Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
ORTHOREKTIFIKASI DATA CITRA RESOLUSI TINGGI (ASTER DAN SPOT) MENGGUNAKAN ASTER DEM Bambang Trisakti Researcher of National Institute of Aeronautic and Space of Indonesia, Indonesia email:
[email protected]
Abstract Sensor ASTER (Advance Space borne Thermal Emission and Reflection Radiometer) provides stereo data (Nadir and backward looking) which can be processed to produce DEM with 15 m spatial resolution. This research conducts orthorectification for high spatial resolution satellite data (ASTER and SPOT) using 14 GCPs extracted from IKONOS imagery and ASTER DEM. Accuracy of generated orthoimages is evaluated by 2 methods, those are: visual comparison and pixel displacement of orthorektified images in different elevation area. To know clearly the benefit of orthorectification, the comparison between orthorectified SPOT and only rectified SPOT is also conducted. The result shows that orthorectification using ASTER DEM is very usefull to reduce/remove the distortion of object position due to different elevation area in high resolution satellite data (ASTER and SPOT).
Keyword: ASTER stereo data, SPOT, DEM, orthorectification
Radiometer)
1. PENDAHULUAN
dan
TIR
(Thermal
Infrared
Radiometer) (Ersdac, 2003). VNIR merupakan ASTER (Advance Spaceborne Thermal Emission
instrumen yang mampu mendeteksi pantulan dari
and Reflection Radiometer) merupakan sensor
permukaan bumi pada gelombang visibel sampai
optik multi spektral dengan resolusi spasial tinggi
infra merah dekat (0.52 – 0.86 µm). Satu
yang dimuat pada satelit Terra yang diluncurkan
kelebihan sensor ASTER adalah memiliki 2 band
pada bulan Desember 1999. ASTER mempunyai
inframerah dekat dengan panjang gelombang yang
14 band spektral dari mulai band visible
sama, yaitu band 3N (nadir: arah tegak lurus) dan
(Spektrum
thermal
3B (backward: arah belakang), dimana band 3B
(Spektrum panas), yang terbagi menjadi 3
dipergunakan untuk memperoleh pandangan ke
radiometer, yaitu: VNIR (Visible Near Infrared
arah belakang dengan sudut dari titik nadir sejauh
Radiometer),
27,60° (Ersdac, 2002). Penambahan band 3B
tampak)
SWIR
sampai
(Short
band
Wave
Infrared
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
TIS - 35
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
bertujuan
untuk
memperoleh
kemampuan
dan 1:50.000) (Ulrich et al, 2003).
stereoskopik yang dapat diproses lebih jauh untuk menghasilkan informasi ketinggian dari obyek di
Penggunaan informasi DEM untuk membantu
permukaan bumi atau DEM (Digital Elevation
proses orthorektifikasi telah dilakukan terhadap
Model).
beberapa jenis data citra resolusi tinggi, seperti orthorektifikasi data IKONOS, SPOT Quickbird,
Data DEM dari permukaan bumi merupakan
Landsat menggunakan DEM yang diturunkan dari
informasi yang sangat penting dalam membantu
map, SRTM dan data stereo (seperti: ASTER dan
proses koreksi dan analisis citra, seperti, koreksi
SPOT) (Cheng et al (1994), Cheng et al (2000),
citra
ketinggian
Cheng et al (2003)). Paper ini menjelaskan
(orthorektifikasi), pembuatan kontur, tampilan
mengenai proses orthorektifikasi data ASTER dan
citra 3D, analisis manajemen bencana (penentuan
SPOT menggunakan data DEM yang diturunkan
daerah rawan bencana banjir, longsor dan
dari data stereo ASTER dengan resolusi spasial 15
tsunami), penyusunan tata ruang, penurunan level
m,
tanah (land subsidence) dan banyak yang lainnya.
tingkat akurasi orthoimage yang dihasilkan.
karena
pengaruh
kemudian
dilakukan
pengujian
terhadap
Oleh karena itu kemampuan data stereo ASTER untuk menghasilkan DEM dengan resolusi spasial
2. METODOLOGI PENELITIAN
tinggi (15 m) merupakan teknologi yang sangat penting bagi pengguna remote sensing dan SIG
Data yang digunakan adalah data ASTER level 1b
(Sistem Informasi Geografis) untuk mempertinggi
(diperoleh dari RS-GIS Forum), DEM yang
tingkat
ingin
diturunkan dari data stereo ASTER (Trisakti dan
dihasilkan. Metoda penurunan DEM dari data
Carolita, 2005), data SPOT level 1b dan citra
stereo satelit (ASTER, SPOT) dan uji keakurasian
IKONOS. Study area dilakukan di Lhok Nga
dari DEM yang dihasilkan telah dilaporkan dalam
(Propinsi Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia)
beberapa kegiatan penelitian, sebagai contoh:
yang baru terkena bencana Tsunami. Skema alur
Trisakti dan Carolita (2005), Goncalves and
kerja diperlihatkan pada gambar 1, dimana
Oliveira (2004), Tsakiri-Strati et al (2004) Pantelis
sebagian
et al (2004) dan Ulrich et al (2003). Beberapa
menggunakan software Erdas Imagine (Orthobase
hasil kajian memperlihatkan bahwa ketelitian
pro). Preprosesing meliputi croping study area dan
vertical dari data DEM ASTER mendekati 25-27
rotasi
meter untuk daerah pegunungan dengan tutupan
selanjutnya
lahan yang rapat (Trisakti dan Carolita (2005),
pemilihan model sensor dan orientation parameter
Selby (PCI Geo)), tetapi untuk daerah dengan
(seperti: side incidence, focal lens, colom number
sedikit tutupan vegetasi dapat mencapai 9 – 11
and so on) yang dapat diperoleh dari ancillary
meter (Goncalves and Oliveira (2004), Selby (PCI
data dan referensi sensor. Pengumpulan titik GCP
Geo)). Selain itu DEM ASTER ini sangat berguna
(Ground Control Point) berupa titik koordinat
untuk pemetaan pada skala medium (1:100.000
(XY) dan titik ketinggian (Z) dilakukan dengan
akurasi
dari
informasi
yang
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
besar
citra
proses
(hanya pembuatan
dikerjakan
untuk
data
pyramid
dengan
ASTER), layer
dan
TIS - 36
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
menggunakan data IKONOS dan DEM ASTER
ketinggian rendah, gradasi warna biru menjadi
(resolusi spasial 90 m). Pada penelitian ini
warna
digunakan total 14 GCP yang tersebar di seluruh
ketinggian yang semakin bertambah. Ketinggian
study area, dimana GCP tersebut akan digunakan
relatif dari DEM ASTER pada study area
sebagai patokan dalam pembuatan tie point.
mencapai
Selanjutnya dilakukan proses triangulasi yang
memperlihatkan bahwa sebagian besar study area
bertujuan untuk menghubungkan antara titik XY
merupakan daerah pegunungan dengan tutupan
citra, titik GCP dan informasi spesifikasi sensor
vegetasi yang rapat, sedangkan daerah dengan
sehingga
yang
ketingian rendah terdapat di wilayah pesisir
menghubungkan ketiga parameter tersebut. Proses
pantai. Kondisi study area yang bergunung
selanjutnya
proses
dengan perbedaan elevasi yang besar dapat
orthorektifikasi pada band 3N, band 3B dan
mengakibatkan terjadinya kesalahan posisi obyek
komposite
diperoleh
suatu
adalah RGB
orthorektifikasi
persamaan
melakukan
memperlihatkan
752
meter.
perubahan
Tampilan
3D
Setelah
proses
pada citra 2 dimensi. Untuk menghilangkan
data ASTER
selesai,
pengaruh perbedaan elevasi, maka perlu dilakukan
ASTER.
untuk
merah
kemudian dilakukan proses orthorektifikasi untuk
proses orthorektifikasi.
data SPOT dengan menggunakan referensi GCP (XYZ) dari orthoimage ASTER dan DEM
Gambar 3 memperlihatkan orthoimage ASTER,
ASTER.
Sebagai
untuk
orthoimage SPOT dan citra SPOT yang hanya
pengujian
tingkat
yang
terkoreksi geometrik. Tingkat akurasi/ketelitian
diperoleh, maka dilakukan juga koreksi geometrik
dari orthoimage dievaluasi dengan 2 cara, yaitu:
biasa untuk citra SPOT (bukan orthorekstifikasi)
perbandingan secara visual
pembanding akurasi
dan
orthoimage
dengan menggunakan jumlah dan letak titik GCP yang sama dengan yang digunakan pada proses
Perbandingan secara visual dilakukan dengan
orthorektifikasi.
tahap sebagai berikut: -
Tingkat
akurasi/ketelitian
dari
mozaik (pengabungan) pada citra ASTER dan
orthoimage
SPOT,
dievaluasi dengan 2 cara, yaitu: perbandingan secara visual bentuk obyek dan pengamatan
-
Mengambil sampel area pada daerah yang mempunyai elevasi sangat berbeda,
perbedaan letak piksel (pixel displacement) dari -
citra-citra ter-orthorektifikasi.
Melakukan croping pada citra terkoreksi dan
Membandingkan kesesuaian bentuk obyek pada batas pengabungan citra ASTER dan SPOT.
3. HASIL DAN DISKUSI Gambar 2 memperlihatkan tampilan DEM ASTER
Gambar 4 memperlihatkan perbandingan secara
(spasial 15 m) yang diperoleh dari data stereo dan
visual citra-citra terkoreksi pada area sampel yang
tampilan citra 3D dengan komposit RGB ASTER.
berbeda ketinggian. Beberapa istilah baru adalah
Warna
SPOT (O): Orthoimage SPOT, ASTER (O):
biru
memperlihatkan
area
dengan
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
TIS - 37
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
Orthoimage ASTER, SPOT (G): SPOT terkoreksi
pada area dengan elevasi rendah (10-20 m)
geometrik saja. Citra paling kiri pada area sampel
ataupun di area dengan elevasi tinggi (600-650
(tanpa istilah) adalah citra yang digunakan sebagai
m). Sedangkan hasil mozaik antara SPOT
referensi bentuk sebenarnya dari obyek di area
terkoreksi geometrik dan orthoimage ASTER
tersebut. Secara visual terlihat bahwa hasil mozaik
memperlihatkan bentuk obyek yang tidak berubah
antara orthoimage SPOT dan orthoimage ASTER
pada area dengan elevasi rendah tapi terjadi
memperlihatkan bentuk obyek yang sama (tidak
perubahan (pergeseran posisi) obyek pada area
berubah) dengan obyek pada citra referensi, baik
dengan elevasi tinggi.
Pre-processing data (cropping, rotation)
AST ER and SPOT data
GCP (XYZ) Collecting (14 GCP)
Tie Point making And checking
1. IKONOS data 2. ASTER DEM
Satellite characteristic: Side incidence, focal lens etc.
Triangulation process
Ortho rectification
Ortho image
Gambar 1. Skema alur kerja pada proses orthorektifikasi
(a) DEM ASTER
(b) Tampilan 3D dengan citra komposit RGB ASTER
Gambar 2. DEM ASTER dan tampilan 3D komposit RGB ASTER
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
TIS - 38
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
Gambar 3. DEM ASTER dan tampilan 3D komposit RGB ASTER
Gambar 4. Perbandingan visual citra-citra terkoreksi pada area sampel yang berbeda elevasi
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
TIS - 39
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
Metoda yang kedua yaitu pengamatan perbedaan
4. KESIMPULAN
letak piksel (pixel displacement) dari citra-citra terkoreksi
dilakukan
dengan
tahapan
sebagai
Proses orthorektifikasi dilakukan terhadap data
berikut :
ASTER dan SPOT menggunakan data DEM yang
-
Mencari piksel dari obyek yang teridentifikasi
diturunkan dari data stereo ASTER dengan resolusi
dengan jelas,
spasial 15 m, kemudian dilakukan pengujian tingkat
Mengestrak nilai elevasi/ketinggian di daerah
akurasi dari orthoimage yang dihasilkan, beberapa
tersebut
kesimpulan adalah sebagai berikut:
-
Mengukur perbedaan letak piksel (perpindahan
z DEM ASTER sangat bermanfaat untuk mengurangi/menghilangkan kesalahan posisi
piksel: pixel displacement)
obyek akibat pengaruh perbedaan topografi Pengujian
akurasi
dari
orthoimage
ASTER
dilakukan dengan membandingkan orthoimage band 3N dan orthoimage band 3B. Pada citra 3N
(orthorektifikasi) pada citra resolusi tinggi seperti: SPOT dan ASTER. z Analisa
tingkat
akurasi
secara
visual
dan 3B yang belum terkoreksi, obyek yang sama
menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
akan mempunyai letak yang berbeda akibat
bentuk obyek pada citra mozaik (gabungan)
perbedaan cara pandang dan ketinggian permukaan
orthoimage ASTER dan orthoimage SPOT,
bumi (jarak paralax). Tingginya tingkat akurasi
baik untuk daerah elevasi rendah atau daerah
orthoimage dapat dinilai dari semakin kecilnya
elevasi tinggi. Dari analisa perbedaan letak
jarak paralax atau semakin kecilnya perbedaan letak
piksel (pixel displacement) diperoleh bahwa
piksel yang sama. Sementara itu pengujian akurasi
hanya terjadi pergeseran sebanyak 1-2 piksel
orthoimage
dengan
pada kedua orthoimage, yang menunjukan
dengan
cukup tinginya akurasi dari orthoimage yang
membandingkan
SPOT
dilakukan
orthoimage
SPOT
orthoimage ASTER. Pengujian dilakukan di 13
dihasilkan.
lokasi training sampel yang mempunyai elevasi berbeda dari 10 m sampai 710 meter. Hasil yang
DAFTAR PUSTAKA
diperoleh untuk orthoimage ASTER menunjukan bahwa tidak terjadi perbedaan letak piksel (0 pixel
A, Goncalves J, and M, Oliveira A, 2004. Accuracy
displacement) pada hampir semua lokasi training
Analysis of DEMS Derived from ASTER Imagery.
sampel, kecuali terjadi perbedaan letak 1-2 piksel
ISPRS XX. Istambul,Turkey
pada satu lokasi yang mempunyai elevasi tertinggi. Sementara hasil yang diperoleh untuk orthoimage
B, Trisakti and I, Carolita, 2005. Comparison Result
SPOT menunjukan bahwa letak piksel pada
of DEM Generated from ASTER Stereo Data and
orthoimage SPOT bergeser 1-2 piksel terhadap
SRTM. MAP ASIA 2005, Jakarta-Indonesia
orthoimage ASTER. Hasil ini memperlihatkan
ERSDAC, 2003. ASTER Reference Guide Version
tingkat akurasi yang cukup baik untuk orthoimage
1.0. Japan: Earth Remote Sensing Data Analysis
yang dihasilkan.
Center
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
TIS - 40
Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV “Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa”
ERSDAC, 2002. ASTER User’s Guide Part-III
Orthorectified Satelite Images and Airphotos Using
(Ver. 1.0). Japan: Earth Remote Sensing Data
Stereoscopic Image. Canada: Canadian Conference
Analysis Center
on GIS
K, Ulrich, B, Tobias and O, Jeffrey, 2003. DEM
P, Cheng, Th, Toutin, and V, Tom, 2003.
Generation
Orthorectification and Data Fusion of Landsat 7
from ASTER
Satellite
Data
for
Geomorphometric Analysis of Cerro Sillajhuay
Data. South Korea: ACRS 2003
Chile/Bolivia, ASPRS 2003 annual conference proceeding, Anchorage, Alaska
P, Cheng, Th, Toutin, and Y, Zhang, 2000. QuickBird-Geometric Correction, Data Fusion and
M, Pantelis and D, Ian, 2004. A Rigorous Model
Automatic DEM Extraction. ASPRS 2000
and DEM Generation for SPOT 5-HRS. ISPRS XX, Istambul,Turkey
Richard, PCI Geo, Creating Digital Elevation Models and Orthoimages from ASTER Imagery,
M, Tsakiri-Strati, O, Georgoula and P, Patias, 2004.
PCI Geomatics, United Kingdom
DEM Evaluation Generated from HRS SPOT 5 Data. ISPRS XX, Istambul,Turkey P, Cheng and Th, Toutin, 1994. Generation of
Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 – 15 September 2005
TIS - 41