PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Var.Bima SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Magdalena Simbolon NIM : 131434005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) Var.Bima SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Magdalena Simbolon NIM : 131434005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Berbahagialah orang yang bertahan dalam percobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Yakobus 1.12
Karya ini kupersembahkan untuk : Orangtua tercinta, Budiman Simbolon (Alm) dan Roslina Sinaga Ketiga adikku tersayang, Margareta, Kennedi dan Fernando Sahabat-sahabat tersayang Pendidikan Biologi Angkatan 2013 Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Juli 2017 Penulis,
Magdalena Simbolon
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Nama
: Magdalena Simbolon
NIM
: 131434005
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)Var.Bima Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang telah saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Yogyakarta
Pada tanggal : Yang menyatakan
Magdalena Simbolon
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Daging Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) Sebagai Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Organik Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Var.Bima”. Laporan
penelitian
ini
merupakan
salah
satu
prasyarat
untuk
menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Almamaterku Universitas Sanata Dharma. 2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Drs A. Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan dukungan dari awal sampai akhir penyusunan skripsi. 4. Seluruh Dosen Pendidikan Biologi dan Staff Karyawan, yang dengan penuh kemurahan hati mendidik, memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan. 5. Orangtua tercinta Bapak (Alm) dan Ibu yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Adik-adik tersayang yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk penulis serta Keluarga besar yang telah memberikan doanya. 6. Firdaus Soge Kehek yang selalu membantu dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Alola dan Chedis yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman angkatan 2013 tersayang yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga dapat lulus bersama-sama. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini menjadi lebih baik. semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak. Penulis,
Magdalena Simbolon
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH DAGING KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) TERFERMENTASI SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ORGANIK AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PANEN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) var.Bima Magdalena Simbolon 131434005 Universitas Sanata Dharma Keong mas merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman yang menyerang areal persawahan khususnya tanaman padi. Keong mas memiliki kandungan berbagai jenis asam amino salah satunya senyawa triptofan. Asam amino triptofan merupakan senyawa prekursor pembentuk IAA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian keong mas sebagai ZPT organik terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) dan untuk mengetahui konsentrasi ZPT keong mas yang paling optimal terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 ulangan. Faktor yang diuji yaitu daging keong mas sebagai ZPT organik dengan konsentrasi 0%, 5%, 15% dan 25%. Pengamatan dilakukan selama 65 hari dengan parameter waktu muncul daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan waktu muncul daun pertama paling cepat pada konsentrasi 5% yaitu 8,9 hst dan terlama pada konsentrasi 25% yaitu 9,6 hst. Jumlah daun paling banyak pada kontrol yaitu sebanyak 26 helai dan yang paling sedikit pada konsentrasi 25% yaitu 22 helai. Jumlah umbi yang paling banyak pada konsentrasi 25% yaitu sebanyak 6 umbi dan yang paling sedikit pada konsentrasi 5% dan 15% yaitu 5 umbi. Berat basah umbi yang paling berat pada kontrol yaitu 8,8 gram dan yang paling ringan pada konsentrasi 25% yaitu 3,2 gram. Berdasarkan uji anova yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian ZPT organik auksin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan waktu munculnya daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah dan tidak ada konsentrasi ZPT yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima. Kata Kunci : bawang merah, keong mas, ZPT
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE EFFECT OF FERMENTED GOLDEN SNAIL MEAT (Pomacea canaliculata L.) AS ORGANIC AUXIN GROWING REGULATOR TOWARD GROWTH AND HARVEST OF ONION (Allium ascalonicum L.) var.BIMA Magdalena Simbolon 131434005 Sanata Dharma University Golden snail is one of the plant disturbing organisms that attacks rice fields, especially rice crops. Golden snail has a variety of amino acids one of them is tryptophan. The amino acid triptophan is an IAA-forming precursor compound. The aim of this research is to know the effect of giving golden snail as organic ZPT to the growth and harvest of onion (Allium ascalonicum L.) and to find out the most optimum ZPT concentration to growth and harvest of onion (Allium ascalonicum L.). This research was prepared in Completely Randomized Design (RAL) with 10 replications. The tested factors were golden snail meat as organic ZPT with concentration of 0%, 5%, 15% and 25%. Observations were made for 65 days with the first leaf time parameters, number of leaves, number of tubers and wet weight of onion tuber (Allium ascalonicum L.). The results showed that the fastest leaves appeared is the 5% concentration of 8.9 hst and the longest is 25% concentration of 9.6 hst. The highest number of leaves is the control treatment of 26 strands and the least is 25% concentration of 22 strands. The largest number of tubers is 25% concentration of 6bulbs and the least is the concentration of 5% and 15% at 5 bulbs. The most severe wet weight of the bulbs is control treatment of 8.8 grams and the lightest is the 25% concentration of 3.2 grams. From the anova test that has been done can be concluded that the giving of organic ZPT auxin did not significantly influence to the first leaf appearance time, the number of leaves, the number of tubers and the weight of onion tuber and there is no optimum ZPT concentration of growth and yield for onion (Allium ascalonicum L.) var.Bima. Keywords : onion, golden snail, ZPT
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ..................... vi KATA PENGANTAR .............................................................................. vii ABSTRAK ................................................................................................ ix ABSTRACT ................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................. xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Batasan Masalah..................................................................................... 4 D.Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 1. Bagi Peneliti ....................................................................................... 5 2. Bagi Petani ......................................................................................... 5 3. Bagi Dunia Pendidikan ....................................................................... 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori ............................................................................................ 6
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tanaman Bawang merah .................................................................... 6 2. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman ................................................ 15 3. Keong mas ....................................................................................... 16 4. Mikroorganisme Lokal (MOL) Keong mas ....................................... 19 5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) ............................................................. 21 B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 26 C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 27 D. Hipotesa ............................................................................................... 28 BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................................... 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 29 C. Desain Penelitian .................................................................................. 29 D. Alat dan Bahan..................................................................................... 30 E. Cara Kerja ............................................................................................ 31 F. Metode Analisis Data............................................................................ 37 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil .................................................................................................... 38 B. Pembahasan.......................................................................................... 49 BAB V. IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN ................................................................. 54 BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 56 B. Saran .................................................................................................... 56 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 57 LAMPIRAN ............................................................................................. 60
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu muncul daun pertama ..................................................... 36 Tabel 3.2 Jumlah daun .............................................................................. 36 Tabel 3.3 Jumlah umbi .............................................................................. 36 Tabel 3.4 Berat basah umbi ....................................................................... 36 Tabel 4.1 Pengamatan Waktu muncul daun pertama ................................. 39 Tabel 4.2 Pengamatan Jumlah daun .......................................................... 42 Tabel 4.3 Pengamatan Jumlah umbi .......................................................... 44 Tabel 4.4 Pengataman Berat basah umbi ................................................... 47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bawang merah ......................................................................... 8 Gambar 2.2 Keong mas ............................................................................. 17 Gambar 2.3 Siklus hidup keong mas ......................................................... 18 Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................... 28 Gambar 3.1 Denah Penelitian .................................................................... 30 Gambar 3.2 Pembuatan ZPT keong mas .................................................... 32 Gambar 3.3 Penanaman bawang merah ..................................................... 33 Gambar 3.4 Takaran pemberian ZPT......................................................... 34 Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan jumlah daun ........................................... 43 Gambar 4.2 Grafik jumlah umbi................................................................ 46 Gambar 4.3 Grafik berat basah umbi ........................................................ 48
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Mentah Waktu muncul daun pertama ............................ 60 Lampiran 2. Data Mentah Pengukuran Jumlah Daun ................................. 61 Lampiran 3. Data Mentah Pengukuran Jumlah Umbi ................................ 63 Lampiran 4. Data Mentah Pengukuran Berat basah Umbi ......................... 63 Lampiran 5. Uji Statistik Waktu muncul daun pertama.............................. 64 Lampiran 6. Uji Statistik Jumlah Daun...................................................... 65 Lampiran 7. Uji Statistik Jumlah Umbi ..................................................... 66 Lampiran 8. Uji Statistik Berat basah Umbi .............................................. 67 Lampiran 9. Data Pengukuran pH tanah .................................................... 68 Lampiran 10. Pengukuran Kelembaban tanah............................................ 70 Lampiran 11. Data Pengukuran pH ZPT Organik Auksin .......................... 72 Lampiran 12. Data Pengukuran Kekentalan ZPT Organik Auksin ............. 72 Lampiran 13. Silabus ................................................................................ 73 Lampiran 14. RPP ..................................................................................... 78 Lampiran 15. LDS .................................................................................... 85 Lampiran 16. Lembar Penilaian Kognitif .................................................. 89 Lampiran 17. Lembar Penilaian Afektif .................................................... 96 Lampiran 18. Lembar Penilaian Psikomotorik ........................................... 98 Lampiran 19. Dokumentasi Penelitian ..................................................... 100
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keong mas merupakan hewan asing yang berasal dari Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia sebagai hewan hias, pembersih akuarium dan penghasil protein hewani. Kini penyebaran keong mas sudah cukup luas di Indonesia karena siklus hidupnya yang cukup lama yaitu 2 tahun hingga 6 tahun dengan kemampuan bertelur mencapai 1000 hingga 1200 butir. Keong mas mudah sekali ditemukan di persawahan atau di tepi perairan menggenang begitu pula dengan telur-telur keong mas. Penyebaran yang sudah meluas dan perkembangbiakan yang begitu pesat membuat keong mas sulit untuk dibasmi secara tuntas. Kini keong mas merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang areal persawahan khususnya tanaman padi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan keong mas di persawahan yang tergolong cepat dan mampu merusak tanaman padi dalam kurun waktu yang singkat dan menyebabkan kerusakan hingga 10-40% dari keseluruhan areal pertanaman padi di Indonesia (Budiyono,2006). Berbagai macam usaha telah diupayakan oleh para petani dalam menanggulangi hama keong mas tersebut mulai dari membuangnya dengan cara manual ataupun menggunakan pestisida kimia hingga dijadikan olahan berbagai makanan.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Daging dan cangkang keong mas memiliki kandungan seperti Protein, Lemak, Karbohidrat, Na, K, Riboflavin, Niacin, Mn, C, Cu, Zn dan Ca (Prasetyo,2012). Selain itu, keong mas mengandung berbagai jenis asam amino dengan komposisi: arginin 18,9%, histidin 2,8%, Isoleusin 9,2%, leusin 10%, lysine 17,5%, methionin 2%, phenilalamin 7,6%, threonin 8,8%, triptofan 1,2%, dan valin 8,7% (Anonim, 2004 dalam Chaniago, 2015) dimana senyawa asam amino triptofan ini merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT Indole Acetic Acid (IAA) sehingga dapat dipakai sebagai zat pengatur tumbuh. Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif cara untuk mengendalikan hama keong mas di lahan sawah padi. Bawang merah merupakan salah satu tanaman sayuran yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan ataupun bumbu masakan. Berdasarkan data statistik produksi bawang merah tahun 2011 hingga 2015 di daerah D.I.Yogyakarta produksi bawang merah mengalami penurunan produksi. Pada tahun 2014 produksi bawang merah di D.I.Yogyakarta sebesar 12.360 ton dan pada tahun 2015 produksi bawang merah sebesar 8.799 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015). Hal ini menyebabkan kerugian bagi petani maupun konsumen meskipun dapat ditunjang dari produksi bawang merah di berbagai daerah lainnya yang ada di Indonesia. Namun, melihat angka produksi yang mengalami penurunan setiap tahunnya di D.I.Yogyakarta perlu pengantisipasian salah satunya dengan percepatan masa panen bawang merah dengan tetap mempertahankan kualitas bawang merah. Menurut Hidayat dan Rosliani (2003), waktu panen bawang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
merah sekitar 16 minggu setelah tanam, dari patokan waktu panen tersebut dilakukan percepatan waktu panen bawang merah di bawah 16 minggu setelah tanam. Menurut Chaniago (2015), untuk mempercepat pertumbuhan tanaman maka diperlukan ZPT. Pemberian ZPT dari luar sistem individu disebut juga dengan hormon eksogen yaitu dengan memberikan bahan kimia sintetik yang dapat berfungsi dan berperan seperti halnya hormon endogen sehingga mampu menimbulkan rangsangan dan pengaruh pada tumbuhan seperti layaknya fitohormon alami. Bahan-bahan yang berpotensi untuk membuat ZPT antara lain: bekicot, keong mas dan kerang. Menurut Anonim (2012) dalam Damayanti (2015), mikroorganisme lokal (MOL) keong mas mengandung protein, Azotobacter, Azospirillum, mikroba pelarut fosfat, Staphylococcus dan Pseudomonas. Mikroorganisme Lokal (MOL) keong mas dilakukan dengan fermentasi dan dalam pemberian ZPT pada tanaman perlu memperhatikan jumlah konsentrasi yang diberikan. Menurut Gardner dkk (1991), penambahan hormon harus dengan konsentrasi tepat. Hormon dalam konsentrasi yang tepat akan bekerja optimal dalam perkembangan tumbuhan terutama hormon auksin dan giberelin dalam umur pembungaan dan persentase bunga menjadi buah. Konsentrasi yang berlebih dapat menghambat kerja hormon tersebut. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi fermentasi keong mas sebagai ZPT organik terhadap percepatan waktu panen bawang merah (Allium ascalonicum L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh pemberian ZPT organik auksin terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima? 2. Pada perlakuan konsentrasi ZPT organik auksin berapakah yang paling optimal terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima? C. Batasan Penelitian Batasan penelitian ini adalah: 1. Keong mas yang digunakan sebagai bahan pembuatan ZPT didapatkan dari beberapa sawah di daerah pasar Stan Maguwoharjo Kab.Sleman. Pengumpulan keong mas dilakukan secara manual dan dikumpulkan ke dalam karung. 2. Daging keong mas dihancurkan dengan metode perebusan terlebih dahulu kemudian ditumbukan secara manual dengan tumbukan. 3. Konsentrasi ekstrak keong mas yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak 5%, 15% dan 25%. 4. Umbi bawang merah yang digunakan adalah bawang merah varietas Bima yang didapatkan dari daerah Pantai Samas Desa Srigading Kab.Bantul D.I.Y D. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ZPT organik auksin terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
2. Untuk mengetahui konsentrasi ZPT organik auksin yang paling optimal terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai pemanfaatan keong mas sebagai ZPT organik dan budidaya bawang merah 2. Bagi Petani Petani dapat memanfaatkan keong mas sebagai bahan ZPT organik dalam meningkatkan hasil panen bawang merah 3. Bagi Dunia Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran mengenai cara alternatif dalam pengendalian hama, cara bercocok tanam, membuat ZPT organik dengan cara fermentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori 1. Tanaman Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu dari sekian banyak jenis bawang yang ada di dunia. Bawang merah merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm. (Rahayu, 1998). Waktu panen bawang merah ±16 minggu. Bawang merah siap dipanen pada pada saat daun mulai menguning kemudian melayu dan umbi mulai menguning (Hidayat,2003). a. Taksonomi Tanaman Bawang Merah Menurut Tjitrosoepomo (2005), bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Liliales
Famili
: Liliaceae
Genus
: Allium
Spesies
: Allium ascalonicum L.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
b. Morfologi Tanaman Bawang Merah Morfologi fisik bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga, umbi, buah dan biji. 1). Akar Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar yang berada pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm (AAK, 2004). 2). Batang Bawang merah memiliki batang sejati atau discus yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah, daun dan batang semua yang berada didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis (Sudirja, 2007). 3). Daun Menurut Sudirja (2007) daun bawang merah berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing berwarna hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. 4). Umbi Bentuk umbi lonjong bercincin kecil pada leher cakram. Warna umbi merah muda (Putrasamedja dan Suwandi,1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
5). Bunga Bunga bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga (Sudirja, 2007). 6). Buah dan Biji Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih dan berwarna putih tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua (Rukmana, 1995).
(Sumber: dokumentasi pribadi) Gambar 2.1 Bawang merah c. Bawang Merah varietas Bima Brebes Varietas ini berasal dari daerah lokal Brebes. Umur tanaman 60 hari setelah tanam. Tanaman berbunga pada umur 50 hari. Tinggi tanaman 25-44 cm. Tanaman agak sukar berbunga. Banyaknya anakan 7-12 umbi per rumpun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Bentuk daun berbentuk silinder berlubang. Warna daun hijau, jumlah daun berkisar 14-50 helai. Warna bunga putih, warna biji hitam dan warna umbi merah muda. Produksi umbi 9,9 ton/ha (Putrasamedja,1996). d. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah Bawang merah dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beragam. Untuk memperoleh hasil yang optimal, bawang merah membutuhkan kondisi lingkungan yang baik, ketersediaan cahaya, air, dan unsur hara yang memadai. Pengairan yang berlebihan dapat menyebabkan kelembaban tanah menjadi tinggi sehingga umbi tumbuh tidak sempurna dan dapat menjadi busuk. Bawang merah termasuk tanaman yang menginginkan tempat yang beriklim kering dengan suhu hangat serta mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bawang merah membutuhkan tempat terbuka dengan pencahayaan 70 %, serta kelembaban udara 80-90 %, dan curah hujan 300-2500 mm pertahun (BPPT, 2007). Angin merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bawang merah karena sistem perakaran bawang merah yang sangat dangkal, maka angin kencang akan dapat menyebabkan kerusakan tanaman. Menurut Dewi (2012), bawang merah membutuhkan tanah yang subur gembur dan banyak mengandung bahan organik dengan dukungan tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan bawang merah ada jenis tanah latosol, regosol, grumosol, dan aluvial dengan derajat keasaman (pH) tanah 5,5 – 6,5 dan drainase dan aerasi dalam tanah berjalan dengan baik, tanah tidak boleh tergenang oleh air karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
dapat menyebabkan kebusukan pada umbi dan memicu munculnya berbagai penyakit (Sudirja, 2007). e. Teknik Penanaman dan Panen Sebelum melakukan penanaman dilakukan pemilihan bibit dengan ukuran bibit 3-4 g/umbi. Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya). Umbi bibit yang dipilih harus umbi yang utuh dan sehat yang ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak luka (tidak terkelupas atau berkilau). Bibit yang dipilih harus benih dari jenis unggul dan murni artinya bibit tidak tercampur dengan jenis atau varietas lain. Cara penanaman dilakukan dengan cara kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu dan dipisahkan siungsiungnya, untuk mempercepat keluarnya tunas, sebelum ditanam bibit tersebut dipotong ujungnya hingga 1/3 bagian. Bibit ditanam dan ditutup dengan tanah tipis (Tim Bina Karya Tani, 2008). Panen bawang merah dilakukan apabila umbi sudah cukup umur sekitar 70 HST yang ditandai dengan ±60% daun mulai rebah, menguning atau mengering dan batang semu bagian pangkal sudah kempis dan terkulai. Cara panen bawang merah adalah mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati supaya tidak ada umbi yang tertinggal dan panen dilakukan ketika cuaca cerah yaitu pada pagi hari dan keadaan tanah dalam kondisi kering (Tim Bina Karya Tani, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
f. Kandungan Gizi Tanaman Bawang Merah Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Kandungan lain dari bawang merah di antaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat (Rodrigues et al., 2003). Satu setengah sampai tiga setengah ons bawang segar apabila dikonsumsi secara teratur mengandung kuersetin yang cukup sebagai perlindungan terhadap kanker. Bawang kaya akan flavonoid yang telah diketahui untuk mendeaktifkan banyak karsinogen potensial dan pemicu tumor seperti menganggu pertumbuhan sel sensitif estrogen pada kanker payudara (Anonim1, 2007). Komponen lain berupa minyak atsiri yang dapat menimbulkan aroma khas dan memberikan citarasa gurih pada makanan. g. Manfaat Tanaman Bawang Merah Bawang
merah
berkhasiat
menurunkan
panas,
menghangatkan,
memudahkan pengeluaran angin dari perut, melancarkan pengeluaran air seni, mencegah penggumpalan darah, menurunkan kolesterol, dan kadar gula dalam darah. Bawang merah juga bisa mencegah kanker karena kandungan sulfurnya (Anonim2, 2014). h. Hama dan Penyakit 1) Hama Hama yang dapat meyerang tanaman bawang merah antara lain: a) Ulat grayak Spodoptera exigua (Lepidoptera : Noctuidae) Daun bawang merah yang terserang kelihatan ada bercak putih panjang atau menjadi seperti membran dan layu. Warna ulat mula-mula hijau kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
menjadi coklat tua dengan garis-garis putih. Panjang ulat ± 2,5 cm. Siklus hidup sekitar 23 hari. Ngengat betina menghasilkan telur ± 1000 butir. Sesudah menetas, ulat segera masuk ke dalam rongga daun bawang merah sebelah atas. Mula-mula ulat berkumpul setelah itu daun habis dimakan dan ulat segera menyebar. Jika populasi besar, ulat juga memakan umbi. b) Pengorok daun Liriomyza chinensis (Diptera : Agromyzidae) Telur dari serangga ini berwarna putih bening berukuran 0,28 mm x 0,15 mm dan lama stadium telur berlangsung antara 2-4 hari. Telur diletakkan dalam jaringan daun melalui ovipositor. Larva yang baru keluar berwarna putih susu atau putih kekuningan dan segera mengorok jaringan mesofil daun serta tinggal dalam liang korokan selama hidupnya. Larva kemudian keluar dari liang korokan untuk berkepompong. Pupa lalat pengorok ini sering ditemukan menempel pada permukaan bagian dalam dari rongga daun bawang merah (Samsudin, 2008). Liriomyza chinensis menyerang tanaman bawang merah dari umur 15 hari setelah tanam sampai menjelang panen. Larva pengorok daun bawang merah ini dapat masuk sampai ke umbi bawang dan hal ini yang membedakan dengan jenis pengorok daun yang lain (Udiarto dkk, 2005). c) Ngengat gudang Larva berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik warna gelap dengan panjang tubuh larva ± 1 mm. Gejala serangan umbi bawang merah menjadi keropos, jika dibelah ditemukan larva atau kotorannya (Udiarto dkk, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
2) Penyakit Penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah antara lain: a) Bercak ungu (Purple blotch) disebabkan oleh Altenaria porri (Ell.) Cif Infeksi awal pada daun menimbulkan bercak berukuran kecil, melekuk ke dalam, berwarna putih dengan pusat yang berwarna ungu (kelabu). Jika cuaca lembab, serangan berlanjut dengan cepat, bercak berkembang hingga menyerupai cincin dengan bagian tengah yang berwarna ungu dengan tepi kemerahan dikelilingi warna kuning yang dapat meluas ke bagian atas maupun bawah bercak. Ujung daun mengering sehingga daun patah. Serangan dapat berlanjut ke umbi yang menyebabkan umbi membusuk berwarna kuning lalu merah kecoklatan. Semula umbi membusuk dan berair yang dimulai dari bagian leher kemudian jaringan umbi yang terinfeksi mengering dan berwarna lebih gelap. Umbi tersebut dapat menjadi sumber infeksi untuk tanaman generasi berikutnya jika digunakan sebagai bibit (Udiarto dkk. 2005). b) Antraknose disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Di daerah Brebes dan sekitarnya, penyakit ini disebut penyakit otomatis karena tanaman yang terinfeksi akan mati dengan cepat, mendadak dan serentak. Serangan awal ditandai dengan terlihatnya bercak berwarna putih pada daun selanjutnya terbentuk lekukan ke dalam, berlubang dan patah karena terkulai tepat pada bercak tersebut. Jika infeksi berlanjut, maka terbentuklah koloni konidia yang berwarna merah muda yang kemudian berubah menjadi coklat muda, coklat tua dan akhirnya kehitam-hitaman. Dalam kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kelembaban udara yang tinggi terutama pada musim penghujan, konidia berkembang dengan cepat membentuk miselia yang tumbuh menjalar dari helaian daun, masuk menembus sampai ke umbi, seterusnya menyebar di permukaan tanah berwarna putih dan menginfeksi inang di sekitarnya. Umbi kemudian membusuk, daun mengering dan sebaran serangan yang bersifat sporadis tersebut pada hamparan tanaman akan terlihat gejala botak-botak di beberapa tempat (Udiarto dkk, 2005). c) Penyakit embun bulu atau tepung palsu disebabkan oleh cendawan Peronospora destructor (Berk.) Casp. Pada kondisi yang lembab, berkabut atau curah hujan tinggi, cendawan akan membentuk masa spora yang sangat banyak yang terlihat sebagai bulubulu halus berwarna ungu yang menutupi daun bagian luar dan batang. Gejala kelihatan lebih jelas jika daun basah terkena embun. Gejala akibat infeksi cendawan ini dapat bersifat sistemik dan lokal. Jika infeksi terjadi pada awal pertumbuhan tanaman, tanaman mampu bertahan hidup maka pertumbuhan tanaman terhambat dan daun berwarna hijau pucat (Macnab dkk, 1983 dalam Udiarto dkk, 2005). Bercak infeksi pada daun mampu menyebar ke bawah hingga mencapai umbi lapis kemudian menjalar ke seluruh lapisan sehingga umbi menjadi berwarna coklat. Serangan lanjut akan mengakibatkan umbi membusuk tetapi lapisan luarnya mengering dan berkerut, daun layu dan mengering, sering dijumpai anyaman miselia yang berwarna hitam (Udiarto dkk, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
d) Penyakit moler atau layu Fusarium (twisting disease) disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum (Hanz.) Sasaran
serangan adalah
bagian dasar
umbi
lapis.
Akibatnya
pertumbuhan akar maupun umbi terganggu. Gejala visual adalah daun yang menguning dan cenderung terpelintir (terputar). Tanaman sangat mudah tercabut karena pertumbuhan akar terganggu bahkan membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan yang berwarna keputih-putihan sedangkan jika umbi lapis dipotong membujur terlihat adanya pembusukan yang berawal dari dasar umbi meluas ke atas maupun ke samping. Serangan lanjut akan mengakibatkan tanaman mati yang dimulai dari ujung daun dengan cepat menjalar ke bagian bawahnya (Udiarto dkk, 2005). 2. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari beberapa proses metabolisme tumbuhan (Gardner et al., 1991). Menurut Harjadi (1993), pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai pertambahan ukuran yang dapat diketahui dengan adanya pertambahan panjang, diameter, dan luas bagian tanaman. Parameter lain yaitu adanya pertambahan volume, massa, berat basah dan berat kering tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain umur, tanaman, faktor hereditas, dan zat pengatur tumbuh. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan adalah cahaya, temperatur, kelembaban, nutrisi atau garam-garam mineral, oksigen (Harjadi, 1993). Faktor internallah yang akan berpengaruh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
pertumbuhan bawang merah karena adanya zat pengatur tumbuh. Pertumbuhan menghasilkan penambahan ukuran dan berat. Kurva pertumbuhan tanaman dalam interval waktu yang teratur akan berbentuk S. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan dimulai
secara
pelan kemudian melewati
fase
pertambahan besar yang cepat dan diikuti pertumbuhan rata-rata yang menurun secara gradual sampai ke titik berhentinya tumbuh (Gardner et al.,1991). 3. Keong Mas Keong mas atau siput murbai (Pomacea canaliculata L.) termasuk golongan mollusca (hewan bertubuh lunak dan tidak beruas). Binatang ini suka mengeluarkan lendir, dan aktif makan pada malam hari. Pada siang hari biasanya bersembunyi di tempat teduh dan lembab. Alat makannya berbentuk seperti lidah dengan permukaan kasar yang disebut dengan radula (Rukmana, 1997). a. Taksonomi Keong Mas Klasifikasi ilmiah menurut (Djajasasmita, 1993) untuk keong mas adalah sebagai berikut: Kingdom
: Animalia
Filum
: Mollusca
Kelas
: Gastropoda
Famili
: Ampullariidae
Ordo
: Operculata
Genus
: Pomacea
Spesies
: Pomacea canaliculata L.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
b. Morfologi Telur Keong Mas Cangkang keong emas dewasa berwarna kuning keemasan. Keong muda ukurannya sangat kecil dan dan berwarna putih. Sedangkan keong emas dewasa mempunyai ukuran yang bervariasi, tergantung umur dan kesediaan makanan. Perbedaan jenis kelamin dapat dikenali dari bentuk cangkangnya. Cangkang keong emas betina melengkung ke arah dalam sedangkan keong emas jantan cangkangnya melengkung keluar (Susanto, 1993).
Sumber: Siklushidupkeongmas.com Gambar 2.2 Keong mas c. Siklus Hidup Ketersediaan makanan dan air
merupakan
faktor
utama
yang
mempengaruhi perkembangan dan perilaku keong emas untuk menyelesaikan satu siklus. Siklus hidup keong emas memerlukan waktu 60-80 hari dalam menghasilkan telur. Satu induk dapat menghasilkan 10 kelompok telur dan mampu bertelur sebanyak 15 kali. Sementara 1 kelompok dapat menetas hingga 15.000 ekor keong emas. Penetasan satu kelompok telur memerlukan waktu antara 3-5 hari. Satu kelompok telur berukuran mencapai 1,5×10 cm. Masa berkembang biaknya dari satu telur menetas sampai menjadi dewasa, siap kawin, dan berkembang biak memerlukan waktu 60 hari hari terus sampai berumur 3 tahun (Budiyono, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Gambar 2.3 Siklus hidup keong mas (Sumber: Farmingblogger.com) d. Habitat Habitat keong mas berada di kolam, rawa, sawah, irigasi, saluran air dan areal yang selalu tergenang dan dapat bertahan hidup pada lingkungan yang ganas seperti air yang terpolusi atau kurang kandungan oksigen. Keong mas mengubur diri dalam tanah yang lembab selama musim kemarau dan dapat berdiapause selama 6 bulan kemudian aktif kembali jika tanah diairi. Telur keong mas biasanya diletakkan saat malam hari pada tumbuhan, pematang dan barang lain (seperti ranting, ajir, batu, dll) di atas permukaan air (Pitojo, 1996). e. Makanan Keong Mas Keong mas memakan beragam tumbuhan seperti ganggang, azola, rumput bebek, eceng gondok, bibit padi dan tumbuhan berdaun sukulen lainnya. Keong mas memilih bagian yang lunak dari tanaman muda sebab keong mas makan dengan cara mengerok permukaan tanaman dengan lidahnya yang kasar. Keong mas ini juga memakan bahan organik yang sedang berdekomposisi (Budiyono, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
f. Kandungan Gizi Keong Mas Keong mas mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Kandungan protein sebesar 59,83%. Berbagai jenis asam amino dengan komposisi: arginin 18,9%, histidin 2,8%, isoleusin 9,2%, leusin 10%, lisin 17,5%, methionin 2%, phenilalamin 7,6%, threonin 8,8%, triptofan 1,2%, dan valin 8,7% dimana senyawa asam amino Triptofan ini merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT Indole Acetic Acid (IAA) (Anonim, 2004 dalam Chaniago, 2015). 4. Mikroorganisme Lokal (MOL) Keong Mas Menurut Purwasasmita (2009) dalam Nappu dan Syarief (2011), larutan mikroorganisme lokal adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan mikroorganisme lokal mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan pestisida organik terutama sebagai fungisida. Ada 3 komponen utama dalam pembuatan MOL menurut Mulyono (2014): a. Karbohidrat: diperoleh dari air tajin (air cucian beras), sisa gandum, kentang, jagung, singkong dan nasi yang telah basi. b. Glukosa: diperoleh pada bahan yang mengandung gula seperti molase (ampas tebu), gula merah, gula pasir cair, air kelapa dan seluruh bahan yang mengandung gula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
c. Sumber mikroorganisme: diperoleh dari sisa-sisa bahan busuk, terasi, sisa ikan, rebung bambu, berenuk, bonggol pisang dan ramin (cairan isi perut hewan). MOL berbahan keong mas difermentasi selama 14 hari untuk mendapatkan hasil yang optimal karena setelah fermentasi 3 minggu diduga jumlah CO2 hasil fermentasi sudah sedemikian besarnya sehingga mulai menghambat perkembangan mikroorganisme yang diinginkan, disamping itu ketersediaan nutrisi sudah sangat terbatas sehingga berdasarkan kurva pertumbuhan mikroorganisme, pertumbuhan mikroorganisme mulai memasuki fase menuju kematian (Juanda,2011). Mol keong mas mengandung protein, Azotobacter, Azospirillum, mikroba pelarut fosfat, Staphylococcus dan Pseudomonas (Anonim, 2012 dalam Damayanti, 2015). Menurut Annas, 2014 dalam Chaniago, 2016, proses pembuatan ZPT dari ekstrak keong mas dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan seperti keong mas (1 kg), air cucian beras (4 liter), air kelapa (2 liter), gula merah/molase (400 g/400 ml) dan EM4 (160 ml). Cara pembuatannya ialah ambil air cucian beras + EM4 lalu endapkan selama 1 malam, rebus keong mas dan pisahkan daging dan cangkang setelah itu tumbuk dagingnya, encerkan gula merah, campurkan air bersih + air kelapa + daging yang telah ditumbuk dalam 1 wadah dan aduk rata, tutup ember dan diikat, beri lubang di bagian atas sesuai ukuran selang plastik, masukan selang ke lubang, hubungkan selang dengan botol air kemasan yang telah diisi air setengahnya, tunggu proses fermentasi selama 10, 15 dan 20 hari, saring dan peras ekstraknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
menggunakan kain saring atau saringan. ZPT yang telah diekstrak siap diaplikasikan ke tanaman. 5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit (lmM) dapat merangsang, menghambat dan mempengaruhi pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Wattimena 2000 dalam Harahap, 2012). Zat pengatur tumbuh ada yang berasal dari tumbuhan itu sendiri (zat pengatur tumbuh endogen) dan bersifat alami dan ada juga yang berasal dari luar tumbuhan tersebut dan disebut sintetis. Zat pengatur tumbuh sangat diperlukan sebagai komponen medium bagi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Tanpa zat pengatur tumbuh, pertumbuhan eksplan akan terhambat, bahkan mungkin tidak tumbuh sama sekali. Fitohormon dibagi menjadi 5 golongan yaitu: auksin, giberelin, sitokinin, asam absisik dan etilen. Fitohormon ini terdapat di dalam tanaman dalam berbagai bentuk, sehingga sulit untuk mengerti cara kerja fitohormon itu dengan cara baik. Asam absisik merupakan senyawa yang bersifat inhibitor (penghambat) yang berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin. Selain itu tanaman juga mengandung senyawa-senyawa lain yang turut aktif dalam berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan. Senyawa-senyawa itu, antara lain adalah asam polifenolik, vitamin, siklitol dan berbagai senyawa lainnya (Harahap, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
a. Auksin Auksin didefinisikan sebagai zat tumbuh yang rnendorong elongasi jaringan koleoptil pada percobaan-percobaan bio-assay dengan Avena atau tanarnan lainnya. Indole Asetic Acid (IAA) atau auksin yang terdapat pada tanaman sehingga disebut auksin endogen. IAA terbentuk dari triptofan yang merupakan suatu senyawa dengan inti indole dan selalu terdapat dalam jaringan tanaman. 1) Pusat Pembentukan auksin Pusat pembentukan auksin ialah ujung koleoptil. Jika ujung itu dibuang, terhambatlah pertumbuhan koleoptil (Dwijoseputro, 1992). 2) Distribusi auksin Auksin yang terbentuk di puncak koleoptil beredar ke bagian-bagian yang ada di bawah koleoptil jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar (Dwijoseputro, 1992). 3) Biosintesis auksin Di dalam proses biosintesis trytophan berubah menjadi IAA dengan membentuk Indole pyruvic acid dan indole-3-acetaldehyde. Tetapi IAA ini dapat pula terbentuk dari tryptamine yang selanjutnya menjadi Indole-3acetaldehyde, selanjutnya menjadi Indole-3-acetic acid (IAA). Sedangkan mengenai perubahan dari ndole-3-acetonitrile menjadi IAA dengan bantuan enzim nitrilase prosesnya masih belum diketahui (Abidin, 1982). Secara sederhana bahwa gula (glukosa, arabinosa) dan lemak membentuk kompleks IAA (Heddy, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
4) Auksin dan pengembangan sel Menurut Dwijoseputro (1992), bahwa fungsi auksin bukan hanya menambah kegiatan pembelahan sel di jaringan meristem saja melainkan berupa pengembangan sel-sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel-sel tersebut menjadi panjang-panjang dan banyak berisi air. Auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel sehingga mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas karena tekanan dinding sel berkurang maka protoplas mendapat kesempatan untuk menyerap air dari sel-sel yang terdekat pada titik tumbuh yang mempunyai nilai osmosis yang tinggi. Dengan demikian didapatkan sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titik tumbuh. Pengaruh pemberian ZPT dengan konsentrasi yang berbeda dapat memberikan efek yang berlawanan. Zat pengatur tumbuh hanya efektif jika diberikan pada konsentrasi tertentu. Pada konsentrasi yang terlalu tinggi, ZPT dapat merusak bagian yang terluka sedangkan jika konsentrasinya di bawah optimum tidak efektif (Wudianto, 1998). 5) Pengaruh cahaya terhadap auksin Auksin pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil ke arah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross, 1995). Tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat, selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat
yang terang tingkat
pertumbuhannya
sedikit
lebih
lambat
dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari (Lakitan dkk, 2007). 6) Fungsi auksin Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan akar, merangsang dan mempertinggi prosentase pembentukan bunga dan buah, membantu
proses
partenokarpi,
memecah
dormansi
pucuk
apikal,
mempercepat pemasakan buah dan mengurangi jumlah biji dalam buah (Dwiati,2016). b. Giberelin Zat pengatur tumbuh (ZPT) lain yang sering ditambahkan ke dalam medium adalah Giberellin, ZPT yang dalam bentuk larutan pada temperatur tinggi mudah kehilangan sifatnya sebagai ZPT. Giberellin (asam Giberellate) dalam dosis tinggi menyebabkan gigantisme, sesuai dari penemuan awal yang menunjukkan bahwa ZPT ini berefek meningkatkan pertumbuhan sampai beberapa kali. Giberellin berpengaruh terhadap pembesaran dan pembelahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
sel, pengaruh Giberellin ini mirip dengan auksin yaitu antara lain pada pembentukan akar. Giberellin dapat menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah auksin endogen (Harahap, 2012). c. Sitokinin Sitokinin berperan penting dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin yang pertama sekali ditemukan adalah kinetin. Kinetin bersama-sama dengan auksin memberikan pengaruh interaksi terhadap diferensiasi jaringan. Pada pemberian auksin dengan konsentrasi relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan primordia akar, sedangkan pada pemberian kinetin yang relatif tinggi, diferensiasi kalus cenderung ke arah pembentukan primordia batang atau tunas (Harahap, 2012). d. Etilen Tumbuhan menghasilkan etilen sebagai respons terhadap berbagai stres seperti kekeringan, kebanjiran, tekanan mekanis, cedera dan infeksi. Etilen juga dihasilkan selama pematangan buah dan kematian sel terprogram, serta sebagai respons terhadap auksin yang diberikan secara eksternal dalam kadar tinggi. Bahkan banyak efek yang sebelumnya dinyatakan sebagai akibat auksin, misalnya pengahambatan pemanjangan akar mungkin disebabkan oleh produksi etilen yang diinduksi oleh auksin. Fitohormon auksin yang diharapkan terdapat pada daging keong mas sebagai zat pengatur tumbuh organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan Chaniago (2015) melakukan penelitian dengan judul “Teknik Pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Dari Beberapa Mollusca Dan Aplikasinya Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa) Dengan Hidroponik FHS (Floating Hydroponic System)”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menentukan teknik pembuatan ZPT dari beberapa molusca dan juga untuk menentukan teknik beberapa aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatra Utara. Metode penelitian ini dengan dua faktor yaitu perlakuan jenis mollusca (B) yang terdiri atas tiga taraf perlakuan yaitu B1(bekicot), B2 (keong mas), B3 (kerang) dan perlakuan beberapa teknik aplikasi (T) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan yaitu T1 (dilarutkan dalam media tanam), T2 (direndam dalam biji), T3 (disemprot ke tanaman). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah klorofil, produksi segar/tanaman dan produksi segar/plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ZPT yang memberikan pengaruh terbaik berasal dari Kerang (B3) dan Teknik aplikasi ZPT terbaik yaitu dilakukan perendaman pada benih (T2). Nurlaeni dan Surya (2015) melakukan penelitian dengan judul “Respon stek pucuk Camelia japonica terhadap pemberian Zat Pengatur Tumbuh organik”. Penelitian ini ditujukan pemberian ZPT organik terhadap pertumbuhan stek pucuk Camelia japonica. Metode penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 ulangan. Faktor yang diuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
yaitu ZPT organik dengan konsentrasi 0%, 5%, 25%, 50%, 100% dan RootoneF dengan dosis 2 g/ml yang digunakan sebagai pembanding. Parameter yang diamati yaitu tinggi stek, persentase hidup stek, jumlah akar, panjang akar, diameter batang, diameter kalus, jumlah bunga, berat basah dan berat kering stek. Hasil penelitian tersebut tidak terdapat perbedaan yang nyata antara ZPT organik dengan ZPT sintetik, perbedaan hanya terlihat pada parameter berat basah tanaman dengan nilai tertinggi pada perlakuan ZPT organik konsentrasi 25%.
C. Kerangka Berpikir Keong mas mudah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Tetapi keong mas menjadi hama bagi para petani maka dari itu diperlukan penanggulangan terhadap masalah tersebut. Sebenarnya, keong mas dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk/hormon yang bermanfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena keong mas mengandung berbagai jenis asam amino, salah satunya senyawa triptofan yang merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT IAA. Peranan auksin antara lain mendorong pertumbuhan dengan pemanjangan dan pengembangan sel sehingga akan berpotensi pada percepatan waktu panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima. Dalam pembuatan ZPT dilakukan dengan membuat beberapa konsentrasi. Penentuan konsentrasi ZPT organik auksin berdasarkan referensi dalam pembuatan ZPT organik yaitu 0% hingga 100%. Dari patokan konsentrasi tersebut maka dibuat beberapa konsentrasi di atas 0% dan di bawah 100%. Jadi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
adanya kandungan dalam keong mas, beberapa konsentrasi ZPT organik auksin yang dibuat dapat berpotensi pada percepatan waktu panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima. Bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini ditampilkan pada gambar 2.4.
Keong mas menjadi hama bagi para petani (Budiyono,2006)
Keong mas mengandung senyawa triptofan yang merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT IAA (Anonim, 2004 dalam Chaniago, 2015)
Dijadikan ZPT Organik Auksin dengan konsentrasi di atas 0% dan di bawah 100% (Nurlaeni dan Surya, 2015)
Produksi Bawang merah menurun dari tahun 2011 hingga 2015 di D.I.Y
Memicu percepatan waktu panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima
Gambar 2.4 Bagan Kerangka berpikir D. Hipotesis 1. Pemberian ZPT organik auksin berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima 2. Konsentrasi ZPT organik auksin 25% merupakan konsentrasi yang paling optimal terhadap pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor dan 10 kali pengulangan. Dalam penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol. 1. Variabel bebas: konsentrasi ekstrak keong mas yaitu 5%, 15% dan 25% dengan kontrol tanpa keong mas. 2. Variabel terikat: waktu muncul daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah. 3. Variabel kontrol: jumlah umbi yang ditanam, media tanam dan volume penyiraman air. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Maret 2017 sampai 27 Juni 2017 di Kebun Biologi, Maguwoharjo, Sleman, D.I.Yogyakarta. C. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor dan 10 kali pengulangan. Pada penelitian ini terdapat 3 perlakuan konsentrasi yaitu 5%, 15%, 25% dan kontrol sehingga terdapat 40 tanaman. Denah penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
C1
K5
A8
K7
B9
C10
A6
B7
A10
C7
K2
A1
B10
K8
B2
K9
K1
B4
A3
C6
A4
C8
K6
B3
B5
K10
C5
A9
K3
B6
C9
A1
A2
C2
B1
K4
C4
A5
B8
C3
Gambar 3.1 Denah Penelitian Keterangan: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10: Pengulangan A
: Perlakuan konsentrasi 5%
B
: Perlakuan konsentrasi 15%
C
: Perlakuan konsentrasi 25%
K
: Kontrol
D. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pH meter air, soil tester, Total Disolved Solid (TDS), gelas ukur 1000 mL, selang plastik berdiameter 0,5 m, timbangan, polybag ukuran 30 x 30 cm, ember cat plastik, botol mineral ukuran 1,5 L, saringan, tumbukan, panci, pisau, cetok, pengaduk, lilin/malam, alat tulis dan kamera.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keong mas, molase, air cucian beras, EM4, umbi bawang merah, sekam bakar, tanah dan air. E. Cara Kerja Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan yang dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap perlakuan, tahap pengamatan dan pengumpulan data dan tahap analisis data. 1. Tahap Persiapan a. Pembuatan fermentasi daging keong mas Pembuatan ekstrak daging keong mas dilakukan dengan cara fermentasi karena pada tahun 1885, Salkowski menemukan indole-3-asetat (IAA) dalam media fermentasi (Makosim dkk, 2011). Keong mas direbus dan pisahkan cangkang dan dagingnya. Campurkan ± 1 kg daging keong mas yang sudah ditumbuk, 500 ml molase, 4 liter air cucian beras dan 160 ml EM4 kemudian masukkan ke dalam ember dan ditutup rapat. Mulut ember ditutup dengan plastik yang telah dilubangi sebagai tempat ujung selang. Ujung selang direkatkan dengan lubang pada plastik menggunakan lem plastik atau isolasi. Lalu ujung selang yang satunya dihubungkan dengan botol mineral berisi air setengahnya untuk menjaga tekanan udara. Fermentasi dilakukan selama 14 hari. Setelah itu hasil fermentasi disaring dan diencerkan sampai volumenya mencapai 1000 ml untuk setiap konsentrasi (Annas, 2014 dalam Chaniago,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2015). Pembuatan larutan stok ZPT dilakukan dengan perbanyakan larutan ZPT. Pembuatan konsentrasi dilakukan dengan cara: 1) Konsentrasi 5%: 50 ml ZPT daging keong mas+ 950 ml air 2) Konsentrasi 15%: 150 ml ZPT daging keong mas + 850 ml air 3) Konsentrasi 25%: 250 ml ZPT daging keong mas + 750 ml air
(a)
(b)
(c) Gambar 3.2 Pembuatan ZPT keong mas (a) Hasil campuran semua bahan, (b) proses penyaringan, (c) ZPT organik auksin berbahan keong mas
2. Tahap Pelaksanaan a. Penanaman Bawang merah Bawang merah yang ditanam merupakan varietas Bima yang didapatkan daerah Pantai Samas, Desa Srigading,
Kab.Bantul, D.I.Y. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Putrasamedja (1996), bawang merah varietas Bima ini memiliki daya adaptasi yang cukup bagus untuk ditanam di semua wilayah Indonesia serta cukup tahan terhadap penyakit busuk umbi (Botrytis alii) dan peka terhadap penyakit busuk ujung daun (Phytophtora porii). Penanaman bawang merah dilakukan secara vegetatif yang dilakukan di dalam polybag ukuran 30 x 30 cm dengan 1 bibit pada polybag. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 g/umbi (Winarko, 2012) dengan masa simpan bibit selama 2 bulan. Penanaman bibit dilakukan dengan cara membenamkan bibit ketanah sampai potongan bibit pada bagian ujung atasnya kira-kira kedalamannya ± 3 cm (usahakan bibit berdiri tegak), kemudian tanaman ditutup dengan tanah, agar posisi bibit tidak goyang. Media tanam yang digunakan adalah tanah aluvial dan sekam bakar yang diisi ± 4 cm dari permukaan atas polybag.
(a)
(b)
Gambar 3.3 Penanaman bawang merah (a) pemotongan 1/3 umbi bawang merah (b) peletakkan umbi bawang merah dalam polybag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
3. Pemberian ZPT Pemberian ZPT dilakukan 4 hari sekali pada sore hari dengan volume penyiraman 100 ml untuk setiap tanaman dan dilakukan setelah tanaman bawang merah berumur 4 hari setelah penanaman.
Gambar 3.4 Takaran pemberian ZPT sebanyak 100 mL
4. Pengukuran a. Waktu Muncul Daun Pertama Kecepatan tumbuh daun dihitung dengan cara menghitung jumlah hari sejak umbi ditanam hingga saat daun pertama muncul berukuran 1 mm berwarna hijau dan tumbuh ke arah atas. b. Jumlah Daun Jumlah Daun dihitung pertumbuhannya dari awal penanaman bawang merah hingga pemanenan setiap 4 hari sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
c. Jumlah Umbi per Rumpun Jumlah umbi diamati pada hari ke 65 dengan menghitung banyaknya umbi per rumpun dengan ciri-ciri umbi berwarna merah pada setiap perlakuan. d. Berat basah Umbi per Rumpun Berat basah umbi per rumpun dilakukan dengan cara menimbang umbi yang terdapat dari setiap rumpun tanaman. Penimbangan dilakukan pada hari ke 65 sebelum itu, umbi dibersihkan dari tanah yang menempel. Data yang diperoleh dituliskan dalam tabel 3.3, 3.4, 3.5 dan 3.6 5. Pemeliharaan a) Penyiraman Penyiraman dilakukan satu kali sehari yaitu pada sore hari (kecuali pada saat hujan). b) Penyulaman Penyulaman dilakukan mulai awal pertumbuhan sampai umur 14 hari setelah tanam dengan mengganti umbi busuk atau mati dengan umbi yang sehat dengan tanaman cadangan yang sudah disiapkan sebelumnya. c) Penyiangan Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh di dalam polybag.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
6. Panen Pemanenan bawang merah dilakukan pada umur sekitar 65 hari setelah tanam. Pemanenan sebaiknya dilaksanakan pada saat tanah kering dan cuaca cerah. Dilakukan dengan mencabut rumpun tanaman secara hati-hati (Gayatri,2014). 7. Penimbangan berat basah tanaman bawang merah Setelah selesai panen, tanaman bawang merah untuk setiap perlakuan dilakukan penimbangan bobot berat basahnya menggunakan timbangan. Tabel 3.1 Waktu Muncul Daun Pertama Perlakuan 1
Waktu Muncul Daun Pertama (HST) 3 4 5 6 7 8
2
9
10
A B C Kontrol
Tabel 3.2 Jumlah Daun Perlakuan 1
2
3
Jumlah Daun (Helai) 4 5 6 7
Rerata 8
9
10
8
9
10
8
9
10
A B C Kontrol
Tabel 3.3 Jumlah umbi Perlakuan 1
2
3
4
Jumlah Umbi 5 6
Rerata 7
A B C Kontrol
Tabel 3.4 Berat basah umbi Perlakuan 1 A B C Kontrol
2
3
4
Berat Basah (gr) 5 6 7
Rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
F. Metode Analisis Data Data dianalisis menggunakan SPSS versi 16.0 dengan Uji Anova untuk One factor between subject dengan analisis nilai F kritikal untuk α = 0,05. Bila nilai Fobservasi < Fkritikal maka signifikan yang berarti Ho ditolak dan Hi diterima. Jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji Duncan pada tingkat signifikan 5%. Sebelum itu dilakukan uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene pada data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, dikatakan normal apabila p value (sig) > 0,05 sehingga Ho diterima. Dimana Ho adalah data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan Hi adalah data yang diambil bukan dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk melihat bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama, dikatakan homogen bila p value (sig) > 0,05. Jika data yang diperoleh tidak normal dan homogen maka dilakukan uji statistik menggunakan non-parametrik dengan uji Kruskall Wallis. Jika nilai p value ditunjukkan oleh nilai Asymp.Sig. < Fkritikal maka Hi diterima dan Ho ditolak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Sampel yang digunakan adalah 45 bawang merah varietas Bima Brebes yang diberi perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh Auksin dengan konsentrasi yang berbeda serta perlakuan kontrol. Umbi bawang merah yang telah dipotong ujungnya ditanam dalam media tanam berupa tanah aluvial yang dicampur dengan sekam bakar dengan perbandingan 2:1. Sekam digunakan sebagai campuran media tanam karena memiliki efek drainase sehingga akar tanaman bawang merah dapat menembus media tanam dengan mudah dan menjaga kelembaban tanah. Tanaman bawang merah dipanen pada umur 65 hari setelah tanam (hst). Berikut ini adalah aspek yang diukur dalam penelitian: 1. Waktu Muncul Daun Pertama Saat daun pertama muncul adalah peubah pengamatan untuk menunjukkan jumlah hari yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan daun pertama. Pengamatan peubah saat daun pertama muncul dilakukan dengan cara mencatat tanggal pada saat minimal terdapat satu daun berwarna hijau yang tumbuh ke arah atas. Jumlah hari sejak umbi ditanam sampai daun pertama muncul dihitung kemudian menjadi jumlah hari yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan daun pertama.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
A
1 8
Tabel 4.1 Data daun pertama Waktu Muncul Daun Pertama (HST) 2 3 4 5 6 7 8 9 8 10 9 10 8 7 10 9
10 10
8,9
B
12
11
10
9
9
8
7
8
9
11
9,4
C
9
10
12
13
9
8
9
9
8
9
9,6
Kontrol
10
9
12
10
10
9
10
7
8
9
9,4
Perlakuan
Rerata
Berdasarkan data diatas, range waktu muncul daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 3 yang berarti terdapat interval 7 – 10, berdasarkan hasil uji statistik, waktu minimum yang dihasilkan oleh konsentrasi 5% yaitu 7 dan waktu maximum yang diperoleh yaitu 10 yang berarti waktu tercepat munculnya daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 7 hari setelah tanam (hst) dan waktu paling lama munculnya daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 10 hst. Modus pada konsentrasi 5% adalah 10 sehingga waktu munculnya daun pertama pada konsentrasi 5% paling banyak muncul pada 10 hst. Mean waktu muncul daun pertama pada konsentrasi 5% yaitu 8,90 hst. Berdasarkan tabel 4.1, range waktu muncul daun pertama pada konsentrasi 15% yaitu 5 yang berarti terdapat interval 7 - 12, berdasarkan hasil uji statistik¸ waktu minimum yang dihasilkan oleh konsentrasi 15% yaitu 7 dan waktu maximum yang diperoleh yaitu 12 yang berarti waktu tercepat munculnya daun pertama pada konsentrasi 15% yaitu 7 hst dan waktu paling lama munculnya daun pertama pada konsentrasi 15% yaitu 12 hst. Modus pada konsentrasi 15% adalah 9 sehingga waktu munculnya daun pertama pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
konsentrasi 15% paling banyak muncul pada 9 hst. Mean waktu muncul daun pertama pada konsentrasi 15% yaitu 9,40 hst. Menurut data pada tabel 4.1, range waktu muncul daun pertama pada konsentrasi 25% yaitu 5 yang berarti terdapat interval 8 - 13, berdasarkan hasil uji statistik, waktu minimum yang dihasilkan oleh konsentrasi 25% yaitu 8 dan waktu maximum yang diperoleh yaitu 13 yang berarti waktu tercepat munculnya daun pertama pada konsentrasi 25% yaitu 8 hst dan waktu paling lama munculnya daun pertama pada konsentrasi 25% yaitu 13 hst. Modus pada konsentrasi 25% adalah 9 sehingga waktu munculnya daun pertama pada konsentrasi 25% paling banyak muncul pada 9 hst. Mean waktu muncul daun pertama pada konsentrasi 25% yaitu 9,60 hst. Berdasarkan hasil pengamatan, range waktu muncul daun pertama pada kontrol yaitu 5 yang berarti terdapat interval 7 - 12, berdasarkan hasil uji statistik, waktu minimum yang dihasilkan oleh kontrol yaitu 7 dan waktu maximum yang diperoleh yaitu 12 yang berarti waktu tercepat munculnya daun pertama pada kontrol yaitu 7 hst dan waktu paling lama munculnya daun pertama pada kontrol yaitu 12 hst. Modus pada kontrol adalah 10 sehingga waktu munculnya daun pertama pada kontrol paling banyak muncul pada 10 hst. Mean waktu muncul daun pertama pada kontrol yaitu 9,40 hst. Jadi kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan dan kontrol, waktu muncul daun pertama yang paling cepat adalah 8,90 hst pada konsentrasi 5% .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Hasil uji normalitas waktu munculnya daun pertama diperoleh p value (sig) = 0,106 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,703 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda memiliki variasi yang sama (homogen) (lihat lampiran 5.1). Hasil uji One-way Anova, menyimpulkan bahwa 0,731 ˃ 0,05 (lihat lampiran 5.2) maka hasil tersebut tidak signifikan. Jadi, pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap waktu muncul daun pertama tanaman bawang merah Var.bima walaupun berdasarkan data mean yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh karena yang tercepat memunculkan daun pertama adalah konsentrasi 5% tetapi berdasarkan hasil uji anova menunjukkan tidak adanya pengaruh hal ini akan dijelaskan pada pembahasan. 2. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Bawang merah var.bima Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung masing-masing helai daun pada setiap tanaman. Berikut ini adalah data hasil pengamatan jumlah daun tanaman bawang merah pada perlakuan pemberian ZPT organik Auksin dengan variasi konsentrasi dan Kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Tabel 4.2 Data hasil pertumbuhan jumlah daun tanaman bawang merah Ulangan Jumlah daun (helai) Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Kontrol 5% 15% 25% 1 30 24 21 23 2 12 28 29 16 3 20 6 20 22 4 46 26 13 33 5 25 29 26 29 6 26 31 12 30 7 28 24 31 37 8 23 28 27 32 9 18 26 20 21 10 24 23 23 21 Jumlah 252 245 222 264 Rata-rata 25,2 24,5 22,2 26,4
Berdasarkan data di atas, daun yang paling banyak adalah pada kontrol yaitu dengan jumlah daun 26,4 helai. Perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin pada konsentrasi 5% lebih unggul dari konsentrasi 15% dan 25%. Range jumlah daun pada konsentrasi 5% adalah 34 dengan interval 12 – 46. 12 helai daun merupakan helai daun paling sedikit yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 46 helai daun merupakan helai daun paling banyak pada ulangan 4. Mean jumlah daun pada konsentrasi 5% adalah 25,2 helai daun. Berdasarkan tabel 4.2, range jumlah daun pada konsentrasi 15% adalah 25 dengan interval 6 – 31. 6 helai daun merupakan helai daun paling sedikit yang terdapat pada ulangan 3 sedangkan 31 helai daun merupakan helai daun paling banyak pada ulangan 6. Mean jumlah daun pada konsentrasi 15% adalah 24,50 helai daun. Menurut data pada tabel 4.2, range jumlah daun pada konsentrasi 25% adalah 19 dengan interval 12 – 31. 12 helai daun merupakan helai daun paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
sedikit yang terdapat pada ulangan 6 sedangkan 31 helai daun merupakan helai daun paling banyak pada ulangan 7. Mean jumlah daun pada konsentrasi 25% adalah 22,20 helai daun. Berdasarkan hasil pengamatan, range jumlah daun pada konsentrasi kontrol adalah 21 dengan interval 16 – 37. 16 helai daun merupakan helai daun paling sedikit yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 37 helai daun merupakan helai daun paling banyak pada ulangan 7. Mean jumlah daun pada konsentrasi kontrol adalah 26,40 helai daun. Jadi kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan dan kontrol, jumlah daun yang paling banyak adalah pada kontrol sebanyak 26,40 helai. 30 25 helai
20 konsentrasi 5%
15
konsentrasi 15%
10
konsentrasi 25%
5
kontrol
0 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 20
Pengamatan ke-
Gambar 4.1 Grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman bawang merah
Hasil uji normalitas pada jumlah daun diperoleh p value (sig) = 0,692 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,851 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda memiliki variasi yang sama
(homogen)
(lihat
lampiran
6.1).
Hasil
uji
One-way
Anova,
menyimpulkan bahwa 0,630 ˃ 0,05 (lihat lampiran 6.2) maka hasil tersebut tidak signifikan. Jadi, pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah daun bawang merah var.Bima. 3. Pertumbuhan Jumlah Umbi Bawang merah var.bima Penghitungan jumlah umbi bawang merah dilakukan dengan cara menghitung umbi di setiap polybag pada waktu panen. Berikut ini adalah data hasil pengamatan jumlah umbi bawang merah pada perlakuan pemberian ZPT organik Auksin dengan variasi konsentrasi dan Kontrol. Tabel 4.3 Data hasil pertumbuhan jumlah umbi bawang merah var.bima Ulangan Jumlah Umbi Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Kontrol 5% 15% 25% 1 6 6 6 5 2 2 5 7 4 3 4 3 6 5 4 10 5 3 6 5 6 7 6 7 6 5 7 5 5 7 6 7 9 9 8 7 6 8 5 9 5 5 5 6 10 5 5 5 5 Jumlah 56 56 60 57 Rata-rata 5,6 5,6 6,0 5,7
Berdasarkan data di atas jumlah umbi yang paling banyak adalah pada konsentrasi 25% yaitu 6,0 umbi dan jumlah umbi yang paling sedikit adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
5,6 umbi pada konsentrasi 5% dan 25%. Range jumlah umbi pada konsentrasi 5% adalah 8 dengan interval 2 – 10. 2 umbi merupakan umbi paling sedikit yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 10 umbi merupakan umbi paling banyak pada ulangan 4. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 5% adalah 5,6 umbi. Berdasarkan tabel 4.2, range jumlah umbi pada konsentrasi 15% adalah 4 dengan interval 3 – 7. 3 umbi merupakan umbi paling sedikit yang terdapat pada ulangan 3 sedangkan 7 umbi merupakan umbi paling banyak pada ulangan 5, 6 dan 7. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 15% adalah 5,6 umbi. Menurut data pada tabel 4.2, range jumlah umbi pada konsentrasi 25% adalah 6 dengan interval 3 – 9. 3 umbi merupakan umbi paling sedikit yang terdapat pada ulangan 4 sedangkan 9 umbi merupakan umbi paling banyak pada ulangan 7. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 25% adalah 6,0 umbi. Berdasarkan hasil pengamatan, range jumlah umbi pada konsentrasi kontrol adalah 5 dengan interval 4 – 9. 4 umbi merupakan umbi paling sedikit yang terdapat pada ulangan 2 sedangkan 9 umbi merupakan umbi paling banyak pada ulangan 7. Mean jumlah umbi pada konsentrasi kontrol adalah 5,7 umbi. Jadi kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan dan kontrol, jumlah umbi yang paling banyak adalah pada konsentrasi 25% sebanyak 6,0 umbi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umbi
46
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 konsentrasi konsentrasi konsentrasi 5% 15% 25%
kontrol
Gambar 4.2 Grafik jumlah umbi bawang merah
Hasil uji normalitas pada jumlah umbi diperoleh p value (sig) = 0,85 ˃ 0,05 maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa diambil dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,837 ˃ 0,05 (lihat lampiran 7.2) maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ZPT organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda memiliki variasi yang sama (homogen) (lihat lampiran 7.1). Hasil uji One-way Anova, menyimpulkan bahwa 0,940 ˃ 0,05 maka hasil tersebut tidak signifikan. Jadi, pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh organik auksin dengan konsentrasi yang berbeda-beda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah umbi bawang merah var.Bima. 4. Berat Basah Umbi Bawang merah var.bima Pengukuran berat basah umbi bawang merah var.bima dilakukan saat panen dengan menimbang masing-masing umbi setiap polybag dengan satuan gram (gr). Berikut ini adalah data hasil pengamatan berat basah umbi bawang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
merah pada perlakuan pemberian ZPT organik Auksin dengan variasi konsentrasi dan Kontrol. Tabel 4.4 Data hasil pertumbuhan berat basah umbi bawang merah var.bima Ulangan Berat basah Umbi (gr) Konsentrasi Konsentrasi Konsentrasi Kontrol 5% 15% 25% 1 5 3 3 11 2 7 4 3 8 3 6 3 4 10 4 11 3 3 9 5 6 3 3 6 6 4 4 3 7 7 8 3 3 12 8 4 3 4 10 9 5 4 3 5 10 7 3 3 10 Jumlah 63 33 32 88 Rata-rata 6,3 3,3 3,2 8,8
Berdasarkan data diatas, umbi bawang merah yang paling berat adalah pada kontrol dengan rata-rata berat basah 8,8 gram. Range berat basah umbi pada konsentrasi 5% adalah 7 dengan interval 4 – 11. 4 gr berat basah umbi merupakan berat basah paling ringan yang terdapat pada ulangan 6 sedangkan 11 gr berat basah umbi merupakan berat basah paling berat pada ulangan 4. Mean berat basah umbi pada konsentrasi 5% adalah 6,3 gr. Pada tabel 4.2, range berat basah umbi pada konsentrasi 15% adalah 1 dengan interval 3 – 4. Modus berat basah umbi yaitu 3 sehingga berat basah umbi paling banyak 3 gr. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 15% adalah 5,6 gr. Berdasarkan hasil pengamatan, range berat basah umbi pada konsentrasi 25% adalah 1 dengan interval 3 – 4. Modus berat basah umbi yaitu 3 sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
berat basah umbi paling banyak 3 gr. Mean jumlah umbi pada konsentrasi 25% adalah 3,20 gr. Sedangkan, range berat basah umbi pada kontrol adalah 7 dengan interval 5 – 12. 5 gr berat basah umbi merupakan berat basah paling ringan yang terdapat pada ulangan 9 sedangkan 12 gr berat basah umbi merupakan berat basah paling berat pada ulangan 7. Mean berat basah umbi pada kontrol adalah 8,80 gr. Jadi kesimpulannya berdasarkan mean yang diperoleh dari perlakuan dan kontrol, berat basah umbi yang paling berat adalah pada kontrol seberat 8,80 gr. 10
gram
8 6 4 2 0 konsentrasi 5%
konsentrasi 15%
konsentrasi 25%
kontrol
Gambar 4.3 Grafik berat basah umbi bawang merah
Hasil uji Kruskall Wallis pada berat basah umbi diperoleh p value (sig) = 0,615 ˃ 0,05 maka hasil tersebut tidak signifikan (lihat Lampiran 8.1) sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh organik auksin tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap berat basah umbi bawang merah var.Bima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
B. Pembahasan Pada daging keong mas terdapat kandungan asam amino triptofan yang merupakan senyawa prekursor pembentuk ZPT Indole Acetic Acid (IAA). IAA merupakan auksin alami. Auksin adalah zat pengatur tumbuh yang banyak dihasilkan di jaringan-jaringan yang masih giat membelah seperti bagian pucuk tumbuhan. Peranan auksin antara lain mendorong pertumbuhan dengan pemanjangan sel dan mendorong pertumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil uji anova, zat pengatur tumbuh organik auksin tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap waktu munculnya daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain: 1. Tingginya Konsentrasi ZPT Pemberian auksin pada suatu tanaman harus sesuai dengan kadar yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian auksin yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi dapat meningkatkan dan juga menghambat pertumbuhan apalagi tanaman juga sudah memiliki auksin endogen dalam tubuhnya sehingga ada tanaman yang memerlukan tambahan auksin dari luar dan ada yang tidak. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Samudin (2009), bahwa perimbangan zat pengatur tumbuh yang ditambahkan dan yang diproduksi tanaman secara endogen menentukan pertumbuhan tanaman tersebut. Konsentrasi IAA yang tinggi mengakibatkan tanaman mensintesis ZPT lain yaitu etilen yang memberikan pengaruh yang berlawanan dengan IAA (Campbell, 2008) karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
fungsi etilen adalah pengguguran daun sedangkan auksin berfungsi dalam pembentukan akar, batang dan daun sehingga auksin dan etilen jelas berlawan. Di dalam tanaman, etilen mengadakan interaksi dengan hormon auksin. Apabila konsentrasi auksin meningkat maka produksi etilen pun akan meningkat. Etilen dihasilkan tanaman sebagai respon akibat dari pemberian tambahan auksin dengan konsentrasi yang tinggi karena auksin berperan juga dalam pematangan buah yang mengakibatkan pembentukan etilen tetapi karena konsentrasi auksin tinggi maka etilen dapat menghambat sintesis dan aktifitas auksin sehingga etilen menghambat pertumbuhan elongasi batang dan akar, penyebab daun jatuh dan bahkan membuat tanaman mati. Konsentrasi ZPT organik auksin yang dibuat dalam penelitian ini yaitu 5%, 15% dan 25%. Konsentrasi tersebut terlalu tinggi bagi pertumbuhan tanaman bawang merah karena diketahui produksi auksin dalam bawang merah cukup tinggi sehingga bawang merah sering dijadikan bahan dalam pembuatan hormon auksin alami dalam berbagai penelitian. Konsentrasi yang di buat dalam penelitian jika dijadikan ke satuan ppm maka menghasilkan konsentrasi sebesar 50.000 ppm, 150.000 ppm dan 250.000 ppm. Padahal berdasarkan referensi berbagai penelitian yang menggunakan satuan ppm konsentrasi ZPT IAA yang dibuat tidak lebih dari 100 ppm. Hasil penelitian Sumihadi (2003) bahwa dengan pemberian perlakuan IAA dari konsentrasi 0, 50, 100 dan 150 ppm ternyata pada konsentrasi 82,5 ppm IAA yang mampu meningkatkan jumlah tunas terbanyak pada stek tanaman nilam. Menurut Campbell (2008), auksin merangsang pertumbuhan hanya dalam kisaran konsentrasi tertentu dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
sekitar 10-8 sampai 10-4 M karena jika konsentrasi IAA yang tinggi mengakibatkan tanaman mensintesis ZPT lain sehingga ZPT hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit akan tetapi jumlah yang sedikit ini mampu mempengaruhi sel target karena ZPT menstimulasi pertumbuhan dengan memberi isyarat kepada sel target untuk membelah atau memanjang. Konsentrasi auksin yang terlalu tinggi menyebabkan kadar auksin dalam tanaman bawang merah menjadi berlebih sehingga pertumbuhan dan hasil panen bawang merah menjadi terhambat dan dalam antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan secara nyata.
2. Keasaman Cairan ZPT Organik Auksin Cairan zat pengatur tumbuh organik auksin memiliki derajat keasaman yang rendah (3,5) yang dapat dilihat pada Lampiran 9.1 karena mengandung bakteri Pseudomonas yang dapat melarutkan fosfat yang terkandung dalam keong mas. Menurut Fuyudur, dkk (2011) dalam Hanifah (2013) dalam Damayanti (2015), adapun mekanisme pelarutan fosfat oleh bakteri pelarut fosfat yang diawali dari sekresi asam-asam organik diantaranya asam formiat, asetat, propionat, laktat, glikolat, glioksilat, fumarat, tartat, suksinat dan sitrat dengan meningkatnya asam-asam organik tersebut maka akan diikuti dengan penurunan nilai pH. Penyiraman cairan ZPT organik auksin yang terlalu asam ini mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen bawang merah karena pH yang asam akan menghambat proses penyerapan air oleh akar tumbuhan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
menurut Pierik (1987) dalam Widiastoety (2004) bahwa untuk pertumbuhan, pH yang sesuai adalah 5,0-6,5 sedangkan bila pH terlalu rendah (< 4,5) atau pH terlalu tinggi (> 7,0) dapat menghambat atau menghentikan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan padahal air merupakan bahan yang di butuhkan oleh daun dalam melakukan proses fotosintesis yang menyebabkan perlakuan kontrol jauh lebih baik dibandingkan perlakuan konsentrasi ZPT organik auksin pada parameter berat basah umbi bawang merah. Reaksi fotosintesis yaitu
Cahaya
6CO2 + 6H2O
C6H12O6 + 6O2 Klorofil
Terhambatnya proses fotosintesis akan berakibat pada glukosa yang dihasilkan oleh tumbuhan. Umbi bawang merah merupakan tempat cadangan makanan yang berupa amilum atau pati yang dihasilkan saat fotosintesis sehingga terhambatnya proses fotosintesis akan mempengaruhi berat basah umbi bawang merah pada perlakuan konsentrasi ZPT organik auksin.
3. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: a. Rentangan jarak konsentrasi ZPT organik auksin yang dibuat terlalu besar karena berada dalam skala persen (%) sehingga tidak memperlihatkan hasil yang berbeda nyata pada pertumbuhan dan hasil panen bawang merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
b. Kadar auksin yang belum diketahui dalam daging keong mas terfermentasi sebagai ZPT organik auksin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin berbahan dasar daging keong mas terhadap percepatan masa panen tanaman bawang merah var.bima dapat menambah pengetahuan bagi siswa dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk membuat zat pengatur tumbuh organik dengan memanfaatkan bahan-bahan organik dari hama sekalipun. Melalui pelajaran di sekolah siswa dapat membantu masyarakat tentang pentingnya kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XII semester ganjil yakni pada Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah, keterampilan berproses secara ilmiah dengan merancang dan melakukan sendiri penelitian dan percobaan biologi secara sederhana. Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Pengamatan Penilaian dapat dilihat pada Lampiran 11. Acuan kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013 versi revisi 2016.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
1. Kompetensi Inti KI 3
: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4
: Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan 2. Kompetensi Dasar KD 3.1
: Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup KD 4.1
: Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor
internal dan eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian zat pengatur tumbuh organik auksin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecepatan waktu muncul daun pertama, jumlah daun, jumlah umbi dan berat basah umbi bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima. 2. Tidak ada konsentrasi zat pengatur tumbuh organik auksin yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil panen bawang merah (Allium ascalonicum L.) var.Bima. B. Saran 1. Perlu dilakukan pengecilan jumlah konsentrasi zat pengatur tumbuh organik auksin dengan lebih memilih menggunakan satuan ppm dibandingkan persen (%). 2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap kadar auksin yang ada dalam daging keong mas terfermnetasi sebagai ZPT organik auksin.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Anonim1, 2007, Senyawa ioaktif yang terdapat pada bawang merah, diunduh dari www.kompasiana.com, diakses tanggal 18 Februari 2017. Anonim2, 2014, Bawang merah, kandungan gizi dan manfaat kesehatan, diunduh dari htttp://klinikgizi.com/bawang-merah-kandungan-gizi, diakses tanggal 18 Februari 2017. AAK, 2004, Pedoman Bertanam Bawang, Kanisius, Yogyakarta. BPPT, 2007, Teknologi Budidaya Tanaman http//www.iptek.net.id/ind/teknologi-pangan/index.php id=244, tanggal 18 Februari 2017.
Pangan, diakses
Budiyono, S, 2006, Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi, Jurnal ilmu-ilmu Pertanian 2(2), 128-133. Chaniago, 2015, Teknik Pembuatan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dari Beberapa Mollusca dan Aplikasinya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuca sativa) dengan Hidroponik FHS (Floating Hydroponic System), Skripsi, Universitas Islam Sumatera Utara. Damayanti, F. F., 2015, Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) berbahan dasar Keong mas (Pomaceae canaliculata L.) terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Keriting, Skripsi, Universitas Sanata Dharma. Dewi, N., 2012, Untung Segunung Bertanam Aneka Bawang, Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015, Produksi Bawang merah Menurut Provinsi 2011 – 2015, http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datahorti, diakses tanggal 18 Februari 2017. Djajasasmita, M., 1993, Keong dan Kerang Sawah, Puslitbang Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor. Dwidjoseputro, 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia Jakarta, Jakarta Gardner, F. P., Brent P., and Roger L. M., 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya, UI-Press, Jakarta. Gayatri, D. W., 2014, Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah, Skripsi, Universitas Taman Siswa Padang. Harahap, F., 2012, BAB VII:Hormon, diunduh dari http//www.digilib.unimed.ac.id/Bab%20VII.pdf, diakses tanggal 3 Maret 2017.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Harjadi, W., 1993, Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hidayat, A., dan Rosliani, R., 2003, Pengaruh jarak tanam dan ukuran umbi bibit bawang merah terhadap hasil dan distribusi ukuran umbi bawang merah, Laporan Penelitian, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang. Juanda, I. N., 2011, Pengaruh Metode dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu MOL (Mikroorganisme Lokal), J.Floratek, 140-143. Lakitan, Benyamin, 2007, Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Makosim, S., Amar, A. dan Sukmadi, B., 2011, Meningkatkan Produktifitas Pertanian Di Indonesia Dengan Produk Mikroba Unggul Penghasil Fitohormon Auksin dan Sitokinin, Laporan Penelitian, ITI, Tangerang. Mulyono, 2014, Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga, Agromedia Pustaka, Jakarta Selatan. Nappu, B., Herniwati dan Syarief, S. A., 2011, Efektivitas Penggunaan Beberapa Mikroorganisme Lokal (MOL) dalam Pengolahan Limbah Kakao Menjadi Pupuk Organik dan Aplikasinya pada Tanaman Kakao Produktif, Laporan Penelitian, Litbang Departemen Pertanian, Sulawesi Selatan. Nurlaeni, Y., dan Surya, M. I., 2015, Respon Stek Pucuk Camelia japonica terhadap Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Organik, Laporan Penelitian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jawa Barat. Pitojo, S., 1996, Petujuk Pengendalian dan Pemanfaatan Keong mas, Trubus, Agriwidia, Ungaran. Putrasamedja, S. dan Suwandi, 1996, Monografi no.5: Varietas Bawang merah Indonesia, A. H. Permadi, dan Y. Hilman (Eds.), Balitsa, LembangBandung. Rahayu, E. dan Berlian, V.A.N., 1998, Bawang merah, Penebar Swadaya, Bogor. Rodrigues, P., Hering, P., Campagnari, J. C., 2008, Impact of Urodynamic Learning on the Management of Benign Prostate Hyperplasia Issue, Canada Medical Journal, Canada. Rukmana, R, 1995, Bawang merah budidaya dan pengolahan pasca panen, Kanisius, Yogyakarta. Salisburry, F. B., dan Ross, C. W., 1995, Fisiologi Tumbuhan, Biokimia Tumbuhan, Jilid 3, Penerjemah: Lukman D. R. Dan Sumaryono, ITB, Bandung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Samsudin, 2008, Pengendalian Hama dengan Insektisida Botani, diunduh dari www.pertaniansehat.or.id, diakses tanggal 18 Februari 2017. Sitompul, S. M., dan Guritno, B., 1995, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Sudirja, 2007, Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang merah, http//www.lablink.or.id/Agro/bawangmerah/Alternariapartrait.html, diakses tanggal 18 Februari 2017. Sumihadi, 2003, Pengaruh Konsentrassi IAA dan Macam Media pada Pertumbuhan Stek Tanaman Nilam (Pogostemon cablin Benth.), Skripsi, Universitas Tidar Magelang, Magelang. Susanto, H., 1993, Siput Murbei: Pengendalian dan Pemanfaatannya, Kanisius, Yogyakarta. Tim Bina Karya Tani, 2008, Pedoman Bertanam Bawang merah, Yrama Widya, Bandung. Tjitrosopoemo, G., 2005, Morfologi Tumbuhan, Gadja Mada University Press, Yogyakarta. Udiarto, B. K., Setiawati W., dan Suryaningsih E., 2005, Pengenalan Hama dan Penyakit pada Tanaman Bawang merah dan Pengendaliannya, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung. Widiastoety, D., Kartikaningrum, S. dan Purbadi, 2004, Pengaruh pH Media terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Dendrobium, Balai Penelitian Tanaman Hias, Cianjur. Winarko, 2012, Pengaruh Periode Vernalisasi Terhadap Pembungaan dan Hasil Biji Beberapa Varietas Bawang merah (Allium ascalonicum L.), Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Wudianto, 1998, Membuat Stek Cangkok dan Okulasi, PT. Penebar Swadaya, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Lampiran 1. Data Mentah Waktu Muncul Daun Pertama
A
Tabel 1.1 Pengukuran Waktu Muncul Daun Pertama Waktu Muncul Daun Pertama (HST) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 8 10 9 10 8 7 10 9
B
12
11
10
9
9
8
7
8
C
9
10
12
13
9
8
9
Kontrol
10
9
12
10
10
9
10
Perlakuan
Rerata 10 10
8,9
9
11
9,4
9
8
9
9,6
7
8
9
9,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Data Mentah Pengukuran Jumlah Daun Tabel 2.1 Pengukuran Jumlah Daun Perlakuan
K
A
B
Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
28 April 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
29 April 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0
30 April 0 1 0 0 0 1 0 2 1 1 1 1 0 1 0 1 2 0 1 0 0 0 0 1 1 1 2 1 1 0
1 Mei 1 1 0 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 0
2 Mei 2 3 0 2 1 1 2 3 3 2 3 2 1 2 1 2 4 1 2 1 0 1 1 1 1 2 2 2 1 1
3 Mei 3 4 1 3 2 2 3 3 4 2 3 2 1 3 2 3 4 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 3 2 1
4 Mei 3 4 1 4 3 2 5 4 5 3 4 3 2 3 2 4 5 3 2 2 1 2 2 2 1 4 3 5 2 1
8 Mei 6 6 2 7 5 4 8 5 8 5 7 4 3 5 4 6 7 6 4 4 2 4 3 4 2 6 6 5 4 1
12 Mei 9 8 5 10 7 7 11 7 11 8 10 4 5 9 7 8 11 6 5 7 3 5 6 5 4 9 6 7 6 2
Jumlah Daun 16 20 Mei Mei 11 14 9 11 8 10 13 15 9 12 8 10 15 17 9 12 13 15 10 12 12 14 5 8 7 9 12 16 10 12 10 11 13 15 8 10 6 6 8 9 5 7 7 9 7 10 7 7 5 6 11 13 8 11 9 10 7 9 3 3
24 Mei 16 13 12 18 14 11 20 14 17 13 16 10 10 18 13 13 17 12 8 10 9 11 11 8 8 15 13 11 10 5
28 Mei 16 15 14 20 14 13 23 16 20 14 18 6 10 22 16 12 17 15 13 10 11 13 12 9 10 18 15 13 11 7
1 Juni 19 16 17 20 15 16 25 20 22 16 19 8 12 23 18 15 20 15 15 12 12 15 12 12 14 21 16 16 12 9
5 Juni 22 17 19 22 17 19 29 24 26 18 21 10 14 25 9 18 23 18 18 12 13 17 12 15 17 25 17 18 14 11
9 Juni 22 19 18 26 20 20 32 24 22 21 24 9 16 28 12 18 22 16 16 12 14 16 12 17 17 20 17 12 13 10
13 Juni 26 20 21 28 20 22 29 28 22 21 29 10 16 29 16 19 24 23 19 16 17 19 12 19 21 26 19 21 18 14
17 Juni 29 22 22 30 24 25 32 29 24 24 32 11 17 35 19 22 25 25 20 18 20 22 12 21 25 28 21 24 20 16
21 Juni 25 17 21 31 26 28 35 31 20 26 29 11 19 40 21 24 27 26 21 21 22 26 10 24 27 30 23 27 24 19
25 Juni 23 16 22 33 29 30 37 32 21 28 30 12 21 46 25 26 28 26 22 24 24 28 6 26 29 31 24 28 26 23
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlakuan
C
Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
28 April 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 April 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
30 April 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1
1 Mei 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
2 Mei 1 1 0 0 1 1 2 1 2 1
3 Mei 1 1 1 0 3 2 2 2 3 1
4 Mei 1 2 1 1 7 2 3 2 3 1
8 Mei 2 4 2 1 10 2 5 5 5 3
12 Mei 5 5 4 2 11 3 8 7 6 5
Jumlah Daun 16 20 Mei Mei 7 8 8 10 5 6 4 5 13 14 3 4 10 11 10 12 8 9 6 7
24 Mei 9 11 6 5 15 5 12 15 10 8
28 Mei 9 12 9 6 13 6 14 16 10 8
1 Juni 11 16 9 8 15 7 16 20 10 11
5 Juni 13 20 10 9 18 7 19 23 11 13
9 Juni 13 23 11 9 21 8 22 25 14 14
13 Juni 15 24 17 10 17 10 27 30 14 16
17 Juni 18 25 18 11 19 11 28 30 15 19
21 Juni 20 27 19 13 23 11 29 26 18 21
25 Juni 21 29 20 13 26 12 31 27 20 23
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Lampiran 3. Data Mentah Pengukuran Jumlah Umbi Tabel 3.1 Pengukuran Jumlah umbi Perlakuan A B C Kontrol
1 6 6 6 5
2 2 5 7 4
3 4 3 6 5
4 10 5 3 6
Jumlah Umbi 5 6 6 5 7 7 6 5 7 5
7 6 7 9 9
8 7 6 8 5
9 5 5 5 6
10 5 5 5 5
8 4 3 4 10
9 5 4 3 5
10 7 3 3 10
Lampiran 4. Data Mentah Pengukuran Berat basah Umbi Tabel 4.1 Pengukuran Berat basah umbi Perlakuan A B C Kontrol
1 5 3 3 11
2 7 4 3 8
3 6 3 4 10
Berat basah Umbi (gr) 4 5 6 7 11 6 4 8 3 3 4 3 3 3 3 3 9 6 7 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Lampiran 5. Uji Statistik Jumlah daun Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Waktu muncul daun pertama
Tabel 5.2 Hasil Uji Analisa Varian Waktu muncul daun pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Lampiran 6. Uji Statistik Jumlah daun Tabel 6.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah daun
Tabel 6.2 Hasil Uji Analisa Varian Jumlah daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Lampiran 7. Uji Statistik Jumlah umbi Tabel 7.1 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Jumlah umbi
Tabel 7.2 Hasil Uji Analisa Varian Jumlah umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Lampiran 8. Uji Statistik Berat basah umbi Tabel 8.1 Hasil Uji Kruskal-Wallis Berat basah umbi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Data Pengukuran pH tanah Tabel 9.1 Pengukuran pH tanah Perlakuan
Kontrol
Konsentrasi 5%
Konsentrasi 15%
Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5
22 April 6,0 5,0 6,2 5,6 5,0 5,4 6,0 4,8 5,0 5,0 5,8 5,6 5,0 4,8 5,2 5,6 5,4 5,0 5,2 5,4 5,2 4,8 5,8 5,0 5,6
26 April 5,2 5,2 5,4 4,8 5,0 5,2 5,4 5,2 5,2 4,8 4,8 5,0 5,2 4,8 5,0 5,0 4,8 4,8 5,0 5,0 5,2 5,0 5,2 5,2 5,2
30 April 5,0 5,0 5,0 5,2 5,0 5,8 4,8 5,2 5,0 4,8 5,2 5,2 4,8 6,0 5,4 5,0 5,2 5,0 5,8 4,8 5,0 5,0 5,0 4,8 5,6
4 Mei 5,0 5,2 5,4 5,2 5,2 5,4 5,2 5,8 5,8 5,6 5,8 4,8 5,6 5,8 5,2 5,4 5,4 6,0 5,2 5,2 5,2 5,6 5,0 5,2 5,0
8 Mei 6,0 5,4 5,4 5,4 5,0 6,2 5,2 5,8 5,8 5,2 6,2 5,8 5,0 5,2 5,6 5,6 5,5 5,8 4,8 5,0 5,8 5,2 5,4 4,8 5,0
12 Mei 5,8 5,6 5,6 6,0 5,4 5,6 5,8 5,0 5,6 5,8 5,6 5,4 5,0 5,0 5,6 5,4 5,0 5,6 5,2 6,2 5,0 4,8 4,8 5,2 5,2
16 Mei 5,4 5,2 5,4 5,6 5,2 5,8 5,8 5,2 5,4 5,4 5,0 5,6 5,4 5,4 5,4 5,0 5,0 5,4 5,6 5,0 4,8 5,0 5,2 4,8 5,0
pH tanah 20 24 Mei Mei 5,2 6,0 5,6 6,0 5,4 5,8 5,4 6,0 5,8 6,0 5,2 6,2 5,6 6,2 5,2 6,2 5,8 6,2 5,8 6,0 5,2 6,0 5,2 5,0 5,5 6,2 5,4 5,2 5,0 5,8 4,8 5,0 5,0 5,4 5,0 5,2 5,0 5,0 5,2 5,6 5,6 6,0 5,0 5,0 6,4 4,8 5,4 5,0 5,2 5,2
28 Mei 5,4 5,0 6,2 5,8 5,4 5,4 6,0 6,2 5,4 6,0 6,0 5,2 5,4 5,2 5,4 5,5 5,2 4,8 4,8 5,0 5,8 4,8 6,0 5,4 5,5
1 Juni 5,2 5,4 5,0 5,5 5,6 5,0 5,5 5,8 5,6 5,0 5,6 5,4 5,0 5,4 5,0 5,5 4,8 4,5 5,0 5,6 5,4 5,0 5,6 5,2 5,0
5 Juni 5,2 5,6 5,2 6,0 5,4 5,6 6,0 5,0 6,0 6,2 5,0 5,6 5,2 5,6 4,8 6,0 5,8 5,4 5,4 5,0 4,8 5,2 5,0 4,8 5,6
9 Juni 5,8 6,0 5,6 6,0 5,8 6,2 6,2 4,8 6,0 6,2 4,8 5,0 5,6 5,8 6,2 6,2 5,2 5,6 4,8 5,2 4,8 5,2 5,0 5,0 5,4
13 Juni 5,6 6,0 5,8 5,0 5,8 6,2 6,2 5,8 6,0 5,8 6,0 5,2 5,0 5,4 5,4 5,6 5,2 5,2 5,6 4,8 5,4 5,5 5,5 5,8 6,0
17 Juni 5,8 5,6 5,4 5,4 5,4 5,4 6,0 5,0 5,8 5,4 6,0 4,8 5,2 5,2 5,2 5,2 5,0 5,0 5,4 5,0 6,0 5,2 5,0 5,6 5,6
21 Juni 5,4 5,0 5,4 5,2 5,0 5,8 5,6 5,4 5,8 5,2 5,6 5,0 5,0 5,4 4,8 5,0 5,0 5,5 5,2 5,8 5,8 5,0 5,2 5,8 6,0
68
25 Juni 5,5 5,6 5,6 5,8 5,5 6,0 5,5 6,4 5,8 5,6 5,4 6,2 5,8 6,0 5,2 5,2 5,6 4,8 5,6 6,0 5,8 5,0 5,0 5,5 5,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlakuan
Konsentrasi 25%
Ulangan
6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 April 5,8 5,2 5,6 4,8 4,8 5,8 5,8 4,8 4,8 5,2 5,4 5,0 4,8 5,5 4,8
26 April 5,0 4,8 5,0 5,0 4,8 5,0 5,6 5,0 5,0 5,4 5,2 4,8 5,0 5,2 5,0
30 April 5,6 5,8 5,2 5,0 6,0 4,8 5,0 5,2 4,8 5,6 5,5 5,6 5,0 5,6 4,8
4 Mei 5,2 5,6 5,6 5,5 6,2 5,2 5,8 6,2 5,2 5,2 5,0 4,8 5,2 5,4 5,6
8 Mei 5,0 5,8 4,8 4,8 5,0 5,0 6,0 5,0 5,0 5,8 4,8 4,8 6,0 5,0 5,8
12 Mei 5,4 5,8 5,6 5,2 5,0 5,4 5,0 4,8 5,4 6,0 5,0 6,0 5,2 5,4 5,8
16 Mei 6,0 5,5 5,0 5,2 5,6 5,0 5,0 5,4 5,2 5,4 5,6 4,8 5,2 5,0 5,0
pH tanah 20 24 Mei Mei 5,2 4,8 4,8 5,0 6,0 6,2 5,0 5,8 5,2 4,8 5,4 6,0 4,8 5,0 5,0 5,0 5,2 5,8 4,8 5,4 5,0 4,8 4,8 5,0 5,0 5,6 5,6 4,8 5,6 6,0
28 Mei 4,8 5,4 4,8 6,0 5,0 5,2 5,0 5,6 5,0 5,8 5,2 5,6 5,2 5,0 5,4
1 Juni 5,0 5,2 5,2 5,5 5,2 5,6 5,4 5,5 5,2 5,4 4,8 5,2 5,8 5,2 5,0
5 Juni 5,2 5,4 5,0 5,2 5,0 5,0 5,0 5,6 5,0 5,5 5,0 5,4 5,2 5,0 5,2
9 Juni 5,6 5,4 5,6 5,4 5,4 5,5 5,4 5,0 6,2 4,8 5,2 5,0 5,2 4,8 5,0
13 Juni 5,2 5,4 5,5 5,4 5,2 5,0 5,5 5,8 6,0 5,0 5,0 5,4 5,0 5,0 5,4
17 Juni 5,0 5,4 5,8 5,8 5,0 5,6 5,4 5,0 6,0 6,0 5,2 5,6 5,8 5,0 5,2
21 Juni 6,0 5,0 5,0 6,0 5,4 5,0 6,0 5,0 5,8 5,0 5,4 5,0 6,0 5,2 5,2
69
25 Juni 6,2 6,2 5,6 5,6 5,8 6,0 5,8 5,6 5,8 5,5 5,0 5,8 5,4 6,0 5,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Pengukuran Kelembaban tanah Tabel 10.1 Pengukuran Kelembaban tanah Perlakuan
Kontrol
Konsentrasi 5%
Konsentrasi 15%
Ulangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5
22 April 6,0 7,0 5,8 6,0 7,0 6,0 6,2 7,8 6,0 6,0 5,0 6,2 7,0 6,0 6,5 6,0 7,5 7,0 7,0 ˃8 5,5 7,0 6,0 5,5 5,5
26 April 7,5 8,0 6,0 7,0 8,0 ˃8 8,0 7,0 ˃8 8,0 6,0 ˃8 8,0 8,0 ˃8 ˃8 7,5 7,5 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 8,0 7,0
30 April 8,0 8,0 5,0 8,0 8,0 ˃8 ˃8 5,0 8,0 7,5 ˃8 ˃8 8,0 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
4 Mei ˃8 7,0 5,5 8,0 ˃8 6,5 7,0 5,5 5,5 4,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 8,0 ˃8 ˃8 7,5 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
8 Mei 4,0 5,5 8,0 5,0 6,0 4,5 6,5 6,5 6,0 5,0 4,5 5,5 5,0 6,0 5,0 5,0 6,0 5,0 5,5 5,0 6,0 7,0 7,0 6,0 6,5
12 Mei 8,0 6,0 4,5 4,0 6,5 9,0 6,5 8,0 5,5 6,0 5,5 7,0 ˃8 8,0 8,0 6,0 ˃8 7,0 ˃8 6,5 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 8,0
16 Mei ˃8 7,0 6,0 ˃8 8,5 7,5 8,0 8,5 7,0 7,0 6,0 ˃8 8,0 7,0 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
Kelembaban tanah 20 24 28 Mei Mei Mei 8,0 2,5 ˃8 6,5 3,5 ˃8 8,0 4,0 6,0 ˃8 6,0 5,5 8,0 6,5 8,0 8,0 6,0 ˃8 6,0 3,5 6,5 7,5 4,0 7,5 8,0 5,0 7,0 6,0 3,0 5,5 ˃8 5,0 7,0 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 6,0 7,0 7,0 3,5 ˃8 8,0 7,0 ˃8 ˃8 6,0 8,0 ˃8 5,5 6,0 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 6,5 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 ˃8
1 Juni 8,0 7,5 ˃8 ˃8 8,0 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 7,5 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 8,0 8,0
5 Juni 5,0 5,0 4,5 5,0 5,5 6,0 5,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5,0 4,5 5,0 5,0 6,0 5,0 7,0 5,0 6,0 5,0 5,0 7,0 8,0 6,0
9 Juni 7,5 7,0 8,0 6,0 ˃8 ˃8 6,0 7,0 ˃8 ˃8 6,0 5,0 5,0 8,0 5,0 7,0 6,0 6,0 6,0 5,5 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 ˃8
13 Juni ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 6,0 ˃8 ˃8 ˃8 6,0 6,5 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
17 Juni 7,0 6,5 8,0 7,0 5,0 6,5 7,0 7,5 5,0 4,5 4,0 5,0 4,5 7,0 4,0 5,0 4,5 6,0 6,5 5,0 6,0 5,5 8,0 5,0 6,5
21 Juni ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 7,0 7,0 6,5 7,0 8,0 ˃8 7,0 7,5 ˃8 8,0 7,0 ˃8 8,0 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
70
25 Juni 6,0 5,5 7,0 5,5 6,0 4,0 7,0 6,0 6,0 4,0 4,5 6,0 7,0 5,0 5,5 6,5 7,0 4,0 8,0 7,0 6,0 6,0 5,5 7,0 7,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlakuan
Konsentrasi 25%
Ulangan
6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 April 6,0 ˃8 7,0 8,0 8,0 6,0 6,0 8,0 7,5 6,5 6,5 8,0 8,0 7,0 6,5
26 April ˃8 8,0 8,0 8,0 8,0 7,0 7,5 6,0 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
30 April ˃8 ˃8 8,0 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
4 Mei ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
8 Mei 7,0 5,5 8,0 6,0 6,0 6,0 8,0 8,0 7,0 6,0 7,5 7,0 7,0 8,0 8,0
12 Mei 8,0 6,5 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
16 Mei ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 7,0 5,0 6,0 5,5 7,0 5,0 7,5 6,0 6,0
Kelembaban tanah 20 24 28 Mei Mei Mei ˃8 8,0 ˃8 ˃8 7,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8
1 Juni ˃8 8,0 ˃8 8,0 8,0 ˃8 8,0 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,5 8,0
5 Juni 6,0 5,5 ˃8 6,5 7,0 ˃8 8,0 7,0 8,0 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 6,0 6,0
9 Juni ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 7,0 7,0 8,0 ˃8 8,0 ˃8 ˃8
13 Juni 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 ˃8 ˃8 ˃8
17 Juni 7,0 7,5 6,0 5,0 6,5 4,5 5,0 4,0 5,5 6,0 6,0 5,5 7,0 6,0 5,5
21 Juni ˃8 ˃8 8,0 7,5 ˃8 8,0 8,0 7,5 ˃8 ˃8 ˃8 8,0 7,5 ˃8 6,5
71
25 Juni 8,0 7,5 7,0 5,0 6,0 4,0 4,5 6,0 6,5 6,0 7,0 6,0 5,0 7,0 5,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Data Pengukuran pH ZPT Organik Auksin Tabel 11.1 Pengukuran pH ZPT Organik Auksin Perlakuan
Konsentrasi 5% Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
Sesudah diencerkan 20 24 28 Mei Mei Mei 3,5 3,5 3,5
26 April 3,5
30 April 3,5
4 Mei
8 Mei
12 Mei
3,5
3,5
3,5
16 Mei 3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
1 Juni
5 Juni
9 Juni 3,5
13 Juni 3,5
17 Juni 3,5
21 Juni 3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
5 Juni
9 Juni
13 Juni 715 ppm 1700 ppm 2354 ppm
Lampiran 12. Data Pengukuran Kekentalan ZPT Organik Auksin Tabel 12.1 Pengukuran Kekentalan ZPT Organik Auksin Perlakuan
Konsentrasi 5% Konsentrasi 15% Konsentrasi 25%
26 April 772 ppm 1715 ppm 2270 ppm
30 April 774 ppm 1715 ppm 2272 ppm
4 Mei
8 Mei
729 ppm 1723 ppm 2336 ppm
676 ppm 1690 ppm 2407 ppm
12 Mei 705 ppm 1658 ppm 2344 ppm
16 Mei 715 ppm 1676 ppm 2376 ppm
Sesudah diencerkan 20 24 Mei 28 Mei Mei 738 711 715 ppm ppm ppm 1728 1709 1616 ppm ppm ppm 2389 2329 2383 ppm ppm ppm
1 Juni 742 ppm 1670 ppm 2375 ppm
740 ppm 1710 ppm 2356 ppm
732 ppm 1689 ppm 2378 ppm
17 Juni 725 ppm 1712 ppm 2352 ppm
21 Juni 720 ppm 1722 ppm 12348 ppm
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13. Silabus SILABUS Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Pelajaran
: XII/ IPA
Semester
: Gasal
Kompetensi Inti KI. 3
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI. 4
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
3.1
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Menjelaskan Pertumbuhan dan 1. Konsep Pertumbuhan dan pengaruh faktor Perkembangan Perkembangan internal dan faktor Faktor luar dan Mengamati eksternal terhadap faktor dalam Mengamati pertumbuhan pada Observasi pertumbuhan dan pada tumbuhan tumbuhan melalui tayangan - Laporan perkembangan video mahluk hidup Membaca data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman Membaca teks pertumbuhan pada tumbuhan melalui artikel Menanya Siswa distimulir untuk membuat pertanyaan yang menuntut berfikir kritis tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup dan faktor–faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi) Menggali informasi tentang Konsep pertumbuhan dan Tes perkembangan Mahluk hidup - Konsep
Alokasi Waktu 2 x menit
45
Sumber belajar Buku Biologi SMA Kelas XII Video Pertumbuhan dan Perkembangan Artikel, Makalah dan Laporan hasil penelitian Internet
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber belajar
melalui tayangan Video pertumbuhan dan perkembangan Diskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi - Faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan pertumbuhan dan Mengasosiasikan perkembangan Membaca dan menganalisis pada tumbuhan data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan Menarik kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan serta faktorfaktor yang mempengaruhinya Mengkomunikasikan Presentasi hasil kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan 4.1 Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap
Merencanakan dan melaksanakan percobaan Mengkaji hasil
2. Merencanakan dan Melakukan Percobaan tentang Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
2 x menit
45
Buku Biologi SMA Kelas XII Internet
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber belajar
kerja ilmiah Mengamati (contoh kerja Mengkaji hasil kerja ilmiah Observasi ilmiah) - Kerja ilmiah, (contoh kerja ilmiah) sikap ilmiah dan Bagaimana Bagaimana langkah-langkah keselamatan kerja langkahmelakukan percobaan menurut langkah kerja ilmiah dari hasil diskusi melakukan dan mengkaji contoh karya Portofolio percobaan ilmiah dari berbagai sumber - Laporan menurut kerja Menanya Percobaan ilmiah dari hasil Memberikan pertanyaan diskusi dan tentang langkah-langkah mengkaji eksperimen dan penyusunan Tes contoh karya laporan hasil eksperimen - Membuat outline ilmiah dari Mengumpulkan Data perencanaan berbagai sumber (Eksperimen/Eksplorasi) percobaan Mendiskusikan rancangan dan - Pemahaman usulan penelitian tentang tentang hasil faktor luar yang percobaan dan mempengaruhi pertumbuhan kesimpulan pada tumbuhan - Pemahaman Melaksanakan eksperimen tentang hal-hal sesuai dengan usulan yang yang harus disusun dan sudah disepakati dilakukan dalam setiap kelompok melakukan Melakukan pengamatan percobaan eksperimen, mencatat data 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran Mengkomunikasikan Menyusun usulan penelitian tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan Melaporkan hasil eksperimen secara lisan (presentasi) dan tertulis
Penilaian -
Alokasi Waktu
Sumber belajar
Pemahaman tentang faktor luar dan faktor dalam terhadap pertumbuhan
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Lampiran 14. RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XII/ I
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti KI. 3
Memahami,
menerapkan,
menganalisis
dan
mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, kemanusiaan,
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI. 4
Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator No. Kompetensi Dasar Indikator 3.1 Menjelaskan pengaruh faktor 3.1.1 Menjelaskan faktor-faktor 1. internal dan eksternal terhadap yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dan mahluk hidup perkembangan tanaman 3.1.2 Mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
No. Kompetensi Dasar
2.
4.1 Menyusun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Indikator mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman 3.1.3 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman 4.1.1 Merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman 4.1.2 Melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman 4.1.3 Melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tatacara penulisan ilmiah yang benar
C. Tujuan Pembelajaran 3.1.1.1 Setelah melakukan kegiatan kajian pustaka, siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik 3.1.2.1 Melalui kegiatan menonton video, siswa dapat mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik 3.1.3.1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan baik 4.1.1.1 Melalui kegiatan diskusi, siswa dapat merancang desain penelitian mengenai
pengaruh
faktor
luar
perkembangan tanaman dengan baik
terhadap
pertumbuhan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
4.1.2.1 Melalui kegiatan percobaan, siswa dapat melaksanakan percobaan mengenai
pengaruh
faktor
luar
terhadap
pertumbuhan
dan
perkembangan tanaman dengan baik 4.1.3.1
Setelah kegiatan kerja kelompok, siswa dapat melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tatacara penulisan ilmiah yang benar dengan baik
D. Materi Ajar Fakta 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Konsep 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan Prosedural 1. Melakukan eksperimen di sekolah mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran 1. Pendekatan
: Scientific
2. Model
: Penemuan (Discovery)
3. Metode
: Tanya jawab, Diskusi, Eksperimen, Presentasi
F. Sumber/Bahan/Alat Sumber: 1. Buku Biologi SMA Kelas XII semester 1 2. Makalah, artikel atau Laporan hasil penelitian tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Bahan: 1. PPT (Power Point) pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 2. Video pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 3. LKS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Alat: 1. LCD 2. Laptop 3. Papan tulis G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I (2 x 45 menit) Kegiatan
Alokasi waktu 15 menit
Kegiatan Pendahuluan Memberikan salam dan berdoa Mengondisikan kelas dan Presensi siswa Apersepsi Guru bertanya kepada siswa “Pernahkah kalian mengamati pertumbuhan tanaman di sekitar kalian?” “Apa yang bisa menyebabkan tanaman tumbuh tinggi dan menghasilkan buah?” Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengungkapkan bahwa makhluk hidup tak termasuk tumbuhan pun bertumbuh dan berkembang Orientasi Guru menuliskan materi dan pokok bahasan yang akan dipelajari di papan tulis dan menampilkan indikator yang akan dicapai melalui power point serta menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran 90 menit Kegiatan Inti Mengamati Siswa mengamati tayangan video mengenai proses perkecambahan tanaman Menanya Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan produktif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Mengumpulkan informasi Siswa membentuk 6 kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa Guru melemparkan satu permasalahan kepada kelompok 1 untuk dijawab dan kelompok lainnya memberikan pendapat jika memiliki jawaban yang berbeda begitu seterusnya hingga siswa memahami hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
Kegiatan
Alokasi waktu
Mengasosiasi Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menarik kesimpulan dari hasil diskusi dan tanya jawab Guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok memberi motivasi dan arahan pada kelompok yang menemukan kesulitan dan menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok Mengkomunikasikan Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kesimpulan diskusi di depan kelas Guru memberikan arahan yang benar dan penguatan kepada setiap kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh 30 menit Kegiatan Penutup Rangkuman Bersama dengan siswa menyimpulkan mengenai konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Refleksi Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran hari ini Tindak Lanjut Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya: Membawa alat dan bahan yang telah dituliskan di papan tulis Guru menutup pelajaran dengan doa Pertemuan II (2 x 45 menit) Kegiatan Kegiatan Pendahuluan Memberikan salam dan berdoa Mengondisikan kelas dan Presensi siswa Apersepsi Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian tahu mengapa tumbuhan bisa tumbuh hingga menjadi pohon dan menghasilkan buah?” Motivasi Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan mengungkapkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Orientasi Guru menuliskan materi dan pokok bahasan yang akan dipelajari di papan tulis dan menampilkan indikator yang akan dicapai melalui power point serta menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Alokasi waktu 15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Kegiatan
Alokasi waktu 90 menit
Kegiatan Inti Mengamati Siswa mengamati laporan atau jurnal penelitian mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Menanya Guru memotivasi siswa untuk membuat pertanyaan produktif tentang laporan hasil penelitian yang diberikan Mencoba Siswa membentuk 6 kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa Siswa bersama kelompok berdiskusi membuat rancangan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman Mengasosiasi Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menarik kesimpulan dari kegiatan merumuskan rancangan percobaan Guru berkeliling pada tiap-tiap kelompok memberi motivasi dan arahan pada kelompok yang menemukan kesulitan dan menilai sikap peserta didik dalam kerja kelompok Mengkomunikasikan Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan kesimpulan diskusi di depan kelas Guru memberikan arahan yang benar dan penguatan kepada setiap kelompok berdasarkan hasil yang diperoleh Evaluasi Mengajukan pertanyaan secara lisan apa saja faktor eksternal dan internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman 30 menit Kegiatan Penutup Rangkuman Bersama dengan siswa menyimpulkan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan Refleksi Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran hari ini Tindak Lanjut Guru memberi tugas untuk pertemuan berikutnya: Melakukan percobaan yang telah dirancang Guru menutup pelajaran dengan doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
H. Penilaian Aspek
Teknik
Pengetahuan (Kognitif)
Tes Tertulis
Sikap (Afektif)
Observasi
Ketermpilan (Psikomotorik)
Observasi
I. Lampiran 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Instrumen Penilaian Kognitif 3. Instrumen Penilaian Afektif 4. Instrumen Penilaian Psikomotorik
Instrumen Tes soal (Pilihan ganda dan Essay) Lembar Observasi (Diskusi kelompok) Lembar Observasi (Kegiatan presentasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Kelompok:
Lampiran 15. LDS
LEMBAR DISKUSI SISWA A. Judul : Pertumbuhan dan perkembangan serta faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman B. Tujuan 1.
Menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan tanaman 2. Mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman 3. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman C. Alat dan Bahan - Buku Biologi Kelas X SMA - Alat tulis - LKS 1 D. Langkah Kerja 1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa 2. Diskusikan dengan teman kelompok mengenai faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman 3. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas E. Pertanyaan Diskusi 1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman? 2. Bagaimana pengaruh suhu terhadap pertumbuhan tanaman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
3. Mengapa kelembapan udara merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan? 4. Cahaya diperlukan untuk melakukan proses fotosintesis, namun disisi lain cahaya merupakan faktor yang menghambat pertumbuhan. Jelaskan pernyataan tersebut! F. Kesimpulan ............................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ................................................... .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Kelompok:
LEMBAR KERJA SISWA
A. Judul : Merancang dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman B. Tujuan 1. Merancang desain penelitian mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman 2. Melaksanakan percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman 3. Melaporkan hasil percobaan yang telah dilakukan dengan tatacara penulisan ilmiah yang benar C. Alat dan Bahan - Alat Polybag, Alat tulis, LKS -Bahan Bibit bayam, ZPT organik auksin, Tanah, Air D. Langkah Kerja 1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa 2. Diskusikan dan rancanglah penelitian dengan teman kelompok mengenai - Pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tanaman - Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman 3. Presentasikan hasil diskusi rancangan percobaan di depan kelas 4. Lakukan percobaan sesuai dengan rancangan yang dibuat selama 2 minggu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
6. Hasil percobaan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan tatacara penulisan ilmiah E. Pertanyaan 1. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan percobaan dan menyusun laporan percobaan? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan? 3. Bagaimana hasil percobaan yang telah dilakukan? F. Kesimpulan ............................................................................................................................... .................................................................................................................................... .........................................................................................................................
Lembar Observasi Pertumbuhan Tanaman Polybag Tinggi batang 1 2 Dst.
Aspek yang diamati Jumlah daun
Berat basah bayam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Lampiran 16. Lembar Penilaian Kognitif INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF Kisi-Kisi Soal Satuan Sekolah
: SMA
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi
: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Kelas / Semester
: XII / I
Alokasi Waktu
: 4 X 45 menit
Indikator 1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Level Koginitif C1
3.
Merancang desain percobaan mengenai
Bentuk Soal
1
Jumlah Soal 6
3 C2
2 5
Pilihan Ganda
8 C4
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman
No Soal
C4
6 4
Pilihan Ganda
6
7 10 C1
1 2
Essay
C4 4
C2
9 3
Pilihan Ganda
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Indikator pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Total Soal
Level Koginitif C4
No Soal 5
Bentuk Soal
Jumlah Soal
Essay
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
SOAL TEST A. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Dibawah ini faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan, kecuali ....... a. Suhu b. Oksigen c. Cahaya d. Kelembaban e. Gen dan hormon 2. Cahaya diperlukan oleh tumbuhan tetapi cahaya yang berlebih dapat menyebabkan ... a. Mematikan sel meristem b. Tumbuhan cepat layu c. Mematikan pucuk daun d. Mempercepat terbentuknya auksin e. Menghambat pertumbuhan karena menguraikan auksin 3. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan ialah .... a. kondisi tanah b. kecepatan angin c. suhu d. nutrisi e. hormon 4. Dua kecambah diletakan disuatu tempat, kecambah yang satu terkena cahaya sedangkan yang lain tidak terkena cahaya. Beberapa kecambah yang diletakan ditempat gelap, jauh lebih panjang daripada kecambah yang diletakan di tempat yang terang. Berdasarkan hal diatas dapat disimpulkan bahwa ... a. Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan b. Cahaya merupakan faktor yang tidak diperlukan c. Cahaya diperlukan sedikit untuk pertumbuhan d. Cahaya merupakan faktor penghambat pertumbuhan e. Cahaya berpengaruh besar terhadap pertumbuhan 5. Berikut ciri-ciri pertumbuhan pada tanaman akibat pengaruh hormon tertentu: • Memperbesar ukuran buah. • Tanaman kerdil akan tumbuh normal dengan penambahan hormon ini. • Dapat menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 kali tumbuhan normal Berdasarkan ciri-ciri pertumbuhan di atas, tanaman tersebut dipengaruhi oleh hormon …. a. Giberelin b. Auksin c. Sitokinin d. Traumalin e. Kalin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
6. Dua stek batang tanaman mawar ditanam pada 2 pot (A dan B) dengan media tanam sekam padi. Setelah tumbuh tunas pada pot A diberi pupuk urea sedangkan pada pot B tidak diberi urea. Setelah 1 bulan temyata tanaman mawar pada pot A tumbuh lebih cepat daripada tanaman mawar pada pot B. Komponen pupuk urea yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan tanaman mawar adalah …. a. Fosfor b. Sulfur c. Nitrogen d. Hidrogen e. Karbon
7. Perhatikan data hasil percobaan pertumbuhan tanaman kacang hijau berikut! Rataan pertumbuhan per hari No
Perlakuan
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
0,07
0,5
1,3
3,5
5
2,07 cm
0,1
1,4
3,9
6,5
9,5
4,28 cm
Rata- rata
Kacang hijau 1 Kacang hijau + hormon tumbuh 2
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa, pertumbuhan kacang hijau …. a. hanya dapat terjadi bila ditambah hormon tumbuh b. tidak dipengaruhi oleh hormon tumbuh c. hanyasedikitdipengaruhiolehpenambahan hormon d. sangat tergantung pada penambahan hormon e. akan lebih cepat apabila ditambah hormon 8. Selama musim kemarau panjang pohon jati dan pohon kedongdong menggugurkan daunnya hal ini disebabkan terkonsentrasinya hormon pada bagian kuncup untuk menghambat pembelahan sel. Hormon yang dimaksud adalah .... a. Auksin b. Giberelin c. Sitokinin d. Absisat e. Etilen 9. Rumusan masalah yangsesuai untuk permasalahan pengaruh cahaya terhadap kecepatan tumbuh kecambah adalah . . . a. Cahaya menghambat pertumbuhan kecambah b. Cahaya berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah c. Cahaya tidak berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah d. Apakah cahaya berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kecambah e. Adakah cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan kecambah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
10.Perhatikan data pengamatan panjangtanaman kacang hijau pada dua pot selama 10 hari berikut:
Hari ke1
2
3
4
5
6
–
0,4 1,8 2,6 3,1 4,9
7
8
9
10
Pot A(cm) 5,9 6,5 7,2
7,7
8,2 8,9 10,3
11,5
Pot B(cm) 0,2 0,5 2,4 3,1 4,2 6,1 Keterangan: Pot A: – Berisi tanah gembur – Diletakkan di tempat terang – Temperatur udara 25 °C
Pot B: – Berisi sekam padi + pasir – diletakkan di tempat teduh – Temperatur udara 24°C
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman kacang hijau dipengaruhi oleh …. a. Jenis tanaman b. Cahaya c. Media dalam pot d. Umur tanaman e. Suhu lingkungan B. Essay Isilah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat! 1.
Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
2. Mengapa hormon auksin dapat digunakan untuk partenokarpi? 3. Jelaskan kaitan antara variabel bebas dengan variabel terikat sertai dengan contoh! 4. Hormon apa dan bagaimana kerjanya sehingga daun dan buah dapat menjadi rontok! 5. Hipotesis apakah yang tepat bagi judul penelitian berikut: Pengaruh Pemberian ZPT Organik Auksin terhadap Pertumbuhan Bawang merah!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
KUNCI JAWABAN SOAL TEST Pilihan Ganda 1. E
6. C
2. E
7. E
3. A
8. D
4. D
9. D
5. A
10.B
Essay 1. Faktor internal : Hormon dan Gen Faktor eksternal : Air, cahaya, nutrisi, kelembaban, suhu, oksigen dan pH. 2. Partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji dapat menggunakan hormon auksin karena jika hormon auksin disemprotkan pada kepala putik, maka pembentukan saluran polen akan terhambat dan mengakibatkan dinding ovarium membengkak sehingga menyebabkan gagalnya pembuahan yang akan menghasilkan biji. 3.
Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Contoh : Pertumbuhan tanaman bawang merah dipengaruhi oleh pemberian pupuk.
4. Hormon yang mempengaruhi yaitu hormon etilen dan auksin. Pada musim gugur, peningkatan jumlah etilena dan penurunan jumlah auksin pada buah dan tangkai daun menyebabkan kedua organ tumbuhan tersebut rontok. Cara kerja : Pada daun dan buah yang telah tua produksi auksin menjadi terhambat. Hal demikian terjadi karena terbentuknya lapisan absisi pada tangkai daun dan tangkai buah, sehingga daun dan buah tidak dapat bertahan menempel pada batang (gugur). 5. H0 = Tidak ada Pengaruh pemberian Pemberian ZPT Organik Auksin terhadap Pertumbuhan Bawang merah H1 = Ada Pengaruh Pemberian ZPT Organik Auksin terhadap Pertumbuhan Bawang merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Rubrik Penilaian Kognitif 1. Rubrik Penilaian Pilihan Ganda SKOR
Keterangan
1
Jika jawaban benar
0
Jika jawaban salah dan tidak menjawab
2. Rubrik Penilaian Essay Soal 1
Skor 5
Aspek Bila menjawab faktor internal : Hormon dan Gen dan faktor eksternal : Air, cahaya, nutrisi, kelembaban, suhu, oksigen dan pH 2 Bila menjawab faktor internal dan faktor eksternal 0 Bila tidak menjawab pertanyaan 2 20 Bila menjawab partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji dapat menggunakan hormon auksin karena jika hormon auksin disemprotkan pada kepala putik, maka pembentukan saluran polen akan terhambat dan mengakibatkan dinding ovarium membengkak sehingga menyebabkan gagalnya pembuahan yang akan menghasilkan biji 10 Bila menjawab partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji dapat menggunakan hormon auksin karena jika hormon auksin disemprotkan pada kepala putik, maka pembentukan saluran polen akan terhambat 0 Bila tidak menjawab pertanyaan 3 10 Bila menjawab Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas dengan disertai contoh yang tepat 4 Bila menjawab Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas tanpa disertai contoh 0 Bila tidak menjawab pertanyaan 4 20 Bila menjawab hormon etilen dan auksin serta menjelaskan cara kerja hormon tersebut dalam merontokkan daun dan buah 10 Bila menjawab 1 hormon saja dengan benar beserta cara kerja hormon tersebut dalam merontokkan daun dan buah 0 Bila tidak menjawab pertanyaan 5 10 Bila menjawab H0 dan H1 dengan benar 5 Bila menjawab hanya H0 atau H1 saja dengan benar 0 Bila tidak menjawab pertanyaan Nilai = Skor Pilihan ganda + Skor essay x 10 7,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Lampiran 17. Lembar Penilaian Afektif LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XII/ 2
Indikator kelompok
: 2.1.1
Bekerjasama dalam melakukan kegiatan diskusi
2.1.2 Bersikap responsif dan proaktif dalam melakukan kegiatan diskusi kelompok 2.1.3 Bertanggung jawab dalam berargumentasi dalam kegiatan diskusi
No.
Nama
Aspek Penilaian Bekerjasama Responsif Proaktif Bertanggung jawab
Skor
1 2 Dst. Rubrik Penilaian Afektif Aspek
Skor 3
Bekerjasama
2 1 3
2 Responsif 1 3
Indikator Mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan kesepakatan serta sering membantu sesama anggota yang kesulitan Mengerjakan tugas yang mudah-mudah saja untuk diri sendiri Mengerjakan tugas sendiri sesuai kemauan diri sendiri Melakukan sesuatu sesuai instruksi dan segera melakukan sesuatu yang diminta oleh sesama dengan baik Lambat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh kelompok Tidak mendengarkan dan acuh tak acuh selama kegiatan diskusi berlangsung Aktif dalam berpendapat dalam kegiatan diskusi, Suka menanggapi pertanyaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
Aspek
Skor
Proaktif 2 1
3
Bertanggung jawab Skor = 12
2 1
Indikator pendapat sesama serta suka melakukan sesuatu tanpa diminta terlebih dahulu Diam dan berbicara seperlunya saat kegiatan diskusi berlangsung Tidak pernah menyampaikan pendapat dalam kegiatan diskusi, malas menanggapi pertanyaan dan pendapat sesama anggota kelompok Melaksanakan tugas yang diberikan dengan baik, menerima resiko dari tindakan yang dilakukan serta meminta maaf atasa kesalahan yang dilakukan Malas mengerjakan tugas kelompok Tidak melaksanakan tugas yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Lampiran 18. Lembar Penilaian Psikomotorik LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XII/ 2
Indikator
: 4.1 Merancang desain percobaan mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
No. Kelompok
Aspek Penilaian Skor Penggunaan Kekompakan Isi Penyajian Bahasa Presentasi PPT
1 2 Dst. Rubrik Penilaian Afektif Aspek
Skor 3
Penggunaan Bahasa
2 1
3
Kekompakan
2
1
Isi Presentasi
3 2 1
Indikator Penyampaian presentasi menggunakan bahasa baku yang singkat, jelas dan sopan Penyampaian presentasi menggunakan bahasa informal dan bertele-tele Penyampaian presentasi menggunakan bahasa daerah dengan kalimat yang membingungkan Pembagian tugas merata, semua anggota kelompok berperan dalam presentasi mulai dari menyajikan hingga menjawab pertanyaan Pembagian tugas kurang merata, hanya sebagian anggota kelompok berperan dalam presentasi mulai dari menyajikan hingga menjawab pertanyaan Hanya 1 orang anggota kelompok saja yang berperan dalam presentasi mulai dari menyajikan hingga menjawab pertanyaan Sesuai dengan tema atau permasalahan Isi presentasi terlalu luas dan berbelit-belit Tidak sesuai dengan tema atau permasalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Aspek
Skor 3
Penyajian PPT
2 1
Skor = 12
Indikator Tampilan PPT menarik, berisi poin-poin presentasi yang jelas dan tidak dipenuhi banyak tulisan-tulisan Tampilan PPT agak dipenuhi banyak tulisan dengan background yang kurang selaras Tampilan PPT dipenuhi banyak tulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Lampiran 19. Gambar Tempat, Alat dan Proses Penelitian
Tempat penelitian
Alat pengukur pH tanah
Pengukuran kekentalan ZPT sebelum diencerkan
Pengukuran kekentalan ZPT sesudah diencerkan
Pengukuran pH ZPT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Lampiran 20. Gambar Hasil Panen Umbi Bawang merah
Umbi bawang merah pada konsentrasi 5%
Umbi bawang merah pada konsentrasi 25%
Umbi bawang merah pada konsentrasi 15%
Umbi bawang merah pada kontrol
Penimbangan umbi bawang merah