PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA ORGANIK DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.), DAUN PEPAYA (Carica papaya L.), DAN CAMPURAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.), DAN DAUN MINDI (Melia azedarach L.) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: RINA BUDI ASTUTI NIM: 121434062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA ORGANIK DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.), DAUN PEPAYA (Carica papaya L.), DAN CAMPURAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.), DAN DAUN MINDI (Melia azedarach L.) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: RINA BUDI ASTUTI NIM: 121434062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Allah SWT Kedua orang tua saya: Bapak Rasup dan Ibu Sumini Dosen Pembimbing Kakak saya Rahayu Sahabat dan teman-teman yang selalu mendukung Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO Fighting has been enjoined upon you while it is hateful to you. But perhaps you hate a thing and it is good for you, and perhaps you love a thing and it is bad for you. Allah Knows, while you know not.
~ (QS : 2:216)
Learn from the mistakes in the past, try by using a different way, and always hope for a successful future.
~Original Quote~
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkatdan karuni- nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ‘Pengaruh Pemberian Pestisida dari Campuran Daun Mindi (Melia azedarach L.) dan Daun Pepaya (Carica papaya L.), Daun Pepaya (Carica papaya L.), dan Daun Mindi (Melia azedarach L.) Terhadap Hama dan Penyakit Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) ’. Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan akademi untuk menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi Universitas Santa Dharma Yogyakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya berbagai pihak yang telah membantu, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, khusunya kepada: 1. Kedua orang tua saya Bapak Rasup dan Ibu Sumuni atas segala pengorbanan , doa serta dukungan yang telah diberikan. 2. Universitas Sanata Dharma 3. Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan di Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan bimbingan serta pelayanan kepada penulis selama melaksanakan studi di Universitas Sanata Dharma.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA ORGANIK DARI DAUN MINDI (Melia azedarach L.), DAUN PEPAYA (Carica papaya L.), DAN CAMPURAN DAUN PEPAYA (Carica papaya L.), DAN DAUN MINDI (Melia azedarach L.) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Rina Budi Astuti 121434062 Universitas Sanata Dharma Salah satu yang menjadi kendala utama dalam sistem produksi cabai merah adalah serangan hama dan penyakit. Pada umumnya petani melakukan pengendalian hama dan penyakit menggunakan pestisida kimia, namun memiliki dampak kurang baik bagi lingkungan dan organisme lainnya. Salah satu usaha untuk mengurangi dampak dari penggunaan pestisida kimia yakni penggunaan pestisida alami. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pestisida mana antara daun papaya (Carica papaya L.), mindi (Melia azedarach L.),serta campuran antara daun papaya (Carica papaya L.) dan daun mindi (Melia azedarach L.) yang paling baik untuk mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Pendidikan Biologi Unversitas Sanata Dharma. Jenis penelitian ini adalah penelitian semi eksperimental, percobaan dilakukan pada 40 tanaman cabai yang terdiri dari 3 perlakuan dan 1 kontrol. Aplikasi pestisida dilakukan 3 hari sekali. Pengambilan data dilakukan sehari setelah penyemprotan selama delapan minggu dengan menghitung intensitas serangan dengan bentuk persen. Hasil penelitian menujukkan bahwa ditemukan hama kutu putih dan virus. Pemberian pestisida dari daun pepaya (Carica papaya L.), daun mindi (Melia azedarach L), dan campuran daun pepaya (Carica papaya L.) , dan daun mindi (Melia azedarach L.) dapat menurunkan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai. Larutan dari campuran daun pepaya (Carica papaya L.) ,daun mindi (Melia azedarach L.) tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap intensitas serangan hama kutu putih, namun pada serangan virus memberikan hasil yang paling baik dalam menurunkan intensitas penyakit pada tanaman cabai merah. . Kata Kunci : Pestisida, hama, penyakit, tanaman cabai, daun mindi dan daun pepaya, campuran daun pepaya dan daun mindi.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE IMPACT OF APPLYING ORGANIC PESTICIDE MADE OF PEPAYA LEAVES (Carica papaya L.), MINDI LEAVES (Melia azedarach L.), AND MIXED PEPAYA LEAVES(Carica papaya L.),AND MINDI LEAVES (Melia azedarach L) TOWARDS PEST AND DISEASES OF RED PEPPER (Capsicum annuum L.) Rina Budi Astuti 121434062 Sanata Dharma University
One of the main obstacles in the red chilli production attack of plant and disease. In general farmers control pest and disease by using chemical pesticide , but it show a bad impact for the environment and other organism. One of the effort to reduce the impact of using chemical pesticides is using organic pesticides. This research was conducted to determine which organic pesticide source plants Pepaya leaves (Carica papaya L.), mindi leaves (Melia azedarach L.), mixed pepaya leaves (Carica papaya L.)and mindi leaves (Melia azedarach L.) is the best way in controling both pest and disease of chilli. The research conducted at the experimental garden Biology Education Study Program of Sanata Dharma University in Yogyakarta. This research was a kind of semi experimental research. The experiment was conducted by using 40 samples of chilli plants consisting 3 treatments 1 control. The application of pesticides was done every 3 days. The intensity of attacks in percentage was calculated in the day after the application of the organic pesticide that lasted for eight weeks. The results of research showed that lice pests and virus were found. The pesticide of pepaya leaves (Carica papaya L.), mindi leaves (Melia azedarach L.), mixed pepaya leaves (Carica papaya L.) and mindi leaves (Melia azedarach L.) can lower intensity pest attacks and disease in chili plants. Solution from a mixed pepaya leaves (Carica papaya L.) and mindi leaves (Melia azedarach L.) didn’t show significant influence on the intensity of white lice pets. Whereas on the virus indicated as the best in lowering the intensity of pest and disease attacks in chilli plants. Keywords : Organic pesticide, pets, disease, chilli plants, mindi leaves, pepaya leaves, mixed pepaya leaves and mindi leaves.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
iv
MOTTO ...........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...........
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
x
ABSTRACT .......................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................
7
A. Prinsip/ Teori Terkait ...........................................................................
7
1. Hama ........................................................................................
7
2. Penyakit ....................................................................................
8
3. Pestisida ..................................................................................
8
4. Pestisida Organik .....................................................................
10
5. Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.)...................................
12
6. Hama dan Penyakit ..................................................................
18
7. Pepaya (Carica papaya L.) .....................................................
22
8. Mindi (Melia azadarach L.) ....................................................
27
B. Hasil Penelitian Relevan .....................................................................
29
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
30
D. Hipotesis...............................................................................................
31
BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................
32
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................................
32
B. Batasan Penelitian ................................................................................
33
C. Alat dan Bahan .....................................................................................
33
D. Cara Kerja ............................................................................................
34
Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
34
Pra Penelitian ..........................................................................
34
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Penyemaian Benih ....................................................................
35
2. Persiapan Media Tanam ...........................................................
35
3. Penanaman ...............................................................................
36
4. Pemeliharaan ............................................................................
36
5. Pembuatan Larutan Pestisida ...................................................
36
6. Teknik Penyemprotan ..............................................................
37
7. Pengambilan Data ....................................................................
38
E. Metode Analisis Data ..........................................................................
40
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran .......................................................................................
40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................
41
A. Hasil .....................................................................................................
41
1. Hama Kutu Putih ...........................................................................
42
2. Penyakit Virus ...............................................................................
45
B. Pembahasan ..........................................................................................
48
1. Hama Kutu Putih ............................................................................
48
2. Penyakit Virus ................................................................................
51
C. Keterbatasan Dalam Penelitian ............................................................
56
D. Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan ........................
56
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
58
A. Kesimpulan ..........................................................................................
58
B. Saran .....................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Relevan .............................................................................. 29 Tabel 3.1 Kategori Serangan Berdasarkan Tingkat Serangan ........................... 39 Tabel 4.1 Intensitas Hama Kutu Putih Tanaman Cabai (dalam%) ..................... 42 Tabel 4.2 Intensias Serangan Hama Kutu Putih.................................................. 44 Tabel 4.3 Intensitas Serangan Penyakit Virus Tanaman Cabai (dalam%).......... 45 Tabel 4.4 Intensitas Serangan Penyakit Virus .................................................... 46
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cabai Merah (Capsicum annuum L.) ............................................
12
Gambar 2.2 Daun Capsicum annuum L. .............................................................
14
Gambar 2.3 Bunga Capsicum annuum L. ...........................................................
15
Gambar 2.4 Buah Capsicum annuum L. .............................................................
16
Gambar 2.5 Daun Pepaya (Carica papaya L.) ...................................................
22
Gambar 2.6 Daun Mindi (Melia azedarach L.) .................................................
27
Gambar 4.1 Daun Mengeriting .........................................................................
53
Daun Mengalami Klorosis ..............................................................
53
Daun Menguning ............................................................................
53
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Data Pengamatan Hama Kutu Putih dan Penyakit Virus .............
64
Lampiran II Uji Statistik Hama Kutu Putih ....................................................
67
Lampiran III Uji Statistik Penyakit Virus ........................................................
68
Lampiran IV Rancangan Hasil Penelitian Untuk Pendidikan ..........................
71
Silabus ......................................................................................
71
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..........................................
78
Lampiran VI Dokumentasi ...............................................................................
95
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tanaman cabai merah merupakan salah satu tanaman hortikultura unggulan yang cukup penting, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun sebagai ekspor. Kebutuhan konsumsi cabai merah setiap tahun meningkat dan sampai sekarang tanaman cabai merah termasuk salah satu tanaman yang dianggap potensial untuk dikembangkan. Tanaman cabai merah dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi. Di Bantul ratusan hektar tanaman cabai di kawasan Desa Parangtritis, Kecematan Kretek terancam gagal panen karena serangan hama, selain itu penyebaran hama dan penyakit cabai merah juga menyerang daerah luas Yogyakarta termasuk Sleman, dan kapan saja bisa terjadi serangan. Sekitar 30-40% daun yang terdapat di tanaman cabai merah terlihat berlubang dan mulai mengering. Karno, salah seorang petani asal Dusun Sono mengatakan dengan adanya serangan hama ini, jumlah panen cabai mengalami penurunan yang cukup signifikan (Erfanto 2015). Di sisi lain, tanaman cabai merah sering dihadapkan pada berbagai masalah atau resiko, diantaranya adalah teknis budidaya, kekurangan unsur hara dalam tanah, serangan hama dan penyakit. Salah satu yang menjadi kendala utama dalam sistem produksi cabai merah adalah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
serangan hama. Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang menghambat kelancaran dalam budidaya cabai. Pestisida merupakan substansi sintetik yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama.
Pada awalnya, manusia menggunakan
pestisida nabati dalam pembasmian hama namun sejak ditemukannya dikloro difenil trikloroetan (DDT) tahun 1939 yang telah memberikan hasil yang cepat dan efektif sehingga meningkatkan kepercayaan para petani
terhadap
pestisida
sintetik
yang
akhirnya
menimbulkan
ketergantungan serta memberikan efek negatif terhadap kesehatan konsumen dan kerusakan lingkungan karena dapat mengakibatkan akumulasi bahan - bahan yang berbahaya di alam dan pada akhirnya akan berdampak pada organisme non target (Djojosumarto, 2008). Hampir mengendalikan
80%
petani
organisme
sayuran
di
pengganggu
Indonesia tanaman
dalam yaitu
upaya dengan
menggunakan pestisida sintetik kimiawi karena dianggap praktis, mudah diperoleh, dan menunjukkan efek yang paling cepat. Padahal penggunaan insektisida tersebut jika dilakukan secara terjadwal tanpa memperhatikan kepadatan populasi hama dan dosis terlalu tinggi dapat menimbulkan dampak negatif, seperti meningkatnya residu yang berbahaya, apalagi buah cabai biasa dikonsumsi dalam keadaan segar, timbulnya strain hama baru yang resisten terhadap insektisida (Adiyoga dan Soetiarso, 1999). Untuk mengendalikan hama dan penyakit yang ramah lingkungan dan aman untuk kesehatan konsumen dapat menggunakan bahan alam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang cukup potensial adalah bahan insektisida dari tumbuhan atau yang sering disebut pestisida nabati. Pestisida dari bahan nabati sebenarnya bukan hal yang baru tetapi sudah lama digunakan. Sejak pertanian masih dilakukan secara tradisional, petani di seluruh belahan dunia telah terbiasa memakai bahan yang tersedia di alam untuk mengendalikan organisme penganggu tanaman. Pada tahun 1940-an sebagian petani di Indonesia sudah menggunakan bahan nabati sebagai pestisida, diantaranya menggunakan daun sirsak untuk mengendalikan hama belalang dan penggerek batang padi. Saat ini beberapa jenis pestisida nabati tersebut sudah mulai diterapkan dalam pertanian organik pada berbagai jenis budidaya tanaman, namun demikian kekuatan atau daya bunuh setiap jenis pestisida tersebut terhadap jenis organisme penganggu tanaman masih memerlukan kajian yang mendalam untuk mendapatkan hasil pengendalian yang efektif dan efisien (Hodiyah, 2015). Tanaman papaya mengandung bahan aktif papain yang efektif untuk mengendalikan ulat dan hama dan pengisap tanaman. Sementara tanaman mindi daun dan biji, mengandung senyawa kimia seperti flavonoid, alkaloid , polifenol ,margosin, glikosida dan aglikon di mana senyawa aktif tersebut dapat mengendalikan hama seperti belalang (Nechiyana, dkk. 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kanno dalam Julaily (2013), Getah pepaya mengandung kelompok enzim sistein protase seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
papain dan kimopapain. Getah pepaya menghasilkan senyawa- senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam amino nonprotein yang sangat beracun bagi serangga. Kandungan senyawa-senyawa kimia di dalam tanaman pepaya yang terkandung dapat mematikan organisme penganggu. Penelitian yang dilakukan Mayestic (2016) menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat mengendalikan hama ulat daun pada tanaman kubis, sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Sinaga (2016) menujukkan bahwa gabungan daun mindi dan biji mahoni dapat menurunkan mortalitas ulat grayak pada tanaman tembakau. Maka pada penelitian kali ini akan digunakan larutan dari daun pepaya untuk mengendalikan hama kutu putih tidak sama yang dilakukan Mayestic (2016) yaitu mengendalikan hama ulat daun. Tanaman yang digunakan juga berbeda yaitu menggunakan cabai merah bukan tanaman kubis. Pada penelitian yang dilakukan Sinaga (2016) gabungan daun mindi dan biji mahoni dapat menurunkan mortalitas ulat grayak pada tanaman cabai, sedangkan pada penelitian yang dilakukan kali ini mencampurkan daun pepaya dan daun mindi untuk mengurangi hama kutu putih. Selain pencampuran bahan yang digunakan berbeda, hama yang digunakan juga berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan hama ulat grayak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di area luas seperti di lahan sentral produksi cabai merah sangat di perlukan. Cara pengendalian ramah lingkungan tersebut adalah penggunaan pestisida nabati yang berbahan baku dari tanaman khas lokalitas namun efektif mengendalikan hama.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah larutan pestisida dari daun pepaya (Carica papaya L.), mindi (Melia azedarach L.) serta campuran antara daun pepaya (Carica papaya L.) dan daun mindi (Melia azedarach L.) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.)? 2. Larutan pestisida mana yang paling baik mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.)? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui larutan pestisida dari daun pepaya (Carica papaya L.) Mindi (Melia azedarach L.) serta campuran antara daun pepaya (Carica papaya L.) dan daun mindi (Melia azedarach L.) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Mengetahui larutan pestisida mana yang paling baik mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.).
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Dapat menambah pengetahuan pemanfaatan daun pepaya dan daun mindi sebagai pestisida organik. b. Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan pestisida organik. c. Bisa mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian terutama tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai merah. 2. Bagi Pertanian Sebagai informasi bagi petani dalam membuat pestisida organik. 3. Bagi Dunia Pendidikan Dapat sebagai masukan informasi mengenai khasiat dari daun mindi dan daun pepaya sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama dan penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Hama Hama merupakan binatang perusak tanaman budi daya yang berguna untuk kesejahteraan manusia. Sebagian besar hama adalah serangga, misalnya penggerek umbi,ulat titik tumbuh, dan aphis. Adapun hewan lain yang sering menjadi hama seperti monyet, burung, tikus, dan babi hutan (Pracaya, 2008). Menurut Djojosumarto (2008) hama tanaman adalah makhluk hidup penganggu berupa hewan yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. Hama merusak tanaman dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman melubangi dan membuat korok – korok pada daun,melubangi dan membuat korok - korok pada batang, menggerek umbi, mengisap cairan tanaman, dan memakan bunga dan bagian- bagian bunga dan sebagian. Adapun beberapa penyebab terjadinya hama pada tanaman antara lain perubahan tempat, perubahan lingkungan, serta aplikasi pestisida yang tidak bijaksana atau terlalu berlebihan (Rahmawati, 2012).
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Penyakit Penyakit merupakan penyebab tanaman menjadi sakit, misalnya bakteri, cendawan, virus, kekurangan atau kelebihan air, kekurangan dan kelebihan unsur hara, serta terlalu panas atau terlalu dingin. Penyakit infeksi pada tanaman dapat disebabkan oleh cendawan (jamur, fungi), bakteri, virus, nematode, dan tumbuhan parasit. Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit tanaman dapat bermacam-macam, misalnya tanaman kerdil, tumbuh terhambat, busuk akar, busuk batang, busuk daun, busuk buah, busuk umbi, bercak - bercak pada daun, daun menguning (klorosis), jaringan daun mati (nekrosis), timbulnya bisul – bisul, dan sebagainya. Ada beberapa jenis penyakit yang gejalanya mudah diamati. Namun, umumnya untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman tidak selalu mudah karena gejalanya sering tidak tampak jelas (Djojosumarto, 2008). 3. Pestisida Pestisida (Inggris : pesticide) secara harfiah berarti pembunuh hama (pest : hama; cide : membunuh). Menurut Peraturan Pemerintah No. 7/1973, pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: 1. Mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman, atau hasil – hasil pertanian. 2. Mengendalikan rerumputan. 3. Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Mengendalikan atau mencegah hama- hama luar pada hewan peliharaan atau ternak. 5. Mengendalikan hama-hama. 6. Mengendalikan
atau
mencegah
binatang-binatang
yang
dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah, dan air. Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran (Wudianto, 2010) yaitu : 1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa mematikan semua jenis serangga. 2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungsi/cendawan. 3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri. 4. Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda. 5. Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba. 6. Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus. 7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu : siput, bekicot serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
8. Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. 9. Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan untuk membasmi 2 atau 3 golongan organisme pengganggu tanaman.
4. Pestisida Organik Berdasarkan asalnya, pestisida organik dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, biji, buah batang, dan akar yang mengandung senyawa metabolik sekunder yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati umumnya digunakan untuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakterisidal). Pestisida organik berasal dari bahan- bahan alami tidak meracuni tanaman dan tidak mencemari lingkungan. Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik berupa jamur, bakteri maupun virus yang bersifat antagonis
terhadap
mikroba
penyebab
penyakit
tanaman
atau
menghasilkan senyawa tertentu bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun nematode (Djunaedy, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Beberapa kelebihan dan kelemahan pestisida organik (Suriana, 2012). A. Kelebihan pestisida organik yaitu: 1. Pembuatannya lebih mudah dan murah,sehingga memungkinkan untuk dibuat sendiri dalam skala rumah tangga. 2. Tidak menimbulkan efek negatif bagi lingkungan maupun terhadap makhluk hidup, sehingga relatif aman digunakan. 3. Tidak beresiko menimbulkan keracunan pada tanaman,sehingga tanaman yang diaplikasikan jauh lebih sehat dan aman dari pencemaran zat kimia berbahaya. 4. Tidak menimbulkan resisten (kekebalan) pada hama. Dalam artian pestisida organik aman bagi keseimbangan ekosistem. 5. Hasil pertanian yang dihasilkan lebih sehat serta terbebas dari residu pestisida kimiawi. B. Kelemahan Pestisida Organik ialah: 1. Daya kerja pestisida organik lebih lambat. 2. Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi tidak berminat mendekati tanaman budidaya. 3. Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida harus segera digunakan setelah proses produksi. 4. Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
5. Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang- ulang. Hal ini dari sisi ekonomi tentu saja tidak efektif dan efisien. C. Prinsip Kerja Pestisida Organik ialah : 1. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa. 2. Menghambat pergantian kulit. 3. Menganggu komunikasi serangga. 4. Menghambat reproduksi serangga betina. 5. Mengurangi nafsu makan. 6. Memblokir kemampuan makan serangga. 7. Menghambat perkembangan patogen penyakit. 5. Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L. ) a. Taksonomi
Gambar 2.1 Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Kerajaan : Plantae Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae
Bangsa
: Tubiflora
Suku
: Solanaceae
Marga
: Capsicum
Jenis
: Capsicum annuum L.
b. Morfologi Menurut Pitojo (2003) ciri- ciri Capsicum annuum adalah sebagai berikut : i. Akar Akar terdiri dari akar tunggang, dengan akar cabang,dan akar serabut. Panjang akar dapat mencapai satu meter ke dalam tanah. ii. Batang Batang cabai besar, licin, berkayu pada bagian pangkal, tegak,dapat mencapai ketinggian 50 cm -150 cm, dan membentuk banyak percabangan di permukaan tanah. Warna batang hijau hingga keunguan tergantung varietasnya. iii. Daun Tanaman cabai besar memiliki daun tunggal sederhana ,daun terletak bersilang dan tidak memiliki daun penumpu. Bentuk daun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bulat telur dengan ujung meruncing, berlekuk dangkal hingga dalam . Panjang daun berkisar antara 5 cm -12 cm, lebar 1,5 cm – 4 cm , dan panjang tangkai daun berkisar antara 1 cm-1,25 cm.
Gambar 2.2 Daun Capsicum annuum L. iv. Bunga Memiliki bunga sempurna, bunga muncul dari ketiak tangkai daun, berkedudukan menggantung atau berdiri, dan merupakan bunga tunggal. Bunga memiliki lima kelopak yang saling berdekatan, mahkota bunga berbentuk seperti bintang,corong, atau terompet, bersudut 5-6 buah, dengan kepala benang sari berwarna kebiruan, dan berbentuk memanjang, kepala putik berwarna kuning kehijauan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 2.3 Bunga Capsicum annuum L. v. Buah Buah cabai mempunyai 2-3 ruang yang berbiji banyak. Buah yang telah tua (matang) umumnya berwarna kuning sampai merah dengan aroma yang berbeda sesuai dengan varietasnya. Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal dan berwarna kuning kecoklatan Buah cabai biasanya muncul dari percabangan atau ketiak daun dengan posisi buah menggantung. Berat cabai merah sangat bervariasi, yakni berkisar 5-25 gram. Buah cabai yang masih muda berwarna hijau, berangsur-angsur berubah menjadi merah menyala (Sunaryono, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2.4 Buah Capsicum annuum L. vi. Biji Biji cabai besar berukuran kecil, antara 3 mm – 5 mm, berwarna kuning, serta berbentuk bulat, pipih, dan ada bagian yang runcing. Masa produksi lebih pendek yaitu sekitar 10 minggu (Wahyudi, 2011). c. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Menurut Harpenas dan Dermawan (2010), beberapa kondisi ekologis yang perlu dipenuhi untuk tanaman cabai adalah sebagai berikut : i. Keadaan iklim Cabai dapat ditanam pada dataran rendah hingga daerah ketinggian 1.300 m dpl. Cabai membutuhkan iklim yang tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu lembab. Cabai dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
beradaptasi dengan baik pada temperatur 25-30oC dan untuk pembentukan buah pada kisaran 16-23oC. Lamanya penyinaran yang dibutuhkan tanaman cabai antara 10-12 jam/hari, intensitas cahaya dibutuhkan untuk proses fotosintesis, pembentukan bunga, pembentukan buah dan pemasakan buah. Suhu optimal untuk pertumbuhan adalah
24-28oC. Suhu
yang terlalu dingin
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, pembentukan bunga kurang sempurna, dan pemasakan buah lebih lama. Curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman hingga akhir pertumbuhan berkisar antara 600 mm – 1.250 mm. Curah hujan yang terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sebaliknya curah hujan yang terlalu tinggi menyebabkan kelembaban
udara
meningkat
dan
cenderung
mendorong
pertumbuhan penyakit tanaman. ii. Tanah Pada umunya tanaman cabai cocok di tanam pada semua jenis tanah. Tanah yang ideal bagi pertumbuhan cabai ialah tanah yang subur, gembur, kaya bahan organik, tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda) dan penyakit menular. iii. Derajat Keasaman Tanah (pH) Derajat keasaman tanah yang sesuai adalah berkisar antara pH 5,5-6,8 dengan pH optimum 6,0-6,5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
6. Hama dan Penyakit a. Hama yang dapat menyerang tanaman cabai menurut Pracaya (2008) antara lain: 1) Kumbang Epilachna (Epilachna varivestris Mulsant) Bentuk kumbang ini adalah elip, bewarna kuning pucat, telur di letakkan secara berkelompok (20-50 per kelompok) di balik daun, jumlah telur sekitar 800 butir, setiap hari rata – rata 30 butir. Telur akan menetas menjadi larva setelah 4-5 hari, larva berbentuk oval bewarna kuning. Panjang larva mencapai 8mm, dan menjadi pupa di balik daun. Kumbang dewasa berbentuk oval dan panjang 6 mm- 8 mm berwarna kuning kemerahan,sampai coklat kekuningkuningan dengan 8 bercak hitam. Kerusakan yang ditimbulkan adalah keringnya bagian tanaman yang di serang seperti daun, dan batang. 2) Hama Aphis (Aphis craccivora Koch)/Kutu Daun Berbentuk seperti buah pir, panjang sekitar 4 mm,l unak, pengisap cairan berbagai macam tanaman. Memiliki mulut yang berfungsi sebagai penusuk. Hidup bergerombolan pada daun, dan tunas muda. Berkembangbiak secara seksual, dan aseksual. Terbagi menjadi 2, yaittu Aphis bersayap, dan tidak memiliki sayap. Kerugian yang ditimbulkan pada tanaman adalah dapat membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
daun menjadi rusak, dapat mengeluarkan embun madu yang mengandung cendawan sehingga dapat mengganggu fotosintesis. 3) Ulat Grayak (Spodoptera) Ciri- ciri ulat berwarna kelabu muda, coklat atau hitam. Bertelur di batang tanaman atau di tanamah dekat tanaman. Telur akan menjadi larva dalam 10-14 hari, larva akan makan daun tanaman selama 1-2 minggu, setelah itu akan menetap di dalam tanah dekat tanaman. Ulat ini memakan tanaman yang masih muda, menyerang akar, dan menyerang batang dengan menggerogotinya. Ulat bersembunyi di lapisan tanah yang tidak begitu dalam, ulat biasanya pada muncul pada malam hari. 4) Tungau (Tetranychus sp.) Tungau ada yang berwarna merah, hijau, dan orange, kaki,dan mulut berwarna putih. Tungau dewasa aktif pada siang hari. Jenis hama ini mengisap cairan dari sel-sel diantaranya tulang daun. Selsel yang telah kosong di sisi dengan udara sehingga tampak seperti bercak-bercak putih. Daun akan menjadi kering dan tertutup oleh lapisan perak. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun menjadi keriput. Serangan tungau paling berat biasanya terjadi pada saat musim kemarau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5) Thrips ( Heliothrips) Thrips dapat hidup di dataran rendah hingga keinggian 2000dpl. Thrips berbentuk kecil, panjang 1mm-2mm, warnanya kuning sampai coklat tua atau hitam, memiliki mulut penusuk, dan sayap yang berumbai. Thrips menghisap cairan sel pada daun. Akibatnya warna daun akan menjadi coklat, dan daun tidak dapat berfotosintesis sehingga menyebabkan daun mati. 6) Lalat buah (Batrocera dorsalis) Warna thoraks / dada lalat buah adalah abu – abu, kepala, dan abdomennya bewarna coklat kemerah – merahan, terdapat pita kuning melintang pada abdomen, memiliki sayap berbentuk datar dan transparan bila di betangkan 5-7mm dan panjang badannya 68mm. Telur berwarna putih, berbentuk memanjang dan runcing pada kedua ujungnya. Lalat betina menggunakan ovipositornya (alat peletak telur) untuk menusuk kulit buah, dan memasukkan telur 10-15 butir. Kulit buah yang berlubang tersebut akan mengeluarkan getah yang mengundang lalat betina lain datang. Lalat buah berkembang biak dengan pesat saat musim kemarau. 7) Kutu putih (Bemisia tabaci) Serangan kutu putih memnyebabakan timbulnya bercak klorosis pada daun tanaman yang terserang, dan daun akan mengecil dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mengeriting. Jika tingkat serangan tinggi , daun akan menguning (Pracaya, 2008). b. Penyakit yang sering menyerang tanaman cabai (Pitojo, 2003) 1) Antraknosa Disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeoporoides. Batang yang terserang akan terlihat diskolorisasi memanjang, berwarna abu-abu keputihan dengan binti-bintik hitam. Gejala yang dapat terlihat pada buah adalah terdapat cekung berwarna merah tua hingga coklat muda dan jaringan cendawan yang berwarna hitam. Serangan berat dapat menyebabakan buah cabai kering, dan keriput. 2) Penyakit layu disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Pada pangkal batang yang menghambat membran plasma sel tanaman tidak permaebel sehingga air tidak dapat naik ke bagian atas. 3) Bercak Daun Bercak daun disebabkan bakteri Xanthomonas campestris. Ciri-ciri daun yang terserang penyakit ini antara lain adanya bercak pada daun seperti kudis, bercak yang ditimbulkan berbentuk bulat, bagian tengah bercak berwarna kelabu muda, sedangkan bagian tepi berwarna coklat tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4) Busuk Buah Busuk buah disebabakan cendawan
Phytophthora capsici,
menyerang akar tanaman, dan menyebakan tanaman layu. Penyebaran serangan yang terjadi pada batang, dan cabang berwarna coklat tua. Serangan pada daun menyebakan timbulnya bercak berbentuk bulat atau tidak teratur.Buah yang terserang dapat busuk, dan daun akan mengering.
7. Pepaya (Carica papaya L.) a. Klasifikasi Pepaya (Carica papaya L.)
Gambar 2.5 Daun Pepaya Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Bangsa
: Cistales
Suku
: Caricacea
Marga
: Carica
Jenis
: Carica Papaya L. (Yuniarti, 2008)
b. Morfologi Pepaya (Carica papaya L.) Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Tanaman ini menyebar ke Benua Afrika dan Asia serta India. Dari India, tanaman ini menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia di abad ke-17 (Setiaji, 2009). Pepaya memiliki akar tunggang dan bercabang-cabang, akar pada pepaya tumbuh mendatar ke semua arah pada kedalaman satu meter. Batang tanaman berbentuk bulat lurus, di bagian tengahnya berongga, dan tidak berkayu. Ruas-ruas batang berbentuk bulat, dan berlubang, yang berfungsi untuk tempat melekatnya tangkai daun yang panjang. Daun pepaya bertulang menjari dengan warna permukaan atas hijau-tua, sedangkan warna permukaan bagian bawah hijau-muda (Suprapti, 2005). Buah berbentuk bulat hingga memanjang tergantung jenisnya, buah muda berwarna hijau dan buah tua kekuningan / jingga, berongga besar di tengahnya; tangkai buah pendek. Biji berwarna hitam dan diselimuti lapisan tipis (Muhlisah, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Kandungan Kimia Daun Pepaya (Carica papaya L.) Dari beberapa kandungan yang ada pada daun pepaya tersebut yang diduga memiliki potensi sebagai larvasida adalah enzim papain, saponin, flavonoid, dan tanin (Priyono, 2007). i. Papain Enzim Papain adalah enzim proteolitik yang berperan dalam pemecahan jaringan ikat. Senyawa papain juga bekerja sebagai racun perut yang akan masuk melalui alat mulut pada serangga. Kemudian cairan tersebut masuk lewat kerongkongan serangga dan selanjutnya masuk saluran pencernaan sehingga akan menyebabkan aktivitas makan serangga terganggu. Walaupun dalam dosis yang rendah apabila enzim papain masuk ke dalam tubuh larva akan menimbulkan reaksi
kimia
dalam
proses
metabolisme
tubuh
yang
dapat
menyebabkan terhambatnya hormon pertumbuhan. Bahkan akibat dari ketidakmampuan larva untuk tumbuh akibatnya dapat menyebabkan kematian pada larva (Rabbani, 2015). ii. Flavonoid Flavonoid merupakan salah satu senyawa yang bersifat racun yang terkandung di dalam daun pepaya. Beberapa sifat khas flavonoid yaitu memiliki bau yang sangat tajam, rasanya yang pahit, dapat larut dalam air, dan juga mudah terurai pada temperatur tinggi. Dinata dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Rabbani,dkk (2015), mengatakan bahwa flavonoid merupakan senyawa yang dapat bersifat menghambat makan serangga. Flavonoid memiliki peran sebagai pengatur kerja antimikroba dan antivirus. Flavonoid berfungsi sebagai inhibitor pernapasan sehingga menghambat sistem pernapasan sehingga bisa mengakibatkan kematian. iii. Saponin Senyawa lain pada daun pepaya yang memiliki peran sebagai insektisida adalah saponin. Saponin merupakan senyawa terpenoid yang memiliki aktifitas mengikat sterol bebas dalam sistem pencernaan, sehingga dengan menurunnya jumlah sterol bebas akan mempengaruhi proses pergantian kulit pada serangga. Saponin terdapat pada seluruh bagian tanaman pepaya seperti akar, daun, batang, dan bunga. Senyawa aktif pada saponin mampu membentuk busa jika dikocok dengan air dan menghasilkan rasa pahit yang dapat menurunkan tegangan 14 permukaan sehingga dapat merusak membran sel serangga (Mulyana, 2002). iv. Tanin Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol yang terdapat dalam tanaman pepaya. Mekanisme kerja senyawa tanin adalah dengan mengaktifkan sistem lisis sel karena aktifnya enzim proteolitik pada sel tubuh serangga yang terpapar tannin. Menurut Harborne (1987), senyawa kompleks yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dihasilkan dari interaksi tanin dengan protein tersebut bersifat racun atau toksik yang dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan dan mengurangi nafsu makan serangga melalui penghambatan aktivitas enzim pencernaan. Tanin mempunyai rasa yang pahit. Pada umumnya tumbuhan yang mengandung tanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan karena rasanya yang pahit. Salah satu fungsi tanin dalam tumbuhan adalah sebagai penolak hewan herbivor dan sebagai pertahanan diri bagi tumbuhan itu sendiri. d. Sasaran Hama dan Penyakit Hama : ulat grayak (Spodoptera litura), serangga, tungau, kutu, rayap, hama penghisap aphid, hama kecil, dan ulat bulu. Jenis penyakit seperti bercak kekuningan, busuk pada daun (Marianah, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
8. Mindi (Melia azedarach L.) a. Klasifikasi Mindi Mindi (Melia azedarach L.)
Gambar 2.6 Daun dan pohon Mindi Kerajaan
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Bangsa
: Sapindales
Suku
: Meliaceae
Marga
: Melia
Jenis
: Melia azedarach L.
b. Morfologi Mindi (Melia azedarach L.) Mindi (Melia azedarach L.) Tanaman mindi termasuk dalam famili Meliaceae, daun mindi memiliki nama daerah di Jawa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
nama gringging, mementin berbentuk pohon yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Batang mindi berkayu dan berbentuk bulat. Daun mindi tersusun sebagai daun majemuk, anak daun berbentuk elips, panjang 3-9 cm, lebar 15-30 mm, tepi daun bergerigi, ujung dan pangkal daunnya runcing serta berwarna hijau. Bunga tanaman ini adalah bunga majemuk berbentuk bulat telur yang terdapat di ketiak daun, benang sari bergigi sepuluh, kepala sari merunduk, mahkotanya berjumlah lima, panjang ± 1 cm dan berwarna coklat kekuningan. Biji mindi berbentuk bulat telur dan berrwarna putih. Daun mindi mengandung senyawa glokosida flavonoid dengan aglikon quersetin yang bersifat sebagai insektisida. Pada umumnya bahan aktif yang terkandung pada tumbuhan mindi berfungsi sebagai antifedant terhadap serangga dan menghambat perkembangan serangga. Daun mindi telah diketahui
dapat digunakan sebagai pestisida alami.
Ekstrak daun mindi dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama (Kartasapoetra, 2000). c. Sasaran Hama dan Penyakit Tanaman ini dapat digunakan untuk mengendalikan / menekan OPT seperti , Hidari irava, Spodoptera litura, Spodoptera abyssina, Myzus persicae, Orsealia oryzae, Alternaria tenuis, Aphis citri, Bagrada crucifearum, Blatella germanica, Kecoa, Jangkrik, Kutu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Belalang, Heliothis virescens, H. Zea; Helminthosporium sp., Holocrichia ovata, Locusta migratoria, Meloidogyne javanica, Nephotettox virescens, Nilaparvata lugens, Ostrina furnacalis, Panochychus
citri,
Sagotella
furcifera,
Tribolium
castaneum,
Tryporyza incertulas, Tylenchus filiformis. Jenis penyakit seperti bercak daun kelapa kelabu,busuk pangkal batamg kelapa dan virus (Pracaya, 2008). B. Hasil Penelitian Relevan Berikut adalah beberapa penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini: Tabel 2.1 Penelitian Relevan Judul Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Pada Tanaman Tembakau (Nicotiana tabaccum L.) Pengaruh Variasi Dosis Larutan Daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Mortalitas Hama Kutu Daun (Aphis craccivora) Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna siensis L.) Rendaman Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Pestisida Nabati Untuk Pengendalian Hama Ulat Grayak (Spodptera litura) Pada
Hasil Larutan daun mindi 200g/L air berpengaruh nyata terhadap intesintas serangan dan mortalitas Spodoptera litura pada tanaman tembakau. Setiap dosis larutan pepaya berpengaruh terhadap mortalitas kutu daun. Dosis 35 g/L daun pepaya memiliki tingkat mortalitas tertinggi mencapai 92% setelah 24 jam.
Referensi Sinaga, 2016
Setiawan, 2015
Rendaman daun pepaya Ningrum, 2010 konsentrasi 10% dapat membunuh ulat grayak di hari kedua secara cepat pada tanaman cabai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tanaman Cabai Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Dan Ekstrak Daun Mindi (Melia azedarach L.) Terhadap Perkembangan Serangga Hama Gudang Sitophilus zeamais
Pada konsentrasi 1.0% penambahan ekstrak daun mindi secara nyata mampu menurunkan jumlah populasi serangga, memperkecil nilai indeks perkembangan, laju perkembangan intrinsik serta kapasitas mulitiplikasi mingguan.
Desy, 2016
C. Kerangka Berpikir Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak dikonsumsi. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) sering dihadapkan pada berbagai masalah yaitu serangan hama dan penyakit.Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor yang menghambat kelancaran dalam budidaya cabai merah (Capsicum annuum L.). Hama yang sering menyerang tanaman khususnya tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) ialah jenis serangga, dimana jenis serangga ini biasanya akan sensitif dengan aroma dan rasa. Pada daun mindi dan daun pepaya terdapat enzim papain, saponin, flavonoid, dan tannin yang bersifat racun sebagai penghambat pertumbuhan dan perkembangan serangga bahkan membuat serangga mati serta sebagai anti virus bagi tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) .
Bahan yang digunakan daun mindi dan daun pepaya memiliki rasa pahit yang tidak disukai serangga serta memiliki aroma yang sangat menyengat.
Dari jenis bahan tanaman tersebut kemungkinan bisa digunakan untuk mengendalikan hama jenis serangga dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.).
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Hipotesis 1. Pemberian pestisida dari larutan daun pepaya (Carica papaya L.) daun mindi (Melia azedarach L.) dan campuran daun Pepaya (Carica papaya L.) daun mindi (Melia azedarach L.) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). 2. Pestisida dari campuran daun pepaya (Carica papaya L.) daun mindi (Melia azedarach L.) paling baik dalam mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Variabel Penelitian ini termasuk jenis penelitian semi eksperimen eksperimen semu) yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan control/ memanipulasikan semua variabel yang relevan. Penelitian dilakukan dengan menguji dua jenis bahan pembuatan pestisida organik dari tanaman berbeda dengan konsentrasi yang sama yaitu 1:5. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif. Pengaruh pemberian pestisida organik ini akan dilihat berdasarkan jumlah tanaman yang terserang serta intensitas serangan hama dan penyakit. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat, variabel bebas, variabel kontrol. a. Variabel terikat
: Hama dan penyakit tanaman cabai
b. Variabel bebas
: Pestisida (larutandaun pepaya, daun mindi, dan
daun campuran daun pepaya dan daun mindi) c. Variabel kontrol : Tanaman cabai, media tanam, dan volume penyemprotan.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. Batasan Penelitian 1. Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). 2. Jumlah tanaman yang digunakan sebanyak 40 tanaman yang ditanam pada polybag berukuran 25 cm x 25 cm. 3. Penelitian ini menggunakan pestisida dari tiga bahan tanaman antara lain daun pepaya (Carica papaya L.), daun mindi (Melia azedarach L.) serta campuran antara daun pepaya (Carica papaya L.) dan daun mindi (Melia azedarach L.). 4. Penelitian ini menggunakan larutan dari daun pepaya, daun mindi dan campuran daun mindi dan daun pepaya. Larutan yang dimaksud adalah dari ketiga bahan tersebut di haluskan dan saring lalu ditambahkan air, sehingga jadilah larutan. 5. Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian daun.
C. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag yang berukuran 25 cm x 25 cm, cangkul, sprayer, blender, timbangan, saringan, ember, baskom, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan dalam peneltian ini adalah daun mindi, daun pepaya, benih cabai merah varietas pilar F1, tanah, pupuk kandang, dan detergen berfungsi sebagai pelekat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
D. Cara Kerja
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan 17 Febuari- 30 April bertempat di Kebun Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang terletak di Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Pada bulan Febuari-April
terjadi
musim
hujan
yang
ditandai
dengan
meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman sayuran termasuk cabai merah
Pra penelitian Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya peneliti melakukan pra penelitian dikarenakan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terbentuknya variebel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan sematamata dipengaruhi oleh variabel independen (Sugiono, 1992). Dalam desain penelitian ini terdapat satu kelompok yang tidak diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Menurut Rosleny (2013) pra penelitian menggambarkan desain penelitian
pendahuluan atau bukan sebenarnya, desain ini belum bisa dianggap sebagai penelitian karena adanya hambatan berupa hasil yang tidak memadai. Peneliti menanam cabai merah di polybag 25 cm x 25 cm, lalu tanaman cabai merah tersebut tidak diberi perlakuan pestisida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
organik, dan ternyata didapatkan hama kutu putih pada tanaman cabai merah disetiap helain daun cabai merah tepatnya dibagian belakang daun. Kemudian dari situlah peneliti mengetahui bahwa hama yang terdapat dari cabai merah yaitu kutu putih, akhirnya peneliti melanjutkan penelitian yang sesungguhnya dengan cara sebagai berikut: 1. Penyemaian Benih Penyemaian
benih
bertujuan
untuk
menghindari
atau
meminimalisir kematian bibit tanaman dan efektifitas penggunaan benih. Tempat persemaian dibuat kotak pembibitan yang berukuran 20 cm x 50 cm dengan jumlah lubang pembibitan 40 lubang. Lalu biji tanaman cabai ditabur di masing- masing lubang. Media tanah yang digunakan adalah campuran antara tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1, persemaian disiram setiap hari. 2. Persiapan Media Tanam Persiapan media tanam bertujuan untuk menciptakan tempat dan media tanam yang gembur, subur dan bebas hama. Penelitian ini menggunakan polybag 25 cm x 25 cm. Media tanam yang digunakan adalah campuran pupuk kandang dan tanah, dengan perbandingan 2:1. 3. Penanaman Bibit yang digunakan untuk menanam adalah bibit dengan umur 2-3 minggu bibit yang dipilih adalah bibit yang tidak terserang hama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
maupun penyakit. Sebelum ditanam pada media , tanah pada media tanam dilubangi 10 cm kemudian di tanami dengan bibit cabai yang telah disiapkan. 4. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman dilakukan sejak pertama kali bibit dipindahkan ke polybag yaitu penyiraman yang dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan seksama agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat terjadi dengan optimal. 5. Pembuatan Larutan Pestisida Pembuatan
pestisida
dilakukan
setiap
kali
melakukan
penyemprotan sehingga pestisida yang akan digunakan selalu dalam keadaan yang fresh. Selain itu larutan pestisida yang digunakan diberi tambahan detergen untuk berfungsi sebagai pelekat. Adapun cara membuat larutan pestisida adalah sebagai berikut: a. Larutan Mindi Daun mindi dibersihkan dan diambil sebanyak 200 gram dan diblender sampai halus kemudian ditambahkan air 200 ml dan disaring. Hasil saringan daun mindi dapat digunakan. Sebelum digunakan, hasil saringan daun mindi diencerkan lagi dengan menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
digunakan penelitian yaitu 1:5 Penelitian ini menggunakan 60 ml larutan daun mindi (10 ml : 50 ml air). b. Larutan Pepaya Daun papaya dibersihkan dan diambil sebanyak 200 gram dan diblender sampai halus kemudian ditambahkan air 200 ml dan disaring. Hasil saringan daun pepaya dapat digunakan. Sebelum digunakan, hasil saringan daun pepaya diencerkan lagi dengan menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan penelitian yaitu 1:5. Penelitian ini menggunakan 60 ml larutan daun pepaya (10 ml : 50 ml air). c. Daun papaya dan daun mindi dibersihkan dan diambil sebanyak 200 gram dan diblender sampai halus kemudian ditambahkan air 200 ml dan disaring. Hasil saringan daun Papaya dan daun Mindi dapat digunakan. Sebelum digunakan, hasil saringan daun Mindi diencerkan lagi
dengan menambahkan air
sesuai dengan
perbandingan yang akan digunakan penelitian yaitu 1:5. Penelitian ini menggunakan 60 ml larutan daun mindi dan daun pepaya (10 ml : 50 ml air). 6. Teknik Penyemprotan Larutan pestisida disemprokan menggunakan sprayer dengan ukuran 400 ml. Larutan disemprotkan secara merata ke seluruh bagian tanaman yakni pada batang dan daun tanaman. Pengenceran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
digunakan adalah 1:5 (10 ml : 50 ml air). Penyemprotan dilakukan pada 3 hari sekali. 7. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan sebanyak lima belas kali selama delapan minggu. Data diambil sehari setelah penyemprotan dilakukan. Data diambil berdasarkan intensitas serangan hama dan penyakit pada setiap tanaman dan ditulis dalam bentuk persen. Menurut Djafaruddin (2000) tingkat intensintas serangan hama dan penyakit setiap tanaman dapat dihitung sebagai berikut: I Ket:
I = intesintas sampel yang terserang n = jumlah sampel yang terserang v = nilai skala sampel yang terserang N = jumlah sampel yang diamati Z = nilai skala kategori tertinggi
Dengan kategori kerusakan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.1 Kategori Serangan Berdasarkan Tingkat Serangan (Leatimia dan Rumthe, 2011) Nilai
Intensitas Serangan (%)
Kategori
0
0
Normal
1
>0 - 25
Ringan
2
>25 - 50
Sedang
3
>50 - 75
Berat
4
>75
Sangat Berat
Keterangan: Nilai 0, intensitas serangan normal tanaman tidak terkena hama dan penyakit. Nilai 1, intensitas serangan ringan tanaman yang terkena hama dan penyakit kurang dari 25 %. Intensitas serangan pada setiap daun hanya sedikit. Nilai 2, intensitas serangan sedang tanaman yang terkena hama dan penyakit kurang dari 50%. Intensitas serangan pada setiap daun hampir merata. Nilai 3, intensitas serangan berat tanaman yang terkena hama dan penyakit kurang dari 75%. Intensitas serangan disetiap daun terserang hama dan penyakit. Nilai 4, intensitas serangan berat sekali tanaman yang terkena hama dan penyakit lebih dari 75%. Semua tanaman terserang hama dan penyakit yang sangat parah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
E. Metode Analisis Data Data mengenai intesintas serangan hama dan penyakit yang telah diperoleh selama masa pengamatan dilanjutkan dengan pengujian statistik menggunakan uji Anova one factor. Syarat untuk mengetahui Uji Anova adalah Uji Normalitas dan Uji Homogenitas, jika dari hasil Uji Anova menunjukan bahwa data berbeda secara statistik maka dilanjutkan dengan Uji Post Hoc merupakan uji lanjutan dari data statistik jika sampel data dari uji anova menunjukan data berbeda secara statistik. Analisis data ini dilakukan menggunakan microsoft excel 2007 dan program SPSS versi 16.0.
F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester Ganjil yakni pada bab Ruang Lingkup Biologi sub bab Metode Ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimental yang menguji larutandaun mindi, daun pepaya, dan campuran daun pepaya dan daun mindi sebagai pestisida organik untuk mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai. Untuk mengetahui apakah pestisida organik dengan tiga bahan tanaman yang digunakan mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai menggunakan uji anova one factor between design karena faktor yang akan diuji terdiri satu faktor yaitu kandungan bahan (daun papaya, daun mindi, dan campuran daun mindi dan daun pepaya), dengan pengenceran yang sama yaitu 1:5. Tujuan dari percobaan ini yakni ingin mengetahui pestisida organik pada jenis bahan apa yang paling baik dalam menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah. Data yang telah diambil berjumlah dua kelompok yakni data mengenai intensitas serangan hama dan intensitas penyakit. Pemisahan pengambilan data antara hama dan penyakit dikarenakan terdapat dua variabel dependen yang diukur yaitu mengenai intensitas hama dan intensitas penyakit. Dari kedua variabel dependen ini diasumsikan bahwa akibat dari yang ditimbulkan satu sama lain tidak saling berhubungan satu sama lain sehingga dapat dianilisa secara terpisah. Walaupun
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
demikian tidak diasumsikan bahwa akibat yang ditimbulkan akan sama dikarenakan masih akan ada faktor yang akan berpengaruh terhadap intensitas serangan hama maupun penyakit antara lain kondisi lingkungan, kualitas tanaman itu sendiri, serta cara bertani. Hasil penelitian ini mengenai pengaruh pemberian pestisida organik dengan tiga bahan tanaman sebagai pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman tanaman cabai merah. Dalam penelitian ini memberikan hasil bahwa selama melakukan penelitian ditemukan satu jenis hama (kutu putih) dan beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus Gemini. 1. Hama Kutu Putih Data hasil penelitian mengenai intensitas hama kutu putih yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.1 Intensitas hama kutu putih pada tanaman cabai merah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Intensitas Hama Kutu Putih (%) Campuran Daun Mindi Daun Pepaya 100 100 100 80 75 87.5 72.5 67.5 77.5 60 65 70 52.5 60 60 47.5 52.5 52.5 42.5 50 47.5 35 47.5 37.5 30 42.5 32.5 30 35 25 25 25 25 25 25 25
Kontrol 100 95 87.5 75 80 90 70 60 47.5 50 45 37.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No 13 14 15
Pengamatan ke 13 14 15 Total Rata-rata
Intensitas Hama Kutu Putih (%) Campuran Daun Mindi Daun Pepaya 22.5 25 12.5 17.5 20.25 12.5 25 15.75 22.5 665 706 687.5 44.3 47.0 45.8
Kontrol 55 50 50 992.5 66.1
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, intensitas serangan hama kutu putih mengalami penurunan pada setiap pengamatan yang dilakukan tiga hari sekali. Pada pengamatan pertama sebelum aplikasi pestisida organik, serangan hama kutu putih mencapai 100% pada setiap perlakuan Tabel 4.1 sedangkan pada pengamatan terakhir pemberian pestisida organik, serangan hama kutu putih menurun. Jika dilihat berdasarkan Tabel 4.1 penurunan intensitas serangan hama pada pengamatan terakhir yaitu pestisida organik campuran 25%, daun mindi 15,75%, dan daun pepaya 22,5% sedangkan pada kontrol serangan hama mencapai 50%. Dilihat dari rata- rata intensitas serangan hama kutu putih yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 diatas bahwa intensitas serangan hama kutu putih terendah yaitu pada campuran (44,3%) sedangakan tertinggi pada kontrol (66,1%). Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dikategorikan berdasarkan intensitas serangan menurut Leatimia dan Rumathe (2011) dalam yang menggolongkan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
intensitas serangan menjadi 5 kategori. Maka intensitas serangan kutu putih yang diperoleh dapat digolongkan berdasarkan kategori intensitas serangan dengan gambaran sebagai berikut: Tabel 4.2 Intensitas Serangan Hama Kutu Putih Perlakuan Campuran Daun Mindi+ Daun Pepaya Daun Pepaya Daun Mindi Kontrol
Rata-rata 44.3 45.8 47.0 66.1
Kategori Sedang Sedang Sedang Berat
Tabel 4.2 menunjukkan tingkat intensitas serangan kutu putih pada kategori sedang dan kategori berat. Pada kategori sedang terdapat pada perlakuan pestisida yang berasal dari daun larutancampuran daun mindi dan daun pepaya, daun pepaya dan daun mindi sedangkan kategori berat pada kontrol. Uji Anova satu faktor dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian pestisida dari bahan yang berbeda dengan kontrol. Berdasarkan dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (2,69) < F tabel (2,76) maka HO diterima dan HI ditolak sehingga dikatakan tidak signifikan. Hal itu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian pestisida dengan bahan yang berbeda jenis tanaman terhadap hama kutu putih (Lampiran II) sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan jenis bahan dari pestisida organik yang digunakan tidak memiliki perbedaan pengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman cabai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2. Penyakit virus Data hasil penelitian intensitas serangan virus pada tanaman cabai merah adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Intensitas Penyakit Virus pada Tanaman Cabai Merah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Rata-rata
Intensitas Penyakit (%) Campuran 0 0 0 0 0 0 0 21.25 21.25 15 9 1.5 1.5 1 0.5 71 4.7
Daun Pepaya 0 0 0 0 18.75 18.75 16.25 9 7 5 2.25 2.25 1.5 1.5 1.5 83.75 5.5
Daun Mindi 0 0 0 0 0 0 0 22.5 21.25 15 13 7.5 6 3.75 1.5 90.5 6.0
Berdasarkan data di atas hasil pengamatan yang diperoleh, intensitas serangan penyakit virus memiliki data yang tidak merata di setiap pestisida. Pada campuran dan daun mindi gejala virus terlihat pada akhir pengamatan ke-7 dan kerusakan akibat serangan di data pada pada pengamatan ke-8. Pada larutan daun pepaya gejala virus pada akhir pengamatan ke-4 dan kerusakan
Kontrol 45 50 54 54 54 55 55 60 55 50 50 47.5 50 55 50 784.5 52.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
akibat
serangan
pada
pengamatan
ke-5.
Jumlah
tanaman
disetiap
larutanberbeda- beda di setiap tanaman. Pada setiap rata-rata jumlah tanaman yang terserang mengalami penurunan (Lampiran I B). Data diatas menunjukkan bahwa intensitas serangan virus pada setiap perlakuan juga mengalami penurunan. Dilihat berdasarkan rata-rata intensitas serangan virus paling rendah yaitu pada campuran 4.7%, sedangkan intensitas paling tinggi terdapat dikontrol yaitu sebesar 52.3%. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat di kategorikan berdasarkan intensitas serangan menurut Leatimia dan Rumathe (2011) yang menggolongkan tingkat intensitas serangan menjadi 5 katagori. Tabel 4.4 Intesitas Serangan Penyakit Virus Perlakuan
Rata- rata
Kategori
Campuran
4.7
Ringan
Daun Pepaya
5.5
Ringan
Daun Mindi
6.0
Ringan
Kontrol
52.3
Berat
Berdasarkan tabel diatas tingkat serangan virus pada campuran daun pepaya, dan daun mindi < 25% sehingga bisa dikatakan bahwa intensitas serangan virus dikategori ringan, sedangkan kontrol ≥ 50
berada pada
kategori berat. Berdasarkan uji Anova diperoleh hasil F hitung (137.46) > F tabel (2.32), maka HO ditolak dan HI diterima sehingga bisa dikatakan siginifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
berarti terdapat pengaruh variasi bahan terhadap intensitas serangan virus. Ho ditolak dan Hi diterima sehingga menunjukkan bahwa ketiga larutanbahan yang digunakan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap intensitas serangan virus. Untuk mengetahui larutandari bahan mana yang sungguh berbeda secara signifikan maka dilanjutkan menggunakan uji Post Hoc LSD tujuannya adalah untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang mempunyai rata- rata yang berbeda. Uji Post Hoc LSD (Lampiran III C) menujukkan bahwa kontrol berbeda signifikan dengan pestisida dari larutan campuran daun ,mindi dan daun pepaya, dengan daun mindi dan dengan daun pepaya. Pada campuran daun pepaya dan daun mindi ditemukan pengaruh berbeda signifikan dengan kontrol dan tidak berbeda signifikan dengan larutan daun mindi dan larutandaun pepaya. Pada larutandaun mindi berbeda signifikan dengan kontrol ,dan tidak ditemukan pengaruh berbeda signifikan dengan campuran larutan dan daun pepaya. Pada larutandaun pepaya berbeda signifikan dengan kontrol dan tidak ditemukan pengaruh berbeda signifikan dengan campuran larutandan daun mindi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
B. PEMBAHASAN 1. Hama Kutu Putih Berdasarkan
Tabel
4.1
penurunan
intensitas
serangan
hama
dipengaruhi oleh pemberian pestisida organik dengan tiga bahan yang berbeda, selain itu umur tanaman cabai juga ikut mempengaruhi penurunan intensitas serangan hama. Menurut Heinz et al.1982 dalam Nasution (2010) mengatakan bahwa semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai kutu putih. Pada daun yang lebih muda kandungan air dan protein tanaman lebih tinggi sehingga kutu putih menyukainya, sedangkan pada daun tua kandungan air berkurang. Populasi kutu putih akan melimpah pada fase vegetatif dan menurun pada fase generatif. Jika dilihat dari hasil pengujian uji Anova diperoleh hasil tidak signifikan Hal itu menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh pemberian pestisida dengan bahan yang berbeda jenis tanaman terhadap hama kutu putih (Lampiran II). Sehingga dapat dikatakan bahwa perbedaan jenis bahan dari pestisida organik yang digunakan tidak memiliki perbedaan pengaruh nyata terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman cabai merah. Adapun beberapa hal yang menyebabkan tidak adanya pengaruh pemberian pestisida yang diberikan terhadap intensitas serangan hama kutu putih sebagai berikut: Teknik penyemprotan tanaman, pada saat melakukan penyemprotan pestisida organik pada tanaman cabai tidak merata sehingga menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
cairan pestisida tidak mengenai bagian- bagian daun secara keseluruhan. Kutu putih sendiri biasanya sering hinggap di bagian bawah daun dan akan terbang bila ada getaran atau disentuh daunnya (Lampiran V). Apabila pestisida disemprotkan dipermukaan atas, maka di permukaan bawah tidak terkena, dengan demikian efek pestisida yang disemprotkan kurang berpengaruh. Pengambilan bahan tanaman yang berbeda sebagai pestisida organik berpengaruh terhadap kandungan zat yang terdapat dalam bahan yang akan digunakan. Daun pepaya maupun daun mindi yang digunakan pada peneliti kali ini tidak diambil dari tanaman yang sama dan dari pohon yang sama. Hal itu tentu saja berpengaruh juga terhadap antara umur daun yang muda dan yang tua. Berdasarkan data menujukkan bahwa perbedaan bahan pestisida tidak memberikan pengaruh yang berbeda, namun jika dilihat dari intensitas serangan hama pada Tabel 4.2 intensitas serangan hama tiap bahan yang digunakan pestisida pada kategori sedang, sehingga hal itu menunjukkan bahwa dari ketiga bahan yang digunakan memberikan efek yang baik dikarenakan intensitas berada pada kategori sedang. Berbanding terbalik dengan kontrol, intensitas hama dalam kategori berat. Apabila dilihat dari intensitas serangan hama, campuran dari daun mindi dan daun pepaya menujukkan intensitas serangan hama kutu putih yang paling rendah, sehingga dapat dikatakan bahwa campuran dari daun mindi dan daun pepaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
lebih efektif mengurangi intensitas serangan hama kutu putih, karena memberikan hasil yang paling baik dibandingkan larutanyang lain. Hal itu terjadi disebabkan oleh pengaruh senyawa aktif yang terkandung pada tumbuhan mindi yang berfungsi sebagai antifedant terhadap serangga dan menghambat perkembangan serangga dan mampu mengurangi daya makan pada pertumbuhan larva. Menurut Endah dan Heri dalam Sinaga (2009) bahwa fungsi dari senyawa alkaloid, triterpenoid,saponin,dan glikosida flavonoid yang ada didalam daun mindi dapat menghambat daya makan larva. Adapun cara kerja ialah senyawa-senyawa tersebut adalah bertindak sebagai stomach poisoning atau racun perut. Karena itu, apabila senyawa-senyawa masuk di dalam tubuh larva, maka menggangu saluran percernaan sedangkan daun pepaya sendiri mengandung senyawa toksik seperti papain, saponin, tannin, flavonoid dimana kandungan senyawa papain merupakan racun kontak yang akan masuk ke dalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga (Nechiyana,dkk 2013). Papain bekerja secara aktif sebagai racun perut yang masuk ke dalam tubuh atau memberikan respon terhadap kutu daun sehingga akan menurunkan aktifitas makan dari kutu putih. Sistem kerja dari papain sendiri sebagai racun perut di dalam tubuh kutu yaitu diserapnya oleh dinding-dinding yang ada pada organ pencernaan kutu kemudian akan dihantarkan ke pusat saraf kutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sehingga akan memberikan tekanan serta menurunkan proses metabolisme organ dalam dan menghambat aktivitas makan kutu. Selain itu juga di dalam daun Pepaya terdapat zat flaovonoid dimana bekerja sebagai racun saraf yang diduga bisa menyebabkan kutu daun mengalami penurunan aktivitas gerak. Rosidah dalam Setiawan (2015) menjelaskan bahwa senyawa flavonoid dapat menimbulkan kerusakan pada saraf serta kerusakan pada spirakel yang mengakibatkan serangga tidak bisa bernapas dan akhirnya mati. Dengan adanya pencampuran kedua bahan pestisida tersebut memperkaya kandungan zat racun yang ada di masing-masing bahan tersebut sehingga diduga lebih efektif mengurangi hama kutu putih, bisa terlihat dari Tabel 4.2 rata-rata intesitas serangan hama kutu putih terendah dan dengan katagori sedang, seperti yang dikemukakan di awal bahwa perlakuan pemberian pestisida menunjukkan intensitas serangan kutu putih paling rendah adalah perlakuan pemberian pestisida yang lebih efektif sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian pestisida dari larutan campuran daun mindi dan daun pepaya memberikan hasil yang baik. 2. Penyakit Virus Tanaman cabai yang terserang
kutu putih menyebabkan daun
mengeriting (Gambar 4.1 a). Daun tanaman cabai ini terlihat berwarna hijau muda yang mencolok, pucuk menumpuk keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau cekung, tanaman tumbuh tidak normal sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
tanaman akan menjadi lebih kerdil. Hal ini dikarenakan nutrisi yang terdapat pada tanaman cabai dihisap oleh kutu putih untuk kelangsungan hidupnya. Serangan kutu putih juga menyebabkan daun mengalami klorosis. Klorosis adalah bercak-bercak kuning kecil pada daun yang melebar. Pinggir bercak berwarna lebih tua dari bagian tengahnya serta daun
mulai
menggulung (Gambar 4.1 b). Ekskresi kutu putih ini akan menghasilkan madu yang merupakan media yang baik untuk tempat tumbuhnya embun yang berwarna hitam, hal ini menyebabkan proses fotosintesis tidak berlangsung normal. Kutu putih sangat berbahaya dikarenakan sebagai vektor virus. Penyakit pada tanaman cabai disebabkan oleh virus, salah satunya virus Gemini yang diperantai oleh hama kutu putih (Rusli et al.1999). Menurut Sudiono dan Purnomo (2010) penyakit kuning berhubungan dengan kutu putih, apabila populasi dari kutu putih meningkat maka akan semakin tinggi juga terjadi penyakit kuning pada tanaman cabai merah (Gambar 4.1 c). Faktor perkembangan kutu putih sendiri dipengaruhi oleh iklim, suhu, kelembaban udara dan curah hujan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
A
B
C
Gambar 4.1 Daun cabai merah yang tampak keriting (a), daun mengalami klorosis (b), daun menguning (c). Menurut Ariyanti (2007) mekanisme infeksi virus dalam tubuh tanaman sehingga akan memunculkan daun berwarna kuning, kerdil serta menggulung ke atas. Gejala menguning daun pada bagian atas pada daun muda mirip dengan gejala akibat kekurangan unsur mikro Fe. Gejala yang muncul ini disebabkan akibat dari terhambatnya aliran nutrisi karena virus yang ada di dalam tanaman menguasai floem. Penyebaran penyakit kuning pada tanaman cabai merah tidak terlepas dari adanya virus Gemini. Penyebaran virus ini berkaitan dengan jumlah populasi kutu putih yang merupakan serangga vektor dari virus Gemini. Peningkatan jumlah populasi pada kutu putih ini meningkatkan penyebaran virus Gemini yang diikuti oleh meningkatnya terjadi penyakit kuning. Salah satu faktor yang sangat berperan sangat penting dalam penyakit kuning pada tanaman cabai adalah keberadaan serangga vektor yang menyebarkan virus tersebut yaitu kutu putih. Kutu putih termasuk kelompok serangga penusuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penghisap. Kutu putih memperoleh virus ketika mengambil makanan dari tanaman yang telah terinfeksi. Virus yang diambil dari tanaman yang sakit beredar melalui saluran pencernaan, menembus dinding usus, bersirkulasi dalam cairan tubuh serangga dan selanjutnya ke kelenjar saliva. Pada saat kutu putih menghisap makanan dari tanaman yang sehat, virus ini ikut masuk ke dalam tubuh tanaman dengan cairan dari mulut serangga tersebut (Eastop, 1977). Serangga kutu putih setelah menginfeksi virus
pada
cabai
merah
menyebabkan
penurunan
pertumbuhan
tanaman,
berkurangnya hasil fotosintesis yang dapat dimanfaatkan tanaman, dan berkurangnya kemampuan tanaman dalam mengambil nutrisi (Akin, 2006). Berdasarkan data yang diperoleh intensitas virus serangan virus pada tanaman cabai berada dikategori ringan di semua pemberian pestisida organik, rendahnya intensitas serangan virus ini dapat disebabkan adanya pengaruh kandungan tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik. Dari ketiga pestisida organik yang digunakan memiliki kandungan metabolit sekunder yang berbeda-beda. Metabolisme sekunder ialah adalah senyawa-senyawa organik yang berasal dari tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif. Pestisida organik yang terbuat dari campuran daun mindi dan daun pepaya dilihat dari rata-ratanya memiliki intensitas serangan virus paling rendah, diduga campuran kandungan larutan tersebut membuat nafsu makan dari kutu putih berkurang, ditambah lagi kandungan dari daun mindi dan daun pepaya bersifat racun perut. Sifat racun tersebut disebabkan oleh kandungan yaitu glikosida flavonoid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
azediractin, senyawa alkoid dan aglikon queresetin yang ada di daun mindi, sedangkan pada daun pepaya memiliki zat papain yang bekerja aktif sebagai racun perut sehingga menurunkan metabolisme organ dalam pada kutu dan menghambat aktivitas makan pada kutu. Kandungan dari larutan campuran daun mindi dan daun pepaya memiliki peran penting dalam mengendalikan kutu putih, dimana dari campuran kedua bahan tanaman tersebut memiliki kelebihan bau dan rasa yang lebih pahit, bau yang dihasilkan dari tanaman mindi dan pepaya sangat khas dan kuat. Purnomo dan Amelia (2007) menambahkan bau yang dihasilkan mampu menjauhkan serangga vektor dari tanaman inang virus sehingga serangga vektor tidak dapat menginfeksikan virus pada tanaman inang. Kandungan papain merupakan enzim katalis yaitu enzim proteolitik. Enzim proteolitik yang terdapat pada getah daun pepaya mampu memecahkan protein dari kapsid Begomovirus dan asam nukleat selanjutnya kapsid dan asam nukleat yang sudah dipecah akan hancur, sehingga struktur dari Begomovirus akan menjadi rusak serta kemampuan infeksinya sudah tidak ada lagi. Hal ini akan menyebabkan sistem proteksi pada cabai merah tetap stabil. Tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila terhindar dari serangan hama dan penyakit selain itu faktor eksternal dan internal juga ikut mempengaruhi kelangsungan hidup tanaman. Apabila kedua faktor tersebut terpenuhi maka akan terjadi keseimbangan tanaman akan tumbuh dengan baik, dan terhindar dari serangan hama dan penyakit. Pada penelitian ini tanaman cabai dikondisikan agar faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
eksternal dan internal juga terpenuhi. Tanaman cabai diletakkan di tempat terbuka agar cahaya matahari bisa masuk sehingga kebutuhan cahaya bisa terpenuhi dengan baik, pemilihan bibit cabai yang diseleksi agar memiliki kualitas yang baik,sehingga memungkinkan agar tanaman tidak dengan mudah terserang hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari agar ketersediaan air terpenuhi.
C. Keterbatasan dalam Penelitian Penelitian yang telah dilakukan memiliki keterbatasan, yaitu kesulitan dalam menghitung populasi kutu putih. Kutu putih yang hinggap disetiap daun cabai merah jumlahnya berbeda-beda. Kutu putih (imago) sering terbang-terbang sehingga sulit dipastikan berapa jumlah kutu putih yang hinggap disetiap daun. Penelitian ini menggunakan pestisida organik yang hanya bersifat mengusir saja atau mengurangi intensitas serangan, sehingga perlu adanya pemeliharaan kutu putih disuatu tempat yang khusus agar bisa memastikan apakah pestisida organik yang digunakan benarbenar efektif mamatikan hama kutu putih. D. Aplikasi Hasil Penelitian Terhadap Dunia Pendidikan Berdasarkan hasil pengujian dari berbagai jenis tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik dapat menambah pengetahuan baru bagi siswa untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat
diajarkan untuk
memanfaatkan tanaman yang ada di sekitanya yang bisa dijadikan sebagai pestisida organik. Dalam pembuatan pestisida organik ini siswa dapat melakukan percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
penelitian sederhana sehingga siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah, serta ketrampilan secara ilmiah menggunakan metode ilmiah. Selain itu siswa dapat menemukan permasalahan yang dihadapi terkait penggunaan pestisida kimia yang sering digunakan para petani pada umumnya untuk mengurangi hama pada tanaman. Dengan demikian untuk merancang dan melakukan sebuah percobaan penelitian sederhana digunakan bahan ajar untuk mendukung pembelajaran yaitu pada materi Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester pertama mengenai Ruang Lingkup Biologi pada bagian sub bab metode ilmiah . Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran terkait percobaan penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan Kurikulum 2013. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan yaitu KD 3.1: Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari- hari dan KD 4.1: Menyajikan data tentang obyek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikan dalam bentuk laporan tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data, yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Pemberian pestisida dari larutan daun pepaya (Carica papaya L.), daun mindi (Melia azedarach L.), dan campuran daun pepaya (Carica papaya L.), daun mindi (Melia azedarach L.) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). 2. Pemberian pestisida dari larutan campuran daun pepaya (Carica papaya L.), dan daun mindi (Melia azedarach L.) tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap intensitas serangan hama kutu putih, namun pada serangan virus memberikan hasil yang paling baik dalam menurunkan intensitas penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.).
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Saran 1. Pengambilan bahan tanaman sebagai pestisida sebaiknya diambil dari daun yang sama, dan sebaiknya diambil daun yang muda karena daun yang muda diketahui
memiliki
kandungan
dibandingkan daun yang sudah
metabolisme
sekunder
lebih
banyak
tua. Metabolisme sekunder ialah adalah
senyawa-senyawa organik yang berasal dari tanaman dan secara umum memiliki kemampuan bioaktif. 2. Peneliti bisa membandingkan waktu penyemprotan pestisida antara pagi dan sore hari untuk melakukan penyemprotan sehingga dapat mengetahui waktu mana yang paling efektif, karena apabila dilakukan penyemprotan di waktu yang tepat yaitu pada saat terbukanya mulut daun (stomata) pestisida yang disemprotkan dapat bisa memasuki jaringan daun. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pengaruh konsentrasi yang cocok
untuk menurunkan intensitas serangan hama dan penyakit pada
tanaman cabai agar dapat mendapatkan hasil yang baik kerena apabila penggunaan konsentrasi yang tidak tepat akan mempengaruhi efikasi pestisida dan meninggalkan residu pada hasil panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adiyoga dan T. A. Soetiarso, 1999, Strategi Petani dalam Pengelolaan Risiko pada Usahatani Cabai. Jurnal Hortikultura 8 (4): 1299-1311. Akin, H. M., 2006, Virologi Tumbuhan. Yogyakarta. Kanisius. 187 hlm. Ariyanti ,2007, Mekanisme Infeksi Virus Kuning Cabai (Pepper Yellow Leaf Curl Virus) Dari Pengaruhnya Terhadap Proses Fisiologi Tanaman Cabai. Artikel Penelitian, Dalam http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/nur-aeniariyanti-sp-mp/seminar-uns-2012.pdf Diakses 10 Juli 2016. Desi, 2006, Kajian Daya Insektisida Ekstrak Daun Mimba (Azadirachtaindica A. Juss) dan Ekstrak Daun Mindi(Melia azedarach L.)Terhadap PerkembanganSerangga Hama Gudang Sitophiluszeamais Motsch. Skripsi. Bogor,IPB. Djafaruddin, 2000, Dasar – dasar Pengendalian Hama dan Penyakit, Bumi Aksara, Jakarta. Djojosumarto, P., 2008, Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian, Kanisius, Yogyakarta. Djunaedy A.,2009, Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Penganggu Tanaman yang Ramah Lingkungan. Jurnal EMBRIYO 6 (1): 88-95. Erfanto,2015, Ratusan Hektar Tanaman Cabai Terserang Hama. Artikel, Dalam http://daerah.sindonews.com/read/1048018/189/ratusan-hektare-tanamancabai-diserang-hama-petani-meradang-1443174748 Diakses 12 April 2016. Harborne, J. B., 1987, Metoda Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terbitan ke-2. Terjemahan Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, Penerbit ITB,Bandung.
Harpenas dan Dermawan,2010, Budi Daya Cabai Unggul, Cabai Besar, Cabai Keritig, Cabai Rawit, dan Paprika, Penebar Swadaya, Jakarta.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Ida Hodiyah dan Elya Hartini, 2014, Efikasi Beberapa Bahan Pestisida Nabati dalam Pengendalian Hama Tanaman Cabai. Jurnal Agroekoteknologi Vol.6, No.2. Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Serang Hlm 95-104. Julaily, N., Mukarlina, dan Setyawati T. R, 2013, Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Protobiont, 2(3): 171-175. Kartasapoetra, A G., 2000, Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan, Bumi Aksara, Jakarta. Leatimia dan R.Y. Rumathe, 2011, Studi Kerusakan Akibat, Serangan Hama Pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Muluku. Universitas Pattimura, Ambon J. Jurnal Agroforestri 6 (1) : 53-56. Marianah,L.,2013, Membuat Pestisida Nabati. Artikel Dalam http://www.bppjambi. info/newspopup.asp?id=708. Diakses tanggal 26 Maret 2016. Mayestic, 2016, Efektivitas Ekstrak Daun Sirsak Dan Daun Pepaya Dalam Pengendalian Plutella xylostella L. Pada Tanaman Kubis Di Kota Tomohon. Program Studi Entomologi Pasca Sarjana. Jurnal Ilmiah Sains 16 (1) 25-29. Muhlisah, F., 2007, Tanaman Obat Keluarga, Penebar Swadaya, Jakarta. Mulyana, 2002, Ekstraksi senyawa aktif alkaloid, kuinone, dan saponin dari tumbuhan kecubung sebagai larvisida dan insektisida terhadap nyamuk Aedes aegypti Skripsi. Departemen Kimia, Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Nasution, 2010, Pengaruh Jenis Perangkap Sintesis Untuk Mengendalikan Hama Kutu Putih Bemisia tabaci Pada Tanaman Tembakau Deli,Fakultas Pertanian. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Nechiyana., A. Sutikto, dan D. Salbiah, 2013, Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphis gossypii Glover) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). Artikel. Riau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Ningrum, 2010, Rendaman Daun Pepaya (Carica papaya) Sebagai Pestisida Nabati Untuk Pengendalikan Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura) Pada Tanaman Cabai. Unversitas Jember. Jurnal. Dalam http://repository.unej.ac.id/bitstraem/ handle/123456789/73002/Paper%2010.pdf?sequence=3. Diakses 16 Juni 2016. Purnomo, D & H Amalia, 2007, Getah Pepaya Betina sebagai Bioinsektisida untuk Pengendalian Ulat Spodoptera sp. Pada Tanaman Sayuran. PKM- Artikel Ilmiah. IPB Scientific Repository, Bogor. Pitojo S., 2003, Benih Cabai Seri Penangkaran, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Pracaya ,2008, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman secara Organik, Kanisius, Yogyakarta. Priyono, 2007,Manfaat dan Kandungan Daun Pepaya, Agromedia Pustaka, Jakarta. Rabbani, S.,dkk, 2015 Efikasi Daun Pepaya ( Carica papaya L) sebagai Lavarsida pada
Larva
Aedes
aegypti.
Penelitian
ilmiah
Dalam
http://eprints.uns.ac.id/27092/1/G0014226_001027_Efikasi_Ekstrak_Daun_ Pepaya_(C.pdf Diakses 21 April 2016 Rahmawati,2012, Cepat dan Tepat Berantas Hama dan Penyakit Tanaman , Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Rusli, E. S., S. H. Hidayat, R. Suseno, & B. Tjahjono, 1999, Virus Gemini Pada Cabai : Variasi Gejala dan Studi Cara Penularan. Jurnal Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan. 11 (1): 26-31 Setiaji, A., 2009, Efektifitas Ekstrak Daun Pepaya Carica papaya L. Untuk Pencegahan dan Pengobatan Ikan Lele Dumbo Clarias sp yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Skripsi. Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Setiawan H,2015, Pengaruh Variasi Dosis Larutan Daun Pepaya Carica papaya L Terhadap Mortalitas Hama Kutu Daun (Aphis craccivora) Pada Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Kacang Panjang (Vigna sinensis L) Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Bioedukasi 6 (1) 55-56. Sinaga ,2009,Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Hama Spodoptera litura Pada Tanaman Tembakau ( Nicotiana tabaccum . L) Skripsi Dapertemen Ilmu Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian. Sudiono dan Purnomo 2010 Penggunaan Predator Untuk Mengendalikan Kutu Kabul, Vektor Penyakit Kuning Pada Kabupaten Tanggamus, Jurnal Tropika 10 (2) 184-189. Sunaryono, Hendro H, 2003, Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algensindo. Cetakan Ke V. Bandung. Suprapti,ML., 2005, Teknologi Pengolahan Pangan Aneka Olahan Pepaya Mentah, Kanisius, Yogyakarta. Suriana, N , 2012,
Pestisida Nabati : Pengertian, Kelebihan, Kelemahan dan
Mekanisme Kerja. Artikel.Dalam .http://informasitips.com/pestisida-nabatipengertian-kelebihan-kelemahandan-mekanisme-kerja. Diakses 14 Maret 2016. Wahyudi,2011, Panen Cabai Sepanjang Tahun. Agromedia Pustaka. Jakarta. Yuniarti, T.,2008, Ensiklopedia Tananman Obat Tradisional. Cetakan Pertama, MedPress, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran I
: Data Pengamatan Hama Kutu Putih dan Penyakit Virus
A. Tabel 1 : Data Kutu Putih Campuran Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Pepaya Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3.2 2.9 2.4 2.1 1.9 1.7 1.4 1.2 1.2 1 1 0.9 0.4 1
V 4 3.5 3.1 2.8 2.4 2.1 1.9 1.5 1.3 1 1 1 0.5 0.8 1
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9
% 100 80 72.5 60 52.5 47.5 42.5 35 30 30 25 25 22.5 17.5 25
Mindi Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3 2.7 2.6 2.4 2.1 2 1.9 1.7 1.4 1 1 1 0.9 0.7
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9
% 100 87.5 77.5 70 60 52.5 47.5 37.5 32.5 25 25 25 12.5 20 22.5
Kontrol Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3.8 3.5 3 3.2 3.6 2.8 2.4 1.9 2 1.8 1.5 2.2 2 2
n % 10 100 10 95 10 87.5 10 75 10 80 10 90 10 70 10 60 10 47.5 10 50 10 45 10 37.5 10 55 10 50 10 50
64
% 100 75 67.5 65 60 52.5 50 47.5 42.5 35 25 25 25 20.3 15.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
B. Tabel 2 : Penyakit Virus Campuran Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 0 0 0 0 0 0 0 1.7 1.7 1.5 0.9 0.2 0.2 0.2 0.1
Mindi Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 18 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 0 0 0 0 0 0 0 1.8 1.7 1.5 1.3 0.8 0.8 0.5 0.3
n 0 0 0 0 0 0 0 5 5 4 4 3 3 2 2
Pepaya % Pengamatan ke 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 21.25 8 21.25 9 15 10 9 11 1.5 12 1.5 13 1 14 0.5 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 0 0 0 0 1.5 1.5 1.3 0.9 0.7 0.5 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2
n 0 0 0 0 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3
% 0 0 0 0 19 19 16 9 7 5 2.3 0 1.5 1.5 1.5
n 0 0 0 0 0 0 0 5 5 4 4 4 3 3 2
Kontrol % Pengamatan ke 0 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 22.5 8 21.25 9 15 10 13 11 8 12 6 13 3.75 14 1.5 15
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 1.8 2 2.4 2.4 2.4 2.5 2.5 3 2.4 2.5 2.5 2.3 2.5 2.7 2.5
n 10 10 9 9 9 9 9 8 8 8 8 8 8 8 8
% 45 50 54 54 54 56 56 60 48 50 50 46 50 54 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Perhitungan tingkat intesintas serangan hama dan penyakit setiap tanaman
I
%
Keterangan : I = intesintas sampel yang terserang n = jumlah sampel yang terserang v = nilai skala sampel yang terserang N= jumlah sampel yang diamati Z= nilai skala kategori tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Lampiran II : Uji Statistik Hama Kutu Putih A. Uji Normalitas Kutu Putih One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KutuPutih N
Perlakuan
60
60
50.85
1.50
25.237
1.127
Absolute
.114
.171
Positive
.114
.171
Negative
-.064
-.171
Kolmogorov-Smirnov Z
.882
1.327
Asymp. Sig. (2-tailed)
.419
.059
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
B. Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variances KutuPutih Levene Statistic .514
df1
df2 3
Sig. 56
.674
C. Uji Anova Satu Faktor SUMMARY Groups Campuran Daun Mindi Daun Pepaya Kontrol
Count 15 15 15 15
Sum 665 706 687.5 992.5
Average 44.33333 47.06667 45.83333 66.16667
Variance 593.2738 561.0042 772.9167 417.7381
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 4748.217 32829.06
Total
37577.28
df
MS F P-value F crit 3 1582.739 2.699845 0.054285 2.769431 56 586.2332 59
Lampiran III : Uji Statistik Penyakit Virus A. Uji Normalitas Penyakit Virus One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Virus N Normal Parameters
a
60
60
17.16
1.50
21.538
1.127
Absolute
.231
.171
Positive
.231
.171
Negative
-.213
-.171
1.789
1.327
.003
.059
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
B. Uji Homogenitas Virus Levene Statistic 2.546
df1
df2 3
Perlakuan
Sig. 56
.065
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
C. Uji Anova Satu Faktor SUMMARY Groups
Count
Sum
Average
Variance
Campuran
15
71 4.733333 62.77202
Daun Pepaya
15
83.75 5.583333 47.96131
Daun Mindi
15
90.5 6.033333 65.31131
Kontrol
15
784.5
52.3 14.27857
ANOVA Source of Variation
SS
df
MS
F
P-value
F crit
6.49EBetween Groups
26384.98
5 5276.996 137.4676
Within Groups
3224.525
84
Total
29609.51
89
39 2.323126
38.3872
Multiple Comparisons Virus LSD 95% Confidence Interval
Mean Difference (I) Perlakuan
(J) Perlakuan
kontrol
pepaya+mindi
47.567
*
2.519
.000
42.52
52.61
mindi
46.717
*
2.519
.000
41.67
51.76
pepaya
46.267
*
2.519
.000
41.22
51.31
kontrol
-47.567
*
2.519
.000
-52.61
-42.52
pepaya+mindi
(I-J)
Std. Error
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
mindi pepaya mindi
kontrol pepaya+mindi pepaya
pepaya
kontrol pepaya+mindi mindi
-.850
2.519
.737
-5.90
4.20
-1.300
2.519
.608
-6.35
3.75
*
2.519
.000
-51.76
-41.67
.850
2.519
.737
-4.20
5.90
-.450
2.519
.859
-5.50
4.60
*
2.519
.000
-51.31
-41.22
1.300
2.519
.608
-3.75
6.35
.450
2.519
.859
-4.60
5.50
-46.717
-46.267
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran IV : Rancangan Hasil Penelitian Untuk Pendidikan
SILABUS Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kelas
:X
Semester
: Ganjil
KI1 KI2
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaeran agama yang dianutnya :
2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerjasama, toleran,damai), santun, responsive dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3
:
3.Memahami, menerapkan, menganalisis,pengetahuan faktual,konseptual,prosedural berdasarkan rasa ingin tahu nya tenang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniaora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya.
KI4
:
4.Mengolah, menalar,dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
71
bnk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
KOMPETENSI DASAR
MATERI POKOK
KEGIATAN
PENILAIAN
PEMBELAJARAN
ALOKASI
MEDIA,
WAKTU
ALAT, BAHAN
1. Ruang Lingkup Biologi,Kerja Ilmiah dan Keselamatan Kerja, serta karir berbasis Biologi 1.2
Menyadari dan mengagumi
Ruang lingkup biologi:
Mengamati kehidupan
Tugas Laporan
2 minggu x Laboratorium 4 JP
biologi dan
pola piker
biologi pada
masa kini yang
tertulis tentang
sarannanya
ilmiah dalam
berbagai objek
berkaitan dengan biologi
permasalahan
(peralatan
kemampuam
biologi dan
seperti ilmu kedokteran,
biologi dan
yang akan
mengamati
tingkat organisasi
gizi,lingkungan,makana
cabang –
dipkai selama
bioproses
kehidupan
na,penyakit, dll di mana
cabang biologi,
satu tahun
Cabang – cabang
semua berhubungan
serta aspek
ajara)
ilmu dalam
dengan biologi
kerja ilmiah
2.1
Permasalahan
Mengamati
Buku
dan keselamata
panduan
Apakah kaitan kegiatan
kerja
kerja lab
pengembangan
– kegiatan dan kaitannya
Observasi
terhadap data
karir di masa
dengan biologi?
Sikap ilmiah saat
dan fakta,
depan
Apakah Biologi, apa
mengamati,
Berperilaku
biologi dan
ilmiah : teliti,
kaitannya dengan
tekun, jujur
disiplin,
Menanya
melaporkan
(lks) Artikel ilmiah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tanggung
Manfaat
yang dipelajari,
secara;isan dan
laporan
jawab, dan
mempelajari
bagaimana mempelajari
saat diskusi
ilmiah
peduli dalam
biologi bagi diri
biologi,apa
dengan lembar
tentang
observasi dan
sendiri dan
metodeilmiah dan
pengamatan
bagaiman
eksperimen,
lingkungan, sera
keselamatan kerja dan
berani dan
masa depan
karir berbasis biologi?
santun dalam
peradapan bangsa
mengajukan
Metode Ilmiah
pertanyaan dan
Keselamatan
ilmuan Portofolio
bekerja
Kompetensi
(dibahas
membuat
tentang cara
Melakukan pengamatan
laporan dari
kerja ilmuan
terhadap permasalahan
format, isi
sikap
peduli
biologi pada objek
laporan,
perilaku dan
lingkungan,
biologi dan tingkat
kesesuaian isi,
objek yang
gotong royong,
organisasi kehidupan di
dan aspek
diteliti)
kerja sama,
alam dan membuat
komunikatif dan
contoh
cinta damai,
laporannya.
berbahasa
laporan
berargumentasi,
berpendapat
Mengumpulkan data
kerja
Melakukan studi
Tes Tertulis
tertulis Daftar
secara ilmiah
leteratur tentang cabang
dan kritis,
– cabang biologi , onjek
membuat
peralatan di
responsive dan
biologi,permasalahan
bagan / skema
lab biologi
proaktif dalam
biologi dan profesi yang
tentang ruang
Lebar tata
setiap tindakan
berbasis biologi
lingkup
dan dalam
tertib
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
melakukan
(distimulir dengan
biologi, aspek
keselamatan
pengamatan dan
contoh – contoh dan
kerja ilmiah
kerja
percobaan di
perdalam dengan
dan
laboratorium
dalam kelas/
penugasan / PR)
keselamatan
biologi
Diskusi tentang kerja
kerja
laboratorium
3.1
Lembar
maupun di luar
seorang peneliti biologi
kesepakatan
kelas/laboratori
dengan menggunakan
yang
um
metode ilmiah dalam
ditandatanga
Memahami
mengalami bioproses
ni bersama
tentang ruang
dan melakukan
oleh setiap
lingkup biologi
percobaan dengan
siswa aspek
(permasalahan
menentukan
keselamatan
pada berbagai
permasalahan, membuat
kerja
objek biologi
hipotesis, merencanakan
dan tingkat
percobaan dengan
organisasi
menentukan variable
kehidupan)
percobaan,mengolah
metode ilmiah
data pengamatan dan
dan prinsip
percobaan dan
keslamatan
menampilkannya dalam
kerja
table/grafik/skema,meng
berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.1
pengamatan
komunikasikannya
dalam
secara lisan dengan
kehidupan
berbagai media dan
sehari – hari
secara tulisan dengan
Menyajikan
format laporan ilmiah
data tewntang
sederhana.
objek dan
Diskusi aspek – aspek
permasalahan
keselamatan kerja
biologi pada
laboratorium biologi dan
berbagai
menyepakati komitmen
ingkatan
bersama untuk
organisasi
melaksanakan secara
kehidupan
tanggung jawab aspek
sesuai denga
keselamatan kerja di
metode ilmiah
laboratorium.
dan
Mengamati contoh
memperhatikan
laporan hasil penelitian
aspek
biologi dalam jurnal
keselamatan
ilmiah berbahasa
kerja serta
Indonesia atau Bahasa
menyajikannya
Inggris tentang
dalam bentuk
komponen / format
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
laporan tertulis
laporan dan mengamati komponennya dan mengkaikannya dengan ruang lingkup biologi sebagai mata pelajaran kelompok ilmu alam Mengasosiasikan
Mendiskusikan hasil – hasil pengamtan dan kegiatan tentang ruang lingkup biologi, cabang biologi, pengembangan karir dalam biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja untuk membentuk / memperbaiki tentang ruang lingkup biologi
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan secara lisan tentang ruang lingkup biologi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
kerja ilmiah dan keselamatan kerja, serta rencana pengembangan karir masa depan berbasis biologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kelas
:X
Semester
: Ganjil
KI1:
Menghayati dan mengamalkan ajaeran agama yang dianutnya
KI2:
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong- royong, kerjasama,toleran,damai),santun,responsive dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI3:
Memahami, menerapkan ,menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarka rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni,budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait fenomena dan kejadian serta menererapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4:
Mengolah, menalar,dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
B. Kompetensi Dasar KD 1.2
: Menyadari dan mengagumi pola piker ilmiah dalam kemampuan mengamti bioproses
KD 2.1
: Berperilaku ilmiah, teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotongroyong, berkerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas / laboratorium maupun di luar kelas / laboratorium
KD 3.1
: Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi
kehidupan) metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari – hari. KD 4.1
: Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
C. Indikator 1.1.1
: Mengagumi ruang lingkup, objek dan permasalahan biologi
2.1.1
: Teliti, jujur, tanggung jawab dan bekerja sama dalam melakukan pengamatan
3.1.1
: Mengenditifikasi ruang lingkup biologi berdasarkan objek biologi dan permasalahan pada tingkat organisasi tertentu
3.1.2
: Menjelaskan langkah – langkah metode ilmiah dalam suatu eksperimen
4.1.1
:Merencanakan percobaan tentang uji pengaruh ekstrak tumbuhan sebagai pestisida organik pada hama tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.1.2
:Melakukan percobaan tentang uji pengaruh ekstrak tumbuhan sebagai pestisida organik pada hama tanaman
4.1.3
: Menyusun laporan percobaan menggunakan tata cara metode ilmiah yang benar
D. Tujuan Pembelajaran 1.1.1.1
: Melalui refleksi siswa menyadari kemampuan pola pikir ilmiah yang dimiliki sebagai anugrah Tuhan
2.1.1.1
: Melalui diskusi siswa mampu berkerjasama menemukan jawaban terkait langkahlangkah metode ilmiah.
2.1.1.2
: Melalui praktikum siswa dapat melakukan pengamatan dengan teliti, jujur, dan tanggung jawab
3.1.1.1
: Melalui diskusi kelompok mengenditifikasi langkah – langkah metode ilmiah secara benar
3.1.2.2
: Melalui presentasi siswa menjelaskan langkah – langkah metode ilmiah
4.1.1.1
: Melalui studi kasus yang di berikan guru siswa merancang percobaan sederhana
4.1.2.1
: Melalui eksperimen, siswa berkerja sama dalam kelompok melakukan percobaan sederhana berdasarkan rancangan yang di buat.
4.1.3.1
: Setelah melakukan percobaan, siswa mengkomunikasikan hasil percobaan melalui laporan secara tertulis.
E. Materi Pembelajaran Bab
: Ruang Lingkup Biologi
Sub bab
: Metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
F. Model dan Metode Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran
: Pembelajaran Inquiri
Metode Pembelajaran
: Diskusi, study kasus , eksperimen
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan
siswa
untuk
10 menit
mengikuti
pembelajaran 2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa “Siapa disini yang pernah melakukan percobaan ilmiah?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti
60 menit
Mengamati Siswa mengamati video mengenai penelitian biologi Menanya Guru bertanya kepada siswa, berdasarkan video yang barusan kalian cermati untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah
apa
sajakah langkah - langkah yang harus kalian lakukan? Mengumpulkan data Siswa membaca dan mengkaji buku sumber terkait metode ilmiah Mengasosiasikan Siswa
secara
berkelompok
berdiskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
mengenai langkah – langkah percobaan menurut metode ilmiah. Mengkomunikasikan Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya, dan kelompok lain menanggapi Penutup
20 menit
Merangkum Siswa diminta menyimpulkan apa yang telah dipelajari Evaluasi Siswa menjawab beberapa pertanyaan terkait materi yang telah dibahas Refleksi Siswa diminta mengungkapkan apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari metode ilmiah Arahan/ Tindak lanjut Siswa diminta mencari referensi dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terkait dengan pestisida
Pertemuan II Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengecek kesiapan
siswa
untuk
mengikuti
pembelajaran 2. Guru
memberikan
apersepsi
dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa “Adakah
disini
yang
sudah
pernah
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mendengar tentang pestisida organik?” 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan
Mengamati
60 menit
Inti
Siswa mengamati video mengenai dampak pemberian
pestisida
organik
sebagai
pengendalian hama dan penyakit tanaman Menanya Guru bertanya kepada siswa, berdasarkan video yang barusan kalian cermati dampak apa
saja
yang
pemberian
akan
pestisida
dihasilkan organik
dari
sebagai
pengendalian hama dan penyakit tanaman Mengumpulkan data Siswa membaca dan mengkaji berbagai informasi mengenai pemanfaatan macam – macam tumbuhan yang bisa di jadikan sebagai pestisida organik. Mengasosiasikan Siswa
secara
berkelompok
berdiskusi
membuat eksperimen untuk menguji ekstrak tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan sekolah sebagai pestisida organik Mengkomunikasikan Perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya, dan kelompok lain menanggapi Penutup
Merangkum Siswa diminta menyimpulkan apa yang telah dipelajari Evaluasi Siswa menjawab beberapa pertanyaan terkait
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
materi yang telah dibahas Refleksi Siswa diminta mengungkapkan apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari pestisida organik Arahan/ Tindak lanjut Guru memberi tugas kepada siswa diminta untuk melakukan eksperimen yang telah di rancang dilakukan selama 3 minggu.
H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat Pembelajaran
Laptop
Viewer
Video
2. Sumber Pembelajaran
Buku Guru
Jurnal
Internet
Buku Siswa
I. Penilaian Hasil Belajar 1. Tes Tes tertulis 2. Non Tes a. Lembar observasi b. Portofolio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Pertemuan 1 Lembar Kerja Siswa LKS Judul
: Metode Ilmiah
Tujuan
: Setelah melakukan diskusi siswa dapat mengidentifikasi langkah- langkah metode ilmiah
Alat dan Bahan: Alat tulis dan video terkait dengan penelitian ilmiah Langkah Kerja: 1. Bentuklah kelompok satu kelompok terdiri dari 4-5 orang 2. Amati dan cermati video yang ditayangkan mengenai penelitian biologi 3. Setelah itu diskusikan dengan teman satu kelompok tentang langkah-angkah metode ilmiah yang dilakukan berdasarkan video yang ditayangkan. 4. Urutkan secara benar langkah- langkah metode ilmiah berserta penjelasannya. 5. Tunjuk perwakilan satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas Hasil dan Kesimpulan Langkah – langkah metode ilmiah
Penjelasannya
1…………………………………….
……………………………...
2…………………………………….
………………………………
3……………………………………
…………………………........
4……………………………………
………………………………
5…………………………………...
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Pertemuan II Lembar Kerja Siswa (LKS) Judul
: Metode ilmiah
Tujuan
: Setelah melakukan percobaan siswa dapat mengedentifikasi langkah – langkah metode ilmiah
Alat dan bahan
: Alat Tulis
Langkah Kerja
: 1. Bentuklah kelompok satu kelompok terdiri dari 4-5 orang 2. Pilihlah satu jenis bahan tumbuhan dan satu hama untuk diujikan dalam percobaan yang akan dilakukan 3. Kemudian diskusikan dengan teman satu kelompok untuk membuat rancangan penelitian sesuai dengan langkah metode ilmiah 4. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
Hasil 1. Judul 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan 4. Alat dan Bahan 5. Langkah Kerja Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
SOAL
Materi Pelajaran
: Biologi
Bentuk Soal
: Essay
Kelas/ Semester
: X/1
1. Sebutkan langkah-langkah metode ilmiah secara berurutan saat melakukan suatu penelitian (15 point) 2. Jelaskan perbedaan Kerja ilmiah dan Sikap ilmiah? (10 point) 3. Dalam budidaya tanaman khususnya pada tanaman cabai permasalahan yang sering muncul ialah hama dan penyakit. Akibatnya menurunnnya jumlah produksi buah cabai, sehingga para petani yang mengalami kerugian. Pengendalian hama yang digunakan petani selama ini ialah dengan menggunakan pestisida sintetik atau kimia. Jika dilihat dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida sintetik atau kimia ternyata berbahaya bagi tanaman. Maka perlu digunakan pestisida organik yang ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan permasalahan terkait dengan pengendalian hama dan penyakit. Dari permasalahan diatas buatlah judul, rumusan masalah, dan tujuan masalah! (35 point) 4. Berdasarkan judul yang telah dibuat tentukan hipotesisnya! (15 point) 5. Dari judul penelitian “Pengaruh Pemberian Pestisida dari Daun Pepaya dan Daun Mindi Terhadap Hama dan Penyakit Tanaman Cabai! Dari judul tersebut tentukan variabel bebas dan variabel terikat ! (25 point)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Kunci Jawaban Jawaban : 1. Langkah- langkah Metode Ilmiah: a. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah b. Mengumpulkan informasi c. Menyusun hipotesis d. Melakukan percobaan e. Mengolah hasil percobaan f. Membuat kesimpulan 2. Kerja ilmiah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki sikap ilmiah, dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses dan melalui langkahlangkah metode ilmiah. Sikap ilmiah adalah sikap yang harus dimiliki oleh seorang peneliti antara lain sikap peka dan kritis, tidak percaya pada takhayul, memiliki rasa ingin tahu, tekun, jujur, tidak mudah putus asa, optimis, bersikap hormat dan menghargai hasil penelitian dan penemuan orang lainnya. 3. Judul : Pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendalian hama dan penyakit tanaman. Rumusan Masalah : Apakah ada pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendalian hama dan penyakit tanaman? Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendalian hana dan penyakit. 4. Adanya pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendalian hama dan penyakit pada tanaman 5. Variabel terikat : Hama dan Penyakit Variabel bebas : Pestisida ( ekstrak daun mindi dan daun pepaya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Instrumen Tes Tertulis
3.1.1. Mengidentifik
1
2
Jumlah
C6
Menciptakan
C5
Mengevaluasi
C4
Menganalisis
C3
Menerapkan
C2
Memahami
Indikator
CI
Mengingat
Kisi-kisi Soal
2
asi langkah langkah metode ilmiah secara benar 3.1.2. Menganalisis
5
3,4
langkahlangkah metode ilmiah
Rublik Penilaian Kognitif Soal
Skor
Aspek
1
11-15
Jika menjawab langkah- langkah metode ilmiah dengan urutaan benar dan lengkap
4-10
Jika menjawab langkah- langkah metode ilmiah dengan benar tetapi kurang lengkap dan tidak berurutan
3
Menjawab tetapi tidak benar (jawaban salah)
0
sebagai bentuk aprisiasi Tidak menjawab sama sekali
2
10
Jika menjawab perbedaan kerja ilmiah dan sikap ilmiah secara benar dan lengkap
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
3-9
Jika menjawab perbedaan kerja ilmiah dan sikap ilmiah benar tetapi kurang lengkap
3
2
Menjawab tetapi tidak benar (jawaban salah)
0
Tidak menjawab sama sekali
25-35
Jika membuat judul, rumusan masalah dan tujuan masalah sesuai dari permasalahan dengan tepat dan lengkap
15-24
Jika membuat judul, rumusan masalah dan tujuan masalah sesuai dari permasalahan dengan tepat tetapi kurang lengkap
5-15
Jika membuat judul, rumusan masalah dan tujuan masalah sesuai dari permasalahan tetapi kurang tepat
1-4 0 4
11-15
Menjawab tetapi tidak benar (jawaban salah) Tidak menjawab sama sekali Jika membuat hipotesis dengan benar dan lengkap
4-10
Jika membuat hipotesis benar tetapi kurang lengkap
5
3
Menjawab tetapi tidak benar (jawaban salah)
0
Tidak menjawab sama sekali
21-25
Jika menjawab benar dan lengkap variabel bebas dan terikat
11-20
Jika menjawab variabel bebas dan variabel terikat dengan benar tetapi kurang lengkap
3 -10
Jika menjawab variabel bebas dan variabel terikat tetapi kurang tepat
2
Menjawab tetapi tidak benar (jawaban salah )
0
Tidak menjawab sama sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Penilaian Kognitif No
Nama siswa
1
Butiran soal
Skor
2 3 dst
Jumlah skor maksimum = 10 Nilai yang dicapai :
x 100%
Jumlah Soal
Nilai Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lembar Penenilaian Observasi No
Nama
Aspek Penilaian Jujur
Teliti
Kerjasama
Skor Tanggungjawab
1 2 3 4 5 dst
Rublik Penilaian Observasi No
Aspek
Indikator
Kategori Baik
1
Teliti
Teliti dalam melakuakn percobaan sesuai dengan prosedur kerja Teliti dalam mengolah data atau mengumpulkan informasi Teliti
dalam
melakukan
pengukuran
saat
melakukan percobaan 2
Kerjasama
Bertanggung jawab terhadap tugas kelompok Mengerjakan tugas kelompok bersama teman kelompok Menghargai
pendapat
orang
lain
dalam
mengerjakan tuga kelompok 3
Jujur
Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ ulangan Tidak menjadi plagiat (mengambil / menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) Membuat
laporan
berdasarkan
data
atau
Cukup Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
informasi apa adanya Mengukapkan perasaan apa adanya Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki 4
Tanggung
Melaksanakan tugas individu dengan baik
jawab
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan Melakukan tugas individu dengan baik Mengembalikan barang yang dipinjam pada tmpat semula
Keterangan Baik
: 3 (jika tiga indikator terpenuhi)
Cukup :2 (jika dua indikator terpenuhi) Kurang :1 (jika satu indikator terpenuhi)
x 100%
Nilai akhir = Nilai
Katagori
91- 100
Amat baik
81 - 90
Baik
71 - 80
cukup
60- 70
Kurang
<60
Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Rublik Penilaian Portofolio Kriteria
Skor
Indikator
Judul
10
Menarik dan mudah untuk diteliti
Tujuan
10
Sesuai dengan permasalahan
Landasan teori
20
Mencakup aspek yang ada di judul Penulisan benar dan menggunakan sumber yang jelas (buku dan jurnal ilmiah)
Hasil
20
Penyajian data (table dan grafik) Sesuai dengan apa yang diteliti
Pembahasan
30
Analisis secara kualitatif Mencakup semua hasil penelitian Mampu mengkaitkan antara hasil dengan kajian pustaka
Kesimpulan
10
Keterangan: Jumlah skor maksimal adalah 100 Nilai yang dicapai :
x 100%
Sesuai dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran V : Dokumentasi A. Serangan Kutu Putih pada Tanaman Cabai Merah
B. Gejala dan Serangan Daun yang Terkena Virus pada Tanaman Cabai Merah
Gejala Serangan Virus Daun Cabai Mulai Menguning
Dampak Serangan Virus Daun Cabai Mulai Keriting
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
C. Proses Pembuatan Pestisida Bahan yang Digunakan
Daun Pepaya
Daun Mindi Pembuatan Pestisida
Pemotongan Bahan
Bahan Diblender
Penimbangan Bahan
Penyaringan
Penambahan Air
Hasil Ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
D. Penyemprotan Pestisida dan Pengambila Data
Penyemprotan
Pencatatan Data