Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI (SQUAT JUMP) DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VIII MTS GUNEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Penjaskesrek
Oleh : HENKI SETIAWAN NPM: 11.1.01.09.1260
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT KAKI (SQUAT JUMP) DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA PUTRA KELAS VIII MTS GUNEM REMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HENKI SETIAWAN NPM: 11.1.01.09.1260 FKIP – Penjaskesrek Dosen Pembimbing I : Drs. Setyo Harmono, M.Pd. Dosen Pembimbing II : Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara kekuatan otot kaki (squat jump) dengan kecepatan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Hipotesis: adalah hubungan yang positif antara kekuatan otot kaki (squat jump) dengan kecepatan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Untuk mendapatkan data yang empiris maka, penelitian ini mengguna-kan metode test dan pengukuran yang juga masuk dalam kategori pengukuran metode diskriptif analisis. Untuk mengukur kekuatan otot kaki (squat jump) dengan cara menendang bola yang sekeraskerasnya, sedangkan untuk mengukur kecepatan menggiring bola menggunakan rintangan atau patok sesuai buku karangan S. Soekardjo. Adapun hasil data kedua variabel ini diambil dengan menggunakan rumus korelasi dengan orang coba 30 orang yang terdiri dari siswa putra kelas VIII MTS Gunem Rembang tahun pelajaran 2014/2015. Melalui analisis statistik ditemukan korelasi sebesar rxy = 0,7102. Dengan demikian koefisien rehabilitas untuk hasil penelitian sebesar rxy = 0,7102 masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan dari pedoman r-tabel N = 30 taraf signifikan 5% = 0,361 dengan demikian rhitung lebih besar r-tabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan melihat analisis hasil dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan otot kaki berkontribusi secara signifikan terhadap kecepatan menggiring bola dalam permainan sepakbola. Dan guna menunjang prestasi sepakbola, sangat perlu penelitian ini dikembangkan khususnya pada siswa putra kelas VIII MTS Gunem Rembang tahun pelajaran 2014/2015 dan umumnya kepada pemain sepakbola. Kata Kunci : kekuatan oto kaki, menggiring bola, permainan sepakbola
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sehingga
I. LATAR BELAKANG Sejak manusia lahir di dunia, ia bertujuan
untuk
dengan
demikian
dapat terwujud fungsi sosial
mempertahankan
yang
bermutu.
Pada
kehidupan yang wajar. Manusia harus
hakekatnya menjadi individu
berjuang
yang berguna bagi masyarakat”
untuk
dapat
hidup
dari
kekayaan alam dari usaha-usaha apa
(W.P. Napitupulu, 1975:1).
saja untuk dapat memenuhi syaratsyarat kehidupannya yang minimal dengan tenaga dan pikiran. Untuk
itu
memperkembangkan
Bagi
Indonesia
yang
merupakan negara sedang berkembang, manusia
kekuatan
fisik
sangat
membutuhkan
tunas-tunas
bangsa yang berguna untuk mengisi
dan jasmani supaya badannya cukup
pembangunan
yang
sedang
kuat dan tenaganya cukup terlatih
dilaksanakan di segala bidang seperti
menjadi tangkas untuk melakukan
pada saat ini.
perjuangan hidupnya. Di samping itu
Setiap orang dalam hidupnya
menjadi kebutuhan hidup tiap manusia.
berusaha memperoleh hasil penampilan
Untuk melakukan kegiatan-kegiatan
gerak yang sempurna. Kita ingin
bersama dalam bentuk permainan dan
melompat lebih tinggi, berlari lebih
menjadi sifat manusia untuk mencoba
cepat,
kekuatan dan ketangkasannya dengan
mendemontrasikan
manusia lain, seperti yang dikatakan
lebih besar dan ketrampilan yang lebih
oleh W.P Napitupulu dalam bukunya
baik. Kita setiap saat memerlukan
disebutkan :
gerak
“Memang,
dan
laku
lebih
jauh,
kekuatan
dalam
dan yang
mencapai
sebagai
sesuatu, suatu gerak dan perilaku
individu terdiri dari kesatuan
manusia dijalankan oleh otot-otot guna
jasmani dan rohani. Kedua
menggerakkan suatu aktivitas tubuh,
unsur tersebut sama pentingnya
terutama pada otot-otot persendian dan
dan
dapat
otak. Otot-otot itu mempunyai peranan
dipisahkan satu sama lain.
penting dalam tubuh, terutama dalam
Maka dari itu, seharusnyalah
aktivitas kerja. Jika salah satu bagian
kedua-duanya
atau organ tubuh kita tidak bekerja
bina,
tak
manusia
melempar
mungkin
senantiasa
disempurnakan
dipelihara
di dan
sebaik-baiknya,
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
dalam
arti
tidak
dapat
berfungsi
sebagaimana mestinya, maka ruang
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
gerak dan laku kita menjadi kurang
dapat melihat dan menemukan ciri-ciri
leluasa atau kurang bebas. Dan jika
kehidupan masyarakat dalam bentuk
organ-organ kita dapat berfungsi secara
kecil dengan tata laku hidup sehari-hari
aktif maka usaha untuk melakukan
yang sering kita temui, hal tersebut
pergerakan atau aktivitas kerja menjadi
antara
mudah guna untuk melakukan kegiatan
kelicikan, taktik, strategi perjudian,
atau pekerjaan sehari-hari. Seperti yang
kemenangan dan lain sebagainya dari
dikatakan
yang bertendensi baik atau buruk.
Lukman
O.T.,
dalam
bukunya disebutkan :
lain:
adanya
Permainan
perebutan,
sepak
bola
“Jika kita ingin dapat bergerak
merupakan suatu bentuk permainan
dengan kekuatan yang lebih
yang dilakukan oleh dua kelompok
besar, kita menguatkan otot
pemain yang tiap-tiap kelompok terdiri
yang dilibatkan. jika kita ingin
dari sebelas orang serta menggunakan
melanjutkan
untuk
bola sepak dan kaki sebagai alat
waktu yang lebih lama, kita
penendangnya. Oleh sebab itu masing-
meningkatkan daya tahan otot
masing
dan memperbaiki proses yang
kesebelasan, dan menurut Soendoro
mendorong
pembagiannya sebagai berikut :
gerakan
kontraksi
regu/kelompok
disebut
diteruskan. bilamana kita ingin
“Seorang penjaga gawang, dua
melakuakn gerakan yang lebih
orang pemain belakang (back
efisien dan lebih halus, kit
kanan dan back kiri), tiga
meningkatkan
orang
koordinasi
pemain
tengah
kegiatan otot. Dan jika kita
(gelandang kanan, tengah dan
ingin
proporsi
kiri), lima orang pemain depan
boleh
(kanan luar dan kiri kuar,
otot
kanan dalam dan kiri dalam
mengubah
badan,
kita
meningkatkan
ukuran
yang dipilih” (Lukman O.T,
dan
1989:4).
tengah)” (Soendoro, 1988:1).
Permainan
sepak
bola
seorang
penyerang
di
Sepak bola ialah olah raga
Indonesia banyak digemari oleh kaum
beregu. Ia didasarkan atas teknik,
tua maupun muda karena di samping
pengolahan bola dan pergantian setiap
murah dan mudah dilakukan. Dalam
pemain terhadap permainan. Faktor-
cabang permainan sepak bola ini kita
faktor itu semua mempunyai peranan
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
yang sangat penting. Prinsip dalam peramainan
sederhana
menguasai teknik dasar terlebih dahulu
gol
dan
dan kesebelasan tanpa didukung kerja
lawan
sama yang baik maka team tersebut
berbuat yang sama terhadap gawang
mudah gagal. Memang dilihat dari segi
sendiri.
taktis,
sekali
sepak
yaitu
mencegah
bola
Jadi setiap pemain harus dapat
membuat
jangan
Yang
sampai
memasukkan
gol
terbanyak memenangkan pertandingan.
mutu
permainan
kesebelasan
ditentukan
suatu oleh
Pada prinsipnya Jef Sneyers
penguasaan teknik dasar. Semakin
mengatakan sebagai berikut, “Untuk
terampil seorang pemain bola dan
dapat gol, kita harus menguasai bola
semakin
dan untuk mencegah gol oleh lawan,
kehilangan bola) meloloskan diri dari
kita harus mengubah keadaan dari
suatu situasi, semakin baik jalannya
penjaga bola menjadi penguasa bola”
pertandingan bagi kesebelasan. Tetapi
(Jef Sneyers, 1983:3).
titik tolak tetap bahwa ketrampilannya
Penguasaan
ia
dapat
(tanpa
saja
itu adalah demi kepentingan seluruh
sebenarnya masih belum cukup, kita
team. Sepak bola dapat dirumuskan
harus membuka kesempatan untuk
secara sederhana dengan 2 pengertian
membuat gol. Sebagai pemain yang
yaitu penguasaan dan kehilangan bola.
merupakan
bola
mudah
anggota
kesebelasan
Penguasaan bola: menciptakan
mutlak membawa peranan rangkap.
peluang
Pertama pemain itu sebagai individu
memanfaatkan peluang itu. Kehilangan
yang artinya seorang pemain sepak
bola:
bola harus dapat menguasai teknik
pembuatan gol-gol lawan. Bila pemain
dasar bermain sepak bola, misalnya
benar-benar telah menguasai teknik-
teknik
teknik
menendang,
teknik
membuat
gol
dan
mencegah/menghalangi
dasar,
maka
logis
apabila
menghentikan bola, teknik menggiring
mereka lebih lama menguasai bola,
bola, teknik menyundul bola, teknik
agar
merampas bola dan sebagainya. Dan
berjalan sedemikian rupa sehingga
yang kedua pemain pemain itu sebagai
penguasaan bola itu diubah menjadi
anggota kesebelasan atau team yang
penciptaan peluang untuk membuat
artinya dengan kemajuan teknik dasar
gol.
dengan
demikian
permainan
dan kemahirannya itu pemain harus
Teknik dasar permainan sepak
dapat bekerja sama demi kepentingan
bola itu sangat diperlukan, Soendoro
kesebelasannya. HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mengemukakan
teknik
dasar
ketrampilan sepak bola antara lain :
Ditinjau dari berbagai segi,
1. Mengenal bola
perkembangan sepak bola di Indonesia
2. Menendang bola (shooting)
samapai sekarang sudah cukup maju,
3. Menghentikan
baik dari segi kualitas maupun dari segi
bola
(controling)
kuantitasnya. Melihat ini kita merasa
4. Menggiring bola (dribbing)
bangga, meskipun laju perkembangan
5. Menyundul bola (heading)
persepakbolaan di Indonesia ditinjau
6. Gerak tipu dengan bola
dari segi prestasinya, masih kalah jauh
7. Merampas/merebut
bola
dari lawan
dibandingkan dengan prestasi negaranegara Eropa dan bahkan dengan
8. Menjaga gawang (kiper)
beberapa negara-negara lainnya.
9. Melempar bola ke dalam
Untuk
mengatasi
dan
lapangan permainan (throw-
meningkatkan prestasi sepak bola harus
in)
dengan mengubah cara-cara untuk
(Soendoro, 1988:52).
melatih secara menyeluruh, dulu yang
Dari uraian di atas, ini jelas
sifatnya
tradisional
harus
dirubah
dengan
cara
pendekatan
ilmiah.
bahwa penguasaan teknik dasar itu
Dengan demikian diharapkan nantinya
mutlak. Di samping itu diperlukan juga
prestasi
stamina yang prima dalam mendukung
mengalami kemajuan khususnya di
penguasaan
dalam permainan sepak bola.
teknik
dasar.
Erat
kaitannya dengan stamina ini, maka John
Devaney
bola
Indonesia
Seorang pelatih harus dapat
bukunya
mengetahi bagian-bagian mana yang
“Satu unsur dalam
perlu dilatih sehingga otot-otot yang
gerak sepak bola yang tidak pernah
akan digunakan itu bisa kuat dan ini
berubah dari masa ke masa adalah
tentunya sesuai dengan olah raga yang
stamina. Dan stamina merupakan unsur
akan
utama dalam permainan sepak bola
meningkatkan
stamina jauh lebih penting daripada
kekuatan otot-otot maka diperlukan
kecepatan dan dalam permainan sepak
gerakan-gerakan
bola, anda harus mempersiapkan diri
menjadikan seorang pemain menjadi
untuk mengalami kekalahan fisik”
kuat maupun menguasai skill. Bentuk-
(John Devaney, 1988:70).
bentuk latihan tersebut ada beberapa
disebutkan :
dalam
sepak
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
dilakukan.
Dan
ketahanan
latihan
untuk maupun
yang
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
macam diantaranya adalah dengan
menjadi saran ilmu bersangkutan”
squat jump yaitu latihan beban yang
(Kontjaraningrat, 1977:16).
menggunakan beban badan sendiri,
Dalam penelitian ini sesuai
dengan tujuan untuk menguatkan otot-
dengan tujuan penelitian dan hipotesa
otot kaki, di samping itu latihan harus
yang telah dirumuskan diatas, maka
bertahap pada permulaan tapi lama
untuk mengungkapkan permasalahan
kelamaan menjadi khusus.
tersebut,
Dalam
kaitannya
penelitian
ini
bersifat
dengan
diskriptif analisis. Disebut diskriptif
permasalahan tersebut di atas, maka
karena akan memberikan gambaran-
penulis
di
gambaran atau gambaran apada adanya
bidang olah raga khususnya sepak bola
tentang hubungan tentang kekuatan
dan penulis jabarkan tentang peranan
otot kaki dengan kecepatan menggiring
kekuatan otot kaki melalui squat jump
bola pada permainan sepak bola.
dengan
Bersifat
mengadakan
kecepatan
penelitian
menggiring
bola/dribbling.
analisis
karena
akan
memberikan gambaran apa adanya, juga menarik kesimpulan-kesimpulan
II.
yang bersifat inferensial dengan study
METODE PENELITIAN Setiap aktifitas penelitian perlu
korelasio-nal,
sedangkan
untuk
metode yang tepat untuk digunakan,
mengungkapkan data penelitian dengan
sebab pada prinsipnya tidak semua
menggunakan teknik tes kekuatan otot
metode sesuai dengan penelitian yang
kaki dengan cara squat jump dan
dikerjakan. Setiap metode yang dipilih
kecepatan menggiring bola dengan cara
disamping merupakan cara atau teknik
melewati rintangan atau pancang yang
untuk
berjumlah 10 buah.
memperoleh
data,
juga
merupakan pedoman dan arah untuk menentukan maksud serta tujuan yang
III. HASIL DAN KESIMPULAN
hendak dicapai arah penelitian itu
A. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
sendiri.
Berdasarkan hasil-hasil analisa Menurut
Koentjaraningrat
data melalui perhitungan statistik yang
mengatakan, “Metode adalah cara atau
selanjutnya digunakan untuk pengujian
jalan sehubungan dengan upaya ilmiah
hipotesi
metode menyangkut masalah suatu
penelitian ini sebagai berikut :
yang
diajukan
dalam
kerja untuk memahami obyek yang
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Dari hasil penghitungan didapatkan
1. Pengujian Hipotesis 1 Hasil pengujian hipotesis 1,
nilai t hitung lebih besar dari pada t
penghitungan lengkapnya terdapat
tabel sehingga dapat dinyatakan
pada lampiran. Dari analisis data
bahwa Ho ditolak.
diperoleh informasi bahwa terdapat korelasi
yang
positif
antara
A. Kesimpulan Setelah
mengkaji
hasil
kekuatan otot kaki dengan prestasi
penelitian yang telah diolah dengan
mendribel bola pada siswa putra
analisis statistik, maka dapat ditarik
kelas VIII MTS Gunem Rembang.
suatu kesimpulan sebagai berikut :
Kriteria pengujian hipotesis
1. Kesimpulan Umum
adalah tolak hipotesis nol jika r
Terdapat
hasil penghitungan lebih besar dari
menyakinkan
pada r tabel pad taraf kepercayaan
kekuatan otot kaki (squat jump)
0,05 %. Dari hasil penghitungan
dengan kecepatan menggiring bola
diperoleh nilai r sebesar : 0,487
dalam permainan sepak bola pada
sedangkan harga kritik untuk N =
siswa putra kelas VIII MTS Gunem
30 adalah : 0,361. Dari perhitungan
Rembang. Nilai yang diperoleh
menunjukkan bahwa harga r hitung
dengan hasil sebesar 0,487.
lebih besar dari pada harga kritik r
hubungan antara
yang variabel
2. Kesimpulan Khusus
dalam tabel. Dengan demikian Ho.
Hasil perhitungan (r hitung) sebesar
Ditolak.
0,487 sedangkan tarif signifikansi 5 % dengan harga 0,361 dalam r tabel. Dengan subyek (N) = 30
2. Pengujian Hipotesis 2 Hasil pengujian dengan uji t
pemain.
untuk harga r yang diperoleh dari
Ini berarti menunjukkan bahwa
penghitungan di atas ternyata harga
hipotesis alternatif atau Ha diterima
t hitung : 2,95 sedang harga t dalam
dan hipotesis nihil atau Ho ditolak.
tabel pada taraf kepercayaan : 0,05 % dan dk : 28 adalah 2,048. Kriteria
pengujian
adalah:
tolak hipotesis nol jika t hasil penghitungan lebih
besar dari
pada t tabel berdasarkan dk : (n-1)
IV. DAFTAR PUSTAKA W.P. Napitupulu. 1978. Kebijaksanaan Ke Olahragaan Di Indonesia, Jakarta: Penerbit Primer.
pada taraf signifikansi : 0,05 %. HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Lukman O.T. 1989. Kinessiology, Sistem Tubuh
yang
Gerakan.
dilibatkan.dalam
Surabaya:
Pendidikan
Fakultas
Olahraga
Ilmu Pendidikan Surabaya.
1984.
Sepak
1988.
Penuntun
Pelajaran
Olahraga Kesehatan. Bandung: Penerbit Ganeca Exact.
dan
Kesehatan, Institut Keguruan dan
Soendoro.
Surayin.
Slamet, SR. 1988. Pendidikan Jasmani. Solo: Penerbit Tiga Serangkai.
Bola
I.
Yogyakarta.
Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Jef Sneyers. 1988. Sepak Bola, Latihan dan Strategi Bermain. Jakarta: Penerbit PT. Rosda Jaya Putra.
Sutrisno Hadi. 1983. Statistik Jilid II. Cetakan
Keenam.
Penerbit John Devaney. 1988. Sepak Bola, Rahasia Para Bintang. Semarang: Penerbit
Yayasan
Yogyakarta: Penerbit
Fakultas Psykology Universitas Gajah Mada.
Dahara Prize. Soekarjo. 1988. Evaluasi Hasil Belajar di Wiyata T.G. 1989. Pedoman Penulisan Tesis.
Kediri:
Penerbit
Unit
Penelitian Universitas Nusantara
Bidang ke Olahragaan. Surabaya: Yayasan Penerbit IKIP Negeri Surabaya.
PGRI Kediri. _______. 1988. Soeharno H.P. 1976. Ilmu Coaching Umum. Proyek
Yogyakarta: Pembinaan
Penerbit
Tes dan Pengukuran.
Surabaya: Yayasan Penerbit IKIP Negeri Surabaya.
Pendidikan
Olahraga.
W.S.
Winkel.
1984.
Psychology
Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Penerbit Gramedia.
HENKI SETIAWAN | 11.1.01.09.1260 FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 11||