PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Tony Prihatmoko 09601244004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2013
PERSETUJUAI\T
Skripsi yang berjudul '?erbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasrnani Senam
Ianfai
Guling B€lakang Siswa Kelas
Prihahoko, NIM
VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas
i
oleh pembimbing untuk
diujikan.
rl
Ivttret 2013
flosen Penrbimbimg
Drs. F. Suharjana M.Pd,
NIP. 19580VO6198403 t
ffiz
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul'Ferbedaan llasil B€lajar Pendidikan Jasmani Sffam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VItr antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta" ymg disus-un oleh Tony Prihahoko, NIM: 096017MW4 ini telah dipertahankan di depan fbwan Penguji pada tanggal 25 lvtarct 2013 dan dinyffikan lulus.
Nema
Tanggal
Drs. F-
.r./.e.-.)1.
.?...l...:. qlrr -.)
Dr. Sri
l/q -t)
April2013 Universibs Negeri Yoryakarh
6yS3r\ IvLs.
I 002
lv
ST]RAT PERIYYATAAI\I
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
dit€rbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau lnrtipan dengan mengikuti penulisan karya ikaiah-yang telah lazim. Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesdran adalatr asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditmda yudisium pada periode berikutnya. :
YogyakartaltMarct 2013 Yang menyatakan
Tony Prihatmoko
NIM.096012MW4
rll
MOTTO
Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah. Tegarlah dalam menghadapi cobaan, bagai karang di laut yang tetap berdiri kokoh walau omabak dan badai datang menerjang. Keberhasilan adalah perjungan tanpa batas. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. AL Mujaadillah: 11)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Ayahanda Suprihono, Ibunda Sudarti tercinta yang tanpa henti-hentinya selalu memberikan Ananda dorongan dan doanya Kakakku Edi Sudarmono dan adik-adikku, Atika Evi Kurniawati, Rochman Kurniawan tercinta yang selalu menjadi inspirasi. Kekasihku Resita Arum Fitria penyemangatku trimakasih atas dukungan, bantuan dan nasehatnya..
vi
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GULING BELAKANG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Oleh Tony Prihatmoko NIM 09601244004 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah sampel kelas akselerasi 20 respoden dan kelas reguler 20 responden. Masing-masing kelas terdiri dari 10 responden laki-laki dan 10 responden perempuan. Untuk teknik pengambilan sampel kelas akselerasi adalah sampel jenuh dan untuk kelas reguler menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale) untuk penilaian hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang. Teknik pengujian instrumen adalah uji validasi dosen ahli kemudian uji validasi dan uji reabilitas siswa. Teknik analisis data adalah uji persyaratan dan uji hipotesis. Uji pesyaratan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) dan uji anova, ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan taraf signifikasi 5 %. Hasil ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh nilai = 2,859 lebih besar dari pada = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga lebih besar dari dan berada dalam daerah Ha atau p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan data di atas maka dapat di lihat bahwa kelas regular memiliki hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang yang lebih baik dibandingkan dengan kelas akselerasi. Kata kunci: hasil belajar, senam lantai, guling belakang
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta”. Terselesaikanya skripsi ini tidak lepas berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini ungkapan penghargaan dan terima kasih penulis persembahkan kepada: 1. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 2. Bapak Drs. Amat Komari, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Yogyakarta yang telah menyetujui penelitian ini. 3. Bapak Drs. F. Suharjana, M.Pd.
selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Suhadi, M. Pd. selaku dosen Penasehat Akademik terima kasih atas bantuan yang diberikan. 5. Ibu
Hj.
Nilawati
Isdwantari,
S.Pd.
selaku
Kepala
Sekolah
SMP
Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 6. Ibu Dra. Ismiyati selaku guru pembimbing di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan.
viii
7. Semua keluargaku yang selalu mendoakan, membimbing dan memberi semangat di setiap langkahku. 8. Sahabat dan teman-temanku lainnya serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan karya ini. Mungkin tidak cukup sekedar rangkaian kalimat terima kasih untuk membalas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan. Harapan dan doa semoga amal baik kita mendapatkan balasan yang lebih baik lagi dari Sang Pemberi Nikmat. Tiada gading yang tak retak, sungguh karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ini bermanfaat.
Yogyakarta, Maret 2013 Penulis
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................
5
C. Batasan Masalah ........................................................................................
6
D. Rumusan Masalah......................................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................
6
F. Manfaat Penelitian .....................................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar.....................................................................................
8
2. Pengertian Hasil Belajar ....................................................................... 10 3. Pengertian Pendidikan Jasmani............................................................. 17 4. Karakter Anak Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)....................... 18 5. Siswa Kelas Akselerasi......................................................................... 21 6. Siswa Kelas Reguler............................................................................. 24
x
7. Pembelajaran Senam Lantai.................................................................. 25 8. Pembelajaran Guling Belakang............................................................. 28 B. Penelitian yang Relevan ............................................................................. 31 C. Kerangka Berpikir...................................................................................... 33 D. Hipotesis.................................................................................................... 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ....................................................................................... 35 B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................... 35 C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................. 35 D. Desain Operasional Variabel Penelitian...................................................... 38 E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data.................................. 38 F. Teknik Analisis Data.................................................................................. 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Peneltian ............................................................................ 43 B. Analisis Data.............................................................................................. 46 C. Pembahasan ............................................................................................... 49 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................................ 51 B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 51 C. Saran.......................................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler ...................................... 37
Tabel 2.
Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................ 39
Tabel 3.
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ................................. 40
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler .................... 44
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi ................ 45
Tabel 6.
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang ........................................... 46
Tabel 7.
Hasil Uji Homogenitas Ketiga Variabel ............................................ 47
Tabel 8.
Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi ........................................................................ 48
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miring ..................... 28
Gambar 2.
Rangkaian Guling Belakang ........................................................ 29
Gambar 3.
Rangkaian Guling Belakang dengan Awalan Berdiri.................... 29
Gambar 4.
Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Regular............................... 44
Gambar 5.
Grafik Frekuensi Hasil Belajar Psikomotorik Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi........................... 45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1 . Surat Pembimbing TAS ...................................................
56
LAMPIRAN 2. Lembar Pengesahan TAS .................................................
57
LAMPIRAN 3. Surat Permohonan Ijin Observasi .....................................
58
LAMPIRAN 4.
Hasil Obsevasi dan Wawancara dengan Guru Penjas SMP Muhammadyah 2 Yogyakarta ..........................................
59
LAMPIRAN 5. Daftar Nama Siswa Kelas VIII Akselerasi dan Reguler SMP Muhammadyah 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012/2013........................................................................
61
LAMPIRAN 6. Surat Permohonan dan Pernyataan Validasi Dosen Ahli...
65
LAMPIRAN 7.
Data Uji Coba Validasi Siswa ..........................................
71
LAMPIRAN 8. Uji Validasi dan Reabilitas Siswa.....................................
78
LAMPIRAN 9. Lembar Penilaian Hasil Belajar Psikomotor
”Senam
Lantai Guling Belakang”..................................................
79
LAMPIRAN10. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Dekan FIK-UNY ..
82
LAMPIRAN 11. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari Pengurus Daerah Muhammadyah ................................................................
83
LAMPIRAN 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................
84
LAMPIRAN 13. Data Mentah Hasil Penelitian ...........................................
85
LAMPIRAN 14. Deskripsi Statistika ..........................................................
98
LAMPIRAN 15. Tabel Distribusi Frekuensi ...............................................
99
LAMPIRAN 16. Uji Normalitas .................................................................
100
xiv
LAMPIRAN 17. Uji Homogenitas ..............................................................
101
LAMPIRAN 18. Uji Hipotesis ....................................................................
102
LAMPIRAN 14. Dokumentasi Penelitian ...................................................
103
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani dan Olahraga merupakan bagian dari kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah. Dengan pengelolaan
yang
tepat,
maka
pengaruhnya
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani, rohani dan sosial peserta didik tidak pernah diragukan. Menurut Nixon dan Cozen (dalam Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan
pendidikan
jasmani
sebagai
bagian
dari
pendidikan
keseluruhan dengan melibatkan penggunaan sistem aktivitas kekuatan otot untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Bidang-bidang lain yang erat kaitannya dengan pendidikan jasmani dan olahraga adalah pendidikan kesehatan, rekreasi dan tari. Pendidkan kesehatan mungkin paling erat dengan pendidikan jasmani dan olahraga. Membahas kesehatan sering kali selalu mencangkup kesegaran total individu, yakni: kesegaran fisikal, mental, sosial dan emosional (Abu Kadir Ateng, 1989: 3). Pendidikan kesehatan dititik beratkan pada pencapaian keadaan sehat melalui usaha sendiri yang didahului dengan timbulnya minat, kebutuhan seseorang untuk memperbaiki keadaan
1
hidupnya dengan penuh rasa tanggung jawab terhadap diri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (M. Ichsan, 1988: 169). Sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, maka pendidikan jasmani merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera rohani (melalui kegiatan jasmani), yang dalam lingkup sehat WHO berarti sehat rohani. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani berkewajiban meningkatkan jiwa dan raga yang mempengaruhi semua aspek kehidupan sehari-hari seseorang atau keseluruhan pribadi seseorang. Pendidikan jasmani menggunakan pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik prikomotorik, koqnitif, maupun afektif (Abu Kadir Ateng, 1989: 2). Pemerintah menyadari pentingnya pendidikan yang bermutu bagi generasi penerus bangsa Indonesia. Pendidikan memberikan sumbangan nyata terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penyediaan tenaga kerja berpengetahuan, menguasai teknologi, dan mempunyai keahlian dan keterampilan,
seperti dikemukakan
memperbaiki
kualitas
pendidikan
oleh
Maryono (2010: 3),
disusunlah
2
Undang-Undang
untuk Sistem
Pendidikan Nasional, diikuti dengan peraturan-peraturan pendukungnya melalui PP, Permen, Kapmen dan lain-lain. Di antara kebijakan-kebijakan tersebut adalah pembentukan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Sekolah Imersi, Sekolah Akselerasi, Sekolah Bilingual. Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), program akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Diharapkan program akselerasi ini dapat memenuhi kebutuhan layanan pendidikan yang berbeda bagi mereka yang tergolong gifted. Penyelenggaraan program akselerasi yang benar menuntut sejumlah hal yang patut diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh pihak sekolah. Program akselerasi memberikan keuntungan bagi anak berbakat akademik, namun juga beberapa kelemahan yang perlu diantisipasi dengan baik-baik sebelum program ini ditawarkan kepada publik. Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari guru pendidikan jasmani di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menyatakan bahwa minat dan motivasi siswa untuk belajar pendidikan jasmani masih sangat kurang sehingga akan berdampak pada hasil belajarnya. SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta mempunyai 1 kelas berbasis Kelas Akselerasi ditiap masing-masing tingkatan. Kelas akselerasi adalah kelas yang memperoleh konten materi dengan irama yang lebih dipercepat. Siswa yang mengikuti kelas akselerasi ini hanya menempuh pendidikan selama 2 tahun saja untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama. Setiap jenjang kelas terdapat 2 Kelas Unggulan, 3 Kelas Regular,
3
2 Kelas RSBI dan 1 Kelas Akselerasi. Kelas VIII dirasa sebagai kelas yang bisa dijadikan sebagai sampel penelitian karena sudah menjalani aktivitas yang sama selama satu tahun. Kelas VIII akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta merupakan siswa yang sama, keduanya mempunyai karakteristik yang sama sebagai remaja yang sedang berkembang menjadi individu yang bugar dan sehat. Siswa kelas akselerasi dan reguler ini memiliki kesempatan yang sama di sekolah untuk beraktivitas fisik. Penjasorkes yang diberikan kepada keduanya terbilang sama dilihat dari frekuensi materi maupun intensitasnya. Penjasorkes diberikan 1 kali seminggu dilakukan selama 2 jam pelajaran. Materi yang diberikan pun sama mengacu pada kurikulum yang ada kelas akselerasi dan reguler boleh mengikuti ekstrakulikuler olahraga di sekolah. Melihat dari kesempatan yang dimiliki keduanya memungkinkan mereka memiliki tingkat hasil pendidikan jasmani yang sama. Melalui olahraga kebanyakan dari siswa kelas reguler menyalurkan bakatnya. Selain itu anak-anak kelas regular juga lebih sering mengikuti perlombaan-perlombaan yang khususnya perlombaan dibidang olahraga. Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga. Anak-anak kelas akselarasi lebih suka yang mengikuti ekstrakulikuler dibidang akademik seperti olimpiade sains, olimpiade matematika, English club dan KIR. Melihat dari fenomena ini muncul keinginan untuk meneliti tentang hasil belajar pendidikan jasmani pada pokok materi “senam lantai guling belakang” siswa kelas VIII antara kelas
4
akselerasi dengan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. Adapun alasan peneliti hanya membatasi pada hasil belajar pokok materi senam lantai guling belakang dan tidak memilih hasil belajar pendidikan jasmani secara keseluruhan karena peneliti ingin fokus pada hasil belajar psikomotor tiap individu siswa. Dalam penilian senam hanya berfokus pada gerakan siswa secara individu saja, berbeda dengan pendidikan jasmani yang dapat dilakukan secara individu, berpasangan maupun beregu (kelompok) sehingga penilaian yang bagus tidak hanya berpusat pada skill individu saja namun juga harus mampu untuk berkerjasama dalam regu atau kelompok. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya minat dan motivasi siswa kelas VIII akselerasi untuk aktivitas olahraga di sekolah karena lebih fokus kepada hal-hal akademis saja. 2. Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyak yang mengikuti ekstrakulikuler olahraga. Selain itu siswa regular juga lebih banyak yang mengikuti perlombaan-perlombaan dibidang olahraga. 3. Siswa kelas VIII reguler lebih berhasil dibidang olahraga dan dalam menjalani aktivitasnya di sekolah, hal ini dapat dilihat karena siswa kelas reguler lebih berantusias dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
5
4. Belum diketahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta antara kelas akselerasi dan reguler tahun pelajaran 2012/2013. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih fokus. Penelitian ini dibatasi pada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani pada pokok materi senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas Akselerasi dan Reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
dan
batasan
masalah
yang
dikemukakan di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: “Adakah perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013 ?” E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tahun Pelajaran 2012/2013.
6
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diajukan kepada setiap insan pendidikan untuk memberikan pandangan atau gambaran mengenai program akselerasi juga harus memperhatikan aspek-aspek lain yang diperlukan siswa, salah satunya adalah hasil belajar siswa terhadap pendidikan jasmani khususnya senam lantai guling belakang. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teroritis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini sangat bermanfaat untuk memperluas pengetahuan dan wawasan baru sebagai bekal masa depan yang lebih baik. b. Bagi Lembaga Pendidikan 1) Dapat memberikan gambaran mengenai program akselerasi melalui aspek lain seperti hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada pokok materi senam lantai guling belakang. 2) Memberikan pengetahuan dan masukan bagi sekolah-sekolah khususnya SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta tentang hasil belajar pendidikan jasmani pada senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dengan reguler pada tahun pelajaran 2012/2013.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan keharusan bagi siapapun selama manusia itu masih hidup pasti membutuhkan belajar, karena dengan belajar orang tidak mengerti bahwa menjadi tahu, orang yang tidak mengerti berubah menjadi mengerti. Nasution M.A. (1988:23), pembelajaran adalah menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar dalam pembelajar ke arah belajar seumur hidup. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar, maka tidak dapat dikatakan bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar (http//blog Achive.b539-15.htpl.2010). Banyak para ahli yang mengemukakan pendapat mengenai belajar diantaranya adalah W, S. Winkel (1991: 36), dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Pengajaran”. Menurutnya pengertian belajar adalah suatu aktifitas mental / psikis yang belangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif kostan dan berbekas. Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang di lakukan secara sadar dan berlangsung di dalam diri untuk tujuan mengubah
8
tingkah laku, cara berfikir, aktivitas yang bertujuan, bersifat integratif dan berbuat sesuai dengan kaidah dan aturan yang tidak menyimpang dari proses pembelajaran. Dalam proses belajar bagi anak normal tentunya ada wujud nyata yaitu keberhasilan dari proses pembelajaran tersebut. Sama halnya dengan proses belajar bagi anak yang mengalami gangguan mental dimana salah satu tujuan dalam proses belajar yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui hasil belajar. Menurut Gagne (http/blog-indonesia.com.) belajar didefinisikan sebagai berikut: a. Suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan serta tingkah laku. b. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari institusi. Jadi bisa disimpulkan teori belajar disebut juga teori perkembangan mental yang pada prinsipnya berisi tentang apa yang terjadi dan apa yang akan diharapkan terjadi pada mental anak didik yang dapat dilakukan pada usia tertentu. Jadi kesiapan anak didik untuk bisa belajar, sedangkan teori mengajar adalah uraian tentang petunjuk bagaimana semestinya mengajar anak didik pada usia siap untuk menerima pelajaran.
9
Nasution M.A. (1982: 3), tujuan belajar yang utama ialah bawa apa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Hal ini dikenal sebagai transfer belajar. Transfer serupa inilah yang menjadi inti dalam proses belajar. Transfer serupa ini membuka kemungkinan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan seseorang berdasarkan prinsip-prinsip umum. 2. Pengertian Hasil Belajar Dalam literatur hasil selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne yang dikutip oleh W.S. Winkel (1983: 48), bahwa dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar seseorang. Menurut Lanawati dikutip oleh Reni Akbar (2006: 168), hasil belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berfikir yang meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif yang dinyatakan dalam proses belajar-mengajar melalui pengukuran penilaian pendapat Bloom yang dikutip oleh Syaifudin Anwar (1987:58), tes hasil belajar secara luas mencakup 3 kelompok yakni:
10
a. Afektif tentang nilai dan sikap. b. Kognitif mencakup tentang intelektual. c. Pesikomotor mencakup tentang keterampilan. Jadi hasil belajar bisa diartikan sebagai tingkat kemampuan intelektual
yang
diukur
dengan
penguasaan
pengetahuan
dan
keterampilan dalam belajar sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Hasil
belajar
menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
2007: 895) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau angka nilai diberikan oleh guru. Pendapat lain mengatakan bahwa hasil dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orang tua terhadap anaknya. Hasil yang baik tentu akan didapat dengan proses belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum bisa menjadi bisa dari perilaku lama keperilaku yang baru dari pemahaman lama kepemahaman baru. Dalam proses belajar hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada sehingga terjadi reaksi yang muncul dari anak. Reaksi yang dilakukan anak merupakan usaha untuk menciptakan keinginan belajar sekaligus menyelesaikanya sehingga nantinya anak akan mendapat hasil yang mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal yang baru serta menambah pengetahuan. Jadi bisa disimpulkan kegiatan penting baik untuk anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun.
11
Hasil belajar ditentukan oleh interaksi berbagai faktor. Peranan faktor itu tidak selalu sama dan tetap besarnya kontribusi, salah satu faktor akan ditentukan oleh kehadiran faktor lain dan sangat bersifat situasional yang tidak dapat diprediksikan dengan cermat akibat keterlibatan faktor lain yang sangat variatif. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu dalam proses pendidikan hasil dapat juga diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni penguasaan materi, perubahan emosional atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tententu. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar dari ranah psikomotor. Menurut Bloom dalam Depdiknas (2008: 2), berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer dalam Depdiknas (2008: 2) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu. Untuk melakukan pengukuran hasil belajar ranah psikomotor, ada dua hal yang perlu dilakukan oleh pendidik, yaitu
12
membuat soal dan membuat perangkat atau instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik. Soal untuk hasil belajar ranah psikomotor dapat berupa lembar kerja, lembar tugas, perintah kerja, dan lembar eksperimen. Instrumen untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat berupa lembar observasi atau portofolio (Depdiknas, 2008: 6). Dalam penelitiana ini instrument yang digunakan untuk menilai hasil belajar psikomotor adalah berupa lembar observasi. Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengobservasi keberadaan suatu benda atau kemunculan aspek-aspek keterampilan yang
diamati. Lembar
observasi dapat berbentuk daftar periksa/check list atau skala penilaian (rating scale). Daftar periksa berupa daftar pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya tinggal memberi check (centang) pada jawaban yang sesuai dengan aspek yang diamati. Skala penilaian adalah lembar yang digunakan untuk menilai unjuk kerja peserta didik atau menilai kualitas pelaksanaan aspek-aspek keterampilan yang diamati dengan skala tertentu, misalnya skala 1 – 5 (Depdiknas, 2008: 6). Pengukuran hasil belajar ranah psikomotor unjuk kerja atau tes perbuatan.
menggunakan tes
Kriteria atau rubrik adalah pedoman
penilaian kinerja atau hasil kerja peserta didik. Dengan adanya kriteria, penilaian yang subjektif atau tidak adil dapat dihindari atau paling tidak dikurangi, guru menjadi lebih mudah menilai hasil yang dapat dicapai peserta didik, dan peserta didik pun akan terdorong untuk mencapai hasil sebaik-baiknya karena kriteria penilaiannya jelas. Rubrik terdiri atas dua
13
hal yang saling berhubungan. Hal pertama adalah skor dan hal lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu. Banyak sedikitnya gradasi skor (misal 5, 4, 3, 2, 1) tergantung pada jenis skala penilaian yang digunakan dan hakikat kinerja yang akan dinilai (Depdiknas, 2008: 9) Menurut W.S. Winkel (1983: 54), pembelajaran psikomotorik akan berjalan secara efisien dan efektif dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.
Mengadakan analisis terhadap keseluruhan gerak-gerik: urutan, kordinasi,
prosedur;
keterampilan-bagian
(sub-skills)
yang
dibutuhkan; pengetahuan dan pengertian yang diperlukan. b.
Memberikan penjelasan verbal tentang keseluruhan gerak-gerik, dengan menggunakan gambar-gambar dan memberikan demonstrasi. Siswa dituntut untuk membahasakan sendiri semua penjelasan supaya dapat diingat dengan baik; bahkan siswa dapat dituntut menjalankan rangkaian gerak-gerik secara mental (latihan mental).
c.
Menyuruh siswa untuk berlatih. Kadang-kadang perlu siswa berlatih keterampilan-bagian lebih dahulu sebelum menjalankan keseluruhan latihan. Perlu disediakan waktu secukupnya untuk latihan-latihan ini. Demonstrasi masih sering dilakukan pula.
d.
Memberikan umpan balik mengenai hasil dalam berlatih itu: gerakan mana yang sudah baik, mana yang salah. Umpan balik diberikan baik selama langkah-langkah dalam berlatih maupun sesudah keseluruhan
14
rangkaian telah selesai. Pemberian informasi ini lain dan informasi yang diperoleh oleh siswa sendiri dari reaksi otot dan urat dalam tubuh. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Menurut Miranda, Winkel, dan Santrock (Reni Akbar, 2006: 168-169), menyatakan bahwa hasil belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor berikut. a. Faktor-faktor yang ada pada siswa 1) Taraf intelegensi 2) Bakat khusus 3) Taraf pengetahuan yang dimiliki 4) Taraf kemampuan berbahasa 5) Taraf organisasi kognitif 6) Motivasi 7) Kepribadian 8) Perasaan 9) Sikap 10) Minat 11) Konsep diri 12) Kondisi fisik dan psikis (termasuk cara fisik dan kelima psikologis)
15
b. Faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah 1)
Hubungan antar orang tua.
2)
Hubungan orang tua anak.
3)
Jenis pola asuh.
c. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah 1) Guru: Kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar. 2) Kurikulum. 3) Organisasi sekolah. 4) Sistem sosial di sekolah. 5) Keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan. 6) Hubungan sekolah dengan orang tua. 7) Lokasi sekolah. d. Faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas 1) Keadaan sosial, politik, dan ekonomi. 2) Keadaan fisik: cuaca dan iklim. Menurut Matindas (Reni Akbar, 2006: 168), menyebutkan bahwa faktor-faktor diatas sebagai kenyataan internal (yang ada pada diri siswa dan kenyataan eksternal (yang ada di luar diri siswa). Jadi, selain kenyataan yang ada, keberhasilan yang dapat dicapai seseorang juga ditentukan oleh ambisi (suatu yang diinginkan) dan usaha (sesuatu yang dilakukan oleh individu untuk mencapai ambisinya dan mengatasi kenyataan yang ada).
16
3. Pengertian Pendidikan Jasmani J.B. Nase (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari preoses pendidikan keseluruhan
yang
menggunakan
dorongan
aktivitas
untuk
mengembangkan fitnes, organik, kontrol, neuro-muscular, kekuatan intelektual dan kontrol emosi. William, Brownell dan Vernier (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mengindikasikan bahwa dalam pendidikan jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang terpilih dapat membentuk sikap yang berguna bagi perilaku. Nixon dan Cozen (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari pendidikan keseluruhan dengan melibatkan penggunaan sistem aktif kekuatan otot untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini. Baley dan Field (M. Yusuf Adisasmita, 1989: 2), mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang menguntungkan dalam penyesuaian dan belajar organik, neuro-muscular, intelektual, sosial, kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul melalui pilihan dan aktifitas kekuatan otot yang agak baik. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah sebuah proses atau kegiatan pendidikan jasmani yang melibatkan belajar organik, neuro-muscular, intelektual,
17
sosial, kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan timbul melalui pilihan dan aktifitas kekuatan otot yang agak baik. b. Tujuan Pendidikan dari Pendidikan Jasmani Menurut Arma Abdoellah (1988: 11), tujuan umum dari pendidikan jasmani menentukan ranahnya (domain) dalam rumusan umum. Secara tradisional tujuan-tujuan umum itu adalah sebagai berikut: 1) Perkembangan organik: unsur-unsur kesegaran jasmani seperti kekuatan, daya ledak, daya tahan, dan daya tahan kardiovaskuler. 2) Perkembangan
neuro-muscular:
kordinasi,
unjuk-kerja
gerak,
keterampilan olahraga, aktifitas gerak lain. 3) Perkembangan
personal-sosial:
sikap
positif,
jiwa
sportif,
kepemimpinan, dan perilaku demokratis. 4) Perkembangan kemampuan menalar: pengetahuan, strategi, dan pemahaman. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Gerak Pencapaian suatu keterampilan gerak dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun faktor–faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal yang utama, yaitu: (1) faktor proses belajar mengajar, (2) faktor pribadi, dan (3) factor situasional (lingkungan). Ketiga faktor ini yang diyakini telah menjadi penentu utama untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari keterampilan gerak. Untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif dan jelas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian keterampilan gerak maka dapat dilihat pada gambar bagan berikut ini:
18
Keterampilan
Bimbingan guru, kesesuaian kelompok, kondisi pembelajaran, lingkungan, perubahan
Motivasi
Keadaan latihan, cita-cita
Pengaruh budaya, keluarga, rekan sebaya
Pengalaman masa lalu, keterampilan spesifik
Pengaruh budaya, keluarga, rekan sebaya
Pengalaman masa kecil, yang bersifat umum
Faktor keturunan: Ciri fisik, kemampuan gerak & kognitif Gambar 1: Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Gerak Sumber: Singer (Depdiknas, 2000: 74)
5. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) Anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) dapat dikategorikan sebagai usia remaja. Masa remaja 12-21 tahun merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa (Desmita, 2010: 37). Agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai dengan potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan
19
dan perkembangan yang ada pada mereka. Pada waktu remaja terdapat 2 masa perkembangan dan pertumbuhan yang cepat umur 11-14 tahun untuk putri dan 14-18 tahun untuk putra. Aktifitas gerak yang optimal dapat secara efektif akan mendukung tercapainya pertumbuhan dan perkembangan anak secara baik dimasa remaja itu.
Karakteristik
masa
usia
SMP
menurut
Desmita
(2010:
36),
ada 8 diantaranya: 1. Terjadinya ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan. 2. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder. 3. Kecenderungan ambivalas, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. 4. Serta membandingkan
kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau
norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. 5. Mulai memperhatikan secara skeptik mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan. 6. Reaksi dan emosi masih labil. 7. Mulai mengembangakan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri sesuai dengan dunia sosial. 8. Kecenderungan minat dan pilihan relatif sudah lebih jelas.
20
Menurut Sri Rumini yang dikutip oleh Sundoyo (2010:19), karakteristik remaja awal usia sekitar 12/13-17/18 tahun adalah: a.
Keadaan perasaan dan emosi Keadaan perasaan dan emosinya sangat peka sehingga tidak stabil.
b.
Keadaan mental Keadaan mental khususnya kemampuan pikirannya mulai sempurna atau kritis dan dapat melakukan abstraksi.
c.
Keadaan kemauan Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan mencoba segala hal yang dilakukan orang lain atau orang dewasa.
d.
Keadaan moral Pada awal remaja dorongan seks cenderung memperoleh pemuasan sehingga mulai berani menunjukan sikap-sikap agar menarik perhatian (sex appeal). Anak usia SMP memiliki karakteristik fisik dan psikis yang khas,
sehingga merupakan insan yang unik. Potensi yang dimilikinya ini perlu dikembangkan dan diaktualisasikan. Melalui aktivitas fisik yang profesional dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia remaja yang optimal. Perubahan yang terjadi dimasa remaja diperlukan halhal yang menyenangkan, penuh tantangan dan diisi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang organ tubuhnya agar berkembang secara baik. Dalam proses ini akan terbentuk tingkat kesegaran tubuh seseorang yang akan berguna untuk melaksanakan kehidupanya dimasa mendatang.
21
Anak akan menghabiskan waktunya berada dilingkungan sekolah, hal itu harus dimaanfatkan dengan baik dengan mengoptimalkan aktifitas geraknya dengan baik. Menurut R.A Dewi Sekar Mlati (2007: 25), aktivitas yang sering dilakukan anak di sekolah adalah: a. Aktifitas fisik yang cukup, yang merupakan penggunaan otot –otot besar, misalnya otot kaki, lengan dan bahu. b. Permainan sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit, pengorganisasian yang sederhana, dan tidak terlalu lama untuk setiap macam permainan atau segera beralih pada permainan yang lain setelah beberapa saat. c. Kesempatan mencoba-mencoba berbuat sesuatu dan meniru gerakangerakan. d. Belajar bekerja sama dan berusaha bersama dengan temen-temennya. e. Kesempatan menggunakan sarana bermain dengan berbakai ukuran mula-mula memainkan objek yang agak besar kemudian semakin kecil. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik anak usia SMP adalah : a. Keadaan emosi yang kurang stabil. b. Terjadi pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang cepat. c. Kemauan atau keinginan mengetahui beberapa hal dengan jalan mencoba segala hal yang dilakukan orang lain atau dewasa. d. Lebih suka berkelompok dengan teman sebaya. e. Memiliki rasa keingintahuan yang besar dan bersifat praktis.
22
6. Siswa Kelas Akselerasi Menurut Maryono (2010: 41-42), dalam PP Nomor 28 tahun 1990 tenteng Pendidikan dasar dan Kep. Mendikbud Nomor 0487/U/1992 untuk Sekolah dasar, SMP dan SMA. Dalam Kepmendikbud tersebut pasal 15 ayat 2 menyatakan bahwa pelayanan pendidikan bagi siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat melalui jalur pendidikan sekolah dengan menyelenggarakan program percepatan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan SD sekurang-kurangnya lima tahun. Siswa yang memiliki bakat istimewa dan kecerdasan luar biasa dapat menyelesaikan program belajar lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, dengan ketentuan telah mengikuti pendidikan SMP sekurang-kurangnya dua tahun dan mengikuti pendidikan SMA sekurang-kurangnya dua tahun. Menurut Reni Akbar dan Hawadi (2006: 11), program akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan kurikulum atau program berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dimiliki seseorang, yang dilakukan dalam kelas khusus, kelompok khusus atau sekolah khusus, dalam waktu tertentu (Conny Semiawan, 1995: 119). Menurut United States Office of Education (Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 35), anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasikan oleh orangorang yang berkualitas professional memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berpresasi. Menurut Depdiknas (Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 34), pengertian tentang anak berbakat sangat luas sehingga masing-masing orang
23
sangat berbeda. Untuk itu pengertian anak berbakat dalam program percepatan dalam belajar yang dikembangkan oleh pemerintah dibatasi oleh dua hal yaitu mereka yang mempunyai taraf intelegensi atau IQ diatas 140 dan mereka yang oleh psikolog dan atau guru diidentifikasikan sebagai peserta didik yang telah mencapai hasil yang memuaskan dan memiliki kemampuan intelektual umum yang berfungsi pada taraf cerdas, dan keterikatan terhadap tugas yang tergolong baik serta kreativitas yang memadai. Definisi anak berbakat di atas membawa konsekuensi pada calon akselerasi. Mereka yang direkomendasikan untuk ikut dalam program pencepatan belajar haruslah siswa yang memiliki hasil yang memuaskan. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan (Depdiknas 2001b) indikator dari hal itu diperoleh dari tiga sumber, yaitu: NEM, Tes Kemampuan Akademis, dan Raport. Idealnya persyaratan nilai calon siswa akselerasi yang diminta untuk nilai rata-rata bidang studi IPA, Matematika, dan Bahasa di Raport ataupun Tes Kemampuan Akademis tidak kurang dari 8.0, tanpa adanya nilai 6.0 dalam bidang studi lain ( Reni Akbar dan Hawadi, 2006: 34). Menandakan semakin tinggi kelas semakin berat beban yang dipikul siswa. Penekanan pada kompetensi kognitif dirasa wajib dimiliki oleh setiap siswa. Akibat yang ditimbulkan mereka hanya fokus pada mata pelajaran yang mempunyai bobot pemikiran yang tinggi atau sering disebut hard scinces seperti Matematika, Fisika, Biologi dan lain-lain. Melihat dari sisi
24
tersebut jelas berakibat pada jenis aktivitas yang mereka lakukan sehari-hari dalam kehidupannya. Aktivitas
mereka hanya diisi dengan belajar dan
belajar. Kemungkinan besar untuk melakukan aktivitas gerak sangat kurang baik di sekolah maupaun di rumah. Kecenderungan orang pintar adalah orang yang hanya pasif diam dan belajar. Mereka malas melakukan aktifitas yang dianggap tidak berguna bagi bertambahnya kemampuan ilmu pengetahuan mereka. Salah satu aktifitas yang biasanya mereka kesampingkan adalah olahraga dan bermain. Padahal pada pertumbuhan seperti mereka diperlukan gerak yang cukup untuk bisa membuat otot dan tulang mereka tumbuh dengan baik. Hal ini kemungkinan berdampak pada pola hidup yang diterapkan. 7. Siswa Kelas Reguler Setiawan Adi Nugroho (2010: 30), kelas reguler atau biasa adalah dimana kelas yang siswanya memiliki kemampuan tidak terlalu menonjol atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa kelas reguler hanya diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas biasa dan tidak ada jamjam
tambahan
dalam
kurikulum
yang
diberikan,
statusnya
tidak
diistimewakan. Sore harinya siswa kelas ini dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Dengan demikian dapat dilihat waktu istirahat yang diperoleh kelas reguler lebih banyak dari pada kelas akselerasi dan penggunaan waktu istirahat itupun dapat dipilih mereka sesuka selera. Kebanyakan dari mereka banyak melakukan aktivitas bermain di sekolah.
25
Kegiatan-kegiatan di sekolah jarang mereka ikuti, mereka hanya mengikuti ekstrakurikuler dalam bentuk praktek. Kebanyakan setelah pulang sekolah mereka langsung pulang dan dengan segera dihadapkan dengan rutinitas baru lingkungan rumah mereka. 8. Pembelajaran Senam Lantai Senam merupakan aktifitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan dalam senam merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti, kekuatan, daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh, selain itu senam juga berpotensi mengembangkan keterampilan gerak dasar sebagai landasan penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga. Selain itu banyak manfaat yang bisa diperoleh dari senam (gymnastik) seperti yang dikemukakan oleh, Newton C. Loken dan Robert J Willoughby (1986:14-16), bahwa dengan senam (gymnastik) gerakan gerakan membangun kekuatan dan tenaga, mengembangkan otot-otot pundak, lengan, dada serta perut. Mengembangkan kualitas-kualitas
seperti
keberanian,
ketepatan
dan
kesiapsiagaan,
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan membuat keputusan yang cepat dan tepat.
Mengembangkan
pemahaman
mengenai
simetri,
kontiunitas,
koordinasi, keseimbangan, penentuan waktu selain itu manfaat yang diperoleh adalah kegembiraan dan kesenangan yang muncul dari keterlibatan mereka dalam kegiatan itu. Kata senam berasal dari bahasa Yunani yaitu gymnastik (gymnos yang berarti telanjang dan gymnazien yang berarti berlatih tanpa memakai busana).
26
“senam atau gymnastik merupakan suatu sistem yang dilakukan untuk meningkatkan pengembangan fisik melalui latihan tubuh “ Sayuti Sahara (2002: 14). Menurut Peter Hwerner yang dikutip oleh Agus Mahendara (2001: 3), “senam dapat diartikan sebagai bentuk latihan tubuh pada lantai, atau pada alat yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelenturan, kelincahan, kooerdinasi, serta kontrol tubuh” Selain itu Imam Hidayat (1982: 2), mengemukakan “senam ialah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan sengaja dan berencan, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”. Maka dari beberapa pendapat mengenai pengertian senam di atas dapat disimpulkan bahwa senam yaitu suatu bentuk latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja yang disusun secara sistematis dan dalam gerakan mencakup atau mengandung unsur kekuatan, keseimbangan, kelentukan, dan keterampilan yang dilaksanakan secara berirama. Senam lantai merupakan gerakan senam yang gerakan atau bentuk latihanya dilakukan di lantai atau beralasan matras. Menurut Agus Mahendra (2001: 133), “senam lantai merupakan suatu bentuk latihan tubuh terutama di lantai. Umumnya ditandai gerakan–gerakan berjenis tumbing dan akrobatik”. Tumbing gerakan yang bercirikan cepat dan meledak, sementara akrobatik bercirikan dengan gerakan yang banyak memanfatkan kelentukan dan membutuhkan unsur keseimbangan.
27
Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik. Dikatakan senam lantai karena seluruh keterampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainya. Luas lantai yang digunakan dalam kejuaraan senam adalah 12 X 12 meter persegi dengan menambah 1 meter di setiap sisinya sebagai pengaman (Muhajir, 2007: 69). Selain itu K. Mahmud Sholeh (1991: 46), mengemukakan bahwa ”senam lantai adalah merupakan satu rumpun dari senam, sesuai dengan istilah lantai maka gerakan-gerakan atau bentuk latihanya di atas lantai beralaskan matras atau permadani”. Dari beberapa pengertian senam lantai di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa senam lantai adalah suatu latihan tubuh yang umumnya gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat, meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Manfaat yang bisa diperoleh dengan latihan senam lantai diantaranya; senam lantai mengembangkan kemampuan menentukan waktu/kesempatan, ketangkasan dan kelentukan otot. Dengan latihan keseimbangan, kita akan dapat mengembangkan kemampuan koordinasi
dan keseimbangan.
Meningkatkan kekuatan otot dan ketahanan, khususnya untuk tubuh bagian atas, tuntutan kreatifitas mendorong mempercepat pengembangan imajinasi dan ekspresi yang tidak ditemukan dalam senam-senam lain, (Newton C. Loken dan Robert JK Willoughby, 1986: 89).
28
Berdasarkan teori-teori di atas, penelitian ini hanya membatasi materi tentang senam lantai guling belakang, sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang digunakan di SMP/MTs adalah sebagai berikut: Standar Kompetensi: 10.
Mempraktikkan teknik dasar senam lantai
dan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya Kompetensi Dasar: 10.2 Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab 9. Pembelajaran Guling Belakang “Dimulai dengan sikap jonggok, telapak tangan menghadap ke atas, jari menuju ke belakang, ibu jari tangan menyentuh kepala di atas telinga. Sentuhkan dagu ke dada, gerakan gerakan pinggul ke belakang, untuk mulai berguling. Menurut Muhajir (2007: 70), guling ke belakang adalah mengguling badan ke belakang dengan posisi badan tetap membulat yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditunduhkan sampai dagu melekat di dada. Pada saat berguling ke belakang, jaga agar badan tetap tertekuk, dengan kedua tangan menekan matras.
29
Gambar 1. Rangkaian Guling Belakang dengan Matras Miring sumber: (Muhajir, 2007: 71)
Usahakan lutut menyentuh matras dan akhirilah akhi sikap guling ke belakang ini dengan sikap jongkok”, jongko (Jhon Jhon dan Mary Jean Traetta 1985: 12)
Gambar 2. Rangkaian Guling Belakang sumber: (Jhon dan Mary Jean Traetta, 1985:12)
30
Sedangkan definisi guling ke belakang menurut Satrio Ahmad Y (2007: 15), adalah “berguling ke belakang merupakan kebalikan dari guling ke depan. Gerakan dimulai dari sikap jongkok, telapak tangan ke atas, jari menuju ke belakang. Bergulinglah ke belakang dengan cara menggelinding kedua kaki luruskan ke belakang. Jaga agar badan tetap bertekut dengan kedua tangan menekan matras”. Sedangkan menurut Roji (2004: 116) berguling ke belakang ialah gerakan badan berguling ke arah belakang melalui bagian belakang badan mulai dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung dan tengkuk. Teknik melakukan gerak berguling ke belakang dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 3. Rangkaian Guling Belakang dengan awalan berdiri sumber : Roji (2007: 115)
Beberapa
faktor
pendukung
bagi
keberhasilan
penguasaan
keterampilan senam. Dalam keterampilan senam untuk dapat berhasil dalam penguasan gerakan setidaknya kamu memiliki dua faktor pendukung Agus Mahendara (1999: 30-43), yaitu:
31
a. Kualitas fisik, yang meliputi kelentukan, kekuatan, power, dan daya tahan. 1) Kelentukan sangat penting dalam senam berkenaan dengan a) Jarak yang luas dari kelentukan penting untuk keindahan, irama dan keanggunan gerak. b) Banyak ketrampilan senam memerlukan kelentukan derajat tinggi sebelum dapat ditampilkan. c) Kelentukan yang baik menurunkan kemungkinan terjadinya cidera dan memperbaiki kesehatan tubuh. 2) Kekuatan Kekuatan adalah sejumlah daya yang dapat dihasilkan oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi. Dalam penampilan senam kekuatan mempunyai manfaat langsung: a) Keselamatan: Pesenam yang lebih kuat akan mampu mencegah terjadinya cidera. b) Ketrampilan:
Banyak
ketrampilan
senam
tidak
ditampilkan tanpa kekuatan lebih. c) Mendukung kemampuan lain: kemampuan seperti kecepatan, daya tahan, power, dalam batas tertentu tergantung pada kekuatan.
32
b. Kualitas motorik, yang meliputi, keseimbangan, orintasi ruang: 1) Keseimbangan Keseimbangan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mempertahankan titik berat dekat dengan tubuh/memperkecil sudut bidang tumpu. Dalam hal ini unsur keseimbangan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam senam. 2) Orientasi ruang Orientasi ruang adalah kemampuan seseorang untuk bisa merasakan dan berfungsi dalam situasi-situasi seperti; posisi tubuh terbalik, berputar, pada ketinggian, dan posisi tubuh pada saat melayang. B. Penelitian Relevan 1.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang telah di lakukan oleh Zainal Arifin yang berisi tentang perbedaan prestsi akademik antara kelas umum dengan kelas olahraga pada kelas X SMA Negeri 5 Magelang. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas umum dan kelas olahraga pada kelas SMA Negeri 5 Magelang. Dari hasil analisis statistik diperoleh t hitung = 2,615 dan t tabel = 2,00 dengan db = 70 kelas umum memiliki nilai rata-rata 67,92 dan kelas olahraga memiliki nilai rata-rata 66,05
2.
Penelitian yang dilakukan oleh Kadarsih (2010) dengan judul “Perbedaan Hasil Akademik Kelas 8 Cerdas Dan Kelas Olahraga Di SMP 2 Imogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil Penelitian diketahui
33
bahwa ada perbedaan yang nyata hasil akademik kelas 8 cerdas dan kelas 8 olahraga di SMP 2 Imogiri, Bantul tahun ajaran 2009/2010. Dengan hasil perhitungan data hasil akademik siswa diperoleh nilai thitung = 4,441 dan P =0,000 < 0,05, dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Prasetiya (2009) dengan judul “Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VII RSBI dengan Kelas Reguler di SMP Negeri 1 Bantul”. Dengan populasi siswa kelas VIII SMP N 1 Bantul. Hasil perhitungan diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa kelas reguler lebih baik dari pada siswa kelas RSBI di SMP Negeri 1 Bantul.
4.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Wahid (2010) dengan judul “Perbedaan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani Siswa Kelas VII Bilingual Dengan Kelas VII Reguler di SMP Negeri 1 Sleman”. Hasil Penelitian
diketahui
bahwa
adanya
perbedaan
motivasi
belajar
pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dan siswa kelas reguler. Rerata motivasi belajar pendidikan jasmani siswa yang berada dikelas bilingual adalah 84,70 sedangkan rerata motivasi belajar pendidikan jasmani siswa yang berada dikelas reguler adalah 94,26, ternyata besarnya rerata motivasi belajar pendidikan jasmani siswa kelas bilingual dengan kelas reguler lebih baik siswa dari kelas reguler.
34
C. Kerangka Berpikir Hasil belajar merupakan istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan walaupun istilah ini masih umum dan luas penggunaannya. Istilah hasil belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang hasil optimal suatu aktifitas belajar sehingga arti hasil belajar berkaitan erat dengan pengertian belajar. Pendidikan jasmani adalah sebuah proses atau kegiatan pendidikan jasmani yang melibatkan aktifitas kekuatan otot yang agak baik. Senam lantai guling belakang umumnya dilakukan dengan gerakan-gerakan atau bentuk latihannya yang dilakukan secara cepat, meledak dan banyak memanfaatkan kelentukan serta keseimbangan yang dilakukan di atas lantai beralaskan matras atau permadani. Hasil belajar pendidikan jasmani khususnya pada senam lantai guling belakang lebih menekankan pada hasil belajar yang berkaitan dengan ranah psikomotor, yaitu hasil belajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik. Program akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Prinsip akselerasi dalam cangkupan kurikulum atau program berarti meningkatkan kecepatan waktu dalam menguasai materi yang dimiliki seseorang, yang dilakukan dalam kelas khusus, kelompok khusus atau sekolah khusus, dalam waktu tertentu. Kelas reguler merupakan kelas yang siswanya memiliki kemampuan tidak terlalu menonjol atau kemampuan yang dimiliki rata-rata, jadi siswa
35
kelas reguler hanya diperuntukkan bagi siswa yang bersekolah di kelas biasa dan tidak ada jam-jam tambahan dalam kurikulum yang diberikan, statusnya tidak diistimewakan Karakter siswa kelas akselerasi yang cenderung pendiam dan malas untuk beraktifitas serta fokus konsentrasi mereka yang tertujuh kepada mata pelajaran yang diwajibkan atau diutamakan dari pihak sekolah membuat minat belajar siswa akselerasi tesebut terhadap pelajaran pendidikan jasmani yang ditunjukkan siswa kelas reguler yang cenderung aktif serta rasa antusias yang tinggi terhadap pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Berdasrkan hasil observasi dan wawancara dengan guru pendidikan jasmani di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta hasil belajar yang tinggi siswa kelas akselerasi lebih ditujukkan terhadap mata pelajaran yang diwajibkan dan diutamakan di kelas akselerasi seperti mata pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa sehingga minat belajar mereka terhadap pendidikan jasmani sangat rendah dibandingkan siswa kelas reguler yang lebih terminat dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani disekolah. Dalam pokok materi senam khususnya senam lantai guling belakang siswa kelas akselerasi masih kurang percaya diri untuk mencoba gerakan. Dengan pendapat di atas, diduga ada perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani antara siswa kelas VIII akselerasi dan kelas reguler khususnya pada pokok materi senam lantai “guling belakang”.
36
D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori. Penelitian yang relevan dan kerangka berfikir maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler Ha : terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler
37
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian komparatif, yaitu penelitian kelompok yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan variabel tertentu pada kelompok yang berbeda-beda (Sumadi Suryabrata, 1983: 23). Adapun variabel yang ini diteliti adalah perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani pada pokok bahasan senam lantai guling belakang siswa kelas VIII antara kelas akselerasi dan reguler di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah survey dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang diambil adalah hasil belajar psikomotor. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada tahun 2012/2013. Adapun waktu yang digunakan untuk pengambilan data penelitian ini adalah pada bulan Februari 2013. C. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, kelas akselerasi dan reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada tahun pelajaran 2012/2013, dengan jumlah populasi sebanyak 133 siswa. Klasifikasinya perkelas ada 1 kelas akselerasi dan 3 kelas reguler. Populasi penelitian yang diambil adalah kelas VIII
38
didasarkan pada karakteristik siswa yang sama dan telah menjalani aktivitas atau pola hidup yang sama di sekolah selama satu tahun setelah mereka masuk ke jenjang SMP. Populasi siswa kelas VIII akselerasi adalah 20 siswa dengan jumlah siswa perempuan 10 dan laki-laki 10. Untuk populasi untuk kelas VIII reguler adalah 113 siswa dengan jumlah per kelas sekitar 38 siswa. Dalam pengambilan data untuk diambil sampel penelitian pada kelas akselerasi adalah menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel Sugiyono (2007: 85) keseluruhan populasi kelas VIII untuk kelas akselerasi diambil menjadi sampel penelitian karena jumlah siswa kurang dari 100 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampel kelas reguler digunakan teknik proporsional random sampling. Menurut Sumadi Suryabrata (2009: 36) proporsional random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara rambang atau acak dengan mengambil sampel yang sebanding dengan besarnya kelompok dari kelompok-kelompok lain yang tersedia. Proporsional random sampling juga dapat diartikan suatu metode pengambilan sampel dengan mencari proporsi sampel dari jumlah populasi dan kemudian dilakukan pengambilan secara acak. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 134), apabila subyek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dalam penelitian ini hanya diambi 20 siswa dari
39
keseluruhan kelas reguler. Adapun cara untuk menentukan besarnya presentasi pengambilan sampel kelas reguler dapat menggunakan rumus menurut Suhasimi Arikunto (2010: 54), sebagai berikut:
presentase(%)
jumlahskor x100% skormaksimal
maka diperoleh besarnya presentase sampel yang diambil dari kelas regular adalah sebagai berikut ini:
20 x100% 17,69% 18% 113
Tabel 1.
Hasil Pengambilan Sampel Kelas Reguler
No Sampel Terpilih Perempuan
No Sampel Terpilih Laki-laki
15, 19, 25, 34, 41, 42, 52, 79, 88, 110
4, 9, 36, 55, 58, 66, 74, 93, 105, 109
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 161),
yang dimaksud dengan
variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar senam lantai guling belakang. Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam penguasaan materi dan keterampilan berfikir yang meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif yang dinyatakan dalam proses belajar-mengajar melalui pengukuran atau penilaian. Hasil belajar senam lantai guling belakang yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah psikomotor. Adapun penilian hasil belajar ini
40
meliputi geraka awal, gerakan pelaksanaan dan gerakan akhir dalam melakukan senam lantai guling belakang. E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen
adalah
alat
pada
waktu
penelitian
yang
menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto, 2010: 192). Teknik pengumpulan data adalah
cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan berbentuk daftar periksa atau check list atau skala penilaian (rating scale). Penilaian yang diambil adalah hasil belajar psikomotor. Adapun kisi-kisi instrumen yang akan digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Kisi –Kisi Instrumen No
Aspek yang diukur
1
Gerakan Awal
2
Gerakan Pelaksanaan
3
Gerakan akhir
Indikator a. Posisi lutut dan kaki waktu jongkok rapat b. Posisi lengan ditekuk membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga c. Posisi dagu menempel di dada a. Gerakan pinggul sangat kuat sehingga posisi mengguling menjadi bulat b. Posisi kedua lutut deket dengan badan c. Posisi dagu menempel di dada d. Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat Kembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil
41
Jumlah butir
3
4
1
2. Analisis Uji Coba Instrumen a. Uji Validitas Instrumen yang digunakan dalam penelitian dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu validitas sebuah instrumen juga dapat diketahui
apabila
instrumen
tersebut
benar-benar
dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui ketepatan data tersebut diperlukan teknik uji validitas. Instrumen dalam penelitian ini divalidasi secara logis dan teoritis oleh para ahli (judgment expert) yaitu dosen pembimbing dari program studi pendidikan jasmani. Hasil validasi tersebut adalah instrumen yang siap digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. b. Uji Reliabilitas Instrumen tes yang telah diuji judgment expert kemudian dilakukan uji validasi dan reabilitas siswa. Indikator yang diuji validitas dan reliabilitasnya sebanyak 8 dengan 38 jumlah validator siswa dari kelas IX E. Analisis indikator penilaian yang digunakan adalah program SPSS. Kriteria koefisien reliabilitas ditentukan
dengan
nilai
alpha
cronbach,
maka
kemantapan alpha dapat dinyatakan sebagai berikut:
42
ukuran
Tabel 3. Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha. Alpha
Tingkat Reliabilitas
0,00 sd. 0,20
Kurang reliabel
>0,20 s.d.0,40
Agak Reliabel
>0,40 s.d. 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s.d. 0,80
Reliabel
>0,80 s.d. 1,00
Sangat Reliabel
Sumber: Triton (2006: 248) c. Teknik Pengumpulan Data Proses
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
cara
mengukur kemampuan hasil belajar psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang dengan menggunakan lembar observasi penilaian psikomotor antara siswa kelas VIII akselerasi dan reguler. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menentukan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat. 1.
Uji Persyaratan Analisis Pengujian prasyarat dilakukan sebagai syarat data yang diperoleh dapat ditindaklanjuti untuk diuji hipotesisnya. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. a. Uji Normalitas Tes parametrik akan lebih valid apabila datanya memiliki distribusi normal. Distribusi normal merupakan suatu distribusi atau peresebaran yang simetris sempurna dari skor rata-rata. Uji
43
normalitas data dilakukan dengan uji satu sampel KolmogorovSmirnov (One Sample Kolmogorov-Smirnov). Pedoman dalam pengambilan keputusan dalam uji ini adalah jika nilai sig > 0,05 berarti data berasal dari populasi-populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Jika skor-skor paling mudah untuk dikomparasikan secara parametris apabila varian atau sebarannya pada kedua kelompok adalah sama. Pengujian homogenitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Kriteria ketentuan yang diambil jika nilai sig > 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang homogen. 2.
Pengujian Hipotesis Setelah persyaratan analisis terpenuhi (uji normalitas dan uji homogenitas) langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Uji yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu uji t. Uji t digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang berarti dari dua hasil pengukuran suatu variabel atau dua variable yang diteliti. Pengujian hipotesis menggunakan uji t. Sampel independent (Independent-Sample-t-Test),
selanjutnya
untuk
mengetahui
efektivitasnya dilakukan dengan cara membandingkan rata-ratanya.
44
Hipotesis yang akan diuji adalah: H0 : tidak
terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar
psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler Ha :
terdapat perbedaan yang signifikan hasill belajar psikomotor pendidikan jasmani senam lantai guling belakang antara siswa kelas akselerasi dan kelas reguler
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Untuk mendeskripsikan dan menguji perbedaan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan kelas akselerasi dalam penelitian ini, maka sebelumnya akan disajikan diskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Deskripsi data penelitian yang diperoleh masing-masing variabel secara rinci di uraian sebagai berikut: 1. Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler yang terdiri dari 20 siswa diperoleh nilai maksimal = 24, nilai minimal =17, rata-rata (mean) = 20,35, median = 20, modus sebesar = 20; standar deviasi = 2,153. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan menentukan interval kelas adalah : a. Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas interval menggunakan rumus sebagai berikut: K 1 3,3 log n 1 3,3 log 20 5,29 5
46
b. Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara menentukan interval kelas menggunakan rumus sebagai berikut:
i
renge 24 17 = 1,4 dibulatkan ke atas = 2, jumlahkelas 5
jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 2, sehingga deskripsi hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini: Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler
Interval Kelas 24 - 25 22 - 23 20 - 21 18 - 19 16 - 17 Total
Frekuensi 3 4 7 4 2 20
Persen 15,00% 20,00% 35,00% 20,00% 10,00% 100.00%
(Sugiyono, 2010: 39) Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat skor 24-25 sebanyak 3 siswa atau 15%, pada interval skor antara 22-23 sebanyak 4 siswa atau 20%, pada interval skor 20-21 sebanyak 7 siswa atau 35%, dan untuk interval skor antara 18-19 sebanyak 4 siswa atau sebesar 20%, serta untuk interval skor 16-17 sebanyak 2 siswa atau 10%. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
47
35.00%
Frekuensi (%)
40.00% 30.00% 20.00%
20.00%
20.00%
10.00%
15.00%
10.00% 0.00% 16-17
18-19
20-21
22-23
24-25 25
Interval Kelas
Gambar 4. Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler 2. Deskripsi Statistik Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi Hasil analisis statistik desk deskriptif untuk variabel hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi yang terdiri dari 20 siswa diperoleh nilai maksimal = 22,, nilai minimal = 11, rata-rata rata (mean) = 17,55, median = 17,25, modus sebesar = 20 20; standar deviasi =2,911.. Adapun rumus menghitung jumlah kelas interval dan menentukan interval kelas adalah : c. Menurut Sturges (Sugiyono, 2010: 36) cara menghitung jumlah kelas interval menggunakan rumus sebagai berikut: K 1 3,3 log n 1 3,3 log 20 5,29 5
d. Menurut Sugiyono, 2010: 36 cara menentukan menentukan interval kelas menggunakan rumus sebagai berikut: beri i
renge 22 11 = 2,2 dibulatkan keatas = 3 jumlahkelas 5
48
jadi jumlah kelas interval adalah 5 dan interval kelasnya adalah 3, sehingga hasil penelitian hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi dapat dilihat pada Tabel 5 di bawah ini: Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi Interval Kelas 22 - 24 19 - 21 16 - 18 13 - 15 10 - 12
Frekuensi 2 6 8 3 1 20
Total
Persen 10,00% 30,00% 40,00% 15,00% 5,00% 100.00%
(Sugiyono, 2010: 39) Dari tabel tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa yang mendapat skor 22-24 24 sebanyak 2 siswa atau 10%, pada interval skor antara 19-21 19 sebanyak 6 siswa atau 30%, pada interval skor 16-18 16 18 sebanyak 8 siswa atau 40%, dan untuk interval skor antara 13-15 15 sebanyak 3 siswa atau sebesar 15%, serta untuk interval skor 10-12 10 12 sebanyak 1 siswa atau 5%. Apabila ditampilkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Frekuensi (%)
40.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
30.00% 15.00%
10.00%
5.00% 10-12
13-15
16-18 Interval Kelas
49
19-21
22-24 24
Gambar 5.
Grafik Frekuensi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Akselerasi
B. Analisis Data Sebelum dilakukan analisis statistik, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Penggunaan uji normalitas untuk mengetahui normal dan tidaknya distribusi data yang diperoleh, sedangkan penggunaan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang bersifat homogen. Hasil uji prasyarat analisis disajikan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas diujikan pada masing-masing data penelitian yaitu hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler, dan kelas akselerasi. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov-Z. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal dan tidaknya suatu sebaran adalah taraf signifikansi yang digunakan 5% sehingga bila nilai sig (). lebih besar dari 0,05 maka distribusi datanya dianggap normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini: Tabel 6.
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang
Variabel Kelas Reguler Kelas Akselerasi
KSZ 0,736 0,447
50
Sig. 0,651 0,988
Keterangan Normal Normal
Dari hasil diatas diperoleh nilai sig. masing-masing variabel lebih besar dari 0,05, sehingga disimpulkan semua data dinyatakan normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas menggunakan uji F dalam penelitian ini akan menguji (Ho) bahwa varians dari variabel-variabel tersebut sama. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan membandingkan harga Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5 % dan dk yang dipakai atau membandingkan nilai p dengan 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila Sig > 0,5 berarti varian sampel tersebut homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Ketiga Variabel F hitung 11,965
df1 1
Df2 38
F tabel 4,17
Sig 0,220
keterangan Homogen
Dari perhitungan diatas diperoleh harga Sig. sebesar 0,220, harga pada taraf signifikansi 5 % nilai Sig. 0,956 > 0,05. Karena nilai Sig. 0,220 > 0,05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hipotesis yang menyatakan varians dari ketiga variabel yang ada sama diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians populasi homogen. 3. Uji Hipotesis Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas menunjukakn bahwa sebarannya normal dan variansnya homogen, sehingga data dianalisis lebih lanjut dengan statistik parametrik. Berikut adalah hipotesis yang akan diuji
51
Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta . Ha : Ada perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta . Untuk
menerima
membandingkan harga t
dan hitung
menolak dengan t
tabel
hipotesis
adalah
dengan
atau membandingkan nilai
p dengan 0,05 pada taraf signifikansi 5 %. Hasil analisis uji-t dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 8.
Hasil Uji Hipotesis Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Kelas Reguler dan Kelas Akselerasi
Variable N rerata Kelas Reguler 20 20,35 Kelas Akselerasi 20 17,55
t hitung
t table (0,05)(38)
P (sig.)
2,859
2,021
0,001
Dari hasil tersebut dapat diketahui t pada t
tabel
harga t
hitung=2,859
lebih besar dari
= 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena
hitung
lebih besar dari t
tabel
dan berada dalam daerah Ha atau
p <0.05 pada taraf signifikansi 5 %, maka hipotesis yang menyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta diterima. Dengan demikian Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
52
signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas regular dan kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Besarnya rerata yang diperoleh dari masing-masing variabel adalah sebesar 20,35 untuk hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan 17,55 untuk hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi. Sedangkan perbedaan rata-rata keduanya sebesar 2,8 dengan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler lebih banyak. C. Pembahasan Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar psikomotorik pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan Kelas Akselerasi siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Dalam pengujian hipotesis pada penelitian yang dilkakukan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta untuk hasil belajar psikomotorik senam lantai guling belakang kelas reguler dan kelas akselerasi diperoleh t
hitung
> t
tabel
dan p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 % dan menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas reguler dan hasil belajar pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kelas akselerasi pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar gerak perbedaan hasil belajar pendidkan jasmani senam lantai guling belakang yaitu:
53
1.
Keterampilan a. Gerakan awal, siswa kelas akselerasi masih banyak yang posisi lutut dan kaki saat jongkok membuka, telapak tangan berada di atas telinga selain itu posisi dagu juga tidak menempel dada. Sedangkan untuk siswa kelas reguler rata-rata melakukan gerakan awalan dengan benar b. Gerakan pelaksanaan, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler ratarata gerakan pinggul kurang kuat mendorong ke atas, posisi lutut juga agak jauh dari badan, posisi kepala tidak menempel dada. Namun siswa dari kelas akselerasi ada beberapa yang gerakan pinggulnya tidak mendorong sehingga gerakan saat mengguling menjadi miring ke samping c. Gerakan akhir, siswa kelas akselerasi dan kelas reguler rata-rata saat posisi mendarat kedua kaki kurang stabil, tetapi untuk kelas akselerasi masih banyak yang posisi mendaranya menggunakan lutut 2. Bimbingan guru dan kondisi pembelajaran Dalam memberikan bimbingan guru tidak memberikan perbedakan antara kelas akselerasi dan keas reguler. Namun karena kelas akserasi adalah program percepatan maka guru lebih memadatkan dalam membe rikan materi untuk kelas akserasi dibandingkan dengan kelas reguler. Ujian semester dilakukan tiap 4 bulan sekali untuk kelas akserasi sedangkan kelas reguler dilakukan 6 bulan sekali.
54
3. Motivasi Siswa kelas akserasi rata-rata tergolong pendiam sehingga saat kondisi pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani senam lantai guling belakang kurang berminat dan termotivasi. 4. Keadaan latihan Siswa kelas akserasi lebih takut untuk mencoba melakukan gerakan senam lantai guling belakang dibandingkan dengan siswa kelas reguler sehingga kedaan latihan siswa kelas akselerasi lebih rendah disbanding kelas reguler. Untuk faktor-faktor yang lain seperti pengalaman masa lalu, faktor keturunan dan faktor lingkungan tidak dapat dijelaskan oleh peneliti karena keterbatasan peneliti dalam melakukan pengamatan. Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar senam lantai guling belakang yang dimiliki oleh siswa kelas regular lebih baik dibanding dengan kelas akselerasi, karena kelas regular lebih aktif dalam bergerak dan lebih senang untuk mengikuti pelajaran penjas dibadingkan kelas akselerasi. Kelas akselerasi lebih cenderung terpacu pada pelajaran dibidang akademik saja. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi guru terutama guru penjas agar anak-anak yang berada dalam kelas akselerasi juga memiliki hasil belajar.
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis menggunakan program SPSS versi 19.0 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang pada siswa kelas VIII kelas reguler dan kelas akselerasi di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,8 dimana kelas regular lebih baik dibanding kelas akselerasi. Dengan hasil perhitungan data hasil belajar siswa diperoleh nilai t hitung =2,859 lebih besar dari pada t tabel = 2,021 dan nilai p < 0.05 pada taraf signifikansi 5 %. Karena harga t dari t
tabel
dan berada dalam daerah
hitung
lebih besar
Ha atau p < 0.05 pada taraf
signifikansi 5 %, maka Ho ditolak dan Ha diterima. B. Keterbatasan Penelitian Meskipun dalam penelitian ini telah diusahakan dengan sebaikbaiknya, namun tidak lepas dari keterbatasan dan kelemahan yang ada, diantaranya : 1. Siswa kurang kondusif dalam mengikuti pembelajaran. 2. Keterbatasan pengamatan observer dalam memberikan penilaian gerakan siswa yang melakukan guling belakang karena gerakannya cepat.
56
3. Keterbatasan peneliti hanya membandingkan hasil belajar psikomotor senam lantai guling belakang. Peneliti tidak mencari tingkat hasil belajar dari ranah kognitif dan afektif. 4. Keterbatasan peneliti dalam menentukan teknik pengambilan sampel lemah sehingga peneliti kurang fokus dalam pengambilan data. C. Saran a. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta hendaknya lebih tegas dalam menyikapi siswa yang bercanda saat melakukan pembelajaran senam lantai guling belakang. b. Kepada Guru Pendidikan Jasmani SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta hendanya lebih memotivasi siswa, meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk berani melakukan guling belakang.
57
DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Ateng. 1989. Pengantar Asas-Asas dan Landasarn Pendidikan Jasmani Olahraga dan Rekreasi. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Agus Mahendra. 1999. Senam. Jakarta: Depdikbud. Arma Abdoellah. 1988. Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Conny Semiawan. 1995. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Depdiknas. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Disdakmen 2002. Desmita, M.Si. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Farida Mulyaningsih dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas IV SD / MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. Imam Hidayat. 1981. Senam dan Metodik. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan. Jhon & Traetta Mary. 1985. Dasar-Dasar Senam. Bandung: Penerbit Angkasa Kadarsih. 2010. Perbedaan Prestasi Akademik Kelas VIII Cerdas dan Kelas VIII Olahraga di SMP N 2 Imogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Yogyakarta: FIK UNY. Diakses 5 Desember 2012 K. Mahmudi Sholeh. 1991. Olahraga Pilihan Senam. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jendral Pendidikan Tinggi Protek Pembinaan Tenaga Kependidikan Loken, Newton C & Willoughboy. Rober J. 1986. Petunjuk Langkah Gimnastik. Semarang: Effar Offset Semarang.
58
Maryono. 2010. Menakar Kebijakan RSBI Analisis Kritik Studi Implementasi. Yogyakarta: Magnum Pustaka. M. Ichsan. 1988. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan. Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Nana Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Bandung Nasution M. A. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Prestasi Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara. RA. Dewi Sekar Melati. 2007. Hubungan Tingkat Kesegaran Jasmani Dan Minat Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas Unggulan Dan Kelas Biasa SD Negeri Tempelan 2 Kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun 2006-2007. Semarang: Skripsi. Diakses 9 Oktober 2012. Reni Akbar dan Hawadi. 2004. Akselerasi; A_Z Informasi Program Percepatan Belajar dan Anak Berbakat Intelektual. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Sayuti Sahara. 2002. Senam Dasar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Setiawa Adi Nugroho. 2011. Perbedaan Tinkat Kesegaran Jasmani Siswa kelas VIII Bilingual dengan Reguler di SMP N 3 Godean Tahun Pelajaran 2010/2011. Yogyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 8 Oktober 2012. Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
59
Sundoyo.2010. Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Kepatihan Di Daerah Perkotaan Dengan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Benowo Di Daerah Benowo Di Daerah Pegunungan Di Kabupaten Purworejo. Yogyakarta: Skripsi, FIK UNY. Diakses 13 Desember 2012 Syaifuddin Azwar. 1987. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. W.S. Winkel S.J. 1991. Psikologi pengajaran. Yogyakarta: Media Abadil. W.S. Winkel S.J. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Yusuf Adisasmita. 1989. Prinsip-Prinsip Pendidikan Jasmani: Hakekat, Filsafat dan Peranan Pendidikan Jasmani dalam Masyarakat. Jakarta: Departemen dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan.
60
Lampiran 1: Surat Pembimbing Proposal TAS KEMENTERIAN PENDIDIDKAN DAN KEBUDAYAAN TINIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA Alamat : Jl. Colombo No. l, yogyakarta Telp. SrcAg2 Nomor Lamp.
:
:
Hal :
288/PORD(I120L2 I bendel Pembimbing proposal TAS
I November 2012
Kepada: Yth. Drs. F- Suharjana, M.pd. Fakultas Ilrnu Keolahragaan Universitas Negeri yogyakarta Diberitahukan dengan hormat, bahwa dalam rangka membantu mahasiswa rnenyusun TAS untuk persyaratan ujian TAS, climohon kesediaan BapaMbudalam untuk menjadi pembimbing penulisan TAS saudara :
Nama NIM Judul
; :
Skripsi 2
.Tonyprihatmoko 09601244004 Perbetlaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani "Senam Lantai Guling Belakang" Sisrva Kelas VIII Antara Kelas Akselerasi dan Regurer tli SMP Muhammadiyah 2 y ogyakarta .
Bersama ini pula kami lampirkan proposal penulisan TAS yang telah dibuat oleh mahasiswa yang
bersangkutan' topil/judul tidaklah mutlak. Sekiranya kurang sesuai, mohon kiranya iari masalah yang diajukan.
diadakan pembenahan sehingga tidak mengurangi makna
Atas perhatian dan kesecriaan Bapak/rbu disampaikan rerima kasih.
POR,
NIP. t9620422199001
I
001
File. : Pemb. TAShnyelctc/ I 2
ffi@ 61
Lampiran 2:Lembar Pengesahan TAS
LEMBAR PENGESAIHN
Prosal penelitian tentang
.?ERBEDAAN
:
PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI SENAM LANTAI GIJLING
BELAKA}IG SISWA KELAS VIII ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS REGULER SMP MTJIIAMMADTYAH 2 YOGYAKARTA.'
Nama NtrtzI
: : Program Studi :
TONY PRIIIA'TMOKO O9601244A04
pJKR
Telah diperiksa dan dikatakan layakuntuk ditetiti :
Yogyakarta, 23 J anuai 2013 Dosen Pembimbing
NIP. 19620422199001
|
Dm. F. Suharjana M.Pd NrP.19580706 1984A3 t
oor
Kasubag Pendidikan FIK Uhl-Y
Sutiyun, S.Si NrP. 19760s22 t99903 2 00t
62
OO2
Lampiran 3: Surat Permohonan Ijin Obsevasi
KEMENTRIAN PEIYDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN I]NTVERSITAS IVEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU KEOLAIIRAGAANT Alamat: JI. KolomboNo. I Yogyakart4 Telp, (0274) 513092psw255 Website : http://fik.uny.ac.id (email :
[email protected])
Nomor
:
Lam:Hal :
2293/llN.34.l6nP/2013
Yogyakarta" 17 Desernber 2Al2
Permohonan Ijin Observasi
Kepada
Yth
Kepala SMP Muhammadiyah2 Yogyakarta
di Yogyakarta Dengan hormat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi dengan judul "Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas
VIII
antara Kelas RSBI dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta" kami mohon
Bapakllbu berkenan memberikan ijin obsevasi mahasiawa FIK Universitas Negeri Yogyakarta : Nama Mahasiswa
NomorMatrasiswa Program Studi
: : :
Pelaksanaan Observasi
Tony Prihatmoko 096A1244004
PJKR
:
: Tempat/Sekolah : Wakhl
14 Januari 2013 SMPMuhammadiyah2 Yogyakarta
Demikian atas bantuan dun
lji" yang diberikan, karri mengucapkan
Dosen Pembimbing,
Drs. F. Suharjana" M.Pd.
NrP. 19580706 198403 I
63
banyak terima kasih.
Lampiran 4: Hasil Observasi dan Wawancara dengan Guru
Penjas
-
HASIL OBSERVASI DAI\T WAWAI\ICARA DENGAN GT]RU MATA PELAJARAN PEIYDIDIKAI\I JASMAM Sekolah
SMP Muharnmadyah 2 Yogyakarta
Nama Guru
Dra.Ismiyati
Alamat
Jl. Kapas
Tanggal
l5 Januari 2013
IINo. 7A, Kec. Umbulharjo, Yogyakarta.
Daftar Pertanyaan Wawancara
l.
Bagaimana pembelajaran perfas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannya dengan kelas reguler? 2. Bagaimana minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selama mengikuti pembelajaran penjas?
3. Bagaimana minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikuti ekshakulikuler? 4. Siswa yang lebih sering mengikuti perlombaan khususnya dibidang olahraga antara kelF akselerasi dengan reguler, lebih dominan yang mana? 5' Bagaimana jumlah KKM untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama atau berbeda?
6. Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjas pada materi senam lantai guling belakang?
7.
Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melalrukan guling belakang?
Jawaban Wawancara Dengan Guru Mata pelajaran
l.
Bagaimana pembelajaran penjas untuk kelas akselerasi? Adakah perbedaannya dengan kelas reguler? Jawaban: Pelaiaran penias diberikan I kali seminngu dilakukan selama 2 jam pelajaran untuk masing-mosing kelas tersebut. Materi penjas yang diberikan kepada keduanya sama namun untuk kelas akselerast lebih diperpadat karena kelas akselerssi merupakon kelas percepatan yang hanya menempuh pendidilmn selama 2 tahun.
2.
Bagaimana minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi dan reguler selama mengikuti pembelajaran penjas? .Iawaban:
Minat dan motivasi siswa dari kelas akselerasi memang lebih rendah dibanding kelas regulqr karena lebih fofus kcpada hal-hal akodemis saja. Namun mereka sadar balwa penias membuat tubuh mereka bergerak dan penting untuk menduhtng mere ka dalam beraHivitos.
3. Bagaimana
minat siswa kelas akselerasi dan reguler dalam mengikuti
ekstzkulikuler? Jawaban: Berbeda dengan kelas akselerasi siswa di kelas reguler banyakyang menyalurkan bakat olahraga dengan mengihtti ekstralatlihtler olahraga sedangkan siswa ketas alrselerasi lebih suka mengilwti ekstrafulihtler dibidang akademik seperti KIR, PMR" English Club dan lain-lain. 4. Siswa
yang lebih sering mengikuti perlombaan khususnya dibidang olahraga
antarakelas akselerasi dengan reguler, lebih dominan yang mana? Jawaban:
Siswa dari kelas regular juga lebih banyak yang mengilaii perlombaanperlombaan dibidang olahraga knrena siswa kelas regular lebih mempunyai banyakwahu berlatih. 5.
Bagaimana
nilai KJ<M untuk kelas akselerasi dan kelas reguler? Sama
atau
berbeda? Jawaban':.
Untuk nilai KKM antara kelas akserasi dan kelas regular itu berbeda. Nilai KKM untuk kelas alxelerasi 76 sedangkan untuk kelas regular 7I
Untuk siswa sendiri apakah sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjas pada materi senam lantai guling belakang? Jawab:
Pembelajaran penias pada materi senam lantoi guling belakang latrang begitu diminati oleh siswo. Materi yang lebih diminati oleh siswa adalah materi permainan seperti sepak bola, futsal dan basket.
7.
Kesulitan-kesulitan apa yang sering dirasakan siswa dalam melakukan guling belakang? Jawab:
Kesuliatan-kesulitan yang sering dialarni oleh siswa dalam melakukan guling belakang adalah swalan dan tumpuhan tangan kttrang kuat sehingga mengakibatlran gerakan berguling tidak sempurna. Selatn itu rasa percrya diri siswa juga sangat kurang dikarenakan ketalutan sebelum mencoba. Yogyakarta" l3 Februari 2013
ru
yati 19600209 198703 2 003
NrM.09601244A04 65
LAMPIRAN 5: Daftar Nama Kelas VIII Akaselerasi dan Reguler
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nama ARR AA AWP AND ARM ADBC DS DAY DRP ETP EFH FAR FAFNJ FHO FEA FNF GAW HIP LRA MGW MM MW MYN MAPU MD MBR MIW MRAP MRP MRN NA RF RFH RN RANE RAP SA SR
66
Jenis Kelamin P L L L L P P P L L L L L L P L L L P L L P P P P L L L L L P P L P P L L P
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nama ASS AN ARK AH ASH CR EPP FAG FAW GAM GKW HH KDP LAS LNP MBRB MRZ ML MHA MBA MDS MFRI MFSA MRA MS NDN NH NRSW RADH SLM SMM SC SR VDH VTH WIF YNF YBS ZRP
67
Jenis Kelamin L L P P L P L L L P L P P P P L L P L L L L L L L P P L P P P L L L P L L L L
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII E SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama ABYU ABS AMM AFBM AL AF ADS AVWM APS BPA DSK EDA FAK FP GMCH IRS JWP JDPP KA KNMNS MWIP MHA MRS MHCM NK NIS PK RBS RDN RFRM RYP RA RNLA SAZS VSS YJS
68
Jenis Kelamin L P L P P P P P L L P P L P L L L L L L L L L P P P P L L L L L P P L L
DAFTAR NAMA SISWA KELAS AKSELERASI SMP MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama AR AS AR ARR ADL ARFB CSPP DPW DIZ EE ERP FBM FMKQ HW MNZR NAP NRA PAC REH VI
69
Jenis Kelamin P L L L P L P P L P L L P P L P P P L L
Lampiran 6: Surat Permohonan dan Pernyataan Validasi Dosen Ahli
STIRAT PARMOHONAN
Dengan hormat, disampaikan bahwa untuk keperluan Tugas kepada Ibu Farida MulyaningsitL M.Kes. pada
Akliir Skripsi kami
mohon
bersdia untuk memberikan penilaian dan masukan
Lembar Penilaian Presrasi Belajar Psikomotor *Senam Lantai Guling Belakang'
yang disusun oleh :
:
Tony Prihatmoko
NIM
:
096012440A4
hograrn Studi
:
"
PJKR
Demikian, atas bantuan yang diberikan kami mengucapkan banyak terima kasih
Yogyakarta I 6 Januari 201 3
"2",,
Dosen Pembimbing
f-Y
Drs. F. Suharjan4 M-Pd.
rony nih#roko
NrP.19580706 198403 I 002
NIM 0960124/;004
70
PERIYYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah
Nama
:
Pekerjaan : :
ini:
Farida Mulyaningsih, M.Kes. Dosen
FIKUNY
Menyatalcan bahwah saya telah memberikan penilaian dan masukan pada LembarPenilaian
hestasi Belajar Psikomotor oSenarn Lantai Guling Belakang-yang disusun oleh : Nama
-':
NIM
A960|?44AA4
I
Program
Sturdi ,
PJKR
I&rapan sayq masukan yang saya berikan dapat digunakan mhrk menyempuraakan laporan Tugas
Akhir rnahasiswa yang ber,sangkutan.
Yogyakat4 2l Januari 2013
Farida Mulyanine$h M.Kes.
NIP. l96307rit l9E8t2 2 001
7l
ST}RAT PERMOHONAN
Dengan horrnat, disampaikan bahrva untuk keperluan Tugas Akhir Skripsi kami mohon kepada lbu Sri Winarni, M-Pd. bersedia untuk memberikan penilaian dan masukan pada
Lembar Penilaian Prcstasi Belajar Psikomotor "Senam Lantai Guling Belakang" yang disusun oleh
:
Nama
Tony Prihatmoko
NIM
0960t24400,4
Program Studi
.:
PJKR
Demikian, atas banttun yang diberikan kami mengucapkan banyak lerirna kasih
Yogyakarra, l6 Januari 2013
Dosen Pembimbing
Drs. F. Suharjan4 M.Pd.
Tony Prihatmoko
NIP.19580706 198403 I 002
NIM 09601244W4
72
PERI\TYATAAN
Saya yang b€rtanda tangan di barvah ini:
Nama
:
Dr. Sri Winarni,M.Pd.
Pekerjaan :
Dosen
Instasi
EIKLJNY
:
Menyatakan bahwatr saya telah memberikan penilaian dan rnasukan pada Lembar Penilaian Prestasi BelajarPsikomotor 'Senam Lailtai Guling Belakang"yang disusun oleh :
Nama NIM hogram
,.-: TonyPrihafinoko ' .', .09601244A04
Studi :
FJKR
Ilaapan seya rlrasukan )@g saya beriken dapat digunakan untuk n€nyempurnakan laporan Tuga* Akhir mahasiswa yang bersangkutan.
Yogyakarta, 23 Januari 2013
Validator
Dr. Sri Winarni, M.Pd.
NIP. 19700205 199403 2 001
v3
qo Mo CAd
cf|
O
d4
c\ L C\'
GI
l<
Fg o.l cl .E d (l
J4
Ed
=O 5ca
ho
€3
s
9
al
k -4
o
'a
c.l c.r
.lH cA€ =co b9o\ g!i E! lif
Z,
\O
.Fg HrV
--
c{} k d
-td
<e{l c) FA 60
-tr J
o
sf
t\
.H 9 G!
J
z V pq
FI
z d rJD
z
d
c{,
-
U, --
kA -;5 o E.E q= th At<
e./.
:i : .J-
'6 '5 _v
cd'
:.1 :
i-
:: : ": .\t'. :{: .
-t-f
: -T:
::
(t,
t,
g;
=
q)
=boc E* -t?q€E8E
e.:
:a:
Gi
*td
5:
:,ss '. r'-
x
FE:
I -l :\:
::
.1
a-4) L..6 '5 .9.
-:
e ;)
z fEl z
F d)
:: : ,: :\:
Z
Y= &.Eo,H a ';€4 H; EE
J=c.:t'>,
p
F e.c-4L)/.
t €s
E h X JF X€ Ae-1 -(U19.*
{n
U
Fr'--:,
iK-lJA
.i
..i
efl
O
c\t L c'{
=
cl
lal.
c.9
C\d
^€ ct= Ed id ^>
-
u
4
-v.
I
cd
>' ho o
A
-
u
:o o
E".r Jco .2, o
-\f, 'Fe Crrr FR 'o 'tro H
.'z)r-o\ 'H
n
A
z
h
a eo F
JGI a)
pa o0 d
J /h \J
i.|
F*
p60
g d J F F
c)
U) :d
h6J
9ls O
rr)
d
Fcs -51
6 n L 63 !vu ;=l< ;PC H-d
ut
6
a)
33
U')
'a
:.
4i:-€=roa ET ? q'oEJZs
F .3*= AE:l .=' 9<
* Z3:zEJ
co =.
:-\rr
.i=-l-r1:i'=u Jo A^')\) b
iixsd a7J-.lF
!
/ir
,-
-O
i -j tR,..i \-)
LAMPIRAN 7: Data Uji Coba Validasi Instrumen DATA UJI COBA VALIDASI INSTRUMEN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Butir 1 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3
2 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 3
3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3
4 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 3 2 3 1 1 3 1 3 2 3 1 2 2
5 2 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 1 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 2 1
76
6 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 3 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2
7 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2
8 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 3 2 3 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1
Total 14 13 11 11 16 17 16 15 17 14 16 12 11 15 12 15 12 17 13 15 13 20 12 13 16 19 21 16 11 12 16 14 18 15 15 16 18 17
o
C{
9 6
(|
)
.s I
q-
;3
ca\
-54
l-.
a.)
-o
cJ
Gt
bo
6
.o
o
.h
42
C)
? l!
bo d L
.!4
t (g
\4
bt)
i{
..o
€0)
L
c$
!
C) (t
sr
t
c)
P
bo
9?
tr-
co
(l
AY
>'
s(
cl g
E (D
z3 {
s
zz t6 tr1 f-l A3 FI
36
&
t)
6l s
Fq
a
c,
4)
c)
He ?B Frh
frl Fl
6l
cl
jFA
1=l
d
.!a (/)
-Or X() 6Z Ai tt
o
o)
E
o
o tr o
a)
(()>-
g"r
,-
-9
!5 co
6S -rt
co6 .g c.{ '5
-'E 'i-ul
€.S
o
.g
C(l
(d
6l
o A
tr
c)
A
6d
tr
aL
E
&
bl) c)
cl
19
J{
F.d .Uts
F
Eg €J
*d )1 *
cli FE -d _g AJtrc) 5a 5tr
c) (n
oo
hl a,!o CI
E
€l
ral c)t ol ..r
I
ct all
u Pl
-cl .i.qoa(D a-g E ol
TF}4A
'.= rD bo it -v 5bXbn
roHRdo
.iJ J
celg
go
€ PE '.= aD -oc
x€ tr.9 q
i>
d)
e,Grxo' iDJ4 tr
(^
€.9
do
cll Ll
cnl
q#
P
zo cl a cl
56l E{
c, 1q-'o
(\l (gJd ct ti.i (l)(\l
o
-rd
'A S5. P-E S Hd€9?.-
$* E's 06),XE.r,
c4
ctl
6Rl:Ycd-dX
#r*9
69Ec) A69Eci, a.tss.!4 ts$}4
t\l
!
Ese$
'=trbod
tr:.qs 3
*
.c 9p
;EFE ;AnE '=EU0d
(t^C\lo.E€ SE
co
d€ F.g
ct
E i' Ex F*l.q FE€.9 Heg h0 I li .91
f.i
o o J4 sE s.E 6l ct €ctd ,aa €!1 A = =.rl 6-Y,dX al
-zI =c) 'A
S& _d-
J1 s€
E
3f;! F{Cr''=
Gl
.8€s g ooF
.l1
E*r e6 -at '6}4
c't
SAE€ d Hi(g
O.
Eg._
-v (rt
;3 'd :36 '6 ox -v
go
at
GI
= .-Gt
*g *H
uq
--vcrl
5 llGI
ocl
:
\
I @
g \0
(r c.l
c\ q)
\
o u, g)
o
&
s)
@
+
\
{ tA
{ oo
t\
cc'
c.l
-3€c!
c)
EI
6t
ct (D
P'(
5 f.
,cl
il
J -!l
d
€F, ((I
ooY
g
ct
cl GI
Fr
c)
o. c)
EH
!E ss A€ od V E€ M€ c.l
s.d ho -: 8. -qs €ut -\1, oq E
z
.o
g*
o
+-4
X
E
Poo CI ep* E 'dx ?i -sd bo
q) .:l eo. Gt EE €J4 bo '(J d .o Kt \t= (g=c .2d o.= € (l 6rl c)io-
.}a a
E8
o'o O-.< "c' .*o.cl() PO. Jtr
c
cl A4 Gl.=
}4
Pd
=ct
Eg'
gg $ F$ 3E
't/l(DcCC =llH
b0
3 6l
(ll
!
a at
It)
J1 (\l
J4 (t)
ot)
13
cr,
E$ 'sH 5
I
3 d 3 €E: rD
E 'Ct
boc 6t cl €A
$e:a Ss 'E cl cdd 5.E' 'eP pRr H.E € H EGI (r).o !lFV t\l= cP c S^:- J4 J r€ dx 63 O clX^ b s.d GIY -f, E tr'-v E SE .2F '69 :a s" E rDO Ff'r Qi a'E atr cl,
(D
OE
I Hsg oaE
6l
e.t
Ed!
trl
E bol5
co
r+
gB
#a !v@
E*o.
"E
c{
ca
Ex
A3=a 'XbO-6d g ho
8.4*
A=t
F = ggs fi€
(Jd
3€
E_9 Ebn
#sE {
c.) (tl O.5
Gt
E
.e"
EE€BE rn
G'
.9E
Eg \o
q)
a (D
&
.t-
GI
Jcl .13 ct 'ti bDb0 l:
ho
ctr (DKt 'os
c.E'o
at-.= ot)
€E
CtAg
sE g $g a FE?A .sEEe * E btro tSEH gP6 _g'# EE oc.=id RlJtrct 3 (l) cl= * E S: 8 PF gEEg E vEs-v
ES
ct((l -o= dJ EEal
H
_L
er{*e
(B* €cl
tr)
gE
bo I
ct (lt '6t -u, .Y
H
d= LJ
:r
$€-q's o-vEs
';€€
.N
S
6E F dEBE
o\
;
u J l{
c.)
,o (g
q,
bI) E ag
-o (l)
th t<
il
o
o F o e
(a CS
60
O* XO
(\l L
o
6z
&c)
0.
dX
d oo
f-H
a)
$
F]lq He r{z
r5 () q, t<
o
?d ae ?3 13 zz F{
o oo
on GI
o c3
tr 0)
al
.P
€Gll
6 _lL
((ll ctl
6 L
FI
FI1
ia
@
c(
o)
:g;
c)
(l)E
bt!
$F
8.8,8
S
_s
: T
tz
*7 j4
P .l-)
:* -t uill .dX
tr5E q
C)
(9
GI
ho
g",.l
tr
ct
a8-'F ffrsgd -
GI
.ri' d- cg A t. Q)
n
clJ(r' Cg o(tl O
d €v k--}l a tARlXd-d.v
k
c) ut
f; E gJ
ti
'A S -E" g',-H S r-(l)!DCl H-99?.*)
ild=P
c)
*t E'F ;EFE AA F E cst; o,x ii
1l
tst ol ol lll
o)
-w
GIJ=
€ SE o-'jf
cl Rll
6
!i. cl
5t 6l
d
ool
S
9
e9p
:5s gS Eg€ fls E:E$ EE€ S
,e a- lll
dl
'E! c) bll
cl (l)l c)l 6l
5 c €
*g
g
:lcdl
.t a 6 6
o.
^lJ
"l
.< o ct 6
-vE€ (t !f ct
x;Es" *EE& .i€s H.g tt:€ g aoF +{€ .v i; .=J U €.EE: J4 d'(,
cdl ol)l
c{
G
ES ao)
o.l
o
F]
.sa
cl (l)l
6'\
FA
-=d cl O.
o.l
6 >\
P.i ? & Fl
0 c,
'=trb0d 69go oES-:4
oo
\
\
vr
d. vr
.t
rA
l/l CA
v
:
\
t^ t(\
s(
\ \
0^
c)
o
<.\
c,
\
{t
& o
se{
\
ac{
\ \ \ \ \
({-
s(
al,
c{
V cl
(
N
\
tn
oo
c{
cl
a(
I
\
r{
.-
({t
.H€ tr gll 6t q)
F{
c)
.sa
-Ud
dE pbb '5 ccl
ooH
oE Q.<
.-E
o0
E
o.-q) q)o tr
Kl eq.
JF
€B EE
it) q)
tr
E
gPoo
(\l.= JCI J4 oo* = cl
tsbn
k
=c .x=
sl
E
*E E3 $ s* 3E cle (t
eftl
=sl
S.? .=blr
.h
d
ct
C)
3 at.a
ss 'E
bII(,
9p'r .8.
bo GI
a
E
c) l<
cC
J4
d)
J
o .o
) al cl
cl
*F "ii eid 3d
9p
bDtr
cl Gl .dg
AE .o 'itE C €t'o (!, Fx d rs^.- J jl(l)-o 'q€ € -s€ & ct=tr e€ E E SE ry€ '6 .o .9 Bb E e 5 tr-v E .2 tu= cl cl ct TE -f,9 rs .!i 'F .45 (l);iort) Tt a'E bl6 BS o() od OE ,g Bgg o3E tr{-o 8€ Or€ 86 gEg 96t V E€ M€ oi€ or€
€t €* (B"c'
o
c\t
.L (n
!tr E-d
B-E
EE
tr
a 6, cl
F{
gtrcp dx
(O
Seta
(D
d
c..l
a.l
ca
eC)
b0 -P al cl
.gs €a.{ 'a3e-Vo0 EE '# -ll F.l tl zo
a0
GI
ca
g.E
co
ct -\a So0 r:_ c Fl 3=6
3rO
$e -o$ f;tr vE 0.'d
EEsee
+
i
f,H
#B
8E
(ll
.98
8B
or'j4 \o
q \ d
\
(t.' *-!
\ \
\
l/^
o6t0 .i'r
sr
\
Cl.|
$
\
cl vr
q,
0 g o (D
$E ]N
\ \
Cf\
l* t o,\E
$8ryi
\
cO
o & ccl
b0 .o
\
el
0.
?-
\
\
s\
Jt
6
al
i* e{
.,c(
\ \
\
s(
([
\
c{
\
cl
\
c.t oo
c/
c{
ct GI
C')fr 'ad
tr
c ct
tr q) A{ ,la
fr
E &
op o..o.clO
ea.
*E €H
Jz
€ {D
o
q) q)
ZE ho cl EE Gl.- € C)v
\'
CI
d
€
'lt
Jql J € hI)
cal-
P5
ql
P O€s 'o5 gpj] €g $E ? EE!e ES EH = s=Ee Gt E! {F *a H P6 * E btro ES 8.t TtsE E ET E +a 6-!4 E! 5'rf EX
ct tA hod Kl €c id .\lH ttl
6R-
c-=E
trv'9 (ltdP
Ct
GI
H L
ocd) ed*€ clJ4(l) g d (\l= 3 g -
ss V€
cttr a !.) € .2ar Etr alt d oo OF ME Ard
a.l
cO
.il
str o(l u0
ct at 19 'jf EDo0 !:
g F s"gE tt tr Sc )U
O)
!I' Et
GI
(rt -!: EJ4 .o Gl
L
?j4 3d c=
o
EE JE
(\t
ol
c.t
!El
+3 ql6!.E
,aa
EE= Ft l{ zo
C=
cl E{
an
bI) 9
k
cl= L!
Gl .Y -v(tcl=
'aS€ S .A
r-
oo
$€-q'P (5-vg.E
FE 6 dESE
E
GI a 6t
GI
Eg alt c gEEg EEEg ao hox
L
& a
rt)
ct
14 L.A
{D tt ()?
Lampiran 8: Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Correlations Total
Pearson Correlation Sig. (2tailed)
1 * .332
2 ** .604
3 ** .443
4 ** .507
5 ** .631
6 ** .417
7 ** .440
8 ** .687
.041
.000
.005
.001
.000
.009
.006
.000
38
38
38
38
38
38
38
38
N
Interpretation
Valid
Valid
Valid
2. Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .632
N of Items
Interpretation 2
Reliable
83
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
LAMPIRAN 9: Lembar Penilaian Hasil Belajar Senam Lantai Guling Belakang
LEMBAR PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTOR “SENAM LANTAI GULING BELAKANG” Hari, Tanggal : Tempat : Kelas : Petunjuk Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan penilaian pada tempat yang tersedia dengan keterangan skor sebagai berikut : Responden Indikator Skor Tahapan No Rubrik Penilaian 4 9 15 19 25 34 36 41 42 52 55 58 66 74 Penilaian 1 Gerakan 1. Posisi lutut Posisi lutut dan kaki waktu awal dan kaki jongkok terlalu membuka 2 waktu Posisi lutut dan kaki waktu jongkok jongkok membuka 3 Posisi lutut dan kaki waktu jongkok rapat 1 2. Posisi Posisi lengan ditekuk terlalu lengan dan jauh ke belakang dan telapak telapak tangan tidak berada di tangan samping telinga 2 waktu Posisi lengan ditekuk tidak jongkok membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga 3 Posisi lengan ditekuk membuka ketiak dan telapak tangan membuka menghadap ke atas sejajar telinga 84
79
88
93
105
109
110
Tahapan
No 3.
Indikator Penilaian Posisi dagu dan kepala waktu jongkok
Skor
Rubrik Penilaian
1
Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan) Kepala menunduk tapi posisi dagu tidak menempel di dada Posisi dagu menempel di dada Gerakan pinggul tidak mendorong ke atas belakang Gerakan pinggul kurang kuat mendorong ke atas belakang sehingga posisi mengguling tidak bulat Gerakan pinggul sangat kuat sehingga posisi mengguling menjadi bulat Posisi kedua lutut jauh dari badan Posisi kedua lutut agak jauh dari badan Posisi kedua lutut deket dengan badan Kepala dan dagu tidak menunduk (pandangan ke depan)
2 3
Gerakan pelaksanaan
4.
Gerakan pinggul saat akan berguling ke matras
1 2
3
5.
6.
Posisi kedua lutut saat badan berguling di matras
1
Posisi kepala
1
2 3
Responden 4
9
15
85
19
25
34
36
41
42
52
55
58
66
74
79
88
93
105
109
110
Tahapan
No
Indikator Penilaian
Skor
Rubrik Penilaian
2
Kepala menunduk tapi posisi dagu tidak menempel di dada Posisi dagu menempel di dada Kedua telapak tangan tidak menempel di matras Kedua telapak tangan tidak menekan matras sehingga tangan kurang lurus dan kepala terangkat Kedua telapak tangan dengan kuat menekan matras sehingga tangan lurus dan kepala terangkat Mendarat bukan dengan kaki contoh dengan lutut Kembali mendarat dengan kedua kaki kurang stabil Kembali mendarat dengan kedua kaki dan stabil
3
7.
Gerakan kedua telapak tangan
1 2
3
Gerakan akhir
8.
Posisi mendarat setelah mengguling
1 2 3
Responden 4
9
15
19
25
34
36
41
42
52
55
58
Yogyakarta,
66
74
79
Februari 2013
Observer
(.…….…………………...) 86
88
93
105
109
110
Lampiran 10: Surat Permohonan ljin Penelitian dari Dekan FIK I-Il.iY Lamp
Hal
: :
I bendel Proposal penelitian Permohonan Ijin Penelitian
Kepada Yth. Dekan FlK-Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Kolombo
No. I
Yogyakarta Dengan hormat, disampaiakn bahwa untuk keperluan pengambilan data dalam rangka
penulisan Tugas Akhir Skripsi, kami mohon Bapak Dekan berkenan membuat surat ijin penelitian bagr : Nama Mahasisrva
Tony Prihatmoko
Nomor Mahasiswa
09601244004
Program Studi
PJKR
Judul Skripsi
Perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII antara Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler SMP Muhammadiyah 2 Yogtakarta
Pelaksanaan pengambilan data
Waktu Tempat/Objek
: :
I Februari
Vd 28 Febnta{i 2013
SMP Muhammadiyah2 Yogyakarta
Atas perhatian, bantuan dan terkabulnya permohonan ini, diucapkan terima kasih. Yogyakarta" 23 Januari 2013 Yang mengajukan
?-/
Tony Prihatmoko
NIM:096012M004
Mengetahuai Dosen Pembimbing
NIP.19620422 199001
I
001
NIP.19580706 198403 I 002
Lampiran
ll: Surat Permohonan ljin Penelitian
dari Pengurus Daerah Muhammadyah
KBME]$TERIAN PENBIFIK-{N NA8IONAL
UHTVEBSITAS HESEBT Y0GV.+6ASTA FA EULT46 ILMII SPSTATIg-+GAAH -4ltniqr ; Jl. Kciorrla He,l Ye€IaBcr,rqr Ta!ed0??{}
hismgr I-aBp,
Hcl Yrh.
4l ruH,34,16/Bpla0l3
I
28 Je'iuari
tISs? F?
2es
i0i3
Eks,
FserTlebeeqs laitr Fei:sl ilian
FErgsrus Deerah L'iubanrnadiyah tPnM) Yagi'Akarfa
Dengbn hormet, disamBaikan bahwa untuk keperluan penganrbilan dnta dalg$l rangka penulisan tugas akhir skripsi, karni mohon berkena.n BapaUlbrr/Saudara unilk rnemberikan iiin Fenelitian bagi mahasicwa Fakultas llmu Keslahragasn Universitas Negeri Yogyaka$a :
: : Prograrn Sludi :
$gna
T*qfy Prii:Aiileko
}JiM
i)9f0i2.4e**4
PJKR Penelitian akan diiaksspai(an pada r Waktu I Febzuari s/d ?8 Februari 2013 TempaV0byek. 8MP Muhanrmadiyah 2 Yogyakarta Judul Perbedaan Frestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Guling Belakang Siswa Kelas VIII Antarn Kelas Akselorasi Dan Kelas Reguler SMP Muharnmadiyah 2 Ypgyakarta.
" .:: Skripsi :
[-]emikian surat ijin penelitinn ini dibuat agnr yang berkepentingan m.aklurn- seila dapat dipergunakan sebagairnana rnestinya.
rA 24
s Eudarko, h!.$, 98601 I 001
Tembusatr: Kepala Sekolah SMP futuhamrrrad iyah 2 Yo gyakarta Kajur. FOR Fe$bircbing TAS lvlahqsirwa ybs,
i. 7. 3. 4.
B8
Laffiprran tZ: iiurat Keterangan lelah ivtetaKuKan tsenelltran
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOIA YOGYAKARTA
IilP ftlUHAIlll,lADlYAH 2 YOEYAKARIA
TERAKREDITASI : A No, 22.01|BAPITU/X|/2008 TANGGAL 22 NOVEMBER 2008 Alamat : Jl- Kapas II No. 7A Telp. (0274) 51 4807 - 564136, Kec. Umbulharjo, Yoryakarta 55 1 66 Website : www.smpmuh2yk-sch-id I Email :
[email protected]. id
SURAT KETERANGAN Nomor : E.6/ 100 /a.2/ll 12013
di bawah ini , Kepala SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta menerangkan dengan sesungguhnya bahrva mahasiswa yang tersebut di barvah ini : Yang bertanda tangan
Nama.
:
TONY PRIHATI\4OKO
No.Mahasisrva :09601241004 Program
Studi
: pJKR
Benar - benar telah melakukan Penelitian dan pengumpulan ciata di SIvIP Muhamrladiyah 2 Yogyakarta guna penyuslrnan Skripsi yang berjudul "Perbeclaan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Senam Lantai Gr"rling Belakang Siswa Kelas VIII ;\ntara Kelas Akselerasi f)an Kelas Reguler SIv{P lv{uharnmacliyal.r 2 Yoeyakarta yang tela}r dilaksanakan mulai pada tanggal 2 s.d 6 Februari Z0l3 _
Demikian Surat Keterangan
ini kami buat dengan sesunggutrnya semoga
iiapat
dipergr:nakan sebagaimana mestinya.
NIP 19620530 198403 2002
89
Lampiran 13: Data Mentah Hasil Penelitian Data Mentah Ifasil Penelitian Data Kelas respd
I
4 9
a
15 19
25 34 36
4t 42 52
.'
7
g
J J J J
)
2 3 J 3
5 6
r..*t-l
a
24
I
2 3
4 5 6
2 2 2 J J
)
7
f
I J 2 2 2 3 3 1 2 2 3
.,
2 2 z
1 2 2 2
z
2 2 I 2
2t
21.5
2
z 2
1,.I.8:,r
:,18
3 3
2 2
a
2
J J
,t7
-,
J 3
)
18
.,
I
2
1
2 1 2 1
)
1
2 22
58
3 J J J 3 J 2 3
23
a
23
J J
24
2 2 2 2 2 2 2 I
2
)a
J
a
a
2 J 5 J J J J J a a a 5 J J ) 3 -t t J 3 J 2
)
.J
-t -t -t
,,
,)
3 3
2
t,21t
3 3
.} 3 3 3 ? 3
24
3 3 3 J 3 3
3 J J 2 2 2 2 2
t9
J
24 24
2 J
J 3
J
a J
a J
a J
J J J
3 J J J J 3
18.5
J 3 J J J
a
a
23
23.s
a J
t
a J
3
24
24
1
',..20t,t
l9
t
E
Jumlat
J .'
Data Kelas Akselerasi respd rl 2 3 *l€ 6 7 I Iumlal 1
7
3 4
2
2
2 2 2 2
3 J 3 3 3
I
2 I a -l
2
2 2 2 z 2 2
3
J 3 J J J 2 3 I
5
J 3 2 3 2 2 1, 2 I 2 I 2 2 2 2
7
3,
2 3
2
2
)
1
2
a J
,
,x,
6
t.":l:t,' 3 3 3 J 3 2 2 2 2 1 2 2 2 l5 j
J
l7 2l
)
2 2 2
1
18..:
2
4
1
2 2 2
.
15
7
l9
20 15
J
? 3
15
2
1
2
,,20,,
J
2
2
i',2S,.
3
2
2
2
2 2
3
2
2 l.
't9,.,
l9
I
I I
l1
13
a
,,
I
I J 2
I
t5
10
20
11
3 2 2 2 3 3 3 2 J J J J 3 3 2 2
I 2 2 2 2 ? 1 a a) a, ,, 2 I 2 J
22
J J 3 J J J
t2
3 2 J J J J 2 2
2t
J 2 J J 3 J 2 2
13
J:
,.1*,:
J
?
l4
3 2 '2 2 2 2 3 I I 2 2 I 2 I I I
,l?'
2
j 2 a,
t5 t6 3 t7 2 18 19 2A
j
2 2
j 2 2 ,,
2 2 2 t
t ,
2 2 2 2 2 2 a n 2 2 7 2 2 J 2 2 2 2 -t J 2 2 2
[T]
t J
':11 ,,.16,
,',
', -,16f .'
l9 l8
2 2 J 2 2
PUTRI
90
J 3 2 2 3 2 Ja 2 j 3
I
2
2
,2iS, ,,r:'lg:'
l4
2 2 2 2 2 2
,, 2
t9 22
2t
2t l8
.'::18...:
\
16.5
1l
I 2 2 I 2 I I I j 2 2 2. 2 3, 2 2
,
2
2 2 2 7
2
1
.,
2 3 2 1 2 2 t 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
,,
2 2 2 2
14.s
22
j
)
20 20
,,,:18,',
a
l1
t6
15
9
2
22
2 2 2 I 2 2 2 2
J J 3 + 3 -t J
J 2
24
3 2 J 2 2 J 2 2
:.19,
a
9.5
l8
t 3
3
3 J
r
2 2 J
a J
2
J
a
15
23 2A
I 2 2
J J 5
2
2A
23
J
''' 29 ,'24',
3 7: J 3
a J
2
t7 2l
2t t7
2 2 2 2 2 2 2
J
J
r8 ,,t;t'l':
J J 2 2 2
3 3 z J 2
6
t7 20 20
1
2l
I
20
2r.5
a
J J J J J 2 2 2
22 18
J J 2
88 93 105 109 110
21.5
t
a 2 3 ') J J J J J
J 2
74 79
l9
a 18 3 2 .' 2 2 2 2 2 22 2 J 2 J J J J J ' 3 3 3 J 3 3 3 3 :) *,'," 3 ,. J 3 2 J 2 z ":,lg.t:' ll:" 7 ,r. 1 I "} 2 '), 7 3 2 , 1 ) 2 2 tl 3 3 3 3 2 J 3 ':"8,,. 2 2 2 2 2 2 2 l, ":lJ:',:, ,, 3 2 1:ill:., 2 I 2 2 3 3 3 L 3 -' I a
5J 66
Iumlal
.'a 2
:116:'t: ':
11
t7 t6
li[:.,
16.5
t6
17.5
16
t7
ccl
\
o\
a
\ :
c\0
\
\
rn
;
t
Jl
.i
\
l-r q.)
"t
,
'o
t
ta
(\t
s
p(.)
.A
rt l:t o
o
lr A o rti
&
o Fr o r
J4 (f)
\
oJ'.
& e
cd
b0
a OR
c\
(g l-<
X(J
€
{D
+-l q)
6Z
J4
F.<
tr
d
t4. V
b{)
()
\o
al
ia
"o (.)
!f,
?
bFl
ld rh HZ
v,
kq)
V)J 4q
\
ra
bo
c(d
6e p E2 E4
\
N
>\
I
(6
dI
si {E
HI (!)t Pl dl 'dl cdl
6
-{) g-
zz frl H
o.l -l idt
-,,5
s 5
Oi?
p
Fq
-l HI
c(
r=i
a
f-]
bol c1
5\ -6
vt
T
)[ trt
5.EE c9
u>
vt (dt
6-.9 JJ'
e.J
,^I *7
6<
\vL
F
JI d(g
JJ4
H* 13tr o
3:z
&d
J4,
(g€ !d tr 4(g F- ti
bo --. (s ax'oe oP'j3 4{)c
o
c.t
a
"rJ
€-
I
8, iJclA
b6 FM
6
A.i
al
dt kt ()l c0
-5g9bb EEgtbtr tr Jd+i'H Jt* tr .9 .14 l: 'o .ri .gJ sB P Q'l 'o.gE: HE€.9 F"E € 's$ \/
'EE#P d'u B.g
a c
.l
Hr
1a
c€
F I
d d
EE (l.)
O6
g
F
H's 4
H
=6
i^i.
irt
(\t
q
GI
U\/ a-VA7 H A.
'
H v)€gXcd-d.Y
A
H
_q--------------',
a-OO€d H-€#-.o.l
J4
!
'aa a.s :FE S€ 6d 6I} e- 'H fi bO
cn
)
I
HI &d Pl
'?
o)
aD
I
U
dX obo P
s d,g fi E H Es S HEe
g
{(J .:(# =e (E EF os/"8,&
!ui
s'.5()bo &'g vF{*
,& d'o J.dA -V -r3 ;: -g boF EE[$ c d-v* ad cd-V=
'6 .-a 'a .v u) h& 'd .v,10 'd 9p '= bo ':{ 51
Jll OI
bo,
Li Cd H
9t< {l) JrP
9l z
b0 RI
($ .:<
t(g
gE._
CS
ox
^l q.= -vl cl Gtd
6d
t--
=(Lr JH
Cd
4s
\/ O. .v x'd
J4 (Ba. 4(d
+J
JI
I,
dl dt
E
-o 6
,a
li
ool
E
-{5
fr
.L)
= ,y H
(1)ljl;
6
5
q)
A
I
3ll cn
a
6
:ft co
6.
c{ --!
*.v
0)l &,
-S
F1i
tjd =
csl
dl iDl o.t
s
\
o.l
S
*
$
v / r.l j ^J
t AJ
.d vtd tLu
.v c -5/ (sd -o bo
ep<
K
Jltr
€E tr6
a3
doE
SE vC. (c
=cl eH
g* :
_v.
cJ 't? cc:ld r}. ii
'ct ct! .d qd
cv
b{)
=
o't' Q5 a-- q) (tt
q)
P
0d
,,9gB tr.(' E€'
(d
J4 (d
Esro v
d
H
oo* ::(v-
{6 H6 =* H.o A #-o !6 6 *CuiC) =(d QQ
c.r
9P J<
trtr dO
ld ,: dY t
OE
-eH ((t.b()ar(/t =
bo
-v '6
s$ :tr
H
E cl
G}
ED
J4E 'A .o .2d 6'f 6A &OE o El j1,
.o-
ootr ='o dcd €: o.
Ex E€ 6JdA
.g -vs .3. *r E C" i:
Et
.rt/)aE=
8 €€ EiEtr oi.€.o€
OE Q. .O.dE) !A -vC 2c)
EB EE 0)v EE .JJ
.E cd
EEF Q(" # HT EE'
t.o
t.P.EEbF Se FoE
EEs
{r5(l)((,q.
rtol
vC '2 cd #ho eCti
XobO
S9==th
-v,
cd
E ')
-v
CS
gbo
qEd
GI
o{)
Cd
q.)
dd
\./ o. d -o
J4
.q
u9
qp'6 Li.|-
C)
'13
Atll.-
dO(d=
dJd
(v
6d
d
+la
bO
''.8
3{
E"p&r 'aL= g 5 $5 -s s€ dYLr-.l4 g.!'? rhq)C E Hgg lU +.
e()'
*tri:a
cs bo =c
(d
.9G qa (J
0)
Or J4
,y, Cd
'o d6
bo cd (dhr J4k
8.s cdEB. 'a )q) €tr 0)()
ME
ca
o cq l-. cll F{
I o
f!
o/ .9'$i do Pr/) H-o
J
a
I
JZO >)
b0
o
cvl
o\
-v dd
'obo'5 bo:Jrv EH
F,€ T -9n-eH * S P.6
cl
g
ErC o(g
J4
bo
'oa trv)9 (gi Gl rr a0H= € )
t: sg FEEF e€ s
N H oc od[7cl [,Gl dJ d ct
€(dFP €ir{FP
g S'E €cl(utrlk4
kfrr*
diie
GI
d (d bo
qd
'u4
cCd t4, 1b0 = -t) d E' *l0) (l) CJ (v .cl *, L' al AI. brb € ts c! tr bdGl (q-l1
E.g aitr ggfg M Eg.V ao 3e.-H(d
€d f! b0: d 9.d
.54a cd!J
lfoo (l)c!
d=
Fs 6 ri 'd' Gt .A 8E 8 dEHE b0
F
*-b ti i{
dt
(3
cl
o\
-\ts
Q
t\o
)b'
l,a
'l .,
I
,
L. .q) .;.o
p C) U)
k
o
&'
o F o rs
J1
9r, 6z
s
tt)
d
tr () crl
\
a
a qt q)
& o
b0
\
o\
\
6
O-
F
(d bI)
tvU
lr
6.)
rf)
oo
rtr
FI
>.
r-'l
p
\
t
v)
7F F av
\
n
cd
'1, (.)
Faz
\
\o
o .o
h{
d fE1 lr1 ri
.+
q
ji2Z
c)
.o cd o,
6 -P
zz ld
d
i;
6
o., 3
$
C)
0)
s
FA
H
a
cq
(d
JL
fYl
fri '-I
r!
rq.
rd
a
? Fr
s
,v
4
\
q
F.{
.Q:
t
v)
0) tA
E
6
ct
a
-+)
-o
6 dl
o
5 '6 6 t-
-g
t
o-
t
e5\
J1 (tt
cr
5r/)
(E
O.
-7
'<
j4
q)
() (s
F L
(d
Ay
8,iJCCA l.i .::
9-
(l) q,l
F-M
g H I
'? +. O) A.<
(g
'
{-,
5E
!.=
-gg ;a =q)
ct
(g
-v# #
H* '(Jtr C)
+rH
)\r
H.;
:* q-Y,d-\-i 'As*P d€ b.q
"o(g a rCd c: r< 3v
J1 d =dd J€;i
t/ *HH
Y-*
4;
'TJ
g boF IHRtb
rY
*d
d=
qJ bo -* *d(t E $ ll ,ix tr H
#
4
i'i tr
.gJ sEP #r-gF rJ q= E€I.E FE€g.b F"g € s s6 s s l0; E" c 9'ar ()Xi=vj E b€'i cr,l
d
.v (d-i [-{
€\
ta.
d UV
^-v /)dXd-dJ4 'i bo )f bo _:l AEl-:d-dq a-O()d Hd€€p.'i
e.i
CE
CO
cal
'iil
.,9
gE.*
P
z
.tr t< 0)
B
c!,
a
.o
bo b0 crt
JJP
0,)
d
li.
bo cd
'o(g *E t
J1 (g
*F x'o
-R(h
T' d
c -66 s5 g 5
;-<
J4
*\/ O. & x'(l -g &.s '50)ho
*JZ da. r{(d
4. Io -=.y, :9 tr.E .6p_Hii 'r '6 i.& u2 -. cJ o- '4fl F-s -v 'd :o 'dgo '6 !P 'A E OO i-!' ';x tr bo i\t 'li trl b,0 ld ^ob A.a E.EgE € BEe S HEe
1)
-< o q 6
*q &ts Gl
L 50
= g_s x"e
E
I
Lr (D LJd
(g
(fi
7 bs'
ilo rr q,
t J
I -t t
d
\t h
t rn
o
c)
-v
&tr (lt 'q
aJ
o0
doE cll 4.
Esz (d€
csnd o.= d
.d Cg ..i64 Y r/)lu
o'(J R5 0cd C)
€t)" Jtr €9 tr6 ZE 9-v Ia
!E cd
JEB V'U xd.
Fos cC
'oo.(l)(J
o:"
ho cd
J4 (tl
.:
-cJ
E J(
q)
*
€(€
U)
bo '
cd 61
oo{ E
E3 $ A u) (dc cd.= j.H $ tr^^o
vtJ/'d)4 'A E* S o:€ F.g
c.)
€
L.;
.d
#
t<
H-
0)(} OE .g
4-H
Sho
&
Q:J=n j4bo:jd
.E H5 B'E.tl. \J o.(d-O
ir :t(1 IY;; -& .g
8es
)Ei oo ct dd.
q0'a
"og
Cd
!nd
sEg EE
e(tt
=
iri
'=
4F
.(59p
bo
39
L
J4
J4
Yo0 b0
Cd
.HE
cu bo 2tr -:4 .i ei S^ oo
H 'ai'aH .A E-B dct dO dO
PP.v .= p.gbr)
H0) 61
{
sv cd.=
€* E*C 6d X^
.i-t e dtd Jl "o '6 -oGI
E"EF
a'-
t<'
oA
H
'i;'tr'lcd
g90
6
gE #E
.-Pdl-,^f+
S o.
-l -o -o
.3t 0=
11
.98 u, ci, O(L)" O. ll
J4
d
rc'
(.)
d dv) h0 cJ cqd
EE
rd'q p< '!f, (d*
d €pr
11)
-vtr 1 HS H-H a\J
.=*
Gl .ts
s Hg 'T E'
(c
Bli .YH
o'o
6g
dts Ja) €tr (Dq)
ME
cft
o
c.l
tr (g tr
..o
It)
tr{
t{
'$G) fu) J
(J:
1E a€ Cd
>r
bo
o
\c Ct
(tI
.\Z
bo
'o 'E h0bo IJ tv H.H
€oct
d
vd
JI
tr (c
E
cRI
PE Fs3 €E €a t i:tr
ts#
"ct
bD
bo
c(D'.' *
PH Hg L,t sn:E cd .oH EE SD*. * E Po6 4;H.gsa 6JZ 6.lt 3S FHEE Egcl .d.E!cl (l)Li(tt0) 0()L
AOF* A lr. Gt (tlile PELicl -
bI) cd
.+.|
il.)
'E
at
EHEg scfg ac)
9'6Ed
dEgs
*.c !t otl ot
!p k
H.c cg do
ira€
s
H4
g-9 g-e
9.d d'= .{i:A
ct
cq
Hd
bO
C'
o\ l.J
c
(.t g\
€ 6
I
g\ F
t; I
$ F
t-g l.-
\e \o
l.L
tc)
t: Id I,
6 a o |.)
bI) G'
l(d
o ra v')
t,o tc) lo t-v lvt l-c td
a u,
i3
& o tr F
It.-
A
Oa
XO 6Z 0i
I
lld
lo t€
€)
rl & 6t t\ t bI)
.'
t'IJ
Rl
t
c)
\c (.l
ld dN lc lho fi
t-{
hl Cn
FA
Irz
t(.1
Itr Io) IE
v)
lc l.r
t\
rh I td) la l& lc) l? lbo lc td
'!,
o\
2d ae l3 H? lotll
Li
v) q\
td
IE I
!t
a3 lcIlct
C;'
t9
zz ri
El
Fq
F.. ? & FA
!,.
a FEI
FI
-lz
'rJ
lo.
E-s
lc ld
l€ lJ
€
l6 l:rf=
ts J5=* t;T t'Es ltt ^, ll
-
8.
H
:
tr .r E
li; € € E;s l. # lS" x lS l-cd =
A ,!
etr A
B
B
*q JlH SE tr5 _v.
GlEE 'o -g 'cltr
Eg Eg E* -e; 'a -v .;J 'd
g0
'a
90
H
x
.-ts
o
'5()bo 'u
E5
()aiE H'!P J ooF U c) -lJJ g 'fr6t=€ J (tl e cll-.clJL= tr d;ise 'lJF cd E'F Gr c) s-g 6I)=l h(l wir.: vE9 d(t'-X(1)' (,) J5 r.{ iDx El de'E ho g# (l)r-d J4 (g
€FESo
'a '6
J4 90
ur- d a). A3*HE '6€9ptr' '; tr o0ilt vH.!
rd* cl-:Y .U_E
990
ES
B$ c) -= .=#ud) 'o .9. E :' F"g
c!,
!E
JJ .E 6l ct
+ s.1
E
6l
['r
d,
!,V -_vA
.',HEHEg
'A S-q a-(l)(l}cl>A H<€€P.*r
at,
trl 6! cta ,V Gf GI
rD
(d,
€.$
E-cs9'a dlJ E (n
;E '# tr E E
bO irl
8.EEH E H Fe EHEs
tt
e.l
H
=
J c'13 -Y€;i g=dd
o.
L
,L u)
o z €
-E'dG l.f r d q l(ll iD o O I;EF}4Ata ItsgF-H
6)
(l)d)
cV
(n'
ualJ cS H*d
da.cl
J4
Gt E ,r( = =J/ 6-Y,E&, 'd =q)Fl t-{ pi€ s'd i" '.H
l-9 l(
6!
x3
!
fi
lds € l's+,- t
l!
Fo
S# S'
c.).
g\
o
|a
(t r) g\ 6 ct o\
t-
*F\a \a
a o t
E E o & o {) &
r11
l'I
al
Y) GI
= ll
\o l.t
re l')
ra
al
o\ ac
lo
o
o\ !'
.d
i)
J{.
cg.
GI
€,
*
5; IL
E &:
J4C Gl d. Ebo 'r5 C
SE
SF
(d
.HE o"(f o..* o.tdo
bro
(d
T,' EL
EE E: ii
G)
EE
.d
E Gl.= slp
J
ao*
=
irt bo -tr x5
*E E3 $$ j./)c) $ 3g *de e((l
c)
+rA
Jtr
J4
E
5ct
hO ar Se 9s'a .E oo 'E
c,)
v)
L Cg
'rt a
G}
c)
6 )4
J'
GI
J
cli
n1
b0
6")
U
9p
!
b0
v, g.F E
*5. .u
C)
d
Gt
6,
crt
5'l' boc al G, .d a"
5 '5. a .o 'ir E 'o. Fx Sex ']'o 'lJ -B €# H* rt o-s g€ O 6i= t+X^ sP ,c! ?! b s5 ct:?c ^ !E .9. cnP .9 tr.-v E $t .9, e .B E=F cL=,(! .F o;1 0. SF 8E 6io ts6 F g cL5 8E O{€ A€ 88 ME'U M E€ v€ A. 'd OE ,g HEg $E
u ho
Fl tr' 6O Eh dE
G}
cs
0)
.t4
G'
*-''
J4
tsb
Rt
t
o]
ot
a
E.E
61 d ,l( =
z tr
cl G.
E
c
F.
Ss €8"
*'
i.l
c.l:
!-
rs€E a?t
ao.
dlz gbo
C)
H-L
!tl:3=h
i4bo=(c
F
$E P€.tr
6
Ero tsx ]zH .*ttaEY! p{'=-o5
!d::
ia
Eg
qP
.H
aa€t$.
.h.F*vF \J O.6d-o
*H b-l o# o.
c.t
e!.
Ei
-=
(o,
8S
&Ji \o,
c o\ o to
€ dt o\ cn
6 6
o ol
g\
F
(ll
tts-
si) g
\a \o
.s
€ A ra c)
li
c
-V d
F ra o
>t
ro
e n
!.l
bo
o
it) & .{ ra
ol
t i
\o (r)
tft vl
al q\
o o
rl €\
i
E G. EI
o
Fi
E.
E &
.HEd o'(, Q.r € .-'(] d-
s8.
*E €g triD
'v 6d
()
(g(a o0 srl ct ct
a. E C)
6 (|),
s 5c cLi oJa h0 (aH€ (l .n E R,.9
io ai (d-
6R
(d
J] cgd -9 '5 brD ho -I:
ps
bI)
H
.s 3.e H 86H HE E
r*
4
L
d)c.vo) 6J, E dJ4 tr (d :'tu(g= =o) "o.troox ttr o_otrtf oll)
ctr c)lq 'o <, trutg CdCdtts 9pE 4 HRI_
l4 cd J
Rt-
905
d, u0
€E
d bo
()H9p Hs. kan (lt
€#
v.o
EH ;; $s B* F "dP E! E! 6Aa9
cla *-
cB
Rt
G'
€b 6J1
0)v
E ra ll)
(g al fsE EJ1 G-e ?J E9 lii ct .o(tl
B$ 8E VE Mii o{E
:' E Sfr 6E ll)lx gE vEs-v EEEg ao v-v
e.l
e.l
co
€Ri*+
L
o
,ii
a
cn
c.)
C\]
bo
!E
.u .g f,ct 5= :Q)
zo
I
cd Jlclcd=-v
fl€Fib,
dEEE t\
--
'a€€ .E LJ
FE dE9E oo
c{
a
CI
g
6l
[-r
eo,
RI
J4 trF
o 'i: L/ ct
c
$
8
o o CA
|a
rr G\ 6 6 o\ F.
.c F
;
\a \0
ll L o
I
(rl
a0
RI
..o d) v,
&
t
o F
CI
E
6l
ta
*
o0
t
GI
XO 6Z 0i
k rt) !)
\o
('t
14
4{
fd
6)
o & ct
Oa
jn
ral
o vt
ct c,
J4 (h
Ia )t
G
o v,
E
tr d
h0
? {t)
€(lt
ra
o
a
cc)
F{
rh
irY l-{
(^l
t
l-a
c,
?d F av
v.)
bI)
tr cl >. d
rrr
o\
o.
!t
c)
ZE { Ft zz lEl frl
(lt
r! o. g cd
s
A?
c€
t6
d,
c)
o.
_ll
s
g\,
FE
:r?
F
a f-l J c{\
G'
a0 tt)
e
€
s)
F{
,:l
4l-, &o
B5c
J4
GI
Cq
F
ts
'5(l)h0
o ll
.E o
'6 -vgo '6 -v 'd 'd,
9P
!e.g!
E-
eF&-
X ru o (d
13
c
*€d
6l
F*
F# tF\4CiCa
zo
';! '6:
9P
:g
= 8.EE
$.8
tr (U-
JRt d t-?
6l
o
o$
t9
H
F
tA
fr
E HEe &HEE
6li
c.)
c.)
tr cq 1Jv .-k-k4Y-XtdA
i^d:!Rtr=& .# ao !f o0 ll xtrj:Edtr a-o()Rl>O H-99t.n e..l
a c
F
bI)
sr ;Ess AEss tr o0d ';;tro0td $8, ':;
q-.ct
{-l
eE
cC
cd
*;Es
L.
E[ d, !! * 'la = 'a-9a-V '1 - -v o0: f.l=ol-l
Fa
ll a)
r)
sq
o
-s (S5L
-v+
O,
r.Gtfdad
EE9bl -v, -\d lt* tr c 'o (tl ad -?€s jz* g ooF -= c) -!d -sH .:-v tt o .'eJ u E.gE: 'dHPUl tde RIE FE .oa d,:2E-g KlJa=tr tr6€E iE €9'F$ E9 EgI+ ki ia E SE € E s 6-Ix Hc .)-'E gx 06)*86 l: b0 *: E*
x xu)a
GI
\/
-.v -=d cd cL 9i. O 'oi J clJ
51
b0
*E EG
.?
o
E_s
o tt)
u-6 66 5< t-L
$
El
d ut
9€:r)
') -Ad
g (l
€ri
-d
o{)
(t
\
o\ €
\
v1
a?t
6\ 6 6'
6\
F
tF \o \D
6 tr ra
o
E
ra
o a a
Y)
€)
6l
d
rt1
d !i
i \a
o tra rn
tl
o\ ra
o\
+ .d
6t
-2T' (,Gl OE
lL):
GI cd
r&
(l)
L.
g
&
Q.q .-E o.E
'\l J4c ag cd 'o a0
art o +)p.
-vtr
cl
box
EH
EE
H*
€*
sE^ !E dHrE Q'= d.= oncL
14
G!
E€ g&'
o
r\,
& a
!E .iJ .E FoS cl (d Gld € c). +( ,1, = 'a-EE& =o
tr€E
z o 6c Cll
i..
et)
A
o0 GI
'ct O
a.
c) 0)
oo
(ll 'rf,
.9. c orl OE Oi EJ
J4 ((l
E
EoE
J4 cg .=
*E
E'E E AtAC)
e(d
de
cd
7crbO
$$ SE
= ((r.h0 Seuo sE.fi. .= Atr' 'E Per H a(l'
cP cdX LH
(Lr(l)
OE
$s Sg E .s.5l?bg
(J O*d5
CL
(g
d
o, ,:4
botr dd
Gt cl 'rt r:. !trl cd 'E -c) -E -$ c}
Gt
5 'HE
(g
c.t
cn
:1
F_H q3=6
C)
5'd
I
cl
aJl
-d' hs ,st
ES Pad
\tG)
b,0 63
H
eO
3uo
H. -v fd;
ef
'!4 (( cl
ld vCl
lt) J4,
'tri
eiD
rf,
rt
c)
cl
lltr g $E ti.5 g€ X^ '6 .o .ES crt F?H F #'F u) iD Or )+ odrl 6h 88 V eL5 A{E O. s€$E oaE E€
ol
tt.
li
(o .o
Er
B: ,&H.50
'1C
eP
d
€fr€*fi. Or=-O.al:
^=' ou' O.ll
tat
\o
6O-
c.l
o e.l L
GI
,o () fr.r
d cl
*d
>\
u0
o
N c..l
c!
h0
trE c, T,E Ev)g
*ct E bD'.5 ho= tr.!'l,
q ag
:05 gs
&s E H c'-
$E a .9g-lt
ES ct
.Ef"c:E -H
; stl
cd
!h 6J4
HF g*: E E EE rDEi g eGl-e
il)
(!JdEtrs' 5 t) G!=
d
E! Er -O Et' -28
F s"e Ft b/i Gl
Gl
g E $g gE€B
bo g.d
al -y, .y(lt(g!l
SEtS
.oE* '46E6S fiE8E
cl
Jl(g .= o -.:1 l-,/
d
Lampiran 14: Deskripsi Statistik
Statistics Kelas Kelas Reguler N
Valid
Akselerasi
20
20
0
0
Mean
20,35
17,55
Median
20,00
17,25
20
20
2,15272
2,91051
Missing
Mode Std. Deviation Range
7
11
Minimum
17
11
Maximum
24
22
103
Lampiran 15: Tabel Distribusi Frekuensi Prestasi Guling Belakang Kelas Reguler Interval Kelas 24 - 25 22 - 23 20 - 21 18 - 19 16 - 17 Total
Frekuensi 3 4 7 4 2 20
Persen 15,00% 20,00% 35,00% 20,00% 10,00% 100.00%
Prestasi Guling Belakang Kelas Akselerasi Interval Kelas 22 - 24 19 - 21 16 - 18 13 - 15 10 - 12 Total
Frekuensi 2 6 8 3 1 20
Persen 10,00% 30,00% 40,00% 15,00% 5,00% 100.00%
104
Lampiran 16: Uji Normalitas
One-SampleKolmogorov-Smirnov Test Kelas Kelas Reguler N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Akselerasi
20
20
Mean
20,3500
17,5500
Std. Deviation
2,15272
2,91051
,165
,100
Absolute Positive
,165
,075
Negative
-,091
-,100
Kolmogorov-Smirnov Z
,736
,447
Asymp. Sig. (2-tailed)
,651
,988
a. Test distributionis Normal. b. Calculated from data.
105
Lampiran 17: Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang
Levene Statistic 1,556
df1
df2 1
Sig. 38
,220
ANOVA Prestasi Penjas Senam Lantai Guling Belakang
Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
313,600
1
313,600
996,000
38
26,211
1309,600
39
106
F 11,965
Sig. ,001
Lampiran 18: Uji Hipotesis (Uji-t)
Group Statistics Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Prestasi Penjas Senam Lantai
Kelas Reguler
20
20,35
2,153
,481
Guling Belakang
Kelas Akselerasi
20
17,55
2,911
,651
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of
F Prestasi Penjas Senam
Equalvariances assumed
Lantai Guling Belakang
Equalvariances not
Sig. 1,556
t ,220
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Error
Difference
Difference
the Difference Lower
Upper
3,459
38
,001
2,800
,809
1,161
4,439
3,459
35,000
,001
2,800
,809
1,157
4,443
assumed
107
Lampiran 19: Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Persiapan Sebelum Pembelajaran dimulai
Gambar 2.
Gambar 3.
Siswa Melakukan Pemanasan Sebelum Melakukan Gerakan Senam Lantai Guling Belakang
Memberikan Contoh Gerakan Senam Lantai Guling Belakang yang Benar
108
Gambar 4. Siswa Melakukan Gerakan Guling Belakang
Gambar 5.
Observer Memberikan Penilaian Gerakan Siswa Saat Melakukan Guling Belakang
109