AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS PT. INDOFOOD SUKSES MAMKMUR Tbk DALAM MENGAMPANYEKAN KEGIATAN INDOFOOD RISET NUGRAHA (IRN) BERBASIS SEPULUH KOMODITI UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI 2008/2009
Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas-tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Public Relations Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
Di susun oleh : SHELY CANCERINA NIM : Program Studi : Jurusan :
44205010003 Komunikasi Public Relations
JURUSAN PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Shely Cancerina
NIM
: 44205010003
Fak/Jur
: Fakultas Ilmu Komunikasi / Public Relations
Judul
: Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengkampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi 2008/2009.
Mengetahui,
Pembimbing Skripsi
Ketua Program Studi Public Relations
(Rosady Ruslan SH.MM)
(Marhaeni Fajar Kurniawati,S.Sos,M.Si)
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Shely Cancerina
NIM
: 44205010003
Fak/Jur
: Fakultas Ilmu Komunikasi / Public Relations
Judul
: Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengkampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi 2008/2009.
Mengetahui,
1. Ketua Sidang Marhaeni Fajar Kurniawati,S.Sos,M.Si
(..…………………………...)
2. Penguji Ahli Dra. Isparwati Asri MM
(…………………………….)
3. Pembimbing Skripsi Rosady Ruslan SH.MM
(…………………………….)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Shely Cancerina
NIM
: 44205010003
Fak/Jur
: Fakultas Ilmu Komunikasi / Public Relations
Judul
: Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengkampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi 2008/2009.
Disetujui dan diterima oleh, Pembimbing Skripsi
(Rosady Ruslan SH.MM) Dekan Fakultas
Ketua Program Studi
Ilmu Komunikasi
Public Relations
(Dra.Diah Wardhani, M.Si)
(Marhaeni Fajar Kurniawati S.Sos,M.Si)
iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JURUSAN PUBLIC RELATIONS
ABSTRAK Shely Cancerina 44205010003 Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengkampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi 2008/2009.
V Bab; Halaman; Lampiran Bibliografi(1985-2005) Public relations merupakan profesi penting dalam perusahaan yang mempunyai tugas dan fungsi, yang salah satunya adalah menyelenggarakan kampanye. Dalam kegiatannya Public relations Indofood hanyalah menjalankan kegiatan kampanye yang bertujuan untuk memberikan informasi serta mengajak atau membujuk dan kemudian dilanjutkan oleh CSR Department. Dimana kegiatan ini didasarkan akan adanya masalah diversifikasi pangan serta rendahnya tingkat penelitian di indonesia. Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah untuk mengetahui aktivitas public relations indofood dalam kegiatan IRN. Penelitian ini berdasarkan pada konsep-konsep yang berkaitan dengan komunikasi, public relations, tugas dan fungsi public relations, khalayak public relations, kampanye public relations serta indofood riset nugraha yang merupakan salah satu bentuk dari CSR indofood. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode studi kasus, key informan, dengan data primer menggunakan indept interview dan data sekunder menggunakan studi pustaka. Sehingga definisi konsepnya adalah kampanye public relations, program csr dan filantrophy, indofood riset nugraha, dengan fokus penelitian dan keabsahan data. Hasil penelitian ini menemukan adanya keunikan pada sistem kerja pada kegiatan program IRN, public relations department hanya selaku tim secondary dari csr department, yang melakukan kampanye program irn demi menginformasikan kepada target sasaran hingga tercipta reaksi, dan ketika kampanye pengenalan telah pada batas akhir maka main acara dilakukan oleh csr. Tampak adanya kekurangan yang terjadi sehingga muncul beberapa opini jelek dengan cara kerja csr department.
iv
KATA PENGANTAR Alhamdulillah…rasa syukur yang teramat dalam penulis panjatkan pada ALLAH SWT yang telah memberikan berkah, rahmat, kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini sehingga tugas akhir ini akhirnya dapat selesai pada waktunya. Tugas akhir ini disusun guna meraih gelar sarjana dalam bidang komunikasi dan telah disusun sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dalam tahap penyusunan tugas akhir ini tentu saja penulis tidak luput dari kendala dan kesulitan, namun berkat doa, dukungan, semangat dan bimbingan dari berbagai pihak maka pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Rosady Ruslan SH.MM selaku pembimbing. Tanpa dorongan dan masukan dari bapak kegiatan kampanye ini tidak akan saya pahami dengan baik. Karena itu penulis secara khusus mengucapkan rasa terima kasih yang teramat besar untuk bapak. 2. Seluruh staff Corporate Public Relations Indofood atas segala bantuan dan kemudahan yang telah diberikan. 3. Ibu Diah Wardhani, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana
v
4. Bapak Hardiyanto M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 5. Ibu Marhaeni. F. Kurniawati S.Sos,M.Si selaku ketua Bidang Studi Public Relations, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana. 6. Ibu Agustina Zubair, M.Si selaku Pembimbing Akademik. 7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Public Relations, terima kasih atas semua ilmu yang bapak dan ibu berikan. 8. Seluruh staff TU Fakultas Ilmu Komunikasi atas segala bantuannya. 9. Kedua orang tuaku yang tak pernah letih memberikan doa beserta dukungannya. Dan untuk kedua kakak dan adik ku tercinta terima kasih juga atas doa dan dukungannya. 10. Teman dan sahabat di jurusan Public Relations, khususnya PR 05 yang terlalu sulit dilupakan (Heny, Tami, Ulfa, Damaris, Ice, Aida, semuanya yang tak tersebut). 11. Muh. Ihsan Wiguna terima kasih atas dukungan, doa dan kasih sayangnya dan segala kerepotan yang aku bagi ke kamu, 12. Sahabat, Senoir dan adik-adikku tersayang di HMJ PR Universitas Mercu Buana dan semua yang selalu berdoa supaya aku bisa lulus secepatnya. 13. Nadine dan Aqil, yang selalu menenangkan hati.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini mungkin masih ada kekurangan dan ketidak sempurnaan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Dan pada
vi
akhirnya, semoga apa yang telah ditulis dalam tugas akhir ini bermanfaat bagi mereka yang membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, Agustus 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
i
TANDA LULUS SIDANG
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
iii
ABSTRAKSI
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Perumusan Masalah
11
1.3 Tujuan Penelitian
12
1.4 Signifikansi Penelitian
12
1.4.1 Signifikansi Akademis
12
1.4.2 Signifikansi Praktis
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi
14
2.2 Pengertian Public Relations
18
2.3 Tugas dan Fungsi Public Relations
23
2.4 Khalayak Public Relations
27
2.5 Eksternal Public Relations
30
2.6 Kampanye Public Relations
31
viii
2.6.1 Media Kampaye
36
2.6.2 Tujuan Kampanye Public Relations
39
2.6.3 Sasaran Kampanye Public Relations
40
2.6.4 Kegiatan Kampanye Public Relations
41
2.7 Corporate Social Responsibility
46
2.7.1 Sistematika CSR
46
2.7.2 Manfaat CSR
48
2.8 Indofood Riset Nugraha (IRN)
49
2.8.1 Tujuan Program
50
2.8.2 Bentuk Program
53
2.8.3 Organisasi Indofood Riset Nugraha
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian
58
3.2 Metode Penelitian
59
3.3 Key Informan
59
3.4 Teknik Pengambilan Data
61
3.5 Definisi Konsep
62
3.6 Fokus Penelitian
63
3.7 Teknik Analisa Data
65
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
67
4.1.1 Corporate Governance PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 70
ix
4.1.2 Board Of Commisioners and Board Of Directors PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
71
4.1.3 Logo PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
72
4.1.4 Visi dan Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
72
4.1.5 Penghargaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
73
4.1.6 Product Knowledge PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
74
4.2 Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
79
4.2.1 Visi dan Misi CPR PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
80
4.2.2 Strategi CPR PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
80
4.2.3 Kebijakan Dasar CPR PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 81 4.2.4 Pilar CPR PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
83
4.3 Progran CSR PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
86
4.4 Deskripsi Program Indofood Riset Nugraha (IRN)
88
4.5 Hasil Penelitian Dan Analisa Data
95
4.5.1 Sekilas Tentang Aktivitas PR Indofood Kampanye Program Indofood Riset Nugraha
96
4.6 Analisa Data
108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
114
5.2 Saran
115
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
CURRICULUM VITAE
LAMPIRAN 2
STRUKTUR ORGANISASI CPR PT. IDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAMPIRAN 4
DRAFT WAWANCARA
LAMPIRAN 5
POSTER PEMENANG IRN
LAMPIRAN 6
KLIPING MEDIA CETAK
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI
LAMPIRAN 8
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang juga berdampak pada teknologi pengembangan
industri pangan yang terus maju secara pesat dan menjadikan banyak hal mengalami
perubahan.
Teknologi
menciptakan
suatu
kebutuhan
untuk
perkembangan pangan dan peningkatan gizi masyarakat yang mudah didapat serta dengan harga yang cukup mudah dijangkau baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, karena kemajuan teknologi dalam hal apapun tidaklah kekal dengan seiringnya perubahan alam, maka alangkah baiknya di barengi dengan program-program yang dapat memberikan solusi mengenai perubahan terutama bidang pangan, misalnya melalui riset atau penelitian yang disponsori oleh perusahaan swasta atau negeri. Ketika teknologi yang begitu cepat perkembangan saat ini, mau tidak mau harus mampu beradaptasi atau penyesuaian dengan kecepatan yang terjadi. Menuntut banyaknya kebutuhan pokok, khususnya penggunaan makanan pengganti atau alternatif yang terus tumbuh, kemudian memunculkan gagasan untuk membuat suatu inovasi atau industri bisnis sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengganti makanan pokok. Namun adanya tuntutan itu tidaklah juga membuat suatu tindakan peduli akan hal yang terjadi setelah perubahan teknologi, khususnya dalam pengembangan makanan pokok melalui bahan alternatif sebagai tambahan.
1
2
Dimana
adanya
kemudahan
teknologi
terapan
tkhususnya
bidang
perkembangan pangan sehingga kebutuhan akan makanan alternatif atau tambahan yang diperlukan selain terdapat makanan pokok. Walau sebagian dari masyarakat sebagai konsumen telah terbiasa dengan makanan pengganti, yang mereka olah sendiri dengan bahan yang mereka tahu tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang, nantinya namun bahan pangan pokok tersebut tidaklah mudah lagi di dapatkan. Adanya kekurangan akan kesadaran mengenai masa depan menunjukkan akan kurangnya informasi makanan alternatif yang di terima masyarakat, dimana informasi merupakan hal yang penting untuk membuat suatu perubahan pola makanan yang diharapkan memberikan dampak yang positif. Fenomena akan rendahnya tingkat diversifikasi pangan atau alternatif bidang ketahanan pangan di indonesia, dimana mayoritas masyarakat kita masih menggantungkan beras sebagai sumber pangan utamanya. Padahal dalam konsep ketahanan pangan, diversifikasi pangan merupakan salah satu syarat untuk mencapai ketahanan pangan yang tangguh. Selain konsumsi yang beragam juga pola produksinya bidang pangen yang banyak jenisnya. Dengan demikian, jika suatu saat terjadi kendala dari salah satu bahan pangan pokok(beras) tidak menimbulkan kerepotan, misalnya mengimpor beras yang dapat menimbulkan masalah bagi negara-negara eksportir, khususnya negara berkembang. Lebih jauh, ditinjau dari potensi sumberdaya lokal wilayah, sumberdaya
alam
yang
memiliki
potensi
ketersediaan
pangan
yang
beranekaragam, baik pangan sebagai sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
3
dan mineral. Kita bisa mencermati hal ini, dimana setiap wilayah indonesia mempunyai sumber pangan lokal tersendiri seperti Madura dan Nusa Tenggara dengan produk jagung, Maluku dan Papua dengan produk sagu, Sumatera dengan ubi, Jawa dan Bali serta Sulawesi Selatan dengan produk berasnya. Jadi sebuah hal yang ironis jika kita tidak memanfaatkan kekayaan atau keanekaragaman produk pangan di berbagai daerah. Sebenarnya, progaram diversifikasi pangan telah diluncurkan sejak tahun 1974 dan disempurnakan dengan inpres 20/1979. Namun sampai saat ini belum terlaksana dengan efektif. Banyak hal yang menjadi kendala dalam program ini. Menurut Hariyadi (Purwiyatno Haryadi, Ketua Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta IPB, 2004) setidaknya ada beberapa kendala yang mesti dipetakan dan diperhatikan dalam upaya melakukan diversifikasi pangan ini, yaitu : 1. Tingkat pengetahuan masyarakat kita terutama kelas menengah dan bawah, yang merupakan 80% dari total penduduk kita relatif rendah. Kondisi seperti ini, jelas menjadi kendala yang sangat besar dalam proses komunikasi dalam bidang diversifikasi pangan. 2. Budaya makan adalah kebiasaan makan nasi yang sulit diubah. Bila tidak ada perubahan lingkungan eksternal yang besar, masyarakat akan cenderung mempertahankan kebiasaan yang sudah dilakukan bertahuntahun. Seseorang mengatakan belum makan apabila belum makan nasi, walaupun sudah mengkonsumsi berbagai makanan alternatif. 3. Sudah sejak lama, beras secara sengaja atau tidak sengaja, telah diposisikan sebagai makanan unggulan atau pokok. Beras adalah simbol
4
kemakmuran. Masyarakat yang belum mampu mengkonsumsi beras dianggap sebagai kelompok yang belum makmur. Beras juga diposisikan sebagai komoditas politik atau nilai ekonomi. 4. Harus diakui bahwa beras memiliki rasa yang relatif enak dan mengenyangkan. Dengan kata lain, berbagai bahan makanan alternatif lain belum mampu menyakinkan lidah sebagian besar masyarkat indonesia. Inovasi dalam bidang alternatif pangan yang lain relatif terlambat. Keberhasilan mie siap saji merupakan fenomena yang dapat dijadikan contoh bagi alternatif pangan yang lain. Beberapa bahan alternatif pangan lain relatif tidak terjangkau harganya. Tidak mengherankan jika proses penganekaragaman pangan sangat mudah terjadi untuk masyarakta golongan atas. Masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan, akan memilih makanan yang sesuai dengan kondisi daya beli mereka. Mereka cenderung makan beras dalam jumlah yang banyak dan mengorbankan sebagian makanan komplemen termasuk lauk pauknya. 5. Adalah ketersediaan. Saat ini proses produksi dan distribusi pangan banyak difokuskan kepada beras. Tidak mengherankan, ketersediaan pangan alternatif seringkali dianggap sebagi pelengkap saja. 6. Adalah tidak maksimal peran berbagai stakeholder di luar pemerintah. Tidak cukup intensif bagi industri untuk mengembangkan pangan alternatif. Lembaga-lembaga riset juga belum maksimal dalam melakukan studi-studi pengenbangan alternatif pangan. Stakeholder lain seperti media
5
massa, seringkali tidak memberi dukungan yang maksimal pula dalam memberikan informasi mengenai alternatif pangan. 7. Komitmen
yang
belum
maksimal.
penganekaragaman selama ini masih
Diakui
atau
tidak,
program
bersifat sporadis dan reaktif.
Kurangnya komitmen ini juga terliat tidak ada sasaran yang jelas seperti berapa persen peran beras harus diturunkan sebagai bahan makanan sumber karbohidrat di masa mendatang.1 Dengan mengetahui kendala-kendala diversifikasi pangan seperti ini, membuat perusahan indofood memiliki divisi atau bagian khusus sebagai mediator antara perusahaan dengan masyarakat. Hal ini sangat diperlukan karena sebagai penyambung lidah perusahaan kepada publiknya atau kepada masyarakat dan juga kepada para stakeholdernya. Dapat terlihat siapapun dan dalam event apapun dengan memberikan informasi teknologi pengembangan pangan yang berbentuk apapun dapat mengubah cara pandang dan cara hidup suatu masyarakat banyak, seperti yang perusahaan Indofood lakukan dalam kegiatan perusahaan CSR, dengan memberikan informasi melalui kampanye akan satu event indofood yang mempunyai hasil yang bermanfaat posititif bagi masyarkat luas. Dengan demikian, peran Public Relations semakin dibutuhkan dan memegang peran penting dalam sebuah perusahaan, karena berbagai macam cara yang harus diupayakan untuk menyadarkan, memberdayakan atau secara umum mempengaruhi masyarakat untuk mengubah pola makanan.
1
www.Hupelita.com, Harian Umum Pelita, Urgensi dan Kendala Diversifikasi Pangan, Edisi Jumát 05 Juni 2009
6
Peranan pokok Public Relations dalam perusahaan adalah untuk menciptakan kepercayaan, goodwill dan kejujuran dalam memberikan informasi, serta publikasi yang positif kepada khlayak, dimana aktivitas pemberian informasi itu dapat dilakukan dengan cara sosialisasi dan kampanye. Maka kaitannya kegiatan Public Relations dengan kampanye, menurut Rice dan Paisley dikatakan bahwa kampanye tersebut adalah keinginan seseorang untuk mempengaruhi opini individu dan publik, kepercayaan, tingkah laku, minat, serta keinginan audiensi dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif. Menurut William Albig mendefinisikan komunikasi dalam berkampanye “merupakan proses pengoperan lambang yang bernama antar individu, “suatu lambang yang samasama dimengerti”.2 Kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terlembaga, dimana penyelenggara kampanye pada umumnya bukanlah individu melainkan lembaga atau organisasi. Lembaga tersebut dapat berasal dari lingkungan pemerintah, kalangan swasta atau LSM. Kampanye selalu memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan tersebut sangat beragam dan berbeda antara satu perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Dalam artian umum, kampanye Public Relations tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terus terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang
2
Rosady Ruslan, Kiat dan strategi Kampanye Public Relations (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005, hal. 65
7
positif.3 Kampanye merupakan salah satu kegiatan Public Relations yang dilakukan untuk menyampaikan pesan persuasif kepada khalayak sasaran (target audience). Kampanye juga termasuk media kehumasan yang sering digunakan oleh perusahaan untuk meluncurkan inovasi, produk atau jasa, memberikan informasi lebih dalam kepada konsumen, memantapkan posisinya pada pasar baru, mendemonstrasikan komitmennya pada publik serta dapat juga memperbaiki dan menjaga hubungan baik dengan konsumennya. Proses kampanye Public Relations antara lain merupakan penyebaran informasi, pengetahuan, gagasan, kesadaraan dan ide untuk membangun atau menciptakan kesadaraan dan pengertian melalui teknik komunikasi, sedangkan bentuk komunikasi dalam melakukan kampanye adalah komunikasi interpersonal, komunikasi personal (face to face), komunikasi kelompok (group communications), komunikasi massa (massa communications), komunikasi melalui media massa dan media nirmassa. Bentuk dan proses komunikasi kampanye ini melibatkan konseptor (conseptor skill), teknik komunikasi (technical skill), untuk mempengaruhi komunikan dengan berbagai aspek teknis dan praktis operasional dalam bentuk perencanaan yang praktis dan strategis untuk mencapai tujuan tertentu. Kondisi yang mendukung sukses tidaknya penyampaian pesan (message) tersebut dalam berkampanye, Wilbur Schramm didalam bukunya The Process and Effect Of Mass Communications yang oleh Ruslan, yaitu sebagai berikut: 1.
3
Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian.
Ibid, hal. 65
8
2.
Pesan dirumuskan melalui lambang-lambang yang mudah di pahami atau di mengerti oleh komunikan.
3.
Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi dari komunikasi.
4.
Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi sesuai dengan situasi dan keadaan kondisi dari komunikasi.4 Pesan tersebut berupa ide, pikiran, informasi, gagasan dan perasaan, pikiran
dan perasaan tersebut tidak mungkin dapat diketahui oleh komunikan jika tidak menggunakan suatu “lembaga yang sama-sama mengerti”. Kunci sukses dalam komunikasi, dalam hal ini Public Relations sangat tergantung pada prinsip pelaksanaan, komunikasi yang efektif, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah jenis publik (khalayak) yang menjadi sasaran, susunan pesan yang bagaimana yang paling tepat dan mudah dipahami, saluran apa yang paling sesuai dengan sifat publik yang paling dituju.5 Dalam konteks kehidupan suatu perusahaan, komunikasi dimaksudkan untuk menyampaikan pesan atau gagasan kepada publiknya untuk mendapatkan dukungan dan menciptakan citra positif perusahaan. Seperti PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merupakan perusahaan yang cukup besar dengan stakeholdernya adalah masyarakat luas. Dapat diketahui Indofood adalah perusahaan memproduksi makanan yang dinilai memiliki Corporate Image yang baik serta telah dikenal oleh masyarakat luas. Ketika reputasi yang telah dicapai indofood sehingga menapakkan langkah mereka sampai di fase terakhir setelah dua fase sebelumnya yaitu pertama fase Continues 4
Ibid, hal. 20-21. Rachmadi, F, Public Relations dalam teori dan Praktek: Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan, Jakarta: Pustaka Utama, 1997, hal.6-7. 5
9
Journey setelah fase pembangunan, dan kedua fase pengembangan yang dilakukan oleh Corporate Public Relations Indofood. Fase ke tiga ini merupakan tahap yang masih terus berlanjut hingga saat ini, untuk terus memposisikan keberadaan reputasi indofood maka kegiatan yang mendukung pun terus dilakukan, untuk itu Indofood selalu membuat program-program untuk memacu para akdemisi dalam menciptakan inovasi pangan alternatif demi kesejahteraan masyarakat nantinya. Permasalahan mengenai Indofood Riset Nugraha atau IRN, yaitu satu program yang menjadi pendukung reputasi indofood, dan dalam proses berjalannya program ini Corporate Public Relations selaku Secondary Player dalam melakukan value sosialisasi atau menjalankan nilai dari sosialisasi tersebut dengan berkampanye. Tampak kegiatan kampanye tersebut ditujukan kepada target sasaran program yaitu para akademisi serta para pakar pangan, yang kemudian nantinya dilanjutkan oleh Divisi Corporate Social Responsibility indofood dalam hal tekniknya, dimana program IRN ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam landasan CSR yaitu Building Human Capital, yang disebut dalam 5 pilar, yang merupakan kegiatan sosial Filantrophy. Indofood Riset Nugraha adalah program pemberian bantuan dana penelitian (research fund) bagi kalangan akademisi (mahasiswa, dosen dan peneliti) untuk memacu lahirnya riset-riset unggul di bidang penganekaragaman pangan dalam kerangka turut membangun ketahanan pangan nasional. Program ini dulu dikenal sebagai Bogasari Nugraha, yang sudah berlangsung secara konsisten sejak tahun 1998, dan pada tahun 2006 ini menjadi Indofood Riset Nugraha. Demi mensukseskan
10
program tersebut, maka PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, membentuk tim yang menangani program dari value sosialisasi IRN. Pada kegiatan value sosialisasi ini Divisi Public Relations berperan di Tim Kampanye. Sosialisasi, yang merupakan suatu proses dimana seseorang mulai menerima dan menyesuaikan diri kepada adat-istiadat suatu golongan, dimana lambat-laun ia akan merasa sebagagian dari golongan itu.6 Hal terpenting dalam program IRN ini adalah bagaimana para akademisi dan para pakar terkemuka dapat membuat inovasi-inovasi yang efektif sehingga masyarakat dapat terlayani dengan baik di bidang pangan. Kampanye yang dilakukan PT.Indofood Sukses Makmur Tbk, lebih menekankan untuk memberi informasi serta mengajak sehingga ikut serta, tentang IRN tersebut dan ditujukan kepada masyarakat. Untuk itu, tidaklah cukup pada satu tindakan komunikasi yang dilakukan hanya sebatas meningkatkan kesadaran tetapi harus ada upaya lanjut yang harus dilakukan untuk sampai pada pemahaman di benak para akademisi dan pakar bidang pangan sehingga hasil riset penelitian perlombaan yang diharapkan adalah inovasi yang nantinya dapat berguna bagi masyarakat banyak. Terlihat bahwa aktivitas Public Relations sebagai penunjang program IRN sangatlah penting demi menggalang dukungan dari publiknya, melalui kampanye program event food tersebuti. Tujuan dari kampanye PR ini adalah untu mendorong masyarakat dalam menghadapi perubahan budaya atau kebiasaan makan makanan pokok (beras)dengan makanan alternatif yang akan digunakan
6
Hasan Shadily, Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hal.119.
11
pada saat-saat dibutuhkan, dan dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada kegiatan IRN ( Indofood Riset Nugraha) Maka judul yang diambil dari pembahasan tersebut adalah; Kampanye Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam Mengkampanyekan Program IRN dengan Tema "Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi” Bagi Masyarakat. Dengan alasan terdapat keunikan dalam kegiatan Indofood Riset Nugraha, dimana Public Relations hanyalah sebagai secondary player saja.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini : Bagaimana kegiatan peranan atau aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam mengkampanyekan kegiatan IRN berbasis sepuluh komoditi untuk meningkatkan pengembangan pangan melalui riset atau penelitian dilombakan dengan tema "Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi” ? Periodisasi dari riset ini adalah Juni 2008-September 2008, yang dpilih karena data-data tersebut yang akan diambil adalah data terbaru tentang kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) di PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Sehingga hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan jelas, karena kegiatan tersebut belum lama dilaksanakan.
12
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui kegiatan kampanye PR di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dalam dalam mengkampanyekan kegiatan IRN berbasis sepuluh komoditi untuk meningkatkan dan pengembangan pangan melalui riset atau penelitian dilombakan dengan tema "Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi” ? serta ketahananTanggungjawab Sosial perusahaan.
1.4
Signifikansi Penelitian 1.4.1
Signifikansi Akademis : Dapat memberikan masukan bagi kalangan akademis mengenai kegiatan PR khususnya bagi bidang kehumasan serta untuk menambah ilmu pengetahuan komunikasi mengenai kiat-kiat humas dalam event food (acara pengembangan makanan alternatif) pengadaan event-event dalam melaksanakan tanggungjawab PR perusahaan terhadap publiknya.
1.4.2
Signifikansi Praktis : Untuk mengembangkan serta meningkatkan kegiatan PR bagi perusahaan untuk komunitas dalam meningkatkan Tanggungjawab
13
perusahaan yang bersifat filantropik. Termasuk memberikan masukan bagi PR perusahan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam melaksanakan kampanye pengembngan makanan alternatif secara positif.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communications berasal dari
kata Latin communicatios, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.7 Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah ”communication is the process to modify the behavior of the individuals”, (proses mengubah perilaku orang lain).8 Peran komunikasi sangat penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan fungsi komunikasi yang bersifat: persuasif, edukatif, dan informatif. Sebab tanpa komunikasi maka tidak adanya proses interaksi: saling tukar ilmu pengetahuan, pengalaman, pendidikan, persuasi, informasi dan lain sebagainya.9 Bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka sarana komunikasi tersebut adalah hal yang sangat penting dalam penyampaian pesanpesan (message) demi tercapainya tujuan, dan pengertian bersama dengan publik, khalayak sasarannya.10 Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, baik secara verbal (dalam bentuk kata-kata baik lisan/atau tulisan) ataupun
7
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, hal. 9, Bandung. Ibid 9 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, hal. 82, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006. 10 Ibid 8
14
15
nonverabal (tidak dalam bentuk kata-kata, misalnya gestura, sikap, tingkah laku, gambar-gambar, dan bentuk-bentuk lainnya yang mengandung arti).11 Jika
kita
perhatikan,
masyarakat
sekarang
hidup
dengan
terus
berkembangnya zaman sesuai kebutuhan tiap indivudu masing-masing, serta hidup dalam kondisi yang penuh akan beragam informasi dari berbagai bidang yang disertai kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan keadaan seperti itu memaksa manusia sehingga terbentuk suatu tuntutan dari masyarakat yang lebih tajam. Mereka menjadi lebih kritis dalam memilih segala kebutuhannya dalam hal sandang, pangan, dan papan. Bahkan tidak hanya pada produknya saja, namun masyarakat yang menjadi konsumen juga telah memikirkan bagaimana produk tersebut dibuat, dimana konsumen berubah yang berawal sebagai Vigilante Consumerism menjadi Ethical Consumerism, ketika konsumen cenderung menghabiskan uang mereka tanpa ada pemikiran mengenai produk menjadi konsumen yang berfikir bagaimana, dan apakah produk itu dibuat secara etis tanpa memberikan kerusakan pada lingkungan sekitar.12 Untuk itu, suatu perusahaan harus mampu mengkomunikasikan informasiinformasi mengenai produk serta perusahannya sehingga tidak terbentuk opini yang negatif. Dalam penyampaian informasi atau berita mengenai suatu perusahaan/ organisasi adalah tidak lepas dari kegiatan Komunikasi. Karena untuk mendapatkan pengertian yang lebih luas tidak dapat diwujudkan tanpa dengan
1111
Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, hal. 13, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta 2003 12 A. B. Susanto, A Strategic Management Approach CSR, The Jakarta Consulting Group, Jakarta, 2007
16
komunikasi. Seperti yang dipaprkan oleh pakar komunikasi Barelson dan Stainer yang mengemukakan bahwa : “Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian melalui symbol–symbol seperti kata–kata, gambar–gambar, angka– angka, dan lain–lain.13 Dengan begitu perusahaan harus dapat membangun komunikasi secara dua arah, agar tidak ada kesalahan informasi yang diterima publiknya. Selain itu publik akan merasa dihargai dan puas telah menjadi apa yang seperti mereka inginkan dapat terima sebagai bahan masukan bagi perusahaan. Kegiatan komunikasi ini dilakukan dan selalu terjadi di kehidupan sehari-hari terlebih Public Relations. Dan komunikasi timbal balik, demi kepentingan semua pihak.14 Dalam proses komunikasi, paling sedikit terdapat lima komponen yang terlibat, yakni : 1. Sumber (komunikator) 2. Pesan 3. Saluran 4. Komunikan (publik) 5. Efek Kelima komponen tersebut sama-sama penting meskipun bisa salah satu akan mendapat tekanan pada situasi tertentu.15
13
14
Sasa Djuarna Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Materi Pokok ilmu komunikasi , UT, 1998, hal.7
Maria Assumpta Rumanti, Dasar – Dasar Public Relations Teori & Praktek, PT. Grasindo, Jakarta, 2002, hal. 86 15 Ibid
17
K. Anderson menjelaskan beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. Faktor sumber dan penerima pesan 2. Faktor saluran 3. Faktor pesan Dimana komunikasi mempunyai bentuk-bentuk komunikasi yang berdasarkan jenis, yaitu : 1. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri 2. Komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi dengan orang lain 3. Komunikasi melalui media massa16 Yang mempunyai perbedaan pada dampak terlihat yang ditimbulkan oleh interaksinya. Dan komunikasi dikatakan komunikasi yang efektif bila dilalui dengan
perencanaan
yang
memperhatikan
situasi,
waktu,
tempat,
dan
penengahnya.17 Peranan penting komunikasi dalam Public Relations adalah penting, bagaimanpun dan siapapun perlu mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan
komunikasi
yang
harusnya
dipelajari
terus-menerus
dapat
membentuk pribadi yang matang dan dewasa. Terlebih pada Public relations adalah penting karena dapat memberi banyak manfaat bagi komunikasi internal dan eksternal, dan pada akhirnya memberi dampak positif bagi kelompok publiknya, maupun masyarakat yang berperan dalam kelanjutan hidup suatu organisasi. 16 17
Ibid, hal 87 Ibid, hal 107
18
2.2
Pengertian Public Relations Dikatakan oleh John E. Marston dalam bukunya Modern Public Relations
(New York: Mc Graw-Hill, 1979) sebagai berikut: “Public relations is Planned, persuasive communication designed to influence significant public.” Oleh karena itu, public relations merupakan suatu bidang yang memerlukan segi perencanaan yang matang (planned), sama dengan bidang periklanan yang melakukan “komunikasi”, yaitu gabungan antara melakukan komunikasi dan sekaligus membujuk (persuasive).18 Menurut definisi (British) Institute of Public Relations (IPR), “Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara sauatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.19 Menurut IPRA adalah sebagai berikut : Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance, and cooperations between an organizations and its public; involves the management of problem or issues; helps management to keep informed or and responsive to public opinion; defines and emphasizes the responsibility of management to serve the public interest; helps management keep abrease of effectively utilize change, serving as an early warning system to help anticipate trends, and uses research and sound and ethical communications technique as its principle tools. (publik relations merupakan fungsi managemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, penertian dan kerja sama, melibatkan managemen dalam permasalahan dan persoalan; membantu mamajemen memberikan penerangan dan 18
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal.6. 19 Frank Jefkins, Public Relations, edisis ke empat, hal. 9
19
dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab managemen untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebaai sistem peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dalam etis sebagai sarana utama).20 Dari definisi Public Relations diatas dapatlah disimpulkan bahwa Public Relations pada hakekatnya merupakan suatu proses yang terus menerus dari segala upaya manajemen yang terprogram, terencana dan berkesinambungan untuk dapat menciptkan dan membina saling pengertian antara organisasi dengan publiknya dengan berusaha memberikan informasi-informasi yang jelas kepada publiknya.
Sedangkan
Public
Relations
berfungsi
menumbuhkan
dan
mengembangkan hubungan baik antara organisasi dengan publiknya, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan ,motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim organisasi favorable, namun selain itu PR memiliki tugas yang nyata yang harus dilakukan, PR memberikan kontribusi langsung terhadap suksesnya suatu bisnis. Public Relations juga bukan sekedar menjual senyum, propaganda dengan tujuan memperoleh kemenangan sendiri, atau medekati pers dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemberitaan. Lebih dari itu, public relations mengandalkan strategi, yakni agar perusahaan disukai dan dipercaya oleh pihak-pihak berhubungan. Pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan ini dalam public
20
Maria Assumpta Rumanti, Dasar – Dasar Public Relations Teori & Praktek, hal. 12
20
relations disebut stakeholders atau mereka yang mempertaruhkan hidupnya pada dan untuk perusahaan. Mereka juga disebut target publik dan terdiri atas pemegang saham, manajemen, karyawan, konsumen, pers, akademisi, dan sebagainya. Mereka semua dapat membentuk opini di dalam masyarakat dan dapat mengangkat atau menjatuhkan citra perusahaan.21 Tujuan utama dari seorang Public Relations adalah untuk menciptakan dan memelihara antara perusahaan dengan khalayaknya. Karenanya, keberadaan Public Relations diperlukan untuk :22 1. Menciptakan reputasi bagi perusahan – perusahaan dan organisasi 2. Menciptakan reputasi para individual sebagai ahli di bidang yang di pilihnya. 3. Meningkatkan kesadaran terhadap produk dan layanan serta pada organisasi yang menandakan mereka. 4. Mempertinggi nama baik dari suatu kedudukan masyarakat atau nama baik perusahaan. 5. Menyelengarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu. Ada enam criteria yang merangkum keahlian seorang praktisi Public Relations yang baik, terlepas dari latar belakang pribadinya, yaitu : 1. Mampu mengahadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dengan baik. Itu berarti ia harus mampu dan mau berusaha memahami, serta terkadang berusaha untuk bersikap setoleran mungkin terdapat setiap
21
Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), hal. 15, PT Pusataka Utama Grafiti, Jakarta, 2005 22 Tony Greener, Kiat Sukses Public relations, Jakarta : Bumi Aksara, 2002, hal 4
21
orang yang dihadapinya tanpa harus menjadi seorang penakut atau penjilat. 2. Mampu berkomunikasi dengan baik. Artinya, ia mampu menjelaskan segala sesuatu dengan jernih, jelas dan lugas, baik itu secara lisan maupun tulisan, atau bahkan secara visual (misalnya melalui gambar atau foto – foto). 3. Pandai mengorganisir segala sesuatu. 4. Memiliki intregritas personal, baik dalam profesi maupun dalam kehidupan pribadinya. 5. Punya imajinasi. Artinya, daya kreatifnya cukup baik sehingga ia mampu membuat jurnal internal, menulislah naskah untuk film atau video, menyusun rencana kampanye PR yang rinci dan jelas, serta mampu mencari dan menemukan cara-cara yang semula tak terbayangkan guna memecahkan berbagai masalah. 6. Serba tau. Seorang praktisi PR dituntut untuk memiliki akses informasi yang seluas luasnya. Peranan komunikasi didalam suatu aktivitas managementorganisasi/lembaga masa kini atau perusahaan besar biasanya diserahkan atau dilaksanankan oleh pihak Public Relations/Humas. Dari peranan yang dilaksanakan tersebut, pejabat Humas (PRO Manager) akan melakukan fungsi-fungsi management perusahaan, secara garis besar aktivitas utamanya berperan sebagai berikut:
22
1. Commnicator Artinya kemampuan sebagai komuikator baik secara langsung maupun secara tidak langsung, melalui media cetak/elektronik dan lisan (spoken person) atau tatap muka dan sebagainya. Di samping itu juga bertindak sebagai mediator dan sekaligus persuador. 2. Relationship Kemampuan peran PR/Humas membangun hubungan yang positif antara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal dan eksternal. Juga,
berupaya
menciptakan
saling
pengertian,
kepercayaan,
dukungan, kerja sama dan toleransi antara kedua belah pihak tersebut. 3. Back up Management Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan lain, seperti manajemen promosi, pemasaran, operasional, personalia dan sebagainya untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu kerangka tujuan pokok perusahaan/organisasi. 4. Good Image Maker Menciptakan citra atau publikasi yang positif merupakan prestasi, reputasi dan sekaligus menjadi tujuan utama bagi aktivitas Public Relationsdalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra
atau
nama
baik
lembaga/organisasi
dan
produk
yang
diwakilinya.23
23
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Media Komunikasi, hal. 27, PT RajaGrafindo, Jakarta, 2006
23
2.3
Tugas dan Fungsi Public Relations Dapat kita ketahui bahwa adanya Public Relations penting adanya bagi
komunikasi, maka dari itu Public Relations mempunyai tugas dan fungsinya yang terbagi dalam beberapa hal, yaitu; menangani dalam hal hubungan media, hubungan investor, hubungan komunitas, hubungan karyawan, hubungan pemerintah dan sebagainya. Berikut ini adalah sepuluh kategori yang mengikhtisarkan pekerjaan spesialis hubungan masyarakat : 1. Menulis dan menyunting. Menyusun siaran pers cetak dan siar, cerita khusus,
newsletter
untuk
karyawan
dan
stakeholder
eksternal,
korespondensi, pesan web-site dan media on-line lainnya, laporan pemegang saham dan laporan tahunan, pidato, brosur, naskah film dan tayangan slide, artikel publikasi dagang, iklan perusahaan, serta produk dan bahan kolateral teknis. 2. Menjadi penghubung media dan pemuatan. Menghubungi media berita, majalah, suplemen minggu, penulis lepas, dan publikasi dagang agar mereka memuat atau menayangkan berita dan feature tentang atau organisasi stakeholder bersangkutan. 3. Melakukan penelitian. Mengumpulkan informasi tentang opnini public, kecenderungan, isu yang muncul, iklim dan legislasi politik, liputan media, kelompok minat khusus, dan kepentingan lainnya yang berkaitan dengan stakeholder organisasi.
24
4. Mengatur
manajemen
dan
administrasi.
Membuat
program
dan
perencanaan melalui kerja sama dengan manager lainnya, menetapkan kebutuhan, menentukan prioritas, menetapkan public, menentukan sasaran dan tujuan, serta mengembangkan strategi dan taktik. 5. Melakukan konseling. Memberi saran bagi manajemen puncak seputar lingkungan sosial, politik, dan peraturan, berkonsultasi dengan tim manajemen mengenai cara menolak atau menanggapi krisis, dan bekerja dengan pengambil keputusan kunci untuk merancang strategi mengelola atau menaggapi isu yang kritis dan sensitif. 6. Menyelengarakan kegiatan khusus. Mengatur dan mengelola konferensi pers, lomba lari 10 km, konvensi, open house, pengguntingan pita dan grand opening, perayaan, kegiatan pengumpulan dana dan peristiwa khusus lainya. 7. Berpidato. Berbicara di depan kelompok, memberi bimbingan untuk tugas bicara, dan mengelola biro pembicara untuk menyediakan mimbar bagi organisasi di depan pendengar penting. 8. Berproduksi. Menciptakan komunikasi dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan multimedia, termasuk seni tipografi, fotogarfi, tata letak dan desktop publishing computer, merekam dan menyunting audio dan video, serta menyiapkan presentasi audiovisual. 9. Memberi pelatihan. Mempersiapkan eksekutif dan juru bicara lain yang ditunjuk untuk menangani media dan penampilan publik lainnya.
25
10. Melakukan kontak. Memberi layanan sebagai penghubung dengan media, komunitas, serta kelompok internal dan eksternal lainnya. Mendengar, menegoisasi, mengelola konflik, dan mencapai kesepakatan sebagai mediator antara organisasi dan stakeholder pentingnya.24 Dari uraian di atas dalam melaksanakannya dibutuhkan kerjasama tim yang kuat sehingga dapat terwujud tujuan sesuai dengan visi dan misi perusahan dari para stakeholder. Dapat terlihat bahwa definisi–definisi tersebut memberi makna akan hubungan masyarakat yang bersifat : 1. Melaksanakan program terencana dan berkelanjutan sebagai bagian dari manajemen, 2. Menangani hubungan antara organisasi dan masyarakatnya, 3. Memantau kesadaran, pendapat, sikap, dan perilaku di dalam dan di luar organisasi, 4. Menganalisa dampak kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan terhadap masyarakat, 5. Meyesuaikan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan yang diketahui bertentangan dengan kepentingan masyarakat dan kelangsungan hidup berorganisasi, 6. Memberi anjuran kepada manajemen perihal pembentukan kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan baru yang saling menguntungkan terhadap organisasi dan masyarakatnya,
24
Cutlip, Scout M., Allen H. Center, Glen M. Broom, Effective Public Relations edisi kesembilan, Jakarta: Kencana PradanaMedia Group. 1959-2000, hal 31.
26
7. Membentuk dan mengelola komunikasi dua arah antara organisasi dan masyrakatnya, 8. Menghasilkan perubahan khusus dalam hal kesadaran, pendapat, sikap, dan masyarakatnya, 9. Menghasilkan hubungan yang baru dan atau terpelihara antara organisasi dan masyarakatnya.25 Dari makna-makna tersebut dapat diketahui sikap apa saja yang diperlukan untuk diterapkan untuk menjadi seorang PR yang Profesional, dimana Public Relations harus mampu memberikan waktu serta tenaga demi kelangsungan pekerjaannya itu. Namun semua itu tak hanya menjadi satu standarisasi tetapi sekiranya dapat terus berkembang dengan pendidikan ataupun pelatihan diri sehingga tingkat keintelegensi seorang PR Officer dapat memberikan fungsi dan berguna bagi perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan dari uraian diatas dapat diketahui bahwa PR mempunyai peran ganda, di satu pihak berupaya menjaga citra, baik terhadap lembaga maupun organisasi yang diwakilinya, dan di pihak lain ia harus berhadapan dengan berbagai situasi yang kurang menguntungkan, seperti opini publik yang negatif, kontroversial, bertentangan, hingga mengalami saat yang paling genting dan krisis kepercayaan serta citra. Dalam upaya untuk menjaga atau mempertahankan citra, diperlukan kiat dan strategi peranan public relations.
25
Ibid
27
Salah satunya adalah melalui teknik berkampanye dan berkomunikasi yang efektif untuk keperluan publikasi atau tujuan promosi tertentu.26 Tujuan dari aktivitas PR adalah menggalang dukungan dari publik yang kadangkala organisasi membutuhkan dukungan aktif dan segera mungkin, misalnya ketika anda ingin agar pelanggan membeli produk anda dan para pemegang saham mendukung perusahaan dengan tidak menjual saham yang mereka miliki. Kadangkala dukungan tersebut tidak terlalu aktif dan tidak tergantung dengan skala waktu tertentu,27 dengan begitu PR menjalankan salah satu tujuan utamanya adalah menyelengarakan kampanye untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti yang dikatakan mantan presiden General Electric Company Ralph J. Cordiner bahwa : ”kami tau betul bahwa bisnis tidak akan berfungsi berdasarkan hak ilahiah, tetapi, seperti bagian masyarakat lainnya, bisnis eksis bersama dengan dukungan masyarakat secara keseluruhan...28, terlihat jelas dengan adanya perusahaan dengan bisnis serta peran public relations tak akan mampu secara penuh tanpa dukungan masyarakat atau khalayaknya. 2.4
Khalayak Public Relations Khalayak adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar,
pemirsa berbagai media atau komponen isinya (Dennis Mc Quail, 1989). Secara 26
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal 1. 27 Anne Gregory, Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, Edisi 2, Jakarta : Erlangga, 2004, hal. 18. 28 Dikutip dari mantan Presiden General Electric Company Ralph J. Cordiner, seperti dilaporkan Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, Effective Public Relations, 2nd ed, Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall, 1958, hal. 6
28
sederhana bisa dipahami sebagai suatu kelompok yang tidak memiliki struktur dalam arti, tidak memiliki organisasi, bukan bentuk tradisi dan kebiasaan, tidak memiliki perangkat peraturan atau yang bersifat ritual, bukan kelompok yang terorganisir berdasarkan sentimen, tidak memiliki struktur dalam peran sosial dan tidak ada yang memimpin.29 Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Dan menurut IPR, istilah dari khalayak adalah bermakna majemuk, yakni publics. Dari definisi ini, dapat diketahui adalah dengan definisi-definisi yang lain, karena khalayak yang ada disini adalah dalam pengertian yang spesifik. Dan setiap perusahaan memilki khalayaknya masing-masing.30 Khalayak Public Relations yang utama diidentifikasikan ada delapan, yaitu : 1. Community (masyarakat umum) 2. Potential employees (calon pegawai) 3. Employees (pegawai) 4. Money market (investor atau pemegang saham) 5. Distributor 6. Consumer (kosumen) 7. Opinion Leader (tokoh pemimpin pendapat umum) Sedangakan Menurut Rhenald Kasali (1994 : 11) Public organisasi dibagi menjadi berikut ini : 1. Publik Internal dan public eksternal. 29 30
http://rumakom.wordpress.com/page/2/ Irmulan Sati T. SH. MS,I, Pengantar Public Relations, bab 6, hal. 5
29
Publik internal adalah publik yang berada di dalam organisasi, seperti karyawan, manajer, dan pemegang saham. Publik eksternal adalah public yang berada di luar organisasi seperti Bank atau Pemasok. 2. Publik primer, sekunder dan marginal. Dalam menjalankan kegiatan Public Relations tentunya tidak semua stakeholder akan diterpa oleh pesan-pesan yang disampaikan, sehingga disusunlah prioritas. Berdasarkan prioritas itu maka ditetapkan mana publik primer yang merupakan publik yang paling penting, publik yang kurang penting atau sekunder, dan publik yang bias diabaikan yakni publik margianal. 3. Publik tradisional dan publik masa depan. Publik tradisional adalah public yang pada saat sekarang sudah berhubungan dengan organisasi seperti karyawan dan pelanggan. Sedangkan publik masa depan adalah publik yang pada masa depan diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti para mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial. 4. Proponents,
opponents,
dan
uncommitted.
Diantara public-publik itu, tentu ada publik yang menentang organisasi (opponents), yang berpihak pada organisasi (proponents) dan public yang tak peduli (uncommitted).
30
5. Silent Majority dan Majority. Dari kalangan publik yang menentang atau memihak organisasi tentu ada yang menyatakan penentangan atau dukungannya secara vocal namun ada pula yang menyatakan secara pasif (silent).31 Sebuah organisasi komersial harus menjalin komunikasi dengan berbagai orang dan kelompok, bukan sekedar berkomunikasi dengan para distributor dan konsumen atau pihak eksternal lainnya tetapi juga internalnya.32 Dari penjelasan mengenai khalayak atau publik yang terbagi dua, yaitu internal dan eksternal. Salah satunya khalayak eksternal yaitu komunitas atau masyarakat
umum
sekitar
ataupun
jauh
dari
lingkungan
perusahaan,
mengkonsumsi produk ataupun tidak sama sekali. 2.5
Eksternal Public Relations Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang
mutlak. Karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerja sama dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik eksternal secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.33
31
Iriantara, Yosal, Konsep, Pendekatan, Praktek, Jakarta: PT. RajaGrafindo. 2003, hal. 8 Ibid, hal. 6 33 The Journal Of Online Public Relations.com 32
31
Publik eksternal sebagai sasaran kegiatan public relations terdiri dari orangorang yang berada diluar perusahaan atau organisasi, baik yang ada kaitannya dengan perusahaan maupun yang diharapkan diduga kaitannya dengan organisasi. Public relations mengusahakan tumbuhnya sikap dan citra positif terhadap segala kebijakan dan langkah-langkah serta tindakan perusahaan. Publik ekstern perusahaan yang terdiri atas berbagai orang yang berbeda-beda kepentingannya.34 Dari penjelasan diatas bahwa Public Relations bertujuan untuk menciptakan dan memelihara antara perusahaan dengan khalayaknya, dimana dijelaskan bahwa salah satu hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan tersebut adalah menyelenggarakan kampanye. Seperti yang telah dilakukan Indofood Public Relations, dimana mereka melakukan serta melaksanakan nilai-nilai dari sosialisasi dengan menyelenggarakan teknik kampanye. 2.6
Kampanye Public Relations Dalam arti umum atau luas, kampanye Public Relations tersebut
memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif.35 Sedangkan menurut Rogers dan Storey (1987), mendefinisikan kampanye sebagai serangkain kegiatan komunikasi yang terorganisir dengan tujuan untuk
34
http://www.scribd.com/doc/4639591/Community-Relations Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal. 66 35
32
menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu.36 Selain itu menurut Leslie B. Snyder (2002), “A communication campaign is an organized communications activity, directed at a particular audience, for a particular periode of time to achieve a particular goal”. Secara garis besar bahwa kampanye komunikasi merupakan aktivitas komunikasi yang terorganisir, secara langsung ditujukan khalayak tertentu, pada periode waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu.37 Dapat terlihat dari pemaparan definisi dari para pakar mengenai arti kampanye tersebut di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan, yaitu trdapat kegiatan-kegiatan; adanya aktivitas proses komunikasi untuk mempengaruhi khalayak
tertentu,
untuk
membujuk
dan
memotivasi
khalayak
untuk
berpartisipatif, ingin menciptakan efek atau dampak tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak.38 Maka dari itu adanya Public Relations sangatlah berperan dalam menyelenggarakan kampanye, dimana menyelenggarakan kampanye merupakan salah satu tugas utama Public Relations. Fungsi dan tugas Public Relations, menurut Scoot M Cutlip dan Allen H Centre bahwa program kerja di dalam suatu kampanye adalah merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat
36
Ibid, hal. 23 Ibid, hal. 23 38 Ibid, hal. 24 37
33
menumbuhkan penafsiran yang menyenangkan terhadap suatu kebijkansanaan dan mengenal operasional organisasi.39 Hingga saat ini masih saja ditemukan kerancuan bahwa kampanye disamakan dengan propaganda, dan secara oprasional keduanya adalah sama-sama melakukan kegiatan berkomunikasi yang terencana untuk mencapai tujuan tertentu dan berupaya mempengaruhi khalayak sebagai target sasarannya, bedanya adalah :40
Keterangan Nama Sumber & Tema Periode Sifat Gagasan Tujuan Kegiatan
Penerimaan Modus Pelaksanaan Kepentingan Untuk Penilaian publik
Kampanye Dapat didentifikasikan Waktu yang terbatas Moderat dan terbuka Spesifik dan variatif
Propaganda Tidak jelas dan tersembunyi Tidak terikat dengan waktu Tertutup dan memaksakan Umum dan untuk me ngubah sistem atau nilai-nilai kePercayaan Sukarela dan Persuaasif Dipaksakan, kursi dan menekan bahan diikuti dengan ancaman Sesuai Kode Etik Tanpa aturan main yang jelas Kedua belah pihak Sepihak, dan khusus kepentingan penguasa, militer, hukum, politik. Berkonotasi positif Konotasi negatif
Dalam berbagai kegiatan kampanye, terdapat beberapa jenis program kampanye yang dilaksanakan secara prinsip merupakan kegiatan yang bertitik tolak untuk memotivasi atau membujuk, dan mencapai tujuan tertentu, maka Charles U. Larson, bukunya berjudul Persuasion, Reception and Responsibility (California. Wardsworth Publishing Co. 1992) yang telah membagi jenis-jenis
39
Ibid, Hal. 73 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal. 24
40
34
kampanye kegiatan menjual produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, dimana dapat terlihat bahwa kini kampanye tidak hanya melakukan pada kegiatan komersial tetapi juga kegiatan sosial yang terbagi atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut: 1. Product-oriented campaigns Istilah lainnya adalah commercial campaign atau corporate campaigns dimana kampanye jenis ini yang memotivasinya adalah memperoleh keuntungan finasial dan membangun citra positif perusahaan. 2. Candidate-oriented campaigns Jenis kampanye ini berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. 3. Ideologically or cause oriented campaigns Istilah lainnya adalah social change campaigns. Jenis kampanye ini berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku public yang terkait.41 Kampanye yang dilakukan oleh Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, dalam kegiatan untuk menyosialisasikan para akademis dan mahasiswa tentang pengembangan makanan alternatif melalui program Indofood Riset Nugraha (IRN) menganut dua (2) jenis kampanye, yakni product-oriented dan ideologically or cause oriented campaigns, karena kampanye yang dilakukan untuk membangun citra positif dan dengan tujuan perubahan sikap publik 41
Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal. 24
35
sasarannya yaitu masyarakat luas, yaitu Penelitian yang di lakukan para akademisi mengenai
masalah
pangan
di
masyarakat.
Dalam kegiatan kampanye tersebut Indofood melakukan sosialisasi serta mengadakan Lokarya tentang penelitian pangan yang dibuka oleh wakil kepala divisi pr dan human relations indofood, Frans A. Toisuta yang menampilkan Ir. Purwiyatno Hariyadi, Msc. Phd, ahli rekaya pangan dari IPB yang menyampaikan makalah tentang “Sukses dengan proposal penelitian” dan Ir. Budianto Wijaya, MappSc, ahli aplikasi industri memberikan sosialisasi tentang Indofood Riset Nugraha 20008, yang juga kedua pakar tersebut merupakan anggota tim penilai IRN 2008. Selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan mengunjungi beberapa universitas yaitu Universitas Padjadjaran, Universitas Gajah Mada, yang kemudian dilanjutkan ke beberapa daerah. Daerah-daerah tersebut Universitas Diponegoro (Undip), Semarang pada 15 April 2008, Universitas Lampung (16 April), Universitas Sriwijaya, Palembang (17 April), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Manado (22 April) dan Seafast Institut Pertanian Bogor (25 April), berupa dialog pangan dengan tema “Mencari Solusi Ancaman Krisis Pangan”. Lewat sosialisasi program ini diharapkan para akademisi makin bergairah melakukan penelitian untuk melahirkan riset-riset unggul bagi kepentingan masyarakat, khususnya dalam upaya penganekaragaman pangan guna mencapai ketahanan pangan nasional, dengan menyelenggarakan program bantuan dana penelitian dengan tema “Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan
36
Perbaikan Gizi” ini merupakan suatu riset publik, bukannya company research yang berarti apa yang dihasilkan terbuka kepada publik. 2.6.1 Media Kampanye Media merupakan sarana atau alat untuk menyampaikan pesan atau sebagai mediator antara komunikator dengan komunikannya. Cukup banyak alat sebagai media untuk keperluan kampanye atau berkampanye, There are a large number of communication tools which can be used in public relations campaign, antara lain media yang secara khusus untuk keperluan PR Campaign. Media atau alat kampanye public relations tersebut digolongkan atau dikelompokkan sebagai berikut: 1. Media umum Media umum sperti surat-menyurat, telepon, faxsimile, dan telegraf. 2. Media massa Media massa seperti media cetak, surat kabar, majalah, tabloid, bulletin dan media elektronik, yaitu televisi (tv), radio, dan film. Sifat media massa ini mempunyai efek serempak dan cepat (simultaneity effect) dan mampu mencapai pembaca dalam jumlah besar dan tersebar luas diberbagai tempat secara bersamaan. 3. Media khusus Media khusus seperti iklan (advertising), logo dan nama perusahaan, atau produk yang merupakan sarana atau media untuk tujuan promosi dan komersial yang efektif. “The power of corporate identity atau identitas korporat berupa logo dan nama merupakan suatu “kekuatan”atau sumber daya
37
yang paling canggih pada sebuah perusahaan modern dan mampu mengkomunikasikan identitas korporat; logo, brand’s name, colour, uniform, type face (nama/huruf perusahaan) dan office lobby, kepada setiap orang,”ujar Wally Olins dalam bukunya yang berjudul, Corporate Identity. 4. Media Internal Media internal, yaitu media yang dipergunakan untuk kepentingan kalangan terbatas dan nonkomersial serta lazim digunakan dalam aktivitas public relations.42 Pemilihan setiap media dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ciri produk yang akan diiklankan, jenis pesan, pasar sasaran distribusi, anggaran yang tersedia, persaingan serta keunggulan dan kekurangan media itu sendiri.43 Maka dari itu terdapat media-media lain selain media yang telah diuraikan diatas, yaitu Media Iklan, Media Promosi dan lain-lain. Menurut Rhenald Kasali, Media Periklanan meliputi : 1. Media lini atas terdiri dari iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak (surat kabar, majalah, dan tabloid), elektronik (radio, televisi dan bioskop, internet), media luar ruang (billboard dan transportasi) 2. Media lini bawah terdiri dari seluruh media selain media diatas, seperti direct mail, pameran, point of display material, kalender, agenda, souvenir dan lain-lain.44
42
Ibid, hal. 29-31 Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, Jakarta: Penerbit Andi, 2008, hal. 240 44 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations (Konsep dan Alokasinya di Indonesia), Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 2005, Hal. 23
43
38
Sedangkan Media Promosi adalah merupakan komponen yang dipakai untuk memberitahu dan mempengaruhi konsumen bagi produk perusahaan, dengan tujuan utama promosi ialah memberi infrmasi, menarik perhatian, dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan. Promosi juga dapat mempunyai tujuan menyampaikan informasi , menerima informasi, dan mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan maupun belum terhadap organisasi. Pencapaian tujuan tersebut melibatkan koordinasi komponenkomponen promosi. Murdick (1999:3) mengemukakan lima komponen yang terdapat dalam bauran promosi sebagai berikut : 1. Personal Selling 2. Advertising 3. Sales Promotion 4. Public Relations 5. Direct Marketing Komponen-komponen dalam bauran promosi terdiri dari penjualan secara individu, periklanan, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan public relations. Penjualan secara individu ditandai dengan adanya tatap muka langsung secara fisik antara tenaga penjual dengan pelanggan. Karakteristik periklanan, secara tidak langsung menggunakan media non personal dan disertai adanya pembayaran. Promosi penjualan dilakukan untuk mendorong pelanggan dan permintaan konsumen seperti kupon. Pemasaran langsung mempunyai karakteristik hampir sama dengan penjualan secara individu tetapi dilakukan dengan media seperti telepon.
39
Komponen promosi yang dapat membina hubungan jangka panjang tanpa adanya “pembayaran” menunjukkan karateristik dari public relations. Public relations merupakan salah satu komponen bauran promosi dari komponen bauran pemasaran sehingga mempunyai tujuan memberikan kontribusi terhadap efektivitas dan atau efisiensi pemasaran melalui komunikasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap organisasi.45 Dalam kegiatannya program Indofood Riset Nugraha ini selain melakukan kampanye sosialisasi kepada para akademisi juga menggunakan media demi memudahkan jalannya informasi yang dibutuhkan oleh para akademisi yang ingin berpartisipasi dalam perlombaan penelitian tersebut, yaitu media periklanan media lini atas berupa internet, media umum berupa surat, dan media promosi public relations. Seperti yang telah dijelaskan diatas sasaran target dari program IRN ini di tujukan bagi para akademisi, dosen, mahasiswa s1, s2, pemerintahan, baik individu, yang mempunyai tujuan suntuk kesejahteraan masrakat banyak, dalam hal ini indofood menggunakan kampanye sosialisasi oleh para public relations indofood dan kemudian menggunakan media internet untuk infomasi lebih detail yang diperlukan, peserta dari IRN ini juga dapat langsung mengirimkan proposal penelitiannya melalui website indofood, selain itu juga peserta dapat mengirimkan proposal penelitiannya melalui pos surat dengan cap pos yang telah ditentukan. 2.6.2 Tujuan Kampanye Public Relations Kegiatan atau tujuan Corporate Public Relations sebagai pendukung dari program CSR PT. Indofood Sukeses Makmur Tbk dengan mengunakan 10 bahan
45
http://oeconomicus.files.wordpress.com/2007/07/promosi-dan-public-relations.pdf
40
komoditi dalam event Indofood Riset Nugraha yang dikampanyekan ke masyarakat. Kampanye Public Relations dalam berkomunikasi bertujuan untuk menciptakan pengetahuan, pengertian, pemahaman, kesadaran, minat dan dukungan dari berbagai pihak untuk memperoleh citra bagi perusahaan yang diwakilinya.46 Tujuan Kampanye biasanya ditetapkan di salah satu dari tiga level berikut : • Kesadaran (awareness): membuat publik sasaran untuk berpikir tentang suatu hal dan mencoba untuk memperkenalkan suatu tingkatan pemahaman tertentu. Semua itu bisa disebut sebagai tujuan kognitif (pemikiran) • Sikap dan opini (attitude and opinion): membuat publik sasaran anda untuk membentuk suatu sikap atau opini tertentu tentang suatu subjek. Semua itu disebut sebagai tujuan afektif • Perilaku (behavior) : membuat publik sasaran anda untuk bertindak sesuai dengan yang diinginkan. Ini disebut tujuan konatif atau psikomotorik.
2.6.3 Sasaran Kampanye Public Relations Dalam menentukan sasaran atau objek (target audience) dalam kampanye public relations, ditentukan sebagai berikut: 1. Pendekatan kependudukan (demographics approach), yakni dilihat dari tingkat social dan ekonomi, usia rata-rata dan tingkat pendidikan. 2. Pendekatan psikologis (psycologis approach), yakni sasaran dari kelompok yang sama, kecenderungan pilihan, preferensi, keinginan, citra
46
Rosady Ruslan, Kiat dan strategi Kampanye Public Relations, Hal. 73
41
rasa, gaya hidup, system nilai atau pola yang dianut, hingga masalahmasalah yang sifatnya pribadi. Dalam berkampanye public relations yang menjadi khalayak sasarannya secara umum dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kelompok yang berkeinginan seperti pemerintah, baik pemerintahan puat maupun pemerintah daerah 2. Masyarakat sekitar atau tertentu (community relations) 3. Kelompok pemakai produk atau pelanggan (customer and consumen relations) 4. Badan lembaga swadaya masyarakat 5. Kelompok sebagai penekan, misalnya para politik dan eksekutif serta legislative yang akan banyak memberikan pengaruh yang sifatnya sebagai control sosial atas penilaian baik atau buruknya suatu perusahaan. 6. Kelompok pemuka agama dan masyarakat 7. Asosiasi perdagangan dan profesi yang merupakan industrial relations 8. Kelompok businness relations atau kelompok relasi bisnis yang lebih banyak menekankan “kepercayaan”dalam berbisnis 9. Kelompok internal, yang merupakan kelompok pendukung sekaligus menentukan maju atau tidaknya sebuah perusahaan.47 2.6.4 Kegiatan Kampanye Public Relations Kegiatan kampanye dilakukan pada event tertentu dan jangka waktu tertentu dan jangka tertentu yang dirancang sedemikian rupa. Kegiatan kampanye itu
47
Antar Venus, Manajemen Kampanye, Bandung, Simbiosa Rekatana Media, 2004, hal. 27-28
42
biasanya memuncak dalam event tertentu untuk menarik perhatian, dukungan, pemahaman dan meningkatkan kesadaran, sekaligus mempengaruhi tentang isu, tema dan topik tertentu. Dalam merencanakan kampanye, rumuskan perencanaan berdasarkan pertanyaan sederhana yaitu : 1. Apa yang ingin dicapai? 2. Siapa yang akan menjadi khalayak sasaran? 3. Pesan apa yang akan disampaikan? 4. Bagaimana menyampaikannya? 5. Bagaimana mengevalusasinya? Kelima pertanyaan tersebut dapat pula dituangkan ke dalam bagan berikut ini:
ANALISIS
TUJUAN ANALISIS PESAN STRATEGI TAKTIK WAKTU SUMBER DAYA EVALUASI TINJAUAN 48
Sumber : Gregory, (2000; 53)
48
Ibid, hal.23
43
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Analisis masalah Titik tolak untuk merancang suatu perubahan melalui kampanye adalah dengan membuat perencanaan, dimana langkah awalnya adalah dengan melakukakan analisis masalah. Analisis yang digunakan adalah analisis PEST dan analisis SWOT. 2. Penyusunan tujuan Penyusunan tujuan yang realistis merupakan hal wajib yang dilakukan dalam sebuah proses perencanaan kampanye. 3. Identifikasi dan segmentasi kampanye Identifikasi dan segmentasi asaran dilakukan dengan melihat karakteristik public secara keseluruhan kemudian dipilih yang mana akan menjadi sasaran program kampanye. James Grunig membagi public dalam tiga jenis : a) Laren public yaitu kelompok yang mengahadapi permasalahan yang berkaitan dengan isu kampanye, namun tidak menyadarinya. b) Aware public yaitu kelompok yang menyadari bahwa permasalahan tersebut ada. c) Active public yaitu kelompok yang mau bertindak sehubungan dengan permasalahan tersebut. 4. Menentukan pesan Kampanye selalu bermula dari gagasan. Kampanye slogan terhadap sebuah produk selalu muncul dari gagasan-gagasan tertentu yang berkaitan dengan
44
penerimaan khalayak atau konsumen terhadap produk yang ditawarkan dan akhirnya meningkatkan jumlah penjualan. Perencanaan pesan adalah hal terpenting yang harus dilakukan dalam perencanaan kampanye. Pesan merupakan sarana yang akan membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program yang pada akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan kampanye. 5. Strategi Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam kampanye. 6. Taktik Taktik sangat bergantung pada tujuan dan sasaran yang akan dibidik oleh program kampanye. Pemilihan taktik didasarkan pada dua fungsi, yaitu fungsi
menghubungkan
dan
fungsi
meyajinkan.
Pertama
taktik
mengidentifikasi dan menghubungkan program kampanye dengan sasaran melalui media komunikasi tertentu, selanjutnya taktik meyakinkan sasaran melalui kekuatan pesan komunikasi hingga membuat sasaran berfikir, percaya dan bertindak sesuai dengan tujuan program kampanye. 7. Alokasi waktu Kampanye dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu. Kampanye rentang waktu tersebut dapat berasal dari pihak luar (eksternal) maupun pihak dalam (internal). Alokasi waktu merupakan jangka waktu yang ditempuh dalam kampanye. 8. Sumber daya
45
Sumber daya pendukung kampanye terbagi tiga, yaitu : Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber daya manusia merupakan yang akan digunakan jasanya untuk mendukung program kampanye. 9. Dana operasional Anggaran yang dikeluarkan perusahaan untuk kampanye. 10. Peralatan Peralatan yang digunakan untuk mendukung kelancaran kampanye. 11. Evaluasi dan Tinjauan Evaluasi berperan penting untuk mengetahui sejauh mana pencapaian yang dihasilkan kampanye. Seperti yang telah dijelaskan diatas Indofood melaksanakan kegiatan kampanye dengan sosialisasi demi mencapai hasil yang maksimal, karena kampanye merupakan susunan kegiatan yang terstruktur dan ditujuakan kepada publik yang telah
ditentukan
dalam
periode
waktu
tertentu
dalam
rangka
untuk
menginformasikan, mengajar ataupun mengubah opini publik. Dalam kegiatan IRN mempunyai sasaran kampanye yaitu para akademisi yang mempunyai tujuan yaitu kesejahteraan masyarakat banyak mengenai masalah pangan. Dimana tujuan tersebut merupakan dari salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam program CSR indofood, dimana CSR mempunyai beberapa komponen yaitu seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.
46
2. 7
Corporate Social Responsibility
Corporate Social Responsibility yang dikemukakan oleh Magnan & Ferrel (2004) yang mendefinisikan CSR sebagai “ A business acts in socially responsible manner when its decision and account for and balance diverse stake holder interest”. Definisi ini secara seimbang menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui prilaku yang secara sosial bertanggung jawab.49 Sedangkan menurut definisi yang dikemukakan oleh THE JAKARTA CONSULTING GROUP, tanggung jawab sosial diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) perusahaan. Ke dalam, tanggungjawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan dan ke luar, tanggungjawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, menigkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang.50 2. 7. 1 Sistematika Corporate Social Responsibility (CSR) Pengertian program tanggung jawab perusahaan dan kepedulian sosial, yaitu philantrophy itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (Kamus Internasional, Jakarta, Raliby, Osman 1982:410), yang terdiri gabungan kata philos berarti mencintai, dan antropos yang berarti manusia. Maka pengertian sesungguhnya dari filantropi (filantrophy) pada dasarnya adalah memilki arti ‘rasa mencintai 49
Susanto, A.B, Strategic Management Approach, Corporate Social Responsibility, The Jakarta Consultan Group, Cetakan I, November 2007, hal 21 50 Ibid, hal. 23 - 24
47
terhadap sesama manusia.’philanthropis, yang berarti adalah bersifat penuh kasih sayang sesama manusia.51 Program Philantrophy (program CSR Jangka Panjang) Pengembangan & Pemberdayaan Komuniti 1. Community Development Program (program pengembangan komuniti) 2. Community Empowering (program pemberdayaan komuniti) 3. Community Relations (program Hubungan komuniti) 4. Community services (program sosial komuniti) Dan dalam pelaksanaannya, CSR terbagi atas dua konsep yaitu:: 1. Melalui program philantrophy (filantropi) atau kedermawanan perusahaan, dan dengan memfasilitasi kegiatannya berbentuk program yang terencana baik, tersedianya dana secara khusus, serta pelaksanaan program kegiatan yang terarah bersifat jangka panjang dengan khalayak sasaran yang dituju sudah ditetapkan oleh CSR-perusahaan. Seperti program community development (pengembangan komuniti) yang terkait dengan pelaksanaan program kegiatan sosial lainnya seperti, program community empowering (pemberdayaan komuniti yang baik) dan community services (pelayanan komuniti). 2. Program kepedulian sosial dalam jangka pendek, yaitu disebut dengan istilah charity (karitas) yang tidak terencana dengan baik dan biasanya kegiatan kepedulian sosial yang bersifat spontanitas (mendadak), misalnya kepedulian terhadap para korban yang terkena musibah bencana alam atau
51
Ibid
48
khalayak masyarakat miskin lainnya yang membutuhkan bantuan dengan segera. Sedangkam program yang diadakan indofood yaitu “penganekaragaman pangan berbasis sepuluh komoditi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi” merupakan bentuk dari kepedulian Indofood yang berjangka panjang. Meskipun ke-dua bentuk program CSR tersebut saling berbeda tetapi sebenarnya adalah mengandung arti yang sama, yaitu menampilkan rasa keikhlasan baik secara individu maupun kelembagaan (organisasi) untuk menunjukkan rasa kepedulian atau kedermawanan sosialnya.52 2. 7. 2 Manfaat CSR Dengan menjalankan tanggungjawab sosial, perusahaan diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga turut berkontribusi bagi peninkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar dalam jangka panjang. Dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, yaitu sebagai berikut ini: 1. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. Pelaksanaan CSR secara konsisten menunjukan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap lancarnya pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih, yang mengakibatkan para stakeholder senang dan merasa nyaman dalam menjalin hubungan dengan perusahaan.
52
www.rosadyruslan-humas.blogspot.com
49
2. Meningkatkan penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper Search Worldwide, konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tenggungjawab sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.53 Dari uraian diatas bahwa penerapan CSR dapat menunjang tanggung jawab sosial perusahaan selain itu juga dapat menunjang reputasi perusahaan dengan melakukan kegiatan atau program social yang dilakukan dalam waktu jangka panjang, seperti yang telah dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yaitu Indofood Riset Nugraha (IRN). 2. 8 Indofood Riset Nugraha (IRN) Sebagai dasar pemikiran dari Indofood Riset Nugraha yang merupakan tanggung jawab corporate social responsibility PT. Indofood Sukses Makmur adalah ;54 1. Sebagai salah satu industri pangan terbesar, indofood perlu menunjukan kepedulian dan partisipasinya dibidang pengembangan dunia pangan melalui penganekaragaman bahan pangan pokok sebagai alternative pendamping pangan pokok beras sekaligus sebagai upaya nyata membangun dan memelihara citra dan reputasi yang positif sebagai perusahaan yang bernilai dalam pengembangan ketahanan pangan nasional. 2. Dipandang perlu untuk mewujudkan kepedulian dan partisipasi nyata indofood melalui program yang kongkrit bagi dunia pendidikan tinggi/akademis, kalangan inteletual, opinion leader untuk memperkuat 53 54
Ibid, hal. 28 - 32 Proposal Program Indofood Riset Nugraha, Jakarta, 2006, hal. 1
50
citra dan reputasi yang positif sesbagai perusahaan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial. Pengertian Indofood Riset Nugraha (IRN), Seperti yang telah dijelaskan bahwa pelaksanaan program CSR terdiri atas dua, yaitu kegiatan yang berjangka panjang dan berjagka pendek. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah salah satu perusahaan besar yang menjalankan program CSR baik yang berjangka panjang dan pendek, salah satunya adala Indofood Riset Nugraha atau IRN adalah program pemberian bantuan dana penelitian kepada kalangan akademis di bidang ilmu dan teknologi pangan. Program ini dijalankan setiap tahun (sejak tahun 1998) dan dibantu oleh pakar terkemuka dari berbagai perguruan tinggi yang memiliki reputasi international dan hasil-hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan lebih lanjut baik untuk kalangan perguruan tinggi maupun oleh indofood sendiri.55 2.8.1
Tujuan Program
1. Membangun dan memelihara citra dan reputasi menuju indofood yang bernilai bagi para stakeholder khususnya dunia perguruan tinggi/akademisi dan pakar pangan terkemuka. 2. Membangun wahana komunikasi dan jejaring (network) yang intensif berkelanjutan (sustainable) bersama dunia perguruan tinggi/ kalangan intelektual mencapai kepentingan bersama yang saling menguntungkan dan memberikan kontribusi bagi dunia pangan indonsia. 3. Menunjang peran dan fungsi penelitian dan pengembangan dilingkungan indofood ( Corporate Research & Development).
55
Ibid
51
4. Menjadi salah satu wahana pemenuhan kebutuhan sumberdaya manusia di indofood.56 Dalam pelaksanaannya program IRN ini memiliki tema yang berbeda-beda pada tiap tahunnya, bergantung pada apa yang distandarisasikan sebagai bahan penelitian. Seperti berikut ini, yaitu ; Tahun 2008 Indofood Riset Nugraha kembali meluncurkan
Program
Bantuan
Dana Penelitian dengan tema
“PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SEPULUH KOMODITI UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DAN PERBAIKAN GIZI”57. Dengan Fokus penelitian Indofood Riset Nugraha tahun 2008 cukup menantang peserta program karena terarah pada 10 (sepuluh) komoditi pangan sesuai tema kegiatan, yaitu:58
1.Terigu(Triticum sp.) 2.Jagung (Zea mays) 3. Pisang (Musa sp.) 4. Singkong (Manihot sp.) 5. Ubi Jalar (Ipomoea sp.) 6. Kelapa Sawit (Elaeis sp.) 7. Sagu (Metroxylon sp.) 8. Garut (Marantha sp.) 9. Kentang (Solanum sp.) 10. Kedelai (Glycine spp.) 56
Ibid, hal. 2 Ibid 58 Ibid, Hal. 3 57
52
Sedangkan cakupan bidang penelitian pada tahun 2008 yang disediakan bagi peserta program, terdiri atas 4(empat) bidang cakupan dengan berbagai pilihan topik penelitian, masing-masing :59
1.
Bidang Teknologi & Produksi
Topik Pilihan : a. Pengembangan mesin-mesin produksi pangan berbasis 10 komoditi untuk industri kecil dan menengah b. Pengembangan teknologi dan produksi pangan berbasis 10 komoditi c. Pengembangan alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi d. Pengembangan budidaya dan teknologi pasca panen berbasis 10 komoditi.
2.
Bidang Kesehatan & Gizi Masyarakat
Topik Pilihan : a. Pengembangan alternatif pengawet, pewarna dan penguat rasa yang aman dari komoditas lokal. b. Fortisifikasi Pangan. c. Pengembangan produk kaya protein.
3.
Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya
Topik Pilihan : a. Pola distribusi dan pemasaran pangan berbasis 10 komoditi. b. Kelembagaan formal dan non formal penganekaragaman pangan. 59
Ibid, Hal. 4-5
53
c. Penanganan limbah industri pangan d. Pemanfaatan produk samping industri pangan.
4.
Bidang Penelitian Lain
Topik pilihan : a. Pemuliaan gandum hasil penelitian sebelumnya di Indonesia agar memenuhi standar kualitas untuk produksi roti dan mie b. Pengembangan teknologi modifikasi pati dari sepuluh sumber komoditi untuk memperbaiki kualitas mie dan bihun. c. Karakteristik nilai gizi dan daya cerna dari sepuluh komoditi d. Pengembangan teknik analisis tocotrienol dalam kelapa sawit dan pengaruh proses pemurnian minyak terhadap kandungan tocotrienol tersebut e. Pengaruh pemanfaatan berbagai jenis gula untuk pembuatan kecap
2.8.2
Bentuk Program
1. Program Utama
Pemberian dana bantuan penelitian kepada para mahasiswa/dosen/peneliti berstatus non-pengajar dari berbagai disiplin ilmu dengan focus pada bidang penganekaragaman pangan selama periode program.
2. Program Pendukung
Symposium/ lokakarya/ workshop nasional dibidang penganekaragaman pangan yang diikuti oelh kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi,
54
pemerintahahn dan perusahaan swasta. Symposium/ lokakarya/ workshop nasional diselenggrakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak pendanaan penelitian dan dikaitkan hari pangan sedunia.60
2.8.3
Organisasi Indofood Riset Nugraha
Dewan Pembina
:
Direksi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Ketua
:
Frans A. Toisuta
Wakil Ketua
:
Agus Budi Wasono
Penanggung jawab Program
Penanggung jawab Keuangan :
Ratna simanto61
Pendaftaran Peserta & Pengajuan Proposal Penelitian Mulai tahun 2008 dan seterusnya, pendaftaran kepesertaan pada Indofod Riset Nugraha dan pengajuan Proposal Penelitian baik secara perorangan maupun kelompok dilakukan secara online di www.indofood.co.id Peserta Program Program IRN 2008 terbuka bagi :
Mahasiswa perorangan dari berbagai strata dalam rangka tugas akhir studi
Kelompok Mahasiswa dari berbagai strata (3-5 orang dengan Dosen Pembimbing)
60 61
Dosen & Peneliti perorang atau kelompok (3-5 orang)
Ibid, hal.3 Ibid, hal.10
55
Tim Penilai IRN : Progam IRN 2008 ini dilengkapi dengan Tim Penilai/Ahli dari pelbagai bidang disiplin ilmu yang memberikan pengarahan, pengawasan dan penilaian secara objektif dn proffesional terhadap semua proses dan langkah kegiatan sesuai dengan cita-cita program Indofood Riset Nugraha ini. Para Tim Penilai/Ahli tediri dari :
F.G. Winarno (Prof, PhD, Teknologi Pangan, Ahli Teknologi Pangan, Ketua)
Abdurrachim Halim (Dr, Ir, Teknik Mesin, Anggota)
Bayu Krisnamurthi (Dr, M.S., Ir, Sosial Ekonomi Pertanian, Anggota)
Budi Prasetyo Widyobroto (Dr, DESS., DEA, Ir, Peternakan, Anggota)
Bustanul Arifin (Prof, Dr, Ir, Sosial Ekonomi Pertanian, Anggota)
Purwiyatno Hariyadi (PhD, MSc, Ir, Rekayasa Proses Pangan, Anggota)
Widjadja Lukito (PhD, dr, SpGK, Gizi dan Kesehatan, Anggota)
Eko Handayanto (Prof, PhD, MSc, Ir, Budidaya Pertanian, Anggota)
Budianto Wijaya (MappSc, Ir, Aplikasi Industri, Bogasari, Anggota) .
Persyaratan
Jangka waktu penelitian maksimum 1 (satu) tahun.
Penelitian dilakukan di dalam wilayah Republik Indonesia .
56
Bagi mahasiswa perorangan, penelitian dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (skripsi/tesis/disertasi).
Untuk kategori Kelompok Mahasiswa, mereka harus bernaung di bawah institusi kemahasiswaan/Jurusan/Pusat Penelitian.
Untuk kategori Dosen dan Peneliti, kepersertaannya harus didukung dengan surat keterangan dari departemen/ fakultas atau lembaga penelitian yang menaunginya.
Harus menyertakan riwayat hidup lengkap Peneliti dan anggotanya (bagi kelompok) serta mencantumkan NPM/NIM/NIP, alamat lengkap (termasuk telp, HP, faksimili dan email).
Peserta mahasiswa perorangan dan kelompok mahasiswa harus juga menyertakan transkrip nilai terakhir, serta riwayat hidup dan data diri dosen pembimbingnya.
Proposal Penelitian Format Pengetikan :
Proposal diketik dalam kertas A-4, jarak 1,5 spasi, font “times new roman 12 poin”.
Batas pengetikan 4 cm batas kiri, 2,5 cm batas kanan, 3 cm batas atas dan 2,5 cm batas bawah, tidak termasuk nomer halaman.
Susunan Halaman : 1. Halaman Pengesahan 2. Daftar Isi
57
3. Uraian Umum 4. Abstrak/Ringkasan Penelitian 5. Pendahuluan 6. Perumusan Masalah 7. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8. Tinjauan Pustaka/Kemajuan yang telah dicapai dan Studi Pendahuluan yang telah dilaksanakan 9. Metode Penelitian 10. Jadwal Pelaksanaan 11. Rincian Anggaran Penelitian 12. Daftar Pustaka 13. Lampiran 14. Dukungan pada Pelaksanaan Penelitian 15. Sarana dan Prasarana 16. Daftar Riwayat Hidup Peneliti Batas Waktu Pengajuan Proposal : Pengurus IRN telah menetapkan tanggal 30 Juni 2008 sebagai batas waktu penerimaan proposal dari peserta. 62
62
www.indofood.co.id
58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3. 1
Tipe Penelitian Menurut Mulyana, jenis perspektif atau pendekatan yang disampaikan
oleh teoritisi bergantung pada bagaimana teoritis itu memandang manusia yang akan menjadi objek kajian mereka. Perbedaan pendekatan ini pada dasarnya merupakan perbedaan penafsiran tentang apa tiu realitas, dan dalam ilmu sosial, bagaimana kedudukan manusia dalam realitas itu.63 Dari pengetahuan mengenai pendekatan adalah penting bagi periset karena pendekatan akan menemukan jenis metodologi riset. Pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif, yang
bertujuan
untuk
menjelaskan
dengan
sedalam-dalamnya
melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi terbatas. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.64 Setelah menentukan metode penelitian maka peneliti menggunakan tipe penelitian Deskriptif, dimana Deskriptif bertujuan membuat deskripsi secara
63 64
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis, Riset Komunikasi, hal. 49 Ibid, hal. 59
58
59
sistematik, factual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. 3. 2
Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Studi Kasus
(case study). Teknik penelitian ini berguna untuk menyelidiki gejala actual, dalam konteksnya tidak tergambar jelas dan menggunakan sumber fakta ganda.65 Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyan suatu penelitian berkenaan dengan “How (bagaimana), Why (kenapa)”. Bila penelitiannya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilaman fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) didalam konteks kehidupan nyata.66
3. 3
Key Informan (narasumber) Key Informan adalah orang atau mereka-mereka yang meberikan informasi
yang berkaitan dengan topic, kategorinya adalah mereka yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dangan topic “Kegiatan Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam Mengkampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis 10 Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan Gizi 2008/2009”, dimana mereka begitu banyak
6565
Cholik Narbuko dan H. Abu Achamadi, Metode Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 1997. Hal. 46-47 66 Robert K Yin, Studi Kasus (desain dan metode), Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Hal. 1
60
memberikan informasi yang berkaitan dengan topik di atas. Adapun narasumber disini adalah: 1. Ibu Elly Putranti Manager Corporate Public Relations Alasannya, karena beliau adalah orang yang mengetahui secara keseluruhan informasi mengenai PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, sehingga dapat memberikan penjelasan dengan detail baik itu secara informal ataupun formal. 2. Bapak Deni Puspahadi Manager Corporate Social Responsibility Alasannya, adalah dikarenakan beliau adalah orang yang turun langsung dalam kegiatan-kegiatan CSR PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, yang menjalin hubungan baik dengan External Stakeholdernya, membuat strategi untuk program-program eksternal. 3. Yuliana Puryanti Selaku peserta sekaligus penerima Indofood Riset Nugraha 2008/2009, Universitas Gajah Mada, Bidang Gizi dan Kesehatan. Alasannya, adalah dikarenakan beliau adalah orang yang seseorang yang memegang peran penting dalam keberlangsungan perusahaan. Peserta dianggap sebagai wakil dari masyarakat dan tentunya peserta mengetahui dan memahami dengan baik manfaat dari program ini bagi masa depan bangsa. Untuk mencari tahu sejauh mana bermaanfaatnya program ini bagi peserta.
61
3. 4
Teknik Pengambilan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standard untuk
memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang di perlukan adalah sebagai berikut: 3.4. 1 Data Primer Dengan melakukan wawancara secara mendalam (indepth interview) terhadap para key informant, yaitu dilakukan melalui Tanya jawab secara langsung dengan manager, staff manager, beberapa karyawan ataupun pegawai. Menurut Barelson, metode Indept Inteview adalah salah satu teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif sistematis dan kualitatif secra manifest.67 Kemudian hasil wawancara tersebut akan dianalisis dan di buat suatu kesimpulan. Selain itu juga peneliti melakukan obeservasi, dimana metode observasi adalah metode di mana periset mengamati langsung objek yang diteliti. 3.4. 2 Data Sekunder Dengan cara studi kepustakaan (literature), yaitu membaca buku, majalah serta data-data dan bahan referensi dari berbagai sumber yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan yang diteliti guna melengkapi data-data dari PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan juga bahan tertulis maupun teori yang didapat pada saat kuliah.Data sekunder yang digunakan peneliti adalah studi kepustakaan.
67
Moleong Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Rosadakarya, Bandung, 2004, Hal. 163
62
3. 5
Definisi Konsep
a.
Kampanye Public Relations Dalam arti umum atau luas, kampanye Public Relations tersebut
memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif.68 Dimana kampanye adalah salah satu tujuan utama dari Public Relations dalam menjaga hubungan perusahaan dengan khalayaknya. b.
Program CSR dan Filantrophy Definisi tanggung jawab sosial perusahaan secara seimbang menekankan
kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis melalui prilaku yang secara sosial bertanggung jawab. Program philantrophy (filantropi), dengan memfasilitasi kegiatannya berbentuk program yang terencana baik, tersedianya dana secara khusus, serta pelaksanaan program kegiatan yang terarah bersifat jangka panjang dengan khalayak sasaran yang dituju sudah ditetapkan oleh CSR-perusahaan, yaitu program filantropi, yang dilaksanakan dengan point-point berikut ini :
Progaram filantrofi (CSR) yang dilaksanakan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melalui Indofood Riset Nugraha (IRN).
68
Pengembangan makanan alternatif dan perbaikan gizi masyarakat.
Rosady Ruslan,Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008, hal. 66
63
c.
Berpartisipasi membangun ketahanan pangan nasional.
Indofood Riset Nugraha Indofood Riset Nugraha adalah program pemberian bantuan Dana
penelitian (research fund) bagi kalangan akademisi (mahasiswa, dosen peneliti) untuk memacu lahirnya riset-riset unggul di bidang penganekaragaman pangan dalam kerangka turut membangun ketahanan pangan nasional. Program ini dulu dikenal sebagai Bogasari Nugraha, yang sudah berlangsung secara konsisten sejak tahun 1998, Dan pada tahun 2006 ini menjadi Indofood Riset Nugraha (IRN) dan masih berjalan hingga kini. Kegiatan ini mempunyai tujuan sebagai berikut ini : 1. Meningkatkan antusiasme riset di bidang pangan di Indonesia. 2. Membangun link & match dunia pendidikan tinggi Dan industri. 3. Mendukung peluang aplikasi hasil riset akademisi pada aktivitas industri. 4. Memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing industri pangan nasional melalui inovasi produk dan teknologi yang berbasis riset. 5. Turut berpartisipasi membangun ketahanan pangan nasional.
3. 6
Fokus Penelitian Berdasarkan judul serta tujuan penelitian “Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam Mengkampanyekan Kagiatan Indofood
Riset
Nugraha
(IRN)
Berbasis
10
Komoditi
Untuk
Meningkatakan Ketahanan Dan Perbaikan Gizi 2008/2009”, maka fokus penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data, fakta dan informasi:
64
Kampanye Public relations, memberikan penerangan dan pengertian serta memotivasi masyarakat terhadap program. Cakupan kampanye IRN melalui pengeanekaragaman berbasis sepuluh komoditi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat.
Program Filantrofi (CSR) yang dilaksanakan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk melalui Indofood Riset Nugraha (IRN), untuk:
Melakukan riset pengembangan pangan.
Pengembangan makanan alternatif dan perbaikan gizi masyarakat.
Berpartisipasi membangun ketahanan pangan nasional.
2. Penyusunan pengembangan program kampanye:
Tujuan kampanye program IRN.
Segementasi kampanya program IRN.
Pelaksanaan kampanye program IRN.
Alokasi waktu program IRN.
3. Evaluasi Dalam tahap ini Public Relations melaksanakan evaluasi terhadap hasil-hasil dari program yang telah di laksanakan dan menilai apa tujuan program kampanye tersebut sudah dicapai oleh IRN.
65
3. 7
Teknik Anaslisa Data Analisa data merupakan penyederhanakan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibawa dan diinterpretasikan, berdasarkan data yang diperoleh dengan wawancara mendalam dengan para nara sumber, maka penelitian ini akan dideskripsikan dan dijabarkan secara kualitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan untuk melihat keabsahan data penelitian ini peneliti menggunakan Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lebih diluar data itu keperluan atau sesuai pembanding terhadap data itu69. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Selain itu peneliti juga menggunakan jenis keabsahan data lain, yaitu sebagai berikut: Authenticity Yaitu, memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan. Saya sebagai peneliti memberi kesempatan dan memfasilitasi pengungkapan konstruksi 69
Lexy. Maleong, J, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 330
66
personal
yang
lebih
detail,
sehingga
mempengaruhi
mudahnya
pemahaman yang lebih mendalam, dimana peneliti melakukan sesi deep interview dengan para sumber yang telah ditetapkan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang jumlah dan isinya dari pertanyaan telah ditentukan, yang kemudian nantinya akan dijawab serta berkembang dengan sendirinya baik itu secara formal ataupun informal.
67
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk didirikan pertama kali dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma pada tahun 1990. Perubahan nama menjadi PT. Indofood sukses makmur. Tbk terjadi pada tahun 1994 listing di BEJ dan BES (763.000.000 saham, nilai nominal Rp 1000 / saham ). Indofood adalah perusahaan yang dinilai memiliki citra yang baik dan telah dikenal masyarakat. Serta memiliki pangsa pasar yang signifikan untuk produk-produk utamanya seperti mi instan, tepung terigu, minyak goreng, margarin, lemak nabati (shortenings) dan juga bergerak pula di segmen produk makanan olahan lainnya seperti makanan bayi, makanan ringan, penyedap makanan, biskuit, serta juga memproduksi kemasan, Indofood memiliki sejumlah merek dagang dan brand equity yang sangat dikenal dan kuat. Di samping itu Indofood adalah produsen terbesar di dunia dan pengolah gandum terbesar di Indonesia dan juga mempunyai jaringan distribusi yang luas dan ekstensif serta didukung oleh lebih dari 50 distributor dan sub-distributor independen serta lebih dari 160.000 pedagang eceran di seluruh Indonesia. Indofood memiliki visi dan misi untuk menjadi penyedia Total Food Solutions. Di pasar domestik, sebagaian produk Indofood merupakan merek yang terkemuka di dalam segmen pasarnya masing-masing. Bagi konsumen Indonesia, berbagai
67
68
produk Indofood telah diakui sebagai produk berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh. Saat ini kegiatan usaha Indofood terdiri dari empat kelompok usaha strategis (Grup) yang saling melengkapi : 1. Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP) Menghasilkan berbagai macam produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam divisi mi instan, penyedap makanan, makanan ringan serta nutrisi & makanan khusus. Kegiatan grup CBP didukung oleh divisi bumbu, kemasan dan internasional. Dengan didukung ragam produk yang luas dan brand equity yang kuat, melayani seluruh segmen pasar, serta jaringan distribusi yang ekstensif, grup CBP berada dalam posisi yang baik. Divisi mi instan Indofood senantiasa berada di posisi terdepan dalam industri mi instan Indonesia, dikenal atas produknya yang berkualitas dan memiliki cita rasa yang tinggi dengan harga terjangkau. Merek-merek Indofood yang sudah mapan dan dikenal seperti Indomie, Sarimi, Supermi, Sakura, Pop Mie dan Mi Telur 3 Ayam, memiliki tingkat kepercayaan dan loyalitas konsumen yang tinggi. Indomie pada khususnya, merupakan merek “Top of Mind”
untuk mi instan bagi para
konsumen di Indonesia.
2. Grup Bogasari Bogasari tidak hanya merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi dan terbesar di Indonesia, namun juga merupakan penggilingan tepung terigu terbesar di dunia yang terletak di satu lokasi. Grup ini juga
69
memproduksi pasta untuk pasar domestik dan internasional. Kegiatan usaha grup ini didukung oleh bisnis perkapalan. Armada perkapalan ini sebagian digunakan untuk mengangkut gandum dari belahan bumi selatan dan utara. Berbagai kegiatan pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan brand equity dan loyalitas konsumen, juga turut menunjang peningkatan penjualan. Program pemasaran langsung, peningkatan aktivitas promosi bersama dengan divisi lain dan program pelatihan yang intensif di Bogasari Baking Centers, secara bersamasama mampu mempertahankan daya tarik produk Bogasari di pasar. Peningkatan sinergi dan komitmen penjualan dengan para distributor juga memberikan kontribusi positif.
3. Grup Agribisnis Kegiatan usaha grup ini meliputi seluruh mata rantai kegiatan mulai dari riset dan pengembangan, pembibitan kelapa sawit dan pemuliaan hingga pengolahan, penyulingan, branding dan pemasaran minyak goreng, margarin, shortening serta produk turunan kelapa sawit lainnya. Grup agribisnis terdiri dari tiga divisi yaitu perkebunan, minyak goreng & margarin serta divisi komoditi dan merupakan bisnis yang terintegrasi secara vertikal dan memiliki beragam produk bermerek terkemuka berbasis kelapa sawit.
4. Grup Distribusi Grup Distribusi menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Selain mendistribusikan produk-produk Indofood, grup ini juga menyalurkan berbagai
70
produk pihak ketiga. Stock point yang dibangun di wilayah dengan tingkat kepadatan outlet ritel yang tinggi termasuk pasar tradisional, memungkinkan setiap stock point untuk melayani wilayahnya masing-masing dalam waktu sesingkat mungkin. Grup Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi paling ekstensif di Indonesia, perluasan jaringan stock point dari tahun ke tahun semakin meningkatkan kemampuan grup ini untuk menyalurkan produk secara efisien. Fokus lain dari grup ini adalah penerapan sistem teknologi informasi (TI) yang baru dihampir seluruh stock point agar komunikasi dengan kantor pusat dan pemantauan tingkat persediaan barang dapat lebih ditingkatkan. Berbagai usaha juga dilakukan dalam upaya meningkatkan pengawasan internal, memperbaiki tingkat efisiensi, memperbanyak jumlah kunjungan ke outlet ritel dan mempersingkat waktu pengiriman barang. Kenaikan harga bahan bakar yang sangat tinggi menyebabkan biaya transportasi meningkat.
4.1.1. Corporate Governance PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Indofood sangat menyadari pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam kegiatan operasinya baik sebagai sarana bagi manajemen untuk mengembangkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham maupun melindungi kepentingan stakeholder, termasuk masyarakat umum. Indofood memiliki komitmen untuk menjalankan kegiatan usahanya dengan memperhatikan etika dan transparan, sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Perseroan dipimpin oleh direktur utama yang dibantu oleh 7 anggota direksi lainnya dalam mengelola usaha perseroan. Direksi bertanggungjawab
71
dalam mengembangkan arahan strategis perusahaan dan memastikan bahwa seluruh target dan tujuan dapat tercapai. Direksi secara formal mengadakan rapat untuk mengevaluasi kinerja operasional dan keuangan perseroan, strategi dan berbagai hal penting lainnya. Di samping itu, beberapa pertemuan informal dilaksanakan untuk membahas dan menyetujui hal-hal yang membutuhkan perhatian dengan segera. Jadwal pertemuan formal direksi ditetapkan pada awal tahun kalender untuk memastikan cukupnya waktu pemberitahuan kepada semua direktur. Agenda dan semua informasi yang berhubungan dengan topik pembahasan pada setiap pertemuan, disiapkan bagi semua direktur sebelum acara pertemuan.
4.1.2. Struktur Organisasi (Board of Commisioners and Board of Directors) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Board of Commisioners President Commisioner
:
Manuel V. Pangilinan
Commisioners
:
Benny S. Santoso Edward A. Tortorici Robert Charles Nicholson Albert Del Rosario Ibrahim Risjad Graham L. Pickles
Independent Commisioners
:
Utomo Josodirdjo Torstein Stephansen Wahjudi Prakarsa
72
Board of Directors President Director
:
Anthoni Salim Cesar M. dela Cruz Fransiscus Welirang Dermawan Sarsito (Kevin Sietho)
Directors
:
Aswan Tukiaty Tjhie The Fie (Thomas Tjhie) Taufik Wiraatmadja Peter Kradolfer
4.1.3 Logo PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
GAMBAR LOGO PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK
4.1.4. Visi dan Misi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Visi :
Menjadi Total Food Solution Company dengan menyediakan aneka ragam produk pangan guna memenuhi kebutuhan para konsumen.
Misi : 1. Senantiasa meningkatkan kopetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.
73
1.
Menyediakan produk yang berkualitas tinggi, inovatif dengan harga yang terjangkau, yang merupakan pilihan pelanggan.
2.
Memastikan ketersediaan produk bagi pelanggan domestik maupun international.
3.
Memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup bangsa indonesia, khususnya dalam bidang nutrisi.
4.
Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan.
4.1.5. Penghargaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Beberapa penghargaan yang didapat PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dari tahun 2006 adalah: 1. Indonesian Golden Brand Award 2006 for sustained and continued achievement of the Indonesian Best Brand Award. 2. Indonesia’s Most Admired Companies Award 2006 for The Best In Building Corporate Imagr Category. 3. The Leading Company Award From The Wall Street Journal Asia 2006. 4. Champion of Good Corporate Governance Award 2006. 5. Superbrands 2006 in Corporate Category. 6. Indonesia’s Most Admired Companies Special Award 2006 for A Company with The Most Sustainable Corporate Image. 7. Platinum Indonesian Best Brand Award 2007 for sustained and continued achievement of the Indonesian Best Brand Award 8. Indonesian Customer Satisfaction Award 2007 (ICSA)
74
9. Top Brand Award 2007 from marketing magazine 10. The Most Powerful Distribution System 2007 serta penghargaan sebagai Emiten Terbaik dari Investor Group 11. Recognized as Ideal and Admirable Workplace 2007 from Warta Ekonomi 12. Platinum Indonesian Best Brand Award 2008 for sustained and continued achievement of the Indonesian Best Brand Award. Selama 6 kali berturut-turut. 13. The Most Sustainable Corporate Image 2008 dari Majalah Businessweek dan frontier Consulting Group 14. In Recognition of its Achievement As The Company with The Most Sustainable Corporate Image 2008 – 2009. 15. Penghargaan Rekor Muri 2008 atas prestasi yang telah didapat yaitu : Pembuatan mi instan terpanjang di Bandung, Makan mi terbanyak di Jakarta, Memasak mi instan terbanyak di Palembang, Pembuatan reflika candi borobudur di Yogyakarta.
4.1.6. Product Knowladge PT. Indofood Sukses Makmur Tbk A.
Noodles Sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia, Indofood juga
merupakan pimpinan pasar di Indonesia. Berbagai merek produk divisi mi instan sangat dikenal dan terpercaya antara lain Indomie, Sarimi, Supermi, Sakura dan Pop Mie. Mi instan produksi Indofood diakui sebagai produk yang
75
berkualitas tinggi dan harga terjangkau, serta mendapatkan loyalitas yang tinggi dari konsumen. Berikut bagan quality product dari divisi noodles :
GAMBAR BAGAN NOODLES QUALITY PRODUCT NOODLES
B.
Bogasari Bogasari merupakan produsen tepung terigu terintegrasi yang terbesar di
Indonesia, dan dari segi kapasitas produksi merupakan salah satu yang terbesar di dunia yang terletak di satu lokasi. Bogasari telah beroprasi selama lebih dari tiga dekade, dan saat ini mengolah dua pabrik tepung, di Jakarta dan Surabaya. Dengan total kapasitas 3,76 juta ton per tahun. Selain itu bogasari juga memproduksi pasta. Berikut bagan quality product dari divisi bogasari :
76
GAMBAR BAGAN BOGASARI QUALITY PRODUCT BOGASARI
C. Cooking Oils & Fats Grup Minyak Goreng dan Lemak Nabati merupakan perusahaan agrobisnis yang terintegrasi secara vertikal, dengan kegiatan utama meliputi penelitian dan pengembangan, pemuliaan bibit kelapa sawit. Di samping itu kegiatan grup usaha minyak goreng dan lemak nabati juga refinery, branding dan pemasaran untuk minyak goreng, margarine dan lemak nabati, serta berbagai produk turunan kelapa sawit lainnya. Grup minyak goreng dan lemak nabati juga memproduksi minyak kelapa. Dalam melaksanakan kegiatan usaha tersebut di atas grup minyak goreng dan lemak nabati terbagi menjadi dua divisi yaitu perkebunan, minyak goreng dan margarin serta komoditi. Berikut bagan quality product dari divisi cooking oil & fats :
77
GAMBAR BAGAN COOKING OILS & FATS QUALITY PRODUCT
COOKING OILS & FATS
D. Nutrition & Special Foods Ragam produk dari divisi nutrisi dan makanan khusus mencakup makanan untuk bayi, anak-anak dan ibu hamil di bawah naungan dua merek. Promina ditujukan bagi segmen menengah keatas, sedangkan SUN dengan harga paling terjangkau pasar, memimpin pasar disegmen menengah kebawah. Selain itu, divisi ini juga memproduksi SUN MP-ASI, produk sereal bayi dalam kemasan sachet ditujukan bagi segmen paling bawah. Berikut bagan quality product dari divisi nutrition & special foods : GAMBAR BAGAN NUTRITION & SPECIAL FOODS QUALITY PRODUCT
NUTRITION & SPECIAL FOODS E. Snacks & Biscuit
78
Divisi ini memproduksi dan memasarkan merek makanan ringan modern, yang ditargetkan kepada berbagi kelompok target usia dan segmen pasar. Chitato dan Lays potato chip ditujukan bagi pasar kaum dewasa muda dan keluarga, Jetz ditujukan bagi kaum remaja, Cheetatos untuk para remaja, sementara Chiki diperuntukan bagi anak-anak. Berikut bagan quality product dari divisi snack & biscuit :
GAMBAR BAGAN SNACK & BISCUITS QUALITY PRODUCT
SNACK & BISCUITS
F. Food Seasoning Divisi bumbu penyedap makanan memproduksi serangkaian produk kuliner dan sirup. Pemasaran produk kuliner dikelola oleh PT. Nestle Indofood Citarasa Indonesia (NICI), suatu perusahaan dengan pola kemitraan strategis dengan Nestle, yang didirikan sejak tahun 2005, sementara pemasaran produk
79
sirup dikelola sendiri oleh divisi ini. Berikut bagan quality product dari divisi food seasioning :
GAMBAR BAGAN FOOD SEASONING QUALITY PRODUCT FOOD SEASONING
4.2. Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Indofood sebagai perusahaan publik dengan produk konsumen yang beraneka ragam dan dirasa perlu menjaga nilai, citra dan reputasi di kalangan stakeholder-nya
secara
terus
menerus.
Dalam
rangka
menjaga
dan
mempertahankan nilai, citra dan reputasi inilah maka diperlukan serangkaian usaha dan upaya secara sistimatis, berkesinambungan, terkoordinir dan terarah setiap saat agar tujuan, sasaran dan target perusahaan tercapai. Dalam rangka itulah maka peran corporate public relations sangat diperlukan sebagai mitra strategis manajemen dalam rangka mencapai nilai, citra dan reputasi perusahaan menunju pertumbuhan yang berkelanjutan. Agar dapat memahami peran, fungsi
80
dan tanggung jawab corporate public relations maka disusunlah pedoman dan kebijakan agar dapat diketahui oleh seluruh jajaran di lingkungan perusahaan.
4.2.1. Visi dan Misi Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Visi : Menjadi mitra strategis manajemen dalam upaya menciptakan nilai, citra dan reputasi Indofood bagi para stakeholder agar mempertahankan kelangsungan pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan. Misi :
Menciptakan nilai, citra dan reputasi Indofood bagi seluruh stakeholder untuk mencapai dan mempertahankan tingkat pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan.
4.2.2. Strategi Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1. Meningkatkan nilai, reputasi dan citra perusahaan di mata para stakeholder, melalui inovasi yang berkesinambungan. 2. Membangun jejaringan (network) dan komunikasi yang efektif dan inovatif bersama stakeholder perusahaan untuk mencapai pengertian bersama. 3. Menjalin hubungan dan komunikasi yang harmonis dan efektif bersama seluruh stakeholder perusahaan.
81
4. Mengembangkan kemitraan dan kepedulian sosial secara selektif dan efektif dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.
4.2.3.
Kebijakan Dasar Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk 1. Sudah menjadi kebijakan perusahaan bahwa setiap aktivitas perusahaan baik dalam skala corporate maupun unit, internal maupun eksternal senantiasa mempertimbangkan pentingnya aspek nilai, citra dan reputasi perusahaan dimata para stakeholder-nya. 2. Semua aktivitas perusahaan dan karyawan yang bersifat publikatif dan informatif keluar wilayah perusahaan baik atas inisiatif sendiri maupun atas inisisatif dan rencana perusahaan, selalu berdasarkan persetujuan CEO dan di bawah koordinasi dan pengaturan corporate public relations. 3. Setiap langkah pemberian keterangan dan informasi apapun kepada pihak luar perusahaan selalu berdasarkan dan mengikuti kebijakan perusahaan. 4. Setiap karyawan di lingkungan Indofood adalah duta perusahaan yang selalu menjaga dan memelihara nilai, citra dan reputasi perusahaan secara terus menerus.
82
GAMBAR STRUKTUR ORGANISASI CORPORATE PUBLIC RELATIONS PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR,TBK
BOARD OF DIRECTORS
CORP. PUBLIC RELATIONS DIVISION HEAD
Corporate Communication Department
Public Relations Information Services Department
Media Relations & Communication Section
Research & Database Staff
Internal Relation & Communication Section
Government/ Inst. Relations Section
Corporate Social Responsibility Department
Community Involvement Section
Social Marketing Support Section
Partnership Development Section
83
4.2.4. Pilar Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk Corporate Public Relations berdiri di atas tiga pilar utama yaitu : 1. Corporate Communication : Sebagai pilar penunjang penyelenggaraan semua aktivitas dalam lingkup komunikasi yang sehat, terarah dan efektif dalam rangka mencapai nilai, reputasi dan citra Indofood. Fungsi dari corporate comunication adalah mewujudkan komunikasi Indofood bersama para stakeholder secara efisien dan efektif untuk mencapai persepsi positif, saling pengertian dan hubungan yang harmonis untuk mencapai nilai, citra dan reputasi Indofood sebagai perusahaan yang bertumbuh dan yang dikagumi. Corporate communication adalah program komunikasi yang merupakan bagian dari program PR di mana kegiatan dari corporate communication adalah : 1) Media Relations, hubungan dengan media merupakan hal yang penting bagi dunia bisnis. Hal ini terkait dengan peranan media sebagai sarana komunikasi antara dunia bisnis dengan masyarakat atau publik. Apalagi Indofood merupakan perusahaan terbuka / publik sehingga pemberian informasi kepada publik lewat media massa sangat diperlukan. Selain itu media massa juga memiliki kekuatan dalam membangun opini publik. Peran PR dalam hal ini adalah mempublikasikan Indofood melalui pemberitaan media massa.
Strategi
yang
perlu
dilakukan
adalah
bagaimana
memaksimalkan pemberitaan positif yang dapat meningkatkan citra Indofood dan sebaliknya meminimalkan pemberitaan negatif yang
84
dapat merugikan nama baik Indofood. Oleh karena itu monitoring terhadap pemberitaan media massa mengenai Indofood juga merupakan santapan sehari-hari dari PR Indofood. Tak kalah penting dilakukan adalah membangun hubungan baik dengan jajaran media massa baik secara kelembagaan maupun secara personal pada semua level dari wartawan sampai dengan pemimpin redaksi. 2) Institutional Relations, melalui berbagai program dilakukan pembinaan hubungan dengan pemerintah, pressure group (LSM), asosiasi industri, pengamat ekonomi, akademisi, ahli pangan dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar lembaga-lembaga tersebut dapat memberikan dukungan yang kuat terhadap bisnis dan nilai-nilai ekonomis dan sosial yang dibangun oleh Indofood. 3) Corporate Identity Management, bidang pengelolan identitas corporate beserta semua anak perusahaan yang ada, sejak dari perencanaan, sosialisasi dan pengawasan aplikasi atribut perusahaan. Corporate
communication
material,
melakukan
pengelolaan
terhadap materi komunikasi seperti corporate advertising, company profile, video profile dan lain-lain. 4) Internal Communication, bertujuan untuk membangun komunikasi, solidaritas, rasa memiliki dan kebanggaan sehingga karyawan mampu bertindak sebagai duta Indofood di lingkungannya masingmasing. Komunikasi internal diwujudkan antara lain dalam bentuk penerbitan majalah internal yaitu Media Indofood dan newsletter
85
melalui internet. 5) Crisis Handling, melakukan penanganan sedini mungkin terhadap issue atau peristiwa yang berpotensi untuk menggangu jalannya bisnis Indofood atau berpotensi merusak corporate image beserta produk-produknya.
2.
Public Relations Information Services Sebagai pusat informasi yang mengelola data base, melakukan
penelitian berkaitan dengan reputasi perusahaan, pelaporan serta dokumentasi. Bidang ini bertujuan untuk mengendalikan operasi PR secara terencana, terukur, dan terstruktur.
3.
Corporate Social Responsibility : Menciptakan nilai dan reputasi perusahaan melalui strategi dan
kerangka tanggungjawab sosial corporate, dengan aktivitas dalam lingkup pengembangan ekonomi, permasalahan sosial dan lingkungan hidup yang menjamin pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan. Peran dan fungsi dari corporate social responsibility mewujudkan kepedulian sosial Indofood secara efisien dan efektif dalam rangka membangun nilai, citra dan reputasi positif di mata para stakeholder menuju pertumbuhan menjadi Indofood yang dikagumi para stakeolder-nya serta menjamin pada pertumbuhan perusahaan jangka pendek dan jangka panjang yang didasari atas 5 pilar CSR, yaitu :
86
a. Building Human Capital b. Mantaining Social Cohesion c. Strenghtening Economic Value d. Encouraging Good Governance e. Protecting The Environment.
4.3.
Program Corporate Social Responsibility PT. Indofood Sukses Makmur Tbk 1. Program Penanggulangan Bencana Untuk menanggulangi bancana alam di berbagai lokasi Nusantara, dan
untuk memberikan bantuan yang tepat dari segi waktu dan manfaat kepada mereka yang mendapat musibah, Indofood meluncurkan program “Indofood Peduli” sebagai sarana untuk memberikan bantuan darurat. Sebagai bagian dari program tersebut, posko Indofood Peduli didirikan dan berfungsi sebagai dapur umum yang menyediakan mi instan di berbagai daerah yang mengalami bencana baik banjir, longsor dan gempa bumi. 2. Program Pendidikan Dalam rangka mendukung bidang pendidikan secara berkesinambungan, Indofood menyelenggarakan berbagai program pendidikan sepanjang tahun 2006, termasuk : a. Pustaka Anak Nusantara–Hardiknas, adalah program untuk mendukung kegiatan pendidikan nasional di tingkat sekolah dasar. Melalui program ini, telah disumbangkan buku-buku ke 275 perpustakaan di berbagai sekolah dasar, termasuk seri buku cerita yang dilengkapi VCD, untuk
87
memperkenalkan budaya dan tradisi berbagai provinsi di Indonesia kepada anak-anak. b. Bagimu Guru, merupakan salah satu bentuk tanggungjawab sosial (Corporate Social Responsibility) Indofood di bidang pendidikan dan sudah berlangsung sejak tahun 2006. Program tersebut merupakan program berkelanjuatan yang mengemban pendidikan menjadi unsur utama dalam “Membangun Sumber Daya Manusia” guna membangun suatu bangsa secara berkesinamungan. c. Indofood Riset Nugraha, adalah program yang diluncurkan pada bulan November tahun 2006, sebagai pengembangan Bogasari Nugraha yang dimulai pada tahun 1998. Program ini menyediakan dana riset bagi kalangan akademik, termasuk para kalangan mahasiswa (perorangan maupun kelompok), dosen dan peneliti. Program IRN diluncurkan dengan harapan dapat memberikan manfaat yang positif bagi sasaran program (kalangan akademisi), dapat memicu kalangan akademisi untuk lebih semangat melakukan penelitian dan memiliki potensi bagi masyarakat dengan adanya hasil implementasi dari penelitian-penelitian program tersebut. 3. Program Kesehatan Revitalisasi Posyandu, dalam membangun dan meningkatkan pola kerja koordinatif yang baik yang melibatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah setempat. Secara umum, tujuan program ini adalah sebagai upaya meningkatkan kebutuhan kesehatan dasar dan kelangsungan tumbuh kembang anak dan balita
88
melalui revitalisasi kinerja posyandu, pemberian makanan tambahan dan pelayanan kesehatan dasar. Sedangkan tujuan khususnya adalah : a. Meningkatkan dan mengembangkan sarana dan prasarana posyandu b. Menumbuhkan kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan peran dan manfaat posyandu. c. Mengatasi masalah kesehatan balita dengan meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi balita dan anak melalui pelayanan posyandu yang terpadu dan berbasis masyarakat. d. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu sebagai agen sosial dalam masyarakat di bidang kesehatan, tumbuh kembang serta masalah gizi balita dan anak.
4.4. Deskripsi Program Indofood Riset Nugraha (IRN) Menurut data informasi diantara negara ASEAN, Indonesia menduduki peringkat keempat di bawah Singapura, Thailand dan Malaysia dengan 5.781 paper. Jika dibandingkan negara-negara maju di Asia jumlah paper di Indonesia jelas sangat tertinggal dimana Jepang memiliki 83.484 paper, Cina 57.740 paper, Korea 24.477 paper, dan India 23.336 paper (www.beritaiptek.com /
25
September 2008). Untuk itu dengan program Indofood Riset Nugraha sebagai wujud kepedulian Indofood pada bidang pendidikan melalui program penelitian dan partisipasi konkrit dalam rangka mewujudkan corporate social responsibility yang berkesinambungan menuju terciptanya citra, reputasi dan nilai perusahaan secara
89
menyeluruh. Program ini telah mendapat dukungan dan persetujuan direksi untuk penyelenggaran program IRN sebagai pengembangan dari Bogasari Nugraha. Melalui program ini Indofood memberikan bantuan dana penelitian kepada kalangan akademisi baik mahasiswa maupun dosen berbagai strata dari perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia Indofood Riset Nugraha merupakan kelanjutan dari program Bogasari Nugraha yang telah berlangsung sejak tahun 1998. Bogasari Flour Mils menyelenggarakan Bogasari Nugraha untuk pertama kalinya bekerjasama dengan Kantor Menpangan dan Hoitikultura dan Institut Pertanian Bogor. Kegiatan ini berupa lomba karya penelitian terbaik di bidang Gandum dan Terigu dalam kurun waktu 10 tahun (1988-1998). Pada tahun 1999 dilaksanakan Bogasari Nugraha II yang konsepnya sedikit diubah menjadi penghargaan dan dukungan dana penelitian bagi mahasiswa (Si, S2, S3) yang sedang menyelesaikan tugas akhir dan melakukan penelitian di bidang gandum dan turunannya. Mulai tahun 2000-2002, program ini selain diikuti mahasiswa juga melibatkan dosen dan peneliti-peneliti dari perguruan tinggi negeri dan swasta maupun lembaga penelitian resmi lainnya non perguruan tinggi. Topik penelitian adalah “Penganekaragaman pemanfaatan tepung terigu dan produk sampingnya dalam rangka peningkatan gizi dan diversifikasi pangan, pemanfaatan terigu untuk pengembangan industri kecil dan menengah, dan peningkatan manfaat makanan berbasis tepung terigu dan produk sampingnya yang mempunyai nilai tambah bagi kesehatan”.
90
Cakupan
penelitian
meliputi
berbagai
aspek
di
bidang
penganekaragaman pangan berbasis tepung. Penelitian yang dilakukan dapat berupa upaya untuk menghasilkan temuan baru, bersifat terobosan untuk mengatasi masalah dan membuka peluang baru dalam penganekaragaman pangan, serta memiliki peluang untuk diwujudkan sebagai suatu usaha komersial. Kategori peseta juga diperluas menjadi : Mahasiswa SI, S2, S3 untuk menyelesaikan tugas akhir, Kelompok Mahasiswa, Kelompok Dosen, dan Peneliti Perorangan atau Kelompok Peneliti. Penelitian difokuskan pada lima komoditi pangan, yaitu : ubi jalar, singkong, jagung, pisang, dan gandum / terigu. Tema IRN 2008 masih berfokus pada permasalahan pangan, yaitu bagaimana meningkatkan ketahanan pangan. Definisi ketahanan pangan yang dimaksud adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik dari segi jumlah maupun mutu, keamanan, kandungan gizi, keragaman, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Untuk mencapai kondisi tersebut, pola ketergantungan pangan pada satu komoditas tertentu seperti beras perlu dilepaskan, salah satu upaya melepaskana diri dari ketergantungan tersebut adalah dengan ketersediaan pangan pokok alternatif plihan selain beras. Bahan pokok alternatif tersebut pun harus berasal dari komoditi yang sumbernya berlimpah dan mudah ditemukan di tanah air. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan pasokan. Hal inilah yang kemudian menjadi konsep dasar pemilihan tema program IRN 2008. Melalui penelitian-penelitian berbasis sepuluh komoditi yang banyak ditemui dan merupakan kekayaan alam Indonesia, diharapkan muncul suatu karya
91
inovatif yang dapat menjadi solusi bagi bangsa Indonesia dalam melepaskan diri dari ketergantungan terhadap komoditi beras sebagai bahan pokok saat ini. Pernyataan mengenai Program Indofood Riset Nugraha yang dapat mendukung penelitian ini adalah :
”...program ini sangat bermanfaat bagi para akademisi untuk lebih bersemangat melakukan penelitian, dan tentunya dapat menjadi kontribusi bagi pemerintah untuk memberikan solusi pangan. Dimana belakangan ini banyak terjadi berbagai bencana, seperti kelaparan, banjir, dan lain sebagainya...”(Sumber : Elly Putranti, Jabatan : Corporate Communication Manager, Tanggal : 7 Januari 2009 ).
“…program ini sebagai bentuk tingkat kepedulian Indofood pada bidang pendidikan melalui partisipasi konkrit dalam rangka mewujudkan CSR yang berkesinambungan yang dapat memberikan manfaat yang positif bagi sasaran program dan dapat berpotensi bagi masyarakat luas dari hasil implementasi penelitian-penelian program...” (Sumber : Deni Puspahadi, Jabatan : CSR Manager, Tanggal : 6 Januari 2009).
Dalam mengimplementasikan suatu program CSR sebaiknya didasarkan pada 10 elemen program (Mohamad Kurniawan dalam “Workshop Corporate Social Responsibility” 28-29 November 2008 di ruang seminar fisip UPN “V” Yogyakarta). Program IRN merupakan program CSR tahunan Indofood. Program ini menunjukan kepedulian Indofood terhadap perkembangan penelitian di Indonesia. Perhatian perusahaan terhadap dunia pendidikan di Indonesa sangatlah tinggi. Dengan kualitas perusahaan yang telah dimiliki, Indofood harus bisa menciptakan dan melaksankan sebuah program yang berbeda dengan perusahaan lain. Dapat dikatakan bahwa kesuksesan program IRN ini adalah hasil
92
implementasi dari elemen-elemen pelaksanaan program. Elemen-elemen tersebut adalah : 1. Program Kampanye Indofood Riset Nugraha (IRN) Program IRN ini terbentuk dikarenakan adanya keinginan perusahaan untuk melahirkan anak bangsa yang berkualitas, kreatif dan peduli pada kondisi pangan dalam negeri yang memperhatikan terhadap isu : a. Bahwa jumlah peneltian di Indonesia sangat menghawatirkan maka dasar program IRN sebagai wujud kepedulian Indofood terfokus pada bidang pendidikan untuk memberikan penghargaan terhadap karya penelitian unggulan di bidang penganekaragaman pangan. Untuk memunculkan peneliti-peneliti yang berdedikasi tinggi, kreatif dan memiliki komitmen kuat untuk memajukan bangsa. b. Isu krisis pangan menjadi konsep dasar pemilihan tema program IRN 2008 agar terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik dari segi jumlah maupun mutu, keamanan, kandungan gizi, keragaman, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.
2. Tujuan Program a. Meningkatkan antusiasme riset di bidang pangan di Indonesia. b. Membangun link & match dunia pendidikan tinggi dan industri. c. Mendukung peluang aplikasi hasil riset akademisi pada aktivitas industri.
93
d. Memberikan kontribusi bagi peningkatan daya saing industri pangan nasional melalui inovasi produk dan teknologi yang berbasis riset. e. Turut berpartisipasi membangun ketahanan pangan nasional.
3. Nama dan Tema Program Nama program ini adalah “Indofood Riset Nugraha” dengan mengambil tema pada tahun 2008 adalah “Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh Komoditas Untuk Mengatasi Rawan Pangan dan Perbaikan Gizi”. Awalnya pada tahun 1998 program ini adalah Bogasari Nugraha, namun perubahan nama dilakukan sebagai wujud kesungguhan Indofood untuk memberikan perhatian secara serius dan konsisten terhadap pengembangan dunia penelitian di kalangan akademisi. Berikut adalah Logo dari IRN 2008 :
GAMBAR LOGO IRN 2008
94
4. Rumusan Benefit Benefit dari program ini dapat diperoleh bagi perusahaan, pemerintah, masyarakat dan para akademisi, yaitu :ss a. Bagi Perusahaan : 1.
Program IRN dapat dijadikan sebagai salah satu penopang pilar CSR di bidang pendidikan sehingga perlu dikembangkan terus-menerus di masa mendatang agar menjadi special-icon bagi Indofood Group.
2.
Menjadikan IRN sebagai trensetter dalam pengembangan kebijakan pangan dan produk pangan.
3.
Adanya new product development yang didasarkan pada hasil-hasil penelitian yang ada.
4.
Terbentuknya corporate image. Dengan adanya program CSR yang berkelanjutan akan memebentuk citra perusahaan yang positif hal ini terbukti dengan diperolehnya penghargaan bagi Indofood yaitu The Most Sustainable Corporate Image 2008 dari Majalah Businessweek dan frontier Consulting Group.
b. Bagi Pemerintah : 1.
Memberikan
kontribusi
alternatif
bahan
pokok
pangan
dan
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik dari segi jumlah maupun mutu, keamanan, kandungan gizi, keragaman, merata dan terjangkau oleh daya beli masyarakat
95
2.
Memberikan data base peneliti dan penelitian bagi Indonesia khususnya yang mengikuti program IRN
c. Bagi Masyarakat : Terimplementasikannya hasil-hasil peneliatian yang memiliki manfaat positif dan memberikan kontribusi bagi masyarakat. d. Bagi Akademisi : 1.
Sebagai wadah bagi para akademisi untuk menyalurkan penelitianpenelitiannya dengan menyediakan dana penelitian mengingat sulitnya pendanaan merupakan kendala terbesar bagi kemajuan riset penelitian di Indonesia.
2.
Terbentuknya wahana komunikasi dan network yang intensif dan berkelanjutan antara perguruan tinggi / kalangan intelektual dengan perusahaan guna tercapainya kepentingan bersama yang saling menguntungkan dan memberikan kontribusi bagi dunia pangan Indonesia.
4.5.
Hasil Penelitian dan Analisa Data Dalam penelitian ini, guna mendapatkan hasil yang relevan, data dan
informasi yang terkait dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana aktivitas public relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu mengkampanyekan kegiatan indofood riset nugraha (IRN). Maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara (depth interview) kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah tersebut, yaitu : bapak Deni
96
Puspahadi selaku manager corporate social responsibility dan ibu Elly Putranti selaku manager corporate public relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Wawancara ini dilakukan peneliti di kantor Sudirman Plaza Indofood Tower, lantai 27, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78 Jakarta 12910. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data kualitatif sesuai dengan metode penelitian observasi dan diuraikan secara deskriptif, sebagai berikut:
4.5.1
Sekilas Tentang Aktivitas Public Relations Indofood Kampanye
Program IRN Seperti yang telah dijabarkan diatas oleh peneliti mengenai Indofood, peneliti ingin menjelaskan lagi mengenai aktivitas PR Indofood. Dimana dalam satu divisi Corporate public relations terdapat pemisahan fungsi dan tugas dari PR itu sendiri yaitu:
Department Social Responsibility
Department Public Relations Dalam CPR itu sendiri tidaklah memiliki cukup banyak staff dalam
pelaksanaannya tugas mereka. Dalam departemen CSR terdapat empat (4) orang staff dan satu (1) orang manager CSR, sedangkan dalam departemen PR terdiri dari tiga (3) orang staff dan satu (1) orang manager. Terlihat adanya hanya segelintir orang-orang yang terdapat dalam kedua fungsi tersebut dikarenakan adanya satu alasan yang mendukung mengapa hanya sedikit orang, menurut pernyataan Bapak Frans A Toisuta selaku General Manager Corporate Public
97
Relations yang juga menjabat sebagai penanggung jawab atas aktivitas CPR Indofood:
“...dalam perkembangannya indofood mengalami tiga fase, yaitu fase pembangunan, fase pengembangan dan, fase Journey Continues, pada saat fase pembangunan terdapat 60 orang staff pada CPR itu sendiri. Mengapa begitu signifikan, karena pada masa itu segala fungsi dari PR dijalankan dan kinerja dari PR itu sendiri berjalan sangat efektif, namun seiring kemajuan yang dialami indofood maka fungsi dari PR itu sendiri lambat laun menjadi tidak segencar dahulu, dimana saat ini indofood telah memiliki citra yang positif dimata masyarakt luas serta dipercaya. Sehingga terjadi pengurangan karyawan secara besar dalam divisi CPR itu sendiri dengan pertimbangan pengefisienan dana dan kinerja...”70 Dengan keberhasilan yang diperoleh indofood saat ini maka fokus kinerja dari Corporate Public Relations adalah untuk terus mempertahankan keberhasilan serta citranya dimata masyarakat, bahkan terus mengembangkannya. Dengan kinerja Department Public Relations yang hanya melaksanakan urusan dengan media dan pemerintah dan Department Corporate Social Responsibilty memfokuskan
kinerjanya
pada
program-program
yang
dapat
terus
mempertahankan citra positif dimata masyrakat dan sekaligus menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satunya adalah Indofood Riset Nugraha atau IRN, dimana dalam pelaksanaanya Dept. Public Relations hanyalah sebagai Secondary Player atau sekedar membatu dalam hal mengkampanyekan program tersebut dan Dept. Corporate Social Responsibilty lah yang menjalankan segala urusan yang berkaitan dengan Indofood Riset Nugraha.
70
Wawancara dengan Bapak Frans A Toisuta, General Manager Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tanggal 22 Juli 2008.
98
Dari hal tersebut muncullah pendapat yang berbeda mengenai aktivitas dari public relations, bahkan asumsi merekapun berbeda. Untuk itulah peneliti merasa tertarik untuk mengetahui pendapat mereka mengenai aktivitas dari public relations itu sendiri. Menurut Bapak Deni Puspahadi, selaku manager dari Corporate Social Responsibilty yang juga terlibat langsung dalam pelaksanaan program Indofood Riset Nugraha : “...dalam kegiaatannya secara umum public relations indofood mengerjakan hal yang tidak berbeda dengan public relations lainnya, namun bedanya tingkat kesulitan dalam pelaksanaan tiap kegiatan tidak sesulit pada masa fase pembangunan, maksud saya adalah dalam setiap event yang dilaksanakan tidak perlu lagi melakukan hal-hal gencar, karena indofood telah memiliki citra yang positif dimata masyarakat, stakeholder maupun media, sehingga dalam mempublikasikan atau mengannouce suatu event tidaklah menjadi sulit karena hubunganhubungan yang sudah dibina sejak lama. Dengan begitu adanya programprogram corporate social responsibiltiy menjadi sangat penting, sama halnya pendapat dari bapak Frans bahwa indofood memfokuskan kegiatannya pada program csr selain untuk mempertahankan citra positif yang dicapai oleh PRO pada masa pembangunan, juga sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat.” 71 Sedangkan menurut ibu Elly Putranti selaku Manager Public Relation (Corcomm): “...secara umum kegiatan yang ada pada public relations indofood sama saja dengan PRO lainnya, namun situasinya yang berbeda dalam penerapan kinerja public relations itu sendiri. Public relations masih mempunyai peran penting dalam kegiatan serta dalam mengambil keputusan di setiap masalah ataupun program kegiatan indofood. Seperti yang ada kami masih melakukan kegiatan-kegiatan yang menjadi tugas dan fungsi public relations, tetapi memang adanya hal yang membingungkan jika melihat struktur organisasi Corporate Public Relations Indofood. Secara struktural CPR dibagi atas tiga department, yaitu corporate communicatios, PR information center, dan corporate social responsibility. Ketiganya masih berada di bawah CPR namun kinerja dari corporate communication adalah kinerja dari public relations officer juga dan pada department PR informations center berupa satu 71
Wawancara dengan Bapak Deni Puspahadi, Manager Social Responsibility PT. Indofood Sukses Makmut Tbk. Pada tanggal 22 Juli 2008.
99
wadah yang di pegang oleh satu staff saja, untuk memberi serta mencari informasi yang dibutuhkan oleh internal. Pada CSR, depertment ini memang terfokuskan pada kegiatan programnya yang dimana kami PRO juga ikut membantu dalam tiap-tiap kegiatannya...” Kegiatan umum dari public relations indofood terbagi atas public relations center, media relations, corporate communications, govermment relations, dimana kegiatan tersebut adalah kegiatan yang biasa dilakukan oleh public relations officer lainnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh bapak Deni Puspahadi dan ibu Elly Putranti, bahwa kemudahan yang ada dari hasil jerih payah Public Relations Officer pada dua fase sebelumnya sehingga mengurangi tingkat kerumitan dalam tiap pengerjaannya, kemudian kegiatan Public Relations indofood lebih terarah untuk mendukung kegiatan Corporate Social Responsibity atau dapat dikatakan sebagai Secondary player. Tampak bahwa kinerja PR tidak seefektif seperti pada masa pembangunan yang tidak terfokus pada CSR untuk memcapai tujuan perusahaan, citra positif, dan menjadikan indofood sebagai market leader, akan tetapi pada masa ini (fase continues journey) kegiatan lebih terfokus pada CSR. Secara umum kegiatan CSR itu sendiri adalah terus mengupdate event-event yang telah dilaksanakan, mengevaluasi terus kegiatan CSR, serta bertanggung jawab atas program pendanaan atau sponsorship atas nama Indofood.
Seperti yang dijelaskan mengenai CSR, dengan menjalankan programprogram yang terdiri dari tiga bidang yaitu program penanggulanngan bencana, program pendidikan, dan program kesehatan. Dalam melakukan kegiatannya program CSR indofood didasari atas 5 pilar demi mencapai tujuan jangka pendek dan panajang, yaitu :
100
f. Building Human Capital g. Mantaining Social Cohesion h. Strenghtening Economic Value i. Encouraging Good Governance j. Protecting The Environment
dan salah satunya adalah bidang pendidikan dengan kegiatan program Pustaka Nusantara, Bagimu Guru, dan Indofood Riset Nugraha yang merupakan suatu program yang menganut pada pilar pertama Building Human Capital, dalam pengerjaannya Indofood Riset Nugraha adalah salah satu program unggulan dengan tujuan jangka panjang, karena melihat animo dari masyarakat yang cukup positif ketika program ini dikelola oleh pihak Bogasari dan kemudian dialihkan kepada corporate ÿang lalu dikelola oleh department CSR serta dibantu oleh pihak lain.
Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara sebagai berikut: “...sebelumnya IRN merupakan program yang dilakukan oleh bogasari dan ketika indofood mengakuisi bogasari maka corporate melihat bahwa IRN adalah salah satu program cukup positif, kalau dilihat dari testimoni peserta yang sudah menerima program ini dan yang sudah pernah ikut, kemudian dilanjutkan oleh department CSR yang juga dibantu tentunya dari pihak para pakar ahli sebagai juri penilai dan department PR sebagai secondary player...(Sumber : Deni Puspahadi, Jabatan : CSR Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009). “...IRN adalah program yang cukup didukung pihak indofood, karena dengan pemikiran awal akan masalah pangan ketika terjadi musibah bencana alam seperti gempa bumi, banjir,dan longsor tanah, kebutuhan pangan yang mengenyangkan namun praktis seperti mie instant dari korban bencana. Berdasarkan pemikiran itu, program IRN adalah salah satu cara untuk menciptakan inovasi terbaru akan makanan yang murah, mudah didapat, mengenyangkan dan bergizi, kemudian kurangnya
101
kegiatan penelitian mengenai bidang pengembangan pangan di indonesia menjadi faktor lain untuk terus mengadakan program IRN...”(Sumber : Deni Puspahadi, Jabatan : CSR Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009). “...sebetulnya memang Bogasari merupakan salah satu divisi dari indofood dan merupakan pengagas dan pemilik program asli dari IRN yang dulunya dikenal dengan nama Bogasari Nugraha tapi karena indofood melihat bahwa program ini bagus maka dikembangkan dan dinaikan sekalanya dari divisi ke corporate. Malah dukungannya secara corporate, indofood yang tampil. Jadi sebenarnya untuk menunjukkan kepedulian yang lebih besar dan serius. IRN itu sendiri saat ini dikelola oleh department CSR karena program tersebut masuk dalam pilar CSR yang pertama dan department PR tidak hanya diam tapi juga ikut mendukung kegiatan tersebu dengan...” (Sumber : Elly Putranti, Jabatan : Public Relations(Corcomm)Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009). Peran Public Relations dalam melaksanakan program IRN dilakukan yaitu turut membantu dengan melakukan kegiatan mengkampanyekan program IRN dengan cara kampanye berupa roadshow ke beberapa universitas besar, melakukan persentasi serta melakukan kampanye dengan menggunakan media massa berupa iklan, dan press conference. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara sebagai berikut: “...kami, departement csr dibantu oleh department pr dengan melakukan kegiatan kampanye. Kampanyenya seperti roadshow, persentasi, workshop, pengelolaan media. Kami juga dibantu dari pihak internal indofood yaitu, bapak Frans A Toisuta selaku General Manager Corporate Public Relations, ibu Elly Putranti Manager Public Relations (Corporate Communications), pihak Bogasari, dalam melakukan penyeleksian proposal peserta sesuai bidang topik penelitian..”. (Sumber : Deni Puspahadi, Jabatan : CSR Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009). “...public relations disini melakukan kampanye yang diambil atas nilainilai yang terkandung dari sosialisasi mengenai program IRN dengan melakukan kampanye sosialisasi ke kampus-kampus. Kami mengunjungi universitas-universitas, melakukan persentasi workshop, menginformasikan adanya program ini dan mengadakan tanya jawab dengan para peserta workshop. Kampanye tersebut kami sebut dengan road show atau datang langsung ke kampus-kampus, selain itu public relations juga melakukan kampanye melalui media massa, yang hingga nantinya tercipta reaksi dari target sasaran untuk ikut berpartisipasi.”
102
(Sumber : Elly Putranti, Jabatan : PR(Corcomm) Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009). Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa pelaksanaan IRN merupakan kelanjutan dari program Bogasari Nugraha yang selanjutnya dikelola pada level corporate department CSR Indofood. Pada awalnya cakupan peserta program tersebut hanya terbatas pada para peneliti saja, dan kemudian diperluas cakupannya secara bertahap yang ditujukan kepada para peneliti baik itu dari pemerintah, dosen-dosen, mahasiswa/i S1, S2, S3 dengan tema serta bahan dasar yang lebih beragam. Dengan itu department public relations indofood melakukan kegiatan kampanye program IRN.
“...dalam pelaksanaan kampanye IRN, departement public relations melakukan perencanaan kampanye, sehingga departement public relations dapat melakukan kegiatan lainnya dengan terstruktur dan memudahkan untuk department lainnya untuk saling bekerja sama...” (Sumber : Deni Puspahadii, Jabatan : Corporate Social Relations Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009). “...sebenarnya dalam kampanye IRN ini, public relations indofood hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh bogasari sebelumnya, dengan dasar ingin melaksanakan lomba karya yang dibarengi dengan hari pangan yang kemudian terus berkembang hingga kini. Dengan adanya pengalihan ini, maka PR indofood harus mampu memberikan informasi kepada target sasaran yang ditentukan selain para peneliti dengan bahan dasar penelitian yang beragam. Adanya perencanaan pun kalau bisa dikatakan bahwa kami tidak terlalu strick dalam pembuatannya, hanya sekedar untuk pegangan saja karena kami hanya meneruskan dengan cakupan yang lebih luas. Kampanye program ini diawali dengan melakukan kampanye sosialisasi dan media massa berupa penggunaan media internet dan media cetak sebagai tempat informasi bagi yang tertarik hingga muncul reaksi dari target sasaran untuk ikut serta, selanjutnya dilakukan dan dilaksanakan main acara oleh CSR department. Selain itu media surat untuk mengirimkan proposal yang kami terima dan media center bagi para peserta. Tadinya kami hanya menerima proposal peserta melalui media email saja untuk sekedar membantu CSR department, namun berhubung keterbatasan dalam hal cyber dan termasuk baru jadi kami menggunakan media surat juga, dan saat ini
103
media yang lebih difokuskan adalah media internet...” (Sumber : Elly Putranti, Jabatan : Public Relations Manager (Corcomm), Tanggal : 3 Agustus 2009). Public relations melaksanakan beberapa kegiatan sehingga informasi mengenai kegiatan program IRN dapat diterima secara positif yang kemudian memotivasi masyarakat untuk ikut serta. Dalam kampanye IRN ini, Public Relations Officer indofood melakukan strategi kampanye program IRN baik secara
formal
dan
tidak
formal,
yaitu
formal
adalah
dalam
proses
mengkomunikasikan program tersebut dilakukan beberapa cara seperti melalui roadshow ke berbagai perguruan tinggi, penyebaran leaflet dan poster, melalui pemasangan iklan, dan publikasi melalui media cetak. Dengan kata lain formal yang dinyatakan disini adalah proses penyosialisasian secara langsung dan resmi. Karena tidak hanya tim dari Public Relations Officer namun tim IRN itu sendiri (CSR) terjun langsung ke lapangan da melakukan pendekatan terhadap kalangan akademis secarfa bertahap untuk proses sosialisasi tersebut. Dengan menampilkan Ir. Purwiyatno Haryadi , Msc. Phd. Ahli rekaya pangan dari IPB yang menyampaikan makalah tentang “sukses dengan proposal penelitian” dan Ir. Budianto Wijaya, MappSc, ahli aplikasi industri memberikan kampanye sosialisasi tentang Indofood Riset Nugraha 2008, selain itu kedua pakar ini adalah anggota tim penilai IRN 2008 khusus univeritas-universitas bogor.
Serta menggelar Dialog Pangan dengan tema “Mencari Solusi Ancaman Krisis Pangan” yang menampilkan Wakil Direktur Utama, Franciscus Welirang dengan makalahnya berjudul “Mencermati Rivalitas Pemenuhan Kebutuhan Pangan dan Energi” serta pakar Sosial Ekonomi Pertanian, Prof Dr Ir. Bustanul
104
Arifin dengan makalah “Menggagas Pelbagai Kebijakan Pangan dan Program Solutif Menghadapi Kondisi High Price Food”. Sedangkan anggota Tim Penilai IRN yang pakar peternakan, Dr. Ir. Budi Prasetyo Widyobroto DESS,DEA memaparkan program Indofood Riset Nugraha. Acara ini dihadiri lebih dari 150 undangan dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Sementara di Unpad yang dihadiri lebih dari 250 undangan dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Barat, Ketua Tim Penilai yang ahli teknologi pangan, Prof. F.G. Winarno, PhD menampilkan makalah tentang “Strategi Pangan Futuristik”. Sedangkan Prof. Dr Ir Eko Handayanto MSc, ahli Budidaya Pertanian dari Universitas Brawijaya menyampaikan pemikirannya tentang ‘Menggairahkan Penelitian Pangan’, dilanjutkan oleh Dr.Ir. Abdurrachim Halim, dosen Institut Teknologi Bandung yang menyampaikan sosialisasi tentang Indofood Riset Nugraha.
Sedangkan kampanye secara tidak formal berarti penyosialisasian secara tidak resmi dan hanya dilakukan dengan mulut ke mulut. Strategi ini juga bisa dinyatakan sebagai proses sosialisasi secara tidak langsung. Para peserta hanya mendengar mengenai program Indofood Riset Nugraha beradasrkan cerita dari orang lain yang memperoleh informasi secara lepas, dapat juga berasal dari pengalaman para penerima sebelumnya.
“...Formal: melalui road show, leaflet dan poster, iklan dan publikasi melalui media cetak dan eletronik. Informal: melalui mulut ke mulut...”(pernyataan CSR manager)
105
Strategi yang digunakan oleh tim IRN dalam kampanye sosialisasi program ini cukup bagus dan menarik, karena bila dilihat dari kampanye formal, dengan terjun langsung untuk pemaparan program ke berbagai perguruan tinggi menandakan bahwa indofood serius dengan program ini dan publik juga cukup perhatian dengan program IRN serta adanya animo yang ada.
Media massa yang digunakan Indofood dalam membantu penyebaran informasi mengenai program IRN adalah media cetak yang terdiri dari koran dan majalah. Untuk media elektroniknya sendiri seperti televisi dan radio, dan hanya digunakan untuk pemberitaan. Pada penempatannya iklan mengenai poster IRN, Indofood memilih koran Kompas dan majalah Tempo, sedangkan iklan mengenai pengumuman penerima program IRN 2008, media cetak yang dipilih adalah koran kompas dan koran bisnis indonesia. Alasannya karena koran dan majalah yang dimaksud merupakan koran dan majalah menengah ke atas dan sasaran daripada program IRN ini adalah kalangan akademisi yang bisa dikatakan sebagai kalangan menengah ke atas. Selain media cetak tersebut indofood menggunakan media internet, yang kini menjadi informations center para peserta.
Setiap program harus memiliki target yang pasti agar terprogram tersebut dapat sampai tepat pada sasarannya. Program Indofood Riset Nugraha memiliki tiga target utama sebagai sasarannya, yakni mahasiswa (S1, S2, S3), dosen dan peneliti. Target dari tim IRN sudah sangat tepat karena program ini adalah program bantuan penelitian dan orang yang melakukan penelitian biasanya adalah kalangan akademisi. Dalam menentukan target/sasaran yang dituju bisa
106
dinyatakan fokus dan tidak menyebar luas ke mana-mana karena target tersebut hanya terdiri dari tiga bagian yakni mahasiswa, dosen, dan peneliti.
“...seperti yang diketahui, pada dasarnya kegiatan ini dilaksanakan oleh Bogasari untuk para peneliti, dan semenjak pengalihan kami hanya menambahkan fokus sasaran yang kami anggap sesuai dengan tujuan awal, yang ditujukan kepada para yaitu akdemisi...” (Sumber : Elly Putranti, Jabatan : Public Relations Manager (Corcomm), Tanggal : 3 Agustus 2009).
Pada awalnya pelaksanaan program Indofood Riset Nugraha ini dilakukan dari awal Februari 2008 sampai pada bulan Juli 2009 sesuai rencana awal yang telah
ditentukan.
Namun
terdapat
perubahan
rencana
sehingga
waktu
pengumuman akhir ditunda karena banyaknya proposal yang masuk sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam penyeleksian.
“...dilihat dari proposal yang masuk rasanya akan membutuhkan waktu yang cukup lama dan agak melenceng dari rencana awal...” (Sumber : Deni Puspahadi, Jabatan Corporate Social Responsibilty Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009).
“...memang ada sedikit perubahan mengenai penaggalan program dalam pelaksanaannya karena seperti ada saat ini masih banyak proposalproposal yang sama sekali belum tersegmentasikan sesuai bidang, belum lagi proposal lainnya masih terus berdatangan...”(Sumber : Elly Putranti,
107
Jabatan : Public Relations Manager (Corcomm), Tanggal : 3 Agustus 2009).
Melihat animo dari para peserta, menunjukkan bahwa kampanye yang dilakukan oleh Public Relations Indofood dapat dikatakn berhasil dan dipahami sehingga memotivasi target sasaran untuk ikut serta dalam program Indofood Riset Nugraha 2008/2009.
“...dari banyaknya proposal yang masuk kami menyimpulkan bahwa kampanye yang dilakukan berhasil...” (Sumber : Deni Puspahadi, Jabatan Corporate Social Responsibilty Manager, Tanggal : 3 Agustus 2009).
“...tiap event atau program pasti ada pro dan kontra, dalam program ini pun ada juga beberapa hal yang berbeda, namun kalau kita lihat program ini dikatakan berhasil karena masuknya proposal yang melebihi bayaknya proposal pada tahun lalu, serta bisa dilihat hasilnya juga bahwa tahun ini dengan strategi road show langsung ke kampus-kampus itu, minat para peserta meningkat hingga empat kali lipat (300%) dari tahun sebelumnya...”(Sumber : Elly Putranti, Jabatan : Public Relations Manager (Corcomm), Tanggal : 3 Agustus 2009).
4.6
Analisa Data
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melaluii wawancara mendalam pada nara sumber serta dengan melakukan pengumpulan data-data perusahaan, peneliti akan menjelaskan secara rinci pembahasan yang menjadi objek penelitian
108
dan menganalisa semua data penelitian sesuai fakta yang sebenarnya secara keseluruhan mengenai Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam Mengkampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha Berbasis 10 Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan & Perbaikan Gizi 2008/2009. Tujuan utama dari seorang Public Relations adalah untuk menciptakan dan memelihara antara perusahaan dengan khalayaknya. Karenanya, keberadaan Public Relations diperlukan untuk beberapa kegiatan72, salah satunya adalah menyelenggarakan kegiatan kampanye untuk mecapai tujuan tertentu. Sama halnya dengan yang terjadi pada public relations indofood, meski kinerjanya sebagai secondary player dalam kegiatan program indofood riset nugraha namun tanpa adanya public relations maka tujuan dari kegiatan tersebut tidak dapat dimengerti oleh sasaran target. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan dan membahas mengenai Aktivitas Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur dalam mengkampanyekan kegiatan IRN sehingga mengacu pada indikator-indikator aktivitas Public Relation dalam penelitian ini yaitu: 1. Aktivitas PR itu sendiri ada untuk memberikan informasi dan mengkomunikasikan program IRN serta memotivasi sasaran target untuk ikut berpartisipasi dan dilakukan dengan beberapa cara serta beberapa media, yaitu:
Informasi tatap muka secara langsung ataupun tidak secara langsung Melakukan kegiatan road show kampus to kampus, dengan menyelengarakan workshop lokarya dengan beberapa pembicara
72
Tony Greener, Kiat Sukses Public relations, Jakarta : Bumi Aksara, 2002, hal 4
109
mengenai masalah pangan yang kemudian pemeberian informasi mengenai kegiatan program IRN. Dengan cara yang secara langsung, para target sasaran merasa melihat keseriusan dari pihak indofood yang kemudian memotivasi mereka untuk mencoba berpartisipasi dalam acaran tersebut. Adapun rancangan yang disusun sebelum mengadakan kampanye tersebut adalah :
Persiapan Rapat
Sosialisasi/publikasi
Penerimaan Proposal
Pengumuman
Seleksi Tahap I
Seleksi Tahap II
Pengumuman
Pelaksanaan Penelitian
Seremoni/ simposium
Audit 1
Laporan Akhir
Audit Final
Evaluasi Program
Yang kemudian melakukan Road show berupa workshop, lokarya dan makalah mengenai penelitian itu sendiri yang diselingi pembahasan akan adanya Indofood Riset Nugraha. Semua kegiatannya memang berjalan sesuai rencana awal seperti yang peneliti lihat dalam hasil obeservasi, dalam pelaksanaannya
110
memang tampak public relations berlaku sebagai secondary player. Public Relations hanya melakukan kegiatan dalam berupa kampanye IRN, mereka secara bergantian melakukan perjalanan ke luar kota untuk mendatangi kampus-kampus dan melakukan kegiatan kampanye secara langsung dengan melakukan workshop, lokarya serta mendatangkan pembicara yang juga berlaku sebagai juri penilaian dalam kegiatan Program IRN ini. Public Relations melaksanakan kegiatannya itu juga disertai oleh Tim dari CSR itu sendiri sebagai department yang bertanggung jawab atas berjalannya program ini. Selain kegiatan tersebut Public Relations juga menyebarkan informasi melalui poster dan leaflet yang di berikan ketika kegiatan Road Show kampus to kampus, namun secara kenyataan kegiatan pemberian informasi yang paling difokuskan adalah kegiatan dengan menggunakan media internet melalui website indofood sendiri, dari awal persyaratan untuk mengikuti kegiatan IRN hingga pengumuman hasil dari seleksi dan hasil penerima kegiatan IRN. Selain itu pelaksanaan kampanye tidak terhambat hanya memang ada sedikit beberapa hal yang melenceng dari rencana yaitu molornya waktu tiap tahap-tahap penilaian karena banyaknya proposal-proposal yang berdatangan. Dalam kampaye tersebut tidaklah terdapat keistimewaan, hanya berjalan sesuai rencana tanpa banyak basa-basi, ataupun melakukan kegiatan kampanye yang lebih gencar. Dari sikap yang ada dalam corporate, yaitu itu keyakinan bahwa Indofood telah memiliki reputasi yang positif serta dipercaya oleh masyarakat indonesia sehingga tidak memerlukan hal yang besar untuk medapatkan perhatian mereka dalam kampanye ini. Yakin atas sebutan Leader Market, maka public relations tidak mengkampayekan secara penuh, hanya
111
dengan melakukan pertemuan langsung pada target sasaran dan percaya diri akan reputasi mereka maka ketakutan akan sedikitnya peserta yang berpartisipasi tidak terjadi sama sekali. “... aku tahu informasi IRN dari pamflet yang ada di kampus serta mengikuti workshop yang diadakan dikampus, tapi aku merasa kalau indofood seperti tidak niat melaksanankan pemeberian informasinya, maksudnya tidak gencar...” (Sumber : liana Puryanti, Universitas Gajah Mada, penerima dana IRN Bidang Gizi dan Kesehatan, via telepon)
Kegiatan kampamye memang terlihat santai namun PRO Indofood melaksanakan kegiatan kampanye secara tepat langsung ditujukan kepada target sasaran, sehingga tidak perlu lagi melakukan kegiatan kampanye lainnya. “...sangat memacu mahasiswa untuk melakukan penelitian... yang tadinya tidak berniat jadi niat...” (Sumber : liana Puryanti, Universitas Gajah Mada, penerima dana IRN Bidang Gizi dan Kesehata, via telepon.) “...hanya saja yang agak sedikit mengecewakan adalah tahap-tahap kegiatannya yang terlihat tidak profesional, sehingga tidak menyulitkan kami para peserta...” (Sumber : liana Puryanti, Universitas Gajah Mada, penerima dana IRN Bidang Gizi dan Kesehatan, via telepon.)
Dalam pelaksanaan kampanye berjalana tanpa adanya masalah dimana kegiatan kampanye dilakukan oleh Tim Public Relations, namun ketika kegiatan tahap-tahap acara selama kegitan IRN berjalan mengalami hambatan mengenai ketidakkonsistennya acara-acara bagi peserta yang telah menerima dana penelitian dimana kegiatan Indofood Riset Nugraha tersebut dilakukan oleh department Corporate Social Responsibility tanpa campur tangan Public Relations Officer. “...seperti saat tanda tangan kontrak diundur, dari pihak indofood (IRN) tidak melakukan konfirmasi kepada kami...” (Sumber : liana Puryanti,
112
Universitas Gajah Mada, penerima dana IRN Bidang Gizi dan Kesehatan.) Sehingga tampak bahwa penerapan kegiatan kampanye yang dilakukan Public Relations Officer Department Indofood adalah berjalan dengan sukses, tepat sasaran dan dapat memotivasi target sasaran. Namun ketika proses acara yang dilaksanakan oleh Department Corporate Social Responsibility, mengalami banyak hambatan yang terjadi, baik dari segi tahapa acara, pemberian informasi, pengelolaan data, serta kurangnya tenaga dalam pengerjaan IRN tersebut
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.1
Kesimpulan
Setelah melihat hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka peneliti mencoba untuk menyimpulkan apa yang telah diuraikan mengenai pelaksanaan dari aktivitas public relations department.
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa kesimpulan yang sudah didapat berkaitan dengan hasil penelitian yaitu:
1. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini menjelaskan dan membahas Aktivitas Public Relations Department yang dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dalam mengkampanyekan program IRN yang berbasis 10 komoditi. Dari keseluruhan kegiatan aktivitas public relations
departement
yang
hanya
mengkampanyekan
serta
mempublikasikan melalui media massa, program IRN yang berhasil sehingga dapat memotivasi banyak target sasaran untuk ikut serta dan tidak ikut serta dalam pengerjaan lainnya, kalau pun terlihat adanya kegiatan itu hanyalah sebagai bantuan berupa mengurangi pekerjaan dari tim CSR department. 2. Tidak terdapat rasa takut akan kurangnya peserta yang berpatisipasi, dengan rasa percaya diri dari indofood akan reputasi yang mereka miliki sehingga tidak memerlukan kegiatan yang gencar dalam melakukan
113
114
kampanye, hanya dilakukan secara langsung pada sasaran yang diinginkan. 3. Namun jelas adanya terjadi banyak kecacatan pada beberapa acara pada acara dikarenakan ketidakikusertaan Department Public Relations dalam hal kegiatan inti, bila saja PR department di ikutsertakan maka kecacatan yang terjadi dapat dikurangi. Ketidakoptimalan dari kegiatan ini hanyalah terjadi pada tahap-tahap acara yang berlangsung seteleah kegiatan kampanye selesai. 4. Media informasi yang dilakukan adalah cukup baik dan efektif, informasi melalui media cetak dapat diterima oleh msyarakat, dan media internet yang dilakukan melalui website indofood memang terus melakukan updating hanya saja ketika peserta yang melakukan komunikasi secara online belum dapat dipenuhi karena keterbatasaan yang terjadi. 5. Dengan di selenggarakan program Indofood Riset Nugraha ini mempunyai tujuan selain bentuk dari rasa tanggung jawab sosial perusahaan namun juga bertujuan mencari produk bagi perusahaan di empat bidang, yang nantinya akan di telaah kembali dan kemudian diproduksi secara komersial.
1.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:
115
A. Praktis :
1. Peneliti memberi masukan bahwa sebaiknya dalam proses pelaksanaan kegiatan IRN Public Relations Department diikutsertakan karena Corporate Social Responsibility Department hanya berkecimpung pada hal yang ada dilapangan namun tidak terlalu peduli dengan apa yang ada disekellilingnya, dengan adanya PRO dapat mempermudah kegiatan dengan adanya perencanaan yang lebih matang. Sehingga akan menghasilkan aktivitas yang berdaya cipta baik, sesuai dengan tujuan yang diinginkan. 2. Untuk mengenai kampanye yang dilakukan dengan hasil yang baik namun alangkah baiknya bila sikap agak santai untuk tidak gencar dalam melakukannya dihilangkan atau sebaiknya memberikan penjelasan kepada pihak peserta mengapa kampanye yang dilakukan tidaklah terlalu gencar.
B. Akademis :
Untuk penelitian selanjutnya penelti menyarankan agar lebih dalam atau lebih fokus lagi membahas permasalahan terutama untuk penerapan aktivitas kampanye Public Relations yang diarahkan pada penelitian yang menganalisa suatu isi inti dari suatu permasalahan dan juga diharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya membahas aktivitas Public Relations saja.
DAFTAR PUSTAKA Djuarsa Sasa. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 2003. F. Rachmadi. Public Relations dalam Teori dan Praktek: Aplikasi dalam Badan Usaha Swasta dan Lembaga Pemerintahan, Jakarta: Pustaka Utama. 1997. Greener Tony. Kiat Sukses Public Relations, Jakarta: Bumi Aksara. 2002. Gregory Anne. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations, edisi 2, Jakarta: Erlangga. 2004. http://www.Hupelita.com. Harian Umum Pelita. Urgensi dan Kendala Diversifikasi Pangan, Ediai Jumát 05 Juni. 2009. Iriantara Yosal. Media Relations: Konsep, Pendekatan, Praktek, Jakarta: PT. RajaGrafindo. 2003. Jefkins Frank. Public Relations edisi ke empat, Jakarta: Erlangga. 1992. Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remadja Karya. 1984. Khasali Rhenald. Manajemen Public Relations (Konsep dan Aplikasinya di Indonesia), Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. 2005. Kriyantono Rachmat. Teknik Praktis, Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada. 2006. Rumanti Maria Assumpta. Dasar-Dasar Public Relations Teori & Praktek, Jakarta: PT. Grafindo. 2002. Ruslan Rosady. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (Edisi Revisi), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Shadily Hasan. Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia, Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1993. Susanto. A. B. A Strategic Management Approach CSR, Jakarta: The Jakarta Consulting Group. 2007. Scout M, Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom. Peorson. Effektive Public Relations, Jakarta: Kencana Pradanamedia Group. 1959-2000. Tjiptono Fandy, Gregorius Chandra, Dadi Adriana. Pemasaran Strategik, Jakarta: Penerbit Andi. 2008. Uchana Effendy Onong. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2005. Venus Antar. Manajemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Rekatana Media. 2004. Lain-lain The Journal Of Public Relations.com Proposal Program Indofood Riset Nugraha, Jakarta. 2006 Annual Report PT. Indofood Sukses Makmur Tbk http://rosadyruslan-humas.blogspot.com www.indofood.co.id http://www.scibd.com/doc/4639591/Community-Relations http://oeconomicus.files.wordpress.com http://rumakom.wordpress.com
Aktivitas Public Relatons PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengakampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis 10 Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan gizi 2008/2009
Narasumber
: Deni Puspahadi
Jabatan
: Corporate Social Responsibility Manager
Tempat
: Kantor Pusat Indofood (Sudirman)
Peneliti
: permisi pak…
Narasumber
: oya shely, masuk silakan duduk. Apa kabarnya, sehat?
Peneliti
: alhamdulillah sehat pak.
Narasumber
: apa yang bisa aku bantu ?
Peneliti
: iya pak, saya mau wawancara bapak untuk data riset skripsi pak, bisakan?
Narasumber
: boleh silakan,, memang judulnya sama seperti yang kamu ajukan waktu magang?
Peneliti
: oh beda pak, beberapa hari lalu aku sudah sempet kasih proposalnya ke pak isyam untuk di periksa, terus kata pak isyam ok, jadi bisa langsung aja wawancara bapak Deni sama Ibu Elly.
Narasumber
: yasuda, dimulai aja,, tapi aku ga bisa lama-lama ya,,, karna saya mau ke lapangan… mungkin ibu Elly bisa kasih jawaban yang lebih banyak yah…
Peneliti
: Ga masalah pak. Aku mulai ya pak, ini proposal saya, judulnya aktivitas public relations PT. indofood sukses makmur Tbk dalam mengkampanyekan kegiatan IRN berbasis 10 komoditi untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi 2008/2009. aku punya pertanyaan 15 pertanyaan. Berhubungan dengan judul yang pertaman saya mau tanya tentang public relations yang ada di indofood, menurut bapak apa saja kegiatan dari PRO indofood?
Narasumber
: kegiatannya bisa dibilang sama saja ya, kalo kamu masih inget pak frans pernah jawab pertanyaan kamu tentang peran pr waktu orientasi sama pak frans..
Peneliti
: masih pak, kalo peran pr itu masih ada tp sudah berbeda situasi dan kondisi.
Narasumber
: iya, kegiatannya sama layaknya PR lain, namun prioritasnya sudah tidak sama lagi seperti ketika indofood baru membangun reputasi dan citra, sekarang ini kami pr dan csr lebih pada untuk bagaimana untuk terus mempertahankan posisi kami dimata masyarakat secara positif.
Peneliti
: jadi semenjak indofood berada pada posisi sekarang pr lebih pada menjalin relations ya pak? Baik itu internal dan eksternal?
Narasumber
: iya betul.
Peneliti
: nah, kalau tadi mengenai public relations sekarang mengenai corporate social itu sendiri secara umum bagaimana dan apa saja programnya?
Narasumber
: kalau CSR sendiri secara umum lebih pada programprogram mengenai tanggung jawab social perusahaan, dan dengan maksud mempertahankan reputasi serta posisi indofood adanya program dari CSR menjadi penting. Dalam kegiatan csr didasari atas 5 pilar, kamu sudah tau kan? Yang ada di buku sejarah indofood, dengan 5 pilar serta terdiri atas 3 bidang yaitu kesehatan, pendidikan, dan bencana alam maka program-program tersebut dapat terus berlangsung hingga kini. Kaya “bagi – mu guru”, Hijau bumiku, Pustaka Nusantara, dan Indofood Riset Nugraha, nah saat ini yang kemarin kamu magang sedang berlangsungnya Indofood Riset Nugraha atau IRN, dari sekian banyak program csr irn lah yang menjadi unggulan.
Peneliti
: mengenai indofood riset nugraha sendiri, siapa saja pak yang terlibat sebagai anggota tim sukses dalam pelaksanaan dukungan terhdap program irn?
Narasumber
: dalam pelaksanaannya tim public relations serta csr lah yang terlibat.
Peneliti
: sejauhmana peran public relations dalam perusahaan indofood dan kegiatan indofood riset nugraha?
Narasumber
: sejauhmana peran public relations dalam perusahaan ya… peran pr sangat penting demi berjalannya terus indofood, memang seperti yang sudah sudah, pada fase pembangunan dan pengembangan peran pr benar-benar sangat efektif namun saat ini pada fase journey continues ini kinerjanya tidak segencar dulu. Kalau masalah IRN, public relations ikut terlibat dalam pelaksanaannya dalam mengenalkan kegiatan kami ini langsung pada target sasaran dengan melakukan kampanye.
Peneliti
: bisa dikatakan bahwa perusahaan indofood mendukung dengan adanya kualitas penelitian di Indonesia ya pak?
Narasumber
: iya seperti dikatakan dalam tujuan IRN, bahwa kurangnya penelitian-penelitian di Indonesia sangatlah kurang apalagi ketika terjadi bencana alam makanan darurat hanyalah mie instant saja, maka dari itu kami ingin membuat makanan darurat selain mi instant yang bergizi, mudah didapat, tahan lama, serta terjangkau oleh masyarakat.
Peneliti
: menyangkut public relations yang terlibat dalam kegiatan IRN, bagaimana peran PR dalam melaksanakan kegiatan kampanye IRN pak?
Narasumber
: keterlibatan public relations department pada kegiatan ini hanya sebatas pada kampanye saja, maksudnya hanya mengenalkan, menginformasikan, melakukakn kegiatan dengan media massa, pada batas waktu yang telah ditentukan setelah itu kegiatan keseluruhan dilakukan oleh tim CSR sendiri.
Peneliti
: bagaimana dengan saran targetnya?
Narasumber
: masalah target sasaran itu sudah jelas, sewaktu kegiatan ini masih dipegang bogasari target peserta hanya pada peneliti saja yang merupakan orang-orang akademisi, dan sekarang cakupannya ditambah mahasiswa/I S1, S2, S3, dosen, peneliti pemerintah dan swasta.
Peneliti
: dalam melakukan kampanye IRN, strategi apa yang dilakukan oleh tim public relations kepada target saran?
Narasumber
: strateginya adalah : langsung kepada sasaran (semaksimal mugkin kita mendatangi secara lansung kampus yang bias didatangi ). Namun kampus di indonesia ada banyak, jadi kita tidak bias dating ke semua kampus. Akhirnya kami hanya mendatangi kampus-kampus yang kami jadikan target sekaligus mencari masukan –masukan dari mereka.
Selain itu melalui media komunikasi yang lain (bagi kampus
yang tidak
bias
didatangi) seperti
poster,
pemberitaan di media masssa, dan iklan di media massa. Peneliti
: apa saja media komunikasi yang digunakan dalam membantu penyebaran informasi mengenai program IRN?
Narasumber
: poster, leaflet ,media massa (Koran dan majalah). Radio dan televise melalui pemberitaan.
Peneliti
: berapa lama waktu pelaksanaan dari program IRN tersebut?
Narasumber
: awal February 2008 sampai dengan july 2009
Peneliti
: lalu bagaimana tanggapan atau feedback dari target sasaran atau masyarkat mengenai keseluruhan program IRN?
Narasumber
: kita belum melakukan riset tentang tanggapan public mengenai ini tetapi melihat dari proposal yang masuk. Berarti mereka menyambut cukup baik program IRN. Kalu dilihat dari testimony peserta yang sudah menerimaprogram ini dan yang sudah pernah ikut, pada intinya cukup positif. Mereka menyambut baik ada perusahaan yang peduli pada perkembangan penelitian dan satu-satunya perusahaan swasta yang melakukan hal ini baru indofood.
Aktivitas Public Relatons PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengakampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis 10 Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan gizi 2008/2009
Narasumber
: Elly Putranti
Jabatan
: Public Relation (Corcomm) Manager
Tempat
: Kantor Pusat Indofood (Sudirman)
Peneliti
: ibu Elly… permisi…
Narasumber
: oya siapa ya?
Peneliti
: saya shely, yang magang beberapa bulan lalu
Narasumber
: iya,, apa kabar shely,, duduk.. Ada apa? Gimana kamu sekarang..
Peneliti
: baik bu.. aku kesini maksudnya mau waancara ibu, buat riset skripsi ku bu. Tadi aku uda wawancara pak Deni, nah sekarang kalau ibu bisa hari ini, aku mau wawancara ibu.
Narasumber
: memang judul skripsi mu apa shel?
Peneliti
: Aktivitas Public Relatons PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengakampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis 10 Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan gizi 2008/2009. Ini proposalnya bu..
Narasumber
: ok,, biar aku liat sebentar ya shel…
Peneliti
: baik bu
Narasumber
: tapi kamu uda pernah baca annual report indofood kan?
Peneliti
: uda bu
Narasumber
: ok, kalo gitu aku ga usah panjang-panjang jelasin karma sebagian informasi sudah ada di sana. Baik pertanyaan mau mulai dari mana shel..?
Peneliti
: aku mulai pertanyaannya ya bu,, mengenai PR Indofood, apa kegiatan secara umumnya bu?
Narasumber
: kegiatannya pasti tidak jauh dari PR kebanyakan, menjembatani perusahaan dengan stakeholdernya itu sudah tentu. Dimana stakeholdernya terdiri dari eksternal dan internal. Kalau internal karyawan dan eksternalnya media, geverment,
pressure
group,
community,
konsumen,
pengamat, pemerintah, dll. Semua kegiatan dilakukan dengan fungsi-fungsi PR, yang terbagi atas tiga deparment, yaitu
corporate
communication,
Public
Relations
Informations Center, dan CSR. Dari kegiatan Corcomm dapat dikatakan segala kegiatan dari public relations dan walaupun CSR merupakan satu kesatuan dari CPR namun prioritas kami sudah berbeda. Peneliti
: maksudnya bu?
Narasumber
: kamu sudah tau mengenai bagaimana Indofood berdiri?
Peneliti
: sudah bu
Narasumber
: pada ketika itu kinerja PR adalah begitu sangat penting demi mencapai tujuan perusahaan, dari segala kegiatan yang merupakan tugas dan fungsi PR dijalankan. Namun saat tujuan perusahaan sudah tercapai yaitu reputasi positif, citra, kepercayaan masayarakat itu, kami tidak lagi sedang melakukan mencapai tujuan lagi namun bagaimana memaintain tujuan tersebut tetap ada berada pada posisi saat ini. Seperti melakukan relations dengan media, media gathering, informations center, monitoring media, dll. Kirakira bisa dimengerti shel?
Peneliti
: iya bu, bisa. Aku lanjutkan ya bu Kalau tadi PR bagaimana CSR bu secara umum?
Narasumber
: mengenai CSR, merupakan department dari CPR juga yang kegiatannya juga sama, bagaimana mempertahankan posisi indofood dimata masyarakat,
hanya saja caranya
yang berbeda CSR melakukan tugas mereka dengan menyelenggarakan program yang sifatnya tanggung jawab social, dan dalam pelaksanaan CSR mereka mempunyai 5 pilar serta 3 bidang konsentrasi. Dan salah satunya IRN, kamu sudah tau sejarah IRN kan? Peneliti
: sudah bu
Narasumber
: berarti aku tidak usah saya jelasin lagi ya, kalau menyangkut mengapa CSR yang menangani IRN, itu karena tujuan dari IRN yang berkaitan dengan tujuan pilar CSR.
Peneliti
: dalam program IRN, siapa saja bu yang terlibat sebagai anggota tim pelaksanaannya?
Narasumber
: secara keseluruhan yang terlibat department PR dan department CSR.
Peneliti
: lalu sejauh mana peran PR dalam program IRN?
Narasumber
: PR (1) adalah melakukan kampanye dari value yang ada dari sosialisasi dengan kampanye. Seperti kampanye sosialisasi ke kampus-kampus. Dimana kita mendatangi kampus-kampus, melakukan persentasi, mengumumkan adanya program ini dan mengadakan tanya jawab dengan mereka. (2) selain road show atau dating langsung ke kampus-kampus, kita juga melalui media massa, melalui pemasangan iklan, pengumuman kemudian pada saat peluncuran
program
kita
juga
mengadakan
press
conference. Peneliti
: bagaimana dukungan perusahaan indofood terhadap kualitas penelitian di Indonesia?
Narasumber
: saya rasa indofood sangat mendukung terhadap kulitas penelitian di Indonesia, karma dengan penelitian itu kami
dapat memberikan yang terbaik gai masyarakat dan perusahaan kami. Peneliti
: lalu mengenai target sasarannya bu?
Narasumber
: target sasaran ketika IRN dikelola oleh Boagasari adalah para peneliti saja, dan kini ketika dikelola pada level corporate cakupannya di perluas pada mahasiswi S1, S2, dan S3 serta dosen-dosen. Dalam segementasinya target sasaran yang ingin kami capai adalah para akademisi.
Peneliti
: strategi yang digunakan dalam kampanye IRN untuk mensosialisasikannya?
Narasumber
:
strateginya adalah
langsung kepada sasaran
dan
menggunakan media massa. Peneliti
: apa saja media komunikasi yang digunakan dalam membantu penyebaran informasi program IRN?
Narasumber
: saya rasa kamu sudah tau, itu berupa poster, media massa kora, dan televise atau radio melalui berita dan media internet melalui website indofood.
Peneliti
: alas am mengapa media tersebut yang dipilh?
Narasumber
: sesuai dengan target audience kita. Media tersebut memang media yang dibaca oleh target audience. Poster dipasang di kampus (yang pastinya dibaca mahasiswa), korannya Koran kompas (yang pstinya dibaca target audience), dan majalahnya adalah tempo.
Peneliti
: apakh strategi yang digunakan dalam porse kampanye program IRN dirasa sudah tepat?
Narasumber
: sejauh ini strategi khususnya road show cukup efektif dan juga didukung poster serta iklan. Terintegrasi jadinya. Dan menurut saya bagus. Kalau road show saja juga gemanya kurang karena yang datang Cuma datang saja. Tapi road show menurut saya efektif karena kta datang langsung ke kampus dan mahasisa yang tidak hadir juga bisa mengetahuinya melalui mulut ke mulut.
Peneliti
: alasan mengapa strategi tersebut dirasa sudah tepat?
Narasumber
: kita sudah lihat hasilnya juga bahwa untuk tahun ini dengan strategi road show langsung ke kampus-kampus itu minat peserta meningkat yang cukup efektif.
Peneliti
: berapa lama waktu pelaksanaan IRN?
Narasumber
: mulai pada awal February 2008 sampai dengan juli 2009
Peneliti
: bagaimana tanggapan masyarakat atau feedback tentang program IRN?
Narasumber
: hingga kini cukup positif , kadang kala ada pro dan kontra tapi tetap pada tujuan kita, dan cukup bagus.
Aktivitas Public Relatons PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam Mengakampanyekan Kegiatan Indofood Riset Nugraha (IRN) Berbasis 10 Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Dan Perbaikan gizi 2008/2009 Narasumber
: Yuliana Puryanti
Jabatan
: Penerima Dana IRN 208/2009
Tempat
: Via telepon
Peneliti
: halo, sore.. dengan mba Yuliana?
Narasumber
: ya betul, ini siapa ya?
Peneliti
: saya shely, mahasiswa mercu buana Jakarta. Saya juga pernah magang di Indofood.
Narasumber
: ya, lalu?
Peneliti
: saya sedang menjalankan riset untuk skripsi, dan kebetulan saya dapat informasi telepon mba dari indofood. Kalau boleh saya bisa wawancara mba via telepon?
Narasumber
: owh gitu.. boleh
Peneliti
: aku langsung aja ya mba, aku mau tanya mengenai program IRN sendiri mba tahu darimana?
Narasumber
: tahunya sih dari kampus… karena ada pamfletnya.. tadinya sih tidak berminat cuma dipaksa sama dosen.. jadi terpaksa deh.
Peneliti
: ow gitu, kalau informasi mengenai program IRN mudah tidak untuk didapatkan?
Narasumber
: gampang-gampang susah… yang susah itu cari tahu model proposalnya seperti apa yang tepat.. ini saja sampai melakukan perbaikan beberapa kali.
Peneliti
: kalo menurut mba, apa penempatan informasinya dirasa sudah tepat?
Narasumber
: sudah sih.. Cuma kok kayaknya kurang gencar aja,, kayak ga niat gitu. Contoh: informasi waktu tanda tangan kontrak diundur, tapi dari pihak indofood(IRN) tidak melakukan konfirmasi kepada kami. Banyak deh..
Peneliti
: terus tanggapan mba sendiri mengenai IRN?
Narasumber
: bagus.. memacu semangat mahasiswa untuk mau melakukan penelitian,, yang tadinya tidak niat jadi di niatin deh…
Peneliti
: harapan-harapan yang ingin dicapai dengan adanya program IRN?
Narasumber
: semakin banyak lembaga-lembaga lain yang mau membiayai penelitian mahasiswa, dan semakin banyak mahasiswa yang melakukan penelitian.
Peneliti
: apa saran yang mba ingin berikan?
Narasumber
: pemberian informasi mengenai persyaratan, pengumuman pemenang, lebih mudah informasinya untuk didapat.
Indofood Kembali Selenggarakan Indofood Riset Nugraha
Kompas, Selasa, 25 Maret 2008 | 18:17 WIB YOGYAKARTA, SELASA- PT Indofood Sukses Makmur Tbk kembali menyelenggarakan Indofood Riset Nugraha, yaitu progam bantuan dana penelitian bagi kalangan akademisi, dosen dan mahasiswa, untuk mengembangkan penganekaragaman pangan berbasis sepuluh komoditas. "Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi. Ini penyelengaraan tahun ke-sembilan untuk merangsang penelitian dalam rangka penganekaragaman pangan. Prorgam ini untuk mendorong akademisi berinovasi, berkreasi terhadap 10 komoditas pangan, bagaimana supaya bisa menj adi produk pangan unggulan," ungkap Wakil Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang di Yogyakarta, Selasa (25/3). Untuk kegiatan ini Indofood menyiapkan dana Rp 1 miliar pada tahun 2008 sebagai sumber dana penelitian. Setiap peneliti harus menyusun proposal penelitian dan Indofood melalui tim ahli akan menilai proposal mana yang akan didanani. Dana penelitian yang akan diberikan besarnya disesuaikan dengan bobot dan kegiatan penelitian yang di setujui. Hasil penelitian, lanjutnya, tidak menjadi milik Indofood, melainkan milik publik. Dari Indofood Riset Nugraha yang telah digelar selama ini telah terkumpul 1.025 hasil penelitian. Namun, lebih banyak tidak terserap untuk diaplikasikan karena faktor kualitas. Sepuluh komoditas yang menjadi fokus peneliti yaitu gandum/terigu, jagung, ubi jalar, pisang, singkong, kelapa sawit, kedelai, kentang, sagu, dan garut. Menurut Frans A Touisuta, Wakil Kepala Divisi PT Indofood Sukses Makmur, prorgam tersebut berusaha menumbuh kan diversifikasi terhadap sepuluh komoditi tersebut.
RWN
Jumát, 21 /11/2008 2008 13:59 WIB
34 Peneliti terima Indofood Riset Nugraha JAKARTA (Bisnis.com): Indofood Riset Nugraha (IRN) 2008 menandatangani perjanjian kerja sama penelitian dengan 34 orang untuk mendapatkan dana penelitian bertema Penganekaragaman Pangan Berbasis 10 Komoditi untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi. Para penerima IRN tahun ini terpilih dari 605 peserta yang telah melalui tiga tahap seleksi, yakni seleksi administratif, seleksi kualitas substansi proposal dan presentasi di hadapan tim penilai. Menurut Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang, fokus penelitian mereka ada 10 jenis, yakni gandung atau terigu, kelapa sawit, sagu, jagung, singkong, pisang, ubi jalar, garut, kentang dan kedelai. "IRN merupkan program kepedualian sosial di bidang pendidikan, khususnya penelitian akademisi. Tahun ini bertujuan untuk mengembangkan pangan dan perbaikan gizi masyarakat," katanya seusai penandatanganan kerja sama itu di Indofood Tower hari ini. Dia menyatakan program ini merupakan penelitian publik dan bukan penelitian untuk perusahaan, artinya hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan publik. "Kami peduli dan memiliki komitmen memacu pengembangan riset di kalangan akademisi, khususnya di bidang penganekaragaman pangan. Tidak ada inovasi tanpa riset dan tidak ada program pengembangan yang baik tanpa penelitian yang baik," tuturnya. Dalam pelaksanaannya, Indofood bekerja sama dengan pakar berbagai perguruan tinggi sebagai tim penilai seperti FG Winarno (pakar teknologi pangan), Bustanul Arifin (pakar sosial ekonomi pertanian), Budi Arifin (pakar peternakan) dan Widjadja Lukito (pakar gizi dan kesehatan).(tw)
TABEL AGENDA KERJA IRN 2008 No
Kegiatan
Waktu
1
Finalisasi Proposal
Minggu ke 1 & 2 bulan Februari 2008
2
Pengajuan Proposal ke BOD
Minggu ke 1 & 2 bulan Februari 2008
3
Pencetakan Brosur / Leaflet
Minggu ke 1 & 2 bulan Februari 2008
4
Pengiriman Brosur dan Poster ke Perguruan Tinggi
Minggu ke 3 & 4 bulan Februari 2008
5
Press Conference di Jakarta
Minggu ke 1 bulan Maret 2008
6
Publikasi Program di Media Massa
Minggu ke 1 bulan Maret 2008
7
Road Show ke Perguruan Tinggi
Minggu ke 3 & 4 bulan Maret & Minggu ke 1 bulan April 2008
8
Deadline Penerimaan Proposal
Minggu ke 2 bulan Juni 2008
9
Penilaian Tahap I (Penilaian Proposal)
Minggu 4 bulan Juli 2008
10
a. Pengiriman Proposal b. Meeting Penilaian Tahap I c. Pemberitahuan Hasil Penilaian Tahap I Penilaian Tahap II (Presentasi Peserta)
Minggu ke 4 bulan Agustus 2008 Minggu ke 2 bulan September 2008
Minggu ke 3 bulan Oktober 2008
11
Penandatangan Kontrak Penelitian
Minggu ke 3 bulan Oktober 2008
12
Pengumuman Nama Penerima IRN 2008 di Media Massa
Minggu ke 3 & 4 bulan Oktober 2008
13
Pencairan Dana IRN
Minggu ke 4 bulan Oktober & Minggu ke 1 bulan Nopember 2008
Tahap I (30%)
14
Rapat Evaluasi IRN 2008
Minggu ke 1 bulan Nopember 2008
15
Audit Tahap I
Minggu ke 4 bulan Maret 2009
16
Pencairan Dana IRN
Minggu ke 1 & 2 bulan April 2009
Tahap II (40%) 17
Batas Akhir Penyerahan Laporan Akhir Proposal
Minggu ke 3 bulan Desember 2009
18
Pencairan Dana Riset
Dimulai pada bulan Juli 2009
Tahap III (30%)
Sumber : Corporate Public Relations PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
KLIPING BERITA NO
NAMA
JUDUL &
MEDIA
TANGGAL
INTI BERITA & SOURCE
TONE
KETERANGAN
PEMUATAN 1.
Kompas
Source: Prof. AG Winarno PhD (Pakar Positif
60% : diversivikasi
Diversifikasi
teknologi
pangan
Hindari
bergantung pada beras dan tepung
Ketergantungan
terigu atau gandum, Indonesia harus
(14/03/2008)
mengembangkan diversifikasi pangan.
Kembangkan
pangan),
agar
tidak
Para akademisi di Indonesia mulai dari dosen dan mahasiswa ditantang untuk melakukan
riset
bertema
”penganekaragaman pangan berbasis sepuluh
komoditas
untuk
meningkatkan ketahanan pangan dan
40% : IRN
perbaikan gizi” . dan proposal dapat langsung
diajukan
ke
www.indofood.co.id
Penerima dana memiliki kewajiban untuk
mmempertanggungjawabkan
hasil penelitiannya di depan tim penilai 2.
Kompas TV
Riset
Alternatif
Bahan
Pangan
Source:
Kompas
Tv,
Sebuah Positif
perusahaan produsen pangan terbesar
(14/03/2008)
di Indonesia, memberikan bantuan kepada
peneliti
dan
kalangan
akademisi untuk mengkaji alternatif bahan pangan .
Dengan
mengangkat
tema
“Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh
Komoditi
untuk
100%: IRN
Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi” 3.
tak
Source: Fransiscus Welirang (Wakil Netral
50%: kenaikan harga
Harga
Direktur Utama ISM), kenaikan harga
pangan dunia
Terigu (14/03/2008)
gandum dunia yang melambung tidak
50%: IRN
Bisnis
Indofood
Indonesia
Naikkan
akan membuat Indofood menaikan harga tepung terigu hingga lebaran.
Riset yang berbobot merupakan salah satu langkah yang strategis untuk mencermati masalah krisis pangan secara objektif dan ilmiah
Indofood memiliki komitmen memacu pengembangan akademisi
riset
di
khususnya
penganekaragaman pangan
di
kalangan bidang
4.
The Post
Jakarta Indofood to keep prices
steady
(03/14/08)
Source:
Indofood
Vice
President, berimbang
Indofood would not increase the prices
pangan dunia
of its flour-based products until the end
40% IRN
of the fasting month of ramadhan despite the soaring wheat price
The
company
was
only
slightly
affected by the increase in crude oil prices because the company had shifted to alter-native sources of energy such as gas and coal
60%: kenaikan harga
Source: Clara Suryono (Corporate Secretary), Indofood’s net profit in the first semester of last years was up 37.1 percent from Rp 267.77 billion (about US$29.25 million) in 2006. The sales
of flour-based products make up around 35 percent of company’s total sales
Source: Prof. Bustanul Arifin (Judging committee for Indofood’s research program), the increases in foodstuff prices were similar to those of 1930s recession.
Source : Fransciscus Welirang, IRN that offers a total of Rp 1 billion in research
grants
for
academics,
including undergraduate students and lecturers
This year’s program invites university students and lecturers in the country to
develop
studies
on
10
basic
commodities: cassava, crude palm oil, sago, sweet potato, banana, corn, wheat, arrowroot, potato and soybeans. 5.
Riset
Media
Peluncuran
Indonesia
Nugraha (17-03-08)
Source: Franciscus Welirang (Wakil Positif Direktur Utama Indofood), Indofood peduli
pada
pengembangan
dunia
pangan. Program IRN, diharapkan dapat ikut mendorong lahirnya risetriset
unggul
bagi
kepentingan
masyarakat, khususnya dalam upaya penganekaragaman
pangan
guna
mencapai ketahanan pangan nasional
Tema
IRN
tahun
ini
“Penganekaragaman Pangan Berbasis
100% IRN
Sepuluh
Komoditi
untuk
Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi” 6.
Korantempo
Dana
Penelitian
Pangan
dari
Direktur Utama Indofood),
Indofood (14/03/2008)
Source : Franciscus Welirang (Wakil Positif IDEM
Media Indonesia
Source: F.G Winarno (tim penilai IRN), Untuk menyosialisasikan IRN, tim penilai melakukan lokakarya di bidang pangan dan dialog tiga kota, yaitu UGM, Institut Pertanian Bogor, dan di Universitas Padjadjaran
Source: Budianto Wijaya (anggota tim penilai dari Indofood), Para peserta bisa mengajukan proposal tentang
100% IRN
kesehatan dan gizi, sosial ekonomi dan kebudayaan,
teknologi
modifikasi
pangan, dan bidang penelitian lainnya dan tidak ada batasan dana , semua bergantung pada kualitas proposalnya. 7.
Sinar Harapan
Indofood
Riset
Source: Franciscus Welirang (Wakil Positif
Nugraha
Direktur Utama Indofood), IDEM
Diluncurkan
Media Indonesia
100% IRN
(14/03/2008) 8.
Suara Karya
Gejolak
Harga
Source: Bustanul Arifin (guru besar Netral
90% kenaikan harga
Pangan;
Universitas Lampung), Kenaikan harga
pangan
Peningkatan
pangan di Indonesia diperkirakan terus
10% IRN
Produksi Keharusan
Jadi
berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Maka peningkatan signifikan produksi
pangan
mutlak
harus
terwujud. Dan Adanya upaya menahan ekspor
komoditas
pangan
oleh
sejumlah negara produsen dipastikan akan menaikkan harga pangan lebih tinggi lagi di dalam negeri.
Source: Suara karya, IRN adalah program bantuan dana hingga Rp.50 juta kepada kalangan akademisi (S-1 hingga
S-3)
komoditas
untuk
pangan
meneliti (gandum,
10 ubi,
jagung , singkong, sagu, kelapa sawit, pisang, garut, kentang, dan kedelai
Source: Derom Bangun (Ketua Gapki), pemerintah
seharusnya
mengembalikan dana yang dihimpun
dari pungutan ekspor CPO untuk subsidi harga minyak goreng di dalam negeri.
Dia juga memperkirakan produksi CPO nasional tahun ini mencapai 18,4 juta. Dan harga CPO dunia akan terus meningkat,
karena
pertumbuhan
permintaan CPO dunia yang mencapai 3 juta ton per tahun tidak bisa diimbangi
dengan
peningkatan
produksi yang hanya mencapai 1,5 juta ton.
Dia juga menjelaskan pemerintah tidak perlu CPO.
terburu-buru
menaikkan
PE
9.
Indopos
IRN 2008, Cermati Masalah
positif
100% IRN
IRN positif
100% IRN
IDEM Media Indonesia
Pangan
(14/03/2008) 10.
Biarkan
Rakyat
Jangan
Merdeka
Krisis
Berlarut-
merupakan kelanjutan dari program
larut:
Indofood
Bogasari Nugraha yang berlangsung
Riset
Nugraha
sejak 1998
Source:
Rakyat
Merdeka,
Dorong Akedemisi
Source: Franciscus Welirang (Wakil
Adakan
Direktur Utama Indofood), IDEM
Penelitian
(15/03/2008)
Media Indonesia
Source: FG Winarno (ketua tim penilai IRN), IRN merupakan satu-satunya program riset publik yang dilakukan swasta secara konsisten tiap tahun.
Source: Rakyat Medeka, pengajuan
proposal dilakukan secara online ke www.indofood.co.id dan akan ada lokakarya di berbagai kota 11.
Harian Terbit
Indofood
Source: Prof. Dr.FG Winarno (Guru Positif
Luncurkan Program
besar IPB), tidak banyak hasil-hasil
IRN
produksi di Indonesia yang didukung
2008
(17/03/2008)
100%: IRN
hasil riset. Dan tidak banyak industri yang
mau
menyisihkan
keuntungannya
untuk
sedikit
kepentingan
pendidikan dan penilitian
Source: Franciscus Welirang (Wakil Direktur Utama Indofood), IDEM media Indonesia
12.
Jurnal Indonesia Pangan, Solusi
Perlu Tepat:
Source: Jurnal Indonesia (Yogyo S Netral
90%: Kenaikan harga
Yono), pemerintah belum memiliki
pangan
Pemerintah
solusi jangka pendek agar dampak
Sebaiknya
kenaikan harga bisa dikurangi pada
konsentrasi
Source : Bustanil Arifin (Pengamat
Masyarakat Miskin
Ekonomi Pertanian), Kenaikan harga
yang
pangan tidak bisa direspon dengan
Terkena
Paling Dampak
Kenaikan
menaikkan produksi
Harga
dalam
negeri
karena meningkatkan produksi itu
(14/03/2008)
butuh waktu lama
Kenaikan harga pangan dipastikan berjalan
lebih
lama,
mengingat
sekarang
hampir
semua
menahan
barang
mereka.
Indonesia
mengandalkan
negara Jika impor,
barangnya juga tidak ada
Source: Franciscus Welirang (Wakil
10%: IRN
Direktur Utama Indofood), Indofood peduli
pada
riset
pengembangan
pangan. Dan Indonesia kaya akan sumber bahan pangan selain beras yang bisa menjadi alternatif ketika harga beras naik 13.
Pelita
IRN Menyoroti
2008 Krisis
Source: Franciscus Welirang (Wakil possitive
60%: IRN
Direktur Utama Indofood), salah satu
40%: krisis pangan
Pangan
langkah strategis mencermati krisis
(15/03/2008)
pangan secara obyektif dan ilmiah adalah dengan melakukan riset-riset yang berbobot dalam program IRN
Program riset yang dilakukan peserta IRN merupakan program riset publik, bukan riset perusahaan yang berarti
apa yang mereka hasilkan terbuka kepada publik
Source:
Pelita,
Perusahaan
menyediakan dana riset pangan untuk mahasiswa
dan
dosen.
Nilainya
maksimal Rp.50 juta untuk satu proyek penelitian.
Source:
Bustanul
Arifin
(pakar
ekonomi politik IPB), IDEM Jurnal Indonesia
Krisis pangan ini sama kondisinya dengan krisis pangan tahun 30-an
Source: FAO dan PBB (NN), harga pangan tidak akan mungkin turun minimal dalam dua hingga tiga tahun
ke depan. Alasannya selain lahan pertanian semakin terbatas, jumlah penduduk dunia terus bertambah. 14.
Pos Kota
Beras
Rp
Bisa
8000/liter: Krisis
Jika
Bustanul
Arifin
(pakar Netral
ekonomi politik IPB), IDEM Jurnal
Pangan
berkepanjangan
Source:
10% : IRN 90% : krisis pangan
Indonesia
(14/03/2008)
Beras dalam wktu dekat bisa jadi harganya melambung hingga 8000/ liter. Juga gandum dan minyak goreng
Source: FG Winarno (ahli teknologi pangan IPB), IDEM Kompas
15.
Waspada
Kenaikan
Harga
Source:
Bustanul
Arifin
(pakar Netral
80%: Kenaikan harga
Pangan
ekonomi politik dari IPB), IDEM
Pangan
Diperkirakan Lama
Jurnal Indonesia
20% : IRN
(14/03/2008)
Source: FAO dan PBB (NN), IDEM Pelita
Source: FG Winarno (ahli teknologi pangan IPB), IDEM Kompas
Source: Fransciscus Welirang (Wakil Dirut
PT
Indofood),
perusahaaan
menyediakan dana riset pangan untuk mahasiswa
dan
maksimal
Rp.50
dosen. juta
Nilainya
untuk
satu
proyek.
Tahun 2006 lalu jumlah proposal yang masuk mencapai 1.025 proposal dan setelah akhirnya
melewati terpilih
menjadi pemenangnya
proses 34
seleksi
mahasiswa
16.
Sriwijaya Pos
Bantu
Indofood Dana
Penelitian
Source: Fransciscus Welirang (Wakil Possitive Dirut PT Indofood), IDEM Media
(15/03/2008)
Indonesia
Focus penelitian untuk IRN 2008, meliputi 1.Singkong, 2.kelapa sawit, 3.Sagu, 4.jagung, 5.Gandum/Terigu, 6.pisang,
7.Ubi
jalar,
8.garut,
9.Kentang, 10.Kedelai
Dalam
pelaksanaannya
bekerja sama dengan terkemuka,
yakni
Indofood para pakar
FG
Winarno
(Prof.PhD. Teknologi Pangan) selaku ketua
tim
Krisnamurthi
dengan
anggota
(Dr,M.S.,Ir,
Bayu Sosial
Ekonomi Pertanian), Bustanul arifin
100% IRN
(Prof,Dr,Ir,Sosial Ekonomi Pertanian), Budy
Prasetyo
Widyobroto
(Dr,DESS.,DEA,Ir,Peternakan) 17.
Survei
(Pakar Netral
Kedaulatan
Hasil
Rakyat
PKSPSP Fisip UI;
ekonomi politik IPB), IDEM Jurnal
Kinerja
Indonesia
Tak
SBY-JK Memuaskan
(insert berita IRN: Harga
Source
:
Busnatul
Arifin
80%: krisis pangan 20%: IRN
Source : FG Winarno (ahli teknologi pangan IPB), IDEM Kompas
pangan
(14/03/2008)
Source: Fransciscus Welirang (Wakil Dirut PT Indofood), IDEM Waspada
18.
Masa
Banjarmasin
Singkong
Post
Depan (17/03/2008)
Source : PBB, Indonesia merupakan Positif satu dari 36 negara di dunia yang terancam krisis pangan
IDEM Pelita
100% IRN
19.
Lampung Post
Korporat: Indofood
Source : Davie Permana (Kepala Positif
Luncurkan
Riset
Cabang Indofood Lampung), ebagai
Nugraha
2008
satu perusahaan pangan terbesar di
(17/03/2008)
Indonesia,
Indofood
peduli
pada
pengembangan dunia pangan dengan maluncurkan IRN
Penerima IRN tidak hanya mendapat bantuan dana penelitian, tapi wajib mempertanggungjawabkan penelitiannya lewat presentasi di depan tim penilai dalam audit IRN
Source: Albert Abraham (Corporate Human Resources Indofood), bantuan dana penelitian ini sifatnya CumaCuma, mencakup bidang penelitian
100% IRN
teknologi produksi, kesehatan dan gizi masyarakat, sosial ekonomi budaya, dan bidang penelitian khusus.
Batas
akhir
penerimaan
proposal
pendaftaran 30 Juni 2008 20.
Radar Jogja
Petani Harus diberi
Source: Fransciscus Welirang (Wakil Berimbang
50%: IRN
Aset (22/04/2008)
Dirut PT Indofood), Pemerintah harus
50%: masalah pangan
mengeluarkan
kebijakan
pertanian
yang relistis untuk mengatasi krisis pangan.
Untuk
mewujudkan
hal
tersebut, petani harus diberi aset.
Diproyeksikan pada 2008 sampai 2017 pemakaian terhadap stok pangan dunia akan semakin ketat sehingga harga akan tetap tinggi.
Indofood menyediakan dana penelitian sebesar Rp 1 miliar per tahun untuk dosen dan mahasiswa.