1
RESPON PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH GIBGRO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) SISCA ARISANDI NASUTION 110211799
A. Hasil Penelitian 1. Tinggi Tanaman (cm) Data pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung manis umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada lampiran 5, 8, 11 dan 7, 10 dan 13. Dari hasil analisis pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan berpengaruh nyata pada usia 6 minggu setelah tanam. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
2
Tabel 1. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro Terhadap Tinggi Tanaman Jagung Manis Umur 6 MST. S/G
G0
G1
G2
Rataan
S0
179,44 a
184,22 a
187,71 a
183,79 a
S1
187,27 a
186,15 a
186,53 a
186,65 b
S2
186,71 a
187,78 a
186,82 a
187,10 c
S3
187,44 a
189,67 a
187,04 a
188,05 d
Rataan
185,22 a
186,96 b
187,03 c
KK = 1,57%
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ.
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dengan perlakuan 2,4 cc/l air/plot (S3) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 188,05 cm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1,6 cc/l air/plot (S2) 187,10 cm dan 0,8 cc/l air/ plot (S1) 186,65 cm tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 cc/l air/plot (S0) 183,79 cm, sedangkan perlakuan S3 dan S0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya. Perlakuan pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro dengan semua perlakuan menunjukkan pengaruh tidak nyata, perlakuan 0,02 g /l air/plot (G2) memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 187,03 cm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,01 g /l air/ plot (G1) 186,96 cm dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0 g /l air/plot (G0) 185,22 cm. Interaksi pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan pengaruh tidak nyata. Pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 6 minggu setelah tanam, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 1 dibawah ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
3
Tinggi Tanaman (cm)
189 190
y = 184,0 + 1,66 S r = 0,91
188
188
x x
187
x
186 185
184 184
x
182 183 182 181 180 0
0.8
1.6
2.4
Dosis Pupuk Organik Cair Nasa (cc/l air/plot)
Gambar 1. Kurva Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam Analisis regresi pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap tinggi tanaman jagung manis umur 6 MST diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan ŷ = 184,0 + 1,66 S dengan r = 0,91 seperti dapat dilihat pada Gambar 1 di atas. 2. Diameter Batang (mm) Data pengamatan dan analisis sidik ragam diameter batang tanaman jagung manis umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada lampiran 14, 17, 20 dan 16, 19 dan 22. Dari hasil analisis pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan sangat berpengaruh nyata pada umur 6 minggu setelah tanam. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
4
menunjukkan tidak berpengaruh nyata pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan berpengaruh sangat nyata pada 6 minggu setelah tanam. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap diameter batang tanaman jagung manis umur 6 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro Terhadap Diameter Batang Jagung Manis (mm) Umur 6 MST. S/G
G0
G1
G2
Rataan
S0
3,60 a
3,83 a
3,90 a
3,78 a
S1
4,03 a
4,13 a
4,37 a
4,18 b
S2
3,87 a
4,40 a
4,47 a
4,24 c
S3
3,93 a
4,40 a
4,47 a
4,27 d
Rataan
3,86 a
4,19 b
4,30 c
KK = 6,74%
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ.
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dengan perlakuan 2,4 cc / l air/ plot (S3) memiliki diameter terbesar yaitu 4,27 mm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1,6 cc / l air / plot (S2) 4,24 mm dan 0,8 cc/l air/ plot (S1) 4,18 mm tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 cc / l air / plot (S0) 3,78 mm, sedangkan perlakuan S3 dan S0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya. Perlakuan pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro dengan perlakuan 0,02 g / l air / plot (G2) memiliki diameter terbesar yaitu 4,30 mm, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,01 g / l air / plot (G1) 4,19 mm tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 g / l air / plot (G0) 3,86 mm, sedangkan perlakuan G2 dan G0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
5
Interaksi pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro (S/G) menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata. Pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap diameter batang jagung manis umur 6 minggu setelah tanam, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 2 dibawah ini.
Diameter Batang (mm)
4.50
4.25
4.00 ŷ = 3,888 + 0,191 S r = 0,87 3.75
3.50 0
0.8
1.6
2.4
Konsentrasi Pupuk NASA (cc/l air/plot)
Gambar 2. Kurva Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap Diameter Batang Jagung Manis Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk organik cair Nasa terhadap diameter batang jagung manis diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan ŷ = 3,888 + 0,191 S dengan r = 0,87 seperti dapat dilihat pada Gambar 2 di atas. Pengaruh pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap diameter batang dapat dilihat pada kurva respon Gambar 3 dibawah ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
6
ŷ = 3,896 + 22 G r = 0,96
Diameter Batang (mm)
4.50
4.25
4.00
3.75
3.50 0
0.01
0.02
Konsentrasi ZPT GibGro (g/l air/plot)
Gambar 3. Kurva Respon Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap Diameter Batang Jagung Manis (mm) Pada Umur 6 Minggu Setelah Tanam 3. Berat Tongkol per Tanaman Sampel (g) Data pengamatan dan analisis sidik ragam berat tongkol per tanaman sampel dapat dilihat pada lampiran 23 dan 25. Dari hasil analisis pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa menunjukkan sangat berpengaruh nyata pada berat tongkol per tanaman sampel. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan sangat berpengaruh nyata pada berat tongkol per tanaman sampel. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap berat tongkol per tanaman sampel dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
7
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro Terhadap Berat Tongkol per Tanaman Sampel. S/G
G0
G1
G2
Rataan
S0
271,67 a
286,67 a
300,00 a
286,11 a
S1
276,67 a
295,00 a
295,00 a
288,89 b
S2
303,33 a
290,00 a
295,00 a
296,11 c
S3
306,67 a
303,33 a
340,00 a
316,67 d
Rataan
289,58 a
293,75 b
307,50 c
KK = 5,80%
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dengan perlakuan 2,4 cc / l air / plot (S3) memiliki bobot tongkol per tanaman sampel terbesar yaitu 316,67 g, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1,6 cc / l air / plot (S2) 296,11 g, berbeda nyata dengan perlakuan 0,8 cc / l air / plot (S1) 288,89 g dan perlakuan 0 cc / l air / plot (S0) 286,11 gram, sedangkan perlakuan S3 dan S0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya. Perlakuan pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro dengan perlakuan 0,02 g / l air / plot (G2) memiliki bobot tongkol per tanaman sampel terbesar yaitu 307,50 g, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,01 g / l air / plot (G1) 293,75 g tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 g / l air / plot (G0) 289,58 g, sedangkan perlakuan G2 dan G0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya. Interaksi pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
8
Pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap berat tongkol per
Berat per Tanaman Sampel (gr)
tanaman sampel, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 4 dibawah ini. 320
ŷ = 282,1 + 12,36 S r = 0,924
310 300 290 280 270 0
0.8
1.6
2.4
Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa (cc/l air/plot)
Gambar 4. Kurva Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap Berat Tongkol Per Tanaman Sampel Analisis regresi pengaruh pemberian pupuk organik cair Nasa terhadap Berat per Tanaman Sampel diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan ŷ = 282,1 + 12,36 S dengan r = 0,924 seperti dapat dilihat pada Gambar 4 di atas.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
9
Pengaruh pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap berat tongkol
Berat per Tanaman Sampel (gr)
per tanaman sampel, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 5 dibawah ini. 310
ŷ = 287,9 + 896 G r = 0,955
305 300 295 290 285 280 275 0
0.01
0.02
Konsntrasi ZPT GibGro (g/l air/plot)
Gambar 5. Kurva Respon Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap Berat Tongkol Per Tanaman Sampel Jagung Manis 4. Produksi per plot (Kg) Data pengamatan dan analisis sidik ragam produksi per plot dapat dilihat pada lampiran 26 dan 28. Dari hasil analisis pengamatan dan analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa menunjukkan sangat berpengaruh nyata pada produksi per plot. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan sangat berpengaruh nyata pada produksi per plot. Interaksi pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata. Hasil uji beda rataan pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap Produksi per Plot (Kg) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
10
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rataan Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro Terhadap Produksi per Plot (Kg) Jagung Manis. S/G
G0
G1
G2
Rataan
S0
4,10 a
4,33 a
4,50 a
4,31 a
S1
4,17 a
4,43 a
4,47 a
4,36 a
S2
4,53 a
4,37 a
4,43 a
4,44 b
S3
4,63 a
4,57 a
5,03 a
4,74 c
Rataan
4,36 a
4,43 b
4,61 c
KK = 5,32%
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkkan berbeda tidak nyata pada taraf 5 % dengan menggunakan uji BNJ.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dengan perlakuan 2,4 cc / l air / plot (S3) memiliki bobot tongkol per plot terbesar yaitu 4,74 kg, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1,6 cc / l air / plot (S2) 4,44 kg dan perlakuan 0,8 cc / l air / plot (S1) 4,36 kg tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 cc / l air / plot (S0) 4,31 kg sedangkan perlakuan S3 dan S0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya. Perlakuan pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro dengan perlakuan 0,02 g / l air / plot (G2) memiliki bobot tongkol per plot terbesar yaitu 4,61 kg, tidak berbeda nyata dengan perlakuan 0,01 g / l air / plot (G1) 4,43 kg tetapi berbeda nyata dengan perlakuan 0 g / l air / plot (G0) 4,36 kg, sedangkan perlakuan G2 dan G0 menunjukkan saling berbeda nyata antar sesamanya. Interaksi pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata. Pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap produksi tanaman per plot, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 6 dibawah ini.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
11
Produksi per plot
4.8
ŷ = 4,257 + 0,171 S r = 0,91
4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 4 0
0.8
1.6
2.4
Konsentrasi Pupuk Organik Cair NASA (cc/l air/plot)
Gambar 6. Kurva Respon Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap Produksi Per Plot Jagung Manis Analisis regresi pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair Nasa terhadap Produksi per Plot diperoleh kurva regresi linier positif dengan persamaan ŷ = 4,257 + 0,171 S dengan r = 0,91 seperti dapat dilihat pada Gambar 6 di atas. Pengaruh pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap produksi per plot, dapat dilihat pada kurva respon Gambar 7 dibawah ini.
Produksi per Plot (Kg)
4.7
ŷ = 4,341 + 12,5 G r = 0,96
4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 0
0.01
0.02
Konsentrasi ZPT GibGro (g/l air/ plot)
Gambar 7. Kurva Respon Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap Produksi Per Plot Jagung Manis Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
12
B. Pembahasan 1. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Nasa Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis
Terhadap
Dari analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa pemberian Pupuk Organik Cair Nasa menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 minggu setelah tanam serta sangat berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 minggu setelah tanam, tidak berpengaruh nyata pada diameter batang umur 2 dan 4 minggu setelah tanam tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 6 minggu setelah tanam, berpengaruh sangat nyata terhadap berat tongkol per tanaman sampel dan produksi per plot. Pada parameter tinggi tanaman jagung manis dengan perlakuan (S3) 2,4 cc/l air/plot pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam menunjukkan pengaruh tidak nyata karena unsur hara pada tanah sering digunakan oleh tanaman yang hidup di atas tanah tersebut sehingga unsur hara yang tersedia di dalam tanah masih belum terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2002) dalam kompetisi perebutan unsur hara tersebut kemungkinan besar tanaman kalah bersaing sehingga tanaman akan kekurangan unsur hara karena unsur hara tersebut sebagian besar digunakan oleh mikroorganisme tanah untuk metabolisme tubuhnya. Oleh karena itu, tanaman masih kekurangan unsur hara untuk proses pertumbuhan, sedangkan pada umur 6 minggu setelah tanam menunjukkan berpengaruh nyata dengan tinggi tanaman tertinggi 187,67 cm karena pemberian Pupuk NASA yang diaplikasikan pada 15 HST sudah dapat mengganti kandungan hara pada tanah yang berkurang. Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
13
Pengaruh terhadap diameter batang tanaman jagung manis terbaik yaitu dengan perlakuan S3 dengan 2,4 cc/l air/plot yang diaplikasikan pada 15 hari setelah tanam pada umur 6 minggu setelah tanam dapat berbanding nyata jika dibandingkan dengan umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dipengaruhi karena Pupuk Organik Cair belum seluruhnya diserap oleh tanaman selain itu Pupuk Organik Cair ini berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji jagung manis. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata sehingga pertumbuhan tanaman semakin meningkat. Pada parameter berat bobot per tanaman sampel dan produksi per plot dengan perlakuan (S3) 2,4 cc/l air/plot menghasil berat bobot per tanaman sampel terbesar yaitu 316,67 g dan produksi per plot terbanyak yaitu 4,74 kg menunjukkan pengaruh sangat nyata. Pemberian pupuk Nasa pada perlakuan S3 memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zaevie, dkk. (2013) yang menyimpulkan bahwa NASA menunjukan hasil berbeda sangat nyata pada semua parameter pengukuran dan hasil yang paling baik dihasilkan pada perlakuan N3 6 cc/liter air, POC NASA terhadap tanaman kacang panjang menunjukan hasil tidak nyata pada umur 15, 30 hari setelah tanam, berat polong per tanaman, panjang polong pertanaman dan hasil polong. Tetapi
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
14
berbeda sangat nyata pada umur tanaman saat berbunga 80% dan jumlah polong pertanaman dan hasil. Pupuk cair NASA mampu melarutkan sisa pupuk kimia ditanah (dapat dimanfaatkan tanaman), memberikan semua jenis unsur makro dan unsur mikro lengkap, dapat mengurangi penggunaan Urea, SP-36 dan KCl + 12,5% - 25%, setiap 1 liter POC NASA memiliki fungsi unsur hara mikro setara dengan 1 ton pupuk kandang, memacu pertunbuhan tanaman dan akar, merangsang pengumbian, pembungaan dan pembuahan serta mengurangi kerontokan bunga dan buah (mengandung hormon/ZPT Auksin, Giberelin dan Sitokinin), membantu perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat bagi tanaman (cacing tanah, Penicilium glaucum, dll), meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit (Wunungga, 2009). Dari penjelasan Wunungga di atas dapat disimpulkan bahwa pupuk cair NASA mampu memberikan nutrisi yang dibutuhkan tanaman sehingga meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis. Hasil analisis sidik ragam penelitian yang dilakukan oleh Adinugraha (2007) juga menunjukkan bahwa pemberian pupuk NASA menghasilkan nilai rerata nisbah pucuk akar lebih baik dari pada pupuk SNN. Perbedaan tersebut diduga terjadi karena adanya perbedaan kandungan unsur hara pada kedua jenis pupuk tersebut walaupun keduanya merupakan hasil ekstrak dari bahan organik.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
15
Hal tersebut di atas menjelaskan bahwa perlakuan jenis pupuk berpengaruh nyata pada nisbah pucuk akar berarti bahwa kondisi fisiologis pertumbuhan bibit sebagai respon terhadap penggunaan pupuk tersebut berbeda. Menurut Fandeli (2000) besaran nisbah pucuk akar dapat menunjukkan kondisi fisiologi suatu tanaman, karena nilai tersebut tersusun atas nilai total produksi pertumbuhan yaitu berat kering pucuk dan perakarannya. Besar kecilnya nisbah pucuk akar dapat digunakan untuk mengetahui kondisi fisik tanaman yang berhubungan dengan ketahanan semai bila dipindah ke lapangan, semakin mendekati angka kisaran yaitu 4 5,5 maka semakin besar pula ketahanan hidup di lapangan. Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk cair NASA berpengaruh terhadap perakaran tanaman sehingga mempengaruhi produksi tanaman. 2. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis Dari analisis sidik ragam dapat diketahui bahwa pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam, tidak berpengaruh nyata pada diameter batang umur 2 dan 4 minggu setelah tanam tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 6 minggu setelah tanam, berpengaruh sanagt nyata terhadap berat tongkol per tanaman sampel dan berpengaruh nyata terhadap produksi per plot. Pada parameter tinggi tanaman tidak adanya pengaruh nyata pada umur 2, 4 dan 6 minggu setelah tanam dengan perlakuan (S0) 0 cc/l air/plot Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
16
dan (S3) 2,4 cc/l air/plot disebabkan karena dosis Zat Pengatur Tumbuh yang disediakan tidak dapat digunakan tanaman dengan baik, sehingga unsur hara tersebut tidak dapat diserap tanaman jagung manis, dengan demikian proses metabolisme tanaman tidak berjalan baik. Pada berat bobot per tanaman sampel menunjukkan berpengaruh sangat nyata pada parameter yang diamati. Dengan perlakuan G2) 0,02 g/l air / plot memiliki berat bobot terbanyak yaitu 307,50 g. Hal ini disebabkan karena pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro dapat mempengaruhi peningkatan efek morfologi dan fisiologi tanaman dalam dosis yang rendah. Untuk mempercepat pembuahan dan meningkatkan ukuran buah. Pemberian ZPT menunjukkan berpengaruh tidak nyata pada berat tanaman per sampel dan berat tanaman per plot, hal ini mungkin disebabkan karena penguapan larutan yang terlalu cepat pada saat ZPT diaplikasikan sehingga kemampuan tanaman menyerap hara lebih kecil. Murbandono dan Yuwono (2001) mengatakan bahwa peningkatan hasil yang tinggi dan sangat tinggi umumnya memerlukan tambahan pemupukan lewat daun baik unsur makro digabung dengan unsur mikro dan ditambah dengan ZPT. Auksin adalah sekelompok senyawa yang fungsinya merangsang pemanjangan sel-sel pucuk yang spektrum aktivitasnya menyerupai IAA (indole-3-acetic acid). Auksin meningkatkan pemanjangan sel, pembelahan sel dan pembentukan akar adventif. Auksin berpengaruh pula untuk menghambat pembentukan tunas adventif dan tunas aksilar. Konsentrasi auksin yang rendah akan meningkatkan pembentukan akar adventif,
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
17
sedangkan auksin konsentrasi tinggi akan merangsang pembentukan akar dan menekan morfogenesis (Zulkarnain, 2009). Gibberellin
sebagai
hormon
tumbuh
pada
tanaman
sangat
berpengaruh pada sifat genetik, pembuangan, penyinaran, partohenocarpy, mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan dan aspek fisiologi kainnya. Gibberelline mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel (cell elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein. Mobilisasi bahan makanan selama fase perkecambahan (germination). Pertumbuhan embrio selama perkecambahan bergantung pada persiapan bahan makanan yang berada di dalam endosperm. Untuk keperluan kelangsungan hidup embrio maka terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya (Surtinah, 2010). Apabila cytokinin lebih rendah dari auxin, maka ini akan mengakibatkan stimulasi pada pertumbuhan akar. Sedangkan apabila perbandingan cytokinin dan auxin berimbang, maka pertumbuhan tunas, daun dan akar akan berimbang pula. Tetapi apabila konsentrasi cytokinin itu sedang dan konsentrasi auxin rendah, maka keadaan pertumbuhan tobacco pith culture tersebut akan berbentuk callus (Fiona, 2008). Interaksi Cytokinin, Gibberellin dan Auxin dalam perkembangan tanaman. Di dalam alam tidak satu unsurpun yang berdiri sendiri. Semuanya berinteraksi antara satu sama lainnya, sehingga merupakan suatu
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
18
sistem. Begitu pula dengan zat pengatur tumbuh. Pada tanaman, zat pengatur tumbuh auxin, gibberellin dan cytokinin bekerja tidak sendirisendiri, tetapi ketiga hormon tersebut bekerja secara berinteraksi yang dicirikan dalam perkembangan tanaman (Fiona, 2008). 3. Interaksi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis Dari hasil penelitian setelah dianalisis secara statistik, bahwa interaksi antara pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis menunjukkan pengaruh tidak nyata pada semua parameter yang diamati. Adanya pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter yang diamati tersebut, hal ini menunjukkan bahwa adanya interaksi antara Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro tidak mampu mempengaruhi pola aktivitas fisiologi tanaman secara interval, perlakuan yang diuji telah mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara fisiologi. Hal lain yang menyebabkan adanya pengaruh yang tidak nyata terhadap parameter yang diamati diduga interaksi kedua perlakuan tidak saling mendukung satu sama lainnya. Sehingga efeknya akar tanaman tidak merespon, yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai bila faktor yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Pemberian ZPT menunjukkan pengaruh tidak nyata pada parameter berat tanaman hal ini disebabkan karena auksin berperan dalam menghambat peluruhan atau perontokan daun, bunga dan buah sehingga mendukung Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
19
pertumbuhan bunga dan buah. Hal ini juga disebabkan karena auksin dapat bereaksi pada tanaman dengan menghasilkan inhibitor bagi senyawa tertentu. Inhibitor yang terbentuk dapat berfungsi sebagai penghambat terbentuknya zat etilen. Pembentukan etilen dalam jumlah besar pada tanaman yang sedang tumbuh akan merangsang terjadinya absisi peluruhan perontokan dari berbagai macam organ tanaman (Pangaribuan, 2004). Hal ini sesuai dengan pendapat Lingga (2004), menyatakan bahwa untuk responnya pupuk yang diberikan sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain sifat genetis dari tanaman, iklim, tanah, dimana faktorfaktor tersebut tidak berdiri sendiri melainkan faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lainnya. Bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya terhadap faktor lain, maka faktor lain tersebut akan tertutup dan masing-masing faktor mempunyai sifat atau cara kerjanya yang berbeda akan menghasilkan hubungan yang tidak berbeda nyata untuk mendukung suatu pertumbuhan tanaman. Hal ini juga disebabkan karena tanah memberikan pengaruh bagi kelangsungan pertumbuhan tanaman.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
20
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Perlakuan pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dengan dosis 2,4 cc/ l air/plot (S3) dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis dengan produksi tertinggi 4,74 kg/plot (15,04 ton/ha). 2. Perlakuan pemberian Zat Pengatur Tumbuh GibGro dengan dosis 0,02 g/ l air/plot (G2) dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis dengan produksi tertinggi 4,61 kg/plot (14,63 ton/ha). 3. Interaksi antara pemberian Pupuk Organik Cair Nasa dan Zat Pengatur Tumbuh GibGro terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis menunjukkan pengaruh tidak nyata pada semua parameter. B. Saran Disarankan kepada petani jagung manis agar menggunakan pupuk NASA dengan konsentrasi 7,50 l/ha (2,4 cc/l air/3,15 m2) dan ZPT Gibgro dengan konsentrasi 75 g/ha (0,02 g/l air/3,15 m2).
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
39
21
DAFTAR PUSTAKA Adinugraha, H. A. 2007. Aplikasi Pupuk Organik Cair Dalam Pembibitan Tanaman Suren. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Stiper. Akil, M. dan Hadijah A. Dahlan. 2007. Budi Daya Jagung dan Derminasi Teknologi. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros Amalia S. N, Rimbawan, dan M. Dewi. 2011. “Nilai Indeks Glikemik beberapa Jenis Pengolahan Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)”. Jurnal Gizi dan Pangan : 36-41 Awalita, M, Sri Darmanti dan S. Parman. 2006. Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) yang diperlakukan dengan dosis yang berbeda. Buletin anatomi dan Fisiologi UNDIP. Semarang Fandeli, C. 1979. Studi Besaran Angka “Top Root Ratio” sebagai Petunjuk Kualitas Semai Pinus merkusi Junght et de Vriese. Yayasan Pembina Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Fiona. 2009. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses 16 Agustus 2014. Lingga, Pinus dan Marsono. 2011. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta Martajaya, M, Lily Agustina dan Syekhfani. 2010. Metode Budidaya Organik Tanaman Jagung Manis di Tlogomas. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari. Malang Nuning, Syafruddin, Roy, dan Sri. 2012. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros. Nugroho, A.,Syamsulbahri., D. Hariyono., A. Soegainto dan Hanitin. 2000. Upaya meningkatkan hasil jagung manis melalui pemberian kompos azolla dan pupuk N. Penelitihan UGM. Yogyakarta Pangaribuan, N. 2004. Peranan Auksin dalam usaha Menekan Kelayuan Buah Muda kakao (Theobroma cacao L.). Jurnal Matematika Sains dan teknologi. http://bramsembiring.wordpress.com/2012/03/03/zat-pengaturtumbuh-root-up-atonik-super-gib-2/. Diakses 16 Mei 2014. Purwono, M. S. dan Hartono, R. Swadaya. Bogor
2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
40
22
Prasetyo, W, Mudji Santoso dan Tatik Wardiyati. 2013. Pengaruh Pemberian Macam Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea may saccharata Sturt). Universitas Brawijaya. Malang Rahmi, A dan Jumiati. 2007. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945. Samarinda Silalahi, R. 2000. Pengaruh Pemberian N-Fix dan ZPT Pandusil terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kopi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Sutanto. R, 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta Sari H. P. Suwarto dan M.Syukur. 2013. Daya Hasil 12 Hibrida Harapan Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) di Kabupaten Maros. Sulawesi Selatan Silalahi, R. 2000. Pengaruh Pemberian N-Fix dan ZPT Pandusil terhadap Pertumbuhan Vegetatif Bibit Kopi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan. Subekti, N. A,Syafruddin, R. Efendi dan S. Sunarti. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Maros. Balai Penelitian Tanaman Serealia Sudarsana, N. K. 2000. Pengaruh Efektifitas Microorganisme-4 (EM-4) dan Kompos terhadap Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Pada Tanah Entisol. http://www.unmul.ac.id/dat/pub/frontir/ sudarsana.pdf. diakses pada tanggal 22 April 2015 Suminarti. 2000. Mekanisme Serapan Unsur Hara. IPB. bogor Surtinah. 2010. Agronomi Tanaman Budidaya. Alaf Riau. Pekan Baru. Syukur, M. dan Azis Rifianto. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta Usaha Tani. 2014. Zat Pengatur Tumbuh Gibgro. http://bit.ly/copynwin. diakses pada 10 April 2015 Widowati. 2008. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan POC Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Fakultas Pertanian Universitas Tujuh Belas Agustus 1945. Samarinda Widodo. 2010. Hama dan Penyakit Jagung. Pelatian dan Pemuliaan Jagung. Bogor. Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
23
Wunungga, 2009. Pengaruh Macam dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Lengkap Cair Terhadap Pertumbuhan dan Bibit Kakao (Theobroma cacao L). http://freedom-wunungga.blogspot.com/2009/11/penelitian-pengarauhmacam-dan-interval.html. Diakses 16 Mei 2015. Yustina E.W. 2000. Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah, dan Pasang Surut. Penebar Swadaya. Jakarta. Zaevie, B., Marisi, N dan Puji, A. 2013. Respon Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Terhadap Pemberian Pupuk Npk Pelangi Dan Pupuk Organik Cair Nasa. Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas 17 Agustus 194 Samarinda. Indonesia. Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
24
Lampiran 1. Bagan Plot Percobaan II
I
III
S 3 G2
S 3 G0
S 2 G2
S 1 G0
S 1 G2
S 0 G1
S 2 G2
S 3 G1
S 1 G2
S 1 G1
S 0 G0
S 2 G0
S 2 G0
S 2 G2
S 3 G0
S 3 G1
S 3 G2
S 3 G2
S 1 G2
S 2 G1
S 3 G1
S 2 G1
S 1 G1
S 1 G1
S 0 G2
S 2 G0
S 2 G1
S 0 G0
S 0 G2
S 1 G0
U
S S 3 G0
S 0 G1
S 0 G2 c
S 0 G1
b
S 1 G0
S 0 G0 d
a
Keterangan : a = panjang plot b = lebar plot
: 210 cm : 150 cm
c = jarak antar plot : 50 cm d = jarak antar ulangan: 100 cm
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
25
Lampiran 2. Bagan Penempatan Tanaman Sampel Dalam Plot 210 cm
100 cm
70 cm
150 cm
30 cm
50 cm
Keterangan : : tanaman sampel : tanaman bukan sampel Jarak Tanam
: 70 x 30 cm
Jarak antar plot
: 50 cm
Jarak antar blok
: 100 cm
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
26
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Hibrida Varietas Talenta Parameter Asal Golongan varietas Bentuk tanaman Tinggi tanaman Kekuatan perakaran Ketahanan terhadap kerebahan Bentuk penampang batang Diameter batang Warna batang Bentuk daun Ukuran daun Warna daun Tepi daun Bentuk ujung daun Permukaan daun Bentuk malai (tassel) Warna malai (anther) Umur panen Bentuk tongkol Ukuran tongkol Warna rambut Berat per tongkol Jumlah tongkol per tanaman Baris biji Warna biji Tekstur biji Hasil tongkol Populasi per hektar Kebutuhan benih per hektar
: PT. Agri Makmur Pertiwi : hibrida silang tunggal : tegak : 157,7 – 264,0 cm : kuat : tahan : bulat : 2,9 – 3,2 cm : hijau : bangun pita : panjang 75,0 – 89,4 cm, lebar 7,0 – 9,7 cm : hijau : rata : runcing : agak kasar : terbuka dan bengkok : kuning : 70 - 76 hari setelah tanam : kerucut : panjang 19,7 – 23,5 cm, diameter 4,5 – 5,4 cm : kuning : 221,2 – 336,7 g : 1 tongkol : lurus Jumlah baris biji : 12 – 16 baris : kuning : lembut : 13,0 – 18,4 ton/ha : 51.700 tanaman : 10,7 – 11,0 kg
Keterangan : beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai medium dengan ketinggian 150 – 650 m dpl. Pengusul : PT. Agri Makmur Pertiwi Peneliti : Andre Christantius, Moedjiono, Ahmad Muhtarom Novia Sriwahyuningsih (PT. Agri Makmur Pertiwi), Kuswanto Keputusan Menteri Pertanian. Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
27
Nomor
: 3634/Kpts/SR.120/10/2009
Lampiran 4. Jadwal Kegiatan Penelitihan No
Jenis Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Maret 2 3
4
Tahun 2015 April 1 2 3 4
Pembersihan lahan, Pengolahan tanah X dan pembuatan plot. Penanaman X Aplikasi Zat X Pengatur Tumbuh Perlakuan Pupuk X Organik Cair Penyiraman X X X X Penjarangan dan X penyulaman Penyiangan X X X Pembubunan X Pengendalian hama X X dan penyakit Pengamatan tinggi X X X tanaman (cm) Pengamatan X X X Diameter Batang Berat Tongkol per tanaman sampel (gr) Produksi per plot (kg/m2)
1
Mei 2 3
4
X
P P
Keterangan : X
: Menunjukkan kegiatan penelitian
O
: Dilakukan jika terjadi gejala serangan HPT
P
: Waktu pelaksanaan pemanenan pada 70 HST
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
28
Lampiran 5. Data Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 2 Minggu Setelah Tanam Blok Perlakuan
Total
Rataan
34,66
99,82
33,27
32,83
34,33
101,82
33,94
34,00
36,83
33,66
104,49
34,83
S 1 G0
33,90
36,40
33,90
104,20
34,73
S 1 G1
34,66
34,83
34,99
104,48
34,83
S 1 G2
35,66
34,99
35,66
106,31
35,44
S 1 G0
34,33
33,90
32,00
100,23
33,41
S 2 G1
35,00
34,50
34,67
104,17
34,72
S 2 G2
35,66
34,16
33,66
103,48
34,49
S 3 G0
34,66
36,33
37,66
108,65
36,22
S 3 G1
35,00
35,17
35,17
105,34
35,11
S 3 G2
34,66
34,33
33,16
102,15
34,05
Total
414,52
417,10
413,52
1245,14
34,59
I
II
III
S 0 G0
32,33
32,83
S 0 G1
34,66
S 0 G2
Lampiran 6. Dwikasta Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 2 Minggu Setelah Tanam S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
99,82
101,82
104,49
306,13
34,01
S1
104,2
104,48
106,31
314,99
35,00
S2
100,23
104,17
103,48
307,88
34,21
S3
108,65
105,34
102,15
316,14
35,13
Total
412,9
415,81
416,43
1245,14
-
Rataan
34,41
34,65
34,70
-
34,59
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
29
Lampiran 7. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 2 Minggu Setelah Tanam F Tabel SK
Db
JK
KT
F hitung
Perlakuan
11
22,91
2,08
Ulangan
2
0,57
S
3
G
5%
1%
1,75 tn
2,26
3,18
0,28
0,24 tn
3,44
5,72
8,39
2,80
2,36 tn
3,05
4,82
2
0,59
0,30
0,25 tn
3,44
5,72
S/G
6
13,94
2,32
1,96 tn
2,55
3,76
Galat
22
26,07
1,19
-
-
-
TOTAL
35
49,56
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 3,15 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
30
Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 4 Minggu Setelah Tanam Blok Perlakuan
Total
Rataan
72,20
206,30
68,77
72,20
72,40
217,00
72,33
72,50
72,50
72,50
217,50
72,50
S 1 G0
72,20
62,10
72,20
206,50
68,83
S 1 G1
72,40
72,50
72,40
217,30
72,43
S 1 G2
82,70
72,40
72,30
227,40
75,80
S 1 G0
72,70
73,30
71,80
217,80
72,60
S 2 G1
76,20
72,20
72,70
221,10
73,70
S 2 G2
82,50
72,40
72,40
227,30
75,77
S 3 G0
72,70
72,50
72,70
217,90
72,63
S 3 G1
72,50
72,70
82,50
227,70
75,90
S 3 G2
73,00
83,30
73,10
229,40
76,47
Total
883,80
870,20
879,20
2633,20
73,14
I
II
III
S 0 G0
62,00
72,10
S 0 G1
72,40
S 0 G2
Lampiran 9. Dwikasta Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 4 Minggu Setelah Tanam S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
206,30
217,00
217,50
640,80
71,20
S1
206,50
217,30
227,40
651,20
72,36
S2
217,80
221,10
227,30
666,20
74,02
S3
217,90
227,70
229,40
675,00
75,00
Total
848,50
883,10
901,60
2633,20
-
Rataan
70,71
73,59
75,13
219,43
73,14
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
31
Lampiran 10. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 4 Minggu Setelah Tanam F Tabel SK
DB
JK
KT
F Hitung
Ulangan
2
7,98
3,99
Perlakuan
11
218,26
S
3
G
2
5%
1%
0,212 tn
3,44
5,72
19,84
1,054 tn
2,26
3,18
77,55
25,85
1,373 tn
3,05
4,82
121,08
60,54
3,215 tn
3,44
5,72
tn
2,55
3,76
S/G
6
19,63
3,27
0,174
Galat
22
414,25
18,83
-
-
-
TOTAL
35
640,49
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 5,93 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
32
Lampiran 11. Data Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 6 Minggu Setelah Tanam Blok Perlakuan
Total
Rataan
185,33
538,33
179,44
183,33
187,67
552,67
184,22
187,13
186,67
189,33
563,13
187,71
S 1 G0
189,00
184,67
188,13
561,80
187,27
S 1 G1
186,33
184,00
188,13
558,46
186,15
S 1 G2
186,13
187,13
186,33
559,59
186,53
S 1 G0
184,67
187,33
188,13
560,13
186,71
S 2 G1
189,67
188,67
185,00
563,34
187,78
S 2 G2
184,67
188,13
187,67
560,47
186,82
S 3 G0
189,33
186,33
186,67
562,33
187,44
S 3 G1
193,00
187,67
188,33
569,00
189,67
S 3 G2
190,13
185,33
185,67
561,13
187,04
Total
2234,06
2229,93
2246,39
6710,38
186,40
I
II
III
S 0 G0
172,33
180,67
S 0 G1
181,67
S 0 G2
Lampiran 12. Dwikasta Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 6 Minggu Setelah Tanam S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
538,33
552,67
563,13
1654,13
183,79
S1
561,80
558,46
559,59
1679,85
186,65
S2
560,13
563,34
560,47
1683,94
187,10
S3
562,33
569,00
561,13
1692,46
188,05
Total
2222,59
2243,47
2244,32
6710,38
-
Rataan
185,22
186,96
187,03
-
186,40
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
33
Lampiran 13. Analisis Sidik Ragam Tinggi Tanaman (cm) Jagung Manis Umur 6 Minggu Setelah Tanam F Tabel SK
DB
JK
KT
F Hitung
Ulangan
2
12,22
6,11
Perlakuan
11
210,09
19,10
S
3
90,77
Linier
1
78,78
Kuadratik
1
8,22
5%
1%
0,75 tn
3,44
5,72
2,34
*
2,26
3,18
30,26
3,70
*
3,05
4,82
78,78
9,64 **
4,30
7,49
1,00
tn
4,30
7,49
tn
4,30
7,49
8,22
Kubik
1
3,77
3,77
0,46
G
2
25,25
12,62
1,55 tn
3,44
5,72
S/G
6
94,08
15,68
1,92 tn
2,55
3,76
Galat
22
179,75
8,17
-
-
-
TOTAL
35
402,06
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 1,53 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
34
Lampiran 14. Data Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 2 Minggu Setelah Tanam Blok Perlakuan
Total
Rataan
0,70
1,40
0,47
0,68
0,58
1,82
0,61
0,53
0,83
0,63
1,99
0,66
S 1 G0
0,63
0,65
0,67
1,95
0,65
S 1 G1
0,59
0,63
0,61
1,83
0,61
S 1 G2
0,66
0,57
0,62
1,85
0,62
S 2 G0
0,63
0,87
0,72
2,22
0,74
S 2 G1
0,56
0,77
0,66
1,99
0,66
S 2 G2
0,70
0,68
0,69
2,07
0,69
S 3 G0
0,56
0,67
0,64
1,87
0,62
S 3 G1
0,66
0,54
0,59
1,79
0,60
S 3 G2
0,77
0,63
0,67
2,07
0,69
Total
7,05
8,02
7,78
22,85
0,63
I
II
III
S 0 G0
0,20
0,50
S 0 G1
0,56
S 0 G2
Lampiran 15. Dwikasta Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 2 Minggu Setelah Tanam S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
1,4
1,82
1,99
5,21
0,58
S1
1,95
1,83
1,85
5,63
0,63
S2
2,22
1,99
2,07
6,28
0,70
S3
1,87
1,79
2,07
5,73
0,64
Total
7,44
7,43
7,98
22,85
-
Rataan
0,62
0,62
0,67
-
0,63
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
35
Lampiran 16. Analisis Sidik Ragam Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 2 Minggu Setelah Tanam F Tabel SK
Db
JK
KT
F hitung
Ulangan
2
0,152
0,014
Perlakuan
11
0,043
S
3
G
2
5%
1%
1,38 tn
3,44
5,72
0,021
2,12 tn
2,26
3,18
0,065
0,022
2,15 tn
3,05
4,82
0,017
0,008
0,82 tn
3,44
5,72
tn
2,55
3,76
S/G
6
0,071
0,012
1,18
Galat
22
0,221
0,010
-
-
-
TOTAL
35
0,415
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 15,77 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
36
Lampiran 17. Data Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 4 Minggu Setelah Tanam Blok Perlakuan
Total
Rataan
1,37
3,41
1,14
1,35
1,25
3,83
1,28
1,20
1,50
1,30
4,00
1,33
S 1 G0
1,30
1,32
1,34
3,96
1,32
S 1 G1
1,26
1,30
1,28
3,84
1,28
S 1 G2
1,33
1,24
1,29
3,86
1,29
S 2 G0
1,30
1,54
1,39
4,23
1,41
S 2 G1
1,23
1,44
1,33
4,00
1,33
S 2 G2
1,37
1,35
1,36
4,08
1,36
S 3 G0
1,23
1,34
1,31
3,88
1,29
S 3 G1
1,33
1,21
1,26
3,80
1,27
S 3 G2
1,44
1,30
1,34
4,08
1,36
Total
15,09
16,06
15,82
46,97
1,30
I
II
III
S 0 G0
0,87
1,17
S 0 G1
1,23
S 0 G2
Lampiran 18. Dwikasta Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 4 Minggu Setelah Tanam S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
3,41
3,83
4,00
11,24
1,25
S1
3,96
3,84
3,86
11,66
1,30
S2
4,23
4,00
4,08
12,31
1,37
S3
3,88
3,80
4,08
11,76
1,31
Total
15,48
15,47
16,02
46,97
-
Rataan
1,29
1,29
1,34
-
1,30
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
37
Lampiran 19. Analisis Sidik Ragam Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 4 Minggu Setelah Tanam F Tabel SK
Db
JK
KT
F hitung
Ulangan
2
0,15
0,01
Perlakuan
11
0,04
S
3
G
2
5%
1%
1,38 tn
3,44
5,72
0,02
2,12 tn
2,26
3,18
0,07
0,02
2,15 tn
3,05
4,82
0,02
0,01
0,82 tn
3,44
5,72
tn
2,55
3,76
S/G
6
0,08
0,01
1,18
Galat
22
0,22
0,01
-
-
-
TOTAL
35
0,415
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 7,67 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
38
Lampiran 20. Data Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 6 Minggu Setelah Tanam Blok Perlakuan
Total
Rataan
3,60
10,80
3,60
3,70
4,00
11,50
3,83
3,90
4,00
3,80
11,70
3,90
S 1 G0
4,00
4,10
4,00
12,10
4,03
S 1 G1
4,20
4,10
4,10
12,40
4,13
S 1 G2
4,50
4,30
4,30
13,10
4,37
S 2 G0
3,70
3,80
4,10
11,60
3,87
S 2 G1
4,70
4,20
4,30
13,20
4,40
S 2 G2
4,50
4,50
4,40
13,40
4,47
S 3 G0
3,80
3,90
4,10
11,80
3,93
S 3 G1
3,70
4,70
4,80
13,20
4,40
S 3 G2
4,80
3,80
4,80
13,40
4,47
Total
49,30
48,60
50,30
148,20
4,12
I
II
III
S 0 G0
3,70
3,50
S 0 G1
3,80
S 0 G2
Lampiran 21. Dwikasta Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 6 Minggu Setelah Tanam S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
10,80
11,50
11,70
34,00
3,78
S1
12,10
12,40
13,10
37,60
4,18
S2
11,60
13,20
13,40
38,20
4,24
S3
11,80
13,20
13,40
38,40
4,27
Total
46,30
50,30
51,60
148,20
-
Rataan
3,86
4,19
4,30
-
4,12
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
39
Lampiran 22. Analisis Sidik Ragam Diameter Batang (mm) Jagung Manis Umur 6 Minggu Setelah Tanam F Tabel SK
DB
JK
KT
Ulangan
2
0,12
0,06
Perlakuan
11
2,90
S
3
Linier
1
Kuadratik
1
F Hitung
5%
1%
0,79 tn
3,44
5,72
0,26
3,42 **
2,26
3,18
1,42
0,47
6,14 **
3,05
4,82
1,06
1,06
13,76 **
4,30
7,49
0,32
8,00
**
4,30
7,49
tn
4,30
7,49
0,32
Kubik
1
0,04
0,04
0,50
G
2
1,27
0,64
8,27 **
3,44
5,72
Linier
1
1,17
1,17
14,63 **
4,30
7,49
Kuadratik
1
0,10
0,10
1,25 **
4,30
7,49
S/G
6
0,21
0,03
0,45 tn
2,55
3,76
Galat
22
1,69
0,08
-
-
-
TOTAL
35
4,71
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 6,74 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
40
Lampiran 23. Data Berat Tongkol per Tanaman Sampel (g) Jagung Manis Blok
Perlakuan
Total
Rataan
280,00
815,00
271,67
283,33
286,67
860,00
286,67
309,33
390,67
300,00
900,00
300,00
S 1 G0
280,67
270,33
280,00
830,00
276,67
S 1 G1
290,67
300,00
295,33
885,00
295,00
S 1 G2
310,33
290,00
285,67
885,00
295,00
S 2 G0
310,00
350,33
250,67
910,00
303,33
S 2 G1
269,33
290,67
310,00
870,00
290,00
S 2 G2
300,00
295,00
290,00
885,00
295,00
S 3 G0
310,00
300,33
310,67
920,00
306,67
S 3 G1
296,67
310,00
303,33
910,00
303,33
S 3 G2
330,67
350,33
340,00
1020,00
340,00
Total
3565,00
3595,00
3530,00
10690,00
296,94
I
II
III
S 0 G0
263,33
271,67
S 0 G1
290,00
S 0 G2
Lampiran 24. Dwikasta Berat Tongkol per Tanaman Sampel (g) Jagung Manis S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
815,00
860,00
900,00
2575,00
286,11
S1
830,00
885,00
885,00
2600,00
288,89
S2
910,00
870,00
885,00
2665,00
296,11
S3
920,00
910,00
1020,00
2850,00
316,67
Total
3475,00
3525,00
3690,00
10690,00
-
Rataan
289,58
293,75
307,50
-
296,94
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
41
Lampiran 25. Analisis Sidik Ragam Berat Tongkol per Tanaman Sampel (g) Jagung Manis F Tabel SK DB JK KT F Hitung 5% 1% Ulangan Perlakuan
176,39
2 11
88,19
9763,89
887,63
0,30 tn
3,44
5,72
2,99
**
2,26
3,18
**
3,05
4,82
S
3
5147,22
1715,74
5,79
Linier
1
4400,56
4400,56
14,84 **
4,30
7,49
Kuadratik
1
711,11
711,11
2,39
tn
4,30
7,49
Kubik
1
35,56
35,56
0,11 tn
4,30
7,49
G
2
2109,72
1054,86
3,56
*
3,44
5,72
*
4,30
7,49
Linier
1
1926,04
1926,04
6,50
Kuadratik
1
183,68
183,68
0,61 tn
4,30
7,49
S/G
6
2506,94
417,82
1,41 tn
2,55
3,76
Galat
22
6523,61
296,53
-
-
-
TOTAL
35
16463,89
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 5,80 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
42
Lampiran 26. Data Produksi per Plot (Kg) Jagung Manis Blok
Perlakuan
Total
Rataan
4,20
12,30
4,10
4,20
4,40
13,00
4,33
4,50
4,50
4,50
13,50
4,50
S 1 G0
4,20
4,10
4,20
12,50
4,17
S 1 G1
4,40
4,50
4,40
13,30
4,43
S 1 G2
4,70
4,40
4,30
13,40
4,47
S 2 G0
4,70
5,10
3,80
13,60
4,53
S 2 G1
4,20
4,20
4,70
13,10
4,37
S 2 G2
4,50
4,40
4,40
13,30
4,43
S 3 G0
4,70
4,50
4,70
13,90
4,63
S 3 G1
4,50
4,70
4,50
13,70
4,57
S 3 G2
5,00
5,10
5,00
15,10
5,03
Total
53,80
53,80
53,10
160,70
4,46
I
II
III
S 0 G0
4,00
4,10
S 0 G1
4,40
S 0 G2
Lampiran 27. Dwikasta Produksi per Plot (Kg) Jagung Manis S/G
G0
G1
G2
Total
Rataan
S0
12,30
13,00
13,50
38,80
4,31
S1
12,50
13,30
13,40
39,20
4,36
S2
13,60
13,10
13,30
40,00
4,44
S3
13,90
13,70
15,10
42,70
4,74
Total
52,30
53,10
55,30
160,70
-
Rataan
4,36
4,43
4,61
-
4,46
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
43
Lampiran 28. Analisis Sidik Ragam Produksi per Plot (Kg) Jagung Manis SK
DB
JK
KT
F Tabel
F Hitung
5%
1%
3,44
5,72
Ulangan
2
0,03
0,01
0,24
tn
Perlakuan
11
1,86
0,17
3,00
*
2,26
3,18
S
3
1,03
0,34
6,08 **
3,05
4,82
Linier
1
0,87
0,87
15,41 **
4,30
7,49
Kuadratik
1
0.87
0.87
14,50 **
4,30
7,49
0,15
2,50
tn
4,30
7,49
3,44
5,72
Kubik
1
0,15
G
2
0,40
0,20
3,57
*
Linier
1
0,38
0,38
6,33
*
4,30
7,49
Kuadratik
1
0,03
0,03
0,05 tn
4,30
7,49
S/G
6
0,43
0,07
1,26 tn
2,55
3,76
Galat
22
1,24
0,06
-
-
-
TOTAL
35
3,12
-
-
-
-
Keterangan : KK (Koefisien Keragaman)
= 5,32 %
tn
= tidak berbeda nyata pada taraf 5 %
*
= berbeda nyata pada taraf 5 %
**
= sangat berbeda nyata pada taraf 1 %
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
44
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
45
Lampiran 30 .
Pelaksanaan Supervisi Lapangan oleh Anggota Komisi Pembimbing Ibu Ir. Sri Susanti Ningsih, M.Si (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Lampiran 31 .
Pelaksanaan Pemasangan Plat Perlakuan di Lahan penelitian (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
46
Lampiran 32. Bunga Jantan dan Bunga Betina Jagung Manis Umur 45 Hari Setelah Tanam (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Lampiran 33. Bunga Betina dan Bunga Jantan Jagung Manis Umur 55 Hari Setelah Tanam (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Lampiran 33 .
Penelitihan Tanaman Jagung Manis dengan perlakuan Pupuk
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan
47
Lampiran 34. Proses Pemanenan Jagung Manis Umur 70 HST (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Lampiran 35. Penimbangan Produksi Jagung Manis per Tanaman Sampel (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Mahasiswa Agroekoteknologi Universitas Asahan