PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIKIH MATERI KURBAN DAN HAJI DENGAN MENERAPKAN METODE INDEX CARD MATCH DI KELAS V MI NEGERI TIRTO KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh : SUBBAN LATHIF NIM 11409056
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FIKIH MATERI KURBAN DAN HAJI DENGAN MENERAPKAN METODE INDEX CARD MATCH DI KELAS V MI NEGERI TIRTO KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh : SUBBAN LATHIF NIM 11409056
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN]
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Subban Lathif
Nim
: 11409056
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 8 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Subban Lathif NIM. 11409056
MOTTO
ﯾَﺮْﻓَﻊِ اﷲُ اﻟَﺬِﯾْﻦَ آﻣَﻨُﻮْا ﻣِﻨْﻜُﻢْ وَاﻟَﺬِﯾْﻦَ اُوْﺗُﻮاﻟْﻌِﻠْﻢَ دَرَﺟﺖٍ وَاﷲُ ﺑِﻤَﺎ ﺗَﻌْﻤَﻠُﻮْنَ ﺧَﺒِﯿْﺮ “ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan “
( Q.S. Al-Mujadalah: 11)
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada : 1. Ayah, Ibu tercinta atas do’a dan supportnya ; 2. Istri tercinta yang memberikan dukungan dan do’a yang memotivasi untuk lebih maju ; 3. Anak-anak tersayang ( Ahmad Fatih Iqomudin, Safinatun Naja dan Himah Husni Sabila); 4. Kepala MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang tempat mengajar dan segenap Dewan Guru, serta Karyawan; 5. Sahabat-sahabat dikelas 09-B; 6. Para pembaca yang budiman.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dalam rangka menyelesaikan tugas akhir dan melengkapi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, skripsi ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad s.a.w beserta keluarga, sahabat, serta pengikutnya yang senantiasa mengharapkan syafaatnya didunia dan akhirat. Dalam menyusun skripsi, penulis banyak mendapat bantuan dari pembimbing, para dosen, dan semua pihak yang menjadi motivator
dalam
penyusunan skripsi ini. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga ; 2. Bapak Drs. Djoko Soetopo, Selaku Ketua Program Studi PAI Ekstensi STAIN Salatiga dan selaku pembimbing yang dengan penuh ketelitian dan kesabaran selalu memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan ; 3. Bapak Abdul Aziz, S.Ag selaku Kepala MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang yang telah menyediakan madrasahnya untuk kegiatan Penelitian ;
4. Ibu Umi Lestari, S.Ag selaku wali kelas V dan Bapak Badrun Zaman selaku guru Mata Pelajaran Fikih kelas V yang telah menyediakan waktu melaksankan penelitian ini ; 5. Istri tercinta dan anak-anak tersayang yang selalu memberikan dukungan dan do’a serta memotivasi untuk lebih maju ; 6. Sahabat-sahabat yang secara langsung maupun tidak langsung membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berdo’a semoga yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal sholeh yang digandakan Allah swt. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Salatiga, 8 Agustus 2011 Penulis
Subban Lathif NIM :11409056
ABSTRAK
Lathif, Subban (11409056). Peningkatan Prestasi Belajar Fikih materi Kurban dan Haji dengan Menerapkan Metode Index Card Match di kelas V MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Djoko Sutopo. Kata kunci: prestasi belajar fikih dan metode index card match. Peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Reaserch ). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana penggunaan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat kita ketahui dari meningkatnya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, baik keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, maupun dalam mengerjakan soal latihan. Subjek Penelitian adalah siswa kelas V MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 24 siswa. Teknik pelaksanaan diawali dari pengumpulan data yang meliputi dokumentasi, tes (pretes dan post tes) dan pengamatan serta dianalisa secara deskriptif dan kualitatif. Tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tiga siklus/tahap. Setiap tindakan terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan bersama seorang rekan kerja yang membantu pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian siswa terhadap mata pelajaran Fikih materi Kurban dan Haji perhatian siswa meningkat dari 29,17% pada siklus I menjadi 54,17% pada siklus II, serta 75,00% pada siklus III. Keaktifan siswa dalam belajar meningkat dari 38,54% pada siklus I, 42,71% pada siklus II serta 52,08% pada siklus III. Hasil belajar siswa juga meningkat dari 58,33% pada siklus I, menjadi 87,50% pada siklus II, serta 95,83% pada siklus III, maka penerapan metode Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar Fikih materi Kurban dan Haji pada kelas V MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011”.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………...… i PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………………... ii PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………….. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………. v KATA PENGANTAR……………………………………………………. vi ABSTRAK……………………………………………………………….. viii DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ix DAFTAR TABEL ………………………………………………………... x DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 5 C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 6 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan……………... 6 E. Kegunaan Penelitian…………………………………………... 9 F. Definisi Operasional ………………………………………….. 10 G. Metode Penelitian …………………………………………….. 12 H. Sistematika Penulisan ………………………………………… 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Prestasi Belajar…………………………………… 21 1. Pengertian Belajar ………………………………………… 21 2. Teori Belajar ……………………………………………… 25 3. Ciri-ciri Belajar ………………………………………….... 27 4. Jenis Belajar ………………………………………………. 28 5. Faktor-faktor yang memengaruhi Prestasi Belajar………... 30 B. Fikih ..................……………………………………………… 31 1. Pengertian Fikih ..…………………………………………. 31 2. Objek dan Tujuan mempelajari Fikih .................................. 36 3. Mata Pelajaran Fikih di MI ……….........………………… 37 C. Metode Index Card Match ……………………………………. 46 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ……………………………….. 51 1. Perencanaan ………………………………………………. 51 2. Pelaksanaan ………………………………………………. 52 3. Pengamatan / Pengumpulan data …………………………. 53 4. Refleksi …………………………………………………… 53 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................. 54 1. Perencanaan ………………………………………………. 54 2. Pelaksanaan ………………………………………………. 55 3. Pengamatan / Pengumpulan data …………………………. 56 4. Refleksi …………………………………………………… 56
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ............................................... 57 1. Perencanaan ………………………………………………. 57 2. Pelaksanaan ………………………………………………. 58 3. Pengamatan / Pengumpulan data …………………………. 59 4. Refleksi……………………………………………………. 59 D. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiklus ……………………………………….. 60 1. Deskripsi Siklus I ……………………………………... 60 2. Deskripsi Siklus II …………………………………….. 63 3. Deskripsi Siklus III ……………………………………. 67 B. Pembahasan ……………………………………………….. 70 E. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………….. 72 B. Saran ……………………………………………………… 73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Perhatian Siswa Siklus I .......……………………………
61
Tabel 2
: Keaktifan Siswa Siklus I .…....………………………….
62
Tabel 3
: Hasil Belajar Siklus I ……….…………………………...
63
Tabel 4
: Perhatian Siswa Siklus II .…..…………………………...
64
Tabel 5
: Keaktifan Siswa Siklus II …...…………………………..
65
Tabel 6
: Hasil Belajar Siklus II …………………………………..
65
Tabel 7
: Perhatian Siswa Siklus III ….………………………….
67
Tabel 8
: Keaktifan Siswa Siklus III ………………………………
68
Tabel 9
: Hasil Belajar Siklus III …….……………………………
69
Tabel 10
: Perhatian Siswa Siklus I,II dan III ………………………
70
Tabel 11
: Keaktifan Siswa Siklus I,II dan III …………………….
71
Tabel 12
: Hasil Belajar Siklus I,II dan III ………………………..
71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Surat Ijin Penelitian
2
Surat Keterangan Penelitian
3
Lembar Konsultasi
4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1
5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2
6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3
7
Latihan Soal PTK Siklus I
8
Latihan Soal PTK Siklus II
9
Latihan Soal PTK Siklus III
10
Lembar Observasi Perhatian Siswa
11
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
12
Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa
13
Contoh Kartu Soal Jawab Index Card Match
14
Foto Kegiatan Pembelajaran Konvensional dan Active Learning
15
Profil Madrasah
16
Data Personila Guru
17
Daftar Siswa Kelas Lima
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap insan. Menuntut ilmu dapat dilakukan dengan cara belajar di lembaga pendidikan formal, nonformal. Menurut Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dikatakan bahwa, Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksankan secara terstruktur dan berjenjang. (Standar Nasional Pendidikan, 2009 : 2). Belajar juga dapat dilakukan secara informal, yaitu pendidikan yang dilakukan secara langung di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan keluarga. Proses pendidikan di lembaga formal seperti di Madrasah Ibtidaiyah, harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh semua komponen yang terlibat di dalamnya terutama adalah guru. Guru memegang peranan penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya siswa menempuh pendidikan. Guru yang menguasai dan mengendalikan proses pembelajaran di kelas, cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibanding guru yang asal datang dan sekedar memenuhi kewajibannya. Guru akan dipandang berhasil apabila mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Efisien adalah aktifitas pembelajaran yang berlangsung menggunakan waktu dan sumber daya yang relatif sedikit. (Pribadi, 2009: 19). Lebih lanjut Benny Pribadi menjelaskan bahwa pembelajaran perlu diciptakan menjadi peristiwa yang menarik agar mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru juga dituntut mampu menggunakan waktu yang tersedia. Guru harus memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa agar ia dapat mengembangkan kemampuan dirinya secara maksimal. Tetapi guru juga harus tetap menguasai kelas sehingga tetap kondusif. Dalam proses belajar mengajar guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Diharapkan potensi siswa dapat sedikit demi sedikit berkembang menjadi komponen penalaran yang bermoral, manusia-manusia yang aktif dan kreatif yang beriman. (Sardiman, 1986 : 4). Dalam rangka membina, membimbing, dan memberikan motivasi kearah yang dicita-citakan, maka hubungan guru dan peserta didik harus bersikap edukatif. Interaktif edukatif adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan agar
nantinya dapat berdiri sendiri. Dapat menemukan kediriannya secara utuh. Hal ini memerlukan usaha yang serius. Guru sebagai pembina dan pembimbing harus mau dan dapat menempatkan peserta didik sebagai anak didik diatas kepentingan yang lain. Guru juga perlu menyadari dirinya sebagai pemikul tanggung jawab untuk membawa peserta didik kepada tingkat keberhasilannya. Idealnya proses belajar mengajar terjadi secara interaktif seperti tersebut diatas. Tetapi sering kali sulit diwujudkan dalam praktik kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini karena proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa dalam pelaksanaannya masih belum maksimal. Seperti halnya proses pembelajaran materi pelajaran Fikih di kelas V MIN Tirto Salam Tahun Pelajaran 2010/2011, masih ditemui gejala rendahnya minat peserta didik sehingga prestasi belajar materi pelajaran Fikih juga masih rendah. Hal ini disebabkan karena dipahami oleh peserta didik bahwa materi pelajaran Fikih adalah materi yang sulit, di samping dengan metode pembelajarannya bersifat monoton. Dengan demikian mengakibatkan peserta didik menjadi bosan, menganggap materi kurang menarik, dan terkesan hanya mengejar pokok bahasan. Hal itu tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Penanganan secara khusus dan menyeluruh harus segera diupayakan. Kepala Madrasah sebagai penanggung jawab dan guru sebagi perancang program pembelajaran perlu menentukan solusi yang tepat dengan berbagai alternatif yang ada. Tindakan penelitian merupakan salah satu alternatif solusi tersebut.
Penggunaan metode pembelajaran yang monoton merupakan faktor utama yang menjadi sebab gagalnya proses belajar mengajar, maka dari itu perlu dicari suatu strategi pembelajaran dengan menggunakan metode yang tepat
disesuaikan
dengan
situasi
dan
kondisi
terutama
dengan
mempertimbangkan keadaan peserta didik sebagai objek pembelajaran. Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Dalam konteks lain, metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini, metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil pembelajaran sehingga apa yang telah direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. (Ismail, 2008 : 18) Pakar yang lain menjelaskan, ada bebrapa metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Setiap metode memiliki ciri khas tersendiri yang penggunaannya perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pemilihan metode yang tepat akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. (Pribadi, 2009 : 42). Prestasi belajar Fikih akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan apabila ada kesesuaian metode belajar dan dalam proses pembelajarannya terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga diharapkan terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Dalam
pembelajaran banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal yang datang dari lingkungan individu tersebut. Penanganan secara serius agar terjadi peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai dan juga harapan akan terjadi peningkatan prestasi belajar khususnya mata pelajaran Fikih dapat terwujud. Oleh karena itu, diujicobakan penerapan bebagai metode belajar nantinya akan mengetahui dampak bagi proses dan hasil pendidikan. Untuk memahami masalah ini perlu kiranya pegkajian melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya dengan menerapkan metode Index Card Match. Mencermati permasalahan di atas, maka peneliti memandang perlu untuk mengatasi hal tersebut melalui penelitian dengan judul : “
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
FIKIH
MATERI
KURBAN DAN HAJI DENGAN MENERAPKAN METODE INDEX CARD MATCH DI KELAS V MI NEGERI TIRTO KECAMATAN SALAM KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 “.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana prestasi belajar Fikih siswa kelas V MI Negeri Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebelum menggunakan Index Card Match?
2. Apakah metode Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar Fikih siswa kelas V MI Negeri Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam kegiatan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui prestasi belajar Fikih siswa kelas V MI Negeri Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 sebelum diterapkannya Index Card Match. 2. Untuk mengetahui penerapan metode Index Card
Match dapat
meningkatkan prestasi belajar Fikih siswa kelas V MI Negeri Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dalam sebuah penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis tindakan adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul. (1991 : 62). Berdasarkan kerangka di atas, maka hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah “ Terdapat Peningkatan Prestasi Belajar Fikih Kurban dan Haji Dengan Diterapkannya Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas V MI
Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011”. 2. Indikator Keberhasilan Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi tiga bidang, yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (sikap
dan
nilai),
dan
bidang
psikomotor
(ketrampilan,
bertindak/berperilaku). Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketigatiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa. Oleh karena itu ketiga aspek tersebut dipandang sebagai hasil belajar siswa dari proses pengajaran yang nampak dalam perubahan tingkah laku. Secara teknik dirumuskan dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran (tujuan instruksional), maka dari itu dalam proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional tersebut dapat dicapai (Sudjana, 2005 : 49).. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, guru perlu mengadakan tes formatif setelah menyajikan suatu pokok bahasan atau sub bahasan. Hal ini untuk mengetahui sejauhmana penguasaan bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada siswa. Di samping itu juga dapat dijadikan sebagai umpan balik bagi guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar. Adapun indikator yang dijadikan tolok ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila : a.
Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b.
Perilaku yang digariskan dalam tujuan instruksional telah dapat dicapai siswa, baik secara individu maupun klasikal. (Usman dan Setiawati, 1993 : 8). Sedangkan untuk mengetahui sejauhmana tingkat keberhasilan
belajar siswa terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukan, juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar, guru dapat menggunakan acuan tingkat keberhasilan sejalan dengan kurikulum yang berlaku sebagai berikut : 1) Istimewa/maksimal, yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai siswa. 2) Baik sekali/optimal, yaitu apabila sebagian besar (85%-94%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa. 3) Baik/minimal, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75%-84% dikuasai siswa. 4) Kurang, yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% yang dikuasai siswa. c.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam belajar dan prosentase keberhasilan siswa dalam mencapai indikator tersebut, dapat diketahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru. (Usman dan Setiawati, 1993 : 8). Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis tindakan adalah sebagi suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul (1991 : 62).
Karena kompleknya permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran, hal itu menuntut seorang guru agar selalu melakukan inovasi pada setiap proses kegiatan belajar mengajar. Pemilihan metode belajar yang tepat adalah salah satu langkah dalam meminimalisir permasalahan yang ada. Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesa tindakan dalam penelitian ini adalah : Terdapat peningkatan prestasi belajar Fikih materi Qurban dan Haji dengan diterapkan metode Index Card Match pada siswa kelas V MI Negeri Tirto Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011.
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti konkret bahwa penerapan metode Index Card Match mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Secara Teoritis dapat memberikan kontribusi dan masukan positif terhadap pengetahuan agama khususnya tentang penerapan metode Index Card Match agar terjadi peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Fikih. 2. Secara Praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi :
a. Siswa Siswa dapat memperoleh pembelajaran Fikih dengan lebih menarik, menyenangkan, dan dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Guru Guru dapat membantu permasalahan yang dihadapi siswa dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas dalam belajar. c. Madrasah Dapat memberi sumbangan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dari pokok permasalahan yang akan penulis bahas, maka untuk lebih jelasnya penulis uraikan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel penelitian. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan Prestasi Belajar Menurut Ngalim Purwanto belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat menagarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada yang lebih buruk (1997: 85). Sementara Sardiman A.M mendefinisikan belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang diamksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan, keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Jelasnya perubahan menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang (2009: 21). Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan persepsi dan prilaku siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Jadi, yang dimaksud peningkatan prestasi belajar oleh penulis adalah suatu proses untuk meningkatkan hasil yang diusahakan/dilakukan oleh siswa agar mendapatkan pengetahuan yang lebih dibandingkan sebelumnya baik dalam
segi proses (keaktifan respon dan keaktifan mengikuti
pembelajaran) maupun hasil (pre test) setelah siswa melakukan suatu kegiatan pembelajaran. 2. Fikih Fikih merupakan satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. 3. Metode Index Card Match Metode Index Card Match adalah salah satu strategi pembelajaran berbasis active learning dengan cara mencari jodoh kartu tanya jawab, dengan tujuan untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail, 2008: 82).
G. Metode Penilitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto, PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas besar secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Lebih lanjut ditegaskan, bahwa yang dikemukakan oleh guru dalam menuliskan laporan penelitian tindakan adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan yang dilakukan oleh guru. (2008 : 3). Adapun arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Dengan kata lain, Penelitian Tindakan Kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran bukan sekadar mengajar seperti biasanya, tetapi harus mengandung pengertian bahwa yang dilakukan berdasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. (Arikunto, 2008 : 2). Maka sesuai dengan jenis penelitian yang dipakai yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian dari Hopkins, 1993 dengan menggunakan model spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Daur ulang dari penelitian diawali dengan perencanaan
tindakan
(planning),
penerapan
tindakan
(action),
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation
and evaluation), dan melakukan refleksi (reflektif). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan pengamatan dan refleksi pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. (Supardi dalam PTK, 2008 : 104). Siklus spiral dari tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
Penjelasan alur di atas adalah: 1. Rencana awal, sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tujuan, termasuk instrument penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Tindakan/Observasi, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa serta mengamati hasil dari diterapkannya metode Index Card Match.
3. Refleksi, peneliti mengkaji dan mempertimbangkan hasil dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rencana Perbaikan/direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat, membuat rencana yang direvisi untuk melaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2, dan 3 dimana masing-masing putaran memiliki alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dengan maksud untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. 2. Tempat, Subjek, dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan dalam melakukan kegiatan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan adalah MI Negeri Tirto, Kecamatan
Salam,
Kabupaten
Magelang
Tahun
Pelajaran
2010/2011. b. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V yang berjumlah 24 dengan latar belakang pendidikan orang tua sebagian besar berpendidikan SLTA, juga ada beberapa orang tua berpendidikan SD/MI dan sebagian kecil berpendidikan SLTP. Mata pencaharian mereka kebanyakan sebagai petani sebagian yang lain sebagai wiraswasta dan sebagian kecil dari mereka sebagai buruh.
c. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2011. 3. Langkah-langkah/Siklus Siklus I Rencana Awal a.
Menyiapkan materi pelajaran meliputi RPP dengan dilengkapi media, bahan, alat evaluasi, dan instrumen observasi serta refleksi.
b.
Melaksanakan apersepsi berupa pre tes terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan.
c.
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar tentang materi Fikih dengan menggunakan matode ceramah dan tanya jawab , kemudian diakhiri dengan post tes berupa evaluasi/uji kompetensi secara tertulis ataupun lisan.
Tindakan d.
Melaksanakan post tes berupa pembelajaran sebagai umpan balik guru setelah proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan alat evaluasi yang biasa digunakan.
Pengamatan e.
Sebagian siswa yang duduk dibelakang tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman dekatnya.
f.
Ketika ditanya tentang materi pelajaran Fikih sebagian siswa mengatakan tidak paham dan ada yang hanya diam sehingga tidak menjawab pertanyaan.
g.
Hasil belajar kurang memuaskan, masih ada sebagian siswa yang nilainya di bawah standar.
Refleksi h.
Bagaimana membuat siswa dapat memahami materi pelajaran Fikih, sehingga siswa dapat mengerjakan evaluasi/uji kompetensi dengan nilai yang memuaskan/di atas standar.
Siklus II Rencana yang direvisi a.
Mengubah skenario pembelajaran dari skenario pembelajaran yang biasa dilakukan diganti skenario dengan menerapkan metode Index Card Match.
Tindakan b.
Memperkenalkan, menyampaikan materi Fikih dengan skenario pembelajaran Active Learning dengan menerapkan metode Index Card Match.
c.
Memberikan penjelasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match.
Pengamatan d.
Masih
terdapat
siswa
yang
bingung
tentang
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. e.
Melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada siswa, sebagian siswa masih belum memahami bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan metode Index Card Match.
f.
Siswa perlu penjelasan lebih rinci tentang pembelajaran dengan menerapkan metode Index Card Match.
g.
Refleksi
h.
Bagaimana membuat siswa memahami pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Index Card Match.
Siklus III Rencana yang direvisi Pada siklus II dalam pelaksanaannya siswa kurang memahami metode yang digunakan, oleh karena itu perlu dijelaskan lebih rinci tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode Index Card Match. 4. Instrumen Penelitan a.
Observasi/Pengamatan Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Supardi, 2008 : 127).
b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu merupakan rencana pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun setiap akan mengajar. Masing-masing RPP berisi Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Hasil Belajar, Tujuan Pembelajaran, Kegiatan Belajar Mengajar, dan Alat, Bahan/Sumber Belajar.
c.
Tes Formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi Fikih siswa Kelas V pada pokok bahasan tentang qurban dan haji.
5. Pengumpulan Data a.
Dokumentasi Untuk melihat nilai Fikih sebelum penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga dapat mengetahui hasil belajar siswa.
b.
Tes Menggunakan lembar tes, yang dikerjakan siswa baik berupa tes awal (pre tes) maupun tes akhri (post tes).
c.
Pengamatan Menggunakan lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian aktivitas siswa dan data keterampilan guru selama proses pembelajaran.
6. Analisa Data Data yang telah terkumpul dianalisa secara deskriptif dan kualitatatif, kemudian hasil tes awal (pre tes) dan sesudah tindakan dianalisis dan dibandingkan. Analisa data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu: a.
Tahap deskriptif, yaitu suatu tahap dimana peneliti mendeskripsikan atau memaparkan data-data yang diperoleh.
b.
Tahap klasifikasi, yaitu tahap pengolahan data-data yang telah dideskripsikan sesuai dengan permasalahan.
c.
Tahap analisis, yaitu tahap menganalisa data-data berdasarkan teori yang ada, dalam tahap ini membahas tentang data yang ada, kendalakendala yang muncul selama tindakan maupun cara mengatasi kendala tersebut.
d.
Tahap interpretasi, yaitu tahap pemahaman dan penafsiran terhadap analisis dan penelitian.
e.
Tahap evaluasi, yaitu tahap menilai/mengevaluasi terhadap hasil interpretasi.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut: 1. Bagian Awal Cakupan bagian awal meliputi: Sampul, Lembar Berlogo, Judul (sama dengan sampul), Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Kelulusan, Pernyataan Keaslian Tulisan, Moto dan Persambahan, Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran. 2. Bagian Inti Bagian inti mencakup:
BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian,
Hipotesis
Penelitian
dan
Indikator
Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian (Rancangan Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-langkah, Instrumen Penelitian, Pengumpulan Data, Analisis Data), dan Sistematika Penulisan. BAB II
KAJIAN PUSTAKA Berisi uraian tentang belajar dan pembelajaran serta materi Fikih Kelas V dan Metode Index Card Match.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN Berisi tentang Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (Rencana, Pelaksanaan,
Pengamatan/Pengumpulan Data, dan Refleksi),
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, Deskripsi Pelaksanaan Siklus III, dan Seterusnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi
tentang
Deskripsi
Pengamatan/Wawancara,
Per Refleksi
Siklus
(Data
Hasil
Keberhasilan
dan
Kegagalan), dan Pembahasan. BAB V
PENUTUP Terdiri dari Kesimpulan dan saran
3. Bagian Akhir Pada bagian akhir memuat: Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Belajar dan Prestasi Belajar Belajar mengajar merupakan aktifitas pembelajaran menuju hasil sesuai dengan yang diharapkan. Belajar selalu berkenaan dengan perubahanperubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau yang kurang baik, direncanakan maupun tidak. 1.
Pengertian Belajar Secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu, perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya.
(Ahmadi
&
Supriyanto,1991: 121) Definisi tentang belajar itu tidak sama antara ahli yang satu dengan yang lainya dalam memberikan arti maupun pengertiannya, namun dari berbagai definisi tersebut dapat memberikan keleluasaan dalam memberikan kesimpulan dari arti belajar.
Sebagai landasan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, dibawah ini dikemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli: a.
Berikut ini definisi belajar yang dikutip oleh Ngalim Purwanto: (2003: 84), yaitu: 1) Menurut Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975), mengatakan “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya.) 2) Menurut Gagne, dalam buku the Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa “belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus sama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
b.
Definisi belajar yang dikutip oleh Muhibin Syah, (2003:65-66) 1) Menurut Caplin 1972 dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi, “acquisitions of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience”
(belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative mantap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah “ process of acquiring responses as a result special practice ” (belajar ialah proses memperoleh responrespon sebagai akibat adanya latihan khusus). 2) Belajar menurut Witting (1991) dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai “any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as result of experience”. (belajar ialah perubahan yang relatif menetap terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman). c.
Definisi belajar yang dikutip oleh Muh. Uzer Utsman, (1993 : 4-5) 1) Menurut W.H Burton, dalam buku The Guidance Of Learning Activities (1984) menyatakan bahwa, “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environtment, which fells a need and makes him more capable of dealing adequately with his environtment” (belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan tingkah linkunganya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkunganya). 2) Belajar menurut Ernest R. Hilgard (1948) dalam bukunya Introduction to Psychology mengemukakan: “We may define
learning as the process by which an activity originates or is changed through responding to asituation, provide the change cannot be attributed to growth or the temporary state of the organisme (as fatique or under drugs)” (belajar adalah suatu proses dimana ditimbulkan atau diubahnya suatu kegiatan karena
mereaksi
suatu
keadaan.
Perubahan
itu
tidak
disebabkan oleh proses pertumbuhan (kematangan) atau keadaan organisme yang sementara (seperti kelelahan atau karena pengaruh obat-obatan). d.
Definisi belajar yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (2005: 231) 1) Menurut Cronbach didalam bukunya Educational Psychology (1954) menyatakan bahwa, “Learning is shown by a change in behavior as a result” (belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca indranya). 2) Mc Geoh dalam skinner (1954) menyatakan bahwa, “Learning is a change in performance as a result of practice” (Belajar adalah suatu perubahan penampilan sebagai hasil dari pelatihan) Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman langsung. Belajar merupakan usaha memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang dilakukan melalui proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang berorentasi pada lingkungan. Belajar pada
intinya membedakan antara sebelum dan sesudah belajar serta dilakukan lewat kegiatan atau praktek yang disengaja. 2.
Teori Belajar Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 17-27), ada beberapa tentang teori belajar, yaitu: a.
Teori Tanggapan Menurut teori tanggapan belajar adalah memasukkan tanggapan
sebanyak-banyaknya
berulang-ulang
dan
sejelas-
jelasnya. Banyak tanggapan berarti dikatakan pandai, sedikit tanggapan berarti dikatakan kurang pandai. Maka orang pandai berarti yang banyak mempunyai tanggapan yang tersimpan dalam otaknya. b.
Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya Ahli-ahli Ilmu Jiwa Daya mengemukakan suatu teori bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya dirasakan ketika dipergunakan untuk mengenal sesuatu hal. Daya-daya itu misalnya daya mengenal, daya mengingat, daya pikir, daya fantasi, dan sebagainya.
c.
Teori belajar dari R. Gagne Dalam masalah belajar, Gagne dalam bukunya “ The Conditioning of Learning “ (1977) memberikan dua definisi yaitu:
1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. 2) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. d.
Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt Dalam belajar yang terpenting adalah penyesuaian pertama yaitu mendapatkan respon atau tanggapan yang tepat. Belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah kesan.
e.
Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Asosiasi Teori Ilmu Jiwa Asosiasi berpandapat bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsureunsurnya. Dari ilmu jiwa asosiasi muncul dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori Conectionisme dari Thorndike dan teori Conditioni dari Ifan P. Pavlov Sedangkan teori belajar yang dikutip M. Dalyono (2001: 211) yaitu: 1) Witheringtone,
dalam
buku
Educational
Psychology
mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”
2) Morgan, dalam buku Introduction to Psychology
(1978)
mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman” 3.
Ciri-ciri Belajar Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimaksudkan kedalam ciri-ciri belajar. Berikut ciri-ciri belajar menurut Baharuddin dan Esa NW, (2008: 15) yaitu : a.
Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah (change behaviour). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengganti tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
b.
Perubahan perilaku relatif permanen. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;
c.
Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial;
d.
Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
e.
Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
4.
Jenis-jenis Belajar Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang bermacam-macam. Jenis-jenis belajar tersebut (Dalyono, 2001:225-228) yaitu : a.
Belajar Abstrak Belajar abstak adalah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
b.
Belajar Keterampilan Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot/neuromuscular. Tujunnya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniyah tertentu.
c.
Belajar Sosial Belajar sosial adalah belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah sosial.
d.
Belajar Pemecahan Masalah Belajar pemecahan masalah adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan maslah secara rasional, lugas, dan tuntas.
e.
Belajar Rasional Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional. Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsipprinsip dan konsep-konsep.
f.
Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaankebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif.
g.
Belajar Apresiasi Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills).
h.
Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Tujuannya agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu. 5. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikategorikan menjadi dua. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga sangat menentukan hasil belajar. Kedua faktor itu adalah faktor internal dan faktor eksternal. a.
Faktor Internal yakni faktor yang berasal dari dalam individu. meliputi : 1) Faktor Fisiologis, (faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu, yang meliputi keadaan tonus jasmani dan keadaan fungsi jasmani). 2) Faktor psikologis, (faktor kejiwaan seseorang). Faktor-faktor psikologis meliputi : Kecerdasan/intelegensi, Motivasi, Minat, Sikap, dan Bakat.
b. Faktor Eksternal yakni faktor yang berasal dari luar diri yang dapat memengaruhi belajar individu. faktor eksternal terdiri atas : 1) Faktor Lingkungan Sosial (a) Lingkungan sosial sekolah, seperti : guru, administrasi dan teman sekelas. (b) Lingkungan sosial masyarakat, seperti : lingkungan kumuh, banyak pengangguran, dan anak terlantar. (c) Lingkungan sosial keluarga, seperti : ketegangan keluarga, sifat orang tua, letak rumah, dan pengelolaan keluarga.
2) Faktor Lingkungan non Sosial (a) Faktor Lingkungan alamiyah, (udara, pencahayaan, dan suasana tenang). (b) Faktor instrumental/perangkat belajar, yaitu hardware, seperti: gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga, dan lainlain. Dan software, seperti: kurikulum sekolah, peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain-lain. c. Faktor Materi Pelajaran seperti : materi ajar dan metode mengajar. Ini hendaknya disesuaikan dengan usia dan kondisi perkembangan siswa. (Baharudin dan Wahyuni, 2008: 27-28). Salah satu pengaruh eksternal kebehasilan siswa dalam belajar adalah masalah materi pelajaran yang didalamnya memuat tentang metode belajar. Oleh karena itu agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktifitas belajar siswa maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa. Dengan demikian faktor internal dan eksternal baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B.
Fikih 1.
Pengertian Fikih Menurut Ustadz Abdul Hamid Hakim dalam kitabnya “Sulam Fikih” yang dikutip oleh Sidi Nazar Bakry, Fikih menurut bahasa: Faham, maka tahu aku akan perkataan engkau, artinya faham aku”. Secara definisi ilmu Fikih adalah suatu ilmu yang mempelajari
bermacam-macam syariat atau hukum Islam dan berbagai macam aturan hidup bagi manusia, baik yang bersifat individu maupun yang berbentuk masyarakat sosial. (2003:8). Menurut al-Jurjani dalam kitabnya At-Ta’rifat yang dikutip oleh Ahmad Hanafi, Fikih menurut bahasa, berarti faham terhadap tujuan seseorang pembicara dari pembicaraannya. Menurut istilah Fikih ialah mengetahui hukum-hukum syara’ yang mengenai perbuatan dengan melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Fikih adalah ilmu yang dihasilkan oleh fikiran serta ijtihad (penelitian) dan memerlukan kepada pemikiran dan perenungan. Oleh karena itu Tuhan tidak bisa disebut sebagai “Fakih” (ahli dalam Fikih), karena bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tidak jelas”. (1998: 10). Bila kita mencermati definisi Fikih yang telah dikemukakan para ahli Fikih dalam berbagai masa perkembangannya jelaslah bahwa definisi Fikih telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing : a.
Definisi Fikih pada abad I (pada masa sahabat) Definisi Fikih pada masa ini ialah ilmu pengetahuan yang tidak mudah diketahui oleh masyarakat umum. Sebab untuk mengetahui Fikih atau Ilmu Fikih hanya dapat diketahui oleh orang yang mempunyai ilmu agama yang mendalam sehingga mereka dapat membahas dengan meneliti buku-buku yang besar dalam masalah Fikih. Mereka inilah yang disebut Liyataqqabufiddin yaitu untuk mereka yang bertafaqquh dalam agama Islam.
Siapa yang dikehendaki Allah, mereka akan memperoleh pengetahuan (Fikih) secara mendalam, yaitu semasa sebelum berpegang pada suatu madzhab dari seorang mujtahid. Sabda Nabi Muhammad saw. yang berbunyi :
(ﻣَﻦْ ﯾُﺮِدِاﷲِ ﺑِﮫِ ﺧَﯿْﺮًا ﯾُﻔَﻘِﮭْﮫُ ﻓﻰِ اﻟﺪِﯾْﻦَ )رواه اﻟﺒﺨﺎرى وﻣﺴﻠﻢ Artinya : “ Barang siapa dikehendaki Allah akan diberikan kebaikan dan keutamaan niscaya diberikan kepadanya faham yang mendalam dalam rukun agama”. (HR. Bukhori dan Muslim). b.
Definisi Fikih pada abad II (masa telah lahirnya mazhab-mazhab) Dikemukakan oleh Abu Hanifah, bahwa ahli agama dan mujtahid besar dan tertua pada masa sahabat dan tabi’in mengatakan
ِﻋِﻠْﻢٌ ﯾُﺒَﯿِﻦُ اﻟْﺤُﻔُﻮْفِ وَاﻟْﻮَاﺟِﺒَﺎت “Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban”. Yang dimaksud dengan definisi diatas yaitu, Ilmu Pengetahuan yang menerangkan dari segala yang diwajibkan, disunatkan, dimakruhkan, dan yang dibolehkan oleh ajaran agama Islam. c.
Definisi Fikih menurut Ahli Ushul dari Ulama-ulama Hanafiah Definisi Fikih menurut Ulama-ulama Hanafiah ialah :
َﻋِﻠْﻢٌ ﯾُﺒَﯿِﻦُ اﻟْﺤُﻘُﻮْفِ وَاﻟْﻮَاﺟِﺒَﺎتِ اﻟَﺘِﻰ ﺗَﺘَﻌَﻠَﻖَ ﺑِﺎَﻓْﻌَﺎلِ اﻟْﻤُﻜَﻠِﻔِﯿْﻦ “Ilmu yang menerangkan segala hak dan kewajiban yang berhubungan dengan amalan para mukallaf”. 1) Pendapat Alaudin Al-Kasani Al-Hanafi Mengenai ilmu Fikih yang dikemukakannya pada tahun 587 H, adalah :
ِﻻَ ﻋِﻠْﻢَ ﺑَﻌْﺪَ ﻋِﻠْﻢِ ﺑِﺎﷲِ وَﺻِﻔَﺎﺗِﮫِ اَﺷْﺮَفُ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢِ اْﻟﻔِﻘْﮫِ وَھُﻮَاْﻟﻤُﺴَﻤَﻰ ﺑِﻌِﻠْﻢ اْﻟﺤَﻠَﺎِل وَاْﻟﺤَﺮَامِ وَاﻟﺸَﺮَاﻧِﻊِ وَاْﻻَ ﺣْﻜَﻢِ ﻟَﮫُ ﺑُﻌِﺚَ اﻟﺮُﺳُﻞُ وَاَﻧْﺰَلَ اْﻟﻜِﺘَﺐُ اِدْﻟَﺎ .ِﺳَﺒِﯿْﻞَ اِﻟﻰَ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺘِﮫِ ﺑِﺎْﻟﻌَﻘْﻞِ اﻟْﻤَﺤﺾ دُوْنِ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺔِاﻟَﺴﻤْﻊ “Tidak ada ilmu sesudah ma’rifat dan sifat-sifat-Nya, yang lebih mulia dari ilmu Fikih, itulah ilmu yang dinamai dengan ilmu Halali wal Harami wasy Syara’i wal ahkami, ilmu halal haram, syari’at dan hukum. Untuk itulah dibangkitkan Rasul dan diturunkan kitabkitab. Hukum-hukum Allah itu tidak
dapat diketahui dengan
akal semata-mata, perlu perlu pertolongan naqal”. 2) Pendapat As-Said Al Juraini Al Hanafi telah mengemukakan pendapatnya tentang definisi Fikih dalam bukunya At-Ta’rifat yaitu:
اَﻟِﻔﻘُﮫُ ھُﻮَ ﻓِﻰ اﻟُﻠﻐَﺔِ ﻋِﺒَﺎرَةِ ﻋَﻦْ ﻓَﮭْﻢِ ﻋَﺮْضِ اْﻟﻤُﺘَﻜَﻠِﻢِ ﻣِﻦْ ﻛَﻠَﺎﻣِﮫِ وَﻓِﻰ ِاْﻻِﺻْﻄِﻠَﺎحِ ھُﻮَ اْﻟﻌِﻠْﻢُ ﺑِﺎْﻻَﺣْﻜَﻢِ اﻟﺸَﺮِﻋِﯿَﺔِ اﻟﻌَﻤَﻠِﯿَﺔِ ﻣِﻦْ اَدِﻟَﺘِﮭَﺎ اﻟﻨَﻔْﺼِﻠِﯿَﺔ ِوَھُﻮَﻋِﻠْﻢً ﺑُﺴْﺘَﻨْﺒِﻂْ ﺑِﺎﻟﺮَأْىِ وَاْﻻِﺟْﺘِﮭَﺎدِ وَﯾَﺤْﺘَﺎجُ ﻓِﯿْﮫِ اِﻟَﻰ اﻟﻨَﻈِﺮِوَاﻟﺘَـﺄْﻣُﻞ ٌوَﻟِﮭْﺪَاﻟَﺎﯾَﺠُﻮْزُاَنْ ﯾُﺴَﻤَﻰ اﷲُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓَﻘِﯿْﮭًﺎ ﻟِﺎَﻧَﮫُ ﻟَﺎ ﯾَﺨْﻔَﻰ ﻋَﻠَﯿْﮫِ ﺷَﯿْﺊ “Fikih pada lughah ialah memahami pembicaraan seseorang yang berbicara. Menurut istilah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang amaliyah yang diambil dari dalildalilnya yang tafshily. Dia suatu ilmu yang diistimbatkan dengan jalan ijtihat dia memerlukan nazhar dan taammul. Oleh karena itu tidak boleh dinamakan Allah dengan Fikih, karena tak ada sesuatupun yang yang tersembunyi bagi-Nya”.
d.
Definisi Fikih yang dikemukakan oleh pengikut-pengikut Imam Syafi’ ialah :
ْاﻟﻌِﻠْﻢُ اﻟَﺬِى ﯾُﺒَﯿِﻦُ اْﻻَﺣْﻜَﺎمِ اﻟﺸَﺮْﻋِﯿَﺔِ اﻟْﻘِﺖِ ﺗَﻨَﻌَﻠَﻖُ ﺑِﺎَﻓْﻌَﺎلِ اﻟْﻤُﻜَﻠِﻔِﯿْﻦَ اﻟْﻤُﺴْﺘَﻨْﺒِﻂُ ﻣِﻦ ِاَدِﻟَﺘِﮭَﺎ اﻟﺘَﻔْﺼِﻠِﯿَﺔ “Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan (diistimbatkan) dari dalil-dalil yang jelas (tafshily)”. e.
Definisi Fikih menurut Ibnu Khaldun, dalam Muqaddimah al Mubtada’ wal khabar ialah :
ِاْﻟﻔِﻘْﮫُ ﻣَﻌْﺮِﻓَﺔُ اَﺣْﻜَﺎمِ اﷲِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻓِﻰ اَﻓْﻌَﺎلِ اﻟْﻤُﯿَﻜَﻔِﯿْﻦَ ﺑِﺎْﻟﻮُﺟُﻮْبِ وَاْﻟﺤَﻈِﺮِ وَاﻟﻨَﺪَب وَاْﻟﻜَﺮَاھَﺔْ وَاْﻟِﺎﺑَﺎﺣَﺔِ وَھِﻲَ ﻣُﺘَﻠَﻘَﺎةٌ ﻣِﻦَ اْﻟﻜِﺘَﺎبِ وَاﻟﺴُﻨَﺔِ وَﻣَﺎﻧَﺼَﺒَﮫُ اﻟﺸَﺎرِعُ ﻟِﻤَﻌْﺮِﻓَﺒِﮭَﺎ .ٌﻣِﻦَ اْﻻَدِﻟَﺔِ ﻓَﺎِذَااﺳْﺘَﺨْﺮَﺟَﺖِ اْﻻَﺣْﻜﺎَمِ ﻣِﻦْ ﺗِﻠْﻚَ اْﻟَﺎدِﻟَﺔِ ﻗِﯿْ ﻞَ ﻟَﮭَﺎﻓِﻐْﮫ “Fikih itu ialah ilmu yang dengannya diketahui segala hukum Allah yang berhubungan dengan segala pekerjaan mukallaf baik yang wajib, haram, sunnah, dan makruh, dan yang harus (mubah) yang diambil (diistimbatkan) dari al-Kitab dan as-Sunnah dan dari dalildalil yang telah ditegaskan syara’ seperti qiyas umpamanya. Apabila dikeluarkan hukum-hukum dengan jalan ijtihad dari dalildalil, maka yang dikeluarkan itu dinamai “Fikih”. f.
Definisi Fikih menurut Jalalul Malali, sebagai berikut :
ِاْﻻَﺣْﻜَﺎمُ اﻟﺸَﺮْﻋِﯿَﺔُ اْﻟﻌَﻤَﻠِﯿَﺔُ اﻟْﻤَﻜْﺘَﺴَﺒَﺔُ ﻣَﻦْ اَدِﻟَﺘِﮭَﺎ اﻟَﺘِﮭَﺎ اﻟﺘَﻔْﺼِﯿْﻠِﯿَﺔ “Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ (ilmu yang menerangkan segala hukum syara’) yang berhubungan dengan amaliyah yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas (tafsili)”.
g.
Definisi Fikih menurut Al Imam Ibnu Hazam “Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat yang diambil alQur’an dari Kalam Rosul yang diutus membawa syariat yang hanya dari padanya hukum-hukum itu”. Kita ambil tafsirnya yaitu mengetahui hukum-hukum Al-Qur’an, Nasikh,
Mansukh,
Hukum-hukum perkataan
rosul,
Nasikh
nasukhnya yang sahib datang dari rosul dan yang tidak sahih. Dan menerangkan apa yang diijma’kan ulama’, apa yang mereka perselihkan dan dikembalikan perselisihan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
h. Para ahli Ijtihad Islam (ulama) lainnya mengemukakan definisi Fikih : ِاْﻟﻌِﻠْﻢُ ﺑِﺎْﻻَﺣْﻜَﺎمِ ت اﻟﺸَﺮْﻋِﯿَﺔِ اْﻟﻌَﻤَﻠِﯿَﺔِ اْﻟﻤُﺴْﺘَﻨْﺒِﻄَﺔِ ﻣِﻦْ اَدِﻟَﺘِﮭَﺎ اﻟﺘَﻔْﺼِﯿْﻠِﯿَﺔ “Suatu ilmu yang dengan ilmu itu kita mengetahui hukum-hukum syara’ yang amaliyah yang diperoleh dari dalil-dalilna yang bersifat tafsil “. (Nazar Bakry, 2003:15). 2.
Objek dan Tujuan mempelajari Fikih a.
Objek Ilmu Fikih Objek pembahasan Fikih adalah meliputi perbuatan orangorang mukallaf dalam masalah ubudiyah, muamalah, jinayah (uqubah) mengenai hukum wajib, sunat, haram, mubah, sah, dan batal, atau fasid (Malijuddin, 1995:4) Hal senada diungkapkan oleh Harbi As-Sidiqy, bahwa walaupun hukum syara’ mengenai perbuatan manusia, seperti wajib, haram, sunat, makruh, mubah, sah, batal, atau lainnya, namun dalam kenyataannya, tersusun dari dua bagian. Pertama
hukum-hukum, syara’ amaliyah, dan kedua, dalil-dalil lafdiliyah (yang jelas) mengenai hukum itu. (1997:17). Jadi objek pembahasan dalam Fikih adalah perbuatan mukallaf
dilihat
dari
sudut
ilmu
syara’.
Perbuatan
itu
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu : ibadah, muamalah dan uqubah. Bagian ibadah mencakup segala perbuatan yang berkaitan dengan urusan akhirat misalnya sholat, puasa, haji. Bagian muamalah mencakup hal-hal yang berhubungan dengan harta misalnya: jual beli, sewa menyewa,pinjam meminjam. Sedangkan bagian uqubah mencakup segala hal persoalan yang mencakup
tindak
pidana
seperti
pembunuhan,
pencurian,
perampokan. Sedangkan tujuan mempelajari Fikih adalah : 1) Untuk mengetahui sesuatu yang diperintah Allah dan yang dilarang-Nya serta sesuatu yang diperbolehkan-Nya. 2) Untuk mengetahui hal-hal yang sah diperbuatdan yang batal atau fasad. 3) Untuk mengetahui cara-cara beribadah kepada Allah swt agar dapat diterima-Nya dan diberi pahala yang setimpal. 3.
Mata Pelajaran Fikih di MI a.
Pengertian Mata pelajaran Fikih Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari
tentang Fikih ibadah,
terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang caracara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam melalui keteladanan dan pembiasaan. Meskipun demikian, para pendidik MI tampaknya harus mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkrit (piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, pendidik, dan teman-teman sepermainan), usia 9-12 tahun sebagai masa scond star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Pada hakekatnya mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan pengalaman riil pada aspek spiritual dari praktik ibadah dalam Islam yang dihadapi dengan sepenuh jiwa. Namun, dikarenakan seringnya para pendidik agama Islam mengabaikan aspek spiritual, dan terlalu menekankan pada aspek legal formalnya, maka pembelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah
terkesan hanya bersifat dogmatis . Akibatnya pembelajaran Fikih seperti terlepas dari ruhnya yang bisa menjadi pembentuk al-akhlak al-karimah lewat pembiasaan berdisiplin dalam beribadah dan penghayatannya. Disamping itu pada aspek muamalah bisa dikatakan sebagai implementasi dari aspek spiritual yang dibumikan dalam bentuk hubungan dengan sesama manusia yang harmonis, yang aturannya dalam Islam sudah sedemikian lengkap. Fikih bukan sesuatu yang terpisah dari materi yang lainnya, ia adalah bagian integral dari materi Pendidikan Agama Islam yang lain. Jika aspek spiritual dalam ibadah ini bisa ditanamkan pada diri para peserta didik Madrasah Ibtidaiyah, hal ini berarti penanaman secara lebih dini pada penghayatan ibadah telah dilakukan. Penanaman nilai-nilai spiritual pada anak didik secara lebih dini ini dan ditambah dengan kompetensi akademik pada aspek ibadah dan muamalahnya, akan menjadi pondasi yang kokoh dan membentuk generasi yang memiliki kedalaman spiritual plus unggul secara intelektual dan keluhuran akhlak. Sebuah generasi yang siap mengarungi tantangan globalisasi dan krisis multidimensional yang melanda bangsa dan negara Indonesia.
b.
Fungsi Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah berfungsi : 1) Menyiapkan pengetahuan praktis tentang ajaran Islam dalam aspek hukum, baik dalam tata cara beribadah maupun muamalah sebagai pedoman kehidupan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat; 2) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengamlkan ajaran Islam yang diperoleh pada pendidikan sebelumnya untuk dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik; 3) Menyesuaikan
diri
dengan
lingkungannya,
terutama
dilingkungan Madrasah Ibtidaiyah sebagai lembaga pendidikan dasar
yang bercirikan
Islam,
yang
dituntut
memiliki
penguasaan bidang keislaman lebih dibandingkan dengan SD; 4) Menanamkan sikap dan nilai keteladanan terhadap kediaman dan kedisiplinan dalam menjalankan praktik ibadah bagi teman-teman sebayanya diluar MI; 5) Menngkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada allah swt yang telah ditanamkan sejak usia pra sekolah dan pendidikan di lingkungan keluarga agar dapat memperbaiki kesalahan,
kelemahan
dan
kekurangan
serta
mampu
menangkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau
budaya lain yang dapat membahayakan dan menghambat perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya. c.
Tujuan Mata pelajarn Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat : 1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam pribadi dan sosial ; 2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentaun hukum islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dan menjalankan ajaran agama islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah swt, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungan.
d.
Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi : 1) Fikih ibadah, yang menyangkut : pengenalan dan pemahaman tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti : tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji ; 2) Fikih muamalah, yang menyangkut : pengenalan dan pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram, khit an, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam. e.
Standar kompetensi Kompetensi mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah adalah sekumpulan kemampuan minimal yang harus dikuasai
peserta
didik selama belajar, yang tercermin dari prilaku afektif, dan psikomotorik peserta didik dengan didukung oleh kwalitas akademis, yang memadai. Adapun setandar mata pelajaran Fikih kelas V (lima) dijabarkan sebagai berikut : Standar Kompetensi : mengenal ketentuan makanan dan minuman yang meliputi : menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram: menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya; menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal; dan menjelaskan akibat makanan dan minuman haram. Kompetensi Dasar Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
Menjelaskan binatang yang halal dan haram
Indikator
Materi Pokok
- Menyebutkan pengertian minuman halal - Menyebutkan pengertian minuman halal - Menyebutkan contoh makanan minuman haram - Membaca dasar hukum makanan halal dan haram - Membedakan makanan minuman yang halal dan haram - Membaca dasar hukum binatang halal dan haram - Menyebutkan pengertian
Makanan minuman halal dan haram
Menjelaskan binatang yang halal dan haram
dagingnya
Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal
Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram
binatang halal - Menunjukkan ciri-ciri binatang halal - Menyebutkan contoh hewan halal - Menyebutkan penegrtian binatang haram - Menunjukkan ciri-ciri binatang haram - Menyebtukan contoh hewan haram - Membaca dasar hukum mengkonsumsi makanan/minuman halal - Menyebutkan manfaat mengkonsumsi makanan halal dan minuman halal bagi kesehatan dan agama - Membaca dasar hukum larangan menkonsumsi haram - Menyebutkan alasan larangan mengkonsumsi makanan/minuman haram - Menyebutkan jenis penyakit akibat mengkonsumsi makanan dan minuman
dagingnya
Hikmah mengkonsumsi makanan/minuman halal
Mencari contoh kondisi negatif yang disebabkan faktor makanan dan minuman
Standar Kompetensi : mengenal ketentuan kurban, yang meliputi; menjelaskan ketentuan kurban; dan mendemonstrasikan tata cara kurban Kompetensi Dasar Menjelaskan ketentuan kurban
Indikator Materi Pokok - Menyebutkan Kurban pengertian kurban - Menunjukkan hukum berkurban - Menunjukaan waktu pelaksanaan kurban - Menyebutkan hewanhewan yang dikurbankan
- Menjelaskan secara sederhana pembagian hewan kurban - Menjelaskan hikmah kurban Mendemonstrasikan - Menyebutkan tata cara Memperagakan tata cara kurban menyembelih binatang tata cara - Mendemonstrasikan berkurban tata cara kurban
Standar Komptensi : Mengenal tata cara ibadah haji, yang meliputi; menjelaskan tata cara haji; dan mendemonstrasikan tata cara haji. Kompetensi Dasar Menjelaskan tata cara haji
Indikator Materi Pokok - Menyebutkan Menjelaskan pengertian haji tata cara haji - Menunjukkan hukum haji - Menyebutkan waktu pelaksanaan\menyebutk an haji - Menyebutkan syarat haji - Menyebutkan rukun haji - Menyebutkan suna haji Mendemonstrasikan - Menyebutkan urutan tata cara haji pelaksanaan haji - Mempraktikkan cara mengenakan pakaian ihrom - Memperagakan tata cara (manasik) haji
f.
Penilaian Untuk mengetahui penguasaan masing-masing kompetensi mata pelajaran Fikih di atas, diperlukan rambu-rambu penilaian sebagai berikut :
1) Penilaian digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran 2) Penilaian dilakukan mencakup kemajuan belajar dan hasil belajar, yang terdiri atas ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik ; 3) Penilaian kemajuan belajar merupakan kumpulan informasi tentang tingkat kemajuan yang dicapai peserta didik dalam menguasai sebuah kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam waktu tertentu ; 4) Penilaian hasil belajar Fikih adalah kumpulan iformasi untuk menentukan tingkat penguasaan suatu standar kompetensi yang meliputi ;pengetahuan, sikap, dan nilai. Penilaian hasil belajar ini digunakan untuk menentukan seorang peserta didik bisa atau tidak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya ; 5) Penilaian hasil belajar Fikih dilakukan dengan melalui pengamatan terhadap perubahan prilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan keprbadian peserta didik; serta ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik ; 6) Penilaian hasil belajar Fikih oleh pendidik bisa menggunakan berbagai teknik penilaian,
seperti : tes,
unjuk kerja
(performance), penugasan (project), observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik.
C.
Metode Index Card Match 1.
Pengertian Metode Salah satu penentu dalam proses pembelajaran adalah metode. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar kearah yang ingin dicapai. Strategi pembelajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, metode yang ditetapkan oleh seorang guru baru mendapat suatu hasil yang optimal, jika metode itu dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Berikut ini pendapat beberapa ahli tentang pengertian metode, yaitu : a.
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “methodos”. Kata ini terdiri atas dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Armai Arief, 2002: 40).
b.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. ( Sanjaya, 2006: 7).
c.
Metode adalah cara yang didalamnya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi murid (metode belajar). ( Surakhmad, 1994: 96). Dari beberapa definisi tentang metode di atas bahwa metode
adalah merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Makin baiknya dan tepat sebuah metode digunakan makin baik pula dalam pencapaian tujuan. Sehingga hasilnya akan maksimal sesuai dengan yang diharapkan. 2.
Metode Index Card Match Telah diuraikan dimuka bahwa penggunaan metode dapat mempengaruhi terhadap proses belajar-mengajar serta keberhasilan dan hasil belajar yang dicapai. Maka disini peneliti atau penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas V (lima) Madrasah Ibtidaiyah dengan menggunakan metode Active Learning yaitu metode Index Card Match / pencocokan kartu indeks dengan harapan agar terjadi peningkatan hasil belajar. Metode Index Card Match
merupakan sebuah strategi
pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif, serta menjadikan belajar tidak terlupakan dengan cara meninjau ulang materi pelajaran yanag telah dipelajari. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis kepada temannya. Setrategi pembelajaran ini
digunakan dengan melibatkan siswa dengan harapan agar materi yang telah disampaikan dapat lebih banyak melekat di dalam pikiran dari pada materi yang tidak, hal itu karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya didalam otak. (Silberman, 2006: 250). Langkah-langkah penerapan metode Index Card Match yaitu sebagai berikut : a.
Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.
b.
Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diperlukan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan, setiap kertas satu pertanyaan.
c.
Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat.
d.
Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
e.
Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktifitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta aka mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
f.
Mintalah peserta untuk mencari pasangannya jila sudah ada yang menemukan
pasangannya,
mintalah
mereka
untuk
duduk
berdekatan jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman lain. g.
Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan mintalah setiap pasangan bergantian memabacakan soal yang diperoleh
secara
bergantian
kepada
teman-teman
lainnya.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya, demikian seterusnya. h.
Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut. (Ismail , 2008: 81-82). Tujuan penerapan strategi pembelajaran Index Card Macth ini
adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok pelajaran. Dengan cermat dan kuatnya pemahaman siswa serta pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang tepat memungkinkan proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan mampu memberikan peningkatan prestasi belajar bagi siswa.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Penelitian dilaksanakan di MI Negeri Tirto Kecamatan Salam pada kelas V dengan mata pelajaran Fikih . Siklus I penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011 dengan pokok bahasan tentang Kurban yang diikuti oleh 24 siswa,yaitu 11 putra dan 13 putri. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut: a. Refleksi awal yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan pemantauan dan evaluasi terhadap pembelajaran Fikih yang selama ini dilakukan. Hasilnya menunjukkan adanya kelemahan serta kurangnya minat siswa dalam belajar. Hal itu dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang nilainya kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ), secara klasikal itu menunjukkan belum adanya ketuntasan belajar; b. Menentukan akar permasalahan dan mengkaji metode yang selama ini dipergunakan, yaitu kurangnya minat dan hasil belajar siswa karena strategi proses belajar mengajarnya monoton dan masih menggunakan metode konvensional ( ceramah, tanya jawab, tugas ); c. Menyusun kegiatan penelitian yang dilengkapi dengan Rencana Program Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan
instrumen
pengumpulan
data
selama
penelitian
tindakan
ini
dilaksanakan; d. Menyiapkan bahan ajar dan buku-buku lain yang relevan dengan materi yang akan disampaikan. 2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian ini, kegiatan belajar mengajar masih menggunakan strategi pembelajaran sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang masih menggunakan metode konvensional (metode ceramah, Tanya jawab, penugasan). Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi: a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam; b. Guru mengabsen siswa; c. Guru melakukan apersepsi; d. Guru menerangkan materi pembelajaran Fikih dengan pokok bahasan tentang kurban; e. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas; f. Kemudian guru bertanya kepada siswa dan mereka menjawab pertanyaan dari guru; g. Selanjutnya guru memberikan tugas secara individu berupa soal chek point dan Essay; h. Setelah selesai guru membahas soal-soal latihan bersama siswa untuk mengetahui sejauhmana penguasaan siswa terhadap materi yang telah disampaikan; i. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran terhadap hasil belajar Fikih dengan menggunakan metode konvensional (metode ceramah, tanya jawab, penugasan). Dalam observasi ini peneliti bekerjasama dengan guru pengampu mata pelajaran fikih kelas V yaitu Bapak Badrun Zaman, peneliti bertindak sebagai pengamat sedang guru pengampu bertindak sebagai tutor. Hasilnya, kebanyakan siswa yang duduk di belakang kurang memperhatikan. Mereka ada yang berbicara dengan teman yang duduk disebelahnya. Sementara itu justru ada yang asyik bermain sendiri. Ketika ditanya tentang materi Fikih yang telah disampaikan, kebanyakan siswa yang duduk di belakang tidak paham sehingga mereka tidak menjawab pertanyaan. 4. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus I, hasil belajar siswa belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai rata-rata dari kegiatan pembelajaran sebagian siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Baru sebagian kecil siswa yang aktif dalam bertanya serta menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung. Ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, siswa terlihat sibuk sendiri, dan suasana kelas menjadi gaduh. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode konvensional belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Fikih. Maka pada siklus II peneliti mencoba memperkenalkan strategi pembelajaran baru yaitu Active Learning dengan menerapkan metode Index Card Match.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Pada siklus II ini penelitian dilaksanakan di MI Negeri Tirto Kecamatan Salam pada tanggal 16 Mei 2011 dengan mata pelajaran Fikih yang diikuti oleh 24 siswa,yaitu 11 putra dan 13 putri dengan pokok bahasan tentang Kurban. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Dalam tahap perencanaan tercakup kegiatan sebagai berikut: a. Refleksi
kedua,
peneliti
melakukan
perenungan
pembelajaran
berdasarkan hasil evaluasi terhadap pembelajaran Fikih pada siklus pertama yang masih ada kelemahan; b. Menentukan akar permasalahan dan mengkaji kelemahan pembelajaran pada siklus I, yang sebagian besar siswa masih kurang memperhatikan proses belajar mengajar Fikih. Peneliti mencoba menggunakan strategi pembelajaran baru yaitu Active Learning dengan menggunakan metode Index Card Match; c. Menyusun perbaikan Rencana Program Pembelajaran (RPP) sesuai dengan pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian tindakan ini dilaksanakan; d. Mempersiapkan potongan-potongan kertas sejumlah siswa dalam kelas, yang sebagian berisi pertanyaan bagian yang lain berisi jawaban.
2. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian pada siklus II ini peneliti menggunakan strategi pembelajaran active learning dengan menggunakan metode Index Card Match. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi: a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam; b. Guru mengabsen siswa; c. Guru melakukan apersepsi; d. Guru
memperkenalkan
dan
menjelaskan
pelaksanaan
strategi
pembelajaran active learning yang menggunakan metode Index Card Match; e. Kemudian guru melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan cara membagikan potongan-potongan kertas yang berisi pertanyaan dan potongan-potongan kertas lain yang berisi jawaban; f. Selanjutnya siswa mencari pasangan masing-masing yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban; g. Setelah semua peserta menemukan pasangannya, kemudian siswa duduk berdekatan dan setiap pasangan secara bergantian membacakan soal dan jawaban yang diperoleh dengan suara keras kepada teman yang lain, sampai semua siswa mendapatkan giliran; h. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil pelaksanaan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match;
i. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa secara individu berupa soal check Point dan Essay. j. Guru mengklarifikasi dan membuat kesimpulan serta tindak lanjut; k. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Pengamatan/Pengumpulan Data Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar Fikih. Dalam observasi ini peneliti bekerja sama dengan guru pengampu mata pelajaran Fikih, peneliti bertindak sebagai guru sedang guru
pengampu
pembelajaran
bertindak
dengan
sebagai
menggunakan
pengamat. metode
Setelah
Index
Card
diamati Match
menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa. Ada beberapa siswa aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, namun masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. Melalui beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada siswa ada sebagian siswa belum memahami tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. 4. Refleksi Hasil dari siklus II dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match menunjukkan adanya kemajuan dibanding dengan siklus I. Siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebagian siswa sudah aktif bertanya dan menjawab pertanyaan, hasil
belajar siswa sudah menunjukkan adanya peningkatan, namun masih ada beberapa siswa yang kurang memahami pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. Dengan melihat perkembangan proses pembelajaran pada siklus II ini, maka masih perlu dilakukan perbaikan terhadap pembelajaran selanjutnya. Masih terdapat beberapa siswa yang malu karena mendapat pasangan lawan jenis, sehingga perhatian mereka menjadi berkurang. Kemudian guru menjelaskan bahwa pembelajaran ini ditujukan untuk melatih siswa agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap materi yang telah disampaikan.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus III penelitian ini dilaksanakan di MI Negeri Tirto Kecamatan Salam dengan mata pelajaran Fikih pada tanggal 22 Mei 2011 yang diikuti oleh 24 siswa,yaitu 11 putra dan 13 putri dengan pokok bahasan tentang Haji. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Rencana yang direvisi Pembelajaran pada siklus III ini diawali dengan penjelasan secara rinci tentang pelaksanaan pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match.
2. Pelaksanaan Langkah-langkah dan tahapan pelaksanaan penelitian pada siklus III ini meliputi: a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam; b. Guru berdo’a bersama dengan siswa yang dipimpin oleh salah satu siswa; c. Guru mengabsen siswa; d. Guru melakukan apersepsi; e. Guru menjelaskan kepada siswa tentang materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match; f. Guru membagikan potongan-potongan kertas yang berisi pertanyaan dan potongan-potongan kertas lain yang berisi jawaban kepada semua siswa; g. Siswa mencari pasangannya masing-masing yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban, kemudian mereka duduk berdekatan; h. Kemudian setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya. i. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya maupun mengutarakan pendapatnya terhadap hasil pelaksanaan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match; j.
Kemudian guru memberikan tugas berupa latihan soal yang sesuai dengan materi yang telah disampaikan melalui metode Index Card Match;
k. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan, guru mengadakan evaluasi apakah ada peningkatan hasil belajar dari siklus III bila dibandingkan dengan siklus I dan II; l. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 3. Pengamatan/Pengumpulan Data Selama pembelajaran berlangsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar materi pelajaran Fikih. Dalam observasi peneliti bekerja sama dengan guru pengampu mata pelajaran Fikih kelas V yaitu bapak Badrun Zaman, peneliti bertindak sebagai guru sedang guru pengampu bertindak sebagai pengamat. Setelah diamati pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa. Siswa sudah tidak merasa malu/canggung walaupun berpasangan dengan lawan jenis. Mereka terlihat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. 4. Refleksi Hasil dari siklus III dalam pembelajaran Fikih dengan pokok bahasan tentang Haji dengan menggunakan metode Index Card Match menunjukkan adanya kemajuan. Siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari nilai ulangan kegiatan siswa yang menunjukkan bahwa nilai sebagian besar siswa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus Hasil
penelitian ini menunjukkan tentang hasil belajar siswa yang
terdiri atas respon perhatian, keaktifan, dan hasil belajar siswa. Keaktifan siswa ini meliputi: menjawab pertanyaan, bertanya, mengemukakan pendapat, dan mengerjakan latihan soal. Pada siklus I proses belajar mengajar Fikih kelas V (lima) MI Negeri Tirto Kecamatan Salam peneliti masih menggunakan metode konvensional ( ceramah, tanya jawab, tugas ). Sedangkan pada siklus II dan III peneliti menggunakan metode Index Card Match. Berikut ini diuraikan deskripsi dari siklus I-III, yaitu : 1. Deskripsi Siklus I a. Tujuan Siklus I 1) Untuk mengetahui perhatian siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode konvensional ; 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode konvensional ; 3) Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Fikih dengan menggunkan metode konvensional ; b. Hasil Siklus I Hasil pengamatan pada siklus I ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini :
Tabel 1 Perhatian Siswa
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA SISWA
KEMUNCULAN RESPON PERHATIAN PADA SIKLUS I YA
TIDAK
7 29,17%
17 70,83%
Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi Adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata
Pada tabel 1, perhatian siswa diketahui yang merespon terhadap proses pembelajaran rata-ratanya 29,17 %, sedangkan yang tidak merespon 70,83%. Menurut kategori perhatian berarti siswa dalam mengikuti proses pembelajaran perhatiannya masih kurang .
Tabel 2 Keaktifan Siswa NO
Aspek yang Diamati
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Keaktifan bertanya
4
16,67
2.
Mengemukakan pendapat
2
8,33
3.
Menjawab Pertanyaan
7
29,17
4.
Mengerjakan Latihan
24
100,00
Rata-rata
38,54
Pada tabel 2 ini, keaktifan siswa diketahui yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran rata-ratanya 38,54 %. Menurut kategori keaktifan, berarti siswa dalam mengikuti proses pembelajaran siswa belum aktif. Tabel 3 Hasil Belajar Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
NAMA SISWA Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi Adi Cahyono Riris Aji Prasetiya
SIKLUS I 60 65 70 80 75 50 75 65 75 65 60 75 50 60 80 75 75 75
19 20 21 22 23 24
Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah
65 75 70 65 70 75 1650 68,75 80 50
Pada tabel III diketahui hasil belajar siswa belum memuaskan nilai rata-rata kelas yaitu 68,75 dan masih ada sekitar 10 siswa dengan rentang nilai 50-65 dan nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedang KKMnya 70. Ini berarti secara klasikal belum ada ketuntasan belajar. Dari tabel 1, 2, dan 3 pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Selama proses pembelajaran di kelas masih ada sebagian besar siswa yang kurang memperhatikan bahkan belum aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan dan juga belum berani mengemukakan pendapat. 2. Deskripsi Siklus II a. Tujuan Siklus II 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match ; 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match ; 3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match ;
b. Hasil Siklus II Hasil pengamatan pada siklus II ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini : Tabel 4 Perhatian Siswa
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA SISWA Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata
KEMUNCULAN RESPON PERHATIAN PADA SIKLUS II YA
TIDAK
13 54,17%
11 45,83%
Pada tabel 4 perhatian siswa diketahui yang merespon terhadap proses pembelajaran rata-ratanya 54,17 %, sedangkan yang tidak
merespon 45,83%. Menurut kategori perhatian berarti siswa dalam mengikuti proses pembelajaran cukup memperhatikan. Tabel 5 Keaktifan Siswa NO
Aspek yang Diamati
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Keaktifan bertanya
5
20,83
2.
Mengemukakan pendapat
3
12,50
3.
Menjawab Pertanyaan
9
37,50
4.
Mengerjakan Latihan
24
100,00
Rata-rata
42,71
Pada tabel 5 keaktifan siswa, diketahui keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran rata-ratanya 42,71%. Menurut kategori
keaktifan
berarti
siswa
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran cukup aktif Tabel 6 Hasil Belajar Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
NAMA SISWA Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin
SIKLUS II 60 85 90 90 80 75 80 80 90 90 90 80 60 75
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi Adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
100 90 90 90 80 90 90 60 85 90 1990 82,92 100 60
Pada tabel 6 diketahui hasil belajar siswa cukup baik, nilai ratarata kelas yaitu 82,92 nilainya sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai serta menunjukkan adanya peningkatan dari pada siklus I, walaupun masih ada 3 siswa yaitu, Dwi Feri Yudiantoro,
Maya Dwi
Anggraini, dan Purnomo Saiful Mujab yang nilainya masih dibawah KKM dengan nilai 60. Dari tabel 4, 5, dan 6 pada siklus II ini sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar
yang cukup baik. Selama proses
pembelajaran di kelas beberapa siswa sudah aktif memperhatikan, sudah ada siswa yang berani bertanya, menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapat, diantaranya Budiyanto, Muhamad Nur Rohim, Adinda Dewani Surya G., Arifah Kusuma Wardani,Hayu Wardanisati, Hesti Nur Hayati, Listianasari, Pandega Abyan Z., Rico
Yuska Prasetiya, Rifki Dwi adi Cahyono, Riris Aji Prasetiya, Safira Lestari, Yuda Irawan, Rizki Wulandari, Nadia Dewi. Namun sebagian siswa masih kurang memperhatikan sehingga hasilnya kurang maksimal. 3. Diskripsi Siklus III a. Tujuan Siklus III 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match ; 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match ; 3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih dengan menggunakan metode Index Card Match ; b. Hasil Siklus III Hasil siklus III dapat diketahui pada tabel di bawah ini : Tabel 7 Perhatian Siswa
NO
NAMA SISWA
KEMUNCULAN RESPON PERHATIAN PADA SIKLUS III YA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati
TIDAK √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
√ √
Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi Adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18 75,00%
6 25,00%
Pada tabel 7 perhatian siswa, diketahui yang merespon terhadap proses pembelajaran rata-ratanya 75,00 %, sedangkan yang tidak merespon 25,00%. Menurut kategori perhatian berarti dalam mengikuti proses pembelajaran siswa memperhatikan dengan baik. Tabel 8 Keaktifan Siswa NO
Aspek yang Diamati
Frekuensi
Prosentase (%)
1.
Keaktifan bertanya
10
41,67
2.
Mengemukakan pendapat
5
20,83
3.
Menjawab Pertanyaan
11
45,83
4.
Mengerjakan Latihan Rata-rata
24
100,00 52,08
Pada tabel 8 keaktifan siswa, diketahui siswa yang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran rata-ratanya 52,08%. Menurut kategori keaktifan berarti dalam mengikuti proses pembelajaran siswa sudah aktif.
Tabel 9 Hasil Belajar Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA SISWA Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi Adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
SIKLUS III 65 85 90 100 80 80 90 90 95 95 95 90 60 85 100 90 90 95 95 95 90 65 95 90 2105 87,71 100 60
Pada tabel 9 ini diketahui bahwa hasil belajar siswa sudah baik dengan rata-ratanya 89,17 hasil tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus II. Hasil nilai belajar ini menunjukkan
adanya ketuntasan belajar yang mencapai 95,83%, atau sekitar 23 siswa yang tuntas belajar. Dari tabel 7, 8, dan 9 pada siklus III ini sudah menunjukkan hasil yang baik. Siswa sudah memperhatikan yang dibuktikan dengan keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, serta menjawab pertanyaan.
B. Pembahasan Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara belajar dengan menggunakan strategi Active Learning yang menerapkan metode Index Card Match memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkat dan mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Untuk mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut ini disampaikan beberapa tabel antara lain perhatian siswa, keaktifan siswa, dan belajar siswa. Tabel 10 Perhatian SIKLUS
JUMLAH
PROSENTASE
1
7
29,17%
II
13
54,17%
III
18
75,00%
38
52,78%
Jumlah Perhatian Siswa
Tabel 11 Keaktifan Siswa SIKLUS
JUMLAH
1 II III
38,54% 42,71% 52,08% Tabel 12 Hasil Belajar
SIKLUS 1 II III
HASIL BELAJAR Jumlah Rata-rata 1650 68,75 1990 82,92 2105 87,71
PROSENTASE 58,33% 87,50% 95,83%
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I, II, dan III bahwa perhatian, keaktifan, dan hasil belajar pada mata pelajaran Fikih dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sebelum diterapkannya metode Index Card Match (metode konvensional) pada siklus I perhatian, keaktifan dan hasil belajar masih rendah yakni : a. Perhatian, pada proses belajar mengajar dari 24 siswa yang merespon pembelajaran sebesar 29,17%, sementara yang tidak merespon 70,83%; b. Keaktifan, pada proses belajar mengajar dari 24 siswa yang aktif sebesar 38,54%, sementara yang belum aktif sebesar 61,46%; c. Hasil belajar, pada proses belajar mengajar dari 24 siswa yang telah mencapai KKM sebesar 58,33%, sementara yang belum 51,17%. 2. Setelah diterapkannya metode Index Card Match maka terdapat peningkatan prestasi belajar Fikih pada kelas V MI Negeri Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011 Berikut ini tabel perhatian keaktifan dan hasil belajar siswa dari siklus I, II, dan III :
Siswa yang memenuhi standar No
Uraian Siklus I
Siklus II
Siklus III
1.
Perhatian
29,17%
54,17 %
75,00 %
2.
Keaktifan
38,54%
42,71 %
52,08 %
3.
Hasil Belajar
58,33%
87,50 %
95,83 %
Keterangan : Perhatian siswa pada proses belajar mengajar pada siklus : a. Perhatian siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 25,00% dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 20,83% ; b. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 4,17 % dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 9,27 % ; c.Hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar pada siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 29,17% dan dari siklus II ke siklus III terjadi peningkatan 8,33% .
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh agar proses belajar mengajar Fikih lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar, guru sebaiknya mengaktifkan siswa, salah satunya dengan menggunakan strategi Active Learning yang menerapkan metode Index Card Match ; 2. Untuk mengaktifkan siswa perlu melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar ; 3. Guru menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar ; 4. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut agar prestasi belajar siswa lebih baik ; 5. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
A. M. Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1991. Rineka Cipta.
Psikologi Belajar.
Jakarta : PT
Arief, Armai . 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Pers. Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Ash-Shiddiqiy, Hasby. 1999. Pengantar Ilmu Fikih. Semarang. PT. Pustaka Riska Putra. Baharudin, Wahyuni Nur Esa. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media Bahri Djamhara, Saiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta. Bakry, Nazar Sidi. 2003. Fikih dan Ushul Fikih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Robbani Press. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2010. Kementrian Agama RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Hanafi, A. 1989. Pengantar dan Syarah Hukum Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang. Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Purwanto, Ngalim. 2003. Psycologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana Predana Media. Siberman, Mell. 2006. Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Nusantara. SM, Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Ilmu Agama Islam Berbasis PAIKEM. Jakarta : Rasail Media Group.
Standar Nasional Pendidikan beserta Delapan Peraturan-peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2009. Yogyakarta : CV Karya Mulia. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Baru Algesindo Ofset.
Sinar
Supardi. 2008. Classroom Action Research Beserta Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Usman, Uzzer, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
KEMENTERIAN AGAMA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI TIRTO Tirto, Salam, Kab. Magelang 56484 (Tlp. 0293 5529871)
Nomor : Mi.11.04/HM.01/151/2011 Lamp
: -
Hal
: Pemberian Izin Penelitian
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Berdasarkan
surat
dari
STAIN
Salatiga
Nomor:
Sti.24/K-
1/TL.01/1440/2011 tanggal 25 Juni 2011 tentang permohonan Izin Penelitian atas nama Subban Lathif. Maka dengan ini saya selaku Pelaksana Tugas Kepala MIN Tirto Kab.Magelang memberikan izin kepada Nama
:
Subban Lathif, A.Ma
NIM
:
11409056
Mahasiswa
:
STAIN Salatiga
Jurusan
:
Tarbiyah
Program Studi
:
Pendidikan Agama Islam
Untuk melakukan penelitian di madrasah kami sebagai syarat pembuatan Skripsi dalam rangka penyelesaian studi Program S.I di STAIN Salatiga. Demikian surat ini kami buat agar digunakan sebagaimana mestinya. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tirto, 26 Juni 2011 Pelaksana Tugas Kepala Madrasah
Abdul Aziz, S.Ag. NIP. 19690604 1998031 002
Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I METODE KONVENSIONAL
Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: MI Negeri Tirto : Fiqih : V (lima) / 2 : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 2. Mengenal Ketentuan Qurban B. Kompetensi Dasar 2.1. Menjelaskan Ketentuan Qurban C. Indikator Pembelajaran v Siswa dapat menyebutkan arti Qurban secara tepat; v Siswa dapat menyebutkan pengertian Qurban menurut istilah secara benar ; v Siswa dapat menyebut dan mengucapkan dalil tentang Qurban dengan tepat ; v Siswa dapat menjelaskan tentanf waktu pelaksanaan Qurban dengan benar. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menjelaskan arti qurban menurut bahasa, pengertian qurban menurut istilah dan waktu-waktu pelaksanaan qurban. E. Materi Pembelajaran 2.1.1. Pengertian Qurban 2.1.2. Waktu Pelaksanaan Qurban F. Metode Pembelajaran Ø Ceramah Ø Tanya Jawab Ø Penugasan G. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit ) · Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a ; · Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang qurban ; · Motivasi, membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran siswa untuk menguasai materi tentang qurban ; · Menyiapkan siswa untuk menyiapkan buku fiqih.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit ) · Eksplorasi : guru meminta masing-masing siswa membaca buku teks Fiqih tentang qurban ; · Konfirmasi : Guru meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil temuan tentang qurban ; · Elaborasi : Guru melakukan tanya jawab tentang qurban. 3. Kegiatan Penutup ( 10 menit ) · Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang qurban ; · Melontarkan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi qurban ; · Siswa menyalin kesimpulan didalam buku catatan masing-masing. · Tindak lanjut H. Alat dan Sumber Belajar v Buku Fiqih : Tiga Serangkai v Buku Kamus I.
Penilaian a. Teknik : Tes b. Bentuk : Cek point dan Eassay c. Instrument : Terlampir
Tirto, 9 Mei 2011 Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Mata Pelajaran Fiqih
Abdul Aziz, S.Ag NIP. 19690604199803 1 002
Subban Lathif, A.Ma NIP.
Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II METODE INDEX CARD MATCH
Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: MI Negeri Tirto : Fiqih : V (lima) / 2 : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 2. Mengenal Ketentuan Qurban B. Kompetensi Dasar Menjelaskan Ketentuan Qurban C. Indikator Pembelajaran v Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat hewan untk qurban dengan tepat ; v Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat hewan untuk qurban dengan benar. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menyebutkan dan menjelaskan syarat-syarat hewan untuk qurban. E. Materi Pembelajaran 2.1.3 syarat-syarat hewan qurban F. Metode Pembelajaran Ø Strategi Active Learning Index Card Match ( mencocokkan kartu soal-jawab yang benar ) G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal ( 10 menit ) · Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a ; · Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang qurban ; · Motivasi, meembangkitkan minat siswa tentang materi qurban ; · Menyiapkan siswa untuk menyiapkan buku fiqih. 2. Kegiatan Inti ( 60 menit ) · Guru memperkenalkan dan menjelaskan pppelaksanaan strategi pembelajaran Active Learning yang menggunakan metode Index Card Match ; · Guru membagikan potongan-potongan kertas kepada siswa yang berisi satu pertanyaan dan potongan-potongan yang berisi jawaban ;
· ·
·
·
Guru mempersilahkan siswa untuk mencari pasangan masing-masing yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban ; Setelah menemukan pasangannya kemudian siswa duduk berdekatan dan setiap pasangan secara bergantian membacakan soal dan jawaban yang diperoleh dengan suara keras kepada teman yang lain ; Siswa diberi kesempatan untuk bertanya maupun mengemukakan pendapatnya terhadap pembelajaran yang menggunakan metode Index Card Match ; Guru memberi tugas secara individu yang bebentuk chek point dan essay.
3. Kegiatan Akhir ( 10 menit ) · Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang qurban ; · Siswa menyalin kesimpulan didalam buku catatan masing-masing ; · Tindak lanjut · Guru menutup dengan salam. H. Alat / Sumber Belajar v Buku materi pelajarn Fiqih untuk kelas V (lima) halaman........ penerbit Tiga Serangkai v Kitab Kifayatul Akhyar v Potongan-potongan kertas soal-jawab. I.
Penilaian a. Teknik b. Bentuk c. Instrument /conto soal
: Tes : Cek point dan Eassay : Terlampir Tirto, 16 Mei 2011
Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Mata Pelajaran Fiqih
Abdul Aziz, S.Ag NIP. 19690604199803 1 002
Subban Lathif, A.Ma NIP.-
\Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) III METODE INDEX CARD MATCH Nama Madrasah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: MI Negeri Tirto : Fiqih : V (lima) / 2 : 2 x 40 menit
A. Standar Kompetensi 3. Mengenal Tata cara Ibadah Haji B. Kompetensi Dasar 3.1. Menjelaskan tata cara ibadah Haji C. Indikator Pembelajaran v Siswa dapat menjelaskan pengertian haji dengan benar ; v Siswa dapat menyebutkan waktu pelaksanaan haji dengan tepat ; v Siswa dapat menjelaskan tentang syarat-syarat haji dengan benar ; v Siswa dapat menjelaskan tentang syarat wajib haji dengan benar ; v Siswa dapat menjelaskan tentang rukun haji denagn benar. D. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini siswa diharapkan mampu menjelaskan Pengertian, waktu dan tata cara haji dengan benar. E. Materi Pembelajaran 3.1.1 Pengertian Haji 3.1.2 Waktu Pelaksanaan Haji 3.1.3 Tata cara Pelaksanaan Haji F. Metode Pembelajaran Ø Strategi Active Learning Index Card Match ( mencocokkan kartu soal-jawab yang benar ) G. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal ( 10 menit ) · Memulai dengan salam, menyapa siswa dan berdo’a ; · Appersepsi, mengajukan pertanyaan tentang qurban ; · Motivasi, meembangkitkan minat siswa tentang materi qurban ; · Menyiapkan siswa untuk menyiapkan buku fiqih.
2. Kegiatan Inti ( 60 menit ) · Guru memperkenalkan dan menjelaskan pppelaksanaan strategi pembelajaran Active Learning yang menggunakan metode Index Card Match ; · Guru membagikan potongan-potongan kertas kepada siswa yang berisi satu pertanyaan dan potongan-potongan yang berisi jawaban ; · Guru mempersilahkan siswa untuk mencari pasangan masing-masing yang sesuai dengan pertanyaan dan jawaban ; · Setelah menemukan pasangannya kemudian siswa duduk berdekatan dan setiap pasangan secara bergantian membacakan soal dan jawaban yang diperoleh dengan suara keras kepada teman yang lain ; · Siswa diberi kesempatan untuk bertanya maupun mengemukakan pendapatnya terhadap pembelajaran yang menggunakan metode Index Card Match ; · Guru memberi tugas secara individu yang bebentuk chek point dan essay. 3. Kegiatan Akhir ( 10 menit ) · Guru memberikan penguatan atas temuan siswa dan menyimpulkan materi tentang qurban ; · Siswa menyalin kesimpulan didalam buku catatan masing-masing ; · Tindak lanjut · Guru menutup dengan salam. H. Alat / Sumber Belajar v Buku materi pelajarn Fiqih untuk kelas V (lima) penerbit Tiga Serangkai v Kitab Kifayatul Akhyar v Potongan-potongan kertas soal-jawab. I.
Penilaian a. Teknik : Tes b. Bentuk : Cek point dan Essay c. Instrument/contoh soal : Terlampir Tirto, 22 Mei 2011 Mengetahui Kepala Madrasah
Guru Mata Pelajaran Fiqih
Abdul Aziz, S.Ag NIP. 19690604199803 1 002
Subban Lathif, A.Ma NIP. -
Lampiran 7 LATIHAN SOAL PTK SIKLUS I A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar ! 1. Arti kata Kurban adalah ......... a. Mendekatkan b. Menyembelih c. Menjauhkan d. merelakan 2. Istilah lain dari kata qurban adalah...... a. Zulhijah b. Udhiyah c. Akiqah d. Walimah 3. Hukum berkurban adalah .......... a. Wajib b. Sunnah c. Makruh d. Boleh 4. Syariat berkurban untuk mengenang pengorbanan ...... a. Nabi Musa c. Nabi Yusuf b. Nabi Muhammad saw d. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail 5. Setiap bulan ................. umat muslim yang mampu menyembelih qurban a. Ramadhan b. Zulhijah c. Syawal d. Zulkaidah 6. Awal waktu menyembelih hewan qurban adalah.......... a. Setelah shalat Idul Adha c. Setelah Shalat Subuh b. Setelah shalat Idul Fitri d. Sebelum Matahari terbenam 7. Nabi Ismail diganti oleh Allah dengan ............ ketika ketika hendak disembelih oleh Nabi Ibrahim as. a. Seekor kambing c. Seekor kebau b. Seekor unta d. Seekor sapi 8. Satu ekor unta atau sapi dapat untuk berkurban oleh .......... a. 3 orang b. 5 orang c. 7 orang d. 9 orang 9. Satu orang hanya dapat berkurban dengan ......... a. 1 ekor ayam c. 2 ekor ayam b. 1 ekor kambing d. 2 ekor kambing 10. Dibawah ini adalah kondisi binatang yang tidak boleh untuk berqurban, kecuali.... a. Pincang b. Gemuk c. Sakit d. Cacat B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan benar 1. Jelaskan pengertian qurban menurut istilah ! 2. Apa pendapat Imam Abu Hanifah tentang hukum qurban ! 3. Jelaskan pendapat sebagian ulama’ tentang waktu-waktu penyembelihan hewan qurban ! 4. Sebutkan ayat Al-Qur’an yang memuat dalil perintah melaksanakan qurban ! 5. Apa pendapat jumhur ulama’ tentang hukum qurban ? jelaskan !
Lampiran 8 LATIHAN SOAL PTK SIKLUS II A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar ! 1. Dibawah ini adalah kondisi binatang yang tidak boleh untuk berkurban, kecuali....... a. Pincang b. Gemuk c. Sakit d. Berumur 4 tahun 2. Tempat penyembelihan hewan kurban lebih utama di ........ a. Kandang hewan c. Tempat dilaksanakan sholat id b. Tempat terbuka d. Dirumah yang berkurban 3. Yang disebut hari Tasyrik adalah tanggal..... a. 13,14,15 Dzulhijjah c. 11,12,13, Syawal b. 11,12,13, Dzulhijjah d. 11,12,13, Zulkaidah 4. Menyembelih hewan qurban harus menggunakan benda ........ a. Tumpul b. Runcing c. Lunak d. Tajam 5. Benda berikut yang boleh digunakan untuk menyembelih hewan qurban adalah.... a. Golok b.Kuku c.Gigi d. Tulang 6. Nabi Muhammad ketika menyembelih hewan qurban membaca....... a. Taawudz b. Hamdalah c. Tahlil d. Basmalah Takbir 7. Umur sapi yang akan diperuntukkan hewan qurban adalah ....... a. 3 tahun b. 5 tahun c. 6 tahun d. 4 tahun 8. Daging qurban sebaiknya dibagikan kepada ....... a. Panitia qurban b. Para ta’mir masjid dan musholla c. Sanak saudar, tetangga, fakir, miskin d. Anak-anak panti asuhan 9. Hewan tidak cacat merupakan............. hewan qurban. a. Rukun b. Wajib c. Syarat d. Sunnah 10. Satu ekor unta dapat untuk berqurban oleh ........ a. 1 orang b. 3 orang c. 5 orang d. 7 orang B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan benar 1. Sebutkan syarat-syarat hewan qurban ? 2. Kita tidak boleh menyembelih hewan yang masih jaza’ah, apa yang dimaksud Jaza’ah ? 3. Untuk beberapa orang ketentuan kurban satu ekor kambing ? 4. Sebutkan benda atau alat yang boleh dijadikan alat penyembelih hewan qurban ? 5. Hewan disembelih harus dengan satu kali potongan, apa maksudnya ?
Lampiran 9 LATIHAN SOAL PTK SIKLUS III A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar ! 1. Haji telah dikenal sejak zaman ....... a. Nabi Ibrahim as. c. Nabi Ismail as. b. Nabi Daud as. d. Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as 2. Haji dan umroh wajib dilaksanakan oleh setiap orang islam yang ....... a. Kaya b. Mampu c. Taat beribadah d. Berilmu 3. Waktu pelaksanaan haji adalah pada bulan.......... a. Syawal b. Zulkaidah c. Zulhijjah c. Semua benar 4. Yang termasuk syarat wajib haji adalah ......... a. Muslim b. Tawaf c. Miqot d. Wukuf 5. Yang termasuk wajib haji adalah ......... a. Bermalam di Mina b. Mampu c. Sai d. Tahalul 6. Kewajiban ibadah haji terdapat dalam Al-Qur’an surah ...... a. Q.S. Ali Imran : 97 c. Q.S. Al-Baqoroh : 197 b. Q.S. Al-Baqoroh : 97 d. Q.S. Ali Imran : 197 7. Sai termasuk dari ........ a. Rukun haji c. Wajib haji b. Rukun haji dan umroh d. Wajib haji dan umroh 8. Pada waktu ihrom kita tidak boleh ........ a. Berburu binatang c. Memakai sorban b. Menggunakan cadar d. Semua jawaban benar 9. Memakai wangi-wangian merupakan ................ pada waktu ihrom. a. Kewajiban b. Sunnah c. Larangan d. Mubah 10. Seseorang yang meninggalkan salah satu rukun haji maka hajinya ....... a. Mabrur b. Sah c. Batal d. Membayar dam B. Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan benar 1. Apa pengertian haji menurut hukum islam ? 2. Kapan mulai diwajibkannya ibadah haji bagi umat islam ? 3. Sebutkan syarat-syarat wajib haji ? 4. Apa yang dimaksud dengan mampu dalam syarat wajibnya haji ? 5. Sebutkan tiga cara melaksanakan haji ?
Lampiran 10
Lembar Observasi Perhatian Siswa
NO
NAMA SISWA
KEMUNCULAN RESPON PERHATIAN PADA SIKLUS YA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata
TIDAK
Lampiran 11 NO
Lembar Observasi Keaktifan Siswa Aspek yang Diamati Frekuensi
1.
Keaktifan bertanya
2.
Mengemukakan pendapat
3.
Menjawab Pertanyaan
4.
Mengerjakan Latihan Rata-rata
Prosentase (%)
Lampiran 12
Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
NAMA SISWA Dwi Feri Yudiantoro Budiyanto Muhamad Nur Rohim Adinda Dewani Surya G. Aditya Wahid Nur Huda Arifah Kusuma Wardani Fitri Wijayanti Hana Nur Afifah Hayu Wardanisati Hesti Nur Hayati Listianasari Mahmudah Maya Dwi Anggraini Muhamad Alfianudin Pandega Abyan Z. Rico Yuska Prasetiya Rifki Dwi Adi Cahyono Riris Aji Prasetiya Riski Khusnanisa Safira Lestari Yuda Irawan Purnomo Saiful Mujab Rizki Wulandari Nadia Dewi Jumlah Rata- rata Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah
HASIL SIKLUS
Lampiran 13 CONTOH KARTU INDEX CARD MATCH
SOAL
JAWAB
Waktu penyembelihan kurban
Setelah sholat Idul Adha
SOAL
JAWAB
Syariat kurban untuk mengenang pengorbanan
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
SOAL
JAWAB
Yang termasuk wajib Haji
Bermalam di Mina
Contoh Proses Belajar Model Konfensional
1. Suasana Ruang Model Konfensional
2. Peserta Didik Mendengarkan Ceramah Guru
Proses Kegiatan Belajar Mengajar Model Active Learning Index Card Match
1. Suasana Ruangan Model Active Learning
2. Peserta Didik Saling Mencari Pasangan Soal Jawab
Lampiran : 15 PROFIL MADRASAH Nama Madrasah
: MI Negeri Tirto
NIS/NSM
: 111133080003
Propinsi
: Jawa Tengah
Otonomi
: Kabupaten Magelang
Kecamatan
: Salam
Desa/Kelurahan
: Tirto
Jalan
:-
Kode Pos
: 56484
Status Madrasah
: Negeri
Akreditasi
: A Tahun 2008
Kegiatan Belajar Mengajar
: Pagi
Bangunan Madrasah
: Milik Sendiri
Luas Bangunan dan Tanah
: 2055 m²
Lokasi Madrasah
: Desa
Mengetahui Pelaksana Tugas Kepala MI Negeri Tirto
Abdul Aziz, S.Ag. NIP. 19690604 199803 1 002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
:
Subban Lathif
Tempat / Tanggal Lahir
:
Magelang, 17 September 1971
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Agama
:
Islam
Nama Ayah
:
Syuhudi
Nama Ibu
:
Masriyah
Pekerjaan
:
Pegawai Negeri Sipil
Alamat
:
Kebonrejo, RT. 03 RW. 02, Girirejo, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Pendidikan
:
MI Islamiyah Girirejo Tahun Lulus 1985 MTs Negeri Kaliangkrik Tahun Lulus 1988 MAN Pekalongan, Tahun Lulus 1991 IAIN Walisongo Semarang, Tahun Lulus 2001