PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS DI MADRASAH IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh: NURJANAH NIM: 093111421 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Nurjanah
NIM
: 093111421
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2011 Saya yang menyatakan, Materai 6000
Nurjanah NIM: 093111421
vii
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010
Nama
: Nurjanah
NIM
: 093111421
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing,
Drs. Ikhrom, M.Ag. NIP. 196503291994031002
vii
vii
ABSTRAK Judul
Penulis NIM
: Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010. : Nurjanah : 093111421
Skripsi ini membahas Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal taun 2010. kajianya dilatarbelakangi oleh rendahnya mutu pendidikan di Indonesia salah satunya faktornya adalah minimnya tenaga pengajar yang profesional yang mempengaruhi prestasi mata pelajaran al qur’an hadits. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Bagaimana tingkat profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010? (2) Bagaimana prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Al qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Tahun 2010. (3) Adakah profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh terhadap prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Al qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010? Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan pada guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh. Madarasah Ibtidaiyah Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tersebut dijadikan sumber data untuk mendapatkan potret dan jawaban pengaruh profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh terhadap prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Al qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. Datanya diperoleh dengan cara wawancara, observasi, angket, dan dokumentasi. Semua data dianalisis dengan analisis statistik dengan rumus product moment. Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh diperoleh mean yaitu 30,33 dan dibulatkan menjadi 30. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variable profesionalisme guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 27 – 33. (2) Prestasi siswa pada bidang mata pelajaran al qur’an hadits diperoleh mean yaitu 83,66 dan dibulatkan menjadi 84. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel tentang Prestasi siswa pada bidang mata pelajaran al qur’an hadits dalam kategori cukup yaitu pada interval 30 – 138. (3) Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh positif profesionalisme guru terhadap peningkatan prestasi mata pelajaran al qur’an hadits di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, dengan rumus product moment yang menunjukkan nilai r observasi adalah 0,49228. Kemudian hasil tersebut dikonfirmasikan dengan harga r-teoritik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% untuk jumlah responden 33 dalam taraf sigifikansi 5% = 0,344 dan taraf signifikansi 1% = 0,442.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme Guru Terhadap Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2010” dengan baik tanpa mengalami kendala yang berarti. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan dan senantiasa penulis sanjungkan kepada Khotamu Anbiya`Walmursalin Rosulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa dan mengembangkan Islam sehingga seperti sekarang ini. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukanlah semata hasil dari jerih payah penulis secara pribadi. Akan tetapi semua ini terwujud berkat adanya usaha dan bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skipsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Ahmad Muthohar, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Program Kualifikasi S1 Guru R.A. dan Madrasah. 4. Drs. Ikhrom, M.Ag. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi tanpa menemui hambatan yang berarti. 5. Segenap Dosen dan Karyawan IAIN Walisongo Semarang atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya. 6. Kepala Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh 7. Kedua orang tuaku Bapak Kamsari, dan Ibu Tarmiyati 8. Suamiku Subandi yang telah memberikan semangat dan dorongan 9. Segenap sahabat penulis tanpa kecuali yang selalu memotivasi.
vii
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan bantuan, dorongan dan do`a kepada penulis selama melaksanakan studi di Fakultas Tarbiyah di IAIN Walisongo Semarang. Harapan dan do`a penulis semoga semua amal kebaikan dan jasa-jasa dari semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikanya skripsi ini dapat diterima Allah SWT, serta mendapatkan balasan yang lebih baik dan berlipat ganda. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan karena keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat nyata bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Semarang, 2 Juni 2011
Nurjanah NIM: 093111421
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING .................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
BAB II
B. Rumusan Masalah ....................................................................
5
C. Manfaat Penelitian ...................................................................
6
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ......................................................................... 7 B. Kerangka Teoritik ................................................................... 22 C. Rumusan Hipotesis .................................................................. 24
BAB III
METODE PENELITAN A. Jenis Penelitian ........................................................................ 26 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 27 C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 27 D. Variabel dan Indikator Penelitian............................................. 28 E. Pengumpulan Data Penelitian .................................................. 29 F. Analisis Data Penelitian .......................................................... 32
BAB IV
ANALISIS A. Analisis Pendahuluan .............................................................. 34 B. Analisis Uji Hipotesis ............................................................. 42 C. Analisis Lanjut ........................................................................ 46
vii
BAB V
PENUTUP A. Simpulan ................................................................................. 48 B. Saran ........................................................................................ 48 C. Penutup .................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
vii
1
BAB I
A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Rendahnya mutu pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Salah satu tugas sekolah dalam kontek ini adalah Madrasah Ibtidaiyah adalah memberikan pembelajaran kepada siswa. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan
pribadinya. Pemberian kecakapan dan
pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pembelajaran (belajarmengajar) itu dilakukan guru di sekolah. Hal itu sesuai dengan tujuan Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan “Gerakan Peningkatan Mutu Pendidikan” pada tanggal 2 Mei 2002. Salah satu kebijakan pokok dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan melalui gerakan tersebut yang terkait dengan pengelolaan pendidikan adalah ditetapkannya penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada mulai dari satuan pendidikan anak usia dini sampai menengah. 1 Hal ini sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003, bab XIV tentang pengelolaan pendidikan, bagian ke satu (umum), pasal 51 ayat 1 berikut: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah / madrasah”.2
1
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalan Guru, (Jakarta: Grafindo Persada, 2000), hlm. 90 2 UUSPN No. 20 (tahun 2003), hlm. 27
2
Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki fungsi sangat strategis dalam pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Proses belajar mengajar yang diharapkan seorang guru adalah adanya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, sehingga pekerjaan ini tidak dapat dilakukan selain seorang guru yang memenuhi standar profesioanal, hal tersebut bertujuan agar proses dan hasil belajar mengajar terlaksana secara optimal Manajemen peningkatan mutu sekolah dapat dilaksanakan dengan baik apabila didukung oleh keberadaan guru yang profesional dengan melakukan berbagai pengembangan sesuai dengan kebutuhan sekolahnya masing-masing. Dalam kegiatan belajar mengajar secara umum guru dikatakan profesional apabila seorang guru mempunyai kemampuan mengajar dibuktikan
dengan
cara
mengajar
yang
baik,
ijazah
atau
gelar
kependidikan, perencanaan dalam pembelajaran dalam hal ini adalah RPP dan pelatihan-pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan. Dalam proses belajar mengajar seorang guru memiliki fungsi yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, karena melalui proses pendidikan akan terbentuklah sikap dan perilaku peserta didik. Oleh karena itu seorang guru agama dituntut untuk memiliki kreativitas dalam proses belajar mengajar dalam hal ini adalah cakap dalam mengunakan metode dan model pembelajaran sehingga proses pengajaran dapat mewujudkan pribadi anak yang baik. Guru adalah salah satu peranan penting untuk kesuksesan pembelajaran. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu komponen sumber daya manusia yang harus diberi pengetahuan dan ketrampilan terus menerus dalam usaha meningkatkan sumber daya. Sehingga di dalam proses belajar mengajar guru diharuskan memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien sehingga dapat tepat sasaran pada tujuan yang diharapkan.
3
Mengajar pada hakekatnya adalah membimbing aktivitas belajar murid. Aktifitas murid dalam belajar sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang optimal. Agar dapat mengajar secara efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa (kuantitas) dan meningkatkan mutu (kualitas) mengajarnya. Kesempatan belajar murid dapat ditingkatkan dengan cara mengajar yang tepat waktunya. Hal ini berarti kesempatan belajar makin banyak atau optimal dan guru menunjukkan keseriusan dalam mengajar sehingga dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar. Semakin banyak siswa aktif dalam belajar makin tinggilah kemungkinan prestasi belajar yang dicapainya. Sebaliknya semakin banyak siswa yang pasif maka kemungkinan prestasi belajar akan menurun Seperti yang termaktub dalam dalam Al qur’an surat Mujadalah ayat 11 :
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepada kamu “Berilah kelapangan di dalam Majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan”Berdirilah kamu”, maka berdirilah,Niscaya Allah akan mengangkat (derajat)orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.3 Adapun untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar hendaknya guru mau merencanakan program pengajaran dari silabus yang 3
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, (Jakarta, 1983), hlm. 759
4
telah disesuaikan dengan Program Semester dan atau Program Tahunan dan sekaligus mampu pula melaksanakannya dalam bentuk pengelolaan kegiatan belajar mengajar. Bila guru berhasil melaksanakan dengan baik, akan tampak perubahan-perubahan yang berarti pada siswa-siswinya, antara lain timbul sikap positif dalam belajarnya dan prestasi belajarnya meningkat. Bagi guru sendiri keberhasilan tersebut akan meningkatkan rasa percaya diri dan semangat mengajar yang tinggi. Hal ini merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu dibina dan dikembangkan sehingga ia menjadi guru yang benar-benar kreatif dan berprofesi dalam bidang keguruan Profesionalisme pada dasarnya berasal dari kata profesi yang berarti suatu pekerjaan yang memiliki tanda dengan terkait ketrampilan yang lihai/ intelektual.4 Dengan demikian profesionalisme merupakan kemahiran yang dimiliki seseorang, baik bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Profesionalisme itu merupakan organisasi profesi yang kuat, gunanya untuk memperkuat dan mempertajam profesi itu5 Pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu pelajaran Agama Islam yang diajarkan oleh guru disetiap Madarasah kususnya di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh. Hal ini sesuai dengan adanya sebuah aturan di dalam kurikulum 2004 pedoman khusus di Madrasah Ibtidaiyah yang mewajibkan siswanya untuk belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, dimana Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran Agama Islam (PAI) pada Madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang Al-Qurían Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam. Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits sebagai bagian yang integral dari Pendidikan Agama Islam di Madrasah, secara substansial memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengetahui, 4
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Semarang: Aditya Media), 1992, hlm. 271. 5 Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV, Rajawali), 1993, hlm. 28.
5
memahami dan mempraktekkan nilai-nilai keyakinan keagamaan yang bersumberkan pada Al-Qur’an dan Hadits. Pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan milai-nilai agama pada mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits membuktikan terjadinya pembelajaran yaitu masuk pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimana seorang guru yang sangat berperan dalam pencapaian prestasi siswa Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai ulangan semester dan mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) setelah guru melaksanakan pembelajaran mata pelajaran AlQur’an dan Hadits dengan metode dan model pembelajaran yang inovatif. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan presatsi siswa pada mata pelajaran Al Qu’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh, namun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh prestasi siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh dengan profesionalisme guru. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul “PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA
PELAJARAN
AL
QUR’AN
HADITS
DI
MADRASAH
IBTIDAIYAH SE KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010” B. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Al qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
tahun 2010. Adapun sub
masalahnya adalah: a. Bagaimana tingkat profesionalisme guru Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010?
6
b. Bagaimana prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Al qur’an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010? c. Apakah ada pengaruh tingkat profesionalisme guru terhadap prestasi siswa pada bidang mata pelajaran Al qur’an Hadits? C. Manfaat Penelitian Mendasarkan pada permasalahan di atas, maka manfaat dalam penelitian ini adalah : 1. Kepada lembaga pendidikan Hendaknya lebih meningkatkan profesionalisme guru sebagai sumber belajar terutama
yang berkaitan
dengan pendidikan,
sehingga
pendidikan akan lebih maksimal. 2. Kepada guru Sebagai acuan dan motivasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan khusunya prestasi siswa pada bidang mata pelajaran al qur’an hadits 3. Kepada Peneliti Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait lainya 4. Kepada Fakultas Sebagai bahan evaluasi dalam dunia pendidikan.
BAB II PROFESIONALISME GURU DAN PRESTASI SISWA TAHUN 2010
A. Kajian Pustaka 1. Profesonalisme Guru a. Pengertian Profesionalisme Guru Guru merupakan komponen manusaiawi dalam proses belajar mengajar yang sangat berperan dalam mengantarkan siswa-siswinya pada tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Gurulah yang memikul tanggungjawab atas keberhasilan dan kegagalannya program pengajaran. Oleh karena itu mengajar merupakan pekerjaan profesional, karena itu menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana dan kemudian dipergunakan demi kemaslahatan orang lain. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya mendefinisikan bahwa guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan.1 Guru pada dasarnya adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing peserta didik. Abuddin Nata mengemukakan "bahwa guru berasal dari bahasa Indonesia berarti orang yang mengajar".2 Abudin Nata dalam bukunya Preseptif Islam tentang pola hubungan guru dan murid yang dikutip oleh Hadari Nawawi mengatakan guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, sedangkan lebih khusus lagi ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam 1
bidang
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), hlm.1. 2 Abudin Nata, Persepktif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, (Jakarta: Raja Grafindo), 2001, hlm. 41.
7
8
pendidikan dan pengajaran
yang
ikut bertanggung jawab dalam
membantu anak didik mencapai kedewasaan.3 Guru menurut Mohammad Amin dalam bukunya pengantar ilmu pendidikan adalah guru merupakan tugas lapangan dalam pendidikan yang selalu bergaul secara langsung dengan murid dan obyek pokok dalam pendidikan karena itu, seorang guru harus memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.4 Dalam literatur kependidikan Islam, seorang guru biasa disebut sebagai Ustadz. Kata ”Ustadz” biasa digunakan untuk memanggil seorang profesor. Ini mengandung makna bahwa seorang guru
dituntut
untuk
komitmen terhadap profesionalisme dalam
mengemban tugasnya, yang dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup pada zamannya di masa depan. Kata ”mu’allim” berasal dari kata ’ilm yang berarti menangkap hakekat sesuatu. Dalam setiap ’ilm terkandung dimensi teoretis dan dimensi amaliah. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk
mampu
menjelaskan
hakekat
ilmu
pengetahuan
yang
diajarkannya, serta menjelaskan dimensi teoretis dan praktisnya, dan berusaha
membangkitkan
siswa
untuk
mengamalkannya.
mengutus rasul-Nya antara lain agar beliau
Allah
mengajarkan (ta’lim)
kandungan Al-Kitab dan Al-Hikmah, yakni kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal yang mendatangkan manfaat dan menampik madharat. Ini mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk mampu mengajarkan kandungan ilmu pengetahuan dan al-Hikmah atau kebijakan dan kemahiran melaksanakan ilmu pengetahuan itu dalam kehidupannya yang bisa mendatangkan manfaat dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi madharat. Dengan demikian, 3 4
31.
Ibid., hlm. 62. Moh. Amin, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Pasuruan: Garoeda Buana), 1992, hlm.
9
seorang
guru
ditutut
untuk
sekaligus
melakukan
”transfe
ilmu/pengetahuan, internalisasi, serta amaliah (implementasi). Ada
beberapa
kriteria
pokok
pekerjaan
yang
bersifat
profesional sehubungan dengan profesioanalisme seseorang, Nana Sudjana memberikan kriteria sebagai berikut. Bahwa pekerjaan itu dipersiapkan melalui proses pendidikan dan latihan, mendapat pengakuan dari masyarakat, adanya organisasi profesi, mempunyai kode etik.5 Nana Sudjana juga mengatakan bahwa salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar ialah kualitas pengajaran yang dilakukan oleh guru.6 Lebih lanjut terdapat beberapa pengertian profesionalisme guru diantaranya adalah: Ibrahim Bafadal mendefinisikan bahwa profesionlisme guru adalah kemampuan guru dalam mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari.7 Dalam
bukunya
Nana
Sudjana
menjelaskan
bahwa
pengertian profesionalisme berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian, seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. 8 Achmadi dalam bukunya Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan mendefinisikan bahwa Profesionalisme pada dasarnya 5
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), 2000, hlm. 14 6 Ibid, hlm. 40, 7 Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm. 5. 8 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, Algensindo, 2000), hlm, 80.
10
berasal dari kata profesi yang berarti suatu pekerjaan yang memiliki tanda dengan terkait ketrampilan yang lihai/intelektual.9 A. M Sardiman mengartikan bahwa
profesionalisme
merupakan kemahiran yang dimiliki seseorang, baik bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Profesionalisme itu merupakan organisasi profesi yang kuat, gunanya untuk memperkuat dan mempertajam profesi itu.10 Dari
pengertian
diatas
peneliti
menyimpulkan
bawa
profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan,
melakukan,
dan
melaksanakan
evaluasi
pembelajaran. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab b. ciri-ciri profesionlisme guru sebagai berikut: 1. mengidenfikasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, atau masalah dialami dirinya. 2. menetapkan program peningkatan kemampuan guru dalam mengatasi kekurangan, kelemahan, kesulitanya. 3. merumuskan tujuan program pembelajaran 4. menetapkan serta merancang materi dan media pembelajaran 5. menetapkan bentuk dan mengebangkan instrumen penilaian. 6. menyusun dan mengalokasikan program pembelajaran 9
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Semarang: Aditya Media, 1992), hlm. 271. 10 Sardiman, A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV, Rajawali, 1993), hlm. 28.
11
7. melakukan penilaian 8. malaksanakan tindak lanjut terhadap siswa. 11 Hal ini mengandung arti bahwa seorang guru mempunyai semangat kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Adapun profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam meliputi: a. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah dan menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi b. Mengelola program belajar mengajar c. Mengelola kelas d. Mengunakan media dan sumber e. Menguasai landasan-landasan kependidikan f. Mengelola interaksi belajar mengajar g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pendidikan h. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah j. Memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian.12 Selain kemampuan yang profesional seorang guru juga dituntut untuk memiliki sikap yang profesional yaitu: a. Sukarela untuk melakukan pekerjaan ekstra b. Menunjukkan sikap sabar dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar c. Memiliki sikap yang konstruktif dan rasa tanggungjawab d. Berkemauan untuk melatih diri e. Memiliki semangat untuk memberikan layanan kepada siswa sekolah dan masyarakat.
11 12
Ibid, hlm. 45 Hadi Supeno, Potret Guru, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan), hlm. 31.
12
Empat kriteria bagi guru profesional: 1. Fisik 1.1. Sehat jasmani dan rohani 1.2. Tidak cacat tubuh yang dapat menimbulkan ejekan dari orang lain 2. Mental/kepribadian 2.1. Berkepribadian/berjiwa pancasila 2.2. Berbudi pekerti luhur 2.3. Bersifat terbuka, peka, dan inovatif 2.4. Memiliki sense of humor 3. Keilmiahan/pengetahuan 3.1. Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi 3.2. Memahami
ilmu
pendidikan
keguruan
dan
mampu
menerapkanya dalam tugasnya sebagai pendidik 3.3. Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan dikerjakan 3.4. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain 3.5. Senang mebaca buku-buku ilmiah 3.6. Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi 3.7. memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar 4. Keterampilan. 4.1. Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar 4.2. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi 4.3. Mampu menyusun program pengajaran 4.4. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-tekik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan 4.5. Mampu
merencanakan
pendidikan diluar sekolah.
dan
melaksanakankegiatan
dan
13
Mengelola kelas secara baik dalam rangka menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif merupakan salah satu kemampuan profesional yang harus dimiliki oleh guru seperti dalam buku Teachers Development diterangkan bahwa: "The purpose of teacher education should be to encourage the growth of teachers as person and as professionals. Teachers who are growing are becoming more open, more humane, more skillfull, more complex, more complete pedagogues and human beings. They are fulfilling their own unique potentials or doing for themselves what others expect them to do for students. But often teacher educators fail to recognize that teaching, like students, have different needs and abilities".13 artinya: tujuan
pendidikan
guru
seharusnya
mendorong
perkembangan guru-guru secara pribadi dan secara profesional. Guru-guru yang berkembang akan menjadi lebih terbuka lebih manusiawi, lebih terampil, lebih mempunyai keahlian dalam mendidik. Mereka sedang memenuhi potensi has mereka sendiri atau melakukan untuk mereka sendiri yang orang lain mengharapkan mereka melakukan untuk para siswa, tetapi sering guru gagal untuk memahami pelajaran, bahwa seperti para siswa mempunyai kebutuhan dan kemampuan yang berbeda. Guru atau Pendidik memegang peran yang sangat sentral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat agar menjadi perilaku mengajar yang efektif dalam diri peserta didik. Di samping itu guru dituntut pula untuk mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif. Dan yang lebih penting lagi adalah guru harus mempunyai kepribadian karena guru menjadi model atau sentral
13
hlm. 63.
Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990),
14
identifikasi diri atau menjadi anutan teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.14 Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa seorang pendidik harus memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Seorang pendidik harus mempunyai kematangan profesional, yaitu mengenai ilmu pengetahuan, mencintai anak didiknya b. Seorang pendidik harus mempunyai diri yang stabil, yaitu kemampuan menjaga diri dari perbuatan yang terlarang yaitu disebut wara’i c. Seorang pendidik harus mempunyai kematangan sosial yang stabil, yaitu berusia tua, berwibawa, sopan santun, penyabar sehingga dapat membina kerja sama dengan peserta didik secara efektif. Selain itu seorang guru juga harus mempunyai sifat-sifat pendidik sebagai berikut : a. Zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan Allah semata. b. Kebersihan, seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan, berjiwa bersih, terhindar dari dosa besar, sifat riya, dengki, permusuhan dan lain-lain. c. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru dalam pekerjaannya merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya tugas dan sukses peserta didiknya d. Pemaaf, seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap peserta didiknya. e. Harus mengetahui tabiat peserta didik, yaitu harus mengetahui tabiat pembawaan, adat istiadat dan pemikiran peserta didik agar tidak salah arah dalam mendidik.. Oleh karena itu untuk dapat menjamin tercapainya suatu pendidikan, seorang guru harus mempunyai kepribadian yang baik. 14
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 217.
15
Karena kepribadian guru adalah faktor yang sangat penting untuk melaksanakan tanggung jawabnya, selain itu juga kemampuan dalam mengembangkan dalam metode dan intensitas aktivitas interaktif guru dengan peserta didik. Hal tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. c. Sistem Pembinaan Profesionalisme Guru Pentingnya pembinaan terhadap guru yang berkompetensi harus direncanakan seperti halnya pelatihan, seminar, atau studi banding yang mana kegiatan tersebut akan sangat bermanfaat untuk memantapkan kompetensiya. Adapun
karakteristik
seorang
pendidik/guru
selain
berkepribadian juga diharapkan dapat mewujudkan perilaku mengajar yang tepat. Karakteristik yang diharapkan adalah : a. Memiliki minat yang besar terhadap pelajaran dan mata pelajaran yang diajarkannya. b. Memiliki kecakapan untuk memperkirakan kepribadian dan suasana hati
secara
tepat
serta membuat
kontak dengan
kelompoknya secara tepat. c. Memiliki kesabaran, dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat belajar. d. Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseptual) dan praktis dalam usaha memberikan penjelasan kepada peserta didik. e. Memiliki kualifikasi yang memadai dalam bidangnya, baik isi maupun metode. f. Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dalam metode dan teknik. Kepribadian guru adalah pengaruh yang sangat besar bagi peserta didik. Seperti yang telah disebutkan oleh Muhibin Syah bahwa kepribadian guru adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia,
16
karena disamping sebagai pembimbing, dan pembantu guru juga berperan sebagai panutan.15 2. Pengertian Prestasi 1. Pengertian Prestasi Apabila berbicara tentang prestasi belajar, maka tidak lepas dari pembicaraan tentang kegiatan atau pelaksanaan belajar itu sendiri, mengingat proses belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting, akan tetapi sering sekali seorang pendidik dan anak didik dihadapkan pada permasalahan yang mengganggu kegiatan belajar mengajar. Semua permasalahan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar haruslah dapat teratasi, sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan, karena prestasi belajar dapat menunjukkan sampai di mana tercapainya tingkat keberhasilan suatu tujuan dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya mengenai apa yang dimaksud dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, kiranya perlu melengkapi beberapa pendapat tentang prestasi belajar. Poerwaodarminto dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan bahwa pretasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). 16 Supriyono mendefinisikan pengertian Prestasi adalah hasil belajar yang telah dicapai dan dapat dinyatakan dalam angka-angka maupun dengan kata-kata.17
15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 225. 16 Poerwaodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Pem dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995), hlm. 354. 17 Supriyono, Perlu Motivasi Instrinsik yang kuat untuk meraihprestasi belajar, (Madia. edisi 7 tahun 1991), hlm. 17.
17
Menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa presatasi belajar adalah
kemampuan-kemampuan
yang
dimiliki
siswa
setelah
menerima pengalaman belajarnya. 18 Menurut Buchori pretasi adalah hasil yang telah dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka, huruf, atau tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang telah dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu.
19
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar seperti kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik
yang
diperoleh
melalui
usaha
dalam
menyelesaikan tugas-tugas belajar. Adapun mata pelajaran Al qur’an hadits adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ditingkat Madrasah Ibtidaiyah yang membahas tentang masalah asbabul nuzul Al Qur’an hadits dan isi kandunganya yang harus diketahui, dipahami, dan diamalkan isinya. Penulis menyimpulkan bahwa prestasi al qur’an hadits adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siswa setelah menerima pelajaran al qur’an hadits seperti kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh melalui usaha dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar. 2. jenis-jenis prestasi Pada umumnya prestasi yang dicapai seseorang atau kelompok itu ditunjukkan dalam bentuk nilai atau angka seperti 5,6,7,8,9 dan lainya.
18
Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2000), hlm. 22 19 Buchori, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Jemmars), hlm. 178.
18
Didalam penelitian ini prestasi siswa diartikan sebagai keberhasilan dalam proses belajar mengajar baik dalam pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Sudirman N memberi penjelasan aspek yang ada pada bidang afektif, kognitif, dan psikomotorik antara lain: a. Pengetahuan Mengingat materi-materi yang telah dipelajari dari fakta-fakta merupakan teori abstrak dan prestasi belajar terendah. b. Pengertian Kemampuan menangkap arti materi dari menterjemahkan, menginterprestasikan bahan dan peramalan suatu topik lebih tinggi dari pengetahuan. c. Aplikasi Kemampuan menggunakan bahan yang telah dipelajari ke dalam situasi baru dan konkrit, misalnya aturan, metode, konsep hukum dan teori. d. Analisis Kemampuan memecahkan bahan di dalam komponen-komponen, bagian-bagian sehingga struktur organisasi jelas bagi yang menganalisa hubungan dan prinsip organisasinya e. Sintesa Kemampuan meletakkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan meliputi penghasilan merencanakan tindakan, menyusun suatu hubungan akrab, menggunakan tingkatan kreatif dengan tekanan pada fenomena struktur baru. f. Evaluasi Kemampuan mempertimbangkan nilai dari materi untuk suatu tujuan tertentu. Pertimbangan ini didasarkan pada kriteria yang jelas. Ini merupakan hasil belajar tertinggi. 20
20
Sudirman N, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya), 1987 hlm. 55.
19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar tiap-tiap individu tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal atau faktor. Fktor-faktor itulah yang mempengaruhi individu dalam belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Sebelum membicarakan lebih jauh tentang faktor yang mempengaruhi belajar, perlu dikemukakan lebih dahulu syaratsyarat agar kita dapat belajar dengan baik, antara lain: a. Kesehatan jasmani, badan yang sehat, tidak mengalami gangguan penyakit tertentu, cukup vitamin dan seluruh fungsi badan berjalan dengan baik. b. Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami gangguan emosional. c. Lingkungan yang tenang, tidak ribut, bila mungkin jau dengan keramaian, gangguan lalu lintas dan lain-lain d. Tempat belajar yang menyenangkan, cukup udara, sinar matahari dan penerangan. e. Tidak tersedianya bahan dan alat-alat yang diperlukan dalam belajar akan turut menghambat belajar.
21
Selain syarat-syarat tersebut masih banyak faktor yang mempengaruhinya, faktor
tersebut
secara
garis
besar
dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: A. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain: 1. Faktor fisiologis, masih dapat dibedakan lagi menjadi dua macam, yaitu: 1.1. Kondisi jasmani pada umumnya 21
Oemar Hamaliki, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2001), hlm.3-4
20
Keadan atau kondisi jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah akan lain dengan keadaan jasmani yang tidak lelah. 1.2 Keadaan fungsi-fungsi fisiologis Panca indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik, Dalam sistem persekolahan dewasa ini diantara panca indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu adalah kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif maupun yang bersifat preventif. 2. Faktor psikologis, terdiri atas: 2.1 Intelegensi siswa Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri pada lingkungan dengan tepat. Jadi, intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnnya, akan tetapi memang
harus
diakui
bahwa
peran
otak
dalam
hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran ogan-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas manusia. 2.2 Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon
21
(response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
2.3 Bakat siswa Secara umum bakat (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan intelegensi. Itulah
sebabnya
mengapa
seorang
anak
yang
berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child yakni anak yang berbakat. 2.4 Minat siswa Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi prestasi belajar dalam bidang studi matematika. Misalnya siswa yang menaruh minat besar pada matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya. Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkannya. 2.5 Motivasi siswa Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam
22
perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan lebih langggeng serta tidak tergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan kaharusan dari orang tua dan guru. B. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, yaitu faktor sosial yang terdiri atas: 1. Lingkungan keluarga 2. Lingkungan sekolah 3. Lingkungan masyarakat 4. Lingkungan kelompok 5. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian. 6. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. 7. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan. B. PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI SISWA Profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. profesionlisme guru adalah kemampuan guru dalam mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari.22
22
Nana Sudjana, Ibid, 2004, hlm. 5.
23
Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada prinsipnya
setiap
guru
harus
disupervisi
secara
periodik
dalam
melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab Profesionalisme guru besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al qur’an hadits, karena profesionalisme guru adalah salah satu faktor dari keberhasilan pada mata pelajaran Al qur’an hadits, dan sebaliknya prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits akan turun apabila tidak didukung dengan guru yang profesional. Dalam hal ini peran guru sangat dominan dalam meraih prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits. Profesionalisme guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa maka Profesionalisme guru dapat mempengaruhi kuwalitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu. Profesionalisme guru cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi pada mata pelajaran Al qur’an hadits, sebaliknya Profesionalisme guru yang rendah akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila profesionalisme guru yang tinggi mereka cenderung mengutamakan bagaimana keberhasilan siswanya untuk meraih hasil belajaranya dengan dan. Demikian pula halnya dengan Profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits, apabila seorang guru tingkat keprofesionalan yang terhadap mata pelajaran Al qur’an hadits dan hasilnya pada mata pelajaran Al qur’an hadits akan memuaskan.
24
Tujuan mempelajari Al qur’an hadits adalah agar siswa siswi mengetahui asbabul nuzul dan isi kandungannya kemudian menghayatinya dan mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari. C. RUMUSAN HIPOTESIS Penelitian semacam ini memerlukan hipotesis sebagai jawaban sementara. Adapun fungsi hipotesis dalam penelitian adalah : 1. Sebagai alat untuk menyatakan asumsi Pada dasarnya hipotesis merupakan alat untuk menyatakan asumsi-asumsi yang mendasari proposisi dalam suatu pernyataan yang melingkupi keseluruhan. Pernyataan tersebut merupakan hasil akhir dari analisis yang seksama terhadap seluruh elemen, baik yang
bersifat
konseptual maupun faktual yang mempunyai relevansi dengan masalah dan saling berhubungan satu sama lain. 2. Sebagai kerangka kerja kesimpulan Hipotesis yang berupa pernyataan dan generalisasi sementara terhadap suatu fenomena tertentu, membantu peneliti dalam menyajikan kesimpulan penelitiannya. Ia akan tetap berfungsi sebagai prakiraan yang
bersifat
sementara
sampai
ditemukan
fakta-fakta
yang
mendukungnya. Temuan-temuan yang didasarkan fakta-fakta tersebut diorganisasikan dalam kesimpulan penelitian dalam kaitannya dengan tujuan yang mendasari penelitian tersebut. Jika bukti-bukti faktualnya sesuai dengan tujuan yang diusulkan, maka hipotesis tersebut dapat diterima sehingga memberikan sumbangan baru pada ilmu pengetahuan. Sebaliknya, jika bukti-bukti faktual tersebut tidak sesuai, maka hipotesis tersebut ditolak sehingga perlu diubah atau diuji kembali dengan sampel yang berbeda. 23 Sehubungan dengan hal tersebut di muka maka dalam penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut: Semakin tinggi tingkat 23
Ibnu Hadjar, Op.Cit., hlm. 63
25
profesionalisme guru semakin baik prestasi siswa pada mata pelajaran al qur’an hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh . Mengingat hipotesis yang diajukan di atas merupakan dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah maka akan dilakukan pengkajian pada bagian analisis data untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki.24 Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tahun 2010. Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua guru di Madrasah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal pada tahun akademik 2010/2011 yang berjumlah 33 guru digunakan sebagai obyek penelitian. Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, Penulis mengajukan hipotesa yang nantinya akan diuji kebenarannya. Hipotesa terebut adalah sebagai berikut: Ho
: Tidak ada hubungan antara profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits.
Ha
: Ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Al qur’an hadits.
24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-109
26
BAB III METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
adalah
suatu
cara
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan terpercaya. Prosedur tersebut dikembangkan secara sistematis sebagai suatu rencana untuk menghasilkan data tentang masalah penelitian tertentu. 1 Metode Pengumpulan Data, kami himpun dengan menggunakan: Penelitian lapangan, yang bertujuan untuk melihat, mengetahui secara langsung berbagai hal yang berhubungan dengan profesionalisme guru dikaitkan dengan prestasi siswa pada mata pelajaran al qur’an hadits, adakah pengaruhnya baik itu yang berdampak positif maupun negatif. Dalam metode penelitian ini akan dibahas antara lain sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian 2. Tempat dan Waktu Penelitian 3. Populasi dan Sampel Penelitian 4. Variabel dam Indikator Penelitian 5. Teknik Pengumpulan Data 6. Teknik Analisis Data A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru (Variabel X) terhadap prestasi siswa (Variabel Y). Data-data disajikan dalam bentuk angka dengan perhitungan rumus produk moment sehingga mengasilkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. 1
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), Cet. I, hlm. 10.
27
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 02 Januari 2011 sampai dengan 02 Februari 2011. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal yang terdiri dari 4 lembaga pendidikan Madrasah Ibtidaiyah sebagai berikut: 2.1. Madrasah Ibtidaiyah Johorejo Alamat Jalan Kauman Nomor 08 Desa Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal 2.2. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Pucangrejo Alamat Gang Kauman Desa Pucangrejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. 2.3. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tlahab Alamat Desa Tlahab Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal 2.4. Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama’ Tamangede Alamat Jalan Raya Cepiring Gemuh Km. 3 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal C. Populasi Menurut Sutrisno Hadi yang dimaksud dengan populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki. 2 Sedangkan yang dimaksud penduduk dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Karena jumlah populasi yang ada kurang dari 100 orang, maka penelitian ini menggunakan teknik populasi, sehingga semua guru di Madrasah se-Kecamatan Gemuh pada tahun akademik 2010/2011 yang 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 108-109.
28
berjumlah 33 guru dipakai untuk penelitian, dengan perincian sebagai berikut:
Nama Madrasah
Guru
Jumlah
L
P
MI NU Johorejo
4
4
8
MI NU Pucangrejo
4
4
8
MI NU Tlahab
4
4
8
MI NU Tamangede
5
4
9
JUMLAH
17
16
33
D. Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel pengaruh atau bebas X (Independent) dan variabel terpengaruh atau terikat Y (dependent). Di bawah ini adalah penjelasan tentang kedua variabel. 1. Variabel Bebas (Independent) X Adapun yang menjadi variabel (X) bebas atau independen adalah profesionalisme guru dengan indikatornya. merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi 1.a. Merencanakan Pembelajaran Indikator ini dimaksudkan untuk mengetahui keprofesionalan seorang guru dalam menjalankan amanatnya sebagai seorang pengajar. Apabila ia telah membuat perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku maka ia dapat dikatakan sebagai seorang guru profesional. 1.b. Melaksanaan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran ini guru dituntut menguasai berbagai macam teori pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
29
1.c. Mengevaluasi Pembelajaran Evaluasi
dalam
proses
pembelajaran
dilaksanakan
untuk
mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam memerima pelajaran dalam hal ini adalah keberhasilan pada mata pelajaran al qur’an hadits. 2. Variabel Terikat (Dependent) Y Yang menjadi variabel terikat (dependent) Y adalah prestasi siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang ditunjukkan dengan nilai raport mata pelajaran Al qur’an hadits. F. Teknik pengumpulan data Untuk mengambil data dan mengumpulkan data yang akurat dalam penelitian ini, digunakan dua macam pendekatan, yaitu: 1. Library Research Untuk memperoleh data kepustakaan digunakan metode-metode “Library Reseacrh” yaitu riset kepustakaan. 3 Metode ini digunakan untuk memperoleh data. Metode ini diketahui dengan cara membaca atau mempelajari buku yang ada kaitannya dengan kajian pustaka. Untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam menyusun teori, peneliti menguraikan metode induktif, metode ini adalah proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran dengan pengetahuan yang bersifat umum dan dijadikan untuk menilai suatu kejadian yang bersifat khusus. 2. Field Research Metode field research yaitu riset yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-gejala.4 Dalam penelitian lapangan ini digunakan metode-metode sebagai berikut:
3 4
Sutrsino Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), hlm. 9. Ibid., hlm. 19.
30
a.
Angket Angket Metode Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. 5 Teknis penggunaan metode ini adalah dengan cara menyajikan langsung daftar pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Penggunaan metode ini adalah untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru terhadap presatasi siswa pada mata pelajaran a qur’an hadit dan mengolah hasilnya menjadi data statistik
b. Metode Observasi Observasi
sebagai
metode
ilmiah
dilakukan
dengan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomenafenomena/ kejadian-kejadian yang diselidiki. Lebih lanjut James P. Chapli yang dikutip Kartini Kartono mendefinisikan bahwa observasi adalah “Pengujian secara Internasional atau bertujuan sesuatu hal, khususnya untuk maksud pengumpulan data. Metode ini merupakan suatu verbalisasi mengenai hal-hal yang diteliti.6 Metode ini digunakan untuk memperoleh data keprofesionalan guru pengaruhnya dengan prestasi siswa pada mata pelajaran al qur’an hadits di Adrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. letak geografis, sarana, sistem pengajaran dan lingkungan sosial. c. Metode interview Metode interview adalah “teknik pengumpulan data yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan yang diajukan langsung
5
Ibid., hlm 140. Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, t.th)., hlm. 157. 6
31
kepada obyek untuk mendapat respon secara langsung.7 Dimana interaksi yang terjadi antara pewawancara dan obyek penelitian ini menggunakan interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data yang lebih luas dan mendalam. 8 Wawancara sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi
yang
berkenan
dengan
kegiatan
pembelajaran atau proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Wawancara ini dilakukan dengan beberapa guru profesional
di
Madrasah Ibtidaiyah
Madrasah
Ibtidaiyah
yang dianggap
se-Kecamatan
Gemuh
Kabupaten Kendal. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan 30 item pertanyaan yang terdiri dari 15 item untuk data tentang profesionalisme guru dan 15 item untuk data prestasi siswa pada mata pelajaran al qur’an hadits. d. Metode dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata “dokumen”, yang berarti “barang-barang tertulis”. 9 Metode ini digunakan untuk mencari data mengenai hal atau variabel yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk melengkapi data-data penulis, baik data primer maupun sekunder sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk menguji dan menafsirkan. G. Teknik Analisis Data Setelah semua data tersedia, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data atau mengolah data.
7
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogjakarta: Rake Sarasih, 1998), hlm. 104. 8 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet.14, hlm. 137. 9 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 149.
32
Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam setiap penelitian. Tanpa adanya suatu analisis maka data yang telah diperoleh di lapangan atau dari informasi yang lain tidak bisa dipahami oleh seseorang peneliti, apalagi orang lain. Secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi 3 langkah, yaitu: 1. Persiapan Kegiatan persiapan adalah meneliti ulang semua kelengkapan data yang dihasilkan dari pengumpulan data sesuai dengan metode yang digunakan. 2. Tabulasi Yang termasuk ke dalam jenis kegiatan tabulasi meliputi pemberian skor terhadap item-item yang perlu, memberikan kode-kode, mengubah jenis data, yang disesuaikan dengan teknik analisis yang digunakan. Pada tahap ini data yang sudah diperoleh dari hasil angket dimasukkan ke dalam tabel dan diberi skor atau bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data yang bersifat kualitatif menjadi data yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: a. Untuk alternatif jawab A dengan skor 4 b. Untuk alternatif jawab B dengan skor 3 c. Untuk alternatif jawab C dengan skor 2 d. Untuk alternatif jawab D dengan skor 1 3. Penerapan data sesuai dengan pendekatan Penelitian Maksudnya adalah mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, yang berarti menggunakan teknik statistik.
33
Dalam hal ini rumus yang kami pakai adalah analisis statistik inferensial. Adapun secara lebih spesifik rumus statistik yang kami pakai adalah koefesiensi korelasi dengan rumus angka kasar yang apabila ditulis secara matematis sebagai berikut: 10
Rumus Product Moment
rxy
Keterangan:
XY
( X )( Y )
( X ) 2 X N
N 2
( Y ) 2 2 Y N
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y XY = Perkalian X dan Y X
= Variabel tentang profesionalisme guru
Y
= Variabel tentang pengaruhnya prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits pembelajaran
N
10
= Jumlah responden
Sutrisno Hadi, Op.Cit., hlm. 294.
34
BAB IV ANALISIS TENTANG PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS
Analisis data ini dilakukan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits. Untuk memudahkan dalam menganalisa data digunakan prosedur analisis melalui tiga tahap yaitu: analisis pendahuluan, analisi uji hipotesis dan analisis lanjut. A. Analisis Pendahuluan Dalam analisis data penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment yaitu :
rxy
(X ) (Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY -
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menggunakan rumus
tersebut
adalah
membuat
tabel
pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
kerja
antara
X
dan
Y,
35
TABEL I SKOR MENTAH PROFESIONALISME GURU
No Res.
Skor Mentah (X)
(x-m) atau (d)
(x-m)2 (d)2
1
30
0
0
2
30
0
0
3
30
0
0
4
26
-4
16
5
28
-2
4
6
28
-2
4
7
30
0
0
8
32
2
4
9
28
-2
4
10
30
0
0
11
33
3
9
12
33
3
9
13
25
-5
25
14
25
-5
25
15
35
5
25
16
30
0
0
17
28
-2
4
18
28
-2
4
19
29
-1
1
20
24
-6
36
21
31
1
1
22
29
-1
1
23
30
0
0
24
31
1
1
25
30
0
0
36
26
34
4
16
27
33
3
9
28
35
5
25
29
33
3
9
30
30
0
0
31
35
5
25
32
38
8
64
33
30
0
0
Jml
1001
11
321
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai berikut:
M
x 1001 30,33 N 33
Dibulatkan menjadi 30
SD
( x m) 2 N
321 33
9.73 3.12
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini akan
digunakan
seluruh
jarak
range
dari
kurva
normal
yaitu
-3 SD sampai dengan +3 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6 SD = 3 = 2 SD. Jadi SUD = 2 x 3,12= 6,24 dibulatkan menjadi 6
37
Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari masing-masing kategori. Karena diketahui M = 30 dan SUD = 6, maka : - Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD = 30 – 0,5 x 6 = 27 - Batas atas “cukup”
= M + 0,5 SUD = 30 + 0,5 x 6 = 33
- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD = 30 - 1,5 x 6 = 21 - Batas atas “baik”
= M + 1,5 SUD = 30 + 1,5 x 6 = 39
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel interval sebagai berikut:
TABEL I INTERVAL PROFESIONALISME GURU
No
Interval
Keterangan
1
39 keatas
2
33 – 39
Baik
3
27 – 33
Cukup
4
21 – 27
Kurang
Sangat baik
38
TABEL II NILAI ANGKET TENTANG PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS
No
X
F
F.X
1
24
1
24
2
25
2
50
3
26
1
26
4
28
5
140
5
29
2
58
6
30
10
300
7
31
2
62
8
32
1
32
9
33
4
132
10
34
1
34
11
35
3
105
12
38
1
38
Jumlah
33
1001
Mean
F.X M = ----N 1001 = -----33 = 30,33
Dari hasil analisis tentang pengaruh profesionalisme guru diperoleh mean yaitu 30,33. Dari mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh profesionalisme guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 27 – 33.
TABEL II SKOR MENTAH PRESTASI MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS
No Res.
Skor Mentah (Y)
(y-m) atau (d)
(y-m)2 (d)2
1
80
50
2500
2
81
51
2601
39
3
83
53
2809
4
75
45
2025
5
85
55
3025
6
80
50
2500
7
86
56
3136
8
90
60
3600
9
86
56
3136
10
80
50
2500
11
80
50
2500
12
80
50
2500
13
77
47
2209
14
78
48
2304
15
90
60
3600
16
90
60
3600
17
84
54
2916
18
80
50
2500
19
85
55
3025
20
84
54
2916
21
83
53
2809
22
83
53
2809
23
83
53
2809
24
82
52
2704
25
80
50
2500
26
89
59
3481
27
88
58
3364
28
90
60
3600
29
92
62
3844
30
90
60
3600
31
80
50
2500
32
87
57
3249
40
33
80
50
2500
Jml
2761
1771
95671
Jadi untuk mengetahui M dan SD adalah menggunakan rumus sebagai berikut:
M
y 2761 83.67 N 33
Dibulatkan menjadi 84
SD
( y m) 2 N
95671 33
2899.12 53.84 dibulatkan 54
Langkah selanjutnya adalah menentukan SUD. Dalam penjabaran ini akan digunakan seluruh jarak range dari kurva normal yaitu -3 SD sampai dengan +3 SD = 6 SD. Karena kategori yang akan digunakan 3 unit, maka 6 SD : 3 = 2 SD. Jadi SUD = 2 x 54 = 108 Untuk selanjutnya menentukan batas bawah dan batas atas dari masing-masing kategori. Karena diketahui M = 84 dan SUD = 108, maka : - Batas bawah “cukup” = M – 0,5 SUD = 84 – 0,5 x 108 = 30 - Batas atas “cukup”
= M + 0,5 SUD = 84 + 0,5 x 108 = 138
41
- Batas bawah “kurang” = M - 1,5 SUD = 84 - 1,5 x 108 = -78 - Batas atas “baik”
= M + 1,5 SUD = 84 + 1,5 x 108 = 246
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan dalam tabel interval sebagai berikut: TABEL III INTERVAL PRESTASI MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS No
Interval
Keterangan
1
246 keatas
Sangat baik
2
138 – 246
Baik
3
30 – 138
Cukup
4
-78 – 30
Kurang
TABEL IV NILAI ANGKET TENTANG PRESTASI MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS
No
y
f
fy
1
75
1
75
2
77
1
77
3
78
1
78
4
80
9
720
5
81
1
81
6
82
1
82
7
83
4
332
8
84
2
168
Mean
∑ F.Y M = ----------N 2761 = ------------33 = 83,66
42
9
85
2
170
10
86
2
172
11
87
1
87
12
88
1
88
13
89
1
89
14
90
5
450
15
92
1
92
Jumlah
33
2761
Dari hasil analisis tentang tentang prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits diperoleh nilai mean yaitu 83,66. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits dalam kategori cukup yaitu pada interval 30 – 138. B. Analisis Uji Hipotesis Dalam analisis uji hipotesis ini, perhitungan dilakukan dengan melihat hasil angket yang telah disebarkan pada responden. Sebelum dilakukan perhitungan dengan rumus korelasi product moment maka terlebih dahulu dibuat beberapa langkah kerja yaitu : 1. Langkah pertama adalah membuat tabel kerja yang memuat data-data hasil angket tentang profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al Qur’an Hadits (studi kasus di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Gemuh Kab. Kendal Tahun 2010).
rxy
(X ) (Y ) N 2 2 (X ) 2 (Y ) 2 X Y N N XY -
43
Keterangan: X
= Variabel X (Profesionalisme guru)
Y
= Variabel Y (Prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits)
X2
= Kuadrat X
Y2
= Kuadrat Y
X.Y = Perkalian x dan Y N
= Jumlah responden
TABEL V TABEL KERJA X TERHADAP Y
No
X
Y
X2
Y2
X.Y
1
30
80
900
6400
2400
2
30
81
900
6561
2430
3
30
83
900
6889
2490
4
26
75
676
5625
1950
5
28
85
784
7225
2380
6
28
80
784
6400
2240
7
30
86
900
7396
2580
8
32
90
1024
8100
2880
9
28
86
784
7396
2408
10
30
80
900
6400
2400
11
33
80
1089
6400
2640
12
33
80
1089
6400
2640
13
25
77
625
5929
1925
14
25
78
625
6084
1950
15
35
90
1225
8100
3150
16
30
90
900
8100
2700
17
28
84
784
7056
2352
44
18
28
80
784
6400
2240
19
29
85
841
7225
2465
20
24
84
576
7056
2016
21
31
83
961
6889
2573
22
29
83
841
6889
2407
23
30
83
900
6889
2490
24
31
82
961
6724
2542
25
30
80
900
6400
2400
26
34
89
1156
7921
3026
27
33
88
1089
7744
2904
28
35
90
1225
8100
3150
29
33
92
1089
8464
3036
30
30
90
900
8100
2700
31
35
80
1225
6400
2800
32
38
87
1444
7569
3306
33
30
80
900
6400
2400
Jml
1001
2761
30681
231631
83970
1. Setelah diketahui tentang nilai-nilai x dan y sebagaimana tercantum di atas, maka dalam menganalisis lebih lanjut menggunakan angka-angka ke dalam rumus korelasi Product Moment dibawah ini :
45
rxy
( X ) ( Y ) N 2 2 ( X ) 2 ( Y ) 2 X Y N N XY -
(1001) (2761) 33 2 (1001) (2761) 2 30681 231631 33 33 83970 -
2763761 33 1020100 7623121 30681- 33 231631- 33 83970 - 83750.33 30681- 30363.67 231631- 231003.67 83970 -
219.61 317.33 627.33
219.61 199070.62 219.61 446.173 0.49228
Jadi dapat diketahui bahwa hasil korelasi product moment pada observasi (r o) adalah 0,49228. Setelah diperoleh koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan antara nilai r (hasil koefisien korelasi) dengan nilai r pada tabel baik taraf signifikansi 5 % atau 1 %. Apabila nilai r yang dihasilkan dari koefisien korelasi diperoleh nilai sama atau lebih besar dari nilai r yang terdapat pada tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan yang berarti hipotesis yang diajukan diterima (ada pengaruh). Apabila r yang dihasilkan dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada tabel berarti hipotesis yang diajukan tidak dapat diterima (ada pengaruh).
46
Dari analisis uji hipotesis diperoleh koefisien korelasi (r xy) sebesar 0,49228, sedang koefisien korelasi dalam tabel ( r t ) untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,344 dan taraf signifikansi 1 % adalah 0,442. Berdasarkan perhitungan di atas ro lebih besar dari pada r t atau koefisien korelasi pada tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %, sehingga diperoleh angka yang signifikan. Artinya variabel X mempunyai pengaruh terhadap variabel Y. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh antara profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al Qur’an Hadits artinya hipotesis yang penulis ajukan diterima. C. Analisis Lanjut Pretasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).1. Profesionalisme guru besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits, karena profesionalisme guru adalah salah satu faktor dari keberhasilan pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits, dan sebaliknya prestasi mata pelajaran Al Qur’an Hadits akan turun apabila tidak didukung dengan guru yang profesional. Dalam hal ini peran guru sangat dominan dalam meraih prestasi mata pelajaran Al Qur’an Hadits. Profesionalisme guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa maka Profesionalisme guru dapat mempengaruhi kwalitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidangbidang tertentu. Profesionalisme guru cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits, sebaliknya Profesionalisme guru yang rendah akan menghasilkan prestasi yang rendah. Maka apabila profesionalisme guru yang tinggi mereka cenderung mengutamakan bagaimana keberhasilan siswanya untuk meraih hasil belajaranya dengan dan. Demikian pula halnya dengan Profesionalisme guru terhadap prestasi mata 1
Poerwaodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pem dan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, hal. 354.
47
pelajaran Al Qur’an Hadits, apabila seorang guru tingkat keprofesionalan yang terhadap mata pelajaran Al Qur’an Hadits dan hasilnya pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits akan memuaskan.
48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian lapangan dan menganalisa data yang diperoleh dalam rangka pembahasan skripsi yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh”, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil analisis tentang pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh” diperoleh mean yaitu 30,33 dan dibulatkan menjadi 30. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Profesionalisme guru dalam kategori cukup yaitu pada interval 27 – 33. 2. Hasil analisis tentang prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits diperoleh mean yaitu 83,66 dan dibulatkan menjadi 84. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa variebal tentang prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits dalam kategori cukup yaitu pada interval 30 – 138. 3. Hasil analisa statistik korelasi product moment Pengaruh pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits didapatkan r observasi adalah 0,49228,. Kemudian hasil tersebut dikonfermasikan dengan tabel baik taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Untuk jumlah responden 33, dalam taraf signifikansi 5 % = 0,344 dan taraf signifikansi 1 % = 0,442. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi mata pelajaran Al qur’an hadits.
49
B. Saran-saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada komite Madrasah hendaklah selalu mengawasi dan memberikan arahan kepada para guru, dalam hal menjalankan aktivitas pembelajaran. Komite sebaiknya memberikan arahan kepada para guru dalam menjalankan aktivitas, dan selalu mengingatkan untuk meningkatkan mutu aktivitas yang lain. 2. Kepala
Madrasah
untuk
pembinaan
guru
dalam
meningakatkan
keprofesional guru karena guru sangat berperan dalam meningkatkan mutu didunia pendidikan. Karena hal tersebut sesuai dengan amanat UndangUndang Dasar. 3. Guru sebagai pencetak generasi yang dipersiapkan untuk masa datang hendaklah: a.
Memiliki kesadaran akan tugasnya dalam mencetak generasi muda bangsa Indonesia. serta pandai dalam menggunakan metode, media dan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Dalam menjalankan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat memilih dan menyeleksi program prioritasnya, mana agenda yang terpenting untuk dijalankan dan mana yang bias dinomer-duakan, Di samping itu guru harus pandai memilih waktu yang tepat untuk mengambil atau menjalankan agenda tamabahan atau sampingan agar tidak mengganggu aktivitas yang lain seperti mengajar, dan lain sebagainya. 4. Siswa sebagai obyek dalam belajar mengajar hendaknya lebih aktif, kreatif dan inovatif, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam memperoleh prestasi yang diharapkan. Khususnya prestasi mata pelajaran al qur’an hadits di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
50
C. Penutup Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada kepala Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Gemuh dan para guru yang sudah memberikan waktunya dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Dan kepada pihak-pihak terkait
yang
bersedia
memberikan
kritik
yang
membangun
demi
kesempurnaan dalam pembuatan skripsi ini, sebab penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. namun demikian penulis mengharap semoga usaha dan karya penulis ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya khususnya kepada penulis sendiri dan para pendidik Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Bafadal, Ibrahim, Dr., M. Pd., Peningkatan Profesionalisme Guru,2000 _____________, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar (dalam Kerangka Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah),Jakarta: PT. Bumi Aksara, cet. II, 2004. Buchori, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1985 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Al qur’an dan terjemah,Jakarta: 1983 Hadi, Sutrisno, Prof. Dr., M.A., Statistik, Jilid II, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Ugm Yogyakarta, Cet. VII, 1984. Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dalam Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996 Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2001 Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung, Mandar Maju, t.th. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, Cet.14 Muhadjir, Noeng., Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogjakarta: Sarasih, 1998.
Rake
Monks, Dr. F.J., Dr., A.M.P., dan Knoers Dekker dkk., Ontwikkelings Psychologie, disunting oleh Hadinoto dan Siti Rahayu dalam Psikologi Perkembangan, cet. XI, 1998 Poerwadarminto, Wjs., Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995. Sardiman, A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: CV. Rajawali, 1993. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995. Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, . 2000. Suparlan, Drs., M.Ed., Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hikayat, Cet. I, 2005 Supeno, Hadi, Potret Guru, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995. Supriyono, Widodo, Perlu Motivasi Instrinsik Yang Kuat Untuk Meraih Prestasi Belajar Bahasa Arab, Media, Edisi 7 tahun I, 1991. Sudirman N, Ilmu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1987. Thoha, M. Chabib, Drs. H., M.A., Drs. Abdul Mu’ti, M.A., PBM-PAI di Sekolah (Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam), Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Cet. 1, 1998 Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1989. Uhbiyati, Nur, Dra., Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 1997 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, (UUSPN) No. 20 tahun 2003
ANGKET
MENGENAI PROFESIONALISME GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS Identitas Responden
:
Nama Guru
:
NIP
:
Nama Madrasah
:
Petunjuk Pengisian Angket 1. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, alangkah baikya anda menjawab dengan benar 1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda pilih ( a, b, c dan d). 2. Jawaban yang anda berikan akan sangat membantu dan berguna bagi kami, untuk itu kami ucapkan terima kasih. 1. Pernahkah anda membuat program tahunan atau program semesteran? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
2. Pernahkah anda membuat rencana pelajaran sebelum melakukan aktivitas pembelajaran? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
3. Pernahkah anda membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum melaksanakan aktifitas pembelajaran? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
4. Pernahkah anda menentukan materi yang akan diajarkan sebelum mengajar? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
5. Pernahkah anda menganalisis materi yang akan disajikan kepada murid? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
6. Pernahkah anda kesulitan dalam menyampaikan materi yang diajarkan? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
7. Pernahkah anda mengunakan metode yang bervariasi dalam proses belajar mengajar? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
8. Pernakah anda menyuruh murid anda untuk maju didepan kelas? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
9. Didalam KBM pernahkah anda mengajajak murid anda berdiskusi kelompok? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
10. Pernahkah anda menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
11. Seberapa sering anda mengganti atau merubah metode pembelajaran? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
12. Pernahkah siswa anda memperhatikan saat anda menerangkan pelajaran? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
13. Pernahkah siswa anda mengajukan pertanyaan saat anda mengajar? a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Sering
d. tidak pernah
14. Apakah anda selalu menetapkan keberhasilan peserta didik dalam evaluasi? a. Selalu
b. Kadang-kadang
vii
c. Sering
d. tidak pernah
15. Apakah anda selalu melakukan pencatatan dan pelaporan hasil evaluasi kepada pihak sekolah? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
16. Apakah anda menggunakan waktu sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
17. Terlambatkah anda masuk kelas karena keasyikan mengobrol? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
18. Pernahkah anda meninggalkan kelas untuk ketika jam pelajaran? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
19. Pernahkah anda menghadiri undangan pada saat jam mengajar? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
20. Apakah materi yang anda sampaikan dapat dipahami oleh siswa? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
21. Pernahkah
anda
memberikan
bimbingan
khusus
kepada
siswa
pemahamanya dibawah rata-rata? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
22. Pernahkah anda memberikan perhatian lebih bagi siswa yang berprestasi ? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
23. Pernahkah siswa anda dapat menjawab pertanyaan yang anda berikan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
vii
yang
24. Pernahkah siswa anda menayakan materi yang belum dipahami? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
25. Pernahkah siswa anda mempraktekkan materi yang sudah diajarkan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
26. Ketika ditanya apakah siswa anda dapat menjawab pertanyaan anda ? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
27. Apakah siswa anda mendapatkan nilai sesuai yang ditargetkan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
28. Setiap ada soal ulangan apakah nilai siswa anda memuaskan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
29. Apakah nilai hafalan siswa anda sesuai dengan yang diharapkan? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
30. Pernahkah anda memberikan pujian kepada siswa yang mendapatkan nilai terbaik? a. selalu
c. kadang-kadang
b. sering
d. tidak pernah
vii
DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MADRASAH IBTIDAIYAH “NURUL ULUM” TLAHAB KEC. GEMUH
vii
DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MADRASAH IBTIDAIYAH JOHOREJO KECAMATAN GEMUH
vii
DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MADRASAH IBTIDAIYAH PUCANGREJO KECAMATAN GEMUH
vii
DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MADRASAH IBTIDAIYAH TAMANGEDE KECAMATAN GEMUH
vii
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Nurjanah
2. Tempat & Tgl. Lahir : Kendal, 28 Mei 1974 3. NIM
: 093111421
4. Alamat Rumah
: RT 03 RW II Desa Johorejo Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal 51356
5. HP.
: 081 228 292 680
6. E-Mail
:-
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal: b. MI JOHOREJO Tahun Masuk 1981 Tahun Lulus 1987 c. MTs
Tahun Masuk 1987 Tahun Lulus 1990
d. MA
Tahun Masuk 1990 Tahun Lulus 1993
e. DII
Tahun Masuk 1999 Tahun Lulus 2001
2. Pendidikan Non Formal: a. Madrasah Diniyah Awaliyah Johorejo C. Prestasi Akademik D. Karya Ilmiah Semarang,
Juni 2011
Nurjanah NIM: 093111421