PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Ida Nur Aeni NIM: 106054002040
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh Ida Nur Aeni NIM: 106054002040
Di bawah bimbingan
Dr. Arief Subhan, MA. NIP. 19660110 199303 1 004
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul: “PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN
PERSADA
NURANI
DALAM
MENINGKATKAN
KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DI KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN”, telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1 September tahun 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta, 1 September 2010
Sidang Munaqasah
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Drs. Wahidin Saputra, MA
Dr. Moh. Ali Wafa, Sag, Mag
NIP: 19700903 199603 1 001
NIP: 150 321 584
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Helmi Rustandi, Mag
Wati Nilamsari, M.Si
NIP: 19601208 198803 1 005
NIP: 19710520 199903 2 002
Pembimbing
Dr. H. Arief Subhan, MA NIP: 19660110 199303 1 004
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 1 September, 2010
Ida Nur Aeni
ABSTRAK
IDA NUR AENI Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan semua masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu di antaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974). Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, tidak sama antara satu negara dengan negara lainnya. Setiap negara, tergantung dari kemajuan ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehatan, tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, yang dapat memiliki bentuk dan jenis pelayanan kesehatan berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (industrial countries) tidak sama dengan yang diselenggarakan di negara-negara yang sedang berkembang (developing countries) seperti Indonesia. Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengeluarkan kebijakan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) sebagai bentuk upaya pembiayaan kesehatan. Kebijakan itu diharapkan dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas serta bisa diakses oleh masyarakat luas. Namun demikian pada pelaksanaanya program Jamkesmas ini tidak merata dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana proses perencanaan dan pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Persada Nurani yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di Kecamatan Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu penulis menggambarkan secara fakta apa yang dilihat dan ditemukan dari obyek penelitian ini. Metode ini didukung oleh hasil observasi dan wawancara. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah Klinik Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari Ketua Yayasan Persada Nurani (YPN), Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, juga pihak-pihak lain yakni masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan non member peserta pengobatan di klinik YPN maupun masyarakat sekitar Klinik. Dalam penelitian ini dapat diketahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani dalam memberdayakan kesehatan masyarakat miskin di daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh yayasan persada nurani tersebut adalah dengan mendirikannya sebuah klinik kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat miskin yang difasilitasi langsung oleh dokter. Jenis kegiatannya pun beragam, dengan tujuan agar para pasien mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
i
KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah swt., atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw., atas jasa-jasanya yang besar bagi kehidupan umat manusia. Salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan gelar Sarjana Strata Satu (SI) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, adalah membuat karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah, penulis mengangkat judul “Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.” Selama penulisan dan penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang dihadapi. Namun berkat kerja keras, kesungguhan hati serta arahan dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya semua kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh kerena itu sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya terutama kepada: 1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku pembimbing dan Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan kerelaan hati dan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) yang telah berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas Mahasiswa
Fakultas
Dakwah
dan
Komunikasi,
khususnya
untuk
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). 4. Bapak M. Hudri, selaku Sekretaris Jurusan Pengembvangan Masyarakat Islam, terimakasih telah memberikan masukan kepada penulis agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.
ii
5. Para Dosen Pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis selama perkuliahan. 6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Utama, serta Perpustakaan Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah melayani dengan baik selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 7. Pengurus Yayasan Persada Nurani khusunya M. Faridj Wajdi, SE, MSi selaku ketua yayasan, Sdr. Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yayasan, Dr. Nur Aini, Mba indah pengurus yayasan dan rekan-rekan di yayasan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu. Terima kasih telah memberikan data-data yang terkait dengan penulisan skripsi ini. 8. Yang tercinta dan terkasih Ayahku Anwar Sanusi, Mama Siti Aminah, Bapa H. Amin Suripto dan Mama tersayang Hj. Niti Rahma yang selalu mengurus, mendidik dan membantu penulis baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT membalas dengan surga-Nya. 9. Kakak-kakakku yang baik hati, Siti Nurhayati S.Pd terimakasih telah membiayai penulis selama kuliah. Kakakku Nur Kholis, Sip dan istri (Merry Sofiaty), terimakasih telah memberikan motivasi. Adikku yang tersayang Ali Nur Faiz dan Ibnu Hakim Rifani. Saudara-saudara sepupuku Edi Suswanto, Hanifah Azwar dan Kurnia Popy Rahmawati, terima kasih atas bantuan dan dukungan kalian baik moril maupun materiil sehingga penulis dapat
iii
menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas pengorbanan kalian selama ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian. 10. Yang tercinta, Keluarga besar H. Abdul Syukur yang telah memberikan banyak motivasi, inspirasi, pengalaman, pelajaran hidup dan dukungan yang tulus kepada penulis. Semoga setiap nasihat, pesan, kritik dan saran, Allah SWT balas dengan pahala yang besar. 11. Kepada seluruh sahabat-sahabat seperjuangan PMI angkatan 2006. Fenny Oktaviany, Ika Lestari, Milastri Muzakkar (four angels), Nurul Hikmah, Ahmad Rokhoul Alamin, Ari Kurniawan, Kurnia Aji, Hidmatullah, Lia Fitria Farhana, Yanis Sarohmah, Iin Nurhayati, Syarifudin, Ahmad Fauzi, Aji Purnama Ismail. Kalian semua penulis banggakan dalam menjaga kesolidan dalam berdiskusi di kelas, dan dalam pertemanan dan persahabatan kita di UIN, semoga kenangan-kenangan bersama kita tetap terjaga sampai kapanpun. 12. Teman-teman KKS Kelompok 55. Agyl, Ichal, Nurul, Ade, Ninda, Abu, Sidik, Mionk, Windi, Mega, Chika, Andry, Arya Yang selalu memberi suport agar penulis segera menyelesaikan penulisan skripsi ini. 13. Untuk adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas yang selalu memberikan motivasi dan dukungan. Kepada seluruh teman-teman di Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan teman-teman Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta semoga sukses selalu.
iv
Akhirnya, dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis hanya mampu menyerahkan semua kepada Allah swt., atas amal baik semua pihak yang telah diberikan kepada penulis, semoga Allah swt. dapat memberikan imbalan yang lebih baik kepada mereka.
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah................................................... 1
B.
Pembatasan dan Perumusan masalah ............................... 7
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8
D.
Metodologi Penelitian ...................................................... 9
E.
Tinjauan Pustaka ............................................................. 15
F.
Sistematika Penulisan ..................................................... 17
TINJAUAN TEORITIS A.
Program ........................................................................... 19 1.
Pengertian Program ................................................ 19
2.
Macam-macam Program ........................................ 19
3.
Tujuan Program ..................................................... 20
B.
Implementasi Program .................................................... 21
C.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat ................................... 23 1.
Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat ........ 23
2.
Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat 25
vi
3.
Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia ................................................................ 26
D.
BAB III
Kemiskinan ..................................................................... 30 1.
Pengertian Kemiskinan .......................................... 30
2.
Faktor Penyebab Kemiskinan ................................ 32
3.
Dimensi Kemiskinan .............................................. 34
4.
Penanggulangan Kemiskinan ................................. 35
GAMBARAN UMUM YAYASAN PERSADA NURANI A.
B.
Profil Yayasan ................................................................. 40 1.
Sejarah Singkat Yayasan Persada Nurani .............. 40
2.
Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani ................. 43
3.
Susunan Pengurus Yayasan Persada Nurani .......... 44
4.
Bidang Aktivitas Yayasan Persada Nurani ............ 44
5.
Fokus Program Yayasan Persada Nurani ............... 46
Letak Geografis Yayasan Persada Nurani ...................... 51 1.
Letak Geografis ...................................................... 51
2.
Kondisi sosio historis masyarakat di Yayasan Persada Nurani ....................................................... 52
BAB IV
IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN YAYASAN PERSADA NURANI A.
Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan ....... 54 1. Perencanaan Kegiatan ............................................ 54
vii
2. Anggaran Dana ...................................................... 57 B.
Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan ....... 58 1. Upaya Pelaksanaan Program ................................. 61 2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan .............. 65
BAB V
PENUTUP A.
Kesimpulan ..................................................................... 79
B.
Saran ............................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rancangan Informan ......................................................................... 10 Tabel 2 Anggaran Dana ................................................................................... 57 Tabel 3 Jadwal Praktek Dokter ........................................................................ 63 Tabel 4 Laporan Administrasi.......................................................................... 66 Tabel 5 Data Administrasi Klinik YPN ........................................................... 68 Tabel 6 Jadwal Pemberian Imunisasi ............................................................... 71
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam berbagai media massa nasional, seringkali kita membaca tentang meningkatnya berbagai permasalahan sosial yang ada. Dari meningkatnya angka penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, meningkatnya angka pengangguran, banyaknya anak jalanan dan pengemis di berbagai wilayah, semakin banyaknya ‘pak ogah’ dan ‘polisi cepek’ di jalan raya, banyaknya perampokan kendaraan bermotor roda dua, banyaknya penodongan di persimpangan jalan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan sosial tersebut seringkali dikaitkan dengan kemiskinan yang terjadi saat ini. 1 Sebagaimana diketahui, kehidupan yang menjadi dambaan masyarakat adalah kondisi yang sejahtera. Dengan demikian, kondisi yang menunjukkan adanya taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama usaha perbaikan dalam rangka perwujudan kondisi yang sejahtera tersebut. Kondisi kemiskinan dengan berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah sosial yang menggambarkan kondisi kesejahteraan yang rendah. Oleh sebab itu wajar apabila kemiskinan dapat menjadi inspirasi bagi tindakan perubahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2
1
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet. Ke-1, h. 322 2 Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), Cet. Ke-1, h. 309-310
1
2 Indonesia
adalah
negara
berkembang
dimana
sebagian
besar
masyarakatnya masih berada dalam tatanan ekonomi menengah ke bawah. Masalah kemiskinan selalu merupakan masalah yang paling serius dan dituntut untuk segera diselesaikan. Selain kemiskinan, di Indonesia juga memiliki banyak sekali masalah yang berkaitan dengan rakyatnya seperti masalah kesejahteraan, kesenjangan sosial dan yang paling serius yaitu masalah kesehatan masyarakat. 3 Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya karena permasalahan ekonomi saja, akan tetapi kemiskinan merupakan permasalahan yang multidimensional. Dimana kemiskinan multidimensional ini mencakup kemiskinan dalam dimensi ekonomi, kemiskinan dalam dimensi sosial dan budaya, kemiskinan dalam dimensi kesehatan, kemiskinan dalam dimensi sosial-politik, kemiskinan dalam dimensi pendidikan, agama, dan budi pekerti, serta kemiskinan dalam dimensi perdamaian dunia. Indonesia dinilai paling lambat dalam mengatasi masalah kemiskinan, hal tersebut dapat dilihat dari nilai rupiah yang tidak stabil, pengangguran dimanamana dan bahkan cenderung bertambah banyak, serta jurang ketimpangan sosial ekonomi yang kian melebar. Pada kelompok ekonomi lemah memang tidak tahu menahu permasalahan pemerintah dan perekonomian, tapi dalam permasalahan krisis perekonomian, kaum inilah yang paling terkena imbasnya. Tidak sedikit kepala keluarga yang di pemutusan hubungan kerja (PHK) di tempat mereka bekerja, sehingga berubah statusnya menjadi pengangguran, dan tak sedikit pula anak-anak kehilangan masa depan karena orangtuanya tak mampu lagi membayar biaya sekolah. 3
Andi Rizal, Kesehatan dan Kemiskinan, diakses pada tanggal 04 April 2010, www.republikaonline.com
3 Isbandi Rukminto Adi mengatakan; bahwa dalam proses pembangunan yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu; yang pertama, dimensi makro yang menggambarkan bagaimana institusi negara melalui kebijakan dan peraturan yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan suatu masyarakat, sedangkan dimensi yang kedua adalah dimensi mikro yaitu individu dan kelompok masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri. 4 Sedangkan menurut Syaiful Arif, kemiskinan dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan kultural dipahami sebagai akibat dari adanya karakter budaya masyarakat dan etos kerja yang lemah, sedangkan kemiskinan struktural bisa terjadi karena adanya struktur dan kebijakan pemerintah yang timpah, sebagai akibat dari terjadinya ketidak-adilan dalam kehidupan masyarakat. 5 Pembangunan
nasional
merupakan
sarana
yang
penting
untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu pola umum strategi pembangunan nasional merupakan rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu serasi serta berlangsung secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan melalui pembangunan lima tahun. Sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Republik 4
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003), Cet Ke-1, h.1 5 Syaiful Arif, Menolak Pembangunanisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), Cet. Ke-1, h. 289
4 Indonesia, yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana, menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diharapkan dapat mencapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus. 6 Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaksana utama pembangunan. Sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Dengan menggunakan pedoman pokok Undang-Undang Dasar 1945 dan pedoman operasional Garis-garis Besar Haluan Negara, pembangunan disegala bidang dilaksanakan sebagai upaya menuju kesejahteraan bangsa didalam masyarakat adil dan makmur yang berdasarkan pancasila. Salah satu modal utama dalam rangka mencapai kesejahteraan adalah kesehatan, yang merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia. Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya
6
Hal. 7
Emil Salim, Pembangunan Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: PT. Mediyatama, 1991),
5 suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan suatu hal yang komplek, karena pada dasarnya kesehatan masyarakat menyangkut semua segi kehidupan dan kegiatan, sehingga mempunyai ruang lingkup yang luas. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal merupakan menjadi tanggung jawab pemerintah dan seluruh masyarakat. Dengan demikian keadaan yang memungkinkan dapat hidup sehat bukan saja menjadi hak dari setiap anggota masyarakat tetapi juga menjadi kewajibannya untuk ikut serta di dalam segala usaha kesehatan. Pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan atas Sistem Kesehatan Nasioanl (SKN) 7 , yang menegaskan bahwa: “… pada dasarnya kesehatan menyangkut semua segi kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang.” Sebagai tujuan pembangunan dinyatakan: “… tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasioanl.” 8 Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum tersebut, harus diwujudkan
melalui
pembangunan
nasional
yang
berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia, serta sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. 7
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 2 Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 1 8
6 Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. 9 Karena
setiap
individu,
keluarga
dan
masyarakat
berhak
memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan Negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai factor seperti, tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan daerah. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya kebijakan ini tidak dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang adil, berkualitas dan dapat diakses oleh masyarakat luas. 9
Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan, (Bandung: Kuraiko Pratama, 1992), h. 45
7 Oleh karena itu Yayasan Persada Nurani sebagai salah satu lembaga yang bergerak di bidang sosial-kemanusiaan, tergerak untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan kesehatan bagi masyarakat miskin (kurang mampu). Yayasan pelayanan kesehatan ini merupakan suatu lembaga yang salah satu aktivitas pokoknya ialah melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin dengan salah satu tujuan yang ingin dicapainya adalah memberikan pelayanan kesehatan yang murah (terjangkau) dan berkualitas. Melalui program Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin tersebut, yayasan ini mencoba membantu memberi solusi untuk program kesehatan pemerintah (rumah sakit dan puskesmas) yang sampai saat ini usaha pemerintah tersebut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah ataupun puskesmas. Melihat latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Semua itu dituangkan dalam penelitian skripsi yang berjudul ” Program
Pelayanan
Kesehatan
Yayasan
Persada
Nurani
dalam
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penulisan skripsi ini lebih terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan dibahas, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh
8 Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di Kecamatan Kebayoran Lama. 2. Perumusan Masalah Penulis merumuskan permasalahan pada hal-hal yang tidak terlalu luas, agar pembahasan tidak terlalu melebar. Permasalahan yang akan difokuskan dan dibahas dalam skripsi ini, secara sederhana dapat disimpulkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana perencanaan program pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan? b. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan Yayasan Persada Nurani dalam program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran LamaJakarta Selatan. b. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program Yayasan Persada Nurani untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kebayoran Lama-Jakarta Selatan.
9 2. Manfaat Penelitian a. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pembelajaran, khususnya mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani dan sebagai bahan kajian pertimbangan civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya untuk Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). b. Secara Praktis Untuk menggambarkan kinerja Yayasan Persada Nurani, penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Yayasan Persada Nurani dan menjadikan parameter dalam menjalankan tugas-tugas selanjutnya.
D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti secara mendalam. Bogdan dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orangorang atau perilaku yang diamati secara langsung. 10 2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling bertujuan (Purposive) yaitu teknik pengambilan sampel yang mempunyai maksud untuk menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang muncul. 10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 13.
10 Dalam konteks ini peneliti mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai terjadi pengulangan informasi atau sudah tidak ada informasi yang terjaring lagi. Dari teknik sampling inilah peneliti kemudian bisa menentukan subjek dan objek penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi, mereka terdiri dari: Ketua Yayasan Persada Nurani, Sekretaris YPN, Karyawan Klinik YPN, Adapun pihak-pihak lain yaitu masyarakat Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang terdiri dari pasien member dan non member peserta pengobatan di klinik YPN yang penulis jadikan informaninforman pemerkuat dalam hal melengkapi data-data dan informasi skripsi ini. Tabel 1 Rancangan Informan
No
Informan
Informasi yang dicari
Jumlah
1
Ketua Yayasan
Gambaran lembaga, 1 Orang latar belakang program kegiatan
2
Sekretaris Yayasan
3
Dokter Klinik
4
Karyawan Klinik
Gambaran lembaga, 1 Orang perencanaan program kegiatan, pelaksanaan program Gambaran 1 Orang perencanan program dan pelaksanaan program Gambaran bentuk 1 Orang pelaksanaan program pelayanan kesehatan
5
Mayarakat (pasien)
Hasil dari program 5 Orang dan manfaatnya
Metode Pengumpulan Data Wawancara bebas terstruktur Wawancara bebas terstrukur Wawancara bebas terstruktur, observasi Wawancara bebas terstruktur, dokumen, observasi Observasi langsung
11 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yayasan Persada Nurani yang berlokasi di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Adapun alasan pemilihan lokasi itu sendiri didasari oleh pertimbangan yaitu sebelumnya penulis pernah berkunjung ke yayasan tersebut, dari sana penulis ingin mengetahui program pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu dalam upayanya meningkatkan kesehatan di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Selain itu lokasinya yang cukup strategis, karena cukup dekat dengan rumah penulis maka alasan tersebut membuat penulis semakin yakin untuk mengambil lokasi penelitian di Yayasan Persada Nurani. Penelitian ini dilakukan mulai 20 Maret 2010 sampai dengan 20 Juni 2010. 4. Teknik Analisis Data Analisis data, menurut M. Nadzir, adalah “mengelompokkan, membuat suatu urutan, menyingkatkan data, sehingga mudah dibaca”. 11 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa secara teoritis analisa data adalah suatu kegiatan yang bersifat untuk “mentransformasikan” data menjadi informasi. Data adalah hasil suatu pencatatan. Informasi adalah makna dari hasil pencatatan itu. Metode analisa yang digunakan adalah metode deskripsi análisis yakni dengan cara mengumpulkan data kemudian disusun, disajikan, baru kemudian dianalisis untuk mengungkapkan arti dari data tersebut. Proses análisis data dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan dan dokumen. 12 Dalam hal ini penulis terlebih dahulu mengumpulkan semua data yang diperoleh mengenai 11 12
2005), h.3
Moh. Nadzir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 234. Prasetya Irawan, Metodologi Penelitian Administrasi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
12 pemberdayaan masyarakat dalam program pelayanan kesekatan di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani kemudian mendeskripsikan temuan-temuan yang ada dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis. 5. Keabsahan Data Untuk
memeriksa
keabsahan
data,
penulis
menggunakan
teknik
triangulasi. Teknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data tersebut, teknik triangulasi yang banyak yang digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber lainnya. Dalam hal ini, penulis menggunakan pasien sebagai sumber pengecekkan keabsahan data yang penulis peroleh dari pengurus atau staf program pelayanan kesehatan. 6. Sumber Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu : a.
Data Primer, yaitu data yang berasal dari wawancara pengamatan di lapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu: a)
Utama, adalah data yang diperoleh secara langsung dari sasaran peneliti, yaitu Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani yang terdiri dari: Ketua Yayasan, Sekretaris
b)
Umum, yaitu data yang diperoleh dari masyarakat kebayoran lama maupun masyarakat setempat
b.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait. Catatan dan dokumen tersebut berasal dari dokumen pribadi milik YPN berupa laporan-laporan.
13 7. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran yang dipandang ilmiah dalam suatu penelitian terhadap hasil yang diperoleh secara keseluruhan. Moeleong mengatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 13 Data yang dipakai adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan pengurus yang bersangkutan. Dalam penelitian ini metode yang peneliti gunakan adalah : a. Wawancara Wawancara atau interview adalah percakapan atau tanya jawab yang diarahkan untuk tujuan tertentu, dalam hal ini pertanyaan yang ditujukan kepada responden untuk memperoleh data. Deddy Mulyana menjelaskan wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya, dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan dari seseorang lainnya berdasarkan tujuan tertentu. 14 Teknik yang digunakan adalah interview bebas terpimpin, yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan, kemudian langsung dijawab oleh informan dengan bebas dan terbuka. Dimana hal ini dilakukan oleh peneliti untuk dapat menggali informasi dan data yang akurat dari narasumber yang berkaitan dengan program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan wawancara dengan pengurus Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. 13
Moeleong, Op.cit., h. 112. Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet ke 2, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), h. 180. 14
14 b. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan metode pertama yang digunakan dalam melakukan penelitian ilmiah. Observasi berarti pengamatan pencatatan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. 15
Penulis akan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dengan maksud memperoleh gambaran umum Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama dalam aktifitasnya untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat miskin. c. Dokumentasi Peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai macam bentuk data berupa buku-buku, dokumen, brosur, proposal, catatan, foto dan sebagainya yang berhubungan dengan Yayasan Persada Nurani Kecamatan Kebayoran Lama, yang dapat dijadikan bahan pendukung dalam penulisan skripsi ini, terutama mengenai program pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan. 8. Teknik Pencatatan Data Pencatatan data dilakukan dengan cara pencatatan lapangan yang berisi hasil wawancara dan pengamatan. Pengamatan secara cermat diarahkan terhadap perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat (pasien) Kecamatan Kebayoran Lama melalui program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Yayasan Persada Nurani dalam implementasi program pelayanan kesehatan klinik Yayasan Persada Nurani.
15
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif , h. 216.
15 Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan keterangan tentang pemberdayaan program masyarakat miskin dalam program pelayanan kesehatan Yayasan Persada Nurani. Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan yang telah disiapkan kepada responden, lalu dijawab oleh pemberi data dengan bebas terbuka.
E. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini sebelum mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusun menjadi statu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis lakukan dengan mengkaji terlebih dahulu karya ilmiah yang sudah ada yang berisi hasil-hasil penelitian yang telah diterbitkan yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari karya ilmiah terdahulu yang telah diterbitkan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti menduplikasi hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul karya ilmiah dengan yang akan penulis bahas, yaitu sebagai berikut: : 1. ‘’Gambaran Pelaksanaan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin, Palembang Sumatera Selatan”. Skripsi ini ditulis oleh Suci Pujiati
mahasiswa
program
peminatan
manajemen
pelayanan
kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2007. Skripsi ini meneliti tentang pelaksanaan program Aseskin di
16 Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin yang terdapat berbagai masalah yang ditimbulkan karena sistem manajemen yang kurang baik dari segi sumber daya manusia (SDM), metode penentuan sasaran, perencanaan kegiatan, pencatatan, dan pelaporan pertanggungjawaban kegiatan. 2.
‘’Analisis Pelayanan Kesehatan bagi Keluarga Miskin di Kota Bandar Lampung (studi kasus : Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek).” Oleh Rini Yulianti, Karya ilmiah ini berisikan tentang: Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan RSUAM terhadap pasien keluarga miskin, khususnya pasien gakin rawat inap.
3. “Peningkatan dan Pengembangan RS Dokter Pirngadi Medan dalam Usaha Peningkatan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat.” Skripsi ini ditulis oleh Maringan Emry Hutapea mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 1981. Skripsi ini membahas permasalahan yang menyangkut masalah yang mempunyai hubungan dengan ketenagaan, pembiayaan, sarana fisik, peralatan medis dan non medis, masalah pelayanan kesehatan yang berada di RS Dokter Pringadi Medan Berbeda dengan karya-karya ilmiah di atas, bahwa penelitian yang akan penulis lakukan berjudul ’’Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan.’’ Skripsi ini bertujuan untuk memberikan penilaian secara kritis tentang pelayanan kesehatan di Yayasan Persada Nurani dan sekaligus memaparkan
17 antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan. Dalam proposal penelitian ini, isinya lebih memaparkan tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat miskin, serta langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani. Demikian perbedaan pokok bahasan atau materi antara proposal penelitian ini dengan karya ilmiah yang lain.
F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang terdiri dari beberapa subbab tersendiri. Babbab tersebut secara keseluruhan saling berkaitan satu sama lainnya yang diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan penutup serta kesimpulan dan saran, adapun susunannya adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian meliputi; pendekatan penelitian, teknik pemilihan subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, keabsahan data, teknik analisis data, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pencatatan data, dan análisis data, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan Teori, yang meliputi pengertian program, macammacam program, tujuan program dan implementasi program. teori pelayanan kesehatan masyarakat meliputi, pengertian pelayanan kesehatan masyarakat, ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat, sistem pelayanan kesehatan masyarakat di indonesia.
18 teori kemiskinan meliputi pengertian kemiskinan, faktor penyebab kemiskinan, dimensi kemiskinan, dan penanggulangan kemiskinan. BAB III
Gambaran Umum tentang Yayasan Persada Nurani yang meliputi; sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, bidang aktivitas yayasan, fokus program yayasan, serta tentang program pelayanan kesehatan yang meliputi; dasar pemikiran, visi dan misi dan jenis kegiatan.
BAB IV
Temuan dan Analisis, memaparkan tentang perencanaan kegiatan dan anggaran dana, upaya pelaksanaan program, penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan, pelaksanaan imunisasi, pemberdayaan kesehatan untuk pasien LANSIA (Lanjut Usia)
BAB V
Penutup, bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang memuat mengenai Kesimpulan dan Saran yang ditemukan penulis selama menjalani penelitian dengan didasarkan kepada hasil temuan dan analisis lapangan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Program 1. Pengertian Program Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan negara. Sebuah kelompok organisasi, lembaga ataupun negara pastilah mempunyai suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut : “Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan kegiatan tertentu.” 1 Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program dan kegiatan yang tidak direncanakan bukan merupakan suatu program.
2. Macam-macam Program Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari : a. Tujuan. Ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. b. Jenis. Ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagainya.
Klasifikasi
tersebut
tergantung
dari
isi
program
bersangkutan. 1
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988),
h. 1
19
20 c. Jangka Waktu. Ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. d. Keluasan. Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas menyangkut banyak variabel. e. Pelaksanaannya. Ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh banyak orang. f. Sifatnya. Ada program penting dan ada program yang kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital, sedangkan kurang penting adalah sebaliknya. 2
3. Tujuan Program Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut : “ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena tujuan menentukan apa yang akan diraih”. 3
2 3
Ibid, h.23 Ibid, h.24
21 Tujuan program dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : tujuan umum dan khusus (obyektives). Tujuan umum biasanya menunjukkan out put dari program jangka panjang. Sedangkan tujuan khusus, out putnya jangka pendek. 4 Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak dapat terlepas dari kurikulum. Kurikulum adalah acuan yang berisi tentang sejumlah pelajaran yang akan dilaksanakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh S. Nasution bahwa, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau sejumlah pelajaran yang harus dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah. 5
4. Implementasi Program Dalam kamus Webster (Solichin Abdul Wahab, 1997:64) pengertian implementasi
dirumuskan
secara
pendek,
dimana
(mengimplementasikan) berarti “to provide means for
“to
implementasi"
carrying out; to give
practical effec to” (menyajikan alat bantu untuk melaksanakan; menimbulkan dampak/berakibat sesuatu). 6 Pengertian
yang
sangat
sederhana
tentang
implementasi
adalah
sebagaimana yang diungkapkan oleh Charles O. Jones (1991), dimana implementasi diartikan sebagai "getting the job done" dan "doing it". Tetapi di balik kesederhanaan rumusan yang demikian berarti bahwa implementasi program merupakan suatu proses kebijakan yang dapat dilakukan dengan mudah. Namun
4
Ibid, h. 35 S. Nasution, Azas-azas Kurikulum, (Bandung: CV Jenimar, 1975), h. 5 6 Wayan Nurkacana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1976), h. 85 5
22 pelaksanaannya,
menurut
Jonse, menuntut adanya syarat yang antara lain:
adanya orang atau pelaksana, uang dan kemampuan organisasi atau yang sering disebut dengan resources, Lebih lanjut Jones merumuskan batasan implementasi sebagai
proses
penerimaan
sumber
daya
tambahan,
sehingga
dapat
mempertimbangkan apa yang harus dilakukan. Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa keberhasilan impelementasi program sangat dipengaruhi oleh berbagai variabel atau faktor yang pada gilrannya akan mempengaruhi keberhasilan implementasi program itu sendiri Ahli lain, Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn (dalam Slichin Abdul Wahab, 1991, 36) mengemukakan sejumlah tahap implementasi sebagai berikut : •
Tahap pertama Terdiri atas kegiatan-kegiatan : a. Menggambarkan rencana suatu program dengan penetapan tujuan secara jelas b. Menentukan standar pelaksanaan c. Menentukan
biaya
yang
akan
digunakan
beserta
waktu
pelaksanaan. •
Tahap
kedua
Merupakan
pelaksanaan
program
dengan
mendayagunakan struktur staf, sumber daya, prosedur, biaya serta metode •
Tahap ketiga Merupakan kegiatan-kegiatan : a. Menentukan jadwal b. Melakukan pemantauan
23 c. Mengadakan pengawasan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program. Dengan demikian jika terdapat penyimpangan atau pelanggaran dapat diambil tindakan yang sesuai, dengan segera.
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pengertian
pelayanan
kesehatan
banyak
macamnya.
Menjabarkan
pendapat Levey dan Loomba (1973) maka yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan
menyembuhkan
penyakit
serta
memulihkan
kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. 7 Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan). 8 Pelayanan kesehatan masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain :9 7
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 35 8 Ibid, h. 115 9 Lamintang, Pelayanan Kesehatan dan Hukum (Bandung: Bina Cipta, 1991), h. 59
24 a). Penanggung Jawab Suatu sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus ada penanggung jawab oleh pemerintah maupun oleh swasta. Namun demikian di Indonesia, pemerintah (dalam hal ini Departemen Kesehatan) merupakan penanggung jawab yang paling tinggi. Artinya pengawasan, standar pelayanan dan sebagainya bagi pelayanan kesehatan masyarakat baik pemerintah (puskesmas) maupun swasta (balkesmas) adalah di bawah koordinasi Departemen Kesehatan. b). Standar Pelayanan. Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia, standar ini telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dengan adanya buku Pedoman Puskesmas. c). Hubungan Kerja. Sistem pelayanan kesehatan masyarakat harus mempunyai pembagian kerja yang jelas antara bagian satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan tersebut harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan menggambarkan hubungan kerja, baik horizontal maupun vertikal. d). Pengorganisasian Potensi Masyarakat. Ciri khas dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat atau pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di Indonesia) karena adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat, perlu keikutsertaan masyarakat ini.
25 2. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya, namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua macam. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tersebut, jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts dan Cascio (1983) adalah : 10 a. Pelayanan kedokteran Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (institusion), tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga. b. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat. Karena ruang lingkup pelayanan kesehatan masyarakat menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan kesehatan masyarakat umumnya adalah besar. Hanya saja karena masalah kesehatan masyarakat pada dasarnya adalah masalah masyarakat sendiri, maka
10
Ibid, h. 116
26 dalam menyediakan serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat, potensi masyarakat sering diikut-sertakan. Jika ditinjau dari batasan ilmu kesehatan masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh Winslow (1920), pengikut-sertaan potensi masyarakat ini telah merupakan prinsip pokok yang harus diikuti.
3. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Keadaan lain yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan adalah tingkat pendidikan umum yang belum memadai, terutama pada golongan wanita. Di samping itu adat-istiadat, sikap, tingkah laku, dan kebiasaan-kebiasaan warga masyarakat untuk hidup sehat dan berperan serta aktif dalam pembangunan kesehatan, masih belum seperti apa yang diharapkan. Tingkat ekonomi yang masih rendah menyebabkan banyak warga masyarakat belum mampu memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Pembiayaan untuk pembangunan kesehatan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun telah terdapat berbagai peningkatan kerja sama lintas-sektoral, tetapi pelaksanaannya masih belum berjalan dengan lancar. 11 Untuk Indonesia penanggung jawab pelayanan kesehatan masyarakat adalah Departemen Kesehatan yang menurut KEPRES No. 15 tahun 1984 11
Koentjaraningrat, Ilmu-ilmun Sosial dalam Pembangunan Kesehatan, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 3
27 memang diserahkan tugas sebagai penyelenggara sebagian dari tugas umum pemerintahan dan pembangunan dibidang kesehatan. Untuk ini, Depatemen Kesehatan melalui segenap aparatnya yang tersebar di seluruh tanah air, aktif menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Wilayah Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap propinsi serta Kantor Departemen Kesehatan yang terdapat di setiap Kabupaten. Hanya saja sesuai dengan UU Pokok Pemerintah Daerah No. 5 tahun 1974 dimana tanggung jawab kesehatan berada pada pemerintah Daerah maka ditingkat pemerintah daerah juga ditemukan aparat pemerintah yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan. Aparat yang dimaksud ialah Kantor Dinas Kesehatan Propinsi untuk tingkat propinsi, Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotamadya untuk tingkat Kabupaten/Kotamadya serta Kantor Dinas Kesehatan Kecamatan untuk tingkat Kecamatan (masih dalam tahap perencanaan). Dari uraian yang seperti ini jelaslah bahwa peranan kantor dalam Sistem Kesehatan di Indonesia, tidak hanya sebagai pelaksana fungsi administrasi saja, tetapi juga sebagai pelaksana fungsi pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain Kantor Departemen Kesehatan dan atau Kantor Dinas Kesehatan yang terdapat di kabupaten juga bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang dalam hal ini adalah pelayanan kesehatan masyarakat seperti misalnya mengatasi keadaan wabah yang terjangkit di wilayah kerjanya. Tentu mudah dipahami bahwa fungsi pelayanan kesehatan masyarakat yang dimiliki oleh berbagai ‘kantor’ ini sifatnya hanya merupakan pelayanan rujukan saja. Sedangkan sebagai pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat
28 sehari-hari, dipercayakan kepada PUSKESMAS, yang oleh pemerintah memang didirikan di semua kecamatan di Indonesia. Untuk lebih memperluas cakupan pelayanan kesehatan masyarakat tersebut, pada beberapa kecamatan yang jumlah penduduknya lebih dari 30.000 dan yang wilayah kerjanya terlalu luas, didirikan PUSKESMAS pembantu. Kecuali itu untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari PUSKESMAS diselenggarakan PUSKESMAS keliling. Selanjutnya
sesuai
dengan
prinsip
perlunya
melibatkan
potensi
masyarakat, pada saat ini pemerintah berupaya secara maksimal untuk mengikutsertakan potensi masyarakat yang dimaksud. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan secara keseluruhan disebut dengan nama Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang pengorganisasiannya berada dalam naungan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD). Sedangkan wadah peran serta masyarakat dalam program kesehatan masyarakat dikenal dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Pada saat ini Posyandu direncanakan akan didirikan di setiap desa. Sedangkan kegiatan utama Posyandu yang dikelola dengan prinsip “dari dan oleh untuk masyarakat” ini, secara umum dapat dibedakan atas lima macam yakni (1) pelayanan KIA, (2) pelayanan gizi, (3) pelayanan keluaraga, (4) pemberian oralit, serta (5) imunisasi. 12 Sejak reformasi nasional pada 1998, terjadi perubahan yang sangat mendasar pada hampir seluruh organisasi di Indonesia. Demikian pula pada 12
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta : Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 117-118
29 organisasi pelayanan kesehatan. Perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan adalah terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi ‘Paradigma Sehat’. Paradigma baru ini mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain: 13 a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif, b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated), c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat, d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula free for service menjadi pembayaran secara pra-upaya, e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi investasi, f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership), g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralized), menjadi otonomi daerah (decentralized) h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring berjalannya era desentralisasi.
13
Op Cit, h. 66
30 C. Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan Miskin adalah bentuk kata dasar dari kemiskinan, dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata “miskin” memiliki arti tidak berharta benda, sebab kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sedangkan “kemiskinan” mempunyai arti hal miskin, keadaan miskin, situasi penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kebutuhan yang minimum. 14 Dalam bahasa Arab kata “miskin” diambil dari kata sakana yang berarti tenang atau diam. Kata miskin biasanya berkaitan dengan kata fakir yang berasal dari kata faqr yang artinya orang yang patah tulang punggungnya, dalam arti bahwa beban yang dipikulnya sedemikian berat sehingga mematahkan tulang punggungnya. 15 KH. Ali Yafie berpendapat bahwa miskin adalah barang siapa yang memiliki harta benda atau mata pencaharian tetap, akan tetapi salah satunya atau kedua-duanya hanya menutupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya. 16 Kemiskinan dari sudut sosiologi dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, seperti pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong 14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 587 15 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1994), h. 449 16 Ali Yafie, Menggagas Fiqih Sosial, (Bandung: Mizan, 1994), h. 170
31 miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan, namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedangkan kemiskinan kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya. Soerjono Soekanto merumuskan: ”kemiskinan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut”. 17 Dari beberapa pendapat di atas dapatlah diambil kesimpulan, bahwa kemiskinan merupakan keadaan yang dialami oleh sebagian penduduk yang hidup dalam keadaan serba kekurangan untuk memperoleh kebutuhan hidupnya yang pokok disebabkan kurangnya kemampuan ekonomi. Secara umum, yang dimaksud dengan orang miskin dalam buku Planning And Management of Social Sector Programme, didefinisikan sebagai orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan, yakni orang yang tertutup baginya kesempatan untuk mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya seperti pakaian, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya. 18 Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak. 19 Dalam kehidupan di masyarakat, kemiskinan adalah suatu hal yang nyata adanya. Bagi mereka yang tergolong miskin, mereka 17
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 365 Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993) Cet. Ke-2, h. 20 19 Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002 (Jakarta: Depsos, 2002) 18
32 sendiri merasakan dan menjalankan kehidupan dalam kemiskinan tersebut. Tetapi kesadaran akan kemiskinan mereka itu baru terasa bila mereka membandingkan kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang lebih tinggi tingkat kehidupannya. 20
2. Faktor Penyebab Kemiskinan Di Indonesia, masalah kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa relevan untuk dikaji terus meneus. Ini bukan saja karena masalah kemiskinan telah ada sejak lama dan masih hadir di tengah-tengah kita saat ini, melainkan pula karena kini gejalanya semakin meningkat sejalan dengan krisis multidimensional yang masih dihadapi oleh Bangsa Indonesia. 21 Kemiskinan adalah sesuatu yang tidak dikehendaki oleh setiap orang, namun demikian seperti yang telah dibahas sebelumnya, kemiskinan ini pun banyak terjadi dalam masyarakat. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan ini. Dr. M. Quraish Shihab berpendapat bahwa faktor utama penyebab kemiskinan adalah sikap berdiam diri, enggan atau tidak dapat bergerak atau berusaha. Keengganan berusaha adalah penganiayaan terhadap diri sendiri, sedang ketidakmampuan berusaha antara lain disebabkan oleh penganiayaan orang lain. Ketidakmampuan berusaha yang disebabkan orang lain ini diistilahkan pula dengan
kemiskinan
20
struktural.
Kemiskinan
ini
terjadi
akibat
adanya
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 366 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Refika Aditama, 2005), Cet. Ke-1, h. 131 21
33 ketidakseimbangan dalam perolehan atau penggunaan sumber daya alam yang telah diberikan oleh Allah Swt kepada makhluknya. 22 Seseorang yang hidupnya selalu diam atau tidak mau berusaha atau tidak dapar berusaha, tidaka akan dapat memiliki sesuatu, padahal Allah Swt telah menyediakan sumber daya alam yang bias dikelola oleh manusia yang tidak terbatas jumlahnya. Sebagaimana Firman Allah Swt: (Q.S. Ibrahim : 34) KH. Ali Yafie mengemukakan ada 6 (enam) hal yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan : 23 1. Kelemahan, yang meliputi kelemahan hati dan semangat, kelemahan akal dan ilmu atau kelemahan fisik. 2. Kemalasan, sifat ini merupakan pangkal utama dari kemiskinan. 3. Ketakutan, merupakan penghambat untuk mencapai sukses atau usaha. Keberhasilan pekerjaan tergantung pada keberanian pelakunya. 4. Kepelitan, hal ini bersangkutan dengan pihak si kaya. Karena dengan sifat ini tanpa disadari, pelitnya itu membantu untuk tidak mengurangi kemiskinan, sehingga kemiskinan terus terpelihara. 5. Tertindih hutang, orang yang sudah terbiasa berhutang, maka ia akan tersulit lepas dari jeratannya, sehingga dia tidak bias keluar dari kemiskinan.
22 23
M. Quraish Shihab, Op. Cit., h. 449-450 Ali Yafie, Op. Cit., h. 73
34 6. Diperas atau dikuasai oleh sesame manusia. Pemerasan terhadap manusia ini sangat rentan untuk menimbulkan perbudakan. Dari enam hal di atas, ada tiga hal yang merupakan penyebab kemiskinan yang disebabkan oleh faktor intern yang muncul dari individu itu sendiri, hal tersebut adalah: kelemahan, kemalasan dan ketakutan. Ketiga faktor ini merupakan faktor utama penyebab kemiskinan. Sedangkan tiga faktor lain dimunculkan oleh faktor ekstern yang oleh orang lain faktor ini merupakan faktor penunjang terciptanya kemiskinan. Sedangkan Dr. Musthofa Husni Assiba’I berpendapat bahwa kemiskinan itu disebabkan karena salah satu dari dua sebab, yaitu kemalasan dan ketidakmampuan bekerja atau karena kehilangan syarat-syarat untuk bekerja. 24 3. Dimensi Kemiskinan Kemiskinan merupakan fenomena yang berwayuh wajah. Kemiskinan dapat dibagi kedalam beberapa dimensi: a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan pengkalah. Pemenang umumnya adalah negara-negara maju sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat globalisasi.
24
Musthofa Husni Assiba’i, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Tuntutan Hidup Bermasyarakat, alih bahasa M. Adhi Ratomi, (Bandung: CV Diponegoro, 1993), Cet. Ke-4, h. 155.
35 b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsisten (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan). c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anakanak, dan kelompok minoritas. d. Kemiskinan
konsekuensional.
Kemiskinan
yang
terjadi
akibat
kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk. 25
4. Penanggulangan Kemiskinan Kemiskinan merupakan problem bagi kemanusiaan, khususnya disini bagi ummat Islam. Kemiskinan merupakan masalah yang membebani laju dari pergerakan
menuju
keteraturan.
Masyarakat
kita
memunculkan
sebuah
kesepakatan baru atau konsepsi bahwa siapa yang mempunyai keahlian, kepintaran, gelar yang tinggi dan jaringan komunikasi yang luas akan bias mencapai kesuksesan. Sedangkan banyak sekali orang-orang pergi ke kota hanya bermodal nekat dan ingin mengadu nasib, alhasil yang mereka rasakan hanya akan menjadi orang-orang pinggiran yang bias masuk dalam kategori orang miskin. 25
David Cox, “Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the AsiaPacific Region” makalah yang disampaikan pada International Seminar on Curriculum Development for Social Work Education in Indonesia, (Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 2004), h. 1-6
36 Di Indonesia program-program penanggulangan kemiskinan sudah banyak pula dilaksanakan, seperti: pengembangan desa tertinggal, perbaikan kampong, P2KP, PNPM dan BLT. Karena problem kemiskinan bersifat multidimensional, maka strategi penanggulangannya harus bersifat multi dimensional juga. Selama ini (studi kasus Indonesia) yang dilakukan oleh pemerintah hanya bersifat ekonomi semata, sehingga apabila kebutuhan ekonomi sudah tercapai seolah-olah proyek penanggulangan kemiskinan yang tidak berdimensi ekonomi, seperti kemiskinan struktural atau politik. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu diperhitungkan dalam pemberdayaan lapisan masyarakat miskin guna sebagai penanggulangan kemiskinan tersebut : 1. Pemberdayaan masyarakat merupakan prasyarat mutlak bagi upaya penanggulangan masalah kemiskinan, yang bertujuan menekan perasaan ketidakberdayaan masyarakat miskin bila berhadapan dengan struktur sosial dan politis. 2. Upaya-upaya memutus hubungan yang bersifat eksploitatif terhadap lapisan orang miskin yang perlu dilakukan. 3. Tanamkan rasa kesamaan (egaliterian) dan berikan gambaran bahwa kemiskinan bukan merupakan takdir tetapi sebagai penjelmaan dari konstruksi sosial. 4. Merealisasikan perumusan pembangunan dengan melibatkan masyarakat miskin secara penuh. Seperti PKT (Proyek Kawasan Terpadu). 5. Perlunya pembangunan sosial dan budaya bagi masyarakat miskin. Selain perubahan struktur yang diperlukan, juga perubahan nilai-nilai budaya.
37 6. Diperlukan redistribusi infrastruktur pembangunan yang lebih merata, meskipun kelima langkah di atas dapat dipenuhi tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, orang miskin tetap saja tidak akan memperoleh akses ekonomi yang akibatnya tidak memiliki juga akses di bidang-bidang lainnya. Apabila langkah-langkah tersebut dapat dilakukan secara terpadu maka kemiskinan akan dapat ditanggulangi, langkah di atas merupakan gambaran bahwa antara ekonomi dan politik tidak dapat dipisahkan. 26 Menurut pandangan Islam kemiskinan tidak semata-mata hanya persoalan ekonomi saja, kemiskinan juga harus dilihat salah satunya dari sisi sejauhmana manusia yang mengalami kemiskinan tersebut menggunakan potensi yang ada pada dirinya semaksimal mungkin, ini berkaitan dengan fungsi manusia di bumi sebagai khalifah Allah Swt. Kemiskinan dalam pandangan Islam dilihat sebagai suatu kelemahan, ketidakberdayaan yang menjadi problem yang dapat menurunkan martabat kehormatan manusia yang harus diatasi. Strategi pendekatan yang dipakai dalam pengentasan kemiskinan akan sangat dipengaruhi oleh masalah yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, apabila masalah kemiskinan disebabkan oleh individual, maka usaha ang dilakukan adalah dengan merubah aspek manusia sebagai individu atau warga masyarakat. Sedangkan apabila masalahnya disebabkan oleh faktor struktural atau sistem, maka usaha yang harus dilakukan adalah perubahan pada struktur sistem.
26
Heru Nugroho, Negara Pasar dan Keadilan Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), Cet. Ke-1, h. 195-197.
38 Adapun kemiskinan alamiah biasanya diatasi dengan cara bentuk pembangunan secara fisik, pemasukan modal dan pengenalan teknologi. Sedangkan kemiskinan buatan bias diatasi oleh perubahan structural, perubahan kelembagaan dan perubahan dalam berbagai bentuk sosial ekonomi. Selanjutnya dalam tahap pelaksanaan program pengentasan kemiskinan agar tepat sasaran, psrtisipasi kaum miskin dalam proses pelaksanaan program tersebut mutlak diperlukan. Dalam hal ini Kramer mengajukan model Community Action Program (CAP) yang terdiri dari 4 (empat) bentuk partisipasi, antara lain: 27 1. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan pada kebijaksanaan program yang akan dijalankan. Perwujudan partisipasi kaum miskin dalam model ini dapat diwujudkan dengan adanya presentasi wakil-wakil mereka dalam pelaksanan program. 2. Partisipasi dalam perkembangan program. Dalam kapasitasnya sebagai sasaran, maka pendapat, saran dan aspirasi kaum miskin harus didengar terutama tentang kebutuhan dan kepentingan yang betul-betul riil. 3. Keterlibatan dalam gerakan sosial. Dalam bentuk ini, kaum miskin sebagai pihak yang tidak berdaya (powerless) diberikan motivasi dan stimulasi untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan. 4. Keterlibatan dalam berbgai pekerjaan. Karena kaum miskin menjadi miskin akibat terbatasnya kesempatan dan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan, maka 27
Alfian, Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai, (Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial, 1980), h. 5
39 diperlukan penyegaran lapangan usaha yang banyak melibatkan kaum miskin. Padat karya adalah slah satu contohnya.
Bahwa bukan saja pemerintah Indonesia yang menyoroti problem kemiskinan dan cara mengentaskannya, akan tetapi menjadi sorotan atau perhatian dalam ajaran Islam. Karenanya hal ini merupakan suatu ajaran Islam untuk membantu menanggulanginya, baik melalui bantuan individu maupun lembaga keuangan yang berperan mengisi pembangunan di Negara Indonesia ini.
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PERSADA NURANI A. Profil Yayasan 1. Sejarah Perkembangan Yayasan Persada Nurani Ide awal pendirian Yayasan Persada Nurani dilatar-belakangi oleh keprihatinan beberapa pihak yang melihat realita kehidupan bangsa dan Negara Indonesia, dimana kondisi negara dan sosial kemasyarakatannya yang kian terpuruk. Seolah kondisi yang ada mencerminkan bahwa bangsa ini sudah tidak lagi mempunyai identitas yang jelas. Keterpurukan ini ditandai dengan berbagai permasalahan yang ada sebagaimana berikut ini: degradasi moral yang kian menghebat menghancurkan generasi muda bangsa, kemiskinan yang kian merajalela, pengangguran yang semakin meninggi, kesehatan dan pendidikan yang kian mahal, angka kriminalitas yang begitu fantastis meningkat dan segenap permasalahan sosial lainnya. 1 Dari permasalahan sosial tersebut keprihatinan itu muncul. Dari beberapa diskusi yang dilakukan, maka jiwa-jiwa patriotisme muncul, semangat untuk memperbaiki keadaan bangkit, semangat untuk melayani timbul. Kemudian dari hasil diskusi itu, ada keinginan untuk bisa berbuat dan bertindak bagi perubahan. Dalam pertemuan hari Selasa, 29 Maret 2007 beberapa orang kemudian bersepakat untuk membuat sebuah
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010
40
41
yayasan sebagai wadah untuk mengaktualisasikan keinginannya untuk melayani dan ”membina” masyarakat ke arah yang lebih baik. Pada awalnya yayasan diberi nama Yayasan Bakti Mulia, namun ketika nama yayasan ini didaftarkan ke notariat, dinyatakan bahwa nama yayasan tersebut sudah ada yang menggunakannya. Selang beberapa bulan kemudian beberapa orang tadi bersepakat untuk merubah nama yayasan dengan nama yang baru yaitu Yayasan Persada Nurani. Tak lama kemudian Yayasan Persada Nurani didaftarkan kembali ke notariat. Dengan nama yang baru inilah wadah yang diharapkan menjadi sarana untuk melayani bangsa dan masyarakat tersebut terdaftar sebagai yayasan dengan AKTA NOTARIS JOHN EDY RAHMAN, SH., MKn bernomor. 10 tertanggal 27 Juni 2007. Alamat yang digunakan ketika itu adalah alamat rumah ketua yayasan, yakni Jl. Alam Segar XI/36 Rt. 007/016 Komplek Perumahan Pondok Indah, Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 2 Tercatat sebagai Dewan Pendiri yang merupakan orang-orang yang melakukan diskusi atas permasalahan yang ada sebagaimana dijelaskan di atas adalah Andi Purwanto, SE., M. Faridj Wajdi, SE., M.Si., Nurkholis, S.IP., Iim Arif Iman Nudin dan dr. Meizi Fachrial Achmad. Pada pertemuan pembentukan yayasan sebelum didaftarkan ke notariat, telah diputuskan dan disepakati juga bahwa yang menjadi Dewan Pengurus adalah sebagai berikut: M. Faridj Wajdi sebagai ketua yayasan, Nurkholis, S.IP. sebagai sekretaris yayasan dan Iim Arif Iman Nudin sebagai 2
Ibid.
42
bendahara yayasan. Sementara itu, yang diberikan kewenangan sebagai Dewan Pengawas adalah Andi Purwanto, SE. dan Achmad Farid. Kondisi Yayasan Persada Nurani ketika pertama kali berdiri memang belum bisa berbuat lebih banyak untuk mencari solusi praktis bagi permasalahan yang ada. Akan tetapi dalam perjalanannya, yayasan ini telah mampu membuat program-program sebagai lingkup kegiatannya. Di antaranya program sosial seperti bazar, pengobatan gratis bagi dhu’afa, santunan anak yatim, pemberian ”kafalah” atau bingkisan kepada para ustadz, dll.. Selain itu, juga ada program pembinaan masyarakat, di antaranya
pelatihan
motivasi
bagi
pelajar
SMU/sederajat
dan
SMP/sederajat, pendalaman agama Islam ketika bulan Ramadhan, penyediaan buka puasa di jalan maupun masjid, dll. Dalam setiap aktifitas kegiatannya Yayasan Persada Nurani selalu melibatkan peran serta masyarakat luas, baik sebagai pelaksana kegiatan di lapangan maupun sebagai donatur. Dalam perjalanannya dana yang dibutuhkan demikian besar untuk mengcover setiap kegiatannya, namun kebutuhan tersebut tidak dibarengi dengan ketersediaan dana yang mencukupi. Oleh karena sebagai pemikiran awal selain dari para donatur yang telah ada, Yayasan Persada Nurani mencoba menyerap dana-dana yang ada di intstansi pemerintahan seperti APBD, APBN maupun instansi swasta seperti perusahan-perusahan sekitar sebagai sumber dana bagi pembiayaan setiap kegiatan yang digulirkan. Kini untuk menjadikan yayasan sebagai suatu wadah yang layak untuk mendapatkan dana dari beberapa sumber dimaksud, maka Yayasan
43
Persada Nurani dalam waktu dekat ke depan akan melengkapi persyaratan yang diharuskan ada seperti; Surat Keterangan dari Departemen Hukum dan HAM, Surat Keterangan dari Departemen Sosial, nomor peserta wajib pajak (NPWP) dan kelengkapan administrasi lainnya. Perubahan alamat pun dilakukan demi terpenuhinya syarat tersebut. Yayasan Persada Nurani kini beralamat di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Sehingga perubahan dan pelengkapan ini diharapkan bisa menjadi pemompa ”nafas” bagi perjalanan Yayasan Persada Nurani dalam mewujudkan cita-citanya yang agung.
2. Visi dan Misi YAYASAN PERSADA NURANI Adapun yang menjadi Visi dari YAYASAN PERSADA NURANI, yaitu menjadikan Yayasan sebagai Pelayan dan Pembina masyarakat serta ikut mendorong dalam proses pembentukan masyarakat madani yang memanusiakan manusia (humanisasi), membebaskan manusia dari rasa takut (liberalisasi) dan beriman kepada Allah swt. (transendensi). Sedangkan Misi YAYASAN PERSADA NURANI adalah : a. Menyumbangkan kepada masyarakat (khususnya kaum dhu’afa) suatu bentuk pelayanan yang terbaik bagi perbaikan. b. Menjadi yayasan yang bebas dari tekanan kekuatan modal dan politik dalam mendorong proses humanisasi, liberalisasi dan transendensi. c. Menjadi yayasan pembina masyarakat dalam mendukung proses terbentuknya masyarakat yang madani.
44
3. Susunan Struktur Organisasi Yayasan Persada Nurani Susunan Struktur organisasi Yayasan Persada Nurani adalah sebagai berikut : Dewan Pendiri
:
1. Andi Purwanto, SE. 2. Faridj Wajdi, SE., MSi 3. Nurkholis, S.IP. 4. Iim Arif Iman Nudin 5. dr. Meizi Fachrizal Achmad
Dewan Pengurus Ketua
: M. Faridj Wajdi, SE, M.Si.
Sekretaris
: Nurkholis, S.IP.
Bendahara
: Iim Arif Iman Nuddin
Dewan Pengawas
: 1. Achmad Farid 2. Andi Purwanto, SE.
4. Bidang Aktifitas Yayasan Persada Nurani Adapun aktifitas Yayasan Persada Nurani dibagi menjadi masingmasing Divisi sebagai berikut : a. Divisi Pelayanan Sosial, Dakwah Masyarakat Koordinator
: Drs. Abdul Rosyid
Program-programnya
:
1) Bazzar Sembako/pakaian 2) Bakti Sosial
45
3) Pengobatan Gratis 4) Santunan Anak Yatim 5) Dll. b. Divisi Pendidikan dan Pembinaan Masyarakat Koordinator
: Ahdiat Zamzam Mihardja, A.Md.
Program-programnya
:
1) Pemberantasan Buta Huruf Al-Qur’an dengan BBQ (bina baca Qur’an) 2) Pendalaman/pemahaman ilmu agama Islam 3) Pelatihan live skill 4) Pelatihan Motivasi, dll. c. Divisi fund rishing (ZISWAF dan penyerapan APBD) Koordinator
: Ari Wibowo, SE.
Program-programnya
:
1) Pembuatan Proposal ZISWAF setiap Ramadhan 2) Jemput ZISWAF 3) Melakukan kerja sama dengan majelis ta’lim dan perusahaanperusahaan untuk mendapatkan penyaluran dana. 4) Mengajukan proposal ke Pemerintah melalui penyerapan APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah)
46
B. Fokus Program Yayasan Persada Nurani 1. Program Pengentasan Kemiskinan a. Dasar Pemikiran ☺
☺
☺ ☺
☺
⌧ ⌧
Dan
orang-orang
yang
beriman,
lelaki
dan
perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah : 71)
Kemiskinan merupakan masalah utama di negeri kita, ketersediaan lapangan kerja adalah salah satu penyebab mengapa penduduk berada di dalam garis kemiskinan, untuk itu dibutuhkan pemikiran yang inovatif dalam mengentaskan kemiskinan ini, banyak kebijakan yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini tetapi selalu saja pemerintah hanya menangani masalah luar saja tanpa menyentuh pokok dari masalah kemiskinan. Salah satu program pemerintah untuk mengatasi permasalahan kemiskinan adalah dengan
47
program bantuan tunai langsung (BLT) program ini bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dengan cara membagikan dana langsung kepada masyarakat, terlihat bahwasanya secara bentuk kebijakan ini terlihat baik, tetapi secara substansi
terjadi penyelewengan-penyelewengan dari
kebijakan ini. Timbulnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. dan kebanyakan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan adalah muslim, sehingga menjadi tugas kita semua sebagai saudara seiman untuk membantu saudara-saudara kita yang masih berada di bawah garis kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat miskin perlu dikelola secara baik, profesional dan amanah, supaya angka kemiskinan dapat dikurangi. Sehingga program-program yang baik untuk pengetasan kemiskinan menjadi sangat penting. Sadar akan permasalahan ini, kami membentuk wadah dengan nama Yayasan Persada Nurani. Kami hadir membawa misi untuk mengetaskan permasalahan ini. b. Visi dan Misi 1) VISI Menjadikan masyarakat muslim yang adil, makmur dan sejahtera yang cerdas, berkualitas juga mandiri. 2) MISI a) Membangun diri menjadi lembaga yang professional dan amanah
48
b) Mendayagunakan seluruh elemen-elemen sosial yang berada di masyarakat. c) Mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam masyarakat d) Menciptakan suasana yang baik antar masyarakat. c. Fungsi dan Tujuan 1) Pusat pembinaan dan pemberdayaan Masyarakat 2) Me€ngelola dana sosial perusahan dan masyarakat untuk kegiatan produktif. 3) Memberikan bantuan sosial, biaya pendidikan dan pengobatan kepada masyarakat 4) Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menciptakan
peluang wirausaha sesuai dengan keadaan lingkungannya. 5) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan wirausaha yang telah dilakukan d. Program Kerja 1) Pelatihan Kewirausahaan 2) Pelayanan Kesahatan 3) Pemberantasan Buta Huruf 4) Pendistribusian Zakat, Infaq dan Shodakoh kepada para Mustahiq 5) Pengelolaan dana Sosial baik dari Masyarakat maupun Perusahaan
2. Program Pelayanan Kesehatan a. Dasar Pemikiran
49
Untuk lebih meyakinkan pembaca dan donatur agar tidak ragu-ragu dalam menginvestasikan dananya untuk akhirat di bidang kesehatan, maka kami sampaikan kutamaan-keutamaan ini karena Allah semata :
1)
Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2) : 156
“Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan innalillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” 2)
Rasulullah SAW. Bersabda : “Mu’min yang kuat (sehat) lebih dicintai oleh Allah dari pada mu’min yang lemah (sakit)”
3)
Al-Qur’an Surat at-Taghabun (64) : 11
“ Tidak ada suatu musibahpun telah menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan siapa yang percaya kepada Allah, niscaya dia akan member petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap segala sesuatu”. Hal senada disebutkan dalam Surat Al Hadiid (57) : 22-23 4) Al-Qur’an Surat al-Baqarah (2) : 273
50
“Berinfaklah kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kayak arena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui” b. Visi dan Misi 1) Visi
: Menyehatkan kaum dhu’afa
2) Misi
: Memberikan pengobatan, konsultasi dan pemahaman untuk terwujudnya kesehatan yang optimal.
c. Jenis Kegiatan 1) Klinik Layanan Kesehatan Persada Nurani Program utama Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah layanan kesehatan dasar yang diberikan kepada fakir miskin dalam bentuk layanan kuratif atau pengobatan dengan jam buka paruh waktu dari Senin-Jum’at Pukul 13.00-17.00 wib. Lokasi klinik beralamat di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Telp : (021) 9120 4544. Dari awal pendirian hingga kini sudah tercatat 750 jiwa yang menjadi anggota Layanan Kesehatan Persada Nurani yang terdiri dari
51
kaum fakir, miskin, yatim/piatu, janda, jompo. Jumlah itu akan terus bertambah seiring dikenalnya Layanan Kesehatan ini oleh masyarakat sekitar yang diperkirakan akan menjadi 1000 orang member dalam beberapa bulan selanjutnya. 2) Bakti Sosial Kesehatan Mengingat tidak semua fakir miskin tinggal berdekatan dengan lokasi Layanan Kesehatan maka untuk mengantisipasi kendala transportasi, layanan kesehatan berusaha melakukan “jemput bola” dengan melakukan bakti sosial kesehatan di wilayah mereka dengan melakukan layanan kesehatan dalam bentuk pemeriksaan dan layanan obat.
B. Letak Geografis Yayasan Persada Nurani 1. Letak Geografis Yayasan Persada Nurani berada di Kecamatan Kebayoran Lama yang terletak di Jakarta Selatan. Kebayoran Lama dahulu adalah wilayah terbarat dari Kotamadya Jakarta Selatan. Namun semenjak dimekarkan menjadi dua kecamatan baru, Kebayoran Lama dan Pesanggrahan, maka sebagian wilayah kelurahan Kebayoran Lama masuk ke dalam wilayah Pesanggrahan yang merupakan wilayah terbarat dari Kota Jakarta Selatan. 3 Kecamatan Kebayoran Lama
3
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010P
52
Peta lokasi Kecamatan Kebayoran Lama 2. Kondisi Sosio Historis Masyarakat di YPN (Yayasan Persada Nurani) Berdasarkan catatan pendataan keluarga tahun 2009 di kecamatan kebayoran lama masih ditemukan keluarga dalam tahapan Pra Sejahtera dan Sejahtera 1 sebanyak 30,5% keluarga. Tekanan ini menjadikan tumbuhnya kasus-kasus kurang gizi dan kerawanan kesehatan lainnya. Masyarakat yang berada di sekitar Yayasan Persada Nurani, mayoritas merupakan masyarakat pendatang yang berasal dari Jawa, Padang, Batak, dan lainnya. Umumnya mereka bermatapencaharian sebagai pedagang di pasar Kebayotran Lama. Kebanyakan dari mereka hidup dengan keadaan ekonomi yang tidak mampu, berkaitan dengan masalah kesehatan, berobat menjadi hal yang sulit mereka lakukan, terlebih semakin mahalnya biaya kesehatan sekarang ini. Hal itu lah yang membuat Yayasan Persada Nurani mengupayakan agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dengan mendirikan klinik Persada Nurani ini. 4
4
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani kepada ketua yayasan dan pengurus serta pasien yang menjadi sample, maka dapat dianalisa sebagai pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di daerah Kebayoran Lama Jakarta Selatan, seperti wawancara penulis kepada ketua yayasan : “Yayasan Persada Nurani (YPN) adalah sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang sekaligus sebagai lembaga swadaya masyarakat yang menaruh perhatian dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di antaranya melalui pelayanan kesehatan masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan masyarakat miskin khususnya ” 1 Edi suharto mengatakan bahwa, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. 2 Program pemberdayaan masyarakat melalui pelayanan kesehatan di sini membuat masyarakat untuk dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki, minat mereka dapat tersalurkan melalui program kegiatan yang dilaksanakan oleh yayasan sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri.
1
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010 2
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 58
53
54
A. Proses Perencanaan Program Pelayanan Kesehatan 1. Perencanaan kegiatan Merujuk kepada apa yang dicontohkan Rasulullah SAW ketika membangun masyarakat setidaknya harus ditempuh tiga tahap atau proses pemberdayaan masyarakat, sebagai berikut: 3 1. Proses Takwin, yaitu tahap pembentukan masyarakat. Kegiatan pokok pada tahap ini adalah proses sosialisasi dari unit terkecil dan terdekat sampai kepada perwujudan-perwujudan kesepakatan. Dalam proses ini, awal atau tahun pertama dari pelaksanaan pelayanan kesehatan di klinik kesehatan persada nurani mulai merekrut masyarakat-masyarakat miskin yang tinggal di kebayoran lama untuk menjadi member di klinik persada nurani, kemudian mendiskusikan persyaratan-persyaratan
guna
menjadi
member
karena
hanya
masyarakat miskin/kurang mampu saja yang diperkenankan berobat di klinik persada nurani. 2. Proses Tanzim, yaitu tahap pembinaan dan penataan masyarakat. Pada fase ini internalisasi dan eksternalisasi isu-isu muncul dalam bentuk institusionalisasi secara komprehensif dalam realitas sosial. Poses ini berjalan di tahun kedua klinik persada nurani membuka praktek pengobatan, dimana klinik tidak hanya melaksanakan kegiatan pengobatan saja akan tetapi juga melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kesehatan lingkungan sehingga nantinya mereka mampu membuat lingkungan mereka menjadi sehat. 3
Nanih Machendrawaty dan Agus Ahmad Safe’I, Pengembangan MAsyarakat Islam: Dari Ideologi, Strategi, Sampai Tradisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 31-34
55
3. Proses Taudi’, yaitu tahap keterlepasan dan kemandirian. Pada tahap ini masyarakat telah siap menjadi masyarakat mandiri. Dalam proses terakhir ini mengenai kemandirian mayarakat dalam bidang kesehatan, diharapkan mereka dapat dan mampu menciptakan lingkungan sehat bagi mereka dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari adanya kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan oleh klinik persada nurani.
Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. 4 Program ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan kesehatan masyarakat miskin menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh bersama.
Program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di yayasan persada nurani ini sasaran utamanya adalah masyarakat miskin yang tinggal di daerah kebayoran lama. Konsep yang digunakan dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini adalah konsep “terjangkau”, yakni pelayanan dengan biaya tetap per paket sebesar Rp 3.000,- sekali berobat, termasuk pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang, dan obat . Konsep “terjangkau” mengandung arti mampu dibayar oleh pengguna, yang cocok untuk suatu barang atau jasa yang kebutuhannya dapat diprediksi. 4
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdri Indah selaku Karyawan yang bertugas di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani, Jakarta 08 Juni 2010
56
“ Untuk jasa transportasi misalnya, ongkos angkutan jauh-dekat misalnya Rp 1.000,- jelas dapat dikatakan terjangkau untuk masyarakat Jakarta. Penduduk dapat menghitung besarnya biaya transportasi yang dibutuhkan untuk setiap bulan.” 5 Program utama Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah layanan kesehatan dasar yang diberikan kepada fakir miskin dalam bentuk layanan curative (pengobatan) pada khusunya dan preventive (pencegahan), promotive (peningkatan kesehatan) serta rehabilitative (penyembuhan) pada umumnya, dengan jam buka paruh waktu dari Senin-Jum’at Pukul 16.00 - 20.00 wib. Lokasi klinik beralamat di Jl. Kebon Mangga No. 07, RT 09/RW 07 Cipulir, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Telp : (021) 9120 4544.
Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut : “Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan kegiatan tertentu.” 6 Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis terhadap Yayasan Persada Nurani diperoleh data dan informasi tentang perencanaan program pelayanan kesehatan di klinik YPN.
Untuk mencapai tujuan yang direncanakan tersebut adalah dengan melakukan pendekatan atau berinteraksi secara baik dengan mengamati dan memahami lingkungan masyarakat, sasaran program untuk melakukan perekrutan. Adapun syarat-syarat untuk mendapatkan kartu anggota (member) layanan kesehatan Persada Nurani ialah :
h. 1
5
Ibid
6
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta : Bina Aksara, 1988),
57
a. Fotocopy KTP b. Fotocopy Kartu Keluarga c. Memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) cukup dari RT d. Mengisi formulir pendaftaran. Catatan : 1) 1 Kartu member berlaku untuk semua anggota keluarga yang tertera dalam KK (Kartu Keluarga) 2) bagi calon member yang persyaratannya belum lengkap (surat keterangan tidak mampu/KK) tidak mendapat kartu berobat 3) nama yang tertera di kartu member dan pengajian adalah nama kepala keluarga dalam kk 4) pengajian member diadakan setiap 1x/bulan (hari ditentukan kemudian), dan bila tidak hadir 3 kali maka keanggotaan member akan dihapus 2. Anggaran Dana 7 a. Perhitungan Anggaran per bulan Tabel 2 Perhitungan Anggaran Dana Per Bulan 1
Tenaga Operasional Harian : -
Dokter : 1 orang x Rp. 100. 000,- x 25 Rp. 2. 500. 000,hari
-
Paramedis : 1 orang x Rp. 1. 500. 000,-
7
Dikutip dari catatan administrasi Yayasan Persada Nurani
Rp. 1. 500. 000,-
58
2.
Subsidi obat-obatan untuk > 500 member
Rp. 2. 000. 000,-
3.
Biaya sewa tempat Praktek
Rp. 2. 000. 000,-
4.
Perlengkapan medis dan non medis
Rp. 1. 000. 000,-
5.
Administrasi (kartu pasien, kertas resep, ATK, Rp.
250. 000,-
dll) Total Anggaran Klinik per bulan
Rp. 9. 250. 000,-
b. Perhitungan Anggaran per tahun Total Anggaran per bulan dikali 12 bulan = Total Anggaran setahun Rp. 9. 250. 000,- X 12
Rp. 111. 000. 000,-
c. Perhitungan Anggaran per pasien tiap bulan Total biaya dibutuhkan per bulan
: Rp. 9. 250. 000,-
Pasien berobat rata-rata per bulan
: 300 orang (termasuk baksos
keliling) Jadi Anggaran biaya untuk satu orang pasien per bulan adalah : Rp. 9. 250. 000,- dibagi 300 orang
= Rp. 31. 000,-/pasien/bulan
B. Proses Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Upaya pemerintah Republik Indonesia untuk membantu mananggulangi kemiskinan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin yang disalurkan melalui kelurahan sudah sering dilaksanakan, tetapi program-program tersebut hanya seumur jagung dan belum memberikan hasil yang optimal. Sampai sekarang, di beberapa tempat bantuan-bantuan tersebut tidak jelas ujung pangkalnya, kegagalan berbagai program pemerintah dalam upaya menanggulangi
59
kemiskinan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang datang dari penerima bantuan maupun yang datang dari pihak pengelola bantuan. 8 Masalah kemiskinan adalah suatu keadaan, dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, mereka dihadapkan dengan masalah pendapatan yang diakibatkan karena tidak adanya lapangan pekerjaan, tidak memiliki pekerjaan akibat dari tidak memiliki modal, tidak memiliki modal akibat tidak memiliki tabungan, sedangkan tidak memiliki tabungan akibat dari tidak memiliki pendapatan. 9 Oleh karena itu, untuk menanggulangi persoalan kemiskinan yang disebabkan
oleh
krisis
ekonomi
terutama
tentang
masalah
kesehatan
masyarakat, 10 pemerintah mengeluarkan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini diselenggarakan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin, sebab pada hakekatnya pelayanan
kesehatan
masyarakat
miskin
menjadi
tanggung
jawab
dan
dilaksanakan bersama oleh pemerintah pusat dan daerah. 11 “Dalam rangka ikut memberdayakan masyarakat miskin, Yayasan Persada Nurani Kebayoran Lama, Jakarta Selatan telah berusaha 8
Media Partisipatif, Media Informasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan, Direktorat Perumahan dan Pemukiman, No. 06-TH.II-Edisi Juli 2001 9
Parsudi Suparlan, Kemiskinan Diperkotaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993) Cet. Ke-2, h. 32 10
Andi Rizal, Kesehatan dan Kemiskinan, diakses pada tanggal 04 April 2010, www.republikaonline.com 11
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 23
60
semaksimal mungkin menjalankan beberapa program sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam AD/ART yayasan”. 12 Dalam bidang kesehatan, program yang sudah dapat direalisasikan adalah melakukan pelayanan kesehatan berupa pengobatan, pencegahan dan dengan sasaran utama masyarakat miskin yang tinggal di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Dan seperti yang diungkapkan oleh salah satu pasien Klinik Persada Nurani Ibu Santi Bahwa ia memilih berobat di Klinik Persada Nurani. “karna masalah ekonomi, saya kan orang gak mampu ya..kalo di sini saya bisa terjangkau, bisa sering komunikasi sama dokter, sering..maksudnya kan kalo ke dokter yang itu kan mahal mba,,mungkin saya gak begitu mampu”. 13 Selain untuk membantu masyarakat kurang mampu (miskin) program ini diharapkan juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan, karena pada hakekatnya kesehatan merupakan bagian terpenting dari kehidupan manusia, tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan berbagai aktifitasnya, selain itu kesehatan juga merupakan nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada manusia. Dengan berdirinya Yayasan Persada Nurani inilah, masyarakat yang kurang mampu (miskin) sangat terbantu, karena hal itu dapat mengurangi beban hidup mereka. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Susi salah satu pasien di klinik Persada Nurani, bahwa: ”Alhamdulillah ya pas ada klinik ini di sini saya jadi gak jauh kalo mo berobat..mana murah lagi priksa di sini trus dokternya juga
12
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdr Nurkholis, Sip selaku Sekretaris yang merangkap Humas Yayasan Persada Nurani, Jakarta 12 Mei 2010 13
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Santi salah satu pasien di Klinik Kesehatan di Yayasan Persada Nurani, Jakarta 16 Juni 2010
61
bae,,pokoknya mah saya cocok aja mba berobat di sini,jadi ya saya merasa bermanfaat banget ada klinik ni di sini mba.”. 14 Sebagai timbal baliknya, masyarakat sangat antusias untuk mendukung dan membantu setiap program yang dilaksanakan di Yayasan Persada Nurani terutama dalam program pelayanan kesehatan . 15 1. Upaya Pelaksanaan Program Dari pemberdayaan
hasil
observasi
masyarakat
penulis,
miskin
dalam
melalui
pelaksanaan
pelayanan
program
kesehatan
ini
dilaksanakan oleh beberapa dokter praktek yang menyempatkan waktunya untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat miskin yang tinggal di kebayoran lama Jakarta selatan. Menurut Gunawan Sumadiningrat, proses pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga tahap: 16 1.
Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi seseorang atau masyarakat berkembang.
2.
Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat. Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif dan nyata, penyediaan berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat diri menjadi makin berdaya memanfaatkan peluang.
14
Hasil Wawancara Pribadi dengan Ibu Susi salah satu pasien di Klinik Kesehatan di Yayasan Persada Nurani, Jakarta 16 Juni 2010 15
Hasil Wawancara Pribadi dengan Dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab Klinik YPN, Jakarta 08 Juni 2010 16
Gunawan Sumadiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 1997), h. 165
62
3.
Memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Pemberdayaan secara pasti dapat diwujudkan, tetapi perjalanan tersebut tidaklah berlaku bagi mereka yang lemah semangat. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah. Contohnya dengan memberikan dorongan dan semangat untuk berubah. Secara umum pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
adalah merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pelayanan kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan). 17 Kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin pada khususnya dan masyarakat biasa pada umumnya yang dilakukan oleh klinik persada nurani, adalah: a. Pendataan sasaran pelayanan Kegiatan ini dilakukan paling tidak dua kali setahun yang lebih efektif bila dilakukan bekerjasama dengan perangkat desa atau kelurahan setempat dan dibantu oleh kader-kader kesehatan. b. Preventive Kegiatan preventive (pencegahan) ini dilakukan melalui penyuluhan kesehatan yang biasanya dilaksanakan setiap satu bulan sekali atau paling lama dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. 17
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 115
63
c. Deteksi Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan secara berkala yang dilakukan setiap pasien datang berobat dengan instrument kartu berobat (berupa kartu member) sebagai alat pencatat yang merupakan teknologi tepat guna. d. Pengobatan Pengobatan penyakit yang ditemukan pada pasien sampai kepada upaya rujukan ke rumah sakit bila diperlukan. e. Upaya Rehabilitatif Rehabilitatif (pemulihan/penyembuhan) berupa upaya medik yang dimaksudkan untuk mengembalikan semaksimal mungkin kesehatan pasien. Tabel 3 Jadwal Praktek Dokter di Klinik YPN No
Nama Dokter
Jadwal Praktek
Keterangan
1.
Dr.irfan
Senin dan Rabu
-
Praktek klinik dilaksanakan hari Senin s/d Jum’at
2.
Dr. Nadya
Selasa dan Kamis
-
Jam praktek klinik Pkl 16.00-20.00 WIB
3.
Dr. Nur'aini
Jum’at
-
Praktek Bidan hanya dilaksanakan setiap hari Kamis minggu ke-4
4.
Bidan Aam
Kamis
-
Nama Bidan praktek :
yang
1. Bidan A’am (bidan yang bertanggung jawab di klinik
64
Persada Nurani) 2. Bidan Tuti (bidan cadangan)
“Peningkatan sistem pelayanan kesehatan di Klinik Persada Nurani bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan masyarakat miskin di daerah kebayoran lama dengan menanamkan pola hidup sehat”. 18 Program pokok kesehatan bagi masyarakat ini diprioritaskan pada upaya pencegahan penyakit (preventive) dan peningkatan kesehatan (promotive) tanpa mengabaikan upaya pengobatan (curative) dan upaya penyembuhan (rehabilitative). Pelayanan kesehatan bagi para pasien yang tergolong miskin dan tidak mampu diupayakan dapat diberikan secara subsidi melalui prosedur yang berlaku di YPN. Kegiatan
pelayanan
kesehatan
lainnya
yang
juga
sedang
dikembangkan oleh yayasan persada nurani dalam program peningkatan sistem pelayanan kesehatan antara lain: a) Peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) ksehatan pasien. b) Pengembangan program pemberian makanan tambahan (gizi) bagi pasien. c) Peningkatan mutu perawatan kesehatan bagi pasien dalam keluarga. d) Peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan pasien.
18
Hasil Wawancara Pribadi dengan sdri Indah selaku Karyawan yang bertugas di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani, Jakarta 08 Juni 2010
65
Penguatan dukungan keluarga dan masyarakat tersebut bertujuan untuk: 19 a) Menggalakkan, membina, dan meningkatkan peran keluarga untuk membudayakan dan melembagakan kegiatan sehari-hari seluruh anggota keluarga dalam memberikan pelayanan, pembinaan kualitas dan peningkatan kesejahteraan kepada anggota keluarganya yang sakit (pasien). b) Memelihara, memperkuat, dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya bangsa yang menghormati, menghargai, dan memberikan perhatian terhadap anggota keluarganya yang sakit (pasien) dalam kehidupan sehari-hari. 2. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Sejak terbentuknya Yayasan Persada Nurani tahun 2007 maka penyusunan programnya, lebih difokuskan kepada kebutuhan masyarakat yang sebenarnya, artinya program ini diharapkan lebih menyentuh kepada masyarakat. “Program Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu”. 20 Program ini diselenggarakan dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan
yang
menyeluruh
bagi
masyarakat
miskin
setempat.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa Yayasan Persada Nurani adalah suatu lembaga sosial yang berdasarkan prakarsa masyarakat berusaha untuk menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di 19
20
Ibid
Hasil Wawancara Pribadi dengan Dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab Klinik YPN, Jakarta 08 Juni 2010
66
bidang sosial, ekonomi dan kesehatan. Di antara program-program pelayanan kesehatan yang ada di Yayasan Persada Nurani antara lain : a. Pemeriksaan kesehatan Menurut T. Hani Handoko, pemberdayaan adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan. 21 Dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Persada Nurani memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan, pengobatan dan pemberian asupan gizi untuk anak-anak. Hal ini dapat dirasakan oleh masyarakat Kecamatan Kebayoran Lama. “Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini akan mengurangi tingkat dan grafik masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi.” 22
Daftar kunjungan pasien member dan non member di klinik layanan kesehatan Persada Nurani periode Agustus 2009-Mei 2010 sebagai berikut : Tabel 4 Laporan Administarsi Klinik YPN Pasien No
1.
Bulan
Agustus 2009
Member
Non Member
88 Pasien
40 Pasien
21 22
T. Hani Handoko, Manajemen, edisi II, (Yogyakarta, 1997) cet. Ke-XI, h. 337
Hasil Wawancara Pribadi dengan dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab Klinik YPN, Jakarta 25 Juni 2010
67
2.
September 2009
36 Pasien
13 Pasien
3.
Oktober 2009
91 Pasien
39 Pasien
4.
November 2009
75 Pasien
37 Pasien
5.
Desember 2009
78 Pasien
49 Pasien
6.
Januari 2010
76 Pasien
64 Pasien
7.
Februari 2010
71 Pasien
77 Pasien
8.
Maret 2010
102 Pasien
75 Pasien
9.
April 2010
104 Pasien
93 Pasien
99 Pasien
110 Pasien
10. Mei 2010
Manfaat yang diperoleh dengan terdaftar sebagai member di klinik kesehatan yayasan persada nurani secara umum adalah memperoleh pelayanan kesehatan terjangkau dengan tarif yang telah ditentukan yakni Rp 3.000,- sekali berobat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan menurut penuturan Dr. Aini terlihat sepuluh penyakit utama yang dikeluhkan oleh pasien, antara lain: Ispa, Diare, Demam, Bronkhitis, Gastroenteritis, Infeksi neonates, Gastritis, Kebidanan, Cedera, dan TBC paru. 23 Berikut daftar nama-nama program kegiatan pengobatan beserta tarifnya yang dilaksanakan di Klinik Kesehatan Yayasan Persada Nurani sebagai berikut :
23
Hasil Wawancara Pribadi dengan Dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab Klinik YPN, Jakarta 08 Juni 2010
68
Tabel 5 Data Administrasi Klinik YPN Biaya No
Jenis Kegiatan Member
Non Member
1.
Pengobatan Umum
Rp. 3. 000,-
Rp. 20. 000,-
2.
Periksa gula darah
Rp. 10. 000,-
Rp. 10. 000,-
3.
Periksa asam urat
Rp. 15. 000,-
Rp. 15. 000,-
4.
Periksa kolesterol
Rp. 25. 000,-
Rp. 25. 000,-
5.
Terapi uap/nebulizer
Rp. 25. 000,-
Rp. 25. 000,-
6.
Periksa Hamil
Rp. 3. 000,-
Rp. 20. 000,-
7.
Imunisasi
Rp. 20. 000,-
Rp. 20. 000,-
8.
Cek Kehamilan (Tes Pack)
Rp. 5. 000,-
Rp. 10. 000,-
9.
Suntik KB
Rp. 3. 000,-
Rp. 10. 000,-
Catatan : untuk imunisasi BCG (0-2 bln) dan campak (9-10 bln) dilaksanakan setiap hari kamis minggu 1/bulan Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa dana untuk tarif pengobatan di klinik YPN ini sangat membantu masyarakat yang kurang mampu (miskin), perbedaan tarif untuk pasien non member dimanfaatkan untuk subsidi silang kepada pasien member yang merupakan pasien
69
kurang mampu. Sesuai dengan wawancara penulis mengenai dukungan masyarakat pada awal berdirinya klinik YPN, mengatakan : “ Partisipasi masyarakat sangat mendukung adanya program pelayanan kesehatan ini karena selain tarif pengotan yang relatif terjangkau, melalui program ini masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang lebih mudah seperti mendapatkan penyuluhan dan pengobatan, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian asupan gizi untuk anak-anak “. 24 b. Pelaksanaan imunisasi Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di YPN terdapat juga pelayanan imunisasi. 25 Pada dasarnya imunisasi ini terbagi menjadi 2 (dua) yakni : 1) Imunisasi pasif (passive immunization) Imunisasi pasif ini adalah ‘inmuno globulin’ jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles) pada anak-anak. 2) Imunisasi aktif (active immunization) Imunisasi aktif yang diberikan kepada anak adalah : -
BCG, untuk penyakit TBC.
-
DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, partusis dan tetanus.
-
Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
-
Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles)
24
25
Ibid.
Hasil Wawancara Pribadi dengan dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab Klinik YPN, Jakarta 25 Juni 2010
70
Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toxoid (imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan). Tujuan dari program imunisasi ini adalah : a) Tujuan Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, betuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuberculosis. b) Sasaran -
Bayi di bawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
-
Ibu hamil (awal kehamilan-8 bulan)
-
Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
c) Pokok-pokok kegiatan 1) Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap) -
Imunisasi BCG 1
-
Imunisasi DPT 3x
-
Imunisasi Polio 3x
-
Imunisasi Campak 1x
2) Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS/calon mempelai wanita -
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) 2x
Jadwal pemberian imunisasi, pemberian imunisasi pada bayi, ibu hamil, dan calon pengantin mengikuti ketentuan sebagai berikut :
71
Tabel 6 Jadwal Pemberian Imunisasi di Klinik YPN Jenis Vaksin
Jumlah
Selang Waktu
Vaksinasi
Pemberian
Sasaran
1. BCG
1 kali
-
Bayi (0-11 minggu)
2. DPT
3 kali (DPT 1, 2, 3)
4 minggu
Bayi (2-11 bulan)
3. Polio
3 kali (POL 1, 2, 3)
4 minggu
Bayi (2-11 bulan)
4. Campak
1 kali
-
Anak (9-11 bulan)
5. TT. IH
1 kali (booster)
-
- bila ibu hamil pernah
menerima
TT 2x pada waktu calon
pengantin
atau
pada
kehamilan sebelumnya. - bila ibu hamil belum
pernah
divaksinasi
TT,
diberikan 2x selama kehamilan.
Bila
pada waktu kontak berikutnya
(saat
pemberian
TT2
tetap
diberikan
72
dengan
maksud
untuk memberikan perlindungan pada kehamilan berikutnya) 6. TT
2 kali
Calon
4 minggu
Calon
pengantin
sebelum akad nikah (waktu melapor/waktu menerima
nasihat
perkawinan).
c. Pemberdayaan kesehatan untuk pasien LANSIA (Lanjut Usia) Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya angka harapan hidup (life expextancy). Dilihat dari sisi ini pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, karena angka harapan hidup bangsa kita telah meningkat secra bermakna. Namun di sisi lain dengan meningkatnya angka harapan hidup ini membawa beban bagi masyarakat, karena populasi penduduk lanjut usia (lansia) meningkat. Hal ini berarti kelompok resiko dalam masyarakat kita menjadi lebih tinggi. Meningkatnya populasi lansia ini bukan hanya fenomena di Indonesia saja tetapi juga secara global. 26 26
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Edisi III, h. 64
73
Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade. Menurut WHO (1989), dikatakan usia lanjut tergantung dari konteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Konteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis, social, dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut dimulai paling tidak saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa (Depkes RI, 1999), lanjut usia (lansia) adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. 27 Dengan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia saat ini membuat jumlah penduduk yang tergolong lanjut usia (lansia) semakin meningkat. Ini menimbulkan permasalah tersendiri yang menyangkut aspek kesehatan mereka. Aspek kesehatan pada lansia ditandai dengan adanya perubahan faali akibat proses menua yang meliputi: 28 1. Gangguan penglihatan Gangguan penglihatan ini biasanya disebabkan oleh degenerasi macular senilis, katarak dan glaucoma. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
27
Lamintang, Pelayanan Kesehatan dan Hukum (Bandung: Bina Cipta, 1991), h. 35
28
Departemen Kesehatan, Sistem Kesehatan Nasional, (Jakarta: Depkes, 1982), h. 47
74
a. Degenerasi macular senilis Penyebab penyakit ini belum diketahui namun dapat dicetuskan oleh rangsangan cahaya berlebihan. Kelainan ini mengakibatkan distorsi visual, penglihatan menjadi kabur. b. Katarak Katarak pada lansia dapat diakibatkan oleh pengobatan steroid yang lama, trauma maupun radiasi. Bila tidak ditemukan penyebabnya, biasanya disebut idiopatik akibat proses menua. c. Glaukoma Peningkatan tekanan di dalam bola mata dapat terjadi secara akut maupun mendadak. Gejalanya adalah kabur penglihatan disertai nyeri, pusing, muntah dan kemerahan pada mata. 2. Gangguan pendengaran Gangguan ini meliputi presbikusis (gangguan pendengaran pada lansia) dan gangguan komunikasi. a. Presbikusis Gangguan pendengaran pada lansia disebut presbikusis. Laki-laki umumnya lebih sering menderita prebiskusis daripada perempuan. b. Gangguan komunikasi Gangguan komunikasi dapat timbul akibat pembicaraan terjadi dalam interferensi karena terganggu suara lain, sumber suara mengalami distorsi dan kondisi akustik ruangan yang tidak sempurna seperti ruangan pertemuan yang berdinding mudah memantulkan suara.
75
3. Perubahan komposisi tubuh Dengan bertambahnya usia maka massa bebas lemak (terutama terdiri atas otot) berkurang 6,3 % berat badan per dekade seiring dengan penambahan massa lemak 2% per decade. Masa air mengalami penurunan sebesar 2,5% per decade. 4. Saluran cerna Dengan bertambahnya usia maka jumlah gigi berangsur-angsur berkurang karena tanggal atau ekstraksi atas indikasi tertentu. Ketidaklengkapan alat cerna mekanik tentu mengurangi kenyamanan makan serta membatasi jenis makanan yang dapat dimakan. Produksi air liur dengan berbagai enzim yang terkandung di dalamnya juga mengalami penurunan. Selain mengurangi kenyamanan makan, kondisi mulut yang kering juga mengurangi kelancaran saat makan. 5. Hepar Hati mengalami penurunan aliran darah sampai 35% pada usia 80 tahun ke atas, sehingga obat-obatan yang memerlukan proses metabolisme pada organ ini harus ditentukan dosisnya secara seksama agar para lansia terhindar dari efek samping yang tidak diinginkan. 6. Ginjal Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui air seni. Darah masuk ke ginjal kemudian disaring oleh unit terkecil ginjal yang disebut nefron. Pada lansia terjadi penurunan jumlah nefron sebesar 5-7% per decade mulai usia 25 tahun. Hal ini
76
mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme melalui air seni termasuk sisa obat-obatan. 7. Sistem kardiovaskuler Perubahan pada jantung dapat telihat dari bertambahnya jaringan kolagen, ukuran miokard bertambah, jumlah miokard berkurang, dan jumlah air jaringan berkurang. Selain itu, akan terjadi pula penurunan jumlah sel-sel pacu jantung serta serabut berkas His dan Purkinye. Keadaan tersebut akan mengakibatkan menurunnya kekuatan dan kecepatan kontraksi mioikard disertai memanjangnya waktu pengisian diastolic. Hasil akhirnya adalah berkurangnya fraksi ejeksi sampai 1020%. 8. Sistem pernafasan Kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan penambahan usia. Sendi-sendi tulang iga akan menjadi kaku. Keadaan-keadaan tersebut mengakibatkan penurunan laju ekspirasi paksa satu detik sebesar kurang lebih 0,2 liter/decade serta berkurangnya kapasitas vital. System pertahanan yang terdiri atas gerak bulu getar, leukosit, dan antibodi serta refleks bentuk akan menurun. Hal tersebut menyebabkan warga usia lanjut lebih rentan terhadap infeksi. 9. Sistem hormonal Produksi testoteron dan sperma menurun mulai usia 45 tahun tetapi tidak mencapai titik nadir. Pada usia 70 tahun, seorang laki-laki masih memiliki libido dan mampu melakukan kopulasi. Pada wanita, karena
77
jumlah ovum dan folikel yang sangat rendah maka kadar estrogen akan sangat menurun setelah menopause (usia 45-50 tahun). Keadaan ini menyebabkan dinding rahim menipis, selaput lendir mulut rahim dan saluran kemih menjadi kering. Pada wanita yang sering melahirkan keadaan
di
atas
akan
memperbesar
kemungkinan
terjadinya
inkontinensia. 10. Sistem musculoskeletal Dengan bertambahnya usia maka jelas terhadap sendi dan system musculoskeletal semakin banyak. Sebagai resporeparatif maka dapat terjadi pembentukan tulang baru, penebalan selaput, sendi dan firosin. Ruang lingkup gerak sendi yang berkurang dapat diperberat pula dengan tendon yang semakin kaku. Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam lingkungan hidupnya tidak jauh dari faktor kemiskinan yang menghambatnya, termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan. 29 Bagi usia lanjut yang memiliki asset dan tabungan yang cukup, mereka tidak akan merasa kesulitan dalam membiayai kehidupan mereka seharihari termasuk untuk biaya kesehatan. Akan tetapi, bagi usia lanjut yang tidak memiliki jaminan hari tua dan tidak memiliki asset dan tabungan yang cukup maka mereka harus memperoleh bantuan dari keluarga, kerabat atau orang lain untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari termasuk dalam hal kesehatan. Masih banyaknya usia lanjut yang belum 29
Hasil Wawancara Pribadi dengan dr. Aini selaku Dokter yang bertanggung jawab Klinik YPN, Jakarta 25 Juni 2010
78
memperoleh pelayanan kesehatan termasuk jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) mengisyaratkan banyaknya usia lanjut yang perlu mendapatkan bantuan kesehatan dari pemerintah dan swasta agar kesehatan kelompok usia lanjut dapat terpelihara. 30 Salah satu bentuk kegiatan pelayanan kesehatan YPN juga memberikan pelayanan kesehatan di kelompok lansia yang meliputi pemeriksaan kesehatan fisik. 31 Adapun jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia antara lain: a. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tnggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh. b. Pengukuran tekanan darah c. Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes militus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal. d. Pelaksanaan rujukan ke RS (Rumah Sakit) bila diperlukan e. Terakhir, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Yayasan Persada Nurani kepada lansia dalam meningkatkan kesehatannya adalah Penyuluhan, hal ini bisa dilakukan di dalam atau luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia.
30
Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan, (Bandung: Kuraiko Pratama, 1992), h. 29 31
Op Cit
BAB V PENUTUP Berdasarkan landasan teori dan pelaksanaan penelitian mengenai Program Pelayanan Kesehatan Yayasan Persada Nurani dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kebayoran Lama Jakarta Selatan, yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumya, maka pada bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran. A.
Kesimpulan Berdasarkan data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.
Program utama Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah layanan kesehatan dasar yang diberikan kepada fakir miskin dalam bentuk layanan curative (pengobatan) pada khususnya dan preventive (pencegahan), promotive (peningkatan kesehatan) serta rehabilitative (penyembuhan) pada umumnya, dengan jam buka paruh waktu dari Senin-Jum’at Pukul 16.00 20.00 wib. Konsep yang digunakan dalam program pelayanan kesehatan ini adalah konsep “terjangkau”, yakni pelayanan dengan biaya tetap per paket sebesar Rp 3.000,- sekali berobat, termasuk pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang, dan obat . Konsep “terjangkau” mengandung arti mampu dibayar oleh pengguna, yang cocok untuk suatu barang atau jasa yang kebutuhannya dapat diprediksi.
79
80
2.
Pelaksanaan program pokok kesehatan bagi masyarakat miskin ini diprioritaskan
pada
upaya
pencegahan
penyakit
(preventive)
dan
peningkatan kesehatan (promotive) tanpa mengabaikan upaya pengobatan (curative) dan upaya penyembuhan (rehabilitative). Pelayanan kesehatan bagi para pasien yang tergolong miskin dan tidak mampu diupayakan dapat diberikan secara subsidi melalui prosedur yang berlaku B.
Saran Adapun saran yang dapat penulis berikan :
1.
Tingkatkan terus program-program yang telah dilakukan oleh Yayasan Persada Nurani, terutama dalam hal pelayanan kesehatan terhadap warga yang kurang mampu ( miskin) misalnya, melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit tertentu untuk menangani pasien yang menderita penyakit berat/serius
2.
Pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan lagi, bukan hanya pada pelayanan di klinik dengan menunggu pasien datang ( tunggu bola), akan tetapi pelayanan kesehatan bisa ditingkatkan lagi ke arah pada mendatangi pasien (jemput bola) misalnya, dengan mengadakan aksi kesehatan diluar klinik, mengingat tidak memiliki biaya (uang) untuk transportasi ke klinik.
3.
Hendaknya Yayasan Persada Nurani lebih meningkatkan lagi dalam hal penggalangan dananya, supaya pelayanan kesehatan dapat menjangkau di semua wilayah miskin yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian. Kemiskinan Struktural : Suatu Bunga Rampai. Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu Sosial, 1980. Arif, Syaiful. Menolak Pembangunanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000. Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara, 1988. Assiba’i, Musthofa Husni. Kehidupan Sosial Menurut Islam, Tuntutan Hidup Bermasyarakat, alih bahasa M. Adhi Ratomi. Bandung: CV Diponegoro, 1993. Azrul, Azwar. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1996. Bungin, Burhan. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003. Cox, David. “Outline of Presentation on Poverty Alleviation Programs in the Asia-Pacific Region” makalah yang disampaikan pada International Seminar on Curriculum Development for Social Work Education in Indonesia, Bandung: Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, 2004. Departemen Kesehatan, Tiga Undang-undang Kesehatan. Bandung: Kuraiko Pratama, 1992. _ _ _ _ . Sistem Kesehatan Nasioanal. Jakarta: Depkes. 1982. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002. Jakarta: Depsos, 2002. Hasbullah, Thabrany. Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Irawan, Prasetya. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas Terbuuka, 2005. Koentjaraningrat, Ilmu-ilmu Sosial Dalam Pembangunan Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia, 1985. Lamintang. Pelayanan Kesehatan dan Hukum. Bandung: Bina Cipta, 1991.
Moleong, Lexy J.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Cet ke 2. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002. Nadzir, Moh. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000. Nasution, S.. Azas-azas Kurikulum. Bandung: CV Jenimar, 1975. Nugroho, Heru. Negara Pasar dan Keadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Nurkacana, Wayan. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1976. Rukminto, Isbandi Adi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 2003. Salim, Emil. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT. Mediyatama, 1991. Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1994. Soekanto, Soejono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. Soekidjo, Notoatmojo. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Soetomo, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial). Bandung: Refika Aditama, 2005. Sunyoto, Usman. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Cet ke 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006. Suparlan, Parsudi. Kemiskinan Diperkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1993. Yafie, Ali. Menggagas Fiqih Sosial. Bandung: Mizan, 1994. Yunus, Muhammad. Bank Kaum Miskin, Diterjemahkan oleh Irfan Nasution. Jakarta: PT Cipta Lintas Wacana, 2007.
WAWANCARA PRIBADI Wawancara Pribadi dengan Nurcholis. Jakarta, 12 Mei 2010. Wawancara Pribadi dengan Nuraeni. Jakarta, 8 Juni 2010. Wawancara Pribadi dengan Indah Rizkiani. Jakarta, 8 Juni 2010. Wawancara Pribadi dengan Santi. Jakarta, 16 Juni 2010. Wawancara Pribadi dengan Susi. Jakarta, 16 Juni 2010. Wawancara Pribadi dengan Tika. Jakarta, 16 Juni 2010.
Lampiran CURRICULUM VITAE
Nama
: Ida Nur Aeni
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/tanggal lahir
: Tegal / 08 Desember 1988
Alamat Rumah
: Jl. Sanusi Gg. Murtado No. 22 RT. 009 RW. 01 Kel. Cipulir Kec. Kebayoran Lama Jaksel
Nomor Kontak
: 08567111665
Riwayat Pendidikan
:
•
Tahun 1994-2000 di SD Negeri 2 Jatinegara
•
Tahun 2000-2003 di SMP Negeri I Jatinegara
•
Tahun 2003-2006 di SMA Negeri 2 Slawi
•
Tahun 2006-2010 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi •
:
Tahun 2002-2006 : - Anggota OSIS SMP Negeri 1 Jatinegara - Anggota Pramuka SMP Negeri 1 Jatinegara - Anggota PMR - Wakil Ketua Paskibraka angkatan X SMA Negeri 2 Slawi
•
Tahun 2006-2007 : Anggota BEMJ PMI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jakarta, Oktober 2010
(Ida Nur Aeni)
Lampiran KANTOR YAYASAN PERSADA RSADA NURANI
PELAYANAN KESEHATAN DI YAYASAN YASAN PERSADA NURANI
Lampiran PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KETUA YAYASAN
1. Apa yang dimaksud dengan YPN (Yayasan Persada Nurani)? 2. Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Persada Nurani ini? 3. Apakah tujuan didirikannya Yayasan Persada Nurani? 4. Apakah Visi dan Misi Yayasan Persada Nurani? 5. Program-program apa saja yang ada di Yayasan Persada Nurani? 6. Bagaimana cara mensosialisasikan Yayasan ini? 7. Program apakah yang menjadi unggulan di Yayasan Persada Nurani? 8. Bagaimana proses perencanaan program pelayanan kesehatan masyarakat ini? 9. Bagaimana proses pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat ini? 10. Bagaimana sumber pendanaan di Yayasan Persada Nurani? 11. Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemukan oleh yayasan?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DOKTER PRAKTEK
1. Pemberdayaan masyarakat seperti apa yang dilakukan oleh klinik Persada Nurani? 2. Apa tujuan dari Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh klinik Persada Nurani? 3. Apa pelayanan yang diberikan klinik Persada Nurani selain pelayanan pengobatan? 4. Untuk Lansia aspek apa yang diperhatikan oleh Klinik Persada Nurani? 5. Apa saja bentuk kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Persada Nurani yang diberikan kepada kelompok lansia?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DOKTER PRAKTEK
1. Sejak kapan program pelayanan kesehatan di Klinik Persada Nurani ini dilaksanakan? 2. Bagaimanakah bentuk pelayanan kesehatannya ? 3. Penyakit apa saja yang biasa dikeluhkan pasien? 4. Bagaimanakah bentuk pengobatannya? 5. Apakah ada bentuk kerjasama dengan instalasi kesehatan lainnya ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KARYAWAN KLINIK
1. Seperti apa pelayanan kesehatan di Klinik Persada Nurani ? 2. Pasien seperti apa yang menjadi kriteria untuk menjadi pasien di klinik Persada Nurani ini ? 3. Bagaimanakah cara pasien untuk mendapatkan member ? 4. Berapa tarif pelayanan untuk pasien sekali berobat ? 5. Darimanakah sumber biaya untuk mendapatkan obat-obatan di klinik Persada Nurani ini ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PASIEN
1. Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani ini? 2. Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani? 3. Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani menurut anda? 4. Manfaat apa yang anda peroleh dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani?
HASIL WAWANCARA Nama
: Nurkholis, Sip
Jabatan
: Sekretaris/Humas Yayasan Persada Nurani
Hari/Tanggal : 12 Mei 2010 Waktu
: 16.30 – 17.30 wib.
Tempat
: Kantor Sekretariat Yayasan Persada Nurani
1. Tanya : Apa yang dimaksud dengan YPN (Yayasan Persada Nurani)? Jawab : Yayasan Persada Nurani (YPN) adalah sebuah lembaga sosial kemanusiaan yang sekaligus sebagai lembaga swadaya masyarakat yang menaruh perhatian dalam pemberdayaan dan pengembangan masyarakat di antaranya melalui pelayanan kesehatan masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya dan masyarakat miskin khususnya ” 2. Tanya : Bagaimana sejarah berdirinya Yayasan Persada Nurani ini? Jawab : Yayasan ini berdiri diawali oleh keprihatinan beberapa orang yang sering berkumpul dan berdiskusi menyangkut permasalahan sosial yang ada di sekitar kita sekitar Maret 2007. Dari hasil diskusi tersebut kami bersepakat untuk turut serta memberikan solusi atas permasalahan sosial yang ada. Untuk mewadahi aktifitas tersebut, maka kami bersepakatan mendirikan sebuah yayasan sosial dengan nama Yayasan Bakti Mulia. Untuk melengkapi lndasan berdirinya, yayasan ini kemudian didaftarkan ke notariat. Namun ternyata nama yayasan tersebut sudah ada yang menggunakannya. Dalam pertemuan berikutnya kami bersepakat untuk merubah nama yayasan dengan nama Yayasan Persada Nurani, dan pada akhirnya kami berhasil mendaftarkan
yayasan tersebut ke notariat dan tercatat dengan AKTA NOTARIS JOHN EDY RAHMAN, SH., MKn. bernomor 10 tertanggal 27 Juni 2007. Adapun alamat yang digunakan ketika itu adalah alamat rumah ketua yayasan, yakni Jl. Alam Segar XI/36 Rt. 007/016 Komplek Perumahan Pondok Indah, Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. 3. Tanya : Apakah tujuan didirikannya Yayasan Persada Nurani? Jawab : Tujuan utama pendirian Yayasan Persada Nurani ini adalah sebagai bentuk ”tanggung-jawab” moral dan keprihatinan kami terhadap permasalahan sosial yang ada di sekitar kita. Sehingga dengan pendirian ini kami berharap bisa memberikan solusi melalui program-programnya. 4. Tanya : Apakah visi dan misi Yayasan Persada Nurani ? Jawab : Visi didirikannya Yayasan Persada Nurani adalah sebagai pelayan dan pembina masyarakat serta ikut mendorong dalam proses pembentukan masyarakat madani yang memanusiakan manusia (humanisasi), membebaskan manusia dari rasa takut (liberalisasi) dan beriman kepada Allah swt. (transendensi). Sedangkan Misi Yayasan Persada Nurani adalah Pertama, menyumbangkan kepada masyarakat (khususnya kaum dhu’afa) suatu bentuk pelayanan yang terbaik bagi perbaikan. Kedua, menjadi yayasan yang bebas dari tekanan kekuatan modal dan politik dalam mendorong proses humanisasi, liberalisasi dan transendensi. Ketiga, menjadi yayasan pembina masyarakat dalam mendukung proses terbentuknya masyarakat yang madani. 5. Tanya : Program-program apa saja yang ada d YPN? Jawab : Kami mempunyai beberapa program, diantaranya adalah bazzar sembako/pakaian murah, bakti sosial, pengobatan gratis, santunan anak yatim,
pemberantansan buta huruf Al-Qur’an dengan BBQ (bina baca Qur’an), pendalaman/pemahaman ilmu agama Islam, wakaf Al-Qur’an, pelatihan live skill, pelatihan motivasi, fund rishing melalui penerimaaan dan penyaluran dana ZISWAF (zakat, infaq, shodaqoh, wakaf dan fidyah) serta penyerapan APBD (anggaran pendapatan belanja daerah) juga dana-dana ZIS/CSR dari berbagai perusahaan, dll. 6. Tanya : Bagaimana cara mensosialisasikan yayasan ini? Jawab : Cara mensosialisasikan lembaga ini pada awalnya dengan berbagai kegiatan ”launching” lembaga dan program kegiatan, pembuatan leaflet yang berisi profil yayasan dan untuk seterusnya dengan cara membuat berbagai event kegiatan sosial, sehingga dengan sendirinya masyarakat mengetahui keberadaan yayasan ini. 7. Tanya : Program apakah yang menjadi unggulan di Yayasan Persada Nurani? Jawab : Kami mempunyai beberapa program unggulan, salah satunya adalah pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena minimnya lembaga yang consercn mengurusi permasalahan seputar kesehatan terhadap masyarakat miskin. 8. Tanya : Bagaimana proses perencanaan program pelayanan kesehatan masyarakat ini? Jawab : Pertama, kami menentukan bentuk pelayanan kesehatan dan jenis pelayanannya. Kedua, kami membuat proposal pelayanan ke berbagai instansi baik swasta maupun birokrasi. 9. Tanya : Bagaimana proses pelaksanaan program pelayanan kesehatan masyarakat ini?
Jawab :
Pelaksanaan program pelayanan ini kami bedakan menjadi dua
bagian, pertama dengan pembukaan klinik kesehatan dan kedua dengan aksi sosial pengobatan gratis. Pelayanan kesehatan klinik ini dilakukan dengan mekanisme membership dan non membership. 10. Tanya : Bagaimana sumber pendanaan di Yayasan Persada Nurani? Jawab : Semua kegiatan yang ada di yayasan ini termasuk pelayanan kesehatan didanai oleh masyarakat baik individu maupun lembaga/intansi. 11. Tanya : Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang ditemukan oleh yayasan? Jawab : Faktor pendukung dari program yayasan adalah masih adanya antusiasme dari masyarakat untuk membantu masyarakat lainnya yang kurang mampu. Faktor penghambatnya adalah keterbatasan sumber dana yang bisa diakses oleh yayasan sebagai sumber pedanaan kegiatan.
Narasumber
Pewawancara
Nurkholis, Sip
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA Nama
: Sdr. Susi
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu
: 18.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani? Jawab : udah dua minggu yak, kmren pertama tanggal 7 2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ? Jawab : lebih deket rumah, pelayananannya ok, obatnya juga oke..alasannya khan? udah itu aja.. 3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : pelayanan di sini baik mba, dokternya baik pokoknya profesional gitulah mba,hehehe.. 4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini? Jawab : Alhamdulillah ya pas ada klinik ini di sini saya jadi gak jauh kalo mo berobat..mana murah lagi priksa di sini trus dokternya juga bae,,pokoknya mah saya cocok aja mba berobat di sini,jadi ya saya merasa bermanfaat banget ada klinik ni di sini mba.. Narasumber
Pewawancara
Sdri. Susi
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA Nama
: Ibu. Santi
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu
: 19.00 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani ini? Jawab : udah setaun, dari mulai sampai sekarang..dari yang di jalan panjang dulu mba sampai sekarang pindah ke sini. 2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ? Jawab : karna masalah ekonomi, saya kan orang gak mampu ya..kalo di sini saya bisa terjangkau, bisa sering komunikasi sama dokter, sering..maksudnya kan kalo ke dokter yang itu kan mahal mba,,mungkin saya gak begitu mampu 3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : Baek..baek..lagipula saya cocok berobat di sini, dokternya baek semua, khan kadang-kadang gak tentu kan mba kalo berobat itu tapi saya cocok berobat di sini. 4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program Pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini? Jawab : ya bermanfaatlah..bisa menolong saya, menolong temen-temen saya yang yang gak mampu karna bisa terjangkau,..saya cocok semua sih mba kalo berobat di sini
HASIL WAWANCARA Nama
: Sdr. Tika
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu
: 19.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani? Jawab : Blom...baru sekali ini mba. 2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ? Jawab : Karena deket sama rumah saya dan katanya juga murahan di sini ketimbang klinik laennya. 3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : Ya mba, walopun saya baru sekali ini berobat di sini tapi menurut saya pelayanan di sini bagus.. 4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini? Jawab : salah satunya ya mba, saya nggak perlu jauh-jauh pergi ke puskesmas ato rumah sakit mba,hehe..
Narasumber
Pewawancara
Sdri. Tika
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA Nama
: Sdr. Indah Rizkiani
Jabatan
: Karyawan Klinik Persada Nurani
Hari/Tanggal : 08 Juni 2010 Waktu
: 16.30 – 17.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Seperti apa pelayanan kesehatan di YPN ini ? Jawab : Prosesnya sama seperti klinik kesehatan lain pada umumnya.. tapi perlu di ketahui bahwa Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.
Peningkatan
sistem
pelayanan
kesehatan
bertujuan
untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan masyarakat miskin di daerah kebayoran lama dengan menanamkan pola hidup sehat 2. Tanya : Pasien seperti apa yang menjadi kriteria untuk menjadi pasien d klinik YPN ini ? Jawab : Di klinik persada nurani tidak hanya menerima pasien member tapi dalam perjalanan pelaksanaanya pasien umum juga berminat untuk berobat di klinik ini. Pasien member di sini dikategorikan yang termasuk masyarakat miskin atau tidak mampu kami menyebutnya sebagai kaum duaffa. 3. Tanya : Bagaimanakah cara pasien untuk mendapatkan member ? Jawab : Awalnya dari pihak yayasan berkoordinasi dengan RT dan RW setempat prosesnya mulai dari wawancara, sosialisasi dan bakti sosial. Prosedurnya sesuai persyaratan yang telah di sepakati yayasan yaitu fotocopy KTP, fotocopy Kartu Keluarga, memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) cukup dari RT, mengisi formulir pendaftaran. Dengan catatan: satu kartu member berlaku untuk semua anggota keluarga yang tertera dalam KK (Kartu Keluarga), bagi calon member yang persyaratannya belum lengkap (surat keterangan tidak mampu/KK) tidak mendapat kartu berobat, nama yang
tertera di kartu member dan pengajian adalah nama kepala keluarga dalam kk, pengajian member diadakan setiap 1x/bulan (hari ditentukan kemudian), dan bila tidak hadir 3 kali maka keanggotaan member akan dihapus. 4. Tanya : Berapa tarif pelayanan untuk pasien sekali berobat ? Jawab : Tarif non member Rp. 20.000 itu sudah termasuk obat, pendaftaran, konsultasi dan pemeriksaan sedangkan untuk pasien member hanya dikenakan biaya Rp. 3.000..Klinik Persada Nurani ini menggunakan konsep terjangkau yang diibaratkan untuk jasa transportasi misalnya, ongkos angkutan jauhdekat misalnya Rp 1.000,- jelas dapat dikatakan terjangkau untuk masyarakat Jakarta. Penduduk dapat menghitung besarnya biaya transportasi yang dibutuhkan untuk setiap bulan. Begitu juga halnya dengan biaya kesehatan. 5. Tanya : Darimanakah sumber biaya untuk mendapatkan obat-obatan di klinik YPN ini ? Jawab : Kalo itu saya kurang tau mba, yang lebih tau Dr. Aini, mba ida nanti tanya aja langsung sm Dr. Aini ...tapi setau saya sih ada yang dari donatur dan subsidi silang dari pasien umum ke untuk pasien member
Narasumber
Pewawancara
Sdri. Indah
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA Nama
: Dr. Nur Aeni
Jabatan
: Dokter praktek di Klinik Persada Nurani
Hari/Tanggal : 08 Juni 2010 Waktu
: 16.30 – 17.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sejak kapan program pelayanan kesehatan Persada Nurani ini dilaksanakan? Jawab : Sejak bulan Mei 2009 sampai sekarang,,pada dasarnya Partisipasi masyarakat sangat mendukung adanya program pelayanan kesehatan ini karena selain tarif pengotan yang relatif terjangkau, melalui program ini masyarakat bisa mendapatkan akses kesehatan yang lebih mudah seperti mendapatkan penyuluhan dan pengobatan, pemeriksaan kehamilan, dan pemberian asupan gizi untuk anak-anak. 2. Tanya : Bagaimanakah bentuk pelayanan kesehatannya ? Jawab : Program Layanan Kesehatan Persada Nurani adalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.. Bentuk pelayanan kesehatan di sini lebih ke arah pengobatan (kuratif), terus ada pelayanan duafa dan member, bentuk pelayanannya berupa pemeriksaan biasa dan penanganan lebih lanjut seperti rujukan ke rumah sakit bila diperlukan. 3. Tanya : Penyakit apa saja yang biasa dikeluhkan pasien? Jawab : biasanya itu Ispa, Diare, Demam, Bronkhitis, Gastroenteritis, Infeksi neonates, Gastritis, Kebidanan, Cedera, dan TBC paru..umumnya penyakit orang tua, termasuk lansia ya..karena begini mba, Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam lingkungan hidupnya tidak jauh
dari faktor kemiskinan yang menghambatnya, termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan 4. Tanya : Bagaimanakah bentuk pengobatannya? Jawab : pasien datang, daftar..member ato non member trus di cek tensi, timbang, kemudian ke ruang dokter, konsultasi lalu pemeriksaan lanjutan dan suntikan bila diperlukan 5. Tanya : Apakah ada bentuk kerjasama dengan instalasi kesehatan lainnya ? Jawab : Ada..kita sekarang kerjasama dengan BAZNAS, kartu member kita sekarang ini juga sudah tertera bentuk kerjasama dengan BAZNAS jadi apabila ada pasien member yang memerlukan perawatan rujukan bisa datang ke rumah sehat BAZNAS yang di menteng.
Narasumber
Pewawancara
Dr. Nur Aeni
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA Nama
: Dr. Nur Aeni
Jabatan
: Dokter praktek di Klinik Persada Nurani
Hari/Tanggal : 25 Juni 2010 Waktu
: 16.00 – 17.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Pemberdayaan masyarakat seperti apa yang dilakukan oleh klinik Persada Nurani? Jawab : Dalam program pemberdayaan masyarakat Yayasan Persada Nurani memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kurang mampu yang terdiri dari pemeriksaan kehamilan, pengobatan dan pemberian asupan gizi untuk anak-anak. 2. Tanya
: Apa tujuan dari Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
klinik Persada Nurani ? Jawab : Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini akan mengurangi tingkat dan grafik masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi. 3. Tanya
:
Apa pelayanan yang diberikan klinik Persada Nurani selain
pelayanan pengobatan ? Jawab : Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di YPN terdapat juga pelayanan imunisasi dan pelayanan untuk Lansia. 4. Tanya : Untuk Lansia aspek apa yang diperhatikan oleh Klinik Persada Nurani? Jawab : Aspek kesejahteraan lansia berdasarkan kelayakan hidup lansia dalam lingkungan hidupnya tidak jauh dari faktor kemiskinan yang menghambatnya, termasuk dalam memperoleh pelayanan kesehatan
5. Tanya : Apa saja bentuk kegiatan pelayanan kesehatan Klinik Persada Nurani yang diberikan kepada kelompok lansia? Jawab : Ada.. Salah satu bentuk kegiatan pelayanan kesehatan yang juga diberikan
kepada kelompok lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik.
Adapun jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia antara lain: Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tnggi badan dan dicatat dalam grafik indeks massa tubuh, Pengukuran tekanan darah, Pemeriksaan laboratorium sederhana (hemoglobin) pemeriksaan gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit diabetes militus, dan pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal, Pelaksanaan rujukan ke RS (Rumah Sakit) bila diperlukan. Terakhir, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Yayasan Persada Nurani kepada lansia dalam meningkatkan kesehatannya adalah Penyuluhan, hal ini bisa dilakukan di dalam atau luar kelompok dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu atau kelompok lansia.
Narasumber
Pewawancara
Dr. Nur Aeni
Ida Nur Aeni
HASIL WAWANCARA Nama
: Sdr. Fajar
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu
: 19.30 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani? Jawab : saya berobat disini sudah cukup lama mba.. kurang lebih sudah enam bulananlah kira-kira,. 2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ? Jawab : saya kan orang gak mampu trus saya sudah terdaftar jadi member di sini mba jadi saya lebih suka berobat di sini,,di sini kan sekali berobat saya cuma bayar tiga ribu doang jadi itu sangat membantu saya sebagai orang miskin..ya karna murahlah kira-kira begitu alasannya,. 3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : bagus..baik..ramah..yang penting mah sebenernya cocok-cocokan ya mba karna saya sudah biasa berobat di sini alhamdulillah sembuh jadi ya saya terusin,,ya itu tadi karna pelayanannya bagus. 4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini? Jawab
: banyaklah manfaatnya, untuk saya,,ya klinik ini sangat
membantu,.orang kecil kalo mo berobat di rumah sakit kan gak mampu jadi pas ada klinik ini di sini ya saya merasa bermanfaat sekali,.
HASIL WAWANCARA Nama
: Sdr. Agus
Jabatan
: Pasien
Hari/Tanggal : 16 Juni 2010 Waktu
: 19.00 wib.
Tempat
: Klinik Persada Nurani
1. Tanya : Sudah berapa lama saudara menjadi pasien di klinik Persada Nurani? Jawab : baru dua kali ini mbak,,kemaren saya periksa terus sekarang saya ke sini lagi mau kontrol,,nerusin yang kemaren kan dah berobat di sini,,gitu. 2. Tanya : Apa alasan anda memilih berobat di klinik Persada Nurani ? Jawab : pertama kali saya pas ke sini di anterin sama sodara saya trus karna kemaren obatnya cocok dan karna saya musti kontrol jadi saya balik lagi ke sini mba,,tapi selain itu juga karna deket sama rumah ya. 3. Tanya : Bagaimana pelayanan kesehatan di klinik PN ini menurut anda? Jawab : menurut saya sih pelayanan di klinik ini bagus,,yang ngelayanin obat ramah, dokternya ramah juga trus dokternya itu juga teliti pas meriksanya jadi saya sreg berobat di sini. 4. Tanya : Manfaat apa yang anda ambil dari adanya program pelayanan kesehatan di klinik Persada Nurani ini? Jawab : manfaatnya,,saya bisa berobat lebih murah, lebih deket sama rumah jadi gak perlu ngluarin ongkos lebih, tapi yang lebih penting manfaatnya itu ya saya sembuh berobat di sini, khan begituu...hhehe,,,he.
Sdra. Agus