ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP DANA TALANGAN HAJI PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PAINAN
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Oleh:
Yola Sari Sartika 13322/2009
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013
1
2
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP DANA TALANGAN HAJI PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI PAINAN Yola Sari Sartika Universitas Negeri Padang Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui Pencatatan Akuntansi Transaksi Dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri Painan, (2) Mengetahui Pengakuan atas Transaksi Pembayaran Angsuran Oleh Nasabah Dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri Painan, (3) Mengetahui Penyajian atas Saldo Akun Pinjaman Qardh Pada Akhir Periode Akuntansi yang Disajikan Dalam Laporan Posisi Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Painan.(4) Mengevaluasi Pencatatan, Pengakuan dan Penyajian atas Dana Talangan Haji pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan sesuai PSAK No. 107 (Akad Ijarah). Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Tempat penelitian pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan akuntansi atas Dana Talangan Haji secara umum telah sesuai dengan PSAK No. 107 (Akad Ijarah) namun ada beberapa hal yang tidak sesuai yaitu untuk traksaksi pembayaran angsuran oleh nasabah tidak dilakukan pencatatan, tidak diakui sebagai pengurang pokok pinjaman dan Akun Pinjaman Qardh disajikan pada laporan posisi keuangan tidak pada jumlah yang sebenarnya. Oleh sebab itu disarankan kepada PT. Bank Syariah Mandiri Painan agar melakukan pencatatan untuk setiap transaksi yang terjadi dan diakui sebagai pengakuan yang sesungguhnya pada saat terjadinya transaksi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada laporan keuangan terkait. Kata kunci : Akuntansi, Talangan Haji, Ijarah
ABSTRACT This research aims to (1) find out the recording of Accounting Transactions Bailouts Hajj PT. Bank Syariah Mandiri Painan, (2) know the recognition installment payment Transactions by customer Bailouts Hajj PT. Bank Syariah Mandiri Painan, (3) Knowing presentation of the account balance at the end of the Qard Loan accounting period are presented in the report of the financial position of PT Bank Syariah Mandiri Painan.(4) evaluate the Registration, recognition and Presentation of Bailouts of Hajj in the Islamic Bank Mandiri PT. Painan according to PSAK No. 107 (Ijarah Contract). This type of research including types of descriptive research. The research on PT Bank Syariah Mandiri Painan. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. Data analysis techniques used are descriptive of the comparative method. The results of this research show the accounting treatment for the Bailouts of Hajj in General were in accordance with PSAK No. 107 (Ijarah Contract) but there are some things that are not appropriate to traksaksi installment payment by the customer is not done recording, not recognized as a deduction on the loan principal and Loan Account Qard presented on financial position report is not on the actual amount. Therefore it is recommended to PT. Bank Syariah Mandiri Painan to perform logging to any transaction that occurs and is recognized as the true recognition at the time of the transaction so as to describe the actual situation at the related financial reports. Keywords : Accounting, Bailout Hajj, Ijarah
3
pendidikan, pernikahan dan wisata ibadah, yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan (ujrah), tanpa bagi hasil (Kodifikasi Produk Perbankan Syariah : 2008). Berdasarkan observasi awal pada PT.Bank Syariah Mandiri Painan, informasi yang didapatkan bahwa produk pembiayaan multijasa ini memang sudah diberlakukan di PT. Bank Syariah Mandiri Painan, dimana untuk produk pembiayaan multijasa yang telah dipasarkan kepada masyarakat adalah produk pembiayaan Multijasa dalam bidang wisata ibadah yaitu Talangan Haji. Talangan Haji merupakan suatu bentuk dana talangan yang diberikan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Painan untuk membantu nasabah dalam pendaftaran haji dan mendapatkan nomor porsi haji dengan mudah. Akad yang dipakai adalah akad Ijarah. Imbalan (ujrah) yang diterima oleh pihak bank atas pembiayaan Multijasa (talangan haji) ini tidak dalam bentuk persentase namun langsung ditetapkan dalam bentuk nominal. Disinilah perbedaan yang sangat signifikan antara pembiayaan Multijasa dengan jenis-jenis pembiayaan lainnya. Perlakuan akuntansi atas pembiayaan Multijasa ini belum diatur secara khusus dalam PSAK Syariah, berbeda dengan perlakuan akuntansi pada pembiayaan yang lain yang telah diatur secara khusus dalam PSAK Syariah. Mengingat bahwa pembiayaan Multijasa ini didasarkan pada akad ijarah, maka perlakuan akuntansi pembiayaan Multijasa ini merujuk kepada perlakuan akuntansi Ijarah yaitu PSAK Syariah No. 107. Namun perlakuan akuntansi untuk Ijarah tidak sepenuhnya sesuai dengan transaksi Multijasa dan tidak sepenuhnya dapat diterapkan untuk transaksi Multijasa karena terdapat perbedaan karakteristik antara Ijarah dan Multijasa. Pada transaksi Ijarah terdapat objek sewa sedangkan dalam transaksi Multijasa tidak terdapat objek sewa.
LATAR BELAKANG Lembaga perbankan merupakan salah satu instrumen penting dalam sistem ekonomi modern. Tidak satupun negara modern yang mampu menjalankan perekonomian tanpa melibatkan lembaga perbankan, karena perbankan dapat mempermudah segala bentuk transaksi keuangan, baik yang berupa peminjaman, tabungan, transfer, deposito, bahkan sampai pada pembayaran beban-beban utilitas, seperti beban listrik, air dan telepon. Dapat disimpulkan bahwa kontribusi dari lembaga perbankan ini sangat membantu kegiatan perekonomian suatu negara terutama dalam kegiatan keuangan. Dewasa ini tidak hanya jasa lembaga perbankan konvensional yang menjadi pilihan bagi masyarakat Indonesia, namun seiring berjalannya waktu dan diikuti dengan semangat para ulama, akademisi dan praktisi untuk mengembangkan lembaga perbankan yang berbasis syariah yang telah dimulai semenjak pertengahan abad ke-20 lalu, maka perbankan syariah saat ini telah menjadi pilihan bagi pelaku bisnis. Sistem dalam perbankan syariah ini berbeda dengan bank konvensional, dimana bank syariah tidak mengenal sistem bunga, konsep sistem bank syariah ini menggunakan prinsip bagi hasil, dengan sistem bagi hasil ini bank syariah menggunakan beberapa sistem pembiayaan, diantaranya mudharabah, murabahah, musyarakah, salam, itishna dan ijarah. Dalam perkembangannya bank syariah juga harus mengikuti perkembangan perekonomian, dengan meningkatnya variasi kebutuhan nasabah, menyebabkan lahirya produk-produk pembiayaan baru dari bank syariah, salah satu dari jenis produk pembiayaan tersebut adalah pembiayaan mulitijasa. Pembiayaan Multijasa adalah transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau unit usaha syariah dan pihak lain dalam bidang 4
Perlakuan pencatatan transaksi dana Talangan Haji yang digunakan oleh PT. Bank Syariah Mandiri adalah sistem accrual basis. Ditinjau dari pengertian accrual basis (Dasar Akrual) menurut asumsi dasar SAK, dimana transaksi diakui pada saat terjadinya bukan pada saat kas diterima/dibayar. Namun dilihat dari prakteknya pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan perlakuan pencatatan tersebut tidak diterapkan sesuai dengan teori yang ada. Peneliti dapat melihat dari segi pembayaran angsuran dana Talangan Haji oleh nasabah, dimana setiap angsuran yang dibayar oleh nasabah pihak bank tidak mencatatnya pada saat transaksi terjadi dan tidak mengakuinya sebagai pengurang pokok pinjaman yang diberikan, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap penyajian saldo akun pinjaman pada akhir periode akuntansi (tutup buku) yang disajikan dalam laporan keuangan. Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti perlakuan akuntansi dana Talangan Haji pada bank syariah dan dalam hal ini penulis mengambil tempat penelitian di PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Perlakuan Akuntansi Terhadap Dana Talangan Haji Pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan.
Pembiayaan Multijasa (talagan haji) merupakan penyediaan dana talangan yang diberikan oleh bank untuk membantu nasabah dalam pendaftaran haji dan mendapatkan posri haji secara mudah dan cepat, atas jasa yang diberikan bank mendapatkan fee (ujrah) dari nasabah dalam bentuk mominal yang ditetapkan dengan jangka waktu yang telah disepakati. B. Pengertian Akad Ijarah Akad ijarah adalah transaksi sewamenyewa atas suatu barang dan/atau jasa antara pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa dengan mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakan (Wangsawidjaja, 2012:213). Menurut Kodifikasi Produk Perbankan Syariah (2008) pembiayaan Ijarah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang. Pembiayaan ijarah bagi pihak bank merupakan salah satu bentuk penyaluran dana bagi Bank Syariah kepada nasabah guna mendapatkan pendapatan dalam bentuk imbalan jasa berupa imbalan/fee/ujroh. C. Perlakuan Akuntansi Multijasa Akuntansi untuk pembiayaan multijasa dalam PSAK No.107 merujuk kepada akuntansi ijarah. Hal ini disebabkan oleh akad yang digunakan dalam pembiayaan multijasa adalah akad ijarah. Namun dalam penerepannya akuntansi ijarah tidak sepenuhnya dapat diterapkan untuk transaksi multijasa karena terdapat perbedaan karakteristik antara ijarah dan multijasa. Pada transaksi ijarah terdapat objek sewa sedangkan pada transaksi multijasa tidak terdapat objek sewa.
TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian Pembiayaan Multijasa (Talangan Haji)
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, secara umum pembiayaan dapat dibagi menjadi dua bagian (1) pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang diberikan untuk pembelian ataupun pengadaan barang tertentu yang tidak digunakan untuk tujuan usaha (2) pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang diberikan untuk tujuan usaha (Antonio, 2001:160).
METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitan Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang ada 5
dengan mengebangkan konsep dan himpunan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis. 2. Jenis dan sumber data Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung dari objek penelitian, baik melalui pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Data sekunder, yaitu data yang sudah diolah yang bersumber dari perusahaan yang diteliti. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa catatan dan laporan perusahaan baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. 3. Definisi Istilah 1.
2.
3.
sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini. 5. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan metode deskriptif komparatif, yaitu dengan mengumpulkan, menginterprestasikan dan membandingkan antara ketentuan pada PSAK 107 dengan SOP yang disusun perusahaan yang berhubungan dengan pencatatan transaksi, pengakuan transaksi dan penyajian saldo akun pada laporan keuangan terkait yang diterapkan di lapangan. Dengan metode ini diharapkan memberi keterangan yang benar dan lengkap tentang perlakuan akuntansi Dana Talangan Haji di lapangan.
Akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Dana Talangan Haji merupakan penyediaan dana talangan yang diberikan oleh bank untuk membantu nasabah dalam pendaftaran haji dan mendapatkan posri haji secara mudah dan cepat, atas jasa yang diberikan bank mendapatkan fee (ujrah) dari nasabah dalam bentuk mominal yang ditetapkan dengan jangka waktu yang telah disepakati Ijarah adalah transaksi terhadap suatu manfaat tertentu, bersifat mubah dapat dimabnfaatkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Pencatatan akuntansi transaksi Dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Bank Syariah Mandiri mengakui dana Talangan Haji pada saat bank menyerahkan kas pada nasabah yaitu pada saat bank menandatangani dan mencairkan dana sebesar pokok pembiayaan (pinjaman) sesuai dengan kesepakatan pihak bank dengan nasabah. Dimana untuk transaksi penerimaan fee (pendapatan) akan diakui sebagai pendapatan Bank dan akan dicatat pada awal terjadinya transaksi sebesar yang ditentukan selama masa angsuran yang digunakan. Pada saat Bank Syariah Mandiri menerima pelunasan pembayaran Dana Talangan Haji pada saat jatuh tempo maupun pada saat sebelum jatuh tempo (dipercepat) maka pada saat itulah diakui pelunasan. 2. Pengakuan atas transaksi pembayaran angsuran pada dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan atas pembiayaan Multijasa (talangan haji) apabila terdapat penerimaan angsuran dari nasabah maka pihak bank
4.
Teknik Pengumpulan Data Wawancara, metode wawancara yaitu suatu proses interaksi dan komunikasi untuk mendapat informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. Observasi, pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. Pengamatan dilakukan tanpa harus terlibat dengan subjek penelitian, untuk menjaga objektivitas. Teknik dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengopian atas data-data 6
mengakuinya sebagai penambahan saldo tabungan mabrur nasabah. Penerimana angsuran tidak diakui sebagai pengurang pokok pinjaman oleh PT. Bank Syariah Mandiri Painan. 3. Penyajian atas saldo akun Pinjaman Qardh pembiayaan Multijasa pada akhir periode akuntansi yang disajikan dalam laporan Posisi keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan, pembiayaan Multijasa (talangan haji) untuk penyajian saldo akun Pinjaman Qardh pada akhir periode akuntansi pada laporan posisi keuangan, saldo akun Pinjaman Qardh disajikan tidak sebesar sisa pinjaman yang telah diangsur oleh nasabah namun disajikan sebasar pokok pinjaman awal. PEMBAHASAN 1. Pencatatan akuntansi transaksi Dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Berdasarkan data yang diperoleh pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan, untuk pencatatan transaksi dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri secara umum telah mencatat transaksi sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) Tahun 2003 yang penyusunannya merujuk pada PSAK No. 107. Namun pada PAPSI dijelaskan pada saat pihak bank menerima pembayaran angsuran dari nasabah seharusnya PT. Bank Syariah Mandiri Painan melakukan pecatatan (dijurnal), pada prakteknya pihak bank tidak melakukan penjurnalan. Sedangkan PT. Bank Syariah Mandiri Painan menggunakan Asumsi dasar akrual basis, yaitu setiap transksi yang terjadi harus dicatat (dijurnal) pada saat terjadinya transaksi tanpa memperhatikan kas sudah benar-benar diterima atau belum. Berarti disini telah terjadinya kesenjangan teori dengan prakteknya, dengan kata lain untuk transaksi pembayaran angsuran oleh nasabah PT. Bank Syariah Mandiri tidak sesuai dengan PSAK No. 107.Hal ini
terjadi karna untuk transaksi pembayaran angsuran yang dilakukan oleh nasabah PT. Bank Syariah Mandiri Painan memperlakukannya sebagai setoran tunai nasabah. Setiap kali nasabah melakukan pembayaran angsuran maka akan dicatat sebagai penambahan saldo tabungan mabrur nasabah. Sehingga PT. Bank Syariah Mandiri akan melalukan pencatatan untuk transaksi pembayaran angguran ini pada saat dana didalam tabungan Mabrur nasabah telah sampai pada total dana Talangan Haji yang dipinjamkan dengan pencatatan pelunasan. 2. Pengakuan atas transaksi pembayaran angsuran pada dana Talangan Haji PT. Bank Syariah Mandiri Painan. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara pada PT. Bank Syariah Mandiri Painan dimana pada saat terjadinya transaksi pembayaran angsuran oleh nasabah, PT. Bank Syariah Mandiri Painan tidak mengakuinya sebagai pengurang pokok pinjaman, PT. Bank Syariah Mandiri Painan mengakui transaksi pembayaran angsuran yang disetor oleh nasabah sebagai penambahan saldo tabungan Mabrur nasabah. Dalam hal ini berapapun besar setoran yang dilakukan oleh nasabah jika belum sesuai dengan jumlah pinjaman pokok, maka belum diakui sebagai pengurang pokok pinjaman. Dana yang disetor oleh nasabah secara kontinius sebagai angsuran tersebut tidak akan diakui sebagai pengurang saldo pinjaman karna hanya akan diakui sebagai penambahan saldo tabungan. Berarti disini telah terdapat kesenjangan antara teori dan praktek, dimana pada asumsi dasar akuntansinya PT. Bank Syariah Mandiri menggunakan sistem pencatatan Accrual Basis, yaitu suatu metode pencatatan dalam akuntansi, dimana dalam hal ini setiap transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan pengakuan yang sesungguhnya. Dengan kata lain untuk kasus ini tidak akan diakui penerimaan dana yang disetorkan oleh nasabah jika jumlahnya belum sama dengan total pinjaman yang diberikan. 7
Dimana menurut peneliti sebaiknya PT. Bank Syariah Mandiri Painan tidak perlu memakai sistem angguran untuk pelunasan dana Talangan Haji ini, karena PT. Bank Syariah Mandiri Painan juga tidak akan mengakui pembayaran angsuran sebagai pengurang pokok pinjaman, sebaiknya pembayaran lagsung dilakukan untuk satu kali pembayaran saja sebesar pokok pinjaman yang diberikan. 3. Penyajian atas saldo akun Pinjaman Qardh pembiayaan Multijasa pada akhir periode akuntansi yang disajikan dalam laporan Posisi keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Painan. PT. Bank Syariah Mandiri Painan, dimana pada pembiayaan Multijasa (talangan haji) untuk penyajian saldo akun Pinjaman Qardh dalam laporan posisi keuangan adalah sebesar pokok pinjaman awal. Dengan kata lain Pinjaman Qardh disajikan sebesar saldonya. Dimana disini PT. Bank Syariah Mandiri Painan tidak mengakui adanya transaksi pembayaran angsuran yang dilakukan oleh nasabah pada saat nasabah melakukan transaksi tersebut. Hal ini terjadi karena PT. Bank Syariah Mandiri Painan tidak mempraktekkan teori asumsi dasar akuntansinya yang berhubungan dengan sistem akrual basis, dimana PT. Bank Syariah Mandiri Painan tidak melakukan pencatatan dan pengakuan pada saat ternyadinya transaksi pembayaran angsuran yang dilakukan oleh nasabah, sehingga akan berpengaruh pada besar saldo akun Pinjaman Qardh yang akan disajikan pada laporan posisi keuangan pada akhir periode akuntansi. PT. Bank Syariah Mandiri Painan tetap menyajikan saldo Pinjaman Qardh sebesar saldo awalnya, karena PT. Bank Syariah Mandiri Painan menggunakan Akad Qardh untuk Pinjaman dana Talangan Haji. Jadi saldo pinjaman tetap disajikan sebesar saldo awalnya sebelum pinjaman itu dilunasi. Jika ditinjau dari segi akadnya yang menggunakan akad Qardh untuk dana pinjaman yang diberikan PT. Bank Syariah Mandiri tidak salah jika menyajikan tetap sebesar saldo awalnya. Karena
pengurangan saldo tidak diakui untuk pinjaman yang menggunakan akad qardh karena dana pinjaman yang diberikan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Painan harus dikembalikan sebesar dana pinjaman yang diberikan dan diakui pada saat pelunasannya saja. Namun pada prosedurnya PT. Bank Syariah Mandiri menyatakan bahwa dana Talangan dapat diangsur dalam jangka angsuran minimal 1 Tahun dan maksimal 3 Tahun. Jika ada pernyataan seperti ini maka sewajarnya yang terjadi di lapangan adalah PT. Bank Syariah Mandiri akan melakukan pencatatan setiap terjadinya angsuran dan mengakui adanya pengurang pokok pinjaman atas setoran angsuran yang diberikan oleh nasabah. Sesuai dengan SOP yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk Akad Qardh dana Talangan Haji dimana perusahaan menyatakan setiap pembayaran oleh nasabah akan diperhitungkan sebagai angsuran/pelunasan atas pokok pinjaman. Namun pada prakteknya angsuran itu tidak diperhitungkan sehingga saldo pinjaman yang disajikan tetap sebesar saldo awal pinjaman di akhir periode akuntansi. Sebaiknya PT. Bank Syariah Mandiri Painan menjalankan SOP yang telah disusun oleh perusahaan sehingga untuk penyajian dan pengungkapan saldo akun Pinjaman Qardh dapat disajikan sebesar saldo yang sesungguhnya. Atau mengubah/mengoreksi SOP perusahaan disesuaikan dengan akad Pinjaman Qardh yang menyajikan saldo pinjaman tetap sebesar saldo awal jika belum dilunasi maka disini perusahaan tidak perlu memberikan sistem angsuran untuk nasabah sehingga pengurang pokok pinjaman hanya diakui dan dicatat pada saat saldo yang disetor nasabah telah sesuai dengan saldo pinjaman qardh. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan data-data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya yang berkaitan dengan 8
rumusan masalah, dapat diperoleh kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Secara umum pencatatan transaksi pembiayaan multijasa (talangan haji) telah dijurnal berdasarkan ketentuan yang dikeluarkan oleh Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI) Tahun 2003 yang penyusunanya berdasarkan PSAK No. 107. Namun untuk transaksi pembayaran Angsuran PT. Bank Syariah mandiri tidak sesuai dengan PSAK No. 107 karena tidak melakukan pencatatan (jurnal) pada saat terjadinya transaksi. 2. Pada saat nasabah melakukan transaksi pembayaran angsuran atas pembiyaan Multijasa (talangan haji) PT. Bank Syariah Mandiri Painan tidak mengakuinya sebagai pengurang pokok pembiayaan pada saat transaksi terjadi, hal ini menunujukkan ketidaksesuaian dengan konsep pengakuan yang sebenarnya pada PSAK No. 107 3. Untuk penyajian saldo akun Pinjaman Qardh pada laporan posisi keuangan tidak disajikan sebesar nilai yang sebenarnya pada akhir peride akuntansi sehingga belum dapat menyajikan informasi yang handal. Hal ini menunjukkan ketidaksesuian dengan PSAK No. 101 tentang penyajian laporan keuangan. Saran Berdasarkan hasil evaluasi dan hasil kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menyarankan : 1. Diharapkan PT. Bank Syariah Mandiri Painan melakukan pecatatan setiap terjadinya transaksi dan diakui sebagai pengakuan yang sesungguhnya sesuai dengan asumsi dasar akuntansi syariah (akrual basis), agar dapat menyajikan saldo akun sebenarnya dalam laporan
keuangan terkait pada akhir periode akuntansi. 2. Bagi para peneliti, penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan. Peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang Analisis Penerapan Sistem Accrual Basis Pada Pembiayaan Mudharabah di PT. Bank Syariah Mandiri Painan. DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’I, 2011. Bank Syariah dari teori ke praktek, Gema Insani Press : Jakarta Adnan, A, 2005. Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantanganya. UII Press. Yogyakarta. Batu
Bara, Z, 2009. Asumsi Dasar Akuntansi Perbankan Syariah. Blog Akuntansi Syariah Zakariah Batu Bara
Bank Indonesia, 2008, Kodifikasi Produk Perbankan Syariah. Direktorat Perbankan Syariah Indonsia : Jakarta Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia No. 44 Tentang Pembiayaan Multijasa- Bank Indonesia, 2004. Himpunan Fatwa Dewan Syariah MUI : Jakarta Dewan Syariah Nasional No. 09 Tentang Pembiayaan Ijarah, 2000. Himpunan fatwa dewan syariah MUI : Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan. PSAK No. 107. (Tentang Ijarah) Salemba Empat : Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan. PSAK No. 101. (Tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah) Salemba Empat : Jakarta Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan. PSAK No. 1. (Tentang 9
Komponen Laporan Keuangan) Salemba Empat : Jakarta
Suwardjono, 2005. Teori Akuntansi. BPFE : Yogyakarta
Kasmir, 2011. Dasar-Dasar Perbankan, Grafindo Persada : Jakarta
Triwuyono, irwan. 2006. Akuntansi Syariah. Grafindo : Jakarta
Nurhayati, Sri, 2009. Akuntansi Syariah di Indonesia. Saelemba Empat : Jakarta
Undang-Undang No.10, 1998. Tentang Perbankan
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia, 2003. Jakarta
Wangsawidjaja, 2012. Pembiayaan Bank Syariah. Gramedia : Jakarta
Ramadhani, Nur Amaliah, 2012. Analisis Pebiayaan Gadai Syariah PT. Bank BNI Syariah, TBK Cabang Makasar, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisis Universitas Hasannudin Makasar
Yahya, Riza;. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah: Jakarta
Salim, Mohammad Nashir,2008. Analisa Perlakuan Akuntansi Terhadap Pembiayaan Musyarakah (Study pada BMT ISRA), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. (Tidak di Publikasikan) Sari,
Meitha Kurnia, 2012. Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Multijasa pada PT.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Formes Yogyakarta (Tinjauan PSAK 101 dan 107). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pebangunan Nasional Ypgyakarta. (Tidak di Publikasikan)
Slamet Wiyono, 2005. Akuntansi Perbankan Syariah. PT. Grasindo : Jakarta Sukardi, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta
10