SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA(SMK3) PADA PT.PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM KIJANG
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
SYAMSUDIN LANGO KUKUN NIM : 110563201101
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015
ABSTRAK
SYAMSUDIN LANGO KUKUN AGUS HENDRAYADY RAMADHANI SETIAWAN Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH,
[email protected]
Pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Kijang. Menurut Ramli (2010:46) mengatakan bahwa SMK3 merupakan konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensif dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan. tujuan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah asset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja. Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tesebut. Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan menjalankan SMK3 adalah biaya premi asuransi. Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan No. 1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja, dituliskan setiap aktivitas pekerjaan yang memiliki potensi bahaya dan resiko harus dan wajib untuk menjalankan SMK3 di dalamnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian deskriktif pendekatan kualitatif. Penelitian ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai SMK3 Pada PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM Kijang. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM Kijang telah menerapkan SMK3 berdasarkan SOP yang ada, dan telah mampu meraih dan mempertahankan zero accident selama 3 tahun terakhir.
Kata Kunci: Sistem, Manajemen, Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 1
ABSTRACT
SYAMSUDIN LANGO KUKUN AGUS HENDRAYADY RAMADHANI SETIAWAN Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT On This research aims to determine how the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) PT. Pertamina (Persero) Fuel Terminal Kijang. According to Ramli (2010: 46) says that SMK3 K3 is the management concept systematically and comprehensively in a unified management system through the process of planning, implementation, measurement and monitoring. the purpose of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) is to provide protection to workers. However, the worker is a company asset that should be preserved and maintained safety. The biggest positive influences that can be achieved is to reduce the number of work accidents. By implementing this system, we can prevent accidents, damage or illness caused by work. Thus we do not need to spend costs incurred as a result of the incident proficiency level. One of the costs can be reduced by running SMK3 is the cost of insurance premiums. In accordance with Legislation No. 1 of 1970 concerning safety, any written work activities that have the potential dangers and risks and should be mandatory to run SMK3 in it. This type of research used in this study is a qualitative research approach deskriktif. This research is to obtain a clear picture of SMK3 In PT.Pertamina (Persero) Fuel Terminal Kijang. From this research it can be concluded that in PT.Pertamina (Persero) Fuel Terminal Kijang has implemented SMK3 based on existing SOPs, and has been able to achieve and maintain a zero accident during the last 3 years.
Keywords: Systems, Management, Occupational Health and Safety.
2
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA(SMK3) PADA PT.PERTAMINA (PERSERO) TERMINAL BBM KIJANG
dari
PENDAHULUAN
rencana
ditetapkan I.I Latar Belakang
organisasi
dan
yang
ditentukan
telah
agar
dapat
tercapainya suatu tingkat hasil organisasi
Perilaku organisasi yang dilakukan
yang efektif maupun efisien, sebagaimana
oleh setiap para pelaku organisasi yang
yang dikemukakan oleh Siagian dalam
dalam hal ini manusia, yang selanjutnya
Alfiandri (2008;2) dalam teori organisasinya
merupakan
bahwa:
setiap
faktor inti dari berkumpulnya
manusia
guna
saling
untuk “Organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.”
berinteraksi dalam satu komunitas, wadah atau institusi tertentu yang pada akhirnya membawa
individu
kedalam
tatanan
organisasi dalam membina dan membentuk kemampuan,
kepercayaan
pribadi,
mengharapkan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Organisasi yang juga merupakan
Sebagaimana
yang
bersama
bahwa
telah
kita
suatu lingkungan bagi individu mempunyai
ketahui
karakteristik,
yang
merupakan suatu wadah dan alat untuk
dikemukakan oleh Toha dalam Alfiandri
berproses dalam mencapai tujuan individu
(2008;1) yaitu ia mengatakan bahwa adapun
maupun
karakteristik
organisasi
antaranya
sebagaimana
yang
dipunyai
adalah
organisasi
keteraturan
tujuan inilah
melaksanakan
yang
organisasi
kelompok. setiap
proses
Didalam
individu
kerjasama
juga untuk
hierarki,
mencapai suatu tujuan tertentu, namun
pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang
demikian berbagai macam bentuk hambatan
dan tangggung jawab, sistem penggajian
pasti akan ditemui dan merupakan suatu
(reward system), sistem pengendalian dan
masalah yang dihadapi oleh manusia itu.
lain sebagainya.
Karena itulah dalam setiap usaha kerjasama
diwujudkan
dalam
susunan
diperlukan Sebagai
suatu
wadah
seorang
pemimpin
untuk
maka
mengomandoi demi pencapaian suatu tujuan
organisasi akan selalu melakukan aktivitas-
yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh
aktivitas yang bertujuan mencapai tujuan
organisasi tersebut.
3
Tujuan
utama
dibentuknya
meningkatkan
produktivitas.
organisasi keselamatan kerja ialah untuk
(Jamaludin,2011;
mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat
wordpress.com /2011/05/05/ langkah- tepat-
dan
implementasi-sistem-
kematian
akibat
kerja,
dengan
lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman
https://
budayak3.
manajemen-k3
-di-
perusahaan/).
dan nyaman. Organisasi bisa dibentuk di
Sistem Manajemen Keselamatan
tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh
dan
kelompok atau serikat pekerja. Di Amerika,
memberi
organisasi keselamatan kerja bagi pekerja
sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya
swasta
dibentuk
Kesehatan
Kerja
perlindungan
(SMK3)
adalah
kepada
pekerja
dibawah
OSHA
yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja.
and
Healthy
Salah satu biaya yang dapat dikurangi
Administration) OSHA membuat peraturan
dengan menjalankan SMK3 adalah biaya
yang berkaitan dengan keselamatan dan
premi asuransi. (Simanjuntak,2013; http://
kesehatan kerja. Organisasi ini terdiri dari 4
digilib.its.ac.id/ public/ITS-Undergraduate-
bagian:
14893- presentationpdf.pdf).
(Occupational
Safety
Bagian
Perencanaan,
Operasi,
Logistik dan bagian keuangan. Personal
Sesuai
dengan
Peraturan
organisasi bisa terdiri dari pemerintah,
Perundang-undangan No. 1 tahun 1970
kepolisian, dokter, psikolog, tenaga ahli
mengenai
teknik, ahli jiwa, dan sebagainya. Di
setiap aktivitas pekerjaan yang memiliki
Indonesia,
yang
potensi bahaya dan resiko harus dan wajib
menangani masalah keselamatan kerja di
untuk menjalankan SMK3 di dalamnya.
tingkat pusat dibentuk di bawah Direktorat
Undang-Undang nomor 23 tahun 1992
Pembinaan
dan
tentang Kesehatan menjelaskan bahwa setiap
(Siregar,2012;
tempat kerja harus melaksanakan upaya
organisasi
Kesehatan
Norma Kerja.
pemerintah
Keselamatan
keselamatan
kerja,
dituliskan
https://roysarimilda.wordpress.com/tag/orga
keselamatan dan kesehatan kerja, agar tidak
nisasi-kerja/).
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja,
SMK3 sering dianggap sebagai
keluarga,
masyarakat
dan
lingkungan
penghambat proses produksi, dan dianggap
disekitarnya. Secara normatif sebagaimana
sebagai program penuh dengan cost atau
terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1,
biaya. Kebanyakan dari perusahaan yang
Sistem
berpikiran seperti itu, tidak memahami
Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari
SMK3 yang sebenarnya itu sangat mudah
sistem
dilaksanakan. SMK3 itu tidak memakan cost
meliputi struktur organisasi, perencanaan,
atau biaya. SMK3 itu sebagai bentuk
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur,
perlindungan
dalam
proses dan sumber daya yang dibutuhkan
menjalankan pekerjaan sehingga karyawan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
akan tenang dalam bekerja, dan mampu
pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
bagi
karyawan
4
Manajemen
manajemen
Keselamatan
keseluruhan
dan
yang
keselamatan dan kesehatan kerja dalam
alat-alat dan media sosialisasi sangat
rangka pengendalian resiko yang berkaitan
minim.
dengan kegiatan kerja guna terciptanya
c.
Bantuan dari manajemen pusat dan
tempat kerja yang aman, efisien dan
cabang.
produktif
Penyuluhan atau seminar peningkatan
(Belang,2013;
http://raiarsa.blogspot.com/2013/01/smk3-
kepedulian
dan-p2k3.html).
alat bantu sosialisasi.
Pada penelitian ini ada beberapa fenomena
(awareness),
pengadaan
Berdasarkan latar belakang dinamika yang
pelaksanaan
SMK3
pada
terjadi pada saat ini, maka penulis tertarik
(Persero)
Terminal
BBM
untuk melakukan penelitian dengan judul
PT.Pertamina Kijang:
“Sistem Manajemen Keselamatan dan
a.
Kesehatan
Pelaksanaan SMK3. PT.Pertamina
(Persero)
Terminal
satunya
di
daerah
Kijang 1.2 Perumusan Masalah
perusahan yang memasok BBM untuk kebutuhan
Pada
Kijang”.
Kabupaten Bintan, yang merupakan
memenuhi
(SMK3)
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
Bahan Bakar Minyak yang terletak salah
Kerja
Mengacu
pada
uraian
latar
masyarakat
belakang di atas, maka perumusan masalah
khususnya di Bintan dan sekitarnya
yang disampaikan dalam penelitian ini
sehingga
adalah :
sangat
diharapkan
dapat
memberikan pelayanan yang baik dan
“Bagaimanakah
dapat
ke
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
pelosok-pelosok desa untuk memenuhi
Pada PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
kebutuhan masyarakat. Namun dengan
Kijang? ”
memasok
BBM
hingga
Sistem
Manajemen
demikian, seperti yang kita ketahui 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
bersama bahwa dilingkungan kerja
Berdasarkan
perusahan PT.Pertamina sangat rawan
masalah
dengan bahaya kebakaran dan bahaya
diatas, maka tujuan dari penelitian ini
kerja lainnyasehingga dapat merugikan
adalah:
pihak
1.
perusahaan,
lingkungan
b.
rumusan
sekitar
karyawan
dan
perusahaan
itu
Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah
sendiri.
untuk :
Masalah yang dihadapi.
“Untuk mengetahui Sistem Manajemen
Sistem tersebut dilihat sebagai sebuah
Keselamatan
momok, karena ketidaktahuan yang
(SMK3) Pada PT.Pertamina (Persero)
besar dalam membentuk sebuah SMK3
Terminal BBM Kijang”. 2.
di perusahaan. Awareness (kepedulian),
5
dan
KegunaanPenelitian
Kesehatan
Kerja
Bagi pengembangan ilmu, penelitian ini
yang saling berhubungan, bekerja sama
diharapkan dapat :
untuk mencapai tujuan bersama dengan
1.
Menambah pengetahuan tentang
menerima input serta menghasilkan output
Sistem Manajemen Keselamatan
dalam transformasi yang teratur. Sedangkan
dan
(SMK3),
menurut Manama Sistem adalah sebuah
sehingga dapat menjadi referensi
struktur konseptual yang tersusun dari
bagi
melakukan
fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang
penelitian sejenis atau penelitian
bekerja sebagai suatu kesatuan organik
lanjut di kemudian hari.
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan
Kesehatan
Kerja
peneliti
yang
secara 2.
Menjelaskan bagaimana seharusnya
Kesehatan
Kerja
dan
efisien.
(Dalam
Sasrawan,2014;
Sistem Manajemen Keselamatan dan
efektif
http://hedisasrawan.blogspot.com/2014/01/2
(SMK3)
5-pengertian-sistem-menurut-para-
dengan baik.
ahli.html).
Bagi aspek gunalaksananya, penelitian ini diharapkan dapat : 1.
Mengidentifikasi
1.4.2 kelemahan
Sistem Menurut Ogawa Manajemen adalah
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
Pada
Perencanaan,
PT.Pertamina
Memberikan terhadap
sumbangan
usaha
memperbaiki Keselamatan
–
Sistem dan
oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu
untuk
telah menetapkan sasaran-sasaran untuk
Manajemen
Kesehatan
dan
sistem pembuatan barang yang dilakukan
pikiran
usaha
Pengimplementasian
Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk
(Persero) Terminal BBM Kijang. 2.
Manajemen
kerja yang dapat disempurnakan sesuai
Kerja
dengan kondisi lingkungan yang berubah.
(SMK3) Pada PT.Pertamina (Persero)
Sedangkan menurut Stoner
Terminal BBM Kijang.
mengatakan
bahwa Manajemen adalah suatu proses
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan
perencanaan,
dapat :
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari
1.
Menambah wawasan.
2.
Mengembangkan dan mempraktekkan
anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk
teori-teori yang selama ini didapat saat
mencapai tujuan organisasi yang telah
perkuliahan pada jenjang strata 1 (satu).
ditetapkan sebelumnya. (Dalam Lokas,2013; 1.4 KonsepTeori
http://www.slideshare.net/ChristianYLokas/
1.4.1
30-definisi-manajemen-menurut-para-ahli-
Sistem
27861205). Menurut
O’brien
mengatakan
Menurut
bahwa Sistem adalah sekelompok komponen
mengatakan
6
bahwa,
Gaol
(2014:38)
manajemen
adalah
proses kerja sama antara dua orang atau
melalui
lebih dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
pengendalian dan peningkatan kinerja dalam
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menurut
kerangka
Mathis
perusahaan.
dan
Jackson
(2006:67)
perencanaan,
master
implementasi,
improvement
Story
mengemukakan bahwa, manajemen yang 1.4.3
efektif menentukan arah yang harus dituju
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja (K3)
organisasi, bagaimana cara untuk menuju kesana, dan kemudian mengadakan evaluasi
Menurut
Gaol
(2014:771)
secara rutin untuk melihat apakah organisasi
mengatakan
telah berada di jalur yang benar.
keselamatan dan kesehatan kerja akan
Sementara (1999:272) tahapan
itu
mengatakan
kunci
dari
Sofo
membantu untuk memelihara kondisi fisik
bahwa,
empat
karyawan, sementara program pelayanan
manajemen
karyawan akan membantu memelihara sikap
proses
para karyawan.
bersifat siklus, dimana manajer dan pekerja
K3 dibagi menjadi 2 pengertian,
bekerja sama pada seluruh tahapan. Empat
yaitu:
tahapan
tersebut
adalah,
a.
kinerja,
pelatihan
dan
dan
perencanaan balik,
Suatu pemikiran atau upaya untuk
pengembangan
serta
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga
Tantangan-tantangan organisasional problem
internal
perusahaan.bentuk-bentuk
kerja pada khususnya dan masyarakat
bagi
pada umumnya terhadap hasil karya
tantangan
dan budayanya menuju masyarakat adil
organisasional yang sangat kental dengan
dan makmur.
perubahan lingkungan eksternal antara lain kebutuhan
Secara Filosofis
umpan
penghargaan.
merupakan
program-program
menurut
kinerja secara umum proses manajemen
pengkajian
bahwa,
mempertahankan
Secara Keilmuan
atau
Ilmu pengetahuan dan penerapannya
memperkuat posisi persaingan, problem
dalam usaha mencegah kemungkinan
dowsizing,
terjadinya kecelakaan dan penyakit
budaya
untuk
b.
restrukturisasi,
organisasi
yang
penciptaan inovatif
dan
akibat kerja.
fleksibelitas. Selain daripada itu, menurut
Tujuan dari K3:
Gaspersz (2007:29) mengatakan bahwa, akar
1.
penyebab kegagalan implementasi sistem-
Melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan dari tenaga kerja.
sistem manajemen kinerja pada perusahaan-
2.
Meningkatkan efisiensi kerja.
perusahaan di Indonesia adalah karena
3.
Mencegah terjadinya kecelakaan dan
kelemahan dalam pendekatan manajemen yang
tidak
peningkatan
atau kinerja
belum secara
penyakit akibat kerja.
melakukan
Undang-undang yang mengatur K3:
sistematik
7
a.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
individu maupun organisasi”. Sedangkan
tentang Keselamatan Kerja
pendapat
Undang-Undang ini mengatur dengan
(2007:13),
memperluas
jelas
menekan
kegunaan
tentang
tempat
b.
c.
kewajiban
kerja
dan
pimpinan
pekerja
dalam
Hedvard
dalam
Sedarmayanti
konsep
dengan
komitmen
dan
mutualitas, yaitu model manajemen sumber
melaksanakan keselamatan kerja.
daya manusia yang baru disusun oleh
Undang-undang nomor 23 tahun 1992
kebijakan yang mempromosikan mutualitas
tentang Kesehatan.
tujuan
Undangbahwa
Undang secara
ini
menyatakan
khusus
perusahaan
bersama,
pengaruh
bersama,
penghargaan bersama, imbalan bersama dan tanggung jawab bersama.
berkewajiban memeriksakan kesehatan Menurut
badan, kondisi mental dan kemampuan
Daya Manusia merupakan bagian dari
akan dipindahkan ke tempat kerja baru,
manajemen
sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang kepada
pekerja,
Ketenagakerjaan.
sumber daya manusia menurut Martoyo (2007:12) dapat dirinci menjadi 4 (empat)
Undang-
tujuan utama yaitu, tujuan organisasional,
Undang ini mengatur mengenai segala hal
yang
berhubungan
tujuan fungsional, tujuan sosial dan tujuan
dengan
personal. Manajemen Sumber Daya Manusia
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja,
(MSDM) yang strategis hubungan MSDM
jam kerja, hak maternal, cuti sampai
dengan sasaran dan tujuan strategis untuk
dengan keselamatan dan kesehatan
meningkatkan
kerja. (Borneo,2014 ; http://mguntur borneo.
blogspot.com
membantu
Manajemen
1.4.5
Sumber
adalah
untuk
dan
seleksi,
mencapai
Ramli
bahwa,
SMK3
(2010:50) merupakan
konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan
penarikan
komprehensif
pengembangan,
manajemen
pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia
inovasi
Sistem Manajemen Keselamatan
mengatakan
mengatakan bahwa, manajemen sumber
(rekruitmen),
pengembangan
Menurut
Menurut Notoatmodjo (2003:117)
manusia
dan
dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Daya Manusia
daya
bisnis
fleksibelitas.
undang.html). Konsep
prestasi
mengembangkan budaya organisasi yang
/2014/01/
pengertian-tujuan-dan-undang-
1.4.4
yang
manusia. Sedangkan tujuan dari manajemen
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
keorganisasian
memfokuskan diri pada unsur sumber daya
serta
pemeriksaan kesehatan secara berkala. d.
(2001:3)
mengatakan bahwa Manajemen Sumber
fisik pekerja yang baru maupun yang
diberikan
Umar
tujuan-tujuan
8
dalam yang
utuh
suatu
sistem
melalui
proses
perencanaan, penerapan, pengukuran dan
mengembangkan
pengawasan. SMK3 terdiri atas 2
dan
mekanisme
yang Prinsip standar
SMK3
OHSAS
OHSAS
sesuai
dengan
18001:2008.
Standar
18001:2008
didasarkan
d.
kesehatan
memantau,
dan
kinerja dan
kesehatan
kerja serta melakukan tindakan
SMK3 organisasi. Do melaksanakan proses
perbaikan dan pencegahan.
Check berupa memantau dan mengukur
e.
kegiatan proses terhadap kebijakan, sasaran,
Meninjau secara teratur dan meningkatkan
dan
pelaksanaan
sistem manajemen keselamatan
persyaratan SMK3 lainnya serta melaporkan
dan kesehatan kerja secara
hasilnya. Act yakni mengambil tindakan
berkesinambungan
untuk perbaikan kinerja SMK3 secara Susihono
Mengukur,
keselamatan
mencapai hasil sesuai dengan kebijakan
(Dalam
dan
mengevaluasi
sasaran dan proses yang diperlukan untuk
berkelanjutan.
sasaran,
kerja.
Check-Act (PDCA). Plan berupa penetapan
perundang-undangan
mencapai
tujuan,
keselamatan
metodologi yang dikenal sebagai Plan-Do-
peraturan
pendukung
diperlukan
kebijakan,
pada
kemampuan
dengan
tujuan meningkatkan kinerja
dan
keselamatan
Rini,2013:214).
dan
kesehatan
kerja”. Menurut
Menurut Sedarmayanti (dalam Nur
Widodo
2012:20) mengatakan, dalam penerapan
mengatakan
Sistem
dan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
wajib
Kerja yang terintegrasi ini, sudah merupakan
Manajemen
Kesehatan
Keselamatan
Kerja,
organisasi
Menetapkan keselamatan
dan
memiliki
Sistem
suatu keharusan untuk sebuah perusahaan
melaksanakan ketentuan sebagai berikut: “a.
bahwa,
(2015:248)
kebijakan
dan telah menjadi peraturan terutama pada
kesehatan
proyek kontruksi.
kerja dan menjamin komitmen terhadap
penerapan
1.5 Konsep Operasional
sistem
manajemen keselamatan dan
Sistem Manajemen Kesehatan dan
kesehatan kerja. b.
Merencanakan
Keselamatan Kerja (SMK3) merupakan pemenuhan
instrumen
kebijakan tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan
perusahaan,
dan
masyarakat
kesehatan kerja. c.
Menerapkan keselamatan
memproteksi
lingkungan sekitar
dari
pekerja,
hidup, bahaya
dan akibat
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut kebijakan
dan
yang
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
kesehatan
oleh
kerja secara efektif dengan
perusahaan.
SMK3
bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan
9
resiko
kecelakaan
kerja
akibat
(zero
Sasaran khusus: Mengurangi jumlah cedera
accident). Penerapan konsep ini tidak boleh
akibat
dianggap
sebesar 50% dari data cidera tahun lalu.
sebagai
upaya
pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
melainkan
harus
manual
di
gudang
Beberapa indikator SMK3 yang
yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,
penanganan
dapat digunakan yaitu:
dianggap
1.
Dimensi Negatif
sebagai bentuk investasi jangka panjang
Indikatornya adalah:
yang memberi keuntungan yang berlimpah
a.
Kecelakaan kerja
pada masa
b.
Kasus penyakit akibat kerja
c.
Laporan pelanggaran SMK3
d.
Ketidaksesuaian pelaksanaan
Dalam sasaran
menetapkan
SMK3
tujuan
perusahaan
dan harus
SMK3
menggunakan indikator kinerja yang dapat
2.
diukur sebagai dasar penilaian kinerja
Dimensi Positif Indikatornya adalah:
SMK3 yang sekaligus merupakan informasi
a.
mengenai keberhasilan pencapaian SMK3.
kerja.
Dengan adanya indikator kinerja maka akan dihasilkan suatu sasaran SMK3 yang khusus, dimana
sasaran tersebut
dapat
jangka
waktu
Pelatihan yang terlaksana.
c.
Penyelesaian
tindakan
pengendalian risiko. d.
pencapaiannya.
Hasil pengukuran lingkungan kerja.
Misalnya : Tujuan : SMK3 Sasaran
b.
diukur,
dicapai, sesuai dengan kenyataannya sertam emiliki
Penyelesaian suatu program
: SMK3 secara penuh dalam
e.
Pemakaian alat pelindung diri.
f.
Alat SMK3 yang tersedia.
g.
Tingkat kepuasan karyawan
waktu enam bulan Indikator: % unit kerja
akan
yang memenuhi kriteria
pelaksanaan
SMK3.(Firmanto,2013;
Sasaran khusus: Seluruh unit kerja dalam
http://k3lengkap.blogspot.com
perusahaan memenuhi seluruh kriteria audit
/2013/01/indikator-kinerja-
SMK3 dalam waktu 6 bulan.
smk3-perusahaan.html).
Tujuan : Mengurangi cidera akibat penanganan man ual di gudang
1.6 Metode Penelitian
Sasaran
1.6.1
Jenis Penelitian
: Pengurangan cedera sebesar 50% dari data tahun lalu Indikator
Jenis penelitian yang digunakan : % jumlah
peneliti
cedera akibat penanganan manual
adalah
Pendekatan peneliti
10
penelitian
penelitian
adalah
deskriktif.
yang
digunakan
pendekatan
kualitatif.
Penelitian ini untuk memperoleh gambaran
dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif
yang jelas mengenai Sistem Manajemen
bukan dinamakan responden, tetapi sebagai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
nara sumber, atau partisipan, informan,
PT.Pertamina
teman dan guru dalam penelitian. Sampel
(Persero)
Terminal
BBM
dalam penelitian kualitatif, juga bukan
Kijang.
disebut sampel statistik, 1.6.2
Lokasi Penelitian Lokasi
PT.Pertamina Kijang.
teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif
penelitian (Persero)
Alasan
tetapi sampel
ini
pada
Terminal
BBM
penulis
adalah untuk menghasilkan teori. 1.6.4
Jenis dan Sumber Data
mengambil Untuk
penelitian disini adalah:
memperoleh
data
yang
diperlukan maka dalam penelitian ini penulis a.
Lokasi
Kantor
PT.Pertamina
menggunakan teknik sebagai berikut:
(Persero) Terminal BBM Kijang, yang
merupakan
salah
satu
a.
Data Primer
perusahaan pemasok bahan bakar Data yang diperoleh langsung dari
minyak yang rawan dengan bahaya
subjek penelitian yang mengenakan alat
kebakaran dan kecelakaan kerja, hal ini
tentu
akan
ukur atau pengambilan data langsung pada
menimbulkan
subjek sebagai sumber informasi yang dicari
permasalahan bagi seluruh pegawai dan
juga
berdampak
yaitu studi lapangan. Biasanya berupa
pada
pengumpulan data yang diperoleh melalui
lingkungan sekitarnya. b.
Sepanjang
penelitian dengan turun ke lokasi penelitian
pengetahuan peneliti,
untuk mencari fakta yang berkaitan dengan
belum pernah dilakukan penelitian
masalah yang diteliti.
terhadap permasalahan yang sama dengan yang dibuat peneliti ini.
1.6.3
b.
Data Skunder Data yang diperoleh dari pihak lain
Informan
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari Menurut dalam
Sugiyono
penelitian
(2013:216) tidak
Biasanya berupa teknik pengumpulan data
menggunakan populasi, karena penelitian
atau informasi yang menyangkut masalah
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang
yang
ada pada situasi sosial tertentu dan hasil
menelaah buku, surat kabar atau bentuk-
kajiannya
bentuk tulisan lainnya yang ada relefansinya
tidak
akan
kualitatif
subjek penelitiannya yaitu studi ke pustaka.
diberlakukan
ke
populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain
diteliti
dengan
mempelajari
dengan masalah yang diteliti.
pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang
11
dari
1.6.5
a.
Teknik dan Alat Pengumpulan
dalam Sugiyono (2003:246), mengemukakan
Data
bahwa “ aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
Studi Pustaka
berlangsung secara terus-menurus sampai Yaitu pencarian referensi melalui
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”.
penelusuran literatur dan sumber-sumber
Aktifitas dalam analisa data, yaitu :
informasi valid lainnya yang digunakan
1.
sebagai pelengkap dan perbandingan data
Merupakan bagian dari proses analisis
yang telah diperoleh serta mencari alternatif
yang
pemecahan masalah yang ditemukan di
mempertegas,
memperpendek,
membuat fokus, membuang hal-hal
lapangan. b.
Reduksi Data (Pemilahan/Sortir)
yang tidak penting dan mengatur data sedemikian
Observasi
rupa
sehingga
dapat
membuat kesimpulan akhir. Observasi
atau
pengamatan
2.
Sajian Data
langsung merupakan salah satu teknik
Merupakan suatu rakitan organisasi
pengumpulan data dimana peneliti terjun
informasi, deskriptif dalam bentuk
langsung
narasi yang Buku Pedoman penulisan
sebagai
partisipan
atau
non
partisipan. Dengan teknik observasi peneliti
Usulan
dapat memperoleh gambaran langsung dan
Mahasiswa FISIP
mengetahui keadaan yang sesungguhnya
40 memungkinkan kesimpulan riset
terjadi dilapangan. Alat yang digunakan
dapat
dalam Observasi adalah Chek List (daftar
mengacu
periksa) dan kamera.
sehingga
c.
Penelitian
&
dilakukan.Sajian pada
Skripsi
data
rumusan
dapat
masalah menjawab
permasalahan-permasalahan
Wawancara (Interview)
harus
yang
diteliti. Wawancara yang dilakukan secara
3.
Penarikan Kesimpulan
langsung ditujukan kepada Operation Head
Dari awal pengumpulan data, peneliti
dan JR SPV MS & HSE PT.Pertamina
harus sudah memahami apa arti dari
(Persero) Terminal BBM Kijang, serta
berbagai hal yang ditemui dengan
pegawai dan karyawan lapangan, dengan
melakukan
menggunakan alat daftar pertanyaan.
peraturan,
1.6.6
pencatatan pola-pola,
berbagai proporsi, kesimpulan perlu diverifikasi
Analisis data yang dipergunakan
agar
dalam penelitian ini adalah analisis secara
dilakukan
kualitatif
dipertahankan.
menggunakan
pernyataan-
pernyataan, arahan, sebab-akibat dan
Teknik Analisa Data
dengan
peraturan-
model
analisis interaktif. Miles dan Huberman
12
benar
penelitian dan
yang bisa
Sedangkan
TINJAUAN PUSTAKA
menurut
Ramli
(2010:48) yang mengatakan bahwa tujuan 2.1 Hakikat Penelitian
SMK3 dapat digolongkan sebagai alat ukur
Dalam penelitian ini paradigma
K3 dalam organisasi, sebagai pedoman
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
implementasi K3 dalam organisasi, sebagai
paradigma ke-5, yang mana adalah teori organisasi
yang
selama
dua
dasar penghargaan (awards) dan sebagai
setengah
sertifikasi. Mengingat banyaknya SMK3
dasawarsa terakhir memusatkan perhatian
yang dikembangkan oleh berbagai institusi
tentang bagaimana dan mengapa organisasi
tersebut,
bekerja, bagaimna perilaku orang-orang di
dapat
Para ahli Administrasi Negara semakin
disertifikasikan
tahun 1999 dan kemudian disempurnakan
Administrasi Negara seperti Ilmu Politik,
pada tahun 2007. Hubungan antara SMK3
pembuatan
(Depnaker) dengan SMK3-OHSAS 18001
kebijakan negara, serta analisisnya, dan
dapat dilihat dalam skema berikut ini:
perkiraan pengeluaran (output) kebijakan. demikian
Administrasi
kita
Negara
Gambar 2.1
membahas
dalam
lembaga
18001 pertama kali diperkenalkan pada
lain yang memang tak terpisahkan dari
Dengan
melalui
sertifikasi dan diakui secara global OHSAS
banyak memberi perhatian pada bidang ilmu
proses
untuk
sertifikasi atas pencapaiannya. Sistem ini
bagaimana dan mengapa keputusan di buat.
Politik,
kebutuhan
menstandarisasikan sekaligus memberikan
dalamnya dan mengapa demikian, serta
Ekonomi
timbul
Pola Penerapan SMK3
konteks
paradigma yang tengah berlaku sekarang: Penghargaan Peringkat
fokusnya adalah teori organisasi dan ilmu manajemen, sedangkan lokusnya adalah
SMK3 Depnaker 163 Kriteria Audit SMK3
kepentigan umum dan urusan umum.
2.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan
SMK3 Perusah aan
Kesehatan Kerja (SMK3) Menurut mengatakan
Ramli
bahwa
SMK3
Apakah TelahMemenuhi Kriteria?
(2010:46)
OHSAS 18001 17 Elemen
merupakan
konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensif manajemen
dalam yang
utuh
suatu
sistem
melalui
proses
Sertifikat
perencanaan, penerapan, pengukuran dan
Menurut mengatakan
pengawasan.
bahwa
Ramli proses
(2010:50) SMK3
menggunakan pendekatan PDCA (Plan-dochek-action) yaitu mulai dari perencanaan,
13
penerapan,
pemeriksaan
dan
tindakan
4.
Memperoleh
perbaikan dengan demikian SMK3 akan
sertifikasi/registrasi
berjalan terus menerus secara berkelanjutan
oleh badan sertifikasi.
selama
aktivitas
berlangsung,
organisasi
maka
dapat
SMK3
masih
dilihat
pada
2.4 Manajemen Resiko
gambar berikut: Menurut
2.3 SMK3 dan OHSAS 18001
mengatakan
Ramli
bahwa,
(2010:81)
manajemen
resiko
Secara umum OHSAS 18001dapat
merupakan elemen sentral dari manajemen
digunakan bagi setiap organisasi yang ingin:
K3 yang diibaratkan sebagai mata uang dengan
a.
Mengembangkan untuk
suatu
SMK3
menghilangkan
atau
mengurangi
resiko
memberikan
sebaliknya
atau
K3
diperlukan
program
K3
terlebih
dahulu harus diketahui apa saja resiko dan potensi bahaya yang terdapat dalam kegiatan
Menunjukkan kesesuaian organisasi
organisasi.
dengan standar SMK3 dengan cara: Pernyataan
sendiri
organisasi
telah
Memperoleh
Selanjutnya
dikembangkan
program pengendalian resiko yang tepat
bahwa
melalui pendekatan sebagai berikut:
memenuhi
standar SMK3. konfirmasi
a.
Manusia (human approach).
b.
Teknis (engineering) seperti
kesesuaian SMK3 oleh pihak
sarana, mesin peralatan atau
ketiga
material dan lingkungan kerja.
yang
memiliki
kepentingan dengan organisasi seperti
pelanggan
b.
dan
Sistem dan prosedur, yang berkaitan
pemasok. 3.
manajemen
mengembangkan
telah terpenuhi.
2.
terhadap
dan resiko. Oleh karena itu, sebelum
Memastikan bahwa kebijakan K3
1.
arah
sebagai antisipasi terhadap adanya bahaya
memelihara
meningkatkan SMK3
d.
dan
resiko
upaya K3 tentu tidak diperlukan dan
aktivitas organisasi.
c.
warna
Manajemen
tidak ada bahaya dan tidak ada resiko, maka
yang kemungkinan terpajan oleh
Menerapkan,
sisi.
penerapan dan pengembangan SMK3. Jika
terhadap
individu atau pihak terkait lainnya
b.
dua
pengoperasian,
Mendapatkan
konfirmasi
tentang
pernyataan
oleh
pihak
dengan cara
kerja
aman atau SMK3.
sendiri
c.
eksternal
Proses, misalnya proses secara kimia atau fisis.
organisasi. Mengelola resiko harus dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan
14
manajemen
resiko
sebagaimana
terlihat
a.
Mengetahui
pemenuhan
dalam Riks Management Standard AS/NZS
perusahaan
4360, yang meliputi:
perundangan di bidang K3. b.
1.
Penentuan konteks.
2.
Identifikasi resiko.
3.
Analisa resiko.
4.
Evaluasi resiko.
5.
Pengendalian resiko.
6.
Komunikasi.
7.
Pemantauan dan tinjauan ulang. Menurut
terhadap
peraturan
Mendapatkan bahan umpan balik bagi
tinjauan
manajemen
dalamrangka meningkatkan kinerja SMK3. c.
Mengetahui efektifitas, efisiensi dan kesesuaian serta kekurangan dari penerapan SMK3.
International
d.
Mengetahui
kinerja
K3
di
perusahaan.
Labour e.
Organization (2013:85) Pengendalian risiko
Meningkatkan image perusahaan
dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan
yag
pada
sebagai berikut:
meningkatkan
akhirnya
akan
daya
saing
perusahaan. 2.5 Undang-undang
Terkait
Tentang
f.
SMK3 dengan
Peraturan
dan
K3 yang juga akan meningkatkan
Perundang-undangan No. 1 tahun 1970 keselamatan
kerja,
produktifitas perusahaan.
dituliskan
g.
setiap aktivitas pekerjaan yang memiliki
Terpantaunya bahaya dan resiko di perusahaan.
potensi bahaya dan resiko harus dan wajib
h.
untuk menjalankan SMK3 di dalamnya.
Penanganan terhadap
Undang-Undang nomor 23 tahun i.
setiap tempat kerja harus melaksanakan
resiko
ada
di
Mencegah kerugian yang lebih
j.
Pengakuan terhadap kinerja K3 di
tidak terjadi gangguan kesehatan pada
perusahaan
pekerja,
SMK3.
masyarakat
yang
besar kepada perusahaan.
upaya keselamatan dan kesehatan kerja, agar
keluarga,
berkesinambungan
perusahaan.
1992 tentang Kesehatan menjelaskan bahwa
dan
lingkungan disekitarnya.
2.
atas
pelaksanaan
Bagi Pemerintah : a.
Manfaat dari penerapan Sistem
Sebagai salah satu alat untuk melindungi
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
hak
karyawan
di
bidang K3.
Kerja berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga b.
Kerja No. Per 05.Men/96 adalah : 1.
kepedulian
pengetahuan karyawan mengenai
Sesuai
mengenai
Meningkatkan
Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan image bangsa di
Bagi Perusahaan :
forum internasional.
15
c.
Mengurangi kerja
d.
angka
kecelakaan
sekaligus
g.
Tingkat kepuasan karyawan akan
akan
pelaksanaan
SMK3.
(http://
meningkatkan produktifitas kerja
k3lengkap.
atau nasional.
/2013/01/ indikator-kinerja-smk3-
Mengetahui
tingkat
penerapan
blogspot.com
perusahaan.html).
terhadap peraturan perundangan. GAMBARAN UMUM LOKASI
Sistem Manajemen Kesehatan dan
PENELITIAN
Keselamatan Kerja (SMK3) merupakan instrumen
yang
perusahaan, masyarakat
memproteksi
lingkungan sekitar
dari
pekerja,
hidup, bahaya
3.1 Sejarah Berdirinya PT.Pertamina
dan
(Persero) Terminal BBM Kijang
akibat Terminal
kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
BBM
Kijang
adalah
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi
Terminal Penimbunan Bahan Bakar Minyak
oleh
bertujuan
yang merupakan perluasan atau penambahan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan
terhadap Terminal BBM yang sudah ada di
resiko
(zero
Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI), yang
2013,
dibangun
perusahaan.
kecelakaan
accident).
SMK3
kerja
Menurut
akibat
Firmanto;
Beberapa indikator SMK3
dalam
rangkaian
rencana
pembangunan Terminal BBM Pertamina di
yang dapat
wilayah Indonesia Bagian Barat. Dengan
digunakan yaitu: 1.Dimensi Negatif
operasinya Terminal BBM Kijang maka
Indikatornya adalah:
diharapkan suplai dan Distribusi dalam
a.
Kecelakaan kerja
rangka pengadaan Bahan Bakar Minyak di
b.
Kasus penyakit akibat kerja
wilayah Propinsi Kepulauan Riau akan
c.
Laporan pelanggaran SMK3
makin mantap dan terjamin kontinuitasnya,
d.
Ketidaksesuaian
terutama di kepulauan Riau.
pelaksanaan
SMK3
PT.Pertamina (Persero) Terminal
2.Dimensi Positif
BBM
Indikatornya adalah: Penyelesaian suatu program kerja.
b.
Pelatihan yang terlaksana.
c.
Penyelesaian
pengukuran
oleh
Bapak
Abda’oe pada tanggal 12 Agustus 1997. Sebelum Terminal BBM Kijang beroperasi
tindakan
untuk mencukupi persediaan BBM Pulau
pengendalian resiko. Hasil
diresmikan
Direktur Utama Pertamina Bapak Faisal
a.
d.
Kijang
Bintan dan sekitarnya, di supply langsung lingkungan
dari Instalasi Tanjung Uban UP.III dengan
kerja. e.
Pemakaian alat pelindung diri.
f.
Alat SMK3 yang tersedia.
kantor Penjualan UPPDN-I Tanjungpinang
16
sebagai
pusat
administrasi. Pada
saat
penyelesaian Terminal
BBM
Kijang
mulai
beroperasi,
kegiatan
yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan
administrasi Kantor Penjualan UPDDN-I
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
Tanjungpinang dihentikan dan disatukan
dan berdaya saing kuat serta mengejar
dengan administrasi Terminal BBM Kijang
keuntungan
dibawah
Perseroan
pengawasan
Instalasi
Tanjung
Uban.
guna dengan
meningkatkan menerapkan
nilai prinsip-
prinsip Perseroan Terbatas. Fungsi Depot Kijang sebagai Sales
Misi: Menjalankan usaha minyak, gas, serta
point dalam memenuhi kebutuhan BBM
energi
baru
dan
bagi masyarakat di Pulau Bintan dan
terintegrasi,
sekitarnya, menggantikan Instalasi Tanjung
komersial yang kuat.
terbarukan
berdasarkan
secara
prinsip-prinsip
Uban UP. III, berhubungan satu dan lain hal pengalihan
tersebut
belum
Misi Perseroan menjalankan usaha inti
terlaksana
minyak, gas, bahan bakar nabati serta
sepenuhnya. Pada Bulan September 2006 aneksasi
ke
Instalasi
Tanjung
kegiatan
Uban,
produksi
selanjutnya pada tanggal 22 Nopember 2010 diresmikan
Optimalisasi
pengembangan, dan
niaga
energi
eksplorasi, baru
dan
terbarukan (new and renewable energy)
Operasional
secara terintegrasi.
Terminal BBM Kijang oleh Bapak Direktur Pemasaran Bapak Djailani Sutomo. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Visi: Menjadi Perusahaan Energi Nasional
KERJA (SMK3) PADA PT.PERTAMINA
Kelas Dunia.
(PERSERO) TERMINAL BBM KIJANG Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai Fungsi Depot Kijang sebagai Sales
perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai
perusahan
milik
Negara
point dalam memenuhi kebutuhan Bahan
turut
Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat di
melaksanakan dan menunjang kebijakan dan
Pulau
program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan
nasional pada
wilayah Propinsi Kepulauan Riau akan semakin
di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait
dan
terjamin
semua itu, untuk menjalankan visi dan misi
energi, yaitu energi baru dan terbarukan, tersebut
mantap
kontinuitasnya. Namun tidak terlepas dari
atau menunjang kegiatan usaha di bidang
bumi
dengan
rangka pengadaan Bahan Bakar Minyak di
minyak dan gas bumi baik di dalam maupun
gas
sekitarnya,
diharapkan suplai dan Distribusi dalam
energi, yaitu energi baru dan terbarukan,
dan
dan
operasinya Terminal BBM Kijang maka
umumnya,
terutama di bidang penyelenggaraan usaha
minyak
Bintan
dari PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
serta
Kijang agar berjalan efektif dan efisien,
pengembangan optimalisasi sumber daya
17
maka perlunya perhatian khusus dalam
sebelumnya adalah 4 orang, yang mana
Sistem
keempat informan tersebut yang berada di
Manajemen
Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (SMK3) di Perusahan
Lokasi
PT.Pertamina
tersebut agar semua pekerja yang ada di
Kijang beralamat di Jl.Sei.Walang Km.25
perusahan tersebut dapat terhindar dari
Kelurahan Kijang Kota Kecamatan Bintan
kecelakaan kerja atau sakit akibat dampak
Timur
dari pekerjaannya.
Kepulauan Riau. Masing-masing informan
Kabupaten
(Persero)
Bintan
TBBM
Provinsi
dalam penelitian ini kemudian diberi status / Pada
dasarnya
SMK3
sangat
kode informan sebagai berikut:
penting dalam sebuah perusahaan. Seperti yang
kita
ketahui
bersama
bahwa
Tabel IV.1 Data Status / Kode Informan
dilingkungan kerja perusahan PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM Kijang sangat rawan dengan bahaya kebakaran dan bahaya
N o
Status / kode
1
Key Infor man
2
Infor man 1
3
Infor man 2
4
Infor man 3
Jabatan
kerja lainnya sehingga dapat merugikan pihak perusahaan, karyawan dan lingkungan sekitar perusahaan itu sendiri. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang prestasi yang diperoleh oleh PT.Pertamina (Persero) TBBM Kijang dalam mencapai total zero accident di lokasi perusahaan yang sejak 3 tahun terakhir tidak pernah terjadi kecelakaan kerja. Adapun dalam proses
penelitian,
memperoleh data-data
penulis
telah
Operatio n Head PT.Perta mina (Persero) Terminal BBM Kijang JR SPV MS & HSE Tenaga Kerja Terlama
Juml ah (Ora ng) 1
primer
Penanggu ng Jawab
1
Sebagai Saksi Perkemba ngan SMK3 di Lokasi Penelitian
1
Kesan, Pandangan nya Sejak ia Masuk Bekerja
yang diperlukan,
diperoleh
langsung
dari
sumbernya melalui wawancara pada key informan serta hasil observasi.
Tenaga Kerja Terbaru
4.1 Karakteristik Informan Sebelum
masuk
kepada
Sebagai Penanggu ng Jawab Secara Keseluruh an
1
yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data
Keterang an
Total 4 Sumber: Data Primer 2015
hasil
penelitian yang penulis telah lakukan,
Pada tabel IV.1 tersebut dapat
terlebih dahulu penulis perlu menyampaikan
dilihat bahwa masing-masing responden
identitas informan sebagai kelengkapan dari
penelitian
hasil penelitian. Informan dalam penelitian
kemudian diikuti kode nomor masing-
ini seperti yang telah penulis sebutkan
masing informan, hal ini penulis lakukan
18
diberi
kode
key
informan
agar penulis lebih mudah mengenali atau mengetahui
bahkan
mengingat
Sumber: Identitas informan hasil wawancara 2015.
masing-
masing informan dan memudahkan penulis
Tabel IV.3 Karakteristik informan berdasarkan pendidikan menunjukan bahwa
dalam menganalisis data.
informan yang berpendidikan strata satu 1.1.1
No
1 2
Berdasarkan Jenis Kelamin
(S.1) berjumlah 1 orang (25%), informan
Tabel IV.2 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Jumlah Presentase Kelamin Informan (%) (orang) Laki-laki 4 100
yang berpendidikan diploma berjumlah 1 orang
(25%)
dan
informan
yang
berpendidikan SLTA berjumlah 2 orang (50%). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
wawancara
penelitian
dilapangan
Perempuan
0
0
dilihat dari jumlah tingkat pendidikan lebih
Jumlah
4
100%
banyak lulusan SLTA, dikarenakan kedua informan lulusan SLTA tersebut yaitu
Sumber: Identitas Informan hasil wawancara 2015
informan 2 dan informan 3 dengan jabatan masing-masing kedua informan tersebut
Tabel IV.2 diatas dapat dilihat dan
adalah informan 2 sebagai Health Safety &
disimpulkan bahwa hasil wawancara peneliti
Environment (HSE), sedangkan informan 3
di lapangan keempat informan, yakni key
sebagai administrationmaintenance service,
informan, informan 1 dan selanjutnya adalah
yang
kesemuanya berjenis kelamin laki-laki, tidak
diharuskan dijabati oleh seseorang minimal
ada
lulusan SLTA sederajat.
informan
yang
berjenis
perempuan,
dikarenakan
melakukan
penelitian
kelamin
peneliti tersebut
mana
1.1.3
seluruh
tersebut
Karakteristik Informan Berdasarkan Umur atau Usia
berjenis kelamin laki-laki.
Tabel IV.4
Karakteristik Informan Berdasarkan
Karakteristik Informan Berdasarkan Umur
Tingkat Pendidikan
atau Usia
Tabel IV.3 Karakteristik Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
jabatan
dalam
informan yang telah ditentukan kebetulan
1.1.2
kedua
1
Tingkat Pendidkan Strata 1
Jumlah (orang) 1
Presentase (%) 25
2
Diploma
1
25
3
SMA
2
50
Jumlah
4
100%
No
Jumlah Informan (orang) 2
Presentase (%)
1
Umur / Usia (Tahun) 20 – 39
2
40 – 55
2
50
Jumlah
4
100%
Sumber: Identitas Informan hasil wawancara 2015
19
50
Dari Tabel IV.4 dapat dilihat bahwa peneliti
dalam
melakukan
yang terima dari kapal tanker kemudian di
penelitian
timbun di tanki-tanki yang sudah disiapkan
dilapangan data yang diperoleh dari hasil
dan difungsikan sebagaimana mestinya di
wawancara mengenai karakteristik informan
areal lokasinya, kemudian akan disupply
menurut umur/usia
melalui
menunjukan bahwa,
truk-truk
BBM
yang
sesuai
jumlah informan yang berusia (20-39)
orderannya setiap harinya. Tidak terlepas
sebanyak 2 informan (50%) dan jumlah
dari semua itu baik tekhnologi fasilitas yang
informan yang berusia (40-55) sebanyak 2
ada dan terlebih khususnya adalah manusia
informan (50%). Tenaga kerja merupakan
atau tenaga kerja yang ada diperusahaan
penduduk yang berada dalam usia produktif.
tersebut menjadi asset yang paling mendasar
Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal
menjadi hal yang paling utama dalam
1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
menjalankan produktivitas perusahaan yang
adalah setiap orang yang mampu melakukan
menjadi haknya yang harus dipenuhi, dijaga
pekerjaan guna menghasilkan barang dan
keselamatan
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
terhindar
sendiri maupun untuk masyarakat. Secara
berdampak pada kerugian baik bagi korban,
garis
bagi
besar
penduduk
suatu
negara
dan
dari
kesehatannya
kecelakaan
perusahaan
dan
kerja
juga
agar yang
lingkungan
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
disekitarnya. Penerapan SMK3 perusahaan
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.
Pertamina Terminal BBM Kijang sangat
Penduduk
jika
diharapkan agar serius dan sesuai ketentuan
penduduk tersebut telah memasuki usia
dan undang-undang yang berlaku, sebab
produktif. Batas usia produktif yang berlaku
implementasi SMK3 itu tidak memakan cost
di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64
atau biaya.
tergolong
tenaga
kerja
tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang Untuk
yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga
menganalisis
Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kerja. (Wikipedia, 29 Juni 2015; https://
Kerja (SMK3) di PT.Pertamina (Persero)
id.wikipedia.org/ wiki/Tenaga_kerja).
TBBM Kijang, penulis mengacu kepada 1.2
teori indikator yang dikemukakan oleh
Analisis Data Sistem Manajemen
Firmanto (2013) yaitu:
Keselamatan dan kesehatan Kerja
1.
(SMK3) di PT.Pertamina (Persero)
Kecelakaan kerja Untuk
Terminal BBM Kijang.
menganalisis
Kecelakaan Kerja penulis mengacu PT.Pertamina (Persero) Terminal
pada teori Sugandi (dalam
BBM Kijang, Sebagaimana fungsinya Depot
2010;
Kijang menjadi Sales point dalam memenuhi
/2010/02/20/ kecelekaan-kerja/), yang
kebutuhan BBM bagi masyarakat di Pulau
mengatakan
Bintan dan sekitarnya. Bahan bakar minyak
(accident) adalah suatu kejadian atau
20
https://tuloe.
Isfaniy,
wordpress.com
kecelakaan
kerja
peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan
manusia,
jawab perusahaan terhadaap korban
merusakan harta benda atau kerugian
kecelakaan kerja, peneliti mengacu
proses. Pertanyaan wawancara untuk
pada UU No.13 tahun 2003 Pasal 86
mewakili indikator ini adalah:
yang menjelaskan bahwa:
a.
terhadap
Untuk menganalisis Tanggung
Dalam
3
tahun
terakhir 1.
pernahkah terjadi kecelakaan
hak
kerja? Berdasarkan
komitmen
a.
kerja.
dan semua pekerja sangat mematuhi tentang
Environment
Health
(HSE),
Safety
dengan
b.
Moral dan kesusilaan.
c.
Perlakuan yang sama yang sesuai dengan harkat dan
&
martabat manusia serta nilai-
bukti
nilai agama.
sertifikat penghargaan yang diberikan 2.
oleh pihak perusahaan kepada seluruh
produktivitas kerja yang optimal
HSE. Menurut peneliti hal ini sangat
diselenggarakan
penting dilakukan dalam melakukan atau
arsip
Perlindungan
(2) dilaksanakan sesuai dengan
besar bagi perusahaan tentang SMK3
perundang-undangan
dalam mempertahankan zero accident
pemerintah Dari
setempat dan perusahaan Pertamina diatas
fungsi pengawasan instansi tersebut. ada
kecelakaan
terhadap
korban
maka peneliti mengambil
pastinya tidak diinginkan oleh setiap pekerja
jawab dari pihak PT.Pertamina TBBM
undang-
kesimpulan bahwa, kecelakaan kerja
kerja
tersebut bagaimana tanggung
(Persero)
penjelasan
undang dan jawaban para informan
pusat dalam melakukan kontrol atau
Jika
yang
berlaku.
yang patut dihargai oleh semua pihak,
b.
sebagaiamana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat
dikatakan ini adalah sebuah prestasi
partisipasi
upaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
dalam
administrasi perusahaan, karena dapat
khususnya
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
pekerja yang mematuhi aturan tentang
pembukuan
memperoleh
Keselamatan dan kesehatan
perusahaan
PT.Pertamina (Persero) TBBM Kijang
aturan
untuk
perlindungan atas:
pengamatan
langsung peneliti dapat diperkuat pula dengan
Setiap pekerja/buruh mempunyai
maupun
pihak
perusahaan
karena dapat saling merugikan antara
Kijang
kedua
kecelakaan
belah
pihak.
Para
pekerja
mestinya harus bertanggung jawab
kerja?
dengan pekerjaanya, pihak perusahaan tentunya
21
berkewajiban
untuk
2.
memberikan fasilitas yang memadahi
:
untuk melindungi pekerjanya. Jika
binatang, tanaman) ; Kimia (bahan
sekalipun akan terjadi kecelakaan kerja
beracun dan berbahaya/radioaktif) ;
tentunya
Fisik
tanggung
jawab
pihak
Biologi
(bakteri,
(tekanan,
virus
suhu,
jamur,
kebisingan,
perusahaan tentulah sangat diharapkan
cahaya) ; Biomekanik (postur, gerakan
dapat memberikan tanggung jawab
berulang,
yang
Psikologi
sepenuhnya
kepada
hak
pengangkutan
manual)
(stress,
;
dsb).Untuk
pekerjanya sebagaimana yang telah
mencegah penyakit akibat kerja dapat
diataur dalam undang-undang yang
dilakukan berbagai upaya antara lain :
berlaku di negara ini. Bagaimanapun
a.
Pemeriksaan kesehatan berkala.
juga pekerja adalah asset perusahaan
b.
Pemeriksaan kesehatan khusus.
yang mana dalam hal ini menyangkut
c.
Pelayanan kesehatan.
dengan
d.
Penyedian sarana dan prasarana
HAM.
Namun
inti
dari
kesemua itu adalah pihak perusahaan
serta perbaikan tempat kerja yang
dan pekerjanya
lebih
agar
tidak saling
nyaman.
merugikan,
maka
harus
saling
manajemen
bertanggung
jawab
dengan
tugas
kerja.blogspot.com
(http://sistem keselamatan /2013/10/
maupun kewajiban masing-masing.
penyakit-akibat-kerja-pak.html).
Kasus penyakit akibat kerja
Pertanyaan
Untuk
menganalisis
kasus
wawancara
untuk
mewakili indikator ini adalah:
penyakit akibat kerja peneliti mengacu
1.
Dalam 3 tahun terakhir berapa
kepada teori Adzim (2013) yang
banyak korban yang menderita
mendefinisikan Penyakit Akibat Kerja
penyakit akibat kerja?
(PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani
maupun
rohani
Berdasarkan
yang
tersebut seluruh informan sependapat
ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas
kerja
berhubungan
atau
kondisi
dengan
pertanyaan
menjawab “tidak”. (Hasil wawancara
yang
tanggal 28 Mei, 08 Juni dan 10 Juni
pekerjaan.
2015).
Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : silicosis (karena
Dari jawaban hasil wawancara
paparan debu silica), asbestosis (karena
tersebut
paparan debu asbes), low back pain
kesimpulan bahwa, selama 3 tahun
(karena pengangkutan manual), white
terakhir tidak pernah terjadi penyakit
finger
akibat kerja di PT.Pertamina (Persero)
syndrom
(karena
getaran
mekanis pada alat kerja), dsb. Beberapa
faktor
peneliti
Terminal BBM Kijang. penyebab
penyakit akibat kerja (PAK) antara lain
22
mengambil
2.
Pendapat
Bagaimanakah langkah untuk mencegah
penyakit
berbeda
yang
dikemukakan oleh key informan yang
akibat
mengatakan bahwa:
kerja? Untuk menganalisis langkah
“Pematuhan
untuk mencegah penyakit akibat kerja,
APD (Alat Pelindung Diri), contohnya
maka peneliti mengutip pada teori
masker dll. Sedangkan pendukung atau
Hartantik (2014:327) yang mengatakan
tambahan
bahwa:
pemeliharaan
lain
serta senam setiap hari Jum’at”. (Hasil wawancara 28 mei 2015).
tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan
Berdasarkan jawaban dari key
perawatan tenaga kerja yang
informan
sakit,
mengambil
tempat,cara-cara
persediaan dan
perusahaan
yang mengandung vitamin dan gizi,
dan
mempertinggi derajat kesehatan
mengatur
dari
memberikan minuman susu, makanan
“....kesehatan yang ditunjukkan pada
penggunaan
tersebut
maka
peniliti
kesimpulan
syarat-
bahwa,pematuhan dalam penggunaan
syarat yang memenuhi norma-
APD dan didukung dengan pihak
norma hygiene perusahaan dan
perusahaan memberikan makanan dan
kesehatan kerja untuk mencegah
minuman bergizi dan olah raga senam
penyakit umum”.
sebagai
langkah
penunjang
untuk
mencegah penyakit akibat kerja. Berdasarkan hasil wawancara Mengacu dari teori diatas dan
dilapangan, jawaban yang didapat dari informan
3
jawaban dari semua informan tersebut
menjawab,“menggunakan
maka peneliti mengambil kesimpulan
1,
sependapat
2
dan
informan
masker untuk terhindar dari paparan
bahwa,
untuk
mencegah
penyakit
uap”. (Hasil wawancara tanggal 08 dan
intinya tergantung pada komitmen pada
tanggal 10 Juni 2015).
individu masing-masing untuk menjaga kesehatannya, karena setiap pekerjaan
Berdasarkan
jawaban
pasti ada resiko yang berdampak pada
informan 1,2 dan informan 3 tersebut
kesehatan dirinya. Jika para pekerja
maka peneliti mengambil kesimpulan
mematuhi
bahwa, langkah untuk mencegah untuk
Pelindung Diri (APD) dan selalu teliti
terhindar dari bahaya penyakit akibat
dan ekstra wasapada pada saat bekerja
kerja
adalah
untuk
penggunaan
Alat
salah
satunya
dapat terhindar dari bahaya penyakit
masker
untuk
akibat kerja. Namun selain daripada itu
mengindari paparan uap minyak yang
adalah kewajiban perusahaan harus
menggunakan
ada di Terminal BBM Kijang.
23
selalu
memberikan
fasilitas
yang
a.
memadahi dan menciptakan suasana
SMK3 sudah sesuai dengan
kebersihan di lingkungan perusahaan
SOP?
untuk
menjaga
kesehatan
pekerjanya,
seperti
pelayanan
kesehatan
para Dari
memberikan seluruh
berupa
sependapat
Juni dan 10 Juni 21015).
yang bergizi dan pemanasan senam melakukan
informan
tersebut
wawancara tanggal 28 Mei, tanggal 08
asupan makanan ataupun minuman
sebelum
pertanyaan
menjawab“sudah sesuai SOP”. (Hasil
pemeriksaan kesehatan secara berkala,
pekerjaan
Dari
dilakukan secara berkala. 3.
Apakah laporan pelanggaran
informan
jawaban
tersebut
seluruh
maka
peneliti
mengambil kesimpulan bahwa,dalam
Laporan pelanggaran SMK3
pembuatan laporan pelanggaran SMK3 Untuk menganalisis laporan
di
PT.Pertamina
(Persero)
TBBM
pelanggaran SMK3 peneliti mengacu
Kijang sudah sesui berdasarkan SOP
pada teori Ramli (2010:158) yang
yang
mengatakan investigasi dan pelaporan,
pembuatan
setiap
harus
manajemen para ahli Safety yang
untuk
bekerja secara profesioal berdasarkan
mengetahui penyebab sekaligus juga
temuan atau realita yang terjadi di
untuk mengetahui penyebab sekaligus
lokasi perusahaan.
untuk
b.
kejadian
diinvestigasi
darurat
dengan
mengetahui
kelebihan
teliti
kelemahan
dalam
penanggulangannya. kejadian
dapat
kesiapan
individu,
dan
proses Dari
setiap
diketahui
tingkat
kondisi
sarana,
tenaga
diperlukan. darurat
pendukung
Hasil
harus
peningkatannya.
saja
ini
menjadi
adalah
kendala
dilapangan, jawaban yang didapat dari Informan 1, 2 dan informan 3 ternyata
yang
sependapat
“Kepedulian
terhadap
menjawab, unsafe
condition”. (Hasil wawancara 10 Juni
kepada
2015).
manajemen sebagai bahan evaluasi untuk
laporan
Tugas
Berdasarkan hasil wawancara
penaggulangan
dilaporkan
Apa
ditentukan.
dalam laporan SMK3?
kelancaran komunikasi dan kecepatan gerak
telah
Pertanyaan
Dari jawaban informan 1, 2
wawancara untuk mewakili indikator
dan informan 3 tersebut maka peniliti
ini adalah:
mengambil
kesimpulan
bahwa
kepedulian terhadap kondisi yang tidak aman
(unsafe
condition)
menjadi
kendala dalam laporan SMK3. Sebab
24
jika kesadaran atau kepedulian para
memberikan
pekerja terhadap kondisi yang tidak
pekerja yang menemukan kondisi yang
aman adalah salah satu penghambat
tidak aman tersebut. Selanjutnya adalah
yang utama, maka dalam hal ini sangat
dibutuhkan komitmen keseriusan dan
dibutuhkan kesadaran dan kepedulian
tanggung
yang tinggi bagi setiap individu atau
profesionalitas
para pekerja.
laporan bagi petugas manajemen K3. 4.
Pendapat
berbeda
laporan
jawab
maupun
dalam
Untuk
pembuatan
menganalisis
ketidaksuaian
mengatakan bahwa:
setipa
Ketidaksuaian pelaksanaan SMK3
yang
dikemukakan oleh key informan yang
bagi
pelaksanaan
SMK3
maka peneliti mengacu pada teori Ramli (2010:172) yang mengatakan
“Sejauh ini belum ada kendala
bahwa, ketidaksuaian dapat bersumber
dalam laporan SMK3, karena semua
dari SMK3, kondisi fisik tempat kerja,
pekerjaan selalu berdasarkan SOP yang
individu,lingkungan dan faktor non
ada, namun dalam hal ini dibutuhkan
teknis lainnya. Semua ketidaksuaian
komitmen keseriusan dan tangggung
harus diidentifikasi dan evaluasi dan
jawab secara profesionalitas dalam
dikelompokkan
pembuatan laporan SMK3”. (Hasil
misalnya
menurut
jenis, lokasi, kejadian atau keparahan
wawancara 28 Mei 2015).
yang ditimbulkannya. Dengan adanya Berdasarkan jawaban dari key informan
tersebut
maka
data
peneliti
mengenai
ketidaksuaian
ini,
manajemen
akan
mengambil kesimpulan bahwa, untuk
gambaran
mengenai
menghindari kendala tersebut maka
pelaksanaan
sangat
sekaligus prioritas yang diperlukan
dibutuhkan
keseriusan
dan
maupun
profesionalitas
komitmen
tanggung
K3
memperoleh kondisi
dalam
organisasi
jawab
untuk perbaikannya. Pertanyaan untuk
dalam
mewakili indikator ini adalah:
pembuatan laporan.
a.
Dalam
pelaksanaan
SMK3
apakah sudah sesuai dengan Dari hasil wawancara tersebut peneliti
mengambil
bahwa,dalam SMK3
di
SOP yang ada?
kesimpulan
pembuatan
laporan
PT.Pertamina
(Persero)
Berdasarkan
pertanyaan
tersebut jawaban yang didapat dari
TBBM Kijang berdasarkan SOP yang
seluruh
ada. Sangat dibutuhkan kesadaran atau
mengatakan
kepedulian
wawancara tanggal 28 Mei, 08 Juni dan
yang tinggi bari para
pekerja terhadap kondisi yang tidak
informan
10 Juni 2015).
aman dilingkungan perusahaan untuk
25
“sudah”.
sependapat (Hasil
Dari informan
jawaban
tersebut
maka
seluruh
dikembangkan program K3 untuk
peneliti
proyek
mengambil kesimpulan bahwa, dalam
yang
tetap
mengacu
kepada SMK3 yang sudah ada.
pelaksanaan SMK3 di PT.Pertamina
-
SMK3 harus konsisten dengan
(Persero) TBBM Kijang sudah sesuai
hasil
dengan SOP yang ada.
penilaian
b.
Apa saja yang menjadi kendala
dilakukan. Hal ini akan tercermin
dalam implementasi SMK3?
dalam penetapan objektif dan
Untuk menganalisis Kendala dalam
implementasi
SMK3
identifikasi resiko
program
di
bahaya yang
kerja
dan sudah
yang
harus
mengacu kepada potensi bahaya
PT.Pertamina (Persero) TBBM Kijang
yang ada dalam organisasi.
maka peneliti mengacu pada teori
-
SMK3
harus
mengandung
Ramli (2010:58) yang mengatakan
elemen-elemen
bahwa, kunci keberhasilan penerapan
yang berlandaskan siklus proses
SMK3
manajemen (PDCA).
diperlukan
faktor
sebagai
berikut: -
-
Semua unsur atau individu yang
SMK3 harus komprehensif dan
terlibat
terintegrasi
memahami
langkah
dengan
seluruh
pengendalian
dilakukan.
Antara
implementasi
yang
dalam
operasi
harus
konsep
dan
implementasi SMK3.
elemen
-
Adanya dukungan dan komitmen
potensi
manajemen puncak dan seluruh
bahaya atau resiko yang ada
elemen dalam organisasi untuk
dalam organisasi harus sejalan.
mencapai kinerja K3 terbaik.
SMK3 pendekatan sehingga
dengan
implementasi
disusun risk tidak
dengan
-
SMK3 harus terintegrasi denga
basedconcept
sistem manajemen lainnya yang
salah
ada dalam organisasi.
arah
(misguided). -
Berdasarkan pertanyaan diatas
SMK3 harus dijalankan dengan
jawaban yang didapat dari Informan 1,
konsisten dalam operasi satusatunya
cara
mengendalikan
2
untuk
resiko
dan
informan
mengatakan,
dalam
3
sependapat
“kepedulian
pihak
terkait”. (Hasil wawancara tanggal 08
organisasi. Semua program K3
Juni dan 10 Juni 2015).
atau kebijakan K3 yang diambil harus mengacu kepada SMK3
Berdasarkan
jawaban
yang ada. Sebagai contoh, ketika
informan 1, 2 dan informan 3 tersebut
organisasi
melakukan
maka peniliti mengambil kesimpulan
proyek ekspansi fasilitas, maka
bahwa, kepedulian pihak terkait dalam
akan
26
hal ini dimaksud adalah kepedulian
(2010:118) yang mengatakan bahwa,
atau kesadaran para pekerja sangat
organisasi
dibutuhkan dalam implementasi SMK3
menjalankan dan memelihara program
di lingkungan perusahaan.
untuk mencapai objektif. Program
Pendapat yang sedikit berbeda
harus
harus
menetapkan,
mencakup
minimal:
1)
jawab
dan
yang dikemukakan oleh key informan
Penentuan
yang mengatakan bahwa:
wewenang untuk pencapaian objektif pada
“Kesadaran dan kepedulian
dan
tingkatan
yang
dan jangka waktu yang dipakai untuk
pentingnya SMK3”. (hasil wawancara
mencapai
28 Mei 2015).
objektif.
Program
manajemen K3 harus ditinjau secara berkala dan terencana dan diubah jika
Dari jawaban key informan maka
peneliti
perlu
mengambil
masing-masing
untuk
memastikan
bahwa
objektif tercapai.
kesimpulan bahwa, kesadaran atau kepedulian
fungsi
relevan dalam organisasi. 2) Sarana
pada individu masing-masing akan
tersebut
tanggung
Pertanyaan wawancara untuk
individu
mewakili indikator ini adalah:
atau pekerja adalah suatu faktor utama
a.
yang menjadi kendala keberhasilan
Dalam
penyelesaian
implementasi SMK3 di lingkungan
program
perusahaan.
dilakukan
suatu
kerja
apakah
secara
profesional
dan berkelanjutan? Dari wawancara
teori tersebut
maupun maka
hasil Dari
peneliti
tersebut
mengambil kesimpulan bahwa, kendala
jawaban yang didapat dari seluruh
yang lebih mendasar adalah komitmen
informan
tentang
kepedulian
“Iya”. (Hasil wawancara tanggal 28
tentang pentingnya SMK3 bagi para
Mei, 08 Juni dan tanggal 10 Juni
pekerjanya
2015).
kesadaran
sendiri
perusahaan.
dan
maupun
Selebihnya
pihak adalah
tersebut
pada saat melakukan pekerjaan dalam pemahaman
tentang
hal-hal
maka
menjawab,
peneliti
mengambil
bahwa
dalam
kesimpulan
yang
peneyelesaian suatu program kerja di
berkaitan dengan SMK3.
PT.Pertamina (Persero) TBBM Kijang
Penyelesaian suatu program kerja Untuk
sependapat
Berdasarkan hasil wawancara
tergantung integritas, profesionalitas
5.
pertanyaan
dilakukan
menganalisis
secara
berkelanjutan.
penyelesaian suatu program kerja penulis mengacu pada teori Ramli
27
profesional
dan
b.
program
Attitut (KSA) sehingga harus dirancang
kerja apakah sudah efektif dan
sesuai atau spesifik dengan kebutuhan
efisien sesuai dengan target dan
masing-masing
harapan?
wawancara untuk mewakili indikator
Dalam
penyelesaian
pekerja.
Pertanyaan
ini adalah: Dari
pertanyaan
tersebut
jawaban yang didapat dari seluruh informan
sependapat
a.
menjawab,
Pernahkah bapak/ibu mengikuti kegiatan pelatihan SMK3?
“sudah”. (Hasil wawancara tanggal 28
Dari
informan Berdasarkan hasil wawancara maka
peneliti
tersebut
jawaban yang didapat dari seluruh
Mei, 08 Juni dan 10 Juni 2015).
tersebut
pertanyaan
sependapat
menjawab,
“sudah”. (Hasil wawancara tanggal 28
mengambil
Mei, 08 Juni dan 10 Juni 2015).
kesimpulan bahwa, dalam penyelesaian program
kerja
di
PT.Pertamina
Berdasarkan hasil wawancara
(Persero) TBBM Kijang sudah efektif
tersebut
maka
peneliti
mengambil
dan efisien.
kesimpulan bahwa, semua informan pernah mengikuti pelatihan SMK3.
6.
Pelatihan yang terlaksana b. TBBM Kijang maka peneliti
Pentingkah kegiatan pelaksanaan pelatihan
mengacu pada teori Ramli (2010:130)
SMK3
rutin
dilakukan?
yang mengatakan bahwa, organisasi harus pelatihan
mengembangkan
standar
Berdasarkan pertanyaan terbut jawaban yang didapat dari Informan 1,
bagi
seluruh
individu
dilingkungannya.
Sesuai
dengan
2
dan
informan
3
sependapat
filosofi K3 dari IASP (International
menjawab, “Penting, untuk menjaga
Association Of Safety Professional)
kepedulian K3”. (Hasil wawancara
pekerja harus dilatih mengenai K3.
tanggal 08 Juni dan 10 Juni 2015).
Pemahaman atau budaya K3 tidak Berdasarkan
datang dengan sendirinya, namun harus dibentuk
melalui
pelatihan
maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa, bagi para informan tersebut
mengemudi kendaraan bermotor di
merasa sangat penting dengan kegiatan
jalan raya tidak bisa sekedar otodidak,
pelaksanaan pelatihan SMK3 jika rutin
namun lebih efektif jika dilakukan
Pelatihan
pendidikan dimaksud
dari
informan 1, 2 dan informan 3 tersebut
dan
pembinaan. Sebagai contoh, untuk
melalui
jawaban
dilakukan
mengemudi.
guna
kepedulian K3.
untuk
meningkatkan knowledge, Skill dan
28
untuk
menjaga
Pendapat yang sedikit berbeda
Ramli (2010:102) yang mengatakan
namun pada dasarnaya sama tujuannya
bahwa, pengendalian resiko dilakukan
yang dikemukan oleh key informan
terhadap seluruh bahaya yang akan
yang mengatakan bahwa:
ditemukan dalam proses identifikasi bahaya
“Sangat
penting,
untuk
pekerja”.
prioritas dan cara pengendaliannya.
(Hasil
Selanjutnya
wawancara 28 Mei 2015).
tersebut
dalam
menentukan
pengendalian
maka
harus
mempertimbangkan
Berdasarkan jawaban dari key informan
mempertimbangkan
peringkat resiko untuk mementukan
menjaga keselamatan dan kesehatan diri masing-masing
dan
hirarki
pengendalian mulai dari eliminasi,
peneliti
mengambil kesimpulan bahwa, bagi key
substitusi,
informan
pelaksanaan
administratif dan terakhir penyediaan
pelatihan SMK3 sangat penting jika
alat keselamatan yang disesuaikan
dilakukan secara rutin, guna untuk
dengan kondisi organisasi, ketersediaan
menjaga keselamatan dan kesehatan
biaya,
bagi masing-masing pekerja.
manusia dan lingkungan. Pertanyaan
kegiatan
pengendalian
biaya
teknis,
operasional,
faktor
wawancara untuk mewakili indikator Berdasarkan hasil wawancara
ini adalah:
tersebut maka peneliti menyimpulkan
a. Apa yang bapak/ibu lakukan jika
bahwa, kegiatan pelaksanaan pelatihan
melihat rekan kerjanya tidak
SMK3 sangat penting dilakukan secara
menggunakan
rutin bagi seluruh pekerja yang ada di
Diri (APD) pada saat sedang
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
bekerja?
Kijang,
diguna
wawasan,
dapat
menambah
pengetahuan
Pelindung
Jawaban yang didapat adalah:
maupun
1.
Informan
1:
“Ditegur
dan
pengalaman tentang SMK3 untuk dapat
dihukum sesuai aturan”. (Hasil
diterapkan
wawancara 10 Juni 2015).
pada
perusahaan
saat
untuk
bekerja
di
mengantisipasi Berdasarkan
dampak segala kemungkinan buruk
7.
Alat
jawaban
dari
akan terjadi pada para pekerja maupun
informan 1 tersebut maka peneliti
perusahaan itu sendiri.
mengambil kesimpulan bahwa langkah
Penyelesaian tindakan pengendalian
yang
resiko
tersebut karena berdasarkan tugas dan Untuk
penyelesaian
dilakukan
oleh
informan
1
tanggung jawab informan 1 sebagai
menganalisis
Supervisior
tindakan pengendalian
Health
Safety
&
Environment (HSE) yang berwenang
resiko peniliti mengacu pada teori
dalam hal ini.
29
2.
Informan
2
dan
3
bahwa setiap pekerja yang tidak patuh
spendapat mengatakan: “Ditegur
dalam penggunaan APD pada saat
dan
bekerja harus ditegur dan diberikan
diberikan
informan
sanksi”.
(Hasil
sanksi sesuai aturan yang berlaku di
wawancara 10 Juni 2015).
perusahaan Berdasarkan
jawaban
dari
PT.Pertamina
(Persero)
TBBM Kijang.
informan 2 dan informan 3 tersebut maka peneliti memberikan kesimpulan
b.
Apa tindakan bapak/ibu ketika
bahwa menegur adalah hal yang wajar
menemukan
bagi sebagai rekan kerja untuk patuh
bahaya di lokasi perusahaan?
kepada
aturan
yang
Berdasarkan
penyakit
kerja.
akibat
pertanyaan
tersebut jawaban yang didapat dari
rekan kerjanya untuk menghindari atau kecelakaan
tanda-tanda
berlaku
diperusahaan dan rasa perduli kepada
mengantisipasi
ada
Informan
atau
1,
2
dan
informan
3
menjawab, “Melapor kepada supervisior
Memberikan
untuk diperbaiki”. (Hasil wawancara
sanki bukan wewenang dari informan 2
tanggal 08 dan tanggal 10 Juni 2015).
dan informan 3, disebabkan karena dalam hal ini yang berwenang dalam
Berdasarkan
jawaban
dari
memberikan sanksi adalah pimpinan
informan 1, 2 dan informan 3 tersebut
puncak.
maka peneliti mengambil kesimpulan
3.
bahwa setelah melihat hal tersebut para
Key informan: “Menegur untuk
informan langsung melapor kepada
menghentikan pekerjaannya, lalu
supervisior atau kepada pihak yang
memberikan sanksi kepada yang
bertanggung jawab
melanggar”. (Hasil wawancara 28
Pendapat
Berdasarkan jawaban dari key tersebut
tindakan
perbaikan.
Mei 2015).
informan
dalam
maka
berbeda
yang
dikemukakan oleh key informan yang
peneliti
mengatakan bahwa:
mengambil kesimpulan bahwa, tindakan yang dilakukan oleh key informan
“Mengisi kartu PATUH yang
tersebut adalah langkah yang sangat
sudah disediakan tersebar di lapangan,
bijaksana sebagai seorang pimpinan
dan sesegera mungkin memberitahukan
puncak
untuk
orang disekitar dan memberi laporan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan
kepada petugas yang bertanggung jawab
kerja atau penyakit akibat kerja.
dibidang tersebut, khususnya petugas
terhadap
bawahan
safety”. (Hasil wawancara 28 Mei
Berdasarkan hasil wawancara
2015).
diatas maka peneliti menyimpulkan
30
Berdasarkan jawaban dari key informan
tersebut
maka
tanda bahaya atau pelanggaran SMK3 di
peneliti
lokasi perusahaan.
mengambil kesimpulan bahwa, langkah 8.
untuk mengatasi agar para pekerja dapat
Hasil
pengukuran
lingkungan
Kerja
terhindar dari bahaya tersbut maka harus memberitahukan kepada orang
Untuk
menganalisis
hasil
yang berada disekitar lokasi tersebut,
pengukuran lingkungan kerja maka
mengisi kartu PATUH yang sudah
peneliti mengacu pada teori Manuaba
disediakan,
(dalam
selanjutnya
melaporkan
2009:1)
yang
kepada pihak yang lebih bertanggung
mengatakan bahwa, ditempat
kerja
jawab dalam pengendalian pekerjaan
terdapat
yang
tersebut
maupun
mempengaruhi
petugas
safetyuntuk
pengawasan mengatasi
dari hal
beberapa
faktor
lingkungan
kerja
seperti; faktor fisik, faktor kimia,
tersebut.
faktor biologis dan faktor psikologis. Semua
Berdasrkan hasil wawancara
suasana
siapapun yang menemukan ada tanda-
sesegera
(PATUH),
kemudian
produktif.
di
menghubungi
(http://
sebagai
perusahaan
di lokasi
a.
Kartu
bentuk
komitmen
PT.Pertamina
(Persero)
pdf/
untuk mewakili indikator ini adalah:
fungsi sebagai laporan jenis pengamatan
memo.
core.ac.uk/download/
12349032.pdf). Pertanyaan wawancara
beberapa titik lokasi perusahaan, dengan
berupa
desain sedemikian rupa sehingga
suasana yang nyaman dan aman.
x 8,5 cm yang sudah disediakan di
perusahaan
itu
untuk melaksanakan kegiatan dalam
PATUH adalah kartu yang berukuran 11
bahaya
karena
menjadi kondusif terhadap pekerja
penyelelesaian jalan keluarya. Kartu
tanda
Oleh
lingkungan kerja harus ditangani dan
HSE
petugas safety untuk menindaklanjuti
penemuan
dan berpengaruh
untuk dapat bekerja secara optimal dan
waspada, selanjutnya mengisi kartu Utama
kerja
terhadap
nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja
berada disekitar lokasi tersebut untuk
Aturan
gangguan
akan
kerja. bahwa lingkungan keja yang
mungkin
memberitahukan kepada pekerja yang
Pengamatan
tersebut
terhadap kesehatan dan keselamatan
tanda bahaya di lokasi perusahaan maka harus
faktor
menimbulkan
tersebut peneliti menyimpulkan bahwa,
tersebut
Widiastuti,
Apakah
pengukuran
pemantauan
dan
aspek-aspek
dampak lingkungan operasional perusahaan
TBBM Kijang dan seluruh pekerjanya
dilakukan
rutin dan berkala?
untuk wajib diisi apabila ada penemuan
31
secara
Berdasarkan
pertanyaan
mengatakan bahwa, dalam konsep K3
tersebut jawaban yang didapat dari
punggunaan APD merupakan pilihan
seluruh
sependapat
terakhir
wawancara
pencegahan
informan
mengatakan,
“ya”.(Hasil
atau
last
resort
kecelakaan.
dalam
Hal
ini
tanggal 28 Mei, 08 Juni dan tanggal 10
disebabkan karena alat pelindung diri
Juni 2015).
bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce
Berdasarkan
jawaban
dari
sekedar
seluruh informan diatas maka peneliti mengambil
kesimpulan
(Persero)
efek
atau
kecelakaan
(reduce
untuk mewakili indikator ini adalah: a. Apakah
TBBM
Kijang dilakukan secara rutin dan berkala. b.
hanya
consecuences).Pertanyaan wawancara
aspek dampak lingkungan operasional PT.pertamina
namun
mengurangi
keparahan
bahwa,
pengukuran dan pemantauan aspek-
di
likelihood)
bapak/ibu
sudah
mengerti
dengan
cara
penggunaan
peralatan
safety
yang telah tersedia di perusahaan ini?
Apakah dilakukan secara serius dan sesuai dengan SOP? Dari
pertanyaan
Dari
pertanyaan
tersebut
jawaban yang didapat dari seluruh
tersebut
seluruh informan sependapat menjawab,
informan
mengatakan,
“mengerti”.
“ya”. (Hasil wawancara tanggal 28 Mei,
(Hasil wawancara tanggal 28 Mei,
08 Juni dan tanggal 10 Juni 2015).
tanggal 08 Juni dan tanggal 10 Juni 2015.
Berdasarkan
jawaban
yang
didapat dari seluruh informan diatas
Dari jawaban hasil wawancara
maka peneliti mengambil kesimpulan
tersebut penliti mengambil kesimpulan
bahwa, pengukuran dan pemantauan
bahwa seluruh informan mengerti cara
aspek-aspek
penggunaan peralatan safety yang telah
dampak
lingkungan
operasional di PT.pertamina (Persero)
tersedia
TBBM Kijang dikerjakanberdasarkan
TBBM Kijang.
SOP dan dilakukan secara serius, rutin
b.
dan berkala. 9.
Pemakaian
Alat
Pelindung
menganalisis
(2010:105)
apakah
masih
layak
pertanyaan
diatas
Jawaban yang didapat dari seluruh
pemakaian APD penulis mengacu pada Ramli
(Persero)
untuk digunakan?
Diri
Dari Untuk
PT.Pertamina
Alat Pelindung Diri (APD) yang tersedia
(APD)
teori
di
informan mengatakan, “masih layak”.
yang
32
Berdasarkan hasil wawancara
(Persero)
tersebut maka peneliti menyimpulkan
TBBM
Kijang
belum
sepenuhnya mencukupi.
bahwa Alat Pelindung Diri (APD) yang Pendapat
telah tersedia di PT.Pertamina (Persero)
berbeda
yang
disampaikan oleh key informan yang
TBBM Kijang masih layak untuk
mengatakan bahwa:
digunakan.
“Belum
10. Alat SMK3 yang tersedia
sepenuhnya
mencukupi karena diharapkan selalu Untuk mengalisis alat SMK3
ada peningkatan yang lebih baik dan
yang tersdia di PT.Pertamina (Persero)
lebih canggih”. (Hasil wawancara 28
Terminal BBM Kijang maka peneliti
Mei 2015).
mengacu pada ketentuan pasal 14C Undang-undang No.1
tahun
Keselamatan
1970
(dalam
Berdasarkan jawaban dari key
Kerja informan
Ramli,
SMK3
pengusaha wajib menyediakan alat
sifat
di
Terminal
keselamatan kerja secara cuma-cuma dengan
maka
peneliti
mengambil kesimpulan bahwa peralatan
2010:106), yang mengatakan bahwa
sesuai
tersebut
BBM
sepenuhnya
bahayanya.
harapannya,
Pertanyaan wawancara untuk mewakili
PT.Pertamina
(Persero)
Kijang
terpenuhi karena
beliau
belum sesuai sangat
mengharapkan selalu ada peningkatan
indikator ini adalah:
yang lebih baik dan lebih canggih a.
Sudah cukupkah alat-alat SMK3
disesuaikan
yang
tekhnologi.
disediakan
oleh
pihak
dengan
perkembangan
PT.Pertamina (Persero) TBBM Mengacu pada teori maupun
Kijang?
jawaban yang didapat dari seluruh Berdasarkan
pertanyaan
informan
tersebut
maka
tersebut jawaban yang didapat dari
mengambil
Informan
3
penyediaan fasilitas yang memadahi
sepenuhnya
menjadi salah satu faktor pendorong
1,
mengatakan,
2
dan
informan
“belum
kesimpulan
peneliti
peningkatan
bahwa,
mencukupi”. (Hasil wawancara tanggal
untuk
produktivitas
08 Juni dan 10 Juni 2015).
perusahaan khususnya fasilitas SMK3, sehingga dapat memotivasi pekerja
Berdasarkan
jawaban
dari
untuk merasa lebih gairah dan semangat
informan 1, 2 dan informan 3 maka
dalam
peneliti mengambil kesimpulan bahwa, alat-alat
SMK3
di
melakukan
tugas
dan
pekerjaannya. Fasilitas SMK3 adalah
PT.Pertamina
faktor utama yang sangat berpengaruh penting, sehingga pekerja merasa aman
33
dan
nyaman
pada
saat
bekerja.
Berdasarkan
jawaban
yang
Penyediaan fasilitas SMK3 tersebut
kemukakan oleh key informan tersebut
harus
dengan
maka peneliti mengambil kesimpulan
kemajuan tekhnologi yang semakin
bahwa, peralatan yang telah tersedia
mutakhir, karena inovasi baru yang
dimiliki oleh PT.Pertamina (Persero)
lebih kreatif dan lebih peraktis dalam
Terminal BBM Kijang telah dibeli atau
penggunaanya
diorder
disesuaikan
penunjang
juga
sehingga untuk
menjadi peningkatan
dari
produksinya
sudah
berkualitas Standar Nasional Indonesia
produktivitas perusahaan, yang jelas
(SNI).
harus berkualitas dan sesuai standar. Berdasarkan b.
jawaban
yang
Apakah alat-alat SMK3 yang
dikemukakan oleh seluruh informan
tersedia sudah sesuai standar
tersebut
nasional?
kesimpulan bahwa peralatan SMK3
maka
peneliti
mengambil
yang tersedia di PT.Pertamina (Persero) Berdasarkan
pertanyaa
Terminal
tersebut jawaban yang didapat dari Informan
1,
2
dan
informan
sudah
3
BBM sesuai
Kijang Standar
sebenarnya Nasional
Indonesia, namun jika dibandingkan
menjawab, “belum seluruhnya”. (Hasil
dengan semua peralatan hasil produksi
wawancara tanggal 08 dan tanggal 10
dari perusahaan-perusahaan dari negara
Juni 2015).
asing
tingkat
Standar
Nasional
yang
Indonesia masih kalah saing dalam
didapat dari informan 1, 2 dan informan
pasar internasional jika ditinjau dari
3 tersebut maka peneliti mengambil
kualitas barang maupun harga jualnya.
Berdasarkan
jawaban
kesimpulan bahwa, alat-alat SMK3
11. Tingkat kepuasan karyawan akan
yang sudah tersedia di PT.Pertamina (Persero)
Terminal
BBM
Kijang
ternyata
seluruhnya
belum
sesuai
pelaksanaan SMK3 Untuk menganalisis tingkat kepuasan karyawan akan pelaksanaan
standar nasional.
SMK3 penulis mengacu pada tori
Pendapat
berbeda
Soehatman
yang
Ramli
(2010:25)
yang
dikemukakan oleh Key informan yang
mengatakan bahwa, tempat kerja yang
mengatakan bahwa:
baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang menyenangkan
“Sudah, sebab peralatan yang tersedia berstandar
dari
produksinya
nasional
(SNI)”.
dan serasi akan mendukung tingkat
sudah
keselamatan. Oleh karena itu kondisi
(Hasil
K3 dalam perusahaan adalah cerminan
wawancara 28 Mei 2015).
dari kondisi ketenagakerjaan dalam
34
perusahaan. Jika kinerja SMK3 baik,
tanggal 28 Mei, 08 Juni dan tanggal 10
dapat
Juni 2015).
dipastikan
ketenagakerjaan tersebut
bahwa dalam
juga
perusahaan
berjalan
sebaliknya.
Sistem
kondisi
baik
Berdasarkan
dan
wawancara
pembinaan,
pengupahan
yang
baik
mendorong
meningkatnya
keselamatan
organisasi.
maka
hasil
peneliti
mengambil kesimpulan bahwa para
pengawasan, kepedulian manajemen dan
tersebut
jawaban
informan sangat puas terhadap jaminan
akan
keselamatan dan kesehatan kerja yang
kondisi
diberikan oleh PT.Pertamina (Persero)
Pertanyaan
TBBM Kijang.
wawancara untuk mewakili indikator ini adalah:
PENUTUP
a. Puaskah
bapak/ibu
dengan
5.1. Kesimpulan
pelaksanaan SMK3 diperusahaan Pada Penelitian ini bertujuan untuk
ini?
mengetahui bagaimana Sistem Manajemen Dari
pertanyaan
tersebut
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
jawaban yang didapat dari seluruh
PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM
informan sependapat mengatakan,
Kijang. Berdasarkan hasil pengamatan dan
“puas”. (Hasil wawancara tanggal
jawaban hasil wawancara penelitian yang
28 Mei, 08 Juni dan 10 Juni 2015).
penulis
maka
peneliti
beberapa
(Persero)
TBBM
1.
Kijang. b.
SMK3
yang
dapat
Kecelakaan Kerja. Berdasarkan indikator tersebut, hasil
Puaskah
bapak/ibu
jaminan
keselamatan
wawancara dan pengamatan langsung
dengan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa,
dan
dalam 3 tahun terakhir bahkan sejak
kesehatan kerja yang diberikan oleh
indikator
digunakan sebagai berikut:
merasa puas dengan pelaksanaan SMK3 PT.Pertamina
untuk
pada teori Firmanto,2013 yang mengatakan
mengambil
kesimpulan bahwa seluruh informan
di
dilapangan,
mengambil kesimpulan peneliti mengacu
Berdasarkan hasil wawancara tersebut
lakukan
PT.Pertamina
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
(Persero)
Kijang dibangun tidak pernah terjadi
TBBM Kijang?
kecelakaan kerja di lokasi perusahaan. Berdasarkan
pertanyaan
2.
Kasus Penyakit Akibat Kerja.
tersebut jawaban yang didapat dari
Dari jawaban hasil wawancara maka
seluruh informan mengatakan bahwa,
peneliti mengambil kesimpulan bahwa,
“sangat
selama 3 tahun terakhir tidak pernah
puas”.
(Hasil
wawancara
terjadi
35
penyakit
akibat
kerja
di
3.
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
diguna dapat menambah wawasan,
Kijang.
pengetahuan
Laporan Pelanggaran SMK3.
tentang SMK3 untuk dapat diterapkan
Dari jawaban seluruh informan maka
pada saat bekerja di perusahaan untuk
peneliti mengambil kesimpulan bahwa,
mengantisipasi dampak buruk akan
dalam pembuatan laporan pelanggaran
terjadi pada para pekerja maupun
SMK3
perusahaan itu sendiri.
di
PT.Pertamina
(Persero)
Terminal BBM Kijang sudah sesui berdasarkan
4.
telah
Penyelesaian Tindakan Pengendalian Resiko. Berdasarkan hasil wawancara maka
ini adalah manajemen para ahli Safety
peneliti menyimpulkan bahwa setiap
yang
pekerja
bekerja
secara
profesioal
yang
tidak
patuh
dalam
berdasarkan temuan atau realita yang
penggunaan APD pada saat bekerja
terjadi di lokasi perusahaan.
harus ditegur dan diberikan sanksi
Ketidaksesuaian Pelaksanaan SMK3.
sesuai
Dari jawaban seluruh informan maka
perusahaan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa,
Terminal BBM Kijang.
pelaksanaan
SMK3
di
8.
aturan
yang
berlaku
PT.Pertamina
di
(Persero)
Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja.
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
Berdasarkan
Kijang sudah sesuai dengan SOP yang
informan maka peneliti mengambil
ada.
kesimpulan bahwa, pengukuran dan
Penyelesaian Suatu Program Kerja.
pemantauan
Berdasarkan hasil wawancara maka
lingkungan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
PT.pertamina (Persero) Terminal BBM
dalam peneyelesaian suatu program
Kijang dilakukan secara rutin dan
kerja
berkala, secara serius dan sesuai SOP.
di
Terminal
6.
yang
pengalaman
ditentukan. Tugas pembuatan laporan
dalam
5.
SOP
7.
maupun
PT.Pertamina BBM
Kijang
(Persero) dilakukan
9.
jawaban
dari
aspek-aspek
seluruh
dampak
operasional
di
Pemakaian Alat Pelindung Diri.
secara profesional dan berkelanjutan.
Dari jawaban hasil wawancara penliti
Pelatihan yang Terlaksana.
mengambil kesimpulan bahwa seluruh
Berdasarkan hasil wawancara maka
informan mengerti cara penggunaan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa,
peralatan safety yang telah tersedia di
semua informan pernah mengikuti
PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM
pelatihan SMK3. Kegiatan pelaksanaan
Kijang.
pelatihan
SMK3
sangat
penting
10. Alat SMK3 yang tersedia.
dilakukan secara rutin bagi seluruh
Berdasarkan
pekerja yang ada di PT.Pertamina
dikemukakan oleh seluruh informan
(Persero)
maka peneliti mengambil kesimpulan
Terminal
BBM
Kijang,
36
jawaban
yang
bahwa peralatan SMK3 yang tersedia
pusat maupun pemerintah setempat
di PT.Pertamina (Persero) Terminal
untuk dapat diketahui oleh instansi
BBM Kijang sebenarnya sudah sesuai
terkait dalam kesuksesan penerapan
Standar Nasional Indonesia, namun
SMK3 yang telah dicapai. Hal ini
jika
semua
dilakukan agar dapat meningkatkan
dari
hubungan perusahaan dan juga fungsi
negara
pengawasan maupun tanggung jawab
dibandingkan
peralatan
hasil
dengan produksi
perusahaan-perusahaan asing
tingkat
dari
Standar
Nasional
dari instansi tersebut.
Indonesia masih kalah saing dalam
2.
Menurut peneliti, pihak perusahaan
pasar internasional jika ditinjau dari
harus
kualitas barang maupun harga jualnya.
lingkungan perusahaan yang sehat dan
11. Tingkat Kepuasan Karyawan akan
menjaga
meningkatkan
aman serta keselamatan dan kesehatan
Pelaksanaan.
pekerjanya,
Berdasarkan hasil wawancara
dan
maka
karena
bagaimanapun
pekerja adalah asset utama perusahaan.
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
3.
Menurut peneliti, para petugas safety
seluruh informan merasa puas dengan
dalam membuat laporan pelanggaran
pelaksanaan SMK3 di PT.Pertamina
SMK3
(Persero) Terminal BBM Kijang.
profesionalitas
agar
harus dan
dituntut
penuh
rasa
tanggung jawab yang harus selalu
5.2. Saran
ditingkatkan. Berdasarkan diperoleh
dalam
kesimpulan
penelitian
ini,
yang
4.
maka
Prosedure (SOP) menjadi dasar untuk
diajukan saran-saran sebagai pelengkap terhadap
hasil
penelitian
yang
mencapai kesuksesan SMK3, maka
dapat
harus dihindari adalah melaksanakan
diberikan sebagai berikut: 1.
Bagaimanpun Standard Operational
tugas atau pekerjaan tidak berdasarkan SOP, karena dapat berakibat fatal.
Bagi peneliti keberhasilan atau prestasi 5.
dari PT.Pertamina (Persero) TBBM
Dalam penyelesaian suatu program
Kijang dalam mempertahankan zero
kerja harus dituntut profesionalitas,
accident
belum
namun dituntut juga kreativitas yang
sangat
harus dikembangkan dan ditingkatkan
sempurna,
saat
ini
masih
selanjutnya
secara berkelanjutan.
diharapkan agar dalam masa yang akan 6.
datang dalam catatan atau data rekap
Menurut peneliti pelatihan SMK3 yang
zero accident oleh para manajemen
dilaksanakan secara rutin dan berkala
perusahaan dalam
tahunnya
harus wajib dilaksanakan bagi seluruh
harus dijadikan arsip yang menjadi
pekerja yang ada di PT.Pertamina
dasar penghargaan (awards) yang mesti
(Persero) Terminal BBM Kijang, guna
harus dilaporkan kepada PT.Pertamina
mengantisipasi dampak buruk yang
setiap
37
7.
akan terjadi, dan dapat meningkatkan
11. Pihak perusahaan maupun pekerja agar
kemapanan dan kemahiran bagi seluruh
tidak saling merugikan utuk dapat
pekerja yang ada.
mematuhi ketentuan maupun undang-
Pihak perusahaan harus tegas dalam
undang yang berlaku tentang kewajiban
memberikan sanksi bagi para pekerja
dan
yang melanggar aturan yang berlaku
pekerjanya, agar efektif dan efisien
diperusahaan
tentang
dalam penerapan SMK3 dan untuk
SMK3, dan kewajiban setiap pekerja
meraih zero accident dimasa yang akan
harus memberikan laporan yang cepat
datang.
apabila
khususnya
menemukan
hak
perusahaan
maupun
tanda-tanda
DAFTAR PUSTAKA
bahaya dilokasi PT.Pertamina (Persero) Terminal BBM Kijang maupun para rekan
kerjanya
yang
melanggar
A. Buku
peraturan perusahaan tentang SMK3. 8.
Pengukuran dan pemantauan aspek-
Soehatman Ramli. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.
aspek dampak lingkungan kerja sangat dibutuhkan ketelitian, keseriusan dan tanggung jawab yang tinggi, karena lingkungan kerja adalah salah satu faktor
utama
yang
Indah Puji Hartantik. 2014. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogjakarta: Laksana.
mempengaruhi
kecelakaan kerja. 9.
Menurut peneliti penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) harus wajib
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.
dipahami penggunaannya pada saat memasuki lokasi perusahaan, maka APD
juga
harus
dipastikan
kelayakannya dan sesuai standar. Pihak
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
perusahaan tegas dalam memberikan sanksi apabila para pekerja tidak patuh dalam penggunaan APD apabila masuk di lokasi perusahaan. 10. Pihak
perusahaan
harus
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: Refika Aditama.
wajib
mengontrol kelayakan peralatan SMK3 telah digunakan oleh para pekerjanya maupun
yang
diperusahaan
untuk
telah
tersedia
mengantisipasi
dampak buruk yang akan terjadi.
38
CHR. Jimmy L. Gaol. 2014. Human Capital, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Internatonal Labour Organization (ILO). 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sarana Untuk Produktivitas. Jakarta: ILO
Husein Umar. 2001. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Annasyiatul Uhud dkk.2008. Buku Pedoman Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk Praktek dan Pratikum. Surabaya: Universitas Airlangga. . DOKUMEN DAN BACAAN LAINNYA
Susilo Martoyo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Gary Dessler. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks Kelompok Gramedia.
Peraturan Menteri No.05 pasal 1 Tahun 1996. Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Robert L. Mathis – John H. Jackson. 2006. Human Resource Management, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-undang No.1 Tahun 1970. Mengenai Keselamatan Kerja.
Francesko Sofo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya: Airlangga University Press.
Undang-Undang No.23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan, menjelaskan bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Syafaruddin Alwi. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: BPFE.
UU No.13 tahun 2003 Pasal 86 dan Pasal 87. Tentang Perlindungan Tenaga Kerja Dan Wajib Penerapan SMK3 di Lingkungan Perusahan.
Suparno Eko Widodo. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012 Tentang Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Vincent Gaspersz. 2007. Organizational Excellece, Model Strategik Menuju World Class Cuality Company. Jakarta: Gramedia.
39
(Berdasarkan Permenaker 05/MEN/1996),
B. TESIS DAN SKRIPSI Alfiandri. 2008; Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru.
NRP Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Safety And Health Management System Plan (SMK3), (5 Agustus 2010), .
Hiksan Nur. 2012; Implementasi Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap Produktivitas Karyawan Pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Makasar. Fitrah
Indikator Kinerja SMK3 Perusahaan, (15 Januari 2013) .
Wahyudi Imam, 2013; Laporan Kerja Praktek Deskripsi Implementasi OHSAS 18000:2007 Pada Ssistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. Indolakto Factory Jakarta.
C. Internet Organisasi Keselamatan Kerja, (10 Mei 2012), Sistem Manajemen Keselamatan dan Ksesehatan Kerjadan Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Dunia Kerja, (20 Januari 2013), Perencanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) DI PPNS-ITS
40