perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh:
TRI SWANDAYANI NIM K7407147
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh: TRI SWANDAYANI NIM K7407147
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commitiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
NIP. 19630520 1989031 005
NIP. 19691229 2005012 001 commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah direvisi oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sudiyanto, M.Pd
.......................
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M
.
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd.
.......................
Anggota II
: Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd. commitivto user
.......................
.......................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sudiyanto, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
Anggota II
: Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 commitvto user
.......................
.......................
.......................
.......................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Tri Swandayani. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PADA SISWA X KEUANGAN SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada mata pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan menggunakan strategi siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta berjumlah 47 siswa. Obyek penelitian pada penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan siswa. Sumber data yang digunakan dalam antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi dan interpretasi, (6) refleksi, dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan, alokasi waktu masing-masing pertemuan 8 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Learning Together. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Partisipasi siswa dalam kelompok menunjukkan peningkatan sebesar 10,64% dari siklus I sebesar 68,79% menjadi 79,43% pada siklus II, (2) Partisipasi siswa dalam kelas meningkat sebesar 12,76% dari siklus I sebesar 70,21% menjadi 82,97% pada siklus II, (3) Peningkatan pencapaian hasil belajar siswa sebesar 14,66% dari siklus I sebesar 74,47% menjadi 89,13% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Tri Swandayani. THE IMPROVEMENT OF ACCOUNTING SUBJECT LEARNING ACHIEVEMENT USING LEARNING TOGETHER TYPE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL IN THE FINANCE X GRADERS OF SMK KRISTEN 1 SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, July 2011. The objective of research is to find out the improvement of learning achievement using the Learning Together Type of Cooperative Learning Model in accounting subject of the Finance X Graders of SMK Kristen 1 Surakarta in the school year of 2010/2011. This study employed a classroom action research with cycle strategy. The subject of research was the Finance X Graders of SMK Kristen 1 Surakarta consisting of 47 students. The object of research was a variety of activity occurring in the classroom during learning process. This research was carried out in the collaboration between the author, classroom teacher and by involving the students. The data sources employed were informant, place or location, event, document and archive. Techniques of collecting data used were observation, interview, test, and documentation. The research procedure included: (1) problem identification, (2) preparation, (3) action plan arrangement, (4) action implementation, (5) observation, (6) reflection, and (7) report writing. The process of research was carried out in two cycles, each of which consisted of four stages: (1) planning, (2) acting, (3) observing and interpreting, and (4) analyzing and reflecting. Each cycle was implemented in 4 meetings; the time allotment for each meeting was 8 x 45 minutes. Based on the research conducted, it can be concluded that there is an improvement of student learning achievement by the application of Learning Together learning model. It is reflected in some indicators as follows: (1) Student participation in group indicates an increase by 10.64% from 68.79% in cycle I to 79.43% in cycle II, (2) Student participation in the classroom increases by 12.76% from 70.21% in cycle I to 82.97% in cycle II, (3) The improvement of student learning achievement reaches 14.66% from 74.47% in cycle I to 89.13% in cycle II. Those improvements occur after the teacher takes the following attempts: (1) applying Learning Together type of cooperative learning model, (2) Teacher makes Lesson Plan before teaching so that the teaching-learning proceeds in directed and programmed manner, (3) teacher carries out an evaluation on the learning implementation to improve the student learning achievement. Thus, it can be concluded that the Learning Together type of cooperative learning model application can improve student participation and learning achievement in accounting subject.
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. “ { Q.S Al-Insyirah 6-7 }
“ Dalam pendidikan kehidupan pikiran berangsur secara bertahap dari percakapan–percakapan ilmiah menuju teori–teori intelektual, menuju perasaan spiritual, dan kemudian sampai pada Tuhan “ { Kahlil Gibran }
“ Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran, kebenaran dalam tindak dan berfikir. Akhirnya menyerahkan segala sesuatu Kepada Yang Maha Kuasa “ { R.A. Kartini }
“ Suatu kegagalan atau keberhasilan yang didapat bukanlah sebuah takdir melainkan suatu pilihan “ { Penulis }
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur mendalam kepada Allah SWT , skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih dan terimakasih penulis kepada: - Ibu dan Ayah yang teramat penulis hormati dan sayangi, terima kasih atas doa, bimbingan, nasehat dan kasih sayang yang terus menerus mengalir sehingga skripsi ini selesai dengan lancar. - Kakak-kakak tersayangku, Mbak Wenny, Mas Andri, Mas Untung, Mbak Linda sertasemua keponakanku yang selalu memberi senyum kebahagiaan. - Pemacu semangatku, Fajar Budiyono yang selalu setia menemani dan mendukung dalam suka maupun duka. - Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd dan Ibu Sri Sumaryati S.Pd, M.Pd terimakasih untuk kesabarannya membimbing penulis. - Teman-teman senasib seperjuangan Mahmudah, Umi, Nurul, Sapto, Erlin, dan semua teman-teman kelas Akuntansi A dan B yang membantu penyelesaian skripsi ini. - Sahabatku Ritha, Rini, Riza, Via dan juga mbak Donita, mbak Mia, mbak Dina atas semangatnya walau dari jauh. Serta teman kost PALUPI terutama Indah Arsita dan Teteh Yani yang selalu memberikan tawa dan semangat. - Ibu Setia Pratiwi, S.Pd serta keluarga besar SMK Kristen 1 Surakarta yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. - Teman-teman PPL 2010 SMK Kristen 1 Surakarta. - Almamater UNS commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia rancangan-Nya yang sempurna sehingga skipsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan bijaksana. 4. Bapak Drs. Wahyu Adi, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyusun skripsi ini hingga selesai. 5. Ibu Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan dukungan, nasehat dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro, selaku Kepala SMK Kristen 1 Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Ibu Setia Pratiwi, S.Pd, selaku guru akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta dan siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini. commitxto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik, membimbing dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 9. Ibu dan ayah tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan. Sejalan dengan harapan ini, penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran penulis nantikan dengan hormat.
Surakarta, Juli 2011
Penulis
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
5
D. Perumusan Masalah .......................................................................
6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................
7
1. Manfaat Teoretis ........................................................................
7
2. Manfaat Praktis ..........................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan ..................................................................................
8
a. Pengertian Pendidikan ..........................................................
8
b. Tujuan Pendidikan ................................................................
9
2. Proses Belajar Mengajar ...........................................................
9
a. Pengertian Belajar ................................................................ commitxiito user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ........................
11
3. Model Pembelajaran ..................................................................
12
a. Pengertian Model Pembelajaran ..........................................
12
b. Jenis Model Pembelajaran ...................................................
12
4. Pembelajaran Kooperatif ...........................................................
13
a. Pembelajaran Kooperatif .....................................................
13
1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif ..............................
13
2) Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif ..............
15
3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif .....................................
17
b. Tipe Learning Together .........................................................
19
1) Pengertian Tipe Learning Together .................................
19
2) Unsur-unsur Tipe Learning Together ..............................
20
3) Langkah-langkah Tipe Learning Together......................
21
5. Hasil Belajar ...............................................................................
21
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................................
21
b. Pengukuran Hasil Belajar ......................................................
22
6. Mata Pelajaran Akuntansi .........................................................
23
B. Penelitian yang Relevan ................................................................
24
C. Kerangka Berpikir .........................................................................
26
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
29
1. Tempat Penelitian ....................................................................
29
2. Waktu Penelitian ......................................................................
29
B. Subjek dan Objek Penelitian .........................................................
30
1. Subjek Penelitian.......................................................................
30
2. Objek Penelitian .......................................................................
30
C. Sumber Data....................................................................................
30
D. Pendekatan Penelitian ...................................................................
31
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ commit to user xiii
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Wawancara ................................................................................
35
2. Observasi ..................................................................................
36
3. Dokumentasi .............................................................................
36
4. Tes .............................................................................................
36
F. Prosedur Penelitian .......................................................................
36
G. Proses Penelitian ............................................................................
38
1. Rancangan Siklus I....................................................................
38
2. Rancangan Siklus II .................................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ...........................................................
42
1. Riwayat Singkat .......................................................................
42
2. Keadaan Lingkungan Belajar ...................................................
44
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah ..................................
44
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi PadaKompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta ..................
45
1. Ditinjau dari Segi Siswa ..........................................................
45
2. Ditinjau dari Segi Guru ............................................................
46
C. Deskripsi Hasil Penelitian ..............................................................
47
1. Siklus I .......................................................................................
47
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................
47
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................
50
c. Observasi dan Interpretasi ....................................................
55
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .............................
57
2. Siklus II .....................................................................................
58
a. Perencanaan Tindakan Siklus II .........................................
58
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ..........................................
62
c. Observasi dan Interpretasi ...................................................
67
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ..........................
69
D. Pembahasan ................................................................................... commit xivto user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan .........................................................................................
74
B. Implikasi ..........................................................................................
75
1. Implikasi Teoritis .....................................................................
75
2. Implikasi Praktis........................................................................
76
C. Saran ...............................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commitxvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian .............................
29
Tabel 2. Indikator Ketercapaian .....................................................................
39
Tabel 3. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I..................
56
Tabel 4. Partisipasi dan Ketuntasan Belajar pada Siklus II ..........................
68
Tabel 5. Peningkatan Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar ...................
72
commit xvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran .......................................................
28
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ...............................
32
Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada SiklusI .....................................................................
56
Gambar 4. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .................................................................
68
Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II ............................
72
Gambar 6. Guru Menjelaskan Materi ...........................................................
155
Gambar 7. Siswa Bertanya dan Guru Memberi Pengarahan ......................
155
Gambar 8. Peneliti Membantu Memberi Pengarahan pada Siswa ..............
156
Gambar 9. Siswa Mengerjakan Soal dengan Kelompok Masing-masing ..........................................................................
156
Gambar 10. Siswa Berdiskusi dengan Kelompok Masing-masing ...............
157
Gambar 11. Siswa Saling Membagi Tugas dengan Kelompoknya ...............
157
Gambar 12. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ....................................
158
Gambar 13. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ..............................................
158
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Catatan Lapangan 1........................................................................
81
Lampiran 2. Daftar Nilai Awal Siswa ................................................................
83
Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru dan Siswa...................................
85
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...............................
93
Lampiran 5. Materi Ajar Siklus I .......................................................................
98
Lampiran 6. Soal diskusi Learning Together siklus I .......................................
103
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal diskusi Learning Together siklus I ............
104
Lampiran 8. Soal Evaluasi Learning Together Siklus I ....................................
106
Lampiran 9. Kunci Jawaban Soal evaluasi Learning Together siklus I .........
107
Lampiran 10.Daftar Partisipasi Siswa pada Siklus I .........................................
109
Lampiran 11. Daftar Nilai Siswa pada Siklus I .................................................
112
Lampiran 12. Catatan Lapangan 2 .....................................................................
114
Lampiran 13. Lembar Pengamatan ....................................................................
119
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................
121
Lampiran 15. Materi Ajar SiklusII .....................................................................
126
Lampiran 16. Soal diskusi Learning Together siklus II ...................................
129
Lampiran 17. Kunci Soal diskusi Learning Together siklus II ........................
130
Lampiran 18. Soal Evaluasi Learning Together Siklus II ................................
131
Lampiran 19. Kunci Jawaban Soal Evaluasi Learning Together Siklus II......
132
Lampiran 20. Daftar Partisipasi Siswa pada Siklus II.......................................
134
Lampiran 21. Daftar Nilai Siswa pada Siklus II................................................
137
Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 .....................................................................
139
Lampiran 23. Lembar Pengamatan ....................................................................
143
Lampiran 24. Hasil Wawancara Setelah Penerapan Learning Together .........
144
Lampiran 25. Daftar Hadir Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................
151
Lampiran 26. Daftar Kelompok Siswa Siklus I dan Siklus II ..........................
153
Lampiran Dokumentasi.......................................................................................
154
Lampiran. Perijinan ............................................................................................. commit to user xviii
159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional adalah salah satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Masa depan bangsa selain ditentukan oleh sumber alam juga ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Upaya untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan berkualitas serta berkepribadian baik adalah bagian dari misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan, membentuk watak, serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai amanat Undang-undang di atas jelaslah bahwa tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan
ilmu saja tetapi juga diharapkan mampu
meningkatakan mutu pendidikan secara menyeluruh mencakup aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Seorang guru dituntut menguasai berbagai kemampuan sebagai guru yang professional. Tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman teoretis tapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Hal ini penting karena seorang guru dalam pembelajaran tidak hanya sekedar menyampaikan materi semata tetapi juga harus berupaya agar mata pelajaran yang disampaikan dapat mudah dipahami siswa dan kegiatan pembelajaran juga menyenangkan. Apabila guru tidak dapat menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, maka dapat commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa, sehingga hasil belajarnya tidak maksimal. Ketuntasan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Namun, dalam pembelajaran dibutuhkan juga partisipasi dari siswa sebagai dasar pengembangan materi karena pembelajaran pasif akan menghambat kreatifitas pola pikir siswa dalam memahami suatu konsep. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu dari beberapa lembaga pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap untuk diterjunkan kedunia kerja. Lulusan dari SMK tentunya sudah dibekali berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh selama dibangku sekolah. SMK Kristen 1 Surakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang mempunyai visi dan misi yang unggul dalam meningkatkan prestasi. SMK Kristen 1 Surakarta mempunyai 4 bidang keahlian yaitu keuangan, administrasi, tata niaga dan multimedia. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang dilakukan peneliti selama Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2010 berlangsung, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan pada kelas X Keuangan seperti terbatasnya sarana dan prasarana di sekolah. Siswa cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru karena tidak tersedianya Buku Paket atau buku pendamping lainnya. Selain itu, peralatan dan media pembelajaran yang dipakai sangat terbatas dan lebih cenderung manual. Kelas masih berfokus pada guru, proses pembelajaran masih banyak yang tidak melibatkan siswa sehingga siswa kurang kreatif. Guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan dimana guru sebagai pusat informasi menerangkan materi dan siswa duduk manis mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan, serta hanya sedikit diselingi tanya jawab maupun diskusi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Permasalahan lain yaitu ketuntasan hasil belajar siswa SMK Kristen 1 Surakarta kelas X Keuangan dalam Mata Pelajaran Akuntansi masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan hanya 69,89. Selain itu, dari 47 siswa kelas X Keuangan, hanya 27 siswa atau sebesar 57,45% yang memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi perusahaan jasa yaitu 73, sisanya 20 siswa atau sebesar 42,55% belum memenuhi KKM tersebut. Untuk tugas-tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa juga masih mengerjakan didalam kelas sebelum pelajaran akuntansi dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran Akuntansi. Model pembelajaran kooperatif adalah merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam pembelajaran kooperatif, interaksi siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara lebih optimal. Dengan adanya interaksi yang baik maka akan meningkatkan keaktifan dan kreatifitas siswa sehingga hasil belajar akan meningkat. Interaksi ditandai dengan tujuan saling tergantung dengan individu yang lain. Bila dalam suatu kelompok siswa diberi tugas, tetapi hanya satu siswa saja yang mengerjakan semua tugas tersebut dan yang lain tidak mendukungnya, ini bukan suatu kelompok kooperatif. Semua siswa dalam kelompok kooperatif perlu mengetahui materi yang sedang dikerjakan dan memberikan kontribusi agar seluruh kelompok berhasil. Karena model pembelajaran ini adalah model yang menekankan aspek kerja sama dalam memecahkan suatu persoalan. Sebuah model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dari teman sebayanya dalam sebuah kelompok kooperatif. Berbagai model atau strategi pembelajaran dikembangkan para ahli untuk mengoptimalkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dari berbagai model pembelajaran kooperatif, Learning Together adalah tipe pembelajaran kooperatif yang diyakini cocok dengan situasi siswa yang cenderung belajar lebih efisien commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
dalam kelompok atau belajar secara bersama-sama. Tipe pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru sebagai salah satu sumber belajar dan peran aktif siswa dalam mengkontruksi pengetahuan secara individual dan sosial. Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dilakukan dengan membagi siswa menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai enam siswa kemudian diberi satu pelajaran atau worksheet dimana mereka harus belajar dan melengkapinya bersama-sama. Tidak ada kompetisi antar kelompok, sehingga metode ini sangat cocok digunakan untuk mengatasi masalah yang dikemukakan di atas, yakni : pembagian kelompok presentasi yang tidak merata dan kegiatan diskusi kelompok yang kurang optimal, sehingga menyebabkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa kurang maksimal. Tipe pembelajaran Learning Together juga dapat diterapkan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, karena tipe ini adalah termasuk tipe yang paling sederhana dibandingkan tipe pembelajaran kooperatif lain. Sehingga tipe ini juga cocok diterapkan untuk Mata Pelajaran Akuntansi di SMK. Dalam Mata Pelajaran Akuntansi sangat dibutuhkan adanya ketelitian dan kesabaran. Maka, seorang guru akuntansi dituntut tidak hanya menyampaikan materi secara lisan atau ceramah saja tetapi harus memilih metode yang dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran, salah satunya adalh menggunakan model pembelajaran kooperaif tipe Learning Together. Untuk mengantisipasi agar masalah tersebut tidak berkelanjutan, maka guru harus terus berusaha menyusun dan menetapkan berbagai pendekatan yang bervariasi. Pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar diantaranya dengan menempatkan siswa belajar berkelompok, dengan begitu siswa dapat berfikir sendiri dan bekerja sama dengan siswa lain sehingga akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit karena tidak jarang banyak siswa yang masih malu dan canggung untuk bertanya. Guru dapat menciptakan proses pengajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
mampu meningkatkan kualitas belajar siswa dengan pembelajaran yang tepat dan tentunya menyenangkan. Selain sistem pendidikan yang perlu diperbaharui lagi, proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu dikembangkan untuk mencapai kompetensi peserta didik, agar hasil belajar yang dicapai siswa dapat optimal. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1.
Siswa cenderung lebih bergantung dari catatan yang diberikan guru karena tidak tersedianya Buku Paket atau buku pendamping lainnya.
2.
Sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang dipakai masih sangat terbatas dan lebih cenderung manual.
3.
Kelas masih berfokus pada guru, proses pembelajaran masih banyak yang tidak melibatkan siswa sehingga siswa kurang kreatif.
4.
Siswa umumnya kurang antusias mengikuti pembelajaran karena kesulitan memahami konsep yang diberikan guru, yang hanya menggunakan metode ceramah, penugasan dan hanya sedikit diselingi tanya jawab maupun diskusi.
5.
Hasil belajar yang dapat dilihat dari prestasi belajar belum menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini ditandai dengan nilai rata-rata kelas untuk Mata Pelajaran Akuntansi masih rendah.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah di atas, maka permasalahan pada penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan hasil commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
belajar siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Akuntansi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Agar tidak menyimpang dari permasalahan yang diteliti serta untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih berguna, maka penelitian ini membatasi masalah sebagai berikut: 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Peneliti membatasi pada hasil belajar yang dilihat dari peningkatan prestasi belajar siswa dan partisipasi siswa setelah mengikuti pembelajaran. 2. Learning Together Learning Together merupakan suatu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan
siswa
yang
bekerja
dalam
kelompok-kelompok
yang
beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang yang heterogen menangani tugas tertentu. Kelompok-kelompok tersebut menyerahkan satu hasil kelompok. Mereka menerima pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut. 3. Mata Pelajaran Akuntansi Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam suatu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pemgambilan keputusan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan, apakah dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
learning together dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together pada mata pelajaran Akuntansi Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan khususnya motode pembelajaran yang paling efektif, serta mendorong calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis 1.
Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.
Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan variasi bagi guru akuntansi maupun guru mata pelajaran lain dalam memilih metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
3.
Bagi Siswa Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya. Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih menyenangi belajar yang bernuansa perhitungan dan analisa, lebih berani dan terampil bertanya dan menjelaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Pendidikan yang berkualitas merupakan faktor yang sangat vital dalam meningkatkan kemajuan suatu bangsa, karena masa depan seseorang sangat tergantung pada pendidikannya. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui proses pengajaran.
Nana
Syaodih
Sukmadinata
dalam
bukunya
(2006:24)
menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik.” Sejalan dengan definisi tersebut, pengertian pendidikan menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan pengertian pendidikan menurut kedua ahli tersebut, pendidikan diharapkan mampu mengembangkan dimensi manusia Indonesia seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi siswa untuk bertahan hidup, menyesuaikan diri dan berhasil di masa depan. commit9to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan banyak unsur atau komponen didalamnya, dimana masing-masing unsur saling berkaitan membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu komponen tidak ada atau kurang maka pelaksanaan pendidikan tidak akan efektif dan efisien. Jadi, pendidikan melibatkan komponen-komponen sebagai sarana pendukung pelaksanaan pendidikan. Unsur-unsur pendidikan menurut Tirtahardja, dkk (2005: 51) meliputi: subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik), interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif), ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan), pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan), cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode), dan tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan). b. Tujuan Pendidikan Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan bangsa. Dengan demikian upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional yang sangat penting dan dilandasi serta dengan perangkat perundang-undangan yang mantap. Sistem Pendidikan Nasional adalah suatu upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia untuk mencerdaskan bangsa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 (2003:7) yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
2. Proses Belajar Mengajar Proses Belajar Mengajar (PBM) adalah kegiatan utama dari pendidikan. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sedangkan mengajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik bertugas untuk memberikan sejumlah pengetahuan dan bimbingan kepada peserta didiknya ke arah yang lebih baik, sedangkan peserta didik berusaha mencapai tujuan itu dengan bantuan dan bimbingan dari pendidik. Dalam proses belajar mengajar tersebut terjadi komunikasi antar peserta didik dan pendidiknya atau sering disebut dengan interaksi pendidikan. Komponen PBM terdiri dari siswa, guru, tujuan, bahan dan materi, metode, media dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan PBM. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang didukung seluruh komponen proses belajar mengajar dan berlangsung dalam situasi edukatif guna mencapai tujuan pengajaran. Dalam PBM interaksi yang terjadi berfokus pada kegiatan dari peserta didik. Peserta didik adalah pelaksana primer dalam pendidikan. Peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu. Kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik adalah belajar. Maka, interaksi pendidikan juga berfokus pada kegiatan belajar dari peserta didik. a. Pengertian Belajar Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tak pernah lepas dari proses belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan setiap orang untuk mengembangkan dirinya. Aktivitas ini berlangsung sejak seseorang dilahirkan dan terus berlangsung sepanjang hidupnya. Kata belajar mengandung berbagai makna, maka dari itu arti dari kata belajar mempunyai banyak definisi sesuai dengan sudut pandang penyusunnya. Menurut Slameto (1995: 2) belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sejalan dengan pengertian tersebut Gage dalam Ratna Wilis Dahar (1989:11) menyatakan belajar adalah “suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat pengalaman. Sedangkan belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan,
dan
penilaian
mengenal
sikap,
nilai-nilai
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau pengalaman yang terorganisasi”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan karena adanya hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Adanya kemauan dan juga kemampuan untuk berubah akan menjadikan seseorang dapat secara bebas untuk mengeksplorasi, memilih dan menetapkan suatu keputusan atau pilihan dalam kehidupannya. Seseorang dapat menjadi lebih dewasa karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi selama proses belajar dalam kehidupannya tersebut. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Dalam proses pembelajaran untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan belajar
dipengaruhi
juga
oleh
berbagai
faktor.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa disebut faktor internal, sedangkan faktor dari luar diri siswa disebut faktor eksternal. Ngalim Purwanto (2007:102) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua golongan, yaitu: 1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang sering kita sebut dengan faktor individual. Yang termasuk ke dalam faktor individualistik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. 2) Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia serta motivasi sosial. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal pada penelitian ini adalah sikap dan aktivitas siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi guru, media belajar, bahan ajar dan pendekatan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. 3. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar tugas seorang guru adalah membantu siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif di masa yang akan datang, karena hal ini adalah merupakan tujuan dari kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan model pembelajaran yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Menurut Winataputra yang dikutip oleh Sugiyanto (2008: 7) menjelaskan bahwa: Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut, model pembelajaran berfungsi sebagai pedoman. Bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar, model pembelajaran yang akan dipakai berpengaruh penting dalam aktivitas pembelajaran di dalam kelas. Maka, untuk dapat mencapai tujuan belajar yang commit to user diharapkan sebaiknya seorang guru dapat memilih dengan bijak model
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas terutama kondisi siswa, karena kondisi di dalam kelas setiap sekolah pasti sangat beragam dan tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan untuk berbagai kondisi.. b. Jenis Model Pembelajaran Dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa, ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, tidaklah berarti semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap mata pelajaran. Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai masing-masing model pembelajaran. Anita Lie (2008: 23) menyebutkan tiga macam model pembelajaran yaitu model kompetensi, model individual, dan model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kompetensi, siswa belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang guru memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana memotivasi siswa dalam
memenangkan
kompetensi dengan
sesama
pembelajar. Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran kompetensi adalah menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari yang paling baik sampai dengan yang paling jelek. Model pembelajaran yang kedua yaitu pembelajaran individu. Dalam pembelajaran ini, anak didik belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Penilaian dalam model ini dilakukan dengan cara pengajar menetapkan standar untuk setiap siswa. Jadi kelulusan siswa tidak ditentukan nilai rata-rata teman sekelas melainkan usaha anak didik sendiri dan standar dari pengajar. Model pembelajaran ini sudah diterapkan di Amerika Serikat. Di Indonesia jalur pendidikan formal belum menerapkan model ini kecuali Universitas Terbuka dengan sistem modulnya. Model pembelajaran yang ketiga adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
kooperatif sangat cocok jika diterapkan dalam pembelajaran. Namun belum banyak pendidik yang mengetahiu mengenai model pembelajaran ini. Sehingga perlu dikaji lebih dalam mengenai pembelajaran kooperatif.
4. Pembelajaran Kooperatif a.
Pembelajaran Kooperatif 1) Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar melalui penempatan siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu memahami suatu bahan pelajaran artinya bahan belum selesai jika salah satu teman dalam sekelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Apabila salah satu anggota kelompok belum paham, maka teman sekelompoknya harus membantu temannya dalam memahami bahan pelajaran tersebut. Robert E. Slavin (2009:4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Anita Lie (2008:18) menjelaskan bahwa yang diperkenalkan dalam metode
pembelajaran
cooperatif
learning
bukan
sekedar
kerja
kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya. Jadi sistem pengajaran cooperatif learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok model pembelajaran kooperatif, commit toyaitu user saling ketergantungan positif,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan proses kelompok. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat
heterogen. Setiap
siswa mempunyai
kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal. Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Untuk mencapai hasil maksimal, maka harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa menjadi semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan dan ketrampilan serta bekerja sama dengan siswa lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas-tugas atau latihan. 2) Macam-macam Tipe Pembelajaran Kooperatif Seorang
guru
yang
professional
hendaknya
mempunyai
pengetahuan tentang strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi ataupun model pembelajaran yang diketahuinya bisaatau cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di ruang kelas. Meski demikian, seorang guru yang baik commit to tidak user akan terpaku pada satu strategi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
pembelajaran saja. Guru harus mengetahui model pembelajaran yang pasti akan bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar seharihari di dalam kelas. Guru bisa memilih dan juga memodifikasi sendiri model-model pembelajaran yang tepat agar lebih sesuai dengan kondisi kelas. Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa teknik atau tipe pembelajaran yaitu: a) Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda - beda tingkat kemampuan, jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Guru menyanpaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri. b) Teams Games- Tournament (TGT). Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampaikan guru dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”, dimana ketiga peserta dalam satu meja ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama. c) Jigsaw II. Jigsaw II adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson (1978). Dalam teknik ini siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang, dengan latar belakang yang berbeda seperti STAD dan TGT. Para siswa ditugaskan membaca materi dan tiap anggota tim ditugaskan secara acak mencari ‘ahli’ dalam aspek tertentu dari tugas membaca tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk commit mendiskusikan to user topic yang sedang mereka bahas,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
lalu mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topic mereka itu kepada teman satu timnya. d) Team Accelerated Instruction (TAI). Sama dengan STAD dan TGT menggunakan bauran kemampuan empat anggota yang berbeda dan memberi sertifikat untuk tim dengan kinerja terbaik. Bedanya TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual. TAI dirancang khusus untuk mengajarkan matematika kepada siswa kelas 3-6 (atau siswa pada kelas lebih tinggi yang belum siap meneria materi aljabar lengkap). e) Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC). CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah. Dalam CIRC, guru menggunakan novel atau bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita. Siswa ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain, menulis tanggapan terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata. f) Group Investigation (Kelompok Investigasi). Dalam metode ini para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi dan melakukan kegiatan untuk mempersiapkan laporan kelompok. g) Learning Together (Belajar Bersama). Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima orang dengan latar belakang yang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompokcommit to user kelompok ini menerima satu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. h) Complex Instruction (Pengajaran Kompleks). Fokus utama dari complex instruction adalah pada membangun respek terhadap semua kemampuan yang dimiliki para siswa, dan guru menunjukkan bagaimana tiap siswa punya kelebihan dalam sesuatu yang akan membantu keberhasilan kelompok. i) Stucture Dyadic Methods (Metode Struktur Berpasangan). Didalam metode ini ada peningkatan, dimana dua orang murid saling mengajarkan. Siswa saling bergantian menjadi guru dan murid untuk mempelajari berbagai macam prosedur atau mencari informasi dari teks. (Robert E. Slavin, 2009: 10-26) 3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan
pembelajaran
kooperatif
dapat
dicapai
dengan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas maupun siswa. Masing-masing model pembelajaran mempunyai tujuan yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuan dari penerapan suatu model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mengajar. Sama halnya seperti model pembelajaran yang lain, model pembelajaran kooperatif juga dikembangkan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan
dikembangkannya model pembelajaran kooperatif antara lain
adalah: a) Hasil belajar akademik Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan, model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan commit to usernilai siswa pada belajar akademik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping itu, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik siswa kelompok atas maupun siswa kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas akademik. b) Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, agama, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. c) Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dengan kolaborasi. Keterampilan sosial penting , sebab saat ini banyak anak muda yang kurang dalam keterampilan sosial. (Ibrahim dalam Isjoni, 2007:27). b. Tipe Learning Together 1) Pengertian Tipe Learning Together Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together merupakan salah satu model pembelajaran yang sederhana. Metode ini dikembangkan dan diteliti oleh David dan Roger Johnson beserta rekan-rekan mereka di University of Minnetosa. Robert E. Slavin (2009: 48-56) menjelaskan bahwa Learning Together dari model pembelajaran kooperatif a la David dan Roger Johnson mungkin merupakan yang paling banyak digunakan dari semua metode kooperatif, dan telah dievaluasi dalam sejumlah besar kajian. Kajian-kajian terhadap tipe Learning Together tanpa tanggung jawab individual membuahkan hasil yang sering kali berbeda-beda. Salah satu kajian yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, & Scott (1978) menemukan perbedaan yang signifikan commit to userterhadap kelompok individualistik,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
sementara kajian yang lain yang dilakukan oleh Johnson, Johnson, Scott, & Ramolae (1985) menemukan tidak ada perbedaan. Serangkaian kajian di Nigeria yang dilakukan oleh Peter Okebuka (1984, 1985, 1986a, b) menemukan beberapa pengaruh positif dan negatif dibandingkan dengan kondisi yang individualistik dan kompetitif. Sebaliknya, kajian-kajian terhadap Learning Together yang melibatkan
tanggung
jawab
individual
menunjukkan
pengaruh
positif
yang
pembelajaran
individual
dari
anggota
cukup
konsisten
signifikan. kelompok
Terbukti
dalam pada
menghasilkan
pembelajaran yang lebih baik dibandingkan metode individualistik atau kontrol. Learning Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok beranggota 4 sampai 6 orang menangani tugas tertentu. Kelompokkelompok tersebut menyerahkan 1 hasil kelompok. Mereka menerima pujian dan ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut. Secara umum, Learning Together dapat diuraikan sebagai berikut: guru memotivasi siswa untuk saling ketergantungan satu sama lain secara positif, saling berinteraksi, memiliki tanggung jawab secara individu dan sosial serta melakukan kerja kelompok. Sebagai contoh, siswa yang mengajukan
pertanyaan
kepada guru
akan
dikembalikan
kepada
kelompoknya untuk menemukan jawabannya. Penskoran didasarkan pada kinerja individual dan kesuksesan kelompoknya, tetapi individu–individu dan kelompok-kelompok tidak bersaing dengan yang lainnya (tidak ada kompetisi antar kelompok). Learning Together melibatkan tanggung jawab individu terhadap pencapaian siswa. Learning Together juga mempunyai kelemahan, yakni: tipe ini terkadang mempunyai tanggung jawab individual yang rendah. Dalam teorinya satu orang siswa dapat melakukan seluruh pekerjaan atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
memberi tahu jawabannya kepada yang lain. Akan tetapi tipe ini lebih baik dan memberikan pengaruh positif terhadap siswa dibandingkan metode individualistik atau kontrol. 2) Unsur-unsur Tipe Learning Together Ada beberapa unsur-unsur yang ditekankan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Seperti dikemukakan oleh Robert E. Slavin (2009:250) yang menyatakan bahwa Learning Together menekankan empat unsur, yaitu: a) Interaksi tatap muka: Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat sampai lima orang). b) Interpendensi positif: Para siswa bekerja bersama untuk mencapai tujuan kelompok. c) Tanggung jawab individual: Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka secara individual telah menguasai materinya. d) Kemampuan-kemampuan interpersonal dan kelompok kecil: Para siswa diajari mengenai sarana-sarana yang efektif untuk bekerja sama dan mendiskusikan seberapa baik kelompok mereka bekerja dalam mencapai tujuan mereka.
3) Langkah-langkah Tipe Learning Together Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dalam Peningkatan Profesionalitas Guru (2010:29) menjelaskan setiap kelompok heterogen beranggota empat-lima siswa untuk membahas materi secara bersama-sama, setiap kelompok bekerja sama untuk membahas suatu materi. Setiap kelompok mengumpulkan hasil pembahasan dan menerima penghargaan berdasarkan apa yang dihasilkan oleh kelompok tersebut.
Model
ini
menekankan
pada
kegiatan-kegiatan
untuk
pembentukan untuk pembentukan kebersamaan kelompok sebelum bekerja dan diskusi dalam kelompok tentang seberapa baik mereka bekerja sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
5. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, bagi siswa tentunya perubahan yang dimaksud adalah berupa pengetahuan dan kecakapan baru maupun penyempurnaan dari hasil belajar yang telah dicapai sebelumnya. Sebagai individu yang sedang belajar mempunyai kepentingan agar berhasil dalam belajar. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Menurut Nana Sudjana (2009: 3) “Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Hasil belajar merupakan kemampuan yang telah dicapai siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek dan hasil belajar akan tampak pada perubahan aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apersepsi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan pembelajaran yang berisi kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek ,commit yakni to pengetahuan atau ingatan, pemahaman, user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ranah psikimotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang berupa gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, kaharmonisan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretative. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai oleh siswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh dapat berupa keterampilan, pengetahuan, kebiasaan dan cita-cita. Hasil belajar juga dapat diketahui dengan menentukan nilai hasil belajar dari peserta didik dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil belajar terdiri dari tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. b. Pengukuran Hasil Belajar Upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan adalah dengan cara evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama, kedua dan ketiga termasuk kognitif tingkat rendah, sedangkan aspek keempat, kelima dan keenam termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan yang terdiri dari lima aspek, yakni commit sikap to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Peneliti ingin meneliti hasil belajar yang berdasarkan pedoman diatas, yaitu hasil belajar yang berorientasi pada proses dan produk. Proses merupakan suatu kegiatan untuk menuju hasil, sedangkan hasil merupakan produk dari suatu kegiatan. Dalam hal ini indikator yang digunakan adalah partisipasi siswa dalam PBM dan prestasi belajar siswa. Partisipasi siswa dalam PBM dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya dan bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Sedangkan prestasi belajar dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat nilai diatas KKM yang telah ditentukan sekolah. 6. Mata Pelajaran Akuntansi Akuntansi merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada siswa tingkat menengah atas terutama siswa SMK jurusan akuntansi. American Accounting Association dalam Alam S (2004:2) mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.” American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Agus Suranto, dkk (2005:2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan suatu cara tertentu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya.” Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka secara garis besar pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam suatu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pengambilan sebuah keputusan. Dilihat dari sudut kegiatan usahanya perusahaan secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur/industri. Untuk SMK kelas X Keuangan mempelajari siklus akuntansi perusahaan jasa dan siklus akuntansi perusahaan dagang. Karakteristik yang sangat menonjol dari mata pelajaran akuntansi adalah banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada hampir setiap pokok bahasan. Sehingga untuk mata pelajaran akuntansi harus memahami konsep, siswa juga dituntut untuk terampil dan teliti dengan cara mempraktikkannya.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan penelaahan dari hasil penelitian terdahulu yang diperlukan untuk mempertajam penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah yang dilakukan oleh Hinomarus Masu dan Muntari. Hinomarus Masu (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogjakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together commit to user untuk meningkatkan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
proses pembelajaran dan hasil belajar Akuntansi pokok bahasan Jurnal telah mencapai indikator keberhasilan (target) yang telah ditentukan, yaitu: partisipasi siswa dalam diskusi kelas yang semula 3% menjadi 6,5%, interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dari kondisi awal 50% meningkat menjadi 84%, kemampuan kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa mencapai 93% dan kemampuan siswa dalam merangkum presentasi guru mencapai 55%. Muntari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan kemempuan Matematika Berbeda”. Hasil menunjukkan: (1) tidak ada perbedaan dalam pemahaman konseptual antara kelompok siswa yang belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dan kelompok siswa yang belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran langsung (F=2,177, p=0,142>0,05); (2) kemampuan matematika yang berbeda menberikan pengaruh yang berbeda terhadap pemahaman konseptual siswa (F=12,855, p=0,000>0,05). Siswa yang memiliki kemampuan matmatika tinggi lebih baik pemahaman konseptualnya bila dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan rendah; (3) tidak ada pengaruh interaksi dalam penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa terhadap pencapaian pemahaman konseptual kimia (F=0,150, p=0,699>0,05); (4) penerapan strategi pembelajaran kooperatif dan strategi pembelajaran langsung memberikan pengaruh berbeda dalam pencapaian algoritmik siswa (F=59,537, p=0,000<0,05). Strategi pembelajaran kooperatif lebih unggul bila dibandingkan dengan strategi pembelajaan langsung dalam pencapaian pemahaman algoritmik kimia siswa; (5) kemampuan matematika yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda dalam pencapaian algoritmik kimia (F=19,485, p=0,000<0,05). Siswa yang memiliki kemampuan matematika lebih tinggi lebih baik pemahaman algoritmiknya dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah; (6) tidak ada pengaruh interaksi dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
penerapan strategi pembelajaran dan kemampuan matematika siswa terhadap pencapaian pemahaman algoritmik kimia (F=0,531, p=0,467>0.05). Materi Pelajaran yang diambil dalam penelitian yang dilakukan oleh Hinomarus Masu adalah pokok bahasan jurnal. Penelitian ini menggunakan objek yang berbeda dalam menggunakan materi pelajaran, yaitu pencatatan perusahaan jasa (jurmal umum) pada siklus I dan pemindahbukuan (posting) dari jurnal ke buku besar pada siklus II dengan variabel yang sama yaitu kualitas proses dan hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Muntari menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe learning together dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran langsung pada pemahaman konseptual dan algoritmik kimia siswa SMA dengan kemampuan matematika yang berbeda. Hasil yang diperoleh adalah pembelajaran kooperatif learning logether lebih unggul daripada pembelajaran langsung. Penelitian tersebut menguatkan peneliti untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning together untuk mata pelajaran akuntansi di Sekolah Menengah Kejuruan.
C. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu: ”Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Pada Siswa Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”. Kemampuan peserta didik sangatlah beragam,. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar yang optimal, diperlukan interaksi timbal balik positif antara guru dengan siswa melalui metode pembelajaran yang tepat. Pada saat mengajar commit to userhal utama yang dibutuhkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
guru yaitu kemampuan dalam memilih dan juga menerapkan metode mengajar yang baik. Metode mengajar yang baik adalah metode yang tepat dalam upaya mencapai hasil belajar yang memuaskan, sedangkan metode yang tepat adalah yang bisa menumbuhkan pemahaman dari dalam diri siswa. Salah satu upaya dalam memperoleh pemahaman siswa adalah antara lain dengan merangsang keaktifan siswa dengan meningkatkan partisipasi dan interaksi siswa agar daya pikir siswa bekerja secara optimal. Sebab, pada setiap kelas walaupun mata pelajarannya sama, tidaklah memiliki karakter yang sama dan permasalahan yang sama pula. Permasalahan
yang
dihadapi
SMK
Kristen
1
Surakarta
dalam
pembelajaran akuntansi adalah hasil belajar yang masih belum optimal, salah satu faktor penyebabnya adalah guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan partisispasi dan hasil belajar siswa terhadap
materi
akuntansi. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menawarkan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together sehingga akan terbentuk suasana belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan tanya jawab sekaligus dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran akuntansi. Dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together diharapkan hasil belajar siswa X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta dapat meningkat karena minat dan pemahaman terhadap pembelajaran akuntansi pun meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Berdasarkan alur penalaran diatas, maka digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: Sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif learning together
Pembelajaran Konvensional
1. Partisipasi siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung 2. Interaksi antar siswa rendah selama proses pembelajaran berlangsung 3. Ketuntasan belajar rendah.
Proses Belajar Mengajar
Hasil belajar siswa rendah/ kurang maksimal
Setelah penerapan model pembelajaran kooperatif Learning Together
1. Partisipasi siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung 2. Interaksi antar siswa meningkat selama proses pembelajaran berlangsung 3. Ketuntasan belajar meningkat
Penelitian Tindakan Kelas
Hasil belajar siswa meningkat
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta kerangka pemikiran, maka dapat penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut “Penerapan
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Learning
Together
dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi pada siswa kelas X to user Tahun Pelajaran 2010/2011” Keuangan SMK Kristen 1 commit Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kristen 1 Surakarta yang beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No. 2 Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMK Kristen 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut: a. SMK Kristen 1 Surakarta belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. b. Hasil belajar akuntansi kelas X Keuangan yang belum optimal, guru masih menggunakan metode ceramah dan hanya sedikit tanya jawab. Perlu dilakukan penelitian dengan penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together dengan harapan hasil belajar siswa meningkat.
2. Waktu Penelitian Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai pertengahan bulan Januari 2011 sampai pertengahan bulan Juli 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian Jenis Kegiatan Jan 1.Persiapan Penelitian a.Penyusunan Judul b.Penyusunan proposal c.Perijinan d.Perencanaan Tindakan 2.Implementasi Tindakan a.Siklus I b.Siklus II 3.Penyusunan Laporan
Feb
Maret
commit31to user
April
Mei
Juni
Jul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kelas X Keuangan. Pada kelas ini ditemukan adanya permasalahan-permasalahan dalam kegiatan belajar-mengajar khususnya mata pelajaran Akuntansi pada Perudsahaan Jasa. Karena di SMK Kristen 1 Surakarta kelas akuntansi hanya ada satu kelas, maka peneliti mengambil kelas X Keuangan ini dengan jumlah siswa 47 siswa pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. 2. Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar yang terdiri dari: a. Pemilihan strategi atau model pembelajaran b. Pelaksanaan strategi atau model pembelajaran yang dipilih, yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. c. Suasana belajar saat berlangsungnya proses belajar mengajar. d. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. e. Materi pelajaran : Pencatatan dan Pembukuan Perusahaan Jasa. f.
Hasil proses pembelajaran C. Sumber Data Sumber data merupakan sumber dimana data diperoleh. Dalam memilih
sumber data, peneliti harus berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1. Informan Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi perusahaan jasa kelas X Keuangan yaitu Ibu Setia Pratiwi, S.Pd beserta siswa kelas X Keuangan tahun pelajaran commit to user 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
2. Tempat atau lokasi Tempat atau lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sekolah ruang kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta. 3. Peristiwa Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Kompetensi Kejuruan Akuntansi untuk perusahaan jasa. 4. Dokumen atau arsip Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang penting dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa, yaitu siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Pendekatan Penelitian Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research), karena kelas merupakan bagian kecil dan bagian penting dalam sistem pembelajaran di sekolah. Suharsimi Arikunto (2008: 2) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu: 1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, commit yang dimaksud dengan istilah kelas adalah to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Definisi menurut Suharsimi Arikunto (2008: 3), ”Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama dengan arahan dari guru yang dilakukan siswa”. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui 4 langkah utama yang berkaitan, yaitu: (1)Perencanaan Tindakan, (2)Pelaksanaan Tindakan, (3)Observasi, dan (4)Refleksi. Disini, peneliti menggunakan model PTK yang dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008: 74). Untuk lebih jelas mengenai tahapannya, lihat bagan berikut:
Permasalahan
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan I
Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan
Permasalahan baru
Perencanaan
Pelaksanaan
Hasil refleksi
Tindakan II
Tindakan II
SIKLUS II Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas commit to user (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 74)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Keterangan : Rincian kegiatan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut: Tahap 1: Perencanaan Tindakan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan (apabaila dilaksanakan secara kolaboratif). Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Bila dilaksanakan sendiri oleh guru sebagai peneliti maka instrumen pengamatan harus disiapkan disertai lembar catatan lapangan. Yang perlu diingat bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Dalam pelaksanaan pembelajaran rencana tindakan dalam rangka penelitian dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan di kelas yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rencana tindakan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak kaku dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan. Tahap 3: Pengamatan Tindakan Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu committindakan to user sedang berjalan, jadi keduanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi/ penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data kuantitatif yang menggambarkan kretifitas siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal ini berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan. Tahap 4: Refleksi Terhadap Tindakan Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan semua data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan
dapat
teratasi. Tahapan
ini merupakan
kegiatan
untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, atau untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan semua data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris yaitu reflection, yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan commitdengan to user peneliti untuk mendiskusikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
implementasi rancangan tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan pada bagian mana yang dirasa belum berjalan dengan baik. Jadi kegiatan refleksi adalah kegiatan evaluasi, analisis, pemaknaan, penjelasan, penyimpulan dan identifikasi tindak lanjut dalam perencanaan siklus selanjutnya. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini, maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus. Hasil refleksi dan evaluasi di tiap siklus menjadi penentu apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan, sedangkan untuk mendapatkan data perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain adalah dengan: 1. Wawancara Wawancara dilakukan peneliti terhadap guru kelas X Keuangan yaitu Ibu Setia Pratiwi dan juga pada para siswa mengenai proses pembelajaran yang selama ini dilakukan dan bagaimana respon/hasil yang timbul dari suatu proses tersebut. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang dibuat, namun cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
kebijaksanaan dari pewawancara. Data-data yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran di dalam kelas yang selama ini dilakukan. 2. Observasi Observasi (pengamatan) dilaksanakan oleh peneliti dengan mengamati proses pembelajaran dikelas pada saat guru tengah memberikan materi pelajaran. Observasi hanya dilakukan sebatas mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Datadata yang dihasilkan dari kegiatan observasi adalah berupa catatan lapangan yang mendeskripsikan proses pembelajaran pada saat observasi/survey awal, siklus I, dan siklus II dilakukan. Catatan lapangan ini juga memuat refleksi yang dilakukan penulis terhadap pembelajaran. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran. 4. Tes Tes merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Tes dilakukan dengan dua cara, yaitu tes tertulis dan praktek atau lisan dengan mempresentasikan pekerjaan mereka di depan kelas. Data yang didapatkan dari kegiatan ini adalah tabel pengamatan berupa hasil belajar atau nilai ujian siswa dan skor penilaian keaktifan yang digunakan sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian. F. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir secara urut. Prosedur penelitian ini terdiri dari commit to user beberapa tahap kegiatan yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah : a. Mengidentifikasi masalah. b. Menganalisis masalah dengan mengacu pada teori-teori yang relevan. 2. Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Penyusunan jadwal penelitian. b. Penyusunan bentuk tindakan yang sesuai dalam bentuk RPP. c. Penyusunan soal evaluasi. 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe learning together, yakni untuk menumbuhkan minat siswa dalam
pembelajaran
akuntansi sehingga
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang akhirnya meningkatkan pula hasil belajar akuntansi siswa. Hal ini diukur dari tingkat partisipasi siswa dalam diskusi kelas, interaksi antar siswa dalam kelompok kooperatif dan ketuntasan hasil belajar siswa. 5. Tahap Observasi dan Interpretasi Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. Pengamatan dapat dilakukan secara beiringan bahkan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan (interpretasi metode). Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
6. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, kemudian bersama dengan guru pelaksana mendiskusikan implementasi
rancangan
tindakan.
Dalam
hal
ini,
guru
pelaksana
merefleksikan pengalamannya kepada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. 7. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung. Dalam kegiatan ini pertamatama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis.
G. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar akuntansi siswa kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta melalui pengoptimalan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Rancangan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, yaitu meliputi : 1) Menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa sesuai dengan tingkat commit kemampuan, to user yaitu
siswa yang tergolong
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
kemampuan rendah, sedang, atau tinggi, dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan lima sampai dengan enam orang. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi pencatatan perusahaan jasa dan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, soal tes tertulis dan lembar observasi. 3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi : a) Kriteria hasil belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan; kriteria dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru berdasarkan situasi konkrit di kelas tempat penelitian berlangsung; b) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas; c) Instrumen observasi interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok kooperatif ; d) Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa. 4) Menetapkan indikator ketercapaian Tabel 2. Indikator ketercapaian Aspek yang diukur Partisipasi siswa dalam kelompok
Partisipasi siswa dalam kelas
Ketuntasan hasil belajar
Persentase Target Capaian 70%
Cara mengukur
Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang bekerja secara aktif dalam kelompok. 80% Diamati dari keaktifan siswa bertanya dan menjawab saat guru memberikan penjelasan dengan menggunakan lembar observasi 80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 73 ke atas. Dikatakan tuntas jika jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 73 commit to usersebanyak 80% dari jumlah siswa di kelas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X Akuntansi SMK Kristen 1 Surakarta. Skenario pembelajaran yang akan peneliti lakukan bersama guru adalah sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru memberikan penjelasan tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas. Karena aspek partisipasi siswa dalam diskusi kelompok turut mempengaruhi hasil belajar maka peneliti juga perlu menjelaskan dan menyampaikan pada siswa agar semua siswa terlibat dalam diskusi kelas maupun dalam diskusi kelompok, baik dalam mengemukakan ide maupun mengajukan pertanyaan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi adanya monopoli diskusi oleh beberapa siswa. 2) Peneliti dan guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan lima sampai dengan enam orang, dan membagikan lembar kerja
untuk
masing-masing
kelompok.
Siswa
dalam
kelompok
mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut. 3) Peneliti, guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama. 4) Peneliti dan guru memberi soal tertulis, dan siswa mengerjakannya secara individual. c. Observasi/ Pengamatan Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat hal-hal yang mungkin terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: 1) Partisipasi siswa dalam diskusi kelas 2) Interaksi siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif 3) Hal-hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
d. Refleksi Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis interaktif. Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti dan guru dapat merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi. Berdasarkan hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus II.
2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat SMK Kristen 1 Surakarta didirikan atas dasar inisiatif beberapa umat Kristen di Surakarta, maka dalam musyawarah dicapai kesepakatan untuk mendirikan sekolah lanjutan kejuruan. Atas dasar pertumbuhan keadaan perekonomian yang memerlukan adanya peningkatan, maka perlu kiranya diadakan spesialisasi tentang kejuruan dan telah disepakati pula untuk mendirikan sekolah lanjutan atas bidang ekonomi. Untuk mendirikan sekolah yang bercorak Kristen, diperlukan persetujuan dari Pengurus Pendidikan Kristen Surakarta (PPKS) dan juga persetujuan dari kepala Inspeksi Daerah Pendidikan Ekonomi (IDPE) Jawa Tengah di Semarang. Atas ijin secara lisan, maka pada tanggal 1 Agustus 1958 didirikan SMEA Kristen Surakarta dengan dasar corak Kristen. Dengan gedungnya pertama kali beralamat di Banjarsari (menempati SD Kristen Banjarsari, tepatnya di jalan Bali Nomor 142 Surakarta). Untuk kelangsungan hidup SMEA Kristen ini, maka pengelolanya dibawah bimbingan panitia yang diketuai oleh Bapak D.Reksodarmajo dan Staff. Sedangkan jalannya pelajaran diserahkan kepada Bapak Drs. Hartoyo sebagai kepala SMEA Kristen Surakarta dan dibantu oleh Bapak Sucipto, BA. Pada tahun 1961, Bapak Hartoto mendapat tugas sebagai dosen UNDIP Semarang. Jabatan kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Sucipto, BA yang waktu itu menjabat sebagai kepala SMEA Kristen 1 Surakarta. Karena peraturan pemerintah yang menyatakan kepala sekolah negeri tidak boleh merangkap jabatan maka jabatan kepala sekolah diserahkan kepada Bapak Suparjo,BA. Tahun 1965 berdasarkan keputusan Menteri P dan K tanggal 11 Februari Nomor 1757/05/1965, di SMEA Kristen mendapatkan bantuan pemerintah commit44to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
terhitung tanggal 1 Agustus 1964. Pada tahun 1968 diadakan pembaharuan permohonan bantuan. Dengan SK Menteri P dan K RI tanggal 30 Agustus 1969 Nomor 7160/BAUM/Keu/01506/1969 diperbaharuilah
bantuan
pemerintah
terhadap SMEA Kristen 1 Surakarta. Mulai tahun 1968 tanggungjawab panitia di serahkan kepada pengurus PPKS dalam menangani kelangsungan hidup SMEA Kristen 1 Surakarta. Pengurus mengangkat seorang guru tetap dan 2 orang pegawai Tata Usaha yang digaji langsung oleh PPKS. Selain itu pengurus PPKS memberikan subsidi sebagian dari honorarium guru tidak tetap dari kelebihan jam mengajar. Sampai tahun
2006
PPKS
telah
mengelola
beberapa
sekolah
mulai
dari
TK,SD,SMP,SMU, dan SMK. Dengan jumlah dua SMU dan 3 SMK, dimana 2 SMK berada di Kodya Surakarta dan 1 SMK di Simo, Boyolali. Berdasarkan surat edaran dari Depdikbud tanggal 3 April 1997 Nomor 41007/A 45/UT/ 1997 tentang tindak lanjut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 034,035 dan 036/1997 mengenai perubahan nomor status SMP menjadi SLTP, SMA menjadi SMU, dan SMKTA menjadi SMK dan ditegaskan oleh surat dari PPKS Nomor 33/C/IV/1997 tanggal 4 Juli 1997 tentang perubahan nomor status, maka SMEA Kristen Surakarta berubah menjadi SMK Kristen 1 Surakarta, dan sebagai catatan, pada tanggal 10 Mei 1996 PPKS telah mengangkat Bapak Medi Sunyoto, MPd menjadi pelaksana harian kepala SMK Kristen 1 Surakarta berhalangan hadir. Sekarang ini SMK Kristen Surakarta telah memiliki 4 jurusan yaitu Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Penjualan dan juga Multimedia sebagai program/jurusan baru di SMK Kristen 1 Surakarta. SMK Kristen 1 Surakarta telah mengalami masa pergantian kepala sekolah sebanyak 7 kali yaitu dari: 1. Tahun 1958 sampai dengan tahun 1964, Bapak S. Sucipto, BA. 2. Tahun 1965 sampai dengan tahun 1969, Bapak Suparjo, BA. 3. Tahun 1970 sampai dengan 1974 Bapak Drs. Santosa Adi Kusumo. 4. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1978 commit to Bapak user Bob Hadianto.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
5. Tahun 1979 selama kira-kira dua puluh tahun dipegang oleh Dra. Kusminah. 6. Tahun 1999 sampai awal tahun 2011 oleh Ibu Dra. Sri Haryanti, M.M. 7. Tahun 2011 sampai dengan sekarang oleh Bapak Drs. Siwi Widi Asmoro 2. Keadaan Lingkungan Belajar SMK Kristen 1 Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan kejuruan formal yang secara teknis memenuhi syarat sebagai lembaga pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari letak lokasi yang strategis, sehingga mudah dijangkau kendaraan umum. SMK Kristen 1 Surakarta terletak satu lokasi dengan SMP Kristen 4 Surakarta, tepatnya berada di Jalan A. Yani No. 2 Tegalharjo, Jebres, Surakarta. Formasi gedung SMK Kristen 1 Surakarta berbentuk “U” sehingga tengahnya dapat dipakai sebagai tempat upacara, olahraga, bermain siswa. Di sisi lain, SMK Kristen 1 Surakarta juga mengalami sedikit hambatan. Hambatan itu yaitu, suara bising kendaraan karena letak SMK Kristen yang berada di samping jalan besar.
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah a. Visi SMK Kristen 1 Surakarta Mewujudkan Lembaga pendidikan dan pelatihan berstandar Nasional yang menghasilkan tenaga kerja yang kompeten, mandiri serta memiliki iman, pengharapan dan Kasih. b. Misi SMK Kristen 1 Surakarta 1) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang berstandar dan berorientasi pada mutu. 2) Melaksanakan kegiatan yang berorientasi pada pusat produksi dan pemasaran. 3) Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang kompeten, mandiri dan beriman. c. Tujuan SMK Kristen 1 Surakarta 1) Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan setiap potensinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
2) Menyiapkan siswa mampu memilih karier maupun berpotensi untuk mengembangkan dirinya di era globalisasi. 3) Menyiapkan tenaga kerja tingkt menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri pada saat ini maupun di masa mendatang. 4) Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif, produkrif dan kreatif serta inovatif. d. Sasaran program SMA Kristen 1 Surakarta 1) Meningkatkan hasil PMB menjadi lebih mantap dari tahun sebelumnya. 2) Meningkatkan administrasi sekolah tenaga pendidikan serta PMB 3) Meningkatkan hubungan sekolah dengan dunia usaha/ industri dan masyarakat untuk peningkatan pelaksanaan sistem ganda (PSG). 4) Meningkatkan Unit Produksi dalam rangka menggali Sumber dana dan menjadi sasaran peningkatan ketrampilan.
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta
1. Ditinjau dari Segi Siswa a . Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi di kelas X Keuangan SMK Kristen 1 Surakarta dapat dikatakan kurang aktif dan menyenangkan karena siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi, masih banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran akuntansi. Ketika guru memberikan pertanyaan, jarang sekali ada siswa yang mau menjawab dan akhirnya guru sendiri yang commit menjawab pertanyaan itu. to user
Hal inilah yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
menyebabkan siswa menjadi malas untuk aktif menjawab pertanyaan. Banyak siswa yang tidak memanfaatkan kesempatan untuk lebih aktif bertanya ketika guru memberikan kesempatan bertanya. Jika siswa tidak ada yang bertanya, guru memberikan soal latihan untuk dikerjakan siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa menjadi merasa jenuh karena pemberian soal latihan tanpa dibahas penyelesaiannya. Tentu hal ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. b . Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri sehingga tidak mengerjakan soal-soal latihan berdasar kemampuannya. Kebiasaan siswa yang satu ini sangatlah buruk. Soal-soal latihan yang diberikan guru setiap minggunya hanya dikerjakan oleh beberapa siswa saja. Siswa-siswa lain baru akan mengerjakan bila guru telah memberi peringatan dan kebanyakan dari siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri. Para siswa hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan. Hal ini akan membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan sangat menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian seorang diri. Pada kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh. c . Siswa kurang aktif baik dalam proses pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugas rumah Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. Dalam mengerjakan tugas rumah juga masih ada sebagian siswa yang tidak mengerjakan. Para siswa perlu peringatan lebih dari satu kali untuk mengerjakan tugas rumah mereka. Hal ini menjadikan suasana belajar yang kurang optimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
2. Ditinjau dari Segi Guru Guru
belum
menggunakan
metode
pembelajaran
yang
mampu
membangkitkan semangat siswa dan meningkatkan pemahaman mereka pada mata pelajaran akuntansi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa. Penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun guru telah memberi dorongan dan pendekatan secara pribadi kepada siswa, namun keaktifan dan antusias siswa terhadap pembelajaran akuntansi masih belum dapat ditingkatkan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 1. Siklus I Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui pembelajaran kooperatif tipe Learning Together adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Februari 2011 di ruang guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya minat mengikuti pelajaran akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011, hari Rabu tanggal 2 Maret 2011, hari Kamis tanggal 3 Maret 2011, dan hari Jum’at tanggal 4 Maret 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi jasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian memperkenalkan peneliti serta tujuan mengadakan penelitian. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Sosialisasi Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together dan dilanjutkan mengulangi sedikit materi terdahulu lalu diselingi dengan tanya jawab. (4) Guru memberikan penjelasan materi dilanjutkan tanya jawab. (5) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kooperatif. Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang dan kelompok berjumlah 9 kelompok. (6) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan. (7) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan kedua (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa. (2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa maupun kondisi kelas. (3) Guru mengulas kembali tentang pertemuan sebelumnya dan mempersilahkan para siswa untuk duduk sesuai dalam kelompoknya masing-masing berdasar pembagian kelompok pada pertemuan sebelumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
(4) Guru membagikan soal kepada tiap-tiap kelompok. (5) Siswa
diminta
mendiskusikan
soal
kelompok
dengan
kelompoknya masing-masing dan mempersiapkan untuk presentasi didepan kelas pada pertemuan selanjutnya. (6) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan memberi penilaian. (7) Guru memberitahu siswa bahwa pertemuan selanjutnya adalah presentasi. (8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. c) Pertemuan ketiga (1) Salam pembuka, guru mengecek kehadiran siswa kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusi kelompok. (4) Guru meminta lima kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian dan diselingi tanya jawab. (5) Guru dan peneliti memandu pelaksanaan presentasi dan memberi penilaian. (6) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir, guru dan siswa merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dan presentasi. (7) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi/tes individual. (8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
d) Pertemuan Keempat (1) Guru membuka pelajaran dengan salam, kemudian dilanjutkan dengan presensi siswa. (2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. (3) Guru
membagikan
soal evaluasi dan
meminta siswa
mengerjakan secara mandiri. (4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru bersama peneliti mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan siswa. (5) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis. (6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan sebelum jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya. (7) Guru memberikan motivasi agar belajar materi selanjutnya dan menutup pelajaran dengan salam penutup. 2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikannya bersama guru untuk materi kertas kerja dan laporan laba rugi dengan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. 3) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya bersama guru. Instrumen berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati partisipasi siswa dalam diskusi kelas dan interaksi antarsiswa dalam kegiatan kelompok kooperatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Senin tanggal 28 Februari 2011, hari Rabu tanggal 2 Maret 2011, hari Kamis tanggal 3 Maret 2011, dan hari Jum’at tanggal 4 Maret 2011 di ruang kelas X Keuangan. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerja dan laporan laba rugi. Pada pertemuan pertama digunakan guru untuk mempresentasikan materi secara jelas dan membentuk kelompok Learning Together. Pada pertemuan kedua, siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai dengan langkah Learning Together. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk presentasi hasil kerja kelompok yang telah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat digunakan guru bersama peneliti untuk mengadakan evaluasi untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1 ) Pertemuan Pertama ( Senin, 28 Februari 2011) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa. Pada hari itu Wiwik Puspitasari tidak masuk dikarenakan sakit. Setelah mengabsen, guru memperkenalkan peneliti serta tujuan mengadakan penelitian tersebut. Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang jurnal penyesuaian dan langkah-langkah pengikhtisaran pada siklus akuntansi. Guru menunjuk siswa yang ramai untuk menjawab pertanyaan. Beberapa siswa seperti Yosua, Elma, Novita, dan Elisabet menjawab pertanyaan. Suasana kelas menjadi agak tegang karena tidak biasanya guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Namun perubahan ini akan commit berdampak positif karena siswa akan lebih to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
memperhatikan, meski masih ada beberapa siswa yang tetap tidak memperhatikan. Setelah memberikan pertanyaan pada siswa, guru menjelaskan pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Hal ini bertujuan agar siswa tidak mengalami kebingungan selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah penjelasan langkah-langkah pembelajaran Learning Together selesai, guru melanjutkan pelajaran dengan memberikan penjelasan mengenai materi kertas kerja dan laporan laba rugi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika mereka belum jelas. Ada beberapa siswa yang bertanya seperti Kristin, Yerica dan Bella mengenai bentuk-bentuk laporan laba rugi. Selain
itu, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menjawab pertanyaan dari siswa lain. Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkahlangkah pembelajaran Learning Together. Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang. Sehingga pada pertemuan selanjutnya siswa dapat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Selain itu, siswa diminta belajar dan mempersiapkan diri untuk diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan. Setelah bel berbunyi, guru menutup pelajaran dengan salam. 2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 2 Maret 2011) Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai kegiatan belajar, guru meminta siswa mempersiapkan buku catatan dan perlengkapan lainnya serta meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. Setelahcommit itu guru mengulang secara singkat langkahto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
langkah dari pembelajaran Learning Together untuk mengingatkan siswa dan mengulas tentang materi pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan soal dengan masing-masing kelompoknya serta mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan memberi penilaian. Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam. 3 ) Pertemuan ketiga ( Kamis, 3 Maret 2011) Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Guru mengecek kondisi siswa maupun kelas. Kemudian guru meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya dan dilanjutkan mengulas tentang pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan rencana pembelajaran hari itu adalah presentasi. Pada pertemuan itu guru meminta lima kelompok yang presentasi dengan materi kertas kerja sebanyak 2 kelompok dan materi laporan laba rugi sebanyak 3 kelompok. Waktu presentasi dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau maju presentasi. Karena mereka masih takut dan tidak ada yang mau maju, maka guru menunjuk secara acak. Yang mendapat giliran maju pertama adalah kelompok I. Setelah kelompok I mempresentasikan hasil, dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok yang lain yang ingin bertanya. Hanya sedikit siswa yang bertanya dan itupun karena guru yang memotivasi. Selanjutnya kelompok commit to user I mengambil undian untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
menentukan kelompok yang maju selanjutnya. Yang mendapat giliran kedua adalah kelompok III. Pada saat kelompok III mempresentasikan hasil kerja mereka, jawaban mereka berbeda dengan kelompok I. Ada siswa yang bertanya mengapa hasilnya berbeda. Setelah dibahas, ternyata terjadi kesalahan yaitu akun modal masuk ke kolom laba rugi. Setelah 2 kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai kertas kerja dan memberikan pujian pada hasil kerja kelompok mereka. Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi 3 kelompok mengenai laporan laba rugi. Kelompok yang mendapat giliran adalah kelompok II, V, dan VII . Kelompok II mempresentasikan laporan laba rugi bentuk single step. Pada presentasi ini ada beberapa siswa yang bertanya dan kelompok II mampu menjawab. Selanjutnya kelompok V dan VII mempresentasikan secara bergantian laporan laba rugi bentuk multiple step. Ada beberapa siswa yang bertanya cara menentukan pendapatan dan beban di luar usaha, mereka juga bisa menjawab. Setelah kegiatan presentasi selesai, guru membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan mengenai laporan laba rugi dan memberikan pujian untuk hasil kerja kelompok mereka. Guru juga memberikan kesempatan lagi bagi siswa yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa bertanya kepada guru mengenai laba usaha dan laba di luar usaha. Guru memberikan informasi kepada para siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi yang dikerjakan secara mandiri. Guru memotivasi siswa agar tetap belajar untuk menghadapi evaluasi pada pertemuan selanjutnya dan mengingatkan siswa agar mengerjakan sendiri pada saat evaluasi berlangsung. Kemudian guru menutup pelajaran dengan salam penutup. 4 ) Pertemuan Keempat ( commit Jum’at, to 4 Maret user 2011)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi. Guru mengawasi siswa agar mereka mengerjakan sesuai kemampuan mereka sendiri. Kegiatan evaluasi berjalan dengan cukup baik. Hasil evaluasi langsung dikumpulkan pada guru saat waktu mengerjakan telah habis. Sebelum jam pelajaran berakhir, guru membuat kesimpulan dan sedikit memberikan jawaban dari evaluasi yang sudah diberikan agar siswa mengetahui dimana letak kesalahannya pada saat mengerjakan. Setelah itu guru memotivasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Kemudian guru menutup pertemuan hari itu dengan salam penutup.
c. Observasi dan Interpretasi Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan
pengamatan
terhadap
kegiatan
yang
sedang
berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran berkolaborasi. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap pelaksanaan pada siklus I, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam diskusi kelompok adalah sebesar 68,79% dan sisanya adalah sebesar 31,21% masih kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini disebabkan karena siswa yang merasa kurang mampu dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
mengerjakan tidak mau ikut berdiskusi dengan anggota kelompoknya yang mampu. 2 ) Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dalam forum kelas dari apersepsi sampai pelajaran berakhir adalah sebesar 70,21%. Sisanya sebesar 29,79% masih kurang aktif dalam forum kelas. Hal ini disebabkan karena siswa yang masih takut dan malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan baik dari guru ataupun dari siswa lain. Selain itu, pada saat diskusi kelas masih banyak siswa yang tidak memperhatikan. 3 ) Berdasarkan dari evaluasi hasil pekerjaan individu siswa, dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu (sudah memenuhi KKM sebesar 73) dalam mengerjakan soal evaluasi yaitu pada materi kertas kerja (neraca lajur) dan laporan laba rugi adalah sebesar 74,47% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi. Sisanya adalah sebesar 25,53% siswa nilainya masih belum mencapai 73 (belum memenuhi KKM).
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat dalam tabel dan grafik dibawah berikut ini: Tabel 3. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I Aspek yang dinilai Partisipasi siswa dalam kelompok Partisipasi siswa dalam kelas Ketuntasan Hasil Belajar (KKM=73)
Target capaian
Siklus I
70 %
68,79 %
80 %
70,21 %
80 %
74,47 %
commit to user
Keterangan Belum tercapai Belum tercapai Belum tercapai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
90 80
Partisipasi siswa dalam kelompok
70
J u m 60 l a 50 h 40 %
Partisipasi siswa dalam kelas Ketuntasan hasil belajar
30 20 10 0
SIKLUS I
Gambar 3. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan analisis pada tindakan siklus I. Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan pada siklus I sesuai dengan perencanaan tindakan siklus I yang telah direncanakan. Terdapat beberapa kelebihan saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Pada saat proses belajar mengajar antusias siswa meningkat. Beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada siklus I juga memiliki banyak kekurangan. Kekurangan tersebut ada pada commitberperan to user dalam kegiatan diskusi kelas, guru dan siswa. Guru kurang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
sehingga diskusi kelas hanya dimanfaatkan siswa yang aktif dan pandai bicara. Pada saat evaluasi, guru kurang memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang. Hal ini mengakibatkan siswa yang duduk dibelakang kurang sportif dalam mengerjakan soal, masih ada beberapa siswa yang bertanya dan mencontek jawaban teman sebelahnya tanpa diketahui guru. Dari siswa, masih banyak siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, terutama saat apersepsi dan pemberian materi dari guru. Serta belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa yang melakukan aktivitas lain selain diskusi tentang materi pelajaran. Pada saat pelaksanaan diskusi Learning Together, masih ada beberapa siswa yang tidak mau berdiskusi dan bekerjasama dengan kelompoknya. Pada saat presentasi mereka masih kurang percaya diri untuk maju tanpa ditunjuk, sehingga guru yang menunjuk kelompok untuk maju. Kegiatan presentasi masih kurang hidup karena siswa belum berani bertanya dan berpendapat jika tidak dimotivasi guru. Pada saat pelaksanaan evaluasi masih ada siswa mencontek. Dari segi ketuntasan belajar, masih ada 12 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya refleksi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dan juga untuk meningkatkan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Guru perlu lebih aktif dan ikut terlibat dalam diskusi kelas. Ikut pula menyumbangkan ide dalam memberi penguatan materi kepada siswa yang masih bingung agar
siswa
benar-benar
memahami
materi
pembelajaran
yang
disampaikan. Setelah itu baru kemudian beralih ke konsep atau materimateri selanjutnya. Guru perlu meningkatkan kontrol dan pengawasan kelas untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan menegur siswa yang tidak memperhatikan. Halcommit itu dapat dilakukan dengan cara memberikan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
pertanyaan untuk siswa yang tidak memperhatikan. Guru juga harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap siswa dan selalu memberikan motivasi ataupun penguatan agar siswa menjadi lebih aktif dan percaya diri dalam bertanya dan berpendapat di dalam forum kelas ataupun pada saat diskusi berlangsung. Pada saat evaluasi, guru perlu lebih memperhatikan kondisi siswa yang duduk dibarisan belakang pada saat kuis sehingga hal tersebut tidak memungkinkan bagi siswa yang mencoba bertanya jawaban pada teman yang duduk disebelahnya. 2. Siklus II Penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Learning Together pada mata pelajaran akuntansi berdasarkan refleksi pada Siklus I, menunjukkan bahwa masih terdapat adanya kekurangan-kekurangan. Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada Siklus II: a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 4 Maret 2011 di ruang Guru SMK Kristen 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi siklus I. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 4 kali pertemuan, yakni pada hari Senin tanggal 7 Maret 2011, Hari Rabu tanggal 9 Maret 2011, Hari Kamis tanggal 10 Maret 2011, dan Hari Jum’at 11 Maret 2011. Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan berikut: 1 ) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran mata pelajaran akuntansi dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
(1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta mengabsen siswa. (2) Menciptakan situasi yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi siswa maupun kelas. (3) Guru menginformasikan hasil evaluasi pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar. (4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan diselingi dengan tanya jawab. (5) Penjelasan Materi mengenai laporan perubahan modal dan laporan neraca diselingi tanya jawab (6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami. Ketika tidak ada yang bertanya, guru akan bertanya kepada siswa yang mendapat nilai kurang pada evaluasi sebelumnya. (7) Guru memberikan soal dan siswa diberi kebebasan untuk mengerjakan bersama teman sebangku agar mereka dapat berdiskusi. (8) Membahas soal bersama-sama agar siswa mengetahui letak kesalahannya. (9) Guru, peneliti dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan dan memberitahukan bahwa pertemuan selanjutnya guru akan memberikan soal yang akan dikerjakan siswa secara kelompok. (10) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan Kedua (1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan mengabsen siswa (2) Menciptakan situasi yang kondusif. commitpembelajaran to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
(3) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami, kemudian guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab soal agar siswa selalu
siap
dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. (4) Siswa diminta duduk sesuai kelompoknya pada siklus I. (5) Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok. (6) Siswa
diminta
mendiskusikan
soal
kelompok
dengan
kelompoknya masing-masing dan mempersiapkan untuk presentasi didepan kelas pada pertemuan selanjutnya. (7) Pada saat siswa berdiskusi dengan kelompok, guru berkeliling sambil mengawasi mereka dan memberikan arahan bagi kelompok yang mengalami kesulitan. (9) Guru bersama peneliti mengamati kegiatan diskusi kelas dan memberi penilaian. (10) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok dan guru memberitahukan
bahwa
pertemuan
selanjutnya
adalah
presentasi kelompok. (11) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. c) Pertemuan Ketiga (1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta mengabsen siswa. (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusi kelompok. (4) Guru meminta lima kelompok untuk maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara bergantian dan diselingi tanya jawab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
(5) Guru dan peneliti memandu pelaksanaan presentasi dan memberi penilaian. (6) Setelah presentasi selesai dan jam pelajaran berakhir, guru dan siswa merumuskan kesimpulan dari hasil diskusi dan presentasi. (7) Guru memberitahukan kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi. (8) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. d) Pertemuan Keempat (1) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam serta mengabsen siswa. (2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan evaluasi dari materi yang sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. (3) Guru
membagikan
soal evaluasi dan
meminta siswa
mengerjakan secara mandiri. (4) Siswa mengerjakan soal kuis sedangkan guru mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan siswa. (5) Guru meminta lembar jawab pada saat waktu habis. (6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang diberikan sebelum pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak kesalahannya. (7) Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. 2 ) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikannya
bersama guru untuk materi laporan perubahan
modal dan laporan neraca dengan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. 3 ) Peneliti menyusun instrumen penelitian dan mendiskusikannya bersama guru. Instrumen tersebut berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan dengan mengamati
keaktifan
siswa
selama
proses
belajar
mengajar
berlangsung di dalam kelas. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 4 kali pertemuan seperti yang telah direncanakan yaitu tanggal 7,9,10, dan 11 Maret 2011 di ruang kelas X Keuangan. Pertemuan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah laporan perubahan modal dan laporan neraca. Pada pertemuan pertama, guru menjelaskan materi dan diselingi tanya jawab. Siswa duduk sesuai kelompok dan mengerjakan soal untuk memperdalam pengetahuan mereka. Setelah selesai, soal dibahas bersama-sama dalam forum kelas. Pada pertemuan kedua, siswa diminta mengerjakan soal yang diberikan guru sesuai dengan langkah Learning Together. Pada pertemuan ketiga diisi dengan presentasi hasil kerja kelompok pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan keempat dilakukan evaluasi belajar siswa dari siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1 ) Pertemuan Pertama ( Senin, 7 Maret 2011) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, kemudian mengabsen siswa. Pada hari itu siswa masuk semua. Setelah mengabsen, guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang materi sebelumnya yaitu kertas kerja dan laporan laba rugi. Para siswa langsung mengeluarkan buku catatan commit akuntansi to user dan perlengkapan belajar lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
Ada beberapa siswa yang mau menjawab tanpa ditunjuk guru. Beberapa siswa seperti Kristin, Marguirette, dan Diah D menjawab pertanyaan guru. Guru mulai menjelaskan materi yaitu mengenai laporan perubahan modal dan neraca. Pada pertemuan ini sudah banyak siswa yang memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas. Suasana kelas menjadi lebih aktif karena siswa ada yang bertanya dan ada yang mencoba menjawab pertanyaan siswa lain. Sudah terjadi perubahan dari siklus I ke siklus II. Setelah
memberikan
pertanyaan, guru
meminta siswa
mengerjakan soal bersama dengan teman sebangkunya. Hal ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman materi bagi siswa dan membiasakan siswa berdiskusi dan bertanya jika dia mengalami kesulitan. Setelah selesai mengerjakan, guru membimbing siswa membahas soal tersebut. Para siswa mulai aktif menjawab pertanyaan. Dengan pembahasan ini diharapkan siswa menjadi tahu letak kesalahan mereka sehingga tidak akan terulang lagi kesalahannya. Sebelum menutup pelajaran, guru menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi sesuai langkahlangkah pembelajaran Learning Together. Siswa diminta belajar dan mempersiapkan diri untuk diskusi pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam. 2 ) Pertemuan Kedua ( Rabu, 9 Maret 2011) Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa. Pada hari itu semua siswa masuk. Sebelum memulai kegiatan belajar, guru meminta siswa mempersiapkan buku dan perlengkapan lainnya serta meminta siswa duduk sesuai dengan kelompoknya pada siklus I. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab soal agar siswa selalu siap dalam memnyelesaikan suatu permasalahan. Setelah itu guru mengulang secara singkat langkahcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
langkah pembelajaran Learning Together untuk mengingatkan siswa. Kemudian guru membagikan soal dan lembar jawab kepada masingmasing kelompok. Guru meminta siswa untuk bekerjasama dengan kelompoknya dan mempersiapkan diri mempresentasikan hasilnya pada pertemuan selanjutnya. Tempat duduk kelompok dibuat berbeda dengan pertemuan ketiga pada siklus I. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa jenuh. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, guru berkeliling mengecek apakah ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal atau tidak. Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk mengerjakan telah selesai, guru meminta siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka dan mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan salam. 3 ) Pertemuan ketiga ( Kamis, 10 Maret 2011) Guru membuka pelajaran dengan salam. Setelah itu guru mengabsen siswa, semua siswa masuk. Guru mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. Guru mengulas tentang pertemuan sebelumnya dan meminta masing-masing kelompok untuk mempersiapkan presentasi hasil diskusi kelompok. Guru meminta lima kelompok maju untuk mempresentasikan hasil kelompoknya. Dua kelompok dengan materi laporan perubahan modal dan tiga kelompok lagi dengan materi laporan neraca. Waktu presentasi dibatasi tiap kelompok 10 - 15 menit. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau maju presentasi. Kelompok yang menawarkan diri untuk maju pertama
kali
adalah
kelompok
II.
Setelah
kelompok
II
mempresentasikan hasil, dibuka waktu tanya jawab untuk kelompok yang lain yang ingin bertanya. commit toAda userbeberapa siswa yang bertanya dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
kelompok II mampu menjawab. Selanjutnya guru menawarkan lagi untuk kelompok yang mau maju. Namun tidak ada kelompok yang bersedia untuk maju lagi. Sehingga kelompok II mengambil undian kelompok yang akan maju. Kelompok yang mendapat giliran maju kedua
adalah
kelompok
IX.
Pada
saat
kelompok
IX
mempresentasikan hasil kerja mereka, ada siswa yang bertanya dan kelompok IX menjawab pertanyaan. Setelah mereka menjawab ada tambahan pendapat dari kelompok VII. Setelah dua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai laporan perubahan modal dan memberikan pujian terhadap hasil kerja kelompok mereka. Pada putaran kedua, dilaksanakan presentasi dari tiga kelompok mengenai laporan neraca. Kelompok yang menawarkan diri untuk maju pertama kali adalah kelompok I. Kelompok I mempresentasikan laporan neraca dengan bentuk stafel. Pada presentasi ini ada beberapa siswa yang bertanya. Karena masih ada siswa yang tidak memperhatikan maka guru memberikan pertanyaan dari siswa yang bertanya tersebut kepada siswa yang tidak memperhatikan. Selanjutnya kelompok I mengambil dua kertas undian. Kelompok yang mendapat giliran maju berikutnya adalah kelompok VI dan kelompok III. Selanjutnya kelompok VI dan III mempresentasikan secara bergantian laporan neraca dengan bentuk skontro. Disini terjadi perbedaan jawaban antara kelompok VI dengan kelompok III. Setelah dibahas bersama-sama dan dengan bimbingan guru, ternyata terjadi kesalahan pada kelompok VI. Akun modal yang dicantumkan oleh kelompok VI bukanlah modal akhir, melainkan modal awal. Jawaban mereka masih salah karena kurangnya ketelitian saat
mengerjakan.
Setelah
kegiatan
presentasi
selesai,
guru
membimbing siswa commit merumuskan to user kesimpulan mengenai materi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
laporan neraca dan memberikan pujian terhadap hasil kerja kelompok mereka masing-masing. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya. Ada beberapa siswa yang meminta guru menjelaskan kembali mengenai pengaruh laba dan rugi terhadap laporan perubahan modal. Guru juga memberikan pertanyaan kepada siswa yang tidak memperhatikan. Setelah waktu sudah hampir habis, guru memberikan informasi kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi dan memotivasi siswa agar tetap belajar untuk menghadapi evaluasi. Guru menutup pelajaran dengan salam. 4 ) Pertemuan Keempat ( Jum’at, 11 Maret 2011) Guru membuka pelajaran dengan salam dan dilanjutkan mengabsen siswa. Pada hari itu Lena Setyaningsih tidak masuk karena sakit. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengisi tempat duduk Lena di depan yang masih kosong. Siswa diminta mengumpulkan semua buku dan catatan-catatan yang berkaitan dengan materi yang akan dievaluasikan. Hal ini dimaksudkan agar mereka mengerjakan sesuai kemampuan sendiri. Setelah itu guru membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal kuis, sedangkan guru mengawasi agar hasil evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan siswa. Kegiatan evaluasi berjalan dengan baik. Hasil evaluasi langsung dikumpulkan kepada guru setelah waktu mengerjakan habis. Guru membahas sedikit jawaban dari soal evaluasi hari itu agar siswa tahu dimana letak kesalahannya. Guru menutup pelajaran dengan salam penutup. c. Observasi dan Interpretasi Observasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan
pengamatan terhadap commit to user
kegiatan
yang
sedang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran berkolaborasi. Berdasarkan hasil pengamatan dari peneliti terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus II, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam diskusi kelompok adalah sebesar 79,43% dan sisanya sebesar 20,57% kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan karena siswa yang merasa kurang mampu tidak mau berdiskusi dengan anggota kelompoknya yang mampu. 2 ) Siswa yang turut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di dalam forum kelas dari apersepsi sampai selesai adalah sebesar 82,97%. Sisanya sebesar 17,03% masih kurang aktif dalam forum kelas. Hal ini disebabkan karena siswa yang masih takut dan malu untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan. 3 ) Berdasarkan evaluasi hasil pekerjaan para siswa, dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah memenuhi KKM (yaitu sebesar 73) dalam mengerjakan evaluasi dengan materi laporan perubahan modal dan neraca sebesar 89,13% dari jumlah siswa yang mengikuti evaluasi. Sisanya 10,87% siswa nilainya masih dibawah KKM. Siswa yang tidak masuk yaitu Lena Setyaningsih dikarenakan sakit.
Hasil observasi dan interpretasi tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Tabel 4. Partisipasi dan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II Aspek yang dinilai Partisipasi siswa dalam kelompok Partisipasi siswa dalam kelas Ketuntasan Hasil Belajar (KKM=73)
Target
Siklus II
Keterangan
70 %
79,43 %
Tercapai
80 %
82,97 %
Tercapai
80 %
89,13 %
Tercapai
capaian
Adapun grafiknya adalah sebagai berikut:
Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
100 90
Partisipasi siswa dalam kelompok
80 J u m l a h
70
%
30
60
Partisipasi siswa dalam kelas
50 40
Ketuntasan hasil belajar
20 10 0 SIKLUS II
Gambar 4. Grafik Tingkat Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa pada Siklus II commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi, peneliti melakukan analisis pada tindakan siklus II. Guru melaksanakan pelaksanaan tindakan pada siklus II sesuai dengan perencanaan tindakan siklus II yang telah direncanakan peneliti. Terdapat beberapa kelebihan pada saat pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Kelebihan itu adalah meningkatnya antusias siswa baik dalam diskusi kelompok maupun saat proses belajar mengajar. Siswa sudah melaksanakan diskusi Learning Together dengan lebih baik. Ketuntasan hasil belajar dan rata-rata nilai juga meningkat. Pada saat presentasi juga sudah ada beberapa kelompok yang maju tanpa ditunjuk. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together pada siklus II juga memiliki kekurangan yang ada pada guru dan siswa. Kekurangan yang ada pada guru adalah guru kurang memperhatikan kondisi siswa setelah evaluasi dilaksanakan, sehingga suasana kelas menjadi ramai dan ada beberapa siswa yang mengeluh karena tidak mendengar dengan jelas informasi dari guru setelah evaluasi. Kekurangan yang ada pada siswa adalah pada saat guru meminta siswa mengerjakan soal dengan diskusi, masih ada beberapa siswa yang mengerjakan sendiri dan tidak berdiskusi. Selain itu masih tetap ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya. Dari ketuntasan belajar, masih ada 5 siswa yang tidak tuntas mengerjakan soal evaluasi. Berdasarkan observasi dan analisis, maka diperlukan adanya refleksi untuk memperbaiki kelemahan yang ada dan untuk meningkatkan pembelajaran agar menjadi lebih baik. Tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah
guru perlu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan nyaman untuk siswa, sehingga mereka tidak tegang saat belajar . Pada waktu evaluasi selesai guru menarik perhatian siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
agar mereka mau mendengar penjelasan guru. Sehingga mereka mengetahui informasi yang diberikan guru. Hal yang harus selalu ditingkatkan guru adalah meningkatkan pendekatan kepada siswa dan selalu memberikan motivasi agar mereka lebih percaya diri untuk aktif. Baik aktif dalam belajar, bertanya, berpendapat, maupun mengerjakan soal yang diberikan guru agar pemahaman materi meningkat.
D. Pembahasan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua tindakan siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Kristen 1 Surakarta. Dari hasil survei awal ini, peneliti menemukan bahwa pembelajaran mata pelajaran Akuntansi Pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa pada siswa kelas X Keuangan masih kurang optimal dimana siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya juga kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together. Alasan peneliti memilih pembelajaran ini adalah karena dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together diharapkan siswa akan lebih paham ketika berdiskusi dengan temannya dan akan meningkatkan hasil belajarnya. Kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah kertas kerja/neraca lajur dan laporan laba rugi. Guru memberikan materi kertas kerja dan menyusun laporan laba rugi. Hari berikutnya siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
diminta mengerjakan soal dengan langkah-langkah model pembelajaran tipe Learning Together mengenai materi yang telah diajarkan. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan diskusi, dimana ada beberapa siswa yang tidak turut bekerjasama dalam kelompoknya. Selain itu, kesempatan presentasi untuk tanya jawab banyak diabaikan para siswa yang tidak maju presentasi. Dari hasil evaluasi masih ada beberapa siswa yang tidak tuntas (belum memenuhi KKM sebesar 73). Karena itu, peneliti bersama guru mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Setelah melakukan analisis dan refleksi pelaksanaan tindakan siklus I dan perencanaan tindakan siklus II, peneliti bersama guru secara kolaboratif melaksanakan tindakan siklus II. Materi pembelajaran pada siklus II adalah laporan perubahan modal dan laporan neraca. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang berpartisipasi saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru. Mereka sudah mulai berani bertanya dan berpendapat tanpa harus ditunjuk oleh guru. Hasil evaluasi juga sudah menunjukkan peningkatan. Hal ini disebabkan karena siswa mengerjakan soal dan dibahas bersama dalam forum kelas. Sehingga mereka lebih memahami materi yang dipelajari. Kegiatan presentasi juga menjadi lebih aktif dengan tanya jawab antar kelompok dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan dibawah bimbingan guru. Namun masih terdapat kekurangan pada siklus II yaitu masih ada beberapa siswa saat diskusi kelompok mengerjakan sendiri dan tidak berdiskusi. Selain itu masih tetap ada beberapa siswa yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya. Sehingga masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar . commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa telah terjadi peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari partisipasi siswa dalam kelompok, partisipasi siswa dalam kelas dan ketuntasan hasil belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together dari siklus satu ke siklus yang berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan juga grafik berikut ini: Tabel 5. Peningkatan Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Aspek yang
Target
dinilai
Capaian
Partisipasi siswa dalam kelompok Partisipasi siswa dalam kelas Ketuntasan hasil belajar (KKM 73)
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Target
70 %
68,79%
79,43%
10,64%
Tercapai
80 %
70,21%
82,97%
12,76%
Tercapai
80 %
74,47%
89,13%
14,66%
Tercapai
Peningkatan partisipasi dan hasil belajar pada grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Grafik Partisipasi Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar
90 80
Partisipasi siswa dalam kelompok
70
J u m l a h %
60 50
Partisipasi siswa dalam kelas
40 30 20
Ketuntasan hasil belajar
10 0
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar. 5. Grafik Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II Tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together berdampak baik terhadap partisipasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi. Pada aspek partisipasi siswa dalam kelompok, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,64%. Pada aspek partisipasi siswa dalam kelas, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,76%. Sedangkan pada aspek ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan yang paling besar, dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 14,66%. Berdasarkan tindakan pada siklus I dan siklus II, guru berhasil melaksanakan pembelajaran Mata Pelajaran Akuntansi yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari indikator-indikator berikut: (1) Siswa terlihat antusias commit to(2) userSiswa sudah mampu mengatasi dan bersemangat mengikuti pelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
kesulitan belajar dengan berdiskusi dengan teman yang lebih paham materi, (3) Siswa sudah mampu memahami materi, (4) Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan motivasi dengan pertanyaan yang membantu keaktifan siswa, (5) Nilai dari hasil evaluasi yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Sehingga dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini peningkatan yang paling besar yaitu pada indikator ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 14,66%. Hal ini sesuai dengan manfaat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yaitu memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain, sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan partisipasi yang optimal siswa akan mempunyai waktu berpikir yang cukup banyak dan memecahkan masalah yang diberikan guru. Pada akhirnya dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas X Keuangan SMK Kristen I Surakarta ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat peningkatan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar dan peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Akuntansi dengan penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe Learning Together pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen I Surakarta. Upaya tersebut terbukti meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Akuntansi Perusahaan Jasa pada siswa kelas X Keuangan SMK Kristen I Surakarta. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa temuan di kelas, yaitu: 1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan diskusi kelompok. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi siswa pada saat kegiatan diskusi kelompok sebesar 10,64%. Partisipasi siswa dalam kelompok pada siklus pertama sebesar 68,79%. Partisipasi siswa dalam kelompok pada siklus kedua sebesar 79,43%. 2. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi siswa di dalam kelas sebesar 12,76%. Partisipasi siswa dalam kelas pada siklus pertama sebesar 70,21%. Partisipasi siswa dalam kelas pada siklus kedua sebesar 82,97% . 3. Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 14,66%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama sebesar 74,47%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus kedua sebesar 89,13%. commit78to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 4. Peningkatan terbesar ada pada ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus kedua mencapai 89,13%. Hal ini sesuai dengan manfaat dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yaitu memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain, sehingga partisipasi siswa lebih optimal. Dengan partisipasi yang optimal siswa akan mempunyai waktu berpikir yang cukup banyak dan memecahkan
masalah
yang
diberikan
guru.
Pada
akhirnya
dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.
B. Implikasi Berdasarkan pada simpulan penelitian di atas, maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Implikasi Teoretis Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat belajar atau motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran akuntansi. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif dan efisien. Selain itu, penggunaan pendekatan yang tepat dalam menerapkan suatu metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kualitas dan efektivitas penyampaian materi yang dilakukan olehtoguru commit userdalam kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 Hal ini akan berpengaruh pula pada motivasi dan keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara jelas bahwa kegiatan pembelajaran akuntansi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran kooperatif tipe Learning Together menekankan pada keaktifan siswa secara penuh, sehingga mendorong untuk selalu aktif dalam belajar melalui kegiatan diskusi. Selain itu, dengan adanya kegiatan diskusi dalam pembelajaran lebih mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. 2. Implikasi Praktis Penelitian ini memberikan gambaran bahwa melalui pengggunaan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa juga terlihat lebih berpartisipasi dalam kegiatan diskusi. Disamping itu siswa juga merasa senang dengan adanya diskusi sehingga tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Hasil belajar siswa yang tercermin dari hasil evaluasi juga mengalami peningkatan. Dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal dalam pembelajaran
akuntansi,
seorang
guru
harus
mampu
memilih
metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa, minat, dan kondisi lingkungan yang ada. Penilaian juga harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, melalui hasil belajar siswa, keaktifan dan partisipasi siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran kooperatif tipe Learning Together dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi guru dalam pembelajaran akuntansi C. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saransaran sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 1. Bagi Guru a. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, guru hendaknya membagi kelompok secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan/intelegensi siswa agar diskusi dapat berjalan secara optimal. b. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together, guru hendaknya mengoptimalkan kegiatan belajar siswa saat berdiskusi maupun saat presentasi dengan memberikan pengarahan dan melakukan pengawasan terhadap siswa . c. Guru hendaknya selalu mengadakan refleksi terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe Learning Together yang telah berlangsung dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajaran. 2. Bagi Siswa a. Siswa memanfaatkan dengan baik penerapan pembelajaran kooperatif tipe Learning Together untuk berdiskusi memecahkan masalah dan saling mengajari satu sama lain agar siswa paham akan materi yang dipelajari. b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain. c. Siswa harus lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. d. Siswa hendaknya memperhatikan dan tidak gaduh saat guru menerangkan. 3. Bagi Sekolah a. Perlu adanya bimbingan dan binaan kepada guru agar keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas tercapai. b. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain, maupun di sekolah lain. Namun, dalam penerapannya harus menyesuaikan kondisi kelas maupun sekolah masing-masing, karena setiap sekolah dan setiap kelas memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maka dengan adanya penyesuaian tersebut diharapkan dapat menciptakan pola pengajaran yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
DAFTAR PUSTAKA Agus Suranto. 2005. Prinsip-prinsip Akuntansi 1 SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira. Alam, S. 2004. Ekonomi (untuk SMA dan MA kelas XI). Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Anita Lie. 2008. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Hinomarus Masu. 2008. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together untuk meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Jurnal Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial SMAK Sang Timur Yogjakarta. Jogjakarta. Universitas Sanata Dharma. Isjoni. 2007. Cooperative Learning (Efektifitas Belajar Kelompok). Bandung: Alfabeta. Muntari. 2009. Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kooperatif Model Learning Together dan Langsung) terhadap Pemahaman Konseptual dan Algoritmik Kimia pada Siswa SMA dengan Kemampuan Matematika Berbeda. Malang: Universitas Negeri Malang. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga Robert E. Slavin. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: PLPG. Suharsimi Arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
commit82to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Tim Pengembang Pelatihan PPG. 2010. Peningkatan Profesional Guru. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta UU No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS). www.google.co.id Diakses tanggal 17 Februari 2011.
commit to user