UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN AGAMA MATERI SHALAT FARDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD WATES V KOTA MAGELANG TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Islam
Program Pendidikan Agama Islam
Oleh: Sugeng Rakhmad NIM: 11411009
JURUSAN TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperiksa, maka skripsi Saudara: Nam
: Sugeng Rakhmad
NIM
: 11411009
Fakultas
: Tarbiyah
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN
AGAMA
MATERI
SHALAT
FARDHU
MELALUI METODE DEMOSTRASI PADA SISWA KELAS III SD WATES V KOTA MAGELANG TAHUN 2013
Telah disetujui untuk dimunaqosyahkan
Salatiga, 30 Oktober 2013 Pembimbing
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP: 196703071994031002
iii
SKRIPSI UPAYA
PENINGKATAN
PEMAHAMAN
PEMBELAJARAN
AGAMA MATERI SHALAT FARDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD WATES V KOTA MAGELANG TAHUN 2013
DISUSUN OLEH SUGENG RAKHMAD NIM : 11411009
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Sabtu, 18 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Imam Mas Arum, M.Pd
__________________
Sekretaris Penguji
: Drs. Abdul Syukur,M.Si
__________________
Penguji I
: Maslikhah, M. Si
__________________
Penguji II
: Achmad Maimun. M.Ag
__________________
Salatiga, 18 Maret 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP.19670121 199903 1 002
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nam
: Sugeng Rakhmad, A.Ma.Pd
NIM
: 11411009
Fakultas
: Tarbiyah
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 30 Oktober 2013 Yang Menyatakan,
Sugeng Rakhmad NIM: 11411009
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
صلّ ْوا َك َما ِ ابه ا ل ُح َوي ِْز َ ث ا َ ّْن الىَّبى صلًّى هللا َ َو َ علَ ْي ًِ َو َ :سلَّ َم قَا َل ِ ع ْه َما ِلك (ص ِلّى ) رواي البخار َ ُ َرأ ً ْيت ُ ُمووِى ا Artinya:“Dan dari Malik bin al-Hawairits: Sesungguhnya Nabi SAW telahbersabda: shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat.”(H.R. Ahmad dan Bukhari).
PERSEMBAHAN Dengan mengucap puji syukur ke hadirat Allah SWT, laporan ini kupersembahkan kepada: 1. Orang tuaku tercinta 2. Istri dan anakku tersayang 3. Adik-adikku serta sahabat-sahabatku 4. Segenap Civitas Akademik STAIN Salatiga
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu‟ alaikum Wr. Wb Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya serta Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jenjang Strata Satu pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Kependidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Terlepas dari segala keterbatasan manusia sebagai makhluk yang lemah, penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan serta sumbangan pemikiran dari berbagai pihak. Akhirnya dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan rasa hormat setinggi-tingginya kepada: 1.
Dekan FTIK IAIN Salatiga Bapak Suwardi, M.Pd. yang telah mengizinkan dan memberi restu penyusunan skripsi ini.
2.
Dosen pembimbing Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si yang telah mencurahkan pikiran, perhatian serta pengorbanan banyak waktu untuk membimbing dan mengarahkan penyusunan skripsi ini.
3.
Segenap staf pengajar Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga yang telah memberi bekal pengetahuan.
4.
Orang tuaku, istri dan anak-anakku tersayang serta sahabat-sahabatku yang telah memberikan doa, dorongan dan kepercayaan.
vii
5.
Kepala sekolah SD Negeri Wates V Kota Magelang serta dewan guru yang telah memberi ijin dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Siswa-siswa kelas III SD Negeri Wates V Kota Magelang sebgai objek penelitian dengan tulus memberi kelonggaran serta semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu sran perbaikan dari pembaca sangat penulis harapkan, sebelum dan sesudahnya penulis mengucapkan terima kasih. Wassalamu‟alaikum Wr.Wb
Salatiga, 30 Oktober 2013
Segeng Rakhmad
viii
ABSTRAK
Sugeng Rakhmad. 11411009. Upaya peningkatan pemahaman pembelajaran Agama Materi Shalat fardhu melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III SD Wates 5 Kota magelang Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs. Abdul Syukur.M, Si. Kata kunci: Pemahaman Belajar, Shalat Fardhu, metode Demontrasi Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran agama materi Shalat fardhu pada siswa Kelas III SD Wates 5 Kota Magelang Tahun 2013 ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran agama materi Shalat fardhu pada siswa Kelas III SD Wates 5 Kota Magelang Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan siklus penelitian yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Setiap siklus memiliki empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas III SD wates 5 Kota Magelang sebanyak 7 siswa. Data yang diperoleh berupa hasil pre-test, post-test, serta lembar observasi kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 28,57% dengan nilai rata-rata 65. Pada siklus II prosentase ketuntasan belajar siswa sebesar 7,14% dengan nilai rata-rata 70. Siklus III nilai rata-rata 75, dengan ketuntasan klasikal mencapai 85,71%. Data tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran agama materi shalat fardhu pada siswa kelas III di SD Wates 5 Kota Magelang tahun 2013.
ix
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL.....................................................................................ii HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................iv LEMBAR KEASLIAN TULISAN..................................................................v MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................vi KATA PENGANTAR.....................................................................................vii ABSTRAK........................................................................................................ix DAFTAR ISI.....................................................................................................x DAFTAR TABEL .............................................................................................xii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah..............................................................1
B.
Rumusan Masalah........................................................................7
C.
Tujuan Penelitian.........................................................................8
D.
Manfaat penelitian.......................................................................8
E.
Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................9
F.
Definisi Operasional....................................................................10
G.
Metodelogi Penelitian..................................................................12
H.
Sistematika Penulisan..................................................................19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Belajar dan Pembelajaran.............................................................21
x
B.
Pendidikan Agama Islam.........................................................29
C.
Shalat Fardhu...........................................................................34
D.
Indikator Prestasi Belajar.........................................................44
E.
Metode Demonstrasi................................................................47
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Diskripsi Pelaksanaan Siklus I.................................................56
B.
Diskripsi Pelaksanaan Siklus II...............................................62
C.
Diskripsi Pelaksanaan Siklus III..............................................71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN A.
Hasil Penelitian.........................................................................76
B.
Pembahasan..............................................................................81
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan...............................................................................95
B.
Saran.........................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Indikator Prestasi Belajar Tabel 2 : Nama Shalat, Waktu dan jumlah Rakaat Tabel 3 : Lembar Observasi Siklus I Tabel 4 : Lembar Observasi Siklus II Tabel 5 : Lembar Observasi Siklus III Tabel 6 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus I Tabel 7 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus II Tabel 8 : Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus III
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 : Siklus PTK
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Siklus I Lampiran 2 : RPP Siklus II Lampiran 3 : RPP Siklus III Lampiran 4 : Soal Post-test Siklus I Lampiran 5 : Soal Post-test Siklus II Lampiran 6 : Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7: Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sehingga manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia secara bebas dapat mengeksploitasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan pentingnya untuk kehidupan manusia. Dalam perspektif islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan manusia. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah : 11 yang berbunyi :
ّ ِ يَ ْز فَع... ...اّللُ الَّ ِذ يْهَ ا َ َمىُوا ِم ْى ُك ْم َوالَّ ِذ يْهَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجات Artinya :” ...niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan dalam keadaan kosong, tak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia itu sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam organ-organ
xv
fisio-psikis manusia yang berfungsi sebagai alat-alat penting untuk melakukan kegiatan belajar. Adapun ragam alat fisik-psikis tersebut berupa : 1) Indra penglihatan (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi visual, 2) Indra pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berguna untuk menerima informasi verbal, 3) Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengolah, menyimpan, dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif). Alat-alat yang bersifat fisio-psikis dalam hubungannya dengan kegiatan belajar merupakan subsistem-subsistem yang satu sama lain berhubungan secara fungsional (Syah, 2003: 101-102). Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat berbunyi ”Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”. Ayat 2 berbunyi “ Setiap warga negara
wajib
mengikuti
pendidikan
dasar
dan
pemerintah
wajib
membiayainya”. Dan ayat 3 berbunyi “ Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Arah dan tujuan pendidikan nasional kita, seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945, adalah peningkatan keimanan iman dan takwa serta pembinaan akhlak mulia para peserta didik. Pasal 3 undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
menyebutkan
“Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
xvi
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Seiring dengan tujuan pendidikan tersebut, maka Kementerian Pendidikan Nasional mulai tahun 2010 mencanangkan pembangunan karakter bangsa dengan empat nilai pokok, yaitu jujur, cerdas, tangguh, dan peduli (Zuchdi, 2012:2) Era informasi dan pengetahuan yang ditandai oleh penempatan teknologi informasi dan kemampuan intelektual sebagai modal utama dalam segala bidang kehidupan, ternyata di sisi lain memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan karakter bangsa. Semakin hari degradasi moral, sikap, dan perilaku semakin terasa diberbagai kalangan masyarakat. Ada kecenderungan bahwa watak anggota masyarakat Indonesia menunjukkan distorsi dan bahkan kemunduran. Perilaku tidak terpuji dan tidak menghargai bangsa semakin meningkat dan menggejala (Zuchdi, 2012:1). Misi besar pendidikan nasional menuntut semua pelaksana pendidikan memiliki kepedulian yang tinggi akan masalah moral/ karakter. Upaya yang bisa dilakukan untuk pembinaan karakter peserta didik diantaranya dengan memaksimalkan fungsi mata pelajaran yang sarat dengan materi pendidikan karakter (akhlak/nilai) seperti Pendidikan Agama (Zuchdi, 2012:15).
xvii
Pendidikan Agama bukan saja menjadi tugas sekolah, tetapi juga tugas keluarga dan masyarakat. Mengingat begitu pentingnya pendidikan agama sudah sepantasnya dalam
pembelajaran di sekolah seharusnya
menjadi perhatian guru mata pelajaran tersebut. Penyelenggaraan pendidikan agama
islam
di
sekolah
penuh
tantangan,
karena
secara
formal
penyelenggaraan pendidikan islam di sekolah hanya 3 jam pelajaran per minggu. Jadi apa yang bisa diperoleh peserta didik yang hanya 3 jam pelajaran. Sekolah Dasar sebagai salah satu satuan pendidikan formal juga mempunyai tugas yang cukup penting dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam kurikulum satuan pendidikan Sekolah Dasar terutama mata pelajaran pendidikan agama islam terdapat pokok materi shalat fardhu. Tujuan secara umum materi tersebut adalah supaya siswa dapat mempraktekkan shalat fardhu dengan benar. Untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran itu berhasil maka dapat dilihat sejauh mana peserta didik memahami terhadap materi tentang shalat bukan saja secara teoritis tetapi mampu mempraktekkan shalat fardhu secara benar. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. (Slamento, 1995: 1). Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan
xviii
mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan posisi guru dalam dunia pendidikan (Syah, 2003: 223). Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam mengaitkan pemahaman bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajar. Hal ini menuntut perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar, bertindak sebagai fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Salah satu usaha guru untuk dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran adalah guru harus mampu merubah kebiasaan guru yang hanya menggunakan metode ceramah yang membuat siswa cenderung pasif dan menyempurnakan dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Pada prinsipnya, tidak satupun metode mengajar
yang dapat
dipandang sempurna dan cocok dengan semua bahasan yang ada dalam setiap bidang studi. Karena setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan kelemahan-kelemahan yang khas. Namun, kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Sebaliknya, guru yang profesional dan kreatif justru hanya akan memilih metode mengajar yang lebih tepat setelah menetapkan topik
xix
pembahasan materi dan tujuan pembelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan (Syah, 2003: 202). Munculnya keaktifan bertanya dan keaktifan menemukan jawaban diantara sesama siswa sebagai bentuk keterlibatan aktif mereka dalam proses pembelajaran memerlukan rangsangan dan kondisi yang mendukung. Metode pembelajaran demonstrasi yang merupakan bagian dari cara penyajian pelajaran dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa sangat efektif untuk diterapkan karena masing-masing siswa akan mendapatkan bagian dan kesempatan yang sama untuk mempraktekannya, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan contoh pembelajaran agar tidak menyimpang dan keluar dari tujuan pembelajaran. Penerapan metode demonstrasi tepat digunakan dalam pembelajaran shalat fardhu, karena dengan contoh siswa akan lebih mudah memahami bukan saja dari bacaaan shalat tetapi juga dari setiap gerakan dalam shalat. Materi shalat fardhu sangat penting karena shalat fardhu menjadi salah satu materi ujian praktek kelas VI SD. Hal yang lebih mendasar lagi penanaman shalat sejak dini menjadi hal yang sangat penting bagi umat islam, karena shalat merupakan salah satu kewajiban yang sangat ditekankan dalam agama islam. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Selain itu penggunaan metode demostrasi dalam proses belajar mengajar juga
xx
memiliki arti penting
yang strategis dalam memberantas penyakit
verbalisme. Gejala penyakit verbalisme (aliran pandangan pendidikan yang berorientasi pada kemampuan hafalan di luar kepala walaupun tak mengerti artinya) biasanya mudah timbul dalam proses belajar mengajar apabila guru hanya menginformasikan konsep dan fakta dalam bentuk kata-kata (baik lisan maupun tulisan) tanpa menjelaskan lebih jauh. (Syah, 2003 : 208-209). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berusaha untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Pemahaman Pembelajaran Agama Materi Shalat Fardhu dengan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas III SD Wates 5 Kota Magelang Tahun 2013”. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan
masalah
sebagai
berikut:
“Apakah
penerapan
metode
demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran agama materi shalat fardhu pada siswa kelas III SD Wates 5 Kota Magelang tahun 2013 ?”. C. Tujuan Penelitian Bedasarkan rumusan masalah di atas maka penulis merumuskan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran agama materi shalat fardhu pada siswa kelas III SD Wates 5 Kota Magelang tahun 2013. D. Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis
xxi
a. Menambah khasanah keilmuan khususnya metode yang tepat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada jurusan Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai masalah yang sama . 2.
Secara Praktis a. Bagi Siswa 1.) Membantu
siswa
meningkatkan
pemahaman
pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. 2.) Kegiatan pembelajaran siswa di dalam kelas menjadi lebih menarik dan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. 3.) Siswa lebih mudah belajar dengan metode yang tepat. b. Bagi Guru 1.) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran. 2.) Meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan metode demonstrasi pada materi pelajaran shalat fardhu. 3.) Sebagai acuan dalam menerapkan metode pembelajaran untuk mata pelajaran yang lain. c. Bagi Sekolah Dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran
Pendidikan
Agama
Islam
kelulusannya lebih baik. E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
xxii
sehingga
kualitas
1. Hipotesis tindakan Trelease (1960) memberikan definisi hipotesis sebagai “suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang diamati”. Sedangkap Good dan Scates (1954) menyatakan bahwa “Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya.
Kerlinger
(1973)
mendefinisikan
Hipotesis
sebagai
pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel (Nazir, 1983 : 151). Hipotesis tindakan penelitian ini adalah jika menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran agama materi shalat fardhu pada siswa kelas III SD Wates 5 Kota Magelang tahun 2003. 2. Indikator Keberhasilan Menurut Muhibbin Syah (2003), Indikator Prestasi belajar terbagi menjadi 3 aspek yaitu : 1) Kognitif (cipta), Afektif (rasa), Psikomotorik (ranah karsa). Kognitif (cipta) meliputi pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisa dan sintesis. Dalam penelitian ini ditinjau dari pemahaman. Tindakan ini dikatakan berhasil apabila siswa kelas III SD Wates 5 Kota Magelang 75% memperoleh ketuntasan atau memperoleh nilai minimal 7 sesuai dengan KKM. F. Definisi Operasional
xxiii
Agar tidak terjadi salah tafsir dan persepsi dari pengertian tersebut di atas maka definisi dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Upaya meningkatkan Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud, sedangkan yang dimaksud meningkatkan adalah menaikkan derajat atau taraf dengan melalui suatu proses dalam sebuah alur yang menuju pada nilai agar menjadi lebih baik (Poerwadarminto, 1982 dalam Chasanah, 2010: 6). Adapun yang dimaksud dengan upaya meningkatkan adalah suatu usaha untuk meningkatkan taraf belajar dengan meningkatkan melalui suatu proses dalam sebuah alur untuk meningkatkan nilai agar menjadi lebih baik. 2. Pemahaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman merupakan terjemahan dari istilah understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang dipelajari (www.ahli-definisi.blogspot.com). Pemahaman yang dimaksud adalah tingkat kemampuan yang diharapakan agar dikuasai siswa untuk memahami atau menangkap makna dan fakta dari bahan yang dipelajari. Kata-kata kerja yang biasa digunakan untuk merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK) jenjang pemahaman, antara lain: menjelaskan, menguraikan, mengubah, memperkirakan, menyimpulkan, memberikan contoh, menafsirkan, menentukan dan membedakan ( Abror, 1993: 163).
xxiv
3. Belajar Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif (Syah, 2003: 91)
4. Shalat Fardhu Shalat Fardhu adalah shalat yang diwajibkan bagi setiap muslim yang dewasa dan berakal sehat. Adapun shalat menurut bahasa berarti doa, sedangkan menurut istilah adalah rangkaian gerakan dan ucapan yang didahului dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan memenuhi rukun dan syarat tertentu. 5. Metode Demonstrasi Metode yang dilaksanakan dengan cara penyajian pelajaran dengan memeragakan atau mempertunjukkan kepada siswa, suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. G. Metodelogi Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang peneliti tetapkan berupa penelitian tindakan kelas. Prosedur yang peneliti lakukan dan langkah-langkah penelitian tindakan kelas mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam tata tertib penelitian tindakan kelas yang berlaku atau yang harus di lakukan.
xxv
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, Suhardjono, dan Supardi,2006: 3) Menurut Suhardjono (2007) dalam Uswatun (2010) penelitian kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar) hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Tahap-tahap dalam rancangan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : a. Perencanaan b. Tindakan c. Pengamatan/observasi d. Refleksi 2. Tempat dan Waktu Penelitian di laksanakan di SD Wates 5 Kota Magelang pada bulan Mei Semester II tahun pelajaran 2012/2013 3. Subyek Penelitian Subyek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas III berjumlah 7 siswa dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Wates 5 Kota Magelang.
xxvi
4. Langkah-langkah / Siklus Penelitian Menurut Suhardjono dalam Arikunto, Suharjono,dan Supardi (2006: 74) penelitian tindakan kelas terdiri atas empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegitan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Perencanaan tindakan I
Permasalahan PP
Refleksi I
Pengamatan/peng umpulan data I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Refleksi II
Siklus II Apabila permasalahan belum terselesaikann
Dilanjutkan ke siklus selanjutnya
Gambar 1.1 Siklus PTK a.
Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan Siklus
xxvii
Pengamatan/peng umpulan data II
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memerlukan beberapa siklus hingga dapat dicapai hasil yang sesuai dengan indikator penelitian. Untuk itu maka peneliti memerlukan perencanaan disetiap tahap peneliti yaitu : 1.) Tahap perencanaan Pada
tahap
ini
dilakukan
penyusunan
instrument
penelitian dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari silabus, rencana pengajaran, lembar observasi dan soal test. Penelitian direncanakan pada bulan Mei. 2.) Tahap Pelaksanaan a.) Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 menerapkan Metode demonstrasi. Materi pembelajaran pada pertemuan ke-1 yaitu materi tentang tentang pengertian shalat fardhu, waktu dan pelaksanaan shalat fardhu,dan bacaan niat shalat fardhu beserta artinya. b.) Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-2 menerapkan Metode demonstrasi. Materi pembelajaran pada pertemuan ke-2 yaitu materi tentang melakukan shalat fardhu. c.) Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke-3 menerapkan Metode demonstrasi, materi pembelajaran pada pertemuan ke-3 yaitu materi tentang praktek shalat. 3.) Tahap Evaluasi
xxviii
Evaluasi pemahaman belajar siswa menggunakan lembar observasi. 4.) Tahap Pengamatan Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan yaitu pengamatan terhadap pemahaman belajar dengan mengadakan test pada awal dan akhir siklus. 5.) Tahap Refleksi Pada tahap ini dibandingkan antara hasil observasi mengenai pemahaman siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam setelah siklus I, sehingga dapat ditunjukkan adanya perubahan antara sebelum siklus II dengan setelah pelaksanaan siklus II. Apabila indikator keberhasilan yang telah ditentukan belum tercapai maka siklus ini akan dilanjutkan pada siklus II sampai indikator keberhasilan tercapai. Akan tetapi apabila pada siklus selanjutnya indikator keberhasilan tersebut telah tercapai, maka siklus akan dihentikan.
6.) Instrumen Penelitian Adapun yang disiapkan diantaranya berupa: a.) Soal tes b.) Pedoman dan kriteria penilaian c.) Lembar observasi 7.) Metode Pengumpulan data
xxix
Pengumpulan
data
adalah
cara-cara
yang
dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto dalam Chasanah,2010:12). Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan : a.) Observasi Pada penelitian ini kegiatan observasi dilakukan pada saat guru menyampaikan materi pembelajaan terhadap kondisi kelas. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat dengan mengisi lembar observasi/pengamatan yang telah dipersiapkan. b.) Tes / Angket Metode dalam penelitian ini yaitu pre-test dan posttest. Kegiatan pre-test dilakukan secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Secara
post-test yakni kegiatan evaluasi yang
dilakukan pada akhir penyajian materi. Tujuannya ialah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan (Syah, 1997: 143-144). c.) Teknik Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul
sehingga
xxx
menghasilkan
suatu
kesimpulan
digunakan analisis data kuantitatif. Dalam menganalisa data, untuk menghitung nilai rata-rata penulis menggunakan rumus ( Dajan, 1984 : 20 ) adalah sebagai berikut:
Dimana:
Dari nilai rata-rata tersebut apabila :
Sedangkan rumus untuk menghitung persentase ( Wulandari, 2014 ) :
Berdasarkan rumus di atas, maka dalam penelitian ini, rumus untuk menghitung persentase ketuntasan dirumuskan:
Keterangan : P = Persentase St = Siswa tuntas n = Jumlah siswa H. Sistematika Penulisan
xxxi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab berisi sebagai berikut : Bab pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumus masalah, tujuan penelitian, hepotesistindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan. Bab kedua, kajian pustaka yang berisi prestasi, metode demonstrasi, pembelajaran pendidikan agama Islam, materi Shalat fardhu. Bab ketiga, pelaksanaan penelitian yang memuat gambaran umum SD Wates 5 Kota Magelang, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III. Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan, berisi deskripsi persiklus, pembahasan. Bab kelima, penutup yang berisi kesimpulan, saran dan pada bagian akhir dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
xxxii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran 1. Definisi Belajar dan Pembelajaran Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Syah, 2003 : 88) Howard L Kingskey dalam Djamarah (2002:65) mengatakan bahwa “learning is the process by which behavior (in the broader sense) isoriginated or changed throught practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan. Slamento (1995: 2) merumuskan pengertian tentang belajar, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan , sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
xxxiii
suatu proses yang dilakukan oleh individu yang sangat fundamental untuk memperoleh perubahan. Selain belajar juga dikenal istilah pembelajaran yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Dalam perumusan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam konsep tersebut ada 5 konsep yaitu interaksi, peserta didik, pendidik, sumber belajar, dan lingkungan belajar (Udin dalam Chasanah, 2010 : 15). Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas,
perlengkapan,
dan
prosedur
yang
saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik dalam Chasanah, 2010 : 15) Dari disimpulkan
berbagai bahwa
pendapat
mengenai
pembelajaran
pembelajaran
merupakan
kegiatan
dapat yang
direncanakan untuk terciptanya kegiatan belajar peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut
Syah,
Muhibbin
(2003),
faktor-faktor
mepengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
xxxiv
yang
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yaitu : 1.) Aspek Fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihatan juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan ilmu pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. 2.) Aspek Psikologis Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat membantu kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaan siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah : a.) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa; b.) Sikap siswa; c.) Bakat; d.) Minat siswa; e.)Motivasi siswa. b. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yakni : 1.) Lingkungan sosial
xxxv
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Lingkungan sosial siswa yang lain yaitu masyarakat dan tetangga
juga teman-teman
sepermainan disekitar siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. 2.) Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang di gunakan siswa. 3. Faktor Pendekatan Belajar (Approach to Learning ), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Sedangkan menurut Noehl
Nasution
dalam
Djamarah
(2002),
faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi : a. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan
xxxvi
sosial budaya. Keduanya mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah. b. Faktor Instrumental, meliputi : 1.) Kurikulum Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Untuk mencapai target penguasaan kurikulum oleh anak didik terkadang dirasakan begitu sukar. Faktor sejarah pendidikan masa lalu yang menjadi akar permasalahannya. 2.) Program Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan disekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial, dan sarana pra sarana.
3.) Sarana dan Fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah
misalnya
sebagai
tempat
yang
strategis
bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas,
xxxvii
ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium, dan halaman sekolah yang
memadai.
Semua
bertujuan
untuk
memberikan
kemudahan pelayanan anak didik. Selain masalah sarana, fasilitas juga kelengkapan sekolah yang sama sekali tidak bisa diabaikan. Lengkap tidaknya buku-buku diperpustakaan ikut menentukan kualitas suatu sekolah. 4.) Guru Guru
merupakan
unsur
manusiawi
dalam
pendidikan.
Kehadiran guru mutlak diperlukan. Persoalan guru menyangkut dimensi yang luas, tidak hanya bersentuhan dengan masalah di luar dirinya seperti mampu berhubungan dengan baik dengan warga masyarakat di luar sekolah dan berhubungan dengan baik dengan anak didik kapan dan dimana pun dia berada, tetapi juga masalah yang berkaitan dengan diri pribadinya.
c. Kondisi Fisiologis Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan
xxxviii
gizi, mereka lekas lelah, mudah ngantuk, dan sukar menerima pelajaran. d. Kondisi Psikologis Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis meliputi, yaitu : 1.) Minat Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. (Dalyono, 1997 dalam Djamarah, 2003 : 157). 2.) Kecerdasan Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara IQ dengan hasil belajar disekolah. Sekitar 25% hasil belajar di sekolah dapat dijelaskan dari IQ, yaitu kecerdasan yang diukur oleh test intelegensi. Jadi kecerdasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar disekolah.
xxxix
3.) Bakat Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. 4.) Motivasi Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Noehi Nasution dalam Djamarah, 2002). Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. 5.) Kemampuan Kognitif Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada penguasaan kemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Mengingat adalah suatu aktifitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh dimasa lampau. Berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan yang disertai dengan sikap positif dari subyek yang berpikir (Abror dalam Djamarah, 2002 ).
xl
B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemasyarakatan.
Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi
berbagai
potensi
yang
dimiliki
manusia
yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntutan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang jujur adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun
xli
sosial. Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak, serta aktif membangun peradaban bangsa yang bermartabat. (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar : 2). Dalam buku Kapita Selekta karya Arifin mengungkapkan pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut : ”Islamic education in true sense of the term is a system of education which enables a man to lead this life according to the Islamic ideology, so that the may castly mauld his life n accor dance with tenents os Islamic “ (Muhammad S.A Ibrahim dalam Chasanah, 2010 : 17). Maksudnya, pendidikan agama islam adalah pandangan yang sebenarnya dalam suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam sehingga degan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam. Jadi pendidikan agama islam adalah bagian dari pendidikan islam yang tujuannya agar mampu mengamalkan secara benar sesuai dengan ajaran islam.
2. Ruang Lingkup Pembelajaran PAI Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar disebutkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut : a. Al-quran dan Hadits b. Aqidah c. Akhlak d. Fiqih e. Tarikh dan Kebudayaan Islam
xlii
Pendidikan
Agama
Islam
menekankan
keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian antara : a. Hubungan manusia dengan Allah Swt. b. Hubungan manusia dengan sesame manusia. c. Hubungan manusia dengan diri sendiri. d. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Sedangkan
Zuhairini
dalam
Chasanah
(2010,
19)
mengemukakan bahwa materi PAI diklasifikasikan kedalam tiga hal, yaitu : a. Masalah Keimanan Aqidah (kepercayaan) adalah bidang teori yang perlu dipercayai dahulu sebelum yang lain. b. Masalah Syariah Syariah adalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yang di ciptakan pokok-pokoknya saja agar manusia berpegang kepada-Nya dan dalam melakukan hubungannya dengan Tuhan, mengatur hubungannya dengan alam dan kehidupan. c. Masalah Insan (akhlak) Kata akhlak adalah merupakan bentuk jama’ dari kata “khulk” yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap, penyempurna bagi kedua amal di atas dan mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.
xliii
3. Tujuan Pembelajaran PAI Pendidikan Agama Islam di SD bertujuan untuk : a. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah Swt. b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan
secara
personal
dan
sosial
serta
mengembangkan budaya islam dalam komunitas sekolah. 4. Kurikulum PAI Kurikulum adalah seperangkat rencana pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada didaerah (Diknas, 2007 : 3 ). Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar
xliv
kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok / pembelajran, kegiatan pembelajaran indikator, penilaian, alokasi waktu, sumber/ bahan/ alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Diknas, 2007 : 5). Dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar kelas III semester 2 disebutkan bahwa Standar Kompetensi adalah ibadah, melakukan shalat dengan tertib. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah : a.) Menyebutkan shalat fardhu, b.) Memperagakan shalat secara tertib, c.) Mempraktikkan shalat secara benar. C. Shalat Fardhu 1. Pengertian Shalat Shalat menurut bahasa artinya doa, hal ini karena di dalam shalat sebagian besar bacaannya terkandung banyak doa. Selain itu, shalat diartikan dengan doa karena pada hakekatnya shalat adalah suatu hubungan vertical antara hamba dengan Tuhannya. Menurut istilah, shalat artinya perbuatan dan perkataan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu. Banyak sekali perintah untuk menegakkan shalat yang terdapat di dalam Al-Quran. Perintah dalam Al-Quran tentang shalat dengan
xlv
lafaz “Aqiimush-shalata” (dirikanlah shalat) yang ditujukan kepada orang-orang banyak terdapat dalam surah : a. Q.S Al-baqarah ayat 43, 83 dan 110 b. Q.S An’nisa ayat 193 dan 117 c. Q.S Al-an’am ayat 72 d. Q.S Yunus ayat 87 e. Q.S Al-hajj ayat 78 f. Q.S An-nur ayat 56 g. Q.S Luqman ayat 31 h. Q.S Al-mujadalah ayat 13, dan i. Q.S Al-muzzamil ayat 20 Sedangkan perintah shalat dengan lafaz “Aqimish-shalata” (dirikanlah shalat), dengan subyek hanya kepada satu orang, yaitu pada surah : a. Q.S Hud ayat 114 b. Q.S Al-isra’ ayat 78 c. Q.S Taha ayat 14 d. Q.S Al-ankabut ayat 45 e. Q.S Luqman ayat 17 Dalam islam, shalat menempati posisi penting dan strategis karena merupakan salah satu rukun islam yang menjadi pembatas apakah seseorang itu mukmin atau kafir. Shalat merupakan tiang agama bagi kehidupan seorang muslim.
xlvi
Perintah shalat diturunkan Allah langsung kepada Nabi Muhammad, saat beliau melaksanakan isra’ mi’raj. Benar tidaknya shalat yang kita lakukan tergantung dari pemahaman kita tentang ketentuan shalat wajib. Pemahaman tentang aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan tentang menjalankan shalat sangat penting, karena itu menentukan diterima atau tidaknya ibadah shalat kita. Sedemikian pentingnya shalat, maka ibadah shalat dalam islam tidak bisa diganti atau diwakilkan. Shalat wajib bagi setiap muslim laki-laki dan wanita dalam kondisi apapun, baik dalam kondisi aman, takut, dalam keadaan sehat dan sakit, dalam keadaan bermukmin dan musafir. Oleh karena itu, pelaksanaan shalat bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada keadaan pelakunya, kalau tidak bisa berdiri boleh duduk, kalau tidak bisa duduk boleh berbaring. 2. Macam-macam Shalat a. Shalat Fardhu, ialah shalat yang diwajibkan bagi orang-orang islam lima kali dalam sehari semalam dengan waktu yang sudah ditentukan. Shalat fardhu meliputi : 1.) Shalat Dhuhur, yaitu waktunya dimulai sejak matahari condong ke barat, dan berakhir disaat bayangan suatu benda itu sama panjangnya dengan benda itu. Atau kira-kira pukul 11.50 sampai dengan pukul 15.05 WIB.
xlvii
2.) Shalat Ashar, yaitu waktunya dimulai setelah waktu dhuhur habis dan berakhir setelah terbenamnya matahari. Atau kirakira pukul 15.05 sampai dengan pukul 17.52 WIB. 3.) Shalat Maghrib, yaitu waktunya dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir apabila mega merah telah hilang. Atau kira-kira pukul 17.52 sampai dengan 19.01 WIB. 4.) Shalat Isya’, yaitu waktunya dimulai setelah hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar shadiq. Atau kira-kira pukul 19.01 sampai pukul 04. 34 WIB. 5.) Shalat Subuh, yaitu waktunya dimulai setelah terbit fajar shadiq sampai terbitnya matahari. Atau kira-kira pukul 04.34 sampai dengan pukul 05.15 WIB. b. Shalat sunah, ialah shalat selain shalat fardhu. Shalat sunah meliputi : 1.) Shalat sunah biasa disebut dengan istilah sholat “Tathowwu”. Shalat sunah ada yang dilakukan dengan berjamaah dan ada pula yang dilakukan sendirian (Ahnan, 1990 : 129). Yang dikerjakan sendiri tanpa berjamaah misalnya: a.) Shalat rawatib b.) Shalat dhuha c.) Shalat tahiyatul masjid d.) Shalat tahajud e.) Shalat hajat
xlviii
f.) Shalat istikharah dan sebagainya Adapun shalat sunah yang dikerjakan dengan berjamaah misalnya: a.) Shalat tarawih b.) Shalat idul fitri c.) Shalat idul adh-ha d.) Shalat gerhana e.) Shalat istisqo’ dan sebagainya 3. Syarat Wajib Shalat adalah hal-hal yang menyebabkan seseorang wajib mengerjakan shalat, karena telah memenuhi syarat wajib shalat, yaitu: a. Islam b. Baligh, telah cukup umur c. Suci dari haid dan nifas d. Dalam keadaan sadar e. Telah sampai dakwah kepadanya, artinya dia telah mengerti bahwa shalat wajib dilaksanakan. 4. Syarat Sah Shalat Syarat sah shalat adalah segala sesuatu yang harus dipenuhi sebelum mengerjakan shalat, dan jika tidak dipenuhi maka shalatnya tidak sah. Yang termasuk syarat sah shalat adalah sebagai berikut: a. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis b. Suci dari hadas besar dan hadas kecil c. Menutup aurat
xlix
d. Menghadap kiblat e. Telah masuk waktu shalat
5. Rukun Shalat Rukun shalat adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan dalam shalat. Adapun yang termasuk rukun shalat yaitu: a. Niat b. Berdiri bagi yang mampu c. Takbiratul ihram d. Membaca surat Al-fatihah e. Rukuk dengan tuma’ninah f. Iktidal dengan tuma’ninah g. Sujud dengan tuma’ninah h. Duduk diantara dua sujud dengan tuma’ninah i. Duduk tasyahud akhir 6. Hal-hal Sunah dalam Shalat Hal-hal sunah dalam shalat antara lain sebagai berikut: a. Mengangkat tangan saat takbiratul ikhram b. Mengangkat tangan saat rukuk, iktidal dan berdiri dari tasyahud akhir c. Meletakkan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri d. Melihat ketempat sujud e. Membaca doa iftitah
l
f. Membaca taawuz g. Membaca amin setelah surah al-fatihah h. Membaca surah atau ayat Al-quran i. Membaca takbir setiap pergantian shalat j. Menyaringkan bacaan Al-fatihah saat shalat Maghrib, Isya, dan subuh serta shalat jum’at untuk rakaat pertama dan kedua. k. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud l. Duduk iftirosy (duduk diantara mata kaki kiri, telapak kaki kanan di tegakkan ) m. Duduk tawarruk pada tasyahud akhir ( telapak kaki kiri dikeluarkan kesebelah bawah telapak kaki kanan) n. Duduk tuma’ninah (duduk sejenak) sesudah sujud kedua sebelum berdiri o. Membaca salam yang kedua (menengok ke kiri ) 7. Hal-hal yang Membatalkan Shalat Hal-hal yang dapat membatalkan shalat diantaranya sebagai berikut : a. Sengaja meninggalkan salah satu rukun atau syarat sahnya shalat tanpa uzur. b. Bercakap-cakap dengan sengaja dan bukan untuk kepentingan shalat. c. Makan dan minum dengan sengaja d. Berhadas, baik hadas kecil maupun hadas besar
li
e. Hilang akal (pingsan, mabuk, dll) f. Berpaling dari arah kiblat dengan sengaja g. Terkena najis h. Berubah niat i. Bergerak dari tiga kali di luar gerakan shalat 8. Tata Cara Shalat Dalam mendirikan shalat, hendaknya kita mengikuti gerakan shalat yang dicontohkan Nabi Muhammad. Sebagaimana diterangkan dalam hadis berikut : “Dari Malik Ibnul Huwairist r.a telah menceritakan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda, “ Shalatlah kamu seperti yang kamu lihat aku melakukannya.” Tata cara shalat harus sesuai dengan yang telah ditentukan meliputi gerakan, bacaan serta urutannya, baik yang termasuk rukun maupun sunah shalatnya. Gerakan-gerakan shalat yaitu: a. Berdiri tegak ke arah kiblat bagi yang mampu, pandangan mata ke tempat sujud, kedua tangan lurus ke bawah dengan jari-jari terbuka dan kaki tidak terlalu rapat atau terlalu renggang. b. Takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua tangan dengan jari-jari tangan terbuka dan sejajar dengan bagian bawah daun telinga sambil membaca takbir (Allahu akbar) dan membaca niat shalat dalam hati. Untuk laki-laki ketiaknya direnggangkan sedangkan untuk perempuan ketiak dirapatkan.
lii
c. Bersedekap dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri dan mengenggam pergelangan tangan kiri. d. Membaca doa iftitah, al-fatihah dan surat Al-quran saat tangan bersedekap. e. Rukuk dengan tuma’ninah sambil membaca doa sujud (tasbih). f. Iktidal sambil membaca dia iktidal. g. Sujud dengan tuma’ninah sambil membaca doa sujud (tasbih). h. Duduk diantara dua sujud (iftirosy) sambil membaca doa. i. Melakukan sujud yang kedua sambil membaca doa. j. Berdiri untuk melakukan rakaat kedua. Pada rakaat kedua, ketiga dan keempat gerakan dan bacaannya sama dengan rakaat pertama dengan dimulai dari membaca Al-fatihah. k. Pada shalat dhuhur, ashar, maghrib dan isya, setelah rakaat kedua dilanjutkan dengan duduk tasyahud akhir dan membaca doa tasyahud akhir. l. Duduk tasyahud akhir (tawarruk) dan membaca tasyahud akhir dirangkai membaca shalawat nabi. m. Membaca salam yang pertama (menoleh ke kanan, pipi terlihat oleh jamaah yang ada di belakangnya). Kemudian membaca salam yang kedua (menoleh ke kiri ). 9. Hikmah Shalat Banyak hikmah dari shalat yang dapat dirasakan langsung oleh manusia yang senantiasa menjalankan ibadah shalat dengan penuh
liii
keikhlasan. Setiyani (2010: 98-99) mengemukakan hikmah shalat kehidupan kita antara lain: a. Sarana mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Allah adalah satu-satunya dzat yang mau mendengarkan keluhan kita. Saat kita mengadukan semua permasalahan kita kepada Allah maka akan terjalin kedekatan jiwa kita dengan Allah. Beban masalah yang kita rasakan akan hilang berganti dengan ketenangan jiwa karena segala permasalahan telah disampaikan kepada Allah. b. Mendidik Hidup Disiplin Orang yang biasa melaksanakan shalat dengan tepat waktu dan teratur akan melatih dirinya untuk
hidup disiplin dalam
kehidupannya. Melaksanakan shalat tepat waktu akan mendidik orang untuk lebih menghargai waktu. c. Sebagai ungkapan rasa syukur kita kepada Allah Salah satu sarana kita untuk bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang telah diberikan-Nya adalah dengan shalat. d. Dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar jika dilakukan dengan tenang, khusuk dan tuma’ninah. Selain itu kita harus menjalankan perintah shalat dengan hati penuh keikhlasan dan benar-benar menghayati bacaan-bacaan shalat yang kita baca. e. Menjaga kesehatan diri
liv
Gerakan shalat dapat melenturkan urat syaraf dan mengaktifkan system keringat dan system pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negative dari tubuh, membiasakan pembuluh darah halus diotak mendapatkan tekanan tinggi, serta membuka pembuluh darah dibagian dalam tubuh (arteri jantung). D. Indikator Prestasi Belajar Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa adalah mengetahui garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis prestasi yang akan diungkapkan dan diukur. Berikut ini jenis, indikator, dan cara evaluasi prestasi menurut Syah (2003).
Tabel: 1 Indikator Prestasi Belajar Jenis Prestasi A. Cipta (Kognitif) Pengamatan
Indikator
Cara valuasi
1. 2. 3.
Dapat menunjukkan Dapat membandingkan Dapat menghubungkan
Tes Lisan Tes Tertulis Observasi
Ingatan
1. 2.
Dapat menyebutkan Dapat menunjukkan kembali
Tes lisan Tes Tertulis Observasi
Pemahaman
1. 2.
Dapat menjelaskan Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri
Tes Lisan Tes Tertulis
Aplikasi / Penerapan
1. 2.
Dapat memberikan contoh Dapat menggunakan secara tepat
Tes Tertulis Pemberian Tugas Observasi
Analisis (Pemeriksaan dan pemilahan secara
1.
Dapat menguraikan
lv
Tes Tertulis
teliti)
Sintesis (Membuat panduan baru dan utuh )
2.
Dapat mengklasifikasikan / memilah-milah
Pemberian Tugas
1.
Dapat menghubungkan materimateri sehingga menjadi kesatuan baru Dapat menyimpulkan Dapat menggeneralisasikan
Tes Tertulis
2. 3.
Pemberian Tugas
B. Rasa (Afektif) 1. Menunjukkan sikap menerima
Tes Tertulis
2. Menunjukkan sikap menolak
Tes Skala Sikap Observasi
1.
Kesediaan berpartisipasi / terlibat Kesediaan memanfaatkan
Tes Skala Sikap
Tes Skala Penilaian Sikap Pemberian Tugas
3.
Menganggap penting dan bermanfaat Menganggap indah dan harmonis Mengagumi
1.
Mengakui dan meyakini
Tes Skala Sikap
2.
Mengingkari
Pemberian ekspresif menyatakan dan proyektif menyatakan perkiraan ramalan)
Penerimaan
Sambutan
2.
Apresiasi menghargai)
(sikap
1. 2.
Internalisasi (pendalaman)
Karakterisasi (Penghayatan)
C. Ranah Karsa (Psikomotor) Keterampilan bergerak dan bertindak
1.
Melembagakan atau meniadakan
2.
Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari
1.
Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya
Pemberian Tugas Observasi
Observasi
Pemberian ekspresif proyektif Observasi
Observasi
Tes Tindakan Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal
1. 2.
Kefasihan melafalkan / mengucapkan Kecakapan membuat mimic
lvi
Tes Lisan Observasi
tugas (yang sikap) (yang atau
tugas dan
dan gerakan jasmani Tes Tindakan Sumber : Muhibbin Syah (2003), hal : 151-152
E. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Istilah metode demonstrasi berasal dari kata “metode” dan “demonstrasi”. Adapun pengertian metode : a. Menurut Nur Uhbiyati dalam Zaenab (2010: 41) Metode demonstrasi berasal dari bahasa latin “meta” yang berarti melalui dan “modus” yang berarti jalan atau cara ke atau ke. Dalam bahasa Arab disebut “tariqan” artinya jalan, cara, system dan ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah ialah suatu system atau cara yang mengatur suatu cita-cita.
b. Syah, Muhibbin (1995: 208) Demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dapat diartikan sebagai upaya peragaan atau pertunjukkan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu.
lvii
Metode adalah jalan yang hendak ditempuh oleh seseorang supaya sampai kepada tujuan tertentu baik dalam lingkungan perusahaan / perniagaan maupun dalam kepuasan ilmu pengetahuan dan lainnya. Beberapa ahli mendefinisikan pengertian metode demonstrasi adalah sebagai berikut : a. Metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seseorang guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses atau kaifiah melakukan sesuatu (Zein dalam Zaenab, 2010 :42). b. Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan (Djamarah, dalam Zaenab, 2010 : 42). c. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2003 : 208). Jadi dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid-murid sendiri memperlihatkan tentang suatu proses, situasi atau benda yang sedang dipelajari, baik
lviii
sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
2. Landasan Penerapan Metode Demonstrasi Yang melatar belakangi penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran fiqih materi shalat karena shalat adalah kaifiah atau gerakan agar akurat sesuai dengan gerakan yang dicontohkan guru. Nabi Muhammad juga menyuruh memperhatikan dan meniru bagaimana beliau shalat. Ini merupakan suatu demonstrasi (Zein dalam Zaenab (2010 : 43)). Jadi metode demonstrasi sangatlah tepat digunakan dalam penyampaian materi shalat karena dengan jalan mempertunjukkan atau memperagakan akan lebih mudah dan lebih cepat dipahami dan dipraktekkan, jika hanya dengan teori akan lebih lama dan kurang jelas. 3. Urgensi Metode Demonstrasi Adapun urgensi metode demonstrasi menurut Yusuf dalam Zaenab yaitu : a. Dimaksudkan untuk memberikan keterangan dan ketentraman tertentu kepada anak didik. b. Untuk memudahkan penjelasan, hingga mudah dipahami, sebab penggunaan bahasa dalam pengajaran memiliki sifat keterbatasan.
lix
c. Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran. d. Untuk meneliti sejumlah fakta dan obyek tertentu secara seksama.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran metode demonstrasi juga mempunyai kelebihan dan kekurangan diantaranya adalah : a. Kelebihan Metode Demonstrasi 1.) Syaiful Bahri Djamarah a.) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat). b.) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari. c.) Proses pengajaran lebih menarik. d.) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan dan mencoba melakukan sendiri (Djamarah : 1996 : 102-103). 2.) Tayar Yusuf dalam Zaenab (2010: 45-46) a.) Perhatian siswa dapat difokuskan kepada titik berat yang dianggap penting bagi guru. b.) Dengan keterlibatan siswa secara aktif terhadap jalannya suatu proses tertentu melalui pengamatan dan percobaan
lx
siswa mendapakan pengalaman praktis, yang biasanya bersifat tahan lama. c.) Menghindarkan pengajaran yang bersifat verbalisme, dimana siswa tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diucapkan (pandai mengucapkan tapi tidak mengerti maksudnya ) serta catatan yang diperlukan. d.) Selama demonstrasi berlangsung kita dapat mengajukan pertanyaan, apakah keterangan itu dapat didengar oleh siswa dan apakah alat dapat ditempatkan pada posisi yang tepat ? dan lain sebagainya. e.) Menetapkan rencana penelitian, mengenai hasil yang dapat dicapai melalui demonstrasi. f.) Dapat merekam kembali atau mengulangi kembali proses demonstrasi, jika siswa merasa belum paham atau mengerti tentang masalah yang dibicarakan. 3.) Muhibbin Syah a.) Perhatian siswa dapat lebih terpusatkan. b.) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari c.) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Darajat, 1985 dalam Syah, 2003 : 209).
lxi
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik pemahaman bahwa kelebihan metode demonstrasi yang paling utama adalah membuat siswa menjadi lebih jelas apa yang dipelajari karena dipraktikkan secara langsung, dan mendapatkan pengalaman yang praktis serta bersifat tahan lama. b. Kekurangan Metode Demonstrasi Adapun kekurangan metode demonstrasi menurut Syaiful Bahri Djamarah adalah: 1.) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal ini, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif. 2.) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. 3.) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain. (Djamarah dkk : 1996 : 103). Sedangkan menurut Winarno Surachmad dalam Zaenab (2010: 46) metode demonstrasi mempunyai kelemahan sebagai berikut: 1.) Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama
lxii
oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil, atau penjelasanpenjelasan tidak jelas. 2.) Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktifitas dimana siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman yang berharga. 3.) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau berada ditempat lain yang jauh dari kelas. Menurut Syah, Muhibbin (2003) metode demonstrasi mengandung kelemahan-kelemahan. 1.) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern. 2.) Demonstrasi tak dapat diikuti atau dilakukan dengan baik oleh siswa yang cacat tubuh atau kelainan atau kekurangmampuan fisik tertentu. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik suatu pemahaman bahwa kelemahan mendasar metode demonstrasi adalah kurangnya sarana dan pra sarana (alat dan bahan) untuk proses demonstrasi. Disamping itu, penguasaan guru pada materi yang akan disampaikan harus matang.
5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi
lxiii
Kegiatan guru pada proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi diharapkan melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Perencanaan 1.) Menurut tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang hendak dicapai. 2.) Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. 3.) Memperhitungkan waktu yang akan diperlukan termasuk waktu siswa untuk bertanya. 4.) Menciptakan kondisi belajar siswa untuk melaksanakan demonstrasi dengan: a.) Menyediakan alat-alat dan bahan-bahan demonstrasi. b.) Tempat praktik shalat, misalnya mushola atau masjid. 5.) Menetapkan tujuan dan proses yang jelas atau pertanyaan apa yang hendak dijawab dan hasilnya nanti. b. Pelaksanaan 1.) Mengajukan masalah kepada siswa yang akan melaksanakan demonstrasi. 2.) Menjelaskan dan mendemonstrasikan suatu prosedur atau proses 3.) Usahakan seluruh siswa dapat mengikuti dan mengamati demonstrasi dengan baik.
lxiv
4.) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran. 5.) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat atau didengarkan dalam bentuk pengajuan pertanyaan, membandingkan dengan yang lain dan mencoba melakukan sendiri. 6.) Menghindari ketegangan, oleh sebab itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis. 7.) Hentikan demonstrasi kemudian adakan tanya jawab. c. Evaluasi atau Tindakan 1.) Beri kesempatan kepada siswa untuk tindak lanjut mencoba melakukan sendiri. 2.) Siswa mempraktekkan gerakan dan bacaan shalat dengan baik dan benar. 3.) Membuat kesimpulan hasil demonstrasi. 4.) Mengajukan pertanyaan kepada siswa (post-test) (Zaenab: 2010 : 47-49).
lxv
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN H. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Membuat instrument yang diperlukan dalam penelitian yang terdiri dari: a. Membuat pengajaran materi sholat fardhu. b. Media pengajaran yang berupa metode demonstrasi. c. Lembar pengamatan untuk siswa dan guru serta lembar pengamatan pengelolaan pengajaran. d. Butir soal untuk evaluasi siklus I. 2. Pelaksanaan a. Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013 dan 6 Mei 2013 membahas tentang pengertian shalat fardhu, waktu dan pelaksanaan shalat fardhu,dan bacaan niat shalat fardhu beserta artinya. Adapun pengertian shalat fardhu adalah shalat wajib yang dilaksanakan lima waktu dalam sehari semalam. Shalat fardhu terdiri dari shalat subuh, shalat zuhur, shalat ashar, shalat maghrib, dan shalat isya. Setiap shalat fardhu mempunyai batasan waktu tertentu. Lima nama shalat fardhu beserta batasan waktu dan jumlah rakaat masing-masing. Tabel: 2
lxvi
Nama shalat, waktu dan jumlah rakaat Nama Sholat Shalat Subuh
Waktu
Jumlah Rakaat Semenjak fajar sampai terbit matahari 2 rakaat (pukul 04.30-06.30)
Shalat Zuhur
Semenjak matahari tepat berada di atas 4 rakaat kepala sampai bayang-bayang sama panjang dengan bendanya (pukul 12.0015.00)
Shalat Ashar
Semenjak bayang-bayang benda sama 4 rakaat panjang dengan bendanya sampai matahari terbenam (pukul 15.00-18.00)
Shalat Maghrib
Semenjak matahari terbenam sampai 3 rakaat tidak ada lagi awan yang terkena sinar matahari (pukul 18.00-19.00)
Shalat Isya
Semenjak tidak ada lagi awan yang 4 rakaat terkena sinar matahari sampai fajar (pukul 19.00-04.30)
Sumber : Maftuh Ahnan (2002), hal : 52 b.
Bacaan niat shalat sebagai berikut 1.) Shalat subuh (2 rakaat) Usholli fardhos subhi raka‟atain mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman) lillaahi ta‟aalaa Artinya : “ Aku niat shalat subuh dua rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala. 2.) Shalat Zuhur (4 rakaat) Ushollii fardhoozh zhuhri arba‟a raka‟aatin mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman) lillaahi ta‟aalaa
lxvii
Artinya : ” Aku shalat zuhur empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala . 3.) Shalat Ashar Usholli fardhol ashri arba‟a rakaa‟atin mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman) lillahi ta‟ala Artinya : “ Aku shalat ashar empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala. 4.) Shalat Maghrib Usholli fardhol magribi tsalasa rakaa‟atin mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman) lillahi ta‟al Artinya : “ Aku shalat maghrib tiga rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala. 5.) Shalat Isya Usholli fardhol isyaa i arba‟a raka‟aatin mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman) lillahi ta‟ala Artinya : “ Aku shalat isya empat rakaat menghadap kiblat (sebagai makmum) karena Allah Ta’ala. c. Langkah-langkah pelaksanaan siklus I 1.) Apersepsi 2.) Guru mengadakan pre-test terkait materi yang akan disampaikan. 3.) Guru menyampaikan materi tentang bahan ajar kepada siswa. 4.) Melalui kegiatan elaborasi siswa secara klasikal, menyebutkan nama-nama shalat fardhu dan waktu pelasanaan shalat fardhu.
lxviii
5.) Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui siswa. 6.) Siswa diminta untuk mengulang materi yang telah disampaikan guru. 7.) Guru memberikan contoh niat shalat fardhu kemudian siswa menirukan secara bersama-sama. 8.) Guru menyuruh siswa untuk melafalkan bacaan niat shalat satu per satu dan yang lain mendengarkan. 9.) Guru mengadakan post-test untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan. 3. Observasi Kegiatan pengamatan ditujukan kepada dua objek yaitu siswa dan guru. Kegiatan observasi dilakukan guru dan siswa . Dari hasil observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan terjadinya pembelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut dibandingkan antar siklus untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi. Untuk melakukan observasi terhadap kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru sejawat untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga di dapatkan data yang valid. Dalam kegiatan observasi atau pengamatan peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel: 3 Lembar Pengamatan/Observasi Siklus I No
Aspek yang di Amati
Kemunculan Ya
lxix
Tidak
Komentar
1.
Minat Siswa
2.
Perhatian Siswa
V
3.
Keaktifan Siswa
V
4.
Kemampuan menyebutkan pengertian shalat fardhu dan macam shalat fardhu Kemampuan menyebutkan waktu shalat
5.
6.
V
V
Kemampuan menghafal bacaan niat shalat dan artinya
Sebagian besar siswa berminat mengikuti proses pembelajaran Perhatian siswa terhadap materi baru masih kurang dengan banyaknya siswa yang berbicara dengan siswa lainnya Sebagian besar siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran Sebagian besar sudah mengerti dan dapat menyebutkan dengan benar
V
Sebagian besar siswa belum dapat menyebutkan waktu sholat dengan benar
V
Sebagian besar siswa belum mampu menghafalkan bacaan beserta artinya
Sumber : Hasil observasi/pengamatan
4. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu pengamatan situasi kelas dan hasil perbandingan nilai tes baik tertulis maupun lisan yang dilaksanakan. Hasil evaluasi dari dua hal tersebut kemudian dikaji untuk memperoleh keterkaitan di antara keduanya, sehingga dapat di peroleh beberapa permasalahan terkait dengan kekurangan yang ada dalam pembelajaran . Berdasarkan hasil refleksi ini diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus berikutnya sehingga kekurangan-kekurangan pada siklus I dapat di atasi pada siklus II.
lxx
Pada siklus I peneliti menemukan beberapa permasalahan pembelajaran sebagai berikut: a. Dalam proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa masih berbicara dengan temannya sehingga perhatian terhadap pembelajaran belum maksimal. b. Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. c. Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa belum dapat menyebutkan waktu shalat dengan benar. d. Sebagian besar siswa belum mampu menghafalkan bacaan niat shalat beserta artinya. e. Guru masih kurang efektif dalam mengelola kelas. f. Guru belum maksimal dalam memberikan motivasi terhadap siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan beberapa hal di atas masih ada kekurangan sehingga perlu adanya revisi untuk di lakukan pada siklus berikutnya. Hal-hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus II adalah : a.
Guru perlu mendistribusikan waktu dan perhatiannya secara menyeluruh.
b.
Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan materi pelajaran.
lxxi
c.
Mengulas materi pembelajaran terutama kepada siswa yang masih memperoleh nilai kurang memuaskan dan menyuruh siswa untuk mempelajari dan menghafalkan di rumah.
d.
Guru perlu memanfaatkan media secara lebih maksimal untuk mendukung pembelajaran.
I.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Siklus II penelitian ini dilaksanakan pada 13 dan 16 Mei dengan pokok bahasan melakukan shalat fardhu. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berkut : 1.
Perencanaan a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan hasl analisis pada siklus I. b. Mempersiapkan instrument penelitian untuk pelaksanaan siklus II , yaitu materi tentang melakukan shalat fardhu dengan metode demonstrasi. c. Menyiapkan media pembelajaran untuk melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.
2.
Pelaksanaan Dalam
pelaksanaan
penelitian
ini
menerapkan
strategi
pembelajaran sesuai RPP, yaitu menggunakan metode demonstrasi. Pokok bahasan yang di ajarkan adalah melakukan shalat fardhu. Adapun proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I tidak terulang pada siklus II. Penelitian tindakan kelas siklus II di laksanakan
lxxii
dalam 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 dan 16 mei 2013 dengan materi pokok melaksanakan shalat fardhu. Gerakan dalam shalat yaitu: a.
Berdiri tegak menghadap kiblat bagi yang mampu kemudian membaca niat. Berdiri tegak menghadap kiblat. Pandangan mata ditujukan pata tempat kepala ketika sujud . Kedua telapak tangan lurus disamping badan. Lalu membaca niat sesuai dengan sholat yang akan di lakukan.
b.
Takbiratul Ihram Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu dan jari-jari sejajar dengan telinga . Telapak tangan diarahkan ke kiblat . Lalu membaca takbir.
c.
Berdiri bersedekap Meletakkan kedua tangan di atas dada atau pusar, tangan kanan menutup pergelangan tangan kiri. Bacaan yang dibaca ketika berdiri bersedekap adalah: Membaca doa iftitah: Allahu akbar kabira walhamdu lillahi kasira wasubhanallahi bukrataw wa asila. Inni wajjahtu wajhiya lillazi fataras samawati wal arda hanifam muslimaw wama ana minal musyrikin. Inna salati wa nusuki wamahyaya wamamati lillahi rabbil alamina la syarikalahuwabizalika umirtu wa ana minal muslimin. Membaca surat Al-Fatihah:
lxxiii
Bismillahirrahmanirrahim(i). Alhamdulillahi rabbil alamin (a). Arrahmanir-rahim(i). Maliki yaumiddin(i). Iyyaka na‟budu wa iyyaka nasta‟in(u).
Ihdinas-siratal
mustaqim(a).
Siratallazina
an‟amta „alaihim, gairil magdubi alaihim waladdallin(a). d.
Rukuk Membungkukkan badan, tangan memegang lutut, pandangan mata ketempat sujud. Lalu membaca : Subhana rabbiyal „azimi wabihamdih. 3x
e.
Iktidal Bangun dari rukuk, berdiri tegak, tanganj diletakkan di samping. Lalu membaca: Sami‟allahu liman hamidah Rabbana lakal hamdu mil „ussamawati wamil „ul „ardi wamil‟u ma syi‟ta min sya‟in ba‟du.
f.
Sujud Menempelkan dahi, kening, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan jari kaki menyentuh lantai. Lalu membaca : Subhana rabbiyal a‟la wabihamdih. 3x
g.
Duduk di antara dua sujud
lxxiv
Duduj di atas telapak kaki kiri, telapak jari kaki kanan masih menyentuh lantai dan telapak tangan diletakkan di atas paha. Lalu membaca : Rabbigfirli warhamni wajburni warfa‟ni warzuqni wahdini wa afini wa‟fu anni. h.
Duduk tasyahud awal Duduk tasyahud awal sama dengan duduk diantara dua sujud. Namun, jari telunjuk tangan kanan ditunjukkan, dan pandangan mata diarahkan ke ujung telunjuk kanan. Duduk tasyahud awal hanya ada pada sholat zuhur, asahar, maghrib,dan isya. Bacaan tasyahud awal : Attahiyatul mubarakatus salawatut tayyibatulillah. Assalamu „alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi wabarakatuh. Assalamu „alaina wa‟ala „ibadillahis salihin. Asyhadu alla alaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah. Allahumma salli „ala muhammad wa „ala ali muhammad.
i.
Duduk tasyahud akhir Duduk tasayhud akhir seperti duduk pada tasyahud awal. Bedanya pada tasyahud akhir telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Telapak kaki kanan ditegakkan dan pantat diletakkan di lantai. Bacaan tasyahud awal sama dengan bacaan tasyahud akhir ditambah dengan bacaan:
lxxv
Kama sallaita „ala ibrahim wa „ala ali ibrahim. Wa barik „ala muhammad wa „ala ali muhammad. Kama barakta „ala ibrahim wa „ala ali ibrahim fil „alamina innaka hamidum majid. j.
Salam Menoleh ke kanan sampai pipi kanan terlihat dari belakang sambil membaca salam, dan menoleh ke kiri sampai pipi kiri terlihat dari belakang sambil membaca salam . Assalamu „alaikum warahmatullah.
Langkah –langkah pelaksanaan meliputi : a. Apersepsi b. Pre- test c. Guru menyampaikan pembelajaran tata cara shalat fardhu dengan demonstrasi dengan bantuan gambar peraga dan media audiovisual (VCD Player). d. Setelah memperhatikan materi pelajaran yang tekah disajikan guru menyuruh beberapa siswa untuk memahami tata cara melaksanakan shalat fardhu dan menghafal bacaan shalat fardhu. e. Secara bergantian guru menyuruh siswa menyebutkan satu per satu tata cara melaksanakan shalat fardhu. f. Guru memberikan post-test tentang tata cara shalat fardhu. 3.
Observasi
lxxvi
Kegiatan
observasi
dilakukan
untuk mengamati
aktivitas
terjadinya pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa pada siklus II. Dari hasil observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan dengan terjadinya pembelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut dibandingkan dengan siklus sebelumnya untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran,
peneliti
meminta
bantuan
guru
sejawat
untuk
memperlancar jalannya penelitian sehingga diperoleh data yang valid. Dalam observasi atau pengamatan menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel: 4 Lembar Pengamatan/Obsevasi Siklus II No
1.
Aspek yang di Amati
Kemunculan Ya Tidak
Minat Siswa
V
2.
Perhatian Siswa
V
3.
Keaktifan Siswa
V
4.
Kemampuan Membaca
V
lxxvii
Komentar
Sebagian besar siswa berminat mengikuti proses pembelajaran Perhatian mulai meningkat dengan menggunakan media yang di gunakan oleh guru untuk mendukung metode demonstrasi Sebagian besar siswa sudah aktif dalam mengikuti pelajaran Sebagian besar siswa sudah dapat membaca bacaan shalat dengan baik
5.
Kemampuan menyebutkan secara urut gerakan dalam shalat
V
6.
Kemampuan menghafalkan bacaan dalam shalat
Sebagian besar siswa mampu menyebutkan secara urut gerakan dalam shalat
V
Sebagian besar siswa belum mampu menghafalkan bacaan dalam shalat dengan baik.
Sumber : Hasil observasi
4.
Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu pengamatan situasi kelas saat pembelajaran berlangsung dan hasil perbandingan nilai tes baik lisan maupun tertulis yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir. Dari hasil evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk memperoleh adanya suatu keterkaitan antara
kedua
hal
tersebut
sehingga
dapat
diperoleh
beberapa
permasalahan berkaitan dengan kelemahan yang ada pada pembelajaran . Berdasarkan hasil refleksi ini diharapkan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus berikutnya sehingga kelemahankelemahan yang ada pada siklus II dapat diatasi pada siklus III Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus II dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :
lxxviii
a.
Selama
proses
pembelajaran
melaksanakan
shalat
fardhu
berlangsung belum semua siswa dapat menyebutkan gerakan dalam shalat secara urut. b.
Kemampuan siswa menyebutkan secara urut gerakan dalam shalat yang di demonstrasikan dalam pembelajaran belum semuanya mencapai hasil yang memuaskan.
c.
Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa belum mampu menghafalkan bacaan dalam shalat dengan baik. Meskipun demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan
peningkatan yaitu dalam hal: a.
Perhatian siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan
b.
Keaktifan dalam pembelajaran tampak meningkat
c.
Sebagian besar siswa dapat membaca bacaan shalat dengan baik Berdasarkan hal-hal di atas, masih ada kekurangan sehingga perlu
adanya revisi untuk dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut : a.
Guru lebih memperhatikan siswa yang aktif sehingga siswa yang belum aktif cenderung dibiarkan. Pada tindakan selanjutnya guru harus lebih memperhatikan siswa yang belum aktif dan memotivasi agar aktif dalam demonstrasi
b.
Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa dalam belajar. Motivasi dapat timbul dengan adanya stimulus dari luar termasuk guru dalam kegiatan belajar. Dengan adanya motivasi yang tinggi
lxxix
pada diri siswa akan mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan . c.
Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa
dalam
mengajarkan tata cara melaksanakan shalat fardhu. Untuk mencapai hasil
yang
memuaskan
maka
diperlukan
bimbingan
yang
dilaksanakan dengan sabar oleh guru dalam pembelajaran. J.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus III Siklus III penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 dan 23 Mei 2013 dengan pokok bahasan praktek shalat fardhu. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut : 1.
Perencanaan Pada tahap perencanaan mencakup kegiatan sebagai berikut : a.
Peneliti melakukan perenungan berdasarkan evaluasi terhadap pembelajaran
melaksanakan
sholat
siklus
II
yang
masih
menunjukkan adanya kelemahan. b.
Menentukan focus permasalahan dan mengkaji pada pembelajaran siklus II.
c.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan pokok bahasan dan instrument pengumpulan data.
d.
Menyiapkan perangkat, sarana, dan media pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mengajar.
2.
Pelaksanaan
lxxx
Dalam
pelaksanaan
penelitian
mengacu
pada
rencana
pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode demonstrasi dalam mengajarkan materi pokok shalat fardhu. Adapun proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi siklus II sehingga kelemahan atau kekurangan
yang
disebabkan kesalahan dalam
pembelajaran tidak terulang. Langkah-langkah pelaksanaan meliputi: a. Apersepsi b. Pre-test c. Membagi kelas dalam kelompok kecil yaitu menjadi 2 kelompok d. Menyajikan pembelajaran dengan mendemonstrasikan materi praktek shalat dengan memanfaatkan perangkat media VCD e. Siswa di tugaskan untuk mempraktekkan shalat secara berkelompok f. Masing-masing siswa dalam kelompok bergantian untuk praktek shalat dan menyimak, kemudian membetulkan apabila ada yang masih salah g. Siswa dan guru sekali lagi memperhatikan materi praktek shalat dengan perangkat VCD tentang sholat fardhu h. Memberikan post-test praktek shalat fardhu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman akan gerakan dan bacaan shalat siswa. 3.
Observasi Kegiatan
observasi
dilakukan
untuk mengamati
aktivitas
terjadinya pembelajaran yang di lakukan guru dan siswa pada siklus III. Dari hasil observasi dapat diketahui berbagai kegiatan yang berhubungan
lxxxi
dengan terjadinya pembelajaran. Peristiwa pembelajaran tersebut dibandingkan dengan siklus sebelumnya untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat pembelajaran
peneliti
meminta
bantuan
guru
sejawat
untuk
memperlancar jalannya penelitian sehingga diperoleh data yang valid Dalam observasi peneliti menggunakan lembar pengamatan sebagai berikut: Tabel: 5 Lembar Pengamatan/Obsevasi Siklus III No
Aspek yang di Amati
Kemunculan Ya Tidak V
1.
Minat Siswa
2.
Perhatian Siswa
V
3.
Keaktifan Siswa
V
4.
Kemampuan Membaca
V
5.
Kemampuan mempraktek kan shalat fardhu Kemampuan gerakan dan bacaan shalat
V
6.
V
Sumber : Hasil observasi
lxxxii
Komentar Siswa semakin berminat untuk mengikuti pembelajaran Perhatian dan konsentrasi siswa lebih terarah karena dengan membentuk kelompok mendorong siswa ingin berperan dalam pembelajaran Secara individu siswa lebh mempunyai tanggung jawab untuk aktif dalam pembelajaran di dalam kelompok Mayoritas siswa sudah dapat membaca Al-quran dengan baik Hampir semua siswa sudah dapat mempraktekkan shalat fardhu Hampir semua siswa sudah mampu mempraktekkan gerakan shalat dengan baik
4.
Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian yaitu pengamatan situasi kelas pembelajaran dan hasil perbandingan nilai test formatif yang dilaksanakan setelah pembelajaran berakhir . Dari hasil evaluasi terhadap kedua hal tersebut kemudian dikaji untuk memperoleh adanya keterkaitan antara keduanya, sehingga dapat diperoleh informasi tentang tingkat pemahaman dari hasil pembelajaran yang sudah terjadi. Berdasarkan hasil refleksi dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan belajar siswa serta apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran pada siklus III peneliti memperoleh informasi sebagai berikut; a.
Selama proses pembelajaran melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang sudah disusun.
b.
Guru berhasil dalam meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa dalam belajar, hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan metode demonstrasi.
c.
Kekurangan yang terjadi pada pembelajaran siklus berikutnya dapat diatasi.
d.
Terjadinya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dengan meningkatnya nilai yang diperoleh.
e.
Walaupun ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai 100%, peneliti tidak melanjutkan pada siklus selanjutnya karena ketuntasan
lxxxiii
belajar yang ditargetkan sudah tercapai. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar akan diberikan pengayaan serta memberi solusi sendiri karena mempunyai keterbatasan pada mata pelajaran PAI.
lxxxiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN K. Hasil Penelitian 1. Deskripsi per siklus Pada awal proses belajar mengajar diadakan pre-test dan pada akhir proses belajar mengajar diadakan post-test, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi. Dari kegiatan pre test dan post test pada siklus I diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel:6 Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus I No
Nama
1 Ananda Ratna C. 2 Fani Tri Widodo 3 Galang Oki S. 4 Anugrah Sena P. 5 Reskhi Hayati 6 Bagas Sena P. 7 Zaky Kardino P. JUMLAH RATA-RATA
Hasil Pretest Posttest 60 80 60 80 60 60 60 60 60 60 70 60 60 60 430 460 61,43 65,71
Ratarata 75 75 60 60 60 65 60 455 64
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui prosentase ketuntasan belajar yaitu :
P = St/n x 100% P = 2/7 x 100%
lxxxv
P = 28,57 % Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi masih kurang. Hal ini tampak dari hasil yang diperoleh pada siklus I. Hasil yang di peroleh pada siklus I belum mencapai indikator yang di harapkan, maka perlu dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan siklus I terdapat beberapa hal yang harus direfleksikan, yaitu: g. Dalam proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa masih berbicara dengan temannya sehingga perhatian terhadap pembelajaran belum maksimal. h. Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. i. Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa belum dapat menyebutkan waktu sholat dengan benar. j. Sebagian besar siswa belum mampu menghafalkan bacaan niat sholat beserta artinya. k. Guru masih kurang efektif dalam mengelola kelas. l. Guru belum maksimal dalam memberikan motivasi terhadap siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Dari kegiatan pre-test dan post-test pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel:7 Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus II
lxxxvi
Hasil No
Rata-
Nama
Ketuntasan
1 Ananda Ratna C. 2 Fani Tri Widodo 3 Galang Oki S. 4 Anugrah Sena P. 5 Reskhi Hayati 6 Bagas Sena P. 7 Zaky Kardino P. JUMLAH RATA-RATA
Pretest
Posttest
60 60 70 70 70 70 70 470 67,14
70 80 80 70 60 90 60 510 72,86
rata 65 70 75 70 65 80 65 490 70
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui prosentase ketuntasan belajar yaitu : P = St / n x 100% P = 4 / 7 x 100% = 57, 14 % Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap materi mengalami peningkatan. Hal ini tampak dari hasil yang diperoleh pada siklus II. Namun hasil yang dicapai pada siklus II belum mencapai indikator yang diharapkan, maka perlu dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus III . Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan siklus II terdapat beberapa hal yang harus direfleksikan yaitu: d.
Selama
proses
pembelajaran
melaksanakan
sholat
fardhu
berlangsung belum semua siswa dapat menyebutkan gerakan dalam sholat secara urut.
lxxxvii
e.
Kemampuan siswa menyebutkan secara urut gerakan dalam sholat yang di demonstrasikan dalam pembelajaran belum semuanya mencapai hasil yang memuaskan.
f.
Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa belum mampu menghafalkan bacaan dalam sholat dengan baik. Meskipun demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan
peningkatan yaitu dalam hal: d.
Perhatian siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan
e.
Keaktifan dalam pembelajaran tampak meningkat
f.
Sebagian besar siswa dapat membaca bacaan sholat dengan baik Dari kegiatan pre-test dan post-test pada siklus III diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel:8 Hasil Pre-Test dan Post-Test Siklus III No
Nama
Hasil
Rata-
Pretest
Posttest
rata
Ketuntasan
1
Ananda Ratna C.
70
80
75
Tuntas
2
Fani Tri Widodo
80
80
80
Tuntas
3
Galang Oki S.
80
80
80
Tuntas
4
Anugrah Sena P.
70
80
75
Tuntas
5
Reskhi Hayati
80
80
80
Tuntas
6
Bagas Sena P.
70
70
70
Tuntas
lxxxviii
7
Zaky Kardino P.
JUMLAH RATA-RATA
60
70
65
510
540
525
72,86
77,14
75
Tidak Tuntas
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui prosentase ketuntasan belajar yaitu: P = St / n x100% P = 6 / 7 x 100% P = 85, 71 % Dari tabel di atas dapat diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi baik. Hal ini nampak dari hasil yang diperoleh pada siklus III. Pada siklus III hasil yang dicapai sudah mencapai indikator yang diharapkan maka tidak perlu dilaksanakan siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam pelaksanaan siklus III diperoleh: f.
Selama proses pembelajaran melaksanakan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang sudah disusun.
g.
Guru berhasil dalam meningkatkan perhatian dan keaktifan siswa dalam belajar, hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar dengan metode demonstrasi.
h.
Kekurangan yang terjadi pada pembelajaran siklus berikutnya dapat diatasi.
i.
Terjadinya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan dengan meningkatnya nilai yang diperoleh.
lxxxix
j.
Walaupun ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai 100%, peneliti tidak melanjutkan pada siklus selanjutnya karena ketuntasan belajar yang ditargetkan sudah tercapai. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar akan diberikan pengayaan serta memberi solusi sendiri.
L. Pembahasan Ketuntasan hasil
belajar siswa dalam materi pembelajaran shalat
fardhu dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif terhadap peningkatan pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya penguasaan terhadap materi yang disampaikan guruyaitu ketuntasan belajar meningkat dari siklus 1, siklus II dan siklus III. 1. Siklus I Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I, menunjukkan masih banyak kekurangan dimana guru belum mampu memotivasi siswa secara maksimal, sehingga perhatian dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas masih kurang. Pengolahan data menunjukkan bahwa indikator yang diharapkan belum tercapai. Tingkat ketuntasan siswa hanya sebesar 28, 57 % atau baru 2 siswa dari 7 siswa kelas III yang mencapai nilai ketuntasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan pada siklus I antara lain masih banyak siswa yang berbicara dengan temannya saat guru menyampaikan materi sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran
xc
tidak maksimal. Akibatnya siswa mengalami kesulitan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Selain itu guru juga kurang efektif dalam mengelola kelas sehingga suasana belajar di kelas terkesan kurang menarik minat siswa. Faktor-faktor tersebut menyebabkan siswa kurang memahami materi yang disampaikan.
2. Siklus II Pada pelaksanaan siklus II menunjukkan bahwa pengunaan metode demonstrasi pada proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini terlihat dari hasil pengolahan data yang menunjukkan peningkatan prosentase ketuntasan belajar menjadi 57,14% atau sebanyak 4 siswa dari 7 siswa kelas III, meskipun belum mampu mencapai indikator yang diharapakan. Dalam pelaksanaan siklus II perhatian dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas meningkat. Hal ini berpengaruh terhadap penyerapan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. 3. Siklus III Berdasarkan hasil analisis data
pada siklus III aktivitas
pembelajaran siswa sudah mengalami peningkatan baik kuantitas maupun kualitasnya. Hampir semua siswa dapat mengikuti dan terlibat dalam pembelajaran, hal ini berdampak pada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi. Pada siklus III sebagian besar siswa sudah mencapai nilai ketuntasan belajar dengan KKM 70. Namun demikian ketuntasan belajar
xci
belum mencapai 100%. Dari data yang ada ketuntasan belajar sebesar 85,71% yaitu sebanyak 6 siswa dari 7 siswa kelas III. Dengan demikian masih ada 1 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Dengan hasil ini peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya, karena pada pelaksanaan siklus III telah mencapai hasil yang diharapkan. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan akan diberi tugas individu. Hal ini dikarenakan siswa tersebut adalah siswa baru sehingga masih dalam masa penyesuaian terhadap lingkungan yang masih baru.
xcii
BAB V PENUTUP
M. Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat mendukung peningkatan pemahaman siswa kelas III SD Negeri Wates 5, Wates, Kota Magelang . Pada siklus I presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 28, 57 % dengan nilai rata-rata 65. Pada siklus II presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 57, 14 % dengan nilai rata-rata 70. Terjadi peningkatan sebesar 26, 57 %. Dibandingkan siklus I dengan siklus II . Hal ini dikarenakan pada siklus II dari hasil observasi menunjukkan perhatian siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan serta mulai muncul keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus III presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 85, 71 % dengan nilai rata-rata 75. Terjadi peningkatan sebesar 28, 57 %. Hal ini dikarenakan pada siklus III dari hasil observasi menunjukkan aktivitas pembelajaran mengalami peningkatan, hampir semua siswa dapat mengikuti dan terlibat dalam pembelajaran dengan metode demonstrasi. Sehingga berdampak pada peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
N. Saran
xciii
1. Hendaknya guru mempersiapkan diri sebelum mengajar, karena dengan persiapan yang matang akan memotivasi siswa untuk lebih memperhatikan terhadap materi yang disampaikan. 2. Kepada pihak sekolah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada kegiatan siswa untuk aktif dengan menyediakan peralatan yang dibutuhkan (media yang di perlukan). 3. Kepada orang tua untuk ikut mengawasi dan memotivasi putra–putrinya sehingga dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa.
xciv
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdul Rachman.1993.Psikologi Pendidikan.Yogyakarta:PT Tiara Wacana Ahnan, Maftuh.2002.Risalah Shalat Lengkap Disertai Do‟a Wirid Pilihan dan Hikmah-Hikmahnya.Surabaya:Bintang Usaha Jaya Arikunto,
Suharsimi,
Suhardjono,
dan
Supardi.2007.Penelitian
Tindakan
Kelas.Jakarta:PT Bumi Aksara Djamarah,Syaiful Bahri.2002.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta Chasanah, Uswatun.2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Materi Shalat Fardhu Dengan Metode Demonstrasi Kelas III SD Muhammadiyah Temanggung Kecamatan Temanggung Tahun 2009/2010.Skripsi Tidak Terbitkan.Salatiga.Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga Nazir, Moh.2005.Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia Slamento.1987.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:PT Rineka Cipta SD Negeri Wates 5 Kota Magelang.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar:Diknas Setiyani, Eka Dica, Ita Affinoxy, dan Ismunajat.2010.Pendidikan Agama Islam untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta:Swadaya Murni Syah, Muhibbin.1995.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada ---------------------.2003.Psikologi Belajar Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Zaenab.2010. Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Shalat Kelas III Melalui Metode Demonstrasi pada
xcv
SDNegeri 3 Pinggit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Skripsi Tidak Terbitkan.Salatiga.Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
Zuchdi, Darmiati.2012.Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan Tinggi.Yogyakarta: UNY Press www.ahli-definisi.blogspot.com
xcvi
Lampiran 6
Sekolah Dasar Negeri Wates 5 Kelurahan Wates Kota Magelang Surat Keterangan Penelitian No : 421.2/231.W5/V/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Wates 5 Kelurahan Wates, Kota Magelang menerangkan bahwa : Nama
: Sugeng Rakhmad , A. Ma . Pd
NIM
: 11411009
Mahasiswa
: IAIN Salatiga
Jurusan
: Tarbiyah
Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Benar-benar melakukan penelitian tindakan kelas di Sekolah Dasar Negeri Wates 5, Kelurahan Wates, Kota Magelang pada bulan Mei 2013 dalam rangka menyusun skripsi dengan judul : “UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMBELAJARAN AGAMA MATERI SHALAT FARDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD WATES V KOTA MAGELANG TAHUN 2013” Demikian surat keterangan ini di buat dengan sebenarnya agar dapat di pergunakan sebagaimana mestinya . Magelang, 15 Juni 2013 Kepala Sekolah
TITIK MUJIYATI, S.Pd NIP. 19600601 197911 2005 Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
xcvii
(RPP) I
A. SD / MI
: SD Negeri Wates 5
B. Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
C. Kelas / Semester
: III / 2
D. Standar Kompetensi : 8. Melakukan shalat fardhu E. Kompetensi Dasar
: 8. 1 Menyebutkan shalat fardhu
F. Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
G. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat memahami dan menjelaskan pengertian shalat fardhu 2. Siswa dapat menyebutkan nama-nama shalat fardhu 3. Siswa dapat menunjukkan waktu pelaksanaan shalat fardhu 4. Siswa dapat menghafalkan niat shalat fardhu H. Materi Pembelajaran : Shalat Fardhu I. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Demonstrasi J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
xcviii
KEGIATAN PENDAHULUAN 1. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca Basmallah dna berdoa 2. Apersepsi 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat pembelajaran KEGIATAN INTI 1. Pre-Test 2. Guru menjelaskan dan siswa mendengarkan penjelasan guru tentang bahan ajar 3. Siswa mengemukakan pendapatnya tentang pengertian shalat fardhu, nama-nama shalat fardhu dan waktu pelaksanaan shalat fardhu 4. Guru membacakan bacaan niat shalat 5. Siswa menirukan bacaan niat shalat yang di bacakan oleh guru 6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang sudah hafal 7. Guru mengulang membacakan bacaan niat shalat 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghafalkan 9. Guru menunjuk siswa untuk menghafalkan bacaan niat shalat di depan kelas KEGIATAN PENUTUP 1. Guru memberi soal tertulis 2. Guru memberi tugas PR
xcix
3. Guru memberi penilaian kepada siswa K. Alat / Bahan / Sumber : 1. Lafal bacaan shalat di karton 2. Gambar peraga shalat 3. Buku tata cara shalat 4. Buku Pendidikan Agama Islam Kelas 3 5. Kaset dan CD tentang tata cara shalat L. Penilaian
:
1. Jenis tes tertulis dan lisan 2. Bentuk tes : Essay
Mengetahui, Kepala Sekolah
Peneliti
Titik Mujiyati, S.Pd
Sugeng Rakhmad
NIP. 19600601 197911 2005
NIM. 11411009
c
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II
A. SD / MI
: SD Negeri Wates 5
B. Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
C. Kelas / Semester
: III / 2
D. Standar Kompetensi : 8. Melakukan shalat fardhu
ci
E. Kompetensi Dasar
: 8. 2 Mempraktekkan shalat fardhu
F. Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
G. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menyebutkan gerakan shalat dengan urut 2. Siswa dapat membacakan bacaan shalat dengan benar H. Materi Pembelajaran : Praktik Shalat Fardhu I. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Demonstrasi J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN PENDAHULUAN 1. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca Basmallah dna berdoa 2. Apersepsi 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat pembelajaran KEGIATAN INTI 1. Pre-test
cii
2. Guru mempersiapkan media yang memuat materi shalat fardhu 3. Guru menyampaikan pembelajaran gerakan shalat dan bacaannya dengan demonstrasi dengan bantuan gambar peraga dan media audiovisual (VCD Player) 4. Setelah memperhatikan materi pelajaran guru menyuruh beberapa siswa untuk menyebutkan gerakan dalam shalat dan bacaannya 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal yang belum di pahami dan menghafalkan 6. Guru memutar lagi VCD yang memuat materi 7. Secara bergantian guru menyuruh siswa menyebutkan satu persatu gerakan shalat dan bacaannya di depan kelas KEGIATAN PENUTUP 1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru memberikan tugas untuk menghafal gerakan sholat dan bacaannya 3. Guru memberikan post-test K. Alat / Bahan / Sumber : 1. Lafal bacaan shalat di karton 2. Gambar peraga shalat 3. Kelas / ruang / musholla 4. Buku tata cara shalat
ciii
5. Buku Pendidikan Agama Islam Kelas 3 6. Kaset dan CD tentang tata cara shalat L. Penilaian
:
1. Jenis tes tertulis dan lisan 2. Bentuk tes : Essay
Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Titik Mujiyati, S.Pd
Sugeng Rakhmad
NIP. 19600601 197911 2005
NIM. 11411009
civ
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) III
A. SD / MI
: SD Negeri Wates 5
B. Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
C. Kelas / Semester
: III / 2
D. Standar Kompetensi : 8. Melakukan shalat fardhu E. Kompetensi Dasar
: 8. 2 Mempraktekkan shalat fardhu
F. Alokasi Waktu
: 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
G. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mempraktekkan shalat fardhu dengan benar 2. Siswa dapat mengamalkan shalat fardhu H. Materi Pembelajaran : Praktik Shalat Fardhu
cv
I. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Demonstrasi J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN PENDAHULUAN 1. Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca Basmallah dna berdoa 2. Apersepsi 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Memotivasi siswa dengan menyampaikan manfaat pembelajaran KEGIATAN INTI 1. Pre-test 2. Membagi kelas dalam kelompok kecil yaitu menjadi 2 kelompok 3. Menyajikan pembelajaran dengan mendemonstrasikan materi praktek shalat dengan memanfaatkan perangkat media VCD 4. Siswa di tugaskan untuk mempraktekkan shalat secara berkelompok 5. Masing-masing siswa dalam kelompok bergantian untuk praktek shalat dan menyimak, kemudian membetulkan apabila ada yang masih salah
cvi
6. Siswa dan guru sekali lagi memperhatikan materi praktek shalat dengan perangkat VCD tentang shalat fardhu
KEGIATAN PENUTUP 1. Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran 2. Guru mengadakan tes praktek shalat K. Alat / Bahan / Sumber : 1. Buku tata cara shalat 2. Buku Pendidikan Agama Islam Kelas 3 3. Kaset dan CD tentang tata cara shalat Mengetahui Kepala Sekolah
Peneliti
Titik Mujiyati, S.Pd
Sugeng Rakhmad
NIP. 19600601 197911 2005
NIM. 11411009
cvii
Lampiran 7 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan dibawah ini: 1. Nama
: Sugeng Rakhmad
2. NIM
: 11411009
3. Tempat/tgl. Lahir : 13 Juli 1963 4. Jenis Kelamin
: Laki-laki
5. Agama
: Islam
6. Pekerjaan
: Guru
7. Alamat rumah
: Kertosari 01/02 Desa Pancuranmas Kecamatan Secang Kab. Magelang Propinsi Jawa Tengah
Riwayat Pendidikan: 1. SDN Kedungsari 2
: lulus tahun 1976
2. MTsN Magelang
: lulus tahun 1980
3. PGAN Magelang
: lulus tahun 1983
4. D2 IAIN WALISONGO SEMARANG : lulus tahun1995 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya.
Yang bersangkutan,
Sugeng Rakhmad
Lampiran 4
cviii
Soal Post-test Siklus I
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat
1.
Apakah yang dimaksud dengan shalat fardhu.......
2.
Bagaimanakah hukum melaksanakan shalat fardhu.......
3.
Shalat termasuk rukun islam yang keberapa........
4.
Sebutkan macam-macam shalat fardhu beserta jumlah rakaatnya......
5.
Berapakah jumlah rakaat shalat fardhu dalam sehari semalam........
6.
Sebutkan waktu untuk melaksanakan shalat ashar......
7.
Sebutkan waktu untuk melaksanakan shalat subuh.......
8.
Bagaimanakah bacaan niat shalat magrib........
9.
Bagaimanakah bacaan niat shalat dhuhur.......
10. Arti bacaan niat shalat magrib adalah.......
Lampiran 5 Soal Post-test Siklus II
cix
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan jawaban yang tepat
1. Shalat itu diawali dengan.............dan diakhiri dengan.......... 2. Apabila sedang sakit dan tidak mampu untuk berdiri, maka shalat boleh dilakukan dengan........... 3. Setelah takbiratul ikhram kemudian membaca.......... 4. Ketika shalat setelah membaca doa iftitah kemudian membaca......... 5. Gerakan shalat setelah rukuk kemudian.......... 6. Ketika rukuk kita membaca............ 7. Ketika sujud kita membaca............ 8. Gerakan shalat pada rakaat kedua setelah sujud adalah......... 9. Duduk tasyahud awal hanya ada pada shalat.......... 10. Duduk tasyahud akhir disebut..........
LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI KEGIATAN SISWA Siklus I No
Aspek yang di Amati
Kemunculan
Ya
cx
Tidak
Komentar
1.
Minat Siswa
2.
Perhatian Siswa
3.
Keaktifan Siswa
4.
Kemampuan menyebutkan pengertian shalat fardhu dan macam shalat fardhu Kemampuan menyebutkan waktu shalat
5.
6.
Kemampuan menghafal bacaan niat shalat dan artinya
Magelang, 06 Mei 2013 Kolaburator
Hadiyanto LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI KEGIATAN SISWA Siklus II No
Aspek yang di Amati
Kemunculan Ya Tidak
cxi
Komentar
1.
Minat Siswa
2.
Perhatian Siswa
3.
Keaktifan Siswa
4.
Kemampuan Membaca
5.
Kemampuan menyebutkan secara urut gerakan dalam shalat
6.
Kemampuan menghafalkan bacaan dalam shalat
Magelang, 16 Mei 2013 Kolaburator
Hadiyanto LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI KEGIATAN SISWA Siklus III No
Aspek yang di Amati
Kemunculan
Ya 1.
Minat Siswa
cxii
Tidak
Komentar
2.
Perhatian Siswa
3.
Keaktifan Siswa
4.
Kemampuan Membaca
5.
Kemampuan mempraktekkan shalat fardhu
6.
Kemampuan gerakan dan bacaan shalat
Magelang, 23 Mei 2013 Kolaburator
Hadiyanto LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI KEGIATAN GURU
Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Alokasi Waktu Siklus No
: Pendidikan Agama Islam : III/2 : Shalat Fardhu ( Pengertian Shalat Fardhu ) : 2 X 35 menit :I Uraian Kegiatan
cxiii
Keterangan
Ya I 1 2 3 4 II 1 2 3 4 5 6 III 1 2
Tidak
PENDAHULUAN Melakukan apersepsi Menjelaskan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi pada siswa Menjalankan langkah-langkah KBM KEGIATAN INTI Menggunakan alat peraga Memberikan contoh gerakan Melakukan tanya jawab Melakukan praktik Membimbing dan membantu kesulitan belajar siswa Melakukan kegiatan pengayaan PENUTUP Manyimpulkan materi Mmberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan post test
KESAN TERHADAP GURU PENGAJAR : Komentar :
Magelang, 06 Mei 2013 Kolaburator
Hadiyanto LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI KEGIATAN GURU
Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Alokasi Waktu Siklus
: Pendidikan Agama Islam : III/2 : Shalat Fardhu ( Praktek Shalat Fardhu ) : 2 X 35 menit : II
No I 1
Uraian Kegiatan PENDAHULUAN Melakukan apersepsi
cxiv
Keterangan Ya Tidak
2 3 4 II 1 2 3 4 5 6 III 1 2
Menjelaskan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi pada siswa Menjalankan langkah-langkah KBM KEGIATAN INTI Menggunakan alat peraga Memberikan contoh gerakan Melakukan tanya jawab Melakukan praktik Membimbing dan membantu kesulitan belajar siswa Melakukan kegiatan pengayaan PENUTUP Manyimpulkan materi Mmberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan post test
KESAN TERHADAP GURU PENGAJAR : Komentar :
Magelang, 16 Mei 2013 Kolaburator
Hadiyanto LEMBAR PENGAMATAN/OBSERVASI KEGIATAN GURU
Mata Pelajaran Kelas Pokok Bahasan Alokasi Waktu Siklus No I 1 2 3 4
: Pendidikan Agama Islam : III/2 : Shalat Fardhu ( Demonstrasi Shalat Fardhu ) : 2 X 35 menit : III Uraian Kegiatan
PENDAHULUAN Melakukan apersepsi Menjelaskan tujuan pembelajaran Memberikan motivasi pada siswa Menjalankan langkah-langkah KBM
cxv
Keterangan Ya Tidak
II 1 2 3 4 5 6 III 1 2
KEGIATAN INTI Menggunakan alat peraga Memberikan contoh gerakan Melakukan tanya jawab Melakukan praktik Membimbing dan membantu kesulitan belajar siswa Melakukan kegiatan pengayaan PENUTUP Manyimpulkan materi Mmberikan tugas untuk pertemuan berikutnya dan post test
KESAN TERHADAP GURU PENGAJAR : Komentar :
Magelang, 23 Mei 2013 Kolaburator
Hadiyanto
cxvi
GAMBAR KEGIATAN DEMONSTRASI SHALAT FARDHU KELAS III SD WATES 5 KOTA MAGELANG TANGGAL 13 DAN 16 MEI 2013
Guru membimbing gerakan-gerakan shalat secara klasikal
Guru membimbing saat gerakan berdiri tegak menghadap kiblat
Guru membimbing saat gerakan takbiratul ikhrom
cxvii
Guru membimbing gerakan saat ruku’
Guru membimbing gerakan saat iktidal
Guru membimbing gerakan saat sujud
cxviii
Guru membimbing saat gerakan duduk diantara dua sujud
Guru membimbing saat gerakan duduk tahiyat awal/duduk iftirosyi
Guru membimbing saat gerakan duduk tahiyak akhir/duduk tawaruk
cxix
Guru membimbing saat gerakan salam menengok ke kanan
Guru membimbing saat gerakan salam menengok ke kiri
Guru membimbing gerakan saat salam, GAMBAR KEGIATAN PRAKTEK SHALAT FARDHU KELAS III SD WATES 5 KOTA MAGELANG TANGGAL 20 DAN 23 MEI 2013
cxx
Guru membimbing secara kelompok mendemonstrasikan shalat
Gambar anak saat melakukan gerakan berdiri tegak menghadap kiblat
Gambar anak saat melakukan gerakan takbiratul ikhrom
Gambar anak saat melakukan gerakan ruku’
cxxi
Gambar anak saat melakukan gerakan iktidal
Gambar anak saat melakukan gerakan sujud
Gambar anak saat melakukan gerakan duduk diantara dua sujud
cxxii
Gambar anak saat melakukan gerakan duduk tahiyat awal/duduk iftirosyi
Gambar anak saat melakukan gerakan duduk tahiyak akhir/duduk tawaruk
Gambar anak saat melakukan gerakan salam dengan menengok ke kanan
cxxiii
Gambar anak saat melakukan gerakan salam dengan menengok ke kiri
Gambar anak saat melakukan gerakan salam
cxxiv