Senandung Pagi Mengenali sifat dan karakter seseorang itu seperti tidak ada batasnya. Meskipun orang itu adalah orang terdekat kita, seperti pasangan hidup, anggota keluarga, atau juga sahabat baik kita. Pemahaman kita akan seseorang belum tentu yang paling benar. Setiap hari kita belajar memahami seseorang, semakin kita lebih mengerti orang itu. Seperti apa pemahaman kita akan Tuhan Yesus Kristus? Tentunya akan beragam. Setiap diri kita melewati perjalanan dan pengalaman hidup yang berbeda. Dilahirkan dalam keluarga Kristen pun belum tentu menjadikan pemahanan kita akan Yesus serta merta benar. Bahkan ketika Yesus sendiri yang mengatakan, “Aku adalah…” pun belum tentu membuat kita paham dengan benar. Kali ini Buletin Gema ingin mengajak jemaat untuk belajar lebih lagi tentang karakter Tuhan Yesus Kristus. Berangkat dari perikop Injil Yohanes, kita akan menggali lebih dalam lagi pengenalan kita tentang Tuhan Yesus Kristus. Kiranya setiap pembahasannya tidak hanya menjadikan kita lebih mengenal, tetapi juga lebih dekat dan lebih menguatkan iman kita kepada Tuhan. Salam, Tim Redaksi
Daftar Isi 01 SENANDUNG PAGI
05 AKULAH ROTI HIDUP
Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama
11 HIDUP DALAM TERANG TUHAN Dr. Willy Renandya
15 AKULAH PINTU Pr. Yudi Jatmiko
24 AKULAH GEMBALA YANG BAIK Pdt. Petrus Budi Setyawan
29 AKULAH KEBANGKITAN DAN HIDUP
RT
34 I AM THE WAY Leny Salim
36 KEBEBASAN YANG SESUNGGUHNYA Januwar Hadi
Redaksi menerima kiriman dokumen (artikel, renungan, liputan, dan lain-lainnya) dari para pembaca, kirimkan ke
[email protected]. Tim Redaksi akan mempertimbangkan dan memutuskan dokumen mana yang akan dimuat dalam Majalah GEMA. Penasehat Pdt. Petrus Budi Setyawan Majelis Pendamping Boaz Y. Wibowo Tim Redaksi Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama, Jimmy Hng, Yosafat Tri Hanggoro, Angelina Kosasih Tim Layout Albert Wiyono, Jennifer Chandra Webmaster Nicky Sagitta Hiedajat Cetak & Distribusi Ratna Lie e-mail
[email protected] website www.gema-gpo.sg
GEMA 19/I/17
whataboutjesus.com
Akulah Roti Hidup Oleh: Pnt. Jahja Udjaja Sutjiutama
3
Di dalam Perjanjian Lama, kita mengenal Allah Pencipta, Allah yang Maha Agung dan Maha Besar berbicara kepada umat pilihan-Nya. Ia juga berkarya memelihara umat pilihanNya, dan melalui semua itu mereka (termasuk kita) mengenal sifat dan attribut Dia. Misalnya seperti Abraham setelah melewati ujian untuk mengorbankan Ishak (Kejadian 22:14),
GEMA 19/I/17
memberikan nama Jehovah Jireh – Allah yang menyediakan, ataupun Musa memberikan nama Jehovah Nissi – Allah adalah panji-panjiku (Keluaran 17:15), setelah bangsa Israel mengalahkan bangsa Amalek. Kita bisa merasakan Allah yang begitu tinggi, dahsyat, yang sepertinya jauh dari jangkauan kita, Allah yang transcendent.
frasa “Akulah...” oleh kaum Yahudi sebagai penamaan diri yang bersifat keilahian, jadi pada saat Yesus mengatakan “Akulah...”, Dia juga sekaligus menyatakan diri bahwa Dia adalah Allah.
DIAWALI TANDA MUJIZAT Ucapan “Akulah roti hidup” adalah ucapan pertama dari 7 pernyataan frasa “Akulah..”, diucapkan sebanyak Maka di Perjanjian Baru kita mengenal tiga kali dalam satu perikop ini, Allah melalui sosok Yesus Kristus menunjukkan betapa pentingnya (pribadi kedua), yang lemah lembut frasa ini. Ucapan ini diucapkan dan hidup bersahaja setelah Tuhan Yesus di tengah manusia melakukan mujizat TUHAN YESUS ciptaan-Nya. Dia memberi makan 5,000 sudah melalui semua orang dan berjalan SEBAGAI ROTI tahapan yang dilalui di atas air. Mujizat HIDUP BUKAN SAJA oleh manusia, termasuk memberi makan 5,000 memenangkan orang dilihat oleh SEBAGAI SIMBOL pencobaan dari iblis. orang-orang tersebut, YANG MEMBERI Oleh karena itu Dia mujizat berjalan di memahami kelemahanatas air hanya dilihat HIDUP, TETAPI JUGA kelemahan manusia, oleh murid-murid-Nya. MENUNJUKKAN SIFAT Namun walaupun pergumulan manusia dengan dosanya. mereka tidak YANG MEMUASKAN. Melalui kehadiran Yesus melihat, mereka bisa yang ada bersama merasakan adanya dan bergaul dengan manusia, kita keanehan tersebut, bagaimana Yesus bisa merasakan kedekatan-Nya, yang tidak turut naik ke perahu, kita mengenal-Nya sebagai Allah tiba-tiba bisa bersama murid-muridyang immanent. Dan bukan itu saja, Nya (Yoh 6:22 & 25). Tanda mujizat Dia juga memperkenalkan diri-Nya mengawali pernyataan Tuhan Yesus secara langsung kepada umat-Nya. “Akulah...” untuk menunjukkan sifat Jika di dalam Perjanjian Lama Allah keilahian-Nya, tetapi tetap saja orangmengatakan “Aku adalah Aku”, maka orang tersebut meminta tanda lagi, di dalam Perjanjian Baru kita melihat “Tanda apakah yang Engkau perbuat, beberapa ucapan “Akulah...”, yang supaya dapat kami melihatnya dan bisa dikatakan merupakan kelanjutan percaya kepada-Mu?” (Yoh 6:30). dari “Aku adalah Aku”. Pernyataan Sungguh degil bukan? Ini sekaligus 4
GEMA 19/I/17
freebibleimages.org
membuktikan tanda mujizat bukanlah jaminan untuk membuat orang menjadi percaya.
haus lagi” (Yoh 6:35). Semua jenis roti termasuk manna di padang gurun memberikan kehidupan, tetapi tidak dapat memuaskan manusia sepenuhnya, dan hanya sementara waktu, rasa lapar akan datang kembali. Sedangkan Yesus sebagai roti hidup, Dia memberi kepuasan dan kehidupan yang bernilai kekal. Dalam hal ini, Dia ingin menegaskan tujuan-Nya datang ke dunia ini bukan untuk memberikan makanan, yang hanya dapat memuaskan tubuh jasmani yang bersifat sementara, tetapi yang paling utama adalah
KEBUTUHAN MUTLAK MANUSIA Akulah roti hidup, pernyataan pertama ini langsung masuk menusuk ke dalam kebutuhan pokok (mutlak) manusia. Tuhan Yesus sebagai roti hidup bukan saja sebagai simbol yang memberi hidup, tetapi juga menunjukkan sifat yang memuaskan. “Barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan 5
GEMA 19/I/17
makanan untuk kehidupan rohani dan memberi hidup kekal. Dengan kata lain, Dia menyatakan diri-Nya sebagai pusat dan pemilik kehidupan.
mereka, yang telah mendapatkan manna dari Surga, dan diakhiri dengan sungut-sungut memandang rendah Yesus. Di sini kita bisa melihat masalah terbesar manusia adalah bukan karena ketidakmengertian mereka, tetapi karena mereka mengeraskan hati tidak mau mengerti, tidak mau menerima, dan menganggap diri lebih baik, sehingga tidak memerlukan Yesus.
RESPON ORANG-ORANG Di dalam perikop ini, ada 3 macam kategori orang: • Murid-murid yang mengikuti Yesus • Orang-orang yang tertarik karena keingintahuan mereka (curiosity)
PENUTUP Tuhan Yesus sudah mendeklarasikan “Akulah roti hidup”. Dia telah memberikan tanda dengan memberi makan 5,000 orang, Allah yang sama yang memberikan manna kepada bangsa Israel. Dia berjalan di atas air menuntun murid-murid-Nya ke seberang, Allah yang sama menuntun bangsa Israel menyeberangi Laut Merah. Dialah yang memberi kehidupan kekal, Allah yang sama juga membawa kebebasan bagi bangsa Israel dari Mesir. Dia tetap tidak berubah selamanya, masalahnya sudahkah kita mau mengerti dan (tunduk) menerima Dia sebagai pusat hidup kita? •
• Orang-orang yang mengikuti, karena dikenyangkan kebutuhannya (Yesus memberi makan 5,000 orang) Begitu banyak orang yang datang mengikuti Dia, bukan berarti jaminan bahwa orang-orang tersebut benarbenar percaya akan Dia, karena yang mereka pikirkan hanyalah untuk memuaskan kebutuhan/ keingintahuan mereka. Sehingga ketika Yesus mengeluarkan perkataan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, maka mereka mulai meminta tanda, diteruskan dengan membanggakan nenek moyang
6
GEMA 19/I/17
Hidup Dalam
Terang Tuhan
faithsmessenger.com
Oleh: Dr. Willy Renandya Terang adalah sebuah kata yang sering pakai dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika kita kurang paham maksud perkataan orang lain, kita minta orang tersebut untuk menerangkan maksudnya. Jika
kita berada di tempat yang gelap, kita menghidupkan lampu untuk menerangi tempat tersebut. Polisi yang menginterogasi tersangka kasus kejahatan yang berkelit dan berbelit tidak mengakui 7
GEMA 19/I/17
perbuatannya akan diminta untuk berterus-terang dan jujur mengakui perbuatannya.
baik, terang itu membawa harapan dan mengajak kita mendekat kepada-Nya; sedang gelap adalah kebalikannya dan sering dikaitkan dengan dunia yang kelam penuh dosa. Bahkan dunia orang mati sering digambarkan sebagai dunia yang gelap dan mengerikan; kelam dan tanpa harapan.
Demikian juga pada waktu pikiran dan hati kita sedang galau dan kacau, kita berdoa kepada-Nya untuk menerangi hati dan pikiran kita serta mohon petunjuk dari-Nya. Pada waktu hidup kita dicemari oleh dosa, dan kegelapan melingkupi jiwa kita, kitapun memohon ampun kepada-Nya dan meminta Dia untuk menerangi diri kita dengan terang firman-Nya sehingga kegelapan dosa dikeluarkan dari dalam diri kita.
Tapi terang seperti apa yang Allah maksudkan? Apakah sekedar terang yang berasal dari lilin, lampu listrik, sinar matahari, sinar bulan dan sebagainya? Tidak demikian. Di banyak bagian di kitab Perjanjian Lama disebut dengan jelas bahwa Allah adalah sumber terang abadi yang terang-Nya melebihi apapun dan bahwa Allah adalah Terang itu sendiri. Tidak ada kejadian apapun yang dapat disembunyikan dan tidak ada rahasia apapun yang tidak bisa dibuka oleh terang itu.
APA ARTI TERANG DALAM IMAN KRISTIANI? Bagi kita anak-anak Allah, kata terang memiliki arti yang sangat istimewa. Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, yang pertama kali Dia lakukan adalah menciptakan Terang. Kitab Kejadian 1: 3: Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Mengapa demikian? Jawabnya terdapat di ayat sebelumnya yang mengatakan: Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya. Dan di ayat selanjutnya, Allah menjelaskan mengapa Dia menciptakan terang, katanya: Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
Kitab Daniel, misalnya, menceritakan bagaimana dia dapat mengerti dan mengartikan mimpi raja Nebukadnezar meskipun sang raja tidak memberitahu apa isi mimpinya. Di pasal 2: 27-28 Daniel berkata: “Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum (27). Tetapi di sorga ada Allah yang menyingkapkan rahasiarahasia: Ia telah memberitahukan kepada tuanku raja Nebukadnezar apa yang akan terjadi pada hari-hari yang akan datang (28). Jelas di sini
Jadi jelas bahwa sejak dari awal penciptaan, Allah membuat garis yang jelas antara terang dan gelap. Terang itu mengandung makna 8
GEMA 19/I/17
bahwa Nabi Daniel memperoleh Terang Ilahi untuk mengetahui dan menginterpretasikan mimpi Raja Nebukadnezar.
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”. Tuhan menghendaki kita menjadi anak-anak terang.
Allah yang adalah terang itu sendiri kemudian diperjelas lagi oleh Nabi Yesaya TERANG ITU yang menubuatkan kedatangan Tuhan APA YANG TUHAN MENGANDUNG Yesus ke dalam dunia. INGINKAN DALAM MAKNA BAIK, Melihat bangsa Israel HIDUP KITA? yang terus menerus Jelas bahwa Tuhan TERANG ITU hidup dalam kegelapan ingin kita hidup MEMBAWA HARAPAN dalam Terang-Nya, dosa, Allah kemudian berfirman melalui Nabi DAN MENGAJAK menjauhi kegelapan besar Yesaya, katanya: dan perbuatan dosa KITA MENDEKAT Bangsa yang berjalan dan hidup menurut di dalam kegelapan KEPADANYA; SEDANG petunjuk firman-Nya. telah melihat terang Dia ingin agar kita GELAP ADALAH yang besar; mereka menjadikan firmanyang diam di negeri Nya itu “pelita bagi KEBALIKANNYA DAN kekelaman, atasnya kakiku dan terang SERING DIKAITKAN terang telah bersinar bagi jalanku” (Mazmur (Yesaya 9:2). Di ayat DENGAN DUNIA YANG 119:105). Apa yang 6 diperjelas lagi bisa kita lakukan agar KELAM PENUH DOSA. langkah hidup kita demikian: Sebab seorang anak telah sehari-hari selaras lahir untuk kita, seorang putera dengan firman Tuhan? Banyak yang telah diberikan untuk kita; lambang bisa kita lakukan, antara lain: pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: 1. Membaca Alkitab secara Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, rutin. Bagaimana mungkin kita Bapa yang Kekal, Raja Damai (Yesaya mengerti apa yang Dia inginkan 9: 6). dalam kehidupan kita jika kita tidak membaca seluruh firmanSetelah Tuhan Yesus lahir ke dunia, Nya yang ditulis lengkap di semakin jelas lagi dikatakan bahwa Alkitab? Tidak mungkin bukan? Yesus yang adalah Allah sendiri Masalahnya sering kita merasa itu adalah Sang Terang itu. Kitab bahwa kita tidak punya cukup Yohanes 8: 12 mencatat: Maka Yesus waktu karena kegiatan rutin setiap 9
GEMA 19/I/17
hari yang sudah begitu padat. Kita sibuk dengan pekerjaan di rumah, di kantor, di masyarakat, belum lagi kegiatan di kepengurusan gereja yang juga menyita waktu. Itu memang benar, tapi jika kita sungguh-sungguh punya kerinduan untuk mengetahui firman-Nya, dan kita memohon hikmat dariNya, rasanya tidaklah terlalu sulit menyisihkan waktu untuk Tuhan.
dengan gaya hidup kita. Bisa pagi, siang atau sore hari. Bisa di rumah atau di kantor (pada waktu lunch break). Saya sendiri sering kali membaca alkitab pada waktu dalam perjalanan ke kantor atau ke kota yang bisa memakan waktu dari 30-45 menit – waktu yang cukup banyak untuk dipakai membaca firman Tuhan. Dengan meluangkan waktu 15-20 menit sehari, kita bisa menyelesaikan seluruh Alkitab dalam waktu setahun.
Misalnya, kita bisa mengurangi waktu yang kita pakai di social media dan kesibukan lain yang kurang produktif untuk membaca firman Tuhan. Waktu dan tempat membacapun bisa disesuaikan
2. Saat teduh. Membaca Alkitab saja tidak cukup. Kita butuh quiet time, saat-saat khusus yang kita pakai untuk tidak hanya 10
GEMA 19/I/17
membaca dan mengerti firman Tuhan, tapi juga menggali firman ini lebih dalam (i) agar kita lebih mengenal Tuhan lebih dekat lagi dan paham mengenai siapa Dia dan apa yang Dia inginkan dari umat pilihan-Nya (ii) agar kita bisa menerjemahkan firman-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari dan mengevaluasi apakah kita sudah hidup di dalam terang kasih Tuhan atau kita masih berjalan di dalam kegelapan. Agar kita bisa mengenal Dia dengan baik, saat teduh ini harus rutin kita lakukan dan idealnya di tempat khusus di rumah kita (bisa di dalam kamar tidur atau di ruang tamu); sedang waktunya bisa bervariasi dari sepuluh hingga lima belas menit. Bagian Alkitab yang menjadi bahan renungkan biasanya antara 2 – 3 ayat. Salah satu sumber online yang bisa kita pakai adalah: www.warungsatekamu.org.
dan sebagainya. Kita lupa bahwa doa adalah saat yang tepat untuk mendengarkan apa yang Tuhah minta kita lakukan untuk Dia. Jadi kita perlu memperbanyak doa yang berbunyi demikian: Tuhan berbicaralah kepadaku, terangilah mata hatiku agar aku melakukan kehendakMu dan lengkapilah aku agar hidupku Kau pakai untuk memuliakan-Mu kapan saja dan di mana saja. 4. Siap terima kritik. Kita punya kekurangan atau kelemahan yang sering kita sendiri tidak ketahui. Kita bisa melihat kekurangan orang lain, tapi kita tidak mampu melihat kelemahan diri kita sendiri. Dalam khotbahnya tanggal 19 Maret 2017, Pendeta Joseph Theo memakai istilah Blind Self untuk menggambarkan keadaan ini. Lalu bagaimana caranya kita mengetahui Blind Self kita? Ada tiga hal yang bisa kita lakukan, kata Pendeta Theo. Pertama, pengakuan bahwa kita memiliki banyak kelemahan yang tidak kita sadari; Kedua, kita butuh orang lain (teman seiman, suami, istri, saudara dll.) untuk memberitahu kelemahan kita, dan yang ketiga, kita bersedia untuk menerima masukan atau bahkan kritik membangun dari orang di sekeliling kita.
3. Doa. Doa adalah cara yang paling efektif kita berkomunikasi dengan Dia, Sang Terang itu. Kata komunikasi mengandung arti percakapan dua arah: kita berbicara kepada Dia dan Dia berbicara kepada kita. Sering kita berdoa hanya untuk menyampaikan isi hati kita, kesedihan kita, problem yang kita hadapi. Sering juga kita berdoa semata mata hanya untuk meminta kepada-Nya: minta pekerjaan, minta kesehatan, minta perlindungan, minta kebahagian
Tentunya tidak selalu mudah untuk menerima kritik dari orang lain karena kritik itu sering kali 11
GEMA 19/I/17
terasa ‘menyakitkan’ dan manusia pada umumnya menghidari hal hal yang tidak menyenangkan. Untuk mengurangi dampak negatif dari kritik orang lain, ada baiknya kita mempunyai critical friends, yaitu teman kepada siapa kita dapat saling mengkritik secara konstruktif dan dengan memakai bahasa yang enak didengar. Dengan demikian kita bisa belajar dan tumbuh bersama karena kita dapat memakai teman kita ini untuk menerangi sisi gelap dalam diri kita dengan Terang Kristus.
terlihat kasat mata maupun yang tersembunyi. Yesaya 29:15 mengatakan: Celakalah orang yang menyembunyikan dalam dalam rancangannya terhadap Tuhan, yang pekerjaannya terjadi dalam gelap sambil berkata: “Siapakah yang melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?”. Jelas di sini bahwa Tuhan tidak menyukai rancangan gelap dalam diri kita dan kita tidak mungkin menyembunyikannya hal tersebut dari Terang-Nya. PENUTUP Tuhan Yesus berkata Dia adalah Terang dunia. Dia datang untuk menerangi kegelapan dan untuk menolong manusia agar hidup dalam terang. Sebagai pengikut Kristus, kita perlu memahami bahwa dengan baik firman-Nya dalam Matius 5:14, “Kamu adalah terang dunia”. Firman ini menegaskan bahwa setelah Yesus naik ke sorga, kita memiliki tugas mulia untuk meneruskan apa yang sudah Dia mulai, yaitu menjadi terang dunia.
5. Hidden self. Dalam khotbah yang sama, Pendeta Theo juga menjelaskan mengenai Hidden Self, yaitu bagian dari pikiran, perasaan dan perbuatan kita yang kita sembunyikan dalam dalam dan hanya kita sendiri yang tahu. Ini adalah sisi gelap kita yang kita simpan rapat-rapat. Siapapun tidak boleh atau tidak perlu tahu. Hanya kita saja yang tahu! Tapi, seperti yang sudah dijelaskan di atas, tidak ada yang dapat kita sembunyikan dari Dia, Sang Terang itu. Tuhan mengetahui seluruh hidup kita, baik yang
Apakah kita dapat menjadi terang dunia jika kita belum mengenal Terang itu dengan baik? •
12
GEMA 19/I/17
freepik.com
AKULAH PINTU (YOHANES 10:9) Oleh: Pr. Yudi Jatmiko 13
Di dalam perikop sebelumnya (Yohanes 9), Yesus baru saja menyembuhkan mata seorang yang buta sejak lahir. Ini dilakukan-Nya untuk menunjukkan bahwa “pekerjaan-pekerjaan Allah
GEMA 19/I/17
harus dinyatakan di dalam dia,” banyak binatang buas, serigala dan (9:3) yaitu orang yang dicelikkan harimau, pintu memainkan fungsi dari kebutaannya itu. Sayangnya, yang amat penting. Dalam konteks orang-orang Farisi yang seharusnya penggembalaan Yahudi pada waktu celik dalam hal-hal rohani malah itu, pintu kandang menggambarkan tidak dapat melihat dan menerima dua fungsi, yaitu keselamatan identitas ilahi Yesus. Orang-orang dan pemeliharaan. Farisi mengusir orang buta yang dicelikkan itu dan mereka menolak Pintu menggambarkan keselamatan Yesus. Dalam konteks yang karena itu ialah satu-satunya demikianlah, Yesus menyatakan akses bagi gembala kepada bahwa Ia bukan hanya gembala para dombanya, begitu juga yang baik, tapi Ia adalah satusebaliknya. Para gembala palsu satunya pintu kepada kawanan dan pencuri biasanya memanjat domba itu (10:7). dinding kandang Untuk lebih memahami IA BUKANLAH untuk mencuri maksud Tuhan Yesus domba. Ini sesuai SALAH SATU JALAN dalam bagian ini, kita dengan gambaran perlu sedikit mengerti yang Yesus berikan KESELAMATAN, seperti apa kandang (10:1). Sebaliknya, TETAPI IA ADALAH domba pada zaman menjelang fajar Tuhan Yesus. tenggelam, gembala SATU-SATUNYA yang baik akan PINTU: KESELAMATAN AKSES KEPADA menyerahkan DAN PEMELIHARAAN kawanan dombanya KESELAMATAN DAN Dalam kebudayaan kepada penjaga pintu PERLINDUNGAN. Yahudi, para (doorkeeper) sampai gembala biasanya fajar menyingsing. mengumpulkan domba mereka Semalam-malaman, penjaga dalam sebuah kandang yang pintu akan berjaga-jaga demi tidak memiliki atap. Kandang ini keamanan kawanan domba. Ia akan biasanya berbentuk melingkar memastikan bahwa tidak ada domba dan dibangun dari batu-batu yang yang keluar dari pintu itu sampai ditumpuk sebagai pagar, cukup gembala datang. Di sini, pintu tinggi bagi domba untuk tidak adalah lambang perlindungan dan dapat melompatinya. Biasanya keselamatan bagi para domba. ada satu buah pintu dalam setiap kandang untuk keluar masuk Pintu juga menggambarkan domba. Terkadang, para gembala pemeliharaan bagi para domba. juga menyimpan domba-domba Ketika fajar menyingsing di pagi mereka di dalam gua. Karena hari, gembala akan kembali kepada 14
GEMA 19/I/17
kawanannya untuk ia gembalakan. Para gembala biasanya akan memanggil domba-domba yang ada di dalam kandang untuk keluar. Domba-domba yang memang milik gembala ini akan langsung merespons dan keluar kandang untuk digembalakan. Mereka sudah terbiasa mengenali suara gembala. Biasanya gembala akan membawa kawanan domba ke tempat yang cukup jauh untuk menemukan padang rumput dan sungai dengan air yang dangkal dan tenang, agar domba-domba gembalaannya dapat makan dan minum. Di sini, pintu menggambarkan akses kepada pemeliharaan dan berkat bagi para domba.
itu menunjukkan adanya penegasan. Yesus tidak memperkenalkan diri bahwa Ia adalah “a door” tapi bahwa Ia adalah “the door”. Artinya, Ia bukanlah salah satu jalan keselamatan, tetapi Ia adalah satusatunya akses kepada keselamatan dan perlindungan. Ini sesuai dengan kebenaran pada pasal 14:6 yang mengatakan bahwa “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Keselamatan dalam bagian ini ialah “memiliki hidup dan memilikinya dalam segala kelimpahan” (10:10). Tapi bukankah kita semua sudah memiliki hidup? Untuk apa Tuhan berikan hidup lagi? Hidup dalam bagian ini bukanlah bios (kehidupan yang ada pada umumnya). Dari sini kita memiliki kata biologi (ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup). Hidup pada bagian ini ialah zoe (sebuah kehidupan ilahi yang diberikan kepada manusia, yang melaluinya kita dapat berelasi dengan Sang Ilahi). Semua orang memiliki bios, tapi tidak semua orang memiliki zoe. Tuhan Yesus adalah satu-satunya akses untuk kita memiliki zoe dan memilikinya dalam segala kelimpahan. Hanya mereka yang memiliki hidup (zoe), mereka tidak turut dihukum karena dosa, melainkan mendapatkan pengampunan oleh karena Sang Pintu (Kristus) memberikan kepada mereka keamanan dan keselamatan kekal.
TUHAN YESUS: SUMBER KESELAMATAN DAN PEMELIHARAAN HIDUP KITA Tuhan Yesus mengatakan bahwa Ia adalah “pintu ke domba-domba itu” (ayat 7). Artinya, Ia adalah sumber keamanan/keselamatan dan sumber pemeliharaan/berkat bagi para domba, yakni kita sebagai umat. Kedua hal ini Yesus tegaskan dalam ayat 9: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Mari kita cerna lebih dalam apa maksud Tuhan Yesus pada bagian ini. Tuhan Yesus adalah sumber keselamatan. Pada ayat ke 7 dan 9, struktur bahasa Yunani pada bagian
15
GEMA 19/I/17
Selain sumber keselamatan, Tuhan Yesus juga adalah sumber pemeliharaan atau berkat. Itulah sebabnya, Ia mengatakan bahwa setiap domba, yakni kita sebagai umat, yang datang melalui Dia (Sang Pintu) akan menemukan padang rumput (ayat 9). Tuhan Yesus sebagai pintu dalam bagian ini menunjukkan bahwa Ia adalah sumber segala berkat dan kecukupan yang kita butuhkan. Sebuah kalimat bijak mengatakan: “If we depend on money, we will only get what money can give. But if we depend on God, we will get what God can do”. Dan Tuhan mampu melakukan segala perkara karena Ia adalah Pencipta dan Pemilik hidup kita. Karena itu, tidaklah berlebihan jika Yesus, Pencipta dan Pemilik hidup itu berkata bahwa Ia adalah sumber segala berkat, pemeliharaan dan kecukupan kita. Singkatnya, Dialah yang kita butuhkan dalam hidup. Seperti domba yang bergantung penuh pada sang gembala untuk mendapatkan makanan dan minuman, demikianlah Tuhan Yesus ingin kita bersandar kepada-Nya setiap hari, bahwa Ia adalah pintu,
sumber pemeliharaan dan berkat dalam hidup kita. MATA YANG CELIK Sayang sekali, orang-orang Farisi yang mata jasmaninya terbiasa membaca Taurat tertutup mata rohaninya. Mereka tidak menyadari bahwa yang berdiri di hadapan mereka adalah Yesus, Sang Pintu itu. Mereka menolaknya, bahkan ada di antara mereka yang berkata tentang Yesus demikian: “Ia kerasukan setan dan gila; mengapa kamu mendengarkan Dia?” (10:20). Sayang sungguh sayang, otak yang dipenuhi oleh pengetahuan rohani tidak disertai dengan mata hati yang dicelikkan oleh Tuhan. Tetapi puji syukur pada Allah yang penuh kasih, si buta sejak lahir itu dicelikkan-Nya. Kali ini, bukan hanya mata jasmaninya, tetapi juga mata rohaninya sehingga ia dapat berkata: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah Yesus (9:37). Bagaimana dengan Anda? Datang dan percayalah kepada Yesus, Sang Pintu. Ia adalah satu-satunya sumber keselamatan dan pemeliharaan dalam hidup kita. (yj) •
16
GEMA 19/I/17
AKULAH
GEMBALA YANG BAIK Oleh: Pdt. Petrus Budi Setyawan
freebibleimages.org
17
GEMA 19/I/17
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya Yohanes 10:11
Dalam benak kita, gembala mungkin akan digambarkan dengan berbagai cara. Coba tanyakan kepada anak-anak, apa yang mereka pahami dengan figur gembala. Maka mungkin yang akan mereka katakan adalah sosok yang kotor dan miskin. Pekerjaannya sederhana, tidak menarik dan pasti membosankan. Pokoknya gembala akan dilihat sebagai seseorang yang dianggap kurang beruntung dalam hidupnya. Dan jelas itu bukan profesi yang dijadikan cita-cita karena tidak membanggakan.
GEMBALA. Sebuah kata yang sebenarnya akrab di telinga kita. Sewaktu SD, gambar gembala naik kerbau dengan meniup seruling sudah merupakan gambar wajib. Namun harus diakui saat ini kita maupun anak-anak zaman sekarang hampir tidak pernah melihat lagi yang namanya gembala. Sama seperti burung Garuda. Kita sangat akrab mendengarnya tetapi kita sudah sangat jarang menjumpainya. Bisa jadi hal ini membuat pemahaman kita dan penghayatan kita terhadap kata ini menjadi semakin kabur.
Jangan-jangan itulah juga yang ada dalam benak kita waktu kita membaca klaim Tuhan Yesus bahwa Ia adalah
freebibleimages.org
18
GEMA 19/I/17
Gembala yang baik. Saya bukan Terlebih dari itu, waktu bersama ingin mengatakan bahwa gambaran domba yang cukup lama akan gembala yang ada dalam benak kita membangun keakraban antara adalah sama sekali salah. Pada jaman domba dan gembala. Domba akan Tuhan Yesus, gembala juga bukan mengenali gembala bukan saja dari pekerjaan yang sangat terhormat dan fisiknya tetapi juga dari suara khas menjadi kebanggaan semua orang. gembala tersebut. Banyak bukti Namun jelas sewaktu Tuhan Yesus menunjukan bahwa domba tidak mengatakan bahwa Ia akan beranjak atau adalah Gembala, bukan melakukan perintah SEBAGAI ANAKaspek itu yang sedang tertentu kalau yang ANAK-NYA, DIA Ia tonjolkan. Ia lebih bersuara bukan menekankan apa tugas gembalanya. Mereka MENGENAL KITA gembala dan gembala mengenal dan dikenal SECARA PRIBADI DAN oleh gembalanya. seperti apa yang dapat disebut sebagai TIDAK ADA SATUPUN gembala yang baik. Tuhan Yesus tanpa DALAM HIDUP merasa malu Pastilah kita tahu dan rendah diri KITA YANG TIDAK bahwa tugas utama mengatakan bahwa DIKETAHUI-NYA. seorang gembala Ia adalah gembala. adalah menjaga dan Daud juga bukan memelihara domba atau binatang sedang merendahkan dan menghina yang ada dalam tanggung-jawabnya. Allah waktu dia berkata bahwa ‘Tuhan Ia harus memastikan bahwa mereka adalah gembalaku’ (Mazmur 23). mendapatkan makanan dan minuman Karakter dan pekerjaan gembala yang cukup. Ia harus memeriksa yang baik itulah yang sedang kalau-kalau ada domba yang sakit Tuhan Yesus munculkan dari klaimatau terluka. Ia yang akan memimpin Nya. Bahkan untuk mempertajam mereka sewaktu keluar kandang, gambaran kebaikan dari gembala mencarikan rumput segar dan air yang bertanggung jawab, Dia jernih, sampai membawa mereka mengkontraskan dengan figur pulang ke kandang dalam keadaan gembala yang bermental seperti utuh. Dan tentunya sepanjang tugas orang upahan semata. Seperti apakah tersebut, ia merupakan penjaga para gembala yang baik itu? kawanan domba dari mara bahaya termasuk memberikan perlindungan Allah adalah Gembala yang dari hewan lain yang akan memangsa mengenal setiap milik-Nya dengan kawanan dombanya. Pekerjaan yang detail. Kita menjadi miliknya karena tidak mudah dan penuh risiko bukan? kita telah ditebus dengan darah-Nya
19
GEMA 19/I/17
yang mahal. Sebagai anak-anak-Nya, Dia mengenal kita secara pribadi dan tidak ada satupun dalam hidup kita yang tidak diketahui-Nya. Karena itu Dia tidak akan pernah kesulitan untuk mengerti dan menolong setiap persoalan kita. Betapa bahagianya kita karena memiliki gembala yang mengenal kita dengan sempurna. Setiap peristiwa dalam hidup kita, entah besar atau sepele, ada dalam pengetahuan-Nya.
Rumput hijau itu bukan saja berarti kecukupan secara jasmani, namun juga kepuasan menikmati hadirat Tuhan. Di dalam kakariban dengan Allah, maka lapar dan dahaga rohani kita akan menemukan jawabannya. Allah bukan saja menyediakan padang rumur hijau, tetapi Dia juga adalah padang rumput hijau itu sendiri. Allah adalah Gembala yang melindungi dan memberikan rasa aman. Gembala yang bertanggung jawab akan menjaga keamanan domba-dombanya bahkan bila perlu dengan bertaruh nyawa. Gembala yang Agung itu telah berkorban dan memberikan nyawa-Nya bagi kita dan Dia akan terus menunjukkan kesetiaan pemeliharaan-Nya. Seorang yang memiliki mental orang upahan tidak akan mau mengorbankan nyawanya untuk mempertahankan apa yang bukan milik-Nya. Kita adalah milik-Nya dan kita ada dalam rengkuhan dan dekapan tangan-Nya. Seperti anak domba yang digendong dengan lembut, tidak akan pernah ada rasa aman yang melebihi ketenteraman dalam penjagaan Allah yang perkasa.
Kepemilikan ini juga menunjukkan bahwa Dia bukan orang upahan yang sekedar digaji untuk menggembalan apa yang bukan miliknya. Karena Dia bukanlah Gembala upahan maka pastilah perhatian dan cara Dia merawat domba-domba-Nya akan berbeda. Fokusnya bukanlah pada upah namun kepada domba itu sendiri. Allah adalah Gembala yang memelihara dan mencukupkan. Betapa senangnya domba apabila gembala mereka selalu tahu dimana rumput hijau dan segar itu berada. Bukan saja tahu tetapi juga bersedia dan mampu membawa mereka ke tempat itu. Kita tidak akan pernah menyangsikan kemauan dan kemampuan Allah dalam menyediakan kebutuhan kita. Dia adalah Allah Penyedia. Di dalam kekayaan dan kemurahanNya kita akan merasakan jaminan pemeliharaan.
Seringkali dalam melakukan tugasnya, seorang gembala akan merasa lelah, tertidur dan menjadi kehilangan pengawasan kepada kawanan dombanya. Kita bersyukur Gembala Agung kita adalah Pribadi yang tidak pernah lelah dan tertidur
20
GEMA 19/I/17
freebibleimages.org
barang sekejap-pun. Dia waspada dan tetap cermat setiap saat. Setiap detik hidup kita ada dalam penjagaan-Nya. Tongkat dan gada itu selalu membayangi kemanapun kita melangkah. Teriakan kita yang paling lemah akan mampu didengar oleh telinga-Nya yang peka. Berlari kemanapun dan sejauh apapun, tatapan mata lembut-Nya akan terus mengikuti kita.
seorang gembala yang seharusnya dan kemudian Yesus digambarkan sebagai gembala yang melakukan jauh lebih baik dari semua gembala yang baik. Lalu bila kita digambarkan sebagai domba, itu untuk menunjukkan ketidakberdayaan dan ketergantungan kita kepada gembala. Domba yang paling cerdik-pun membutuhkan bimbingan. Domba yang paling gemuk-pun masih butuh makan. Domba yang nampak gagahpun tetap membutuhkan penjagaan. Apalagi domba yang paling lemah. Dan kitalah domba yang lemah tersebut. Kita sungguh sangat membutuhkan kehadiran gembala dalam kehidupan keseharian kita.
Tuhan Yesus memilih bahasa figuratif ‘Gembala – domba’, dengan sengaja. Tentu tujuannya bukan untuk menggambarkan status rendahnya seorang gembala dan dungunya seekor domba. Gambaran ini dipakai untuk menggambarkan karakterisktik
21
GEMA 19/I/17
Persoalannya apakah kita mengenal suara-Nya dan bersedia mematuhi setiap arahan-Nya? Atau janganjangan kita lebih sering berkeliaran mencari padang rumput kita sendiri. Kita sering lebih percaya dengan insting tumpul kita yang lebih banyak menyesatkan. Atau kita lebih suka menggantungkan rasa aman kepada hal lain dan bukan kepada tongkat dan gada-Nya.
Mari kita belajar untuk tidak lagi mencari perlindungan dan kecukupan dari orang lain atau tempat lain. Mari terus belajar untuk tidak pernah meragukan kebaikan dan kesetiaanNya. Pandanglah terus tongkat-Nya dan dengarkan suara lembut-Nya. Mari terus belajar percaya bahwa sungguh, Dia adalah Gembala yang baik. •
freebibleimages.org
22
GEMA 19/I/17
Akulah Kebangkitan dan Hidup (Yohanes 11:25-26) Oleh: RT 23
GEMA 19/I/17
PENDAHULUAN Kita sebagai orang Kristen, pengikut Yesus Kristus – yang telah lebih dari satu kali memperingati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus – apakah perkataan Yesus, “Akulah kebangkitan dan Hidup”, masih memiliki dampak yang berarti bagi kehidupan kita sebagai orang percaya? Ataukah apakah perkataan Yesus ini kita gunakan untuk “menjual” kekristenan kepada orang yang tidak percaya? Atau sebagai kata-kata penghiburan di saat peristiwa kematian terjadi? Tulisan ini mencoba melihat bagaimana maksud perkataan Yesus tersebut dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen.
membangkitkan Lazarus dari kematian merupakan rangkaian peristiwa dimana Yesus menyatakan bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup.
LATAR BELAKANG Berbeda dengan injil sinoptik dimana ajaran dan pesan dari Yesus banyak disampaikan melalui cerita perumpamaan, Injil Yohanes menyampaikan ajaran Yesus dengan cara berdialog, antara Yesus sendiri dengan murid-murid-Nya maupun dengan penentang-Nya. Untuk itu, kita harus memahami peristiwa yang menjadi latar-belakang perkataan Yesus dan dialog yang terjadi sebelum dan sesudah perkataan Yesus tersebut.
Marta percaya akan kebangkitan tapi Marta meyakini bahwa kebangkitan akan terjadi pada akhir zaman. Bahkan setelah Marta mendengar Yesus berkata “Akulah kebangkitan dan hidup ...”, pandangan Marta terhadap kebangkitan seolaholah masih sama. Dan itulah yang terjadi di sebagaian orang Kristen masa kini, mereka percaya akan kebangkitan, percaya akan hidup kekal, tetapi mereka berpikir nanti dan bukannya sekarang.
Lazarus telah mati dan kematian merupakan keniscayaan bagi semua orang. Marta, Maria, dan banyak orang Yahudi di saat pristiwa itu terjadi sangat percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan Lazarus dari sakitnya, dan mereka menyesalkan kenapa Lazarus dibiarkan mati oleh Yesus. Banyak orang Kristen masa kini seperti kisah di atas percaya akan Tuhan sanggup menyembuhkan dari segala sakit penyakit, tapi tidak pernah benarbenar mengerti akan maksud Tuhan.
“AKULAH KEBANGKITAN …” Ketika Yesus, menyatakan “Akulah Kebangkitan …”, pada dasarnya tidak menunjukkan tentang kebangkitan
Kematian Lazarus dari Betani dan percakapan antara Marta dengan Yesus, serta Yesus yang
24
GEMA 19/I/17
orang mati. Dan banyak pembaca Alkitab modern berpendapat bahwa perkataan Tuhan Yesus ini menunjukkan bagaimana Yesus mengalahkan maut dengan bangkit dari kematian-Nya. Namun saat Yesus mengatakan “Akulah Kebangkitan …”, jelas pada saat itu Yesus belum mati dan tentunya belum bangkit dari kematian-Nya, dan bahkan Lazarus sendiri belum dibangkitkan. Lalu apa makna yang lain dari perkataan Yesus ini?
banyak orang Kristen berpendapat jika kita percaya Yesus, maka kita akan mendapat hidup yang kekal nantinya.
Apakah hidup yang kekal itu nanti di surga atau seharusnya hidup yang kekal itu sudah dimulai dari SEBAGAI ORANG sekarang saat kita PERCAYA KITA HARUS percaya? Tentunya kita sadari, akibat dari AKTIF DAN BERUSAHA kebangkitan adalah HIDUP DALAM YESUS hidup dan jika kita KARENA YESUS SEBAGAI telah dibangkitkan oleh roh maka kita KEBANGKITAN DAN mendapatkan hidup JUGA SEBAGAI PEMILIK yang kekal.
HIDUP YANG KEKAL.
Sebagai orang percaya kita harus aktif dan berusaha hidup dalam Yesus karena Yesus sebagai kebangkitan dan juga sebagai pemilik hidup yang kekal. Akan sia-sia kebangkitan yang datang dari Tuhan Yesus kepada kita jika kita tidak hidup dalam Yesus.
Kita harus melihat bahwa sebagai orang Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus, kita sudah mengalami kebangkitan, mengalami lahir baru (Yoh 3:1-17). Dan oleh karena itu kita mengimani oleh karena Yesus dan hanya dalam Yesus saja, kita yang percaya telah mengalami kebangkian roh. Kebangkitan sudah terjadi pada saat kita percaya dan menerima Yesus sepenuh hati kita.
PENUTUP “Akulah Kebangkitan dan Hidup” dapat dilihat bahwa kita sebagai orang Kristen – yang percaya dan mengikuti Kristus – telah mengalami kebangkitan dan harus hidup dalam Kristus. Hidup dalam Kristus sesungguhnya merupakan sukacita yang luar biasa dan oleh karena itu haruslah diusahakan, dilatih, dan menjadi gaya hidup orang percaya.
“… DAN HIDUP” Yesus tidak berhenti dengan pengakuannya sebagai kebangkitan, tetapi Yesus berkata “Akulah Kebangkitan dan Hidup” Dan
25
GEMA 19/I/17
Jika kita berkerinduan untuk hidup dalam Kristus dan memiliki suka cita dalam Kristus tetapi kita tidak paham caranya atau kita tidak tahu caranya, GPO sebagai gereja di mana kita bersekutu memiliki
program pemuridan, di mana kita akan belajar mendisplinkan diri untuk hidup dalam Kristus, sehingga yang memiliki kerinduan dapat bergabung dalam program pemuridan ini. •
duministry.wordpress.com
26
GEMA 19/I/17
AKULAH JALAN DAN KEBENARAN DAN HIDUP (YOHANES 14:6) Oleh: Leny Salim
27
GEMA 19/I/17
Deklarasi Kristus berkenaan dengan, ada kebenaran dan selalu ada jalan “Akulah jalan dan kebenaran dan menuju kehidupan? hidup (Yohanes 14:6)” mungkin merupakan term yang sangat Meskipun jalan itu tidak selalu familiar dan sering kita dengar dan mudah, kadang jalan itu sempit dan kutip dari semua deklarasi ‘I am…’ terjal, kadang kita perlu menunggu, lainnya. Deklarasi ke-6 dari tujuh meski kadang terlihat seperti buntu, deklarasi Yesus mengenai diri-Nya tapi jalan itu selalu ada. Karena ini merupakan ayat kunci yang Yesuslah jalan. Jika Allah di pihak merangkum dan menyatakan secara kita, siapakah yang akan melawan gamblang tujuan kedatangan-Nya kita? Ia, yang tidak menyayangkan ke dunia ini, yaitu menunjukkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang jalan, menyatakan menyerahkankebenaran dan Nya bagi kita JIKA ALLAH DI PIHAK KITA, semua, bagaimana membawa kepada kehidupan mungkin Ia tidak SIAPAKAH YANG AKAN yang kekal. mengaruniakan MELAWAN KITA? IA, YANG segala sesuatu Penulis yakin semua kepada kita TIDAK MENYAYANGKAN orang Kristen tahu bersama-sama ANAKNYA SENDIRI, TETAPI dengan Dia? dan percaya bahwa, “Yesuslah jalan YANG MENYERAHKANNYA Siapakah yang akan dan kebenaran menggugat orangBAGI KITA SEMUA, dan hidup.” Yang orang pilihan menjadi pertanyaan BAGAIMANA MUNGKIN IA Allah? Allah, yang dan masalahnya membenarkan TIDAK MENGARUNIAKAN adalah, seberapa mereka? Siapakah jauh kita menyakini, SEGALA SESUATU KEPADA yang akan menghayati serta menghukum KITA BERSAMA-SAMA menghidupi, ‘Yesus mereka? Kristus adalah jalan…’ Yesus, yang telah DENGAN DIA? dalam kehidupan mati? Bahkan lebih keseharian kita? lagi, yang telah Pada saat kita bergumul dalam bangkit, yang juga duduk di sebelah menghadapi permasalahan di kanan Allah, yang malah menjadi dalam studi, pekerjaan, kehidupan Pembela bagi kita? Siapakah yang keluarga kita, pernikahan, singleness, akan memisahkan kita dari kasih kesepian, dan berbagai pergumulan Kristus? Penindasan atau kesesakan keseharian kita lainnya, seberapa jauh atau penganiayaan, atau kelaparan kita mengimani bahwa dalam Yesus atau ketelanjangan, atau bahaya, selalu ada jalan (karena Dialah jalan), atau pedang? 28
GEMA 19/I/17
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikatmalaikat, maupun pemerintahpemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8:31-39)
Dan untuk menjawab keresahan dan kegalauan hati dan batin itulah, Yesus menyatakan dan menegaskan bahwa, “Akulah jalan…” Yohanes 14:1-14, menyatakan kepada kita bagaimana Yesus dan Bapa bekerja sama untuk menjawab dan mengatasi kegalauan batin anak-anak-Nya dengan percaya dan beriman. Ayat 1 dan 11 dari perikop 1-14, merupakan kunci utama dari perikop ini. Perintah atau nasihat untuk, ”Jangan gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.” Dan di ayat ke-11, “atau setidak-tidaknya, percayalah kepada pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.” menekankan dan mengajak kita untuk percaya serta beriman, yang adalah sikap yang berlawanan dari rasa khawatir dan gelisah. Pada saat kita tidak dapat melihat rencana dan campur tangan Tuhan, percayalah bahwa Dia Allah yang berkuasa, Allah yang selalu memberi jalan keluar, Allah yang tidak pernah memberikan pergumulan melebihi kemampuan kita. Dan ingatlah pekerjan-pekerjaan besar yang Dia sudah lakukan dalam hidup umatNya sepanjang sejarah dan dalam hidup kita. Tindakan utama untuk dapat mengatasi kekhawatiran, kegelisahan dan kegalauan hati dan batin kita, ada di dalam dan terkait dengan bagaimana dan seberapa kita percaya kepada Yesus, dan di dalam kepercayaan dan iman kita terhadap Yesus, kita percaya kepada Allah Bapa.
Menarik sekali pasal dimana deklarasi, “Yesuslah jalan…” ini dinyatakan, ditulis setelah perjamuan makan terakhir dan setelah Yesus memperingatkan Yudas dan Petrus akan penghianatan mereka. Dan pernyataan, “Yesuslah Jalan dan kebenaran dan hidup” ini ditemukan dalam perikop yang dimulai dengan himbauan untuk tidak khawatir atau gelisah, yang segera diikuti dengan panggilan untuk percaya kepada Allah. Mungkin itulah suasana hati murid-murid-Nya pada saat itu. Karena Yesus berkata Ia harus pergi dan ke tempat Ia pergi, tidak mungkin mereka datang (Yoh 13:33). Suatu hal yang juga sangat nyata dan relevan dengan pengumulan kita sebagai orang Kristen saat ini, yang seringkali mengalami kegalauan dan putus asa pada saat kita tidak merasakan kehadiran Allah. Suatu keresahan dan kegagalan untuk percaya kepada Tuhan pada saat menghadapi permasalahan dan pergumulan kita. 29
GEMA 19/I/17
John Piper dalam rangkaian seri khotbahnya yang tertulis dalam situs Desiring God menjabarkan perikop ini secara gamblang dan menyingkapkan 5 alasan yang Yesus katakan bagi murid-muridnya saat itu, yang juga Yesus katakan bagi kita semua saat ini.
bersama dengan Dia dalam rumah-Nya. Kedua, Rumah Allah itu luas. Dia tidak akan pernah kehabisan ruangan. Ketiga, Ada ruang yang dirancang khusus untuk kesebelas murid-Nya, juga setiap kita, apabila kita percaya kepada-Nya.
5 ALASAN UNTUK TIDAK GELISAH, MELAINKAN PERCAYA KEPADA YESUS Ayat 2-10 menjadi dasar nasihat (jangan gelisah) dan alasan mengapa murid-murid Kristus pada saat itu dan mengapa kita tidak perlu gelisah. Mengapa kita pada saat ini perlu dan dapat percaya kepada Yesus di dalam situasi kita, dalam setiap situasi unik yang kita alami masing-masing.
Oleh karena itu, Petrus, dan juga setiap kita orang-orang kudus yang rapuh, para pengikut Kritus yang tidak sempurna, jangan biarkan kegalauan yang tidak menentu (unholy turmoil) menguasai hatimu. Percayalah kepada Yesus, percayalah kepada Allah. Kita akan memiliki tempat di dalam rumah-Nya – di dalam kediaman-Nya sebagai anak-Nya, “semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah” (Yoh 1:12).
1. Jangan gelisah, percayalah kepadaKU, karena di rumah BapaKu, ada banyak kamar, dan setiap kamu akan memiliki tempat tinggal.
Meskipun kita belum dapat berada bersama Yesus saat ini, jangan biarkan kesedihan, jangan biarkan ketakutan, jangan biarkan penghinaan dan rasa malu, menimbulkan kegalauan yang tidak berdasar dalam batinmu. Percayalah kepada Yesus. Percaya kepada Allah karena ada tempat bagimu di rumah Bapa, sebagai anak-anak Bapa selamanya.
“Di rumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu…” (Yoh 14:2-3)
2. Jangan gelisah, percayalah kepadaKU, karena Aku sendiri akan pergi untuk mempersiapkan tempat kediamanmu di dalam Tuhan
Argumentasi untuk percaya kepada Yesus, didasari oleh 3 hal. Pertama, Yesus berbicara mengenai rumah Allah, bukan hotel. Anak-anak-Nya tinggal 30
GEMA 19/I/17
Dua kali Yesus berkata,”Aku Bapa baru akan tersingkirkan tiga pergi untuk menyediakan hari setelah Yesus mengatakan tempat bagimu.” Apa hal ini. Dan Yesus mengkonfirmasi maksudnya? Mengapa Yesus pemahaman ini dalam ayat 4-6, perlu menyediakan atau lebih “Dan kemana Aku pergi, kamu tepatnya mempersiapkan? Apakah tahu jalan ke situ.” Kata Thomas kediaman Bapa dalam keadaan kepada-Nya: ”Tuhan, kami tidak yang berantakan? Salah satu tahu ke mana Engkau pergi; jadi alasan yang memberi indikasi hal bagaimana kami tahu jalan ke yang belum siap situ?” Kata Yesus pada saat Yesus kepadanya: “Akulah MESKIPUN KITA menyampaikan jalan dan kebenaran hal ini adalah jalan dan hidup. Tidak BELUM DAPAT BERADA menuju tempat di ada seorangpun BERSAMA YESUS SAAT hadirat Allah. Yesus yang datang kepada belum disalib pada Bapa, kalau tidak INI, JANGAN BIARKAN saat Ia mengatakan melalui Aku.” KESEDIHAN, JANGAN hal ini. Dosa belum ditebus. Yesus, Dengan kata BIARKAN KETAKUTAN, Sang Domba lain, Yesus pergi JANGAN BIARKAN Allah itu baru mempersiapkan akan tersembelih. PENGHINAAN DAN RASA tempat bagimu. Murka Allah, Dan Ia pergi untuk MALU, MENIMBULKAN penghukuman, menjadi jalan dan kutukan Allah supaya kamu dapat KEGALAUAN YANG belum dipadamkan, mencapai tempat TIDAK BERDASAR dan Yesus baru itu. Dia adalah akan menjadi kutuk DALAM BATINMU. kebenaran yang karena kita (Gal menjadi pegangan 3:13), menanggung bagi kita untuk penghukuman (Rom 8:1-3), dapat mencapai tempat itu. serta memikul peremukkan dari Dan Dia adalah hidup – hidup Allah (Yes 53:10). Kematian baru kekal yang kita akan alami pada akan dikalahkan dan Yesus baru saat mencapai tempat itu. Pada akan menyerahkan nyawakan saat Yesus berkata, “Aku pergi kepada maut untuk kemudian untuk mempersiapkan tempat mengambilnya kembali dari maut bagimu.” Yang Dia maksudkan (Yoh 10:18). adalah Dia pergi untuk membuka jalan. Dan Yesuslah jalan. Yesus Hal yang menghambat kita dari mengkonfirmasi kebenaran. tempat kediaman kita di hadirat Karena Yesuslah kebenaran. Yesus 31
GEMA 19/I/17
membeli kehidupan kita. Karena itu, Yesuslah kehidupan itu.
tempatKu” ini merupakan salah satu frasa yang terpenting dalam paragraf ini. Perkataan ini Oleh karena itu, baik Petrus mengubah fokus percakapan maupun kita semua, tidak perlu dari tempat kepada manusia. merasa galau tak menentu Di mana Yesus berada, di sana dalam batin kita oleh karena ada surga. Apa esensi surga? ketidaksempurnaan kita, hidup Kedekatan kehadiran Yesus kita yang pantas dimurkai, dan itulah esensi surga. Jadi pada kita yang adalah saat Yesus berkata, pengikut Yesus pergi untuk KETIKA PENOLONG ITU, “Aku yang tidak layak. menyiapkan tempat Dosa kita tidak bagimu”, esensi ROH KUDUS DATANG, memusnahkan sebenarnya dari YESUS DATANG. tempat kediaman perkataan itu adalah: kita di hadirat Bapa. Aku pergi malam Karena Yesus sudah membayar ini menghadapi maut bagi kamu. harga bagi pengampunan kita Dan aku akan mengalahkan dan menjadi jalan bagi kita untuk maut bagimu pada paskah pagi, kembali kepada Bapa. Yesus tidak supaya Ia sendiri menjadi tempat hanya telah menyiapkan tempat kediaman kehidupan kita. Yesus bagi kita, bahkan tempat yang tempat bagi kita di hadirat Bapa. sesuai dan pasti bagi domba Ia sedang menyiapkan karena Ia tebusan-Nya. harus mati terlebih dahulu. Dan Ia harus bangkit. Ia harus dimuliakan. 3. Jangan gelisah, percayalah Ia harus menjadi perantara bagi kepadaKU, karena Aku kita. Dan pada saat Ia telah sendiri akan menjadi tempat melakukan semuanya itu, Ia akan kediamanmu, dan Aku akan datang kembali dan membawa membawa kamu kesana kita bersama-Nya. Ayat 3: “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyiapkan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”
Mungkin kita berpikir, semua pengharapan itu sangat mengagumkan. Namun semua itu masih jauh. Pada saat kematian dan pada kedatangan-Nya kedua kalinya. Yang menimbulkan kegalauan dalam batin saya adalah permasalahan saat ini. Dimana saya tidak tahu apa yang terbaik bagi anak saya, atau pernikahan
Menurut John Piper, perkataan “Aku membawa kamu ke 32
GEMA 19/I/17
saya dalam keadaan yang fragile, kesehatan saya memprihatinkan, atau pekerjaan saya tidak stabil, atau saat ini saya kesepian. Jika Yesus tidak mau saya merasa galau, adakah pengharapan yang menguatkan iman yang lebih kini dan bukan pada kedatangan-Nya kedua kalinya?
1. Ayat 7a: Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu 2. Ayat 7b: Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. 3. Ayat 9a: Sebagai tanggapan terhadap permintaan Filipus untuk menunjukkan Bapa, Yesus berkata, “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku?”
Disini kita sekali lagi melihat perubahan yang mengejutkan dalam paragraph ini, di mana Filipus berkata di ayat 8, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Filipus berkata mengenai saat ini, bukan suatu hari nanti. Tapi saat ini, mereka ingin melihat Bapa saat itu, dan itu sudah cukup bagi mereka. Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami sekarang, dan itu akan dapat menenangkan kegalauan hati kami saat ini. Jika Allah itu dekat, tunjukkanlah. Hal inilah yang melandasi alasan ke-4 di bawah ini:
4. Ayat 9b: Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami 5. Ayat 10a: Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? 6. Ayat 11a: Percayalah kepadaKu, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku
4. Jangan gelisah, percayalah kepadaKU, karena Bapa, yang memiliki tempat bagimu di dalam kekekalan hadirat-Nya, ada bersamamu saat ini
Karena itu, Bukankah Bapa itu ada bersama Filipus saat itu, sedekat Yesus berada bersama mereka saat itu. Bapa ada bersama dengan mereka saat itu.
Penekanan bahwa Yesus dan Bapa adalah satu amat sangat jelas diulang sebanyak 6 kali dalam ayat 7-11. Bahwa keberadaan Yesus sama dengan keberadaan Bapa;
Kita mungkin berargumentasi, tetapi Yesus pergi. Di mana Yesus berada, Bapa berada. Dan Yesus
33
GEMA 19/I/17
tidak berada bersama kita saat ini. Inilah yang menghantar kita pada alasan terakhir, alasan ke-5, mengapa kita tidak seharusnya gelisah dan khawatir:
Nya saat itu secara fisik. Dan Yesus akan berada bersama mereka dan kita semua secara spiritual pada saat Roh Kudus datang. Itulah sebabnya Paulus dalam Roma 8:910 menuliskan: “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, Ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.”
5. Jangan gelisah, percayalah kepadaKU, karena Aku akan selalu bersamamu, tidak hanya pada waktu kedatanganKU kembali Bagaimana mungkin? Yesus telah pergi. Yesus ada di Surga bersama Bapa dan menjadi perantara bagi kita duduk di sebelah kanan Allah. Jawabannya ada pada ayat 16-18: “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”
Roh Allah yang diam di dalammu, itulah Roh Kristus. Itulah Yesus. Ini bukan pada saat kedatanganNya kedua kalinya, ini berkaitan dengan sekarang. Yesus telah pergi secara fisikal, supaya Ia dapat berada dekat dengan semua kepunyaan-Nya, bukan hanya dekat dengan kesebelas muridNya. Dia tidak meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Ia telah datang untuk bersama dengan kita. Dan pada saat dan jaman ini, Dia tidak hanya tinggal bersama kita, Dia bahkan lebih terpikat dan lebih memperhatikan keperluan kita, urusan pengasuhan anak – masa depan anak kita, pernikahan kita, singleness, kesehatan, pekerjaan dan kesepian kita, lebih daripada yang dapat kita
Ketika Penolong itu, Roh Kudus datang, Yesus datang. Pada saat Yesus berkata di ayat 17, “Roh kudus menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.” Yang Yesus maksudkan adalah Yesus ada bersama dengan murid-murid-
34
GEMA 19/I/17
bayangkan. Dia tidak datang hanya sebagai penyimak (observer), tetapi lebih dari itu, Dia datang sebagai Penolong.
3. Janganlah gelisah hatimu, kerena Yesus sendiri adalah kediamanmu, dan Dia akan datang kembali dan membawa kamu kepada diri-Nya.
Kesimpulan: Jangan biarkan hatimu gelisah, Percayalah kepada Yesus yang adalah Jalan dan kebenaran dan hidup;
4. Janganlah gelisah hatimu, karena Yesus dan Bapa adalah satu, jadi apabila kamu memiliki Yesus, kamu juga milik Bapa
Karena itu, kamu yang percaya kepada Tuhan Yesus:
5. Janganlah gelisah hatimu, karena Jesus sudah datang di dalam Roh Kudus. Dia berada bersama dengan kita sekarang (bukan hanya pada saat maranatha), dan akan selalu berada bersama kita, bukan hanya sebagai penyimak (observer) tetapi sebagai penolong (Helper). •
1. Janganlah gelisah hatimu, karena ada tempat bagimu di rumah BapaKU 2. Janganlah gelisah hatimu, karena Yesus mempersiapkan tempat bagimu. Dia membuka jalan, Dialah jalan itu
Referensi: http://www.desiringgod.org/messages/i-am-the-way-the-truth-andthe-life
35
GEMA 19/I/17
KEBEBASAN YANG
SESUNGGUHNYA Oleh: Januwar Hadi
BUAH KETERGANTUNGAN Baru tidak lama saya menonton film Assassin’s Creed, yang berdasarkan permainan video game. Film tersebut bertema tentang petualangan kelompok Templars, yang mencari artefak misterius yang disebut Apple of Eden. Benda itu memegang rahasia tentang freewill manusia. Templar mempercayai bahwa ketika free-will manusia bisa
dimanipulasi dengan benar, umat manusia bisa diorganisir dengan rapi tanpa ada kekerasan. Tak tahunya, tujuan mereka sebenarnya adalah untuk memperbudak manusia, tanpa ada pemberontakan sama sekali. Lalu Assassins berupaya menghentikan Templar. Tentu saja cerita film yang disinopsiskan diatas adalah fiktif. 36
GEMA 19/I/17
Namun ada hal yang membuat film tersebut menarik. Yaitu konsep freewill. Kita manusia terlahir dengan itu. Dan itu adalah motor yang menggerakkan kita dalam mengambil keputusan-keputusan. Tapi apa yang Alkitab sebenarnya katakan tentang free-will?
masih di Taman Eden. Dan dengan efek buah pengetahuan itu, mereka sekarang bisa menilai apa yang baik dan yang jahat (Kejadian 2). Mengapa Tuhan sangat ekstrim? Toh hanya karena memakan buah pengetahuan saja, hukumannya begini?!
Salah satunya ada di Yohanes 15:1-8 tentang Pokok Anggur yang benar, terutama ayat 4. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
Perlu diingat ketika Tuhan menciptakan manusia, Tuhan membentuk mereka menurut gambar dan rupa-Nya. Tentu saja gambar dan rupa Tuhan adalah sosok yang memiliki atributatribut yang mulia dan kudus. Perlu ditekankan bahwa salah satu (atau salah dua) yang termasuk di dalam atributnya Tuhan adalah ketaatan dan free-will. Ketika manusia tidak berpengetahuan baik dan jahat, alasan dan akibat dari perilaku mereka tidak beralaskan apakah itu bertujuan baik atau jahat. Sehingga by default, perilaku manusia adalah perilakuperilaku yang mulia dan kudus sesuai dengan cetakan dasar, gambar dan rupa Tuhan. Dan manusia bebas berkreativitas berbuat apa saja dalam pekerjaannya. Tidak seperti robot yang terprogram menunaikan rutinitas dengan otomatis.
“Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.” Kalimat ini bukanlah kalimat yang mudah dimengerti begitu saja. Izinkan saya memberi konteks. BUAH TERLARANG Adam mengambil buah yang dipetik Hawa lalu memakannya. Kendati Tuhan melarang memakan buah itu, tetapi tetap mereka dengan naifnya memilih untuk terhasut godaan si ular. Buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang benar membuka mata mereka, melihat diri tidak berpakaian dan malu. Lalu Tuhan menghalau mereka dari pohon kehidupan yang mencegah kematian jasmaniah. Bahkan Tuhan mengusir mereka keluar dari Taman Eden. Tidak lagi mereka bisa hidup selamanya, hidup tidak lagi semudah dan seindah waktu
Namun ketika manusia pertama menggunakan free-will, mereka untuk memilih untuk tidak taat. Itulah dosa yang pertama (the original sin), saat mereka tidak lagi 100% kudus dan mulia. Celakanya lagi, sekarang mereka (dan juga kita) memiliki pengetahuan baik dan jahat. Di 37
GEMA 19/I/17
balik benak manusia, selalu ada dua kekuatan yang selalu bertikai dan mencoba mendominasi. Itu karena kita telah berpengetahuan.
mesti memilih antara tindakan yang membawa keuntungan atau tidak, di situlah kita diuji dengan keputusan kita. Apakah berbuat benar walaupun tidak nyaman atau berbuat salah tetapi diuntungkan. Sekali lagi, hanya masing-masing kita dan Tuhan yang tahu.
Sebagai ilustrasi, ketika seorang anak bocah melihat dirinya tidak berpakaian, tidaklah FREE-WILL PADA dia merasa malu. Tetapi saat si bocah itu mulai POKOK ANGGUR ESENSINYA TIDAK beranjak dewasa, dan BENAR BERUNSUR NEGATIF YANG mulai berpengetahuan Katakanlah seandainya layaknya orang dewasa, Tuhan memutuskan ATAU POSITIF, barulah dia mengerti, untuk bermurah hati, BAIK ATAU JAHAT. dan bahkan bisa pintu surga dibuka berimajinasi tentang selebar-lebarnya dan FREE-WILL ADALAH seks dan sebagainya. kita semua boleh KEBEBASAN Tetapi ini tidak serta masuk surga apa merta berarti seseorang adanya untuk selamaBERKEINGINAN. itu akan berbuat yang lamanya. Apakah kita tidak pantas dan sebagainya. Di tetap bisa berkeliaran menikmati sinilah free-will berperan. Apakah surga dengan ‘kebiasaan-kebiasaan menggunakan pengetahuan itu untuk buruk’ kita seperti kita masih di bertujuan yang baik dan mulia atau dunia? Jawabannya tentu tidak. tidak. Pernakah Anda mendengar Ibarat ketika kita masih kecil, tinggal suatu kalimat yang berbunyi “hanya rumah orang tua kita yang penuh dirinya dan Tuhan yang tahu”. dengan peraturan-peraturan, yang tentunya mendidik. Tentu Tuhan Hal ini serupa dengan ketika Adam Bapa kita tidak akan membiarkan kita dan Hawa baru saja memakan buah berlaku seenaknya di rumah-Nya. pengetahuan itu. Hanya saja dikatakan Dia akan mendisiplin kita di dalam di Kejadian 2 bahwa prosesnya rumahnya demi kebaikan kita sendiri. singkat, seketika itu juga. Tidak seperti Dan jika kita menjalaninya dengan proses tumbuh dewasanya seseorang menggerutu dan bersungut-sungut, yang memakan waktu bertahun. pantaskah keadaan ini disebut surga? Perlu diingat bahwa hal ini akan Free-will pada esensinya tidak berlangsung selama-lamanya. Apakah berunsur negatif atau positif, baik atau lebih baik kalau tidak masuk surga? jahat. Free-will adalah kebebasan berkeinginan. Ketika itu berbenturan Saya ingin sedikit menyinggung dengan keadaan yang di mana kita sedikit tentang cerita dari Lukas 38
GEMA 19/I/17
15:11-32 tentang anak yang hilang. Kristus, di situ kita berkomitmen untuk Seorang anak membantah ayahnya menjadi anak-anak Tuhan. Di situ juga lalu memutuskan untuk pergi kita menyadari kebaikan Bapa kita. dari rumah. Sang ayah tak mau Yang mampu dan rindu menampung anaknya kekurangan, memberikan setiap jiwa manusia baik yang hidup sebagian harta yang kelak menjadi dan yang mati. Dan layaknya seorang warisan. Sebelum pergi, sang ayah anak, kita harus kenal dan mengerti menasehati. Tapi si anak bersikeras siapa Bapa kita. Tangan Bapa dan tetap memutuskan untuk pergi. telah terulur, mari kita menyambut Entah dengan alasan dan rasional apa membangun relasi dengan-Nya. si anak dengan yakinnya mengambil keputusan, memilih untuk tidak Mungkin yang kita tidak memiliki harta taat atas nasihat ayahnya. Lalu dia yang banyak seperti perumpamaan menghambur-hamburkan hartanya anak dan hilang. Tetapi ada yang hingga habis, menjadi hamba orang, lebih berharga dibandingkan sangat merana hingga memakan dengan harta materi, yaitu waktu dan makanan babi pun tidak diizinkan, terutama kesempatan. Bagaimana dan kemudian memutuskan untuk kita memanfaatkan waktu-waktu pulang menjadi hamba ayahnya yang ada untuk membuahkan yang karena perlakuan ayahnya terhadap baik dan benar ketika kesempatan hamba-hambanya jauh lebih baik. itu datang. Atau, gunakan waktu Sikap ayahnya yang untuk memciptakan penuh kasih bahkan peluang kesempatan. KETIKA KITA terhadap hambaWaktu terus mengalir MENGAMBIL LEAP hambanya menjadi ibaratnya arus sungai. kerinduannya. Dia dihamburkan OF FAITH MENGIKUTI Bisa sadar bahwa di rumah dan disesali, tetapi KRISTUS, DI SITU ayahnya dulu ada relasi tidak bisa dihemat hubungan yang baik. KITA BERKOMITMEN atau ditabung. Penuh kasih sayang. UNTUK MENJADI Dan itu yang kemudian Pertanyaannya, apakah dia cari, yang tadinya berkeinginan ANAK-ANAK TUHAN. kita hanya taken for granted. untuk mengasihi Bukan lagi harta semata. Bapa kita tanpa paksaan? (Menggunakan freePerlu diingat kembali bahwa Bapa will untuk membangun relasi mengasihi kita. Beliau ingin kita dengan-Nya.) Karena seperti mengerjakan yang baik tanpa layaknya kita mengasihi seseorang, paksaan, walau dengan segala baik itu keluarga atau teman dekat, keterbatasan kita. Ketika kita ada keinginan untuk dekat dengan mengambil leap of faith mengikuti mereka. Ada keinginan untuk mau 39
GEMA 19/I/17
mengerti dan saling mengisi. Seperti itulah kira-kira maksud Yesus tentang Pokok Anggur yang benar. Kita memilih untuk patuh dan mengasihi Bapa tidak karena takut hukuman dan sebagainya. Walaupun kita bisa memilih untuk tidak patuh.
kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu.” Seperti apa ciri-cirinya? Lihat Galatia 5:22-23. Inilah buah hasil ketergantungan kita kepada Bapa. Kombinasi free-will dan pengetahuan baik dan jahat tidaklah sesuatu hal yang manusia bisa handle pada awalnya. Oleh karena itu Tuhan tidak menciptakan manusia dengan pengetahuan itu. Kombinasi ini ibaratnya membuka dimensi ataupun paradigma baru yang tadinya tidak diungkapkan kepada manusia. Celakanya hal ini berakibat melipatgandakan perbuatan dosa. Kombinasi ini hanya bisa dimiliki oleh Tuhan yang dengan segala keilahianNya mampu untuk tetap kudus. Mungkin ini dampak yang dikatakan Paulus tentang perseteruan di dalam diri setiap manusia, bahkan yang telah percaya tentang keinginan Roh dan daging. Dan mungkin saja ada lagi dimensi paradigma lainnya yang tidak diungkapkan ke manusia. Tapi untuk hal ini, hanya Tuhan yang tahu. Kita hanya perlu beriman bahwa Tuhan kita itu baik, and He is in control.
Saya sendiri adalah seorang ayah. Saya ingin anak saya patuh dan taat tidak karena takut hukuman, atau karena imbalan, atau karena hal lainnya. Saya hanya ingin dia patuh dan taat karena dia memilih untuk mengasihi. Oleh karena itu dia perlu diberi didikan dan kebebasan. Ayat 5: “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Bagaimana kita bisa tahu dan mengerti didikan dan keinginan Bapa? Dengan membaca, menghayati dan mengamalkan yang tertoreh di dalam buku-Nya Tuhan, Alkitab. Ketika kita gunakan kebebasan kita untuk berkeinginan yang baik dan benar atas kesadaran sendiri dan bukan karena paksaan, kita memutuskan untuk tinggal dan bergantung di dalam Tuhan. Dengan demikian, kita menjadinya tubuh dan jiwa kita sebagai tempat untuk Roh Kudus tinggal dan berkarya. Alhasil, pastilah kan berbuah. Seperti ayat 8 berbunyi: “Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika
Tuhan telah memberi kebebasan (free-will). Sekarang terimalah didikan-Nya. Manfaatkanlah waktu yang ada. Tekuni Firman-Nya siang dan malam. Pasti kita akan berbuah. Jika dengan Buah Terlarang manusia terbukti gagal dengan mengandalkan diri sendiri, dengan Buah Roh sebagai bukti manusia lulus dengan pertolongan Sang Ilahi. Amin. • 40