PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW II TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh : Dionisia Retno Irnawati 101414079
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Kita tidak pernah tau, usaha keberapa yang akan berhasil, serta, doa mana yang akan dikabulkan. Keduanya sama. Maka, perbanyaklah keduanya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Dengan penuh syukur, kupersembahkan karya ini kepada :
Tuhan Yang Maha Esa
Kedua orang tuaku tercinta, bapak Yacobus Agus Iriyanto dan Ibu Marceliana Sukarti, yang selalu memberikan perhatian, cinta, kasih sayang, dukungan serta doa yang tidak pernah habis untukku.
Adikku tercinta Brigita Yulita Dewi yang selalu memberi dukungan dan motivasi kepada mbak ia setiap saat. Keluarga besarku, Mbah uti balong, mbah uti budur, Pakdhe Romo, Pakdhe Tomo, Budhe Darun, Mas Alex, Mbak Eli yang telah memberi bantuan, perhatian dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi dan pendidikan ini.
Almamaterku : Universitas Sanata Dharma
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Dionisia Retno Irnawati (101414079). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Kanisius Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi, Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetauan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Untiversitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dan mengetahui efektivitas model pembelajaran Jigsaw II ditinjau dari motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen), yang dapat mengetahui efektivitas model pembelajaran ditinjau motivasi dan hasil belajar dengan model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran Jigsaw II. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data keterlaksanaan model pembelajaran, data motivasi belajar dan data hasil belajar. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi lembar pengamatan keterlaksanaan proses pembelajaran, lembar observasi motivasi belajar siswa, kuesioner motivasi dan instrumen tes prestasi belajar siswa. Data hasil motivasi dan hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan membandingkan rata-rata motivasi dan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran Jigsaw II. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut, persentase keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II yang diperoleh yakni 93,85%% dan tergolong sangat tinggi. Pada hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment, persentase siswa kelas eksperimen yang tuntas KKM adalah 90,47% sementara pada kelas kontrol hanya 57,14%, sehingga dapat dikatakan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Jigsaw II lebih baik dari kelas dengan model pembelajaran Konvensional. Secara inferensial, nilai signifikasi yang diperoleh adalah 0,046 < 2α = 0,10 sehingga ditolak, maka dapat dikatakan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Nilai signifikasi kuesioner motivasi siswa yang diperoleh adalah 0,040 < 2.α = 0.10, dan disimpulkan bahwa motivasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Sedangkan nilai signifikasi yang diperoleh dari data pengamaatan motivasi oleh observer adalah 0,442 > 2.α, jadi tidak cukup bukti bahwa data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa (1) Keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw II tergolong sangat tinggi. (2) Model pembelajaran Jigsaw II efektif ditinjau dari hasil belajar siswa, tetapi tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif ditinjau dari motivasi belajar . Kata-kata kunci: Efektivitas, Model Pembelajaran Jigsaw II, Hasil Belajar, Motivasi Belajar, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Dionisia Retno Irnawati (101 414 079). The Effectiveness of Jigsaw II Model on Two Variables Linear Equations System towards Motivation and Learning Achievement Mathematics of year academic 2015/2016 Kanisius Sleman Eight Grade Students Undergraduate Thesis, Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics Education and Science, Faculty of Teacher Training and Educational Science, Sanata Dharma University, Yogyakarta. 2016. The research is aimed to know the learning process and the effectiveness of Jigsaw II model in terms of the students’ motivation and Mathematic learning achievement of Kanisius Sleman Eight Grade Students on Two Variables Linear Equations System. This is a quasi-experimental research, to know the effectiveness of the learning model in terms of motivation and learning achievement students with conventional learning models and Jigsaw II learning model. The data required in this research are data learning model, learning motivation and learning achievement data. The instrument used in this study include learning process sheets, students' motivation observation sheets, questionnaires motivation and student achievement test instruments. The data of students’ motivation and students’ mathematics learning achievement were analysed by comparing the average motivation and student learning achievement with conventional learning model and Jigsaw II learning model. The results of this research are as follows, the percentage enforceability obtained Jigsaw II learning model is 93,85% but the control class just 57,14%, it showed that the result of learning achievement of students with Jigsaw II learning model is better than conventional classroom learning model. Inferentially, the significance value obtained was 0,046 < 2α = 0.10, it showed that the result of experimental classroom learning was higher than the control class. Student motivation questionnaire significance value obtained was 0.040 < 2.α = 0.10. It is concluded that the motivation of experimental class was higher than the control class. While the significance values obtained from the observation motivated data by the observer is 0.442 >2.α (0.10) so not enough evidence that the experimental class students motivation was higher than the control class according to the data of observation motivated by the observer. From the results, can be concluded that (1) enforceability learning process using Jigsaw II learning model is very high. (2) Jigsaw II learning model is effective in terms of student learning achievement, but proof less to showed that Jigsaw II learning model effective in terms of student learning motivation. Key words: Effectiveness, Jigsaw II, Learning achievement, Motivation, Two Variables Linear Equations System
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw II terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 sebagai salah satu usaha untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc,. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan penuh kesabaran dan keiklasannya membimbing serta memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak ibu dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang senantiasa membimbing dan memberi masukan kepada penulis sejak awal menjadi mahasiswa di USD.
5.
Ibu Nur Sukapti, S.Pd., selaku Kepala SMP Kanisius Sleman yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian skripsi di SMP Kanisius Sleman.
6.
Bapak A. Tatag Handaya Kurniawan, S.Pd., selaku guru pengampu mata pelajaran Matematika Kelas VIII SMP Kanisius Sleman yang telah memberi masukan, mendampingi dan membantu saat penelitian berlangsung.
7.
Para guru dan staf di SMP Kanisius Sleman yang turut membantu memperlancar penelitian skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8.
Siswa-siswi kelas VIII dan IX SMP Kanisius Sleman yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9.
Bapak Yacobus Agus Iriyanto dan Ibu Marceliana Sukarti selaku orang tua yang selalu memberi dorongan, fasilitas, semangat, kasih sayang dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10.
Untuk keluarga besarku Mbah uti, Pakdhe Romo, Pakdhe Tomo, Budhe Darun, Mas Alex, Mbak Eli, dan adikku Ita telah memberi bantuan, perhatian dan semangat selama menyelesaikan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikannya.
11.
Alfonsus Agus Wibowo yang selalu memberikan doa, motivasi dan bantuan pada proses menulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12.
Teman-teman Pendidikan Matematika, teristimewa sahabat-sahabatku, Weni, Teguh, Dewi, Dea, Mini, Nanda, Dian atas pertemanan yang luar biasa dan telah banyak memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13.
Semua yang telah membantu dalam bentuk apa pun yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Penulis Dionisia Retno Irnawati
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
ii
HALAMAN PENGUJI .............................................................................................
iii
MOTTO ....................................................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................................
viii
ABSTRACT ................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
xxii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xxvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................
6
D. Rumusan Masalah ......................................................................................
8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................
8
F. Batasan Istilah ............................................................................................
9
G. Manfaat Penelitian ......................................................................................
11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H. Sistematika Penulisan ................................................................................
12
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ...............................................................................................
14
1.
Pengertian Belajar ...........................................................................
14
2.
Pembelajaran ...................................................................................
16
3.
Pembelajaran Matematika ...............................................................
17
4.
Model Kooperatif ............................................................................
19
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif .......................................
19
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ....................................
21
c. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif ..........................................
23
c.1. Student Teams Achievement Division (STAD).............
23
c.2. Team Assited Individualization atau Team Accelerate
5.
6.
Instruction (TAI) ..........................................................
24
c.3. Numbered Heads Together (NHT) ...............................
26
c.4. Group Investigation (GI) .............................................
27
c.5. Think-Pair-Share ..........................................................
28
c.6 Jigsaw ............................................................................
29
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ..............................
31
a. Pengertian ................................................................................
31
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II .....
32
c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II .....
33
d. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II .
34
Motivasi Belajar Siswa ...................................................................
35
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pengertian Motivasi Belajar .....................................................
35
a.1. Motiviasi Intrinsik .......................................................
35
a.2. Motivasi Ekstrinsik ......................................................
35
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ................................................
36
c. Aspek-aspek Motivasi Belajar .................................................
37
1. Minat ..............................................................................
38
2. Perhatian .........................................................................
38
3. Konsentrasi .....................................................................
38
4. Ketekunan .......................................................................
38
5. Keantusiasan ...................................................................
39
6. Keterlibatan ....................................................................
39
7. Rasa ingin tahu ...............................................................
39
8. Berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan .........
39
Prestasi Belajar ................................................................................
40
a. Faktor Internal ..........................................................................
41
b. Faktor Eksternal .......................................................................
41
8.
Prestasi Belajar Matematika ............................................................
42
9.
Efektivitas Pembelajaran .................................................................
43
10. Materi Pembelajaran .......................................................................
46
11. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ..........................................
47
a. Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) .................................
47
b. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) ................................
49
c. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ..................
50
7.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Metode Grafik ................................................................
51
2. Metode Substitusi ...........................................................
54
3. Metode Eliminasi ...........................................................
56
d. Sistem Persamaan Linear dalam Kehidupan Sehari-hari .........
57
B. Kerangka Berfikir ......................................................................................
62
C. Hipotesis ....................................................................................................
63
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..........................................................................................
64
B. Populasi dan Sampel ..................................................................................
65
1.
Populasi ...........................................................................................
65
2.
Sampel .............................................................................................
65
C. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................
66
1.
Waktu ..............................................................................................
66
2.
Tempat .............................................................................................
66
D. Variabel Penelitian .....................................................................................
66
1.
Variabel Bebas ................................................................................
66
2.
Variabel Terikat ...............................................................................
66
E. Bentuk Data Penelitian ...............................................................................
67
1.
Data Keterlaksaan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw II ...................................................................
67
2.
Data Motivasi Siswa ........................................................................
67
3.
Data Prestasi Belajar Siswa .............................................................
67
F. Instrumen ....................................................................................................
67
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.
Instrumen Pembelajaran ..................................................................
68
2.
Instrumen Penelitian ........................................................................
68
a. Lembar Pengamatan Keterlaksanaan Proses Pembelajaran .....
68
b. Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ..............................
68
d. Kuesioner Motivasi ..................................................................
71
e. Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa ......................................
74
1. Validitas Tes Prestasi Belajar .........................................
78
2. Reliabilitas Tes Prestasi Belajar .....................................
80
G. Metode Pengumpulan Data ........................................................................
82
1. Pengamatan (Observasi) ...................................................................
82
2. Penyebaran Kuesioner ......................................................................
82
3. Tes ....................................................................................................
83
H. Metode Analisis Data .................................................................................
83
1.
Kriteria Efektivitas Model Pembelajaran ........................................
2.
Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw II ...................................................................
84
85
a. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw II pada Setiap Pertemuan ....................
85
b. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model
3.
Pembelajaran Jigsaw II secara Keseluruhan ...........................
86
Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ...............................................
87
a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .....................................
88
b. Uji Variansi .............................................................................
89
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
c. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata (Uji-T) Data Pre-test ..............
89
d. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata (Uji-T) Data Post-test .............
90
Analisis Data Instrumen Kuesioner Motivasi Siswa .......................
91
a. Motivasi Belajar Siswa secara Individu .................................
91
b. Motivasi Belajar Siswa secara Keseluruhan ...........................
93
c. Uji Inferensial Motivasi Belajar Siswa ...................................
96
c.1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................
97
c.2. Uji Variansi ......................................................................
97
c.3. Uji Perbedaan Data Kuesioner Motivasi (Uji T) Sebelum pembelajaran ....................................................
98
c.4. Uji Perbedaan Data Kuesioner Motivasi (Uji T) Setelah Pembelajaran ................................................................... 5.
99
Analisis Data Pengamatan Motivasi Siswa oleh Observer .............
100
I. Rencana Tahap-Tahap penelitian ................................................................
101
1.
Tahap Perencanaan ..........................................................................
102
2.
Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan ...............................................
103
3.
Pengolahan Data ..............................................................................
104
4.
Penyusunan laporan penelitian ........................................................
105
BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian .......................................
106
1. Persiapan Penelitian .........................................................................
106
a. Validitas Instrumen Tes Prestasi ............................................
107
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Uji Coba Instrumen .......................................................
107
2) Hasil Uji Coba Instrumen ..............................................
108
a) Hasil Uji Coba Pre-Test ....................................
108
a.1. Uji Validitas Pre-test ...........................
109
a.2. Uji Reliabilitas Pre-test ........................
110
b) Hasil Uji Coba Post-Test ...................................
111
b.1. Uji Validitas Post-test ..........................
112
b.2. Uji Reliabilitas Post-test ......................
112
2. Pelaksanaan Penelitian .....................................................................
113
a. Pelaksanaan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw II ..................
113
1) Sebelum Pembelajaran ..................................................
114
2) Pertemuan Pertama (2x45 menit) ..................................
114
3) Pertemuan Kedua (1x 45 menit) ....................................
117
4) Pertemuan Ketiga (2x45 menit) ....................................
118
5) Setelah Pembelajaran ....................................................
119
b. Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional ...................
120
1) Sebelum Pembelajaran ..................................................
120
2) Pertemuan Pertama (1x45 menit) ..................................
121
3) Pertemuan Kedua (2x45 menit) .....................................
121
4) Pertemuan Ketiga (2x45 menit) ....................................
122
5) Setelah Pembelajaran ....................................................
123
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian ..............................................................
123
1. Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II .......................
124
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pertemuan Pertama .................................................................
124
b. Pertemuan Kedua ....................................................................
125
c. Pertemuan Ketiga ....................................................................
126
2. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .....
126
a. Data Pre-test ...........................................................................
126
1) Kelas Kontrol ................................................................
127
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
128
b. Data Post-test ..........................................................................
128
1) Kelas Kontrol ................................................................
129
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
130
3. Data Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ...........................................
131
a. Sebelum Pembelajaran ............................................................
131
1) Kelas Kontrol ................................................................
132
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
133
b. Setelah pembelajaran ..............................................................
134
1) Kelas Kontrol ................................................................
134
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
135
4. Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer .................
137
a. Pertemuan Pertama .................................................................
137
1) Kelas Kontrol ................................................................
137
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
139
b. Pertemuan Kedua ....................................................................
140
1) Kelas Kontrol ................................................................
140
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
141
c. Pertemuan Ketiga ....................................................................
142
1) Kelas Kontrol ................................................................
142
2) Kelas Eksperimen ..........................................................
143
C. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................
144
1. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II .................
144
a. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Setiap Pertemuan ........
144
b. Keterlaksanaan Model pembelajaran Secara Keseluruhan .....
146
2. Analisis Hasil Belajar .......................................................................
146
a. Analisis Hasil Belajar berdasarkan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ..................................................
146
1) Nilai Pre-test .................................................................
147
2) Nilai Post-test ................................................................
149
b. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .............................................................................
151
b.1. Uji Normalitas ............................................................
151
b.2. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Pre-test ......................
152
b.3. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Post-test .........................
154
3. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar .......................................
155
3.a. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Secara Deskriptif ...............................................................................
155
1) Sebelum Pembelajaran ..................................................
155
2) Setelah Pembelajaran ....................................................
159
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.b. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Secara Inferensial ..............................................................................
162
1) Uji Normalitas ...............................................................
162
2) Uji Perbedaan Rata-rata ................................................
164
4. Analisis Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer ...
166
a. Analisis Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Secara Deskriptif .............................................
167
1) Pertemuan Pertama ........................................................
167
2) Pertemuan Kedua ..........................................................
170
3) Pertemuan Ketiga ..........................................................
173
b. Analisis Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Secara Inferensial ....................................................
176
D. Pembahasan ...............................................................................................
178
1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw II ....................................................................
178
2. Efektivitas Model Pembelajaran Jigsaw II .......................................
179
a. Efektivitas ditinjau dari Hasil Belajar .....................................
179
b. Efektivitas ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa ....................
180
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................................
182
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................
183
B. Saran ..........................................................................................................
184
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................... 62
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa .......................70
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Matematika ..........................72
Tabel 3.3
Kriteria Interpretasi Tingkat Validitas ...........................................79
Tabel 3.4
Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas .........................................81
Tabel 3.5
Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran .................................86
Tabel 3.6
Kriteria Motivasi Belajar Siswa .......................................................92
Tabel 3.7
Kriteria Motivasi Siswa Secara Keseluruhan ...................................94
Tabel 4.1
Data Uji Coba Soal Pre-test .........................................................108
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Butir Soal Pre-test ..................................................................................110
Tabel 4.3
Data Uji Coba Soal Post-test ..........................................................111
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Butir Soal Post-test ...............................................................................112
Tabel 4.5
Pertemuan Pertama (Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran) ................................................................................124
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.6
Pertemuan Kedua (Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran) ...............................................................................125
Tabel 4.7
Pertemuan Ketiga (Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran) ...............................................................................126
Tabel 4.8
Data Pre-test Kelas Kontrol ..........................................................127
Tabel 4.9
Data Pre-test Kelas Eksperimen ...................................................128
Tabel 4.10
Data Post-test Kelas Kontrol .......................................................129
Tabel 4.11
Data Post-test Kelas Eksperimen .................................................130
Tabel 4.12
Data Kuesioner Sebelum Pembelajaran Kelas Kontrol ................132
Tabel 4.13
Data Kuesioner Sebelum Pembelajaran Kelas Eksperimen .........133
Tabel 4.14
Data Kuesioner Setelah Pembelajaran Kelas Kontrol ..................134
Tabel 4.15
Data Kuesioner Setelah Pembelajaran Kelas Eksperimen ...........135
Tabel 4.16
Pertemuan Pertama (Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Kelas Kontrol) .....................................................138
Tabel 4.17
Pertemuan Pertama (Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Kelas Eksperimen) ...............................................139
xxiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.18
Pertemuan Kedua (Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Kelas Kontrol) ......................................................140
Tabel 4.19
Pertemuan Kedua (Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Kelas Eksperimen) ...............................................141
Tabel 4.20
Pertemuan Ketiga (Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Kelas Kontrol) ......................................................142
Tabel 4.21
Pertemuan Ketiga (Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Kelas Eksperimen) ................................................143
Tabel 4.22
Data Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II ........................................................................................145
Tabel 4.23
Analisis Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen .......147
Tabel 4.24
Analisis Nilai Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ....149
Tabel 4.25
Persentase dan Kriteria Motivasi Belajar Per Siswa Sebelum Pembelajaran ...............................................................................155
Tabel 4.26
Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per Kriteria (Sebelum pembelajaran) ...............................................................................157
Tabel 4.27
Persentase dan Kriteria Motivasi Belajar Per Siswa Setelah
xxv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran ...............................................................................159 Tabel 4.28
Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per Kriteria (Setelah pembelajaran) ...............................................................................160
Tabel 4.29
Pertemuan Pertama (Persentase dan Kriteria Hasil Pengamatan Motivasi Hasil Belajar oleh Observer) .........................................168
Tabel 4.30
Jumlah dan Persentase Data Pengamatan Motivasi Siswa Per Kriteria oleh Observer (Pertemuan Pertama) ..............................169
Tabel 4.31
Pertemuan kedua (Persentase dan Kriteria Hasil Pengamatan Motivasi Hasil Belajar oleh Observer) .........................................171
Tabel 4.32
Jumlah dan Persentase Data Pengamatan Motivasi Siswa Per Kriteria oleh Observer (Pertemuan kedua) ..................................172
Tabel 4.33
Pertemuan ketiga (Persentase dan Kriteria Hasil Pengamatan Motivasi Hasil Belajar oleh Observer) .........................................174
Tabel 4.34
Jumlah dan Persentase Data Pengamatan Motivasi Siswa Per Kriteria oleh Observer (Pertemuan ketiga) ..................................175
Tabel 4.35
Total Skor Pengamatan Motivasi oleh Observer...........................177
xxvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A LAMPIRAN A.1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ........ L-1
LAMPIRAN A.2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen .. L-7
LAMPIRAN A.3.
Daftar Nama Siswa Uji Coba Pre-test dan Post-test ..... L-14
LAMPIRAN A.4.
Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................ L-15
LAMPIRAN A.5.
Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ......................... L-16
LAMPIRAN A.6.
Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ................ L-17
LAMPIRAN A.7.
Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ................................ L-19
LAMPIRAN A.8.
Lembar Pengamatan Motivasi Belajar Siswa oleh observer. ................................................................. L-21
LAMPIRAN A.9.
Lembar Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II ......................................................................... L-25
LAMPIRAN A.10.
Kisi-kisi Soal Pre-test ................................................... L-31
LAMPIRAN A.11.
Soal Pre-test .................................................................. L-33
LAMPIRAN A.12.
Kisi-kisi Soal Post-test .................................................. L-34
LAMPIRAN A.13.
Soal Post-test ................................................................. L-36
xxvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B LAMPIRAN B.1.
Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II
LAMPIRAN B.1.a.
Pertemuan Pertama ............................................... L-37
LAMPIRAN B.1.b.
Pertemuan Kedua ................................................. L-41
LAMPIRAN B.1.c.
Pertemuan Ketiga ................................................. L-45
LAMPIRAN B.2.
Hasil Belajar Siswa
LAMPIRAN B.2.a.
Pre-test Kelas Kontrol .......................................... L-49
LAMPIRAN B.2.b.
Pre-test Kelas Eksperimen ................................... L-52
LAMPIRAN B.2.c.
Post-test Kelas Kontrol ........................................ L-55
LAMPIRAN B.2.d.
Post-test Kelas Eksperimen .................................. L-58
LAMPIRAN B.3.
Hasil Kuesioner Motivasi Siswa
LAMPIRAN B.3.a. Kuesioner Sebelum Pembelajaran di Kelas Kontrol ................................................................. L-61 LAMPIRAN B.3.b. Kuesioner Sebelum Pembelajaran di Kelas Eksperimen ........................................................... L-65 LAMPIRAN B.3.c. Kuesioner Setelah Pembelajaran di Kelas Kontrol ................................................................. L-69
xxviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B.3.d.
Kuesioner Setelah Pembelajaran di Kelas Eksperimen ........................................................... L-73
LAMPIRAN B.4.
Hasil Pengamatan Motivasi oleh Observer
LAMPIRAN B.4.a.
Pertemuan Pertama Kelas Kontrol ........................ L-77
LAMPIRAN B.4.b.
Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen.................. L-81
LAMPIRAN B.4.c. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol ........................... L-85 LAMPIRAN B.4.d.
Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen .................... L-89
LAMPIRAN B.4.e. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol........................... L-93 LAMPIRAN B.4.f.
Pertemuan Ketiga Kelas Eksperimen..................... L-97
LAMPIRAN C LAMPIRAN C.1.
Lembar Analisis Uji Validitas Pre-test ......................... L-101
LAMPIRAN C.2.
Lembar Analisis Uji Reliabilitas Pre-test ..................... L-102
LAMPIRAN C.3.
Lembar Analisis Uji Validitas Post-test ........................ L-103
LAMPIRAN C.4.
Lembar Analisis Uji Reliabilitas Post-test .................... L-104
LAMPIRAN C.5.
Lembar Analisis Rata-rata Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen .......................................................... L-105
LAMPIRAN C.6.
Lembar Analisis Rata-rata Nilai Post-test Kelas Kontrol dan
xxix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelas Eksperimen ......................................................... L-106 LAMPIRAN C.7.
Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Pre-test ........... L-107
LAMPIRAN C.8.
Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Post-test ......... L-108
LAMPIRAN C.9.
Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Nilai Pre-test ........................................................................ L-109
LAMPIRAN C.10. Lembar Analisis Perbedaan Rata-rata Nilai Post-test ..................................................................... L-110 LAMPIRAN C.11.
Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran .............................................. L-111
LAMPIRAN C.12.
Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Setelah Pembelajaran ................................................ L-112
LAMPIRAN C.13.
Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran .... L-113
LAMPIRAN C.14.
Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Setelah Pembelajaran .............. L-114
LAMPIRAN C.15.
Lembar Analisis Data Pengamatan Motivasi Oleh Observer .......................................................... L-115
xxx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN D LAMPIRAN D.1.
Surat Ijin Penelitian ..................................................... L-116
LAMPIRAN D.2.
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................... L-117
LAMPIRAN D.3.
Dokumentasi Kegiatan ................................................ L-118
xxxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi seluruh masyarakat di semua belahan dunia. Salah satu wahana untuk melaksanakan pendidikan adalah lingkungan sekolah atau disebut pendidikan formal. Menurut John Dewey dalam Miftahul Huda (2011), pendidikan merupakan sebuah proses yang dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat masing-masing.
Oleh
karena
itu,
pendidikan
harus
mendesain
pembelajarannya yang berpusat pada siswa agar minat dan aktivitas belajarnya semakin meningkat. Di Indonesia saat ini yang mulai menerapkan kurikulum 2013, sistem pembelajaran juga mulai berubah, dari pembelajaran pasif yang berpusat pada guru, berubah menjadi pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa. Pada proses pembelajaran di sekolah, ada beberapa mata pelajaran yang harus diikuti. Namun, dari beberapa pelajaran yang ada, sudah bukan menjadi rahasia umum, bahwa mata pelajaran yang kurang disukai dan menjadi momok bagi sebagian besar siswa adalah mata pelajaran matematika. Salah satu karakteristik matematika yang membuat tidak
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
disukai oleh banyak siswa adalah karena bersifat abstrak dan rumit, oleh sebab itu pemahaman siswa terhadap materi harus lebih ditingkatkan lagi. Pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang sudah sering dijumpai oleh siswa, mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi terutama jika mengambil bidang studi yang berkaitan dengan matematika, namun tidak sedikit siswa yang masih berpendapat bahwa matematika adalah pelajaran yang menakutkan. Pada observasi sekolah yang dilakukan oleh peneliti di SMP Kanisius Sleman bulan April 2015, sebagian besar siswa menyatakan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dimengerti. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, banyak siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran karena sangat bergantung pada guru dalam pemahaman materi pelajaran matematika. Hal ini terlihat saat peneliti bertanya pada beberapa siswa di SMP ini mengenai hal apa yang menyebabkan matematika merupakan pelajaran yang membingungkan. Kebanyakan siswa menjawab dalam pemahaman materi siswa hanya tergantung pada bagaimana guru menyampaikan materi di kelas. Para siswa mengaku tidak rajin mengulang dan mempelajari pelajaran matematika di rumah, jadi mereka hanya belajar matematika ketika di sekolah yang didampingi oleh guru matematika.
Ketika
peneliti
melakukan
observasi
kelas,
guru
menyampaikan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional,
tepatnya
dengan
metode
ceramah.
Keunggulan metode ceramah dibandingkan dengan metode lain antara lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
praktis dan mudah dikontrol oleh guru sehingga mudah menentukan kapan selesainya penyampaian isi pelajaran. Namun harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan metode ceramah berlangsung dengan baik. Gejala negatif yang dikeluhkan oleh para siswa adalah siswa menjadi cepat bosan dan tidak memperhatikan materi yang diceramahkan, sebagai akibatnya siswa tidak tertarik sehingga malas untuk mempelajari pelajaran tersebut. Kegiatan observasi yang telah dilaksanakan peneliti pada saat pelaksanaan pembelajaran matematika tersebut menunjukkan beberapa gejala siswa kurang termotivasi dalam belajar. Ketika pembelajaran matematika berlangsung pada sepuluh menit pertama siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran, namun setelah itu beberapa siswa yang mulai jenuh lalu tidak memperhatikan guru yang mengakibatkan perhatian dan konsentrasi siswa mulai pudar ketika guru menanyakan tentang materi yang baru saja disampaikan. Di sisi lain, pada proses belajar mengajar, faktor utama yang turut mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi belajar. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan (Sardiman, 2004). Motivasi dapat menumbuhkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat terwujud dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
Pada paradigma baru mengenai pembelajaran, kegiatan belajar mengajar ditandai dengan aktivitas siswa baik secara fisik maupun secara mental aktif, sebagai konsekuensi bahwa siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Peran guru hanya sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator yang berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran diperlukan suatu model yang inovatif dan berpusat pada siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif, salah satu contoh adalah model pembelajaran tipe Jigsaw II. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II merupakan suatu model pembelajaran yang mengedepankan pada aktivitas dan interaksi siswa dalam memahami, mengolah dan menyampaikan informasi yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran Jigsaw II untuk melakukan eksperimen kepada siswa di SMP Kanisius Sleman. Model pembelajaran Jigsaw II telah terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas VIII pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Esti Nugrahani, yang merupakan alumni mahasiswa Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2011 dan ada beberapa dari mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta salah satunya penelitian oleh Fransiska Siti Sudaryati pada tahun 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Berdasarkan
kurikulum
yang
berlaku,
materi
ajar
yang
disampaikan di kelas VIII semester gasal antara lain: operasi aljabar, fungsi, persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel, sistem koordinat dan persamaan kuadrat. Pada penelitian ini, peneliti memilih materi sistem persamaan linear dua variabel sebagai pokok bahasan penelitian, karena dalam materi tersebut memuat penguasaan konsep aljabar yang matang, logika berfikir dalam menyelesaikan suatu persoalan matematika yang kompleks, persamaan garis lurus dan fungsi, yang semuanya sudah dipelajari dalam materi sebelumnya. Berdasarkan materi yang ditentukan sebagai pokok bahasan penelitian, keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II serta permasalahan yang dihadapi oleh siswa SMP Kanisius Sleman, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP Kanisius Sleman Tahun Pelajaran 2015/2016”. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan masalah yang spesifik sebagai berikut: 1.
Dari observasi kelas yang dilaksanakan pada bulan April 2015, didapati bahwa keaktifan siswa di dalam kelas masih belum optimal. Pembelajaran matematika masih dilakukan satu arah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
yaitu berpusat pada aktivitas guru pada proses pembelajaran di kelas. 2.
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa di SMP Kanisius Sleman, banyak siswa beranggapan bahwa matematika itu sulit dan rumit untuk dipelajari karena karakteristik matematika yang abstrak.
3.
Pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Kanisius Sleman masih sering menggunakan metode ceramah. Guru kurang memberikan inovasi terhadap model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas, sehingga siswa kurang termotivasi dalam belajar.
C.
Pembatasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
tersebut
serta
mempertimbangkan kemampuan, pengetahuan dan waktu maka penelitian akan dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut: 1.
Penelitian dilakukan di SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016.
2.
Penelitian ini membahas mengenai efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3.
Motivasi belajar yang dimaksud adalah motivasi siswa saat mengikuti pelajaran matematika dan dapat dilihat dari skor kuesioner.
4.
Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta perbandingan hasil post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen.
5.
Kelas kontrol yang dimaksud adalah kelas yang proses pembelajarannya
menggunakan
model
konvensional
sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Jigsaw II. 6.
Pre-test dan post-test yang diberikan berdasarkan kompetensi dasar dari pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel yakni menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dan membuat dan menyelesaukan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
7.
Hasil penelitian sebatas untuk kelas VIII SMP Kanisius Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
D.
Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas maka dapat diperoleh suatu perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keterlaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman? 2. Bagaimanakan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II ditinjau dari motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman?
E.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui keterlaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman.
2.
Mengetahui
efektivitas
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw II ditinjau dari motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
F.
Batasan Istilah Dalam penelitian ini, dijelaskan beberapa istilah agar penelitian ini mempunyai makna yang jelas. 1.
Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai keberhasilan atau ketepatan penggunaan model pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang dilihat dengan adanya perilaku belajar siswa yang termotivasi dan keberhasilan belajar siswa dalam belajar.
2.
Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan pribadi seseorang meliputi perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang dihasilkan dari interaksinya dengan lingkungan sekitar.
3.
Pembelajaran Pembelajaran
dapat
diartikan
sebagai
kegiatan
untuk
memperluas pengetahuan yang dilakukan oleh seseorang dengan bantuan orang lain. 4.
Model pembelajaran Model
pembelajaran
adalah
kerangka
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. 5.
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
yang saling bekerjasama dan
diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 5.
Jigsaw II Model
pembelajaran
Jigsaw
II
merupakan
model
pembelajaran dengan siswa yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang disebut kelompok asal. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok-kelompok yang disebut kelompok ahli. Dari situ kelompok ahli mendiskusikan tentang sub bab yang sama yang kemudian akan kembali lagi ke kelompok asal untuk membahas materi secara keseluruhan. 6.
Motivasi Belajar Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar seorang siswa sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran
di
kelas,
karena
motivasi
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
menumbuhkan semangat dan arahan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki siswa. 7.
Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang diperoleh siswa setelah melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Dengan belajar seorang siswa dapat melakukan perubahan terhadap dirinya berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar.
8.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) adalah suatu hubungan persamaan linear yang pada setiap persamaan terdapat minimum satu variabel yang sama.
G.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Guru Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan dalam mengelola pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II.
2.
Bagi Siswa Penelitian
ini
diharapkan
dapat
melatih
siswa
untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa, antara lain: belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
bekerja sama, bertanggungjawab dan berinteraksi dengan teman sebaya. 3.
Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengalaman dan bekal bagi peneliti dalam mengelola pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II saat peneliti memasuki dunia kerja sebagai guru.
G.
Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Pada Bab I, peneliti menyajikan latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori Pada Bab II, peneliti menyajikan teori-teori yang mendukung penelitian ini, kerangka berfikir dan hipotesis. Pada kajian teori, teoriteori diambil dari beberapa kutipan buku, jurnal dan literatur-literatur yang sesuai dengan pokok bahasan. Pada bagian ini juga menjelaskan konsep belajar, konsep pembelajaran, pembelajaran kooperatif, metode pembelajaran tipe Jigsaw II, motivasi belajar, prestasi belajar matematika dan efektivitas pembelajaran. Pada subbab kerangka berfikir, peneliti menyajikan diagram kerangka berfikir yang diharapkan pembaca dapat dengan mudah memahami maksud dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
tujuan penulisan laporan penelitian ini. Selanjutnya pada hipotesis, peneliti
memberikan
hipotesa terhadap penelitian
yang akan
dilaksanakan. Bab III. Metode Penelitian Pada Bab III, berisi tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, waktu dan tempat penelitian, bentuk data penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis data dan rencana tahap-tahap penelitian. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada Bab IV, berisi deskripsi persiapan dan pelaksanaan penelitian, hasil, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V. Penutup Pada BAB V, peneliti akan menguraikan kesimpulan yang diperoleh selama penyusunan skripsi ini dan memberikan beberapa saran yang terkait dengan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses untuk mengalami perubahan-perubahan, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Meskipun demikian tidak semua perubahan yang dialami seseorang berasal dari proses belajar, misalnya perubahan bentuk tubuh dan kematangan alat kelamin, ini lebih disebabkan karena hormon dan jenis makanan yang dikonsumsi (Winkel, 1987:201). Menurut Suryono dan Hariyanto (2011:9), belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Aktivitas tersebut meliputi aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan pengetahuan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pemahaman,
ketrampilan,
nilai
dan
sikap
(Winkel,1992:242). Dalam hal ini, interaksi aktif dengan lingkungan yang dimaksudkan menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor (Djamarah, 1999:22).
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Menurut para pakar pendidikan, agar pengertian belajar tidak melenceng pada hakikat belajar sendiri, maka dikemukakan definisi tentang belajar (Agus Suparjo, 2009:2) sebagai berikut: a.
Menurut Gagne, belajar adalah perubahan dispososi yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
b.
Menurut Harold Spears learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. (Dengan kata lain, bahwa belajar adalah
mengamati,
membaca,
meniru,
mencoba
sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu). c.
Menurut morgan learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar,
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan pribadi seseorang meliputi perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap yang dihasilkan dari interaksinya dengan lingkungan sekitar. Dengan belajar, seseorang akan memiliki bnyak pandangan dan pengetahuan yang sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
belum pernah ia mengerti. Manusia diajarkan untuk bertahan hidup dengan perkembangan dunia melaui proses belajar. 2. Pembelajaran Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Mohamad Surya, 2004:7). Sedangkan menurut Darsono (2002:24-25) pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Arikunto menjelaskan bahwa diperlukan adanya proses penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap oleh subjek yang sedang belajar dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut
Gal’perin
(dalam
KartikaBudi,
Pembelajaran memiliki 4 fungsi khusus, yaitu: 1. Orientasi 2. Latihan 3. Umpan balik 4. Tindak lanjut Serta memiliki 3 fungsi umum, yaitu: 1.
Membangkitkan motivasi
2.
Mengetahi pengetahuan awal
2001:46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
3.
Informasi
tentang
sasaran
belajar,
kriteria,
keberhasilan yang dituntut dan contoh-contoh soal ujian. Jadi secara umum, pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memperluas pengetahuan yang dilakukan oleh seseorang dengan bantuan orang lain. Dalam lingkup pendidikan kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa oleh guru agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pada dasarnya, belajar dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berfikir serta kemampuan siswa untuk menguasai materi pelajaran ataupun pengetahuan baru. Pengetahuan baru tersebut dikonstruksi oleh sisw tersebut sehingga siswa yang belajar akan mampu mengembangkan intelektualnya. 3. Pembelajaran Matematika Menurut Benny Susetyo (2005), pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Menurut Erman Suherman, dkk (2003:56-57) fungsi pembelajaran matematika adalah sebagai:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
a.
Alat Matematika dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam mata pelajaran lain, dalam dunia kerja atau dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga dapat digunakan sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi.
b.
Pola Pikir Pembelajaran matematika bagi para siswa juga merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman untuk pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.
c.
Ilmu Pengetahuan Kita sebagai guru harus mampu menunjukkan betapa matematika selalu mencari kebenaran, dan selalu bersedia meralat kebenaran yang sementara diterima, bila ditemukan kesempatan untuk mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah. Adapun tujuan pembelajaran matematika menurut Asep
Jihad (2008: 153) yakni agar siswa memiliki kemampuan dalam: a.
Menggunakan algoritma (prosedur pekerjaan)
b.
Melakukan manipulasi secara matematika
c.
Mengorganisasi data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
d.
Memanfaatkan simbol, diagram dan grafik
e.
Mengenal dan menemukan pola
f.
Menarik kesimpulan
g.
Membuat kalimat atau model matematika
h.
Membuat interpretasi bangun dalam bidang dan ruang
i.
Memahami pengukuran dan satuan-satuannya
j.
Menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, tujuan
pembelajaran
matematika
adalah
untuk
mengorganisasikan
lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik, yang kegiatannya dirancang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam menelaah bentuk, struktur, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang abstrak serta hubungannya, dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. 4. Model Pembelajaran Kooperatif a)
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Arends (2008:4), model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berupaya membantu siswa untuk mempelajari isi akademis dan berbagai keterampilan untuk mencapai berbagai sasaran dan tujuan sosial dan hubungan antar manusia yang penting. Menurutnya,
tiga
tujuan
instruksional
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
kooperatif
adalah
penerimaan
prestasi
terhadap
akademik,
keanekaragaman
toleransi
dan
perbedaan,
dan
pengembangan keterampilan sosial. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima
oleh
anggotanya
(Priyanto
dalam
Made
Wena,2009:189). Menurut Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan menurut Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning
merupakan
suatu
cara
pendekatan
atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. b)
Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Didalam
pembelajaran
kooperatif
terdapat
karakteristik yang melekat didalamnya. Menurut
Lie
(2004 ), karakteristik-karakteristik tersebut yaitu: a. Saling ketergantungan positif Dalam
pembelajaran
kooperatif,
guru
menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat dicapai melalui: a) Saling ketergantungan mencapai tujuan. b) Saling
ketergantungan
menyelesaikan
tugas. c) Saling ketergantungan bahan atau sumber. d) Saling ketergantungan peran. e) Saling ketergantungan hadiah. b. Interaksi tatap muka Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya. c. Akuntabilitas individual Pembelajaran wujudnya
dalam
kooperatif belajar
menampilkan
kelompok.Penilaian
ditunjukkan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian ini selanjutnya disampaikan oleh guru kepada
kelompok
agar
semua
kelompok
mengetahui siapa kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan,maksudnya
yang
dapat
mengajarkan
kepada temannya. Nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata, karena itu anggota kelompok harus memberikan kontribusi untuk kelomponya. Pada intinya yang dimaksud dengan akuntabilitas individual adalah penilaian kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua anggota secara individual. d. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi Keterampilan
sosial
dalam
menjalin
hubungan antar siswa harus diajarkan. Siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya. c)
Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif c.1. Student Teams Achievement Division (STAD) Menurut Suyatno (2009:52), tipe STAD adalah
tipe
pembelajaran
pengelompokan
kemampuan
kooperatif
untuk
campur
yang
melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Savin, dkk dari Universitas John Hopkins (Daryanto, 2012:246). Menurut Slavin (1995), langkah untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD: 1) Guru membagi kelas ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok memiliki anggota 46 orang dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda. 2) Guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai dan memberikan
kuis
untuk
dikerjakan
dalam
kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe STAD,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
biasanya
digunakan
untuk
penguatan
pemahaman materi. 3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat rangkuman materi setelah guru memberikan penegasan terhadap bahan diskusi. 4) Guru memberikan evaluasi kepada siswa secara individu melalui tes/kuis kepada siswa untuk menguasai penguasaan terhadap materi yang telah diberikan. 5) Guru memberikan penghargaan kepada siswa atau kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar sebelum da sesudah dilakukan diskusi dan penegasan oleh guru. Siswa kelompok dengan peningkatan hasil belajar
terbesar
berhak
atas
penghargaan
tersebut. c.2. Team Assited Individualization atau Team Accelerated Instruction (TAI) Menurut Daryanto (2012:246), pembelajaran tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Tipe ini mengembangkan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
individual.
Menurut
Daryanto,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe TAI adalah: 1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi secara individual. Materi tersebut harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah siswa mempelajari materi, guru akan memberikan kuis atau evaluasi dengan tujuan mendapatkan nialai awal. 2) Guru membagi kelas ke dalam kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang dengan kemampuan yang berbeda-beda. 3) Masing-masing kelompok diberikan tugas oleh guru untuk mendiskusikan hasil dari evaluasi yang sebelumnya telah dilakukan. Setiap anggota kelompok nantinya akan saling memeriksa jawaban dari teman sekelompoknya. 4) Guru
memfasilitasi
diskusi
kelompok
dan
memberikan penegasan bagi kelompok-kelompok yang belum begitu memahami materi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat rangkuman dari apa yang telah mereka dapatkan selama diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
5) Guru memberikan evaluasi secara individu kepada siswa dengan cara memberikan latihan soal atau kuis untuk dikerjakan secara individu. 6) Kelompok dengan peningkatan hasil belajar tertinggi akan mendapatkan penghargaan dari guru. c.3. Numbered Heads Together (NHT) Menurut
Daryanto
(2012),
pembelajaran
kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kangen. Pada umumnya NHT digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Menurut Daryanto (2012), langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tipe NHT adalah: 1) Guru
membagi
kelas
ke
dalam
beberapa
kelompok. Setiap kelompok memiliki 4-6 orang. Setiap anggota kelompok diberi nama atau nomor. Misalnya nomor 1, 2, 3, 4, atau 5. Kelompok tersebut dibentuk dengan anggotanya memiliki kemampuan akademik yang berbedabeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
2) Guru menyampaikan materi atau permasalahan sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Permasalahan
tersebut
yang
natinya
akan
didiskusikan bersama di dalam kelompok. 3) Setiap siswa dalam kelompok berdiskusi untuk memecahkan
masalah
secara
bersama-sama.
Setiap anggotanya harus benar-benar memahami materi yang didiskusikan dan bagaimana cara penyelesaian soalnnya. 4) Setelah diskusi selesai, pembahasan dilakukan dengan cara guru menyebutkan satu nomor. Siswa di masing-masing kelompok dengan nomor yang dipilih guru harus menyiapkan jawaban dari pertanyaan
guru
yang
sebelumnya
telah
didiskusikan untuk memaparkannya di dalam kelas. 5) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. c.4. Group Investigation (GI) Pendekatan ini dirancang oleh Herbert Thelen (Arends. 2008:13) dan disempurnakan oleh Sharan dan rekan-rekan sejawatnya di Tel Aviv University.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
GI merupakan pendekatan kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diimplementasikan. Dalam pendekatan ini, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. Kemudian siswa memilih topik-tpoik untuk dipelajari, melakukan investigasi mendalam terhadap sub-sub topik yang dipilih,
kemudian
menyiapkan
dan
mempresentasikan laporan kepada seluruh kelas. c.5. Think-Pair-Share Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan oleh Frank Iyman (Arends, 2008:15). Dengan struktur pembelajaran sebagai berikut: 1) Thinking: Guru mengajukan sebuah pertanyaan yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswa untuk
menggunakan
alokasi
waktu
dan
memikirkan sendi jawabannya. 2) Pairing: Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan segala sesuatu yang siswa pikirkan atas pertanyaan dari guru . 3) Sharing: Guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah dibicarakan berpasangan kelas.
masing-masing
dengan
seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
c.6. Jigsaw Pada awalnya metode ini dikembangkan oleh Elliot
Arronson
dari
kemudian
diadaptasi
2010:45).
Metode
pembelajaran memiliki
Universitas oleh
Slavin
Jigsaw
kooperatif
Texas
(Sugiyanto,
adalah
dimana
dan
teknik
siswa,
yang
tanggung jawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran. Jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005:246). Model pembelajaran Jigsaw
merupakan
Collaborative
salah
Learning
satu yaitu
variasi
model
proses
belajar
kelompok dimana setiap anggota menyumbangkan informasi,
pengalaman,
ide,
sikap,
pendapat,
kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman kooperatif
seluruh tipe
anggota.
Jigsaw
adalah
Pembelajaran suatu
tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Sudrajad, 2001:18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Metode ini memiliki dua versi tambahan, Jigsaw I (Slavin, 1989) dan Jigsaw II (Kagan, 1990).
Sepintas
sintaks
model
pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw II hampir sama dengan Jigsaw I, tetapi ada beberapa perbedaan penting. Salah satunya dalam Jigsaw II, siswa membaca atau dijelaskan oleh guru terlebih dahulu semua materi karena dapat membantu mereka untuk mendapatkan gambaran besar sebelum mereka membaca kembali untuk menemukan informasi yang berkaitan dengan topik yang ditugaskan. Apabila siswa harus membaca di kelas, bacaan tersebut harus dapat diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari setengah jam. Kelebihan dari Jigsaw II adalah bahwa semua siswa membaca semua materi yang akan membuat konsep-konsep yang telah disatukan menjadi lebih mudah dipahami. Dalam Jigsaw I, siswa menerima penjelasan
potongan
materi
dari
teman
dari
kelompok asal. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa jadi siswa tersebut belum memahami materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II a. Pengertian Pembelajaran Jigsaw II merupakan pembelajaran yang dimulai dengan pembelajaran bab atau pokok bahasan, sehingga setiap anggota kelompok memegang materi dengan topik yang berbeda-beda. Dalam tipe Jigsaw II, semua siswa diharapkan mengetahui garis besar materi secara keseluruhan sebelum kegiatan diskusi kelompok berlangsung. Dengan memahami
garis
besar
materi
pembelajaran
akan
mempermudah siswa dalam memahami dan menyampaikan sub bab bagian materi yang diterimanya, serta lebih mudah dalam menangkap sub bagian materi yang disampaikan oleh siswa lain. Model
pembelajaran
Jigsaw
II
merupakan
model
pembelajaran dengan siswa yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang disebut kelompok asal. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok-kelompok yang disebut kelompok ahli. Dari situ kelompok ahli mendiskusikan tentang sub bab yang sama yang kemudian akan kembali lagi ke kelompok asal untuk membahas materi secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
b. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Menurut
Sugiyanto
(2010),
langkah-langkah
pelaksanaan model pembelajaran tipe Jigsaw II adalah: 1) Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
memiliki
anggota
3-5
orang
dengan
kemampuan akademik yang berbeda-beda. Kelompok tersebut diberi nama sebagai kelompok Jigsaw atau kelompok asal. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas materi yang diberikan dengan mempelajari semua materi terlebih dahulu. 2) Setiap anggota kelompok diberikan materi berbeda yang terdiri dari beberapa sub bab dan nantinya akan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. 3) Anggota dari kelompok lain yang akan mempelajari sub bab yang sama, bertemu dalam kelompok-kelompok yang disebut kelompok ahli. 4) Pada kelompok ahli, siswa mendiskusikan tentang sub bab yang sama. Setelah didiskusikan dalam waktu tertentu, setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal. 5) Setiap anggota kelompok asal bertugas menjelaskan tentang materi yang tadi telah dibahas di kelompok ahli. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, kelompok akan dikenai tagihan berupa presentasi di depan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
untuk pemantapan materi bersama guru, serta siswa diuji secara individu melalui kuis. Langkah-langkah
pembelajaran
kooperatif
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw II menurut Sugiyanto (2010). c. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Menurut
Ibrahim
(2000),
kelebihan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II antara lain: 1) Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah. 2) Dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa percaya diri dan hubungan interpersonal yang positif. 3) Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa
diberikan
kesempatan
untuk
berdiskusi
dan
menjelaskan materi pada masing-masing kelompok. 4) Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya. 5) Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada teman kelompok belajarnya. 6) Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
7) Dalam
proses
belajar
mengajar
siswa
saling
ketergantungan positif d. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Menurut
Ratumanan
(2002),
kekurangan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II antara lain: 1) Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan sulit dalam menyampaikan materi pada teman. 2) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. 3) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. 4) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran. 5) Jika tidak didukung dengan kondisi kelas yang luas metode sulit dijalankan mengingat siswa harus beberapa kali berpindah dan berganti kelompok. 6) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik. 6. Motivasi Belajar Siswa a.
Pengertian Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2001:71), motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk, 2003 : 110). Menurut (Made Wena, 2009:33), motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: a.1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Dalam proses belajar mengajar siswa yang termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. a.2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh dari luar. Motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
ekstrinsik
bukan
merupakan
keinginan
yang
sebenarnya yang ada di dalam diri siswa untuk belajar. Tujuan individu melakukan kegiatan adalah mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar itu sendiri, atau tujuan itu tidak terlibat di dalam aktivitas belajar. Dari pemaparan diatas disimpulkan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar seorang siswa sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran di kelas, karena motivasi dapat menumbuhkan semangat
dan
arahan
dalam
mencapai
tujuan
yang
dikehendaki siswa. b.
Fungsi Motivasi dalam Belajar Dalam belajar sangat diperlukan adanya motivasi, sebab hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Oleh karena itu, menurut Sadiman (2008:85) ada empat fungsi motivasi yaitu: 1.
Mendorong seseorang untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuannya. 3.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbatanperbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
4.
Pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestasi yang baik. Sedangkan menurut Nanang dan Cucu (2009: 26),
fungsi motivasi adalah alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik, mempengaruhi prestasi belajar belajar peserta didik, memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran,
dan
alat
untuk
membangun
sistem
pembelajaran lebih bermakna. c.
Aspek-aspek Motivasi Belajar Pada penelitian ini motivasi siswa dapat dilihat dari aktivitas dari aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Menurut Sardiman (2008) aspek-aspek yang menunjukkan karakteristik tingkah laku siswa yang termotivasi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
1. Minat Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu, kecenderungan ini berasal dari rasa tertarik dan perasaan senang yang menetap, sehingga mendorong seseorang untuk berperilaku tertentu terhadap suatu obyek (Muhibbin Syah,2008:151). 2. Perhatian Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu obyek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar (Sardiman, 2008:45). 3. Konsentrasi Konsentrasi belajar adalah pemusatan daya pikiran dan perbuatan pada suatu obyek yang dipelajari dengan menghalau atau menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan obyek yang dipelajari. Pemusatan dalam hal inilah merupakan aktivitas berfikir dan tindakan untuk memberi tanggapan yang lebih intensif terhadap fokus atau obyek tertentu (Hendra,2011:111). 4. Ketekunan Ketekunan dalam belajar berarti kesungguhan siswa dalam belajar, ciri-ciri siswa yang termotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
belajar yaitu tekun dan ulet dalam menghadapi tugas, dalam hal ini bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak
berhenti
sebelum
selesai
(Sardiman:2008:83). 5. Keantusiasan Keantusiasan siswa dalam belajar dapat dilihat dari semangat
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran,
memberikan tanggapan pada setiap pertanyaan maupun penjelasan dari guru dan teman dengan semangat yang tinggi (KBBI, 1988:44). 6. Keterlibatan Keterlibatan siswa dalam belajar merupakan aktivitas dan keikutsertaan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang meliputi diskusi, memberikan pendapat, gagasan atau ide (Dewi, 2012:37). 7. Rasa ingin tahu Dalam motivasi terdapat hal yang mendorong siswa untuk belajar yaitu rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas (Arden, 2008:46). 8. Berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan Pada karakteristik motivasi ini berusaha mencoba terlihat dari rasa senang siswa dalam mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Sedangkan aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
mengatasi tantangan ditunjukkan dengan keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan dan tidak lekas putus asa (Sardiman, 2008:83). 7. Prestasi Belajar Definisi prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia
adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar pada bidang pendidikan ditentukan oleh “prestasi belajar”nya selama jenjang waktu tertentu. Hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran akan disebut prestasi belajarapabila hasil proses belajar tersebut merupakan kemampuan yang sungguh-sungguh actual yang diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran (Marsidjo, 1995). Menurut Dimyati Mahmud (1989) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa mencakup: “faktor internal dan faktor eksternal” sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N.Ach (Need For achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk berprestasi. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri pelajar.Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Rooijakers yang diterjemahkan oleh Soerono (1982), mengatakan bahwa “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor yang berasal dari si pelajar (siswa), faktor yang berasal dari si pengajar (guru). Faktor yang berasal dari siswa meliputi motivasi, perhatian pada pelajaran yang berlangsung, tingkat penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang dipelajari, kemampuan memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi. Faktor yang berasal dari guru meliputi kemampuan membangun hubungan dengan siswa,
kemampuan
menggerakkan
minat
kemampuan
memberikan
penjelasan,
menyebutkan
pokok-pokok
masalah
yang
belajar,
kemampuan diajarkan,
kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
sedang berlangsung, kemampuan memberikan tanggapan terhadap reaksi. Dari paparan diatas, dapat disimpulkan prestasi belajar merupakan hasil usaha yang diperoleh siswa setelah melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya. Dengan belajar seorang siswa dapat melakukan perubahan terhadap dirinya berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai hasil dari proses belajar. 8. Prestasi Belajar Matematika Berdasarkan dari definisi prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka prestasi belajar Matematika dapat diartikan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang
dikembangkan
oleh
mata
pelajaran
Matematika, hasilnya dapat ditunujukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru maupun tes yang telah distandardisasikan (UN). Menurut Arikunto (2001), agar diperoleh prestasi belajar matematika yang memuaskan diperlukan sejumlah prasyarat antara lain : 1.
Kemampuan keruangan
2.
Kemampuan menghitung (numerik)
3.
Kemampuan melakukan algoritma (mengurutkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
4.
Kemampuan menarik kesimpulan dari beberapa pernyataan
5.
Kemampuan mengadakan generalisasi Apabila proses belajar Matematika itu baik, maka siswa
akan mudah mempelajari dan memahaminya, kemudian diharapkan prestasi prestasi belajar siswa akan baik pula. Dengan demikian siswa akan lebih mudah untuk menerapkan ilmu
yang diperolehnya
dalam
menyelesaikan
soal-soal
Matematika maupun persoalan lain dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan prestasi belajar matematika merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang
dikembangkan
oleh
mata
pelajaran
Matematika, hasilnya dapat ditunujukkan dengan nilai tes. 9. Efektivitas Pembelajaran Menurut
Kauchak
(dalam
Kartika
Budi,
2001:48)
menyatakan pembelajaran yang efektif merupakan kesatuan dari keterampilan, perasaan, penguasaan materi, dan pemahaman arti belajar yang bermuara pada satu perilaku, yaitu kemampuan membangun dan mengembangkan proses belajar siswa secara optimal. Sedangkan efektivitas menurut Peterson ( dalam kartika Budi,
2001:48) menekankan
efektivitas
pada hasil,
yaitu
banyaknya yang dapat dicapai, jangka waktu pencapaiannya, dan jangka waktu bertahannya suatu perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan terfokus pada siswa melalui penggunaan prosedur yang tepat, serta suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil dengan baik, jika kegiatan belajar mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar. (Yusup, dalam Hamzah, 2011:174). Menurut
Soemosasmito
dalam
Trianto
(2009:20)
menyatakan bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa persyaratan utama keefektifan pembelajaran, yaitu: a.
Presentase waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM
b.
Rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi di antara siswa.
c.
Ketepatan antara kandungan materi ajaran dengan kemampuan
siswa
(orientasi
keberhasilan
belajar)
diutamakan, dan d.
Mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung butir (b), tanpa mengabaikan butir (d). Sedangkan, tujuan pembelajaran yang efektif adalah agar
murid mampu mewujudkan perilaku belajar yang baik pada proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
pembelajaran, diantaranya seperti yang dinyatakan oleh Ian James Mitchell (2011:209) yaitu: a.
Perhatian siswa yang aktif terfokus kepada pembelajaran.
b.
Berupaya dan menyelesaikan tugas dengan benar.
c.
Siswa mampu menyelesaikan hasil belajarnya.
d.
Siswa berani menyatakan kepada guru apa yang belum dipahami.
e.
Siswa
terbiasa
bertnya
dengan
pertanyaan
yang
mencerminkan keingintahuan. f.
Siswa terbiasa membentuk atau mengembangkan kaitan antara topik san subyek, atau antara kehidupan nyata dengan tugas sekolah. Dari
beberapa
pendapat
dan
uraian
diatas,
dapat
disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu kondisi atau keadaan dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan, disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Efektivitas dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai keberhasilan atau ketepatan penggunaan model
pembelajaran dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, yang dilihat dengan adanya perilaku belajar siswa yang termotivasi dan keberhasilan belajar siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
10. Materi Pembelajaran Berdasarkan buku pegangan guru karya (M.Cholik, 2006), materi mata pelajaran matematika yang diberikan pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman terdiri dari beberapa bab, meliputi : i.
BAB 1. Operasi Aljabar
ii.
BAB 2. Fungsi
iii.
BAB 3. Persamaan Garis Lurus
iv.
BAB 4. Sistem Persamaan Linear Dua Varibel
v.
BAB 5. Sistem Koordinat
vi.
BAB 6. Persamaan Kuadrat
vii.
BAB 7. Perbandingan
viii.
BAB 8. Teorema Pythagoras
ix.
BAB 9. Lingkaran
x.
BAB 10. Bangun Ruang Sisi Datar
xi.
BAB 11. Statistika
xii.
BAB 12. Peluang
Pada penelitian ini, peneliti memilih materi sistem persamaan linear dua variabel sebagai pokok bahasan penelitian, karena dalam materi tersebut memuat penguasaan konsep aljabar yang matang, logika berfikir dalam menyelesaikan suatu persoalan matematika yang kompleks, persamaan garis lurus dan fungsi, yang semuanya sudah dipelajari dalam materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
sebelumnya.
Selain
itu
berdasarkan
waktu
pelaksanaan
penelitian dan kesepakatan antara guru pengampu pelajaran matematika dan peneliti materi tersebut tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. 11.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Persaman adalah suatu kalimat terbuka yang menyatakan bahwa dua hal adalah kesamaan. Sedangkan yang dimaksud dengan kesamaan adalah suatu kalimat tertutup yang memiliki nilai kebenaran yaitu selalu bernilai benar. Persamaan ditulis dengan tanda “=”. Jika suatu persamaan diketahui bernilai
benar,
persamaan
tersebut
membawa
informasi
mengenai sesuatu hal. Secara umum, nilai variabel dimana sebuah persamaan bernilai benar disebut dengan solusi atau penyelesaian. Menyelesaikan sebuah persamaan sama artinya dengan menemukan solusinya. Himpunan semua penyelesaian dari persamaan tersebut disebut himpunan penyelesaian. a)
Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Persamaan linear satu variabel yang kemudian biasa disebut PLSV merupakan suatu persamaan yang variabel atau peubahnya berpangkat paling tinggi 1 dan hanya mempunyai satu variabel. Operasi persamaan linear satu variabel adalah kedua ruas dalam satu persamaan dapat ditambah (+), dikurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
(-), dikali (x), dibagi (:) dengan bilangan yang sama kecuali
nol
(Buku
Matematika
VIIIA,
M.Khafid
Erlangga). Contoh: 1.
Menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama. Misalnya:
2.
Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama kecuali nol. Contoh:
3.
Gabungan dari operasi (a) dan (b) Menambah atau mengurangi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama. Mengalikan atau membagi kedua ruas persamaan dengan bilangan yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
b)
Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) Persamaan linear dua variabel dapat dinyatakan dalam bentuk dan
dengan
,
suatu variabel. Pada bidang kartesius, sebuah
garis dapat disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaaan berbentuk
. Persamaan yang
demikian disebut sebagai sebuah persamaan linear dengan variabel x dan y. Persamaan linear tidak melibatkan hasil kali atau akar dari variabel. Semua variabel hanya muncul sekali dengan pangkat satu dan tidak muncul sebagai variabel peubah bebas dari fungsi trigonometri, logaritma atau eksponensial. Contoh dari persamaan yang bukan termasuk persamaan linear dua variabel adalah: 1. 2. 3. 4.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Sedangkan, contoh dari persamaan linear dua variabel adalah: 1) 2) 3) Persamaan-persamaan
tersebut
memiliki
dua
variabel yang masih belum diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti ini dinamakan persamaan linear dua variabel dimana masing-masing variabel berpangkat satu. c)
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah suatu hubungan persamaan linear yang pada setiap persamaan terdapat minimum satu variabel yang sama. Bentuk umum SPLDV adalah:
{
; dengan a, b ,d, y ≠ 0
Contoh : 1). 3x + 2y = 7 dan x = 3y + 4 2x y 7x 4 y 10 dan 3 3 4 2). 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dapat dilakukan dengan metode grafik, metode substitusi, metode eliminasi, dan metode campuran. 1.
Metode Grafik Pada
prinsipnya,
mencari
himpunan
penyelesaian suatu sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik adalah mencari absis dan ordinat
yang merupakan koordinat titik
perpotongan antara dua garis yang mewakili kedua persamaan linear dua variabel. Apabila kedua garis tersebut tidak berpotongan, maka dapat dikatakan bahwa sistem
pesamaan
linear
tersebut
tidak
memiliki
penyelesaian. Contoh: Gunakan
metode
grafik
untuk
menyelesaikan
SPLDV berikut ini: {
Jawab: 1.
Langkah pertama adalah menentukan titik potong garis terhadap subu
dan sumbu
masing persamaan linear dua variabel.
pada masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
a. Persamaan Titik potong dengan sumbu
Diperoleh
dan
titik potong
. Maka koordinat dengan sumbu
adalah
. Titik potong dengan sumbu
Diperoleh titik potong
dan
. Maka koordinat dengan sumbu
. b. Persamaan Titik potong dengan sumbu
adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Diperoleh
dan
potong
. Maka koordinat titik dengan sumbu
adalah
. Titik potong dengan sumbu
Diperoleh
dan
potong
. Maka koordinat titik dengan sumbu
adalah
. 2. Langkah kedua, menggambarkannya ke dalam koordinat cartesius.
Pada diagam cartesius dapat kita lihat titik potong dari garis
dan
adalah pada titik (2,0). Maka dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
bahwa SPLDV tersebut mempunyai himpunan penyelesaian yaitu {(2,0)}. 2.
Metode Substitusi Berbeda dengan metode grafik, dalam metode substitusi hanya menggunakan prinsip-prinsip aljabar yang tidak memerlukan gambar. Substitusi berarti penggantian. Mknanya, salah satu variabel diganti dengan variabel yang lain untuk mendapatkan persamaan linear satu variabel. Misalnya diberikan SPLDV berikut.
{
Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV tersebut dengan menggunakan metode substitusi adalah sebagai berikut. 1. Perhatikan persamaan
. Jika
, maka
nyatakanlah y dalam x. Kamu peroleh 2. Substitusikan
y pada
persamaan
diperoleh PLSV yang berbentuk
kedua. (
Maka )
3. Selesaikan PLSV tersebut untuk mendapatkan nilai x. 4. Substitusikan nilai x yang kamu peroleh pada persamaan Contoh :
untuk mendapatkan nilai y.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Tentukan penyelesaian dari SPLDV {
–
dengan metode substitusi! Jawab : x+y=4 x=4–y x = 4 – y disubstitusikan pada x – 2y = - 2 akan diperoleh : x – 2y = - 2 (4 – y ) – 2y = - 2 4 – 3y = - 2 - 3y = - 6 y=
=2
selanjutnya untuk y =2 disubstitusikan pada salah satu persamaan, misalnya ke persamaan x + y = 4, maka diperoleh: x+y=4 x+2=4 x=4–2=2 Jadi, penyelesaianya adalah x = 2 dan y = 2 atau HP {(2,2)}.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
3.
Metode Eliminasi Eliminasi berarti penghapusan. Dengan demikian, cara menyelesaikan SPLDV dengan metode eliminasi adalah menghapus salah satu variabel dari PLDV tersebut. Langkah-langkah penyelesaian SPLDV dengan metode Eliminasi adalah sebagai berikut. a.
Menyamakan salah satu koefisien dan pasangan suku dua persamaan bilangan yang sesuai.
b.
Jika tanda pasanganan suku sama, kedua persamaan di kurangkan.
c.
Jika tanda pasangan suku berbeda, kedua suku persamaan ditambahkan
Contoh : Tentukan
penyelesaian
{
dengan metode eliminasi!
–
dari
SPLDV
Jawab : Karena koefisien yang melekat di x sudah sama, maka eliminasi peubah x. x+y =4 x – 2y = - 2 3y = 6 y=2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
eliminasi peubah y x+y =4
x2
2x + 2y = 8
x – 2y = - 2
x1
x – 2y = -2 3x
=6
x
=2
Jadi, penyelesaianya adalah x = 2 dan y = 2 atau HP {(2,2)}.
d. Sistem Persamaan Linear dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang memerlukan penggunaan matematika, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah menyusun model matematika dari masalah tersebut. Data yang terdapat dalam permasalahan itu diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa PLDV. Selanjutnya penyelesaian dari SPLDV digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut bisa mengenai angka dan bilangan, umur, uang, investasi dan bisnis, ukuran, sembako, gerakan dan lain-lain. Contoh
menyusun
model
matematika
dari
permasalahan sehari-hari: Dalam suatu hari seorang pedagang berhasil menjual sandal dan sepatu sebanyak 12 pasang. Uang yang diperoleh hasil dari penjualan adalah Rp. 300.000,-. Jika harga sepasang sandal Rp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
20.000,- dan harga sepasang sepatu Rp. 40.000,-tentukanlah model matematikanya! Jawab: Misalkan, banyak sandal yang terjual = x pasang Banyak sepatu yang terjual = y pasang Persamaan pertama : x + y =12 Persamaan kedua : 20.000x + 40.000 = 300.000 2x + 4y = 30 (kedua ruas dibagi 10.000) Jadi model matematika adalah x + y = 12 dan 2x + 4y = 30 Contoh soal :
1) Dua tahun yang lalu seorang laki-laki umurnya 6 kali umur anaknya. 18 tahun kemudian umurnya akan menjadi dua kali umur anaknya. Carilah umur mereka sekarang! Penyelesaian: Misalkan umur ayah sekarang x tahun dan umur anaknya y tahun, maka x – 2 = 6( y – 2 ) x – 6y = -10………… (1) x + 18 = 2(y + 18 ) x – 2y = 18 ………… (2) Karena koefisien yang melekat di x sudah sama, maka dapat dilakukan langsung dengan eliminasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
x – 6y = -10 x – 2y = 18 – -4y = – 28 y=7 subtitusikan nilai y = 7 ke dalam persaman x – 2y = 18, maka diperoleh x – 2(7) = 18 x – 14 =18 x = 32 Jadi, dapat diperoleh umur ayah (x) 32 tahun dan anaknya (y) berumur 7 tahun. 2) Keliling sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang adalah 48 m. panjangnya lebih 6 meter dari lebarnya. Tentukan ukuran tanah itu! Penyelesaian: Misalnya panjang dan lebar tanah itu adalah x dan y . Keliling = 2( panjang + lebar) 48
= 2(x + y) atau x + y = 24 .............(1)
x
= y + 6 atau x – y = 6 ...................(2)
dari persamaan (1) dan (2) dapat diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
x + y = 24 x–y=6– 2x = 30 x = 15 subtitusikan x = 15 ke dalam persamaan x + y = 24, sehingga diperoleh 15+y = 24 y = 24 – 15 y=9 Jadi, dapat diperoleh ukuran tanah dengan panjang (x) 15 meter dan lebar (y) 9 meter. 3) Harga sebuah buku dan sebuah pensil Rp. 5.500,- harga 2 buku dan 3 buah pensil Rp. 12.500,a) Nyatakan
kalimat
diatas
dalam
model
matematikanya! b) Selesaikan persamaan itu! c) Tentukan harga 4 buah buku dan 3 buah pensil! Penyelesaian: a) Misalkan harga sebuah buku = x rupiah Harga sebuah pensil = y rupiah Maka persamaan dalam x dan y adalah x + y = 5.500 …..(1) 2x + 3y = 12.500 …..(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
b) Menyelesaikan persamaan diatas dengan disubtitusikan x + y = 5.500 x = 5.500 – y subtitusikan x = 5.500 – y ke persamaan 2 untuk x = 5.500 – y , maka 2x + 3y = 12.500 2(5.500 – y) + 3y = 12.500 11.000– 2y + 3y = 12.500 11.000+y = 12.500 y = 12.500-11.000 y = 1.500 subtitusikan y = 1.500 ke persamaan x = 5.500 – y x = 5.500 – 1.500 x = 4.000 Jadi, dapat diperoleh harga satu buah buku (x) adalah Rp.4.000,- dan harga stu buah pensil (y) adalah Rp. 1.500,c.
Harga 4 buah buku dan 3 buah pensil = 4x + 3y = 4(Rp.4.000,-) + 3(Rp. 1.500,-) = Rp. 16.000,- + Rp. 4.500,= Rp. 20.500,Jadi, harga 4 buah buku dan 3 buah pensil adalah Rp. 20.500,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
B. Kerangka Berpikir
Motivasi Belajar Siswa
Model Pembelajaran Jigsaw II
Prestasi Belajar Siswa Gambar 2.1 Berangkat dari latar belakang dan landasan teori yang menyatakan bahwa prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa atau faktor internal, dan faktor yang terdiri dari luar siswa atau faktor eksternal (Dimyati Mahmud, 1989). Kegiatan pembelajaran matematika juga melibatkan kedua faktor tersebut yang tentunya akan berpengaruh satu dengan yang lain. Pembelajaran matematika yang menarik dan tidak membosankan akan menjadi salah satu cara agar siswa berminat untuk fokus pada pelajaran tersebut. Ada berbagai model pembelajaran yang ditawarkan bagi guru pengampu mata pelajaran salah satunya adalah model pembelajaran Jigsaw II, yang merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang ditekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diajukan hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut: “Motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran Jigsaw II lebih baik daripada motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman dengan model pembelajaran konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (kuasi eksperimen). Kuasi eksperimen didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook & Campbell, 1979). Penelitian eksperimental semu digunakan untuk mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, dimana peneliti dengan sengaja dan secara sistematis mengadakan perlakuan (manipulasi) terhadap suatu variabel, kemudian mengamati konsekuensi perlakuan pada variabel lain (Nana Sudjana, 1989:19). Dalam penelitian ini, peneliti akan menginterprestasikan hasil data yang diperoleh dari penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw II di Kelas VIII A dibandingkan dengan penerapan pembelajaran dengan model konvensional di Kelas VIII B SMP Kanisius Sleman.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
B.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sukardi (2008:53) populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama-sama dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Secara spesifik, populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2010 : 173). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kanisuis Sleman. Jumlah populasi dalam penelitian ini ada 2 kelas dengan jumlah siswa masing-masing kelas 21 orang. Jadi total jumlah populasi adalah 42 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data (Sukardi, 2008:54). Artinya, syarat sampel adalah sampel harus diambil dari bagian populasi. Menurut Sukardi, (2008:54) syarat yang paling penting untuk diperhatikan dalam mengambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII A dan VIII B. Siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen, yang akan diterapkan model pembelajaran Jigsaw II pada proses pembelajarannnya, sedangkan siswa kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
C.
Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Pelaksanaan observasi sekolah dilaksanakan bulan April 2015 dan penelitian di kelas berlangsung bulan November 2015. 2. Tempat Penelitian ini di laksanakan di kelas VIII A dan kelas VIII B SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016
D.
Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan (Sumadi Suryabrata, 2006:25). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel perlakuan yang sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya terhadap variabel terikat. Dengan kata lain, varibel bebas yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.
2.
Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
dalam penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. E.
Bentuk Data Penelitian 1. Data Keterlaksaan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw II Bentuk data keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II berupa data kualitatif. Data tersebut diperoleh dari kelas eksperimen, karena kelas tersebut adalah kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dalam kegiatan pembelajarannya. 2. Data Motivasi Siswa Data motivasi siswa adalah data kualitatif. Data motivasi siswa diperoleh dari kelas dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
Jigsaw
II
maupun
kelas
penerapan
model
pembelajaran konvensional. 3.
Data Prestasi Belajar Siswa Data prestasi belajar siswa berupa data kuantitatif. Prestasi belajar pada penelitian ini hanya diukur pada ranah kognitif, sehingga hasil belajar siswa yang dilihat pada penelitian ini berupa nilai dari masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
F.
Metode Pengumpulan Data Metode
pengumpulan data motivasi belajar siswa yang
digunakan pada penelitian ini terdiri dari pengamatan motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
siswa, kuesioner, dan wawancara. Sedangkan teknik pengambian data prestasi belajar siswa dengan melakukan tes tertulis berupa pre test dan post test. 1.
Pengamatan(Observasi) Dalam penelitian ini, observer akan mengamati motivasi belajar setiap siswa, pada setiap pertemuan dan menilainya dengan mengisi lembar pengamatan (terlampir) selama proses pembelajaran matematika berlangsung, baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
2.
Penyebaran Kuesioner Kuesioner digunakan untuk mengambil data motivasi belajar matematika siswa di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Angket atau kuesioner merupakan serangkaian (daftar) pernyataan tertutup yang ditujukan kepada peserta didik mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapat tanggapan dari siswa. Peneliti memberikan kuesioner kepada siswa dan diminta untuk mengisi sejumlah pernyataan yang paling menggambarkan motivasi belajar matematika siswa dengan memberikan tanda check-list (√) pada kolom yang telah disediakan.
3. Tes Data mengenai prestasi belajar siswa diperoleh dengan memberikan soal tes prestasi belajar yang terdiri dari tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
kemampuan awal (pre test) dan tes kemampuan akhir (post test). Soal tes yang digunakan berbentuk uraian. Metode ini digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. G.
Instrumen Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar lebih mudah, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dalam mengolah data. Secara fungsional kegunan instrumen adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan. Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan yaitu intrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. 1.
Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Penyusunan RPP mengacu pada langkah-langkah pembelajaran model Jigsaw II dan model konvensional. 2.
Instrumen Penelitian a.
Lembar
Pengamatan
Keterlaksanaan
Proses
Pembelajaran Instrumen
keterlaksanaan
proses
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Jigsaw II berupa lembar keterlaksanaan yang akan diisi oleh observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
di
kelas
eksperimen. b.
Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa Lembar observasi adalah instrumen penelitian yang lebih banyak menggunakan salah satu dari panca inderanya yaitu penglihatan untuk mengambil data yang berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami pada saat penelitian berlangsung (Sukardi,2003:78-79). Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan melakukan
pengamatan
lembar observasi dengan dan
pencatatan
mengenai
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II, serta perilaku dan aktivitas yang ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung tanpa mengganggu proses pembelajaran. Dalam lembar observasi motivasi belajar siswa digunakan tabel aktivitas siswa yang mengacu pada karakteristik siswa yang termotivasi dalam belajar. Tabel aktivitas siswa diisi oleh observer pada saat melakukan pengamatan ketika proses pembelajaran berlangsung. Instrumen ini meliputi daftar check list berupa baris-baris item aspek motivasi belajar siswa yang terdiri dari minat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
perhatian,
konsentrasi,
ketekunan,
keantusiasan,
keterlibatan, rasa ingin tahu, berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan. Selain itu ada kolom keterangan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Berikut adalah kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar siswa. Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa
No
Aspek
Indikator
1
Minat
2
Perhatian
3
Konsentrasi
4
Ketekunan
5
Keantusiasan
6
Keterlibatan
Siswa tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan metode Jigsaw II. Siswa terdorong untuk belajar berdiskusi pada pembelajaran dengan metode Jigsaw II. Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Jigsaw II. Siswa memberikan perhatian kepada teman yang menjelaskan materi yang dibawa dari kelompok ahli ke kelompok asal. Siswa memberikan perhatian kepada guru ketika menjelaskan tentang tata cara pembelajaran dengan menggunakanan metode Jigsaw II. Siswa berkonsentrasi penuh dalam setiap langkahlagkah pembelajaran. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perintah guru. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa memberikan respon yang tidak senang ketika diberikan tugas oleh guru. Siswa aktif memberikan tanggapan terhadap pernyataan dari teman kelompok asal maupun ahli. Siswa aktif menanggapi presentasi yang disajikan teman kelompok lain di depan kelas. Siswa terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
memahami materi yang didapat. Siswa maju ke depan kelas untuk mempresentasikan jawabannya. Siswa mengemukakan ide , pendapat dan menjeaskan idenya. 7
Rasa d. ingin tahu e. f.
8
g. Berusaha mencoba dan h. aktif mengatasi i. Tantangan c.
Siswa bertanya kepada guru, jika ada materi yang kurang dipahami. Siswa bertanya kepada temannya , jika ada materi yang kurang dipahami. Siswa mencari informasi dalam buku referensi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Siswa merasa tertantang dan tidak putus asa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Siswa enggan dan cepat menyerah ketika mengerjakan soal yang susah diselesaikan.
Kuesioner Motivasi Belajar Dalam
kuesioner
terdapat
pertanyaan
yang
berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan kepada respinden untuk memperoleh data (Sukardi, 2003). Kuesioner dibuat untuk mengetahui tanggapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dan model pembelajaran konvensional. Kuesioner yang disusun mengacu pada aspek motivasi belajar siswa yang terdiri dari
minat,
perhatian,
konsentrasi,
ketekunan,
keantusiasan, keterlibatan, rasa ingin tahu, berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Kuesioner motivasi belajar terdiri dari 20 butir pertanyaan yaitu 14 pernyataan positif dan 6 pernyataan negatif. Siswa memilih salah satu jawaban
dari lima
pilihan jawaban dari setiap pertanyaan. Pilihan jawaban tersebut adalah Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut kisi-kisi kuesioner. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Motivas Belajar
No
Aspek
1
Minat
2
Perhatian
3
Konsentrasi
No Item Pernyataan Pernyataan Pernyatan Positif Negatif Saya senang dan tertarik 1 belajar matematika. Saya terdorong untuk 6 mempelajari kembali di rumah tentang materi mata pelajaran matematika yang diberikan guru di kelas. Saya selalu memberikan 14 perhatian penuh ketika mengikuti mata pelajaran matematika. Saya mengobrol dengan 5 teman ketika saya bosan belajar matematika. Saya sering mengantuk 19 ketika belajar matematika. Saya mengikuti langkah4 langkah pembelajaran sesuai dengan perintah guru. Saya tidak berkonsentrasi 13 dalam mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
4
5
6
7
8
Ketekunan
Keantusiasan
Keterlibatan
Rasa ingin tahu
Berusaha mencoba dan aktif mengatasi
pembelajaran matematika di kelas. Saya mencatat hal-hal yang dianggap penting. Saya merasa terbebani ketika diberikan tugas oleh guru. Saya berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika ada materi yang belum jelas. Saya lebih senang belajar matematika secara individu daripada berkelompok. Saya bersemangat mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Saya aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam memahami materi yang belum jelas. Saya maju ke depan kelas ketika guru meminta saya mempresentasikan materi atau mengerjakan soal di depan kelas. Saya berani mengemukakan ide dan pendapat saya di depan teman-teman di kelas. Saya berani bertanya kepada guru atau teman, jika ada materi yang kurang dipahami. Saya lebih baik diam bila ada materi yang kurang dipahami. Saya mencari informasi dalam buku referensi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Saya merasa tertantang dan tidak putus asa dalam mengerjakan soal-soal matematika.
15 20
3
7
12
16
8
2
9
17
11
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
tantangan
Saya enggan dan cepat menyerah ketika mengerjakan soal yang susah diselesaikan.
10
d. Instrumen Tes Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, maka peneliti mengadakan tes prestasi belajar siswa yaitu pre-test dan post-test. Bentuk soal pre-test dan post-test yang digunakan adalah soal uraian . Penyusunan instrumen prestasi belajar siswa mengacu pada indikator pembelajaran dan kisi-kisi yang telah ditentukan peneliti. 1. Kisi-kisi soal pre-test KISI-KISI SOAL PRE TEST Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VIII/Gasal Materi
: Persamaan Garis Lurus dan Persamaan Linear Satu variabel.
Kompetensi dasar : 1. Menentukan
persamaan
garis
lurus
dan
menggambarkan grafik persamaan garis lurus. 2. Menerapkan
operasi
aljabar
dalam
menyelesaikan persamaan linear satu variabel. Alokasi Waktu
: 45 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Jumlah Soal
: 5 soal
Tabel Kisi-kisi Soal Pre-test
NO 1
2
Indikator Pembelajaran Siswa memahami tentang bentuk aljabar dan konsep persamaan linear satu variabel.
Indikator Pemahaman Indikator Soal Konsep Siswa mampu Tentukan nilai x dari menentukan nilai suatu persamaan linear satu variabel variabel dari persamaan berikut ini: linear satu variable a. b. Siswa memahami Siswa mampu Diketahui suatu persamaan konsep awal menyatakan suatu . persamaan linear dua persamaan linear dua a. Nyatakanlah dalam variable variabel dalam variabel variabel ! tertentu b. Nyatakanlah dalam variabel !
3
Siswa memahami konsep persamaan garis lurus melalui grafik cartesius.
4
Siswa memahami konsep persamaan garis lurus dan konsep awal sistem persamaan linear dua variabel.
5
Siswa memahami bentuk aljabar dan penalaran dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mampu membuat persamaan garis lurus dalam diagram cartesius dari suatu persamaan linear. Siswa mampu menggambar grafik dari dua persamaan garis lurus dan menentukan titik potong dari kedua garis tersebut.
Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep awal sistem persamaan linear dua variable
Gambarkan persamaan garis pada diagram cartesius dari persamaan berikut! a. b. Diketahui persamaan a. Gambarlah grafik kedua persamaan tersebut pada diagram cartesius yang sama! b. Apakah kedua grafik tersebut memiliki titik potong? Jika ya, tentukan titik potong kedua grafik tersebut! Anna membeli 5 buku dan 3 pulpen seharga Rp. 70.000,00. Jika harga 1 buku Rp. 8.000,00, tentukan harga 1 pulpen!
No. Soal 1
2
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
2. Kisi-kisi soal post-test KISI-KISI SOAL POST TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Gasal
Materi
: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kompetensi dasar : 1. Mendeskripsikan konsep persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linier dua variabel. 2. Menerapkan berbagai strategi yang efektif dalam menentukan
himpunan
penyelesaiannya
serta
memeriksa kebenaran jawabannya dalam pemecahan masalah matematika. Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
: 5 soal
Tabel Kisi-kisi Soal Post-test
NO 1
2
Indikator Pembelajaran Siswa memahami tentang sistem persamaan linear dua variabel. Siswa memahami bentuk aljabar dan penalaran dalam kehidupan seharihari.
Indikator Pemahaman Konsep Siswa mampu menentukan nilai variabel dari sistem persamaan linear dua variabel. Siswa mampu menentukan nilai himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel.
Indikator Soal Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan
No. Soal 1
{ Pada sebuah toko alat tulis , Litta dan Dewi membeli buku tulis dan buku berpetak dengan merk yang sama. Litta membeli 6 buku tulis
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
3
Siswa mampu menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Siswa mampu membuat dan menyelesaian model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.
Dalam
suatu
dan 10 buku berpetak dengan harga , sedangkan Dewi membeli 10 buku tulis dan 5 buku berpetak dengan harga . Pada waktu yang sama Sinta juga ingin membeli 2 buku tulis dan 2 buku berpetak. Berapakah uang yang harus dibayarkan Sinta untuk membayar barang tersebut? Di kelas VIII SMP Tunas Bangsa terdapat 42 siswa. Diketahui banyak siswa lakilaki empat kurangnya daripada siswa perempuan. Tentukan banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII tersebut!
penelitian,
instrumen
penelitian
menentukan kualitas suatu data yang dapat dikumpulkan dan kualitas data tersebut menentukan kualitas penelitian. Menurut Arikunto (2005:65) Suatu data yang baik dan sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar dapat diperoleh
data
valid,
instrumen
atau
alat
untuk
mengevaluasinya harus valid. Jika pernyataan tersebut dibalik, instrumen evaluasi dituntuT untuk valid karena diinginkan dapat diperoleh data yang valid. Dengan kata lain, instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid. Oleh karena itu , dalam penelitian ini, instrumen tes prestasi belajar siswa
diujicobakan
dan
dianalisis
validitas
dan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
reliabilitasnya sebelum digunakan di kelas kontrol (VIII B) dan kelas eksperimen (VIII A). 1.
Validitas Tes Prestasi Belajar Validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesasihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang dimaksud untuk diukur (Suharsimi, 2006). Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan validitas pakar dan validitas butir untuk mengetahui kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi dari domain yang akan diukur. Dengan kata lain, item tes sungguh mempresentasikan isi yang akan di tes (Suparno, 2010). Tenik
validitas
pakar
(expert
judgment)
dilakukan peneliti dengan meminta bantuan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing untuk menelaah konsep materi instrumen tes prestasi belajar siswa, sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian sesuai dengan keadaan siswa di sekolah yang bersangkutan. Selain itu teknik validitas butir dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Rumus Korelasi Product Moment dari Pearson yaitu: ∑ √
∑
∑
∑
∑ ∑
∑
Keterangan: : Koefisien korelasi antara variabel X dan
Y
(dua
variabel
yang
dikorelasikan) N
: Besarnya sampel
X
: Skor item nomor
Y
: Skor total
Kriteria Koefisien Korelasi menurut Arikunto (2005:75) adalah: Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Tingkat Validitas Interpretasi Koefisien Korelasi 0.80 <
≤ 1.00
Sangat tinggi
0.60 <
≤ 0.80
Tinggi
0.40 <
≤ 0.60
Cukup
0.20 <
≤ 0.40
Rendah
0.00 <
≤ 0.20
Sangat rendah
Penafsiran terhadap koefisien validitas dipakai tabel harga kritik r dalam statistika dan diambil taraf signifikasi 0,05. Jika
lebih besar atau sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
dengan r tabel maka korelasi antara item soal dengan skor total tersebut valid, sebaliknya jika
lebih
kecil dari r tabel maka korelasi antara item soal dengan skor total soal tersebut tidak valid. 2.
Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Reliabilitas tes adalah taraf dimana suatu tes mampu
menunjukkan
konsistensi
hasil
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil (Masidjo,1995:209). Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup ajeg,
dapat
dipercaya
(reliable)
dan
dapat
diandalkan (dependable) untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan
data.
Untuk
memperoleh
realibiltas soal prestasi belajar digunakan rumus Alpha Cronbach (Jihad, Asep dan Abdul Haris 2013 : 180-181) : [
Dimana
] [ ∑
] ∑
Keterangan: = koefisien relibilitas instrumen n
= jumlah siswa = jumlah varians skor tiap item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
= variansi skor total ∑
= jumlah kuadrat nilai/skor yang diperoleh setiap siswa untuk masing-masing butir soal
∑
= kuadrat jumlah nilai/skor yang diperoleh setiap siswa untuk masing-masing butir soal Nilar r yang diperoleh dari hasil perhitungan
diatas, kemudian akan dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan α = 0,05 dan dk = N-2 (N = banyaknya siswa). Bila
>
maka
instrumen dinyatakan reliabel. Langkah selanjutnya adalah menafsirkan koefisien reliabilitas. Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas (Arikunto, 2006:276) Koefisien Korelasi
Interpretasi
0.80 <
≤ 1.00
Sangat tinggi
0.60 <
≤ 0.80
Tinggi
0.40 <
≤ 0.60
Cukup
0.20 <
≤ 0.40
Rendah
0.00 <
≤ 0.20
Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
H.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. Hipotesis yang diajukan adalah keefektifan model pembelajaran Jigsaw II pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016. Secara umun langkah-langkah analisis data sehingga mendapatkan peyelesaiannya adalah sebagai berikut (Zainal Arifin, 2011:282): 1.
Memilih alternatif pengujian hipotesis.
2.
Menentukan populasi.
3.
Mengambil sampel dan dibagi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.
Mengumpulkan data nilai tes kemampuan prasyarat dari dua kelompok sampel.
5.
Mengumpulkan data nilai tes hasil belajar siswa dari dua kelompok sampel.
6.
Menghitung rata-rata ( ̅ ) dan simpangan baku (s) dari kedua sampel.
7.
Menguji homogenitas data.
8.
Menguji hipotesis dengan t-test.
9.
Membandingkan nilai t hitung dengan nilai tabel (harga kritik).
10.
Membuat kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Berikut akan dijelaskan analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini: 1. Kriteria Efektivitas Model Pembelajaran Efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada: a.
Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai ≥ 70 dalam peningkatan hasil belajar.
b.
Model pembelajaran dikatakan efektif apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana hasil belajar pada tes kemampuan akhir kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil belajar pada tes kemampuan akhir kelas kontrol.
c.
Model
pembelajaran
dikatakan
efektif
apabila
dapat
mengungkapkan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari motivasi belajar kelas kontrol. 2. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
a.
Keterlaksanaan
Proses
Pembelajaran
menggunakan
Model Pembelajaran Jigsaw II pada Setiap Pertemuan Dalam
proses
analisis
keterlaksanaan
proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw II, maka akan diberikan skor 1 untuk pernyataan yang diberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” dan skor 0 pada kolom “tidak”. Setelah itu, dihitung jumlah skor keterlaksanaan model pembelajaran sehingga dapat dihitung persentasenya. Cara
memperoleh
persentase
keterlaksanaan
model
pembelajaran Jigsaw II pada setiap pertemuan adalah jumlah skor keterlaksanan model pembelajaran Jigsaw II dari kedua observer, dibagi skor maksimum jawaban per pernyataan sesuai indikator dikali 2 (karena terdiri dari 2 observer), kemudian dikalikan dengan 100% atau dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan : P = Persentase keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II S = Jumlah skor keterlaksanan model pembelajaran Jigsaw II dari kedua observer M = skor maksimum jawaban per pernyataan sesuai indikator (1 × 12 pernyataan = 12), untuk pertemuan pertama (1 × 7 pernyataan = 7), untuk pertemuan kedua dan ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
b.
Keterlaksanaan
Proses
Pembelajaran
menggunakan
Model Pembelajaran Jigsaw II secara Keseluruhan Keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw II secara Keseluruhan dapat diperoleh dari rerata persentase keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran AIR ketiga pertemuan atau dapat ditulis sebagai berikut : Keterlaksanaan keseluruhan =
Setelah memperoleh hasil persentase keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Jigsaw II, baik pada setiap pertemuan maupun secara keseluruhan, maka akan dibandingkan dengan kriteria keterlaksanaan model pembelajaran seperti tabel berikut : Tabel 3.5 Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran (Arikunto, 2009 : 245) Interval (%)
Kriteria
100
Sangat Tinggi
61
80
Tinggi
41
60
Sedang
21
40
Rendah
81
Sangat Rendah 0 20 K= Keterlaksanaan keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
3. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Nilai pre-test dan post-test akan menunjukkan hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran dengan model Jigsaw II dan setelah dilakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw II. Nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan skor jawaban setiap siswa. Skor tersebut dikonversikan dalam satu nilai dengan rentang 0-100. Rumusan untuk menentukan nilai post-test akhir tiap siswa adalah sebai berikut.
Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata post-test semua siswa adalah sebagai berikut : ∑
Keterangan : NAi = nilai akhir individu JSi
= jumlah skor individu
JM
= jumlah skor maksimum
NAs = jumlah rata-rata untuk semua siswa ns
= banyaknya siswa
Selanjutnya, nilai hasil belajar siswa dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kemudian dihitung persentase skor yang diperoleh setiap siswa. Setelah itu dihitung rata-rata perbandingan nilai kelas kontrol dan kelas ekperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Selain menganalisis dengan membandingkan hasil belajar siswa dengan nilai KKM, data hasil belajar ini akan dianalisis dengan Uji Rata-Rata (uji T). Untuk menganalisis peningkatan prestasi belajar siswa dari hasil pre test dan post test dengan uji statistik melalui tahap-tahap sebagai berikut. a. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal. Peneliti menggunakan SPSS Statisc 17.0 untuk membantu dalam perhitungan uji hipotesis. Langkah-langkah uji normalitas menurut Husaini dan Purnomo (2008:315) yaitu: 1)
Merumuskan H0 dan H1 H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal
2)
Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah
3)
Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed)
4)
Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed)
maka H0 gagal ditolak. Artinya
data tersebut berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
b. Uji Variansi Langkah-langkah uji variansi menurut Husaini dan Purnomo (2008:133) yaitu : 1)
Merumuskan H0 dan H1 H0 : tidak ada perbedaan variansi H1 : ada perbedaan variansi
2)
Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah
3)
Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed)
4)
Membuat kesimpulan : Jika Sig (2-tailed)
maka H0 gagal ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan variansi dari data tersebut. c. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata (Uji-T) Data Pre-test Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji-T untuk melihat apakah ada perbedaan nilai rata-rata pre-test kelas kontrol dan rata-rata pre-test kelas ekperimen. Perhitungannya menggunakan SPSS Statisc 17.0. Langkah-langkah melakukan uji-T, yakni : 1)
Merumuskan H0 dan H1 H0 : tidak ada perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
kontrol dan kelas eksperimen (
=
)
H1 : ada perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen ( 5)
=
)
Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah
6)
Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed)
7)
Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed)
maka H0 gagal ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan antara rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan rata-rata pre-test kelas ekperimen d. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata (Uji-T) Data Post-test Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji-T untuk melihat apakah nilai rata-rata kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Perhitungannya menggunakan SPSS Statistic 17.0. Langkah-langkah melakukan uji-T, yakni : 1) Merumuskan H0 dan H1 H0 : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol (
)
H1 : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
2) Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3) Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed) 4) Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed) nilai post-test
maka H0 ditolak. Artinya rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol. 4.
Analisis Data Instrumen Kuesioner Motivasi Siswa a.
Motivasi Belajar Siswa secara Individu Setelah
dilakukan
pengamatan
dan
pengisian
instrumen observasi motivasi belajar siswa, dilakukan pemberian skor setiap aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar siswa. Masing-masing indikator setiap karakteristik motivasi dalam instrument observasi diberi poin 1 (satu). Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah skor total yang diperoleh masing-masing siswa, kemudian dihitung presentase motivasi belajar siswa dengan cara :
Keterangan : : Hasil presentase motivasi belajar siswa : Jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
: Jumlah skor maksimum Setelah
diperoleh
presentase
motivasi
belajar
masing-masing siswa, selanjutnya ditentukan kriteria motivasi belajar siswa berdasarkan tabel dibawah ini : Tabel 3.6 Kriteria Motivasi Belajar Siswa (Kartika Budi, 2001:55) Interval (%)
Kriteria Motivasi Sangat rendah
20 21
40
Rendah
41
60
Cukup
61
80
Tinggi
81
100
Sangat Tinggi
Dari tabel diatas, dapat diartikan kriteria motivasi belajar siswa sebagai berikut : 1)
Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar kurang dari atau sama dengan 20%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat rendah.
2)
Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 21% sampai dengan 40%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran rendah.
3)
Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 41% sampai dengan 60%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
4)
Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 61% sampai dengan 80%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran tinggi.
5)
Siswa yang memiliki presentase motivasi belajar 81% sampai dengan 100%, berarti motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran sangat tinggi.
b.
Motivasi Belajar Siswa secara Keseluruhan Setelah diperoleh kriteria motivasi belajar masingmasing siswa, dapat dihitung presentase keterlibatan siswa secara keseluruhan dengan menghitung jumlah siswa yang termasuk dalam masing-masing kriteria. Perhitungan presentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan dengan cara : ∑
Keterangan : : Hasil presentase motivasi belajar siswa secara keseluruhan ∑
: Jumlah siswa yang termotivasi sesuai kriteria : Jumlah seluruh siswa Selanjutnya dapat ditentukan kriteria motivasi
belajar siswa sacara keseluruhan menggunakan tabel kriteria motivasi belajar siswa sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
Tabel 3.7 Kriteria Motivasi Belajar Siswa Secara Keseluruhan (Kartika Budi, 2001:55) ST
ST+T ST+T+C ST+T+C+R ST+T+C+R+SR Kriteria
75% <75%
75% <75%
65% <65%
65% <65%
Keterangan : ST
: Sangat Tinggi
T
: Tinggi
C
: Cukup
R
: Rendah
SR
: Sangat Rendah Dari tabel diatas dapat diartikan kriteria motivasi
belajar siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut : 1)
Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi lebih dari satu atau sama dengan 75% (ST
75%) maka dapat dikatakan
motivasi belajar siswa secara keseluruhan sangat tinggi. 2)
Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi kurang dari 75% (ST < 75%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
tinggi mencapai 75% (ST + T
75%) maka dapat
dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan tinggi. 3)
Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambahkan kriteria tinggi kurang dari 75% (ST + T < 75%) dan jumlah siswa yang
memiliki
kriteria
yang
sangat
tinggi
ditambahkan dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi dan kriteria cukup mencapai lebih dari satu atau sama dengan 65% (ST + T + C
65%) maka
dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan cukup. 4)
Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi dan kriteria cukup kurang dari 65% (ST + T + C < 65%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa denga kriteria tinggi dan kriteria cukup serta kriteria rendah mencapai lebih dari satu atau sama dengan 65% (ST +T+C+R
65%) maka dapat dikatakan motivasi
belajar siswa secara keseluruhan rendah. 5)
Apabila presentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah kriteria tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
kriteria cukup, dan kriteria rendah kurang dari 65% (ST + T + C + R < 65%) dan jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi, kriteria cukup, kriteria rendah, dan kriteria sangat rendah mencapai kurang dari 65% (ST + T + C + R
65%) maka
dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan sangat rendah. c.
Uji Inferensial Data Motivasi Belajar Siswa Dari Kuesioner Setelah data kuesioner di analisis secara deskriptif (dengan memperhatikan kriteria-kriteria motivasi) maka data motivasi belajar dianalisis secara inferensial dengan menggunakan uji rata-rata (uji T). Langkah-langkah melakukan uji T pada data motivasi belajar sama dengan langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan ratarata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman. c.1. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Langkah-langkah uji normalitas yaitu: 1. Merumuskan H0 dan H1 H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data berdistribusi tidak normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
2. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3. Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed)
maka H0 gagal ditolak.
Artinya data tersebut berdistribusi normal. c.2. Uji Variansi Langkah-langkah uji variansi menurut Husaini dan Purnomo (2008:133) yaitu : 1. Merumuskan H0 dan H1 H0 : tidak ada perbedaan variansi H1 : ada perbedaan variansi 2. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah
3. Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan : Jika Sig (2-tailed)
maka H0 gagal ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan variansi dari data tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
c.3. Uji Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi (Uji T) Sebelum pembelajaran Pada penelitian ini, peneliti menggunakan ujiT untuk melihat apakah ada perbedaan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas kontrol dan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas ekperimen. Perhitungannya menggunakan SPSS Statisc 17.0. Langkah-langkah melakukan uji-T, yakni: 1. Merumuskan H0 dan H1 H0 : tidak ada perbedaan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas kontrol dan kelas eksperimen (
=
)
H1 : ada perbedaan nilai rata-rata kuesioner motivasi kelas kontrol dan kelas eksperimen (
=
)
2. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3. Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed)
maka H0 gagal ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan antara nilai rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
kuesioner kelas kontrol dan nilai rata-rata kuesioner kelas ekperimen c.4. Uji Perbedaan Data Kuesioner Motivasi (Uji T) Setelah Pembelajaran Pada penelitian ini, peneliti menggunakan ujiT untuk melihat apakah nilai rata-rata kuesioner kelas ekperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata kuesioner
kelas
menggunakan
kontrol.
SPSS
Statistic
Perhitungannya 17.0. Langkah-
langkah melakukan uji-T, yakni : 1. Merumuskan H0 dan H1 H0 : rata-rata nilai rata-rata kuesioner kelas eksperimen
lebih
rendah
dengan kelas kontrol (
atau
sama
)
H1 : nilai rata-rata kuesioner kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (
)
2. Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah 3. Menentukan daerah kritis Sig (2-tailed) 4. Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed)
maka H0 ditolak. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
nilai rata-rata kuesioner kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. 5.
Analisis Data Pengamatan Motivasi Siswa Oleh Observer Data motivasi belajar siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan oleh observer berbentuk ordinal, sehingga dianalisis secara dekskriptif (berdasarkan kriteria motivasi
belajar
siswa)
dan
secara
inferensial
menggunakan uji Mann-Whitney. Uji ini dilakukan menggunakan SPSS Statisc 17.0. Langkah-langkah melakukan uji Mann-Whitney yakni : 1)
Merumuskan H0 dan H1 H0 : data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen rendah atau sama dengan kelas kontrol (
)
H1 : data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol ( 2)
)
Menentukan taraf signifikan Taraf signifikasi yang digunakan adalah
3)
Menentukan daerah kritis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Sig (2-tailed) 4)
Membuat kesimpulan Jika Sig (2-tailed)
maka H0 ditolak. Artinya
data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. I.
Rencana Tahap-Tahap penelitian Penelitian ini meneliti tentang efektivitas penerapan model pembelajaran tipe Jigsaw II terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. Agar penelitian dapat berjalan dengan lancar, maka dibuat suatu rencana kegiatan penelitian yang natinya dapat digunakan sebagai acuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Berikut rencana kegiatan selama penelitian berlangsung. 1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penelitian antara lain: a. Melaksanakan observasi di kelas VIII SMP Kanisius Sleman, untuk mengetahui karakteristik siswa dan metode yang digunakan guru mengajar. b. Menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika untuk SMP yang tentunya berdasarkan persetujuan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
pengampu mata pelajaran matematikaa di SMP Kanisius Sleman. c. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu
pada
langkah-langkah
pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
II.
Pada
penyusunan
RPP
peneliti
mengkonsultasikan kepada guru kelas agar RPP yang telah dibuat sesuai dengan kondisi kelas dan tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan penelitian ini. d. Menyiapkankan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk kegiatan pembelajaran di kelas. e. Menyiapkan instrumen pengamatan mengenai aktivitas siswa yang menunjukkan motivasi belajar. f. Menyiapkan kuesioner yang berhubungan dengan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Kuesioner yang akan diberikan kepada siswa sebelumnya
dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing agar setiap pertanyaan yang terdapat pada kuesioner valid dan sesuai dengan tujuan penelitian. g. Menyiapkan soal tes prestasi belajar siswa yakni pre-test dan post-test dengan mengkonsultasikan soal pada pakar seperti guru kelas dan dosen pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
h. Menyiapkan alat elektronik untuk dokumentasi saat pelaksanaan penelitian berlangsung. i. Peneliti mengadakan uji coba soal pre-test dan post-test di kelas uji coba dan mengolah data yang didapat untuk menentukan validitas dan reliabilitas soal. 2. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Pada tahap pelaksanaan dan pengamatan, peneliti dibantu dengan observer untuk melakukan kegiatan sebagai berikut: a. Peneliti mengadakan uji coba soal pre-test dan post-test di kelas uji coba. b. Peneliti melakukan revisi soal, apabila soal tidak valid dan tidak reliabel. c. Peneliti membagikan kuesioner kepada siswa untuk mengukur
motivasi
awal
siswa
dalam
mengikuti
pembelajaran matematika. d. Peneliti mengadakan pre-test di kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan VIII B sebagai kelas kontrol. e. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) f. Observer melakukan pengamatan dan pengambilan data motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan mengisi instrumen pengamatan yang telah dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
g. Peneliti mengadakan post-test di kelas kontrol dan kelas eksperimen sesuai mengenai materi yang telah diajarkan. h. Peneliti membagikan kuesioner kepada siswa untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang diberikan. i. Peneliti melakukan wawancara dengan perwakilan siswa dari setiap kelompok. 3. Pengolahan data Dari data-data yang diperoleh selama penelitian, peneliti mengolah data hingga diperoleh kesimpulan. 4. Penyusunan laporan penelitian. Data-data penelitian yang telah diolah akan disajikan pada Bab 4 dan 5. Setelah selesai mengolah data tersebut peneliti kemudian menyusun laporan penelitian tersebut dalam bentuk laporan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DESKRIPSI PEMBELAJARAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 1.
Persiapan Penelitian Dalam
penelitian
ini,
peneliti
melakukan
penelitian
pembelajaran dengan model pembelajaran tipe Jigsaw II pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Kanisius Sleman. Pada persiapan penelitian, peneliti menguji instrumen-instrumen, agar instrumen yang digunakan valid dan reliabel, sehingga hasil yang diharapkan juga valid dan reliabel. Instrumen-instrumen tersebut antara lain instrumen untuk mengukur motivasi dan instrumen untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen untuk mengukur motivasi siswa ada 3, yaitu kuesioner motivasi siswa, lembar observasi yang diisi oleh observer, serta pedoman wawancara. Ketiga instrumen tersebut diuji dengan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing atau disebut teknik uji pakar (expert judgment). Sedangkan instrumen untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu pre-test dan post-test diuji validitasnya dengan uji coba instrumen di kelas IX SMP Kanisius Sleman. Hasil dari uji coba pre-test dan post-test tersebut diolah berdasarkan kriteria penilaian sehingga menghasilkan nilai masingmasing siswa. Keseluruhan nilai-nilai dari pre-test dan post-test 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
digunakan
untuk
menghitung
validitas
butir
soal
dengan
menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson, sedangkan untuk mencari reliabilitas soal menggunakan rumus Alpha. Adapun hasil uji coba pre test dan post test adalah sebagai berikut. a.
Validitas Instrumen Tes Prestasi Pada validitas instrumen soal, peneliti menggunakan validitas isi oleh pakar dan validitas butir soal. 1)
Uji Coba Instrumen a) Uji Coba Pre-test Uji coba pre-test dilaksanakan pada tanggal 6 November 2015 selama 45 menit dimulai pukul 07:00 WIB sampai pukul 07:45 WIB. Kelas yang dipakai untuk uji coba pre test adalah kelas IX yang terdiri dari 27 siswa. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 5 soal dan
merupakan
prasyarat,
soal-soal
sebelum
masuk
mengenai pada
kemampuan
materi
sistem
persamaan linear dua variabel. b) Uji Coba Post-test Uji coba post-test dilaksanakan pada tanggal 7 November 2015 selama 45 menit, dimuai pukul 09:15 WIB sampai pukul 10:00 WIB. Kelas yang dipakai untuk uji coba post-test adalah kelas yang sama dengan kelas yang dipakai untuk uji coba pre-test yaitu kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
IX yang terdiri dari 27 siswa, namun ada 1 siswa yang berhalangan hadir, sehingga jumlah siswa yang mengikuti uji coba instrumen post-test sebanyak 26 siswa. Jumlah soal yang diujikan sebanyak 4 soal dan merupakan soal-soal mengenai sistem persamaan linear dua variabel. 2)
Hasil Uji Coba Instrumen Setelah peneliti melakukan uji coba soal pre test dan post-test, maka peneliti mengoreksi hasil pekerjaan siswa sehingga memperoleh data hasil belajar siswa. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas berdasarkan data yang telah diperoleh. Hal ini dilakukan agar instrumen yang akan digunakan pada saat penelitian harus valid dan reliabel. Berikut akan dipaparkan data hasil uji coba instrumen soal pre-test dan post test : a)
Hasil Uji Coba Pre-Test Tabel 4.1 Data Uji Coba Pre-Test KODE SISWA S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
1 20 15 20 20 15 20 20
2 10 10 10 5 5 10 10
Skor Soal Ke3 4 10 5 8 5 20 10 20 10 20 10 20 18 10 10
5 10 10 15 18 5 18 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
10 20 10 20 12 10 20 20 12 10 20 12 10 20 15 20 10 10 20 20
S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27
15 10 5 10 5 5 20 5 5 8 5 5 8 5 5 10 15 10 5 10
20 20 10 20 10 20 20 10 10 20 20 15 15 20 15 10 15 15 20 20
15 5 10 5 10 10 10 10 10 15 20 10 5 10 5 10 10 5 15 10
18 5 18 20 18 15 20 5 15 5 20 10 15 15 10 18 10 18 20 10
Berdasarkan data pada tabel 4.1, maka dapat diuji validitas dan reliabilitas. a.1. Uji Validitas Pre-test Hasil dari
uji validitas soal pre-test
tersebut dikonsultasikan dengan harga
product
moment dengan taraf signifikan = 5% dan N = 27 (
= 0,381) adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Butir Soal Pre-Test Butir Soal 1 2 3 4 5
r hitung
Keterangan
Interpretasi
0.533 0.420 0.630 0.583 0.618
Valid Valid Valid Valid Valid
Cukup Cukup Tinggi Cukup Tinggi
Hasil perhitungan uji validitas pre-test dapat dilihat pada bagian Lampiran C.1. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, kelima butir soal valid. Dengan demikian kelima soal tersebut dapat diujikan ke
siswa
pada
kelas
kontrol
maupun
kelas
eksperimen. a.2. Uji Reliabilitas Pre-test Nilai perhitungan
yang uji
validitas
diperoleh
dari
tersebut,
hasil
kemudian
dikonsultasikan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5% dengan N = 27 ( jika
= 0,381). Suatu instrumen dikatakan reliabel hasil
>
.
Dari
perhitungan
menggunakan rumus Alpha maka diperoleh
=
0,451. Dengan demikian data pre-test dikatakan reliabel karena
= 0,451 >
. = 0,381.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
Menurut Arikunto (2006) uji reliabilitas ini berada pada interpretasi cukup, karena diantara 0,40 dan 0,60 (0.40 <
berada ≤ 0.60). Hasil
perhitungan uji reliabilitas pre-test dapat dilihat pada bagian Lampiran C.2. b)
Hasil Uji Coba Post-Test Tabel 4.3 Data Uji Coba Post –Test Kode Siswa S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S12 S13 S14 S15 S17 S18 S19 S21 S22 S23 S24 S25 S26
1 10 5 20 20 10 20 10 10 5 15 10 15 20 10 20 5 20 5 20 5 20 20
Skor Soal Ke2 3 10 10 12 10 10 20 10 20 5 10 20 20 15 0 5 8 10 8 10 8 15 8 10 8 5 8 15 10 18 20 5 8 10 20 5 5 10 5 5 10 10 10 10 8
4 10 10 5 20 10 20 0 10 10 10 20 20 5 5 20 10 10 7 10 0 10 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Berdasarkan data pada tabel 4.3, maka dapat diuji validitas dan reliabilitas. b.1. Uji Validitas Post-test Hasil dari
uji validitas soal pre-test
tersebut dikonsultasikan dengan harga
product
moment dengan taraf signifikan = 5% dan N = 26 (
= 0,388) adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Butir Soal Post-Test Butir Soal 1 2 3 4
r hitung
Keterangan Interpretasi
0.759 0.651 0.788 0.762
Valid Valid Valid Valid
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Hasil perhitungan uji validitas post-test dapat dilihat pada bagian Lampiran C.3. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, keempat soal valid. Dengan demikian keempat soal tersebut dapat diujikan ke siswa pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. b.2. Uji Reliabilitas Post-test Nilai perhitungan
yang uji
validitas
diperoleh tersebut,
dari
hasil
kemudian
dikonsultasikan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikan 5% dengan N = 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
(
= 0,388). Suatu instrumen dikatakan reliabel
jika
hasil
>
.
Dari
perhitungan
menggunakan rumus Alpha maka diperoleh
=
0,724. Dengan demikian data post-test dikatakan reliabel karena
= 0,724 >
. = 0,388.
Menurut Arikunto (2006) uji reliabilitas ini berada pada interpretasi tinggi, karena
berada
diantara 0,60 dan 0,80 (0.60 <
≤ 0.80). Hasil
perhitungan uji reliabilitas post-test dapat dilihat pada bagian Lampiran C.4.
2.
Pelaksanaan Penelitian a. Pelaksanaan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw II Pada
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Jigsaw II, peneliti mempersiapkan kelengkapan mengajar seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), soalsoal dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar penilaian dan absen. Pembelajaran ini dilakukan di kelas eksperimen (kelas VIII A). Kelengkapan pembelajaran dibuat untuk satu bab materi sistem persamaan linear dua variabel yang dilakukan dalam tiga pertemuan (5x45 menit). Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai pengajar yang memberikan materi pembelajaran. Kegiatan pembelajaran akan diamati oleh observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
yang akan mengamati keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II, serta mengamati motivasi belajar siswa dengan mengikuti kegiatan dengan model pembelajaran Jigsaw II. Perincian kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi adalah sebagai berikut: 1) Sebelum Pembelajaran Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti memberikan pre-test kepada siswa di kelas VIII A. Pre-test tersebut dilaksanakan pada tanggal 10 November 2015, untuk mengisi jam kosong mata pelajaran BK pada hari tersebut.
Pre-test
bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel. Soalsoal pada uji kemampuan prasyarat memuat materi sistem persaman linear satu variabel, fungsi, dan persamaan garis lurus yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah selesai mengerjakan soal pre-test, peneliti meminta kesediaan siswa untuk mengisi kuesioner tentang motivasi belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw II. 2) Pertemuan Pertama (2x45 menit) Pembelajaran dalam pertemuan pertama dilaksanakan pada pukul 08.30-10.00. Pertemuan ini, dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan peneliti memberikan salam, memimpin doa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
mengabsen siswa, menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari, serta model pembelajaran yang akan digunakan. Berikut akan dipaparkan akivitas kelompok, sebagai interpretasi dari model pembelajaran kooperatif Jigsaw II. 1. Pembagian Kelompok Asal Peneliti membagi siswa menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6 siswa. Pembagian kelompok ditentukan berdasarkan perhitungan secara urut 1 sampai dengan 4. Dengan mengawali dengan siswa putri terlebih dahulu, yang kemudian siswa pria dengan cara yang sama. Kelompok asal 1 beranggotakan 6 siswa, semeltara kelompok asal 2 sampai kelompok asal 4 beranggotakan 5 siswa. 2. Penjelasan Materi Pembelajaran Secara Umum Salah satu karakteristik pembelajaran Jigsaw II adalah penyampaian materi secara umum oleh guru sebelum siswa berdiskusi dalam kelompok. Pada penelitian ini, peneliti juga menyampaikan garis besar materi sistem persamaan linear dua variabel yang memuat definisi dan bentuk-bentuk persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linear dua variabel, penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel, dan sistem persamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
3. Pembagian Kelompok Ahli Pada kelompok asal, peneliti meminta siswa dalam masing-masing kelompok untuk menentukan sub bab yang akan mereka pelajari lebih dalam.
Setelah membentuk
kesepakatan siswa berkumpul dalam satu kelompok ahli yang sudah diputuskan. Pembagian kelompok ahli tersebut adalah sebagai berikut. a) Kelompok ahli 1: Membahas pengertian persamaan linear dua variabel dan pengertian sistem persaman linear dua variabel. b) Kelompok ahli 2: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode grafik. c) Kelompok ahli 3: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi. d) Kelompok ahli 4: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi. e) Kelompok ahli 5: Membahas SPLDV dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
4. Diskusi dalam kelompok Ahli Peneliti memberikan waktu kepada siswa 1 jam pelajaran (1x45 menit) untuk mendiskusikan subbab materi yang didapatkan oleh masing-masing kelompok ahli. Pada kegiatan tersebut peneliti dan observer mengamati jalannya diskusi masing-masing kelompok. Peneliti menjawab dan menjelaskan ketika ada kelompok yang bertanya, ketika mereka merasa kesulitan memahami subbab materi tersebut. Setelah waktu pelajaran telah habis, pada kegiatan penutup, guru menjelaskan sekilas tentang rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. 3) Pertemuan Kedua (1x45 menit) Pembelajaran dalam pertemuan kedua dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada pendahuluan, peneliti memberikan salam, meminta siswa untuk memimpin doa dan mengabsen siswa. Pada kegiatan inti siswa masih akan bekerja dalam kelompok. Pertemuan pertama, siswa telah mempelajari sub-bab materi pada kelompok ahli. Pada pertemuan kedua ini siswa dalam kelompok ahli kembali pada kelompok asal. Pada kelompok asal, siswa menjelaskan tentang materi yang mereka pelajari pada kelompok ahli. Selama 1 jam pelajaran (1x45 menit) siswa berdiskusi dalam kelompok asal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Pertemuan kedua berlangsung 1 jam pelajaran. Pada akhir pertemuan kedua peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Peneliti juga memberikan pekerjaan rumah (PR) agar siswa mempelajari kembali materi yang dibahas pada kelompok. 4) Pertemuan Ketiga (2x45 menit) Pembelajaran dalam pertemuan ketiga dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada pendahuluan, peneliti memberikan salam, memimpin doa, mengabsen siswa, dan menjelaskan agenda pembelajaran yang akan dilaksanakan hari ini. Pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam kelompok. Berikut akan dipaparkan kegiatan inti pada pertemuan ketiga: 1.
Presentasi Kelompok Asal Peneliti memberi kesempatan kepada 2 kelompok asal yang bersedia mempresentasikan materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Tanpa menunjuk kelompok asal 1 langsung bersedia mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Presentasi kelompok asal 1 kurang lebih berlangsung 30 menit. Setelah itu peneliti memberi kesempatan kepada kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok 3 bersedia maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
2.
Latihan Soal LKS Setelah kedua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan LKS untuk latihan-latihan dalam kelompok asal. Soal-soal dalam LKS memuat pemantapan materi pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel. Selanjutnya, di akhir pembelajaran guru juga menyampaikan kepada siswa untuk belajar tentang semua materi yang telah disampaikan, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan post-test mengenai materi yang telah disampaikan.
5) Setelah Pembelajaran Setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II selama 3 kali pertemuan (5x45 menit) , peneliti mengadakan post-test untuk melihat pemahaman siswa tentang materi sistem persamaan linear dua variabel yang telah dipelajari. Post-test dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015 dengan alokasi waktu 45 menit untuk 3 soal. Setelah selesai mengerjakan soal post test, peneliti meminta kesediaan siswa untuk mengisi kuesioner tentang motivasi belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
b. Pelaksanaan Model Pembelajaran Konvensional Pada pelaksanaan pembelajaran
konvensional,
peneliti
mempersiapkan kelengkapan mengajar seperti RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), soal-soal dalam bentuk LKS (Lembar Kerja Siswa), lembar penilaian dan absen. Pembelajaran ini dilakukan di kelas kontrol (kelas VIII B). Kelengkapan pembelajaran dibuat untuk satu bab materi sistem persamaan linear dua variabel yang dilakukan dalam tiga pertemuan (5x45 menit). Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti berperan sebagai pengajar yang memberikan materi pembelajaran. Perincian kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan, evaluasi adalah sebagai berikut: 1) Sebelum Pembelajaran Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti memberikan pre-test kepada siswa di kelas VIII B. Pre-test tersebut dilaksanakan pada tanggal 9 November 2015, dengan alokasi waktu 45 menit.
Pre-test bertujuan untuk mengukur
kemampuan awal siswa sebelum mempelajari materi sistem persamaan linear dua variabel. Soal-soal pada uji kemampuan prasyarat memuat materi sistem persaman linear satu variabel, fungsi, dan persamaan garis lurus yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Setelah selesai mengerjakan soal pretest, peneliti meminta kesediaan siswa untuk mengisi kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
tentang motivasi belajar siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. 2) Pertemuan Pertama (1x45 menit) Pembelajaran dalam pertemuan pertama dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan salam, memimpin doa, mengabsen siswa, dan menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti guru menjelaskan pengertian dan bentuk umum dari persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel. Dari penjelasan tersebut guru juga menjelaskan tentang perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Selanjutnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara lisan tentang subbab materi tersebut. Pada akhir pembelajaran, guru juga memberikan kesempatan bagi siswa apabila ada yang belum jelas terhadap materi yang disampaikan guru. 3) Pertemuan Kedua (2x45 menit) Pembelajaran dalam pertemuan kedua juga dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan dimana guru memberikan salam, memimpin doa, mengabsen siswa, dan menjelaskan agenda pembelajaran yang akan dilaksanakan hari ini. Selanjutnya pada kegiatan inti pertemuan ini adalah guru menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
materi sistem persamaan linear dua variabel dengan sub pokok bahasan cara menentukan himpunan penyelesaian pada SPLDV berturut-turut dengan metode grafik, eliminasi dan substitusi. Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, diskusi sebagai pemahaman materi tentang menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
dengan metode grafik, metode
substitusi, dan metode eliminasi. Pada kegiatan penutup, guru menuntun siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang disampaikan pada pertemuan kedua. Setelah itu, guru juga memberi tugas rumah untuk mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam LKS. 4) Pertemuan Ketiga (2x45 menit) Pembelajaran dalam pertemuan ketiga dibagi menjadi tiga bagian yaitu pendahuluan dimana guru memberikan salam, memimpin doa, mengabsen siswa, dan menjelaskan agenda pembelajaran yang akan dilaksanakan hari ini. Selanjutnya pada kegiatan inti pertemuan ini guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai cara membuat model matematika dari soal-soal cerita yang memuat masalah seharihari yang berkaitan dengan SPLDV. Guru juga memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, latihan-latihan soal yang berkaitan dengan masalah SPLDV dalam kehidupan seharihari, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
maupun tertulis. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Pada akhir pembelajaran (kegiatan penutup) Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi
pelajaran. Selain itu, di akhir
pembelajaran guru juga menyampaikan kepada siswa untuk belajar tentang semua materi yang telah disampaikan, karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan post-test mengenai materi yang telah disampaikan. 5) Setelah Pembelajaran Setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional, selama 3 kali pertemuan (5x45 menit), peneliti mengadakan post-test untuk melihat pemahaman siswa tentang materi sistem persamaan linear dua variabel yang telah dipelajari. Post-test dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2015 dengan alokasi waktu 45 menit untuk 3 soal. Setelah selesai mengerjakan soal post test, peneliti meminta kesediaan siswa untuk mengisi kuesioner tentang motivasi belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan model konvensional. B. Hasil dan Pembahasan Penelitian Setelah melakukan penelitian maka peneliti memperoleh beberapa data yakni data keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II, data hasil belajar siswa, data kuesioner motivasi belajar siswa, dan data hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
pengamatan motivasi belajar oleh observer. Berikut akan ditampilkan datadata yang telah diperoleh : 1. Data Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II yang digunakan pada kelas eksperimen, maka peneliti meminta bantuan kepada
dua
observer
untuk
mengamati
keterlaksanaan
model
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Perhatikan tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7. Dalam ketiga tabel dibawah ini akan diperlihatkan hasil pengamatan setiap observer pada setiap pertemuan pembelajaran. a. Pertemuan Pertama Berikut
akan
dipaparkan
data
hasil
keterlakasanaan
model
pembelajaran Jigsaw II pada pertemuan pertama: Tabel 4.5 Pertemuan Pertama Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Aspek Keterlaksanaan
Aspek Kegiatan Guru
Observer 1
Keterlaksanaan Iya
1 Pendahuluan
2 3
Kegiatan Inti
4
Mengorganisasikan
5
siswa dalam
6
Kelompok
7
Observer 2
Tidak
Iya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
8 9 10 Penutup
11 12
b. Pertemuan Kedua Berikut
akan
dipaparkan
data
hasil
keterlakasanaan
model
pembelajaran Jigsaw II pada pertemuan kedua: Tabel 4.6 Pertemuan Kedua Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Aspek Keterlaksanaan
Aspek Kegiatan Guru
Observer 1
Keterlaksanaan Iya
Pendahuluan Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam Kelompok
1 2 3
4 5
Penutup
6 7
Observer 2
Tidak
Iya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
c. Pertemuan Ketiga Berikut
akan
dipaparkan
data
hasil
keterlakasanaan
model
pembelajaran Jigsaw II pada pertemuan ketiga: Tabel 4.7 Pertemuan Ketiga Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran Aspek Keterlaksanaan
Aspek Kegiatan Guru
Observer 1
Keterlaksanaan Iya
Pendahuluan
Iya
Tidak
2 3
Mengorganisasikan
4
Kelompok
Tidak
1
Kegiatan Inti
siswa dalam
Observer 1
5 5
Penutup
6 7
2. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen a. Data Pre-test Sebelum melakukan pembelajaran, peneliti memberikan soal pre-test kepada siswa kelas kontrol (VIII B) dan kelas ekperimen (VIII A) untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatmen. Perhatikan tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
1. Kelas Kontrol Berikut akan dipaparkan data hasil pre-test kelas kontrol: Tabel 4.8 Data Pre-test Kelas Kontrol No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nomor Soal 1 15 10 20 20 15 15 20 18 15 10 18 18 15 15 20 15 18 10 15 18 10
2 15 20 20 20 10 20 20 20 20 15 15 10 20 15 15 20 15 10 10 20 15
3 20 5 15 18 15 10 20 10 10 10 10 20 20 18 10 18 20 8 15 15 10
4 15 3 10 15 10 10 15 10 5 10 5 10 15 10 10 5 10 10 10 18 5
5 20 0 20 15 10 15 15 15 20 15 10 15 20 2 20 0 20 15 15 20 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
2. Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil pre-test kelas eksperimen: Tabel 4.9 Data Pre-test Kelas Eksperimen No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nomor Soal 1 20 10 20 10 15 10 10 15 15 15 15 10 15 18 10 15 15 15 15 10 10
2 10 10 18 15 15 20 15 15 10 10 10 15 10 10 10 20 20 18 10 10 15
3 20 5 20 10 10 10 20 15 10 18 20 15 18 18 15 15 10 10 18 20 10
4 20 10 10 10 15 20 10 15 15 15 15 5 15 15 15 10 10 10 15 15 15
5 10 10 10 5 18 5 20 18 10 18 15 5 18 10 18 18 20 15 10 18 18
b. Data Post-test Setelah melakukan pembelajaran, maka peneliti memberikan soal post-test kepada siswa kelas kontrol (VIII B) dan kelas eksperimen (VIII A) untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan treatmen. Perhatikan tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
1. Kelas Kontrol Berikut akan dipaparkan data hasil post-test kelas kontrol : Tabel 4.10 Data Post-test Kelas Kontrol No. Absen Siswa
Nomor Soal
1
1 10
2 10
3 10
2
10
10
18
3
10
15
10
4
8
10
10
5
10
15
10
6
10
10
10
7
3
20
2
8
10
10
5
9
10
10
12
10
5
15
15
11
10
15
15
12
10
12
12
13
5
10
18
14
5
10
10
15
10
20
0
16
10
15
10
17
5
10
15
18
8
15
15
19
10
10
15
20
10
20
20
21
10
15
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
2. Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil post-test kelas eksperimen: Tabel 4.11 Data Post-test Kelas Eksperimen No. Absen Siswa
Nomor Soal
1
1 10
2 20
3 20
2
2
10
18
3
10
10
15
4
10
15
10
5
2
15
20
6
5
15
15
7
2
18
18
8
8
15
12
9
10
20
20
10
5
10
18
11
8
10
20
12
5
15
10
13
5
15
15
14
5
15
15
15
10
10
15
16
5
10
18
17
10
15
10
18
10
10
15
19
10
10
15
20
5
15
18
21
5
15
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
3. Data Kuesioner Motivasi Belajar Siswa a. Sebelum Pembelajaran Kuesioner motivasi belajar di kelas kontrol maupun eksperimen diberikan bersamaan dengan soal pre-test. Hal ini dilakukan peneliti, agar dapat mengetahui motivasi belajar siswa sebelum diberikan treatment. Dengan demikian diperoleh data kuesioner motivasi belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen seperti terlihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 1. Kelas Kontrol Berikut akan dipaparkan data hasil kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran kelas kontrol Tabel 4.12 Data Kuesioner Sebelum Pembelajaran Kelas Kontrol No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Aspek Yang Dinilai P1 3 1 4 4 3 3 4 4 3 2 5 4 3 3 5 3 4 3 3 5 4
P2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 3 4 3 3 4 4
P3 4 3 3 4 3 3 5 3 4 3 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4
P4 4 4 3 5 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4
P5 3 4 2 3 3 2 1 2 3 2 2 3 2 4 4 2 3 2 2 4 2
P6 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 3 3 3 4 3 4 3 4 5 5
P7 3 5 3 1 4 4 3 2 2 4 2 4 3 4 2 2 3 1 3 5 2
P8 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4
P9 5 3 4 5 3 4 5 3 4 3 5 5 4 3 4 4 4 3 4 5 5
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 5 2 2 5 1 1 1 2 1 3 4 3 3 3 5 5 3 3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 5 4 1 2 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 5 3 2 3 4 4 3 3 1 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 3 1 5 5 5 4 5 5 1 5 2 5 3 5 4 2 4 4 3 2 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 4 5 3 4 5 4 5 3 4 5 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 5 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 5 4 5 5 5 4 3 3 3 3 3 3 5 3 3 4 5 4 2 4 3 4 132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 2. Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran kelas eksperimen : Tabel 4.13 Data Kuesioner Sebelum Pembelajaran Kelas Eksperimen No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Aspek Yang Dinilai P1 5 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4
P2 5 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3
P3 5 4 3 5 5 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3
P4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 2 4 5 4 4
P5 2 2 5 3 3 1 2 4 1 1 4 4 3 3 3 3 3 2 5 3 2
P6 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3
P7 5 3 4 4 2 1 3 3 3 4 4 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3
P8 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 5 3 3
P9 5 4 5 4 5 5 5 2 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 3 3 4 4 5 5 5 4 5 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 3 2 2 4 5 4 4 3 5 3 5 4 4 4 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 5 3 3 5 5 3 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 2 1 3 4 3 4 3 2 2 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 5 2 4 2 2 2 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 1 3 2 2 3 4 4 3 2 4 3 2 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 4 4 2 2 4 5 3 4 1 1 3 2 4 4 3 4 5 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 b.
Setelah pembelajaran Setelah proses pembelajaran selesai, peneliti memberikan kuesioner motivasi belajar. Hal ini dilakukan bersamaan dengan
pemberian soal post-test untuk mengetahui motivasi belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan treatment. Pada tabel berikut akan ditampilkan data kuesioner motivasi belajar siswa setelah diberikan treatment. 1. Kelas Kontrol Berikut akan dipaparkan data hasil kuesioner motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kelas kontrol: Tabel 4.14 Data Kuesioner Setelah Pembelajaran Kelas Kontrol
No. Absen Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Aspek Yang Dinilai P1 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2
P2 4 3 3 4 3 3 5 3 3 2
P3 4 3 4 4 3 4 5 3 4 3
P4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3
P5 2 5 2 4 2 2 1 2 2 2
P6 3 1 4 4 3 3 3 3 5 3
P7 3 5 2 2 3 2 3 3 3 2
P8 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
P9 4 3 4 4 4 4 5 3 5 3
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 1 5 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 3 1 3 4 3 3 3 1 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 5 4 2 4 5 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 4 3 2 2 2 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4 4 4 3 5 3 4 3 3 5 4
5 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4
5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4
5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5
2 4 2 3 4 3 3 2 3 4 3
5 3 3 3 4 3 3 3 3 5 4
4 3 3 4 3 2 3 3 4 5 3
4 3 4 3 5 3 4 3 3 4 4
5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
4 3 3 3 1 3 4 2 3 5 3
3 3 4 3 5 3 3 4 3 4 4
5 4 3 3 1 3 4 3 4 5 3
4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2
3 3 4 3 5 4 3 4 3 5 4
5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4
5 4 3 3 1 3 4 3 3 4 2
5 3 3 3 2 3 4 4 3 5 4
3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2
3 4 3 3 5 3 5 3 3 5 2
2. Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil kuesioner motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kelas eksperimen: Tabel 4.15 Data Kuesioner Setelah Pembelajaran Kelas Eksperimen
No. Absen Siswa 1 2 3 4
Aspek Yang Dinilai P1 5 4 4 3
P2 5 3 3 4
P3 5 4 3 4
P4 4 4 5 3
P5 3 3 3 2
P6 4 4 4 3
P7 5 3 4 3
P8 5 3 3 3
P9 5 4 4 4
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 4 3 5 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
4 5 4 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 5 4 4
3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 5 3 3
5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
3 5 2 1 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1
3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3
4 1 3 2 3 3 5 1 3 4 2 3 3 1 3 3 3
3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 3 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3
3 5 4 5 3 4 5 2 4 4 3 4 4 3 5 3 4
4 5 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4
4 5 2 3 3 4 5 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
4 2 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3
4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5
4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4
4 5 3 4 4 3 5 4 4 3 2 3 3 5 3 4 4
5 5 4 3 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4
4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3
4 5 3 4 4 4 5 4 2 4 2 4 3 3 3 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
4. Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Pengamatan motivasi belajar oleh observer dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penilaian motivasi dari orang lain terhadap siswa. Hal ini berbeda dengan pemberian kuesioner. Dengan memberikan kuesioner, siswa diminta untuk menilai motivasi belajarnya sendiri, sedangkan melalui pengamatan motivasi belajar oleh observer siswa dapat mengetahui penilaian motivasi belajarnya dari orang lain. Pengamatan ini dilakukan oleh dua observer selama proses pembelajaran berlangsung. Observer pertama menilai 10 siswa dan observer kedua menilai 11 siswa untuk kelas kontrol dan kelas ekperimen. Pada tabel berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer selama 3 pertemuan pembelajaran. a. Pertemuan Pertama 1. Kelas Kontrol Berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada pertemuan pertama di kelas kontrol :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
Tabel 4.16 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Oleh Observer Siswa
Item Observasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
3
3
5
3
3
4
4
3
2
3
4
3
3
3
3
3
4
4
2
5
4
2
4
2
3
3
2
2
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
2
3
4
4
1
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
2
2
2
4
4
4
4
3
4
4
4
1
4
4
4
1
4
4
3
4
3
4
3
2
2
4
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
2
2
4
3
6
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
5
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
7
3
3
5
3
3
3
4
3
2
3
5
3
3
5
3
3
3
4
3
4
3
8
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
5
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
9
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
10
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
5
4
3
3
3
3
3
5
3
4
3
11
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
5
2
3
4
4
3
3
3
3
3
4
12
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
4
3
2
2
2
3
4
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
2. Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada pertemuan pertama di kelas eksperimen : Tabel 4.17 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Oleh Observer Siswa
Item Observasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
4
3
2
3
3
4
4
2
4
3
3
2
3
3
3
3
4
4
2
4
3
2
5
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
2
2
3
4
3
4
3
3
3
3
4
2
4
4
4
3
4
4
4
1
1
4
4
1
2
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
6
4
3
3
4
3
3
2
3
2
2
3
4
3
3
4
3
3
2
3
2
2
7
3
3
5
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
5
3
3
3
4
3
2
3
8
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
9
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
10
4
3
3
3
3
3
5
3
3
3
5
4
3
3
3
3
3
5
3
3
3
11
5
3
4
3
3
3
3
3
3
4
5
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
12
5
3
2
3
3
3
5
3
4
2
4
2
3
4
3
3
3
5
3
4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
b. Pertemuan Kedua 1. Kelas Kontrol
Item Observasi
Berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada pertemuan kedua di kelas kontrol : Tabel 4.18 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Oleh Observer Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
2
3
4
3
3
2
5
3
3
2
4
3
3
3
3
3
4
4
2
5
4
2
3
2
4
3
2
2
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
2
3
4
4
1
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
2
2
2
4
4
4
4
3
4
4
4
1
4
4
4
1
4
4
3
4
3
4
3
3
2
4
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
6
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
5
3
3
3
4
3
3
2
3
4
3
7
2
3
4
3
3
3
5
3
3
3
5
3
3
5
3
3
3
4
3
4
3
8
3
3
4
3
3
3
5
4
3
3
5
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
9
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
10
3
3
5
4
3
3
4
3
3
3
5
4
3
3
3
3
3
5
3
4
3
11
3
3
5
3
3
3
5
3
3
4
5
2
3
4
4
3
3
3
3
3
4
12
4
3
3
3
3
3
2
4
3
3
4
3
3
4
3
2
2
2
3
4
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
2. Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada pertemuan kedua di kelas eksperimen : Tabel 4.19 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Oleh Observer Item Observasi
Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
4
3
4
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
4
4
2
4
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
4
4
1
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
2
4
4
4
3
4
4
4
2
1
4
4
1
4
3
3
4
4
4
3
3
4
2
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
6
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
5
4
3
3
4
3
3
2
3
3
3
7
2
3
4
3
3
3
5
3
3
3
5
3
3
5
3
3
3
4
3
2
3
8
3
3
4
3
3
3
5
4
3
3
5
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
9
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
10
4
3
5
4
3
3
4
3
3
3
5
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
11
3
3
5
3
3
3
5
3
3
4
5
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
12
4
3
3
3
3
3
5
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
3
4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
c. Pertemuan Ketiga 1. Kelas Kontrol Berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada pertemuan ketiga di kelas kontrol : Tabel 4.20 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Oleh Observer Item Observasi
Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
3
3
4
3
3
2
5
3
3
2
4
3
3
3
3
3
4
4
2
5
4
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
2
3
4
4
2
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
2
2
2
5
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
1
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
2
4
3
6
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
5
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
7
2
3
4
3
4
3
5
3
3
3
5
3
3
5
3
4
3
4
3
4
3
8
3
3
4
3
3
3
5
4
3
3
5
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
9
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
10
3
3
5
4
4
3
4
3
3
3
5
4
3
3
3
3
3
5
3
4
3
11
3
3
5
3
3
3
5
3
3
4
5
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
12
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
5
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
2.
Kelas Eksperimen Berikut akan dipaparkan data hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada pertemuan ketiga di kelas eksperimen : Tabel 4.21 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Oleh Observer
Item Observasi
Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
4
2
3
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
6
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
5
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
7
5
3
4
3
3
3
5
3
3
3
5
3
3
5
3
3
3
4
3
3
3
8
3
3
4
3
3
3
5
4
3
3
5
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
9
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
10
4
3
5
4
3
3
4
3
3
3
5
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
11
3
3
5
3
3
3
5
3
3
4
5
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
12
4
3
3
3
3
3
5
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
5
3
4
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
C. Analisis Hasil Penelitian Untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar kelas kontrol maupun kelas eksperimen, maka peneliti melakukan analisis instrumen pengumpulan data sebagai berikut : 1.
Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Pada bagian ini peneliti akan menganisis keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II pada kelas eksperimen. Berikut peneliti akan menjelaskan keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II pada setiap pertemuan maupun keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II secara keseluruhan. a. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Setiap Pertemuan Berdasarkan data pada tabel 4.5, tabel 4.6, dan tabel 4.7 maka peneliti menggunakan Microsoft Office Exel 2007 untuk menghitung persentase kerterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II setiap pertemuan dari hasil pengamatan dua observer selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Dalam perhitungan keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II akan diberikan skor 1 pada pernyataan yang diberikan tanda cek (√) pada kolom “ya” dan skor 0 pada kolom “tidak”. Setelah itu, dihitung skor keseluruhannya sehingga diperoleh data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Tabel 4.22 Data Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Jigsaw II Skor Keterlaksanaan
Persentasi
Model Pembelajaran
Pertemuan
Kriteria
Observer I
Observer II
Seluruhnya (%)
I
11
12
95,83
II
6
6
85,71
III
7
7
100
Sangat tinggi Sangat tinggi Sangat tinggi
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II pada setiap pertemuan di kelas eksperimen. Pada pertemuan kedua terdapat dua observer yang menilai 11 aspek yang terlaksana dari 12 aspek keterlaksanaan model pembelajaran, sedangkan observer II menilai 12 aspek tersebut terlaksana dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat dilihat persentasi keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II dari kedua observer yakni 95,83% dan tergolong sangat tinggi. Pada pertemuan kedua, observer I dan II menilai 6 aspek terlaksana dari 7 aspek keterlaksanaan model pembelajaran, Dengan demikian secara keseluruhan dari pengamatan kedua observer, dapat diperoleh persentasi keseluruhannya yakni 85,71% dan masih tergolong sangat tinggi. Sedangkan pada pertemuan ketiga, kedua observer menilai 7 dari 7 aspek keterlaksanaan model pembelajaran
semua
terlaksana,
sehingga
dapat
diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
persentasi keseluruhan dari pengamatan kedua observer yakni 100%. b. Keterlaksanaan Model pembelajaran Secara Keseluruhan Setelah melihat keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II pada setiap pertemuan, maka dapat diketahui keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II pada kelas ekperimen secara keseluruhan yakni : Keterlaksanaan keseluruhan
Jadi, keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II yang dilakukan oleh peneliti adalah
dan tergolong sangat tinggi
(berdasarkan kriteria keterlaksanaan model pembelajaran pada BAB III).
2.
Analisis Hasil Belajar Setelah instrumen tes (pre-test dan post-test) dinyatakan valid dan reliabel maka peneliti menggunakan instrumen tersebut untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Berikut peneliti akan menganalisis nilai siswa berdasarkan Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan uji statistik (uji perbedaan nilai rata-rata kelas kontrol dan kelas eksperimen) : a.
Analisis
Hasil
Belajar
berdasarkan
Nilai
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kelas VIII yang digunakan di SMP Kanisius Sleman adalah 65. 1. Nilai Pre-test Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran, maka peneliti
memberikan
soal
pre-test
untuk
mengetahui
kemampuan awal siswa kelas VIII A maupun VIII B SMP Kanisius Sleman. Berikut adalah analisis nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan nilai KKM : Tabel 4.23 Analisis Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nomor
Nilai
Kriteria
1
85
Tuntas
2
33
3
Kelas Eksperimen Nomor
Nilai
Kriteria
1
80
Tuntas
Tidak tuntas
2
45
Tidak tuntas
80
Tuntas
3
78
Tuntas
4
88
Tuntas
4
50
Tidak tuntas
5
60
Tidak tuntas
5
73
Tuntas
6
70
Tuntas
6
65
Tuntas
7
90
Tuntas
7
75
Tuntas
Absen
Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
8
73
Tuntas
8
78
Tuntas
9
70
Tuntas
9
60
Tidak tuntas
10
60
Tidak tuntas
10
76
Tuntas
11
58
Tidak tuntas
11
75
Tuntas
12
73
Tuntas
12
50
Tidak tuntas
13
90
Tuntas
13
76
Tuntas
14
60
Tidak tuntas
14
71
Tuntas
15
75
Tuntas
15
68
Tidak tuntas
16
53
Tidak tuntas
16
78
Tuntas
17
83
Tuntas
17
75
Tuntas
18
53
Tidak tuntas
18
68
Tuntas
19
65
Tuntas
19
68
Tuntas
20
91
Tuntas
20
73
Tuntas
21
45
Tidak tuntas
21
68
Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 61,9% (13 siswa) siswa kelas kontrol dan 76,19% (16 siswa) siswa kelas eksperimen yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM, sedangkan 38,09% siswa (8 siswa) kelas kontrol dan 23,8% siswa kelas eksperimen (5 siswa) mendapatkan nilai dibawah KKM. Rata-rata nilai yang diperoleh secara keseluruhan pada masing kelas adalah 69,29 untuk kelas kontrol sedangkan 69,05 untuk kelas eksperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematika siswa kelas kontrol hampir sama dengan pemahaman matematika siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
kelas eksperimen sebelum diberikan treatment. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.5. 2. Nilai Post-test Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran selama
tiga
pertemuan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajaran Jigsaw II
untuk kelas eksperimen maka
peneliti memberikan soal post-test untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman. Berikut adalah analisis nilai post-test kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan nilai KKM : Tabel 4.24 Analisis Nilai Post-test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Nomor
Nilai
Kriteria
1
60
Tidak tuntas
2
76
3
Kelas Eksperimen Nomor
Nilai
Kriteria
1
100
Tuntas
Tuntas
2
60
Tidak tuntas
70
Tuntas
3
70
Tuntas
4
56
Tidak tuntas
4
70
Tuntas
5
70
Tuntas
5
74
Tuntas
6
60
Tidak tuntas
6
70
Tuntas
7
50
Tidak tuntas
7
76
Tuntas
8
50
Tidak tuntas
8
70
Tuntas
9
64
Tidak tuntas
9
100
Tuntas
Absen
Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
10
70
Tuntas
10
66
Tuntas
11
80
Tuntas
11
76
Tuntas
12
68
Tuntas
12
60
Tidak tuntas
13
66
Tuntas
13
70
Tuntas
14
50
Tidak tuntas
14
70
Tuntas
15
60
Tidak tuntas
15
70
Tuntas
16
70
Tuntas
16
66
Tuntas
17
60
Tidak tuntas
17
70
Tuntas
18
76
Tuntas
18
70
Tuntas
19
70
Tuntas
19
70
Tuntas
20
100
Tuntas
20
76
Tuntas
21
70
Tuntas
21
70
Tuntas
Berdasarkan tabel diatas, terdapat 57,14% (12 siswa) siswa kelas kontrol dan 90,48% (19 siswa) siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan nilai KKM, sedangkan 42,86% (9 siswa) siswa kelas kontrol dan 9,52% (2 siswa) siswa kelas eksperimen yang memperoleh nilai dibawah KKM. melihat dari nilai KKM. Jika dibandingkan dengan hasil pre-test maka dapat dilihat bahwa setelah diberikan treatment, persentasi ketuntasan pada kelas kontrol mengalami penurunan sebesar 4,76% dan sedangkan
persentasi ketuntasan pada kelas eksperimen
mengalami peningkatan sebesar 14,29%. Jika dilihat berdasarkan rata-rata nilai post-test dapat dilihat kelas kontrol mengalami sedikit penurunan dengan ratarata 66,48. Sedangkan pada kelas eksperimen mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
peningkatan dengan rata-rata 72,57. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.6.
b. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen b.1. Uji Normalitas Agar dapat mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran, maka data pre-test dan post-test yang telah ada di uji normalitas terlebih dahulu menggunakan Spss
Statistics
17.0
dengan
uji
sampel
tunggal
Kolmogorov-Smirnov. Dengan melakukan uji normalitas maka dapat diketahui apakah data pre-test dan post-test berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah: : Data berdistribusi normal : Data berdistribusi tidak normal Berikut adalah output spss dari data pre-test dan post-test : a. Pre-test Output Spss : Sig (2-tailed) kelas kontrol = 0,985 > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Jadi data pre-test kelas kontrol berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Output Spss : Sig (2-tailed) kelas eksperimen = 0,260 > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Jadi data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal. Data pre-test kelas kontrol berdistribusi normal dan data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa data pre-test berdistribusi normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.7. b. Post-test Output Spss :Sig (2-tailed) kelas kontrol = 0,437 > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Jadi data post-test kelas kontrol berdistribusi normal. Output Spss : Sig (2-tailed) kelas eksperimen = 0,031 < 0,05 maka H0 ditolak. Jadi data post-test kelas kontrol berdistribusi normal dan data post-test kelas eksperimen berdistribusi tidak normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.8. b.2. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Pre-test Uji rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil pre-test kelas eksperimen lebih baik atau sebaliknya menggunakan uji T (independent samples test) karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
datanya berdistribusi normal. Namun sebelumnya dilihat variansi kedua kelas terlebih dahulu sebagai berikut : Misalkan : variansi nilai pre-test kelas kontrol variansi nilai pre-test kelas eksperimen : tidak ada perbedaan variansi nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen (
)
: ada perbedaan variansi nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen (
)
Output Spss : Sig = 0,057 > α (0,05) maka
gagal
ditolak. Jadi tidak ada perbedaan variansi nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen atau variansi dari kedua kelas sama. Dengan demikian data pre-test dapat dianalisis dengan uji T. Hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Misalkan : : rata-rata nilai pre-test kelas kontrol : rata-rata nilai pre-test kelas eksperimen : tidak ada perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen : ada perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen Output spss : Sig (2-tailed) = 0,686 >
(0,05) maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
gagal ditolak. Jadi tidak ada perbedaan rata-rata nilai pretest siswa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.9. b.3. Uji Perbedaan Nilai Rata-rata Post-test Uji rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Jigsaw II lebih baik dari model pembelajaran konvensional. Uji rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney U Test karena ada
salah satu data yang berdistribusi tidak normal. Hipotesis yang akan digunakan adalah sebagai berikut : Misalkan : : rata-rata nilai post-test kelas kontrol : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol : rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (
)
Output spss : Sig (2-tailed) = 0,046 < 0,10 maka
ditolak.
Jadi nilai rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
3.
Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Agar dapat mengetahui motivasi belajar matematika kelas VIII SMP Kanisius Sleman secara individu maupun keseluruhan sebelum dan setelah diberlakukan model pembelajan konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajarn Jigsaw II untuk kelas eksperimen, maka perlu dianalisis data kuesioner motivasi belajar siswa. Berikut adalah analisis data kuesioner motivasi belajar matematika siswa sebelum pembelajaran setelah pembelajaran secara deskriptif dan inferensial. 3.a Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Secara Deskriptif 1. Sebelum Pembelajaran a.
Analisis Motivasi Belajar Matematika Setiap Siswa: Tabel 4.25 Persentase dan Kriteria Motivasi Belajar Per Siswa Sebelum Pembelajaran Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Nomor P(%) Kriteria Absen
Nomor
1
70
Tinggi
1
85
Tinggi
2
54
Sedang
2
60
Sedang
3
68
Tinggi
3
78
Tinggi
4
68
Tinggi
4
70
Tinggi
5
61
Tinggi
5
73
Tinggi
6
64
Tinggi
6
74
Tinggi
7
65
Tinggi
7
69
Tinggi
P(%) Kriteria
Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
8
60
Sedang
8
59
Sedang
9
63
Tinggi
9
70
Tinggi
10
58
Sedang
10
71
Tinggi
11
81
Tinggi
11
72
Tinggi
12
69
Tinggi
12
60
Sedang
13
64
Tinggi
13
62
Tinggi
14
66
Tinggi
14
64
Tinggi
15
80
Tinggi
15
61
Tinggi
16
62
Tinggi
16
67
Tinggi
17
75
Tinggi
17
58
Sedang
18
60
Sedang
18
59
Sedang
19
63
Tinggi
19
75
Tinggi
20
84
Tinggi
20
67
Tinggi
21
74
Tinggi
21
65
Tinggi
Tabel 4.25 merupakan persentase motivasi belajar setiap
siswa
pada
kelas
kontrol
dan
kelas
eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.25 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Tabel 4.26 Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per Kriteria Kelas Kontrol Kriteria
Jumlah Siswa
Persentasi
Kelas Eksperimen Jumlah Siswa
Persentasi
Sangat Tinggi Tinggi
-
-
-
-
17
80,95%
16
76,19%
Cukup
4
19,05%
5
23,81%
Rendah
-
-
-
-
Berdasarkan tabel 4.26, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberlakukan pembelajaran. Pada kelas kontrol terdapat 17 siswa (80,95%) yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi, 4 siswa (19,05%) yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup. Pada kelas eksperimen terdapat 16 siswa (76,19%) yang mempunyai motivasi belajar matematika tinggi dan 5 siswa (23,81%) yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup. b.
Analisis Motivasi Belajar Matematika Secara Keseluruhan Dengan memperhatikan persentase motivasi belajar matematika per siswa dan per kriteria maka dapat diperoleh motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Peneliti akan menjumlahkan persentasi siswa yang mempunyai motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
belajar tinggi dan cukup. Jika hasilnya lebih dari atau sama dengan 65% maka motivasi belajar siswa akan tergolong cukup. Pada kelas kontrol persentase siswa yang tergolong kriteria tinggi adalah 80,95% sedangkan yang tergolong cukup adalah 19,05%, sehingga hasil penjumlahannya menjadi 100%, itu berarti lebih dari 65%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas kontrol sebelum treatment tergolong cukup. Sedangkan pada kelas eksperimen persentasi siswa yang tergolong kriteria tinggi adalah 76,19% sedangkan yang tergolong
cukup
adalah
23,81%,
sehingga
hasil
penjumlahannya menjadi 100%, itu artinya lebih dari 65%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas eksperimen sebelum treatment tergolong cukup. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman sebelum dilakukan pembelajaran tergolong cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
2. Setelah Pembelajaran a. Analisis Motivasi Belajar Matematika Setiap Siswa Perhatikan tabel berikut : Tabel 4.27 Persentase dan Kriteria Motivasi Belajar Per Siswa Setelah Pembelajaran Kelas Kontrol Nomor
Kelas Eksperimen Nomor
P(%)
Kriteria
P(%)
Kriteria
1
64
Tinggi
1
88
Sangat Tinggi
2
58
Sedang
2
73
Sedang
3
65
Tinggi
3
72
Tinggi
4
76
Tinggi
4
64
Tinggi
5
59
Sedang
5
77
Tinggi
6
60
Sedang
6
78
Tinggi
7
66
Tinggi
7
69
Tinggi
8
58
Sedang
8
67
Tinggi
9
67
Tinggi
9
73
Tinggi
10
50
Sedang
10
74
Tinggi
11
84
Sangat Tinggi
11
84
Sangat Tinggi
12
67
Tinggi
12
63
Tinggi
13
66
Tinggi
13
69
Tinggi
14
64
Tinggi
14
74
Tinggi
15
68
Tinggi
15
62
Tinggi
16
65
Tinggi
16
69
Tinggi
17
72
Tinggi
17
69
Tinggi
18
65
Tinggi
18
60
Sedang
19
66
Tinggi
19
76
Tinggi
20
86
Sangat Tinggi
20
68
Tinggi
21
69
Tinggi
21
68
Tinggi
Absen
Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Tabel 4.27 merupakan persentase motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.27 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.28 Jumlah dan Persentase Motivasi Siswa Per Kriteria
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Jumlah Persentasi Persentasi Siswa Siswa 2
9,52%
2
9,52%
14 5 -
66,67% 23,81% -
17 2 -
80,96% 9,52% -
Berdasarkan tabel 4.28, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberlakukan pembelajaran. Pada kelas kontrol terdapat 2 siswa (9,52%) yang mempunyai motivasi belajar matematika sangat tinggi, 14 siswa (66,67%) yang mempunyai motivasi belajar matematika yang tinggi, dan 5 siswa (23,81%) yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup. Pada kelas eksperimen terdapat 2 siswa (9,52%) yang mempunyai motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
belajar matematika sangat tinggi, 17 siswa (80,96%) yang mempunyai motivasi belajar matematika yang tinggi, dan 2 siswa (9,52%) yang mempunyai motivasi belajar matematika cukup. b.
Analisis Motivasi Belajar Matematika Secara Keseluruhan Dengan
memperhatikan
persentase
motivasi
belajar
matematika per siswa dan per kriteria maka dapat diperoleh motivasi belajar siswa secara keseluruhan. Berdasarkan kriteria motivasi siswa secara keseluruhan pada BAB III, peneliti akan menjumlahkan persentase siswa yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, tinggi dan cukup. Apabila jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi mencapai 75% (ST + T
75%) maka dapat dikatakan
motivasi belajar siswa secara keseluruhan tinggi, tetapi apabila penjumlahan kriteria sangat tinggi dan tinggi kurang dari atau sama dengan 75%, maka dilakukan penjumlahan siswa yang memiliki kriteria yang sangat tinggi ditambahkan dengan jumlah siswa dengan kriteria tinggi dan kriteria cukup. Apabila hasilnya mencapai lebih dari satu atau sama dengan 65% (ST + T + C
65%) maka
dapat dikatakan motivasi belajar siswa secara keseluruhan cukup. Pada kelas kontrol persentase siswa yang tergolong kriteria sangat tinggi adalah 9,52% sedangkan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162
tergolong
tinggi
adalah
66,67%,
sehingga
hasil
penjumlahannya menjadi 76,19%, itu artinya lebih dari 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas kontrol secara keseluruhan tergolong tinggi. Sedangkan pada kelas eksperimen persentasi siswa yang tergolong kriteria sangat tinggi adalah 9,52% sedangkan yang tergolong tinggi adalah 80,96%, sehingga hasil penjumlahannya menjadi 90,48% dan lebih dari 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar matematika siswa kelas eksperimen secara keseluruhan tergolong tinggi. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman setelah dilakukan pembelajaran tergolong tinggi. 3.b. Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Secara Inferensial 1.
Uji Normalitas Selain menganalisis data kuesioner motivasi belajar matematika siswa secara deskriptif, dilakukan juga analisis secara inferensial. Oleh karena itu data kuesioner motivasi diuji normalitas terlehih dahulu dengan menggunakan Spss Statistics 17.0 dengan uji sampel tunggal KolmogorovSmirnov. Dengan melakukan uji normalitas maka dapat diketahui apakah data motivasi belajar siswa sebelum dan setelah
pembelajaran
berdistribusi
normal
atau
data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163
berdistribusi tidak normal. Hipotesis data berdistribusi normal atau data berdistribusi tidak normal adalah: : Data berdistribusi normal : Data berdistribusi tidak normal Berikut adalah output Spss dari data kuesioner motivasi sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran: a. Sebelum Pembelajaran Output Spss : Sig (2-tailed) kelas kontrol = 0,877 > 0,05 maka
gagal ditolak. Jadi data kuesioner motivasi
belajar kelas kontrol berdistribusi normal. Output Spss : Sig (2-tailed) kelas eksperimen = 0,946 > 0,05 maka
gagal ditolak. Jadi data motivasi belajar
kelas eksperimen berdistribusi normal. Data kuesioner motivasi belajar kelas kontrol dan eksperimen
berdistribusi
normal,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa data kuesioner motivasi belajar siswa sebelum
pembelajaran
berdistribusi
normal.
Hasil
perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.11. b. Setelah pembelajaran Output Spss :Sig (2-tailed) kelas kontrol = 0,457 > 0,05 maka
gagal ditolak. Jadi data kuesioner motivasi
belajar kelas kontrol berdistribusi normal. Output Spss : Sig (2-tailed) kelas eksperimen = 0,708 >
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164
0,05 maka
gagal ditolak. Jadi data kuesioner motivasi
belajar kelas eksperimen berdistribusi normal. Data kuesioner motivasi belajar kelas kontrol berdistribusi normal dan data kuesioner motivasi belajar kelas eksperimen
berdistribusi
normal,
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa data kuesioner motivasi belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah pembelajaran berdistribusi normal. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.12. 2. Uji Perbedaan Rata-rata Sebelum melakukan uji perbedaan rata-rata, maka perlu dilakukan uji variansi tertadap data kuesioner motivasi belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen baik sebelum pelajaran maupun setelah pelajaran. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Sebelum Pembelajaran Misalkan : = variansi data kuesioner motivasi belajar sebelum pembelajaran kelas kontrol = variansi data kuesioner motivasi belajar sebelum pembelajaran kelas eksperimen =
tidak ada perbedaan variansi data kuesioner motivasi belajar sebelum pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen (
=
)
ada perbedaan variansi data kuesioner motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165
belajar sebelum pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen (
)
Output Spss : Sig = 0,713 > α (0,05), maka
gagal
ditolak. Jadi tidak ada perbedaan variansi data kuesioner motivasi belajar sebelum pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen atau variansi dari kedua kelas sama. Dengan demikian data kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran dapat dianalisis dengan menggunakan uji T. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Misalkan : =
rata-rata data kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran kelas kontrol
=
rata-rata data kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran kelas eksperimen
=
tidak ada perbedaan rata-rata data kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen (
=
)
ada perbedaan rata-rata data kuesioner motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen (
)
Output spss : Sig (2-tailed) = 0,702 > α (0,05) maka gagal ditolak. Jadi tidak ada perbedaan rata-rata motivasi belajar siswa sebelum pembelajaran siswa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166
b. Setelah Pembelajaran Misalkan :
= variansi data kuesioner motivasi belajar setelah pembelajaran kelas kontrol = variansi data kuesioner motivasi belajar setelah pembelajaran kelas eksperimen =
tidak ada perbedaan variansi data kuesioner motivasi belajar setelah pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen (
=
)
ada perbedaan variansi data kuesioner motivasi belajar setelah pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen (
)
Output Spss : Sig = 0,960 > α (0,05) maka
gagal
ditolak. Jadi tidak ada perbedaan variansi data kuesioner motivasi belajar setelah pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen atau variansi dari kedua kelas sama. Dengan demikian dapat dilakukan uji ratarata. Uji rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui apakah motivasi belajar matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelas kontrol menggunakan uji T (Independent Samples T Test) karena datanya berdistribusi normal dan variansinya sama maka digunakan hipotesis sebagai berikut : Misalkan : =
rata-rata data kuesioner motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kelas kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167
=
rata-rata data kuesioner motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kelas eksperimen
=
rata-rata
motivasi
belajar
siswa
setelah
pembelajaran kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol ( =
rata-rata
motivasi
belajar
) siswa
setelah
pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (
)
Output spss : Sig (2-tailed) = 0,040 < 2α (0,1) maka ditolak. Jadi rata-rata motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.14. 4.
Analisis Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Adanya pengamatan motivasi belajar oleh observer karena terkadang penilaian diri sendiri dengan penilaian orang lain berbeda. Berikut akan dijelaskan hasil pengamatan motivasi belajar siswa oleh observer pada setiap pertemuan secara deskriptif dan secara inferensial. a. Analisis Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Secara Deskriptif 1. Pertemuan Pertama Perhatikan tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168
Tabel 4.29 Persentase dan Kriteria Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Pertemuan Pertama
Kelas Kontrol Nomor
P(%)
Kriteria
Absen
Kelas Eksperimen Nomor
P(%)
Kriteria
Absen
1
66,67
Tinggi
1
81,67
Sangat Tinggi
2
55,00
Cukup
2
60,00
Cukup
3
71,67
Tinggi
3
70,00
Tinggi
4
65,00
Tinggi
4
65,00
Tinggi
5
61,67
Tinggi
5
65,00
Tinggi
6
53,33
Cukup
6
60,00
Cukup
7
73,33
Tinggi
7
70,00
Tinggi
8
61,67
Tinggi
8
60,00
Cukup
9
61,67
Tinggi
9
61,67
Tinggi
10
60,00
Cukup
10
53,33
Cukup
11
85,00
Sangat Tinggi
11
71,67
Tinggi
12
63,33
Tinggi
12
65,00
Tinggi
13
63,33
Tinggi
13
63,33
Tinggi
14
75,00
Tinggi
14
75,00
Tinggi
15
66,67
Tinggi
15
66,67
Tinggi
16
63,33
Tinggi
16
66,67
Tinggi
17
60,00
Cukup
17
63,33
Tinggi
18
60,00
Cukup
18
75,00
Tinggi
19
53,33
Cukup
19
63,33
Tinggi
20
78,33
Tinggi
20
61,67
Tinggi
21
63,33
Tinggi
21
65,00
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169
Tabel 4.29 merupakan persentase dari data pengamatan motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.29 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.30 Jumlah dan Persentase Data Pengamatan Motivasi Siswa Per Kriteria oleh Observer Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Persentasi Jumlah Persentasi (%) (%) Siswa Siswa 1
4,76
1
4,76
14 6 -
66,66 28,58
16 4 -
76,19 19,04
Berdasarkan tabel 4.30, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan pengamatan observer selama pembelajaran pada pertemuan pertama. Pada kelas kontrol terdapat 4,76% (1 siswa) yang mempunyai motivasi sangat tinggi, 66,66% (14 siswa) tergolong motivasi tinggi, dan 28,58% (6 siswa) mempunyai motivasi belajar yang cukup. Pada kelas eksperimen terdapat 4,76% (1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170
siswa) yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 76,19% (16 siswa) mempunyai motivasi tinggi, dan 19,04% (4 siswa) yang mempunyai motivasi belajar yang cukup. Berdasarkan kriteria motivasi siswa secara keseluruhan pada BAB III, maka motivasi belajar siswa berdasarkan pengamatan oleh observer pada pertemuan pertama dapat digolongkan sebagai berikut : pada kelas kontrol tergolong cukup karena jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi dan kriteria cukup = 100% dan lebih dari 65% (ST+T+C ≥ 65%). Sedangkan pada kelas eksperimen tergolong tinggi, karena jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi = 80,95% dan lebih dari 75% (ST+T ≥ 75%). 2. Pertemuan Kedua Perhatikan tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 171
Tabel 4.31 Persentase dan Kriteria Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Pertemuan Kedua
Kelas Kontrol Nomor
P(%)
Kriteria
1
61,67
Tinggi
2
55,00
3
Kelas Eksperimen Nomor
P(%)
Kriteria
1
68,33
Tinggi
Cukup
2
58,33
Cukup
76,67
Tinggi
3
78,33
Tinggi
4
66,67
Tinggi
4
68,33
Tinggi
5
61,67
Tinggi
5
63,33
Tinggi
6
50,00
Cukup
6
53,33
Cukup
7
76,67
Tinggi
7
76,67
Tinggi
8
65,00
Tinggi
8
66,67
Tinggi
9
65,00
Tinggi
9
66,67
Tinggi
10
58,33
Cukup
10
56,67
Cukup
11
85,00
Sangat Tinggi
11
86,67
Sangat Tinggi
12
66,67
Tinggi
12
65,00
Tinggi
13
63,33
Tinggi
13
63,33
Tinggi
14
75,00
Tinggi
14
75,00
Tinggi
15
66,67
Tinggi
15
66,67
Tinggi
16
63,33
Tinggi
16
70,00
Tinggi
17
60,00
Cukup
17
63,33
Tinggi
18
63,33
Tinggi
18
73,33
Tinggi
19
55,00
Cukup
19
63,33
Tinggi
20
78,33
Tinggi
20
61,67
Tinggi
21
66,67
Tinggi
21
66,67
Tinggi
Absen
Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 172
Tabel 4.31 merupakan persentasi dari data pengamatan motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen selama proses pembelajaran pada pertemuan kedua, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.31 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.32 Jumlah dan Persentase Data Pengamatan Motivasi Siswa Per Kriteria oleh Observer Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Persentasi Jumlah Persentasi (%) (%) Siswa Siswa 1
4,76
1
4,76
15 5 -
71,43 23,81
17 3 -
80,95 14,29
Berdasarkan tabel 4.32, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan pengamatan observer selama pembelajaran pada pertemuan kedua. Pada kelas kontrol terdapat 4,76% (1 siswa) yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 71,43% (15 siswa) mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan 23,81% (5 siswa) mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 173
motivasi belajar yang cukup. Pada kelas eksperimen terdapat 4,76% (1 siswa) yang mempunyai motivasi belajar sangat tinggi, 80,95% (17 siswa) mempunyai motivasi yang tinggi, dan 14,29% (3 siswa) yang mempunyai motivasi belajar yang cukup. Berdasarkan kriteria motivasi siswa secara keseluruhan pada BAB III, maka motivasi belajar siswa berdasarkan pengamatan oleh observer pada pertemuan ketiga dapat digolongkan sebagai berikut : pada kelas kontrol tergolong tinggi, karena jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi = 76,19% dan lebih dari 75% (ST+T ≥ 75%). Sedangkan pada kelas eksperimen tergolong tinggi, karena jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi = 85,71% dan lebih dari 75% (ST+T ≥ 75%). 3. Pertemuan Ketiga Perhatikan tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174
Tabel 4.33 Persentase dan Kriteria Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Pertemuan Ketiga
Kelas Kontrol Nomor
P(%)
Kriteria
1
63,33
Tinggi
2
56,67
3
Kelas Eksperimen Nomor
P(%)
Kriteria
1
73,33
Tinggi
Cukup
2
58,33
Cukup
76,67
Tinggi
3
76,67
Tinggi
4
66,67
Tinggi
4
68,33
Tinggi
5
65,00
Tinggi
5
63,33
Tinggi
6
53,33
Cukup
6
56,67
Cukup
7
78,33
Tinggi
7
80,00
Tinggi
8
66,67
Tinggi
8
66,67
Tinggi
9
65,00
Tinggi
9
66,67
Tinggi
10
58,33
Cukup
10
61,67
Tinggi
11
86,67
Sangat Tinggi
11
86,67
Sangat Tinggi
12
66,67
Tinggi
12
68,33
Tinggi
13
63,33
Tinggi
13
63,33
Tinggi
14
75,00
Tinggi
14
76,67
Tinggi
15
70,00
Tinggi
15
68,33
Tinggi
16
66,67
Tinggi
16
70,00
Tinggi
17
61,67
Tinggi
17
63,33
Tinggi
18
66,67
Tinggi
18
75,00
Tinggi
19
55,00
Cukup
19
65,00
Tinggi
20
81,67
Sangat Tinggi
20
65,00
Tinggi
21
65,00
Tinggi
21
68,33
Tinggi
Absen
Absen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 175
Tabel 4.33 merupakan persentasi dari data pengamatan motivasi belajar setiap siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen selama proses pembelajaran pada pertemuan ketiga, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria motivasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.33 maka dapat dihitung jumlah siswa yang tergolong pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.34 Jumlah dan Persentase Data Pengamatan Motivasi Siswa Per Kriteria oleh Observer Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Persentasi Jumlah Persentasi (%) (%) Siswa Siswa 2
9,52
1
4,76
15 4 -
71,43 19,05
18 2 -
85,71 9,52
Berdasarkan tabel 4.34, maka dapat diketahui motivasi siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan pengamatan observer selama pembelajaran pada pertemuan ketiga. Pada kelas kontrol terdapat 9,52% (2 siswa) yang mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi, 71,43% (15 siswa) mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan 19,05% (4 siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
mempunyai motivasi belajar yang cukup. Pada kelas eksperimen terdapat 4,76% (1 siswa) yang mempunyai motivasi sangat tinggi, 85,71% (18 siswa) mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dan 9,52% (2 siswa) mempunyai motivasi belajar yang cukup. Berdasarkan kriteria motivasi siswa secara keseluruhan pada BAB III, maka motivasi belajar siswa berdasarkan pengamatan oleh observer pada pertemuan ketiga dapat digolongkan sebagai berikut : pada kelas kontrol tergolong tinggi karena jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi = 80,95 % dan lebih dari 75% (ST+T ≥ 75%). Sedangkan pada kelas eksperimen tergolong tinggi, karena jumlah siswa yang memiliki kriteria sangat tinggi ditambah dengan jumlah siswa yang memiliki kriteria tinggi = 90,47% dan lebih dari 75% (ST+T ≥ 75%). b. Analisis Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar oleh Observer Secara Inferensial Setelah
dianalisis
secara
deskriptif,
maka
data
pengamatan motivasi belajar oleh observer dianalisis secara inferensial dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Data yang gunakan merupakan penggabungan skor pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
motivasi oleh observer setiap siswa pada setiap pertemuan. Penggabungan skor tersebut dapat diperlihatkan pada tabel berikut : Tabel 4.35 Total Skor Pengamatan Motivasi oleh Observer Kelas Kontrol Nomor Pertemuan Total Absen I II III Skor 40 37 38 115 1 33 33 34 100 2 43 46 46 135 3 39 40 40 119 4 37 37 39 113 5 32 30 32 94 6 44 46 47 137 7 37 39 40 116 8 37 39 39 115 9 36 35 35 106 10 51 51 52 154 11 38 40 40 118 12 38 38 38 114 13 45 45 45 135 14 40 40 42 122 15 38 38 40 116 16 36 36 37 109 17 36 38 40 114 18 32 33 33 98 19 47 47 49 143 20 38 40 39 117 21
Kelas Eksperimen Nomor Pertemuan Total Absen I II III Skor 49 41 44 1 134 36 35 35 2 106 42 47 46 3 135 39 41 41 4 121 39 38 38 5 115 36 32 34 6 102 42 46 48 7 136 36 40 40 8 116 37 40 40 9 117 32 34 37 10 103 43 52 52 11 147 39 39 41 12 119 38 38 38 13 114 45 45 46 14 136 40 40 41 15 121 40 42 42 16 124 38 38 38 17 114 45 44 45 18 134 38 38 39 19 115 37 37 39 20 113 39 40 41 21 120
Data yang telah diperoleh, kemudian dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dengan hipotesis sebagai berikut: Misalkan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
=
data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas kontrol
=
data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen.
=
data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih rendah atau sama dengan kelas kontrol (
=
)
data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (
Output spss : Sig (2-tailed) = 0,442 > 2α (0,10) maka
) gagal
ditolak. Jadi tidak cukup bukti bahwa data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi kelas kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada bagian Lampiran C.15. D. Pembahasan 1.
Keterlaksanaan
Proses
Pembelajaran
menggunakan
Model
Pembelajaran Jigsaw II Berdasarkan
tabel
4.22,
diperoleh
hasil
analisis
keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II pada setiap pertemuan. Selama pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw II , terdapat pertemuan yang aspek-aspek pembelajaran yang tidak terlaksana 100%. Pada pertemuan pertama, persentase keterlaksanaan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
pembelajaran Jigsaw II adalah 95,83% dan tergolong sangat tinggi. Namun, terdapat aspek yang tidak terlaksana yakni menurut observer I. Aspek tersebut adalah aspek ke 10 yakni guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Pada pertemuan kedua persentase keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II adalah 85,71% dan tergolong sangat tinggi. Pada pertemuan ini, terdapat aspek yang tidak terlaksana. Aspek yang tidak terlaksana sama dengan aspek pada pertemuan pertama, yaitu guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Sedangkan pada pertemuan ketiga, persentase keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II adalah 100% dan tergolong sangat tinggi, itu berarti semua aspek pada pertemuan ketiga terlaksana. Berdasarkan analisis keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II secara keseluruhan maka diperoleh persentasenya yakni 93,85%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran Jigsaw II dalam proses pembelajaran matematika kelas VIII SMP Kanisius Sleman pada materi sistem persamaan linear dua variabel tergolong sangat tinggi.
2.
Efektivitas Model Pembelajaran Jigsaw II a. Efektivitas ditinjau dari Hasil Belajar Berdasarkan analisis hasil belajar sebelum diberlakukan model pembelajaran (pre-test) maka diketahui tidak adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
perbedaan rata-rata nilai pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jika dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran (post-test) maka dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa setelah dilakukan treatment. Persentase siswa kelas eksperimen yang tuntas KKM adalah 90,47% sementara pada kelas kontrol hanya 57,14%, sehingga dapat dikatakan hasil belajar siswa kelas pembelajaran Jigsaw II
dengan model
lebih baik dari kelas dengan model
pembelajaran Konvensional. Berdasarkan uji inferensial yaitu uji Mann Whitney U Test diperoleh sig (2-tailed) yaitu 0,046 dan kurang dari
(0,10) sehingga
ditolak. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, atau dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif jika ditinjau dari hasil belajar. b. Efektivitas ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Model pembelajaran dikatakan efektif apabila motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol (berdasarkan kriteria efektivitas model pembelajaran pada BAB III). Berdasarkan hasil analisis data motivasi siswa dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa berdasarkan penilaian sendiri berbeda dengan hasil penilaian atau pengamatan oleh orang lain (observer). Dengan melihat hasil kuesioner yang diisi oleh siswa, diketahui bahwa motivasi keseluruhan yang dimiliki sebelum diterapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
model pembelajaran Jigsaw II adalah cukup, sementara sesudah diterapkan model pembelajaran Jigsaw II adalah tinggi jadi dapat dikatakan ada peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini juga tampak dari hasil analisis data kuesioner motivasi secara inferensial dengan melakukan uji Independent Samples T Test (uji T) data kuesioner setelah diberlakukan treatment. Hasil yang diperoleh dari uji T adalah Sig (2-tailed) = 0,040 < 2α (0,1) maka
ditolak. Jadi
rata-rata motivasi belajar siswa setelah pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Pada data pengamatan motivasi belajar oleh observer diperoleh hasil analisis secara dengan menggunakan uji MannWhitney. Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney diperoleh Sig (2tailed) = 0,442 > 2α (0,10) maka
gagal ditolak, jadi tidak cukup
bukti bahwa data pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi kelas kontrol. Melihat hasil analisis kedua data motivasi siswa diatas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif jika ditinjau dari motivasi belajar siswa bila datanya diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh siswa. Akan tetapi berdasarkan pengamatan oleh observer, tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif ditinjau dari motivasi belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif ditinjau dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
belajar namun tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif jika ditinjau dari motivasi belajar siswa. E.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian ini diantaranya adalah: 1.
Proses observasi sebelum dilakukan pembelajaran hanya dilakukan satu kali pada setiap kelas. Hal ini menjadikan peneliti belum terlalu memahami karakter siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman yang mengakibatkan interaksi peneliti sebagai guru dalam kegiatan pembelajaran kurang maksimal.
2.
Waktu pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran hanya terbatas 3 pertemuan, sehingga kegiatan pembelajaran seperti terburu-buru, menyebabkan kurang maksimalnya proses keterlaksanaan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan peneliti maka penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Keterlaksanaan proses pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw II pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman tergolong sangat tinggi. Kesimpulan ini berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada BAB IV dan diperoleh persentase keterlaksanaan sebesar
%.
2. Model pembelajaran Jigsaw II efektif ditinjau dari hasil belajar, namun tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model pembelajaran efektif jika ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Kanisius Sleman pada materi sistem persamaan linear dua variabel. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dengan uji inferensial yaitu uji Mann Whitney U Test pada hasil belajar matematika kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberlakukan model pembelajaran. Hasil yang diperoleh adalah sig (2-tailed) yaitu 0,046 dan kurang dari 2α = 0,10 sehingga
ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol, atau dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif jika ditinjau dari hasil belajar. Selain itu, ditinjau dari motivasi belajar siswa berdasarkan perhitungan uji
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 184
Independent Samples T Test (uji T) data kuesioner setelah diberlakukan model pembelajaran Jigsaw II, hasil yang diperoleh adalah Sig (2-tailed) = 0,040 < 2α (0,1) maka
ditolak. Jadi rata-rata motivasi belajar siswa
setelah pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Berdasarkan data pengamatan motivasi belajar oleh observer dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh Sig (2-tailed) = 0,442 > 2α (0,10) maka
gagal ditolak. Jadi tidak cukup bukti bahwa data
pengamatan motivasi belajar oleh observer kelas eksperimen lebih tinggi kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model pembelajaran Jigsaw II efektif ditinjau dari hasil belajar namun tidak cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa model pembelajaran efektif jika ditinjau dari motivasi belajar siswa. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberi saran:
1. Bagi guru Menggunakan model pembelajaran Jigsaw II dalam proses pembelajaran matematika, harus memperhatikan alokasi waktu pembelajaran agar semua aspek pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
2. Bagi peneliti selanjutnya Melakukan observasi sebelum pembelajaran sebaiknya lebih dari satu kali sehingga peneliti yang bertindak sebagai dapat mengatahui karakter siswa terlebih dahulu. Selain itu, peneliti harus mengalokasikan waktu pembelajaran secara matang dan memperhatikan manajemen kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adinawan, Cholik., Sugijono. 2002. Matematika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Erlangga. Agus Suparjo. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cook,T.D., & Campbell,D.T. (1979). Quasi-Experimentation:Design & Analysis Issues for Fields Settings. Oughton Miffin Co: Boston. Huda,
Miftahul.
(2013).
Model-Model
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Leon, Steven J. (2001). Aljabar Linear dan Aplikasinya. (Terjemahan Alit Bondan). Jakarta: Erlangga Nana Sudjana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru. Nuraeni, Neneng, dkk. Efektivitas penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.Jurnal Pendidikan Matematika. Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Spiegel, Murray R.(1984). Matematika Dasar (Terjemahan Kasir Iskandar). Jakarta: Erlangga. Sudijono,
Anas.
(2011).
Pengantar
Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
PT
RajaGrasindo. Sugiyono. (2014). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sumadi, Suryabrata. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetisi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Suyono dan Hadiyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Wena, Made.(2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu tinjauan Konseptual. Jakarta: Bumi Aksara. Zainal Arifin. 1990. Evaluasi Instrksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Winkel, W.S.1992. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A LAMPIRAN A. 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
LAMPIRAN A. 2
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
LAMPIRAN A. 3
: Daftar Nama Siswa Uji Coba Pre-test dan Post-test
LAMPIRAN A. 4
: Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol
LAMPIRAN A. 5
: Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen
LAMPIRAN A. 6
: Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
LAMPIRAN A. 7
: Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
LAMPIRAN A. 8
: Lembar Pengamatan Motivasi Belajar Siswa oleh observer
LAMPIRAN A. 9
: Lembar Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II
LAMPIRAN A. 10
:
LAMPIRAN A. 11
: Soal Pre-test
LAMPIRAN A. 12
: Kisi-kisi Soal Post-test
LAMPIRAN A. 13
: Soal Post-test
Kisi-kisi Soal Pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B LAMPIRAN B. 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II LAMPIRAN B. 1.a
: Pertemuan Pertama
LAMPIRAN B. 1.b
: Pertemuan Kedua
LAMPIRAN B. 1.c
: Pertemuan Ketiga
LAMPIRAN B.2. Hasil Belajar Siswa LAMPIRAN B. 2.a
: Pre-test Kelas Kontrol
LAMPIRAN B. 2.b
: Pre-test Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B. 2.c
: Post-test Kelas Kontrol
LAMPIRAN B. 2.d
: Post-test Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B. 3. Hasil Kuesioner Motivasi Siswa LAMPIRAN B. 3.a
: Kuesioner Sebelum Pembelajaran di Kelas Kontrol
LAMPIRAN B. 3.b
: Kuesioner Sebelum Pembelajaran di Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B. 3.c
: Kuesioner Setelah Pembelajaran di Kelas Kontrol
LAMPIRAN B. 3.d
: Kuesioner Setelah Pembelajaran di Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B. 4 . Hasil Pengamatan Motivasi oleh Observer LAMPIRAN B.4.a.
Pertemuan Pertama Kelas Kontrol
LAMPIRAN B.4.b.
Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B.4.c.
Pertemuan Kedua Kelas Kontrol
LAMPIRAN B.4.d.
Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen
LAMPIRAN B.4.e.
Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol
LAMPIRAN B.4.f.
Pertemuan Ketiga Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C LAMPIRAN C. 1
: Lembar Analisis Uji Validitas Pre-test
LAMPIRAN C. 2
: Lembar Analisis Uji Reliabilitas Pre-test
LAMPIRAN C. 3
: Lembar Analisis Uji Validitas Post-test
LAMPIRAN C. 4
: Lembar Analisis Uji Reliabilitas Post-test
LAMPIRAN C. 5
: Lembar Analisis Rata-rata Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen
LAMPIRAN C. 6
: Lembar Analisis Rata-rata Nilai Post-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen
LAMPIRAN C. 7
: Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Pre-test
LAMPIRAN C. 8
: Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Post-test
LAMPIRAN C. 9
: Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Nilai Pre-test
LAMPIRAN C. 10
: Lembar Analisis Perbedaan Rata-rata Nilai Post-test
LAMPIRAN C. 11
: Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
LAMPIRAN C. 12
: Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Setelah Pembelajaran
LAMPIRAN C. 13
: Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
LAMPIRAN C. 14
: Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Setelah Pembelajaran
LAMPIRAN C. 15
: Lembar Analisis Data Pengamatan Motivasi Oleh Observer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN D LAMPIRAN D. 1
:
Surat Ijin Penelitian
LAMPIRAN D. 2
:
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN D.3
:
Dokumentasi Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-1 LAMPIRAN A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Nama Sekolah
:
SMP Kanisius Sleman
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas
:
VIII B
Semester
:
1 (Satu)
Pokok Bahasan
:
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu
:
1 x 45 menit
Pertemuan ke
:
1 sampai 3
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
B.
Kompetensi Dasar
: 2.1.Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. 2.2.Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
C.
Indikator Pembelajaran 1.
Pertemuan Pertama 2.1.1.1 Menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
2.
Pertemuan Kedua 2.1.2.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-2 3.
Pertemuan Ketiga 2.2.3.1 Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
D.
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan.
2.
Siswa mampu menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
3.
Siswa mampu menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
4.
Siswa dapat membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
5.
Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan melalui latihan soal, pemberian tugas ataupun PR.
E.
Materi Ajar (terlampir) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, yaitu mengenai 1.
Mengingat persamaan linear satu variabel (PLSV).
2.
Mengingat persamaan linear dua variabel (PLDV)
3.
Mengenal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
4.
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
5.
Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
F. Metode Pembelajaran Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-3
G. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pertemuan Pertama (1x45 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan Apersepsi Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini. Kegiatan Inti
Alokasi Waktu 5 menit
Siswa menjawab salam, menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir. Siswa menyimak penjelasan guru.
5 menit
Siswa menyimak penjelasan guru.
35 menit
Eksplorasi Peserta didik diberikan Siswa menyimak penjelasan 15 menit stimulus berupa pemberian guru materi oleh guru mengenai perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) Elaborasi Guru memfasilitasi peserta Siswa mengkomunikasikan 10 menit didik melalui pemberian secara lisan mengenai tugas, diskusi, untuk perbedaan persamaan linear memunculkan gagasan baru dua variabel (PLDV) dan baik secara lisan maupun sistem persamaan linear dua tertulis. variabel (SPLDV) Evaluasi Guru memberikan soal-soal Siswa mengerjakan latihanlatihan. latihan soal yang diberikan oleh guru. Guru memberikan 10 menit kesempatan kepada siswa Siswa bertanya kepada guru untuk bertanya apabila ada apabila ada materi yang yang tidak dimengerti. belum jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-4 Penutup 2.
5 menit
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran. Guru memberi salam penutup.
Siswa bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran. Siswa membalas salam.
5 menit
Pertemuan Kedua (2x45 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan
Alokasi Waktu 5 menit
Apersepsi Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini. Kegiatan Inti
Siswa menjawab salam, menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir. Siswa menyimak penjelasan guru.
5 menit
80 menit
Eksplorasi Guru memberikan stimulus Siswa menyimak penjelasan 40 menit guru berupa pemberian materi cara menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan metode grafik, metode substitusi, dan metode eliminasi. Elaborasi Guru memfasilitasi siswa Siswa mengerjakan latihan- 25 menit latihan soal yang diberikan melalui pemberian tugas, oleh guru. diskusi sebagai pemahaman materi tentang menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV dengan metode grafik, metode substitusi, dan metode eliminasi. Evaluasi 15 menit Siswa bertanya kepada guru Guru memberikan apabila ada materi yang kesempatan kepada siswa belum jelas. untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Penutup 5 menit
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pelajaran. Guru memberi salam penutup.
Siswa bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran. Siswa membalas salam
5menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-5
3. Pertemuan Ketiga (2x45 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan
Waktu 5 menit
Apersepsi Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru memotivasi siswa dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini. Kegiatan Inti Eksplorasi Guru memberikan stimulus berupa pemberian materi mengenai cara membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
Alokasi
Siswa menjawab salam, 5 menit menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir. Siswa menyimak penjelasan guru. 80 menit Siswa mengkomunikasikan 30 menit secara lisan mengenai cara membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
Elaborasi Guru memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas, Siswa mengerjakan latihan- 35 menit latihan soal yang diberikan latihan-latihan soal yang oleh guru. berkaitan dengan masalah SPLDV dalam kehidupan sehari-hari, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Evaluasi Guru memberikan 15 menit kesempatan kepada siswa Siswa bertanya kepada guru apabila ada materi yang untuk bertanya apabila ada belum jelas. yang tidak dimengerti. Penutup 5 menit
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran.
Guru memberi salam penutup.
Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi pelajaran. Siswa membalas salam
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-6
H. Sumber Bahan 1.
Buku Matematka SMP Kelas VIII “Seribu Pena Matematika” oleh M. Cholik Adinawan dan Sugijono.2008, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hlm.69-88.
2.
Buku Matematka SMP Kelas VIII “Jelajah Matematika” oleh Ved Dudeja dan V.Madhavi .2014, Penerbit Yudhistira, Jakarta. Hlm.61-87.
I. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Spidol 2. White board 3. Penggaris J. Penilaian Hasil Belajar a.
Teknik Penilaian
: Tes
b.
Bentuk Instrumen
: Uraian pre-test (lampiran A.11) dan post-test (Lampiran A.13)
Mengetahui, Guru Bidang Studi
Yogyakarta, 9November 2015 Peneliti
A. Tatag Handaya Kurniawan, S.Pd.
Dionisia Retno Irnawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-7 LAMPIRAN A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A.
Nama Sekolah
:
SMP Kanisius Sleman
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas
:
VIII A
Semester
:
1 (Satu)
Materi Pokok
:
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu
:
5x45 menit
Pertemuan ke
:
1 sampai 3
Standar Kompetensi : 2.Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
B.
Kompetensi Dasar
: 2.1.Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel. 2.2.Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
C.
Indikator Pembelajaran: 1.
Pertemuan Pertama 2.1.1.1 Menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)
2.
Pertemuan Kedua 2.1.2.1 Menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-8
3.
Pertemuan Ketiga 2.2.3.1 Membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
D.
Tujuan Pembelajaran 1.
:
Siswa dapat lebih percaya diri dalam mengungkapkan pendapat, saling mendengarkan pendapat orang lain dalam diskusi kelompok.
2.
Siswa dapat berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang diberikan.
3.
Siswa mampu menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
4.
Siswa mampu menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
5.
Siswa dapat membuat model matematika dari permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
6.
Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan melalui latihan soal, pemberian tugas ataupun PR.
E.
Materi Ajar (terlampir) Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, yaitu mengenai 1.
Mengingat persamaan linear satu variabel (PLSV).
2.
Mengenal persamaan linear dua variabel (PLDV)
3.
Mengenal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
4.
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dengan metode grafik, metode substitusi dan metode eliminasi.
5.
Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
F. Metode Pembelajaran 1.
Model : Kooperatif tipe Jigsaw II .
2.
Metode : Diskusi kelompok, pemberian tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-9
G. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama (2x45 menit) Kegiatan Guru Pendahuluan Mempersiapkan siswa Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.
Waktu 10 menit
Siswa menjawab salam, menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir. Siswa menyimak penjelasan guru. Siswa menyimak penjelasan guru.
Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam kelompok Guru menyampaikan pendahuluan terkait materi sistem persamaan linear dua variabel. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal yang terdiri atas 5 siswa Guru menjelaskan materi pembelajaran secara umum. Guru mengarahkan siswa untuk berbagi tugas menjadi anggota kelompok ahli dalam setiap kelompok asal.
Alokasi
Kegiatan Siswa
2 menit
5 menit 3 menit
70 menit
Siswa mendengarkan penjelasan guru
5
menit
Siswa membentuk kelompok asal sesuai arahan guru
5 menit
Siswa menyimak penjelasan 25 menit guru. Siswa berbagi tugas menjadi anggota kelompok ahli di kelompoknya masing-masing.
Membimbing dalam diskusi kelompok . Guru membagi tugas (sub Siswa menerima tugas (sub bab) bagi masing-masing bab) dari guru. kelompok ahli. Kelompok ahli 1: Membahas pengertian persamaan linear dua variabel dan pengertian sistem persaman linear dua variabel. Kelompok ahli 2: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-10
grafik. Kelompok ahli 3: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi. Kelompok ahli 4: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi. Kelompok ahli 5: Membahas SPLDV dalam kehidupan sehari-hari. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab/tugas yang telah diberikan. Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Guru menyampaikan kepada siswa agar di rumah, siswa mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli, karena pada pertemuan berikutnya siswa akan kembali pada kelompok asal dan menjelaskan subbab materi tersebut. Guru memberi salam penutup.
2.
Pertemuan Kedua (1x45 menit)
Kegiatan Guru
Siswa bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
10 menit
10 menit
Siswa menyimak penjelasan guru.
Siswa membalas salam.
Alokasi
Kegiatan Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan siswa Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan agenda pembelajaran pada pertemuan ini adalah berdiskusi dalam kelompok ahli.
30 memit
Waktu 7
Siswa menjawab salam, menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir. Siswa menyimak penjelasan guru.
menit
2 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-11
Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam kelompok Guru mengarahkan siswa untuk berkumpul dalam kelompok asal. Membimbing dalam diskusi kelompok . Guru memberikan kesempatan kepada kelompok asal untuk mendiskusikan hasil diskusi pada kelompok ahli yang membahas sub bab/tugas yang telah diberikan. Penutup
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Guru memberikan PR (pekerjaan rumah) agar siswa mempelajari kembali materi yang telah didiskusikan dalam kelompok asal. Guru memberi salam penutup.
30 menit
Siswa berkumpul dalam kelompok asal.
Siswa berdiskusi dalam kelompok asal.
5 menit
25 menit
8 menit
Siswa bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
4 menit
Siswa menyimak tugas yang diberikan. Siswa membalas salam.
4menit
3. Pertemuan Ketiga (2x45 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Pendahuluan Mempersiapkan siswa Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan agenda pembelajaran pada pertemuan ini adalah presentasi hasil diskusi dalam kelompok asal pada pertemuan kemarin.
Alokasi Waktu 7 menit
Siswa menjawab salam, menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir. Siswa menyimak penjelasan guru.
2 menit
5 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-12
Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam kelompok Guru mengarahkan siswa untuk berkumpul dalam kelompok asal.
75 menit
Siswa berkumpul dalam kelompok asal.
Membimbing dalam diskusi kelompok . Siswa mempresentasikan hasil diskusi tentang materi Guru memberikan SPLDV. kesempatan kepada kelompok asal untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang materi SPLDV. Siswa berdiskusi dalam Guru memberikan latihan kelompok asal. soal dalam LKS (Lembar Kerja Siswa) dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dalam kelompok asal untuk menyelesaikan soal-soal pada LKS. Penutup Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Guru menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari semua materi mengenai SPLDV , karena pada pertemuan berikut akan diadakan post-test. Guru memberi salam penutup.
5 menit
50 menit
20 menit
8 menit
Siswa bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
4menit
Siswa menyimak penjelasan guru
4 menit
Siswa membalas salam.
H. Sumber Bahan 1.
Buku Matematka SMP Kelas VIII “Seribu Pena Matematika” oleh M. Cholik Adinawan dan Sugijono.2008, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hlm.69-88.
2.
Buku Matematka SMP Kelas VIII “Jelajah Matematika” oleh Ved Dudeja dan V.Madhavi .2014, Penerbit Yudhistira, Jakarta. Hlm.61-87.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-13
I. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Spidol 2. White board 3. Penggaris J. Penilaian Hasil Belajar a.
Teknik Penilaian
: Tes
b.
Bentuk Instrumen
: Uraian pre-test (lampiran A.11) dan post-test (Lampiran A.13)
Mengetahui,
Yogyakarta, 9November 2015
Guru Bidang Studi
Peneliti
A. Tatag Handaya Kurniawan, S.Pd.
Dionisia Retno Irnawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-14
LAMPIRAN A. 3. Daftar Nama Siswa Uji Coba Pre-test dan Post-test
NO
Nama
Kode Siswa
1
Agatha Meylinda Novitasari
S1
2
Ajeng Dwi Lestari
S2
3
Aluysia Putri Larasati
S3
4
Antonius Eko Yunianto
S4
5
Adityas Dewi Wardani
S5
6
Brigitta Jessi Natasya Adriani
S6
7
Bryan Rama Putra
S7
8
Christiana Alphany Enggar Lestari
S8
9
Emmanuel Budi Prasetya
S9
10
Filipus Rio Pangestu
S10
11
Fransisca Dhita Lestari
S11
12
Fransisca Ayu Puspitasari
S12
13
Ignasia Sekar Kinasih
S13
14
Marlinda Suryadini
S14
15
Nikolaus Krisma Restu Aji
S15
16
Ryan Tegar Wibowo
S16
17
Ratista Dwi Septiningsih
S17
18
Stevanus Dwi Parwanto
S18
19
Sheera Prajitna Mutiara Lestari
S19
20
Surya Tri Dharmawan
S20
21
Wahyu Pratama
S21
22
Yohanes Untung Setyo Nugroho
S22
23
Yuda Pratama
S23
24
S24
26
Yustinus Andro Sulistyo Christian Israel Yulyan Balumbun Abram Viona Angelique
27
Dian Putri Simarmata
S27
25
S25 S26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-15
LAMPIRAN A. 4 . Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol No. Absen Siswa 1
Nama Siswa Aloysia Ratri Septiana Hapsari
2
Aditya Kumara
3
Benedictus Galih Widiyanto
4
Florentina Diana Nugraheni Pertiwi
5
Fransisca Ika Novitasari
6
Ignatius Wahyu Baskara Jati
7
J.Kristianto Aji Padmanaba
8
Kristoforus Prihantono Yudha C.
9
Krisna Yuan Alvarrel
10
Michael Raka Mas Prabu Cahya W
11
MM.Melliana RS
12
Monica Valencia Joseph Sugiyanto
13
Maria Diva Restuningtyas Maximilliana Andre Prasetya Admaja
14 15
M.Raul Vicky Andriawan
16
Oscar Emanuel Prapaska
17
Ragil Putri Sulistianingreni
18
Rahmad Yuli Suprasetyo
19
Thomas Ardiyanto
20
Lusiana Yunitasari
21
Wenny Cahyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-16
LAMPIRAN A. 5 . Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen
No. Absen Siswa 1
Nama Siswa Agnes Shella Rusmawati
2
Adelia EkaPramudhita
3
Agnes Febriana Triwidyastuti
4
Bonifasius Aditiyo Darma Putra
5
Devi Septiyani
6
Dyah Cempaka
7
Dominikus Brahmadita Eka Wijaya
8
Gusti Lantika Purnomo Putra
9
Gaudensius Claudius Kantamonang
10
Ignatius Ardian Saragih
11
Indah Margaretha Malau
12
Katarina Kumala Jati Sukmawati
13
Leonardus Gilar Widyatama
14
Muhammad Charel Krisnanendra
15
Nicolas Harya Wicaksana
16
Philipus Putra Meisias Adi Kuswara
17
Raditya Luthfi Oktava
18
Tesalonika Novia Lara Dutta
19
Vivi Widyawati
20
Yohanes Boby Wijanarko
21
Yohanes Rivo Yunito
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-17
LAMPIRAN A. 6. Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa
KISI-KISI KUESIONER PENGUKUR MOTIVASI BELAJAR SISWA Alokasi Waktu: 10 menit Jumlah Pernyataan: 20 Pernyataan
No
Aspek
1
Minat
2
Perhatian
3
Konsentrasi
4
Ketekunan
5
Keantusiasan
No Item Pernyataan Pernyataan Pernyatan Positif Negatif Saya senang dan tertarik 1 belajar matematika. Saya terdorong untuk 6 mempelajari kembali di rumah tentang materi mata pelajaran matematika yang diberikan guru di kelas. Saya selalu memberikan 14 perhatian penuh ketika mengikuti mata pelajaran matematika. Saya mengobrol dengan 5 teman ketika saya bosan belajar matematika. Saya sering mengantuk 19 ketika belajar matematika. Saya mengikuti langkah4 langkah pembelajaran sesuai dengan perintah guru. Saya tidak berkonsentrasi 13 dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Saya mencatat hal-hal 15 yang dianggap penting. Saya merasa terbebani 20 ketika diberikan tugas oleh guru. Saya berani mengajukan 3 pertanyaan kepada guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-18
6
7
8
Keterlibatan
Rasa ingin tahu
Berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan
ketika ada materi yang belum jelas. Saya lebih senang belajar matematika secara individu daripada berkelompok. Saya bersemangat mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Saya aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam memahami materi yang belum jelas. Saya maju ke depan kelas ketika guru meminta saya mempresentasikan materi atau mengerjakan soal di depan kelas. Saya berani mengemukakan ide dan pendapat saya di depan teman-teman di kelas. Saya berani bertanya kepada guru atau teman, jika ada materi yang kurang dipahami. Saya lebih baik diam bila ada materi yang kurang dipahami. Saya mencari informasi dalam buku referensi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Saya merasa tertantang dan tidak putus asa dalam mengerjakan soal-soal matematika. Saya enggan dan cepat menyerah ketika mengerjakan soal yang susah diselesaikan.
7
12 16
8
2
9
17 11
18
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-19
LAMPIRAN A. 7. Kuesioner Motivasi Belajar Siswa KUESIONER PENGUKUR MOTIVASI BELAJAR SISWA Nama
:
Kelas
:
No. Absen
:
Petunjuk: 1. Pilihlah salah satu jawaban dari lima alternatif jawaban pada setiap pernyataan yang sesuai dengan yang anda alami. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom pernyataan-pernyataan yang telah tersedia. Keterangan: SS : Sangat Setuju S : Setuju R : Ragu-ragu TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No
Pernyataan
1
Saya senang dan tertarik belajar matematika.
2
Saya berani mengemukakan ide dan pendapat saya di depan teman-teman di kelas.
3
Saya berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika ada materi yang belum jelas.
4
Saya mengikuti langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan perintah guru.
5
Saya mengobrol dengan teman ketika saya bosan belajar matematika.
6
Saya terdorong untuk mempelajari kembali di rumah tentang materi mata pelajaran matematika yang diberikan guru di kelas. Saya lebih senang belajar matematika secara individu daripada berkelompok.
7
SS
S
R TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-20
8 9
Saya maju ke depan kelas ketika guru meminta saya mempresentasikan materi atau mengerjakan soal di depan kelas. Saya berani bertanya kepada guru atau teman, jika ada materi yang kurang dipahami.
10
Saya enggan dan cepat menyerah ketika mengerjakan soal yang susah diselesaikan.
11
Saya mencari informasi dalam buku referensi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
12
Saya bersemangat mengikuti pembelajaran matematika di kelas.
13
Saya tidak berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas.
14
Saya selalu memberikan perhatian penuh ketika mengikuti mata pelajaran matematika.
15
Saya mencatat hal-hal yang dianggap penting.
16
Saya aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam memahami materi yang belum jelas.
17
Saya lebih baik diam bila ada materi yang kurang dipahami.
18
Saya merasa tertantang dan tidak putus asa dalam mengerjakan soal-soal matematika.
19
Saya sering mengantuk ketika belajar matematika.
20
Saya merasa terbebani ketika diberikan tugas oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-21
LAMPIRAN A. 8. Lembar Pengamatan Motivasi Belajar Siswa oleh observer LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA Sekolah/Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Nama Guru
:
Nama Observer I
:
Pertemuan
:
Petunjuk: 1. Berilah skor pada setiap pernyataan yang sesuai dengan keadaan siswa ketika mengikuti pembelajaran. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom pernyataan-pernyataan yang telah tersedia. Keterangan: 5 : Sangat Setuju 4 : Setuju 3 : Ragu-ragu 2 : Tidak Setuju 1 : Sangat Tidak Setuju No
Aspek
1
Minat
2
Perhatian
Item Observasi Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran yang diberikan. Siswa memberikan perhatian penuh ketika mengikuti mata pelajaran matematika. Siswa tidak mengobrol dengan teman ketika belajar matematika.
Siswa 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-22
3 4 5
6
7
8
Siswa terlihat tidak mengantuk ketika belajar matematika. Siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran Konsentrasi sesuai dengan perintah guru. Siswa terlihat mencatat hal-hal yang dianggap Ketekunan penting. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika ada materi yang belum jelas. Keantusiasan Siswa terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Siswa terlibat aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam memahami materi maupun menyelesaikan soal latihan Keterlibatan Siswa bersedia maju ke depan kelas ketika guru meminta mempresentasikan materi atau mengerjakan soal di depan kelas. Rasa ingin Siswa berani bertanya kepada guru atau teman, jika tahu ada materi yang kurang dipahami. Berusaha mencoba dan Siswa tidak mudah putus asa dalam mengerjakan aktif soal-soal matematika. mengatasi tantangan Observer,
(..................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-23
LEMBAR OBSERVASI MOTIVASI BELAJAR SISWA Sekolah/Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Nama Guru
:
Nama Observer II
:
Pertemuan
:
Petunjuk: 1. Berilah skor pada setiap pernyataan yang sesuai dengan keadaan siswa ketika mengikuti pembelajaran. 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom pernyataan-pernyataan yang telah tersedia. Keterangan: 5 4 3 2 1 No
: Sangat Setuju : Setuju : Ragu-ragu : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Aspek
1
Minat
2
Perhatian
Item Observasi Siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran yang diberikan. Siswa memberikan perhatian penuh ketika mengikuti mata pelajaran matematika. Siswa tidak mengobrol dengan teman ketika belajar matematika. Siswa terlihat tidak mengantuk ketika belajar
Siswa 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-24
matematika. 3
Konsentrasi
4
Ketekunan
5
Keantusiasan
6
Keterlibatan
7
8
Rasa ingin tahu Berusaha mencoba dan aktif mengatasi tantangan
Siswa mengikuti langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan perintah guru. Siswa terlihat mencatat hal-hal yang dianggap penting. Siswa berani mengajukan pertanyaan kepada guru ketika ada materi yang belum jelas. Siswa terlihat bersemangat mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Siswa terlibat aktif berdiskusi dan bekerjasama dalam memahami materi maupun menyelesaikan soal latihan Siswa bersedia maju ke depan kelas ketika guru meminta mempresentasikan materi atau mengerjakan soal di depan kelas. Siswa berani bertanya kepada guru atau teman, jika ada materi yang kurang dipahami. Siswa tidak mudah putus asa dalam mengerjakan soal-soal matematika.
Observer,
(..................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-25
LAMPIRAN A. 9. Lembar Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II LEMBAR PENGAMATAN Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Sekolah/Kelas : Hari/Tanggal
:
Nama Guru
:
Nama Observer
:
Pertemuan
: I (Pertama)
Waktu
: 1 × 45 menit
Petunjuk : Beri tanda check list (√) yang tepat pada kolom keterlaksanaan untuk menunjukkan keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II dalam proses pembelajaran matematika. Aspek Keterlaksanaan
Pendahuluan
Kegiatan Guru Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan.
Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam kelompok
Guru menyampaikan pendahuluan terkait materi sistem persamaan linear dua variabel. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal yang terdiri atas 5 siswa Guru menjelaskan materi pembelajaran secara umum. Guru mengarahkan siswa untuk berbagi tugas menjadi anggota kelompok ahli dalam setiap kelompok asal.
Keterlaksanaan Iya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-26
Guru membagi tugas (sub bab) bagi masing-masing kelompok ahli. Kelompok ahli 1: Membahas pengertian persamaan linear dua variabel dan pengertian sistem persaman linear dua variabel. Kelompok ahli 2: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode grafik. Kelompok ahli 3: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi. Kelompok ahli 4: Membahas Penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi. Kelompok ahli 5:
Penutup
Membahas SPLDV dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab/tugas yang telah diberikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti. Guru menyampaikan kepada siswa agar di rumah, siswa mempelajari kembali materi yang telah dipelajari dalam kelompok ahli, karena pada pertemuan berikutnya siswa akan kembali pada kelompok asal dan menjelaskan subbab materi tersebut. Guru memberi salam penutup. Observer,
(.................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-27
LEMBAR PENGAMATAN Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Sekolah/Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Nama Guru
:
Nama Observer
:
Pertemuan
: II (Kedua)
Waktu
: 1 × 45 menit
Petunjuk : Beri tanda check list (√) yang tepat pada kolom keterlaksanaan untuk menunjukkan keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II dalam proses pembelajaran matematika. Aspek
Kegiatan Guru
Keterlaksanaan
Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan Pendahuluan
memeriksa kehadiran siswa. Guru menyampaikan agenda pembelajaran pada pertemuan ini adalah berdiskusi dalam kelompok ahli.
Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam kelompok Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk berkumpul dalam kelompok asal. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok asal untuk mendiskusikan hasil diskusi pada kelompok ahli yang membahas sub bab/tugas yang telah diberikan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada
Keterlaksanaan Iya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-28
yang tidak dimengerti. Guru memberikan PR (pekerjaan rumah) agar siswa mempelajari kembali materi yang telah didiskusikan dalam kelompok asal. Guru memberi salam penutup.
Observer,
(.................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-29
LEMBAR PENGAMATAN Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Sekolah/Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Nama Guru
:
Nama Observer
:
Pertemuan
: III (Ketiga)
Waktu
: 2 × 45 menit
Petunjuk : Beri tanda check list (√) yang tepat pada kolom keterlaksanaan untuk menunjukkan keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II dalam proses pembelajaran matematika. Aspek
Kegiatan Guru
Keterlaksanaan
Guru mengucapkan salam, melihat kesiapan siswa untuk belajar, dan memeriksa kehadiran siswa. Pendahuluan
Guru menyampaikan agenda pembelajaran pada pertemuan ini adalah presentasi hasil diskusi dalam kelompok asal pada pertemuan kemarin.
Kegiatan Inti Mengorganisasikan siswa dalam
Guru mengarahkan siswa untuk berkumpul dalam kelompok asal. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok asal untuk
Keterlaksanaan Iya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-30
kelompok
mempresentasikan hasil diskusi tentang materi SPLDV. Guru memberikan latihan soal dalam LKS (Lembar Kerja Siswa) dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dalam kelompok asal untuk menyelesaikan soal-soal pada LKS. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
Penutup
Guru menyampaikan kepada siswa untuk mempelajari semua materi mengenai SPLDV , karena pada pertemuan berikut akan diadakan post-test. Guru memberi salam penutup.
Observer,
(.................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-31
LAMPIRAN A. 10. Kisi-kisi Soal Pre-test
KISI-KISI SOAL PRE TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester : VIII/Gasal Materi
: Persamaan Garis Lurus dan Persamaan Linear Satu
variabel. Kompetensi dasar: 1.
Menentukan persamaan garis lurus dan menggambarkan grafik persamaan garis lurus.
2.
Menerapkan operasi aljabar dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel.
Alokasi Waktu
: 45 menit Jumlah Soal
: 5 soal
Tabel Kisi-kisi Soal Pre-test
NO 1
2
Indikator Pembelajaran Siswa memahami tentang bentuk aljabar dan konsep persamaan linear satu variabel.
Indikator Pemahaman Indikator Soal Konsep Siswa mampu Tentukan nilai x dari menentukan nilai suatu persamaan linear satu variabel variabel dari persamaan berikut ini: linear satu variabel a. 3 − 3 = 12 b. 6 − 5 = 2 + 11
Siswa memahami Siswa mampu Diketahui suatu persamaan konsep awal menyatakan suatu 3 − 2 = 4. persamaan linear dua persamaan linear dua a. Nyatakanlah dalam variable variabel dalam variabel variabel ! tertentu b. Nyatakanlah dalam variabel !
No. Soal 1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-32
3
Siswa memahami konsep persamaan garis lurus melalui grafik cartesius.
Siswa mampu membuat persamaan garis lurus dalam diagram cartesius dari suatu persamaan linear.
Gambarkan persamaan garis pada diagram cartesius dari persamaan berikut! a. 3 + = 6 b. + = 4
3
4
Siswa memahami konsep persamaan garis lurus dan konsep awal sistem persamaan linear dua variabel.
Siswa mampu Diketahui persamaan3 + = menggambar grafik dari 6 + = 4. dua persamaan garis a. Gambarlah grafik lurus dan menentukan kedua persamaan titik potong dari kedua tersebut pada diagram garis tersebut. cartesius yang sama! b. Apakah kedua grafik tersebut memiliki titik potong? Jika ya, tentukan titik potong kedua grafik tersebut!
4
5
Siswa memahami bentuk aljabar dan penalaran dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep awal sistem persamaan linear dua variabel
Anna membeli 5 buku dan 3 pulpen seharga Rp. 70.000,00. Jika harga 1 buku Rp. 8.000,00, tentukan harga 1 pulpen!
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-33
LAMPIRAN A. 11. Soal Pre-test SOAL PRE TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Alokasi waktu
: 45 menit
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar! 1. Tentukan nilai x dari persamaan linear satu variabel berikut ini: a. 3 − 3 = 12
b. 6 − 5 = 2 + 11
2. Diketahui suatu persamaan 3 + 2 = 4. a. Nyatakanlah
dalam variabel
!
b. Nyatakanlah
dalam variabel
!
3. Gambarkan persamaan garis pada diagram cartesius dari persamaan berikut! a. 3 + b.
+
=6
=4
4. Diketahui persamaan 3 +
=6
+
= 4.
a. Gambarlah grafik kedua persamaan tersebut pada diagram cartesius yang sama! b. Apakah kedua grafik tersebut memiliki titik potong? Jika ya, tentukan titik potong kedua grafik tersebut!
5. Anna membeli 5 buku dan 3 pensil seharga Rp. 70.000,00. Jika harga 1 buku Rp. 8.000,00, maka harga 1 pensil adalah....
☺ Good Luck ☺
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-34
LAMPIRAN A. 12. Kisi-kisi Soal Post-test KISI-KISI SOAL POST TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: VIII/Gasal
Materi
: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kompetensi dasar : 1. Mendeskripsikan konsep persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan linier dua variabel. 2. Menerapkan berbagai strategi yang efektif dalam menentukan himpunan penyelesaiannya serta memeriksa kebenaran jawabannya dalam pemecahan masalah matematika. Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
: 5 soal Tabel Kisi-kisi Soal Post-test
NO 1
2
Indikator Pembelajaran Siswa memahami tentang sistem persamaan linear dua variabel. Siswa memahami bentuk aljabar dan penalaran dalam kehidupan seharihari.
Indikator Pemahaman Konsep Siswa mampu menentukan nilai variabel dari sistem persamaan linear dua variabel. Siswa mampu menentukan nilai himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel.
Indikator Soal Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 3 + 2 = 17 5 −2 = 7 Pada sebuah toko alat tulis , Litta dan Dewi membeli buku tulis dan buku berpetak dengan merk yang sama. Litta membeli 6 buku tulis dan 10 buku berpetak dengan harga . 84.000,00 , sedangkan Dewi membeli 10 buku tulis dan 5 buku berpetak dengan harga . 70.000,00 . Pada waktu yang sama Sinta juga ingin membeli 2 buku tulis dan 2 buku berpetak. Berapakah uang yang harus dibayarkan
No. Soal 1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-35
3
Siswa mampu menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Siswa mampu membuat dan menyelesaian model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel.
Sinta untuk membayar barang tersebut? Di kelas VIII SMP Tunas Bangsa terdapat 42 siswa. Diketahui banyak siswa lakilaki empat kurangnya daripada siswa perempuan. Tentukan banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII tersebut!
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-36
LAMPIRAN A. 13. Soal Post-test SOAL POST TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Materi
: Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi waktu
: 45 menit
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan
3 + 2 = 17 ! 5 −2 =7
2. Pada sebuah toko alat tulis , Litta dan Dewi membeli buku tulis dan buku berpetak dengan merk yang sama. Litta membeli 6 buku tulis dan 10 buku berpetak dengan harga
. 84.000,00 , sedangkan Dewi membeli 10 buku tulis dan 5 buku berpetak
dengan harga
. 70.000,00 . Pada waktu yang sama Sinta juga ingin membeli 2
buku tulis dan 2 buku berpetak. Berapakah uang yang harus dibayarkan Sinta untuk membayar barang tersebut? 3. Di kelas VIII SMP Tunas Bangsa terdapat 42 siswa. Diketahui banyak siswa laki-laki empat kurangnya daripada siswa perempuan. Tentukan bnayaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelas VIII tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-37
LAMPIRAN B. 1.a. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Pertemuan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-41
LAMPIRAN B. 1.b. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-45
LAMPIRAN B. 1.c. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw II Pertemuan Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-49
LAMPIRAN B. 2.a. Pre-test Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-52
LAMPIRAN B. 2.b. Pre-test Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-55
LAMPIRAN B. 2.c. Post-test Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-58
LAMPIRAN B. 2.d. Post-test Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-61
LAMPIRAN B. 3.a. Kuesioner Sebelum Pembelajaran di Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-65
LAMPIRAN B. 3.b. Kuesioner Sebelum Pembelajaran di Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-69
LAMPIRAN B. 3.c. Kuesioner Setelah Pembelajaran di Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-73
LAMPIRAN B. 3.d. Kuesioner Setelah Pembelajaran di Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-77
LAMPIRAN B.4.a. Pertemuan Pertama Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-81
LAMPIRAN B.4.b. Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-85
LAMPIRAN B.4.c. Pertemuan Kedua Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-89
LAMPIRAN B.4.d. Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-93
LAMPIRAN B.4.e. Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-97
LAMPIRAN B.4.f. Pertemuan Ketiga Kelas Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-101
LAMPIRAN C. 1. Analisis Uji Validitas Pre-test Correlations soal1 soal1
Pearson Correlation
soal2 1
.722
.337
.656
.560
.004
27
27
27
27
27
27
Pearson Correlation
.072
1
.132
-.071
.140
.420
Sig. (2-tailed)
.722
.511
.726
.486
.029 27
*
27
27
27
27
27
Pearson Correlation
.192
.132
1
.373
.076
Sig. (2-tailed)
.337
.511
.055
.706
.000
27
27
27
27
27
27
Pearson Correlation
.090
-.071
.373
1
.274
Sig. (2-tailed)
.656
.726
.055
27
27
27
Pearson Correlation
.117
.140
Sig. (2-tailed)
.560 27
N
N skor
.533
**
.117
N
soal5
skor
.090
N
soal4
soal5
.192
N
soal3
soal4
.072
Sig. (2-tailed)
soal2
soal3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.533
**
**
.001
27
27
27
.076
.274
1
.486
.706
.167
27
27
27
.420
*
.630
**
.583
**
.618
**
.001 27
27
**
1
.618
.029
.000
.001
.001
27
27
27
27
27
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.583
**
.167
.004
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.630
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-102
LAMPIRAN C. 2. Analisis Uji Reliabilitas Pre-test Case Processing Summary
N Cases
Valid
Reliability Statistics
% 27
100.0 Cronbach's Alpha
a
Excluded Total
0
.0
27
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
.451
N of Items 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-103
LAMPIRAN C. 3. Analisis Uji Validitas Post-test Correlations soal1 soal1
soal2
*
.343
.155
.013
.118
.000
26
26
26
26
26
Pearson Correlation
.314
1
.335
.439
Sig. (2-tailed)
.155
.128
.041
.001 26
N
1
skor
26
26
26
1
.453
.521
*
.335
Sig. (2-tailed)
.013
.128
26
26
Pearson Correlation
.343
.439
Sig. (2-tailed)
.118
.041
.034
26
26
26
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
*
26
Pearson Correlation
N soal4
skor
.521
N
soal3
soal4
.314
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
soal2
soal3
.759
**
.651
*
**
*
.788
**
**
.000
26
26
26
*
1
.453
.788
**
.762
**
.000 26
26
**
1
.762
.001
.000
.000
26
26
26
26
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.651
**
.034
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.759
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-104
LAMPIRAN C. 4 . Analisis Uji Reliabilitas Post-test
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 26
100.0
0
.0
26
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .724
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-105
LAMPIRAN C. 5. Lembar Analisis Rata-rata Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Nomor Nomor Nilai Nilai Absen Absen 85 80 1 1 33 45 2 2 80 78 3 3 88 50 4 4 60 73 5 5 70 65 6 6 90 75 7 7 73 78 8 8 70 60 9 9 60 76 10 10 58 75 11 11 73 50 12 12 90 76 13 13 60 71 14 14 75 68 15 15 53 78 16 16 83 75 17 17 53 68 18 18 65 68 19 19 91 73 20 20 45 68 21 21 Total 1455 Total 1450 Rata69,29 Rata-rata 69,05 rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-106
LAMPIRAN C. 6. Lembar Analisis Rata-rata Nilai Post-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Nomor Nomor Nilai Nilai Absen Absen 60 100 1 1 76 60 2 2 70 70 3 3 56 70 4 4 70 74 5 5 60 70 6 6 50 76 7 7 50 70 8 8 64 100 9 9 70 66 10 10 80 76 11 11 68 60 12 12 66 70 13 13 50 70 14 14 60 70 15 15 70 66 16 16 60 70 17 17 76 70 18 18 70 70 19 19 100 76 20 20 70 70 21 21 Total 1396 Total 1524 RataRata66,4762 72,5714 rata rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-107
LAMPIRAN C. 7 . Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Pre-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre_Test_Kelas_ Post_Test_Kelas Kontrol N
_Eksperimen 21
21
69.2857
69.0476
16.01918
10.01237
Absolute
.100
.220
Positive
.100
.138
Negative
-.090
-.220
Kolmogorov-Smirnov Z
.458
1.009
Asymp. Sig. (2-tailed)
.985
.260
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-108
LAMPIRAN C. 8. Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Post-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KelasEksperime KelasKontrol N
n
21
21
66.4762
72.5714
11.53958
10.04277
Absolute
.190
.315
Positive
.190
.315
Negative
-.097
-.208
Kolmogorov-Smirnov Z
.869
1.445
Asymp. Sig. (2-tailed)
.437
.031
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-109
LAMPIRAN C. 9. Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Nilai Pre-test
Group Statistics KELAS NILAI
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
21
70.5714
13.90529
3.03438
Kelas Eksperimen
21
69.0476
10.01237
2.18488
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F NILA Equal variances I
3.840
Sig.
t
.057
.408
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
40
.686
1.52381
3.73914 -6.03328
9.08090
.408 36.345
.686
1.52381
3.73914 -6.05702
9.10464
assumed Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-110
LAMPIRAN C. 10. Lembar Analisis Perbedaan Rata-rata Nilai Post-test
Mann-Whitney Test
Ranks KELAS NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1.00
21
17.86
375.00
2.00
21
25.14
528.00
Total
42
Test Statistics
a
NILAI Mann-Whitney U
144.000
Wilcoxon W
375.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KELAS
-1.997 .046
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-111
LAMPIRAN C. 11. Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KelasEksperime KelasKontrol N
n
21
21
Mean
67.0952
67.5714
Std. Deviation
7.89243
7.18033
Absolute
.129
.114
Positive
.129
.114
Negative
-.092
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
.590
.524
Asymp. Sig. (2-tailed)
.877
.946
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-112
LAMPIRAN C. 12. Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Setelah Pembelajaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KelasEksperime KelasKontrol N
n
21
21
Mean
66.4286
71.2857
Std. Deviation
8.21932
6.92201
Absolute
.187
.153
Positive
.187
.153
Negative
-.146
-.079
Kolmogorov-Smirnov Z
.856
.702
Asymp. Sig. (2-tailed)
.457
.708
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-113
LAMPIRAN C. 13. Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
Group Statistics KELAS SKOR
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
21
67.0952
7.89243
1.72227
Kelas Eksperimen
20
68.0000
7.08594
1.58446
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
SKOR Equal
F
Sig.
t
.137
.713 -.386
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
39
.702
-.90476
2.34654 -5.65108
3.84156
-.387 38.871
.702
-.90476
2.34024 -5.63885
3.82933
variance s assumed Equal variance s not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-114
LAMPIRAN C. 14. Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
Group Statistics KELAS SKOR
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
21
66.4286
8.21932
1.79360
Kelas Eksperimen
20
71.5000
7.03001
1.57196
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F SKOR
Equal
.003
Sig. .960
t -2.118
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
39
.040
-5.07143
2.39423
-9.91422
-.22864
-2.126 38.570
.040
-5.07143
2.38497
-9.89719
-.24566
variances assumed Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-115
LAMPIRAN C. 15. Lembar Analisis Data Pengamatan Motivasi Oleh Observer
Mann-Whitney Test Ranks KELAS NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kelas Kontrol
21
20.05
421.00
Kelas Eksperimen
21
22.95
482.00
Total
42
Test Statistics
a
NILAI Mann-Whitney U
190.000
Wilcoxon W
421.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KELAS
-.768 .442
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-101
LAMPIRAN C. 4 . Analisis Uji Reliabilitas Post-test
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 26
100.0
0
.0
26
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .724
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-102
LAMPIRAN C. 5. Lembar Analisis Rata-rata Nilai Pre-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Nomor Nomor Nilai Nilai Absen Absen 85 80 1 1 33 45 2 2 80 78 3 3 88 50 4 4 60 73 5 5 70 65 6 6 90 75 7 7 73 78 8 8 70 60 9 9 60 76 10 10 58 75 11 11 73 50 12 12 90 76 13 13 60 71 14 14 75 68 15 15 53 78 16 16 83 75 17 17 53 68 18 18 65 68 19 19 91 73 20 20 45 68 21 21 Total 1455 Total 1450 Rata69,29 Rata-rata 69,05 rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-103
LAMPIRAN C. 6. Lembar Analisis Rata-rata Nilai Post-test Kelas Kontrol dan kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Nomor Nomor Nilai Nilai Absen Absen 60 100 1 1 76 60 2 2 70 70 3 3 56 70 4 4 70 74 5 5 60 70 6 6 50 76 7 7 50 70 8 8 64 100 9 9 70 66 10 10 80 76 11 11 68 60 12 12 66 70 13 13 50 70 14 14 60 70 15 15 70 66 16 16 60 70 17 17 76 70 18 18 70 70 19 19 100 76 20 20 70 70 21 21 Total 1396 Total 1524 RataRata66,4762 72,5714 rata rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-104
LAMPIRAN C. 7 . Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Pre-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pre_Test_Kelas_ Post_Test_Kelas Kontrol N
_Eksperimen 21
21
69.2857
69.0476
16.01918
10.01237
Absolute
.100
.220
Positive
.100
.138
Negative
-.090
-.220
Kolmogorov-Smirnov Z
.458
1.009
Asymp. Sig. (2-tailed)
.985
.260
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-105
LAMPIRAN C. 8. Lembar Analisis Uji Normalitas Nilai Post-test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KelasEksperime KelasKontrol N
n
21
21
66.4762
72.5714
11.53958
10.04277
Absolute
.190
.315
Positive
.190
.315
Negative
-.097
-.208
Kolmogorov-Smirnov Z
.869
1.445
Asymp. Sig. (2-tailed)
.437
.031
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-106
LAMPIRAN C. 9. Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Nilai Pre-test
Group Statistics KELAS NILAI
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
21
70.5714
13.90529
3.03438
Kelas Eksperimen
21
69.0476
10.01237
2.18488
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F NILA Equal variances I
3.840
Sig.
t
.057
.408
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
40
.686
1.52381
3.73914 -6.03328
9.08090
.408 36.345
.686
1.52381
3.73914 -6.05702
9.10464
assumed Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-107
LAMPIRAN C. 10. Lembar Analisis Perbedaan Rata-rata Nilai Post-test
Mann-Whitney Test
Ranks KELAS NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1.00
21
17.86
375.00
2.00
21
25.14
528.00
Total
42
Test Statistics
a
NILAI Mann-Whitney U
144.000
Wilcoxon W
375.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KELAS
-1.997 .046
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-108
LAMPIRAN C. 11. Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KelasEksperime KelasKontrol N
n
21
21
Mean
67.0952
67.5714
Std. Deviation
7.89243
7.18033
Absolute
.129
.114
Positive
.129
.114
Negative
-.092
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
.590
.524
Asymp. Sig. (2-tailed)
.877
.946
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-109
LAMPIRAN C. 12. Lembar Analisis Uji Normalitas Data Kuesioner Motivasi Setelah Pembelajaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KelasEksperime KelasKontrol N
n
21
21
Mean
66.4286
71.2857
Std. Deviation
8.21932
6.92201
Absolute
.187
.153
Positive
.187
.153
Negative
-.146
-.079
Kolmogorov-Smirnov Z
.856
.702
Asymp. Sig. (2-tailed)
.457
.708
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-110
LAMPIRAN C. 13. Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
Group Statistics KELAS SKOR
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
21
67.0952
7.89243
1.72227
Kelas Eksperimen
20
68.0000
7.08594
1.58446
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
SKOR Equal
F
Sig.
t
.137
.713 -.386
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
39
.702
-.90476
2.34654 -5.65108
3.84156
-.387 38.871
.702
-.90476
2.34024 -5.63885
3.82933
variance s assumed Equal variance s not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-112
LAMPIRAN C. 15. Lembar Analisis Data Pengamatan Motivasi Oleh Observer
Mann-Whitney Test Ranks KELAS NILAI
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kelas Kontrol
21
20.05
421.00
Kelas Eksperimen
21
22.95
482.00
Total
42
Test Statistics
a
NILAI Mann-Whitney U
190.000
Wilcoxon W
421.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: KELAS
-.768 .442
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-111
LAMPIRAN C. 14. Lembar Analisis Variansi dan Perbedaan Rata-rata Data Kuesioner Motivasi Sebelum Pembelajaran
Group Statistics KELAS SKOR
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kelas Kontrol
21
66.4286
8.21932
1.79360
Kelas Eksperimen
20
71.5000
7.03001
1.57196
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F SKOR
Equal
.003
Sig. .960
t -2.118
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
tailed)
Difference
Difference
Lower
Upper
39
.040
-5.07143
2.39423
-9.91422
-.22864
-2.126 38.570
.040
-5.07143
2.38497
-9.89719
-.24566
variances assumed Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-114
LAMPIRAN D. 2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-116
LAMPIRAN D. 1 . Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-117
LAMPIRAN D. 2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-118
LAMPIRAN D.3. Dokumentasi Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI L-121