PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MATAHORA KABUPATEN WAKATOBI
SKRIPSI
Oleh:
SARTONO A1B3 11 016
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MATAHORA KABUPATEN WAKATOBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kependidikan Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
SARTONO A1B3 11 016
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
HALAMAN PERSETUJUAN Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas V SD Negeri Matahora Kabupaten Wakatobi. Nama
: Sartono
Nim
: A1B3 11 016
Telah disetujui dan dipertahankan di hadapan panitia Ujian Skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo. Kendari, Pembimbing I,
November 2015
Pembimbing II,
Dr. I Ketut Suardika, S. Pd. M.Si. NIP 19610315 198601 1 001
Drs. H. La Ode Rafiuddin, R. M.Pd NIP 19550902 198403 1 001
Mengetahui : Ketua Jurusan PGSD
Muhamad Abas, S.Pd. M.Si NIP.19710721 200501 1 003
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Ujian Skripsi pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo pada hari Jumat, tanggal 30 Oktober 2015 berdasarkan SK Dekan No.2742/SK/UN29.5/PP/2015 tanggal 29 Oktober 2015 dan telah dinyatakan Lulus. Panitia Ujian : Ketua
:
Dra. Hj. Sakka Hasan, M.Pd.
(................................)
Sekertaris
:
Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc.
(................................)
Anggota
:
Prof. Dr. H. Bambang Sugianto, M.Pd.
(................................)
Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si
(................................)
Drs. H. La Ode Rafiuddin, R. M.Pd.
(…………………....)
La Ode Safiun Arihi, S.Pd., M.Pd.
(…………………....)
Kendari,
Maret
2016
Disahkan oleh: Dekan FKIP Universitas Halu Oleo
Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si. NIP. 19601231 198610 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah asli, merupakan hasil karya saya sendiri, tidak pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di perguruan tinggi mana pun, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam skripsi ini dan disebutkan sumber kutipan dan daftar pustakanya. Apabila dikemudian hari ditemukan bahwa dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan adanya unsur-unsur plagiasi, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh(Sarjana) dibatalkan, serta diproses menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kendari,
Maret 2016
Penulis
Sartono A1B3 11 016
iv
ABSTRAK Sartono (2015)“Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Matahora” Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Halu Oleo. Pembimbing : (1) Dr.I ketut Suardika,S.pd,M.Si dan (2) H.La Ode Rafiuddin,R,M.Pd Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Matahora ?“ Penelitian ini berfokus pada perbaikan proses pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Sekolah Dasar, khususnya di kelas V dengan menggunakan model pembelajaran Kontekstual. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Prosedur penelitian ini meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan, obsersi dan evaluasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi, dan evaluasi tes siklus. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu menghitung persentase aktivitas guru, aktivitas siswa dan ketuntasan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdir dari dua yaitu dari segi proses dan hasil. Dilihat dari segi proses, tindakan dikatakan berhasil apabila minimal 85% proses pelaksanaan pembelajaran terlaksana dengan baik. Dilihat dari segi hasil, tindakan dikatakan berhasil apabila minimal 80% dari jumlah siswa mencapai nilai ≥70. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Perjuangan memepertahankan kemerdekaan kelas V SDN Matahora. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan proses dan hasil belajar dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II, yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata siswa adalah 71,08 dengan presentase ketuntasan siswa sebesar 58,33 %. Pada siklus II dengan nilai rata-rata siswa mencapai 80,08 dengan presentase ketuntasan belajar sebesar 83,33 %. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di kelas V SDN Matahora.
v
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Berbagai hambatan yang dihadapi penulis selama penulisan skripsi ini, namun berkat doa dan dorongan dari berbagai pihak, hambatan tersebut dapat diatasi.
Pada
kesempatan
ini
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Sahmadi dan Ibunda Wa Ode Asna yang telah mendidik dan membesarkan penulis di bawah naungan cinta dan kasih sayang yang tulus, melalui pengorbanan dan kerelaan dalam menuntun penulis untuk meraih cita-cita. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.
I Ketut Suardika,
S.Pd, M.Si, selaku pembimbing I dan Drs. H. La Ode Rafiuddin, R, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada: 1. Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru, SH., M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Halu Oleo. 3. Muhamad Abas, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan PGSD FKIP Universitas Halu Oleo. 4. Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Pd., Selaku Koordinator Program Studi PGSD FKIP Universitas Halu Oleo. 5. Dosen-dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Halu Oleo yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.
vi
6. Staf Administrasi PGSD dan staf Administrasi lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo yang telah membantu dalam proses penyelesain studi akhir. 7. La Ode Harliadi, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri Matahora , yang telah bersedia memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya. 8. Gurur-guru, staf sekolah dan La Mahamusu Selaku Guru Kelas V SD Negeri Matahora sekaligus Observer yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian. 9. Kepada semua saudara-saudaraku terkasih : Tahabudi, Sahibu, Yanti dan La Menda yang turut mendukung dan mendoakan terselesainya skripsi ini. 10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi PGSD terkhusus angkatan 2011, yang memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 11. Terkhusus kepada Nur Hasanah dan teman-teman yang tidak dapat disebut namanya satu persatu yang selalu membantu, memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyajiannya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.
Kendari,
Penulis
vii
Oktober 2016
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ABSTRAK ......................................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ....................................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................................. DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
i ii iii iv vi viii ix x
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. A. Latar Belakang ...................................................................................... B. Rumusan Masalah................................................................................. C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
1 1 5 6 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. A. Hasil Belajar ........................................................................................ B. Pembelajaran Kontekstual ................................................................... C. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar .................................................. D. Kerangka Berpikir ............................................................................... E. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ................................................. F. Hipotesis Tindakan ..............................................................................
7 7 9 17 25 28 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ A. Jenis Penelitian ..................................................................................... B. Setting Penelitian ................................................................................. C. Subyek Penelitian ................................................................................ D. Faktor yang diteliti .............................................................................. E. Prosedur Penelitian .............................................................................. F. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ G. Tehnik Pengumpulan Data .................................................................. H. Analisis Data ....................................................................................... I. Indikator Kinerja...................................................................................
31 31 31 31 32 32 35 36 36 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ A. Hasil Penelitian .................................................................................... B. Pembahasan .........................................................................................
38 38 57
viii
BAB V PENUTUP .............................................................................................. A. Kesimpulan .......................................................................................... B. Saran ....................................................................................................
60 60 61
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN
62
ix
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1
Bagan Kerangka Berpikir ...........................................
Gambar 1.2
Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 35
x
28
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus 1 ..................42
Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 ....................43
Tabel 4.3
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Tindakan Siklus I....................45
Tabel 4.4
Hasil Belajar Siswa Pada siklus I ……………….........
Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II .................50
Tabel 4.6
Hasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II .....................52
Tabel 4.7
Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Siklus II...................54
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa pada Siklus II...........................................54
Tabel 4.9
Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I 58 dan II .........................................................................................
xi
46
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9
Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Lampiran 18 Lampiran 19 Lampiran 20 Lampiran 21 Lampiran 22 Lampiran 23
Silabus ...................................................................................... 64 RPP Siklus I Pertemuan 1 ......................................................... 69 RPP Siklus I Pertemuan II ....................................................... 73 RPP Siklus II Pertemuan 1 ........................................................ 77 RPP Siklus II Pertemuan 2 ........................................................ 81 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I ............................................................................... 85 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II .............................................................................. 88 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I pertemuan I .................................................................. 91 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I pertemuan II ................................................................. 94 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II pertemuan I................................................................. 97 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II pertemuan II.................................. 100 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II pertemuan I……………………….. 103 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 106 Siklus II pertemuan II……………………….. LKS Siklus I Pertemuan I ………………… 109 LKS Siklus I Pertemuan II ....................................................... 110 LKS Siklus II pertemuan III ..................................................... 111 LKS Siklus II Pertemuan .IV................................ 112 Tes Hasil Belajar Siklus I ………………….. 113 Tes Hasil Belajar Siklus II ……………………. 116 Kunci Jawaban Siklus I ………………………. 118 Kunci Jawaban Siklus I ………………………. 119 Pedoman Penskoran ………………………. 120 Dokumentasi ………………………. 121
xii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya serta mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan terampil di bidangnya. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran merupakan proses yang bisa diterapkan. Mengajar dan belajar merupakan proses kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Proses pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu, kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan antara hasil belajar siswa dengan metode mengajar yang digunakan oleh guru. 1
2
Salah satu pembelajaran yang membutuhkan metode pengajaran yang khusus adalah penbelajaran IPS di setiap jenjang pendidikan. Salah satuya adalah pendidikan Sekolah Dasar. Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan formal yang diikuti seorang siswa secara kontinu dan terarah. Penddikan yang diselenggarakan di SD bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Kemampuan untuk menguasai pengetahuan dasar antara lain diperoleh melalui mata pelajaran IPS. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan perwujudan dari satu pendekatan interdisipliner dari pelajaran ilmu-ilmu social. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu social. Pada jenjang SD mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Dengan demikian melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa agara menjadi anggota masyarakat yang memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi soisal masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Selain itu dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuam pembelajran IPS di SD adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam : (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, (2) memiliki
3
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan social, (3) memilki komitmen dan kesadaran tehadap nilai-nilai social dan kemanusiaan, dan (4) memiliki kemampuan komunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global. Mengingat
begitu
pentingnya
pembelajaran
IPS,
seharusnya
dalam
pelaksanaannya seorang guru harus mampu mengajarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembelajran IPS itu dengan sebaik mungkin, agar konsep tersebut dapat dipahami siswa dengan baik. Oleh karena itu, sebelum guru melaksanakan pembelajran IPS di kelas, seorang guru perlu memahami dan mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi, model, serta metode pembelajaran IPS dengan baik, agar nantinya dapat diaplikasikan dalam pembelajran di kelas. Namun sebelum guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi, model, pendekatan, ataupun metode mengajar yang dipilihnya guru harus lebih selektif dalam memilih dan menentukan pendekatan, model, strategi atau metode yang tepat yang sesuai dengan isi materi, serta sesuai dengan perkembangan kemampuan siswa di kelas, hal ini dilakukan agar siswa dapat memahami apa yang disampaikan guru dengan baik. Dalam kepentingan penyusunan penelitian ini, penulis mengadakan observasi dan wawancara dengan guru kelas V untuk mengetahui kemajuan pembelajaran
4
IPS di kelas tersebut pada tahun pelajaran 2014/2015 serta hambatan-hambatan yang ditemui dalam melakukan pembelajaran. Dari hasil ulangan harian yang dilakukan oleh guru kelas V pada materi “keanekaragaman kenampakan alam dan buatan, dan persebaran flora dan fauna di Indonesia “ pada tahun pelajaran sebelumnya (2013/2014) ternyata dari 15 orang siswa kelas V SD Negeri Matahora yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 6 orang perempuan, ada 8 orang (53,33%) yang mencapai KKM atau mencapai ketuntasan belajar maksimal, dimana KKM untuk mata pelajran IPS adalah 70, sedangkan 7 orang (46,67%) belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal pembelajaran IPS belum tuntas, dimana ketuntasan klasikal ditetapkan bila mencapai 80 % di atas KKM. Penulis berpendapat bahwa ketidaktuntasan dapat terjadi diakibatkan oleh beberapa masalah yang ada yaitu : (1) cara mengajar guru yang monoton, (2) guru melakukan pembelajaran tidak menggunakan media, (3) buku pegangan guru dalam mengolah materi pelajaran sama dengan buku yang dimiliki siswa, (4) dalam pembelajaran siswa kurang termotifasi untuk mengemukakan pendapatnya sendiri, dan (5) kurangnya ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Dari beberapa permasalahan seperti tersebut di atas, masalah yang paling menonjol yang dapat mempengaruhi ketidaktuntasan pembelajaran IPS adalah cara guru dalam menerapkan pembelajaran yang monoton dengan cara kenvesional.
5
Hal-hal itulah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS di SD Negeri Matahora. Jika permasalahan tersebut tidak dapat diatasi maka akan berdampak buruk bagi
siswa khususnya terhadap
perkembangan belajar siswa dan juga akan berdampak buruk bagi perkembangan mutu pembelajaran IPS di SD Negeri
Matahora. Oleh karena itu penulis
bermaksud melakukan suatu tindakan perbaikan pembelajaran dengan melakukan suatu penelitian dengan judul : “ Penerapan Model Pembelajaran Kentekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Matahora “. Penulis berharap bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS dapat teratasi karena model pembelajaran ini mempunyai kelebihan antara lain sebagai berikut : (1).Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata (2).Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan siswa sehari- hari. (3).Siswa diberi kesempatan yang lebih luas untuk mengkonstruksikan pengetahuannya, dan (4).Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari orang lain. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Matahora ?
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : “ untuk meningkatkan hasil belajar IPS dengan kemampuan model pembelajaran kontekstual di kelas V SD Negeri Matahora “. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi siswa a. Akan lebih mudah mempelajari materi pelajaran b. Pengetahuan mereka sifatnya permanen c. Adanya motifasi yang lebih besar untuk belajar d. Prestasinya meningkat 2. Bagi guru : a. Memperbaiki kinerja guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPS b. Meningkatkan professional guru 3. Bagi sekolah a. Dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam memperbaiki kualitas proses pembelajaran. b. Meningkatkan mutu sekolah.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Berbicara tentang hasil belajar erat kaitannya dengan kegiatan belajar dan proses pembelajaran. Crow dalam Roestiyah (1982: 23) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Sudjana (1995: 41) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu sehingga belajar ditunjukan dalam berbagai aspek seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, persepsi, motivasi dan gabungan dari aspek tersebut. Sedangkan, Slameto (1988: 22) mendefenisikan bahwa belajar adalah salah satu perubahan yang dilakukan individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan dengan lingkungan. Jika ditinjau dari segi psikologi belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dan sebagai akibat interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhannya. Proses belajar mengajar di kelas mempunyai tujuan yang bersifat transaksional, artinya diketahui secara jelas operasionalnya oleh guru dan siswa. Tujuan tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan didalam proses pembelajaran tersebut. Oleh sebab itu, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dengan baik agar menjadikan hasil belajar yang lebih baik pula. Ketercapaian
tujuan
pembelajaran
yang
biasa
dikenal
dengan
Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) inilah yang merupakan harapan seorang guru
7
8
sehingga proses pembelajaran yang dilakukannya menghasilkan perubahan tingkah laku yang lebih dari seluruh siswanya. Hasil belajar diasumsikan sebagai perolehan siswa tentang pelajaran yang diperoleh dari awal sampai dengan akhir pembelajaran yang dinyatakan dengan nilai. Hal ini didukung oleh Sudjana (2005: 22) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Selanjutnya, Sudjana (2005: 56-57) menjelaskan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang bercirikan sebagai berikut: (a) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan ia akan berjuang lebih keras untuk memperbaikinya. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong pula untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya, (b) menambah keyakinan dan kemampuan dirinya. Artinya, ia tahu kemampuan dirinya dan percaya bahwa ia punya potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila ia berusaha sebagaimana harusnya. Ia juga yakin tidak ada sesuatu yang tidak dapat dicapai apabila ia berusaha sesuai dengan kesanggupannya, dan (c) hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatannya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh
informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan
9
kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan, Menurut Benjamin Bloom (dalam Endang Purwanti, 2010: 1.22) perumusan tujuan pembelajaran yang akan diharapkan menjadi hasil belajar diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif (cognitive) adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Afektif (affective) adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, sedangkan psikomotor
(psychomotor) adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-
kegiatan atau keterampilan motorik. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah segenap perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa sebagai hasil mengikuti suatu proses pembelajaran. Hasil belajar biasa dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai mengikuti suatu program pembelajaran. B. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Kontekstual merupakan
konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga siswa mampu
menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual
ini banyak dipengaruhi oleh filsafat
konstruktivisme yang mulai digagas oleh Mark Baldwin dan selanjutnya dikembangkan oleh Jean Piaget.
10
Menurut piaget (2007: 86) bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan “skema”. Skema terbentuk karena pengalaman, dan proses penyempurnaan skema itu dinamakan asimilasi dan semakin besar pertumbuhan anak maka skema semakin sempurna yang kemudian disebut dengan proses akomodasi. Sedangkan, Johnson (dalam Nurhadi,2094: 12) mengungkapkan system konstektual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam bahan yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupannya sehari-hari. Sedangkan the Washington state consortium for contextual teaching and learning (dalam Nurhadi, 2004: 12) merrumuskan pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan peserta didik memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam berbagai latar disekolah dan dilaur sekolah untuk memecahkan persoalan yang ada dalam dunia nyata. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata didalam kelas dan memdorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilkinya dengan penerapan dlam kehidupan mereka sehari-hari. Dari pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh siswa dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses menkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Melalui proses penerapan dalam kehidupan sehari-
11
hari, siswa akan merasakan pentingnya belajar, dan mereka akan memperoleh makana yang mendalam terhadap apa yang dipelajari. Dalam pembelajaran kontekstual tugas guru adalah memberikan kemudahan belajara kepada siswa, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai. Guru bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang berupa hafalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kontekstual di pengaruhi oleh berbagai faktor yang erat kaitannya. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dalam diri peserta didik (internal), dan dari luar dirinya atau lingkungan di sekitarnya (eksternal). Sehubugan dengan itu, Zahorik (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan lima elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran kontek stual, sebagai berikut : 1. Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik. 2. Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagian-bagiannya secara khusus (dari umum ke khusus) 3. Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara : (a) menyusun konsep sementara; (b) melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain; dan (c) merevisi dan mengembangkan konsep. 4. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktikan secara langsung apa-apa yang dipelajari.
12
5. Adanya
refleksi
terhadap
strategi
pembelajaran
dan
pengembangan
pengetahuan yang dipelajari. Menurut Elaine B Johnson (2007: 89) dalam penerapan kontekstual, ada tujuh komponen utama yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, yaitu : 1. Konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkontruksi” bukan “menerima” pengetahuan. Dengan perkataan lain siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru. Untuk itu tugas guru adalah menfasilitasi proses tersebut dengan : (a) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa; (b) memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri; (c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. 2. Inkuiri (inquiry) Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan siswa diharapkan bukan hasil mengingat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru hendaknya selalu merancang kegiatan yang merujuk kepada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Siklus ingkuiri terdiri dari : (a) observasi; (b) bertanya; (c) mengajukan dugaan; (d) pengumpulan data dan (e) penyimpulan.
13
Langkah- langkah kegiatan ingkuiri adalah sebagai berikut : a) Merumuskan masalah ; b) mengajukan hipotesis; c) mengumpulkan data; d) menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan dan e) membuat kesimpulan. 3. Bertanya (Questioning) Bertanya merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam
pembelajaran
dipandang
seabagai
guru
untuk
mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Kegiatan bertanya ini berguna untuk : (a) menggali informasi; (b) mengecek pemahaman siswa, (c) membangkitkan respon kepada siswa; (d) mengetahui sejauh mana keinginan siswa; (e) memfokuskan perhatian siswa; (f) menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 4. Masyarakat Belajar (learning Community) Konsep “masyarakat belajar” menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Untuk itu guru membentuk kelompokkelompok belajar yang heterogen. Dalam pembelajaran kelompok diupayakan tidak ada pihak yang dominan dalam berkomunikasi, tidak ada yang segan bertanya, semua pihak saling mendengarkan. Setiap pihak harus merasa bahwa
setiap
orang
lain
memiliki
pengetahuan,
keterampilan yang berbeda yang perlu dipelajari. 5. Pemodelan (modeling)
pengalaman,
atau
14
Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa untuk melakukan sesuatu sesuai dengan pengalaman yang diketahuinya. 6. Refleksi (reflection) Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan baru yang diterima. Hal ini dapat dilakukan dengan mencatat apa yang dipelajari, membuat jurnal, karya seni, diskusi kelomppok dan lain-lain. 7. Penilaian Autentik (Autentik Assesment) Penilaian ini menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa. Penilaian
dilaksanakan
selama
dan
sesuadah
proses
pembelajaran
berlangsung. a. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kontekstual Kelebihan penerapan pembelajaran kontekstual antara lain : 1. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam suasana pembelajaran yang bersifat terbuka dan demokrasi. 2. Dapat mengembangkan aktualisasi dari berbagai potensi diri yang telah dimilki oleh siswa, 3. Dapat mengemabangkan dan melatih berbagai sikap, nilai, dan keterampilan social untussk diterapkan dalam kehidupan masyarakat 4. Melatih siswa untuk bekerja sama, saling membantu mengembangkan potensi diri secara optimal bagi kesuksesan kelompoknya.
15
5. Memberi kesempatan kepada siswa unutk belajar memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan secara langsung, sehingga apa yang dipelajari lebih bermakna pada dirinya. Kelemahan penerapan model pembelajaran kontekstual antara lain : 1.
Terbatasnya obyak nyata disekitar lingkungan siswa yang mendukung materi pembelajaran.
2.
Melakukan pengamatan atau observasi di lingkungan sekitar dapat menyita waktu sehingga mengganggu pelajaran yang lain.
3.
Guru harus benar-benar dapat memandu proses pembelajaran di luar kelas dengan baik karena kegiatan pembelajaran diluar kelas membuka kesempatan kepada siswa untuk berfokus pada kegiatan di luar pembelajaran.
b. Langkah –Langkah Pembelajaran Kontekstual Menurut Rudi Hartono (2013: 97-99) langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut : a. Pendahuluan 1) Guru menjelaskan kompetensi yang mesti dicapai serta manfaat dari proses pemebelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa dalam kelas itu. Tiap-tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya
16
kelompok 1 dan 2 melakukan observasi ke sekolah bertaraf internasional, sementara kelompok 3 dan 4 melakukan observasi ke lembaga sekolah lain yang tidak bertaraf internasional. Melalui observasi, siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai fakta sosial yang terjadi di lapangan. 3) Guru melakukan tanya-jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. b. Inti Pembelajaran Ketika sudah berada di lapangan, siswa dituntut untuk melakukan beberapa hal berikut. 1) Siswa melakukan observasi ke lembaga sekolah sesuai dengan pembagian tugas kelompok. 2) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di lembaga sekolah sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. 3) Ketika siswa sudah selesai di lapangan, tugas siswa di dalam kelas adalah sebagai berikut :
Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Siswa melaporkan hasil diskusi.
Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain.
17
c. Penutup 1) Pada bagian penutup ini, sebagaimana lazimnya sebuah pembelajaran, siswa diharapkan mampu menyimpulkan hasil observasi sesuai dengan indicator hasil belajar yang harus dicapai. Guru bisa membantu siswa untuk menyimpulkan hasil observasi itu secara benar. 2) Setelah itu guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat karangan tentang pengealaman belajar mereka dengan tema lembaga sekolah. Karangan yang dituliskan berdasarkan pengalaman ini akan membantu siswa untuk benar-benar memahami materi pelajaran. C. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPS IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001: 89). Social Scence Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah.
18
Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). a. Ilmu Sosial (Sicial Science) Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996: 2) adalah sebagai berikut: “Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”. Menurut Gross (Kosasih Djahiri, 1981: 1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. Sedangkan Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. b.
Studi Sosial (Social Studies). Perbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu
bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971: 18) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
19
c. Pengetahuan Sosial (IPS) Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah” “Social Studies”. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama. Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia”. Menurut Sapriya (2009: 20). Penegrtian IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena lebih dipentingkan adalah dimensi
20
pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat holistik. Adanya mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar para siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial dan humaniora, memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannya, serta memiliki ketrampilan mengkaji dan memecahkan masalah- masalah sosial tersebut. Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan ” dari pada transfer konsep karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Pelajaran
IPS
juga
membahas
hubungan
antara
manusia
dengan
lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian IPS atau pembelajaran IPS sebagai proses belajar yang mengintegrasikan konsepkonsep terpilih dari berbagai ilmu-ilmu sosial dan humaniora siswa agar berlangsung secara optimal. 2. Tujuan Mata Pelajaran IPS Sebagai bidang pengetahuan dan sejarah IPS yang memiliki tujuh tujuan sebagai berikut:
21
1. IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang sosial science, mata pelajaran seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi budaya haruslah diberikan lepas-lepas sebagai vak tersendiri. Mata pelajaran IPS yang terpecah-pecah tadi tak memerlukan usaha peramuan bagian-bagian dari mata pelajaran lain. 2. IPS hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 tersebut di atas.Sebagai suatu penyederhanaan dan penyaringan terhadap ilmuilmu sosial, dengan kemampuan dan daya tangkap. 3. IPS yang mempelajari closed areas atau masalah-masalah sosial yamg pantas untuk dibicarakan dimuka umum. Bahannya menyangkut macam-macam misalnya ekonomi, pengetahuan sampai politik dadi sosial sampai kultural. Biar berlatih berpikir demokrat. 4. IPS yang bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik. Dalam konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. 5. Menurut pedoman khusus Bidang Studi IPS, tujuan bidang studi tersebut,
yaitu dengan materi dipilih. Kegiatan belajar dan
pembelajaran IPS mengarah kepada 2 hal yaitu : a.
Nilai-nilai dan sikap hidup yang dikandung oleh pancasila atau UUD 1945 secara dasar dan intersif ditanamkan kepada siswa sehingga terpupuk kemauan dan tekad untuk hidup bertanggung jawab demi keselamatan diri, bangsa, negara, dan tanah air.
22
b.
Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
6. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 7. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Mata pelajaran IPS disekolah dasar marupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS disekolah diorganisasikan secara baik. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 tercantum bahwa tujuan IPS adalah : a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
23
c. Memilki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. d. Memilki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global. Sedangkan
tujuan
khusus
pengajaran
IPS
disekolah
dapat
dikelompokkan menjadi empat komponen yaitu: a. Memberikan kepada Siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa akan datang. b. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah informasi. c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai / sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat. d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian / berperan serta dalam bermasyarakat. 3. Konsep Pembelajaran IPS Konsep dasar IPS yang dikembangkan berdasarkan konsepkonsep
dalam
ilmu-ilmu
Sosial
sangat
dibutuhkan
sebagai
bahan
pembelajaran pada tingkat persekolahan mulai dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Lanjutan, maupun sebagai bahan pengembangan kemampuan data nalar para mahasiswa di Penguruan Tinggi. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kita mengenal dan mengembangkan konsep-konsep dasar IPS
24
yang dihasilkan atas pengembangan, pengujian, dan penelaahan Ilmu-Ilmu Sosial. Dorothy J. Skeet (1979 : 18) menyatakan bahwa konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. James G. Womack (1970 : 30) mengemukakan pengertian tentang konsep, terutama berkaitan dengan Studi Sosial (IPS) sebagai berikut: Konsep IPS yaitu suatu kala atau ungkapan yang berhubungan dengan sesuatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan penggunaan konsep yang tepat bergantung pada. Penguasaan sifat yang melekat tadi, dan pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denokatif dan juga pengertian konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian berdasarkan arti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya tinggi dan luas. Konsep-konsep dan fakta menurut IPS yang penting untuk dapat dipahami dan dipecahkan berkaitan dengan masalah-masalah sosial. Misalnya, di dalam geografi tentang perusakan lingkungan, akhirnya terjadi gejala kerusakan alam yang tidak hanya kerusakan geografi belaka, namun secara ekonomi, sosial kemasyarakatan, politik, hukum dan lainnya pun menjadi tidak seimbangatau berkaitan erat.
25
Bahwa bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan sosial seperti dikemukakan oleh Nursid Sumaatmadja (1984) adalah untuk SD inti merupakan perpaduan antara georafi dan sejarah. Penembangan Sumber Daya Manusia (SDM), harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang dimaksud pembelajaran IPS, nilai-nilai tersebut dikelompokkan menjadi 5 yaitu meliputi: 1.
Nilai Edukatif
2.
Nilai Praktis
3.
Nilai Teoretis
4.
Nilai Filsafah
5.
Nilai Ketuhanan
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS Ruang lingkup mata pelajaran IPS Sekolah Dasar seperti yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a.
Manusia, tempat dan lingkungan.
b.
Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
c.
Sistem Sosial dan Budaya.
d.
Perilku Ekonomi dan Kesehjahteraan.
D. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir yang melandasi penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar
IPS
siswa
pada
materi
“Perjuangan
Memepertahankan
26
Kemerdekaan”. Rendahnya hasil belajar ini disebabkan permasalahan dalam proses pembelajaran. Permasalahan pembelajaran tersebut berasal dari faktor guru dan faktor siswa. Penyebab permasalahan dari guru yaitu: (1) guru tidak menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan hanya mengggunakan metode ceramah; (2) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah pembelajaran; (3) guru tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengelolah pengetahuan atau mencari pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi pembelajaran; (4) guru kurang memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia. Sehingga menimbulkan reaksi dan mengakibatkan faktor masalah dari siswa yaitu; (1) siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran karena guru hanya menggunakan metode ceramah; (2) siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa, guru harus mampu menciptakan suasana belajar optimal dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran Kontekstual. Model pembelajaran Kontekstual ini lebih menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh dalam rangka menemukan materi dan hubungannya dengan realitas kehidupan sosial. Siswa mempunyai keterlibatan penuh dalam proses pembelajaran. Belajar dalam model ini tak hanya proses mendengarkan, mencatat, dan menghafal di dalam kelas, tapi proses mengalami secara langsung.
27
Pengalaman di lapangan menjadi titik tekan utama dalam model pembelajaran Kontekstual (Rudi Hartono, 2013:83). Model pembelajaran Kontekstual memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, menemukan (inquiry), bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Dengan melaksanakan tujuh komponen tersebut diharapkan hasil belajar IPS siswa dapat ditingkatkan. Secara lengkap kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut.
28
Rendahnya Hasil Belajar siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Aspek Guru 1.E.Guru menggunakan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan materi yang diajarkan 2.F.Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pembelajaran 3. Guru tidak memberikan kepada siswa untuk mengamati obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran 4. Guru kurang memanfaatkan media pembelajaran
Aspek Siswa 1. Siswa merasa bosan pada saat proses pembelajaran 2. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
Penerapan Model Pembelajaran kontekstual
G.
1.
H.
2. 3. I.4. 5. J.6. 7.
K.
Langkah-langkah pemebelajaran kontekstual Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri serta mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya Ciptakan masyarakat belajar. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran. Lakukan refleksi di akhir pertemuan. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
Hasil belajar siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan meningkat
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian E. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan antara lain yang pernah dilakukan oleh : 1. Suaida (2013) denegan judul “ Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV
29
SDN 10 Kendari Barat” pada pelaksanaan siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa, yaitu dari 32 siswa terdapat 19 siswa atau 59,38 % siswa mencapai KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran IPS yaitu 68. Pada pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan yang sangat signifikan, yaitu dari 32 siswa, 29 siswa atau 90,62 % telah mencapai KKM yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran IPS yaitu 68. Sehingga penggunaan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) siswa kelas IV SD Negeri 10 Kendari Barat. 2. Suriatin (2012) dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok bagian-bagian tumbuhan melalui model pembelajaran kontekstual di kelas IV SD Negeri Mataiwoi Kabupaten Konawe ”. Hasil penelitian pada siklus 1 menunjukan bahwa 5 dari 10 siswa IV telah mencapai ≥ 65 dengan presentase ketuntasan 50% dengan rata-rata 67,6. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 9 dari 10 siswa telah mencapai ≥ 65% dengan presentase ketuntasan 90% dengan rata-rata 77,2. Hasil belajar siswa tersebut menunjukan bahwa indikator kinerja telah tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nilai ≥ 65. 3. Hasnah (2014) dengan judul “ Meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada
materi
kebanggaan
sebagai
bangsa
indonesia
melalui
penerapan model pembelajaran kontekstual di kelas IIIa SD Negeri 04 Kendari ”. Hasil peneletian pada siklus 1 menunjukan bahwa 13 dari
30
21 siswa kelas IIIa telah mencapai ≥ 70 dengan presentase ketuntasan 61,9% dan rata-rata kelas 63,3. Pada siklus 2 menunjukan bahwa 18 dari 21 siswa telah mencapai ≥ 70 dengan presentase ketuntasan 85,7% dengan rata-rata kelas 77,6. Hasil belajar siswa tersebut menunjukan bahwa indikator kinerja telah tercapai yaitu minimal 75% siswa memperoleh nila F. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Matahora.
31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class room action research). PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. Tujuan dari pelaksanaan PTK adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam kelas yang mengalami masalah. Upaya mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model-model pembelajaran yang bersifat inovatif (Muhtar, 2009:23). B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri
Matahora Kec. Wangi-
Wangi Kab.Wakatobi pada kelas V tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yaitu pada bulan April sampai Mei 2015. C. Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V yang berjumlah 12 orang siswa terdiri dari 4 orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran yang terjadi di kelas antara siswa dan guru.
31
32
D. Faktor yang diteliti Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor siswa a. Proses belajar siswa yakni respon aktivitas belajar siswa terhadap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. b. Hasil belajar siswa berupa pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru dengan menerapkan model pembelajaran Kontekstual 2. Faktor guru, yaitu dengan melihat rencana perbaikan pemebelajaran (RPP) dan penerapan pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan. 3. Faktor hasil belajar siswa. E. Prosedur Penelitian Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi : (1) identifikasi masalah; (2) perencanaan; (3) pelaksanaan tindakan; (4) observasi; (5) refleksi. Masingmasing tahap ini diuraikan sebagai berikut. 1. Identifikasi masalah Dalam rancangan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengindentifikasi masalah yang dihadapi guru dan siswa kelas V SD Negeri Matahora Kabupaten Wakatobi.
33
2. Perencanaan Kegiatan pada tahap ini meliputi: a. Peneliti bersama guru kelas melakukan diskusi tentang masalah pembelajaran, mengobservasi pembelajaran IPS di Kelas V, dan mengidentifikasi masalah pembelajaran, serta menetapkan alternatif tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPS di sekolah. b. Peneliti bersama guru kelas kolaborasi menyamakan persepsi tentang konsep dasar teori dan strategi penerapan model Pembelajaran Kontekstual yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS pada materi “ Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan” di sekolah. c. Peneliti
membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran/skenario
pembelajaran yang sesuai dengan langkah-langkah model Pembelajaran Kontekstual yang akan diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Matahora Kabupaten Wakatobi pada materi “ Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan”. d. Peneliti membuat/mengembangkan LKS dan menyiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan Pembelajaran di kelas, termasuk pedoman penilaian. e. Peneliti membuat/mengembangkan format pengamatan pembelajaran.
34
f. Peneliti membuat alat evaluasi hasil belajar IPS pada proses pembelajaran maupun tes akhir, termaksud membuat kunci jawaban dan aturan penskoran dan penilaian. 3. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan
menerapkan
pembelajaran
Kontekstual
dalam
pembelajaran IPS materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Dengan demikian yang menjadi pelaksana tindakan adalah peneliti sendiri dan pada saat peneliti melakukan pembelajaran (pelaksanaan tindakan), kegiatan pembelajaran diamati oleh guru pengamat. 4. Observasi Observasi
terhadap
pelaksanaan
tindakan,
menggunakan
format
pengamatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Observasi ini dilakukan oleh guru sejawat yang telah memahami cara pengisian format langkah-langkah model Pembelajar Kontekstual. Observasi ini dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 5. Refleksi Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk menganalisis data pada setiap akhir tindakan siklus dengan prosedur analisis sebagai berikut: mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan. Refleksi dilakukan terhadap seluruh hasil observasi untuk menentukan tindakan pada tahap berikutnya.
35
Rencana penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut. Identifikasi Masalah
Perencanaan SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan
Observasi
Permasalahan Baru Hasil Refleksi
Perbaikan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Observasi Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Iskandar, 2009: 49) F. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa hasil belajar dan data kuantitatif yaitu berupa aktifitas mengajar guru dan aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa
36
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Matahora Kabupaten Wakatobi. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Observasi menggunakan lembar aktivitas belajar siswa. 2. Tes Tes dilakukan untuk memperoleh hasil belajar siswa dari setiap siklus. H. Analisis Data Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif dengan langkahlangkah sebagai berikut. 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Analisis keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru didasarkan pada persentase jumlah langkah pembelajaran yang terlaksana dengan baik terhadap seluruh langkah-langkah pembelajaran yang ada dengan rumus: 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛
% Aktivitas = 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
(Nasution, 2008: 4.22)
2. Untuk menentukan keberhasilan aktivitas belajar siswa digunakan rumus: % Aktivitas =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
(Nasution, 2008: 4.22)
37
3. Menentukan nilai rata-rata hasil belajar siswa ( X ) dengan rumus: X=
(Sitiatava Rizema Putra 2013: 302)
Keterangan: X = Nilai rata-rata yang diperoleh
Xi= jumlah nilai setiap siswa N = Jumlah siswa secara keseluruhan 4. Untuk menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dalam tes siklus digunakan rumus: % Ketuntasan =
𝑓𝑖 𝑛
x 100%
Keterangan: ƒ𝑖 n
= Jumlah siswa yang tuntas belajar = Jumlah siswa secara keseluruhan
(Nasution, 2008: 6.11)
I. Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi indikator proses dan indikator hasil belajar. Indikator proses dikatakan berhasil jika penafsiran lembar observasi guru dan siswa telah mencapai 90% sedangkan indikator hasil belajar siswa dikatakan berhasil jika pencapaian ketuntasan belajar siswa mencapai 80 %.
38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tindakan siklus I a. Perencanaan Setelah ditetapkan untuk menerapkan model pembelajaran Kontekstual pada materi “Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan”, selanjutnya menyiapkan beberapa hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu oleh guru sejawat sebagai observer, melakukan pembentukan kelompok yang disesuaikan dengan model pembelajaran Kontekstual, peneliti melakukan hal-hal berikut : 1. Penentuan cakupan materi pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus 1 2. Membuat
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Kontekstual untuk tindakan siklus I. 3. Membuat lembar observasi terhadap guru dan siswa. 4. Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti buku paket, LKS, dan media pembelajaran. 5. Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan Siklus I.
38
39
b.
Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan ini, kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran Kontekstual dilaksanakan sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran, agar siswa memiliki gambaran yang jelas tentang pengetahuan dan pengalaman belajar yang akan diperoleh setelah proses pembelajaran. Guru juga memberikan motivasi terhdap siswa agar lebih bersemangat untuk belajar. Setelah itu, guru menyajikan materi pembelajaran “ Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan”. Dalam penyajian materi, masih terdapat beberapa orang siswa yang tidak memperhatikan guru dalam menjelaskan materi. Menanggapi hal tersebut, guru/peneliti dibantu oleh guru kelas/observer mencoba memusatkan perhatian siswa dengan menugaskan siswa untuk membaca buku atau menjelaskan materi yang telah disajikan. Pada kegiatan inti, guru/peneliti membagi kelompok secara heterogen. Dalam pembagian kelompok, guru/peneliti dibantu oleh guru kelas/observer karena guru/peneliti belum sepenuhnya mengetahui karakter dan tingkat kemampuan masing-masing siswa di dalam kelas. Dalam pembagian kelompok ini, terdapat beberapa orang siswa yang tidak mau tergabung dalam kelompok karena mempunyai hubungan yang kurang harmonis dengan teman kelompoknya. Namun, dengan bantuan guru kelas/observer, masalah tersebut dapat teratasi. Selanjutnya, dalam kegiatan
40
inti siswa duduk secara berkelompok. Karena jumlah siswa kelas V SD Negeri Matahora sebanyak 12 orang, maka kelompok dibentuk sebanyak 2 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang. Selanjutnya siswa diberikan tugas untuk menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS. Guru memantau dan memberikan bimbingan terhadap kegiatan diskusi terutama terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS. Dalam menyelesaikan LKS, masih terdapat siswa yang tidak mau bekerjasama dan bersifat individualis. Setelah siswa menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS guru meminta beberapa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, guru mengarahkan siswa pada jawaban yang benar jika jawaban siswa belum sempurna. Pada pertemuan kedua, pembelajaran diawali dengan apersepsi yang dihubungkan dengan dunia nyata, setelah itu guru kembali menyajikan materi pelajaran. Guru/peneliti membagi lagi 2 kelompok yang terdiri dari 6 siswa dengan kelompok yang sama, kelompok dibentuk secara heterogen. Selanjutnya guru/peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap
kelompok
dan
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mendiskusikannya secara berkelompok. Guru/peneliti membimbing diskusi terutama pada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soalsoal Lembar Kerja Siswa (LKS). Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil
41
diskusinya dan guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung guru sejawat (observer) mengobservasi jalannya pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa. c.
Observasi dan Evaluasi Guru sejawat (observer) mengamati pelaksanaan tindakan siklus I
sejak awal hingga akhir pembelajaran setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti. Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan Siklus I adalah aktivitas mengajar apakah sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat atau belum sesuai dengan pelaksanaan model pembelajaran Kontekstual. Selain itu juga observer melihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 1.
Hasil Observasi aktivitas Mengajar Guru ( hasil observasi siklus I ) Presentasi hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut :
42
Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua No.
Uraian
Jumlah
Pertemuan pertama ∑ skor observasi
9
∑ skor ideal
16
Persentase
56.25%
1.
Pertemuan kedua ∑ skor observasi
9
∑ Skor ideal
16
Persentase
56.25%
2.
Rerata skor siklus I
9 (56.25%)
Keterangan : Skor observasi
= Jumlah skor yang diperoleh
Skor ideal
= Jumlah skor maksimal
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama jumlah skor aktivitas mengajar guru adalah 56.25 %. Kemudian pada pertemuan kedua, jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 56.25%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas mengajar guru pada siklus I ini yaitu sebesar dengan persentase sebesar 56.25%. Walaupun dalam proses
43
pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan akan tetapi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah sudah menunjukan peningkatan dan sudah berada pada kategori cukup efektif. Beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu : a. Guru tidak melakukan apersepsi dengan mengingatkan kembali pelajaran sebelumnya. b. Guru tidak memotivasi siswa pada awal pembelajaran. c.
Guru tidak menjelaskan materi yang dianggap sulit bagi siswa.
d.
Guru belum mampu mengelola waktu dengan baik, akibatnya ada tahaptahap dalam skenario pembelajaran yang tidak terlaksana dengan baik.
2. Hasil observasi Aktivitas Belajar Siswa Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Siklus I pertemuan pertama dan kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua No.
Uraian
Jumlah
Pertemuan pertama 1. ∑ skor observasi
9
44
∑ skor ideal
16
Persentase
56.25%
Pertemuan kedua ∑ skor observasi
9
∑ Skor ideal
16
Persentase
56.25%
2.
Rerata skor siklus I
9 (56.25%)
Keterangan : Skor observasi
= Jumlah skor yang diperoleh
Skor ideal
= Jumlah skor maksimal
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama jumlah skor hasil aktivitas belajar siswa adalah 56.25%. Kemudian pada pertemuan kedua, jumlah skor observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I ini yaitu sebesar 56.25%. Walaupun dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan, tetapi kegiatan siswa dalam melaksanakan pembelajaran sudah menunjukkan peningkatan dan sudah berada pada kategori cukup efektif. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh pula informasi bahwa beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu :
45
Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada awal pembelajaran dilakukan. a.
Siswa tidak terlibat dalam apersepsi yang disampaikan guru.
b.
Siswa tidak meminta bimbingan saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKS,
c.
Siswa tidak menanyakan kembali materi yang dianggap sulit.
d. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada akhir pembelajaran siklus I, dilakukan evaluasi dalam bentuk tes yang diberikan dan dikerjakan secara individual untuk penilaian. Pemberian tes ini dengan alokasi waktu yang cukup bagi siswa untuk menyelesaikannya. Adapun analisis hasil belajar siswa pada siklus I selengkapnya dapat disajikan pada tabel berikut : Table 4.3 nilai hasil belajar siswa pada siklus I NO.
NAMA
SIKLUS I PILIHAN GANDA
ESAY
NILAI
KET.
1
MD
70
79
74.5
TUNTAS
2
KA
60
74
67
TIDAK TUNTAS
3
LD
50
69
59.5
TIDAK TUNTAS
4
AM
80
78
79
TUNTAS
5
FS
50
68
59
TIDAK TUNTAS
6
KTD
80
62
71
TUNTAS
7
SR
60
73
66.5
TIDAK TUNTAS
8
FR
70
80
75
TUNTAS
9
WE
90
85
87.5
TUNTAS
46
10
WSM
50
68
59
TIDAK TUNTAS
11
KTD
70
76
73
TUNTAS
12
LW
80
84
82
TUNTAS
JUMLAH
810
896
853
RATA-RATA
67.5
74.67
71.08
Adapun analisis hasil belajar siswa pada siklus I selengkapnya dapat disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I No. Hasil belajar
skor
Jumlah Siswa
Persentase (%)
1.
Tidak tuntas
0-69
5
41.67 %
2.
Tuntas
70-100
7
58.33 %
Rerata
Berdasarka
71.08
tabel
diatas
dapat
dijelaskan bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPS pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Melalui Model Pembelajaran kontekstual pada siswa kelas V SD Negeri Matahora, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal adalah ≥70. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar mencapai 58.33 %. Karena belum mencapai
47
indikator keberhasilan yaitu 80% dalam mencapai ketuntasan belajar, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. e. Refleksi Pada tindakan siklus I terlihat bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual masih belum sempurna. Pada tahap ini, peneliti bersama guru (observer) secara kolaboratif menilai dan mendiskusikan kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I untuk selanjutnya akan diperbaiki pada tindakan siklus II. Adapun hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut : a. Penerapan model pembelajaran kontekstual merupakan hal yang baru bagi siswa. b. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menilai bahwa siswa belum dapat memahami
betul
mengutamakan
tujuan
pembelajaran
kebersamaan
dalam
secara
kerja
kontekstual
kelompok,
yang
keterbukaan
komunikasi, kemauan dalam membantu teman, kemauan berperan serta untuk lebih aktif dalam kelompok. Disamping itu siswa juga belajar saling menghargai dalam hidup berdampingan satu sama lain, sehingga kebersamaan betul-betul terjalin dengan baik pada akhirnya kegiatan tidak didominasi oleh siswa tertentu saja terutama hanya siswa yang gemar mata pelajaran IPS. c. Siswa masih kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, akibatnya kurang motivasi dari dalam diri siswa. Pemantauan guru kurang efektif
48
terhadap kegiatan kelompok sehingga kadang-kadang kelompok yang lebih membutuhkan bimbingan merasa kurang diperhatikan. Dengan melihat kelemahan-kelemahan yang ada serta hasil belajar IPS siswa pada tindakan siklus I yang belum memenuhi tujuan pembelajaran dalam penelitian ini, maka penelitian dilanjutkan pada tindakan siklus II. 2. Deskripsi Tindakan siklus II a. Perencanaan Bertitik tolak dari hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada tindakan siklus I maka peneliti bersama guru merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan dan kekurangan selama siklus I akan diperbaiki pada siklus II sehingga diharapkan pelaksanaan model pembelajaran kontekstual dapat lebih sempurna. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah : 1. Guru harus lebih sering memotivasi siswa untuk belajar 2. Guru harus memberikan pemahaman kepada siswa tentang hakikat dan tujuan belajar secara kontekstual. 3. Guru harus lebih memberikan bimbingan terhadap kelompok yang memerlukan bimbingan. Selanjutnya pada tahap perencanaan ini peneliti berkolaborasi dengan guru melakukan hal-hal sebagai berikut :
49
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) untuk tindakan siklus II. 2. Menyiapkan lembar observasi terhadap guru dan siswa untuk memantau keadaan mereka selama proses belajar berlangsung. 3. Menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti buku paket, LKS, dan media pembelajaran. 4. Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual kembali dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sama seperti pelaksanaan tindakan siklus I. Sambil memperbaiki kekurangankekurangan pada proses pelaksanaan tindakan siklus I kegiatan pembelajaran diawali dengan menyampaikan materi pada pertemuan yang lalu yang harus diketahui dan memberikan penjelasan tentang model pembelajaran kontekstual, selanjutnya guru kembali menyajikan materi pelajaran. Setelah itu, guru membagi 2 kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa. Guru memberikan tugas untuk menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam LKS dengan cara berdiskusi. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa diberikan kesempatan untuk mempersentasekan hasil kerja kelompoknya di depan. Lalu, siswa memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain dengan arahan guru..
50
Pada pertemuan kedua, guru/peneliti membagi 2 (dua) kelompok yang terdiri dari 6 orang siswa. Kelompok yang dibentuk secara heterogen dari kemampuan kognitif, ras, dan jenis kelamin yang berbeda. Selanjutnya guru/peneliti membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS), setelah siswa menyelesaikan soal, guru/peneliti memanggil wakil dari tiap kelompok untuk mempresentasekan hasil diskusinya di depan kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung observer (guru sejawat) terus mengobservasi jalannya kegiatan pembelajaran baik terhadap guru (peneliti) maupun terhadap siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. c. Observasi dan Evaluasi Guru/observer mengamati pelaksanaan tindakan siklus II sejak awal hingga akhir pembelajaran setiap pertemuan dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat oleh peneliti. Hal-hal yang diobservasi pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah aktivitas mengajar guru apakah sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang dibuat yaitu proses pembelajaran kontekstual, selain itu juga melihat aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Matahora dalam mengikuti pembelajaran. Secara umum pada pelaksanaan tindakan siklus II ini jauh mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding dengan siklus I. Hal ini terlihat pada hasil observasi terhadap kegiatan guru dan siswa.
51
Adapun gambaran observasi pada kegiatan sklus II dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Hasil Observasi aktivitas Mengajar guru siklus II Data hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dan kedua selengkapnya dapat disajikan pada tabel beriku: Tabel 4.5 Hasil Obsevasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua No.
Uraian 1.
2.
3.
Jumlah
Pertemuan pertama ∑ skor observasi
15
∑ skor ideal
16
Persentase
93.75%
Pertemuan kedua ∑ skor observasi
16
∑ Skor ideal
16
Persentase
100%
Rerata skor siklus II
15,5 (96,87%)
Keterangan : Skor observasi = Jumlah skor yang diperoleh Skor ideal
= Jumlah skor maksimal
52
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama jumlah skor aktivitas mengajar guru adalah 15 dari 16 skor maksimal, dengan persentase 93,75%. Kemudian pada pertemuan kedua, jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 16 dari 16 skor maksimal, dengan persentase sebesar 100%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas mengajar guru pada siklus II ini yaitu sebesar 96,87%. Dalam proses pelaksanaan tindakan telah menunjukan peningkatan yang sangat memuaskan, dalam setiap fase kegiatan, rata-rata menunjukkan pelaksanaan aktivitas mengajar guru sudah berada pada kriteria sangat baik dan kegiatan pembelajaran sudah berada pada kategori yang efektif karena semua indikator telah dilaksanakan dengan baik. 2. Hasil Observasi aktivitas Belajar Siswa Siklus II Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada Siklus II pertemuan pertama dan kedua selengkapnya dapat disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama Dan Kedua
53
No.
Uraian
1.
Pertemuan pertama
2.
3.
Jumlah
∑ skor observasi
14
∑ skor ideal
16
Persentase
87.50%
Pertemuan kedua ∑ skor observasi
15
∑ Skor ideal
16
Persentase
93.75%
Rerata skor siklus II
14,5 (90.62%)
Keterangan : Skor observasi = Jumlah skor yang diperoleh Skor ideal
= Jumlah skor maksimal
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama jumlah skor hasil aktivitas belajar siswa adalah 14 dari 16 skor maksimal, dengan persentase sebesar 87,50%. Kemudian pada pertemuan kedua, jumlah skor observasi aktivitas belajar siswa adalah 15 dari 16 skor maksimal, dengan persentase sebesar 93,75%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas belajar siswa pada siklus II ini yaitu 14,5 dengan persentase sebesar 90,62%. Dalam proses pelaksanaan tindakan telah menunjukan
54
peningkatan yang sangat memuaskan , dalam setiap fase kegiatan sudah ratarata menunjukan pelaksanaan aktivitas belajar siswa sudah berada pada kriteria yang sangat baik dan kegiatan pembelajaran yang sudah berada pada kategori yang efektif. Secara umum pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat. Semua tahapan kegiatan dalam skenario pembelajaran telah hampir dilaksanakan dengan sempurna oleh guru. Hanya masih ada sedikit kelemahan-kelemahan siswa yaitu ada beberapa siswa yang belum mampu mengemukakan pendapat. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh informasi bahwa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhaatian guru untuk dijadikan bahan perbaikan yaitu siswa masih harus terus dimotivasi agar aktif dan giat belajar supaya dapat menjawab setiap pertanyaan dalam kegiatan diskusi dan berani mengeluarkan tanggapan dan pendapatnya. d. Evaluasi hasil Belajar siswa Pada akhir proses pembelajaran siklus II diadakan evaluasi hasil belajar, dimana tes tersebut dikerjakan secara individual untuk penilaian. Adapun analisis hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :
55
Table 4.7 nilai hasil belajar siswa pada siklus II
NO.
NAMA
SIKLUS I PILIHAN GANDA
ESAY
NILAI
KET.
1
MD
80
85
82.5
TUNTAS
2
KA
90
89
89.5
TUNTAS
3
LD
70
83
76.5
TUNTAS
4
AM
80
82
81
TUNTAS
5
FS
70
68
69
TIDAK TUNTAS
6
KTD
80
72
76
TUNTAS
7
SR
70
87
78.5
TUNTAS
8
FR
80
85
82.5
TUNTAS
9
WE
90
86
88
TUNTAS
10
WSM
60
76
68
TIDAK TUNTAS
11
KTD
80
82
81
TUNTAS
12
LW
90
87
88.5
TUNTAS
JUMLAH
940
982
961
78.33
81.83
80.08
RATA-RATA
Adapun analisis hasil belajar siswa pada siklus I selengkapnya dapat disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II No . 1.
Hasil belajar
Skor
Jumlah Siswa
Persentase (%)
Tidak tuntas
0-69
2
16.67 %
56
2.
Tuntas
Rerata
70-100
10
83.33 %
80.08
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V SD Negeri Matahora, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 80% siswa memperoleh nilai ≥ 70 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar jika dibandingkan dengan hasil tes siklus I, yaitu 58.33% atau 7 orang siswa memperoleh nilai ≥ 70 atau yang tuntas belajar dari 12 siswa pada tes siklus I, dan meningkat menjadi 83.33 % atau 10 orang siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 atau yang tuntas dalam belajar, dengan tahap peningkatan sebagai berikut : siklus I rata-rata secara klasikal 71.08 dan pada siklus II rata-rata klasikal adalah 80.08. Dari hasil tes Siklus II yang menunjukkan peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu minimal 80% siswa telah memperoleh nilai ≥70. Hal ini disebabkan karena siswa telah mengerti dan memahami model prembelajaran kontekstual. Dengan demikian tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa terhadap materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan telah tercapai maka Pelaksanaan Tindakan Kelas dihentikan sampai pada siklus II. e. Refleksi
57
Kegiatan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukan hasil yang cukup menggembirakan bagi guru sejawat maupun peneliti. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kontekstual (CTL) sudah mendapatkan hasil yang jauh lebih baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum dapat menyampaikan pendapat. Pada tahap ini, peneliti dan observer mendiskusikan dan menilai kekurangan pada pelaksanaan tindakan Siklus II. Setelah diadakan refleksi antara guru dan peneliti. Kegiatan refleksi pada tindakan Siklus II menunjukan hasil yang baik. Reaksi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil observasi yang dilakukan adalah menunjukan bahwa proses pelaksanaan model pembelajaran kontekstual sudah cukup baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang belum mampu menyampaikan pendapatnya ketika ditanya oleh guru. 2. Siswa sudah aktif dalam diskusi dan adanya kekompakan pada saat diskusi. 3. Siswa sudah mempunyai semangat dan motivasi belajar yang cukup baik. 4. Dari hasil evaluasi atau tes tindakan Siklus II terlihat bahwa hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Matahora mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan Siklus I. Bertitik tolak dari hasil yang diperoleh pada tindakan Siklus I ini, berarti hasil belajar IPS siswa mengalami peningkatan. Maka penelitian
58
dihentikan pada Siklus II dengan indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah mencapai 80% siswa yang memperoleh nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu ≥70. Dengan demikian, tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Matahora pada materi pokok Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui model pembelajaran kontekstual dapat ditingkatkan. B. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi, (4) refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari observasi awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian pada kelas V SD Negeri Matahora, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dengan melihat hasil belajar pada semester ganjil yang kurang memuaskan. Dari hasil survey ini, peneliti menemukan bahwa memang pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial pada siswa kelas V masih kurang optimal dimana siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan pendekatan model pembelajaran Kontekstual. Alasan utama peneliti mengambil model pembelajaran Kontekstual ini adalah karena pembelajaran
59
ini melibatkan banyak siswa dan memberikan kesempatan seluas-luasnya pada siswa untuk saling bekerja sama dengan teman dalam kelompoknya sehingga siswa lebih banyak aktif dalam proses pembelajaran. Dari penyajian data yang dipaparkan di atas, penggunaan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Matahora. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa ketika pola mengajar guru masih bersifat ceramah pada mata pelajaran IPS terhadap siswa kelas V SDN Matahora tahun ajaran 2014/2015 dari 12 siwa hanya 65% mencapai kriterial ketuntasan minimal yaitu 70. Pada saat guru menggunakan model pembelajaran Kontekstual di kelas V SDN Matahora, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari 12 siswa, tuntas 10 oarang atau 83.33 % dan yang belum tuntas sebanyak 2 orang atau 16.67 %. Hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil analisis Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I dan II Skor 0-69 70-100 Jumlah Tuntas Tidak tuntas Rata-rata Ketuntasan
Jumlah siswa Siklus I Siklus II 5 2 7 10 12 12 7 10 5 2 71.08 80.08 58.33% 83.33 %
Persentase (%) Siklus I Siklus II 41.67 16.67 58.33 83.33 100 100
Keterangan Tidak tuntas Tuntas
60
Berdasarkan table tersebut menunjukkan peningkatan yang sangat berarti baik dari indikator ketercapaian KKM maupun segi prestasi (Snilai rerata). Pada siklus I indicator ketercapaian KKM yaitu dari 12 orang siswa hanya 7 orang atau 58.33 % yang mencapai KKM dan yang belum mencapai KKM sebanyak 5 orang atau 41.67 % dengan nilai rata-rata pada siklus I adalah 71.08. Pada siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 10 orang atau 83.33 % dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2 orang atau 16.67 % dengan nilai rata-rata pada siklus II adalah 80.08. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Matahora pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada pokok pembahasan “Perjuangan Memepertahankan Kemerdekaan”.
61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dari dua siklus dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Kontekstual telah terlaksana dengan baik. Hasil belajar IPS siswa kelas V SDN
Matahora pada pokok bahasan “Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan” dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Kontekstual. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi guru dan siswa serta hasil tes tiap siklusnya. Hasil belajar siswa pada siklus I dimana nilai rata-rata siswa adalah 71.08 dan persentase ketuntasan siswa sebesar 58.33 %. Bertitik tolak dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan SDN Matahora yaitu 80% siswa harus memperoleh nilai ≥70, maka tindakan siklus 1 masih harus dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa, dimana nilai rata-rata siswa mencapai 80,08 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 83.33 %. Dengan demikian, maka penelitian dihentikan sampai siklus II karena telah memenuhi standarisasi nilai yang ditentukan oleh SD Negeri Matahora.
61
62
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Diharapkan
kepada
guru
agar
menerapkan
model
pembelajaran
Kontekstual dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPS siswa karena dalam penelitian ini model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Diharapkan kepada semua guru dalam menerapkan model pembelajaran Kontekstual dalam pembagian kelompok harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa.
63
DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz wahab, dkk. 2005. Konsep dasar IPS, Jakarta: Universitas Terbuka. http/makalah-konsep-pendidikan-ips-dan.html Aqib, Zainal. 2014. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya E laine B Johson,2007. Model Pembelajaran Kontekstual.(online). Http://www.geogle.co.id. (diakses 15 maret 2015) Hartono, Kasim. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Banguntapan. Jogjakarta. Diva press. Hasnah. 2014. Meningkatkan hasil belajar PKn siswa pada materi kebanggaan sebagai bangsa indonesia melalui penerapan model pembelajaran Kontekstual di kelas IIIa SD Negeri 04 Kendari. Kendari : Unversitas Halu Oleo Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Kasim, Melany. 2008. Model Pembelajaran IPS, (Online), Http: // Wodrpres. Com. (diagses 20 April 2009). Mulyasa, 2003. Pemebelajaran kontekstual. Jakarta : Depdikbud. Nasution, S. 2008. Didakti Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara. Nunin Ni’mah, 2007. Penerapan pemebelajaran kontekstual. (online) Http://education-mantap (diakses 15 maret 2015 ) Putra, Rizema sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press
63
64
Suriatin. 2012. Meningkatkan hasil belajar siswa materi pokok bagian-bagian tumbuhan melalui model pembelajaran Konteksual di kelas IV SD Negeri Mataiwoi Kabupaten Konawe. Kendari: Universitas Halu Oleo
Suaida. 2013. Penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 10 Kendari Barat. Kendari: Universitas Halu Oleo
Yaba. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Progaram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Makassar.
65
LAMPIRRAN-LAMPIRAN
29
Lampiran 1 S I L A B U S Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2.1.Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
: SDN MATAHORA : IPS : V/2 : Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Materi Pokok Pelajaran Perjuangan melawan Belanda
Kegiatan Pembelajaran Mencari informasi tokoh-tokoh pejuang Indonesia pada masa penjajahan Belanda Membuat table tentang nama-nama pejuang masa perjuangan melawan Belanda Mendiskusikan tokoh Belanda yang mempunyai gagasan tentang adanya tanam paksa Mendiskripsikan penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda Menjelaskan akibat yang terjadi pada rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda Membuat kliping tentang tokohtokoh perjuangan pada masa penjajahan Belanda
Indikator 2.1.1. Menulis nama-nama
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda 2.1.2. Menyebutkan nama tokoh-tokoh pejuang melawan Belanda 2.1.3. Menyebutkan tokoh Belanda yang mempunyai ide/gagasan yang mencetuskan kerja paksa (rodi) di Indonesia 2.1.4. Menceritakan penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda
Penilaian Tes tulis Penugasan Produk
Alokasi Waktu 6 x 35’
Sumber Belajar Perpustakaan Gambar-gambar tokoh pahlawan Media cetak serta buku-buku yang sesuai
30
Kompetensi Dasar (1) 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
Materi Pokok Pelajaran (2) Perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
Kegiatan Pembelajaran
(3) Mengamati gambar-gambar pahlawan Mendiskusikan tentang tokoh-tokoh yang mempersiapkan kemerdekaan Indonesia Mendengarkan cerita tokohtokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Mendiskusikan tentang tokoh-tokoh yang merancang dasar negara Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan dasar negara Membuat kliping tokohtokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia Membaca naskah bermain peran terjadinya peristiwa Rengasdengklok.
Indikator
Penilaian
(4)
(5) Tes tulis Tes lisan Portofolio Tes tugas
2.2.1 Menyebutkan tokoh-
tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.2.2 Menuliskan peranan tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.2.3 Menjelaskan perlunya dasar negara untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.2.4 Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan dasar negara
Alokasi Waktu (6) 12 x 35’
Sumber Belajar
(7) Foto/gambar pahlawan Buku IPS kelas V Peta Jawa Barat Naskah bermain peran peristiwa Rengasdengklok Naskah bermain peran
31
Kompetensi Dasar (1) 2.3. Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasi kan kemerdekaan
Materi Pokok Pelajaran (2) Jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan
Kegiatan Pembelajaran (3) Mengamati gambar tokohtokoh yang berperan dalam memproklamasikan kemerdekaan Melakukan studi pustaka dari berbagai sumber/media cetak mengenai peranan tokoh yang memproklamasikan kemerdekaan Indonesia Berdiskusi tentang hasil informasi studi pustaka dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia Membuat laporan tentang tokoh-tokoh yang berperan dalam proklamasi Indonesia Mencari informasi tentang teks proklamasi yang benar Membaca naskah bermain peran pelaksanaan upacara Proklamasi 17 Agustus 1945
Indikator
2.3.1.
2.3.2.
2.3.3.
2.3.4.
(4) Menyebutkan nama-nama tokoh yang berperan dalam proklamasi Menuliskan namanama tokoh yang berperan dalam proklamasi Menceritakan perjuangan tokoh yang berperan dalam proklamasi Menuliskan teks proklamasi dengan benar
Penilaian (5) Tes tulis Tes tugas Kinerja
Alokasi Waktu (6) 6 x 35’
Sumber Belajar (7) Foto/gambar teks Proklamasi Buku IPS kelas V Peta Jawa Barat
32
Materi Pokok Pelajaran (1) (2) 2.4. Menghargai Perjuangan perjuangan para mempertahankan tokoh dalam kemerdekaan mempertahanka n kemerdekaan Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran (3) Studi pustaka untuk mencari informasi tentang tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekan Mengamati gambar-gambar pahlawan Mendiskusikan daftar nama tokoh-tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Membuat daftar tabel nama tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan Menceritakan peran tokohtokoh dalam mempertahankan kemerdekaan Mencari informasi tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan Mendiskusikan bentuk-bentuk perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Menceritakan peristiwa dalam mempertahankan kemerdekaan.
2.4.1.
2.4.2.
2.4.3.
2.4.4.
Indikator
Penilaian
(4) Menulis namanama tokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan dalam bentuk tabel Menceritakan peran tokohtokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan Menulis peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Menuliskan jenis perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan
(5) Tes tulis Tes produk Tes tugas Tes kinerja
Alokasi Waktu (6) 12 x 35’
Sumber Belajar
(7) Perpustakaan Gambar pahlawan Buku IPS Buku 30 tahun Indonesia Merdeka Naskah drama sederhana
33
Matahora, Mengetahui: Guru Kelas V
Peneliti
Mahamusu, S.Pd.
Sartono NIM A1B3 11 016
Menyetujui : Kepala SD Negeri Matahora
La Ode Harliadi, S.Pd.SD NIP 19671125 199402 1 002
Mei 2015
69
Lampiran 2 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (Siklus 1 Pertemuan 1) Nama sekolah : SD Negeri Matahora Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : V / II Pertemuan : Ke-1 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit( 1x pertemuan) A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar 2.1. Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. C. Indikator 2.1.1 Menulis nama-nama tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda 2.1.2 Menyebutkan nama tokoh-tokoh pejuang melawan Belanda. 2.1.3 Menyebutkan tokoh Belanda yang mempunyai ide/gagasan yang mencetuskan kerja paksa (rodi) di Indonesia. 2.1.4 Menceritakan penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda. 2.1.5 Menulis akibat yang terjadi pada rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda. D. Tujuan Pembelajaran 2.1.1 mengetahui nama-nama tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. 2.1.2 mengetahui nama-nama tokoh pejuang melawan Belanda. 2.1.3 mengetahui tokoh Belanda yang mempunyai ide/gagasan yang mencetuskan kerja paksa (rodi) di Indonesia. 2.1.4 dapat menceritakan kembali penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda. 2.1.5 mengetahui kembali akibat yang terjadi pada rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda. E. Tujuan Perbaikan Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL).
70
F. Materi pokok Perjuangan melawan Belanda G. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL) 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, kerja kelompok, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Langkahlangkah dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pembuka
Kegiatan inti
Tahap Kontruktivisme
Tahap Questioning
Deskripsi kegiatan
Alokasi waktu
a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman seharihari siswa “Bagaimana bentuk penghargaan kalian terhadap pahlawan kemerdekaan dalam kehidupan seharihari?” c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan- 50 menit pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. “siapa tokoh pejuang bangsa indonesia?” f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6
71
Community
Tahap Inquiry
Kegiatan akhir
orang secara heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok
Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa 10 menit tentang hal-hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan Assesment untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. I. Alat/Bahan/Sumber Belaja - Buku paket IPS BSE KTSP 2008, - Gambar tokoh-tokoh pahlawan melawan penjajahan Belanda - LKS - Lembar observasi
72
J. Penilaian - Tes tulis - Tes lisan - Tes unjuk Matahora, Mengetahui: Guru Kelas V
Mahamusu, S.Pd.
Mei 2015
Peneliti
Sartono NIM A1B3 11 016
Menyetujui Kepala SD Negeri Matahora
La Ode Harliadi, S.Pd.SD NIP 19671125 199402 1 002
73
Lampiran 3 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (Siklus 1 Pertemuan 2) Nama sekolah : SD Negeri Matahora Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : V / II Pertemuan : Ke-2 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit( 1x pertemuan) A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia B. Kompetensi Dasar 2.2. Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia C. Indikator 2.2.1 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.2.2 Menuliskan peranan tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.2.3 Menjelaskan perlunya dasar negara untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.2.4 Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan dasar Negara. D. Tujuan pembelajaran. 2.2.1 Siswa dapat mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2.2.2 Siswa dapat menceritakan kembali peranan tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2.2.3 Siswa dapat mengetahui pentingnya dasar negara untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. 2.2.4 Siswa dapat mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan dasar Negara. E. Tujuan Perbaikan Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL). F. Materi pokok Perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
74
G. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL). 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, kerja kelompok, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Langkahlangkah dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pembuka
Kegiatan inti
Tahap Kontruktivisme
Tahap Questioning
Deskripsi kegiatan
Alokasi waktu
a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman seharihari siswa “siapakah tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan ?” c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan- 50 menit pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 Community orang secara heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh
75
Tahap Inquiry
Kegiatan akhir
siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan akar. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok
Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa 10 menit tentang hal-hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan Assesment untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. I. Alat/Bahan/Sumber Belajar - Buku paket IPS BSE KTSP 2008, - Gambar tokoh-tokoh pahlawan melawan penjajahan Belanda - LKS - Lembar observasi J. Penilaian - Tes tulis - Tes lisan - Portofolio
76
-
Tes tugas. Matahora,
Mengetahui: Guru Kelas V
Mahamusu, S.Pd.
Mei 2015
Peneliti
Sartono NIM A1B3 11 016
Menyetujui Kepala SD Negeri Matahora
La Ode Harliadi, S.Pd.SD NIP 19671125 199402 1 002
77
Lampiran 4 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (Siklus 2 Pertemuan 1) Nama sekolah : SD Negeri Matahora Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : V / II Pertemuan : Ke-3 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit( 1x pertemuan) A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. C. Indikator a. Menyebutkan nama-nama tokoh yang berperan dalam proklamasi. b. Menuliskan nama-nama tokoh yang berperan dalam proklamasi. c. Menceritakan perjuangan tokoh yang berperan dalam proklamasi. d. Menuliskan teks proklamasi dengan benar. D. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menyebutkan nama-nama tokoh yang berperan dalam proklamasi. b. Siswa dapat mengetahui nama-nama tokoh yang berperan dalam proklamasi. c. Siswa dapat menceritakan kembali perjuangan tokoh yang berperan dalam proklamasi. d. Siswa dapat menuliskan naskah teks proklamasi. E. Tujuan Perbaikan Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL). F. Materi pokok Jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. G. Model/Metode Pembelajaran
78
1. Model pembelajaran : Pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL). 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, kerja kelompok, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Langkahlangkah dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pembuka
Kegiatan inti
Tahap Kontruktivisme
Tahap Questioning
Deskripsi kegiatan
Alokasi waktu
a. Guru membuka pelajaran dengan 10 menit mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman seharihari siswa . c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan- 50 menit pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. f. Siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning g. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang beranggotakan 5-6 Community orang secara heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan
79
Tahap Inquiry
Kegiatan akhir
untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan akar. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok
Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa 10 menit tentang hal-hal yang belum dipahami o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan Assesment untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. I. Alat/Bahan/Sumber Belajar - Buku paket IPS BSE KTSP 2008, - Gambar tokoh-tokoh pahlawan melawan penjajahan Belanda - Peta Jawa Barat - LKS - Lembar observasi J. Penilaian - Tes tulis - Tes tugas - Kinerja
80
Matahora, Mengetahui: Guru Kelas V
Mahamusu, S.Pd.
Mei 2015
Peneliti
Sartono NIM A1B3 11 016 Menyetujui Kepala SD Negeri Matahora
La Ode Harliadi, S.Pd.SD NIP 19671125 199402 1 002
81
Lampiran 5 RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (Siklus 2 Pertemuan 2) Nama sekolah : SD Negeri Matahora Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : V / II Pertemuan : Ke-4 Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit( 1x pertemuan) A. Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. B. Kompetensi Dasar 2.4. Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. C. Indikator 1. Menulis nama-nama tokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan dalam bentuk table. 2. Menceritakan peran tokoh-tokoh yang terlibat dalam mempertahankan kemerdekaan. 3. Menulis peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. 4. Menuliskan jenis perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan. D. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menyebutkan namanama tokoh yang berperan dalam mempertahankan kemerdekaan. b. Siswa dapat menceritakan kembali tokoh yang berperan dalam mempertahankan kemerdekaan. c. Siswa dapat menuliskan kembali peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. d. Siswa dapat menuliskan jenis perjuangan fisik dalam mempertah ankan kemerdekaan. E. Tujuan Perbaikan
82
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada materi perjuangan mempertahankan kemerdekaan melalui model pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL). F. Materi pokok Perjuangan mempertahankan kemerdekaan. G. Model/Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran : Pembelajaran Kontextual Teaching and Learning (CTL). 2. Metode Pembelajaran : Ceramah, kerja kelompok, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Langkahlangkah dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pembuka
Kegiatan inti
Alokasi waktu
Deskripsi kegiatan
a. Guru
Tahap Kontruktivisme
Tahap Questioning
membuka pelajaran dengan 10 menit mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar. b. Guru melakukan apersepsi, apersepsi dilakukan dengan menghubungkan pelajaran dengan pengalaman seharihari siswa . c. Guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. d. Menyampaiakan tujuan pembelajaran. e. Guru memberikan pertanyaan- 50 menit pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. f.
Siswa dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan.
Tahap Learning g. Guru
membagi
siswa
menjadi
5
83
Community
Tahap Inquiry
Kegiatan akhir
kelompok yang beranggotakan 5-6 orang secara heterogen. h. Guru membagikan LKS yang berisi soal-soal yang akan diselesaikan oleh siswa dan ditemukan jawabannya sendiri dengan cara berdiskusi. i. Siswa melakukan kegiatan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan akar. j. Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi, dan memfasilitasi kerjasama setiap kelompok
Tahap Modelling k. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya l. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya. m. Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar Tahap Reflection n. Guru menanyakan kepada siswa tentang 10 menit hal-hal yang belum dipahami. o. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok Tahap Authentic p. Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tertulis atau pertanyaan-pertanyaan Assesment untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari. I. Alat/Bahan/Sumber Belajar - Buku paket IPS BSE KTSP 2008, - Perpustakaan,Gambar pahlawan - Buku 30 tahun Indonesia Merdeka - Naskah drama sederhana
84
- LKS - Lembar observasi J. Penilaian - Tes tulis - Tes produk - Tes tugas - Tes kinerja Matahora, Mengetahui: Guru Kelas V
Mahamusu, S.Pd.
Mei 2015
Peneliti
Sartono NIM A1B3 11 016 Menyetujui Kepala SD Negeri Matahora
La Ode Harliadi, S.Pd.SD NIP 19671125 199402 1 002
85
Lampiran 6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I pertemuan pertama
Kegiatan
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Tahapan-tahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Guru
Skor Ya
1. Apakah guru membuka √ pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar? 2. Apakah Guru memberikan apersepsi? 3. Apakah Guru Memotivasi siswa? 4. Apakah Guru √ menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah Guru √ Tahap memberikan penjelasan Kontruktivisme singkat tentang materi pembelajaran? 6. Apakah guru Tahap mempersilahkan siswa Questioning untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Tahap Learning 7. Apakah Guru membagi √ siswa menjadi 2 Community kelompok yang beranggotakan 6 orang secara heterogen?
Tidak 1
√
0 √
0 1
1
√
0
1
86
8. Apakah Guru √ membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi?
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
9. Apakah guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? 10. Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah Guru memberikan √ kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah Guru memberikan √ kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? 13. Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? 14. Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami?
1
√
0
√
0
1
1
√
0
√
0
87
√
15. Apakah Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Tahap Authentic Assesment
16. Apakah Guru memberikan evaluasi √ yang berupa tes tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari?
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
9 16
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
x 100% = 56,25%
Matahora, 15 Mei 2015 Observer
Mahamusus S.Pd
1
1
88
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I pertemuan kedua
Kegiatan
Tahapan-tahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Guru Ya 1.
Kegiatan pendahuluan
2. 3. 4.
Kegiatan Inti
Tahap Kontruktivisme
5.
Tahap Questioning
6.
Tahap
Skor
Learning 7.
Apakah guru membuka √ pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar? Apakah Guru memberikan apersepsi? Apakah Guru Memotivasi siswa? Apakah Guru √ menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? Apakah Guru √ memberikan penjelasan singkat tentang materi pembelajaran? Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Apakah Guru membagi √ siswa menjadi 2
Tidak 1
√
0 √
0 1
1
√
0
1
89
Community
8.
9.
Tahap Inquiry
10.
Tahap Modelling
11.
12.
13.
kelompok yang beranggotakan 6 orang secara heterogen? Apakah Guru √ membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? Apakah guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok? Apakah Guru √ memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya? Apakah Guru √ memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar?
1
√
0
√
0
1
1
√
0
90
Kegiatan akhir
14. Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah Guru √ bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? √ Tahap Authentic 16. Apakah Guru memberikan evaluasi Assesment yang berupa tes tesrtulis atau pertanyaanpertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari? Tahap Reflection
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
9 16
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
√
1
1
x 100%
x 100% = 56,25%
Matahora,
0
Mei 2015
Observer
Mahamusus S.Pd
91
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I pertemuan pertama
Kegiatan
Kegiatan pendahuluan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching sand Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Siswa
Skor Ya
1.
2.
3.
4.
Apakah siswa √ menjawab salam dan siap menerima pelajaran? Apakah siswa aktif pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Siapakah yang bisa menyebutkan 2 tokoh pejuang Indonesi pada masa penjajahan Belanda dan Jepang?” Apakah siswa mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan? Apakah siswa √ mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan
Tidak
1
√
0
√
0
1
92
Kegiatan Inti
Tahap Kontruktivisme
5.
Tahap Questioning
6.
Tahap Learning Community
7.
8.
9.
Tahap Inquiry
10.
Tahap Modelling
11.
12.
13.
dicapai? Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? Apakah siswa mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Apakah siswa menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? Apakah siswa melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? Apakah siswa dibimbing dalam berdiskusi kelompok? Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas? Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang
√
1 √
0
√
1
√
1
√
0
√
0
√
1
√
1
√
0
93
Kegiatan akhir
mendapat pujian dengan bertepuk tangan? 14. Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah siswa mengerjakan tes tertulis?
Tahap Reflection
Tahap Authentic Assesment
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
9 16
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
√
0
√
1
√
1
x 100%
x 100% = 56,25%
Matahora,
Mei 2015
Observer
Mahamusus S.Pd
94
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I pertemuan kedua
Kegiatan
Kegiatan pendahuluan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching sand Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Siswa
skor Ya
1. Apakah siswa √ menjawab salam dan siap menerima pelajaran? 2. Apakah siswa aktif pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Siapakah yang bisa menyebutkan 2 tokoh pejuang Indonesi pada masa penjajahan Belanda dan Jepang?” 3. Apakah siswa mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan?
Tidak
1
√
0
√
0
95
Kegiatan Inti
Tahap Kontruktivisme Tahap Questioning
Tahap Learning Community
Tahap Inquiry
Tahap Modelling
4. Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru? 6. Apakah siswa mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? 7. Apakah siswa menempati tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? 10. Apakah siswa dibimbing dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil
√
1
√
1 √
0
√
1
√
1
√
0
√
0
√
1
√
1
96
Kegiatan akhir
Tahap Reflection
Tahap Authentic Assesment
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
9 16
diskusinya didepan kelas? 13. Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? 14. Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah siswa √ menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah siswa √ mengerjakan tes tertulis?
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
√
0
√
0
1
1
x 100%
x 100% = 56,25%
Matahora,
Mei 2015
Observer
Mahamusus S.Pd
97
Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II pertemuan pertama
Kegiatan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Tahap Kontruktivisme
Terlaksana Kegiatan Guru
Skor Ya
1. Apakah guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar? 2. Apakah Guru memberikan apersepsi? 3. Apakah Guru Memotivasi siswa? 4. Apakah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah Guru memberikan penjelasan singkat tentang materi pembelajaran?
√
Tidak
1
√
1
√
1
√
1
√
1
98
6. Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Tahap Learning 7. Apakah Guru membagi siswa menjadi 2 Community kelompok yang beranggotakan 6 orang secara heterogen? 8. Apakah Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? 10. Apakah Guru Tahap Inquiry membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok? Tahap Modelling 11. Apakah Guru memberkan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian memberikan jawaban kepada kelompok yang Tahap Questioning
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
99
Kegiatan akhir
bertanya? 13. Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? √ Tahap Reflection 14. Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah Guru bersama √ siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? √ Tahap Authentic 16. Apakah Guru memberikan evaluasi Assesment yang berupa tes tesrtulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari?
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
15 16
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
√
0
1
1
1
x 100%
x 100% = 93,75 %
Matahora,
Mei 2015
Observer
Mahamusus S.Pd
100
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II pertemuan kedua
Kegiatan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Tahap
Terlaksana Kegiatan Guru
Skor Ya
1. Apakah guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar mereka, kemudian mempersiapkan siswa untuk belajar? 2. Apakah Guru memberikan apersepsi? 3. Apakah Guru Memotivasi siswa? 4. Apakah Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah Guru memberikan penjelasan
√
Tidak
1
√
1
√
1
√
1
√
1
101
Kontruktivisme Tahap Questioning
6.
Tahap Learning 7. Community
8.
9.
Tahap Inquiry
10.
Tahap Modelling 11.
12.
singkat tentang materi pembelajaran? Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Apakah Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok yang beranggotakan 6 orang secara heterogen? Apakah Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk diselesaikan dengan cara berdiskusi? Apakah guru memberikan kesepatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? Apakah Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok? Apakah Guru memberkan kesempatan kepada perwakilan setiap kelompok untuk tampil membacakan hasil diskusinya? Apakah Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas, kemudian
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
102
13.
Kegiatan akhir
Tahap Reflection 14.
15.
Tahap Authentic 16. Assesment
memberikan jawaban kepada kelompok yang bertanya? Apakah Guru memuji kelompok yang aktif dalam diskusi dan mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar? Apakah Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami? Apakah Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Apakah Guru memberikan evaluasi yang berupa tes tesrtulis atau pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang baru dipelajari?
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
16 16
√
1
√
1
√
1
√
1
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
x 100%
x 100% = 100 %
Matahora, Mei 2015 Observer
Mahamusus S.Pd
103
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II pertemuan pertama
Kegiatan
Kegiatan pendahuluan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Siswa
Skor Ya
1.
2.
3.
Apakah siswa √ menjawab salam dan siap menerima pelajaran? Apakah siswa aktif √ pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Bagaimana cara kita menghargai para tokoh yang mempertahankan kemerdekaan?” Apakah siswa √ mendengarkan motivasi yang diberikan serta semangat dalam mengikuti pembelajaran
Tidak
1
1
1
104
yang dilaksanakan? Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah siswa Tahap memperhatikan Kontruktivisme penjelasan guru? 6. Apakah siswa Tahap mengajukan pertanyaan Questioning untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Tahap Learning 7. Apakah siswa menempati tempat Community duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? 10. Apakah siswa Tahap Inquiry dibimbing dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah setiap Tahap kelompok mendapat Modelling kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil diskusinya didepan kelas? 4.
Kegiatan Inti
√
1
√
1 √
0
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
105
Kegiatan akhir
13. Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? 14. Apakah siswa √ mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami? 15. Apakah siswa √ menyimpulkan hasil diskusi kelompok? 16. Apakah siswa √ mengerjakan tes tertulis?
Tahap Reflection
Tahap Authentic Assesment
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
14 16
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
√
0
1
1
1
x 100%
x 100% = 87,50 %
Matahora,
Mei 2015
Observer
Mahamusus S.Pd
106
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II pertemuan kedua
Kegiatan
Kegiatan pendahuluan
Tahapantahapan dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
Terlaksana Kegiatan Siswa
Skor Ya
1.
2.
3.
Apakah siswa √ menjawab salam dan siap menerima pelajaran? Apakah siswa aktif √ pada apersepsi dengan menjawab pertanyaan “Bagaimana cara kita menghargai para tokoh yang mempertahankan kemerdekaan?” Apakah siswa √ mendengarkan motivasi yang
Tidak
1
1
1
107
Kegiatan Inti
diberikan serta semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 5. Apakah siswa Tahap memperhatikan Kontruktivisme penjelasan guru? 6. Apakah siswa Tahap mengajukan pertanyaan Questioning untuk memperkuat pengetahuan yang telah ditemukan? Tahap Learning 7. Apakah siswa menempati tempat Community duduk sesuai dengan kelompok yang telah dibagi secara heterogen oleh guru? 8. Apakah setiap kelompok menerima LKS yang akan diselesaikan dengan cara berdiskusi? 9. Apakah siswa melakukan pengamatan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi? 10. Apakah siswa Tahap Inquiry dibimbing dalam berdiskusi kelompok? 11. Apakah setiap Tahap kelompok mendapat Modelling kesempatan untuk tampil membacakan hasil diskusinya? 12. Apakah setiap kelompok mendapat kesempatan untuk bertanya pada kelompok yang membacakan hasil
√
1
√
1 √
0
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
√
1
108
13.
Kegiatan akhir
14.
Tahap Reflection
15.
16.
Tahap Authentic Assesment
Rumus Perolehan Skor Observasi :
Perolehan skor observasi :
15 16
diskusinya didepan kelas? Apakah siswa memberikan semangat kepada kelompok yang mendapat pujian dengan bertepuk tangan? Apakah siswa mengajukan pertanyan tentang hal-hal yang belum dipahami? Apakah siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok? Apakah siswa mengerjakan tes tertulis?
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
√
1
√
1
√
1
√
1
x 100%
x 100% = 93,75 %
Matahora,
Mei 2015
Observer
Mahamusu S. Pd
109
Lampiran 14 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 PERTEMUAN 1 Mata pelajaran Kelas/semester Kelompok Nama anggota kelompok
: Ilmu Pengetahuan Sosial : V/2 : : 1. 2. 3. 4.
A. Tujuan a) mengetahui nama-nama tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. b) dapat menceritakan kembali penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan Belanda. c) mengetahui kembali akibat yang terjadi pada rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda. B. Materi Perjuangan melawan Belanda C. langkah kerja 1. Tulislah nama setiap anggota kelompok !
110
2. 3. 4. D. soal 1. 2. 3. 4. 5.
Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan lengkap ! Kerjakanlah soal dibawah ini secara kelompok ! Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru ! Jelaskan siasat perang Belanda pada saat menghadapi pasukan pangeran diponegoro ! Siapakah Latif Hendraningrat itu ? Mengapa Laksamana Tadashi Maeda mau membantu perjuangan bangsa Indonesia ? Sebutkan apa saja tujuan Negara Indonesia ? Mengapa kemerdekaan Indonesia oleh pihak sekutu dianggap tidak syah ?
Lampiran 15 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 1 PERTEMUAN 2 Mata pelajaran Kelas/semester Kelompok Nama anggota kelompok
: Ilmu Pengetahuan Sosial : V/2 : : 1. 2. 3. 4.
A. Tujuan a. mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. b. mengetahui pentingnya dasar negara untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. B. Materi Perjuangan para tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. C. langkah kerja 1. Tulislah nama setiap anggota kelompok !
111
2. 3. 4. D. soal 1. 2. 3. 4. 5.
Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan lengkap ! Kerjakanlah soal dibawah ini secara kelompok ! Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru ! Sebutkan 5 tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia ! Sifat apa saja yang harus kita teruskan dari para tokoh yang mempersiapk an kemerdekaan Indonesia ? Sebutkan tokoh-tokoh yang termasuk dalam golongan muda ? Mengapa tokoh-tokoh golongan tua berpendapat sebaiknya proklamasi dilakukan dalam rapat PPKI ? Sebutkan beberapa peristiwa sejarah menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945 ?
Lampiran 16 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 2 PERTEMUAN 3 Mata pelajaran Kelas/semester Kelompok Nama anggota kelompok
: Ilmu Pengetahuan Sosial : V/2 : : 1. 2. 3. 4.
A.Tujuan q. Siswa dapat mengetahui nama-nama tokoh yang berperan dalam proklamasi. r. Siswa dapat menceritakan kembali perjuangan tokoh yang berperan dalam proklamasi. s. Siswa dapat menuliskan naskah teks proklamasi. B. Materi Jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan. C. langkah kerja
112
5. 6. 7. 8. D. soal 1. 2. 3. 4. 5.
Tulislah nama setiap anggota kelompok ! Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan lengkap ! Kerjakanlah soal dibawah ini secara kelompok ! Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru ! Sebutkan 10 tokoh yang berperan dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ! Kapankah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan ? Kesepakatan apa saja yang dihasilkan pada saat Konferensi meja Mundar ? Mengapa para pejuang Indonesia membumi hanguskan kota Bandung bagian selatan ? Pelajaran apa saja yang dapat kamu peroleh dari sikap para pejuang dalam meeproklamasikan kemerdekaan ?
Lampiran 17 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS 2 PERTEMUAN 4 Mata pelajaran Kelas/semester Kelompok Nama anggota kelompok
: Ilmu Pengetahuan Sosial : V/2 : : 1. 2. 3. 4.
A.Tujuan a. Siswa dapat menyebutkan nama-nama tokoh yang berperan dalam mempertahankan kemerdekaan. b. Siswa dapat menuliskan kembali peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. c. Siswa dapat menuliskan jenis perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan. B. Materi Perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
113
C. langkah kerja 1. Tulislah nama setiap anggota kelompok ! 2. Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan lengkap ! 3. Kerjakanlah soal dibawah ini secara kelompok ! 4. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru ! D. soal 1. Sebutkan sebab-sebab terjadinya pertempuran 10 November di Surabaya! 2. Mengapa tanggal 10 November dijadikan sebagai hari pahlawan ! 3. Sebutkan tiga orang tokoh yang memimpin para pemuda dan anggota TKR dalam peperangan melawan tentara Inggris di Surabaya! 4. Sebutkan tiga tokoh pejuang dalam pertempuran melawan tentara Inggris dalam peristiwa Bandung Lautan Api! 5. Sebutkan dua orang tokoh pejuang Indonesia yang gigih melawan tentara Inggris dalam Peperangan Medan Area!
Lampiran 18 TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Nama Siswa : Kelas : Hari/Tanggal : Petunjuk menjawab soal : 1. Tuliskan nama dengan lengkap pada lembar jawaban anda ! 2. Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan lengkap ! 3. Dahulukan soal yang kamu anggap mudah ! 4. Kerjakan soal secara mandiri ! 5. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru ! 6. Dilarang berdiskusi dengan teman ! 7. Periksa kembali lembar jawaban sebelum dikumpul ! A. Pilihlah jawaban yang tepat ! 1. Pada tanggal 29 September 1945, tentara Inggris yang berpangkalan di
114
Singapura mendarat di Indonesia, yaitu di kota. a. Jakarta b. Bandung c. Semarang d. Surabaya 2. Belanda ingin kembali menjajah Indonesia dengan membentuk pemerintahan sipil (NICA) di bawah pimpinan. a. Jendral Philip Christison b. Dr. H.J. Van Mook c. Dr. Van Royen d. Brigjen A.W.S. Mallaby 3. Tentara Inggris berhasil dipukul mundur oleh TNI pada tanggal 15 Desember 1945 dari kota Ambarawa di bawah pimpinan. a. Mayor Sumarto b. Letkol Soeharto c. Letkol Isdiman d. Kolonel Soedirman 4. Tokoh pahlawan Bandung Lautan Api yang gugur di medan perang Ialah. a. Drs. Moh. Hatta b. Moh. Toha c. Bung Tomo d. Bung Syahrir 5. Untuk memperingati keberhasilan TNI mengusir tentara Inggris dari kota Ambarawa, setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari. a. ABRI b. Kavaleri c. Polri d. Infantri 6. Serangan umum 1 Maret 1949 terjadi di kota.
115
a. Semarang b. Yogyakarta c. Magelang d. Surakarta 7. Perundingan Linggarjati diselenggarakan di kota. a. Jakarta b. Bandung c. Cirebon d. Kuningan 8. Pada Perundingan Linggarjati, delegasi Indonesia dipimpin oleh. a. Drs. Moh. Hatta b. Mr. Amir Syarifuddin c. Sutan Syahrir d. Syafrudin Prawiranegara
9. Pertempuran Surabaya merupakan rangkaian peristiwa kedatangan tentara Sekutu pada tanggal. a. 22 Oktober 1945 b. 23 Oktober 1945 c. 24 Oktober 1945 d. 25 Oktober 1945 10. Tentara Belanda dalam Perundingan Linggarjati dipimpin oleh. a. Mansergh b. Sir Philip Cristison c. A.W.S. Mallaby d. H.J. Van Mook B. Jawablah pertanyaan di bawah ini ! 1. Sebutkan tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan RI! 2. Jelaskan tugas pelajar dalam mengisi kemerdekaan! 3. Mengapa BPUPKI diganti dengan PPKI?
116
4. Sebutkan 4 peristiwa yang terjadi pada saat Bangsa Indonesia mempersiapkan kemerdekaan ! 5. Sebutkan apa saja tujuan Negara Indonesia ?
Lampiran 19 TES HASIL BELAJAR SIKLUS II Nama Siswa : Kelas : Hari/Tanggal : Petunjuk menjawab soal : 1. Tuliskan nama dengan lengkap pada lembar jawaban anda ! 2. Jawablah soal dibawah ini dengan benar dan lengkap ! 3. Dahulukan soal yang kamu anggap mudah ! 4. Kerjakan soal secara mandiri ! 5. Jika ada soal yang kurang jelas tanyakan pada guru ! 6. Dilarang berdiskusi dengan teman ! 7. Periksa kembali lembar jawaban sebelum dikumpul ! A. Marilah menyilang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang tepat!
117
1. Tanggal 21 Juni 1947 Belanda melancarkan serangan militer ke daerah kedaerah yang termasuk wilayah Republik Indonesia. Serangan tersebut terkenal dengan nama....
a. Bandung lautan Api c. Agresi Militer Belanda I b. Agresi Militer I d. Agresi Militer Belanda II 2. Gubernur jendral Belanda yang kejam, yang menerapkan aturan tanam paksa yaitu .... a. Van Den Bosch c. Yansens b. Pieter Both d. Daendels 3. Perlawanan terhadap Belanda yang berhasil membunuh Jenderal J.P. Coen dipimpin oleh .... a. Sultan Ageng Tirtoyoso c. Sultan Agung b. Sultan Trenggono d. Sultan Hasanudin 4. Pada tanggal 2 November 1949 dilakukan upacara penandatanganan kesepakatan dari Konferensi Meja Bundar yang hasilnya adalah....
a. Piagam Jakarta b. Piagam pengakuan kedaulatan Bangsa Indonesia. c. Dasar Negara d. Tujuan negara
5. Jepang pertama kali menguasai Indonesia pada tanggal .... a. 8 Maret 1941 c. 18 Maret 1942 b. 8 Maret 1942 d. 28 Maret 1941 6. Organisasi yang mula-mula dibentuk Jepang adalah .... a. PUTERA c. Gerakan 3 A b. PETA d. Seinendan 7. Tanggal 10 November diperingati senagai hari …… a. Kartini c. Proklamasi b. Bersejarah d. Pahlawan 8. Pemberontakan Peta kepada Jepang di Blitar dipimpin oleh .... a. Yos Sudarso c. Supriyadi b. Supardi d. Suryadi 9. Untuk menengahi pertikaian antara Indonesia dan Belanda, PBB membentuk komisi baru yang diberi nama....
a. BPUPKI b. PPKI c. UNCI d. NICA 10. Naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama .... a. rakyat Indonesia c. bangsa Indonesia b. negara Indonesia d. pemerintahan Indonesia B. Marilah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkan 5 tokoh yang berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan dan dasar Negara Indonesia !
118
2. Mengapa tanggal 10 November dijadikan sebagai hari pahlawan? 3. Sebutkan tiga orang tokoh yang memimpin para pemuda dan anggota TKR dalam peperangan melawan tentara Inggris di Surabaya! 4. Siapa saja tokoh-tokoh yang termasuk golongan muda ? 5. Pelajaran apa saja yang dapat kamu peroleh dari sikap para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan !
Lampiran 20 KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I A. Pilihan Ganda 1. D 2. D 3. D 4. C 5. D B. Esay
6. B 7. C 8. B 9.D 10.D
1. Tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan RI yaitu : - Ir.soekarno - Drs.Moh.Hatta - Jendral Soedirman - Sultan syahrir
119
2. Melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia, menghargai hasil karya para tokoh pejuang. 3. BPUPKI diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) karena tugasnya dianggap selesai.
4. a. peristiwa di Surabaya b. peristiwa ambarawa c. pertempuran Medan Area d. Bandung Lautan Api 5. Tujuan Negara Indonesia yaitu : a. Melindungi segenap tumpah darah Indonesia b. Meningkatkan kesejahteraan umum c. Mencerdaskan kehidupan bangsa d. Turut serta di dalam menciptakan perdamaian dunia.
Lampiran 21 KUNCI JAWABAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II A. Pilihan Ganda C D 3. A 4. B 5. C 1. 2.
6. B 7. D 8. A 9. C 10. C
K. Esay 1. a. Ir.soekarno a. dr.K.R.T Radjiman Wedyodiningrat b. Prof.dr.Mr.Supomo
120
2. 3. 4. 5.
c. Mohammad Hatta d. Muhammad Yamin Perlawanan rakyat Surabaya mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Gubernur Suryo dan Bung Tomo. Tokoh-tokoh yang termasuk dalam golongan muda adalah Wikana , Laksamana Muda Maeda, dan Jusuf Kunto. Kita dapat memepelajari beberapa hal berikut ini : a. Kemerdekaan merupakan hal yang sangat berharga. b. Semangat perjuangan merupakam kekuatan yang dahsyat, melebihi kekuatan senjata. Hal ini dibuktikan, misalnya dalam pertempuran Ambarawa, c. Menghargai keputusan para pemimpin.
Lampiran 22 PEDOMAN PENSKORAN Nomor soal
Skor
A. Pilihan ganda 1. 2. 3. 4.
1 1 1
5. 6. 7. 8.
1 1
121
9. 10.
1 1 1 1 1
B. Esay
2
1. 2.
2
3.
1
4. 5.
2 3
Skor maksimal
Nilai =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑎𝑛 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 ) 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (𝑝𝑖𝑙𝑖 𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎 +𝑖𝑠𝑖𝑎𝑛 )
20
𝒙 100%
122
Lampiran 23 Dokumentasi
123
124
29
30
31
RIWAYAT HIDUP
Sartono dilahirkan pada tanggal 12 Oktober 1993 di Matahora, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Anak pertama dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Sahamadi dan Ibu Asna. Pada tahun 1999 penulis menempuh pendidikan pertama di SD Negeri Matahora (selesai tahun 2005). Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Suasta Waopu Jenggo (selesai tahun 2008). Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Wangi-Wangi (selesai tahun 2011). Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Halu Oleo Kendari pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Keuguruan dan Ilmu Pendidikan.