“Strategi Customer Retention Marketing (CRM) Program Cruisin With Yummy Mommy di Radio 94.7 U-FM Jakarta Dalam Mempertahankan Pendengarnya”
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana (S1)
Dikerjakan Oleh:
Moh. Arif D. Tirtosudiro 44306110018
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI - MARKETING KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi
: : : : :
Moh. Arif D. Tirtosudiro 44306110018 Ilmu Komunikasi Marketing Communication Strategi Customer Retention Marketing (CRM) Program Cruisin With Yummy Mommy di Radio 94.7 U-FM Jakarta Dalam Mempertahankan Pendengarnya
Mengetahui, Pembimbing materi
(A. Judhie Setiawan SE.,M.Si)
ii
LEMBAR TANDA LULUS SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi
: : : : :
Moh. Arif D. Tirtosudiro 44306110018 Ilmu Komunikasi Marketing Komunikasi Strategi Customer Retention Marketing (CRM) Program Cruisin With Yummy Mommy di Radio 94.7 U-FM Jakarta Dalam Mempertahankan Pendengarnya
Jakarta, 19 Agustus 2009
Ketua Sidang (Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si.)
Penguji Ahli (Santa Margaretha Niken, S.Sos., M.Si.)
Pembimbing Materi (A. Judhie Setiawan, S.E., M.Si.)
iii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi
: : : : :
Moh. Arif D. Tirtosudiro 44306110018 Ilmu Komunikasi Marketing Communication Strategi Customer Retention Marketing (CRM) Program Cruisin With Yummy Mommy di Radio 94.7 U-FM Jakarta Dalam Mempertahankan Pendengarnya Jakarta, 19 Agustus 2009
Disetujui dan diterima oleh,
Pembimbing materi,
(A. Judhie Setiawan SE.,M.Si)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
(Dra. Diah Wardhani, M.Si)
Ketua Bidang Studi
(Dra. Tri Diah Cahyowati, M.Si)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T. karena berkat rahmat-NYA-lah akhirnya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini yang sempat tertunda beberapa saat sebagai salah satu syarat kelulusan program S-1 Universitas Mercu Buana. Semua ini tentunya tidak lepas dari bantuan orang-orang yang telah membantu penulis dalam penyusunan dan penyelesaian dari skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak A. Judhie Setiawan S.E., M.Si, atas kesabarannya dalam membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ibu Dra. Tri Diah Cahyowati M.Si. Ketua Bidang Studi Advertising dan Marketing Komunikasi.
3.
Ibu S. Margaretha Niken S.Sos.,M.Si. Dosen penguji yang juga membantu dalam penulisan skripsi ini.
4.
Ibu Dra. Diah Wardhani, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana.
5.
Bapak Aditya Tirtosudiro dan Ibu Latifa Tirtosudiro, orang tua penulis yang selalu mendoakan, mendukung dan menyemangati penulis dari segi baik moriil maupun materiil selama ini. Thanks Dad, thanks Mom, love you both so much.
v
6.
Resta Nura Tirtosudiro dan Khaira Malayka Nur Tirtosudiro, istri dan anak penulis yang selalu sabar menghadapi suaminya / ayahnya yang kadang-kadang jarang ada di rumah. Love you my peeps.
7.
Seluruh dosen dan jajaran pengurus Universitas Mercu Buana MeruyaJakarta.
8.
Ibu Myra Suraryo, Bapak Geronimo Bosha dan rekan-rekan serta pendengar radio 94.7 U-FM, yang juga sudah membantu dalam memberikan informasinya serta dukungannya.
9.
Serta semua orang yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu, yang sudah memberikan dukungan serta bantuannya.
Harapan penulis, mudah-mudahan skripsi ini dapat berguna nantinya sebagai acuan untuk mahasiswa angkatan yang akan datang jika mereka ingin mengetahui lebih banyak mengenai dunia radio. Dan semoga kontribusi ini yang dituliskan oleh penulis, menjadi salah satu bahan refrensi yang berguna bagi mereka dalam pembuatan skripsi mereka di masa yang akan datang, Amin.
Jakarta, Agustus 2009
Penulis
vi
Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Marketing Communication
Moh. Arif D. Tirtosudiro (44306110018) Strategi Customer Retention Marketing (CRM) Program Cruisin With Yummy Mommy di Radio 94.7 U-FM Jakarta Dalam Mempertahankan Pendengarnya xl + 78 halaman + 7 lampiran, 25 buku (1981 – 2007), 2 data lembaga pemerintah, 1 data lembaga survei, 1 sumber pencari data internet
ABSTRAKSI Selepas kepemerintahan orde baru, pertumbuhan industri media berkembang dengan sangat pesatnya, khususnya media radio. Akibat dari pesatnya perkembangan ini, masyarakat dengan mudahnya dapat menemukan informasi melalui banyaknya media yang berusaha untuk memberikan jawaban atas keinginan itu. Dan mereka dengan mudahnya mengganti media tertentu jika informasi yang mereka harapkan tidak mereka temukan di satu media tertentu (migration). Atas dasar inilah persaingan menjadi hal yang tak terelakkan, sehingga kemampuan masing-masing media dalam mempertahankan / meretensi jumlah pendengarnya menjadi sangatlah penting agar mereka tidak pindah ke media lain (migration barrier). Penelitian ini berfokus kepada kegiatan Customer Retention Marketing. Dalam artian bagaimana radio 94.7 U-FM Jakarta mampu mempertahankan jumlah pendengar potensialnya melalui sebuah program Cruisin With Yummy Mommy. Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan dengan menggunakan metode penelitiannya adalah studi kasus. Dan untuk penelitian ini, penulis menggunakan teori IDIC (Identify, Differentiation, Interaction dan Customization) Harapan dari penelitian ini adalah penelitian ini bisa memberikan gambaran dan bisa dijadikan bahan referensi untuk radio 94.7 U-FM Jakarta itu sendiri (khususnya) dan mahasiswa (umumnya) yang berkeinginan bekerja di media radio atau pada saat pembuatan skripsi yang berhubungan dengan kegiatan CRM di dunia radio.
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
Lembar Persetujuan
ii
Lembar Tanda Lulus Skripsi
iii
Lembar Perbaikan
iv
Kata Pengantar
v
Abstraksi
vii
Daftar Isi
viii
BAB I. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Rumusan Permasalahan
9
1.3. Tujuan Penelitian
9
1.4. Manfaat Penelitian
10
1.4.1. Manfaat Akademis
10
1.4.2. Manfaat Praktis
10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
11
2.1. Komunikasi Pemasaran
11
2.1.1. Pengertian Komunikasi Pemasaran
11
2.1.2. Tujuan Komunikasi Pemasaran
12
2.1.3. Manajemen Jasa
13
2.2. Customer Retention Marketing (CRM)
15
2.2.1. Pengertian CRM
15
2.2.2. IDIC
18
2.2.3. Tujuan Penerapan CRM
21
viii
2.3. Radio
23
2.3.1. Pengertian Radio
23
2.3.2. Program Radio
26
2.3.3. Media Radio Sebagai Industri
29
2.3.4. Format Radio
32
2.3.5. Kompetisi Radio Berformatkan AC (Adult Contemporary)
39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
40
3.1. Sifat Penelitian
40
3.2. Metode Penelitian
40
3.3. Narasumber
40
3.4. Teknik Pengumpulan Data
42
3.5. Fokus Penelitian
42
3.6. Metode Analisis Data
43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
45
4.1. Gambaran Umum Radio 94.7 U-FM Jakarta
45
4.1.1. Sejarah Singkat Radio 94.7 U-FM Jakarta
45
4.1.2. Struktur Organisasi Radio U-FM dan Divisi Program U-FM
46
4.1.3. Lokasi Radio U-FM Jakarta
46
4.1.4. Segmentasi, Target Audience dan Positioning
47
4.1.5. Pesaing Radio 94.7 U-FM Jakarta
49
4.1.6. Jumlah Pendengar Radio 94.7 U-FM Jakarta
50
4.1.7. Program Radio 94.7 U-FM Jakarta
50
4.2. Hasil Penelitian
54
4.2.1. Strategi CRM Radio 94.7 U-FM melalui Program Cruisin With Yummy Mommy 4.2.2. Proses Akuisisi Data
54 56
ix
4.2.3. Identifikasi dan Diferensiasi
58
4.2.4. Proses penggunaan data untuk kebutuhan Customization
62
4.3. Analisa dan Pembahasan
66
4.3.1. Proses Akuisisi Data
67
4.3.2. Identifikasi dan Diferensiasi
69
4.3.3. Proses penggunaan data untuk kebutuhan Customization
70
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
73
5.1. Kesimpulan
73
5.1.1. Proses Akuisisi Data
73
5.1.2. Identifikasi dan Diferensiasi
74
5.1.3. Proses penggunaan data untuk kebutuhan Customization
75
5.2. Saran
75
Daftar Pustaka
77
Lampiran
xii
Struktur Organisasi Radio 94.7 U-FM Jakarta
xii
Struktur Organisasi Divisi Siaran
xiii
Transkrip wawancara 1 (General Manager – Ibu Myra Suraryo)
xiv
Transkrip wawancara 2 (Station Manager – Bapak Geronimo Bosha)
xvii
Transkrip wawancara 3 (Yummy Mommy Angelia)
xxvi
Transkrip wawancara 4 (Yummy Mommy – Diana)
xxxi
Transkrip wawancara 5 (Yummy Mommy – Rina)
xxxvi
Biodata Penulis
xxxix
Curriculum Vitae Penulis
xl
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1.
Data DEPKOMINFO (Radio berformatkan AC)
6
Tabel I.2.
Data PRSSNI (Badan usaha radio berformatkan AC)
6
Tabel I.3.
The Connecting Triangle
8
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG Selepas kepemerintahan orde baru, pertumbuhan industri media berkembang
dengan sangat pesatnya. Hal ini dimungkinkan karena berkurangnya filterisasi dan sensorisasi dalam penyampaian informasi oleh media massa. Akibat berkurangnya proses filterisasi dan sensorisasi tersebut, terlihat dengan meningkatnya jumlah televisi swasta, radio swasta, media cetak dan media internet yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Dan animo masyarakat pun semakin meningkat dan dengan mudahnya mereka mencari media untuk memenuhi kebutuhan dalam mencari informasi maupun hiburan melalui media apapun itu, terlebih untuk media radio swasta. Sebagai contoh, menurut data AC Nielsen Indonesia, terdapat sekitar 1800 stasiun radio saat ini di Indonesia. Namun, memang, dalam persaingannya radio masih kalah dengan media televisi dalam memperebutkan kue iklan yang tersedia. Data radio expenditure menunjukkan penurunan terhadap media radio, yaitu hanya 3,3% pada tahun 2000 menjadi 2,4% di tahun 2004.1 Oleh karena itu, dibutuhkan diferensiasi dalam industri radio tersebut untuk memberikan added value dan segmentasi yang lebih spesifik bagi pengiklan, sehingga radio pun meraih share kue iklan yang lebih banyak. Hasil survei AC 1
Media Secene 2004 – 2005 (Data dari AC Nielsen)
1
Nielsen di tujuh kota besar di tahun 2001 menunjukkan fenomena radio secara general2, yaitu: a.
Adanya pergerakan yang sangat signifikan pada urutan radio di semua kota. Perubahaannya pun sangat dinamis.
b.
Adanya perubahan dalam format program-program populer. Program musik Indonesia meningkat secara signifikan dibandingkan tahuntahun sebelumnya (terlebih di tahun 1980-an). Penyiar dibuat lebih interaktif dan komunikasinya lebih secara dua arah (dialog) bukan lagu komunikasi satu arah (monolog), program informasi dikemas dan disampaikan secara lebih menarik dan lebih berkualitas sehingga menarik perhatian orang banyak.
c.
Adanya fenomena tumbang dan tumbuhnya radio seiring dengan kemampuan radio dalam mengikuti dan mengadaptasi perubahan jaman dan trend.
d.
Munculnya radio swasta baru yang memberikan warna baru di dunia radio.
e.
Persaingan
dalam
bentuk
kreatif
yang
bertujuan
untuk
mempertahankan jumlah pendengar potensialnya dan mencoba untuk mengambil jumlah pendengar baru yang juga potensial.
2
AC Nielsen, 2001
2
Dampak dari pertumbuhan berdasarkan fenomena ini adalah kompetisi. Kompetisi menjadi suatu hal yang tak terelakkan. Dan bentuk dari kompetisi radio adalah dalam bentuk perbedaan format. Setiap stasiun radio mulai menyadari pentingnya perbedaan format untuk menunjukkan eksistensi radio masing-masing di tengah persaingan radio dan hubungan dengan pendengarnya pun diperlukan untuk mempertahankan
jumlah
pendengarnya
atau
bahkan
menambah
jumlah
pendengarnya. Di kota Jakarta contohnya, segmentasi radio tidak hanya dibedakan melalui khalayak pendengarnya dan format radionya, akan tetapi lebih mendalam lagi. Banyak elemen yang menjadi petimbangan, seperti musik, program siaran, karakter penyiar, gaya siaran, isi acara hingga station ID (jingle radio). Kesemua hal tersebut diatas menjadi indikator yang membuat sebuah radio terdengar berbeda dibandingkan dengan radio kompetitor yang mempunyai khalayak pendengar yang sama. Hal yang perlu diingat adalah radio merupakan media sekilas. Media ini merupakan media personal yang dinikmati oleh pendengarnya sambil melakukan aktifitas utama. Jadi mendengarkan radio bukanlah aktifitas utamanya, sehingga unsur hiburan memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga pendengarnya. Musik menjadi salah satu indikator utama dalam media radio yang bersifat hiburan. Oleh karenanya, format radio pun menjadi hal yang penting dalam menentukan jenis musik apa yang harus dimainkan oleh stasiun radio tersebut yang sesuai dengan khalayak pendengarnya. Dan satu hal lagi yang tak kalah pentingnya
3
adalah program. Dalam arti, program dalam bentuk seperti apa yang akan disajikan oleh sebuah stasiun radio kepada pendengarnya yang dinilai paling cocok dan tentunya menguntungkan baik untuk pendengarnya maupun kepada klien sebuah radio tersebut. Menurut Pringle-Starr-McCavit melalui bukunya yang berjudul “Electronic Media Management” menjelaskan bahwa “Program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal sebagai program3.” Sedangkan Format adalah: “Penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio, dengan kata lain, upaya-upaya yang dilakukan oleh pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan pendengarnya. Format disini dapat diartikan dengan jenis musik yang dimainkan oleh radio tersebut untuk menentukan target pendengar mana yang ingin dituju oleh radio tersebut. Tujuannya adalah untuk menentukan khalayak pendengar yang spesifik dan untuk kesiapan radio tersebut untuk berkompetisi dengan kompetitornya di suatu tempat / lokasi siaran4.”
Jadi dalam masalah persaingan radio, seperti yang dianalogikan oleh S. Djuarsa Sandjaja, persaingan ini seperti populasi yang terjadi dalam human ecology, yaitu bagaimana makhluk hidup berhubungan dengan lingkungan hidupnya (ekologi).
3
Peter Pringle, Michael F. Starr and William McCavit “Electronic Media Management, Fourth Edition”, 1999 4 Ibid
4
Dengan kata lain, makhluk hidup tersebut pasti akan mencari semua sumber yang ada yang mampu memenuhi kebutuhannya5. Dengan demikian, persaingan media radio pun sangatlah ketat. Media radio yang mempunyai format yang sama dan memiliki khalayak pendengar yang sama semakin banyak. Hasilnya, berbagai cara dilakukan untuk mampu bertahan dalam bisinis penyiaran. Karena dalam industri radio, “makanan” industri ini adalah penjualan air-time untuk pengiklan yang dijadikan sebagai daily operational cost. Namun cash flow ini tidak akan terjadi jika jumlah pendengar dari radio tersebut sedikit atau semakin lama semakin berkurang jumlah pendengarnya. Untuk lebih mengetahui radio-radio apa saja yang mempunyai segmentasi yang sama dengan radio yang menjadi objek penelitian, penulis melampirkan data tahun
2007
yang
diambil
dari
Departemen
Komunikasi
dan
Informasi
(DEPKOMINFO) dan data tahun 2007 yang diambil dari PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia).
5
S. Djuarsa Sandjaja “Ekologi Media Analisi Dan Aplikasi Teori Niche Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antar Industri Media”, 1993
5
Data DEPKOMINFO (Departemen Komunikasi dan Informasi)6 No
Nama Badan Penyelenggara
Call Station
Format
Frekuensi
1
PT. Radio Agustina Junior
U-FM
AC
94.7 FM
2
PT. Radio Muara Abdinusa
Cosmopolitan FM
AC
90.4 FM
3
PT. Pesona Gita Anindita
Radio Pesona
AC
103.8 FM
4
PT. Radio Garda Asia Bumi
Women Radio
AC
94.3 FM
5
PT. Bahana Senada Indonesia
Female Radio
AC
99.5 FM
Data PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia)7 No
Nama Badan Penyelenggara
Call Station
Target
Target Usia
Pendengar 1
PT. Radio Agustina Junior
U-FM
80%
wanita, 20 – 35
20% laki-laki 2
PT. Radio Muara Abdinusa
Cosmopolitan FM
80%
wanita, 21 – 40
20% laki-laki 3
PT. Pesona Gita Anindita
Radio Pesona
70%
wanita, 25 – 45
30% laki-laki 4
PT. Radio Garda Asia Bumi
Women Radio
90%
wanita, 21 – 50
10% laki-laki 5
PT. Bahana Senada Indonesia
Female Radio
60%
wanita, 21 – 40
40% laki-laki
6 7
DEPKOMINFO, 2007 PRSSNI 2007
6
Dapat dilihat dari data diatas, persaingan kelima radio tersebut untuk mendapatkan serta mempertahankan pendengarnya menjadi suatu keharusan jika ingin bertahan dalan industri radio. Salah satu bentuknya adalah dengan mengembangkan produk (program) yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pendengarnya, contohnya dengan cara penentuan format radio yang berujung pada penentuan format pemutaran musiknya dan bentuk programnya itu sendiri. Mengapa proses CRM (Customer Retention Marketing) menjadi penting disini? Media radio dalam mempertahankan kehidupannya (life cycle) terdiri dari 3 hal8, yaitu: 1.
Tim manajemen dan kreatif dari radio itu sendiri.
2.
Pendengarnya
3.
Klien
Ketiga hal diatas sebaiknya saling bersinergi apabila sebuah radio ingin terus mampu bersaing sehingga memperpanjang kehidupannya. Sebuah radio tidak akan mampu bertahan apabila radio itu tidak memiliki tim manajemen dan kreatif yang solid. Dan setelah mendapatkan tim yang solid, radio pun membutuhkan ”makanan” yang merupakan modal untuk membuat sebuah program kreatif, yaitu: klien (pengiklan). Tanpa pengiklan sebuah radio tidak akan mampu bertahan, karena uang didapatkan dari pengiklan dengan memasangkan iklan mereka disini adalah uang
8
Peter Pringle, Michael F. Starr and William McCavit “Electronic Media Management, Fourth Edition”, 1999
7
yang nantinya akan digunakan untuk biaya operasional (operational cost) dan biaya untuk pengembangan kreatif program (creative development cost). Namun pengiklan pun tidak akan mau memasangkan iklan mereka di sebuah radio jika mereka tidak melihat jumlah pendengar yang sesuai dengan target market mereka ada disini secara signifikan. Dan sudah pasti mereka akan memasangkan iklan mereka di sebuah radio lain yang memiliki target market yang sama yang lebih memiliki jumlah pendengar potensial yang lebih baik dibandingkan dengan radio ini. Karena ketiga hal diatas merupakan segitiga yang saling berhubungan dan saling berkesinambungan dalam memperpanjang hidup sebuah radio / program (The connecting triangle) Radio
Klien
Pendengar
Jadi berdasarkan gambaran diatas, pendengar dapat kita artikan sebagai konsumen dari sebuah radio yang ingin mendapatkan informasi mengenai apapun. Dan dalam mendapatkan informasi pun dibagi dua, yaitu: informasi yang mereka dapatkan secara gratis dan informasi yang mereka dapatkan dengan cara membayar. Untuk konsumen sebuah radio, informasi ini mereka bisa dapatkan secara cuma-cuma (gratis), dan hal ini lebih sulit untuk dipertahankan karena mereka (konsumen) dapat dengan mudahnya mengganti frekuensi sebuah radio untuk
8
mencari alternatif lain dalam mendapatkan sebuah informasi, sehingga kegiatan sebuah radio dalam meretensi pendengarnya menjadi sangat penting. Atas dasar inilah akhirnya, peneliti ingin melakukan penelitian apakah program Cruisin With Yummy Mommy ini melakukan kegiatan CRM dalam mempertahankan pendengar loyalnya yang potensial (Yummy Mommy) agar program ini (atau bahkan radio ini) mampu terus bersaing dengan program lain yang ada di radio lain (kompetitor).
1.2.
RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan yang ingin
diangkat oleh peneliti adalah: “Strategi Customer Retention Marketing (CRM) Program Cruisin With Yummy Mommy di Radio 94.7 U-FM Jakarta Dalam Mempertahankan Pendengarnya”
1.3.
TUJUAN PENELITIAN Mengetahui strategi Customer Retention Marketing (CRM) untuk program
Cruisin With Yummy Mommy yang digunakan oleh radio 94.7 U-FM Jakarta yang tergolong pendatang baru di Jakarta yang mempunyai segmentasi khalayak pendengar yang hampir sama dengan radio lain yang sudah berdiri lebih dulu di Jakarta dalam meretensi pendengarnya.
9
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Akademis 1.
Untuk memberikan gambaran serta pengetahuan peneliti dan mahasiswa pada umumnya mengenai perencanaan, pembuatan dan menjalankan sebuah strategi program sebuah radio yang berdasarkan riset dan masukan dari pendengarnya serta databasing.
2.
Untuk memberikan gambaran dan pengetahuan kepada peneliti dan mahasiswa pada umumnya mengenai faktor-faktor pendukung serta hambatan-hambatan dalam pembuatan strategi program sebuah radio.
1.4.2. Manfaat Praktis 1.
Pengaplikasian teori dan konsep penerapan Customer Retention Marketing (CRM) termasuk untuk radio 94.7 UFM Jakarta.
2.
Dapat menjadi referensi bagi praktisi radio untuk menerapkan teori / konsep penerapan Customer Retention Marketing (CRM) dalam mempertahankan jumlah pendengarnya dan untuk mengembangkan program-programnya
3.
Sebagai acuan untuk penerapan terjun ke dunia radio, khususnya untuk memasuki divisi pengembangan program sebuah stasiun radio.
4.
Sebagai acuan yang dapat diterapkan bagi mereka yang memiliki situasi yang sama atau hampir sama seperti yang dijelaskan diatas.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
KOMUNIKASI PEMASARAN
2.1.1. Pengertian Komunikasi Pemasaran Definisi dari Komunikasi Pemasaran seperti yang dijabarkan oleh Lwin dan Aithinson melalui buku yang berjudul “Clueless In Marketing Communications” adalah: “Bagaimana sebuah organisasi / institusi / perusahaan mengkomunikasikan pesan-pesan kepada khalayak sasarannya, yaitu kelompok konsumen potensial yang akan menerima pesan-pesan pemasaran mereka9“
Dan hal ini diperkuat dengan penjelasan yang dilakukan oleh Paul Smith, Chris Berry, Alan Pulford dan Marylin Baxter dalam bukunya yang berjudul “Strategic Marketing Communications: New Ways to Build and Integrate Communications” (1999) mengemukakan: “Komunikasi pemasaran adalah sebuah hubungan sistematis antara sebuah perusahaan / institusi / organisasi dengan marketnya, dimana para pemasar merumuskan berbagai macam ide, rancangan, pesan, media, bentuk, figure dan warna, kesemuanya dalam suatu ide komunikasi untuk menstimuli persepsi tertentu mengenai produk dan jasa dari orang-orang yang telah dikelompokkan menjadi bagian dari target sasaran pasar mereka10.”
9
Lwin and Aitchison - Clueless in Marketing Communications, 2003 Paul Smith, Chris Berry, Alan Pulford and Marylin Baxter “Strategic Marketing Communications: New Ways to Build and Integrate Communications”, 1999
10
11
Dengan demikian, berdasarkan penjelasan diatas, maka definisi Komunikasi Pemasaran adalah suatu usaha atau kegiatan di bidang pemasaran dalam melakukan kegiatan komunikasi untuk mensosialisasikan keinginan dan harapan perusahaan kepada khalayaknya sehingga terciptalah sebuah hubungan antara perusahaan / institusi / organisasi dengan khalayaknya. Baik dalam bentuk bisnis maupun dalam bentuk hubungan personal11.
2.1.2. Tujuan Komunikasi Pemasaran Tujuan dari Komunikasi Pemasaran menurut Brennan adalah12 1.
Menyampaikan pesan tertentu kepada khalayak sasaran yang sudah diidentifikasi secara jelas.
2.
Membujuk orang untuk berfikir, merasakan atau bertindak dengan cara tertentu dalam hubungan mereka mengenai merk.
3.
Untuk membangun kesadaran tentang keberadaan merk tersebut di pasaran.
4.
Untuk membangun tingkat kesadaran diantara para khalayak sasaran yang lebih besar.
5.
Untuk mendidik atau menginformasikan kepada khalayak sasaran tentang aspek-aspek yang berkualitas dari merk.
11
Paul Smith, Chris Berry, Alan Pulford and Marylin Baxter “Strategic Marketing Communications: New Ways to Build and Integrate Communications”, 1999 12 Ross Brennan, Paul Baines and Paul Garneau “Contemporary Strategic Marketing”, 2003
12
6.
Untuk meningkatkan penjualan dan hubungan yang lebih emosional dengan khalayak sasaran pasar.
2.1.3. Manajemen Jasa Bagaimana dengan komunikasi pemasaran bagi institusi / perusahaan / organisasi yang bergerak di bidang jasa dan jasa tersebut bisa didapatkan secara gratis oleh konsumennya seperti radio? Menurut Karl Albrecht dalam bukunya yang berjudul ” Social Intelligence: The New Science of Success” definisi dari manajemen jasa adalah “Pendekatan keseluruhan dari perusahaan dalam mewujudkan tercapainya kualitas pelayanan atau jasa sebagaimana yang diinginkan oleh konsumen, dan merupakan faktor pendorong utama dalam operasi bisnis.13” Namun bagaimana sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa mampu memberikan manajemen jasa yang baik? Dalam buku ini pun dikatakan ada 3 hal yang bisa menciptakan manajemen jasa yang baik, yaitu14: a.
Strategi pelayanan yang baik. Seberapa jauh sebuah perusahaan mampu melayani / memberikan informasi yang menarik tanpa mengurangi esensi dari infromasi yang ingin disampaikan.
b.
Penempatan
orang-orang
yang
berorientasi
pelanggan
untuk
berhadapan dengan pelanggan. Dalam hal ini pemilihan sumber daya
13 14
Albrect, Karl “Social Intelligence: The New Science of Success”, 2004 Ibid
13
manusia yang tepat yang menjadi ujung tombak, agar dapat dan mampu berinteraksi secara langsung dengan konsumen. c.
Penerapan sistem pelayanan yang bersahabat. Bagaimana sebuah perusahaan selalu melakukan interaksi dan berkomunikasi dengan konsumennya yang sesuai dengan harapan pelanggan.
Dengan kata lain, langkah yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah dengan melakukan kegiatan outside-in bukan dengan inside-out, artinya perusahaan sebaiknya melakukan kegiatan riset secara berkala mengenai apa yang dibutuhkan oleh konsumennya dan berusaha untuk dapat memenuhi / membuat segala sesuatunya menjadi sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumennya. Perusahaan bukan lagi memasarkan produk yang diciptakan tanpa didukung dengan adanya data / informasi mengenai konsumennya, namun lebih kepada memasarkan produk yang didasari oleh keinginan dan kebutuhan akan konsumennya15. Karena seperti yang dikatakan oleh Baran, Garka & Strunk dalam buku mereka yang berjudul “Principles of Customer Relationship Management”, “Dengan melakukan databasing, sebuah perusahaan memiliki kesempatan untuk membangun jalinan kerja sama yang sangat baik antara perusahaan dengan para konsumennya dan akan memberikan keuntungan yang lebih baik lagi bagi kedua belah pihak.16” Namun jika sudah terjadi pembelian, apakah kegiatan itu sudah cukup bagi sebuah perusahaan? Jawabannya adalah tidak. Langkah selanjutnya adalah 15
Albrect, Karl “Social Intelligence: The New Science of Success”, 2004 Dr. Roger J. Baran, Prof. Robert J. Galka, Prof. Daniel P. Strunk, “Principles of Customer Relationship Management”, 2008 16
14
bagaimana perusahaan mampu untuk memperpanjang hidupnya ataupun produknya di pasar / market yang ada. Di era oligopoli ini, nampaknya mustahil sebuah perusahaan tetap bertahan jika tidak mempertahankan pelanggannya potensialnya.
2.2.
CUSTOMER RETENTION MARKETING (CRM)
2.2.1. Pengertian CRM Definisi dari CRM (Customer Retention Marketing) adalah “Proses dari beberapa tahapan yang terdiri dari indentifikasi, akuisisi, retensi dan pengembangan customer yang memberikan kontribusi yang besar kepada perusahaan dengan cara memfokuskan strateginya yaitu dengan cara menjaga hubungan dengan customer secara efektif dan efisien sehingga hubungan tersebut menjadi hubungan seumur hidup (lifetime) yang menguntungkan untuk kedua belah pihak.17”
Jadi inti dari melakukan CRM adalah bagaimana sebuah perusahaan melakukan databasing informasi untuk menciptakan sebuah hasil atau situasi yang win-win. Menurut Tony Cram dalam bukunya yang berjudul “Customers That Counts” CRM adalah “Sebuah teknik strategi bisnis yang memanfaatkan data informasi yang sudah terintegrasi. Data informasi ini didapatkan melalui proses komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya.18” Seringkali hubungan antara produsen dengan konsumen hanya terjadi pada saat melakukan transaksi saja dan setelah itu interaksi tidak dilanjutkan dengan baik. Padahal jika kita lihat lebih jauh lagi, apabila interaksi tersebut dipertahankan dan
17 18
http://id.wikipedia.org/wiki/Crm (February 4, 2008 ; 02:15 WIB) Tony Cram, Customers That Count, 2001
15
dilanjutkan dengan cara yang baik dan benar, maka kemungkinan untuk terjadinya pembelian ulang sangatlah besar. Hal ini jika ingin kita umpamakan adalah layaknya pernikahan, seberapa sukses pernikahan itu akan terjadi adalah tergantung bagaimana proses komunikasi itu dilakukan oleh kedua belah pihak secara kontinu19. Kegiatan CRM ini sendiri muncul sebagai konsekuensi logis dari semakin ketatnya persaingan dan semakin tingginya tuntutan pelanggan terhadap produk atau layanan yang mereka inginkan. Bagi suatu perusahaan wujud ancaman persaingan adalah kehilangan pelanggan lama atau tidak berhasil merebut hati pelanggan potensialnya atau bahkan kedua-duanya. Maka kemampuan agar dapat membuat pelanggan loyal terhadap produk atau layanan menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan tersebut jika ingin tetap eksis dalam industri yang digelutinya. Dengan kata lain, komunikasi antar personal menjadi sangat penting bagi sebuah perusahaan agar mampu mempertahankan pelanggan potensialnya. Jadi embrio dari Customer Retention Marketing adalah One-to-One Communication (Komunikasi Antar Pribadi). Disini perusahaan akan dilihat kemampuannya dalam melakukan identifikasi dan mendiferensiasikan produknya melalui berkomunikasi dengan pelanggannya, sehingga tepat sasaran terhadap khalayak sasarannya. Dengan melakukan hal ini, maka akan membantu perusahaan dalam mengembangkan keuntungan perusahaan
19
Theodore Levitt, Marketing Intangible Products and Product Intangibles, 1981
16
melalui interaksi yang baik dengan konsumennya dan di saat yang bersamaan pula akan membuat interaksi tersebut menjadi lebih personal dan lebih bersahabat. Konsep One-To-One Communication ini sendiri pertama kali diperkenalkan / dimasyarakatkan oleh Don Peppers dan Martha Rogers melalui buku mereka yang berjudul “The One To One Future”. “Kunci dari keberhasilan One-To-One Communication adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan database mengenai karakterisitik pelanggannya, transaksi pembelian, seberapa efektif proses marketingnya, daya tarik masyarakatnya dan trend yang berlaku. Dengan demikian perusahaan akan mampu melakukan pengembangan produknya yang lebih sesuai dengan khalayak sasaran yang lebih potensial20.” Jika
perusahaan
sudah
lebih
fokus
dalam
upaya
mempertahankan
pelanggannya dengan cara melakukan One-To-One Communication maka hasil yang dapat dipetik oleh perusahaan adalah terjalinnya hubungan yang baik dengan pelanggannya dan terciptanya loyalitas pelanggan dengan produk atau jasa dari sebuah perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh guru besar loyalty marketing, Frederich Reichheld dalam bukunya “Loyalty Rules” “Loyalitas bukanlah masalah kepuasan, melainkan lebih kepada kemampuan untuk mempertahankan pelanggan yang ada; dan pembelian yang berulang (repeat purchase) bukanlah ukuran untuk menilai kepuasan seseorang. Karena meskipun pelanggan membeli produk itu secara berulang-ulang, mereka tidak pernah puas dengan produk tersebut, karena semata-mata tidak ada pilihan produk yang lain21”
20 21
Don Peppers dan Martha Rogers, “The One To One Future”, 1996 Frederich Reichheld, “Loyalty Rules”, 2001
17
Jadi loyalitas itu sendiri akan terjadi jika perusahaan paham betul mengenai apa yang diinginkan oleh pelanggannya.
2.2.2. IDIC Berdasarkan hal diatas, bagaimana perusahaan mendapatkan data informasi yang kemudian akan dijadikan database informasi pelanggannya? Penerapan konsep IDIC (Identify – Differentiate – Interact – Customize). Berikut penjabaran IDIC secara lebih mendalam seperti yang dijabarkan dalam buku karangan Don Peppers dan Martha Rogers “One-To-One Marketing22” A.
Identify (Identifikasi) Untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, perusahaan harus mampu untuk mengenal lebih jauh mengenai karakterisitik pelanggannya secara satu per satu. Dengan cara mulai mengumpulkan contact list, yang berisikan nama lengkap, alamat, nomor telepon, alamat email dan status mereka. Tujuannya adalah memetakan interaksi hubungan yang harus dilakukan oleh perusahaan agar menciptakan prospek yang baik bagi perusahaan.
22
Don Peppers and Martha Rogers, “One-To-One Marketing” 1999
18
B.
Differentiate (Diferensiasi) Setelah pemetaan dikelola dengan baik, langkah selanjutnya adalah membedakan atau mengkategorisasikan pelanggan menurut nilai dan kebutuhannya. Jika proses ini sudah dilakukan, maka hasil yang didapatkan oleh perusahaan adalah pelanggan mana yang patut untuk dipertahankan karena termasuk pelanggan yang potensial sehingga termasuk ke dalam prioritas perusahaan. sedangkan pelanggan yang tidak termasuk dalam pelanggan potensialnya, tidak dimasukkan kedalam prioritas utama perusahaan.
C.
Interact (Interaksi) Bagaimana perusahaan mengelola dan memperhatikan pelanggan potensialnya dengan cara berinteraksi dengan mereka, baik dengan melakukan komunikasi secara konvensional (tatap wajah langsung) ataupun dengan cara komunikasi secara tidak langsung (melalui telepon dan jalur internet). Dengan berbekal data yang didapat dari interaksi
maka suatu
perusahaan dapat mengenali dengan baik apa kebutuhan pelanggan tersebut untuk kemudian diantisipasi dan dikelola dengan memberikan layanan
atau
produk
yang
benar-benar
menjadi
kebutuhan
19
(customization). Oleh karena itu proses memperoleh data yang dilakukan melalui interaksi dengan pelanggan menjadi sangat penting. D.
Customize (Kustomisasi) Setelah menjalankan 3 hal diatas, yang terakhr adalah bagaimana perusahaan mampu untuk menciptakan produk yang unik dan cocok dengan kebutuhan dan keinginan pelanggannya yang potensial. Dengan cara mendengarkan kebutuhan mereka.
Dengan melakukan konsep IDIC, maka perusahaan akan mampu memilah karakteristik pendengarnya, menciptakan produk yang sesuai dengan karakteristik tersebut dan menjalin interaksi dengan pelanggannya secara lebih personal. Dan diharapkan, jika pelanggan merasa bahwa perusahaan ini mengenal secara baik akan dirinya maka loyalitas dan repeat purchase pun akan terjadi dan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan akan terjalin dengan baik. Dengan kata lain, perusahaan melakukan proses Customer Segment Management dimana maksudnya adalah sebuah perusahaan mampu untuk mensegmentasikan pelanggannya agar mampu memaksimalkan keuntungan jangka panjang baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggannya. Sehinga perusahaan akan menjadi kepada customer centris, dimana segala sesuatu yang dilakukan atau dikembangkan adalah untuk menjawab keinginan dan kebutuhan pelanggannya23.
23
John G. Freeland, “The Ultimate CRM Handbook, Strategies & Concept for building enduring customer loyalty and profitability”
20
2.2.3. Tujuan Penerapan CRM Customer Retention Marketing (CRM) sendiri bukanlah sebuah konsep, melainkan sebuah perubahan paradigma (pandangan) untuk perusahaan-perusahan, dimana CRM itu adalah pola hidup yang bertujuan untuk mengajak pelanggannya menjadi partner dalam perusahaan tersebut dan berkembang untuk mendapatkan keuntungan bersama (win-win solution)24. Menurut sebuat artikel Rayna Skolnik tentang ”Integrated Marketing” yang dimuat oleh Sales Marketing Network (2002), terdapat empat isu kritikal dalam menerapkan Customer Retention Marketing agar bersinergi dengan Marketing Communication, yakni25: 1.
Pelanggan makin banyak pilihan (oligopoly) dan tuntutannya pun semakin tinggi. Mereka mempunyai banyak akses ke berbagai produk, memiliki banyak sumber informasi, dan channel (media) untuk membeli dan dengan mudahnya konsumen dapat berpindah dari sebuah produk ke produk yang lain.
2.
Pasar berubah dari pendekatan inside-out marketing menjadi outsidein planning sebagai basis CRM dalam mengetahui kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini databasing dan input dari konsumen menjadi sangat penting dalam pengembangan produknya.
24 25
Ibid Rayna Skolnik, Intergrated Marketing Article, Sales Marketing Network 2002
21
3.
Para praktisi pemasaran harus mengubah mind-set dari "inilah produk / jasa yang akan saya jual, bagaimana memasarkannya" menjadi “inilah yang diinginkan konsumen, bagaimana saya menunjukkannya".
4.
Perusahaan harus menyadari bahwa pesan yang terpadu harus dihasilkan oleh perusahaan yang terpadu. Jadi persoalannya adalah bagaimana mengkomunikasikannya kepada pelanggan dan konsumen potensial.
Tanpa integrasi dan sinergi antara CRM dan Marketing Communication, hasil yang dicapai oleh brand menjadi tidak optimal. Seperti yang diutarakan di atas, Customer Retention Marketing (CRM) dan Integrated Marketing Communication (IMC) memang bukan barang baru. Tapi persoalannya bagaimana CRM dan IMC dapat membuat perusahaan dan brand dan produk dari sebuah perusahaan / organisasi / institusi menjadi lebih bagus daripada pesaing dan bagaimana memenangkan hati dan pikiran konsumen agar mendapatkan keuntungan yang baik bagi kedua belah pihak. Berdasarkan penjelasan diatas, di jaman oligopoli seperti saat ini, sudah saatnya perusahaan / institusi / organisasi menerapkan program CRM di dalam kegiatan pemasarannya. Terlebih bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, seperti media radio. Media radio memberikan hal-hal seperti informasi, hiburan dan edukasi secara gratis. Oleh karena itu kegiatan CRM menjadi hal yang sangat penting bagi media radio.
22
Hal ini dikarenakan konsumen menjadi sangat mudah untuk berganti produk / jasa yang sangat sesuai (menurut mereka) demi mencukupi kebutuhan mereka akan mendapatkan hal-hal tersebut diatas (migration). Dan hasilnya adalah bukan hanya kepuasan konsumen yang didapat, tetapi lebih kepada keloyalan konsumen terhadap produk / jasa yang mereka gunakan sehingga terciptalah pembelian / penggunaan kembali yang berulang-ulang yang dapat menguntungkan perusahaan / organisasi / institusi tersebut (migration barrier).
2.3. RADIO 2.3.1. Pengertian Radio Media radio sangat akrab sekali dengan kata ”siaran”. Kata siaran merupakan padanan dari kata “Broadcast” yang dalam bahasa Inggris berarti kegiatan pemancarluaskan melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, laut atau antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerimaan siaran26. Menurut Undang-Undang Penyiaran, pengertian siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar yang berbentuk grafis, karakter baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. 26
http://id.wikipedia.org/wiki/broadcast (February 4, 2008 ; 02:30 WIB)
23
Menurut Wilbur Schramm27, fungsi radio adalah: 1.
Memberikan penerangan (sumber informasi)
2.
Fungsi pendidikan (edukasi)
3.
Fungsi mempengaruhi
4.
Fungsi mengisi waktu senggang (hiburan)
Dan fungsi radio yang lain adalah sebagai salah satu penyebar informasi merupakan industri yang selalu berkembang, yang mampu menciptakan lapangan serta kesempatan kerja yang lain serta menghidupkan industri lain yang terkait. Radio juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan dengan institusi sosial lainnya28. Mengapa sampai sekarang industri radio ini tetap saja menarik dan tetap diminati oleh khalayak banyak? Padahal jika kita lihat lebih jauh lagi, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin maju, pertelevisian pun juga menjadi sangat menarik. Ada beberapa hal yang penting akan hal ini. Menurut penjelasan dari buku “The Radio and Television Commercial” yang ditulis oleh Albert C. Book, Norman
27
Wilbur Schramm “How Communication Works, The Process And Effect of Mass Communication”, 1954 28 Dennis McQuail “Teori Komunikasi Massa” 1991
24
D. Cary, Stanley I. Tennenbaum dan Frank R. Brady29, media radio memiliki beberapa keuntungan dibandingkan oleh media lain. Keuntungan tersebut adalah: 1.
Media radio memiliki jangkauan yang luas Media ini memiliki jangkauan yang lebih luas dan jauh dibandingkan dengan media lain, seperti televisi dan internet. Seperti yang kita ketahui, di pedalaman Indonesia khususnya, masih banyak orangorang yang memiliki perangkat radio ketimbang perangkat televisi.
2.
Media radio lebih selektif Media ini memiliki khalayak sasaran yang lebih spesifik, sehingga dari sisi pengiklan yang perlu mereka lakukan adalah carilah radio yang memiliki khalayak sasaran, status sosial, regionalitas dan format radio yang sesuai dengan target marketnya. Dan dari sisi pendengar, jenjang usia dan kegiatan sosialnya tidak jauh berbeda, sehingga mereka masih dalam satu kelompok yang sama.
3.
Media radio lebih ekonomis Baik dari sisi pengiklan maupun dari sisi pendengar, media radio lebih ekonomis dibandingkan media yang lainnya. Khususnya untuk pendengar, mereka hanya cukup dengan membeli satu perangkat radio yang baik, maka dengan semudah itu mereka bisa mendapatkan siaran dari sebuah radio.
29
Albert C. Book, Norman D. Cary, Stanley I. Tennenbaum and Frank R. Brady “The Radio and Television Commercial” 1996
25
4.
Media radio lebih cepat Dalam pemberitaan sesuatu, media radio lebih cepat dibandingkan dengan media televisi dan media cetak. Sehingga media radio bisa diandalkan oleh pendengarnya, bagi mereka yang menginginkan sebuah informasi.
5.
Media radio lebih partisipatif Berbeda dengan media yang lain, radio lebih partisipatif dengan target audience-nya, dalam hal ini adalah pendengarnya. Mereka bisa berinteraksi dengan pembawa acaranya (penyiar), sehingga keakraban akan lebih terjalin dibandingkan dengan media lainnya. Kalau media lain lebih sering bersifat monolog, media radio lebih sering bersifat dialog dengan pendengarnya.
2.3.2. Program Radio Kata program berasal dari bahasa Inggris dengan penulisan yang sama “Program” yang berarti rencana atau acara30. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience-nya / pendengarnya. Dalam industri kepenyiaran, media massa menjadikan program sebagai komoditi perdagangan dalam memajukan bisnisnya dan merupakan sebagai revenue center / cash center (menghasilkan uang) dan profit center (menghasilkan keuntungan). 30
http://id.wikipedia.org/wiki/program (February 4, 2008 ; 02:45 WIB)
26
Program dapat disamakan dengan produk atau jasa yang ditawarkan dan dijual kepada pihak lain, dalam hal ini pendengar dan pemasang iklan. Dalam dunia penyiaran radio, program yang baik akan mendapatkan pendengar lebih banyak sehingga akan mendatangkan pengiklan yang akan memasang iklan produk mereka di jam tersebut. Dan secara otomatis akan mampu mempertahankan jumlah pendengar loyalnya di radio tersebut. Akan tetapi pengembangan harus selalu dilakukan oleh radio tersebut agar selalu mampu mengikuti kebutuhan pendengarnya dalam mendapatkan informasi, hiburan dan kegiatan edukasi. Dalam pembuatan program, agar mampu mengikuti kebutuhan pendengarnya dalam mendapatkan informasi, hiburan dan kegiatan edukasi, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh radio tersebut, antara lain adalah daya tarik. Menurut buku “Dasar Dasar Pemasaran” yang ditulis oleh Phillip Kotler dan Gary Armstrong31, ada tiga jenis daya tarik / pendekatan yang dapat dilakukan dalam pembuatan program untuk sebuah radio. Pendekatan itu adalah 1.
Daya tarik rasional
2.
Daya tarik emosional
3.
Daya tarik moral
Jika ketiga daya tarik tersebut mampu terepresentasikan dengan baik, maka program itupun akan diterima dengan baik oleh pendengarnya.
31
Phillip Kotler and Gary Armstrong “Principles Of Marketing” 2005
27
Setelah program tersebut diramu dan kemudian dijalankan, maka langkah berikutnya adalah program tersebut akan dilakukan pengembangan demi tercapainya kepentingan-kepentingan untuk pengembangan radio tersebut secara keseluruhan. Dalam
praktiknya,
radio
selalu
memiliki
tiga
kepentingan
dalam
pengembangan program siarannya, yaitu antara lain: 1.
Ada radio yang lebih mementingkan tercapainya tujuan ekonomis, sehingga segala informasi yang disiarkan harus berdaya jual tinggi. Tanpa mempedulikan apakah dampaknya negatif ataupun positif.
2.
Ada radio yang ingin agar informasi yang disampaikan bermanfaat bagi hakekat hidup pendengarnya, sehingga pendengarnya mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan memperluas perspektif pemikirannya.
3.
Dan ada juga radio yang menganggap informasi sebagai alat untuk mencapai tujuan ideologisnya, keutungan ekonomis tinggi bukan merupakan tujuan prioritasnya.
Akan tetapi pada dasarnya, semua media massa berfungsi sebagai media sosialisasi untuk penyebaran informasi yang bermanfaat bagi hakekat hidup pendengarnya. Sebuah radio, dalam menyampaikan informasi tersebut adalah dengan cara memformulasikan, membuat dan menjalankan sebuah program. Dan setiap media massa mempunyai formulasi tersendiri dalam menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak pendengarnya.
28
Formulasi yang paling umum dari 4 formulasi diatas menurut Wilbur Schramm dalam penyampaian informasi di sebuah program itu terdiri atas 3 hal / unsur32, yaitu: 1.
Informatif
2.
Edukatif, dan
3.
Menghibur
Mengingat meskipun radio merupakan media personal yang memberikan informasi yang bersifat gratis kepada pendengarnya. Jadi dalam pemberian informasi pun harus tetap menghibur tanpa mengurangi esensi dari informasi dan kegiatan edukasinya.
2.3.3. Media Radio Sebagai Industri Siaran radio merupakan komponen media komunikasi massa yang memiliki peran yang cukup besar dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya, radio tidak saja menciptakan selera publik tetapi memiliki peran di dalam membentuk opini publik serta dalam hal kontrol sosial. Diawali dengan sistem siaran yang bersifat amatiran yang kemudian berkembang menjadi sarana hiburan yang mememainkan peran cukup besar sebagai media massa. Atas dasar inilah, yang tadinya radio hanya dimiliki oleh pemerintah berkembang sedemikian rupa sampai akhirnya timbullah banyak radio swasta.
32
Wilbur Schramm “How Communication Works, The Process And Effect of Mass Communication”, 1954
29
Perkembangan dan pertumbuhan ini pun tidak terlepas dari berbagai aspek, antara lain: historis, politik, hukum, sosial, ekonomi, dan budaya. Disamping perkembangan radio swasta yang makin marak akhir-akhir ini, konsekuensi pun harus dihadapi oleh para radio tersebut. Stasiun radio dituntut untuk untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kinerja secara lebih professional dalam penyajiannya, seperti: hiburan, pendidikan dan tentu saja informasi. Dengan kata lain, besarnya peluang dalam dunia radio, berbagai tantangan pun turut mewarnai dunia penyiaran seperti: 1.
Persaingan untuk merebut kue iklan antar media massa semakin ketat.
2.
Persaingan untuk merebut jumlah pendengar juga semakin ketat.
3.
Tingkat pertumbuhan radio lama dan baru semakin tinggi, sehingga dapat menimbulkan kegiatan kanibalisme.
4.
Perekrutan SDM yang kurang sehat (saling membajak satu antara yang lain).
5.
Biaya operasional yang semakin lama semakin tinggi.
Disinilah radio dituntut untuk terus berbenah dalam meningkatkan kualitas, profesionalisme kerja serta kreatifitas programming untuk menuju media radio yang lebih baik. Memang benar, radio hanyalah media sekilas, akan tetapi media radio tidak hanya dianggap sebagai media untuk sekedar ajang hobi seperti dulu. Saat ini radio sudah menjadi media bisnis yang mempunyai tingkat potensial yang tinggi,
30
sehingga
sudah
sebaiknya
lebih
memperhatikan
bagaimana
komunikasi
pemasarannya. Salah satunya adalah bagaimana sebuah radio mampu memberikan “added value” (nilai tambah) dalam memberikan promosi bagi pengiklan yang ingin memasarkan produknya kepada khalayak sasarannya. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh radio untuk memberikan added value, antara lain: waktu siar (airtime), musik yang disindikasikan dengan produk, acara / program dengan karakter penyiar yang sesuai dengan karakter produk yang diiklankan. Ketika radio tersebut ingin bertahan dalam persaingan, sudah pasti pendapatan dari penjualan (sales) iklan menjadi bahan bakar untuk radio tersebut. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan didapatkan oleh sebuah radio jika radio tersebut tidak memiliki konsep yang kuat dan terus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, kreatifitas yang dapat dijalankan dan diterima oleh pendengarnya serta format yang jelas mengenai radio itu sendiri. Untuk itu radio harus melakukan riset pendengar secara kontinu dan berkala demi menjaga kualitas, mempertahankan pendengar potensialnya dan menambah jumlah pendengarnya dengan pendengar baru yang sesuai dengan khalayak sasarannya. Selain melihat pada segmentasi pendengar yang menjadi khalayak sasaran radio tersebut, pengiklan biasanya melihat dari secara keseluruhan, mulai dari format radio, programming, jenis musik yang dimainkan serta karakter penyiarnya. Karena
31
segmentasi listener mempunyai perbandingan lurus dengan segmentasi pasar. Artinya adalah radio selain melakukan pemfokusan format musik, juga akan melakukan segmentasi pendengar yang sesuai dengan segmentasi khalayak sasaran yang ingin dituju oleh pengiklan. Prinsipnya adalah radio akan menyiarkan jenis format musik yang sudah di riset sebelumnya dengan baik dan dijalankan secara efektif yang mampu menarik demografi khalayak dengan jumlah yang memadai untuk memenuhi keinginan pengiklan. Jadi musik merupakan salah satu alat yang mampu menarik dan mempertahankan pendengar radio.
2.3.4. Format Radio Menurut Pringle-Starr-McCavit dalam bukunya yang berjudul “Electronic Media Management” (1999) menjelaskan “Program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal sebagai program33” Sedangkan Format menurut Pringle-Starr-McCavit adalah “Penyajian program dan musik yang memiliki ciri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Dengan kata lain, upaya-upaya yang dilakukan oleh pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan pendengarnya. Format disini dapat diartikan dengan jenis musik yang dimainkan oleh radio tersebut untuk menentukan target pendengar mana yang ingin dituju oleh radio tersebut34.”
33
Peter Pringle, Michael F. Starr and William McCavit “Electronic Media Management, Fourth Edition”, 1999 34 Ibid
32
Michael C. Keith dalam bukunya yang berjudul “The Radio Station, Fifth Edition“ (2000) menyusun 4 format radio yang popular saat ini. Format radio tersebut terbagi antara lain35: 1.
Adult Contemporary (AC) Untuk kaum dewasa-muda dengan rentang usia antara 20 – 45 tahun dan mempunyai daya beli yang tinggi. Musik yang diputarkan bergenre Pop, R&B, Modern Rock, Jazz, Chill dan Dance dengan rentang tahun antara 80-an sampai saat ini, intinya adalah easy listening musik. Dan pemutaran / rotasi lagunya tidak secepat radio anak muda (CHR). Isi programnya antara lain adalah program musik (utama), berita yang mencakup gaya hidup, olah raga, ekonomi, kesehatan, kecantikan dan sedikit yang berbau politik. Jadi radio ini merupakan radio musik yang diselipkan materi kata dalam siarannya. Atas dasar inilah pendengar utama dari radio ini adalah wanita. Dan sifat siaran dari radio ini bersifat interaktif dengan pendengarnya. Contoh: U-FM, Female Radio, Jak FM,
Pesona FM dan Women
Radio. 2.
Contemporary Hits Radio (CHR) Untuk ABG (Anak Baru Gede-red) dan kaum muda (remaja) dengan rentang usia antara 12 – 20 tahun. Musik yang diputarkan hampir sama dengan AC namun lebih cepat perputaran / perpindahan lagunya.
35
Michael C. Keith “The Radio Station: Fifth Edition, 2000
33
Karena format radio ini memutarkan lagu-lagu terkini yang dikompilasikan dan dipopulerkan dalam sebuah show yang bernama Top 40 chart, sehingga selalu mengikuti perkembangan jaman. Programnya berisikan info ringan dan bersifat sangat menghibur, namun ada juga program yang bersifat edukatif. Radio ini pun bersifat interaktif dengan pendengarnya. Contoh: Prambors Radio, Mustang FM dan Trax FM. 3.
News and Talk (NT) Untuk kaum yang sudah mapan dengan rentang usia antara 30 – 50 tahun. Bersifat interaktif juga dengan pendengarnya, namun format ini lebih mengedepankan berita dibandingkan lagu / musik (bahkan ada radio yang tidak memutarkan musik sama sekali). Umumnya pendengar radio berformatkan NT adalah laki-laki. Format ini lahir di Los Angels, Amerika Serikat di tahun 1960. Contoh: Elshinta FM dan Trijaya FM
4.
Classic / Oldies Memutarkan lagu-lagu yang tergolong oldies / ever green. Sasarannya adalah mereka yang mempunyai rentang usia antara 35 – 60 tahun. Dibawakan secara sangat dewasa dengan mengedepankan kilas balik masa lalu. Contoh: Delta FM
34
Jadi apakah fungsi dari pembuatan format radio ini? Menurut Pringle-StarrMcCavit dalam bukunya yang berjudul “Electronic Media Management” (1999), tujuan utama dari penentuan format siaran adalah untuk dapat menentukan khalayak sasaran secara lebih spesifik dan untuk kesiapan stasiun radio tersebut untuk mampu berkompetisi dengan pesaingnya yang memiliki target khalayak sasaran yang sama di suatu daerah lokasi siaran36. Untuk Adult Contemporary, menurut Michael C. Keith, format ini merupakan format yang paling populer pada tahun 1980-an dan terus berkembang secara signifikan di tahun 1990-an dan mampu untuk menarik khalayak pendengar yang mengesankan di tahun 1990-an. Mengapa hal ini terjadi? Karena AC (Adult Contemporary) sangat menarik untuk pengiklan, karena kelompok usia yang menjadi target radio berformat AC (Adult Contemporary) termasuk ke dalam pendengar potensial yang mempunyai kemampuan daya beli yang cukup tinggi. Selain itu, format ini juga merupakan format yang paling efektif dalam menarik pendengar wanita. Radio dengan segementasi wanita muncul disebabkan adanya permintaan pasar dan pengiklan. Para pengiklan membutuhkan pasar yang lebih segmented untuk memasarkan produknya yang ditujukan khusus untuk wanita. Karena peluang tersebut terbuka secara lebar, maka para pelaku radio menciptakan sebuah radio yang memiliki program dan musik yang disinergikan dengan kebutuhan wanita dan
36
Peter Pringle, Michael F. Starr and William McCavit “Electronic Media Management, Fourth Edition”, 1999
35
pengiklan. Dan pasar ini dinilai sangat potensial karena dilihat dari karakteristik wanita yang menjadi target pendengar radio tersebut. Seperti yang dijelaskan diatas, usia antara 20 – 45 tahun dengan latar belakang pendidikan (minimal) perguruan tinggi. Dengan jenis pekerjaan yang bervariasi, mulai dari mahasiswi, pegawai negeri, swasta, usaha rumah sampai ibu rumah tangga. Namun ada persamaan karakteristik, yaitu pola berfikir. Umumnya target pendengar radio yang berformat AC (Adult Contemporary) adalah mereka yang dinamis, berfikir modern, cerdas dan mandiri namun tetap mengerti akan kodratnya mereka sebagai wanita. Faktor lain yang menjadikan format AC (Adult Contemporary) ini menjadi format yang menjadi pilihan wanita adalah radio ini lebih banyak menyuguhkan musik yang sesuai selera wanita. Elemen inilah yang menjadi hal yang paling krusial dalam mempertahankan serta menarik jumlah pendengar wanitanya37. Selain itu, format AC (Adult Contemporary), berdasarkan pemilihan dari tahun ke tahun, jumlah pendengarnya 30% lebih tinggi dibandingkan dengan format lain yang termasuk dalam 4 format radio popular38 Menurut
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Arbitron
Inc
&
Joint
Communications, ada 10 hal yang perlu diketahui mengenai pendengar wanita radio berformat Adult Contemporary (AC)39:
37
Arbitron - Media Targeting 2000 : A National Study of Consumers and Media, 2000 ibid 39 Ibid 38
36
1.
75% pendengar wanita mengatakan alasan mereka menghentikan aktifitas mendengarkan radio adalah “karena terlalu banyak iklan”
2.
79% mengatakan bahwa “more music less talk” menjadi hal yang penting dalam memilih untuk mendengarkan sebuah radio. Selain itu 100% mengatakan bahwa musik menjadi elemen yang paling penting dalam membuat mereka bertahan untuk mendengarkan radio tersebut dan 89% mengatakan bahwa musik menjadi alasan paling penting untuk mendengarkan radio.
3.
Para wanita tersebut menyukai lagu / musik yang lebih dewasa dibandingkan dengan musik yang terlalu “kini” yang lebih disukai oleh anak muda. Namun mereka tetap ingin mengikuti perkembangan musik, sehingga pemilihian musik “kini” pun menjadi hal yang penting dalam menarik perhatian mereka dan tentu saja harus sesuai dengan usia pendengar AC (Adult Contemporary).
4.
Pengidentifikasian musik / lagu menjadi hal yang juga penting. Maksudnya pelaku radio harus mampu menyuguhkan lagu / musik yang sesuai dengan karakteristik mereka.
5.
Mengikuti
perkembangan
notebook).
Radio
teknologi
streaming
saat
(internet, ini
mobile
merupakan
phone,
salah
satu
perkembangan proses bisnis yang baik untuk radio berformat AC (Adult Contemporary).
37
6.
37% pendengar berpendapat bahwa penyiar harus mampu membuat mereka tertawa. Karena mereka menyukai penyiar dengan selera humor yang tinggi.
7.
Beberapa pendengar AC (Adult Contemporary) sangat peduli dengan diri mereka.
8.
Sekitar
66%
mengatakan
bahwa
radio
tidak
pantas
untuk
diperdengarkan untuk anak-anak, mengingat kadangkala materi yang disampaikan tidak sesuai untuk diperdengarkan oleh anak-anak mereka. 9.
Sangat sensitif dengan perkataan penyiar, sehingga penyiar harus sangat hati-hati dalam berbicara yang berhubungan dengan perasaan mereka (mengingat jumlah pendengar terbanyak AC adalah wanita).
10.
Ada beberapa pendengar wanita AC (Adult Contemporary) yang menyukai berinteraksi dengan cara kuis yang berhadiah, me-request lagu favorit mereka melalui jalur SMS (Short Text Messaging) dan dialog dengan penyiar melalui telpon secara live on-air (tergolong pendengar aktif) namun ada juga yang hanya mendengarkan lagu / musik tanpa ikut berpartisipasi di dalamnya (tergolong pendengar pasif).
38
2.3.5. Kompetisi Radio Berformatkan AC (Adult Contemporary) Kondisi dunia radio dengan format AC (Adult Contemporary) saat ini penuh dengan kompetisi dan persaingan. Hal ini biasa dan menjadi hal yang mutlak untuk mempertahankan hidup. Karena dengan adanya persaingan maka tuntutan demi tuntutan untuk membuat sesuatu yang lebih menarik, memiliki kapabilitas dan kredibilitas untuk menjadi radio pilihan karena eksistensinya dapat dicapai dengan berbagai hal yang kreatif. Contohnya adalah program yang ditawarkan, isi acara, karakterisitik penyiar sampai pada pemilihan musik yang dimainkan di radio tersebut. Perlu diingat pula, target audience radio berformatkan AC
(Adult
Contemporary) dengan usia antara 20 – 45 bukanlah tergolong anak muda dan sebagian besar dari mereka adalah perempuan. Mereka sudah termasuk dalam kategori kehidupan mapan, mampu untuk mengambil keputusan sendiri, tahu apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka mau dan mampu untuk memilih serta memilah media dalam mencari apa yang mereka butuhkan. Dan mereka pun termasuk pelanggan yang memiliki pemasukan finansial sendiri, baik melalui gaji yang mereka terima dari pekerjaan mereka maupun uang yang mereka dapatkan dari pasangan mereka (suami).
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
SIFAT PENELITIAN Sifat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Deskriptif Kualitatif.
Penulis bermaksud untuk memberikan gambaran deskriptif secara tertulis mengenai hal-hal yang dilakukan oleh 94.7 U-FM Jakarta dalam strategi Customer Retention Marketing (CRM) program Cruisin With Yummy Mommy dalam mempertahankan pendengar loyalnya.
3.2.
METODE PENELITIAN Metode untuk penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus.
Peneliti mencoba untuk mempelajari strategi Customer Retention Marketing (CRM) program Cruisin With Yummy Mommy dalam mempertahankan jumlah pendengar loyalnya.
3.3.
NARASUMBER Dalam menggali sumber data penelitian ini, peneliti mendapatkannya melalui
teknik wawancara / interview dengan narasumber (key informan), yaitu: 1.
General Manager (Ibu Myra Suraryo)
40
2.
Station Manager (Bapak Geronimo Bosha)
3.
U-lovers / Yummy Mommy
Adapun alasannya untuk mewawancarai kedua orang pertama diatas adalah mereka merupakan pucuk utama managerial di radio 94.7 U-FM Jakarta. Ibu Myra Suraryo sebagai General Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam merepresentasikan radio 94.7 U-FM Jakarta sebagai institusi secara keseluruhan (korporat). Bapak Geronimo Bosha sebagai Station Manager adalah yang mengepalai kegiatan radio 94.7 U-FM Jakarta secara keseluruhan dalam hal konten, penyiar, musik dan proses bisnis, dan juga bertanggung jawab dalam pengembangan kreatif siaran, konten siaran dan pengembangan penyiar di radio 94.7 U-FM Jakarta. Yummy Mommy akan di wawancarai melalui telepon dengan maksud untuk menanyakan pendapat, saran dan kritik mereka mengenai program Cruisin With Yummy Mommy. Mulai dari bentuk program, isi program, narasumber dan bagaimana bentuk retensi yang dilakukan oleh U-FM kepada diri mereka.
41
3.4.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Dalam pengumpulan data penelitian ini, penulis mendapatkannya dari 2
sumber, yaitu: 1.
Data Primer Data ini didapatkan melalui proses interview / wawancara langsung dengan petinggi radio 94.7 U-FM Jakarta (General Manager dan Station Manager).
2.
Data Sekunder Sedangkan data ini didapatkan dari U-Lovers dan Yummy Mommy (panggilan untuk pendengar radio 94.7 U-FM Jakarta) dengan cara wawancara / interview dari telepon dan dengan menjawab kuesioner yang dibuat oleh penulis sebelumnya ditambah dari buku-buku referensi, seperti: AC Nielsen, PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta
Nasional
Indonesia),
DEPKOMINFO
(Departemen
Komunikasi dan Informasi) dan melalui data/artikel internet.
3.5.
FOKUS PENELITIAN Fokus penelitiannya adalah upaya menjelaskan aktifitas CRM untuk program
Cruisin With Yummy Mommy dengan sponsor Prenagen, mulai dari: a.
Proses akuisisi data. Bagaimana memperoleh dan menyimpan data pelanggan ke dalam sistem databasing.
42
b.
Proses
Identifikasi
(Identification)
dan
Diferensiasi
atau
pengelompokkan (Differentiation) pelanggan berdasarkan data untuk pengembangan program. c.
Proses penggunaan data untuk kebutuhan tertentu (customization) melalui interaksi atau komunikasi.
3.6.
METODE ANALISIS DATA Metode yang digunakan adalah analisa. Peneliti akan menganalisa dan
menuliskannya di dalam penelitian ini tentang data-data yang sudah diperoleh dan akan melakukan perbandingan serta penjabaran mengenai kegiatan-kegiatan dari program Cruisin With Yummy Mommy yang dilakukan oleh 94.7 U-FM Jakarta dalam meretensi jumlah pendengar potensialnya. Cara menganalisa data dengan melakukan proses triangulasi melalui: 1.
Referensi data yang penulis dapatkan di buku.
2.
Data-data yang penulis dapatkan dari pucuk pimpinan radio U-FM sebagai institusi dan pucuk pimpinan divisi program di radio 94.7 UFM Jakarta, dan
3.
Melalui data dan informasi yang penulis dapatkan melalui proses wawancara dengan Yummy Mommy (panggilan pendengar U-FM yang sudah menikah)
43
Melalui cara ini, penulis berusaha untuk menemukan apakah hal yang disampaikan melalui materi referensi (dalam hal ini buku-buku) masih sesuai dan masih sejalan dengan apa yang sedang dijalankan oleh media radio, dalam hal ini oleh program Cruisin With Yummy Mommy di radio 94.7 U-FM Jakarta.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Data yang diperoleh berupa data-data tertulis dari perusahaan serta hasil wawancara secara tersruktur dengan nara sumber, antara lain: General Manager U-FM yaitu Ibu Myra Suraryo, Station Manager U-FM yaitu Bapak Geronimo Bosha dan pendengar U-FM (Yummy Mommy) yaitu Ibu Angelia, Ibu Diana dan Ibu Rina. Secara berurutan pada bab ini akan diuraikan mengenai sejarah singkat dari Radio 94.7 U-FM Jakarta, hasil penelitian yang berisi: Strategi Costumer Retention Marketing (CRM) dalam mempertahankan pendengarnya.
4.1.
GAMBARAN UMUM RADIO 94.7 U-FM JAKARTA
4.1.1. Sejarah Singkat Radio 94.7 U-FM Jakarta40 Radio U-FM berdiri pada awal tahun 2000 dengan menggunakan nama PT. Radio Agustina Junior sebagai badan penyelenggaranya (nama korporasinya). Berformatkan CHR (Contemporary Hits Radio) atau radio khusus untuk anak muda. Namun seiring dengan perkembangan waktu, radio ini mengalami kesulitan dalam bersaing dengan para kompetitornya saat itu (Radio Prambors, Radio Trax FM dan Radio Mustang FM) yang pada akhirnya pada tahun 2004, radio ini pun
40
Company Profile U-FM
45
mengalami transisi kepemilikan. Pada tahun 2004 dengan nama PT yang sama, radio U-FM berganti kepemilikan dari Bapak Yus Nurdin yang merupakan pemilik radio U-FM yang lama yang akhirnya dibeli dan digantikan oleh korporat media cetak Indonesia, Femina Grup. Pasca pembelian radio U-FM oleh Femina Grup, U-FM melakukan perubahan format siarannya. Dari format radio CHR (Contemporary Hits Radio) menjadi AC (Adult Contemporary) dan lebih dikhususkan untuk pendengar wanita yang berusia 20 – 35 tahun, aktif, dinamis dan memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi. 4.1.2. Struktur Organisasi Radio U-FM dan Divisi Program U-FM41. Dan seperti halnya perusahaan lain, setelah melakukan pembelian terhadap radio 94.7 U-FM Jakarta, struktur organisasi diperbaharui. Struktur organisasi ini berfungsi sebagai pengaturan jalur komunikasi dan sebagai pengaturan siapa membawahi / dibawahi oleh siapa yang nantinya akan mempermudah job description dan jalur tanggung jawab. 4.1.3. Lokasi Radio U-FM Jakarta42. Lokasi Radio 94.7 U-FM adalah di Menara Imperium lantai 33, suite B, Kuningan – Jakarta. Jl. HR. Rasuna Said Kav. I, Jakarta 12980. Telepon: 62-218317616/19,
41 42
Fax:
62-21-8317618,
Website:
www.u-fm.com,
Facebook:
Struktur organisai terlampir di data lampiran Company Profile U-FM
46
[email protected],
Yahoo
Messenger:
[email protected]
/
[email protected] 4.1.4. Segmentasi, Target Audience dan Positioning43 Pasca pembelian radio ini oleh Femina Group, maka segmentasi, target audience serta positioning pun berubah. Berikut adalah penjabarannya:
Jenis Kelamin
:
Wanita
Usia
:
20 – 35 tahun
SSE
:
A, B, C+
Pendidikan
:
Well Educated (latar belakang akademi / universitas)
Pekerjaan
:
Mahasiswi, single bekerja, menikah bekerja dan atau ibu rumah tangga.
Aktifitas
:
Banyak kegiatan namun selalu menyempatkan diri untuk menikmati hidup, seperti berkumpul bersama keluarga, teman, olah raga atau hiburan lainnya.
Interest
:
Selalu up-date dalam berbagai hal, termasuk gaya hidup, fashion dan musik
Pola Pikir
:
Modern / urban
Geografis
:
Jabodetabek dan sekitarnya
43
Company Profile U-FM dan hasil wawancara dengan Ibu Myra Suraryo (General Manager 94.7 UFM Jakarta)
47
Jika kita melihat wanita dengan kategori seperti diatas, maka wanita tersebut dianggap sebagai wanita yang masih sangat produktif, dinamis dan memiliki tingkat mobilitas yang cukup tinggi. Atas dasar ini, radio 94.7 U-FM mempunyai tagline yang singkat namun padat yang menjadi pembedaan antara radio U-FM dengan radio yang lain, yaitu: The Perfect You. Tagline ini, menurut Myra Suraryo, General Manager 94.7 U-FM, dianggap sangat tepat untuk menggambarkan semangat kaum wanita yang selalu berusaha untuk tampil sempurna dalam berbagai macam hal tanpa harus merubah jati diri mereka. Tagline ini sekaligus juga untuk menunjukkan bahwa radio ini sangat mengerti sifat-sifat, keinginan serta kebutuhan akan hiburan44. Ibu Svida Alisjahbana, Presiden Direktur radio 94.7 U-FM dan salah satu direksi dari Femina Group mengatakan: “Secara korporat Femina Group telah lama dikenal memfokuskan diri kepada pangsa pasar wanita Indonesia yang modern dan dinamis, berfikiran positif dan cerdas. Radio 94.7 U-FM merefleksikan hal ini dalam program siaran radio serta live action pada kegiatan-kegiatan off-air yang diselenggarakannya. Dukungan yang kuat dari Femina Group, menjadikan 94.7 U-FM memiliki pengetahuan yang kemprehensif serta hubungan yang dekat dengan komunitas wanita, sebuah aset yang penting untuk menjangkau pangsa pasar yang diinginkan45”
Mengapa U-FM memilih untuk mengambil khalayak pendengarnya wanita? Peran wanita dalam mengambil sebuah keputusan baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan berumah tangga sangatlah besar. 44 45
Hasil wawancara dengan Ibu Myra Suraryo (General Manager 94.7 U-FM Jakarta) Company Profile U-FM
48
Riset yang dilakukan oleh badan riset AC Nielsen menunjukkan 80% pengambilan keputusan dalam pembelian produk yang berhubungan dengan rumah tangga adalah ditangan wanita46 Data kedua yang diambil penulis, masih dari badan riset AC Nielsen adalah pendengar terbanyak sebuah radio, lebih banyak didominasi oleh wanita dibandingkan dengan pendengar pria (46% : 42%) di seluruh kota di Indonesia untuk kalangan pendengar berusia diatas 20 tahun47 Dapat dilihat bahwa saat ini, khalayak sasaran wanita dengan rentang usia antara 20 – 50 tahun memiliki banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam mencari informasi dan hiburan. Saat ini mereka sudah masuk di era oligopoli, yaitu era dimana mereka dapat dengan mudahnya berpindah dari sebuah brand / produk. 4.1.5. Pesaing Radio 94.7 U-FM Jakarta48 Radio pesaing yang memiliki segmnetasi yang sama dengan U-FM adalah Cosmopolitan FM (90.4), Radio Pesona (103.8), Women Radio (94.3) dan Female Radio (99.5).
46
Majalah Cakram, edisi Mei 2006 Majalah Cakram, edisi Mei 2004 48 Data PRSSNI & DEPKOMINFO 47
49
4.1.6. Jumlah Pendengar Radio 94.7 U-FM Jakarta49. Jumlah pendengar radio U-FM Jakarta berdasarkan badan riset AC Nielsen adalah
+ 296.000 pendengar. Dimana 80% pendengar dari radio ini adalah
perempuan. 4.1.7. Program Radio 94.7 U-FM Jakarta50. Hal berikutnya yang dilakukan oleh Station Manager, Program Director dan Music Director adalah berusaha untuk membuat beberapa program acara siaran yang berbeda-beda untuk menjangkau pendengar U-FM yang beragam seperti yang dijabarkan di point 4.1.4. Program tersebut adalah Morning Show, U’r Music U’r Dedication, Hits Only Time, Cruisin With U (Yummy Mommy), Nite Time Stories, Chick Flick, Collection U dan Mambo Jambo. Karena dengan rentang usia 20 – 35 tahun yang meskipun semuanya adalah wanita, mereka memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang berbeda-beda. Jadi selain menciptakan program yang berbeda-beda, pihak manajemen juga mengambil keputusan untuk mengganti sebagian besar penyiar lamanya dengan penyiar baru (mengingat penyiar lamanya U-FM masih tergolong muda dibandingkan dengan usia pendengar utama U-FM yang baru). Berikut penjabaran dari beberapa program unggulan dari Radio U-FM Jakarta:
49 50
Data AC Nielsen Wave IV tahun 2007 Company Profile U-FM
50
1.
Morning Show Merupakan acara show yang ditujukan kepada pendengar yang single bekerja / mahasiswi tingkat akhir dan acara ini dibawakan oleh kedua penyiar yang masih berstatuskan belum menikah. Acara ini mengudara setiap hari Senin – Jum’at dari jam 06:00 – 10:00 (termasuk Prime Time pagi). Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengangkat semangat beraktifitas U-Lovers di pagi hari, dan untuk mendukung acara ini dibuatlah sebuah tagline yaitu “Let us scramble your morning”. Arti dari tagline ini adalah mereka (kedua penyiar) akan membuat pagi pendengar menjadi cerah dan berwarna dengan segala macam hiburan di pagi hari. Konten acara itu mencakup: musik yang semangat dan sangat wanita sekali, topik yang menyegarkan dan feature-feature yang ringan, contoh:
Karokoe: Feature dimana pendengar diperbolehkan untuk berkaraoke secara on-air melalui telepon.
Morning
Scrambler:
Pendengar
diperbolehkan
untuk
merequest lagu apa saja untuk mengangkat semangat mereka di pagi hari.
51
Dear Tuhan: Pendengar mengirimkan doa mereka di pagi hari sebelum melakukan aktifitas mereka di kantor / kampus.
2.
U’r Music, U’r Dedication (UMUD) Program ini merupakan acara request lagu pilihan pendengar selama 4 jam mulai dari jam 10:00 – 14:00 setiap hari Senin – Jum’at. Tujuan utama dari acara ini adalah memberikan kenyamanan untuk menemani pendengar beraktifitas di kantor masing-masing sambil mendengarkan lagu-lagu favorit mereka melalui cara me-request lagu mereka ke UFM Keunikan dari acara ini adalah selain memutarkan lagu-lagu yang di-request oleh pendengar secara penuh, acara ini dibagi atas 3 segmen, yaitu: 1 jam pertama memutarkan lagu-lagu mancanegara yang di request pendengar, 1 jam kedua memutarkan lagu-lagu Indonesia dan 2 jam terakhir kembali memutarkan lagu-lagu mancanegara yang tentunya di-request oleh pendengar. Mengapa hal ini menjadi unik? Karena di radio lain (kompetitor) umumnya tidak dilakukan pembagian segmentasi, dalam kata lain mereka memutarkan lagu-lagu tanpa ada perbedaan lagu mancanegara ataupun lagu Indonesia.
52
3.
Cruisin With U (Yummy Mommy) Dari sekian banyak program yang menjadi program unggulan di radio U-FM, penulis bermaksud mengangkat lebih jauh mengenai program ini, yaitu “Cruisin With Yummy Mommy”. Mengapa program itu yang diangkat? Program inilah yang menjadi penghasil pendapatan (cash centre) bagi U-FM. Hal ini terbukti dengan banyaknya pengiklan / produsen yang ingin atau bermaksud untuk mensponsori acara ini melalui program talkshow, salah satunya adalah produk Prenagen yang berhasil menjadi sponsor untuk acara Cruisin With Yummy Mommy sehingga menghasilkan keuntungan bagi radio U-FM. Sedikit gambaran mengenai program ‘Cruisin With Yummy Mommy”, program ini memiliki target pendengar wanita menikah dengan rentang usia antara 25 – 30 tahun sebagai primary listeners dan 30 keatas sebagai secondary listeners, memiliki anak atau hamil, urban, modern dan dari kelas sosial ekonomi menengah ke atas. Dan panggilan pendengar U-FM yang termasuk dalam wanita menikah adalah ”Yummy Mommy”. Atas dasar inilah, akhirnya, pengiklan / produsen yang memiliki produk yang berhubungan dengan wanita yang sudah menikah ingin mensponsori acara ini. Karena acara ini selalu dibawakan oleh penyiar laki-laki yang sudah menikah dan juga oleh penyiar perempuan yang
53
juga sudah menikah. Ditambah lagi program ini sering menghadirkan narasumber seperti psikolog, psikolog anak, dokter dan dokter anak di dalam programnya. Selain itu, program ini diciptakan untuk meretensi pendengar UFM yang sudah menikah, bekerja atau ibu rumah tangga, belum punya anak (hamil) ataupun sudah punya anak. Setiap hari Selasa dan Kamis (16:00 – 20:00) dan dibawakan dengan kedua penyiarnya pun sudah menyandang status ayah dan ibu, sehingga mereka menjadi lebih dekat dengan pendengarnya dan pembicaraan mereka pun terdengar lebih ”riil” karena mereka sudah mengalami apa yang mereka bicarakan.
4.2.
HASIL PENELITIAN
4.2.1. Strategi CRM Radio 94.7 U-FM melalui Program Cruisin With Yummy Mommy Radio U-FM adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyediakan hiburan ataupun informasi bagi target audience-nya. Dan salah satu target audience-nya yang termasuk ke dalam kategori pendengar potensialnya adalah perempuan yang sudah menikah, baik yang bekerja maupun yang berstatuskan ibu rumah tangga atau biasa disebut “Yummy Mommy”. Dan salah satu bentuk yang dilakukan oleh radio ini adalah menciptakan sebuah program yang bernama “Cruisin With Yummy Mommy”. Dimana program ini
54
pernah bekerja sama dengan Prenagen dan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan pemberian ASI dan kegiatan parenting (mengasuh anak). Karena materi informasi yang diberikan oleh radio ini bersifat gratis dan beberapa radio kompetitor pun memiliki program yang hampir sama, maka kegiatan mengurangi jumlah pendengar yang berpindah (migrasi) merupakan hal yang menjadi penting untuk radio ini. Oleh karenanya, kegiatan untuk meretensi jumlah pendengarnya untuk program ini menjadi sesuatu yang penting agar program ini tetap menjadi pilihan pendengar yang berstatuskan “yummy mommy” untuk mencari informasi melalui strategi Customer Retention Marketing (CRM) meskipun kerja sama dengan Prenagen dan IDAI sudah berakhir. Seperti yang dikatakan oleh Tony Cram, inti dari sebuah perusahaan melakukan Customer Retention Marketing adalah bagaimana sebuah perusahaan memanfaatkan databasing informasi untuk menciptakan sebuah hasil atau situasi yang win-win51. Dimana databasing informasi tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga perusahaan lebih mengenal pelanggannya. Inilah sebabnya CRM sangat berkaitan dengan data pelanggan. Berkaitan dengan hal ini Syafrudin menjelaskan52; “Pemasar harus tahu benar siapa pelanggannya satu persatu. Dalam keadaan demikian, tidak ada pilihan lain kecuali membuat suatu 51 52
Tony Cram, Customers That Count, 2001 Syafruddin Chan, Relationship Marketing, 2003
55
marketing database yang menyimpan semua informasi tentang konsumen. Baik data demografinya, lifestyle, hobi dan historical transaction-nya.” 4.2.2. Proses Akuisisi Data Bagaimana proses radio ini melalui programnya mendapatkan atau memperoleh data untuk nantinya disimpan (databasing) dan digunakan untuk pengembangan program atau kreatif untuk program Cruisin With Yummy Mommy kedepannya. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Geronimo Bosha (Station Manager dari UFM) mengatakan53: “Kedepannya kita mengharapkan komunitas yummy mommy tersebut dapat dipertahankan jumlah pendengarnya yang sudah menjadi pendengar setia radio U-FM. Dan kemudian mendapatkan atau tetap mencari pendengar baru. Tentu saja keunikan target pasar ini harus sesuai dengan periode kehamilan / melahirkan / menyusui mereka, sehingga kami menganggap sisi keluar masuknya komunitas ini cukup atau bahkan sangat dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan update dan komunikasi yang berlanjut untuk mngetahui keberadaan dan situasi terbaru mengenai komunitas ini. Karena dengan terbentuknya dan terupdate-nya komunitas ini, maka Prenagen dan IDAI dapat secara konsisten mengkomunikasikan pesan-pesan mereka dan dapat mengelola kegiatan promosi melalui U-FM. Dan akhirnya, kami (UFM) bisa mendapatkan keuntungan dari sisi pendengar yang berkelanjutan.” Proses pengambilan data itu pun banyak sekali bentuknya, baik melalui telepon, melalui jalur internet atau bahkan bertemu langsung dengan mereka (pendengar) pada saat mereka mengambil hadiah. Karena pada saat mereka mengambil hadiah di U-FM, mereka diminta untuk mengisi formulir yang berisikan
53
Hasil wawancara dengan Bapak Geronimo Bosha (Station Manager 94.7 U-FM Jakarta)
56
data-data mereka ditambah lagi dengan fotokopi identitas diri mereka. Dari sisnilah U-FM memperoleh informasi mengenai pendengarnya (termasuk informasi diri Yummy Mommy). Kemudian data-data tersebut disimpan dalam komputer dalam format text (format Microsoft Excel). Hal ini dilakukan agar mempermudah pencarian dan pendataan ulang (updating) agar tidak terjadi pengulangan pendataan oleh U-FM. Penyimpanan data ini menjadi penting karena seperti yang dikemukakan oleh DAMA-DMBOK - Data Management Body of Knowledge54: “Manajemen Data merupakan sebuah kumpulan informasi yang menjadi aset perusahaan yang diambil dari proses akuisisi data informasi pelanggannya yang akan berguna bagi perkembangan perusahaan itu sendiri." Lalu bagaimana dengan pola retensinya untuk program Cruisin With Yummy Mommy? Pola retensi yang dilakukan oleh radio U-FM untuk program ini adalah selain memberikan perlakuan khusus bagi mereka baik secara on-air maupun secara off-air, U-FM pun menggunakan segala media yang tersedia untuk selalu tetap berkomunikasi dengan mereka (pendengar). Hal ini diperkuat dengan penjelasan oleh Bapak Geronimo Bosha55: “Polanya adalah dengan melakukan komunikasi dengan mereka secara phone communication ataupun melalui jalur online. Karena saat ini online sudah menjadi salah satu bentuk komunikasi yang cukup efektif untuk meretensi pendengar kami, contohnya dengan melalui alamat email pribadi mereka, melalui website U-FM atau bahkan melalui alamat facebook mereka. Karena ternyata Yummy 54
DAMA Data Management Body of Knowledge (DAMA-DMBOK), wikipedia.org/wiki/Data_management (13 Agustus 2009 ; 00:21 WIB) 55 Hasil wawancara dengan Bapak Geronimo Bosha (Station Manager 94.7 U-FM Jakarta)
57
Mommy pun cukup aktif dalam berkomunikasi atau ber-networking melalui facebook, sehingga hal inilah yang kami manfaatkan untuk terus berkomunikasi serta terus meng-update mereka. Dan untuk database, iya, kami selalu menyimpan database yang kami dapatkan melalui jalur SMS ataupun melalui jalur yahoo messenger. Karena kami melakukan komunikasi dengan pendengar kami secara on-air tidak hanya dengan melalui nomor SMS di 08121212947, akan tetapi kami juga mampu berkomunikasi dengan pendengar kami melalui yahoo messenger kami. Alamat yahoo messenger kami adalah
[email protected] dan
[email protected] ditambah lagi melalui facebook kami di
[email protected]. Melalui database tersebut, akhirnya kami membuatkan program-program khusus kepada mereka, sehingga mereka mendapatkan perlakuan (treatment) khusus untuk The Yummy Mommy. Ditambah lagi dengan memberikan lagu-lagu yang dinamis tapi tetap sesuai untuk target segmentasi atau target pendengar acara Cruisin with Yummy Mommy.” Jadi meskipun program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen sudah selesai, kegiatan berkomunikasi dengan pendengar tetap harus dilakukan, baik melalui media konvensional maupun dengan menggunakan media lainnya. Hal ini perlu dilakukan agar radio U-FM akan selalu ter up-date dengan informasi terbaru mengenai pendengarnya agar mampu melakukan kegiatan pengembangan programprogramnya. Dan melalui komunikasi seperti ini, maka informasi yang didapatkan oleh radio 94.7 U-FM Jakarta mengenai pendengarnya, dapat dijadikan data informasi yang akan disimpan menjadi databasing.
4.2.3. Identifikasi dan Diferensiasi Setelah melakukan databasing, langkah selanjutnya adalah perusahaan melakukan proses identifikasi. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk
58
melakukan pengembangan produknya, dalam hal ini adalah programnya. Hal ini dilakukan agar program ini menjadi lebih spesifik untuk ditujukan kepada mereka yang sudah menyandang gelar “Yummy Mommy”. Karena salah satu yang diharapkan dari program ini adalah sebagai wadah untuk mencari informasi yang tepat dan akurat dalam kegiatan “parenting” yang sesuai dengan harapan dari pendengar, hal ini diperkuat dengan penyataan bapak Geronimo Bosha56: “Menurut kami, dalam tahap hidup ini, mereka masih banyak membutuhkan informasi untuk mengurangi ketidaktahuan ataupun kecemasan yang dihadapi sehari-hari oleh yummy mommy, sehingga kami (U-FM) mencoba untuk memposisikan diri bukan saja sebagai teman bagi mereka, melainkan juga sebagai solution-provider.” Dapat terlihat melalui cara radio ini melibatkan pendengarnya dengan cara bertanya dan berkomunikasi melalui telepon untuk pengembangan programnya, khususnya untuk topic-topik dari Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen. Dan topik-topik yang disampaikan pun diurutkan sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi sebuah rangkaian yang selalu berkesinambungan dalam kehidupan berumah tangga (parenting). Urutan tersebut adalah: 1.
Ketahui intrik-intrik awal agar bahagia dalam menyusui.
2.
Sudah tepatkan anda dalam memberikan ASI, temukan tandatandanya.
56
3.
Tetap menyusui walaupun anda tidak 100% fit.
4.
Ayah pun ingin berbagi kebahagiaan.
5.
Mitos dan fakta ASI.
6.
Menyapih tanpa rewel.
Hasil wawancara dengan Bapak Geronimo Bosha (Station Manager 94.7 U-FM Jakarta)
59
Kemudian apakah topik-topik tersebut sudah tepat sasarankah dan sudah sesuai dengan harapan dari pendengar U-FM yang sudah menikah? Jawabannya adalah sudah, dan hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan yummy mommy Angelia57: “Kalau menurut saya, informasi yang saya dapatkan sangat berguna sekali, mulai dari sharing sesama yummy mommy sampai dengan pendapat ahli (Dr. Tiwi Surjadi). Bagaimana cara untuk menjadi orang tua yang baik dan dengan cara yang benar, ditambah lagi adanya perasaan, wah ternyata saya nggak sendiri yah yang mengalami hal seperti itu. Masih ada juga yummy mommy yang lain yang mengalami kejadian yang hampir sama seperti saya”.
Begitu juga dengan pernyataan yang diberikan oleh yummy mommy Diana Shanty58, beliau mengatakan: “Saya seperti mendapatkan ilmu mengenai “parenting”, karena biasanya saya mendapatkan ilmu itu dari buku alias baca. Tapi kali ini saya mendapatkannya melalui pendapat ahli yang sangat berguna banget untuk saya, ditambah lagi sharing-an dari yummy mommy yang lain baik dari SMS ataupun yang ditelpon sama U-FM untuk di on-airkan saat itu. Karena buat saya mendengarkan dan sharing itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan baca, cepat bosan dan kadang suka beda intrepertasinya kalau baca dari buku. Jadi, informasinya sangat berguna dan saya mendapatkan ilmu baru tentunya. Ditambah lagi dengan adanya pendapat ahli yang biasanya kita harus bayar, tapi kali ini kita bisa mendapatkan penjelasan dari seorang ahli tapi gratis alias nggak bayar sedikit pun. Ini yang menurut saya yang paling berharga. Cuman nyalain radio pas acaranya digelar dan dengerin pendapat ahli bicara dan ambil ilmunya.” Bahkan dengan adanya hadiah senilai Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), bukan menjadi hal yang utama kenapa mereka (pendengar) mau mendengarkan 57 58
Hasil wawancara dengan yummy mommy Angelia Hasil wawancara dengan yummy mommy Diana Shanty
60
program ini. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikatakan oleh yummy mommy Rina59: (Acara Ini) Bagus banget! Apalagi untuk mommy seperti saya yang jauh dari orang tua dan mertua. Dimana segala sesuatunya dikerjakan sendiri dan ngeraba-raba. Dan menurut saya, informasi yang saya dapatkan itu bisa dibicarakan dan bisa disampaikan secara turun temurun ke anak-anak kita, soalnya cara orang tua kita kan udah berbeda dengan cara kita. Tapi cara kita masih bisa diterapkan oleh anak kita nantinya. Dan informasi itu saya dapatkan dari acara Cruisin With Yummy Mommy - Prenagen itu” “(Dan) Buat saya sih hadiah nggak terlalu penting, justru pendapat ahlinya yang menjadi penting sekali. Karena selama 6 kali acara ini digelar, saya mendapatkan informasi yang sangat berguna sekali… Jadi kalau buat saya sendiri, gak ada hadiah juga gak masalah.” Jadi dalam hal melakukan Identifikasi dan Diferensiasi, radio U-FM telah melakukan kedua kegiatan tersebut. Karena hasil dari program ini adalah mereka (pendengar yang sudah berstatuskan yummy mommy) merasa sangat beruntung sekali dengan adanya program ini dan merasakan manfaat yang diberikan oleh program ini kepada perkembangan kegiatan berumah tangga, khusunya menjadi seorang ibu (parenting). Bahkan program ini mendapatkan secondary target market (khalayak sasaran kedua) yang tentunya masih berhubungan dengan kegiatan berumah tangga, yaitu suami dari yummy mommy tersebut (Happy Daddy). Hal ini diutarakan oleh yummy mommy Angelia60: “Ditambah lagi pembahasan ini bisa menjadi bahan pembicaraan bersama suami, karena biasanya saya mendengarkan program ini di 59 60
Hasil wawancara dengan yummy mommy Rina Hasil wawancara dengan yummy mommy Angelia
61
jalan bersama dengan suami di mobil. Jadinya suami saya pun mendapatkan informasi bagaimana menjadi seorang ayah yang baik. Saya rasa sangat baik dan menyenangkan”. Karena seperti yang kita ketahui bersama, proses berumah tangga itu tidak hanya dijalani oleh sang ibu saja (motherhood) ataupun oleh sang ayah saja (fatherhood), namun lebih peran keduanya (parenthood) yang menjadi penting dalam kegiatan berumah tangga (parenting). Sehingga harapan program bukan hanya menjadi teman mereka (pendengar) namun untuk menjadi solution-provider, tergambarkan disini.
4.2.4. Proses penggunaan data untuk kebutuhan Customization Setelah data tersebut didapatkan dari pendengar, langkah selanjutnya adalah selalu menyimpan data informasi tersebut untuk keperluan updating demi perkembangan dan kelanjutan program di radio tersebut agar selalu mampu untuk mengikuti kebutuhan dan keinginan dari pelanggannya (pendengar). Karena agar proses customization dapat menjadi suatu kenyataan, databasing menjadi hal yang penting. Karena proses ini merupakan puncak dari kegiatan CRM yaitu menghantarkan atau menciptakan sebuah produk dan servis yang beragam dan bersifat personal bagi pelanggannya61. Hal ini juga didukung dengan kutipan yang penulis dapatkan dari buku OneTo-One Communication. Buku ini pun mengatakan keberhasilan melakukan kegiatan CRM adalah bagaimana perusahaan mampu menciptakan database mengenai
61
Hermawan Kertajaya, Boosting Loyalty Marketing Performance, 2007
62
karakterisitik
pelanggannya,
transaksi
pembelian,
seberapa
efektif
proses
marketingnya, daya tarik masyarakatnya dan trend yang berlaku62. Dengan demikian perusahaan akan mampu melakukan pengembangan produknya yang lebih sesuai dengan khalayak sasaran yang lebih potensialHal ini terlihat dari latar belakang diciptakannya program Cruisin With Yummy Mommy itu sendiri diantara sekian banyak program yang dimiliki oleh radio 94.7 U-FM Jakarta. Seperti yang dikatakan oleh Geronimo Bosha63: “Program ini diciptakan sebagai bentuk komintmen radio kami (UFM) sebagai radio wanita dewasa yang tentunya tidak lepas dari target segmentasi kami yaitu termasuk didalamnya adalah ibu-ibu muda. Dan program ini berfungsi sebagai bentuk diferensiasi pendengar kami antara yang masih single dengan mereka yang sudah berstatus ibu rumah tangga. Kenapa namanya Cruisin With Yummy Mommy? Itu semua hanyalah bentuk pendekatan yang berbeda dengan program yang hampir sama di radio lain. Jika radio lain terdengar sangat serius seperti contohnya “Parents Club” yang dimiliki oleh Cosmopolitan FM Jakarta, maka U-FM melakukan pendekatan yang lebih menyenangkan dan lebih santai. Seringkali orang menganggap, jika kita sudah menyandang gelar orang tua, maka mereka sudah tidak “fun” lagi. Padahal tidak juga, kami menganggap seorang ibu pun masih bisa “fun”, dan bahkan masih bertingkah laku seperti layaknya masih single apalagi mereka yang tinggal di Jakarta. Oleh karena itu kita beri nama program tersebut Cruisin With Yummy Mommy karena terkesan santai, modern dan sedikit bermain”. Seperti yang dikatakan diatas bahwa radio pesaing pun memiliki program yang hampir sama, yaitu program yang ditujukan kepada mereka (pendengar) yang berstatuskan ibu. Customization tersebut terjadi pada:
62 63
Tony Cram, Customers That Count, 2001 Hasil wawancara dengan Bapak Geronimo Bosha (Station Manager 94.7 U-FM Jakarta)
63
1. Penentuan target pendengar spesifik keseluruhan pendengar U-FM. 2. Penentuan nama acara. 3. Topik pembahasan, dan 4. Cara penyampaian.
Disaat radio pesaing melakukannya dengan cara monolog, radio U-FM menyampaikannya dengan cara berdialog dan lebih ke arah sharing. Sedangkan dalam penentuan topiknya, program ini memberikan informasi mengenai ASI (Air Susu Ibu) secara gratis dan berdasarkan pendapat ahli, sehingga tingkat kredibiltasnya lebih terpercaya. Dan penentuan topik ini terjadi dari hasil riset yang dilakukan oleh U-FM berdasarkan persamaan visi dan misi yang dimiliki oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan Prenagen sebagai sponsor acara. Hal ini pun disampaikan oleh bapak Geronimo Bosha, beliau mengatakan64: “Kerja sama tersebut terjadi karena adanya persamaan target segmen pendengar U-FM dan target segmen konsumen dari Prenagen. Berdasarkan hal tersebutlah akhirnya bentuk komunikasi kerja sama tersebut terjalin dengan lebih mudah. Prenagen itu sendiri memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada pendengar dan konsumen, yaitu “Say yes to ASI” dan hal ini sangatlah sesuai dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yang ingin sekali menggaungkan gema “Say yes to ASI” saat ini, karena gencarnya serangan dari pengiklan susu formula yang digembar gemborkan mirip dengan ASI. Padahal hal itu tidak benar. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi ASI, karena ASI adalah ciptaan yang Tuhan yang Maha Kuasa, sedangkan susu formula adalah ciptaan manusia. Dengan mendukung kampanye ini, Prenagen dapat diposisikan dalam benak konsumen / pendengar sebagai produk yang mendukung pemberian ASI dari ibu kepada anak sebagai mana mestinya”
64
Hasil wawancara dengan Bapak Geronimo Bosha (Station Manager 94.7 U-FM Jakarta)
64
“Jika kita telaah lebih jauh mengenai ASI, ternyata berdasarkan riset yang kami lakukan kepada pendengar kami, masih banyak yummy mommy yang kurang memahami bahkan banyak sekali yang tidak tahu mengenai pentingnya pemberian ASI tersebut. Oleh karena itulah UFM merasa terpanggil untuk menjadi jembatan penghubung penyampaian informasi tersebut dari Prenagen / IDAI kepada konsumen / pendengar, sehingga informasi tersebut dapat tersampaikan. Selain itu, tentu saja kami akan mendapatkan keuntungan finansial dari bentuk kerja sama tersebut (tertawa kecil)”. Setelah program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen selesai, informasi yang didapatkan dari pendapat ahli tidak hanya disimpan begitu saja oleh radio 94.7 U-FM. Customization berikutnya adalah memanfaatkan media internet yang saat ini menjadi sangat mudah untuk mengaksesnya agar informasi tersebut dapat disampaikan kepada pendengar yang membutuhkan informasi mengenai pemberian ASI. Pada awalnya informasi ini mereka dapatkan hanya jika mereka sedang tunein mendengarkan radio, kini sebentar lagi mereka bisa mendapatkan informasi itu kapan saja karena informasi ini akan di upload ke dalam internet, jadi mereka dapat mengakses informasi ini kapan saja dan dimana saja (selama mendapatkan koneksi internet dengan baik). Dan yang kedua adalah melakukan kegiatan secara off-air dengan yummy mommy agar komunitas yummy mommy ini tidak terputus meskipun program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen sudah selesai. Hal ini dilakukan berdasarkan masukan dan saran yang diberikan oleh pendengarnya yang menginginkan agar informasi ini tidak “putus” meskipun
65
program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen sudah berakhir. Seperti yang dikatakan oleh yummy mommy Angelia65: “Setiap kali selesai program, kiranya bisa dimasukkan kedalam website / internet (podcast) supaya kita bisa mendengarkan kembali pendapat atau pembahasan yang dibahas per 2 minggunya. Karena tidak setiap saat kan kita bisa mendengarkan program informative ini. Dan kalau bisa dilakukan program off-air ketemu sama pendapat ahli. Misalnya dalam bentuk gathering yummy mommy dan pendapat ahli, biar kita bisa konsultasi langsung dengan beliau dan bertemu langsung dengan yummy mommy yang lain dan saling sharing di tempat. Jadinya kan bisa lebih akrab dengan yummy mommy yang lain juga.”
4.3.
ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang penulis telah lakukan, maka pada bagian ini
penulis akan menganalisa dan membahas hasil penelitian berdasarkan kerangka pemikiran yang telah penulis susun serta literatur yang penulis gunakan di dalam BAB II. Pembahasan dilakukan sesuai dengan urutan dan sistematika penelitian yang telah penulis lakukan. Pembahasan terfokus pada item-item unsur kegiatan Customer Retention Marketing yaitu IDIC. Saat ini, melihat banyaknya media pesaing yang memiliki target pendengar yang hampir sama (atau bahkan sama) kegitan untuk mempertahankan pendengarnya menjadi sangat penting. Hal ini terjadi karena, di era oligopoli seperti ini, pada umumnya mereka (pendengar) akan dengan mudahnya untuk berganti ke media radio yang lain demi memuaskan kebutuhan mereka akan informasi yang mereka butuhkan. 65
Hasil wawancara dengan yummy mommy Angelia
66
Agar hal ini tidak terjadi, maka mengetahui apa yang mereka butuhkan dan kemudian berusaha untuk memenuhi apa yang mereka butuhkan adalah salah satu cara untuk dapat mempertahankan mereka. Bagaiman jika kegiatan Customer Retention Marketing ini dilakukan kepada pelanggan yang memperoleh produk yang tak terlihat (intangible product)? Berdasarkan penelitian yang peneliti dapatkan, strategi Customer Retention Marketing yang dilakukan oleh radio 94.7 U-FM Jakarta dalam mempertahankan pendengarnya melalui program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen adalah:
4.3.1. Proses Akuisisi Data Proses akuisisi data yang dilakukan oleh U-FM dalam mendapatkan informasi mengenai pendengarnya sudah menggunakan segala media yang tersedia dalam melakukan komunikasi dengan mereka dan tentu saja sesuai dengan prosedural yang ada. Karena informasi yang U-FM dapatkan sudah mendapatkan persetujuan dari pendengarnya, sebagai contoh pada saat bertatap muka langsung. Mereka (pendengar) akan diminta untuk mengisi sebuah formulir yang berisikan data-data pribadi mereka, seperti: nama lengkap, nama panggilan, alamat rumah (informasi ini juga didapatkan melalui fotokopi KTP), pekerjaan, alamat kantor, nomor telepon rumah / telepon seluler. Ditambah lagi informasi lainnya seperti: alamat e-mail bahkan sampai dengan alamat facebook. Dan melalui tatap muka secara langsung ini, U-FM mendapatkan informasi tambahan yang tentunya sangat membantu dalam mengenal pendengarnya secara
67
lebih personal, seperti: nama suami / pasangan, nama anak, usia anak dan jumlah anak. Informasi ini juga didapatkan oleh U-FM setiap kali program Cruisin With Yummy Mommy digelar, karena setiap mereka (pendengar) mengirimkan SMS atau yahoo messenger, selalu ada format penulisan yang harus mereka ikuti, yaitu “Nama lengkap sesuai dengan KTP (spasi) Tempat aktifitas (spasi) Usia (spasi) Nama anak (spasi) Usia anak (spasi) Pertanyaan atau komentar / sharing”.
Sayangnya, dalam melakukan pengambilan data ini, penulis menemukan pihak U-FM tidak memiliki satu orang khusus yang bertuga untuk melakukan kegiata akuisisi data ini. Dalam pengambilan data ini dilakukan oleh banyak orang, antara lain: produser program dan sekretaris siaran (pada saat pendengar mengambil hadiah). Dalam penyimpanan data-data tersebut pun sudah dilakukan sesuai dengan prosedur penyimpanan data (data management precedure), yaitu disimpan dalam format text (Microsoft Excel), agar mempermudah proses pencarian data dan pendataan ulang (update information) sebagai sumber informasi yang berharga bagi perusahaan. Sehingga apa yang dilakukan oleh radio U-FM dalam memanajemen datanya sudah sesuai dengan apa yang dijabarkan oleh DAMA66. Namun satu hal yang penulis temukan dalam melakukan penelitian ini, kumpulan data ini meskipun sudah disimpan dalam sebuah komputer, tapi komputer 66
DAMA Data Management Body of Knowledge (DAMA-DMBOK), wikipedia.org/wiki/Data_management (13 Agustus 2009 ; 00:21 WIB)
68
yang digunakan untuk menyimpan data adalah komputer yang digunakan oleh produser yang menjadi produser program Cruisin With Yummy Mommy saat itu. Dan apabila produser yang bertugas sudah tidak bekerja di radio tersebut, maka pencarian data akan menjadi sedikit terhambat karena hanya produser itulah yang mengetahui secara pasti di folder mana data-data itu disimpan di komputer tersebut. Jadi alangkah baiknya jika U-FM memiliki komputer khusus untuk menyimpan seluruh data informasi mengenai pendengarnya (termasuk untuk program yang lain selain dari program Cruisin With Yummy Mommy). Hal lain yang penulis temukan adalah, tidak adanya proses back-up data dalam bentuk media CD. Penulis berpendapat, sistem back-up data di media yang lain selain di komputer tersebut akan sangat membantu perusahaan jika terjadi sesuatu terhadap komputer tersebut, seperti: terserang virus. Sehingga data-data informasi mengenai pelanggannya dapat terselamatkan masih dapat dibuka di komputer yang lain.
Identifikasi dan Diferensiasi Dalam menjalankan proses identifikasi dan diferensiasi yang dilakukan oleh radio 94.7 U-FM, memang sudah sesuai dengan pola dan tujuan dilakukannya kegiatan Customer Retention Marketing itu sendiri. Pola untuk melakukan CRM adalah mengidentifikasi pelanggan berdasarkan akuisisi data yang didapatkan di awal, dan ini sudah dilakukan oleh radio ini. Dan tujuan dari dilakukannya kegiatan CRM adalah untuk mengidentifikasi pelanggan
69
yang mana yang termasuk ke dalam pelanggan potensialnya serta mengajak pelanggan potensialnya menjadi partner dalam perusahaan tersebut dan berkembang untuk mendapatkan keuntungan bersama (win-win solution)67. Caranya? Dengan merubah pola pandangan perusahaan gaya lama dan mengikuti pola pendekatan yang baru, yaitu: dari pendekatan inside-out marketing menjadi outside-in planning sebagai basis CRM dalam mengetahui kebutuhan pelanggan. Jadi pola pikir “inilah produk / jasa yang akan saya jual dan bagaimana memasarkannya kepada konsumen" berubah menjadi “inilah yang diinginkan konsumen, bagaimana saya menunjukkannya” tercermin disini. Terlihat dari bagaimana radio ini selalu melibatkan pendengarnya dalam pengembangan
program-programnya
berdasarkan
kegiatan
identifikasi
dan
diferensiasi sehingga akan sangat membantu dalam kegiatan selanjutnya yaitu: Customization.
4.3.3. Proses penggunaan data untuk kebutuhan Customization Berdasarkan masukan serta saran dari yummy mommy, kegiatan customization yang dilakukan oleh U-FM pun terlihat dengan baik disini. Mulai dari memanfaatkan media internet dalam menyampaikan informasi kepada mereka (pendengar) sampai dengan melakukan kegiatan dalam bentuk off-air. Namun, penulis menemukan kegiatan memasukkan materi informasi hasil dari program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen ke dalam internet dalam
67
Tony Cram, Customers That Count, 2001
70
bentuk podcast (audio) masih belum terealisasikan, yang sudah terealisasi adalah memasukkan materi informasi ini ke dalam internet dalam bentuk text. Dan bentuk kedua yaitu mengumpulkan komunitas yummy mommy, sudah dilakukan secara baik oleh radio ini, meskipun memang seringkali tanpa kehadiran dari pendapat ahli, yaitu: Dr. Tiwi Surjadi (mengingat tugas yang diemban cukup berat – sebagai MARS Satgas ASI IDAI). Penulis melihat bahwa kegiatan yang dilakukan oleh radio ini merupakan bentuk aktifitas Customer Retention Marketing (CRM) yang memenuhi kriteria sebagai hal yang menguntungkan bagi perusahaan dan pelanggan. Karena hal ini merupakan bentuk upaya untuk selalu membina hubungan yang baik dengan pelanggan (dalam hal ini pendengar potensialnya). Tercermin dari usaha yang dilakukan oleh radio ini untuk selalu berusaha memberikan pelayanan yang baik dan selalu berusaha untuk tidak hanya menjadi teman namun menjadi salah satu solutionprovider yang merupakan basis bagi sebuah hubungan yang erat dengan pelanggannya. Apakah sudah sempurna? Jawabannya adalah belum. Akan tetapi usaha yang dilakukan oleh radio ini dan keinginan untuk selalu membuat pendengarnya merasa “saya adalah bagian dari program ini” selalu menjadi hal yang dilakukan oleh U-FM. Dimana kedepannya, mereka (pendengar) bukan hanya menjadi pelanggan yang loyal, tetapi akan menjadi “Brand Evangelist”, yaitu merekomendasikan program
71
Cuisin With Yummy Mommy kepada teman-temannya pasa saat mereka ingin mencari informasi mengenai kegiatan parenting.
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
KESIMPULAN Pada bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan yang sudah
didapat berkaitan dengan hasil penelitian yaitu, strategi Customer retention Marketing (CRM) radio 94.7 U-FM Jakarta dalam mempertahankan pendengarnya melalui program Cruisin With Yummy Mommy – Prenagen.
5.1.1. Proses Akuisisi Data 1.
Radio ini melakukan kegiatan akusisi data melalui berbagai macam media dan cara yang memungkinkan untuk mengambil informasi sebanyak-banyaknya mengenai pelanggannya (pendengar).
2.
Informasi yang didapatkan pun cukup baik untuk mengenal pendengarnya lebih baik.
3.
Penyimpanan database hasil akuisisi data sudah dilakukan secara cukup baik, yaitu dimasukkan ke dalam komputer dengan format text (format Microsoft Excel) agar mempermudah pencarian informasi kedepannya.
73
5.1.2. Identifikasi dan Diferensiasi 1.
Dalam melakukan Identifikasi, radio ini pun sudah melakukan identifikasi dengan cukup baik dengan menggunakan hasil riset dan database dari akuisisi data sebelumnya.
2.
Dalam
hal
pembuatan
topiknya,
radio
ini
berhasil
untuk
mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan pendengar dalam mencari informasi yang berhubungan dengan ASI (Air Susu Ibu). 3.
Radio ini pun berhasil membuat ketiga pihak (Prenagen sebagai sponsor, IDAI sebagai pendapat ahli dan pendengar) merasa puas dengan berhasilnya proses identifikasi tersebut, sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh pihak sponosr dan pendapat ahli dapat diformulasikan sehingga sesuai dengan harapan pendengar tanpa terkesan terlalu “jualan”.
4.
Dalam melakukan Diferensiasi, program ini berhasil menjadi salah satu program dengan target pendengar yang berbeda dengan program lainnya di radio ini.
5.
Membuat gaya penyampaian yang berbeda dengan radio pesaing.
6.
Pendengar kedua yang merupakan secondary target audience bukan datang dari kalangan pendengar U-FM yang berstatuskan lajang, melainkan
dari
suaminya
yummy
mommy,
sehingga
proses
menjalankan parenting menjadi satu kesatuan yang utuh (parenthood).
74
5.1.3. Proses penggunaan data untuk kebutuhan Customization 1.
Penggunaan database untuk pengembangan produknya juga sudah dijalankan secara cukup baik oleh radio ini.
2.
Terlihat dari pengembangan seperti: penggunaan media internet untuk terus memberikan informasi kepada mereka (pendengar) meskipun belum maksimal seperti yang diharapkan.
3.
Menjalankan pertemuan yang bersifat off-air (berdasarkan masukanmasukan dari pendengar) agar komunitas yummy mommy tetap “hidup”.
4.
Selalu mengajak dan melibatkan pendengar yang sudah terdata di dalam database dalam perkembangan program, sehingga membuat mereka merasa termasuk ke dalam bagian program ini.
5.2.
SARAN 1.
Berdasarkan hasil penelitian, dalam hal akuisisi data, setelah mendapatkan data yang diinginkan penyimpanan menjadi hal yang sangat penting. Mengingat databasing menjadi penting dalam menjalankan strategi Customer Retention Marketing, sebaiknya U-FM mempunyai komputer khusus hanya untuk menyimpan database pendengarnya. Hal ini untuk mempermudah proses pencarian dan
75
updating database pendengar. Bukan hanya untuk program Cruisin With Yummy Mommy, namun untuk semua program. 2.
Back-up data menjadi hal yang penting juga, sebaiknya masukkan data-data tersebut ke dalam media yang lain seperti CD. Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap komputer database, data tersebut masih dapat terselamatkan. Karena database tersebut adalah salah satu aset yang berharga bagi perusahaan.
3.
Menunjuk satu orang khusus (produser) yang bertugas untuk selalu memasukkan data-data tersebut ke dalam komputer yang berhubungan dengan program ini, sehingga pendataan pendengar menjadi lebih fokus.
76
Daftar Pustaka AC Nielsen, Wave IV 2001 AC Nilesen, Wave IV 2007 Aitchison, Jim; Lwin, May. Clueless In Marketing Communication (Prentice Hall, 2003) Albrect, Karl. Social Intelligence: The New Science of Success (Pfeiffer, 2004) Arbitron. Media Targeting 2000 (A National Study of Consumers and Media, 2000) Baran. Dr. Roger J; Galka. Prof. Robert J; Strunk. Prof. Daniel P. Principles of Customer Relationship Management (South-Western College Pub, 2008) Book, Albert C; Cary, Norman D.; Tennenbaum, Stanley I.; Brady, Frank R. The Radio and Television Commercial, (NTC Business Books, 1996) Brennan, Ross; Baines, Paul; Garneau, Paul. Contemporary Strategic Marketing (Palgrave Macmillan, 2007) Cram, Tony. Customers That Count (Prentice Hall, 2001) DEPKOMINFO (Departemen Komunikasi dan Informasi) 2007 Freeland, John. G, The Ultimate CRM Handbook, Strategies & Concept for Building Enduring Customer Loyalty and Profitability (McGraw-Hill, 2003) Http://en.wikipedia.org/wiki/Crm (February 4, 2008; 02:15 WIB) Http://en.wikipedia.org/wiki/broadcast (February 4, 2008 ; 02:30 WIB) Http://en.wikipedia.org/wiki/program (February 4, 2008 ; 02:45 WIB) Http://en.wikipedia.org/wiki/data_management (Agustus 13, 2009 ; 00:21 WIB) Keith, Michael C. The Radio Station: Fifth Edition (Focal Press, 2000) Kertajaya, Hermawan, Boosting Loyalty Marketing Performance (Markplus Inc, 2007)
77
Kotler, Phillip ; Armstrong, Gary. Principles of Marketing 12’Th Edition (Prentice Hall, 2007) Kotler, Phillip. Marketing Management - Millenium Edition (Prentice Hall, 2000) Levitt, Theodore. Marketing Intangible Products and Product Intangibles (Harvard Business Review, 1981) Majalah Cakram, edisi Mei 2004 Majalah Cakram, edisi Mei 2006 McQuail, Dennis. McQuail's Mass Communication Theory (Sage Publications Ltd, 2005) Media Scene 2004 – 2005 Peppers, Don; Rogers, Martha. The One To One Future (Doubleday Business, 1996) Pringle, Peter; Starr, Michael F.; McCavit, William. Electronic Media Management, Fourth Edition (Focal Press, 1999) Pringle, Peter; Starr, Michael F.; McCavit, William. Electronic Media Management, Fifth Edition (Focal Press, 2005) PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) 2007 Reichheld, Frederich F., Loyalty Rules (Harvard Business Press, 2001) Sandjaja, S. Djuarsa. Ekologi Media Analisi Dan Aplikasi Teori Niche Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antar Industri Media (Jurnal Komunikasi Audensia, 1993) Schramm, Wilbur. How Communication Works, The Process And Effect Of Mass Comunication (University of Illinois Press) Skolnik, Rayna. Intergrated Marketing Article (Sales Marketing Network, 2002) Smith, Paul; Berry, Chris; Pulford, Alan; Baxter, Marylin. Strategic Marketing Communications: New Ways to Build and Integrate Communications (Kogan Page, 1999)
78
Lampiran 1 Struktur Organisasi Radio 94.7 U-FM Jakarta (lampiran halaman 46 ; 4.1.2)
Board Of Directors
General Manager
Sales Manager
Station Manager
Music Director / Production Director
Operator Produksi
Operator Siaran
Librarian
Program Director
Ass. Music Director
Ass. Program Director
Penyiar
Producer / Script Writer
Traffic
Sekretaris Siaran
Web Officer
Promotion Manager
Senior Account Executive
Finansial Manager
Promotion Officers
Junior Account Executive
Reporter
xii
Lampiran 2 Struktur Organisasi Divisi Siaran (lampiran halaman 46 ; 4.1.2)
Station Manager
Program Director
Ass. Program Director
Penyiar
Producer / Script Writer
Operator Produksi
Reporter
Music Director / Production Diretor
Traffic (Bagian Iklan)
Librarian
Ass. Music Director
Sekretaris Siaran
Website Officer
Operator Siaran
xiii
Lampiran 3 Transkrip wawancara 1 (Lampiran halaman 47 ; 4.1.4.) Waktu Tempat
: :
Narasumber
:
Kamis, 11 Juni 2009 Jl HR Rasuna Said Kav B/33-34 Mensa II Bldg Lt. Mezanine Jakarta 12920 Ibu Myra Suraryo (General Manager)
Penulis
:
Selamat sore, ibu Myra
Myra
:
Selamat sore, Arif…
Penulis
:
Boleh saya mulai pertanyaannya?
Myra
:
Silahkan…
Penulis
:
Radio U-FM itu untuk pendengar siapa saja?
Myra
:
Untuk wanita/perempuan yang berusia 20 – 35 tahun yang hidup di perkotaan dengan pola pikir urban. Karena wanita dengan pola pikir seperti itu sudah termasuk kedalam perempuan yang modern, mandiri serta independent. Bukan berarti mereka tidak butuh perhatian dari sang suami, namun “mandiri” disini maksudnya adalah meraka tidak terlalu bergantung kepada suami. Dan umumnya mereka memiliki
kontribusi
yang
cukup
tinggi
dalam
rumah
tangganya. Jadi mereka bukan hanya ibu rumah tangga, namun mereka juga seorang pekerja kantoran. Penulis
:
Karakteristik lain dari pendengar U-FM itu seperti apa?
Myra
:
Mereka itu selalu haus akan informasi dan hiburan. Bayangkan saja mereka bekerja 5 hari dalam seminggu, mulai dari jam 8/9 pagi sampai dengan jam 4/5 di sore hari bahkan kadangkala mereka pun lembur sampai malam. Sehingga hiburan dan informasi menjadi hal yang cukup penting bagi mereka. Misalnya materi pembicaraan yang menyenangkan
xiv
dari penyiarnya, informatif dan lagu-lagu yang menyenangkan yang bisa mereka nikmati sambil mengerjakan segala macam aktifitasnya. Bahkan U-FM pun masih menemani mereka dengan memutarkan lagu-lagu sampai dengan jam 1 dini hari untuk menemani
mereka
beristirahat
sebelum kembali
beraktifitas kembali keesokkan harinya. Penulis
:
Contohnya apa, kalau kita bicara mengenai informasi?
Myra
:
Misalnya informasi yang berhubungan dengan kecantikan dan kesehatan, karena kita adalah radio perempuan. Namun disisi lain perempuan itu kan tidak selalu menginginkan informasi tentang kecantikan saja, jadi informasi seperti finansial dan perbankan, perbelanjaan, toiletries, elektronik atau gadget, properti dan politik.
Penulis
:
Politik?
Myra
:
Iya, politik pun juga kita sampaikan, perempuan kan juga sudah berpolitik sekarang. Presiden kita saja dulu sempat ada yang perempuan, kan? Jadi kita pun merasa harus memberikan informasi mengenai politik kepada mereka, supaya mereka (pendengar) bisa lebih “melek” terhadap dunia politik di Indonesia. Tentunya disampaikan dengan cara yang santai dan lebih ke sharing, ketimbang seperti pembaca berita yang kaku dan terkesan “berat” beritanya. Dan tentu saja kita harus memilih dan memilah berita apa yang bisa disampaikan kepada mereka, karena radio ini kan bukan radio politik. Jangan sampai kita dicap sebagai radio yang mendukung salah satu partai politik, itu saja sih.
Penulis
:
Akhir kata, ada yang ingin disampaikan?
Myra
:
Bagi anda yang perempuan, mulailah untuk selalu berfikir
xv
positif dalam hal apapun dan dalam menghadapi apapun. Kembangkanlah wacana pemikiran anda dalam segala sisi kehidupan tanpa melupakan kodrat anda sebagai seorang perempuan, saya rasa itu saja. Penulis
:
Terima kasih Ibu Myra Suraryo atas waktunya…
Myra
:
Sama-sama, Rif…
xvi
Lampiran 3 Transkrip wawancara 2 (Lampiran halaman 56 ; 4.2.2. / Lampiran halaman 59 ; 4.2.3. / Lampiran halaman 62 ; 4.2.4. / Lampiran halaman 64 ; 4.2.4.)
Waktu Tempat
: :
Narasumber
:
Jumat, 26 Juni 2009 Jl. H.R. Rasuna Said Kav I, Menara Imperium, Lt. 33 Suita B Jakarta 12980 Bapak Geronimo Bosha (Station Manager)
Penulis
:
Selamat siang, pak Nimo
Geronimo
:
Selamat siang…
Penulis
:
Sebelumnya terima kasih atas kesediaan waktunya untuk membantu saya dalam penulisan skripsi ini
Geronimo
:
My pleasure, Rif. So… silahkan dimulai…
Penulis
:
Program Cruisin With Yummy Mommy ini diciptakan oleh U-FM sebagai apa, pak? Dan kenapa namanya Cruisin With Yummy Mommy?
Geronimo
:
Program ini diciptakan sebagai bentuk komintmen radio kami (U-FM) sebagai radio wanita dewasa yang tentunya tidak lepas dari target segmentasi kami yaitu termasuk didalamnya adalah ibu-ibu muda. Dan program ini berfungsi sebagai bentuk diferensiasi pendengar kami antara yang masih single dengan mereka yang sudah berstatus ibu rumah tangga. Kenapa namanya Cruisin With Yummy Mommy? Itu semua hanyalah bentuk pendekatan yang berbeda dengan program yang hampir sama di radio lain. Jika radio lain terdengar sangat serius seperti contohnya “Parents Club” yang dimiliki oleh Cosmopolitan FM Jakarta, maka U-FM melakukan pendekatan yang lebih menyenangkan dan lebih
xvii
santai. Seringkali orang menganggap, jika kita sudah menyandang gelar orang tua, maka mereka sudah tidak “fun” lagi. Padahal tidak juga, kami menganggap seorang ibu pun masih bisa “fun”, dan bahkan masih bertingkah laku seperti layaknya masih single apalagi mereka yang tinggal di Jakarta. Oleh karena itu kita beri nama program tersebut Cruisin With Yummy Mommy karena terkesan santai, modern dan sedikit bermain. Penulis
:
Hal yang diharapkan dari program ini apa dan siapa sebenarnya target audience utama dari program ini?
Geronimo
:
Hal yang diharapkan adalah program ini mampu membangun komunitas baru untuk ibu-ibu muda, khususnya di Jakarta. Dimana mereka dapat saling sharing / berbagi informasi baik secara on-air maupun secara off-air. Dan hal utama yang diharapkan melalui program ini adalah komunitas ini nantinya akan menjadi loyal dan menjadi bagian penting dari pendengar radio U-FM. Dan untuk target audience utama dari pendengar ini adalah mereka yang secara usia diantara 25 – 35 tahun dengan Status Ekonomi Sosial (SES) ABC. Berdomisili di greater Jakarta, bisa bekerja sebagai karyawan, wirausaha ataupun mereka yang berstatus ibu rumah tangga.
Penulis
:
Apakah mereka yang berusia dan berstatus tadi masih perlu untuk mendapatkan informasi dari program seperti ini? Karena sepertinya mereka sudah mendapatkan informasi seputar parenting melalui pengalaman mereka sendiri kan?
Geronimo
:
Saya rasa masih perlu yah, karena menurut kami,
xviii
dalam tahap hidup ini, mereka masih banyak membutuhkan informasi
untuk
mengurangi
ketidaktahuan
ataupun
kecemasan yang dihadapi sehari-hari oleh yummy mommy, sehingga kami (U-FM) mencoba untuk
memposisikan diri
bukan saja sebagai teman bagi mereka, melainkan juga sebagai solution-provider. Penulis
:
Cruisin With Yummy Mommy baru-baru ini bekerja sama dengan Prenagen dan IDAI, hal apa yang diharapkan dengan adanya kerja sama tersebut, pak?
Geronimo
:
Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, saya akan menceritakan sedikit latar belakangnya. Kerja sama tersebut terjadi karena adanya persamaan target segmen pendengar U-FM dan target segmen konsumen dari Prenagen. Berdasarkan hal tersebutlah akhirnya bentuk komunikasi kerja sama tersebut terjalin dengan lebih mudah. Prenagen itu sendiri memiliki pesan yang ingin dikomunikasikan kepada pendengar dan konsumen, yaitu “Say yes to ASI” dan hal ini sangatlah sesuai dengan IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) yang ingin sekali menggaungkan gema “Say yes to ASI” saat ini, karena gencarnya serangan dari pengiklan susu formula yang digembar gemborkan mirip dengan ASI. Padahal hal itu tidak benar. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi ASI, karena ASI adalah ciptaan yang Tuhan yang Maha Kuasa, sedangkan susu formula adalah ciptaan manusia. Dengan mendukung kampanye ini, Prenagen dapat diposisikan dalam benak konsumen / pendengar sebagai produk yang mendukung pemberian ASI dari ibu kepada anak sebagai mana mestinya.
xix
Jika kita telaah lebih jauh mengenai ASI, ternyata berdasarkan riset yang kami lakukan kepada pendengar kami, masih banyak yummy mommy yang kurang memahami bahkan banyak sekali yang tidak tahu mengenai pentingnya pemberian ASI tersebut. Oleh karena itulah U-FM merasa terpanggil untuk menjadi jembatan penghubung penyampaian informasi tersebut dari Prenagen / IDAI kepada konsumen / pendengar, sehingga informasi tersebut dapat tersampaikan. Selain itu, tentu saja kami akan mendapatkan keuntungan finansial dari bentuk kerja sama tersebut (tertawa kecil). Penulis
:
Setelah kerja sama ini berakhir, kedepannya akan seperti apa? Dalam arti hal apa yang diharapkan oleh UFM?
Geronimo
:
Kedepannya kita mengharapkan komunitas yummy mommy tersebut menjadi: 1.
Dipertahankan jumlah pendengar yummy mommy yang sudah menjadi pendengar setia radio U-FM.
2.
Mendapatkan atau tetap mencari pendengar baru. Tentu saja keunikan target pasar ini harus sesuai dengan periode kehamilan / melahirkan / menyusui mereka, sehingga kami menganggap sisi keluar masuknya komunitas ini cukup atau bahkan sangat dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan update dan komunikasi
yang
keberadaan
dan
berlanjut situasi
untuk
mngetahui
terbaru
mengenai
komunitas ini. Karena dengan terbentuknya dan ter-update-nya komunitas ini, maka Prenagen dan IDAI dapat secara konsisten mengkomunikasikan
xx
pesan-pesan mereka dan dapat mengelola kegiatan promosi melalui U-FM. Dan akhirnya, kami (UFM) bisa mendapatkan keuntungan dari sisi pendengar yang berkelanjutan. Penulis
:
Jadi pola retensi pendengar untuk program ini seperti apa? Apakah database mereka disimpan dan selalu berkomunikasi dengan mereka melalui daftar database tersebut?
Geronimo
:
Polanya adalah dengan melakukan komunikasi dengan mereka secara phone communication ataupun melalui jalur online. Karena saat ini online sudah menjadi salah satu bentuk komunikasi yang cukup efektif untuk meretensi pendengar kami, contohnya dengan melalui alamat email pribadi mereka, melalui website U-FM atau bahkan melalui alamat facebook mereka (tertawa). Karena ternyata yummy mommy pun cukup aktif dalam berkomunikasi atau bernetworking melalui facebook, sehingga hal inilah yang kami manfaatkan untuk terus berkomunikasi serta terus meng-update mereka. Dan untuk database, iya, kami selalu menyimpan database yang kami dapatkan melalui jalur SMS ataupun melalui jalur yahoo messenger. Karena kami melakukan komunikasi dengan pendengar kami secara on-air tidak hanya dengan melalui nomor SMS di 08121212947, akan tetapi kami juga mampu berkomunikasi dengan
pendengar kami melalui yahoo
messenger kami. Alamat yahoo messenger kami adalah
[email protected] dan
[email protected] ditambah lagi melalui facebook kami di
[email protected]. Melalui database tersebut, akhirnya kami membuatkan
xxi
program-program khusus kepada mereka, sehingga mereka mendapatkan treatment khusus untuk the yummy mommy. Ditambah lagi dengan memberikan lagu-lagu yang dinamis tapi tetap sesuai untuk target segmentasi atau target pendengar acara Cruisin with Yummy Mommy. Penulis
:
Sejauh ini bagaimana kegiatan retensinya?
Geronimo
:
Sejauh ini yang sudah berjalan adalah seperti yang saya katakan diawal, telepon masih menjadi hal yang utama dalam meretensi pendengar yummy mommy, kemudian diikuti melalui jalur online, baik melalui yahoo messenger maupun melalui facebook. Kemudian bentuk retensi yang kedua adalah melalui program,
kita
menyumbangkan
mengajak saran
yummy serta
mommy
masukan
untuk
mereka
turut dalam
mengembangkan serta membuat program yang ditujukan untuk yummy mommy juga. Dalam artian banyak konten acara yang diberikan dari yummy mommy dan untuk yummy mommy, sehingga proses sharing diantara mereka tidak terputus meskipun acara kerja sama dengan Prenagen / IDAI sudah selesai. Lalu seperti dikatakan sebelumnya kami memberikan eksklusifitas treatment kepada mereka pada saat kami membuat acara off-air yang berhubungan dengan yummy mommy dan mereka adalah undangan pertama yang akan kami hubungi, tentunya sesuai dengan kapasitas ruangan atau kuota dari klien. Ditambah lagu-lagu tadi seperti saya sampaikan sebelumnya. Dan yang terakhir yang masih kami lakukan adalah mengemas semuanya dengan pelayanan yang baik, cepat, ramah, efektif serta akurat kepada mereka.
xxii
Penulis
:
Kalau dari sisi kendalanya, apa saja?
Geronimo
:
Nomor satu kendalanya adalah budget. Seringkali kegiatan retensi ini menjadi kurang maksimal karena keterbatasan dana.
Penulis
:
Contohnya?
Geronimo
:
Yah, menelpon mereka kan juga butuh biaya telpon bukan? Pada saat melakukan perbincangan melalui telpon dengan mereka kan tidak hanya dilakukan dalam waku 5 menit. Sebagian besar menghabiskan waktu minimal 30 menit, bayangkan saja kalau dalam sehari kita menelpon mereka 10 – 20 orang dikalikan 30 kemudian dikalikan 20 hari, berapa besar biaya yang akan kami keluarkan. Memang kami merasa lebih baik berbicara langsung dengan mereka ketimbang menuliskannya melalui email atau facebook, namun mengingat secara online bisa menghemat biaya lebih besar, jadi kadangkala online menjadi penolong bagi kami dari sisi budgeting. Kemudian kendala yang kedua adalah SDM-nya. Jujur saja sejauh ini retensi yummy mommy dilakukan oleh produser dan operator siaran. Saat ini U-FM belum memiliki satu orang khusus yang bertugas untuk selalu berkomunikasi dengan pendengar kita. Yah, sebut saja seorang researcher. Ini juga menjadi kendala bagi kami, karena sebaiknya seorang researcher tidak memiliki pekerjaan lain selain melakukan riset dan berkomunikasi dengan pendengar, sedangkan produser memiliki tugas dan pekerjaan lain yang harus diselesaikan dalam kurun waktu yang cukup cepat, begitu juga dengan operator.
xxiii
Dan yang terakhir kendalanya adalah kompetitor tentunya. Kompetitor pun memiliki program yang hampir sama dengan program U-FM, seperti contohnya “Parents Club” tadi yang dimiliki oleh Cosmopolitan FM Jakarta. Karena dengan adanya program yang sejenis, mereka dengan mudahnya dapat berpindah frekuensi untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan parenting. Penulis
:
Pertanyaan terakhir, jadi untuk kedepannya bagaimana UFM akan memaksimalkan dalam meretensi pendengarnya?
Geronimo
:
Pertama sebisa mungkin U-FM akan mencari seseorang yang memang memiliki kemampuan sebagai seorang researcher, sehingga proses riset / meretensi pendengar yummy mommy dapat disusun database-nya berdasarkan standar operasi yang sama, yaitu melalui satu kepala saja bukan melalui 2 kepala. Kemudian U-FM juga akan membuka media akses yang lebih besar kepada pendengar kami sehingga mereka senantiasa akan selalu berinteraksi dengan U-FM, bukan dengan kompetitor, salah satu contohnya adalah live streaming yang juga sudah kami jalankan. Dan terakhir adalah U-FM akan selalu meningkatkan inovasi-inovasi produk (program) dan layanan tentunya yang dapat diterima oleh pendengar kami, khususnya yummy mommy, mengingat U-FM adalah sebuag institusi yang bergerak di bidang layanan jasa. After all, biasanya mereka harus bayar untuk medapatkan infromasi ini, disini mereka bisa mendapatkannya secara gratis.
Penulis
:
Kalau secara budgeting?
Geronimo
:
Itu rahasia perusahaan dong (tertawa)
Penulis
:
(Tertawa) terima kasih pak Geronimo untuk waktunya
xxiv
Geronimo
:
Sama-sama, Rif. Goodluck untuk skripsinya…
Penulis
:
Thank you…
xxv
Lampiran 4 Transkrip wawancara 3 (Lampiran halaman 60 ; 4.2.3. / Lampiran halaman 61 ; 4.2.3. / Lampiran halaman 65 ; 4.2.4.)
Wawancara melalui telepon dengan Yummy Mommy Angelia
Angelia Lollyta Theresia (30) - 0813.1046.45.83 Ibu dari: Ricky (7) / Yona (1Bln) Jl. Keramat No. 12 RT5 /RW11 Ciracas Jakarta Timur
Penulis
:
Hallo selamat sore, mommy Angelia…
Angelia
:
Selamat sore, Arif…
Penulis
:
Sebelumnya terima kasih yah udah mau ditelpon untuk bantuin skripsi.
Angelia
:
Santai, pak… seneng kok bisa bantu..
Penulis
:
Boleh langsung aja yah?
Angelia
:
Silahkan loh…
Penulis
:
Udah berapa lama dengerin U-FM?
Angelia
:
Saya sudah mendengarkan U-FM sekitar 3 tahun yang lalu, dan sejak itu saya nggak pernah pindah radio lagi. Alasannya adalah materi siarannya seru dan lagu-lagunya juga pas untuk saya. Ditambah lagi penyiarnya lucu-lucu, apalagi untuk penyiarnya Morning Show dan Cruisin With U. Selain itu informasi yang saya dapatkan juga sangat berguna banget yah
xxvi
contohnya untuk yang berhubungan dengan kehamilan dan pengembangan anak. Karena waktu itu anak saya yang paling besar (Ricky) usianya baru 3 tahun. Dan saya sangat senang sekali dengan informasi yang ditujukan untuk kita yang berstatus yummy mommy Penulis
:
Terus, tau-nya program ini dari mana? Dan bagaimana menurut mommy Angelia tentang program ini?
Angelia
:
Jujur waktu itu lagi browsing radio, lagi cari yang enak untuk di dengar. Dan tanpa disengaja frekuensinya jatuh di 94.7, dan dari situlah saya mendengarkan U-FM pas lagi acara Yummy Mommy. Kalo menurut saya informasi yang saya dapatkan sangat berguna sekali, mulai dari sharing sesama yummy mommy sampai dengan pendapat ahli (Dr. Tiwi Surjadi). Bagaimana cara untuk menjadi orang tua yang baik dan dengan cara yang benar, ditambah lagi adanya perasaan, wah ternyata saya nggak sendiri yah yang mengalami hal seperti itu. Masih ada juga yummy mommy yang lain yang mengalami kejadian yang hampir sama seperti saya. Ditambah lagi pembahasan ini bisa menjadi bahan pembicaraan bersama suami, karena biasanya saya mendengarkan program ini di jalan bersama dengan suami di mobil. Jadinya suami saya pun mendapatkan informasi bagaimana menjadi seorang ayah yang baik. Saya rasa sangat baik dan menyenangkan. Ditambah lagi ada hadiahnya di program ini.
Penulis
:
Jadi mommy Angelia dengerin program ini karena informasinya atau karena hadiahnya (tertawa kecil)?
Angelia
:
(tertawa) Utamanya untuk saya adalah informasinya. Hadiah
xxvii
itu kan hanya gimmick alias pemanis aja, jadi kalau untuk saya, tidak ada hadiahnya juga tidak masalah. Pendapat ahlinya yang menjadi penting, karena biasanya kan kalau kita tanya pendapat ahli atau mendengarkan pendapat ahli harus bayar, disini kita dapatkan secara gratis. Itu sih yang paling utama untuk saya. Penulis
:
Kalau untuk mommy Angelia pribadi, hal yang paling diharapkan dari program ini apa?
Angelia
:
Setiap kali selesai program, kiranya bisa dimasukkan kedalam website / internet (podcast) supaya kita bisa mendengarkan kembali pendapat atau pembahasan yang dibahas per 2 minggunya.
Karena
tidak
setiap
saat
kan
kita
bisa
mendengarkan program informative ini. Dan kalau bisa dilakukan program off-air ketemu sama pendapat ahli. Misalnya dalam bentuk gathering yummy mommy dan pendapat ahli, biar kita bisa konsultasi langsung dengan beliau dan bertemu langsung dengan yummy mommy yang lain dan saling sharing di tempat. Jadinya kan bisa lebih akrab dengan yummy mommy yang lain juga. Penulis
:
Kalau mommy Angelia menang untuk kuis-nya, ada saran atau kritik nggak yang ingin disampaikan untuk program ini?
Angelia
:
Kebetulan saya pernah menang kuis, tapi bukan di program ini. Jadi sekalian aja yah… Kadang terlalu lama yah, dari tanggal dimana
kita
dinyatakan
sebagai
pemenang.
Bahkan
kadangkala dihubunginya pun juga terlalu lama. Jadi kadangkala kita suka bertanya-tanya, saya menang atau tidak
xxviii
yah? Meskipun pada saat kita ditelepon oleh pihak U-FM juga sangat bersahabat, alangkah baiknya jika sudah diumumkan pemenangnya di on-air langsung malamnya pemenang ditelpon kembali untuk konfirmasi pemenang, sehingga kita tidak bertanya-tanya. Penulis
:
Kalau dari durasi acara, satu jam itu pas atau kelamaan?
Angelia
:
Kalau menurut saya cukup yah, takutnya kalau lebih lama jadinya terlalu lama. Singkat, padat dan sangat informatif. Jadi saya rasa sudah cukup.
Penulis
:
Dari sekian banyak topik yang mommy Angelia ikuti, ada gak satu topik spesifik yang mommy Angelia suka dan sangat berguna? Dan kedepannya, jika program ini diadakan lagi topik seperti apa yang pengennya ada di program ini?
Angelia
:
Ada banget! Saya paling suka yang IMD (Inisiasi Menyusui Dini) karena waktu itu kita memang berencana untuk nambah adik untuk Ricky biar ada teman main. Tapi kita ingin lebih tau lagi bagaimana cara Inisiasi Menyusui Dini untuk adiknya Ricky. Dan untuk kedepannya, inginnya sih yang berhubungan dengan psikologis untuk kita yang berstatus ibu rumah tangga yang bekerja. Bagaimana kita bisa membagi waktu dengan baik antara pekerjaan dan anak. Karena menurut saya hal itu nggak mudah. Apalagi jika masih dalam proses menyusui, inginnya kan kita selalu memberikan ASI tapi kan waktu dan keadaan yang tidak memungkinkan. Jadi bagaimana caranya kita bisa tetap commit dengan apa yang sudah kita citacitakan, yaitu ASI ekslusif tanpa merasa terbebani.
xxix
Penulis
:
Mommy Angelia, terima kasih sekali yah sudah membantu untuk skripsi ini
Angelia
:
Sama-sama loh, Rif… Seneng banget bisa bantu.
Penulis
:
Salam untuk semua di rumah yah…
Angelia
:
Thank you… you too.
xxx
Lampiran 5 Transkrip wawancara 4 (Lampiran halaman 60 ; 4.2.3.)
Wawancara melalui telepon dengan Yummy Mommy Diana
Diana Shanty (35) - 0812.8080.166 Ibu dari: Fatan (7 tahun) Komp. MABAD 55, Jl. Nanggala No. N209 Rempoa Ciputat 15412
Penulis
:
Selamat siang mommy Diana, apa kabar?
Diana
:
Selamat siang Arif, baik-baik aja thanks…
Penulis
:
Sebelumnya makasih yah udah mau bantuin
Diana
:
Sama-sama, Rif.
Penulis
:
Udah berapa lama sih, mom dengerin U-FM?
Diana
:
Kurang lebih 2 – 3 tahun terakhir, saya tau-nya dari teman yang menyampaikan info tentang radio U-FM, khususnya untuk Cruisin With Yummy Mommy. Lalu saya coba dengarkan dan ternyata memang benar apa yang dibilang oleh teman saya, menyenangkan! Dan sejak itu saya senang dengerin UFM dan menjadi U-lovers.
Penulis
:
U-lovers dengan status Yummy Mommy yah (tertawa)
Diana
:
Oh iya (tertawa)
Penulis
:
Kalau pendapat mom tentang program ini seperti apa?
Diana
:
Saya seperti mendapatkan ilmu mengenai “parenting”, karena
xxxi
biasanya saya mendapatkan ilmu itu dari buku alias baca. Tapi kali ini saya mendapatkannya melalui pendapat ahli yang sangat berguna banget untuk saya, ditambah lagi sharing-an dari yummy mommy yang lain baik dari SMS ataupun yang ditelpon sama U-FM untuk di on-airkan saat itu. Karena buat saya mendengarkan dan sharing itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan baca, cepat bosan dan kadang suka beda intrepertasinya kalau baca dari buku. Jadi, informasinya sangat berguna dan saya mendapatkan ilmu baru tentunya. Ditambah lagi dengan adanya pendapat ahli yang biasanya kita harus bayar, tapi kali ini kita bisa mendapatkan penjelasan dari seorang ahli tapi gratis alias nggak bayar sedikit pun. Ini yang menurut saya yang paling berharga. Cuman nyalain radio pas acaranya digelar dan dengerin pendapat ahli bicara dan ambil ilmunya. Penulis
:
Kalau dengan adanya hadiah untuk program ini, penting juga gak?
Diana
:
Paling utamanya sih karena informasi yang disampaikan dan kita bisa interaksi bersama kalian yang siaran dan Dr. Tiwi dan bisa sharing juga sama yummy mommy yang lain yang lagi tune in… Dan saya rasa sih nggak ada hadiah juga nggak masalah,
karena
informasinya
yang
lebih
penting
dibandingkan hadiahnya. Tapi kalau ditanya menarik atau tidak, cukup menarik. Siapa yang nggak seneng dapetin cash 200 ribu dan produk… (tertawa)
xxxii
Penulis
:
(tertawa), Lalu… Setelah dengerin program ini sekian lama, ada gak masukan, saran atau kritik untuk program Cruisin With Yummy Mommy?
Diana
:
Kalau kemarin udah membahas mengenai ASI dan Prenagen (jualan sedikit), besok jangan ASI lagi tapi psikologi ibu dan anak yang dibahas. Dan kalau bisa programnya jangan mulai jam 6 sore dong, itu kan waktunya sholat jadi kadang-kadang ada info yang ketinggalan atau bahkan masih di jalan jadi adakalanya kurang konsen dengerinnya. Jadi kalau bisa jam tayangnya dipindah menjadi Jam 7 malam kali yah, supaya kita dengerinnya lebih konsen dan saya kira juga mommy yang lain juga akan lebih konsen dalam berinteraksi dengan kalian berdua atau bertiga (jika ada narasumber).
Penulis
:
Di program ini kan kita juga ajak selebritis untuk ikutan sharing melalui telpon. Kalau menurut mom, penting gak?
Diana
:
Boleh-boleh aja sih, tapi jangan “jualan” nama yah… Lebih baik
yang
berhubungan
dengan
topik,
seperti
dia
mengalaminya atau pernah melalui proses itu dan sebagainya. Dan selama ini memang program ini selalu pas dalam menghadirkan selebritis di dalam program ini, bukan dari sisi jualan. Karena mereka yang di on-airkan memang mereka yang sudah melewati fase yang sesuai dengan topik yang dibahas. Penulis
:
Kalau dilihat dari segi retensi pendengarnya, gimana?
Diana
:
Jujur kadang suka lama ditelponnya kalau kita menang mendapatkan hadiah. Dan hadiahnyanya kadangkala suka lama kita pegangnya. Saya kurang tau apakah ini memang dari U-FMnya atau dari kliennya dalam menyediakan
xxxiii
hadiahnya. Dan kadang malah kita yang telpon ke U-FM untuk konformasinya. Dan untuk retensi kita sebagai pendengar, sudah mulai jarang untuk ditelpon untuk ngobrol-ngobrol sama kita mengenai program Cruisin With Yummy Mommy semenjak produser lama program ini sudah tidak di U-FM lagi. Ngomong-ngomong si Adek kemana, Rif? Penulis
:
Adek udah resign dari U-FM, sekarang dia di salah satu televisi swasta gitu deh. Jadi produser kita udah disana.
Diana
:
Ooooh, pantesan…
Penulis
:
Kalau dilihat dari segi durasi, se-jam itu cukup atau kurang, mom?
Diana
:
Satu jam saya rasa cukup banget, karena dalam satu jam sudah sangat padat informasi yang disampaikan. Takutnya kalau terlalu lama jadinya dragging alias kelamaan.
Penulis
:
Terakhir mom, kedepannya untuk acara ini, pengennya topiknya seperti apa?
Diana
:
Kalau bisa kasih kesempatannya jangan cuman sekali untuk pendengar yang menentukan topiknya, misalnya dari 6 kali program 2/3 adalah topik yang dilempar ke pendengar. Besok mau bahas apa yah enaknya? Biarkan pendengar yang memberikan topik untuk dibahas keesokannya. Jadinya topik itu bisa lebih mengena kedalam kehidupan sehari-hari yummy mommy. Meskipun yang kemarin sudah mengena kedalam kehidupan kita juga sih… Kayak misalnya kerja dan memberikan ASI, itu sangat “kena” banget untuk kita yang berstatus ibu yang bekerja. Dan pembahasan itu menurut saya, paling bagus dan paling informatif sekali bagaimana cara
xxxiv
menyiasatinya meskipun kita kerja tapi tetap memberikan ASI untuk anak kita. Penulis
:
Mommy Diana, thank you untuk waktunya yah…
Diana
:
Very welcome, Rif.
xxxv
Lampiran 6 Transkrip wawancara 5 (Lampiran halaman 61 ; 4.2.3.)
Wawancara melalui telepon dengan Yummy Mommy Rina
Rina Widiastuti (33) - 0816.933.93 Ibu dari: Cara (2,5 tahun) dan Jordi (7 bulan) Jl. Pamaan No 12 RT1 / RW9 Kelurahan Tugu, Cimanggis – Depok
Penulis
:
Selamat sore mommy Rina…
Rina
:
Selamat sore, Arif… Apa kabar?
Penulis
:
baik-baik, thanks yah udah boleh nelpon sore-sore…
Rina
:
Gak apa-apa kok, Rif
Penulis
:
Langsung nanya boleh, yah…
Rina
:
Boleh… Silahkan loh…
Penulis
:
Sebelumnya udah berapa lama dengerin U-FM?
Rina
:
Saya dengerin U-FM kira-kira sejak tahun 2006 yang lalu. Saya lagi dengerin radio dan pas lagi dengerin program Cruisin with yummy mommy dan dapetin banyak banget informasi mengenai menjadi ibu muda di U-FM. Yang membuat saya stay di U-FM adalah informasi dan lagunya, soalnya saya hidup jauh dari orang tua atau mertua. Jadi segala sesuatunya dalam membesarkan anak saya (waktu itu) masih ngeraba-raba. Dan pas info yang diberikan oleh U-FM sesuai dengan kebutuhan saya, ya udah, saya selalu tune in
xxxvi
terus untuk dengerin U-FM, baik untuk informasinya dan lagulagunya yang enak-enak. Penulis
:
Kalau boleh tau lebih jauh lagi, pendapat mom tentang program Cruisin With Yummy Mommy itu seperti apa?
Rina
:
Bagus banget! Apalagi untuk mommy seperti saya yang jauh dari orang tua dan mertua. Dimana segala sesuatunya dikerjakan sendiri dan ngeraba-raba. Dan menurut saya, informasi yang saya dapatkan itu bisa dibicarakan dan bisa disampaikan secara turun temurun ke anak-anak kita, soalnya cara orang tua kita kan udah berbeda dengan cara kita. Tapi cara kita masih bisa diterapkan oleh anak kita nantinya. Dan informasi itu saya dapatkan dari acara Cruisin With Yummy Mommy - Prenagen itu… Contohnya perbedaan pola pikir orang jaman dulu dengan jaman sekarang yang dibahas melalui salah satu topiknya “Inisiasi Menyusui Dini”, saya mendapatkan banyak sekali masukan dan penjelasan mengenai IMD. Dan penjelasannya pun sangat konkret dengan kehidupan kita di perkotaan, plus ada sharing antar yummy mommy secara on-air, buat saya itu sangat menolong sekali. Ditambah lagi yang pasti, kita mendapatkan informasi gratis. Karena biasanya kita harus bayar untuk mendapatkan informasi atau penjelasan dari seorang ahli (dokter Tiwi Surjadi).
Penulis
:
Kalau hadiah di program ini penting juga gak?
Rina
:
Buat saya sih hadiah nggak terlalu penting, justru pendapat ahlinya yang menjadi penting sekali. Karena selama 6 kali acara ini digelar, saya mendapatkan informasi yang sangat
xxxvii
berguna sekali… Jadi kalau buat saya sendiri, gak ada hadiah juga gak masalah. Penulis
:
Kalau harapan untuk program ini kedepannya, seperti apa?
Rina
:
Kalau bisa sih, untuk SMS yang gak sempat kepilih dan dibahas secara on-air, tolong dibahas oleh para ahli secara off-air atau dijawab melalui e-mail kita. Jadi kita tetap mendapatkan penjelasan yang bagus dari para ahli dari pertanyaan yang udah kita kirim melalui SMS, karena menurut saya, nggak semua pertanyaan kan intinya sama. Tiap orang kan punya pertanyaan atau masalah yang berbeda-beda, jadi kalau bisa sih seperti itu masukan dari saya untuk acara onairnya. Terus bikin acara off-air dong biar kita bisa ketemuan sama mommy yang lain dan ajak juga Dr. Tiwi-nya biar kita bisa ngobrol dan sharing juga masalah kita sama beliau. Tapi sebisa mungkin tetap gratis (tertawa)
Penulis
:
(Tertawa) saya rasa cukup mommy Rina, terima kasih untuk waktunya yah…
Rina
:
You’re welcome. Salam untuk yang dirumah dan goodluck yah…
xxxviii
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Mohamad Arif Dharmasatya Tirtosudiro, lahir di Delft (Negeri Belanda) pada tanggal 15 Maret 1976. Penulis adalah anak pertama dari 3 (tiga) bersaudara dari pasangan Aditya Tirtosudiro dan Latifa Ridyana Tirtosudiro.
Saat ini penulis bedomisili di Kompleks Maya Garden No. 17A, Kebayoran Lama – Jakarta Selatan bersama dengan istri yaitu Resta Nura Tirtosudiro dan seorang anak perempuan bernama Khaira Malayka Nur Tirtosudiro.
Dunia radio sudah digeluti oleh penulis selama kurang lebih 11 tahun, sejak tahun 1998. Dimana saat itu penulis bekerja di radio Prambors Rasisonia selama 6 tahun sebagai penyiar spesialis musik dan sebagai produser untuk sponsorship / non sponsorship program.
Saat ini (semenjak tahun 2004), penulis bekerja di radio 94.7 U-FM Jakarta yang berafiliasi dengan Femina Group. Penulis menjabat sebagai Music Director / Production Director dan Penyiar.
xxxix
Curriculum Vitae Moh. Arif Darmasatya Tirtosudiro (Arif) Jl. Air Maya, Komp. Maya Garden No. 17A Jakarta Selatan
Office : Fax : Mobile : Email :
(021) 831.76.16 / 19 (021) 8317618 0818.69.49.89 0815.140.40.409
[email protected] /
[email protected]
WORKING EXPERIENCE 2004 – Present U-FM Radio (94.7) • • •
• •
Jakarta, Indonesia
Music Director / Audio Production Director Announcer Trainer for new announcer recruitment / training (specializing in vocal development, announcing character and music barriers and knowledge at UFM) Making the music strategies for 94.7 U-FM Jakarta Interviewed people, such as: Ibu Mutia Hatta (Menteri Pemberdayaan Perempuan) Douglas Doman (Son of Glenn Doman / Vice President The Institutes for the Achievement of Human Potential) Dr. Tiwi Surjadi (MARS Satgas ASI, Ikatan Dokter Anak Indonesia) Dr. Badriul Hegar, SpA(K) (Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia) Ibu Reni Akbar Hawadi, Psi (Psikolog) Ibu Ratih Ibrahim, Psi (Psikolog) Dr. Lineus Hewis, Psi (Psikolog) Dr. Rose Mini A. Priyanto, M.Psi (Psikolog) Richard Eyre & Linda Eyre (American Authors) Many local & International artists / musicians
xl
1998 – 2004 Radio Prambors (102.2) Jakarta, Indonesia • Senior announcer (DJ Special) specializing in music programs • Announcer / host for sponsorship program “Sensasi Sprite, Jelas Kayak Kamu” with Co-announcer / co-host: Warman Nasution • Trainer for new announcer recruitments / training for Prambors Jakarta, Semarang & Makassar • Part of the reporter team • Part of creative team for making the creative concept for On-air/Off-air Sponsorship or Non Sponsorship Radio Program at Prambors Radio • Interviewed international artists such as: The Corrs, UK (Live from venue) Moby, USA (Live from Singapore) Korn, USA (Live from Hotel Borobudur) Anggun (Live from Four Seasons Hotel) Ronan Keating, UK (Live from studio) Sophie Ellis Bextor, UK (Live from Hongkong) Blindspott, NZ (Live from Alila Hotel, Jakarta) Arch Enemy, SWE (Phone interview) Mew, DEN (Phone interview) And many more
1997 – 1998 SCTV / RCTI Jakarta, Indonesia • Part of the music team for SCTV’s music program • Part of the news corporation with RCTI (Bulletin Siang) FORMAL EDUCATION 2006 – 2009
Mercu Buana University
Jakarta, Indonesia
1997 – 2000
ITKP (School of Advertising)
Jakarta, Indonesia
1994 – 1997
Parahyangan Catholic University Bandung, Indonesia
1992
Hampstead School of English
London, England
1991 – 1994
Triguna High School
Jakarta, Indonesia
1988 – 1991
Triguna Junior High School
Jakarta, Indonesia
1982 – 1988
Triguna Elementary
Jakarta, Indonesia
xli
OTHER EXPEREIENCES • Trainer untuk pelatihan Jurnalistik (Majalah dan Radio) di Banda Aceh yang diselenggarakan oleh Konsorsium Media anak Aceh (Dinas Sosial, Pusaka Indonesia, Children Media Centre dan UNICEF) • Hewllett-Packard Seminar and Workshop @ J.W. Marriott (Full English) • USINDO Gala Dinner @ J.W. Marriott (Full English) • Parents Super Seminar with Richard & Linda Eyre (Bi-lingual) • Seminar Bedah ASI at 7 hospitals in Jakarta (brought by IDAI & Prenagen) • AyahBunda Pre-School Fair 2009 @ Mall Taman Anggrek • Femina Lounge @ Java Jazz 2006 / 2007 • Launching Linksys Router 1 @ Jakarta Convention Centre (Bi-lingual) • Launching Linksys Router 2 @ Hyatt Hotel Jakarta (Bi-lingual) • 100 Years Commemoration of Sutan Takdir Alisjahbana • Dancow “Olimpiade Aku dan Kau” • PT. NTI (Class Mild) Lunch Gathering di Jambi • Parenting Indonesia Cover Hunt 2009 at numerous places • Mom’s Lounge with Enfagrow A+ Talkshow in numerous places • Voice talent for numerous radio/TV ads • Moderator for Dancow Olimpiade Aku & Kau Press Conference • Many more
xlii