STRATEGI KOMUNIKASI SANGGAR LOKAL DALAM MELESTARIKAN TARI LINDA KABUPATEN MUNA * Abdul Janat** Muh.Najib Husain *** Joko Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS HALU OLEO, +6285396450295
[email protected]
ABSTRAK Tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi Sanggar Lokal dalam melestarikan Tari Linda Kabupaten Muna. Jenis penilitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik penentuan informan menggunakan purposif sampling, adapun informan dalam penilitian ini sebanyak 7 orang serta teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penilitian dan observasi mendalam yang di lakukan maka menunjuk strategi komunikasi sanggar lokal dalam melestarikan Tari Linda di Kabupaten Muna kurang efektif di karenakan strategi komunikasi sanggar lokal yang dilakukan kurang optimal di karenakan kepengurusan sanggar kurang giat dalam merekrut anggota baru dan kurangnya kepeduluan tentang pelestarian Tari Linda oleh pihak pemerintah daerah yakni Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Muna, sehingga pelestarian budaya Tari Linda kurang berdampak bagi masyarakat suku Muna. Kata Kunci: Strategi komunikasi, Sanggar lokal, Tari Linda.
ABSTRACT The aim of this research was to know the communication strategy in preserving Dance Studio Locally Linda Muna regency. The type of this research was descriptive qualitative method and technique of determining informants used purposive sampling, while the informant in this research were 7 people and techniques of collecting data through observation, interview, documentation, and literature. Based on the results of this research and depth observation that has done, chosen the Sanggar Lokal communication strategy in preserving Linda Dance in Muna Regency was less effective because the communication strategy workshop locally was less optimal because the management of the studio were less active in recruiting new members and a lack of caring about the preservation of Dance Linda by the local government, namely Department of culture and Tourism Muna Regency, so the preservation of culture Dance Linda was less impact on tribal communities of Muna regency.
Keywords: communications strategy, local studio, Dance Linda.
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
1
PENDAHULUAN Tari Linda di kenal oleh masyarakat Muna pada zaman Wa Ode Kamomono Kamba yaitu Putri Raja Muna yang bernama La Ode Husein yang bergelar Omputo Sangia, sekitar abad ke-16, yakni di masa pemerintahan Laposasu (kobang kuduno). Sekitar 600 tahun yang lalu masyarakat Muna di Sulawesi Tenggara mewarisi
berbagai macam tarian tradisional di
antaranya, Tari Linda, tari pogala, Tari ngibi, Tari potobo, Tari lantiarasi dan lain sebagainya. Tari Linda di Kabupaten Muna sampai saat ini tetap dilestarikan. Tari ini dilakukan dalam rangkaian acara Karia yaitu pada acara adat istiadat dan tradisi ketika beranjak dewasa, orang tua tidak akan mengawinkan anak gadisnya sebelum melewati ritual Karia dan biasanya ditarikan oleh beberapa gadis remaja yang baru akil balig. Seorang gadis Muna wajib melakukan ritual pingitan yang sering di sebut Karia, Sebelum jenjang perkawinan. Masa pingitan tersebut biasanya berlangsung 4 sampai 7 hari. Gadis yang dipingit tidak melihat cahaya, buang air kecil, buang air besar dan tidak boleh menampakan dirinya selama masa tersebut dan pantangan tidak boleh berkata makian, membicarakan orang dan lain sebagainya, serta seharusnya diajarkan bagaimana gerakan Tari Linda yang di maksud. Pada saat akhir Karia sang gadis pingitan menampilkan tarian Linda satu persatu di hadapan tamu undangan serta masyarakat sekitar yang menyaksikan dan biasanya tamu undangan maupun kerabat gadis yang sedang menari Linda tersebut membuangkan sesuatu barang yang dapat digunakanya sehari-harinya ataupun uang yang dilemparkan mengenai badan si gadis penari tersebut. Seniman dengan pemerintah daerah setempat bertujuan untuk mempromosikan Tari Linda di dalam maupun di luar negri, sehingga banyak mengikuti kegiatan yaitu: pada tahun 1990 Tari Linda masuk 10 besar pada Pekan Koreograper Muda Indonesia di Taman Ismail
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
2
Marsuki, di sinilah cikal bakal Tari Linda dikenal oleh manca negara sehingga terbukti di tahun yang sama juga tari Linda mengikuti kegiatan pameran Expo di Australia dan Korea Selatan yang di ikuti oleh 110 Negara, tahun 2008 Tari Linda di undang di Italia dalam rangka festifal layang-layang sedunia, undangan khusus pada tahun 2012 mengikuti Lotong-tong fire di Belanda dan yang terakhir ini pada tahun 2013 Tari Linda mewakili Indonesia dalam kegiatan Tradisi Lisan yang diadakan oleh PBB yang bertempat di Riau, sekaligus Jurusan Tradisi Lisan yang ada di Universitas Halu Oleo dipromosikan di lingkup Nasional maupun Internasional. Seiring banyaknya prestasi yang didapatkan oleh Kabupaten Muna dengan budaya Tari Lindanya tentunya ada segilintir orang dengan wadah lembaga yang bersentuhan langsung di kalangan masyarakat yakni Sanggar Lokal yang mengambil peran yang sangat besar untuk menjaga budaya Tari Linda yang ada di Masyarakat Muna untuk menopang kinerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar selalu mempertahankan dan menjaga kelestarian Budaya yang dimaksud. Peran
masyarakat
dan
pemerintah
daerah
dalam
PERDA
untuk
mendukung
keberlangsungan kinerja Sanggar Lokal dalam melestarikan Tari Linda di masyarakat Muna yang terkhusus perempuan dewasa yang tidak mengetahui gerakan tarian Linda original (yang sebenarnya), pelaksanaan tersebut butuh pendekatan kearifan Lokal masyarakat Muna dalam memperkenalkan kembali makna tari Linda bagi kalangan wanita yang akan beranjak dewasa bagi Suku Muna. Seiring berjalanya waktu terjadi pergesar nilai-nilai pemaknaan tentang budaya Tari Linda yang di mana hanya segilintir orang saja yang mengetahui bagai mana gerakan tari Linda yang original dan mengetahui makna filosofi dari gerakan Tari Linda sehingga masyarakat Muna yang secara khusus perempuan dewasa akan mengenal dan kembali merasa bertanggung jawap untuk
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
3
menjaga serta melestarikan budaya Tari Linda yang ada di Masyarakat Muna. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi komunikasi Sanggar Lokal dalam melestarikan tari Linda Kabupaten Muna”. Teori Harold D laswell’s New Media atau Media Baru merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk media komunikasi massa yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Media baru yang memiliki ciri tersebut adalah internet. Internet adalah jaringan kabel dan telepon satelit yang menghubungkan komputer (Vivian, 2008) Dalam teori media baru ini ada dua pandangan mengenai era media pertama dan kedua. Pertama, pandangan interaksi social : membedakan media menurut seberapa dekat media dengan model interaksi tatap muka. Kedua, pandangan integritas social : pendekatan ini menggambarkan media bukan dalam bentukinformasi, interaksi, atau penyebarannya,tetapi dalam bentuk ritual atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat dengan menyatukan masyarakat dalam bentuk rasa saling memiliki. Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media. Pierre Levy memandang
World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan
informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktifdan berdasarkan pada masyarakat (http://en.wikipedia.org).
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
4
Media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang bersifat manual menjadi otomatis dan dari semua yang bersifat rumit menjadi ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex dan fleksibel yang membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital ini juga selalu berhubungan dengan media karena media ini adalah sesuatu yang terus selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang sudah menggunakan digital (modern media/new media). Salah satu bagian dari new media adalah “Network Society”. Network society adalah formasi sosial yang berinfrastuktur dari kelompok, organisasi dan komunitas massa yang menegaskan bentuk awal dari organisasi dari segala segi (individu, grup, organisasi, dan kelompok sosial). Dengan kata lain, aspek mendasar dari formasi teori ini adalah semua yang memiliki hubungan yang luas secara kolektivitas.
METODE PENELITIAN Subyek dan Informan Penelitian Adapun subyek dalam penelitian ini adalah Sanggar lokal Kabupaten Muna yang berjumlah 27 orang. Sedangkan informan dalam pelititian ini yaitu Informan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang, yang terdiri dari 6 informan utamah yaitu 3 (tiga) orang pengurus Sanggar Studio One Maya Paska, 3 (tiga) orang pengurus Sanggar Ntiarasi dan 1 informan kunci yaitu tokoh budayawan masyarakat muna yang dianggap dapat mewakili dalam pengambilan data penelitian.
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
5
Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi/Pengamatan Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung dilapangan atau dilokasi penelitian. Dalam penelitian ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti terhadap objek penelitiannya, Dalam pengamatan ini peneliti melihat Strategi Komunikasi Sanggar Lokal dalam
Melestarikan Tari Linda Kabupaten Muna
2. Wawancara Mendalam (Indepth Interview) Wawancara mendalam (Indepth Interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai beberapa orang yang mengetahui tentang Strategi Komunikasi Sanggar Lokal dalam
Melestarikan Tari Linda Kabupaten Muna
Dokumentasi 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan terhadap dokumen-dokumen, arsip-arsip, buku-buku peraturan serta dokumen lainnya yang ada pada obyek penelitian. 4. Studi Pustaka Studi Pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat berbagai bahan referensi yang ada kaitanya dengan penelitian.
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
6
Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif interpretatif. Analisis data dilakukan secara terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian. Analisis data dilakukan secara kualitatif, yaitu data yang berupa kalimat atau pernyataan yang diinterpretasikan untuk mengetahui makna serta untuk memahami keterkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini melihat Strategi Komunikasi Sanggar Lokal dalam Melestarikan Tari Linda Kabupaten Muna dengan mengambil dua objek penilitian yaitu Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiaras. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, diketahui dua objek tersebut masi melakukan kaderisasi mengenai pelestarian budaya Tari Linda Kabupaten Muna, dengan demikian sehingga peniliti menetapkan strategi komunikasi sanggar lokal dengan cara Mengenal Komunikator Sanggar, Menyusun Pesan, Menetapkan Metode, Seleksi dan Penggunaan Media. Agar lebih jelasnya dapat di lihat sebagaimana penjelasan dari informan dari formulasi strategi komunikasi sanggar lokal Kabupaten Muna yang di tetapkan oleh peneliti seperti berikut: Penetapan komunikator yang diamati melalui tahapan di atas dapat disimpulkan bahwa penetapan komunikator Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi dalam menumbuhkan minat anggotanya mempelajari Tari Linda yaitu dilakukan oleh pemilik Sanggar, namun seiring berjalannya waktu penetapan komunikator dibantu oleh penasehat dan pelindung itu sendiri dengan memilih anggota yang memiliki pemahaman lebih cepat dibandingkan dengan anggota lainnya. Selain itu selain ada pertimbangan lain saat menetapkan seorang komunikator di Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi, dengan berpedoman pada beberapa aspek yang harus dimiliki seorang komunikator diantaranya memiliki daya tarik, Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
7
keahlian, sikap, kredibilitas, pendekatan, dan cara penyampaian yang tepat kepada anggotanya. Pemilik Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi membebaskan setiap komunikator untuk mengatur masa kerja dan jadwal mereka dalam melatih anggota Sanggar , seperti yang peneliti lihat di lapangan keadaan di Sanggar begitu bersahabat baik di dalam ruang belajar maupun di luar, karena ada beberapa komunikator yang memiliki sikap tidak begitu tegas seperti di dalam ruang belajar ketika berada di luar ruangan terhadap anggotanya. Tari Linda Kabupaten Muna merupakan tarian yang di gunakan pada saat acara pingitan yang yang diwajibkan pagi wanita yang bersuku Muna. Penyampaian pesan di Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi berisikan berbagai pesan yang akan diajarkan kepada anggota mengenai tarian Linda. Pesan yang pertama kali disampaikan yaitu pengenalan terhadap gerakan linda yang memiliki 11 model gerakan untuk mencapai tarian gerakan yang indah, dan pengenalan sejarah Tari Linda. Pesan selanjutnya yang disampaikan adalah bagaimana cara menggunakan gerakan tarian yang sesuai dengan irama insrumen alat musik dan bagaimana cara seorang mengoperasikan. Serta langkah gerakan dari Tari Linda secara benar. Bentuk pesan yang disampaikan di Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi dibagi menjadi dua yaitu pesan persuasif dan pesan edukatif. Pesan persuasif yaitu pesan yang digunakan Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi untuk menarik minat anggotanya mempelajari garakan tarian Linda, pesan edukatif yaitu pesan yang disampaikan komunikator sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi dalam proses pembelajaran gerakan Tari Linda, dan gaya bahasa yaitu bahasa yang digunakan pada saat pesan disampaikan komunkator kepada komunikannya Dalam penelitian ini penyusunan renstra Program kerja lebih difokuskan kepada sanggar untuk menarik masyarakat untuk bergabung menjadi anggota dengan sanggar. Pelaksaan
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
8
program penyusunan rencana tersebut tentunya harus di laksanakan dengan tetap melakukan monitoring dan evalusi terhadap renstra yang telah dibuat. Pelaksanan Renstra selama ini dinilai oleh sanggar masih belum optimal, hal ini terbukti dengan sebahagian pelaksanaan renstra yang dilaksanakan selama ini kurang mewujudkan visi misi keberadaan sanggar dan masyarakat belum sepenuhnya tahu akan makna eksistensi keberadaan sanggar tersebut sehingga kurang mendapatkan respon dan motivasi dari lingkungan masyarakat Kabupaten Muna. Seperti
yang
diamati
peneliti
langsung
pada
saat
observasi
lapangan
dan
wawancara mendalam kepada informan, media yang dipilih Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi kebanyakan media baru seperti memanfaatkan media internet khususnya media sosial karena praktis dan tidak mengeluarkan biaya secara besar dan di anggap lebih efektif. Adapun peliputan dari media massa seperti televisi dan radio didapatkan tanpa harus mengeluarkan biaya, karena pihak media masa tertarik terhadap banyaknya kegiatan yang dilakukan Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi. Hal tersebut menurut peneliti sangat menguntungkan pihak Sanggar lokal Kabupaten Muna dalam mempromosikan kebudayaan masyarakat Muna khususnya permainan gerakan Linda dan alat musiknya. Sedangkan pemilihan media untuk proses mengajarkan Tari Linda dan alat musiknya masih menggunakan media cetak seperti handout yang berisikan not-not angka jadi tidak bisa asal-asalan saja dalam memainkan garakan linda. Hal ini dianggap sebagai media yang paling tepat bagi pemula, apalagi orang yang tidak bisa gerak dan belum terasah feelingnya dalam memainkan gerakan tari linda. Namun media baru seperti media sosial BBM, Facebook dan yang lainya yang dapat dimanfaatkan lewat handphone tetap dibutuhkan dalam proses mengajar, karena ketika anggota Sanggar Studio One Maya Pasta dan Ntiarasi tidak mengetahui gerakan yang akan di gunakan pada proses latihan, bisa mendengarkan gambaran gerakan tarian pada handphone tersebut.
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
9
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka penulis menarik kesimpulan bahwa : Trand atau kecendurungan citizen journalism (jurnalisme warga) dalam teks pemberitaan politik pada media online sultrakini.com : citizen journalism menulis sesuai kaidah penulisan berita yang baik dan benar yaitu mengandung unsur 5w+1h, serta mengandung unsur faktual yang sesuai dengan kenyataan, menampilkan hal-hal yang asli dan bukan rekayasa. Pemilihan isu pemberitaan politik, citizen journalism cenderung memberitakan peristiwa politik yang aktual yang terjadi dilingkungan sekitarnya, berisi informasi unik yang tidak dapat dijangkau oleh media lokal setempat berupa komitmen kebijakan pemerintah. Serta informasi terhadap isu-isu politik yang tengah ‘hangat’ dikalagan masyarakat berupa peristiwa pemilihan kepala desa, kebijakan pemerintah setelah pemilihan kepala daerah dan perihal korupsi kepala daerah. Kecendurungan objektivitas citizen jourmalism di kota kendari juga lebih menerapkan independensi berita yang tidak memihak terhadap kepentingan apapun. Gaya penyusunan bahasa oleh citizen journalism (jurnalisme warga) dalam pemberitaan politik pada media online lokal Kendari Sultrakini.Com : Bahasa penulisan yang digunakan citizen journalism beragam yaitu dengan menggunakan bahasa baku dan tidak baku. Serta Gaya menulis (style menulis) yang digunakan citizen journalism cenderung menyampaikan tulisannya secara lugas, singkat, jelas, tidak berbelit-belit, dan langsung ke persoalan (point of view).
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
10
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, Bandung, Armico. Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandug : Simbiosa Rekatama Media. Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L., 2005. Komunikasi Bisnis dan Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Cragan F. John. 2004. Communication in Small Groups. Boston: Wadsworth Cengage Learning. Decker, Bert.1990. The Art Of Communication, Seni Berkomunikasi. Alih Bahasa : Roch Mulyati Hamzaah. 1991. Binarupa Aksa jakarta. Dibia, I Wayan, Widaryanti, FX, Suanda, Endo.(2006).Tari Komunal. Jakarta : Lembaga pendidikan Seni Nusantara. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupten Muna.2014. Panduan Praktis Tari Linda: kabupaten Muna, Perct. Ahmad Jaya Raha. Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong,U.2006. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Forsdale, 1981, perpectives on communication.New York : Randow House. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonsia (Pengertian Fenomena, 2013).PT. Gramedia Pustaka Utama Kohler, 1991. Memahami dan Menyempurnakan Komunikasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Littlejohn, 1999, Theoris of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Hartono, 2011, pembelajaran tari usia dini, Semarang : UNNES PRESS. Husein Najib, 2014, Komunikasi Budaya, Parawisata dan Religi : ASPIKOM Press dan BUKU LITERASI.
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
11
Mulyana, Deddy. 2001.”Mengindonesia di Australia: Perubahan dan Kesinambungan Identitas Etnik” dalam Deddy Mulya metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2011 Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persaka. Onong, 2003. Tujuan Komunikasi. Pace, 2006 (Dalam Buku Pengantar Komunikasi) Pengertian Komunikasi.Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Pace, R. Wayne & F. Faules, Don, 2000. Komunikasi Organisasi (Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan),Editor : Deddy Mulyana, Remaja Rosdakarya. Patton, M.Q, (1990), Qualitative Evaluation and Research Methods. (2nd Ed). London : Sage Publication Lid. Rahmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Revisi.
Edisi
Ridwan, 2010 buku kemilau mutiara yang tersembunyi di Kabupaten muna Raha : Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan, rosady. 2002. Kiat & Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. 2002. Manajemen Humas dan Manajeman Komunikasi, Edisi Revisi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss, (Dalam Deddy Mulyana, 2003. Cirri-ciri PT. Remaja Rosdakarya.
Komunikasi.
Sulusu J, 1996. Pengambilan Keputusan Strategi. Jakarta : PT. Gramedia Widiantara Indonesia. Sukarto, 1998. Manajemen Strategi. Yogyakarta : PT. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yusuf, Pawit M. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional Bandung : PT. Remaja Rosdakarta.
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
12
Media Elektronik http://murnihabaru.blogspot.co.id/2012/06/asal-mula-tari-linda-di-pulau-muna.html http://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-tari-linda
Strategi Komunikasi Sanggar Lokal
13