EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI KECAMATAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh Herman Susanto NIM. 1111054100005
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ABSTRAK
Herman Susanto Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 telah menerbitkan Program Keluarga Harapan PKH. Program serupa di Negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat. PKH adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga rumah tangga miskin diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam jangka panjang diharapakan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari jurang kemiskinan. Pelaksanaan PKH juga mendukung upaya pencapaian tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDG’s). Lima komponen tujuan MDG’s yang terbantu oleh PKH yaitu: Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, Pendidikan dasar, Kesetaraan Gender, Pengurangan angka kematian bayi, Pengurangan kematian Ibu melahirkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana pelaksanaan program keluarga harapan terhadap RTSM di Kecamatan Kebayoran Lama. Kedua, apakah program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama telah mencapai tujuan proses yang telah direncanakan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Kebayoran Lama sudah berjalan baik, terlihat dari proses kegiatan pertemuan awal, pendampingan pencairan bantuan, pemutakhiran data, dan verifikasi komitmen peserta. Hanya saja kekuragan dari PKH ini berdampak masih banyaknya RTSM yang mempunyai rasa ketergantungan dari bantuan PKH. Lalu untuk proses pemutakhiran data harus ditingkatkan lagi karena proses ini berkaitan sekali dengan nominal yang akan diberikan pada saat pencairan nanti. Selanjutnya, UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama perlu meningkatkan kinerja antara lembaga internal dan eksternal karena program PKH ini pada dasarnya program lintas antar lembaga.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah begitu banyak memberi nikmat, nikmat iman, islam, serta nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan sampai ke zaman terang benderang seperti ini. Pada kesempatan ini penulis juga akan menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah ikut membantu memberikan moril maupun materil serta dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA. Selaku Sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Amirudin, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Bapak Ismet Firdaus, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak berbagi ilmu, serta memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Siti Napsiyah, MSW, Bapak Ahmad Zaky, M.Si dan Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
ii
wawasan keilmuan dan membimbing saya selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah. 6. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terimakasih telah membantu dalam pelayanan memberikan referensi buku, jurnal maupun skripsi. 7. Terimakasih juga saya sampaikan kepada seluruh staf pegawai Tata Usaha Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 8. Bapak Budi Herwono selaku Koordinator Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan, yang sudah memberi izin penelitian ini. 9. Seluruh staf kepegawaian Kecamatan Kebayoran Lama yang telah membantu memberikan data – data seputar Kecamatan. 10. Bapak Alwidrus selaku Koordinator Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kecamatan Kebayoran Lama, yang sudah banyak memberikan informasi seputar PKH di Kecamatan Kebayoran Lama 11. Mas Imam Panji Saputro dan teman – teman pendamping lainnya, yang sudah
memberikan
waktunya
untuk
membantu
penulis
dalam
menyelesaikan penelitian ini. 12. Tak lupa untuk kedua orang tua saya Bapak Samsudin dan Ibu Sariyati atas jasa – jasanya, kesabaran, doa, moril, materil, dan selalu memberi cintanya yang tulus dan ikhlas kepada penulis semenjak kecil. 13. Untuk adikku Elin Herlina terima kasih atas senyuman, tawa, dan candaanmu selama proses pengerjaan skripsi ini. Terus berjuang, Buat bangga orang tua.
iii
14. Keluarga besar Kesejahteraan sosial dan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial periode 2013-2014. Terimakasih yang selalu menginspirasi. 15. Keluarga besar dan Pengurus 2015 - 2016 Himpunan Mahasiswa Islam, Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terimakasih sudah menjadi rumah kedua yang telah mendewasakan saya selama ini. YAKUSA. 16. Keluarga besar dan Pengurus Karang Taruna Sub Unit 04 Pondok Pinang 2014 – 2017. Terimakasih untuk Andi S., Putri Ari F., Niken Ayu M., Desi Kamalia, Rama Agusta, Fajrin atas dukungan dan semangatnya. Saya bangga berjuang bersama kalian. 17. Keluarga besar Kosan H. Sentot dan Kosan Pak Edi. Ma’mur Rizki, Togar, dan Bang Jals & Ajib. terimakasih atas penginapannya selama berada di ciputat. 18. Terimakasih untuk keluarga, sahabat, teman senasib suka dan duka Wati Indriani, Dhimas Suryo P., Agung Prasetyo P., Tridiwa Arief S., Rizal Wahyudha, Muh Ni’am, Reza Agustiyadi, M. Baydawi Nurzaman, Bayu Perdana P., Fiqih Fauzi, Jaylani. sudah menjadi bagian hidup selama berada dikampus. Terus berjuang, Yakin Usaha Sampai.
Jakarta, 8 Maret 2016 Penulis, Herman Susanto iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI ..................................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................................. 7 1. Pembatasan Masalah ................................................................................. 7 2. Perumusan Masalah .................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8 E. Metodologi Penelitian ..................................................................................... 9 1. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 10 2. Tempat Waktu dan Penelitian ................................................................... .10 3. Jenis Penelitian ........................................................................................... .10 4. Ruang Lingkup Penelitian Evaluasi ........................................................... .11 5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ .11 6. Sumber Data ............................................................................................... .13 7. Teknik Analisi Data ................................................................................... .13 8. Keabsahan Data ......................................................................................... .14 9. Instrumen Penelitian .................................................................................. .14 F. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. .15 G. Pedoman Penulisan Skripsi .............................................................................. .19 H. Sistematika Penulisan ...................................................................................... .19 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 21 A. Evaluasi Program ............................................................................................ 21 1. Pengertian Evaluasi Program ................................................................... 21 2. Model Evaluasi Program ........................................................................... 24 3. Tujuan dan Manfaat Evaluasi Program .................................................... 28 B. Konsep Keluarga ............................................................................................. 31 1. Pengertian Keluarga .................................................................................. 31 2. Struktur Keluarga ....................................................................................... 33 3. Relasi Dalam Keluarga .............................................................................. 35 v
4. Keberfungsian Keluarga............................................................................. 37 C. Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan..... ........................................................................ 38 2. Penyebab – Penyebab Kemiskinan ........................................................... 40 BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN KEBAYORAN LAMA DAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) ..................................... 41 A. Kondisi Objektif Kecamatan Kebayoran Lama ............................................... 41 1. Sejarah Kebayoran Lama ........................................................................... 41 2. Letak geografis Kecamatan Kebayoran Lama ........................................... 42 3. Keadaan Demografis Kecamatan Kebayoran Lama .................................. 46 4. Keadaan Sosiologis Kecamatan Kebayoran Lama ................................... 51 B. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) ................. 54 1. Latar belaknag Program Keluarga Harapan ............................................... 54 2. Program Keluarga Harapan ......................................................................... 54 3. Manfaat dan Tujuan Program Keluarga Harapan ....................................... 55 4. Proses Program Keluarga Harapan ............................................................. 57 5. Manajemen Organisasi Program Keluarga Harapan ................................... 58 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................................. 68 A. Analisi Evaluasi Program Keluarga Harapan Terhadap RTSM Di Kecamatan Kebayoran Lama ........................................................................... 68 1. Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH ............................................................ 69 2. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH ..................................... 71 3. Pencairan Pertama ....................................................................................... 74 4. Pembentukan Kelompok Peserta PKH ....................................................... 77 5. Verifikasi Komitmen Peserta PKH Pada Komponen Kesehatan dan Pendidikan ................................................................................................... 77 6. Penangguhan dan pembatalan ..................................................................... 80 7. Pemutakhiran Data ..................................................................................... 81 8. Pengaduan ................................................................................................... 82 B. Evaluasi program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama ............ 84 1. Evaluasi Konteks ......................................................................................... 85 2. Evaluasi Masukan ....................................................................................... 87 3. Evaluasi Proses ........................................................................................... 88 4. Evaluasi Hasil.............................................................................................. 91 BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 94 A. Kesimpulan ....................................................................................................... 94 B. Saran .................................................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 97 vi
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Informan Penelitian...............................................................................11 Table 3.1 Jumlah RT/RW Tiap Kelurahan ...........................................................37 Table 3.2 Keadaan Penduduk Bulan Januari Tahun 2016 ....................................40 Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Mobilitas Penduduk Bulan Januari Tahun 2016 ......................................................................................................41 Table 3.4 Mata Pencaharian di Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016 ........42 Table 3.5 Jumlah Penduduk Miskin Kecamatan Kebayoran Lama .....................45 Table 3.6 Data Peserta PKH Kecamatan Kebayoran Lama..................................46 Table 3.7 Jumlah Penduduk Menurut Agama ......................................................47 Table 3.8 Jumlah Sarana Ibadah Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016.....47 Table 3.9 Jumlah Sarana Pendidikan ...................................................................48 Table 4.1 Skenario Bantuan..................................................................................64 Table 4.2 Indikator Penilaian Program PKH........................................................74 Table 4.3 Matrik CIPP Evaluasi Proses Program Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.........................................................90 Table 4.4 Matrik CIPP Evaluasi Hasil Program Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.........................................................92
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Kebayoran Lama.....................................................38 Gambar 3.2 Komponen Program Keluarga Harapan.............................................47 Gambar 3.3 Proses Utama Pelaksanaan PKH........................................................51 Gambar 3.4 Struktur Kelembagaan PKH...............................................................52 Gambar 3.5 Struktur Organisasi Uppkh Kecamatan..............................................60 Gambar 4.1 Suasana Saat Pencairan Bantuan Pos Cipulir ....................................66 Gambar 4.2 Suasana Saat Pencairan Bantuan Pos Pondok Pinang.... ...................66 Gambar 4.3Alur Proses Program Keluarga Harapan.............................................73
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Penelitian oleh Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam Lampiran 3 Transkip Wawancara Pendamping Lampiran 4 Transkip Wawancara Pendamping Lampiran 5 Transkrip Wawancara YN Lampiran 6 Transkrip Wawancara SL Lampiran 7 Transkrip Wawancara NN Lampiran 8 Transkrip Wawancara DV Lampiran 9 Hasil Observasi Lampiran 10 Hasil Studi Dokumentasi Lampiran 11 Form Verifikasi Pendidikan dan Keseharan Lampiran 12 Form Kehadiran
ix
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang dialami oleh sebagian negara di dunia. Kemiskinan tidak hanya terjadi di negara-negara kawasan Afrika, melainkan juga dialami di negara-negara kawasan Asia seperti di Indonesia. Masalah kemiskinan sudah menjadi masalah yang kompleks sehingga suatu negara tidak dapat memiliki kemampuan untuk mengatasi kemiskinan secara sendirian. Secara umum, kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat atau ketidakmampuan dari pekerjaan yang dimiliki untuk menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Kemiskinan adalah standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang bila dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya.1 Kemiskinan sudah menjadi kondisi yang biasa bagi negara berkembang seperti Indonesia. Masih banyak sekali rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan dan hidup dalam keadaan yang tidak selayaknya. Saat ini 32,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan sekitar
1
“Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli” diakses pada 14 April 2015 dari http://dilihatya.com/2146/pengertian-kemiskinan-menurut-para-ahli
2
setengah dari seluruh rumah tangga tetap berada di sekitar garis kemiskinan nasional (Rp 200.262/bulan). Bank dunia juga menatapkan bahwa seseorang dianggap miskin jika ia memiliki pendapatan kurang dari $2 per hari.2 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93 persen).3 Kemiskinan berkaitan sekali dengan kualitas sumber daya manusia. Kemiskinan muncul karena sumber daya manusia tidak berkualitas. Kemiskinan dapat ditimbulkan akibat dari kualitas sumber daya manusia yang rendah dan tidak menutup kemungkinan kualitas sumber daya manusia yang rendah pun dapat menjadi pemicu kemiskinan. Menurut teori human capital kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh kesehatan, juga ditentukan oleh pendidikan.4 Pendidikan dipandang tidak hanya juga dapat menambah pengetahuan tetapi dapat juga meningkatkan keterampilan, pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas. Produktivitas yang dimaksud yaitu, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan penghasilan, dan kesejahteraan. Dalam upaya meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan di bidang perlindungan sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 telah
2
h. 15
3
Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, (Bandung: Alfabeta. 2009),
“Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta” diakses pada 22 Juni 2016 dari http://www.jakarta.go.id/v2/news/2015/09/tingkat-kemiskinan-di-dkijakartamaret2015#.V2o29FKtGlo 4 Tadjuddin Noer Effendi, Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacan Yogya. 1993), h. 15
3
menerbitkan Program Keluarga Harapan (PKH). Seperti diatur dalam Pasal 1 ayat (9) UU No.11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial menentukan bahwa: “Perlindungan sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk mencegah dan menagani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial”5
Kedudukan
PKH
merupakan
bagian
dari
program-program
penanggulangan kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik pusat maupun di daerah. Pada pelaksanaannya PKH ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dengan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga seperti, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Kementerian Kesehatan,
Kementerian
Pendidikan
Nasional,
Kementerian
Agama,
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Pusat Statistik (BPS), PT POS Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia.6 Program ini memberikan bantuan uang secara tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan catatan harus mengikuti persyaratan yang diwajibkan. Adapun persyaratan yang dimaksud yaitu terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu kesehatan dan pendidikan. Sasaran atau penerima bantuan ini adalah RTSM yang memiliki anggota keluarga berusia 0-15 tahun dan Ibu hamil. 5
Kementerian Sosial. “Undang – undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.” Diakses pada 22 Juni 2016 dari https://www.kemsos.go.id/unduh/UU-Kesos-No11-2009.pdf 6 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), Panduan Penanggulangan Kemiskinan: Buku Pegangan Resmi TKPK Daerah, (Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), cet. Pertama 2011), h. 40
4
Program Keluarga Harapan sebenarnya telah dilaksanakan di berbagai negara, khususnya negara-negara Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara konseptual, istilah aslinya adalah Conditional Cash Transfers (CCT), yang diterjemahkan menjadi Bantuan Tunai Bersyarat. Program ini tidak sama dengan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin.7 Tujuan utama dari PKH adalah mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada kelompok masyarakat miskin. Tujuan tersebut senada dengan upaya percepatan pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Dimana secara khusus tujuan PKH meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM, meningkatkan taraf pendidikan anak-anak RTSM, meningkatkan status kesehatan gizi ibu hamil, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan kesehatan RTSM. Dalam pengertian PKH jelas disebutkan bahwa komponen yang menjadi fokus utama adalah bidang kesehatan dan pendidikan. Tujuan utama PKH kesehatan adalah meningkatkan status kesehatan Ibu dan anak di Indonesia, khususnya bagi kelompok masyarakat sangat miskin, melalui
7
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013), h. 13
5
pemberian insentif untuk melakukan kunjungan kesehatan yang bersifat preventif (pencegahan). Kesehatan merupakan kekayaan yang sejati dan kunci untuk melakukan segala aktivitas, sebab dengan sehat individu dapat melakukan
kegiatan
perekonomian
untuk
memenuhi
kebutuhannya.
Kesehatan juga faktor penentu bagi kesejahteraan sosial. Orang yang sejahtera bukan saja orang yang memiliki pendapatan atau rumah memadai, melainkan pula orang yang sehat, baik jasmani maupun rohani. Tujuan utama PKH selanjutnya di bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar wajib sembilan tahun serta upaya mengurangi angka pekerja pada keluarga yang sangat miskin. Pendidikan merupakan perangkat penting dalam meningkatkan kesejahteraan warga melalui pengusaan pengetahuan, informasi dan teknologi sebagai prasyarat masyarakat modern.8 Pelayanan pendidikan dalam konteks kebijakan sosial bukan saja ditujukan untuk menyiapkan dan menyediakan angkatan kerja yang sangat diperlukan dunia kerja, melainkan pula untuk mencapai tujuan-tujuan sosial dalam arti luas, yakni membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterbelakangan. Namun pada delapan tahun perjalanannya hingga saat ini, yang dicanangkan program PKH berakhir di tahun 2015. Program PKH ini tidak terlepas dari berbagai masalah. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan PKH terlihat dari Pertama, proses verifikasi yang belum sepenuhnya dilaksanakan. Permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu pihak 8
Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta. 2011), h. 18
6
sekolah dan puskesmas merasa keberatan untuk melakukan verifikasi secara kontinyu. Kedua, Pembayaran kepada RTSM yang tidak tepat waktu. Proses pencairan dana yang seharusnya dilakukan tepat waktu terkendala lambannya proses verifikasi. Ketiga, kurangnya koordinasi antar instansi pendukung. Koordinasi yang terdiri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, serta Kementerian Ketenagakerja belum terlaksana dengan baik. Akibatnya tidak semua anggota rumah tangga peserta PKH memperoleh jaminan kesehatan untuk orang miskin maupun bantuan pendidikan untuk siswa miskin. Berbeda dengan Jakarta Utara dan Jakarta Timur yang sudah lebih dulu menjalani program ini. Tahun 2014 PKH merambah ke area Jakarta Selatan yang meliputi sepuluh Kecamatan, di antaranya yaitu Kecamatan Kebayoran Lama yang menurut Badan Pusat Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan pada sensus penduduk 2010, Kebayoran Lama memiliki jumlah penduduk terbanyak disamping Kecamatan Jagakarsa dan Pasar Minggu yakni berjumlah 294.108 dengan angka penduduk miskin mencapai 12.064.9 Walaupun PKH banyak mempunyai masalah. Ternyata Bank Dunia mencatat penerima PKH miliki perubahan signifikan. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa di Dermaga TNI Angkatan Laut, Biyorsi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Selasa (5/4/2016). Berikut yang disampaikannya: 9
Imam Panji Saputro, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus 2014, h. 4
7
“Bank Dunia memiliki laporan lengkap terkait program CCT atau PKH di Indonesia yang diperlukan untuk perluasan jangkauan dan monitoring.”10
Maka dari itu, berangkat dari permasalahan tersebut. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berbicara mengenai penyaluran dana memerlukan pembahasan yang cukup luas. Demi terselesaikan penulisan ini, maka dari itu penulis memfokuskan pada pembahasan evaluasi program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama tahun 2016. 2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di atas, maka secara spesifik perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan program keluarga harapan terhadap RTSM di Kecamatan Kebayoran Lama?
10
Puspita Wisnuwardani, Dyah. “Mensos: Bank Dunia catat penerima PKH miliki perubahan signifikan.” Diakses pada 3 Juni 2016 dari http://www.liputan6.com/tag/program-keluarga-harapan
8
b. Bagaimana hasil evaluasi program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama benar-benar sesuai dengan petunjuk pelaksanaan 2. Untuk mengevaluasi program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama.
D. Manfaat Penelitian Manfaat Akademik a. Menambahkan pengetahuan bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial di bidang kebijakan publik. b. Menjadi bahan informasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum serta sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang terkait. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan positif bagi Kecamatan Kebayoran Lama untuk Program Keluarga Harapan dalam melakukan kebijakan publik terhadap masyarakat.
9
b. Agar hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran Lama. c. Berbagi pemikiran dengan Pegawai Kecamatan Kebayoran Lama yang menangani pembuatan pelaksanaan kesejahteraan sosial khususnya berkaitan dengan bidang perlindungan sosial.
E. Metodologi Penelitian 1. Pendekataan Penelitian Dalam penulisan karya ilmiah ini, Penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena pendekatan kaulitatif sangat menarik, sebab penulis langsung ikut serta di kegiatan yang sedang diteliti, dan pendekatan kualitatif sangat mudah untuk mengumpulkan data-data, informasi, dokumentasi kegiatan yang sedang diteliti. Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan, yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan
kemungkinan
bagi
perubahan-perubahan
manakala
ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna di lapangan
10
Dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.11
2. Tempat dan Waktu Penelitian Penulis meneliti tentang, pelaksanaan Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang bertempat di Kantor Kecamatan Kebayoran Lama Jl. Ciputat Raya No. 1 Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini penulis membutuhkan waktu selama 6 bulan yang di mulai dari bulan November 2015 sampai bulan Mei 2016, untuk menghasilkan informasi yang relavan mengenai program keluarga harapan.
3. Jenis Penelitian Dalam penelitian penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencoba memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, atau kelompok tertentu.12 Dalam penelitian ini akan digambarkan tentang kebijkan publik melalui program keluarga Harapan yang dilakukan di Kecamatan Kebayoran Lama.
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1998), h. 11 12 Mely G. Tan, Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1990), h. 29
11
4. Ruang Lingkup Penelitian Evaluasi Untuk mempermudah dalam penelitian skripsi ini dan agar lebih terarah serta berjalan dengan baik. Maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam penelitian skripsi ini, yaitu: a. Penelitian ini hanya membahas tentang proses pelayanan yang diberikan
UPPKH
Kecamatan
Kebayoran
Lama
kepada
RTSM/KSM. b. Peneliti hanya membahas tentang proses dan hasil yang dilakukan oleh UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama dalam upaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
5. Teknik Pengumpulan Data Adapun dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap lembaga tersebut, penulis mendatangi Kecamatan Kebayoran Lama, Kantor Sekretariat UPPKH Kecamatan Lama, Kantor Pos Wilayah
12
Kecamatan Kebayoran Lama, dan Rumah penerima bantuan untuk melakukan pengamatan langsung. b. Wawancara Penulis melakukan tanya jawab kepada kelurahan dan masyarakat yang menjadi peserta program keluarga harapan. Untuk lebih mengetahui tentang pelaksanaan dari program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu: Table 1.1 Informan Penelitian Jabatan
No
Nama (Inisial)
Jenjang Pendidikan
1
AL
S1 Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Koordinator UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama
2
IPS
S1 Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendamping Kelurahan Pondok pinang
3
YN
SMP
Ketua Kelompok RW 08 Pondok Pinang
4
DV
SMA
Ketua Kelompok RW 01 Pondok Pinang
5
SL
SD
Ketua Kelompok RW 04 Cipulir
6
NN
SMA
Ketau Kelompok RW 06 Cipulir
c. Dokumentasi Penulis menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data-data atau dokumen-dokumen yang menunjang terhadap penelitian. Dokumen
13
yang penulis kumpulkan yaitu seperti arsip-arisp tentang kegiatan program keluarga harapan di Kecamatan Kebayoran Lama.
6. Sumber Data Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari informan yang ada di Kecamatan Kebayoran Lama pada waktu penelitian. Data ini di peroleh dari pengamatan dan wawancara.
7. Teknik Analisis Data Sesuai dengan subjek penelitian yaitu PKH Kecamatan Kebayoran Lama, maka hal tersebut akan dikemukakan di sini bahwa, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.13
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: IKAPI, 2011) Cet. Ke-13. h.244
14
8. Keabsahan Data Keabsahan data adalah, data yang diperoleh data yang telah teruji dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data yang relevan. Selain itu teknik untuk keabsahan data yang berikutnya adalah dengan Triangulasi sumber yang berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.14 Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.
9. Instrumen Penelitian Untuk mempermudah proses penelitian dan observasi, maka diperlukan
beberapa
instrumen.
Dalam
penelitian
ini
peneliti
menggunakan instrumen sebagai berikut: a. Pedoman wawancara mendalam b. Pedoman observasi 14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: IKAPI, 2011) Cet. Ke-13. h. 83
15
c. Pedoman telaah dokumentasi d. Perekam suara e. Kamera
F. Tinjauan Pustaka Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu: Hidmatullah, “Peran Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Dalam Peningkatan Kesejahteraan Warga Masyarakat Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Koja Jakarta Utara”. Skripsi S1 Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012. Maksud dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui secara lebih dekat mengenai harapan warga masyarakat Kelurahan Koja tentang Program Keluarga Harapan. Disisi lain juga dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui harapan suku Dinas Sosial Jakarta Utara tentang peningkatan kesejahteraan warga masyarakat Koja Jakarta Utara melalui Program Keluarga Harapan.15 Walaupun dari judul skripsi mempunyai kesamaan tetapi dari skripsi Hidmatullah penulis melihat adanya perbedaan dalam subjeknya. Subjeknya 15
Hidmatullah, “Peran Suku Dinas Sosial Jakarta Utara Dalam Peningkatan Kesejahteraan Warga Masyarakat Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kelurahan Koja Jakarta Utara.” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 18
16
adalah Dinas Sosial Jakarta Utara. Didalam penulisan skripsi Hidmatullah juga dijelaskan bahwa ada harapan dari warga Kelurahan Koja agar bantuan yang diberikan sampai ditingkat SLTA. Sedangkan dalam skripsi ini penulis sudah melihat di UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama sudah ada bantuan yang diperuntukan sampai tingkat SLTA. Kemudian, skripsi berikutnya yang menjadi bahan acuan adalah “Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK di Kelurahan Sunter Jaya)” oleh Yudi. Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah pada tahun 2010. Dalam penelitian tersebut penulis menggunakan model evaluasi yang dikemukakan oleh Pietrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert yang meliputi: evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil.16 Meskipun pembahasan skripsi di atas, memiliki kesamaan subjek dalam penelitian yang akan dilakukan. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam model evaluasi. Dalam hal ini penulis menggunakan model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam yaitu model evaluasi context, input, process, product (CIPP).
16
Yudi, “Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK di Kelurahan Sunter Jaya).” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 12
17
Lalu, skripsi berikutnya yang menjadi tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah skripsi Efektivitas Program Keluarga Harapan, Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Efektivitas Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Leuwisadeng Pada UPPKH Kabupaten Bogor.” Skripsi ini menggambarkan mengenai efektivitas mekanisme penyaluran dana bantuan sosial PKH di tingkat UPPKH Kabupaten kepada penerima manfaat. Adapun salah satu tujuan dari penelitian tersebut yaitu untuk mengidentifikasi konsep dan model pengelolaan dan mekanisme penyaluran dana PKH dalam penyalurannya dari UPPKH Kabupaten ke masyarakat RTSM di Kecamatan Leuwisadeng Kab. Bogor. 17 Skripsi selanjutnya yang menjadi tinjauan pustaka yaitu peran penyuluh sosial pada program keluarga harapan, Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Peran Penyuluh Sosial Pada Program Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Anak Rumah Tangga Miskin Di Kelurahan Cipinang Kecamatan Pulo Gadung.” Skripsi ini menggambarkan bagaimana peran penyuluh sosial dalam melaksanakan pertemuan dengan peserta Program Keluarga Harapan. Dalam pelaksanaannya penyuluh sosial ini berkeliling mendatangi rumah – rumah peserta program.
17
Muhammad Bahrul, “Efektivitas Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Leuwisadeng Pada UPPKH Kabupaten Bogor.” (Skripsi S1Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 11
18
Penyuluhan dilakukan dengan teknik face to face berhadapan dengan massa dimana secara tim bergantian melakukan ice breaking terhadap peserta penyuluhan.18 Terakhir skripsi yang menjadi tinjauan pustaka yaitu Evaluasi Program Keluarga Harapan, Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang dengan judul “Evaluasi Program Keluarga Harpan Di Kelurahan Saruni Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun 2010.” Dalam skripsi ini penulis bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pelaksanaan program keluarga harapan di Kelurahan Saruni. Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penulis didalam skripsinya juga menggambarkan beberapa kriteria yang menjadi bahan evaluasi, yaitu: (1) Efektifitas, apakah hasil yang diinginkan telah dicapai?. (2) Efisiensi, seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan?. (3) Kecukupan, seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memcahkan masalah?. (4) Perataan, apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok – kelompok?. (5) Responsivitas, apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok –
18
Noriez Asep. F, “Peran Penyuluh Sosial Pada Program Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Partisipasi Belajar Anak Rumah Tangga Miskin Di Kelurahan Cipinang Kecamatan Pulo Gadung” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 50
19
kelompok tertentu?. (6) Ketepatan, apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar – benar berguna atau bernilai?.19
G. Pedoman Penulisan Skripsi Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku ”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”20 yang diterbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2007”.
H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan penyajian dalam skripsi ini di jabarkan atas 1 bab yang terdiridari sub-sub bab yang saling berkaitan, sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan Teori, paparan tentang pengertian evaluasi, kebijakan publik, program keluarga harapan.
19
Edwin Satria. P, “Evaluasi Program Keluarga Harpan Di Kelurahan Saruni Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang Tahun 2010” (Skripsi S1Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2012), h. 47 20 Hamid Nasuhi, dkk., Idris Thaha, ed., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) (Jakarta: CeQDA (Center for Quality Development and Assurance, 2007)
20
BAB III
: Gambaran umum lembaga, dalam bab ini dipaparkan tentang sejarah terbentuknya PKH, struktur organisasi PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Profil Kecamatan Kebayoran Lama.
BAB IV
: Hasil penelitian dan analisa, pembahasan yang merupakan bagian terpenting dari penelitian yang berupaya membahas bagian-bagian yang terpenting yang di temukan di lapangan. Dalam bab ini dipaparkan tentang implementasi program keluarga harapan di Kecamatan kebayoran lama Jakarta Selatan.
BAB V
: Penutup - Kesimpulan
: pernyataan berisi fakta, pendapat, alasan
pendukung mengenai tanggapan suatu objek. Bisa dikatakan bahwa kesimpulan merupakan pendapat akhir dari suatu uraian berupa informasi. - Kritik : tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya. - Saran : pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan.
21
BAB II LANDASAN TEORI A. Evaluasi Program 1.
Pengertian Evaluasi Program Kata evaluasi berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Istilah “penilaian” merupakan kata benda dari “nilai”. Pengertian “pengukuran” mengacu pada kegiatan membandingkan sesuatu hal dengan satuan ukuran tertentu, sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.1 Pengertian evaluasi dalam kamus Oxford Advanced Leaner’s Dictionry Of Current English evalusai adalah to find Out, decide the amount or value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. Selain arti berdasarkan terjemahan, kata-kata yang terkandung di dalam definisi tersebut pun menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Anderson, Evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
1
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4
22
tercapainya tujuan. Definisi lain dari evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, produser, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.2 Sementara itu menurut Ralph Tyler sebagaimana yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnafis dalam bukunya Evaluasi Program mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai.3 Evaluasi program juga bisa diartikan sebagai sebuah proses untuk mengetahui apakah sebuah program dapat direalisasikan atau tidak dengan cara mengetahui efektivitas, masing-masing komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh dari evaluator. Evaluasi program berfungsi untuk menentukan apakah output dan outcomes yang diharapkan dari pelaksanaan program bisa direalisasikan. Evaluasi tersebut tentunya melalui pengumpulan dan analisis data yang memadai. Dalam evaluasi program yang komprehensif, evaluasi itu mencakup:4
Pertama, yaitu memonitoring program penilaian apakah suatu program dilaksanakan sebagaimana direncanakan. Memonitoring program ini akan memberikan umpan balik yang terus menerus pada
2
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-1, h. 1 3 Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 2 4 Krick Patrick, Evaluasi Program, (Bandung: CV, Pustaka Insani, 1999), h. 96
23
program yang dilaksanakan dan mengidentifikasikan masalah begitu muncul.
Kedua,
evaluasi
proses
yaitu penilaian bagaimana program
dioperasikan, berfokus pada pelaksanaan program kepada peserta (service delivery).
Ketiga, evaluasi dampak yaitu penilaian apakah suatu program telah mewujudkan pengaruh terhadap individu-individu, rumah tangga, lembaga atau lingkugan hidup, dan apakah dampak tersebut dapat secara ilmiah distribusikan kepada pelaksanaan intervensi program tersebut.
Keempat, cost-benefit atau effectiveness adalah penilaian dari biaya program dan manfaat yang dihasilkan oleh biaya tersebut, untuk menentukan apakah manfaatnya cukup bernilai dibandingkan biaya yang digunakan.
Evaluasi program yang dilakukan merupakan bentuk akuntabilitas para pelaksana dan penanggung jawab program tersebut agar dapat selalu meyakinkan bahwa tujuan program tersebut agar dapat selalu meyakinkan bahwa tujuan program dapat dicapai dan sesuai dengan visi misi yang dijalankan oleh instansi. Akuntabilitas program akan dapat dinilai dari hasil program tersebut yang dinikmati oleh peserta program atau masyarakat yang menjadi target group program.
24
2.
Model Evaluasi Program Dalam melakukan evaluasi, perlu kiranya dipertimbangan model evaluasi yang ingin dibuat. Model evaluasi merupakan suatu desain yang dibuat oleh pakar evaluasi. Biasanya model evaluasi ini dibuat berdasarkan kepentingan seseorang, lembaga atau instansi yang ingin mengetahui apakah program yang telah dilaksanakan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Ada banyak model yang bisa digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan lainnya berbeda, namun maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang akan dievaluasi. Ada delapan model evaluasi yang disajikan oleh Arikunto dalam salah satu bukunya,5 yaitu: 1. Goal Oriented Evaluation Model, dikembangkan oleh Tyler. Model ini merupakan yang muncul paling awal. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. 2. Goal Free Evaluation Model, dikembangkan oleh Scriven. Model ini dapat
dikatakan
berlawanan
dengan
model
pertama
yang
dikembangkan oleh Tyler. Model ini memantau tujuan, yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut sudah dapat dicapai. 3. Formatif Summatif Evaluation Model, dikembangkan oleh Michael Scriven. Model ini menunjukan adanya tahapan dan lingkup objek 5
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, Edisi Kedua, Cet. 4, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 40
25
yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif). 4. Countenance Evaluation Model, dikembangkan oleh Stake. Model ini menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok, yaitu (1) deskripsi dan (2) pertimbangan. 5. CSE – UCLA Evaluation Model, menekankan pada “kapan” evaluasi dilakukan. Model ini mempunyai lima tahap yang dilakukan dalam evaluasi, yaitu perencanaan, pengembangan, implementasi, hasil, dan dampak. 6. CIPP Evaluation Model, dikembangkan oleh Stufflebeam. Model ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator. Model CIPP adalah model evaluasi yang memandang program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Jadi, jika evluator sudah menentukan model CIPP sebagai model yang akan digunakan untuk mengevaluasi program yang digunakan maka mau tidak mau harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen – komponennya. 7. Discrepancy menekankan
Model, pada
dikembangkan pandangan
oleh
adanya
Provus.
kesenjangan
Model di
ini
dalam
pelaksanaan program. Evaluasi program yang dilakukan adalah mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap komponen. Hanya saja dalam konteks ini penulis akan menggunkan model evaluasi seperti yang dikembangkan oleh Stufflebeam, dkk. (1967) di Ohio State
26
University, yakni: CIPP Evaluation Model. CIPP merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu:
Context Evaluation
: evaluasi terhadap konteks
Input Evaluation
: evaluasi terhadap masukan
Process Evaluation
: evaluasi terhadap proses
Product Evaluation
: evaluasi terhadap hasil
Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program kegiatan. Model CIPP ini juga model evaluasi yang melihat program yang dievaluasi sebagai sistem. Artinya, jika evaluator menentukan model CIPP sebagai model yang digunakan untuk mengevaluasi program, maka mau tidak mau evaluator harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen – komponennya. a. Evaluasi Konteks Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan program.6 b. Evaluasi Masukan Tahap kedua dari model CIPP ini adalah evaluasi masukan. Pada tahap ini segala sesuatu yang berpengaruh terhadap proses pelaksanaan evaluasi harus disiapkan dengan benar. Evaluasi masukan ini akan memberikan bantuan agar dapat memberikan keputusan, menentukan sumber – sumber yang dibutuhkan. 6
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, h. 46
27
Mencari berbagai alternatif yang akan dilakukan, menentukan rencana yang matang, membuat strategi yang akan dilakukan dan memperhatikan prosedur kerja dalam mencapainya.7 c. Evaluasi Proses Evaluasi proses dalam model CIPP ini menunjukan pada“apa” (what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam
program
sudah
terlaksana
sesuai
dengan
rencana.
Stufflebeam mengusulkan pertanyaan – pertanyaan untuk proses antara lain:8
Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?
Apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program akan sanggup menagani kegiatan selama program
berlangsung
dan
kemungkinan
jika
dilanjutkan?
Apakah
sarana
dan
prasarana
yang
disediakan
dimanfaatkan secara maksimal?
Hambatan – hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?
7
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, h. 47 8 Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, h. 47
28
d. Evaluasi Hasil Evaluasi hasil ini digunakan untuk menentukan keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan demikian, evaluasi ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerima (masyarakat penerima program). Sehingga, pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah: 1. Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai tujuannya? 2. Bagaimana
masyarakat
akan
menjadi
berbeda
setelah
menerima program tersebut? Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup:
Berorientasi pada program. kriteria keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program. Misalnya, presentase cakupan program terhadap populasi sasaran.
Berorientasi pada masyarakat. Kriteria keberhasilan pada umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan perilaku
masyarakat.
Misalnya
munculnya
sikap
kemandirian dan lain sebagainya.9
3.
Tujuan dan Manfaat Evaluasi Progam Tujuan dari kegiatan evaluasi program yaitu untuk mengetahui pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan 9
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyrakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2003), h. 160
29
program, karena seseorang yang ingin mengetahui bagian mana dari komponen dan subkomponen program yang belum terlaksana dan apa sebabnya perlu memperjelas dirinya dengan apa tujuan program yang akan di evaluasi. Menurut Isbandi Rukminto, mengutip pendapat Feurstein sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan evaluasi, namun dia mengatakan ada sepuluh alasan, mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan, yaitu: 1. Untuk melihat apa yang sudah dicapai 2. Melihat kemajuan dikaitkan dengan tujuan program 3. Agar tercapai manajemen yang lebih baik 4. Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan, untuk memperkuat program 5. Melihat perbedaan yang sudah terjadi setelah diterapkan suatu program 6. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable 7. Untuk merencanakan dan mengelola kegiatan program secara lebih baik 8. Melindungi pihak lain agara tidak terjebak dalam kesalahan yang sama atau mengajak pihak lain untuk melaksanakan metode yang serupa bila metode tersebut telah terbukti berhasil dengan baik 9. Agar memberikan dampak yang lebih luas, dan
30
10. Memberi kesempatan untuk mendapat masukan dari masyarakat10 Dalam organisasi pendidikan, evaluasi program dapat disamaartikan dengan kegiatan supervisi. Secara singkat, supervisi diartikan sebagai upaya mengadakan peninjauan untuk memberikan pembinaan maka evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang tepat. Evaluasi program sangat erat sekali hubungan dengan kebijakan, karena program adalah rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan. Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan seberapa tinggi kebijakan yang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Informasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan kebijakan lanjutan dari program. Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah program keputusan, yaitu: 1. Menghentikan Program, karena dipandang bahwa program tersebut tidak ada manfaatnya, atau tidak dapat terlaksana sebagaimana diharapkan. 2. Merevisi Program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan (terdapat kesalahan tetapi hanya sedikit). 3. Melanjutkan Program, karena pelaksanaan program menunjukan bahwa segala sesuatu sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan hasil yang bermanfaat. 10
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi, (Jakarta: Lembaga penerbit FEUI, 2003), h. 187-188
31
4. Menyebarluaskan Program (melaksanakan Program di tempattempat lain atau mengulangi lagi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat dan waktu yang lain.11
B. Konsep Keluarga 1.
Pengertian Keluarga Keluarga merupakan sebuah pondasi dan institusi yang paling dicintai dalam Islam. Keluarga juga tempat pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak. Tempat dimana nilai - nilai agama dan norma – norma diajarkan untuk menjadi anak yang berakhlaq mulia. Keluarga adalah satu – satunya lembaga sosial, disamping agama, yang secara resmi telah berkembang di semua masyarakat.12 Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai institui terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sanagt besar dalam kemajuan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini jelas erat kaitannya dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kedua orang tua sebagai ujung tombak keluarga mendapat perhatian dan perlakuan khusus dalam Islam. Al-Quran setelah memberi perintah menyambah
Allah
SWT
dan
larangan
menyekutukan-Nya,
juga
memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Sebagaimana firman-Nya.
11
Suharsimi Arikunto, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, Edisi Kedua, Cet. 4, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 22 12 William J. Goode, Sosiologi Keluarga (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 7
32
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” dan “kelompok kerabat”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan “keluarga” yaitu: Ibu, Bapak, dengan anak-anaknya satuan kerabatan yang sangat mendasar di masyarakat. Salah satu ilmuwan yang mengkaji keluarga, George Murdock. Dalam bukunya social structure, Murdock berpendapat bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi.13 Dalam surveinya Murdock menemukan tiga tipe keluarga, yaitu keluarga inti (nuclear family), keluarga poligami (polygamous family), dan keluarga batih (extended family). Berdasarkan penelitiannya salah satu dari tipe keluarga Murdock meyatakan bahwa keluarga inti (nuclear family) merupakan kelompok sosial yang bersifat universal. Para anggota dari keluarga inti ini bukan hanya membentuk kelompok sosial, melainkan juga menjalankan empat fungsi universal dari keluarga, yaitu seksual, reproduksi, pendidikan, dan ekonomi.
13
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 3
33
Menurut Koerner dan Fitzpatrick (2004), definisi tentang keluarga setidaknya dapat ditinjau berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu:14
Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi memfokuskan pada siapa yang menjadi bagian dari keluarga. Dari perspektif ini dapat muncul pengertian tentang keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan.
Definisi Fungsional. Keluraga didefinisikan denga penekanan pada terpenuhinya tugas – tugas dan fungsi – fungsi psikososial. Fungsi tersebut mencakup perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, dan pemenuhan peran – peran tertentu. Definisi ini memfokuskan pada tugas – tugas yang dilakukan oleh keluarga.
Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku – perilaku yang memunculkan rasa identitas sebagai keluarga seperti ikatan emosi, pengalaman historis, maupun cita – cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga melaksankan fungsinya.
2. Struktur Keluarga Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga batih (extended family). Keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya hanya terdapat tiga 14
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, h. 5
34
posisi sosial, yaitu: suami-ayah, istri-ibu, dan anak-sibling.15 Struktur keluarga yang demikian menjadikan keluarga sebagai orientasi bagi anak, yaitu keluarga tempat ia dilahirkan. Adapun orang tua menjadikan keluarga sebagai wahana prokreasi. Dalam keluarga inti hubungan antara suami istri bersifat saling membutuhkan dan mendukung layaknya persahabatan, sedangkan anak – anak tergantung pada orang tuanya dalam hal pemenuhan kebutuhan afeksi dan sosialisasi. Adapun keluarga batih adalah keluarga yang di dalamnya menyertakan posisi lain selain ketiga posisi di atas. Bentuk pertama dari keluarga batih yang banyak ditemui di masyarakat adalah keluarga bercabang (stem family). Keluarga bercabang terjadi ketika seorang anak, dan hanya seorang anak, yang sudah menikah masih tinggal dalam rumah orang tuanya. Bentuk kedua dari keluarga batih adalah keluarga berumpun (lineal family). Bentuk ini terjadi manakala lebih dari satu anak yang sudah menikah tetap tinggal bersama kedua orang tuanya. Bentuk ketiga dari keluarga batih adalah keluarga beranting (full extended). Bentuk ini terjadi manakala di dalam suatu keluarga terdapat generasi ketiga (cucu) yang sudah menikah dan tetap tinggal bersama. Keluarga inti pada umumnya dibangun berdasarkan ikatan perkawinan. Perkawinan menjadi pondasi bagi keluarga, oleh karena itu ketika sepasang manusia menikah akan lahir keluarga yang baru. Sedangkan keluarga batih dibangun berdasarkan hubungan antargenerasi, bukan antarpasangan. Keluarga batih biasanya terdapat dalam masyarakat yang memandang penting 15
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6
35
hubungan kekerabatan. Hubungan perkawinan berada posisi sekunder dibanding hubungan dengan orang tua.
3. Relasi Dalam Keluarga Pada umumnya keluarga dimulai dengan perkawinan laki – laki dan perempuan dewasa. Pada tahap ini relasi yang terjadi berupa relasi pasangan suami istri. Ketika anak pertam lahir munculah bentuk relasi yang baru, yaitu relasi orang tua – anak. Ketika anak berikutnya lahir muncul lagi bentuk relasi lain, yaitu relasi sibling (saudara sekandung). Ketiga macam relasi tersebut merupakan bentuk relasi yang pokok dalam suatu kelurga inti. 1) Relasi Pasangan Suami Istri Sebagai permulaan bagi relasi yang lain, relasi suami istri memberi landasan dan menentukan warna bagi keseluruhan relasi di dalam keluarga. Banyak keluarga yang berantakan ketika terjadi kegagalan dalam relasi suami istri. Kunci bagi kelanggengan perkawinan adalah keberhasilan melakukan penyesuaian di antara pasangan. Menurut David H. Olson dan Amy K. Olson, terdapat sepuluh aspek yang membedakan antara pasangan yang bahagia dan yang tidak bahagia, yaitu:16 1. Komunikasi 2. Fleksibilitas 3. Kedekatan 4. Kecocokan kepribadian 5. Resolusi konflik 16
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, h. 9
36
6. Relasi seksual 7. Kegiatan di waktu luang 8. Keluarga dan teman 9. Pengelolaan kuangan 10. Keyakinan spiritual
2) Relasi Orang Tua Anak – Anak Menjadi orang tua merupakan salah satu tahapan yang dijalani oleh pasangan yang memiliki anak. Masa transisi menjadi orang tua pada saat kelahiran anak pertama terkadang menimbulkan masalah bagi relasi pasangan dan menurunkan kualitas perkawinan. Selain itu, masalah ini berkaitan dengan pilihan antara mengurus anak dan kesempatan ekonomis. Menurut Hinde relasi orang tua – anak mengandung beberapa prinsip pokok, yaitu:17 1. Interaksi. Orang tua dan anak berinteraksi pada suatu waktu yang menciptakan suatu hubungan. Berbagi interaksi tersebut membentuk kenangan pada interaksi di masa lalu dan antisipasi terhadap interaksi di kemudian hari. 2. Kontribusi mutual. Orang tua dan anak sama – sama memiliki sumbangan dan peran dalam interaksi,demikian juga terhadap relasi keduanya.
17
Sri Lestari, PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, h. 19
37
3. Keunikan. Setiap relasi orang tua – anak bersifat unik yang melibatkan dua pihak, dan karenanya tidak dapat ditirukan dengan orang tua atau dengan anak yang lain. 4. Pengharapan masa lalu. Interaksi orang tua – anak yang telah terjadi membentuk suatu cetakan pada pengharapan keduanya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan, orang tua akan memahami bagaimana anaknya akan bertindak pada suatu situasi. Demikian pula sebaliknya anak kepada orang tuanya. 5. Antisipasi masa depan. Karena relasi orang tua – anak bersifat kekal, masing – masing membangun pengharapan yang dikembangkan dalam hubungan keduanya.
4. Keberfungsian Keluarga Keluarga merupakan tempat yang penting bagi perkembangan anak secara fisik, emosi, spiritual, dan sosial. Karena keluarga merupakan sumber bagi kasih sayang, perlindunagan, dan identitas bagi anggotanya. Keluarga menjalankan fungsi yang penting bagi keberlangsungan masyarakat dari generasi ke generasi. Menurut Berns, keluarga memiliki lima fungsi dasar, yaitu: 1. Reproduksi. Keluarga memiliki tugas untuk mempertahankan populasinya yang ada di dalam masyarakat. 2. Sosialisasi/edukasi. Keluarga menjadi sarana untuk transmisi nilai, keyakinan, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan teknik dari generasi sebelumnya ke generasi yang lebih muda.
38
3. Penugasan peran sosial. Keluarga memberikan identitas pada para anggotanya seperti ras, etnik, religi, sosial, ekonomi, dan peran gender. 4. Dukungan ekonomi. Keluatga menyediakan tempat berlindung, makanan, dan jaminan kehidupan. 5. Dukungan emosi/pemeliharaan. Keluarga memberikan pengalaman interaksi sosial yang pertama bagi anak. Interaksi yang terjadi bersifat mendalam, mengasuh, dan berdaya tahan sehingga memberikan rasa aman pada anak.
C. Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok.18 Kemiskinan berasal dari kata “miskin” dengan mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an”. Miskin diartikan tidak berharta benda; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah)19, sedangkan kemiskinan adalah situasi penduduk atau sebagian orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan,
18
yakni
orang
yang
tertutup
baginya
kesempatan
untuk
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Rajawali Press, 1999), h. 320 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) Cet Ke-2, h. 587 19
39
mendapatkan nafkah untuk makan dan kebutuhan lainnya seperti pakaian, pendidikan, lapangan kerja dan sebagainya.20 Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak.21 Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan, yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2.100 kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002:4)22 Menurut Oscar Lewis kemiskinan muncul sebagai akibat adanya nilai – nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang – orang miskin, seperti: malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memilik etos kerja dan sebagainya. Faktor eksternal datang dari luar kemampuan orang yang bersangkutan, seperti: birokrasi atau peraturan – peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang dalam memanfaatkan sumberdaya.23
20
Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1993) Cet Ke-2, h. 20 21 Departemen Sosial (Depsos), Penduduk Fakir Miskin Indonesia Tahun 2002, (Jakarta: Depsos, 2002) 22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), h. 133 23 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, h. 135
40
2. Penyebab – Penyebab Kemiskinan Dr. Mustopa Husni Assiba’i berpendapat bahwa kemiskinan itu disebabkan sebagai berikut:24 1) Kemalasan atau keteledoran. 2) Ketidakmampuan bekerja dan kehilangan syarat – syarat untuk bekerja. Secara mendasar penyebab kemiskinan itu ada dua yaitu: Pertama, penyebab yang disebabkan oleh individu, dalam hal ini individu tidak memiliki kemampuan dan keahlian untuk berkreasi yang didasari oleh rendahnya pendidikan sehingga individu tersebut tidak dapat berkreasi. Kedua, penyebab yang disebabkan oleh garis struktural yang ada. Masyarakat miskin memiliki keterbatasan akses dan kesempatan karena telah terjadinya diskriminatif.
24
Mustopa Husni Assiba’I, Kehidupan Sosial Menurut Islam, (Bandung: CV, Diponorogo, 1993), Cet. Ke-4, h. 155
41
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG KECAMATAN KEBAYORAN LAMA DAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) A. Kondisi Objektif Kecamatan Kebayoran Lama 1. Sejarah Kebayoran Lama Dalam
sturktural
kewilayahan,
kecamatan
merupakan
kesatuan
administratif di Indonesaia dibawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Kedudukan kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten atau kota sebagai pelaksana teknis kewilyahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat. Salah satu kecamatan yang berada dalam wilayah administratif pemerintah daerah DKI Jakarta adalah Kecamatan Kebayoran Lama. Kecamatan ini berada di Kotamadya Jakarta Selatan. Kecamatan Kebayoran Lama merupakan wilayah yang terletak di Kotamadya Jakarta selatan. Menurut sejarahnya nama kebayoran berasal dari kata Bahasa Betawi “Kabayuran”, yang artinya tempat penimbunan kayu bayur. Kayu bayur tersebut dianggap sangat baik karena kuat dan tahan terhadap seranggan rayap. Sebelum kemerdekaan Indonesia, kebayoran menjadi sebuah distrik yang dikepalai oleh seorang Wedana yang merupakan bagian dari kabupaten Meester Comelis, dimana wilayahnya sampai meliputi Ciputat. Wilayah Kebayoran Lama membentang dari pertigaan Rawa Belong, Kemandoran, Palmerah hingga di
42
selatan yakni Pasar Jumat, dan Lebak Bulus. Wilayah ini terdapat sejumlah mall mulai dari ITC Permata Hijau, hingga Pondok Indah Mall.1
2. Letak Geografis Kecamatan Kebayoran Lama Kecamatan Kebayoran Lama sebagai salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, di bentuk berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1b/3/2/14/67 tanggal 1 Juli 1967 dan diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1978 tentang Pemerintahan Wilayah Kota dan Kecamatan di DKI Jakarta, terdiri dari 6 (enam) kelurahan yaitu :
1.
Kelurahan Pondok Pinang
2.
Kelurahan Kebayoran Lama Utara
3.
Kelurahan Kebayoran Lama Selatan
4.
Kelurahan Grogol Utara
5.
Kelurahan Grogol Selatan
6.
Kelurahan Cipulir2
Kecamatan Kebayoran Lama bercirikan daerah yang beriklim tropis dengan temperatur udara maksimum 30º celcius, minimum 27º celcius. Curah hujan mencapai ketinggian 77.8 pertahun.3
1
Imam Panji Saputro, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus 2014, h. 2 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 1 3 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 2 2
43
Adapun Batas – batas wilayah dari kecamatan Kebayoran Lama adalah, sebagai berikut:4 1. Sebelah Utara
: Jl. Palmerah Barat perbatasan dengan kecamatan Kebon Jeruk dan Kelurahan Grogol.
2. Sebelah Timur
: Kali Grogol perbatasan dengan kecamatan Kebayoran Baru.
3. Sebelah Barat
: Perbatasan dengan kali Pesanggrahan kecamata Pesanggrahan.
4. Sebelah Selatan
: Jl. Raya Lebak Bulus perbatasan kecamatan Cilandak
Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dengan luas wilayah 1.932,79 Ha. terbagi habis menjadi 6 kelurahan dengan luas masing-masing kelurahan, sebagai berikut:5 *
Kelurahan Pondok Pinang
:
684,00
Ha.
*
Kelurahan Kebayoran Lama Utara
:
172,22
Ha.
*
Kelurahan Kebayoran Lama Selatan
:
257,22
Ha.
*
Kelurahan Grogol Utara
:
332,50
Ha.
*
Kelurahan Grogol Selatan
: 286,55
Ha.
*
Kelurahan Cipulir
: 193,30
Ha.
1.932,79
Ha
JUMLAH
4 5
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 3 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 3
44
Table 3.1 Jumlah RT/RW Tiap Kelurahan.6
Jumlah RT / RW pada bulan Januari tahun 2016 sebanyak 855 RT. dan 77 RW, luas wilayah 1.932,79 Ha.
No.
Kelurahan
RW.
RT.
1.
Pondok Pinang
17
166
2.
Keby Lama Utara
10
117
3.
Keby Lama Selatan
12
139
4.
Grogol Utara
16
105
5.
Grogol Selatan
11
186
6
Cipulir
11
142
77
855
J
u
6
m l
a
h
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 4
Keterangan
45
.Letak Wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dapat dilihat berdasarkan gambar sebagai berikut.7 Gambar 3.1 Peta Kecamatan Kebayoran Lama
7
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1359/Kebayoran-Lama-Kecamatan diakses pada 25 Januari 2016
46
Adapun kantor Kecamatan Kebayoran Lama meliputi enam kelurahan, yaitu:8
Grogol Utara, Kebayoran Lama dengan kode pos 12210
Grogol Selatan, Kebayoran Lama dengan kode pos 12220
Cipulir, Kebayoran Lama dengan kode pos 12230
Kebayoran Lama Utara, Kebayoran Lama 12240
Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama 12240
Pondok Pinang, Kebayoran Lama 12310 .
3. Keadaan Demografis Kecamatan Kebayoran Lama Penduduk Kecamatan Kebayoran Lama pada bulan Januari tahun 2016 tercatat 302.232 jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 96.843 KK, hal ini disebabkan adanya : 1. Jumlah penduduk yang pindah tempat tinggal dan meninggal dunia. 2. Jumlah penduduk yang datang dari luar wilayah Kecamatan Kebayoran Lama. 3. Jumlah penduduk secara de jure dan de facto berdasarkan pendataan ulang lebih kecil jika dibandingkan jumlah penduduk secara de jure (masih tercatat tetapi tidak lagi tinggal di wilayah kelurahan yang bersangkutan).9
8 9
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 1 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 1
47
Adapun
rincian
jumlah
jiwa
menurut
jenis
kelamin
dan
kewarganegaraan sampai dengan bulan Januari tahun 2016 adalah sebanyak 302.232 jiwa dengan rincian sebagai berikut: Table 3.2 Keadaan Penduduk Bulan Januari Tahun 2016.10
NO
KELURAHAN
KEADAAN PENDUDUK
KK
LK-LK
PR
WNI
KET.
WNA
1.
Grogol Utara
15.211
24.867
23.984
48.851
48
2.
Grogol Selatan
15.762
25.544
24.621
50.165
31
3.
Cipulir
13.387
22.384
21.781
44.165
5
4.
Kebayoran Lama Utara
16.737
25.311
23.842
49.153
12
5.
Pondok Pinang
17.585
31.732
31.543
63.275
86
6.
Kebayoran Lama Selatan
18.161
23.726
22.897
46.623
14
96.843
153.564
148.668
JUMLAH
10
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.4
302.232
196
48
Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Mobilitas Penduduk Bulan Januari Tahun 2016.11
N
KEADAAN PENDUDUK JUMLAH JIWA
KELURAHAN O
LAHIR
DATANG MATI PINDAH
LAHIR & MATI & KET. DATANG PINDAH
1.
Grogol Utara
124
271
39
286
395
325
2.
Grogol Selatan
186
302
42
202
488
244
3.
Cipulir
141
185
39
199
326
238
4.
Keby Lama Utara
128
206
45
287
334
332
5.
Pondok Pinang
176
225
42
247
401
289
6.
Keby Lama Selatan
130
284
51
298
414
349
885
1.473
258
1.519
2.358
1.777
JUMLAH
Dari jumlah penduduk sebanyak 302.232 jiwa , dapat disimpulkan bahwa rata -rata kepadatan penduduk di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama sebagai berikut : 302.232 -------------- X 1 jiwa/Ha = 156.38 jiwa/ Ha. 1.932,79
11
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.4
49
Adapun mata pencaharian penduduk Kecamatan Kebayoran Lama pada umumnya mayoritas sebagai Pegawai Swasta, selain itu ada pula sebagai Pegawai Negeri, ABRI, buruh, pedagang, pensiunan, serta yang lainnya. Aktivitas ekonomi yang sangat menonjol di wilayah ini adalah jasa, industri, dan perdaganagan. Tabel 3.4 Mata Pencaharian di Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016.12 No.
Jenis Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk
1
Tani
-
2
Nelayan
-
3
Buruh
31.355
4
Karyawan Swasta
85.822
5
PNS
6.212
6
ABRI
2.786
10
Lain-lain
176.057
12
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.4
50
Untuk jumlah Penduduk Miskin menurut Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 per Kelurahan di Kecamatan Kebayoran Lama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kelurahan Kecamatan Kebayoran Lama13 Total No.
Kelurahan
PPLS 2011
1
Pondok Pinang
2
Kebayoran Lama
Penduduk Miskin
% Miskin
66418
2419
3,64%
42679
1223
2,87%
Utara
42422
2289
5,40%
4
Cipulir
40907
2264
5,53%
5
Grogol Selatan
49460
2637
5,33%
6
Grogol Utara
51760
1232
2,38%
Selatan 3
13
Penduduk
Kebayoran Lama
Imam Panji Saputro, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus 2014, h. 6
51
Tabel 3.6 Data Peserta Program Keluarga Harapan Kecamatan Kebayoran Lama14 No
Kelurahan
Jumlah RTSM/KSM
1
Pondok Pinang
194
2
Kebayoran Lama Selatan
112
3
Kebayoran Lama Utara
215
4
Cipulir
181
5
Grogol Utara
66
6
Grogol Selatan
198 Jumlah
966
4. Keadaan Sosiologis Kecamatan Kebayoran Lama 1) Bidang Keagamaan Dari data statistik menunjukan, mayoritas penduduk Kecamatan Kebayoran Lama beragama Islam, tetapi tidak mengurangi rasa saling menghormati dalam pelaksanaan kegiatan beribadah antara umat beragama. Keberadaan sarana peribadatan di tiap wilayah juga sudah dianggap mencukupi, sesuai dengan realita jumlah penduduk menurut agama.
14
Alwidrus, Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Maret 2016
52
Tabel 3.7 Jumlah Penduduk Menurut Agama.15 No
Agama
Jumlah Penduduk
1
Islam
259.795
2
Kristen
23.203
3
Hindu
560
4
Budha
4.401
5
Protestan
-
6
Katolik
14.273
Table 3.8 Jumlah Sarana Ibadah Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2016.16
No
Tempat Ibadah
Jumlah
1
Masjid
82 Buah
2
Musholah
165 Buah
3
Gereja
12 Buah
4
Kelenteng
1 Buah
5
Pura
1 Buah
6
Kuil
-
7
Vihara
1 Buah
15 16
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 7 Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h. 7
53
2)
Bidang Pendidikan Warga Kecamatan Kebayoran Lama Umumnya berpendidikan sekolah
dasar,
SLTP,
SLTA,
dan
Perguruan
Tinggi.
Kegiatan
belajarmengajar ini disukseskan dengan adanya sarana pendidikan yang memadai, baik formal, informal, maupun non formal dengan kualitas yang cukup baik. Table 3.9 Jumlah Sarana Pendidikan.17
17
No.
Sarana Pendidikan
Jumlah
1
Taman kanak – Kanak
66
2
Sekolah Dasar
81
3
SLTP
31
4
SLTA
39
5
Akademi
7
6
Universitas
3
7
Kursus bahasa
74
8
Kursus Komputer
112
9
Kursus Tata Boga
126
Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016, h.7
54
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) 1. Latar Belakang Program Keluarga Harapan Dalam rangka meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan sekaligus pengembangan kebijakan dibidang perlindungan sosial, pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 telah menerbitkan Program Keluarga Harapan (PKH). Program serupa di Negara lain dikenal dengan istilah Conditional Cash Transfers (CCT) yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat. PKH adalah pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dengan catatan mereka harus bersedia mematuhi ketentuan dan persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya bidang kesehatan dan pendidikan. Sasaran atau penerimaan bantuan ini adalah RTSM yang memiliki anggota keluarga berusia 0-15 tahun dan ibu hamil.18 Dengan PKH diharapkan RTSM penerima bantuan memiliki akses yang lebih baik untuk memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, kesenjanagan sosial, ketidakberdayaan, dan keterasingan sosial yang selama ini melekat pada diri warga miskin.
2. Program Keluarga Harapan Program keluarga harapan sebenarnya telah dilaksanakan diberbagai Negara. Khususnya negara – negara Amerika Latin dengan nama program yang bervariasi. Namun secara konseptual istilah aslinya adalah Conditional Cash Transfer, yang diterjemahkan menjadi bantuan tunai bersyarat.
18
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 13
55
3. Manfaat dan Tujuan Program Keluarga Harapan (PKH) Manfaat Program Keluarga Harapan:19
Dalam jangka pendek memberikan income effect kepada rumah tangga miskin melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga miskin.
Dalam jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan antar generasi melalui: a. Peningkatan kualitas kesehatan/nutris, pendidikan, dan kapasitas pendapatan anak di masa depan (price effect anak keluarga miskin) b. Memberikan kepastian kepada si anak akan masa depannya (insurance effect)
Merubah perilaku keluarga miskin untuk memberikan perhatian yang besar kepada pendidikan dan kesehatan anaknya.
Mengurangi pekerja anak.
Mempercepat pencapaian Millenium Development Goals (melalui peningkatan akses pendidikan, peningkatan kesehatan ibu hamil, pengurangan kematian balita, dan peningkatan kesataran gender.
19
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), Panduan Penanggulangan Kemiskinan: Buku Pegangan Resmi TKPK Daerah, (Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), cet. Pertama 2011), h. 41
56
Tujuan Program Keluarga Harapan:20
Untuk membantu kemiskinan
dan
rumah tangga memastikan
sangat
generasi
miskin
menghindari
berikutnya
sehat
dan
menyelesaikan pendidikan dasar (SD dan SMP).
Meningkatkan status kesehatan dan gizi Ibu hamil/niifas dan anak dibawah 6 tahun dari RTSM.
Meningkatkan angka partisipasi pendidikan anak – anak (usia wajib belajar SD/SMP) RTSM
20
Meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 23
57
Gambar 3.2 Komponen Program Keluarga Harapan21
Kesehatan
Pendidikan
•meningkatan kesehatan ibu •meningkatkan kesehatan anak •meningkatan fasilitas kesehatan •meningkatkan kualitas penanganan kesehatan
•meningkatkan tingkat kehadiran anak sekolah •mengurangi pekerja anak dan anak jalanan •memperbaiki fasilitas kesehatan •memperbaiki kualitas pendidikan
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial
4. Proses Program Keluarga Harapan.22 a. Proses penetapan lokasi dan seleksi b. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH c. Pencairan Pertama d. Pembentukan Kelompok Peserta PKH e. Verifikasi Komitmen peserta PKH Pada Komponen Kesehatan dan Pendidikan f. Penangguhan dan Pembatalan g. Pemutakhiran data h. Pengaduan
21
Yan Kusyanto, Materi Bimtek Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan Tahun 2014, h. 15 22 Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013), h. 58
58
Gambar 3.3 Proses Utama Pelaksanaan PKH23
Badan Pusat Statistik
Sekretariat TNP2k
Lembaga Pembayar
UPPKH Kemsos
Targeting
Basis Data Terpadu
Data PPLS 2011
Pembayaran
Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan
Verifikasi
Validasi
Pemutakhiran Data
Memenuhi Kebutuhan ?
Pemotongan Bantuan
5. Manajemen Organisasi Program Keluarga Harapan (PKH) PKH
merupakan
bagian
dari
program-program
penanggulangan
kemiskinan lainnya. PKH berada di bawah Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK), baik pusat maupun di daerah. Pada pelaksanaannya PKH ini dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dengan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga. Susunan tim pengendali program keluarga harapan mempunyai tugas dan fungsi. Sebagai berikut:
23
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 58
59
Gambar 3.4 Struktur Kelembagaan PKH TIM PENGENDALI PKH/TKPK TIM PENGARAH PUSAT TIM KOORDINASI TEKNIS PUSAT
DEPSOS
PT POS INDONESIA
UPPKH PUSAT
Pusat
TIM KOORDINASI TEKNIS PROVINSI
Provinsi DINAS SOSIAL
D
TIM KOORDINASI TEKNIS KABUPATEN/KOTA
Kabupaten
KANTOR POS KABUPATEN/KOTA
UPPKH KABUPATEN/KOTA
Kecamatan
UPPKH KECAMATAN
Keterangan: _______ garis komando ------------ garis koordinasi
KANTOR PETUGAS POS
60
Susunan Tim Pengendali
Pengarah
Ketua
: Menko Kesra.
Wakil Ketua
: Menko Perekonomian.
Anggota
: Mendagri, Meneg PPN/Kepala Bappenas, Mensos,
Meneg
Pemberdayaan
Perempuan, Menkeu, Mendiknas, Menkes, Menag,
Menkominfo,
Menakertrans,
Kepala BPS.
Pelaksana Ketua
: Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kemenkokesra
Wakil Ketua I
: Dirjen Banjamsos Depsos
Wakil Ketua II
: Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan UKM
Kemeng
PPN/Bappenas
Sekretaris
: Staff Ahli Meneg PPN/Bappenas Bidang SDM dan Kemiskinan
Teknis
Ketua
: Direktur Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat Kemeneg PPN/Bappenas
Wakil Ketua I : Asisten Deputi Urusan Penguatan
61
Masyarakat dan Kawasan Kemenko Kesra
Wakil Ketua II: Direktur Penanggulangan Kemiskinan,Kemeng PPN/Bappenas
Sekretaris
: Direktur Jamkesos Ditjen Banjamsos Depsos
A. Tugas dan Fungsi Tim Pengendali Pengarah Memberikan pengarahan kepada Pelaksana baik materi yang bersifat substantif maupun teknis guna keberhasilan pengendalian Program Keluarga Harapan Pelaksana
Merumuskan konsep kebijakan operasional koordinasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian PKH.
Menentukan kriteria dan daftar penerima PKH.
Melakukan sosialisasi PKH ke berbagai kalangan di pemerintah dan masyarakat luas.
Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan PKH
serta
melaporkan
hasilnya
kepada
Menteri
Koordinator Bidang Kesra.
Menilai hasil, manfaat dan dampak dari pelaksanaan PKH kepada terhadap pengurangan kemiskinan.
62
Mengusulkan
pilihan-pilihan
peningkatan
efektifitas
pelaksanaan PKH kepada pengarah.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesra.
Teknis Membantu Tim Pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
terutama
dalam
merumuskan
kebijakan,
design,
sosialisasi, pemantauan dan evaluasi PKH. B. Tim Pengendali Pusat Kementerian Ppn/Bappenas Departemen Kesehatan Departemen Pendidikan Departemen Sosial Departemen Keuangan Departemen Agama Departemen Dalam Negeri Kementerian Komunikasi Dan Informasi Biro Pusat Statistik (Bps) C. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Teknis Pusat Adalah
Memberi pengarahan dan menyetujui: Desain dan rencana implementasi program serta Mekanisme dan prosedur pelaksanaan PKH
Mengkaji laporan perkembangan program setiap 6 bulan sekali
Mengkaji dan menyetujui laporan audit dan laporan evaluasi
63
Memberikan
rekomendasi
kepada
pemerintah
tentang
pengembangan PKH pada wilayah diluar uji coba
Memecahkan berbagai masalah lintas sector
D. Tim Koordinasi Teknis Pusat dan Ketua
: Dirjen Banjamsos
Pejabat Pembuat Komitmen : Direktur Jamkesos Anggota
: Pejabat Eslon 2 dan/atau Eslon 3 yang ditunjuk dari Kementerian dan Lembaga Anggota Tim Pengarah Pusat
E. Tugas Dan Tanggung JawabTim Teknis Tingkat Pusat Mengkaji berbagai rencana operasional yang disiapkan oleh UPP Mengkoordinasikan berbagai kegiatan sektoral terkait Memonitor perkembangan pelaksanaan program dan mengajukan perbaikan apabila diperlukan Mengkaji laporan perkembangan yang akan dipresentasikan kepada tim pengarah Mengkaji laporan evaluasi yang akan dipresentasikan kepada tim pengarah Mengkaji laporan audit yang akan dipresentasikan kepada tim pengarah Merespon pengaduan masyarakat yang membutuhkan penanganan level nasional
64
F. Unit Pelaksana PKH Pusat (UPPKH-P)
Pegawai Depsos
Tim Assistensi
Tenaga Ahli
Praktisi/Narasumber
Tenaga Opterator Komputer Dan Tehnical Support
G. Tugas Dan Tanggung Jawab Uppkh Pusat
Mengelola dan melaksanakan registrasi peserta PKH
Mengelola dan melaksanakan pembayaran
Verifikasi kelayakan peserta PKH
Koordinasi dengan Pemda Provinsi, Kab./Kota dan Kecamatan terkait pelayanan kesehatan dan pendidikan
Mengelola keuangan
Mengembangkan mekanisme penyelesaian pengaduan
Memonitor pelaksanaan PKH
Menyelesaikan berbagai masalah PKH
Menyusun berbagai laporan
Menjamin proses dan ketepatan waktu sosialisasi
Menyelenggarakan dan mengelola pelatihan
Melaksanakan rencana strategis komunikasi
Melakukan pemutahiran data
Hal-hal lain yang ditentukan kemudian
H. Tim koordinasi PKH Provinsi dan Tugas Tanggung Jawab Struktur Tim Koordinasi Teknis Tingkat Propinsi:
65
Pembina
: Gubernur
Ketua Tim Pengarah
: Sekda
Ketua Tim Teknis
: Kepala Bappeda Provinsi
Sekretaris
: Kepala Dinas Sosial
Anggota
: Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan/ Kantor Kominfo, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Kanwil Depag, Kepala Bps Provinsi, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Kepala Instansi/Lembaga Lain.
Tugas dan Tanggung Jawab Tim Koordinasi Teknis Propinsi
Mengkoordinasikan, mensosialisasikan dan menyediakan informasi mengenai ketentuan keikutsertaan dan komitmen kabupaten untuk berpartisipasi dalam program,
Membantu koordinasi pelayanan kesehatan dan pendidikan,
Mengkoordinasikan kegiatan program di provinsi dengan tingkat pusat (antara lain fasilitasi koordinasi, pelaksanaan survey, sosialisasi dan pelatihan pendamping PKH)
Memonitor laporan kemajuan dan verifikasi komitmen kabupaten
Mensosialisasikan hasil evaluasi proses dan dampak program PKH di daerahnya
66
I. Tim Koordinasi Pkh Kabupaten/Kota dan Tugas Tanggung Jawab Struktur Tim Koordinasi Teknis Tingkat Kabupaten/Kota:
Pembina
: Bupati/Walikota
Ketua Tim Pengarah
: Sekda
Ketua Tim Teknis
: Kepala Bappeda Kab./Kota
Sekretaris
: Kepala Dinas Sosial Kab./Kota
Anggota
: Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan/ Kantor Kominfo, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Kandep Agama, Kepala Bps Kab./Kota,
Kepala Dinas
Ketenagakerjaan, Koordinator Uppkh Kab/Kota,
Camat Lokasi
Pkh, Kepala Instansi/Lembaga Lain. Tugas dan Tanggung Jawab Tim Koordinasi Teknis Kabupaten
Koordinasi, sosialisasi dan sediakan informasi mengenai ketentuan keikutsertaan dan komitmen kecamatan untuk berpartisipasi dalam program,
Bantu koordinasi pelayanan kesehatan dan pendidikan, terutama di kecamatan percontohan
Koordinasikan kegiatan program di kabupaten dengan tingkat propinsi (antara lain fasilitasi koordinasi, pelaksanaan survey, sosialisasi dan pelatihan pendamping PKH)
67
Monitor laporan kemajuan Sosialisasikan hasil evaluasi proses dan dampak program PKH di daerahnya
J. Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UUPKH) Pada Tingkat Kecamatan Kebayoran Lama Gambar 3.5 Struktur Organisasi Uppkh Kecamatan24
Tugas Dan Tanggug Jawab Uppkh Kecamatan
Melaksanakan tugas Pendampingan kepada RTSM peserta PKH
Wilayah kerja meliputi seluruh desa/kelurahan dalam satuan wilayah kerja di tingkat Kecamatan
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, UPPKH Kecamatan bertanggung jawab kepada UPPKH Kab/Kota dan berkoordinasi dengan Camat dan aparat setempat
24
Yan Kusyanto, Materi Bimtek Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan Tahun 2014, h. 30
68
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA
A.
Analisis Evaluasi Program Keluarga Harapan Terhadap RTSM Di Kecamatan Kebayoran Lama
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial, pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 mengeluarakan Program Keluarga Harapan (PKH). Pada tahun 2007 Program Keluarga Harapan menjangkau sekitar 387.947 peserta dan di tahun 2014 telah mencapai 3.200.000 peserta di Indonesia.1 Program keluarga harapan ini memfokuskan dua komponen yaitu pendidikan (meningkatkan taraf pendidikan anak RTSM) dan kesehatan (meningkatkan status kesehatan gizi Ibu hamil, Ibu nifas, anak balita) seperti yang sudah dijelaskan di BAB sebelumnya. Menurut teori human capital kualitas sumber daya manusia selain ditentukan oleh kesehatan, juga ditentukan oleh pendidikan. Jadi, apabila kualitas sumber daya manusia yang rendah dari pendidikan dan kesehatan tidak menutup kemungkinan dapat menjadi pemicu kemiskinan. Oleh karena itu, hadirnya program PKH ini mencoba untuk membantu keluarga miskin agar mampu meningkatkan kualitas hidup serta mampu memutus rantai kemiskinan. Pada pelaksanaannya Program Keluarga Harapan di Kecamatan kebayoran Lama, Program ini baru masuk di tahun 2014 untuk wilayah Jakarta Selatan yang mana Kecamatan Kebayoran Lama merupakan bagian dari wilayah tersebut. Unit 1
Program Keluarga Berencana, “Anakku Tidak Boleh Miskin, Harus Sehat dan Cerdas”, Brosur Kartu Elektronik PKH (KePKH), (Jakarta:Kantor UPPKH Pusat)
69
Pelakasana Program Kelurga harapan Kecamatan Kebayoran Lama terdiri dari Koordinator Kecamatan/Pendamping dan empat anggota pendamping yang menangani enam Kelurahan dampingan, yaitu: 1) Kelurahan Pondok Pinang. 2) Kelurahan Kebayoran Lama Selatan. 3) Kelurahan Kebayoran Lama Utara. 4) Kelurahan Cipulir. 5) Kelurahan Grogol Selatan. 6) Kelurahan Grogol Utara.2 . Pada sub bab ini dari hasil observasi, peneliti menemukan beberapa hal terkait pelaksanaan program keluarga harapan terhadap RTSM di Kecamatan Kebayoran Lama, baik dari pelaksana program dan penerima manfaat/RTSM. peneliti akan menguraikan hasil temuan lapangan yang dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2016. Berikut ini merupakan mekanisme program keluarga harapan dari proses awal hingga akhir. 1. Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH Proses pertama dari pelaksanaan program keluarga harapan salah satunya yaitu seleksi dan penetapan lokasi. Untuk program keluarga harapan mekanisme dan prosedur ini dilakukan sebelum program berjalan di tingkat tataran teknis. Dalam hal ini pihak Kementerian dan Pemda Walikota mengambil perannya, khusunya Walikota Jakarta Selatan saling
2
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 15 Januari 2016.
70
berkoordinasi dengan pihak Kementerian. Tentunya seperti apa yang diungkapkan pada saat wawancara berikut: “Ini kebijakaan dari pihak tertinggi yaitu pihak kementerian dan pihak pemda setempat, dalam hal ini tentunya walikota setempat yang memang bersedia program pkh ini dijalankan didaerah tersebut. Dan melihat memang kondisi daerah tersebut masih ada atau tidaknya orang - orang yang berhak mendapat bantuan PKH.”3 Pendapat serupa juga dituturkan oleh informan lain, yaitu Imam Panji pada saat diwawancarai: “Kalo untuk seleksi dan penetapan lokasi itu langsung dari kementerian sosial yang menanganinya dan bekerjasama dengan pemda, kecamatan, serta kelurahan yang merujuk dari data sensus 2010 untuk menentukan warga yang kurang tidak mampu sebagai penerima PKH.”4
Proses seleksi dan penetapan lokasi program keluarga harapan ini didasari atas basis data terpadu untuk Program Perlindungan Sosial dari TNP2K yang bersumber dari hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) oleh BPS. Adapun yang menjadi syarat dalam proses seleksi dan penetapan lokasi, yaitu: a) Pengajuan proposal dari Pemda Kabupaten/Kota ke UPPKH Pusat dengan melampirkan surat rekomendasi Provinsi. b) Ketersediaan fasilitas pendidikan (fasdik) dan fasilitas kesehatan (faskes) yang memadai untuk mendukung program PKH. c) Penyediaan fasilitas sekretariat UPPKH Kabupaten/Kota.
3
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 27 April 2016 4 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.
71
d) Penyediaan fasilitas Sekretariat untuk pendamping PKH di Kecamatan. e) Penyediaan dana penyertaan PKH melalui APBD I dan II minimal 5% dihitung dari total bantuan peserta PKH baik Provinsi maupun di tingakat Kabupaten/Kota.5
2. Pertemuan Awal dan Validasi Calon Peserta PKH Setelah proses penetapan lokasi tuntas, selanjutnya yaitu proses pertemuan awal. Proses awal merupakan kegiatan PKH di tingkat RTSM/KSM
dimana
pendamping
Kecamatan
bertemu
dengan
RTSM/KSM untuk pertama kalinya. Pertemuan ini diselenggarakan oleh UPPKH Kabupaten/Kota termasuk dalam menentukan lokasi dan kapan masing – masing RTSM/KSM harus menghadiri pertemuan selanjutnya. Berikut kutipan wawancara: “Kalo pertemuan awal kita sudah dapat data dari BPS mas. Jadi, kita langsung turun kelapangan yang sebelumnya dibagi – bagi kelurahan setiap para pendamping untuk mengumpulkan warga – warga dampingannya dengan berkoordinasi pada pihak kecamatan, kelurahan, RW dan RT. Untuk validasi kita mengecek keluarga yang manakah bisa mendapat bantuan dari komponen pedidikan atau kesehatan.”6
Mengenai hal ini, serupa dengan apa yang disampaikan oleh Pak Alwi. Berikut kutipan wawancara:
5
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013), h. 42. 6 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Wawancara pribadi , 28 April 2016.
72
“Pertemuan awal kita lakukan setelah kita mendapat data secara keseluruhan dari pihak kementerian sosial yang sudah diberikan kepada pihak walikota dari sana kita melakukan pemetaan dari masing – masing daerah. Untuk pendamping di daerah kecamatan kebayoran lama yang terbagi menjadi lima pendamping itu untuk menangani enam kecamatan, dari sana kita masing – masing melakukan pertemuan awal dan dibagi jadwal pertemuan awal agar semua proses validasi itu bisa terselesaikan dari komponen – komponen yang dibutuhkan dari program keluarga harapan.”
Pada proses pertemuan awal ini juga pendamping melakukan validasi dan pengarahan kepada RTSM/KSM untuk pencairan pertama kalinya. Adapun rangkaian dalam proses pertemuan awal dari persiapan sampai validasi, yaitu: a) Pencetakan dan pengiriman formulir validasi. UPPKH pusat melakukan pencetakan dan pengiriman data RTSM/KSM calon peserta PKH ke UPPKH Kabupaten/Kota untuk keperluan validasi (pencocokan
data).
Data
ini
mencakup
seluruh
anggota
RTSM/KSM yang berhak menerima bantuan program PKH di Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah PKH. b) Penyusunan
jadwal
pertemuan
awal.
Setelah
UPPKH
Kabupaten/Kota menerima data RTSM/KSM calon peserta PKH dan formulir validasi serta formulir undangan pertemuan awal. Operator UPPKH Kabupaten/Kota dan pendamping berkoordinasi untuk melakukan persiapan pertemuan awal. c) Pertemuan
awal
dan
validasi.
Sebelum
pertemuan
awal,
pendamping mengisi blanko atau mengambil formulir validasi dari UPPKH jika dicetak menggunakan komputer. Untuk pelaksanaan
73
pertemuan awal, pendamping harus berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan kelurahan/Desa setempat. d) Penetapan peserta dan pencetakan kartu peserta PKH. Setelah pertemuan awal dilakukan, pendamping melakukan entry data menggunakan aplikasi SIM PKH stand only. Selanjutnya data hasil entry didownload dan diserahkan kepada operator UPPKH kabupaten/Kota untuk diupload ke SIM PKH Nasional.7
Gambar bentuk Kartu Elektronik PKH
Kemudian setelah berjalannya program keluarga harapan ini, beberapa RTSM/KSM berpendapat tentang pelayanan yang diberikan oleh pendamping. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara berikut ini: “Untuk pelayanan baik banget dateng kesini sebelum pencairan kita kumpul besoknya sudah cair, jadi sebelumnya kita ada pertemuan dulu mas sebelum pencairan.”8
7 8
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 46 Wawancara Pribadi dengan Yuni, Penerima Bantuan RTSM/KSM, 30 Maret 2016.
74
“Pelayanannya bagus, tertib kalo ada pencairan. Lagi pula mas kita dibikin gelombang tiap RW, jadi gak bentrok waktunya kalo mau ngambil pencairan.”9 3. Pencairan Pertama Pada proses ini bantuan tunai hanya akan diberikan kepada RTSM yag telah terpilih sebagai peserta PKH dan mengikuti syarat program (pendidikan atau kesehatan). Bukti kepesertaannya adalah kepemilikan kartu PKH yang tercantum nama Ibu/wanita yang mengurus anak. Kartu PKH diberi kepada setiap peserta oleh pendamping sebelum pembayaran pertama dilakukan. Adapun besaran nominal yang dikelurahan dari program keluarga harapan untuk RTSM/KSM, sebagai berikut:
Table 4.1 Skenario Bantuan10 Skenario Bantuan
Tahap Pencairan
Bantuan per RTSM/KSM
Komponen Pendidikan Anak SD
Rp. 112.500 x 4 Tahap
Rp. 450.000
Anak SMP
Rp. 187.500 x 4 Tahap
Rp. 750.000
*Anak SMA
Rp. 250.000 x 4 Tahap
Rp. 1.000.000
Komponen Kesehatan
9
Balita/Ibu Hamil
Rp. 250.000 x 4 Tahap
Rp. 1.000.000
**Bantuan Tetap
Hanya Ditahap Kedua
Rp. 500.000
Wawancara Pribadi dengan Duviyawati, Penerima Bantuan RTSM/KSM, 27 April 2016 Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu, 5 Maret 2016. 10
75
* Di tahun 2015 Tahap 1 Untuk komponen pendidikan ditambah sampai jenjang pendidikan SMA. ** Maksimum penerimaan dalam satu keluarga setahun, dan diberikan pada tahap kedua menjelang tahun ajaran baru sekolah.
Pencairan bantuan dilakukan oleh PT. POS setiap tiga bulan pada tanggal yang ditentukan oleh masing – masing kantor pos untuk masing – masing Kelurahan. Pembayaran pertama diberikan setelah pertemuan awal yang diikuti oleh kunjungan pertama ke penyedia layanan untuk melakukan verifikasi. Seperti yang dikutip dalam wawancara, berikut ini: “Untuk pencairan pertama kali kita dijadwalkan pada akhir 2014 Desember. Jadi, sebelum waktu pencairan para pendamping melaukan pertemuan kelompok terlebih dahulu memproses ulang kembali betul atau tidaknya meraka adalah penerima program keluarga harapan tersebut yang sebelumnya pernah dilakukan validasi. Proses dari validasi ke pencairan pertama program keluarga harapan itu kurang lebih tiga bulan setelah validasi.”11 “Untuk jadwal pencairan kita mengikuti jadwal dari pusat mas, dan untuk pencairan pertaman nominalnya sudah ditentukan oleh kantor pos yang sebelumnya penerima bantuan PKH telah melakukan validasi kepesertaan komponen pendidikan dan kesehatan.”12
11
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 27 April 2016. 12 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.
76
Gambar 4.1 Suasana Saat Pencairan Bantuan
Gambar Suasana saat pencairan bantuan, 15 April 2016, Kantor Pos Kelurahan Cipulir.
Gambar 4. 2 Suasana Saat Pencairan Bantuan
Gambar suasana saat pencairan bantuan, 27 April 2016, Kantor Pos Kelurahan Pondok Pinang.
77
4. Pembentukan Kelompok Peserta PKH Dalam proses ini, setelah RTSM/KSM mendapat pembayaran pertama dilakukan, UPPKH Kecamatan selanjutnya memfasilitasi pertemuan kelompok peserta PKH. Fungsi dari dibentuknya ketua kelompok yaitu berfungsi sebagai contact person bagi UPPKH Kabupaten/Kota dan Kecamatan untuk kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, penyuluhan, dan sebagainya. Ketua kelompok juga dipilih secara terbuka untuk menjaring kandidat yang nantinya akan berkoordinasi dengan UPPKH agar lebih mudah pada saat proses kegiatan – kegiatan PKH kedepannya. Seperti apa yang dikatakan oleh pendamping, pada wawancara berikut: “Kalo soal pembentukan ketua kelompok itu dari kesepakatan bersama dari pendamping dengan ibu – ibu anggota lainnya yang nantinya akan berkomunikasi dengan pendamping masing – masing kelurahan mas.”
5. Verifikasi Komitmen Peserta PKH Pada Komponen Kesehatan dan Pendidikan Pada proses verifikasi ini prinsipnya yaitu penerima bantuan yang sudah melakukan validasi harus mengikuti ketentuan – ketentuan yang ada di PKH ini. Verifikasi atas pemenuhan syarat peserta PKH ini dilakukan terhadap pendaftaran dan kehadiran baik disekolah untuk komponen pendidikan maupun puskesmas untuk komponen kesehatan. Seperti apa yang dikatakan oleh pak alwi dalam wawancara. sebagai berikut:
78
“Verifikasi komitmen peserta artinya disana setelah mereka dilakukan validasi dan mereka mengaku bahwa ada komponen anak sekolah sebagai penerima fasilitas pendidikan dan juga balita penerima fasilitas kesehatan atau ibunya yang sedang hamil disitu kita melakukan komitmen bawasannya mereka benar. Harus jika anaknya sekolah absensinya tidak boleh kurang dari 85 % kalo yang ibu balita harus memeriksa kandungannya minimal empat kali sebelum waktu melahirkan, dan begitu pun balita komitmen mereka harus memeriksa kesehatan di posyandu terdekat atau puskesmas. Untuk peserta pendidikan apabila kurang dari 85 % dari absen siswa tersebut maka dalam proses pencairan berikutnya ada pengurangan sebesar 10 % dari nilai mereka yang diterima, dan apabila kejadian ini terulang selama tiga bulan maka komponen dalam satu keluarga tersebut akan dicabut kepesertaannya.”13
Verifikasi komitmen peserta PKH ini dilaksanakan setiap bulan, dan hasil verifikasi ini menjadi bahan pertimbangan untuk pembayaran bantuan yang akan diterima peserta PKH selanjutnya. Berikut kutipan wawancaranya: “Proses verifikasi ini dilakukan para pendamping untuk melakukan pengecekan kepada penerima bantuan setelah melakukan pencairan awal. Biasanya mas kita setiap bulan melakukannya seperti untuk Ibu hamil dan balita kita biasany mengunjungi puskesmas memantau gizi anak, timbangan, dan kesehatan anak. Kalo untuk pendidikan biasanya kita melakukan secara independen atau diam – diam melakukan pengecekan kehadiran tiap siswa yang menjadi peserta PKH.”14 Adapun komponen – komponen yang perlu RTSM/KSM penuhi dalam proses verifikasi ini, yaitu: a) Komponen kesehatan
13
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 27 April 2016. 14 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.
79
Verifikasi sebagai bukti terdaftar bagi peserta PKH komponen kesehatan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke puskesmas terdekat atau jaringannya. Kegiatan ini dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal masing-masing peserta, yaitu: 1) Ibu hamil
: Sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali.
2) Ibu Nifas
: Sekurang-kurangnya setiap 1 bulan setelah dua bulan melahirkan.
3) Bayi usia 0-11 bulan : Sekurang-kurangnya setiap 1 bulan sekali. 4) Anak usia 1-6 tahun : Sekurang-kurangnya setiap 3 bulan sekali.
b) Komponen Pendidikan Di lembaga pendidikan SD/SMP/SMA sederajat yang memiliki peserta PKH, guru hanya mencatat peserta didik yang tidak memenuhi komitmen kehadiran yang telah ditentukan, yaitu setidaknya 85% hari sekolah atau ketentuan tatap muka setiap bulannya. Pengecualian diberlakukan pada peserta didik yang absen karena sakit paling lama 3 hari atau terjadinya bencana alam. Jika siswa peserta PKH ini sakit lebih dari 3 hari secara berturutturut, peserta didik tersebut wajib memberi surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh dokter atau petugas kesehatan yang diakui.
80
6. Penangguhan dan Pembatalan Pada tahap penangguhan dan pembatalan, peserta PKH yang telah ditentukan sebagai peserta PKH. Akan dikenakan penanguhan dan pembatalan apabila:15 a) Penangguhan 1. Peserta PKH tidak memenuhi komitmen yang telah ditentukan untuk 1 kali siklus pembayaran. 2. Peserta PKH tidak mengambil. b) Pembatalan 1. RTSM terbukti tidak layak sebagai peserta PKH, melalui antara lain pengaduan yang telah dibuktikan dan pengecakan berkala. 2. Dalam 2 kali siklus pembayaran berturut – turut RTSM tidak memenuhi komitmen tetapi melakukan klaim terhadap bantuan.
Untuk penangguhan apabila yang bersangkutan ingin menjadi peserta PKH kembali, RTSM tersebut harus mendaftar kembali ke UPPKH Kecamatan melalui perwakilan kelompok Ibu yang sudah dibentuk. Selanjutnya petugas PKH akan mengunjungi rumah tersebut benar atau tidak RTSM ini layak. Tetap beda halnya dengan pembatalan, apabila RTSM yang telah dibatalkan kepesertaannya tidak dapat diajukan kembali sebagai peserta PKH. Seperti yang diungkapkan, pada wawancara berikut:
15
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013), h. 55.
81
“Penangguhannya yaitu dari kesepakatan bersama dengan Ibuibu anggota lainnya mas dan diketahui oleh pihak RT/RW, apabila ditemukan hal – hal yang tidak sesuai pada saat proses kegiatan PKH. Salah satunya ada RTSM/KSM yang tidak memenuhi komitmen.”16
7. Pemutakhiran data Proses pemutakhiran data ini adalah perubahan apabila ada salah satu RTSM/KSM yang tidak sesuai dengan data awal yang tercatat pada Master Database. Diantaranya, yaitu: 1. Perubahan tempat tinggal 2. Kelahiran anggota keluarga 3. Penarikan anak – anak dari program (kematian, keluar/pindah sekolah, dll) 4. Masuknya anak – anak baru kesekolah 5. Ibu hamil 6. Perbaikan nama atau dokumen – dokumen 7. Menikah, bercerai, meninggal, pindah/bekerja di luar domisili 8. Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses 9. Hal –hal yang ditemukan kemudian hari.17 Pemutakhiran data dilaporkan oleh peserta di UPPKH kecamatam. Pendamping 16
PKH
bekerjasama
dengan
ketua
kelompok
akan
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016. 17 Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, (Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013), h. 58
82
memverifikasi perubahan data terkait. Seperti yang disampaikan pada wawancara berikut ini: “Kalo proses pemutakhiran data sebelum pencairan dengan cara pengupdatean data kembali setelah ada info perubahan komponen bisa dari pendamping langsung bertanya kepada Ibu – ibu atau Ibu – ibu anggota memberi info kepada ketua kelompok yang nantinya disampaikan kepada pendamping.”18 Hal serupa juga disampaikan pada pendamping yang lain: “Untuk pemutakhiran data sesuai siklus, pemutakhiran ini biasanya dilakukan sebelum pencairan dilaksanakan disitu pendamping mencoba mengupdate data terbaru benar atau tidak data – data anggota keluarganya.”
8. Pengaduan Lalu proses terakhir ini yaitu, pengaduan. Mengingat pelaksanaan program yang pasti tidak terlepas dari kata sempurna. Maka UPPKH pusat dan seluruh UPPKH Kabupaten/Kota khususnya Kota Jakarta Selatan dibentuk layanan Sistem Pengaduan Masyarakat (SPM) PKH. SPM ini berfungsi memfasilitasi segala jenis pengaduan terkait dengan pelaksanaan PKH. Selain itu SPM ini berfunsi sebagai bahan monitoring dan evaluasi selama pelaksanaan PKH. Fasilitas SPM ini dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan cara, sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan SPM-PKH serta mekanisme pengaduan dan penyelesaiannya. 18
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016.
83
2. Menyelesaikan pengaduan dengan cepat. 3. Memperdisiapkan bahan informasi megenai pengaduan. 4. Memfasilitasi terciptanya mekansme pengawasan berbasisi masyarakat sehingga tercipta kontrol sosial dan sistem penanganan lebih lanjut apabila penanganan pengaduan oleh PKH dianggap tidak memuaskan. 5. Menciptakan sistem pengaduan yang menjamin kerahasian pelapor. Dalam hal ini untuk pengaduan, peserta PKH dan seluruh masyrakat termasuk media, LSM, dan pihak lainnya dapat menyampaikan pengaduan baik langsung maupun tidak langsung melalui surat (kotak pos), telepon, email, sms, lainnya.19 Seperti apa yang disampaikan oleh pendamping pada saat wawancara berikut: “Proses pengaduannya bisa langsung atau lewat via telpon, sms dan bisa langsung ke UPPKH Kota/kecamatan apabila sedang piket.”20
Gambar 4.3 Alur Proses Program Keluarga Harapan
Fase Awal
Pertemuan Awal Dan Validasi
19
Pencairan Bantuan RTSM
Fase Lanjut
Verifikasi Kesehatan Dan Pendidikan
Pemutakhiran Data RTSM
Kementerian Sosial, Pedoman Umum Program Keluarga Harapan, h. 59 Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 28 April 2016. 20
Pencairan Bantuan RTSM
84
B.
Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Dalam pelaksanaan PKH di Kecamatan Kebayoran Lama, dibuatkan
beberapa indikator yang menjadi bahan untuk menggali permasalahan pelaksanaan program. Indikator penilaian didasarkan pada aspek – aspek konteks (Context), masukan (Input), proses (Process), hasil (Product). Table 4.2 Indikator Penilaian Program PKH No
Aspek
1.
Konteks
Indikator Penilaian 1) Kebutuhan yang harus dipenuhi program. 2) Tujuan program yang dicapai.
2.
Masukan
1) Jumlah penerima PKH. 2) Efek Program terhadap penerima.
3.
Proses
1) Pelaksanaan sesuai agenda. 2) Tenaga pendamping. 3) Proses
pengawasan
dan
keterlibatan
unsur intern dan ekstern lembaga. 4.
Hasil
1) Pencapaian tujuan 2) Dampak program
Pelaksanaan program keluarga harapan di kecamatan kebayoran lama sudah memasuki tahun kedua terhitung dari 2014. Dalam upaya pelaksanaannya,
85
peneliti menemukan hasil evaluasi dari pelaksanaan program ini. Terlihat dari beberapa harapan RTSM/KSM serta keberhasilan pelaksanaan program keluarga harapan Kecamatan Kebayoran Lama dengan menggunakan CIPP Evaluation Model, yang dikembangkan oleh Stufflebeam, berikut ini uraiannya: 1. Evaluasi Konteks Seperti yang sudah dijelaskan dalam BAB II Model evaluasi konteks ini adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang terpenuhi, dll. Dalam hal ini peneliti menemukan dari beberapa RTSM/KSM terkait dengan kebutuhan PKH yang mempunyai dua komponen yaitu Pendidikan dan Kesehatan. Kedua komponen ini telah banyak membantu warga dan sangat dirasakan sekali kehadirannya tapi sebagian RTSM/KSM tidak. Hal ini terungkap dalam wawancara sebagai berikut:
“Alhamdulillah mas ya saya dapat biaya pendidikan dan kesehatan buat anak – anak saya, kaya anak saya kalo sakit bisa ke puskesmas cukup dari bantuan PKH.”21
Pada kesempatan ini juga peneliti mengunjungi rumah dari Ibu YN, berdasarkan hasil observasi bahwa keluarga Ibu YN memang sangat membutuhkan sekali bantuan PKH, terlihat Ibu YN yang sedang mengandung anak keempatnya, suaminya hanya bekerja buruh
21
2016.
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
86
bangunan, dan rumahnya sederhana tidak ada bangku di dalam ruangan hanya beralaskan karpet dan tikar, temboknya pun tidak cat.22
Hal berbeda disampaikan RTSM/KSM lainnya yang merasa bantuan PKH belum terpenuhi dari adanya komponen pendidikan, berikut kutipan wawancaranya:
“Kalo dari saya sih mas pendidikan, kalo untuk pendidikan kuranglah kalo sebulannya segitu. Ya buat pendidikan namanya kan anak SMA ada yang bayar SMP ada yang bayar kan gitu.”23
Adapun penuturan Bapak Alwidrus, yang menjabat sebagai Koordinator Pendamping PKH, beliau menjelaskan tentang komponen PKH yang begitu penting bagi RTSM/KSM dan upaya yang sudah dilakukannya dalam menjalankan program ini, Berikut wawancarannya: “Dengan adanya program PKH, masyarakat sangat terbantu sekali khususnya dalam kebutuhan ekonomi meraka. Dengan adanya bantuan PKH yang memang didalamnya diharuskan mengutamakan perhatiannya pada pendidikan dan kesehatan anak. Para orang tua dan siswa peserta PKH sangat termotivasi untuk mengutamakan pendidikan juga perhatiannya terhadap gizi anak balitanya.”24
Jadi, untuk pemenuhan kebutuhan komponen pendidikan dan kesehatan walaupun sebagian RTSM sudah cukup terpenuhi dalam
22
Hasil Observasi pada kunjungan rumah Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret 2016 23 Wawancara Pribadi dengan Ibu SL, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April 2016. 24 Wawancara Pribadi dengan Alwidrus, Koordinator PKH Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 27 April 2016.
87
pemberian bantuan, namun disatu sisi ada warga yang merasa bantuan ini belum cukup terpenuhi dikarenakan biaya untuk pendidikan mereka masih harus keluarkan tiap bulannya. 2. Evaluasi Masukan Tahap kedua dari model CIPP ini adalah evaluasi masukan. Pada tahap ini peneliti menemukan jumlah data peserta penerima bantuan PKH yang menjadi RTSM. Dari jumlah penduduk miskin di Kecamatan Kebayoran Lama sebanyak 12.064 warga, hanya 966 yang menjadi peserta PKH. Salah satunya di Kelurahan Cipulir yang berjumlah 181 RTSM/KSM, berikut kutipan wawancara:
“Kalau untuk kelurahan saya sendiri Alhamdulillah saya di kelurahan cipulir ini ada 181 KSM mas, untuk kepesertaan PKH pihak di kelurahan yang merujuk dari data sensus 2010 untuk menentukan warga yang kurang tidak mampu sebagai penerima PKH”25
Peneliti juga menemukan pelayanan yang diberikan oleh UPPKH sudah cukup puas bagi RTSM/KSM terlihat dari Ibu – ibu yang sangat merasakan sekali keberadaan program ini, berikut kutipan wawancara:
“Alhamdulillah bisa terbantu semua dari hal – hal yang kurang bisa terpenuhi jadi ada tambah – tambahan.”26
25
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 3 Maret 2016 26 Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April 2016.
88
“Seneng banget saya sebagai penerima dari keluarga harapan seneng banget saya berterimakasih banget dapat dana ini. saya juga alhamdulillah insyaAllah saya manfaatin buat anak – anak saya buat keluarga saya. Saya kan anak banyak udah tiga mau empat ini lagi hamil.”27
3. Evaluasi Proses Evaluasi proses dalam model CIPP ini menunjukan pada apa saja kegiatan yang dilakukan oleh pendamping dalam program. Dalam hal ini peneliti menemukan proses dari PKH diantaranya proses pertemuan awal, pencairan bantuan, dan proses verifikasi. Dimana beberapa proses ini adalah proses yang bersentuhan langsung dengan RTSM/KSM dan pendamping. Seperti apa yang disampaikan pada wawancara berikut:
“Alhamdulillah dari awal kita validasi, lalu melaksanakan pengarahan, seminar – seminar atau penyuluhan ke Ibu - ibu setiap kelompok, dan sampai pencairan. Itu semua kita sudah tercapai mas.”28
Adapun penuturan dari Ibu YN dan DV, yang mengatakan bahwa selama pelayanan yang diberikan oleh UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama berjalan dengan lancar, hal ini dibuktikan dengan pemberian informasi yang cukup jelas dari pendamping ke RTSM/KSM mengenai pencairan bantuan. Berikut kutipan wawancarnya:
27
2016.
28
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro, Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 3 Maret 2016.
89
“Untuk pelayanan baik banget dateng kesini sebelum pencairan kita kumpul besoknya sudah cair, jadi sebelumnya kita ada pertemuan dulu mas sebelum pencairan.”29 Pada saat proses pencairan dana, peneliti juga ikut dalam kegitan ini. Pencairan dilaksanakan di Kantor Pos Pondok Pinang. Terlihat disana Ibu – ibu peserta PKH sudah siap untuk menunggu giliran dipanggil. Proses pencairan ini dilakukan oleh petugas Pos dan didampingi dari pendamping PKH Kebayoran Lama Bapak Alwidrus. Pencairan ini sangat mudah hanya menunjukan KTP asli setelah itu pendamping membandingkan data yang sudah di validasi pada saat proses Pemutakhiran Data sebelumnya.30 “Kita sebelum pencairan mas dikumpulin dulu semua ibu – ibu dari kelompok saya. Kelompok saya kan ada ibu – ibu dari RT 01 sampai RT 08. Udah dah tuh yang ikut bantuan PKH dikumpulin semua. Ya lumayanlah jadi nambah temen, yang tadinya gak kenal jadi kenal. Pokonya udah kaya sodara sendiri dah.”31
29
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
2016.
30
Hasil Observasi pada kunjungan Kantor Pos Pondok Pinang, Kebayoran Lama, 27 April 2016. 31 Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April 2016.
90
Tabel 4.3 Matrik CIPP Evaluasi Proses Program Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Komponen
Sub Komponen 1. Pelaksanan sesuai agenda
Penilaian Setiap jadwal pencairan bantuan per/tiga bulan sekali tepat waktu. Adapun besaran bantuan setiap dari pencairan masing – masing anggota RTSM sangat variatif tergantung dari jumlah anggota yang berhak menerimanya. Untuk RTSM yang mempunyai anak SD mendapatkan uang Rp. 112.500, anak SMP Rp. 187.500, anak SMA Rp. 250.000 dan untuk Ibu hamil Rp. 250.000.
2. Tenaga pendamping
Dari kriteria yang ditentukan untuk persyaratan pendamping yaitu SI. Untuk lima orang tenaga pendamping UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama, latar belakang pendidikan para pendamping UPPKH kecamatan Kebayoran Lama adalah S1 dan telah mengikuti Pendidikan dan Latihan yang diselelnggarakan oleh Kementerian Sosial RI.
3. Proses pengawasan dan keterlibatan unsur intern dan ekstern
Pengawasan dari pendamping selalu memverfikasi setiap RTSM setelah proses pencairan selesai dilaksanakan, adapun verifikasi yang dilakukan yaitu, verifikasi pendidikan (Pihak Sekolah) dan kesehatan (Pihak Puskesmas) yang berpedoman pada petunjuk pelaksanaaan dan petunjuk teknis.
Evaluasi Proses
91
4. Evaluasi Hasil Evaluasi hasil ini digunakan untuk menentukan keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan demikian, evaluasi ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap RTSM/ KSM. Pada evaluasi hasil ini peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan hadirnya Program Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran Lama, sangat membantu sekali terhadap kondisi sosialekonomi
RTSM/KSM.
Seperti
apa
yang
disampaikan
oleh
RTSM/KSM Ibu YN dan NN dalam wawancara berikut ini: “Sangat membantu mas, apalagi suami saya kan cuma buruh bangunan anak banyak, kemarin rumah aja hampir pengen rubuh kebawah. Ya alhamdulillah dengan adanya bantuan PKH ada buat tambah – tambahan mas.”32 “Ngebantu banget mas, apalagi anak – anak saya banyak”33 Terlepas dari keberhasilan UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama dalam melaksanakan program, di satu sisi keberhasilan tersebut ditemukan bahwa pada evaluasi hasil, peneliti menemukan dampak adanya RTSM/KSM yang sangat ketergantungan pada sekali program ini. Hal ini terungkap pada wawancara sebagai berikut: “Yah.. mudah – mudahan ini jalan terus. Saya berharap program ini jalan terus saya sangat bersyukur dapat bantuan ini. Terima kasih
2016. 2016.
32
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
33
Wawancara Pribadi dengan Ibu NN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
92
sekali buat keluarga harapan apalagi buat saya suami saya cuma kerja bangunan anak saya banyak ini udah mau empat.”34
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu SL, NN, dan DV. Berikut wawancaranya:
“Oh jangan banget mas.. waduh ini ngebantu banget. Harapan saya lanjut terus, walaupun ganti pemimpin ganti siapa juga lanjut terus.”35 “Ya sedihlah, biasa dapet bantuan. Anak butuh apa kita udah tenang, lah ini udah gak ada wah berat banget. Mudah – mudahan jalan terus.”36 “Aduuuh... gimana ya. Nanti yang kita pengen ke beli jadi gak bisa kebeli. Jangan dong. Kalo bisa ada terus program PKH ini.”37
Dari evaluasi hasil ini peneliti menyimpulkan bahwa dari keberhasilan program PKH yang dilaksanakan oleh UPPKH Kecamatan Kebayoran
Lama,
walaupun
program
ini
sangat
memberikan
ketergantungan RTSM/KSM terhadap bantuan yang diberikan. Tetapi dalam proses pelayanannya UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama telah memberikan
banyak
merekomendasikan
manfaat
program
ini
bagi harus
RTSM. tetap
Jadi,
berjalan
peneliti mengingat
pelaksanaan program menunjukan program sudah berjalan sesuai dengan harapan dan memberikan banyak manfaat.
2016. 2016. 2016. 2016.
34
Wawancara Pribadi dengan Ibu YN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 30 Maret
35
Wawancara Pribadi dengan Ibu SL, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
36
Wawancara Pribadi dengan Ibu NN, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 15 April
37
Wawancara Pribadi dengan Ibu DV, Anggota Peserta PKH Kebayoran Lama, 27 April
93
Tabel 4.4 Matrik CIPP Evaluasi HasilProgram Keluarga Harapan di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Komponen Evaluasi Hasil
Sub Komponen 1. Pencapaian tujuan
Penilaian Dari RTSM yang berjumlah 966 jiwa. Tujuan awal PKH untuk membantu RTSM menghindari kemiskinan dan meningkatkan taraf pedidikan anak, tujuan tersebut sudah berhasil tercapai terlihat dari respon RTSM yang merasa terbantu dan merasakan dengan besaran bantuan yang diberikan oleh UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama
2. Dampak program
Dalam proses pelayanannya UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama telah memberikan banyak manfaat. Jadi, program ini harus tetap berjalan mengingat pelaksanaan program menunjukan sudah berjalan sesuai dengan harapan.
94
BAB V PENUTUP
Pada bab pentup ini, akan dibagi menjadi dua sub bab. Yang diantaranya adalah sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis pada Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan, maka diperoleh kesimpulan yakni: 1. Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kecamatan Kebayoran Lama tidak dilibatkan dalam proses seleksi dan penetapan lokasi yang akan dijadikan penerimaan bantuan program. Proses seleksi dan penetapan program hanya dilakukan di tingkat Nasional antara stakeholder terkait (Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik, Pemkot Walikota Jakarta Selatan, dll). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa UPPKH Kecamatan hanya menjalankan tugas pokok dan fungsi yang dimandatkan oleh UPPKH Pusat yang dalam hal ini langsung dari Kementerian Sosial. 2. Untuk pemenuhan kebutuhan dibidang Pendidikan masih ada RTSM yang merasa bantuan belum tercukupi. Karena sebagian anggota keluarga dari RTSM bersekolah di sekolah swasta, yang mengharuskan membayar iuran uang bulanan. 3. Hadirnya UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama sangat dirasakan sekali bagi RTSM, terlebih pelayanan yang diberikan sudah cukup puas dari segi besaran bantuan, informasi kegiatan, dan jadwal pencairan.
95
4. Hasil dari pelaksanaan PKH di Kecamatan Kebayoran Lama, banyak sekali RTSM/KSM yang mengharapankan program ini diadakan terus dan tidak dihentikan. UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama telah melakukan pendampingan sosial dengan baik, terlihat dari proses kegiatan
pertemuan
awal,
pendampingan
pencairan
bantuan,
pemutakhiran data, dan verifikasi komitmen peserta.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya. Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan Program Keluarga Harapan kedepan. Maka peniliti mencoba memberikan saran – saran sebagai berikut: 1. Program Keluarga Harapan untuk kedepannya lebih memfokuskan pada proses penyadaran pada RTSM/KSM agar tidak ada lagi ketergantungan terhadap bantuan – banttuan lainnya. 2. Proses pelaksanaan pemutakhiran data harus lebih ditingkatkan lagi. Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan agar nominal besaran dana bantuan diterima oleh mereka yang layak menerima dana bantuan Program Keluarga Harapan tersebut. 3. Koordinasi antar lembaga harus ditingkatkan lagi. Koordinasi lembaga Program Keluarga Harapan dengan lembaga – lembaga pemerintah yaitu, lembaga pendidikan dan lembaga kesehatan. Hal ini perlu dilakukan karena koordinasi dengan lembaga – lembaga pemerintah tersebut akan meningkatkan kualitas pelayanan yang baik dan berjalan secara efektif.
96
Demikian kesimpulan dan saran yang bisa peneliti paparkan. Semoga kesimpulan dan saran ini bisa merepresentasikan hasil dari penulisan skripsi ini dan menjadi bahan pertimbangan dikemudian hari.
97
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara,1988). Arikunto, Suharsimi. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, Edisi Kedua, Cet. 4, Jakarta:Bumi Aksara, 2010. Effendi, Tadjuddin Noer. Sumber Daya Manusia Peluang Kerja dan Kemiskinan, Yogyakarta: PT. Tiara Wacan Yogya. 1993.
Goode,William J. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Hamid Nasuhi, dkk., Idris Thaha, ed., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi). Jakarta: CeQDA (Center for Quality Development and Assurance, 2007.
Kementerian
Sosial,
Pedoman
Umum
Program
Keluarga
Harapan,
Program
Keluarga
Harapan,
Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013.
Kementerian
Sosial,
Pedoman
Umum
Jakarta:Direktorat Jaminan Sosial, 2013. Kusyanto, Yan. Materi Bimtek Program Keluarga Harapan Kota Jakarta Selatan. 2014. Lestari, Sri. PSIKOLOGI KELUARGA, Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam keluarga, Edisi Pertama, Jakarta: Kencana, 2012. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1998.
Patrick, Krick. Evaluasi Program. Bandung: CV, Pustaka Insani, 1999.
98
Program Keluarga Berencana, “Anakku Tidak Boleh Miskin, Harus Sehat dan Cerdas”, Brosur Kartu Elektronik PKH (KePKH), Jakarta: Kantor UPPKH Pusat. 2012.
Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyrakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi, Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2003 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cet. Ke-13, Bandung: IKAPI. 2011. Suharto, Edi. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Bandung: Alfabeta. 2009.
Suharto, Edi. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta, 2011.
Tan, Mely G. Masalah Perencanaan Penelitian dalam Koentjaraningrat, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1990
Tayibnafis, Farida Yusuf, Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka, 1995. Tim Penyusun. Data Buku Monografi Kecamatan Kebayoran Lama, 2016.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), Panduan Penanggulangan Kemiskinan: Buku Pegangan Resmi TKPK Daerah, Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2k), cet. Pertama 2011. Panji Saputro, Imam. Laporan Program Keluarga Harapan Bulan Agustus. 2014
99
“Pengertian Kemiskinan Menurut Para Ahli” diakses pada 14 April 2015 dari http://dilihatya.com/2146/pengertian-kemiskinan-menurut-para-ahli
“Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta” diakses pada 11 Juni 2015 dari www.jakarta.go.id
Profil
Kecamatan
diakses
pada
25
Januari
2016.
http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1359/Kebayoran-Lama-
Wawancara Pribadi dengan Alwidrus. Koordinator Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta, 15 Januari 2016.
Wawancara Pribadi dengan Imam Panji Saputro. Pendamping Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta, 28 April 2016. Wawancara Pribadi dengan Yuni, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta, 30 Maret 2016.
Wawancara Pribadi dengan Duviyawati, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta, 27 April 2016. Wawancara Pribadi dengan Ibu Sularsih, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta, 15 April 2016. Wawancara Pribadi dengan Ibu Nena, Penerima Bantuan RTSM/KSM, Jakarta, 15April 2016.
HASIL OBSERVASI
NO 1.
HARI/TANGGAL Jum’at, 8 Januari 2016
2.
Senin, 15 Januari 2016
3.
Selasa, 16 Februari 2016
TOPIK Permohonan izin penelitian skripsi, penulis dengan pihak Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UP-PKH) Jakarta Selatan. Pertemuan perdana dan sosialisasi awal.
SUBJEK OBSERVASI - Bapak Budi Herianto (UP-PKH Koordinator Kota Jakarta Selatan)
CATATAN HASIL OBSERVASI Profil PKH dan terbentuknya UP-PKH di wilayah Jakarta Selatan pada tahun 2014
-
Pemberian Informasi perihal jumlah wilayah dampingan di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan serta para pendamping.
Sosialisasi awal dan perkenalan diri dengan para Pendamping.
-
4.
Kamis, 3 Maret 2016 Wawancara mendalam bersama pendamping
-
5.
Sabtu, 5 Maret 2016
-
Wawancara mendalam bersama Koordinator UPPKH Kecamatan Kebayoran Lama.
Bapak Alwidrus (Koordinator Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan sekaligus Pendamping) Mas Igun (Pendamping Kelurahan Grogol Selatan dan Grogol Utara) Mas Panji (Pendamping Kelurahan Cipulir) Mas Panji (Pendamping Kelurahan Cipulir)
Tugas pokok dan fungsi para pendamping serta proses pencairan bantuan dana kepada penerima PKH yang dicairkan setiap tiga bulan sekali.
Adanya pembekalan terlebih dahulu sebelum turun kelapangan yaitu Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang diberikan oleh Kementrian Sosial.
Bapak Alwidrus Skema Pencairan dana baru untuk penerima bantuan PKH : - Komponen Pendidikan SD. Rp. 112.500 x 4 Tahap = Rp. 450.000 SMP. Rp. 187.500 x 4 Tahap = Rp. 750.000 SMA. Rp. 250.000 x 4 Tahap = Rp. 1.000.000 -
Komponen Kesehatan
HASIL OBSERVASI Balita/Ibu Hamil Rp. 250.000 x 4 Tahap = Rp. 1.000.000
6.
Rabu, 30 Maret 2016 Wawancara dengen penerima bantuan proram PKH
-
Ibu yuni
7.
Jum’at, 15 April 2016
-
Ibu Sularsih
8.
Jum’at, 15 April 2016
-
Ibu Nena
9.
Kamis, 27 April 2016
-
Duviyati
Wawancara dengen penerima bantuan proram PKH Wawancara dengen penerima bantuan proram PKH Wawancara dengen penerima bantuan proram PKH
Bantuan Tetap (hanya di tahap ke-2 Pencairan saja) = 500.000
Maksimum Penerima dalam satu keluarga setahun Rp. 3.200.000 Bu yuni merasa senang dia bisa menjadi peserta penerima bantuan PKH, dia juga merasa sedih apabila program PKH ini tidak diteruskan dikemudian hari.
Pedoman Wawancara Mendalam Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan IDENTITAS INFORMAN Nama
:
TTL
:
Pendidikan
:
Jabatan
:
PERTANYAAN
A. Evaluasi konteks 1. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program keluarga harapan? misalnya: biaya pendidikan dan biaya kesehatan 2. Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat tercapai oleh pkh, misalnya: peningkatan kesehatan dan prestasi siswa karena adanya program pkh ini 3. Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mengembangkan masyarakat, misalnya: kesadaran orang tua untuk memberikan makanan bergizi dsb dan juga kesadaran orang tua dan siswa penerima pkh. 4. Tujuan – tujuan mana sajakah yang paling mudah dicapai
B. Evaluasi Masukan 1. apakah pelayanan yang diberikan kepada penerima pkh berdampak jelas 2. berapa keluarga yang menerima dengan senang hati atas ketentuan yang diberlakukan oleh pkh, (misal: jumlah nominal pkh) 3. bagaimana reaksi penerima pkh terhadap bantuan yang diberikan
4. seberapa tinggi kenaikan prestasi siswa disekolahnya 5. seberapa banyak ibu hamil yang memerikasakan kehamilannya dan ibu yang mempunyai balita yang datang ke posyandu?
C. Evaluasi Proses 1. Apakah pelaksaan program sesuai denga jadwal 2. Apakah staf yang terlibat didalam pelaksaan program akan sanggup menangani kegiatan selama program berlangsung 3. Apakah staf yang terlibat diberikan pembekalan mengenai pendampingan 4. Apa latar belakang pendidikan para pendamping sosial 5. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal 6. Hambatan – hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan
D. Evaluasi Hasil 1. Apakah tujuan – tujuan yang ditetapkan sudah tercapai 2. Pernytaan – pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan 3. Dalam hal apakah berbagai kebutuhan penerima pkh yang sudah dapat dipenuhi selama proses pemberian bantuan 4. Apakah dampak yang diperoleh penerima pkh dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya pkh ini.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Nama Informan (inisial)
: IPS
Jabatan
: Pendamping
Hari/Tgl Wawancara
: 3 Maret 2016
NO 1.
2.
PERTANYAAN JAWABAN EVALUASI KONTEKS Kebutuhan apa saja yang belum Kalo untuk ini sih yang merasakan terpenuhi oleh PKH, misalnya: belum atau sudahnya ya Ibu – ibu biaya pendidikan dan biaya penerima bantuan mas. Kalo dari kesehatan? kami hanya menjalankan tugas. Tujuan pengembangan apakah Sudah cukup mas, hanya perlu yang belum dapat tercapai oleh ditingkatkan lagi saja di setiap PKH, misalnya: peningkatan pelayanan kesehatan dan kesehatan dan prestasi siswa pendidikan. karena adanya program PKH ini? Tujuan pengembangan apakah Kalo dari pendidikan setiap orang yang dapat membantu tua Alhamdulillah dari hasil mengembangkan masyarakat, pencairan bantuan itu ada sebagian misalnya: kesadaran orang tua orang tua yang memanfaat kan untuk memberikan makanan uang itu untuk mendaftarkan bergizi dsb dan juga kesadaran anaknya di bimbingan belajar atau orang tua siswa penerima PKH? tempat les. Tujuan – tujuan mana sajakah yang Tujuan yang mudah dicapai untuk paling mudah dicapai? Keluarga Sangan Miskin (KSM) yaitu meningkatkan status kesehatan untuk balita, gizi ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, balita dan anak usia 5 – 7 tahun yang belum masuk sekolah dasar. Mulai tahun 2016 ini juga jangkauan penerimaan PKH ditambah samapai tingkat Sekolah Menengah Atas. EVALUASI MASUKAN Apakah pelayanan yang diberikan Ya kalau buat dampaknya sih kepada penerima PKH berdampak Alhamdulillah ya jelas sekali, kalau jelas? buat penerimanya soalnya kan berhubung itu bantuan sosial yang dikategorikan untuk kesehatan dan pendidikan anak – anaknya tersebut. Jadi, mungkin ada sedikit
3.
ibaratnya bantuanlah dari pemerintah buat keluarga tersebut gitu. Berapa keluarga yang menerima Kalau untuk kelurahan saya sendiri dengan senang hati atas ketentuan Alhamdulillah saya di kelurahan yang diberlakukan oleh PKH, cipulir ini ada 181 KSM mas, kalau (misal: jumlah nominal ditanya berapa yang senang hati, pencairan)? kebanyakan sih mereka menerima dengan senang hati. Bagaimana reaksi penerima pkh Ya sangat antusias mas kalo saya terhadapa bantuan yang diberikan? bilang, soalnya karena saya sudah hampir setahun nih kerja di PKH. Alhamdulillah setiap tahun itu kan ada empat kali pencairan mas ya, setiap pertiga bulan sekali jadi mungkin mereka sangat antusias dan biasanya kita juga untuk pencairan melewati kantor POS. Seberapa tinggi kenaikan prestasi Cukup baik. Dari setiap kami peserta PKH siswa disekolahnya? verifikasi setelah pencairan tidak ada kendala disekolahnya EVALUASI PROSES Apakah pelaksaan program sesuai Ya kalau mengenai jadwal mas ya, denga jadwal? ini kan di PKH belum ada jadwal pasti mas. Tapi yang pasti untuk pertiga bulan sekali. Mengenai tanggal kita menyesuaikan jadwal verifikasi data mas. Jadi, sebelum ada pencairan kita ada verifikasi data terlebih dahulu, misalkan ada KSM yang meninggal, nah kita ganti bantuan atas nama keluarganya. Apakah staf yang terlibat didalam Ya Alhamdulillah selama setahun pelaksaan program akan sanggup ini staf – staf kita bisa menghandle menangani kegiatan selama semuanya. Kita juga ada satu program berlangsung? Koordinator Kecamatan dan empat pendamping serta satu staf kantor pos untuk membantu pencairan tiga bulan sekali mas. Apakah staf yang terlibat diberikan Kalo mengenai pembekalan mas pembekalan mengenai ya, jadi sebelum kita terjun ke pendampingan? lapangan kita ada yang namanya pusdiklat mas. Pusdiklat itu mengenal program – program PKH, tujuannya apa, bagaimana kerjanya gitu mas. Pusdiklat ini dari Kementrian sosial dan disitu
4.
juga kita mengenal PKH itu apa dan kita juga hampir seminggu diklat itu dilaksanakan mas. Jadi itu yang dipersiapan kan mas sebelum kita turun ke lapanagan. Apa latar belakang pendidikan Megenai latar belakang pendidikan para pendamping sosial? kita semuanya untuk para pendamping Jakarta Selatan atau Nasional minimal S1 mas. Itu bebas dari lulusan mana saja. Tetapi yang diutamain adalah lulusan Kesejahteraan Sosial, dan Alhamdulillah saya lulusan Mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidaytullah mas. Apakah sarana dan prasarana yang Untuk sarana dan prasarana disediakan dimanfaatkan secara Alhamdulillah mas kita sudah maksimal mencapai ibaratnya kata lumayan puaslah. Kita disediakan uang operasional setiap setahun sekali untuk menunjang kinerja pendamping gitu mas. Hambatan – hambatan apa saja Untuk hambatan banyak mas salah yang dijumpai selama pelaksaan satunya waktu pas pencairan. Ada program dan kemungkinan jika beberapa Ibu - ibu yang belum program dilanjutkan? mempunyai KTP Jakarta, masih kartu keluarga daerah. Kami dan pegawai kantor pos tidak bisa mencairakannya EVALUASI HASIL Apakah tujuan – tujuan yang Alhamdulillah dari awal kita ditetapkan sudah tercapai? validasi, lalu melaksanakan pengarahan, seminar – seminar atau penyuluhan ke Ibu - ibu setiap kelompok, dan sampai pencairan. Itu semua kita sudah tercapai mas. Pertanyaan – pertanyaan apakah Kalau untuk merumuskan sesuatu yang mungkin dirumuskan hal terkait dengan pelaksanaan berkaitan antara rincian proses PKH biasanya itu kita rapat dengan dengan pencapaian tujuan? pendamping se-Jakarta Selatan di Walikota Jakarta Selatan. Jadi tiap satu bulan sekali atau tiga bulan sekali kita mengadakan rapat koordinasi. Kita membahas semua yang terjadi dilapanagan mengenai pencairan, verifikasi, dan lain – lain. Untuk mencari solusi dan membantu teman – teman para
Dalam hal apakah berbagai kebutuhan penerima PKH yang sudah dapat dipenuhi selama proses pemberian bantuan?
Apakah dampak yang diperoleh penerima pkh dalam waktu yang relatif panjang dengan adanya pkh ini?
pendamping lainnya. Dalam hal kebutuhan kita memberikan uang tunai mas ya, tetapi kita tidak sampai disitu. Kita juga memberikan pengawasan terhadap KSM, seperti meninjau posyandu – posyandu, pendampingan Ibu – ibu kelompok dan survey kesekolah – sekolah apakah anak penerima bantuan benar – benar hadir atau tidak disekolahnya. Kalau untuk dampaknya mas ya, kalau saya rasa Ibu – ibu sangat ketergantungan. Soalnya dari pencairan yang sudah ditetapkan pertiga bulan sekali. Banyak sekali yang mengeluhkan dan mengharapkan pencairan dilaksanakan setiap sebulan sekali mas.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Nama Informan (inisial)
: AI
Jabatan
: Pendamping/Koordinator Kecamatan
Hari/Tgl Wawancara
: Sabtu, 5 Maret 2016
NO 1.
PERTANYAAN JAWABAN EVALUASI KONTEKS Kebutuhan apa saja yang belum Kedua biaya tersebut sudah terpenuhi oleh PKH, misalnya: terpenuhi biaya pendidikan dan biaya kesehatan? Tujuan pengembangan apakah Untuk tujuan pengembangan yang belum dapat tercapai oleh kesehatan ataupun pendidikan PKH, misalnya: peningkatan semua kembali pada keseriusan kesehatan dan prestasi siswa pemerintah dalam meningkatkan karena adanya program PKH ini? kesejahteraan masyarakat secara umum. Bukan hanya pada peserta dalam program PKH tentunya tinggal mengikuti aturan sebagai peserta yang diharuskan memenuhi persyaratan dalam PKH dan dimonitor oleh para pendamping diwilayah setempat agar masyarakat peserta PKH dapat dipantau kebutuhan pendidikan dan kesehatannya, agar para peserta lebih mudah mengakses kebutuhan tersebut dalam pendidikan dan kesehatan. Tujuan pengembangan apakah Dengan adanya program PKH, yang dapat membantu masyarakat sangat terbantu sekali mengembangkan masyarakat, khususnya dalam kebutuhan misalnya: kesadaran orang tua ekonomi meraka. Dengan adanya untuk memberikan makanan bantuan PKH yang memang bergizi dsb dan juga kesadaran didalamnya diharuskan orang tua siswa penerima PKH? mengutamakan perhatiannya pada pendidikan dan kesehatan anak. Para orang tua dan siswa peserta PKH sangat termotivasi untuk mengutamakan pendidikan juga perhatiannya terhadap gizi anak balitanya.
2.
3.
Tujuan – tujuan mana sajakah yang Pendidikan dan kesehatan anak paling mudah dicapai? adalah yang paling mudah dicapai, karena keduanya adalah sasaran utma perhatian program PKH. Tentunya pencapaiannya pun harus melalui proses dampingan dari para pendamping yang fokus sebagai pelaksana terdepan dalam program ini serta dukungan yang positif pemerintah dalam program ini. EVALUASI MASUKAN Apakah pelayanan yang diberikan Pelayanan pendamping pada para kepada penerima PKH berdampak peserta sangat jelas, bukan hanya jelas? saat pelaksanaan pencairan saja, namun pada saat pemutakhiran data, pertemuan kelompok juga kesempatan dalam komunikasi dengan peserta pun menjadi proses perhatian khusus demi kelangsungan PKH. Berapa keluarga yang menerima Semua peserta merasa senang dengan senang hati atas ketentuan dengan nominal yang mereka yang diberlakukan oleh PKH, terima masing – masing. Disinilah (misal: jumlah nominal peranan seorang pendamping pencairan)? sangat dituntut dalam memberikan penjelasan pada para peserta bahwa nominal yang diterima masing – masing peserta berbeda. Bagaimana reaksi penerima pkh Tentu sangat senang dan sangat terhadapa bantuan yang diberikan? dinanti – nantikan para peserta. Seberapa tinggi kenaikan prestasi Kenaikan prestasi siswa disekolah peserta PKH siswa disekolahnya? saat ini memang belum terpantau secara umum, namun beberapa siswa berprestasi dari peserta PKH tetap mempertahankan prestasinya disekolah yang memang selalu diingatkan dan diperhatikan para pendamping. EVALUASI PROSES Apakah pelaksaan program sesuai Tidak dengan jadwal? Apakah staf yang terlibat didalam Selama program berjalan semua pelaksaan program akan sanggup staf sanggup menangani program menangani kegiatan selama ini. program berlangsung? Apakah staf yang terlibat diberikan Ya diberikan pembekalan pelatihan pembekalan mengenai pendampingan?
Apa latar belakang pendidikan para pendamping sosial? Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal Hambatan – hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksaan program dan kemungkinan jika program dilanjutkan?
4.
S1 Benar
Koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait baik dari tingkat kementrian sampai dengan pihak kelurahan, RW, dan RT masih sangat sulit. Namun semua dapat diatasi dengan baik. EVALUASI HASIL Apakah tujuan – tujuan yang Sudah ditetapkan sudah tercapai? Pertanyaan – pertanyaan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian proses dengan pencapaian tujuan? Dalam hal apakah berbagai kebutuhan penerima PKH yang sudah dapat dipenuhi selama proses pemberian bantuan? Apakah dampak yang diperoleh Dengan program ini tujuan intinya penerima pkh dalam waktu yang adalah dapat mengurangi angka relatif panjang dengan adanya pkh kemiskinan. ini?
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Nama Informan (inisial)
: YN
Jabatan
: Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara
: Rabu, 30 Maret 2016
NO 1.
2.
PERTANYAAN JAWABAN EVALUASI KONTEKS Kebutuhan apa saja yang belum Alhamdulillah mas ya saya dapat terpenuhi dari program PKH? biaya pendidikan dan kesehatan buat anak – anak saya, kaya anak saya kalo sakit bisa ke puskesmas cukup dari bantuan PKH. Apakah peningkatan kesehatan dan Ada sih peningkatannya soalnya prestasi siswa berdampak jelas kan dari kesehatan untuk Ibu hamil dengan adanya program PKH ini? dapat, balita juga ada bagiannya. walaupun dapatnya tiga bulan sekali paling gak kan tambahannya bisa buat beli susu. Apakah Ibu sangat terbantu dengan Oh mas, sangat terbantu sekali saya adanya program PKH? ya setidaknya buat tambah – tambahan. Dari dua komponen pendidikan Ya kalo dari pendidikan dan kesehatan manakah yang Ibu alhamdulillah mas anak saya bisa sangat rasakan manfaatnya? les dari bantuan PKH uangnya bisa saya alihkan ke anak buat ikut les/bimbel. Yang tadinya gak bisa ikut les bisa les, yang tadinya gak bisa ikut bimbel bisa ikut bimbel. EVALUASI MASUKAN Apakah pelayanan yang diberikan Oh puas banget. Mas idrus kepada penerima PKH cukup orangnya baik ramah, ya pokoknya puas? ramah banget gak pilih – pilih, orangnya humoris yang Ibu – ibu seneng ya itu. Apakah Ibu menerima dengan Ya seneng bangetlah mas senang hati atas ketentuan yang alhamdulillah. Ya bisa buat biaya diberlakukan oleh PKH? yang tadinya gak ada harapan jadi ada harapan. Miasalnya kaya buat les tadinya gak ada buat les, dengan adanya dari harapan akhirnya bisa ikut les. Bagaimana reaksi Ibu terhadapa Seneng banget saya sebagai
bantuan yang diberikan?
3.
4.
penerima dari keluarga harapan seneng banget saya berterimakasih banget dapat dana ini. saya juga alhamdulillah insyaAllah saya manfaatin buat anak – anak saya buat keluarga saya. Saya kan anak banyak udah tiga mau empat ini lagi hamil. Apakah ada perubahan prestasi Ya mungkin kalo prestasi ada kali dari anak Ibu disekolahnya? ya cuman namanya anak kan lain – lain kadang udah di lesin juga ya, kalo anaknya kurang ya gak ini sih, gak nyalahin. Namanya juga kemampuan anak EVALUASI PROSES Apakah pelaksaan program sesuai Ya kalo sesuai jadwal ya saya gak dengan jadwal? tau jadwalnya tanggal berapa ya, yang pastinya sih setiap pencairan pasti cair mas. Bagaimana pelayanan staf PKH Untuk pelayanan baik banget yang diberikan pada saat dateng kesini sebelum pencairan pelaksanaan program? kita kumpul besoknya sudah cair, jadi sebelumnya kita ada pertemuan dulu mas sebelum pencairan. Apakah staf yang terlibat Mas idrus jelas banget, ya dia memberikan penyampaian dengan jelasinnya jelas banget. Kadang jelas? saya bantuin mas idrus kalo ada anggota penerima PKH yang gak sama dapat bantuannya ke ibu – ibu yang lain. Apakah ada kesulitan selama Gak ada kendala apa apa mas ya, pelaksanaan program? soalnya mas idrus juga kalo ada informasi dari pusat dia juga langsung kabarin ke saya, dan saya juga bisa kasih kabar ke Ibu – ibu yang lain. Jadi tepat terus. EVALUASI HASIL Apakah bantuan yang diberikan Alhamdulillah cukuplah mas kalo sudah cukup maksimal? untuk bantuan yang sudah diberikan dari bantuan PKH. Bagaimana tanggapan Ibu dengan Puas aja mas seneng deh pokoknya program PKH ini? dapat bantuan dari PKH hehehe Dalam hal apakah kebutuhan Ibu Sangat membantu mas, apalagi yang sudah dapat dirasakan selama suami saya kan cuma buruh proses pemberian bantuan PKH bangunan anak banyak, kemarin ini? rumah aja hampir pengen rubuh kebawah. Ya alhamdulillah dengan
Apakah dampak yang dirasakan Ibu, apabila program ini tidak diteruskan?
adanya bantuan PKH ada buat tambah – tambahan mas. yah.. muadah – mudahan ini jalan terus. Saya berharap program ini jalan terus saya sangat bersyukur dapat bantuan ini. Terima kasih sekali buat keluarga harapan apalagi buat saya suami saya cuma kerja bangunan anak saya banyak ini udah mau empat.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Nama Informan (inisial)
: SL
Jabatan
: Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara
: Jum’at, 15 April 2016
NO 1.
2.
3.
PERTANYAAN JAWABAN EVALUASI KONTEKS Kebutuhan apa saja yang belum Kalo dari saya sih mas pendidikan, terpenuhi dari program PKH? kalo untuk pendidikan kuranglah kalo sebulannya segitu. Ya buat pendidikan namanya kan anak SMA ada yang bayar SMP ada yang bayar kan gitu. Apakah peningkatan kesehatan dan Oh iya, yakan anak saya bisa jadi prestasi siswa berdampak jelas sekolah, bisa beli sepatu dapet dari dengan adanya program PKH ini? PKH mas. Alhamdulillah, saya orang rumah jarang sakit. Apakah Ibu sangat terbantu dengan Iya sangat terbantu sekali mas adanya program PKH? Dari dua komponen pendidikan Ya dua – duanya mas, saya sangat dan kesehatan manakah yang Ibu terbantu banget sangat rasakan manfaatnya? EVALUASI MASUKAN Apakah pelayanan yang diberikan Jelas, berjalan dengan baik, tepat, kepada penerima PKH berdampak teratur. jelas? Apakah Ibu menerima dengan Oh senang mas, gampang kok senang hati atas ketentuan yang cuma persyaratannya KTP DKI aja diberlakukan oleh PKH? kok Bagaimana reaksi Ibu terhadap Ya reaksinya pada seneng aja mas bantuan yang diberikan? hahaha Apakah ada perubahan prestasi Anak saya kan laki – laik, biasanya dari anak Ibu disekolahnya? malas belajar. Ini ada ranking. EVALUASI PROSES Apakah pelaksaan program sesuai Sesuai mas, kalo saya yang rasakan dengan jadwal? sampai saat ini Bagaimana pelayanan staf PKH Pelayanan cukup baik, ya gimana yang diberikan pada saat ya.. namanya orang dapat bantuan pelaksanaan program? ya seneng aja mas. Apakah staf yang terlibat Ya, kalo untuk penyampaian cukup memberikan penyampaian dengan jelas mas. sebeleum pertemuan jelas? saya dikasih tau lewat sms telfon
Apakah ada kesulitan selama pelaksanaan program? 4.
Gak ada sih, paling kesulitannya kalo ada anggotanya karna yang gak punya KTP DKI EVALUASI HASIL Apakah bantuan yang diberikan Iya cukup, kan diluar dari bantuan sudah cukup maksimal? kita dapet bantuan tetap juga Bagaimana tanggapan Ibu dengan Wah ngebantu banget, Apalagi ini program PKH ini? bantuan untuk masyarakat orang yang gak mampu. Dalam hal apakah kebutuhan Ibu Kalo yang rasain dua – dua nya yang sudah dapat dirasakan selama cukup terbantu mas, dari proses pemberian bantuan PKH pendidikan sama kesehatan. ini? Lumayan mas kalo ada bantuan ini Apakah dampak yang dirasakan Oh jangan banget mas.. waduh ini Ibu, apabila program ini tidak ngebantu banget. Harapan saya diteruskan? lanjut terus , walaupun ganti pemimpin ganti siapa juga lanjut terus.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial)
: NN
Jabatan
: Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara
: Jum’at, 15 April 2016
NO 1.
2.
3.
PERTANYAAN JAWABAN EVALUASI KONTEKS Kebutuhan apa saja yang belum Kebutuhan anak sekolah kan, yak terpenuhi dari program PKH? beli sepatu, beli buku, yak banyak dah... Apakah peningkatan kesehatan dan Iya jelas, pokoknya banyak prestasi siswa berdampak jelas manfaatnya deh dengan adanya program PKH ini? Apakah Ibu sangat terbantu dengan adanya program PKH? Dari dua komponen pendidikan Kalo saya pendidikan, kalo dan kesehatan manakah yang Ibu kesehatan kan ya namanya sangat rasakan manfaatnya? Alhamdulillah pada sehat. Sekolah anak udah pada gratis. Ya lumayan buat beli sepatu, beli buku, sama buat les juga. EVALUASI MASUKAN Apakah pelayanan yang diberikan Jelas mas kepada penerima PKH berdampak jelas? Apakah Ibu menerima dengan Seneng banget mas senang hati atas ketentuan yang diberlakukan oleh PKH? Bagaimana reaksi Ibu terhadapa senenglah pokonya bantuan yang diberikan? Apakah ada perubahan prestasi Ya alhamdulillah mas, kalo anaku dari anak Ibu disekolahnya? ya dapet rangking kalo gak rangking 1,2 kalo gak 3 EVALUASI PROSES Apakah pelaksaan program sesuai Iyaa sesuai jadwal mas, kita setiap denga jadwal? ada pencairan tiap koordinator dihubungi dulu Bagaimana pelayanan staf PKH Ya lumayan baik
yang diberikan pada saat pelaksanaan program? Apakah staf yang terlibat memberikan penyampaian dengan jelas? Apakah ada kesulitan selama pelaksanaan program? 4.
Jelas mas, koordinator – koordinatornya baik – baik. Pokoknya ngebantu kita Alhamdulillah gak ada, kalo kaya gini modelnya cepet mas apalagi dapet duit haha EVALUASI HASIL Apakah bantuan yang diberikan Sudah cukup ngebantu apalagi, kita sudah cukup maksimal? juga dapat bantuan tetap. Bagaimana tanggapan Ibu dengan Ngebantu banget mas, apalagi anak program PKH ini? – anak saya banyak Dalam hal apakah kebutuhan Ibu kalo selama ini sih pendidikan, kita yang sudah dapat dirasakan selama kan pada Alahamdulillah jarang proses pemberian bantuan PKH sakit mas ini? Apakah dampak yang dirasakan Ya sedihlah, biasa dapet bantuan. Ibu, apabila program ini tidak Anak butuh apa kita udah tenang, diteruskan? lah ini udah gak ada wah berat banget. Mudah – mudahan jalan terus.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan (inisial)
: DV
Jabatan
: Penerima Bantuan
Hari/Tgl Wawancara
: Rabu, 27 April 2016
NO 1.
2.
3.
PERTANYAAN JAWABAN EVALUASI KONTEKS Kebutuhan apa saja yang belum Kalo menurut saya sudah terpenuhi dari program PKH? mencukupilah. Apakah peningkatan kesehatan dan Ada peningkatan mas ya untuk prestasi siswa berdampak jelas kesehatan bisa berobat gratis saya. dengan adanya program PKH ini? Apakah Ibu sangat terbantu dengan Iya terbantu Alhamdulillah saya adanya program PKH? bisa menutupi kebutuhan yang kurang, ya lumayan buat beli susulah mas Dari dua komponen pendidikan Dua – dua nya, kesehatan juga dan kesehatan manakah yang Ibu pendidikan juga. sangat rasakan manfaatnya? EVALUASI MASUKAN Apakah pelayanan yang diberikan sangat puas sekali saya bisa kepada penerima PKH cukup mendapat bantuan dari pkh. puas? Apakah Ibu menerima dengan Oh senang sekali mas, ibarat kata senang hati atas ketentuan yang gimana ya siapa yang gak senang diberlakukan oleh PKH? kalo nerima duit sih, pokoknya sangat senanglah hahaa Bagaimana reaksi Ibu terhadap Alhamdulillah bisa terbantu semua bantuan yang diberikan? dari hal – hal yang kurang bisa terpenuhi jadi ada tambah – tambahan. Apakah ada perubahan prestasi Gak ada mas, biasa sih saya beliin dari anak Ibu disekolahnya? buat buku, tas, sama yang lain – lain. Apalagi sekarang sekolah udah gratis paling saya buat les. EVALUASI PROSES Apakah pelaksaan program sesuai Sesuai jadwal, tepat, pasti dengan jadwal? jadwalnya mas. Soalnya ini kan pertiga bulan jadi setahun itu empat kali.
Bagaimana pelayanan staf PKH yang diberikan pada saat pelaksanaan program?
Apakah staf yang terlibat memberikan penyampaian dengan jelas?
Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal Apakah ada kesulitan selama pelaksanaan program?
4.
Pelayanannya bagus, tertib kalo ada pencairan. Lagi pula mas kita dibikin gelombang tiap RW, jadi gak bentrok waktunya kalo mau ngambil pencairan. Kita sebelum pencairan mas dikumpulin dulu semua ibu – ibu dari kelompok saya. Kelompok saya kan ada ibu – ibu dari RT 01 sampai RT 08. Udah dah tuh yang ikut bantuan PKH dikumpulin semua. Ya lumayanlah jadi nambah temen, yang tadinya gak kenal jadi kenal. Pokonya udah kaya sodara sendiri dah
Gak ada sih mas, informasi yang diberikan dari pedamping juga udah jelas. Gak pernah lewat dari jadwal. EVALUASI HASIL Apakah bantuan yang diberikan Alhamdulillah sudah, dikata sudah cukup maksimal? kurang ya kurang, dikata lebih ya lebih mas. Bagaimana tanggapan Ibu dengan Ya pengen nya sih ada terus. program PKH ini? Dalam hal apakah kebutuhan Ibu Ya apa ya, pokonya udah semua yang sudah dapat dirasakan selama mas dari pendidikan udah terus dari proses pemberian bantuan PKH kesehatan ya juga udah. ini? Apakah dampak yang dirasakan Aduuuh... gimana ya. Nanti yang Ibu, apabila program ini tidak kita pengen ke beli jadi gak bisa diteruskan? kebeli. Jangan dong. Kalo bisa ada terus program PKH ini.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan
: Alwidrus
Jabatan
: Pendamping
Hari/Tgl Wawancara
: 27 April 2016
NO 1.
2.
3.
4.
PERTANYAAN JAWABAN Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH Ini kebijakaan dari pihak tertinggi yaitu pihak kementerian dan pihak pemda stempat, dalam hal ini tentunya walikota setempat yang memang bersedia program pkh ini dijalankan didaerah tersebut. Dan melihat memamng kondisi daerah tersebut masih ada atau tidaknya orang - orang yang berhak mendapat bantuan PKH. Sosialisasi dan Rapat Koordinasi Kalo sosialisai dan rapat Koordinasi pastinya ada, tentunya setelah program pkh disetujui di daerah tersebut. Mulai dari pihak walikota kemudian kecamatan masing – masing dan juga beberapa perangkat – perangkat yang berada di daerah tersebut, yang tentunya yang berkaitan dengan pihak kementerian sosial dari tingkat kecamatan minimal mulai dari Kepala Dinas Sosial Kecamatan (KDSK). Selanjutnya koordinasi juga dilakukan dari tingkat Kelurahan, RT, RW, dan para pendamping pkh. Rekruitmen dan Diklat Oh itu disiapkan dari pihak pusat yang juga berkoordinasi dengan pihak walikota Pendamping Operator PKH setempat. Jadi, pihak walikota yang ditunjuk oleh kementerian mempersiapkan perekrutan dan diklat pendamping operator pkh, dan itu pun waktunya ditentukan. Pada saat perekrutan proses ini dilakukan secara online. Perekrutan dan diklat juga dilaksanakan selama seminggu yang di tempatkan di balai kementerian sosial yang berlokasi di daerah radio dalam. Pembentukan Sekretariat UPPKH Kalo pembentukan sekret tingkat kota memang itu sudah disiapkan di walikota Kab/Kota jakarta selatan gedung C lantai 10, namun untuk masing – masing kecamatan memang kita sudah disiapkan tempat dari Kepala
5.
6.
7.
8.
Dinas Sosial Kecamatan (KDSK) nya dan diberikan berupa peralatan kantor seperti meja kantor, atk, dan lain – lain. Pertemuan Awal dan Validasi Pertemuan awal kita lakukan setelah kita mendapat data secara keseluruhan dari pihak Calon Peserta PKH kementerian sosial yang sudah diberikan kepada pihak walikota dari sana kita melakukan pemetaan dari masing – masing daerah. Untuk pendamping di daerah kecamatan kebayoran lama yang terbagi menjadi lima pendamping itu untuk menangani enam kecamatan, dari sana kita masing – masing melakukan pertemuan awal dan dibagi jadwal pertemuan awal agar semua proses validasi itu bisa terselesaikan dari komponen – komponen yang dibutuhkan dari program keluarga harapan. Pencairan Pertama Untuk pencairan pertama kali kita dijadwalkan pada akhir 2014 Desember. Jadi, sebelum waktu pencairan para pendamping melaukan pertemuan kelompok terlebih dahulu memproses ulang kembali betul atau tidaknya meraka adalah penerima program keluarga harapan tersebut yang sebelumnya pernah dilakukan validasi. Proses dari validasi ke pencairan pertama program keluarga harapan itu kurang lebih tiga bulan setelah validasi. Bimbingan Teknis Bimbingan teknis ini kita diberikan pembekalan sebelum terjun melakukan validasi serta proses kita melakukan beberapa pemutakhiran. lalu melakukan proses pengecekan dimasing – masing sekolah anak tersebut betul tidak anak itu sekolah dan ke puskesmas apabila ada ibu hamil benar tidak dia pernah ke puskesmas masing – masing. Verifikasi Komitmen peserta PKH Verifikasi komitmen peserta artinya disana setelah mereka dilakukan validasi dan Pada Komponen Kesehatan dan mereka mengaku bahwa ada komponen anak sekolah sebagai penerima fasilitas Pendidikan pendidikan dan juga balita penerima fasilitas kesehatan atau ibunya yang sedang hamil disitu kita melakukan komitmen bawasannya mereka benar. Harus jika anaknya sekolah absensinya tidak boleh kurang dari 85 % kalo yang ibu balita harus memeriksa kandungannya minimal empat kali sebelum waktu melahirkan, dan begitu pun balita komitmen mereka harus
memeriksa kesehatan di posyandu terdekat atau puskesmas. Untuk peserta pendidikan apabila kurang dari 85 % dari absen siswa tersebut maka dalam proses pencairan berikutnya ada pengurangan sebesar 10 % dari nilai mereka yang diterima, dan apabila kejadian ini terulang selama tiga bulan maka komponen dalam satu keluarga tersebut akan dicabut kepesertaannya 9. Pencairan berdasarkan Verifikasi Untuk pencairan selanjutnya tidak jauh berbeda dengan pencairan pertama hanya saja pencairan kedua kali dan seterusnya para pendamping lebih mudah karna sudah mendapatkan data dari pertemuan awal 10. Monitoring, Evaluasi, dan Untuk monitoring, evaluasi, dan pelaporan terkadang kita dalam proses pencairan itu Pelaporan. didampingi pihak KDSK dalam hal ini mereka ikut menghadiri pada saat proses pencairan atau mereka melakukan pengecekan ulang pada penerima PKH. Disana mereka melakukan wawancara betul tidak uang yang diterima dalam jumlah sesuai atau tidak dan dari data pun penerima dicek benar tidak sebagai penerima program keluarga harapan. Untuk proses evaluasi kita setiap bulannya ada bahkan kalo pun ada hal – hal yang penting kita melakukan meeting ditingkatan kota. Untuk proses pelaporan ada bentuk laporan tiap bulannya dari setiap pendamping yang hal ini dikumpulkan di walikota Jakarta Selatan.
Transkrip Wawancara Mendalam Untuk Evaluasi Program Keluarga Harapan Di Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Nama Informan
: Imam Panji Saputro
Jabatan
: Pendamping
Hari/Tgl Wawancara
: 28 April 2016
NO 1.
2.
3.
4.
5.
6.
PERTANYAAN JAWABAN Seleksi dan Penetapan Lokasi PKH Kalo untuk seleksi dan penetapan lokasi itu langsung dari kementerian sosial yang menanganinya dan bekerjasama dengan pemda, kecamatan, serta kelurahan yang merujuk dari data sensus 2010 untuk menentukan warga yang kurang tidak mampu sebagai penerima PKH Pembentukan Sekretariat UPPKH Kalo unuk pembentukan sekret itu dari pihak kementerian sosial dan pemda jakarta Kab/Kota selatan. Sekret PKH Jakarta Selatan itu bertempat di Gedung C Walikota Jakarta Selatan lantai 10. Pertemuan Awal dan Validasi Kalo pertemuan awal kita sudah dapat data dari bps mas. Jadi, kita langsung turun Calon Peserta PKH kelapangan yang sebelumnya dibagi – bagi kelurahan setiap para pendamping untuk mengumpulkan warga – warga dampingannya dengan berkoordinasi pada pihak kecamatan, kelurahan, RW dan RT. Untuk validasi kita mengecek keluarga yang manakah bisa mendapat bantuan dari komponen pedidikan atau kesehatan Pencairan Pertama untuk jadwal pencairan kita mengikuti jadwal dari pusat mas, dan untuk pencairan pertaman nominalnya sudah ditentukan oleh kantor pos yang sebelumnya penerima bantuan PKH telah melakukan validasi kepesertaan komponen pendidikan dan kesehatan. Bimbingan Teknis Bimtek itu seperti pelatihan kita seperti cara melakukan bagaimana validasi, sosialisasi, sampai evaluasi kita harus seperti apa mas. Verifikasi Komitmen peserta PKH Proses verifikasi ini dilakukan para pendamping untuk melakukan pengecekan
7.
Pada Komponen Kesehatan dan kepada penerima bantuan setelah melakukan pencairan awal. Biasanya mas kita setiap Pendidikan bulan melakukannya seperti untuk Ibu hamil dan balita kita biasany mengunjungi puskesmas memantau gizi anak, timbangan, dan kesehatan anak. Kalo untuk pendidikan biasanya kita melakukan secara independen atau diam – diam melakukan pengecekan kehadiran tiap siswa yang menjadi peserta PKH. Monitoring, Evaluasi, dan Memang seperti itu kita mengadakan monitoring, evaluasi, dan pelapora mas. Pelaporan Apalagi setelah pencairan selesai kita langsung membuat laporan, selanjutnya laporan yang kita buat kita berikan ke tingkat kota untuk di evaluasi bersama – sama pendamping dan operator kecamatan se-Jakarta Selatan.