PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PERBEDAAN WAKTU FERMENTASI TEPUNG ONGGOK SINGKONG DENGAN Rhizopus oryzae PADA PEMBUATAN PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius djambal)
SKRIPSI Diajukan untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Endang Sari Kustiyawati NIM : 121434047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN Memulai dengan penuh keyakinan Menjalankan dengan penuh keikhlasan Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan
-Winston Churcill-
Karya ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibuku Atas seluruh cinta, kasih, sayang dan doa yang kalian berikan dari awal aku ada hingga detik ini aku bisa menatap hidup lebih terang dan lebih terang
Kakakku tercinta, Firman Indrianto Atas, seluruh kasih dan semangat yang kakak berikan, fasilitas yang kakak berikan serta doanya
Teman – teman BioScience 2012 Yang mewarnai hidupku di perkuliahan menjadi lebih indah dan hangat
Almamater
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PERBEDAAN WAKTU FERMENTASI TEPUNG ONGGOK SINGKONG DENGAN Rhizopus oryzae PADA PEMBUATAN PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius djambal) ENDANG SARI KUSTIYAWATI Universitas Sanata Dharma ABSTRAK Onggok singkong merupakan hasil samping pengolahan tepung tapioka dan berpotensi menjadi bahan baku alternatif pakan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan waktu fermentasi dan waktu yang paling baik untuk fermentasi tepung onggok singkong sebagai bahan baku pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan patin. Metode percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 kontrol dan 3 perlakuan berupa penggunaan tepung onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae dalam perbedaan waktu fermentasi yaitu pakan P1 (tepung onggok singkong yangdifermentasi 1 hari), pakan P2 (tepung onggok singkong yang difermentasi 3 hari), pakan P3 (tepung onggok singkong difermentasi 5 hari), pakan pakan K negatif (tepung onggok singkong tanpa fermentasi), dan pakan K positif pelet komersial (MLP3). Pakan diujikan pada ikan patin dengan bobot ikan ± 10 gram, yang dipelihara dalam kolam berukuran 1 x 1,5 m dengan kepadatan 40 ekor/kolam. Ikan dipelihara selama 5 bulan dengan feeding rate 3% dan diberikan 2 kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan P2 (tepung onggok singkong difermentasi 3 hari) memberikan hasil berat ikan paling tinggi dibandingkan perlakuan P1, P3 dan kontrol negatif, namun perlakuan control positif (pelet komersial MLP3) memberikan hasil yang terbaik dari semua perlakuan untuk pertumbuhan ikan patin mencapai 224 gram, tingkat kelangsungan hidup mencapai 100% dan kualitas air pada perlakuan berada dalam kondisi optimum untuk budidaya ikan. Kata kunci : tepung onggok singkong, fermentasi, Rhizopus oryzae, ikan patin
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE EFFECT OF DIFFERENT FERMENTATION TIME FOR FISH FEED MADE BY FERMENTING TAPIOCA-WASTE FLOUR WITH Rhizopus oryzae ON THE GROWTH OF PATIN FISH (Pangasius djambal)
ENDANG SARI KUSTIYAWATI Sanata Dharma University ABSTRACT Tapioca-waste (Onggok singkong)—a waste-product from the manufacturing process of tapioca starch—has the potential to become an alternative ingredient for fish feed. This research aims to study the effect of different fermentation time and to identify the best fermentation time for tapioca-waste flour as fish feed ingredient for Patin fish, specifically in regard to growth. The research utilizes Completely Randomized Design experiment method with 2 control and 3 treatments of using tapioca-waste flour fermented with Rhizopus oryzae for different fermentation time that is P1 Feed (tapioca-waste flour fermented for 1 days), P2 Feed (tapioca-waste flour fermented for 3 day), P3 Feed (tapioca-waste flour fermented for 5 days), K (-) Feed (tapioca waste flour fermented for 0 days), and the K (+) commercial pellets MLP3 (control). Each is given to Patin fish weighing ± 10 grams, cultivated in a pool of 1 x 1.5 m size, with the density of 40 fish/pool. The fish are cultivated over 5 months, with feed given twice a day in a 3% feeding rate. The research result shows that the P3 Feed (tapioca-waste flour fermented for 3 days) yields the best result in terms of growth in comparison with the P1, P3 and control (-), but the K (+)commercial pellets MLP3 (control) feed, give the best result getting the Patin fish to reach the weight of 224grams and life expectancy of 100% in anoptimally conditioned water for fish cultivation.
Keyword : Tapioca-waste flour, fermentation, Rizhopus oryzae, patin fish
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur yang berlimpah penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Sang Pemberi Kehidupan dan Sumber Pengharapan karena atas tuntunan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.Banyak hal yang dialami dan dirasakan oleh penulis selama menjalankan dinamika perkuliahan di Universitas Sanata Dharma tercinta ini.Ketercapaian yang dialami penulis sampai sejauh ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah mendukung, member semangat dan harapan untuk terus berjuang mencapai cita. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu memberikan pengarahan dan dengan penuh sabar membimbing penulis menyusun skripsi. 2. Segenap Dosen dan Staf Sekertariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma. 3. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatankepada penulis untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang utuh. 4. Program Studi Pendidikan Biologi yang telah menjadi wadah bagi penulis untuk menimba ilmu.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Orang tuaku Ibuk dan Bapak serta kakakku Firman, terimakasih atas doa, dukungan materil dan dukungan moral yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 6. Bapak
Albertus
pemilik
gilingan
pakan
yang
sudah
meminjamkan
penggilingannya kepada penulis. 7. Ibu Sukasmi pemilik kolam ikan yang sudah meminjamkan kolamnya untuk penulis. 8. Teman – teman setiaku Denda, Ariadne, Emi, Agus, Darwis, Seno, Ridha, Dina, Orin, Wiwin, Alfi, Dani, Efis, Justin, Maranty, Kalikulla dan seluruh teman – teman Pendidikan Biologi 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas doa, semangat, dukungan, motivasi, fasilitas dan akomodasi yang telah diberikan selama ini. 9. Teman – teman GUCI 32 atas doa dan semangat yang diberikan kepada penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung penulis selama penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya. Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ............. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAK........................................................................................................... ix ABSTRACT ............................................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasalahan ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................... 4 C. Batasan Masalah ...................................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ikan Patin Jambal ...................................................................................... 6 B. Onggok Singkong .................................................................................. 16 C. Fermentasi ............................................................................................. 18 D. Rhizopus oryzae ..................................................................................... 20 E. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 21 F. Kerangka Berpikir ................................................................................. 23 G. Hipotesis ................................................................................................. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................................... 25 B. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional ............................................. 26 C. Alat dan Bahan....................................................................................... 26 D. Cara Kerja .............................................................................................. 28 E. Desain Penelitian ................................................................................... 32 F. Metode Analisis Data ............................................................................ 34 G. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ......... 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ........................................................................................................ 37 a. Pertumbuhan Rata – rata Berat Ikan Selama 2 Minggu ................ 37 b. Kelangsungan Hidup/ Sintasan ....................................................... 41 c. Kualitas Air ...................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
B. Pembahasan ........................................................................................... 45 a. Pertumbuhan Rata – rata Berat Ikan Selama 2 Minggu ................ 47 b. Kelangsungan Hidup/Sintasan ........................................................ 53 c. Kualitas Air ...................................................................................... 55 BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN ...................................... 58 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 61 B. Saran ...................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 62 LAMPIRAN ...................................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Tabel Tabel 1.1 Kandungan Nutrisi Pada Tepung Onggok Singkong ......................... 3 Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Tepung Onggok Singkong ............................... 17 Tabel 2.2 Analisa Proksimat Tepung Onggok Singkong ............................... 22 Tabel 3.1 Perlakuan Perbedaan Waktu Fermentasi Onggok Singkong .......... 25 Tabel 3.2 Komposisi Bahan Baku Pakan ......................................................... 27 Tabel 3.3 Pertumbuhan Berat Ikan selama 2 minggu sekali ........................... 34 Tabel 4.1 Tabel Uji Anova ................................................................................ 39 Tabel 4.2 Tabel Uji Normalitas dan Homogenitas........................................... 42 Tabel 4.3 Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Patin ................................. 45
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Gambar Gambar 2.1 Ikan Patin (Pangasius djambal) ..................................................... 6 Gambar 2.2 Onggok Singkong dan Tepung Onggok Singkong ..................... 17 Gambar 2.3 Rhizopus oryzae ............................................................................ 21 Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir .............................................................. 24 Gambar 3.1 Kolam Ikan yang Digunakan ........................................................ 33 Gambar 4.1 Pertumbuhan berat ikan patin ....................................................... 37 Gambar 4.2 Kelangsungan Hidup Ikan Patin ................................................... 41 Gambar 4.3 Pengukuran suhu selama pemeliharaan ikan patin ...................... 43 Gambar 4.4 Pengukuran pH selama pemeliharaan ikan patin......................... 43 Gambar 4.5 Pengukuran DO selama pemeliharaan ikan patin........................ 44 Gambar 4.6 Fase Pertumbuhan Kapang ........................................................... 51 Gambar 4.7 Ikan Patin Yang Mati .................................................................... 55
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Prosedur Fermentasi Onggok Singkong ……………………… 61 Lampiran 2. Prosedur Pembuatan Pakan Ikan……………………………… 68 Lampiran 3.Uji Normalitas Distribusi Data Berat Ikan Patin ........................ 69 Lampiran 3.Uji Homogenitas Data Berat Ikan Patin ...................................... 69 Lampiran 4. Hasil Uji Anova Terhadap Berat Ikan Patin ............................... 70 Lampiran 5. Data rata – rata Pertumbuhan Ikan Patin .................................... 72 Lampiran 6. Data Kelangsungan Hidup Ikan Patin ......................................... 79 Lampiran 7. Data rata – rata pengukuran pH Air ............................................. 80 Lampiran 8. Data rata – rata pengukuran Suhu Air ......................................... 81 Lampiran 9. Data rata – rata pengukuran DO Air ............................................ 82 Lampiran 10. Silabus ......................................................................................... 83 Lampiran 11. RPP .............................................................................................. 86 Lampiran 12. Lembar Penilaian Sikap.............................................................. 96 Lampiran 13. Lembar Penilaian Praktikum...................................................... 99 Lampiran 14. Lembar Penilaian Presentasi .................................................... 101 Lampiran 15. Lembar Observasi Diskusi ....................................................... 104 Lampiran 16. Format Laporan Tertulis........................................................... 107 Lampiran 17. Rubrik Laporan Tertulis .......................................................... 108 Lampiran 18. Kisi - kisi Soal ........................................................................... 113 Lampiran 19. Soal Posttest .............................................................................. 114 Lampiran 20. LKS............................................................................................ 117 Lampiran 21. Gambar Penelitian .................................................................... 121
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikan patin merupakan ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis dan merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang paling banyak dibudidayakan petani baik dalam budidaya pembenihan, pembesaran dikolam pekarangan, maupun dilahan marjinal (lahan yang tidak memiliki sumber daya air terus menerus/tanpa irigasi).Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, enak, lezat dan gurih sehingga digemari oleh masyarakat. Ikan patin dinilai lebih aman untuk kesehatan karena kadar kolestrolnya rendah dibandingkan dengan daging hewan ternak. Ikan ini dapat memakan hewan-hewan yang hidup atau mati, sisa tumbuhan yang mati dan limbah rumah tangga (Kordi, 2005). Ketersediaan pakan yang efektif, efisien, ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau perlu diperhatikan.Hal ini disebabkan peranan pakan cukup besar baik dilihat sebagai penentu pertumbuhan maupun dilihat dari sisi biaya.Pakan mempengaruhi aspek biologis seperti kehidupan, pertumbuhan dan reproduksi ikan yang dipelihara.Pada budidaya ikan biaya produksi terbesar (40% - 60%) adalah biaya untuk pengadaan pakan. Pembudidaya mengharapkan dapat memperoleh pakan yang relatif murah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sesuai dengan kemampuan daya belinya (Winarno, 1980). Menurut Mudjiman (1992) bahwa ikan patin dapat tumbuh optimal jika memperoleh makanan dalam jumlah yang cukup dan nutrisi seimbang.Untuk mencapai hal ini perlu diusahakan alternatif sumber bahan pakan buatan yang murah tetapi memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan ikan dan mudah diperoleh.Salah satunya dengan menggunakan limbah hasil olahan makanan yang masih dapat dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai bahan pakan ikan, salah satunya ialah onggok singkong. Onggok singkong adalah limbah padat berupa ampas dari pengolahan singkong menjadi tapioka.Menurut Amri (2006), bahwa dari proses pengolahan singkong menjadi tepung tapioka dihasilkan limbah sekitar 2/3 bagian atau sekitar 75% dari bahan mentahnya. Di Indonesia dihasilkan kurang lebih 1,2 juta ton per tahun. Tepung onggok singkong ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk campuran pakan ternak ruminansia, sehingga sampai sekarang belum ada pemanfaatan lain untuk penggunaan tepung onggok singkong menjadi pakan ikan. Tepung onggok singkong banyak di jual di toko-toko seperti toko penjual bahan pakan ikan, pakan ternak, dan pakan burung sehingga tepung onggok singkong mudah diperoleh. Onggok singkong yang telah diolah menjadi tepung onggok singkong berdasarkan hasil penelitian Supriyati et al. (1998) kandungan nutrisi onggok adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tabel 1.1 Kandungan Nutrisi Pada Tepung Onggok Singkong Komponen
Kandungan Nutrisi
Karbohidrat
51,8%
Protein
2,2%
Serat Kasar
31,6%
Abu
2,4%
Nutrien lain yang harus diperhitungkan apabila onggok digunakan sebagai bahan pakan ikan adalah rendahnya protein dan tingginya serat kasar yang sulit dicerna oleh tubuh ikan. Namun demikian, pemanfaatan limbah padat ini masih sangat rendah.Oleh karena itu, perlu dilakukan teknik pengolahan yang dapat mengubah kandungan nutrisi pada tepung onggok. Melalui proses fermentasi diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi (kandungan protein) pada tepung onggok singkong. Penggunaan kapang sebagai inokulum fermentasi sudah
banyak
dilakukan
karena
pertumbuhannya
cepat
dan
mudah.Pertumbuhannya pun mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas berwarna putih (Fardiaz, 1989). Rhizopus oryzae merupakan kapang dari genus Rhizopus, famili Mucoraceae dan ordo Mucorales. Kapang ini banyak digunakan dalam pembuatan tempe. Fermentasi dengan Rhizopus oryzae mampu meningkatkan kandungan protein dari 2% menjadi 8% dan dapat menurunkan serat kasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(Tisnadjaja, 1996) serta menghasilkan beberapa vitamin seperti asam pentotenat, inositol, tiamin, piridoksin, biotin dan vitamin B12. Pernyataan tersebut sangat mendukung penggunaan tepung onggok singkong sebagai bahan baku pakan ikan patin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dalam penelitian Eksperimen ini, dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong oleh kapang Rhizopus oryzae pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan Patin (Pangasius djambal)? 2. Berapakah waktu optimal yang paling baik untuk fermentasi tepung onggok singkong terhadap pertumbuhan ikan patin? C. Batasan Penelitian Dalam
penulisan
ini,
penulis
memberikan
batasan
masalah
agar
penjelasannya terarah serta sesuai dengan yang diharapkan. Penulis hanya membatasi pada masalah : 1. Pertumbuhan berat basah ikan patin dari awal ikan di masukkan di kolam sampai akhir penelitian. Selain pertumbuhan berat ikan Patin juga dilakukan pengukuran terhadap kualitas air selama pemeliharaan yaitu meliputi pengukuran suhu, DO, dan pH.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tepung onggok singkong tanpa fermentasi (Kontrol negatif), tepung onggok singkong yang difermentasi selama 1 hari (P1), tepung onggok singkong yang difermentasi selama 3 hari (P2), tepung onggok singkong yang difermentasi selama 5 hari (P3) dan kontrol positif (+) menggunakan pakan komersial pabrik (MLP3) D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan pertumbuhan ikan patin terhadap perbedaan waktu fermentasitepung onggok singkong yang terfermentasi Rhizopus oryzae 2. Mengetahui pengaruh lama waktu fermentasi tepung onggok singkong yang terfermentasi Rhizopus oryzae yang paling baik untuk pertumbuhan ikan patin E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai syarat untuk mengembangkan pengetahuan di bidang perikanan terutama tentang pembuatan pakan ikan 2. Bagi Perikanan Sebagai masukan informasi bagi pembudidaya ikan dalam pembuatan pakan ikan 3. Bagi Dunia Pendidikan Sebagai masukan informasi mengenai pemanfaatan limbah onggok singkong sebagai bahan baku pakan ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal) Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan perairan Indonesia.Patin ini banyak terdapat di beberapa sungai–sungai besar di Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Nama lain untuk ikan patin jambal, yaitu patin jendil. 1. Morfologi dan Taksonomi Ikan Patin Morfologi ikan patin jambal dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 Ikan Patin Sumber: (Rukmana, 2001). Menurut Santoso (1996), taksonomi ikan patin adalah sebagai berikut: Ordo
: Ostariophysi
Sub-ordo
: Siluroidea
Famili
: Pangasidae
Genus
: Pangasius
Spesies
: Pangasius djambal
Nama Inggris : Catfish Nama lokal
: Ikan patin
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Ikan Patin mempunyai bentuk tubuh memanjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiruan.Ikan Patin tidak memiliki sisik, kepala ikan Patin relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala agak ke bawah.Hal ini merupakan ciri khas golongan catfish.Panjang tubuhnya dapat mencapai 120 cm. Sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Sirip punggung memiliki sebuah jari-jari keras yang berubah menjadi patil yang besar dan bergerigi pada bagian belakang, sedangkan jari-jari lunak pada sirip punggungnya terdapat 6-7 buah (Kordi, 2005). 2. Habitat dan Kebiasaan Hidup Ikan Patin Ikan patin banyak dijumpai pada habitat atau lingkungan hidup berupa perairan air tawar, yakni di waduk, sungai–sungai besar dan muara–muara sungai.Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liangliang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar.Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek (Kordi, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Pertumbuhan Ikan Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang, berat maupun volume dalam waktu tertentu.Pertumbuhan ikan biasanya diikuti dengan perkembangan, yaitu perubahan dalam kenampakan dan kemampuannya yang mengarah pada pendewasaan.Pada pertumbuhan normal terjadi rangkaian perubahan
pematangan
yaitu
pertumbuhan
yang
mengikutsertakan
penambahan protein serta peningkatan panjang dan ukuran (Ganong, 1990). Pertumbuhan ikan dapat terjadi jika ada materi untuk membangun suatu struktur atau organ dan energi untuk proses pembangunannya. Protein, karbohidrat dan lemak diperlukan oleh tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan yang dikonsumsi. Selanjutnya agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang dikonsumsi ikan akan mengalami proses metabolisme (Handayani, 2001). Pakan dengan kandungan protein rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Kekurangan lemak dan asam lemak akan menyebabkan pertumbuhan terhambat. Kelebihan protein dan lemak akan mengakibatkan pertumbuhan lemak di hati dan ginjal, sehingga ikan menjadi gemuk, nafsu makan berkurang dan bengkak disekitar perut (Afrianto, 2005). Pencernaan lemak secara intensif dimulai pada segmen usus. Garam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
empedu dan lipase pankreatik akan mengubah lemak menjadi partikel lemak berukuran kecil yang disebut micel yang akan diserap oleh dinding usus. Beberapa lemak yang disimpan sebagai trigliserida dapat dikonversi menjadi fosfolipid dengan melepas satu dari tiga asam lemak dari gliserol dan menggantikannya dengan kelompok fosfat.Fosfolipid sebagai komponen penting dalam pembentukan struktur membrane sel sehingga esensial dalam membentuk jaringan baru.Lemak tidak jenuh pada ikan dapat dicerna dan diasilmilasi tetapi biasanya tidak dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau untuk energi dan hanya terakumulasi di dalam otot dan sebagai lemak organ dalam (Fujaya, 2004). Karbohidrat dalam pakan umumnya berbentuk senyawa polisakarida, disakarida, dan monosakarida.Karena tidak memiliki air liur maka pencernaan karbohidrat dimulai pada segmen lambung, tetapi secara intensif tejadi pada segmen usus yang memiliki enzim amylase pankreatik.Karbohidrat diserap oleh dinding usus dalam bentuk glukosa, setelah diabsorbsi oleh sel, glukosa dapat segera diubah menjadi energi atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen (Fujaya, 2004). 4. Kebiasaan Makan Ikan patin mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam (bottom feeder).Berdasarkan jenis pakannya, patin digolongkan sebagai ikan yang bersifat omnivore (pemakan segala).Namun, pada fase larva, ikan patin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
cenderung bersifat karnivora.Pada saat larva, patin bersifat kanibalisme, yaitu memiliki sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri.Jika kekurangan pakan, larva patin tidak segan-segan memangsa kawannya sendiri.Oleh karena itu, ketika masih dalam tahap larva, pemberian pakan tidak boleh terlambat. Pada budidaya ikan, makanan ikan patin akan berubah sejalan dengan pertambhan umur dan perkembangannya. Larva patin yang berumur 0-2 hari, belum diberi pakan tambahan karena masih mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (yolk) yang menempel di perut. Umur 2-7 hari, larva ikan patin diberi pakan telur Artemia sp. Umur 7-15 hari larva patin diberi pakan cacing sutera atau Tubifex sp. Sementara itu, benih patin mulai umur 15-30 hari sudah diberi pakan pelet berbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40%. Dihabitat aslinya, patin memakan ikan-ikan kecil, cacing, udangudanagn, moluska, serangga dan biji-bijian.Berdasarkan jenis pakannya yang beragam tersebut, patin dikategorikan sebagai ikan pemakan segala (omnivora).Namun demikian, pakan buatan (pelet) merupakan makanan yang terbaik dan mutlak diberikan bagi ikan patin yang dibudidayakan secara intensif.Pakan buatan pabrik atau pelet memang memiliki kualitas yang terjamin dengan kandungan nutrisi yang lengkap sehingga sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan patin yang optimal.Namun, yang menjadi pertimbangan jika menggunakan pakan buatan ooabrik adalah harganya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
relatif mahal.Ikan patin termasuk salah satu ikan yang rakus terhadap makanan tambahan. Sebagai hewan nokturnal, patin banyak melakukan aktivitas dan mencari makan pada malam hari dan lebih menyukai tempat yang agak gelap, agak dalam, dan teduh.Pada siang hari, ikan patin memilih berdiam diri atau berlindung di tempet-tempat yang gelap.Namun, pada ikan patin yang dibudidayakan di kolam pemeliharaan, terutama budidaya yang dilakukan secara intensif, patin bisa dibiasakan untuk makan pada pagi atau siang hari, kendati nafsu makannya tetap lebih tinggi jika pakan diberikan pada malam hari. 5. Kualitas Air Menurut Mahyuddin (2010), kualitas air pada kolam budidaya harus sesuai dengan persyaratan ikan yang dibudidayakan. Air harus bersih, kaya akan pakan alami, mengandung unsur hara dan mineral, dan tidak mengandung bahan-bahan yang beracun. Kualitas air yang kurang baik dapat menyebabkan ikan lemah, nafsu makan menurun dan mudah terserang penyakit sehingga dapat menyebabkan kematian. Penilaian kualitas air dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap parameter-parameter yang mempengaruhinya. Beberapa pengaruh masing-masing parameter kualitas air terhadap kehidupan ikan Patin adalah sebagai berikut. a. Oksigen terlarut (DO)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Ikan memerlukan oksigen untuk bernafas dan mendukung proses metabolismenya. Oksigen juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pada kadar oksigen terlarut kurang dari 2 mg/l, ikan akan mengalami penurunan nafsu makan dan perkembangannya kurang baik, kandungan oksigen terlarut untuk budidaya ikan patin dalam air minimal 3 mg/l (Mahyuddin, 2010). b. Derajat keasaman (pH) Derajat keasaman (pH) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan.Kisaran pH yang optimal untuk pertumbuhan ikan Patin yaitu 5 - 11 (Arie, 2007).Menurut Mahyuddin (2010) nilai pH yang terlalu rendah dapat menyebabkan organisme mati lemas. Sementara itu, pH yang terlalu tinggi menyebabkan konsentrasi CO2 rendah sehingga proses fotosintesis terganggu. c. Suhu Suhu berpengaruh terhadap kehidupan, pertumbuhan ikan dan kencernaan pakan.Peningkatan suhu menyebabkan ikan lebih banyak mengkonsumsi pakan sehingga dapat menurunkan rasio konversi pakan dan dapat mempengaruhi kecepatan metabolisme.Ikan Patin tumbuh baik di daerah dengan suhu 25–30 0C.Perubahan temperatur yang sangat drastis dapat mengganggu laju respirasi dan aktivitas jantung.Selain itu, temperatur yang tinggi dapat menyebabkan stress pada ikan (Khairuman,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2008). Selain itu, suhu juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi nafsu makan ikan secara otomatis akan mempengaruhi pertumbuhannya. Bila suhu rendah, nafsu makan rendah, matabolisme relatif lambat. Sebaliknya, ketika suhu meningkat, nafsu makan, metabolisme, dan pertumbuhan akan kembali meningkat (Mahyuddin, 2010). 6. Pakan Pakan merupakan sumber energi bagi ikan untuk kelangsungan hidup dan kelestarian keturunan.Energi dalam pakan dapat dimanfaatkan setelah pakan tersebut dirombak menjadi komponen lebih sederhana (Afrianto, 2005).Sebagaimana halnya makhluk hidup lain, ikan juga membutuhkan zat–zat gizi tertentu dalam kehidupannya. Zat gizi yang diperlukan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan air (Mujiman, 1987). a. Protein Dalam pakan ikan, protein merupakan unsur yang paling penting karena kualitas pakan ditentukan oleh kandungan proteinnya. Secara garis besar, fungsi utama protein dalam tubuh ikan adalah sebagai sumber energi, berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak, berperan dalam pembentukan gonad (reproduksi), komponen utama pembentukan enzim dan hormon serta berperan dalam proses metabolisme dalam tubuh ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Sumber protein bisa berasal dari tumbuhan dan hewan. Sumber protein yang berasal dari tumbuhan relatif lebih susah dicerna oleh ikan karena protein nabati terbungkus oleh selulosa. Selain itu, kandungan asam amino pada protein nabati juga tidak lengkap sehingga masih membutuhkan tambahan protein hewani.Kebutuhan ikan terhadap protein berkisar 20–60%. Menurut Afrianto (2005), pakan dengan kandungan protein rendah akan mengurangi laju pertumbuhan, proses reproduksi kurang sempurna, dan dapat menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Sumber protein pakan antara lain tepung ikan, tepung kedelai, tepung cacing dan lain-lain. b. Lemak, Karbohidrat, Vitamin dan Mineral Lemak
yang
terkandung dalam
makanan
ditentukan
oleh
kandungan asam lemaknya terutama asam lemak esensial.Asam lemak yang sangat penting terdapat dalam makanan adalah asam lemak tidak jenuh (Hepher, 1988). Menurut Soedarmo (1974), selain sebagai bahan bakar tubuh, lemak membantu penyerapan mineral-mineral tertentu terutama kalsium serta penyerapan vitamin-vitamin terlarut. Kandungan lemak pakan yang dibutuhkan oleh sebagian besar jenis ikan, yakni antara 4-16%. Karbohidrat mempunyai fungsi utama sebagai penghasil energi (Soedarmo,
1974).Kebutuhan
ikan
terhadap
karbohidrat
sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terggantung pada jenis ikan. Golongan ikan karnivora membutuhkan karbohidrat 15-20%, golongan ikan omnivora memerlukan karbohidrat hingga 35% dan ikan herbivora memerlukan karbohidrat lebih banyak lagi, yaitu mencapai 61% (Mujiman, 1987). Vitamin adalah zat organik yang diperlukan dalam jumlah yang relatif sedikit terutama untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan ikan dan hanya dapat diperoleh dari makanan.Vitamin secara spesifik diperlukan dalam metabolisme yaitu sebagai koenzim.Selain itu fungsi vitamin lainnya adalah untuk mempertahankan fungsi berbagai jaringan serta mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel – sel baru. Dari sifat fisiknya, vitamin dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu vitamin yang larut dalam lemak yang meliputi vitamin A, D E, K, vitamin yang larut dalam air meliputi vitamin C dan vitamin B kompleks yaitu vitamin B1, B2, B6, B12 (Soedarmo, 1974). Menurut (Soedarmo, 1974). Unsur-unsur mineral yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi esensial. Mineral yang dibutuhkan oleh ikan antara lain kalsium, fosfor, natrium, mangan, besi, tembaga, yodium, dan kobalt. c. Pakan Alami dan Pakan Buatan Secara ekologis, makanan alami ikan dapat dikelompokkan sebagai plankton, nekton, bentos, perifiton, epifiton, dan neustron (Mujiman, 1987).Pakan alami dari genus Pangasius terdiri dari plankton, udang –
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
udangan kecil, siput, cacing dan jentik nyamuk (Santoso, 1996). Dalam budidaya ikan secara intensif menurut tersedianya pakan dalam jumlah yang cukup tepat waktu, dan kontinyu dengan mengandalkan pakan alami kadang kala banyak dipengaruhi faktor-faktor alam dan lingkungan seperti cahaya, suhu, hama penyakit, bahan beracun, dan lain-lain
(Mujiman,
1987).
Pembuatan pakan didasarkan pada
pertimbangan kebutuhan nutrien ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomisnya. Penggunan pakan buatan dapat memperoleh banyak keuntungan, antara lain dapat meningkatkan produksi melalui metode padat penebaran yang tinggi dengan waktu pemeliharaan yang lebih pendek serta dapat memanfaatkan limbah industri pangan seperti tepung onggok singkong, tepung ikan, tepung kanji, dedak, minyak jelantah, daun singkong yang dapat digunakan sebagai pakan campuran. B. Onggok Singkong Onggok adalah hasil samping pengolahan singkong menjadi tapioka yang berupa limbah padat setelah proses pengepresan. Onggok yang diolah menjadi tepung onggok singkong jumlahnya melimpah, memiliki harga yang relatif murah, ketersediaannya berkelanjutan, dan sampai saat ini masih belum dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan. Penggunaan tepung onggok singkong dalam pakan dibatasi oleh beberapa hal, yaitu kandungan protein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang rendah (2-5%), kandungan serat kasar yang cukup tinggi (12-20%). Onggok singkong dan tepung onggok singkong dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.2Onggok singkong (Kiri) dan tepung onggok singkong (Kanan) (Sumber:www./onggok/singkong.html) Komposisi nutrisi padatepung onggok singkong dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Pada Tepung Onggok Singkong Kandungan Nutrisi (%) No
Komponen A
B
C
1
Protein
3,6
1,88
1,28
2
Lemak
2,3
0,25
0,55
3
Karbohidrat
65,9
81,10
87,24
4
Serat
8,1
15,62
8,92
5
Abu
4,4
1,15
2,01
6
Air
20,31
20
8,27
Sumber :Hasibuan (2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Keterangan kode A, B, C pada Tabel 2.1 : A. Ningrum (2007) B. Wizna (2008) C. Basuki (2013) C. Fermentasi Fermentasi merupakan suatu proses yang melibatkan reaksi oksidasi reduksi sehingga terjadi perombakan kimia terhadap suatu senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh makhluk hidup. Senyawa kompleks yang berupa karbohidrat, protein, dan lemak akan diubah menjadi glukosa, asam amino, asam lemak, dan gliserol. Proses fermentasi dapat diterapkan dalam pembuatan pakan ikan. Setelah fermentasi, bahan yang sebagian besar komponennya sudah berupa senyawa sederhana dapat diberikan sebagai pakan ikan sehingga ikan tidak perlu mencerna lagi, melainkan sudah dapat langsung menyerapnya.Organ pada ikan dapat memanfaatkan karbohidrat hasil fermentasi secara lebih baik sebagai sumber energi.Pada prinsipnya fermentasi dapat mengaktifkan pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme yang dibutuhkan sehingga membentuk produk yang berbeda dengan bahan bakunya (Santoso, 1996). Pada fermentasi terjadi proses yang menguntungkan di antaranya dapat menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna, menghilangkan daya racun yang terdapat pada bahan mentah, dan menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
warna yang diinginkan. Mikroba yang banyak digunakan sebagai inokulum fermentasi adalah kapang, bakteri, dan khamir.Pertumbuhan kapang mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas berwarna putih (Sukarminah, 2008). Menurut Fajarudin (2014) waktu dalam proses fermentasi yang semakin lama akan mengakibatkan penurunan kadar air. Semakin lama waktu fermentasi maka akan banyak glukosa yang dihasilkan sehingga mikroorganisme berkembangbiak menjadi semakin banyak, kemampuan mikroba Rhizopus oryzae memecah glukosa untuk menghasilkan metabolit primer (asam laktat dan alkohol) dan metabolit sekunder semakin banyak. Keuntungan lain dari proses fermentasi adalah meningkatnya gizi dan daya simpan pakan karena proses fermentasi akan merombak senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh. Protein, lemak, dan polisakarida dapat dihidrolisis sehingga bahan pangan setelah difermentasi mempunyai daya cerna yang lebih tinggi. Selain itu, selama proses fermentasi berlangsung, akan terjadi penurunan pH yang akan menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga daya simpan pakan buatan lebih lama. Selama proses fermentasi, perombakan senyawa kompleks akan menghasilkan senyawa volatil yang mempunyai aroma khas. Senyawa volatil inilah yang akan memperbaiki aroma dan cita rasa pakan buatan hasil fermentasi sehingga ikan akan terangsang untuk mengkonsumsi pakan lebih banyak. Hasil akhir fermentasi sangat bergantung pada bahan dasarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(substrat), macam mikroba atau inokulum, dan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba (Mudjiman, 1992). D. Rhizopusoryzae KapangRhizopus oryzae merupakan kapang yang sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). KapangRhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004).KapangRhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino dengan bantuan enzim lipolitik (Septiani, 2004).Selain itu kapang Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease dengan adanya enzim proteolitik (Margiono, 1992). Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat kapangRhizopus oryzae yaitu koloni berwarnaputih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarnahingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baiktunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan danterletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globusdengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitambila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; sporabulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pertumbuhan 35 0C,minimal 5-70C dan maksimal 440C. Klasifikasi Rhizopus oryzae menurut Germain, (2006) adalah sebagai berikut: Kingdom
: Fungi
Divisio
: Zygomycota
Class
: Zygomycetes
Ordo
: Mucorales
Familia
: Mucoraceae
Genus
: Rhizopus
Species
: Rhizopus oryzae
MorfologiRhizopus oryzaetersaji pada Gambar di bawah ini:
Gambar 2.3 Rhizopus oryzae (Sumber:www./fermentasi/Rhizopus.html) E. Hasil Penelitian yang Relevan A. Dalam penelitianAntika, (2014), mengatakan kandungan nutrisi (protein) tepung onggok singkong meningkat dengan adanya miselium dari kapang Rhizopusoryzae.Tepung onggok singkong difermentasi selama 3 hari dan menghasilkankandungan nutrisi tepung onggok singkong sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2.2 Hasil analisa proksimat tepung onggok singkong (100gr) sebelum dan sesudah fermentasi dengan Rhizopus oryzae Parameter (%)
Sebelum difermentasi
Sesudah difermentasi
Kadar air
8,27
4,13
Protein
1,28
8,06
Lemak
0,55
0,74
Kadar abu
2,01
2,89
Serat kasar
8,92
2,11
Karbohidrat
87,24
59,20
Setelah dilakukan uji Anova penggunaan tepung onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat ikan nila merah. B. Penelitian peningkatan kualitas bahan nabati (dedak padi dan dedak polar) melalui proses fermentasi (Rhizopus oryzae) dan penggunaannya dalam pakan ikan mas (Cyprus carpio) yang dilakukan oleh Suhendra, (2008). Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap yang pertama untuk menentukan lama fermentasi bahan nabati dengan Rhizopus oryzae dengan penentuan 1, 3, 5 hari sedangkan tahap kedua yaitu pengujian bahan hasil fermentasi tersebut berupa uji kadar nutrisi dengan uji proksimat untuk melihat pengaruhnya terhadap pakan ikan mas. Tahap kedua ini menggunakan ikan mas dengan bobot ±5,47 gram. Wadah yang digunakan yaitu akuarium volume 100L, dengan padat penebaran 30 ekor per akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
proksimat kandungan nutien tertinggi untuk dedak padi dengan lama waktu fermentasi 3 hari kandungan protein meningkat menjadi 19,02% sedangkan kandungan lemaknya turun 13,33%. Pada dedak polar kadar protein naik 38,14% sedangkan kadar lemak turun 19,28%. Pada pengujian tahap kedua dedak polar memberikan hasil lebih baik atau memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan mas dari pada dedak padi. F. Kerangka Berfikir Onggok yang berasal dari hasil pengolahan tepung tapioka jumlahnya melimpah, memiliki harga yang relatif murah, ketersediaannya berkelanjutan, dan sampai saat ini masih belum dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan. Tepung onggok singkong memiliki kandungan protein yang rendah (2-5%), kandungan serat kasar yang cukup tinggi (12-20%).Untuk meningkatkan kandungan nutrisi dalam penggunaan onggok singkong, maka dilakukan proses fermentasi menggunakan jenis kapang Rhizopus oryzae yang dilarutkan dalam air dengan penambahan urea yang diharapkan dapat menurunkan kandungan serat
kasar, serta menaikkan
kandungan protein.
Dengan data dari
penelitianAntika, (2014)dan Suhendra, (2008) tepung onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae selama 3 hari dapat meningkatkan kandungan protein
dalam
tepung
onggok
singkong.Adapun
kerangka
dalampenelitian ini dapat disajikan dalam bagan sebagai berikut :
pemikiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tepung Onggok Singkong
Pengolahan (Fermentasi)
Pakan Alternatif
Rhizopus oryzaedilarutkan dalam air di tambahkan Urea
Tepung Ikan, Tepung Kanji, Dedak, Daun Singkong, Minyak Jelantah Ikan Patin
Kandungan Nutrisi (Protein) Meningkat
Pakan Alternatif
Pertumbuhan Ikan Patin Meningkat Gambar 2.4 Bagan kerangka berfikir penelitian G. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis perlakuan yang digunakan yaitu : 1. Perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong berpengaruhterhadap pertumbuhan ikan patin. 2. Penggunaan tepung onggok singkong yang difermentasi 3 hari paling baik pada pertumbuhan ikan patin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yaitu mengujikan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong dengan kapang Rhizopus oryzae pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan patin.Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Adapun dalam penenlitian ini terdapat tiga jenis variabel yaitu : 1. Variabel bebas : Perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong Terdiri dari 4 perlakuan dengan perbedaan waktu fermentasi dan kontrol. Tabel 3.1 Perlakuan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong Kode
Perlakuan
P1
Fermentasi 1 hari
P2
Fermentasi 3 hari
P3
Fermentasi 5 hari
K(+)
Pelet Komersial (MLP3)
K(-)
Tanpa fermentasi
2. Variabel terikat : Besarnya berat basah ikan pada setiap kali pengukuran sampai dengan penetapan akhir percobaan 3. Variabel terkontrol : ketinggian kolam 1,5 m dan panjang kolam 5 x 1,5 m,
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pemberian pakan sebanyak 3% dari total berat ikan. B. Batasan Penelitian/ Definisi Operasional Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini perlu diadakan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Subjek dalam penelitian ini adalah ikan patin 2. Jumlah ikan yang digunakan untuk penelitian sebanyak 40 ekor 3. Penelitian ini menggunakan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong yaitu 1, 3, 5 hari 4. Perlakuan yang digunakan untuk penelitian yaitu sebagai berikut : a. Perlakuan P1
: Tepung onggok singkongfermentasi 1 hari
b. Perlakuan P2
: Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari
c. Perlakuan P3
: Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari
d. Kontrol negatif
: Tepung onggok singkong tanpa fermentasi
e. Kontrolpositif
: Pelet komersial (MLP3)
5. Penelitian yang akan dilakukan mencakup pertumbuhan ikan patin (berat tubuh ikan dari awal sampai akhir). C. Alat dan Bahan 1. Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : satu kolam beton berukuran 5 x 1,5 m yang di bagi menjadi 5 kolam dengan sekat jaring berukuran 1 x 1,5 m, mesin pencetak pakan, panci pengukus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kompor gas, pisau, timbangan digital, baskom, ember, kertas label, plastik, jaring ikan, pH meter, termometer, DO meter, kamera, ayakan, pengaduk, kain lap dan alat tulis. 2. Bahan Penelitian Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Ikan uji : Ikan uji adalah ikan patin yang berasal dariPasar Cangkringan yang telah dibesarkan selama 2 bulan sejak penebaran bibit awal di kolam uji.Jumlah bibit yang disebarkan di kolam uji sebanyak 40 ekor per kolam. b. Pakan Uji : Pakan yang digunakan adalah pakan buatan berbahan baku tepung ikan, tepung onggok singkong,onggok singkong, minyak jelantah, dedak dan ragi tempe (Rhizopus oryzae) yang sudah dilarutkan dalam air.Komposisi bahan-bahan baku yang digunakan sebagai formulasi pakan dapat dilihat di Tabel 2. Tabel 3.2 Komposisi Bahan Baku Pakan Perlakuan
Bahan Pakan
P1
P2
P3
K (-)
K (+)
Tepung Ikan
40%
40%
40%
40%
-
Tepung
30%
30%
30%
30%
Onggok
(fermentasi
(fermentasi
(fermentasi
(tanpa
Singkong
1 hari)
3 hari)
5 hari)
fermentasi)
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Daun Singkong Minyak Jelantah Tepung Kanji Dedak
10%
10%
10%
10%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
5%
10%
10%
10%
10%
-
-
-
-
Keterangan : K Positif (+) = pelet komersial (MLP3) D. Cara Kerja 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan adalah persiapan pembuatan pakan ikan mandiri dan persiapan pembuatan tempat pemeliharaan ikan. a)
Cara pembuatan pakan : bahan baku yang digunakan seperti tepung ikan,tepung onggok singkong, daun singkong, air, tepung terigu dan minyak jelantah tersebut ditimbang sesuai dengan formulasi pakan. Namun untuk perlakuan P1, P2, P3 tepung onggok singkong yang digunakan terlebih dahulu difermentasi dengan kapang Rhizopus oryzae yang sudah dilarutkan dalam air dengan menambahkan urea dan difermentasi sesuai dengan perlakuan. Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur hingga homogen. Proses selanjutnya adalah pencetakan pakan dan pengeringan dengan penjemuran selama dua hari. Lampiran 1 & 2
b)
Pembuatan tempat pemeliharaan ikan meliputi pembersihan kolam dan pemasangan sekat kolam dengan jaring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2. Pelaksanaan Ikan ditempatkan dalam kolam yang sudah di sekat dengan jaring berukuran 1 x 1,5 m sebanyak 40 ekor per kolam. Ikan uji berukuran 7-8cm dengan
berat rata-rata 10
gram.Pemeliharaan dilakukan selama
5
bulan.Frekuensi pemberian pakan yaitu 2 kali sehari yakni pagi dan sore.Pagi pada pukul 07:00 dan Sore pada pukul 16:00 dengan feeding rate (FR) 3% dari bobot tubuh ikan.Selama masa pemeliharaan dilakukan pengukuran berat tubuh ikan Patin setiap 2 minggu sekali. 3. Pengamatan Selama
penelitian
berlangsung
parameter
yang diamati
adalah
pertumbuhan berat mutlak, Survival Rate(SR) dan kualitas air media pemeliharaan. a. Pertumbuhan Berat Mutlak Pertumbuhan berat mutlak adalah selisih berat total tubuh ikan pada akhir pemeliharaan dan awal pemeliharaan. Pertumbuhan berat mutlak dapat dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (2003). Wm =Wt−Wo Keterangan : Wm
= Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt
= Berat rata-rata akhir (g)
Wo
= Berat rata-rata awal (g)
b. Kelangsungan Hidup atau Survival Rate (SR) Survival rate atau biasa dikenal dengan SR dalam perikanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
budidaya merupakan indeks tingkat kelangsungan hidup suatu jenis ikan dalam suatu proses budidaya dari mulai awal ikan ditebar hingga ikan dipanen. SR ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Jika ikan yang hidup saat panen banyak dan yang mati hanya sedikit tentu nilai SR akan tinggi, namun sebaliknya jika jumlah ikan yang mati banyak sehingga jumlah ikan yang masih hidup saat dilakukan pemanenan tinggal sedikit tentu nilai SR ini akan rendah. Kelangsungan hidup (SR) diperoleh berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et al. (1991), yaitu : SR = [Nt / No] x 100% Keterangan : SR : Kelangsungan hidup (%) Nt : Jumlah ikan akhir (ekor) No : Jumlah ikan awal (ekor) c. Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah: pH air, suhu air, oksigen dan terlarut (DO). Hasil pengukuran kualitas air dirataratakan
dan
dihitung
menggunakan
uji
statistik
Variabilitas
(ketersebaran). Parameter tersebut diukur setiap 2 minggu sekali dengan cara sebagai berikut : 1. pH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Untuk mengukur pH digunakan alat ukur pH meter.pH meter dinetralkan terlebih dahulu tepat pada 7,0. Kemudian dicelupkan ujung pH meter pada air di masing-masing kolam, sampai angka yang ditunjukkan. 2. Suhu Untuk mengukur suhu digunakan termometer laboratorium. Dengan cara memasukkan termometer laboratorium kedalam air pada kolam yang kan di ukur. Amati perubahan alkohol atau raksa yang ada di dalam termometer. 3. DO DO di ukur dengan seperangkat alat test kit yang berisi bahan-bahan untuk mengukur DO.Metode yang digunakan dalam pengukuran kadar oksigen terlarut adalah :
Mengambil sampel air dengan menggunakan botol BOD 125 ml (tidak boleh ada udara yang masuk)
Kemudian menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml NaOH dalam botol BOD
Tutup botol tersebut dan kocok hingga larutan homogen dan terjadi endapan
Langkah selanjutnya menambahkan 1 ml H2SO4 pekat kemudian menutup botol BOD
Kocok sampai endapan hilang dan larutan berwarna kuning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Setelah itu memasukkan 50 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250ml
Melakukan titrasi dengan 0,025 N Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning muda
Menambahkan 2 tetes amilum, apabila timbul warna biru
Melanjutkannya dengan titrasiNa2S2O3 0,025 N hingga bening.
F. Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Complete Randomized Design.Menurut Fathul dkk, (1997)Complete Randomized Design atau rancangan acak lengkap (RAL) merupakan rancangan dasar dengan berbeda perlakuan yang disusun secara random untuk seluruh unit percobaan.Ciri khas percobaan ini yaitu bahan percobaan yang digunakan harus bersifat homogen. Dalam rancangan penelitian ini dilakukan pembuatan denah percobaan dengan pengacakan untuk memperoleh nilai yang tidak biasa, nilai tengah maupun beda antar nilai tengah. Pengacakan dilakukan terhadap penempatan perlakuan satuan percobaan.
P1
K (-)
P3
K (+)
P2
1,5 m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
1m
Gambar 3.1 Kolam Ikan yang Digunakan Keterangan : : Dinding kolam : Bambu
: Sekat Jaring : Tanah
: Tali P1
: Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari
P2
: Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari
P3
: Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari
K (-)
: Tepung onggok tanpa fermentasi
K (+) : Pelet Komersial (MLP3) Pada penelitian ini terdapat 5 perlakuan yaitu perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong dengan Rhizopus oryzae yaitu, tepung onggok singkong tanpa fermentasi, fermentasi 1, 3, 5 hari dan 2 kontrol positif dan negatif. Masing-masing perlakuan diambil 20 ekor ikan sebagai sampel dalam pengukuran. Pengukuran berat ikan dilakukan setiap 2 minggu sekali data hasil pengukuran berat ikan setiap 2 minggu akan dimasukkan dalam tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
seperti dibawah ini : Tabel 3.3 Pertumbuhan Berat Ikan Patin Selama 2 Minggu Sekali Pengukuran 1 tgl : …………….. Ikan
P1
P2
P3
K(-)
K(+)
1 2 3 4 5 Dst... 20 Rata-rata
G. Metode Analisis Data Data yang diharapkan adalah berat basah ikan Patin setiap pengukuran 2 minggu sekali yang dihitung dalam satuan gram sebagai indikator bahwa pelet ikan yang diberi bahan baku tepung onggok singkong terfermentasi berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan Patin.Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 kali selama 20 minggu.Data diambil setiap 2 minggu sekali dengan kelipatan 14 hari setelah ikan dimasukkan dalam kolam dan seterusnya. Data mengenai berat basah ikan yang telah diperoleh selama masa pengamatan dilanjutkan dengan pengujian statistik menggunakan uji Anova one
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
factor. Digunakan confident interval 0,95 atau a = 0,05. Bila probabilitas p lebih besar dari a, maka signifikan. Perhitungan anova one factor menggunakan program Microsoft Excel 2007. Pengujian statistik ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan yang sungguh memberikan pengaruh secara signifikan. Analisis data dilakukan dengan cara menggunakan program SPSS dan Microsoft Excel 2007. Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan yang dilakukan merupakan data mentah yang meliputi berat ikan patin.Analisis data menggunakan uji Anova. Uji anova merupakan salah satu uji komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) pada data yang lebih dari 2 kelompok. Dalam melakukan analisis data dengan uji tersebut tentunya harus didukung dengan pengujian normalitas serta homogenitas, dalam arti bahwa kedua pengujian tersebut merupakan persyaratan analisis data sebelum melakukan uji anova menggunakan Microsoft Excel 2007. Uji
normalitas
merupakan
pengujian
yang
bertujuan
untuk
memperlihatkan bahwa data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi yang normal atau tidak. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan dengan taraf signifikan ( a = 0,05). Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas adalah apabila nilai signifikan lebih besar dari a, maka data tersebut berdistribusi normal.Sebaliknya, apabila nanti signifikan lebih kecil dari a, maka data tersebut tidak berdistribusi normal.Setelah dilakukan uji normalitas maka dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pengujian tersebut bertujuan megetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Adapun dasar pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
keputusan dalam uji homogenitas adalah apabila nilai signifikan lebih dari a, maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Sedangkan apabila nilai signifikan lebih besar dari a, maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama. Uji normalitas maupun uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Dari pengujian statistik menggunakan uji Anova one factor diperoleh hasil Fobs < Fcritberarti data tidak signifikan. Ho diterima, Hi ditolak, yang berarti rata-rata pertumbuhan berat harian ikan Patin tidak menunjukkan perbedaan nyata pada masing-masing perlakuan. Maka berdasarkan hasil analisis bisa dikatakan bahwa perlakuan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong dengan Rhizopus oryzae tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan berat harian ikan patin. H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester Genap yakni pada babPerubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
A. Hasil 1. Pertumbuhan Rata – rata Berat Ikan Selama 2 Minggu Peningkatan berat ikan patin selama 5 bulan pemeliharaan menunjukkan bahwa pakan yang diberikan mengandung cukup energi dan memenuhi kebutuhan ikan untuk tumbuh (Sugianto, 2007).Dengan kebutuhan nutrisi yang tercukupi, maka kebutuhan energi untuk kegiatan metabolisme ikan juga terpenuhi.Dari hasil penelitian yang telah dilakukanmengenai pengaruh perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong terhadap pertumbuhan berat tubuh ikan patin, diperoleh hasil sebagaimana disajikan pada Gambar 4.1.
berat tubuh ikan rata-rata (g)
Pertumbahan berat ikan patin (g) 250 200
KP1
150
P2 100
P3
50
K+
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
minggu ke-
Gambar 4.1 Pertumbuhan berat ikan patin Keterangan : P1 P2 P3 K (-)
= Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
K (+) = Pelet komersial (MLP3) Perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan berat ikan patin.Gambar 4.1.menunjukkan bahwa pertumbuhan berat ikan patin pada perlakuan K(-) (tepung onggok singkong tanpa fermentasi) menghasilkan berat ikan terendah sedangkan perlakuan P2 (tepung ongok singkong fermentasi 3 hari) memberikan berat ikan patin tertinggi dibandingkan perlakuan P1, P3, dan K (-). Namun pertumbuhan berat ikan pada perlakuan P2 lebih rendah dari perlakuan kontrol positif atau pelet komersial (MLP3). Setelah dilakukan uji statistik dengan uji Anova (Tabel 4.1), perlakuan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap pertumbuhan ikan patindengan nilai Fobserved = 1.195lebih kecil dari nilai Sig = 0,326 , atau dengan kata lain, tidak signifikan. Jadi keempat perlakuan tersebut meningkatkan pertumbuhan berat ikan patin, namun rata-rata pertambahan berat ikan patin antar perlakuan tidak berbeda secara nyata.
Tabel 4.1 Hasil Uji Anova Pertumbuhan Berat Ikan Patin. Multiple Comparisons
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Beratikan LSD (I)
95% Confidence Interval
Mean
perlak
Difference (I-
Bound
K-
P1
-3.755
22.502
.868
-49.08
41.57
P2
-26.010
22.502
.254
-71.33
19.31
P3
-9.686
22.502
.669
-55.01
35.64
K+
-41.780
22.502
.070
-87.10
3.54
K-
3.755
22.502
.868
-41.57
49.08
P2
-22.255
22.502
.328
-67.58
23.07
P3
-5.931
22.502
.793
-51.25
39.39
K+
-38.025
22.502
.098
-83.35
7.30
K-
26.010
22.502
.254
-19.31
71.33
P1
22.255
22.502
.328
-23.07
67.58
P3
16.324
22.502
.472
-29.00
61.65
K+
-15.770
22.502
.487
-61.09
29.55
K-
9.686
22.502
.669
-35.64
55.01
P1
5.931
22.502
.793
-39.39
51.25
P2
16.324
22.502
.472
-61.65
29.00
K+
-32.094
22.502
.161
-77.42
13.23
K-
41.780
22.502
.070
-3.54
87.10
P1
38.025
22.502
.098
-7.30
83.35
P2
15.770
22.502
.487
-29.55
61.09
P3
32.094
22.502
.161
-13.23
77.42
P3
K+
ANOVA Beratikan
Sig.
Bound
(J) perlakuan
P2
Std. Error
Upper
uan
P1
J)
Lower
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
12103.120
4
3025.780
1.195
.326
Within Groups
113927.520
45
2531.723
Total
126030.640
49
2. Kelangsungan Hidup/ Sintasan Penggunaan tepung onggok singkong yang difermentasi dalam waktu yang berbeda tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap kelangsungan hidup benih ikan patin.Kelangsungan hidup ikan patin dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain pemeliharaan, kualitas air, penyakit dan makanan yang diberikan. Dari hasil pengamatan dan pengukuran selama penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:
Kelangsungan Hidup Ikan Patin
Kelangsungan Hidup
102% 100% 98% K-
96%
P1
94%
P2
92%
P3
90%
K+
88% K-
P1
P2
Perlakuan
P3
K+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.2 Kelangsungan Hidup Ikan Patin Keterangan :
P1 P2 P3 K(-) K(+)
= Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi = Pelet komersial (MLP3)
Uji Survival Rate (SR)menunjukkan bahwa masing-masing uji pada tiap perlakuan memberikan kelangsungan hidup yang berbeda. Kelangsungan hidup pada perlakuan K(-), P1 dan K(+) mencapai 100% kemudian disusul perlakuan P2 dengan kelangsungan hidup 95%, dan P3 dengan kelangsungan hidup 92,5%. Menurut Suyanto (2005), angka mortalitas (kematian) yang mencapai 30 – 50% masih dianggap normal. Berdasarkan analisis uji normalitas, hasil yang diperoleh pada (Tabel 4.2) menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05 yang berarti bahwa data berat ikan yang didapatkan berdistribusi normal. Sedangkan analisis uji homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 0,688 dan nilai sig 0,604 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap perbedaan lama waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan patin memiliki varians yang sama (homogen). Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Perlakuan Statistic Berat
P1
.142
df 10
Sig. .200
*
Shapiro-Wilk Statistic
Df
Sig.
.938
10
.536
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ikan
P2
.108
10
.200*
.964
10
.834
P3
.091
10
.200*
.977
10
.948
P4
.090
10
.200*
.975
10
.933
K
.084
10
.200*
.982
10
.974
Test of Homogeneity of Variances Berat Ikan
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.688
4
45
.604
3. Kualitas Air Air merupakan media penting bagi kehidupan ikan. Kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan budidaya ikan. Parameter air diamati untuk menentukan kualitas perairan diantaranya adalah suhu, derajat keasaman (pH) dan kandungan oksigen terlarut (DO). Data dari suhu, pH, dan DO selama penelitian dapat dilihat dari gambarberikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Suhu Air 29,5 29
Kisaran suhu
28,5 28
K-
27,5
P1
27
P2
26,5
P3
26
K+
25,5 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengukuran ke-
Gambar 4.3 Pengukuran suhu selama pemeliharaan ikan patin
pH Air 8,2 8
Kisaran pH
7,8 7,6
K-
7,4 7,2
P1
7
P2
6,8
P3
6,6
K+
6,4 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengukuran ke-
Gambar 4.4 Pengukuran pH selama pemeliharaan ikan patin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
DO Air 6
Kisaran DO
5 4 3 2 1 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Pengukuran ke-
Gambar 4.5 Pengukuran DO selama pemeliharaan ikan patin Keterangan : P1 P2 P3 K (-) K (+)
= Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi = Pelet komersial (MLP3)
Hasil pengukuran kualitas air yang meliputi parameter fisika dan kimia air disajikan pada Gambar 4.3, Gambar 4.4, Gambar 4.5. Kualitas air selama pemeliharaan dalam kisaran normal untuk budidaya ikan. Pada gambar 4.3 mengenai pengukuran suhu selama pemeliharan ikan patin dalam kisaran normal yaitu 27 – 29,10C.Sedangkan untuk Gambar 4.4 (pH) dan Gambar 4.5 (DO) juga berada dalam kisaran normal. Untuk pH di antara 7,0 – 8,0 dan DO di antara 3,4 – 5,2 mg/L. Kualitas air selama pemeliharaan, diuji dengan menggunakan uji statistik dengan uji Variabilitas (ketersebaran) untuk menunjukkan data yang diperoleh diantara 3 perlakuan dan 2 kontrol lebih serupa atau sangat berbeda dapat dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 4.3 Kualitas Air Selama Pemeliharaan Ikan Patin Perlakuan
Ph
Suhu
DO
K (-)
7,28 ± 0,21
28,15 ± 0,54
4,67 ± 0,37
P2
7,33 ± 0,20
28,15 ± 0,61
4,67 ± 0,40
P3
7,38 ± 0,22
28,15 ± 0,56
4,67 ± 0,43
P4
7,34 ± 0,24
28,15 ± 0,50
4,67 ± 0,38
K (+)
7,30 ± 0,23
28,15 ± 0,60
4,67 ± 0,43
Keterangan :
K(-) K(+)
P1 = Tepung onggok singkong fermentasi 1 hari P2 = Tepung onggok singkong fermentasi 3 hari P3 = Tepung onggok singkong fermentasi 5 hari = Tepung onggok singkong tanpa fermentasi = Pelet komersial (MLP3)
Dari hasil uji Variabilitas kualitas air, Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan pada setiap perlakuan lebih serupa atau tidak jauh berbeda. B. PEMBAHASAN Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, pemberiannya tepat waktu dan bernilai gizi baik, merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya ikan (Sahwan, 2004).Afrianto, (2005) menambahkan bahwa pemberian pakan tambahan (pelet) bagi ikan budidaya sangat penting, terutama pada lokasi yang kandungan pakan alaminya tidak mencukupi kebutuhan.Jumlah dan kualitas pakan tambahan tersebut juga perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dalam penelitian ini, komposisi pakan buatan terdiri dari tepung ikan, tepung onggok
singkong,
tepung
kanji,
dedak,
daun
singkong
dan
minyak
jelantah.Pembuatan pakan buatan ini dengan menggunakan bahan pokok tepung onggok singkong yang difermentasi dalam waktu yang berbeda. Menurut Supriyati et al. (1998), tepung onggok singkong yang digunakan mengandung nutrisi karbohidrat 51,8%, protein 2,2%, serat kasar 31,6%, dan abu 2,4%. Tingginya serat kasar yang terdapat pada tepung onggok singkong akan sulit dicerna oleh tubuh ikan sehingga perlu pendegradasian serat kasar atau penurunan serat kasar pada tepung onggok singkong. Begitu juga dengan rendahnya kandungan protein akan menghambat pertumbuhan ikan patin. Protein merupakan unsur yang paling penting karena kualitas pakan ditentukan oleh kandungan proteinnya. Ikan cenderung memilih protein sebagai sumber energi yang utama (Asmawi, 1986). Secara garis besar, fungsi utama protein dalam tubuh ikan adalah sebagai sumber energi, berperan dalam pertumbuhan maupun pembentukan jaringan tubuh, mengganti jaringan tubuh yang rusak, berperan dalam pembentukan gonad (reproduksi), komponen utama pembentukan enzim dan hormon serta berperan dalam proses metabolisme dalam tubuh ikan (Rukmana, 2001). Oleh karena itu, untuk meningkatkan kandungan nutrisi dalam bahan baku pembuatan pakan diperlukan suatu proses yang dapat meningkatkan kandungan nutrisi tepung onggok singkong tersebut yaitu dengan menggunakan bantuan kapang Rhizopus oryzae, karena kapang ini dapat menghasilkan enzim proteolitik yang dapat merombak senyawa kompleks protein menjadi senyawa yang lebih sederhana dan merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas produk, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sebagai sumber protein yang memiliki nilai cerna amat tinggi (Nitis, 1994). Fermentasi dengan Rhizopus oryzae mampu meningkatkan kandungan protein dari 2% menjadi 8%dan dapat menurunkan serat kasar (Tisnadjaja, 1996).Peningkatan protein karena adanya kontribusi penambahan biomasa Rhizopus oryzae sebagai fermenter dan urea yang berperan sebagai sumber nitrogen bagi pertumbuhan biomasa Rhizopus oryzae.Fermentasi tepung onggok singkong juga menurunkan kandungan serat kasar pada onggok singkong, penurunan serat kasar ini terjadi akibat dekomposisi sel – sel substrat (Fardiaz, 1989).Hal ini sesuai pendapat Sustri (2012) bahan makanan yang telah mengalami fermentasi biasanya mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari asalnya. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pukul 07.00 dan 16.00 selama 5 bulan pemeliharaan.Jumlah pakan yang diberikan didasarkan pada berat total ikan yang dipelihara yaitu sebesar 3% dari berat total ikan. Perubahan jumlah pakan yang diberikan dapat dilakukan setiap saat, tetapi sebaiknya dilakukan 1 atau 2 minggu sekali, sebab penimbangan ikan yang terlalu sering akan menimbulkan stres pada ikan yang dapat mengganggu pertumbuhan (Mudjiman, 1992). Hal ini pula yang menjadi alasan pengambilan data setiap 2 minggu sekali. 1. Pertumbuhan Rata-rata Berat Ikan Selama 2 Minggu Pertumbuhan merupakan perubahan ukuran tubuh yang dapat berupa panjang atau berat suatu organisme dalam waktu tertentu (Effendie, 2003). Kimbal (1994) menambahkan bahwa pada umumnya pertumbuhan diakibatkan oleh adanya peningkatan jumlah dan ukuran sel. Penelitian yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
selama 5 bulan terhadap ikan patin dengan 4 perlakuan dan 1 kontrol, menghasilkan berat tubuh ikan yang berbeda (Lampiran 3). Selama pemeliharaan ikan patin di dalam kolam tidak lepas dengan keberadaan pakan alami.Munculnya lumut yang menempel pada sekat jaring selama pemeliharaan menunjukkan adanya pakan alami yang muncul selama pemeliharaan. Selain lumut juga ditemukan adanya keong mas dan telur keong mas yang mungkin juga dimanfaatkan oleh ikan sebagai pakan alami. Pakan ikan alami merupakan makanan ikan yang tumbuh di alam tanpa campur tangan manusia secara langsung. Persinggungan antara tanah dan air yang ada di kolam maka, di dalam air akan terdapat pakan alami baik dari hewan renik kecil, dan juga tanaman lumut dan paku. Bila pakan buatan tidak habis dimakan oleh ikan, maka proses pembusukan sisa pakan dan kotoran ikan didalam air dapat cepat terurai dengan bantuan dari hewan kecil yang ada di dalam air, sehingga air tidak cepat bau, dengan demikian kualitas air dapat terjaga. Pakan alami mempunyai kandungan gizi yang lengkap, mudah dicerna dalam saluran pencernaan, tidak menyebabkan penurunan kualitas air dan dapat meningkatkan daya tahan benih ikan terhadap penyakit maupun perubahan kualitas air (Kordi, 2005). Pada awal penebaran benih ikan patin, ikan patin memerlukan waktu dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang baru sehingga energi yang diperoleh ikanjustru lebih banyak digunakan untuk pergerakan dan memulihkan organ tubuh yang rusak dibandingkan untuk pertumbuhan ikan. Menurut Asmawi (1986), bahwa kecepatan pertumbuhan sangat tergantung kepada jumlah makanan yang diberikan, ruang, suhu, kedalaman air, kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
oksigen dalam air, dan parameter kualitas air lainnya. Makanan yang didapat oleh ikan terutama dimanfaatkan untuk pergerakan, memulihkan organ tubuh yang rusak, setelah itu kelebihan makanan yang didapatkan digunakan untuk pertumbuhan.Maka selama pemeliharaan ikan patin, pakan alami memegang peranan besar untuk pertumbuhan ikan jika kandungan nutrisi pada pakan tambahan tidak terpenuhi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pertumbuhan berat ikan patin selama pemeliharaan rerata berat ikan patin tertinggi pada perlakuan k (+) sebesar 224 gram dan terendah pada perlakuan K (-) sebesar 133,5 gram. Hasil analisis uji Anova (Tabel 4.1) menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan terhadap pertumbuahan ikan patin tidak berbeda nyata.Pemberian pakan ikan dari tepung onggok singkong terfermentasi dalam penelitian ini dapat meningkatkan pertambahan berat ikan patin.Hal ini dibuktikan dengan penambahan berat ikan patin pada setiap pengukuran selama 2 minggu sekali. Namun, pakan dari tepung onggok singkong yang difermentasi selama 3 hari menunjukkan pertambahan berat ikan yang paling tinggi dibandingkan perlakuan P1, P3, dan K(-). Fermentasi selama 1 hari (24 jam), pertumbuhan kapang belum terlihat karena kapang masih dalam tahap adaptasi atau fase lag. Dalam fase ini pertumbuhan jumlah individu tidak secara nyata terlihat, karena padafase ini juga dinamakan sebagai fase adaptasi (penyesuaian) ataupun fase pengaturan jasad untuk suatu aktivitas didalam lingkungan yang baru sehingga grafik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
selama fase ini umumnya mendatar Gambar 4.6.Meskipun pertumbuhan kapang tidak terlihat secara nyata namun, tepung onggok singkong yang difermentasi selama 1 hari dapat meningkatkan kandungan nutrisi berupa protein dengan adanya spora yang tumbuh pada tepung onggok singkong. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan berat ikan patin perlakuan P1 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan K(-) tepung onggok singkong tanpa fermentasi. Selain itu tumbuhnya spora dalam tepung onggok singkong mengindikasikan bahwa tepung onggok singkong mengalami kenaikan nutrisi berupa protein dengan adanya miselium pada tepung onggok. Semakin meningkatnya waktu fermentasi sampai hari ke-3, fermentasi pertumbuhan kapang meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah spora yang
tumbuh pada substrat (tepung onggok singkong).Perlakuan
P2
menunjukkan berat ikan patin tertinggi di bandingkan perlakuan P1, P3 dan K-. Hal ini dikarenakan perlakuan P2 tepung onggok singkong yang difermentasi selama 3 hari berada dalam fase puncak pertumbuhan kapang Rhizopus oryzae, pada fase ini kapang tumbuh secara eksponensial sampai jumlah maksimum yang dapat dibantu oleh kondisi lingkungan yang dicapai dimana pada fase eksponensial atau logaritmik kapang memanfaatkan kandungan nutrisi yang tersedia dalam substrat sehingga pertumbuhan dan perkembangannya mencapai titik optimal dan banyak memproduksi metabolit sekunder yang salah satunya menghasilkan enzim protease yang berperan penting dalam meningkatkan protein setelah fermentasi. Hal ini sesuai dengan Narasimha, et al (2006) bahwa aktivitas enzim yang tinggi dihasilkan pada fase eksponensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kenaikan protein pada tepung onggok singkong berasal dari sumbangan protein yang berasal dari miselium kapang karena semakin optimal waktu fermentasi maka pertumbuahn kapang juga semakin meningkat.Menurut Mudjiman, (1992) bahwa adanya kontribusi penambahan biomasa Rhizopus oryzae mengakibatkan peningkatan nutrien berupa protein. Jika dilihat pada Gambar 4.6, secara berangsur – angsur kenaikan jumlah populasi kapang Rhizopus oryzae meningkat tajam (fase eksponensial). Adanya sumber nitrogen yang diperoleh dari urea dapat membantu aktivitas metabolisme sehingga proses fermentasi dapat berjalan secara cepat. Oleh sebab itu, pertumbuhan berat ikan patin pada perlakuan P2 menghasilkan berat ikan paling tinggi dibandingkan perlakuan P1, P3, dan K(-).
Gambar 4.6 Fase Pertumbuhan KapangRhizopus oryzae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Perlakuan P3, kapang mengalami pengurangan sumber nutrien yang terkandung di dalam jasadnya sendiri, maka pada waktu fermentasi 5 hari kapang berada dalam fase puncak aktivitas pertumbuhan kepada titik yang tidak bisa dilampaui lagi, sehingga selama fase ini gambaran grafik seakan mendatar (Gambar 4.6). Populasi kapang Rhizopus oryzae berada dalam keadaan yang maksimal stasioner yang konstan. Pertumbuhan kapang pada fase ini berjalan sangat lambat bahkan kapang bisa mati pada fase ini namun, selama pemeliharaan benih ikan perlakuan P3 menunjukkan berat ikan patin lebih baik dari perlakuan P1 dan K(-). Hal ini dapat juga disebabkan karena adanya pakan alami yang di manfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhannya, dimana kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan pada pakan buatan berupa pelet tersebut tidak terpenuhi. Perlakuan K(-) tepung onggok singkong tanpa fermentasi memberikan hasil pertumbuhan berat ikan terendah dari yang lainnya. Hal ini dikarenakan tepung onggok singkong yang digunakan memiliki kandungan serat kasar yang tinggi dan protein yang rendah.Tidak ada pendegradasian molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga substrat tidak mudah dicerna oleh tubuh ikan. Adanya serat kasar yang tinggi akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan sari makanan sehingga perlakuan K(-) menunjukkan berat ikan patin terendah dibanding semua perlakuan. Meskipun perlakuan P2 menunjukkan pertambahan berat ikan paling tinggi di banding perlakuan P1, P3, K(-) tetapi perlakuan kontrol positif menunjukkan pertambahan berat ikan patin tertinggi diantara semua perlakuan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dikarenakan pelet komersial memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan, sehingga ikan patin dapat tumbuh besar dan mempunyai berat ikan tertinggi dibanding yang lainnya. Ini menandakan bahwa kandungan nurisi (protein) yang terdapat pada perlakuan P1, P2, P3 dan K(-) lebih sedikit dari kebutuhan ikan patin dan tidak sebanding dengan pelet komersial. 2. Kelangsungan Hidup/ Sintasan Sintasan pada ikan dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain pemeliharaan, kualitas air, penyakit dan makanan yang diberikan.Hasil pengamatan pada parameter kelangsungan hidup pada ikan patin selama penelitian dapat dilihat pada gambar 4.2.Dilihat dari nilai kelangsungan hidup ikan perlakuan P1, K(-) dan K(+) memiliki nilai tertinggi 100%. Tingginya nilai kelangsungan hidup karena pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang dimanfaatkan dengan baik, sehingga terjaganya faktor lingkungan dalam media pemeliharaan yang dapat menunjang kelangsungan hidupikan patin dan mengurangi kondisi stres yang memungkinkan terjadinya kematian selama pemeliharaan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Harefa (1996), menyatakan bahwa faktor yang paling mempengaruhi kelangsungan hidup ikan patin yaitu kualitas air pada media pemeliharaan dan kualitas pakan. Faktor pertama yaitu kualitas air, kualitas air yang baik pada media pemeliharaan akan mendukung proses metabolisme dalam proses fisiologi. Faktor kedua adalah kandungan nutrisi dari pakan yang dikonsumsi. Ketidaktersediaan pakan akan menyebabkan kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Hal ini disebabkan oleh semakin besar pertumbuhan ikan patin sehingga dibutuhkan pakan yang semakin banyak.Kandungan nutrisi dari pakan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme ditentukan oleh ketersediaan pakan yang sesuai dan dari faktor lingkungan itu sendiri. Pada semua perlakuan kualitas air selama pemeliharaan berada dalam kisaran normal. Namun pada perlakuan P2 dan P3 menunjukkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 95% dan 92,5%. Ikan patin yang mati pada perlakuan P2 sebanyak 2 ekor pada tanggal 15 Nov ‘15dan 29 Nov ’15 dengan kualitas air berada dalam kisaran normal, sedangkan ikan patin yang mati pada perlakuan P3 sebanyak 3 ekor pada tanggal 1 Nov ’15 (1 ekor) dan 15 Nov ’15 (2 ekor) dengan kualitas air berada dalam kisaran normal. Parameter kualitas air menunjukkan air berada dalam kisaran normal, hal ini berarti ikan patin yang mati tidak disebabkan oleh faktor kualitas air. Ikan patin yang mati tidak mengindikasikan adanya serangan penyakit pada ikan.Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kerusakan organ secara morfologis pada tubuh ikan akibat serangan bakteri atau jamur (Gambar 4.7).Ikan patin yang mati ini diduga karena adanya persaingan antar individu ikan dalam hal memperebutkan ruang gerak dan makanan. Menurut Effendi (2003), kepadatan yang tinggi akan terjadi pertumbuhan ikan yang beragam yang mengakibatkan persaingan dalam hal mendapatkan makanan, meskipun kebutuhan pakan ikan terpenuhi. Ikan yang berukuran lebih besar akan lebih menguasai makanan yang tersedia selain itu dengan ditunjang oleh ukuran tubuh yang lebih besar sehingga kesempatan makannya lebih tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan akan tumbuh lebih cepat. Sedangkan ikan yang berukuran lebih kecil kesempatan untuk mendapatkan makanan lebih rendah karena kalah dalam memperebutkan makanan dengan ikan yang berukuran lebih besar. Kondisi yang demikian dapat memicu terjadinya sifat kanibalisme pada ikan patin. Sifat kanibalisme pada ikan patin terjadi adanya perbedaan ukuran ikan patin dalam suatu kolam, selain itu juga dapat ditimbulkan karena adanya persaingan pada waktu berebut makanan (Nugroho, 2007).Sifat kanibalisme ikan patin dibuktikan dengan adanya gambar sebagai berikut :
Gambar 4.7 Ikan patin yang mati Keterangan : ikan patin yang mati akibat sifat kanibalisme ikan patin. 3. Kualitas Air Nilai kelangsungan hidup juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kualitas air. Data pengukuran kualitas air selama penelitian tersaji pada Gambar 4.3, Gambar 4.4, Gambar 4.5. Berdasarkan data kualitas air media selama penelitian pada perlakuan P1, P2, P3, K(-) dan K(+) masih dalam kisaran optimal. Selama pemeliharaan ikan, pada awal pemeliharaan berada dalam musim kemarau ke musim penghujan. Hal ini yang menyebabkan kualitas air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
selama pemeliharaan naik turun, meskipun dalam pemeliharaan ikan dalam musim hujan maupun musim kemarau namun kualitas air kolam masih dalam batas normal untuk ikan patin. Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa suhu air berkisar antara 27-29,10C kisaran suhu selama penelitian ini, masih dalam batas kisaran normal untuk selera makan ikan karena menurut Susanto (2003), bahwa suhu optimal untuk pertumbuhan ikan patin antara 25–300C.Kenaikan suhu mempengaruhi kelarutan oksigen.Saat suhu meningkat, laju metabolisme ikan meningkat sehingga menyebabkan respirasi ikan meningkat dan kadar oksigen di dalam air menurun secara drastis. Selain itu jika suhu melebihi batas optimum akan menyebabkan antara lain : (1) Pergerakan ikan menjadi sangat lambat dan kurang memberikan respon terhadap stimulan dan (2) Penurunan kadar oksigen terlarut, bertambahnya CO2 terlarut dengan pH relatif tetap. Derajat keasaman (pH) adalah logaritma negatif dari kepekatan ion – ion H yang terlepas dalam suhu cairan dan pH merupakan salah satu indikator kualitas air (Soeseno, 1983). Derajat keasaman (pH) air kolam penelitian berkisar antara 7,0 – 8,0. Kisaran ini masih dalam kondisi yang baik untuk habitat ikan patin.Dari pH yang masih dalam kisaran normal tersebut, dapat diketahui bahwa pakan buatan yang diberikan selama penelitian, tidak memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas air.Derajat keasaman (pH) merupakan salah satu indikator kualitas lingkungan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Kandungan oksigen terlarut (DO) dalam penelitian ini berkisar antara 3,4 – 5,2 mg/L. Kisaran batas minimal konsentrasi oksigen untuk kehidupan ikan yaitu 2 mg/L. Dari kondisi kolam penelitian yang optimal tersebut dapat diketahui bahwa pemberian pakan buatan tidak memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN BIOLOGI Penggunaan tepung onggok singkong yang difermentasi Rhizopus oryzae dalam waktu yang berbeda pada bahan baku pembuatan
pakan ikan dapat
menambah pengetahuan bagi siswa dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk mendukung proses belajarnya. Melalui pelajaran di sekolah siswa dapat membantu masyarakat yang secara umum berperan sebagai penggiat perikanan terutama bagi masyarakat yang masih minim pengetahuannya mengenai pemanfaatan limbah rumah tangga dan pabrik yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan ikan.Dengan demikian siswa dapat merancang dan melakukan penelitian dan percobaan biologi secara sederhana. Bahan ajar yang dapat mendukung kegiatan belajar tersebut terdapat pada materi SMA kelas X semester 2 yakni mengenai Perubahan Lingkungan/iklim dan Daur Ulang Limbah Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait penelitian yang digunakan menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah : A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar KD 1.3
: Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.2
: Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
KD 3.10
: Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan.
KD 4.10
: Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa : 1. Perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong dengan Rhizopus oryzaeberpengaruh terhadap pertumbuhan ikan Patin. 2. Tepung onggok singkong yang difermentasi dalam waktu 3 hari memberikan hasil paling baik terhadap pertumbuhan ikan Patin. B. Saran 1. Perlu dilakukan uji kandungan nutrisi berupa protein, lemak dan karbohidrat sebelum dan sesudah fermentasi dilakukan agar dapat mengetahui
jumlah
peningkatan
kandungan
protein,
lemak
dan
seharusnya
dipisah,
agar
tidak
karbohidrat selama proses fermentasi. 2. Kolam
untuk
setiap
perlakuan
terkontaminasi oleh perlakuan yang lain. 3. Dilakukan uji kualitas air amoniak, karena amoniak senyawa beracun yang merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan Patin.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA Afrianto, 2005.Pakan Ikan. Kanisius: Yogyakarta. 148 hlm. Amri, Mustofa. 2006. Uji Biologis Pemakaian Bungkil Inti Sawit dan Produk Bungkil Inti Sawit Fermentasi dalam Pakan Ikan Mas Dibandingkan Pakan Komersil. Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXI No 2 Agustus 2006. Arie, Umar. 2007. Pembenihan dan Pembesaran Nila Gift. Cetakan Keenam. Penebar Swadaya: Jakarta. Hal 7-79. Asmawi, 1986.Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. PT Gramedia: Jakarta. Basuki, Tanuwidjaja. dan R. Wiryasasmita. 2013. Improvement of the Nutritif Value of Straw by Biological Treatment. In: M. Soejono, A. Musofie, R. Utomo, N. K. Wardhani and J. B. Schiere (editors). Crops Residues for Feed and Other Purposes.Bioconvertion Project Second Workshop on Crop Basidues for Feed and Other Purposes, Grati. Deptan, Rahardian. 2009. Musim Tanam 2008/2009. Dalam
.Diakses pada 4 Juli 2015.
web
:
Dewi, Kurnia Herlina. 2002. Hidrolisis Limbah Hasil Pertanian Secara Enzimatik. Akta Agraria Vol. 5 No. 2 hlm.67-71. Effendi, Hadi, 2003.Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius: Yogyakarta. Fajarudin, Mustofa.2014.Pengaruh Pemberian Pakan Buatan dengan Kadar Protein Berbeda terhadap Konsumsi Maksimum Benih ikan lele (Clarias batracus.L).Karya Ilmiah Fakultas Perikanan IPB: Bogor. Fardiaz, 1989.Mikrobiologi Pangan. Bogor: PAU Pangan dan Gizi, IPB. Fathul, Suhadi.,Iswoyo, Wibowo, Hari dan Triastuti, Harini.1997. Kualitas gizi Silase Hijauan Jagung (Zea mays) Dengan Berbagai Bahan Media Dan Masa Fermentasi Yang Berbeda, Sain Teks Vol. IV No. 3. Universitas Semarang. Fujaya. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Cetakan pertama. Rineka Putra: Jakarta. Ganong, Wijaya.F., 1990.Fisiologi Kedokteran. EGC Kelapa Muda: Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Germain, 2006.Toxic Mold, Black Mold,Household Mold Problems, & Toxic Black Mold Damage Information Center.http://www.mold.ph/definition-ofterms.htm.diakses pada 17 Desember 2015. Handayani, (2001).Penentuan Status Kualitas Perairan Sungai Brantas Hulu Dengan Biomonitoring Makrozoobentos. Tinjauan Dari Pencemaran Bahan Organik: Jakarta. Hepher, Brian. 1988.Nutrition Of Food Fisheries. Cambridge University: New York. Harefa, Fujaya., 1996.Pembudidayaan Artemia Untuk Pakan Udang dan Ikan. PT. Penebar Swadaya: Jakarta. Hasibuan , Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta. Khairuman dan D. Sudenda. 2008. Budidaya Patin Secara Intensif. Agro Media Pustaka: Jakarta. Kimbal, John W. 1994.Biologi Edisi Kelima; Jilid 2. Erlangga: Jakarta. Kordi, Herman. G. 2005. Budidaya Perairan. Buku Kedua. PT Citra Aditya Bakti : Bandung. Hal 964. Mahyuddin, Kimbal. 2010. Agribisnis Patin. Penebar Swadaya: Jakarta. hal 8-13, 59,79. Margiono, 1992.Molekuler Genetika Mikroba. UGM Press: Yogyakarta. Mudjiman, Ahmad. 1987. Makanan Ikan. Cetakan ke-3. Penebar Swadaya: Jakarta. Mudjiman, Ahmad. 1992.Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya: Jakarta. 190 hlm. Narasimha, G, Sridevi A. Buddolia Viswanath, Subbosh Chandra M., Rajashekar Reddy B.2006. Nutrien Effects on Production of Cellulolytic Enzymes by Aspergillus niger. African Journal of Biotechnology Vol. 5 (5), pp. 472-476. Ningrum.2007. Pembuatan Pakan Dengan Menggunakan Ampas Tahu yang Difermentasi Dengan Ragi Tape untuk Meningkatkan Berat Badan Pada Lele (Clarias batrachus).PKM.Universitas Airlangga : Surabaya. Nitis, 1994.Nutrient Requirement of Poultry. 9th. Ed. National Academy Press: Washington, D.C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Nugroho, 2007.Pengantar Bioteknologi Pakan. Materi dan Pelatihan Bioteknologi Pakan. BPT-Ciawi: Bogor. Hal 2. Purwoko, 2004.Pengaruh CaCO3 pada Fermentasi Asam Laktat oleh Rhizopus oryzae.Jurnal Mikrobiologi Indonesia 9: 19-22. Rahardi, F. I. Satyawibawa dan R. N. Setyowati. 1993. Agribisnis Peternakan. Penebar Swadaya: Jakarta. Rukmana, H., Rahmat, 2001, Lele Dumbo Budidaya dan Pascapanen. Penerbit Aneka Ilmu: Semarang. Sahwan, Firman. 2004. Pakan Ikan dan Udang; Formulasi, Pembuatan, Analisa Ekonomi. Penebar Swadaya: Jakarta. 96 hal. Santoso, H., dan Amri K., 1996. Budidaya Ikan Patin. PT Penebar Swadaya : Jakarta. Septiani, 2004.Studi Karbohidrat, Lemak dan Tempe.Skripsi. F.MIPA UNS: Surakarta.
Protein pada Kecap dari
Soedarmo, P, Sediaoetama, A. D. 1974. Ilmu Gizi. Penerbit Dian Rakyat: Jakarta. Soesono,Sogang. 1983. Pemeliharaan Ikan Di Kolam Pekarangan. Kanisius: Yogyakarta. Soetrisno.1996. Bunga Rampai Tempe Indonesia. Jakarta: Yayasan Tempe Indonesia. Sugianto, 2007.Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila.Penerbit CV: Simplex.. Sukarminah, 2008.Mikrobiologi Pangan. Penerbit Universitas Padjadjaran : Jatinangor. Supriyati, 1998.Fermentasi Bungkil Inti Sawit secara Subtrat Padat dengan Menggunakan Aspergillus niger.JITV. 3 (3): 164-170. Susanto, 2003.Budidaya Ikan Patin. Penebar Swadaya : Depok. Sustri, Lestari. 2012. Kandungan Protein pada Pelet Ikan. Dalam web: http://lositasustri.blogspot.com/2012/10/kandungan-protein-pada-peletikan.html. (diakses 25 September 2015). Suyanto, Soba. R. 2005. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya: Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tisnadjaja, Jiman. 1996. Pemanfaatan bahan berpati sebagai bahan baku dalam industri asam sitrat. Warta Biotek 10:3-5. Winarno, Fardiaz.G., S. Farsiaz dan D. Fardiaz, 1980.Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Wizna.2008. Efisiensi Penggunaan Energi Metabolis Ransum Berbasis Onggok yang Difermentasi Bacillus amyloliquefacienspada Ayam Broiler.Media Peternakan.Vol.31 No.3.Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Zonneveld, Nurman., Huisman E.A., Boon J.H., 1991. Prinsip – Prinsip Budidaya Ikan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
L A M P I R A N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 1 Prosedur Fermentasi Onggok Singkong Diambil 1 kg tepung onggok singkong
Disiapkan 1 liter air mineral dan ditambahkan 40 g urea dan 8 gr Rhizopus oryzae (Balitnak, 2003).
Tepung onggok yang sudah ditimbang, kemudian dicampurkan dengan larutan mineral dan Rhizopus oryzae(ragi tempe komersil) dicampur sampai homogen
Adonan tersebut dimasukkan kedalam plastik karung yang sudah dilubangi
Proses fermentasi dilakukan sesuai dengan perlakuan 1, 3 dan 5 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 2 Prosedur Pembuatan Pakan Ikan Bahan baku pembuatan pakan disiapkan terlebih dahulu
Tepung ikan
Tepung onggok singkong
Daun Singkong
Minyak jelantah
Tepung kanji
Tiap bahan baku ditimbang sesuai dengan yang diperlukan dalam perlakuan penelitian
Pencampuran dilakukan dengan cara bahan baku dicampur sesuai persentase yang kecil, kemudian disusul dengan persentase yang besar
Bahan baku yang sudah tercampur (homogen) kemudian di giling dengan mesin penggiling
Pakan yang sudah di giling dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama 2/3 hari
Pakan siap diberikan pada ikan uji
Dedak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 3 1. Uji NormalitasDistribusi Data Berat Ikan Patin Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova
Beratikan
Shapiro-Wilk
perlakuan
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
P1
.142
10
.200
*
.938
10
.536
P2
.108
10
.200*
.964
10
.834
P3
.091
10
.200*
.977
10
.948
P4
.090
10
.200
*
.975
10
.933
K
.084
10
.200*
.982
10
.974
a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Pengujian
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan aplikasi SPSS. Hasil yang diperoleh pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai sig > 0,05 yang berarti bahwa data berat ikan yang didapatkan berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Berat Ikan Patin Test of Homogeneity of Variances Berat Ikan Patin Beratikan Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.688
4
45
.604
Tabel di atas menunjukkan homogenitas varians yang dihasilkan dengan nilai levene statistic 0,688 dan nilai sig 0,604 pada level probabilitas yang berarti bahwa perlakuan setiap perbedaan lama waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan terhadap pertumbuhan ikan patin memiliki varians yang sama (homogen).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 4 Hasil Uji Anova Terhadap Berat Ikan Patin Anova: Single Factor SUMMARY Groups Count K9 P1 9 P2 9 P3 9 K+ 9
Sum 612,25 636,65 692,05 828,9 939,55
Average 68,02778 70,73889 76,89444 92,1 104,3944
Variance 1621,922 1596,207 1553,929 2266,032 3081,842
Multiple Comparisons Beratikan LSD Mean
95% Confidence Interval
Difference (I) perlakuan (J) perlakuan K-
P1
P2
P3
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
P1
-3.755
22.502
.868
-49.08
41.57
P2
-26.010
22.502
.254
-71.33
19.31
P3
-9.686
22.502
.669
-55.01
35.64
K+
-41.780
22.502
.070
-87.10
3.54
K-
3.755
22.502
.868
-41.57
49.08
P2
-22.255
22.502
.328
-67.58
23.07
P3
-5.931
22.502
.793
-51.25
39.39
K+
-38.025
22.502
.098
-83.35
7.30
K-
26.010
22.502
.254
-19.31
71.33
P1
22.255
22.502
.328
-23.07
67.58
P3
16.324
22.502
.472
-29.00
61.65
K+
-15.770
22.502
.487
-61.09
29.55
K-
9.686
22.502
.669
-35.64
55.01
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
K+
P1
5.931
22.502
.793
-39.39
51.25
P2
16.324
22.502
.472
-61.65
29.00
K+
-32.094
22.502
.161
-77.42
13.23
K-
41.780
22.502
.070
-3.54
87.10
P1
38.025
22.502
.098
-7.30
83.35
P2
15.770
22.502
.487
-29.55
61.09
P3
32.094
22.502
.161
-13.23
77.42
ANOVA Berat ikan
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 12103.120
df 4
Mean Square 3025.780
113927.520
45
2531.723
126030.640
49
F 1.195
Sig. .326
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa nilai Fobs. 1.195< Nilai Sig 0.326 pada level probabilitas. Hal ini berarti bahwa perlakuan perbedaan waktu fermentasi tepung onggok singkong pada pakan ikan tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan patin secara significan maka, hipotesis diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 5 Data rata – rata Pertumbuhan Ikan Patin setiap 2 minggu sekali Pengukuran 1 tgl 4 Okt ‘15 IKAN
K(-)
P1
P2
P3
K(+)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
13 13.2 13.2 13.5 14 13.8 12 13 12.9 13.5 14.6 13 13.4 13.8 13 14 13.4 12 12.7 13 13.25
14 13.9 13.6 13.2 14.3 14.8 14 13 13.5 14 14.8 13.4 13.8 13.8 13.3 14.3 13.7 13.7 14 14 13.855
19 19 18.8 18 18 19 18.7 18.5 18 18 18.9 19 20 20.7 19 18.6 18.9 20 21 21 19.105
16.8 17.6 17 17.9 17 17.4 18 17.5 18.4 18 17 17.4 17 17.2 17 16 18 17.5 18.2 17.2 17.405
23.9 21.5 22 21.4 22.3 22 22.4 21.6 22.7 23 22.5 22.6 23 23.7 22.9 24.1 23.4 23 23.5 23.5 22.75
P3 30 32.1 31.5 31 27.5 30
K(+) 45 44.5 45 46 46 45.3
Pengukuran 2 tgl 18 Okt ‘15 IKAN 1 2 3 4 5 6
K(-) 22.2 22 22.7 23 23 22.9
P1 26.2 29.1 27.7 26 27.5 28
P2 38.4 40.2 39.5 37.3 39.1 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
21.4 23 21.9 22.5 23.4 23 23.1 23.4 23 22.4 22.6 22 22.5 23 22.65
26.4 28.1 25 28.5 26.4 28 29 27.4 28 28.1 27 28.2 28 28.5 27.555
42 38.1 40.3 40 38.5 39 39.5 41.5 39.2 40.4 39 39.5 40 38.5 39.5
33 34 32.3 32.1 33 33.2 30.5 32 32.2 31.4 30.6 33 32.6 31 31.65
46 43.1 45 46.3 42 46 48 46.1 47 40.4 39 38.5 42.3 40.5 44.1
P3 50 51.6 50.2 49 50.4 52.3 50 49.9 50.6 49.2 52 50.6 51 52.4 50.4 51 50.3 53 51.2
K(+) 64 64 66.2 65.8 66.6 67.6 65.4 67.2 64.8 68 57.2 66 64.5 68 65.4 67.3 66 67.1 65
Pengukuran 3 tgl 1 Nov ‘15 IKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
K(-) 33 35.1 34 35.2 36 34.1 35 34 32.3 33.1 33 35.2 34 35.1 34 35.8 35 34 34.8
P1 42.4 40.2 42 40.3 39.1 40 42 38.1 40.3 40 38.5 39 39.5 41.5 41 40.4 39 40.2 40
P2 58.3 58 57.2 58.8 58 58.3 57 58.2 59.6 58.7 57.2 58.5 57.2 59 58.4 60 58.1 59 59.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
20 Rata-rata
35.3 34.4
38.5 40.1
59.3 58.405
49 50.705
66 65.605
Pengukuran 4 tgl 15 Nov ‘15 IKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
K(-) 50 49.1 50.2 49 50.4 50.8 50 49 50.6 49.8 52 50.6 51 49.8 50.4 49 50.3 53 49.2 49.8 50.2
P1 56.3 58 57.2 57.1 58 55.3 57 54.2 56.6 54.7 53.2 52.5 51.2 56 50.4 47 54.1 49 52.3 52 54.105
P2 78.4 76 78.6 75.8 74.6 75 75 76.8 78.4 76 77 77.8 78.9 77 78.2 78 77.8 76.1 77 78.8 77.06
P3 64.5 64 67.4 65.8 66 67.6 65.4 67 66.8 68 58.2 66 64.5 68 67.4 67 66 67.1 65 66.4 65.905
K(+) 86.3 88.6 89 88.5 87 88 87 86.8 85.2 85.6 86 89.8 88.9 85 87.2 89.5 86.8 87 88.9 88.9 87.5
Pengukuran 5 tgl 29 Nov ‘15 IKAN 1 2 3 4 5 6
K(-) 66 65.8 64.4 67 67.5 68
P1 71.3 69.2 70.4 71.5 70 70
P2 93 96.2 91 95.6 94.9 96.3
P3 78.4 76 78.6 75.8 74.6 75
K(+) 101 100.3 99.3 111.3 98 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
69 66.6 68.8 68.4 68.2 68 68.5 66 68.4 67 68 67.1 68 67.4 67.405
70.4 69.4 70 69 71.2 68 69.5 69.6 68.4 67 68 70.1 70 71 69.7
87 99.2 97 93.4 94.4 98.8 95.9 96 95.7 97 95 93.6 93.9 99.1 95.15
75 76.8 78.4 76 77 77.8 76.9 77 78.2 78 77.8 78.1 77 78.8 77.06
100.1 99.2 104 100.9 100.7 98.8 104.1 108 99 105.3 103.8 110.6 106.5 99.1 103
Pengukuran 6 tgl 13 Des ‘15 IKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
K(-) 86.3 88.6 89 86.5 87 88 87 86.8 84.2 85.6 86 89.4 88 85 87.4 84.1 86.5 87.9
P1 88 89.6 90 89.5 86.9 90.2 88 88.8 89.2 89 88.4 87.6 88 88.3 88.2 89.5 89 87
P2 111 107.3 106.3 113.3 108 110 100.1 112 104 110.9 111.7 113.8 109.1 113 112 112.6 113.8 112.6
P3 90 90.2 91 89.6 90.1 92.3 87 91.2 92 90.6 91.4 93.8 89.2 90.1 90.7 94 88 89.6
K(+) 118.3 117.3 119.3 114.3 118 122.2 114.1 112 122.6 125.9 125 119.8 123.1 125.2 126.4 125 121.8 122.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
19 20 Rata-rata
88.9 88.9 87.055
90.1 89,4 88.7
111.5 114 110.35
90.1 90.1 90.55
123.5 124.6 121.05
Pengukuran 7 tgl 27 Des ‘15 IKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
K(-) 89 100.3 99.3 111.3 99 110 100.1 99.2 104 100.9 100.7 99.2 104.1 108 99 105.3 110 108.6 106 99.1 102.655
P1 101.7 100.8 100 111.3 99.2 110.4 100.8 99.5 104.6 100.9 100.7 98.8 104.1 108 99 105.3 103.8 110.6 106.5 99.1 103.255
P2 124.3 122.3 127.3 126.3 125 124.2 128.1 126 125.6 125.9 125 129.5 128.1 125.2 126.4 125 127.8 127.6 125.5 126.6 126.085
P3 100 103.3 106.3 101.3 108 99 100.1 102 104 103.9 111.7 110.6 106.1 110 110.1 112.2 99.8 110.6 110 114 106.15
K(+) 139 141.3 134.3 137.3 140.2 138.2 136.1 144 138.6 136.9 145 139.5 139.1 139.2 140.4 146 143.8 142.6 145.5 142.6 140.48
Pengukuran 8 tgl 10 Jan ‘16 IKAN 1 2 3 4 5
K(-) 111 109.3 106.3 113.3 119
P1 110.4 107.3 111 103.3 118.1
P2 140.2 143 144.3 145 139.2
P3 123 124.3 126 123.3 128
K(+) 169 173.3 162.3 167.3 170.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
115 110.1 112 104 114.9 115.7 113.8 112.3 113 112.8 112.6 113.8 116.6 111.5 114 112.55
110 111.1 118 115 110.2 118.7 117.2 115.1 113.7 118 118.6 113 112.6 116.5 117.3 113.755
143.2 140 144.2 144 136.1 145 140.5 140.1 141.2 138.4 144 145.4 146 148.6 139.6 142.4
122 121.1 120 120.4 111.8 111.7 113.6 109.1 113 112 122.6 120 119.6 119.5 122 119.15
164 163.1 171.2 160.6 165.8 160 169.5 159.1 169.2 155 164 163.8 152 165.5 162.2 164.355
Pengukuran 9 tgl 24 Jan ‘16 IKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
K(-) 114.3 102.3 117.3 106.3 105 124.6 128.1 126 125.6 125.9 125 129.5 128.1 125.2 126.4 125 127.8
P1 126 125.3 127 126.3 125 126.2 128.1 126 128.6 132.9 128 133.5 132 129.2 128 130 130.5
P2 163 163.3 152.3 157.3 154.2 159 163.1 161.2 160.6 165.8 160 165.5 159.8 160.5 155 164 163.8
P3 130 133.3 132 136.3 132.4 131.2 130.4 136 134.6 132.9 135.3 133.5 132 135.2 134 135 135.5
K(+) 190.4 186.3 192.3 180 189.2 187 194.2 188.2 195 185.8 190.4 195 197.8 190.5 198 184.4 183.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
18 19 20 Rata-rata
127.6 125.5 126.6 122.105
132 128.5 130 128.655
152 165.5 162.2 160.405
132 134.5 135 133.555
192 195.5 192.2 190.4
Pengukuran 10 tgl 7 Feb ‘16 IKAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata
K(-) 128 134.3 132 136.3 132.4 131.2 130.4 136 134.6 132.9 135.3 133.5 132 135.2 134 135 135.5 132 134.5 135 133.505
P1 142.2 141 145.3 144 140.2 143 140 144.2 144 144.1 145 143.5 140.6 145.6 143.4 144 145.4 146 148.6 143 143.655
P2 180.2 173.3 190.3 187.3 170.2 184 172.4 171.2 170.6 185.8 190 170 173.1 171.2 175 172 174.8 172 173.5 182.2 176.955
P3 157.2 154 153.3 152 152 150.2 140 150.2 152 151 145 150.5 151 155 154.4 144 153 146 148.6 152.6 150.6
K(+) 227.2 230.3 230 229.3 228 225 229.4 231.2 222.6 226.8 222 220 222.1 231.2 220 210.8 214.8 223.4 211 225.2 224.015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Lampiran 6 Data Kelangsungan Hidup Ikan Patin (%) Tanggal, Bulan, Tahun Perlakuan
Kelangsungan Hidup (%)
4 Okt ‘15
18 Okt ‘15
1 Nov ‘15
15 Nov ‘15
29 Nov ‘15
13 Des ‘15
27 Des ‘15
10 Jan ‘16
24 Jan ‘16
7 Feb ‘16
K(-)
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
100%
P2
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
100%
P3
40
40
40
39
38
38
38
38
38
38
95%
P4
40
40
39
37
37
37
37
37
37
37
92,5%
K(+)
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 7 Data rata – rata pengukuran pH selama 2 minggu sekali Tanggal, bulan, tahun
K(-)
P1
P2
P3
K(+)
4 Okt ‘15
7,2
7,3
7,5
7,2
7,2
18 Okt ‘15
7,7
7,3
7,3
7,9
7,8
1 Nov ‘15
7,2
7,2
8,0
7,1
7,1
15 Nov ‘15
7,0
7,1
7,0
7,0
7,0
29 Nov ‘15
7,3
7,5
7,2
7,3
7,3
13 Des ‘15
7,2
7,4
7,6
7,4
7,4
27 Des ‘15
7,2
7,7
7,3
7,6
7,3
10 Jan ‘16
7,6
7,3
7,0
7,3
7,1
24 Jan ‘16
7,3
7,3
7,5
7,3
7,3
7 Feb ‘16
7,1
7,4
7,3
7,3
7,5
Rata - rata
7,28
7,35
7,38
7,34
7,30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 8 Data rata – rata pengukuran suhu selama 2 minggu sekali Tanggal, bulan, tahun
K(-)
P1
P2
P3
K(+)
4 Okt ‘15
29
29
29
29
29
18 Okt ‘15
27,3
27,3
27,3
27,3
28
1 Nov ‘15
28
27,1
28
28
28
15 Nov ‘15
28
28
29
28
28
29 Nov ‘15
28,7
28,7
28,7
28,7
28,7
13 Des ‘15
28
28
28
28
28,3
27 Des ‘15
29,1
29,1
29,1
29
29,1
10 Jan ‘16
28,4
28,4
28,4
28,5
28,4
24 Jan ‘16
28,2
28
28
28
28
7 Feb ‘16
27
27
27,1
27
27
Rata - rata
28,17
28,06
28,26
28,15
28,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 9 Data rata – rata pengukuran DO selama 2 minggu sekali Tanggal, bulan, tahun
K(-)
P1
P2
P3
K(+)
4 Okt ‘15
4,6
4,6
4,6
4,6
4,6
18 Okt ‘15
4,8
4,8
4,8
4,8
4,8
1 Nov ‘15
4
4,3
3,9
4
4
15 Nov ‘15
4,5
4,5
4,5
4,7
4,5
29 Nov ‘15
4,9
4,9
4,9
4,9
4,9
13 Des ‘15
5,2
5,2
5,4
5,2
5,2
27 Des ‘15
5,3
5
5
5
5
10 Jan ‘16
4,9
4,9
4,9
4,9
5
24 Jan ‘16
3,4
3,8
4
3,8
3,8
7 Feb ‘16
5
5
5,2
5
5,4
Rata – rata
4,46
4,70
4,72
4,69
4,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10 SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA Satuan Pendidikan
: SMA
Kelas
: X
KI 1
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
:
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
:
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
:
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
Tugas Membuat pakan ikan dari berbagai bahan limbah, kemudian diaplikasikan kedalam pemeliharaaan benih ikan Patin selama 2 minggu Membuat laporan tertulis bersama teman sekelompok, sesuai dengan yang sudah ditentukan
6 JP
MEDIA, ALAT, BAHAN
10. Perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah 1.3.
2.2.
3.10.
4.10.
Peka dan peduli terhadap Keseimbangan permasalahan lingkungan lingkungan hidup, menjaga dan Kerusakan menyayangi lingkungan sebagai lingkungan/pen manisfestasi pengamalan ajaran cemaran agama yang dianutnya lingkungan. Pelestarian lingkungan Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Limbah dan daur ulang Jenis-jenis limbah. Proses daur ulang
Mengamati Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kerja ilmiah percobaan pembuatan pakan ikan dari berbagai limbah untuk pertumbuhan ikan patin Mengamati hasil data yang telah diperoleh Menanya Memberikan pertanyaan mengenai prosedur dalam melakukan percobaan pembuatan pakan ikan Menanyakan bagaimana hasil yang diperoleh selama pengamatan Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi) Melakukan percobaan mengenai pembuatan pakan ikan Menggali informasi mengenai hasil data yang telah diperoleh Mengasosiasikan/ Menalar Menganalisis data yang telah diperoleh selama pengamatan. Mengkomunikasikan Laporan hasil pengamatan secara tertulis Presentasi secara lisan tentang hasil percobaan/ eksperimen
Foto macam – macam gambar limbah Video LKS percobaan pembuatan pakan ikan dari limbah
Observasi Sikap ilmiah dalam mengamati, berdiskusi, membuat karya, dan merefleksikan diri terhadap perilaku 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
MEDIA, ALAT, BAHAN
kerusakan lingkungan Portofolio Kompetensi membuat laporan dari format, isi laporan, kesesuaian isi, dan spek komunikatif dan berbahasa. Tes Diberikan soal posttest setelah siswa melakukan percobaan tersebut
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran
: IPA BIOLOGI
Kelas/Semester
: X/Genap
Alokasi Waktu
: 6 X 45 Menit (3 X Pertemuan)
A. Kompetensi Inti KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan,
dan
peradaban
terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
B. Kompetensi Dasar KD 1.3
: Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
KD 2.1
: Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan
di
dalam
kelas/laboratorium
maupun
di
luar
kelas/laboratorium KD 3.10
: Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan.
KD 4.10
:Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
C. Indikator 1.3.1
: Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
2.1.1
: Bersikap teliti, jujur, aktif, kerjasama dan tekun dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
3.10.1
: Mendeskripsikan perubahan lingkungan
3.10.2
: Menjelaskan dampak dari perubahan lingkungan bagi kehidupan
3.10.3
: Mengidentifikasi dampak dari perubahan lingkungan bagi kehidupan
4.10.1
: Membuat desain penelitian produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan
4.10.2
: Melakukan eksperimen terkait pembuatan produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan dengan menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
D. Tujuan Pembelajaran 1.3.1.1
: Siswa menunjukkan sikap peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan
2.1.1.1
: Siswa dapat bersikap teliti, jujur, aktif, kerjasama dan tekun dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
3.10.1.1 : Melalui studi pustaka siswa dapat mendeskripsikan
perubahan
lingkungan 3.10.1.2 : Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan dampak dari perubahan lingkungan bagi kehidupan 3.10.1.3 : Melalui pengamatan siswa dapat mengidentifikasi dampak dari perubahan lingkungan bagi kehidupan 4.10.1.1 : Melalui keja proyek, siswa dapat membuat desain penelitian produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan 4.10.1.2 : Setelah melakukan percobaan, siswa dapat mengkomunikasikan hasil percobaan dalam bentuk laporan tertulis.
E. Materi Pembelajaran Bab
F.
: Perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah
Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Saintifik
Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Kerja proyek, Eksperimen
Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 JP) Kegiatan Pendahuluan
Fase Menyiapkan kondisi
Deskripsi 1. Guru mengucapkan salam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
(15 Menit)
belajar
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa 3. Guru mengecek kehadiran siswa sebelum memulai pelajaran
Melakukan
4. Siswa diminta mencermati gambar
apersepsi,
pada power point tentang perbedaan
menyampaikan
sungai yang bersih dan sungai yang
tujuan, dan motivasi
sudah tercemar
siswa
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi siswa dalam kelompokyang terdiri dari 4 – 5 orang dan masing – masing kelompokmendapatkan LKS
Kegiatan Inti
Mengamati
(60 Menit)
7. Siswa mengamati video kerusakan lingkungan tentang pencemaran sungai
Menanya
8. Siswa diminta membuat pertanyaan berkaitan dengan video yang telah diamati
Mengumpulkan informasi/Mencoba
9. Siswa melakukan pengamatan di sekitar lingkungan sekolah mengenai kerusakan lingkungan 10. Siswa berdiskusi mengenai kerusakan lingkungan yang ditemukan di sekitar sekolah kemudian siswa mencari usulan cara pencegahan dan pemulihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
kerusakan lingkungan tersebut Menalar
11. Siswa mengolah informasi yang diperoleh dan mengisi LKS
Mengkomunikasikan 12. Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi mengenai cara pencegahan kerusakan lingkungan tersebut Penutup
Rangkuman
(15 Menit)
13. Siswa dibimbing untuk merangkum butir-butir pembelajaran
Refleksi
14. Siswa diajak untuk merefleksikan hasil belajarnya
Tindak lanjut
15. Siswa diberi tugas untuk memperlajari materi tentang macammacam limbah
Pertemuan II (2 JP) Kegiatan
Fase
Deskripsi
Pendahuluan
Menyiapkan kondisi 1. Guru mengucapkan salam
(15 Menit)
belajar
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa 3. Guru mengecek kehadiran siswa sebelum memulai pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Melakukan apersepsi, 4. Guru memberikan apersepsi menyampaikan
denganmengajukan pertanyaan
tujuan, dan motivasi
kepada siswa“apakah semua jenis
siswa
limbah bisa di daur ulang?” 5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 6. Guru membagi siswa dalam kelompokpraktikum yang terdiri dari 4 – 5 orang dan masing – masing kelompokmendapatkan LKS
Kegiatan Inti
Mengamati
(60 Menit)
7. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kerja ilmiah percobaan/ penelitian
Menanya
8. Memberikan pertanyaan mengenai prosedur dalam melakukan percobaan
Mengumpulkan informasi/Mencoba
9. Melakukan percobaan penelitian mengenai pembuatan pakan ikan dari berbagai limbah untuk pertumbuhan ikan Patin
Menalar
10. Siswa mendiskusikan hasil percobaan bersama teman kelompoknya
Mengkomunikasikan 11. Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok mengenai warna, bau, tekstur dan bentuk dari pembuatan pakan ikan di depan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
12. Guru dan siswa menanggapi siswa lain yang sedang presentasi Penutup
Rangkuman
(15 Menit)
13. Siswa dibimbing untuk merangkum butir-butir pembelajaran
Refleksi
14. Siswa diajak untuk merefleksikan hasil belajarnya
Tindak lanjut
15. Siswa diberi tugas untuk melakukan pengamatan pertumbuhan ikan patin dengan kelompoknya selama 2 minggu.
Pertemuan III (2 JP) Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
Deskripsi
Fase Menyiapkan kondisi
1. Guru mengucapkan salam
belajar
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa
Melakukan apersepsi,
3. Guru mengajukan pertanyaan “Apa
menyampaikan
saja yang telah kalian lakukan pada
tujuan, dan motivasi
kegiatan percobaan/ penelitian
siswa
kemarin?” 4. Guru mengorganisasikan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok praktikum untuk membuat laporan hasil kegiatan percobaan/penelitian
Kegiatan Inti
Mengamati
5. Mengamati hasil data yang telah diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Menanya
6. Guru menanyakan bagaimana hasil yang telah diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan pada masingmasing kelompok
Mengumpulkan informasi/Mencoba Menalar
7. Siswa menggali informasi mengenai hasil data yang telah diperoleh 8. Siswa menganalisis data yang telah diperoleh
Mengkomunikasikan
9. Siswa mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok mengenai pertumbuhan ikan patin selama pemeliharaan di kolam di depan kelas 10. Guru dan siswa menanggapi siswa lain yang sedang presentasi.
Penutup
Penghargaan
11. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok yang bagus
Merangkum
12. Siswa dibimbing untuk merangkum butir-butir pembelajaran.
Refleksi
13. Siswa diajak untuk merefleksikan hasil belajarnya.
G. Sumber, Bahan, dan Alat yang Digunakan 1. Sumber : a. Buku Biologi kelas XI b. Buku – buku yang relevan c. Jurnal, artikel d. Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
2. Bahan pembelajaran yang digunakan : a. Bahan Pembelajaran 1) Video 2) Lembar Kerja Siswa (LKS) 3) Hasil percobaan 4) Power point (PPT) b. Bahan Percobaan Terstruktur 1) Tepung onggok singkong 2) Tepung ikan 3) Minyak jelantah 4) Dedak, daun singkong 5) Tepung kanji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
3. Alat Pembelajaran a. Laptop b. Viewer c. LCD d. Speaker
H. Penilaian (Terlampir) 1. Jenis/Teknik Penilaian a. Penilaian kognitif b. Penilaian sikap c. Penilaian psikomotor 2. Bentuk Instrumen Penugasan Lembar Kerja Siswa (LKS), rubrik penilaian dan pedoman skoring terlampir
Yogyakarta,…………………… Mengetahui : Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
…………………..
……………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 12 Pengamatan Perilaku/Sikap Ilmiah No.
Aspek yang dinilai
1.
Jujur
2.
Disiplin
3.
Aktif
4.
Kerjasama
5.
Tanggung jawab
1
2
3
Keterangan
Rubrik Penilaian Perilaku/Sikap Ilmiah No.
Aspek yang dinilai
Rubrik 1. Tidak jujur dalam pengambilan data (memanipulasi data) 2. Jujur dalam pengambilan data
1.
Jujur
namun kurang sesuai dengan hasil pengamatan 3. Jujur dalam pengambilan data sesuai dengan hasil pengamatan 1. Tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas, tidak
2.
Disiplin
mendapatkan hasil 2. Disiplin dalam menjalankan tugas, tidak mendapatkan hasil terbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
3. Disiplin dalam menjalankan tugas, mendapatkan hasil terbaik dan tepat waktu 1. Tidak menunjukkan sikap aktif, diam, tidak mengeluarkan pendapat 2. Menunjukkan sikap aktif, namun sedikit mengeluarkan pendapat 3.
Aktif
dalam kelompok 3. Menunjukkan sikap aktif dengan ikut berdiskusi mengeluarkan pendapat, dan belajar bersama dalam kelompok 1. Tidak menunjukkan sikap kerja sama, diam, dan belajar individual
4.
Kerjasama
2. Menunjukkan sikap kerja sama, namun cenderung belajar individual 3. Menunjukkan sikap kerja sama, belajar dalam kelompok 1. Melakukan pekerjaan tidak sesuai prosedur, bekerja dengan tergesagesa, hasil tidak tepat 2. Melakukan pekerjaan sesuai
5.
Tanggung jawab
prosedur, hati-hati dalam bekerja, hasil tidak tepat 3. Melakukan pekerjaan sesuai prosedur, hati-hati dalam bekerja, hasil tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kriteria Penilaian
Jumlah Skor
Nilai
12-15
A
10-11
B
8-9
C
6-7
D
<5
E
Rentangan skor : 1 – 3 Skor tertinggi untuk setiap aspek yang diamati (SMI) : 3 X 5 = 15 Konversi skala Linkert : Batas bawah A = 85% x 15 = 12 A = Sangat aktif Batas bawah B = 70% x 15 = 10 B = Aktif Batas bawah C = 55% x 15 = 8 C = Cukup aktif Batas bawah D = 40% x 15 = 6 D = Tidak aktif Dibawah skor 5 nilai E E = Tidak aktif
Lembar Penilaian Perilaku/sikap (Afektif) No.
Nama Siswa
Aspek yang dinilai 1
1.
Siswa A
2.
Siswa B
3.
…..
2
3
4
Jumlah 5
Skor
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 13 Lembar PenilaianKinerja Praktikum Kelas
: ………………………………
Kelompok
: ……………………………… Skor
No.
Aspek
Kategori Penilaian 1
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
a. Alat dan Bahan a. Pengambilan data (pengukuran berat ikan)
3
Kegiatan
a.
Mengembalikan/ membereskan alat/bahan
Akhir b.
Pengumpulan Laporan Skor Total Nilai
Pedoman Penilaian : Nilai =
ℎ
ℎ 20
100
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Pedoman Penilaian Kinerja Praktikum Skor Aspek
Kategori Penilaian 1
2
3 Alat dan bahan yang digunakan lengkap dan tepat namun kurang memahami kegunaan alat
4
Persiapan
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan kurang lengkap dan tidak mengetahui semua kegunaan alat
Alat dan bahan yang digunakan kurang lengkap, namun masih memahami kegunaan alat – alat tertentu
Alat dan bahan yang digunakan lengkap dan tepat serta mengetahui fungsi dari semua alat
Pelaksanaan
a. Pengambilan data (pengukuran berat ikan)
Tidak melakukan pengambilan data
Parameter yang diukur Parameter yang diukur kurang tepat sudah sesuai, namun data yang didapat kurang lengkap
Parameter yang diukur serta waktu pengambilan data sudah sesuai dengan yang ditentukan
Kegiatan Akhir
a. Mengembalikan dan membereskan alat/bahan praktikum
Tidak membereskan/ mengembalikan alat/bahan yang sudah selesai digunakan
Alat/ bahan hanya dibereskan dan dikembalikan namun hanya sebagian
Alat/ bahan sudah dibereskan dan dikembalikan namun bebrapa alat dalam keadaan kurang baik
Alat/ bhan yang sudah digunakan dibereskan dan dikembalikan dalam keadaan baik
b. Pengumpulan laporan
Tidak mengumpulkan laporan proyek
Mengumpulkan laporan proyek dua hari setelah batas pengumpulan
Mengumpulkan laporan proyek satu hari setelah batas pengumpulan
Mengumpulkan laporan proyek/ praktikum tepat waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Observasi Presentasi Tingkat Kemampuan Aspek yang Dinilai 1
2
3
4
5
Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi Kemampuan mengemukakan pendapat Kemampuan menjawab pertanyaan dari teman atau guru Kerjasama kelompok Kemampuan menarik kesimpulan Jumlah
Lembar Penilaian Observasi Presentasi Aspek yang Dinilai No.
Jumlah Skor
Nama Siswa 1
2
3
4
5
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rubrik PenilaianObservasi Presentasi No. 1.
Aspek yang dinilai
Skor
Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara runtut,
4
jelas, dan lengkap Kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara runtut,
3
tetapi kurang jelas Kelompok mempresentasikan hasil diskusi tidak runtut dan
2
tidak jelas Kelompok tidak mempresentasikan hasil diskusi 2.
1
Kemampuan mengemukakan pendapat Kelompok mengemukakan pendapat dengan benar dan jelas
4
Kelompok mengemukakan pendapat dengan benar tetapi
3
kurang jelas
3.
Kelompok mengemukakan pendapat tidak benar
2
Kelompok tidak mengemukakan pendapat
1
Kemampuan menjawab pertanyaan dari teman atau guru Kelompok dapat menjawab seluruh pertanyaan (minimal 3)
4
dari teman atau guru dengan benar Kelompok menjawab sebagian (minimal 1) pertanyaan dari
3
teman atau guru dengan benar Kelompok menjawab pertanyaan dari teman atau guru dengan
2
benar tetapi kurang tepat Kelompok tidak menjawab pertanyaan dari teman atau guru 4.
1
Kerjasama kelompok 4-5 anggota kelompok aktif dalam presentasi
4
2-3 anggota kelompok aktif dalam presentasi
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
5.
Hanya 1 anggota kelompok yang aktif dalam presentasi
2
Seluruh anggota kelompok tidak aktif dalam presentasi
1
Kemampuan menarik kesimpulan Kelompok menyimpulkan hasil presentasi dengan jelas,
4
singkat, sesuai hasil diskusi sesuai materi dan percobaan Kelompok menyimpulkan hasil presentasi kurang jelas,
3
terlalu panjang Kelompok menyimpulkan hasil presentasi tidak sesuai materi
2
dan hasil percobaan Kelompok tidak menyimpulkan hasil presentasi Rentangan skor :1 – 4 Skor tertinggi untuk setiap aspek yang diamati (SMI) : 4 X 5 = 20 Konversi skala Linkert : Batas bawah A = 85% x 20 = 17 A= Sangat aktif Batas bawah B = 70% x 20 = 14 B=Aktif Batas bawah C = 60% x 20 = 12 C=Cukup aktif Batas bawah D = 50% x 20 = 10 D=Tidak aktif Dibawah skor 9 nilai E E=Tidak aktif
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 15 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM DISKUSI
Materi
:
Anggota kelompok
: 1.
4.
2.
5.
3. Petunjuk
No 1
: Berilah skor pada kolom sesuai dengan keadaan kelompok yang diobservasi! Aspek yang diamati
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
2
Kemampuan kelompok dalam mengemukakan pendapat
3
Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok
4
Menjawab pertanyaan dari guru atau kelompok lain
5
Menghargai pendapat dari kelompok lain
6
Membuat catatan hasil diskusi Skor total
Skor anggota kelompok 1
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
RUBRIK PENILAIAN AKTIVITAS SISWA DALAM DISKUSI KELOMPOK No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aspek yang dinilai
Skor
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Siswa menyimak penjelasan guru dan bertanya pada guru jika 4 terdapat hal yang kurang jelas Siswa menyimak penjelasan dari guru 3 Siswa tidak menyimak penyelasan dari guru dan berbicara sendiri 2 Siswa berdiri atau berjalan-jalan saat guru menjelaskan 1 Kemampuan kelompok dalam mengemukakan pendapat Kelompok mengemukakan pendapat secara benar, jelas dan 4 runtut Kelompok mengemukakan pendapat benar tetapi tidak jelas 3 Kelompok mengemukakan pendapat tidak benar 2 Kelompok tidak mengemukakan pendapat 1 Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok 5-6 anggota kelompok aktif dalam diskusi kelompok 4 3-4 anggota kelompok aktif dalam diskusi kelompok 3 Hanya 1 anggota kelompok yang aktif dalam diskusi kelompok 2 5-6 anggota kelompok pasif dalam diskusi kelompok 1 Kemampuan kelompok menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain Siswa menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain dengan 4 tepat dan jelas Siswa menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain dengan 3 tepat tetapi kurang jelas Siswa menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain tidak tepat 2 Siswa tidak menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain 1 Menghargai pendapat dari kelompok lain Minimal 3 kali kelompok merespon pendapat kelompok lain 4 Hanya 1 kali kelompok merespon pendapat dari kelompok lain 3 Siswa tidak merespon pendapat kelompok lain 2 Kelompok mencela pendapat kelompok lain 1 Membuat catatan hasil diskusi Siswa membuat catatan hasil diskusi (minimal 3) dari kelompok 4 lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Siswa mencatat hasil diskusi (minimal 2) dari kelompok lain Siswa hanya mencatat hasil diskusi kelompoknya sendiri Siswa tidak pernah membuat catatan hasil diskusi kelompok
Rentangan skor
:1–4
Skor tertinggi untuk setiap aspek yang diamati (SMI) : 4 x 6 = 24 Konversi skala Linket : Batas bawah A = 85% x 24 =20 Batas bawah B = 75% x 24 = 17 Batas bawah C = 60% x 24 = 14 Batas bawah D = 50% x 24 = 12 Dibawah skor 11 nilai E
A : Sangat aktif
= 20-24
B : Aktif
= 17-19
C : Cukup aktif
= 14-16
D : Kurang aktif
= 12-13
E : Tidak aktif
= 0-11
3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 16 Format Laporan Tertulis A. Acara Praktikum (5) a. Judul : b. Hari/ Tanggal : c. Tempat : B. Rumusan Masalah (5) C. Tujuan Praktikum (5) D. Hipotesis (5) E. Alat, bahan, dan Cara Kerja (10) F. Hasil Pengamatan (tabel pengamatan/grafik) (15) G. Pembahasan (20) H. Kesimpulan (10) I. Daftar Pustaka (sesuai dengan literature yang digunakan) (5)
Pedoman Penilaian : Nilai =
ℎ
ℎ 20
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Lampiran 17 Rubrik Penilaian Laporan Tertulis Hasil Percobaan Aspek yang dinilai A. Acara Praktikum
Skor
Kriteria Penelitian
1
Hanya mencantumkan 1 komponen dan tidak lengkap
2
Hanya mencantumkan 1 komponen yang lengkap
3
Hanya mencantumkan 2 komponen yang lengkap
4
Salah satu komponen tidak tercantum dengan lengkap
5
Menuliskan dengan lengkap, jelas, dan benar : Judul, Hari/ Tanggal, dan Tempat
B. Rumusan Masalah
1
Tidak merumuskan permasalahn
2
Rumusan masalah tidak sesuai dengan percobaan yang dilakukan
3
Rumusan masalah masih terkait dengan topic percobaan, namun penggunaan bahasa yang digunakan kurang jelas sehingga menimbulkan ambigu
4
Rumusan masalah sesuai dengan topik percobaaan serta jelas namun kurang lengkap
5
Merumuskan permasalahan dengan pertanyaan/pernyataan yang tepat, lengkap, dan jelas sesuai dengan percobaan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
C. Tujuan Praktikum
1
Tidak merumuskan tujuan praktikum
2
Tujuan praktikum tidak sesuai dengan percobaan yang dilakukan
3
Tujuan praktikum masih terkait dengan topik percobaan, namun penggunaan bahasa yang digunakan kurang jelas sehingga menimbulkan ambigu
4
Tujuan praktikum sesuai dengan topik percobaan serta jelas namun kurang lengkap
5
Merumuskan tujuan dengan pernyataan yang tepat, lengkap serta jelas sesuai dengan percobaan yang dilakukan
D. Hipotesis
1
Tidak merumuskan hipotesis
2
Hipotesis yang dirumuskan tidak sesuai dengan topic percobaan yang dilakukan
3
Hipotesis yang dirumuskan masih terkait dengan topik percobaan, namun penggunaan bahasa yang digunakan kurang jelas sehingga menimbulkan ambigu
4
Hipotesis sesuai dengan topik percobaan serta jelas namun kurang lengkap
5
Merumuskan hipotesis dengan tepat, lengkap dan jelas sesuai dengan percobaan yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
E. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1
Hanya mencantumkan 1 komponen dan tidak lengkap
3
Hanya mencantumkan 1 komponen yang lengkap
5
Hanya mencantumkan 2 komponen yang lengkap
8
Salah satu komponen tidak tercantum dengan lengkap
10
Menuliskan dengan lengkap, jelas dan benar : alat, bahan dan cara kerja
F. Hasil Pengamatan
1
Tidak mencantumkan hasil pengamatan
5
Parameter yang diamati kurang lengkap
10
Data hasil pengamatan kurang lengkap tetapi parameter yang diamati sudah lengkap
13
Data hasil pengamatan kurang dilengkapi dengan judul tabel/grafik
15
Data hasil pengamatan tercantum dengan lengkap dan jelas dalam tabel pengamatan/ grafik
G. Pembahasan
1
Tidak mencantumkan pembahasan
5
Poin – poin pembahasan yang dibahas kurang lengkap serta tidak didukung dengan teori
10
Poin – poin pembahasan yang dibahas sudah lengkap namun tidak didukung dengan teori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
15
Pembahasan sudah didukung dengan teori, namun poin – poin pembahasan yang dibahas kurang lengkap
17
Pembahasan sudah didukung dengan teori serta mencakup poin – poin pembahasan, namun ada yang kurang lengkap/tepat
20
Membahas hasil percobaan sesuai dengan poin – poin pembahasan secara lengkap dan jelas serta didukung dengan teori
H. Kesimpulan
1
Tidak mencantumkan kesimpulan
3
Kesimpulan yang ditulis tidak sesuai dengan tujuan
5
Kesimpulan yang ditulis kurang lengkap
8
Kesimpulan sudah sesuai dengan tujuan namun masih mencantumkan bagian yang seharusnya ditulis di pembahasan
I. Daftar Pustaka
10
Kesimpulan yang ditulis singkat dan sudah sesuai dengan tujuan
1
Daftar pustaka banyak berasal dari sumber yang kurang terpercaya (blog) serta tidak sesuai dengan sumber yang dicantumkan di pembahasan
2
Daftar pustaka banyak berasal dari sumber yang kurang terpercaya (blog) serta kurang lengkap dan penulisan yang kurang tepat
3
Daftar pustaka banyak berasal dari sumber yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
terpercaya (blog) 4
Daftar pustaka berasal dari sumber terpercaya dan sesuai dengan yang ditulis namun penulisannya kurang lengkap
5
Daftar pustaka dari sumber yang terpercaya (buku, jurnal, situs pendidikan, dll) serta lengkap dan sesuai dengan yang dituliskan di pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lampiran 18 Kisi – kisi Soal Posttest Soal Indikator C1
C2
C3
C4
C5
C6
Jumlah Soal
3.1.1 Mendeskripsikan perubahan lingkungan
1
1
2
1
3.1.2 Menjelaskan dampak dari perubahan lingkungan bagi kehidupan
3.1.3 Mengidentifikasi dampak dari perubahan lingkungan bagi kehidupan
3
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 19 SOAL POSTTEST No. 1.
Butir Soal
Jawaban
Jelaskan perbedaan
Limbah organik adalah limbah
antara limbah organik
yang dapat mengalami proses
dan anorganik
penguraian secara alamiah
Poin 15
contohnya sisa hewan dan tumbuhan, sedangkan limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sumber daya alam tidak terbarui dan sulit di uraikan secara alamiah oleh mikroorganisme seperti minyak bumi, plastik, kaleng, dan botol.
2.
Berdasarkan praktikum
Tepung onggok singkong
yang telah dilakukan
(500 gr), tepung kanji (100
bagaimana langkah-
gr), tepung ikan (1 kg), dedak
langkah pembuatan
(100 gr) dan minyak jelantah
pakan ikan
(1 tutup botol) ditimbang sesuai dengan ukuran Campurkan semua bahan tersebut sampai homogen Bahan yang sudah tercampur digiling dengan mesin giling pakan Keringkan dibawah sinar
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
matahari ± 2 hari Bila sudah kering pakan siap digunakan 3.
Bagaimana pengaruh
Selama pemeliharaan ikan
pakan buatan dalam
tumbuh dengan baik,
pertumbuhan ikan
pertumbuhan ikan ini dapat
selama pemeliharaan
dilihat dari segi panjang dan
15
berat ikan
PEDOMAN PENILAIAN Jawaban No. 1. Limbah organik adalah limbah yang dapat mengalami proses penguraian secara alamiah contohnya sisa hewan dan tumbuhan, sedangkan limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sumber daya alam tidak terbarui dan sulit di uraikan secara alamiah oleh mikroorganisme seperti minyak bumi, plastik, kaleng, dan botol
Poin 15 Siswa dapat menjawab perbedaan limbah organik dan anorganik dengan tepat dan benar berdasarkan penjabaran dari pengertian limbah organik dan anorganik Poin 20
2.Tepung onggok singkong (500 gr), tepung kanji (100 gr), tepung ikan Siswa (1 kg), dedak (100 gr) dan menjawab
Poin 8
Poin 5
Poin 0
Siswa hanya dapat menjawab salah satu perbedaan dari limbah organik atau hanya limbah anorganik saja
Siswa dapat menjawab namun terjadi kekeliruan dalam menjabarkan antara limbah organik dan anorganik (terbolakbalik)
Siswa tidak memberi kan jawaban
Poin 15
Poin 10
Siswa menjawab
Siswa menjawab
Poin 5 Siswa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
minyak jelantah (1 tutup botol) ditimbang sesuai dengan ukuran. Campurkan semua bahan tersebut sampai homogen. Bahan yang sudah tercampur digiling dengan mesin giling pakan. Keringkan dibawah sinar matahari ± 2 hari. Bila sudah kering pakan siap digunakan
dengan tepat, lengkap dengan ukurannya dan secara urut
dengan tepat dan lengkap dengan ukurannya, namun tidak secara urut
tepat, namun tidak dilengkapi dengan ukurannya serta jawabannya tidak urut
dapat menjawa b atau menjawa b tetapi tidak ada hubungan nya
3.Selama pemeliharaan ikan tumbuh dengan baik, pertumbuhan ikan ini dapat dilihat dari segi panjang dan berat ikan
Poin 15
Poin 8
Poin 1
Poin 0
Siswa menjawab dengan tepat dan lengkap (pertumbuhan berat dan panjang ikan)
Siswa mampu menjawab namun masih kurang tepat dan tidak sempurna (menyebutkan salah satu berat/panjang)
Siswa tidak dapat menjawab atau menjawab tetapi tidak ada hubungannya
Siswa tidak memberi kan jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 20 Kelompok
:
Anggota
:
1.
3.
2.
4.
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I) A. Judul
: Perubahan Lingkungan
B. Tujuan
: Mengidentifikasi perubahan lingkungandi sekitar
lingkungan sekolah C. Alat dan bahan
: Alat tulis dan lingkungan sekitar sekolah
D. Langkah kerja
:
1. Bergabunglah dengan kelompok yang telah ditentukan 2. Amati perubahan lingkungan di sekitar lingkungan sekolah 3. Catatlah kerusakan atau perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar sekolah ke dalam tabel di bawah ini 4. Kemudian analisa upaya pencegahan perubahan atau kerusakan lingkungan tersebut No. 1. 2. 3. Dst…
5. Kesimpulan :
Kerusakan/perubahan Lingkungan
Cara Pencegahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Kelompok
:
Anggota
:
1.
4.
2.
5.
3.
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan II) Pembuatan pakan ikan berupa pelet untuk pertumbuhan ikan Patin A. Tujuan : Menganalisis pengaruh pembuatan pakan ikan dari berbagai limbah untuk pertumbuhan ikan Patin B. Alat dan Bahan : 1. Tepung onggok singkong 500 gr
7. Ikan patin 5 ekor 8. Rhizopus oryzae 8 gr
2. Tepung kanji 100 gr
9. 40 gr urea
3. Tepung ikan 1 kg
10. ½ lt air
4. Dedak 100 gr
11. Kolam ikan
5. Minyak jelantah (1
12. Timbangan
tutup botol) 6. Daun singkong 50 gr
13. Jaring ikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
C. Cara Kerja : 1. Larutkan Rhizopus oryzae dan urea dalam air 2. Masukkan tepung onggok singkong ke dalam larutan tersebut kemudian di aduk – aduk sampai homogen 3. Kemudian masukkan dalam karung plastik yang sudah di lubangi dan diamkan selama 1 hari 4. Setelah 1 hari, tepung onggok singkong yang sudah difermentasi diambil dan di campurkan dengan bahan lainnya 5. Timbanglah, tepung kanji, tepung ikan, dedak, minyak jelantah sesuai ukuran 6. Campurkan semua bahan tersebut sampai homogen 7. Bahan yang sudah tercampur digiling dengan mesin giling pakan 8. Keringkan dibawah sinar matahari ± 1 hari 9. Bila sudah kering pakan siap digunakan 10. Setiap hari ikan patin diberikan pakan sebanyak 3% dari berat total ikan patin 2 x dalam sehari (pagi dan sore) 11. Timbanglah berat ikan patin tersebut selama 3 hari sekali 12. Catatlah data pengamatan tersebut ke dalam tabel! Pengukuran ke-
Berat ikan patin (gr)
1 2 3 Dst..
13. Analisislah data yang diperoleh melalui pertanyaan di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
a. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kandungan nutrisi apa yang terdapat pada masing – masing bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan tersebut b. Apa fungsi dari masing – masing bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan tersebut? c. Bagaimana pengaruh pembuatan pakan ikan tersebut untuk pertumbuhan ikan selama pemeliharaan? 14. Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan 15. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan (sesuai dengan format yang ditentukan)!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 21.Gambar Penelitian
Tepung onggok singkong sebelum difermentasi
Tepung onggok singkong setelah difermentasi
Ikan Patin uji yang digunakan
Kapang ragi tempe komersil yang digunakan
Thermometer laboratorium untuk mengukur suhu air
Proses pengeringan pakan buatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Seperangkat alat dan bahan pengukur DO
pH meter
Proses penggilingan pakan
Pelet komersial yang digunakan (MLP3)
Timbangan digital yang digunakan
Kolam ikan yang digunakan