STRATEGI KOMUNIKASI LINDA AGUM GUMELAR DALAM PROGRAM PITA PINK DI YAYASAN KESEHATAN PAYUDARA JAKARTA
Di Susun Oleh
DESI LESTARI 104051001782
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2008-2009
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1
Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarief Hidayatullah Jakarta.
2
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syariaef Hidayatullah Jakarta.
3
Jika dikemudian hari terbukti bahwa bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil karya jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, September 2008
Desi Lestari
15
ABSTRAK Nama Desi Lestari Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar dalam Program Pita Pink di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi tentang pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang dirasakan belum layak. Setidaknya berbeda dengan keberadaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ), sebagai sebuah yayasan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap penderita kanker payudara dapat membantah argumentasi tersebut. Inilah yang menyebabkan peneliti tetarik untuk memilih YKPJ dan sosok Linda Agum Gumelar selaku Dewan Pembina YKPJ untuk diajukan dalam tugas skripsi ini. Dalam penelitian ini penyusun mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana bentuk komunikasi yang diterapkan oleh Linda Agum Gumelar dalam proses pembinaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta? Bagaimana strategi komunikasi yang dipakai Linda Agum Gumelar dalam dalam implementasi program kampanye gerakan penyakit kanker payudara ”Program Pita Pink” di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta?Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apa saja kiprah Linda Agum Gumelar dalam pemberdayaan YKPJ juga strategi dan bentuk komunikasi yang dipakai Linda Agum Gumelar dalam dalam implementasi program kampanye gerakan penyakit kanker payudara ”Program Pita Pink” di YKPJ. Sedangkan metodologi dalam pembahasan skripsi ini menggunakan kualitatif yaitu, melakukan wawancara langsung dengan Linda Agum Gumelar dan Dr. Sutjipto, Sp.B(K)Onk selaku ketua YKPJ, kemudian mengumpulkan, menyusun dan mengklasifikasikan data kegiatan YKPJ. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah deskriftif interpertatif yaitu dengan menjelaskan langkahlangkah strategi komunikasi yang dilakukan oleh Linda Agum Gumelar dalam aktifitasnya sebagai Dewan Pembina YKPJ dalam”Program Pita Pink”. Teori yang digunakan dalam pembahasan ini adalah teori difusi inovasi. Implementasi dari teori ini adalah sosok Linda Agum Gumelar bersama YKPJ sebagai source selalu menerima feed back dari destinastion. Tetapi sebagai sumber pesan yang dominan YKPJ memiliki beragam inovasi dalam mengemas pesannya. Sehingga pesan dapat diterima oleh khalayak dan target serta sasaran dari YKPJ dapat tercapai. Dengan mengoptimalkan sosialisasi ”Program Pita Pink” melalui perluasan dan memperkuat Jaringan, guna mempromosikan deteksi dini dan rehabilitatif melalui Program Proaktif – Preventif dan Program Kuaratif. Kerja keras YKPJ yang dimotori Linda Agum Gumelar ternyata tidak siasia. Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan payudara mulai menunjukkan hasilnya. Apabila dulu orang berobat setelah stadium lanjut
yang menyebabkan tingkat kematian tinggi. Kini deteksi dini banyak dilakukan orang ketika masih stadium awal. Sehingga tingkat kesembuhannya semakin besar. Kebesaran suatu organisasi kurang berarti tanpa publikasi. Di tengan persaingan globalisasi keberadaan media mutlak diperlukan sebagai sarana sosialisasi. ”Program Pita Pink” yang bersklala Internasional perlu digencarkan melaui media-media di Indonesia dengan segmentasi publik berskala nasional. Karena berdasarkan hasil penelitian jumlah media sosialisasi yang dilakukan YKPJ masih kurang.
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan sekalian alam, shalawat dan salam semoga selalu tercurah keharibaan sebaik-baik makhluk Allah, baginda Muhammad Saw, para keluarga beliau yang suci, para sahabat beliau yang mulia, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan kebaikan hingga hari pembalasan. Begitu banyak nikmat dan anugerah yang diberikan Allah S.W.T. Do’a dan dukungan yang selalu mengiringi setiap langkah penulis dalam menyelesaikan penelitian ini sehingga kesulitan yang dihadapi dapat teratasi dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sebagai rasa syukur, penulis mengucapakan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya adalah: 1. Bapak Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Bpk. Dr. H. Murodi, MA, Pudek I Bpk. Drs. Arief Subhan, M.Ag, Pudek II Drs. Mahmud Jalal, MA, Pudek II Bpk. Drs. Studi Rizal LK, MA, atas segala kebijakan akademik yang telah ditetapkan. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Bapak Gun Gun Heryanto M.Si, selaku Pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan serta petunjuk dengan sabar selama penulisan skripsi ini. 4. Bapak Masran, selaku Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 5. Seluruh Dosen, Staf administrasi dan karyawan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepada Staf Perpustakaan Fakultas Dakwah yang banyak membantu dalam pencarian reverensi buku. 7. Teruntuk kedua orang tua ananda tercinta Kamaluddin dan Ani Kartini yang selalu membantu ananda untuk bertumbuh cinta dan do’a. 8. Kepada kakanda Puga Hilal Bayhaqie, yang selalu ada buat ananda, memberikan dukungan moril dan materil. Adikku tersayang Yulianto Bachtiar yang selalu ikut memberikan motifasi, tak lupa untuk nenek ku tersayang yang selalu tak henti mendukung perjuangan ini melalui doadoanya. 9. Ibu Linda Agum Gumelar beserta keluarga yang telah memberikan waktunya di tengah kesibukan aktifitasnya, dan Bapak Rantijar yang ikut membantu dalam memberikan informasi. 10. Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ), terutama untuk ketua YKPJ Dr. Sutjipto, Sp.B(K)Onk, dan kesesekretariatan YKPJ Very Fathony yang telah memberikan informasi serta bersedia meluangkan waktunya.
11. Sahabat
terbaik yang pernah dimiliki : Asep Raka, Anna Madaniah,
Pupun, Ana Sabhana, Muhamad Alive, Dian Rapiqie, Ranita Erlanty dan Bpk. Budi Harto Prayogo, terima kasih atas bantuan dan motifasinya. Tidak
ada
kata
menyerah
dalam
perjuangan
ini.
Bersemangat,
Allahuakbar!!! 12. Teman-teman Fakultas Dakwah dan Komunikasi Angkatan 2004 terutama KPI B, KPI E, KPI A, yang telah memberikan dukungan serta do’a kepada penulis. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi ucapan terima kasih yang begitu besar. Mohon maaf apabila ada kesalahan yang pernah dilakukan, sengaja ataupun tidak disengaja, semoga yang dilakukan adalah hal yang terbaik dan mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah S.W.T, Amien. Akhir kata, penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amien.
Jakarta, 15 September 2008
Desi Lestari
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv ABSTRAK ...........................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii DAFTAR TABEL............................................................................................... ix ABSTRAK ........................................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN A. ................................................................................................ La tar Belakang Masalah....................................................................... 1 B. ................................................................................................ Pe mbatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 5 C. ................................................................................................ Tu juan dan Manfaat Penelitian............................................................. 6 D. ................................................................................................ M etodologi Penelitian.........................................................................7 E. ................................................................................................ Si stematika Penulisan........................................................................11
BAB II
LANDASAN TEORITIS A. Model Komunikasi Wilbur Schramm..................................12
B. Teori Difusi – Inovasi.............................................................15 C. Strategi Komunikasi..............................................................20 1. Pengertian Strategi ………………………........................20 2. Tahapan – Tahapan Strategi……………………….…......22 3. Pengertian Komunikasi…………………………………..24 4. Proses Komunikas ..................................................... … 25 5. Strategi Komunikasi ......................................................28 6. Fungsi Strategi Komunikasi ..........................................29 7. Bentuk - Bentuk Komunikasi ........................................31
BAB III
BIOGRAFI LINDA AGUM GUMELAR A. Profile Linda Agum Gumelar ........................................... 36 B. Kiprah Linda Agum Gumelar di YKPJ .......................... 39 C. Pemikiran Linda Agum Gumelar..................................... 41 D. Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta................ 45 1.Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta ...................... 45 2.Pita Pink ............................................................................... 48
BAB IV TEMUAN DATA PENELITIAN DAN PEMBATASAN A. Bentuk Komuniksi Komunikasi Linda Agum Gumelar .............................................................................. 52 1. Komunikasi Antar Pribadi. ............................................... 52 2. Komunikasi Kelompok ..................................................... 54
3. Komunikasi Organisasi ..................................................... 58 B. Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar ................... 62 1.
Mengoptimalkan Sosialisasi ”Program Pita Pink” ....... 62
2.
Memperkuat dan Memperluas Jaringan ......................... 65
3..Mempromosikan Deteksi Dini .......................................... 68 4..Rehabilitatif....................................................................... 68
C. Penerapan Metode Komunikasi Linda Agum Gumelar ............... 69 1.
Program Proaktif – Preventif ......................................... 70
2.
Program Kuratif .............................................................. 73
D. Implementasi Difusi – Inovasi
Strategi Komunikasi
Linda Agum Gumelar ...................................................................... 74 E. Faktor - Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar .................................................77
BAB V
1.
Faktor Pendukung........................................................... 77
2.
Faktor Penghambat ......................................................... 78
PENUTUP.............................................................................. 79 A. Kesimpulan .......................................................................... 79 B. Saran-saran........................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 81
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 2.1
Model Komunikasi Schramm ...........................................
13
B. Gambar 2.2
Model Komunikasi Schramm yang Berbentuk Sirkuler ....
14
C. Gambar 4.1
Pola Roda ..........................................................................
62
DAFTAR TABEL
A. Tabel 4.1
Akses Media ......................................................................
66
B. Tabel 4.2
Tabel Kegiatan ..................................................................
69
C. Tabel 4.9
Lokasi Penyuluhan Kanker ...............................................
78
D. Tabel 4.10
Kelompok Usia Peserta Mammografi dan Faktor Resiko..
80
E. Tabel 4.11
Data Hasil Pemeriksaan .....................................................
80
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sudah bukan rahasia lagi bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat dirasakan belum layak. Ketidaklayakan ini bisa bersumber dari banyak faktor, misalnya faktor human error, bencana alam, ekonomi miskin, status sosial, dan budaya. Faktor ekonomi miskin menyebabkan masyarakat miskin diperlakukan secara tidak adil, tidak layak dan tidak sama. Layanan kesehatan masyarakat belum adil di tataran orang dengan ekonomi kelas bawah. Hanya masyarakat yang mampu saja yang bisa menikmati layanan kesehatan menggunakan teknologi canggih, sementara masyarakat miskin hanya puas dengan pelayanan seadanya dan asal-asalan.1 Ketidaksamaan perlakuan terhadap pasien dikarenakan oleh human error, sering terjadi, misalnya, tidak ada komunikasi antara dokter dengan pasien, dan anggapan bahwa pasien lebih rendah posisinya dari dokter. Akibatnya, banyak ditemukan kesalahan praktek yang merugikan, salah obat dan berakibat fatal bagi pasien. Pemberi layanan merasa sebagai orang yang paling tahu, paling pandai, sehingga menjadi satu-satunya penentu untuk mengobati pasien. Cara ini cenderung serampangan dan mengabaikan kemampuan pasien. Misalnya, tidak ada komunikasi antara dokter dengan pasien, dan anggapan bahwa pasien di sisi lain, harga berobat mahal, tidak 1
Revolusi Layanan Kesehatan, diakses pada tanggal 17 Februari 2007 jam 19.15 dari http://www. najlahblogh.com,
terjangkau oleh masyarakat kelas rendah. Perlindungan terhadap konsumen juga tergolong rendah. Tiada komunikasi antara dokter-pasien telah mengakibatkan meningkatnya sejumlah penyakit yang tiada kunjung sembuh, bahkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Rendahnya kualitas pendidikan masyarakat Indonesia terutama kaum perempuan menjadi pemicu terhadap minimnya pengetahuan mereka akan kesehatan. Terutama bagi mereka yang tinggal di pedesaan Sehingga tidak mengherankan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia menempati urutan kedua terburuk setelah Myanmar untuk kawasan Asia Tenggara.2 Anggapan-anggapan yang telah baku mengenai supremasi laki-laki atas perempuan dengan menyandarkan dalil-dalil keagamaan justru telah merugikan kaum perempuan3. Hal tersebut diperparah lagi dengan legitimasi dari sebagian kaum perempuan bahwa mereka telah menjadi imferior dari kaum laki-laki. Sehingga pendidikan bagi perempuan bukan menjadi skala prioritas. Maka tidak mengherankan apabila pemahaman tentang kesehatan menjadi terbelakang. Sosok perempuan adalah pendamping bagi suaminya. Ia juga merupakan ibu bagi anak-anaknya. Keberadaannya saling melengkapi. Isteri bukan sebagai beban suami, dan anak bukan menjadi beban keluarga. Maka hubungan suami isteri, laki-laki dan perempuan adalah hubungan kemitraan. Dari sini dapat dimengerti sesungguhnya ayat-ayat Al-qur’an menggambarkan
2
Data WHO 2006, diakses pada tanggal 17 Februari 2007 jam 19.15 dari http://www .yahoo.com, 3 Dr. Nassaruddin Umar, MA, Argumen Kesetaraan Gender : (Jakarta, Paramadina 2001), h. 7
hubungan laki-laki dan perempuan, suami dan isteri sebagai hubungan saling menyempurnakan yang tidak dapat terpenuhi kecuali atas dasar kemitraan.4
ف ِ ن ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو َ ﺾ َﻳ ْﺄ ُﻣﺮُو ٍ ﻀ ُﻬ ْﻢ َأ ْوِﻟﻴَﺎ ُء َﺑ ْﻌ ُ ت َﺑ ْﻌ ُ ن وَا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨَﺎ َ وَا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨُﻮ ن اﻟﱠﻠ َﻪ َ ن اﻟ ﱠﺰآَﺎ َة َو ُﻳﻄِﻴﻌُﻮ َ ﺼﻠَﺎةَ َو ُﻳ ْﺆﺗُﻮ ن اﻟ ﱠ َ ﻦ ا ْﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َو ُﻳﻘِﻴﻤُﻮ ِﻋ َ ن َ َو َﻳ ْﻨ َﻬ ْﻮ (ن اﻟﱠﻠ َﻪ ﻋَﺰِﻳ ٌﺰ ﺣَﻜِﻴ ٌﻢ )اﻟﺘﺔﺑﻪ ﺣ ُﻤ ُﻬ ُﻢ اﻟﱠﻠ ُﻪ ِإ ﱠ َ ﺳ َﻴ ْﺮ َ ﻚ َ َو َرﺳُﻮَﻟ ُﻪ أُوَﻟ ِﺌ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan , sebagian mereka adalah awliya bagi sebagian yang lain, mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat dari Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. (Qs. Attaubah 9:7)
Jadi Allah SWT menciptakan laki-laki dan perempuan jelas berbeda. Namun bukan untuk dibeda-bedakan apalagi harus ada yang mendapatkan perlakuan diskriminatif. Karena sesungguhnya perbedaan tersebut merupakan suatu anugerah apabila manusia mau berfikir . Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh perempuan dan tidak dimiliki oleh laki-laki adalah keindahan bentuk payudaranya. Dari payudara inilah menghasilkan ASI yang memiliki banyak manfaatnya. ASI yang dihasilkan oleh ibu-ibu yang memiliki balita dapat menekan angka kematian bayi hingga 13 persen sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka
4
M. Qurais Sihab, Tafsir Almisbah
kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 lahiran hidup maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30 ribu.5 Namun yang patut disayangkan tingkat pemberian ASI secara eksklusif di tanah air hingga saat ini, masih tergolong sangat rendah, yakni antara 39 persen hingga 40 persen dari jumlah ibu yang melahirkan padahal pemberian ASI dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim. Hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan dan pemahaman akan fungsi dan peranan payudara yang dimiliki kaum perempuan itu sendiri.6 Penyakit kanker payudara merupakan momok yang paling menakutkan bagi sebagian besar kaum perempuan. Namun demikian banyak diantara mereka yang tidak memahami penyebab timbulnya penyakit tersebut. Sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana diteksi dini dalam mencegah kanker payudara. Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Penderitanya pun ada yang baru berusia 18 tahun. Padahal di negara-negara lain, Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lain. Hal ini disebabkan di negara-negara tersebut kesadaran untuk melakukan deteksi dini sudah berkembang baik. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pada stadium awal, sehingga segera dapat diobati
5
Setiap Tahun 30 Ribu Anak Dapat Diselamatkan Dengan Pemberian ASI, pada tanggal 6 Desember 2007 jam 19.00 diakses dari http:// www.idionline.net 6 Ibid,
dan disembuhkan. Sedang di negara kita, kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan.7 Dengan konteks ini peneliti tertarik untuk mengkaji Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar dalam program Pita Pink di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, karena Linda Agum Gumelar bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dengan Yayasaan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Sebagai salah seorang pendiri yayasan sekaligus Dewan Pembina, andil Linda Agum Gumelar cukup besar dalam menentukan arah dan kebijkan yayasan tersebut. Rendanya pemahaman mengenai penyakit kanker payudara, menjadi alasan Linda Agum Gumelar untuk melalukan berbagai upaya sosialisasi tentang pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan payudara. Berdasarkan latarbelakang pemikiran inilah, maka peneliti tertarik meneliti dengan judul : “Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar dalam Program Pita Pink di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta” Judul tersebut fokus pada bentuk dan strategi komunikasi yang dikembangkan dan diimplementasikan
oleh
Linda
Agum
Gumelar
dalam
menjalankan
programnya.
7
“Periksa Payudara Sendiri Yuk” , diakses pada tanggal 10 Desember 2007 jam 19.15 dari http:// www.rumahkanker.com,
B. Batasan dan Rumusan Masalah Untuk lebih mengarahkan penelitian, penyusun membatasi penelitian dalam rentang waktu pada 1 Juny 2007 - 31 Juny 2008. Dengan rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimanakah
bentuk-bentuk
komunikasi yang diterapkan oleh Ibu
Linda Agum Gumelar dalam proses pembinaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta? 2. Bagamana strategi komunikasi yang di pakai Linda Agum Gumelar dalam implementasi program kampanye gerakan penyakit kanker payudara Program Pita Pink di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka penelitian ini bertujuan : a. Ingin mengetahui bentuk-bentuk komunikasi yang diterapkan oleh Ibu Linda Agum Gumelar dalam proses pembinaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta b. Ingin mengetahui strategi komunikasi yang dipakai Linda Agum Gumelar dalam dalam implementasi program kampanye gerakan penyakit kanker payudara Program Pita Pink di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.
Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Untuk Menambah literatur dan khazanah keilmuan KPI terutama tentang bentuk – bentuk dan strategi komunikasi b. Untuk memberikan kontribusi positif dalam studi Dakwah dan komunikasi, khususnya dalam kaitan diantara dua bidang ilmu tersebut. 2. Manfaat Praktis a. Membantu Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta sebagai bahan masukan, agar ke depan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik. b. Bahan informasi awal bagi penelitian dengan fokus serupa dimasa yang akan datang. D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian
ini
menggunakan
metode
kualitatif
dengan
cara
menggunakan deskriptif interpretatif .8 Adapun data yang diambil bersifat kualitatif, yaitu yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat analisis dan dipisah-pisahkan menurut katagori untuk memperoleh kesimpulan.9 8
Suharsimi, Arikuntoro, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rieneka Cipta 1998), Cet. II, h.245
Satu
metode
yang
diharapkan
dapat
menemukan
beberapa
kemungkinan dan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, serta mengklasifikasikannya. Tujuan metode ini adalah untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena dan melukiskan secara sistematik populasi tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian kualitatif umumnya mencangkup penelitian naturalistik dan etnografi, mencangkup beberapa pendekatan yang juga menggunakan namanama lain seperti : studi kasus, penelitian tindakan (action researce), riset kolaboratif, riset fenomonologi, studi lapangan, dan intraksionisme interpretif. Semua penelitian ini bersifat kualitatif berdasarkan ciri-ciri berikut : Memiliki minat teoretis pada proses interpretasi manusia, memfokuskan perhatian pada studi tindakan manusia dan artefak yang bersituasikan secara sosial, menggunakan manusia sebagai instrumen penelitian utama, mengandalkan terutama bentuk-bentuk narataif untuk mengkode data dan menulis teks untuk disajiakn kepada khalayak.10
2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah Linda Agum Gumelar. Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian adalah strategi komunikasi Linda Agum Gumelar dalam “Program Pita Pink” di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.. 9
Ibid, h. 246 Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Social Lainnya, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2004), Cet, ke-4, h.158 10
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta : JL. Letjend. S. Parman Kav. 84-86, Slipi, Jakarta 11420. Pada 1 Juni 2007 31 Juni 2008.
4. Teknik Pengumpulan Data Berikut ini adalah teknik pengumpualan data yang peneliti lakukan : a. Observasi : ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.11 Peneliti juga mengawasi dengan mencermati setiap perkembangan yang berkaitan dengan penelitaian ini. Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan terhadap kegiatan dan strategi komunikasi Linda Agum Gumelar dalam mensosialisasikan “Program Pita Pink”. b. Wawancara : berbentuk tanya jawab lisan antara dua orang lebih secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancara di sebut Interviewee.12 Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan Linda Agum Gumelar, dan Dr. Sutjipto, Sp.B (K)Onk.
11
Suharsimi, Arikuntoro, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rieneka Cipta 1998), Cet, ke- 2,, h.54 12 Ibid, h.57
c. Dokumentasi : tehnik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokuimen-dokumen.13 Adapun dokumen yang peneliti peroleh dari buku bacaan, kepustakaan, foto-foto.
5. Analisis Data Untuk menganalisiss oprasional strategi komunikasi Linda Agum Gumelar, dalam “Program Pita Pink” di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, maka peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif interpretatif, Yang dimaksud dengn deskriftif interpretatif adalah penulis berusaha menjelaskan bentuk dan langkah-langkah strategi komunikasi yang dilakukan oleh Linda Agum Gumelar dalam aktifitasnya sebagai Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta dalam mensosialisasikan ”Program Pita Pink” sebagai sumber primer, sedangkan sebagai sumber data skunder penulis memperoleh
dari
berbagai
dokumen,
literatur,
dan
data-data
yang
berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, yakni dengan menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dai hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan tekhnik dan metode penulisannya ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press.
13
Ibid, h.73
E. Sistematika Penulisan Berdasarkan penelitian diatas, maka sistematika penulisan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut . Bab I
Merupakan bab Pendahuluan. Pada bab ini membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan
Bab II
Menjelaskan tentang Kajian teoritis. Pada bab ini membahas tentang : Model Komunikasi Wilber schramm, Teori Difusi – Inovasi , Strategi Komunikasi
Bab III
Membahas tentang Biograpi Linda Agum Gumelar Pada bab ini membahas tentang : Profile Linda Agum Gumelar, Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, Profile Program Pita Pink.
Bab IV
Menguraikan tentang Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar Di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Pada bab ini membahas tentang : Bentuk komunikasi linda Agum gumelar, Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar,
Penerapan Metode Komunikasi Linda Agum
Gumelar, Faktor - Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar. Bab V
Merupakan Penutup Pada bab ini membahas tentang : Kesimpulan, dan Saran – saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
3. Model Komunikasi Wilbur Schramm Menurut Wilbur Schramm, komunikasi membutuhkan setidaknya tiga unsur yaitu: sumber (source), pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi (seperti sebuah surat kabar, penerbit, stasiun TV atau Studio Film). Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara di udara, impus arus listrik, lambaian tangan, bendera diudara atau setiap tanda yang ditafsirkan. Sasarannya mungkin seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca, atau anggota suatu kelompok, seperti diskusi, khalayak pendengar ceramah, kumpulan penonton sepak bola, atau anggota khalayak media massa.14 Sumber dapat menyandi dan sasaran dapat menyandi-balik pesan, berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Bila kedua orang memiliki wilayah pengalaman bersama yang besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut, semakin miriplah bidang pengalamannya (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang berkomunikasi. Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu, artinya bila tidak ada pengalaman bersama-sama komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila wilayah yang berimpit itu kecil, artinya pengalamaan sumber dan pengalaman
14
Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, (Bandung : Remadja Karya,1986), h.140
sasaran sangat jauh berbeda, maka sangat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang kepada orang lain. Menurut Schramm, seperti ditunjukkan model ketiganya, jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi adalah sekaligus sebagai encoder dan decoder. Kita secara konstan menyandi balik tanda-tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda-tanda tersebut dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Makna yang dihasilkan dari penyandian-balik (penafsiran) yang akan membuat kita menyandi.15
Gambar 2.1 Model Komunikasi Schramm Proses kembali dalam model di atas disebut umpan balik (feed back), yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi, karena hal itu memberi tahu kita bagaimana pesan kita ditafsirkan, baik dalam bentuk katakata sebagai jawaban, anggukan kepala, dan sebagainya. Begitu juga surat 15
Ibid, h. 141
pembaca kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis surat kabar tersebut, ataupun tepuk tangan khalayak yang mendengarkan ceramah. Namun menurut Schramm, umpan balik juga dapat berasal dari pesan kita sendiri, misalnya kesalahan ucapan atau kesalahan tulisan yang kemudian kita perbaiki.16
Gambar 2.2 Model Komunikasi Schramm yang Berbentuk Sirkuler Schramm memberikan model proses komunikasi ini yang lebih memperlihatkan pentingnya pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menentukan apakah pesan yang dikirimkan diterima oleh si penerima sesuai dengan apa yang dimaksud oleh si pengirim pesan. Schramm mengatakan jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang
16
Ibid, h.142
sama, maka sedikit kemungkinan pesan yang diterima diinterprestasikan dengan benar. 17 Model
ini
sama
dengan
model-model
sebelumnya
yaitu
memperlihatkan proses komunikasi yang satu arah dan tidak dua arah oleh karena Schramm menyadari pentingnya balikan dalam komunikasi, akhirnya menyempurnakan model ini menjadi model dua arah. Balikan adalah penting dalam proses komunikasi karna akan menceritakan kepada kita bagaimana pesan yang dikirimkan diinterprestasikan oleh yang menerima pesan. Bila peneriam pesan memberikan kepada si pengirim, maka si penerima berubah menjadi si pengirim atau sumber, sehingga komunikasi tidak satu arah lagi, tetapi satu lingkaran. Seorang individu dapat dipandang sebagai si pengirim atau penerima pesan.18
4. Teori Difusi – Inovasi Penelitian difusi adalah satu jenis penelitian komunikasi yang khas, tetapi penelitian ini dimulai di luar bidang komunikasi, penelitian ini berasal dari sosiologi. Rogers, tokoh difusi yang kemudian menjadi peneliti komunikasi, membuat desertasi dalam pedesaan.19 Berbagai macam difusi didefinisikan, tetapi ada satu asumsi yang mengikat semua difusi. Difusi adalah suatu proses komunikasi yang
17
Muhamad ,Arni, Komunikasi Organisasi PT.Bumi Aksara Jakarta 2004. Cet keenam, h.10 18 Ibid , h.11 19 Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007), Cet ketiga belas h.70
menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari satu agen ke agen yang lain. Salah satu saluran informasi yang penting adalah media massa, karena itu model difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu
sampai
mempengaruhi
adopsi
atau
rejeksi
(penerimaan
atau
penolakan).20 Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu.21 Inovasi dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagaimana dikutif oleh Fullan (1996) menerangkan bahwa tahun 1960-an adalah era dimana banyak inovasi-inovasi pendidikan kontemporer diadopsi, seperti matematika, kimia dan fisika baru, mesin belajar (teaching machine), pendidikan terbuka, pembelajaran individu, pengajaran secara team (team teaching) dan termasuk dalam hal ini adalah sistem belajar mandiri.22 Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai 20
Ibid, h.71 Difusiinovasi, diakses pada tanggal 15 juni 2008 jam 14.30 di www.yahoo.com, 22 ibid, h.71
21
suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.23. Sesuai model tersahulu, model difusi dapat dinyatakan secara operasionalnya : Model Difusi Inovasi24
Antaseden
Variabel Media
Efek difusi
- Variabel penerima
- Terapan Media
- Temporal
- Dimensi Inovasi
- Penggunaan Media
- Spasial
- Saluran Interpersonal
- Stuktural - Fasal
Sebagai paradigma difusi inovasi, arus banyak tahap (multi step flow) harus menelusuri dua unsur arus komunikasi informasi tentang informasi ini tentang penerimaan atau penggunaan inovasi tersebut.25
23
Ibid, jam 16.00 Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007), Cet ketiga belas h., h.71 25 Aubery Fisher, Teori – Teori Komunikasi (Bandung : Remaja Karya, 1986), h.188 24
Dengan menggunakan model ini, peneliti dapat meneliti inovasi atau informasi baru tersebar pada unit-unit adopsi (penerima inovasi). Inovasi dapat berupa berita, peristiwa, pesan-pesan politik, gagasan baru dan sebagainya.
Dengan
ini
media
massa
atau
saluran
interpersonal
mempengaruhi efek difusi dapat ditentukan oleh variabel antara, yang dalam model ini disebut antaseden. Variabel penerima yang antara lain meliputi data demografis dan variabel sosiopsikologis sudah dibicarakan pada model terdahulu. Divusi inovasi menunjukan faedah relatif, komtabilitas, kompleksitas dan lain-lain. Faedah relatif menunjukan tingkat kelebihan inovasi dibandingkan
dengan
gagasan
yang
mendahuluinya.
Komtabilitas
(compability) adalah tingkatan kesesuaian inovasi dengan nilai-nilai yang ada. Kompleksitas berarti tingkat kesukaran untuk memahami atau menggunakan inovasi. Variabel efek diskusi dapat berupa temporal, spasial, stuktural dan fasal. Istilah temporal menunjukan pola adopsi gagasan-gagasan baru dalam jangka waktu. Istilah spasial menunjukan keteraturan tertentu dalam pola spasial distribusi inovasi. Sedangkan istilah stuktural menunjukan penyebaran informasi melalui stuktur-struktur komunikasi, bisa melalui dua tahap (twostep) atau banyak tahap (multistep). Istilah terakhir fasal mengacu pada fase-
fase dalam proses adopsi, yang terkenal ada lima fase yaitu : pengenalan, informasi, evaluasi, percobaan dan keputusan.26 The hybrid Corn Study adalah penelitian difusi yang paling pertama dan paling terkenal. Penelitia ini dilakukan Ryn dan Gross. Diantara penemuan-penemuan yang lain dari studi ini adalah : (1) adopter awal lebih lama memerlukan waktu untuk mengambil keputusan dari adopter akhir, (2) Media massa dan sumber-sumber interpersonal yang dekat amat selektif dalam mengubah tingkah laku. The Saucio Study adalah penelitian yang pertama kali menerapkan metode penelitian difusi Amerika pada negara berkembang. Deuthschman dan Fals Borda melakukan penelitian adopsi dengan menggunakan indeks prilaku inovatif dibuat dengan menggunakan analisis skala Guttman. Diantara penemuan penelian ini ialah : (1) sumber-sumber interpersonal adalah yang paling efektif untuk menyebarkan informasi dan pengaruh-hanya 17% menyebutkan media massa sebagai sumber informasi, (2) adopter awal lebih cenderung mengunakan semua media massa (radio, surat kabar, buku) dari adopter terakhir.27 Model difusi informasi melacak penyebaran inovasi dalam satu sistem sosial melalui ruang dan waktu. Implementasi dari teori ini adalah sosok Linda Agum Gumelar bersama Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) sebagai source selalu menerima feed back dari destinastion. Tetapi sebagai sumber pesan yang 26
Rahmat, Jalaluddin, M.Sc Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung P.T Remaja Rosdakarya) 2007 Cet ketiga belas, h.72 27 Ibid, h.72
dominan Yayasan Kesehata Payudara Jakarta ini, memiliki beragam inovasi dalam mengemas pesannya. Sehingga pesan dapat diterima oleh khalayak dan target serta sasaran dari YKPJ dapat tercapai.
5. Strategi Komunikasi C. Pengertian Strategi Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan.28 Istilah strategi sebenarnya berasal dari kata yunani stratogos (artinya pasukan) dan ageni (artinya memimpin), jadi strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang perang dan kadangkadang dikaitkan orang sebagai ilmunya para Jenderal, ilmunya para komandan. Strategi adalah pusat dan intinya yang khas dari manajemen strategi, strategi mengacu pada perumusan, tugas, tujuan, dan sasaran organisasi, dewasa ini strategi adalah istilah paling lazim untuk apa yang bisa disebut kebijakan, tetapi tidak terdapat kesepakatan tentang hal itu. Beberapa penulis mengacu pada tingkat abstraksi yang tinggi. Dalam hal ini strategi adalah konsep, penempaan, misi perusahaan, penetapan, sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memungkinkan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organissasi akan tercapai.29
28
Komarudin, Ensiklopedi Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara,1994)Cet.Ke 1, h.539 Stenar,George A dan Miner John B, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta : Erlangga 1997) edisi ke-2, h.18 29
Orang sudah mulai berbicara strategi dalam arti yang luas dan strategi dalam arti yang sempit strategi bukan sekedar paham di saat terjadi peperangan, akan tetapi strategi menjadi paham disaat damai. Strategi pada hakikatnya menjadi berarti : hal-hal yang berkenaan dengan cara dan usaha menguasai dan mendayagunakan segala, sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa, untuk mencapai tujuan. Sudah jelas bahwa kita di Indonesia mengikuti paham strategi yang luas tidak mengikuti paham strategi yang sempit. Hal ini tercermin dalam doktrin ketahanan nasional dan wawasan nusantara. Kalau kita mengambil saripatinya, maka pada pendekatan strategi pada hakikatnya mempunyai lima ciri-ciri berikut : Pertama, ia memusatkan perhatian pada kekuatan. Kekuatan adalah bagaikan fokus dalam pokok pendekatan strategi. Kedua, ia memusatkan kepada analisa dinamika, analisa gerak, analisa aksi. Ketiga, strategi memusatkan pada perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta gerak untuk mencapai tujuan tersebut. Keempat, strategi memperhatikan faktorfaktor waktu (sejarah : masa lampau, masa kini dan trauma masa depan) dan faktor lingkungan dan Kelima, strategi berusaha menemukan masalahmasalah yang terjadi dari peristiwa-peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan kontek kekuatan, kemudian mengadakan analisa kemungkinan-kemungkinan
serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju kepada tujuan itu.30 Strategi
pada
hakekatnya
adalah
perencanaan
(planing)
dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan peta arah saja melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya.31 D. Tahapan – Tahapan Strategi Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan yaitu diantaranya :32 1. Perumusan Strategi Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah termasuk di dalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman ekstrnal, menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga di tentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari, atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan. 2. Implementasi Strategi
30
Mortopolo, Ali, Staregi Kebudayaan Jakarta : (Esiter For Strategic End International Study 1978 ) Cet pertama, h.8 31 Onong Uehjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung :PT: Remaja Rosd Karya offset,2004)Cet ke-18, h. 35 32 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002), h.03
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi. Dalam pelaksaan strategi yang tidak menerapkan komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakan melalui penetepan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi. 3. Evaluasi Strategi Tahap akhir dari
menyusun strategi adalah evaluasi implementasi
strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai, dan dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu : a. Meninjau faktor – faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
b. Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi indivisual, dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang
meramalkan
hasil
lebih
penting
dari
pada
kriteria
yang
mengungkapkan apa yang terjadi. c. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.
E. Pengertian Komunikasi Komunikasi secara etimologi berasal dari bahsa latin “communicatio”. Istilah ini bersumber dari perkataaan ”communis” yang berarati sama, sama disini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator yang diterima oleh komunikan.33 Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. 33
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992), h.30
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Selain pengertian di atas, para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda mengenai pengertian komunikasi, diantaranya Bereslon dan Steiner mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilam dan seterusnya melalui penggunaan symbol kata, gambar, angka, grafik, dan lain-lain. Kemudian Shannon dan weaver mengartikan komunikasi sebagai mencangkup produser melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lain.34 Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa manusia melakukan komunikasi, yakni untuk : a. Mengubah sikap (to change the attitude). b. Mengubah oponi / pendapat / pandangan (to change the opinion). c. Mengubah prilaku (to change the behavior). d. Mengubah masyarakat (to change the society).35 Komunikasi juga dilakukan dengan berbagai metode, istilah metode atau dalam bahasa Inggris “method” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Agar
34
Aubery Fisher, Teori – Teori Komunikasi (Bandung : Remaja Karya, 1986), h.10 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992), h.55 35
komunikasi berjalan efektif, maka kita juga memerlukan strategi dalam menyampaikan pesan agar dapat diterima oleh orang lain.
F. Proses komunikasi Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut : a. Source (sumber) Sumber adalah dasar yang digunakan didalam penyampaian pesan, yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.36 b. Communicator (penyampai pesan) Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi, seperti : surat kabar, radio, televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian pesannya bisa juga menjadi komunikan begitu juga sebaliknya. Syarat-syarat yang harus di perhatikan oleh seorang komunikator adalah : 1. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya. 2. Keterampilan berkomunikasi. 3. Mempunyai pengetahuan yang luas. 4. Sikap. 5. Memiliki daya tarik.
37
c. Message (pesan)
36
Widjadja , Konunikasi komunikasi dan hubungan masyarakat (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), h.11 37 Ibid, h. 12
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan komunikator. Pesan dapat bersifat informatif memberi keterangan-keterangan yang kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulannya sendiri. Pesuasif bujukan, yakni membangkitkan dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberi berupa pendapat/sikap, sehingga ada perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi, coersif dapat berbentuk perintah, intruksi, dan sebagainya (biasanya hal ini terjadi pada organisasi tipe keledai). d. Channel (saluran) Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung menurut 2 saluran, yaitu : i.
Saluran formal atau yang bersifat resmi.
ii.
Saluran informal atau yang bersifat tidak resmi
e. Communican (penerima pesan) Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni personal, kelompok dan organisasi. f. Effect (hasil) Effect Adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Proses komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan skunder.
Proses komunikasi secara primer Adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media primer. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikir dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.38 Proses komunikasi secara skunder Adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarannya berada ditempat yang relatif jauh dan atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.39 G. Srategi Komunikasi Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung pada suatu kondisi dan situasi .40 Dalam strategi komunikasi, peran komunikan sangatlah penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komuikator sebagai
38
Efendy Onong Uchjana Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992), h.11 39 Ibid, h.16 40 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002), h. 301
pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi. Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikan, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tarcapai. Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya. Dengan kata lain pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara komunikator dengannya, sehinga dengan demikian komunikan bersedia untuk taat pada pesan yang dikomuikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
H. Fungsi Strategi Komunikasi Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Terutama jika komunikasi dilakukan lewat media massa yang memiliki khalayak lebih luas dan beragam, maka kita memerlukan perencanaan lebih matang dalam menyampaikan pesan yang ingin kita sosialisasikan. Strategi komunikasi, baik secara makro (planned multi-media strategy) Maupun secara mikro (single communication medium strategy) yang mempunyai fungsi ganda :
a) Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif persuasif, dan intruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal. b) Menjembatani “cultural gap” akibat kemudahan diperoleh dan dioprasionalkan media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.41 C. Tujuan Sentral dalam Strategi Komunikasi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication manageman) untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Menurut
R.Wayne
Pace, Brent D.Peterson dan M.Dallas Burrnett dalam bukunya : Technique for Effective Communication, bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama42 : a) To secure understanding Memastikan bahwa komunikan paham mengerti pesan yang diterima. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaan itu harus dibina (To establish acceptance). b) To establish acceptance
41
Ibid, h. 300 Efendy Onong Uchjana Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32 42
Setelah komunikan mengerti dan menerima pesan maka ini harus dilakukan pembinaan. Setelah penerimaan itu dibina. Kegiatan harus dimotivasikan (To motivate action).
c) To motivate action Setelah peneriamman itu dibina maka kegiatan itu harus dimotivasikan (To motivate action). D. Kolerasi Antar Komponen dalam Strategi Komunikasi Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan fakor-faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan fakorfaktor penghambat pada setiap komponen tersebut.43
I. Bentuk-Bentuk Komunikasi a. Komunikasi Personal Bentuk komunikasi kelompok ada dua yaitu komunikasi antarpersonal dan komunikasi intrapersonal.44 Komunikasi
intrapribadi
(intrapersonal
communication)
adalah
komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Komunikasi ini merupakan landasan komunikasi antar pribadi dan komunikasi dalam kontek43 44
Ibid, h. 11 Ibid, h. 7
kontek lainnya, dengan kata lain komunikasi intrapribadi ini inheren dalam komunikasi
dua-orang,
tiga-orang,
dan
seterusnya,
karena
sebelum
berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan dirisendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain), hanya saja caranya sering tidak disadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri-sendiri.45 Komunikasi
antarpribadi
(interpersonal
communication)
adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.46 Menurut sifatnya, komunikasi antarpersonal dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication), dan komunikasi kelompok kecil (small group communication). Komunikasi diadik adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka yang dilakukan melalui tiga bentuk percakapan, wawancara dan dialog. Adapun komunikasi kelompok kecil adalah proses komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, hal mana anggota-anggotanya berinteraksi satu sama lain. Mengenai batas jumlah anggota tidak secara tegas disebutkan.47
45
Don F.Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT.Rosdakarya 2001),Cet.Ke-3, h.72-73 46 Ibid, h.73 47 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT.RajaGrapindo Persada 2005), Cet.Ke-2, h. 31-32
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang. Ciri-ciri komunikasi dyadic adalah : c. Pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat. d. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baiksecara verbal maupun non verbal.48 Sebagai sebuah komunikasi tatap muka, tujuan komunikasi antar pribadi adalah : a. Mengenal diri sendiri dan orang lain. b. Mengetahui dunia luar. c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna. d. Mengubah sikap dan prilaku. e. Bermain dan mencari hiburan. f. Membantu orang lain b. Komunikasi Kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.49Adapun yang dimaksud dengan komunikasi kelompok adalah: 1) Bila proses komunikasi hal mana pesan-pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar pada tatap muka. 48
Don F.Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT.Rosdakarya 2001),Cet.Ke-3, h. 73 49 Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, (Bandung : Remadja Karya,1986), h.7
2) Komunikasi berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima. 3) Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahanan ceramah. Dengan kata lain komunikasi sosial antara tempat, situasi, dan sasarannya jelas.50 c. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi (organization communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal, dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut stuktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada stuktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk gosip.51 Komunikasi organisasi adalah sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam
50
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT.RajaGrapindo Persada 2005), Cet.Ke-2, h. 33 51 Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, (Bandung : Remadja Karya,1986), h.75
hubungan-hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam suatu lingkungan.52 Komunikasi organisasi cenderung menekan kegiatan penangananpesan yang terkandung dalam suatu batas organisasional (organizational boundary),
fokusnya
adalah
menerima,
menafsirkan
dan
bertindak
berdasarkan informasi dalam suatu konteks. Tekanannya adalah pada komunikasi sebagai suatu alat yang memungkinakan orang beradaptasi dengan lingkungan mereka. komunikasi organisasi dipandang dari suatu perspektif interpretative (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Proses interaksi tersebut tidak mencerminkan organisasi, ia adalah organisasi. Komunikasi organisasi adalah “prilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.53
52
Don F.Faules, R. Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT.Rosdakarya 2001),Cet.Ke-3, h. 31 53 Ibid, h. 33
BAB III BIOGRAFI LINDA AGUM GUMELAR
2
Profile Linda Agum Gumelar Linda Agum Gumelar, S.Ip yang mempunyai nama asli Linda
Amaliasari. Beliau merupakan anak ke empat dari pasangan Jendral (Purn) Achmad Tahir dan Rosilla Simanjuntak. Selain menjabat di posisi strategis, di akhir karir militernya Achmad Tahir, yang tak lain ayah kandung Linda, dipercaya sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi di era Kabinet Pembangunan IV- V pemerintahan Presiden Soeharto.54 Sebagai seorang militer Achmad Tahir, sering berpindah-pindah tugas. Tidak mengherankan apabila Linda lahir di kota Bandung, padahal kedua orang tuanya berdarah Sumatera Utara. Linda yang lahir pada tanggal 15 November 1951, harus menerima kenyataan untuk berpindah-pindah sekolah karena mengikuti tugas sang ayah. Bahkan ia harus rela berganti-ganti teman dan suasana sekolah dengan berbagai kultur yang berbeda pula. Keadaan tersebut terkadang membuat ia sedih dan stres di waktu kecilnya.”Saya itu anak tentara, ayah saya itu bertugas pindah-pindah, waktu saya SD saja enam kali pindah sekolah, kalau untuk anak-anak mungkin agak stres karena setiap tahun mesti ketemu guru yang baru serta teman-teman yang baru, itu sebabnya setelah saya menikah, bapak (suami-red) yang juga tentara sering berpindah-pindah tugas pula tetapi, anak-anak tidak saya bawa. 54
Linda Agum/biografi Linda/, diakses pada tanggal 27 Mei 2008 jam 15.15 di www.yahoo.com
Karena saya khawatir takut mengalami hal yang sama seperti saya kecil”, tambah Linda.55 Namun semuanya ada hikmahnya bagi Linda, dengan berpindahpindah sekolah sesunggunya ia telah belajar mengamati fenomena sosial yang terjadi. Menghadapi beragam orang dengan latar belakang yang berbeda, menjadikan dirinya semakin peka terhadap lingkungan sekitarnya. Karena sering berinteraksi dengan beragam orang, menjadikan Linda sejak kecil citacitanya selalu berubah-ubah. Namun cita-citanya mengarah kepada pekerjaan yang berada di ruang publik dan bersifat sosial. ”Cita-cita saya sejak kecil sering ganti-ganti, pertama saya ingin jadi guru karena guru adalah pekerjaan mulia, terus pengen jadi dokter biar bisa merawat orang, jadi perawat dan jadi psikolog pun selalu terbayang dalam benak saya sejak kecil,”jelas Linda .56 Tetapi cita-citanya untuk menjadi perawat harus kandas di tengah jalan karena ia merasa ngeri melihat jarum suntik. Karena alasan jarum suntik pula, ia hanya menyelesaikan studi di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila sampai semester IV. Setelah menikah ia melanjutkan studinya di universitas yang sama dengan mengambil jurusan Ilmu Politik. Meskipun kajian studinya di bidang Ilmu Politik, tetapi Linda tidak pernah berhenti berkiprah di dunia sosial. Berkali-kali ia terpilih menjadi ketua Dharma Wanita di berbagai departemen dan lembaga pemerintahan. Selain itu ia juga selalu menduduki jabatan dewan pembina di beberapa instansi kesehatan.57
55 56 57
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008 Ibid, Ibid ,
Selain berasal dari keluarga aktivis, ternyata Linda beserta keluarganya penikmat sepak bola. Lapangan hijaulah yang pada akhinya mempertemukan Linda Amaliasari dengan Agum Gumelar. Sebagai seorang militer, Agum ternyata hoby bermain sepak bola. Maka pada tahun 1974 keduanya menikah. Dari pernikahan inilah di karuniai seorang putra dan putri.58 Nilai-nilai kedisiplinan dan kerja keras yang ia peroleh sejah kecil merupakan buah dari didikan kedua orang tuanya yang berlatar belakang militer. Meskipun Linda tergolong anak petinggi militer, namun orang tuanya tidak pernah mendidik hidup serba instan. Keadaan inilah yang membuat Linda hingga saat ini memiliki etos dan kerja keras yang tinggi untuk menggapai segala sesuatu. Bahkan semangat kerja keras dan nilai-nilai kedisiplinan ia terapkan kepada kedua buah hatinnya, Haris Khaseli Gumelar (30) dan Armidianti Gumelar (26). Terbukti keduanya mendapakan gelar sarjana dari Universitas ternama di Amerika Serikat. Sekembalinya di tanah air Haris Khaseli menjadi sutradara dan produser band-band ternama, sedangkan Armidiati bekerja di perusahaan televisi swasta dan dipersunting oleh pebulu tangkis terkenal Taufik Hidayat. 59 Selain menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab, ternyata Linda pun menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan putra-putrinya. Meskipun kedua anaknya memiliki latar belakang pendidikan dari Amerika yang sekuler. Tetapi semangat religius dalam kehipuan putra58
Ibid Tentang Linda/biografi/, diakses pada tanggal 27 Mei 2008 pada jam 15.00 di www.yahoo.com 59
putrinya selalu terbina. Sebuah kebanggaan bagi orang tua, ketika Kharis Kaseli dan Armyati beberapa kali hatam Al-Qur’an di negeri orang, ditengah pergaulan mereka dengan orang-orang non muslim bahkan sekuler.60
3
Kiprah Linda Agum Gumelar di YKPJ Keberadaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) tidak
terlepas dari peranan sosok Linda Amaliasari Agum Gumelar. Dia yang memiliki andil yang cukup besar dalam berdirinya YKPJ. Bersama Andy Endriarto Sutarto, dan Tati A.M Hendripriyono ketiganya sepakat untuk mendirikan Yayasan penanggulangan kanker payudara yang kemudian hari dikenal dengan ”Program Pita Pink”. Keberadaan yayasan tersebut tidak terlepas pula dari peranan dr. Sutjipto, Sp.B(K)Onk, seorang dokter spesialis penyakit kanker payudara. 61 Sulit rasanya memisahkan nama besar Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) dengan sosok Linda Agum Gumelar. Bisa jadi dikatakan tanpa Linda Agum Gumelar nama YKPJ belum tentu ada. Tetapi bukan seorang Linda Agum Gumelar, bila ia hanya berlindung di balik nama besar organisasi. Di usia yang menginjak 57 tahun Linda Amaliasari tidak pernah lelah dengan rutinatas dan atifitasnya. Bila di runtut kegiatan sehari-hari, maka sosok Linda Agum Gumelar menghabiskan atifitas hidupnya untuk kegiatan sosial. Namun penulis hanya membatasi pada kegiatan Linda Agum Gumelar yang berhubungan dengan Yayasan Kanker Payudara Jakarta saja. 60 61
2008
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008. Wawancara dengan dr. Sutjipto. Sp.B(K)Onk, Ketua Umum YKPJ, pada 25 Mei
Sebagai seorang survivor yang menjadikan Linda Agum Gumelar bersentuhan dengan masalah Kanker payudara. Awalnya di tahun 1996 ketika dokter memvonis kanker payudara, dirinya sempat shock. Namun Linda tidak menyerah dengan keadaan yang menimpa dirinya. Sebelum stadium lanjut, ia memutuskan untuk berobat ke Belanda, atas saran dari Rima Melati yang sebelumnya juga pernah mengalami kanker payudara. Menurut pengalaman Linda, pengobatan kanker payudara memerlukan proses yang cukup lama dalam proses penyembuhan. Ia menghabiskan waktu selama kurang lebih lima tahun, untuk dinyatakan bebas dari kanker payudara. Padahal kanker yang dialami Linda baru pada stadium awal.62 Dengan nasib yang dialami inilah, keputusan Linda Agum Gumelar beserta para survivor lainnya untuk mendirikan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Linda sadar betul, bahwa tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap penyakit kanker payudara masih rendah. Padahal tingkat kematian akibat penyakit ini masih terbilang tinggi, terutama bagi kaum perempuan.63 Linda memahami bahwa biaya untuk pengobatan penyakit kanker payudara terbilang cukup besar. Tentu besaran biaya tersebut tidak bisa dijangkau oleh masyarakat dengan penghasilan kecil. Terlebih dana bantuan dari pemerintah untuk penderita kanker payudara nyaris tidak ada. Kenyataan inilah yang mendorong Linda Agum Gumelar melalui bendera Pita Pink,
62 63
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008 Ibid.
bangkit membantu penderita kanker payudara. bahkan ia memberikan bantuan cuma-cuma bagi penderita yang benar-benar tidak mampu secara finansial.64 Melalui mobil mammografi, Linda Agum Gumelar bersama ”Program Pita Pink” melakukan kampanye mengenai pentingnya kesehatan payudara. Dari mall ke mall, dari seminar ke seminar bahkan sampai kunjungan dari rumah ke rumah, ia lakukan demi menggalakan pentingya kesehatan payudara.65 ”Ibu Linda selalu hadir dalam kegiatan YKPJ. Ia banyak membantu ketika ada event yang diselenggarakan oleh YKPJ. Seperti medatangkan artis-artis, promo dengan media, mencarikan donatur-donatur dari dalam maupun luar negeri. Tanpa Ibu Linda mungkin kita (YKPJ-red) akan kesulitan untuk bergerak”, demikian jelas dr. Soecipto, Sp.B(K)Onk.
C. Pemikiran Linda Agum Gumelar. Sebagai seorang muslimah Linda sadar betul, akan fungsi dan peranannya baik sebagai ibu dalam rumah tangga maupun sebagai seorang wanita karir. Keberhasilannya mendidik putra-purtinya merupakan sebuah jawaban tentang asumsi keliru dari sebagian orang yang menyebutkan sukses sebagai wanita karir tidak selamanya sukses dalam membangun rumah tangga. Bukan
perkara
yang
mudah
untuk
mengatur
waktu,
dikala
mendampingi suami disaat tugas, mendidik putra-putri sampai mengurus kesibukaannya dalam berorganisasi. tetapi komitmen dan dedikasi beliau
64
65
2008
Ibid Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.B(K)Onk Ketua Umum YKPJ, pada 25 Mei
terhadap tugas dan tanggung jawab, menjadikan Linda selalu menjadikan skala prioritas terhadap tanggung jawab yang ia jalani. Sehingga segala sesuatu menjadi terarah, karena perencanaan yang matang. Linda selalu mengkritisi tentang pemahaman sebagian orang tentang ajaran Islam yang membelenggu, hak-hak kaum perempuan. Ia tidak sependapat tentang pemahaman orang bahwa perempuan adalah hanya pelengkap dalam keluaraga. Ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang sangat mulia, tetapi tugas perempuan tidak boleh terpaku pada tataran mengurus rumah tangga dan mendidik anak saja. Seorang isteri punya tanggung jawab yang sama dengan seorang suami untuk ikut menafkahi keluarganya. Andaikan seorang suami sudah tidak dapat bekerja lagi, maka peran istri yang harus menafkahi keluarga. Pemahaman Linda Agum Gumelar merujuk pada ayat Al-Qur’an.66
☺ ⌦ ☺
Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang berimana, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiyaya walau sedikitpun.(Q.S Al-Nisa 4: 124) 66
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008
☯
☺
⌦
☺ Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepedanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baikdari apa yang telah mereka kerjakan (Q.s Al-Nahl 16 : 97 ) Jadi menurut Linda, Allah SWT memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan untuk berlomba-lomba dalam kebajikan. Linda menambahkan laki-laki maupun perempuan punya tanggung jawab yang sama untuk berdakwah sesuai dengan bidangnya. Dakwah dalam pemahamann Linda, bukan hanya pada penyampaian pesan ynag bersifat religius semata. Melainkan dakwah memiliki makna yang luas, berupa transformasi ilmu pengetahuan dari orang-orang yang tidak mengerti menjadi paham, dari orang-orang yang tidak bisa menjadi bisa. Esensi dari dakwah itu sendiri adalah keikhlasan dari penyampai pesan (dai) untuk merubah paradigma manusia (mad’u) ke arah yang lebih baik.67
67
Ibid,
Umumnya sebagai aktivis perempuan Linda pun sempat menolak hegemoni laki-laki dalam peranan publik. Bagi Linda siapapun mempunyai kesempatan
yang
sama
untuk
dapat
mempereloh
pekerjaan
dan
mengaktualisasikan segala kemampunan yang dimilikinya. Laki-laki dan perempuan jelas berbeda, namun perbedaan tersebut bukan untuk alasan berlaku diskriminatif terhadap salah satunya. Perbedaan tersebut merupakan sunatullah untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang istri perempuan hendaknya menjaga kehormatan suaminya, istri yang baik adalah istri yang patuh terhadap suaminya selama sang suami selalu mengajarkan ketaatan kepada Allah. Sedangkan kewajiban suami adalah menjaga, melindungi serta membimbing istri dan anak kejalan kebajikan. Itulah konsep keadilan dalam Islam.68 Tidak banyak yang tahu tentang konsep pemikiran keislaman Linda Agum Gumelar. Karena ia berasal dari kultur keluarga nasionalis, dengan aktivitas sosialnya yang tidak memandang latar belakang agama. Menjadikan Linda semakin kental sebagai sosok nasionalis.69 Bagi Linda ia tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut, bahkan ia mengakuinya berasal dari keluarga nasionalis. Tetapi Linda sempat memberi catatan, bahwa orang nasionalis bukan berarti anti agama, sedangkan orang yaang agamis bukan berarti anti nasionalis. ”Kini saatnya kita sebagai hamba Allah untuk memberikan segala sesuatu bagi orang yang membutuhkan, dan sebagai bangsa kita bekerja untuk
68 69
Ibid, Wawancara dengan Bpk. Rantijar staf pribadi Agum Gumelar pada 17 Mei 2008
memberikan yang terbaik demi kemajuan bangsa dan negara ini,” demikian tutur Linda.70
4
Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta 1. Profile Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta Yayasan Kanker Payudara Jakarta (YKPJ) sebagai organisasi nirlaba
yang merupakan mitra pemerintah untuk menggalangkan kegiatan penyuluhan dan penanggulangan kangker Payudara di Jakarta. Dalam programnya sering mempromosikan dan menggembor-gemborkan pentingnya Mammografi dan lakukan secara dini Sadari. Baik dalam bentuk iklan, kampanye, poster dan lainnya.71 Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta berdiri pada tanggal 19 Desember 2003, sebelumnya bernama Jakarta Society Of Breast Cancer. Yayasan ini berdiri dilatar belakangi dengan banyaknya pasien-pasien yang datang dalam stadium lanjut. Selama kurang lebih 40 tahun terakhir data-data di seluruh rumah sakit, menyebutkan pasien penderita kanker payudara selalu datang dari stadium lanjut. Keadaan tersebut merata di seluruh Indonesia, tahun 1966 ada satu studi di Rumah Sakit Cipto, oleh
70
71
Mei 2008
Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada 26 Mei 2008 Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.B(K)Onk, selaku ketua umum YKPJ, pada 25
bagian bedah, memaparkan data–data pasien yang datang dari 70% data tersebut, pasien dengan stadium tiga ke atas, sehingga menyebabakan angka pencapaian penyembuhan menjadi rendah sekali.72
Menurut angka statistik dunia khusus di negara maju jumlah kanker payudara lebih banyak tetapi angka kesembuhan juga lebih banyak, artinya sepaporitnya kalau di negara berkembang jumlahnya lebih sedikit angka kesembuhannnya juga sedikit. ”Menurut badan kesehatan dunia (WHO) penyakit kanker tumbuh menjadi 20% setiap tahun secara kontinyu. Sementara penyakit lain lebih rendah, sehingga waktu itu sekitar pada tahun 2003 setelah sekian tahun saya berprofesi sebagai dokter ahli bedah umum onkologi yang menangani khusus penyakit ini, beliau berpendapat perlu ada kegiatan–kegiatan yang khusus yang terpokus untuk dalam rangka penyuluhan ini”, papar dr. Sucipto. Adapun Yayasan Kanker Indonesia (YKI) lebih kepada kegiatan hilir, seperti menyantuni pasien-pasien yang telah kena penyakit akan tetapi kegiatan hulunya jauh lebih rendah. Secara umum penanganan problem penyakit kanker ada 2 yaitu : problem hilir dan problem hulu. Problem hilir yaitu bisa berupa pengobatan, rehabilitasi, pengobatan paska kesembuhan, sedangkan problem hulu yaitu
72
Ibid,
deteksi dini, promosi pada masyarakat, yaitu tentang bawaannya penyakit tersebut, dan cara penyembuhannnya.73 Rendahnya pendidikan masyarakat dan sedikitnya fasilitas yang menyediakan informasi
tentang penyakit ini menjadi salah satu faktor
terbenturnya masalah dalam penanganan penyakit kanker payudara. Fenomena-fenomena yang telah nampak di negara maju menjadi bahan referensi pergerkan berdirinya YKPJ. Linda Agum Gumelar, SIP, Dra. Andy Endriarto Sutarto, Tati A.M Hendripriyono beserta dr. Sutjipto, Sp.B(K)Onk, sepakat untuk menderikan yayasan tersebut, karena memiliki kesamaan misi tersebutlah maka YKPJ berdiri. Kemudian
terbentuklah
Jakarta
Society
of
Breast
Cancer,
perhimpunan penyuluhan penanggulangan kanker payudara, semacam itulah nama awalnya. Namun demikian pada perkembangannya, karena mengelola dana dari publik dan mendapat fun rising, akhirnya Jakarta Society of Breast Cancer harus berubah menjadi yayasan, beberapa bulan kemudian setelah itu tepatnya pada tanggal 19 Desember 2003, berubah bentuk menjadi Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ), serta mendapatkan pengesahan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.74 Kanker payudara
merupakan salah satu masalah
terbesar yang
dihadapi masyarakat dunia. Menurut WHO, tingkat kematian akibat kanker payudara masih terbilang tinggi terbukti setiap lima juta dari tujuh juta penderita kanker payudara nyawanya tidak dapat terselamatkan. Di Indonesia 73 74
Ibid, Ibid,
kanker payudara menduduki peringkat 2 (dua) terbanyak setelah kanker mulut rahim.75 Sayangnya kanker payudara di Indonesia sering ditemukan pada stadium yang sudah lanjut, padahal secara dini kanker payudara dapat ditemukan dengan pemeriksaan klinik mammografi.
1.1 Misi YKPJ E. Deteksi dini kanker payudara menjadi bagian general check up. F. Pelayanan deteksi kanker dapat dilakukan oleh semua rumah sakit. G. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker payudara dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan dan relawan terlatih. H. Penderita paska pelayanan kanker payudara dapat tetap eksis dibidangnya masing-masing.76
1.2 Target YKPJ 6. Menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut. 7. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kanker payudara. 8.
Menemukan kanker payudara dini.77
75
Data WHO 2006, diakses pada 17 Februari 2007 jam 19.15 di www.yahoo.com Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2005, PPSN 77 Wawancara dengan dr.Sutjipto Sp.B(K)Onk, Ketua Umum YKPJ, pada 25 Mei 76
2008
2. Pita Pink Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) membentuk suatu program kegiatan untuk kampanye dengan nama Program Pita Pink, Karena Pita Pink adalah lambang untuk kampanye terhadap bahaya kanker payudara secara internasional. Program ini akan bekerjasama dengan berbagai pihak melalui pembentukan program jejaring, seperti kerjasama dengan unsur-unsur organisasi sosial maupun pemerintah atau pihak-pihak swasta maupun sponsor.78 Pada setiap bulan Oktober, masyarakat diberbagai negara di dunia hampir selalu melakukan kegiatan kampanye secara serentak terhadap kesadaran akan bahaya penyakit kanker payudara. Pada bulan Oktober tersebut, YKPJ melalui program Pita Pink juga akan melakukan berbagai kegiatan yang berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penyuluhanpenyuluhan terhadap pentingnya pemeriksan dini terhadap penyakit kanker payudara. Dengan bekerjasama dengan berbagai pihak dari pemerintah maupun swasta,
Panitia Pita Pink akan melakukan berbagai kegiatan-
kegiatan.79
2.1 Program Mammografi Mammografi adalah pemeriksaan radiologi khusus, menggunakan sinar X dosis rendah, untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin,
78 79
Wawancara dengan dr.Sutjipto.Onk Ketua Umum YKPJ, pada 16 April 2008 Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2005, PPSN
bahkan sebelum adanya perubahan yang kelihatan pada payudara ataupun benjolan yang dapat dirasakan. Mammografi dianggap sebagi alat yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara, sebab dapat mendeteksi hampir 80% - 90% dari semua kasusu kanker payudara. Mammografi menggambarkan dengan jelas perbedaan kepadatan suatu tumor dengan jaringan sekitarnya, sehingga kanker payudara ukuran kecil sekalipun dapat dideteksi.80 Dengan teknologi yang mutakhir, maka sinar X yang dipancarkan sangat kecil sehingga tidak membahayakan.Wanita yang mempunyai resiko tinggi terkena resiko kanker payudara perlu melakukan mammografi. Mammografi dianjurkan dilakukan oleh wanita berusia 40 tahun keatas. Resiko penyebab terjadinya kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara, yaitu ;81 c) Mendapat haid pertama kurang dari 10 tahun. d) Mengalami mati haid setelah umur 50 tahun. e) Tidak menikah f) Tidak pernah melahirkan g) Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun. h) Tidak pernah menyusui anak. i) Pernah mengalami oprasi payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau ganas payudara j) Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker. 80 81
Ibid Ibid
Persyaratan pemeriksaan mammografi diantaranya : 1) Diutamakan telah berusia 40 tahun keatas. 2) Usia diatas 35 tahun dapat diperiksa terutama dengan faktor resiko. 3) Hari ke 7-10 setelah haid. 4) Tidak sedang menyusui.
2.2 Program SADARI SADARI yaitu pemeriksaan payudara sendiri yang harus dilakukan oleh setiap wanita sebulan sekali, karena 80% benjolan di payudara dapat diketahui oleh wanita tersebut. Adanya benjolan atau keluhan pada payudara harus diwaspadai sebagai gejala kanker payudara dan perlu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui apakah benjolan tersebut jinak atau ganas.82 Bagi wanita yang masih haid, SADARI, pemeriksaan oleh dokter, mammografi maupun USG payudara sebaiknya dilakukan sesudah selesai haid (hari ke 10 – 20 dari siklus haid) dimana payudara dalam keadaan tidak tegang, agar pemeriksaan terasa nyaman. Bagi wanita yang telah menopause, lakukan SADARI pada tanggal tertentu dari setiap bulannya, misalnya setiap tanggal kelahiran, atau tanggal lainnya yang mudah diingat. Pemeriksaaan oleh dokter dan mammograpi dapat dilakukan kapan saja. Walaupun anda tidak merasa ada keluhan, periksakan diri anda secara rutin ke dokter mulai
82
Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, tanggal 16 April 2008
usia 35 tahun. Bagi wanita yang dalam keluarganya terdapat riwayat kanker, pemeriksaan harus dimulai pada usia yang lebih awal (kurang dari 35 tahun).83
83
Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2007, PPSN
BAB IV TEMUAN DATA PENELITIAN DAN PEMBATASAN
5
Bentuk Komunikasi Linda Agum Gumelar
I. Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal communication Komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang serta tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal.84Menurut sifatnya, komunikasi antarpersonal dibedakan menjadi dua, yakni komunikasi diadik (dyadic communication), dan komunikasi kelompok kecil (small group communication). Fokus dari pendekatan diadik adalah hubungan antara seseorang pemimpin dengan orang lain yang biasanya merupakan seorang pengikut, sebagian besar teori dyadic memandang kepemimpinan sebagai proses pengaruh timbal balik antara pemimpin dengan orang lain85. Banyak hal yang Linda Agum Gumelar lakukan dalam pemberdayaan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Adapun implementasi strategi komunikasi Linda Agum Gumelar yang berbentuk interpersonal, diantaranya yaitu : 84
Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT.Rosdakarya 2001),Cet.Ke-3, h.73 85 Yukl, Gary, Kepemimpinan Dalam Organisasi, (Jakarta : PT.Indeks 2005), edisi kelima, h.17
a. Mengunjungi pasien-pasien kanker payudara dan memberikan dukungan terhadap pasien kanker payudara untuk tetap semangat dalam menjalani hidup, kegiatan tersebut dilakukan sedikitnya setahun sekali, biasanya dilakukan pada ulang tahun YKPJ. b. Melalui pendekatan personal Linda Agum Gumelar bisa meyakinkan para stiek holder dari berbagai instansi untuk dapat bekerjasama dalam ”Program Pita Pink”. Adapun contoh-contoh komunikasi personal yang dilakukan Linda Agum Gumelar dengan Ruby Sjabana sebagai direktur Mark&Spencer, terealisasinya bantuan berupa sumbangan kepada YKPJ Mark&Spencer. Komunikasi personal Linda Agum Gumelar dengan Dewi Lestari sebagai duta Mark&Spencer, untuk menjadi pemandu acara dalam kegiatan YKPJ. komunikasi personal Linda Agum Gumelar dengan David Michum Brand Manager Lux untuk penandatangan MoU, dalam pemberian bantuan sumbangan dana kepada selaku donatur tetap YKPJ. c. Komunikasi personal Linda Agum Gumelar dengan Pemerintah Republik Indonesia. Diterimanya para pengurus YKPJ pada tanggal 3 Agustus 2007 di Istana Negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono beserta Ibu Negara, Menteri Kesehatan Republik Indonesi Siti Fadillah Sufari, dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dr. Meutia Hatta. Setelah audensi dengan pemerintah legitimasi YKPJ semakin kuat dan mendapat dukungan dari pemerintah. Terbukti hadirnya Ibu Negara dalam pemeriksaan
mammography.
Selain
itu
juga
peluncuran
mobil
mammograpy yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan di Rumah sakit Dharmais pada ulang tahun YKP, juga di kehadiran Menteri Pemberdayaan Perempuan. d. Komunikasi personal Linda Agum Gumelar, seperti dengan Andy Endriarto Sutarto, dan Tati A.M Hendripriyono, selaku dewan pembina lainnya pun berjalan cukup baik, ini dikarenakan kedekatan emosional yang terbangun sejak lama, menjadikan sebuah alasan yang kuat bagi Komunikasi personal Linda Agum Gumelar.
II. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah : Bila proses komuikasi hal mana pesanpesan yang disampaikan oleh seorang pembicara kepada khalayak dalam jumlah yang lebih besar dari pada tatap muka dua orang, Komunikasi yang dilakukan berlangsung kontinyu dan bisa dibedakan mana sumber dan mana penerima, Pesan yang disampaikan terencana (dipersiapkan) dan bukan spontanitas untuk segmen khalayak tertentu. Dalam komunikasi kelompok kita mengenal seminar, diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di desa, pengarahan ceramah. Dengan kata lain komunikasi sosial antara tempat, situasi, dan sasarannya jelas.86 Dalam kiprahnya yang berjalan hampir lima tahun ini, Linda Agum Gumelar
menerapkan
komunikasi
yang
ia
gunakan
dalam
pengorganisasiannya, yaitu : 86
Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT.Raja Grapindo Persada 2005), Cet.Ke-2, h. 33
I. Penyuluhan Penyuluhan dengan tema “Female On The Movie’ yang diselenggarakan pada tanggal 13-16 Oktober 2007. Penyuluhan yang intensif ini dilakukan kepada para wanita agar mengerti mengenai masalah kanker payudara, walau pun ada kaum pria yang mengalami kanker payudara, tapi itu relatif kecil dibanding dengan kaum wanita. Femme peduli kanker payudara mengikuti Gerakan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) dan pengukuhan Mobil Mammografi Oleh Museum Rekor Indonesia MURI. Bersamaan dengan acara Femme (Female On The Move) pameran untuk wanita dinamis, YKPJ turut serta dalam pameran tersebut sekaligus dalam rangka mempromosikan bulan peduli kanker payudara dan mobil mammografi. Pada 14 Oktober 2007, di Assembly Hall JHCC acara pengukuhan Mobil Mammografi pertama di Indonesia yang kedua kalinya, diberikan
Jaya Suprana dari Museum Rekor
Indonesia (MURI).
J. Promosi Deteksi Dini Promosi Deteksi Dini melalui Ceramah Kesehatan yang bertema "Lebih Jauh tentang Kanker khususnya kanker Payudara" 2 September
2007 bertempat di KOWANI. Dalam berbagai kegiatan YKPJ ini, yang menjadi prioritas utama Linda Agum Gumelar Adalah sosialisasi kepada masyarakat yaitu : Promosi deteksi dini, ini merupakan bagian terpenting dalam penanggulangan penyakit kanker payudara, oleh sebab itu promosi deteksi dini menjadi bagian yang prioritas. Dalam rangka mengimplementasikan program edukasi, YKPJ melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif berupa ceramah dan penyuluhan kesehatan, YKPJ bersama dengan KOWANI dan Yayasan Daun Teratai Husada mengundang masyarakat umum untuk mengetahui lebih jauh penyakit kanker payudara.
K. Seminar – Seminar Seminar- seminar yang dilakukan minimal tiga kali dalam setahun, pada tanggal 24 Mei 2008 di Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta. Peserta seminar tersebut diantaranya berasal dari siswa-siswi SMU seJakarta, program ini biasanya bekerjasama dengan lembaga atau instansi lain, diantaranya : Bra Yakual, Bank Mandiri, dan Reebock.
L. Ceramah Ilmiah di FKM UI Aula FKM UI, 12 Juni 2007, Ceramah ilmiah dengan tema "Save Your Breast" ini merupakan acara penyuluhan untuk mahasiswa yang diselenggarakan oleh mahasiswa FKM UI. Tiket penjualan untuk acara
tersebut akan disumbangkan untuk Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.
M. Kampanye Program Pita Pink Mengadakan kampanye-kampanye Pita Pink, melalui berbagai event, seperti : a) Bekerjasama dengan beberapa mall dalam kegiatan Pita Pink dengan diantaranya : Mall Pondok Indah 2 diadakan kampanye ”Pita Pink” dengan mengusung tema Kampanye Sadar Payudara, kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 14 November 2007 dengan pengunjung
dari
berbagai
kalangan.
Kemudian
mengadakan
pemeriksaan mammografi gratis yang bekerjasaman dengan PT. Matahari Dep. Store yaitu : pada tanggal 1 April 2008 di Mall Matahari Cilandak Town Square, pada tanggal 4 Mei 2008 Mall Matahari WTS Serpong , dan pada tanggal 10 Mei 2008 di Mall Depok Town Square.
b) Menampilkan artis-artis, sebagai wujud kampanye pada acara ”You Are Still Beautiful”class 16 mei 2008 yang bekerjasama dengan PT. Unilever Indonesia ini di gelar Jakarta di Hotel Grand Mahakam, dengan dihadiri artis – artis seperti Luna Maya, Shahnaz Haque sebagai pemandu acara dan Rima Melati yang selama ini turut aktif dalam supporting group Pita Pink. Acara ini pun di resmikan dengan
menandatangani MoU sebagai peresmian kerjasama dua belah pihak oleh Linda Agum Gumelar selaku Dewann Pembina Pita Pink dan David Michum, Senior Brand manager.
c) Menjalin hubungan dengan pihak pemerintah Kunjungan Dewan Pembina dan Pengurus YKPJ ke Istana Negara pada tanggal 3 Agustus 2007. Ramah tamah dan penjelasan mengenai kegiatan sosial YKPJ dan Kampanye Pita pink 2007 kepada Ibu Negara RI, Ny. Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono.
d) Bekerja sama dengan pihak swasta seperti : Pada acara Pita Pink “Walking With Love” bekerjasama dengan PT. Reebook pada tanggal 24 Februari 2008. Didukung oleh Bank Mandiri, Lux, Mark dan Spencer. Penandatanganan MOU kerjasama dengan PT. Wacoal Indonesia di Sekertariat YKPJ pada tanggal 6 Mei 2008.
III. Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah ”prilaku pengorganisasian” yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat daalm proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi.
III.A Aktivitas Pemimpin Opini
Aktivitas yang sering dilakukan Linda Agum Gumelar selaku pembina YKPJ, dalam merumuskan langkah-langkahnya untuk mempromosikan sehat Payudara dengan ”deteksi dini”, yaitu dengan membuka forum terhadap pengurus YKPJ. Ia yang menanamkan sikap yang demokratis dengan menerapkan komunikasi dua arah, yang mana selain ia memberikan masukan, ia juga selalu menerima masukan dari para pengurus lainnya, sebagi wujud feed back yang kemudian ia tangkap dan disampaikan kembali kepada anggotanya.87 Selain itu selaku pembina YKPJ Linda ikut andil dalam rangka pencarian dana. Ia juga berperan serta memberikan akses terutama untuk memberikan fasilitas untuk masuk kesegala akses, seperti pemerintahan, publik pigur, dan tokoh masyarakat.88
III. B Pola Komunikasi Roda Sifat asal organisasi mengisyaratkan pembatasan mengenai siapa berbicara kepada siapa. Katz dan kahn (1966) menunjukan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa komunikasi diantara para anggota system tersebut dibatasi. Burgess (1969) mengamati bahwa karakter komunikan yang ganjil dalam organisasi adalah bahwa “pesan mengalir menjadi amat teratur sehingga kita dapat berbicara tentang jaringan atau struktural komunikasi. Ia juga mengatakan bahawa organisasi formal mengendalikan struktur komunikasi dengan menggunakan sarana tertentu 87 88
Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, tanggal 23 April 2008 Ibid,
seperti penunjukan otoritas dan hubungan-hubungan kerja, penetapan kantor, dan fungsi-fungsi komunikasi khusus. Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisis sentral menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. 89 Pola yang mencangkup aliran komunikasi yang amat terpusat dalam keseluruhan aksebelitas anggota antara yang satu dengan yang lainnya, moral atau kepuasan terhadap prosesnya , jumlah pesan yang akan dikirimkan, dengan kemampuan beradaptasi, dengan perubahan-perubahan dalam tugas, dipihak lain pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas aliran pesan, kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat dan organisasi lebih stabil, menunjukan kecermatan tinggi dalam pemecahan masalah, cepat dalam memecahkan masalah, tetapi terlihat cenderung mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan.
89
Don F.Faules, R Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung : PT.Rosdakarya 2001),Cet.Ke-3, h.174
Gambar 4.1 Pola Komunikasi Roda Implementasi dari pola roda tersebut yaitu dalam YKPJ peran Linda Agum Gumelar sangat penting, dimana yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral, yaitu Linda Agum Gumelar. Orang yang dalam posisis sentral menerima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya. Ini di buktikan dalam rapat-rapat di YKPJ, yang mana Linda Agum Gumelar memiliki peranan yang besar dalam memberikan saran-saran, serta masukan-masukan untuk bekerjasama dengan pihak lain. Burgess (1969) mengamati bahwa sebagai upaya untuk memecahkan masalah dalam eksperimen-eksperimen, para anggota kelompok harus belajar bagaimana menangani peralatan eksperimen dengan benar dan efesien, dan bagaimana mengefisienkan pengiriman pesan-pesan tersebut hal ini berimflikasi bahwa prilaku-prilaku peranan tertentu yang rumit harus dipelajari. Agar pola komunikasi berfungsi secara optimal. Beberapa penelitian mengenai jaringan komunikasi dalam organisasi besar menunjukan bahwa distribusi peranan jaringan penting untuk keefesienan berfungsinya organisasi. Kita akan meringkaskan beberapa konsep tentang perananperanan jaringan untuk menyoroti perkembangan ini.90 Linda Agum Gumelar yang menempati posisi sentral dalam komunikasi pola roda, ia yang banyak menerima dan memproses informasi 90
Ibid, h.176
lebih banyak daripada anggota lainnya dalam jaringan. Diantara jaringan komunikasinya yaitu jaringan eksternal dan internal, diantaranya jaringan pihak swasta, pihak pemerintahan, pihak asingSelain itu pula Linda Agum Gumelar memiliki keterampilan menangani informasi karena harus menerima pesan, mengintegrasikannya, dan memeriksa bahwa informasi yang tepat telah disebarkan kepada orang yang sesuai pada waktu yang tepat ,secara cermat dan lengkap.
III.C Aktivitas tatap muka Aktivitas tatap muka yang sering dilakukan Linda Agum Gumelar dengan para pengurus YKPJ yaitu pada saat rapat membahas program yang akan dikerjakan, saran-saran yang diberikan untuk dapat langsung diterima oleh berbagai kalangan, baik masyarakat, pemerintah maupun pengusaha atau pihak swasta.91 Yaitu diantaranya pada tanggal 15 Juni 2008 di ruang rapat kantor sekertariat YKPJ. 6
Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar. Kesuksesan merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dalam melakukan kegiatan. Sebagaimana telah
91
Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, tanggal 16 April 2008
dijelaskan dikajian teori bahwa, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.92 Dalam hal ini Linda Agum Gumelar menerapkan strategi penanganan problem kanker payudara melalui :
1. Mengoptimalkan Sosialisasi ”Program Pita Pink”. Perlu disadari bahwa untuk mempromosikan kesehatan payudara ”Program Pita Pink” dan cara penanggulangan juga pencegahan terhadap penyakit tersebut perlu menguatkan sosialisasi. Harus kita akui bahwa pada satu sisi, kesadaran masyarakat akan kesehatan kini dirasa makin meningkat dari waktu ke waktu, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penderita kanker, khususnya kanker payudara dalam keadaan stadium awal (satu-dua), dibanding dengan tahun tahun sebelumnya.Untuk itu sosialisasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Sosialisasi yang terus menerus dikomunikasikan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk media massa. Menurut Linda Agum, ternyata mensosialisasikan ”Program Pita Pink” media, seperti surat kabar, televisi, majalah, radio, buletin sangatlah efektif sekali. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi opini banyak orang. Oleh karena itu menjalin hubungan dengan media sangatlah penting, karena di sisi lain fungsi media bukan hanya sebatas hiburan saja, akan tetapi sebagai educatif (pendidikan) dan sebagai sarana informatif (informasi).
92
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2004) cet. Ke-18,h.35.
Di sini Pita Pink menggunakan akses media seperti media cetak: dalam media cetak kita membuat buletin atau majalah tahunan, dan promosi dalam koran-koran. Sedangkan melalui media elektronik : Pita Pink mengadakan peliputan baik televisi maupun radio, seperti mengadakan program talk show, Fun work dan lainnya, yang mana di setiap even YKPJ selalu menyisipkan artis-artis sebagai publik pigur untuk menarik minat khalayak. Selain itu pula YKPJ menggunakan Iklan diluar : yang mana iklan-iklan luar menggunakan pamplet-pamplet, brosur-brosur, dan iklan di mall-mall, baliho-baliho yang menampilkan sosok publik pigur, artis-rtis dan tokoh pemerintah tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan terhadap kanker payudara.
Tabel 4.193 Akses media MEDIA Televisi (METRO TV) Televisi (RCTI) Televisi (TPI)
EDISI TANGGAL 24 Februari 2008
ACARA Metro Hari Ini
24 Februari 2008
Seputar Indonesia
27 Mei 2008
Radio (Cosmopolitan)
24 mei 2008 jam 18.00 – 19.00
Pada program kegiatan ”Lux Play Beauty-Celebration” bertempat di Bandung. YKPJ mengadakan talk show dengan tema ”kesehatan payudara”
93
Data, dokumentasi YKPJ
Koran (Sinar Harapan) Koran (Sinar Harapan)
21 Februari 2008
Majalah (Gatra) Majalah (Gadis) Majalah (Cita Cinta) Majalah (Femina) Majalah (Fit) Majalah (Reps) Majalah (South Jakarta) Majalah (Reader’s Digest) Majalah (Seventeen) Majalah (Parenting) Majalah (Djakarta!) Buletin (Pita Pink)
28 Februari – 5 Maret 2008 7 – 17 Maret 2008
Pita Pink Walking With Love Breast Cancer Awareness
12 – 26 Maret 2008
Jalan Bareng dengan Cinta
13 – 19 Maret 2008
Jalan Sehat Pita Pink
April 2008
Jalan Pink Menuju Sehat
April 2008 Maret 2008
Reebok Pita Pink Walking With Love Event Coverage
April 2008
Walking With Love
April 2008
Walking With Love
April 2008
Untuk Kanker Payudara
April 2008
Reebok Pita Pink ”Walking With Love” Menapilkan kegiatan – kegiatan besar tahunan diantaranya : 1) Kerjasama YKPJ dan Mark dan Spencer 2) Kampanye Sadar Kanker Payudara Pondok Indah Mall 2. 3) ’you Are Still Beutifull’ class 4) Sambut dan Rayakan Kecantikan di ’LUX PLAY WITH BEAUTYFUL – CELEBR
25 Februari 2008
Edisi tahunann
Jalan santai “Reebok Pita Pink ” diikuti 300 peserta Reebok Peduli Kanker Payudara
Internet (www.pitapink.com)
21 – 23 Oktober 2007 2 September 2007 3 Agustus 2007
Bazar amal kerjasama group Prambors dengan YKPJ di Masjid Sunda Kelapa. Ceramah Kesehatan "Lebih Jauh tentang Kanker khususnya kanker Payudara" Kunjungan Dewan Pembina dan Pengurus YKPJ ke Istana Negara.
Internet (Rileks.com)
22 Februari 2008
“Peduli Kanker Payudara”
Internet (KOMPAS.com)
3 Maret 2008
“HBKB Ramai kegiatan”
2. Memperkuat dan Memperluas Jaringan. a) Hubungan ke Dalam Dalam usaha mencapai tujuan manajemen secara efektif, manusiamanusia yang menjadi sasaran hubungan masyarakat dibagi dua
yaitu
kelompok besar disebut khalayak dalam dan khlayak luar. Yang dimaksud dengan khlayak dalam (internal publik) adalah khalayak yang bergiat dalam organisasi, tetapi ada hubungannnya dengan organisasi yang dimaksud di sini adalah para pengurus YKPJ. Dengan ini Linda Agum Gumelar memperkuat hubungan kepengurusannya, dengan menerapkan kerjasama yang dinamis. Adapun dalam pelaksanaannya kegiatan yang dilakukukan Linda Agum Gumelar, yaitu :
a. Mengadakan rapat sebelum dan sesudah kegiatan berjalan setiap berjalan even.(rapat pada tanggal 10 Juny 2008 perencanaan ulang tahun YKPJ). b. Memasang
pengumuman
tentang
kegiatan-kegiatan
yang
akan
dilakukan, berupa pamplet, spanduk, brosur.iklan internet. c. Menerbitkan majalah intern edisi tahunan, yaitu majalah Pita Pink, terbit setiap satu tahun sekali. d. Mengadakan
kotak
saran
untuk
menampung
saran-saran
bagi
kepentingan YKPJ dan ”Program Pita Pink”, yaitu berupa kotak saran dan
saran
kritik
didalam
website
dengan
alamat
email
www.pitapink.com b) Hubungan Keluar Hubungan keluar yaitu hubungan komunikasi dengan luar organisasi diantaranya : a. Hubungan dengan Masyarakat Sekitar. Di sini YKPJ mempromosikan Program Pita Pink tidak lepas dengan menjalin hubungan komunikasi dengan masyarakat setempat, yakni Jakarta. Wujud konkrit dari hubungan tersebut adalah dengan mengadakan berbagai kegiatan dengan melibatkan masyarakat Jakarta langsung, yaitu dengan mengadakan penyuluhan dan seminar dengan mengundang masyarakat setempat. Tabel 4.294 Tabel Kegiatan 94
Ibid,
Nama kegiatan Ceramah Ilmiah
Waktu 12 Juni 2007
Tempat Aula FKM UI,
2 September 2007.
KOWANI
21 - 23 Oktober 2007
Masjid Sunda Kelapa,
Pita Pink Walking With Love bekerjasama dengan PT. Reebook
24 Februari 2008
Di Bundaran HI
Mengadakan pemeriksaan mammografi gratis. Bekerjasaman dengan PT. Matahari bagi pengunjung Matahari Dep. Store
1 April 2008
Matahari Cilandak Town Square
Mengadakan pemeriksaan mammografi gratis.
4 Mei 2008
Matahari WTS Serpong
Mengadakan pemeriksaan mammografi gratis.
10 Mei 2008
Depok Town Square
Seminar Kanker Payudara bekerjasama dengan Alumni SMA 4
24 Mei 2008
Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta.
"Save Your Breast" Ceramah Kesehatan "Lebih Jauh tentang Kanker khususnya kanker Payudara" Bazaar amal kerjasama Group Prambors dengan YKPJ
b. Hubungan dengan Pemerintah Hubungan yang dijalin YKPJ dengan pemerintah cukup baik, ini tidak lepas dari peranan Linda Agum Gumelar sebagai dewan pembina yang memperat hubungan tersebut. Dengan ini pemerintah mempunyai perhatian yang khusus terhadap Program Pita Pink. Dengan Kedatangan ibu Ani Yudoyono pada acara penyuluhan di ulang tahun YKPJ c. Hubungan dengan Pers
Yang dimaksud dengan pers di sini pers dalam arti luas yakni media massa. Seperti telah dipaparkan sebelumnya hubungan YKPJ yang di kibarkan dalam bendera Pita Pink oleh Linda Agum Gumelar dalam akses media. Yaitu diantaranya : RCTI, TPI, Global TV, Koran SINDO, Majalah NOVA. 3. Mempromosikan Deteksi Dini. Yang harus menjadi prioritas utama adalah mempromosikan deteksi dini, karena dengan deteksi dini adalah salah satu penanggulangan masalahan kanker payudara. Sebelum menginjak ke stadium lanjut, diusahakan setiap orang melakukan deteksi dini, dengan begitu pasien dapat mengetahui keadaannya, sehingga dapat tertolong. Maka promosi deteksi dini pun harus lebih gencar, disini YKPJ dalam setiap kegiatan hulunya selalu mengekspos tentang deteksi dini dan bahaya kanker payudara. 4. Rehabilitatif Rehabilitatif biasa disebut sebagai konseling, dalam konseling ada konseling langsung, ada konseling tak langsung dan ada berapa konselor. (data konselor terlampir).
a. Konseling Langsung Yakni konseling yang pendekatannya terpusat pada konselor, disini yang harus dilakukan adalah memberikan sugesti pada pasien. Sugesti yang diberikan yaitu berupa kepercayaan, sehinggga pasien dapat memulihkan semangat dan kepercayaan untuk dapat beraktifitas kembali. Disini Linda
Agum Gumelar membentuk paguyuban keakraban antar penderita kanker payudara (survivor), dengan ini para penderita tidak akan minder dan patah semangat, karena para survivor lainnya memberikan dukungan terus, sehingga mereka dapat beraktifiatas sebagaimana mestinya. b. Konseling Tak Langsung Dalam konseling seperti ini, aktivitas utama terletak pihak konseli, sedangkan konselor hanya berusaha agar konseli merasa mudah memimpin dirinya sendiri. Disini konselor yakni para survivor yang memberikan penyuluhan membantu hanya sebatas kemampuannya, selebihnya gangguan dalam diri sang pasien hanya mereka sendiri yang mampu mengatasinya. Selain itu pula, para survivor membantu menyusun sistem jaminan pemeriksaan kesehatan kanker payudara di DKI Jakarta, sehingga pasien dapat mudah melakukan chek uf, sehingga pasilitas kesehatannya dapat terjamin dan sesuai dengan taraf internasional.
7
Penerapan Metode Komunikasi Linda Agum Gumelar Tujuan yang diharapkan dalam strategi komunikasi Linda Agum
Gumelardalam ”Program Pita Pink” adalah di tahun 2020 nanti bebas kanker payudara di Indonesia, khususnya Jakarta ini. Oleh karena itu, berbagai alternatif ditempuh Linda Agum Gumelar dan para pembina lainnyauntuk mengadakan jenis kegiatan yang beragam. Hal ini diperluakan untuk menyosialisasikan ”Program Pita Pink”, sehingga masyarakat mengenal dan memahami tentang bahaya kanker payudara.
Selama penelitian berlangsung, metode komunikasi yang digunakan Linda Agum dalam Progam Pita Pink yaitu : I. Program Proaktif – Preventif a. Penyuluhan Kanker Mengadakan penyuluhan-penyuluhan tentang kanker, khususnya kanker payudara, yang biasa diadakan minimal setahun tiga kali. Tabel 4.395 Tabel Lokasi Penyuluhan Kanker Kegiatan
Peserta Penyuluhan
No Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Lokasi
RW 05 Kel. RBS RW 04 (PLN) 4-Jul-07 Kel. RBS RW.07 (Posyandu) 28-Jul-07 Kel.RBS RW.02 Kel.RBS 8-Sep-07 (Dharmais) Kelurahan 15-Dec-07 Tugu Utara Kelurahan 22-Dec-08 Tugu Utara Kelurahan 12-Jan-08 Tugu Utara Kelurahan 26-Jan-08 Tugu Utara Kelurahan 16-Feb-08 Tugu Utara kecamatan 23-Feb-08 Koja Kelurahan 8-Mar-08 Lagoa Kelurahan 15-Mar-08 Lagoa Kelurahan 29-Mar-08 Lagoa Kelurahan 12-Apr-08 Lagoa Islamic 26-Apr-08 Center TOTAL PESERTA PENYULUHAN
CBE (saja)
30-Jun-07
95
Ibid,
Mamo (saja)
Mammo + CBE
50
Tidak mammo + CBE
Jumlah
45
95
34
84
31
19
33
31
64
1
25
25
48
37
85
19
39
58
56
50
106
182
49
231
66
50
116
29
42
71
47
50
97
31
23
54
51
37
88
22
43
65
163
50
213
779
50
545
79
1452
b. Pelatihan Relawan Penyuluhan Kanker. Mengadakan pelatihan terhadap relawan-relawan, biasa dilakukan sebelum penyuluhan, yaitu yang menjadi rutin pada setiap awal bulan oktober, sebelum melakukan penyuluhan masal tepatnya pada 1-10 Oktober.
c. Promosi Melalui Mobil Mammografi. Dengan telah meluncurkan satu buah mobil Mammografi ini, diharap kampanye untuk kesehatan payudara dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan mengenai bahaya kanker payudara, akan lebih mengena karena dengan mobil mammografi dapat langsung dilayani, dengan fasilitas yang memadai tanpa harus bersusah payah mencari rumah sakit.
d. Skrining Massal Skrining mammografi masal ini biasa dilakukan pada saat ulang tahun YKPJ, tepatnya pada hari Pita Pink sedunia di bulan oktober 2007, namun bila dibutuhkan sewaktu-waktu skrining masal bisa dilakukan sesuai permintaan. Seperti pada tanggal : 1 April 2008 di Matahari Cilandak Town Square, 4 Mei 2008 di Matahari WTS Serpong, dan 10 Mei 2008di Matahari Depok Town Square
Tabel. 4.1096 Tabel. Kelompok Usia Peserta Mamografi dan Faktor Risiko Haid Pertama < 12 > 12 Th Th
Jumlah Pasien
Umur
Berhenti Haid < 50
> 50
KB Pil < 5 Th
KB Suntik
> 5 Th
< 5 th
> 5 Th
< 19 < 20 - 29
2
2
1
< 30 - 39
91
< 40 - 49
2
29
62
8
5
19
9
294
107
187
33
47
33
32
33
< 50 - 59
181
48
133
81
63
19
19
12
10
< 60 - 69
25
9
16
6
3
2
2
1
< = 70
2
1
1
1
1
Tabel. 4.1197 Tabel. Data hasil pemeriksaan Umur
Normal
Pemeriksaan Tambahan
< 19
e.
< 20 – 29
2
< 30 – 39
86
3
< 40 – 49
261
15
< 50 – 59
168
6
< 60 - 69
25
< = 70 Total
542
24
Pembuatan Website Pembuatan Website ini dilakukan sebagai wujud sosialisasi ”Program Pita Pink” guna memberikan informasi kepada masyarakat melalui media yang telah mulai memasyarakat di indonesia ini, yaitu dengan alamat : http// www.pitapink.com. 96 97
Ibid, Ibid,
f.
Pembuatan Buletin Pita Pink Pembuatan buletin tahunan Pita Pink ini dimuat berbagai ”Program Pita Pink” dalam setahun, guna mendokumentasikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan YKPJ dalam setahun. Di buat setahu sekali yang berisi tentang : Kegiatan ”Program Pita Pink”, Surat Pembaca, Short News, Cover Story, Breast Cancer Stories, Celebrity Story, Healthy Breast, Healthy Living, Healthy Tips, Fasion, Healthy Shopping. g. Bekerjasama dengan Berbagai Media Bekerjasama dengan media cetak dan elektronik dalam penanggulangan kanker payudara dalam setiap event. Ini dilakukan guna memberikan informasi terhadap masyarakat yang tidak bisa mengikuti kegiatankegiatan ”Program Pita Pink”secara langsung .
II. Program Kuratif a. Bekerjasama dengan Rumah Sakit - Rumah Sakit. Bekerjasama dengan Rumah Sakit Kangker ”Dharmais” dan rumah sakit lain, diantaranya RS. Budi Asih, RS. Tarakan RSUD Kab Bandung, RSUD Kab Bekasi, RSUD Kab Karawang, RS. Tjipto, RS. Hasansadikin, dalam kegiatan pengobatan, penyuluhan, dan pelatihan relawan. b. Bekerjasama dengan Lembaga – Lembaga.
Bekerjasama dengan lembaga donor, PMI, Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Daun Teratai Husada untuk membantu pasien kurang mampu, guna membantu meringankan biaya dan fasilitas yang digunakan.
c. Bekerja Sama dengan Lembaga-Lembaga Swasta Bekerja sama dengan lembaga-lembaga swasta lainnya guna membantu meringankan biaya dan fasilitas yang digunakan yang digunakan pasien, diantaranya : Bank Mandiri, Bra Yakual, LUX, Reebock, Pondok Indah Mall, Mark&Spencer.
8
Implementasi Difusi – Inovasi
Strategi Komunikasi Linda Agum
Gumelar Berbagai macam difusi didefinisikan, tetapi ada satu asumsi yang mengikat semua difusi. Difusi adalah suatu proses komunikasi yang menetapkan titik-titik tertentu dalam penyebaran informasi melalui ruang dan waktu dari satu agen ke agen yang lain. Salah satu saluran informasi yang penting adalah media massa, karena itu model difusi mengasumsikan bahwa media massa mempunyai efek yang berbeda-beda pada titik-titik waktu yang berlainan, mulai dari menimbulkan tahu
sampai
mempengaruhi
adopsi
atau
rejeksi
(penerimaan
atau
penolakan).98
98
Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007), Cet ketiga belas, h.71
Teori ini di awal perkembangannya mendudukan peran pemimpin opini dalam mempengaruhi sikap dan prilaku masyarakat. Artinya media massa mempunyai pengaruh yang kuat dalam menyebarkan penemuan baru. Apalagi jika penemuan baru itu kemudian diteruskan oleh para pemuka masyarakat. Akan tetapi, difusi-inovasi juga bisa langsung mengenai khalyaknya. Menurut Rogers dan Shoemaker (1971) difusi adalah proses dimana penemuan disebarkan kepada masyrakat yang menjadi anggota sistem sosial.99 Difusi inovasi sebagai suatu gejala kemasyarakatan berlangsung bersamaan dengan perubahan sosial yang terjadi. Bahkan kedua hal itu merupakan suatu yang saling menyebabkan satu sama lain. Artinya, penyebar serapan inovasi menyebabkan masyarakat menjadi berubah, dan perubahan sosial pun merangsang orang untuk menerima dan menyebarluaskan hal-hal yang baru. Mengapa begitu? Karena setiap perkembangan pada dasarnya sekaligus menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru. Untuk memenuhinya terjadilah berbagai penemuan (invensi). Kemudian timbul lagi kebutuhan yang lebih baru. Berarti harus dipenuhi pula. Begitulah seterusnya.100 Implementasi dari teori ini yaitu dimana sosok Linda Agum Gumelar bersama Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) sebagai source, dalam penyampaian pesannya mengunakan difusi-inovasi, sehingga apa yang menjadi program Pita Pink merupakan sesuatu yang baru dan belum pernah
99
Nurudin, MSi, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada 2007), h. 188 100 Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Inovasi, Modul UT (Jakarta : PT.Universitas Terbuka), Cet keenam,h.1.9 2004
ada di masyarakat Indonesia. Umumnya dalam teori difusi –inovasi peranan penerima pesan (destinition) sangat lemah, bahkan nyaris tidak memiliki peranan. Dominasi dari penyampai pesan (source) yang begitu dominan. Asumsinya adalah penerima pesan akan menerima apa adanya (tanpa feedback) terhadap pesan/tujuan dari penyampai pesan tersebut. Seperti halnya apa yang dilakukan oleh Linda, meskipun penyampaian pesan yang dilakukan oleh YKPJ lebih mendominasi peranan penderita Kanker Payudara itu sendiri. justru feed back memiliki peran besar dalam hal ini. Komunikasi yang baik antara penderita kanker payudara dan YKPJ menjadikan
lembaga
ini
selalu
menemukan
inovasi-inovasi
dalam
mensosialisasikan pentinya menjaga kesehatan payudara. Tentunya inovasi dalam mengemas pesan tidak terlepas dari masukan para penderita maupun survaivor. Artinya pesan yang diinginkan oleh Linda Agum Gumelar bersama YKPJ (Source) telah berhasil mempengaruhi masyarakat (destination). Hal ini berbanding lurus dengan teori difusi –inovasi, bahwa peranan source yang mendominasi destination. Inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh Linda Agum Gumelar mensosialisasikan ”Program Pita Pink” di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, diantaranya yaitu : mengoptimalkan sosialisasi ”Program Pita Pink”, memperkuat dan memperluas jaringan, mempromosikan Deteksi Dini, mengadakan
Rehabilitatif,
mengadakan
pengobatan
mammografi, dan mengadakan skrining massal.
melalui
mobil
9
Faktor - Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Komunikasi Linda Agum Gumelar
1. Faktor Pendukung Dalam menjalankan tugas-tugas sosial Linda Agum Gumelar memberikan sebuah wacana yang dapat menunjang kegiatan promosi ”Program Pita Pink” Yaitu : a. Adanya bantuan dari sponsor swasta seperti : Group Matahari, Group Estelowder yang memproduksikan kecantikan wanita, Perusahaan yang memproduksi Bra Yakual, untuk ikut berpartisipasi mendukung kegiatan-kegiatan YKPJ. b. Adanya dorongan semangat dari para survivor yaitu dengan dorongan psikologi yang diberikan para survivor bahwa penderita kanker payudara untuk tetap percaya diri uuntuk tetap semangat hidup, dan memberikan keyakinan penyakit tersebut dapat terobati. c. Kerja sama media yang menunjang yaitu dalam bentuk iklan : menjelang kegiatan meanampilkan iklan-iklan dalam bentuk barter promo. Peliputan : dalam kegiatan YKPJ, melalui media televisi dan
radio yang memberikan ruang untuk diselenggarakannya program talk show baik yang live maupun recording. d. Iklan kampanye yang menarik yaitu berbentuk : baliho, spanduk, poster dengan pemasangan atribut tersebut di wilayah yang strategis, seperti di berbagai titik pusat-pusat kota. e. Bantuan dari WHO yaitu, baik berupa saran untuk kemajuan “Program Pita Pink” maupun materil yang diberikan guna kelangsungan kegiatan-kegiatan YKPJ. f. Adanya kerjasama berbagai lembaga dalam maupun luar negeri, yaitu dalam setiap event yang dilakukan YKPJ, dimana lembaga-lembaga tersebut memberikan kontribusi bagi penyelenggaraan “Program Pita Pink”.101 2. Faktor Penghambat Dalam menjalankan tugas-tugas sosial Linda Agum Gumelar bersama YKPJ, tidak sedikit mendapatkan hambatan-hambatan dalam kegiatan promosi ”Program Pita Pink” diantaranya faktor penghambatnya tersebut Yaitu : a. Pengertian masyarakat yang lebih rendah tentang pentingnya kesehatan, terutama tentang bahaya kanker payudara. b. Belum ada program resmi skrining payudara yang dibiayai oleh pemerintah.
101
Wawancara dengan dr.Sutjipto. Sp.B(K)Onk, ketua umum YKPJ, pada 25 mei 2008
c. Belum menjadi prioritas di negara berkembang, kerena di negara berkembang memprioritaskan penyakit – penyakit infeksi, penyakit kurang gizi dan lainnya, seakan akan penyakit kanker secara umum d. Akses untuk memperoreh pengobatan yang sempurna lebih jelek, dari yang semestinya.102
102
Ibid ,
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian mengenai Straregi Komunikasi Linda Agum Gumelar di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ). Bahwa strategi komunikasi yang diterapkan oleh Linda Agum Gumelar dalam membina yayasannya cukup berhasil. Ini terbukti dengan berjalannya roda organisasi YKPJ dalam Program Pita Pink. Melalui “Program Pita Pink” Linda Agum Gumelar bersama YKPJ berhasil memberikan pemahaman serta kesadaran terhadap masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan payudara. Bukti dari tingginya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan payudara adalah semakin banyaknya orang yang melakukan deteksi dini terhadap gejala penyakit kanker payudara. Sehingga tingkat kematian akibat kanker payudara dapat ditekan. Rendahnya pemahaman tentang penyakit kanker payudara menjadi tantangan tersendiri bagi Linda Agum Gumelar dalam mengibarkan “Program Pita Pink”. Namun Linda bersama YKPJ berhasil mensosialisasikan program tersebut melalui berbagai cara. Seperti kegiatan seminar bagi kalangan akademisi, kunjungan ke mal-mal, sampai dor-to dor.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah menggandeng media massa sebagai sarana sebagai informasi dan penyebaran ilmu pengetahuan. Karena bagi Linda Agum Gumelar media masa meruapakan sarana yang paling efektif serta efisien dalam penyebaran informasi.
2. Saran – saran Tentu sebagai organisasi nirlaba tujuan YKPJ bukan kepada profit orented. Melainkan bentuk kepedulian terhadap sesama. Ada beberapa catatan yang ingin penulis sampaikan, tentunya saran-saran ini disampaikan bertujuan tak lain demi kebaikan dan kwalitas YKPJ di masa yang akan datang. Adapun saran yang ingin penulis sampaikan sebagai berikut : 1.
Hendaknya sosialisasi tentang “Program Pita Pink” lebih sering melalui media televisi. Karena berdasarkan hasil beberapa survei, televisi merupakan media yang paling mudah untuk menyampaikan pesan. Dan televisi telah dimiliki oleh lebih dari separuh penduduk Indonesia.
2.
Bentuk kampanye penanggulangan kanker payudara bukan saja melalui mall-mall atau seminar saja. Tetapi program dor to dor dari rumah ke rumah harus terus ditingkatakan. Pasar tradisional hendaknya dijadikan tempat kampanye untuk program berikutnya. Karena keberadaan pasar tradisional masih diminati oleh masyarakat. Serta memiliki segmentasi pengunjung tertentu dengan tingkat sosial yang berbeda.
3.
YKPJ hendaknya memberikan penyuluhan bukan saja kepada perempuan melainkan juga kepada laki-laki, bahwa penderita kanker
payudara bukan saja dialami oleh kaum perempuan tetapi laki-laki pun bisa mengalaminya. 4.
Meskipun kanker payudara menyerang wanita dengan usia diatas 30 tahun, namun YKPJ hendaknya lebih sering memberikan penyuluhan dini kepada remaja puteri. Karena beberapa kasus ditemukan penderita kanker payudara di bawah usia 30 tahun.
5.
Kepada Ibu Linda semoga tetap istiqomah dalam bekerja di yayasanyayasan sosial serta memberikan kontribusi pemikiran terbaik demi kemajuan YKPJ.
DAFTAR PUSTAKA
Aubery Fisher, Teori – Teori Komunikasi (Bandung : Remaja Karya, 1986). Don F.Faules, R. Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy,Komunikasi Organisasi,
Strategi
Meningkatkan
Kinerja
Perusahaan,
(Bandung : PT.Rosdakarya 2001),Cet.Ke-3. Difusiinovasi, diakses pada tanggal 15 juni 2008 jam 14.30 dari www.yahoo.com. Data WHO 2006, diakses pada tanggal 17 Februari 2007 jam 19.15 dari http://www .yahoo.com. Dr. Nassaruddin Umar, MA, Argumen Kesetaraan Gender : (Jakarta : Paramadina 2001). Efendy Onong Uchjana Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992). Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Prenhalindo, 2002). Komarudin, Ensiklopedi Manajemen (Jakarta : Bumi Aksara,1994) Cet.Ke 1.
Linda Agum/biografi Linda/, diakses pada tanggal 27 Mei 2008 jam 15.15 di www.yahoo.com Mulyana, Deddy, Metodologi Penelitian Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Social Lainnya, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2004), Cet, ke-4. M. Qurais Sihab, Tafsir Almisbah Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2005, PPSN. Majalah Pitapink YKPJ edisi tahun 2007, PPSN. Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi, (Bandung : Remadja Karya,1986). Muhamad ,Arni, Komunikasi Organisasi
PT.Bumi Aksara Jakarta
2004. Cet keenam. Mortopolo, Ali, Staregi Kebudayaan Jakarta : (Esiter For Strategic End International Study 1978 ) Cet pertama. Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : PT.RajaGrapindo Persada 2005), Cet.Ke-2. Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunisi, Teori dan Praktek (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1992). “Periksa Payudara Sendiri Yuk”, diakses pada tanggal 10 Desember 2007 jam 19.15 dari http:// www.rumahkanker.com. Rahmat Jalaluddin, M.SC Metode Penelitian Komunikasi (Bandung : P.T Remaja Rosdakarya 2007), Cet ketiga belas. Revolusi Layanan Kesehatan, diakses pada tanggal 17 Februari 2007 jam 19.15 dari http://www. najlahblogh.com.
Stenar,George A dan Miner John B, Kebijakan dan Strategi Manajemen (Jakarta : Erlangga 1997) edisi ke-2. Suharsimi, Arikuntoro, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rieneka Cipta 1998), Cet, ke-2. Setiap Tahun 30 Ribu Anak Dapat Diselamatkan Dengan Pemberian ASI, pada tanggal 6 Desember 2007 pada jam 19.00 diakses dari http:// www.idionline.net. Tentang Linda/biografi/, diakses pada tanggal 27 Mei 2008 pada jam 15.00 di www.yahoo.com. Widjadja , Konunikasi komunikasi dan hubungan masyarakat (Jakarta : Bumi Aksara, 2002). Wawancara dengan Verry Fathony selaku pengurus YKPJ, pada tanggal 16 April 2008. Wawancara dengan Linda Agum Gumelar, pada tanggal 26 Mei 2008. Wawancara dengan Dr. Sutjipto. Sp.B(K)Onk, Ketua Umum YKPJ, pada tanggal 25 Mei 2008. Wawancara dengan Bpk. Rantijar, selaku staf pribadi Agum Gumelar, pada tanggal 17 Mei 2008.
LAMPIRAN Stuktur Organisasi Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta
Ketua Pembina : Linda Agum Gumelar.Sip
Pembina : Tati A.M. Hendropriyono Dra.Andy.Endriartono.S
Pengawas : Dara Wardhani, SH.MH Hernowo, SE.Ak
Ketua : Dr. Sutjipto, Sp.B.(K)Onk
Wakil Ketua : Budiastuti A. Tusin Rima Melati Dr. Wandaningsih Parmono, MPH
Sekretaris :
Ary J. Sambodo, SE Bendahara : Dra. Frederycka Wayan Maker
Ati Windratmo, S.Psi
Bidang Organisasi : Ir. Kentjana S.N Suwisma Ny. Ati windartmo S.Psi
Bidang Hubungan Luar Negeri : Srikandi H. Krishna Dr. Kardinah, Sp. Rad Dr. Samuel J. Haryono, Sp.B(K)Onk Dr. Evlin Suzanna, Sp.PA
Bidang Penyuluhan : Dr. Ayi Djembarsari, MARS Dr. Sariasih Arumdati, MARS Dr. Sri Heni Setiawati, MHA Dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.RM Dr. Indah Sri Anggarini, MARS Dasmaniarti Nurdin
Bidang Ilmiah : Dr. Kardinah, Sp. Rad Dr. Samuel J.Haryono, Sp.B(K)Onk Dr. Sonar Sony Panigoro, Sp.B(K)Onk Dr. Ramadhan, Sp.B(K)Onk
Bidang Pengabdian Masyarakat : Dr. Ratna W.B Oka Yulia Hito Sonya A. Parengkuan
Bidang Penggalangan Dana : Rahmi Adi Putra Tahir Dewi Dimas Wahab Ella Irawadi H. Yayuk Fathoni Linda Herlinda
Bidang Humas & Dokumentasi : Bambang Purwanto, SH.MH Dr. Maria Witjaksono
Data Pasien Deteksi Dini PT PULAU MAHONI JAKARTA 15-16 NOVEMBER 2007
NO
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 25 26 27 28 29 30
Novia Ratna Sari Sri Sumiastuti Imelda Hurint Dwi HW Eka Juarni Yosie Elly R Endang W Etty K Wahyu A Patra Nia Dewi Untari Apriani Juni Ekaningsih Liana Setiawan Budi Evarianthi Ria Wulandari Sulisna Kristiano Tina Krwini Triastuti Wiwik AR Mana LE Lisa Santosa Gagarini Yuliarti Sylvie Yasadireja Adi Rahayu Wahyu Nyaman Susilawati Ratna Hapsari Emmy. S. C Endang Troes. S Ginarti Budiman Atropiana Emelia Anita Ani Yuliana Rika Virgia Winda Pingkan Pujiasiah Trisna Purnawan Kubrita Airis
Keterangan MR 001060 MR 001094 MR 001096 MR 001099 MR 001100 MR 001101 MR 001102 MR 001103 MR 001104 MR 001105 MR 001106 MR 001107 MR 001108 MR 001110 MR 001111 MR 001112 MR 00115 MR 001114 MR 001113 MR 001116 MR 001117 MR 001119 MR 001120 MR 001121 MR 001122 MR 001123 MR 001124 MR 001126 MR 001127 MR 001128 MR 001129 MR 001130 MR 001131 MR 001132 MR 001133 MR 001134 MR 001135 MR 001136 MR 001137 MR 001138 MR 001125 MR 001118 MR 001139
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 19. 20
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 40
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 93.
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 59. 60
51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58.
71. 72. 73. 7 4. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 89. 90.
81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88.
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA YAYASAN KESEHATAN PAYUDARA JAKARTA Dr.Sutjipto,Sp.B (K)Onk
P. Apa yang melatar belakangi berdirinya YKPJ? J. Jadi gini ya, selama 40 tahun terakhir data-data di seluruh rumah sakit, ehn pasien kangker payudara selalu dari stadium lanjut.dan ini merata di seluruh Indonesia, tahun 1966 ada satu studi di RS.Cipto, oleh bagian bedah. Data-data pasien yang yang dari data tersebut 70% stadium tiga keatas, sehingga menyebabkan angka pencapaian penyembuhan menjadi rendah sekali, memang menurut angka statistic dunia khusus di Negara maju jumlah kangker payudara lebih banyak, tetapi angka kesembuhan juga lebih banyak, artinya sepaporitnya kalau di Negara berkembang jumlahnya lebih sedikit angka kesembuhannnya juga sedikit, karena: 1) Pengertian masyarakat yang lebih rendah tentang kangker 2) Akses untuk memperoreh pengobatan yang sempurna lebih jelek kan dinegara berkembang kemudian juga belum ada program skrining payudara yang dibiayai oleh pemerintah, program yang resmi gitu, sebab lain penyakit kangker belum prioritas di Negara berkembang, kerena mereka memprioritaskan penyakit –penyakit infeksi, penyakit kurang gizi dan lainnya, seakan akan penyakit kangker secara umum menjadi
prioritas yang lebih rendah, padahal menurut badan kesehantan seduania dari WHO penyakit kangker tumbuh menjadi 20% setiap tahun kontinyu. Sementara penyakit lain lebih rendah, sehingga waktu itu sekitar pada tahun 2003 setelah sekian tahun saya berprofesi sebagai dokter ahli bedah umum onkologi yang menangani khusus penyakit ini, saya berpendapat perlu ada kegiatan-kegiatan yang khusus yang terpokus untuk dalam rangka penyuluhan ini. Adapun YKI (Yayasan Kangker Indonesia) lebih banyak menyantuni pasien-pasien yang telah terkena penyakit, tetapi kegiatan khulu jauh lebih rendah. Jadi secara umum penyakit kangker ada problem khilir ada problem khulu. Problem khilir yaitu bisa berupa pengobatan, rehabilitasi, pengobatan paska kesembuhan, sedangkan problem khulu yaitu deteksi dini, promosi pada masyarakat, yaitu tentang bahaya penyakit ini, dan cara penyembuhannnya. Selama ini orang yang yang datang chek uf, diingat jantung, chek uf ginjal, jarang sekali yang melakukan mamografhi, baru ada bukan dicegah tetapi direndahkan atau stop steging. Wakut itu saya menghadap ibu Linda Agum Gumelar sekitar bulan desember 2002 saya up rud saya sounding dengan ibu - ibu public pigur lain, karena gak mungkin saya jalan sendiri. Kemudian waktu itu saya beserta yang lain membentuk Jakarta Society Of Broscraser, jadi perhimpunan penyuluhan penanggulangan kangker Payudara, semacam itulah. Namun demikain pada perkembangannaya, karena kita mengelola
dana dari public dapat pun ricesing kita mesti berubah menjadi Yayasan. Waktu itu sejarah berdirinya tanggal 19 desember 2003, beberapa bulan kemudian kita berubah bentuk menjadi Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ), disahkan oleh mentri hukum dan hak asasi manusia.
P. Apa yang menjadi skala prioritas YKPJ ? J. Program promosi dikegiatan khulu, nyuluhan – penyuluhan juga melakukan skrining mamografhi komuniti perempuan tertentu, jadi kami bentuk penyuluhan Melakukan skrining pada ibu – ibu tertentu yang mempunyai resiko tinggi terkena Kangker payudara yaitu ibu – ibu yang berumur 40 tahun keatas. Sejak tahun lalu kami mempunyai dana dari BHGI breath heath Global Inisiatif yang didukung oleh Susan comen poundasain. Memberikan adbokasi uwernes Yaitu memberi tahu dan membantu Negara – Negara berkembang meningkatkan kepeduluaian mereka terhadap kangker payudara.. dana tersebutr kita melakukan skrining mamaografhi gratisdi Jakut, jakbar,yang berhasil 10000.rencanannya 1500 orang. Visi dan misi kita seperti didalam kompeni profile.
P. Program – program apa saja yang dilakukan YKPJ selama ini ? J. Program tahunann yaitu kita beri nama program Pita Pink. Berbentuk talkswow, di radio, kegiatan dengan peliputan acara di televisi dengan
menggunakan public pigur dan para survevior. Kemudian seminarseminar untuk orang awam. Pada bulan oktober itu adalah bulan kegiatan untuk bread creaser sedunia,di Jakarta sejak tahun kemaren kita melakukan fun work, jalan kaki Pita Pink. Menyadarkan masyarakat untuk kepedulian terhadap kesehatan Payudara.
P. Upaya apa saja yang dilakukan YKPJ dalam membantu pasien yang kurang mampu ? J. Membatu pengobatannya, Membatu membelikan obatnya, Membatu biaya oprasi, Membatu memberikan vitamin, Membatu transport memang tidak banyak, karena kita lebih fokuskan kegiatanya kegiatan hulu bukan kegiatan hilir.
P. Target apa saja yang ingin dikedepankan oleh YKPJ ? J. Target kita yaitu kita punya mimpi tahun 2020 di Jakarta ini yang datang ini tidak dalam sytadium lanjut, kita kepingin mamamografhi itu merupakan bagian dari chek uf., karena selama ini hanya di jadikan sebagian tambahan, supaya pasien - pasien / mantan pasien dapat berkiprah berkinerja sebagai mana dimasyarakat, jangan sampai menjadi cacat sosial. Di jauhi masyarakat, tidak mendapat kesempatan kerja yang optimal, kadang - kadang pasien penderita kangker payudara depresi tinggi, masalah kita ingin berkiprah di bidang rehabilitasi.
P. Kendala apa saja yang dihadapi YKPJ ? J. Kendala - kendala : 1) keterbatasan dana untuk menyantuni, bantuan dana untuk yang kurang mampu masih agak terbatas, 2) pengertian dan kesadarn masyarakat masih rendah sehingga sosialisasi penyuluhan terus menerus harus kita lakukan. Secara kultur masyarakat indonesa ini masih percaya terhadap pengobatan yang irasional, bukan hal mudah memmerangi hal tesebut bukan hal yang sederhana mudah dan perlu waktu, bahwa pengobatan – pengobatan itu harus yang rasional. Dan kita sangat kecewa terhadap media yang menayangkan pengobatan pengobatan yang tradisional / irasioanal.
P. Sejauh mana peran Pembina YKPJ dalam menjalankan Program Pita Pink? J. Peranan beliau sangat banyak, terutama dalam kegiatan YKPJ. Selain selaku Pembina, beliau juga mengarahkan kita terhadap pemerintah, sehingga ada perhatian dari pemerintah. Contoh kecil : kedatangan Ibu Ani Yodoyono selaku ibu Negara, melakukan pemeriksaan, dan dianggap tidak berbahaya. Juga pemerintah pun ikut mendukung. Dalam ranga pencarian dana, Peranan dewan Pembina sangat besar sekali, terutama untuk memberikan pasilitas untuk masuk kesegala akses, kepemerintah, kepublik pigur, ke masyarakat. Sehingga dengan mudah YKPJ masuk keseluruh lapisan Masyarakat. Sehingga YKPJ pernah diterima Ibu Negara, dan menteri . itu kalau tidak dari dewan Pembina itu tidak bisa.
P. Faktor – faktor pendukung dan penghambat apa saja yang dialami YKPJ dalam menerapkan strategi komunikasi ? J. Paktor pendukung : dengan adanya bantuan dari sponsor swasta seperti : Group matahari, Group estelowder yang memproduksikan kecantiakn wanita, bekerja sama denagn PT yang memproduksi bra yakual untuk ikut berpartisipasi mendukung kegiatan – kegiatan YKPJ. Paktor penghambat : Dulu - Dulu masih tabu, Ada, pengertian yang salah di masyarakat, kalau dioprasi tambah jadi tambah nyebar, tambah ganas, Salah satu efek samping sadar Mammografhi. Ya itu tadi Keterbatasan dana untuk menyantuni, bantuan dana untuk yang kurang mampu masih agak terbatas, 2) pengertian dan kesadaran masyarakat masih rendah sehingga sosialisasi penyuluhan terus menerus harus kita lakukan. Secara kultur masyarakat indonesa ini masih percaya terhadap pengobatan yang irasional, bukan hal mudah memmerangi hal tesebut bukan hal yang sederhana mudah dan perlu waktu,
bahwa
pengobatan – pengobatan itu harus yang rasiuonal. Dan kita sangat kecewa terhadap media yang menayangkan pengobatan - pengobatan yang tradisional irasioanal. `
P. Seberapa lama ibu Linda berkiprah di YKPJ ? J. Sebab ia sebagai seorang pendiri, ya sejak berdirinya YKPJ tersebut.
P. Dari mana saja sumber dana YKPJ ? Bisa di jelaskan ? J. Dana masyarakat yang tidak terikat, Sumbangan - Sumbangan
dari
pribadi – pribadi, Pun riseng melakukan pertandingan golp. Sudah 2kali modus show dalam rangka mencari dana untuk kegiatan YKPJ, dan membantu pengonbatan masyarakat yang tidak mamapu.
Jakarta, 25 Mei 2008
Dr.Sutjipto,Sp.B (K)Onk Nara Sumber
Desi Lestari Pewawancara