Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
SIMULASI GENANGAN BANJIR MENGGUNAKAN DATA ASTER DEM PADA ALUR SUNGAI CILEMER FLOOD INUNDATION SIMULATION USING ASTER DEM DATA IN CILEMER RIVER Nuryanto Sasmito Slamet1) Sarwono2) 1,2,)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Jl. Solo – Kartasura KM. 7 Solo 57162, Indonesia E-mail:
[email protected]
Diterima: 16 Januari 2016; Direvisi: Januari 2016; Disetujui: 28 maret 2016
ABSTRAK Sungai Cilemer merupakan sungai yang bermuara ke Teluk Lada, berlokasi di bagian pantai barat Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Pengaruh pasang surut air laut dan debit banjir yang tinggi serta pemukiman yang berada di bantaran sungai menyebabkan banjir menggenangi pemukiman warga setiap tahunnya. Untuk mengetahui tinggi limpasan banjir yang terjadi serta luas genangan akibat banjir, maka pemodelan numerik sungai serta pemodelan genangan banjir dilakukan. Metode yang digunakan adalah dengan pemodelan numerik sungai dengan menggunakan data penampang melintang yang ada, selanjutnya hasil pemodelan ini di integrasikan dengan Graphical Information System (GIS). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui luas genangan yang terjadi. Data masukan untuk GIS berupa data Digital Elevation Model (DEM) yang berasal dari Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer Digital Elevation Model (ASTER DEM). Hasil pemodelan numerik menunjukkan kapasitas S. Cilemer hulu mencapai 210 m3/s, sedangkan pada segmen hilir hanya 100 m3/s. Hasil simulasi menunjukkan dengan limpasan banjir di atas tanggul 0,96 m maka luas genangan banjir 2 tahunan sebesar 546 Ha. Ketinggian limpasan banjir 1,1 m, luas genangan banjir 5 tahunan sebesar 592 Ha. Ketinggian limpasan banjir di atas tanggul 1,26 m membuat genangan banjir 10 tahunan seluas 682 Ha, sedangkan ketinggian limpasan banjir di atas tanggul 2,56 m menjadi genangan seluas 912 Ha untuk debit banjir 25 tahunan. Pengaruh bangunan pengendali banjir di dekat muara sudetan menyebabkan kenaikkan muka air sebesar 19 cm. Kata kunci: Sungai, banjir, pemodelan numerik, genangan banjir, GIS
ABSTRACT The Cilemer River is a river which flowing to Lada Bay in west coast of Pandeglang District, Banten Province. The influence of the tide, the high flood discharges and settlements located at the flood plain has caused flooding every year. In order to understand flood overtopping mechanism and inundation map, numerical model simulation for flood and inundation area were conducted. The numerical model of the river were conducted using cross sectional of the river, result of these simulations were further integrated with Geographical Information System (GIS). The objective of this study is to obtain inundation map area. The input for GIS is a Digital Elevation Model which is obtain from Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer Digital Elevation Model (ASTER DEM). The simulation results shows the capacity of Cilemer River upstream is 210 m 3/s while on the downstream segment was only 100 m3/s. Simulation shows with overtopping of the dike of 0,96 m generate 546 Ha of inundation area for 2 year return period of flood discharge. The overtopping of 1,1 m has generated 592 Ha of inundation area for 5 year return period of flood discharge. With overtopping of 1,26 m of 10 year return period flood discharge has caused 682 Ha inundation area, while 2,56 m overtopping has generated 912 Ha inundation area for 25 year return period of flood discharge. Effect of flood control structure on the outlet of bypass has generated 19 cm increase of water level. Keywords: River, flood, numerical modeling, flood inundation area, GIS
61
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
PENDAHULUAN
Banjir terjadi akibat dari terlampauinya desain kriterianya sehingga tidak mampu mengalirkan air yang mengalir. Kapasitas yang dimaksud bisa dalam m3/s maupun kala ulang "n" tahun. Sungai secara alami mempunyai mekanisme pengaliran air dengan terbentuknya bantaran sungai sebagai tampungan ketika banjir terjadi. Di Indonesia secara umum berasumsi debit air ketika mencapai bibir tanggul sungai, kapasitas alur penuh, mempunyai kala ulang 1-3 tahunan. Dalam studi yang lain disebutkan kapasitas alur penuh setara dengan 2,33 tahun (Dury, 1972 ). Banjir sungai merupakan peningkatan debit air yang terjadi di badan sungai. Jika debit air sungai semakin meningkat dan badan sungai tidak mampu lagi menampung debit air, maka air sungai itu akan melimpah keluar badan sungai. Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), faktor penyebab terjadinya banjir dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alamiah dan banjir yang diakibatkan oleh tindakan manusia. Banjir yang disebabkan oleh sebab-sebab alamiah diantaranya curah hujan, pengaruh fisiografi, erosi dan sedimentasi, kapasitas sungai, kapasitas drainase yang tidak memadai dan pengaruh air pasang. Sedangkan banjir yang disebabkan oleh tindakan manusia adalah perubahan kondisi DAS, kawasan kumuh, sampah, kerusakan bangunan pengendali banjir dan perencanaan sistem pengendalian banjir tidak tepat. Menurut Kodoatie dan Syarif (2006), perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya, dimana perubahan tata guna lahan memberikan kontribusi dominan kepada aliran permukaan (run-off). Hujan yang jatuh ke tanah, airnya akan menjadi aliran permukaan di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah tergantung kondisi tanahnya. Suatu kawasan hutan bila diubah menjadi pemukiman maka yang terjadi adalah bahwa hutan yang bisa menahan run-off cukup besar diganti menjadi pemukiman dengan resistensi run-off yang kecil akibatnya ada peningkatan aliran permukaan tanah yang menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit sungai yang besar sehingga terjadilah banjir. Banjir juga dapat disebabkan oleh hal sebagai berikut: 1 Air laut pasang Air laut pasang (rob) merupakan fenomena diurnal yang terjadi rutin setiap hari. Pada daerah pesisir kenaikan air laut pasang ini mengakibatkan banjir. Hal ini terjadi karena keadaan kontur lahan sekitas pesisir yang rendah berada di bawah muka air pasang pada saat tertentu.
62
2
Desain drainase yang kurang bagus.
Secara teknik, drainase dibedakan menjadi drainase wilayah (perumahan) dan drainase jalan. Sungai Cilemer merupakan sungai yang bermuara ke Teluk Lada yang berlokasi di bagian pantai barat Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dengan perbedaan pasang surut yang tinggi serta keberadaan bangunan perumahan di sekitar muara sungai menyebabkan banjir musiman yang sering terjadi. Hal ini diperparah dengan erosi permukaan dan longsoran pada bagian hulu daerah aliran sungai yang mempunyai kontur curam menyebabkan sedimentasi di S. Cilemer dan pendangkalan pada muara S. Cibungur. Debit aliran yang besar pada musim hujan dan sedimentasi di bagian muara sungai menyebabkan hambatan aliran dan penggenangan pada alur ruas S. Cilemer dan S. Cibungur, hal ini menimbulkan masalah banjir yang terjadi setiap tahunnya pada musim hujan. Topografi S. Cilemer, lokasi Bendung Cilemer dan Sudetan dapat dilihat pada gambar 1. Berdasarkan inventarisasi dampak bencana alam banjir dan tanah longsor akibat musim hujan dan banjir setiap tahun yang terjadi di S. Cilemer, banjir yang terjadi menggenangi daerah permukiman, persawahan atau perkebunan rakyat yang ada di sepanjang alur sungai pada bagian hilir. Analisis permasalahan banjir S. Cilemer dilaksanakan dengan melakukan pemodelan numerik sungai untuk mengetahui penyebab banjir yang terjadi. Selain analisa muka air dengan model numerik, analisis dilaksanakan dengan mensimulasikan genangan banjir pada ruas S. Cilemer untuk memperkirakan pengaruh genangan ke sekitar sungai. Beberapa model numerik dikoneksikan dengan Geographical Information System (GIS) untuk dapat mensimulasikan peta genangan banjir. Simulasi genangan banjir sangat dipengaruhi oleh akurasi dari representasi bantaran banjir dalam data Digital Elevation Model (DEM) yang digunakan. Untuk mendapatkan hasil genangan banjir secara akurat, maka diperlukan data DEM yang dapat menirukan kondisi lapangan dengan baik. Penggunaan data DEM dengan resolusi tinggi, semacam Light Detection and Ranging (LIDAR), mulai banyak digunakan untuk mensimulasikan genangan banjir yang terjadi (Bates et al, 2003). Namun demikian ketersediaan data semacam ini hanya mencakup area yang kecil serta memerlukan biaya yang besar untuk mendapatkannya. Untuk mengatasi hal ini maka penggunaan data DEM dari satelit dapat dipertimbangkan sebagai pengganti.
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
KAJIAN PUSTAKA
K
Penggunaan data DEM dari satelit telah berkembang dalam bidang hidrologi dan hidraulik untuk memenuhi ketersediaan data di berbagai daerah yang belum terjangkau oleh ketersediaan data resolusi tinggi. Data Satelit, dalam hal ini Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer Digital Elevation Model (ASTER DEM), digunakan untuk mensimulasikan genangan banjir di S. Cilemer, data DEM hasil ekstraksi dari ASTER DEM dapat dilihat pada gambar 2. ASTER DEM telah menunjukkan performa yang bagus dalam mensimulasikan genangan banjir (Tarekegn et al, 2010). ASTER DEM diketahui dapat merepresentasikan daerah yang datar dengan baik, namun memiliki tingkat kesalahan yang relatif tinggi di daerah yang berbukit – bukit serta curam, karena pengaruh tumbuhan (Eckert et al, 2005; Fujisada et al, 2005). Untuk membantu analisis banjir dan luas genangan digunakan modul dari MIKE 11. Model yang sama digunakan pula dalam banjir, gerusan dan sedimen oleh Slamet Lestari (2015) di Sungai Batang Kuranji – Sumatera Barat. Pemodelan numerik dimaksudkan untuk mengetahui beberapa parameter berikut: a) karakteristik sistem sungai dan respon sungai terhadap skenario peningkatan fungsi sungai, b) ruas-ruas sungai yang mempunyai kecenderungan mengalami kerusakan dan menimbulkan kerugian pada masyarakat, c) usulan bangunan yang akan diterapkan di sungai (lokasi dan desain detail). Prinsip dasar pemodelan numerik dapat diuraikan sebagai berikut: Persamaan untuk bagian hidrodinamik adalah persamaan kontinuitas (Danish Hydraulic Institute, 2008).
berdasarkan persamaan Manning = AR 3 …………(3)
Q
b
h
q x t dimana: Q = debit sungai b = lebar sungai h = kedalaman air x = langkah jarak t = langkah waktu q = debit aliran lateral Persamaan momentum: 2 Q βQ h gA gAS f 0 t x A x
…………………… (1) [ m3/s ] [m] [m] [m] [s] [m/s/m’].
……………………(2) dimana: A = luas penampang basah [ m2 ] Β = koefisien Bousinesq [ - ] Sf = kemiringan energi [-]
= kapasitas pengaliran yang dihitung 2
A P
n
R
=
jari – jari hidraulik
P n
= keliling basah = koefisien Manning
[m], [ m ], [ m1/3/s ].
METODOLOGI a Analisis Model Numerik Analisis model numeric yang digunakan dilakukan dalam penelitian ini dibagi dalam 3 skenario analisis sebagai berikut: 1 Skenario identifikasi sistem sungai dan sumber banjir: Pada skenario ini dilakukan analisis yang mewakili kondisi baik jika terjadi hujan yang tidak merata di seluruh DAS Cilemer dan jika terjadi hujan yang merata 2 Skenario analisis pengaruh sudetan: Analisis untuk mengetahui mencoba mengetahui pengaruh sudetan yang ada dan rencana penutupan sudetan terhadap mekanisme banjir yang terjadi. 3 Skenario identifikasi Luas Genangan: Skenario ini dilakukan untuk identifikasi perkiraan luas genangan banjir yang dapat terjadi untuk masing-masing debit banjir periode ulang 2 tahun , 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun, untuk kondisi eksisting Sungai. b Simulasi Pemodelan Numerik Studi kapasitas S. Cilemer dilaksanakan dengan mensimulasikan sungai berdasarkan data penampang melintang, data debit dan muka air serta data bangunan air yang ada. Secara teknis simulasi numerik dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa variabel berikut: 1 Langkah waktu dan langkah jarak Langkah jarak (panjang jarak) diambil dengan mempertimbangkan data penampang melintang yang tersedia berdasar hasil pengukuran topografi dari S. Cilemer. Pada umumnya langkah jarak diambil antara 50.0 m sampai 200.0 m. Langkah I waktu diambil dengan mempertimbangkan kriteria konvergen dan stabilitas numerik model. Hal ini dapat ditentukan dengan memperhatikan nilai bilangan Courant yang menggambarkan laju rambat gelombang perubahan pada permukaan air dan pada dasar sungai. 2 Kondisi Batas Kondisi batas yang diperlukan untuk melakukan pemodelan numerik dapat dikategorikan dalam dua macam: a) Kondisi batas luar dapat dibagi dalam beberapa kemungkinan sebagai berikut:
63
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
Selat Sunda
b)
Hubungan antara debit-waktu serta hubungan antara ketinggian muka air-waktu atau ketinggian muka air-debit (lengkung debit) yang digabungkan dengan hubungan antara debit-waktu pada bagian batas udik dan pada bagian batas hilir. Untuk menyelesaikan persamaan keseimbangan massa sedimen, pada batas udik juga harus ditentukan laju angkutan sedimen yang masuk ke dalam sistem sebagai fungsi dari waktu. Kondisi batas dalam, dapat dinyatakan dalam bentuk keberadaan bangunan air, jembatan, percabangan atau penggabungan sungai. Kondisi batas yang digunakan dalam pemodelan adalah sebagai berikut : Pada tahap kalibrasi model, hidrograf aliran yang didapat pada penyelidikan lapangan dapat diterapkan pada kondisi batas udik, sedangkan semua hasil pengamatan muka air dan data perubahan dasar sungai yang teramati dijadikan sebagai kriteria pembanding yang digunakan untuk mengevaluasi apakah modul dapat mensimulasikan kondisi lapangan atau belum. Selanjutnya hidrograf tinggi muka air yang diperoleh berdasarkan penyelidikan lapangan, diterapkan pada bagian batas hilir. Kemudian pada batas udik diterapkan hubungan antara laju angkutan sedimen dengan debit aliran sungai yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data selama kegiatan pengamatan muka air. Kegiatan pengambilan material dasar sungai yang didata dari lapangan juga dipertimbangkan dan dibagan dalam model. Genangan banjir yang terjadi disimulasikan menggunakan data DEM dari ASTER DEM. ASTER DEM merupakan hasil kolaborasi National Space Agency, Amerika Serikat (NASA) dan Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang. Data ini dipublikasikan pada tahun 2009 sebagai versi pertama dan mengalami revisi kedua pada tahun 2011. Dengan resolusi data 30 m dan mempunyai akurasi yang cukup baik pada daerah datar, penggunaan data ASTER DEM sebagai data dasar untuk pemodelan genangan banjir mengalami peningkatan secara signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis kapasitas alur ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran kemampuansungai secara keseluruhan dalam mengalirkan debit air. Topografi sungai yang dimodelkan dalam model numerik berawal dari elevasi 34 m di hulu S. Cilemer hingga elevasi –4 m di muara sungai, serta -2 m di muara sudetan. Panjang sungai yang dimodelkan mencapai 45 km. Dari hasil analisis didapatkan gambaran bahwa kapasitas sungai bagian hulu lebih besar dari 210 m 3/s (> dari debit Cilemer Hulu untuk debit banjir 25 tahunan). Kapasitas alur segmen hulu S. Cilemer disajikan pada Gambar 3.
Sudetan S. Cilemer Bendung Cilemer
Gambar 1 Topografi S. Cilemer, lokasi Bendung Cilemer dan Sudetan
64
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
U
Elevasi Tinggi
T
B
Rendah
Gambar 2 Data DEM hasil ekstraksi dari ASTER DEM [meter]
2-1-1990 00:00:00
38.0 36.0 34.0 32.0
Tanggul kanan
30.0 28.0
Tanggul kiri
26.0 24.0 22.0 20.0
Muka air
18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
Dasar sungai
8.0 6.0 4.0
Elevasi (m)
2.0 0.0 -2.0 -4.0 -6.0 CILEMER 1922 - 45194
-8.0 0.0
5000.0
10000.0
15000.0
20000.0
25000.0
SUDETAN 0 - 5270 30000.0
35000.0
40000.0
45000.0 [m]
Profil aliran S. Cilemer
Gambar 3 Kapasitas alur segmen hulu S. Cilemer (> 210 m3/s) Kondisi kemiringan Sungai Cilemer terbagi menjadi tiga segmen dengan kemiringan pada segmen 1, Km 0 hingga Km 18,5 mencapai 0,16 %. Segmen 2, pada bagian Km 18,5 hingga awal pertemuan sungai dengan anak Sungai Cikaduen hanya sekitar 0,06 % dan pada segmen terakhir merupakan segmen dengan kemiringan 0,016 %. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa segmen sungai hulu relatif aman terhadap ancaman permasalahan banjir sampai dengan debit banjir periode ulang 25 tahunan. Potensi banjir terlihat mulai dari pertemuan dengan anak Sungai
Cikadueun sampai muara. Potensi banjir Sungai Cilemer berawal dari pertemuan sungai dengan anak sungai serta perubahan kemiringan sungai menjadi sangat landai. Sehingga secara teknis selain terjadi penumpukan debit banjir akibat penambahan debit dari anak – anak sungai, terjadi perlambatan kecepatan aliran akibat kemiringan dasar sungai yang landai. Segmen bagian hilir sungai dari pertemuan anak-anak sungai sampai muara kurang dari memiliki kapasitas alur 100 m3/s. Gambaran kapasitas alur sungai segmen hilir S. Cilemer pada Gambar 4.
65
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
[meter]
18-8-2011 02:34:00
38.0 36.0 34.0 32.0
Tanggul kanan
30.0 28.0 26.0
Tanggul kiri
24.0 22.0
Muka air
20.0 18.0 16.0
Dasar sungai
14.0
Cisata
8.0
Surianeun
Elevasi (m)
10.0
Cimoyan Cikobut
Cikadueun
12.0
6.0 4.0 2.0 0.0 -2.0 -4.0 -6.0 CILEMER 1922 - 45194
-8.0 0.0
5000.0
10000.0
15000.0
20000.0
25000.0
SUDETAN 0 - 5270 30000.0
35000.0
40000.0
45000.0 [m]
3
Gambar 4 Kapasitas alur segmen hilir S. Cilemer (< 100 m /s)
Skenario Identifikasi Sistem Sungai dan Sumber Banjir Pada skenario ini dilakukan analisis yang mewakili kondisi baik jika terjadi hujan yang tidak merata di seluruh DAS Cilemer dan jika terjadi hujan yang merata (terjadi bersamaan) di seluruh DAS Cilemer. Identifikasi ini dilakukan hanya untuk debit banjir desain untuk periode ulang 25 tahunan. Gambaran analisis yang dilakukan pada skenario ini dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan apabila kondisi hujan tidak merata dimana jika puncak banjir hanya datang dari: 1
Hulu S. Cilemer (Q25th = 207,74 m3/s) dapat dikatakan bahwa untuk (puncak banjir tidak bersamaan pada masing-masing anak sungai), potensi limpasan maksimum hanya 0,5 m, (terjadi pada lokasi 30.000m – 40.000m dari hulu Bendung Cilemer) dapat dilihat dari Gambar 5.
2
Anak S. Cikadueun (Q25th = 195,93 m3/s) hasilnya limpasan maksimal 0,5 m.
3
Anak S. Cimoyan (Q25th = 135,96 m3/s) hasilnya tidak terdapat limpasan.
66
4
Profil aliran S. Cilemer (m)
Anak S. Cikobut (Q25th = 78,07 m3/s) hasilnya tidak terdapat limpasan. 5 Anak S. Surianeun (Q25th = 68,18 m3/s) hasilnya tidak terdapat limpasan. 6 Anak S. Cisata (Q25th = 172,75 m3/s) hasilnya tidak ada limpasan. 7 S. Cilemer Hulu dan S. Cikadueun (Q25th = 403,67 m3/s) hasilnya limpasan maksimum setinggi 1,5 m. 8 S. Cilemer Hulu dan S. Cikadueun (Q25th = 539,63 m3/s) hasilnya limpasan maksimum setinggi 2,0 m, terjadi pada 25.200m – 40.000m (muara) dapat dilihat dari Gambar 6. 9 S. Cilemer Hulu, S. Cikadueun, Cimoyan, dan Cikobut (Q25th = 617,7 m3/s) hasilnya Limpasan Maksimal setinggi 2,5 m. 10 S. Cilemer Hulu, S. Cikadueun, Cimoyan, Cikobut dan Surianeun (Q25th = 685,88 m3/s) hasilnya Limpasan Maksimal setinggi 2,75 m. Jika terjadi hujan secara merata (puncak banjir terjadi bersamaan pada semua anak sungai), dengan debit 858,63 m3/s maka limpasan banjir di puncak tanggul yang terjadi bisa mencapai 3 m di segmen hilir S. Cilemer, pada jarak 25.000m - 40.000m (muara) (Gambar 7).
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
Tabel 1 Analisis Identifikasi Sistem dan Sumber Banjir Batas Udik
Skenario
Batas Hilir (Muka Air Laut)
Debit Periode Ulang
Identifikasi Banjir Anak-Anak Sungai
Sungai Asli
Sudetan
Q - 25 th 207.74
m3/s
HWL
HWL
Cikadeun
195.93
3
m /s
HWL
HWL
Cimoyan
135.96
m3/s
HWL
HWL
78.07
3
m /s
HWL
HWL
68.18
3
m /s
HWL
HWL
172.75
m3/s
HWL
HWL
403.67
3
m /s
HWL
HWL
539.63
3
m /s
HWL
HWL
Cilemer Hulu + Cikadeun+ Cimoyan + Cikobut
617.7
m3/s
HWL
HWL
Cilemer Hulu + Cikadeun+ Cimoyan + Cikobut + Surianeun
685.88
m3/s
HWL
HWL
Semua Anak sungai (Maksimum)
858.63
m3/s
HWL
HWL
Cilemer Hulu
Cikobut Sirianeun Cisata Cilemer Hulu+ Cikadeun Cilemer Hulu+ Cikadeun+ Cimoyan
[meter]
18-8-2011 04:54:00
38.0
Tanggul kanan
36.0 34.0 32.0
Tanggul kiri
30.0 28.0 26.0
Muka air
24.0 22.0 20.0 18.0 16.0
Elevasi (m)
8.0
Lokasi limpasan Cisata
10.0
Cimoyan Cikobut
Cikadueun
Dasar sungai
12.0
Surianeun
14.0
6.0 4.0 2.0 0.0 -2.0 -4.0 -6.0 CILEMER 1922 - 45194
-8.0 0.0
5000.0
10000.0
15000.0
20000.0
25000.0
SUDETAN 0 - 5270 30000.0
35000.0
40000.0
Profil aliran S. Cilemer (m)
45000.0 [m]
Gambar 5 Limpasan banjir jika puncak banjir hanya dari S. Cilemer hulu (limpasan maksimal 0,5 m)
67
Elevasi (m)
68 28.0
26.0
22.0
20.0
12.0
10.0
-8.0 0.0
34.0
0.0
5000.0
26.0
24.0
20.0
10.0
5000.0
10000.0
28.0
18.0
16.0
14.0
10000.0
15000.0
12.0
8.0
6.0
Dasar sungai
-8.0
15000.0
20000.0
8.0
Dasar sungai
[meter]
32.0
Tanggul kanan
20000.0
25000.0
20000.0
4.0
2.0
25000.0
30000.0
25000.0 30000.0
30000.0
35000.0
18.0
Muka air
CILEMER 1922 - 45194
35000.0
Profil aliran S. Cilemer (m)
35000.0
40000.0
Gambar 8 Limpasan kondisi eksisting debit 2 tahunan (limpasan tertinggi 0.96 m)
171 334 465 561 652 1019 771 1236 1397 0 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
[meter]
Cisata
Surianeun
Muka air
Cilemer 3
32.0
15000.0
Cimoyan Cikobut
14.0
Cisata
34.0
10000.0
Cisata
36.0
5000.0
Surianeun
0.0
Surianeun
-8.0
Tajur
Tanggul kiri
Cimoyan Cikobut
16.0
Cikobut
Dasar sungai Cikadueun
18.0
Cimoyan
10.0
Cikadueun
20.0
Cikadueun
30.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717 23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293 26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
32.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611 17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
[meter]
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41486 41594 41702 41807 41912 42020 42128 42236 42344 42492 42700 42806 42912 43017 43170 43387 43605 43658 43764 43870 43975 44188 44344 44456 44567 45194 44976 44764
22.0
11904 12059 12601 12750
30.0
7664
0.0
9456 10119 9876
38.0
8397 8713 8789
2.0
4250
4.0
Elevasi (m)
6.0
2664 3098
8.0
5807 6056 6127
40.0
159 311 431 612 701 0 1168 830 1339 999 1535 1882 1922
Elevasi (m)
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
38.0
18-8-2011 01:54:00
36.0
34.0
28.0
26.0
Tanggul kanan
24.0
22.0
12.0
Lokasi genangan
-2.0
-4.0
-6.0
CILEMER 1922 - 45194 40000.0 SUDETAN 0 - 5270 45000.0
Gambar 6 Limpasan banjir dari anak S. Cilemer hulu, Cikadueun, dan Cimoyan (maksimal 2 m) [m]
38.0
36.0
18-8-2011 03:13:59
30.0
Tanggul kanan
24.0
Tanggul kiri
16.0
Lokasi limpasan
14.0
6.0
4.0
-2.0 2.0
-4.0 0.0
-6.0
40000.0 SUDETAN 0 - 5270
Profil aliran S. Cilemer 45000.0 [m]
Gambar 7 Limpasan banjir jika puncak banjir merata dari S. Cilemer dan semua anaknya kondisi maksimal, limpasan maksimal 3 m
42.0
3-1-1990 02:30:00
Tanggul kiri
Muka air
-2.0
-4.0
0.0
-6.0
CILEMER 0 - 45194
45000.0
SUDETAN 0 - 5270
50000.0
[m]
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
pengaruh sudetan kondisi eksisting (dibuka) dengan debit 2 tahunan tidak terjadi kenaikkan muka air, untuk muka air laut tertinggi limpasan tertinggi = 0,96 m, dapat dilihat dari Gambar 8. Hasil simulasi yang dilakukan, analisis limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh sudetan kondisi eksisting (dibuka) dengan debit 5 tahunan, untuk muka air laut tertinggi menyebabkan kenaikkan muka air 7 cm dan limpasan tertingi 1,10 m, dapat dilihat pada Gambar 9. Hasil simulasi yang dilakukan, analisis limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh sudetan kondisi eksisting dengan debit 10 tahunan, untuk muka air laut tertinggi menyebabkan kenaikkan muka air 10 cm dan limpasan tertinggi 1,26 m, dapat dilihat pada Gambar 10. Hasil simulasi yang dilakukan, analisis limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh sudetan kondisi eksisting dengan debit 25 tahunan, untuk muka air laut tertinggi menyebabkan kenaikkan muka air 19 cm dan limpasan tertinggi 2,56 m, dapat dilihat pada Gambar 11.
Skenario Analisis Pengaruh Sudetan
Setelah mengetahui penyebab permasalahan banjir di S. Cilemer baik kondisi eksisteng maupun dengan adanya bendung, maka selanjutnya adalah mencoba mengetahui pengaruh sudetan yang ada dan rencana penutupan sudetan terhadap mekanisme banjir yang terjadi. Pada analisis pengaruh sudetan ini dilakukan 2 kondisi di sudetan, yaitu kondisi eksisting (sudetan dibuka) dan kondisi jika sudetan dimodifikasi dengan membangun bangunan pengendali banjir di sudetan (sudetan ditutup). Kedua kondisi tersebut dikombinasikan dengan pengaruh elevasi muka air laut (saat surut, saat normal, dan saat pasang tertinggi) sebagai batas kondisi hilir model. Dari hasil tersebut terlihat bahwa alternatif pembuatan bendung pengatur debit yang akan menutup sudetan pada saat air pasang hanya dapat membantu dalam penurunan muka air banjir maksimum 19 cm. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, hasil analisis limpasan banjir di S. Cilemer [meter]
2-1-1990 19:00:00
16.0
Dasar sungai
14.0 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0
Elevasi (m)
Cisata
Cilemer 3
Surianeun
Muka air
3900 4324 4558 4798 5270
18.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 1397 0 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392
20.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717 23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293 26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
11904 12059 12601 12750
22.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611 17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
8397 8713 8789
24.0
9456 10119 9876
28.0 26.0
Tajur
Tanggul kiri
7664
30.0
Cikobut
Cimoyan
Tanggul kanan
32.0
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41486 41594 41702 41807 41912 42020 42128 42236 42344 42492 42700 42806 42912 43017 43170 43387 43605 43658 43764 43870 43975 44188 44344 44456 44567 44764 45194 44976
34.0
Cikadueun
4250
36.0
5807 6056 6127
38.0
2664 3098
40.0
159 311 431 612 701 0 1168 830 1339 999 1535 1882 1922
42.0
0.0 -2.0 -4.0 -6.0 CILEMER 0 - 45194
-8.0 0.0
5000.0
10000.0
15000.0
20000.0
SUDETAN 0 - 5270
25000.0
30000.0
35000.0
40000.0
45000.0
50000.0 [m]
Profil aliran S. Cilemer (m)
Gambar 9 Limpasan kondisi eksisting debit 5 tahunan (limpasan tertinggi 1.1 m) [meter]
2-1-1990 21:30:00
Cisata
Cilemer 3
Surianeun Tajur
7664
32.0
28.0
Tanggul kiri
18.0 16.0 14.0 12.0 10.0
Dasar
8.0 6.0
Muka air
4.0 2.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 1397 0 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
20.0
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41486 41594 41702 41807 41912 42020 42128 42236 42344 42492 42700 42806 42912 43017 43170 43387 43605 43658 43764 43870 43975 44188 44344 44456 44567 44764 45194 44976
11904 12059 12601 12750
22.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717 23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293 26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
24.0
9456 10119 9876
8397 8713 8789
26.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611 17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
30.0
Elevasi
Cikobut
Cimoyan
Tanggul kanan
Cikadueun
34.0
5807 6056 6127
36.0
4250
38.0
2664 3098
40.0
159 311 431 612 701 0 1168 830 1339 999 1535 1882 1922
42.0
0.0
-2.0 -4.0 -6.0 CILEMER 0 - 45194
-8.0 0.0
5000.0
10000.0
15000.0
20000.0
25000.0
SUDETAN 0 - 5270 30000.0
35000.0
40000.0
45000.0
Profil aliran S. Cilemer
50000.0 [m]
Gambar 10 Limpasan kondisi eksisting debit 10 tahunan (limpasan tertinggi 1.26 m)
69
70 2.0
-8.0
0.0 5000.0
2000.0 4000.0 10000.0
24.0
20.0
12.0
6000.0 8000.0 10000.0 15000.0
28.0
18.0
16.0
14.0
Dasar sungai
12000.0 14000.0 20000.0
10.0
-8.0 16000.0 18000.0 25000.0
[meter]
32.0
Tanggul kanan
8.0
6.0
20000.0 22000.0
Skenario Analisis Pengaruh pada saat Sudetan Ditutup
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, hasil analisis limpasan banjir di S. Cilemer pengaruh pada saat sudetan ditutup adalah sebagai berikut: 24000.0
30000.0
4.0
26000.0 28000.0
35000.0
30000.0 32000.0
40000.0
34000.0 36000.0 38000.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 1397 0 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41486 41594 41702 41807 41912 42020 42128 42236 42344 42492 42700 42806 42912 43017 43170 43387 43605 43658 43764 43870 43975 44188 44344 44456 44567 44764 45194 44976
4.0
Cisata
Dasar sungai
Surianeun
6.0
Tajur
8.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717 23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293 26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
12.0
Cikobut
10.0
Cimoyan
14.0
2.0
40000.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 0 1397 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
34.0
Cisata
Tajur
Cikadueun
Tanggul kanan
26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
16.0
Cikadueun
18.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717
20.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611 17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
24.0
9456 10119 9876
7664
30.0
17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
22.0
11904 12059 12601 12750
26.0
8397 8713 8789
32.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611
0.0
Cilemer 3
Surianeun
Cikobut
Cimoyan
4250
2664 3098
5807 6056 6127
34.0
9456 10119 9876
30.0
7664
36.0
4250
36.0
23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293
22.0
11904 12059 12601 12750
26.0
8397 8713 8789
38.0
159 311 431 612 701 0 1168 830 1339 999 1535 1882 1922
38.0
2664 3098
40.0
5807 6056 6127
40.0
159 311 431 612 0 701 1168 830 999 1339 1535 1882 1922
Elevasi (m) [meter]
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41702 41486 41594
Elevasi (m)
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
42.0
3-1-1990 00:30:00
28.0
Tanggul kiri Muka air
-2.0
-4.0 0.0
-6.0
CILEMER 0 - 45194 45000.0 SUDETAN 0 - 5270
Profil aliran S. Cilemer (m)
50000.0 [m]
Gambar 11 Hasil Analisis Limpasan Kondisi Eksisting Debit 25 Tahunan (Limpasan Tertinggi 2.56 m)
42.0
2-1-1990 12:30:00
Tanggul kiri
Muka air
-2.0
0.0
-4.0
-6.0
CILEMER 0 - 41702
Profil aliran S. Cilemer (m) 42000.0 SUDETAN 0 - 5270
44000.0 46000.0 48000.0 [m]
Gambar 12 Limpasan sudetan ditutup debit 2 tahunan (limpasan tertinggi 0.96 m)
1 debit 2 tahunan limpasan tertinggi 0,96 m, Gambar 12, 2 debit 5 tahunan limpasan tertinggi 1.17 m , Gambar 13, 3 debit 10 tahunan limpasan tertinggi 1.36 m, Gambar 14, dan 4 debit 25 Tahunan limpasan tertinggi 2.74 m Gambar 15
Elevasi (m)
0.0
2000.0
14.0
12.0
10.0
14.0
12.0
4000.0 6000.0
24.0
6000.0 8000.0
20.0
8000.0 10000.0
28.0
10000.0 12000.0
18.0
16.0
12000.0 14000.0
Dasar sungai
14000.0 16000.0
10.0
-8.0
16000.0
18000.0
Dasar sungai
-8.0 18000.0
[meter]
8.0
20000.0
8.0
20000.0 22000.0
Tanggul kanan
32.0
Tanggul kiri
6.0
22000.0
24000.0
26000.0
6.0
24000.0 26000.0
26000.0
28000.0
4.0
4.0
28000.0
30000.0
28000.0 30000.0
30000.0 32000.0
32000.0
Cisata
[meter]
24000.0
Surianeun
22000.0
Tajur
20000.0 32000.0 34000.0
Profil aliran S. Cilemer (m) 34000.0
Profil aliran S. Cilemer (m)
34000.0
36000.0
36000.0
36000.0
38000.0
2.0
38000.0
38000.0 40000.0
2.0
40000.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 0 1397 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
16.0
18000.0
Cisata
18.0
16000.0
Surianeun
28.0
14000.0
Tajur
20.0
12000.0
Cikobut
-8.0
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41702 41486 41594
23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293 26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
2.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 01397 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41702 41486 41594
4.0
171 334 465 561 652 1019 771 1236 0 1397 1577 1788 2084 2231 2453 2598 2738 2879 3030 3198 3392 3900 4324 4558 4798 5270
34.0
Tanggul kanan Cimoyan
Dasar sungai
Cikobut
24.0
10000.0
19584 19651 19932
Cikadueun
Cisata
Tajur
4250
5807 6056 6127
Surianeun
Cikobut
Cimoyan
Tanggul kanan
30609 30720 30832 31040 31186 31355 31410 31629 31572 31854 32217 32531 32766 33122 33223 33325 33640 33810 33917 34020 34335 34440 34543 34776 34888 34996 35107 35367 35618 35721 35928 36032 36241 36346 36450 36556 36660 37011 37117 37223 37290 37396 37502 37610 37714 37820 37928 38036 38142 38250 38359 38471 38583 38698 38804 38908 39014 39120 39228 39336 39444 39551 39658 39771 39875 39978 40083 40188 40345 40452 40558 40688 40798 40908 41019 41164 41272 41380 41702 41486 41594
4000.0
Tanggul kiri
26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
32.0
Cikadueun
6.0
23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293
34.0
8000.0
Cimoyan
2000.0
6000.0
9456 10119 9876
7664
32.0
26777 27113 27247 27356 27548 27642 27814 28239 28455 28666 28920 29215 29493 29716 29928
0.0
4000.0
Cikadueun
8.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717
12.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717
10.0
17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105
14.0
20600 20759 20977 21177 21305 21374 21691 21857 22183 22717
16.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611
18.0
17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
20.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611
22.0
11904 12059 12601 12750
24.0
8397 8713 8789
26.0
9456 10119 9876
30.0
7664
30.0
17218 17468 17784 17940 18088 18182 18349 18457 18594 18750 18918 19065 19105 19584 19651 19932
22.0
11904 12059 12601 12750
26.0
8397 8713 8789
36.0
5807 6056 6127
2000.0
4250
34.0
14434 14557 14759 14923 15073 15182 15376 15478 15615 15863 16133 16611
36.0
2664 3098
[meter]
23387 23598 23827 23950 24214 24594 25034 25155 25272 25389 25450 25561 25673 25860 26140 26293
22.0
11904 12059 12601 12750
26.0
8397 8713 8789
1882 1922
38.0
2664 3098
0.0
4250
36.0
9456 10119 9876
30.0
7664
38.0
159 311 431 612 0 701 1168 830 999 1339 1535 1882 1922
38.0
2664 3098
40.0
159 311 431 612 0 701 1168 830 999 1339 1535
Elevasi (m) 40.0
5807 6056 6127
40.0
159 311 431 612 0 701 1168 830 999 1339 1535 1882 1922
Elevasi (m)
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
42.0
2-1-1990 11:00:00
28.0
Muka air
-2.0
-4.0 0.0
-6.0
CILEMER 0 - 41702
40000.0 42000.0
SUDETAN 0 - 5270
Profil aliran S. Cilemer (m)
CILEMER 0 - 41702
42000.0
CILEMER 0 - 41702
42000.0
44000.0
44000.0
44000.0
46000.0
46000.0
46000.0
48000.0 [m]
Gambar 13 Limpasan sudetan ditutup debit 5 tahunan (limpasan tertinggi 1.17 m) 42.0
2-1-1990 10:30:00
Tanggul kiri
Muka air
-2.0
-4.0 0.0
-6.0
SUDETAN 0 - 5270
48000.0 [m]
Gambar 14 Limpasan sudetan ditutup debit 10 tahunan (limpasan tertinggi 1.36 m)
42.0
2-1-1990 03:00:00
Muka air
-2.0
0.0
-4.0
-6.0
SUDETAN 0 - 5270
48000.0 [m]
Gambar 15 Limpasan sudetan ditutup debit 25 tahunan (limpasan tertinggi 2.74 m)
71
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
Skenario Identifikasi Luas Genangan. Dalam skenario ini juga dilakukan identifikasi perkiraan luas genangan banjir yang dapat terjadi untuk masing-masing debit banjir periode ulang 2 tahun sampai dengan 25 tahun, untuk kondisi eksisting Sungai, (sudetan berfungsi seperti kondisi saat ini). Dari hasil analisis didapatkan bahwa rentang genangan yang terjadi jika antara debit banjir periode ulang 2 tahun adalah 546 Ha, kala ulang 5 tahun adalah 592 Ha, kala ulang 10 tahun adalah 682 Ha dan untuk debit banjir periode ulang 25 tahunan mencapai 912.4 Ha. Daerah genangan yang terjadi berada pada rentang ± 500 m dari tanggul sungai kearah kanan dan kiri. Genangan yang ada berada pada segmen hilir
tempat pertemuan sungai utama dengan anak – anak sungai di hilirnya. Pada bagian dekat dengan muara pengaruh pasang surut air laut menyebabkan genangan menyebar searah garis pantai yang ada. Untuk memudahkan dalam memahami genangan yang terjadi, maka peta genangan hasil simulasi Mike 11 GIS (Danish Hydraulic Institute, 2008) di tampilkan dalam peta Google Earth (debit banjir periode ulang 2 tahun adalah 546 Ha (Gambar 16) , kala ulang 5 tahun adalah 592 Ha (Gambar 17), kala ulang 10 tahun adalah 682 Ha (Gambar 18)dan untuk debit banjir periode ulang 25 tahunan mencapai 912.4 Ha (Gambar 19).
Gambar 16 Daerah genangan untuk debit banjir 2 tahunan, luas genangan 546 ha
72
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
Gambar 17 Daerah genangan untuk debit banjir 5 tahunan, luas genangan 592.7 ha
Gambar 18 Daerah genangan untuk debit banjir 10 tahunan, luas genangan 682 ha
73
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
Gambar 19 Daerah Genangan untuk Debit Banjir 25 Tahunan, Luas Genangan 912.4 Ha
Tabel 2 Resume Hasil Analisis Banjir dan Genangan Batas Udik No
Skenario
1
Kondisi Eksisting
Debit Periode Ulang
Q- 2th
Q- 5th
Q- 10th
Q- 25th
74
Batas Hilir ( Muka Air Laut)
Limpasan diatas tanggul
Panjang Limpasan
Luas Genangan
Sudetan
Tertinggi (m)
(m)
(ha)
HWL
HWL
0,996
0
0
0,985
546
LWL
LWL
0,965
4.000 dan 10.000
HWL
HWL
1,100
0
0
1,062
LWL
LWL
1,044
HWL
HWL
1,260
0
0
1,158
LWL
LWL
1,143
HWL
HWL
2,774
0
0
2,744
LWL
LWL
2,735
S.Asli
5.000 10.000
dan
592,7
8.000 12.000
dan
682
8.000 20.000
dan
912,4
Simulasi Genangan Banjir Menggunakan Data Aster DEM Flood Inundation …(Nuryanto Sasmito S, Sarwono)
Resume Analisis Banjir dan Genangan. Banjir yang terjadi menyebabkan limpasan sepanjang 4 km hingga 20 km dengan ketinggian limpasan berbeda – beda sesuai dengan lokasi yang ada. Ketinggian limpasan mencapai hampir 3 m pada lokasi yang berbatasan langsung dengan tanggul sungai yang ada. Topografi S. Cilemer yang datar pada bagian hilir di daerah pertemuan sungai dengan anak – anak sungai menyebabkan genangan yang terjadi menyebar merata ke kanan kiri dari tanggul sungai yang ada. Rincian panjang lintasan banjir yang terjadi menunjukkan limpasan yang terjadi di S. Cilemer dan sudetan. Sudetan yang ada sepanjang 5,7 km dengan elevasi dasar sungai pada ujung sudetan -1,9 m hingga -2,3 m. Keberadaan bangunan pengendali banjir di dekat muara sudetan S. Cilemer ke laut menyebabkan kenaikan muka air yang tidak signifikan terhadap banjir yang terjadi. Fungsi utama dari bangunan pengendali banjir ini adalah untuk menahan intrusi air laut yang mungkin terjadi ketika pasang terjadi. Elevasi dasar bangunan pengendali banjir direncanakan selevel dengan dasar sungai yang ada di ruas sudetan sungai. Berdasarkan simulasi numerik yang dilakukan terlihat pengaruh bangunan terhadap kenaikan muka air hanya 19 cm. Hasil resume analisis banjir dan genangan dapat dilihat pada Tabel 2.
KESIMPULAN Kapasitas alur eksisting S. Cilemer saat ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu untuk segmen hulu (dari Bendung Cilemer sampai pertemuan dengan anak-anak sungai) mempunyai kapasitas 210 m 3/s, sedangkan segmen hilir (dari pertemuan anakanak sungai sampai muara mempunyai kapasitas < 100 m3/s. Kemiringan dasar sungai di bagian hulu S. Cilemer sebesar 0,16 %, sedangkan pada bagian hilir hanya 0,016 %. Potensi permasalahan banjir (sampai dengan debit banjir 25 tahunan) ada di segmen hilir yang terletak setelah pertemuan dengan anak sungai hingga ke arah muara. Rencana pembuatan bendung pengatur debit hanya mempengaruhi tinggi maksimum limpasan banjir sebesar 19 cm untuk debit banjir periode ulang 25 tahunan. Kenaikkan ini tidak signifikan dalam mempengaruhi banjir yang terjadi, karena tinggi jagaan untuk tanggul sungai yang ada sebesar 1 m. Luas genangan banjir berkisar antara 546 ha untuk debit banjir 2 tahunan dan 912.4 ha untuk debit banjir 25 tahunan. Penambahan debit dari anak – anak sungai menyebabkan kenaikkan limpasan banjir menjadi 3 m. Penyebab banjir pada S. Cilemer adalah perbedaan kapasitas sungai pada bagian hulu dan hilir serta penambahan debit banjir dari anak –
anak sungai. Selain hal itu kemiringan dasar sungai yang sangat landai menyebabkan kecepatan aliran menjadi kecil. Keunggulan menggunakan data ASTER DEM dalam mensimulasikan genangan banjir, diketahui dapat merepresentasikan daerah yang datar dengan baik, namun kelemahannya memiliki tingkat kesalahan yang relatif tinggi untuk daerah yang berbukit – bukit serta curam.
DAFTAR PUSTAKA Bates, P. D., Marks, K. J and Horritt, M. S. “Optimal use of high-resolution topographic data in flood inundation models.” Hydrological Processes, Vol. 17 (3), (February 28), pp. 537557, 2003. doi:10.1002/hyp.1113.http://doi.wiley.com/10.1002/ hyp.1113. Chow, V. T. : Open Channel Hydraulics. MacGraw-Hill, New York, 1985. Castro, J. M., Bankfull, Discharge Recurrence Intervals and Regional Hydraulic Geometry Relationships : Patterns in The Pasific Northwest, USA 1. Journal of the American Water Resources Associatio, Vol 37, pp. 1249 – 1262, 2001 Danish Hydraulic Institute, (2008). Mike 11 A Modelling System for Rivers and Chanels User Guide Dury,
G. H., Principles of underfit Professional Paper 452-A, USGS.
streams.
Dury, G. H. 1972, Principles of underfit streams. Professional Paper 452-A, USGS. Eckert, S., Kellenberger, T., Itten, K., 2005. Accuracy assessment of automatically derived digital elevation models from aster data in mountainous terrain. Inter- national J. Remote Sensing, Vol. 26 (9), pp. 1943–1957, 2005. Fujisada, H., Bailey, G. B., Kelly, G. G., Hara, S., and Abrams, M. J. : ASTER DEM performance. IEEE Transactions on Geoscience and Remote Sensing, Vol. 43 (12), pp. 2707-2714, 2005 doi:10.1109/TGRS.2005.847924. http://ieeexplore.ieee.org/lpdocs/epic03/wrap per.htm?arnumber=1542341. Horritt, M.S., and Bates, P.D. : Evaluation of 1D and 2D numerical models for predicting river flood inundation. J. Hydrology, Vol. 268, pp. 87-99, 2002. Kodoatie, Robert J. dan Sugiyanto, 2002. BANJIR – Beberapa Penyebab & Metode Pengendaliannya Dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
75
Jurnal Sumber Daya Air Vol.12 No. 1, Mei 2016: 61 - 76
Lestari, Slamet. 2015. Tambahan Bangunan Pengendalian Dasar Sungai Untuk Menjaga Stabilitas Dasar Sungai Batang Kuranji Sumatera Barat. Jurnal Sumber Daya Air Vol. 11 No. 2 November 2015. Hal 193-202. Nash, J.E., and Sutcliffe, J.V. 1970. River flow forecasting through conceptual models: Part 1. A discussion of principles. J. Hydrology., Vol. 10(3), pp 282-290, 1970. Maidment, D. 1996. GIS and hydrological modelling: an assessment of progress. In: Third International Conference on GIS and Environmental Modelling, Santa Fe, NM, 20–25 January, 1996.
76
Tarekegn, T. H., Haile, A. T., Rientjes, T., Reggiani, P., and Alkema, D. 2010. Assessment of an ASTERgenerated DEM for 2D hydrodynamic flood modeling. International Journal of Applied Earth Observation and Geoinformation, Vol. 12 (6) (December), pp. 457-465, 2010. doi:10.1016/j.jag.2010.05.007. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S03 03243410000620.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Banten, yang telah membantu sampai selesainya tulisan ini.