Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
PENERAPAN SISTEM TANGGUNG RENTENG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PARTISIPASI AKTIF ANGGOTA DAN PERKEMBANGAN USAHA DI KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA JAWA TIMUR Siti Nur Faidah dan Retno Mustika Dewi Prodi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT The active participation of members is one important factor in supporting the success and development of cooperative business. The active participation of members can be actualized by implementation of “tanggung renteng”. This research was conducted with the aim to obtain a description of the implementation of joint responsibility system, participation of members, and business development in the Kopwan SBW. This research was a descriptive study with a qualitative approach. The method of data collection were used participant observation by followed three group meeting of the tanggung renteng in Kopwan SBW which were group of 576 ; 398 ; and 498 , in-depth interviews with administrators and members of the Kopwan SBW, and documentation. The results showed that the implementation of tanggung renteng in Kopwan SBW contains three main elements, namely the existence of the group, there was a duty, and the absence of binding regulations. Implementation of joint responsibility in Kopwan SBW can actualized the active participation of members in capital area, organization area , and utilization of services cooperative business area. The realization of the active participation of members impact on business development as indicated by increasing of turnover business, the controlled assets, and increasing of SHU Kopwan SBW. Keywords: “Tanggung Renteng”, Member Participation, Business Development ABSTRAK Partisipasi aktif anggota merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung keberhasilan dan perkembangan usaha koperasi. Partisipasi aktif anggota dapat diwujudkan dengan penerapan sistem tanggung renteng. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan sistem tanggung renteng, partisipasi anggota, dan perkembangan usaha di Kopwan SBW. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipatif dengan mengikuti pertemuan tiga kelompok tanggung renteng di Kopwan SBW yaitu kelompok 576; 398; dan 498, wawancara mendalam dengan pengurus dan anggota Kopwan SBW, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem tanggung renteng di Kopwan SBW mengandung tiga unsur pokok yaitu adanya kelompok, adanya kewajiban, dan adanya peraturan yang mengikat. Penerapan sistem tanggung renteng di Kopwan SBW dapat mewujudkan partisipasi aktif anggota dalam bidang permodalan, bidang organisasi, dan bidang pemanfaatan jasa usaha koperasi. Terwujudnya partisipasi aktif anggota berdampak pada perkembangan usaha yang ditunjukkan dengan meningkatnya omset usaha, terkendalinya aset, dan meningkatnya SHU Kopwan SBW. Kata Kunci: Tanggung Renteng, Partisipasi Anggota, Perkembangan Usaha
1
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
anggota dapat dilakukan dengan menerapkan
PENDAHULUAN Karakteristik
yang
sistem tanggung renteng karena sistem ini
mempunyai kedudukan ganda yaitu anggota
memuat semangat berat sama dipikul dan
koperasi merupakan pemilik dan sekaligus
ringan sama dijinjing yang artinya adalah
pengguna jasa koperasi adalah salah satu ciri
kebersamaan.
utama koperasi yang membedakan dengan
sebuah sistem yang membagi tanggung
pelaku ekonomi lain. Karakteristik ini dapat
jawab secara merata, menerapkan konsep
menjadi pendorong terhadap munculnya rasa
kebersamaan mulai dari merancang program
ikut memiliki, yang pada gilirannya akan
hingga mengatasi masalah yang dihadapi.
menciptakan pertumbuhan yang dinamis
Kelebihan dari sistem ini adalah semua akan
pada koperasi. Namun pada kenyataannya
ikut
masih terdapat banyak masalah baik internal
Tanggung jawab dibagi secara
maupun eksternal yang ada pada tubuh
sehingga semua berhak mendapatkan akses
koperasi
informasi atas perkembangan usaha yang ada
yang
anggota
menyebabkan
eksistensi
koperasi masih belum bisa melebihi pelaku
berfikir,
Tanggung
bekerja
renteng
dan
adalah
memantau. merata
di koperasi.
ekonomi lain.
Syarat utama dalam sistem tanggung
Menurut Widiyati (2010) salah satu
renteng adalah anggota harus berkelompok
masalah penting yang ada pada tubuh
untuk
koperasi adalah masalah partisipasi anggota
masing-masing
koperasi.
pengambilan
Hendar
dan
Kusnadi
(2009)
memahami
hak
anggota. keputusan
dan
kewajiban
Semua harus
proses melalui
menjelaskan bahwa anggota menjadi titik
musyawarah karena apapun yang diputuskan
awal yang menentukan proses partisipasi
akan menjadi tanggung jawab
berlangsung. Peran anggota sebagai pemilik
anggota kelompok . Selain itu koperasi dapat
koperasi
menyampaikan
mengharuskan
anggota
dapat
informasi
seluruh
maupun
berpartisipasi dalam memberikan informasi,
pemberitahuan serta komunikasi dengan
kontribusi
anggota
permodalan,
menentukan
koperasi
Oleh
kelompok-
program-program yang harus dilaksanakan
kelompok
pihak manajemen dan mengawasi jalannya
penerapan sistem tanggung renteng yang
koperasi. Peran anggota sebagai pengguna
didalamnya terdapat kelompok-kelompok
jasa koperasi mengharuskan anggota dapat
akan sangat membantu usaha koperasi dalam
berpartisipasi dalam penggunaan jasa usaha
mewujudkan partisipasi aktif anggota pada
yang ada di koperasi sesuai dengan jenis
koperasi.
koperasinya.
tersebut.
melalui
karena
itu
Menurut Sinaga Pariaman dkk (2008)
Menurut Supriyanto (2011) usaha
Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa
koperasi dalam mewujudkan partisipasi aktif
Timur yang selanjutnya disebut Kopwan
2
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
SBW merupakan salah satu koperasi yang
karakter
partisipasi
karena itu tidak mudah mengarahkan dan
anggotanya
tergolong
aktif,
yang
bermacam-macam.
Oleh
sehingga masih tetap eksis dengan kemajuan
membimbing
seluruh
dan perkembangannya yang semakin pesat
melaksanakan
sistem
baik dalam meningkatkan jumlah anggota,
sesuai dengan harapan koperasi. Masih
aset, maupun omset koperasi. Berdasarkan
terdapat permasalahan dalam
jenis usahanya, Kopwan SBW termasuk
tanggung renteng diantaranya yaitu tidak
dalam
jenis koperasi serba usaha. Unit
semua anggota kelompok dapat menerima
usaha yang dimiliki sampai saat ini adalah
dan melaksanakan peraturan serta ketentuan
unit simpan pinjam, unit swalayan, unit
kelompok
learning center , unit griya tamu, dan E-
Permasalahan ini akan berpengaruh terhadap
Kopwan SBW.
kelompoknya dan secara tidak langsung juga
Kesuksesan Kopwan SBW selalu
yang
anggota tanggung
sudah
untuk renteng
kelompok
ditetapkan.
akan berpengaruh terhadap koperasi. Selain
dikaitkan dengan penerapan sistem tanggung
itu
renteng yang sudah diterapkan sejak awal
learning center, unit E-Kopwan dan Griya
berdiri sampai sekarang.
tamu yang belum bisa mencapai target
Jumlah anggota Koperasi Setia Bhakti Wanita
Surabaya
sampai
tahun
2012
mencapai 10.513 anggota, dengan aset yang dimiliki sebesar Rp 145.007.310.208,16, serta
jumlah
omset
unit
swalayan,
unit
seperti perkembangan unit simpan pinjam juga menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Kopwan SBW. Berdasarkan latar belakang diatas,
Rp
rumusan masalah dalam penelitian ini
15.902.933.645,84. Anggota koperasi yang
adalah: (1) Bagaimana penerapan sistem
semakin banyak menuntut koperasi untuk
tanggung renteng di Kopwan SBW? (2)
dapat
koperasi
Bagaimana partisipasi anggota di Kopwan
dengan sumber daya yang dimiliki. Dalam
SBW dengan penerapan sistem tanggung
mengembangkan usaha, koperasi sangat
renteng?
memerlukan dukungan partisipasi aktif dari
usaha di Kopwan SBW dengan penerapan
anggota baik dalam permodalan, pemberian
sistem tanggung renteng?
mengembangkan
mencapai
perkembangan
usaha
(3)
Bagaimana
perkembangan
saran, maupun pemanfaatan jasa usaha koperasi. Namun,
KAJIAN PUSTAKA usaha
yang
dilakukan
Partisipasi Anggota
koperasi ini tidak selalu berjalan sesuai
Kusnadi (2005) menyebutkan bahwa
dengan harapan. Hal ini terjadi karena
Partisipasi anggota dalam koperasi berarti
anggota Kopwan SBW yang jumlahnya
mengikutsertakan
lebih dari 10.000 anggota mempunyai
dalam kegiatan operasional dan pencapaian
anggota
koperasi
itu
3
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
tujuan bersama.
pemilik koperasi (partisipasi kontributif
Partisipasi merupakan faktor yang
anggota dalam pengambilan keputusan), (3)
yang paling penting dalam mendukung
Partisipasi dalam pemanfaatan jasa usaha
keberhasilan
yang
atau
perkembangan
suatu
dilakukan
organisasi. Melalui partisipasi segala aspek
pertumbuhan
yang
pelanggan/pemakai
berhubungan
dengan
pelaksanaan
untuk
koperasi,
anggota
harus
sebagai
memanfaatkan
kegiatan pencapaian tujuan direalisasikan.
setiap
Semua program yang harus dilaksanakan
koperasi.
oleh
memanfaatkan pelayanan koperasi, manfaat
manajemen
perlu
memperoleh
pelayanan
mendukung
dukungan dari semua unsur atau komponen
yang
yang ada dalam organisasi.
semakin
Dari disimpulkan
pengertian bahwa
diatas tanpa
dapat
partisipasi
anggota, koperasi tidak akan dapat bekerja
yang
Semakin
diperoleh
diberikan
banyak
anggota
banyak.
anggota
tersebut
Apabila
oleh
ini
akan terjadi,
kesadaran dalam pelaksanaan partisipasi kontributif
akan
semakin
meningkat
(partisipasi insentif).
secara efektif dan efisien. Karena alasan itulah partisipasi dianggap sebagai salah satu
Ukuran Partisipasi
hal yang sangat berperan dalam kehidupan koperasi.
Partisipasi
anggota
kesediaan
anggota
kewajiban
dan
itu
diukur untuk
memikul
menjalankan
keanggotaan secara bertanggung
Jenis Partisipasi Menurut Kusnadi (2005) partisipasi
dari
hak jawab.
Menurut Anoraga dan Widiyanti (2007)
anggota pada koperasi digolongkan menjadi
indikasi
tiga partisipasi yaitu: (1) Partisipasi dalam
anggota yang berpartisipasi baik dapat
bidang
membiayai
dirumuskan sebagai berikut: (1) Melunasi
pertumbuhan koperasi, kontribusi keuangan
simpanan pokok dan simpanan wajib secara
baik yang berupa simpanan pokok, simpanan
tertib dan teratur, (2) Membantu modal
wajib, simpanan sukarela maupun yang
koperasi disamping simpanan pokok dan
berasal dari usaha sendiri para anggota
wajib sesuai dengan kemampuan masing-
(partisipasi kontribusi keuangan) sangat
masing. (3) Menjadi langganan koperasi
diperlukan, (2) Partisipasi dalam bidang
yang setia, (4) Menghadiri rapat-rapat dan
organisasi yang berupa proses pengambilan
pertemuan secara aktif, (5) Menggunakan
keputusan mengenai penetapan tujuan dan
hak
kebijaksanaan serta proses pengawasan
koperasi, menurut Anggaran Dasar dan
jalannya
permodalan
perusahaan
untuk
koperasi
harus
melibatkan anggota karena anggota sebagai
yang
untuk
muncul
mengawasi
sebagai
jalannya
ciri-ciri
usaha
Rumah Tangga, peraturan-peraturan lainnya dan keputusan-keputusan bersama lainnya.
4
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
tidak tersedia di pasar bebas wilayah
Peningkatan Partisipasi Ada
berbagai
untuk
koperasi atau tidak disediakan pemerintah,
meningkatkan partisipasi anggota. Seperti
Berusaha memberikan deviden per anggota
menurut Hendar (2005) menyatakan bahwa
(SHU) per anggota yang meningkat dari
cara
untuk
waktu ke waktu, menyediakan berbagai
anggota
tunjangan keanggotaan, seperti tunjangan
diantaranya: (1) peningkatan partisipasi
hari raya, tunjangan kesehatan, dan lain-lain.
yang
dapat
meningkatkan
cara
dilakukan
partisipasi
permodalam
dilakukan
dengan
Memperbesar peranan koperasi dalam usaha anggota
dengan
menciptakan
manfaat
Perkembangan Usaha Menurut
Kartasapoetra
ekonomi yang meningkat dari waktu ke
pedoman
waktu. Selain itu juga dilakukan dengan
perkembangan usaha yang ada di koperasi
memperbesar rate of return melalui usaha
adalah
yang sungguh-sungguh dan profesional.
perencanaan
Koperasi
peningkatan hasil perkapita, usaha koperasi
juga
harus
membangun
dan
untuk
(2002)
Penghematan
meningkatkan kepercayaan anggota terhadap
dengan
manajemen
kemudahan
partisipasi
koperasi,
(2)
Peningkatan
meningkatkan
pengeluaran,
usaha,
gambaran dalam
produktivitas/
yang
jelas
bagi
pemasaran
dan
organisasi
dilakukan
dengan
tentang
maksud,
tujuan
Dari pernyataan diatas maka dapat
perencanaan dan keputusan yang akan
dijelaskan bahwa modal dan investasi yang
dikeluarkan serta meminta tanggapan dan
diperoleh koperasi harus digunakan untuk
saran tentang perencanaan dan keputusan
usaha yang tepat dengan pengeluaran yang
yang
meminta
sehemat-hematnya, sehingga keberhasilan
informasi tentang segala sesuatu dari semua
usaha akan tercapai. Selain itu perencanaan
anggota dalam usaha membuat keputusan
usaha juga harus dilakukan secara matang
dan mengambil keputusan. Koperasi juga
dan tepat agar usaha yang dijalankan sesuai
harus memberikan kesempatan yang sama
dengan harapan dan tujuan.
Menjelaskan
akan
dikeluarkan
dan
kemantapan produk.
kepada semua anggota dalam pengambilan keputusan, (3) Peningkatan partisipasi jasa
Cara Mengukur Perkembangan Usaha
usaha
Koperasi
dilakukan
barang-barang
dengan atau
menyediakan
jasa-jasa
yang
Menurut Tampubolon dkk (2009)
dibutuhkan oleh anggota yang relatif lebih
Pertumbuhan
baik
pasar,
koperasi dapat dilihat dari perkembangan
kepada
omset usaha, aset, dan SHU yang dihasilkan
anggota, menyediakan barang-barang yang
koperasi setiap tahunnya. Dengan melihat
dari
para
meningkatkan
pesaingnya
harga
di
pelayanan
dan
perkembangan
usaha
5
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
ketiga aspek tersebut akan dapat diketahui
Nilai-nilai Tanggung Renteng
bagaimana perkembangan usaha koperasi
Menurut Supriyanto (2011) dalam
khususnya pada perkembangan omset setiap
perkembangan lebih lanjut, disadari bahwa
tahun, perkembangan aset yang dimiliki
dalam penerapan sistem tanggung renteng,
koperasi, serta perkembangan SHU yang
ternyata juga terjadi proses perubahan
diperoleh koperasi setiap tahunnya. Apabila
perilaku anggota. Perilaku yang dilandasi
ketiga aspek tersebut mengalami kenaikan
oleh nilai-nilai kearifan yang kemudian lebih
setiap tahunnya maka perkembangan usaha
dikenal sebagai nilai-nilai tanggung renteng.
koperasi dikatakan meningkat dan apabila
Berikut ini adalah tata nilai kearifan dalam
ketiga aspek tersebut mengalami penurunan
sistem
setiap
kebersamaan, musyawarah, kejujuran dan
tahunnya
maka
perkembangan
koperasi dikatakan mengalami penurunan.
tanggung
renteng
meliputi
keterbukaan, kedisiplinan, dan tanggung Jawab.
Sistem Tanggung Renteng Menurut Supriyanto (2011) tanggung renteng
didefinisikan
sebagai
tanggung
Kelompok Tanggung Renteng kelompok
tanggung
jawab bersama diantara anggota dalam satu
merupakan
kelompok atas segala kewajiban terhadap
anggota minimal 15 orang dan maksimal 45
koperasi dengan dasar keterbukaan dan
orang yang berada dalam satu wilayah dan
saling mempercayai. Dan sebagai suatu
terbentuk berdasarkan kesepakatan seluruh
sistem bila dalam satu kelompok ada hal
anggota kelompok. Setiap kelompok harus
yang menyimpang atau tidak memenuhi
mengadakan pertemuan secara rutin setiap
persyaratan
konsekwensinya
satu bulan sekali, sehingga anggota dalam
ditanggung oleh semua anggota dalam
kelompok tanggung renteng memiliki ikatan
kelompok.
kekeluargaan yang sangat kuat.
maka
kelompok
renteng
dengan
jumlah
Dengan sistem tersebut diharapkan
Dalam satu kelompok terdapat satu
akan terjadi proses pembelajaran ditingkat
penanggung jawab kelompok yang akan
anggota dalam satu kelompok. Sehingga
mengkoordinir kegiatan kelompok. Segala
kelompok dapat dijadikan sarana untuk
sesuatu
mencerdaskan atau meningkatkan kualitas
kelompok termasuk penerimaan anggota
ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok
kelompok
tanggung
nantinya
kesepakatan kelompok. Sehingga segala
partisipasi aktif anggota dapat terwujud dan
bentuk konsekuensi dari keputusan yang
dapat mengembangkan koperasi.
diambil akan menjadi tanggung jawab
renteng.
Sehingga
yang
akan
menyangkut
diputuskan
kepentingan
berdasarkan
kelompok.
6
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
METODE PENELITIAN
tanggung renteng, partisipasi anggota, dan
Jenis dan Pendekatan Penelitian
perkembangan usaha Kopwan SBW.
Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif.
Semua
yang
Sumber Data Penelitian
ini
dikumpulkan bisa menjadi kunci terhadap
informan
apa yang sudah diteliti. Dengan demikian,
penelitian. Penggunaan pendekatan kualitatif
laporan penelitian akan berisi kutipan-
untuk memperoleh data secara jelas, detail,
kutipan data untuk memberi gambaran
terpercaya, dan akurat hanya bisa diperoleh
penyajian laporan tersebut.
melalui informan. Informan adalah orang
Menurut
data
pada
yang memberikan informasi tentang situasi
berasal dari naskah wawancara, catatan
dan kondisi lapangan riil dan banyak
lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi,
digunakan
catatan atau memo, dan dokumen resmi
(Arikunto, 2006)
Hasil
yang
(2005)
sumber
data
lainnya.
Moleong
sebagai
menggunakan
diharapkan
dalam
penelitian
kualitatif
dari
Selain itu sumber data juga berasal
penelitian ini adalah dapat menggambarkan
dari dokumen/sumber tertulis merupakan
dengan jelas, terarah, dan terintegrasi dari
bahan tambahan yang berasal dari buku,
masalah yang menjadi fokus penelitian.
majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen sebagai sumber data lainnya bersifat melengkapi data utama.
Subjek dan Objek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pengurus dan anggota Kopwan SBW. Penenetuan subjek pada penelitian snowball
ini
menggunakan
sampling.
Menurut
metode Sugiyono
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu
observasi
partisipatif
(2011:68) snowball sampling adalah teknik
dengan mengikuti pertemuan kelompok
penentuan
tanggung renteng, wawancara mendalam
subjek
yang
mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.
dengan informan, dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah penerapan sistem tanggung renteng,
partisipasi
anggota,
dan
perkembangan usaha Kopwan SBW. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah penerapan sistem
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu reduksi data, kategorisasi, sintesisasi, dan diakhiri dengan membuat kesimpulan.
7
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
bertentangan dengan peraturan yang telah
Pengujian Keabsahan Data Pengujian keabsahan data dilakukan
ditetapkan
oleh
koperasi.
Supaya
dengan triangulasi. Tujuan triangulasi adalah
peraturan dapat dipatuhi oleh seluruh
mengecek kebenaran data tertentu dengan
anggota kelompok, maka peraturan juga
membandingkannya dengan data lain yang
harus dilengkapi dengan adanya sanksi
diperoleh dari sumber lain, pada berbagai
untuk yang melanggarnya.
fase penelitian di lapangan, pada saat yang
Manfaat penerapan sistem tanggung
berlainan dan dengan menggunakan metode
renteng
yang berlainan. Ada tiga pola triangulasi
Adanya
kelompok
membuat
tanggung
yang digunakan yaitu perbandingan terhadap
renteng
komunikasi
antara
data, sumber data, dan teknik pengumpulan
pengurus dengan seluruh anggotanya
data.
menjadi lebih intensif, serta terkoordinir dengan baik meskipun jumlah anggota
PEMBAHASAN
koperasi cukup banyak. Selain itu adanya
a) Penerapan Sistem Tanggung Renteng
PJ kelompok serta anggota dari kelompok
di Kopwan SBW
yang sudah saling mengenal, percaya satu
Sistem tanggung renteng
sama lain dan kesalahan satu orang yang
Dalam sistem tanggung renteng
akan ditanggung oleh seluruh anggota
ada tiga unsur yang harus dipenuhi.
kelompok akan dapat meminimalisir
Pertama
resiko yang ada dalam pengelolaan asset
adalah
adanya
kelompok
tanggung renteng yang keberadaannya
koperasi.
harus dibuktikan dengan adanya aktivitas
Aktivitas
yang
ada
dalam
pertemuan kelompok yang dilakukan
kelompok juga memberikan manfaat
secara
terhadap
rutin.
kewajiban
Kedua
seorang
adalah
kualitas
anggota
maupun
koperasi
koperasi karena memang pendampingan
adalah berpartisipasi aktif dalam koperasi
kelompok selalu dilakukan oleh PPL
baik
permodalan,
selain itu adanya kebijakan pengendalian
partisipasi organisasi, maupun partisipasi
yang dilakukan serta adanya analisa
dalam memanfaatkan jasa usaha yang ada
kelompok dan alat ukur membuat sistem
di koperasi. Ketiga adalah peraturan yang
tanggung renteng berjalan sesuai dengan
dimaksudkan untuk menjaga hubungan
tujuan yang telah ditetapkan. Diantaranya
antar anggota dalam kelompok, serta
ada lima aktivitas yang dilakukan oleh
menjaga eksistensi kelompok tanggung
kelompok
renteng. Namun peraturan yang ada
pembayaran kewajiban yang dikoordinir
dalam
PJ,
berupa
suatu
anggota
adanya
partisipasi
kelompok
tidak
boleh
yaitu
pembukaan
absen
kelompok,
pertemuan
dan
8
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
pembacaan notulen secara bergiliran
kebersamaan,
membuat
kedisiplinan dan tanggung jawab.
anggota
menjadi
berkualitas
terutama
kedisiplinan
baik
dalam
dalam
lebih hal
menghadiri
kejujuran,
keterbukaan,
Penerapan sistem tanggung renteng membuat
jalannya
organisasi
akan
pertemuan maupun dalam melaksanakan
menjadi lebih transparan hal ini dapat
kewajiban.
dilihat dari informasi dari koperasi yang
Anggota kelompok dapat berlatih
selalu
tersampaikan
kepada
anggota
untuk berbicara didepan banyak orang,
melalui kelompok tanggung renteng.
sehingga anggota tidak kesulitan dalam
Selain itu laporan dari perkembangan
menyampaikan pendapat pada setiap
kinerja
pertemuan yang diadakan oleh koperasi.
kepada anggota melalui pertemuan yang
Sedangkan musyawarah dan persetujuan
diadakan oleh koperasi sehingga anggota
pengambilan keputusan akan membuat
akan
anggota terlatih untuk menyikapi secara
koperasinya.
bijaksana setiap situasi dan kondisi yang
memberikan masukan, kritik, dan saran
sedang dihadapi serta bertanggungjawab
ke koperasi melalui kelompok yang akan
atas keputusan yang telah diambil. Ini
disampaikan oleh PPL kepada pengurus.
berarti partisipasi aktif anggota dalam
pengurus
selalu
mengetahui
disampaikan
perkembangan
Anggota
juga
bisa
Penerapan sistem tanggung renteng
melaksanakan kewajiban maupun dalam
dapat
mengemukakan pendapat dapat terwujud.
pemimpin karena anggota berpartisipasi
Hasil
aktif
penerapan
sistem
tanggung
menumbuhkan
dalam
kader-kader
mengikuti
kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang diadakan
renteng Penerapan sistem tanggung renteng
oleh koperasi.
Anggota
juga sudah
membuat aset yang dimiliki oleh koperasi
terlatih untuk menghadapi setiap situasi
lebih aman dan terkendali hal ini
serta
disebabkan karena anggota rutin dalam
musyawarah.
membayar kewajiban dan kewajiban yang
sudah terbiasa berbicara didepan orang
belum terpenuhi akan ditanggung renteng
banyak termasuk dalam menyampaikan
oleh
kelompok.
pendapatnya di dalam sebuah pertemuan.
Penerapan sistem tanggung renteng juga
Selain itu anggota yang menjadi PJ dan
membuat sikap dan perilaku anggota
menjadi PPL dapat melatih kemampuan
menjadi lebih baik. Sikap dan perilaku
berkoperasinya lebih dalam.
anggota
seluruh
yang
anggota
terbentuk
dari
menyelesaikan Dan
masalah memang
secara anggota
hasil
penerapan sistem tanggung renteng yaitu
9
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
b) Partisipasi Anggota Kopwan SBW
29.135.866.673,58,-
dan
jumlah simpanan
dengan Penerapan Sistem Tanggung
simpanan
sukarela
serta
Renteng
anggota
lainnya
mencapai
Penerapan sistem tanggung renteng
Rp
66.046.335.548,51,-. Dari ketiga jumlah
di Kopwan SBW dapat mewujudkan
simpanan
anggota
partisipasi aktif dari anggota di Kopwan
digunakan
oleh
SBW. Partisipasi aktif anggota tersebut
mengembangkan unit usaha yang ada di
dapat dijelas sebagai berikut:
koperasi.
Partisipasi dalam bidang permodalan
Partisipasi dalam bidang organisasi
Partisipasi
anggota
dalam
Partisipasi
tersebut koperasi
dapat untuk
anggota
dalam
permodalan dapat dilihat dari keaktifan
organisasi dapat dilihat dari keaktifan
anggota
dalam
simpanan
anggota
pokok,
simpanan
simpanan
mengikuti temu wicara dua kali dalam
membayar wajib,
dalam
satu
dapat menambah modal yang dimiliki
kelompok tanggung renteng, mengikuti
oleh koperasi. Dengan adanya penerapan
pendidikan dan pelatihan yang diadakan
sistem tanggung renteng partisipasi aktif
oleh koperasi, serta keaktifan anggota
anggota
dalam
permodalan
dapat
mengikuti
RAT,
sukarela maupun simpanan lainnya yang
dalam
tahun,
mengikuti
memberikan
saran,
pertemuan
ide
dan
terwujud karena seluruh pembayaran
masukan kepada koperasi. Berdasarkan
simpanan
paparan
tersebut
akan
dikoordinir
data
sebelumnya,
diketahui
secara kelompok oleh PJ dan harus
bahwa dengan adanya penerapan sistem
diserahkan oleh PJ ke koperasi maksimal
tanggung renteng partisipasi aktif anggota
satu hari setelah pertemuan kelompok. Ini
dalam organisasi dapat terwujud.
membuat anggota disiplin dan tepat waktu
dalam
membayar
Peserta
yang
mengikuti
RAT
simpanan.
adalah perwakilan dari setiap kelompok
Sehingga modal yang dimiliki oleh
tanggung renteng pada RAT tahun 2013
koperasi akan lebih terkendali.
hampir 95% dari jumlah undangan atau
Berdasarkan data yang disajikan
sekitar 397 dari 418 kelompok hadir
sebelumnya diketahui bahwa dari tahun
dalam RAT. Temuwicara yang diadakan
2008 sampai tahun 2012 jumlah seluruh
oleh koperasi dua kali dalam setahun juga
simpanan anggota mengalami kenaikan
dihadiri perwakilan setiap
setiap tahunnya. Dan pada tahun 2012
tanggung renteng. Berdasarkan paparan
jumlah
anggota
data sebelumnya, pada temu wicara bulan
mencapai Rp 5.186.158.513,75,- , jumlah
oktober tahun 2013 jumlah anggota yang
simpanan wajib anggota mencapai Rp
hadir dalam pertemuan tersebut adalah
simpanan
pokok
kelompok
10
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
sekitar 90% dari jumlah undangan atau
dan
sekitar 377 dari 418 kelompok hadir
terwujud.
dalam pertemuan tersebut. Selain itu
Partisipasi dalam bidang pemanfaatan
setiap anggota kelompok mempunyai
jasa usaha
tanggung jawab tersendiri untuk hadir
masukan
pada
Partisipasi
koperasi
dapat
anggota
dalam
dalam setiap pertemuan kelompok. Oleh
pemanfaatan jasa usaha dapat dilihat dari
karena itu partisipasi aktif anggota dalam
keaktifan anggota dalam memanfaatkan
mengikuti
jasa usaha yang ada di koperasi yaitu
semua
pertemuan
yang
diadakan koperasi dapat terwujud.
menyimpan
Anggota cukup antusias dalam
simpan
dan
meminjam
di
unit
pinjam,
berbelanja
di
unit
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
swalayan, dan memanfaatkan jasa unit
diadakan oleh koperasi karena dengan
griya tamu, learning center serta E-
adanya
kopwan.
kelompok
tanggung
renteng
semua informasi tentang pendidikan dan
Partisipasi
anggota
dalam
pelatihan yang diadakan oleh koperasi
menggunakan jasa pada unit simpan
dapat
kepada
pinjam sangat besar sekali dan hampir
itu pendidikan dan
99% dari seluruh jumlah anggota sudah
diadakan
memanfaatkan jasa simpan pinjam yang
langsung
anggota.
Selain
pelatihan
yang
disampaikan
merupakan
sesuatu dibutuhkan oleh anggota. Oleh
ada
karena itu partisipasi aktif anggota dalam
mendapatkan pinjaman maka anggota
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
harus mempunyai simpanan di koperasi,
diadakan oleh koperasi dapat terwujud.
karena penentuan besarnya pinjaman
Dalam
setiap
pertemuan
di
Kopwan
SBW.
Supaya
yang
adalah berdasarkan sistem plafon yang
diadakan oleh koperasi termasuk RAT
didasarkan pada besarnya simpanan wajib
dan temu wicara pesertanya adalah
yang
perwakilan dari setiap kelompok. Dengan
koperasi.
sistem perwakilan kelompok tersebut,
sudah dibayarkan
Dengan
adanya
anggota
ke
kelompok
setiap perwakilan akan membawa suara
tanggung
renteng
segala
dari kelompoknya yang sebelumnya telah
anggota
dalam
menyimpan
melakukan musyawarah tentang apa saja
meminjam harus melalui kesepakatan
yang harus disampaikan oleh perwakilan
anggota
kelompok pada pertemuan yang diadakan
penyimpangan juga akan ditanggung oleh
oleh
partisipasi
seluruh anggota kelompok. Oleh karena
anggota dalam memberikan saran, ide
itu dengan adanya penerapan sistem
koperasi.
sehingga
kelompok
dan
kewajiban
jika
dan
ada
tanggung renteng partisipasi aktif anggota
11
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
dalam menyimpan dan meminjam di unit
perkembangan
simpan pinjam akan lebih terkoordinir
perkembangan
dan terkendali.
koperasi serta perkembangan SHU setiap
Pada
tahun
2012
omset
unit
tahunnya.
omset aset
Berikut
usaha,
yang
akan
dimiliki
dijelaskan
swalayan mencapai Rp 325.382.864,27,-
perkembangan usaha koperasi dilihat dari
dan hampir semua yang berbelanja di
omset, asset, dan SHU koperasi.
swalayan
Meningkatnya omset usaha
anggota
atau
sekitar
koperasi.
95%
Namun
adalah
intensitas
Perkembangan
usaha
koperasi
diketahui
dengan
melihat
anggota untuk berbelanja di swalayan
dapat
masih kurang, ini dikarenakan banyak
peningkatan
anggota koperasi yang rumahnya jauh
tahunnya. Dan ini tidak lepas dari
dari tempat swalayan. Dengan adanya
partisipasi aktif dari anggota dalam
kelompok tanggung renteng pengurus
memanfaatkan jasa usaha yang ada di
akan
meminta
koperasi terutama pada unit simpan
masukan dari anggota tentang barang-
pinjam dan unit swalayan. Pada tahun
barang yang dibutuhkan oleh anggota
2012 omset yang diperoleh koperasi
agar bisa disediakan di swalayan, serta
mencapai
meminta masukan tentang kekurangan
Dengan
dari pelayanan unit swalayan. Sehingga
tanggung
partisipasi anggota dalam berbelanja di
memenuhi
unit swalayan dapat terus ditingkatkan.
menyimpan dan membayar kewajiban
lebih
mudah
dalam
omset
Rp
koperasi
setiap
15.902.233.645,84,-.
adanya
penerapan
renteng
sistem
anggota
kewajibannya
akan dalam
Namun untuk unit learning center,
secara disiplin dan teratur sehingga omset
griya tamu, dan E-kopwan memang
dari unit simpan pinjam akan mengalami
masih belum terlalu berkembang dan
peningkatan. Sehingga Koperasi masih
masih belum mencapai target yang
terus
ditetapkan
meningkatkan
oleh
disebabkan karena
koperasi.
hal
ini
melakukan omset
upaya unit
dalam swalayan
ketiga unit tersebut
dengan selalu meminta masukan dari
merupakan unit baru dan tidak semua
anggota mengenai barang-barang yang
anggota
dibutuhkan anggota yang nantinya dapat
memanfaatkan
ketiga
unit
tersebut.
di sediakan di swalayan sehingga anggota
c) Perkembangan Usaha Kopwan SBW
lebih aktif dalam memanfaatkan jasa unit
dengan Penerapan Sistem Tanggung
swalayan. Sedangkan untuk ketigas unit
Renteng
lainnya yaitu griya tamu, learning center,
Perkembangan usaha yang ada di Kopwan
SBW
dapat
dilihat
dari
dan E-kopwan masih belum memenuhi target perkembangan yang ditetapkan
12
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
oleh koperasi oleh karena itu pengurus
anggota dalam memanfaatkan jasa usaha
masih
yang ada di koperasi dan akan berdampak
terus
mengupayakan
dalam
mengembangkan ketiga unit tersebut.
pada meningkatnya omset usaha yang
Terkendalinya aset
didapatkan oleh koperasi ini juga akan
Meningkatnya total asset yang
menyebabkan adanya kenaikan SHU
dimiliki oleh koperasi setiap tahunnya
yang diperoleh. Dari tahun 2008 sampai
dipengaruhi oleh adanya kenaikan pada
tahun 2012 SHU yang diperoleh koperasi
pendapatan koperasi. Dengan adanya
selalu mengalami peningkatan. Dan tahun
penerapan sistem tanggung renteng yang
2012 SHU yang diperoleh koperasi
dapat
mencapai Rp 1.280.689.256,16,-.
mewujudkan
partisipasi
aktif
anggota dalam memenuhi kewajibannya dalam
membayar
simpanan
wajib,
simpanan simpanan
pokok, sukarela,
Dengan adanya peningkatan SHU setiap tahunnya, koperasi diharapkan mampu
memenuhi
kebutuhan
serta
simpanan lainnya, serta kewajibannya
kesejahteraan anggota yang merupakan
dalam melunasi pinjaman yang akan
tujuan utama didirikannya koperasi ini.
sangat berpengaruh dalam menjaga dan
Bentuk pemenuhan kebutuhan ini dapat
mengendalikan asset yang dimiliki oleh
berupa
koperasi.
kebutuhan anggota di swalayan yang
Berdasarkan paparan data yang
penyediaan
barang-barang
semakin lengkap, unit simpan pinjam
sudah disajikan sebelumnya diketahui
yang
bahwa aset koperasi dari tahun 2008
simpan pinjam anggota, serta unit usaha
sampai
lain yang bisa semakin berkembang.
tahun
2012
mengalami
mampu
memenuhi
kebutuhan
perkembangan setiap tahunnya. Dan pada tahun 2012 total asset yang dimiliki koperasi
mencapai
KESIMPULAN
Rp
Berdasarkan dari rumusan masalah
145.007.310.208,16,-. Dengan asset yang
dan pembahasan tentang penerapan system
dimiliki tersebut koperasi dapat terus
tanggung
mengembangkan koperasinya.
mewujudkan partisipasi aktif anggota dan
Meningkatnya SHU
perkembangan usaha di Kopwan SBW dapat
Meningkatnya
sebagai
upaya
setiap
disimpulkan bahwa Sistem tanggung renteng
tahunnya, menunjukkan bahwa kegiatan
di Kopwan SBW mengandung tiga unsur
usaha yang dilakukan oleh koperasi juga
pokok
mengalami peningkatan. Dengan adanya
penerapannya yaitu kelompok tanggung
penerapan sistem tanggung renteng yang
renteng,
pengelolaan
dapat
peraturan
yang
mewujudkan
SHU
renteng
partisipasi
aktif
yang
harus
dipenuhi
kewajiban
mengikat.
Hasil
dalam
dan dari
13
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
penerapan sistem
tanggung renteng di
enteng+dan+kontribusinya+pada+ter capainya+zero+bad+debt, diakses 21 Nopember 2013)
Kopwan SBW adalah terkendalinya aset Koperasi, terbentuk sikap dan perilaku anggota,
menumbuhkan
pemimpin,
organisasi
kader-kader koperasi
yang
transparan serta komunikasi antara pengurus dan anggota koperasi yang dapat terlaksana dengan baik. Partisipasi aktif anggota dalam bidang permodalan, organisasi, dan pemanfaatan jasa usaha di Kopwan SBW dapat terwujud dengan adanya penerapan sistem tanggung renteng. Perkembangan usaha di Kopwan SBW mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya karena adanya partisipasi aktif dari anggota koperasi yang menerapkan sistem
tangung
renteng.
Perkembangan
usaha koperasi dapat dilihat dari peningkatan omset usaha koperasi yang mencapai Rp 15.902.233.645,84,- sampai tahun 2012, terkendalinya asset yang dimiliki oleh koperasi
yang
mencapai
Rp
145.007.310.208,16,- sampai tahun 2012, peningkatan SHU koperasi yang mencapai Rp 1.280.689.256,16,- sampai tahun 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta. Baswir, Revrisod. 2002. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Hendra,Achma. 2004.Peningkatan Partisipasi Anggota Dalam Rangka Menunjang pengembangan Usaha Koperasi.Jurnal Dinamika Pembangungan Vol.1 No.01.(Juli 2004) 39-44. (http://www.google.comPeningkatan Partisipasi Anggota dalam Rangka Menunjang Pengembangan Usaha Koperasi, diakses tanggal 21 Nopember 2013) Hendar
dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Koperasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
http://www.depkop.go.id/index.php?option= com_content&view=article&id=75:p ujipean-perempuan-di-koperasi&catid=54:bind-berita kementerian &Itemid=98, diakses tanggal 5 Januari 2014) Laporan Keuangan Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur tahun 2008-2009 Laporan pertanggungjawaban RAT Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur tahun 2013
Anoraga Panji dan Widiyanti Ninik. 2007. Dinamika Koperasi. Jakarta: PT Rineke Cipta.
Moleong,Loxy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Arifin,
Paduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. 2006. Surabaya: Unipress
Syaiful. 2008. Dinamika Implementasi konsep tanggung renteng dan kontribusinya pada tercapainya zero bad debt. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.12 No.3.(September 2008). (https://www.google.com/Dinamika +Implementasi+konsep+tanggung+r
Santoso, Budi. 2004. Eksistensi Koperasi :Peluang dan Tantangan Diera Global. Jurnal Dinamika Pembangunan Vol.1 No.2.(Desember) 111-117. (http://www.google.comEksistensi_
14
Penerapan Sistem Tanggung Renteng Sebagai Upaya Mewujudkan Partisipasi Aktif Anggota dan Perkembangan Usaha di Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita Jawa Timur
Koperasi_Peluang_dan_Tantangan_ Di_Era_Pasr_Global....Purbayu_Bud i_Santosa, diakses 21 Nopember 2013) Sinaga, Pariaman dkk. 2008. Berlayar Mengarungi Sejuta Tantangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sitio Arifin dan Tamba Salomoan. 2004. Koperasi : Teori dan Praktek. Jakarta : Erlangga. Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : Mitra Wacana Media. Subandi. 2010. Ekonomi Koperasi Teori dan Praktik. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriyanto, Gatot. 2011. Aplikasi Sistem Tanggung Renteng. Kopwan Setia Bhakti Wanita Jawa Timur. Tampubolon, Dahlan, Dkk. 2009. Penilaian Kinerja Kopersi Di Kabupaten Pelalawan. Jurnal Ekonomi Vol.17 No.2.(Agustus). (http://ejournal.unri.ac.id/index.php/ JE/article/view/718/711, diakes 21 Nopember 2013) Suhartati, Tati.2005. Manajemen Strategik Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian. Widiyati,Ninik. 2010. Manajemen Koperasi. Jakarta : PT Rineka Cipta. Winardi.2002.Asas-asas Manajemen. Jakarta : Mandar Maju.
15