AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
Skripsi
Oleh
Maimunah
PROGRAM STUDI PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh
Maimunah
Masalah dalam penelitian ini adalah sebagian anak usia 5-6 tahun belum dapat mengenal pola dan lambang bilangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani tahun ajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan Pre-Experimental Design dengan jenis desain OneGroup Prestest-Posttest Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis tabel serta analisis regreasi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani tahun ajaran 2015/2016.
Kata kunci : anak usia dini, bermain konstruktif, kecerdasan logis matematis
ABSTRACT
CONSTRUCTIVE PLAY ACTIVITIES TO INCREASE LOGICAL MATHEMATICAL INTELLIGENCE OF CHILDREN AGED 5-6 YEAR IN KINDER GARTEN TK TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG THE ACADEMIC YEAR 2015/2016.
By
Maimunah
The problem in this research was some of the children aged 5-6 years have not been able able to recognize patterns and symbols of numbers. This study aims to determine the effect of the increase in playing constructive logical mathematical intelligence of children aged 5-6 years in kinder garten Tk Tutwuri Handayani academic years 2015/2016. The method used pre-experimental design with this type of design one-group prestest-posttest. Data collection techniques used observation and documentation. Technical analysis of the data using table analysis and simple linier regression. The results showed that there was the influence of constructive play activities to increase logical mathematical intelligence of children aged 5-6 years in kinder garten tk Tutwuri Handayani academic year 2015-2016.
Keywords : children aged early, playing constructive, logical mathematical intelligence.
AKTIVITAS BERMAIN KONSTRUKTIF TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK TUTWURI HANDAYANI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016
Oleh Maimunah
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM STUDI PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ix
ix
ix
RIWAYAT HIDUP
Maimunah lahir di Bandar Lampung pada tanggal 23 Agustus 1993, sebagai anak ketiga dari enam bersaudara yang mempunyai dua kakak dan tiga adik, pasangan bapak Samudi dan Ibu Irma Liana Murni. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Penengahan Tanjung Karang Tahun 2006, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Tunas Harapan Bandar Lampung Tahun 2009, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta MA. Matlaul Anwar Kedaton Bandar Lampung Tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi S1 PGPAUD Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selama kuliah penulis mengikuti program kegiatan wajib Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) yaitu Pelaksanaan Program Pengenalan Pembelajaran Kompetensi Akademi (P4KA) yang dilaksanakan mulai dari semester 2 hingga semester 6.
ix
Pada tahun 2015 (semester VII) penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di TK Bahrul Ulum Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus.
ix
MOTTO
“karena sesungguhnya musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. Maka apabila engkau merasa takut ingatlah allah selalu berada didekatmu. Tetaplah berani menghadapi segala kesulitan agar kelak mendapat kesuksesan” (Andrew jackson)
“ pendidikan merupakan perlengkapam paling baik untuk merubah dunia” (Aristoteles)
“ senyum bahagia orangtua adalah lambang kesuksesan” (Maimunah)
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim... Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang Kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
Almamater Tercinta Universitas Lampung Sebagai tempat dalam menggali ilmu, yang menjadikanku sesorang dalam menemukan jati diriku.
Serta TK Tutwuri Handayani Sebagai sekolah yang membantuku dalam menyelesaikan tugasku
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Lampung, Skripsi ini berjudul “Aktivitas Bermain Konstruktif Terhadap Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015-2016”.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Kedua orang tuaku tercinta Samudi dan Irma Liana Murni yang selalu menyayangiku, memberikan doa,semangat serta dukungan hingga aku meraih keberhasilku. 2. Seluruh staf pengajar PG-PAUD FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepaa penulis selama kuliah. 3. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen pembimbing 1 yang telah membimbing, membantu serta memberikan saran guna kelancaran skripsi ini.
4. Ibu Dr. Een Y Haenillah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia memberikan bimbingan, saran, kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan motivasi, masukan serta saran-saran yang membangun dalam selesainya skripsi ini. 6. Ibu Ari Sofia,M. Psi., selaku ketua Program studi S1 PG-PAUD Universitas Lampung. 7. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas Lampung. 8. Ibu Nining Mulyati, selaku kepala TK beserta seluruh dewan guru TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung yang telah bersedia memberikan izin serta membantu dalam melakukan penelitian. 9. Kakak-kakakku dan adik-adikku Rahmad, Shaparudin, Rizky, Sintya dan Monika yang selalu memberikan senyuman semangat. 10. Keluarga besarku yang selalu menyangiku, mendoakanku dan memberikan semangatku. 11. Miranathacia yang selalu memberikan bantuan, bimbingan, semangat dan selalu memberi dukungan serta motivasi kepadaku. 12. Teman-teman satu pembimbing akademik yaitu Milla Amalia dan Indah Dewi Lestari yang telah bersama-sama berusaha. 13. Teman-teman seperjuangan dari awal kuliah hingga akhir kuliah Arini Sapayona Z, Dina Veronica, Evi Handayani, Elvira Putri Erlinda, Fera Aristantia, Intan Permata Sari, Utari Gheana Putri dan wulandari.
14. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PG-PAUD angkatan 2012 kelas A dan B yang telah bersama-sama berusaha dari awal hingga akhir. 15. Teman-teman KKN-KT di Pekon Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus Miranathacia, Annisa Rohmatul M, Fitrilia Catur Ratna Sari, Nur Tri Setiawati, Annisa Ulfa, Khusnul Khotimah, Bayu Ning Atmoko, Tria Ramdani, dan Arjuna Rifqi Fakhri 16. Teman-teman PPL di TK Bahrul Ulum Sudimoro Kecamatan Semaka Kabupaten Tanggamus Miranathacia, Annisa Rohmatul M, dan Fitrilia Catur Ratna Sari yang selalu memberikan semangat serta dukungan. 17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima Kasih.
Bandar Lampung, 4 Oktober 2016 Penulis,
Maimunah NPM. 1213054055
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... ii HALAMAN JUDUL .................................................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi SURAT PERNYATAAN ........................................................................... vii RIWAYAT HIDUP ................................................................................... viii MOTTO ........................................................................................................ x PERSEMBAHAN ....................................................................................... xi SANWACANA ........................................................................................... xii DAFTAR ISI ............................................................................................... xv DAFTAR TABEL .................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xviiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 4 C. Batasan Masalah ................................................................................... 5 D. Rumusan Masalah dan Permasalahan ................................................... 5 E. Tujun Penelitian .................................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Anak Usia Dini ................................................................... 7 B. Teori Belajar ........................................................................................ 8 1. Teori Belajar Kognitivisme.............................................................. 8 2. Teori Belajar Konstruktivisme ........................................................ 9 C. Perkembangan Kognitif ....................................................................... 9 1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ....................................... 11 2. Tipe Perkembangan Kognitif Anak ............................................... 12 D. Kecerdasan Logis Matematis ............................................................ 14 1. Pengertian Kecerdasan Logis Matematis ...................................... 14 2. Tujuan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ........................ 15 3. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logis Matematis ........... 15 E. Tinjauan Tentang Bermain ................................................................. 16 1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini ............................................. 16 2. Tujuan Bermain Pada Anak Usia Dini........................................... 17 3. Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini ................................ 18
4. Fungsi dan Tipe Permainan .......................................................... 18 F. Aktivitas Bermain Konstruktif .......................................................... 19 1. Aktivitas ........................................................................................ 19 2. Pengertian Bermain Konstruktif ................................................... 19 3. Pengertian Bermain Lego .............................................................. 20 G. Penelitian Relavan .............................................................................. 21 H. Kerangka Pikir .................................................................................... 22 I. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 24 BAB III. Metode Penelitian A. Metode dan Desain Penelitian .......................................................... 25 B. Prosedur Penelitian ........................................................................... 26 C. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 26 D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 27 E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................................ 27 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28 G. Uji Instrumen .................................................................................... 29 1. Uji Validitas .................................................................................. 29 2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 33 H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34 IV. Hasil dan Pembahasan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 37 B. Hasil Analisis Uji Instrumen ............................................................ 40 C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................... 41 D. Hasil Penelitian ................................................................................ 44 E. Pembahasan Penelitian .................................................................... 54 V. Kesimpulan dan Saran A. Simpulan ......................................................................................... 59 B. Saran ................................................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 61 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. 2. 3. 4.
Instrumen Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif ...................... 30 Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif30 Instrumen Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ... 31 Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ............................................................................. 32 5. Tabel Tunggal Aktivitas Bermain Konstruktif .............................. 34 6. Tabel Tunggal Kecerdasan Kecerdasan Logis Matematis ............. 35 7. Tabel Silang Antara Aktivitas Bermain Konstruktif dan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis .................................... 35 8. Data Siswa TK Tutwuri Handayani ............................................... 38 9. Data Aktivitas Bermain Konstruktif Berdasarkan Indikator .......... 45 10. Rekapitulasi Nilai Aktivitas Bermain Konstruktif ......................... 46 11. Data Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ............................. 49 12. Rekapitulasi Nilai Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ...... 50 13. Tabel Silang Antara Penerapan Aktivitas Bermain Konstruktif dan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis ............................. 51 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ................... 54
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pikir ................................................................................... 23 2. Desain Penelitian ............................................................................... 25 3. Rumus Spearman Brown ................................................................... 33 4. Rumus Interval.................................................................................... 34 5. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana ..................................... 35 6. Rumus Mencari Konstanta b ............................................................. 36 7. Rumus Mencari Konstanta a .............................................................. 36 8. Diagram Peningkatan Nilai Kecerdasan Logis Matematis Sebelum dan Sesudah Menerapkan Aktivitas Bermain Konstruktif .................. 56
DAFTAR LAMPIRAN
1. Uji Validitas Instrumen Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Oleh Ibu Devi Nawangsasi, M.Pd ..................................................... 64 2. Uji Validitas Instrumen Aktivitas Bermain Konstruktif Oleh Ibu Devi Nawangsasi, M.Pd ............................................................. 67 3. Uji Validitas Instrumen Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Oleh Ibu Nia Fatmawati, M.Pd ......................................................... 70 4. Uji Validitas Instrumen Aktivitas Bermain Konstruktif Oleh Ibu Nia Fatmawati, M.Pd .................................................................. 73 5. Surat Keterangan Uji Analisis Instrumen (EXPERT JUDGMEN) .... 76 6. Uji Reliabilitas .................................................................................... 77 7. Kisi-Kisi Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif (X) ..................... 83 8. Rubrik Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif (X) ........................ 84 9. Kisi-Kisi Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis (Y) ... 85 10. Rubrik Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis (Y) ..... 86 11. RPPH Pertama ................................................................................... 87 12. RPPH Kedua...................................................................................... 90 13. RPPH Ketiga ..................................................................................... 93 14. RPPH Keempat.................................................................................. 96 15. RPPH Kelima .................................................................................... 99 16. RPPH Keenam ................................................................................. 102 17. Absensi Siswa Kelas B1 TK Tutwuri Handayani ........................... 105 18. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel X (sebelum) ...... 106 19. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel X (sesudah) ....... 108 20. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel Y (sebelum) ...... 110 21. Lembar Observasi/ Pedoman Observasi Variabel Y (sesudah) ....... 112 22. Rekapitulasi Nilai Variabel X (sebelum) ........................................ 114 23. Rekapitulasi Nilai Variabel X (sesudah) ......................................... 116 24. Rekapitulasi Nilai Variabel Y (sebelum) ........................................ 118 25. Rekapitulasi Nilai Variabel Y (sesudah) ......................................... 120 26. Tabel Penolong Uji Regresi Linier Sederhana ................................ 122 27. Foto Kegiatan Penelitian ................................................................. 123 28. Surat Izin Penelitian ........................................................................ 127 29. Persetujuan Penelitian ..................................................................... 128
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk membentuk generasi penerus bangsa yang berbudi pekerti luhur, bermoral dan bermartabat dalam mewujudkan cita-cita bangsa indonesia.
Pendidikan harus dimulai sejak masa usia dini, karena pada masa ini anak mudah menerima rangsangan yang diberikan dan segala potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara optimal. Hal ini tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1, pasal 1, butir 14 yang menyatakan bahwa : pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan kutipan di atas, pembinaan yang diberikan berupa rangsangan yang dapat membantu mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Ada beberapa aspek perkembangan anak yang dapat dikembangkan pada masa anak usia dini tercantum dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
2
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini menyatakan bahwa terdapat enam aspek perkembangan
yang
dapat
distimulus,
salah
satunya
adalah
aspek
perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif adalah proses yang terjadi secara internal dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia berfikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap. Ada beberapa bagian dari lingkup perkembangan kognitif salah satunya adalah berfikir logis yang terbagi menjadi dua yaitu: mengenal pola 1234-1234, mengenal lambang bilangan 1-20.
Namun kenyataan yang ditemukan di lapangan menunjukan bahwa sebagian besar anak di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung belum dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengolah angka serta kemahiran dalam menggunakan logika, hal ini ditunjukan bahwa anak belum mampu mengenal pola 1234-1234 dan mengenal lambang bilangan 1-20 serta anak belum dapat menuangkan kemampuan logikanya dalam melakukan bermain.
Hasil observasi dalam kegiatan menyebutkan pola 1234-1234 terdapat 5 anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 secara cepat, lantang dan jelas, 4 anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 secara cepat, lantang tetapi kurang jelas, 11 anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 dengan suara lantang, 10 anak tidak dapat menyebutkan pola 1234-1234. Pada saat menunjukan pola 12341234 terdapat 6 anak mau menunjukan pola 1234-1234 secara cepat dan tepat, 8 anak mau menunjukan pola 1234-1234 secara cepat tetapi kurang tepat, 10 anak mau menunjukan pola 1234-1234, 6 anak tidak dapat menunjukan pola 1234-1234. Pada kegiatan menyusun pola 1234-1234 terdapat 8 anak dapat
3
menyusun pola 1234-1234 secara cepat dan tepat, 10 anak dapat menyusun pola 1234-1234 secara cepat tetapi kurang tepat, 7 anak dapat menyusun pola 1234-1234, 5 anak tidak dapat menyusun pola 1234-1234.
Pada kegiatan menyebutkan lambang bilangan 1-20 terdapat 8 anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat dan jelas, 9 anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat tetapi kurang jelas, 7 anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20, 6 anak tidak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20. Pada kegiatan menunjukan lambang bilangan 1-20 terdapat 7 anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 secara tepat dan benar, 9 anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 secara tepat, 6 anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20, 8 anak tidak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20. Pada kegiatan mengurutkan lambang bilangan 1-20 terdapat 9 anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat dan benar, 8 anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat, 8 anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20, 5 anak tidak dapat mengurutkan lambang bilangan.
Hal tersebut disebabkan guru tidak melakukan proses pembelajaran melalui kegiatan bermain sehingga anak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, selain itu media pembelajaran hanya melalui LKA (Lembar Kerja Anak). Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan kecerdasan logis matematis anak adalah melalui kegiatan bermain.
4
Bermain merupakan sarana yang dapat mengembangkan kecerdasan anak secara optimal karena anak akan mudah menerima pembelajaran melalui aktivitas bermain. Bermain juga merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui
bermain
anak
akan
memperoleh
pengetahuan
yang
dapat
mengembangkan kemampuan dirinya. Hal inilah yang menjadi dasar dari pembelajaran anak usia dini.
Secara konsep, ada beberapa jenis aktivitas bermain yaitu bermain aktif, bermain bebas, bermain konstruktif, bermain peran dan eksplorasi. Salah satu jenis aktivitas bermain yang dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis anak melalui bermain konstruktif. Bermain konstruktif dapat mengembangkan imajinasi anak. Anak dapat membuat sesuatu menggunakan benda seperti lego. Bermain konstruktif tidak membuat anak merasa bosan karena dalam aktivitas ini yang terpenting adalah kesenangan. Anak-anak akan merasa sibuk membuat hal baru seperti menggunakan lego. Bermain konstruktif juga tidak membuat anak menjadi malas, karena selama anak melakukan aktivitas bermain, mereka akan terus menggunakan daya imajinasinya untuk menghidupkan permainan dengan membuat hal-hal yang baru.
B. Identifikasi Masalah 1. Anak belum mampu mengenal pola 1234-1234 2. Anak belum mampu mengenal lambang bilangan 1-20 3. Guru tidak melakukan proses pembelajaran melalui bermain sehingga anak merasa bosan dan jenuh 4. Media pembelajaran hanya melalui LKA (Lembar Kerja Anak)
5
C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti membatasi masalah yaitu: aktivitas bermain konstruktif dan peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani.
D. Rumusan Masalah dan Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, diajukan rumusan masalah yaitu: Anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani
belum
dapat
meningkatkan
kecerdasan
logis
matematis.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat diperoleh permasalahan peneliti sebagai berikut : “Apakah aktivitas bermain konstruktif dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak usia 5-6 tahun ? Dengan demikian judul penelitian ini adalah “Aktivitas Bermain Konstruktif terhadap Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia 5-6 Tahun di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016”.
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah dan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui
pengaruh
aktivitas
bermain
konstruktif
peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun
terhadap
6
F. Manfaat Penelitian Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoristis Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi program studi Pendidikan Anak Usia Dini dalam mengembangkan kecerdasan logis matematis, serta dapat memberi pengetahuan kepada guru metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan logis matematis anak. 2. Manfaat Praktis a. Untuk Guru Guru dapat mengetahui cara mengembangkan kecerdasan logis matematis anak dengan optimal serta dapat memberikan aktivitasaktivitas pembelajaran melalui bermain yang menyenangkan bagi anak. b. Untuk Kepala Sekolah Memberikan gambaran bagi kepala sekolah untuk menyediakan fasilitas bermain agar anak dapat mengembangkan kecerdasan yang dimiliki dengan optimal. c. Untuk Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi peneliti lain guna penyempurnaan penelitian selanjutnya.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Anak Usia Dini Anak usia dini merupakan anak yang berada dalam usia 0-6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat penting untuk perkembangan anak sehingga disebut Golden age . Anak usia dini belajar dengan caranya sendiri bila ditinjau dari hakikat anak usia dini maka anak mempunyai dua aspek perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan terjadi sangat pesat.
Menurut Sujiono (2013:6-7) anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan Menurut Isjoni (2011: 24) anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan. Karena itulah, maka usia dini dikatakan sebagai golden age (usia emas), yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya, usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Sejalan dengan pendapat Ulfah (2015 : 2) anak usia dini merupakan usia emas (golden age), dalah hal ini seorang Psikologi terkemuka Howard Gardner menyatakan bahwa anak-anak pada usia lima tahun pertama selalu diwarnai dengan keberhasilan dalam belajar mengenai segala hal.
8
Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah usia emas atau disebut golden age yang dimana pada usia ini anak memiliki perkembangan yang sangat pesat dalam pembelajarannya. Melalui pemberian rangsangan yang diberikan guru membuat anak berhasil atau tidaknya pendidikan anak.
B. Teori Belajar Manusia adalah mahluk yang tumbuh dan berkembang, dalam kehidupan sehari-hari manusia memerlukan pikirannya untuk menjalani aktivitasaktivitasnya, melalui belajar manusia dapat mengembangkan pikirannya serta dapat beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.
Menurut Sumanto (2013:167) Teori belajar menggungkapkan bahwa perkembangan adalah hasil belajar. Perubahan sepanjang hidup yang dialami manusia didasarkan pada pengalaman, atau adaptasi individu terhadap lingkungannya. Teori belajar melihat perkembangan sebagai kesinambungan dan menekankan perubahan kuantitatif.
Teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar diantaranya : 1. Kognitivisme, 2. Konstruktivisme 1. Teori Belajar Kognitivisme Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive model) atau model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahaman tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau
9
kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berpikir. Oleh karena itu aliran dalam kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri, karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. 2. Teori Belajar Konstruktivisme Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut Conny (dalam Isjoni, 2011: 76) menyatakan belajar adalah membangun (to construct) pengetahuan itu sendiri, setelah dipahami, dicernakan dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Lev Vygotsky dalam Sujiono (2013:60) berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain, melainkan sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.
Berdasarkan kedua kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek semata, akan tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang di amatinya. Sehingga untuk membangun pengetahuan yang luas diperlukan pengetahun yang baru untuk melengkapi pengetahuan yang dimilikinya.
C. Perkembangan Kognitif Kognitif merupakan sesuatu yang berhubungan dengan intelegensi yang dimiliki anak, kognitif lebih bersifat pasif atau statis yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu yang berupa aktivitas atau perilaku.
10
Menurut Susanto (2011:47) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditunjukan kepada ideide dan belajar. Sedangkan menurut Desmita (2009: 97) kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Sujiono (2006 : 3) kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif adalah suatu kemampuan atau intelegensi yang dimiliki anak untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol,penalaran dan pemecahan masalah. Sehubungan dengan hal ini piaget berpendapat, bahwa pentingnya guru mengembangkan kognitif pada anak adalah : 1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif. 2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan semua kejadian yang dialaminya. 3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. 4. Agar anak mampu memahami simbol-simbol yang tersebar didunia sekitanya. 5. Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran, baik yang terjadi secara alamiah (spontan), maupun melalui proses ilmiah (percobaan)
11
6. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya, sehingga pada akhirnya anak akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri.
Melalui pengembangan kognitif, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi dan cara untuk memecahkan suatu masalah. 1. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Dalam aspek perkembangan kognitif anak usia dini dimana pada tahap ini merupakan tahap praoperasional dimana anak belum dapat menguasai pemikirannya secara logis. Dilihat dari tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget (dalan Isjoni, 2011:27-28 ), anak usia prasekolah / kelompok bermain berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan menggunakan sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan menggunakan simbol-simbol. Melalui kemampuan di atas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Menurut kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif anak usia dini kemampuannya dapat berkembang melalui permainan yang berhubungannya dengan simbol-simbol, pola-pola dll. Melalui bermain simbol-simbol atau pola anak dapat mengembangkan imajinasinya
Masitoh dkk, (dalam Isjoni, 2011: 27-28) mengemukakan perkembangan kognitif pada masa prasekolah / kelompok bermain mampu berpikir dengan menggunakan simbol , berpikiran masih dibatasi oleh persepsi. Mereka meyakini apa yang dilihatnya, dan hanya terfokus pada suatu dimensi terhadap suatu objek dalam waktu yang sama. Cara berpikir mereka bersifat memusat dan berpikirnya masih
12
kaku. Cara berpikirnya masih terpokus pada keadaan awal atau akhir suatu proses, bukan kepada prosesnya itu sendiri. Anak sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokan sesuatu atas dasar satu dimensi, seperti atas kesamaan warna, bentuk dan ukuran.
Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa pada masa prasekolah anak sudah mampu berpikir dan menggunakan simbol. Meskipun cara berpikir mereka dibatasi oleh persepsi serta masih bersifat memusat dan kaku, namun mereka sudah mulai mengerti bagaimana mengklasifikasi sesuatu berdasarkan pemahaman mereka yang masih sederhana Piaget dalam (Beaty, 2013: 270) membagi pengetahuan yang anak-anak susun dalam tiga kategori : a. Pengetahuan fisik, dimana anak-anak belajar tentang objek dilingkungan mereka secara fisik manipulasi objek. b. Pengetahuan logis-matematis, anak-anak menyusun hubungan tentang benda-benda seperti sama dan berbeda, lebih dan kurang, mana yang sekelompok, berapa banyak seberapa banyak. c. Pengetahuan sosial, anak-anak mempelajari aturan bagi perialaku dan pengetahuan tentang tindakan orang-orang lewat keterlibatan mereka dengan orang-orang.
2. Tipe Perkembangan Kognitif Anak Kognitif akan lebih mudah untuk orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak. Menurut Susanto (2011: 61-63) mengatakan bahwa terdapat beberapa tujuan perkembangan kognitif diarahkan pada perkembangan kemampuan salah satunya adalah perkembangan geometri yaitu kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran. Sedangkan menurut Sujiono (2006 : 2.14) adapun beberapa tujuan pengembangan kognitif diarahkan pada pengembangan kemampuan salah satunya yaitu perkembangan geometri, pengembangan pada pendidikan anak usia dini dalam berbagai kajian dalam rangka mengoptimalkan potensi anak khususnya pada perkembangan kognitif.
13
Berdasarkan kedua kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan geometri berhubungan dengan kemampuan kognitif anak usia dini. Dengan mengembangkan perkembangan geometri anak lebih mudah dalam mengembangkan kemampun aspek kognitifnya.
Individu berpikir menggunakan pikirannya. Kemampuan ini
yang
menentukan cepat tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Solehuddin (dalam Susanto, 2011:64) mengemukan bahwa dalam aspek kognisi atau kemampuan berpikir, pada usia dini (0-6 tahun) terjadi perubahan yang dramatis. Perkembangan yang terjadi bukan hanya secara kuantitatif tetapi juga kualitatif. Intelegensi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi intelegensi bukanlah satusatunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang.
Salah satu kemampuan yang sangat penting bagi anak yang perlu dikembangkan dalam rangka membekali mereka, untuk bekal kehidupannya dimasa depan dan saat ini ialah memberikan bekal kemampuan. Menurut Munandar (dalam Susanto, 2011: 97) kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya. Dalam pandangan Munandar, kemampuan ini ialah potensi seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir serta dipermatang dengan adanya pembiasaan dan latihan. Dapat dipahami bahwa kemampuan merupakan suatu daya atau kesanggupan dalam diri setiap individu dimana daya ini dihasilkan dari pembawaan dan juga latihan yang mendukung individu dalam menyelesaikan tugasnya.
14
Kemampuan kecerdasan logis matematis kemampuan logika matematika
mempunyai arti yaitu suatu
yang dimiliki oleh setiap anak untuk
mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangan dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya, sejalan dengan perkembangan kemampuannya dapat meningkat ketahap pengertian intelegensi berpikir anak.
D. Kecerdasan Logis Matematis 1. Pengertian kecerdasan logis matematis Kecerdasan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar disekolah. Macam-macam kecerdasan dapat dimiliki anak, salah satunya yaitu kecerdasan logis Matematis.
Menurut Yus (2011: 71) Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola. Sedangkan menurut Musfiroh (2005: 60) kecerdasan logika matematis berkaitan dengan kemampuan mengolah angka atau kemahiran menggunakan logika. Anak-anak yang mempunyai kelebihan dalam logika matematika menyukai kegiatan bermain yang berkaitan dengan berpikir logis. Sejalan dengan pendapat Dahlia (2014: 86) kecerdasan matematis logis adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan yang dilakukan dengan cara berpikir secara logis. Kecerdasan ini memiliki dua unsur yakni matematika dan logika. Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan logis matematis merupakan kemampuan anak dalam mengenal angka dan prinsip-prinsip dalam melihat pola serta kemahiran dalam menggunakan logika.
15
2. Tujuan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Logika adalah ilmu penalaran atau keterampilan berpikir dengan tepat. Dalam berpikir membutuhkan keterampilan untuk bisa mengerti fakta ,memahami konsep, saling keterkaitan atau saling berhubungan.
Menurut Dahlia (2014: 87) Komponen inti dari kecerdasan berpikir logis matematis mencakup kepekaan memahami pola-pola logis atau numerik dan kemampuan
mengolah
alur
pemikiran
yang
panjang.
Sedangkan
kompetensinya lebih condong pada kemampuan berhitung,berpikir logis serta memecahkan masalah. Anak yang memiliki kecerdasan logis matematis yang tinggi akan terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut : 1. Anak usia 1 tahun dapat mengenal benda dan warna 2. Anak usia 1-2 tahun dapat mengenal bentuk dan lamabng bilangan (1 dan 2) 3. Anak usia 2-3 tahun mampu mengelompokan benda yang berbentuk sama dan mampu mengenal lambang bilangan hingga hitungan 5 4. Anak usia 3-4 tahun mampu membedakan bentuk dan ukuran (besarkecil, panjang-pendek), mampu mengurutkan angka satu sampai sepuluh 5. Anak usia 4-5 tahun anak suka membongkar mainannya sendiri untuk sekedar dilihat apa yang ada didalamnya dan kemudian dirangkai kembali, anak suka mengurut-urutkan (membuat urutan) sesuatu dari yang paling kecil,agak besar,hingga terbesar atau sebaliknya. 6. Anak usia 5-6 tahun, mampu mengurutkan bilangan 1-20, senang dalam melakukan permainan menggunakan benda konkret.
3. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Logis Matematis Musfiroh (2005: 61) Guru dapat menstimulasi kecerdasan logika matematik anak dengan memberikan mainan yang berupa benda konkret, kecerdasan logika matematik juga dapat ditumbuhkan melalui interaksi positif yang mampu memuaskan rasa ingin tahu anak. Oleh karena itu guru harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dan memberikan permainan-
16
permainan yang merangsang logika anak seperti permainan yang menggunakan kemampuan membandingkan urutan besar-kecil,panjang pendek .
Dapat ditarik kesimpulan dari kajian pendapat
di atas adalah bahwa
bermain menggunakan benda konkret dapat merangsang kemampuan logika anak dengan menggunakan kemampuan yang dimiliki anak.
E. Tinjauan Tentang Bermain 1. Pengertian Bermain Anak Usia Dini Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Bermain dapat mengembangkan potensi serta imajinasi yang anak miliki. Belajar melalui bermain tidak membuat anak jenuh dan bosan, karena bermain adalah hidup mereka. Berikut definisi dari beberapa pendapat:
Menurut Piaget dan Mayesty (dalam Sujiono, 2004: 144) mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang. Sedangkan menurut Ulfah (2015: 34) bermain adalah salah satu pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini. Dengan menggunakan strategi, metode, materi/ bahan dan media yang menarik,permainan dapat diikuti anak secara menyenangkan. Sejalan dengan pendapat Triharso (2013: 1) bermain dapat dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat, yang menghasilkan pengertian dan memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak.
17
Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan didalam diri anak. Melalui bermain anak dapat mengeluarkan seluruh potensinya. Melalui bermain anak dapat memperoleh materi belajar yang menyenangkan dan merasa tidak terbebani.
2. Tujuan Bermain Pada Anak Usia Dini Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang dapat disamakan dengan bekerja pada orang dewasa. Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seorang anak. Bermain pada anak usia dini memiliki tujuan yang penting dalam melakukan pembelajaran sehari-hari.
Menurut Eheart dan Leavitt (dalam Sujiono, 2004 : 145) mengatakan bahwa pembelajaran dapat mengembangkan berbagai potensi pada anak, tidak saja pada potensi fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, kreatifitas dan pada akhirnya prestasi akademik. Sedangkan menurut Ulfah (2015 : 34) permainan adalah sesuatu yang menyenangkan, suka rela,penuh arti dan aktivitas spontan. Permainan sering juga dianggap kreatif, yang menyertakan pemecahan masalah, belajar sosial baru, bahasa baru dan keterampilan fisik baru. Dari beberapa kajian pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan Bermain pada anak usia dini adalah mengembangkan aspek perkembangan seperti bahasa, kognitif dan sosial emosional, melalui bermain anak dapat menemukan bahasa-bahasa baru yang yang belum ia miliki dan melalui bermain anak dapat memecahkan masalah-masalah yang sulit ia pecahkan bersama lingkungan sekitarnya.
18
3. Karakteristik Bermain Pada Anak Usia Dini Jeffre, McConkey dan Hewson (dalam Sujiono, 2004 : 146 ) berpendapat bahwa terdapat enam karakterisik kegiatan bermain pada anak yang perlu dipahami oleh stimulator, yaitu : a. Bermain muncul dari dalam diri anak b. Bermain harus bebas dari aturan yang mengikat, kegiatan untuk dinikmati c. Bermain adalah aktivitas nyata dan sesungguhnya d. Bermain harus difokuskan pada proses dari pada hasil e. Bermain harus didominasi oleh pemain f. Bermain harus melibatkan peran aktif dari pemain 4. Fungsi dan Tipe Permainan Bermain memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran anak seharihari, fungsi dari bermain yaitu anak dapat
memiliki perkembangan
kompetensi dan imajinasi yang sebelumnya tidak ia miliki, melalui bermain anak dapat mengembangkan potensi yang belum ia miliki. Piaget (dalam Santrok, 2007: 217) bermain adalah aktivitas yang dibatasi oleh dan medium yang mendorong perkembangan kognitif anak. Bermain memungkinkan anak mempraktikan kompetensi dan keahlian mereka dengan cara yang rileks dan menyenangkan. Piaget percaya bahwa struktur kognitif perlu dilatih, dan permainan adalah latar yang sempurna bagi latihan ini. Menurut kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan cara yang lebih sempurna dalam mengembangkan aspek perkembangan yang anak miliki.
Bergen (dalam Santrok, 2007 : 218) diantara tipe permainan yang paling banyak dipelajari kini adalah permainan sensorimotor dan praktik, permainan berpura-pura/ simbolik, permainan sosial, permainan konstruktif dan games.
19
Bermain melalui benda-benda yang nyata (kongkret) merupakan hal yang paling menyenangkan bagi anak, karna dengan bermain benda yang nyata anak mendapatkan pembelajaran yang banyak.
F. Aktivitas Bermain Konstruktif 1. Aktivitas Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2012) aktivitas adalah suatu kegiatan atau keaktifan yang dilaksanakan dalam tiap bagian yang dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu kegiatan yang dilakukan mahluk hidup sepanjang hayat, dalam melakukan aktivitas kita sebagai mahluk hidup dapat mengenal lingkungan sekitar serta dapat beradaptasi terhadap satu sama lain. 2. Pengertian Bermain Konstruktif Bermain konstrukif yaitu permainan yang dilakukan anak-anak dalam membuat bentuk-bentuk dari lego. Permainan konstruktif merupakan suatu bentuk permainan umum yang menggunakan benda nyata (kongkret). Menurut Tedjasaputra (2001:28) bermain konstruktif adalah kegiatan bermain dimana anak membentuk sesuatu,menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia, seperti membuat rumahrumahan menggunakan lego. Sedangkan menurut Suratno (2005 :83-84) mengemukakan permainan konstruktif adalah kegiatan anak bermain dengan menggunakan berbagai alat dan benda untuk menciptakan atau menghasilkan karya tertentu. Melalui kegiatan bermain konstruktif anak akan berkesempatan untuk berpikir secara imajinatif sehingga pikirannya lebih berdaya. Sejalan dengan pendapat Tedjasaputra (2001: 50) permainan konstruktif adalah kegiatan yang menggunakan berbagai benda untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu. Dalam penelitian ini permainan konstruktif
20
yang dimaksud adalah suatu aktivitas dimana anak dapat membentuk atau menciptakan sebuah hasil karya tertentu. Berdasarkan ketiga kajian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bermain konstruktif adalah bermain yang menggunakan benda nyata yang dapat menciptakan/ menghasilkan karya tertentu yang dilakukan anak. Melalui bermain konstruktif anak dapat menuangkan imajinasi serta ide-ide yang ia miliki melalui karya yang ia buat.
3. Pengertian Bermain Lego Bermain lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari plastik berbentuk persegi panjang dan bergerigi sehingga dapat disatukan. Mainan ini disebut seperangkat, karena terdiri dari banyak bentuk persegi panjang yang dapat dibangun menjadi berbagai bentuk. Misalnya bentuk mobil, motor,rumah,gedung dll. Semua bentuk dapat dibuat dan dibangun sesuai dengan keinginan serta imajinasi setiap anak. Bermain lego dapat dinamakan bermain konstruktif karena dalam bermain lego anak dapat membangun sesuatu secara aktif menggunakan lego yang telah tersedia melalui pengetahuan yang dimilikinya. a. Aturan Bermain Berikut adalah beberapa peraturan yang harus diperhatikan dalam bermain lego : 1. Persiapkan lego-lego yang akan dimainkan dengan beragam bentuk dan warna. 2. Berikan kepada anak tentang bentuk dan konsep yang akan dibuat dalam permainan. 3. Susun lego-lego tersebut sesuai dengan imajinasi dan keinginan anak 4. Permainan ini dapat dimainkan secara individual maupun kelompok.
21
b. Adapun kegunaan dari permainan lego adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan logika anak 2. Mengenalkan konsep dasar matematika. Dalam bermain lego bisa ditemukan beragam konsep seperti, warna, bentuk dan ukuran serta dapat mengenalkan lambang bilangan dan pola 1234-1234. 3. Merangsang logika dan imajinasi anak. Untuk membangun sesuatu, tentuya diperlukan kemampuan dalam berimajinasi. Imajinasi yang dituangkan dalam karya tersebut dapat mengasah logika anak dalam mencipta beragam bentuk dalam bermain lego. 4. Melatih kesabaran. Dalam menyusun lego satu demi satu agar terbentuk bangunan seperti imajinasinya, tentu anak memerlukan kesabaran. 5. Secara sosial, anak dapat belajar berbagi ketika bermain susun lego bersama teman, hal ini dapat terlatih mengajarkan anak untuk selalu berbagi. 6. Mengembangkan rasa percaya diri pada anak. Ketika anak bermain susunan lego dan dapat membuat bangunan tentu anak merasa puas dan gembira. Pencapaian ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri terhadap kemampuan yang anak miliki.
G. Penelitian Relavan Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relavan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun penelitian yang dulu dengan penelitian ini adalah : a. Desi Raswati (2015) dalam penelitian yang berjudul “ Meningkatkan Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia Dini Melalui Permainan Mencari Harta Karun ditaman Kanak-Kanak Insani Kecamatan Gedebage Kota Bandung”. Penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan masalah melalui permainan mencari harta karun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Hasil analisis data dalam bentuk kualitatif dirubah menjadi data kuantitatif menunjukan hasil yang meningkat. (http:///kd-cibiru.upi.edu-article)
22
b. Eny
Purwaningtyastuti
(2012)
dalam
penelitian
yang
berjudul
“Meningkatkan Kecerdasan Logika Matematika Anak Melalui Bermain Balok Kelompok A di TK An-nisa Marditani Celep Kedawung Sragen. Penelitian
ini
matematika
bertujuan
anak
melalui
untuk
meningkatkan
bermain
balok.
kecerdasan
Data
penelitian
logika yang
dikumpulkan melalui metode observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan kecerdasan logika matematika anak dalam pembelajaran melalui bermain balok. (http:///www.researchgate.net) c. Ferlin Mediana (2014) dalam penelitian yang berjudul “Implementasi Bermain Konstruktif Dalam Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial Pada Anak Usia Dini ditaman kanak-kanak Shandy Putra Terlkom Kota Bengkulu”. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial dalam pembelajaran anak usia dini. Teknik pengumpulan data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi selanjutnya hasil yang diperoleh dianalisis dengan presentase. Hasil analisis data menunjukan
bahwa
melalui
kegiatan
bermain
konstruktif
dapat
meningkatkan kecerdasan visual-spasial. (http:///repository.unib.ac.idI,II,III,II-14)
H. Kerangka pikir Penelitian ini menguraikan tentang aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis. Bermain kontruktif merupakan kegiatan bermain dimana anak dapat membentuk sesuatu dan menciptakan bangunan tertentu dengan alat permainan yang tersedia seperti membuat
23
rumah-rumahan dari lego. Sedangkan kecerdasan logis matematis adalah kemampuan anak dalam mengenal menggunakan logika yang dimilikinya. Kecerdasan logis matematis ini memiliki dua unsur yakni matematika dan logika.
Kenyataan yang peneliti temukan di lapangan sebagian anak di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung belum dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis. Hal ini terbukti masih sulitnya anak dalam mengenal pola 12341234 dan mengenal lambang bilangan dengan benar, anak-anak pun masih sulit untuk membedakan angka satu dengan yang lainnya.
Bermain konstruktif dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan logis matematis
anak
karena
permainan
ini
dilakukan
dengan
cara
menyusun,mengurutkan serta menyebutkan angka dan pola yang terdapat di dalam kepingan-kepingan lego. Saat menggunakan metode aktivitas bermain konstruktif anak akan aktif serta menyenangkan karena dengan bermain konstruktif anak tidak akan merasa bosan dan jenuh. Secara tidak langsung bermain konstruktif ini akan mempengaruhi anak untuk mengetahui bentukbentuk pola dan angka secara detail serta bunyi dari pola dan angka, anak akan mengetahui benda-benda yang memiliki bentuk angka yang sama.
Berdasarkan uraian di atas, berikut ini adalah gambar serta desain penelitian Aktivitas Bermain konstruktif (X)
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Kecerdasan logis matematis (Y)
24
Keterangan : X : Aktivitas Bermain Konstruktif Y : Kecerdasan Logis Matematis I. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rumus Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun. 2. Rumus Hipotesis Alternatif (Ha) Ada pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia 5-6 tahun.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Design (non designs) Menurut Sugiyono (2014 : 109) dikatakan Pre-Ekperimental Designs karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. 2. Desain Penelitian Desain penelitian Pre-Experimental Design menggunakan One-Group Prestest-Posttest Design, maka pada desain ini terdapat prestest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan Sugiyono (2014 : 110-111)
O1
X
O2
Gambar 2. Desain One-Group Prestest-Posttest Design Keterangan :
O1 = Pre-Test diberikan sebelum melakukan aktivitas bermain konstruktif X = Pemberian atau penggunaan alat permainan konstruktif O2 = Post-Test diberikan setelah menggunakan alat permainan konstruktif
26
B. Prosedur Penelitian Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan a. Pembuatan kisi-kisi instrumen penelitian. b. Membuat RPPH Menggunakan alat permainan konstruktif . c. Pembuatan lembar observasi/ pedoman observasi. d. Menyiapkan alat-alat permainan konstruktif lego. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pertemuan akan dilakukan 6 (enam) kali pertemuan b. Lembar observasi/pedoman observasi digunakan saat pemberian perlakuan menggunakan permainan konstruktif. 3. Tahap Pengumpulan Pelaksanaan pembelajaran dengan permainan konstruktif dan diamati dengan lembar observasi/ pedoman observasi. 4. Tahap Akhir Pengolahan dan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dengan instrument penelitian dan lembar observasi/ pedoman observasi.
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dikelompok B TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung, alamat Jln. Pagar Alam Komplek Griya Sejahtera No 3 Gunung Terang Bandar Lampung.
27
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015-2016.
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Semua anak dikelompok B1 yang berusia 5-6 tahun terdiri dari 30 anak (12 perempuan dan 18 laki-laki) di TK Tutwuri Handayani Bandar Lampung. 2. Sampel Penelitian Darmadi (2014 : 65) Sampel pada penelitian ini adalah menggunakan Sampling Jenuh dimana Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari Sampling Jenuh ini adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Aktivitas Bermain Konstruktif (X) Definisi konseptual : Aktivitas bermain konstrukif adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan cara membuat bentuk-bentuk dari lego. Bermain lego adalah seperangkat mainan susun bangun yang terbuat dari plastik berbentuk persegi panjang dan bergerigi sehingga dapat disatukan menjadi sebuah bangunan.
28
Definisi Operasional :Nilai yang diperoleh dari observasi terhadap anak dalam aktivitas bermain konstruktif dijabarkan dalam indikator untuk mengukur pencapaiannya. Indikator tersebut antara lain : Aktivitas dalam menaati
peraturan
penjelasan,aktivitas
bermain,aktivitas dalam
pada
bertanya,aktivitas
saat
mendengarkan
dalam
menjawab
pertanyaan,aktivitas dalam mencari kartu angka dan aktivitas dalam menunjukan kartu angka sesuai bunyi 2. Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis (Y) Definisi konseptual : kecerdasan logis matematis merupakan kemampuan anak untuk mengolah angka dan prinsip-prisip dalam melihat pola serta kemahiran menggunakan logika. Kecerdasan logis matematis ini memiliki dua unsur yakni matematika dan logika. Definisi Operasional :Nilai yang diperoleh dari observasi terhadap anak dijabarkan dalam indikator untuk mengukur pencapaiannya. Indikator tersebut antara lain : menyebutkan pola 1234-1234, menunjukan pola 1234-1234, menyusun pola 1234-1234, menyebutkan lambang bilangan 120, menunjukan lambang bilangan 1-20, mengurutkan lambang bilangan 1-20.
F. Teknik Pengumpulan data a. Observasi Dimyati (2013 : 92) metode observasi adalah metode pengumpulan data penelitian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti. Metode observasi akan lebih baik bila digunakan oleh peneliti untuk
29
mengumpulkan data penelitian yang berupa perilaku, kegiatan dan perbuatan yang sedang dilakukan oleh subjek penelitian.
Dalam metode observasi ini kita melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti. Metode observasi ini sangat mudah dilakukan karna melalui pengamatan yang kita liat, kita dapat langsung mengumpulkan data yang kita observasi melalui kegiatan-kegiatan yang berupa perilaku dan perbuatan yang dilakukan. b. Dokumentasi Dimyati (2013 : 100) metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, notulen rapat, agenda dan lain-lain.Teknik pengumpulan data dengan penelitian dokumentasi dilakukan peneliti agar peneliti lebih dapat mendapatkan data yang lebih akurat melalui dokumen-dokumen yang telah diberikan oleh sekolah.
Dengan
menggunakan
metode
dokumentasi
kita
lebih
mudah
mendapatkan data-data yang kita teliti, melalui dokumen-dokumen yang ada disekolah kita dapat mengumpulkan data lebih
cepat dan lebih
akurat. G. Uji Instrumen Uji instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas. a. Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2014 : 173) valid berarti
30
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas terbagi menjadi beberapa bagian yaitu pengujian validitas konstrak (construct validity),pengujian validitas isi (content validity), pengujian validitas eksternal. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas yang dilakukan dengan cara pengujian validitas konstrak (uji ahli) dimana dapat dibantu dengan menggunakan instrumen penelitian yang sudah diuji oleh ahli, yang dalam penelitian ini instrumen divalidasi oleh dosen-dosen yang ahli dibidangnya.
Tabel 1 .Instrumen Penilaian Aktivitas Bermain Konstruktif (X) No
Indikator yang dinilai SA
1 2 3 4 5 6
Skor A CA
KA
Aktivitas dalam menaati peraturan bermain Aktivitas pada saat mendengarkan penjelasan Aktivitas dalam bertanya Aktivitas dalam menjawab pertanyaan Aktivitas dalam mencari kartu angka Aktivitas dalam menunjukan kartu angka sesuai bunyi
Keterangan : SA (Sangat Aktif) = Skor 4 A (Aktif) = Skor 3
CA (Cukup Aktif) = Skor 2 KA (Kurang Aktif) = Skor 1
Tabel 2.Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Aktivitas Bermain Kontruktif (X) No 1
2
Indikator yang dinilai Aktivitas dalam menaati peraturan bermain
Aktivitas pada saat mendengarkan penjelasan
Kreteria penskoran SA 4 A 3 CA 2 KA 1 SA 4 A 3 CA 2
Deskripsi Apabila anak dapat menaati peraturan bermain dengan tertib Apabila anak dapat menaati peraturan bermain akan tetapi kurang tertib Apabila anak mulai dapat menaati peraturan dalam bermain Apabila anak belum dapat menaati peraturan dalam bermain Apabila anak aktif dalam mendengarkan penjelasan Apabila anak dapat mendengarkan penjelasan Apabila anak mulai dapat mendengarkan penjelasan
31
3
4
Aktivitas dalam bertanya
Aktivitas dalam menjawab pertanyaan
5
Aktivitas dalam mencari kartu angka
6
Aktivitas dalam menunjukan kartu angka sesuai dengan bunyi
KA 1 SA 4 A 3 CA 2 KA 1 SA 4 A 3 CA 2
Apabila anak belum dapat mendengarkan penjelasan Apabila anak aktif dalam bertanya dengan suara lantang dan jelas Apabila anak dapat bertanya dengan suara jelas akan tetapi kurang lantang Apabila anak mulai dapat bertanya
KA 1 SA 4 A 3 CA 2 KA 1 SA 4 A 3 CA 2 KA 1
Apabila anak belum dapat menjawab pertanyaan Apabila anak aktif dalam mencari kartu angka tanpa didampingi guru Apabila anak dapat mencari kartu angka dengan didampingi guru Apabila anak mulai aktif dalam mencari kartu angka Apabila anak belum dapat mencari kartu angka
Apabila anak belum dapat bertanya Apabila anak aktif dalam menjawab pertanyaan dengan suara lantang dan jelas Apabila anak dapat menjawab pertanyaan dengan suara lantang akan tetapi kurang jelas Apabila anak mulai dapat menjawab pertanyaan
Apabila anak aktif dalam menunjukan kartu angka tanpa didampingi guru Apabila anak dapat menunjukan kartu angka dengan didampingi guru Apabila anak mulai dapat menunjukan aktu angka Apabila anak belum dapat menunjukan kartu angka
Tabel 3.Instrumen Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis No
Aspek yang dinilai
Indikator
Penilaian 4
1
Mengenal pola 12341234
2
Mengenal lambang bilangan 1-20
1. Menyebutkan pola 12341234 2. Menunjukan pola 12341234 3. Menyusun pola 1234-1234 4. Menyebutkan lambang bilangan 1-20 5. Menunjukan lambang bilangan 1-20 6. Mengurutkan lambang bilangan 1-20
3
2
1
32
Keterangan : Skor 4 = Berkembang Sangat Baik (BSB) Skor 3 = Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Skor 2 = Mulai Berkembang (MB) Skor 1 = Belum Berkembang (BB)
Tabel 4.Kisi-Kisi Rubrik Panduan Penilaian Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis No
Indikator yang dinilai
1
Menyebutkan pola 1234-1234
2
Menunjukan pola 1234-1234
3
Menyusun pola 12341234
4
Menyebutkan lambang bilangan 1-20
5
Menunjukan lambang bilangan 1-20
6
Mengurutkan lambang bilangan 1-20
Kriteria Penilaian BSB 4 BSH 3 MB 2 BB 1 BSB 4 BSH 3 MB 2 BB 1 BSB 4 BSH 3 MB 2 BB 1 BSB 4 BSH 3 MB 2 BB 1 BSB 4 BSH 3 MB 2 BB 1 BSB 4
Deskripsi Apabila anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 secara cepat, lantang dan jelas Apabila anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 secara cepat, lantang tetapi kurang jelas Apabila anak dapat menyebutkan pola 1234-1234 dengan suara lantang Apabila anak tidak dapat menyebutkan pola 1234-1234 Apabila anak mau menunjukan pola 12341234 secara cepat dan tepat Apabila anak mau menunjukan pola 12341234 secara cepat tetapi kurang tepat Apabila anak mau menunjukan pola 12341234 Apabila anak tidak dapat menunjukan pola 1234-1234 Apabila anak dapat menyusun pola 12341234 secara cepat dan tepat Apabila anak dapat menyusun pola 12341234 secara cepat tetapi kurang tepat Apabila anak dapat menyusun pola 12341234 Apabila anak tidak dapat menyusun pola 1234-1234 Apabila anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat dan jelas Apabila anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat tetapi kurang jelas Apabila anak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20 Apabila anak tidak dapat menyebutkan lambang bilangan 1-20 Apabila anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 secara tepat dan benar Apabila anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 secara tepat Apabila anak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 Apabila anak tidak dapat menunjukan lambang bilangan 1-20 Apabila anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat dan benar
33
BSH 3 MB 2 BB 1
Apabila anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 secara cepat Apabila anak dapat mengurutkan lambang bilangan 1-20 Apabila anak tidak dapat mengurutkan lambang bilangan
b. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Menurut Sugiyono (2010:130) pengujian secara eksternal dapat dilakukan secara test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan internal consistency. Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik belah dua dari Spearman Brown dengan rumus dalam Sugiyono (2010:131) adalah sebagai berikut :
= Gambar 3. Rumus Spearman Brown
Keterangan : reliabilitas seluruh instrument korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
34
H. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kecerdasan logis matematis. Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif diuji dengan teknik Regreasi Sederhana. Untuk menyajikan data secara singkat maka perlu menentukan interval, rumus interval dalam Hadi (2006:178) adalah sebagai berikut :
I Gambar 4. Rumus Interval Keterangan : i = Interval NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah K = Kategori 1. Analisis Tabel Setelah diberi perlakuan, data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia dini. Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Tabel tersebut dalam bentuk tabel tunggal dan tabel silang. a. Aktivitas Bermain Konstruktif Tabel 5. Tabel Tunggal Aktivitas Penerapan Bermain Konstruktif No
1 2 3 4 5
Nama Anak
Aktivitas bermain konstruktif (X)
Jumlah
35
b. Kecerdasan Logis Matematis Tabel 6. Tabel Tunggal Kecerdasan Logis Matematis No
Nama Anak
Kecerdasan logis matematis (Y)
Jumlah
1 2 3 4 5
c. Tabel 7.Tabel Silang Antara Aktivitas Bermain Konstruktif dan Peningkatan Kecerdasan Logis Matematis Kecerdasan Logis Matematis No
Aktivitas Bermain
Jumlah BSB
1 2 3 4
BSH
MB
BB
Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Jumlah
1. Analisis Uji Hipotesis Analisis Regreasi Linier Sederhana Dalam penelitian ini guna mengetahui adanya pengaruh aktivitas bermain konstruktif dalam peningkatan kecerdasan logis matematis anak usia dini, teknik yang digunakan dalam menganalisis uji hipotesis menggunakan ujiregresi linier sederhana dengan rumus (dalam Siregar, 2015: 220) adalah sebagai berikut :
̂ =a+bX Gambar 5. Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana Keterangan : ̂ = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a dan b = Konstanta
36
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b. Cara menghitung harga a dan b menurut Siregar (2015: 221) yaitu :
Mencari nilai konstanta
Gambar 6. Rumus Mencari nilai konstanta b Keterangan : ̂ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu ∑x = Jumlah subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu ∑y = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka peningkatan atau pun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan apabila (-) maka arah garis turun. n = Jumlah data
Mencari nilai konstanta
Gambar 7. Rumus mencari nilai konstanta a Keterangan : a = Harga Y ketika X=0 (harga konstan) ∑x =Jumlah subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu ∑y = Jumlah subjek dalam variabel dependen yang diprediksi ̂ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai. n = Jumlah data
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, menunjukan bahwa peningkatan kecerdasan logis matematis pada anak usia 5-6 tahun meningkat sesudah menerapkan aktivitas bermain konstruktif. Peningkatan ini dapat dilihat setelah guru memberikan perlakuan sebelum dan sesudah menerapkan aktivitas bermain. Data dalam penelitian ini meliputi data variabel X aktivitas bermain konstruktif dan data variabel Y peningkatan kecerdasan logis matematis. Hal ini dapat juga dilihat dari rata-rata peningkatan kecerdasan logis matematis pada anak meningkat sebanyak 1-2 capaian indikator perhari ini membuktikan bahwa penerapan aktivitas bermain konstruktif dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh aktivitas bermain konstruktif terhadap peningkatan kecerdasan logis matematis pada anak usia 5-6 tahun di TK Tutwuri Handayani Tahun Ajaran 2015/2016.
60
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penenulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Bagi Pendidik a. Diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak dengan menerapkan aktivitas bermain yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa
jenuh dan bosan dalam melakukan
pembelajaran. b. Pendidik diharapkan dapat menggunakan permainan lain dalam upaya meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak, atau menggunakan metode pembelajaran lain yang sesuai untuk anak dalam meningkatkan kecerdasan logis matematis anak. 2. Bagi Kepaka Sekolah Diharapkan untuk memberikan media yang cukup agar dalam memberikan praktik-praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien sehingga pembelajaran yang diberikan dalam meningkatkan kualitas hasil belajar anak. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan dalam membuat penelitian yang lebih baik lagi dan dapat menggunakan permainan serta media yang dapat meningkatkan kecerdasan logis matematis pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta Bandung. Beaty, Janice J. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana Pramedia Group Indonesia. Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Alfabeta. Bandung. Desi Raswati. 2015. Meningkatkan Kecerdasan Logis Matematis Anak Usia Dini Melalui Permainan Mencari Harta Karun. Insani Kecamatan Gedebage. Bandung. (http:///kd-cibiru.upi.edu-article) Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Pt Remaja Rosdakarya. Bandung Dimyati, Johny. 2013 . Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ). Kencana Prenadamedia Group Indonesia. Ferlin
Mediana. 2014. Implementasi Bermain Konstruktif Dalam Meningkatkan Kecerdasan Visual Spasial. Shandy Putra Terlkom. Bengkulu. (http:///repository.unib.ac.id-I,II,III,II-14)
Haryono, Daniel. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Media Pustaka Phoenix. Meruya Selatan Jakarta Barat. . Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung. Mulyadi, Seto. 2004. Bermain dan Kreativitas. Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Papar Sinar Sinanti. Jakarta . Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014. Jakarta.
Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak . Erlangga. Jakarta. Siregar, Syofian. 2015. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Prenadamedia Group. Jakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D. Alfabeta. Jakarta. ________ 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung. Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Konsep dasar pendidikana anak usia dini. Jakarta: PT Indeks. ____________________ 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas Terbuka. Sumanto. 2014. Psikologi Perkembangan. CAPS (Center of Academic Publishing Service). Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Susanto, Ahmad. 2011 . Perkembangan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Suyadi dan Dahlia. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud Pt Remaja Rosdakarya. Bandung.
2013.
Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain Mainan dan Permainan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Grasindo. Jakarta. Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak Usia Dini. Andi Yogyakarta. Ulfah, Maulidya dan Suyadi. 2015. Konsep Dasar Paud. Pt Remaja Rosdakarya Offset. Bandung. Yus, Anita. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Kencana Prenada Media Group.