SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK VERIFIKASI KARTU MENUJU SEJAHTERA (KMS) DI KOTA YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Maike Dawinza Yonida 08.12.3406
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012
DECISSION SUPPORT SYSTEM FOR VERIFICATION OF KMS IN YOGYAKARTA CITY SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK VERIFIKASI KARTU MENUJU SEJAHTERA (KMS) Di Kota Yogyakarta Maike Dawinza Yonida Kusrini NIK. 190302106 Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta ABSTRACT
Kartu Menuju Sejahtera is a program of the City of Yogyakarta which aims to record a poor family. KMS itself serves as the identity of the families listed in it is the poor who apply once a year. With the KMS is expected to reduce the level of poverty in the city of Yogyakarta. With the support of a computerized-based system, the workings of the previous manual system can change the way work is more convenient, efficient, and effective. With the development of modern technology means better, will create a quality improvement system and created a work environment more productive. Making the Decision Support System Verification KMS aims to implement a computerized system work in Yogyakarta Dinsosnakertrans so as to improve image quality and provide for the Agency. This system can provide service and convenience to the officers in conducting the process of recording and verification process. Keywords: Decision Support System. Decision Support System KMS
1. Pendahuluan Kartu Menuju Sejahtera (KMS), adalah identitas bahwa keluarga yang tercantum didalamnya merupakan penduduk miskin yang berlaku 1 tahun sekali, dan merupakan program dari intervensi Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pendataan keluarga miskin, tetapi berbagai bantuan yang sampai di tangan rakyat tidak sesuai dengan yang diharapkan serta banyaknya parameter/indikator kemiskinan mengakibatkan kurang efektifnya program penanganan kemiskinan. Hal ini juga menjadi masalah bagi Pemerintah Kota Yogyakarta berkaitan dengan penentuan keluarga miskin yang belum optimal yaitu banyak terjadi komplain dari pihak masyarakat karena keputusan dari pemerintah yang menangani masalah penentuan keluarga miskin dalam pemberian bantuan kemiskinan masih belum sesuai dengan realita yang ada. Hasil analisa terhadap data keluarga miskin setelah verifikasi ulang yang dilakukan Dinas Sosial Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kesalahan penentuan keluarga miskin antara lain akibat kesalahan pada saat proses pendataan, kesalahan dalam proses perhitungan, dan akibat terjadinya kecurangan pada saat pendataan. Hal tersebut menjadi perhatian penting bagi Pemerintah Kota Yogyakarta untuk lebih meningkatkan ketelitian dalam proses penentuan keluarga miskin. Belajar dari kesalahan dan kesulitan dalam menentukan sasaran penerima program bantuan di masa lalu, maka diperlukan suatu alat bantu pengambil keputusan (pimpinan) untuk menetapkan sasaran yang lebih efektif dan efisien. Seiring kemajuan dunia teknologi informasi, yang meliputi perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak, ternyata membawa dampak yang multikompleks dalam berbagai segi kehidupan manusia, salah satu diantaranya adalah munculnya model pengambilan keputusan yang dikenal dengan Sistem Pendukung Keputusan (SPK), dengan SPK para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakannya dapat dilakukan dengan cara yang tepat, efektif, dan efisien. Data yang ada akan dikelola oleh sistem yang dibuat (komputerisasi), dengan pengolahan data yang terkomputerisasi diharapkan dapat menyajikan informasi yang cepat, tepat, jelas, dan terarah. Agar sistem yang akan dibangun mampu menyelesaikan masalah yang ada, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti. Sistem yang akan dibangun tidak melakukan pencatatan data untuk hasil wawancara. Sedangkan data dan laporan yang dihasilkan oleh sistem yang diusulkan antara lain input data aspek, input data parameter, input data nilai, input data nilai bobot, input data warga, input data petugas, input data wilayah, input data stratifikasi, input data anggota keluarga, input data verifikasi laporan data warga, laporan data wilayah, dan laporan hasil verifikasi.
2. Landasan Teori 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsure atau variabel- variabel yang saling terorganisasi, saling berinteraksi, dan saling bergantung sama lain. Sedangkan menurut Murdick dan Ros (1993) mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan besama. Sementara, definisi system dalam kamus Webster’s Unbriged adalah elemen-elemen yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan atau organisasi
1
2.2 Sistem Pendukung Keputusan Menurut Michael S. Scott Morton dan Gorry (1970-an) berpendapat bahwa Decision Support System (DSS) merupakan Sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah-masalah tidak terstruktur. Menurut Keen dan Scott Morton (1978) DSS memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS adalah sistem pendukung berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur.2 2.3 Basis Data Menurut George Tsu-der Chou basis data merupakan kumpulan informasi bermanfaat yang diorganisasikan ke dalam aturan yang khusus. Informasi ini adalah data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.3 2.4 ERD (Entity Relationship Diagram) Model Entity-Relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan
relasi
yang
masing-masing
dilengkapi
dengan
atribut-atribut
yang
merepresentasikan seluruh fakta dari “dunia nyata” yang ditinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). Entity Relationship Diagram (ERD) adalah diagram yang menghubungkan antar entitas di dalam penyusunan/perancangan basis data. 4 2.5 Analisis Sistem 2.5.1
Identifikasi Masalah Pada tahapan analisis sistem, analis mempunyai tugas mendefinisikan masalah
sistem, melakukan studi kelayakan, dan menganalisa kebutuhan sistem yang akan dikembangkan. Terdapat tiga pertanyaan kunci, yaitu : 1
Hanif Al Fattah, 2007 : 3 Turban, dkk 2005 : 19 3 Abdul,1999 4 Fathansyah, 2007 2
a. Apa masalah yang harus diseledaikan dengan sistem informasi? b. Apa penyebab masalah tersebut? c.
Siapa yang menjadi pengguna akhir sistem? Masalah yang dipelajari analis sistem adalah masalah yang dihadapi pengguna.
Dengan mempelajari masalah ini, maka analis berkerjasama dengan pemakai untuk mendapatkan permasalahan secara kasar. 2.5.2
5
Analisis Kelemahan Sistem Analisis kelemahan sistem menitikberatkan pada bagaimana mengidentifikasi
kelemahan yang dijumpai pada sistem lama. Untuk lebih mudah melakukannya ditawarkan cara analisis dengan kerangka PIECES. 6 2.5.3
Analisis Kebutuhan Sistem Tujuan dari fase analisis adalah memahami dengan sebenar-benarnya
kebutuhan dari sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi kebutuhan tersebut, atau memutuskan bahwa sebenarnya pengmbangan sistem baru tidak dibutuhkan. 7 2.6 Perancangan Sistem 2.6.1
Flowchart Flowchart sistem adalah metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan
masalah dengan merepresentasikan symbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan dan standar 8 Tujuan utama dari penggunaan flowchart adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol standar. Tabel 1 Simbol-simbol flowchat Nama Simbol
Gambar Simbol
Simbol Arus/Flow
Keterangan Simbol yang menyatakan jalanya arus suatu proses
Simbol Proses
Simbol proses untuk mewakili suatu proses
Simbol Dokumen
Menunjukan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik atau computer
5
Hanif Al Fattah, 2007 : 50 Hanif Al Fatta, 2007 : 62 7 Hanif Al Fatta, 2007 : 63 8 Budi Sutedjo Dharma Oetomo 2001:126 6
Simbol Kegiatan
Menunjukan proses
Manual
manual
Simbol Harddisk
Menunjukan data penyimpanan
Simbol Keybord
Menunjukan masukan data secara manual
Simbol beberapa
Menunjukan multi
tembusan dari
dokumen
satu dokumen
2.6.2
DFD DFD (Data Flow Diagram) atau DAD (Diagram Aliran Data) adalah diagram yang
digunakan untuk menggambarkan proses aliran data dan kerja dalam sebuah sistem. Dalam model ini data-data yang ada dalam dapat dalam tiap proses dapat diidentifikasikan. DFD memuat proses yang mentransformasikan data, aliran data yang menggerakkan data, objek yang memproduksi serta mengkonsumsi data, serta data store yang menjadi tempat penyimpanan data.9 Notasi-notasi yang digunakan dalam DFD (menurut Gane dan Sarson) yaitu: a. Data Flow
nama data flow
Data flow adalah notasi yang menghubungkan keluaran atau masukkan dalam sebuah proses.
nama control flow b. External Agent
External Agent
External Agent adalah orang, organisasi, atau sistem dari luar yang berinteraksi dengan sistem. External agent hanya berhubungan dengan process.
c.
Data Store Data Store
Data Store adalah kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu untuk digunakan selanjutnya. Data store hanya berhubungan dengan process
9
Adi Nugroho, 2005: hal. 106
d. Process Process adalah aktivitas yang terjadi di dalam suatu
nama process
sistem. Process dapat berhubungan dengan external agent, data store, dan process
3. Analisis 3.1 Identifikasi Masalah Pada sistem pendukung keputusan verifikasi penerima KMS, semua kriteria yang dibuat relevan dengan data-data resmi yang dikumpulkan melalui observasi ke tempat penelitian, yaitu Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transportasi data-data berupa Perwal 75/ 2008, perwal Nomor 56 Tahun 2009, Perwal Nomor 417/ KEP/ 2009 dan hasil dari diskusi melalui wawancara dengan pihak yang berwenang. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi melakukan pendataan keluarga miskin (dilaksanakan 1 tahun sekali). Keluarga miskin di Kota Yogyakarta diukur dan disimpulkan melalui Penetapan Parameter. Pada proses ini melibatkan RT/ RW/ Kelurahan /Kecamatan/ PSM. Ketua RT mengumpulkan berkas-berkas keluarga miskin didaerahnya berupa Fotocopy KTP KK, Fotocopy C1, dan formulir pendaftaran yang nantinya digunakan sebagai data. Data yang telah diterima selanjutnya akan dilakukan verifikasi (kunjungan rumah) oleh petugas atas data hasil konfirmasi. Setelah lulus verifikasi, data keluarga miskin selanjutnya diseleksi oleh petugas, mulai entri data, pengolahan, hingga output. Sistem Pendukung Keputusan memberikan penilaian dan menentukan prioritas berdasarkan parameter yang cocok dengan data berkas keluarga miskin.
No 1
Tabel 2. PARAMETER PENDATAAN KELUARGA MISKIN KOTA YOGYAKARTA ASPEK PARAMETER Pendapatan 1. Suami atau istri tidak bekerja. dan Asset 2. Pendapatan rata-rata anggota keluarga setiap bulan kurang dari Rp.200.000,-. 3. Status kepemilikan bangunan tmpat tinggal bukan milik sendiri/ kontrak/ sewa/ ngindung 4. Keluarga tidak memiliki barang selain tanah yang bernilai lebih dari Rp. 1.000.000,-. 5. Daya Listrik maksimal 450 watt dan atau tagihan listrik perbulan kurang dari Rp. 50.000,-.
BOBOT 8 12 6
5
4
2
3
Papan
Pangan
4
Sandang
5
Kesehatan
6
7
Pendidikan
Sosial
1. Luas tempat tinggal rata-rata tiap anggota keluarga kurang dari 5 meter. 2. Jenis bahan bidang dinding terluas dari tempat tinggal berupa bambu/ kayu/ bahan lain berkualitas rendah/ tembok tanpa diplester atau diplester kualitas rendah. 1. Keluarga tidak mampu memberikan makan anggota keluarga 3x setiap hari. 2. Keluarga tidak mampu membeli dan menyediakan lauk daging/ telur/ ayam/ ikan/ susu 2x seminggu. Keluarga hanya dapat membelikan pakaian baru bagi anggota keluarga maksimal 1 kali setahun. 1. Keluarga tidak mampu membayar biaya tindakan puskesmas. 2. Sumber air minum dan masak bukan dari PAM. 3. Tempat membuang air besar tidak di MCK. 1. Pendidikan Kepala Keluarga Maksimal Lulus SMP. 2. Keluarga memiliki anak atau anggota keluarga yang sedang sekolah sampai dengan tingkat SMK/SMA: - Satu anak atau anggota keluarga - Dua anak atau anggota keluarga 3. Terdapat anak usia sekolah yang DO/ tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan sampai dengan SMA Keluarga tidak mengikuti aktifitas kegiatan lingkungan sama sekali.
10 8
9
9 3
4 1 4 3
4 4 8 2
3.2 Analisis Kelemahan Sistem Dari hasil analisis sistem lama, maka dapat diuraikan kelemahan dari sistem lama dalam memilih penerima KMS, yaitu sebagai berikut : 1.
Tidak ada sistem khusus yang memanfaatkan teknologi informasi guna membantu Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta dalam pengambilan keputusan untuk memilih calon penerima KMS.
2.
Rekomendasi jumlah warga miskin yang direkomendasikan oleh masing-masing daerah sangat banyak, sehingga pihak instansi yang menyeleksi sangat kwalahan dengan jumlah petugas yang minim.
3.
Kriteria (Parameter) yang ditetapkan sebagai syarat calon penerima KMS sangat banyak, ada 7 aspek dengan 17 parameter.
3.3 Analisis PIECES 3.3.1
Analisis Kinerja (Performance) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana standar kinerja dapat diukur
dengan jumlah produksi (produtivitas) dan waktu tanggap (respon time) dari sistem. a. Petugas yang seringkali terjadi kesalahan saat menginputkan data, sehingga memperpanjang waktu tanggap. b. Adanya perubahan bobot nilai yang menyebabkan petugas harus mengubah dan melakukan perhitungan ulang dengan mengubah bobot nilai masing-masing kriterria. Hal tersebut akan memperlambat kinerja proses. 3.3.2
Analisis Informasi (Information) Sistem
Dinsosnakertrans
yang
masih
menggunakan
sistem
manual
menggunakan MS.Exel. Situasi yang membutuhkan peningkatan informasi dari hasil analisis antara lain: a.
Pencatatan data warga dan proses sleksi yang masih manual menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan informasi menjadi lebih banyak sehingga sering terlambat.
b.
Informasi akan tidak akurat apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan.
c.
Laporan yang dihasilkan masih belum sesuai dengan kebutuhan.
3.3.3
Analisis Ekonomi (Economic) Dalam analisis ekonomi ini membahas mengenai biaya dan keuntungan.
Tinjauan analisis ekonomis atau tidak ekonomisnya sistem yang ada merujuk pada jumlah sumber daya yang digunakan terhadap peningkatan manfaat dan keuntungan yang diperoleh atau penurunan keuntungan yang diperoleh atau akibat biaya yang digunakan. Hasil analisis nya sebagai berikut: a. Penggunaan kertas, tinta dan alat tulis lainya dan tempat penyimpanan untuk menyimpan dokumen tidak sedikit karena banyaknya data yang diinputkan atau diproses, dan apabila terjadi kesalahan akan menambah biaya. b. Serta apabila petugas ingin mendapatkan aplikasi yang baru dan lebih mudah penggunaannya maka harus membeli perangkat lunak yang harganya cukup mahal. c.
Setiap pekerjaan dilakukan di komputer yang terpisah. Maka sistem tidak layak dioperasikan.
3.3.4
Analisis Keamanan (Control) Pengendalian atau kontrol dalam sebuah sistem sangat diperlukan untuk
menghindari kesalahan sistem serta untuk menjamin keamanan data dan informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya control maka tugas atau kinerja yang mengalami kendala dapat diperbaiki. Adapun hal-hal yang perlu di perbaiki dari hasil analisis antara lain:
a.
Keamanan aplikasi sistem yang lama belum begitu diperhatikan sehingga bisa dilihat pihak lain.
b.
Pada sistem yang lama ini pengendalian mengenai keamanan data serta pemantauan data untuk meningkatkan kinerja sistem sulit dijalankan. Misalnya: apabila laporan pencatatan hilang karena tidak ada sistem keamanan serta mudah rusak yang mengakibatkan pencarian data terganggu. Sehingga mengakibatkan penyajian informasi kepada pimpinan menjadi terhambat.
3.3.5
Analisis Efisiensi (Effiency) Efisiensi juga berkaitan dengan bagaimana sebuah sistem tidak melakukan tugas
secara berlebihan. Berikut adalah hasil analisis yang mengatakan ketidak efisiensi sistem yang lama: a. Sumber daya (pekerjaan) yang dipakai lebih banyak karena masih melakukan dokumentasi dan pekerjaan lain seperti pembuatan laporan yang masih manual akan menyebabkan terjadinya pemborosan waktu, tenaga kerja, dan peralatan berupa kertas, terlebih jika terjadi kesalahan pada pembuatan laporan. b. Pada Dinsosnakertrans hanya memiliki 1 orang petugas saja, hal ini dapat menambah ketidak efisien kinerja. Dan apabila berhalangan hadir maka proses verifkasi KMS akan terlambat, karena tidak ada pengganti yang dapat mengurusi pekerjaan tersebut. 3.3.6
Analisis Layanan (Sevices) Layanan adalah system yang mencakup pelayanan yang diberikan oleh system
pada beberapa elemen, baik elemen yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Elemen yang terlibat langsung dalam hal ini adalah petugas yang mengoperasikan system tersebut, sedangkan elemen yang tidak langsung adalah karyawan dan pihakphak lain yang membutuhkan. Berikut adalah hasil analisisnya: a.
Pada sistem lama terjadi keterlambatan pelayanan karena proses pencatata data masih dilakukan secara manual. Sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
b.
Penyerahan data dan pembuatan laporan sangat berkaitan satu sama lain, jadi apabila penyerahan data terlambat maka ank mempengaruhi pembuatan laporan dan akan terjadi antrian atau penumpukan data yang menunggu diproses.
3.4 Analisis Kebutuhan Sistem 3.4.1
Kebutuhan Fungsional
a. Sistem harus dapat melakukan entri data warga : 1. Pengguna bisa memasukkan data warga dengan memasukkan No.Reg.KM, Nama KK, Alamat, dan lain-lain. 2. Pengguna bisa menambahkan data warga baru yang akan diverifikasi.
3. Pengguna bisa mencari data warga berdasarkan Nama. 4. Pengguna dapat mengubah Nama KK dan lain-lain yang berhubungan dengan data warga. 5. Pengguna dapat menghapus beberapa data warga yang sudah tidak terdata lagi menjadi keluarga miskin. 6. Pengguna dapat menyimpan data warga di database. b. Sistem harus dapat melakukan entri data parameter 1. Pengguna (user) dapat mengubah nama parameter dan yang berhubungan dengan parameter. 2. Pengguna (user) dapat menyimpan parameter. c.
Sistem harus dapat melakukan entri data aspek 1. Pengguna (user) dapat mengubah nama aspek dan yang berhubungan dengan aspek. 2. Pengguna (user) dapat menyimpan aspek.
d. Sistem harus dapat melakukan entri nilai 1. Pengguna(user) dapat memasukkan nilai parameter baru dengan memasukkan kode nilai parameter, nama nilai parameter. 2. Pengguna (user) dapat mengubah nilai parameter dan yang berhubungan dengan nilai parameter. 3. Pengguna (user) dapat menghapus nilai parameter yang sudah tidak dipakai. 4. Pengguna (user) dapat menyimpan nilai parameter . e. Sistem harus dapat melakukan entri nilai bobot 1. Pengguna(user) dapat memasukkan nilai bobot baru dengan memasukkan kode parameter, kode aspek, nilai, dan bobot. 2. Pengguna (user) dapat mengubah nilai bobot dan yang berhubungan dengan nilai bobot. 3. Pengguna (user) dapat menghapus nilai bobot yang sudah tidak dipakai. 4. Pengguna (user) dapat menyimpan nilai bobot . f.
Sistem harus dapat melakukan proses verifikasi (seleksi) 1. Pengguna menampilkan kode warga yang akan diseleksi. 2. Pengguna dapat memilih nilai sesuai dengan data warga. 3. Pengguna dapat mengetahui total nilai warga yang telah diseleksi.
g. Sistem dapat melakukan pencatatan laporan 1. Sistem dapat mencetak laporan hasil verifikasi (seleksi), berdasarkan NIK, tahun, stratifikasi, wilayah atau keseluruhan. 2. Sistem dapat mencetak laporan Data Warga. 3. Sistem dapat mencetak laporan Wilayah.
3.4.2
Kebutuhan Nonfungsional
1.
Operasional a. Spesifikasi Perangkat Keras : Intel Pentium dual-core processor T4200(2.0 GHz) RAM 1 GB VGA minimal 64 MB Hardisk Dengan Kapasistas 250 GB Monitor 14,1” WXGA Acer CrystalBriteTM LCD” Keyboard Mouse PS2 Printer b. Spesifikasi Perangkat Lunak : Digunakan pada sistem operasi Microsoft Windows XP.
2.
Sekuriti Sistem aplikasinya maupun databasenya dilengkapi dengan password. Sehingga
hanya pengguna yang terkait yang bisa memakai aplikasi ini. 3.
Informasi a.
Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang dimasukkan oleh pengguna salah.
b. Digunakan untuk menampilkan prosedur entri data baru. 3.5 Perancangan Sistem 3.5.1
Data Flow Diagram (DFD)
Gambar 1. DFD Level 0 SPK Verifikasi Penerima KMS
3.5.2
Relasi Antar Tabel
Gambar 2. Relasi Antar Tabel SPK Verifikasi Penerima KMS 4. Kesimpulan a. Permasalahan operasional yang ada pada Dinsosnakertrans ini terletak pada proses pencatatan data dan pembuatan laporan. b. Berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan pengguna, Dinsosnakertrans membutuhkan sebuah sistem yang mampu mendukung dan menangani kegiatan operasional, yang meliputi pencatatan data, proses verifikasi yang cepat dan pembuatan laporan yang akurat. c.
Penelitian dan studi kasus yang dilakukan atas Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta menghasilkan beberapa analisis, seperti analisis kelemahan sistem, analisis kebutuhan sistem, dan analisis kelayakan sistem. Hasil analisis ini digunakan untuk merancang sistem baru sehingga sesuai kebutuhan pengguna.
d. Perancangan dan pengimplementasian sistem dilakukan dengan cara membuat desain proses, desain basis data, dan perancangan tampilan. Hasil desain ini diterapkan ke dalam DBMS dengan membuat tabel. Kemudian mengembangkan aplikasi berbasis desktop dengan menggunakan Visual Basic 6.0 yang tersambung dengan DBMS. Hasil keluaran dari aplikasi ini adalah laporan data dan kartu KMS. e. Uji coba dilakukan dengan metode white-box dan metode black-box. Konversi sistem dilakukan dengan metode paralel. Artinya, sistem lama dan baru dijalankan secara bersamaan selama masa uji.
Daftar Pustaka Arief, Rudyanto, Muhammad. 2005. Pemrograman Basis Data Menggunakan TransactSQL dengan Microsoft SQL Server 2000, Penerbit Andi, Yogyakarta Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta :Penerbit C.V ANDI OFFSET Budi Sutedjo, Dharma Oetomo, Perencanaan dan Pembangunan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002 Fathansyah. 2007. Basis Data I, Yogyakarta : Penerbit Andi Kadir, Abdul. 1999. Basis data. Yogyakarta : Penerbit ANDI Turban, dkk. 2005. Decission Support Systems and Intelligent Systems, Jilid 2, Yogyakarta : Penerbit C.V ANDI OFFSET Waliyanto. 2000. Sistem Basis Data Analisis dan Pemodelan Data. Yogyakarta: J&J. Learning