PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh: UMMI FARIHAH NIM: 073511048
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ummi Farihah
NIM
: 073511048
Jurusan/Program Studi
: Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 Maret 2011 Saya yang menyatakan,
Ummi Farihah NIM: 073511048
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011 Penulis : Ummi Farihah NIM : 073511048 Skripsi ini membahas tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika. Kajiannya dilatar belakangi oleh perbedaan karakter peserta didik mengenai modalitas belajar dan ketidaksesuaian antara gaya mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik sehingga peserta didik mengalami kebingungan dalam menerima materi yang diajarkan. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di SMP Islam Banyumanik Semarang. SMP tersebut dijadikan sebagai sumber data untuk mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan jumlah 99 responden. Datanya diperoleh dengan cara dokumentasi dan kuesioner. Semua data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial. Hasil analisis menunjukkan nilai yaitu 58,868 3,94 pada taraf signifikansi α = 0,05. Sehingga dapat ditunjukkan ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Adapun besar pengaruh ditunjukkan oleh koefisien determinasi sebesar 37,70%. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi para sivitas akademika, para peserta didik, para tenaga pengajar dalam memberi dorongan kepada peserta didiknya agar senantiasa meningkatkan tingkat modalitas dalam belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh akan maksimal atau memuaskan.
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik SMP
Islam
Hidayatullah
Banyumanik
Semarang
Tahun
Pelajaran
2010/2011”. Penelitian ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Matematika. Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1.
Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan pembimbing II, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini.
2.
Drs. Wahyudi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tadris Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi.
3.
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc., selaku dosen wali dan pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.
4.
Dosen Tadris Matematika dan staf pengajar di Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang membekali berbagai pengetahuan.
5.
Muhammad Nuh, S.Pd., selaku kepala SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6.
Segenap guru , kepala TU beserta staf, karyawan dan peserta didik SMP Islam Banyumanik Semarang yang selalu membantu dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
vii
7.
Bapak, ibu dan keluarga tercinta terima kasih atas do’a, nasihat, dan dukungan serta segala pengorbanan dan kasih sayang selama ini dalam mendidik penulis dengan penuh kesabaran.
8.
Teman seperjuangan Tadris Matematika 2007 yang senantiasa menjadi penyemangat dan tempat bertukar pikiran dalam proses penulisan skripsi ini.
9.
Teman-teman seperjuangan yang telah menemani penulis dalam suka dan duka bersama selama melaksanakan perkuliahan di kampus tercinta Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis hingga dapat diselesaikan penyusunan skripsi ini.
Semarang, 7 Juni 2011 Penulis,
Ummi Farihah 073511048
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv ABSTRAK .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
BAB I
: PENDAHULUAN............................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
5
D. Penegasan Istilah .........................................................................
5
E. Rumusan Masalah .......................................................................
6
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
6
BAB II : LANDASAN TEORI.......................................................................
7
A. Kajian Pustaka.............................................................................
7
B. Kerangka Teoritik .......................................................................
9
C. Pengaruh Tingkat Modalitas Terhadap Prestasi Belajar D. Matematika.................................................................................. 25 E. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 26
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 27 A. Jenis Penelitian ............................................................................ 27 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 27 C. Populasi Penelitian ...................................................................... 27
ix
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 28 E. Pengumpulan Data Penelitian ..................................................... 28 F. Analisis Data Penelitian .............................................................. 32
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 39 A. Deskripsi data Hasil Penelitian ................................................... 39 B. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 44 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 52 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 53
BAB V : PENUTUP ........................................................................................ 55 A. Simpulan ..................................................................................... 55 B. Saran............................................................................................ 55 C. Penutup........................................................................................ 56
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang lebih baik pula. Pendidikan di Indonesia terutama dalam pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami kemajuan. Mengingat sangat pentingnya pendidikan matematika dalam kehidupan sehari-hari, dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, jam pelajaran untuk mata pelajaran matematika di sekolah diberikan lebih banyak dari mata pelajaran yang lain. Atas dasar kepentingan itulah matematika di Indonesia sekarang mampu bersaing dengan negara lain. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu pendidikan adalah peranan guru. Dimana secara garis besar tugas guru yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugas-tugas lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran. Menjadi pengajar yang baik dituntut menguasai berbagai kemampuan dasar yang harus ditampilkan secara terintegrasi
dalam proses
pembelajaran.
Kemampuan
tersebut
misalnya
penguasaan materi, kemampuan dalam penguasaan metode pembelajaran, memotivasi situasi belajar, hubungan dengan peserta didik dan berbagai kemampuan lain. Oleh karena itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh seorang guru sebagai pembimbing peserta didik terutama dalam pembelajaran matematika adalah mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta didik. Setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda. Peserta didik lebih mudah mengerti dan menerima acara televisi, lagu, video, animasi ataupan gambar-gambar yang menarik karena adanya inovasi dan kreativitas yang terusmenerus sehingga tidak mudah bosan. Kemampuan kognitif, kecepatan dalam menerima dan mengolah informasi yang dimiliki peserta didik perlu dirangsang melalui tampilan yang bervariasi agar informasi yang diterima dapat diolah dengan berbagai indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima
1
dan mengolah informasi maka akan semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dipertahankan dalam ingatan. Peserta didik diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubunghubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih baik apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturutturutan. Keterlibatan peserta didik dengan memberdayakan stimulus kinestetik akan memberikan hasil yang maksimal karena peserta didik terlibat langsung secara fisik melalui media yang digunakan sebagai alat bantu mengajar. Dalam dunia sekolah yang serba seragam, perbedaan karakter peserta didik kerap menjadi masalah bagi pihak sekolah dan guru, khususnya yang langsung bersentuhan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adanya peserta didik yang berbeda dengan karakter peserta didik normal yang lain sering kali dianggap nakal, gagal, bodoh, lambat, bahkan dianggap peserta didik yang mempunyai keterbelakangan mental. Jika diteliti lebih dalam, ternyata bukan mereka yang bermasalah melainkan sebenarnya mereka mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran karena tidak mampu mencerna materi yang diberikan oleh guru. Banyaknya peserta didik yang dianggap lambat dan gagal menerima materi dari guru disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru sesuai dengan gaya belajar peserta didik, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan. Guru akan merasa senang karena menganggap semua peserta didiknya cerdas dan berpotensi untuk sukses pada jenis kecerdasan yang dimilikinya. Pengembangan diri harus didasarkan pada kompetensi positif yang dimiliki seorang peserta didik. Menyadari bagaimana cara termudah menyerap informasi (modalitas belajar) kadang tidak dimiliki peserta didik. Akibatnya peserta didik kurang tepat dalam menentukan cara belajar yang sesuai dengan modalitasnya. Banyak diantaranya yang mencoba meniru gaya belajar peserta
2
didik lain yang dianggapnya lebih pandai. Tetapi usahanya tidak selalu menumbuhkan hasil, justru sering kali menurunkan prestasi belajarnya. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya perbedaan modalitas peserta didik yang ditiru dengan modalitasnya. Apalagi jika peserta didik dihadapkan pada mata pelajaran matematika yang memiliki tingkat keabstrakan tinggi, memahami konsep-konsep baru, menghafal dan belajar menggunakan rumus-rumus baru, membuat peserta didik mengalami kesulitan belajar. Jika hal ini digabungkan dengan keharusan menguasai pelajaran yang sulit, maka peserta didik tidak akan punya kesempatan untuk meraih sukses. Suasana di kelas sering kali tidak menguntungkan bagi sebagian besar peserta didik. Sebagaimana setiap orang mempunyai kecenderungan modalitas belajar, seseorang juga memiliki kecenderungan modalitas mengajar yang biasanya sama dengan modalitas belajarnya. Artinya bahwa jika seorang guru dulunya seorang pelajar visual, guru tersebut cenderung mengajar dengan cara visual pula, ini terjadi secara alamiah. Tetapi tidak demikian dengan peserta didiknya tidak menjadi masalah bagi sebagian peserta didik yang memiliki modalitas belajar yang sama dengan gurunya. Tetapi bagi sebagian yang lain yang modalitasnya berbeda dengan gurunya kemungkinan tidak akan dapat menangkap semua yang diajarkan. Mereka secara harfiah memproses bahan pelajaran melalui bahasa yang berbeda dengan gurunya. Dengan kata lain gurunya tidak dapat menjangkau semua pesera didik dengan modalitas yang berbeda-beda dan melakukannya secara konsisten.1 Seharusnya para guru menyadari bahwa setiap peserta didik mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Seorang guru memahami bahwa beberapa peserta didik perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode mengajar standar. Jika para peserta didik ini diajar dengan metode standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru untuk mendekati semua
1
Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk., Quantum teaching: mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2001), hlm. 124.
3
atau hampir semua peserta didik hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya belajar yang berbeda-beda.2 Fenomena-fenomena diatas kiranya begitu penting, menarik dan perlu mendapat perhatian baik oleh kalangan guru maupun peserta didik demi peningkatan mutu pendidikan. Mencermati keadaan yang diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “PENGARUH TINGKAT MODALITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK SMP ISLAM
HIDAYATULLAH
BANYUMANIK
SEMARANG
TAHUN
PELAJARAN 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu: 1.
Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang abstrak, membosankan dan terlalu sulit dipahami oleh sebagian besar peserta didik.
2.
Guru belum memperhatikan perbedaan karakter peserta didik mengenai modalitas belajar peserta didik.
3.
Guru belum mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta didik.
4.
Ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar peserta didik, sehingga peserta didik mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran.
5.
Guru menggunakan metode mengajar yang standar, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami apa yang diberikan.
6.
Peserta didik belum mampu mengidentifikasi modalitas belajar masingmasing, sehingga peserta didik tidak dapat menentukan cara belajar yang tepat untuk mempercepat belajarnya.
C. Pembatasan Masalah 2
Bobbi DePoter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman Dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2009), hlm. 110.
4
Adapun pembatasan masalah yang ada yaitu: 1.
Prestasi belajar matematika dibatasi pada materi pokok kelas VIII semester I, yaitu nilai hasil semester 1 yang terdiri dari lima pokok bahasan yaitu faktorisasi, relasi dan fungsi, persamaan garis lurus, SPLDV, dan phytagoras.
2.
Modalitas belajar peserta didik meliputi visual, auditorial, dan kinestetik yang dimiliki oleh peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.
D. Penegasan Istilah Untuk menghindari adanya salah pengertian dan agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Penegasan istilah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1.
Modalitas Belajar Modalitas belajar adalah cara seseorang menyerap informasi melalui indera yang dimiliki.3 Modalitas belajar hampir sama dengan gaya belajar, gaya belajar adalah cara yang diambil oleh masing-masing orang dalam menyerap informasi baru, bagaimana mereka berkonsentrasi, memproses dan menampung informasi yang masuk ke otak.4 Modalitas yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi modalitas visual, auditorial, dan kinestetik (V-A-K).
2.
Prestasi Belajar 3
Akbar Zainudin dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar, http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010.
4
Howard Gardner, Gaya Belajar, http://binakreatif.blogspot.com/2008/06/memahami-
gaya-belajar-anak.html.23/06/2011
5
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.5
E. Rumusan Masalah Berdasarkan latar balakang masalah diatas, dan untuk memperoleh pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, maka dibuat rumusan masalah apakah ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011?
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam hidayatullah banyumanik semarang tahun pelajaran 2010/2011. Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini kaitannya dengan aktivitas belajar mengajar untuk meningkatkan penguasaan materi pelajaran matematika, diantaranya: 1.
Peserta didik dapat mengidentifikasi modalitas belajar sehingga dapat menentukan cara belajar yang tepat untuk mempercepat belajarnya.
2.
Dengan mengetahui modalitas belajar para peserta didik, guru dapat merancang proses pembelajaran yang multi modalitas agar dapat menjangkau semua peserta didik.
3.
Dengan mengetahui modalitas belajar peserta didik, dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah.
4.
Dengan
mengetahui
modalitas
belajar
peserta
didik,
guru
dapat
mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta didik.
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ketiga, hlm. 895.
6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai landasan berfikir, yang mana kajian pustaka yang penulis gunakan adalah beberapa hasil penelitian skripsi. Selain itu, kajian pustaka ini digunakan sebagai bahan pertimbangan baik mengenai kekurangan maupun kelebihan yang sudah ada sebelumnya. Kajian pustaka mempunyai andil besar dalam rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya mengenai teori yang berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya adalah: 1.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Rofiq dengan judul “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran 2004/2005” skripsi semarang: fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam, IKIP PGRI Semarang, 2005.6
2.
Skripsi yang ditulis oleh Dina Maulida yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008” Skripsi Universitas Negeri Malang: Pendidikan Tata Niaga, fakultas ekonomi.7
3.
Tesis yang ditulis oleh Kristien Helly Tambotoh yang berjudul “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa 6
Ahmad Rofiq, “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran 2004/2005”, Skipsi (Semarang: fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan alam, IKIP PGRI Semarang, 2005). 7
Dina Maulida, “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008”, Skripsi (Malang: fakultas ekonomi Pendidikan tata niaga, Universitas Negeri Malang,2008).
7
(Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga)” Tesis Program Studi: Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.8 Dari kajian pustaka di atas, penulis berpendapat bahwa beberapa bentuk tulisan yang penulis temukan, masing-masing menunjukkan perbedaan dari segi pembahasannya dengan skripsi yang akan penulis susun. Skripsi yang akan penulis susun membahas mengenai pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Skripsi yang pertama, Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran 2004/2005, disusun oleh Ahmad Rofiq. Skripsi ini meneliti pengaruh tingkat modalitas belajar serta perbedaan prestasi belajar matematika, terfokus pada perbedaan prestasi belajar matematika antara peserta didik yang mempunyai modalitas tinggi dengan peserta didik yang mempunyai modalitas rendah. Skripsi yang kedua, Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008, disusun oleh Dina Maulida. Skripsi ini meneliti pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa, terfokus pada gaya belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) peserta didik. Sedangkan Tesis yang berjudul Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga), disusun oleh Kristien Helly Tambotoh. Tesis ini membahas tentang pembelajaran fisika menggunakan KIT multimedia dan media interaktif berbasis komputer ditinjau dari motivasi
8
Kristien Helly Tambotoh, “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga)” Tesis (Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2009).
8
berprestasi dan modalitas belajar peserta didik yang terfokus pada keaktifan peserta didik melalui media pembelajaran dengan menggunakan modalitas belajar yang sesuai sehingga dapat meningkatkan motivasi berprestasi. Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan, penulis yakin bahwa penelitian tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011, yang penulis lakukan belum ada yang mengulasnya, meskipun ada mungkin memiliki muara yang sama tetapi fokus yang berbeda.
B. Kerangka Teoritik 1.
Belajar
a.
Pengertian Belajar Berikut ini dikemukakan beberapa definisi menurut para ahli, diantaranya: Menurut Clifford T. Morgan: “Learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experience”. Clifford T. Morgan mendefinisikan belajar adalah “perubahan tingkah laku yanng relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu”.9 Menurut Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology:A Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu “Learning is the development of new associations as a result of experience”. Dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Brophy bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubunganhubungan baru. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa antara 9
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009), hlm. 39.
9
perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi.10 Menurut Syekh
Abdul Aziz dan Abdul Majid dalam kitab At-
Tarbiyatul wa Thuruqut Tadris mendenifisikan belajar sebagai berikut:
,0 1 . / )& *# +,- '& (% #$ ! " 55
4. . 3 2
(Belajar adalah perubahan di dalam diri (jiwa) peserta didik yang dihasilkan dari pengalaman terdahulu sehingga menimbulkan perubahan yang baru). Sedangkan Slameto menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12 Berdasarkan pendapat para ahli mengenai definisi belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku. Perubahan itu diharapkan mengarah pada tingkah laku yang baik tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahanperubahan yang terjadi pada seorang bayi. Perubahan dapat disebut belajar jika perubahan itu relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang sangat panjang. Berapa lama perubahan berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir 10
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
Hlm. 85. 11
Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, At-tarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz I, (Mesir: Darul Ma’arif, t.th), hlm. 169. 12
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm. 2.
10
dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan maupun bertahun-tahun. Biasanya perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi hanya berlangsung sementara, oleh karena itu bagi para motivator berusaha dapat memotivasi secara kontinu, sehingga tercapai apa yang menjadi ciri belajar yang relatif mantap tersebut. Tingkah laku yang mengalami
perubahan
karena
belajar
menyangkut
beberapa
aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan dalam suatu masalah/berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan atau sikap.
b. Teori Belajar Beberapa teori belajar menurut ahli psikologi sesuai dengan tujuan alirannya masing-masing. 1) Teori Belajar Bruner Jerome Bruner secara ekstensif telah menulis tentang proses pemikiran manusia dan bagaimana cara pemikiran tersebut muncul dan bagaimana cara yang seharusnya dialami oleh kemunculan tersebut selama proses instruksi berjalan.13 Bruner berpikir bahwa pengetahuan merupakan sebuah panduan antara tiga buah proses: penerimaan, transformasi, dan uji kelayakan. Ketiga proses tersebut merupakan langkah-langkah dalam organisasi pengetahuan aktif individual, ciri khas dari teori-teori pengetahuan kognitif. Pada tingkat tertentu, proses-proses dalam teori Bruner sejajar dengan analisa pembelajaran yang dilakukan oleh teori pengolahan informasi. Penerimaan hampir terlihat mirip dengan penyatuan inderawi, transformasi terkesan serupa dengan rutinitas yang diaplikasikan ingatan jangka panjang terhadap informasi-informasi baru, dan uji kelayakan terasa senada dengan penggerak respon. Proses kedua dan ketiga dalam teori Bruner juga hampir sama dengan gagasan asimilasi dan akomodasi
13
Kelvin Seifert, Manajemen Pembelajaran dan Instruksi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2009), Cet. 4, Hlm. 112.
11
dalam teori Piaget. Baik transformasi maupun asimilasi, sama-sama dirujukkan sebagai istilah yang merubah informasi-informasi baru agar sesuai dengan pengetahuan lama yang sudah ada sebelumnya, sementara baik uji kelayakan maupun akomodasi, sama-sama merubah pengetahuan lama agar sesuai dengan informasi-informasi baru.14 Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa dalam usaha meningkatkan pendidikan pada umumnya dan pendidikan sains (matematika) pada khususnya perlu memperhatikan empat hal yang penting yaitu struktur, kesiapan, intuisi dan motivasi. Modalitas belajar yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik peserta didik, merupakan hal penting yang harus diperhatikan guru dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan media yang berbeda sesuai dengan karakteristik peserta didik akan membantu peserta didik menemukan informasi yang penting, mempertahankan dan mentransformasikan secara aktif terkait materi yang dibahas. 2) Teori Belajar Ausubel Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang”.15 Belajar tidak hanya sebagai proses menghafal semata, tetapi lebih pada kebermaknaan atau memberi manfaat pada peserta didik. Berlangsung tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada, serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna, dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial. Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. 14
Kelvin Seifert, Manajemen, hlm. 113-114.
15
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 37.
12
“Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Yakinilah ini dan ajarlah ia demikian”.16 Pendidikan harus memiliki manfaat bagi anak, sehingga apa yang dipelajari peserta didik mudah diingat dan bertahan lama atau tidak mudah lupa atau dapat dikatakan bahwa apa yang dipelajari tersebut bermakna. Agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif peserta didik. Peserta didik yang memiliki modalitas belajar akan mempengaruhi proses memori. Modalitas tersebut dapat berupa visual, auditorial, maupun kinestetik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran matematika. Matematika memiliki banyak konsep-konsep yang abstrak dan sulit dipahami sehingga dengan belajar bermakna melalui pelibatan emosi, kesenangan dan kebutuhan aktualisasi diri peserta didik melalui kegiatan mata untuk melihat, telinga untuk mendengar dan otak untuk berpikir dapat membantu peserta didik untuk memahami matematika dengan lebih mudah. 3) Teori Belajar Thorndike Thorndike adalah salah seorang tokoh dalam lapangan psikologi pendidikan yang besar pengaruhnya. Dalam tulisannya yang mula-mula Thorndike berpendapat, bahwa yang menjadi dasar belajar itu adalah asosiasi antara kesan pancaindra (sense impresion) dengan implus untuk bertindak (impulse to action). Asosiasi yang demikian itu disebut Bond atau Connection. Asosiasi atau bond atau koneksi itulah yang menjadi lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya atau hilangnya kebiasaan-kebiasaan. Karena prinsipnya yang demikian itulah maka teori Thorndike itu disebut Connectionisme atau Bond Psychology.17 16
Trianto, Mendesain, hlm. 37.
17
Trianto,Mendesain, hlm. 247.
13
Dari pendapat teori Thorndike diatas, bahwa kesan pancaindra menjadi dasar belajar peserta didik yang mengaitkan informasi dengan persepsi indrawi tersebut. Jadi informasi yang diterima peserta didik sangat berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik.
2.
Modalitas Belajar Berdasarkan pada Neuro-Linguistic Programming yang dikembangkan
oleh Richard Bandler dan John Grinder dalam model strategi komunikasi, diketahui bahwa selain seseorang memasukkan informasi dari kelima indera, juga ada preferensi bagaimana seseorang menciptakan dan memberikan arti pada suatu informasi. Secara umum seseorang menggunakan tiga preferensi sensori yaitu berdasarkan pada visual (penglihatan), auditori (pendengaran), dan kinestetik (sentuhan dan gerakan). Inilah yang dikenal dengan nama modalitas V-A-K.18 Modalitas belajar adalah cara seseorang menyerap informasi melalui indera yang dimiliki.19 Pada awal pengalaman belajar, salah satu diantara langkahlangkah pertamanya adalah mengenali modalitas seseorang sebagai modalitas visual, auditorial, dan kinestetik (V-A-K). Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing orang belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini, pada tahapan tertentu kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Penggunaan modalitas belajar dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan konsentrasi belajar peserta didik sehingga meningkatnya motivasi berprestasi peserta didik yang kemudian berpengaruh pada meningkatnya hasil prestasi belajar peserta didik. Adapun ketiga modalitas tersebut yaitu:
18
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 143. 19
Akbar Zainudin dan Usep Saefurohman, Modalitas http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010.
Belajar,
14
a.
Modalitas Belajar Visual Modalitas belajar visual adalah belajar melalui melihat sesuatu. Misalnya seseorang yang suka melihat gambar atau diagram, pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video.20 Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun yang diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Seseorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai berikut:21 1) Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan. 2) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan. 3) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail mengingat apa yang dilihat. Untuk mengatasi ragam masalah di atas, ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan sehingga belajar tetap bisa dilakukan dengan memberikan hasil yang menggembirakan. Salah satunya adalah menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu bisa berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan dan kartu-kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.22
b. Modalitas Belajar Auditorial Modalitas belajar auditorial adalah belajar melalui mendengar sesuatu. Misalnya seseorang yang suka mendengarkan kaset audio, ceramah kuliah, diskusi, debat dan instruksi (perintah) verbal.23 20
Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century (Cara Belajar Cepat Abad XXI), (Bandung: Nuansa Cendekia, 2002), hlm. 130. 21
Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk.,Quantum teaching: mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2010), hlm. 123. 22
Hamzah B. uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 181. 23
Colin Rose, Accelerated, hlm. 130.
15
Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata baik yang diucapkan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara yang menonjol. Seseorang yang sangat auditorial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:24 1) Perhatiannya mudah terpecah. 2) Berbicara dengan pola berirama. 3) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir atau bersuara saat membaca. 4) Berdialog secara internal dan eksternal. Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk belajar apabila termasuk orang yang memiliki kesulitan-kesulitan belajar seperti di atas. Pertama adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk didengarkan kembali. Pendekatan kedua yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi. Sedang pendekatan ketiga adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.25
c.
Modalitas Belajar Kinestetik Modalitas belajar kinestetik adalah belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Misalnya seseorang yang suka “menangani”, bergerak, menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri.26 Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi baik yang diciptakan maupun yang diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
24
Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 124.
25
Hamzah, Orientasi Baru, hlm.182.
26
Colin Rose, Accelerated, hlm. 131.
16
emosional, dan kenyamanan fisik. Seseorang yang kinestetik mempunyai ciriciri sebagai berikut:27 1) Menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak bergerak. 2) Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik. 3) Mengingat sambil berjalan dan melihat. Untuk orang-orang yang memiliki karakteristik seperti di atas, pendekatan belajar yang mungkin bisa dilakukan adalah belajar berdasarkan pengalaman dengan menggunakan berbagai model atau alat peraga, bekerja di laboratorium atau bermain sambil belajar. Cara lain yang juga bisa digunakan adalah secara tetap membuat jeda di tengah waktu belajar. Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter kinestetik juga akan lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Penggunaan komputer bagi orang-orang yang memiliki karakter kinestetik akan sangat membantu. Karena, dengan komputer seseorang bisa terlibat aktif dalam melakukan pembelajaran, sekaligus menyerap informasi dalam bentuk gambar dan tulisan. Selain itu, agar belajar menjadi efektif dan berarti orang-orang dengan karakter diatas disarankan untuk menguji memori ingatan dengan cara melihat langsung fakta di lapangan.28 Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas visual, auditorial, dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar. Yang berperan sebagai saringan untuk pembelajaran, pemprosesan, dan komunikasi. Orang tidak hanya cenderung pada satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat dan kekurangan alami tertentu. Menurut
Melvin
L.
Silberman
mengutip
pendapat
Grinder
menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 di antaranya rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang 27
Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 124
28
Hamzah, Orientasi Baru, hlm. 182.
17
berkombinasi antara visual, auditori dan kinestetik. Namun, 8 siswa sisanya sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran dibanding dua lainnya sehingga mereka harus berusaha keras untuk memahami pelajaran apabila tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran sesuai dengan cara yang mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini, pengajaran harus bersifat multisensori dan penuh dengan variasi.29 Sedangkan menurut Bobbi DePorter dari pendapat Richard Restak, bahwa setiap kali suatu pola saraf tertentu menembak, maka jalur yang sama akan semudah itu pula diaktifkan kembali. Dalam kasus ini, dengan cara melibatkan lebih banyak modalitas dalam pengajaran, maka akan memicu lebih banyak lagi jalur saraf yang memperkuat belajar peserta didik.30 Mengidentifikasi dan memahami setiap cabang gaya belajar peserta didik bermanfaat untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena peserta didik dapat mengapresiasi cara yang paling disukai untuk menerima informasi dari guru. Sehingga peserta didik dan guru bisa berkomunikasi jauh lebih efektif dan mampu menyerap informasi lebih cepat dan mudah.
3.
Prestasi Belajar Matematika a.
Pengertian Prestasi Belajar Matematiaka Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda “prestatie” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil yang telah dicapai. Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.31
29
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Penerbit Nusamedia, 2006), hlm. 28. 30
Bobbi, Quantum Teaching, hlm. 125.
31
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ketiga, hlm. 895.
18
Menurut Bloom sebagaimana yang dikutip oleh Uzer Usman menjelaskan bahwa prestasi belajar ranah kognitif memiliki enam tingkatan atau indikator, yaitu: 1) Pengetahuan Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat keterangan dengan benar.32 2) Pemahaman Mengacu pada kemampuan memahami makna materi. Aspek ini satu tingkat di atas pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang rendah.33 Kata-kata operasional yang dipergunakan dalam aspek pemahaman adalah menerjemahkan, menafsirkan, meramalkan dan memperhitungkan.34 3) Aplikasi Aplikasi adalah penerapan suatu yang umum sifatnya pada situasi yang khusus. Kemampuan menerapkan suatu abstraksi pada situasi konkrit. Abstraksi biasanya berupa prinsip atau generalisasi.35 Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut penggunaan
aturan,
prinsip.
Penerapan
merupakan
tingkat
kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada pemahaman.36
32
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), edisi kedua, hlm. 35. 33
Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.
34
Mustaqim, Psikologi, hlm. 42.
35
Mustaqim, Psikologi, hlm. 42.
36
Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.
19
4) Analisis Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponen-komponen
atau faktor penyebabnya, dan
mampu
memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti. Analisis merupakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi dari pada aspek pemahaman maupun penerapan.37 5) Sintesis Sintesis adalah menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi satu bentuk menyeluruh. Menyatukan kembali unsur-unsur dari analisis bukanlah sintesis, tetapi sintesis selalu memasukkan unsur baru dalam mengintegrasikan sesuatu.38 6) Evaluasi Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Evaluasi merupakan tingkat kemampuan berpikir yang tinggi.39 Adapun kata kerja yang dapat dipergunakan pada aspek ini adalah
membandingkan,
menafsirkan,
menghubungkan,
meringkaskan hasil belajar yang berbentuk evaluasi. Pada umumnya ditunjukkan dengan kemampuan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan
judgement yang dimilikinya. Evaluasi
dikategorikan sebagai penentuan hasil belajar yang paling tinggi yang terkandung dari aspek kognitif, karena dari hasil belajar yang berbentuk evaluasi ini tekanannya pada pertimbangan suatu nilai, mengenai baik buruk, tepat tidaknya dan benar salahnya suatu persoalan berdasarkan pada kriteria tertentu. 37
Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35
38
Mustaqim, Psikologi, hlm. 45.
39
Uzer Usman, Menjadi, hlm. 35.
20
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan (interpendensi) dalam pencapaian
tujuan
pendidikan. Tolok ukur keberhasilan tujuan
pendidikan karena adanya evaluasi, yaitu dijadikan sebagai umpan balik dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pengukuran prestasi
kognitif
juga
merupakan
rangkaian
dari
evaluasi
pembelajaran yaitu untuk meninjau sejauh mana kemajuan siswa telah diraih pada ranah kognitif. Sedangkan Matematika yang dimaksud di sini adalah mata pelajaran Matematika di sekolah umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diketahui melalui ujian atau test baik secara lesan maupun tulisan, sehingga dapat menunjukkan tingkatan-tingkatan peserta didik pada mata pelajaran matematika di sekolah umum.
b. Fungsi Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parennial dalam
sejarah
kehidupan
manusia,
karena
sepanjang
rentang
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Dengan demikian, prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dan memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia khususnya yang berada dalam bangku sekolah. Menurut Zainal sebagaimana yang dikutip dalam tesis Kristien Helly Tambotoh menyatakan bahwa prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik
21
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosty) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah utama dan pertama, karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Jika melihat beberapa fungsi belajar di atas, maka betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar matematika peserta didik, baik secara perorangan maupun secara kelompok karena fungsi prestasi tidak hanya sebagi indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Di samping itu, prestasi belajar matematika juga berguna sebagai umpan balik bagi guru matematika dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga dapat
22
menentukan apakah perlu mengadakan diagnose, bimbingan atau penempatan peserta didik.40
c.
Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar matematika yang dicapai oleh peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (faktor dari diri peserta didik) dan faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik). Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik besar pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh chark bahwa hasil belajar peserta didik disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.41 Berkaitan dengan faktorfaktor tersebut Abu Ahmadi dalam buku psikologi belajar menerangkan sebagai berikut:42 1) Yang tergolong faktor internal adalah: a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini, misalnya: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Ketiga faktor tersebut termasuk dalam modalitas belajar (visual, auditorial dan kinestetik) peserta didik yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas: (1) Faktor intelektif, yang meliputi: (a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.
40
Kristien Helly Tambotoh, Pembelajaran Fisika, hlm. 57.
41
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru, 1989), hlm. 39. 42
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 138.
23
(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non-intelektif, yaitu unsure-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.43 2) Yang tergolong faktor eksternal adalah: a) Faktor sosial, yang terdiri atas: (1) Lingkungan keluarga. (2) Lingkungan sekolah. (3) Lingkungan masyarakat. (4) Lingkungan kelompok. b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.44 Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:45 1) Faktor-faktor stimulus belajar Yang dimaksudkan dengan stimulus belajar di sini yaitu segala hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dipelajari oleh
43
Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 138.
44
Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 138.
45
Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 139.
24
peserta didik. Faktor-faktor stimulus belajar diantaranya, panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal, dan berartinya bahan pelajaran. 2) Faktor-faktor metode belajar Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar diantaranya, kegiatan berlatih atau praktek, resitasi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil beajar, penggunaan modalitas indra, bimbingan belajar, dan sebagainya. 3) Faktor-faktor individual Kecuali faktor-faktor stimuli dan metode belajar, faktor-faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor-faktor individual diantaranya, kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, kapasitas mental, dan motivasi.46 Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa modalitas belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, yaitu faktor internal dan faktor metode belajar.
C. Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Modalitas belajar sangat diperlukan dalam pembelajaran karena dengan modalitas kita dapat menyerap, lalu mengatur dan mengolah informasi yang didapat dari belajar. Di dalam modalitas belajar terdapat komponen yang sangat diperlukan oleh peserta didik karena menyerap dan mengatur serta mengolah informasi pembelajaran. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi hasil dari kegiatan belajar peserta didik ke arah yang positif. Melalui modalitas belajar peserta didik dapat menentukan gaya belajar yang mana sesuai dengan karakteristik masing46
Abu Ahmadi, Psikologi, hlm. 142.
25
masing. Modalitas belajar merupakan gaya belajar yang dimiliki oleh setiap individu yang merupakan cara termudah dalam menyerap, mengatur dan mengolah informasi yang terdiri dari modalitas visual, modalitas auditori, modalitas kinestetik. Proses pembelajaran sekarang bukanlah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) melainkan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (student centered). Perubahan ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka peserta didik memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning) dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas peserta didik yang akan berdampak terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik. Matematika adalah suatu bidang ilmu yang melatih penalaran supaya berpikir logis dan sistematis dalam menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Mempelajarinya juga membutuhkan gaya belajar tersendiri karena matematika bersifat abstrak, konsisten, hierarki, berpikir deduktif. Semua gaya belajar yang dibutuhkan dalam mempelajari matematika terdapat dalam komponen modalitas belajar sehingga terlihat jelas kaitan modalitas belajar dengan prestasi belajar matematika.
D. Rumusan Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan perumusan masalah di atas, maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis yaitu ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan mengukur besar pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik. Jenis penelitian inilah yang menentukan metode penelitian selanjutnya sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Dalam hal ini, metode ilmiah mempunyai peranan yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan metode yang tepat berarti akan menentukan hasil penelitian yang tepat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang, khususnya pada kelas VIII. 2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Februari sampai dengan
28 Februari 2011 (kurang lebih 1 bulan), yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
C. Populasi Penelitian Penelitian ini mengambil populasi peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Yang terdiri dari 4 kelas, dengan jumlah peserta didik seluruhnya ada 99 peserta didik, dengan rincian: VIII Muslim dengan jumlah peserta didik 24 orang VIII Abu Dawud dengan jumlah peserta didik 24 orang VIII Hafsah dengan jumlah peserta didik 25 orang
27
VIII Asma’ dengan jumlah peserta didik 26 orang Dalam hal ini penentuan jumlah responden didasarkan pada jumlah subyek penelitian yang kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.47
D. Variabel Penelitian 1.
Variabel Bebas (Independent) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent).48 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat modalitas belajar (X). 2.
Variabel Terikat (Dependent) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas.49 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika (Y) peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.
E. Pengumpulan Data Penelitian 1.
Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diharapkan peneliti menggunakan
metode, yaitu: a.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ditempuh untuk mengumpulkan data yang berupa catatan-catatan yang telah ada. Catatan tersebut berupa nama-nama peserta didik dan data nilai prestasi belajar semester 1 kelas VIII SMP Islam Hidayatullah yang terpilih sebagai populasi penelitian.
47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), edisi refisi VI, hlm. 134.
48
Sugiono, Statistik untuk penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 4.
49
Sugiono, Statistik, hlm. 4.
28
b.
Metode Kuesioner Kuesionar digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat modalitas peserta didik serta kecenderungan modalitas belajar peserta didik. Kuesioner ini dilakukan pada populasi penelitian kemudian hasilnya digunakan untuk deskripsi data tentang keadaan modalitas populasi penelitian.
2.
Instrumen Penelitian Untuk keperluan pengukuran variabel bebas modalitas belajar
digunakan instrumen penelitian yaitu kuesioner modalitas belajar. Kuesioner digunakan untuk memperoleh data tentang modalitas belajar peserta didik. Dari kuesioner inilah yang kemudian akan diketahui peserta didik yang mempunyai modalitas tinggi dan peserta didik yang mempunyai modalitas rendah. Kuesioner yang digunakan berbentuk skala bertingkat (rating scale) yang bersifat langsung dan tertutup. Cara pemberian skor untuk masing-masing butir pertanyaan sebagai berikut: - Jawaban “sering” diberi skor
:2
- Jawaban “kadang-kadang” diberi skor : 1 - Jawaban “jarang” diberi skor
:0
Tingkat modalitas belajar peserta didik dapat diketahui dengan nilai rata-rata perhitungan skoring pada ketiga modalitas yang ada. Kriteria tingkat modalitas: - Skor rata-rata antara 0 s/d 7 : Modalitas rendah - Skor rata-rata antara 8 s/d 14 : Modalitas tinggi. 50 a. Prosedur Pengembangan Instrumen Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen pokok penelitian, maka kuesioner ini merupakan faktor yang menentukan keberhasilan penelitian. Untuk itu langkah dan tahap penyusunan kuesioner haruslah melalui prosedur yang standar agar perangkat penelitian ini dapat
50
Bobbi DePoter dan Mark Reardon, dkk.,Quantum teaching: mempraktikkan Quantum Learning di ruang-ruang Kelas, (Bandung: kaifa, 2010), hlm. 215.
29
dipertanggungjawabkan. Prosedur pengembangan kuesioner dilakukan sebagai berikut: 1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, dan kategori variabel. 2) Penulisan item kuesioner dan penyusunan skala. 3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman pengerjaan dan lain-lain yang diperlukan. 4) Uji coba. 5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban dan peninjauan saran-saran. 6) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik berdasarkan data yang diperoleh sewaktu uji coba. b. Uji Instrumen Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, kuesioner telah diuji cobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan kuesioner yang handal. Karena peneliti menggunakan penelitian populasi, maka kuesioner diuji cobakan di kelas selain kelas penelitian. Pada kuesioner modalitas belajar dilakukan uji instrumen yaitu validitas dan reliabilitas. 1) Validitas Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.51 Validitas empiris dapat diketahui dengan uji coba perangkat tes. Nilai hasil uji coba tes dianalisis dengan menggunakan korelasi product moment, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
" " ! ∑ " ∑ #! ∑ " ∑ #
Keterangan:
$ 51
= koefisien korelasi tiap item = banyaknya subyek uji coba
Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 168.
30
∑X
= jumlah skor item
∑Y
= jumlah skor total
∑% &
= jumlah kuadrat skor item
∑' &
= jumlah kuadrat skor total
∑XY
= jumlah perkalian skor item dan skor total
Setelah diperoleh nilai rxy, selanjutnya dibandingkan dengan hasil r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan valid jika .52 2) Reliabilitas Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada waktu lain, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.53
((
∑ .& + )* **1 , & * +,1 .
Keterangan: ((
= reliabilitas instrument
.&
= varians total
∑.& = jumlah varians skor tiap-tiap item +
= bayak item soal
Rumus varians item soal yaitu: .& ) *
∑ %& ,
Keterangan:
$
∑ / 0
"
*
N = banyaknya responden Rumus varians total:
52
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), edisi revisi, hlm. 72. 53
Suharsimi Arikunto, Prosedur, hlm. 196.
31
.& ) *
∑ '& ,
Dengan:
$
∑ 1 0
"
*
∑Y = jumlah skor item ∑' & = jumlah kuadrat skor item = banyaknya responden
N
Nilai (( yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment pada table dengan taraf signifikan 5%. Jika (( maka item tes yang diujicobakan reliable.
F. Analisis Data Penelitian 1.
Analisis awal Bertujuan untuk memeriksa keabsahan sampel dengan menguji
penyebaran data pada sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari populasi yang sama. a.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Untuk menguji apakah sampel-sampel yang diambil secara acak berasal dari populasi yang sama dilakukan uji Bartlett. Langkah-langkah uji Bartlett sebagai berikut: 1) Menyusun data sampel hasil pengamatan kedalam daftar 2) Menghitung varians masing-masing sampel dengan rumus
∑% , %& 2 ) 3,1 &
Keterangan: 2& %
%
: varians sampel : data ke-i : rata-rata
3 – 1 : banyaknya data dikurangi 1 3) Mendaftar harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett
32
45 6 .(& ) .&& ) 7 ) .8& 4) Menghitung varians gabungan untuk semua sampel dengan rumus 2& ) 9
∑3 , 12& : ∑3 , 1
5) Menghitung harga chi-kuadrat menggunakan rumus ; & ) ln 10 ?@ , A3 , 1 log 2(& D Keterangan: Ln 10 = 2,3026 disebut logaritma asli dari bilangan 10. Satuan B = log 2 & ∑ 3 , 1 Akan diuji hipotesis 45 6 .(& ) .&& ) 7 ) .8&
4( : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku
Kriteria: Dengan
taraf
nyata
E ) 5%,
& & 45 GH+I ; & J ;KL8K( MHNI3I ;KL8K(
tolak didapat
hipotesis dari
daftar
distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 , E) dan dk = (+ , 1).54
b.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data, yang paling penting adalah untuk menentukan penggunaan statistik parametrik atau non parametrik. Untuk menguji normalitas data sampel yang diperoleh yaitu nilai ulangan matematika dari materi sebelumnya dapat digunakan uji ChiKuadrat. Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. 2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. 3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku. 4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas. 5) Menghitung nilai z dari setiap batas kelas dengan rumus: 54
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, hlm. 191-194.
33
O )
P KQ R
, dimana S adalah simpangan baku dan x adalah rata-rata
sampel. 6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel. 7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva
; & ) ∑U T
SP KTP " TP
Dengan:
; & = Chi-Kuadrat
V = frekuensi pengamatan
W = frekuensi yang diharapkan 8) Membandingkan harga Chi-Kuadrat dengan tabel Chi-Kuadrat dengan taraf signifikan 5%. & & 9) Menarik kesimpulan, jika ; X ; , maka data berdistribusi
normal.55
2.
Analisis Akhir
a.
Analisis Regresi Analisis regresi dilakukan untuk menunjukkan besar pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Persamaan Regresi Linier Sederhana
Persamaan regresi linearnya 'Y ) I Z [%, dimana:
I) [)
∑ ' ∑ %& , ∑ % ∑ % ' 3 ∑ %& , ∑ % &
3 ∑ % ' , ∑ % ∑ ' 3 ∑ %& , ∑ % &
Keterangan: 55
Sudjana, Metode Penelitian, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273.
34
N = jumlah responden Y=
prestasi belajar
X=
tingkat modalitas
a = intersep garis regresi antara tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar b = koefisien arah regresi antara tingkat modalitas dengan prestasi belajar. 2) Menguji keberartian dan kelinieran persamaan regresi sederhana Uji ini digunakan untuk menguji apakah metode regresi yang digunakan berarti artinya dengan taraf signifikasi (E = 5%) dapat memprediksikan pengaruh tingkat modalitas terhadap prestasi belajar matematika peserta didik artinya ada ketergantungan prestasi belajar peserta didik karena tingkat modalitas belajar atau tidak. Langkah-langkah uji linieritas regresi:56 a) Hitung jumlah kuadrat regresi (\]^_ ` ) dengan rumus: \]^_ ` =
∑ 1"
b) Hitung jumlah kuadrat regresi (\]^_ * ` ) dengan rumus: \]^ * ) [ ?∑ %' ,
∑/∑1
D
c) Hitung jumlah kuadrat residu (\]^a ) dengan rumus: \]^a ) A ' & , \]^ * , \]^
d) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b\]^ ) dengan rumus: b\]^ = \]^_ `
e) Hitung rata-rata jumlah kuadrat regresi (b\]^ * ) dengan rumus: b\]^_ * ` = \]^_ * `
f)
Hitung rata-rata jumlah kuadrat residu (b\]^a ) dengan rumus: b\]^a )
cUdef K&
g) Hitung jumlah kuadrat error (\]T ) dengan rumus:
56
Riduwan, Dasar-dasar, hlm. 200.
35
\]T ) ∑8 ?∑ ' & ,
∑ 1"
D
h) Hitung jumlah kuadrat tuna cocok (\]gh ) dengan rumus: \]gh ) \]^a , \]T
i)
Hitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (b\]gh ) dengan rumus:
b\]gh )
cUij 8K&
j)
Hitung rata-rata jumlah kuadrat error (b\]gh ).
l)
Tentukan aturan untuk pengambilan keputusan atau
k) Mencari nilai .
criteria uji
linier, jika k , maka terima 45 berarti linier.
m) Carilah nilai lmnop menggunakan tabel F.
n) Bandingkan nilai lmnop dengan nilai tabel F, kemudian simpulkan: jika k , maka terima 45 berarti linier.
Uji keberartian dan kelinieran regresi dapat menggunakan rumus analisis varians (ANAVA) sebagai berikut: Tabel 1 Sumber Variasi
Total
ANAVA untuk Regresi Linier Sederhana Derajat Jumlah Rata-rata kuadrat (JK) jumlah bebas kuadrat (db) (RJK) b\]gh N A '& b\]T
Regresi (a)
1
Regresi (b|a)
1
Residu
n-2
Tuna Cocok
k-2
Kesalahan
n-k
∑ ' & 3 \]r \]ra \]gh \]T
∑ 1P "
b\]^ b\]^a b\]gh
(KL q gh,q T
Kesimpulan: Karena X , maka metode regresi Y atas X berpolar Linier.
b\]T
3) Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi
36
Analisis korelasi merupakan analisis yang membahas derajat hubungan antara variabel-variabel dalam data kuantitatif dan sukar untuk dipisahkan dengan analisis regresi. Koefisien korelasi (rxy) merupakan analisis korelasi untuk menghitung hubungan secara kuantitatif antara (X) dengan (Y). Koefisien korelasi (rxy) dihitung dengan rumus sebagai berikut:57
∑ ∑ ∑
" " ! ∑ " ∑ #! ∑ " ∑ #
keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara variabel (X) dan variabel (Y)
N
= banyaknya responden
X
= skor untuk tingkat modalitas
Y
= skor untuk prestasi belajar
∑ %' = jumlah perkalian (X) dan (Y) Kriteria koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 0,00 k X 0,20 = sangat rendah
0,20 k X 0,40 = rendah
0,40 k X 0,60 = sedang 0,60 k X 0,80 = tinggi
0,80 k X 1,00 = sangat tinggi Koefisien determinasi adalah koefisien yang menyatakan berapa persen (%) besarnya pengaruh suatu variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Koefisien determinasi mengukur besarnya pengaruh antara variabel (X) dan (Y) yang dinyatakan dalam persen (%). Rumus secara umum adalah:
Koefisien determinasi = & s 100% 4) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi 4S = persamaan regresi signifikan
4 = persamaan regresi tidak signifikan 57
Riduwan, Dasar-dasar, hlm. 369.
37
a) \]^_ ` =
∑ 1"
b) \]^ * ) [ ?∑ %' ,
∑/∑1
D
c) \]^a ) ∑ ' & , \]^ * , \]^ d) b\]^ = \]^_ ` e) b\]^a ) f)
)
cUdef K&
^cUdetu|w ^cUdef
g) Kaidah pengujian signifikansi:
Jika J , maka tolak 45 (signifikan)
Jika k , maka tolak 4 (tidak signifikan)
h) Cari nlai menggunakan table F dengan rumus: Taraf signifikansinya α = 0,05 M[^a ) 3 , 2 ) (KLq r_ | `,_q ^a`
i)
Kesimpulan: karena J maka tolak 45 dan terima 4 . Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika.
38
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Berkaitan dengan hipotesis pada bab III dan berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, pengolahan data dan keputusan-keputusan uji hasil penelitian. 1.
Deskripsi Modalitas Belajar Penggolongan modalitas belajar peserta didik berdasarkan skor total
jawaban peserta didik pada kuesioner. Kategori peserta didik berdasarkan modalitas belajar tergantung skor tertinggi pada setiap kategori. Jumlah tertinggi pada salah satu modalitas belajar menunjukkan peserta didik tersebut lebih cenderung dominan pada modalitas tersebut. Skala yang digunakan pada penelitian modalitas belajar yaitu skala nominal. Perhitungan yang lengkap pada lampiran 14.
Frekuensi
Responden 60 50 40 30 20 10 0 visual
auditorial
kinestetik
(Gambar 1) Histogram Modalitas Belajar Dari histogram diatas, tampak bahwa peserta didik dengan modalitas visual lebih banyak (50 peserta didik), dibandingkan dengan modalitas auditorial (32 peserta didik) dan modalitas kinestetik (17 peserta didik).
39
2.
Deskripsi Prestasi Belajar Berdasarkan Modalitas Belajar a.
Data Hasil Prestasi Belajar Peserta Didik Berdasarkan hasil tes semester I prestasi belajar (Lampiran 8) pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual, auditorial dan kinestetik, diperoleh data seperti pada table berikut: Tabel 2 Data Prestasi Belajar Matematika berdasarkan Modalitas Belajar
N
A%
yQ
StDev
Median
Modus
Min
Max
Visual
50
3599
71,98
8,86
70
68
59
96
Auditorial
32
2226
69,56
8,01
68
63
60
91
Kinestetik
17
1172
68,94
7,41
66
64
60
89
Modalitas Belajar
Dari data di atas, rata-rata hasil prestasi belajar peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual paling tinggi dibandingkan peserta didik yang memiliki modalitas belajar auditorial dan kinestetik. Rata-rata hasil prestasi belajar peserta didik yang memiliki modalitas belajar auditorial lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki modalitas belajar kinestetik. b.
Distribusi Frekuensi dan Histogram Prestasi Belajar 1) Kelompok Modalitas Belajar Visual Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar visual.
40
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Visual
Hasil Prestasi
Frekuensi
Frekuensi
Belajar
(f)
Kumulatif (fk)
59 – 64
10
10
65 – 70
15
25
71 – 76
12
37
77 – 82
6
43
83 – 88
4
47
89 – 94
2
49
95 – 100
1
50
Frekuensi
Histogram Modalitas Belajar Visual 16 14 12 10 8 6 4 2 0 (59-64) (65-70) (71-76) (77-82) (83-88) (89-94) (95-100)
41
Gambar 2 Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Visual
2) Kelompok Modalitas Belajar Auditorial Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar auditorial.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Auditorial
Hasil Prestasi
Frekuensi
Frekuensi
Belajar
(f)
Kumulatif (fk)
60 – 65
11
11
66 – 71
10
21
72 – 77
6
27
78 – 83
3
30
84 – 89
1
31
90 – 95
1
32
42
Histogram Modalitas Belajar Auditorial Frekuensi
15 10 5 0 (60-65) (66-71) (72-77) (78-83) (84-89) (90-95)
Gambar 3 Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Auditorial
3) Kelompok Modalitas Belajar Kinestetik Berikut ini disajikan distribusi frekuensi dan gambar histogram pada kelompok peserta didik yang memiliki modalitas belajar kinestetik. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Kinestetik
Hasil Prestasi
Frekuensi
Frekuensi Kumulatif
Belajar
(f)
(fk)
60 – 64
6
6
65 – 69
3
9
70 – 74
6
15
75 – 79
1
16
43
80 – 84
0
16
85 – 89
1
17
Frekuensi
Histogram Modalitas Belajar Kinestetik 7 6 5 4 3 2 1 0 (60–64) (65–69) (70–74) (75–79) (80–84) (85–89)
Gambar 4 Histogram Prestasi Belajar kelompok Modalitas Kinestetik
B. Pengujian Hipotesis 1.
Analisis Pendahuluan a.
Uji Prasyarat Analisis 1) Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Selanjutnya dari hasil uji ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menggunakan statistik parametrik atau non parametrik dalam pengujian hipotesis penelitian. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal maka statistik parametrik dapat digunakan dalam pengujian hipotesis, sebaliknya jika tidak
44
berdistribusi normal statistik non parametrik yang lebih tepat digunakan dalam pengujian hipotesis. Sedangkan yang digunakan untuk uji normalitas adalah data dari nilai prestasi belajar, dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat. Hipotesis
H{ : data berdistribusi normal
H( : data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis 8
; )A &
(
V , W & W
Kriteria yang digunakan & & Diterima jika 4| ) ; X ;
Berdasarkan hasil perhitungan ; & nilai prestasi untuk kelas VIII
Muslim, VIII Abu Dawud, VIII Hafshah, dan VIII Asma’. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9, 10, 11 dan 12.
Tabel 6 Hasil Perhitungan }~ Nilai Awal No.
Kelas
& ;
& ;
Keterangan
1.
VIII Muslim
3,4935
11,07
Normal
2.
VIII Abu Dawud
8,5145
11,07
Normal
3.
VIII Hafshah
2,2620
11,07
Normal
4.
VIII Asma’
5,6560
11,07
Normal
45
2) Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa populasi penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen. Uji homogenitas menggunakan uji Barlett dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut. Hipotesis
4| : .(& ) .&& ) .& .&
4( : minimal ada salah satu variansi yang berbeda/tidak sama Kriteria Pengujian & & 4| diterima jika ; k ;
Tabel 7 Nilai Variansi Sumber
VIII
VIII
VIII
VIII
Variasi
Muslim
Abu Dawud
Hafshah
Asma'
Jumlah
1642
1678
1801
1388
N
24
24
25
26
68.417
69.917
72.040
72.500
112.601
104.167
65.707
90.100
10.611
10.206
8.106
9.492
yQ
2
Varians (s ) Standart Deviasi (s)
Tabel 8 Tabel Uji Barlett Populasi
M+ ) 3 , 1
2&
Log 2&
dk.log 2&
dk.2&
1
23
112.601
2.052
47.186
2589.833
2
23
104.167
2.018
46.408
2395.833
46
3
24
65.707
1.818
43.623
1576.960
4
25
90.100
1.955
48.868
2252.500
Jumlah
95
186.084
8815.127
∑3 , 12& 8815,127 2 ) ) ) 92,791 ∑3 , 1 95 &
@ ) log 2 & A3 , 1
@ ) _1,968` 95 B = 186,913
& ; ) 3 10 ?@ , A3 , 1 log 2& D & ; ) 2,302585 !186,913 , 186,084# & ; ) 1,909
& Untuk α = 5%, dengan dk = k – 1 = 4 – 1 = 3 diperoleh ; ) 7,815 & & +I
3I ; ) 1,909 X ; ) 7,815 maka 4| diterima. Artinya
keempat data tersebut homogen b.
Uji Instrumen 1) Validitas Soal tes uji coba terdiri dari 21 item (Lampiran 3), dengan n= 40
dan taraf nyata E = 5% diperoleh = 0,312. Soal dikatakan valid jika . Hasil perhitungan validitas kuesioner diperoleh
sebagai berikut. Tabel 9 Analisis Validitas Butir Pertanyaan
No. Soal
lmnop
Perbandingan
Keterangan
47
1
0,722
0,312
2
0,645
0,312
3
0,426
0,312
4
0,531
0,312
5
0,495
0,312
6
0,426
0,312
7
0,761
0,312
8
0,386
0,312
9
0,663
0,312
10
0,419
0,312
11
0,873
0,312
12
0,655
0,312
13
0,668
0,312
14
0,668
0,312
15
0,715
0,312
16
0,645
0,312
17
0,362
0,312
18
0,426
0,312
19
0,688
0,312
20
0,663
0,312
21
0,668
0,312
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dengan perhitungan manual menggunakan Microsoft Excel diperoleh 21 soal yang valid. Sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
48
2) Reliabilitas Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah item pertanyaan yang disusun dapat memberikan hasil yang tetap atau ajeg. Artinya apabila pertanyaan tersebut digunakan pada kesempatan yang lain, maka hasilnya akan tetap atau relatif sama.
Dengan menggunakan rumus Alpha didapatkan (( = 0,905.
Kemudian nilai (( dibandingkan dengan untuk 21 butir soal dengan taraf nyata 5%. Dengan demikian terlihat bahwa ((
yaitu 0,905 0,312, sehingga dapat dikatakan bahwa insturmen reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
2.
Analisis Akhir a.
Regresi Linier Sederhana 1) Persamaan Regresi Linier Sederhana Berdasarkan data yang diperoleh pada lampiran 14, kemudian dilakukan perhitungan analisis regresi linier sederhana. Rumus umum persamaan regresi linier sederhana adalah 'Y = a + bx. Dengan koefisien a dan b dicari dengan perhitungan sebagai berikut:
I) )
∑ 1P ∑ /P" K∑ /P ∑ /P 1P ∑ /P" K∑ /P "
6997 s 5542 , 720 s 51779 99 s 5542 , 518400
38777374 , 37280880 548658 , 518400 1496494 ) 30258 )
) 49,458
[)
∑ /P 1P K∑ /P ∑ 1P ∑ /P" K∑ /P "
49
) ) )
99 s 51779 , 720 s 6997 99 s 5542 , 518400 5126121 , 5037840 548658 , 518400
88281 30258
) 2,918
'Y = a + bx
= 49,458 + 2,918X Persamaan linier sederhana antara tingkat modalitas belajar dan prestasi belajar matematika yang diperoleh dari hasil perhitungan
adalah 'Y = 49,458 + 2,918X. Dari persamaan tersebut, jika x = 0 maka diperoleh nilai prestasi belajar matematika sebesar 49,458. Ini berarti apabila seorang peserta didik tidak mempunyai modalitas belajar, maka diperkirakan peserta didik tersebut mendapat nilai 49,458 untuk prestasi belajar matematika. Karena koefisien b = 2,918 bertanda positif berarti bahwa semakin tinggi tingkat modalitas belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar matematika.
2) Uji Kelinieran Regresi Berdasarkan data yang diperoleh dari tingkat modalitas belajar dan prestasi belajar matematika didapat tabel Anava sebagai berikut: Tabel 10 Ringkasan Anava Variabel Y atas X Sumber Variasi
Derajat bebas (db)
Jumlah kuadrat (JK)
Total
99
501419
Rata-rata jumlah kuadrat (RJK) -
1,399
2,05
50
Regresi (a)
1
494525,34
494525,34
Regresi (b|a)
1
2602,060
2606,060
Residu
97
4287,592
44,202
Tuna Cocok
8
479,17
59,896
Kesalahan
89
3808,42
42,791
Kesimpulan: Karena X atau 1,399 X 2,05, maka metode regresi Y atas X berpolar Linier.
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ) 1,399. Karena
X atau 1,399 X 2,05 maka regresi Y atas X berpolar Linier. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15.
3) Uji Keberartian Arah Regresi Linier
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ) 1,399. Harga ini
dikonsultasikan dengan E = 5% dengan k = 10 dan n= 99 diperoleh nilai (KL(,K& )2,05. Dengan demikian X (KL(,K&
yaitu 1,399 X 2,05 ini berarti persamaan 'Y ) 49,458 + 2,918X berarti. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. 4) Koefisien Korelasi pada Regresi Linier Koefisien korelasi antara tingkat modalitas belajar (X) dan prestasi
belajar
matematika
(Y)
dengan
perhitungan
manual
menggunakan Microsoft Excel diperoleh nilai r = 0,614 atau dengan perhitungan korelasi berbantuan SPSS, seperti terlihat pada output di bawah ini. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. Tabel 11 Output Analisis Korelasi antara Tingkat Modalitas Belajar dan Prestasi Belajar Matematika
51
Model Summaryb
Model 1
R R Square ,614a ,377
Adjusted R Square ,371
Std. Error of the Estimate 6,65
a. Predictors: (Constant), MODAL b. Dependent Variable: PRESTASI
5) Uji Signifikansi Koefisien Korelasi
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ) 58,868. Harga
ini dikonsultasikan dengan ) 3,94. Karena
yaitu 58,868 3,94 maka signifikan. Ini berarti bahwa tingkat modalitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. 6) Koefisien Determinasi pada Regresi Linier Antara tingkat modalitas belajar (X) dan prestasi belajar matematika (Y) diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 37,70%. Ini berarti pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika sebesar 37,70%. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. C. Pembahasan Hasil Penelitian Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis yang diperoleh pada tabel sebagai berikut: Regresi Linear
Persamaan
Sederhana
X dengan Y
'Y ) 49,458 Z 2,918%
Koefisien
Koefisien
Korelasi
Determinasi
0,614
37,70%
& s 100
Pengaruh tingkat modalitas belajar (X) terhadap prestasi belajar
matematika (Y) dijelaskan dengan persamaan 'Y ) 49,458 + 2,918X yang telah diuji
52
keberartian dan kelinearannya, menunjukkan bahwa jika x = 0 maka diperoleh nilai prestasi belajar matematika sebesar 49,458. Ini berarti apabila seorang peserta didik tidak mempunyai modalitas belajar, maka diperkirakan peserta didik tersebut mendapat nilai 49,458 untuk prestasi belajar matematika. Karena koefisien b = 2,918 bertanda positif berarti bahwa semakin tinggi tingkat modalitas belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar matematika. Besarnya pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik cukup kuat yaitu dapat dilihat dari koefisien korelasi X dengan Y sebesar 0,614 atau sebesar 37,70%. Hal ini berarti bahwa tingkat modalitas belajar peserta didik mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik khususnya pada pelajaran matematika. Dilihat dari rata-rata prestasi belajar peserta didik yang memiliki tingkat modalitas belajar visual lebih tinggi yaitu 71,98 dibanding dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki tingkat modalitas belajar auditorial dan kinestetik. Sedangkan rata-rata prestasi belajar peserta didik yang memilki tingkat modalitas belajar auditorial lebih tinggi yaitu 69,56 dibanding dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki tingkat modalitas belajar kinestetik yaitu 68,94. Terlihat bahwa peserta didik yang memiliki tingkat modalitas tinggi lebih baik dari pada peserta didik yang memiliki tingkat modalitas rendah. Dari analisis tersebut menunjukkan bahwa tingkat modalitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VIII SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Seperti yang dijelaskan pada bab II landasan teori, masing-masing individu belajar dengan menggunakan ketiga modalitas belajar pada tahap tertentu. Tetapi kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Modalitas belajar dapat menentukan prestasi belajar peserta didik. Modalitas belajar yang berbeda akan memberikan hasil belajar yang berbeda. Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini tampak jelas perbedaan prestasi belajar dari peserta didik yang memiliki tingkat modalitas belajar yang berbeda. Ini berarti bahwa tingkat modalitas belajar peserta didik yang berbeda benar akan memberikan hasil prestasi belajar yang berbeda. Rangsangan yang sesuai diberikan pada peserta didik dengan modalitas
53
belajar yang berbeda akan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menyerap informasi yang diperoleh yang kemudian terwujud dalam prestasi belajar.
D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan secara optimal pasti terdapat keterbatasan. Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dialami peneliti adalah sebagai berikut: 1.
Keterbatasan Waktu Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu, Karena
waktu yang digunakan terbatas. Maka peneliti hanya memiliki waktu sesuai keperluan yang berhubungan dengan penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah. 2.
Keterbatasan Kemampuan Dalam melakukan penelitian tidak lepas dari pengetahuan, dengan
demikian
peneliti
menyadari
keterbatasan
kemampuan
khususnya
dalam
pengetahuan untuk membuat karya ilmiah. Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing. 3.
Keterbatasan Materi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan hanya sebatas materi kelas VIII semester I di
SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Apabila ada hasil penelitian pada materi dan tempat yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang peneliti lakukan. 4.
Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini hanya diteliti tentang pengaruh tingkat modalitas
belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII semester I.
54
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, hipotesis hingga uji hipotesis maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara tingkat modalitas belajar dengan prestasi belajar peserta didik. Semakin tinggi tingkat modalitas belajar semakin tinggi pula prestasi belajar peserta didik. Hasil analisis
menunjukkan nilai yaitu 58,868 3,94 pada taraf signifikansi
E ) 0,05. Sehingga dapat ditunjukkan ada pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap
prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Adapun besar pengaruh ditunjukkan oleh koefisien determinasi sebesar 37,70%.
B. Saran Setelah pelaksanaan penelitian dan pembahasan hasil penelitian tentang pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika peserta didik SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, penulis mengajukan beberapa saransaran: 1.
Sebelum melakukan pembelajaran, guru matematika hendaklah memperhatikan perbedaan karakter peserta didik mengenai modalitas belajar peserta didik.
2.
Guru mengkondisikan pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar para peserta didik.
3.
Dalam pembelajaran, hendaklah guru menggunakan multi modalitas agar guru dapat menjangkau semua peserta didik sehingga peserta didik dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam materi yang disajikan.
55
C. Penutup Alhamdulillah, tidak ada kata yang tepat untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. La haula wa la quwwata illa billah. Benar-benar tidak ada kekuatan selain kekuatan yang diberikan oleh-Nya kepada penulis sehingga penelitian dan laporan ini terselesaikan. Tiada gading yang tak retak, dengan seluruh kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak. Besar harapan penulis, semoga skripsi yang sederhana ini dapat member sumbangsih pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia pembelajaran matematika. Meskipun kecil, penulis berharap semoga skripsi ini member manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.
56
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Aziz, Shaleh dan Abdul Aziz Majid, Attarbiyah wa Thuruqut Tadris, Juz 1, Mesir: Darul Ma’arif.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
-------------------------, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
DePoter, Bobbi dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2009.
------------------- dan Mark Reardon, dkk., Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: Kaifa, 2001.
Gunawan, Adi W., Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelerated Learning, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Helly Tambotoh, Kristien, “Pembelajaran Fisika Menggunakan KIT Multimedia dan Media Interaktif Berbasis Komputer ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Modalitas Belajar Siswa (Studi Kasus Pokok Bahasan Momentum dan Impuls pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Salatiga)”, Tesis, Surakarta: Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2009.
Maulida, Dina “Pengaruh Gaya Belajar (Visual, Auditorial, dan Kinestetik) terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 SMK Muhammadiyah 2 Malang pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Tahun Ajaran 2007/2008”, Skripsi, Malang: Fakultas Ekonomi Pendidikan Tata Niaga, Universitas Negeri Malang, 2008.
57
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2009.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.
Riduwan, Dasar-dasar Statistika, Bandung: Alfabeta, 2008.
Rofiq, Ahmad, “Pengaruh Tingkat Modalitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII Tengah Semester 1 SMP Negeri 02 Comal Tahun Pelajaran 2004/2005”, Skripsi, Semarang: Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Semarang, 2005.
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl, Accelerated Learning for the 21st Century (Cara Belajar Cepat Abad XXI), Bandung: Nuansa Cendekia, 2002.
Seifert, Kelvin, Manajemen Pembelajaran dan Intruksi Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD, 2009.
Silberman, Melvin L., Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Penerbit Nusamedia, 2006.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Sinar Baru, 1989.
-------------------, Metode Penelitian, Bandung: Tarsito, 2002.
Sugoyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007.
58
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana, 2010.
Uno, Hamzah B., Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Zainudin, Akbar dan Usep Saefurohman, Modalitas Belajar, http://www.maswins.com/2010/05/mengenal-modalitas-belajar-anak.html. 08/10/2010
Gardner, Howard, Gaya Belajarhttp://binakreatif.blogspot.com/2008/06/memahamigaya-belajar-anak.html.23/06/2011
59
DAFTAR TABEL Tabel 1
ANAVA (Analisis Varians) untuk regresi Linear Sedaerhana
Tabel 2
Data Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan Modalitas Belajar
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Visual
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Auditorial
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Modalitas Belajar Kinestetik
Tabel 6
Hasil Perhitungan
Tabel 7
Nilai Variansi
Tabel 8
Tabel Uji Bartlet
Tabel 9
Analisis Validitas Butir Pertanyaan
Tabel 10
Ringkasan ANAVA Variabel Y atas X
Tabel 11
Output Analisis Korelasi antara Tingkat Modalitas Belajar dan Prestasi Belajar Matematika
60
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Histogram Modalitas Belajar
Gambar 2
Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Visual
Gambar 3
Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Auditorial
Gambar 4
Histogram Prestasi Belajar Kelompok Modalitas Kinestetik
61
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Daftar Nama Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Kelas VII (Kelas Uji Coba)
Lampiran 2
Daftar Nama Peserta Didik SMP Islam Hidayatullah Kelas VIII (Kelas Penelitian)
Lampiran 3
Kuesioner Penelitian Soal Uji Coba Identifikasi Modalitas Belajar
Lampiran 4
Analisis Uji Coba Kuesioner
Lampiran 5
Contoh Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan
Lampiran 6
Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Pertanyaan
Lampiran 7
Kuesioner Soal Penelitian Identifikasi Modalitas Belajar
Lampiran 8
Data Prestasi Belajar
Lampiran 9
Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Abu Dawud
Lampiran 10 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Muslim Lampiran 11 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Hafshah Lampiran 12 Uji Normalitas Uji Awal Kelas VIII Asma’ Lampiran 13 Uji Homogenitas dengan Uji Barlett Lampiran 14 Rekapitulasi Data Modalitas Belajar Lampiran 15 Analisis Data Akhir Regresi Linier Sederhana Lampiran 16 Tabel Distribusi Z Lampiran 17 Tabel Harga Kritik dari r Produck Moment Lampiran 18 Tabel Nilai Chi Kuadrat Lampiran 19 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
62
Lampiran 1
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK SMP ISLAM HIDAYATULLAH KELAS VII (KELAS UJI COBA) NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA ADHI PRANOTO AHMAD DZAKY FAJARIAN ALIF KURNIAWAN ARFI PRAYOGA DHIMAS ANGGARA KHALIFADA WIBAWA DODY DERMAWAN FARIZ RAHMAN BURHANE FATHONI KURNIA RAMADHANI GABRIEL NUGRAHA ANDIKA HARNANDITYA AHMAD IZZANDI JALU SENO DESWAJI KINAYUNGAN AL FATAN L. H. M. IMAM FATHURRAHMAN MIFTA LATASSITA MUFTI MUHAMMAD MUHAMMAD FAIQ JAUHAR MUHAMMAD LUTHFI RAMADHAN NAUFAL ARDA IRFANDI RIZAL FEBRI H. SHELLO NOVIANTO SYAFRIZAL TAUFIQURRAHMAN TRI CAHYA ANGGARA PUTRA WAHYU RIDHO PANGESTU ADITYA KUSUMA DHYSA P. ANDIKA ANANDYA S. ANINDITHA LANGIT NOGROHO AYU INDAH PRATIWI BERRY BAHRIANSYAH FARIH AMANIL WAFA FATHIA FIDINIARI FERDIANSYAH
KODE U-01 U-02 U-03 U-04 U-05 U-06 U-07 U-08 U-09 U-10 U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23 U-24 U-25 U-26 U-27 U-28 U-29 U-30 U-31
63
32 33 34 35 36 37 38 39 40
GHAZY DANY ARILAH HABIB FAISAL YAHYA ILMA’A SAMARA JIHAN HANIFAH KHANSA HANUN AUGIE M. ADHA FAJRI MELATI FATIMATUL HUZNA MUHAMMAD RIDHO KURNIAWAN MUNA KHOIRUNNISA
U-32 U-33 U-34 U-35 U-36 U-37 U-38 U-39 U-40
64
Lampiran 2
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK SMP ISLAM HIDAYATULLAH KELAS VIII (KELAS PENELITIAN) NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NAMA ADI ANDHIKA DIMANA ADITYA SURYA PANGESTU ADITYA ZULFIKAR FIRDHA ALDHO PRIYO WIBISONO ALDINO BAYU RACHMAT ANTYO ANUNG ANINDITO DICKY FIRMANSYAH FAUZI MUHAMMAD HANIF GALIH DWI WICAKSONO IMAN PRADANA FIFNI K. KEVIN SHIDDIQY AZKA M WAHYU SETYA AJI MOCHAMMAD SYUKRON N. MOCHAMMAD FAIK P. MUCHAMMAD MUCHDHOR MUHAMMAD NUGRAHA AJI NUGRAHASTO PRIHADI U. RAMA RIZQI YUDHANTA E. RINANDA ASRIAN ILMANTA RIZKY EGGY SYAH PUTRA ROFIF ZAINUL MUTTAQIN RYAN RAHARDIAN CAHYA ZULFAN MUSAFA BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO ABDULLAH SYARIF ADNAN MARTADININGRAT S. ANANSYAH VEBRIANTO BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH ELDWIN MAULANA IRFAN
KODE A-01 A-02 A-03 A-04 A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 B-01 B-02 B-03 B-04 B-05 B-06 B-07 B-08
65
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
FARIZ MUHAMMAD R. KRISTIANTO TRICAHYA PRABOWO LUTFIAN ARYA DIPA MUHAMMAD FIRMANSYAH MUHAMMAD KHAIRULLAHHARTO MUSAYEH ACHMAD HAYKAL NAUFAL ANDRI MAHENDRA NURINDRA EKA PUTRA OKTOVANI AL GHIFARI PRATAMA PRASETYO ILHAM IBRAHIM PUTRA FISABIL MUHAMMAD RADYA GERALDI RAKA SUKMA BRAMANTYA RASYHAN MIRZA EL MUHAMMADY RISRIKY MITRA FATH RIVARDY OKKA BINTANG R. AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH DIAS MAREDA HILMANAUFA MAULANA HUSEIN NABIL MURSYID HASAN MUSTAFA RADITYA CAHYO NUGROHO RAGIL PRAMUDYANTO YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF A MADE DEA RONA ALMAS ANITA MEILAWATI ARTISA RIZKI JENIUSA ASTRID PRISCILLIA AZKA KHOIRUNNISA DARA RAHISYA SURYA DHIVA CAEZARA RIZKY S. DIENI NUR HIKMAH ELVARIESTA FIRMENING DYAH IQLIMA BAHRUNNAJAH KINTAN AYLA DIANDRA KURNIANI PANJI R.
B-09 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 B-20 B-21 B-22 B-23 B-24 C-01 C-02 C-03 C-04 C-05 C-06 C-07 C-08 C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20
66
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
MAHARANI KHARISMA W. NURUL HARDIYANTI PUTRI D. TRIANA ZULFA ARDIYANI VERA YULINIA ANGGRAENI DIRA DEVIRA ADZKIA ZAKIYYATUN NISA AINA' AL MARDHIYAH ANINDA RISQI RAHMAWATI ANISA SETIA PRATIWI BELLA YULIANA L. BINA ARIEFINA EFFENDI DARA AYU NOVEANA S. DEWI ARINI DINDA PUTRI KLARITA D. ESSY NURRIFTA ISMA FADHILA AYU SEKARANI FAJRIN AINNU ZULFA FARAH KEMALA PRATI D. LARASATI DITA ARDINA MAHARANI WISNU PUTRI MUNA KHANSA NABILA NABELLA DESTIANA RAHMA NANDA AYU PRAMONO NONIKA INGGIHARTI NUR LATIFAH RAHMATUL HAQIQI RISTYANNA INDRASWIDYAR SHADILLAH ILHAMI REZQI H. SILMI MUTIA YUSINTA SEKAR A. ZELYA OKTAVIA C.
C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 D-01 D-02 D-03 D-04 D-05 D-06 D-07 D-08 D-09 D-10 D-11 D-12 D-13 D-14 D-15 D-16 D-17 D-18 D-19 D-20 D-21 D-22 D-23 D-24 D-25 D-26
67
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN SOAL UJI COBA IDENTIFIKASI MODALITAS BELAJAR NAMA : KELAS : NO. ABSEN : Petunjuk: Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kebiasaan kalian dengan memberikan tanda (√) pada salah satu kotak yang tersedia untuk setiap nomor! A. MODALITAS VISUAL Pertanyaan
Sering
Kadang- Jarang kadang
1. Apakah kalian rapi dan teratur? 2. Apakah kalian berbicara dengan cepat? 3. Apakah kalian lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar? 4. Apakah kalian lebih suka membaca daripada dibacakan? 5. Apakah kalian suka mencoret-coret selama menelepon? 6. Apakah kalian lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato? 7. Apakah kalian lebih menyukai seni daripada musik? Subtotal Total
B. MODALITAS AUDITORIAL Pertanyaan
Sering
Kadang- Jarang kadang
1. Apakah kalian berbicara kepada diri sendiri saat belajar? 2. Apakah kalian mudah terganggu oleh keributan?
68
3. Apakah kalian suka membaca keras-keras dan mendengarkan? 4. Apakah kalian merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita? 5. Apakah kalian lebih menyukai musik daripada seni? 6. Apakah kalian belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat? 7. Apakah kalian banyak bicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar? Subtotal Total C. MODALITAS KINESTETIK Pertanyaan
Sering
Kadang- Jarang kadang
1. Apakah kalian berbicara dengan lambat? 2. Apakah kalian menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya? 3. Apakah kalian belajar melalui praktik? 4. Apakah kalian menghafal dengan berjalan dan melihat? 5. Apakah kalian menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca? 6. Apakah kalian tidak bisa duduk tenang untuk waktu lama? 7. Apakah kalian meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya? Subtotal Total
69
Lampiran 4
ANALISIS UJI COBA KUESIONER NO KODE 1 U-01 2 U-02 3 U-03 4 U-04 5 U-05 6 U-06 7 U-07 8 U-08 9 U-09 10 U-10 11 U-11 12 U-12 13 U-13 14 U-14 15 U-15 16 U-16 17 U-17 18 U-18 19 U-19 20 U-20 21 U-21 22 U-22 23 U-23 24 U-24 25 U-25
1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 0 2 1 1 2 2 2
3 2 2 1 2 0 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 0 2 2 1 0 2 2
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 1 0 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 1 1 1 1 1 2 1 1 0 2 1 0 2 1 1 0 1 1 2 2 1 1 1 1 0
7 1 0 1 0 0 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 0 1 1 1 0 2 1
NOMOR BUTIR PERTANYAAN 8 9 10 11 12 13 14 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 0 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 1 0 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 0 0 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 0 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 0 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 0 2 1 1 2 2 2
17 2 2 2 1 0 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 0 2 2 2 0 2 2
18 1 1 1 1 1 2 1 1 0 2 1 0 2 1 1 0 1 1 2 2 1 1 1 1 0
19 1 0 1 0 0 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 0 1 1 1 0 2 2
20 0 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 0 1 1 1 1 1 2 2 2 0 1 1 1 2
21 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1
Y 21 17 24 23 18 33 32 39 25 40 35 16 33 22 26 24 32 38 21 32 21 24 18 31 25
~
441
289 576 529 324 1089 1024 1521 625 1600 1225 256 1089 484 676 576 1024 1444 441 1024 441 576 324 961 625 70
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
U-26 U-27 U-28 U-29 U-30 U-31 U-32 U-33 U-34 U-35 U-36 U-37 U-38 U-39 U-40
ITEM SOAL
Reliabilitas
Validitas
A
A ~
A
lmnop Kriteria
~
~llmp
Kriteria
2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1
2 2 1 2 0 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2
2 1 2 2 0 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 1 0 0 1 1
1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 0 1 0 1 2
1 2 2 2 0 0 0 2 2 2 1 1 1 2 1
2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
2 1 1 1 2 0 1 1 2 2 0 1 1 2 2
2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 0 2 2 2
2 2 1 2 0 0 1 2 2 2 0 0 0 2 1
2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2
2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1
2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1
2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1
2 2 1 2 0 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2
1 1 2 2 0 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 0 1 0 1 2
1 2 2 2 0 0 0 1 2 2 1 1 1 2 1
2 1 1 1 2 0 1 1 2 2 0 1 1 2 2
35 33 26 32 21 17 23 33 39 40 16 22 24 38 32
2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1
1225 1089 676 1024 441 289 529 1089 1521 1600 256 484 576 1444 1024
1 49
2 62
3 62
4 32
5 34
6 44
7 48
8 64
9 48
10 56
11 40
12 62
13 62
14 62
15 48
16 62
17 64
18 44
19 48
20 48
21 62
67
110
114
32
38
64
80
112
76
92
68
106
106
106
64
110
120
64
80
76
106
1437
1818
1790
943
1005
1289
1488
1817
1453
1613
1315
1804
1804
1804
1405
1818
1832
1289
1472
1453
1804
0.722 0.312 valid 0.174
0.645 0.312 Valid 0.348
0.426 0.312 valid 0.448
0.531 0.312 valid 0.160
0.495 0.312 valid 0.228
0.426 0.312 valid 0.390
0.761 0.312 valid 0.560
0.386 0.312 valid 0.240
0.663 0.312 valid 0.460
0.419 0.312 valid 0.340
0.873 0.312 valid 0.700
0.668 0.312 valid 0.248
0.668 0.312 valid 0.248
0.668 0.312 valid 0.248
0.715 0.312 valid 0.160
0.645 0.312 valid 0.348
0.362 0.312 valid 0.440
0.426 0.312 valid 0.390
0.688 0.312 valid 0.560
0.663 0.312 valid 0.460
0.668 0.312 valid 0.248
53.649
lmnop
0.905
Reliabel
71
Lampiran 5
Contoh Perhitungan Validitas Butir Pertanyaan Rumus:
∑ ∑ ∑
" " ! ∑ " ∑ #! ∑ " ∑ #
Keterangan: $
= koefisien korelasi tiap item = banyaknya subyek uji coba
∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total ∑% & = jumlah kuadrat skor item ∑' & = jumlah kuadrat skor total
∑XY = jumlah perkalian skor item dan skor total Kriteria:
Apabila maka butir soal Valid. Perhitungan: Berikut ini contoh perhitungan validitas pada butir soal nomor 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
KODE U-01 U-02 U-03 U-04 U-05 U-06 U-07 U-08 U-09 U-10
BUTIR SOAL NOMOR 1 X 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2
X2 1 1 1 1 1 1 4 4 1 4
Y 21 17 24 23 18 33 32 39 25 40
Y2 441 289 576 529 324 1089 1024 1521 625 1600
XY 21 17 24 23 18 33 64 78 25 80
72
Validitas
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 JUMLAH
U-11 U-12 U-13 U-14 U-15 U-16 U-17 U-18 U-19 U-20 U-21 U-22 U-23 U-24 U-25 U-26 U-27 U-28 U-29 U-30 U-31 U-32 U-33 U-34 U-35 U-36 U-37 U-38 U-39 U-40 r r_tabel kriteria
2 4 35 1225 70 1 1 16 256 16 1 1 33 1089 33 1 1 22 484 22 1 1 26 676 26 1 1 24 576 24 1 1 32 1024 32 2 4 38 1444 76 1 1 21 441 21 1 1 32 1024 32 1 1 21 441 21 1 1 24 576 24 1 1 18 324 18 1 1 31 961 31 1 1 25 625 25 2 4 35 1225 70 1 1 33 1089 33 1 1 26 676 26 1 1 32 1024 32 1 1 21 441 21 1 1 17 289 17 1 1 23 529 23 1 1 33 1089 33 2 4 39 1521 78 2 4 40 1600 80 1 1 16 256 16 1 1 22 484 22 1 1 24 576 24 2 4 38 1444 76 1 1 32 1024 32 49 67 1101 32451 1437 0.722 dengan taraf signifikansi 5% dan N = 40 diperoleh r_tabel = 0.312 valid
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
73
) )
40 s 1437 , 49 s 1101
40 s 67 , 49& 40 s 32451 , 1101& 3531
√23949081 3531 ) 4893,78 ) 0,722
Karena atau 0,722 0,312 maka soal nomor 1 Valid.
74
Lampiran 6
Contoh Perhitungan Reliabilitas Butir Pertanyaan Rumus:
((
∑ .& + )* **1 , & * +,1 .
Keterangan:
(( = reliabilitas instrument
∑.& = jumlah varians skor tiap-tiap item .& = varians total +
= bayak item soal
Kriteria: Apabila (( maka butir soal Reliabel. Perhitungan: Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:
A .& ) 7,394 .& ) 53,649 K = 21
(( )
&(
&(K(
1 ,
,
,
) 1,050,862 = 0,905 Karena (( atau 0,905 0,312 maka soal Reliabel.
75
Lampiran 7
KUESIONER SOAL PENELITIAN IDENTIFIKASI MODALITAS BELAJAR NAMA : KELAS : NO. ABSEN : Petunjuk: Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kebiasaan kalian dengan memberikan tanda (√) pada salah satu kotak yang tersedia untuk setiap nomor! D. MODALITAS VISUAL Pertanyaan
Sering
Kadang- Jarang kadang
8. Apakah kalian rapi dan teratur? 9. Apakah kalian berbicara dengan cepat? 10. Apakah kalian lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar? 11. Apakah kalian lebih suka membaca daripada dibacakan? 12. Apakah kalian suka mencoret-coret selama menelepon? 13. Apakah kalian lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato? 14. Apakah kalian lebih menyukai seni daripada musik? Subtotal Total
E. MODALITAS AUDITORIAL Pertanyaan
Sering
Kadang- Jarang kadang
8. Apakah kalian berbicara kepada diri sendiri saat belajar? 9. Apakah kalian mudah terganggu oleh keributan?
76
10. Apakah kalian suka membaca keras-keras dan mendengarkan? 11. Apakah kalian merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita? 12. Apakah kalian lebih menyukai musik daripada seni? 13. Apakah kalian belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat? 14. Apakah kalian banyak bicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan panjang lebar? Subtotal Total F. MODALITAS KINESTETIK Pertanyaan
Sering
Kadang- Jarang kadang
8. Apakah kalian berbicara dengan lambat? 9. Apakah kalian menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya? 10. Apakah kalian belajar melalui praktik? 11. Apakah kalian menghafal dengan berjalan dan melihat? 12. Apakah kalian menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca? 13. Apakah kalian tidak bisa duduk tenang untuk waktu lama? 14. Apakah kalian meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya? Subtotal Total
77
Lampiran 8
DATA PRESTASI BELAJAR NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
NAMA ADI ANDHIKA DIMANA ADITYA SURYA PANGESTU ADITYA ZULFIKAR FIRDHA ALDHO PRIYO WIBISONO ALDINO BAYU RACHMAT ANTYO ANUNG ANINDITO DICKY FIRMANSYAH FAUZI MUHAMMAD HANIF GALIH DWI WICAKSONO IMAN PRADANA FIFNI K. KEVIN SHIDDIQY AZKA M WAHYU SETYA AJI MOCHAMMAD SYUKRON N. MOCHAMMAD FAIK P. MUCHAMMAD MUCHDHOR MUHAMMAD NUGRAHA AJI NUGRAHASTO PRIHADI U. RAMA RIZQI YUDHANTA E. RINANDA ASRIAN ILMANTA RIZKY EGGY SYAH PUTRA ROFIF ZAINUL MUTTAQIN RYAN RAHARDIAN CAHYA ZULFAN MUSAFA BAGAS ALAN BUDI PRAKOSO ABDULLAH SYARIF ADNAN MARTADININGRAT S. ANANSYAH VEBRIANTO BAGAS HIMAWAN WIRATIKTA DESEVAN DIDAR SURYA NEGARA DHARMAWAN BAGUS SAPUTRA DIMAS RIEZKI FIRMANSYAH ELDWIN MAULANA IRFAN FARIZ MUHAMMAD R.
KODE A-01 A-02 A-03 A-04 A-05 A-06 A-07 A-08 A-09 A-10 A-11 A-12 A-13 A-14 A-15 A-16 A-17 A-18 A-19 A-20 A-21 A-22 A-23 A-24 B-01 B-02 B-03 B-04 B-05 B-06 B-07 B-08 B-09
NILAI 64 67 74 71 60 73 61 67 61 64 81 66 64 63 59 82 61 61 65 68 91 63 76 65 72 61 64 67 66 63 70 71 68
78
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
KRISTIANTO TRICAHYA PRABOWO LUTFIAN ARYA DIPA MUHAMMAD FIRMANSYAH MUHAMMAD KHAIRULLAHHARTO MUSAYEH ACHMAD HAYKAL NAUFAL ANDRI MAHENDRA NURINDRA EKA PUTRA OKTOVANI AL GHIFARI PRATAMA PRASETYO ILHAM IBRAHIM PUTRA FISABIL MUHAMMAD RADYA GERALDI RAKA SUKMA BRAMANTYA RASYHAN MIRZA EL MUHAMMADY RISRIKY MITRA FATH RIVARDY OKKA BINTANG R. AHMAD FAISHAL KHAIRULLAH DIAS MAREDA HILMANAUFA MAULANA HUSEIN NABIL MURSYID HASAN MUSTAFA RADITYA CAHYO NUGROHO RAGIL PRAMUDYANTO YUSRIL SUDIRO ABDUL MANAF A MADE DEA RONA ALMAS ANITA MEILAWATI ARTISA RIZKI JENIUSA ASTRID PRISCILLIA AZKA KHOIRUNNISA DARA RAHISYA SURYA DHIVA CAEZARA RIZKY S. DIENI NUR HIKMAH ELVARIESTA FIRMENING DYAH IQLIMA BAHRUNNAJAH KINTAN AYLA DIANDRA KURNIANI PANJI R. MAHARANI KHARISMA W.
B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 B-20 B-21 B-22 B-23 B-24 C-01 C-02 C-03 C-04 C-05 C-06 C-07 C-08 C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20 C-21
65 64 75 87 66 75 72 62 66 91 65 72 77 74 71 76 67 71 67 63 79 68 80 69 75 60 71 74 80 82 89 68 66 70 89 63
79
70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
NURUL HARDIYANTI PUTRI D. TRIANA ZULFA ARDIYANI VERA YULINIA ANGGRAENI DIRA DEVIRA ADZKIA ZAKIYYATUN NISA AINA' AL MARDHIYAH ANINDA RISQI RAHMAWATI ANISA SETIA PRATIWI BELLA YULIANA L. BINA ARIEFINA EFFENDI DARA AYU NOVEANA S. DEWI ARINI DINDA PUTRI KLARITA D. ESSY NURRIFTA ISMA FADHILA AYU SEKARANI FAJRIN AINNU ZULFA FARAH KEMALA PRATI D. LARASATI DITA ARDINA MAHARANI WISNU PUTRI MUNA KHANSA NABILA NABELLA DESTIANA RAHMA NANDA AYU PRAMONO NONIKA INGGIHARTI NUR LATIFAH RAHMATUL HAQIQI RISTYANNA INDRASWIDYAR SHADILLAH ILHAMI REZQI H. SILMI MUTIA YUSINTA SEKAR A. ZELYA OKTAVIA C.
C-22 C-23 C-24 C-25 D-01 D-02 D-03 D-04 D-05 D-06 D-07 D-08 D-09 D-10 D-11 D-12 D-13 D-14 D-15 D-16 D-17 D-18 D-19 D-20 D-21 D-22 D-23 D-24 D-25 D-26
72 78 65 59 67 78 77 60 66 73 71 66 75 71 63 83 68 63 91 96 62 72 86 62 69 62 85 69 73 77
80
Lampiran 9
Uji Normalitas Nilai Awal Kelas VIII Abu Dawud Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis 8
; )A &
(
V , W & W
Kriteria yang digunakan & & Diterima jika 4| ) ; X ; Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 94 Nilai Minimal = 57 Rentang Nilai (R) = 94 – 57 = 37 Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6 kelas Panjang Kelas (P) = 37/6 = 6,167 = 7 Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi No. x , ~ , 1 5.08 75 25.84 2 -9.92 98.34 60 3 -12.92 166.84 57 4 3.08 9.51 73 5 -8.92 79.51 61 6 -10.92 119.17 59 7 5.08 25.84 75 8 -1.92 3.67 68 9 -7.92 62.67 62 10 -7.92 62.67 62 11 -8.92 79.51 61 12 1.08 1.17 71 13 17.08 291.84 87 14 4.08 16.67 74 15 15.08 227.51 85 16 7.08 50.17 77 17 -9.92 98.34 60 18 -11.92 142.01 58 19 24.08 580.01 94
81
20 21 22 23 24 ∑
-9.92 11.08 4.08 4.08 0.08
60 81 74 74 70 1678 ∑
98.34 122.84 16.67 16.67 0.01 2395.83
(
Rata-rata yQ ) ) ) 69,917 & Standar deviasi (S): ∑y , yQ & 2395,83 2& ) ) ) 104,167 24 , 1 3,1 2 ) 10,206 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Abu Dawud Luas Kelas Bk Zi P(Zi) Oi Daerah 56.5 0.4049 -1.31 57 – 63 7.98 0.1692 10 63.5 -0.63 0.2357 64 – 70 8.96 0.2118 2 70.5 0.06 0.0239 71 – 77 9.95 0.2942 8 77.5 0.74 0.2703 78 – 84 10.94 0.1533 1 84.5 1.43 0.4236 85 – 91 11.93 0.0590 2 91.5 2.11 0.4826 92 – 98 12.92 -0.0752 1 98.5 2.80 0.4074 #REF! Jmlh 24
Ei
4.1 0.8601 5.1 1.0767 7.1 1.4955 3.7 0.7793 1.4 0.2999 -1.8 -0.3823 ;² =
V , W & W 8.6865 1.8701 0.1249 1.9510 0.2409 -4.3589 8.5145
& & Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ; ) 11,07. +I
3I ; X & ; , maka data tersebut berdistribusi Normal.
82
Lampiran 10
Uji Normalitas Nilai Awal Kelas VIII Muslim Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis 8
; )A &
(
V , W & W
Kriteria yang digunakan & & Diterima jika 4| ) ; X ; Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 92 Nilai Minimal = 52 Rentang Nilai (R) = 92 – 52 = 40 Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 24 = 5,555 = 6 kelas Panjang Kelas (P) = 40/6 = 6,7 = 7 Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi No. X ~ , , 1 7.58 76 57.51 2 -13.42 180.01 55 3 -5.42 29.34 63 4 -9.42 88.67 59 5 -7.42 55.01 61 6 -5.42 29.34 63 7 -7.42 55.01 61 8 4.58 21.01 73 9 5.58 31.17 74 10 -7.42 55.01 61 11 -10.42 108.51 58 12 8.58 73.67 77 13 23.58 556.17 92 14 -16.42 269.51 52 15 -6.42 41.17 62 16 1.58 2.51 70 17 -9.42 88.67 59 18 3.58 12.84 72
83
19 20 21 22 23 24 ∑
22.58 -1.42 -1.42 13.58 11.58 -1.42
91 67 67 82 80 67 1642 ∑
510.01 2.01 2.01 184.51 134.17 2.01 2589.83
(&
Rata-rata yQ ) ) ) 68,417 & Standar deviasi (S): ∑y , yQ & 2589,83 ) ) 112,601 2& ) 24 , 1 3,1 2 ) 10,661 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Muslim Kelas
52
Bk
Zi
P(Zi)
51.5
-1.59 32.53 -0.93 36.95 -0.27 41.37 0.38 45.79 1.04 50.21 1.70 54.63 2.36 #REF!
0.4441
– 58 58.5
59
– 65 65.5
66
– 72 72.5
73
– 79 79.5
80
– 86 86.5
87
– 93 93.5
Jmlh
Luas Daerah
Oi
Ei
0.1203
3
0.2174
8
0.2544
5
0.2028
4
0.1046
2
0.0355
2
2.9 -0.8922 5.2 -1.6124 6.1 -1.8868 4.9 -1.5041 2.5 -0.7758 0.9 -0.2633 ;² =
0.3238 0.1064 0.1480 0.3508 0.4554 0.4909 24
V , W & W 0.0044 1.4838 0.2002 0.1545 0.1038 1.5468 3.4935
& & Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ; ) 11,07. +I
3I ; X & ; , maka data tersebut berdistribusi Normal.
84
Lampiran 11
Uji Normalitas Nilai Awal Kelas VIII Hafshah Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis 8
; )A &
(
V , W & W
Kriteria yang digunakan & & Diterima jika 4| ) ; X ; Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 89 Nilai Minimal = 59 Rentang Nilai (R) = 89 – 59 = 30 Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 25 = 5,613 = 6 kelas Panjang Kelas (P) = 30/6 = 5 Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi No. x ~ , , 1 3.960 76 15.682 2 -5.040 25.402 67 3 -1.040 1.082 71 4 -5.040 25.402 67 5 -9.040 81.722 63 6 6.960 48.442 79 7 -4.040 16.322 68 8 7.960 63.362 80 9 -3.040 9.242 69 10 2.960 8.762 75 11 -12.040 144.962 60 12 -1.040 1.082 71 13 1.960 3.842 74 14 7.960 63.362 80 15 9.960 99.202 82 16 16.960 287.642 89 17 -4.040 16.322 68 18 -6.040 36.482 66
85
19 20 21 22 23 24 25 ∑
-2.040 16.960 -9.040 -0.040 5.960 -7.040 -13.040
70 89 63 72 78 65 59 1801 ∑
4.162 287.642 81.722 0.002 35.522 49.562 170.042 1576.960
(|(
Rata-rata yQ ) ) ) 72,040 & Standar deviasi (S): ∑y , yQ & 1576,960 ) ) 65,707 2& ) 25 , 1 3,1 2 ) 8,106 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Hafshah Luas Kelas Bk Zi P(Zi) Daerah 58.5 -1.67 0.4525 59 – 63 3.45 0.0994 63.5 -1.05 0.3531 64 – 68 3.74 0.1831 68.5 -0.44 0.1700 69 – 73 4.04 0.2414 73.5 0.18 0.0714 74 – 78 4.33 0.2167 78.5 0.80 0.2881 79 – 83 4.63 0.1326 83.5 1.41 0.4207 84 – 88 4.92 0.0581 88.5 2.03 0.4788 #REF Jmlh !
Oi
Ei
4
2.5 -0.4016 4.6 -0.7397 6.0 -0.9753 5.4 -0.8755 3.3 -0.5357 1.5 -0.2347 ;² =
6 5 4 4 2
25
V , W & W 0.9236 0.4421 0.1775 0.3709 0.1415 0.2064 2.2620
& & Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ; ) 11,07. +I
3I ; X & ; , maka data tersebut berdistribusi Normal.
86
Lampiran 12
Uji Normalitas Nilai Awal Kelas VIII Asma’ Hipotesis H| : Data berdistribusi normal H( : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis 8
; )A &
(
V , W & W
Kriteria yang digunakan & & Diterima jika 4| ) ; X ; Pengujian Hipotesis Nilai Maksimal = 96 Nilai Minimal = 60 Rentang Nilai (R) = 96 – 60 = 36 Banyaknya Kelas (k) = 1 + 3,3 log 26 = 5,669 = 6 kelas Panjang Kelas (P) = 36/6 = 6 Table Mencari Rata-rata dan Standar Deviasi x No. ~ , , 1 -5.500 67 30.250 2 5.500 30.250 78 3 4.500 20.250 77 4 -12.500 156.250 60 5 -6.500 42.250 66 6 0.500 0.250 73 7 -1.500 2.250 71 8 -6.500 42.250 66 9 2.500 6.250 75 10 -1.500 2.250 71 11 -9.500 90.250 63 12 10.500 110.250 83 13 -4.500 20.250 68 14 -9.500 90.250 63 15 18.500 342.250 91 16 23.500 552.250 96 17 -10.500 110.250 62 18 -0.500 0.250 72
87
19 20 21 22 23 24 25 26 ∑
13.500 -10.500 -3.500 -10.500 12.500 -3.500 0.500 4.500
86 62 69 62 85 69 73 77 1885 ∑
182.250 110.250 12.250 110.250 156.250 12.250 0.250 20.250 2252.500
(
Rata-rata yQ ) ) ) 72,500 & Standar deviasi (S): ∑y , yQ & 2252,500 2& ) ) ) 90,100 26 , 1 3,1 2 ) 9,492 Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII Asma’ Kelas
60
–
Bk
Zi
P(Zi)
59.5
-1.37 2.53
0.4147
-0.74
0.2703
65 65.5
66
–
71
2.79 71.5
72
–
77
–
83
–
89
–
95
1.79
2.42
6
0.2265
8
0.2457
6
0.1751
2
0.0863
2
0.0289
2
3.8 0.2166 5.9 0.3398 6.4 0.3686 4.6 0.2627 2.2 0.1295 0.8 0.0434
0.4633
3.81 95.5
0.1444
0.3770
3.55 89.5
90
1.16
Ei
0.2019
3.30 83.5
84
0.53
Oi
0.0438
3.04 77.5
78
-0.11
Luas Daerah
0.4922
V , W & W 1.3431
0.7567
0.0236
1.4312
0.0265
2.0748
88
Jmlh
#REF!
26
;² =
5.6560
& & ) 11,07. +I
3I ; X Untuk α = 5%, dengan dk = 6 – 1 = 5 diperoleh ; & ; , maka data tersebut berdistribusi Normal.
89
Lampiran 13
Uji Homogenitas dengan Uji Barlett Adapun perhitungan homogenitasnya dengan uji Barlett adalah sebagai berikut: Sumber Data VIII VIII VIII VIII Sumber variasi Muslim Abu Dawud Hafshah Asma' Jumlah 1642 1678 1801 1388 N 24 24 25 26 68.417 69.917 72.040 72.500 yQ 2 Varians (s ) 112.601 104.167 65.707 90.100 Standart deviasi (s) 10.611 10.206 8.106 9.492 Table Uji Barlett Populasi
M+ ) 3 , 1
1 2 3 4 Jumlah
23 23 24 25 95
2& )
1/dk
s i2
Log si2
dk.Log si2
dk * si2
0.0435 0.0435 0.0417 0.0400
112.601 104.167 65.707 90.100
2.052 2.018 1.818 1.955
47.186 46.408 43.623 48.868 186.084
2589.833 2395.833 1576.960 2252.500 8815.127
∑3 , 12& 8815,127 ) ) 92,791 ∑3 , 1 95
@ ) log 2 & A3 , 1
@ ) _1,968` 95 B = 186,913
& % ) 3 10 ?@ , A3 , 1 log 2& D
& ) 2,302585 !186,913 , 186,084# % & % ) 1,90873023 Untuk α = 5%, dengan dk = k – 1 = 4 – 1 = 3 diperoleh & & & % ) 7,815 +I
3I % X % maka Homogen.
90
Lampiran 14
REKAPITULASI DATA MODALITAS BELAJAR NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
SKOR NAMA MODALITAS SKOR MODALITAS BELAJAR Visual Auditorial Kinestetik rerata Kecenderungan Kriteria A-01 4 7 8 7 Kinestetik Rendah A-02 3 10 5 6 Auditorial Rendah A-03 6 9 8 8 Auditorial Tinggi A-04 5 7 3 5 Auditorial Rendah A-05 3 7 6 6 Auditorial Rendah A-06 3 4 7 5 Kinestetik Rendah A-07 5 6 3 5 Auditorial Rendah A-08 7 6 3 6 Visual Rendah A-09 6 8 9 8 Kinestetik Tinggi A-10 7 8 9 8 Kinestetik Tinggi A-11 9 7 8 8 Visual Tinggi A-12 8 5 5 6 Visual Rendah A-13 5 8 7 7 Auditorial Rendah A-14 7 4 3 5 Visual Rendah A-15 6 4 5 5 Visual Rendah A-16 12 11 9 11 Visual Tinggi A-17 7 6 5 6 Visual Rendah A-18 3 5 3 4 Auditorial Rendah A-19 5 7 8 6 Kinestetik Rendah A-20 8 7 6 7 Visual Rendah A-21 13 11 10 12 Visual Tinggi A-22 1 5 4 4 Auditorial Rendah A-23 9 7 6 8 Visual Tinggi A-24 5 6 4 5 Auditorial Rendah B-01 9 7 8 8 Visual Tinggi B-02 6 7 6 7 Auditorial Rendah B-03 7 4 4 5 Visual Rendah B-04 9 8 6 8 Visual Tinggi B-05 5 6 5 6 Auditorial Rendah B-06 7 9 5 7 Auditorial Rendah B-07 9 12 3 8 Auditorial Tinggi B-08 13 7 6 9 Visual Tinggi
91
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
B-09 B-10 B-11 B-12 B-13 B-14 B-15 B-16 B-17 B-18 B-19 B-20 B-21 B-22 B-23 B-24 C-01 C-02 C-03 C-04 C-05 C-06 C-07 C-08 C-09 C-10 C-11 C-12 C-13 C-14 C-15 C-16 C-17 C-18 C-19 C-20
11 9 3 10 11 5 9 7 6 7 12 8 5 8 7 7 9 9 2 5 6 6 9 7 9 5 7 8 9 11 8 10 9 10 6 8
5 5 3 9 8 4 7 14 6 8 10 4 6 13 8 8 6 7 1 11 3 5 7 9 10 7 8 6 5 8 9 11 6 9 8 9
8 5 4 7 5 1 6 5 9 11 8 3 5 12 10 9 7 6 5 4 5 12 8 8 3 2 4 7 7 5 7 9 4 7 6 10
8 7 4 9 8 4 8 9 7 9 10 5 6 11 9 8 8 8 3 7 5 8 8 8 8 5 7 7 7 8 8 10 7 9 7 9
Visual Visual Kinestetik Visual Visual Visual Visual Auditorial Kinestetik Kinestetik Visual Visual Auditorial Auditorial Kinestetik Kinestetik Visual Visual Kinestetik Auditorial Visual Kinestetik Visual Auditorial Auditorial Auditorial Auditorial Visual Visual Visual Auditorial Auditorial Visual Visual Auditorial Kinestetik
Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi
92
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99
C-21 C-22 C-23 C-24 C-25 D-01 D-02 D-03 D-04 D-05 D-06 D-07 D-08 D-09 D-10 D-11 D-12 D-13 D-14 D-15 D-16 D-17 D-18 D-19 D-20 D-21 D-22 D-23 D-24 D-25 D-26
7 10 7 4 7 11 9 9 3 8 8 7 7 7 7 8 10 9 9 11 12 3 5 9 9 6 8 10 6 9 9
10 6 8 6 6 6 8 7 7 11 7 5 13 5 8 6 9 7 8 14 11 6 10 8 7 5 6 9 7 8 8
8 7 7 7 5 5 7 5 8 7 9 4 9 6 9 4 7 8 4 9 8 4 8 6 8 2 2 5 3 4 5
9 8 8 6 6 8 8 7 6 9 8 6 10 6 8 6 9 8 7 12 11 5 8 8 8 5 6 8 6 7 8
Auditorial Visual Auditorial Kinestetik Visual Visual Visual Visual Kinestetik Auditorial Kinestetik Visual Auditorial Visual Kinestetik Visual Visual Visual Visual Auditorial Visual Auditorial Auditorial Visual Visual Visual Visual Visual Auditorial Visual Visual
Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi
93
Lampiran 15
ANALISIS DATA AKHIR REGRESI LINEAR SEDERHANA 1. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana Model persamaan regresinya adalah 'Y = a + bx NO. KODE 1 C-03 2 A-18 3 A-22 4 B-11 5 B-14 6 A-04 7 A-06 8 A-07 9 A-14 10 A-15 11 A-24 12 B-03 13 B-20 14 C-05 15 C-10 16 D-17 17 D-21 18 A-02 19 A-05 20 A-08 21 A-12 22 A-17 23 A-19 24 B-05 25 B-21 26 C-24 27 C-25 28 D-04 29 D-07 30 D-09
X 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
KLMPK 1 2
N 1 4
3
12
4
16
Y 71 61 63 64 66 71 73 61 63 59 65 64 65 63 75 62 69 67 60 67 66 61 65 66 72 65 59 60 71 75
X2 9 16 16 16 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Y2 5041 3721 3969 4096 4356 5041 5329 3721 3969 3481 4225 4096 4225 3969 5625 3844 4761 4489 3600 4489 4356 3721 4225 4356 5184 4225 3481 3600 5041 5625
XY 213 244 252 256 264 355 365 305 315 295 325 320 325 315 375 310 345 402 360 402 396 366 390 396 432 390 354 360 426 450
\]T 0 13
277.67
322
94
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
D-11 D-22 D-24 A-01 A-13 A-20 B-02 B-06 B-10 B-17 C-04 C-11 C-12 C-13 C-17 C-19 D-03 D-14 D-25 A-03 A-09 A-10 A-11 A-23 B-01 B-04 B-07 B-09 B-13 B-15 B-24 C-01 C-02 C-06 C-07 C-08 C-09
6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
5
16
6
32
63 62 69 64 64 68 61 63 65 62 67 60 71 74 68 70 77 63 73 74 61 64 81 76 72 67 70 68 87 75 71 76 67 79 68 80 69
36 36 36 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
3969 3844 4761 4096 4096 4624 3721 3969 4225 3844 4489 3600 5041 5476 4624 4900 5929 3969 5329 5476 3721 4096 6561 5776 5184 4489 4900 4624 7569 5625 5041 5776 4489 6241 4624 6400 4761
378 372 414 448 448 476 427 441 455 434 469 420 497 518 476 490 539 441 511 592 488 512 648 608 576 536 560 544 696 600 568 608 536 632 544 640 552
475.75
1529.5
95
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 ∑
I)
C-14 C-15 C-22 C-23 D-01 D-02 D-06 D-10 D-13 D-18 D-19 D-20 D-23 D-26 B-08 B-12 B-16 B-18 B-23 C-18 C-20 C-21 D-05 D-12 B-19 C-16 D-08 A-16 B-22 D-16 A-21 D-15
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10 10 10 11 11 11 12 12 720
7
10
8
3
9
3
10
2
55
99
80 82 72 78 67 78 73 71 68 72 86 62 85 77 71 75 72 66 74 66 89 63 66 83 91 89 66 82 77 96 91 91 6997
64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 81 81 81 81 81 81 81 81 81 81 100 100 100 121 121 121 144 144 5542
6400 6724 5184 6084 4489 6084 5329 5041 4624 5184 7396 3844 7225 5929 5041 5625 5184 4356 5476 4356 7921 3969 4356 6889 8281 7921 4356 6724 5929 9216 8281 8281 501419
640 656 576 624 536 624 584 568 544 576 688 496 680 616 639 675 648 594 666 594 801 567 594 747 910 890 660 902 847 1056 1092 1092 51779
610.5
386
194
0 3808.42
∑ 1P ∑ /P" K∑ /P ∑ /P 1P ∑ /P" K∑ /P "
96
)
6997 s 5542 , 720 s 51779 99 s 5542 , 518400
38777374 , 37280880 548658 , 518400 1496494 ) 30258 )
) 49,458
[) ) ) )
∑ /P 1P K∑ /P ∑ 1P ∑ /P" K∑ /P "
99 s 51779 , 720 s 6997 99 s 5542 , 518400 5126121 , 5037840 548658 , 518400
88281 30258
) 2,918
'Y = a + bx = 49,458 + 2,918X
2. Uji Kelinieran dan Keberartian Arah Regresi Tabel ANAVA untuk regresi linier sederhana
97
Sumber Variasi
Derajat bebas (db)
Jumlah kuadrat (JK)
Rata-rata jumlah kuadrat (RJK) -
Total
99
501419
Regresi (a)
1
494525,34 494525,34
Regresi (b|a)
1
2602,060
2606,060
Residu
97
4287,592
44,202
Tuna Cocok
8
479,17
59,896
Kesalahan
89
3808,42
42,791
1,399
2,05
Kesimpulan: Karena X atau 1,399 X 2,05, maka metode regresi Y atas X berpolar Linier.
, Uji Kelinieran Regresi Sederhana Ho = model regresi linier Hi = model regresi Tidak linier 1. \]T ) 3808,42 2. \]gh ) \]^a , \]T
= 4287,59 – 3808,42 = 479,17 3. b\]gh ) = 4. b\]T ) )
cUij 8K&
,( (|K&
cU
K8 |,&
K(| ^cUij
5. r )
)
^cU ,
&,(
) 59,896 ) 42,791 ) 1,399
6. Uji Linieritas berlaku: Jika r k r , maka terima 45 berarti Linier Jika r J r , maka terima 4 berarti Tidak Linier 7. Carilah nilai menggunakan table F dengan rumus:
98
) (KLq gh,q T
) (K|,|q 8K&,q K8
) |,q (|K&,q K(| ) |,, ) 2,05 Karena k , atau 1,399 X 2,05 maka Linier. 8. Kesimpulan: karena r k r maka tolak 45 dan terima 4 . Dengan demikian metode regresi Y atas X berpolar Linier. , Uji Keberartian Regresi
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ) 1,399. Harga ini
dikonsultasikan dengan E ) 5% dengan k = 10 dan n = 99 diperoleh nilai (KL(,K& ) 2,05. Dengan demikian X (KL(,K& yaitu 1,399 X Y ) 49,458 Z 2,918% berarti. 2,05 ini berarti persamaan '
3. Koefisien Korelasi, Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi pada Regresi Linier Sederhana - Rumus Koefisien Korelasi
)
∑ ∑ ∑
" " ! ∑ " ∑ #! ∑ " ∑ #
99 s 51779 , 720 s 6997
!99 s 5542 , 518400#!99 s 501419 , 48958009# &(
= √|&s&& =
&(
√&||&
) 0,614
- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Ho = persamaan regresi signifikan Hi = persamaan regresi tidak signifikan j) \]^_ ` =
∑ 1"
=
||
) 494525,34
99
∑/∑1
k) \]^ * ) [ ?∑ %' ,
= 2,918 (51779 –
D
&|s
)
= 2,918 (891,73) = 2602,060
l) \]^a ) ∑ ' & , \]^ * , \]^ = 501419 – 2602,060 – 494525,34 = 4287,592
m) b\]^ = \]^_ ` n) b\]^a ) =
= 494525,34
cUdef K&
&,&
o) )
K&
= 44,202
^cUdetu|w ^cUdef
)
&|&,| ,&|&
) 58,868
p) Kaidah pengujian signifikansi:
Jika J , maka tolak 45 (signifikan)
Jika k , maka tolak 4 (tidak signifikan)
q) Cari nlai menggunakan table F dengan rumus:
Taraf signifikansinya α = 0,05 M[^a ) 3 , 2 ) 99 , 2 ) 97
) (KLq r_ | `,_q ^a`
) (K|,|_(`,_`
) 3,94
Karena J , atau 58,868 3,94 maka signifikan.
r) Kesimpulan: karena J maka tolak 45 dan terima 4 . Dengan demikian, ada pengaruh yang signifikan antara tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika.
- Koefisien Determinasi
100
Koefisien Determinasi = & s 100% = 0,614 s 100% = 37,70% Jadi besarnya pengaruh tingkat modalitas belajar terhadap prestasi belajar matematika adalah 37,70%.
101
Lampiran 16
z 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9
LUAS DI BAWAH LENGKUNGAN KURVA NORMAL STANDAR DARI 0 S/D Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0743 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2517 2549 2580 2612 2642 2673 2703 2734 2764 2794 2823 2852 2810 2612 2939 2967 2995 3023 3051 3078 3106 3133 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389 3413 3448 3461 3485 3508 3531 3554 357 3599 3621 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4419 4429 4441 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4808 4808 4812 4817 4821 4826 4830 4864 4838 4842 4846 4850 4854 4857 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890 4898 4896 4898 4901 4904 4906 4909 4911 4913 4916 4918 4920 4922 4925 4927 4929 4931 4932 4934 4936 4938 4940 4941 4943 4945 4946 4948 4949 4951 4952 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974 4974 4975 4976 4977 4977 4978 4979 4979 4980 4981 4981 4982 4982 4983 4984 4984 4985 4985 4986 4986 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995 4995 4995 4995 4986 4996 4996 4996 4996 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000
137
Lampiran 17
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment N 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Interval Kepercayaan 0.95 0.99 0.997 0.999 0.950 0.990 0.878 0.959 0.811 0.917 0.754 0.874 0.707 0.874 0.666 0.798 0.632 0.765 0.602 0.735 0.576 0.708 0.553 0.684 0.532 0.661 0.514 0.641 0.497 0.623 0.482 0.606 0.468 0.590 0.456 0.575 0.444 0.561 0.433 0.549 0.423 0.537 0.413 0.526 0.404 0.515 0.396 0.505
N 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Interval Kepercayaan 0.95 0.99 0.388 0.4906 0.381 0.487 0.374 0.478 0.367 0.470 0.361 0.463 0.355 0.456 0.349 0.442 0.344 0.436 0.339 0.430 0.334 0.424 0.329 0.413 0.325 0.408 0.320 0.403 0.316 0.396 0.312 0.403 0.308 0.396 0.304 0.393 0.301 0.389 0.297 0.384 0.294 0.380 0.291 0.276 0.288 0.372 0.284 0.368 0.281 0.364 0.297 0.361
N 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 600 700 800 900 1000
Interval Kepercayaan 0.95 0.99 0.266 0.345 0.254 0.330 0.244 0.317 0.235 0.306 0.227 0.296 0.220 0.286 0.213 0.278 0.207 0.270 0.202 0.263 0.195 0.256 0.176 0.230 0.159 0.210 0.148 0.194 0.138 0.181 0.113 0.148 0.098 0.128 0.088 0.115 0.080 0.105 0.074 0.097 0.070 0.091 0.065 0.086 0.062 0.081
138
Lampiran 18
TABEL NILAI CHI KUADRAT d.b 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
50% 0.45 1.39 2.37 3.36 4.35 5.35 6.35 7.34 8.34 9.34 10.34 11.34 12.34 13.34 14.34 15.34 16.34 17.34 18.34 19.34 20.34 21.34 22.34 23.34 24.34 25.34 26.34 27.34 28.34 29.34 30.34 31.34 32.34 33.34 34.34 35.34 36.34 37.34 38.34 39.34
30% 1.07 2.41 3.66 4.88 6.06 7.23 8.38 9.52 10.66 11.78 12.90 14.01 15.12 16.22 17.32 18.42 19.51 20.60 21.69 22.77 23.86 24.94 26.02 27.10 28.17 29.25 30.32 31.39 32.46 33.53 34.60 35.66 36.73 37.80 38.86 39.92 40.98 42.05 43.11 44.16
20% 1.64 3.22 4.64 5.99 7.29 8.56 9.80 11.03 12.24 13.44 14.63 15.81 16.98 18.15 19.31 20.47 21.61 22.76 23.90 25.04 26.17 27.30 28.43 29.55 30.68 31.79 32.91 34.03 35.14 36.25 37.36 38.47 39.57 40.68 41.78 42.88 43.98 45.08 46.17 47.27
10% 2.71 4.61 6.25 7.78 9.24 10.64 12.02 13.36 14.68 15.99 17.28 18.55 19.81 21.06 22.31 23.54 24.77 25.99 27.20 28.41 29.62 30.81 32.01 33.20 34.38 35.56 36.74 37.92 39.09 40.26 41.42 42.58 43.75 44.90 46.06 47.21 48.36 49.51 50.66 51.81
Sumber: Excel for Windows [=Chiinv( α , db)]
5% 3.84 5.99 7.81 9.49 11.07 12.59 14.07 15.51 16.92 18.31 19.68 21.03 22.36 23.68 25.00 26.30 27.59 28.87 30.14 31.41 32.67 33.92 35.17 36.42 37.65 38.89 40.11 41.34 42.56 43.77 44.99 46.19 47.40 48.60 49.80 51.00 52.19 53.38 54.57 55.76
1% 6.63 9.21 11.34 13.28 15.09 16.81 18.48 20.09 21.67 23.21 24.73 26.22 27.69 29.14 30.58 32.00 33.41 34.81 36.19 37.57 38.93 40.29 41.64 42.98 44.31 45.64 46.96 48.28 49.59 50.89 52.19 53.49 54.78 56.06 57.34 58.62 59.89 61.16 62.43 63.69
RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap 2. Tempat & Tgl. Lahir 3. NIM 4. Alamat Rumah HP E-mail
: Ummi Farihah : Pati, 04 Juli 1988 : 073511048 : Margoyoso Rt: 03 Rw: 02 Margoyoso Pati 59154 : 085743626551 :
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. TK Islam Miftahul Falah Margoyoso Lulus 1995 2. SD Islam Miftahul Falah Margoyoso Lulus 2001 3. MTs Salafiyah Kajen Lulus 2004 4. MA Salafiyah Kajen Lulus 2007 5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris Matematika Lulus 2011
Semarang, 08 Juni 2011
Ummi Farihah NIM: 073511048