SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN PRODUKSI
OLEH WAHYU PURWANTO
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAN IAN 1i4’ERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003
PERENCANAAN PRODUKSI OIeh : Wahyu Purwanto Pernyataan rencana produksi dalam bentuk agregat: 1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi secara konsisten terhadap rencana strategis perusahaan. 2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi. 3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi. 4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian. 5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana strategis. 6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi. 1. Model Dari Sistem Produksi: - Lihat gambar! 2. Tujuan: Produktivitas sistem produksi dapat dikendalikan pada titik maksimum. Productivity Index = (Value of Output/Cost of Inputs) 3. Faktor Yang Berpengaruh: −
Capital/labor ratio
- Work-force changes
−
Scarcity of some resources
- Innovation and technology
−
Managerial factors
- Quality of work life
−
Regulatory effects
- Bargaining power.
4. Manufacturing Resource Planning: - Lihat gambar!. 5. Peramalan: a. Definisikan tujuan peramalan b. Buat diagram pencar dan data yang ada. c. Dipilih paling tidak dua metode yang dapat mengakomociasikan tujuan dan mendeteksi pola data. d. Hitung parameter-parameter fungsi peramalan. e. Hitung kesalahan yang terjadi. f. Pilih metode peramalan yang terbaik, yaitu yang memiliki error kecil. g. Lakukan verifikasi untuk melihat apakah hasil peramalan te)ah memadai.
A. Master Production Schedule Suatu MPS merupakan representasi dan rencana untuk memproduksi produk. Bentuk dan MPS adalah jadwal yang berisikan informasi tentang jumlah jenis produk yang akan dibuat selama kurun waktu tertentu. Contoh : Tabel 7
1
2
Period e 3
Kursi standar
100
100
100
100
100
100
Kursi lux
20
-
30
-
40
-
Kursi taman
50
50
50
50
50
50
Produk
Periode Periode
Periode
Periode Periode
4
5
6
Jadwal seperti tersebut diatas biasanya untuk kepentingan top manager, sedangkan untuk middle manager dan lower manager perlu diubah lebih rinci. MPS bukan ramalan permintaan, tetapi suatu rencana produksi yang fisible yang memenuhi permintaan pasar. Dengan demikian MPS juga memperhatikan kapasitas atau beban, perubahan inventory, fluktuasi permintaan dan lain-lain, demikian input MPS yang terpenting adalah ramalan permintaan. B. Agregat Planning Tujuan Penggunaan secara produktif sumber daya manusia dan peralatan. AP perencanaan dilakukan pada tingkat ‘gross’ untuk mengetahui permintaan seluruh produk, yang menggunakan sumber daya yang sama dan terbatas dengan fasilitas yang ada. Misalnya : m3 kayu glondong, ton baja Prosesnya dimulai dengan membuat perencanaan global dan bentuk detailnya, sehingga diperlukan adanya faktor agregasi/konversi. Faktor ini dapat ditentukan atas dasar konversi bahan baku, jam kerja mesin, jam kerja orang.
Dimana
di
= permintaan agregat
Di
= permintaan parsial
ki
= faktor konversi.
C. Strategi Perencanaan Produksi: −
Inventory
−
Tingkat produksi
−
Tenaga kerja
−
Kapasitas.
1. Strategi Murni: Yaitu :dengan merubah tingkat inventori. Akumulasi terhadap inventori pada saat permintaan turun: -
Biaya produksi, penyimpanan, asuransi akan meningkat.
Mengurangi inventori pada saat permintaan naik: −
Pelayanan terhadap pelanggan turun.
−
Lead time menjadi lama.
−
Kehilangan pasar.
−
Masuknya kompetitor ke pasar.
a. Merubah tingkat tenaga kerja : Yaitu : dilakukan dengan menyewa atau memberhentikan tenaga kerja. Biasanya jarang dilakukan karena dapat menurunkan semangat kerja dan produktivitas kerja. Pemecahanannya adalah dengan kerja lembur. Kelemahannya : tenaga kerja baru memerlukan training dan rerata produktivitasnya rendah. b. Sub kontrak : Pada saat permintaan tinggi dapat juga dilakukan sub kontrak ke perusahaan lain. Yang perlu diperhatikan adalah terbukanya pintu kompetisi dengan perusahaan tersebut. c. Mempengaruhi permintaan pasar: Misalnya dengan memberikan diskon pada jam-jam tertentu bagi perusahaan telpon. Tujuannya untuk menyeimbangkan permintaan. 2.
Strategi Campuran : Merupakan kombinasi dari strategi-strategi tersebut di atas.
D. Metode Perencanaan Produksi: 1. Intuitif. 2. Metode Tabel dan Grafik: -
Mudah dimengerti
-
Cukup memadai untuk digunakan
-
Bersifat trial-error
Contoh: PT ABC telah mengembangkan suatu peramalan untuk sekeloompok item produk yang diproduksinya dengan pola permintaan sebagai berikut: Kwartal 1 2 3 4 5 6 7 8
Permintaan 220 170 400 600 380 200 130 300
Kumulatif 220 390 790 1390 1770 1970 2100 2400
a. Plotkan permintaan dalam bentuk histogram. Tentukan tingkat produksi yang dikehendaki untuk memenuhi rerata permintaan, kemudian plotkan peramalan rerata permintaan pada graflk tersebut. b. Plotkan kumulatif peramalan yang diminta dan bandingkan dengan rerata permintaan. Tandai saat terjadi kelebihan dan kekurangan produksi. c. Misalkan perusahaan mengestimasi, untuk kenaikan produksi diperlukan biaya $100/unit dan untuk penurunan produksi $150/unit. Biaya inventori/kwartal $50. Subkontrak dikenakan biaya $80/unit. Coba hitung iaya yang diperlukan dengan menggunakan berbagai strategi. d. Dengan data yang sama bagaimana jika digunakan strategi campuran?. 3.
Metode Pemrograman Matematis: Salah satu contohnya adalah LP modeI dengan menggunakan metode transportasi. Metode ini dapat digunakan untuk menganalisa pengaruh dari penumpukan inventori atau pemesanan ulang dengan menggunakan metode overtime atau sub kontrak. Jika Iebih banyak faktor digunakan, seperti sewa
ganti rugi atau biaya dan perubahan tingkat produksi, maka metode simplex akan Iebih fleksibel. Contoh: PT Kongkalikong memproduksi suatu produk mini-computer yang mempunyai pola permintaan musiman. Kita diminta untuk merencanakan tingkat produksi yang optimum dan tingkat inventorinya untuk periode 4 kwartal yang akan datang. Kapasitas suplai sebagai berikut: Periode
Waktu Reguler
Over Time
Sub Kontrak
1
700
250
500
2
800
250
500
3
900
250
500
4
500
250
500
Ramalan permintaan sebagai berikut: Periode
Unit
1
500
2
800
3
1700
4
900
Inventori awal
:100 unit
Inventori akhir
:150 unit
Biaya waktu reguler/unit
: $100/unit
Biaya overtime/unit
: $125/unit
Subkontrak/unit/periode
: $150/unit
Persediaan
: $20/periode