perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Skripsi
Disusun oleh : AMBAR NURMIYANINGSIH NIM : K5408002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Disusun Oleh:
AMBAR NURMIYANINGSIH NIM : K5408002
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd
Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si
NIP : 19560420 1983 03 1003
NIP : 19600606 198603 1 005
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Senin
Tanggal
: 21 Januari 2013
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wakino, M.S
1.
Sekretaris
: Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd
Anggota I
: Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd
Anggota II
: Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 19600727 198702 1 001
commit to user iv
3. 4.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini, untuk : 1. Bapak dan motivasi yang diberikan 2. Bulek Mini, Om Is, Mas Yusuf dan Mas Aji atas bantuan dan semangatnya 3. Adikku Anggit dan Raras yang setia mengantar, menjemput dan memberi dorongan 4. Mas Aw yang mengisi relung hati 5. Keluarga RANDELA (Rina, Aisa, Nurul, Dewi, Eren, Lintang) 6. Teman-teman Kost Dua Dara terimakasih kebersamaannya 7. Almamater
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ambar Nurmiyaningsih. PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara : (1) Gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (2) Motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (3) Gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode ex-post facto. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta tahun 2011/2012 sejumlah 176 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan teknik random sampling sejumlah 72 siswa. Teknik pengumpulan data variabel gaya belajar dan motivasi berprestasi menggunakan angket/kuesioner dengan skala likert. Untuk data hasil belajar siswa digunakan teknik dokumenter. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda dengan variabel dummy. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada perbedaan pengaruh antara gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) Ada pengaruh antara gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Kata Kunci : Gaya Belajar, Motivasi Berprestasi, Hasil Belajar
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Ambar Nurmiyaningsih. THE EFFECT OF STUDENT LEARNING STYLE DAN ACHIEVEMENT MOTIVATION ON THE LIVING ENVIRONMENT MATERIAL LEARNING ACHIEVEMENT IN THE XI SOCIAL SCIENCE GRADERS OF SMA AL-ISLAM I SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2013. The objective of research is to find out the effect of: (1) learning style on achievement motivation on the living environment material learning Achievement in the XI Social Science Graders of SMA Al-Islam I Surakarta in the school year of 2011/2012, (2) achievement motivation on the living environment material learning Achievement in the XI Social Science Graders of SMA Al-Islam I Surakarta in the school year of 2011/2012, and (3) learning style and achievement motivation on the living environment material learning Achievement in the XI Social Science Graders of SMA Al-Islam I Surakarta in the school year of 2011/2012. This study employed an ex-post facto method. The population was all XI Social Science graders of SMA Al Islam 1 Surakarta in the school year of 2011/2012 consisting of 176 students. The sampling technique used was random sampling technique consisting of 72 students. Technique of collecting data used for learning style and achievement motivation variables was questionnaire with likert scale. For data on student learning result, documentary technique was used. Technique of analyzing data used was a multiple regression analysis with dummy variable. Considering the result of research, it could be concluded that: (1) there was an effect of learning style on the learning achievement of living environment among the XI graders of SMA Al Islam 1 Surakarta in the school year of 2011/2012. (2) There was a positive and significant effect of achievement motivation on the learning achievement of living environment among the XI graders of SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) There was a simultaneously effect of learning style and achievement motivation on the learning achievement of living environment among the XI Social Science graders of SMA Al Islam 1 Surakarta in the school year of 2011/2012.
Keywords: Learning Style, Achievement Motivation, Learning Achievement.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayahn-Nya sehingga penulisan skipsi ini dapat diselesaikan dengan lancar. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang kami hormati: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan Skripsi. 2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan P.IPS FKIP UNS Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan Skripsi 3. Bapak Dr. Muh. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Ketua Program Geografi FKIP UNS Surakarta, yang telah memberikan penyusunan Skripsi 4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan, masukan, saran dan kritik dalam penyusunan Skripsi 5. Bapak Drs. Sugiyanto,M.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi 6. Bapak Drs. Abdul Halim, selaku Kepala Sekolah SMA Al-Islam I Surakarta yang telah mengijinkan melakukan penelitian di instansinya 7. Bapak Ilham Yuwono,S.Pd selaku guru pamong Geografi SMA Al-Islam I Surakarta yang telah membantu saat penelitian 8. Siswa kelas XI IPS 3, dan XI IPS 4 SMA Al-Islam I Surakarta, yang telah membantu dalam proses penelitian 9. Ayah dan Ibuku, Syukron Jazakumullohu Khoiron Katsiir atas tarbiyah yang sudah diberikan. 10. Teman-teman seperjuangan Randela 11. Saudara-saudaraku di Kost Dua Dara, terima kasih atas kebersamaannya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi dunia pendidikan. Surakarta, Januari 2013
Ambar Nurmiyaningsih K5408002
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
Halaman i
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vi
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................
ix
DAFTAR ISI
xi
.........................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ...............................................................
6
D. Rumusan Masalah ...................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................
7
F.
7
Manfaat Penelitian .................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .....................................................................
9
1. Hakikat Belajar ....................................................................
9
2. Gaya Belajar ........................................................................
9
3. Motivasi Berprestasi ............................................................
13
4. Hasil Belajar .......................................................................
20
5. Hakikat Pembelajaran Geografi ..........................................
27
B. Penelitian yang Relevan ...........................................................
35
C. Kerangka Berpikir ....................................................................
45
D. Hipotesis...................................................................................
46
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................
47
1. Tempat Penelitian ..............................................................
47
2. Waktu Penelitian ...............................................................
47
B. Desain Penelitian .....................................................................
47
C. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................
47
1. Populasi Penelitian ............................................................
47
2. Sampel Penelitian ..............................................................
48
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
49
1. Variabel Penelitian ............................................................
49
2. Metode Pengumpulan Data ................................................
50
E. Teknik Analisis Data ...............................................................
54
1. Uji Prasyarat Analisis ........................................................
55
2. Pengujian Hipotesis ...........................................................
57
BAB IV . HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Sekolah ...................................................................
60
1. Sejarah SMA Al Islam 1 Surakarta ...................................
60
2. Identitas Sekolah ...............................................................
62
3. Kondisi dan Lingkungan Sekolah .....................................
62
4. Karakteristik Siswa ...........................................................
64
5. Keterlibatan Organisasi Siswa ..........................................
65
6. Sarana dan Prasarana yang Dimiliki Sekolah ...................
66
7. Sikap Fisik Guru di depan Kelas .......................................
66
B. Analisis Data ...........................................................................
67
1. Uji Instrumen Penelitian ...................................................
67
2. Analisis Deskriptif ............................................................
69
3. Teknik Analisis .................................................................
71
C. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................
73
1. Hipotesis Pertama ..............................................................
73
2. Hipotesis Kedua ................................................................
75
3. Hipotesis Ketiga ................................................................
76
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................
79
B. Implikasi ..................................................................................
79
C. Saran ........................................................................................
80
DAFTAR PUSTAKA. ...............................................................................
82
LAMPIRAN
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1.
Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester Mata Pelajaran Geografi
3
Tabel 2.1.
Penelit
35
Tabel 3.1.
Ja
47
Tabel 3.2.
Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Al Islam 48
Tabel 4.1.
Tabel Butir Soal Angket yang Gugur
67
Tabel 4.2.
Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas
68
Tabel 4.3.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
68
Tabel 4.4.
Distribusi Skor Gaya Belajar
69
Tabel 4.5.
69
Tabel 4.6.
Distribusi Skor
70
Tabel 4.7.
Distribusi Skor
70
Tabel 4.8.
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
71
Tabel 4.9.
Hasil Uji Anova
72
Tabel 4.10.
Hasil Uji Multikolinieritas
72
Tabel 4.11.
Ringkasan Hasil Analisis Uji t .
73
Tabel 4.12.
Ringkasan hasil analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat
75
Tabel 4.13.
Hasil Pengujian Secara Bersama-
76
Tabel 4.14.
Variabel Dummy
76
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran I. Uji Coba Instrumen Pengukur Angket Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi
86
Lampiran II. Pengambilan Data Instrumen Pengukur Angket Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi
97
Lampiran III. Analisis Deskriptif
108
Lampiran IV. Uji Prasyarat Analisis
115
Lampiran V. Uji Hipotesis Penelitian
118
Lampiran VI. Nilai
129
Nilai dalam Tabel
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan formal yang pada umumnya menunjuk pada pendidikan persekolahan. Pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang selalu tidak terikat oleh jenjang dan terstruktur persekolahan tetapi tidak berkesinambungan. Pendidikan informal adalah pendidikan keluarga dan lingkungan (Rohman, 2009: 223). Menurut Slameto (2003: dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan , maka pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal ini lingkungan sosial dan alam sekitar. Pengukuran hasil belajar geografi dapat dilihat dari hasil nilai tes ujian/ulangan. Siswa memerlukan motivasi agar mereka bersemangat. Motivasi sendiri bukan merupakan suatu kekuatan netral atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misal: pengalaman masa lampau, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya (Handoko, 1992: 9). Berdasar pendapat ini dapat diketahui bahwa motivasi yang ada pada diri individu tentunya berbeda-beda, sehingga apabila dihubungkan dengan hasil belajar, maka kelancaran belajar yang akan dialami siswa pun juga berbeda-beda.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Menurut S
(2009) dalam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar terdiri dari dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi: (1) pembawaan individu, (2) tingkat pendidikan, (3) pengalaman masa lampau, (4) keinginan atau masa depan. Faktor eksternal meliputi: (1) lingkungan kerja, (2) pemimpin dan kepemimpinanya, (3) tautan perkembangan organisasi atau tugas, (4) dorongan atau bimbingan atasan.(http://www.kebijakankesehatan.co.cc). Menurut Hamalik (1992: 32) menjelaskan tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik) berupa perubahan diri keadaan tidak puas, ketegangan psikologi dan kesadaran, sedangkan motivasi yang bersumber dari luar diri dapat berupa sesuatu yang diinginkan oleh seseorang dan tujuan yang ingin dicapai. Usaha untuk mencapai prestasi belajar/hasil belajar geografi yang tinggi tidak terlepas dari berbagai hal yang mempengaruhinya. Untuk itu perlu ditelusuri faktor-faktor yang berpengaruh dengan prestasi belajar agar prestasi belajar yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Dalyono (2001: 32) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu: -hal yang berasal dari dalam diri siswa seperti kondisi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keluarga,
Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari kegiatan pendidikan pada umumnya, yang secara otomatis berusaha untuk membawa masyarakat (anak didik atau siswa) menuju keadaan yang lebih baik. Keberhasilan dalam pendidikan tidaklah lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri dan siswa sebagai penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Mengajar meliputi apa yang dikerjakan atau dilakukan oleh seorang guru sebagai pengajar. Dalam proses pembelajaran diharapkan antara guru, siswa dan lingkungan belajar saling mendukung sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yaitu perubahan perilaku dan lingkah laku yang positif dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. Tujuan pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa telah memiliki kemampuan untuk menguasai materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Keberhasilan pembelajaran biasanya dapat dilihat dari nilai siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada kenyataan sehari-hari masih banyak nilai siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Ketidakberhasilan ini sangat dirasakan pada pembelajaran khususnya Geografi kelas XI di SMA Al-Islam I Surakarta. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1 yang menunjukkan nilai rata-rata hasil ulangan atau nilai ujian mid semester mata pelajaran geografi siswa SMA Al-Islam I Surakarta sebagai berikut : Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester Mata Pelajaran Geografi No Kelas Nilai Rata-rata 1 XI IPS 1 76,86 2 XI IPS 2 75,91 3 XI IPS 3 64,78 4 XI IPS 4 67,26 5 XI IPS 5 74,80 Sumber: Nilai ujian mid semester siswa kelas XI mata pelajaran geografi siswa SMA Al-Islam I Surakarta. Dari tabel 1.1 diketahui bahwa pada kelas XI IPS 3 capaian nilainya sebesar 64,78 dan kelas XI IPS 4 adalah 67,26. Padahal untuk KKM di SMA Al Islam 1 Surakarta yaitu 74. Masih terdapat nilai ulangan yang rendah dan beberapa siswa harus mengikuti remidial (perbaikan). Dapat disimpulkan bahwa tingkat
hasil
belajar
siswa
masih
sangat
rendah
dan
mencerminkan
ketidakberhasilan tujuan pembelajaran, Melihat besarnya siswa yang belum mencapai nilai KKM dikarenakan motivasi belajar geografi siswa yang masih rendah. Pembelajaran yang baru, merupakan alternatif yang tepat bagi guru dan siswa untuk menghadapi perkembangan pendidikan yang berkualitas. Keberhasilan dalam pembelajaran tidak hanya ditentukan dari faktor model pembelajaran yang dibawakan oleh guru saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
faktor internal yang berasal dari siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran yang disampaikan sudah pasti berbeda tingkatnya antara yang satu dengan yang lainnya. Ada individu yang menangkap dan memahami sesuatu yang diajarkan dengan cepat, sedang, bahkan mungkin ada yang sangat lambat tergantung pada individu masing-masing. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Sebagian siswa mungkin lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tetapi, mungkin sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut. Bahkan mungkin ada sebagian siswa yang suka model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dan materi pembelajaran dengan segudang ilustrasi
dan
contohnya,
sementara
para
siswa
mendengarkan
sambil
menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri. Apa saja cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar tersebut menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Disamping itu siswa juga memerlukan motivasi agar mereka bersemangat. Motivasi sendiri bukan merupakan suatu kekuatan yang netral atau kekuatan yang kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misal: pengalaman masa lampau, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya (Handoko, 1992: 9). Berdasarkan pendapat ini dapat diketahui bahwa motivasi yang ada pada diri individu tentunya berbeda-beda, sehingga apabila dihubungkan dengan prestasi belajar, maka kelancaran belajar yang akan dialami siswa pun juga berbeda-beda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa yang dilakukan peneliti pada bulan September - Desember 2011 di SMA Al-Islam I Surakarta, faktorfaktor yang mempengaruhi motivasi belajar geografi siswa berasal dari dalam (intrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik). Faktor dari dalam; setiap siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah. Motivasi belajar geografi siswa kelas dua di SMA Al-Islam I Surakarta cenderung lemah. Hal ini dapat diketahui dari sikap siswa ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa cenderung kurang memperhatikan dan masih ada yang berbicara sendiri pada saat guru memberikan pelajaran. Keaktifan atau antusiasme belajar kurang karena siswa menganggap pelajaran geografi sulit dipahami sehingga prestasi belajarnya rendah. Siswa juga tidak terlalu antusias mendengarkan dan memahami penjelasan dari guru. Karena guru kurang disegani dan guru terlihat begitu santai dengan siswa. Sedangkan motivasi yang kuat untuk berprestasi menyebabkan siswa tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah diraihnya sehingga akan selalu tersedia energi baru yang mampu menggerakkan dan menggairahkan kegiatan belajar. Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian tentang pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan prestasi belajar siswa dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Masih rendahnya hasil belajar Geografi yang salah satu kemungkinan disebabkan gaya belajar yang kurang sesuai bagi siswa. Terkait dengan ini, perlu diadakan suatu penelitian untuk membuktikan pengaruh gaya belajar terhadap peningkatan hasil belajar. 2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Terkait dengan permasalahan ini perlu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
dikaji apakah dengan motivasi berprestasi yang tinggi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Motivasi yang rendah tersebut dipengaruhi dari dalam diri siswa yang tidak terlalu antusias dengan materi dan penjelasan dari guru. Karena siswa menganggap guru sebagai teman sehingga saat pembelajaran kurang terlihat rasa hormat dan menghargai guru. 4.
Rendahnya hasil belajar yang mungkin disebabkan kurangnya kesesuaian gaya belajar
dan minimnya
motivasi
berprestasi
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran. Terkait dengan ini, perlu dikaji apakah kedua permasalahan tersebut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar. 5.
Media pembelajaran yang masih kurang lengkap sehingga guru hanya menyampaikan materi dengan ceramah. C. Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti dalam penelitian baik dari
segi waktu, dana tenaga serta kemampuan peneliti, maka perhatian utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Materi pembelajaran yang akan dianalisa adalah Materi Lingkungan Hidup. 2. Gaya belajar yang akan diteliti adalah gaya belajar dalam arti yang sesungguhnya meliputi (gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik). 3. Motivasi belajar yang akan diteliti adalah motivasi belajar yang berasal dari dalam diri (intrinsik). 4. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Islam 1 Surakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
2. Adakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012? 3. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012? 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012? F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan. b. Bahan acuan dan pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Bagi siswa, sebagai masukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan pembelajaran dengan optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
c. Bagi dunia penelitian, sebagai acuan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa d. Bagi peneliti, sebagai bekal menjadi pendidik dimasa mendatang, menambah pengetahuan dan pengalaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Belajar Apabila ditanyakan apakah yang dimaksud dengan belajar, maka jawabannya akan bermacam-macam. Hal yang demikian ini, disebabkan oleh banyaknya perbuatan-perbuatan yang dapat disebut sebagai perbuatan belajar. Banyak kegiatan-kegiatan yang hampir setiap orang menyetujui bahwa kegiatan tersebut sebagai perbuatan belajar, misalnya mendengarkan ceramah keagamaan,
Winkel (2004: 56) men mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan nilai-
lain definisi-definisi
di atas, menurut faham konstruktivisme belajar juga dapat diartikan sebagai proses mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami para peserta didik sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. (http://www.soe.ecu.edu/ltdi/colaric/KB/CL-Mayer.html).
2. Gaya Belajar a. Pengertian Gaya Belajar Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada orang yang mudah menyerap dan memproses pelajaran melalui mendengar informasi dari guru. Ada pula orang yang lebih mudah belajar dengan cara membaca dari buku-buku atau melihat bagan-bagan. Selain itu ada orang yang menyerap pelajaran dengan cara mencoba dan mengalami sendiri. Tidak ada gaya belajar yang paling benar dan paling baik. Semua gaya belajar akan sesuai jika pembelajar mengenali gaya belajar 9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
yang paling cocok untuk dirinya. Dapat disimpulkan bahwa Gaya Belajar adalah kombinasi antara menyerap, kemudian mengatur, serta mengolah informasi. b. Macam Macam Gaya Belajar Gaya belajar yang khas setiap individu yang dijumpai dalam Quantum Learning maupun Quantum Teaching yang ditulis oleh Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2003) yang bersumber dari gaya belajar VAK (visual, auditorial, and kinesthetic) (Suyono, 2011: 148-153) 1) Gaya Belajar Visual Bagi siswa yang bergaya belajar visual akan sangat mudah membayangkan atau melihat apa yang dibicarakan. Karena yang memegang peranan penting adalah mata/visual. Mereka sering melihat gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan mereka akan mengerti suatu informasi apabila mereka melihat kejadian atau melihat informasi tersebut melalui gambar. Oleh sebab itu, metode pengajaran yang digunakan oleh guru sebaiknya dengan menitikberatkan pada peragaan/media, mengajak ke objek-objek yang berkaitan dengan materi, dengan penggunaan alat peraga langsung atau dengan gambar-gambar. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Ciri ciri yang ada pada siswa yang bergaya belajar visual adalah: a). Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar, b). Mudah mengingat dengan asosiasi visual, c). Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi membaca, d). Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan, e). Biasa berbicara dengan cepat karena dia tidak merasa perlu mendengarkan esensi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
pembicaraannya, f). Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika dituliskan dan sering minta bantuan orang lain untuk mengulangi instruksi verbal tersebut, g). Sering lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain, h) Pengeja yang baik kata demi kata, i). Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat, j). Mempunyai kebiasaan yang tertib dan teratur karena itu yang akan dilihat orang, k). Mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian maupun presentasi, l). Memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang yang baik, m). Teliti terhadap rincian hal-hal kecil yang akan dilakukan, n). Biasanya tidak terganggu dengan suara ribut, o). Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada berpidato, p). Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek, terbiasa melakukan check and recheck sebelum membuat simpulan. 2) Gaya Belajar Auditorial Siswa dengan gaya belajar Auditorial akan mengekspresikan diri mereka melalui suara baik itu internal dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Siswa dengan gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Penanganan belajarnya adalah sering diajak diskusi atau menyampaikan sesuatu atau pendapatnya mengenai pelajaran. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. Adapun ciri-ciri yang ada pada siswa yang bergaya belajar auditorial adalah: a). Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihatnya, b). Berbicara kepada diri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
sendiri saat belajar dan bekerja, c). Senang membaca dengan keras dan mendengarkannya, d). Berbicara dengan irama terpola, e). Biasanya jadi pembicara yang fasih, f). Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca, g). Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar, h). Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, i). Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita, j). Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara, k). Mudah terganggu oleh keributan dia akan sukar berkonsentrasi, l). Mempunyai masalah yang melibatkan visualisasi, m). Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, n). Lebih menyukai musik daripada seni lukis atau seni dengan hasil tiga dimensi. 3) Gaya belajar Kinestetik Siswa dengan gaya belajar ini sangat peka dengan perasaan/emosi dengan sentuhan dan gerakan. Orang kinestetik akan belajar maksimal dalam suatu kondisi dimana banyak keterlibatan fisik dan gerakan. Tentu saja, ada beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah termasuk orang yang (tidak bisa/tidak tahan) duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, merasa bisabelajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan
mengkoordinasikan
sebuah
tim
dan
kemampuan
mengendalikan gerak tubuh. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah: a). Selalu berorientasi pada fisik dan banyak gerak, b). Banyak menggunakan isyarat tubuh, c). Menggunakan jari sebagai penunjuk tatkala membaca, d). Menghafal dengan cara berjalan dan melihat e). Otot-otot besarnya berkembang, f). Menanggapi perhatian fisik, g). Tidak dapat duduk diam dalam waktu yang lama, i). Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, j). Ingin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
melakukan segala sesuatu, k). Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang lain,
l).
Berbicara
dengan
perlahan,
m).
Suka
belajar
dengan
memanipulasi, n). Tidak dapat mengingat letak geografi kecuali dia pernah datang ke tempat tersebut, o). Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai manifestasi penghayatan apa yang dibaca, p). Kemungkinan memiliki tulisan yang jelek, q). Menyukai permainan yang membuat sibuk.
3. Motivasi Berprestasi a. Pengertian Motivasi Berprestasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti menggerakkan. Hal ini senada dengan pendapat Ricard, & Liman (1991: 5) yang menyatakan the term of motivation was originally derived from the Latin word movere, which means to move. Motivasi ialah suatu tenaga dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa kekuatan
kekuatan yang
berupa pengalaman masa lampau, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, dan cita
cita hidup. Menurut Woolfolk, & Nicolich (1984: 319)
bahwa motivasi adalah kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang memulai sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Teori motivasi telah dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Adler, dimana teori Sigmund Freud lebih menekankan motivasi yang timbul secara tidak sadar, yaitu saat seseorang memiliki perasaan yang cenderung berpengaruh terhadap tingkah lakunya dan orang tersebut tidak dapat mengendalikannya. Teori motivasi dari Maslow yang terkenal yaitu Humanistic Theory dalam hirarki kebutuhan. Kebutuhan manusia menurut Maslow dalam Thomas L. Good (1990 : 364) meliputi: 1) kebutuhan fisiologi, 2) kebutuhan keamanan, 3) kebutuhan kasih sayang, 4) kebutuhan ingin dihargai, 5) kebutuhan aktualisasi diri. Pandangan lain tentang teori motivasi adalah teori kognitif yang dipelajari oleh ahli filsafat seperti Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Descartes, Spinoza dan Hobbes. Menurut teori dasar ini bahwa manusia adalah makhluk rasional, oleh karena itu dapat bebas memilih dan menentukan apa yang akan diperbuat, entah perbuatan baik maupun perbuatan jelek. Tingkah laku manusia semata
mata ditentukan oleh kemampuan berfikirnya.
Makin tinggi intelegensi dan tingkat pendidikannya seseorang cenderung semakin baik perbuatannya, secara sadar akan melakukan perbuatan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan. John Keller di dalam Walter Dick and Lou Carey (2001: 190) telah menyusun seperangkat prinsip
prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS. In order to produce instruction that motivates the learner, these four atributs of the instruction must be considered throughout the design of the instructional strategy. The four parts of his model are attentions, relevance, cofidence, and satisfaction. Artinya dalam prosedur pembelajaran mengenai motivasi pembelajaran ada empat atribut pembelajaran yang menjadi konsideran desain strategi pembelajaran. Keempat model adalah Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap pembelajaran yang
dilakukan
oleh
seorang
guru
seharusnya
mempunyai
desain
pembelajaran yang selalu konsisten yaitu meliputi attention, relevance, confidence, dan satisfaction. Menurut Wladkoski dalam Suciati (1997: 97) motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menumbuhkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku. Keller dalam Suciati (1997: 42) mengemukakan bahwa seperangkat prinsip
prinsip motivasi dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran dengan sebutan model ARCS. Dalam model ARCS terdapat empat kategori kondisi motivasional yang harus diperhatikan guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang menarik. Empat model ARCS tersebut yaitu (1) Attention, (2) Relevance, (3) Confidence dan (4) Satisfaction. Attention, adalah perhatian siswa akan muncul didorong rasa ingin tahu, Relevance, adalah relevansi antara apa yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
dipelajari dengan kebutuhan siswa, Confidence, adalah rasa percaya diri berupa harapan untuk berhasil, dan Satisfaction, adalah kepuasan dimana keberhasilan dalam mencapai tujuan akan terus memacu siswa dalam belajar. Motivasi berprestasi merupakan salah satu
motivasi instrinsik yang
berpengaruh besar dalam keberhasilan seseorang dalam meraih tujuan. Mc.Clelland dkk berpendapat bahwa: Adanya pola motivasi kompetisi yang berupa dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan bermutu tinggi, maka motivasi berprestasi menjadi salah satu usaha mencapai hasil sebaik
baiknya bukan untuk mendapatkan pujian melainkan karena
kemampuannya maka memperoleh kepuasan dalam dirinya. Motivasi berprestasi dapat digolongkan ke dalam motivasi sosial karena berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai seorang siswa ketika berada di antara siswa lain dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah dalam kegiatan belajarnya (Asri, 2005: 41). Sedangkan menurut Winkel (1996: 78), motivasi berprestasi dalam rangka belajar di sekolah, merupakan peningkatan (intensifikasi) dari bentuk motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa. McCleland dan Heckhausen (Asri, 2005: 44) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu untuk mencapai sukses dalam kompetisi dengan berbagai ukuran keunggulan, dengan membandingkan prestasi yang sudah diraih dengan prestasi sebelumnya dan prestasi orang lain. Yang dimaksud dengan motif dalam batasan ini adalah komponen yang lebih sempit dari motivasi yang berhubungan dengan perilaku tertentu. Winkel (1996: 69) menyatakan bahwa motivasi berprestasi (achievement motivation) adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri. b. Macam
macam Motivasi
Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinksik dan motivasi ekstrinsik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
1) Motivasi intrinsik Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik memulai dan melanjutkan kegiatan belajar berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar itu. Siswa tersebut meyakini bahwa keberhasilan belajar dan sukses di masa depan dapat dicapai hanya dengan satu cara yaitu belajar yang giat. Kegiatan belajar disertai minat dan perasaan senang, karena siswa menyadari bahwa belajar bukan lagi kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. 2) Motivasi ekstrinsik Siswa
yang
mempunyai
motivasi
ekstrinsik
memulai
dan
melanjutkan kegiatan belajar berdasarkan suatu tuntutan dan dorongan dari luar. Motivasi ekstrinsik meliputi : belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman yang akan diberikan, belajar demi hadiah yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial dan belajar demi pujian dari orang lain. Pada prinsipnya, motivasi intrinsik lebih baik karena terdapat hubungan yang esensial antara kegiatan belajar dan kebutuhan yang akan dipenuhi. Motivasi intrinsik juga akan bertahan lebih lama daripada motivasi ekstrinsik karena didasari oleh perasaan senang dan minat yang besar. Motivasi berprestasi dapat dimasukkan ke dalam motivasi intrinsik. Menurut Dimyati (1999: 84), Need for Achievement atau kebutuhan untuk berprestasi adalah motivasi intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu. Sedangkan Winkel (1996: 96) menyatakan bahwa motivasi berprestasi dalam rangka belajar di sekolah, merupakan bentuk peningkatan dari motivasi intrinsik. Dengan demikian, motivasi berprestasi merupakan motivasi tertinggi dalam belajar dan bentuk peningkatan (intensifikasi) dari motivasi intrinsik. c. Komponen Motivasi Berprestasi Menurut Dimyati (1999: 91), di dalam pengertian motivasi berprestasi terkandung beberapa komponen antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
1) Kebutuhan Kebutuhan dapat muncul bila terdapat ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dan apa yang diharapkan. Mc. Clelland membagi kebutuhan menjadi tiga kebutuhan mendasar, yaitu : (a) kebutuhan akan kekuasaan, yang tampak dalam perilaku untuk mempengaruhi orang lain dan menyebabkan seseorang tidak atau kurang memperhatikan perasaan orang lain. (b) kebutuhan untuk berafiliasi, yang tercermin dalam situasi persahabatan dengan orang lain dan mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan hubungan dengan orang lain. (c) kebutuhan untuk berprestasi, yang dapat dilihat dari keberhasilan menyelesaikan
tugas-tugas
yang
dibebankan
dan
merupakan
kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. 2) Dorongan nafsu Dorongan nafsu adalah daya yang mendorong manusia dari adalah untuk melakukan perbuatan dibedakan menjadi empat macam, yaitu : (a) vital adalah dorongan nafsu yang mengarah pada tercapainya nilainilai atau tujuan yang penting dan berguna bagi seseorang. (b) egois adalah dorongan nafsu yang berdasarkan penghayatan akan kepercayaan pada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab, dan berhasrat mempertinggi keakuan sehingga tertuju kepada perkembangan dan kesempurnaan diri. (c) sosial adalah dorongan nafsu yang menyatakan kebutuhan sosial, perkumpulan,
persahabatan,
perkawinan
dan
sebagainya
yang
memungkinkan seseorang hidup bermasyarakat. (d) supra sosial adalah dorongan nafsu yang berdasarkan penghayatan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. 3) Tujuan Tujuan adalah sasaran akhir yang ingin dicapai oleh seseorang melalui serangkaian proses yang telah dilaluinya. Tujuan yang hendak diwujudkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
dalam motivasi berprestasi adalah untuk mengejar kesuksesan dan menghindari kegagalan. d. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi Motivasi
berprestasi
dalam
diri
siswa
dapat
diamati
dari
kecenderungan perilaku yang tampak dalam aktivitas belajarnya. Winkel (1996: 85) menyebutkan beberapa ciri siswa yang memiliki motivasi berprestasi antara lain : 1) kecenderungan untuk menyelesaikan masalah yang menantang, namun tidak berada di atas taraf kemampuannya. 2) keinginan untuk berusaha sendiri menemukan penyelesaian masalah tanpa mengharapkan bantuan orang lain. 3) tekad kuat untuk maju dan mencapai taraf keberhasilan yang lebih baik dari yang telah dicapai sebelumnya. 4) berorientasi ke masa depan, belajar dipandang sebagai jembatan untuk menuju realisasi cita cita. 5) pemilihan teman kerja atas dasar kemampuannya untuk memecahkan masalah, bukan berdasarkan atas simpati atau perasaan senang. 6) keuletan dalam belajar meskipun menghadapi rintangan. Menurut McCleland dalam Laksmi (2005: 45), ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi berprestasi adalah siswa yang : 1) menyukai menetapkan sendiri tujuan prestasinya. 2) berusaha mengejar tujuan prestasi yang sesuai dengan kemampuannya. 3) mengharapkan
umpan
balik (feed
back)
yang cepat dan
lebih
banyakmengenai keberhasilan dan kegagalan. 4) senang dan bertanggung jawab dalam memecahkan setiap masalah. 5) keinginan yang kuat untuk meraih cita-cita masa depan. 6) sikap pantang menyerah dan tidak mudah putus asa jika mengalami
kegagalan e. Pengukuran Motivasi Berprestasi Tidaklah mudah untuk melakukan pengukuran motivasi berprestasi, karena melibatkan perasaan atau emosi dan harapan dalam diri seseorang. Ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
bagian-bagian yang tampak dipermukaan sebagai tingkah laku yang biasa diamati, tetapi ada pula bagian
bagian yang tidak mudah untuk diungkapkan.
Setiap orang yang ingin mencapai hasil terbaik memerlukan kondisi yang baik serta harapan sukses dan ketetapan hati dan niat kuat dalam mengatasi kesulitan. Melalui kompetisi yang sehat dapat terarah untuk mencapai tujuan yang jelas, serta semangat tinggi dalam setiap kegiatan. Wahjosumidjo (1993: 190) mengemukakan adanya pola motivasi sebagai berikut: 1) Achievement Motivation ialah suatu keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan tantangan. 2) Affiliation motivation ialah dorongan untuk berprestasi dengan orang lain 3) Competence Motivation ialah dorongan untuk berprestasi baik, dengan cara melakukan pekerjaan bermutu tinggi 4) Power Motivation ialah dorongan untuk mengendalikan suatu keadaan dan ada kecenderungan mengambil resiko dalam menghadapi rintangan. Atas dasar uraian di atas, motivasi berprestasi siswa lebih mendekati pola Achievement Motivation dan Competence Motivation, karena adanya dorongan mengalahkan tantangan berprestasi di kelas dan dorongan memenuhi kebutuhan hidupnya dalam beraktualisasi melalui prestasi belajar. Sementara menurut Weiner dalam Good, & Brophy (1990: 366) mengemukakan bahwa: Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi rendah, kurang semangat dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang dihadapi. Semua tugas yang berhubungan dengan pekerjaan akan dilaksanakan dengan enggan. Begitu pula sebaliknya, seseorang yang memiliki motivasi tinggi, semua tugas pekerjaan yang dibebankan akan dilaksanakan dengan penuh semangat, percaya diri, efisien waktu dan berorientasi kedepan. Berdasarkan atribusi Weiner dalam Gredler, (1986: 452) menyebutkan bahwa ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus penyebab instrinksik mencakup: 1) kemampuan, 2) usaha, 3) suasana hati (mood). Sedang lokus penyebab ekstrinsik meliputi: 1) sukar tidaknya tugas, 2) nasib baik, dan 3) pertolongan orang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Aspek motivasi berprestasi menurut Mc Clelland dan Traves, dalam http://www.pustekkom.go.id ada dua, yaitu 1) mencirikan ketahanan dan ketakutan akan kegagalan, dan 2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan mengharapkan keberhasilan. Selanjutnya Traves mengatakan bahwa ada dua kategori dalam motivasi berprestasi yaitu 1) mengharapkan akan sukses dan 2) takut akan kegagalan. Artinya seseorang bisa menjadi sukses atau gagal, apabila dimotivasi oleh kebutuhan untuk berprestasi. Jadi keduanya samasama dapat menimbulkan semangat untuk meningkatkan usahanya dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan uraian di atas, penyusunan instrument motivasi berprestasi dalam penelitian ini menggunakan pola McClelland yang mengacu pada motivasi dari dalam individu. Dorongan dorongan yang ada dalam diri siswa yang mendasari minat belajar dan berusaha mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
4. Hasil Belajar a. Pengertian hasil belajar Hasil belajar sering pula disebut dengan prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie, yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti hasil usaha. sementara dalam bahasa Inggris prestasi sering disebut sebagai achievement. Douglas A. Grouws (2002: 186) menyatakan Achievement perceived as the interaction between ability/knowledge, motivation,
and
task
(Prestasi
merupakan
interaksi
antara
kemampuan/pengetahuan, motivasi dan tugas) atau dapat dikatakan bahwa untuk mencari prestasi dibutuhkan kemampuan dan dorongan untuk melaksanakan tugas. Winkel (2002: 102) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang dicapai, proses belajar yang dialami siswa menghasilkan perubahan-perubahan
dalam
bidang
pengetahuan
atau
pemahaman,
ketrampilan nilai dan sikap, adanya perubahan itu tampak dari jawaban yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan (persoalan) atau tugas yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
diberikan oleh guru, setiap kegiatan pembelajaran menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar atau prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diukur dengan suatu tes, yaitu suatu percobaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil belajar seseorang atau kelompok siswa pada pelajaran tertentu, maka untuk mengtahui dan menentukan hasil prestasi itu dibuat tes formatif yang mencakup segala aspek tujuan pembelajaran geografi, serta pemberian tugas-tugas yang berhubungan dengan kegiatan geografi, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk nilai yang berupa angka (huruf).
Gagne dalam http://edywihardjo.blog.unej.ac.id
mengelompokkan hasil belajar menjadi lima kategori dalam bentuk kapabilitas yaitu : 1) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural yang terdiri atas diskriminasi jamak, konsep konkrit dan terdefinisi, kaidah serta prinsip. 2) Strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, mengingat dan berfikir. 3) Informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dalam bentuk kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. 4) Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. 5) Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Bloom dalam Masidjo (1995: 92) membagi hasil belajar dalam tiga kawasan yaitu kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan pengembangan kemampuan-kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan pertama adalah ranah kognitif yang dibagi menjadi enam macam kemampuan intelektual yang disusun secara hirarkhis dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, meliputi (1) pengetahuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
(knowledge) adalah kemampuan mengingat kembali hal
hal yang telah
dipelajari, (2) pemahaman ( comprehention ) adalah kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan ( application ) adalah kemampuan menggunakan hal-hal yang telah dipelajari, (4) analisis ( analysis ) adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian
bagian sehingga struktur
organisasinya dapat dipahami, (5 sintesis ( synthesis ) adalah kemampuan memadukan bagian
bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti, terakhir
(6) penilaian (evaluation) adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern ataupun yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Kawasan kedua yaitu ranah afektif menurut Bloom dan Kratwohl dalam Masidjo (1995: 92) dibagi menjadi lima macam sebagai (1) penerimaan (receiving) yang mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru, (2) partisipasi (responding) yang mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan, (3) penilaian / penentuan sikap (evaluating) yang mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesutau dan membawa diri sesuai dengan penelitian itu, (4) organisasi (organzation) mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan
dalam
kehidupan,
(5)
pembentukan
pola
hidup
(characterization by a value or value complex) mencakup kemampuan untuk menghayati nilai
nilai kehidupan sedemikian rupa sehiungga menjadi milik
pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupan sendiri. Kawasan ketiga adalah ranah psikomotoris menurut klasifikasi Simpson dalam Masidjo (1995: 92) ranah psikomotorik ini meliputi berbagai tingkah laku dari yang terendah sampai yang tertinggi, yaitu prestasi ( perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreativitas (creativity).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Sementara itu kawasan psikomotorik adalah hubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi syaraf dan koordinasi badan. Miles dalam Dimyati dan Mudjiono (1999: 207), mengemukakan bahwa tujuan kawasan psikomotorik ada empat yaitu (1) gerakan tubuh yang mencolok adalah merupakan gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh, (2) ketepatan gerakan
yang dikoordinasikan adalah merupakan keterampilan
yang
berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan, dan biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan, (3) perangkat komunikasi
non-verbal
adalah
merupakan
kemampuan
mengadakan
komunikasi tanpa kata. Dalam perangkat komunikasi non-verbal ini, siswa diminta untuk menunjukkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bantuan gerakan tubuh tanpa menggunakan alat bantu, (4) kemampuan berbicara adalah merupakan kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan. Siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya memilih dan menggunakan kata atau kalimat sehingga informasi, ide, atau yang dikomunikasikan dapat diterima secara mudah. Perubahan yang diakibatkan oleh proses pembelajaran dapat
ditunjukkan
dalam
berbagai
bentuk
perubahan
pemahaman,
pengetahuan, sikap, tingkah laku, maupun keterampilan dan aspek
aspek lain
yang ada pada diri orang yang belajar. Belajar geografi pada hakekatnya merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan. Zulfiati Syahrial (1999: 76) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perwujudan perilaku belajar, biasanya nampak dalam perubahan
perubahan
kebiasaan, keterampilan, pengamatan, sikap, dan kemampuan. Hudoyo (1988: 44) menyatakan bahwa dalam proses belajar terjadi proses berfikir. Seseorang dikatakan berfikir bila melakukan kegiatan mental dan dalam kegiatan mental itu orang menyusun hubungan
hubungan tersebut
orang dapat menyampaikan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang dipelajari, inilah yang dinamakan hasil belajar atau prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan terbaik yang dicapai peserta didik (siswa) yang diwujudkan dalam bentuk angka atau perubahan tingkah laku, setelah mengikuti tahapan proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh potensi diri berupa pengetahuan ketrampilan dan sikap melalui proses interaktif dalam pembelajaran geografi antara peserta didik (siswa) dengan lingkungan. b. Jenis atau Macam-macam Evaluasi Hasil Belajar Pengertian evaluasi selalu dikaitkan dengan tiga terminologi yang saling berkaitan, yaitu assessment, test, dan measurement sebagaimana dikemukakan oleh Linn & Gron
Assessment:
any of variety of procedures used to obtain information about student performance. Test: an instrument or systematic procedure for measuring a sample of behavior by posing a set of questions in a uniform manner. Measurement: the process of obtaining a numerical description of the degree to which an individual processes a particular characteristi. Kesimpulannya adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk mengukur perilaku siswa adalah dengan penilaian. Salah satu instrument yang digunakan untuk mengukur perilaku siswa adalah dengan pertanyaan. Stufflebeam & Skinkfield (2005: 1590) menyatakan pengertian evaluasi adalah sebagai berikut Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing descriptive and judgegmental information about the worth and merit of some objec in onder to guide decision making, serve needs for accountability, and promote understa
Kesimpulannya adalah
semua hal yang diinginkan dari suatu proses bisa diperoleh melalu evaluasi. Pendapat Douglas Grows (2002: 358) menyatakan bahwa In your evaluation, the most instructive evaluative feedback you can give is your comment, both specific, and summative, regarding the
. A key,
of course to succesfull evaluation is get your students to understand that your grades, score, and comments are varied forms of feedback which they can
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Kesimpulannya adalah dalam penilaian banyak faktor yang bisa dilakukan dalam evaluasi pembelajaran. Jadi jelas bahwa evaluasi, penilaian dan pengukuran mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Linn, & Gronlund (2002: 47)
Measurement and assessment play an
important role in the instructional program of the school. They provide information that can be used in a variety of educational decisions Kesimpulannya adalah pengukuran dan penilaian mempunyai peranan yang sangat penting dalam program pembelajaran di sekolah. Anderson (2007: 425) menyederhanakan pengertian tersebut yaitu Test is comprehensive assessment of an individual or to an entire program evaluation effort
Kesimpulannya adalah melalui tes merupakan penilaian
yang komprehensif terhadap evaluasi program. Evaluasi yang dilakukan di sekolah khususnya tingkat Sekolah Menengah Atas adalah kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan melalui tes yang dilakukan guru mata pelajaran sesuai dengan prosedur yang berlaku. Dapat berupa tes tulis, wawancara, kuis, dan lain sebagainya. Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah prosedur yang digunakan berupa tes untuk mendapatkan tingkat deskripsi angka yang mencerminkan karakteristik individual seseorang yang berguna untuk
menentukan
keputusan,
penyajian
keperluan-keperluan
untuk
pertanggungjawaban dan mempromosikan pemahaman terhadap fenomena yang terlibat. Dalam evaluasi hasil belajar dikenal adanya Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP), PAN nilai yang diperoleh siswa tergantung pada kedudukan hasil belajar yang dicapainya dalam kelas, sedangkan PAP nilai yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa jauh tujuan-tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang diberikan dapat dikuasai, maka dalam mengevaluasi keberhasilan siswa dan program pengajaran dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan lebih tepat digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Keahlian dan kecakapan merupakan harga mutlak yang harus dimiliki oleh setiap guru, dan salah satu kemampuan adalah merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil belajar termasuk menyusun soal yang baik dan tepat, sehingga dapat memperoleh gambaran prestasi siswa yang sebenarnya. Adapun kriteria tes yang baik harus memenuhi criteria validitas, reliabilitas, dan objektivitas. Suatu tes dikatakan valid jika tes itu mengukur apa yang sesungguhnya diukur, dikatakan reliable jika tes itu memperlihatkan hasil yang sama (tetap) ketika diberikan pada waktu yang berbeda terhadap individu/kelompok yang sama, dan objektivitas jika penilaian dari dua orang atau lebih terhadap suatu jawaban yang diberikan, sama atau menunjukan hasil yang sama (Ibrahim dan Nana, 2003: 93). Bentuk-bentuk
evaluasi
atau
penilaian,
pelaksanaannya
dapat
dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi: 1) Tes tertulis Pelaksanaan tes tulis ini guru menyiapkan butir-butir tes secara tertulis dan siswa memberikan jawaban tertulis. Penilaian atau evaluasi tertulis ini dapat dilaksanakan dalam tes bentuk objektif dan tes bentuk uraian. Tes bentuk objektif terdiri dari empat jenis, yaitu: a) Tes benar/salah, b) Tes pilihan ganda, c) Tes menjodohkan, d) Tes melengkapi/jawaban singkat. Tes bentuk uraian, yaitu: Soal
uraian
menuntut
siswa
untuk
menggunakan
respons
atau
menguraikan langkah untuk memperoleh jawab atas soal itu. Penyekoran dilakukan secara analitik, artinya setiap langkah penyelesaian diberi sekor. Penyekoran juga bersifat hirarki, artinya sekor pada suatu langkah berhubungan dengan langkah jawaban sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
2) Tes lisan Berupa pertanyaan secara lisan dan siswa langsung menjawab secara lisan pula, tes ini dapat dilaksanakan secara individual maupun kelompok. Pertanyaan lesan, merupakan cara efektif untuk mengetahui seberapa jauh siswa mencapai suatu kompetensi dasar tertentu. 3) Tes perbuatan Dilakukan dalam bentuk pemberian tugas kepada siswa, misalnya siswa diminta melakukan membuat sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan. Teknik non-tes meliputi: a) Pengamatan (sistematis), b) Pengisian angket, c) Pengukuran skala sikap dan minat (afektif). d) Portofolio adalah kumpulan sistematis dari hasil karya atau tugas siswa yang menggambarkan perkembangan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, hasil belajar dapat dinyatakan sebagai hasil yang telah dicapai seseorang yang diwujudkan dengan adanya perubahan tingkah laku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, kecakapan, sikap dan nilai
nilai
berkat adanya pengalaman. Selanjutnya dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 5. Hakekat Pembelajaran Geografi a. Pengertian Geografi Geografi berasal dari bahasa yunani yaitu geo artinya bumi dan graphein yang artinya tulisan. Secara harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi, tetapi yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi saja, melainkan juga berbagai hal yang ada dipermukaan bumi, diluar bumi, bahkan diluar angkasa menjadi objek kajian geografi. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari seluk-beluk permukaan bumi serta hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan (Daljoeni, 1991:19). Menurut pakar-pakar geografi pada seminar dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
lokakarya peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang tahun 1988, merumuskan konsep geografi sebagai berikut mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Nursid
Berdasarkan pengertian di atas, objek studi geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang pada hakekatnya merupakan bagian dari bumi yang terdiri dari atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan atau kulit bumi), hidrosfer (lapisan air atau perairan) dan biosfer (lapisan kehidupan) Geografi dan studi geografi berkenaan dengan 1) permukaan bumi, 2) alam lingkungan (atmosfer, lithosfer, hidrosfer dan biosfer), 3) umat manusia dengan kehidupanya (antroposfer), 4) penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan serta, 5) analisis hubungan keruangan, gejala-gejala geografi dipermukaan bumi ini. Pembelajaran geografi pada hakikatnya adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia bervariasi kewilayahanya. Dengan kata lain pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan perkembangan mental peserta didik pada jenjang pendidikan masing-masing. Ruang lingkup pembelajaran geografi meliputi: 1) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi umat manusia 2) Penyebaran umat manusia 3) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang meberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi 4) Kesatuan regional yang merupakan permaduan matra darat, air dan udara (Nursid Sumaatmadja, 2001:21) Nursid Sumaatmadja (2001:13), yang menjadi sumber pembelajaran geografi adalah kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan segala sumber dayanya dan region-region di permukaan bumi. Dengan demikian, segala kenyataan yang ada di muka bumi yang berkenaan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
kehidupan manusia maupun alam lingkungan dan segala prosesnya merupakan sumber pengajuan geografi. Studi geografi menyoroti aspek manusia, selain itu juga menyoroti lingkungan fisik yang melatar belakangi kehidupan manusia itu sendiri. Aspek-aspek fisik tersebut meliputi cuaca dan iklim, kesuburan tanah, keadaan batuan, kelautan dan sebagainya. Dalam mempelajari dan mengajarkan geografi, pendekatan interdisipliner atau multidimensional menjadi ciri khas pembelajaran geografi. Pembelajaran geografi dapat mengembangkan kemampuan intelektual tiap orang atau peserta didik yang mempelajarinya. Geografi dapat meningkatkan rasa ingin tahu, daya untuk melakukan observasi terhadap alam, melatih ingatan dan citra terhadap kehidupan dengan lingkungan dan dapat melatih kemampuan memecahkan masalah kehidupan yang terjadi sehari-hari. Dengan melakukan pembelajaran geografi kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor peserta didik dapat ditingkatkan. b. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi Baik studi geografi maupun pengajaran geografi, hakikatnya berkenaan dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi (geosfer) dan faktor-faktor geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia. Menurut Sumaatmadja (1997:12) ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup geografi yang meliputi: 1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya kehidupan manusia 2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya 3. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi 4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan udara di atasnya. 5. Materi Pelajaran Geografi Pada Pokok Bahasan Lingkungan Hidup c. Pengertian Lingkungan Hidup
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
termasuk
didalamnya manusia dan
perilakunya
yang
mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
Permasalahan lingkungan hidup mulai mendapat perhatian yang sangat serius dari dunia Internasional sejak tahun 1970-an, yaitu setelah diadakannya Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm, Swedia tahun 1972. Konferensi tersebut dikenal sebagai Konferensi Stockholm dan tanggal pembukaan kegiatan konferensi, yaitu 5 Juni disepakati sebagai Hari Lingkungan Hidup se-Dunia. Salah satu resolusi yang dihasilkan dalam Konferensi Stockholm adalah didirikannya badan khusus dalam PBB yang bertugas mengurus permasalahan lingkungan hidup. Badan PBB tersebut adalah United Nation Environmental Programme (UNEP) yang markasnya berada di Nairobi, Kenya. Lingkungan hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan hidup alamiah dan lingkungan hidup binaan. 1) Lingkungan hidup Alamiah Lingkungan hidup alamiah adalah suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup dan komponen-komponen abiotik lainnya tanpa adanya campur tangan manusia. 2) Lingkungan Hidup Binaan Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hadup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan hidup binaan dapat terbentuk antara lain karena jumlah penduduk dan kebutuhan hidup manusia yang makin meningkat sehingga memaksa manusia merubah lingkungan hidup alamiah. d. Kualitas Lingkungan Hidup Kualitas lingkungan hidup adalah derajat kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia di tempat dan waktu tertentu. Secara garis besar kualitas lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
1) Kualitas lingkungan alam fisik adalah kondisi alamiah, baik biotik maupun abiotik yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia. 2) Kualitas lingkungan sosial adalah kondisi manusia baik secara individu maupun
kelompok
yang
berpengaruh
terhadap
perubahan
dan
perkembangan manusia. 3) Kualitas lingkungan budaya, yaitu kondisi materi (benda) atau nonmateri yang dihasilkan manusia melalui aktivitas dan kreatifitasnya yang berpengaruh terhadap kehidupan. (Susanti, 2005: 145) e. Keterbatasan Ekologis dalam Pembangunan Di Indonesia pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undangundang UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan adanya undang-undang tersebut diharapkan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan tidak menimbulkan perubahan-perubahan yang merusak dan menimbulkan pencemaran dalam suatu ekosistem. Oleh karena itu, untuk melaksanakan kegiatan pembangunan harus memperhatikan hal-hal berikut: 1) Daya guna dan hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batasbatas yang optimal, sehubungan dengan kelestarian sumber daya alam yang mungkin dicapai. 2) Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem. 3) Memberikan
kemungkinan
untuk
mengadakan
pilihan
(altenatif)
penggunaan dalam pembangunan masa depan. f. Interaksi Unsur-unsur Lingkungan Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri, namun bergantung pada organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai sumber pangan, perlindungan, dan perkembangbiakan sehingga membentuk suatu ekosistem. Berdasarkan komponen penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas empat komponen, yaitu komponen abiotik, organisme produsen, organism konsumen, dan pengurai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
1) Komponen abiotik Komponen abiotik terdiri atas komponen fisik dan kimia yang terdiri atas air, tanah, udara, sinar matahari dan mineral. Komponen abiotik merupakan media untuk berlangsungnnya proses kehidupan. 2) Organisme Produsen Organisme
produsen
merupakan
organisme
autotrof,
yaitu
organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan anorganik dengan bantuan sinar matahari. Pada umumnya organisme autotrof adalah tumbuhan berklorofil. Oleh karena itu, semua organisme yang berklorofil disebut organisme autotrof. 3) Organisme Konsumen Organisme konsumen merupakan organisme heterotrof, yaitu organisme yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya. termasuk dalam organisme konsumen antara lain hewan dan manusia. 4) Pengurai Pengurai atau perombak atau dekomposer merupakan organisme heterotrof yang menguraikan bahan-bahan organik yang telah mati. Organisme pengurai berupa mikroorganisme yang terdiri atas bakteri dan jamur. (Susanti, 2005: 141) g. Pelestarian Lingkungan Hidup
upaya untuk mengelola sumber daya lingkungan guna meningkatkan kualitas kehidupan yang tinggi serta berk jelas bahwa pelestarian lingkungan hidup tidak hanya menyangkut pelestarian hewan dan tumbuhan, tetapi menyangkut pelestarian ekosistem. Oleh karena itu, dalam melakukan pembangunan harus memperhatikan keseimbangan ekosistem dengan tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya lain yang berkaitan. Dengan demikian, pelestarian lingkungan hidup dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
mempertahankan keanekaragaman hewan dan tumbuhan dalam suatu ekosistem. 1) Pelestarian Hutan Hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga kelestarian ekosistem dan manusia. Adanya penebangan hutan yang tak terkendali dan kebakaran akan mengurangi luas areal hutan sehingga mengancam kelestarian hutan. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan hutan antara lain: banjir, tanah longsor, kekeringan, dan berkurangnya persediaan air tanah. Secara ekologi hutan mempunyai fungsi sebagai berikut: a) Hutan merupakan paru-paru dunia karena dalam proses fotosintesis daun-daun akan menghisap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. Dengan demikian, keberadaan hutan dapat menjaga kestabilan oksigen di udara. Karena penghisapan karbon dioksida oleh daun-daun dapat diperkecil, maka suhu dipermukaan bumi tidak terlalu tinggi. b) Hutan dapat menahan erosi karena dapat memperkecil laju aliran permukaan. Selain itu, air dapat dengan mudah meresap ke dalam tanah sehingga dapat menjaga tata air tanah. c) Hutan merupakan habitat bagi kelestarian flora dan fauna yang ada di dalamnya. 2) Pelestarian Sumber Daya Air Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan karena berbagai macam fungsi, antara lain untuk mandi, mencuci dan minum Oleh karena itu, sumber daya air harus dijaga kelestariannya, antara lain, dengan tidak melakukan penyedotan air tanah secara belebihan dan tidak membuang limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah tangga ke dalam badan-badan air yang dapat mengakibatkan pencemaran. 3) Pelestarian Sumber Daya Tanah Tanah merupakan suimber daya alam yang penting karena kehidupan dipermukaan bumi bertumpu pada tanah. Pengolahan tanah dengan cara berpindah-pindah dapat mengakibatkan luas tanah yang rusak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
makin bertambah, pohon-pohon menjadi berkurang dan apabila hujan menyebabkan terjadinya erosi. Oleh karena itu, diperlukan upaya pengolahan tanah yang baik dan benar agar kesuburan serta produktivitas tanah dan air dapat terjamin Tanah yang produktif memungkinkan terlaksananya usaha-usaha di berbagai bidang. 4) Pelestarian Udara Semua makhluk hidup memerlukan udara. Tanpa udara semua makhluk hidup tidak akan bertahan karena udara merupakan salah satu kebutuhan dasar dalam kehidupan. Oleh karena itu, udara sudah seharusnya dijaga agar tidak tercemar olah bahan-bahan lain yang bersifat racun. Akan tetapi, saat ini di beberapa tempat telah terjadi pencemaran udara yang cukup mengkhawatirkan sehingga mengganggu kesehatan. Udara
mudah
tercemar
apabila
banyak
kegiatan
manusia
yang
menghasilkan limbah yang terbuang ke udara. Guna menghindari atau mengurangi terjadinya pencemaran udara beberapa upaya dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: a) Memperkecil penghamburan dan penggunaan energi di pabrik dan mobil. b) Menggunakan energi selain minyak bumi, misalnya energi panas bumi, angin dan sinar matahari. c) Mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengutamakan angkutan massal. d) Menggunakan kendaraan yang irit bahan bakar. h. Materi Lingkungan Hidup Materi lingkungan hidup untuk siswa SMA IPS kelas XI semester dua merupakan materi dari standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup. Kompetensi dasar dari materi lingkungan hidup ada dua yaitu mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Materi lingkungan hidup disampaikan empat jam pelajaran dengan ceramah, tes, tugas kelompok, praktek dan ulangan. Tujuan pembelajaran meliputi : 1) Mendeskripsikan unsur-unsur lingkungan 2) Mengidentifikasi pentingnya lingkungan bagi kehidupan 3) Mendeskripsikan berbagai krisis dalam lingkungan hidup 4) Mendeskripsikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan 5) Mendeskripsikan usaha pelestarian lingkungan hidup 6) Mengetahui tujuan dan sasaran pembangunan nasional 7) Mendeskripsikan pembangunan yang berwawasan lingkungan 8) Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan Materi yang dibahas meliputi : 1) Pengertian lingkungan hidup 2) Unsur-unsur lingkungan hidup 3) Arti penting lingkungan hidup bagi kehidupan 4) Berbagai krisis dalam lingkungan hidup 5) Bentuk-bentuk penyebab kerusakan lingkungan hidup 6) Usaha pelestarisn lingkungan hidup 7) Tujuan dan sasaran pembangunan nasional 8) Pembangunan yang berwawasan nasional 9) Ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan B. Penelitian yang Relevan Sebenarnya banyak hasil
hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan ini. Sebagian telah dipaparkan dalam kajian teori di muka, antara lain pada kajian teori mengenai perbedaan jender. Di bawah ini dikemukakan beberapa hasil penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis baik sebagai bahan pembanding maupun sebagai penguat kerangka teoritis dan praktis dalam penelitian ini : 1. Erianti Dewi Utami (2008)
Hubungan
Motivasi Belajar dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Mata Ajar Periodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
(B) . Termasuk dalam jenis penelitian survey deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa (1) terdapat hubungan signifikan variabel motivasi belajar dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Prof Dr. Moestopo (B) dibuktikan dari koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel adalah sebesar 0,601; (2) terdapat hubungan signifikan variabel gaya belajar dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Prof Dr. Moestopo (B) dibuktikan dari koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel adalah sebesar 0,562, (3) Terdapat hubungan signifikan antara motivasi belajar dan gaya belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Prof Dr. Moestopo (B) dibuktikan dari koefisien korelasi antara kedua variabel adalah 0,649 dan koefisien determinasi sebesar 0,361. Angka ini menunjukkan bahwa variasi hasil belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh variabel motivasi belajar dan gaya belajar secara bersama-sama sebesar 36,10 %. 2. Danding Mahendra, (2006) d
Hubungan
Antara Motivasi Berprestasi dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI SMA N 2 Surakarta Tahun Ajaran 2005/2006
dapat disimpulkan: (1) Ada
hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (rx,y > rt = 0,396 > 0,254 dan p 0,002 pada taraf signifikansi 0,05 dimana 0,002 < 0,05), (2) Ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi (rx,y > rt = 0,325 > 0,254 dan p 0,011 pada taraf signifikansi 0,05 dimana 0,011 < 0,05), (3) Ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dan pemanfaatan sumber belajar mata pelajaran sosiologi (F 0 > F 1 = 5,963 > 4,00, R = 0,408 dan p 0,006 pada taraf signifikansi 0,05 dimana 0,006 < 0,05 dengan SE (X 1) =15,677 % dan SE (X2) 0,972%). 3. Isnaini, Belajar dan Gaya Belajar dan Prestasi Belajar Mata Kuliah Sosiologi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas dapat disimpulkan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
(1) Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Sosiologi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2004/2005 dengan rhitung < rtabel yaitu 0.139 < 0.195, (2) Ada hubungan yang signifikan antara gaya belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Sosiologi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2004/2005 dengan rhitung > rtabel yaitu 0.314 > 0.195, (3) Ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dan gaya belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Sosiologi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2004/2005 dengan rhitung > rtabel yaitu 0.331 > 0.195. 4. Ambar Nurmiyaningsih, (2013
Pengaruh
Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi Lingkungan Hidup Siswa Kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012
il penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada
perbedaan pengaruh hasil belajar berdasarkan gaya belajar. Pengaruh positif dan signifikan terjadi antara gaya belajar auditorial terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta, sedangkan gaya belajar visual dan kinestetik berpengaruh negatif dan signifikan terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA AlIslam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
commit to user
No 1
Mata
Kedokteran
Dr. Moestopo (B)
(B)
commit to user
Prof
Dr.
hubungan
signifikan
koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel adalah sebesar 0,562
Gigi Prof.
Fakultas Kedokteran Universitas
pada
Dr.
Periodonsia
Prof
Fakultas
Moestopo (B) dibuktikan dari
Gigi
mahasiswa
belajar Mata Ajar
belajar
variabel gaya belajar dengan hasil
2. Terdapat
0,601
kedua variabel adalah sebesar
koefisien korelasi untuk hubungan
Kedokteran
gaya
Gigi
Moestopo (B) dibuktikan dari
Kedokteran
hasil belajar mahasiswa Fakultas
variabel motivasi belajar dengan
belajar dengan hasil
hubungan
2. Mengetahui adanya
Universitas
Prof.
Gigi
pada
Prof. Dr. Moestopo
Universitas
Gigi
Periodonsia
belajar Mata Ajar
Fakultas
pada
Ajar
belajar dengan hasil
hubungan motivasi Analitik
Fakultas Kedokteran
Periodonsia
Pascasarjana UNS, Belajar
2008)
Gaya
Belajar dengan Hasil
dan
Judul Tujuan Metode Penelitian Hasil Penelitian Hubungan Motivasi 1. Mengetahui adanya Survei Deskriptif 1. Terdapat hubungan signifikan
Teknologi Belajar
Pendidikan
(Tesis,
Peneliti Erianti Dewi Utami,
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Antropologi
FKIP Sumber
Sosiologi dan
Studi Belajar
Pemanfaatan
Program Motivasi Berprestasi
Prof.
Dr. Moestopo (B)
Universitas
belajar
dengan
mata
prestasi
motivasi berprestasi
determinasi
sebesar
variasi
hasil
belajar
secara
bersama-sama
sosiologi (rx,y > rt = 0,396 > 0,254
prestasi belajar mata pelajaran
antara motivasi berprestasi dengan
1. Ada hubungan yang signifikan
sebesar 36,10 %.
belajar
variabel motivasi belajar dan gaya
mahasiswa dapat dijelaskan oleh
bahwa
0,361. Angka ini menunjukkan
koefisien
Kedokteran
Gigi
variabel
Fakultas
dan
koefisien korelasi antara kedua
Periodonsia
0,649
Moestopo (B) dibuktikan dari
belajar Mata Ajar
adalah
Fakultas Kedokteran Gigi Prof Dr.
belajar dengan hasil
pada
dengan hasil belajar mahasiswa
bersama-sama
gaya
dan
secara
belajar
Studi Korelasi
signifikan
belajar
Antara 1. Mengetahui
(Skripsi,
Danding Mahendra, Hubungan
hubungan
antara motivasi belajar dan gaya
3. Terdapat
hubungan motivasi
3. Mengetahui adanya
Dr. Moestopo (B)
10
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
UNS 2006)
belajar
Ajaran 2005/2006
mata
prestasi
commit to user prestasi mata
dengan belajar pelajaran sosiologi
belajar
pemanfaatan
sumber
dan
motivasi berprestasi
3. Mengetahui
pelajaran sosiologi
dengan
N 2 Surakarta Tahun
pemanfaatan sumber
Sosiologi belajar
pelajaran sosiologi
Mata 2. Mengetahui
Prestasi
Siswa Kelas XI SMA
Pelajaran
Belajar
dengan
pemanfaatan
sumber
0,972%)
(X1) =15,677 % dan SE (X 2)
dimana 0,006 < 0,05 dengan SE
0,006 pada taraf signifikansi 0,05
5,963 > 4,00, R = 0,408 dan p
pelajaran sosiologi (F0 > F1 =
pemanfaatan sumber belajar mata
antara motivasi berprestasi dan
3. Ada hubungan yang signifikan
0,011 < 0,05)
taraf signifikansi 0,05 dimana
0,325 > 0,254 dan p 0,011 pada
mata pelajaran sosiologi (rx,y > rt =
belajar dengan prestasi belajar
antara
2. Ada hubungan yang signifikan
0,05 dimana 0,002 < 0,05)
dan p 0,002 pada taraf signifikansi
11
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
2004)
Belajar
Belajar dan
dan
Tahun 2004/2005
Surakarta
Surakarta
hubungan
yang
mata
dan
Ilmu
mahasiswa
belajar
Keguruan
Sosiologi
prestasi
commit to user antara
signifikan
mahasiswa
Fakultas
kuliah
dengan
Keguruan dan Ilmu
mahasiswa Fakultas
0.195
dengan rhitung > rtabel yaitu 0.314 >
Sosiologi
2004/2005
kuliah
Tahun
Surakarta
Maret
prestasi belajar mata
Sebelas
Universitas
gaya belajar dengan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sosiologi
yang
mata
belajar belajar
gaya
hubungan
antara
2. Ada hubungan yang signifikan
0.195
dengan rhitung < rtabel yaitu 0.139 <
Maret Surakarta Tahun 2004/2005
Pendidikan Universitas Sebelas
Fakultas
kuliah
dengan
signifikan antara minat belajar
ada
prestasi
cross
dengan
1. Tidak
2. Mengetahui
Tahun 2004/2005
Maret
Universitas Sebelas
Universitas
Maret
Pendidikan
Pendidikan Sebelas
Keguruan dan Ilmu
Sosiologi
Keguruan dan Ilmu
kuliah mahasiswa Fakultas
Sosiologi
Mahasiswa Fakultas
Kuliah
dengan Pendekatan
minat Analitik
Observasional
prestasi belajar mata sectional
belajar
hubungan
Antara 1. Mengetahui
UNS, Prestasi Belajar Mata
Sosiologi Gaya
Studi
Antropologi
Program Minat
Hubungan
(Skripsi,
Isnaini,
12
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
commit to user
(Skripsi,
Program Berprestasi
Siswa
Belajar dan Motivasi
Nurmiyaningsih,
Deskriptif
gaya
belajar
perbedaan pengaruh Kuantitatif
Gaya 1. Mengetahui
Pengaruh
Ambar
Surakarta
Tahun 2004/2005
Maret
Universitas Sebelas
Pendidikan
Keguruan dan Ilmu
mahasiswa Fakultas
sosiologi
Pengaruh positif dan signifikan
belajar berdasarkan gaya belajar.
1. Ada perbedaan pengaruh hasil
0.195.
prestasi belajar mata kuliah
dengan rhitung > rtabel yaitu 0.331 >
gaya belajar dengan
Ilmu
Maret Surakarta Tahun 2004/2005
dan
minat belajar dan
Keguruan
Pendidikan Universitas Sebelas
Fakultas antara
hubungan
3. Mengetahui
Tahun 2004/2005
mata kuliah Sosiologi mahasiswa
belajar dengan prestasi belajar
Maret
Surakarta
antara minat belajar dan gaya
3. Ada hubungan yang signifikan
Universitas Sebelas
Pendidikan
13
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
UNS, 2013)
I
Tahun
Ajaran 2011/2012.
Surakarta
Al-Islam
I
Tahun
gaya
belajar
gaya
commit to user Tahun
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan
belajar dan motivasi
Surakarta
kelas XI SMA Al Islam 1
materi lingkungan hidup siswa
gaya
pengaruh
3. Mengetahui
Ajaran 2011/2012.
Surakarta
I
berprestasi terhadap hasil belajar
Al-Islam
motivasi
SMA
antara
signifikan
2. Ada pengaruh yang positif dan
siswa kelas XI IPS
hidup
Surakarta.
hasil belajar materi lingkungan
kelas XI SMA Al Islam 1
berprestasi terhadap
materi lingkungan hidup siswa
pengaruh
dan
kinestetik negatif
dan
sedangkan
visual
berpengaruh
belajar
Surakarta,
kelas XI SMA Al Islam 1
materi lingkungan hidup siswa
signifikan terhadap hasil belajar motivasi
antara
auditorial terhadap hasil belajar
terjadi
2. Mengetahui
Ajaran 2011/2012.
Surakarta
Al-Islam
SMA
hidup
SMA
lingkungan
materi
hasil
siswa kelas XI IPS
Hidup
Lingkungan
belajar
terhadap
Siswa Kelas XI IPS
Materi
Hasil
Belajar
Studi Geografi FKIP Terhadap
14
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tahun
Ajaran 2011/2012.
Surakarta
2011/2012.
Islam I Surakarta Tahun Ajaran
SMA
I
siswa kelas XI IPS SMA Al-
siswa kelas XI IPS Al-Islam
belajar materi lingkungan hidup
hidup
hasil
lingkungan
terhadap
bersama-sama
secara
hasil belajar materi
berprestasi
motivasi
berprestasi terhadap
15
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
C. Kerangka Berpikir Geografi merupakan mata pelajaran yang penting dan juga mempunyai peranan penting, baik dalam kehidupan akademis maupun kehidupan sehari-hari. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya hasil belajar siswa, termasuk di dalamnya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor tersebut sering kali menjadi penghambat dan pendukung keberhasilan siswa. Gaya belajar dan motivasi berprestasi merupakan faktor intern yang terdapat dalam diri siswa yang dapat mendukung prestasi belajarnya. Gaya belajar dan motivasi berprestasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah gaya belajar dan motivasi berprestasi dalam kegiatan pembelajaran geografi. Apabila siswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran geografi, maka dapat diramalkan siswa tersebut akan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar untuk memahami segala permasalahan yang ada dalam pelajaran geografi. Siswa cenderung rajin mencari informasi dalam mempelajari geografi secara luas dan mendalam. Begitu juga dengan gaya belajar, apabila guru menyesuaikan metode belajarnya dengan gaya belajar siswa, kemungkinan siswa akan mendapatkan hasil belajar geografi yang optimal. Siswa akan dengan mudah menyerap, memahami dan mengolah segala informasi dalam pembelajaran geografi dengan baik. Uraian di atas dapat digunakan sebagai arahan berpikir, bahwa antara gaya belajar dan motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama terdapat pengaruh terhadap hasil belajar geografi. Gaya belajar (X1) dan motivasi berprestasi (X2) merupakan variabel bebas yang mempengaruhi hasil belajar materi lingkungan hidup (Y) siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10 46
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Gaya Belajar (X1) Hasil Belajar Siswa (Y)
Motivasi Berprestasi (X2)
Keterangan :
: Pengaruh parsial : Pengaruh simultan
D. Hipotesis 1. Ada perbedaan pengaruh antara gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Ada pengaruh yang positif antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPS Tahun Ajaran 2011/2012. Latar belakang pengambilan tempat ini berdasarkan kemudahan akses penggalian informasi, mengingat kedekatan hubungan peneliti dengan SMA Al Islam 1 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Jenis Kegiatan 1 1. 2. 3. 4. 5.
2
3
4
Tahun 2012 Bulan ke 5 6 7 8
9
10
11
Penulisan Proposal Penelitian Penulisan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penulisan Laporan Penelitian B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan terhadap variabelnya, tetapi hanya mengungkap fakta berdasarkan gejala yang telah ada pada diri responden. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan hasil penelitian.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, yaitu berjumlah 176 siswa. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dapat dilihat dalam tabel berikut : 47
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tabel 3.2. Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Al Islam I Surakarta No
Kelas
Jumlah Siswa
1 2 3 4 5
XI IPS 1 36 orang XI IPS 2 39 orang XI IPS 3 39 orang XI IPS 4 33 orang XI IPS 5 29 orang Jumlah 176 orang Sumber: Siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta
Nilai Rata-Rata Kelas 76,86 75,91 64,78 67,26 74,80
Pemilihan kelas XI sebagai populasi dengan pertimbangan bahwa untuk kelas X, siswa baru saja memasuki jenjang pendidikan SMA yang masih memerlukan penyesuaian lingkungan belajar, sedang untuk kelas XII, tidak digunakan dengan pertimbangan baru saja naik kelas XII yang penyesuaian lingkungan belajar masih relative pendek. Untuk itu dipilih siswa kelas XI dengan pertimbangan penyesuaian lingkungan belajarnya relatif lama.
2. Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik pengambilan sampelnya menggunakan pengambilan sampel acak (random sampling) dengan kriteria sebagai berikut : a. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi pelajaran Geografi adalah 74. Pengambilan sampel dilakukan pada kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 karena pada kelas tersebut telah diketahui bahwa pada kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 nilai rata-rata kelas dibawah 74. b. Pada kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 tersebut masih terdapat nilai ulangan yang rendah dan beberapa siswa harus mengikuti remidial (perbaikan).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu : a. Variabel Bebas 1) Gaya Belajar a) Definisi Konseptual Gaya belajar adalah kombinasi antara menyerap, kemudian mengatur, serta mengolah informasi. Gaya belajar yang khas setiap individu yang dijumpai dalam Quantum Learning maupun Quantum Teaching yang ditulis oleh Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2003) yang bersumber dari gaya belajar VAK (visual, auditorial, and kinesthetic) (Suyono, 2011:148-153). b) Definisi Operasional Gaya belajar adalah karakteristik belajar seseorang atau cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. c) Indikator Gaya Belajar adalah sebagai berikut : Gaya belajar siswa terdiri dari 3 kategori yaitu: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestik. 2) Motivasi Berprestasi a) Definisi Konseptual Motivasi berprestasi (achievement motivation) adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri (Winkel,1996:69). b) Definisi Operasional Motivasi berprestasi merupakan motivasi tertinggi dalam belajar dan bentuk peningkatan (intensifikasi) dari motivasi intrinsik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
c) Indikator motivasi berprestasi adalah sebagai berikut : Motivasi berprestasi terdiri dari 3 kategori yaitu: kebutuhan, dorongan nafsu dan tujuan. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar 1) Definisi Konseptual Hasil belajar adalah bukti keberhasilan yang dicapai, proses belajar yang dialami siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, ketrampilan nilai dan sikap, adanya perubahan itu tampak dari jawaban yang dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan (persoalan) atau tugas yang diberikan oleh guru, setiap kegiatan pembelajaran menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar atau prestasi belajar (Winkel,2002: 102). 2) Definisi Operasional Hasil belajar merupakan nilai mata pelajaran geografi
yang
diambil dari nilai materi lingkungan hidup semester dua kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3) Indikator hasil belajar adalah sebagai berikut : Nilai rata - rata ulangan harian, praktek dan tugas mata pelajaran geografi materi lingkungan hidup semester dua kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat diperolehnya data mengenai variabel-variabel tertentu. Perolehan data dalam penelitian ini menggunakan metode: a. Angket (kuesioner) Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Dalam menyusun angket, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut ;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
a. Menyusun angket 1) Menetapkan tujuan Dalam penelitian ini angket sebagai teknik dalam memperoleh data mengenai gaya belajar dan motivasi berprestasi siswa di SMA Al Islam 1 Surakarta. 2) Merumuskan aspek-aspek yang akan diungkapkan Untuk memperjelas mengenai data yang diperlukan guna membuktikan kebenaran
hipotesis,
maka
harus
dilakukan
spesifikasi
variabel-
variabelnya, yaitu dengan merinci variabel menjadi sub variabel dan kemudian dibuat item-item pertanyaan. 3) Menetapkan bentuk angket Bentuk pertanyaan yang dipilih dalam angket ini yaitu pilihan ganda 4) Penyusunan angket Setelah ketiga langkah tersebut diatas selesai dilakukan langkah berikutnya adalah
menyusun
angket
dengan
membuat
item-item
pertanyaan. 5) Menetapkan skor Setiap item pertanyaan disertai lima alternatif jawaban. Skala penilaiannya menggunakan skala likert yang membuat penilaian sebagai berikut : a) Untuk pertanyaan bentuk positif masing-masing jawaban : (1) Sangat Setuju
: (A) nilai skala 5
(2) Setuju
: (B) nilai skala 4
(3) Ragu-ragu
: (C) nilai skala 3
(4) Kurang Setuju
: (D) nilai skala 2
(5) Tidak Setuju
: (E) nilai skala 1
b) Untuk pertanyaan bentuk negatif masing-masing jawaban : (1) Sangat Setuju
: (A) nilai skala 1
(2) Setuju
: (B) nilai skala 2
(3) Ragu-ragu
: (C) nilai skala 3
(4) Kurang Setuju
: (D) nilai skala 4
(5) Tidak Setuju
: (E) nilai skala 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Dalam penelitian ini hanya menggunakan skala penilaian untuk setiap pertanyaan yang berbentuk positif, sedangkan pertanyaan yang berbentuk negatif tidak digunakan. Hal ini disebabkan indikator variabel yang digunakan sangat mendukung (positif) bagi setiap item pertanyaan yang dijawab oleh responden. b. Uji coba angket Instrumen gaya belajar dan motivasi berprestasi sebelum dipergunakan perlu diuji kelayakannya sebagai pengumpul data. Terdapat dua hal pokok yang berkaitan dengan pengujian instrumen yaitu kesahihan (validitas) dan keajegan (reliabilitas). Dalam penelitian ini untuk uji coba instrument dilakukan terhadap 20 siswa menjadi populasi, yaitu siswa kelas XI IPS 1, ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 210) yang menyatakan ba memang diambilkan Adapun tujuan dari uji coba angket adalah : 1) Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas maksudnya. 2) Untuk merevisi item-item yang mempunyai daya ukuran rendah 3) Untuk menambah atau mengurangi item yang tidak relevan dengan tujuan penelitian. c. Memperbanyak angket Setelah langkah-langkah tersebut diatas terlaksana dan dapat menghasilkan alat ukur yang baik, selanjutnya angket mulai disebarkan pada sampel penelitian yang sesungguhnya dan kemudian kembali untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Untuk itu angket sebagai alat pengumpul data harus memiliki dua persyaratan penting yaitu : 1) Validitas instrumen Untuk menguji validitas tersebut maka dihitung korelasi product moment dengan menggunakan rumus Pearson :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
N
rxy N
x
2
xy x
2
x
y
N
y2
y
2
Keterangan : rxy x y N xy
= Koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total = Skor jawaban setiap item = Skor total = Jumlah pasangan pengamatan x dan y = Jumlah hasil perkalian variabel x dan y = Jumlah pengamatan variabel x
x y x
= Jumlah pengamatan variabel y
2
= Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x
2
= Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y
y
x y
2 2
= Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel x = Jumlah kuarat dari jumlah pengamatan variabel y
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170) Nilai rxy yang diperoleh dikaitkan dengan tabel r, bila rxy < nilai r tabel, maka butir kuesioner gugur. Bila rxy > nilai r tabel, maka butir kuesioner dinyatakan valid. 2) Reliabilitas instrumen Untuk mengukur tingkat reliabilitas daftar pertanyaan yang digunakan untuk mencari data dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas (Coefficient of Relibility). Pada penelitian ini nilai koefisien reliabilitas dilihat dengan menggunakan Cronbach Alpha, yang besarnya dapat dihitung dengan menggunakan komputer program SPSS.Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1. Bila nilai koefisien tersebut mendekati 1 berarti menunjukkan bahwa daftar pertanyaan tersebut semakin reliabel. Pada penelitian ini penulis menggunakan reliabilitas dengan rumus Alpha Cronbrach ( ). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai nilai alpha lebih besar daripada 0,6. Untuk mengujinya digunakan alpha cronbach dengan rumus sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
k k 1
1
s2j s2x
Keterangan : k
= banyaknya belahan tes
sj2 sx2
= varians skor tes
b. Dokumentasi Data yang diperoleh dari dokumentasi ini adalah data tentang nilai hasil belajar siswa dan data jumlah siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta. Adapun daftar nilai siswa XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta selengkapnya dapat dilihat pada lampiran II. E. Teknik Analisis Data Untuk memberikan gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap ketiga variabel, yakni gaya belajar, motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa disajikan melalui analisis deskriptif. Besaran statistik besaran statistik deskriptif antara lain rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (mode), simpangan baku (standard deviation). Disamping itu data setiap variabel penelitian ditampilkan dalam bentuk distribusi normal. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menyajikan tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut : a) Menghitung Jumlah Kelas Interval Dalam menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus Sturgess yaitu: K
= 1 + 3,3 log n
Dimana: K
= Jumlah kelas interval
n
= Jumlah data observasi atau responden
log n
= Logaritma
b) Menentukan Rentang Data Yaitu data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1 c) Menghitung Panjang Kelas = Rentang kelas dibagi jumlah kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Selanjutnya, untuk mengantisipasi masalah adanya nilai yang sama masuk kedalam interval yang berbeda maka dilakukan modifikasi batas kelas bawah dari tabel frekuensi tersebut, yaitu dengan menetapkan batas kelas bawah adalah skor terendah dikurangi 0,5. Selanjutnya
menentukan
kecenderungan
variabel,
pengkategorian
dilaksanakan berdasarkan Mean Ideal dan Standart Deviation Ideal yang diperoleh: Mi = (skor tertinggi + skor terendah) SDi = (skor tertinggi skor terendah)
Tingkat kecenderungan masing-masing variabel dikategorikan menjadi empat macam dengan ketentuan sebagai berikut: - Tinggi : (Mi + SDi) - Sedang : (Mi + SDi) > Mi - Kurang : Mi > SDi - Rendah : < SDi Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis penelitian, teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi dan regresi ganda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk selanjutnya dilakukan pengujian pra syarat analisis meliputi: 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel. b. Uji Linieritas Uji Linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas (X) sebagai prediktor dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan linier atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, kedua variabel harus di uji dengan menggunakan Uji F pada taraf signifikansi 5% yang rumusnya:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Freg = Keterangan: Freg
: Harga F garis regresi
N
: Cacah Kasus
M
: Cacah Prediktor
R²
: Koefisien Kuadrat
Jika F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel bearti hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan linier. Jika F hitung lebih besar dari F tabel berarti hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan non linier. c. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas. Dengan menggunakan analisis korelasi Product Moment akan diperoleh harga interkorelasi antar variabel bebas. Jika harga interkorelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,800 maka
tidak
terjadi
multikolinieritas.
Kesimpulanya
jika
terjadi
multikolinieritas antar variabel bebas maka uji regresi ganda tidak dapat dilanjutkan. Akan tetapi jika tidak terjadi multikolinieritas antar variabel maka uji regresi ganda dapat dilanjutkan. Rumus korelasi Product Moment dari Pearson:
N
rxy N
x
2
xy x
2
x
y
N
y2
y
2
Keterangan : rxy x y N xy
x
= Koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total = Skor jawaban setiap item = Skor total = Jumlah pasangan pengamatan x dan y = Jumlah hasil perkalian variabel x dan y = Jumlah pengamatan variabel x
y
= Jumlah pengamatan variabel y
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
x2
= Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x
y2
= Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y 2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan jika data penelitian telah dianalisis dan telah memenuhi uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis yaitu: a. Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup, dan hubungan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup. Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment pada taraf signifikansi 5%. Rumus ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui signifikasinya maka jika telah diperoleh rxy sebagai hasil r hitung kemudian akan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga atau nilai r hitung sama atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 72 siswa (rhitung
rtabel), maka koefisien korelasi
yang diuji adalah signifikan, namun jika sebaliknya r hitung lebih kecil dari pada r tabel (rhitung < rtabel), maka koefisien korelasi yang diuji adalah tidak signifikan. Adapun rumus dari korelasi Product Moment dari Pearson adalah sebagai berikut:
N
rxy N
x
2
xy x
2
x
y
N
y2
y
2
Keterangan : rxy x y N
= Koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total = Skor jawaban setiap item = Skor total = Jumlah pasangan pengamatan x dan y
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
xy
x
= Jumlah hasil perkalian variabel x dan y = Jumlah pengamatan variabel x
y
= Jumlah pengamatan variabel y
x2
= Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x
2
= Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y
y
b. Analisis Regresi Ganda dengan Variabel Dummy Analisis ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis ketiga. Langkahlangkah yang harus ditempuh dalam analisis ini adalah sebagai berikut: 1) Mencari koefisian korelasi antar kriterium Y dengan X dan X Menggunakan rumus R.K Sembiring sebagai berikut:
Keterangan : R2
: Koefisien determinasi
JKR
: Jumlah kuadrat regresi pada tabel anava
JKT
: Jumlah kuadrat total pada tabel anava
2) Mencari persamaan garis regresi linear berganda dengan variabel dummy diketahui variabel independen dummy gaya belajar ada 3 macam, dan variabel independen motivasi berprestasi bukan dummy. Sehingga rumus yang diperoleh 2 variabel independen dummy (3-1) dan 1 variabel nondummy. Rumus :
Dimana : = Prediksi variable dependen (Hasil Belajar Siswa) b0
= Konstanta regresi sampel
b1-3
= Koefisien regresi sampel masing-masing variabel
X1
= Gaya Belajar visual
X2
= Gaya Belajar Auditorial
X4
= motivasi berprestasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
3) Keberartian regresi ganda diuji dengan mencari harga F dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: F
: Harga F garis regresi
RKR
: Rerata kuadrat regresi pada tabel anava (=JKR/k)
RKS
: Rerata kuadrat sisa pada tabel anava(=JKS/(n-k-1)
k
: Banyaknya variabel independen
n
: Banyak sampel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dipaparkan sejumlah data dari lapangan yang telah diperoleh di SMA Al Islam 1 Surakarta. Data deskripsi sekolah diperoleh melalui melalui wawancara, observasi, dan hasil deskripsi (dokumen). Data kuantitatif yang berupa Gaya Belajar (X1), Motivasi Berprestasi (X2) dan Hasil Belajar (Y) diperoleh dengan menggunakan instrument berupa angket.
A. Deskrispi Sekolah 1. Sejarah SMA Al-Islam 1 Surakarta SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang memiliki rangkaian sejarah yang panjang. Diawali dari berdirinya Perguruan Al Islam pada tanggal 27 Ramadhan 1346 H atau bertepatan dengan tanggal 21 Maret 1928 M yang dirintis dan dipelopori oleh KH. Imam Ghozali, ekah Arab Saudi. Beliau lahir di Turen, Weru, Sukoharjo pada tahun 1898 M. Beliau mendirikan Al-Islam bersama KH. Abdussomad, K. Abdu Manaf, dan pendiri lainnya yang semuanya merupakan alumnus Pondok Jamsaren. Pada mulanya berupa Madrasah Diinul Islam yang hanya mengajarkan pendidikan agama Islam, kemudian berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Dalam
Kongres
Pendidikan
Islam
di
Surakarta tahun 1948,
diamanatkan untuk memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum Madrasah, kemudian atas prakarsa K. M. Makmuri disusunlah kurikulum seperti yang dimaksud, sehingga MA Al Islam yang semula masa belajarnya 2 tahun menjadi 3 tahun karena adanya tambahan pelajaran umum yang sama dengan SMA. Mereka beritikad dan berikhtiar untuk memperbaiki kondisi umat yang saat itu banyak mengalami perpecahan, dengan cara menggalangkan dakwah dan pendidikan secara terpadu yang merupakan perpaduan antara pondok
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
pesantren dengan pendidikan madrasah. Hal tersebut dilakukan agar umat Islam kembali kepada tuntunan Al-Quran dan As-Sunah. Pada tahun 1967 ada hal monumental bagi perguruan Al Islam, yaitu adanya keinginan pemerintah untuk mengadopsi MTs Al Islam dan MA Al Islam menjadi madrasah negeri percontohan. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Pengurus Besar Perguruan Al Islam menyetujui dan MTs Al Islam maupun MA Al Islam menjadi Pilot Project yang dinegerikan oleh pemerintah, kemudian terbitlah SK Menag RI Nomor 80 tahun 1967 tentang berdirinya MTsAIN dan MAAIN atau sekarang bernama MTsN dan MAN yang pertama kali di Indonesia. Dengan demikian embrio atau cikal bakal MTsN dan MAN yang sekarang bertebaran di seluruh Indonesia awalnya dari MTs Al Islam dan MA Al Islam Surakarta. Pada mulanya, lokasi MAAIN masih mendompleng di MA Al Islam dan siswanya diambilkan dari sebagian siswa Al Islam, dengan demikian di dalam satu lokasi di Jl. Honggowongso terdapat tiga lembaga pendidikan yaitu MA Al Islam yang dipimpin oleh KH. Musthofa, SMA Al Islam di bawah pimpinan H. A. Ruslan, dan MAAIN dengan Kepala Sekolah K. Muh Makmuri. Hal ini berlangsung selama 10 tahun, dan pada tanggal 10 Mei 1977, MAAIN Surakarta pindah dan menempati lokasi baru di Jl. Pemuda No. 25 Bonoloyo Kadipiro Surakarta hingga sekarang. Pada tahun 1939, Al-Islam bersama lembaga-lembaga lainnya
pengurus pusat Al-Islam membentuk Yayasan Perguruan Al-Islam yang masih berlanjut hingga sekarang. Pada awalnya, SMA Al-Islam 1 merupakan Madrasah
Kulliyat,
yang
kemudian
berkembang
menjadi
Madrasah
Tsanawiyah/Madrasah Aliyah yang dipimpin oleh Kyai Makmuri (Kepala SMA Al-Islam 1), dan lokasinya di pindah ke kompleks Masjid At-Taqwa yang merupakan tanah wakaf dari R. M. Mangkutaruna tahun 1939. Kyai Makmuri kemudian mengalihkan kepemimpinannya kepada Kyai Mustafa, sedangkan beliau menjadi pemimpin di madrasah aliyah negeri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
sampai dengan wafatnya (tahun 1977). Pada periode itulah mulai berkembang SMA Al-Islam, dan telah terdaftar di Depag dan Depdikbud. Setelah melewati masa perintis, kepercayaan masyarakat kepada SMA Al-Islam semakin bertambah. Siswa baru yang mendaftar di SMA ini pun bertambah, sehingga pada kelanjutannya sekolah tersebut dibagi menjadi dua, yakni SMA dan Aliyah. Pelajaran agama di Al-Islam sendiri beracuan pada kitab-kitab karangan Kyai Ghazali yang berjumlah 21 lebih, antara lain kitab Al-Islam wal
Muslimin,
Al-Mamah,
Al-Adab
wal
Akhlaq,
dan
sebagainya.
Perkembangan Al-Islam semakin maju. Maka, tidak diherankan jika status SMA Al-Islam 1 yang pada tahun 1985 berstatus disamakan, berubah status menjadi terakreditasi A pada tahun 2004. 2. Identitas Sekolah a. Nama Yayasan
: Yayasan Perguruan Al-Islam
b. Nama Sekolah
: SMA Al-Islam 1 Surakarta
c. Persetujuan Berdiri
: 26 April 1966
d. No. Data Sekolah/NDS
: C.35054011
e. No. Statistik Sekolah/NSS
: 303036101015
f. Status Sekolah
: Terakreditasi A
SK BASN Provinsi
Jawa Tengah, Tanggal 29 September 2007 g. Alamat sekolah
: Jl. Honggowongso No. 94 Surakarta 57149
Telp.
(0271)
713342
Fax.
(0271)710883 3. Kondisi dan Lingkungan Sekolah Lokasi SMA Al-Islam 1 Surakarta terletak di Jalan Honggowongso No. 94 Surakarta, yang berbatasan dengan: a. sebelah utara
: Pasar Kembang
b. sebelah barat
: Pemukiman penduduk
c. sebelah selatan
: Jalan Muh. Yamin
d. sebelah timur
: Jalan Honggowongso
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
4. Karakteristik Siswa Siswa yang sekolah di SMA Al Islam 1 Surakarta merupakan siswasiwa pilihan karena mereka masuk ke SMA Al Islam 1 Surakarta harus melalui seleksi. SMA Al Islam merupakan SMA yang yang berbasis Islam dan sekolah yang mempunyai asrama bagi siswa-siswanya yang berasal dari luar kota. SMA Al Islam lebih mengutamakan siswa-siswa yang berasal dari SMP Al Islam karena untuk mempermudah dalam pelajaran yang berbasis
Tarikh / SKI dan Bahasa Arab. Total siswa dari kelas X, XI dan XII adalah 760 siswa, mereka ada yang tinggal di asrama dan ada pula yang di rumah. Di lingkungan sekolah mereka diwajibkan memakai pakaian yang islami, untuk siswa putra memakai celana panjang dengan model longgar dan baju lengan pendek sedangkan untuk siswa putrid memakai rok panjang lebar, baju lengan panjang menutup pinggul dan jilbab besar menutup dada. Peraturan baku itu seringkali disalahgunakan oleh siswa, misalnya celana panjang untuk siswa putra banyak yang dibuat model pensil sehingga kecil dibagian bawah dan dilihat begitu mepet. Siswa putri juga tidak begitu jauh baju yang seharusnya panjang seringkali tidak menutup pinggul dan jilbab yang mereka gunakan hanya asal-asalan dan tidak memakai jilbab seragam sekolah. Walaupun pelanggaran ini seringkali mendapat teguran dari guru BK tetapi siswa-siswa sering kali mengiyakan didepan dan pelanggaran akan tetap dilaksanakan apabila guru BK sudah tidak ada. Masalah pelanggaran itu sering kali terlihat saat siswa masuk ke sekolah pagi hari. Sebelum masuk kelas siswa diwajibkan memberikan salam dan berjabat tangan dengan guru yang piket dipintu gerbang sekolah. Siswa putra bersalaman dengan guru putra dan siswa putri bersalaman dengan guru putri. Saat seperti inilah guru akan melihat ketertiban siswa. Apabila melanggarakan diberi sanksi sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran. Sanksi yang diberikan berupa teguran. shalat dhuha, membersikan taman, menghafal surat dan berbahasa inggris.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
5. Keterlibatan Organisasi Siswa Sekolah mengadakan kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran kurikuler dan jenis kegiatannya disesuaikan dengan minat dan bakat siswa serta kemampuan sekolah. Tujuan kegiatan ekstra kurikuler antara lain agar siswa dapat : a) Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima di sekolah b) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan c) Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan d) Mengenal hubungan antar mata pelajaran dalam kehidupan Seluruh kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan SMA Al Islam diupayakan dapat memncerminkan kegiatan yang islami. Sehingga apapun jenis kegiatannya harus dapat menumbuhkan Ghiroh dan Kencitaan kepada Allah dan Rasulullah serta Dinul Islam. Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler yaitu : a) Kepramukaan
c) Kerohanian d) English Club e) Arabic Club f) Pecinta Alam (Jabal Thoriq) g) Apresiasi Seni Islam h) Jurnalistik i) Olahraga Prestasi ( Karate, Basket, Sepak Bola dan Futsal) j) Koperasi Islam k) Patroli Keamanan Sekolah l) Kelompok Ilmiah Remaja m) Palang Merah Remaja Siswa diwajibkan mengikuti salah satu ekstra kurikuler yang diminati untuk mengembangkan bakat dan minat. Ekstra kurikuler dilaksanakan setiap Sabtu dan Minggu jam 13.45 sampai 15.00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
6. Sarana Prasaranan yang Dimililiki Sekolah SMA Al Islam memiliki empat laboratorium yaitu IPS, Kimia, Biologi dan Bahasa. Setiap laboratorium dilengkapi alat-alat yang mendukung proses KBM tetapi peralatan yang dimiliki belum lengkap. Misalnya untuk laboratorium IPS baru tersedia LCD, meja guru, rak buku dan peta. Saat siswa belajar di laboratorium mereka diharuskan melepas sepatu karena didalam laboratorium belum ada meja dan kursi, hanya sebuah karpet. Setiap kelas belum dilengkapi LCD, apabila akan menggunaka LCD harus mengambil di ruang Wakasek Sarana Prasarana dan itu harus rebutan karena yang memakai tidak hanya satu kelas saja sedangkan ketersediaan LCD hanya terbatas. Buku pendukung siswa di perpustakaan juga belum lengkap, sehingga apabila siswa memerlukan buku tambahan untuk tugas harus mencari sumber sendiri. Koneksi internet juga belum di seluruh sekolah terpasang, sehingga siswa yang memerlukan koneksi internet harus mencari tempat-tempat yang sinyalnya bagus.
7. Sikap Fisik Guru di depan Kelas Selama proses KBM berlangsung, guru berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pelajaran, arah pandangan mata menyebar ke seluruh kelas. Guru harus bisa mengelola kondisi kelas, harus memerhatikan volume suara dan sesekali berkeliling mendekati siswa untuk mengontrol siswa, selama pelajaran berlangsung. Secara klasikal, guru masih menggunakan media white board dan spidol, atau terkadang menggunakan bahan-bahan artikel dari media cetak maupun media elektronik untuk menunjang proses pembelajaran. Penggunaan media LCD belum maksimal karena jumlahnya yang masih terbatas. Sedangkan secara individual, ada pelajaran tertentu yang menggunakan media, seperti Biologi, Bahasa Inggris, dan Komputer di ruang laboratorium, ruang perpustakaan, dan ruang multimedia. Sistem
kelas
klasikal
mebuat
siswa
jenuh
dan
tidak
bisa
mengembangkan gaya belajar yang dimilikinya. Proses KBM hanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
bersumber dari guru dan siswa hanya sebagai pendengar. Keadaan seperti itu seringkali membuat siswa kurang hormat terhadap guru dan menganggap guru sebagai teman. B. Analisis Data 1. Uji Instrumen Penelitian Responden dalam penelitian ini berjumlah 72 orang yang merupakan siswa kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 SMA Al-Islam I Surakarta. Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu Gaya Belajar (X1), Motivasi Berprestasi (X2) dan variabel terikat yaitu Hasil Belajar (Y). Penelitian ini mendiskripsikan dan menguji hubungan dari variabel terikat, maka pada bagian ini akan disajikan analisis data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Angket sebagai pengumpul data memiliki syarat sebagai berikut : a. Uji Validitas Instrumen Validitas dapat dihitung dengan rumus korelasi product moment yang sudah tertulis dalam BAB III. Suatu butir dalam instrumen dikatakan valid apabila r hitung lebih dari atau sama dengan 0,20. Butir-butir yang digunakan dalam pengumpulan data adalah butir-butir yang sahih. Setelah dikonsultasikan r hitung lebih dari atau sama dengan 0,20, terdapat butir soal yang gugur, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.1. Tabel butir soal angket yang gugur Variabel
Jumlah Butir Awal
X1 30 X2 30 Sumber: Data primer
Nomor Butir Gugur
Jumlah Butir Gugur
Jumlah Butir Valid
1,6,11,12,23,24,25,26,28,29 3,17,23,24
10 4
20 26
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa untuk angket variabel gaya belajar (X1) dengan jumlah 30 butir soal diperoleh 20 butir valid dan 10 butir gugur atau tidak valid yaitu nomor 1,6,11,12,23,24,25,26,28,dan 29. Sedangkan angket motivasi berprestasi (X2) sebanyak 30 butir soal diperoleh 26 butir valid dan 4 butir gugur atau tidak valid yaitu butir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
nomor 3,17,23,dan24. Butir-butir yang valid inilah yang digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini, sedangkan butir yang tidak valid / gugur tidak digunakan dalam penelitian. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I. b. Uji Reliabilitas Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh diinterpretasikan dengan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 4.2. Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas No Interval 1 Antara 0,800-1,000 2 Antara 0,600-0,800 3 Antara 0,400-0,600 4 Antara 0,200-0,400 5 Antara 0,000-0,200 Sumber : Sugiyono (2008)
Kriteria Sangat Kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah
Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan software SPSS for windows dengan uji keterandalan teknik Cronbach Alpha. Adapun ringkasan hasil uji reliabilitas tersaji dalam tabel berikut ini: Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Reliablitas Gaya Belajar 0,7099 Motivasi Berprestasi 0,8514 Sumber: Data primer (lampiran IV)
Interpretasi Kuat Sangat Kuat
Berdasarkan ringkasan hasil analisis hasil uji reliabilitas instrumen dengan software SPSS for windows diatas dapat diketahui bahwa variabel gaya belajar (X1) diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,7099 variabel ini berada dalam kategori kuat, sedangkan untuk variabel motivasi berprestasi (X2) diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,8514 variabel ini berada dalam kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk masing-masing variabel dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
2. Analisis Deskriptif Hasil pengukuran terhadap ketiga variabel yakni disajikan melalui analisis deskriptif dengan menggunakan rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (mode), dan simpangan baku (standard deviasion). a. Variabel Gaya Belajar (X1) Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel gaya belajar (X1) diperoleh skor tertinggi sebesar 87 dan skor terendah yang diperoleh 43 dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar 70,5833 Median (Me) sebesar 71, modus (Mo) sebesar 71, dan Standar Deviasi (SD) adalah sebesar 8,2594. Tabel 4.4. Distribusi skor gaya belajar No.
Klasifikasi
Frekuensi
1 2 3 4
Sangat tepat Tepat (60 - < 73,3) Kurang tepat (13,3 - < 60) Tidak tepat (<13,3) Jumlah Sumber: Data primer (lampiran III)
28 38 6 0 72
Frekuensi Relatif % 38,89 52,78 8,33 0,00 100
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa 38,89% berada dalam kategori sangat tepat dengan jumlah frekuensi 28 siswa, 52,78% berada dalam kategori tepat dengan jumlah frekuensi 38 siswa, dan 8,33% berada dalam kategori kurang tepat dengan jumlah frekuensi 6 siswa. Jadi sebagian besar (52,78%) gaya belajar siswa berada dalam kategori tepat. Gaya belajar dibagi menjadi tiga macam, dengan perolehan data sebagai berikut : Tabel 4.5. Pembagian Gaya Belajar Gaya Belajar
Jumlah
Persen (%)
Visual
10
13,9 %
Auditorial
20
27,8 %
Kinestetik
42
58,3 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
b. Variabel Motivasi Berprestasi (X2) Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel motivasi berprestasi (X2) diperoleh skor tertinggi sebesar 128 dan skor terendah yang diperoleh 87 dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar 106,7778 Median (Me) sebesar 106,5, Modus (Mo) sebesar 102, dan Standar Deviasi (SD) adalah sebesar 8,9225. Tabel 4.6. Distribusi skor motivasi berprestasi No.
Klasifikasi
Frekuensi
1 2 3 4
Tinggi 95,3) Sedang (78 - < 95,3) Kurang (17,3 - < 78) Rendah (<17,3) Jumlah Sumber: Data primer (lampiran III)
67 5 0 0 72
Frekuensi Relatif % 93,06 6,94 0,00 0,00 100
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa 93,06% berada dalam kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 67 siswa, dan sisanya 6,94% berada dalam kategori sedang dengan jumlah frekuensi 5 siswa. Jadi sebagian besar (93,06%) motivasi berprestasi siswa berada dalam kategori tinggi. c. Variabel Hasil Belajar (Y) Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel hasil belajar (Y) diperoleh skor tertinggi sebesar 85 dan skor terendah yang diperoleh 74 dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar 76,6667 Median (Me) sebesar 76, modus (Mo) sebesar 74, dan Standar Deviasi (SD) adalah sebesar 2,8876. Tabel 4.7. Distribusi skor hasil belajar No.
Klasifikasi
1 2 3 4
Sangat Kompeten 90,5) Cukup Kompeten (79,5 - < 90,5) Kompeten (11 - < 79,5) Kurang Kompeten (<11) Jumlah Sumber: Data primer (lampiran III)
commit to user
Frekuensi 0 10 62 0 72
Frekuensi Relatif % 0,00 13,89 86,11 0,00 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
Berdasarkan tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa 13,89% berada dalam cukup kompeten dengan jumlah frekuensi 10 siswa, dan sisanya 86,11% berada dalam kategori kompeten dengan jumlah frekuensi 62 siswa. Jadi sebagian besar (86,11%) hasil belajar siswa berada dalam kategori kompeten.
3. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi dan regresi ganda, uji pra syarat yang harus dilakukan yaitu : 1. Uji Normalitas Pengujian sampel penelitian merupakan distribusi normal atau tidak, maka digunakan pengujian Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test. Apabila nilai Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test lebih dari 0,05 (standart error), maka bisa dikatakan bahwa sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal. Tabel 4.8. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Belajar N a,,b Normal Parameters Mean Std. Deviation Absolute
Most Extreme Differences
Visual
Auditorial Motivasi Kinestetik
72 79.7063
72 .1389
72 .2778
72 3.5744
72 .5833
10.20186 .229
.34826 .516
.45105 .453
.30133 .108
.49647 .383
Positive
.131
.516
.453
.108
.297
Negative
-.229 1.941 .001
-.345 4.379 .000
-.269 3.846 .000
-.073 .913 .375
-.383 3.247 .000
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel independen motivasi
berprestasi mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,375 nilai
tersebut > 0,05. Dengan demikian bahwa variabel tersebut memenuhi kriteria normal. Sedangkan variabel gaya belajar yaitu visual, auditorial, dan kinestetik mempunyai nilai probabilitas = 0,000 nilai tersebut < 0,05.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
Karena ketiga variabel merupakan variabel dummy, maka asumsi normalitas pada ketiga variabel tersebut diabaikan. 2. Uji Linearitas Uji Anova atau F test didapat nilai f-hitung sebesar 6.489 dengan nilai probabilitas nilai signifikansi 0,001. Oleh karena nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, berarti ketiga variabel mempunyai pengaruh simultan yang signifikan terhadap Y. Tabel 4.9 Uji Anova b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
1644.659
3
548.220
Residual
5744.881
68
84.484
Total
7389.540
71
Sig.
6.489
a
.001
a. Predictors: (Constant), motivasi, auditorial, visual b. Dependent Variable: hasil belajar
3. Uji Multikolinieritas Tabel 4.10. Uji Multikolinieritas Correlations hasil belajar hasil belajar
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
visual
visual 1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
auditoria Pearson Correlation l Sig. (2-tailed) N motivasi Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N kinesteti Pearson Correlation k Sig. (2-tailed)
auditorial
motivasi
Kinestetik
-.341**
.313**
.223
-.045
.003
.007
.060
.708
72
72
72
72
72
-.341**
1
-.249*
.044
-.475**
.035
.716
.000
.003 72
72
72
72
72
.313**
-.249*
1
.043
-.734**
.007
.035
.722
.000
72
72
72
72
72
.223
.044
.043
1
-.069
.060
.716
.722
72
72
72
72
72
-.045
**
**
-.069
1
.000
.000
.563
72
72
72
.708
N 72 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
-.475
commit to user
-.734
.563
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dengan menganalisis besarnya hubungan antar variabel independen. Multikolinear terjadi jika nilai korelasi antar variabel independen lebih dari 0.8. Hasil uji multikolinieritas antar variabel menunjukkan bahwa seluruh interkorelasi antar variabel bebas tidak ada yang melebihi 0,800. Dengan demikian, tidak terjadi multikolinieritas antar variabel sehingga analisis regresi ganda dapat dilanjutkan. C. Pembahasan Hasil Analisis Data Pembahasan hasil penelitian pada sub bab ini adalah pembahasan hipotesis yang terdapat pada bab II (Kajian teori) dan dapat dilakukan apabila telah memenuhi uji normalitas, uji lineritas dan uji multikolineritas. 1. Hipotesis Pertama Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara gaya belajar (X ) yang terdiri dari tiga macam yaitu visual, auditorial dan kinestetik terhadap hasil belajar (Y). Berdasarkan rumus variabel dummy, maka gaya belajar yang dimasukkan ke dalam analisis regresi hanya dua variabel yaitu gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial. Adapun hasil perhitungan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien t hitung melalui program SPSS for Windows dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11. Ringkasan hasil analisis uji t Korelasi
Gaya
Uji t Kesimpulan
Belajar
Correlation
Probabilitas
T
Probabilitas
Visual
-0,341
0,003
-2,657
0,010
Negatif Signifikan
Auditorial
0,313
0,007
2,080
0,041
Positif Signifikan
Kinestetik
-0,45
0.708
-
-
Negatif Signifikan
Sumber : Data primer (lampiran V) Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien t hitung sebesar -2.657 dan 2.080. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
menguji taraf signifikansi korelasinya. Harga koefisien korelasi pada t tabel pada taraf signifikansi 5% dan N=69 adalah 1,9960. Gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial berpengaruh, maka gaya belajar kinestetik juga berpengaruh. Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa gaya belajar visual berpengaruh negatif dan gaya belajar auditorial berpengaruh positif. Gaya belajar kinestetik berpengaruh tetapi belum bisa dipastikan gaya belajar tersebut berpengaruh positif atau negatif. Gaya belajar kinestetik berpengaruh negatif apabila ada korelasi negatif antara gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar. Gaya belajar siswa yang sangat tepat/sesuai, maka akan memperoleh hasil belajar geografi yang tinggi pula. Keefe and Ferrel belajar adalah sebuah teori yang mengkombinasikan kegiatan intenal dan eksternal yang berasal dari karakteristik biologi bawaan, perseorangan dan
Mengetahui gaya belajar siswa membantu guru untuk dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Sehingga menyesuaikan gaya belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini didukung oleh pendapat Bobbi DePotter dan Hernacki (2000:110) yang menyebutkan bahwa mengetahui gaya belajar yang berbeda telah membantu para siswa, dengan demikian akan memberi persepsi yang positif bagi siswa tentang cara guru mengajar. Konsep dari gaya belajar adalah diferensiasi individu dalam belajar yang berdasarkan cara yang dipilih oleh individu untuk dipakai pada fase yang berbeda dalam siklus belajar. Tiap individu memiliki gaya belajar yang mendominasi yang berbeda-beda satu sama lain, ini disebabkan perbedaan faktor hereditas, pengalaman, dan juga bergantung pada lingkungan. Pemakaian gaya belajar oleh individu sebenarnya merupakan sarana untuk menfasilitasi agar belajar dapat mencapai tujuannya, yaitu perubahan, maka setiap individu mempunyai cara tersendiri yang dipilih sesuai dengan dirinya, informasi dari luar dirinya dapat diserap, diolah dan diorganisirkan dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
baik. Sehingga perbedaan gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Dan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata pencapaian hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada gaya belajar siswa tertentu yang mendominasi tingkat hasil belajar geografi khusunya pada materi lingkungan hidup. 2. Hipotesis Kedua Tabel 4.12. Ringkasan hasil analisis korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat Variabel Motivasi Berprestasi
T 2,108
Probabilitas 0.039
Kesimpulan Positif - Signifikan
Sumber : Data primer (lampiran V) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar. Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien t hitung sebesar 2.108. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% untuk menguji taraf signifikansi korelasinya. Harga koefisien korelasi pada t tabel pada taraf signifikansi 5% dan N=69 adalah 1,9960. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan sehingga jika motivasi berprestasi siswa tinggi maka akan memperoleh hasil belajar geografi yang tinggi pula. Motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berdasarkan pada standar keunggulan hal ini ditandai oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, baik dari teman-temannya maupun dari yang pernah diraihnya. Hal ini sejalan dengan Mc Clelland yang mengemukakan adanya pola motivasi Hasibuan (1997: 97) untuk siswa yaitu Achievement Motivation dan Competence Motivation karena adanya dorongan untuk mengalahkan suatu tantangan berprestasi di kelas dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
dalam beraktualisasi melalui prestasi belajar. Sehingga dapat diambil keputusan bahwa motivasi berprestasi yang tinggi akan memperoleh prestasi yang tinggi.
3. Hipotesis Ketiga Tabel 4.13 Hasil pengujian secara bersama-sama (uji anova) b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1644.659
3
548.220
Residual
5744.881
68
84.484
Total
7389.540
71
F 6.489
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), motivasi, auditorial, visual b. Dependent Variable: hasil belajar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup pelajaran geografi siswa kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 SMA Al Islam I Surakarta. Perhitungannya
menggunakan
SPSS
For
Windows
dengan
menggunakan analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda dapat dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1) Persamaan Regresi dengan variabel dummy Tabel 4.14 Variabel dummy Keterangan Gaya belajar visual Gaya belajar auditorial Gaya belajar kinestetik
X1 1 0 0
X2 0 1 0
2) Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi. Garis regresi yang digunakan untuk menjelaskan proporsi dari ragam hasil belajar materi lingkungan hidup (Y) yang diterangkan oleh variabel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
independennya. Berdasarkan analisis dengan program SPSS fo windows, menunjukkan R2 sebesar 0,223. Model Summary Model 1
R
R Square .472a
Adjusted R Square
.223
Std. Error of the Estimate
.188
9.19149
a. Predictors: (Constant), motivasi, auditorial, visual
Nilai tersebut berarti 22,3% perubahan pada variabel hasil belajar materi lingkungan hidup (Y) dapat diterangkan oleh variabel gaya belajar dan motivasi berprestasi siswa di SMA Al-Islam I Surakarta termasuk kecil masih banyak variabel-variabel lain yang kontribusinya lebih besar, tetapi tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. 3) Pengujian Signifikansi Korelasi Berganda dengan Uji F Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi gaya belajar (X ) dan motivasi berprestasi (X ) secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup pada siswa IPS kelas X. Uji signifikansi menggunakan uji F. Berdasarkan hasil uji, diperoleh nilai F tabel sebesar 2,35 pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh F hitung 6,489. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara gaya belajar (X ) dan motivasi berprestasi (X ) secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta. 4) Koefisien Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
52.109
12.986
Visual
-8.605
3.239
Auditorial
5.203
Motivasi
7.651
Beta
t
Sig.
4.013
.000
-.294
-2.657
.010
2.501
.230
2.080
.041
3.629
.226
2.108
.039
a. Dependent Variable: hasil belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Keterangan : X1
= Gaya belajar visual
X2
= Gaya belajar auditorial
X4
= Motivasi berprestasi
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar 52,109 berarti jika tidak ada gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial, tidak ada motivasi berprestasi, dan gaya belajar semuanya dari gaya belajar kinestetik (X semuanya 0), maka hasil belajar adalah 52,109. Koefisien X1 sebesar - 8,605, ini berarti secara rata-rata, dengan gaya belajar visual hasil belajarnya - 8,605 lebih kecil dibandingkan gaya belajar kinestetik. Koefisien X2 sebesar 5,203, ini berarti secara rata-rata, dengan gaya belajar auditorial hasil belajarnya 5,203 lebih besar dibandingkan gaya belajar kinestetik. Koefisien X4 sebesar 7,651 yang berarti setiap penambahan satu motivasi berprestasi (X 4) akan menaikkan hasil belajar sebanyak 7,651. Dari keterangan diatas, terlihat bahwa gaya belajar auditorial ternyata adalah gaya belajar yang paling baik dipakai siswa. Sehingga untuk meningkatkan hasil belajar bisa difokuskan pada gaya belajar auditorial. Guru bisa memberikan pembelajaran yang bersifat auditorial. Siswa sering diajak diskusi dan menyampaikan pendapat. Sehingga guru tidak hanya sebagai sumber pembelajaran yang ada disekolah. Siswa dengan gaya belajar auditorial akan menyerap semua informasi melalui pendengaran, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang disampaikan oleh guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai bearikut: 1. Ada perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil belajar dengan gaya belajar auditorial lebih baik dari hasil belajar dengan gaya belajar kinestetik, hasil belajar dengan gaya belajar visual lebih jelek dari hasil belajar dengan gaya belajar kinestetik, hasil belajar dengan gaya belajar auditoial lebih baik dari gaya belajar kinestetik dan hasil belajar dengan gaya belajar visual. 2. Motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, hal ini dibuktikan dengan koefisien t hitung bernilai positif yaitu sebesar 2,108 lebih besar dari nilai t tabel dengan taraf signifikasi 5% dan N = 69 adalah 1,9960. 3. Gaya belajar dan motivasi berprestasi berpengaruh signifikan secara bersamasama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA AL Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan nilai uji F pada anova sebesar 6,489 dengan nilai probabilitas = 0,000. Nilai probabilitas = 0,000 < 0,05 artinya variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap dependen. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat diambil implikasi sebagai berikut : 1. Gaya belajar sangat penting bagi siswa karena gaya belajar akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Apabila siswa sudah mempunyai
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
satu gaya belajar yang terbiasa dilakukan, maka hal tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa. 2. Motivasi berprestasi siswa mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Motivasi berprestasi sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama sangat perlu diperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 4. Guru memperhatikan gaya belajar siswa dan guru bisa memotivasi siswa agar mempunyai motivasi yang tinggi. Agar siswa lebih termotivasi lagi, maka guru juga saat memberikan nilai harus sama rata.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru a. Bagi pihak sekolah Hasil belajar mata pelajaran geografi dapat meningkat, yaitu dengan menciptakan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi berprestasi siswa agar siswa termotivasi dalam belajar baik dari dalam maupun dari luar diri siswa seperti dengan metode mengajar guru yang bervariasi, dengan praktek lapangan, contohnya guru menunjukkan lingkungan hidup di sekitar sekolah, karena semakin tinggi motivasi berprestasi siswa akan semakin tinggi pula hasil belajarnya. b. Bagi pihak Guru Guru senantiasa menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar geografi sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam hal belajar. Guru bisa memberikan bimbingan dan pelayanan sesuai dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
gaya belajar siswa agar menerapkan gaya belajar yang sesuai dengan keinginannya sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini memberikan informasi bahwa ada pengaruh antara gaya belajar dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sebesar 22,3%. Hasil tersebut menunjukkan hasil belajar mata pelajaran geografi khususnya materi lingkungan hidup masih dipengaruhi oleh variabel lain, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hasil belajar tersebut selain yang diteliti dalam penelitian ini. Agar dapat diperoleh kajian yang komprehensif dalam upaya peningkatan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik.
commit to user