STARTEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN KBMT AL-JIBAAL CIRENDEU CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Aries Firdaus NIM : 109053000007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 9 April 2014
Aries Firdaus
ABSTRAK ARIES FIRDAUS (109053000007) STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN KBMT AL-JIBAAL CIRENDEU CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN. Pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh, yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Jika suatu usaha tidak mempunyai keunggulan yang khas dibandingkan dengan rival-rivalnya, ia tidak memiliki alasan untuk tetap berdiri. Maka dalam penelitian ini akan mendeskripsikan alat-alat atau cara-cara apa yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan. Termasuk formula tradisional dari marketing mix (bauran pemasaran). Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan dengan jelas tentang Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh KBMT Al-Jibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan, menerangkan Prinsip Pembiayaan yang di praktikan oleh KBMT Al-Jibaal dan menganalisa kekuatan, kelemahan, dan ancaman yang terdapat pada KBMT Al-Jibaal Tangerang Selatan. Metode Penelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptifkualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang melukiskan keadaan obyek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum, dengan menggunakan jenis penelitian observasi dan wawancara. Cara Teknik Analisisnya diawali dengan proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Menyusun data dengan menggolongkan ke dalam kategori tafsiran atau interpretasi kemudian memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan kategori dan mencari hubungan antara berbagai konsep. Hasil penelitian yang didapat (1). Strategi Promosi yang digunakan masih sangat sederhana, dan penyebaran informasinya pun terbatas hanya di area cirendeu (2). Belum adanya media komunikasi elektronik berupa Fans Page FB dan website, padahal identitas perusahaan sangat penting untuk diketahui masyarakat luas. (3). Strategi harga yang dilakukan KBMT mengkuti harga pasar koperasi yang lain dengan margin dan nisbah 2 s.d 2.5 %. (4). Pada prinsip pembiayaan, KBMT AL-Jibaal menggunakan Prinsip 5C, namun ada pengecualian jika si peminjam adalah saudara atau teman dari pengurus KBMT. Maka yang menjadi jaminan boleh pengurus KBMT itu sendiri. Kata Kunci: Strategi Pemasaran, Bauran Pemasaran, Prinsip Pembiayaan dan BMT.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kepada Allah atas nikmatnya dan dengan nikmatnya kita dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat dan salam tetap tercurah limpahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat hingga akhir zaman. Aamiin.. Alhamdulilah pada akhirnya selesai sudah untuk menyelesaikan skripsi dalam tugas akhir pendidikan S1. Penulis menyadari skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Koperasi BMT Al-Jibaal Cirendeu Tangerang Selatan” ini masih jauh dari kata sempurna, namun ini adalah proses bagian dari pembelajaran, semoga kedepannya penulis bisa menjadi peneliti yang lebih baik lagi. Dan penulis ingin mengucapkan terimakasih dalam proses penyelesaiain skripsi ini kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademi, Drs. H. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah semoga Allah memudahkan urusannya.
ii
3. H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan (sekjur) Manajemen Dakwah, yang telah banyak membantu mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar di kampus. 4. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA, selaku Dosen Pembimbing yang sudah bersabar membimbing kami dan kami pun bersabar dalam proses penyelesaiain Skripsi ini. Semoga penulis bisa mengikuti jejaknya menempuh S2 d japan. 5. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, semoga Allah mencatat amal kebaikannya. 6. Kedua orang tua yang sudah susah payah membesarkan anaknya tanpa pamrih, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan diterima amal kebaikannya. 7. Saudara-saudara tercinta Fitriani Pratiwi dan suami Ready Hardiansyah serta si bungsu Miftahul Ulum semoga ilmunya bertambah. 8. Istri tercinta yang selalu memotivasi penulis, terimakasih sudah berkenan menemani hari-hari suka dan duka 9. KBMT Al-Jibaal, Manager Bapak Abdul Biya, Bendahara Umum H. Wahyudi Sasmito, Teller Ibu Rini dan Marketing Bapak Asep S Amri, semoga kebaikan dunia dan keberkahan di akhirat atas bantuannya. 10. Keluarga besar Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah tempat belajar dan bermain. Semoga Allah memberikan banyak berkah di dalamnya. 11. Rekan seperjuangan di IRMAFA Heri Fajrin selaku Sekretaris Umum dan Eka
Fitrotun
Nisa
selaku
Bendahara iii
Umum,
terimakasih
atas
perjuangannya di Rumah Allah. Rekan-rekan IRMAFA yang lain Ahmad Bustomi Inal Qirom, Mufassirul Alam, Wawan Solihin, Khairil Anam, Agus Haflaturrahman, Lia Indah Adhari dan Nina Nurmilah. Semangat berjuang dan terimakasih atas kerjasamanya. 12. Teman-teman seperjuangan kelas MD A & B (Azis, Ridwan, Supardi, Budi, Oji, Noval, Suandi, Indra, Novija, Apip, Deni, Harun, Fatih, Maulana, Rustian, Sufi, Ulumuddin) semoga kesuksesan menyertai kita dunia dan akhirat. 13. Teman-teman KKN Al-Fath semoga Allah memberikan banyak kebaikan. 14. Dan pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah memberikan kebaikan didunia. Aamiin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semuanya khususnya bagi Prodi Manajemen Dakwah. Akhir kata sekali lagi penulis ucapkan terimakasih. Ciputat, 9 April 2014
Aries Firdaus
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5
D. Metodologi Penelitian
6
E. Tinjauan Pustaka
9
F. Sistematika Penulisan
10
TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Strategi Pemasaran
13
B. Analisis dan Strategi Pemasaran
17
1. Analisis Peluang
17
2. Analisis Kompetitif
18
3. Target Pemasaran
19
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
20
1. Produk
21
2. Harga
22
3. Tempat dan Distribusi
22
4. Promosi
23
D. Baitul Maal Wattamwil v
24
1. Pengertian BMT
24
2. Fungsi dan Peran BMT
26
3. Badan Hukum BMT
28
4. Produk BMT
30
E. Pembiayaan
BAB III
31
1. Pengertian Pembiayaan
31
2. Jenis-jenis Pemibiayaan
32
GAMBARAN
UMUM
KBMT
AL-JIBAAL
CIRENDEU
CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN
BAB IV
BAB V
A. Sejarah dan Perkembangan KBMT AL-Jibaal
35
B. Visi, Misi KBMT Al-Jibaal
37
C. Struktur Organisasi KBMT Al-Jibaal
38
D. Kegiatan dan Produk KBMT AL-Jibaal
40
E. Pengajuan Pembiayaan dan Penilaian Kelayakan Usaha
45
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan
49
B. Prinsip Pembiayaan pada KBMT Al-Jibaal
59
C. Analisis SWOT KBMT Al-Jibaal
67
PENUTUP A. Kesimpulan
69
B. Saran
70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Lembaga Keuangan Syari’ah (Bank Islam) secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syari’ah di Indonesia. Sebelum tahun 1992 telah didirikan beberapa lembaga keuangan non bank yang telah menerapkan sistem bagi hasil dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan akan hadirnya lembagalembaga keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan yang sesuai dengan syari’ah. Istilah lain yang digunakan Bank Islam adalah Bank Syari’ah. Secara akademik istilah Islam dan istilah Syari’ah memiliki pengertian yang berbeda, namun secara teknis penyebutan untuk Bank Islam dan Bank Syari’ah memiliki pengertian yang sama 1 Perkembangan Bank Syariah2 diikuti dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di luar struktur perbankan3, seperti Baitul Maal wat Tamwil (BMT), Asuransi Takaful, Pasar Modal Syariah, dan Lembaga Pegadaian Syariah. Di samping perkembangan kelembagaan, perekonomian syariah nasional juga ditandai dengan berkembangnya berbagai instrumen pendukung
1
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (MBUI dan Takaful) di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Press, 1996), hlm. 5 2 Sutan Remy Syahdaeni. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1999, hlm. Xvii 3 Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Citra Aditya Bhakti. Bandung: 2000) hlm. 77
1
2
seperti Sertifikat Wakaf Tunai, Instrumen obligasi, Pasar Uang Antar Bank berdasarkan Prinsip Syariah. Keberhasilan perbankan syariah di Tanah air tidak dapat dilepaskan dari peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah ( LKMS ). Kedudukan LKMS – yang antara lain dipresentasikan oleh BPRS, BMT dan Koperasi Pesantren (Kopontren)- sangat vital dan menjangkau transaksi syariah di daerah yang tidak bisa dilayani oleh bank umum maupun bank yang membuka unit usaha syariah.4 Pada dasarnya BMT merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama di bidang keuangan. Istilah BMT merupakan gabungan dari baitul mal dan baitut tamwil. Baitul mal adalah lembaga keuangan yang kegiatannya mengelola dana yang bersifat nirlaba. Sedangkan baitut tamwil adalah
lembaga
keuangan
yang
kegiatannya
berorientasi
profit.
Penghimpunan dananya diperoleh melalui simpanan dan penyalurannya dilakukan dalam bentuk pembiayaan yang dijalankan berdasarkan prinsip syari’ah 5.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan organisasi bisnis yang bergerak dalam bidang sosial. Kalau melihat pemberdayaan ekonomi rakyat dalam arti yang sebenarnya, dapat dilihat dari kiprah BMT. Mulai dari pedagang kecil, bakul sayur, sampai toko – toko kelontong, sembako atau kios sepatu berukuran sedang dan kecil telah sukses bermitra dengan BMT mereka dapat
4
Lutfi Hamid, Jejak – jejak Ekonomi Syariah (Senayan Abadi Publishing. Jakarta. 2003)
5
Muchammad Parmudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam, (Yogyakarta: Kutub, 2005)
hlm. 79 hlm 21
3
memperoleh pendanaan murah lagi berkah dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang kini jumlahnya ditaksir 3.000 tersebar di seluruh Indonesia.6 Data terakhir Departemen Koperasi menyebutkan sudah ada 142.387 BMT yang aktif di 33 Provinsi di Indonesia per 30 Juni 2013.7 Mitra yang sukses bukan cuma menguntungkan dirinya sebagai pengusaha, melainkan akan membangun dan mengembangkan BMT itu sendiri. Ini juga akan mempengaruhi ekonomi masyarakat agar lebih baik lewat penyaluran dana oleh BMT. Dan Peran pemasaran merupakan hal yang paling penting guna memperkenalkan eksistensi BMT ditengah-tengah masyarakat, sehingga bagi mereka yang membutuhkan dana cepat lagi berkah tidak perlu pergi ke bank yang memiliki banyak persyaratan atau mungkin tidak bisa dilayani oleh perbankan, maka datang ke BMT dan persyaratanpun sangat mudah. Itu jika proses pemasaran berjalan dengan baik maka akan berdampak kepada berkembang dan majunya BMT. Tidak jarang BMT mengalami kebangkrutan dikarenakan dalam proses pemasaran tidak berjalan dengan baik. Semua organisasi baik berorientasi profit maupun non profit harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat beroperasi dan sukses. Kemampuan organisasi yaitu BMT dalam menentukan siapa yang menjadi konsumen dari produk/jasa yang dihasilkan merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi. Berikutnya barulah dapat memfokuskan diri untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen, cara-cara
6
Lutfi Hamid, Jejak – jejak Ekonomi Syariah (Senayan Abadi Publishing. Jakarta. 2003),
hlm. 83 7
“Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Provinsi” 30 Juni 2013, artikel diakses pada 7 Januari 2014 www.depkop.go.id/phocadownload/data_koperasi/data_koperasi_2013_06.pdf
4
memenuhi kebutuhan itu dan akhirnya mengusahakan konsumen untuk tetap memakai produk/jasa yang ditawarkan maka BMT harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada konsumen bahwa BMT dapat memenuhi kebutuhan mereka, disinilah fungsi pemasaran, ia menjadi penghubung antara organisasi dan konsumen. Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan pendistribusian gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi tujuan individu dan organisasi. Berdasarkan uraian diatas, bahwa kesuksesan Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah adalah harapan dari kehadiran BMT itu sendiri yaitu sebagai rumah pembiayaan yang berperan aktif dalam memperbaiki kondisi ekonomi pengusaha, maka dilakukan penelitian sebagai bahan untuk penyusunan Skripsi tentang “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan KBMT AlJibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Banyak hal yang bisa kita teliti pada lembaga seperti BMT, namun penulis ingin membatasi masalah ini pada strategi pemasaran produk pembiayaan KBMT
Al-Jibaal
meliputi
(Al-Murabahah,
Al-Mudharabah,
Al-
Musyarakah dan Ijarah). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi pokok bahasan dalam suatu rumusan
5
sebagai berikut: a. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan Koperasi BMT AlJibaal berdasarkan marketing mix? Atau unsur-unsur pemasaran yang meliputi Product (produk) Price (harga), Promotion (promosi), dan Place/distribution (tempat/distribusi) b. Bagaimana Prinsip Pembiayaan Pada Koperasi BMT Al-Jibaal? c. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan dan ancaman KBMT saat ini?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk
mengetahui dengan jelas tentang Strategi Pemasaran yang
dilakukan oleh KBMT Al-Jibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan. b. Untuk mengetahui Prinsip Pembiayaan yang di praktikan oleh KBMT Al-Jibaal. 2. Manfaat Penelitian a. Akademis, diharapkan dapat menambah informasi dan kontribusi ilmu pengetahuan mengenai strategi pemasaran produk pembiayaan pada KBMT Al-Jibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan. b. Praktisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk pihak KBMT dan sebagai refrensi bagi organisasi, lembaga ataupun perusahaan tentang kegiatan pemasaran dalam menyampaikan produk yang dihasilkannya berupa barang dan jasa kepada konsumen
6
atau sebagai kegiatan untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi masyarakat.
D. Metodologi Penelitian 1. Jenis Pendekatan Penelitian Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah pendekatan bersifat kualitatif. Sedangkan, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang melukiskan keadaan obyek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum.8 Dalam penelitian ini penulis menguraikan dan menggambarkan tentang strategi pemasaran produk pembiayaan di KBMT Al-Jibaal. 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini terdiri dari: a. Data Primer; adalah data yang diperoleh dari penelitian langsung di lapangan, yaitu melalui wawancara langsung dengan manajer KBMT atau bagian terkait dalam KBMT. b. Data Sekunder; adalah data pendukung yang mempunyai hubungan dengan data primer berupa laporan pembiayaan, profil dan dokumen KBMT, bisa juga berupa literature kepustakaan dan buku-buku. 3. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam teknis pengumpulan data yaitu melalui penelitian kepustakaan (Library 8
hal. 192
Masri Singarimbun, Setvan Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta LP3S, 1989),
7
Research) dan penelitian lapangan (Field Research)9. a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan, yaitu peneliti melakukan penelusuran literature dan buku rujukan yang relevan dengan pembahasan skripsi ini. b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan yaitu, melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek penelitian, dalam hal ini adalah lembaga KBMT. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dilakukan dengan cara: 1) Observasi Yaitu mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan secara sistematis dari fenomena yang diselidiki.10 Dalam hal ini penulis mengikuti magang di KBMT Al-Jibaal untuk memperoleh data yang valid. 2) Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung antara pewawancara dengan terwawancara11 dalam hal ini dengan Manajer KBMT, pengurus KBMT dll. 3) Studi Dokumen Yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan data-data yang tidak langsung, berupa laporan yang diperoleh dari BMT Al-Jibaal dan laporan yang lainnya berkaitan dengan penelitian.
9
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Asdi Mahastya, 2004),
10
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, th. 1994), hlm
hlm. 61 136 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta), Cet Ke-12 hlm. 107
8
4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pusat KBMT Al-Jibaal, JL. Gunung Raya Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Telp. : (021) 7419826. Adapun penelitian ini dimulai pada Oktober s.d Januari 2014. 5. Teknik Analisis Data Teknik Analisis data adalah proses menyusun data agar data tersebut dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkan ke dalam kategori tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna terhadap analisis, menjelaskan kategori dan mencari hubungan antara berbagai konsep.12 Agar dalam menganalisa data dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah, menurut Lexy J. Moleong proses analisa data dimulai adalah : a. Mencatat sebuah data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu: dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, documen resmi. b. Mengumpulkan, memilah-milah data dengan membuat rangkuman yang inti dari hasil wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapngan, dokumen resmi. c. Menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya
12
Dadang Ahmad, Metode Penelitian Agama: Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet. Ke-1, hlm 158.
9
d. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data. e. Membuat
kesimpulan
berdasarkan
data
yang
diperoleh
dari
pemeriksaan keabsahan data.13 6. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu pada penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disusun oleh tim Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan Oleh UIN Press tahun 2007, Cetakan ke dua.
E. Tinjauan Pustaka BMT merupakan salah satu lembaga mikro yang berdasarkan syariah. Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil.14 Sejauh
pengamatan
penulis,
terdapat
banyak
penelitian
yang membahas tentang BMT Seperti: 1. Judul Skripsi “Strategi Pemasaran BMT Masjid Al-Azhar terhadap Pembiayaan UKM Jakarta Selatan” Penulis Arief Rahman, Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada Skripsi ini membahas tentang bagaimana strategi pemasaran berdasarkan marketing mix, pembahasan ini mencakup seluruh pembiayaan baik profit 13
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2001), hlm. 263 14 M. Dawam Rahardjo, (1999) Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 431.
10
maupun non profit, sedangkan yang akan penulis bahas hanya pembiayaan profit saja tidak termasuk qardul hasan.
2. Skripsi “Strategi Pemasaran BMT melalui Media Internet” Irwan Siska, Mahasiswi Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas bagaimana pelaksanaan pemasaran melalui media internet dan
pengaruh
pemasaran
melalui
media
internet.
Dengan
tujuan
menginformasikan produk yang ditawarkan dan menjaring nasabah baru, serta mudah dan cepat dalam memberikan informasi. Tidak ada bagian yang sama dengan apa yang penulis teliti.
3. Skripsi “Strategi Pemasaran berdasarkan Prinsip Syariah dalam meningkatkan Permintaan Produk-produk Koperasi BMT Bintaro”, Nisa’ul Khasanah. Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada pembahasan skripsi ini, strategi pemasaran dengan menggunakan marketing mix atau bauran pemasaran, namun penekanannya lebih kepada syariah yaitu tidak menjual produk yang mengandung unsur haram, selebihnya sama dalam isian umumnya bauran pemasaran.
Sampai saat ini sejauh penelusuran penulis belum ada penelitian yang membahas tentang Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada Koperasi
BMT Al-Jibaal.
Oleh
karena
itu
penulis
melakukan
penelitian lebih lanjut berdasarkan latar belakang masalah di atas.
F. Sistematika Penulisan Sistematika
pembahasan
dimaksud
untuk
memberikan
gambaran tentang isi skripsi secara garis besar. Dalam sistematika
11
pembahasan skripsi ini terbagi dalam lima bab yang masing-masing terbagi dalam sub-sub bahasan sebagai berikut:. BAB I
PENDAHULUAN Berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar skripsi secara keseluruhan.
Bab
ini
meliputi latar
belakang
masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, apa yang menjadi tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang dipakai, serta tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian Strategi & Pemasaran, Pengertian Strategi Pemasaran, Analisis dan Strategi Pemasaran, (Analisis Peluang, Analisis Kompetitif, dan Target Pemasaran). Bauran Pemasaran, Baitul Maal Wat Tamwil, dan Pembiayaan.
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT Bab ini menjelaskan tentang Sejarah dan Perkembangan KBMT, Profil, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Kegiatan dan Produk KBMT, Pengajuan Pembiayaan dan Penilaiaan Kelayakan Usaha.
BAB IV
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN Tentang Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan KBMT AlJibaal Cirendeu (Marketing Mix), Prinsip Pembiayaan, dan Analisis SWOT.
12
BAB V
PENUTUP Meliputi kesimpulan penelitian secara keseluruhan dan saransaran yang bersifat membangun bagi pengembangan KBMT AlJibaal.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Strategi Pemasaran Definisi strategi pertama kali dikemukakan oleh Chandler dalam Freddy Rangkuti menyebutkan bahwa strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan dan pendayagunaan serta alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.1 Menurut Stephani K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. 2 Menurut kamus manajemen kata strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam hal waktu dan ukuran.3 Sedangkan dalam kamus Marketing, strategi adalah rencana, kadang-kadang dalam garis besar saja, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, biasanya dikuantifikasi dan lebih sering atas dasar waktu yang relative lama. 4 Strategi juga merupakan suatu kelompok keputusan, tentang tujuan-tujuan apa yang akan diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan
1
Freddy rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2006) hal. 4 2 Husein Umar, Strategic Manajemen In Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 31. 3 B. N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), Cet I hal. 340. 4 Norman A. Hart dan John Stapleton, Kamus Marketing, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet II hal. 200.
13
14
apa yang perlu dilakukan dan bagaimana cara memanfaatkan sumbersumber daya guna mencapai tujuan-tujuan tersebut. 5 Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi secara umum dapat didefinisikan strategi adalah suatu seni. Walaupun diadakan suatu analisis peralatan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi strategi, tetapi proses perumusan strategi tetap lebih banyak didominasi oleh pemikiran intuisi, perasaan, persepsi dan pendapat individu. 6 Oleh karena itu, strategi merupakan sebuah tindakan yang berupa keputusan besar organisasi dalam mencapai tujuan jangka panjang yang diharapkan, untuk melakukan bisnis. Suatu keputusan besar yang menetukan kegagalan dan kesuksesan sebuah organisasi. Sedangkan pengertian pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep,
memberi harga,
melakukan promosi,
dan
mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi.7 Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran. Bagi sebagian orang, kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran, penentuan harga atau perencanaan produk.8 Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan tersebut, namun demikian pemasaran ternyata lebih dari sekadar kegiatan-kegiatan
5
J. winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship (Jakarta: Kencana, 2003), hal. 110 Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, (Jakarta: PT. Dhasa Warna, 1992) h. 335 7 Carl McDaniel dan Roger Gates, Riset Pemasaran Kontemporer, Edisi bahasa Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2001) hal. 4 8 Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hal 4. 6
15
tersebut. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi, semuanya adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing Anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi indusri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan),
dan
kegiatan-kegiatan
nirlaba
seperti
yayasan-yayasan social keagamaan.9 Asosiasi Pemasaran Amerika ata AMA (The American Marketing Association) yang anggotanya terdiri atas sejumlah besar professional pemasaran di Amerika Serikat dan Kanada, mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: The process of planning and executing the conception, pricing, promotion and distribution of ideas, goods and services to create axchanges that satisfy individual and organizational objectives.10 (Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu serta tujuan organisasi.)
9
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targetting, dan Positioning, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2001, hlm, 51 10 “AMA Board Approves New Marketing Definition”, Marketing news, 1 Maret 1985, hlm. 1, dalam George E. Blech & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspectives, Fifth Edition, Irwin/Grawa Hill, New York, 2001, hlm. 8
16
Definisi AMA tersebut meletakkan konsep pertukaran atau exchange sebagai konsep sentral dalam pemasaran. Harus terdapat tiga hal yang menjadi syarat agar suatu pertukaran dapat terjadi, yaitu: Pertama, haruslah terdapat dua atau lebih pihak yang memiliki sesuatu yang bernilai untuk dapat saling dipertukarkan; kedua, adanya keinginan dan kemampuan untuk memberikan sesuatu itu kepada pihak lain; dan ketiga, adanya suatu cara untuk saling berkomunikasi. Dalam hal ini, periklanan dan promosi memainkan peran penting dalam proses pertukaran tersebut, yaitu dengan menginformasikan konsumen mengenai barang atau jasa serta meyakinkan mereka mengenai kemampuan barang dan jasa itu dalam memuaskan kebutuhan atau keinginan mereka. Strategi
Pemasaran
pada
dasarnya
adalah
rencana
yang
menyeluruh. Terpadu dan menyatu di bidang pemasaran. Yang memberikan panduan kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran. Kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.11 Adapun tujuan strategi pemasaran yaitu.12 1. Menetapkan arah kegiatan perusahaan
11
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. Ke-7 hlm. 168. 12 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, hlm. 3
17
2. Memberikan informasi kepada manajemen puncak dan merumuskan tujuan 3. Sasaran untuk mengantisipasi berbagai permasalahan dan keadaan yang berubah dimasa mendatang. Strategi pemasaran merupakan hasil dari perencanaan pemasaran. Pengembangan strategi pemasaran memerlukan serangkaian tahapan: identifikasi segmen pasar, target pasar, penentuan posisi produk, dan formulasi bauran pemasaran.13
B. Analisis dan Strategi Pemasaran Setiap organisasi atau perusahaan yang ingin berhasil dalam pemasaran harus terlebih dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi, yaitu situasi terperinci mengenai kondisi pasar yang dihadapi perusahaan beserta kondisi produk dan merek yang dimiliki. Berdasarkan analisis situasi ini, perusahaan mencoba memahami pasar yang mencakup segmentasi konsumen dan tingkat persaingan didalamnya.14 1. Analisis Peluang Analisis yang cermat terhadap pasar akan memberikan peluang bagi setiap produk untuk masuk ke pasar. Peluang pasar (market opportunities) 13 14
adalah
wilayah
dimana
terdapat
kecenderungan
Hargo Utomo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Gunadarma 1993) hlm. 13 Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hlm 51.
18
permintaan yang menguntungkan, di mana perusahaan percaya kebutuhan konsumen belum terpuaskan dan di mana perusahaan dapat bersaing secara efektif.15 Suatu perusahaan biasanya mengidentifikasi peluang pasar dengan cara memerhatikan pasar secara cermat dan menandai jika terdapat kecenderungan kenaikan permintaan dan juga memerhatikan tingkat kompetisi yang terdapat pada setiap segmen pasar. Suatu pasar tidak dapat dipandang sebagai satu kelompok besar konsumen yang homogen tetapi terdiri dari kelompok-kelompok konsumen yang heterogen. 2. Analisis Kompetitif Dalam mempersiapkan strategi dan rencana pemasaran, praktisi pemasaran harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan yang ada pada suatu segmen pasar. Suatu persaingan terdiri atas persaingan langsung (termasuk persaingan di antara sejumlah merek yang dimiliki sendiri) dan persaingan tidak langsung (munculnya produk substitusi). Misalnya suatu perusahaan pembuat makanan ringan memperkenalkan produk baru berupa kentang goreng (chips) rendah kolesterol. Namun sebelumnya perusahaan bersangkutan sudah terlebih dahulu memasarkan produk kentang goreng biasa (regular) yang tidak rendah kolesterol. Hampir seluruh konsumen yang sebelumnya mengonsumsi kentang goreng biasa kemudian berpindah ke kentang goreng rendah kolesterol. Produk lama kehilangan pelanggannya akibat
15
Diadaptasi dari George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion: An Integrated Marketing Communications Perspectives, hlm. 40.
19
perusahaan tidak hati-hati memperhitungkan faktor persaingan di antara merek-merek dimilikinya sendiri.16 Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi pemasaran adalah meneliti keuntungan kompetitif (competitive advantage), yaitu something special a firm does or has that gives it an edge over competitors.17 (suatu hal khusus yang dimiliki atau yang dilakukan perusahaan
yang
memberikannya
keunggulan
dibandingkan
kompetitor). Contohnya pihak BMT memberikan pinjaman tanpa kolateral, jemput bola bagi nasabah yang menabung, tanpa biaya administrasi untuk menjadi anggota BMT, meringankan simpanan pokok dan wajib. Semua itu dapat dicapai melalui iklan. 3. Target Pemasaran Mereka yang baru terjun ke bisnis, menjadi pengusaha pada umumnya membidik konsumennya secara intuitif yaitu berdasarkan perkiraan atau naluri mereka saja. Mereka mengira tahu persis siapa konsumennya dan apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Pandangan mereka tentang kosumen cenderung ditentukan oleh kaca matanya sendiri, yaitu membayangkan dirinya sendiri sebagai salah seorang konsumen dari produk yang dibuatnya. Untuk jangka waktu tertentu cara ini mungkin berhasil, tetapi tidak untuk jangka panjang. Suatu ketika konsumen tentu akan berubah. Generasi baru datang, pesaing baru bermunculan, persaingan semakin tajam, sementara berbagai produk menawarkan gaya hidup baru. Dengan demikian 16 17
Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hal 53. George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotio., hlm. 41.
20
konsumen bisa berubah. Perkembangan telah menimbulkan globalisasi, pembangunan
ekonomi,
dan
perbaikan
kesejahteraan
sehingga
melahirkan kelompok-kelompok baru dalam masyarakat. Praktisi pemasaran yang baik tidak akan pernah mau memasuki keseluruhan segmen pasar hanya dengan mengandalkan satu produk, satu merk dan satu jasa. Mereka akan menggunakan produk yang berbeda dan strategi yang berbeda pula. Pasar dibagi-bagi kedalam sejumlah segmen yang kemudian dipilih untuk dijadikan target pasar yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran dan promosi. Target atau sasaran setiap segmen tentu saja tidak sama, ini berarti praktisi pemasaran harus menyediakan anggaran yang berbeda serta strategi bauran promosi yang berbeda juga.
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
yang
dilanjutkan
dengan
mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia ditempat-tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan sutu program promosi (Promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri atas
21
elemen-elemen, yaitu product, price, place (distribution) dan promotion, yang disingkat dengan ‘empat’ P’.18 Tahap selanjutnya dari proses pemasaran adalah menggabungkan berbagai elemen yang terdapat pada marketing mix atau bauran pemasaran ke dalam program pemasaran yang kohesif dan efektif. Setiap elemen yang terdapat pada bauran pemasaran adalah bersifat multidimensional yang memerlukan pengambilan keputusan dalam berbagai bidang. Berikut ini empat elemen pokok yang terdapat dalam marketing mix, yaitu: 1. Product (Produk) Dalam strategi marketing mix, langkah yang pertama dilakukan adalah strategi produk. Hal ini penting karena yang pertama di jual adalah produk dan konsumen akan mengenal perusahaan melalui produk yang ditawarkan. Dalam strategi produk yang perlu diingat adalah yang berkaitan dengan produk secara utuh, mulai dari nama produk, bentuk, isi atau pembungkus. Dalam artian sederhana produk dikatakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sementara itu, pengertian produk menurut Philip Kotler adalah: “sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi, sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.”
18
Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) edisi 1. Hlm. 6
22
Dari pengertian ini dapat dijabarkan bahwa produk merupakan sesuatu, baik berupa barang maupun jasa, yang ditawarkan ke konsumen agar diperhatikan, dan dibeli oleh konsumen. Tujuan menawarkan produk ke pasar adalah untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.19
2. Pricing (Harga) Setelah produk berhasil diciptakan dengan segala atributnya, langkah selanjutnya adalah menentukan harga produk. Pengertian harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal dalam produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut di pasar.20 3. Place (Tempat dan Distribusi) Distribusi adalah cara perusahaan menyalurkan barangnya, mulai dari perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Distribusi dapat pula diartikan sebagai cara menentukan metode dan jalur yang akan dipakai dalam menyalurkan produk ke pasar. Pendek dan panjangnya jalur yang digunakan perlu dipertimbangkan secara matang. 21 Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan haruslah memiliki 19
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) ed. revisi, hlm. 188-189 Kasmir, Kewirausahaan hlm. 191 21 Kasmir, Kewirausahaan, hlm. 195 20
23
pandangan saluran distribusi keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.22 4. Promotion (Promosi) Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini sama pentingnya dengan ketiga kegiatan di atas, baik produk, harga, maupun distribusi. Dalam kegiatan ini setiap perusahaan berusaha mempromosikan seluruh produk jasa yang dimilikinya, baik langsng maupun tidak langsung. Salah satu tujuan promosi perusahaan adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang baru. Paling tidak ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap perusahaan dalam mempromosikan produknya, baik barang maupun jasa.23 Keempat macam sarana promosi yang dapat digunakan adalah: a. Periklanan (advertising) Merupakan suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat nonpersonal. Media yang sering digunakan dalam
22
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian), (Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993), Vol. II ed. Ke-7., hlm. 181 23 Kasmir, Kewirausahaan, hlm. 199
24
advertensi iniadalah radio, televise, majalah, surat kabar dan billboard. b. Penjualan Pribadi (personal selling) Yang merupakan penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat terealisasinya penjualan. c. Promosi Penjualan (sales promotion) Merupakan segala kegiatan pemasaran selain personal selling, advertensi dan publisitas, yang merangsang pembelian oleh konsumen dan keefektifan agen seperti pameran, pertunjukan, demonstrasi dan segala usaha penjualan yang tidak dilakukan secara teratur atau kontinyu. d. Publisitas (publicity) Merupakan usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara nonpersonal dengan membuat, baik berupa berita yang bersifat komersial tentang produk tersebut di dalam media tercetak atau tidak, maupun hasil wawancara yang disiarkan dalam media tersebut.24
D. Baitul Maal Wattamwil 1. Pengertian BMT Baitul Maal Wa at-Tamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat, dalam artinya, didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat.
24
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar konsep dan Strategi, hlm 268.
25
Terutama sekali pada awal pendiriannya, biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya, termasuk dana atau modal, dari masyarakat setempat itu sendiri.
25
Pendirian BMT memang cukup banyak yang
dibantu oleh pihak luar masyarakat lokal. Tetapi hal itu lebih bersifat bantuan teknis. Bantuan dari pihak luar sering bersifat konsepsional atau stimulant, umumnya dari lembaga atau asosiasi yang peduli BMT atau masalah pemberdayaan ekonomi rakyat. Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti; zakat, infaq, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank islam atau BPR islam, prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah). Karena itu, meskipun mirip dengan bank islam, bahkan boleh dikata menjadi cikal bakal dari bank islam, BMT memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan “psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank. 26
25
M. Amin Azis, Pedoman Pendirian BMI (Jakarta: PINBUK, 2004), hlm. xii. Lihat juga M. Amin Azis, Kegigihan Sang Perintis (Jakarta: MAA Institute, 2007), hlm. 4 26 Nurul Huda & Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 363
26
2. Fungsi dan Peranan BMT Baitul Maal Wat Tamwil memiliki beberapa fungsi yaitu : a. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit deficit (pihak yang kekurangan dana). b. Pencipta dan pemberi likuidita, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu meberikan kemampuan untuk mememnuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan. c. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para pegawainya. d. Pemberi
informasi,
memberi
informasi
kepada
massyarakat
mengenai resiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut. e. Sebagai suatu lembaga keuangan mikro islam yang dapat memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta jaminan yang memberatkan bagi UMKM tersebut. Adapun fungsi BMT dimasyarakat, adalah : a. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus dan pengelola, menjadi lebih professional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.
27
b. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal didalam dan diluar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak. c. Mengembangkan kesempatan kerja. d. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produkproduk anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembagalembaga ekonomi dan sosial masyarakat banyak. Selain itu BMT juga memiliki beberapa peranan, diantaranya adalah : a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non islam. Aktif melakukan sosialisasi ditengah masyarakat tentang arti penting system ekonomi islami. b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif mejalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro. c. Melepaskan ketergantungan kepada rentenir, masyarakat yang masih tergantung pada rentenir disebabkan rentenir mampu memeuhi keinginan masyarakat dalam memenuhi dana dengan segera. d. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus pandai bersikap. Selain itu peran BMT dimasyarakat adalah : a. Motor penggerak ekonomi dan social masyarakat banyak. b. Unjung tombak pelaksanaan ekonomi islam. c. Penghung Antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu’afa (miskin)
28
d. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah, ahsanu ‘amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir qalbiyah ilahiah.27
3. Badan Hukum BMT BMT
dapat
didirikan
dalam
bentuk
Kelompok
Swadaya
Masyarakat atau Koperasi. a. KSM adalah kelompok Swadaya Masyarakat dengan mendapat Surat Keterangan Operasional dan PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) b. Koperasi serba usaha atau koperasi syariah c. Koperasi simpan pinjam syariah (KSP-S)28 BMT dapat didirikan dan dikembangkan dengan suatu proses legalitas hukum yang bertahap ; pertama dapat dimulai sebagai KSMS/LKMS, dan jika telah mencapai nilai asset tertentu segera menyiapkan diri ke dalam badan hukum koperasi syariah; a. KSMS/LKMS : kelompok swadaya masyarakat syariah/lembaga keuangan
mikro
syariah
dengan
mendapat
sertifikat
operasional/kemitraan pemberdayaan dari LAZNAS BMT. b. Jika mencapai keadaan dimana para anggota dan pengurus telah siap, maka BMT dapat dikembangkan menjadi badan hukum koperasi jasa
27
Nurul Huda & Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis, hlm. 364-365. 28 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. (Yogyakarta: EKONISIA, 2008) Edisi ke 3, hlm. 112
29
keuangan
syariah
(KJKS)
sesuai
keputusan
Menteri
No.
91/Kep/M.KUKM/IX/2004. c. BMT yang telah memiliki kekayaan Rp. 75 juta atau lebih dimintakan,
dan
diharuskan
untuk
mempersiapkan
proses
administrasi untuk menjadi koperasi syariah yang sehat dilihat dari segi pengelolaan koperasi dan baik, thayyiban, dianalisa dari segi ibadah, ‘amalan shlihah’, yang harus mempertanggungjawabkan kinerjanya tidak saja pada anggota dan masyarakat, tetapi juga kepada allah SWT. Karena seharusnya BMT berbadan hukum koperasi ini dikelola secara syariat islam yang sarat dengan nilainilai etika dan islami. Sesuai dengan surat edaran direktur jendral pembinaan koperasi perkotaan nomor 538/PPK/IV/1997 tanggal 14 April 1997, maka BMT, baik diperkotaan maupun dipedesaan dapat mengajukan badan hukum koperasi kepada kadinas koperasi dan PKM kabupaten/kota setempat dengan alternative sebagai berikut : 1) Koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), misalnya disebut dengan “brand name” Koperasi jasa keuangan syariah BMT “……….” Badan hukum No. ……….., tanggal ……….. 2) Koperasi serba usaha syariah, misalnya disebut Koperasi serba usaha syariah BMT “……….” Badan hukum No. ………., tanggal ……….
30
d. BMT yang telah berkembang sehingga memenuhi syarat sebagai BPR syariah dapat diajukan ijin kepada bank Indonesia menjadi BPR syariah juga dapat berbadan hukum perseroan terbatas.29
4. Produk BMT Dalam menjalankan usahanya, berbagai akad yang ada pada BMT mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan masyarakat islam. Adapun akad-akad tersebut adalah : system operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Produk penghimpunan dana lembaga keuangan islam adalah (Himpunan Fatwa DSN-MUI, 2003) : a. Giro Waidah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana nasabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT. Besarnya bonus tidak ditetapkan dimuka tetapi benar-benar merupakan kebijaksanaan BMT. Sungguhpun demikian nominalnya diupayakan sedemikian rupa untuk senantiasa kompetitif (Fatwa DSN-MUI No. 01/DSNMUI/IV/2000). b. Tabungan mudharabah, dana yang disimpan nasabah akan dikelola BMT, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada 29
nasabah
berdasarkan
kesepakatan
nasabah.
Nasabah
Baihaqi Abdul Madjid, Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan LKM BMT (Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal Wat Tamwil), Jakarta: LAZNAs BMT, 2007. Cet. Ke 3, hlm 13-14
31
bertindak sebagai shahibul mal dan lembaga keuangan islam bertindak sebagai mudharib (fatwa DSN-MUI No. 02/DSNMUI/IV/2000). c. Deposito mudharabah, BMT bebas melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan islam dan mengembangkanya. BMT bebas mengelola dana (mudharabah mutaqah). BMT berfungsi sebagai mudharib sedangkan nasabah juga shahibul maal. Ada juga dana nasabah yang dititipkan untuk usaha tertentu nasabah memberi batasan pengguna dana untuk jenis dan tempat tertentu. Jenis ini disebut mudarabah muqayyadah.30
E. Pembiayaan 1. Pengertain Pembiayaan Pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab. 31 Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah No: 91/Kep/M.KUKMI/IX/2004 tentang Petunjuk
Kegiatan
Usaha
Koperasi
Jasa
Keuangan
Syariah:
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antar koperasi dengan anggota, calon 30
Nurul Huda & Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis, hlm. 364-366. 31 Ahmad Sumiyatno, BMT Menuju Koperasi Modern; Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul Maal wat Tamwiiil dalam Format Koperasi, (Yogyakarta: Ises Publishing, 2008) hlm. 160
32
anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasai pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad diserta pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut. Menurut Syafi’I Antonio, pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.32 Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah suatu aktifitas penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan, untuk dipergunakan dalam aktifitas yang produktif sehingga anggota dapat melunasi pembiayaan tersebut.
2. Jenis-jenis pembiayaan Secara garis besar produk pembiayaan syariah terdiri dari 3 kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu sebagai berikut : a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang dilakukan dengan prinsip jual beli. b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa yang dilakukan dengan prinsip sewa-menyewa.
32
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta : Gema Insani Press, 2004) h, 165
33
c. Transaksi pembiayaan untuk kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.33 Berikut ini jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah : a. Al-Musyarakah Yaitu pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil, merupakan akad kerja dua pihak atau lebih untuk untuk melakukan usaha bersama.
Masing-masing
pihak
memberikan
dana
dengan
kesepakatan keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai kesepakatan. b. Al-Mudharabah Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal artinya akad kerja sama dimana bank syariah membiayai seluruh modal dan nasabah sebagai pengelola. Pembagian keuntungan dituang dalam kontrak yang disepakati sebelumnya. c. Baial’Murabahah Yaitu kegiatan jual beli barang. Pembiayaan ini meliputi penentuan harga pokok ditambah keuntungan yang diharapkan oleh nasabah dan dibiayai oleh bank. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara cicilan sesuai dengan jangka waktu usaha. d. Ijarah Yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas 33
Hasanudin Rahman Daeng Naja, Hukum Kredit dan bank Garansi (The Bnakers Hand Book), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005), h. 68.
34
barang yang disewa dari pihak bank oleh phak lain yang disebut ijarah wa iqtina.34
3. Prinsip-Prinsip Pembiayaan Prinsip pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis kelayakan usaha35. Secara umum prinsip tersebt berdasarkan pada 5C, Antara lain: a. Character adalah sifat atau karakter dari pihak pengelola usaha. Analisis sering kali dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada mudharib dan orang-orang disekitar lingkungannya. b. Capacity adalah kemampuan mudharib dalam menjalankan usaha dan mengembalikan modal yang diberikan shahibul maal. c. Capital adalah modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut. Terdiri dari tangible asset seperti dana dan material pendukung usaha. Tapi terdapat intangible asset yang penting untuk dimiliki pengusaha yanitu manajemen, keahlian dan system teknologi. d. Collateral adalah jaminan yang akan diberikan mudharib kepada shahibul maal. Jaminan tersebut biasanya senilai atau lebih besar dari modal usaha. e. Condition adalah keadaan usaha mudharib yang dilihat dari pangsa pasar, trend, prospek usaha bank dan kondisi politik dan ekonomi.
34 35
h.60
Kasmir, Kewirausahaan, h. 131-132 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN),
BAB III GAMBARAN UMUM KBMT AL-JIBAAL CIRENDEU CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN A. Sejarah dan Perkembangan KBMT Al-Jibaal Ketika ada berita bahwa Yayasan Amanah Ummat (YAU) akan menyelenggarakan Program Pelatihan Pengelola BMT, maka dikirimkan utusan dari Ta’lim Khusus Bangok (TKB) 2 orang dan dari Majelis Taklim Al-Huda 2 orang. Penyelenggara pelatihan tersebut adalah YAU bekerjasama dengan Yayasan Bina Pembangunan (YBP) dan Majalah Panji Masyarakat sedangkan fasilitatornya dari Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK). Pelatihan diadakan di Cisaat Sukabumi selama 15 hari dari tanggal 19 Juni sampai dengan 03 Juli 1997 serta diikuti oleh 29 peserta dari berbagai daerah se-Jabotabek (17 BMT/Calon BMT). Pada waktu penutupan Pelatihan, masing-masing Calon BMT oleh YAU diberi pinjaman modal sebesar Rp. 5.000.000 yang diangsur setiap bulan selama 24 bulan dengan tenggang waktu 4 bulan. Tapi untuk Daerah Cirendeu sendiri, karena mengirimkan 2 Majelis Ta’lim akhirnya sepakat hanya dibuat 1 BMT sehingga pinjaman modal yang diberikan YAU menjadi Rp. 10.000.000,-. Dari sini para pengurus Majelis Ta’lim sepakat untuk menamakan BMT di Jl. Gunung Raya dengan nama KBMT Al-Jibaal. Selanjutnya dengan mengadakan beberapa pertemuan antar peserta Pelatihan dengan para pengurus TKB dan Al-Huda, kedua Majelis Ta’lim ini melakukan persiapan pendirian BMT dan menyiapkan semua perlengkapan
35
36
yang dibutuhkan. Juga melakukan sosialisasi dan memperkenalkan BMT kepada tokoh masyarakat dan Majelis Ta’lim yang ada di wilayah Kampung Gunung, dan penyebaran Brosur. Akhirnya dengan membentuk satu BMT yang diberi nama Al-Jibaal yang artinya gunung karena domisili terletak di Kampung Gunung dan dengan izin serta restu Kepala Desa pada tanggal 1 September 1997 KBMT Al-Jibaal mulai beroperasi. Untuk sementara waktu, wilayah kerjanya meliputi dua RW yaitu RW 03 dan 11, berkantor di rumah salah satu pengurus sampai September 2012. Pada tahun 1998 KBMT Al-Jibaal telah berbadan hukum Koperasi. Badan Hukumnya disahkan dan terdaftar di Dinas Koperasi Kabupaten Tangerang (sekarang Kota Tangerang Selatan) pada tanggal 9 Desember 1998 dengan No. 243/BH/KDK.10.4/XXI/1998, dengan nama Koperasi BMT AlJibaal. Setelah reorganisasi, pada tanggal 01 Desember 2012 KBMT AlJibaal menyewa salah satu kantor yang beralamat di Jl. Gunung Raya Rt. 005/011 Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan1. Nomor Telepon : (021) 741 9826. KBMT Al-Jibaal telah memiliki 111 Anggota (per 31 Desember 2012) dengan 3 orang pengelola (Manajer, Operasional dan Kabag. Marketing). Dengan disahkan menjadi Koperasi, bidang usaha BMT diperluas (tidak hanya simpan pinjam). Karena langkahnya SDM dan modal/dana maka perluasan usaha tidak dapat dilakukan.
1
Proposal Pembiayaan LPDB-KUMKM Koperasi BMT Al-Jibaal. 2013. h. 1
37
Para pendiri KBMT Al-Jibaal, yaitu: 1.
Drs. H. Aman Nadir Saleh (Alm)
2.
Ir. H. Sukardi
3.
M. Adi Musthofa
4.
H. Moh. Saleh
5.
Kasito Purnomo
6.
H. Aseni Muhayar
7.
H. Wahyudi
8.
Sukiman 2
B. Visi dan Misi KBMT Al-Jibaal Visi : Mewujudkan BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang profesional dalam menumbuh kembangkan produktivitas usaha anggota dan dapat meningkatkan kualitas ibadah anggota dalam segala aspek kehidupan. Misi : Membangun dan mengembangkan tatanan perekonomian dan struktur masyarakat madani yang adil, berkemakmuran dan berkemajuan berdasarkan syariah dan ridha Allah SWT.3
2 3
Laporan Keuangan Tahun Buku 2007 Milad ke x 1997 – 2003. h, 24 Proposal Pembiayaan LPDB-KUMKM Koperasi BMT Al-Jibaal. 2013. h. 2
38
C. Struktur Organisasi Koperasi Baitul Maal Wattamwil KBMT Al-Jibaal mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Gambar 3.2 Struktur Organisasi KBMT Al-Jibaal
Rapat Anggota
Pengawas Syariah & Manajemen
Pengurus
Manajer
Operasional
Maal
SDM & Umum
Kasir
CS
Marketing
Akunting / Pembukuan
AO
ADM&P
Anggota
Keterangan: Garis Kordinasi Garis Komando Garis Pelayanan Sumber : Proposal Pembiayaan LPDB-KUMKM Koperasi BMT Al-Jibaal. 2013. h. 10
39
Tugas-tugas dalam Stuktur Organisasi KBMT: 1. Rapat Anggota. Sebagai
pemegang
kekuasaan
tertinggi
didalam
memutuskan
kebijakan-kebijakan makro KBMT Al-Jibaal. 2. Pengurus. Bertugas menjalankan amanat Rapat Anggota dan pembuat kebijakankebijakan mikro dalam hal ini adalah operasional KBMT Al-Jibaal. 3. Pengawas Syariah dan Manajemen. Bertugas untuk mengawasi kinerja pengurus dan mengesahkan produkproduk KBMT sesuai dengan hokum-hukum syariah. 4. Manajer. Bertugas sebagai pelaksana harian tugas pengurus dan memimpin jalannya operasional KBMT Al-Jibaal sesuai dengan instruktur pengurus. 5. Maal. Mewakili manajer untuk melakukan penghimpunan dan penyaluran dana social KBMT Al-Jibaal yakni berupa dana ZIS (zakat, infak dan shadaqah dll) 6. Operasional Bertugas mewakili manajer dalam hal operasional kantor KBMT AlJibaal; dalam tugas kesehariannya Operasional dibantu oleh SDM dan Umum, Kasir dan Customer Service (CS), Pembukaan/Accounting
40
7. Marketing Bertugas melakukan kegiatan marketing dan collecting terhadap produk-produk KBMT Al-Jibaal. Marketing dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh funding officer (AO), Account Officer (AO) dan Colector. 8. Anggota Merupakan pemilik dan pengguna jasa dari KBMT Al-Jibaal Saat ini Al-Jibaal baru memiliki 3 orang karyawan yaitu sebagai Manajer, Operasional dan marketing. Bagian operasional masih merangkap sebagai kasir, akunting dan customer sercice.
D. Kegiatan dan Produk KBMT Al-Jibaal Kegiatan KBMT Al-Jibaal adalah menghimpun dan menyalurkan dana dari anggota/nasabah, memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan sosial yang dananya berasal dari zakat, infaq dan sedekah.. Secara umum sumber dana KBMT Al-Jibaal dklasifikasikan sebagai berikut: 1. Simpanan pokok. Merupakan modal awal anggota yang disetorkan sehingga besar simpanan pokok tersebut sama dan tidak boleh dibedakan antara
anggota
satu
dengan
lainnya.
Konsep
pendirian
KBMT
menggunakan konsep syirkah mufawadhah, yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, yakni masingmasing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing
41
partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban, serta tidak dibolehkan salah seorang memasukkan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar disbanding dengan anggota lainnya. 2. Simpanan Wajib. Simpanan wajib juga termasuk modal dari KBMT seperti halnya simpanan pokok. Besar kewajiban tersebut diputuskan berdasarkan hasil syuro (musyawarah) anggota dan penyetorannya dilakukan secara berturut-turut setiap bulannya hingga seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan Koperasi Baitul Maal Wattamwil. 3. Simpanan Sukarela. Yaitu merupakan bentuk investasi dari anggota atau calon
anggota
yang
memiliki
kelebihan
dana
dan
kemudian
menyimpannya di KBMT. Bentuk simpanan sukarela memiliki dua jenis karakter, antara lain: a. Dana simpanan tersebut berupa titipan (wadiah) dan dapat diambil sewaktu-waktu. Titipan wadiah terbagi menjadi 2 macam, yaitu wadiah amanah (titipan yang tidak boleh dipergunakan baik untuk kepentingan KBMT sampai diambil oleh pemiliknya) dan wadiah yad dhamanah (dana titipan anggota KBMT yang diizinkan untuk dikelola dalam usaha riil sepanjang dana tersebut belum diambil oleh pemiliknya, biasanya pihak KBMT memberikan bonus kepada pemilik dana yang tidak dipersyaratkan di awal). b. Dana simpanan tersebut bersifat investasi yang ditujukan untuk kepentingan usaha dengan mekanisme bagi hasil (mudharabah) baik revenue sharing, profit sharing maupun profit and loss sharing. Konsep
42
simpanan yang dipakai adalah simpanan berjangka mudharabah mutlaqah (kerjasama anatara pemilik dana dengan KBMT yang cakupan usahanya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah usaha) serta simpanan berjangka mudharabah muqayyadah (kerjasama antara pemilik dana dengan pihak KBMT selaku pengusaha, yang penggunanan dananya dibatasi oleh ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemilik dana. 4. Berinvestasi
pihak
lain.
Dalam
operasioanlnya
KBMT
selalu
membutuhkan dana segar untuk bisa mengembangkan usahanya secara maksimal, sementara simpanan anggotanya masih sedikit dan terbatas. Oleh karena itu KBMT diharapkan bekerjasama dengan bank syariah maupun
program-program
menggunakan
prinsip
pemerintah.
mudharabah
Investasi
(bagi
hasil)
pihak maupun
lain
ini
prinsip
musyarakah (suatu perkongsian atau kerjasama dua orang atau lebih yang masing-masing pihak memberikan kontribusinya baik sebagian modal maupun keterampilan usaha, dengan batas waktu yang ditentukan dan disepakati oleh kedua pihak). Dana yang telah dikumpulkan oleh KBMT tentu saja harus terus berputar dan tidak berhenti begitu saja. Untuk memutar dana yang sudah ada, maka dana-dana tersebut harus disalurkan ke bidang-bidang tertentu, baik kepada anggota maupun calon anggota. Sifat penyaluran dananya adalah yang bersifat komersiil dengan menggunakan bagi hasil (musyarakah dan mudharabah) maupun dengan jual beli (piutang murabahah, piutang salam, piutang istishna dan sebagainya).
43
Produk-produk dalam KBMT Al-Jibaal merupakan kegiatan layanan kepada anggota maupun masyarakat. Layanan yang bisa diterapkan di KBMT Al-Jibaal antara lain. 1. Produk Penyaluran Dana a. Jasa pembiayaan Murabahah Jasa ini digunakan sebagai modal usaha untuk para nasabah dengan prinsip jual beli. b. Jasa Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan yang seluruh pemodalannya dibiayai oleh KBMT yang pengelolanya diserahkan kepada anggota dan pihak KBMT berhak ikut campur dalam mengurus manajemen. c. Jasa Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan berupa penyertaan modal oleh KBMT yang diberikan kepada anggota dari jumlah keseluruhan. d. Jasa Ijarah Multijasa Jasa pembiayaan ini diberikan kepada nasabah yang tidak memiliki cash in hand tetapi punya keperluan mendesak, misalnya untuk pengobatan, pedidikan dan lain-lain. e. Jasa Qardul Hasan Qardul hasan diberikan kepada anggota yang betul-betul tidak mampu sehingga pengembalian yang diharapkan adalah poko pembiayaan. Kegiatan social yang dilakukan oleh KBMT Al-Jibaal berasal dari dana zakat, infak dan sedekah (ZIS). Kegiatan ini tidak mengambil keuntungan secara finansial, tetapi hanya pinjaman kebaikan (contoh: dalam
44
bentuk hibah atau qardul hasan). Qardul hasan merupakan pinjaman lunak yang diberikan oleh KBMT dan harus dikembalikan sesuai sejumlah dana yang diterima tanpa adanya tambahan kecuali jika anggota mengembalikan lebih tanpa persyaratan dimuka. Kelebihan dana tersebut diperbolehkan diterima oleh KBMT dan dimasukkan ke dalam kelompok dana qardh (baitul maal ZIS). Di bawah ini skema kegiatan KBMT pada umumnya. Gambar 3.1 Skema Skema Kegiatan KBMT
KBMT AL-JIBAAL
Penghimpunan Dana
Modal Dasar 1. Simpanan pokok 2. Simpanan Wajib 3. Investasi Pihak Lain
Simp. Sukarela 1. Wadiah 2. Mudharabah
Pembiayaan
Prinsip Bagi Hasil 1. Mudharabah 2. Musyarakah
Prinsip Jual Beli 1. Murabahah 2. Salam 3. Istishna
Sosial
Jasa
1. Qardul hasan 2. Hibah
Simp. Sukarela 1. Wadiah 2. Mudharabah
Sumber : Proposal Pembiayaan LPDB-KUMKM Koperasi BMT Al-Jibaal. 2013. h. 5
45
E. Pengajuan Pembiayaan dan Penilaian Kelayakan Usaha 1. Prosedur Pengajuan pembiayaan Gambar 3.2 Pengajuan Pembiayaan Menjadi
Mengisi
Melampirkan
Anggota
Formulir
Data
Komite
Survei
Pembiayaan
Tempat
Akad
Gambar diatas menjelaskan bahwa untuk dapat mengajukan pembiayaan maka harus mendaftarkan diri sebagai anggota Koperasi BMT Al-Jibaal Cirendeu, kemudian anggota harus mengisi formulir pembiayaan yang sudah disediakan dan disertai syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pihak KBMT. Apabila sudah terpenuhi syarat-syaratnya atau termasuk sudah melampirkan data, maka selanjutnya pihak KBMT akan datang ke lokasi / mensurvei tempat usaha untuk melihat jenis-jenis usahanya. Jika usahanya terlihat baik dengan kriteria yang sudah KBMT tetapkan maka selanjutnya pihak marketing akan melaporkan berkasnya kepada komite agar nantinya segera di acc. Jika syarat-syarat sudah memenuhi kriteria maka disetujui dan langkah berikutnya melakukan akad sesuai waktu yang disepakati, apabila kelengkapan atau syarat tidak terpenuhi maka tidak bisa diberikan pembiayaan harus segera dilengkapi atau ditolak.
46
Persyaratan pengajuan produk pembiayaan pada KBMT Al-Jibaal adalah sebagai berikut: a. Menjadi Anggota KBMT Al-Jibaal b. Memiliki pengalaman usaha/pegawai min. 1 tahun c. Mengisi Formulir Pembiayaan dengan melampirkan: 1) Foto Copy KTP Suami & Istri, KK Surat Nikah 2) Pas Photo 3x4 suami & Istri 3) Bagi Karyawan: Fc. Slip Gaji Terakhir 4) Pembiayaan Diatas Rp. 5 Juta melampirkan Fc. Jaminan (BPKB/ Surat Tanah)4.
2. Penilaian Kelayakan Usaha Adapun cara penilaian Kelayakan Usaha Anggota antara lain: a. Anggota harus melengkapi persyaratan Pembiayaan misalnya: KTP, KK, Pas Photo. b. Lama Usaha/ Kerja minimal 1 tahun hal ini bisa ditanyakan langsung pada saat wawancara pembiayaan dan bertanya kepada tetangga anggota tersebut. c. Usaha/pekerjan yang dilakukan tidak bertentangan dengan Hukum RI dan Hukum Agama Islam (Halal) d. Usaha/pekerjaan anggota harus mempunyai cashflow yang jelas hal ini dapat dilihat dari transaksi Pembeli setiap hari atau dari slip gaji untuk karyawan.
4
. Brosur BMT Al-Jibaal, Cepat, Cermat dan Beretika.
47
e. Pada saat survey petugas akan bertanya kepada tetangga usaha apakah yang sedang dijalankan, apakah sama dengan data yang diberikan anggota.
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN KBMT AL-JIBAAL CIRENDEU CIPUTAT TIMUR TANGERANG SELATAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan
bila
perusahaan
dapat
mempertahankan
dan
meningkatkan
penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. 1 Pemasaran merupakan proses kegiatan usaha untuk melaksanakan rencana strategis yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan konsumen melalui pertukaran dengan pihak lain. Menurut M Syakir Sula, pemasaran merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari satu inisiator kepada stake holders-nya dan dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsip muamalah dalam Islam. Allah menngingatkan agar senantiasa menghindari perbuatan zalim dalam berbisnis termasuk dalam proses penciptaan, penawaran dan proses perubahan nilai dalam pemasaran.2
1 2
Sofyanfi Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, hlm. 167-168 Abdullah Amrin, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta:Grasindo, 2007), hlm.
1-2
48
49
A. Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan 1. Berdasarkan Marketing Mix (Bauran Pemasaran) Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah maka setiap perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan kegiatan pemasaran. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah Strategi Acuan/Bauran Pemasaran, merupakan strategi yang telah dilakukan oleh KBMT Al-Jibaal. Berikut ini antara lain: a. Strategi Produk Strategi produk pembiayaan yang di aplikasikan adalah sebagai berikut. 1) Murabahah Akad jual beli barang seharga perolehan ditambah margin keuntungan yang disepakati oleh kedua pihak (FATWA DSN MUI NO: 04DSN-MUI/IV/200). Murabahah adalah jual beli barang pada harga awal dengan tambahan yang disepakati3. KBMT Al-Jibaal dalam produk pembiayaan Murabahah (jual beli), bertindak sebagai penjual, sementara anggota/nasabah sebagai pembeli. Barang/jasa yang diperjual belikan dalam produk pembiayaan murabahah pada KBMT Al-Jibaal ialah seperti pembelian motor, barang-barang elektronik dll. Ilustrasinya KBMT Al-Jibaal akan membeli motor dari pemasok, kemudian nasabah akan membelinya kepada KBMT Al-Jibaal dengan selisih keuntungan (margin) yang disepakati.
3
Syafi’I Antonio. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, hlm. 101
50
2) Musyarakah Akad kerjasama usaha dimana sumber modal dari dua pihak atau lebih dengan pembagian keuntungan sesuai dengan nisbah yang disepakati. (FATWA DSN MUI NO. 08/DSN-MUI/IV/2000). Selanjutnya keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 3) Mudharabah Akad kerjasama usaha dimana sumber modal 100% dari shahibul maal / pemilik dana dan pengelola usaha. Pembagian hasil usaha berdasarkan nisbah yang disepakati (FATWA DSN MUI NO. 07/DSN-MUI/IV/2000). Nasabah sebagai pengelola usaha harus berkontribusi dalam bentuk keahlian, skill, keterampilan dan manajemen. Keuntungan dari hasil usaha dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati pada awal akad, dan KBMT akan menerima bagihasil pada setiap periode yang telah disepakati. Jika terjadi kerugian ditanggung shahibul maal. 4) Ijarah Yaitu akad sewa-menyewa barang atau jasa. BMT Al-Jibaal menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka waktu tertentu. (FATWA DSN MUI NO. 09/DSN-MUI/IV/2000). Jasa pembiayaan ini diberikan kepada nasabah yang tidak memiliki cash in hand tetapi punya kebutuhan mendesak, misalnya untuk pengobatan, pendidikan dll.
51
Berikut ini data tabel Pemberian Pembiayaan KBMT Al-Jibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan. Tabel 4.1 Pemberian Pembiayaan KBMT Al-Jibaal No
Jenis
Margin/
Jumlah
Jangka
Pembiayaan
Pembiayaan
Pembiayaan
Pembiayaan
Ujroh
Peminjaman
waktu
Per Des. 2011
Per
Per
(org)
Maks
Des. 2012
April 2013 0
1
Mudharabah
1,5 % - 2,5 %
44
3
Thn
182.143.900
0
2
Murabahah
1,5 % - 2,5 %
89
3
Thn
0
445.153.819
3
Murabahah
1,5 % - 2,5 %
108
3
Thn
0
0
413.835.034
4
Ijarah
1,8 % - 2,5 %
15
2
Thn
0
0
64.800.000
182.143.900
445.153.819
478.635.034
Jumlah
Sumber : Laporan Hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) 2011 – 2012. Dan per April 2013. Koperasi BMT Al-Jibaal
Dari tabel di atas menunjukan bahwa, pembiayaan mudharabah pada tahun 2011 dengan jumlah peminjam 44 orang total peminjamannya sebesar Rp. 182.143.900 dengan jangka waktu pinjaman maksimal 3 tahun dan kisaran marginnya 1,5 % s.d 2,5 %. Tahun berikutnya setelah RAT (Rapat Anggota Tahunan) jenis pembiayaannya berubah menjadi akad murabahah. Tercatat sampai dengan akhir desember 2012 total pemberian pembiayaannya sebesar Rp. 445.153.819, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya dan diikuti dengan perkembangan jumlah peminjam yang naik menjadi 89 orang dengan jangka waktu peminjaman maksimal 3 tahun angsuran. Tahun 2013 pembiayaan sampai pada bulan April 2013 totalnya sebesar Rp. 413.835.034 dengan jumlah peminjam bertambah menjadi 108 orang. Angka pemberian pembiayaan pada murabahah memang menurun, namun jumlah peminjam/anggota naik. Dan diprediksi akan terus bertambah sampai akhir Desember.
52
Tahun 2012 sampai saat ini adalah tahunnya murabahah, sejak koperasi ini menyisakan 1 karyawan pada tahun 2003 s.d 2011 yaitu bapak H. Wahyudin dan merasa satu-satunya di dunia, koperasi yang berjalan dengan jumlah pegawai hanya 1 orang, maka akadnya semua mudharabah walaupun pada prakteknya pengembalian pinjamannya selalu Flat atau tetap. Seharusnya jika yang digunakan akad mudharabah maka angsurannya bisa fluktuatif tergantung usaha para nasabah, karena mudharabah adalah bukan cuma bagi untung tapi juga bagi rugi, jika rugi maka Shahibul Maal (KBMT) yang akan menanggungnya, maka jelas akad yang digunakan salah. Oleh karena itu setelah Rapat Anggota Tahunan (RAT) Januari 2012 dan sudah ada karyawan/pengelola tambahan maka berubah akadnya menjadi murabahah baik permintaan nasabah atau kita arahkan nasabah ke murabahah walaupun untuk kegiatan ekonomi. Alasannya: 1.
Kita bisa memberikan akad mudharabah selama system keuangan atau laporan keuangannya sudah jelas, agar benar dalam pembagian bagi hasilnya.
2.
Dalam praktek murabahah angsuran dari awal sampai akhir selalu flat atau sama tidak berubah, sedangkan dulu akad mudharabah namun prakteknya setiap bayar angsuran selalu sama. Maka kita rubah akad yang seharusnya, yaitu murabahah.
53
3.
Akad mudharabah pasti jarang dilakukan oleh BMT yang lain, analisisnya lebih rumit, peminjam harus jujur sedangkan mencari kepercayaan orang itu susah.4 Murabahah sendiri adalah produk yang paling banyak diminati oleh
nasabah, dan umumnya pada BMT lainnya. Kajian tentang BMT juga telah dilakukan oleh Jannes Situmorang dengan judul “Kaji Tentang Peningkatan Peran Koperasi dan UKM sebagai Lembaga Keuangan Alternatif” (2007).5 Penelitian dilakukan pada 74 BMT disembilan provinsi dengan fokus aspek kelembagaan dan keuangan. BMT dipandang sebagai lembaga keuangan alternatif yang mampu menjangkau sektor mikro dalam pembiayaan modal kerja jangka pendek. Umunya akad yang dilakukan adalah Ba’I Bi’tsaman Ajil (BBA) dan Murabahah. Pilihan ini karena tingkat perputaran modal lebih cepat, resiko rendah, dan margin keuntungan relatif besar. Penelitian yang lain, yang dilakukan di lima kota di Pulau Jawa, yaitu Tangerang, Depok, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Wonosobo, dan Yogyakarta. Pemilihan ini dilakukan secara purposif dalam arti dipilih karena pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dari penelitian ini, data yang berhasil diperoleh berasal dari 25 unit BMT, yaitu manajer dan pengelolanya sebagai key informan sebanyak 48 orang dan nasabah atau anggota nasabah mitra BMT sebagai responden sebanyak
4
Wawancara langsung dengan Manager BMT Al-Jibaal Bapak Abdul Biya, Senin, 6 Januari 2014. jam 10.30 siang. 5 Jannes Situmorang, “Kaji Tindak Peningkatan Peran Koperasi dan UKM sebagai Lembaga Keuangan Alternatif”, Jurnal Infokop, Volume 2, (Desember, 2007), hlm 36.
54
511 orang.6 Berikut pemilihan Produk LKMS yang paling diminati. Tabel 4. 2 Pemilihan Produk LKMS yang paling diminati No 1 2 3 4 5 6 7
Produk LKMS Wadi’ah/titipan Mudharabah Musyarakah Murabahah ‘Ijarah Qard Lain-lain
Frekuensi
Persen (%)
118 177 52 234 11 32 8
23,1 34,6 10,2 45,8 2,2 6,3 1,6
Untuk pemilihan produk umunya nasabah memilih murabahah (45,8%) karena produk tersebut memang memiliki risiko rendah, perputaran cepat dan mudah. Sedangkan pilihan terhadap produk-produk lainnya berturut-turut adalah mudharabah (34,6%), musyarakah (10,2%), ijarah (1,6%), dan qard (6,3%); untuk simpanan adalah produk wadi’ah (23,1%). 7
b. Strategi Harga Strategi harga pemasaran produk pembiayaan di BMT Al-Jibaal, ialah diawali dari ketentuan margin dan nisbah, dimulai dari perhitungan operasional, biaya tenaga kerja, listrik kemudian liat pasar margin diluar sana, berapa rate rata-rata margin di BMT lain, setelah itu dihitung jangan sampai kita rugi8. Baru ditetapkan margin dan nisbah, kira-kira 2 s.d 2,5 % karena seandainya 1.5% bisa tidak menutupi biaya operasional. Kemudian harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli 6
Euis Amalia, “Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam”, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) hlm 143. 7 Euis Amalia, “Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam” hlm 160. 8 Wawancara langsung dengan Manager BMT Al-Jibaal Bapak Abdul Biya, Rabu, 9 Oktober 2013. jam 1 siang.
55
termasuk di brosur, berikutnya nasabah akan mengajukan pembiayaan, pembiayaan dimulai dari Rp. 500.000 s.d 50.000.000. Setelah nasabah mendapatkan pembiayaan, kemudian pembacaan akad sampai selesai dan uang / barang diserahkan kepada anggota/nasabah untuk digunakan, jika barang tidak bisa dibelikan oleh pihak KBMT Al-Jibaal maka akad wakalah (titipan) akan berperan yang selanjutnya nasabah boleh membeli sendiri barang yang dibutuhkan dan bukti/struk pembelian harus dikembalikan kepada KBMT, apabila bukti pembelian/struk tidak dikembalikan maka KBMT akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada nasabah.Selanjutnya pembayaran angsuran/cicilan dibayar langsung dengan cara mingguan atau bulanan dan angsurannya bersifat tetap tidak berubah sepanjang jangka waktu yang telah disepakati. Ini berlaku pada semua produk pembiayaan yang ada di KBMT AL-Jibaal. Ada beberapa tambahan untuk ketentuan harga, bagi nasabah baru maka umumnya tidak ada tawar-menawar nisbah atau margin, sudah tertera di dalam brosur untuk Ilustrasi Angsuran Pembiayaan yang akan dikenakan 2% s.d 2.5%, sedangkan bagi nasabah lama dan baik dalam angsuran maka boleh tawar menawar.
c. Strategi Promosi Produk sudah diciptakan, harga sudah ditetapkan dan tempat sudah ada. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah. Istilah promosi sering
56
dipersamakan dengan komunikasi pemasaran.9 Promosi yang dilakukan oleh KBMT Al-Jibaal dalam memasarkan produk pembiayaan adalah dengan cara: 1) Dari mulut ke mulut Masyarakat yang tinggal di Cirendeu dan sekitarnya pasti sudah tahu Koperasi BMT Al-Jibaal, karena letaknya di jalur utama jalan, dan pada masa pendiriannya melibatkan 2 Majlis Ta’lim (Ta’lim Khusus Bangkok dan Majlis Ta’lim Al-Huda) maka dilakukan strategi dari mulut ke mulut, dari awal pendirian sampai sekarang strategi ini masih digunakan. Strategi yang dilakukan dari mulut ke mulut saat ini cukup efektif, namun tidak dapat diukur dan diprediksi berapa banyak yang menjadi anggota/nasabah dari hasil promosi ini karena yang menyebarkan semua anggota dan pengurus KBMT Al-Jibaal. 2) Lewat pengajian. Pengajian yang biasa diadakan warga Cirendeu dan sekitarnya ada 3 golongan, yaitu pengajian Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Remaja. Pengajian
Bapak-bapak
(Ta’lim
Khusus
Bangkok)
biasa
dilaksanakan selasa malam rabu ba’da Magrib, Ibu-ibu kamis sore Majlis Ta’lim Almu’minun sedangkan Remaja kamis malam jumat Majlis Ta’lim Bambu Muda. Tempatnya di Gedung pengajian, masjid atau perumahan sekitar. Strategi yang dilakukan lewat pengajian saat ini masih kurang efektif, tahun 2013 hanya dilakukan 1 kali di Masjid Al-Istiqomah. 10
9
Gregorius Chandra, Strategi dan Program Pemasaran, (Yogyakarta:2001), h.167
57
3) Penyebaran Brosur Sampai saat ini brosur hanya di disebar di titik-titik area Cirendeu dan sekitarnya, waktu penyebaran brosur kapan saja sesuai jam kerja dan disebar khusus kepada warga yang memiliki usaha seperti, warteg, warung kelontongan, pedagang buah, pedagang pakan burung, pedagang keliling, sayur-sayuran dll. Alasan belum disebar diluar cirendeu karna masih banyak pertimbangan, dimulai tenaga marketing yang saat ini hanya ada satu dan masih kurangnya SDM maka belum dilakukan diluar Cirendeu. Kalaupun ada nasabah yang menjadi anggota diluar cirendeu, karna pernah lewat jalur utama cirendeu atau tahu dari temannya. Strategi ini sangat efektif, dapat dilihat pencapain anggota setiap tahunnya naik. Sampai saat ini jumlah anggota KBMT Al-Jibaal sebanyak 278 per Januari 2014. KBMT Al-jibaal biasa memproduksi Brosur sebanyak 2 rim atau 1000 lembar bisa sampai 4-5 bulan dan hanya satu pilihan warna yaitu warna biru. 3) Banner/spanduk dan standing banner. Media promosi ini hanya dipasang didepan kantor saja sebagai informasi sederhana dan sebagai alat penunjuk keberadaan koperasi. 4) Penjualan Pribadi (Personal Selling). Promosi yang dilakukan oleh pengelola KBMT Al-Jibaal dalam melayani dan mensosialisasikan dengan menawarkan produk-produk pembiayaan, baik melalui saluran telepon maupun kepada nasabah 10
Wawancara langsung dengan Bendahara Umum BMT Al-Jibaal sekaligus Bendahara Masjid Cirendeu Bapak H. Wahyudi, 6 Januari 2014 jam 11 siang.
58
yang datang langsung ke Koperasi, umumnya lewat saluran telepon strategi ini diterapkan. Strategi ini kurang efektif, hanya orang yang dikenal oleh karyawan / pengelola saja yang mendapatkan penawaran
pembiayaan
sesuai
dengan
usaha
yang
terlihat
menjanjikan, tidak semua masyarakat cirendeu mendapatkan pelayanan seperti ini, termasuk bagi nasabah yang datang ke Koperasi tidak semuanya ditawarkan lagi hanya orang tertentu saja. Promosi yang dilakukan oleh KBMT Al-Jibaal Cirendeu belum sampai pada metode periklanan, Televisi, Radio dan Majalah. Masih dalam bentuk sederhana. Rencana awal tahun 2014 peluncuran website sebagai media promosi dan akan di lauching kan setelah rapat RAT serta disusul kalender KBMT Al-Jibaal di Januari mendatang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan KBMT Al-Jibaal dalam Strategi Pemasaran yang paling banyak digunakan adalah dimulai dari tahap promosi yaitu penyebaran Brosur, strategi ini yang paling banyak dilakukan dalam memasarkan produk pembiayaan KBMT Al-Jibaal karena sangat mudah dipasarkan dan sangat efektif, didalam brosur dimuat berbagai informasi dan Ilustrasi Angsuran Pembiayaan, sehingga sangat menarik baik anggota lama atau calon anggota, jelas tertulis plafond peminjaman dari Rp. 500.000 s.d Rp. 50.000.000, biaya angsuran dan jangka waktu angsuran pilihan sudah tertera. Ini yang menjadikan banyak UKM cepat mengambil keputusan untuk mengajukan pembiayaan. Singkatnya, informasi yang terdapat di dalam brosur sudah sangat jelas,
59
bukan informasi umum yang kurang jelas dan membingungkan para pengusaha. Tahap selanjutnya produk yang dipilih oleh nasabah dan paling banyak diminati yaitu produk Murabahah dengan alasan resiko rendah, perputaran cepat dan mudah. Tahap terakhir strategi harga yaitu dengan memasang tingkat keuntungan yang didapat (margin) dimulai dari 2% s.d 2.5 % dan disesuaikan dengan pasaran BMT umumnya, disini bisa tawar menawar berupa kesepakatan harga margin dan nisbah khusus bagi nasabah lama, dan pilihan angsuran boleh mingguan atau bulanan.
d. Strategi Tempat dan Distribusi Tempat merupakan sarana dalam transaksi pembiayaan yang dilakukan antara KBMT dan nasabah, oleh karena itu distribusipun dilakukan di mana KBMT itu berada. Tempat KBMT Al-Jibaal berada di jalur utama Cirendeu tepatnya di Jl. Gunung Raya kel. Cirendeu Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Banten. Seperti sudah dijelaskan di atas setelah akad dibacakan maka uang atau barang akan diberikan langsung di kantor KBMT Al-Jibaal berada, tidak dtransfer atau di kirim ke rumah.
B. Prinsip Pembiayaan pada BMT Al-Jibaal Cirendeu 1. Asas-asas atau Prinsip Pembiayaan Banyak konsep yang dikemukakan oleh berbagai pihak dalam rangka upaya merumuskan persyaratan atau azas-azas yang sehat dalam
60
suatu pemberian pembiayaan, walaupun dalam prakteknya konsepsikonsepsi tersebut tidak terlalu mudah untuk dilaksanakan.11 Dalam menerapkan
prinsip-prinsip
5C
biasanya
suatu
permohonan
kredit/pembiayaan dinilai dan dianalisa secara mendalam, baik kuantitatif maupun kualitatif dalam apa yang lazim disebut analisis atau penilaian atau pembahasan kredit (credit analysis atau credit appraisal). Analisis kredit sangat penting artinya untuk memutuskan apakah suatu permohonan kredit/pembiayaan itu akan ditolak atau akan diterima (secara penuh atau dengan syarat). Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit KBMT Al-Jibaal harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal agunan dan prospek usaha dari calon debitur. Pada kenyataanya proses analisa yang terjadi pada KBMT AlJibaal semua prinsip 5C diterapkan, kecuali pinjaman dibawah 5 juta. Prinsip Colateral terkadang tidak dipakai. Prinsip-prinsip pembiayaan KBMT al-Jibaal. 1) Character : Watak dari calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian pembiayaan. Maka KBMT Al-Jibaal akan menganalisa personal berdasarkan atas rekomendasi orang, bertanya kepada tetangganya, bisa ke pejabat setempat RT/RW, rekan kerja atau warung. Namun prakteknya lebih sering bertanya kepada tetangganya jika masih
11
Racmat Firdaus dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap Dengan Analisis Kredit, cet. 1 (Bandung: ALFABETA, 2003), h. 83
61
didaerah cirendeu, jika berada diluar cirendeu KBMT akan menanyakan atas rekomendasi siapa? 2) Capacity : Pihak KBMT Al-Jibaal harus mengetahui dengan pasti sampai dimana kemampuan menjalankan usaha calon peminjam. Ini akan menjadi ukuran apakah kapasitas seseorang itu mampu untuk nanti mengembalikan cicilan atau angsuran. Dilihat juga lama kerja (tetap atau kontrak) atau lama usaha, sehingga mempunyai potensi untuk memutar uang dan dapat membiayai angsuran peminjaman. 3) Capital : modal ini menyangkut berapa banyak dan bagaimana struktur modal yang telah dimiliki calon peminjam. Dapat dilihat dari form pengajuan pembiayaan laporan keuangan, disana tertera pemasukan suami istri dan tambahan
pemasukan yang lain,
kemudian hitung jumlah pengeluaran biasa setiap bulan dan berapa nasabah akan meminjam. Setalah dihitung sisa uang yang ada nantinya akan dicocokan untuk kemampuan biaya angsuran ketika diberikan pinjaman. Ketika penghasilannya bisa menutupi angsuran maka KBMT Al-Jibaal akan memberikan pinjaman. Dapat juga dilihat apakah rumah sendiri atau tidak, ngontraknya sudah lama atau baru dan banyaknya asset. 4) Condition of economy : Eonomi perlu pula diperhatikan dalam pertimbangan pemberian pembiayaan terutama dalam hubungannya dengan sector usaha calon peminjam. Tidak jauh berbeda dengan Capital, hanya saja disini KBMT Al-Jibaal akan mengecek kredit yang pernah dilakukan nasabah/anggota misalnya kredit motor,
62
kemudian dilihat apakah setiap bayar angsuran selalu telat maka ini bisa menjadi penilaian atau didalam keluarga berapa orang yang bekerja dan siapa saja yang masih dibiayai, sehingga KBMT AlJibaal tahu kondisi ekonomi anggota.12 5) Collateral : yang dimaksud Jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau pihak 3 yang diikat sebagai agunan. Maka biasanya
yang
dagangannya,
di
jamin
kepada
KBMT
Al-Jibaal
benda atau barang,
BPKB,
surat
berupa
tanah dll.
Ketentuannya jaminan akan diambil atau bisa dalam bentuk tertulis. atau jika ada saudara yang menjadi pengurus koperasi akan meminjam kepada Koperasi maka boleh yang menjadi jaminan tertulis adalah nama pengurus KBMT tersebut yang biasa disebut Personal Garanty. Pinjaman dibawah 5 juta ada yang menggunakan jaminan dan ada yang tidak, itu tergantung dari kelayakan nasabah. Jika usaha nasabah sudah maju, key informan dari tetangga menyatakan baik maka tidak ada jaminan, bisa juga dikenal oleh karyawan/pengurus KBMT Al-Jibaal sehingga tidak perlu jaminan. Sedangkan bagi yang menyertakan jaminan biasanya kekhawatiran dari KBMT, maka di sertakan jaminan.
12
Wawancara langsung dengan Marketing KBMT Al-Jibaal Bapak Asep S Amri, Selasa, 21 Januari 2014. jam 9.40 Pagi
63
2. Data Penyebaran Pembiayaan Pembiayaan sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan. Berdasarkan PP No. 9 tahun 1995, tentang pelaksanaan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian pinjaman adalah : “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan disertai pembayaran sejumlah imbalan”.13 Data tabel sebaran Pinjaman/Pembiayaan rinciannya: Tabel 4.4 Sebaran Pinjaman / Pembiayaan Pembiayaan per Des. 2011 No
Pembiayaan per Des. 2012
Pembiayaan per April 2013
Jenis Usaha Rp
1
Perdagangan
2
%
Orang
Rp
%
Orang
Rp
%
Orang
172.143.900
94,51
40
430.153.819
96,36
83
368.635.034
77,018
96
Pertanian, Perkebunan
0
0
0
0
0
0
15.000.000
3,1339
1
3
Periklanan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Jasa
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
Konstruksi
0
0
0
0
0
0
30.000.000
6
1
6
Konsumtif
10.000.000
5,4902
4
15.000.000
3,3696
6
65.000.000
13,58
10
7
Lain-lain
0
0
0
0
0
0
0
0
0
182.143.900
100
44
445.153.819
100
89
478.635.034
100
108
Jumlah
Sumber : Proposal Pembiayaan LPDB – KUMKM Koperasi BMT Al-Jibaal 2013 hal 14.
Pada tabel di atas dalam daftar jenis usaha, yang paling besar pemberian pinjaman/pembiayaan terdapat pada jenis usaha perdagangan. Setiap tahun nasabahnya bertambah, walaupun angka pembiayaannya naik turun sampai bulan april 2013. Menurut data terakhir KBMT Al13
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakrta: UII Press, 2005, 163
64
Jibaal, jumlah pembiayaan pada sector perdagangan naik dua kali lipat pada tahun 2012 dan turun di tahun 2013, dan prediksinya akan terus bertambah sampai akhir desember 2013. Jenis usaha lainnya yaitu konsumtif, dari tahun ke tahun nilainya semakin bertambah. Tercatat yang paling besar pembiayaan totalnya 65 juta rupiah sampai April 2013. Selanjutnya perkebunan dan konstruksi hanya ada pada tahun 2013 sebesar Rp. 15.000.000 dan Rp. 30.000.000. Potensi daerah Tangerang Selatan sendiri adalah bidang jasa dan Perdagangan hal ini tidak jauh berbeda dengan potensi yang ada di lingkungan Koperasi BMT Al-Jibaal yakni Perdagangan dan Jasa. Inilah alasan mengapa sector perdagangan yang paling banyak pinjamannya, karena di lingkungan sekitar Koperasi BMT Al-Jibaal pun terdapat berbagai macam usaha Jasa Maupun Perdagangan antara lain: a. Pasar pagi sabtu – minggu (Sandratek) berada kurang dari 1 Km dari kantor Koperasi BMT Al-Jibaal b. Letak Pasar Ciputat berdekatan dengan Koperasi BMT Al-Jibaal yakni ±2 Km c. Kurang dari 2 Km terdapat terminal Lebak Bulus dan wilayah Pasar Jum’at. d. Lokasi kantor Koperasi BMT Al-Jibaal tepat berada disekitar Situ Gintung Ciputat (Daerah Wisata Danau) dll.
65
Berikut Table Kolektibilitas Pinjaman/Pembiayaan (lancar, kurang lancar, diragukan, macet) Tabel 4.5 Kolektibilitas Pinjaman / Pembiayaan
Kategori
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah (PYD)
Bulan
Pembiayaan per Des. 2011
Pembiayaan per Des. 2012
Pembiayaan per April 2013
Terlambat Rp
%
168.893.900
92,7
1 - 3 bulan
0
4 – 6 bulan
0 bulan
Diatas 6 bulan
Orang
Rp
%
39
421.153.819
94,6
0
0
10.000.000
3.250.000
1,78
2
10.000.000
5,49
182.143.900
100
Orang
Rp
%
Orang
85
467.931532
97,76374
101
2,25
1
7.557.502
1,57897
4
10.000.000
2,25
1
589.700
0,123205
1
3
4.000.000
0,9
2
2.556.300
0,534081
2
44
445.153.819
100
89
478.635.034
100
108
Sumber : Proposal Pembiayaan LPDB – KUMKM Koperasi BMT Al-Jibaal 2013 hal 14.
Keterangan: A. LANCAR Angsuran berjalan dengan lancar, sesuai akad perjanjian angsuran. B. KURANG LANCAR Angsuran berjalan kurang lancar dan terakumulasi tunggakan sampai 3 bulan. C. DIRAGUKAN Angsuran berjalan kurang lancar dan terakumulasi tunggakan sampai 6 bulan. D. MACET Angsuran tidak lancar dan terakumulasi diatas 6 bulan.
66
Dari table diatas dapat dijelakan: a.
Pembiayaan pada Kategori Lancar tahun 2011 jumlah debiturnya tercatat ada 39 orang, mengalami kenaikan di tahun 2012 sebanyak 85 orang debitur dan terus meningkat di tahun 2013 sebanyak 100 orang debitur.
b.
Kategori Kurang Lancar yang terdapat pada tahun 2012 hanya ada 1 orang dan meningkat pada tahun 2013 sebanyak 4 orang.
c.
Kategori Diragukan pada tahun 2011 terdapat 2 orang, dan menurun menjadi 1 orang pada tahun 2012 dan 2013. Kategori Macet pada tahun 2011 tercatat sebanyak 3 orang, dan
pada tahun 2012 dan 2013 kondisi ini menurun menjadi 2 orang Adapun strategi dan cara penanganan kredit bermasalah antara lain: a.
Marketing memeriksa Kolektibilitas data pembiayaan kurang lancar, diragukan dan macet. Jika terdapat data tersebut maka marketing akan mengunjungi Anggota tersebut.
b.
Dari hasil kunjungan tersebut marketing akan membuat laporan kunjungan Anggota Pembiayaan bermasalah.
c.
Marketing dalam laporan kunjungan tersebut akan memberikan usulan penyehatan pembiayaan bermasalah kepada Manager dengan cara rescheduling, restructuring dan reconditioning atau dengan penyelesaiaan pembiayaan secara ligitasi dan non ligitasi.
d.
Manager akan memberikan keputusan berdasarkan data-data analisa marketing.14
14
Buku Profil Koperasi BMT Al-Jibaal hlm. 14
67
C. Analisis Kekuatan, Kelemahan dan Ancaman persaingan pasar pada BMT Al-Jibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan. Koperasi BMT Al-Jibaal berdiri sejak tahun 1997 dan tetap exsis sampai saat ini tentunya telah memiliki anggota pembiayaan tetap bahkan ada yang mencapai pembiayaan ke 50. Hal ini tentunya menjadi point utama dalam perkembangan koperasi kedepannya sehingga koperasi Al-Jibaal merasa walaupun saat ini begitu banyak koperasi yang ada di Tangerang Selatan, khususnya wilayah cirendeu tidak ada persaingan yang dapat merugikan Koperasi BMT AlJibaal, sedangkan kendala yang dihadapi juga belum ada kecuali Koperasi BMT Al-Jibaal belum memiliki gedung sendiri. Berikut ini adalah rincian mengenai kekuatan, kelemahan dan ancaman: 1. Faktor Internal yang berasal dari lingkungan Koperasi yang berupa Kekuatan dan Kelemahan Koperasi. A. Kekuatan 1) Berdiri Sudah Lama sejak tahun 1997 2) Anggota terdiri atas elemen Masyarakat sekitar Cirendeu 3) Warga sekitar sudah mengenal Koperasi BMT Al-Jibaal 4) Pembagian keuntungan sesuai dengan syar’i yaitu dengan system bagi hasil B. Kelemahan 1) Sisi fundrising, anggota meningkat dana kekurangan 2) SDM masih kurang
68
3) Manajemen Kerja Masih Kurang Baik 4) Spesifikasi Kurang Jelas 5) Belum punya kantor sendiri 6) Tenaga marketing hanya 1 orang 7) Strategi promosi yang kurang
2. Faktor Eksternal yang berasal dari luar lingkungan Koperasi berupa ancaman. A. Ancaman 1) Koperasi lain yang sudah memiliki modal besar 2) Pihak bank melirik sektor mikro dan kecil 3) Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep syariah Dari analisis SWOT yang digambarkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak kekurangan dalam Koperasi yang sudah berdiri lama, pada akhirnya KBMT Al-Jibaal yang berbadan hukum koperasi sebagai lembaga sosial profit kalah maju dengan Koperasi lain yang ada disekitar Ciputat Tangerang Selatan. Seperti BMT Al-Fath IKMI dan BMT Al-ittihad, walaupun tidak ada persaingan yang dapat merugikan Koperasi BMT AL-Jibaal. Solusi yang ditawarkan yaitu berani menambah jumlah pegawai untuk menempati wilayah kerja yang masih kosong, jangan sampai pekerjaan menumpuk, di kendalikan oleh satu orang, ini tidak akan berjalan dengan baik dan sangat tidak efektif.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada KBMT AlJibaal menyangkut pembahasan pemasaran dan pembiayaan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Strategi pemasaran produk pembiayaan yang sudah di lakukan KBMT Al-Jibaal masih belum maksimal. Promosi yang dilakukan saat ini masih sangat sederhana, dari mulut ke mulut dan penyebaran brosur hanya di area sekitar. Strategi promosi yang kurang saat ini belum adanya media komunikasi internet baik Fans Page Facebook dan website, website akan direncanakan launching di Januari 2014 ini setelah RAT. Dalam bauran pemasaran strategi harga yang sudah di lakukan oleh KBMT mengikuti harga pasaran dengan tingkat margin atau nisbah 2 s.d 2.5 %, dan untuk strategi produk yang paling banyak digunakan adalah murabahah. 2. Pada prinsip pembiayaan, KBMT AL-Jibaal menggunakan Prinsip 5C, namun ada pengecualian jika si peminjam adalah saudara atau teman dari pengurus KBMT. Maka yang menjadi jaminan nanti yang tertulis boleh dari pengurus KBMT. Pada prosesnya nanti pihak koperasi tidak menganalisis dengan baik atau tidak sama sekali menganalisa pembiayaan, langsung di acc oleh manajer. Dampak buruknya tidak menutup kemungkinan ditengah jalan macet dan sulit untuk membayar angsuran.
69
70
3. Kekuatan dan kelemahan yang dialami KBMT aljibaal saat ini dalam perkembangannya. Kekuatan (berdiri sudah lama, warga sudah mengenal Koperasi BMT Al-Jibaal dan letaknya berada ditengahtengah masyarakat cirendeu). Kelemahan (SDM masih kurang, belum punya kantor sendiri, kurangnya sarana prasarana dan Manajemen yang kurang baik, masih mendapatkan pekerjaan yang masih tumpang tindih tidak spesifik.
B. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan agar sekiranya bisa menjadi manfaat, sebagai berikut. 1. Pada strategi promosi jika KBMT ingin mengembangkan dan meningkatkan anggota dan pembiayaan maka koperasi harus berani dalam penyebaran brosurnya dilakukan diluar cirendeu, agar dapat menarik lebih banyak lagi anggota. Website sebagai media komunikasi dan informasi harus cepat diselesaikan untuk membantu masyarakat Tangerang Selatan mengetahui keberadaan koperasi dan sebagai informasi kepada anggota. Selain itu Fans Page Facebook KBMT AlJibaal sebagai salah satu sarana media komunikasi paling efektif saat ini sebagai media social harus juga dibuat, agar tidak tertinggal oleh koperasi yang lain. 2. Dalam pembiayaan perlu adanya evaluasi seandainya ada anggota yang mengajukan pembiayaan tidak ada jaminan dan mengenal salah satu pengurus atau pengurus langsung yang membawa saudara, teman
71
dan anggota koperasi untuk tetap di laksanakan adanya analisa dengan baik. Di khawatirkan dampak buruknya akan macet yang tidak mungkin pengurus pun mengganti, walaupun pengurus sebagai jaminan. 3. Saat ini langkah yang dibutuhkan oleh KBMT adalah berani untuk merekrut pegawai baru untuk spesifikasi kerja. Marketing fokus pemasaran, pembiayaan fokus pembiayaan, collecting fokus kepada pengambilan tabungan dan angsuran, teller dan akunting dipisahkan agar dalam melakukan pekerjaan tidak sulit. Seandainya spesifikasi kerja jelas maka akan lebih memudahkan bagi karyawan fokus pada tugasnya dan akan lebih meningkatkan kinerja Koperasi. 4. Menciptakan budaya kerja yang agamis setiap memulai pekerjaan. Misalkan seluruh karyawan dikumpulkan dan berdoa bersama sebelum bekerja, menanyakan laporan pembiayaan hari ini dan menanyakan kredit macet. Ini akan berguna sekali demi kemajuan KBMT.
DAFTAR PUSTAKA Sumiyatno, Ahmad, BMT Menuju Koperasi Modern; Panduan untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul Maal wat Tamwiiil dalam Format Koperasi, Yogyakarta: Ises Publishing, 2008. Ahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama: Perspektif Ilmu Perbandingan Agama, Bandung: Pustaka Setia, 2000. Amalia, Euis, “Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam”, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Amri, Asep S., Pembiayaan dan Marketing KBMT Al-Jibaal, (Cirendeu: 21 Januari 2014/09.40 wib). Amrin, Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, Jakarta: Grasindo, 2007. Antonio, M. Syafi’I, Bank Syariah dari teori ke praktek, Jakarta : Gema Insani Press, 2004. Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Azis, M. Amin, Kegigihan Sang Perintis, Jakarta: MAA Institute, 2007. ……….., Pedoman Pendirian BMI (Jakarta: PINBUK, 2004 Biya, Abdul, Manager KBMT Al-Jibaal, wawancara pribadi, (Cirendeu: 06 Januari 2014/10.30 wib) Chandra, Gregorius, Strategi dan Program Pemasaran, Yogyakarta: 2001 David, Fred R, Manajemen Strategis Konsep-Konsep, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Index Kelompok Gramedia, 2004 Djumhana. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2000. Firdaus, Racmat dan Ariyanti, Maya, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap Dengan Analisis Kredit, cet. 1 Bandung: ALFABETA, 2003. Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM 1994. Hamid, Lutfi. Jejak – jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003. Hart, Norman A dan Stapleton, John, Kamus Marketing, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Huda, Nurul & Heykal, Mohamad, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis, Jakarta: Kencana, 2010.
Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targetting, dan Positioning, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001. Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: Rajawali Pers, 2011 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 1997 Kotler, Philip dan N. Bloom Paul, Teknik dan Strategi Pemasaran Jasa Profesional, Jakarta: Intermedia, 1995. ………., Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian), Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1993. Madjid, Baihaqi Abdul, Pedoman Pendirian, Pembinaan dan Pengawasan LKM BMT (Lembaga Keuangan Mikro Baitul Maal Wat Tamwil), Jakarta: LAZNAS BMT, 2007. Marbun, B. N, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003. McDaniel, Carl dan Gates, Roger, Riset Pemasaran Kontemporer, Edisi bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2001. Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2001. Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. Naja, Hasanudin Rahman Daeng, Hukum Kredit dan bank Garansi (The Bnakers Hand Book), Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005. Parmudi, Muchammad. Sejarah dan Doktrin Bank Islam, Yogyakarta: Kutub, 2005. Rahardjo, M. Dawam, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999. Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006. Sasmito, H., Wahyudi, Bendahara Umum BMT Al-Jibaal, (Cirendeu: 06 Januari 2014/11) Singarimbun Masri, Setvan Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta LP3S, 1989. Sudarsono, Heri. (cetakan ke-empat). “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi”: Yogyakarta: Ekonosia, 2007. Sudjana, Anas , Metode Riset dan Metode Bimbingan Skripsi, Reproduksi UD Darma, 1980.
Yogyakarta:
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Sebuah Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Sukristono, Perencanaan Strategis Bank, Jakarta: PT. Dhasa Warna, 1992. Sumitro, Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (MBUI dan Takaful) di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press, 1996. Syahdaeni. Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Perbankan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999. Umar, Husein, Strategic Manajemen In Action, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001. Utomo, Hargo, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Gunadarma 1993. Winardi, J., Entrepreneur dan Entrepreneurship Jakarta: Kencana, 2003.
Jurnal Jannes Situmorang, “Kaji Tindak Peningkatan Peran Koperasi dan UKM sebagai Lembaga Keuangan Alternatif”, Jurnal Infokop, Volume 2, (Desember, 2007) www.depkop.go.id/phocadownload/data_koperasi/data_koperasi_2013_06 .pdf
Lampiran
DAFTAR PERTANYAAN
Judul
: Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan KBMT Al-Jibaal Cirendeu Ciputat Timur Tangerang Selatan..
Narasumber
: 1. Abdul Biya (Manager)
Tempat
: Kantor BMT Al-Jibaal JL. Gunung Raya Cireundeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Telp. : (021) 7419826,
Waktu
: Rabu, 9 Oktober 2013 Pukul 9.00 WIB.
Pertanyaan : 1. Apa Definsi Pembiayaan Menurut BMT Al-Jibaal? Pembiayaan adalah salah satu bentuk operasional BMT yakni penyaluran dana BMT kepada masyarakat atau anggota BMT, dalam bentuk pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah Ijarah dan Qordul Hasan. 2. Strategi Apa saja yang sudah dilakukan BMT al-Jibaal dalam memasarkan produk Pembiayaan? Dari mulut ke mulut, pengajian, penyebaran brosur, banner/spanduk, standing banner. *pengajian bapak-bapak selasa malam rabu ba’da magrib, ibu-ibu malam jumat majlis ta’lim almuminun, remaja kamis malam jumat majlis ta’lim bambu muda. Tempatnya dmasjid atau perumahan *penyebaran brosur kapan saja dan waktunya jam kerja. 3. Media Iklan apa saja yang digunakan? a. Dimana BMT sudah mengiklankan? b. Apa yang di Iklankan? c. Bagaimana Desain Iklannya? d. Kapan BMT Mengiklankannya? e. Cara Mengiklankannya Seperti apa? Siapa saja sasaran pembeli yang diharapkan?
f. - Lokasi
: Cirendeu, ciputat, dari daerah lain ada
g. - Usia
: 17 - 70 tahunan. Ketentuan berlaku.
h. – Ting. Pendapatan : i. - Pekerjaan
: Pedagang, Karyawan, Perusahaan, PNS.
j. - Ras/Agama
: Muslim dan non muslim yang penting bisa
mengikuti akad kita k. - Gaya Hidup
:
l. - Status Sosial
: secara analisis ekonomi memungkinkan
4. Dalam memasarkan produk pembiayaan apakah sudah optimal? Sampai saat ini sudah optimal karena dana sudah habis sesuai dengan target/harapan. Sekarang tinggal butuh dana dari pihak lain. 5. Hambatan-hambatan seperti apa yang di alami BMT dalam kegiatan pemasaran? -
Tenaga marketing masing kurang
-
Dana Masih kurang
-
Penagihan sulit terutama menjelang tutup tahun / ajaran baru dan lebaran idul fitri
6. Apabila ingin melakukan inovasi dalam pemasaran, hal apa yang akan BMT lakukan untuuk menarik Nasabah / anggota? Tahun ini rencana pemasaran lewat kalender, turun ke jalan 3 orang, memberikan SHU sesuai dengan pembiayaan anggota dan ada bonus keaktifan.
7. Apa Kelebihan Produk pembiayaan dibandingkan yang lain? Dari sisi margin ujrah tidak lebih besar dari tempat lain, unsur syariah pencairan cepat max. 3 hari. 8. Dalam bentuk apakah persaingan yang BMT hadapi? (harga, promosi atau teknologi) Semua mulai dari price, IT dan pelayanan front office bagi usia lanjut, ada wilayah sendiri-sendiri jadi merasa tidak bersaing karena ada forum jadi tidak menjatuhkan. 9. Dasar apa yang digunakan BMT untuk Ketentuan Margin dan Nisbah?
Dari operasional, biaya tenaga kerja, listrik kemudian liat pasar margin diluar sana, berapa rate rata-rata margin di BMT lain, setelah itu baru dihitung jangan sampai kita rugi. 10. Apakah BMT memiliki Filosofi atau Motto pemasaran? (seperti: Harga Murah Mutu Terjamin, Enak Dipakai dan Tahan Lama) Ada, Cepat Cermat dan Beretika 11. Teknologi apa yang dipakai untuk promosi atau iklan? Website terbaru januari 2014 setelah rapat RAT. 12. Dimana titik-titik penyebarannya? Sekitar koperasi, warung klontongan dan pasar 13. Prosedur dan syarat-syarat mengajukan pembiayaan, serta akadakad yang digunakan nasabah ? Prosedur 1. Menjadi Anggota 2. Mengisi formulir 3. Melampirkan data 4. Survei tempat 5. Komite pembiayaan 6. Akad 14. Pada produk pembiayaan, apakah ada perbedaan akad? Ada, sesuai dengan kesepakatan dan sesuai nominal pembiayaan. 15. Manfaat apa yang dapat diperoleh dari jasa Pembiayaan yang BMT Tawarkan? 1. Mengelola dana 2. Mengembangkan usaha 3. Akhir tahun mendapatkan SHU 4. Menyiapkan tabungan 5. Memenuhi kebutuhan nasabah 16. Seandainya nasabah meninggal, apakah angsurannya dibebaskan? Ada kerjasama dengan asuransi, nanti asuransi yang akan menggantikan. 17. Jika Nasabah tidak dapat membayar hutang atau macet, apakah dikenakan Finalti (denda)?
Tidak ada Finalti 18. Jika nasabah terus menerus macet, langkah apa yang di ambil Oleh BMT? Cari tahu penyebabnya kenapa, komunikasikan mampu membayar berapa, kondisi usaha seperti apa. 19. Jika permohonan pembiayaan disetujui, jumlah plafon yang diajukan akan dipotong biaya-biaya atau membayar administrasi lain! Jika ada, berapa potongan administrasi dan jenis-jenis pemotongannya? 22 nya pernah terjadi, administrasi pasti ada dan itu tergantung anggota/nasabah, apakah mau membayar dari uang sendiri atau dari uang pencairan. Pemotongan administrasi 1% setiap plafon. Jenis-jenisnya 1. Materai 2. Administrasi 3. Asuransi 20. Kemudian, Adakah pembayaran Infak/shadakah, jika ada berapa jumlahnya? Hanya ada di angsuran untuk pembulatan. 21. Jika pihak BMT menyetujui memberikan pembiayaan terhadap anggota/nasabah, apakah bihak BMT akan mensurvei ke lokasi baik rumah atau tempat usaha? Iya. 22. Seperti apa Kriteria Nasabah yang bisa dipercaya? -
Usahanya terlihat
-
Informasi dari tetangga
-
Ada jaminan
-
5C 1. Caracter 2. Capacity 3. Capability 4. Condition of economic