Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN RASIONAL-EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF PADA SISWA KELAS VIII MTsN SALE REMBANG TAHUN AJARAN 2014/2015. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan Konseling
Oleh : TRIYOSO ADI PUSPITO NPM. 11.1.01.01.0368
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN RASIONAL-EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERFIKIR POSITIF PADA SISWA KELAS VIII MTsN SALE REMBANG TAHUN AJARAN 2014/2015 TRIYOSO ADI PUSPITO NPM. 11.1.01.01.0368 FKIP – Prodi Bimbingan dan Konseling Dosen Pembimbing I : Dr. Atrup, M.Pd.,M.M. Dosen Pembimbing II : Dra. Endang Ragil W.P, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh layanan konseling kelompok terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa VIII MTsN Sale Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh layanan konseling kelompok terhadap peningkatan kepercayaan diri siswa Kelas VIII MTsN Sale Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi adalah siswa Kelas VIII MTsN Sale Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel berjumlah 30 siswa yang diambil dari data populasi. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala psikologis. Berdasarkan hasil uji validitas skala kepercayaan diri yang berjumlah 40 butir item terdapat 25 butir yang valid dan 15 butir yang tidak valid. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dan rumus uji t-test. Berdasarkan hasil uji t-test dengan taraf signifikan 5% (0,05) menunjukkan thitung= 17,21> ttabel= 2,045. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat dilampiran. Dengan demikian, berarti Ha diterima dan Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri siswa VIII MTsN Sale Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015 meningkat setelah diberikan layanan konseling kelompok. Berdasarkan simpulan yang diperoleh dalam penelitian yang penulis laksanakan ternyata layanan konseling kelompok efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa Kelas VIII MTsN Sale Rembang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada siswa yang tingkat kepercayaan dirinya kurang, hendaknya lebih bersedia dan lebih aktif dengan memanfaatkan layanan konseling kelompok untuk memecahkan permasalahan yang dialaminya. Bagi pihak sekolah hendaknya memprogramkan jam khusus untuk kegiatan bimbingan dan konseling khususnya layanan konseling kelompok serta memfasilitasi ruang bimbingan dan konseling dan menambah jadwal konseling kelompok. Bagi guru pembimbing, hendaknya dapat lebih memanfaatkan layanan yang ada dalam kegiatan bimbingan dan konseling, khususnya dalam menerapkan layanan konseling kelompok untuk membantu memecahkan permasalahan siswa maka dari itu guru pembimbing harus memberikan layanan yang lebih intensif dan efektif terhadap siswa-siswa yang kepercayaan dirinya rendah untuk dipecahkan permasalahanya. Kata kunci: Layanan konseling Kelompok, Pendekatan Rasional-Emotive Behavior Therapy (REBT)
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
akal
LATAR BELAKANG
Menurut Elfiky (2009: 3) berpikir positif
Berpikir merupakan aktivitas kerja
merupakan alat ukur yang digunakan
seseorang
manusia untuk memilih sesuatu yang
pemikiran.
yang
Pemikiran
menghasilkan dapat
dinilai lebih baik, dan bagian terpenting
berupa positif dan negatif. Pemikiran yang
yang membedakan manusia dari binatang,
positif
kebiasaan
tumbuhan, dan benda mati. Peale (2009: 3)
pemecahan masalah. Dalam kehidupan
menambahkan, berpikir positif merupakan
sehari-hari, manusia selalu menggunakan
suatu kesatuan cara berpikir sehat yang
daya pikirnya untuk memecahkan masalah
menyeluruh sifatnya, mengandung gerak
yang dihadapi, tetapi banyak manusia yang
maju dan penuh dengan daya cipta atas
menyalahgunakan
unsur-unsur yang nyata dalam setiap
diarahkan
tersebut
kepada
kemampuan
berpikir
yang dimilikinya. Manusia sering kali
manusia,
berpikir negatif terhadap dirinya, orang
memandang setiap kesulitan dengan cara
lain
gamblang dan polos, individu tidak akan
maupun
permasalahan
yang
setiap
pemikiran
dihadapinya. Hal inilah yang membuat
terpengaruh,
individu tertekan, cemas takut, dan tidak
berputus asa dalam menghadapi tantangan.
nyaman
Bahar
dalam
hidupnya.
Pemikiran
(2010:
hingga
positif
5)
menyatakan
berpikir
perilaku
respon
gambaran terciptanya keseimbangan antara
biologis individu. Menurut Carole Wade
hal-hal yang buruk dengan yang baik,
dan Carol Tavris (2007: 47) berpikir
bagaimana juga sesuatu yang berorientasi
merupakan suatu manipulasi informasi
pada kebaikan secara langsung maupun
secara
tidak,
mempengaruhi
mental.
Representasi
menyederhanakan
akan
senantiasa
memberikan
membentuk
menyimpulkan
seseorang memiliki kecenderungan yang
informasi yang diberikan oleh lingkungan.
positif serta akan menghindari hal yang
Feldman
negatif.
(2012:
berpikir representasi
dan
mental
adalah
bahwa
menentukan suasana hati, mempengaruhi serta
positif
menyebabkannya
299)
adalah mental
menambahkan
manipulasi
Dengan
demikian,
dapat
disimpulkan
informasi.
bahwa berpikir positif adalah suatu hal
Kegiatan berpikir mengubah representasi
yang sangat penting dalam kehidupan
tersebut kedalam bentuk yang baru dan
individu. Berpikir positif bukanlah sekedar
berbeda,
dapat
gaya hidup yang akan dengan mudahnya
menjawab pertanyaan, mengatasi masalah,
diganti dengan gaya hidup yang baru.
dan mencapai tujuan.
Seharusnya menjadi sebuah kebiasaan
sehingga
suatu
dari
seseorang
hidup setiap individu. Berpikir positif akan TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mampu
menghasilkan
perasaan
yang
penyembuhan,
dan
diarahkan
positif sehingga menimbulkan perilaku
pemberian
yang positif pula. Sedangkan pikiran yang
perkembangan
negatif akan menghasilkan perasaan dan
Menurut Latipun (2008: 178) konseling
perilaku yang negatif. Hal tersebut sangat
kelompok merupakan salah satu bentuk
sesuai dengan premis umum pendekataan
konseling yang memanfaatkan kelompok
kognitif yang berpandangan bahwa pikiran
untuk membantu memberi umpan balik
adalah pusat yang akan mempengaruhi
(feed back) dan pengalaman belajar. Dalam
perasaan dan perilaku individu. Kognitif
konseling kelompok anggota kelompok
mengandung maksud intelektual atau logis,
dilatih untuk menghargai diri sendiri dan
rasionalitas manusia menyandarkan diri
orang lain. Oleh karenanya, antar anggota
pada memutuskan dengan cara yang masuk
tidak
akal yang didasarkan pada pikiran, emosi,
memberikan cap negatif.
dan perasaan (Ellis, dalam Ricard Nelson-
Namun
Jones, 2011: 491).
kemampuan berpikir positif siswa dengan
Menurut Prayitno (2004: 311) bahwa
konseling kelompok saja tidak cukup,
konseling kelompok pada dasarnya adalah
harus
layanan
yang
menyertainya. Dalam hal ini pendekatan
dilaksanakan di dalam suasana kelompok,
rasional-emotive behavior therapy (REBT)
di sana terjadi hubungan konseling dalam
dirasa sangat cocok. Hal tersebut diperkuat
suasana yang diusahakan sama seperti
dengan
dalam konseling perorangan, yaitu hangat,
dilakukan para ahli di Amerika telah
terbuka, permisif dan penuh keakraban.
membuktikan bahwa REBT efektif dalam
Winkel
589)
membantu mengatasi masalah individu.
kelompok
Banks & Zionts, (dalam Badrujaman,
layanan
2001: 2) mencatat beberapa ahli yang telah
konseling, yaitu wawancara konseling
membuktikan bahwa konseling REBT
antara
efektif,
konseling
dan
perorangan
Hastuti
(2004:
menambahkan,
konseling
sebagai
khusus
bentuk
konselor
dari
profesional
dengan
kemudahan
kepada
dan
boleh
dalam
suatu
adanya
seperti
rangka
pertumbuhannya.
saling
jika
ada
dalam
mencela
dan
mengembangkan
pendekatan
berbagai
Ellis,
study
Wilde,
yang
Knaus,
beberapa orang yang sekaligus tergabung
LaConte,
dalam suatu kelompok kecil. Nurihsan
Vernon, dan juga Zionts. Hal yang serupa
(2006:
juga
24)
menyatakan
konseling
Shaw&Dunn,
yang
ditemukan
dalam
Snap&Farrel,
study
yang
kelompok adalah suatu upaya bantuan
dilakukan Lam (dalam Badrujaman, 2001:
kepada
2)
peserta
didik
dalam
suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
mengenai
penggunaan
Cognitive
behavior therapy dalam mengatasi masalah simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bulimia nervosa. Sejalan dengan hal
kelompok dengan pendekatan rasional-
tersebut, study lain yang dilakukan oleh
emotive
Albert Ellis sendiri sebagai penggagas
Menurut Komalasari (2011: 213) tujuan
pendekatan
utama
menunjukkan
keberhasilan
behavior
therapy
konseling
dengan
(REBT).
pendekatan
dalam mengatasi masalah-masalah yang
rasional-emotive behavior therapy (REBT)
dialami oleh klien. Konselor merupakan
adalah
pendidik yang harus melakukan transfer
bahwa mereka dapat hidup dengan lebih
pengetahuan dan keterampilan mengenai
rasional dan lebih produktif. Secara umum,
REBT kepada klien. Karakteristik tersebut
rasional-emotive behavior therapy (REBT)
sesuai dengan bimbingan dan konseling di
mendukung konseli untuk menjadi lebih
Indonesia yang memang berada pada
toleran terhadap diri sendiri, orang lain,
wilayah pendidikan. Bahkan, pendidikan
dan lingkungannya. Konseling kelompok
Indonesia
yang
dengan
(termasuk
Guru
menempatkan BK/Konselor)
guru dalam
membantu
individu
pendekatan
menyadari
rasional-emotive
behavior therapy (REBT) para anggota
posisi yang tidak setara secara obsolut
diajari
dengan siswa dapat menjadi nilai tersendiri
membantah keyakinan-keyakinan irasional
bagi pendekatan REBT.
(Ellis, 2005 dalam Ricard Nelson-Jones
Pendekatan
saling
mendeteksi
dan
behavior
2011: 537). Anggota juga mempraktikkan
pendekatan
melawan keyakinan irasional gangguan
behavior kognitif yang menekankan pada
egonya dengan mengungkapkan materi
keterkaitan antara perasaan, tingkahlaku
yang anggota persepsi beresiko. Selain itu,
dan pikiran. Rasional-emotive behavior
anggota-anggota dalam kelompok, selama
therapy (REBT) adalah pendekatan yang
berlatih keterampilan komunikasi lainnya.
bersifat direktif, yaitu pendekatan yang
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
membelajarkan konseli untuk memahami
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
input
judul;
therapy
rasional-emotive
untuk
(REBT)
kognitif
adalah
yang
menyebabkan
”Layanan
konseling
gangguan emosional, mencoba mengubah
dengan
pikiran konseli agar membiarkan pikiran-
behavior
pikiran
belajar
pengembangan kemampuan berfikir positif
mengantisipasi manfaat atau konsekuensi
pada siswa kelas VIII MTs Negeri Sale
dari tingkah laku.
Rembang Tahun ajaran 2014/2015”.
irasionalnya
atau
pendekatan
kelompok
therapy
rasional-emotive (REBT)
untuk
Siswa dapat belajar dan berlatih untuk berperilaku yang baru khususnya berfikir positif dengan adanya layanan konseling TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
II.
kemampuan
METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian
penelitian.
Setiap
metode
penelitian memiliki rancanganya sendiri, (Soegeng,
2006:
161).
dalam
menggunakan
model
eksperimental.
penelitan
ini
rancangan
pre-
Rancangan
pre-
eksperimental yang digunakan adalah jenis one
group
pretest-posttest
rancangan
yang
d. Membandingkan menentukan
siswa
design,
digunakan
ini
menggunakan control yang minimal.
dengan
ada
atau
untuk
tidak
ada
perbedaan sebagai akibat dari perlakuan
Rancangan
penelitian atau desain penelitian yang digunakan
positif
setelah subyek mendapat perlakuan ( .
Rancangan penelitian terkait erat dengan metode
berpikir
, yaitu konseling kelompok rasionalemotive untuk
behavior
therapy
mengembangkan
(REBT)
kemampuan
berpikir positif siswa. e. Apabila ada perbedaan, diuji dengan teknik statistik
yang sesuai untuk
menentukan apakah perbedaan tersebut signifikan
(berarti,
bermakna)
atau
tidak.
2. Desain/Rancangan Penelitian
f. Memberikan tafsiran/interpretasi atau
Berikut gambar one group pretest-posttest yang digunakan dalam rancangan preeksperimental (Soegeng.Ysh, 2006: 163).
memberikan makna hasil pengujian statistik. Prosedur penelitian merupakan salah satu persyaratan penting dalam melakukan
Prosedur
rancangan
penelitian
dalam
metode eksperimen adalah: a. Lakukan pretest
suatu penelitian, dengan adanya prosedur penelitian yang sistematis, berencana dan
, dengan alat ukur
mengikuti konsep ilmiah maka penelitian
skala untuk mengetahui skor rata-rata
yang dilakukan akan menjadi lebih teratur.
(mean) kemampuan berpikir positif
Hal-hal yang dilakukan dalam penelitian
siswa ( ) sebelum subyek diberi layanan
harus sesuai dengan prosedur penelitian
konseling kelompok rasional-emotive
yang
behavior therapy (REBT).
penelitian ini ada empat tahap yaitu :
b. Berikan
perlakuan
memberikan
layanan
,
yaitu
telah
dibuat.
Prosedur
dalam
a. Tahap pra lapangan
konseling
Dalam tahap ini dilakukan beberapa hal
kelompok rasional-emotive behavior
yaitu menentukan judul penelitian, survey
therapy (REBT) sebanyak enam kali.
ke lapangan, menyusun usul penelitian,
c. Lakukan tes-akhir atau posttest (
,
untuk mengukur skor rata-rata (mean)
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
mengurus
perijinan
untuk
penelitian,
menyiapkan perlengkapan penelitian dan
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
melakukan uji validitas dan reliabilitas
direncanakan akan dilaksanakan sebanyak
instrument penelitian yang telah dibuat.
enam kali pertemuan. Topik yang dibahas
b. Tahap penelitian
dalam
Dalam tahap ini dilakukan beberapa hal
rasional-emotive behavior therapy (REBT)
yaitu memahami latar penelitian dan
ini adalah topik-topik yang mendukung
persiapan diri untuk melakukan penelitian,
kearah kemampuan berpikir positif siswa.
memasuki lapangan untuk mengadakan
Materi atau topik tersebut merupakan
suatu penelitian yaitu dengan menyebarkan
pengembangan dari empat indikator dalam
skala yang telah dibuat (skala diberikan
kemampuan berpikir positif yaitu: optimis,
dua kali yaitu sebelum siswa diberi
kritis,
perlakuan dan setelah siswa diberikan
mampu melihat cahaya.
layanan
tidak
konseling
mudah
kelompok
menjadi
negatif,
perlakuan) dan memberikan perlakuan kepada siswa berupa layanan konseling kelompok
rasional-emotive
III.
HASIL DAN KESIMPULAN
behavior
Dari hasil perhitungan analisis data
therapy (REBT) sebanyak enam kali
dengan menggunakan sign test wilcoxon
pertemuan dalam jangka waktu tertentu.
dapat dibandingkan bahwa hasil pre-test
c. Tahap analisis data
sebesar 288 dengan rata-rata 32 sedangkan
Dalam tahap menganalisis data dilakukan
hasil post-test sebesar 554 dengan rata-rata
penganalisisan data yang dikumpulkan
62 selisih keduanya adalah 266 sehingga
selama penelitian, hasil dari pre-test dan
dapat diketahui rata-ratanya adalah 30.
post-test yang telah didapatkan dari skala
Penelitian ini menggunakan uji satu pihak
kemudian dihitung perbedaannya dengan
dengan N = 9 maka untuk satu pihak
menggunakan sign test wilcoxon. Setelah
dengan taraf signifikansi (α) = 5%
diketahui hasilnya, maka dapat dilakukan
diperoleh Tt = 6 dan T0 = 45, jadi To> Tt
pengujian hipotesis.
yaitu 45 > 6 maka Ho ditolak dan Ha
d. Tahap penulisan laporan
diterima.
Tahap penulisan laporan ini dilakukan
konseling kelompok dengan pendekatan
setelah seluruh data-data sudah terkumpul
rational-emotive behavior therapy (REBT)
dan dianalisis menggunakan penghitungan
dapat
analisis statistik. Rancangan pelaksanaan
berpikir positif siswa kelas VIII MTs
tindakan atau treatment dalam penelitian
Negeri
ini adalah dengan menggunakan layanan
2014/2015.
konseling
kelompok
Untuk
behavior
therapy
rasional-emotive (REBT)
yang
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
Dengan
demikian
mengembangkan
Sale
Rembang
mengembangkan
layanan
kemampuan
tahun
ajaran
kemampuan
berpikir positif siswa MTs Negeri Sale simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Rembang tahun ajaran 2014/2015 dapat
Seperti halnya jika individu memiliki
menggunakan konseling kelompok dengan
pikiran negatif maka akan mengakibatkan
pendekatan REBT. Konseling kelompok
stres,
dengan pendekatan REBT perlu diberikan
dirinya sendiri dan selalu menyalahkan
karena untuk pencegahan dan pengentasan
kenyataan yang ada.
permasalahan-permasalahan yang timbul
Beberapa masalah yang dibahas dalam
dari dalam diri individu. Permasalahan
pendekatan REBT menggunakan pendapat
yang
Gemilang (2013: 33-35) menjelaskan lebih
timbul
dapat
ketidakketerkaitan
terjadi
antara
karena perasaan,
tingkahlakunya
lanjut
mengenai
akan
ciri-ciri
menyakiti
kemampuan
tingkahlaku dan pikiran individu. Hal
berpikir positif, yaitu: optimis, kritis, tidak
tersebut
mudah menjadi negatif, mampu melihat
seringkali
menimbulkan
kemampuan berpikir positif yang rendah.
cahaya.
Konseling kelompok dengan pendekatan
mengkonfrontasikan
REBT membantu agar siswa menyadari
siswa
bahwa dapat hidup dengan lebih rasional
berbagai tehnik untuk menstimulus siswa
dan lebih produktif, mengajarkan siswa
agar
untuk mengubah kebiasaan berpikir dan
kembali siswa itu sendiri, terus menerus
tingkah laku yang merusak diri, siswa
menyerang pemikiran
mampu mengoreksi kesalahan berpikir
mengajak siswa mengatasi masalahnya
untuk
tidak
dengan kekuatan berpikir bukan emosi.
diharapkan, dan mendukung siswa menjadi
Alasan lain, ada sebuah penelitian yang
lebih toleran terhadap diri sendiri, orang
menyatakan bahwa pendekatan konseling
lain dan lingkungannya.
rasional emotif telah digunakan untuk
Menurut Ellis (dalam Komalasari, 2011:
mengatasi atau menghilangkan berbagai
211) menegaskan bahwa berpikir irasional
gangguan emosional yang dapat merusak
menjadi masalah bagi individu karena (a)
diri: benci, takut, cemas, was-was akibat
menghambat individu dalam mencapai
berpikir
tujuan-tujuan, menciptakan emosi yang
menghadapi kenyataan secara rasional
ekstrim yang mengakibatkan stres dan
(Williams dalam Suhendri dkk, 2012:
menghambat mobilitas serta mengarahkan
123).
mereduksi
emosi
yang
pada tingkahlaku yang menyakitkan diri
Konselor
secara
mampu
yang
Alasan
berperan
pikiran
langsung,
berpikir
menggunakan
dan
mendidik
irasional
irasional
lain,
irasional
dan
mengapa
siswa,
melatih
dalam
sendiri (b) menyalahkan kenyataan (salah
penelitian ini harus menggunakan REBT,
menginterpretasikan kejadian yang terjadi
enam prinsip pendekatan REBT, antara
atau tidak didukung oleh bukti yang kuat).
lain: pikiran adalah penentu proksimal
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
yang
paling
penting
terhadap
emosi
permasalahan berpikir positif karena siswa
individu, disfungsi berpikir adalah penentu
akan
mampu
mengimajinasikan
utama stres emosi, cara terbaik untuk
berpikir rasional maupun irasional.
mengatasi stres adalah dengan mengubah
Penelitian
cara berpikir, percaya atas berbagai faktor
diantaranya, saat pelaksanaan treatment
yaitu pengaruh genetik dan lingkungan
tidak semua tehnik dapat diterapkan,
yang menjadi penyebab pikiran yang
konseling kelompok dengan pendekatan
irasional, menekankan pada masa sekarang
REBT dilaksanakan di sekolah berbasis
(present) daripada pengaruh masa lalu,
agama, apakah akan tetap sama pola
perubahan tidak terjadi dengan mudah.
pemikiran yang lebih rasional siswa jika
Dalam pendekatan REBT terdapat 3 (tiga)
konseling kelompok dengan pendekatan
tehnik konseling, yaitu tehnik kognitif,
REBT dilaksanakan di sekolah umum,
tehnik imageri, dan tehnik behavioral.
REBT
Ketiga tehnik tersebut dibagi menjadi
konfrontatif
beberapa bagian didalamnya. Diantaranya
mengalami
terdapat tehnik kognitif (analisis rasional),
konfrontatif tersebut.
ini
adalah
terdapat
cara
kelemahan
terapi
yang kuat
dan
terkadang
siswa
akan
dengan
gaya
kesulitan
tehnik tersebut sangat cocok digunakan untuk masalah berpikir positif, tehnik tersebut
mengajarkan
membuka
dan
siswa
mendebat
SIMPULAN
untuk
keyakinan
Berdasarkan perhitungan
analisis
peneliti rumus
hasil sign
test
irasionalnya. Terdapat pula tehnik imageri
wilcoxon diperoleh hasil Thitung sebesar =
(dispute
tersebut
45 selanjutnya dikonsultasikan dengan
melakukan disput secara verbal, konselor
Ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan N
meminta
membayangkan
= 9 yaitu sebesar = 6, maka Thitung > Ttabel
dirinya sendiri pada situasi yang menjadi
adalah 45 > 6. Atas dasar perhitungan
masalah perubahan tingkahlakunya, situasi
tersebut maka hipotesis alternatif Ha yang
tersebut dapat berupa pemikiran rasional
berbunyi “layanan konseling kelompok
maupun irasional. Dan tehnik behavior
dengan
(homework assignments), setelah siswa
behavior
mendapatkan layanan diberikan aktivitas
pengembangan
dirumah
positif siswa MTs Negeri Sale Rembang”
imajinasi),
siswa
tehnik
untuk
diantaranya
mendengarkan,
membaca, menulis,
diterima
pendekatan therapy
pada
rasional-emotive (REBT)
kemampuan
taraf
untuk berpikir
signifikansi
5%.
mengimajinasikan, berpikir dan relakasasi.
Dengan demikian konseling kelompok
Tehnik
dengan
tersebut
sangat
cocok
untuk
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
pendekatan
rasional-emotive simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
behavior
therapy
mengembangkan
(REBT)
kemampuan
dapat
Dwitantyanov, A., Hidayati, F., dan
berpikir
Sawitri, D.S. 2010. ”Pengaruh Pelatihan
positif pada siswa.
Berpikir Positif pada Efikasi Diri Akademi Mahasiswa
IV.
Abraham, Amid. 2004. Mengembangkan dengan
Eksperimen
pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP
DAFTAR PUSTAKA
Kepribadian
(Study
Berpikir
Positif.
Semarang)”. Jurnal Psikologi Undip, 8 (2), 135-144.
Surabaya: Diglossia Media.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir
Ardiansyah, Erick. 2010. Cara Berpikir
Positif. Jakarta: Gita Print.
Positif. Yokyakarta : ST book.
. 2014. Berpikir Positif.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Jakarta: Zaman.
Penelitian Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka
Elyas bahar, khalifi. 2010. Berpikir Positif.
Cipta.
Yogyakarta : FlashBooks. .
2010.
Prosedur
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Feldman, Robert S. 2012. Pengantar Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika. Gemilang, J. 2013. Rahasia Sukses, Kaya
Aulia, Muhammad. 2013. Terapi Ampuh
dan Bahagia dengan Terapi Berpikir
Bisa Selalu Berpikir Positif. Jogjakarta:
Positif & Berjiwa Besar. Yogyakarta:
FlashBooks.
Mantra Books.
Awangga, Suryaputra. 2008. Tes IQ Plus.
Kurnanto, Edi. 2013. Konseling Kelompok.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bandung: ALFABETA.
Bachtiar, Berpikir
Alam. &
2014.
Dahsyatnya
Berkepribadian
Positif.
Yogyakarta: Araska. Badrujaman,
Aip.
Komalasari, Gantina et.al. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks. Latipun.
2007.
“Pengguna
2008.
Psikologi
Konseling.
Malang: UMM pers.
Pendekatan Rasional Emotif Behaviour
Leonard.
Therapy (REBT) pada Setting Sekolah di
Berpikir Lateral dan Positif terhadap
Indonesia”. Jurnal BK FIP UNJ.
Prestasi Belajar Evaluasi Pendidikan”.
Bahar. 2010. Prinsip Hidup Berpikir Positif. Yogyakarta: Media Abadi.
Edisi
Kesembilan.
”Peran
kemampuan
Jurnal FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI.
Carole Wade dan Carol Tavris. 2007. Psikologi
2013.
Jakarta:
Madhi,
J.
2009.
Kreatif
Berpikir.
Surakarta: Ziyad Visi Media.
Erlangga.
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Nelson-Jones, Richard. 2011. Teori dan
.
2006.
Praktik Konseling dan Terapi. Yogyakarta:
Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pustaka Belajar.
Pendidikan
Nurihsan, Juntika. 2006. Bimbingan dan
Media Abadi.
Konseling
Sugiyono.
dalam
Berbagai
Latar
Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditama.
edisi
2007.
Revisi.
Yogyakarta:
Statistika
Untuk
Penelitian. Alfabeta : Bandung.
. 2007. Strategi Layanan
.
2011.
Metode
Penelitian
Bimbingan & Konseling. Bandung: PT.
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Rafika Aditama.
Suhendri,
Peale, Norman Vincent. 2009. Berfikir
2012. Efektivitas Konseling Kelompok
Positif Setiap Hari. Yogyakarta: RAGAM
Rational-Emotif Untuk Membantu Siswa
MEDIA.
Mengatasi Kecemasan Menghadapi Ujian.
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-
(http://journal.
Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
unnes.ac.id/sju/index.php/jubk). Jurnal BK.
PT Asdi Mahasatya.
Vol 1, 2 2012. Diakses pada 18 Juli 2014.
Prayitno.
2004.
Layanan
DYP.,
Sugiharto.,
Suwarjo.
Bimbingan
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar
Kelompok Konseling Kelompok. Padang.
Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Universitas Negeri Padang.
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Putra, I Wayan. 2012. Maknai Kehidupan
Cipta.
dengan
Sukarno, Anton. 2003. Pengantar Statistik.
Mengembangkan
Pola
Pikir
Positif.http://www.balipost.co.id. Diakses
Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
pada tanggal 30 April 2014.
Surya, Y. 2006. MESTAKUNG Rahasia
Seto,
M.
2010.
Wisdom
Of
Positif
Sukses Juara Olimpiade Fisika. Jakarta:
Thinking. Yogyakarta: New Disglossia.
Hikmah.
Soegeng Ysh, A.Y. 2006. Dasar-Dasar
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling
Penelitian.
di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT.
Semarang:
IKIP
PGRI
Raja . Grafinda Persada.
Semarang Press. Sri
Hastuti
&
Winkel,
W.S.
2004.
Bimbingan dan Konseling di Institusi
Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi.
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
TRIYOSO ADI PUSPITO | 11.1.01.01.0368 FKIP- Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 13||