MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi Pembimbing 1 : Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd Pembimbing 2 : Hj. Irawati Abdul, SE., M.Si Abstrak Sofyawati Usman. Nim. 911409147 “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Kelas X AK1 SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo. Konsentrasi Pendidikan Akuntansi, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ibu Dra. Hj. Salma Bowtha, M.Pd dan Pembimbing II Ibu Hj. Irawati Abdul, SE., M.Si. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian berjumlah 33 orang. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis penelitian yang berbunyi : Jika menggunakan Metode Kerja Kelompok pada mata pelajaran Akuntansi Di Kelas X AK1 SMK Negeri Batudaa Kabupaten Gorontalo, Maka hasil belajar siswa dapat meningkat. Dapat diterima karena didukung dengan hasil tindakan dan analisis data : 1) Siswa yang memperoleh hasil belajar minimal 75 meningkat menjadi dari 41,17% hasil observasi awal menjadi 57.58% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 87.88% hasil siklus II, 2) Hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 50% siklus I menjadi 83.33% pada siklus II, dan 3) Hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat 30.77% siklus I menjadi 80.77% hasil siklus II. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa , Metode Kerja Kelompok Pendahuluan Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input siswa untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah proses sengaja maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan apakah proses yang dilakukan efektif untuk mencapai hasil diinginkan. Pemilihan metode pengajaran yang tepat akan memberikan pengaruh positif bagi pencapaian hasil belajar. Dalam pemilihan metode atau model pengajaran yang tepat, diperlukan kreativitas dan kemampuan pengajar atau guru. Menurut Willian Glasser (dalam bukunya Dahlan, 1990:105) model mengajar pertemuan kelas dilandasi oleh terapi Realitas (Reality Therapy). Teori ini mengundang
pemikiran tentang dasar-dasar teori kepribadian maupun konsep dasar terapi tradisional dan hubungan mengajar. Glasser yakin bahwa sebagian besar masalah individu tidak akan menimbulkan kesakitan praktis dan tidak memerlukan bantuan ahli terlatih di dalam pemecahannya. Orang awam yang terampil, terutama orang tua dan guru cukup mampu menangani sebagian besar masalah-masalah individu. Glasser berpendapat bahwa kegagalan individu disebabkan oleh hubungan antara pribadinya. Oleh karena itu “terapi” atau bantuan harus disalurkan lewat media sosial, misalnya kelompok. Suasana dan relasi dalam kelompok hendaknya menimbulkan aktivitas yang hidup dan bersemangat, inisiatif dan gembira. Kemudian setiap kelompok lainnya, agar tiap kelompok dapat berdiskusi secara bebas. Untuk dapat melakukan evaluasi hasil belajar maka diadakan pengukuran terhadap hasil belajar. Menurut Purwanto (2008:186) Pengukuran adalah membandingkan keadaan tertentu objek yang di ukur dengan alat ukurnya dan menerangkan bilangan pada objek menurut aturan tertentu. Dari kegiatan pengukuran itulah diperoleh data berupa skor yang diterangkan pada objek. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa sebagai akibat belajar. Perubahan ini diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal. Setiap proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku pada dominan tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan. Berdasarkan pengamatan awal peneliti terhadap siswa kelas X SMK Negeri 1 Batudaa, ada hal yang perlu ditingkatkan dari para siswa yaitu partisipasi mereka dalam kegiatan pembelajaran. Karena dari hasil konfirmasi peneliti dengan beberapa guru yang bertugas di SMK Negeri Batudaa tersebut diketahui bahwa permasalahan yang telah ditemukan oleh para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran para siswa cenderung memiliki sikap berdiam diri atau kurang aktif. Ketika guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya sekitar materi yang telah diajarkan, hanya beberapa siswa saja yang berani mengajukan pertanyaan. Hal ini disebabkan mereka kurang menguasai materi yang disampaikan dengan metode kerja kelompok. Kurangnya partisipasi siswa yang ditunjukkan melaui sikap diam seperti diungkapkan diatas menyebabkan guru kesulitan mengetahui apakah materi atau keterampilan yang diberikan benar-benar telah dipahami dan dikuasai oleh siswa. Namun setelah dilakukan evaluasi barulah dimengerti bahwa ternyata rendahnya partisipasi siswa tersebut turut
mempengaruhi pemahaman mereka pada materi maupun keterampilan yang diajarkan. Hal ini terlihat pada nilai prestasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran SMK kelas X dengan jumlah siswa 33 orang. Dari jumlah siswa 33 orang, 14 orang siswa atau (41,17 %) yang mencapai nilai KKM 75 ke atas, dan 19 orang siswa atau (57,58 %) lainnya hanya mencapai 75 ke bawah. Permasalahan tentang rendahnya hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung
mengindikasikan
bahwa
penggunaan
metode
kerja
kelompok
dalam
pembelajaraan selama ini belum mampu menumbuhkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga belum berdampak pada peningkatan pemahaman dan penguasaan mereka pada materi yang diajarkan. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas dan profesionalitas guru dalam memilih metode pembelajaran. Dengan perkataan lain, dalam setiap pembelajaran guru perlu memilih metode yang mampu menumbuhkan partisipasi siswa, sehingga dengan memilih metode yang mampu menumbuhkan partisipasi siswa, sehingga dengan meningkatnya hasil belajar siswa, mereka diharapkan berdampak pada peningkatan pemahaman pada materi yang diajarkan. Bertolak dari pertimbangan tersebut di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Kerja Kelompok Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Kelas X AK1
SMK Negeri 1 Batudaa
Kabupaten Gorontalo. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahuai seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pangukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Menurut Dimyati dan Mudjiono ( 2006:4 ) , hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “Hasil” dan “Belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara
fungsional. Menurut Kingsley (dalam Sudjana 1989: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan menurut Gagne (dalam Sudjana 1989: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) stategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat di kelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Modjiono (1991/1992) :61) mengemukakan metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitiberatkan kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam satu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Robert L. Cilstrap (dalam Roestiyah N.K : 15) menyatakan bahwa kerja kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas. Menurut Taufik, 2010: 30 Peran guru dalam pembelajaran kelompok bermaksud menimbulkan dinamika kelompok agar kualitas belajar meningkat. Dalam pembelajaran kelompok jumlah peserta didik yang bermutu diharapkan menjadi lebih banyak. Bila perhatian guru dalam pembelajaran kelompok tertuju pada semangat kelompok dalam memecahkan masalah. Anggota kelompok yang “berkemampuan tinggi” dijadikan motor penggerak pemecah masalah kelompok. Peranan guru dalam pembelajaran kelompok terdiri dari (1) pembentukan kelompok, (2) perencanaan tugas kelompok, (3) pelaksanaan, dan (4) evaluasi hasil belajar kelompok. Menurut Alma (2010:75) Metode kerja kelompok, kelas dapat dibagi atas beberapa kelompok, kemudian diberi tugas untuk mencapai tujuan pelajaran. Metode kerja kelompok ini digunakan untuk :
•
Mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran
•
Mengatasi kesulitan karena adanya perbedaan kemampuan belajar siswa.
•
Mengatasi adanya perbedaan minat siswa, sehingga kelompok dibentuk atas persamaan minat.
•
Untuk pembagian pekerjaan agar lebih efisien. Tujuan utama dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah dengan
menggunakan metode kerja kelompok pada mata pelajaran Akuntansi Di Kelas X AK1 SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo dapat meningkat. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) artinya penelitian berbasis kelas. Dalam penelitian kelas ini diperoleh manfaat berupa perbaikan praktis yang menjadi penanggulangan berbagai permasalah belajar peserta didik dan kesulitan mengajar guru. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK N 1. Batudaa. Subjek penelitian adalah 34 siswa kelas X AK1 tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang terpilih menjadi subjek dalam penelitian ini memiliki kemampuan rendah, sedang, hingga berkemampuan tinggi pada mata pelajaran Akuntansi, dengan waktu penelitian. Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. Pelaksanaan dapat diuraikan dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu : Eksplorasi : •
Tahap pertama menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan .
•
Tahap kedua, menyajikan materi untuk diskusi berupa masalah yang akan didiskusikan.
•
Tahap ketiga, menyiapkan alat-alat penunjang pembelajaran.
Elaborasi : •
Tahap keempat, meminimalisasikan kesulitan perbedaan kemampuan belajar siswa melalui pembentukan kelompok.
•
Tahap kelima, pembagian pekerjaan terhadap kelompok agar lebih efisien.
Konfirmasi :
•
Tahap keenam, merumuskan kesepakatan hasil yang ingin dicapai.
•
Tahap ketujuh, menindaki perilaku siswa sebagai tindak lanjut dari hasil kerja kelompok siswa.
(1) Tahap perencanaan Tindakan: Memohon persetujuan Kepala Sekolah untuk memperoleh persetujuan melakukan penelitian. Memohon dan persetujuan guru-guru yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan tindakan kelas terutama dalam menerapkan model pembelajaran. Merencanakan
pembelajaran
dengan
metode
belajar
kelompok.
Menyiapkan/mengembangkan skenario pembelajaran. Mengadakan observasi dalam rangka mengidentifikasi masalah. Menyusun rencana penelitian secara menyeluruh yang meliputi siklus tindakannya. Menyiapkan perangkat antara lain: RPP, Buku sumber / referensi,LKS. Membuat lembar observasi dan tes hasil belajar serta mendiskusikan
kriteria acuan dalam
lembar observasi dan tes hasil belajar. Menyiapkan sumber belajar. Menetapkan / menyusun format tehnik penilaian. (2) Tahap pelaksanaan tindakan : Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai. (3) Tahap Pemantauan / Observasi : Tahap pemantauan/observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dan proses pembelajaran guru. Observasi lakukan oleh guru observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sedangkan evaluasi tertulis dilakukan pada akhir siklus pembelajaran. (4) Tahap Analisis dan Refleksi : Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data kaitannya dengan indikator kinerja siklus pembelajaran. Evaluasi atau penilaian dilakukan untuk menilai hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaraan kelompok yang akan dilaksanakan pada akhir siklus pembelajaran. Dari hasil refleksi ini dapat diketahui dimana letak kelemahan tindakan yang telah dilakukan dan bagaimana yang perlu di revisi untuk perbaikan tindakan berikutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus 1 Perencanaan. Pada tahap ini, peneliti membuat perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada proses pelaksanaan tindakan. Peneliti merancang pembelajaran yang dapat
membuat siswa aktif dalam menerima pembelajaran sesuai dengan kelompok masing-masing dengan menggunakan Metode Kerja Kelompok. Pelaksanaan Tindakan 1. Kegiatan Pendahuluan: Pada kegiatan ini peneliti membuka proses belajar mengajar dengan cara berdo’a dan absensi, kemudian memberikan apersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan Buku Besar. Setelah itu peneliti memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menjelaskan pengertian buku besar. Kemudian peneliti menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dar Indikator yang ingin dicapai. 2. Kegiatan Inti: Pada kegiatan inti ini para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 5 sampai 6 anggota kelompok. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, maupun yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Membagikan LKS kepada setiap kelompok dan siswa diminta untuk mempresentasikan atau membacakan hasil kerja kelompok kemudian kelompok lainnya diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil kerja kelompok temannya yang sedang dipresentasikan. Buatlah skor individu maupun kelompok dan pengakuan terhadap presentasi kelompok. 3. Penutup : Pada akhir pebelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan materi yang sudah dibahas, dan memberikan penguatan atas kesimpulan yang dirumuskan oleh siswa. Selain itu, peneliti melakukan pengukuran hasil kegiatan pembelajaran baik pada pada proses dan pada akhir proses pembelajaran. Observasi: Tahapan ini akan disajikan hasil observasi guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleg guru observasi yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dala hal ini, observasi guru difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu menggunakan metode kerja kelompok, kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus 1 Pengambilan data untuk siklus 1 dilakukan semata-mata oleh peneliti dan guru mitra. Kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dipantau melalui lembar observasi kegiatan guru dan lembar kegiatan siswa. Berdasarkan lembar observasi dan tes tersebut dapat dideskripsikan data hasil observasi kegiatan guru dan hasil belajar siswa pada siklus 1. Tabel Hasil Observasi Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus 1
No
Kriteria Aspek
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Baik
7
23,33 %
2.
Baik
8
26,67 %
3.
Cukup
14
46,67 %
4.
Kurang
1
3,33 %
5.
Tidak Baik
0
0
30
100
Jumlah
Dari tabel hasil pengamatan kegiatan guru diatas yang memperoleh kriteria sangat baik berjumlah 7 aspek (23,33 %). Yang memperoleh kriteria baik berjumlah 8 (26,67%). Yang memperoleh kriteria cukup berjumlah 14 (46,67%). Sedangkan yang memperoleh kriteria kurang berjumlah 1 (3,33%) yaitu : Menarik Perhatian siswa. Serta yang memperoleh kriteria berjumlah 0 (0%). Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus 1 Tabel Hasil Observasi Peneliti Terhadap Kegiatan Siswa Pada Siklus 1 No
Kriteria Aspek
Jumlah
Presentase
1
Sangat Baik
2
7,69 %
2
Baik
6
23,08 %
3
Cukup
12
46,15 %
4
Kurang
6
23,08 %
5
Tidak Baik
0
0
Jumlah
26
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 26 aspek yang diamati pada siswa, yang memperoleh kriteria sangat baik berjumlah 2 (7,69%). Kriteria baik berjumlah 6 (23,08%). Kemudian kriteria cukup berjumlah 12 (46,15%). Sedangkan kriteria kurang berjumlah 6 (23,08%) . Evaluasi Hasil Belajar Siswa Tabel Analisis Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1
Nilai
Jumlah Siswa
Presentase
Lebih dari 75 (≥75)
19
57,58 %
Kurang dari 75(≤75)
14
42,42 %
Jumlah
33
100
Keterangan
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 33 orang siswa yang dikenai tindakan 19 orang siswa (57,58%) memperoleh nilai diatas 75 ke atas, sedangkan 14 orang (42,42%) memperoleh nilai 75 ke bawah. Nilai rata-rata kelas sebesar 74,27 dan daya serap siswa sebesar 74,27 %. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal, siswa dikatakan tuntas belajar minimal 75 % dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas. Refleksi : Setelah melaksanakan observasi, data-dat yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Refleksi ini dilakukan dengan cara melihat hasil observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis sebagaimana dikatakan diatas. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus 1, ditemukan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan menggunakan metode kerja kelompok. Siklus II Perencanaan. Perencanaan tindakan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan tindakan untuk mencapai tujuan yang belum optimal pada siklus I, yang perencanaannya dibuat berdasarkan hasil refleksi. Dari hasil refleksi pada siklus I maka peneliti perlu membuat perencanaan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum terlaksana dengan baik. Pelaksanaan Tindakan. (1). Kegiatan Pendahuluan: Pada kegiatan ini peneliti memberikan apersepsi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan Pengelolaan Buku Besar. Setelah itu peneliti memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menjelaskan pengertian jurnal Khusus. Kemudian peneliti menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator yang ingin dicapai.(2). Kegiatan Inti: Pada kegiatan inti ini para siswa didalam
kelas di bagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 5 atau 6 anggota kelompok. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, maupun yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Membagikan LKS kepada setiap kelompok dan siswa diminta untuk mempresentasikan atau membacakan hasil kerja kelompok kemudian kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil kerja kelompok temannya yang sedang dipresentasikan.(3). Penutup: Pada akhir pembelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan materi yang sudah dibahas, dan memberikan penguatan atas kesimpulan yang dirumuskan oleh oleh siswa. Selain itu, peneliti melakukan pengukuran hasil kegiatan pembelajaran baik pada proses dan pada proses akhir pembelajaran. Observasi. Berikut ini disajikan hasil observasi guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran.kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu menggunakan metode kerja kelompok, kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Observasi terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan format yang sama seperti siklus I. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II Observasi proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 Apek yaitu 6 aspek (20%) mencapai kriteria sangat baik, 19 aspek (63,33%) mencapai kriteria baik, 5 aspek (16,67%) mencapai kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Hasil Observasi Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus II No
Kriteria Aspek
Jumlah
Presentase
1.
Sanagt Baik
6
20%
2.
Baik
19
63,33%
3.
Cukup
5
16,67%
4.
Kurang
-
-
5.
Tidak Baik
-
-
Jumlah
30
100
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Keberhasilan tindakan siklus II untuk pengamatan kegiatan siswa dilakukan pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi 26 aspek yaitu 5 aspek (19,23%) memperoleh kriteria sanagt baik, 16 aspek (61,53%) memperoleh kriteria baik, dan memperoleh kriteria cukup 5 aspek (19,23%). Tabel Hasil Observasi Peneliti Terhadap Kegiatan Siswa Pada Siklus II No
Kriteri Aspek
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Baik
5
19,23 %
2.
Baik
16
61,54 %
3.
Cukup
5
19,23 %
4.
Kurang
-
-
5.
Tidak Baik
-
-
Jumlah
26
100
Hasil Belajar Siswa Siklus II Tabel Analisis Evaluasi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II Nilai
Jumlah Siswa
Presentase
Lebih dari 75 (≥75)
29
87,88 %
Kurang dari 75 (≤75)
4
12,12 %
Jumlah
33
100
Keterangan
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa dari 33 orang siswa yang dikenai tindakan 29 orang siswa (87,88%) memperoleh nilai 75 keatas, sedangkan 4 orang siswa (12,12%) memperoleh nilai 75 kebawah. Nilai rata-rata kelas sebesar 81 dan daya serap siswa sebesar 81 %. Artinya, hasil belajar siswa sudah mencapai terget seperti indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar apabila minimal 75% jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 keatas. Refleksi : Pendekatan guru seperti apersepsi, motivasi dan menciptakan interaksi yang aktif dengan siswa sudah sangat baik, pengelolaan kelas yang sudah sesuai, sehingga siswa begitu semangat untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi tidak malu bertanya
dan siswa tidak merasakan bosan atau jenuh dalam menerima materi; Partisipasi dan respon siswa menerima penjelasan guru, mengajukan pertanyan sesuai dengan materi yang dibahas sangat memenuhi harapan yang diharapkan; Daya serap siswa dalam penguasaan konsep atau materi sudah memenuhi kriteria belajar dan ketuntasan penelitian; Hasil belajar siswa sudah mencapai target yang diharapkan. Pembahasan Salah satu konsep yang dipelajari pada mata pelajaran Akuntansi di kelas X AK1 SMK Negeri 1 Batudaa adalah materi Mengelola Buku Besar yang tujuannya adalah siswa mampu memposting jurnal ke dalam buku besar. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran yang dalam hal ini erat kaitannya dengan model pembelajaran metode kerja kelompok. Dalam metode pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif dlam mengikuti pelajaran, siswa dapat saling bekerja sama dengan teman kelompok, sehingga siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi. Dalam proses belajar mengajar dengan metode kerja kelompok, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pengarah dan pemberi materi kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan menyelesaikan soal praktek dengan teman kelompoknya. Dengan melalui metode kerja kelompok dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yang jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah dari 41,17 meningkat menjadi 80%. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas adalah 19 orang siswa (57.58%) dan daya serap siswa mencapai 74.27%). Disamping itu kualifikasi pembelajaran menunjukkan bahwa dari 30 aspek yang diamati pada hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus I dari proses pembelajaran, ternyata 15 aspek (50%) yang memperoleh kualitas sangat baik dan baik. Dan hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan siswa pada siklus I dari proses pembelajaran, ternyata 8 aspek (30.77%) yang memperoleh kualitas sangat baik dan baik. Dari data yang diperoleh tersebut dapat digambarkan bahwa masih perlu adanya perbaikan terutama pada hasil belajar baik secara individual maupun secara klasikal. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah (1) Guru belum mampu menciptakan
interaksi yang aktif antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru. (2) Penguasaan alat bantu media yang belum secara optimal dikuasai (3) Peranan guru dalam menyelesaikan masalah belum maksimal (4) buku penunjang yang digunakan yang masih kurang (5) hasil belajar siswa belum mencapai target yang diharapkan. Berdasrkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka guru melakukan perbaikan strategi pembelajaran pada siklus II. Adapun perubahan yang terjadi pada siklus II antara lain : (1) Pendekatan guru seperti apersepsi, motivasi dan menciptakan interaksi yang aktif dengan siswa sudah sangat baik, pengelolaan kelas yang sudah sesuai, sehingga siswa begitu semangat untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi tidak malu bertanya dan siswa tidak merasa bosan atau jenuh dalam menerima materi (2) Partisipasi dan respon siswa menerima penjelasan guru, mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang dibahas sangat memenuhi harapan yang diharapkan (3) Daya serap siswa dalam penguasaan konsep atau materi sudah memenuhi kriteria belajar dan ketuntasan penelitian dan hasil belajar siswa sudah mencapai terget yang diharapkan. Dari hasil perbaikan strategi pembelajaran tersebut, maka pada siklus II telah terjadi perubahan, baik dari segi hasil belajar maupun proses pembelajaran. Perubahan-perubahan tersebut antara lain : (1) Jumlah siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 75 pada siklus I adalah 19 orang siswa (57.58%), pada siklus II meningkat menjadi 29 orang siswa (87.88%). (2) Daya serap siswa pada siklus I sebesar 74.27% dan pada siklus II meningkat menjadi 81%. (3) Dari 30 aspek yang diamati pada hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus I dari proses pembelajaran, ternyata 15 (50%) yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,33% . (4) Dan hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan siswa adalah siklus I dari proses pembelajaran, ternyata 8 aspek (30.77%), dan pada siklus II meningkat menjadi 80.77%. Berdasarkan deskripsi data tersebut diatas, jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan baik pada siklus I. Pada siklus II inilah peningkatan hasil belajar siswa telah mencapai ukuran tingkat keberhasilan penelitian atau indikator kinerja yang telah ditentukan. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Akuntansi dengan materi mengelola buku besar di kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo dengan menggunakan metode kerja kelompok, terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : (1) Metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa yakni dari 33 orang siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 75 pada siklus I adalah 19 orang siswa (57.58%), pada siklus II meningkat menjadi 29 orang siswa (87.88%). (2) Daya serap siswa berdasrkan tahapan penelitian yakni pada siklus I sebesar 74.27% dan pada siklus II meningkat menjadi 81%. (3) Kualifikasi pembelajaran meningkat dari 30 aspek yang diamati pada hasil pengamatan guru terhadap kegiatan peneliti pada siklus I dari proses pembelajaran ternyata 15 (50%) yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 83,33%. (4) Dan hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan siswa adalah siklus I dari proses pembelajaran, ternyata 8 aspek (30.77%), dan pada siklus II meningkat menjadi 80.77%. Berdasarkan hasil penelitian selama dua siklus, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan metode kerja kelompok, guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Akuntansi di kelas X Ak1 SMK Negeri 1 Batudaa. Saran Berdasarkan
kesimpulan
yang
telah
dikemukakan
diatas,
maka
penulis
mengemukakan saran-saran sebagai berikut : (1) Bagi sekolah, hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan atau sosialisasi bagi guru mengenai model-model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. (2) Bagi guru, sebaiknya guru mulai merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peran siswa lebih besar dan pembelajaran akan lebih aktif dan bermakna. Guru hendaknya menerapkan metode kerja kelompok pada mata pelajaran lain yang bukan hanya pada mata pelajaran Akuntansi. (3) Bagi siswa, siswa harus lebih berperan aktif dalam pembelajaran, mengembangkan kreativitas, motivasi dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil. DAFTAR PUSTAKA Alma Buchari. Alfabeta
2010. Guru Profesional Menguasai Metode Dan Terampil Mengajar :
Dahlan. 1990. Model-Model Mengajar Bandung: CV DIPONEGORO Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Hamalik Oemar. 1980. Pengajaran Unit Studi Kurikulum Dan Metodologi. Bandung: Alumni Pasaribu. 1982. Pendidikan Nasional. Bandung: Tarsito Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Sagala Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran: Alfabeta Sagala, S. 2003. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudjana Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sukmadinata S. Nana. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Taufik. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Inti Prima Usman Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mudjiono.
Pengertian
Metode
Kerja
http://krizi.wordpress.com/2011/09/13/metode-belajar-kerja-kelompok/
Kelompok.