SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN PROMETHEE (PREFERENCE RANKING METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION) DALAM MENENTUKAN SISWA LAYAK PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SMK KELAUTAN DAN PERIKANANAN KENDARI
Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Masa Pendidikan Strata Satu (S-1)
OLEH : MUHAMMAD BAHRI IZATU E1E1 10 080
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
INTISARI Muhammad Bahri Izatu, E1E110080 PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN PROMETHEE (PREFERENCE RANKING ORGANIZATION METHOD FOR ENRICHMENT EVALUATION) DALAM MENENTUKAN SISWA LAYAK PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SMK KELAUTAN DAN PERIKANAN KENDARI Skripsi, Fakultas Teknik, 2016 Kata Kunci : Beasiswa, Profile Matching, PROMETHEE
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah,perusahaan ataupun yayasan, SMK Kelautan dan Perikanan Kendari merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang memberikan beasiswa kurang mampu kepada siswanya yang bersumber dari pemerintah, Untuk membantu penentuan penerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu proses penyeleksian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dalam penelitian kali ini penulis membandingkan dua metode yaitu Profile Matching dan PROMETHEE dalam menentukan siswa layak penerima beasiswa kurang mampu di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari. Perbandingan dimaksudkan agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam menentukan siswa yang layak menerima beasiswa, dimana metode Profile Matching mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif sedangkan metode PROMETHEE merupakan metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria. Berdasarkan pengujian dan hasil penelitian perbandingan kedua metode pada sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan, maka diperoleh sebuah kesimpulan yaitu metode profile matching memiliki kecocokan 100% dengan data rill siswa penerima beasiswa dibandingkan dengan promethee yang dari hasil pengujiannya hanya memiliki kecocokan 94% dengan data rill siswa penerima beasiswa.
v
ABSTRACT Muhammad Bahri Izatu, E1E110080 COMPARISON OF PROFILE MATCHING AND METHOD PROMETHEE ( PREFERENCE RANKING METHOD FOR ENRICHMENT ORGANIZATION EVALUATION ) FOR DETERMINING THE STUDENT SCHOLARSHIP RECIPIENTS WORTH LESS CAPABLE OF MARINE AND FISHERIES IN SMK KENDARI Minithesis, Faculty of Engineering, 2016 Keywords : scholarship , Profile Matching, PROMETHEE
Scholarship is a gift in the form of financial assistance granted to individuals who intended to be used for the continuation of education pursued. Scholarships may be granted by government agencies, companies or foundations, vocational Marine and Fisheries Kendari is one Vocational High School which provides scholarships underprivileged to students coming from the government, to help determine the grantee it takes a decision support system that can help the selection process according to predetermined criteria. In the present study the authors compared two methods: Profile Matching and PROMETHEE in determining students worthy recipients is less capable in vocational Marine and Fisheries Kendari. Comparison intended to get maximum results in determining the eligible students, which method Profile Matching able to select the best alternative from a number of alternatives while PROMETHEE method is a method of determining the order or priority in multicriteria analysis. Based on testing and research results comparison of the two methods on an application decision support system, then obtained a conclusion that the method profile matching a match of 100% with the data rill scholarship recipients compared with PROMETHEE that of the test results have only matches 94% with the data rill student recipients scholarship.
vi
Halaman Persembahan
Sujud syukur pada Tuhan Allah SWT, Tuhan pemilik segala ilmu dan semesta. Terima kasih telah mencurahkan ilmu, kekuatan, kesabaran serta kesehatan sehingga karya sederhana ini dapat terselesaikan. Terima kasihku tak terhingga kepada kedua orang tuaku tercinta, tersayang dan terhormat yang tiada hentinya memberi semangat, kasih sayang dan memanjatkan doa untukku. Terima kasih karena telah bersabar dan kuat mendampingi seluruh proses dalam kehidupanku. Seluruh pengorbanan kalian tak ternilai harganya dan takkan pernah bisa ku balas sampai kapan pun. Kepada sodara-sodara kandung saya yang tercinta Saryul Izatu, S.Kel.,MM, SERKA Aibmunajar Izatu dan Nazariah Izatu, SP yang selalu memberikan dukungan dan mendoakan kelancaran Tugas Akhir ini. Kepada sahabat-sahabat saya di hitachi la ode mubarak, indri yukiana, muhaimin, andri nardin, sabarun, tarimi, dan lain-lain yang tidak saya sebutkan satu persatu, terimah kasih atas segala bentuk dukungan dan motivasi kalian semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Teman-teman seperjuangan, generasi Teknik Informatika ’10 cesar, baya, darta, ina, boki, yogi, mustafa, yusuf, febri,anas, dll. yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bentuk dukungan, bantuan, serta doa kalian. Terkhusus Bapak LM. Tajidun, ST., M.Eng, dan Ibu Nur Fajriah Muchlis, S.Kom., M.MMSI selaku pembimbing Tugas Akhir, terima kasih telah sabar membimbing dalam proses penelitian ini. Sebuah kehormatan dan kebanggaan besar menjadi anak bimbingan dari Bapak dan ibu. Kepada seluruh dosen Teknik Informatika yang telah rela membagi ilmunya, terima kasih Bapak dan Ibu. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, amin. Best Regards, Muhammad Bahri IZatu
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN PROMETHEE (PREFERENCE
RANKING
ORGANIZATION
METHOD
FOR
ENRICHMENT EVALUATION) DALAM MENENTUKAN SISWA LAYAK PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DI SMK KELAUTAN DAN PERIKANAN KENDARI” Penulis mengharapkan bahwa karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca. Semoga karya tulis ini dapat menjadikan bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, sehingga memberikan ide – ide suatu karya ilmiah yang lebih baik. Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih tidak terlepas dari kekurangan. Untuk itu penulis terbuka dan menerima dari segala kritik dan saran yang membangun, dari semua pihak untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini. .Harapan untuk menyajikan skripsi ini dengan sebaik-sebaiknya tentu tidak diperoleh dengan mudah melainkan atas bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun materil yang akhirnya terwujud skripsi ini sebagaimana adanya.skripsi ini tidak jauh dari adanya kekurangan, baik dalam hal sistematika, bahasa, maupun materi yang di luar kemampuan penulis. Sehingga saran dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Takkan terlupa, ku ucapkan terima kasihku setinggi-tingginya kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda La Piadi dan Ibunda Wa Ati yang telah memberikan motivasi, semangat, material dan kasih sayang serta mendoakan perjalanan studi penulis agar dapat selesai dan sukses.
viii
ix
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada yang terhormat : 1.
Rektor Universitas Halu Oleo Kendari.
2.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari.
3.
Para Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari.
4.
Ibu Ika Purwanti Ningrum, S.Kom., M.Cs, selaku Ketua Jurusan Teknik
Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo Kendari. 5.
Ibu Nur Fajriah Muchlis,S.Kom., M.MSI dan LM. Tajidun, ST., M.Eng selaku Dosen pembimbing satu yang telah sabar, memberi masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan pembuatan Tugas Akhir ini
6.
Semua Staf dan Pegawai SMK Kelautan dan Perikanan Kendari yang telah memberikan informasi berupa data sebagai bahan penelitian penyusunan Tugas Akhir. Semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini dan membantu menyelesaikan masa pendidikan strata satu (S-1). Akhir kata, semoga tugas akhir ini bisa bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan. Wassalammu’alaikum Wr, Wb.
Kendari, Penulis
Juli 2016
Muhammad Bahri Izatu E1E1 10 080
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SIDANG ........................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv INTISARI ....................................................................................................... v ABSTRACT ...................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3. Batasan Masalah............................................................................. 3 1.4. Tujuan Penelitian............................................................................ 3 1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4 1.6. Sistematika Penulisan ..................................................................... 4 1.7. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Penunjang Keputusan .......................................................... 7 2.1.1 Fase-fase Pengambilan Keputusan ......................................... 8 2.1.2 Konsep Pengambilan Keputusan ............................................ 9 2.1.3 Proses Pengambilan Keputusan .............................................. 10 2.1.4 Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan ............................ 11 2.1.5 Komponen Sistem Pendukung Keputusan .............................. 12 2.1.5 Konsep Sistem Pendukung Keputusan ................................... 12
x
xi
2.2. Metode PROMETHEE ................................................................. 13 2.2.1 Dominasi Kriteria .................................................................. 15 2.2.2 Dominasi Fungsi Kriteria ....................................................... 16 2.2.2.1 Kriteria Biasa............................................................ 16 2.2.2.2 Kriteria Quasi ........................................................... 17 2.2.2.3 Kriteria Dengan Preferensi Linear ............................. 18 2.2.2.4 Kriteria Level ........................................................... 19 2.2.2.5 Kriteria Linear dan Area Tidak Berbeda ................... 20 2.2.2.6 Kriteria Gausian ....................................................... 21 2.2.3 Index Preferensi MultiKriteria ................................................. 21 2.2.4 Promethee Ranking ................................................................. 22 2.3 Profile Matching............................................................................. 23 2.4 Unified Modeling Language (UML) ............................................... 26 2.4.1 Use Case Diagram ................................................................. 26 2.4.2 Activity Diagram .................................................................... 27 2.4.3 Sequance Diagram ................................................................. 27 2.4.4 Class Diagram ....................................................................... 28 2.5 Pemrograman Java .......................................................................... 30 2.7.1 Pengenalan Java ..................................................................... 30 2.6 IDENetbeans .................................................................................. 32 2.7 Tinjauan Umum Tentang Beasiswa ................................................. 32 2.8 Defenisi Beasiswa .......................................................................... 33 2.9 Tujuan Pemberian Beasiswa ........................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan .................................................................... 34 3.2. Sumber Data.................................................................................. 34 3.3. Metodelogi pengumpulan Data ....................................................... 34 3.4. Prosedur Penelitian……………………….,......................................35 3.5. Prosedur Pengembangan Perangkat lunak ...................................... 35 3.6. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 36
xii
BAB IV Analisis Dan Perancangan 4.1 Analisis Sistem ............................................................................... 37 4.1.1 Analisis Masalah ................................................................... 37 4.1.2 Analisis Kebutuhan Fungsional ............................................. 38 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan Input.......................................... 38 4.1.2.2 Analisis Kebutuhan Proses........................................ 38 4.1.2.1 Analisis Kebutuhan Output ....................................... 39 4.1.3 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ..................................... 39 4.1.3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ........................ 39 4.1.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak........................ 39 4.2 Analisis Data Dengan Metode Profile Matching ............................. 40 4.2.1 Menghitung Nilai GAP ......................................................... 41 4.2.2 Perhitungan Bobot ................................................................ 42 4.2.3 Menghitung Core dan Secondary Faktor ............................... 44 4.2.4 Perhitungan Nilai Total dan Rangking ................................... 46 4.3 Analisa Data Dengan Metode Promethee ........................................ 48 4.3.1
Menentukan Beberapa Alternatif ........................................ 48
4.3.2
Menentukan Kriteria ........................................................... 48
4.3.3
Pemberian Simbol Untuk Data Alternatif ............................ 50
4.3.4
Pemberian Simbol Untuk Data Kriteria ............................... 50
4.3.5
Menghitung Preferensi Antar Alternatif .............................. 52
4.3.6
Menghitung Fungsi Preferensi ............................................ 76
4.3.7
Menghitung Arah Preferensi ............................................... 78
4.4 Perancangan Sistem ........................................................................ 80 4.4.1 Flowchart PROMETHEE ...................................................... 80 4.4.2 Flowchart Profile Matching ................................................... 82 4.4.3 Unified Modeling Language (UML)....................................... 83 4.4.3.1 Perancangan Use Case Diagram Sistem .................... 83 4.4.3.2 Perancangan Aktifity Diagram ................................. 84 4.4.3.3 Perancangan Sequence Diagram ............................... 88
xiii
4.4.3.4 Perancangan Class Diagram...................................... 91 4.4.4 Perancangan Interface ............................................................ 92 4.4.4.1 Antar Muka Interface ................................................ 93 BAB V Implementasi Dan Pengujian Sistem .................................................... 97 5.1 Implementasi Antarmuka Sistem..................................................... 97 5.1.1 Form Halaman Login............................................................... 99 5.1.2 Form Halaman Utama............................................................ 99 5.1.3 Form Menu Administrator …...............................................100 5.1.4 Form Menu Data Siswa..........................................................101 5.1.5 Form Menu Tambah Data..................................................... 102 5.1.6 Form Menu Penerima Beasiswa……………………………. 103 5.1.7 Form seleksi Siswa Penerima Beasiswa……………………. 103 5.2 Pengujian Sistem............................................................................... 104 5.2.1 Pengujian Sistem Metode Promethee.......................................105 5.2.2 Pengujian Sistem Metode Profile Matching............................ 107 5.2.3 Hasil Perbandingan Metode Promethee dan Matchig Profile..110 BAB V Penutup................................................................................................... 111 6.1 Kesimpulan........................................................................................111 6.2 Saran..................................................................................................111
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee ....................................................... 14 Tabel 2.2 Keterangan Bobot Nilai Gap............................................................ 24 Tabel 2.3 Simbol Use Case Diagram ................................................................. 27 Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram ................................................................. 28 Tabel 2.5 Simbol Sequence Diagram............................................................... 29 Tabel 2.6 Simbol class diagram....................................................................... 30 Tabel 3.1 Waktu Penelitian .............................................................................. 36 Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras ............................................................. 39 Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat lunak ............................................................. 39 Tabel 4.3 Tabel Aspek Umum ......................................................................... 40 Tabel 4.4 Tabel Aspek Tanggungan ................................................................ 41 Tabel 4.5 Tabel GAP Nilai Siswa .................................................................... 42 Tabel 4.6 Tabel Bobot Nilai ............................................................................. 42 Tabel 4.7 Bobot Nilai Sesuai Perhitungan GAP .............................................. 43 Tabel 4.8 Tabel Tipe Faktor ............................................................................. 44 Tabel 4.9 Core Dan Secondary Faktor Umum................................................. 46 Tabel 4.10 Tabel Core Dan Secondari Faktor Tanggungan ............................ 46 Tabel 4.11 Tabel Alternatif Siswa ................................................................... 48 Tabel 4.12 Tabel Kriteria ................................................................................. 49 Tabel 4.13 Tabel Simbol Data Alternatif ......................................................... 50 Tabel 4.14 Tabel Simbol Data Kriteria ............................................................ 50
xiv
xv
Tabel 4.15 Kasus Nilai Kriteria Tiap Alternatif............................................... 51 Tabel 4.16 Indeks preferensi ............................................................................ 78 Tabel 4.17 Tabel Hasil Perhitungan Arah Preferensi....................................... 80 Tabel 4.18 defenisi Use Case Sistem ............................................................... 83 Tabel 5.1 Tabel Data Rill Siswa Penerima Beasiswa ...................................... 104 Tabel 5.2 Tabel perbandingan data Metode Promethee................................... 105 Tabel 5.3 Tabel perbandingan data Metode Profile Matching ........................ 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Konseptual SPK ............................................................... 13 Gambar 2.2 Usual Criterion .......................................................................... 17 Gambar 2.3 Quasi Criterion ........................................................................... 17 Gambar 2.4 Kriteria Dengan Preferensi Linear .............................................. 18 Gambar 2.5 level criterion ............................................................................... 19 Gambar 2.6 Kriteria Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda........... 20 Gambar 2.7 Kriteria Gaussian ......................................................................... 21 Gambar 4.1 Flowchart Penerima Beasiswa ..................................................... 37 Gambar 4.2 Flowchart promethee ................................................................. 81 Gambar 4.3 flowchart profile matching ........................................................... 82 Gambar 4.4 Use Case Diagram ....................................................................... 83 Gambar 4.5 Aktifity Diagram Login................................................................. 85 Gambar 4.6 Aktifity Diagram Administrator ................................................... 86 Gambar 4.7 Diagram Aktifity Data Siswa ........................................................ 87 Gambar 4.8 Aktifity Diagram Penerima Beasiswa ........................................... 88 Gambar 4.9 Aktifity Diagram Petunjuk.............................................................88 Gambar 4.10 Sequence Diagram Login........................................................... 89 Gambar 4.11 Sequence Diagram Administrator .............................................. 89 Gambar 4.12 Sequence Diagram Data Siswa .................................................. 90 Gambar 4.13 Sequence Diagram Penerima Beasiswa ..................................... 91
xvi
xvii
Gambar 4.14 Sequence Diagram Petunjuk ...................................................... 91 Gambar 4.1 Class Diagram.............................................................................. 92 Gambar 5.1 source code profile matching ....................................................... 97 Gambar 5.2 source code promethee ................................................................. 98 Gambar 5.3 Halaman Login ............................................................................. 99 Gambar 5.4 Halaman Utama ............................................................................ 100 Gambar 5.5 Halaman Menu Administrator...................................................... 101 Gambar 5.6 Halaman Menu Data Siswa .......................................................... 102 Gambar 5.7 Form Tambah Data Siswa ............................................................ 102 Gambar 5.8 Tampilan Form Menu Penerima Beasiswa .................................. 103 Gambar 5.9 Form Seleksi Siswa Penerima Beasiswa ...................................... 104
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk
digunakan demi keberlangsungan
pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan padan pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas)setelah selesainya pendidikan. SMK Kelautan dan Perikanan Kendari merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang memberikan beasiswa kurang mampu kepada siswanya yang bersumber dari pemerintah. Akan tetapi dalam penyeleksian penerima beasiswa membutuhkan waktu yang lama karena diperlukan ketelitian, sehingga memungkinkan terjadinya human error dan data rangkap, serta masih adanya pengaruh dari faktor lain dalam penyeleksiannya. Untuk membantu penentuan penerima beasiswa maka dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu proses penyeleksian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan, diantara
berbagai
alternatif aksi yang bertujuan untuk memenuhi satu atau beberapa sasaran. Sistem pengambilan keputusan memiliki 4 fase yaitu intellegence, design, choice dan implementation. Fase 1 sampai 3 merupakan dasar pengambian keputusan, yang di akhiri dengan suatu rekomendasi Ada beberapa metode yang biasa digunakan dalam SPK, misalnya Logika Fuzzy,Profile matching, ANFIS (Adaptife Neuro Fuzzy Inference System), AHP (Analitycal
Hierarchy
Process),
PROMETHEE
(Preference
Ranking
Organization Method For Enrichment Evaluation) dll. Dalam penelitian kali ini penulis membandingkan dua metode yaitu Profile Matching dan PROMETHEE dalam menentukan siswa layak penerima beasiswa kurang mampu di SMK
1
2
Kelautan dan Perikanan Kendari. Perbandingan dimaksudkan agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam menentukan siswa yang layak menerima beasiswa. Metode
profile matching mampu menyeleksi alternatif terbaik dari
sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu yang berhak menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Penelitian dilakukan dengan menentukan asppek dan sub aspek berserta mencari nilai bobot untuk setiap sub aspek, mencari gap antara profile dengan keadaan data dari siswa dengan menggunakan metode ini ditentukan presentasi kedua unsur aspek dan ditotal kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu mahasiswa terbaik. PROMETHEE (Preference Enrichment prioritas
Method
For
Evaluation) merupakan suatu metode penentuan urutan
atau
dalam analisis
Ranking
multikriteria.
Organization
Dengan
pertimbangan
yang tepat,
metode ini bisa menjadi salah satu alat untuk menentukan kebijakan bagi sekolah dalam sistem pengambilan
keputusan
terutama
penentuan
siswa
penerima beasiswa. Penentuan kebijakan yang diambil sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan,
harus menggunakan
kriteria
yang
dapat
terdefenisikan secara jelas dan objektif. Berdasarkan paparan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis mengambil judul tugas akhir “Perbandingan Metode Matching Profile dan PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation) dalam menentukan siswa layak penerima beasiswa kurang mampu di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari”.
3
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut , maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1.
Bagaimana mengimplementasikan metode promethee dan profile matching pada SPK siswa penerima di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari.
2.
Bagaimana mengukur perbandingan antara metode promethee dan matching profile pada SPK siswa penerima beasiswa di SMK kelautan dan Perikanan Kendari.
1.3 Batasan Masalah Agar pembuatan aplikasi ini lebih terfokus pada topik yang akan diambil, maka masalah dibatasi pada hal sebagai berikut: 1.
Kriteria yang digunakan dalam menentukan siswa layak penerima beasiswa adalah pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang tua, dan kepemilikan rumah, kriteria tersebut sesuai dengan peraturan sekolah.
2.
Analisa siswa layak penerima beasiswa kurang mampu menggunakan Metode profile matching dan Promethee.
3.
Data siswa yang diolah adalah tahun 2015/2016
1.4 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian kali yaitu : 1.
Dapat mengimplementasikan metode promethee dan profile matching pada SPK siswa penerima beasiswa di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari.
2.
Membandingkan antara metode promethee dan matching profile pada SPK siswa penerima beasiswa di SMK kelautan dan Perikanan Kendari.
4
1.5 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.
Sistem pendukung keputusan siswa layak penerima beasiswa kurang mampu ini dapat menjadi salah satu aplikasi alternatif pada SMK Kelautan dan Perikanan Kendari dalam menentukan siswa yang layak menerima beasiswa.
2.
Mempermudah dan menjadikan proses penentuan siswa yang layak menerima beasiswa lebih efisien karena dapat menyingkat waktu.
3.
Pihak sekolah dapat menentukan siswa yang layak menerima beasiswa dengan tepat sehingga tidak merugikan siswa yang layak menerima beasiswa.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari skripsi ini terdiri dari beberapa bagian utama sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI Membahas mengenai dasar-dasar teori pendukung yang berhubungan dengan masalah yang diambil dan program aplikasi yang akan digunakan dalam pembangunan sistem.
BAB III METODE PENELITIAN Membahas mengenai waktu dan tempat penelitian, metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini.
5
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bagian ini diuraikan analisis sistem yang akan dibuat dan kebutuhan sistem yang meliputi kebutuhan fungsional, kebutuhan non fungsional sistem. Rancangan sistem meliputi rancangan arsitektur sistem, rancangan proses, rancangan prosedural, rancangan data, dan rancangan user interface. BAB V
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Menguraikan tentang implementasi dan pengujian dari perangkat lunak yang dibangun berdasarkan hasil analisis dan perancangan (desain) pada bab sebelumnya.
BAB VI PENUTUP Menguraikan kesimpulan penelitian dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian.
1.7 Tinjauan Pustaka Penelitian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya mengenai sistem pendukung keputusan untuk menentukan penentuan siswa penerima beasiswa menggunakan metode Promethee. Penelitian tersebut dilakukan oleh Hutabarat (2013). Hasil dari penelitian ini belum dilakukan secara efektif dan efisisen karena proses yang dilakukan belum terkomputerisasi sehingga memakan waktu yang lama dalam pemberian beasiswa. Penelitian serupa yang dilakukan oleh Sudarsono dan Amien yaitu sistem pendukung keputusan siswa kurang mampu di SMK Negeri 1 Kota Tasikmalaya menggunakan metode Matching Profile hasil penelitian menunjukan sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat mempermudah penyeleksian calon penerima beasiswa sesuai kriteria yang telah di tentukan secara cepat dan mudah. Penelitian yang dilakukan oleh Lemantara, dkk.yaitu rancang bangun sistem pendukung keputusan pemilihan mahasiswa berprestasi menggunakan metode AHP PROMETHEE adapun hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa dengan
adanya
sistem
penunjang
keputusan
yang
dibangun
bagian
6
kemahasiswaan dapat memilih mahasiswa yang dikirim ke suatu event dengan lebih cepat, tepat, dan obyektif. Dari tinjauan pustaka tersebut, dalam penelitinya hanya menggunakan satu metode, berbeda dengan penelitian tugas akhir yang akan dilakukan oleh peneliti kali ini. Pada penelitian kali ini, peneliti akan membandingkan dua metode yaitu metode matching profile dan metode Promethee. Perbandingan dimaksudkan untuk mengetahui metode yang paling baik dalam menentukan siswa layak menerima beasiswa.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Penunjang Keputusan (DECISION SUPPORT SYSTEM / DSS) Sistem penunjang keputusan (SPK) yaitu sistem komputer yang interaktif yang membantu pembuatan keputusan dalam menggunakan dan memanfaatkan data dan model untuk memecahkan masalah yang tidak terstruktur. Beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut (Hasan, 2004): 1.
Menurut George R. Terry Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
2.
Menurut S.P. Siagian Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
3.
Menurut James A.F. Stoner Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah.
4.
Menurut Moore and Chang SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. (Hasan, 2004) Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan,dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
7
8
2.1.1 Fase-fase Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan meliputi empat fase utama yaitu inteligensi, desain, pilihan dan implementasi. Proses pengambilan keputusan dimulai dari fase inteligensi. Realitas diuji, dan masalah diidentifikasi dan ditentukan.Kepemilikan masalah juga ditetapkan. Selanjutnya pada fase desain akan dikonstruksi sebuah model yang merepresentasikan sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat asumsi-asumsi yang menyederhanakan realitas dan menuliskan hubungan diantara semua variabel. Model ini kemudian divalidasi dan ditentukanlah kriteria dengan menggunakan prinsip memilih untuk mengevaluasi alternatif tindakan yang telah diidentifikasi. Proses pengembangan model sering mengidentifikasi solusi-solusi alternatif dan demikian sebaliknya. (Hasan, 2004) Selanjutnya adalah fase pilihan yang meliputi pilihan terhadap solusi yang diusulkan untuk model (tidak memerlukan masalah yang disajikan). Solusi ini diuji untuk menentukan viabilitasnya. Begitu solusi yang diusulkan tampak masuk akal, maka kita siap untuk masuk kepada fase terakhir yakni fase implementasi keputusan. Hasil implementasi yang berhasil adalah dapat dipecahkannya masalah riil. Sedangkan kegagalan implementasi mengharuskan kita kembali ke fase sebelumnya. Tahapan SPK: 1. Definisi masalah 2. Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan 3. pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan 4. Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase) Tujuan dari SPK: 1.
Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur
2.
Mendukung manajer dalam mengambil keputusan
9
2.1.2
Konsep Pengambilan Keputusan Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan
sebagai berikut (Hasan, 2004): 1. Menurut Mary Follet Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau menaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan menaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi. 2. Menurut Ralph C. Davis Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. 3. Menurut James A.F. Stoner (Stoner, 1993) Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian yaitu : ada pilihan atas dasar logika, ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih satu yang terbaik dan ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. 4. Menurut Prajudi Atmosudirjo (Sedanayasa, 2009) keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut dengan menjatuhkan pilihan pada satu alternatif. 5.
Menurut Michael S Scott Morton dan Peter G W Keen (McLeod, 1998) menyatakan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan sistem
penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer.
10
6.
Menurut Raymond McLeod, Jr (McLeod, 1998) mendefinisikan sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem
informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Definisi selengkapnya adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan. 7.
Menurut Litlle (1999) sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data atau model. Dari pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif.
2.1.3
Proses Pengambilan Keputusan Menurut Simon (1960), ada empat tahap yang harus dilalui dalam proses
pengambilan keputusan, yaitu ( Dhaihani, 2001) : 1)
Tahap Penelusuran ( Intelligence ) Merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi
yangdibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yangakan diambil. 2)
Tahap Perancangan (Design) Merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau merumuskan
alternatif-alternatifpemecahan masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan baik,maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model pemecahanmasalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah. 3)
Tahap Pemilihan (Choice) Pemilihan merupakan tindakan pengambilan keputusan yang kritis. Tahap
pemilihan adalah tahap dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil
11
suatu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu.Batas antara tahap pilihan dan desain sering tidak jelas karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua tahap tersebut dan karena orang dapat sering kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain. Sebagai contoh, seseorang dapat menghasilkan alternatif baru selagi mengevaluasi alternatif yang ada. Tahap pemilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.Sebuah solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik untuk variabel-variabel keputusan dalam suatu alternatif yang telah dipilih. 4)
Implementasi (Implementation) Pada hakikatnya implementasi suatu solusi yang diusulkan untuk suatu
masalah adalah inisiasi terhadap hal baru, atau pengenalan terhadap perubahan. Definisi implementasi sedikit rumit karena implementasi merupakan sebuah proses yang panjang dan melibatkan batasan-batasan yang tidak jelas. Pendek kata, implementasi berarti membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja, tidak memerlukan implementasi suatu sistem komputer.
2.1.4
Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan Beberapa keuntungan penggunaan SPK antara lain adalah sebagai berikut
(Surbakti, 2002): 1. Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks. 2. Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam kondisi yang berubah-ubah. 3. Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat. 4. Pandangan dan pembelajaran baru. 5. Sebagai fasilitator dalam komunikasi. 6. Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja. 7. Menghemat biaya dan sumber daya manusia (SDM). 8. Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
12
9. Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha. 10. Meningkatkan produktivitas analisis.
2.1.5
Komponen Sistem Pendukung Keputusan Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:
1. Data Management Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS). 2. Model Management Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan sistem suatu kemampuan analitis dan manajemen software yang dibutuhkan. 3. Communication User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka. 4. Knowledge Management Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Model konseptual SPK, ditunjukkan pada Gambar 2.1.
2.1.6 Konsep Sistem Pendukung Keputusan 1.
Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.
2.
Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap proses pengambilan keputusan
3.
Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap proses pengambilan keputusan
13
Gambar 2.1. Model Konseptual SPK (Surbakti, 2002).
2.2
Preference Ranking Organization Method For Erinchment Evaluation (Promethee) Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluation
(Promethee) adalah satu dari beberapa metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria. Metode ini dikenal sebagai metode yang efisien dan simple, tetapi juga yang mudah diterapkan dibanding dengan metode lain untuk menuntaskan masalah multikriteria. Metode ini mampu mengakomodir kriteria pemilihan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Masalah utamanya adalah kesederhanaan, kejelasan dan kestabilan. (Novaliendry, 2009) Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Menurut Hunjak (1997:161), masalah pembuatan keputusan dengan multikriteria dapat dituliskan sebagai berikut. Promethee menyediakan kepada user untuk menggunakan data secara langsung dalam bentuk tabel multikriteria sederhana. Promethee mempunyai
14
kemampuan untuk menangani banyak perbandingan, pengambil keputusan hanya mendefenisikan skala ukurannya sendiri tanpa batasan, untuk mengindikasi prioritasnya dan preferensi untuk setiap kriteria dengan memusatkan pada nilai (value), tanpa memikirkan tentang metode perhitungannya. Metode Promethee menggunakan kriteria dan bobot dari masing-masing kriteria yang kemudian diolah untuk menentukan pemilihan alernatif lapangan, yang hasilnya berurutan berdasarkan prioritasnya. Penggunaan metode Promethee dapat dijadikan metode untuk pengambilan keputusan di bidang pemasaran, sumber daya manusia, pemilihan lokasi, atau bidang lain yang berhubungan dengan pemilihan alternatif. (Novaliendry, 2009) Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah ditetapkan berdasarkan pertimbangan ( ∀, ∣ 𝑓𝑖 (. ) → 𝑅[𝑟𝑒𝑎𝑙 ] ), dengan kaidah dasar : max {( 𝑓1 (𝑥), 𝑓2 (𝑥), 𝑓3 (𝑥) … . . , 𝑓𝑘 (𝑥) ∣ 𝑥 € 𝑅 )} dimana k adalah sejumlah kumpulan alternatif , 𝑓1 (𝑖 = 1,2,3, … . . 𝑘) merupakan nilai / ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif Dalam aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian dari R (Real). Data dasar untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan dala tabel 2.1. Tabel 2.1 Data Dasar Analisis Promethee
f1 (.)
f2 (.)
…..
fj (.)
……
fk (.)
a1
f1 (a1)
f2 (a1)
…..
fj (a1)
……
fk (a1)
a2
f1 (a2)
f2 (a2)
…..
fj (a3)
……
fk (a4)
….
……
…..
……
…….
…….
……
ai
f1 (ai)
f2 (ai)
…..
fj (ai)
……
fk (ai)
….
……
…..
……
…….
…….
……
an
f1 (an)
f2 (an)
…..
fj (an)
……
fk (an)
15
Keterangan
:
a1, a2,…….. ai, an
:
n alternatif potensial
f1, f2,…….. aj, ak
: k kriteria evaluasi
2.2.1 Dominasi Kriteria Nilai f merupakan nilai real dari suatu kriteria dan tujuan berupa prosedur optimasi: f : 𝑘 → 𝑅. Untuk setiap alternatif, a € K, f (a) merupakan evaluasi dari alternatif tersebut untuk suatu kriteria. Pada saat dua alternatif dibandingkan, a,b € K harus dapat ditentukan perbandingan preferensinya. Penyampaian intensitas (P) dari preferensi alternatif a terhadap alternatif b sedemikian sehingga : a. p (a,b) = 0, berarti tidak ada beda antara a dan b, atau tidak ada preferensi dari a lebih baik dari b. b. p (a,b) ~ 0, berarti lemah, preferensi dari a lebih baik dari b . c. p (a,b) ~ 1, berarti kuat, preferensi dari a lebih baik dari b . d. p (a,b) = 1, berarti mutlak, preferensi a lebih baik dari b. Dalam metode ini, fungsi preferensi seringkali menghasilkan nilai fungsi yang berbeda antara dua evaluasi, sehingga: P(a,b) = p { f(a) – f(b)}…………………..
(2.1)
Dimana : a
= alternatif a
b
= alternatif b
p(a,b)
= preference index alternatif a terhadap b
f (a)
= nilai fungsi alternatif a
f (b)
= nilai fungsi alternatif b
Untuk semua kriteria, suatu alternatif akan dipertimbangkan memiliki nilai kriteria yang lebih baik ditentukan oleh nilai f dan akumulasi dari nilai ini menentukan nilai preferensi atas masing-masing alternatif yang akan dipilih.
16
2.2.2 Dominasi Fungsi Kriteria Pada metode Promethee terdapat enam bentuk fungsi preferensi kriteria antara lain kriteria biasa (usual criterion), kriteria quasi (quasi criterion), kriteria dengan preferensi linier (U-shape criterion), kriteria level (level criterion), kriteria dengan preferensi linier dan area yang tidak berbeda (V-shapecriterion), kriteria Gaussian (Gaussian criterion). Hal ini tentu saja tidak mutlak, tetapi bentuk ini cukup baik untuk beberapa kasus. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik terhadap area yang tidak sama, digunakan fungsi selisih nilai kriteria antara alternatif
H(d) dimana hal ini mempunyai hubungan langsung pada fungsi
preferensi.
2.2.2.1 Kriteria Biasa Pada preferensi ini tidak ada beda antara a dan b jika dan hanya jika f (a)=f(b) apabila nilai kriteria pada masing-masing alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat keputusan membuat preferensi mutlak untuk alternatif yang memiliki nilai yang lebih baik. (Novaliendry, 2009) 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 ≤ 0 …………………………………….. (2.2)
H(d) { 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 ≥ 0
Keterangan : H(d)
: fungsi selisih Kriteria antara alternatif
D
: selisih nilai kriteria
Untuk melihat kasus preferensi pada kriteria biasa, ilustrasinya dapat dilihat dari perlombaan renang, seorang peserta dengan peserta lainnya akan memiliki peringkat yang mutlak berbeda walaupun hanya dengan selisih nilai (waktu), yang teramat kecil, dan kan memiliki peringkat yang sama jika dan hanya jika waktu tempuhnya sama atau selisih nilai diantara keduanya sebesar nol Fungsi H(d) untuk preferensi disajikan pada gambar 2.2:
17
Gambar 2.2 Usual Criterion (Yuwono, 2011)
2.2.2.2 Kriteria Quasi
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 ≤ 𝑞 ………………………
H(d) {
(2.3)
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑑 > 𝑞
Keterangan
:
H(d)
: fungsi selisih Kriteria antara alternatif
D
: selisih nilai kriteria
Parameter q
: harus merupakan nilai tetap
Gambar 2.3 Quasi Criterion (Yuwono, 2011) Gambar 2.3 menjelaskan dua alternatif memiliki preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai H (d) dari masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil evaluasi untuk masingmasing alternatif melebihi nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak. Kasus pembuat keputusan dengan menggunakan kriteria kuasi, terlebih dahulu harus menentukan nilai q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh
18
yang signifikan dari suatu kriteria. Dalam hal ini, preferensi yang lebih baik diperoleh apabila terjadi selisih antara dua alternatif di atas nilai q.
2.2.2.3 Kriteria Dengan Preferensi Linear Kriteria preferensi linier dapat menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linier dengan nilai d. 𝑑 𝑝
H(d) {
𝑗𝑖𝑘𝑎 − 𝑝 ≤ 𝑑 ≤ 𝑞 …………………. (2.4)
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 − 𝑑 < 𝑝 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑑 > 𝑝
Keterangan
:
H(d)
: fungsi selisih Kriteria antara alternatif
D
: selisih nilai kriteria
p
: nilai kecenderungan atas
Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai p, maka terjadi preferensi mutlak.Fungsi kriteria ini digambarkan pada Gambar 2.4 di bawah ini:
Gambar 2.4 Kriteria Dengan Preferensi Linear (Yuwono, 2011) Pada saat pembuat keputusan mengidentifikasi beberapa kriteria untuk tipe ini, pembuat keputusan harus menentukan nilai dari kecenderungan atas (nilai p). Dalam hal ini nilai d di atas p telah dipertimbangkan akan memberikan preferensi mutlak dari satu alternatif. Misalnya, akan terjadi preferensi dalam hubungan
19
linier kriteria kecerdasan seseorang dengan orang lain apabila nilai ujian seseorang berselisih dibawah 40, apabila di atas 40 poin maka mutlak orang itu lebih cerdas dibandingkan dengan orang lain.
2.2.2.4 Kriteria Level Dalam kasus ini, kecenderungan tidak berbeda dengan
q dan
kecenderungan preferensi ditentukan secara simultan. Jika d berada di antara nilai p dan q, hal ini berarti situasi preferensi yang lemah H(d) = 0,5. Fungsi ini disajikan pada: 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 ∣ 𝑑 ∣ ≤ 𝑞, H (d){0.5 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑞 <∣ 𝑑 ∣ ≤ 𝑝, ………………………………. 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 < ∣ 𝑑 ∣ Keterangan
:
H(d)
: fungsi selisih Kriteria antara alternatif
D
: selisih nilai kriteria
parameter
: harus merupakan nilai tetap
(2.5)
Fungsi ini disajikan pada Gambar 2.5 dan pembuat keputusan telah menentukan kedua kecenderungan untuk kriteria ini.
Gambar 2.5 level criterion (Yuwono, 2011)
20
2.2.2.5 Kriteria Linear Dan Area Yang Tidak Berbeda Pada kasus ini, pengambil keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linier dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan q dan p. 0 𝑗𝑖𝑘𝑎 ∣ 𝑑 ∣ ≤ 𝑞, (∣𝑑∣−𝑞)
H (d) {
𝑝−𝑞
𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑞 <∣ 𝑑 ∣ ≤ 𝑝, ……………………………
(2.6)
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 < ∣ 𝑑 ∣
Keterangan
:
H(d)
: fungsi selisih Kriteria antara alternatif
D
: selisih nilai kriteria
Parameter P
: nilai kecenderungan ke atas
Parameter q
: harus merupakan nilai yang tetap
Dua parameter p dan q telah ditentukan nilainya. Fungsi H(d )adalah hasil perbandingan antara alternatif pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan Area Yang Tidak Berbeda (Yuwono, 2011)
21
2.2.2.6 Kriteria Gausian Fungsi ini bersyarat apabila telah ditentukan nilai , yang dapat dibuat berdasarkan distribusi normal dalam statistik 𝜎. Nilai () tidak akan pernah bernilai satu. H (d) = 1 – exp {-d2 / 2 𝜎2}……………………….
(2.7)
Pada penerapannya kriteria Gaussian akan digunakan pada distribusi normal statistic seperti penilaian terhadap tingkat keamanan lingkungan. Fungsi kriteria Gaussian dijelaskan pada Gambar 2.7 di bawah ini:
Gambar 2.7 Kriteria Gaussian (Yuwono, 2011)
2.2.3 Index Preferensi Multikriteria Tujuan pembuat keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi, dan pi untuk semua kriteria fi (i = 1,2,3,….k ) dari masalah optimasi kriteria majemuk. Bobot (weight) pi merupakan ukuran relatif untuk kepentingan kriteria fi, jika semua kriteria memiliki kepentingan yang sama dalam pangambilan keputusan maka semua nilai bobot adalah sama. Indeks preferensi multikriteria ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi. 𝜑(𝑎, 𝑏) = ∑𝑛𝑖=1 𝜇𝑝𝑖 (𝑎, 𝑏); ∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴 …………………….
(2.8)
22
𝜑(a,b)
merupakan
intensitas
preferensi
pembuat
keputusan
yang
menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria. Hal ini dapat disajikan dengan nilai antara nilai 0 dan 1, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 𝜑 (a,b) = 0 menunjukkan preferensi yang lemah untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria. 2. 𝜑 (a,b) = 1 menunjukkan preferensi yang kuat untuk alternatif a lebih dari alternatif b berdasarkan semua kriteria.
2.2.4 Promethee Rangking Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks a. leaving flow 1 𝑛−1
𝜙+(a)=
∑𝑥∈𝑎 𝜑 (𝑎, 𝑥) ……………………………
(2.9)
b. Entering Flow 1
𝜙 - (a)=
𝑛−1
∑𝑥∈𝑎 𝜑 (𝑥, 𝑎) ……………………………… (2.10)
c. Net flow
𝜙(a) = 𝜙+(a) - 𝜙 - (a) ……...........................................
(2.11)
Keterangan : 𝜑 (𝑎, 𝑥)
: menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif x
φ (x,a)
: menunjukan preferensi bahwa alternatif x lebih baik dari alternatif a
ϕ+(a)
: Leaving flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas pada proses promethe I yang menggunakan urutan parsial
ϕ - (a)
: entering flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas pada proses promethe I yang menggunakan urutan parsial
ϕ (a)
: net flow , digunakan untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap.
N
: banyak alternatif
23
2.3 Profile Matching Profile matching merupakan suatu metode penelitian yang digunakan pada sistem pendukung keputusan, proses penilaian kompetensi dilakukan dengan membandingkan antara satu profil nilai dengan beberapa profil kompentensi lainya, sehingga dapat diketahui hasil dari selisih kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan, selisih dari kompetensi tersebut disebu gap, dimana gap yang semakin kecil memiliki nilai yang semakin tinggi. Menurut Kusrini (2007) metode profile matching atau pencocokan profil adalah metode yang sering digunakan sebagai mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variable predictor yang ideal harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukanya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam proses profile matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara nilai data aktual dari suatu profil yang akan dinilai dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut gap) semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar. Berikut ini adalah tahapan dan perumusan perhitungan dengan metode profile matching : 1. Pembobotan Pada tahap ini, akan ditentukan bobot nilai masing-masing aspek dengan menggunakan bobot nilai yang telah ditentukan bagi masing-masing aspek itu sendiri. Adapun inputan dari proses pembobotan ini adalah selisih dari profil siswa dan
profil minimal beasiswa. Dalam penetuan peringkat pada aspek
kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku untuk jabatan yang sama pada aspek umum dan aspek tanggungan pada setiap gap diberikan bobot nilai sebagai berikut:
24
Tabel 2.2 Keterangan Bobot Nilai Gap No
Selisih GAP
Bobot Nilai
1
0
5
Keterangan Kompetensi
sesuai
dengan
yang
dibutuhkan 2
1
4.5
Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat
3
-1
4
Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat
4
2
3.5
Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat
5
-2
3
Kompetensi individu kekurang 2 tingkat
6
3
2.5
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat
7
-3
2
Kompetensi individu Kekurangan 3 tingkat
8
4
1.5
Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat
9
-4
1
Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat
2. Penegelompokan Core dan Secondary Faktor Setelah menetukan bobot nilai gap kriteria yang dibutuhkan, kemudian tiap kriteria dikelompokan lagi menjadi dua kelompok yaitu core factor dan secondary factor. a. Core Factor Core factor (faktor utama) merupakan aspek kopetensi yang menonjol/paling dibutuhkan. Untuk menghitung core factor digunakan rumus (kusrini, 2007) : NCF =
∑𝑁𝐶 ∑𝐼𝐶
……………………………..
(2.12)
25
Keterangan : NCF
: nilai rata-rata core factor
NC
: jumlah total nilai core factor
IC
: jumlah item core factor
b. Secondary factor (faktor pendukung) Secondary factor adalah item-item selain aspek yang ada pada core factor. Untuk menghitung secondary factor digunakan rumus (kusrini, 2007): NCF =
∑𝑁𝑆 ∑𝐼𝑆
………………………………..
(2.13)
Keterangan : NSF
: nilai rata-rata secondary factor
NS
: jumlah total nilai secondary factor
IS
: jumlah item secondary factor
3. Perhitungan nilai total Dari perhitungan core factor dan secondary factor dari tiap-tiap aspek, kemudian dihitung nilai total dari tiap-tiap aspek yang diperkirakan pada tiap-tiap profile. Untuk menghitung nilai total dari masing-masing aspek, digunakan rumus (Kusrini, 2007) : N = (x) % NCF + (X) % NSF ……………………….
Keterangan : N
: nilai total tiap aspek
NCF
: nilai rata-rata core factor
NSF
: nilai rata-rata secondary factor
(X)%
: nilai persentase yang diinputkan
(2.14)
26
4. Perankingan Hasil akhir dari prose profile matching adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mendapatkan beasiswa. Penentuan mengacu pada ranking pada hasil perhitungan yang ditunjukan oleh rumus (kusrini, 2007) Ranking = 60% NCF + 40 % NSF ……………………….....
(2.15)
Keterangan : NCF
: nilai core factor
NSF
: nilai secondary factor
2.4
Unified Modelling Language (UML) Unified Modelling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang
sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek (Munawar, 2005). UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh Booch, Object Modelling Technique (OMT) dan Object Oriented Software Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan proses analisis dan design ke dalam empat tahapan iteratif, yaitu : identifikasi kelas-kelas dan objekobjek, identifikasi semantik dari hubungan objek dan kelas tersebut, perincian interface, dan implementasi. Diagram UML yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 4 buah karena telah cukup untuk menjelaskan tentang sistem yang akan dibangun. Diagram-diagram tersebut adalah : 2.4.1
Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menampilkan aktor, use case dan hubungan yang terjadi antara aktor dan use case. Use case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah sistem. Use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Aktor merupakan sebuah peran yang dimainkan seorang pengguna dalam kaitannya dengan sistem (Munawar, 2005)
27
Tabel 2.3 Simbol Use Case Diagram NO
1
GAMBAR
NAMA
Actor
KETERANGAN Menspesifikasikan
himpuan
peran
yang
mainkan
ketika
pengguna
berinteraksi dengan use case. Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen 2
Dependency
(independent)
mandiri
akan mempengaruhi
elemen yang bergantung padanya elemen
yang
tidak
mandiri
(independent). Hubungan 3 Generalization
dimana
objek
anak
(descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
4
Include
Menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit. Menspesifikasikan bahwa use case
5
Extend
target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.
6
Association
Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya. Menspesifikasikan
7
System
paket
yang
menampilkan sistem secara terbatas.
Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang 8
Use Case
ditampilkan menghasilkan
sistem suatu
terukur bagi suatu aktor
hasil
yang yang
28
Interaksi aturan-aturan dan elemen lain 9
Collaboration
yang
bekerja
sama
untuk
menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemen-elemennya (sinergi). Elemen fisik yang eksis saat aplikasi
10
Note
dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi
2.4.2
Activity Diagram
Activity Diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika prosedural, proses bisnis dan jalur kerja.Dalam beberapa hal, activity diagram memainkan peran mirip sebuah diagram alir, tetapi perbedaan prinsip antara activity diagram dan notasi diagram alir adalah diagram ini mendukung perilaku paralel (Munawar, 2005).
Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram NO
GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Memperlihatkan
1
Actifity
masing
kelas
bagaimana
masing-
antarmuka
saling
berinteraksi satu sama lain 2
Action
3
Initial Node
4
5
State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi Bagaimana objek dibentuk atau diawali.
Actifity Final Bagaimana Node Fork Node
objek
dibentuk
dan
dihancurkan Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran
29
2.4.3
Sequence Diagram
Sequence diagram menjabarkan perilaku sebuah skenario. Skenario adalah rangkaian langkah-langkah yang menjabarkan sebuah interaksi antara seorang pengguna dengan sebuah sistem. Sequence diagram menunjukkan sejumlah objek contoh dan pesan-pesan yang melewati objek-objek tersebut di dalam use case (Munawar, 2005) Tabel 2.5 Simbol Sequence Diagram NO
GAMBAR
1
NAMA LifeLine
KETERANGAN Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi.
2
Message
Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang
memuat
informasi-informasi
tentang aktifitas yang terjadi 3
Message
Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang
memuat
informasi-informasi
tentang aktifitas yang terjadi 4
Message
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri, sebaiknya jika ada create maka ada destroy
2.4.4
Class Diagram
Class diagram adalah diagram yang mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara objekobjek tersebut.Class diagram juga menunjukkan properti dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat dalam hubungan-hubungan objek tersebut (Munawar, 2005).
30
Tabel 2.6 Simbol Class Diagram NO
GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Hubungan
1
Generalization
dimana
(descendent)
berbagi
objek
anak
perilaku
dan
struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
Nary
2
Association
3
Class
Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek.
Himpunan
dari
objek-objek
yang
berbagi atribut serta operasi yang sama. Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang
4
Collaboration
ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor Operasi yang benar-benar dilakukan
5
Realization
oleh suatu objek.
Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri 6
Dependency
(independent)
akan
elemen
bergantung
yang
mempegaruhi padanya
elemen yang tidak mandiri
2.5 Pemrograman Java 2.5.1
Pengenalan Java Java merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Sun
Microsystem.Bahasa Java dirancang sedemikian rupa agar perangkat lunak yang dibuat menggunakan bahasa Java dapat berjalan pada semua Platform (Platform independence). Ini berati bahwa sekali suatu program ditulis atau aplikasi dibangun maka dapat dijalankan pada berbagai sistem operasi sebagaimana
31
mestinya, Tanpa perlu melakukan kompilasi ulang. Java termasuk salah satu bahasa yang menerapkan konsep pemrograman berorientasi objek (OOP). Beberapa kelebihan Java antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Multi Platform. Kelebihan utama dari Java ialah dapat dijalankan di beberapa Platform / sistem operasi komputer, sesuai dengan prinsip tulis sekali, jalankan di mana saja. Dengan kelebihan ini pemrogram cukup menulis sebuah program Java dan dikompilasi (diubah, dari bahasa yang dimengerti manusia menjadi bahasa mesin / bytecode) sekali lalu hasilnya dapat dijalankan di atas beberapa Platform tanpa perubahan. Kelebihan ini memungkinkan sebuah program berbasis java dikerjakan diatas operating system Linux tetapi dijalankan dengan baik di atas Microsoft Windows. Platform yang didukung sampai saat ini adalah Microsoft Windows, Linux, Mac OS dan Sun Solaris. Penyebabnya adalah setiap sistem operasi menggunakan programnya sendiri-sendiri (yang dapat diunduh dari situs Java) untuk menginterpretasikan bytecode tersebut.
2.
OOP (Object Oriented Programming - Pemrogram Berorientasi Objek).
3.
Perpustakaan Kelas Yang Lengkap, Java terkenal dengan kelengkapan library/perpustakaan (kumpulan program program yang disertakan dalam pemrograman java) yang sangat memudahkan dalam penggunaan oleh para pemrogram untuk membangun aplikasinya. Kelengkapan perpustakaan ini ditambah dengan keberadaan komunitas Java yang besar yang terus menerus membuat perpustakaan-perpustakaan baru untuk melingkupi seluruh kebutuhan pembangunan aplikasi.
4.
Bergaya C++, memiliki sintaks seperti bahasa pemrograman C++ sehingga menarik banyak pemrogram C++ untuk pindah ke Java. Saat ini pengguna Java sangat banyak, sebagian besar adalah pemrogram C++ yang pindah ke Java.
5.
Pengumpulan sampah otomatis, memiliki fasilitas pengaturan penggunaan memori sehingga para pemrogram tidak perlu melakukan pengaturan memori secara langsung (seperti halnya dalam bahasa C++ yang dipakai secara luas).
32
2.6
IDE NetBeans IDE NetBeans adalah sebuah lingkungan pengembangan, sebuah tools
untuk programmer menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan program. IDE NetBeans ditulis dalam Java, namun dapat mendukung bahasa pemrograman lain. Terdapat banyak modul untuk memperluas IDE NetBeans. IDE NetBeans adalah sebuah produk bebas dengan tanpa batasan bagaimana digunakan. NetBeans mengacu pada dua hal, yakni Platform untuk pengembangan desktop java, dan sebuah Integrated Development Environment (IDE) yang dibangun menggunakan Platform NetBeans. Platform NetBeans memungkinkan aplikasi dibangun dari sekumpulan komponen-komponen perangkat lunak moduler yang disebut ‘Modul’. Sebuah modul adalah suatu asrisp Java (Java Archive) yang membuat kelas-kelas Java untuk berinteraksi dengan NetBeans Open API dan file manifestasi yang mengidentifikasinya sebagai modul. Aplikasi yang dibangun dengan modul-modul dapat dikembangkan dengan menambahkan modul-modul baru. Karena modul dapat dikembangkan secara independen, aplikasi berbasis Platform NetBeans dapat dengan mudah dikembangkan oleh pihak ketiga secara mudah dan powerful. 2.7 Tinjauan Umum Tentang Beasiswa Setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta
menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat
berkewajiban
memberikan
dukungan
sumber
daya
dalam
penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya
33
tidak mampu membiayai pendidikannya, dan berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. 2.8 Definisi Beasiswa Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada
perorangan
yang
bertujuan
untuk
digunakan
demi
keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa
dapat
diberikan
oleh
lembaga pemerintah,
perusahaan
ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cumacuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja setelah selesainya pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut. 2.9 Tujuan Pemberian Beasiswa Pemberian beasiswa bertujuan sebagai berikut : a.
Meningkatkan akses dan pemerataan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi rakyat Indonesia.
b.
Mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah, karena tidak mampu membiayai pendidikan.
c.
Meningkatkan prestasi dan motivasi mahasiswa, baik pada bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Data yang Digunakan Data yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yakni
menggunakan data primer. Data yang diperoleh secara wawancara dari Kepala Sekolah SMK Kelautan dan Perikanan Kendari.
3.2
Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari wawancara oleh kepala sekolah SMK Kelautan dan Perikanan Kendari. Data tersebut diolah untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menetukan siswa layak penerima beasiswa.
3.3
Metodologi Pengumpulan Data Metode yang dilakukan dalam proses pengumpulan data antara lain adalah
sebagai berikut: a.
Kajian Pustaka Metode kajian pustaka digunakan untuk mencari literatur atau sumber
pustaka yang berkaitan dengan perangkat lunak yang dibuat dan membantu mempertegas teori-teori yang ada serta memperoleh data yang sesungguhnya. b.
Wawancara Wawancara dilakukan melalui tanya jawab langsung mengenai hal – hal
yang bersangkutan dengan penelitian kepada salah satu narasumber terkait hal yang diteliti.
34
35
3.4 Prosedur penelitian Adapun langkah-langkah penelitian yaitu : 1.
Menginput data siswa.
2.
Setelah data terimput maka data akan diproses.
3.
Proses seleksi data dilakukan dengan dua metode yaitu, proses seleksi data dengan profile matching dan proses seleksi data dengan Promethee.
4.
Tahap akhir yaitu membandingkan data hasil proses seleksi data.
3.5 Prosedur Pengembangan Perangkat Lunak Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam
sistem ini dalah
metode Rational Unified Process (RUP). Dalam metode ini, terdapat empat tahap pengembangan perangkat lunak yaitu: 1.
Inception/insepsi a) Ruang lingkup proyek: 1. Sebagai alat bantu pengambilan keputusan. 2. Digunakan untuk melakukan proses seleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan tidak ada penambahan kriteria. 3. Metode
yang
digunakan
adalah
Matching
Profile
dan
PROMETHEE bahasa pemogramannya adalah JAVA. b) Melakukan perancangan arsitektural dan use case menggunakan apilikasi microsoft office visio 2007. 2.
Elaboration/elaborasi a.
Menspesifikasikan menu-menu yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan user.
b.
Menerjemahkan desain sistem kedalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer.
3.
Construction/konstruksi a) Melakukan prosesanalisa desain sistem yang telah dibuat. b) Melakukan proses pengujian system untuk mengetahui tingkat akurasi sistem.
36
4.
Transition/transisi a) Melakukan pengujian akhir pada sistem yang telah jadi dan disetujui administrator. b) Melakukan proses deployment,dan c) Sosialisasi perangkat lunak.
3.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tugas akhir sistem pendukung keputusan siswa layak peneriama beasiswa tidak mampu dilakukan di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari. Berdasarkan dengan proses pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan metode Rational Unified Process (RUP), maka waktu penelitian untuk pengembangan sistem pendukung siswa layak penerima beasiswa adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel waktu penelitian No
Alur Kerja
November 3 4 1
Inception
2
Elaboration
3
Construction
4
Transition
2015 Desember
1 2 3 4 1 2 3 4
Januari
2016 Februari Maret
April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN
4.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang bertujuan untuk mengetahui dan mengamati apa saja yang terlibat dalam suatu sistem. Pembahasan yang ada pada analisis sistem ini yaitu analisis masalah, analisis kebutuhan fungsional dan analisis kebutuhan non fungsional.
4.1.1
Analisis Masalah Dalam tugas akhir ini, berdasarkan studi literatur dan hasil observasi yang
dilakukan, dari hasil pengamatan diperoleh permasalahan yaitu proses seleksi pemberian beasiswa yang kurang efisien karena masih menggunakan sistem manual Salah satu cara untuk mengefiensikan proses seleksi siswa penerima beasiswa yaitu dengan menggunakan sistem penunjang keputusan siswa penerima beasiswa dengan menggunakan metode profile matching dan promethee.
Gambar 4.1 Flowchart Penerima Beasiswa
37
38
Pada gambar 4.1 menunjukan flowchart alur untuk penerima beasiswa di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari. Alur dimulai dengan menyerahkan data siswa ke Kepala Sekolah, jika data tersebut disetujui oleh kepala sekolah maka akan mendapatkan beasiswa, jika tidak maka tidak akan mendapatkan beasiswa. Dari alur tersebut dapa dilihat bahwa proses penerimaan beasiswa di SMK kelautan dan Perikanan Kendari masih digunakan secara manual sehingga dalam proses penerimaan beasiswa masih membutuhkan waktu yang lama karena diperlukan ketelitian, sehingga memungkinkan terjadinya human error serta masih adanya pengaruh dari faktor lain. Untuk itu agar mempermudah proses seleksi penerima beasiswa maka perlunya sistem penunjang keputusan untuk mempermudah proses penyeleksian penerima beasiswa.
4.1.2
Analisis Kebutuhan Fungsional Analisis kebutuhan fungsional adalah segala bentuk data yang dibutuhkan
oleh sistem agar sistem dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang dibangun. Setelah melalui tahapan analisis, maka telah ditetapkan kebutuhan-kebutuhan untuk membangun sistem meliputi input, proses dan output.
4.1.2.1 Analisis Kebutuhan Input Input dari sistem penunjang keputusan siswa penerima beasiswa yaitu input administrator yang terdiri atas informasi data username, pasword dan data siswa.
4.1.2.2 Analisis Kebutuhan Proses Kebutuhan proses dalam sistem penunjang keputusan siswa penerima beasiswa menggunakan metode profile matching dan promethee yaitu proses seleksi data siswa yang akan menerima beasiswa dengan menggunakan metode profile matching dan promethee.
39
4.1.2.2 Analisis Kebutuhan Output Output yang diperoleh dari sistem ini yaitu data siswa yang akan menerima beasiswa kurang mampu.
4.1.3
Analisis Kebutuhan Non Fungsional Analisis kebutuhan nonfungsional adalah sebuah langkah dimana seorang
pembangun aplikasi menganalisis sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun aplikasi yang akan dibangun. Analisis kebutuhan nonfungsional yang dilakukan dibagi dalam dua tahap, yaitu analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis kebutuhan perangkat lunak. 4.1.3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan pada pembangunan sistem ini, sebagai berikut: Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras No
Nama Perangkat
Spesifikasi
1.
Processor
Intel core i3 – 380m
2.
Monitor
Monitor 14 inch
3.
Memori
RAM 4 GB DDR3
4.
Harddisk
320 GB HDD
4.1.3.2 Analisis Kebutuhan Perangkat lunak Perangkat lunak yang digunakan pada pembangunan ini, sebagai berikut: Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak No
Nama Perangkat
Spesifikasi
1. Operating System
Windows 7 Ultimate
2. Java Development Kit (JDK)
JDK 1.8.20
3. Java Runtime Environment (JRE) JRE 8 4. Netbeans
8.0
5. Xampp
3.2.1
6. Mozilla firefox
36.0.1
40
4.2
Analisis Data Dengan Metode Profile Matching Pada penentuan siswa layak penerima beasiswa menggunakan metode
profile matching diperlukan aspek-aspek yang akan digunakan dalam memproses nilai karyawan. Dalam penulisan kali ini aspek yang digunakan yaitu aspek umum dan aspek tanggungan seperti pada tabel 4.3 dan 4.4.
4.3 Tabel Aspek Umum Sub.Aspek
Pekerjaan Ayah
Pekerjaan Ibu
Jumlah Penghasilan
Keterangan
Nilai
PNS / Pegawai
1
Wiraswasta
2
Karyawan / Buruh
3
Nelayan
4
PNS / Pegawai
1
Wiraswasta
2
Karyawan / Buruh
3
Nelayan
4
Ibu Rumah Tangga
5
≥ 2.000.000
1
< 2.000.000
2
≤ 1.500.000
3
≤ 1.000.000
4
≤ 500.000
5
41
4.4 Tabel Aspek Tanggungan Sub.Aspek
Jumlah Tanggungan
Kepemilikan Rumah
Keterangan
Nilai
1 Orang
1
2 orang
2
3 Orang
3
4 Orang
4
5 Orang
5
Tidak Layak
1
Kurang Layak
2
Cukup Layak
3
Layak
4
Sangat Layak
5
4.2.1 Menghitung Nilai GAP Selanjutnya adalah menghitung GAP untuk masing-masing aspek siswa. GAP yang dimaksudkan adalah perbedaan antara profil siswa dan nilai standar untuk menerima beasiswa yang ditunjukan pada tabel 4.5.
42
4.5 Tabel Gap Nilai Siswa Penilaian Nama Siswa
Umum
Tanggungan
P.Ayah
P.Ibu
Jumlah
T.Ortu
Rumah
Jamil
3
4
4
3
2
Muh.Mardana
3
5
4
3
2
Andri
3
5
4
3
2
Muh.Syawal R
1
1
1
3
4
Irwan K.
2
2
1
4
4
GAP
3
3
4
3
2
Jamil
0
1
0
0
0
Muh.Mardana
0
2
0
0
0
Andri
0
2
0
0
0
Muh. Syawal
-2
-2
-3
0
2
Irwan K
-1
-1
-3
1
2
GAP
4.2.2 Perhitungan Bobot Setelah diperoleh GAP dari masing – masing siswa maka setiap siswa diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai GAP seperti pada tabel 4.6. 4.6 Tabel Bobot Nilai No
Selisih
Bobot Nilai
Keterangan
5
Kompetensi sesuai dengan yang
GAP 1
0
dibutuhkan 2
1
4.5
Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat
3
-1
4
Kompetensi individu kekurangan 1 tingkat
4
2
3.5
Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat
43
5
-2
3
Kompetensi individu kekurang 2 tingkat
6
3
2.5
Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat
7
-3
2
Kompetensi individu Kekurangan 3 tingkat
8
4
1.5
Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat
9
-4
1
Kompetensi individu kekurangan 4 tingkat
Dengan demikian nilai GAP dari aspek – aspek siswa yang telah dikonversi berdasarkan tabel bobot maka akan tampak seperti tabel 4.7 4.7 Bobot nilai siswa Sesuai Perhitungan GAP Penilaian Nama Siswa
Umum
Tanggungan
P.Ayah
P.Ibu
Jumlah
T.Ortu
Rumah
Jamil
5
4,5
5
5
5
Muh.Mardana
5
3,5
5
5
5
Andri
5
3,5
5
5
5
Muh. Syawal R
3
3
2
5
3.5
Irwan K
4
4
2
4.5
3.5
Setelah menetukan bobot nilai gap untuk untuk aspek yang dibutuhkan, kemudian tiap aspek dikelompokan lagi menjadi dua kelompok yaitu core factor dan secondary faktor. Untuk penilaian core factor dan secondary factor didapatkan dari pihak sekolah sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh pihak sekolah. Untuk core faktor dan secondary faktor dapat dilihat pada tabel 4.8.
44
4.8 Tabel Tipe Faktor Aspek Penilaian
Sub Aspek
Tipe 60%
Umum
Pekerjaan Ayah
SF
Pekerjaan Ibu
SF
Jumlah Penghasilan
CF 40%
Tanggungan
Tanggungan ORTU
CF
Kondisi Rumah
SF
4.2.3 Menghitung Core Factor Dan Secondary Faktor Untuk Menghitung Core Factor (CF) dan Secondary Factor (SF) dalam kasus ini adalah sebagai berikut : 1. Jamil
:
Aspek Umum
: NCF =
NSF =
Aspek Tanggungan
∑ 𝑁𝐶 (𝑈) ∑𝐼𝐶
∑ 𝑁𝑆 (𝑈)
2. Muh. Mardana Aspek Umum
1
=5
5+4.5
=
∑𝐼𝑆
2
∑ 𝑁𝐶 (𝑇)
: NCF =
NSF =
5
=
∑𝐼𝐶
∑ 𝑁𝑆 (𝑇) ∑𝐼𝑆
= 4.75
5
=
=
1
5 1
=5
=5
: : NCF =
NSF =
∑ 𝑁𝐶 (𝑈) ∑𝐼𝐶
∑ 𝑁𝑆 (𝑈) ∑𝐼𝑆
=
=
5 1
=5
5+3.5 2
= 4.25
45
Aspek Tanggungan
NSF =
3. Andri
∑ 𝑁𝐶 (𝑇)
: NCF =
∑ 𝑁𝑆 (𝑇) ∑𝐼𝑆
5
=
∑𝐼𝐶
5
=
=5
1
1
=5
:
Aspek Umum
: NCF =
NSF =
Aspek Tanggungan
∑ 𝑁𝐶 (𝑈) ∑𝐼𝐶
∑ 𝑁𝑆 (𝑈) ∑𝐼𝑆
: NCF = NSF =
4. Muh. Syawal R Aspek Umum
: NCF =
Aspek Tangungan : NCF = NSF =
Aspek Umum
=5
1
=
5+3.5 2
∑ 𝑁𝐶 (𝑇)
∑𝐼𝑆
5
=
∑𝐼𝐶 ∑ 𝑁𝑆 (𝑇)
= 4.25
5
=
=5
1 1
=5
:
NSF =
5. Irwan K
5
=
∑ 𝑁𝐶 (𝑇) ∑𝐼𝐶 ∑ 𝑁𝑆 (𝑈) ∑𝐼𝑆 ∑ 𝑁𝐶 (𝑇) ∑𝐼𝐶 ∑ 𝑁𝑆 (𝑈) ∑𝐼𝑆
2
=
1
=
3+3
1
=
=3
2 5
=
=2
=5
3.5 1
= 3.5
: : NCF = : NSF =
Aspek Tanggungan
∑ 𝑁𝐶 (𝑇) ∑𝐼𝐶 ∑ 𝑁𝑆 (𝑈) ∑𝐼𝑆
: NCF = NSF =
2
=
1
=
=2
4+4 2
∑ 𝑁𝐶 (𝑇) ∑𝐼𝐶 ∑ 𝑁𝑆 (𝑈) ∑𝐼𝑆
=4 = =
4.5 1
= 4.5
3.5 1
= 3.5
46
KETERANGAN : NCF
: nilai rata-rata core faktor
NC (U)
: jumlah total nilai core faktor (Umum)
IC
: jumlah item core faktor
NSF
: nilai rata-rata secondary faktor
NS (T)
: jumlah total nilai secondary faktor (tanggungan)
IS
: Jumlah Item Secondary Faktor
4.9 Tabel Core Dan Secondary Faktor Umum Nama Siswa
P.Ayah P.Ibu J.Penghasilan Nilai
Nilai
Core
Secondary
Jamil
5
4,5
5
5
4.75
Muh.Mardana
5
3,5
5
5
4.25
Andri
5
3,5
5
5
4.25
Muh.Syawal
3
3
2
2
3
Irwan K
4
4
2
2
4
4.10 Tabel Core Dan Secondary Faktor Tanggungan Nama Siswa
Tanggungan
Kondisi
Nilai
Nilai
Orang Tua
Rumah
Core
Secondary
Jamil
5
5
5
5
Muh.Mardana
5
5
5
5
Andri
5
5
5
5
Muh. Syawal
5
3.5
5
3.5
4.5
3.5
4.5
3.5
Irwan K
4.2.3 Perhitungan Nilai Total Dan Penetuan Rangking Pada tahap ini untuk melakukan perhitungan penentuan rangking maka nilai total sub aspek untuk setiap aspek dikalikan dengan nilai persentase untuk tiap-tiap aspek.
47
Perhitungan Nilai Total Aspek umum
No
:
Nama Siswa
N1 = (60%*NCF + 40%*NSF)
CF
SF
N1
1
Jamil
5
4.75
4.9
2
Muh.Mardana
5
4.25
4.7
3
Andri
5
4.25
4.7
4
Muh. Syawal
2
3
2.4
5
Irwan K
2
4
2.8
Aspek tanggunga n: No
Nama Siswa
N2 =(60%*NCF + 40%*NSF) CF
SF
N2
1
Jamil
5
5
5
2
Muh.Mardana
5
5
5
3
Andri
5
5
5
4
Muh. Syawal
5
3.5
4.4
5
Irwan K
4.5
3.5
4.1
Perhitungan Perangkingan : Rangking = (60%*∑aspek Umum) + (40%*∑aspek Tangungan)
No
Nama Siswa
N1
N2
Hasil Akhir
1
Jamil
4.9
5
4.94
2
Muh.Mardana
4.7
5
4.82
3
Andri
4.7
5
4.82
4
Muh. Syawal
2.4
4.4
3.2
5
Irwan K
2.8
4.1
3.32
48
Penentuan perangkingan kandidat ditentukan berdasarkan besarnya hasil akhir.semakin besar hasil akhir, maka semakin besar pula kesempatan mendapatkan beasiswa. 4.3 Analisa Data dengan Metode Promethee 4.3.1 Menentukan Beberapa Alternatif Untuk mempermudah perhitungan dengan promethee, setiap alternatif menggunakan kode 1 sampai jumlah alternatif untuk setiap jenis alternatif. Berikut ini adalah data alternatif siswa yang akan dipilih dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Tabel Alternatif Siswa No.
Nama Alternatif
1.
Saldi
2.
Sukrin Yusuf = B
3.
Muh.Fikran
4
Muh.Syawal = D
5
Irwan K
= A =C
= E
4.3.2 Menentukan Beberapa Kriteria Kriteria yang digunakan didasarkan pada kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan. Adapun kriterianya dapat dilihat pada tabel 4.12.
49
Tabel 4.12 Tabel Kriteria PNS / pegawai (bobot 1) Wiraswasta (bobot 2) F1 (Pekerjaan Ayah)
Karyawan/Buruh (bobot 3) Nelayan (bobot 4) PNS / pegawai (bobot 1) Wiraswasta (bobot 2)
F2 (Pekerjaan Ibu)
Karyawan/Buruh (bobot 3) Nelayan (bobot 4) Ibu Rumah Tangga (bobot5)
F3 (Jumlah Penghasilan Orang Tua)
≥ 2.000.000 (bobot 1) < 2.000.000 (bobot 2) ≤ 1.500.000 (bobot 3) ≤ 1.000.000 (bobot 4) ≤ 500.000 (bobot 5) 1 orang (bobot 1)
F4 (Jumlah
2 orang (bobot 2) 3 orang (bobot 3)
Tanggungan 4 orang (bobot 4) Orang Tua)
5 orang (bobot 5) Tidak layak (bobot 1)
F5 (kepemilikan rumah)
Kurang layak (bobot 2) Cukup layak (bobot 3) Layak (bobot 4) Sangat layak (bobot 5)
50
Dari tabel alternatif dan tabel kriteria dibuatkan data dasar untuk evaluasi dengan metode promethee. Tapi terlebih dahulu sebelum data dimasukkan kedalam tabel untuk evaluasi dengan metode promethee, data alternatif dan kriteria dibuatkan simbolnya agar memudahkan dalam proses promethee. 4.3.3 Pemberian Simbol untuk Data Alternatif Pada tabel 4.13 menunjukan tabel simbol data alternatif dimana untuk mengubah nama alternatif menjadi simbol. Tabel 4.13 Tabel Simbol Data Alternatif Simbol Nama Alternatif A
Saldi
B
Sukrin Yusuf
C
Muh.Fikran
D
Muh. Syawal
E
Irwan K
4.3.4 Pemberian Simbol untuk Data Kriteria Pada tabel 4.14 menunjukan tabel simbol data kriteria dimana untuk mengubah nama kriteria menjadi simbol. Tabel 4.14 Tabel Simbol Data Kriteria Simbol F1 F2 F3 F4 F5
Nama Kriteria Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu Penghasilan Orang Tua Jumlah Tanggungan Orang Tua Kepemilikan Rumah
51
Tabel 4.15 Kasus Nilai Kriteria Tiap Alternatif Kriteri MinM A
B
C
D
E
aF1 (.)
ax Max
4
4
4
1
2
F2 (.)
Max
5
5
5
1
2
F3 (.)
Max
4
4
4
1
1
F4 (.)
Max
4
4
4
3
4
F5(.)
Max
2
2
2
4
4
Keterangan: F1(.)
= Pekerjaan Ayah
F2(.)
= Pekerjaan Ibu
F3(.)
= Penghasilan Orang Tua
F4(.)
= Jumlah Tanggungan Orang Tua
F5(.)
= Kepemilikan Rumah
A
= Saldi, di mana f1(A)=4, f2(A)=5, f3(A)=4,
f4(A)=4,
f5(A)=2 B
= Sukrin Yusuf,
di
mana
f1(B)=4, f2(B)=5, f3(B)=4,
f4(B)=4, f5(B)=2 C
= Muh. Fikran, di mana f1(C)=4, f2(C)=5, f3(C)=4, f4(C)=4, f5(C)=2
D
= Muh. Fikran, di mana f1(D)=1, f2(D)=1, f3(D)=1, f4(D)=3, f5(D)=4
E
= Irwan K, di mana f1(E)=2, f2(E)=2, f3(E)=1, f4(E)=4, f5(E)=4
52
4.3.5 Menghitung Nilai Preferensi Antar Alternatif 1. Nilai Preferensi A dan B a. Untuk f1(.) A=4; B=4 d= A-B =4-4 =0
Hasil selisih nilai A dengan B = 0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(A,B)=0 P(B,A)=0 b. Untuk f2(.) A=5;B=5 d= A-B =5-5 =0
Hasil selisih nilai A dengan B =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(A,B)=0 P(B,A)=0
53
c. Untuk f3(.) A=4;B=4 d= A-B =4-4 =0 Hasil selisih nilai A dengan B =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka P(A,B)=0 P(B,A)=0
d. Untuk f4(.) A=4;B=4 d= A-B =4-4 =0 Hasil selisih nilai A dengan B =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,B)=0 P(B,A)=0
54
e. Untuk f5(.) A=2;B=2 d= A-B =2-2 =0 Hasil selisih nilai A dengan B =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,B)=0 P(B,A)=0
2. Nilai Preferensi A dan C a. Untuk f1(.) A=4;C=4 d= A-C =4-4 =0 Hasil selisih nilai A dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,C)=0 P(C,A)=0
55
b. Untuk f2(.) A=5;C=5 d= 5-5 =5-5 =0
Hasil selisih nilai A dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,C)=0 P(C,A)=0
c. Untuk f3(.) A=4;C=4 d= A-C =4-4 =0 Hasil selisih nilai A dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(A,C)=0 P(C,A)=0
56
d. Untuk f4(.) A=4;C=4 d= A-C =4-4 =0 Hasil selisih nilai A dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,C)=0 P(C,A)=0 e. Untuk f5(.) A=2;C=2 d= A-C =2-2 =0 Hasil selisih nilai A dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,C)=0 P(C,A)=0
57
3. Nilai Preferensi A dan D a. Untuk f1(.) A= 4;D=1 d= A-D = 4-1 =3 Hasil selisih nilai A dengan D = 3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P (A,D)=1 P( D,A)=0
b. Untuk f2(.) A =5;D=1 d = 5-1 = 5-1 =4 Hasil selisih nilai A dengan D =4 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,D)=1 P(D,A)=0
58
c. Untuk f3(.) A=4;D=1 d= A-C =4-1 =3 Hasil selisih nilai A dengan D =3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,D)=1 P(D,A)=0 d. Untuk f4(.) A=4;D=3 d= A-D =4-3 =1 Hasil selisih nilai A dengan D =1 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,D)=1 P(D,A)=0
59
e. Untuk f5(.) A=2;D=4 d= A-D =2-4 = -2 Hasil selisih nilai A dengan D = -2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,D)=0 P(D,A)=1
4. Nilai Preferensi A dan E a. Untuk f1(.) A=4; E=2 d= A-E =4-2 =2 Hasil selisih nilai A dengan E =2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,E)=1 P(E,A)=0
60
b. Untuk f2(.) A=5;E=2 d= A-E =5-2 =3 Hasil selisih nilai A dengan E =3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,E)=1 P(E,A)=0
c. Untuk f3(.) A=4;E=1 d= A-E =4-1 =3 Hasil selisih nilai A dengan E = 3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,E)=1 P(E,A)=0
61
d. Untuk f4(.) A=4;E=4 d= A-E =4-4 =0 Hasil selisih nilai A dengan E =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,E)=0 P(E,A)=0 e. Untuk f5(.) A=2;E=4 d= A-E =2-4 = -2 Hasil selisih nilai A dengan E = -2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(A,E)=0 P(E,A)=1
62
5. Nilai Preferensi B dan C a. Untuk f1(.) B=4;C=4 d= B-C =4-4 =0 Hasil selisih nilai B dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(B,C)=0 P(C,B)=0 b. Untuk f2(.) B=5;C=5 d= B-C =5-5 =0 Hasil selisih nilai B dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(B,C)=0 P(C,B)=0
63
c. Untuk f3(.) B=4;C=4 d=B-C =4-4 =0 Hasil selisih nilai B dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(B,C)=0 P(C,B)=0 d. Untuk f4(.) B=4;C=4 d= B-C =4-4 =0 Hasil selisih nilai B dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(B,C)=0 P(C,B)=0
64
e. Untuk f5(.) B=2;C=2 d= B-C =2-2 =0 Hasil selisih nilai B dengan C =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka:
P(B,C)=0 P(C,B)=0
6. Nilai Preferensi B dan D a. Untuk f1(.) B= 4;D=1 d= B-D = 4-1 =3 Hasil selisih nilai B dengan D = 3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P (B,D)=1 P( D,B)=0
65
b. Untuk f2(.) B =5;D=1 d = 5-1 = 5-1 =4 Hasil selisih nilai B dengan D =4 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(B,D)=1 P(D,B)=0
c. Untuk f3(.) B=4;D=1 d= B-D =4-1 =3 Hasil selisih nilai B dengan D =3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,D)=1 P(D,B)=0
66
d. Untuk f4(.) B=4;D=3 d= B-D = 4-3 =1
Hasil selisih nilai B dengan D =1 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,D)=1 P(D,B)=0
e. Untuk f5(.) B=2;D=4 d= B-D =2-4 = -2 Hasil selisih nilai B dengan D = -2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,D)=0 P(D,B)=1
67
7. Nilai Preferensi B dan E a. Untuk f1(.) B=4; E=2 d= B-E =4-2 =2 Hasil selisih nilai B dengan E = 2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,E)=1 P(E,B)=0
b. Untuk f2(.) B=5;E=2 d= B-E =5-2 =3 Hasil selisih nilai B dengan E =3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,E)=1 P(E,B)=0
68
c. Untuk f3(.) B=4;E=1 d= B-E =4-1 =3 Hasil selisih nilai B dengan E = 3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,E)=1 P(E,B)=0 d. Untuk f4(.) B=4;E=4 d= B-E =4-4 =0 Hasil selisih nilai B dengan E =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,E)=0 P(E,B)=0
69
e. Untuk f5(.) B=2;E=4 d= B-E =2-4 = -2 Hasil selisih nilai B dengan E = -2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(B,E)=0 P(E,B)=1
8. Nilai Preferensi C dan D a. Untuk f1(.) C= 4;D=1 d= C-D = 4-1 =3 Hasil selisih nilai C dengan D = 3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P (C,D)=1 P( D,C)=0
70
b. Untuk f2(.) C =5;D=1 d = 5-1 = 5-1 =4 Hasil selisih nilai C dengan D =4 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(C,D)=1 P(D,C)=0 c. Untuk f3(.) C=4;D=1 d= C-D =4-1 =3 Hasil selisih nilai C dengan D =3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,D)=1 P(D,C)=0
71
d. Untuk f4(.) C=4;D=3 d= C-D = 4-3 =1
Hasil selisih nilai C dengan D =1 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,D)=1 P(D,C)=0
e. Untuk f5(.) C=2;D=4 d= C-D =2-4 = -2 Hasil selisih nilai C dengan D = -2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,D)=0 P(D,C)=1
72
9. Nilai Preferensi C dan E a. Untuk f1(.) C=4; E=2 d= C-E =4-2 =2 Hasil selisih nilai B dengan E = 2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,E)=1 P(E,C)=0
b. Untuk f2(.) C=5;E=2 d= C-E =5-2 =3 Hasil selisih nilai C dengan E =3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,E)=1 P(E,C)=0
73
c. Untuk f3(.) C=4;E=1 d= C-E =4-1 =3 Hasil selisih nilai C dengan E = 3 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,E)=1 P(E,C)=0 d. Untuk f4(.) C=4;E=4 d= C-E =4-4 =0 Hasil selisih nilai C dengan E =0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,E)=0 P(E,C)=0 e. Untuk f5(.) C=2;E=4 d= C-E =2-4 = -2
74
Hasil selisih nilai C dengan E = -2 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,E)=0 P(E,C)=1
10. Nilai Preferensi D dan E a. Untuk f1(.) D=1; E=2 d= D-E =1-2 = -1 Hasil selisih nilai D dengan E = -1 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(D,E)=0 P(E,D)=1
b. Untuk f2(.) D=1;E=2 d= D-E =1-2 = -1
75
Hasil selisih nilai D dengan E =-1 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(D,E)=0 P(E,D)=1
c. Untuk f3(.) D=1;E=1 d= D-E =1-1 =0 Hasil selisih nilai D dengan E = 0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(C,E)=0 P(E,C)=0 d. Untuk f4(.) D=3;E=4 d= D-E =3-4 = -1 Hasil selisih nilai D dengan E = -1 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0 Maka: P(D,E)=0 P(E,D)=1
76
e. Untuk f5(.) D=4;E=4 d= D-E =4-4 =0 Hasil selisih nilai D dengan E = 0 berdasarkan kaidah maximasi diperoleh: 0 jika d ≤ 0 H(d)= 1 jika d >0
Maka: P(D,E)=0 P(E,D)=0
4.3.5 Menghitung Fungsi Preferensi Dengan menggunakan dasar perhitungan berdasarkan persamaan: Keterangan: 1. (a,b) merupakan intensitas preferensi pembuat keputusan yang menyatakan bahwa alternatif a lebih baik dari alternatif b dengan pertimbangan secara simultan dari seluruh kriteria 2. Xi
(weight)
merupaan
ukuran
3. Pi merupakan fungsi preferensi Maka di peroleh: P(A,B)=1/5 (0+0+0+0+0)=0 P(B,A)=1/5 (0+0+0+0+0)=0 P(A,C)=1/5 (0+0+0+0+0)=0 P(C,A)=1/5 (0+0+0+0+0)=0
relatif
dari kepentingan kriteria fi
77
P(A,D)=1/5 (1+1+1+1+0)=0.8 P(D,A)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2 P(A,E)=1/5 (1+1+1+0+0)=0.6 P(E,A)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2 P(B,C)=1/5 (0+0+0+0+0)=0 P(C,B)=1/5 (0+0+0+0+0)=0 P(B,D)=1/5 (1+1+1+1+0)=0.8 P(D,B)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2 P(B,E)=1/5 (1+1+1+0+0)=0.6 P(E,B)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2 P(C,D)=1/5 (1+1+1+1+0)=0.8 P(D,C)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2 P(C,E)=1/5 (1+1+1+0+0)=0.6 P(E,C)=1/5 (0+0+0+0+1)=0.2 P(D,E)=1/5 (0+0+0+0+0)=0 P(E,D)=1/5 (1+1+0+1+0)=0.6
78
Intensitas preferensi pembuat keputusan berupa nilai kriteria untuk masingmasing alternatif dibuat dalam tabel 4.16 Tabel 4.16 Indeks preferensi NO
Alternatif
A
B
C
D
E
1
A
-
0
0
0.8
0.6
2
B
0
-
0
0.8
0.6
3
C
0
0
-
0.8
0.6
4
D
0.2
0.2
0.2
-
0
5
E
0.2
0.2
0.2
0.6
-
4.3.6 Menghitung Arah Preferensi Perhitungan arah preferensi dipertimbangkan berdasarkan nilai indeks leaving flow (Φ), entering flow (Φ) , dan net flow (Φ) mengikuti persamaan: 1. Leaving flow :Φ+ (a) = 𝜙+(a)= 2. Entering flow: Φ- (a)=
1 𝑛−1
1 𝑛−1
∑𝑥∈𝑎 𝜑 (𝑎, 𝑥)
∑𝑥∈𝑎 𝜑 (𝑥, 𝑎)
3. Net Flow : Φ+ (a) - Φ- (a) Keterangan : (a,x)
= menunjukan preferensi bahwa alternatif a lebih baik dari pada
alternatif x). maka diperoleh hasil : 1. Leaving Flow Φ(A)
=1/4 (0+0+0.8+0.6)=0.35
Φ(B)
=1/4 (0+0+0.8+0.6)=0.35
Φ(C)
=1/4 (0+0+0.8+0.6)=0.35
Φ(D)
=1/4 (0.2+0.2+0.2+0) =0.15
Φ(E)
=1/4 (0.2+0.2+0.2+0.6)=0.3
79
2. Entering Flow Φ (A)
=1/4(0+0+0.2+0.2)=0.1
Φ(B)
=1/4(0+0+0.2+0.2)=0.1
Φ(C)
=1/4(0+0+0.2+0.2)=0.1
Φ(D)
=1/4(0.8+0.8+0.8+0.6)=0.75
Φ(E)
=1/4(0.6+0.6+0.6+0)=0.45
3. Net Flow diperoleh dari Leaving Flow (LF) – Entering Flow (EF) Φ (A)
= 0.35 – 0.1 = 0.25
Φ(B)
= 0.35 – 0.1 = 0.25
Φ(C)
= 0.35 – 0.1 = 0.25
Φ(D)
= 0.15 – 0.75 = -0.6
Φ(E)
= 0.3 – 0.45 = -0.15
Dari hasil perhitungan berdasarkan karakter leaving flow dan entering flow maka diperoleh urutan prioritas pada tabel 4.17 berdasarkan karakter net flow.
80
Tabel 4.17 Tabel Hasil Perhitungan Arah Preferensi No
Alternatif
1
A
0.35
0.1
0.25
2
B
0.35
0.1
0.25
3
C
0.35
0.1
0.25
4
D
0.15
0.75
-0.6
5
E
0.3
0.45
-0.15
4.4
Perancangan Sistem
4.9.1
Flowchart Promethee
Leaving Flow EnteringFlow Net Flow
Pada gambar 4.2 menunjukan flowchart promethee. Prosses dimulai dengan memnetukan kaidah kriteria, tipe preferensi serta nilai parameter tiap tipe preferensi. Selanjutnya pemberian niali bobot antar alternatif. Setelah pemberian nilai bobot maka selanjutnya menentukan nilai preferensi antar alternatif pada semua kriteria. Kemudian menghitung indeks preferensi dan penentuan arah preferensi. Terakhir yaitu pengurutan prioritas berdasarkan nilai net flow terbesar.
81
Mulai
Penentuan Kaidah Kriteria, Tipe Preferensi serta nilai parameter tiap tipe preferensi
Pemberian nilai/bobot antar alternatif pada masing-masing kriteria
Penentuan nilai preferensi antar alternatif pada semua kriteria berdasarkan rumus fungsi tipe kriteria yang telah ditentukan
Penentuan indeks preferensi dengan menggunakan rumus φ(a,b)= ∑_(i=1)^n 〖μpi(a,b); ∀ a,b ∈A〗
Penentuan arah preferensi dengan menghitung nilai leaving flow, entering flow, net flow. ϕ+(a) = 1/(n-1) ∑_(x∈a)〖φ (a,x)〗 ϕ - (a) = 1/(n-1) ∑_(x∈a)〖φ (x,a)〗 ϕ(a) = ϕ+(a) - ϕ - (a)
Pengurutan prioritas alternatif berdasarkan net flow terbesar
Gambar 4.2 Flowchart promethee
Selesai
82
4.9.2
Flowchart Profile Matching pada gambar 4.3 menunjukan flowchart profile matching. Proses dimulai
dengan memasukan data syarat beasiswa dan profil beasiswa. Kemudian menginput data siswa. Setelah menginput data siswa, kemudian menghitung nilai GAP. Nilai GAP yang didapat akan dikonversi dalam bentuk bobot. Setelah itu menentukan core faktor dan secondary faktor dan menghitung nilai dari core faktor dan secondary faktor. Setelah memperoleh nilai dari core faktor dan secondary faktor, kemudian menghitung nilai total core faktor dan secondary faktor. Pada tahap akhir yaitu menghitung rangking dari nilai total.
Mulai
Masukan data syarat beasiswa dan profil beasiswa
Masukan data siswa dan profil siswa
GAP = profil siswa – profil beasiswa
Hasil GAP
1
Tentukan core faktor dan secondary faktor
Hitung core faktor dan secondary faktor
Hitung nilai total CF dan SF dengan terlebih dahulu menentukan nilai persen sesuai aturan N = (x) % NCF + (X) % NSF
Melakukan rangking pelamar dengan melakukan perhitungan Rangking =∑ ((X)%)*NR
Selesai
Konversi hasil GAP dalam Pembobotan
1
Gambar 4.3 flowchart profile matching
83
4.9.3
Unifed Modeling Language(UML) Aplikasi dibangun dengan menggunakan Unified Modeling Language
(UML). UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunkan diagram yang terdiri dari use case diagram, actifty diagram, class diagram dan sequence diagram.
4.9.3.1 Perancangan Use Case Diagram Sistem Pada Gambar 4.4 menunjukkan use case diagram pada sistem penunjang keputusan siswa penerima beasiswa menggunakan metode profile matching dan promethee.
administrator
<
Penerima beasiswa
petunjuk
de>>
<
>
c <
de>>
<
Data siswa
login
> lude>
clu <
de>>
keluar
Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem
Gambar 4.4 Use Case Diagram
Tabel 4.18 Definisi Use Case Sistem No. 1.
Use Case Login
Deskripsi Use case diagram login : use case ini digunakan untuk validasi akun admin sebelum memasuki sistem.
2.
Administrator
Use case diagram administrator : use case ini
84
digunakan untuk mengelola data akun admin meliputi input data, hapus data 3.
Data Siswa
Use case diagram penerima beasiswa : use case ini digunakan untuk mengelola data siswa meliputi input data, hapus data dan ubah data siswa.
4
Penerima beasiswa
Use case diagram penerima beasiswa : use case ini digunakan untuk menyeleksi data siswa penerima beasiswa
5
Petunjuk
Use case diagram petunjuk : use case ini digunakan untuk memberikan petunjuk penggunaan sistem.
6
Keluar
Use case diagram keluar : use case ini digunakan untuk keluar dari sistem
4.9.3.2 Perancangan Actifity Diagram a. Actifity Diagram Login Pada Gambar 4.5 menunjukkan activity diagram login. Proses login dimulai dengan admin mengisi username dan password kemudian sistem melakukan pengecekan username dan password, apabila sesuai maka admin dapat menjalankan sistem, namun apabila data yang dimasukkan tidak valid maka sistem akan menampilkan halaman login .
85
Staf
Sistem
Masukkan username dan password
validasi username dan password
Tidak valid valid
Login berhasil
Gambar 4.5 Actifity Diagram Login b. Actifity Diagram Administrator Pada Gambar 4.6 menunjukkan activity diagram administrator. Pada halaman ini admin dapat mengelola data akun admin meliputi menambah dan mengahapus data username dan pasword.
86
Staf
Menu administrator
Tambah data
Sistem
Menampilkan tampilan form administrator
Hapus data Proses tambah data
Tampil data inputan
Data terhapus
Proses menghapus data
Gambar 4.6 Actifity Diagram Administrator
c. Actifity Diagram Data Siswa Pada Gambar 4.7 menunjukkan activity diagram mengelola data, proses pengolahan data dimulai dengan memilih menu data siswa kemudian sistem menampilkan halaman data siswa. Admin dapat melakukan tiga jenis pengolahan data yaitu tambah, ubah dan hapus. Untuk tambah data siswa, sistem akan menampilkan halaman siswa dalam keadaan default, kemudian admin melakukan pengisian data, lalu sistem melakukan proses tambah dan menampilkan data siswa yang telah ditambah. Untuk merubah data siswa, admin memilih data siswa yang akan diubah datanya kemudian merubah data, kemudian sistem akan melakukan proses perubahan data dan menampilkan data hasil perubahan. Untuk menghapus data siswa, admin memilih data siswa yang akan dihapus kemudian sistem akan melakukan proses hapus data
87
Sistem
Staf
Menampilkan halaman form data siswa
Menu data siswa
Tambah data siswa
Hapus data siswa Ubah datasiswa Proses tambah data Memilih dan mengubah data siswa
Memilih dan menghapus data siswa
Tampil data yang ditambah
Proses perubahan data
Tampil perubahan data
Data terhapus
Proses menghapus data
Gambar 4.7 Diagram Actifity Data Siswa
d. Actifity Diagram Penerima Beasiswa Pada Gambar 4.8 menunjukkan activity diagram penerima beasiswa. Pada halaman ini admin dapat menyeleksi siswa layak menerima beasiswa sesuai dengan kelasnya.
88
Staf
Menu Penerima Beasiswa
Memilih kelas seleksi
Sistem
Menampilkan form penerima beasiswa
Proses seleksi
Tampil hasil seleksi menggunakan metode matching profile dan promethee
Gambar 4.8 Actifity Diagram Penerima Beasiswa e. Actifity Diagram Petunjuk Pada gambar 4.9 menunjukan gambar actifity diagram petunjuk yang berisi petunjuk penggunaan sistem. Staf
Menu petunjuk
Sistem
Tampil form petunjuk
Gambar 4.9 Actifity Diagram Petunjuk
4.9.3.3 Perancangan Sequence Diagram a. Sequence Diagram Login Pada Gambar 4.10 menunjukkan sequence diagram login. Proses login dimulai dengan memilih halaman login kemudian sistem akan menampilkan halaman login, setaleh itu admin memasukkan username dan password, kemudian sistem akan melakukan validasi username dan password, apabila username atau password yang di masukkan tidak valid maka sistem akan menampilkan halaman
89
login, apabila username dan password yang dimasukkan valid maka user berhasil memasuki sistem.
Admin
login
Validasi : login
Memilih login
Tampilkan halaman login Masukkan username dan password Mengecek username dan password Validasi login
Tampilkan halaman login Login berhasil
Gambar 4.10 Sequence Diagram Login
b. Sequence Diagram Administrator Pada Gambar 4.11
menunjukkan sequence diagramn administrator.
Proses pengolahan dimulai dari memilih menu administrator, pada menu ini admin dapat melakukan dua aktivitas yaitu melihat data dan menghapus mengahapus data. Admin
sistem
database:administrator
Pilih menu administrator Menampilkan halaman administrator Masukan data akun admin Data disimpan Menampilkan data terimput
Pilih menu administrator Menampilkan halaman administrator Memilih tombol hapus Pesan dihapus
data berhasil dihapus
Gambar 4.11 Sequence Diagram Administrator
90
c. Sequence Diagram Data Siswa Pada Gambar 4.12 menunjukkan sequence diagram mengelola data siswa. Proses pengolahan dimulai dari memilih menu data siswa kemudian menampilkan halaman data siswa. Pada menu mahasiswa admin dapat melakukan tiga aktifitas yaitu input, ubah dan hapus data. Untuk input data admin mengisi data mahasiswa setelah itu sistem akan menyimpan data siswa pada database dan menampilkan data yang telah berhasil diinput. Untuk mengubah dan menghapus data admin memilih data siswa kemudian admin mengubah atau menghapus data yang telah dipilih, kemudian sistem akan menyimpan data yang telah diubah atau dihapus. sistem
admin
database:siswa
Pilih menu data siswa Menampilkan data siswa
Masukan data siswa Data disimpan Menampikan data yang terinput Pilih menu data siswa Menampilkan data siswa Memilih dan mengubah data siswa yang akan diubah datanya Perubahan data disimpan Menampikan data yang terubah
Pilih menu data siswa Menampilkan data siswa Memilih dan menghapus data siswa Data siswa dihapus Data dihapus
Gambar 4. 12 Sequence Diagram Data Siswa
d. Sequence Diagram Penerima Beasiswa Pada Gambar 4.13 menunjukkan sequence diagram penerima beasiswa. Proses dimulai dengan memilih menu penerima beasiswa kemudian sistem akan menampilkan halaman penerima beasiswa, setaleh itu admin memilih kelas yang akan diseleksi untuk menerima beasiswa, kemudian sistem akan menyeleksi data siswa yang akan menerima beasiswa dan kemudian menampilkan nama siswa penerima beasiswa.
91
admin
Database : dana_beasiswa Pilih menu penerima beasiswa
Tampilkan halaman penerima beasiswa Pilih kelas siswa penerima beasiswa
validasi
Proses seleksi dari database
Tampil nama siswa penerima beasiswa
Gambar 4.13 Sequence Diagram Penerima Beasiswa
e. Sequence Diagram Petunjuk Pada Gambar 4.14 menunjukkan sequence diagram petunjuk. Proses petunjuk
dimulai dengan memilih menu petunjuk kemudian sistem akan
menampilkan halaman petunjuk. Pada proses ini sistem akan menunjukan petunjuk penggunaan sistem.
Admin
Sistem Pilih menu petunjuk
Tampilkan halaman petunjuk
Gambar 4.14 Sequence Diagram Petunjuk
4.9.3.4 Perancangan Class Diagram Pada Gambar 4.15 menunjukkan class diagram sistem penunjang keputusan siswa penerima beasiswa Classcontroller (class yang berwarna pink) merupakan class yang mengatur pengolah request antara class model dengan view.
dan sebagai penghubung
92
login - pengguna - kata sandi
- login
Data Siswa
Administrator
- nis - nama - kelas - pekerjaan ayah - pekerjaan ibu - penghasilan orang tua - jumlah tanggungan - kepemilikan rumah
- user name - password
+insert () + hapus ()
+ insert + update + delete Petunjuk Penerima Beasiswa
- petunjuk
- Pilih kelas
- set ()
+metode profile matching() +metode promethee()
Gambar 4.15 Class Diagram
4.9.4
Perancangan Interface Rancangan antarmuka pengguna atau design user interface merupakan
penggambaran tampilan yang digunakan secara langsung oleh pengguna, interaksi yang dapat dilakukan oleh pengguna dalam sistem. Rancangan user interface ini dibuat sederhana agar mudah dimengerti admin dan tidak ada kerumitan dalam menjalankannya sehingga mencapai tujuan perangkat lunak yang user friendly.
93
4.9.4.1 Antar Muka Interface 1. Tampilan halaman login Pada Gambar 4.16 menunjukkan halaman login untuk admin.
Pengguna
Kata Sandi login
Gambar 4.16 Tampilan Halaman Login Admin
2. Tampilan Halaman Utama Pada Gambar 4.17 menunjukkan tampilan halaman utama sistem penujang keputusan siswa penerima beasiswa. Home administrator Data Siswa Penerima beasiswa petunjuk keluar
Gambar 4.17 Tampilan Halaman Utama
3. Tampilan Halaman Administrator Pada Gambar 4.18 menunjukkan tampilan halaman menu administrator. Saat admin mengakases halaman ini, admin dapat menambah dan menghapus data akun admin yang meliputi username dan password
94
Home NO
administrator
User name
password
Data siswa Penerima beasiswa petunjuk keluar
Gambar 4.18 Tampilan Halaman Administrator
4. Tampilan Halaman Data Siswa Pada Gambar 4.19 menunjukkan tampilan halaman data siswa. Saat admin mengakses halaman data siswa, admin dapat menambah data siswa dengan menginputkan data siswa
meliputi nis, nama siswa,,kelas, pekerjaan ayah,
pekerjaan ibu, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan, dan kepemilikan rumah dan alamat kemudian memilih tombol tambah data. Pada halaman ini menampilkan data siswa secara keseluruhan yang telah diinputkan. Untuk mengubah ataupun menghapus data siswa admin memilih salah satu data siswa yang ada pada tabel dan memilih tombol ubah untuk mengubah data dan memilih tombol hapus untuk menghapus data.
95
Home
TAMBAH DATA SISWA administrator
Nis Nama siswa
Data siswa
Kelas Pekerjaan ayah
Penerima beasiswa
Pekerjaan ibu Penghasilan orang tua Jumlaah tanggungan
petunjuk
Kepemilikan rumah TAMBAH DATA
keluar
Gambar 4.19 Halaman Data Siswa
96
5. Tampilan Halaman Ubah Data Siswa Pada Gambar 4.20 menunjukkan tampilan halaman ubah data siswa. Saat admin memilih tombol ubah pada halaman siswa, maka akan tampil halaman ubah data siswa, admin dapat mengubah data siswa yang telah diinputkan sebelumnya. Home Ubah Data siswa administrator
Data siswa
Nis Nama Kelas Pekerjaan ayah
Penerima beasiswa
Pekerjaan Pekerjaan ibuayah
petunjuk
Jumlah tanggungan tua Kepemilikan rumah
keluar
Penghasilan orang tua tua Ubah
Batal
Gambar 4.20 Tampilan Halaman Ubah Data Siswa
6. Tampilan Halaman Penerima Beasiswa Pada Gambar 4.21 menunjukkan tampilan halaman penerima beasiswa. Pada halaman ini admin dapat melakukan proses seleksi data siswa yang akan menerima beasiswa.
97
administrator Data siswa
Penerima Beasiswa beasiswaNama Pilih kelas yang akan menerima kelas
Penerima beasiswa petunjuk keluar
seleksi
seleksi
Gambar 4.21 Tampilan Halaman Penerima Beasiswa 7.
Tampilan Halaman Seleksi Siswa Penerima Beasiswa Pada gambar 4.22 menunjukan tampilan halaman seleksi siswa penerima
beasiswa. Pada halaman ini admin dapat melihat hasil seleksi data siswa yang akan menerima beasiswa. Hasil seleksi muncul dengan dua tabel yaitu tabel seleksi data siswa menggunakan metode Profile Matching dan tabel hasil seleksi dengan menggunakan metode promethee.
Profile matching
Promethee Penerima Beaisiswa
Gambar 4.22 Tampilan Halaman Seleksi Siswa Penerima Beasiswa
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
5.1
Implementasi Antarmuka Sistem Proses implementasi ini menerangkan kegunaan form-form yang ada di
dalam aplikasi sistem pendukung keputusan perbandingan metode profile matching dan promethee dalam menentukan siswa penerima beasiswa. Pada gambar 5.1 menunjukan potongan source code profile matching dalam proses menetukan bobot, prosese penentuan nilai GAP, proses penentuan bobot GAP, dan proses penentuan core factor dan secondary factor
Gambar 5.1 source code profile matching
97
98
Pada gambar 5.2 menunjukan source code metode promethee dalam menentukan bobot, proses penentuan nilai preferensi, dan proses penentuan nilai index preferensi.
gambar 5.2 source code promethee
99
5.1.1
Halaman Login
Pada Gambar 5.3 Menunjukkan halaman login untuk admin sebelum masuk ke halaman utama.
Gambar 5.3 Halaman Login 5.1.2
Halaman Utama Pada halaman utama terdapat lima menu yaitu menu administrator, menu
data siswa, menu penerima beasiswa, menu petunjuk, dan menu keluar. Berikut tampilan halaman utama:
100
Gambar 5.4 Halaman Utama
5.1.3
Form Menu Administrator Pada Gambar 5.5 menunjukkan tampilan halaman menu administrator.
Saat admin mengakases halaman ini, admin dapat menambah dan menghapus data akun admin yang meliputi username dan password
101
. Gambar 5.5 Halaman Menu Administrator
5.1.4
Form Menu Data Siswa Pada Gambar 5.6 menunjukkan tampilan halaman data siswa. Saat admin
mengakses halaman data siswa, admin dapat menambah data siswa dengan menginputkan data siswa
meliputi nis, nama siswa,,kelas, pekerjaan ayah,
pekerjaan ibu, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan, dan kepemilikan rumah dan alamat kemudian memilih tombol tambah data. Pada halaman ini menampilkan data siswa secara keseluruhan yang telah diinputkan. Untuk mengubah ataupun menghapus data siswa admin memilih salah satu data siswa yang ada pada tabel dan memilih tombol ubah untuk mengubah data dan memilih tombol hapus untuk menghapus data.
102
Gambar 5.6 Halaman Menu Data Siswa
5.1.5
Form Menu Tambah Data Pada Gambar 5.7 menunjukkan tampilan halaman tambah data siswa data
siswa. Saat admin memilih tombol tambah pada halaman siswa, maka akan tampil halaman tambah data siswa, admin dapat menambah data siswa yang meliputi nis, nama siswa, kelas siswa, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan, kepemilikan rumah.
Gambar 5.7 Form Tambah Data Siswa
103
5.1.6
Form Menu Penerima Beasiswa Pada Gambar 5.8 menunjukkan tampilan halaman penerima beasiswa.
Pada halaman ini admin dapat melakukan proses seleksi data siswa yang akan menerima beasiswa sesuai dengan kelasnya.
Gambar 5.8 Tampilan Form Menu Penerima Beasiswa
5.1.7
Form Seleksi Siswa Penerima Beasiswa Pada gambar 5.9 menunjukan tampilan halaman seleksi siswa penerima
beasiswa. Pada halaman ini admin dapat melihat hasil seleksi data siswa yang akan menerima beasiswa. Hasil seleksi muncul dengan dua tabel yaitu tabel seleksi data siswa menggunakan metode matching profile dan tabel hasil seleksi dengan menggunakan metode promethee.
104
Gambar 5.9 Form Seleksi Siswa Penerima Beasiswa 5.2 Pengujian Sistem Agar dapat membandingkan metode profile matching dan promethee maka perlu adanya data rill sebagai pembanding. Tabel data rill siswa penerima beasiswa ditunjukan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Tabel Data Rill Siswa Penerima Beasiswa NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
NAMA SISWA 2 ANDRI APRIANTO ARIF RUSMAN AULIA CITRA AYU LESTARI BANDI WAHYUDI HASRAN JAMIL LD.ARIS MAY WULANDARI MUH. FIKRAN MUH. MARDANA MUH.REZA RAHMAN RISWAN GALI
SEKOLAH ASAL 3 SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR VIRTUAL ACCOUNT 4 620600601981040001 620600601991040002 620600601981040003 620600601981040005 620600601991040006 620600601981040007 620600601991040008 620600601991040011 620600601981040012 620600601981040013 620600601971040014 620600601991040015 620600601971040016 620600601981040017 620600601971040018
105
16 17 18
SALDI SUKRIN YUSUF MAWAZ AKBAR
5.2.1
SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN SMKS KELAUTAN DAN PERIKANAN
620600601971040019 620600601971040020 620600601971040026
Pengujian Sistem Metode Promethee Untuk Penerimaan Beasiswa Pada pengujian ini telah dilakukan proses uji dengan menggunakan
metode promethee. Dari hasil pengujian metode promethee akan dibandingkan dengan data rill siswa penerima beasiswa. Hal ini dimaksudkan agar data hasil seleksi dapat menggunakan metode promethee dapat menjadi pembanding dengan data hasil seleksi metode matching profile. Berikut hasil pengujian data yang telah dilakukan ditunjukan pada tabel 5.2
Tabel 5.2 Tabel Perbandingan data Metode Promethee NO 1 1 2
Data Rill 2 Andri Aprianto
3
Arif Rusman
4
Aulia Citra
5
Ayu Lestari
6
Bandi Wahyudi
7
Hasran
8
Jamil
9
Ld.aris
10
May wulandari
11
Muh. Fikran
12
Muh. Mardana
13
Muh.reza
14
Rahman
15
Riswan gali
16 17 18 19
Saldi Sukrin yusuf Mawaz akbar
Data output sistem 3 Saldi Sukrin Yusuf Muh. Fikran Laode Aris Rahman Mawaz Akbar Ayu Lestari Riswan Gali Arif Rusman Aprianto Hasran Aulia Citra Bandi Wahyudi Habibi Muhammad Reza Andri Muh. Mardana May wulandari
Niar
106
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Indriyani Mita Lestari Muhammad Satir Usman Asrul Agisman Ld. Muh. Ihsan yasri Endrik Fatimah Alam Hizkiya Muh. Amril Yasin Ekardinsyah Jamil Irwan Kurniawan
32
Arwan Arwadin S. Ziddi
33
Mahmud
34
Iwan Juwandi
35
Muhammad Faisal Delman
36
Muhammad Riswan
37
Egit
38
Hasanuddin
39
Abdullah
40
Dafid
41
Bayu Saputra
42
Jumriani Arwadin, S
43
Elda Karnia, N
44
Doni Setiawan
45
Liani
46
Hasmin
47
Anisa Anti Yesti Fiona
48
Meki Rukmana
49
Muhamad Syawal Rivaldi
50
Andi Jumain
107
5.2.2
Pengujian Sistem Metode Profile Matching Untuk Penerimaan Beasiswa Pada pengujian ini juga telah dilakukan proses uji dengan menggunakan
metode matching profile. Hasil dari pengujian metode profile matching akan dibandingkan dengan data rill siswa penerima beasiswa. Hal ini dimaksudkan agar data hasil seleksi data dapat menggunakan metode matching profile dapat menjadi pembanding dengan data hasil seleksi metode promethee. Berikut hasil pengujian data yang telah dilakukan ditunjukan pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Tabel perbandingan data Metode Profile Matching NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Data Rill 2 Andri Aprianto Arif Rusman Aulia Citra Ayu Lestari Bandi Wahyudi Hasran Jamil Ld.aris May wulandari Muh. Fikran Muh. Mardana Muh.reza Rahman Riswan gali Saldi Sukrin yusuf Mawaz akbar
Data output sistem 3 Jamil Muh. Mardana Andri Muhammad Reza May wulandari Riswan Gali Arif Rusman Aprianto Aulia Citra Bandi Wahyudi Hasran Ayu Lestari Mawaz Akbar Rahman Muh. Fikran Saldi Sukrin yusuf Laode Aris Ekardinsyah
20
Mita Lestari
21
Muhammad Satir Usman
22
Hasmin
23
Asrul
24
Muhammad Riswan
25
Mahmud
108
26
Arwan Arwadin S. Ziddi
27
Iwan Juwandi
28
Muhammad Faisal Delman
29
Hasanuddin
30
Egit
31
Dafid
32
Abdullah
33
Alam Hizkiya
34
Doni Setiawan
35
Agisman
36
Ld. Muh. Ihsan yasri
37
Endrik Fatimah
38
Irwan Kurniawan
39
Liani
40
Muh. Amril Yasin
41
Habibi
42
Muhamad Syawal Rivaldi
43
Andi Jumain
44
Niar
45
Indriyani
46 47 48 49 50
Jumriani Arwadin, S Elda Karnia, N
Bayu Saputra Anisa Anti Yesti Fiona Meki Rukmana
109
Tabel 5.4 Tabel perbandingan data Metode Profile Matching dan Metode PROMETHEE NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Data Output Matching Profile 2 Jamil Muh. Mardana Andri Muhammad Reza May wulandari Riswan Gali Arif Rusman Aprianto Aulia Citra Bandi Wahyudi Hasran Ayu Lestari Mawaz Akbar Rahman Muh. Fikran Saldi Sukrin yusuf Laode Aris Ekardinsyah Mita Lestari Muhammad Satir Usman Hasmin Asrul Muhammad Riswan Mahmud Arwan Arwadin S. Ziddi Iwan Juwandi Muhammad Faisal Delman Hasanuddin Egit Dafid Abdullah Alam Hizkiya Doni Setiawan Agisman Ld. Muh. Ihsan yasri Endrik Fatimah Irwan Kurniawan Liani
Nilai 3 4.93 4.82 4.82 4.82 4.82 4.76 4.76 4.76 4.76 4.76 4.76 4.69 4.69 4.64 4.64 4.64 4.64 4.64 4.14 4.08 4.08 3.96 3.89 3.84 3.84 3.84 3.84 3.84 3.66 3.66 3.66 3.66 3.5 3.44 3.38 3.38 3.38 3.32 3.30
Data Output PROMETHEE
Nilai
4
Niar Indriyani Mita Lestari Muhammad Satir Usman Asrul Agisman Ld. Muh. Ihsan yasri Endrik Fatimah Alam Hizkiya Muh. Amril Yasin
5 0.34 0.34 0.34 0.34 0.34 0.23 0.23 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.21 0.13 0.10 0.10 0.10 0.10 0.04 0.04 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.004 -0.816
Ekardinsyah Jamil Irwan Kurniawan Arwan Arwadin S. Ziddi Mahmud Iwan Juwandi Muhammad Faisal Delman Muhammad Riswan Egit Hasanuddin Abdullah
-0.816 -0.816 -0.102 -0.118 -0.118 -0.118 -0.118 -0.118 -0.134 -0.134 -0.134
Saldi Sukrin Yusuf Muh. Fikran Laode Aris Rahman Mawaz Akbar Ayu Lestari Riswan Gali Arif Rusman Aprianto Hasran Aulia Citra Bandi Wahyudi Habibi Muhammad Reza Andri Muh. Mardana May wulandari
110
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
5.2.3
3.26 3.26 3.2 3.18 3.13 3.13 3.02 3.02 3.02 2.78 2.78
Muh. Amril Yasin Habibi Muhamad Syawal Rivaldi Andi Jumain Niar Indriyani Jumriani Arwadin, S Elda Karnia, N
Bayu Saputra Anisa Anti Yesti Fiona Meki Rukmana
Dafid Bayu Saputra Jumriani Arwadin, S Elda Karnia, N Doni Setiawan Liani Hasmin Anisa Anti Yesti Fiona Meki Rukmana Muhamad Syawal Rivaldi Andi Jumain
-0.134 -0.228 -0.228 -0.228 -0.228 -0.265 -0.269 -0.306 -0.306 -0.334 -0.359
Hasil Perbandingan Metode Promethee Dan Matching Profile Dari hasil seleksi data dengan menggunakan metode promethee dan
matching profile menunjukan bahwa metode profile matching 100% dengan cocok dengan data rill siswa yang menerima beasiswa dimana dari dengan menggunakan persentasi : PM =
18 18
∗ 100% = 100% . Sedangkan metode
promethee hanya menunjukan 94% kecocokan dengan data real siswa penerima 17
beasiswa dengan persentasi : PR= 18 ∗ 100% = 94%.
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan Sistem
penunjang
keputusan
siswa
penerima
beasiswa
dengan
menggunakan metode profile matching dan promethee dapat diimplementasikan di SMK Kelautan dan Perikanan Kendari. Berdasarkan pengujian dan hasil penelitian, maka diperoleh sebuah kesimpulan yaitu metode profile matching memiliki kecocokan 100% dengan data rill siswa penerima beasiswa dibandingkan dengan promethee yang dari hasil pengujiannya hanya memiliki kecocokan 94% dengan data rill siswa penerima beasiswa. Dengan hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa metode profile matching lebih baik dalam menentukan siswa penerima beasiswa dibandingkan dengan metode promethee. 6.2 Saran Berikut adalah beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut terhadap penelitian ini : 1. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menbandingkan lagi dengan metodemetode yang lainya. 2. Aplikasi
dengan
metode
profile
matching
dan
promethee
dapat
diimplementasikan diperangkat lunak dengan tampilan yang lebih baik sehingga admin dapat lebih mudah menggunakannnya.
64
DAFTAR PUSTAKA
Daihani, D.U., 2001, Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT.Elex Media Komputindo, Bandung. Hasan, I., 2004. Pokok-pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan. Hutabara, S.D. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Siswa Penerima Beasiswa dengan Metode Promethee. Jurnal Program Studi Informatika STMIK Budidarma Medan, 1 Oktober 2013. Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Andi Offset. Lemantara, J. dkk. 2013. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan Promethee, jurnal , 2013 Munawar. 2007. pemodelan visual dengan UML. Yogyakarta : Graha ilmu Novaliliendry, D. 2009. Aplikasi Penggunaan Metode Promethee Dalam Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Media Promosi. Jurnal Jurusan Teknik Informatika Universitas Negeri Padang. 2 Juli 2009. Subakti, I., 2002, Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System). Surabaya: Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh November. Sudarsono, N. dkk. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Penerima Beasiswa Kurang Mampu di SMK Negeri 1 Kota Tasikmalaya Menggunakan Metode Matching Profile. Jurnal Program Studi Teknik Informatika
STMIK
Tasikmalaya. 3 Oktober 2014. Yuwono, B. dkk. 2011. sistem pendukung keputusan menggunakan metode promethee (studi kasus : stasiun pengisian bahan bakar umum), jurnal jurusan teknik informatika UPN”veteran”Yogyakarta, I juli 2011.