strategi Marketing Public Relations yang dijalankan oleh PT. Phillip Morris dengan adanya sosialisasi program marlboro the ride yang dilakukan oleh Marlboro Promotions Team dapat diterima oleh masyarakat terbukti dari banyaknya data base the ride yang terisi dan masuk ke PT. Phillip Morris Indonesia..
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, atas segala karunia dan rahmat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul "Strategi Marketing Public Relation Marlboro dalam Sosialisasi Program (Studi kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team)" Sebagai salah satu syarat kelulusan studi program S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Universitas Mercu Buana. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua atas segala Do'a, kasih sayang, dukungan, dan kesabaran yang tak terukur. Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi masukan bagi pihak yang membutuhkan. Adapun penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan yang tulus dari berbagai pihak. karena itu dengan penuh rasa hormat peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak A. Judhie Setiawan, SE, Msi, selaku pembimbing pertama dalam penulisan skripsi ini yang dengan sabar telah mengarahkan, memimbing, selama proses penelitian skripsi ini sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Ibu Dra. Ispawati Astrie, Msi, selaku pembimbing kedua yang telah memberikan ilmu, waktu, dukungan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Ibu Marhaeni F.Kurniawati, S.Sos, M.Si, selaku Kepala Bidang Jurusan Public Relations, 4. Terima kasih kepada Ibu Ida Anggraini A. SS,M.Si
vi
5. Terima kasih kepada Bapak Juwono Tri Atmojo,S.Sos,Si 6. Ibu Dra. Diah Wardani, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu komunikasi 7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi, Khususnya Bidang studi Public Relations Mercubuana 8. Pihak Tata Usaha Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 9. Ibu Dahlia Solaeman, selaku Promotion&Marketing Manager PT. PMI. Terima kasih diberi kesempatan untuk meneliti perusahaan sebagai bahan skripsi. 10. Bapak Arif Syatri, selaku Marketing Public Relations PT. Phillip Morris Indonesia, terima kasih banyak atas waktunya untuk berdiskusi tentang penelitian skripsi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 11. Bapak Mohammad Naser selaku Public Relation dan Field supervisior PT.Phillip Morris Indonesia, terima kasih atas ilmu-ilmu PR yang diberikan kepada peneliti, serta data-data dan informasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Kepada semua pihak PT. Phillip Morris Indonesia dan Budiman Subrata Niaga, Bpk Very, Bpk Koswara, Bpk Nexy, Bpk Rohmat, Bapak, Syah Agung, Bapak Roy, Ibu Lala, Bapak, Gunawan, yang selalu mendukung kehadiran peneliti di Marlboro Promotions Team sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 13. Kedua Orang tuaku tercinta, papah dan mumy terima kasih atas dukungan, do'a, usaha, pengorbanan dan kesabaran yang tak terbalas sampai akhir zaman. 14. Adiku Bobby, dan kakak-kakaku, dian dan igis yang memberikan suport 15. Dimas Aditya beserta keluarga besarnya, yang senantiasa sabar, mencurahkan perhatian, dukungan yang sangat besar kepada peneliti hingga skripsi ini terselesaikan. 16. Mas budi, thank u so much bantuanya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
vii
17. My best Friend, mala, lidya, visca, emil, nana, chintya, felicia, dilla, toety, mahar terima kasih atas suport dan bantuannya, dan yang memberikan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang menyenangkan. 18. Rekan-rekan angkatan 2003 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu dari humas, periklanan dan jurnalistik. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi proses pembelajaran penulis, penelitian ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan diterima peneliti dengan pikiran yang terbuka.
Jakarta, September 2008
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI……………………………
i
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI………………..………....................
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI……………................
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..............................................................
iv
ABSTRAKSI…………………………………………………………………..
v
KATA PENGANTAR........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................
6
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 6 1.4 Signifikansi Penelitian............................................................................. 6 1.4.1
Signifikansi Akademis.............................................................. 6
1.4.2
Signifikansi Praktis................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi.............................................................................................
7
2.1.1 Fungsi Komunikasi...................................................................... 9 2.1.2 Proses Komunikasi...................................................................... 10 2.1.3 Pengaruh Komunikasi.................................................................
ix
11
2.1.4 Strategi Komunikasi..................................................................... 14 2.1.5 Langkah-langkah Strategi Komunikasi....................................... 15 2.1.5.1 Komponen-komponen Strategi Komunikasi................... 16 2.1.5.2 Tujuan Strategi Komunikasi............................................ 24 2.2 Humas.....................................................................................................
26
2.2.1 Aktivitas Humas.........................................................................
27
2.2.2 Fungsi Humas............................................................................
28
2.2. 3 Tujuan Humas............................................................................
29
2.3 Marketing Public Relations (MPR)........................................................
30
2.3.1 Peranan Marketing Public Relations........................................... 32 2.3.2 Strategi Marketing Public Relations...........................................
32
2.4 Promosi...................................................................................................
37
2.4.1 Tujuan Promosi...........................................................................
38
2.5 Sosialisasi................................................................................................
39
2.6 Program ..................................................................................................
26
2.7 Konsumen (public eksternal)................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian………………………………………………………...
43
3.2 Metode Penelitian…………………………………………………….
43
3.3 Key Informan.......................................................................................
44
3.4 Definisi Konsep.....................................................................................
45
x
3.5 Fokus Penelitian……………………………………………………....
46
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................................
47
3.6.1 Data Primer…………………………………………………...
47
3.6.2 Data Sekunder………………………………………………..
48
3.7 Teknik Analisa Data………………………………………………….
48
3.8 Data keabsahan.....................................................................................
49
3.8.1 Strategi Marketing public Relations..........................................
50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT.Philip Morris.......................................................
51
4.1.1 Sejarah PT.Philip Morris Di dunia............................................
51
4.1.2 Sejarah PT.Philip Morris Indonesia..........................................
52
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan.........................................................
53
4.1.4 Struktur Organisasi PT.Philip Morris Indonesia.......................
54
4.1.5 Analisia Fungsi dan Kegiatan Humas Internal PT.PMI...........
57
4.1.6 Fungsi dan Kegiatan MPR PT.PMI..........................................
58
4.2 Hasil Penelitian......................................................................................
61
4.2.1 Analisis Data............................................................................
62
4.2.2 Analisis Strategi Humas............................................................
69
4.3 Pembahasan...........................................................................................
74
xi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.............................................................................................
77
5.2 Saran.......................................................................................................
78
5.2.1 Saran Akademis..........................................................................
78
5.2.2 Saran Praktis..............................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Permohonan Pengumpulan Data Skripsi
Lampiran 2
Surat Jawaban Permohonan Riset dari PT.BSN (Phillip Morris Indonesia)
Lampiran 3
Surat Pernyataan Skripsi
Lampiran 4
Transkip Daftar Wawancara
Lampiran 5
Struktur Organisasi PT.Phillip Morris Indonesia
Lampiran 6
Company Profile PT.Phillip Morris Indonesia
Lampiran 7
Gambar Marlboro The ide
Lampiran 8
Piramid Seleksi Pemenang Marlboro The Ride
Lampiran 9
Formulir Marlboro The Ride
Lampiran 10 Gambar CD Desain Marlboro The Ride Lampiran 11 Aktivitas Marlboro The Ride Lampiran 12 Gambar Sponsor Ship Marlboro The Ride Lampiran 13 Gambar Uniform Marlboro Promotions Team
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Komunikasi yang begitu pesat merubah tatanan kehidupan dalam
berinteraksi antar individu, kelompok, bahkan antar negara. Komunikator baik secara individu maupun mewakili kelompok organisasi/perusahaan dalam menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan begitu mudah dan sangat cepat bahkan dalam hitungan detik, komunikasi ini tidak lain adalah hasil kerja keras para pakar komunikasi yang memandang pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia. Pada sebuah perusahaan komunikasi sangat membawa pengaruh kepada pihak manajemen, terutama dalam menentukan strategi pemasarannya. Perubahan pola hidup masyarakat terutama konsumen dalam menggunakan produk atau jasa dewasa ini menjadi perhatian dari perusahaan, bahkan prioritas dalam hal menentukan strategi pemasarannya. Perusahaan memandang konsumen tidak hanya sebatas mau menggunakan produk atau jasanya saja, akan tetapi lebih dari itu perlu adanya hubungan yang berkesinambungan kedua belah pihak. Jika hubungan ini dapat diwujudkan, serta adanya keterlibatan konsumen dalam kegiatan perusahaan, diharapkan mampu menciptakan kesan positif yang pada akhirnya loyalitas konsumen pada produk dapat terbentuk, dengan adanya komunikasi maka maksud dan tujuan perusahaan akan dapat dimengerti oleh konsumen.
1
Meningkatnya peran swasta dalam perekonomian modern saat ini berdampak pada kegiatan humas dalam suatu perusahan. Mulai dari pengembangan masyarakat dalam rangka peran serta kepada pemerintah sampai dengan meningkatkan dan memelihara citra produk dilakukan oleh perusahaanperusahaan swasta. Hal ini tentu saja menambah tugas dan tanggung jawab humas bertambah berat untuk perusahaan berskala besar. Oleh karena ini diperlukan adanya pengembangan di dalam praktik-praktik kegiatan humas itu sendiri. Dari sinilah muncul istilah Marketing Public Relation (MPR) yang secara struktural berada di bawah kegiatan pemasaran untuk menunjang pemasaran produk/jasa perusahaan. Humas dalam perusahaan mempunyai banyak tugas, namun secara garis besar tugas humas perusahaan dapat digolongkan menjadi dua: tugas internal dan tugas eksternal. Tugas humas ke dalam perusahaan menciptakan hubungan yang harmonis kepada seluruh anggota perusahaan. Sedangkan tugas humas ke luar perusahaan mengupayakan dan memelihara saling pengertian antara perusahaan dengan masyarakat/konsumen. Sebagaimana tugas humas, Marketing public relations juga mempunyai tugas dan tanggung jawab yang begitu kompleks terhadap perusahaan dimana Marketing public relations bekerja. Kalau humas dalam perusahaan mewakili/atas nama keseluruhan dari perusahaan dalam rangka membentuk citra positif di masyarakat, akan tetapi Marketing public relations lebih khusus yaitu mendekatkan perusahaan kepada konsumen melalui kegiatan-kegiatannya. Singkatnya dengan kegiatan yang dilakukan oleh Marketing public relations ini
2
maka perusahaan akan memperoleh informasi yang tepat dalam menentukan strategi pemasaran yang harus dijalankan. Membicarakan mengenai masalah strategi pemasaran yang harus dilakukan perusahaan maka tidak dapat dipisahkan dari tugas dan tanggung jawab seorang Marketing public relations. Oleh karena itu sebagai seorang Marketing public relations dituntut untuk bersikap aspiratif dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi pasar yang terus berkembang. Jika tidak maka dapat dipastikan maksud dan tujuan dari perusahaan tidak akan tercapai. Karena bagaimanapun juga tujuan suatu perusahaan adalah meningkatkan profit dan mempertahankan keloyalitasan konsumen guna memberikan reward konsumen terhadap suatu perusahaan. Sebagaimana perusahaan pada umumnya sebelum membuat suatu strategi pemasaran yang akan dijalankan, maka terlebih dahulu dibutuhkan adanya informasi yang lengkap mengenai pasar sasaran. Dengan mengidentifikasi masalah, membuat planing, melakukan aksi komunikasi, serta mengevaluasi. Begitu pentingnya keberadaan seorang Marketing public relations dalam suatu perusahaan maka PT. Philip Morris Indonesia memandang perlunya menempatkan seorang Marketing public relations sebagai ujung tombak terdepan. Keberadaan Marketing Public Relatons ini terutama dalam menghadapi perubahan masyarakat/konsumen dalam menggunakan produk dan gencarnya perusahaan-perusahaan rokok lain dalam melakukan pemasarannya kepada masyarakat atau konsumennya. PT. Philip Morris Indonesia adalah suatu perusahaaan yang bergerak dibidang consumer goods, salah satu produk yang dihasilkan adalah rokok putih
3
Marlboro. Marlboro pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1984, tetapi tidak menggunakan benderanya sendiri. Hal ini dikarenakan pada era 80-an perusahaan asing ataupun namanya yang berbau asing tidak diperbolehkan untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. PT Phillip Morris Indonesia merupakan perusahaan yang dalam rangka mengkomunikasikan dan menjalin hubungan menggunakan
promosi
dalam
kegiatan
pemasarannya
dalam
rangka
mengkomunikasikan dan menjalin hubungan yang baik dengan konsumen, perusahaan melalui Marketing public relations membentuk suatu tim yang bernama Marlboro Promotion Team. Tugas dari team dengan bendera perusahaan PT.BSN (Budiman Subrata Niaga). Tugas tim ini adalah mensosialisasikan kepada masyarakat/konsumen mengenai program-program perusahaan. Salah satu program yang saat ini sedang berlangsung adalah “Marlboro The Ride”. Marketing public relations sangat dibutuhkan pada PT.Philip morris Indonesia karena merupakan sinergi proses public relations dalam kampanye pemasaran sosialisasi program marlboro the ride, program tersebut merupakan suatu kegiatan yang dapat mendekatkan konsumen terhadap perusahaan dengan aksi komunikasi yang dibuat oleh marketing public relations Program Marlboro The Ride adalah kegiatan yang ditunjukan terhadap konsumen, guna untuk meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan yang dilakukan selama 3 bulan pada area jabotabek.Area DKI Jakarta Dilihat dari kegiatannya maka program Marlboro The Ride merupakan program yang positif dan edukatif, sebagai kegiatan yang dapat mendekatkan konsumen dengan perusahaan. Sehingga diharapkan dengan adanya keterlibatan masyarakat/konsumen dalam kegiatan Marlboro The Ride ini maka konsumen
4
tidak sekedar menggunakan produk, akan tetapi dapng ditunjukan kepat memberikan
kesan
adanya
kepedulian
perusahaan
kepada
pengguna
produk/konsumen. Untuk mensukseskan program Marlboro The Ride ini, perusahaan melalui Marketing public relations yang tergabung dalam Marlboro Promotion Team membuat strategi pemasaran yang diharapkan dapat diterima oleh masyarakat, dengan aksi komunikasi diharapkan tercipta hubungan yang harmonis kedua belah pihak sehingga diharapkan
loyalitas konsumen kepada produk terbentuk dan
tujuan perusahaan dapat tercapai. Ketertarikan peneliti terhadap PT.Phillip Morris Indonesia (Marlboro) karena perusahaan tersebut mempunyai program yang sangat positif dan edukatif. Program tersebut adalah kegiatan yang mendekatkan konsumen kepada perusahaan, dan program tersebut sangat mendidik, mengajak para konsumen untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Dimana program Marlboro The Ride adalah salah satu strategi perusahaan dalam meningkatkan loyalitas konsumen terhadap Marlboro.Berdasarkan uraian di atas, maka penelieti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran Marlboro dengan judul: “Strategi Marketing public relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program” (Studi Kasus Marlboro The Ride Oleh Marlboro Promotions Team).
5
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas,
maka peneliti ingin mengetahui “ Bagaimana Strategi marketing public relations Marlboro dalam Sosialisasi Program terhadap konsumen”
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk “ Mengetahui Strategi Marketing
public relations Marlboro Dalam Sosialiasi Program.
1.4
Signifikansi Masalah
1.4.1 Signifikansi Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu komunikasi, terutama di bidang public relations (ilmu kehumasan), khususnya mengenai pemasaran melalui strategi komunikasi. Hasil penelitian ini nantinya juga dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian serupa
1.4.2 Signifikansi Praktis Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi PT. Phillip Morris Indonesia dalam mengkomunikasi program marlboro the ride dapat diketahui oleh khalayak dan seberapa banyak peserta yang mengikuti program tersebut. Hasil penelitian ini juga dapat memberi masukan kepada PT.Philip Morris Indonesia untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas sebagai perusahaan rokok putih nomor satu di dunia.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang dilakukan oleh manusia sehari-hari.
Dimana pengertian dari komunikasi adalah sebagai berikut : “Communications,as intercours by word, letters or message; interchange of thoughts or opinion” 1 Definisi diatas menjelaskan bahwa komunikasi adalah interpretasi, transmisi dan penerimaan dari ide-ide atau opinion. Dengan kata lain komunikasi adalah sebuah pertukaran informasi. Pengertian komunikasi juga diperkuat oleh Onong Uchjana yang mengatakan bahwa Komunikasi adalah : “Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (sosial relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain karena berhubungan, menimbulkan interaksi sosial (sosial interaction). Terjadi interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (Intercommunication).2
Komunikasi secara umum adalah penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, dimana komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan dengan manusia lainnya. Sebagai ilmu terapan ilmu komunikasi hadir dengan tujuan utama untuk mengkaji perilaku manusia dalam proses pengiriman pesan beserta maknanya.
1
Cutlip, Scott M, Allen H, Center and Glen H, Broom, Efective Public Relations, Internasional Editions(8th Editions, New Jersey, Prentice Hall, 2000, hal. 26 2 Onong Uchjana Effendy,Dinamika Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1986, hal. 3
7
Model komunikasi menurut Wilbur Schram pada proses dan effect of mass communications, yang merupakan penyampaian pesan dengan efeck dan feedback.
Bagan 2.1 Model Komunikasi Pesan
Komunikator
Media
Komunikan
Effect
Melalui formula ini kita bisa melihat bahwa komunikator atau pengirim pesan menyampaikan pesan kepada komunikan atau penerima pesan melalui media, yang kemudian diterimanya efek pesan atau feedback dari komunikator3
Menurut Onong Uchjana faktor yang harus diingat dalam komunikasi adalah fungsi dari komunikasi, yang terdiri dari :
3 4
1.
menyampaikan informasi (to inform)
2.
mendidik (to educate)
3.
menghibur (to entertain)
4.
mempengaruhi (to influence)4
Rosady, Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye PR, PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta,2002,hal 20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi dan Praktek, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hal. 4
8
Melalui
kerangka
pemahaman
komunikasi
ini
diharapkan
para
komunikasi dapat lebih memahami apa makna sebenarnya dari definisi atau hakikat komunikasi yang begitu banyak saat ini. Sehingga pada akhirnya definisi atau hakikat tersebut dapat diaktualisasikan atau diterapkan dalam situasi dan kondisi yang tepat. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahui kepada orang lain melalui komunikasi seseorang dapat mengenali dirinya sendiri. Komunikasi mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan manusia.
2.1.1 Fungsi Komunikasi Fungsi dari komunikasi dijabarkan oleh Sendjajasebagai berikut5: 1) Informatif Kegiatan komunikasi merupakan suatu sistem pemprosesan informasi dimana audience (khalayak) berharap memperoleh informasi yang lebih banyak,baik dan tepat waktu. 2) Regulatif Kegiatan komunikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Fungsi ini tergantung pada kredibilitas pesan. 3) Persuasif PR membujuk khalayak untuk melakukan suatu kegiatan sehingga dapat memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
5
Sedjaja, Sasa Juarsa, Pengantar Komunikasi, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta 1993, hal. 132.
9
4) Integratif Kegiatan komunikasi yang bertujuan menumbuhkan keinginan khalayak untuk berpartisipasi lebih besar pada kegiatan komunikasi dengan cara menyediakan saluran komunikasi, baik itu formal (koran,buletin) maupun informal (tatap muka,event).
2.1.2 Proses Komunikasi (Communications Process) Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang menghubungkan antar manusia untuk menciptakan suatu hubungan, dimana hubungan tersebut dijalin melalui beberapa proses antara lain yang digambarkan dengan sangat sederhana dan juga hampir sama dengan proses pemasaran.6 Menurut Kotler ada beberapa proses yang harus dilakukan untuk mencapai komunikasi antara lain: 1) Mengidentifikasikan sasaran khalayak (audience) Tahap
ini
sangat
mempengaruhi
keputusan
komunikator
proses
komunikasi selanjutnya dalam menentukan pesan, metode, waktu serta salurannya. 2) Menentukan tujuan kegiatan komunikasi Komunikator menggunakan pengaruh kognitif, afektif dan behavior yang menggambarkan respon khalayak dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan komunikasi, seperti mengubah cara pandang, prilaku atau sikap khalayak terhadap poduk perusahaan. 3) Merancang Pesan
6
Duncan,Tom and Sandra E. Moriarty A Communications-Based Marketing Model for Managing Relationship, Journal of Marketing April, 1998, hal. 13.
10
Pesan yang dirancang harus dapat memberikan pengaruh dari AIDA 4) Memilih Saluran Komunikasi Ada dua saluran komunikasi, antara lain : 1) Komunikasi personal (pribadi) : Melibatkan dua pihak atau lebih untuk melakukan
komunikasi
secara
langsung,
seperti
tatap
muka,
pembicaraan langsung dan lainnya. 2) Komunikasi non personal (non) : Meliputi media (seperti : media cetak, elektronik serta display), lingkungan yang mendukung atau mendorong
pembelian
serta
event
yang
biasanya
untuk
mengkomunikasikan pesan tertentu kepada sasaran khalayak. 2.1.3 Pengaruh Komunikasi Komunikator mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perubahan sikap,
pendapat
dan
tingkah
laku.
Pengaruh
dari
komunikasi
oleh
Arifindirumuskan dengan menggunakan rumus klasik A-A Procedure atau disingkat dengan AIDA yang dijabarkan sebagai berikut7: 1) Attention (perhatian) Perhatian khalayak yang harus dibangkitkan untuk menentukan suksesnya kegiatan komunikasi. 2) Interest (minat) Minat merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian serta titik tolak untuk menimbulkan hasrat 3) Desire (hasrat)
7
Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, Penerbit CV, Armico, Bandung, 1984, hal. 89.
11
Adalah suatu keinginan untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan yang diharapkan publlic relations. 4) Action (kegiatan) Merupakan lanjutan dari hasil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan yang diharapkan public relations. Menurut Sedjaja Komunikasi juga memiliki pengaruh psikologi yang dirumuskan menjadi tiga jenis yaitu8 : 1) Kognitif a) Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas b)
Pembentukan sikap c) Agenda-setting d) Perluasan sistem keyakinan khalayak 2) Afektif a) Menciptakan perasaan tertentu b) Meningkatkan dukungan moral. 3) Behavioral a)
Mengaktifkan (menggerakan) atau meredakan
b) Pembentukan issue tertentu atau penyelesaiannya c)
Menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu kegiatan.
Hal ini juga ditegaskan kembali oleh Cutlip yang mengemukakan pengaruh dari komunikasi antara lain9 :
8 Sendjaja Sasa Juarsa, Pengantar Komunikasi, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta, 1993, hal. 200. 9 Cutlip, Scott M, Allen H, Center and Glen H, Broom, Effective Public Relations, International Editions 8th editions, New Jersey, Prentice Hall, 2000, hal. 260.
12
1) Menumbuhkan persepsi yang di inginkan komunikator. 2) Mengubah opini khalayak melalui komunikasi massa (agenda-setting. 3) Membujuk khalayak dari segi sosial-budaya Pengaruh Komunikasi ditunjukan oleh Kotler dalam bentuk model-model dibawah ini10 :
Tabel 2.2 Model Pengaruh Komunikasi
Stages
AIDA Model
Communications Model
Cognitive Stage
Attention
Exposure Reception
Affective Stage
Interest
Cognitive Respon Attitude
Desire
Intention
Behavioral Stage Action Sumber : Marketing Management
Behavior
Model ini memberikan gambaran bahwa dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada seseorang setelah ia menerima sesuatu pesan akan menyangkut empat hal yakni : perhatian (attention), minat (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action). Diasumsikan bahwa tindakan yang diambil pada dasarnya di dorong oleh adanya perhatian, minat dan keinginan.
10
Phillip, Kotler, Marketing Management,Milenium Editions, Prentice Hall, International, 2000, hal 535
13
Model pengaruh komunikasi diatas dijelaskan dengan dua model yaitu dua model AIDA dan model komunikasi. Dimana pada tiap model ada tahaptahap pengaruh yang dibagi tiga tahap : 1) Tahap Pertama (Cognitive stage) Pada tahap ini dibangkitkannya perhatian atau kesadaran 2) Tahap Kedua (Affective stage) Pada tahap ini di ikuti dengan timbulnya ketertarikan dan keinginan yang merupakan bentuk pengaruh dari tahap kedua. 3). Tahap Ketiga (Behaviour stage) Pada tahap ini munculnya tindakan atau perubahan perilaku pada sikap.
2.1.4 Strategi Komunikasi Dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi. Pengertian dari strategi Komunikasi itu sendiri menurut Effendy11 didefinisikan : “Strategi komuinikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai tujuan komunikasi.” Sedangkan definisi strategi komunikasi sebagai berikut : “Strategi Komunikasi merupakan perpaduan dan perencanaan komunikasi (communications planing) dan komunikasi manajemen (communications manajement) untuk mencapai tujuan, dimana pendekatannya dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi. 12”
11
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung 1981, hal 89. 12 Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, Penerbit CV, Armico, Bandung, 1984, hal. 84.
14
Dalam penelitiannya :“Strategi Komunikasi adalah strategi yang dibuat dalam melakukan kegiatan komunikasi13”
2.1.5 Langkah-langkah Strategi komunikasi: 1) “Strategi Informasi. Umumnya bersifat langsung menuju sasaran, mengungkap fakta, digunakan bila audience menghendaki pengungkapan secara langsung, yang digunakan oleh dalam menginformasikan seperti pada peluncuran produk baru, kampanye consumer awareness, dan program-program, apakah mendapatkan respon yang baik dari audience 2) Strategi Argumentasi Strategi argumentasi public relations, pesan ini disampaikan umumnya bersifat persuasif dan diarahkan kepada audience yang tertarik dengan diharapkan dapat menerima dan mencerna informasi dengan wajar dan baik. Strategi ini memberi alasan-alasan dan logika kepada audience terutama terhadap mereka yang netral dan tidak berargumentasi. memberikan informasi kepada para perokok yang loyal terhadap 3) Strategi Citra Strategi citra public relations ini dipakai untuk mengembangkan dan sekaligus memelihara identitas yang kuat dan mudah di ingat (terhadap orang, benda, merk ataupun organisasi). Tujuannya adalah mengkaitakan persepsi masyarakat kedalam suatu konsep atau simbol tunggal yang mewakili subjek pesan dari seberapa baik atau buruk citra perusahaan dimata khalayak. 4) Strategi Emosional Strategi emosional public relations umumnya dimaksudkan untuk membujuk. Dapat dipakai pada kampanye-kampanye program dimana penerima pesan masih bersifat netral atau sudah mulai positif terhadap pengirim pesan. Apakah perusahaan dalam mensosialisasikan program dapat menggugah perasaan seseorang. Cara yang dipilih adalah memilih kata atau struktur kalimat yang sifatnya menggugah perasaan. 5) Strategi Menghibur (Entertainment) Strategi ini bukan hanya memberi informasi dan mendidik tetapi juga menghibur masyarakat. Fasilitas yang disediakan dapat menghibur masyarakat”14.
13
Mohr, Jakki, John R, Nevin, Communication Strategies in MarketingChannels : A Theorical Perrspective Journal Of Marketing, 1990, hal. 37. 14 Rhenal Kasali, Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya), Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003, hal. 166.
15
2.1.5.1 Komponen-komponen Strategi Komunikasi Menurut Cutlip strategi komunikasi yang dirancang haruslah mendukung tindakan (action) sehingga dalam merancang strategi komunikasi harus memperhatikan komponen-komponen pembentuknya. Dalam merumuskan komponen-komponen strategi komunikasi Effendy15 menjabarkan sebagai berikut : 1) Khalayak (audience) public relations Pengertian khalayak dalam public relations dijabarkan oleh Baskin et.al : “A public is a group of people who share a common or problem or good and recognize their common interest. A term often used in organization as stakeholders”.16 Atau dapat diartikan bahwa khalayak adalah sekelompok orang yang saling memiliki dan berbagi masalah atau tujuan yang sama. Khalayak dalam perusahaan, disebut juga stakeholders. Definisi diatas tentang khlayak dalam public relations ditekankan lagi oleh Kasali bahwa : “Khalayak adalah sasaran yang dituju dalam pelaksanaan kegiatan public relations. Khalayaak dalam kegiatan public relations dapat disebut juga stakeholders, yakni kumpulan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan”. 17 Dan mempengaruhi dalam kegiatan komunikasi berdasarkan pada kesamaan kepentingan dilihat dari kondisi dan situasi antara komunikator dengan khalayak. “Untuk dapat mempengaruhi khalayak sasarannya 15
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981, hal. 59. 16 Baskin, et.al, Public Relations, The Profession and the practice .4th Edition, USA, Brown & Benchmark, 1997, hal 11. 17 Rhenal Kasali, Manajemen Public Relations, Cetakan kedua, PT. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta,1999, hal 10.
16
tersebut maka humas harus melakukan identifikasi terhadap khalayaknya yang dilakukan melalui orientasi, penjajakan atau penelitian”.18 Kharakteristik Khalayak19: a) Khalayak sebagai penggarap informasi Informasi yang terjadi pada pihak penerima (Khalayak) bersifat selektif. Pihak penerima pesan pada saat berhadapan dengan bentuk informasi tertentu akan melakukan decoding. b) Khalayak sebagai (problem solver) Khalayak jelas tidak lepas dari permasalahan kehidupan yang dihadapi mereka masing-masing, mereka juga akan mencari pemecahannya. Tujuan optimal tentunya meniadakan keseluruhan permasalahan. Tujuan
minimal
meringankan
beban
yang
ditimbulkan
oleh
permasalahan yang ada. c) Khalayak sebagai mediator Proses penyebaran informasi tidak berhenti pada khalayak sasaran langsung sebagai barisan pertama. Arus penyebaran informasi bisa melalui berbagai tahap keyakinan dan barisan. d) Khalayak yang mencari pembela Krisis keyakinan dan tidak kepastian. Hal ini bisa terjadi karena adanya sesuatu yang baru yang mempengaruhi keyakinannya, atau karna faktor-faktor lainnya. Dalam keadaan demikian orang tersebut
18
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Penerbit Alumni, Bandung, 1981, hal 59. 19 Bauer, R.A, The audience, Dalam Pool, Schramm, Frey, Maccoby & Parker (Eds) Handbook of Communications, Chicago : Rand Mcnally College Publishing Company, 1973, hal. 221.
17
akan berupaya mencari data dan informasi yang dipandang bisa mendukung atau membela keyakinanya. e) Khalayak sebagai anggota kelompok Sebagai anggota sosial, seorang individu juga terikat oleh nilai-nilai kelompok yang diikutinya baik secara formal maupun informal. f) Khalayak sebagai kelompok Secara sosiologis, masyarakat terdiri dari kelompok orang yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri ini bisa menyangkut ciri demografis seperti : Jenis kelamin, usia, pekerjaan, asal kesukuan. g) Selera khalayak Manusiawi sifatnya apabila manusia mempunyai selera yang berbeda satu sama lainnya.
h) Khalayak sebagai khalaknya suatu medium Boleh jadi sejumlah orang dalam masyarakat telah menjadi khalayak yang setia dari satu atau beberapa media massa tertentu. Tingkat affinitas terhadap media massa tersebut sudah sedemikian ketatnya sehingga sulit untuk beralih atau berpindah ke media massa lainnya. Khalayak : a) Internal Khalayak internal adalah publik yang berada didalam ruang lingkup organisasi atau perusahaan. Khalayak Internal terdiri dari :
18
(1) Pemegang
saham,
mereka
yang
membeli
saham
suatu
organisasi/perusahaan dalam jumlah tertentu, semakin besar jumlah saham yang mereka miliki, semakin besar kepemilikan mereka terhadap oranisasi/perusahaan. (2) Manajemen top eksekutif, adalah mereka yang menduduki jabatan tertingi dalam struktur organisasi suatu perusahaan, biasanya mereka
adalah
pengambil
keputusan
dalam
operasional
perusahaan. (3) Karyawan, adalah orang-orang didalam perusahaan yang tidak memegang
jabatan
structural,
yang
bekerja
di
suatu
organisasi/perusahaan. (4) Keluarga karyawan, anggota keluarga karyawan yang seperti istri, suami, anak, bapak, ibu. (5) Calon karyawan perusahaan, adalah masyarakat luas yang berpotensi untuk menjadi karyawan perusahaan atau anggota oranisasi yang sedang dalam proses perekrutan menjadi karyawan. b) Eksternal Khalayak eksternal adalah unsur-unsur yang berada diluar kendali perusahaan, mereka yang berkepentingan terhadap organisasi tapi berada dalam ruang lingkupnya. Khalayak Eksternal ini terdiri dari : (1) “Konsumen, adalah yang membeli organisasi/perusahaan
19
produk atau jasa layanan
(2) Calon konsumen, adalah masyarakat umum yang dapat menjadi pembeli produk atau menjadi pengguna jasa/layanan perusahaan. (3) Komunitas, adalah masyarakat yang tinggi, hidup dan berusaha disektor lokasi pabrik atau kantor suatu perusahaan”.20 Hubungan masyarakat keluar (eksternal public relations), meliputi : (1) Press relations Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers, umumnya dengan mass media, seperti: pers, radio, film (2) Government relations Mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi resmi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. (3) Community relations Mengatur dengan memelihara hubungan dengan masyarakat setempat. (4) Supplier relations Mengatur dan memelihara hubungan dengan para leveransir (pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang wajar. (5) Customer relations
20
Frank Jefkins, Public Relations, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992, hal. 57.
20
Mengatur dan memelihara hubungan dengan para pelanggan sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langganan yang sangat membutuhkan perusahaan, bukan sebaliknya.” 2) Pesan (Message) Pesan adalah “sesuatu yang dikirim atau yang diterima dalam proses komunikasi, yang tiada lain adalah data, fakta, kata, simbol dan isyarat. Dengan kata lain informasi adalah makna dari pesan”.21 Salah satu strategi komunikasi yang sangat menentukan dalam keberhasilan kegiatan komunikasi ialah perancangan pesan komunikasi yang dilakukan setelah mengenal masalah khalayak, pesan dilakukan dengan menentukan materi (isi pesan) yang tepat untuk mempengaruhi khalayak serta membangkitkan perhatiannya. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm, seperti dikutip Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi”, bahwa ada empat kondisi yang harus dipenuhi jika menghendaki pesan dapat membangkitkan respon yang dikehendaki, empat kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: a) ”Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian komunikan. b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju pada pendalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti. c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
21
Forsdale, L. Perspectives On Communications Menlo Park, Addison-Wesley, Publishing Company, California 1981, hal. 91.
21
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki”.22
3) Media Apabila kita sudah melakukan identifikasi kepada khalayak yang akan dituju dan merancang pesan yang akan disampaikan tidak terlepas dari media yang digunakan humas untuk mensukseskan program kehumasannya. Tidak dapat kita pungkiri bahwa media massa mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi atau berita kepada masyarakat, pemerintah, serta dalam pembentukan pendapat umum.23 Dengan kata lain, media memiliki andil dalam hal penyebaran informasi organisasi kepada publik eksternal. Maka dapat dipilih media yang tepat.
a) “ATL (above the line) Komunikasi promosi yang dilakukan menggunakan media masa dan media pendukung b) BTL (bellow the line) Komunikasi promosi yang dilakukan secara langsung kepada konsumen dengan menggunakan tim promosi”24 4) Metode (method)
22
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 37. F. Rachmadi. Public Relations Dalam Toeri dan Praktek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994. hal. 21. 24 Tom Brannan, Integrated Marketing Communications, Memadukan Upaya PR, Iklan dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek, PT. PPM, Jakarta, 2005, hal 84. 23
22
Pengertian dari metode dijelaskan sebagai berikut : “The medium of communication or modality is the method used to transmit information”25 Atau dapat dijelaskan bahwa media dari komunikasi adalah metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Dalam strategi komunikasi metode penyampaian pesan dapat dilihat berdasarkan pada dua aspek, yaitu : a) Cara pelaksanaan Komunikasi : (1) Redudancy (repetition) Adalah cara mempengaruhi khalayak dengan mengulang -ngulang pesan untuk mengubah cara pandang. (2) Analisa(analizing) Adalah cara pencapaian tujuan dengan cara mengenal khalayak terlebih dahulu lalu mengubah sikapnya sedikit demi sedikit. b) Berdasarkan bentuk/isi pesan (1) Informatif : Digunakan untuk memberikan penerangan (information) dalam bentuk isi pesan tertentu. (2) Persuasif : Biasanya digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk atau sugesti.
25
Mohr, Jakki, John R, Nevin, Communication Strategies in MarketingChannels : A Theorical Perrspective, Journal Of Marketing, 1990, hal. 37.
23
(3) Edukatif : Digunakan
untuk
mempengaruhi
khalayak
dengan
suatu
pernyataan umum berdasarkan pendapat, fakta dan pengalaman.
2.1.5.2 Tujuan Strategi Komunikasi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan
komunikasi
(communication
planning)
dengan
manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan, Tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu26 : 1) To secure understanding 2) To establish acceptance 3) To motivate action Pertama adalah to secure understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterima. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action)
26
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi : Teory dan Praktek, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 32.
24
Cutlip et.al menyatakan bahwa tujuan dari strategi komunikasi yaitu: 1) “Memberikan informasi kepada khalayak internal maupun eksternal untuk melakukan tindakan yang di inginkan. 2) Mempengaruhi khalayak untuk mendukung dan menerima tindakan tersebut, 3) Menginstruksikan khalayak untuk mengubah keinginan menjadi tindakan berdasarkan kemampuan”.27 Dalam dunia bisnis, komunikasi menjadi sebuah pemikiran baru yang dijadikan andalan baru bagi para pelaku pemasaran. Hal ini didasarkan karena adanya perubahan dalam pemasaran, dimana orientasi pemasaran mulai berubah dari penjualan kekonsumen. Komunikasi
pemasaran
adalah
semua
bentuk
komunikasi
yang
dipergunakan oleh organisasi untuk memberitahukan sesuatu dan mempengaruhi tingkah laku membeli dari pelanggan yang sudah ada dan pelanggan potensial. Bentuk komunikasi pemasaran sangat terpengaruh pada latar belakang perubahan yang kontinue dari ekonomi, sosial dan pesaing, dimana hal ini sangat menentukan dalam penggunaan elemen-elemen komunikasi pemasaran yang biasa dikenal dengan nama promotions mix, yaitu : Iklan, promosi penjualan, publisitas (termasuk PR/MPR), dan pemasaran langsung. Sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi dan tekhnologi, fungsi dan aktivitas public relations mulai bergerak lebih jauh, public relations tidak hanya dituntut untuk membina hubungan baik dengan publiknya tetapi lebih jauh lagi aktivitasnya public relations kini mulai berkembang dan berkaitan dalam bidang pemasaran produk/jasa, alat dan teknik public relations yang sering
27
Cutlip, et.al Effective Public Relation, International Edition (8th Editions), New Jersey, Prentice hall, 2000, hal 406.
25
digunakan untuk menunjang marketing dan sasaran penjualan suatu bisnis disebut “komunikasi marketing” atau marketing public relations”. Staf public relations yang bekerja di bidang ini biasanya bergabung dalam divisi maketing. Menurut Frazer P.Seitel dalam bukunya “The practice of PR” menyebutkan bahwa : “Untuk keterkaitan public relations dengan pemasaran ini seitel memberikan istilah PR marketing. Dikatakannya agar humas itu efektif sebagai sarana dalam pemasaran profesi ini harus digunakan di dalam perencanaan pemasaran antara lain misalnya untuk memperkenalkan produksi perusahaan tersebut, mengusahakan pasar baru atau untuk memperluas pasaran produksi yang sudah ada, dan menciptakan suatu citra yang baik untuk perusahaan.”28
2.2
Humas Istilah “hubungan masyarakat” yang di singkat “humas”, di indonesia
sudah benar-benar memasyarakat dalam arti kata telah dipergunakan secara luas oleh Departemen, perusahaan, lembaga dan lain-lain. Menurut Frank Jefkins mengukakan bahwa : “Humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana. Baik itu ke dalam maupun keluar, mengidentifikasi kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik29 Humas adalah hubungan yang terbuka dengan masyarakat, humas memasyarakatkan kebijaksanaan untuk mempengaruhi pendapat masyarakat atau suatu penyebaran pengaruh secara sadar dan terencana.
28
Mahidin Mahmud, Pengantar Hubungan Masyarakat, Universitas Terbuka, Jakarta, 1993,hal 188 29 H.Frazier Moore, Ph.d, Humas (Membangun Citra Dengan Komunikasi) PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hal 6.
26
13 Maret 1971. Bakohumas ini menghimpun para pejabat dan staf humas di lingkungan departemen, lembaga-lembaga pemerintahan, dan BUMN. Perkembangan humas cukup pesat, dan tiga faktor yang melatar belakanginya. Yakni, pertama, cepatnya kemajuan teknologi, kedua pertumbuhan ekonomi, dan yang ketiga adalah kian hausnya masyarakat akan informasi yang akurat.30
2.2.1 Aktivitas Humas Aktifitas humas merupakan manajemen komunikasi dengan publiknya. Yang artinya, aktifitas utama humas salah satunya adalah melakukan fungsifungsi manajemen komunikasi antara organisasi atau perusahaan yang diwakilinya dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Khususnya dalam usaha untuk mencapai citra positif, menciptakan kepercayaan, dan membina hubungan baik dengan stakeholders, dengan kata lain membangun identitas dan citra corporate.31 Definisi yang lebih spesifik yang menekankan tanggung jawab khususnya, diberikan oleh Public Relations News : “Public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedurprosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan public, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan public”.32
30
M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan (Serta Aplikasinya Di Indonesia). PT Bumi Aksara, 2000, Jakarta, hal. 57 31 Rosady ruslan, “management Public Relations”.PT Raja grafindo Persada,Jakarta, 2003, hal 81 32 H.Frazier moore, ”humas (Membangun Citra Dengan Komunikasi), PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2004, hal.6
27
2.2.2 Fungsi Humas. Menurut pakar Humas Internasional, Cutlip, Centre, and Canfield. Fungsi public relations dapat dirumuskan, yang dikutip oleh Rosady Ruslan sebagai berikut : 1. “Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang hormanis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak 6. Mampu berkomunikasi dengan baik. Artinya, ia mampu menjelaskan segala sesuatu dengan jernih, jelas dan lugas, baik itu secara lisan maupun tertulis, atau bahkan visual (misalnya melalui gambar atau foto-foto) 7. Pandai mengorganisasir segala sesuatu. Hal ini menuntut suatu kemampuan perencanaan yang prima. 8. Memiliki intergritas personal, baik dalam profesi maupun dalam kehidupan pribadinya. 9. Punya imajinasi, artinya, daya kreatifitasnya cukup baik sehingga ia mampu membuat jurnal internal, menulis naskah untuk film atau video, menyusun rencana kampanye public relations yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai masalah”.33 Seorang praktisi public relations di tuntut untuk memiliki akses informasi yang seluas-luasnya. Dalam hal ini, mau tidak mau ia memang dituntut untuk menjadi seorang dewa. Dua fungsi pokok tugas Humas :
33
Rosady Ruslan,”Management Public Relations dan Media Komunikasi (konsepsi dan Aplikasi).PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.19
28
1. Humas merupakan alat untuk memahami sikap publik dan mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh perusahaan untuk mengubah sikap mereka. 2. Sebagai suatu program aksi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara professional.
2.2.3 Tujuan Humas. 1. Untuk menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh. 2. Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan. 3. Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan. 4. Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas personil yang ada, daya dukung dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak, kamera, kendaraan dan sebagainya, serta anggaran dana yang tersedia. Public relations selalu melakukan tugasnya dalam penyesuaian terhadap segala yang berhubungan dengan organisasi dan publiknya. Public relations merupakan pihak ketiga dan menghubung bagi keduanya, atas suatu kegiatan maupun krisis yang terjadi, terkait dengan citra sebagai tujuan (goal) perusahaan,
29
dibutuhkan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap produk dan citra corporate atau reputasi perusahaan. Hal ini yang mendasari diperlukannya suatu integrasi atau keteraduan antara bagian public relations dengan pemasaran yang dikenal dengan MPR (marketing public relations)
2.3
Marketing public relations (MPR) Definisi marketing public relations menurut Thomas L. Harris “Marketing
public relations is the process of planing and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communication of information and impresion that identify compnies and their products with the needs, concerns of customer” Marketing public relations adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan. Konsep marketing public relations dari Thomas L. Harris (1991) Tidak jauh berbeda dengan pengertian yang didefinisikan oleh Phillip Kotler: “Marketing public relations work because it adds value to product hrough its unique ability to lend credibility to product message” “Yang artinya Garis besarnya dapat tiga taktik (three ways strategy) untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan (goals), yaitu : l pertama bahwa public relations merupakan potensi untuk menyandang suatu taktik pulstrategy (menarik), sedangkan kedua adalah power (kekuatan) sebagai penyandang, push strategy (untuk mendorong) dalam hal pemasaran. Dan
30
taktik ketiga, pass strategy sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini public yang menguntungkan”.34 Secara umum, pengertian “marketing public relations” adalah “suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesankesan positif yang ditimbilkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumenya”.35 “Pemasaran (marketing) disini tidak lagi dalam pengertian sempit, tetapi berkaitan dengan aspek-aspek perluasan pengaruh, informatif, persuasif dan edukatif, baik secara segi perluasan pemasaran (make a marketing) atas suatu produk atau jasa yang diluncurkan, maupun yang berkaitan dengan “perluasan” suatu pengaruh tertentu (make an influence) dari suatu kekuatan (power) lembaga atau terkait dengan citra dan identitas suatu perusahaan (corporate image and identity). Kemudian termasuk aspek lainnya, yaitu “pass strategy” sebagai upaya untuk menciptakan citra publik yang ditimbulkan melalui berbagai kegiatan, dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan atau tanggung jawab sosial, serta kepedulian dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial dan lingkungan hidup”.36
Program marketing public relations disatu sisi, berupaya untuk merangsang (push) suatu pembelian dan sekaligus dapat memberikan nilai-nilai atau kepuasan bagi pihak pelanggannya yang telah menggunakan produknya, dan disisi lain melalui kiat public relations dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik dua arah tersebut lewat informasi atau pesan-pesan yang dapat dipercaya itu diharapkan dapat menciptakan citra positif perusahaan.
34
Thomas L. Harris (1991), The Marketer’s Guide Public relations.Hal 239 Rosadi Ruslan, “Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi”, PTRaja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal.253 36 Ibid .hal.254 35
31
2.3.1 Peranan Marketing public relations (MPR) Peranan marketing public relations dalam upaya mencapai tujuan utama perusahaan dalam berkompetisi, secara garis besarnya adalah: 1) “Menumbuhkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan. 2) Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang ditawarkan atau digunakan. 3) Mendorong antusiame (sales force) melalui suatu artikal sponsor (advetorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk. 4) Menekan biaya promosi iklan komersial, baik dimedia elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efesiensi biaya. 5) Komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complaint handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggan. 6) Membantu dalam mengampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi produk lama. 7) Mengkomunikasikan terus menerus melalui media public relations tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup, agar terciptanya promosi yang positif dimata masyarakat atau publik. 8) Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumennya”.37 2.3.2 Strategi Marketing public relations (MPR) Strategi menurut Steiner dan Miner menyatakan bahwa “strategi mengacu pada formasi misi, tujuan dan objektif dasar organisasi, strategi-strategi program dan kebijakan untuk mencapainya; dan metode yang diperlukan untuk memastikan bahwa strategi diimplementasikan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi”.38 Sedangkan strategi diartikan sebagai “formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing; tujuan apa yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan
37
Ibid, hal.262 Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal. 12.
38
32
untuk mencapai tujuan tersebut. Hakekat perumusan strategi yang kompetitif adalah mengaitkan organisasi dengan lingkungannya”.39 Karena stretegi mengacu pada formasi misi, tujuan dan objektif dasar organisasi maka diperlukan suatu manajemen strategi. Oleh karena itu sebagai seorang Marketing public relations dalam rangka mewujudkan tujuan dari perusahaan harus dapat menerapkan strategi mana yang tepat untuk bagi perusahaan. Manajemen strategi pada dasarnya merupakan upaya organisasi untuk menyesuaikan dengan lingkungannya. Definisi Rowe, et.al. (Dalam Robson, 1997 : 6) yang menyatakan bahwa “manajemen strategi adalah proses untuk menyelaraskan kemampuan internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang dihadapinya dalam lingkungnnya”40. Dengan demikian dalam manajemen strategis akan terlihat upaya untuk memahami lingkungan atau situsi strategis dengan melakukan analisis strategis. Namun analisis lingkungan tidak akan ada artinya bagi organisasi/perusahaan bila tak dilanjutkan dengan merumuskan strategi. Begitu juga dengan rumusan strategi tak akan ada artinya bila tidak diimplementasikan. Analisis lingkungan merupakan proses pemantauan lingkungan organisasi untuk mengidentifikasi ancaman maupun kesempatan (saat ini dan masa depan) yang mungkin berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah “semua elemen di dalam
39 40
Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, 12. Ibid. hal. 14
33
maupun di luar organisasi yang dapat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya”.41 Setelah dilakukan analisis lingkungan maka tugas seorang Marketing public relations adalah membuat suatu perumusan strategi. Perumusan strategi merupakan keputusan mengenai jalan yang akan ditempuh untuk mencapai apa yang sudah ditetapkan dalam perusahaan. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor lingkungan sosial, operasioal, dan internal, kemudian dengan mempertimbangkan keadaanya perusahaan, maka ditetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.dengan melakukan 4 tahap : Menurut Cutlip & Center yang
merupakan proses komunikasi public
relations dalam kampanye pemasaran:42 1.
Identifikasi Masalah. Mencari atau mengumpulkan fakta-fakta/data-data sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan atau tindakan. Dalam tahap ini praktisi PR harus dapat melibatkan diri dalam penelitian dn pengumpulan fakta, selain itu praktisi PR perlu memantau dan membaca terus pengertian opini, sikap, perilaku yang berkepentingan.
2.
Perencanaan dan Program Berdasarkan fakta-fakta membuat rencana tentang apa yang akan atau harus dilakukan dalam menghadapi problema-problema tersebut.
41
Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004, hal 15 Cutlip, Scott,M, Allen H.Center, dan glen M Broom, Effective PR, New York,Prentice Hall, 1985, hal 4 42
34
Pada tahap ini penemuan timbulnya permasalahan dan sudah siap dengan langkah-langkah pemecahan/pencegahan. Langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana dan program. 3.
Aksi dan Komunikasi Setelah rencana itu disusun dengan sebaik-baiknya sebagai hasil pemikiran yang telah dikumpulkan, kemudian melakukan operasinya.
4.
Evaluasi Program Mengadakan evaluasi tentang suatu cara kegiatan adalah perlu untuk menilai apakah perlu mengadakan cara-cara lain untuk mendapatkan hasil yang baik. Mengetahui apakah prosesnya sudah selesai atau belum, perlu melakukan evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil.
Strategi komunikasi ini dalam konsep public relations dikenal sebagai unsur promotion mix mengacu pada bauran public relations. Menurut Thomas L. Harris komponen utama public relations dikenal dengan analisa PENCILS adalah sebagai berikut : Publications, Event, News, Community Involvment, Image, Lobbying and Negotiation, dan Social Responsibility.43 Bauran public relations dikembangkan melalui konsep kedua pakar pemasaran, yakni Philip Kotler yang menggagas Megamarketing dan Thomas L. Harris yang melahirkan Marketing public relations. Formula bauran public
43
Rosadi Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanya PR, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hal. 13-15
35
relations adalah PENCILS. Bauran Pencils menurut Ruslan jika dijabarkan dalam korelasi komponen utama peranan public relations adalah sebagai berikut : “1) Publications Yakni menyelenggarakan publikasi dengan menyebarluaskan informasi tentang aktivitas perusahaan melalui media untuk mencari publisitas dengan bekerjasama dengan pihak pers dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 2) Event Menyusun peristiwa tertentu / khusus (special event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi publik. 3) News Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter, bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu pada teknik penulisan 5W + 1H (What, Who, When, Where, Why dan How) dengan sistematika penulisan piramida terbalik. Untuk itu seorang PRO mau tidak mau harus mempunyai kemampuan untuk menulis terutama dalam menciptakan publisitas. 4) Community Involvment Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (community relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5) Identity Memberikan sesuatu kepada publik tentang identitas perusahaan melalui logo yang menarik perhatian sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari suatu proses “nothing” menjadi “something”. 6) Lobbying and Negotiations Kemampuan untuk melobi dan bernegosiasi melalui pendekatan pribadi yang persuasif agar semua rencana, ide atau gagasan mencapai kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh sehingga timbul saling menguntungkan (win-win solution). 7) Social responsibility PR tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau organisasi yang diwakilinya, tetapi kepedulian terhadap masyarakat untuk mencapai sukses dalam mencapai simpati atau empati dari khalayaknya. Hal ini dalam fungsi yang berkaitan dengan social marketing.
36
2.4
Promosi “Promosi terdiri dari serangkaian teknik pemasaran taktis yang dirancang
dalam kerangka pemasaran strategis untuk menambah nilai produk atau jasa sehingga tercapai tujuan penjualan dan pemasaran yang spesifik”.44 Menurut Sofjan Assauri sebagai berikut : Promosi adalah usaha perusahaan untuk mempengaruhi dengan membujuk (persuasive communication) calon pembeli, melalui pemakaian segala unsur pemasaran. “Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”.45 Promosi atau yang berasal dari Institut Of Sales Promotions adalah sebuah tehknik yang memiliki potensi sangat signifikan untuk memperbaiki penjualan jangka pendek dan efektifitasnya pun dapat diukur. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa promosi mempunyai arti penting bagi perusahaan yaitu untuk mengkomunikasikan informasi yang akan mendorong konsumen untuk memilih produk perusahaan yang bersangkutan. Konsumen yang memiliki informasi kemungkinan besar akan membeli produk perusahaan, oleh karena itu promosi memiliki peran penting dalam menguatkan sikap konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan. Hampir semua perusahaan dan merek menggunakan promosi penjualan sebagai sarana pemasaran mereka. Modelnya pun cukup variatif, mulai dari penawaran khusus kepada konsumen sampai skema insentif melalui mata rantai
44
Tom Branan. Integrated Marketing Communications (Memadukan Upaya PR, Iklan, dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek, PT.PPM, 2005, hal 103. 45 Fandy,Tjiptono, Manajemen Jasa, Penerbit Andi,Yogyakarta, 2000, hal 17.
37
distribusi. Tanpa mempertimbangkan bidang pemasaran, promosi pada umumnya dapat dikategorikan sebagai salah satu dari lima tipe utama berikut ini : 1. Promosi harga 2. Penawaran produk ekstra (dipasar bisnis ini bisa menjadi jasa tambahan yang berhubungan dengan produk dasar); 3. Penawaran premi; 4. Pola amal; dan Promosi yang menawarkan peluang memenangkan hadiah.46
2.4.1
Tujuan Promosi Tujuan dari kegiatan promosi adalah untuk mendapatkan dan menciptakan
permintaan terhadap barang atau jasa oleh pihak konsumen yang dipromosikan oleh pihak konsumen produsen dan dengan demikian dapat diketahui bahwa betapa pentingnya suatu kegiatan promosi itu dilakukan oleh pihak produsen, sebagai penghasil barang dan jasa, sebab tanpa melakukan kegiatan promosi, maka barang dan jasa yang dihasilkan itu akan sia-sia belaka. Seperti hal nya promosi yang dilakukan oleh PT. Philip Morris Indonesia/MPT (marlboro promotions team) dengan gencar melakukan promosi rokok marlboro dengan dukungan komunikasi melalui program marlboro the ride, tanpa promosi penyampaian program tidak akan efektif kepada konsumen. Menurut Phillip Kotler Tujuan diadakan promosi adalah sebagai berikut: 1) “Informasi Salah satu peranan yang dilakukan oleh promosi adalah informasi, yaitu memberitahukan kepada pihak konsumen tentang produk yang dihasilkan oleh pihak produsen itu seperti harga, kualitas serta manfaat dan kelebihan yang dimiliki oleh barang dan jasa itu dibandingkan dengan yang lainnya agar supaya pihak konsumen itu tertarik untuk kemudian memilih dan membelinya. Promosi yang bersifat informatif sangat penting terutama bagi produk-produk baru lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal dimana penekanan pada segi informasi perlu diadakan pada kegiatan promosi. 46
Tom Branan. “Integrated Marketing Communications (Memadukan Upaya PR ,Iklan,dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek)”, PT.PPM, 2005.hal 104
38
2) Persuasi Disamping menyampaikan informasi tersebut di atas, usaha promosi yang ditentukan untuk mengetahui serta mengembangkan sikap dari pihak konsumen terutama dalam menghadapai persaingan yang ada adalah dengan jalan membujuk dan meyakinkan pihak konsumen agar memilih barang atau jasa yang dihasilkan itu. Promosi yang bersifat membujuk itu terutama diarahkan untuk mendorong pembeli disamping sifatnya memberi kesan positif terhadap barang jasa yang dipromosikannya dengan maksud memberi pengaruh terhadap perilaku dari pihak konsumen. Promosi yang bersifat membujuk ini akan menjadi dominan jika produk barang atau jasa yang dihasilkan akan memasuki tahap pertumbuhan. 3) Reminding Bila sasaran perusahaan yang ditargetkan sudah dapat dicapai, pihak konsumen harus selalu diingatkan kembali tentang produk tersebut, maksudnya adalah agar pihak tidak lupa membeli produk tersebut melainkan untuk menetapkan sebagai kebiasaan”.47 Selain itu menurut Tom Branan, promosi penjualan dapat membantu mencapai sejumlah sasaran,antara lain : 1) “Dapat mendorong percobaan produk baru. 2) Dapat meningkatkan pembalian susulan, 3) Dapat membantu membangun loyalitas pelanggan dengan menentukan pola pembelian merek secara reguler, dan 4) Dapat memotivasi distributor dan tenaga penjulannya”.48
2.5
Sosialisasi Sosialisasi merupakan salah satu fungsi komunikasi yang berperan penting
dalam pola tingkah laku seseorang ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Melalui proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara pikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. “Sosialisasi adalah pola-pola mengenai aksi sosial atau aspek-aspek yang berlaku, yang menanamkan pada individu keterampilan-keterampilan (termasuk ilmu pengetahuan). Motif-motif dan sikap-sikap yang perlu 47 48
Philip kotler, Management Pemasaran, edisi 2 Indeks,Jakarta, 2002, hal. 98. Tom Branan. Integrated Marketing Communications (Memadukan Upaya PR, Iklan, dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek), PT. PPM, 2005 hal 107.
39
untuk menampilkan peranan-peranan yang sekarang atau yang tengah antisipsi (dan yang terus berkelanjutan) sepanjang kehidupan manusia normal, sejauh peranan-peranan baru masih terus dipelajari”.49 “Sosialisasi juga dapat diartikan sebagai proses dimana individu yang dilahirkan dengan banyak sekali potensi tingkah laku, dituntut untuk mengembangkan tingkah laku aktualnya yang dibatasi didalam satu jajaran yang menjadi kebiasaannya dan bisa diterima olehnya sesuai dengan standar-standar dari kelompoknya”.50 Menurut pendapat Kotler dan Roberto yang dikutip oleh Rosady Ruslan : “Sosialisasi adalah strategi untuk mengubah perilaku yang mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta memanfaatkan kemajuan tekhnologi komunikasi dan keterampilan pemasaran”.51
2.6
Program Menurut pakar public relations, yaitu Frank Jefkins yang dikutip oleh
Rosady Ruslan, manajemen public relations dan media komunikasi yaitu: “Public relations consists of all forms of planned communications outwards and inwards between an organization and its public for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual understanding”.52 Yang artinya program public relations yaitu terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan kedalam maupun keluar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian. Pertama yang kita lakukan adalah membiarkan orang mengetahui apa yang sedang terjadi. Dengan demikian, kita telah menciptakan sarana komunikasi sekaligus mengembangkan program. 49
Michael Rush & Phillip Althoff, Sosialisasi Politik, Rajawali Pers, 1998, hal 29 Ibid, Hal 30 51 Rosadi ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, PTRaja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 253. 52 Tom Branan. Integrated Marketing Communications (Memadukan Upaya PR, Iklan dan Promosi Untuk Membangun Identitas Merek), PT. PPM, 2005, hal. 142 50
40
2.7
Konsumen (public eksternal) Dalam suatu organisasi tidak lepas dari peran serta masyarakat atau yang
sering disebut khalayak. Setiap organisasi memiliki sendiri khalak khususnya. Khalayak yang terbatas itulah ia senantiasa menjalin komunikasi, baik secara internal maupun eksternal. Kegiatan-kegiatan humas itu khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak-pihak tertentu yang berbeda-beda dan masingmasing dengan cara yang berlainan pula. Khalayak
(public)
adalah
sekelompok
atau
orang-orang
yang
berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara intenal maupun eksternal. Ada delapan khalayak utama yang paling sering menjadi subjek khalayak dari berbagai macam organisasi secara umum, salah satunya adalah konsumen.53 Yang disebut konsumen dan pemakai produk bukan hanya rumah tangga, tetapi juga perusahaan pembeli dalam partai besar yang lazim disebut “pemasok sekunder”. Humas yang dikaitkan dengan pemasaran hanya membidik khalayak konsumen ini. Sasaran kegiatan pemasaran lebih terbatas bila dibandingkan dengan sasaran humas. Beberapa alasan pokok dikemukakan oleh Frank Jefkins, (public relations) mengapa suatu organisasi/perusahaan harus mengenali publik organisasinya sbb: 1. Untuk mengidentifikasikan segmen khalayak/ kelompok yang tepat dijadikan sasaran humas tertentu. 2. Untuk menciptakan skala prioritas, berhubung terbatasnya anggaran dan sumber- sumber lainnya.
53
Frank Jefkins, Public Relations, PT Erlangga, Jakarta, 1992,.hal 71.
41
3. Untuk memilih media dan teknik public relations yang sekiranya paling sesuai. 4. Untuk mempersiapkan pesan-pesan agar cepat dan mudah diterima. Untuk memelihara hubungan yang harmonis dan baik dengan publik eksternal khususnya konsumen, maka seorang public relations harus melakukan komunikasi untuk turut menentukan sukses tidaknya tujuan yang dicapai oleh organisasi
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang bersifat deskriptif mempunyai tujuan yaitu : 1. 2.
3.
“Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejalagejala yang ada. Mengidentifikasi masalah atau memeriksa gejala-gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapai masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang”.54
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan ”untuk menggambarkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”.55 Penggunaan tipe ini diharapkan dapat memperoleh data yang akurat dari pihak yang berkompoten mengenai Marlboro The Ride sebagai strategi komunikasi Marlboro Promotions Team. 3.2
Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah menggunakan metode
study kasus atau penelitian kasus (case stud)y yaitu uraian dan penjelasan
54 55
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. CV. Remaja Karya, Bandung: 1994. Hal. 25 Ibid Hal. 114
43
komperhensif mengenai berbagai aspek seorang individu, atau suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program atau suatu sistem sosial. 56 Metode studi kasus digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian ini, karena disini peneliti ingin meneliti strategi MPR marlboro melalui wawancara berstruktur, data serta pengamatan yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Dan tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang program marlboro menjadi suatu masalah umum dan dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari masing-masing konsumen yang merupakan perokok dewasa. Dengan menggunakan metode ini peneliti bermaksud mewawancarai kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam hal ini adalah pengambil keputusan dalam marlboro. Seingga dalam melakukan wawancara akan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang program Marlboro The Ride, tujuan yang ingin dicapai dari program Marlboro The ride, dan bagaimana minat dari konsumen terhadap program Marlboro The Ride.
3.3 Key Informan Peneliti mewawancarai beberapa pihak, seperti: Dengan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini kepada para praktisi public relations yang mewakili PT. Phillip Morris Indonesia
56
Dedi Mulyana, Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT Remaja Rosadakarya, Bandung, 1994, hal 20
44
(PT.BSN) Penelitian untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan riset langsung ditempat objek penelitian, Dalam hal ini, wawancara akan dilakukan terhadap : a. Divisi public relations PT. Phillip Morris (PT.BSN) Bpk. Mohammad Naser. Selaku sumber informasi utama, Beliau adalah division public relations, sebagai divisi public relations, beliaulah yang mengelola, mengontrol dan mengkordinasikan program-program public relations. b. Divisi Marketing Public Relations (PT. BSN) Marlboro. Bpk Arief syatri, Beliau adalah orang yang cukup berkompeten dalam program promosi marlboro promotions team.
3.4 Definisi Konsep 1. Strategi Marketing public relations “Strategi Komunikasi merupakan perpaduan dan perencanaan komunikasi (Communications Planing) dan komunikasi manajemen (Communication Manajement) untuk mencapai tujuan, dimana pendekatannya dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi.” 2. Sosialisasi Sosialisasi
adalah
“strategi
untuk
mengubah
perilaku
yang
mengkombinasikan elemen-elemen terbaik pendekatan tradisional dan perubahan sosial dalam sebuah kerangka karya perencanaan dan pelaksanaan terintegrasi serta memanfaatkan kemajuan tekhnologi komunikasi dan keterampilan pemasaran”.
45
3. Program Yang artinya program PR yaitu terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan komunikasi baik kegiatan ke dalam maupun ke luar antara organisasi dan publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian
3.5
Fokus Penelitian Strategi Marketing public relations Dimensi
Sub Dimensi
• Identifikasi Masalah -
Produk bermerek
-
Siapakah sasarannya
-
Mengenai harga produk
Strategi Marketing • Perencanaan dan program Public Relations
-
Program MPR yang mendukung pemasaran
-
Siapa target sasaran
-
Tujuan apa yang akan dicapai
• Aksi dan Komunikasi -
Publications (Perencanaan Media)
-
Event (jangka waktu program)
-
News (Penulisan Berita)
-
Comunity Involvment (sasaran)
-
Identity (Identitas Perusahaan)
-
Lobbying
and
berkomunikasi )
46
Negotiations
(Kemampuan
-
Sosial Responsibility (Kegiatan sosial)
• Evaluasi Program
3.6
-
Apakah tujuan tercapai
-
Bagaimana mengetahui hal itu
-
Apakah program dapat diubah
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah ”prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah mempengaruhi metode pengumpulan data”.57
3.6.1 Data Primer ”Data primer adalah data yang didapat langsung dari nara sumber, ada pun teknik pengumpulan data dengan”.58 Adapun keunggulan teknik Interview (wawancara) wawancara berstruktur yaitu “informasi yang didapat langsung dari narasumber yang berkompeten”.59 Cara tersebut selain memberi peluang bagi peneliti untuk memperoleh keterangan selengkap-lengkapnya dari sumber yang terpercaya.
57
Mohammad Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal 211 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rinke Cipta, Jakarta,1988 hal 120 59 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi. CV Remaja Karya, Bandung: 1994. Hal. 174
58
47
3.6.2 Data Sekunder Study
Kepustakaan,
dijadikan
sebagai
pedoman
dasar
dalam
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, penelitin
mencari
informasi atau bahan-bahan penelitian melalui buku-buku yang ada hubungannya dengan strategi komunikasi, IMC, Management Komunikasi, Manajemen pemasaran, Manajemen straregis public relations serta bahan-bahan lain untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.7
Teknik Analisa Data Penelitian akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui strategi MPR dalam sosialisasi program (studi kasus marlboro the ride oleh marlboro promotions team)
Penelitian kualitatif yakni merupakan jenis penelitian yang merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kualifikasi lainnya.60 Analisa
data
terdiri
dari
pengujian,
pengkategorian
ataupun
pengkombinasian kembali buku-buku untuk menunjuk reposisi awal suatu penelitian.
60
Mohammad.Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hal 63
48
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk deskripsi atau gambaran secara sistematis, dn akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan fenomena yang diselidiki, adapun prosedur yang dilakukan adlah :
3.8
1.
Mengumpulkan bahan-bahan penelitian
2.
Menganalisa data dan mengevaluasi
3.
Mengumpulkan hasil penelitian
Data Keabsahan Strategi Komunikasi merupakan alat bagi perusahaan untuk mencapai
tujuan komunikasi, Dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang dimaksudkan adalah dengan komunikasi yang dilakukan oleh Marlboro Promotions Team dalam mensosialisasikan program Marlboro The Ride, penelitian ini bertujuan mengetahui untuk pencapaian komunikasi, melihat perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku dari khalayak. Selanjutnya strategi komunikasi akan dilihat dari bagaimana penyampaian pesannya, agar pesan program Marlboro The Ride yang disampaikan dapat diterima, dengan melihat seberapa banyak formulir kerikut sertaan khalayak yang masuk, dan seberapa banyak khalayak mengetahui program perusahaan. Adapun strategi Marketing public relations yang ingin diteliti adalah sebagai berikut:
49
3.8.1 Strategi Marketing public relations Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Oleh karena itu seorang pimpinan perusahaan sebelum mengambil keputusan strategi apa yang dijalankan penting untuk melakukan analisis lingkungan. Analisis lingkungan merupakan proses pemantauan lingkungan organisasi untuk mengidentifikasi ancaman maupun kesempatan (saat ini dan masa depan) yang mungkin berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya Setelah diperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan maka seorang Marketing public relations selanjutnya menentukan strategi komunikasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Dalam public relations biasa dikenal sebagai analisis PENCILS atau pomotions mix yang meliputi publications, event, news, community involvment, identity, lobbying and negotiation, dan social responsibility.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum PT.Philip Morris
4.1.1 Sejarah PT.Philip Morris (Marlboro) di Dunia Sejarah Marlboro, merek rokok putih yang paling terkenal diseluruh dunia, berawal ditahun 1874 saat seseorang bernama Philip Morris membuka toko rokok dan tembakau di Bond Street, London, Inggris. Di akhir tahun 1850, ia memulai, medan peperangan. Slogan yang dianut oleh Philip Morris adalah “quality for people of quality”. Awalnya merek-merek yang diproduksi meliputi : Philip Morris,Cambridge, Philip 741, Oxford Blues, English Ovals, dan beberapa merek lainnya. Tahun 1925, Marlboro diluncurkan di Amerika pertama kali sebagai rokok yang diterapkan untuk wanita. Salah stu ciri khasnya adalah menggunakan filter berwarna merah yang dikenal sebagai “Beauty Tips”, yang bertujuan untuk menutupi bekas warna merah dari lipstik yang menempel di rokok. Ditahun 1925, iklan rokok Marlboro tahun 1925, iklan rokok Marlboro sebagai rokok wanita ysebagai rokok wanita yang telah beredar dimajalah internasional. Pada tahun 1954, Marlboro berubah menjadi merek rokok “full flavoured” yang ditargetkan untuk laki-laki dan pada tahun yang sama, Marlboro juga memperkenalkan inovasi kemasan baru yang dikenal sebagai flip top box. Pada satu tahun berikutnya, setelah mereposisi Marlboro sebagai rokok untuk laki-laki, tokoh periklanan Leo Burnett memperkenalkan karakter Marlboro Cowboy.
51
Selanjutnya
pada
tahun
1957
Marlboro
diperkenalkan
dipasar
internasional untuk pertama kalinya dan beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1963, kampanye Marlboro Country dimulai di Amerika. Dalam usahanya untuk memenuhi selera konsumen terhadap cita rasa rokok, Pada tahun 1972 Marlboro memperkenalkan produk baru, yaitu Marlboro Lights. Kesuksesan peluncuran Marlboro Lights mendorong Philip Morris sebagai kan produsen rokok Marlboro, pada tahun 1988 memperkenalkan produk terbaru Marlboro di Amerika, yaitu Marlboro Menthol. Dengan perencanaan periklanan yang matang serta didukung oleh tenagatenaga yang profesional dibidangnya. Pada tahun 1995, Marlboro dinobatkan sebagai “The Most Valuable Brand In The World” merek yang paling berharga didunia menurut salah satu majalah ekonomi internasional terkemuka. Peringkat ini bahkan lebih baik dari coca cola. Adapun karena komitmennya terhadap kualitas dunia yang tidak pernah berubah, sejak tahun 1972 Marlboro menjadi merek rokok dengan angka penjualan terbesar didunia sampai memasuki abad baru ini.
4.1.2 Sejarah PT.Philip Morris (Marlboro) di Indonesia Perusahaan ini adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang Consumer Goods. Salah satu produk yang dihasilkan selain rokok putih Marlboro adalah coklat toblerone, keju kraft, bir miller, nabisco dan makanan anak-anak jell-o. Marlboro pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1984, tetapi mereka tidak menggunakan benderanya sendiri, melainkan perusahaan tersebut menggunakan benderanya orang lain yaitu PT. Tresno Indonesia.
52
Hal ini dikarenakan pada era 80-an perusahaan asing ataupun nama yang berbau asing tidak diperbolehkan untuk mengembangkan dan memajukan usahanya di Indonesia, karena pemerintah Indonesia ingin mengembangkan dan memajukan usaha-usaha kecil menengah pribumi untuk berkesempatan berkembang. Pada awal Marlboro masuk ke Indonesia mereka mempromosikan produknya dalam bentuk dan jenisnya yang berbeda-beda, yakni Marlboro Red dan Marlboro Lights dengan kemasan Hard Pack yang dipasarkan di Indonesia, khususnya jakarta. Setelah sekian lama Marlboro memasarkan produknya, kembali di tahun 1990 Marlboro mempromosikan lagi produk rokoknya
4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
Memberikan kualitas terbaik dan menyajikan program-program acara yang berkualitas dengan sumber daya manusia
dan
wawasan berfikir yang menghasilkan ide-ide cemerlang untuk mencapai kesuksesan.
Misi : Meningkatkan kegiatan penjualan dan memberikan kepuasan program agar target yang diinginkan tercapai.
53
4.1.4
Struktur Organisasi PT.Phillip Morris Indonesia Dengan adanya struktur organisasi, tentu akan memudahkan tugas
dan wewenang mengajukan hubungan antara satu dengan yang lain dalam fungsi jabatan masing-masing,juga akan membantu terkoordinirnya kesatuan. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi tersebut, berikut ini penjelasan mengenai tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatan yang ada antara lain. 1. Brand Manager a. Mengevaluasi pelaksanaan atas ketentuan-ketentuan pokok dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS). b. Menetapkan kebijakan dan program kerja perusahaan mengenai jalannya perusahaan. c. Mengesahkan pengajuan anggaran promosi. d. Membuat suatu aktivitas kegiatan program perusahaan 2. Promotion and marketing manager Tugas adalah : a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan operational perusahaan dan memberikan kepada bawahannya dalam pelaksanaan ketentuanketentuan pokok perusahaan. b. Menyusun dan mengembangkan kebijakan dan program kerja dalam usaha mencapai tujuan perusahaan yang diharapkan. c. Menyusun program kerja serta anggaran perusahaan. d. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja serta anggaran yang telah disetujui berdasarkan skala prioritas.
54
e. Mengarahkan persiapan serta penyajian anggaran-anggaran untuk keperluan perencanaan dan memantau hasil actual untuk peningkatan efisiensi. 3. Humas b. fungsional humas adalah dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu kinerja dalam melaksanakan tugas untuk mencapai target yang dicapai. b. Menunjang kegiatan manajemen dan mecapai tujuan organisasi. c. Sebagai tekhnik komunikasi 4. MPR (Marketing Public Relations) Dimana MPR adalah bagian dari sub public relations yang mengacu pada pemasaran perusahaan, seperti hal nya tugas humas adalah menciptakan hubungan yang yang baik, MPR juga memiliki tugas yang sama tetapi MPR (marketing public relations) lebih mendekatkan lagi antara konsumen dengan perusahaan, dengan melakukan strategi atau kegiatan-kegiatan melalui program.Seperti yang dikatakan oleh “Yosal iriantara pada bukunya Manajemen strategis public relations” Tugasnya marketing public relations adalah : 1. Menganalisis Lingkungan 2. Merencanakan program 3. Mengevaluasikan program
55
5. Finance Tugas adalah : Menjamin kelancaran penerimaan dan pengeluaran kas dan pengawasan fisik keuangan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan- ketentuan pokok perusahaan. a.
Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan perbankan.
b.
Mempersiapkan data keuangan untuk kepentingan penyusunan anggaran.
c.
Memeriksa dan mengelompokkan bukti-bukti transaksi pembiayaan promosi maupun perusahaan.
d.
Melakukan kontrol dan memberikan informasi mengenai budget yang telah dipergunakan untuk pembiayaan promosi.
e.
Membuat laporan bulanan dan tahunan pembiyaan mengenai penggunaan anggaran pada klien.
f.
Menyusun dan membuat penagihan atas pembiayaan promosi kepada klien.
6. Administration Tugas adalah: a. Membuat laporan keuangan perusahaan yang didukung oleh bukti buku transaksi yang sah. b. Memeriksa dan membukukan laporan pembiayaan. c. Membuat laporan pajak. d. Mengatur hal-hal yang berhubungan dengan masalah Perpajakan.
56
7. Human and Reseach Development (HRD) Departemen perusahaan bagian kepegawian, yang meentukan staf pegawai pada bagian pekerjaan 8. Promotion Supervisor Tugas adalah : a. Mengatur dan membuat jadwal kerja promotion team. b. Memberikan materi training kerja tentang product knowledge. c. Mengatur dan memeriksa kembali venue atau tempat yang telah dikontrak oleh perusahaan. d. Mengkoordinasikan dan memberikan pengarahan kepada Team Leader dan Promoter tentang kegiatan yang akan dilaksanakan agar berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai. e. Mengontrol dan memastikan agar acara sponsorship berjalan sukses.
9. Promotion team Tim yang terjun langsung kelapangan untuk melakukan promosi yang secara langsung melakukan komunikasi tatap muka kepada masyarakat, seperti tim sales dan promoter (Marlboro Promotion Team)
4.1.5 Analisa Fungsi dan Kegiatan Humas Internal PT. Phillip Morris indonesia Humas memiliki fungsi yang beragam dalam menjalankan dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan kegiatan dan sasaran yang ingin dicapai. Menurut Cutlip and Center mengatakan bahwa fungsi Humas adalah sebagai berikut :
57
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mecapai tujuan organisasi. 2. Menciptakan
komunikasi
dua
arah
secara
timbal
balik
dengan
menyebarkan informasi dari perusahaan/ lembaga kepada publik dan menyalurkan opini publik pada lembaga. 3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. 4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik internal maupun eksternal. Fungsi-fungsi humas internal yang dilaksanakan oleh tim promosi Marlboro dan seluruh staf PT. Phillip Morris Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Sebagai pelaksana peranan, fungsi dan tugas humas harus dapat membina dan menjalin hubungan baik antara
pemegang saham, pimpinan,
karyawan dan keluarga karyawan sehingga tercipta komunikasi dua arah antara atasan dengan bawahan dan sebaliknya . 2. Mengikuti rapat atau pertemuan penting dalam evaluasi kerja berkaitan dengan pembahasan terhadap program baru yang akan diluncurkan. 3. Memberikan masukan ide, pendapat tentang bentuk program kerja sesuai dengan visi dan misi PT. Phillip Morris Indonesi.
4.1.6 Analisis Fungsi dan Kegiatan Humas dan MPR (marketing public relations) PT.Phillip Morris Indonesia Fungsi dan kegiatan Humas PT. Phillip Morris Indonesial sudah berjalan dengan baik. Terbukti dengan adanya kegiatan- kegiatan eksternal seperti sponsorship untuk event music atau olahraga yang selalu sukses digelar untuk mencapai tujuan perusahaan.
58
Pada dasarnya fungsi dan kegiatan humas yang dilakukan oleh PT. PMI tidak jauh berbeda dengan teori yang penulis dapatkan di bangku kuliah yaitu seorang Humas selain harus dapat membina dan menjaga hubungan baik dengan internal maupun eksternal, humas juga harus dapat menciptakan good image, good will, good understanding antar perusahaan dengan masyarakat. Dalam Kegiatan ini tidak lepas juga dari struktural pemasaran kerja MPR (Marketing Public Relations) karena MPR adalah bagian dari kerja humas untuk meningkatkan hubungan baik dan mendekatkan hubungan antara konsumen dengan perusahaannya. Dengan publik eksternal PT. PMI menjalankan dan melaksanakan kegiatan Humas dan MPR dimana Humas menadalah sebagai berikut : 1. Hubungan dengan konsumen Kegiatan - kegiatan yang telah dilaksanakan oleh seluruh tim promosi Marlboro yang melakukan fungsi, tugas dan peranan humas yang diteruskan oleh MPR selain kegiatan penjualan rokok (Direct Selling) ialah mencari aplikasi atau data, guna mencari pemenang yang akan diikut sertakan dalam program kegiatan PT. Phillip Morris Internasional ke luar negeri. Selain itu konsumen yang sesuai dengan kriteria dan target usia yaitu usia 18-24 th di undang dalam setiap kegiatan/ event yang diadakan Marlboro. 2. Hubungan dengan partnert/ mitra kerja Dalam menjalankan fungsi dan kegiatan eksternalnya PT. PMI menjalin hubungan yang sangat baik dengan mitra kerjanya guna
59
kerjasama yang saling menguntungkan.Fungsi humas adalah memjalin hubungan baik dengan venue atau tempat yang akan bekerja sama dengan marlboro,
yang
diteruskan
oleh
MPR
(marketing
public
relations)memperthankan partnert/mitra kerja yang telah bekerja sama dengan PT.PMI seperti : Centro Super Club, Vertigo, Embassy, Wonder Bar, Bliss, Avenue, Gilliant dan masih banyak lagi Club and Bar serta beberapa tempat-tempat billiard ternama di seluruh Jakarta seperti The Hub, club billiard, brilliant billiard dengan membranding dengan atribut marlboro, agar konsumen lebih dekat lagi dengan marlboro. 3. Hubungan dengan pemerintah Selaku promotion for PT. PMI, berusaha untuk selalu mendukung upaya pemerintah untuk mencantumkan peringatan kesehatan di setiap kemasan rokok maupun dalam iklan rokok. PMI juga selalu meminta izin terlebih dahulu kepada pihak pemerintah dalam setiap kegiatan program promosi yang akan dilaksanakan terutama kepada aparat kepolisian, maka dari itu kegiatan yang merupakan tugas dari mpr adalah melakukan pemasaran marlboro dengan menawarkan hanya kepada perokok dewasa saja dengan segmen usia 18-29th 4. Hubungan dengan masyarakat sekitar Membangun citra positif sebagai loyalitas antara masyarakat sekitar. Upaya yang dilakukan oleh PT. Phillip Morris untuk membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar perusahaan / komunitas ialah membantu dan menyalurkan sumbangan dana dan pakaian layak pakai dari
60
seluruh staf dan karyawan PT. Philip Morris kepada korban gempa bumi di Yogyakarta secara langsung. 5. Hubungan dengan pers dan media PT. PMI juga membina hubungan baik dengan pers dan media guna pemberitaan
kegiatan
program
promosi
yang
diselenggarakan.
Berdasarkan sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh PT. Phillip Morris Indonesia.Sinergi antara pelaksanaan program dan strategi pemasaran dengn aktivitas public relations, MPR menghubungi pers untuk kerjasama media iklan.
4.2
Hasil Penelitian Demi keperluan analisis ini peneliti menggunakan Strategi dan analisis
PENCIL, yang
diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh
mengenai program Marlboro The Ride sebagai strategi promosi dalam rangka meningkatkan profit dan serta meningkatkan loyalitas guna memberikan rewads kepada konsumen terhadap perusahaan Sebelumnya peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada Bapak Arief Syatri mengenai Marlboro dalam melihat persaingan pasar, kebijakan pemerintah bagi perusahaan rokok, peluang pasar, serta Marlboro dalam menentukan strategi pemasarannya. yang diharapkan memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan pada saat ini dan strategi yang harus dijalankan, serta peluang yang dapat dimanfaatkan dan cara mengatasi atas hambatan yang dihadapi
61
4.2.1
Analisa Data Analisis lingkungan perusaahan perlu selalu dilakukan, karena dengan
analisis lingkungan perusahaan ini akan diperoleh informasi mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Pada dasarnya analisis ini hampir dilakukan oleh seorang pimpinan baik melibatkan seluruh anggota organisasi/perusahaan ataupun sebagian saja tergantung dari tingkat kepentingan dari masing-masing bagian dari perusahaan. Dari hasil wawancara dengan Bapak Mohammad Naser selaku public relations mengenai waktu pelaksanaan analisis lingkungan ini, diperoleh jawaban sebagai berikut : “Pada dasarnya Marketing public relations telah melakukan analisis lingkungan ini hampir setiap minggu, yang dilakukan dengan Marlboro Promotion Team, yang memang saat ini menjadi program dari Marlboro sebagai strategi pemasaran Marlboro. Sedangkan untuk melibatkan seluruh bagian pemasaran Marlboro mengadakan kegiatan ini setiap tahun sekali. Disinilah seluruh karyawan yang biasanya diwakili oleh pimpinan bagian diundang untuk hadir dalam acara untuk memberikan masukan mengenai kondisi eksternal dan internal perusahaan”. Analisis lingkungan internal bagi perusahaan dapat diperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan dalam perusahaan sedangkan analisis ekternal dilakukan dapat memperoleh informasi mengenai ancaman dan peluang dari lingkungan di luar perusahaan. Dengan diperolehnya informasi mengenai
62
lingkungan internal dan eksternal ini maka selanjutnya dapat dirumuskan kebijakan Strategi MPR (Marketing Public Relations) peusahaan. Dalam rangka mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tujuan dan penelitian yang peneliti tulis yaitu untuk mengetahui strategi MPR dalam sosialisasi program (studi kasus Marlboro the Ride oleh Marlboro Promotions Team), maka peneliti melakukan teknik pengumpulan data dn indept interview kepada pihak yang terkait, dalam hal ini kepada 2 nara sumber dari marketing public relations dan public relations PT. Phillip Morris Indonesia. Wawancara ini dilakukan peneliti pada tanggal 2 agustus 2008, dikantor PT.BSN (Malboro), wawancara yang ditujukan kepada beberapa nara sumber antara lain : 1). Bapak Mohammad Naser, selaku divisi Public Relations 2). Bapak Arief Syatrie, Selaku Marketing Public Relations Selanjutnya hasil penelitian berikut ini akan diuraikan secara deskriptif sesuai dengan metode penelitian studi kasus sebagai berikut : Bagi perusahaan khususnya pengambil keputusan manajemen mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh perusahaannya sangat penting sekali. Karena dengan mengetahui kekuatan perusahaan, akan mempermudah dalam menentukan strategi pemasarannya terutama dalam menghadapi persaingan pasar sejenis. Salah satu dari kegiatan Marketing public relations Marlboro yang saat ini sedang berlagsung adalah Program Marlboro The Ride dengan team promosinya yang dikenal dengan Marlboro Promotions Team. Kegiatan ini merupakan wujud dari kegiatan Marketing public relations dalam strategi pemasaran Marlboro dalam rangka menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Dan juga program
63
Marlboro The Ride ini merupakan sarana yang digunakan oleh Marlboro untuk mewujudkan tujuan perusahaan, yang sebelumnya telah dilakukan analisis lingkungan baik internal maupun eksternal perusahaan.
Dari hasil wawancara dengan Bapak Mohammad Naser selaku public relations
1. Identifikasi Masalah a.
Mengenai
kekuatan
Merek
Marlboro
dalam
menghadapi
persaingan pasar sejenis, diperoleh jawaban sebagai berikut : “Marlboro adalah jenis merek rokok putih yang cukup dikenal oleh masyarakat, untuk sementara ini untuk jenis rokok putih masih menjadi rokok putih nomor satu di dunia dan di Indonesia, hal ini dilihat dari persentase penjualan rokok marlboro, jadi pesaing rokok putih masih sedikit. b.
Marlboro melihat pangsa pasar di Indonesia, diperoleh jawabans ebagai berikut : Marlboro mengambil segmen pasar usia antara 18 – 24 tahun, dan yang paling produktifnya 25 – 29 tahun”. Setelah
mengetahui
kekuatan
yang
dimiliki
oleh
perusahaan, maka perusahaan khususnya pengambil keputusan juga diharuskan mengetahui kelemahan dari perusahaannya. Informasi ini diperlukan
64
sebagaimana
informasi
mengenai
kekuatan perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan perusahaan maka pihak manajemen perusahaan dapat membuat langkahlangkah mengatasinya. c.
Mengenai kelemahan marlboro melakukan strategi harga, diperoleh jawaban sebagai berikut : “Kami melihatnya kelemahan Marlboro hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu, dan memang segmen pasar ini sudah menjadi target dari Marlboro itu sendiri. Mengenai harga Marlboro yang dibilang mahal, relatif. Kenyataan dengan harga yang sekarang penjualan Marlboro masih mencapai target.
2. Perencanaan Dan Program b.
Mengenai Strategi program MPR yang mendukung pemasaran, diperoleh jawaban sebagai berikut : “Strategi yang akan dilakukan adalah sebuah program yang merupakan
suatu
kegiatan
pendekatan
konsumen
terhadap
perusahaan, dimana program tersebut adalah pencarian 1 orang pemenang. Program tersebut adalah Marlboro The Ride, dimana sosialisasi program tersebut diselenggarakan sebagai
sarana
pemasaran. c.
Mengenai program ditunjukan kepada konsumen atau pelanggan, diperoleh jawaban sebagai berikut :
65
Peluang perusahaan atas produknya berkaitan erat dengan fenomena yang ada di pasar, program marlboro the ride adalah program pencarian pemenang yang dilakukan melalui seleksi penilaian, dimana pemenang dituntuk untuk mendesain gambar motor chooper yang ada didalam cd, program diperuntukan untuk perokok dewasa dengan segmen usia 18 tahun keatas Dengan Sosialisasi program ini, diperuntukan untuk pencapaian tujuan, diperoleh jawaban sebagai berikut : Program tersebut diselenggarakan bukan hanya untuk sekedar promosi, selain untuk meningkatkan profit, marlboro te ride merupbakan kegiatan untuk meningkatkan loyalitas konsumen guna memberikan rewards terhadap konsumen, agar konsumen mendapatkan suatu perhatian dari perusahaan yang telah dipilihnya sebagai pilihan produk bagi dirinya. Mengenai
peluang
rokok
bukan
kebutuhan
pokok,
sedangkan daya beli masyarakat saat ini menurun, strategi MPR guna untuk meningkatkan penjualan, diperoleh jawaban sebagai berikut : “Untuk tetap exist pada pasaran. Setiap perusahaan apapun jenis usahanya tidak dapat menghindari adanya ancaman, baik ancaman yang berasal dari pasar ataupun ancaman yang sifatnya global. Ancaman dari pasar misalnya saja adanya produk sejenis yang beredar di pasaran, ancaman yang sifatnya global, misalnya kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah terhadap suatu produk dan lain-
66
lain. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang manajemen pasaran untuk selalu peka terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat atas produknya. Informasi ini penting untuk membuat kebijakan preventif bagi perusahaan. Mengenai pelaksanaan program strategi Marketing public relations dilakukan dengan analisis PENCILS Kenapa program Marlboro ini dipilih sebagai setrategi promosi, bagaimana pelaksanaannya, apakah sosialsiasi program Marlboro dalam menjalin hubungan dengan konsumen, apakah yang menarik bagi konsumen, dan apa keuntungan yang diperoleh konsumen sehingga konsumen tertarik dengan program Marlboro The Ride
Mengenai aksi komunikasi, strategi marketing public relations dengan cara apa saja, untuk melakukan program marlboro the ride Dari hasil wawancara dengan Bapak Arief Syatrie selaku marketing public relations
3.
Aksi dan Komunikasi a. Publications (Perencanaan Media) Pada program marlboro the ride ini tentulah dalam menentukan media harus seefektif munkin, media yang digunakan adalah media secara langsung atau yang lebih dikenal sebagai marlboro promotions team, dimana sosialisasi program dapat langsung
67
disampaikan kepada konsumen khususnya pada perokok dewasa.
Untuk
publikasinya
dalam
memasarkan
atau
menginformasikan program marlboro the ride, marlboro promotions team dengan menyebarkan brosur dan flyer, yang di dalam nya menginformasikan tentang berlangsungnya program, seleksi, serta fasillitas games yang dapat didapati oleh konsumen, dengan memenangkan games maka konsumen dapat mengantongi 1 buah lighter the ride
b. Event (Jangka Waktu) Mengenai
program,
event-event
apa
saja
yang
dapat
diselenggarakan oleh marlboro, diperoleh jawaban sebagai berikut : Marlboro
The
ride
adalah
merupakan
program
yang
diselengarkan selama kurun waktu 3 bulan tepatnya pada bulan juni-agustus 2007, selain sosialisasi program tersebut marlboro juga mengadakan event-event sponsor ship, Mengenai tempat untuk pelaksanaan program ini memang tidak ke seluruh wilayah masyarakat. Kami hanya mendatangi tempat-tempat tertentu yang menurut team kami sesuai dengan target kami misalnya tempat-tempat hiburan, cafe, club, billiard atau event out door.khususnya jabotabek, (Jakarta, bogor, tangerang, bekasi) dibawah pengawasan area DKI jakarta Dimana pada
68
tempat-tempat ini kami pandang sesuai dengan segmen pasar usia
c. News (Berita) Informasi yang diberikan kepada konsumen adalah berisikan tentang informasi program marlboro the ride, dimana program tersebut adalah rewards konsumen pencarian 1 orang pemenang the ride yang dapat mendesain motor chooper didalam cd, dan dapat membawa 2 orangnya untuk pergi ke Amerika dengan mengendarai motor besar di Amerika, dengan seluruh biaya ditanggung sepenuhnya oleh PT.Phillip morris Indonesia.Hasil desain
cd
dapat
dikirimkan
via
email
ke
[email protected] atau langsung dapat diantarkan ke the ride zone pada tempat-tempat yang telah di branding oleh marlboro, seperti cafe, billiard dan resto dan lounge.
d. Community involvment (sasaran) Sosialisasi program Marlboro the ride ditunjukan untuk perokok dewasa dengan segmen usia 18 tahun keatas untuk target sasarannya
18-24
biasanya
diperuntukan
kepada
para
mahasiswa dan dilakukan pada siang hari, dan dengan segmen usia
24-29
diperuntukan
kepada
karyawan,
disesuaikan dengan jadwal tempat hiburan.
69
waktunya
e. Identity (Identitas Perusahaan) Marlboro promotions team adalah wakil atas nama perusahaan marlboro sebagai ujung tombak suatu keberhasilan sosialisasi program
marlboro
the
ride,
mengatasnamakan
sebuah
perusahaan, haruslah memberikan kesan yang baik dengan membawa brand dengan logo yang mengartikan bahwa marlboro the ride adalah suatu kegiatan yang cukup positif dan edukatif, dimana mengajak konsumen untuk berkreasi dan berinovatif dalam program tersebut
f. Lobying and Negotiations (Kemampuan berkomunikasi) Dalam setiap promosi penyampaian pesan, melobi, dan bernegosiasi haruslah jelas, tepat, dan pas untuk itu, marlboro mempunyai kriterian untuk pelaku promosi atau yang disebut dengan marlboro promotions team, seorang wanita berusia minimal 21 tahun karena dianggap sudah dewasa dan dapat menempatkan diri dengan baik, dapat berkomunikasi dengan baik,
komunikatif,
berpenampilan
menarik,
dapat
menginformasikan pesan atau program marlboro dengan jelas, baik dan juga menguasai produk knowledge, yang menerangkan program, mengajak konsumen untuk mengisi data base the ride agar konsumen dapat mengikuti program marlboro the ride yang nantinya data base/formulir the ride tersebut dikumpulkan ke
70
PT.Phillip morris Indonesia dimana datanya akan disesuaikan dengan cd yang masuk. Selain menawarkan produk, informasi program, apa lagi yang bisa didapat oleh konsumen, diperoleh jawaban sebagai berikut : Promoetor juga harus menguasai produk knowledge tentang marlboro, dan juga menawarkan games, agar konsumen lebih tertarik lagi dan mau berpartisipasi dalam program mralboro the ride, seperti penginformasian tentang rokok marlboro bahwa marlboro adalah rokok putih nomor satu di dunia yang diracik dengan tembakau terbaik di dunia seperti tembakau Burley, Virginia, Oriental yang menghasilkan citra rasa yang unik. Bagi perokok yang ingin memperoleh kenikmatan merokok maka Marlboro menjadi pilihannya. Sedangkan bagi perokok yang mementingkan sebuah brand maka Marlboro juga merupakan pilihannya, karena Marlboro sebagai rokok yang terkenal di dunia yang diproduksi oleh PT. Philip Morris dari Amerika”.
f. Sosial Responsibility (Kegiatan Sosial) Dari hasil wawancara dengan Bapak Arief Syatri selaku Marketing public relations mengenai kegiatan apa saya yang telah dilakukan Marlboro dalam rangka menciptakan citra positif di masyarakat/konsumen, diperoleh jawaban sebagai berikut :
71
“Banyak kegiatan dari Marlboro yang sifatnya sosial, atau amal, seperti pada tahun 2006 dengan memberikan bantuan kepada masyarakat Yogyakarta yang terkena gempa bumi. Kemudian sebelumnya Marlboro juga mengadakan kegiatan amal kepada masyarakat Aceh yang terkena Tsunami pada tahun 2005
4.
Evaluasi Program a. Dari evaluasi program Sebagai strategi promosi Program Marlboro The Ride dikemas dengan baik dan menarik. Karena bagaimanapun juga program ini dilakukan dalam rangka merebut hati masyarakat atau konsumen untuk tetap loyal terhadap produk Marlboro. dalam ata bade meningkatkan penjualan tentu saja marlboro banyak mengadakan event-event
ditempat-tempat
hiburan,
seperti,
ataupun event outdor dimana dalam event
cafe,club,billiard,
tesebut akan terjadinya
transaksi pada rokok marlboro dan masyarakat, khususnya hanya untuk perokok. Mengenai tercapainya tujuan perusahaan apakah, marlboro the ride merupakan pemasaran yang cukup positif guna meningkatkan profit dan loyalitas konsumen, diperoleh jawaban sebagai berikut : Untuk mengetahui tercapainya tujuan perusahaan dalam mensosialisasikan program marlboro the ride pihak marlboro mengumpulkan keseluruhan data base the ride secara nasional formulir the ride dengan jumlah 83 juta dinyatakan bahwa program atau strategi
72
yang diambil dalam promosi cukup menarik perhatian konsumen yang menghasilkan keloyalitasan konsumen. b. Dari evaluasi program Program marlboro the ride merupakan program yang cukup menarik, positif, dan edukatif, perubah kegiatan akan dilakukan dengan merubah jenis kegiatannya saja, karena saya rasa dengan sosialisasi program seperti ini cukup untuk merebut hati konsumen karena memberikan kepuasan terhadap konsumen bagi pengguna rokok marlboro ataupun bukan pengguna rokok marlboro
Maka hasil penelitian akhir dari hasil wawancara diatas dengan pihak marlboro bahwa malboro the ride yang merupakan salah satu strategi pemasaran marlboro demi untuk meningkan profit dan meningkatkan loyalitas guna memberikan rewads terhadap konsumen strategi marketing public relations menurut “Yosal Iriantara” dan yang mempunyai strategi kampanye program dengan 4 tahap menurut Cutlip and Center, dan dengan aksi komunikasi PENCILS menurut pendapat “Rosady Ruslan”, maka strategi yang dilakukan oleh MPR (marketing public relations) memberikan hasil yang positif, dan dapat diterima oleh masyarakat, hal tersebut dapat dikatakan dengan melihat dari banyaknya formulir the ride yang masuk ke PT.Phillip Morris Indonesia, sebanyak 83jt dari persentase nasional sebagai konsumen atau peminat program marlboro the ride
73
“Dalam pemasaran modern saat ini kami memandang tidak saja sebatas jual beli antara produsen dengan konsumen. Namun perlu adanya perhatian kepada konsumen dan menjalin hubungan yang baik dengan melibatkan konsumen untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan oleh Marlboro. Inilah yang melatarbelakangi dibuatnya Program Marlboro The Ride, singkatnya sekali lagi tujuannya dibuat program ini adalah untuk mendekatkan Marlboro dengan konsumennya”. Sebaik apapun suatu program kegiatan dibuat tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik, dan sarana prasarana yang tepat maka tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu penting bagi seorang Marketing public relations untuk menentukan kapan Program Marlboro The Ride ini mulai dilaksanakan dan berapa lama waktunya. Karena bagaimanapun suatu kegiatan promosi berkaitan dengan biaya.
. 4.3
Pembahasan Dari hasil wawancara dengan pihak marlboro yang didapat, strategi yang
dilakukan oleh MPR (Marketing Public Relations) dalam mensosialisasikan program Marlboro The Ride oleh Marlboro promotions team merupakan strategi yang dapat diteima dan cukup dimengerti oleh masyarakat, karena dilakukan oleh marlboro promotions team yang turun secara langsung kelapangan yang dapat mengkomunikasikan secara langsung juga kepada masyarakat.
74
Marlboro the ride adalah merupakan salah satu strategi marketing public relations guna untuk meningkatkan profit dan meningkatkan loyalitas guna memberikan reward kepada konsumen. strategi oleh Poter (dalam Robson, 1997 : 4) diartikan sebagai “formula berbasis luas mengenai cara bisnis bersaing; tujuan apa yang ingin dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Hakekat perumusan strategi yang kompetitif adalah mengaitkan organisasi dengan lingkungannya”.( Dikuti dari Yosal Iriantara dalam buku Menejemen Strategis PR) Strategi sosialisasi program yang dibuat oleh Marlboro merupakan program yang sangat diminati oleh masyarakat, dari hasil wawancara mengenai strategi marketing public relations dalam sosialisasi program tersebut dapat diterima oleh konsumen dan masyarakat luas pada segmen perokok dewasa usia 18 tahun keatas, dan sangat efektif, hal tersebut dilihat dari banyaknya masyarakat yang mengisi formulir, mendesign dan mengirimkan hasilnya kepada PT.Philip Morris Indonesia (Marlboro) sebanyak 83 juta formulir nasional Begitu banyaknya dan ketatnya persaingan promosi produk rokok yang ada di Indonesia, masih begitu banyak peminat konsumen dan masyarakat luas marlboro yang akan dan telah mengikuti program marlboro the ride, dapat diketahui dengan jelas bahwa beberapa venue atau tempat hiburan seperti club, billiard, lounge, cafe, dan resto, Jabodetabek khususnya telah dibranding oleh merek marlboro, sehingga masyarakat luas dapat mengenali brand marlboro, mengetahui dan dekat dengan brand tersebut, serta media pendukung seperti bilboard, pamflet-pamflet juga iklan dibioskop yang menginformasikan bahwa
75
marlboro mempunyai program yang sedang berjalan yaitu Marlboro the ride apabila masyarakat tidak ditemui oleh Marlboro Promotions Team. Program Marlboro The Ride merupakan program yang cukup menarik, sebagai strategi MPR marlboro guna untuk pendekatan antara perusahaan kepada masyarakat, karena program ini melibatkan konsumen loyal atau konsumen luar marlboro untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosiaolisasi program, serta memberikan awards kepada konsumen berbentuk kepuasan konsumen pengguna marlboro atau masyarakat yang loyal kepada marlboro, sehingga konsumen merasa diperhatikan oleh perusahaan, karena telah loyal terhadap marlboro, yang akhirnya pendekatan akan tetap bisa dilakukan oleh pihak perusahaan dan brand juga tetap bisa dipertahankan. Melalui hasil penelitian diatas terbukti bahwa strategi marketing public relations yang dilakukan oleh pihak marlboro dalam mensosialisasikan program dapat diterima oleh masyarakat khususnya pasar public sasaran dari marlboro. Selain itu dapat diperoleh hasil dari banyaknya formulir the ride yang masuk kepada PT. Phillip Moris Indonesia sebanyak 83jt dari hasil persentasi nasional dengan ini telah membuktikan bahwa strategi yang telah dilakukan oleh perusahaan dapat tercapai dengan maksimal / positif.
76
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak Mohammad
Naser selauku Humas dari marlboro dan juga dengan Bapak Bapak Arief Syatri selaku Marketing public relations mengenai program Marlboro The Ride maka dapat disimpulkan sebagai berikut :01. Program Marlboro The Ride merupakan salah satu strategi promosi yang dipakai Marlboro dalam rangka menjalin hubungan yang baik dan lebih mendekatkan diri kepada konsumen. Dan Program Marlboro The Ride dibuat sebagai solusi dari ketatnya kompetitor di pasaran, dan juga adanya kebijakan pemerintah mengenai iklan rokok. 2. Program Marlboro The Ride adalah merupakan program yang cukup unik dan positif, karna pesan langsung dapat disampaikan kepada konsumen melalui Marlboro promotions Team untuk mensosialisasikan program Marlboro. Bedasarkan dari data base nasional yang dimiliki Marlboro tercatat sebanyak 83juta masyarakat/konsumen yang telah mendaftar, maka program dapat dinyatakan positif dapat diterima oleh masyarakat.
77
5.2
Saran
5.2.1 Saran Akademis Penelitian
ini
adalah
upaya
bagi
mahasiswa
komunikasi
khususnnya Public Relations untuk melihat bagaimana strategi yang dilakukan oleh Marketing public relations dalam mensosialisasikan program marlboro the ride. Diharapkan, jurusan public relations akan lebih banyak menggali berbagai hal yang terkait dengan bidang strategi marketing public relations pada penelitian selanjutnya. Hal ini dimaksud agar penelitian tentang strategi marketing public relations baik di dalam atau di luar perusahaan.
5.2.2 Saran Praktis Dari hasil temuan penelitian yang telah penulis simpulkan, meskipun marketing public relations PT. Phillip Morris Indonesia saat ini dapat dikatakan baik, namun untuk terus meningkatkan dan mempertahankan brand marlboro, peneliti menyarankan sebagai berikut:
1. Dapat dilihat dari persentase formulir banyaknya yang masuk ke PT.Philip Morris Indonesia, banyaknya masyarakat yang tertarik dengan Program Marlboro The Ride, maka alangkah baiknya Marlboro membuat program-program yang lebih menarik lagi dengan materi / isi kegiatannya yang berbeda, dengan isi pesan yang lebih
78
menarik lagi, yang dapat mengajak masyarakat untuk dapat berkreasi dan berinovasi. Agar brand marlboro tetap exist dipasaran dan tetap pada posisi teratas khususnya untuk brand rokok putih. 2.
Dari hasil pembahasan Karena belum semua lapisan masyarakat dapat ditemui oleh Marlboro promotions team, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota kecil, maka disarankan Marlboro menambah tim promosi untuk dapat menjangkau konsumen yang lebih luas, sehingga brand Marlboro lebih dikenal di masyarakat.tidak hanya melihat atau mengetahui lewat iklan atau media saja, karna sosialisasi akan lebih efektif apabila pesan yang di informasikan dapat disampaikan secara langsung pada konsumen atau masyarakat.
79
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M.Linggar, 2000, Teori dan Profesi Kehumasan (serta aplikasinya di indonesia) Jakarta, Penerbit : PT Bumi Aksara Anwar, Arifin,1984, Strategi Komunikasi, Bandung, Penerbit CV, Armico Arikunto, Suharsini,1988, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, penerbit : Rinke Cipta Baskin,et,al, 1997, Public Relations, The Profesional and the practice.4th Edition,USA,Brown & Benchmark Brannan, Tom, 2005, Integrated Marketing Communications (Memadujan upaya PR, iklan dan promosi untuk membangun merek) Penerbit : Jakarta, PT.PPM Effendy, Onong Uchjana, 1986, Dinamika Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya Effendy, Onong Uchjana, 1981, Dimensi-dimensi Komunikasi, Mei, Bandung, Penerbit : Alumni Effendy, Onong Uchjana, 2002, Ilmu Komunikasi dan Praktek, Bandung, Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya Frazier Moore, H.ph.d, 2004, Humas (Membangun citra dengan komunikasi), Bandung, Penerbit : Remaja Rosdakarya Harsis, L Thomas, 1991, The Marketer’s Guide Public Relations Iriantara, Yosal, 2004, Manajemen Strategis Public Relations, Jakarta, Ghalia Indonesia, Jakki,Mohr, John R,Nevin, October 1990, “Communication Strategies in MarketingChannels : A Theorical Perrspective” Journal Of Marketing Jefkins, Frank, 1992, Public Relations, edisi ke 5, Jakarta, Penerbit : PT, Erlangga
80
Kasali, Rhenald, 2003, Manajemen Public relations, (Konsep & Aplikasi), Jakarta, PT.Pustaka Utama Grafiti Kasali, Rhenal, 1999, Managemen Public Relations, Cetakan ke dua, Jakarta, PT.Pustaka Utama Grafiti Kotler, Phillip, 2002, Management Pemasaran, Edisi Milenium 2, Jakarta, Penerbit :Indeks Kotler, Philip, 2000, Marketing Management, Milenium Editions Prentice hall, Internasional Lasswel, Harold, 1981 Communications Models : (New York : Longman House) For the Study Of communications L, Forsdale, 1981 “Perspectives on communications. California, Menlo Park, California,addison-wesley, Publishing Company Mahmud, Mahidin, 1993, Pengantar Hubungan Masyarakat, Penerbit : Universitas Terbuka Mulyana, Dedi, 1994, Paradigma Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung, PT Remaja Rosadakarya Nasir, Mohammad, 1988, Metode Penelitian, Jakarta, Penerbit : Ghalia Indonesia Rachmadi, F, 1994, Public Relations Dalam Toeri dan Praktek, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama Rakhmat, Jallaludin, 1994, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung, CV. Remaja Karya Rakhmat, Jallaludin, 1995, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta, Penerbit : Universitas Terbuka, Depdikbut R.A, Bauer, 1973, The audience, dalam Pool, schramm,Frey, Maccoby & parker (Eds)Handbook of communications,Chicago : Rand Mcnally College Publishing Company Ruslan, Rosady, 2003 Management Public Relations dan Media Komunikasi, (Konsepsi dan aplikasi), Jakarta, Penerbit : PT.Rja Grafindo Persada
81
Rush, Michael & Phillip Althoff, 1998, Sosialisasi Politik, Rajawali Pers Sasa Juarsa, Sendjaja, 1993, Pengantar Komunikasi, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka Scott, Cutlip, M, Allen H, Center and Glen H Broom, 2000, Effectifitas Public Relations , Internasional, Edition 8, New, Jersey, Prentice, Hall Suhartono, Irawan, 1995, Metode Penelitian Sosial, Remaja Rosadakarya Tjiptono, Fandy, 2000, Manajemen Jasa. Yogyakarta, Penerbit : ANDI Tom, Duncan, Sandra E, Moriaty, April 1998, A Communications, Based Marketing Model for Managing Relationship, Journal of Marketing
Sumber Bacaan Lain : Marketing Workplane PT. PHILLIP MORRIS INDONESIA Tahun 2007
82
Transkrip Wawancara Program Humas Bapak. Mohammad Naser
T : Menurut bapak Mengenai kekuatan Merek Marlboro bagaimana dalam menghadapi persaingan pasar sejenis? J :“Marlboro adalah jenis merek rokok putih yang cukup dikenal oleh masyarakat, untuk sementara ini untuk jenis rokok putih masih menjadi rokok putih nomor satu di dunia dan di Indonesia, hal ini dilihat dari persentase penjualan rokok marlboro, jadi pesaing rokok putih masih sedikit. T : Bagaimana Marlboro melihat pangsa pasar di Indonesia J : Marlboro mengambil segmen pasar usia antara 18 – 24 tahun, dan yang paling produktifnya 25 – 29 tahun”. Setelah mengetahui kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan, maka perusahaan khususnya pengambil keputusan juga diharuskan mengetahui kelemahan dari perusahaannya. Informasi ini diperlukan sebagaimana informasi mengenai kekuatan perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan perusahaan maka pihak manajemen perusahaan dapat membuat langkahlangkah mengatasinya.
T : Mengenai kelemahan marlboro melakukan strategi harga,Strategi apa yang dilakukan untuk dapat tetap exist dipasaran? J : “Kami meliha kelemahan Marlboro hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu,dan memang segmen pasar ini sudah menjadi target dari Marlboro itu sendiri. Mengenai harga Marlboro yang dibilang mahal, relatif.
Kenyataan dengan harga yang sekarang penjualan Marlboro masih mencapai target.
T:
Dalam melakukan perencanaan dan program Mengenai Strategi program MPR yang mendukung pemasaran, perencanaan apa saja yang dibuat ?
J:
“Strategi yang akan dilakukan adalah sebuah program yang merupakan suatu kegiatan pendekatan konsumen terhadap
perusahaan, dimana
program tersebut adalah pencarian 1 orang pemenang. Program tersebut adalah Marlboro The Ride,
dimana sosialisasi program tersebut
diselenggarakan sebagai sarana pemasaran.
T:
Mengenai program, Program apa yang ditunjukan kepada konsumen atau pelanggan?
J:
Peluang perusahaan atas produknya berkaitan erat dengan fenomena yang ada di pasar, program marlboro the ride adalah program pencarian pemenang yang dilakukan melalui seleksi penilaian, dimana pemenang dituntuk untuk mendesain gambar motor chooper yang ada didalam cd, program diperuntukan untuk perokok dewasa dengan segmen usia 18 tahun keatas
T:
Dengan Sosialisasi program ini, diperuntukan untuk pencapaian tujuan,
J:
Program tersebut diselenggarakan bukan hanya untuk sekedar promosi, selain untuk meningkatkan profit, marlboro te ride merupbakan kegiatan untuk meningkatkan loyalitas konsumen guna memberikan rewards terhadap konsumen, agar konsumen mendapatkan suatu perhatian dari perusahaan yang telah dipilihnya sebagai pilihan produk bagi dirinya. Mengenai peluang rokok bukan kebutuhan pokok, sedangkan daya beli masyarakat saat ini menurun, strategi MPR guna untuk meningkatkan penjualan, diperoleh jawaban sebagai berikut : “Untuk tetap exist pada pasaran. Setiap perusahaan apapun jenis usahanya tidak dapat menghindari adanya ancaman, baik ancaman yang berasal dari pasar ataupun ancaman yang sifatnya global. Ancaman dari pasar misalnya saja adanya produk sejenis yang beredar di pasaran, ancaman yang sifatnya global, misalnya kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah terhadap suatu produk dan lain-lain. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang manajemen pasaran untuk selalu peka terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat atas produknya. Informasi ini penting untuk membuat kebijakan preventif bagi perusahaan.
Transkrip Wawancara Program Marketing Public Relations Bapak. Arief Syatrie
Mengenai pelaksanaan program strategi Marketing public relations dilakukan dengan analisis PENCILS Kenapa program Marlboro ini dipilih sebagai setrategi promosi, bagaimana pelaksanaannya, apakah sosialsiasi program Marlboro dalam menjalin hubungan dengan konsumen, apakah yang menarik bagi konsumen, dan apa keuntungan yang diperoleh konsumen sehingga konsumen tertarik dengan program Marlboro The Ride Mengenai aksi komunikasi, strategi marketing public relations dengan cara apa saja, untuk melakukan program marlboro the ride
T : Dengan perencanaan media apa komunikasi dilakukan untuk sosialisasi program marlboro the ride J : Publications (Perencanaan Media) Dalam publications Pada program marlboro the ride ini tentulah dalam menentukan media harus seefektif munkin, media yang digunakan adalah media secara langsung atau yang lebih dikenal sebagai marlboro promotions team, dimana sosialisasi program dapat langsung disampaikan kepada konsumen khususnya pada perokok dewasa. Untuk publikasinya dalam memasarkan atau menginformasikan program marlboro the ride, marlboro promotions team dengan menyebarkan brosur dan flyer, yang di dalam nya
menginformasikan tentang berlangsungnya program, seleksi, serta fasillitas games yang dapat didapati oleh konsumen, dengan memenangkan games maka konsumen dapat mengantongi 1 buah lighter the ride
T:
Mengenai program, event-event apa saja yang dapat diselenggarakan oleh marlboro
J:
Event Marlboro The ride adalah merupakan program yang diselengarkan selama kurun waktu 3 bulan tepatnya pada bulan juni-agustus 2007, selain sosialisasi program tersebut marlboro juga mengadakan event-event sponsor ship, Mengenai tempat untuk pelaksanaan program ini memang tidak ke seluruh wilayah masyarakat. Kami hanya mendatangi tempat-tempat tertentu yang menurut team kami sesuai dengan target kami misalnya tempat-tempat hiburan, cafe, club, billiard atau event out door.khususnya jabotabek, (Jakarta, bogor, tangerang, bekasi) dibawah pengawasan area DKI jakarta Dimana pada tempat-tempat ini kami pandang sesuai dengan segmen pasar usia
T:
Informasi tentang apa saja yang diberikan kepada konsumen mengenai sosialisasi program marlboro the ride?
J:
Yang diberikan kepada konsumen adalah berisikan tentang informasi program marlboro the ride, dimana program tersebut adalah rewards konsumen pencarian 1 orang pemenang the ride yang dapat mendesain
motor chooper didalam cd, dan dapat membawa 2 orangnya untuk pergi ke Amerika dengan mengendarai motor besar di Amerika, dengan seluruh biaya ditanggung sepenuhnya oleh PT.Phillip morris Indonesia.Hasil desain cd dapat dikirimkan via email ke
[email protected] atau langsung dapat diantarkan ke the ride zone pada tempat-tempat yang telah di branding oleh marlboro, seperti cafe, billiard dan resto dan lounge.
T : Siapakah yang merupakan sasaran target dari program marlboro the ride ini dan kapan waktunya J : Sosialisasi program Marlboro the ride ditunjukan untuk perokok dewasa dengan segmen usia 18 tahun keatas untuk target sasarannya 18-24 biasanya diperuntukan kepada para mahasiswa dan dilakukan pada siang hari, dan dengan segmen
usia 24-29 diperuntukan kepada karyawan, waktunya
disesuaikan dengan jadwal tempat hiburan.
T: Bagaimana marlboro promotions team dalam membawa Identity (Identitas Perusahaannya) J : Marlboro promotions team adalah wakil atas nama perusahaan marlboro sebagai ujung tombak suatu keberhasilan sosialisasi program marlboro the ride, mengatasnamakan sebuah perusahaan, haruslah memberikan kesan yang baik dengan membawa brand dengan logo yang mengartikan bahwa marlboro the ride adalah suatu kegiatan yang cukup positif dan edukatif,
dimana mengajak konsumen untuk berkreasi dan berinovatif dalam program tersebut
T : Dalam mempromosikan program pelaku promosi harus dapat berkomunikasi dengan baik, menurut bapak komunikasi yang seperti apa ? J:
Dalam setiap promosi penyampaian pesan, melobi, dan bernegosiasi haruslah jelas, tepat, dan pas untuk itu, marlboro mempunyai kriterian untuk pelaku promosi atau yang disebut dengan marlboro promotions team, seorang wanita berusia minimal 21 tahun karena dianggap sudah dewasa dan dapat menempatkan diri dengan baik, dapat berkomunikasi dengan baik, komunikatif, berpenampilan menarik, dapat menginformasikan pesan atau program marlboro dengan jelas, baik dan juga menguasai produk knowledge, yang menerangkan program, mengajak konsumen untuk mengisi data base the ride agar konsumen dapat mengikuti program marlboro the ride yang nantinya data base/formulir the ride tersebut dikumpulkan ke PT.Phillip morris Indonesia dimana datanya akan disesuaikan dengan cd yang masuk. Selain menawarkan produk, informasi program, apa lagi yang bisa didapat oleh konsumen? Promoetor juga harus menguasai produk knowledge tentang marlboro, dan juga menawarkan games, agar konsumen lebih tertarik lagi dan mau berpartisipasi dalam program mralboro the ride, seperti
penginformasian tentang rokok marlboro bahwa marlboro adalah rokok putih nomor satu di dunia yang diracik dengan tembakau terbaik di dunia seperti tembakau Burley, Virginia, Oriental yang menghasilkan citra rasa yang unik. Bagi perokok yang ingin memperoleh kenikmatan merokok maka Marlboro menjadi pilihannya. Sedangkan bagi perokok yang mementingkan sebuah brand maka Marlboro juga merupakan pilihannya, karena Marlboro sebagai rokok yang terkenal di dunia yang diproduksi oleh PT. Philip Morris dari Amerika”.
T : Mengenai kegiatan apa saya yang telah dilakukan Marlboro dalam rangka menciptakan citra positif di masyarakat/konsumen? J:
“Banyak kegiatan dari Marlboro yang sifatnya sosial, atau amal, seperti pada tahun 2006 dengan memberikan bantuan kepada masyarakat Yogyakarta yang terkena gempa bumi. Kemudian sebelumnya Marlboro juga mengadakan kegiatan amal kepada masyarakat Aceh yang terkena Tsunami pada tahun 2005, dan pada saat ini kita melakukan sumbangan berjalan.
T : Dari evaluasi program Sebagai strategi promosi Program Marlboro The Ride dikemas dengan baik dan menarik.Apakah tujuan nya tercapai J : Karena bagaimanapun juga program ini dilakukan dalam rangka merebut hati masyarakat atau konsumen untuk tetap loyal terhadap produk Marlboro. dalam data base meningkatkan penjualan tentu saja marlboro banyak
mengadakan event-event ditempat-tempat hiburan, seperti, cafe,club,billiard, ataupun event outdor dimana dalam event tesebut akan terjadinya transaksi pada rokok marlboro dan masyarakat, khususnya hanya untuk perokok. Mengenai tercapainya tujuan perusahaan apakah, marlboro the ride merupakan pemasaran yang cukup positif guna meningkatkan profit dan loyalitas konsumen, diperoleh jawaban sebagai berikut : Untuk mengetahui tercapainya tujuan perusahaan dalam mensosialisasikan
program
marlboro
the
ride
pihak
marlboro
mengumpulkan keseluruhan data base the ride secara nasional formulir the ride dengan jumlah 83 juta dinyatakan bahwa program atau strategi yang diambil dalam promosi cukup menarik perhatian konsumen yang menghasilkan keloyalitasan konsumen.
T:
Bagaimana bapak melihat tercapainya tujuan perusahaan Dari evaluasi program ?
J:
Program marlboro the ride merupakan program yang cukup menarik, positif, dan edukatif, perubah kegiatan akan dilakukan dengan merubah jenis kegiatannya saja, karena saya rasa dengan sosialisasi program seperti ini cukup untuk merebut hati konsumen karena memberikan kepuasan terhadap konsumen bagi pengguna rokok marlboro ataupun bukan pengguna rokok marlboro