EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE DENGAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII MTs DARUSSALAM KROYA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh : WIWI SUSANTI NIM: 073511068
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Wiwi Susanti
NIM
: 073511068
Jurusan/Program Studi
: Tadris Matematika
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2011
Saya yang menyatakan,
Wiwi Susanti NIM: 073511068
ii
iii
iv
v
ABSTRAK Judul : Efektivitas Model Pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII MTs Darussalam Kroya Tahun Pelajaran 2010/2011 Penulis : Wiwi Susanti NIM : 073511068 Skripsi ini membahas tentang efektivitas model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar. Berdasarkan penuturan guru matematika kelas VIII di MTs Darussalam Kroya menyatakan bahwa pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Ini disebabkan karena peserta didik hanya menerima begitu saja apa yang diajarkan oleh guru tanpa membuktikan sendiri kenapa bisa seperti itu. Untuk mengurangi kesulitan dan kekeliruan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal latihan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga dalam pembelajaran. Melalui penelitan ini, akan diimplementasikan penggunaan model pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang berdesain “posttest-only control design”. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga dalam materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Darussalam Kroya tahun pelajaran 2010/2011? Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Darussalam Kroya tahun pelajaran 2010/2011 yang terbagi dalam 3 kelas sebanyak 112 peserta didik. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Terpilih peserta didik kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan peserta didik kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Pada akhir pembelajaran kedua kelas diberi tes dengan menggunakan instrumen yang sama yang telah diuji validitas, taraf kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitasnya di kelas VIII C sebagai kelas uji coba. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode wawancara, metode dokumentasi, metode observasi, dan tes. Data dianalisis dengan uji perbedaan ratarata (uji t) pihak kanan. Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh nilai 6,6336, sedangkan ,; 1,997. Karena ,; maka ditolak. Artinya rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan pembelajaran dengan
vi
metode guru sebagai pusat belajar. Nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 57,55 juga lebih besar dari pada nilai sebelumnya sebesar 55. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ratarata hasil tes kelas eksperimen meningkat dari nilai sebelum eksperimen, di mana nilai tersebut juga lebih besar dari pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII MTs Darussalam Kroya dan disarankan guru dapat mengembangkan penggunaan model pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga dan menerapkan pada pembelajaran materi pokok yang lain yang sesuai.
vii
KATA PENGANTAR
ا ا ا Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subnahu wa Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII MTs Darussalam Kroya Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang jurusan Tadris Matematika. Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapat bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada: Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi ini. 2. H. Mursyid, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Tadris Matematika Fakultas Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. 3. Hj. Minhayati Shaleh, S.Si., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Saminanto, S.Pd., M.Sc., selaku dosen wali yang memotivasi dan memberikan arahan selama kuliah.
viii
6. Yulia Romadiastri, S.Si., selaku dosen matematika yang memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Dosen, pegawai, dan seluruh civitas akademika di lingkungan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 8. Drs. H. Yahya, M.A., selaku Kepala MTs Darussalam Kroya yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis. 9. Masni Afiati, S.Ag., selaku guru pengampu mata pelajaran matematika yang telah berkenan memberi bantuan, informasi, dan kesempatan waktu untuk melakukan penelitian. 10. Bapak dan Ibu guru serta karyawan MTs Darussalam Kroya. 11. Orang tua beserta keluarga penulis yang telah memberikan doa, motivasi, dan semangat. 12. Teman-teman mahasiswa Tadris Matematika Angkatan 2007 yang selalu memberi motivasi dan semangat. 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu Kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca demi perbaikan karya berikutnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca.
Semarang,
Juni 2011
Penulis
Wiwi Susanti 073511068
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv ABSTRAK .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I
x
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
4
C. Manfaat Penelitian ......................................................................
4
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka.............................................................................
5
B. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 27 C. Model Pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga Efektif untuk Meningkatkan Hasil Belajar ....................................................... 28 D. Rumusan Hipotesis ..................................................................... 31
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................... 29 B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 30 C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 31 D. Variabel dan Indikator Penelitian................................................ 35 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36 F. Teknik Analisis Data ................................................................... 38
x
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian .................................................. 44 B. Analisis Data ............................................................................... 44 C. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 55 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 55
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ..................................................................................... 57 B. Saran............................................................................................ 57
DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keterangan gambar 1, 10. Tabel 2 Keterangan gambar 2, 11. Tabel 3 Keterangan gambar 3, 12. Tabel 4 Keterangan gambar 4, 12. Tabel 5 Hasil perhitungan nilai awal, 48. Tabel 6 Nilai varians, 49. Tabel 7 Kesamaan rata-rata, 50. Tabel 8 Analisis validitas butir soal, 51. Tabel 9 Varians tiap item, 51. Tabel 10Analisis tingkat kesukaran butir soal, 52. Tabel 11Analisis daya pembeda butir soal, 53. Tabel 12Hasil analisis tes, 54. Tabel 13Hasil perhitungan nilai akhir, 55. Tabel 14Nilai varians, 56. Tabel 15Uji perbedaan dua rata-rata, 57.
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kubus, 10. Gambar 2 Balok, 11. Gambar 3 Kubus besar yang terbuat dari plastik mika dan kubus kecil sebagai isinya yang terbuat dari kayu, 12. Gambar 4 Balok besar yang terbuat dari plastik mika dan kubus kecil sebagai isinya yang terbuat dari kayu, 12. Gambar 5 Jaring-jaring kubus, 24. Gambar 6 Jaring-jaring balok, 25. Gambar 7 Skema Penelitian, 33.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pertemuan I, 62.
Pembelajaran
(RPP)
Kelas
Eksperimen
Kelas
Eksperimen
Lampiran 2 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) I, 67. Lampiran 3 Alat Tes I Kelas Eksperimen, 69. Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pertemuan II, 70.
Pembelajaran
(RPP)
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) II, 74. Lampiran 6 Alat Tes II Kelas Eksperimen, 76. Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan I, 78. Lampiran 8 Alat Tes I Kelas Kontrol, 82. Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol Pertemuan II, 84. Lampiran 10 Alat Tes II Kelas Kontrol, 88. Lampiran 11 Kisi-kisi Soal Uji Coba, 90. Lampiran 12 Soal Uji Coba, 94. Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Uji Coba, 96. Lampiran 14 Pedoman Penskoran Soal Uji Coba, 102. Lampiran 15 Daftar Nilai MID Semester Gasal Kelas VIII A, 103. Lampiran 16 Daftar Nilai MID Semester Gasal Kelas VIII B, 104. Lampiran 17 Daftar Nilai MID Semester Gasal Kelas VIII C, 106. Lampiran 18 Uji Normalitas Data Awal Kelas VIII A, 108. Lampiran 19 Uji Normalitas Data Awal Kelas VIII B, 111. Lampiran 20 Uji Normalitas Data Awal Kelas VIII C, 115. Lampiran 21 Uji Homogenitas Nilai Awal, 119. Lampiran 22 Uji Kesamaan Rata-rata Awal, 121.
xiv
Lampiran 23 Daftar Nilai Tes Uji Coba, 123. Lampiran 24 Analisis Butir Soal, 125. Lampiran 25 Contoh Perhitungan Validitas Soal Nomor 1, 129. Lampiran 26 Contoh Perhitungan Reliabilitas, 131. Lampiran 27 Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Nomor 1, 133. Lampiran 28 Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal Nomor 1, 135. Lampiran 29 Daftar Kelompok Kelas Eksperimen, 138. Lampiran 30 Hasil Pengamatan Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen, 140. Lampiran 31 Hasil Pengamatan Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen, 141. Lampiran 32 Hasil Pengamatan Pertemuan Pertama Kelas Kontrol, 142. Lampiran 33 Hasil Pengamatan Pertemuan Kedua Kelas Kontrol, 143. Lampiran 34 Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen, 144. Lampiran 35 Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol, 146. Lampiran 36 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen, 148. Lampiran 37 Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol, 151. Lampiran 38 Uji Homogenitas Nilai Akhir, 154. Lampiran 39 Uji Perbedaan Rata-rata Nilai Akhir, 155. Lampiran 40 Tabel Distribusi Normal, 157. Lampiran 41 Tabel Nilai Chi-kuadrat, 158. Lampiran 42 Tabel F, 159. Lampiran 43 Tabel r, 160. Lampiran 44 Tabel t, 161.
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada sekarang ini, pendidikan telah mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Sejalan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, peranan pendidikan sebagai usaha sadar untuk meningkatkan sumber daya manusia menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan masyarakat,
sehingga
pemerintah
selalu
mengadakan
pembaharuan
untuk
mengembangkan dan meningkatkan pendidikan nasional. Pendidikan adalah suatu hal yang diprioritaskan karena pendidikan merupakan kewajiban yang berlangsung sepanjang hayat, selama seseorang masih hidup dan berakal sehat. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan dapat menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan berpikir logis, bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan menguasai ilmu pengetahuan serta keterampilan dasar. Keberhasilan dalam pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan, seperti keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Guru dan peserta didik dapat saling berinteraksi untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar yang tinggi sangat diharapkan oleh peserta didik, oleh guru maupun orang tua, karena dengan prestasi belajar yang tinggi dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajar, serta tercapainya tujuan pendidikan. Terlebih prestasi belajar matematika yang
mana mata pelajaran matematika
merupakan mata pelajaran yang menjadi momok menakutkan bagi peserta didik. Peserta didik kebanyakan menganggap bahwa mata pelajaran matematika itu sulit dan penuh dengan rumus-rumus. Pembelajaran Matematika SMP/MTs mencakup beberapa materi yaitu Bilangan, Aljabar, Geometri, Statistik, dan Peluang. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah pembelajaran geometri yaitu materi Bangun Ruang Sisi Datar. Idealnya dalam pembelajaran geometri melalui lima tahapan-tahapan perkembangan kognitif dalam memahami geometri. Sama halnya dengan pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar yang merupakan bagian dari geometri juga melalui lima
1
tahapan. Yang pertama tahap visualisasi, pada tahap ini peserta didik hanya baru mengenal bangun-bangun geometri seperti bola, kubus, segitiga, persegi, dan bangun-bangun geometri lainnya. Pada tahap ini guru dituntut untuk menggunakan alat peraga. Bila pada tahap visualisasi anak belum mengenal sifat-sifat dari bangunbangun geometri, tidak demikian pada tahap Analisis. Pada tahap ini peserta didik sudah dapat memahami sifat-sifat dari bangun-bangun geometri. Tahap ketiga yaitu tahap deduksi informal. Pada tahap ini peserta didik sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. Selanjutnya tahap deduksi, pada tahap ini peserta didik telah mengerti pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan di samping unsur-unsur yang didefinisikan, aksioma atau problem, dan teorema. Tahap terakhir dari perkembangan kognitif peserta didik dalam memahami geometri adalah tahap ketepatan. Pada tahap ini peserta didik sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Pada tahap ini memerlukan tahap berpikir yang kompleks dan rumit.1 Namun pada kenyataannya, rata-rata prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII MTs Darussalam Pucung Kidul Kroya Cilacap masih tergolong rendah dibandingkan dengan ketuntasan belajar menurut kurikulum yakni sebesar 55. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika materi pokok yang dianggap sulit dipahami oleh peserta didik adalah materi Bangun Ruang Sisi Datar terutama pada materi Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok. Peserta didik seringkali mengalami kesulitan dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Ini disebabkan karena peserta didik hanya menerima begitu saja apa yang diajarkan oleh guru tanpa membuktikan sendiri kenapa bisa seperti itu. Sehingga peserta didik tidak memahami konsep dari materi Bangun Ruang Sisi Datar yang penuh dengan rumus. Peserta didik cenderung mengahafalkan rumus-rumus tanpa memahami konsepnya. Selain itu, peserta didik hanya mengenal Bangun Ruang Sisi Datar dengan gambar bukan benda konkret atau alat peraga berbentuk bangun ruang. 1
Purwoko, “Teori Belajar Van Hiele”, dalam edywihardjo.blog.unej.ac.id/…/download.php?...PengembanganPembelajaranMatematika…, diakses 10 Desember 2010.
2
Ini menyebabkan materi tersebut tidak begitu mengena di benak peserta didik. Guru juga tidak begitu memperhatikan perkembangan pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari, sehingga ada peserta didik yang belum paham dengan materi yang dipelajari tetapi sudah diberikan materi yang lain. Model pembelajaran Van Hiele mencakup lima fase pembelajaran yaitu fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Fase-fase tersebut sesuai dengan pembelajaran geometri yang ideal. Sehingga dengan model pembelajaran Van Hiele diharapkan mampu mengatasi masalah yang terjadi di MTs Darussalam Kroya pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar. Dengan model pembelajaran Van Hiele dengan menggunakan alat peraga, diharapkan peserta didik tidak hanya menerima begitu saja apa yang diajarkan oleh guru dan materi Bangun Ruang Sisi Datar mengena di benak peserta didik. Dan diharapkan juga dapat menambah nuansa baru bagi pembelajaran matematika materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar. Agar dalam pembelajarannya, keterampilan proses yang ada dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian eksperimen dengan judul “Efektivitas
Model
Pembelajaran Van Hiele dengan Alat
Peraga untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar di Kelas VIII MTs Darussalam Kroya Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Darussalam Kroya tahun pelajaran 2010/2011?”
3
C. Manfaat Penelitian Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain sebagai berikut. 1. Bagi peneliti Menambah
wawasan
dan
pengalaman
keterampilan
dalam
menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele. 2. Bagi peserta didik a. Membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. b. Peserta didik lebih memahami materi Bangun Ruang Sisi Datar. 3. Bagi sekolah Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah.
4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Model Pembelajaran Van Hiele a. Pengertian Model pembelajaran van hiele adalah model pembelajaran yang melibatkan lima fase (langkah), yaitu : informasi (information), orientasi langsung (directed orientation), penjelasan (explication), orientasi bebas (free orientation), dan integrasi (integration).1 Model pembelajaran ini hanya digunakan pada pembelajaran geometri. Fitur yang paling menonjol dari model tersebut adalah hierarki lima tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang bagaimana berpikir dan jenis ide-ide geometri apa yang dipikirkan, bukannya berapa banyak pengetahuan yang dimiliki. Perbedaan yang signifikan dari satu level ke level berikutnya adalah objek-objek pikiran apa yang mampu dipikirkan secara geometris.2 b. Langkah-langkah Pembelajaran 1) Fase 1: Informasi (information) Dengan tanya jawab antara guru dan peserta didik, disampaikan konsep-konsep awal tentang materi yang akan dipelajari. Guru mengajukan informasi baru dalam setiap pertanyaan yang dirancang secermat mungkin agar peserta didik dapat menyatakan kaitan konsep-konsep awal dengan materi yang akan dipelajari. Bentuk pertanyaan diarahkan pada konsep yang telah dimiliki
1
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, diakses 11 Desember 2010. 2
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 151.
5
peserta didik, misalnya apa itu kubus, apa itu luas permukaan, apa itu volume, dan seterusnya. Informasi dari tanya jawab tersebut memberikan masukan bagi guru untuk menggali tentang perbendaharaan bahasa dan interpretasi atas konsepsikonsepsi awal peserta didik untuk memberikan materi selanjutnya, dipihak peserta didik, peserta didik mempunyai gambaran tentang arah belajar selanjutnya.3 Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut. a) Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai peserta didik mengenai topik yang dibahas. b) Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.4 2) Fase 2: Orientasi langsung (directed orientation) Sebagai refleksi dari fase 1, peserta didik meneliti materi pelajaran melalui bahan ajar (alat-alat) yang dirancang guru. Guru mengarahkan peserta didik untuk
meneliti
obyek-obyek
yang
dipelajari.
Kegiatan
mengarahkan
merupakan rangkaian tugas singkat untuk memperoleh respon-respon khusus peserta didik. Misalnya, guru meminta peserta didik mengamati alat peraga berbentuk kubus dan balok. Aktivitas belajar ini bertujuan untuk memotivasi peserta didik agar aktif mengeksplorasi obyek-obyek melalui kegiatan seperti menentukan panjang sisi kubus dan balok. Fase ini juga bertujuan untuk mengarahkan dan membimbing eksplorasi peserta didik sehingga menemukan konsep-konsep khusus dari bangun-bangun geometri.5 3
Ferry Ferdianto, “Model Pembelajaran Van Hiele”, dalam http://ferrymath.blogspot.com/2010/03/pembelajaran-geometri-berdasarkan-tahap.html, diakses 11 Desember 2010. 4
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, diakses 11 Desember 2010. 5
Ferry Ferdianto, “Model Pembelajaran Van Hiele”, dalam http://ferrymath.blogspot.com/2010/03/pembelajaran-geometri-berdasarkan-tahap.html, diakses 11 Desember 2010.
6
3) Fase 3: Penjelasan (explication) Berdasarkan pengalaman sebelumnya, peserta didik menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Di samping itu untuk membantu peserta didik menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan seminimal mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata.6 4) Fase 4: Orientasi bebas (free orientation) Peserta didik mengahadapi tugas-tugas yang lebih komplek berupa tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas-tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas-tugas open ended. Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. Melalui orientasi diantara para peserta didik dalam bidang investigasi, banyak hubungan antara obyek-obyek yang dipelajari menjadi jelas.7 Fase pembelajaran ini bertujuan agar peserta didik memperoleh pengalaman menyelesaikan masalah dan menggunakan strategi-strateginya sendiri. Peran guru adalah memilih materi dan masalah-masalah yang sesuai untuk mendapatkan
pembelajaran
yang
meningkatkan
perolehan
berbagai
performansi peserta didik.8 5) Fase 5: Integrasi (Integration) Kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru menuliskan temuan baru peserta didik yang mendukung atau menyimpang dari kesepakatan sementara. Guru membimbing peserta didik untuk melakukan koreksi terhadap kesepakatan sementara. Dengan bimbingan guru, peserta didik memberikan definisi/pengertian kemudian menyimpulkan. Peserta didik meninjau kembali 6
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, diakses 11 Desember 2010. 7
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, diakses 11 Desember 2010. 8
Ferry Ferdianto, “Model Pembelajaran Van Hiele”, dalam http://ferrymath.blogspot.com/2010/03/pembelajaran-geometri-berdasarkan-tahap.html, diakses 11 Desember 2010.
7
dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survei secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari peserta didik. Hal ini penting tetapi, kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru.9 Tujuan kegiatan belajar fase ini adalah menginterpretasikan pengetahuan dari apa yang telah diamati dan didiskusikan. Peran guru adalah membantu penginterpretasian pengetahuan peserta didik dengan meminta membuat refleksi dan mengklarifikasi pengetahuan geometri peserta didik, serta menguatkan tekanan pada penggunaan struktur matematika.10 2. Alat Peraga a. Pengertian Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan guru lebih mudah dipahami peserta didik.11
9
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam diakses 11 http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, Desember 2010. 10
Ferry Ferdianto, “Model Pembelajaran Van Hiele”, dalam http://ferrymath.blogspot.com/2010/03/pembelajaran-geometri-berdasarkan-tahap.html, diakses 11 Desember 2010. 11
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2009), hlm. 99.
8
b. Fungsi Alat Peraga Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar. Keenam fungsi tersebut adalah: 1) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Penggunaan alat peraga merupakan bagaian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. 3) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran. 4) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik. 5) Penggunaan
alat
peraga
dalam
pengajaran
lebih
diutamakan
untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang diberikan guru . 6) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar yang dicapai akan tahan lama diingat peserta didik, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.12 c. Jenis Alat Peraga 1) Alat peraga dua dan tiga dimensi Alat peraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi disamping mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi. Alat peraga dua dan tiga dimensi ini antara lain: a) Bagan 12
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2009), hlm. 99-100.
9
b) Grafik c) Poster d) Gambar mati e) Peta datar f) Peta timbul g) Globe h) Papan tulis13 2) Alat-alat peraga yang diproyeksi Alat peraga yang diproyeksi adalah alat peraga yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Alat peraga yang diproyeksi antara lain: a) Film b) Slide dan filmstrip14 Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga tiga dimensi yang berbentuk bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan balok. d. Alat Peraga Bangun Ruang Sisi Datar 1) Alat peraga untuk menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok Alat peraga untuk menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok terbuat dari kertas karton. Dan bentuk alat peraga tersebut sesuai dengan gambar di bawah ini.
.
Gambar 1. Tabel 1. Keterangan Gambar 1. Bentuk Kubus
Ukuran 6 cm
Bahan Kertas karton berwarna merah muda
13
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2009), hlm. 101-102. 14
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2009), hlm. 102-103.
10
Gambar 2. Tabel 2. Keterangan Gambar 2. Bentuk
Ukuran Panjang
Balok
8
Bahan cm,
lebar 4 cm, dan Kertas karton berwarna kuning tinggi 6 cm
Langkah-langkah penggunaan alat peraga: a) Buatlah bangun tersebut membentuk jaring-jaring b) Hitung luas permukaan bangun tersebut Luas permukaan = jumlah luas seluruh sisi = luas sisi depan + luas sisi belakang + luas sisi samping kanan + luas sisi samping kiri + luas sisi atas + luas sisi bawah Luas permukaan kubus
= 6 sisi sisi 6
Luas permukaan balok
= 2 2 2
2) Alat peraga untuk menemukan rumus volume kubus dan balok Alat peraga untuk menemukan rumus volume kubus dan balok terbuat dari mika transparan untuk kubus dan balok besar, dan untuk kubus satuan terbuat dari kayu.
11
Bentuk alat peraga tersebut sesuai dengan gambar di bawah ini.
Gambar 3. Tabel 3. Keterangan Gambar 3. Bentuk
Ukuran
Bahan
Kubus besar
6 cm
Plastik mika
Kubus satuan
2 cm
Kayu diberi warna kuning
Gambar 4. Tabel 4. Keterangan Gambar 4. Bentuk Balok besar Kubus satuan
Ukuran Panjang 8 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 6 cm 2 cm
Bahan Plastik mika Kayu diberi warna kuning
Langkah-langkah penggunaan alat peraga: a) Masukkan kubus satuan ke dalam bangun besar sampai penuh
12
b) Hitung jumlah kubus satuan pada sisi panjang, lebar, dan tingginya (1)sisi panjang
= … kubus satuan
(2)sisi lebar
= … kubus satuan
(3)sisi tinggi
= … kubus satuan
c) Selanjutnya untuk menentukan volume dikalikan ketiganya sehingga menjadi: = panjang kubus lebar kubus tinggi kubus = … kubus satuan
Volume kubus besar
Misalnya sisi kubus adalah dan karena sisi-sisi kubus sama maka : Volume kubus = Volume balok besar
= panjang kubus lebar kubus tinggi kubus = … kubus satuan
Misalnya panjang balok = , lebar balok = , dan tinggi balok = maka: Volume balok = 3. Hasil Belajar a. Belajar 1) Pengertian Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kitapun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.15 Sedangkan menurut Islam, manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui suatu apapun dan Allah SWT memberikan akal untuk belajar dan berfikir membedakan antara yang baik dan yang buruk sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78: 15
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.
127.
13
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl ayat 78)16 Allah menyebutkan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada para hamba, dengan mengeluarkan mereka dari perut ibu dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, lalu memberikan rezki kepada mereka berupa pendengaran, penglihatan, dan hati.17 Allah menjadikan kalian mengetahui apa yang tidak kalian ketahui, setelah Dia mengeluarkan kalian dari dalam perut ibu. Kemudian member kalian akal yang dengan itu kalian dapat memahami dan membedakan antara yang baik dengan yang buruk, antara petunjuk dan kesesatan, dan antara yang salah dengan yang benar, menjadikan pendengaran bagi kalian yang dengan itu kalian dapat mendengar suara-suara, sehingga sebagian kalian dapat memahami dari sebagian yang lain apa yang saling kalian perbincangkan, menjadikan penglihatan, yang dengan itu kalian dapat melihat orang-orang, sehingga kalian dapat saling mengenal dan membedakan antara sebagian dan sebagian yang lain, dan menjadikan perkara-perkara yang kalian butuhkan di dalam hidup ini, sehingga kalian dapat mengetahui jalan, lalu kalian menempuhnya untuk berusaha mencari rezki dan barang-barang, agar kalian dapat memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Demikian halnya dengan seluruh perlengkapan dan aspek kehidupan. Dengan harapan kalian dapat bersyukur kepada-Nya dengan menggunakan nikmat-nikmat-Nya dalam tujuannya untuk itu ia diciptakan.18 16
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV Toha Putra, 1989), hlm. 413. 17
Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1992), hlm. 210-211. 18
Ahmad Mushthafa Al-Maraghi, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1992), hlm. 211.
14
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa: a) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. b) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman, perhatian atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung sementara. d) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.19 2) Teori Belajar a) Teori Van Hiele (Hierarkis Belajar Geometri) Tidak semua orang berpikir tentang ide-ide geometri dengan cara yang sama. Tentunya, kita semua tak sama tetapi kita semua dapat menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan kita untukberpikir dan menimbang dalam konteks geometri. Riset dari dua pendidik, Pierre van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof, telah menghasilkan wawasan dalam perbedaan dalam 19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 84-
85.
15
pemikiran geometri dan bagaimana perbedaan tersebut muncul. Riset dari van Hiele bermula pada tahun 1959 dan langsung menarik perhatian di Uni Soviet.20 Tingkat-tingkat pemikiran geometris menurut teori van Hiele meliputi: (1)Level 0: Visualisasi “Objek-objek pikiran pada level 0 berupa bentuk-bentuk dan bagaimana “rupa” mereka.”21 Peserta didik-peserta didik pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut sebuah pendekatan perwujudan akan bentuk. “Hasil pemikiran pada level 0 adalah kelas-kelas atau kelompokkelompok dari bentuk-bentuk yang terlihat “mirip”.”22 Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh peserta didik.23 (2)Level 1: Analisis “Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk bukan bentuk-bentuk individual.”24 Peserta didik pada tingkat analisis dapat menyatakan semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Dalam mengenali sebuah
20
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 151. 21
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 151. 22
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 151. 23
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 151. 24
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 152.
16
bentuk, para pemikir tingkat 1 akan menyebutkan sifat-sifat dari bentuk sebanyak mungkin. “Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk.”25 Sebuah perbedaan yang berarti antara tingkat 1 dengan tingkat 0 adalah objek dari pemikiran peserta didik. Ketika peserta didik tingkat 1 terus menggunakan model-model dan gambaran dari bentuk-bentuk, mereka mulai menganggapnya sebagai perwakilan kelompok dari bentuk. 26 (3)Level 2: Deduksi Informal “Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk.”27 Jika peserta didik mulai dapat berpikir tentang sifat-sifat objek geometri tanpa batasan dari objek-objek tertentu, mereka dapat membuat hubungan di antara sifat-sifat tersebut. Peserta didik pada tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal, deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. “Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan di antara sifat-sifat objek geometri.”28 Kegiatan-kegiatan
pada
tingkat
2
ini
ditandai
dengan
adanya
pencantuman dari pemikiran logis informal. Peserta didik telah mengembangkan pemahaman akan berbagai sifat bentuk.29 (4)Level 3: Deduksi “Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan di antara sifat-sifat objek geometri.”30 25
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 152. 26
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm.152. 27
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 153. 28
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 153. 29
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 153.
17
Pada tingkat 3, peserta didik mampu meneliti bukan hanya sifat-sifat bentuk saja. Pemikiran mereka sebelumnya telah menghasilkan dugaan mengenai hubungan antar sifat-sifat. Ketika analisis pendapat informal ini berlangsung, struktur sebuah sistem lengkap dengan aksioma, definisi, teorema, efek, dan postulat mulai berkembang dan dapat dihargai sebagai alat dalam pembentukan kebenaran geometri. “Hasil pemikiran pada tingkat 3 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari geometri.”31 Tipe pemikiran yang mengakarakteristikan seorang pemikir pada tingkat 3 sama dengan yang dibutuhkan pada pelajaran goemetri sekolah tinggi tipikal. Di sanalah peserta didik membuat sebuah daftar aksioma dan definisi untuk membuat teorema.32 (5)Level 4: Ketepatan (Rigor) “Objek-objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari geometri.”33 Pada tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulan dalam sistem. Terdapat sebuah apresiasi akan perbedaan dan hubungan antara berbagai sistem dasar. Secara umum ini adalah tingkatan mahasiswa jurusan matematika yang mempelajari geometri sebagai cabang dari ilmu matematika. “Hasil pemikiran pada tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan di anatara berbagai sistem-sistem geometri dasar.”34
30
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 154. 31
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 154. 32
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 154. 33
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 154.
18
Meskipun keadaan tingkatan tidak secara langsung terkait dengan usia, peserta didik TK sampai dengan II SD biasanya berada pada level 0, dan peserta didik kelas III-VI SD biasanya berada pada level 1.35 Level 2 biasanya cocok untuk peserta didik kelas VII dan VIII SMP. Level 3 biasanya cocok untuk peserta didik di SMA.36 b) Menurut Jean Piaget (salah satu penganut aliran kognitif yang kuat) Proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan). Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi.37 Menurut
Piaget,
proses
belajar
harus
disesuaikan
dengan
tahap
perkembangan kognitif yang dilalui peserta didik, yang dalam hal ini Piaget membaginya menjadi empat tahap, yaitu tahap Sensorimotor (ketika anak berumur 1,5 sampai 2 tahun), tahap Praoperasional (2/3 sampai 7/8 tahun), tahap Operasinal Konkret (7/8 sampai 12/14 tahun), dan tahap Operasional Formal (14 tahun atau lebih). Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensorimotor tentu lain dengan yang dialami seorang anak yang sudah mencapai tahap kedua (praoperasional), dan lain lagi yang dialami peserta didik lain yang telah sampai ke tahap yang lebih tinggi (operasional konkret dan operasional formal). Secara umum, semakin tinggi tingkat kognitif seseorang semakin teratur (dan juga semakin abstrak) cara berpikirnya. Maka guru seyogyanya memahami tahap-tahap perkembangan anak
34
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 154. 35
Gatot Muhsetyo, dkk., Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 14. 36
Gatot Muhsetyo, dkk., Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 16. 37
Prasetya Irawan, et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, (Pusat Antar Universitas, 1996), hlm. 8.
19
didiknya ini, serta memberikan materi pelajaran dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahap-tahap tersebut.38 Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele sesuai dengan Teori Belajar menurut Piaget. Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Van Hiele, peserta didik dalam mempelajari geometri juga mengalami perkembangan kemampuan berpikir dengan melalui tingkat-tingkat yaitu tingkat visualisasi, tingkat analisis, tingkat abstraksi, tingkat deduksi formal, dan tingkat rigor. Semua anak mempelajari geometri dengan melalui tingkat-tingkat tersebut, dengan urutan yang sama, dan tidak dimungkinkan adanya tingkat yang diloncati. Akan tetapi, kapan seseorang peserta didik mulai memasuki sesuatu tingkat yang baru tidak selalu sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain. Selain itu, proses perkembangan dari tingkat yang satu ke tingkat berikutnya terutama tidak ditentukan oleh umur atau kematangan biologis, tetapi lebih tergantung pada pengajaran dari guru dan proses belajar yang dilalui peserta didik. c) Menurut Bruner Bruner mengusulkan teorinya yang disebut “free discovery learning”. Menurut teori ini, proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan (termasuk konsep, teori, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya.39 Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele sesuai dengan Teori Belajar menurut Bruner. Dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Van Hiele, peserta didik dalam mempelajari geometri, aksioma, definisi, teorema, efek, dan postulat mulai berkembang dan dapat dihargai sebagai alat dalam pembentukan kebenaran geometri.
38
Prasetya Irawan, et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, (Pusat Antar Universitas, 1996), hlm. 9. 39
Prasetya Irawan, et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, (Pusat Antar Universitas, 1996), hlm. 11.
20
b. Hasil Belajar 1) Pengertian Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.40 Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.41 2) Macam-macam Hasil Belajar “Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita.”42 Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. “Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.”43 Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. 40
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 44.
41
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 45.
42
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22. 43
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22.
21
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaiaan, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan pengajaran.44 Hasil belajar materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar dengan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga merupakan hasil belajar dalam ranah kognitif tingkat tinggi. Karena dalam pembelajaran materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar mencakup aspek aplikasi, analisis dan evaluasi. 3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Yang tergolong faktor internal adalah: a) Faktor
jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 44
I Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22-23.
22
b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: (1) Faktor intelektif yang meliputi: i). Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. ii). Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. (2) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat,kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. c) Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal ialah: a) Faktor sosial yang terdiri atas: (1)Lingkungan keluarga (2)Lingkungan sekolah (3)Lingkungan masyarakat (4)Lingkungan kelompok b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.45 Sedangkan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga merupakan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan fisik. Karena model pembelajaran itu diperoleh saat proses pembelajaran di kelas dan merupakan fasilitas yang menunjang pembelajaran agar berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar.
45
Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.
138.
23
4. Materi a. Luas Permukaan dan Volume Kubus
Keterangan: = sisi
alas
Gambar 5.
Luas permukaan kubus
= 6 sisi sisi 6 6
Volume kubus
46
= sisi sisi sisi 47
Contoh: Hitunglah volume sebuah kubus yang memiliki luas sisi 1.176 cm2! Jawab: Luas sisi (luas permukaan)
= 6
1.176
= 6
.
=
196
=
46
Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Matematika SMP dan Mts untuk Kelas VIII Semester 2, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 221. 47
Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Matematika SMP dan Mts untuk Kelas VIII Semester 2, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 227.
24
√196
=
14
= =
maka volume kubus
= 14 = 2.744 Jadi volume kubus yang memiliki luas sisi 1.176 cm2 adalah 2.744 cm3. b. Luas Permukaan dan Volume Balok
alas
Keterangan: = panjang = lebar = tinggi
Gambar 6. Luas permukaan balok
= luas sisi depan + luas sisi belakang + luas sisi samping kanan + luas sisi samping kiri + luas sisi atas + luas sisi bawah = 2 2 2 48
Volume balok
= panjang lebar tinggi = 49
48
Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Matematika SMP dan Mts untuk Kelas VIII Semester 2, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 221. 49
Tatag Yuli Eko Siswono dan Netti Lastiningsih, Matematika SMP dan Mts untuk Kelas VIII Semester 2, (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm. 227.
25
Contoh: Sebuah balok dengan luas permukaan 562 cm2, memiliki panjang 15 cm dan tinggi 8 cm. Hitung lebar balok tersebut! Jawab: Luas permukaan balok
= 2 2 2
562
= 215 215 8 2 8
562
= 30 240 16
562
= 46 240
562 240
= 46
322
= 46
=
7
=
Jadi lebar balok dengan luas permukaan 562 cm2, panjang 15 cm, dan tinggi 8 cm adalah 7 cm. 5. Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele Penerapan model pembelajaran Van Hiele dalam materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar, langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Guru menyiapkan alat peraga berupa kubus dan balok yang terbuat dari kertas karton, kayu, dan plastik mika. Kubus dan balok yang terbuat dari kertas karton yang mana kubus dengan warna merah muda dan balok dengan warna kuning digunakan untuk menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Sedangkan kubus dan balok yang terbuat dari plastik mika digunakan untuk menemukan rumus volume kubus dan balok yang mana diisi dengan kubus satuan yang terbuat dari kayu diberi warna kuning. b. Guru menyampaikan tujuan yaitu menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok. c. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok. d. Guru memberikan alat peraga bangun ruang tersebut kepada masing-masing kelompok dengan jumlah dan bentuk yang sama antara kelompok yang satu dengan yang lain. Kubus dan balok yang terbuat dari kertas karton diberikan pada
26
saat materi Luas Permukaan Kubus dan Balok. Sedangkan kubus besar dan balok besar serta kubus satuan yang terbuat dari kayu diberikan pada saat materi Volume Kubus dan Balok. e. Fase 1: Informasi Dengan tanya jawab guru menyampaikan pengertian luas permukaan dan volume kubus dan balok. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik tentang luas permukaan dan volume kubus dan balok. Serta untuk menentukan pembelajaran selanjutnya. f. Fase 2: Orientasi langsung Peserta didik membuat jaring-jaring dengan kubus dan balok yang terbuat dari kertas karton sesuai dengan petunjuk pada LKPD sehingga kemudian menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok. Selanjutnya untuk menemukan rumus volume kubus dan balok, peserta didik memasukkan kubus satuan yang terbuat dari kayu ke dalam kubus besar dan balok besar yang terbuat dari plastik mika sesuai dengan petunjuk pada LKPD. g. Fase 3: Penjelasan Peserta didik menemukan cara menghitung luas permukaan dan volume kubus. h. Fase 4: Orientasi bebas Peserta didik menemukan rumus luas permukaan dan volume balok dengan menghubungkan dengan rumus luas permukaan dan volume kubus yang ditemukan pada fase 3. i. Fase 5: Integrasi Peserta didik mempersentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan dengan dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang dipelajari.
B. Kajian Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini peneliti membaca skripsi yang menggunakan teori ataupun model pembelajaran Van Hiele sebagai tema utamanya, di antaranya adalah: 1. Skripsi Casbari dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Van Hiele Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar
27
pada Peserta didik Kelas VIII F SMP Negeri 6 Pekalongan”. Dengan hasil pada siklus I rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 70,00, dan 72,50% peserta didik memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 63. Pada siklus II rata-rata hasil belajar peserta didik mencapai 77,20 dan persentase peserta didik yang mencapai batas tuntas belajar 90,00%. Hasil akhir pada siklus III menunjukkan perkembangan yang tidak begitu besar dari hasil siklus II. Kesimpulannya model pembelajaran Van Hiele efektif meningkatkan hasil belajar matematika. 2. Skripsi Dwita Tyasti Asri dengan judul “Penerapan Pembelajaran Geometri Van Hiele pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Segiempat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sumberpucung”. Dengan hasil pada siklus 1 presentase banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 81,25% sedangkan pada siklus 2 presentase banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 96,875%. Kesimpulannya
pembelajaran dengan geometri Van Hiele dalam penelitian
berhasil. 3. Skripsi Rini Sofiyanti dengan judul “Penerapan Pembelajaran Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Bangun Segiempat Kelas VII di SMP Taman Siswa (Taman Dewasa) Malang”. Dengan hasil nilai rata-rata peserta didik meningkat 6,6 poin, hasil belajar peserta didik meningkat 11,9 %, penilaian kegiatan guru dan peserta didik dalam melakukan kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 10,55% dan 5,5% dari siklus I ke siklus II. Kesimpulannya pembelajaran berdasarkan tahap berpikir Van Hiele pada pembelajaran geometri dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
C. Model Pembelajaran Van Hiele dengan Alat Peraga Efektif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar berarti suatu proses mendapatkan pengetahuan sehingga mampu mengubah tingkah laku manusia, sedangkan pembelajaran berarti upaya untuk membelajarkan peserta didik. Hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran.
28
Untuk meningkatkan hasil belajar, dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya memperhatikan teori-teori yang mendukung pembelajaran. Seperti teori belajar menurut Piaget yang mengemukakan bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Guru seyogyanya memahami tahap-tahap perkembangan anak didiknya, serta memberikan materi pelajaran dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahap-tahap tersebut.50 Dan teori belajar menurut Bruner yang mengemukakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu aturan melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya.51 Selain teori belajar tersebut khususnya untuk pembelajaran geometri, ada teori yang mendukung yaitu teori pembelajaran geometri menurut van Hiele. Van Hiele mengemukakan bahwa dalam mempelajari geometri, seseorang akan melalui lima tingkatan pemikiran geometris yaitu visualisasi, analisis, deduksi formal, deduksi, dan ketepatan.52 Model pembelajaran yang sesuai dengan teori-teori tersebut adalah model pembelajaran Van Hiele. Model pembelajaran ini mencakup lima fase yaitu fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Pada fase orientasi langsung, dituntut adanya alat peraga.53 Alat peraga adalah alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif.54 Dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik sering dihadapkan oleh berbagai masalah yang sering berganti-ganti. Oleh karena itu peserta didik harus dibiasakan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Seluruh rangkaian dan langkah pemecahan 50
Prasetya Irawan, et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, (Pusat Antar Universitas, 1996), hlm. 9. 51
Prasetya Irawan, et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, (Pusat Antar Universitas, 1996), hlm. 11. 52
John A. Van de Walle, Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, (Jakarta: Erlangga, 2008), jil. II, hlm. 151-154. 53
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam diakses 11 http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, Desember 2010. 54
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2009), hlm. 99.
29
masalah merupakan latihan dalam menghadapi segala masalah yang terjadi. Dengan adanya masalah, peserta didik dapat belajar memecahkannya. Materi Bangun Ruang Sisi Datar merupakan materi yang mencakup kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran Van Hiele adalah merupakan model yang dapat mendidik peserta didik berpikir secara sistematis, mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu masalah yang dihadapi, dan dapat belajar menganalisis suatu masalah. Pembelajaran
matematika
Bangun
Ruang
Sisi
Datar
dengan
model
pembelajaran Van Hiele akan dilakukan sebagai berikut. Fase 1: dengan tanya jawab guru menyampaikan pengertian kubus, balok, luas permukaan, dan volume bangun ruang. Fase 2: peserta didik membuka alat peraga tersebut sesuai dengan instruksi guru sehingga dapat membentuk jaring-jaring. Fase 3: peserta didik menemukan cara menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang. Fase 4: peserta didik menemukan cara menghitung luas permukaan bangun dan volume bangun ruang yang lain dengan menghubungkan dengan cara menghitung luas permukaan dan volume bangun ruang yang sudah ditemukan pada fase 3. Fase 5: peserta didik mempersentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan dengan dipandu oleh guru menyimpulkan materi yang dipelajari.55 Dengan melakukan strategi pembelajaran sesuai skenario di atas diharapkan apabila peserta didik diberikan tes hasil belajar maka hasil belajar yang dicapai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Van Hiele diharapkan akan lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang tidak menggunakan model pembelajaran Van Hiele.
55
AL. Kristiyanto, “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematika-berdasar-teori.html, diakses 11 Desember 2010.
30
D. Rumusan Hipotesis Berdasarkan permasalahan dan kajian pustaka di atas, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Darussalam Kroya tahun pelajaran 2010/2011.
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metode penelitian kuantitatif yang dilakukan merupakan metode eksperimen yang berdesain “posttest-only control design”, karena tujuan dalam penelitian ini untuk mencari pengaruh treatment. Adapun pola desain penelitian ini sebagai berikut. R R
X
O1 O2
Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1:O2).1
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: CV Alfabeta, 2008), hlm. 112.
32
Skema penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Data nilai mid matematika semester gasal kelas VIII MTs Darussalam Uji normalitas dan homogenitas Secara random cluster dipilih 3 kelas. Dari 3 kelas dipilih 2 kelas untuk uji kesamaan dua rata-rata Kelas VIII B dengan model pembelajaran Van hiele sebagai kelas eksperimen
Kelas VIII C sebagai kelas uji coba
Kelas VIII A dengan model pembelajaran biasa
Uji coba instrumen tes
PBM pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Tes tentang materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar
Analisis untuk menentukan instrumen
Analisis tes tentang materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar Membandingkan tes tentang materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar dari kelas eksperimen dengan kelas kontrol
Menyusun hasil penelitian
Gambar 7.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs Darussalam Kroya Cilacap. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011.
33
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”2 Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII MTs Darussalam Kroya Cilacap tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 112 peserta didik yang terbagi dalam 3 kelas yaitu: a. kelas VIII A sebanyak 28 peserta didik, b. kelas VIII B sebanyak 41 peserta didik, dan c. kelas VIII C sebanyak 43 peserta didik. 2. Sampel “Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”3 3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster random sampling yaitu dari keseluruhan kelas diambil dua kelas secara acak. Pengambilan dilakukan secara acak karena keadaan dari masing-masing kelas relatif sama. Asumsi tersebut didasarkan pada alasan bahwa peserta didik mendapatkan materi berdasarkaan kurikulum yang sama, peserta didik yang menjadi obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak berdasarkan ranking. Pertimbangan yang lain didasarkan pada uji normalitas, homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata. Data nilai awal yang digunakan adalah nilai mid semester gasal.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 130. 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 131.
34
Tujuan tiga analisis tersebut adalah sebagai uji prasyarat dalam menentukan obyek penelitian. a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian normalitasnya menggunakan rumus Chi-kuadrat. Langkah-langkah kerja. 1) Mencari skor terbesar dan terkecil. 2) Mencari nilai Rentangan (R). Skor terbesar – Skor terkecil 3) Mencari Banyaknya Kelas (BK). 1 3,3 log (Rumus Sturgess)
4) Mencari nilai panjang kelas . =
5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong. 6) Mencari rata-rata (mean). =
∑
Keterangan: = rata-rata (mean)
= frekuensi
= nilai tengah
= jumlah total frekuensi
7) Mencari simpangan baku (standard deviasi). =
.∑ ! "∑ ! ."#
Keterangan: = simpangan baku (standard deviasi) = frekuensi
= nilai tengah
= jumlah total frekuensi
35
8) Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara. a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5. b) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus: &=
'(') *+')", )
c) Mencari luas 0 - & dari Tabel Kurve Normal dari 0 - & dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 - & yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya. e) Mencari frekuensi yang diharapkan . dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden. 9) Mencari chi-kuadrat hitung /0 1 2(34 5. 0 1 = ∑7 8#
6"*1 *
10) Membandingkan 0 1 2(34 dengan 0 1 ('9*+
Dengan membandingkan 0 1 2(34 dengan nilai 0 1 ('9*+ untuk : 0,05 dan derajad kebebasan ;< < - 1.
Jika 0 1 2(34 = 0 1 ('9*+ , artinya distribusi data tidak normal dan Jika 0 1 2(34 > 0 1 ('9*+ , artinya data berdistribusi normal.4
b. Uji homogenitas Di samping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel juga perlu
4
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 121-124.
36
dilakukan, yakni seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.5 Ada bermacam-macam cara untuk mengadakan pengujian homogenitas sampel, namun dalam penelitian ini digunakan varians terbesar dibanding varians terkecil menggunakan Tabel F. Langkah-langkah kerja. 1) Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus: ?2(34 =
@'A') (*A9*)'A @'A') (*A7*B+
2) Membandingkan nilai ?2(34 dengan ?('9*+ , dengan rumus: ;< pembilang = - 1 (untuk varians terbesar)
;< penyebut = - 1 (untuk varians terkecil)
Taraf signifikan : 0,05, maka dicari pada Tabel F. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika ?2(34 = ?('9*+ , berarti tidak homogen Jika ?2(34 > ?('9*+ , berarti homogen6
c. Uji kesamaan dua rata-rata Uji kesamaan rata-rata pada tahap awal digunakan untuk menguji apakah ada kesamaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah uji kesamaan dua rata-rata adalah sebagai berikut. 1) Menentukan rumusan hipotesisnya yaitu: H0: C# C1 (tidak ada perbedaan rata-rata awal kedua kelas sampel)
H1: C# D C1 (ada perbedaan rata-rata awal kedua kelas sampel) 2) Menentukan statistik yang digunakan yaitu uji-t dua pihak. 3) Menentukan taraf signifikan yaitu : 5%.
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 320-321. 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 120.
37
4) Kriteria pengujiannya adalah terima H0 apabila-F('9*+ G F2(34 G F('9*+ , #
dimana F('9*+ diperoleh dari daftar distribusi Student dengan peluang /1 - :5 dan ;< # 1 - 2.
1
5) Menentukan statistik hitung menggunakan rumus: F=
,I ",! I
I
). K J J I
!
dengan 1 =
I "#)I ! K! "#)! ! I K! "1
Keterangan: # = rata-rata data kelas eksperimen 1 = rata-rata data kelas kontrol
# = banyaknya data kelas eksperimen
1 = banyaknya data kelas kontrol
1 = simpangan baku gabungan
Menarik kesimpulan yaitu jika-F('9*+ G F2(34 G F('9*+ , maka kedua kelas
mempunyai rata-rata sama.7
D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.8 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat.9 Dalam penelitian ini, yang
7
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Transito, 2002), hlm. 239.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2008), hlm. 38.
38
menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga. Dan indikatornya adalah: a. Pengetahuan awal peserta didik mengenai topik yang dibahas. b. Topik dipelajari melalui alat-alat yang disiapkan (alat peraga). c. Keberanian peserta didik dalam menyatakan pandangan atau pendapat dengan bahasa yang tepat. d. Cara peserta didik untuk menyelesaikan soal. e. Kesimpulan peserta didik mengenai materi yang dipelajari. 2. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.10 Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs Darussalam dalam materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Metode Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.11 Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh keterangan mengenai masalah yang terjadi dalam pembelajaran matematika di kelas VIII MTs Darussalam Kroya.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2008) hlm. 39. 10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta, 2008) hlm. 39. 11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 155.
39
2. Metode Dokumentasi “Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.”12 Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai nilai mid semester gasal mata pelajaran matematika kelas VIII MTs Darussalam Kroya sebagai data awal. 3. Metode Observasi “Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera.”13 Metode observasi menggunakan lembar pengamatan untuk mengamati kegiatan peserta didik yang diharapkan muncul dalam pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga. 4. Metode Tes “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”14 Metode ini dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar yaitu dengan dilakukan tes, yaitu tes uraian. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 158. 13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 156. 14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 150.
40
F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam suatu penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian. 1. Validitas Karakteristik pertama dan memiliki peranan sangat penting dalam instrument evaluasi, yaitu karakteristik valid (validity). Validitas suatu instrumen evaluasi, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.15 Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrument dengan rumus Pearson Product Moment adalah. L2(34 =
∑ M"∑ ·∑ M
OP·∑ ! "∑ ! Q·P·∑ M ! "∑ M! Q
Dimana: L2(34 = koefisien korelasi
∑
= jumlah skor item
∑R
= jumlah skor total (seluruh item)
= jumlah responden
Setelah diperoleh nilai L2(34 selanjutnya dibandingkan dengan hasil L pada
tabel product moment dengan taraf signifikan 5%. Butir soal dikatakan valid jika L2(34 S L('9*+ . Jika instrumennya itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
15
Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
hlm. 30.
41
Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)16 2. Reliabilitas Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama.17Dalam penelitian ini menghitung reliabilitas soal menggunakan rumus Alpha Cronbach. Langkah-langkah kerja. a. Menghitung varians masing-masing item soal YZL =
∑ , ! "/
∑ [ ! 5 J
"#
b. Kemudian menjumlahkan varians semua item c. Menghitung varians skor total d. Masukkan nilai Alpha dengan rumus:
5 /1 "#
L##= /
∑ \ ! \] !
5
Keterangan: L## = koefisien reliabilitas internal seluruh item
= banyaknya item
^ 1 = varians item soal
^( 1 = varians skor total
e. Mencari L('9*+ apabila diketahui signifikansi : 0.05 dan ;< - 1
f. Membuat keputusan membandingkan L## dengan L('9*+ Kaidah keputusan: Jika L## S L('9*+ berarti reliabel
Jika L## G L('9*+ berarti tidak reliabel18
16
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 98. 17
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm.
90. 18
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 117-118.
42
3. Tingkat Kesukaran Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui dari tingkat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masingmasing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.19 Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal uraian dapat digunakan rumus:20 _=
∑,
\` a
Keterangan: _
= proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
∑
= banyaknya peserta tes yang menjawab benar
^b
= skor maksimum
c
= jumlah peserta tes Cara menafsirkan angka tingkat kesukaran menurut Witherington dalam
bukunya yang berjudul Psychological Education yang dikutip oleh Anas Sudijono adalah sebagai berikut:21 Besarnya Tigkat Kesukaran
Interpretasi
Kurang dari 0,25
Terlalu sukar
0,25-0,75
Cukup (sedang)
Lebih dari 0,75
Terlalu mudah
4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah daya dalam mebedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah.22
19
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 370. 20
Sumarman Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes (Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 12. 21
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 373.
43
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.23 d =
ef"eg
\76A b'7)b'+
Keterangan: DB
: daya beda
MH
: rata-rata dari kelompok atas
ML
: rata-rata dari kelompok bawah Cara menafsirkan daya beda adalah:24 Besarnya DB
Klasifikasi
Kurang dari 0,20
Poor (jelek)
0,21 – 0,40
Satisfactory (cukup)
0,41 – 0,70
Good (baik)
0,71 – 1,00
Exellent (baik sekali)
Bertanda negatif
Butir soal dibuang
5. Analisis Data Tahap Akhir a. Uji Normalitas Pada analisis tahap akhir, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak setelah dilakukan tindakan. Langkah-langkah pengujian normalitasnya sama dengan langkah pada teknik pengambilan sampel. b. Uji Homogenitas Pada analisis tahap akhir, uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen setelah dilakukan tindakan.
22
Sumarman Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes (Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 23. 23
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 211. 24
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 389.
44
Langkah-langkah pengujian homogenitasnya sama dengan langkah pada teknik pengambilan sampel. c. Uji Perbedaan Rata-rata Pada analisis tahap akhir ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus t-test dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika varians kedua kelas sama h# 1 h1 1 , rumus yang digunakan adalah: H0 : C# > C1
H1 : C# S C1 dengan:
C# = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga C1 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar tanpa menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut. F=
,I ",!
i I I J KJ I !
dengan: = 1
I "#)I ! K! "#)! ! I K! "1
Keterangan: #
1
#
1
# 1
1 1
1
: skor rata-rata dari kelompok eksperimen : skor rata-rata dari kelompok kontrol : banyaknya subyek kelompok eksperimen : banyaknya subyek kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol : varians gabungan
Kriteria pengujian: H0 ditolak jika F2(34 = F('9*+ dengan
45
;< # 1 - 2 dan peluang 1 - : dan H0 diterima untuk harga F lainnya.25 2) Jika varians kedua kelas berbeda h# 1 D h1 1 , rumus yang digunakan: Fj =
,I ",!
i !
i !
k I lKk ! l JI J!
Keterangan: #
1
#
1
# 1
1 1
: skor rata-rata dari kelompok eksperimen : skor rata-rata dari kelompok kontrol : banyaknya subyek kelompok eksperimen : banyaknya subyek kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen : varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian: H0 diterima jika: F j G H0 ditolak jika F j = dengan n#
)I ! I
mI (I Km! (! mI K(I
mI (I Km! (! mI Km!
, n1
F1 F#"o! "#.26
dan
)! ! !
, F# F#"oI "# , dan
25
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Transito, 2002), hlm. 239-240.
26
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Transito, 2002), hlm. 241.
46
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen terbagi dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen (kelas VIII B) dan kelas kontrol (kelas VIII A). Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2011 - 29 Maret 2011 di MTs Darussalam Kroya. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan wawancara dengan guru matematika kelas VIII MTs Darussalam Kroya untuk mengetahui tentang permasalahan yang terjadi pada pembelajaran selama ini dan kemudian menentukan materi. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Bangun Ruang Sisi Datar. Selanjutnya dengan metode dokumentasi, peneliti memperoleh data nilai mid semester gasal mata pelajaran matematika kelas VIII. Kemudian sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, peneliti menyusun rencana pembelajaran. Pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah menggunakan model pembelajaran Van Hiele, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran yang dimana guru sebagai pusat belajar. Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh data nilai posstest dari hasil tes setelah dikenai treatment. Untuk kelas eksperimen dikenai treatment dengan model pembelajaran Van Hiele. Sedangkan kelas kontrol tidak dikenai treatment. Data nilai tersebut yang akan dijadikan ukuran untuk menjawab hipotesis pada penelitian ini. Adapun nilai posstest peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada lampiran 34-35.
B. Analisis Data 1. Analisis Awal a. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data tahap awal, digunakan nilai mid semester gasal kelas VIII. Statistik yang digunakan adalah Chi-Kuadrat.
47
Hipotesis
: Data berdistribusi normal
: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis ∑
Kriteria Pengujian
diterima jika
Berikut hasil perhitungan nilai awal untuk kelas VIII A sampai VIII C. Tabel 5.
Hasil Perhitungan Nilai Awal Kelas
1.
VIII A
2. 3.
No.
"#
%$Keterangan
9,09
11,0705
Normal
VIII B
8,36
11,0705
Normal
VIII C
5,35
11,0705
Normal
!
Contoh perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 18-20. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini digunakan varians terbesar dibanding varians terkecil menggunakan Tabel F. Hipotesis
: Data homogen
: Data tidak homogen Kriteria pengujian
Jika & & , berarti homogen
48
Tabel 6. Nilai Varians Sumber variasi
Kelas VIII A
Kelas VIII B
Kelas VIII C
Jumlah
1051
1632
1754
'
28
41
43
37,54
39.80
40,79
Varians (* )
31,59
31,91
42,55
Standar deviasi (*)
5,62
5,65
6,52
()
Varians terbesar = 42,55 Varians terkecil = 31,59
& =
=
234 3 43 234 3 6
7,88 9,8:
= 1,347
<= pembilang = 43 > 1 42
<= penyebut = 28 > 1 27
@ 0,05
& 1,829
Dengan demikian & 1,347 & 1,829. Ini berarti
diterima sehingga hasil belajar Matematika antara ketiga kelas tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Uji kesamaan rata-rata pada tahap awal digunakan untuk menguji apakah ada kesamaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis
H0: B B (perbedaan rata-rata tidak signifikan)
H1: B C B (perbedaan rata-rata signifikan)
49
Karena telah diketahui bahwa kedua sampel homogen D D , maka statistik t yang digunakan adalah: E=
FG FH G
G
4.JK LK G H
Kriteria Pengujian
diterima jika: >E M E M E Tabel 7. Kesamaan Rata-rata
E=
=
=
Sampel
O N
P
Eksperimen
39,80
31,91
41
Kontrol
37,54
31,59
28
s 5,6375
FG FH
G G L KG KH
4.J
9:,Q9R,87
G G TG HU
8,S9R8J L
,S ,9Q
= 1,64
Dengan @ 5% dan
<= 41 X 28 > 2 67 diperoleh E,:R8;SR
2,293. Karena>E,:R8;SR 2,293 M E 1,64 M E,:R8;SR 2,293, maka kedua kelas mempunyai rata-rata yang sama. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. 2. Analisis Uji Coba a. Validitas
Soal tes uji coba terdiri dari 10 buah soal uraian, dengan n = 39 dan taraf
nyata @ 5% diperoleh Z 0,267. Soal dikatakan valid jikaZ [ Z . Hasil perhitungan validitas soal uraian diperoleh sebagai berikut.
50
Tabel 8. Analisis Validitas Butir Soal No. Butir
\
!
\"#
%$Perbandingan
Keterangan
Z [ Z
Valid
1
0,694
0,267
2
0,713
0,267
3
-0,175
0,267
4
0,525
0,267
5
0,633
0,267
6
0,488
0,267
7
0,656
0,267
8
0,121
0,267
9
0,546
0,267
10
0,731
0,267
Z [ Z Z M Z Z [ Z Z [ Z Z [ Z Z [ Z Z M Z Z [ Z Z [ Z
Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Diperoleh 8 soal yang valid. Contoh perhitungan validitas soal dapat dilihat pada lampiran 25. b. Reliabilitas Dengan menggunakan rumus:
^ ]1 >
Z= ] bcZ =
∑ F` H ]
∑ _` H
∑ d` H ^ K
_a H
^
Tabel 9. Varians Tiap Item Butir
Varian
1
3.34
2
2.93
3
0.03
4
5.60
51
5
3.94
6
7.63
7
8.90
8
0,05
9
5.03
10
2.90
∑ D 3.34 X 2.93 X 0.03 X 5.60 X 3.94 X 7.63 X 8.90 X 0.05 X 5.03 X 2.90 = 40,35
D = e
Z = j
∑ g H K
∑ fH
e=e
j j1 >
QQ8:
7,98
GUGH H hi
9Q
e = 115,89
j= 0,72
8,Q:
Dengan @ 5% dan ' 39 diperoleh Z 0,264, karena Z 0,72 [
Z 0,264, maka soal reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26. c. Tingkat Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui dari tingkat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masingmasing butir item tersebut. Hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 10. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal No.
Tingkat
Butir Kesukaran
Keterangan
1
0,88
Mudah
2
0,87
Mudah
3
0,10
Sukar
4
0,71
Sedang
5
0,85
Mudah
6
0,41
Sedang
7
0,29
Sedang
52
8
0,11
Sukar
9
0,22
Sukar
10
0,22
Sukar
Contoh perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 27. d. Daya Beda Daya pembeda soal adalah daya dalam mebedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 11. Analisis Daya Pembeda Butir Soal No.
Daya
Butir
Pembeda
1
0,21
Cukup
2
0,22
Cukup
3
-0,01
Dibuang
4
0,21
Cukup
5
0,23
Cukup
6
0,26
Cukup
7
0,31
Cukup
8
0,00
Dibuang
9
0,21
Cukup
10
0,22
Cukup
Keterangan
Contoh perhitungan daya pembeda dapat dilihat pada lampiran 28.
53
Tabel 12. Hasil Analisis Tes No.
Validitas
Butir
Tingkat Kesukaran
Daya Beda
Keterangan
1
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
2
Valid
Mudah
Cukup
Dipakai
3
Tidak Valid
Sukar
Dibuang
Tidak Dipakai
4
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
5
Valid
Mudah
Jelek
Dipakai
6
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
7
Valid
Sedang
Cukup
Dipakai
8
Tidak Valid
Sukar
Dibuang
Tidak Dipakai
9
Valid
Sukar
Cukup
Dipakai
10
Valid
Sukar
Cukup
Dipakai
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh 8 soal yang valid. Sehingga, yang dipakai di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 9, 10. 3. Analisis Uji Akhir a. Uji Normalitas Statistik yang digunakan adalah Chi-Kuadrat. Hipotesis
: Data berdistribusi normal
: Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis ∑
Kriteria Pengujian
diterima jika
54
Tabel 13.
Hasil Perhitungan Nilai Akhir Kelas
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Nilai maksimal
71
66
Nilai minimal
36
20
()
57,55
39,78
Standar deviasi
10,96
10,43
Panjang kelas
6
8
Banyak kelas
6
6
'
40
27
10,72
8,40
Dari
hasil
perhitungan
untuk
kelas
eksperimen
diperoleh
10,72. Untuk @ 0,05, banyaknya data 40, dan <= untuk distribusi
Chi-Kuadrat 5, diperoleh 11,0705.
Karena, 10,72 M 11,0705 maka diterima, artinya
hasil belajar kelas eksperimen berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan untuk kelas kontrol diperoleh 8,40.
Untuk @ 0,05, banyaknya data 27, dan <= untuk distribusi Chi-Kuadrat 5,
diperoleh 11,0705.
Karena 8,40 M 11,0705, maka diterima, artinya
hasil belajar kelas kontrol berdistribusi normal. Contoh perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36-37. b. Uji Homogenitas Dalam penelitian ini digunakan varians terbesar dibanding varians terkecil menggunakan Tabel F. Hipotesis
: Data homogen
55
: Data tidak homogen Kriteria pengujian
Jika & & , berarti homogen Tabel 14. Nilai Varians Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
(VIII B)
(VIII A)
Jumlah
2302
1074
'
40
27
57,55
39,78
Varians (* )
120,20
108,87
Standar deviasi (*)
10,96
10,43
Sumber variasi
()
Varians terbesar = 120,20 Varians terkecil = 108,87 & =
234 3 43 234 3 6
, Q,QR
= 1,1041
<= pembilang = 40 > 1 39
<= penyebut = 27 > 1 26
@ 0,05
& 1,857
Dengan demikian & 1,1041 & 1,857. Ini berarti
diterima sehingga hasil belajar Matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38. c. Uji Perbedaan Rata-rata Hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi
56
normal dan homogen. Uji perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji-E satu pihak yaitu uji pihak kanan. Karena varians antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut: H0 : B B H1 : B [ B
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut. E=
FG FH
k G G JK LK G H
Kriteria Pengujian
diterima jika: E M El G LH Tabel 15. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata
E=
=
=
Sampel
NOm
P
Eksperimen
57,55
120,203
40
Kontrol
39,78
108,87
27
P 10,755
FG FH
k G G JK LK G H
8R,889:,RQ G
G
,R88JTnLHo R,RR
,SRQQ
= 6,6336
Hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen = 57,55 dan rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol = 39,78, dengan ' 40
dan ' 27 didapat E 6,6336. Taraf signifikansi
@ 5% dan <= 40 X 27 > 2 65, diperoleh E,:8;S8 1,997 dengan
57
demikian E [ E,:8;S8 .Ini berarti ditolak dan diterima, berarti ratarata hasil belajar matematika dengan model pembelajaran Van Hiele lebih baik dari rata-rata hasil belajar matematika dengan pembelajaran yang dimana guru sebagai pusat belajar. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 39.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan perhitungan E 4 , diperoleh E 6,6336, sedangkan
E,:8;S8 1,997. Hal ini menunjukkan bahwa E [ E,:8;S8 artinya rata-rata belajar matematika pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar yang diajar dengan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar matematika yang diajar dengan pembelajaran yang dimana guru sebagai pusat belajar. Ini dikarenakan dengan model pembelajaran Van Hiele peserta didik melalui lima fase pembelajaran yaitu fase informasi, fase orientasi langsung, fase penjelasan, fase orientasi bebas, dan fase integrasi. Fase-fase tersebut sesuai dengan pembelajaran geometri yang ideal. Dengan model pembelajaran Van Hiele dengan menggunakan alat peraga, peserta didik tidak hanya menerima begitu saja apa yang diajarkan oleh guru dan materi Bangun Ruang Sisi Datar mengena di benak peserta didik serta keterampilan proses yang ada dapat berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan Tempat Penelitian Penelitian yang peneliti laksanakan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu MTs Darussalam Kroya untuk dijadikan tempat penelitian. Apabila ada hasil penelitian di tempat lain yang berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang dari hasil penelitian yang peneliti laksanakan.
58
2.
Keterbatasan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu yang singkat ini
termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat mempersempit ruang gerak peneliti. Sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang peneliti laksanakan. 3.
Keterbatasan dalam Objek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti tentang pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Van Hiele pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar pada kompetensi dasar menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Dari berbagai keterbatasan yang peneliti paparkan di atas maka dapat dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang dilaksanakan di MTs Darussalan Kroya. Meskipun hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam melasanakan penelitian ini, peneliti bersyukur penelitian ini dapat terlaksanakan dengan lancar.
59
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari rata-rata nilai peserta didik dapat disimpulkan bahwa nilai kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Rata-rata ini ditunjukkan dari rata-rata nilai tes kelas eksperimen sebesar 57,55 dan kelas kontrol sebesar 39,78. Sedangkan Uji perbedaan rata-rata uji satu pihak memberikan hasil 6,6336, sedangkan ,; 1,997. Hal ini menunjukkan bahwa ,; , maka dapat disimpulkan hasil belajar Matematika peserta didik pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar dengan menggunakan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga lebih baik dari pada hasil belajar peserta didik mengunakan model pembelajaran dimana guru sebagai pusat belajar. Penggunaan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi pokok Bangun Ruang Sisi Datar kelas VIII MTs Darussalam Kroya di mana sebelum eksperimen nilai rata-ratanya kurang dari 55 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen setelah eksperimen sebesar 57,55. Nilai rata-rata ini lebih dari KKM yaitu sebesar 55.
B. Saran Mengingat pentingnya model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga dalam suatu pembelajaran geometri dan sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan model Van Hiele dengan alat peraga diharapkan menjadi alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika terutama materi Geometri dan Pengukuran yang dilaksanakan di MTs Darussalam Kroya. 2. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Van Hiele dengan alat peraga sebaiknya guru harus mempersiapkannya dengan baik dan pendidik mengetahui kemampuan peserta didik. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut guna pengambangan dan peningkatan pembelajaran yang telah ada.
60
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. -------, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV Toha Putra, 1989. Ferdianto, Ferry, “Model Pembelajaran Van Hiele”, dalam http://ferrymath.blogspot.com/2010/03/pembelajaran-geometri-berdasarkantahap.html, diakses 11 Desember 2010. Irawan, Prasetya, et. al., Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar, Pusat Antar Universitas, 1996. Kristiyanto, AL., “Pembelajaran Matematika Berdasar Teori Belajar Van Hiele”, dalam http://kris-21.blogspot.com/2007/12/pembelajaran-matematikaberdasar-teori.html, diakses 11 Desember 2010. Muhsetyo, Gatot, dkk, Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Mushthafa Al-Maraghi, Ahmad, Terjemah Tafsir Al-Maraghi, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1992. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009. Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996. Purwoko, “Teori Belajar Van Hiele”, dalam edywihardjo.blog.unej.ac.id/…/download.php?...PengembanganPembelajaran Matematika…, diakses 10 Desember 2010. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, 2008. Siswono, Tatag Yuli Eko & Netti Lastiningsih, Matematika SMP dan MTs untuk Kelas VIII Semester 2, Jakarta: Erlangga, 2007. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Transito, 2002. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset, 2009. -------, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: CV Alfabeta, 2008. -------, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: CV Alfabeta. 2008. Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksar, 2009. Surapranata, Sumarman, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes (Implementasi Kurikulum 2004), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Van de Walle, John A., Matematika Sekolah Dasar dan Menengah, Jilid II, Jakarta: Erlangga, 2008.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Wiwi Susanti
2. Tempat & Tgl. Lahir
: Cilacap, 06 Juli 1989
3. NIM
: 073511068
4. Alamat Rumah
: Karang Nangka RT 01/ RW 01 Binangun, Cilacap
HP
:-
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal
:
a. TK Dharma Wanita Karang Nangka b. SD N Karang Nangka c. SMP N 1 Nusawungu d. SMK YPE Kroya 2. Pendidikan Non-Formal : C. Prestasi Akademik
:-
D. Karya Ilmiah
:-
Semarang, Juni 2011
Wiwi Susanti NIM : 073511068
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan
: MTs Darussalam Kroya Cilacap
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar
: 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator
: 5.3.1. Dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok 5.3.2. Dapat menentukan volume kubus dan balok
PERTEMUAN KE-1: Indikator 1
I.
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan rumus, peserta didik dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok dengan benar
II. Materi Ajar: Luas Permukaan Kubus dan Balok Ringkasan Materi
Misalnya kubus ABCD EFGH memiliki ukuran rusuk AB = , lebar BC = , dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
s
D
Keterangan: = sisi
C s A
s
B
Luas permukaan kubus ABCD EFGH = luas seluruh sisi-sisi kubus = luas ABCD + luas EFGH+ luas
BCGF + luas ADHE + luas ABFE + luas DCGH
6
Misalnya balok ABCD EFGH memiliki ukuran panjang AB = , lebar BC = ,
dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
Keterangan: = panjang = lebar = tinggi
t
D C A
l B
p
Luas permukaan balok ABCD EFGH = luas seluruh sisi-sisi balok = luas ABCD + luas EFGH + luas ABFE + luas DCGH + luas BCGF + luas ADHE
=
= 2 2 2 = 2
III. Metode Pembelajaran: model pembelajaran Van Hiele
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian Kegiatan Pembelajasran
No.
Peserta Didik
Waktu
Kegiatan Awal 1
Berdoa bersama dan persensi
2
Apersepsi:
mengingat
kembali
definisi
k
5 menit
k
5 menit
jaring-jaring kubus dan balok 3 4
Motivasi:
mengaitkan
materi
dengan
kehidupan sehari-hari Menyampaikan tujuan pembelajaran
k
3 menit
k
2 menit
k
5 menit
g
5 menit
g
5 menit
g
5 menit
g
10 menit
g
10 menit
k
10 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi 5
Peserta didik dibentuk menjadi 4 kelompok dengan posisi duduk melingkar Guru memberikan alat peraga berbentuk
6
kubus dan balok beserta lembar LKPD kepada masing-masing kelompok Informasi:
7
dengan
tanya
jawab
guru
menyampaikan pengertian luas permukaan bangun ruang Elaborasi Orientasi langsung: peserta didik membuka
8
alat peraga berbentuk kubus sesuai dengan petunjuk guru sehingga membentuk jaringjaring kubus Penjelasan: dengan berdiskusi peserta didik
9
menemukan
cara
menghitung
luas
permukaan kubus Orientasi bebas: dengan menghubungkan 10
dengan luas permukaan kubus, peserta didik menemukan
cara
menghitung
luas
permukaan balok Konfirmasi 11
Integrasi:
Masing-masing
kelompok
menunjuk salah satu anggota kelompok
untuk
mempresentasikan
peserta
didik
lain
hasil
diskusi,
mendengarkan
dan
memperhatikan 12
Peserta didik kembali ke posisi semula
k
5 menit
k
5 menit
i
10 menit
Penutup Dengan dipandu oleh guru, peserta didik
13
menyimpulkan materi yang dipelajari
14
Guru memberikan kuis dan tugas rumah
Keterangan: i= individu, k= klasikal, g= group
V. Bahan Ajar: Buku paket matematika kelas VIII, alat peraga berbentuk kubus dan balok
VI. Penilaian: 1.
2.
3.
Prosedur Tes -
Tes awal: ada
-
Tes proses: ada
-
Tes akhir: ada
Jenis Tes -
Tes awal: lisan
-
Tes proses: pengamatan
-
Tes akhir: tertulis
Alat Tes : terlampir
Semarang, 09 Maret 2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
MTs Darussalam Kroya
Masni Afiati, S. Ag.
Wiwi Susanti
NIP: 19680710 199603 2 001
NIM: 073511068
Kepala Sekolah MTs Darussalam Kroya
Drs. H. Yahya, M. A. NIP: 131371782
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Tujuan: a.
Peserta didik dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok
b.
Peserta didik dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok
Luas Permukaan Kubus dan Balok
1.
Perhatikan alat peraga bangun ruang yang diberikan. Dan jawablah pertanyaan di bawah ini:
2.
a.
Bentuk bangun tersebut adalah …
b.
Bentuk sisinya adalah …
c.
Jumlah sisinya ada …
Buatlah bangun tersebut membentuk sebuah jaring-jaring! Dan hitung luas permukaannya! Luas permukaan suatu bangun adalah jumlah luas seluruh sisi-sisi yang membatasi bangun tersebut. Maka luas permukaan bangun tersebut = jumlah luas seluruh sisi
= jumlah sisi luas sisi berbentuk …
= … … 3.
Misalnya bangun tersebut adalah kubus ABCD EFGH memiliki ukuran panjang AB = , lebar BC = , dan tinggi CG = . H
G F
E
s
D
C s A
s
B
Maka luas permukaan kubus ABCD EFGH = luas seluruh sisi-sisi kubus = luas ABCD + luas …+ luas … + luas … + luas … + luas …
=… … … … … …
… … … … … …
= 6 … … 4.
Dari cara menghitung luas permukaan kubus di atas maka untuk menghitung luas permukaan balok ABCD EFGH: H
G F
E
t
D C A
l p
Luas permukaan balok
B
= luas seluruh sisi-sisi balok = luas ABCD + luas … + luas … + luas … + luas … + luas …
=… … … … … … … …
… … … …
= 2… … 2… … 2… …
Kesimpulan:
Luas permukaan kubus = … … …
Luas permukaan balok =2… . . 2… … 2… …
Alat Tes
-
Tes awal: a. Apa definisi kubus dan balok? b. Apa definisi jaring-jaring kubus dan balok?
-
Tes proses: No.
1. 2. 3. 4.
Nilai
Indikator Keaktifan
1 peserta
didik
2
3
4
dalam
mengerjakan tugas dalam kelompok Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
peserta
didik
dalam
mengeluarkan pendapat Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah maksimal skor = 16 Nilai = -
Tes akhir: kuis a. Sebuah kardus pembungkus kado berbentuk kubus dengan panjang rusuk 14 cm. Bagian luarnya dilapisi kertas kado sampai rapat. Berapa luas kertas kado yang diperlukan untuk melapisi kardus tersebut? b. Dua buah balok masing-masing ukurannya adalah: Balok 1: 6 cm, 4 cm, dan 5 cm
Balok 2: 12 cm, 8 cm, dan 10 cm Tentukan perbandingan luas permukaan kedua balok tersebut! -
Tugas rumah : pelajari materi volume kubus dan balok
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan
: MTs Darussalam Kroya Cilacap
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar
: 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator
: 5.3.1. Dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok 5.3.2. Dapat menentukan volume kubus dan balok
PERTEMUAN KE-2: Indikator 2
VII. Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan rumus, peserta didik dapat menghitung volume kubus dan balok dengan benar
VIII.
Materi Ajar: Volume Kubus dan Balok
Ringkasan Materi
Misalnya kubus ABCD EFGH memiliki ukuran rusuk AB = , lebar BC = , dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
s
D
C s A
s
Volume kubus
B
= sisi sisi sisi
Keterangan: = sisi
Misalnya balok ABCD EFGH memiliki ukuran panjang AB = , lebar BC = ,
dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
Keterangan: = panjang = lebar = tinggi
t
D C l
A
B
p
Volume balok
= panjang lebar tinggi
=
IX. Metode Pembelajaran: model pembelajaran Van Hiele
X. Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian Kegiatan Pembelajaran
No.
Peserta Didik
Waktu
Kegiatan Awal 1 2
3 4
Berdoa bersama dan persensi Apersepsi:
mengingat
kembali
luas
permukaan kubus dan balok Motivasi:
mengaitkan
materi
kehidupan sehari-hari Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti Eksplorasi
dengan
k
5 menit
k
5 ment
k
3 menit
k
2 menit
5
Peserta didik dibentuk menjadi 4 kelompok dengan posisi duduk melingkar
k
5 menit
g
5 menit
g
5 menit
g
5 menit
g
10 menit
g
10 menit
k
10 menit
k
5 menit
k
5 menit
i
10 menit
Guru memberikan alat peraga berbentuk 6
kubus dan balok beserta lembar LKPD kepada masing-masing kelompok Informasi:
7
dengan
tanya
jawab
guru
menyampaikan pengertian volume bangun ruang Elaborasi Orientasi
8
langsung:
peserta
didik
menggunakan alat peraga berbentuk kubus sesuai dengan petunjuk guru
9
Penjelasan: dengan berdiskusi peserta didik menemukan cara menghitung volume kubus Orientasi bebas: dengan menghubungkan
10
dengan
volume
kubus,
peserta
didik
menemukan cara menghitung volume balok Konfirmasi Integrasi:
Masing-masing
kelompok
menunjuk salah satu anggota kelompok 11
untuk
mempresentasikan
peserta
didik
lain
hasil
diskusi,
mendengarkan
dan
memperhatikan 12
Peserta didik kembali ke posisi semula
Penutup 13 14
Dengan dipandu oleh guru, peserta didik menyimpulkan materi yang dipelajari Guru memberikan kuis dan tugas rumah
Keterangan: i= individu, k= klasikal, g= group
XI. Bahan Ajar: Buku paket matematika kelas VIII, alat peraga berbentuk kubus dan balok
XII. Penilaian: 4.
5.
6.
Prosedur Tes -
Tes awal: ada
-
Tes proses: ada
-
Tes akhir: ada
Jenis Tes -
Tes awal: lisan
-
Tes proses: pengamatan
-
Tes akhir: tertulis
Alat Tes: terlampir
Semarang, 23 Maret 2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran MTs Darussalam Kroya
Peneliti
Masni Afiati, S. Ag. NIP: 19680710 199603 2 001
Wiwi Susanti NIM: 073511068 Kepala Sekolah MTs Darussalam Kroya
Drs. H. Yahya, M. A. NIP: 131371782
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Tujuan: c.
Peserta didik dapat menemukan rumus volume kubus dan balok
d.
Peserta didik dapat menghitung volume kubus dan balok
Volume Kubus dan Balok
a.
Perhatikan alat peraga 1.
Kubus besar
2.
Balok besar
3.
Kubus-kubus kecil yang terbuat dari kayu disebut kubus satuan dengan volume 1 satuan volume.
b.
Petunjuk penggunaan alat peraga untuk menemukan rumus volume kubus 1.
Masukkan kubus satuan ke dalam kubus besar sampai penuh.
Gambar 1 2.
Hitung jumlah kubus satuan pada sisi panjang, lebar, dan tingginya. -
sisi panjang = … kubus satuan
-
sisi lebar
= … kubus satuan
-
sisi tinggi
= … kubus satuan
Selanjutnya untuk menentukan volume dikalikan ketiganya sehingga menjadi:
Volume kubus besar = panjang kubus lebar kubus tinggi kubus = …… …
= … kubus satuan
3.
Untuk membuktikan hasilnya, hitung jumlah seluruh kubus satuan yang ada dalam kubus besar.
4.
Contoh: Misalnya sebuah kubus memiliki panjang 5 cm, lebar 5 cm, dan tinggi 5 cm. Hitunglah volumenya! Jawab:
Volume kubus = … … … =…
5.
Karena panjang, lebar, dan tinggi kubus sama. Dan jika panjang kubus = ,
lebar kubus = , dan tinggi kubus = , maka: Volume kubus = … … … = …
6.
Dari cara menemukan rumus volume kubus di atas, maka dengan cara yang
sama jika panjang balok = , lebar balok = , dan tinggi balok = , diperoleh:
Volume balok = … … …
Gambar 2 Kesimpulan:
Volume kubus = … … … = …
Volume balok = … … …
Alat Tes
-
Tes awal: a. Bagaimana menghitung luas permukaan kubus? b. Bagaimana menghitung luas permukaan balok?
-
Tes proses: No.
1. 2. 3. 4.
Nilai
Indikator Keaktifan
peserta
1 didik
2
3
4
dalam
mengerjakan tugas dalam kelompok Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
peserta
didik
dalam
mengeluarkan pendapat Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah maksimal skor = 16 Nilai = -
Tes akhir: kuis
a. Hitunglah volume sebuah kubus yang memiliki luas sisi 1.176 cm2! b. Sebuah bak air panjangnya 2 m, lebar 1,5 m, dan tingginya 1 m. Bila bak itu diisi air penuh, maka berapa volume air dalam bak tersebut?
-
Tugas rumah: 1. Diketahui sebuah balok dengan luas sisi depan dan atas berturut-turut adalah 96 cm2 dan 60 cm2. Jika tingginya 8 cm, tentukan luas seluruh permukaan balok tersebut! 2. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm2. Hitunglah volume kubus tersebut!
3. Sebuah kotak berbentuk balok, diisi air tetapi tidak sampai penuh seperti gambar di bawah ini. Hitunglah volume air di dalam kotak tersebut! 8 cm
air
12 cm 8 cm
10 cm 4. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 6 cm. Jika masing-masing rusuknya diperpanjang 2 kali dari ukuan semula, tentukan perbandingan volume kubus sebelum dan sesudah diperbesar!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan
: MTs Darussalam Kroya Cilacap
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar
: 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator
: 5.3.1. Dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok 5.3.2. Dapat menentukan volume kubus dan balok
PERTEMUAN KE-1: Indikator 1
XIII.
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan rumus, peserta didik dapat
menghitung luas permukaan kubus dan balok dengan benar
XIV.
Materi Ajar: Luas Permukaan Kubus dan Balok
Ringkasan Materi
Misalnya kubus ABCD EFGH memiliki ukuran rusuk AB = , lebar BC = , dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
s
D
Keterangan: = sisi
C s A
s
B
Luas permukaan kubus ABCD EFGH = luas seluruh sisi-sisi kubus = luas ABCD + luas EFGH+ luas
BCGF + luas ADHE + luas ABFE + luas DCGH
6
Misalnya balok ABCD EFGH memiliki ukuran panjang AB = , lebar BC = ,
dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
Keterangan: = panjang = lebar = tinggi
t
D C A
l B
p
Luas permukaan balok ABCD EFGH = luas seluruh sisi-sisi balok = luas ABCD + luas EFGH + luas ABFE + luas DCGH + luas BCGF + luas ADHE
=
= 2 2 2 = 2
XV. Metode Pembelajaran: model pembelajaran Van Hiele
XVI. Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian Kegiatan Pembelajasran
No.
Peserta Didik
Waktu
Kegiatan Awal 1
Berdoa bersama dan persensi
2
Apersepsi:
mengingat
kembali
definisi
k
5 menit
k
5 menit
jaring-jaring kubus dan balok Motivasi:
3
mengaitkan
materi
dengan
kehidupan sehari-hari
4
Menyampaikan tujuan pembelajaran
k
3 menit
k
2 menit
k
15 menit
g
5 menit
g
5 menit
g
15 menit
k
10 menit
k
5 menit
i
10 menit
Kegiatan Inti Eksplorasi Guru
5
menjelaskan
cara
mencari
luas
permukaan kubus dan balok
6
Peserta didik mencatat
Elaborasi 7
Guru memberikan soal latihan (terlampir) Peserta
8
didik
mengerjakan
soal
yang
diberikan
Konfirmasi Dengan dipandu oleh guru, peserta didik
9
mengoreksi jawaban
Penutup 10 11
Dengan dipandu oleh guru, peserta didik menyimpulkan materi yang dipelajari Guru memberikan tugas rumah
Keterangan: i= individu, k= klasikal, g= group
XVII.
Bahan Ajar: Buku paket matematika kelas VIII, alat peraga berbentuk
kubus dan balok
XVIII. Penilaian: 7.
8.
9.
Prosedur Tes -
Tes awal: ada
-
Tes proses: ada
-
Tes akhir: ada
Jenis Tes -
Tes awal: lisan
-
Tes proses: pengamatan
-
Tes akhir: tertulis
Alat Tes : terlampir
Semarang, 08 Maret 2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
MTs Darussalam Kroya
Masni Afiati, S. Ag.
Wiwi Susanti
NIP: 19680710 199603 2 001
NIM: 073511068
Kepala Sekolah MTs Darussalam Kroya
Drs. H. Yahya, M. A. NIP: 131371782
Alat Tes
-
Tes awal: a. Apa definisi kubus dan balok? b. Apa definisi jaring-jaring kubus dan balok?
-
Tes proses: No.
1. 2. 3. 4.
Nilai
Indikator Keaktifan
peserta
1 didik
2
3
4
dalam
mengerjakan tugas dalam kelompok Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
peserta
didik
dalam
mengeluarkan pendapat Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah maksimal skor = 16 Nilai = -
Tes akhir: a. Sebuah balok memiliki ukuran panjang 4 cm, lebar 2 cm, dan tinggi 3 cm. Hitunglah luas permukaannya! b. Sebuah kubus panjang rusuknya 5 cm. Tentukan luas permukannya!
-
Tugas rumah : 1. Luas permukaan sebuah kubus adalah 96 cm2. Tentukan panjang rusuk kubus tersebut! 2. Dua buah balok masing-masing ukurannya adalah: Balok 1: = 5, = 3, = 2
Balok 2: = 10, = 6, = 4 Tentukan perbandingan luas permukaan dua balok tersebut!
3. Sebuah kubus terbuka tanpa tutup panjang rusuknya 10 cm. Hitunglah luas permukaannya! 4. Seorang anak akan membuat sebuah kotak berbentuk balok dengan kertas karton. Panjangnya 8 cm, lebarnya 4 cm, dan tingginya 5 cm. Hitunglah berapa cm kertas karton yang dibutuhkan anak tersebut!
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan
: MTs Darussalam Kroya Cilacap
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar
: 5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
Indikator
: 5.3.1. Dapat menentukan luas permukaan kubus dan balok 5.3.2. Dapat menentukan volume kubus dan balok
PERTEMUAN KE-2: Indikator 2
XIX.
Tujuan Pembelajaran: Dengan menggunakan rumus, peserta didik dapat
menghitung volume kubus dan balok dengan benar
XX. Materi Ajar: Volume Kubus dan Balok Ringkasan Materi
Misalnya kubus ABCD EFGH memiliki ukuran rusuk AB = , lebar BC = , dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
s
D
C s A
s
Volume kubus
B
= sisi sisi sisi
Keterangan: = sisi
Misalnya balok ABCD EFGH memiliki ukuran panjang AB = , lebar BC = ,
dan tinggi CG = , maka: H
G F
E
Keterangan: = panjang = lebar = tinggi
t
D C l
A
Volume balok
XXI.
B
p
= panjang lebar tinggi
=
Metode Pembelajaran: model pembelajaran Van Hiele
XXII. Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian Kegiatan Pembelajasran
No.
Peserta Didik
Waktu
Kegiatan Awal 1 2
3 4
Berdoa bersama dan persensi Apersepsi:
mengingat
kembali
definisi
jaring-jaring kubus dan balok Motivasi:
mengaitkan
materi
kehidupan sehari-hari Menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti Eksplorasi
dengan
k
5 menit
k
5 menit
k
3 menit
k
2 menit
Guru menjelaskan cara mencari volume
5
kubus dan balok
6
Peserta didik mencatat
k
15 menit
g
5 menit
g
5 menit
g
15 menit
k
10 menit
k
5 menit
i
10 menit
Elaborasi 7
Guru memberikan soal latihan (terlampir) Peserta
8
didik
mengerjakan
soal
yang
diberikan
Konfirmasi Dengan dipandu oleh guru, peserta didik
9
mengoreksi jawaban
Penutup Dengan dipandu oleh guru, peserta didik
10
menyimpulkan materi yang dipelajari
11
Guru memberikan tugas rumah
Keterangan: i= individu, k= klasikal, g= group
XXIII. Bahan Ajar: Buku paket matematika kelas VIII, alat peraga berbentuk kubus dan balok
XXIV. Penilaian: 10. Prosedur Tes -
Tes awal: ada
-
Tes proses: ada
-
Tes akhir: ada
11. Jenis Tes -
Tes awal: lisan
-
Tes proses: pengamatan
-
Tes akhir: tertulis
12. Alat Tes: terlampir
Semarang, 22 Maret 2011 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Peneliti
MTs Darussalam Kroya
Masni Afiati, S. Ag.
Wiwi Susanti
NIP: 19680710 199603 2 001
NIM: 073511068
Kepala Sekolah MTs Darussalam Kroya
Drs. H. Yahya, M. A. NIP: 131371782
Alat Tes
-
Tes awal: a. Bagaimana menghitung luas permukaan kubus? b. Bagaimana menghitung luas permukaan balok?
-
Tes proses: No.
1. 2. 3. 4.
Nilai
Indikator Keaktifan
peserta
1 didik
2
3
4
dalam
mengerjakan tugas dalam kelompok Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
peserta
didik
dalam
mengeluarkan pendapat Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah maksimal skor = 16 Nilai = -
Latihan soal:
a. Hitunglah volume sebuah kubus yang memiliki luas sisi 1.176 cm2! b. Sebuah bak air panjangnya 2 m, lebar 1,5 m, dan tingginya 1 m. Bila bak itu diisi air penuh, maka berapa volume air dalam bak tersebut?
-
Tugas rumah: 5. Diketahui sebuah balok dengan luas sisi depan dan atas berturut-turut adalah 96 cm2 dan 60 cm2. Jika tingginya 8 cm, tentukan luas seluruh permukaan balok tersebut! 6. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm2. Hitunglah volume kubus tersebut!
7. Sebuah kotak berbentuk balok, diisi air tetapi tidak sampai penuh seperti gambar di bawah ini. Hitunglah volume air di dalam kotak tersebut! 8 cm
air
12 cm 8 cm
10 cm 8. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 6 cm. Jika masing-masing rusuknya diperpanjang 2 kali dari ukuan semula, tentukan perbandingan volume kubus sebelum dan sesudah diperbesar!
KISI-KISI SOAL UJI COBA Satuan Pendidikan
: MTs Darussalam Kroya
Sub Materi Pokok
: Luas Permukaan dan Volume Kubus dan Balok
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Banyak soal
: 10
Aspek
: Pemecahan Masalah
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Kompetensi Dasar 5.3. Menghitung
Materi
Indikator
kubus dan balok
kubus,
a. Luas permukaan kubus
dan limas
Bentuk Soal
luas Luas permukaan dan 5.3.1. Dapat menentukan luas permukaan
permukaan dan volume volume kubus dan balok,
No. soal
prisma, balok
- Peserta didik dapat menghitung luas
permukaan
kubus
jika
diketahui keliling alasnya - Peserta didik dapat menghitung luas permukaan dua kubus jika
2
Uraian
diketahui perbandingan panjang
3
Uraian
6
Uraian
7
Uraian
10
Uraian
rusuk dan total volume kedua kubus b. Luas permukaan balok - Peserta didik dapat menghitung luas
permukaan
balok
jika
diketahui gambar dan ukurannya - Peserta didik dapat menghitung luas
permukaan
balok
jika
diketahui luas sisi depan, sisi atas, dan tingginya - Peserta didik dapat menghitung biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase toko berbentuk balok dari kaca jika diketahui panjang, lebar, tinggi, dan harga per meter kaca
5.3.2. Dapat menentukan volume kubus dan
balok a. Volume kubus - Peserta didik dapat menghitung banyak
kubus
kecil
yang
membentuk kubus besar jika
1
Uraian
4
Uraian
5
Uraian
8
Uraian
diketahui panjang rusuknya - Peserta didik dapat menghitung perbandingan volume dua kubus jika diketahui panjang rusuknya - Peserta didik dapat menghitung volume kubus jika diketahui luas permukaannya b. Volume balok - Peserta didik dapat menghitung luas alas balok jika diketahui perbandingan panjang, lebar, dan tinggi serta volumenya - Peserta didik dapat menghitung perbandingan
volume
balok
sebelum dan sesudah diperbesar jika diketahui panjang, lebar, dan tingginya
9
Uraian
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII
Alokasi Waktu
: 75 menit
Petunjuk
:
a.
Berdoalah sebelum mengerjakan soal
b.
Tulis nama lengkap, kelas, dan nomor absen pada lembar jawaban yang telah disediakan
c.
Kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu
d.
Kerjakan soal dengan teliti
e.
Kerjakan sendiri-sendiri
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1.
Diketahui dua kubus dengan panjang rusuk masing-masing 6 cm dan 5 cm. Kedua kubus itu dibentuk dari kubus kecil yang panjang rusuknya 1 cm. Berapa banyak kubus kecil yang membentuk kubus dengan rusuk 6 cm dan 5 cm?
2.
Keliling alas sebuah kubus adalah 32 cm. Tentukan luas permukaan kubus tersebut!
3.
Ani mempunyai dua kubus dengan perbandingan rusuk-rusuknya 2 : 3. Total volume kedua kubus itu adalah 25.515 cm3. Hitung rusuk kubus masing-masing! Hitung pula luas permukaan keduanya!
4.
Panjang rusuk dua kubus masing-masing 9 cm dan 12 cm. Tentukan perbandingan volume kedua kubus tersebut!
5.
Luas permukaan sebuah kubus adalah 294 cm2. Tentukan volume kubus tersebut!
6.
Hitung luas permukaan bangun di bawah ini! 1,5 cm 0,5 cm 5,5 cm 2,5 cm
2,5 cm 1,5 cm
7.
Diketahui sebuah balok dengan luas sisi depan dan atas berturut-turut adalah 108 cm2 dan 168 cm2. Jika tingginya 9 cm, tentukan luas seluruh permukaan balok tersebut!
8.
Panjang, lebar, dan tinggi sebuah balok berbanding sebagai 4 : 3 : 2. Jika volume balok tersebut 1.536 cm3, tentukan luas alasnya!
9.
Sebuah balok berukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 3 cm. Jika masingmasing rusuknya diperpanjang 3 kali dari ukuran semula, tentukan perbandingan volume balok sebelum dan sesudah diperbesar!
10. Paman akan membuat etalase toko dari kaca yang berbentuk balok berukuran panjang 100 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 70 cm. Jika harga per meter kaca Rp. 50.000,-/meter persegi, hitunglah biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut!
Selamat Mengerjakan
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1.
Diketahui : panjang rusuk kubus 1 = 6 cm panjang rusuk kubus 2 = 5 cm dibentuk dengan kubus kecil yang panjang rusuknya 1 cm Ditanya : banyak kubus kecil yang membentuk kubus dengan rusuk 6 cm dan 5 cm? Jawab
: = 6 cm maka ada 6 kubus kecil tiap rusuknya = 5 cm maka ada 5 kubus kecil tiap rusuknya
banyaknya kubus kecil (volume kubus 1) = 6 6 6 = 216
banyaknya kubus kecil (volume kubus 2) = 5 5 5 = 125 Jadi banyaknya kubus kecil yang membentuk kubus dengan rusuk 6 cm adalah 216 kubus kecil dan banyaknya kubus kecil yang membentuk kubus dengan rusuk 5 cm adalah 125 kubus kecil. 2.
Diketahui : keliling alas sebuah kubus adalah 32 cm Ditanya Jawab
: luas permukaan kubus tersebut?
: keliling alas sebuah kubus = 4 32
= 4
=
8
=
Luas permukaan kubus = 6
=688 = 384
Jadi luas permukaan kubus tersebut adalah 384 cm2. 3.
Diketahui : dua kubus perbandingan rusuknya = 2 : 3 total volume kedua kubus = 25.515 cm3 Ditanya
: rusuk kubus masing-masing? luas permukaan keduanya?
Jawab
: panjang rusuk kubus 1 = 2 panjang rusuk kubus 2 = 3 total volume kubus = V1 + V2
25.515
= 2 3
25.515
= 35
25.515
.
729
√729
"
9
= 8 27
= = =
=
panjang rusuk kubus 1 = 2
=29 = 18
panjang rusuk kubus 2 = 3
=39 = 27
Luas permukaan kubus 1 = 6
= 6 18 18 = 1.944
Luas permukaan kubus 2 = 6
= 6 27 27 = 4.374
Jadi panjang rusuk kubus 1 adalah 18 cm dan panjang rusuk kubus 2 adalah 27 cm. Luas permukaan kubus 1 adalah 1.944 cm2 dan luas permukaan kubus 2 adalah 4.374 cm2. 4.
Diketahui : panjang rusuk kubus 1 = 9 cm panjang rusuk kubus 2 = 12 cm Ditanya
: perbandingan volume kedua kubus?
Jawab
: perbandingan volume kedua kubus = V1 : V2 = :
= 93: 123 = 729 : 1.728 = 27 : 64 Jadi perbandingan volume kedua kubus adalah 27 : 64. 5.
Diketahui : luas permukaan sebuah kubus adalah 294 cm2 Ditanya
: volume kubus tersebut?
Jawab
: luas permukaan kubus 294
= 6
= 6
#
=
49
=
7
=
=
√49
Volume kubus
=
= 7 = 343
Jadi volume kubus tersebut adalah 343 cm3.
6.
Diketahui : balok atas $ = 5,5 cm, = 1,5 cm, dan = 0,5 cm
balok bawah $ = 10,5 cm, = 1,5 cm, dan = 0,5 cm
Ditanya Jawab
: luas permukaan bangun tersebut?
: luas permukaan balok atas = 2. 2. 2. % . = 2. % . 2. 2. = . 2. 2.
= 5,5.1,5 25,5.0,5 21,5.0,5 = 8,25 5,5 1,5 = 15,25
luas permukaan balok bawah =2. 2. 2. % . =210,5.1,5 210,5.0,5
21,5.0,5 % 8,25
=215,75 25,25 20,75 % 8,25
= 31,5 10,5 1,5 % 8,25
= 35,25 Luas permukaan seluruh balok
= 15,25 35,25
= 50,5
Jadi luas seluruh balok adalah 50,5 cm2. 7.
Diketahui : balok dengan luas sisi depan = 108 cm2, luas sisi atas = 168 cm2, dan = 9 cm
Ditanya Jawab
: luas seluruh permukaan balok itu?
: luas sisi depan = 108
' #
12
=
=9
=
luas sisi atas =
168 '
14
= 12
=
=
Luas permukaan balok = 2
= 2(12.14 12.9 14.9 )
= 2168 108 126 = 2402
= 804
Jadi luas permukaan balok tersebut adalah 804 cm2. 8.
Diketahui : panjang, lebar, dan tinggi sebuah balok berbanding sebagai 4 : 3 : 2 volume balok tersebut 1.536 cm3 Ditanya Jawab
: luas alasnya?
: misal 4*, 3*, dan 2*
Volume balok 1.536
1.536
.
64
√64
"
=
= 4* 3* 2* = 24*
= * = *
=*
=*
= 4*
= 3*
= 2*
= 16
= 12
=
=44
=34
=24
Luas alas balok =
= 16 12
= 192
Jadi luas alas balok adalah 192 cm2. 9.
Diketahui : sebuah balok berukuran panjang 8 cm, lebar 6 cm, dan tinggi 3 cm masing-masing rusuknya diperpanjang 3 kali dari ukuran semula Ditanya Jawab
: perbandingan volume balok sebelum dan sesudah diperbesar?
: panjang sesudah = 8 3 = 24 lebar sesudah = 6 3 = 18 tinggi sesudah = 3 3 = 9
volume sebelum : volume sesudah = 8 6 3 : 24 18 9 = 144 : 3.888 = 1 : 27
Jadi perbandingan volume balok sebelum dan sesudah adalah 1 : 27.
10. Diketahui : etalase berbentuk balok terbuat dari kaca + = 100 cm = 1 m
= 40 cm = 0,4 m
= 70 cm = 0,7 m Harga kaca per meter persegi = Rp. 50.000,-
Ditanya Jawab
: biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase?
: luas permukaan etalase (balok) = 2(. + . + . ) = 2((1.0,4) + (1.0,7) + (0,4.0,7)) = 2(0,4 + 0,7 + 0,28) = 2(1,38) = 2,76
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase = 2,76 50.000 = 138.000 Jadi biaya yang dibutuhkan untuk membuat etalase tersebut adalah Rp. 138.000,-
PEDOMAN PENSKORAN SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/2
Alokasi Waktu
: 75 menit
Jumlah Soal
: 10
Bentuk Soal
: Uraian
No. Soal
Indikator
Skor
1
Analisis
5
2
Analisis
10
3
Analisis
10
4
Analisis
10
5
Analisis
10
6
Analisis
15
7
Analisis
10
8
Analisis
10
9
Analisis
10
10
Analisis
10
Total Skor
100
Daftar Nilai MID Semester Gasal Kelas VIII A No. Nama Nilai MID 1 Dimas Saputra 44 2 Faizatul Umah 33 3 Rizki Astuti 40 4 Iin Yuniati 34 5 Anisa Fatmawati 32 6 Zaidaturrohmah 45 7 Desi Winarti 34 8 Bayu Kurniawan 32 9 Ikhsan Fauzi 44 10 Daryati 42 11 Heri Prasetyo 31 12 Dika Setiawan N. 45 13 Heri Budianto 31 14 Tri Wahyuni 40 15 Deni Hendrika 35 16 Yuni Endar Wati 39 17 Wasiatun Umi H. 45 18 Oti Suci Ningsih 32 19 Dendi Ardianto 32 20 Dwi Cahyono 31 21 Aris Riyatno 30 22 Supriyati 40 23 Wili Setiawan 39 24 Tri Ratna Anjeli 34 25 Afit Nur Hidayat 38 26 Ade Indrawan 38 27 Didit Cahyo Purnomo 51 28 Akhmad Wahidin 40
Daftar Nilai MID Semester Gasal Kelas VIII B No.
Nama
Nilai MID
1
Eka Sulistiawati
48
2
Desi Irmayanti
48
3
Siti Aisyah
44
4
Irma Agustina
48
5
Retno Ayu Dwi Astuti
32
6
Nurul Marfuah
36
7
Nofi Setyaningsih
44
8
Sumirah
44
9
Tri Sugiarto
36
10
Trio Edwin Pratikno
50
11
Riyan Fredi Saputra
40
12
Ria Etika Sari
40
13
Nur Apriyani
36
14
Naeli Mukaromah
44
15
Sigit Ashari
32
16
Muh. Wachinu R.
36
17
Muhamad Thomas P.
36
18
Asroful Sidiq
44
19
Hanisa Budhi Utami
53
20
Mahrom Mutaqqin
36
21
Ahmad Riyanto
45
22
Waris
36
23
Supriyadi
36
24
Endar Purwati
32
25
Ngusman
36
26
Muhamad Nafingudin
32
27
Titin Supriyatin N.
46
28
Agung Setiawan
36
29
Masrur Ma’arif
32
30
Fuad Amrizal
36
31
Khanif Romanzah
44
32
Lucky Grahono
36
33
Dedi Kurniawan
42
34
Sofyan Ardiansyah
40
35
Ahmad Amir Rozaki
36
36
Ervin Purnomo
48
37
Jupriyanto
40
38
Hendrik Kurniawan
40
39
Ifal Ma’ruf
32
40
Imam Nursidik
40
41
Laeli Khusnul K.
40
Daftar Nilai MID Semester Gasal Kelas VIII C No.
Nama
Nilai MID
1
Meliana Lulu’atun D.
58
2
Ratna Ningsih
50
3
Yusuf Amir Rosidik
54
4
Nina Arini Muzayana
54
5
Linda Safitri
50
6
Priyadi
40
7
Rizal Subandi
40
8
Nofi Shintya Asih
36
9
Aksol Istianto
40
10
Tri Yani
46
11
Sri Wahyuni A.
40
12
Yogi Setiawan
40
13
Zuhri Pangestu
42
14
Inggit Dwi Cahyo
46
15
Rini Kurniasih
40
16
Devi Susanti
38
17
Riyan Dwi Purnomo
40
18
Sri Wahyuni B.
46
19
Tarsiyah
34
20
Saiful Anam
35
21
Triana Indrianto
38
22
Wiji Pratiwi
34
23
Roy Azizah
34
24
Lina
40
25
Yuliana Hamzah F.
40
26
Risma Ika Wardani
40
27
Susalman
40
28
Septya Rahayu
34
29
Yoga Dermawansyah
40
30
Hazar Hamzah Al S.
38
31
Teguh Setiawan
36
32
Safitri
34
33
Rita Yiniati
46
34
Teguh Budi Prayitno
32
35
Yuli Tri Wondo
30
36
Ahmad Hidayat
46
37
Imam Subekti
40
38
Dani Sabri Nugrafi
34
39
Triya Kurniawan
30
40
Imam Mahmudi
45
41
Aris Riyanto
50
42
Febri Supriyanto
46
43
Agung Supriyanto
38
Uji Normalitas Data Awal Kelas VIII A
Hipotesis: , : Data berdistribusi normal
, : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: - ∑23
/0/1 /1
Kriteria yang digunakan:
, diterima jika - 425678 9 - 5:;1<
Nilai maksimum = 51
Nilai minimum = 30 Banyak siswa = 28
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 51 % 30 21
Banyak kelas = 1 3,3 log @ 1 3,3 log 28 5,72 A 6 Panjang Kelas =
B175:78
C:7D: F1<:
=
= 3,5 A 4
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas VIII A No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nilai MIDG 44 33 40 34 32 45 34 32 44 42 31
GH 1936 1089 1600 1156 1024 2025 1156 1024 1936 1764 961
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Jumlah
IJ =
∑ /KL
=
7
'
= 37,54 =M
7.∑ /.KL N 0∑ /KL N
=M
770
',# O
= P31,59 = 5,62
45 31 40 35 39 45 32 32 31 30 40 39 34 38 38 51 40 1051
2025 961 1600 1225 1521 2025 1024 1024 961 900 1600 1521 1156 1444 1444 2601 1600 40303
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII A No. 1 2 3 4 5 6
Batas Kelas
Q
29.5 33.5 37.5 41.5 45.5 49.5 53.5
-1.43 -0.72 -0.01 0.71 1.42 2.13 2.84
luas R%Q 0.4236 0.2642 0.004 0.2611 0.4222 0.4834 0.4977 Jumlah
luas tiap kelas interval 0.16 0.26 0.27 0.16 0.06 0.01
ST
SU
SU % ST
SU % ST H
SU % ST H /ST
4.46 7.29 7.42 4.51 1.71 0.40
9 4 9 5 0 1
4.54 -3.29 1.58 0.49 -1.71 0.60
20.58 10.80 2.49 0.24 2.92 0.36
4.61 1.48 0.34 0.05 1.71 0.90
28
9.09
Keterangan: W=
;:5: 1<:0KJ
Luas 0 % W : lihat table kurva normal
Luas kelas interval : selisih antar interval pada kolom luas 0 % W Frekuensi harapan XY : luas kelas interval @ Dengan
Z 0,05,
banyaknya
data
28,
dan
[\ 6 % 1 5
diperoleh - 5:;1< 11,0705, sedangkan dari perhitungan diperoleh - 425678
9,09. Karena - 425678 9,09 ] - 5:;1< 11,0705, maka kesimpulannya data berdistribusi normal.
Uji Normalitas Data Awal Kelas VIII B
Hipotesis: , : Data berdistribusi normal
, : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: - ∑23
/0/1 /1
Kriteria yang digunakan:
, diterima jika - 425678 9 - 5:;1<
Nilai maksimum = 53
Nilai minimum = 32 Banyak siswa = 41
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 53 % 32 21
Banyak kelas = 1 3,3 log @ 1 3,3 log 41 6,32 A 6 Panjang Kelas =
B175:78
C:7D: F1<:
=
= 3,5 A 4
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas VIII B No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai MIDG 48 48 44 48 32 36 44 44 36 50
GH 2304 2304 1936 2304 1024 1296 1936 1936 1296 2500
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Jumlah
40 40 36 44 32 36 36 44 53 36 45 36 36 32 36 32 46 36 32 36 44 36 42 40 36 48 40 40 32 40 40 1632
1600 1600 1296 1936 1024 1296 1296 1936 2809 1296 2025 1296 1296 1024 1296 1024 2116 1296 1024 1296 1936 1296 1764 1600 1296 2304 1600 1600 1024 1600 1600 66238
IJ =
∑ /KL
=
7
= 39,80 =M
7.∑ /.KL N 0∑ /KL N
=M
770
O,
= √31,91
= 5,65
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII B No. 1 2 3 4 5 6
Batas Kelas
Q
31.5 35.5 39.5 43.5 47.5 51.5 55.5
-1.47 -0.76 -0.05 0.65 1.36 2.07 2.78
luas R%Q 0.4292 0.2764 0.0199 0.2422 0.4131 0.4808 0.4973 Jumlah
luas tiap kelas interval 0.15 0.26 0.26 0.17 0.07 0.02
ST
SU
SU % ST
SU % ST H
SU % ST H /ST
6.26 10.52 10.75 7.01 2.78 0.68
6 8 8 13 5 1
-0.26 -2.52 -2.75 5.99 2.22 0.32
0.07 6.33 7.54 35.88 4.93 0.10
0.01 0.60 0.70 5.12 1.77 0.15
41
Keterangan: W=
;:5: 1<:0KJ
Luas 0 % W : lihat table kurva normal
Luas kelas interval : selisih antar interval pada kolom luas 0 % W Frekuensi harapan XY : luas kelas interval @
8.36
Dengan
Z 0,05,
banyaknya
data
41,
dan
[\ 6 % 1 5
diperoleh - 5:;1< 11,0705, sedangkan dari perhitungan diperoleh - 425678
8,36. Karena - 425678 8,36 ] - 5:;1< 11,0705, maka kesimpulannya data
berdistribusi normal.
Uji Normalitas Data Awal Kelas VIII C
Hipotesis: , : Data berdistribusi normal
, : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: - ∑23
/0/1 /1
Kriteria yang digunakan:
, diterima jika - 425678 9 - 5:;1<
Nilai maksimum = 58
Nilai minimum = 30 Banyak siswa = 43
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 58 % 30 28
Banyak kelas = 1 3,3 log @ 1 3,3 log 43 6,39 A 6 Panjang Kelas =
B175:78
C:7D: F1<:
=
'
= 4,67 A 5
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas VIII C No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai MIDG 58 50 54 54 50 40 40 36 40 46
GH 3364 2500 2916 2916 2500 1600 1600 1296 1600 2116
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Jumlah
40 40 42 46 40 38 40 46 34 35 38 34 34 40 40 40 40 34 40 38 36 34 46 32 30 46 40 34 30 45 50 46 38 1754
1600 1600 1764 2116 1600 1444 1600 2116 1156 1225 1444 1156 1156 1600 1600 1600 1600 1156 1600 1444 1296 1156 2116 1024 900 2116 1600 1156 900 2025 2500 2116 1444 73334
IJ =
∑ /KL
=
O
7
= 40,79 =M
7.∑ /.KL N 0∑ /KL N
=M
770
O'O,
= P42,55
= 6,52
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas VIII C No. 1 2 3 4 5 6
Batas Kelas
Q
29.5 34.5 39.5 44.5 49.5 54.5 59.5
-1.73 -0.96 -0.20 0.57 1.34 2.10 2.87
luas R%Q 0.4582 0.3315 0.0793 0.2157 0.4099 0.4821 0.4979 Jumlah
luas tiap kelas interval 0.13 0.25 0.30 0.19 0.07 0.02
ST
SU
SU % ST
SU % ST H
SU % ST H /ST
5.45 10.84 12.69 8.35 3.10 0.68
9 7 14 7 5 1
3.55 -3.84 1.32 -1.35 1.90 0.32
12.62 14.78 1.73 1.82 3.61 0.10
2.32 1.36 0.14 0.22 1.16 0.15
43
Keterangan: W=
;:5: 1<:0KJ
Luas 0 % W : lihat table kurva normal
Luas kelas interval : selisih antar interval pada kolom luas 0 % W
5.35
Frekuensi harapan XY : luas kelas interval @ Dengan
Z 0,05,
banyaknya
data
43,
dan
[\ 6 % 1 5
diperoleh - 5:;1< 11,0705, sedangkan dari perhitungan diperoleh - 425678
5,35. Karena - 425678 5,35 ] - 5:;1< 11,0705, maka kesimpulannya data berdistribusi normal.
Uji Homogenitas Nilai Awal
Hipotesis , : Data homogen
, : Data tidak homogen
Kriteria pengujian
Jika ^425678 9 ^5:;1< , berarti homogen Sumber Data Homogenitas Sumber variasi
Kelas VIII A
Kelas VIII B
Kelas VIII C
Jumlah
1051
1632
1754
@
28
41
43
37,54
39.80
40,79
Varians ( )
31,59
31,91
42,55
Standar deviasi ()
5,62
5,65
6,52
IJ
Varians terbesar = 42,55 Varians terkecil = 31,59
^425678 =
=
_:2:7 51;1: _:2:7 511`2<
, ,#
= 1,347
[\ pembilang = 43 % 1 42
[\ penyebut = 28 % 1 27
Z 0,05
^5:;1< 1,829
Dengan demikian ^425678 1,347 9 ^5:;1< 1,829. Ini berarti , diterima sehingga hasil belajar Matematika antara ketiga kelas tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan homogen.
Uji Kesamaan Rata-rata Awal
Hipotesis
H0: a a (perbedaan rata-rata tidak signifikan) H1: a b a (perbedaan rata-rata signifikan) Rumus =
Kc 0KN
c c e dc dN
.M
dengan =
7c 0 c N e7N 0 N N 7c e7N 0
Kriteria Pengujian
, diterima jika: %5:;1< ] 425678 ] 5:;1<
%
Daerah penerimaan , Z 2
Z 2
Kesamaan Rata-rata
=
Sampel
f G
gh H
i
Eksperimen
39,80
31,91
41
Kontrol
37,54
31,59
28
7c 0 c N e7N 0 N N 7c e7N 0
=
0 ,#e'0 ,#
=
,# eO,#
=
O,e',#
=
#,
O
O
O
O
= 31,78
= √31,78 = 5,6375
=
=
=
Kc 0KN c
c
.Md ed c N
#,'0O,
c c jc Nk
,OM e
, ,'
= 1,64
Dengan Z 5% dan [\ 41 28 % 2 67 diperoleh 5:;1< 2,293.
Daerah penerimaan , %2,293 2,293
Karena%51;1< 2,293 ] 425678 1,64 ] 5:;1< 2,293, mempunyai rata-rata yang sama.
maka
kedua
kelas
Daftar Nilai Tes Uji Coba
No.
Kode
Nama
Nilai
1
U-1
Meliana Lulu’atun D.
49
2
U-2
Ratna Ningsih
61
3
U-3
Yusuf Amir Rosidik
46
4
U-4
Nina Arini Muzayana
41
5
U-5
Linda Safitri
41
6
U-6
Priyadi
37
7
U-7
Rizal Subandi
60
8
U-8
Nofi Shintya Asih
49
9
U-9
Aksol Istianto
61
10
U-10
Tri Yani
62
11
U-11
Sri Wahyuni A.
57
12
U-12
Yogi Setiawan
59
13
U-13
Zuhri Pangestu
50
14
U-14
Inggit Dwi Cahyo
56
15
U-15
Rini Kurniasih
41
16
U-16
Devi Susanti
32
17
U-17
Riyan Dwi Purnomo
32
18
U-18
Sri Wahyuni B.
34
19
U-19
Tarsiyah
35
20
U-20
Saiful Anam
35
21
U-21
Triana Indrianto
67
22
U-22
Wiji Pratiwi
57
23
U-23
Roy Azizah
52
24
U-24
Lina
57
25
U-25
Yuliana Hamzah F.
46
26
U-26
Risma Ika Wardani
48
27
U-27
Susalman
26
28
U-28
Septya Rahayu
53
29
U-29
Yoga Dermawansyah
53
30
U-30
Hazar Hamzah Al S.
32
31
U-31
Teguh Setiawan
37
32
U-32
Safitri
32
33
U-33
Rita Yiniati
56
34
U-34
Teguh Budi Prayitno
50
35
U-35
Yuli Tri Wondo
42
36
U-36
Ahmad Hidayat
37
37
U-37
Imam Subekti
36
38
U-38
Dani Sabri Nugrafi
38
39
U-39
Triya Kurniawan
55
40
U-40
Imam Mahmudi
-
41
U-41
Aris Riyanto
-
42
U-42
Febri Supriyanto
-
43
U-43
Agung Supriyanto
-
Daftar Skor Tes Uji Coba No.
Kode
No.1
No. 2
No. 3
No. 4
No. 5
No. 6
No. 7
No. 8
No. 9
No. 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
U-21 U-10 U-2 U-9 U-7 U-12 U-11 U-22 U-24 U-14 U-33 U-39 U-29 U-28 U-23 U-13 U-34 U-8 U-1 U-26 U-3 U-25 U-35 U-5
10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 8
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 8 10 8 8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 10 10 10 8 10 8 10 10 5 5 8 10 5 10 5 5 10 5 5 8 8 5 10
10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 10 5 10 10 10 10 8 10 10 10 10 5 8
1 5 5 5 5 5 5 1 8 5 8 8 8 8 1 5 8 5 5 8 5 2 8 2
8 8 8 8 8 8 8 1 1 8 5 1 1 1 1 8 2 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 5 1 1 5 1 1 8 5 1 1 1 5 5 5 1 1 1 5 1 1 2 1 1
5 2 5 5 2 5 5 5 1 5 5 5 2 2 5 1 2 2 1 1 1 1 2 1
Skor Total(m) 67 62 61 61 60 59 57 57 57 56 56 55 53 53 52 50 50 49 49 48 46 46 42 41
mH 4489 3844 3721 3721 3600 3481 3249 3249 3249 3136 3136 3025 2809 2809 2704 2500 2500 2401 2401 2304 2116 2116 1764 1681
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
U-15 U-4 U-38 U-6 U-31 U-36 U-37 U-19 U-20 U-18 U-30 U-17 U-16 U-32 U-27
10 8 10 8 10 5 8 5 5 5 8 8 5 8 5
8 8 5 5 8 10 5 8 8 10 5 8 8 8 5
1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1
8 5 1 5 5 8 5 8 5 8 5 5 8 5 5
8 10 5 8 8 8 10 8 10 5 8 5 5 5 5 Jumlah
2 5 8 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 5 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
41 41 38 37 37 37 36 35 35 34 32 32 32 32 26 1812
1681 1681 1444 1369 1369 1369 1296 1225 1225 1156 1024 1024 1024 1024 676 885924
Item Soal ∑I ∑ I ∑ In o425678 o5:;1< Kriteria p, pq Skor Maks rs
Relia bilita Tingkat Kesukaran s
Daya Pembeda
Validitas
Analisis Butir Soal Uji Coba
1 342 3126 16409 0.694 0.267
2 341 3093 16343 0.713 0.267
VALID
3 40 42 1847 0.267
4 276 2166 13332 0.525 0.267
5 332 2976 15939 0.633 0.267
6 158 930 7892 0.488 0.267
7 112 660 6005 0.656 0.267
8 41 45 1916 0.121 0.267
9 84 372 4404 0.546 0.267
10 86 300 4505 0.731 0.267
VALID
TIDAK
VALID
VALID
VALID
VALID
TIDAK
VALID
VALID
9.8 7.7 10 0.21
9.8 7.6 10 0.22
1.0 1.1 10 -0.01
8.1 6.0 10 0.21
9.6 7.3 10 0.23
5.3 2.7 10 0.26
4.4 1.3 10 0.31
1.1 1.1 10 0.00
3.2 1.1 10 0.21
3.3 1.1 10 0.22
Kriteria
CUKUP
CUKUP
DIBUANG
CUKUP
CUKUP
CUKUP
CUKUP
DIBUANG
CUKUP
CUKUP
IJ
8.77
8.74
1.03
7.08
8.51
4.05
2.87
1.05
2.15
2.21
Skor Maks tu
10 0.88
10 0.87
10 0.10
10 0.71
10 0.85
10 0.41
10 0.29
10 0.11
10 0.22
10 0.22
Kriteria
MUDAH
MUDAH
SUKAR
SEDANG
MUDAH
SEDANG
SEDANG
SUKAR
SUKAR
SUKAR
v
3.34
2.93
0.03
5.60
3.94
7.63
8.90
0.05
5.03
2.90
-0.17497
v55:<
115.89
Kriteria
Soal Reliabel
o425678
0.72
∑ v 40,35
Contoh Perhitungan Validitas Soal Nomor 1
Rumus: o425678 =
7∑ wx 0∑ w ·∑ x
Pz7·∑ w N 0∑ w N {·z7·∑ x N 0∑ x N {
Kriteria:
Butir soal valid jika 425678 ] 5:;1<
Berikut ini contoh perhitungan validitas soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama dan diperoleh hasilnya seperti pada tabel analisis butir soal. No. 1 2 3 4 6 5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Kode U-21 U-10 U-2 U-9 U-7 U-12 U-11 U-22 U-24 U-14 U-33 U-39 U-29 U-28 U-23 U-13 U-34 U-8 U-1 U-26 U-3 U-25 U-35 U-5
| 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 8
} 67 62 61 61 60 59 57 57 57 56 56 55 53 53 52 50 50 49 49 48 46 46 42 41
| 100 100 100 100 100 100 64 100 100 100 100 100 100 100 100 64 100 100 100 100 100 100 100 64
} 4489 3844 3721 3721 3600 3481 3249 3249 3249 3136 3136 3025 2809 2809 2704 2500 2500 2401 2401 2304 2116 2116 1764 1681
|} 670 620 610 610 600 590 456 570 570 560 560 550 530 530 520 400 500 490 490 480 460 460 420 328
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Jumlah
o425678 = = = =
U-15 U-4 U-38 U-6 U-31 U-36 U-37 U-19 U-20 U-18 U-30 U-17 U-16 U-32 U-27 39
10 8 10 8 10 5 8 5 5 5 8 8 5 8 5 342
41 41 38 37 37 37 36 35 35 34 32 32 32 32 26 1812
100 64 100 64 100 25 64 25 25 25 64 64 25 64 25 3126
1681 1681 1444 1369 1369 1369 1296 1225 1225 1156 1024 1024 1024 1024 676 88592
410 328 380 296 370 185 288 175 175 170 256 256 160 256 130 16409
7∑ wx 0∑ w ·∑ x
Pz7·∑ w N 0∑ w N {·z7·∑ x N 0∑ x N { ## 0'
Pz# 0 N {z#''# 0' N { ##0#O
P# OO O
#O,
= 0,694
Dengan @ = 39 dan taraf nyata Z 5% diperoleh o5:;1< 0,267. Karena o425678 ~
o5:;1< , maka butir soal nomor 1 valid.
Contoh Perhitungan Reliabilitas
Rumus: 7
1 % 70
o=
∑ L N N
Keterangan:
o = koefisien reliabilitas internal seluruh item @ = banyaknya item
2 = varians item soal
5 = varians skor total Rumus Varians: *o =
∑ KL N 0
∑
L N d
70
Kriteria:
Jika o ~ o5:;1< berarti reliabel
Contoh mencari varians: *o =
∑ KL N 0
∑
L N d
70
"jN N "
=
0
=
,#
'
'
= 3,34
∑ v2 3.34 2.93 0.03 5.60 3.94 7.63 8.90 0.05 5.03 2.90 = 40,35
v5 = o =
∑ xN0
∑ N d
70
0
1 %
=
,
ckcN N "
''#0
'
= 115,89
= 0,72
,'#
Dengan Z 5% dan @ 39 diperoleh o5:;1< 0,264, karena o 0,72 ~
o5:;1< 0,264, maka soal reliabel.
Contoh Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Nomor 1
Rumus: =
∑K
Keterangan:
∑I
= proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran = banyaknya peserta tes yang menjawab benar = skor maksimum = jumlah peserta tes
Kriteria: Besarnya Tigkat Kesukaran
Interpretasi
Kurang dari 0,25
Terlalu sukar
0,25-0,75
Cukup (sedang)
Lebih dari 0,75
Mudah
Berikut ini contoh perhitungan tingkat kesukaran pada butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasilnya seperti pada tabel analisis butir soal. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kode U-21 U-10 U-2 U-9 U-7 U-12 U-11 U-22 U-24 U-14 U-33
No.1 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
∑I
= 342
= 39
= 10
Sehingga: =
∑K
U-39 U-29 U-28 U-23 U-13 U-34 U-8 U-1 U-26 U-3 U-25 U-35 U-5 U-15 U-4 U-38 U-6 U-31 U-36 U-37 U-19 U-20 U-18 U-30 U-17 U-16 U-32 U-27 Jumlah
10 10 10 10 8 10 10 10 10 10 10 10 8 10 8 10 8 10 5 8 5 5 5 8 8 5 8 5 342
=
.#
= 0,877 Jadi kriteria tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah mudah.
Contoh Perhitungan Daya Pembeda Soal Nomor 1 Rumus: rs =
0
:2:<
Di mana, p, =
∑ w
dan pq =
∑ w
Keterangan: rs p, pq
: daya beda : rata-rata dari kelompok atas : rata-rata dari kelompok bawah : jumlah peserta didik kelompok atas : jumlah peserta didik kelompok bawah
Kriteria: Besarnya DB
Klasifikasi
Kurang dari 0,20
Poor (jelek)
0, 21 − 0 , 40
Satisfactory (cukup)
0, 41 − 0 .70
Good (baik)
0,71 − 1,00
Exellent (baik sekali)
Bertanda negatif
Butir soal dibuang
Berikut ini contoh perhitungan daya pembeda pada butir soal nomor 1, untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh hasilnya seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas No. Kode 1 U-21 2 U-10 3 U-2 4 U-9 5 U-7
No.1 10 10 10 10 10
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
U-12 U-11 U-22 U-24 U-14 U-33 U-39 U-29 U-28 U-23 U-13 U-34 U-8 U-1 U-26 20
10 8 10 10 10 10 10 10 10 10 8 10 10 10 10 196
Kelompok Bawah 21 U-3 10 22 U-25 10 23 U-35 10 24 U-5 8 25 U-15 10 26 U-4 8 27 U-38 10 28 U-6 8 29 U-31 10 30 U-36 5 31 U-37 8 32 U-19 5 33 U-20 5 34 U-18 5 35 U-30 8 36 U-17 8 37 U-16 5 38 U-32 8 39 U-27 5 Jumlah 19 146
p, = pq =
#
#
= 9,8
= 7,68
Skor maksimal = 10
Maka: rs = =
0
:2:<
#,'0O,' ,
= 0,212
=
Maka daya pembeda soal nomor 1 cukup.
DAFTAR KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN Kelompok 1 Siti Aisyah
Kelompok 2 Desi Irmayanti
Retno Ayu Dwi Astuti
Irma Agustina
Nur Apriyani
Novi Setianingsih
Nurul Marfuah
Titin Supriyatin N.
Hanisa Budhi Utami
Sumirah
Ria Etika Sari
Laeli Khusnul Khasanah
Eka Sulistiawati
Endar Purwati
Naeli Mukaromah Kelompok 3 Trio Edwin Pratikno
Kelompok 4 Ahmad Riyanto
Masrur Ma’arif
Asroful Sidiq
Sigit Ashari
Lucky Grahono
Muhamad Thomas P.
Agung Setiawan
Sofyan Ardiansyah
Dedi Kurniawan
Imam Nursidik
Waris
Juprianto
Riyan Fredi Saputra
Muh. Wachinu R.
Supriyadi
Kelompok 5 Tri Sugiarto Mahrom Mutaqqin Ngusman Muhamad Nafingudin Fuad Amrizal Khanif Romanzah Ahmad Amir Rozaki Ervin Purnomo Hendrik Kurniawan Ifal Ma’ruf
Hasil Pengamatan Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
No. Keaktifan
1.
peserta
didik
dalam
2
3
Keberanian
peserta
didik
mengeluarkan pendapat
4.
Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah skor = 3 4 3 3 = 13
= 81,25
dalam
4
Keaktifan peserta didik dalam bertanya
3.
=
1
mengerjakan tugas dalam kelompok
2.
Nilai =
Nilai
Indikator
Hasil Pengamatan Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen
No. Keaktifan
1.
peserta
didik
dalam
Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
3.
peserta
didik
mengeluarkan pendapat
4.
Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah skor = 3 3 3 3 = 12
=
1
mengerjakan tugas dalam kelompok
2.
Nilai =
Nilai
Indikator
= 75
dalam
2
3
4
Hasil Pengamatan Pertemuan Pertama Kelas Kontrol
No. Keaktifan
1.
peserta
didik
dalam
Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
3.
peserta
didik
mengeluarkan pendapat
4.
Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah skor = 2 2 2 3 =9
=
1
mengerjakan tugas dalam kelompok
2.
Nilai =
Nilai
Indikator
#
#
= 56,25
dalam
2
3
4
Hasil Pengamatan Pertemuan Kedua Kelas Kontrol
No. Keaktifan
1.
peserta
didik
2
dalam
Keaktifan peserta didik dalam bertanya Keberanian
3.
peserta
didik
mengeluarkan pendapat
4.
Kerapian dalam mengerjakan tugas
Jumlah skor = 3 2 2 3 = 10
=
1
= 62,5
dalam
3
mengerjakan tugas dalam kelompok
2.
Nilai =
Nilai
Indikator
4
Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen
No.
Kode
Nama
Nilai
1
E-1
Eka Sulistiawati
59
2
E-2
Desi Irmayanti
71
3
E-3
Siti Aisyah
71
4
E-4
Irma Agustina
65
5
E-5
Retno Ayu Dwi Astuti
60
6
E-6
Nurul Marfuah
64
7
E-7
Nofi Setyaningsih
70
8
E-8
Sumirah
71
9
E-9
Tri Sugiarto
71
10
E-10
Trio Edwin Pratikno
65
11
E-11
Riyan Fredi Saputra
44
12
E-12
Ria Etika Sari
62
13
E-13
Nur Apriyani
64
14
E-14
Naeli Mukaromah
62
15
E-15
Sigit Ashari
50
16
E-16
Muh. Wachinu R.
65
17
E-17
Muhamad Thomas
44
18
E-18
Asroful Sidiq
71
19
E-19
Hanisa Budhi Utami
64
20
E-20
Mahrom Mutaqqin
36
21
E-21
Ahmad Riyanto
71
22
E-22
Waris
58
23
E-23
Supriyadi
50
24
E-24
Endar Purwati
58
25
E-25
Ngusman
65
26
E-26
Muhamad Nafingudin
45
27
E-27
Titin Supriyatin N.
70
28
E-28
Agung Setiawan
42
29
E-29
Masrur Ma’arif
65
30
E-30
Fuad Amrizal
36
31
E-31
Khanif Romanzah
44
32
E-32
Lucky Grahono
63
33
E-33
Dedi Kurniawan
44
34
E-34
Sofyan Ardiansyah
50
35
E-35
Ahmad Amir Rozaki
36
E-36
Ervin Purnomo
48
37
E-37
Juprianto
55
38
E-38
Hendrik Kurniawan
42
39
E-39
Ifal Ma’ruf
44
40
E-40
Imam Nursidik
58
41
E-41
Laeli Khusnul K.
65
-
Nilai Tes Akhir Kelas Kontrol No.
Kode
Nama
Nilai
1
K-1
Dimas Saputra
37
2
K-2
Faizaltul Umah
48
3
K-3
Rizki Astuti
51
4
K-4
Iin Yuniati
66
5
K-5
Anis Fatmawati
33
6
K-6
Zaidaturrohmah
49
7
K-7
Desi Winarti
49
8
K-8
Bayu Kurniawan
34
9
K-9
Ikhsan Fauzi
36
10
K-10
Daryati
37
11
K-11
Heri Prasetyo
34
12
K-12
Dika Setiawan N.
37
13
K-13
Nofi Sintya Asih
45
14
K-14
Tri Wahyuni
55
15
K-15
Deni Hendrika
40
16
K-16
Yuni Endar Wati
55
17
K-17
Wasiatun Umi H.
35
18
K-18
Oti Suci Ningsih
33
19
K-19
Meliana Lulu A. D.
49
20
K-20
Dwi Cahyono
33
21
K-21
Ari Priyanto
34
22
K-22
Supriyati
20
23
K-23
Wili Setiawan
28
24
K-24
Tri Ratna Anjeli
45
25
K-25
Afit Nur Hidayat
34
26
K-26
Ade Indrawan
23
27
K-27
Didit Cahyo Purnomo
34
28
K-28
Akhmad Wahidin
-
Uji Normalitas Data Akhir Kelas Eksperimen
Hipotesis: , : Data berdistribusi normal
, : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: - ∑23
/0/1 /1
Kriteria yang digunakan:
, diterima jika - 425678 9 - 5:;1<
Nilai maksimum = 71
Nilai minimum = 36 Banyak siswa = 40
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 71 % 36 35
Banyak kelas = 1 3,3 log @ 1 3,3 log 40 6,29 A 6 Panjang Kelas =
B175:78
C:7D: F1<:
=
= 5,83 A 6
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NilaiG 59 71 71 65 60 64 70 71 71 65 44
GH 3481 5041 5041 4225 3600 4096 4900 5041 5041 4225 1936
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah
IJ =
∑ /KL
=
7
= 57,55
62 64 62 50 65 44 71 64 36 71 58 50 58 65 45 70 42 65 36 44 63 44 50 48 55 42 44 58 65 2302
3844 4096 3844 2500 4225 1936 5041 4096 1296 5041 3364 2500 3364 4225 2025 4900 1764 4225 1296 1936 3969 1936 2500 2304 3025 1764 1936 3364 4225 137168
=M
7.∑ /.KL N 0∑ /KL N
=M
770
'O,# #
= √120,20
= 10,96
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas Eksperimen No. 1 2 3 4 5 6
Batas Kelas
Q
35.5 41.5 47.5 53.5 59.5 65.5 71.5
-2.01 -1.46 -0.92 -0.37 0.18 0.73 1.27
luas R%Q 0.4778 0.4292 0.3212 0.148 0.0675 0.2611 0.3962 Jumlah
luas tiap kelas interval 0.05 0.11 0.17 0.22 0.19 0.14
ST
SU
SU % ST
SU % ST H
SU % ST H /ST
1.94 4.32 6.93 8.62 7.74 5.40
2 8 4 5 13 8
0.06 3.68 -2.93 -3.62 5.26 2.60
0.00 13.54 8.57 13.10 27.67 6.76
0.00 3.13 1.24 1.52 3.57 1.25
40
10.72
Keterangan: W=
;:5: 1<:0KJ
Luas 0 % W : lihat table kurva normal
Luas kelas interval : selisih antar interval pada kolom luas 0 % W Frekuensi harapan XY : luas kelas interval @ Dengan
Z 0,05,
banyaknya
data
40,
dan
[\ 6 % 1 5
diperoleh - 5:;1< 11,0705, sedangkan dari perhitungan diperoleh - 425678
10,72. Karena - 425678 10,72 ] - 5:;1< 11,0705, maka kesimpulannya data berdistribusi normal.
Uji Normalitas Data Akhir Kelas Kontrol
Hipotesis: , : Data berdistribusi normal
, : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: - ∑23
/0/1 /1
Kriteria yang digunakan:
, diterima jika - 425678 9 - 5:;1<
Nilai maksimum = 66
Nilai minimum = 20 Banyak siswa = 27
Rentang = nilai maksimum – nilai minimum = 66 % 20 46
Banyak kelas = 1 3,3 log @ 1 3,3 log 27 5,72 A 6 Panjang Kelas =
B175:78
C:7D: F1<:
=
= 7,67 A 8
Tabel Penolong Menghitung Standar Deviasi Kelas Kontrol No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NilaiG 37 48 51 66 33 49 49 34 36 37 34
GH 1369 2304 2601 4356 1089 2401 2401 1156 1296 1369 1156
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Jumlah
IJ =
∑ /KL
=
O
7
O
= 39,78 =M
7.∑ /.KL N 0∑ /KL N
=M
770
',O
= √108,87
= 10,43
37 45 55 40 55 35 33 49 33 34 20 28 45 34 23 34 1074
1369 2025 3025 1600 3025 1225 1089 2401 1089 1156 400 784 2025 1156 529 1156 45552
Daftar Nilai Frekuensi Observasi Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6
Batas Kelas
Q
19.5 27.5 35.5 43.5 51.5 59.5 60.5
-1.94 -1.18 -0.41 0.36 1.12 1.89 1.99
luas R%Q 0.4738 0.381 0.1591 0.1406 0.3686 0.4706 0.4767 Jumlah
luas tiap kelas interval 0.09 0.22 0.30 0.23 0.10 0.01
ST
SU
SU % ST
SU % ST H
SU % ST H /ST
2.51 5.99 8.09 6.16 2.75 0.16
2 10 5 6 3 1
-0.51 4.01 -3.09 -0.16 0.25 0.84
0.26 16.07 9.56 0.03 0.06 0.71
0.10 2.68 1.18 0.00 0.02 4.41
27
8.40
Keterangan: W=
;:5: 1<:0KJ
Luas 0 % W : lihat table kurva normal
Luas kelas interval : selisih antar interval pada kolom luas 0 % W Frekuensi harapan XY : luas kelas interval @ Dengan
Z 0,05,
banyaknya
data
27,
dan
[\ 6 % 1 5
diperoleh - 5:;1< 11,0705, sedangkan dari perhitungan diperoleh - 425678
8,40. Karena - 425678 8,40 ] - 5:;1< 11,0705, maka kesimpulannya data berdistribusi normal.
Uji Homogenitas Nilai Akhir
Hipotesis , : Data homogen
, : Data tidak homogen
Kriteria pengujian
Jika ^425678 9 ^5:;1< , berarti homogen Sumber Data Homogenitas Sumber variasi
Kelas Eksperimen
Jumlah n IJ Varians (S2)
2302 40 57.55 120.20
Kelas Kontrol 1074 27 39.78 108.87
Standart deviasi (S)
10.96
10.43
Varians terbesar = 120,20 Varians terkecil = 108,87 ^425678 =
=
_:2:7 51;1: _:2:7 511`2<
, ','O
= 1,1041
[\ pembilang = 40 % 1 39
[\ penyebut = 27 % 1 26
Z 0,05
^5:;1< 1,857
Dengan demikian ^425678 1,1041 9 ^5:;1< 1,857. Ini berarti , diterima
sehingga hasil belajar Matematika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan atau dikatakan homogen.
Uji Perbedaan Rata-rata Nilai Akhir
Hipotesis
H0 : a 9 a H1 : a ~ a
Pengujian Hipotesis =
Kc 0KN
c c M d ed c N
Kriteria Pengujian
, diterima jika: 45678 ] 0 7c e7N 0
Daerah penerimaan H 0
1%Z
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata
=
Sampel
Gf
gh H
i
Eksperimen
57,55
120,203
40
Kontrol
39,78
108,87
27
7c 0 c N e7N 0 N N 7c e7N 0
=
0 ,eO0 ','O
=
#, e','O
=
'O,#e',
=
'O,
eO0
= 28,57
g 10,755
= P28,57 = 5,35
425678 =
=
=
Kc 0KN
c c e dc dN
.M
O,0#,O'
c c j N
,OM e O,OO
,O''
= 6,6336
Taraf signifikansi Z 5% dan [\ 40 27 % 2 65, diperoleh ,#;
1,997.
Daerah penerimaan H 0 1,997
6,6336
Karena 45678 6,6336 ~ ,#; 1,997, maka
45678 berada pada
daerah penolakan, . Ini berarti , ditolak dan , diterima. Jadi nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
TABEL DISTRIBUSI NORMAL 0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
0,0
0,0000
0,0040
0,0080
0,0120
0,0160
0,0199
0,0239
0,0279
0,0319
0,0359
0,1
0,0398
0,0438
0,0478
0,0517
0,0557
0,0596
0,0636
0,0675
0,0714
0,0753
0,2
0,0793
0,0832
0,0871
0,0910
0,0948
0,0987
0,1026
0,1064
0,1103
0,1141
0,3
0,1179
0,1217
0,1255
0,1293
0,1331
0,1368
0,1406
0,1443
0,1480
0,1517
0,4
0,1554
0,1591
0,1628
0,1664
0,1700
0,1736
0,1772
0,1808
0,1844
0,1879
0,5
0,1915
0,1950
0,1985
0,2019
0,2054
0,2088
0,2123
0,2157
0,2190
0,2224
0,6
0,2257
0,2291
0,2324
0,2357
0,2389
0,2422
0,2454
0,2486
0,2517
0,2549
0,7
0,2580
0,2611
0,2642
0,2673
0,2704
0,2734
0,2764
0,2794
0,2823
0,2852
0,8
0,2881
0,2910
0,2939
0,2967
0,2995
0,3023
0,3051
0,3078
0,3106
0,3133
0,9
0,3159
0,3186
0,3212
0,3238
0,3264
0,3289
0,3315
0,3340
0,3365
0,3389
1,0
0,3413
0,3438
0,3461
0,3485
0,3508
0,3531
0,3554
0,3577
0,3599
0,3621
1,1
0,3643
0,3665
0,3686
0,3708
0,3729
0,3749
0,3770
0,3790
0,3810
0,3830
1,2
0,3849
0,3869
0,3888
0,3907
0,3925
0,3944
0,3962
0,3980
0,3997
0,4015
1,3
0,4032
0,4049
0,4066
0,4082
0,4099
0,4115
0,4131
0,4147
0,4162
0,4177
1,4
0,4192
0,4207
0,4222
0,4236
0,4251
0,4265
0,4279
0,4292
0,4306
0,4319
1,5
0,4332
0,4345
0,4357
0,4370
0,4382
0,4394
0,4406
0,4418
0,4429
0,4441
1,6
0,4452
0,4463
0,4474
0,4484
0,4495
0,4505
0,4515
0,4525
0,4535
0,4545
1,7
0,4554
0,4564
0,4573
0,4582
0,4591
0,4599
0,4608
0,4616
0,4625
0,4633
1,8
0,4641
0,4649
0,4656
0,4664
0,4671
0,4678
0,4686
0,4693
0,4699
0,4706
1,9
0,4713
0,4719
0,4726
0,4732
0,4738
0,4744
0,4750
0,4756
0,4761
0,4767
2,0
0,4772
0,4778
0,4783
0,4788
0,4793
0,4798
0,4803
0,4808
0,4812
0,4817
2,1
0,4821
0,4826
0,4830
0,4834
0,4838
0,4842
0,4846
0,4850
0,4854
0,4857
2,2
0,4861
0,4864
0,4868
0,4871
0,4875
0,4878
0,4881
0,4884
0,4887
0,4890
2,3
0,4893
0,4896
0,4898
0,4901
0,4904
0,4906
0,4909
0,4911
0,4913
0,4916
2,4
0,4918
0,4920
0,4922
0,4925
0,4927
0,4929
0,4931
0,4932
0,4934
0,4936
2,5
0,4938
0,4940
0,4941
0,4943
0,4945
0,4946
0,4948
0,4949
0,4951
0,4952
2,6
0,4953
0,4955
0,4956
0,4957
0,4959
0,4960
0,4961
0,4962
0,4963
0,4964
2,7
0,4965
0,4966
0,4967
0,4968
0,4969
0,4970
0,4971
0,4972
0,4973
0,4974
2,8
0,4974
0,4975
0,4976
0,4977
0,4977
0,4978
0,4979
0,4979
0,4980
0,4981
2,9
0,4981
0,4982
0,4982
0,4983
0,4984
0,4984
0,4985
0,4985
0,4986
0,4986
3,0
0,4987
0,4987
0,4987
0,4988
0,4988
0,4989
0,4989
0,4989
0,4990
0,4990
Sumber: http://ainul.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/20030/Tabel+Normal.pdf
TABEL NILAI CHI KUADRAT db 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
50% 0.45 1.39 2.37 3.36 4.35 5.35 6.35 7.34 8.34 9.34 10.34 11.34 12.34 13.34 14.34 15.34 16.34 17.34 18.34 19.34 20.34 21.34 22.34 23.34 24.34 25.34 26.34 27.34 28.34 29.34 30.34 31.34 32.34 33.34 34.34 35.34
30% 1.07 2.41 3.66 4.88 6.06 7.23 8.38 9.52 10.66 11.78 12.90 14.01 15.12 16.22 17.32 18.42 19.51 20.60 21.69 22.77 23.86 24.94 26.02 27.10 28.17 29.25 30.32 31.39 32.46 33.53 34.60 35.66 36.73 37.80 38.86 39.92
20% 1.64 3.22 4.64 5.99 7.29 8.56 9.80 11.03 12.24 13.44 14.63 15.81 16.98 18.15 19.31 20.47 21.61 22.76 23.90 25.04 26.17 27.30 28.43 29.55 30.68 31.79 32.91 34.03 35.14 36.25 37.36 38.47 39.57 40.68 41.78 42.88
10% 2.71 4.61 6.25 7.78 9.24 10.64 12.02 13.36 14.68 15.99 17.28 18.55 19.81 21.06 22.31 23.54 24.77 25.99 27.20 28.41 29.62 30.81 32.01 33.20 34.38 35.56 36.74 37.92 39.09 40.26 41.42 42.58 43.75 44.90 46.06 47.21
5% 3.84 5.99 7.81 9.49 11.07 12.59 14.07 15.51 16.92 18.31 19.68 21.03 22.36 23.68 25.00 26.30 27.59 28.87 30.14 31.41 32.67 33.92 35.17 36.42 37.65 38.89 40.11 41.34 42.56 43.77 44.99 46.19 47.40 48.60 49.80 51.00
1% 6.63 9.21 11.34 13.28 15.09 16.81 18.48 20.09 21.67 23.21 24.73 26.22 27.69 29.14 30.58 32.00 33.41 34.81 36.19 37.57 38.93 40.29 41.64 42.98 44.31 45.64 46.96 48.28 49.59 50.89 52.19 53.49 54.78 56.06 57.34 58.62
37 38 39 40
36.34 37.34 38.34 39.34
40.98 42.05 43.11 44.16
43.98 45.08 46.17 47.27
Sumber: Excel for Windows [=Chiinv(Z, [)]
48.36 49.51 50.66 51.81
52.19 53.38 54.57 55.76
59.89 61.16 62.43 63.69
df2/df1 5 10 15 20 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
5 5.050 3.326 2.901 2.711 2.603 2.587 2.572 2.558 2.545 2.534 2.523 2.512 2.503 2.494 2.485 2.477 2.470 2.463 2.456 2.449 2.443 2.438 2.432
10 4.735 2.978 2.544 2.348 2.236 2.220 2.204 2.190 2.177 2.165 2.153 2.142 2.133 2.123 2.114 2.106 2.098 2.091 2.084 2.077 2.071 2.065 2.059
15 4.619 2.845 2.403 2.203 2.089 2.072 2.056 2.041 2.027 2.015 2.003 1.992 1.982 1.972 1.963 1.954 1.946 1.939 1.931 1.924 1.918 1.912 1.906
20 4.558 2.774 2.328 2.124 2.007 1.990 1.974 1.959 1.945 1.932 1.920 1.908 1.898 1.888 1.878 1.870 1.861 1.853 1.846 1.839 1.832 1.826 1.820
Sumber: Excel for Windows [=Finv(Z, [X1, [X2)]
25 4.521 2.730 2.280 2.074 1.955 1.938 1.921 1.906 1.891 1.878 1.866 1.854 1.844 1.833 1.824 1.815 1.806 1.798 1.791 1.783 1.777 1.770 1.764
TABEL F ( R, R
30 4.496 2.700 2.247 2.039 1.919 1.901 1.884 1.869 1.854 1.841 1.828 1.817 1.806 1.795 1.786 1.776 1.768 1.760 1.752 1.744 1.737 1.731 1.724
35 4.478 2.678 2.223 2.013 1.892 1.874 1.857 1.841 1.827 1.813 1.800 1.789 1.777 1.767 1.757 1.748 1.739 1.731 1.723 1.715 1.708 1.701 1.695
36 4.474 2.674 2.219 2.009 1.888 1.869 1.852 1.837 1.822 1.808 1.796 1.784 1.773 1.762 1.752 1.743 1.734 1.726 1.718 1.710 1.703 1.696 1.690
37 4.472 2.670 2.215 2.005 1.884 1.865 1.848 1.832 1.818 1.804 1.791 1.779 1.768 1.758 1.748 1.738 1.730 1.721 1.713 1.706 1.699 1.692 1.685
38 4.469 2.667 2.211 2.001 1.879 1.861 1.844 1.828 1.813 1.800 1.787 1.775 1.764 1.753 1.743 1.734 1.725 1.717 1.709 1.701 1.694 1.687 1.681
39 4.466 2.664 2.208 1.997 1.876 1.857 1.840 1.824 1.809 1.796 1.783 1.771 1.760 1.749 1.739 1.730 1.721 1.712 1.704 1.697 1.690 1.683 1.676
40 4.464 2.661 2.204 1.994 1.872 1.853 1.836 1.820 1.806 1.792 1.779 1.767 1.756 1.745 1.735 1.726 1.717 1.708 1.700 1.693 1.686 1.679 1.672
41 4.461 2.658 2.201 1.990 1.868 1.850 1.833 1.817 1.802 1.788 1.775 1.763 1.752 1.741 1.731 1.722 1.713 1.704 1.696 1.689 1.682 1.675 1.668
42 4.459 2.655 2.198 1.987 1.865 1.846 1.829 1.813 1.798 1.785 1.772 1.760 1.748 1.738 1.728 1.718 1.709 1.701 1.693 1.685 1.678 1.671 1.664
TABEL r
df
r 5%
df
r 5%
df
r 5%
df
r 5%
1
,98769
26
,31722
51
,22839
76
,18761
2
,90000
27
,31149
52
,22622
77
,18641
3
,80538
28
,30606
53
,22411
78
,18522
4
,72930
29
,30090
54
,22206
79
,18406
5
,66944
30
,29599
55
,22006
80
,18292
6
,62149
31
,29132
56
,21812
81
,18180
7
,58221
32
,28686
57
,21623
82
,18070
8
,54936
33
,28259
58
,21438
83
,17961
9
,52140
34
,27852
59
,21258
84
,17855
10
,49726
35
,27461
60
,21083
85
,17751
11
,47616
36
,27086
61
,2091
86
,17649
12
,45750
37
,26727
62
,20745
87
,17548
13
,44086
38
,26381
63
,20582
88
,17449
14
,42590
39
,26048
64
,20423
89
,17352
15
,41236
40
,25728
65
,20267
90
,17256
16
,40003
41
,25419
66
,20115
91
,17162
17
,38873
42
,25121
67
,19967
92
,17069
18
,37834
43
,24833
68
,19821
93
,16978
19
,36874
44
,24555
69
,19679
94
,16888
20
,35983
45
,24286
70
,19539
95
,16800
21
,35153
46
,24026
71
,19403
96
,16713
22
,34378
47
,23773
72
,19269
97
,16627
23
,33652
48
,23529
73
,19139
98
,16543
24
,32970
49
,23292
74
,19010
99
,16460
25
,32328
50
,23062
75
,18885
100
,16378
Sumber : http://www.novapdf.com
TABEL t
df
0,5
1
0,1
0,05
0,025
df
0,5
0,1
0,05
0,025
1,000
6,314 12,706 25,452
36
0,681
1,688
2,028
2,339
2
0,816
2,920
4,303
6,205
37
0,681
1,687
2,026
2,336
3
0,765
2,353
3,182
4,177
38
0,681
1,686
2,024
2,334
4
0,741
2,132
2,776
3,495
39
0,681
1,685
2,023
2,331
5
0,727
2,015
2,571
3,163
40
0,681
1,684
2,021
2,329
6
0,718
1,943
2,447
2,969
41
0,681
1,683
2,020
2,327
7
0,711
1,895
2,365
2,841
42
0,680
1,682
2,018
2,325
8
0,706
1,860
2,306
2,752
43
0,680
1,681
2,017
2,323
9
0,703
1,833
2,262
2,685
44
0,680
1,680
2,015
2,321
10
0,700
1,812
2,228
2,634
45
0,680
1,679
2,014
2,319
11
0,697
1,796
2,201
2,593
46
0,680
1,679
2,013
2,317
12
0,695
1,782
2,179
2,560
47
0,680
1,678
2,012
2,315
13
0,694
1,771
2,160
2,533
48
0,680
1,677
2,011
2,314
14
0,692
1,761
2,145
2,510
49
0,680
1,677
2,010
2,312
15
0,691
1,753
2,131
2,490
50
0,679
1,676
2,009
2,311
16
0,690
1,746
2,120
2,473
51
0,679
1,675
2,008
2,310
17
0,689
1,740
2,110
2,458
52
0,679
1,675
2,007
2,308
18
0,688
1,734
2,101
2,445
53
0,679
1,674
2,006
2,307
19
0,688
1,729
2,093
2,433
54
0,679
1,674
2,005
2,306
20
0,687
1,725
2,086
2,423
55
0,679
1,673
2,004
2,304
21
0,686
1,721
2,080
2,414
56
0,679
1,673
2,003
2,303
22
0,686
1,717
2,074
2,405
57
0,679
1,672
2,002
2,302
23
0,685
1,714
2,069
2,398
58
0,679
1,672
2,002
2,301
24
0,685
1,711
2,064
2,391
59
0,679
1,671
2,001
2,300
25
0,684
1,708
2,060
2,385
60
0,679
1,671
2,000
2,299
26
0,684
1,706
2,056
2,379
61
0,679
1,670
2,000
2,298
27
0,684
1,703
2,052
2,373
62
0,678
1,670
1,999
2,297
28
0,683
1,701
2,048
2,368
63
0,678
1,669
1,998
2,296
29
0,683
1,699
2,045
2,364
64
0,678
1,669
1,998
2,295
30
0,683
1,697
2,042
2,360
65
0,678
1,669
1,997
2,295
31
0,682
1,696
2,040
2,356
66
0,678
1,668
1,997
2,294
32
0,682
1,694
2,037
2,352
67
0,678
1,668
1,996
2,293
33
0,682
1,692
2,035
2,348
68
0,678
1,668
1,995
2,292
34
0,682
1,691
2,032
2,345
69
0,678
1,667
1,995
2,291
35
0,682
1,690
2,030
2,342
70
0,678
1,667
1,994
2,291
Sumber: Excel for Windows [=TINVZ, [ ]