ANALIS SIS GETAR RAN MEKA ANIS PADA PROSES PRODUKSI P I GULA DI PG. P JATITUJUH, MA AJALENGK KA
SKRIPSI
Oleh : BAYU GIINANJAR MUKTI M F F14104044
2008 DEP PARTEMEN N TEKNIK PERTANIA AN FAKULTAS TE EKNOLOGII PERTANIIAN NSTITUT PERTANIA P AN BOGOR R IN 1
ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : BAYU GINANJAR MUKTI F14104044
2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh : BAYU GINANJAR MUKTI F14104044 Dilahirkan pada tanggal 6 Agustus 1986 di Indramayu Tangggal lulus : September 2008 Bogor, September 2008 Menyetujui, Dosen Pembimbing Akademik
Dr. Ir. Sam Herodian, MS NIP. 131 671 602 Mengetahui,
Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen Teknik Pertanian
3
Bayu Ginanjar Mukti. F14104044. Analisis Getaran Mekanis Pada Proses Produksi Gula Di PG Jatitujuh di bawah bimbingan Dr. Ir. Sam Herodian, MS. RINGKASAN PG Jatitujuh menggunakan mesin-mesin agroindustri dalam proses produksi gula berskala besar untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Namun penggunaan mesin-mesin tersebut dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan jika kurang diperhatikan. Salah satu dampak yang terjadi yaitu adanya getaran mekanis pada mesin yang beroperasi dengan kecepatan dan putaran tinggi. Dalam jangka pendek, getaran di atas ambang yang diijinkan dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi dan performansi pekerja. Sedangkan dalam jangka panjang, efek getaran seperti gangguan keseimbangan, peningkatan kadar emosi dan stress, dan gangguan metabolisme tubuh dapat berakibat buruk pada kesehatan pekerja. Kurangnya perhatian pada hal ini dapat mempengaruhi kinerja operator dan secara tidak langsung berdampak pada proses produksi gula. Penggunaan mesin-mesin dalam proses produksi gula di Indonesia sudah cukup meluas, namun aspek ergonomika belum mendapat perhatian yang serius. Aspek ergonomika berhubungan dengan faktor manusia dan komponen pekerjaan dalam suatu sistem atau lingkungan kerja. Penerapan ilmu ergonomika bertujuan untuk menghasilkan hubungan yang sinergi antara manusia, mesin dan lingkungan kerja dengan parameter kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja. Penelitian yang dilakukan di PT. PG Jatitujuh bertujuan untuk mendapatkan titik tempat operator dengan getaran yang tinggi dan mencari waktu terpapar (exposure limit) maksimal untuk keamanan dan kenyamanan operator berada pada tempat tersebut. Pengambilan data percepatan getaran mekanis dan frekuensi mesin dan ruang operator digunakan alat vibration meter. Dengan data tersebut dapat dibuat kontur penyebaran getaran mekanis dengan program surfer serta waktu terpapar (exposure limit) maksimal operator dengan memplotkan pada grafik standar percepatan getaran dan frekuensi yang direkomendasikan oleh OSHA (Occupational Safety and Healt Administration) dan WHO (World Healt Organization). Getaran yang terjadi pada proses pembuatan gula berasal dari mesin-mesin yang bekerja di tiap-tiap stasiun. Percepatan getaran yang terbesar dan dianggap kritis bagi operator terjadi di stasiun penggilingan dengan percepatan getaran maksimun yang terjadi sebesar 17.7 m/s2. Getaran tersebut terjadi pada shift dua pada lantai utama dan berasal dari putaran mesin penggerak gilingan. Getaran juga terjadi di stasiun lainnya, seperti stasiun putaran memiliki percepatan getaran terbesar 12.62 m/s2 yang terjadi pada shift satu dan berasal dari mesin putaran LGC pada stasiun tersebut. Proses produksi yang terjadi mempengaruhi besarnya getaran yang terjadi. Contohnya pada stasiun penggilingan, getaran terbesar terjadi pada shift tiga karena pada waktu itu terjadi proses produksi yang lebih banyak dari waktu lainnya. Berdasarkan standar OSHA dan WHO, rata-rata percepatan getaran yang terjadi di sebagian besar stasiun melebihi batas aman yaitu 4 m/s2. Hal ini dapat
4
mempengaruhi bahkan membahayakan operator yang bekerja dalam jangka waktu yang cukup lama. Adanya getaran yang tinggi menyebabkan perlunya pengendalian untuk mengurangi resiko kecelakaan yang bisa dialami operator. Beberapa metode pengendalian yang bisa dilakukan yaitu pengendalian teknis dengan memodifikasi mesin penyebab getaran, juga bisa menerapkan pengendalian lingkungan dengan menyeragamkan lantai atau pijakan kaki operator dengan bahan yang memiliki daya redam tinggi. Dari segi operator pengendalian juga dapat dilakukan dengan memberikan alat pelindung diri seperti sepatu safety dan pengaturan waktu kerja operator.
5
BIODATA PENULIS
Penulis dilahirkan di Indramayu, Jawa Barat pada tanggal 6 Agustus 1986 dari bapak bernama Sulistijo dan ibu Lili Andriyani. Selama ini penulis menjalani pendidikan di TK Mutiara Pertiwi Kabupaten Indramayu lulus tahun 1992, SDN Paoman 4 Kabupaten Indramayu lulus tahun 1998, SMP Negeri 2 Sindang Indramayu lulus tahun 2001, SMU Negeri 1 Sindang Indramayu lulus tahun 2004 dan melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor sampai pada tahun 2008. Dalam menyelesaikan studi, penulis pernah melakukan praktek lapangan dengan judul “ASPEK KETEKNIKAN PADA PROSES PRODUKSI UDANG (ON FARM) DI PT. CENTRALPERTIWI BAHARI, KABUPATEN TULANG BAWANG, LAMPUNG”. Penulis juga melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS GETARAN MEKANIS PADA PROSES PRODUKSI GULA DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA”. . Selama di perguruan tinggi, penulis aktif berorganisasi di Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM FATETA) sebagai Staff Departemen Kesekretariatan dan Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) sebagai Ketua Departemen Keteknikan pertanian. Selain berorganisasi, penulis juga aktif mengikuti kepanitiaan dalam beberapa acara di kampus seperti Pelatihan Manajemen Alat Berat sebagai penanggung jawab acara dan sebagai mentor pada Pelatihan Auto Cad 2007. Selain kegiatan kampus, penulis juga aktif di organisasi mahasiswa daerah (OMDA) Indramayu (IKADA).
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah AWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Getaran Mekanis Pada Proses Produksi Gula PG. Jatitujuh, Majalengka” ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. .
Dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak pihak
yang telah membantu memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat memnyelesaikan karya ini. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada : 1. Dr. Ir Sam Herodian, MS selaku pembimbing akademik yang telah membantu memberikan masukan kepada penulis. 2. Ir. Mad yamin, MT yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji pada ujian akhir penulis. 3. Bapak Lamto Widodo ST, MT yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi penguji pada ujian akhir penulis. 4. Pak Budiyono, Ir. Metrika, Pak Suko Sukamto dan pihak PG. Jatitujuh yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan penelitian. 5. Orang tua, kakak dan adik tercinta (Mba Angga, Ita) dan keluarga yang selalu memberikan doa dan semangat. 6. Teman-teman satu bimbingan (Abdul malik dan Budi Santoso) yang telah memberikan dukungan moril maupun materi. 7. Teman-teman tim penelitian pabrik gula (Pak Fary, Ludi, Sukris, Heru, Tania, Vidy) atas kebersamaan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian. 8. Teman-teman satu bagian ergotron (Ian, Ronal, Salix, Indra Y, Luqman, Tika, Agus, Haritz, Adi) atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.
i
9. Emma, Nera, Zka, Elvi, Eni, Udin, Indra L, Salamun, Frima, Agung, Udin, Raja, Arip, Ambi, Abud, Boris, Fikri, Gunawan, Ilham, Anami, Doni, Andhika, Adi B, dan teman-teman TEP 41 atas kebersamaan selama empat tahun di Departemen Teknik Pertanian. 10. Teman-teman Omda Indramayu (Weli, Kusnan, Dwi, Heliyana, Eva, Vera, Risma, Jaenudin, Indra I) atas bantuan dan doa. 11. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa isi laporan praktek lapangan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menyampaikan permohonan maaf dan mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Bogor, September 2008
Penulis
ii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………….
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………...
iii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….…..
vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..
viii
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ………………………………………………
1
B. TUJUAN……………………………………………………………..
2
II. TINJAUAN PUSTAKA A. KEADAAN PABRIK GULA ………………………………………
3
B. ERGONOMIKA ……………………………….……………………
4
C. GETARAN ………………………………………………………….
6
1. Pengertian Getaran ……………………………………………….. 6 2. Pengaruh Getaran Terhadap Operator ……………………………. 7 3. Pengendalian Getaran ……………………………………………. 8 III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN ….……………………….
11
B. ALAT DAN BAHAN………………..………………………………
11
C. METODOLOGI ……………….……………………………………
12
IV. PEMBAHASAN A. GETARAN DI STASIUN PENGGILINGAN ……………………..
16
B. GETARAN DI STASIUN PUTARAN……………………………… 24 C. GETARAN DI STASIUN LAIN ……………………………………
28
D. PENGARUH GETARAN TERHADAP OPERATOR …………….
29
1. Stasiun Penggilingan ……………………………………………..
29
2. Stasiun Putaran …………………………………………………… 34 3. Evaluasi Hasil Quesioner …………………………………………
36
4. Upaya Pengendalian Getaran mekanis …………………………...
38
iii
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ……………………………………………………... 40 B. SARAN………………………………………………………………
41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Percepatan Getaran Tertinggi Stasiun Penggilingan …….……………
24
Tabel 2. Percepatan Getaran Tertinggi Stasiun Putaran…………………………. 28 Tabel 3. Waktu Terpapar (exposure limit) Tiap Shift dan Tiap Tempat di Stasiun Penggilingan.…………………………………………………………...
34
Tabel 4. Waktu Terpapar (exposure limit) Tiap Shift dan Tiap Tempat Stasiun Putaran ……………………………………………………….………..
36
Tabel 5. Karakteristik Bahan Rubber Dampers………………………………….. 38
v
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Getaran Sinusoidal (James, 1994 dalam Wijaya, 2005…….….. 7 Gambar 2. Vibrationmeter ….…….………………………………………. 11 Gambar 3. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu –z Untuk Performance Exposure limit ….…...….……………… 13 Gambar 4. Flow Chart Pengambilan dan Pengolahan Data Penelitian…… 15 Gambar 5. Pembagian Stasiun Penggilingan Berdasarkan Perbedaan Ketinggian .……….………………………………………….. 16 Gambar 6. Getaran Lantai Utama Stasiun Penggilingan Shift 1 …………. 17 Gambar 7. Getaran Lantai Utama Stasiun Penggilingan Shift 2 ………… 18 Gambar 8. Getaran Lantai Utama Stasiun Penggilingan Shift 3 …………. 19 Gambar 9. Getaran Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Shift 1…………. 20 Gambar 10. Getaran Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Shift 2 ……….. 21 Gambar 11. Getaran Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Shift 3 ……….. 21 Gambar 12. Getaran Lantai belakang Stasiun Penggilingan Shift 1……… 22 Gambar 13. Getaran Lantai belakang Stasiun Penggilingan Shift 2……… 23 Gambar 14. Getaran Lantai belakang Stasiun Penggilingan Shift 3……… 23 Gambar 15. Daerah Pengukuran Pada Stasiun Putaran ………………….. 25 Gambar 16. Getaran di Stasiun Putaran Shift 1 ………………………….. 26 Gambar 17. Getaran di Stasiun Putaran Shift 2 ………………………….. 26 Gambar 18. Getaran di Stasiun Putaran Shift 3 …………………………. 27 Gambar 19. Tempat atau Pos Operator Stasiun Penggilingan …………… 30 Gambar 20 . Mobilisasi Operator di Lantai Utama Stasiun Penggilingan .. 31 Gambar 21 . Mobilisasi Operator di Lantai Tengah Stasiun Penggilingan.. 32 Gambar 22 . Mobilisasi Operator di Lantai Belakang Stasiun Penggilingan 33 Gambar 23 . Tempat atau Pos Operator Stasiun Putaran …………………. 35 Gambar 24. Persentase Gangguan Akibat Getaran Yang Dirasakan Operator …………………………………………………….. 37 Gambar 25. Persentase Jumlah Operator dan Keluhan Yang Dirasakan …. 37 Gambar 26. Safety Shoes ………………………………………………… 39
vi
Gambar 27. Sarung Tangan Anti Getaran ……………………………….. 39 Gambar 28. Grafik Perbandingan Daya Redam Bahan Gelfom Dengan Bahan Peredam Lainnya …………………………………….. 39
vii
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Denah Pabrik Gula Jatitujuh ……………………………………….
43
Lampiran 2. Quesioner Tenaga Kerja …………………………….….…………
44
Lampiran 3. Hasil Wawancara Operator Menggunakan Quesioner……………..
47
Lampiran 4. Persentase Jawaban Operator dan Penjelasan …………………….
48
Lampiran 5. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Penggilingan Untuk Performance Exposure Limit ………
51
Lampiran 6. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Puteran Untuk Performance Exposure Limit ……………..
63
Lampiran 7. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Penggilingan Untuk Safety Exposure Limit…………………. 68 Lampiran 8. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Puteran Untuk Safety Exposure Limit ………………………. 80 Lampiran 9. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Penggilingan Untuk Comfort Exposure Limit………………. 85 Lampiran 10. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Puteran Untuk Comfort Exposure Limit…………………….. 97
viii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Mekanisasi di bidang pertanian perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dengan waktu yang lebih singkat. Penggunaan mesinmesin dalam proses produksi gula di Indonesia sudah cukup meluas, namun aspek ergonomika belum mendapat perhatian yang serius. Aspek ergonomika berhubungan dengan faktor manusia dan komponen pekerjaan dalam suatu sistem atau lingkungan kerja. Penerapan ilmu ergonomika bertujuan untuk menghasilkan hubungan yang sinergi antara manusia, mesin dan lingkungan kerja dengan parameter kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja. Dalam proses produksi gula berskala besar, PG Jatitujuh menggunakan mesin-mesin
pertanian
untuk
meningkatkan
kapasitas
produktivitas
pertaniannya. Namun penggunaan mesin-mesin tersebut dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan jika kurang diperhatikan. Salah satu dampak yang terjadi yaitu adanya getaran mekanis pada mesin yang beroperasi dengan kecepatan dan putaran tinggi. Dalam jangka pendek, getaran diatas ambang yang diijinkan dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi dan performansi pekerja. Sedangkan dalam jangka panjang, efek getaran seperti gangguan keseimbangan, peningkatan kadar emosi dan stress, dan gangguan metabolisme tubuh dapat berakibat buruk pada kesehatan pekerja. Kurangnya perhatian pada hal ini dapat mempengaruhi kinerja operator dan secara tidak langsung berdampak pada proses produksi gula. Getaran pada tangan merupakan salah satu faktor bahaya di tempat kerja. Getaran dari peralatan kerja atau mesin dapat mencapai tubuh melalui telapak dan pergelangan tangan. Tubuh manusia tidak mampu menahan paparan getaran pada intensitas tertentu dalam jangka waktu kerja tertentu. Sehingga dapat mengakibatkan keluhan gangguan kesehatan dan atau penyakit.
1
Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian dengan pendekatan ergonomika untuk mengetahui karakteristik getaran mekanis dan tinjauannya dari aspek kesehatan, keselamatan serta kenyamanan kerja. Penelitian yang dilakukan yaitu mengukur tingkat getaran mekanis yang terjadi dalam lingkungan kerja di pabrik gula serta waktu terpapar (exposure limit) operator untuk bekerja pada lingkungan tersebut. Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi perusahaan terutama tentang hal yang berkaitan dengan aspek K3 dalam proses produksi gula di perusahaan tersebut.
B. TUJUAN Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk : 1. Menganalisis tingkat dan pola penyebaran getaran mekanis pada proses produksi di Pabrik Gula Jatitujuh. 2. Mengetahui waktu terpapar (exposure limit) operator berada dalam ruangan berdasarkan tingkat getaran mekanis sesuai dengan standar ketenagakerjaan. 3. Memberikan
solusi
kepada
perusahaan
tentang
aspek
kesehatan,
kenyamanan dan keselamatan kerja dalam proses produksi gula.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. KEADAAN PABRIK GULA Secara keseluruhan proses produksi gula di PG. Jatitujuh dibagi menjadi lima stasiun utama untuk proses produksi gula yaitu stasiun gilingan, pemurnian, penguapan, masakan dan putaran (Setiawan, 2004). Dari lahan tebu diangkut ke stasiun penggilingan untuk ditimbang lalu tebu diletakan pada cane yard. Sebelum digiling, tebu terlebih dulu dipotong dan dicacah oleh mesin pemotong. Cane carrier mengangkut tebu ke pencacah pisau (cane cutter) dan unigrator. Dari unigrator, tebu yang sudah tercacah menjadi bagianbagian halus diangkut ke stasiun penggilingan dengan belt conveyor. Mesin pemotong tebu (cane cutter) bekerja dengan kecepatan putaran yang cukup tinggi yaitu 593 rpm sedangkan unigrator berputar dengan kecepatan 600 rpm. Putaran mesin yang tinggi biasanya menghasilkan getaran mekanis yang besar. Jenis transmisi dan pemasangan komponen-komponen mesin mempengaruhi adanya getaran mekanis tersebut. Setelah tebu dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil, tebu dari unigrator masuk ke mesin gilingan.
Di stasiun ini tedapat empat mesin
gilingan yang digerakan oleh turbin uap. Setiap mesin gilingan menghasilkan nira untuk diproses lebih lanjut, dan ampas berupa bagas tebu yang langsung dibawa ke stasiun boiler sebagai bahan
bakar. Nira yang dihasilkan dari
gilingan kemudian ditampung dalam cush-cush elevator yang dilengkapi dengan saringan untuk menyaring nira mentah, lalu nira mentah yang telah disaring dikirim ke stasiun pemurnian. Kecepatan putaran mesin gilingan tidak begitu tinggi yaitu antara 3.5 – 7 rpm. Namun kecepatan mesin penggeraknya sangat tinggi mencapai 9000 rpm. Kecepatan mesin ini menghasilkan getaran yang tinggi sehingga dapat membahayakan operator yang bekerja pada tempat tersebut. Stasiun pemurnian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang ada dalam nira mentah. Mesin yang terdapat di stasiun ini bergerak dengan
3
kecepatan rendah contohnya rotary vacuum filter (RVF) yang berfungsi memisahkan nira dan blotong. Dan sebagian besar merupakan tangki-tangki yang tidak menggunakan mekanisme putaran. Di stasiun ini pun terjadi getaran, sumber getaran itu sendiri berasal dari stasiun penggilingan yang terhubung langsung dengan stasiun pemurnian. Stasiun penguapan dan masakan berada pada lantai yang sama. Mesin yang terdapat pada kedua stasiun ini sebagian besar merupakan mesin proses yaitu pan penguapan (evaporator) dan pan masakan. Oleh karena itu, getaran yang terasa pada lantai stasiun ini kecil dan tidak terlalu mengganggu operator yang bekerja. Stasiun putaran bertujuan untuk memisahkan kristal gula dengan stroop dan kotoran yang terbawa dalam masakan. Pemisahan menggunakan saringan dengan prinsip kerja gaya sentrifugal. Ada dua jenis mesin putaran yaitu putaran kontinyu atau low grade centrifugal (LGC) untuk memisahkan molasses dari kristal gula dan putaran diskontinyu atau high grade centrifugal (HGC) untuk memisahkan kristal gula dengan stroop. Mesin HGC dan LGC pada stasiun putaran masing-masing berjumlah tujuh buah. Kedua jenis mesin putaran tersebut memiliki kecepatan putaran yang tinggi. Mesin HGC bekerja dengan kecepatan putaran 1200 rpm, sedangkan mesin LGC 1900 rpm. Kedua mesin ini menghasilkan getaran mekanis yang tinggi. Operator pada stasiun ini biasanya mengawasi mesin putaran ini dalam waktu yang lama. Sehingga getaran mekanis yang ditimbulkan mesin berpengaruh terhadap kesehatan operator.
B. ERGONOMIKA Ergonomika berasal dari bahasa yunani yaitu ergos = kerja, nomos = aturan. Secara harfiah diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan kerja. Menurut International Ergonomics Association (IEA), ergonomi dapat diartikan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara
4
manusia dan elemen lainnya dalam sistem yang berhubungan dengan perancangan,
pekerjaan,
produk
dan
lingkungan
untuk
mendapatkan
kesesuaian antara kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan manusia (Syuaib, 2003 dalam Wijaya 2005). Menurut suma’mur (1982), dalam Wijaya (2005) ergonomi diartikan sebagai penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal antara manusia dengan pekerjaanya, dimana manfaatnya dapat diukur dari efisiensi dan kenyamanan kerja. Jadi ergonomi merupakan ilmu yang bersifat multi disiplin yang melibatkan ilmu-ilmu anatomi, biologi, fisioligi, keteknikan dan manajemen. Pada dasarnya, ergonomi meninjau manusia dari aspek keteknikan dan sistem dalam hubungannya dengan fasilitas dan lingkungan tempat bekerja. Ergonomi merupakan ilmu serta penerapan yang diusahakan untuk menyerasikan pekerjaan terhadap orang dan lingkungannya secara optimal dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya dengan mengingat kesejahteraan kerja. Dalam melakukan pekerjaanya, manusia sebagai operator berinteraksi dengan peralatannya dan lingkungannya. Aplikasi dari ergonomika digunakan untuk menambah tingkat keamanan, keselamatan dan kenyamanan manusia dalam interaksinya dengan peralatan dan lingkungan dalam suatu sistem kerja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada alat-alat dan mesin yang digunakan manusia akan berpegaruh terhadap pemakaian energi, resiko kecelakaan, dan efek terhadap kesehatan (Mc Cormick et al, 987 dalam Kurniasih, 2005). Lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu proses yang dijalankan. Salah satu aspek penting dari ergonomika dalam hubungannya dengan lingkungan kerja adalah getaran mekanis yang akan menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini.
5
C. GETARAN Seorang operator dalam melakukan pekerjaannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terjadi di lingkungannya, salah satunya adalah getaran mekanis. 1. Pengertian Getaran Menurut Kroemer et. al. (1994) dalam Wijaya 2005, getaran didefinisikan sebagai gerakan yang berulang-ulang terhadap suatu titik yang tetap atau gerak osilasi periodik yang bergerak bolak-balik melelui lintasan yang sama dimana terjadi suatu gerakan siklik selama selang waktu satu detik. Jumlah siklus gerakan tiap satuan waktu tertentu disebut frekuensi. Amplitudo adalah jarak terjauh dari titik keseimbangan (equilibrium), sehingga jarak total yang dilalui adalah dua kali amplitudo. Getaran pada mesin atau motor terjadi karena gerakan rotasi maupun bolak-balik dari komponennya. Apabila terjadi gaya pada suatu benda sehingga titik berat dari benda tersebut bergerak dengan arah yang terbalik dalam suatu perioda tertentu, maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan bergetar (Mabie dan Ocvirk, 1977 dalam Satrio 1991). Getaran umumnya terjadi karena adanya efek-efek dinamis dari toleransi pembuatan, kerenggangan, kontak-kontak berputar dan bergesek antara elemen-elemen mesin serta gaya-gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak seimbang pada bagian-bagian yang berputar. Benda yang bergetar pada frekuensi yang sama dapat saling mempengaruhi, keadaan ini disebut resonansi. Parameter getaran yang merambat antara lain perpindahan atau gerak getaran, kecepatan, dan percepatan getaran. Mengacu pada konsep getaran sinusoidal yang berupa getaran haronis sederhana, gerak atau perpindahan getaran dapat diketahui dengan persamaan : x = A Sin (ωt + θ), dimana A = amplitudo, ω = kecepatan angular, t = waktu, θ = sudut awal. Persamaan kecepatan getaran adalah turunan pertama dari persamaan gerak diatas. Persamaannya yaitu : V = A ω Cos (ωt + θ).
6
Persamaan percepatan getaran adalah turunan kedua dari persamaan gerak. Persamaan percepatan getaran yaitu : a = - A ω2 Sin (ωt + θ).
1
Y = A Sin ωt X = A Sin ωt
A Y 4
2
1
2
3
4
X
3
2 π
X = A Cos ωt 1
2
3
4
Gambar 1. Getaran Sinusoidal
2. Pengaruh Getaran Terhadap Operator Getaran yang ditimbulkan oleh peralatan atau mesin, sampai pada operator melalui beberapa cara, diantaranya adalah melalui getaran yang dihantarkan badan mesin yang bergetar ke seluruh tubuh pekerja yang biasa dikenal dengan istilah whole body vibration (Bridger, 1995). Cara lainnya yaitu, getaran dihantarkan secara lokal melalui salah satu bagian tubuh pekerja, misalnya tangan, pergelangan tangan, lengan atau kaki. Getaran ini disebut sebagai segmental vibration yang lebih dikenal dengan nama hand arm vibration (Sanders and Cormick, 1987 dalam Wijaya 2005). Terpapar getaran yang cukup tinggi dapat menyebabkan kerusakan terhadap paru-paru, persendian, sistem sirkulasi darah dan organ organ lainya. Terpapar
getaran seluruh tubuh (whole body vibration) atau 7
getaran pada tangan (hand-arm cibration) dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan cedera yang mengakibatkan cacat (Wilson, 1989). Getaran dengan tingkat tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan sendi tulang dan sistem peredaran darah. Waktu terpapar (exposure limit) terpapar getaran yang lama dapat menyebabkan kelumpuhan dan cacat. Sedangkan waktu terpapar (exposure limit) yang lebih singkat dapat mengakibatkan kehilangan rasa, penurunan ketajaman penglihatan, yang menjadi penyebab kecelakaan kerja (Wilson 1989).
3. Pengendalian Getaran Getaran terjadi karena adanya gaya yang berasal dari dalam atau luar sistem, disebut juga gaya eksitasi. Hampir semua mesin yang bergerak akan bergetar meskipun intensitasnya sangat kecil. Eksitasi dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan pada mesin itu sendiri atau dari sumber di luar mesin. Untuk menanggulangi efek getaran yang berakibat buruk bagi kesehatan manusia, dilakukan peredaman getaran terhadap mesin-mesin yang bekerja. Pada umumnya gerakan benda akan selalu berkurang akibat gesekan,
keadaan
ini
mendorong
terjadinya
peredaman
getaran.
Peredaman getaran ini dapat menggunakan bahan-bahan tertentu sehingga dapat mengurangi getaran yang terjadi pada mesin, terutama getaran yang merambat hingga mencapai operator. Untuk mengurangi efek negatif dari getaran mekanis, perlu dilakukan modifikasi dengan cara : a.
Mengurangi getaran yang terjadi pada sumbernya. Metode ini pada umumnya cukup efektif, akan tetapi tidak praktis karena memerlukan pembuatan disain ulang dan biaya yang harus dikeluarkan cukup tinggi untuk memodifikasinya (Satrio, 1991).
8
b. Mengurangi transmisi dari sumber getaran sampai permukaan tempat operator. Penggunaan bahan elastis seperti pegas dan karet dapat mengurangi transmisi energi getaran. Metode ini dilakukan dengan penambahan bahan yang mampu meredam getaran, sehingga energi getaran sepanjang jalur transmisi getaran dapat diubah menjadi energi panas. Metode ini efektif apabila pemasangan bahan tersebut dilakukan pada lokasi yang dekat dengan sumber getaran (Satrio, 1991). c.
Mengurangi
amplitudo
getaran
pada
permukaan
yang
memantulkan getaran tersebut. Penambahan massa atau peredam pada permukaan yang memantulkan getaran dapat merubah nilai frekuensi alami sehingga dapat mengurangi getaran yang terjadi. Isolator getaran adalah bahan lunak yang pemasangannya bertujuan mengurangi efek dari getaran yang sifatnya stabil (Wilson, 1989). Untuk berbagai aplikasi, sifat yang harus dimiliki oleh bahan isolator getaran diantaranya yaitu : a.
Cukup lunak agar sesuai dengan tingkat isolasi yang diinginkan
b.
Mampu menyangga beban yang diberikan
c.
Dapat bertahan terhadap keadaan lingkungan sekitar seperti suhu, kelembaban, uap bahan bakar dan korosi. Batas nilai percepaan getaran yang aman sebagaimana yang
direkomendasikan OSHA (Occupational Safety and Healt Administration) dan WHO (World Healt Organization) adalah 4 m/s2. Tetapi belum diketahui berapa lama waktu bekerja yang aman bagi operator. Oleh karena itu percepatan diplotkan pada grafik hubungan percepatan getaran dan frekuensi berdasarkan standar yang ada, yaitu grafik yang direkomendasikan ISO untuk mengetahui batas aman terpaparnya operator untuk berada di dalam pabrik gula. Grafik yang akan digunakan merupakan grafik standar untuk paparan getaran pada seluruh tubuh
9
(whole body vibration), oleh karena itu, pada penelitian ini diasumsikan getaran terjadi pada seluruh tubuh operator.
10
IIII. METODOLOGI PE ENELITIAN N
A WAKTU A. U DAN TEM MPAT PENE ELITIAN 1.
Wakktu M 2008 saampai dengaan Agustus Peneelitian ini dillaksanakan ppada bulan Mei 2008 8, yang melipputi Pengam mbilan data, studi s pustakaa, dan pengoolahan serta analiisis data.
2.
Temp pat Peneelitian dilakuukan di PT. PG P Rajawalii II Unit PG Jatitujuh, Majalengka. M
B ALAT DAN B. D BAHAN N Alat dan bahan b yang digunakan ppada penelitiian ini adalahh: 1.
Vibraationmeter, untuk menngukur karaakteistik ataau parameter getaran aktuaal seperti keecepatan, perrcepatan dan n frekuensi yyang dihasilkan mesin. Alat ini dilengkaapi dengan seensor getarann piezoelectrric.
Kabel Senso or Layar Display Senso or getaran
Tombol Kontrol
Gam mbar 2. Vibraationmeter 2.
mputer, untukk mengolah ddata. Kom
3.
Disto ometer, untuuk menghitunng panjang dan d luas areaal yang diukuur.
4.
Alat tulis untuk mencatat m hassil di lapangan.
11
5.
Form pengambilan data untuk mencatat tingkat getaran mekanis yang terjadi di lapangan.
6.
Quesioner, untuk mengetahui tanggapan subjektif operator terhadap getaran yang terjadi di stasiun tempat mereka bekerja.
C. METODOLOGI PENELITIAN Metoda pengambilan data getaran mekanis dalam penelitian ini meliputi : 1.
Pengambilan data di lapangan Data tingkat getaran mekanis yang dihasilkan mesin, diukur dengan cara : a.
Pengukuran getaran dilakukan pada proses penggilingan tebu dimana saat itu mesin beroperasi. Sebelumnya dilakukan pengukuran luas areal dan tempat operator untuk memplotkan dan menyesuaikan kontur dengan stasiun yang diukur.
b.
Mengukur percepatan getaran mekanis (RMS) dan frekuensi (Hz) pada mesin dan juga mengukur getaran yang merambat ke lantai atau tempat lain dimana getaran merambat dengan menempelkan vibrationmeter. pengukuran getaran pada lantai dipetakan dengan grid 1 meter untuk membuat kontur getaran.
c.
Pengukuran getaran dilakukan pada semua waktu kerja (shift) untuk mengetahui perbedaan tingkat getaran mekanis yang terjadi. Operator yang bekerja pada tiap stasiun memiliki pola waktu kerja (shift), dalam satu hari terdapat tiga shift (8 jam) yaitu shift 1 (07.00 – 15.00), shift 2 (15.00 – 23.00), shift 3 (23.00 – 07.00) dan terjadi pergantian shift tiap lima hari sekali.
d.
Pengukuran getaran di fokuskan pada stasiun dengan getaran yang dianggap paling kritis.
e.
Mengadakan wawancara dengan menggunakan quesioner kepada para operator yang bekerja untuk mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan akibat getaran di lingkungan mereka bekerja.
2.
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan cara : a.
Data luas areal hasil pengukuran digunakan untuk membuat gambar masing masing stasiun dengan menggunakan program Auto Cad 2008. 12
b.
Tingkat getaran mekanis pada lantai dan ruang kerja operator sebagai input untuk membuat kontur getaran mekanis dengan menggunakan program Golden Surfer.
c.
Memplotkan data percepatan getaran dan frekuensi pada grafik hubungan percepatan dan frekuensi untuk mengetahui waktu terpapar (exposure
operator
limit)
pada
tempat
kerjannya
dengan
memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan operator. Grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0 30.0 20.0
2
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0 3.0 1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Gambar 3. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Untuk Performance Exposure limit. Untuk mendapatkan waktu terpapar (exposure limit) safety, parameter percepatan getaran pada grafik dikalikan 2. Sedangkan untuk mendapatkan waktu terpapar (exposure limit) comfort, parameter percepatan getaran pada grafik dibagi dengan 3.14
13
d.
Menganalisis pola dan karakteristik penyebaran getaran mekanis di ruang
operator,
lalu
membandingkannya
dengan
standar
ketenagakerjaan yang ada. e.
Menganalisis hasil kuesioner sebagai referensi subjektif dari para operator. Wawancara dilakukan dengan operator di stasiun yang diukur. Setiap shift diambil tiga orang responden masing-masing stasiun.
14
Secara garis besar, langkah-langkah dalam penelitian ini tersaji dalam bagan di bawah ini. MULAI
Pengukuran dan pengamatan lapangan
Percepatan dan frekuensi getaran mekanis tiap stasiun
Luas areal dan ketinggian tempat operator tiap stasiun
Kontur getaran mekanis
Exposure limit operator
Memenuhi standar keamanan
Wawancara dengan operator menggunakan quesioner
Referensi subjektif operator
Peta stasiun pabrik gula
Peta pola penyebaran getaran mekanis tiap stasiun
Ya
Laporan
Tidak SELESAI Saran Pengendalian getaran mekanis
Gambar 4. Flow Chart Pengambilan dan Pengolahan Data Penelitian.
15
IV. PEMBAHASAN
Pabrik gula Jatitujuh memiliki beberapa stasiun dengan tingkat getaran mekanis yang berbeda. Pola penyebaran getaran tiap stasiun juga beragam dipengaruhi oleh mesin-mesin proses yang menjadi sumbernya. Beberapa faktor seperti putaran poros mesin (rpm), jenis transmisi, dan komponen mesin lainnya mempengaruhi getaran yang terjadi pada stasiun tersebut. A. GETARAN DI STASIUN PENGGILINGAN Stasiun penggilingan merupakan stasiun pertama dalam proses produksi gula. Stasiun ini terdiri dari beberapa lantai dengan pola penyebaran getaran yang berbeda di setiap lantainya. Karena adanya perbedaan tingkat atau ketinggian, stasiun penggilingan ini dibagi menjadi empat bagian yang akan dibahas pola penyebaran getarannya. Bagian tersebut yaitu lantai utama, lantai tengah, ruang operator , dan lantai belakang. Untuk lebih jelasnya pembagian stasiun tersebut disajikan pada gambar berikut.
Lantai utama
Lantai belakang
Ruang operator
Lantai tengah
Gambar 5. Pembagian Stasiun Penggilingan Berdasarkan Perbedaan Ketinggian
16
Setiap bagian dari stasiun penggilingan memiliki pola penyebaran yang berbeda. Lantai utama berada meter dari lantai dasar. Pada bagian ini, jalan atau pijakan kaki operator merupakan besi yang berhubungan langsung dengan dudukan mesin pada stasiun penggilingan. Akibatnya getaran dari mesin yang merambat dapat dirasakan langsung oleh telapak kaki. Getaran terbesar terjadi pada lantai utama dan hampir terjadi di daerah yang sama pada tiap shiftnya. Getaran pada lantai utama shift 1 memiliki pola penyebaran seperti pada gambar berikut. Turbin 1
RMS (m/s2)
11.00 10.50 10.00 9.50 9.00 8.50 8.00 7.50 7.00 6.50 6.00 5.50 5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50
Turbin 2
reducer
Gear box
Turbin 3
reducer
Gear box
Pompa hydrolic
Turbin 4
reducer
Gear box
Gear box Bagasse conveyor to boiler
coupling
Panel 2
Gil 1
Gil 2
Gil 3
Central pelumas gilingan
Gil 4
Pompa air imbibisi
Pompa Hydrolic Haglunds Gil 1
Pompa nira mentah Panel listrik Haglunds
Pompa Hydrolic Haglunds Gil 4
Cush‐cush elevator
Pompa nira imbibisi Panel listrik Haglunds
Gambar 6. Getaran Lantai Utama Stasiun Penggilingan Shift 1 Daerah yang memiliki getaran mekanis yang tinggi ditandai dengan pola kontur getaran yang lebih rapat juga berwarna merah. Warna biru menandakan daerah dengan getaran mekanis yang lebih rendah. Besarnya getaran yang terjadi juga dapat dilihat dari indikator getaran disamping gambar kontur. Getaran pada daerah tersebut dipengaruhi oleh motor mesin yang
17
bergerak dengan kecepatan putaran tinggi. Getaran dari sumber yaitu mesin penggerak gilingan
3 yang berputar dengan kecepatan tinggi lalu
ditransmisikan oleh sistem gearbox dan kopling yang meneruskan putaran yang tinggi tersebut. Getaran tersebut menyebar ke lantai besi tempat operator karena lantai besi terhubung langsung dengan lantai tempat dudukan mesin. Getaran yang tinggi tersebut secara langsung mempengaruhi operator yang bekerja pada stasiun tersebut. Pada shift 2 juga getaran terjadi tidak hanya pada daerah yang sama di lantai utama, pada daerah lain juga terjadi getaran tinggi seperti pada gambar di bawah ini.
RMS (m/s2)
17.00 Turbin 1 Turbin 2 Turbin 3 16.00 15.00 reducer reducer 14.00 13.00 12.00 11.00 Gear box Gear box Gear box 10.00 9.00 Pompa 8.00 hydrolic coupling 7.00 Panel 2 6.00 5.00 Gil 2 4.00 Gil 1 Gil 3 3.00 2.00 Pompa air 1.00 imbibisi 0.00 Pompa Hydrolic Haglunds Gil 1
reducer
Gear box Bagasse conveyor to boiler
Central pelumas gilingan
Gil 4
Cush‐cush elevator
Pompa nira mentah Panel listrik Haglunds
Turbin 4
Pompa Hydrolic Haglunds Gil 4
Pompa nira imbibisi Panel listrik Haglunds
Gambar 7. Getaran Lantai Utama Stasiun Penggilingan Shift 2 Percepatan getaran yang terjadi di sekitar daerah berwarna merah yang pertama sebesar, 17.7 m/s2 dan pada daerah yang kedua sebesar 13.67 m/s2. Getaran pada daerah pertama tersebut berasal dari sumber yang sama seperti
18
pada shift 1 yaitu dari mesin transmisi kopling gilingan 3. Pada daerah yang kedua ini yang menjadi sumber getaran adalah motor penggerak konveyor. Getaran tinggi pada shift 3 di lantai utama stasiun penggilingan ini terjadi di dua daerah. Daerah yang pertama memiliki percepatan getaran sebesar 11.85 m/s2. Sumber getaran pada daerah tersebut yaitu transmisi kopling gilingan 3. Percepatan getaran di sekitar daerah kedua tersebut yaitu 10.01 m/s2, berasal dari mesin motor penggerak konveyor. Getaran shift 3 lantai utama dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Daerah pertama ditandai dengan warna merah di sebelah kanan dan daerah kedua di sebelah kirinya.
Turbin 1
RMS (m/s2)
11.00 10.50 10.00 9.50 9.00 8.50 8.00 Gear box 7.50 7.00 6.50 6.00 5.50 5.00 4.50 4.00 3.50 Gil 1 3.00 2.50 2.00 1.50 Pompa 1.00 Hydrolic 0.50 Haglunds
Turbin 2
reducer
Turbin 3
reducer
Gear box
Pompa hydrolic
Turbin 4
reducer
Gear box
Gear box Bagasse conveyor to boiler
coupling
Panel 2
Gil 2
Gil 3
Central pelumas gilingan
Gil 4
Pompa air imbibisi
Pompa Hydrolic Haglunds Gil 4
Cush‐cush elevator
Gil 1 Pompa nira mentah Panel listrik Haglunds
Pompa nira imbibisi Panel listrik Haglunds
Gambar 8. Getaran Lantai Utama Stasiun Penggilingan Shift 3 Data percepatan getaran tertinggi untuk lantai utama stasiun penggilingan secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
19
Berdasarkan data pengukuran, getaran tertinggi di bagian lantai utama stasiun penggilingan terjadi pada shift 2 (15.00 – 23.00) sebesar 17.7 m/s2. Hal ini dapat terjadi karena proses produksi yang terjadi lebih besar dari waktu lainnya. Selain lantai utama, getaran juga terjadi lantai tengah, ruang operator dan lantai belakang. Getaran yang terjadi di lantai tengah lebih kecil dari lantai atas karena konstruksi lantainya dari beton dan keramik. Sebagai contoh, di bawah ini merupakan gambar kontur getaran yang terjadi di lantai tengah pada shift 1. RMS m 2 ( /s ) 3.00
Turbin 1
Turbin 2
Turbin 3
Turbin 4
2.80 2.60
reducer
2.40
reducer
reducer
2.20 2.00
Gear box
1.80
Gear box
Gear box
Gear box
1.60 Pompa hydrolic
1.40 1.20
coupling
Bagasse conveyor to boiler
Panel 2
1.00 0.80 0.60 0.40
Gambar 9. Getaran Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Shift 1
Pada gambar di atas terlihat percepatan getaran tertinggi hanya sebesar 3
m 2 /s
yang terjadi pada sistem transmisi turbin nomor 1. Meskipun terdapat
motor dan gear box, getaran yang dihasilkan diduga mengalami peredaman oleh lantai sehingga kurang berpengaruh pada operator yang ada pada tempat tersebut. Kontur percepatan getaran pada lantai tengah shift 2 dan shift 3 selanjutanya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
20
RMS m 2 ( /s ) 1.60
Turbin 1
Turbin 2
Turbin 3
Turbin 4
1.50 1.40
reducer
1.30
reducer
reducer
1.20 1.10 1.00 0.90
Gear box
Gear box
Gear box
Gear box Bagasse conveyor to boiler
0.80 0.70
Pompa hydrolic
0.60
coupling
0.50 Panel 2
0.40 0.30 0.20 0.10 0.00
Gambar 10. Getaran Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Shift 2 Pada lantai tengah shift 2, nilai getaran tertinggi yang terjadi lebih kecil dibandingkan pada shift 1.
RMS m 2 ( /s ) Turbin 1
Turbin 2
Turbin 3
Turbin 4
3.40 3.20
reducer
3.00
reducer
reducer
2.80 2.60 2.40 2.20
Gear box
Gear box
Gear box
Gear box
2.00 1.80 1.60 1.40
Pompa hydrolic
coupling
Bagasse conveyor to boiler
Panel 2
1.20 1.00 0.80 0.60 0.40
Gambar 11. Getaran Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Shift 3 Percepatan getaran tertinggi yang terjadi pada lantai tengah shit 3 paling besar dibandingkan pada shift yang lain. Pada ruang operator, getaran yang terjadi rata-rata sebesar 0.43 m/s2. Operator tidak terlalu terpengaruh oleh getaran yang terjadi. Disamping itu,
21
ruang operator juga dilengkapi air conditioner (AC) sehingga operator lebih nyaman berada pada ruangan tersebut. Pada stasiun penggilingan ini, percepatan getaran tinggi juga terjadi pada bagian lantai belakang. Di bagian ini terdapat cane cutter dan unigrator yang berputar dengan kecepatan 600 rpm, menghasilkan getaran yang cukup tinggi bagi operator yang ada di dekatnya. Pada shift 1, terdapat lebih dari satu daerah yang memiliki getaran tinggi. Kontur pola penyebaran getaran pada bagian lantai belakang shift 1 dapat dilhat pada gambar di bawah ini. Turbin cane cutter
RMS m 2 ( /s )
Penggerak cane carrier Penggerak belt conveyor
10.00
Cane cutter
unigrator
0
0
0
0
0
Cane kicker
0
0
0
0
0
0
0
11.00
0
12.00
Rubber belt conveyor
9.00
leveler
Donely chute
8.00
Pompa hydrolic haglund
7.00
Turbin unigrator
6.00 5.00
Pompa hydrolic haglund
4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
Gambar 12. Getaran Lantai belakang Stasiun Penggilingan Shift 1 Pada gambar tersebut, getaran terbesar terjadi di beberapa daerah merah. Percepatan getaran di sekitar daerah sekitar mesin penggerak conveyor sebesar 7.74
m 2 /s .
Percepatan getaran sebesar 10.34
m 2 /s
belt
terjadi di
sekitar cane kicker. Daerah di dekat unigrator yang menjadi sumber, terkena rambatan getaran sebesar 12.13 m/s2. Dan percepatan getaran sebesar 13.26 m/s2 yang berasal dari mesin penggerak cane cutter menyebar ke tempat pijakan atau jalan operator. Pola penyebaran getaran lantai belakang shift 2 terlihat pada gambar di bawah ini.
22
RMS (m/s2) 2.00
Turbin cane cutter
Penggerak cane carrier Penggerak belt conveyor
1.90 1.80 1.70
Cane kicker
1.60
Cane cutter
unigrator
Rubber belt conveyor
1.50
leveler
1.40
Donely chute
1.30
Pompa hydrolic haglund
Turbin unigrator
1.20 1.10
Pompa hydrolic haglund
1.00 0.90 0.80 0.70
Gambar 13 Getaran Lantai belakang Stasiun Penggilingan Shift 2 Pada shift 2 percepatan getaran tertinggi sebesar 2.07 m/s2 yaitu pada satu daerah yang sama pada shift 1 karena mesin penggerak belt conveyor. Pada daerah lain tidak terjadi getaran yang tinggi. Hal ini terjadi akibat proses produksi yang belum stabil dan sedikitnya bahan baku yang diproses. Pada shift 3, percepatan getaran tertinggi terjadi di beberapa daerah yang sama seperti pada shift 1. Daerah di sekitar mesin penggerak belt conveyor memiliki percepatan getaran sebesar 9.48 percepatan 8.83
m 2 /s
m 2 /s .
Getaran dengan
terjadi akibat mesin cane kicker. Getaran dengan
percepatan sebesar 9 m/s2 berasal dari unigrator. Percepatan getaran sebesar 18.75 m/s2 terjadi di sekitar daerah yang dekat dengan mesin penggerak cane RMS m 2 ( /s ) 18.00 17.00 16.00 15.00 14.00 13.00 12.00 11.00 10.00 9.00 8.00 7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
cutter. Gambar di bawah ini adalah kontur getaran di bagian lantai belakang shift 3. Turbin cane cutter
Penggerak cane carrier Penggerak belt conveyor Cane kicker
Cane cutter
unigrator
Rubber belt conveyor
leveler
Donely chute
Turbin unigrator
Pompa hydrolic haglund Pompa hydrolic haglund
Gambar 14. Getaran Lantai belakang Stasiun Penggilingan Shift 3 23
Dari ketiga waktu kerja (shift), getaran tertinggi di bagian lantai belakang stasiun penggilingan terjadi pada shift 3 (15.00 – 23.00) yaitu 18.75 m 2 /s .
Hal ini dikarenakan jumlah tebu yang diproses lebih banyak dari waktu
lainnya. Secara keseluruhan, percepatan getaran mekanis stasiun penggilingan tersaji pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Percepatan Getaran Tertinggi Stasiun Penggilingan Lokasi
Daerah
Lantai Utama Lantai Tengah Ruang Operator
1 1 1 1 2 3 4
Lantai Belakang
Percepatan Getaran (m/s2) Shift 1 Shift 2 Shift 3 11.384 17.7 8.9 3.23 1.72 3.46 0.65 2.17 0.6 7.74 2.07 9.48 10.34 1.88 8.83 12.13 0.74 9 13.26 0.77 18.75
Angka merah pada tabel tersebut menandakan getaran yang tinggi. Operator di stasiun penggilingan ini bertugas mengawasi monitor dan panel pengatur mesin-mesin proses. Pekerjaan ini mengharuskan operator untuk terus menerus berada pada tempat dengan getaran mekanis tinggi.
B. GETARAN DI STASIUN PUTARAN Stasiun putaran hanya terdiri dari satu lantai dan getaran di stasiun putaran adalah yang terbesar kedua setelah stasiun pengggilingan. Mesin yang berperan sebagai sumber getaran yaitu mesin putaran. Getaran yang terjadi tiap shift berbeda besarnya, namun tiap shift memiliki daerah yang sama dimana terjadi getaran terbesar. Pengukuran getaran mekanis dilakukan pada tempat dimana operator melakukan pekerjaan di suatu tempat dalam waktu yang lama. Daerah pengukuran pada stasiun putaran ini dibatasi oleh garis biru, dapat dilihat pada gambar berikut.
24
Gambar 15. Daerah Pengukuran Pada Stasiun Putaran Daerah diluar garis biru merupakan tempat mesin proses dan pada pengamatan yang sudah dilakukan, tidak ada operator di tempat tersebut. Pada daerah biru, operator bertugas mengawasi status mesin putaran high grade centrifugal (HGC) dan low grade centrifugal (LGC) agar tetap stabil. Mesin putaran HGC dan LGC berputar dengan kecepatan tinggi yaitu 1200 – 1900 rpm. Putaran mesin yang tinggi ini menimbulkan getaran mekanis yang tinggi dan dapat membahayakan operator di tempat tersebut. Selain itu, tempat operator stasiun putaran berada di bawah stasiun masakan, sehingga suhu lingkungan di tempat ini relatif tinggi. Pada stasiun putaran shift 1, terdapat daerah yang memiliki percepatan getaran tinggi. Daerah dengan percepatan getaran tinggi ditandai dengan pola kontur yang rapat dan warna merah yang lebih gelap. Percepatan getaran yang terjadi pada daerah tersebut sebesar 12.62 m/s2. Getaran pada daerah tersebut berasal dari mesin putaran low grade centrifugal (LGC) D1. Letaknya yang berada di ujung juga menyebabkan percepatan getaran semakin tinggi. Pola penyebaran getaran yang terjadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
25
RMS m 2 ( /s )
10 00
9.00 8.50 8.00 7.50 7.00 6.50 6.00 5.50 5.00 4.50 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 1.50 1.00 0.50 0.00
MIXER DI
MIXER C
MIXER D II
MIXER A
SCREW CONVEYOR C
SCREW CONVEYOR D I SCREW CONVEYOR DII
TALANG GOYANG
POMPA MASE D
reheater
POMPA MASE C
HGC. C
POMPA MASE A
MIXER FEEDER C MAGMA MIXER D
Magma mixer DI
Mixer feeder SHS
LGC. D II
LGC. D I
Mixer feeder A
HGC. A
HGC. SHS
Gambar 16 . Getaran di Stasiun Putaran Shift 1
Pada shift 2, daerah dengan percepatan getaran tinggi terjadi di dekat mesin LGC D1 yaitu sebesar 7.69 m/s2. Pola penyebaran getaran shift 2 stasiun putaran terlihat pada gambar di bawah ini.
6.00 5.50
RMS 5.00 m 2 ( /s )4.50
MIXER DI
MIXER C
MIXER D
MIXER A
SCREW CONV
SCREW CONVEYOR D I SCREW CONVEYOR DII
4.00
TALANG GOYANG
3.50 3.00
reheater
POMPA MASE D
POMPA MASE C
HGC. C
POMPA MASE A
2.50
MIXER FEEDER C MAGMA MIXER D II
2.00
Mixer feeder SHS
Magma mixer DI
Mixer feeder A
1.50 1.00
LGC. D I
LGC. D II
HGC. SHS
HGC. A
0.50
Gambar 17 . Getaran di Stasiun Putaran Shift 2
26
Pada gambar tersebut terlihat daerah yang memiliki warna lebih merah daripada daerah lainnya. Berdasarkan indikator yang ada, getaran di daerah tersebut tinggi. Percepatan getaran di stasiun putaran pada waktu shift 3 juga termasuk tinggi. Getaran shift 3 stasiun putaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
RMS m 2 ( /s ) 6.50
MIXER DI
MIXER D II
6.00 5.50
MIXER C
MIXER A
SCREW CONVEYOR C
SCREW CONVEYOR D I
5.00
SCREW CONVEYOR DII
TALANG GOYANG
4.50 4.00 3.50
reheater
POMPA MASE D
POMPA MASE C
HGC. C
POMPA MASE A
3.00 MIXER FEEDER C
2.50 2.00
MAGMA MIXER D II Mixer feeder SHS
Magma mixer DI
Mixer feeder A
1.50 1.00
LGC. D I
LGC. D II
HGC. SHS
HGC. A
0.50 0.00
Gambar 18 . Getaran di Stasiun Putaran Shift 3
Terdapat dua daerah pengukuran yang getarannya tinggi. Daerah pertama memiliki percepatan getaran sebesar 7.44 m/s2. Daerah tersebut berada berdekatan juga memiliki sumber getaran yang sama yaitu mesin putaran LGC D1. Percepatan getaran di daerah kedua sebesar 6.59 m/s2 berasal dari mesin putaran LGC D2. Secara keseluruhan, percepatan getaran mekanis stasiun putaran tersaji pada tabel di bawah ini.
27
Tabel 2. Percepatan Getaran Tertinggi Stasiun Putaran Lokasi
Daerah
Stasiun Putaran
1 2 3
Percepatan Getaran (m/s2) Shift 1 Shift 2 Shift 3 5.76 5.08 6.73 12.62 7.69 7.44 1.9 3.29 6,59
Angka merah pada tabel tersebut menandakan getaran yang tinggi.
C. GETARAN DI STASIUN LAIN Stasiun pemurnian terhubung langsung dengan stasiun penggilingan. Dari seluruh stasiun, getaran pada stasiun ini ketiga terbesar setelah stasiun penggilingan dan stasiun putaran. Sumber getaran di stasiun ini sebagian besar berasal dari stasiun penggilingan karena terhubung langsung dengan tempat motor yang menggerakan gilingan tebu. Mesin-mesin di stasiun ini berputar dengan kecepatan rendah sehingga getaran yang dihasilkan kurang besar. Stasiun
lainnya
memiliki
tingkat
getaran
yang
lebih
rendah
dibandingkan tiga stasiun diatas. Stasiun penguapan dan pemasakan terletak pada satu lantai yang memiliki pola penyebaran getaran yang hampir sama. Beberapa stasiun lain yaitu stasiun boiler dan power house memiliki getaran yang lebih kecil dari stasiun lainnya. Getaran pada stasiun-stasiun tersebut dibahas di bawah ini. a.
Stasiun Penguapan dan Masakan Stasiun penguapan dan masakan berada pada lantai yang sama yang terletak diatas stasiun putaran. Mesin yang ada pada stasiun ini hanya evaporator dan pan masakan sehingga sumber getaran berasal dari mesin mixer stasiun putaran di bawahnya.
28
b. Stasiun Boiler Stasiun boiler terdiri dari dapur pembakaran dan ruang operator. Pengukuran getaran hanya dilakukan di ruang operator karena sangat berbahaya untuk melakukan pengukuran di dekat dapur pembakaran. Getaran pada ruang operator kecil karena berada di lantai dasar berbahan semen. c.
Power House Getaran di ruang power house juga kecil karena pijakan operator adalah lantai keramik. Namun kebisingan di tempat ini cukup tinggi. Selain stasiun-stasiun tersebut, pengukuran juga dilakukan pada lantai
dasar. Getaran yang terjadi di lantai dasar sangat kecil dan hampir tidak ada getaran. Lantai dasar ini terbuat dari keramik diatas cor beton yang tebal. Getaran yang terjadi di tiap stasiun diredam oleh lantai dasar ini.
D. PENGARUH GETARAN TERHADAP OPERATOR Getaran yang terjadi pada tiap stasiun termasuk kedalam getaran tak beraturan karena besarnya tergantung banyaknya proses yang dikerjakan oleh mesin.
1.
Stasiun Penggilingan Getaran di stasiun penggilingan merupakan yang tertinggi daripada
stasiun lainnya. Sebagian besar mereka terus berada pada posnya kecuali ada operator lainnya yang menggantikannya. Berada dalam jangka waktu yang lama di tempat dengan getaran tinggi dapat membahayakan kesehatan baik fisik maupun secara psikologis. Berdasarkan pengamatan di lapangan, tempat atau ruang operator pada stasiun penggilingan ini menyebar seperti pada gambar di bawah ini.
29
Keterangan : = Tempat/pos operator Gambar 19 . Tempat atau Pos Operator Stasiun Penggilingan Dari gambar di atas dapat dilihat pada lantai utama terdapat daerah dimana operator berada dalam jangka waktu yang lama. Di tempat ini, operator menjalankan mesin cush-cush elevator melalui panel-panel. Operator pada daerah diatas tidak beranjak dalam jangka waktu yang lama. Rata-rata waktu yang biasa mereka habiskan di tempat tersebut 5-6 jam. Pada umumnya operator juga beranjak dari tempat tersebut untuk memeriksa keadaan di tempat lain. Tempat yang biasa dilalui operator lantai utama selain ketiga daerah tersebut digambarkan dengan garis biru terlihat pada gambar berikut.
30
Lantai Utama
2
3
1
Lantai tengah
Keterangan : = Tempat/pos operator = Tempat dengan getaran mekanis tinggi Gambar 20 . Mobilisasi Operator di Lantai Utama Stasiun Penggilingan Pada gambar diatas, terlihat mobilitas operator di lantai utama. Operator biasanya berkeliling untuk memeriksa semua mesin gilingan di stasiun tersebut. Biasanya operator memeriksa dari jalan dekat cush-cush elevator dan dari dua jalan di tengah. Biasanya operator menghabiskan waktu sampai 30 menit di tempat ini. Getaran di bagian ini tidak terlalu besar yaitu kurang dari 1.5 m/s2, sehingga operator masih dalam batas exposure limit yang aman. Setelah memeriksa gilingan, operator memeriksa bagas yang dibawa konveyor ke stasiun boiler. Pada gambar diatas, terdapat dua bulatan merah yang menandakan bahwa tempat tersebut memiliki percepatan getaran tinggi.
31
Operator jarang melewati rute tersebut kecuali memeriksa motor penggerak gilingan, biasanya hanya memakan waktu 5 – 10 menit. Oleh karena itu berdasarkan nilai percepatannya, operator masih dalam batas waktu terpapar (exposure limit) yang diijinkan. Pada lantai tengah terdapat tiga daerah tempat operator. Pada daerah 1, operator bertugas mengawasi turbin uap dan menjurnal kinerja mesin. Pada daerah 2, operator juga bertugas mengawasi mesin penggerak. Operator di daerah 3 mengawasi gear box penggerak gilingan. Operator pada lantai tengah ini tidak beranjak dari tempat ini kecuali pada jam istirahat, atau digantikan oleh temannya. Rata-rata mereka berada di posnya selama 4-5 jam. Dengan percepatan yang ada, waktu yang dianjurkan bagi operator di tempat tersebut adalah 1-2.5 jam. Oleh karena itu, operator perlu beranjak dari tempat tersebut setelah 2.5 jam untuk mengurangi dampak getaran di bagian itu. Tempat yang biasa dilalui operator lantai tengah selain ketiga daerah tersebut digambarkan dengan garis biru terlihat pada gambar berikut. Lantai Utama
Lantai tengah
Keterangan : = Tempat/pos operator = Tempat dengan getaran mekanis tinggi Gambar 21 . Mobilisasi Operator di Lantai Tengah Stasiun Penggilingan Pada ruang operator terdapat panel-panel yang berhubungan dengan mesin gilingan juga monitor yang menunjukan tebu yang diproses setiap jamnya. Operator pada ruangan tersebut mengawasi dan mengatur kecepatan mesin gilingan berdasarkan jumlah bahan baku yang masuk.
32
Operator di bagian ini tidak beranjak dari tempatnya kecuali digantikan oleh temannya. Biasanya mereka berada di posnya selama 4-5 jam sebelum pergantian. Percepatan getaran di tempat ini kecil sehingga operator dapat berada pada tempat ini selama delapan jam. Pada lantai belakang terdapat satu daerah dimana operator bertugas mengawasi tebu yang masuk cane cutter dan unigrator. Tempat operator lantai belakang tersebut terlihat pada gambar berikut.
Keterangan : = Tempat/pos operator = Tempat dengan getaran mekanis tinggi Gambar 22 . Mobilisasi Operator di Lantai Belakang Stasiun Penggilingan Tempat operator tersebut berada sangat dekat dengan daerah yang memiliki percepatan getaran tinggi. Kondisi tersebut dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan operator yang berada pada tempat itu. Dengan memplotkan data percepatan getaran dan frekuensi tiap tempat pada grafik standar hubungan percepatan dan frekuensi, didapat waktu terpapar (exposure limit) yang diijinkan untuk operator berada pada tempat tersebut. Lamanya waktu terpapar (exposure limit) tiap shift dan tempat di stasiun penggilingan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
33
Tabel 3. Waktu Terpapar (exposure limit) Tiap Shift dan Tiap Tempat di Stasiun Penggilingan.
Shift
Tempat
lantai atas
1
2
Frekuensi getaran (Hz)
1
1.7
2 3
Durasi Performance
Safety
Comfort
2.97
25 menit - 1 jam
1 - 2.5 jam
< 1 menit
1.98
2.15
25 menit - 1 jam
1 - 2.5 jam
< 1 menit
1.63
2.46
25 menit - 1 jam
2.5 - 4 jam
< 1 menit
1
2.33
1.22
25 menit - 1 jam
2.5 - 4 jam
< 1 menit
2
1.26
1.2
2 jam 30 menit
4 - 8 jam
1 - 16 menit
3
2.33
2.31
25 menit
1 - 2.5 jam
< 1 menit
ruang operator
1
0.34
0.84
> 8 jam
> 8 jam
4 - 8 jam
ruang belakang
1
13.26
15.61
< 1 menit
< 1 menit
< 1 menit
1
1.77
2.97
25 menit - 1 jam
1 - 2.5 jam
< 1 menit
lantai atas
2
1.93
2.31
25 menit - 1 jam
1 - 2.5 jam
< 1 menit
3
0.73
0.18
> 8 jam
> 8 jam
2.5 - 4 jam
1
1.72
2.24
25 menit - 1 jam
2.5 - 4 jam
< 1 menit
2
0.2
0.12
> 8 jam
> 8 jam
> 8 jam
lantai tengah
lantai tengah
3
0.16
0.73
> 8 jam
> 8 jam
> 8 jam
ruang operator
1
0.65
0.3
> 8 jam
> 8 jam
2.5 - 4 jam
ruang belakang
1
0.76
1.13
4 - 8 jam
> 8 jam
25 menit - 1 jam
1
1.7
1.23
1 - 2.5 jam
4 - 8 jam
< 1 menit
2
1.96
1.36
1 - 2.5 jam
2.5 - 4 jam
< 1 menit
3
1.47
2.67
1 jam
2.5 - 4 jam
< 1 menit
1
1.89
4.36
16 - 25 menit
1 - 2.5 jam
< 1 menit
2
1.23
1.41
2.5 jam
4 - 8 jam
1 - 16 menit
3
2.53
2.94
1 - 16 menit
1 - 2.5 jam
< 1 menit
ruang operator
1
0.46
0.38
> 8 jam
> 8 jam
4 - 8 jam
ruang belakang
1
18.76
18.28
< 1 menit
< 1 menit
< 1 menit
lantai atas
3
Percepatan getaran (m/s2)
Titik
lantai tengah
2.
Stasiun Putaran Getaran mekanis di stasiun putaran juga tergolong tinggi dan membahayakan operator. Operator pada stasiun ini bertugas mengawasi mesin putaran dan panel-panel yang ada sehingga mereka terus berada
34
pada tempatnya sampai ada yang menggantikan. Lokasi operator pada stasiun ini terlihat pada gambar di bawah ini.
1
2
3
ketarangan : = Tempat/pos operator = Tempat dengan getaran mekanis tinggi Gambar 23 . Tempat atau Pos Operator Stasiun Putaran Pada daerah 1 operator atau mandor proses bertugas mencatat dan mengawasi kondisi mesin putaran. Hal yang sama dilakukan oleh operator pada daerah 2 dan 3. Biasanya operator berada pada tempat ini selama 6-7 jam. Waktu tersebut melebihi batas aman operator dimana berdasarkan grafik percepatan dan frekuensi seharusnya kurang dari satu menit akibat getaran yang tinggi. Biasanya operator beranjak dari daerah tersebut, namun masih berada di stasiun putaran kecuali saat digantikan oleh temannya pada waktu istirahat. Lamanya waktu terpapar (exposure limit) tiap shift dan tempat di stasiun putaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
35
Tabel 4. Waktu Terpapar (exposure limit) Tiap Shift dan Tiap Tempat Stasiun Putaran. Shift
1
2
3
3.
Percepatan getaran (m/s2)
Frekuensi getaran (Hz)
Performance
Safety
Comfort
1
4.42
7.32
< 1 menit
1 - 16 menit
< 1 menit
2
3.77
6.94
< 1 menit
1 - 16 menit
< 1 menit
3
2.99
4.64
< 1 menit
25 - 60 menit
< 1 menit
1
5.31
6.34
< 1 menit
1 - 16 menit
< 1 menit
2
4.26
4.17
< 1 menit
16 - 25 menit
< 1 menit
3
1.85
0.72
1 - 2.5 jam
4 - 8 jam
1 - 16 menit
1
4.54
4.47
< 1 menit
1 - 16 menit
< 1 menit
2
6.59
6.34
< 1 menit
< 1 menit
< 1 menit
3
1.86
0.46
2.5 - 4 jam
8 jam
16 - 25 menit
Titik
Durasi
Evaluasi Hasil Quesioner Berdasarkan wawancara dan pembagian quesioner kepada 16 orang pekerja, terdapat kesamaantanggapan operator terhadap getaran. Operator di stasiun penggilingan dan putaran rata-rata berusia lebih dari 40 tahun dan sudah bekerja lebih dari 20 tahun. Tingkat pendidikan tertinggi yang pernah mereka dapatkan adalah SLTA. Walaupun disediakan waktu istirahat, 50% operator biasanya berada di tempatnya saat istirahat karena aktivitas produksi tidak berhenti. Mereka biasanya bergantian dengan temannya saat istirahat. Sebanyak 25% operator tidak merasa terganggu, bahkan ngbeberapa yang sudah puluhan tahun bekerja mengaku sudah terbiasa. Adanya adaptasi terhadap getaran ini didorong oleh beberapa faktor antara lain ekonomi yaitu adanya tuntutan hidup yang membuat mereka tetap bekerja di tempat tersebut. Beberapa operator mengaku mengalami gangguan akibat getaran. Gangguan yang dialami oleh mereka berbeda seperti pada bagan di bawah ini.
36
Gangguan Akibat Getaran Yang Dialami Operator 100
100
100 87.5
90
Persentase
80 70
gangguan komunikasi
60
gangguan aktivitas
50
gangguan konsentrasi
40
gangguan kenyamanan
30
penurunan prestasi
20
12.5 6.25
10 0
Gambar 24 . Persentase Gangguan Akibat Getaran Yang Dirasakan Operator Walaupun operator merasaka gangguan tersebut, namun sebagian besar operator tidak melakukan usaha mengurangi gangguan getaran tersebut. Semua operator juga mengaku belum mendapatkan alat pelindung diri terhadap getaran dari perusahaan dan sebagian besar mengaku belum ada penyuluhan tentang bahaya getaran. Berdasarkan wawancara, efek getaran yang paling dirasakan oleh operator terlihat dalam bagan berikut.
Keluhan Operator Pabrik Gula 100 90 lelah setelah bekerja
Persentase
80 70
penurunan penglihatan
60
pusing
50
100
100 81.25
40 30 10
mudah tersinggung 50
20
cepat marah
mual
50
sulit tidur 12.5
18.75
0
Gambar 25. Persentase Jumlah Operator dan Keluhan Yang Dirasakan 37
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, sebagian besar operator merasa perlu diadakan penyuluhan tentang pengaruh getaran terhadap operator.
4.
Upaya pengendalian getaran mekanis Getaran yang terjadi di pabrik gula ini mempengaruhi operator dalam bekerja. Pengaruh getaran mekanis yang terdapat pada tiap stasiun dapat dikurangi dengan beberapa metode yaitu pengendalian teknis yaitu dengan memodifikasi mesin penyebab getaran. Memodifikasi mesin dalam hal ini adalah dengan cara mengecek dan memperbaiki bagian-bagian mesin yang mungkin menjadi penyebab getaran. Selain secara teknis, pengendalian dengan memodifikasi lingkungan dapat dilakukan dengan peredam getaran. Upaya pengendalian tersebut dapat diterapkan di lapangan dengan cara menyeragamkan lantai dengan bahan yang memiliki daya redam tinggi. Bahan rubber dampers dapat mengurangi getaran sampai 90% pada kondisi frekuensi dan suhu lingkungan tertentu. Tabel di bawah ini merupakan karakteristik bahan beberapa jenis rubber dampers. Tabel 5. Karakteristik Bahan Rubber Dampers
Special rubber
10 - 70
Damping characteristics (11Hz 25 ) 0.90
Butyl rubber
30 - 60
0.35
Low elastic silicone
20 - 60
0.25
Normal silicone
30 - 60
0.10
Material
Hardness range (JIS A)
Sumber : www.polymatech.co.jp
Penggunaan bahan peredam ini dapat merubah frekuensi alami permukaan sehingga mengurangi getaran yang terjadi. Keuntungan penggunaan bahan ini adalah sifatnya yang elastis sehingga memudahkan pemasangan karena mengikuti kontur panel yang diredam.
38
Pengendalian lainnya diterapkan pada operator yang bekerja pada tempat tersebut yaitu dengan memberikan alat pelindung diri seperti sepatu safety dan sarung tangan anti getaran.
Gambar 26. Safety Shoes
Gambar 27. Sarung Tangan Anti Getaran
Grafik di bawah ini menunjukan perbandingan daya redam sarung bahan gelfom dengan material lain di pasaran pada sarung tangan antivibrasi pada frekuensi dan aplikasi pekerjaan yang berbeda. Pneumatic Hand‐Held Gas‐Powered Holding Material Hammer Grinder Chain Saw to Bench Grinder
99
Vibration 96 Energy 91 Reduction (%) 84
GFOM Vibration reduction
Percent 75 reduction in vibration 64 energy transmitted through material over a 51 range of frequencies. 36 Multiple US/International Patents
Visco‐elastic Materials A & B
19
0
20 25 31.5 40 50 63 80 100 125 160 200 250 315 400 500
Vibration Frequency (log Hz) Gambar 28. Grafik Perbandingan Daya Redam Bahan Gelfom Dengan Bahan Peredam Lainnya Pengaturan sistem kerja dengan pemindahan pos operator di tempat yang getarannya tidak terlalu tinggi dapat mengurangi dampak getaran terhadap operator. Penerapan pola kerja dengan pengaturan waktu kerja (shift) dan istirahat juga merupakan metode untuk mengurangi efek getaran terhadap operator.
39
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN a.
Pada stasiun penggilingan lantai utama shift 1 percepatan getaran tertinggi besarnya 11.384 m/s2. Pada shift 2 sebesar 17.7 m/s2 dan shift 3 sebesar 11.85
m 2 /s .
Getaran berasal dari transmisi kopling mesin
penggerak gilingan. b.
Getaran pada stasiun penggilingan di bagian ruang operator bekisar antara 0.2 – 0.5 m/s2, sehingga operator tidak terlalu terpengaruh oleh getaran yang terjadi.
c.
Getaran
tertinggi pada stasiun penggilingan di bagian lantai tengah
terjadi pada shift 3 yaitu 3.4
m 2 /s
karena pada saat itu proses yang
dijalankan lebih banyak daripada waktu yang lain. Getaran tersebut berasal dari mesin motor dan gear box yang menggerakan gilingan. d.
Pada lantai belakang, getaran tertinggi terjadi pada shift 3 sebesar 18.75 m 2 /s .
Getaran berasal dari mesin penggerak cane cutter. Sedangkan pada
shift 1 dan shift 2 masing-masing sebesar 13.26 m/s2 dan 2.07 m/s2. e.
Getaran tertinggi pada stasiun putaran terjadi pada shift 1 yaitu sebesar 12.62
m 2 /s
yang berasal dari mesin low grade centrifugal (LGC).
Sedangkan pada shift 2 dan 3, getaran tertinggi yang terjadi sebesar 7.69 m 2 /s
f.
dan 7.44 m/s2 juga berasal dari mesin LGC.
Getaran di stasiun lainnya seperti stasiun pemurnian, penguapan , masakan dan boiler tidak terlalu tinggi.
g.
Berdasarkan wawancara dengan menggunakan questioner, 75% operator merasa terganggu karena getaran yang terjadi, namun mereka mengaku telah terbiasa dengan getaran di tempat mereka bekerja.
h.
Perusahaan belum menyediakan alat pelindung diri terhadap getaran bagi operator dan belum ada penyuluhan tentang bahaya getaran terhadap kesehatan.
40
B. SARAN Getaran yang terjadi di pabrik gula ini mempengaruhi operator dalam bekerja. Pengaruh getaran mekanis yang terdapat pada tiap stasiun dapat dikurangi dengan beberapa metode yaitu: 1.
Pengendalian teknis yaitu dengan memodifikasi mesin penyebab getaran. Memodifikasi mesin dalam hal ini adalah dengan cara mengecek dan memperbaiki bagian-bagian mesin yang mungkin menjadi penyebab getaran. Juga aplikasi sistem tumpuan mesin yang baik sehingga getaran mesin tidak menyebar ke lantai.
2.
Pengendalian dengan memodifikasi lingkungan dapat dilakukan dengan peredam getaran. Upaya pengendalian tersebut dapat diterapkan di lapangan dengan cara menyeragamkan lantai dengan bahan yang memiliki daya redam tinggi.
3.
Pengendalian lainnya diterapkan pada operator yang bekerja pada tempat tersebut yaitu dengan memberikan alat pelindung diri seperti sepatu safety.
4.
Untuk stasiun putaran yang memiliki getaran tinggi, disarankan penggunaan sepatu berbahan rubber damper yang dapat meredam 90% getaran pada kaki operator.
5.
Penerapan sistem kerja dengan pemindahan pos operator di tempat yang getarannya tidak terlalu tinggi.
6.
Penerapan pola kerja dengan pengaturan waktu kerja (shift) dan istirahat yang sudah dilakukan merupakan salah satu metode untuk mengurangi efek getaran pada operator.
41
DAFTAR PUSTAKA
Bridger, RS. 1995. Introduction to Ergonomics. McGrow-Hill Book Co. Singapore. Gempur, Santoso. 2004. Ergonomi, Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta. Grandjean, Etienne. 1988. Fiting The Task To The Man; A Text Book of Occupational Ergonomics. Taylor and Francis. New York. Kurniasih, Fitria. 2005. Analisis Keamanan Kerja Berdasarkan Indikator Kebisingan dan Getaran Mekanis Pada Traktor Roda Dua Huanghai Tipe Dong Feng – 12 L. Skripsi. FATETA-IPB. Bogor. Satrio, Dicky. 1991. Mempelajari Pengaruh Pemasangan Isolator Getaran Terhadap Penurunan Getaran Pada Traktor Tangan B 185 PR. Skripsi. FATETA – IPB. Bogor. Setiawan. 2004. Mempelajari Aspek Ergonomika Pada Proses Produksi Gula di PT. PG Rajawali II Unit PG Jatitujuh Majalengka, Jawa Barat. Laporan Praktek lapang. FATETA – IPB. Bogor. Wijaya, Adhi T. 2005. Analisis Kebisingan dan Getaran Mekanis di Ruang Engineering Divisi Cold Storage PT. Centralpertiwi Bahari, Lampung. Skripsi. FATETA-IPB. Bogor. Wilson, Charles E.1989. Noise Control : Measurement, Analysis, and Control of Sounds and Vibration. Harper and Row Publishers, New York. www.polymatech.co.jp. Bahan Rubber Dampers. 25 Agustus 2008 www.cpwrconstructionsolutions.org. Sepatu Safety. 25 Agustus 2008 http://www.chaseergo.org. Sarung Tangan Anti-Vibrasi. 27 Agustus 2008
42
Lampiran 1. Denah Pabrik Gula Jatitujuh
43
Lampiran 2. Quesioner Tenaga Kerja Kuesioner Tenaga Kerja I. IDENTITAS DIRI 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Jenis Pekerjaan : 5. Shift Kerja : 5. Lama Kerja : (….) minggu, 6. Pendidikan :
(….) bulan,
(….) tahun
II. LINGKUNGAN KERJA 1. Apakah ada waktu istirahat kerja ? a. ada b. tidak ada 2. Dimana Bapak/ Ibu/ Saudara berada, pada waktu istirahat ?
a. Tetap berada di ruang kerja b. Di luar ruangan kerja, yaitu di… 3. Apakah pada waktu istirahat, aktivitas pekerjaan seluruhnya berhenti ?
a. Ya b. Tidak 4. Bila bila jawaban no 3 tidak, bagaimana cara mengatur pekerjaan tersebut
? a. Istirahat bergantian dengan teman b. Lain-lain, sebutkan ….. 5. Apakah ada waktu libur pada bagian Bapak/ Ibu/ Saudara bekerja ?
a. Ada b. Tidak ada 6. Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa bergetar saat kondisi diam?
a. Ya b. Tidak 7. Apakah getaran tersebut mengganggu pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara?
a. Ya b. Tidak 8. Bila jawaban no 7 ya, gangguan seperti apa yang sering dirasakan
(jawaban boleh lebih dari satu). a. Gangguan komunikasi b. Gangguan aktivitas c. Gangguan konsentrasi d. Gangguan kenyamanan
: ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) 44
e. Gangguan penurunan prestasi
: ( Ya / Tidak )
9. Apa yang anda lakukan untuk mengurangi gangguan tersebut?
a. Memakai sepatu yang lebih tebal b. Tidak melakukan apa – apa c. Lain – lain, sebutkan …………………………………. 10. Apakah perusahaan menyediakan alat pelindung diri terhadap getaran?
a. Ya b. Tidak Jika ya, alat apakah itu…………………………………... 11. Jika jawaban no 10 ya, apakah banyaknya alat tersebut sesuai dengan
jumlah operator yang bekerja? a. Ya b. Tidak 12. Jika jawaban no 10 ya, apakah anda sudah merasa nyaman dengan alat
tersebut? a. Ya b. Tidak 13. Pernahkah Bapak/Ibu/Saudara diberi penyuluhan tentang pengaruh getaran
terhadap kesehatan? a. Pernah b. Tidak pernah 14. Jika jawaban no 13 pernah, siapa yang memberikan penjelasan itu?
a. b. c. d.
Tenaga kesehatan Manajer Tim khusus Lain-lain, sebutkan …..
15. Keluhan lain yang paling dirasakan oleh Bapak/Ibu/Saudara :
a. b. c. d. e. f. g.
Lelah setelah selesai bekerja Penurunan penglihatan Pusing Lekas marah Mudah tersinggung Mual Sulit tidur
: ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak ) : ( Ya / Tidak )
16. Apakah ada klinik/tempat pemeriksaan kesehatan yang menangani keluhan tersebut? a. Ya b. Tidak
45
17. Apakah obat/perlengkapan kesehatan di klinik tersebut mencukupi? a. Ya b. Tidak 18. Menurut anda perlukah diadakan penyuluhan tentang pengaruh getaran terhadap kesehatan? a. Perlu b. Tidak Perlu
46
Lampiran 3. Hasil Wawancara Operator Menggunakan Quesioner.
N O
NAMA
U M U R
OPERAT OR
SHIFT
PENGA LAMAN
PENDIDIK AN
1
2
3
4
5
6
7
8
Pertanyaan 1 1 1 9 0 1 2
1 3
1 4
15
1 6
1 7
1 8
1
H.RAKMIN
55
GILINGAN
A (PAGI)
28
SLTP
a
a
b
a
b
b
b
b,c,d
b
b
b
a,b,c,g
a
a
a
2
KOSASIH
54
GILINGAN
A (PAGI)
28
SLTA
a
a
b
a
a
b
b
a,b,c,d
b
b
b
a,c,e,g
a
a
a
3
SURONO
50
GILINGAN
B (SORE)
30
SLTA
a
b
b
a
b
b
b
a,b,c,d
b
b
b
a,c,d,e,g
a
a
a
4
DWI WAHYU
50
GILINGAN
B (SORE)
26
SLTA
a
b
b
a
b
b
b
b,c,d
b
b
b
a,d,e,f,g
a
a
a
5
IRIYANTO
51
GILINGAN
C (MALAM)
30
SLTA
a
a
b
a
b
b
b
b,c,d
b
b
b
a,d,e,g
a
a
a
6
ABDUROHMAN
49
GILINGAN
C (MALAM)
28
STM
a
a
b
a
a
b
b
b,c,d
b
b
b
a,c,e,g
a
b
a
7
KARSUM
42
GILINGAN
C (MALAM)
14
STM
a
a
b
a
a
a
a
b,c,d
b
b
b
a,c,f,g
a
a
a
1
TATANG SUHENDRA
50
PUTARAN
A (PAGI)
25
SLTA
a
b
b
a
b
b
b
b,d
b
b
b
a,c,d,f,g
a
a
a
2
PUTARAN
A (PAGI)
24
SLTP
a
b
b
a
b
b
b
b,d
b
b
b
a,c,d,g
a
b
a
SD
a
b
b
a
b
a
a
b,c,d
b
b
b
a,b,c,g
a
b
a
SAMSURI
42
3
EDIH
57
PUTARAN
A (PAGI)
14
4
USMAN
51
PUTARAN
B (SORE)
30
SD
a
a
b
a
b
b
b
b,c,d,e
b
b
b
a,d,e,g
a
b
a
5
SUGIONO
48
PUTARAN
B (SORE)
22
SLTP
a
a
b
a
a
a
a
b,c,d
b
b
b
a,c,d,g
a
a
a
6
SUTARNO
30
PUTARAN
B (SORE)
14
SLTA
a
b
b
a
b
a
b
b,c,d
b
b
b
a,c,d,g
a
a
a
7
WARLAM
49
PUTARAN
C (MALAM)
27
SD
a
b
b
a
b
a
b
b,c,d
b
b
b
a,c,e,g
a
a
a
8
NUROSID
44
PUTARAN
C (MALAM)
14
SD
a
b
b
a
b
a
a
b,c,d
b
b
b
a,c,e,g
a
b
a
9
KADMI
39
PUTARAN
C (MALAM)
28
STM
a
a
b
a
a
a
b
b,c,d
b
b
b
a,c,g
a
b
a
47
Lampiran 4. Persentase Jawaban Operator dan Penjelasan
Jumlah Jawaban
Presentase Jawaban (%)
Pertanyaan
keterangan a
1
16
2
8
3
b
8
16
4
16
5
5
11
6
7
9
7
4
12
c
d
e
f
g
a
100
50
100
b
50
100
31.25
68.75
43.75
56.25
25
75
c
d
e
f
g ada istirahat untuk operator yaitu pukul 12.00‐13.30 pada shift 1, sedangkan pada shift 2 dan 3 tidak ditentukan waktunya.
sebagian besar operator menjawab tidak ada libur, namun sisanya menjawab ada
sebagian operator sudah terbiasa dengan getaran dan sebagian lagi masih merasakan adanya getaran
sebagian operator sudah terbiasa dengan getaran dan sebagian lagi merasa terganggu dengan getaran
sebagian operator tetap berada di ruangan kerja sebagian lagi berada di kantin atau pulang ke rumah pada saat istirahat, aktivitas pekerjaan tidak berhenti operator yang bertugas bergantian istirahat dengan temannya
48
Jumlah Jawaban
Presentase Jawaban (%)
Pertanyaan
keterangan a
8
9
10
11 12 13
14
2
b
c
d
e
16 14 16 1
16
16
f
g
a
12.5
b
100
100
100
c
87.5
d
e
100 6.25
f
g
semua operator merasa tidak menerima alat pelindung diri terhadap getaran dari perusahaan
16
100
semua operator merasakan gangguan aktivitas dan kenyamanan, sebagian operator merasakan gangguan konsentrasi sebagian kecil merasakan gangguan komunikasi dan penurunan prestasi
semua operator tidak melakukan usaha mengurangi gangguan getaran tersebut
semua operator mengaku belum mendapatkan penyuluhan tentang bahaya getaran
49
Jumlah Jawaban
Presentase Jawaban (%)
Pertanyaan
keterangan a
15
16
16
16
17
18
10
16
b
c
d
e
f
g
2
13
8
8
3 16
6
a
100
100
62.5
100
b
c
d
e
12.5
81.25
50
50
37.5
f
g
semua operator merasakan lelah setelah bekerja dan sulit tidur, sebagian besar pernah mengalami 18.75 100 pusing, sebagian merasakan lebih cepat marah dan mudah tersinggung dan beberapa mengalami penurunan penglihatan dan mual. terdapat klinik pemerikasaan kesehatan
sebagian besar operator merasa tercukupi dengan obat‐obatan yang ada di klinik, sebagian lagi operator mengaku obat‐obatan yang ada kurang lengkap semua operator merasa perlu diadakan penyuluhan tentang pengaruh getaran terhadap operator.
50
Lampiran 5. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Penggilingan Untuk Performance Exposure Limit. 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
2
m/sec
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
3.0
3.0 1 MINUTES
1 MINUTES
16 MINUTES
2.0
1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
0.2
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Utama Titik 1 Shift 1
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Utama Titik 2 Shift 1
51
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
20.0
30.0
2
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
20.0
30.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
3.0
3.0
1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
2.0
ACCELERATION (rms)
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
1 MINUTES
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 1
Lantai Tengah Titik 1 Shift 1
52
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
m/sec2
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
3.0
3.0 1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
1 MINUTES 2.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 1
Lantai Tengah Titik 3 Shift 1
53
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0 20.0
2
m/sec
30.0 20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
4.0
1 MINUTES
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
0.1
0.5
1 MINUTES 2.0
1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
3.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
3.0 2.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0
ACCELERATION (rms)
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1
0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 1
Lantai Belakang Shift 1
54
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
20.0
30.0
m/sec2
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
40.0
20.0
30.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
m/sec2
0. 5
4.0
1 MINUTES
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
1 MINUTES
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
16 MINUTES
.10 dB
az
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
3.0 2.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
3.0 2.0
1.0
4.0
ACCELERATION (rms)
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 2
Lantai Utama Titik 2 Shift 2
55
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
2
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
4.0
3.0
3.0
1 MINUTES
1 MINUTES 2.0 25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
0.3
0.3
8 HOURS
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 2
Lantai Tengah Titik 1 Shift 2
56
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
3.0
az
ACCELERATION (rms)
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0. 5
1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
2.5 HOURS
0.3
1 HOURS
0.05
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2.0
25 MINUTES
0.1
1.0
3.0
16 MINUTES
.10 dB
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0
1 MINUTES 2.0
m/sec
0. 5
4.0
2
az
2
ACCELERATION (rms)
0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 2
Lantai Tengah Titik 3 Shift 2
57
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0 3.0
az
ACCELERATION (rms)
25 MINUTES
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
0.1
0.5
az 0.63
0.4 0.5
1 MINUTES
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
16 MINUTES
.10 dB
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
0.3
0. 5
0.5
8 HOURS
0.1
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2.0
1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
1.0
3.0
16 MINUTES
.10 dB
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0
1 MINUTES 2.0
m/sec2
az
m/sec2
ACCELERATION (rms)
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FEQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 2
Lantai Belakang Shift 2
58
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
2
m/sec
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
4.0
3.0
3.0
1 MINUTES
1 MINUTES 2.0
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
0.2
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 3
Lantai Utama Titik 2 Shift 3
59
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
m/sec
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
0. 5
4.0 3.0
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
0.1
0.5
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
az 0.63
0.4 0.5
1 MINUTES
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
16 MINUTES
.10 dB
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
0.3
0. 5
0.5
8 HOURS
0.1
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
1.0
3.0
1 MINUTES
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0
az
m/sec2
ACCELERATION (rms)
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 3
Lantai Tengah Titik 1 Shift 3
60
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
2
m/sec
30.0 20.0
20.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
1 MINUTES
0. 5
1 MINUTES
1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
16 MINUTES
.10 dB
az
16 MINUTES 25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
2.0 .10 dB
az
ACCELERATION (rms)
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
3.0
3.0 2.0
1.0
4.0
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.5
0.05
0.3
0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 3
Lantai Tengah Titik 3 Shift 3
61
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
2
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
4.0
3.0
3.0
1 MINUTES
1 MINUTES 2.0 25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
0.3
0.3
8 HOURS
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 3
Lantai Belakang Shift 3
62
Lampiran 6. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Puteran Untuk Performance Exposure Limit 100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
2
m/sec
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
3.0
3.0 1 MINUTES
1 MINUTES 2.0
1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
0.2
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 1 Shift 1
Titik 2 Shift 1
63
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
2
m/sec
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
4.0
3.0
3.0
1 MINUTES
1 MINUTES 2.0
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6
0.1 2.5 HOURS
0.5
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 3 Shift 1
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 1 Shift 2
64
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0 20.0 20.0
2
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
2
1.0
m/sec
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
1 MINUTES 2.0
25 MINUTES 1 HOURS
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4
16 MINUTES
.10 dB
az
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
ACCELERATION (rms)
1 MINUTES
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
0.3
0. 5
3.0
2.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
3.0
1.0
4.0
0. 5
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 2 Shift 2
Titik 3 Shift 2
65
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
2
m/sec
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0
40.0
30.0
30.0
20.0
20.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
4.0
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0
3.0
3.0 1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS
0.2
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
1 MINUTES 2.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 1 Shift 3
Titik 2 Shift 3
66
100.0 90.0 80.0 70.0 60.0 50.0
40.0 30.0 20.0
2
m/sec
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
4.0 3.0 1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
2.0
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.4 0.3
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.2
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 3 Shift 3
67
Lampiran 7. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Penggilingan Untuk Safety Exposure Limit. 200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
2
m/sec
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
8.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
6.0
6.0 1 MINUTES
1 MINUTES 4.0
1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
0.1 2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25 MINUTES 1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
0.1 2.5 HOURS
1.0
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.2
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 1
Lantai Utama Titik 2 Shift 1
67
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
2
40.0
m/sec
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0
40.0
6.0
6.0 1 MINUTES
1 MINUTES
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
0.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
ACCELERATION (rms)
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
4.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
0.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 1
Lantai Tengah Titik 1 Shift 1
68
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
2
m/sec
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0
6.0
6.0
1 MINUTES
1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.4
0.2
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 1
Lantai Tengah Titik 3 Shift 1
69
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0 60.0
60.0
40.0
40.0
2
m/sec
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
8.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0 6.0
6.0
1 MINUTES
1 MINUTES
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
16 MINUTES
.10 dB
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
8 HOURS
0.2
4.0
az
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
ACCELERATION (rms)
0.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az
0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 1
Lantai Belakang Shift 1
70
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
40.0
60.0
60.0
40.0
2
m/sec
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0
6.0
6.0 1 MINUTES
1 MINUTES
1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
0.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
4.0
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
0.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2
0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 2
Lantai Utama Titik 2 Shift 2
71
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
m/sec2
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
8.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
6.0
6.0 1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.2
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
1 MINUTES 4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 2
Lantai Tengah Titik 1 Shift 2
72
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0 40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
m/sec
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
0. 5
8.0 6.0
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
0.1
1.0
25 MINUTES 1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
az 0.3
0.5
1 MINUTES
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
16 MINUTES
.10 dB
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.63
0.4
0. 5
1.0
8 HOURS
0.4
0.2
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
1.0
6.0
1 MINUTES
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0
az
m/sec2
ACCELERATION (rms)
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 2
Lantai Tengah Titik 3 Shift 2
73
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0 40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
m/sec
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
0. 5
8.0 6.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
2.5 HOURS
0.05
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25 MINUTES
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
0.2
1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
1.0
8 HOURS
0. 5
1 HOURS
0.1
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
1.0
6.0
1 MINUTES
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0
az
2
m/sec
ACCELERATION (rms)
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 2
Lantai Belakang Shift 2
74
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
2
m/sec
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0
6.0
6.0
1 MINUTES
1 MINUTES 4.0
1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.4
0.2
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 3
Lantai Utama Titik 2 Shift 3
75
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0 40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0 6.0
az
ACCELERATION (rms)
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
2.5 HOURS
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
1 HOURS
0.05
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0. 5
1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
FREQUENCY in Hz
8 HOURS
az 0.2 0.3
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
0.2
8 HOURS
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
4.0
25 MINUTES
0.1
1.0
6.0
16 MINUTES
.10 dB
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0
1 MINUTES 4.0
2
m/sec
az
2
m/sec
ACCELERATION (rms)
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 3
Lantai Tengah Titik 1 Shift 3
76
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0 40.0
40.0
m/sec2
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
6.0
0. 5
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
16 MINUTES
.10 dB
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
1 MINUTES
az
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES
0.6
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
1.0
6.0
1 MINUTES
ACCELERATION (rms)
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0
8.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 3
Lantai Tengah Titik 3 Shift 3
77
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0 60.0 60.0 40.0 40.0
m/sec2
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
2
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0 6.0 6.0
1 MINUTES 1 MINUTES
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
4.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
0.6 0.6
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 8 HOURS
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.2 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Ruang Operator Shift 3
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Belakang Shift 3
78
Lampiran 8. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Putaran Untuk Safety Exposure Limit 200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
2
m/sec
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0
6.0
6.0
1 MINUTES
1 MINUTES
1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.4
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
4.0
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
rafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 1 Shift 1
Titik 2 Shift 1
79
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
2
m/sec
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
8.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
6.0
6.0 1 MINUTES
1 MINUTES 4.0
1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25 MINUTES 1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
rafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 3 Shift 1
Titik 1 Shift 2
80
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
2
m/sec
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25 MINUTES 1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
0.1 2.5 HOURS
1.0
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
az
.10 dB
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
4.0
16 MINUTES
0.6
0. 5
1 MINUTES
ACCELERATION (rms)
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
6.0
6.0 4.0
1.0
8.0
8.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 2 Shift 2
Titik 3 Shift 2
81
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
2
m/sec
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0
80.0
60.0
60.0
40.0
40.0
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0
8.0
6.0
6.0
1 MINUTES
1 MINUTES 4.0
1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2
0.1 2.5 HOURS
1.0
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25 MINUTES 1 HOURS
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS
0.1
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 1 Shift 3
Titik 2 Shift 3
82
200.0 180.0 160.0 140.0 120.0 100.0
80.0 60.0 40.0
2
m/sec
20.0 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
8.0 6.0 1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
4.0
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.8 0.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.4
az 0.1 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 3 Shift 3
83
Lampiran 9. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Penggilingan Untuk Comfort Exposure Limit. 31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
2
m/sec
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
1.27
0.96
0.96
1 MINUTES
1 MINUTES
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
0.64
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 1
Lantai Utama Titik 2 Shift 1
84
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
6.37
9.55
2
m/sec
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
6.37
9.55
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1.27
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
0.96
0.96
1 MINUTES
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
16 MINUTES
.10 dB
az
1 HOURS
0.1
0.64
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
1 MINUTES
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 1
Lantai Tengah Titik 1 Shift 1
85
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
2
m/sec
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1.27
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
0.96
0.96 1 MINUTES
0.16
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
1 MINUTES 0.64
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.4
0.63 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Tengah Titik 2 Shift 1
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Tengah Titik 3 Shift 1
86
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
6.37
m/sec2
9.55 6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1 MINUTES
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
0.16
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
az
1 HOURS
16 MINUTES
.10 dB
25 MINUTES
0.1
1 MINUTES 0.64
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
0.96
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.96 0.64
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6 1.27
1.27
12.74
9.55
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 1
Lantai Belakang Shift 1
87
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
6.37
2
m/sec
9.55 6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
0. 5
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 0.63 1.0 2.5 4.0 16.0 0.4 1.6 6.3 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 2.0 3.0 5.0 0.3 0.5 0.8 1.25 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Utama Titik 1 Shift 2
8 HOURS
az 0.03
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
0.03
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.06
1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
az
az
.10 dB
0.13
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0.64
16 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.64
ACCELERATION (rms)
1.0
0.96
0.96 1 MINUTES
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6 1.27
1.27
0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Utama Titik 2 Shift 2
88
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
m/sec2
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1.27
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
0.96
0.96 1 MINUTES 0.64
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
1 MINUTES
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 2
Lantai Tengah Titik 1 Shift 2
89
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
2
m/sec
9.55 6.37
6.37
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
1.27
0.16
ACCELERATION (rms)
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
16 MINUTES
.10 dB
25 MINUTES
az
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
0.64
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
1 MINUTES
1 MINUTES 0.64
0.96
0.96
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
0.1 0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Tengah Titik 2 Shift 2
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 8 HOURS
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Lantai Tengah Titik 3 Shift 2
90
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55 6.37
m/sec2
9.55 6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
1 MINUTES
0.16
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
16 MINUTES
.10 dB
az
1 HOURS
0.1
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
1 MINUTES
25 MINUTES
0.1
0. 5
0.64
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0.96
0.96 0.64
1.0
1.27
1.27
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 2
Lantai Belakang Shift 2
91
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
2
m/sec
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1.27
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
0.96
0.96 1 MINUTES
0.16
0.64
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.06
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
1 MINUTES
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 1 Shift 3
Lantai Utama Titik 2 Shift 3
92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
m/sec
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
0. 5
1.27 0.96
ACCELERATION (rms)
0.64 .10 dB
az
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES
1 HOURS
2.5 HOURS
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
az 0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
16 MINUTES
.10 dB
25 MINUTES
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
0.3
1 MINUTES
0.16
8 HOURS
0.03
0. 5
0.1
0.05
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0.64
16 MINUTES
1.0
0.96
1 MINUTES
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6 1.27
az
2
ACCELERATION (rms)
m/sec
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Utama Titik 3 Shift 3
Lantai Tengah Titik 1 Shift 3
93
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
m/sec2
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
1.27
0.16
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
az
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
16 MINUTES
.10 dB
1 HOURS
0.1
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
0.64
25 MINUTES
0.1
0. 5
1 MINUTES
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0.96
1 MINUTES 0.64
1.0
1.27
0.96
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Lantai Tengah Titik 2 Shift 3
Lantai Tengah Titik 3 Shift 3
94
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74 9.55 9.55 6.37 6.37
m/sec2
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
1.27
1 MINUTES
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
0.96 1 MINUTES
16 MINUTES 0.64
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
0.16
1.0
1.27
0.96
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Ruang Operator Shift 3
Lantai Belakang Shift 3
95
Lampiran 10. Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Stasiun Puteran Untuk Comfort Exposure Limit 31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
m/sec2
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
1.27
0.96
0.96
1 MINUTES
1 MINUTES
0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
0.64
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 1 Shift 1
Titik 2 Shift 1
97
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
2
m/sec
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
1.27
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
0.96
1 MINUTES 0.64
0.64
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
1 MINUTES
16 MINUTES
.10 dB
az
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6 1.27
0.96
ACCELERATION (rms)
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 3 Shift 1
Titik 1 Shift 2
98
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
m/sec2
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
m/sec2
0. 5
1.27
0.16
1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 2 Shift 2
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
1 MINUTES 0.64
16 MINUTES
0.1
0. 5
0.96
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
1 MINUTES 0.64
1.0
1.27
0.96
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 3 Shift 2
99
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
2
m/sec
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74
12.74
9.55
9.55
6.37
6.37
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
2
m/sec
0. 5
1.27
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27
0.96
0.96 1 MINUTES
0.16
1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1 2.5 HOURS
0.05
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS
0.03
16 MINUTES
.10 dB
az
25 MINUTES
ACCELERATION (rms)
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19
1 MINUTES 0.64
16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z
Titik 1 Shift 3
Titik 2 Shift 3
100
31.85 28.66 25.48 22.29 19.11 15.92
12.74 9.55 6.37
2
m/sec
3.18 2.87 2.55 2.23 1.91 1.6
1.0
EXCESSIVE FOR CONTROLS AND DISPLAYS
g
0. 5
1.27 0.96 1 MINUTES 16 MINUTES
.10 dB
az
ACCELERATION (rms)
0.64
0.32 0.29 0.25 0.22 0.19 0.16
25 MINUTES 1 HOURS
0.1
2.5 HOURS
0.05
LEVELS TO MAINTAIN PROFICIENCY
4 HOURS
0.13 0.1
8 HOURS NOTE: Exposure limits are presented as a function of frequency (pure sinusoidal vibration or RMS vibration values in third octave bands) with exposure time as a parameter.
0.06
az 0.03 0.3
0.63
0.4 0.5
1.0 0.8
2.5
1.6 1.25
2.0
4.0 3.0
6.3 5.0
25.0 40.0 63.0 16.0 10.0 80.0 20.0 30.0 50.0 8.0 12.5
FREQUENCY in Hz
Grafik Hubungan Percepatan Getaran dan Frekuensi Sumbu – z Titik 3 Shift 3
101