STRATEGI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA DIVISI HUMAN RESOURCES SELECTION PT. CHEVRON INDONESIA) Tika Lestari Jl. Palmerah Barat 9 No.8, Jakarta Barat – 11480
[email protected]
Dosen Pembimbing : Yuanita Safitri, S.Sos., M.I.Kom
Abstract
Research Problem in this thesis emphasizes on how the Interpersonal Communication Strategy adopted by the Team Leader of Human Resources Selection Chevron Indonesia Company. Research Purpose in this thesis will describe the Interpersonal Communication Strategy that adopted by the Team Leader of Human Resources Selection Chevron Indonesia Company and also the impact that appear related to employee performance from the Human Resources Selection team of Chevron Indonesia Company. Research Method used is case studies through structured interview technique, participative observation, and documents in order to describe the interpersonal communication strategy that used by the Team Leader of Human Resources Selection Chevron Indonesia more real and concrete in touch with the facts and characters of the research object. Research Result is that the interpersonal communication strategy is more likely to be used and from that kind of interpersonal communication strategy will have an impact on the performance of employees while doing the task. Consclusion that the strategy interpersonal communication is more likely to be used and from that kind interpersonal communication strategy will have an impact on the retention and motivation of employees while doing the task. (TL) Keywords: Interpersonal Communication Strategy, Team Leader, Employee Performance, Human Resources Selection, PT. Chevron Indonesia
Abstrak Masalah Pokok Penelitian ini adalah bagaimana penerapan strategi komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh Team Leader divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia. Tujuan Penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh team leader divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia dan dampak yang muncul terkait dengan kinerja karyawan dari divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus melalui teknik wawancara terstruktur, observasi partisipan, serta dokumen pendukung agar dapat menggambarkan komunikasi interpersonal yang digunakan oleh team leader divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia secara faktual dan aktual tentang fakta dan sifat objek penelitian. Hasil Penelitian ini adalah strategi komunikasi interpersonal digunakan oleh team leader Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia dan dari strategi komunikasi interpersonal tersebut akan berdampak kepada kinerja karyawan saat bekerja. Simpulan yang diperoleh adalah strategi komunikasi interpesonal yang digunakan oleh team leader Human Resources Selection dan dari strategi komunikasi interpersonal tersebut akan berdampak kepada kinerja tim dari divisi Human Resources Selection saat bekerja. (TL) Kata kunci: Strategi Komunikasi Interpersonal, Team Leader, Kinerja Karyawan, Divisi Human Resources Selection, PT. Chevron Indonesia
PENDAHULUAN Saat ini, komunikasi merupakan suatu hal yang penting bagi terlaksananya hubungan sosial yang baik khususnya di lingkungan kerja. Tanpa adanya kemampuan komunikasi yang baik, kita akan sulit berhubungan dengan orang-orang baru maupun mempertahankan hubungan kita dengan orang lama. Komunikasi internal adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi antara pihak tertinggi dengan pihak terendah dalam perusahaan yang kemudian akan menghasilkan suatu umpan balik. Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda, di dalamnya terdapat beberapa divisi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Salah satu divisi yang paling penting dalam sebuah perusahaan adalah divisi personalia. Divisi ini bertugas untuk menyeleksi dan menentukan siapa saja yang layak untuk bekerja di perusahaan tersebut berdasarkan kualifikasi tertentu. Dalam hal ini tentunya para karyawan yang bertugas pada divisi personalia sudah terbiasa untuk berkomunikasi dengan berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda-beda. Mereka dapat menentukan sifatsifat para pelamar pekerjaan dengan hanya melihat kebiasaan kecil yang tidak dapat dilihat oleh karyawan di divisi lain. Divisi personalia tidak hanya berkomunikasi dengan para pelamar kerja, melainkan dengan setiap karyawan di berbagai divisi di perusahaan
tersebut. Hal ini dilakukan agar terjalin komunikasi yang baik dan efektif antara para karyawan dengan divisi personalia, sehingga para karyawan dapat membuka diri untuk berbagi cerita mengenai apa yang dapat menunjang pekerjaan mereka dan dapat mengganggu kinerja mereka dalam bekerja. Saat ini Chevron telah menjadi produsen minyak mentah dan panas bumi terbesar di Indonesia. Dengan kinerja yang baik, tidak menutup kemungkinan jika terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi interpersonal di perusahaan ini. Hal ini tentunya menjadi hal yang dapat dihindari dengan adanya komunikasi yang lebih baik di antara setiap individu dengan metode-metode tertentu. Oleh karena itu perlu untuk mengetahui usaha-usaha perusahaan dalam membuat komunikasi interpersonal untuk berjalan lebih baik lagi. PT. Chevron Indonesia menjunjung tinggi asas kekeluargaan dimana semua karyawan dapat bertindak dan berperilaku nyaman satu sama lain, tidak ada batasan, dimana semua karyawan bebas mengekspresikan pendapatnya tanpa perlu khawatir akan respon yang didapat dari lawan bicaranya. Namun, terkadang tidak tersadarkan, bahwa tidak hanya saat menggunakan komunikasi verbal, saat menggunakan komunikasi nonverbal pun dapat menyampaikan pesan dan maksud tersendiri bagi orang lain. Orang lain dapat mengintrepretasikan suatu pesan yang mereka terima dengan berbagai macam arti, walau sebenarnya hanya si komunikator lah yang mengetahui arti sebenarnya dari komunikasi nonverbal yang dilakukan. Hal inilah yang kemudian menjadi suatu miss communication dalam lingkungan kerja dan dapat berdampak pada kinerja para karyawan.
METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif, metode kualitatif adalah sebuah instrumen kunci. Apalagi teknik pengumpulan data yang digunakannya adalah observasi partisipasi, melibatkan sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian. Metode kualitatif, dalam analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistika, tetapi menggunakan rumus 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why, dan How), Selain what (data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian), how (bagaimana proses data itu berlangsung), who (siapa saja yang dapat menjadi informan kunci dalam penelitan), where (di mana sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan), dan when (kapan sumber informasi itu bisa ditemukan); yang paling penting dicermati dalam analisis penelitian kualitatif adalah why (analisis lebih dalam atau penafsiran atau interpretasi lebih dalam apa dibalik fakta dan data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi seperti itu.) Why (mengapa) memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Pendekatan deskriptif (descriptive) menggambarkan perilaku, pemikiran atau perasaan suatu kelompok atau individu. Contoh umum dari penelitian deskriptif adalah
jejak pendapat, yang menggambarkan sikap suatu kelompok orang. Dalam penelitian deskriptif, peneliti kecil upayanya untung menghubungkan perilaku yang diteliti dengan variabel lainnya ataupun menguji atau menjelaskan penyebab sistematisnya. Seperti namanya, penelitian deskriptif hanya mendeskripsikan. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan karakteristik atau perilaku suatu populasi dengan cara sistematis dan akurat. Biasanya penelitian deskriptif tidak didesain untuk menguji hipotesis, tetapi lebih pada upaya menyediakan informasi seputar karakter fisik, sosial, perilaku, ekonomi atau psikologi dari sekelompok orang. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian studi kasus. Menurut Stake (2009:300-311) studi kasus adalah pilihan terhadap objek penelitian, bukan konsekuensi metodologis. Kasus-kasus yang dipilih mungkin bersifat sederhana, mungkin juga rumit dan kompleks. Secara praktis sasaran penelitian mungkin berupa seorang anak, satu unit keluarga inti, tetapi mungkin juga satu kelas anak, kelompok tertentu. Dalam hubungan ini kasus diartikan sebagai aktivitas pemilihan yang dilakukan oleh peneliti terhadap satu objek di antara yang lain. Hakikat objek penelitian seperti di atas mensyaratkan suatu tempat tertentu, terbatas. Secara heuristic, sebagai cara-cara untuk menemukan sesuatu yang baru, Stake membagi studi kasus menjadi tiga jenis, yaitu : a) studi kasus intrinsik, pemilihan objek yang tidak disertai dengan tujuan perkembangan teori, melainkan terbatas memahami sebuah kasus tertentu sebab dianggap menarik minat, b) studi kasus instrumental, dengan mencermati secara mendalam dan menyeluruh, dengan tujuan untuk memperbaiki teori, dan c) studi kasus kolektif, sebagai pengembangan studi kasus instrumental, dengan meneliti sejumlah kasus secara bersamaan untuk mengetahui kondisi secara umum. Secara definitif studi kasus mensyaratkan suatu penelitian dengan kekhasan tertentu, unik. Dalam hubungan ini peneliti sudah memiliki suatu pandangan bahwa lokasi yang bersangkutan ada sesuatu masalah yang berbeda, bahkan mungkin menyimpang, Meskipun demikian, studi kasus tidak berarti lepas sama sekali dari konteks sosial lain. Dengan kalimat lain, studi kasus berarti terfokus pada kasus tertentu di antara kasus-kasus yang lain. Berbeda dengan teknik sampeling yang cenderung menganalisis variabel yang relatif kecil tetapi melibatkan unit sampel yang relatif besar, studi kasus cenderung mengkaji variabel yang relatif banyak pada unit sampel yang relatif kecil. Studi kasus tidak berarti bahwa penelitian akan menjadi sangat sederhana. Seorang peneliti pada umumnya sudah mengadakan penelitian pendahuluan untuk mempertimbangkan bahwa data studi kasus yang dimaksudkan cukup, bahkan melebihi persyaratan analisis. Dengan kalimat lain, kasus pada dasarnya sudah mengimplikasikan heterogenitas dan kompleksitas permasalahan di dalamnya. Kasus yang sederhana dengan
sendirinya tidak perlu dianalisis, kecuali hanya untuk keperluan makalah kecil atau untuk penelitian yang dikategorikan sebagai bersifat pendahuluan. Jenis studi kasus ada dua macam, yaitu : a) studi kasus tunggal dan b) studi kasus majemuk atau kolektif. Studi kasus pertama memungkinkan untuk melakukan penelitian secara lebih mendalam. Studi kasus ini pada umumnya bersifat eksploratif, terfokus pada sejumlah kecil kejadian. Sebaliknya, studi kasus kedua memberikan kemungkinan untuk menganalisis perbedaan dan persamaan antarkasus. Menurut Daymon dan Holloway dalam studi kasus diusahakan tidak lebih dari empat kasus sebab studi kasus yang terlalu banyak cenderung menghasilkan penelitian dangkal dan permukaan. Studi kasus harus menunjukkan batas-batas yang jelas, yaitu batas awal dan batas akhir penelitian sehingga penelitian tidak bersifat longitudinal. Perlu juga diperingatkan agar dalam memilih kasus tidak didasarkan atas pertimbangan praktis seperti dekat dengan rumah. Alasan pemilihan kasus harus ilmiah dan logis.
HASIL DAN BAHASAN Strategi Komunikasi Interpersonal Interpersonal artinya ada pertukaran komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya. Bisa verbal dan non verbal juga, verbal misalnya saya berbicara dengan kamu. Kalau non verbal misalnya saya menutup pintu karena orang di tim kita sudah mengerti artinya saya tidak ingin mendengar ribut jika sedang ada kerjaan yang butuh konsentrasi. Dengan menggunakan strategi DCOM. Memberikan direction, apakah dia memiliki competency, jika punya saya berikan opportunity, dan juga disertai motivation agar hasil kerja karyawan semakin maksimal dan lebih baik. Kita juga menggunakan color code untuk mengetahui kecenderungan dan ketertarikan seseorang terhadap jenis pekerjaan yang diberikan.HR Selection memiliki jadwal untuk weekly meeting sehingga dapat mengetahui progress setiap anggota tim. Di perusahaan ada review sekali dalam setahun, tapi biasanya saya lakukan dua atau tiga kali dalam setahun agar tahu apakah seseorang sudah mencapai target kerjanya. Kita selalu cek semua yang sedang dikerjakan agar tidak kebablasan. Menurut saya DCOM itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja karyawan, karena kita bisa tahu employee itu sudah mengerti, punya motivasi, dan punya oppotunity. Strategi ini membawa perubahan yang baik asalkan bisa saling mengerti dan bersabar jika memang membutuhkan waktu untuk mengerti dan melakukan suatu pekerjaan dengan baik.
Langkah yang Dilakukan Untuk Peningkatan Kualitas Komunikasi Intepersonal di Divisi Human Resources PT. Chevron Indonesia Dalam pengambilan keputusan dalam bekerja kita akan berdiskusi dulu agar keputusan yang diambil sesuai dengan harapan seluruh anggota tim, kita lebih mudah untuk mengklarifikasi. DCOM, color code, interpersonal skill sangat membantu. Kita juga sering mengadakan team building untuk saling mendekatkan diri dengan anggota tim lain, misalnya dengan kita pergi ke puncak untuk refreshing dan saling mengenal lebih dekat lagi. Yang sungkan menjadi lebih terbuka satu sama lainnya. Hal seperti ini sangat membantu interpersonal skillnya. Jadi anggota tim di bawah naungan saya tidak takut untuk berani memberikan pendapat kepada saya dan anggota tim lainnya. Jika tidak memiliki interpersonal skill yang baik maka individu tersebut akan malas untuk terbuka dengan orang lain di sekitarnya. Saya juga tidak menunjukkan respon dan ekspresi yang membuat mereka takut dan pastinya mereka akan bekerja dengan lebih baik. Tapi kalau saya sudah berikan responsibility, selama mereka mengerjakannya dengan baik mereka juga tidak merasa tertekan mengerjakannya. Jika suatu saat saya tidak berkenan dengan pekerjaan salah satu anggota tim, saya akan tegur dengan cara yang tidak membuatnya tersinggung. Disaat seseorang dinyatakan salah, maka akan ada denial dari dalam dirinya. Biasanya dia akan cerita dengan orang terdekatnya di dalam tim, dari situ saya bisa tahu respon yang sebenarnya. Asalkan orang terdekat dengan dia tidak memprovoke, maka saya akan cari cara agar dia lebih terbuka dan bisa menerima saran dan kritikan. Dan jika ada kendala, bisa dijelaskan dan jangan terlalu dipaksa karena setiap orang butuh proses. Seandainya ada anak buah saya yang mengaku pekerjaannya sudah selesai namun saat diperiksa ternyata belum rapi, saya akan coba bicara pada PICnya atau langsung ke orangnya untuk menanyakan apakah ada kendala. Jika suatu pekerjaan itu punya deadline akan fatal jika ada hambatan dan outputnya seperti ini. Saya akan dengan sengaja mendekati dia dengan joke atau sekedar teasing untuk membuat dia lebih terbuka, dengan keterbukaan maka dia akan merasa nyaman di tim ini. Saat ini hiring memang menurun, jadi kita memang agak susah mengatur waktu untuk weekly meeting. Tapi akan saya arrange ulang agar saya tahu apa saja yang sedang dikerjakan oleh anak buah saya. Menurut saya untuk strategi sudah cukup saya berlakukan dengan langkah-langkahnya.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Strategi Optimalisasi Komunikasi Interpersonal yang diterapkan oleh Team Leader Divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia adalah : a. Strategi DCOM (Direction, Competency, Opportunity, Motivation) b. Color Code c. Strategi Komunikasi Interpersonal Kekeluargaan. Dengan sifat kekeluargaan di dalam lingkungan kerja karyawan cenderung lebih terbuka dan mudah untuk berkomunikasi dengan atasan maupun dengan sesama karyawan. Hal ini memudahkan mereka untuk menghadapi berbagai kondisi pada saat bekerja. Mereka dapat bekerja dengan kinerja yang baik dan sikap yang profesional, namun tidak takut untuk mengemukakan pendapat terhadap apa yang dianggap perlu didiskusikan. 2. Langkah dan upaya yang dilakukan untuk Komunikasi Interpersonal di dalam divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia menggunakan komunikasi verbal dan non verbal, sesuai dengan yang dibutuhkan. Jika menghadapi suatu masalah atau hambatan dalam bekerja, leader memiliki cara sendiri dalam mengobservasi dan menemukan solusi untuk menyelesaikan hambatan tersebut. Leader juga akan berdiskusi melalui weekly meeting agar mengetahui perkembangan dan pekerjaan apa yang sedang dilakukan oleh karyawannya. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dan kinerja yang baik dalam bekerja bagi para karyawan di divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia.
Saran Saran Akademis Untuk penelitian strategi optimalisasi komunikasi interpersonal selanjutnya, terutama pada penerapan strategi komunikasi interpersonal diharapkan dapat lebih berkembang dan lebih spesifik lagi, sehingga akan memperkaya keilmuan komunikasi, terutama strategi komunikasi interpersonal di dalam suatu organisasi yang terkait dengan komunikasi organisasi pada suatu kelompok. Saran Praktis Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapatkan beberapa saran yang diharapkan berguna bagi PT. Chevron Indonesia, yaitu para karyawan dalam divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia
diharapkan agar lebih meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan dan diikuti juga dengan peningkatan penerapan strategi komunikasi interpersonal dari Team Leader divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia yang dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dari divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia. Hal ini dikarenakan strategi komunikasi interpersonal yang baik mempunyai andil yang besar dalam tim untuk mencapai tujuan yang sudah dirancang dan direncanakan. Saran Umum Dengan adanya penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat mengetahui strategi komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh Team Leader divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia, dimana strategi komunikasi interpersonal tersebut dapat memberikan dampak yang terkait untuk meningkatkan kinera karyawan pada tim dari divisi Human Resources Selection PT. Chevron Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan kepada masyarakat bagaimana strategi komunikasi interpersonal berperan penting dalam mengoptimalisasikan kinerja dan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai tujuan yang sudah dirancang dan direncanakan. Masyarakat juga diharapkan dapat mengetahui bagaimana sistem komunikasi dari bawahan ke atasan dan juga sebaliknya, serta bagaimana strategi komunikasi interpersonal yang diterapkan dapat memberi dampak pada suatu departemen atau unit kerja organisasi yang terkait dengan peningkatan kinerja karyawan.
REFERENSI Buku : Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aw, S. (2011) Komunikasi Interpersonal. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu. Effendy. (2009). Human Relation & Public Relation. Cetakan Kesembilan. Bandung : Mandar Maju Margono.(2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. Jakarta: Rineka Cipta. Mufid, M. (2012). Etika dan Filsafat Komunikasi. Cetakan Ketiga. Jakarta : Kencana. Mulyana, D. (2012). Ilmu Komunikasi. Cetakan Keenambelas. Bandung : Rosda. Pace, W., & Don F. (2010). Komunikasi Organisasi. Cetakan Kesepuluh. Bandung : Rosda. Rohim, S. (2009). Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Jakarta : Rineka Cipta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsono., & Lukas D. (2013). Komunikasi Bisnis. Cetakan Pertama. Yogyakarta : CAPS Jurnal : Blake, A., Bonk, K., Heimpel, D., & Wright, C. S. (2013). Effective Communications Strategies: Engaging the Media, Policymakers, and the Public, Child Welfare, 217-333.
Isyanto, P., Desriani, C., (2013). Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Motivasi Kerja Karyawan pada PT. Excel Utama Indonesia, Karawang. Nor, F. T. (2013). Hubungan Kepuasan Komunikasi Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Srikandi Plastik, Sidoarjo. Megan, N., & Mine, K. (2011). Interpersonal Communication in Global Workplace Organization Communication, 28-29. Sinarta, O., & Dhyah H. (2014). Penerapan Etika Bisnis Bisnis pada PT. X. Fakultas Manajemen. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Internet : http://www.chevron.com
RIWAYAT PENULIS Tika Lestari, lahir di Pekanbaru pada tanggal 19 September 1991. Menamatkan jenjang pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang komunikasi pemasaran peminatan public relations pada tahun 2015.