Modul 8
Semiotika, Tanda dan Makna
Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika.
8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan
dengan
studi
semiotik
pada
dasarnya
pusat
perhatian
pendekatannya adalah pada tanda (sign). Menurut John Fiske, (1990:40) terdapat 3 area penting dalam studi semiotik, yakni: 1. Tanda itu sendiri (the sign itself). Hal ini terdiri atas studi tentang berbagai tanda yang berbeda, cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya. Tanda adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam artian manusia yang menggunakannya. 2. Kode atau sistem yang mengorganisasikan tanda (the codes or system into which signs are organized). Studi ini mencakup cara berbagai kode dikembangkan guna memenuhi kebutuhan suatu masyarakat atau budaya atau untuk
mengeksploitasi
saluran
komunikasi
yang
tersedia
untuk
mentransmisikannya. 3. Kebudayaan tempat kode dan tanda bekerja
the culture within which these
codes and signs operate. Ini pada gilirannya bergantung pada penggunaan kode-kode dan tanda-tanda itu untuk keberadaan dan bentuknya sendiri.
8.2. Kategori-Kategori Tanda Semiotika adalah juga merupakan sebuah kajian filsafat. Dengan demikian, ketika kita bicara semiotik, maka kita dapat bicara pada tataran filosofis, keilmuan, atau praktis. Ketiga tataran semiotik ini berhubungan dengan makna, khususnya: •
Bagaimana makna dihasilkan melalui tanda/teks dan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Farid Hamid
SEMIOTIKA PERIKLANAN
1
•
Apa itu tanda dan
•
Bagaimana tanda berfungsi.
Peirce membuat tiga kategori tanda yang masing-masing menunjukkan hubungan yang berbeda, antara lain:
Gambar 1 Tiga Kategori Tanda
ikon
Indeks -
Simbol
Ikon: tanda yang menyerupai objeknya; tanda itu kelihatan atau kedengarannya menyerupai objeknya. Foto merupakan ikon, tanda visual umum yang ditempel di pintu kamar kecil pria dan wanita adalah ikon.
-
Indeks: Ada hubungan langsung antara tanda dengan objeknya. Keduanya benar-benar terkait. Contoh, asap merupakan indeks api, bersin indeks flu.
-
Simbol: Tidak ada hubungan atau kemiripan antara tanda dan objeknya. Sebuah simbol dikomunikasikan hanya karena manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukkan sesuatu. Contoh, kata-kata (bahasa) merupakan simbol. Palang merah adalah simbol. Kategori-kategori diatas tidaklah terpisah dan berbeda. Satu tanda bisa saja
kumpulan dari berbagai tipe tanda. Misalnya rambu-rambu lalu lintas.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Farid Hamid
SEMIOTIKA PERIKLANAN
2
8.3. Tanda dan Makna Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu. Semiotika memandang komunikasi sebagai pembangkitan makna dalam pesan. Makna bukanlah konsep yang mutlak dan statis yang bisa ditemukan dalam kemasan pesan. Pemaknaan merupakan proses aktif. Berbicara tentang makna, setidaknya ada tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna. Ketiga unsur itu adalah: (a). tanda, (b). Acuan tanda, dan (c) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indera kita; tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri; dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Pengertian tanda (sign) sebenarnya cukup rumit, bergantung pada varian dan paradigma mana yang dipakai. Setidaknya ada dua model makna yang sangat berpengaruh, yaitu model dari filsuf dan ahli logika C.S. Peirce dan kedua, dari ahli linguistik, Ferdinand de Saussure.
a. Model C.S. Peirce Peirce (1931-1958)
dan Ogden Richards (1923) menggunakan model
segitiga. Mereka mengidentifikasi relasi segitiga antara tanda, pengguna dan realitas eksternal sebagai suatu keharusan model untuk mengkaji makna. Peirce dipandang sebagai pendiri tradisi semiotika Amerika. Gambar 2 Model Segitiga Makna Pierce
Tanda
Interpretant
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Objek
Farid Hamid
SEMIOTIKA PERIKLANAN
3
Dari diagram tersebut dapat dijelaskan bahwa berbicara tanda adalah sesuatu yang tidak sekedar tentang tanda itu sendiri, berkaitan dengan obyek yang dipahami oleh seseorang, yang mempunyai efek di dalam pikiran/benak seseorang tersebut, intepretant. gambar mengenai anak panah yang mempunyai dua arah menunjukkan bahwa masing-masing elemen dapat dipahami hanya di dalam hubungan dengan elemen yang lain. Menurut pemikir Amerika, Charles Sanders Peirce (Alex Sobur, 2003: 34) bahwa
tanda-tanda
berkaitan
dengan
objek-objek
yang
menyerupainya,
keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dan simbol untuk asosiasi konvensional. Menurut Peirce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebagai ikon. Kedua menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebagai indeks. Ketiga, kurang lebih perkiraan yang pasti bahwa hal tersebut diinterpertasikan sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda sebagai simbol. Tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretant adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.
b. Model Saussure Pendiri semiotika lainnya yang juga ahli linguistik Swiss, Ferdinand de Saussure. Sebagai seorang ahli linguistik, Saussure, amat tertarik pada bahasa. Dia lebih memperhatikan cara tanda-tanda (atau dalam hal ini kata-kata) terkait dengan tanda-tanda lain dan bukannya cara tanda-tanda terkait dengan “objek”-nya Peirce. Jadi model dasar Saussure berbeda penekanannya dengan Peirce. Dia lebih memfokuskan perhatiannya langsung pada tanda itu sendiri. Bagi Saussure, tanda merupakan objek fisik dengan sebuah makna; Saussure membagi tanda atas penanda dan petanda. Penanda adalah citra tanda seperti yang kita persepsi -PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Farid Hamid
SEMIOTIKA PERIKLANAN
4
tulisan diatas kertas, atau suara. Sedangkan petanda adalah konsep mental yang diacukan petanda. Konsep mental ini secara luas sama pada semua anggota kebudayaan yang sama yang menggunakan bahasa yang sama. Menurut Saussure, tanda merupakan suatu kombinasi yang tak terpisahkan antara konsep (concept) dan gambaran-suara (sound-image). Secara visual, kombinasi tersebut tampak sebagai berikut:
Jam
Sound-image (signifier)
Jam
Concept (signified)
Jam Dinding tanda
simbol
Contoh misalnya tentang signifier (penanda) dan signified (petanda): “… sebuah meja, pakaian, gedung, bukit ataupun ekspresi wajah adalah barisan contoh dari signifier. Sementara konsepsi fungsi meja, makna pakaian kebaya, ide filosofis sebuah karya arsitektur, makna kosmologis sebuah bukit adalah deretan contoh dari signified. “Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut dinamakan signification. Dengan kata lain, signification adalah upaya memberi makna terhadap dunia. Contoh lain, Kata Politisi, misalnya terdiri dari konsep mental tentang segala aspek yang menyangkut orang yang bergerak dalam bidang politik. Akan tetapi, konsep mental itu diwakili hjanya oleh beberapa huruf (signifier). Dalam hal ini, politisi tidaklah mengacu kepada realitas, tetapi pada sebuah konsep. Relasi antara penanda dan petanda itu dianggap manasuka dan hanya terjadi karena konvensi. Oleh karena itu, sebagian teori Saussurean beranggapan bahwa penelitian harus diarahkan pada aspek-aspek nyata yang mewadahi konsep tersebut. Cara pandang Saussure sangat revolusioner pada zamannya, bahkan berdampak sampai sekarang. Lebih jelasnya kita dapat lihat pada gambar berikut:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
Farid Hamid
SEMIOTIKA PERIKLANAN
5