PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) TERHADAP KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK TARUNA JAYA GRESIK
Nurul Kholifatus Sya’diyah Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya ABSTRACT The purpose of this research are to verify and to analyze: the influence industrial pratical work experience for job rediness of student office admininistration skills program in SMK Taruna Jaya Gresik. This research is descriptive quantitavie research. The populations of this research were all students of XI class which are 50 students. The samples taken were 50 students. The data collection techniques were observation, ducumentation and quetionnaire. The data analiysis techniques used to correlation and sample regresstion analysis. The result of this research indicate that the hypothesis test produsces a significant level of 5%. The value of t count industrial pratical work (X) is equal to 8,640 with significancy level aquale to 0,000. Thus t hitung greater than value of t table and significant value lower than degree of error value = 0,05 (0,000<0,05). The result show that the industrial pratical work (X) give significant effect for job rediness of student (Y) office admininistration skills program in SMK Taruna Jaya gresik. Keyword: Industrial Practicel Work, Job Readiness. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisi: pengaruh pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja peserta didik program keahlian administrasi perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 50 peserta didik. Sampel yang diambil seluruh peserta didik yang berjumlah 50. Teknik pengumpulan data adalah dengan metode observasi, dokumentasi dan angket. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisis korelasi dan regresilinier sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa uji hipotesis menghasilkan taraf signifikan sebesar 5%. Nilai t hitung pengalaman Prakerin (X) adalah sebesar 8,640 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian nilai signifikansi yang diperoleh ternyata lebih kecil dari nilai derajat kesalahan yaitu sebesar 0,05 (0,000<0,05). Hasil tersebut menunjukan bahwa pengalaman Prakerin (X) memberikan pengaruh signifikan terhadap kesiapan kerja peserta didik (Y) program keahlian administrasi perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik. Kata Kunci: Pengalaman Praktik Kerja Industri, Kesiapan Kerja Peserta Didik
1
menyiapkan para peserta didiknya untuk
PENDAHULUAN Dari tahun ke tahun penyerapan tenaga
memasuki
lapangan
kerja
kerja di dunia usaha maupun dunia industri
mengembangkan
(DU/DI) berbeda-beda. Di mana persaingan
menyiapkan para peserta didik agar mampu
DU/DI semakin ketat dan juga lapangan
memiliki karir, mampu berkompetensi dan
pekerjaan semakin sedikit atau menyempit.
mampu mengembangkan diri;
Oleh karena itu untuk meningkatkan tenaga
tenaga
kerja tingkat menengah yang terampil harus
mengisi kebutuhan dunia usaha maupun dunia
ditingkatkan kualitasnya, sebab tenaga kerja
industri; menyiapkan tamatan SMK agar
tingkat menengah adalah tenaga kerja yang
menjadi warga negara yang produktif, adaptif
terlibat langsung dalam produksi barang
dan kreatif.
kerja
sikap
serta
tingkat
profesional;
menyiapkan
menenggah
untuk
maupun jasa. Sehingga tenaga kerja tingkat
Kuswana (2013:85), “kesiapan kerja
menengah mempunyai peran penting dalam
adalah keseluruhan kondisi individu yang
menentukan mutu dan biaya produksi.
meliputi
Tenaga kerja tingkat menengah yang profesional
sangat
diperlukan
kematangan
pengalaman
fisik,
sehingga
mental
mampu
dan untuk
melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan”.
untuk
mendukung pertumbuhan industri DU/DI dan
Kesiapan
kerja
ekonomi suatu negara. Di karenakan semakin
kematangan kondisi mental, dan emosi yang
banyak warga negara yang terampil dan
meliputi kemauan untuk bekerja sama dengan
produktif maka semakin kuat kemampuan
orang
ekonomi negara. Sebaliknya apabila semakin
menerima tanggung jawab, ambisi untuk
banyak warga negara yang tidak terampil
maju, dan harus bisa menyesuaikan diri di
maka semakin tinggi kemungkinan banyak
DU/DI. Kesiapan kerja peserta didik di
yang pengangguran, kondisi ini akan menjadi
pengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
beban ekonomi sehingga ekonomi negara
dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar
menjadi lemah.
(eksternal).
lain,
tergantung pada
bersikap
Faktor
kritis,
internal
tingkat
kesediaan
meliputi
Untuk mendidik peserta didik menjadi
kematangan siswa, kreativitas siswa, minat,
terampil dan siap untuk kerja di DU/DI ada
bakat intelegensi, kemadirian penguasaan
sebuah Sekolah Menenggah Kejuruan (SMK).
ilmu pengetahuan, dan motivasi. Sedangkan
Sekolah SMK ini bertujuan untuk mencetak
faktor eksternal meliputi peran keluarga,
kesiapan kerja para peserta didiknya sebagai
kelengkapan
tenaga kerja tingkat menenggah yang siap
sekolah, peran masyarakat, informasi dunia
kerja di DU/DI. Selain itu pernyataan di atas
kerja, dan pengalaman kerja (Yanto, 2006:15).
sesuai dengan misi dan tujuan SMK yang
Kesiapan kerja di DU/DI menyangkut
tercantum dalam PP.No.29 tahun 1990 yaitu;
beberapa aspek yang harus di persiapkan
2
peralatan,
sarana-prasarana
peserta didik, yaitu; mempunyai kepercayaan
Mengacu dari pengertian kesiapan kerja
tinggi dan di imbangi bekal pengetahuan dan
peserta didik dan hasil wawancara pada
keterampilan
dapat
obervasi awal penelitian yang di sampaikan
menyesuaikan lingkungan kerja; mentaati
oleh waka kurikulum SMK Taruna Jaya
komitmen adalah kemauan dan kesungguhan
Gresik bapak H.Suwanto, S.Pd. diketahui
dalam pelaksanaan pekerjaan dengan aturan
bahwa kondisi kesiapan kerja peserta didik
yang berlaku;
kelas XI program keahlian Administrasi
tinggi;
yang
di
miliki
mempunyai kreativitas yang
ketekunan
dalam
Perkantoran. Kondisi yang pertama adalah
bekerja; mempunyai kemauan bekerja sama
kondisi kematangan fisik peserta didik,
dengan
berkomunikasi.
kematangan fisik peserta didik cukup baik
Disamping itu, kesiapan kerja peserta didik
sehingga tidak mempunyai masalah berarti.
adalah kondisi menunjukan adanya keserasian
Kondisi yang kedua kodisi mental dan emosi
antara
dan
peserta didik SMK Taruna Jaya di indikasi
pengalaman sehingga para peserta didik atau
masih kurang baik dikarenakan peserta didik
individu
untuk
kurang bisa bersikap kritis karena kurang bisa
dalam
membaca peluang yang ada di DU/DI
hubungannya dengan pekerjaan (Valid dan
sehingga banyak di dominasi oleh orang-
Taman, 2012:4).
orang mempunyai ide-ide kreatif dan menarik
orang
dan
lain
dan
kematangan
fisik,
mempunyai
melasanakan
kemauan
mental
kemampuan
kegiatan
tertentu
Menurut Yanto (2006:9) “kesiapan
walaupun orang tersebut tidak mempunyai
kerja peserta didik dapat diartikan sebagai
dasar di bidang Administrasi Perkantoran.
suatu kondisi yang menunjukkan adanya
Selain itu minat, motivasi dan keyakinan di
keserasian antara kematangan fisik, mental,
dalam peserta didik untuk ingin bekerja di
serta pengalaman sehingga peserta didik
DU/Di
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
pengalaman, peserta didik juga masih kurang
suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya
karena peserta didik hanya mendapatkan
dengan
Jadi
pengalaman terjun langsung di DU/DI saat
kesiapan kerja peserta didik adalah kondisi
mengikuti Praktik Kerja Industri (Prakerin)
setiap peserta didik harus dipersiapkan lebih
yang
matang saat terjun di DU/DI berlangsung,
Minimnya pengalaman kerja sebagian peserta
kondisi tersebut meliputi kesiapan fisik,
didik belum bisa menyesuaikan diri dengan
kesiapan mental, dan bisa mengontrol emosi
lingkungan kerja.
pekerjaan
atau
kegiatan”.
masih
kurang.
berlangsung
Dan
selama
dari
tiga
segi
bulan.
di dalam diri sendiri setiap peserta didik.
Sekolah Menengah kejuruan (SMK)
Selain itu peserta didik harus bisa menguasai
menganut program pendidikan yang wajib di
ilmu pengetahuan yang sudah dipelajari saat
tempuh sebelum para peserta didiknya lulus
di sekolah.
dari sekolah. Program tersebut adalah Praktik
3
Kerja Industri (Prakerin). Prakerin ini adalah
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
sebuah program yang mengasilkan tamatan
tahap evaluasi yang sesuai dengan tahapan
yang memiliki kesiapan kerja bagi peserta
pelaksanaan Prakerin. Selain itu ada tahapan
didik SMK. Prakerin merupakan suatu bentuk
persiapan Prakerin antara lain persiapan
penyelenggaraan
administrasi prakerin, pembentukan guru
profesioanal
pendidikan
yang
sistematik
dan
pendidikan
di
keahlian
memadukan berhubungan,
sekolah
dan
secara
pembimbing,
rekrutmen
di
DU/DI
dan
program
pembekalan. Kegiatan ini dapat dikendalikan
program
langsung
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui
oleh
pihak
sekolah
yang
bersangkutan (Yanto, 2006:112).
kegiatan bekerja langsung di dunia kerja yang
Tahap pelaksanaan Prakerin diharapkan
terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian
peserta
tenaga kerja menengah profesional.
pengalaman, pengetahuan, kemampuan baik
Kegiatan
Prakerin
dapat
menyerap
berbagai
memberikan
dalam proses keterampilan, berkomunikasi,
manfaat yang sangat besar bagi peserta didik
pelayan terhadap konsumen, hinnga pada
karena Prakerin yang dilaksanakan pada
sistem manajemen yang digunakan dengan
DU/DI dapat memberikan pengalaman yang
baik. Pelaksanaan prakerin di laksanakan oleh
dapat membentuk pribadi peserta didik yang
peserta didik kelas XI program Keahlian
mempunyai
Administrasi
keahlian
ini
didik
kejuruan
yang
perkantoran
dilaksanakan
profesioanal, berkualitas dan mampu di
kurang lebih tiga bulan. Para peserta didik
kembangkan menurut bidang pekerjaannya
SMK Taruna Jaya melakukan Prakerin di
(Muyasaroh, dkk, 2013:5).
DU/DI yang tersebar di wilayah Gresik seperti
Implemintasi dari kegiatan program
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun
Prakerin di SMK Program Administrasi
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) serta di
Perkantoran
Dinas pemerintahan Kabupaten Gresik.
merupakan
suatu
program
Prakerin keahlian produktif yang wajib di
Melalui pelaksanaan kegiatan Prakerin
tempuh bagi siswa SMK yang di lakukan di
siswa akan mendapat pengalaman kerja
DU/DI serta memiliki konsep pelaksanaan
sebagai bekal di saat terjun di DU/DI. Dengan
dan tujuan untuk meningkatkan Kesiapan
adanya Prakerin peserta didik memiliki
Kerja peserta didik. Dengan demikian akan
gambaran tentang dunia kerja sesungguhnya.
membuat sistem pendidikan kejuruan lebih
Peserta didik dapat mengetahui apa yang
relevan dengan dunia kerja dalam rangka
dibutuhkan oleh DU/DI sehingga hal tersebut
menghasilkan lulusan yang produktif dapat
dapat mendorong peserta didik untuk lebih
bersaing dalam dunia kerja.
mempersiapkan diri masuk ke dunia kerja
Kegiatan
Praktik
Kerja
Industri
sesungguhnya.
(Prakerin) terbagi menjadi tiga tahap kegiatan
4
SMK Taruna Jaya terletak di Jl. Arif
mempersiapkan kesiapan kerja peserta didik
Rahman Hakim. No.86A Kecamatan Gresik
untuk
Kabupaten Gresik. Berawal berdirinya SMK
kenyataan atau hasil lulusan peserta didik
Taruna Jaya Gresik sejak 1 November 1968.
SMK Taruna Jaya Gresik tidak sepenuhnya
SMK Taruna Jaya Gresik memiliki program
terserap di dunia kerja. Berdasarkan hal
kompetensi
Akuntansi,
tersebut peneliti ingin melakukan penelitian
Administrasi Perkantoran dan Marketing.
dengan judul: “Pengaruh Pengalaman Praktik
Berdasarkan studi pendahuluan SMK Taruna
Kerja
Jaya Gresik adalah SMK swasta yang
Kesiapan kerja Peserta Didik Program
memiliki bidang kejuruan yang tidak dimiliki
Keahlian Administrasi perkantoran di
SMK lainnya yang ada di Gresik. Bidang
SMK Taruna Jaya Gresik”.
keahlian
seperti
kejuruan tersebut adalah bidang kompetensi
memasuki
Industri
dunia
kerja
(Prakerin)
dengan
terhadap
Tujuan dalam penelitian ini adalah
Administrasi Perkantoran. Di samping itu
untuk
SMK Taruna Jaya Gresik memiliki indikator
mengetahui
Pengalaman
Prakerin
terhadap kesiapan kerja peserta didik Program
kinerja kunci yaitu; sekolah swasta yang telah
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
berakreditasi A; menetapkan kurikulum 2013,
Taruna Jaya Gresik.
dan memenuhi standar kompetensi kelulusan; memenuhi standar proses; memenuhi standar penilaian;
PRAKTIK
memenuhi standar pendidikan;
Praktik
yang profesional; memenuhi standar sarana
Link
and
Kecocokan,
Taruna Jaya Gresik yang sulit mencari
Link:
Pertautan,
Interaktif.
Kesesuaian,
Match:
Keserasian,
(Prakerin) merupakan suatu penyelenggaraan
perkantoran. Hal ini sesuai dengan data dari peserta
(Prakerin)
Kesepadanan. Jadi Praktik Kerja Industri
pekerjaan sesuai dengan bidang Administrasi
kegiatan
industri
Match.
Keterikatan/Hubungan
Akan tetapi tidak sedikit lulusan SMK
pelacakan
Kerja
merupakan implementasi dari pada kebijakan
memenuhi standar
pengelolaan.
hasil
INDUSTRI
(PRAKERIN)
memenuhi standar tenaga kerja kependidikan
dan prasarana; dan
KERJA
pendidikan
didik
keahlian
professional
yang
memadukan secara sistematik, dan sikron
program keahlian administrasi perkantoran
(Rizali dkk, 2009:43). Sedangkan Prakerin
yang telah menyelesaikan pendidikan di SMK
menurut Syaifudin (2009:1) “Prakerin adalah
Taruna Jaya Gresik tahun 2010-2012. Data
program yang ada di SMK. Oleh karena itu
tersebut di sajikan di bawah ini:
Prakerin adalah program bersama antara SMK
Terkait dengan uraian di atas terjadi
dan industri yang dilaksanakan pada dunia
penyimpangan antara apa yang telah di
usaha atau dunia industri”.
rencanakan dengan Program Prakerin akan
5
Menurut
Rizali,
dkk
(2009:45),
meningkatkan kesiapan kerja di DU/DI bagi
“penerapan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di
SMK
tahun
pelajaran
peserta didik.
1993/1994
Tujuan
Prakerin
konsep
link and match”. Pemberlakuan Prakerin ini
Kepmendikbud
sekaligus untuk menjawab kritikan untuk
tentang Penyelenggaraan Prakerin pada SMK
menilai lulusan SMK yang tidak siap masuk
(Pasal
ke dunia kerja karena kurang memiliki
pelaksanaan
keterampilan. Padahal kualitas tenaga kerja
Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki
yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang
keahlian
memiliki keahlian dan keterampilan yang
pengetahuan, keterampilan dan etos kerja
selaras dengan perkembangan teknologi dan
yang sesuai dengan tujuan lapangan kerja;
perubahan pasar. Hal itu berarti kualitas
Memperkokoh link and match antara sekolah
tenaga
dan
yang
dihasilkan
harus
2)
yang
Menurut
merupakan bagian dan implementasi konsep
kerja
Prakerin
adalah
RI
merujuk
Nomor
yang
323/U/1997
menyatakan
bahwa
bertujuan
untuk;
Prakerin
profesioanal
dunia
kepada
dengan
usaha/industri;
tingkat
Meningkatkan
berhubungan dengan kebutuhan dunia usaha
efisiensi proses pendidikan; Meningkatkan
dan
program
penghayatan jiwa dan ediologi; Meningkatkan
pembelajaran
sikap moral, etika, dan semangat kerja;
industri.
Prakerin
Dengan
adanya
proses
penyelenggaraan evaluasinya di rancang dan
Meningkatkan
dilaksanakan sekolah
dan
bersama-sama industri,
antara
pihak
karyawan;
diharapkan
dapat
penghargaan
pertumbuhan
pribadi
bagi
Memberi
pengakuan
dan
terhadap
pengalaman
kerja
dihasilkan lulusan SMK yang memiliki
sebagai
keahlian
Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan
profesional
dengan
tingkat
bagian
dari
melalui
proses
peran
pendidik;
pengetahuan dan keterampilan kerja. Peserta
kejuruan
didik tidak hanya dibekali pengetahuan dasar
pengetahuan; Mengikuti perkembangan skill,
tentang dunia industri, tetapi juga langsung
pemikiran dan paradigma terkini baik dalam
bersentuhan dengan pengalaman kemampuan
pekerjaan
praktik di dunia kerja nyata.
manusia (Murtie, 2012:42).
maupun
dalam
serta
sumber
ilmu
daya
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
Sedangkan Tujuan Khusus Prakerin
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
antara lain; Mampu menghasilkan tenaga
Prakerin adalah suatu
praktik
kerja yang memiliki keahlian profesional,
keahlian produktif yang bersifat wajib dan
yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat
harus ditempuh dan
kemampuan, kompetensi, dan etos kerja yang
program
dijalani bagi peserta
didik SMK yang dilakukan di DU/DI serta
sesuai
memiliki
dalam
Meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan
pelaksanaannya dan mempunyai tujuan untuk
dan kesepadanan lembaga pendidikan dan
konsep
tersendiri
6
dengan
tuntutan
dunia
kerja;
pelatihan
kejuruan
kerja;
Komponen Prakerin Prakerin sebagai
Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan
salah satu bentuk penyelenggaraan untuk
pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional;
peserta didik belajar di dua tempat pendidikan
Memberikan pengakuan dan penghargaan
(sekolah) dan pelatihan bidang kejuruan
terhadap pengalaman kerja sebagai bagian
didukung oleh faktor yang menjadi komponen
dari proses pendidikan (Rizali, dkk, 2009:46).
utama. Komponen tersebut adalah; dunia
Manfaat
dengan
Prakerin
dunia
Manfaat
yang
usaha atau dunia industri DU/DI, program
diperoleh peserta didik saat Prakerin yaitu
pendidikan dan
peserta didik memperoleh pengalaman dan
terdiri
wawasan baru yang sangat berharga saat di
pelatihan dan pendidikan, penilaian hasil
DU/DI. Selain itu para siswa dapat mengukur
belajar dan sertifikasi, kelembagaan dan kerja
skill atau kemampuan yang telah dipelajari di
sama (Arikunto, 2006:58).
atas
pelatihan bersama yang
standar
kompetensi, standar
sekolah dan langsung diterapkan di tempat
Indikator Prakerin SMK mempunyai
magangnya atau saat Prakerin berlangsung di
visi dan misi utama yaitu mempersiapkan para
DU/DI. Adapun manfaat Prakerin untuk
peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang
peserta
Memberikan
profesioanl yang memiliki kesiapan kerja di
pengalaman-pengalaman praktik dan berharga
perusahaan. Peserta didik yang lulus dari
kepada peserta didik sehingga hasil selama
SMK sebagai calon tenaga kerja akan
pengalaman praktik bekerja bertambah luas.
memiliki kesiapan kerja di DU/DI. Indikator
Menyediakan kesempatan kepada peserta
Prakerin bagi peserta didik; Fasilitas prakerin;
didik yang mengikuti praktik industri yang
Kemampuan dan keseriusan siswa dalam
berlangsung di perusahaan untuk melatih
menjalankan Prakerin; Manfaat pelaksanaan
keterampilan-keterampilan manajemen dalam
Prakerin; Monitoring pelaksanaan Prakerin
situasi lapangan yang aktual. Hal ini penting
(Valid dan Taman 2012:9).
didik
adalah;
dalam rangka menerapkan teori-teori atau
Mentoring dan Evaluasi Prakerin Para
konsep yang disampaikan oleh guru untuk
pembimbing
diterapkan di DU/DI. Para peserta didik yang
mentoring, mengawasi, dan mengevaluasi
mengikuti
mendapatkan
para peserta didik di dalam pelaksanaan
kesempatan memecahkan berbagai masalah
Prakerin di DU/DI. Secara umum mentoring
manajemen
dan
latihan
di
mendayagunakan
Prakerin
lapangan
dengan
kemampuannya.
evaluasi
Prakerin
bertugas
digunakan
sebagai
untuk
alat
pengendalian atau kontrol terhadap suatu
Mendekatkan para peserta didik Prakerin
proses
untuk terjun langsung ke bidang tugasnya
mengetahui tingkat ketercapaian dari kegiatan
setelah menempuh program pelatihan tersebut
yang telah direncanakan dalam upaya untuk
(Hamalik, 2007:93).
mencapai tujuan program yang diharapkan.
7
pelaksanaan
kegiatan
untuk
Pengertian dari mentoring adalah kegiatan
mudah menerima dan menguasainya saat
pengawasan
materi
dilakukan
dan oleh
mengevaluasi
guru
yang
pembimbing
saat
yang
diberikan
pembelajarannya
oleh
guru
akan
dan
menjadi
berlangsungnya Prakerin di DU/DI, yang
menyenangkan. Akan tetapi ada beberapa
pengawasannya meliputi memantau kinerja
tempat industri yang tidak memiliki peralatan
para
dalam
dan fasilitas yang tidak cukup memadahi atau
guru
kurang lengkap. Hal tersebut akan menjadi
pembimbing dapat membuat laporan kepada
faktor penghambat bagi peserta didik yang
pihak sekolah. Pengertian evaluasi atau
melaksanakan Prakerin, karena di tempat
penilaian
Prakerin
peserta
didik
menjalankan
praktik
tugasnya.
adalah
di
Sehingga
tingkat
penguasaan
merupakan
tempat
untuk
kemampuan pengetahuan keterampilan dalam
mengenalkan hal-hal yang baru baik bentuk
menjelaskan pekerjaaan dan perilaku peserta
peralatan
didik selama menjalin Prakerin berlangsung.
memperoleh pengalaman
Tujuan monitoring dan evaluasi
didik
adalah;
maupun
bisa
fasilitasnya,
menutupi
dengan
berharga peserta kekurangan
yang
Memantau dan menilai peserta didik selama
didapatkan di sekolah dan mendapatkan
Prakerin apakah peserta didik memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang berharga
keahlian,
dari DU/DI.
pengetahuan
dan
kemampuan
selama pelatihan yang sesuai bidangnya; Memantau dan menilai apakah peserta didik
KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK
yang selama mengikuti program Prakerin bisa
Untuk mencapai keberhasilan dalam
meningkatkan kinerjanya dalam melakukan
suatu pekerjaan, peserta didik perlu memiliki
tugas dengan cepat, tanggap, dan tepat waktu;
kesiapan kerja sehingga segala sesuatu yang
Memantau dan menilai apakah peserta didik
diperlukan oleh lapangan pekerjaan, baik itu
bisa menerapkan materi pembelajaran di
kesiapan dari segi fisik, kesiapan mental,
sekolah
guru
maupun kesiapan dari segi kognitif dapat
pengajarnya diterapkan langsung di DU/DI
dipersiapkan sebelumnya. Chaplin (2006:419)
(Subekhi dan Jauhar, 2012:80).
menyatakan
yang
disamapaikan
oleh
bahwa
“kesiapan
meliputi
Fasilitas Prakerin Menurut Slameto
kemampuan untuk menempatkan dirinya jika
(2010:68) jika peralatan atau alat belajar itu
akan memulai serangkaian gerakan yang
lengkap
berkaitan dengan kesiapan mental jasmani”.
maka
penerimaan
akan
bahan
memperlancar pelajaran
yang
Menurut
disampaikan guru pengajarnya kepada peserta
menggunakan
dan
(2013:5)
“kerja
adalah aktivitas pemikiran yang tumbuh untuk
didik . Hal ini dikarenakan peserta didik langsung
Kuswana
mencapai tujuan tertentu dilakukan secara
memakai
efektif dan efisien serta memberikan nilai
peralatan tersebut sehingga peserta didik
tambah
8
dalam
kehidupan”.
Sedangkan
menurut Yanto (2006:9) “kesiapan kerja
gambaran kinerja, mulai dari sikap anatomi
peserta didik dapat diartikan sebagai suatu
dan gerak kerja yang sesuai dengan spektrum
kondisi yang menunjukkan adanya keserasian
keahliannya yang ditunjang oleh kebugaran
antara
serta
statis dan dinamis, sampai dengan penerapan
didik
pengetahuannya ditunjang oleh keterampilan
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
lain seperti kelancaran komunikasi antara
suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya
sejawat, atasan, dan bawahan serta kepekaan
dengan pekerjaan atau kegiatan”.
Kesiapan
terhadap lingkungan; Mempunyai persepsi
kerja peserta didik merupakan modal utama
positif, minat, dan motivasi terhadap setiap
bagi peserta didik untuk melakukan pekerjaan
aturan yang diberlakukan dalam lingkungan
apa saja sehingga dengan kesiapan kerja akan
pekerjaan.
diperoleh hasil yang maksimal (Kuswana,
kesatuan prinsip bagi seorang pekerja teknik,
2013:162).
sebab merupakan cikal bakal dari sikap dan
kematangan
pengalaman
fisik,
sehingga
mental, peserta
Ciri-ciri Kesiapan Kerja Peserta didik
Persepsi
positif
merupakan
perilaku. Aturan bisa bersifat normatif terkait
Aspek penguasaan teori, kemampuan praktik
dengan
yang dimiliki, dan siap kerja yang baik
diberlakukan baik yang bersifat lingkungan
merupakan unsur penting dalam
kesiapan
perusahaan atau pemerintahan, dan juga
kerja peserta didik menuju ke DU/DI. Ciri-ciri
bersifat teknis yang terkait dengan aturan
peserta didik yang memiliki kesiapan kerja
kerja “standar operasional prosedur” dari
yaitu; Mengetahui dan memahami apa yang
suatu proses kerja. Inti aturan ini menyangkut
akan dilakukan dalam pekerjaannya sesuai
taat asas, taat takaran dan taat waktu dalam
jabatan yang diembannya. Intinya adalah
suatu
setiap
menerima risiko sebagai akibat pekerjaan dan
individu
memahami
hakikat
sistem
pekerjaan;
ketenagakerjaan
Bersikap
lingkungannya.
dengan pengetahuan, keterampilan teknis;
kecenderungan untuk melakukan tindakan
Berpengetahuan mengenai persyaratan kerja
yang didasari oleh kesadaran di dalam dirinya,
berdasarkan dimensi, pengetahuan faktual,
bahwa tindakan dalam pekerjaan bertolak dari
pengatehuan
penerimaan rasa
pengetahuan
ini
dan
pekerjaannya yang akan dilakukan sesuai
koseptual,
Sikap
positif
yang
senang atau
merupakan
menyukai
prosedural, dan pengetahuan yang saling
tindakan tersebut sebagai tantangan serta
berkaitan. Intinya adalah setiap orang harus
risiko dari suatu keterampilannya; Memahami
memahami hakikat pengetahuan yang telah
dan
dipelajarinya atau pengalamannya sebagai
pekerjaan, seperti menjaga dan melaksanakan
bekal
pekerjaan;
keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja
Bagaimana harus berperilaku sebagai tenaga
(fisik mental) serta mengendalikan limbah,
yang berkompeten. Perilaku ini sebagai
polusi dan lingkungan (Kuswana, 2013:164).
dalam
menyelesaikan
9
dapat
mengatasi
masalah
akibat
Faktor-faktor
Mempengaruhi
dan sikap yang dibutuhkan saat kerja. Peserta
Didik
Yanto
didik yang telah cukup umur akan mempunyai
(2006:20) menyatakan bahwa “kesiapan kerja
kemampuan untuk bekerja dan kematangan
peserta didik merupakan suatu konstruk
dalam
multidimensional yang
mencakup banyak
mempengaruhi kesiapan kerja peserta didik
faktor yang mempengaruhinya”. Faktor-faktor
yaitu; Sikap responsif dan adaptif, sadar,
yang mempengaruhi kesiapan kerja peserta
hadir, menerima dan ingin tahu, ditunjukkan
didik antara lain; Faktor personal/individu,
oleh kebiasaan implisit atau eksplisit untuk
meliputi pengetahuan dan keterampilan (skill),
bertanya mengenai sesuatu hal terkait dengan
kemampuan, percaya diri, motivasi, dan
materi
komitmen yang dimiliki oleh setiap peserta
dengan jenis dan tingkat jabatan; Sikap
didik; faktor kepemimpinan, meliputi kualitas
analitik, ditunjukkan oleh kebiasaan implisit
dalam
semangat,
atau eksplisit untuk mencari, mengelola,
arahan, dan dukungan diberikan manajer dan
menganalisis informasi mengenai sesuatu hal
team leader; faktor tim, meliputi kualitas
terkait
dukungan dan semangat yang diberikan oleh
dipelajari. Sikap terhadap objek, peserta didik
rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap
pada posisi tersedianya informasi terdahulu
sesama
untuk
Kesiapan
yang
Kerja
Peserta
memberikan
anggota
dorongan,
tim,
kekompakan
dan
memilih pekerjaan. Indikator yang
pekerjaan
dengan
yang
materi
membandingkan
pekerjaan
kelemahan
yang
dan
kelebihan,
sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur
pemecahan sesuai spesifikasi yang berlaku;
yang
serta
organisasi,
proses
Sikap konkret, ditunjukkan oleh kebiasaan
kinerja
dalam
implisit atau eksplisit untuk mendengarkan
organisasi; faktor kontekstual (situasional),
pendapat, argumentasi logis, kritik, dan
meliputi tekanan dan perubahan lingkungan
penjelasan orang lain baik tulis maupun lisan.
eksternal dan internal.
Sikap terhadap objek peserta didik pada posisi
organisasi
dan
oleh
keanehan,
sesuai
keeratan anggota tim; Faktor sistem, meliputi
diberikan
kecocokan,
dipelajari
kultur
Indikator Kesiapan Kerja Peserta Didik
tersedianya
informasi
terdahulu
untuk
SMK mempunyai misi utama yaitu untuk
menerima, sepaham, atau menolak dengan
mempersiapkan
sebagai
cara-cara argumentasi teknis sesuai spesifikasi
calon tenaga kerja yang profesional yang
yang berlaku; Sikap objektif, ditunjukkan oleh
memiliki kesiapan memasuki DU/DI maupun
kebiasaan
berwirausaha sesuai dengan bidang yang
menyatakan atas dasar standar-standar yang
digelutinya. Peserta didik lulusan SMK
berlaku, tanpa diikuti oleh emosi perasaan
sebagai calon tenaga kerja akan memiliki
pribadi atau pengaruh opini. Sikap terhadap
kesiapan kerja apabila memiliki kemampuan
objek, peserta didik pada posisi tersedianya
yang mencankup pengetahuan, keterampilan,
penerimaan pandangan atau penjelasan teknis
peserta didiknya
10
implisit
atau
eksplisit
untuk
terukur dari orang lain yang kompeten sesuai
maupun jasa. Oleh karena itu mutu tenaga
spesifikasi yang berlaku; Sikap adadiptif dan
kerja tingkat menengah harus ditingkatkan
patuh, ditunjukkan oleh kebiasaan implisit
kualitasnya
atau eksplisit untuk melaksanakan prosedur
menengah adalah tenaga kerja yang terlibat
kerja. Sikap terhadap objek, peserta didik
langsung dalam produksi barang maupun jasa,
pada posisi secara jelas menyatakan sikap
sehingga tenaga kerja tersebut mempunyai
sesuai dengan ketelitian, kepresisian dari
peran penting dalam menentukan mutu dan
spesifikasi pabrik atau pesanan konsumen;
biaya produksi.
sebab
tenaga
kerja
tingkat
sikap refleksi, ditujunkkan oleh kebiasaan
Untuk mendidik peserta didik menjadi
implisit atau eksplisit untuk melaksanakan
terampil dan siap untuk kerja di DU/DI ada
evaluasi dari atas tindakan pekerjaan. Sikap
sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
terhadap objek, peserta didik pada posisi
Sekolah SMK ini bertujuan untuk mencetak
secara jelas menyatakan pentingnya perbaikan
para peserta didiknya sebagai tenaga kerja
kinerja secara berlanjut (Kuswana, 2013:163).
yang siap kerja di DU/DI. Selain itu
Sedangkan menurut Valid dan Taman
pernyataan di atas sesuai dengan misi dan
(2012:9) Indikator kesiapan kerja peserta
tujuan SMK yang tercantum dalam PP.No.29
didik yaitu: Pertimbangan logis dan objektif;
tahun 1990 yaitu; menyiapkan para peserta
Bersikap
didiknya untuk memasuki lapangan kerja serta
dengan
kritis;
Kemampuan
lingkungan;
beradaptasi
Bertanggung
jawab;
mengembangkan
sikap
profesional;
Mempunyai ambisi untuk maju; Kemampuan
menyiapkan para peserta didik agar mampu
dan kemauan bekerja sama dengan orang lain;
memiliki karir, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri;
Pengaruh
Pengalaman
Praktik
tenaga
Kerja
kerja
tingkat
menyiapkan
menenggah
untuk
industri (Prakerin) terhadap Kesiapan
mengisi kebutuhan dunia usaha maupun dunia
Kerja Peserta Didik
industri;
Dari tahun-ketahun penyerapan tenaga
menyiapkan tamatan SMK agar
menjadi warga negara yang produktif, adaptif
kerja di dunia usaha maupun dunia industri
dan kreatif.
(DU/DI) berbeda-beda. Di mana persaingan
Sedangkan menurut Yanto (2006:9)
DU/DI semakin ketat dan juga lapangan
“kesiapan kerja peserta didik dapat diartikan
pekerjaan semakin sedikit atau menyempit.
sebagai suatu kondisi yang menunjukkan
Oleh karena itu untuk meningkatkan tenaga
adanya keserasian antara kematangan fisik,
kerja tingkat menengah yang terampil harus
mental, serta pengalaman sehingga peserta
ditingkatkan kualitasnya, sebab tenaga kerja
didik
tingkat menengah adalah tenaga kerja yang
melaksanakan suatu kegiatan tertentu dalam
terlibat langsung dalam produksi barang
hubungannya
11
mempunyai
dengan
kemampuan
pekerjaan
untuk
atau
kegiatan”. Kesiapan kerja
peserta
didik
tenaga kerja yang memiliki keahlian dan
tergantung pada tingkat kematangan kondisi
keterampilan
mental, dan emosi yang meliputi kemauan
perkembangan teknologi dan perubahan pasar.
untuk
lain,
Hal itu berarti kualitas tenaga kerja yang
bersikap kritis, kesediaan menerima tanggung
dihasilkan harus sinkron dengan kebutuhan
jawab, ambisi untuk maju, dan harus bisa
dunia usaha dan industri.
bekerjasama
dengan
orang
menyesuaikan diri di DU/DI.
yang
Kegiatan
selaras
Prakerin
ini
dengan
memberikan
Kesiapan kerja di DU/DI menyangkut
manfaat yang sangat besar bagi siswa karena
beberapa aspek yang harus dipersiapkan
Prakerin yang dilaksanakan pada dunia usaha
peserta didik, yaitu; mempunyai kepercayaan
dapat memberikan pengalaman yang dapat
diri
membentuk pribadi siswa yang mempunyai
yang
tinggi
dan
diimbangi
bekal
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
keahlian
dapat
berkualitas
menyesuaikan
lingkungan
kerja;
kejuruan dan
yang
mampu
profesional, dikembangkan
mentaati komitmen adalah kemauan dan
menurut bidang pekerjaanya (Muyasaroh,
kesungguhan dalam pelaksanaan pekerjaan
dkk, 2013:5). Dalam pelaksanaan Prakerin
sesuai
peserta didik diharapkan dapat menyerap
dengan
aturan
yang
berlaku;
mempunyai kreativitas yang tinggi; ketekunan
berbagai
dan kemauan dalam bekerja; mempunyai
kemampuan untuk bekal pada saat terjun
kemampuan bekerjasama dengan orang lain
dalam kesiapan kerja di DU/DI. Sehingga
dan berkomunikasi. Disamping itu, kesiapan
peserta didik akan memiliki gambaran tentang
kerja adalah kondisi yang menunjukkan
dunia kerja sesungguhnya. Peserta didik akan
adanya keserasian antara kematangan fisik,
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh DU/DI
mental serta pengalaman sehingga individu
sehingga
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan
khususnya para peserta didik untuk lebih
suatu kegiatan tertentu dalam hubungannya
mempersiapkan diri untuk bekerja di DU/DI
dengan pekerjaan (Valid dan Taman, 2012:4).
sesungguhnya.
Menurut
Rizali,
dkk
(2009:45),
SMK
tahun
pelajaran
hal
pengetahuan
tersebut
akan
dan
mendorong
METODE PENELITIAN
“penerapan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di
pengalaman
Penelitian
ini
termasuk
dalam
1993/1994
penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
merupakan bagian dan implementasi konsep
deskriptif menurut Siregar (2013:7) adalah
link and match”. Pemberlakuan Prakerin ini
“penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
sekaligus untuk menjawab kritikan untuk
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
menilai lulusan SMK yang tidak siap masuk
lebih
ke dunia kerja karena kurang praktik. Padahal
perbandingan,
kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan adalah
variabel
12
(independent)
yang
atau
tanpa
membuat
penghubung
lain”.
Sedangkan
dengan yang
penelitian kuantitatif
Sugiyono (2010:199), “kuesioner atau angket
adalah penelitian yang berlandaskan pada
merupakan teknik pengumpulan data yang
filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti
dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pada populasi atau sampel pada umumnya
pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
dilakukan secara random, pengumpulan data
responden untuk dijawabnya”. Jenis kuesioner
menggunakan instrumen penelitian, analisis
atau angket yang digunakan dalam penelitian
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan
ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang
(Sugiyono, 2010:14).
diberikan kepada responden sudah dalam
dimaksud dengan
Populasi
seluruh
bentuk pilihan ganda. Jadi kuesioner jenis ini
Keahlian
responden tidak diberi kesempatan untuk
Administrasi Perkantoran SMK Taruna Jaya
mengeluarkan pendapat” Siregar (2013:21).
Gresik yang berjumlah 50 siswa.
Dalam penelitian ini kuesioner diberikan
siswa
Kelas
penelitian XI
adalah
Kompetensi
Sampel yang di ambil seluruh siswa
kepada responden siswa SMK yang mengikuti
Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi
Prakerin
Perkantoran SMK Taruna Jaya Gresik yang
menggunakan kuesioner atau angket terdapat
berjumlah 50 siswa.
5 (lima) alternatif jawaban yang diberikan
Teknik
pengumpulan
digunakan
dalam
Observasi
menurut
data
penelitian
ini
Siregar
yang
di
suatu
perusahaan.
Dalam
yang mana bobot untuk item-item pernyataan
adalah:
menggunakan skala likert.
(2013:19),
Teknik analisis data menggunakan uji
“observasi atau pengamatan langsung adalah
validitas dan reliabilitas, asumsiklasik (uji
kegiatan
normalitas
pengumpulan
data
dengan
menggunakan penelitian langsung terhadap
dan
uji
heteroskedastisitas),
analisisregresi linier sederhana.
kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga
HASIL PENELITIAN
dapat di gambarkan secara jelas tentang kondisi
objek
penelitian
Hasil
tersebut”.
adalah
suatu
semua item pernyataan dinyatakan valid karena menunjukkan bahwa nilai r hitung
metodologi sosial”. Dokumentasi digunakan
(koefisien korelasi) lebih besar dari 0,30 dan
untuk mengetahui visi, misi, kebijakan mutu,
nilai p value (signifikansi) lebih kecil dari
struktur organisasi sekolah, dan alumni siswa
0,05. Dengan demikian sejumlah pernyataan
SMK Taruna Jaya Gresik tahun ajaran Kuesioner
(Angket)
variabel
Kerja Peserta didik dapat dikatahui bahwa
metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
2014/2015.
validitas
pengalaman Prakerin dan variabel Kesiapan
Dokumentasi menurut Bungin (2011:154), “dokumentasi
uji
yang
menurut
membentuk
variabel
pengalaman
prakerin dan kesiapan kerja peserta didik
13
adalah valid sehingga dapat digunakan proses
yang berarti < dari 0,05. Dengan demikian
analisi regresi linier sederhana.
bahwa nilai residual data terdistribusi secara
Uji reliabilitas berdasar nilai Alpha
normal.
Cronbach dari masing-masing variabel lebih
Uji heterokedastisitas adalah suatu uji
dari 0,7 sehingga dapat dikatakan bahwa
asumsi untuk mengetahui apakah dalam
semua item-item dalam kuesioner penelitian
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
tersebut adalah reliable (andal).
varians pada residual (error) dari satu
Berdasarkan
yang
pengamatan ke pengamatan yang lain. Kriteria
dilakukan pada 50 peserta didik kelas XI
pengambilan keputusan adalah jika tidak ada
program keahlian administrasi perkantoran di
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
SMK
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
Taruna
hasil
penelitian
Jaya
Gresik
diperoleh
karakteristik responden sejumlah 50 peserta
maka
didik perempuan.
Perhitungan untuk uji heteroskedastisitas.
Uji
normalitas
dilakukan
tidak
dengan
terjadi
heteroskedastisitas.
Scatterplot Dependent Variable: KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK (Y)
Regression Deleted (Press) Residual
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
6 4
diagonal dari grafik 1 normal P-P Plot of
2 0
Regression Standardizerd Residual.
-2 -4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual -6
Dependent Variable: KESIAPAN KERJA PESERTA DIDIK (Y) -8
1.0 0
18
20
22
24
26
28
30
32
34
Regression Adjust ed (Press) Predict ed Value
Expected Cum Prob
.75
Berdasarkan
.50
.25
grafik
tersebut
dapat
diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar
0.0 0 0.0 0
.25
.50
.75
secara merata di atas dan di bawah garis nol,
1.0 0
Observ ed Cum Prob
tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak Jika dilihat berdasarkan grafik di atas,
membentuk pola tertentu sehingga dapat
maka data dari semua data distribusi normal.
disimpulkan bahwa pada uji regresi ini tidak
Hal
terjadi problem heteroskedastisitas.
ini
karena
semua
data
menyebar
mengikuti garis Normalitas. Cara lain untuk
Dalam penelitian ini model analisis
menguji normalitas data dapat pula dilakukan
yang
dengan menggunakan uji chi square dimana
sederhana, maka dapat dilakukan analisis
nilai signifikan α < 0,05 (5%) maka data
dengan rumus umum:
terdistribusi secara normal dan jika sebaliknya
Y = a + b.x
maka
Sehingga diperoleh persamaan nilai koefisien
terdistribusi
tidak
normal.
Hasil
digunakan,
yaitu
pengujian menunjukkan nilai chi square
regresi sebagai berikut:
sebesar 220.556 dan nilai α sebesar 0,000
Y = 11,442 + 0,820 X
14
regresi
linier
Nilai-nilai koefisien regresi linier sederhana
mempunyai derajat keeratannya sangat kuat
dari persamaan di atas dapat mempunyai
karena mendekati nilai 1. Sedangkan tanda
pengertian sebagai berikut; Nilai α (konstanta)
koefisien
yang didapat yaitu sebesar 11,442, hal
menandakan hubungan yang terjadi searah,
tersebut menunjukkan bahwa jika nilai dari
artinya
variabel Pengalaman Prakerin (X) sebesar
Pengalaman Prakerin (X), maka Kesiapan
11,442, maka Kesiapan Kerja Peserta Didik
Kerja Peserta Didik (Y) juga akan mengalami
(Y) adalah sebesar 11,442 yang berarti tidak
peningkatan.
ada perubahan Kesiapan Kerja Peserta Didik
regresi
semakin
Koefisien
linier
yang
meningkat
Determinasi
Penelitian
nilai
(R
faktor
square)
(Y) tanpa adanya perubahan nilai pada
Variabel
variabel Pengalaman Prakerin (X). Nilai
mengetahui
Unstandardized Coefficien untuk b adalah
variabel Pengalaman Prakerin (X) terhadap
sebesar 0,820, hal tersebut menunjukkan
Kesiapan Kerja Peserta Didik (Y) dapat
bahwa setiap peningkatan nilai variabel
diketahui pada nilai R-squared yakni sebesar
Pengalaman Prakerin (X) sebesar 0,820
0,600. Ini mengandung arti bahwa variabel
dengan anggapan variabel-variabel yang
Pengalaman Prakerin (X) terhadap Kesiapan
lain dalam kondisi tetap, maka akan
Kerja Peserta Didik (Y) sebesar 0,600 atau
mengakibatkan perubahan dengan arah
60%,
seberapa
sedangkan
di
positif
gunakan
besarnya
sisanya
untuk
pengaruh
sebesar
40%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk
yang sama terhadap nilai Kesiapan Kerja
dalam model penelitian ini. Hal tersebut
Peserta Didik (Y) sebesar 0,820 atau
menunjukkan bahwa variabel Pengalaman
untuk setiap peningkatan nilai variabel
Prakerin (X) mampu memberikan kontribusi
Pengalaman Prakerin (X) sebesar satu
yang signifikan terhadap terhadap Kesiapan
satuan, maka nilai Kesiapan Kerja Peserta
Kerja Peserta Didik (Y).
Didik (Y) juga akan mengalami kenaikan
Pengujian
Hipotesis
Dari
hasil
sebesar 0,820. Begitu pula sebaliknya,
pengolahan data dengan program SPSS dapat
bahwa setiap penurunan nilai variabel
diketahui koefisien-koefisien yang digunakan
Pengalaman Prakerin (X) sebesar satu
untuk
satuan akan menurunkan nilai Kesiapan
hipotesis
Kerja Peserta Didik (Y) sebesar 0,820.
menggunakan uji t, dasar pengujian hipotesis
hubungan
koefisien
korelasi
yang
dengan
(signifikan < 0,05) hipotesis diterima, berarti
antara
ada pengaruh signifikan antara variabel bebas
variabel bebas dengan variabel terikat, karena nilai
diajukan
dari
t hitung lebih kecil dari nilai α (0,05)
0,780. Dengan nilai koefisien sebesar 0,780 keeratan
yang
kebenarannya
penelitian adalah; Jika nilai signifikansi untuk
koefisien korelasi (R) adalah sebesar
menunjukkan
membuktikan
secara parsial terhdap variabel terikat.
diperoleh
15
Jika nilai signifikansi untuk t hitung lebih
tolok ukur nilai antara 2.6 < x < 3.4 artinya
besar dari nilai α (0,05) (signifikan > 0,05)
pengalaman Prakerin yang di tempuh oleh
hipotesis ditolak, berarti tidak ada pengaruh
peserta didik memberikan dampak positif. Hal
yang signifikan antara variabel bebas secara
ini ditunjukkan dengan indikator-indikator
parsial terhadap variabel terikat. Dengan
pengalaman Prakerin seperti fasilitas Prakerin,
ketentuan yang penerimaan dan penolakan
kemampuan dan keseriusan siswa dalam
pengujian hipotesis secara parsial, maka
menjalankan Prakerin, manfaat pelaksanan
berdasar hasil nilai t hitung Pengalaman
Prakerin
Prakerin (X) adalah sebesar 8,640 dengan
Prakerin.
dan
Monitoring
pelaksanaan
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dan nilai
Fasilitas Prakerin adalah kelengkapan
signifikansi yang didapat ternyata lebih keci
fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah
dari nilai derajar kesalahan yaitu sebesar 0,05
dan pihak perusahaan. Selain itu dapat dilihat
(0,000 < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan
dari
bahwa secara parsial variabel Pengalaman
menggunakan keterampilan dan keseriusan
Prakerin (X) dapat berpengaruh signifikan
dalam
terhadap Kesiapan Kerja Peserta Didik (Y).
memanfaatkan
kemampuan
peserta
menjalankan waktu
didik
Prakerin saat
dalam
seperti
pelaksanaan
Prakerin dan juga peserta didik dapat menjaga PEMBAHASAN
sikap dan emosi saat pelaksanaan Prakerin
Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja
berlangsung. Dalam menjalankan Prakerin
Industri
siswa
Program
(Prakerin)
Peserta
Keahlian
Perkantoran di
Didik
pembina dan bimbingan dari DU/DI tentang
Administrasi
cara kerja yang tepat dan benar. Selama
SMK Taruna Jaya
mengikuti program Prakerin membantu para
Gresik Berdasarkan
hasil
penelitian
peserta didik untuk menyiapkan diri untuk
yang
memasuki dunia kerja secara mental maupun
dilakukan oleh peneliti mengenai pengalaman
keterampilan.
Prakerin peserta didik program keahlian administrasi perkantoran di
Dengan demikian dapat di simpulkan
SMK Taruna
kondisi pengalaman Prakerin yang dijalankan
Jaya Gresik dengan pencapaian prosentasi
peserta
untuk alternatif jawaban cukup setuju dengan
Sedangkan
untuk
mengukur
didik
program
administrasi
perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik
pernyataan yang disampaikan yaitu sebesar 36%,
mendapatkan bimbingan dari guru
cukup baik.
dan
mengetahui Pengalaman Prakerin peserta didik di tunjukkan oleh rata-rata nilai mean variabel yang di dapat yaitu sebesar 2,96 persen dan nilai rata-rata tersebut berada pada
16
Pengaruh Kesiapan Kerja Peserta Didik
berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja
Program
peserta didik program keahlian administrasi
Keahlian
Administrasi
perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik. Hal
Perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik Berdasarkan
hasil
distribusi
skor
ini
dibuktikan
dengan
perolehan
nilai
alternatif jawaban responden untuk indikator
koefisien regresi sebesar 0,820. Artinya jika
pengukuran variabel kesiapan kerja peserta
terjadi
didik dengan pencapaian prosentase untuk
mengalami kenaikan maka akan diikuti
alternatif jawaban cukup setuju dengan
dengan meningkatnya kesiapan kerja peserta
pernyataan yang di sampaikan yaitu 37,75%
didik
dapat
perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik.
dilihat
tabel
4.4,
hasil
tersebut
sedangkan untuk mengukur dan mengetahui tentang kesipan
kondisi
program
Praktik
kerja peserta didik di
pengalaman
keahlian
Kerja
Prakerin
administrasi
Industri
(Prakerin)
mampu meningkatkan kesiapan kerja peserta
tunjukkan oleh rata-rata nilai mean variabel
didik
yang di dapat yaitu sebesar 2,95 persen dan
perkantoran di
nilai rata-rata tersebut berada pada tolok ukur
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
nilai antara 2.6 < x < 3.4 hal ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan.
bahwa kesiapan kerja peserta didik termasuk
.Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian
kategori cukup baik. Hal ini sejalan denga
ini, dimana diperoleh nilai signifikansi 0,000
teori yang dijelaskan menurut Yanto (2006:9),
kurang
“Kesiapan Kerja peserta Didik dapat diartikan
signifikansi kurang dari 0,05 dan koefisien
sebagai suatu kondisi yang menunjukkan
regresi 0,820 mempunyai nilai positif, maka
adanya keserasian antara kematangan fisik,
dapat menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
mental, serta pengalaman sehingga peserta
positif dan signifikan antara pengalaman
didik
mempunyai
melaksanakan
suatu
hubungannya
dengan
program
dari
keahlian
administrasi
SMK Taruna Jaya Gresik.
0,05.
Oleh
karena
nilai
kemampuan
untuk
Prakerin terhadap kesiapan kerja peserta
kegiatan
dalam
didik. Dengan adanya pengaruh positif, berarti
atau
bahwa antara pengalaman Prakerin terhadap
pekerjaan
kegaiatan”.
kesiapan kerja peserta didik menunjukkan hubungan yang searah. Artinya semakin tinggi Kerja
tingkat pengalaman Prakerin maka semakin
Industri (Prakerin) terhadap Kesiapan
tinggi pula tingkat Kesiapan kerja peserta
Kerja Peserta Didik Program Keahlian
didik.
Pengaruh
Pengalaman
Praktik
Dari jawaban responden dapat dilihat
Administrasi Perkantoran di SMK Taruna
dari nilai mean untuk variabel Pengalaman
Jaya Gresik Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Prakerin sebesar 2,96 dan nilai rata-rata
Pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin)
tersebut berada pada tolok ukur nilai antara
17
2.6 < x < 3.4 menunjukkan bahwa tingkat
dilakukan di SMK Negeri 1 Surakarta dengan
Pengalaman Prakerin peserta didik di SMK
melibatkan 80 siswa sebagai partisipan. Hasil
Taruna Jaya Gresik termasuk dalam kategori
penelitian
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh
Pengalaman Prakerin terhadap Kesiapan Kerja
pihak sekolah dan pihak perusahaan. Selain
peserta didik.
itu dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam
menggunakan
dilakukan
menunjukkan
Praktik Kerja industri (Prakerin) harus
dan
dilaksanakan dengan baik dan sunggunh-
Prakerin
sungguh oleh peserta didik sehingga peserta
seperti memanfaatkan waktu saat pelaksanaan
didik bisa mempersiapkan kesiapan kerja di
Prakerin dan juga peserta didik dapat menjaga
DU/DI.
keseriusan
dalam
keterampilan
yang
menjalankan
sikap dan emosi saat pelaksanaan Prakerin PENUTUP
berlangsung. Sedangkan nilai mean untuk
Simpulan
variabel Kesiapan Kerja peserta Didik sebesar
Berdasarkan
2,95 dan nilai rata-rata tersebut berada pada
diambil
menunjukkan bahwa variabel Kesiapan Kerja
didik
Kesiapan
dapat
dapat
diberikan
pada
peserta
didik
Program
signifikan terhadap kesiapan kerja peserta didik
Prakerin, bersedia menerima resiko dari setiap yang
kerja
Pengalaman Prakerin berpengaruh secara
beradaptasi
dengan baik dilingkungan tempat pelaksanaan
tugas
berikut:
Taruna Jaya Gresik tergolong cukup baik.
bidang keilmuan, dapat bersikap kritis pada Prakerin,
sebagai
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
menentukan pilihan pekerjaan sesuai dengan
pelaksanaan
kesimpulan
Taruna Jaya Gresik tergolong cukup baik.
termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini peserta
dari
Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK
perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik
dari
data
Pengalaman Prakerin peserta didik Program
peserta Didik program keahlian administrasi
dilihat
analisi
pembahasan yang telah dilakukan maka
tolok ukur nilai antara 2.6 < x < 3.4
dapat
hasil
Program
Keahlian
Administrasi
Perkantoran di SMK Taruna Jaya Gresik.
pelaksanaan
Apabila
Prakerin, dapat mempelajari dengan baik hal-
untuk
setiap
peningkatan
nilai
variabel Pengalaman Prakerin (X) sebesar
hal yang berhubungan dengan Prakerin,
satu persatu, maka nilai Kesiapan Kerja
mampu bekerjasama dalam tim, dan selalu
Peserta Didik (Y) juga mengalami kenaikan.
membantu peserta lain yang mengalami kesulitan pada saat pelaksanaan Prakerin.
Saran
Hasil penelitian ini senada dengan hasil
Adapun saran-saran yang dapat diajukan di
penelitian yang di lakukan oleh Ngadiman, dkk
(2013)
dalam
penelitiannya
dalam penelitian sebagai berikut; Pelaksanaan
yang
pengalaman Praktik Kerja Industri (Prakerin)
18
yang tepat sasaran dapat membantu siswa dalam
memahami
kompetensi
Depdiknas. 2008. Mentoring dan Evaluasi
yang
Pendidikan Sistem Ganda SMK.
diperlukan dalam bekerja, oleh karena itu
Jakarta: Depdiknas.
pihak sekolah sebaiknya melakukan arah kerja
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
sama dengan industri agar terbentuk pola yang jelas dan tepat sasaran. Para siswa hendaknya dengan sungguh-sungguh mengikuti seluruh
______________. 2007. Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan. Jakarta: Bumi Aksara.
program Praktik Kerja Industri (Prakerin) yang diselenggarakan sekolah bersama dunia kerja terutama dalam memanfaatkan waktu secara
maksimal
guna
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2013. Dasar-dasar
memperoleh
Pendidikan Vokasi dan kejuruan.
pengetahuan tentang Prakerin dan pengalaman
Bandung: CV. Alfabeta.
bekerja langsung dalam dunia kerja. Dengan
Murtie, Afin . 2012. Menciptakan SDM Yang
demikian peserta didik dapat mencari solusi
Handal
sendiri ketika menghadapi permasalahan kerja saat
melakukan
Prakerin
Jakarta:
Musyasaroh, Hana Binti, Ngadiman, dan Hamidi, Nurhasan. 2013. Pengaruh
hal ini dapat digunakan sebagai bekal saat
Pengalaman Praktik Kerja Industri
peserta didik nantinya. Pemanfaatan dan
dan Locus OF Control Terhadap
pengalaman saat prakerin juga dapat dijadikan
Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII
bekal untuk memasuki dunia kerja.
SMK
Negeri
Surakarta.
Jurnal
Pendidikan UNS (online), Vol 1, No
DAFTAR PUSTAKA Suharsimi.
TMC.
Laskar Aksara.
sebelum
menanyakannya kepada instruktur di DU/DI,
Arikunto,
Dengan
1, 2006.
Dasar-dasar
(http://
[email protected]
diakses
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
25 Februari
2014).
Bumi Aksara.
Hamalik,
______________. 2002. Prosedur Penelitian.
Oemar.
2007.
Proses
Belajar
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Jakarta: Rineka Cipta.
______________.
Aswar, Seifudin. 2008. Metode Penelitian
2007.
Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan. Jakarta: Bumi
kuantitatif. Yogyakarta : Adni Offset.
Aksara.
Bungin, Burhan. 2011. Metode Penelitian
Rizali, Ahmad, dkk,
Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Konvensional
Chalpin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi.
2009. Menuju
Dari Guru Guru
Profesional. Jakarta: PT. Gramedia.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
19
Siregar, Syofian . 2013. Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta:
Pendidikan.
PT.Fajar
Cipta.
Interpratama Mandiri. Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. _______.
2009.
Metode
Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Subekhi, Ahmad, dan Jauhar, Mohammad, 2012. Pengantar Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Jakarta:
Prestasi
Pustaka. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakart: Rineka Cipta. Syaifudin, Ali. 2009. Inspiring Teachers Motivating Students and Empowering People.
Artikel
PSG.
(Online).
(http://www.scribd.com/doc/4387745/P engertian
Pendidikan-system-ganda,
diakses 10 Maret 2014 ). Valid, Yanuar Mipalas dan Taman, Abdullah. 2012.
Pengaruh
Pengalaman
PraktikKerja Industri dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman Yogyakarta. Pendidikan
Jurnal
.Kajian
Akuntansi
Indonesia.
(Online), (http://
[email protected], diakses 25 Februari 2014). Yanto, Agus Fitri. 2006. Ketidak Siapan Memasuki
Dunia
Kerja
Karena
20
Jakarta:
Dinamika